HASIL PENGOLAHAN DATA DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px

Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HASIL PENGOLAHAN DATA DAN PEMBAHASAN"

Veronika Indradjaja
6 tahun lalu
Tontonan:

1 BAB V HASIL PENGOLAHAN DATA DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Pengolahan Data Pengukuran di Laboratorium dan Pembahasan Hasil perhitungan suseptibilitas dengan Bartington MS2 suseptibilitas meter dengan nilai permeabilitas relatif (µ r = χ +1, dimana χ adalah suseptibilitas magnetik) adalah sebagai berikut : Sample Weight (gr) LF Sus (x10-8 m 3 /kg) HF Sus (x10-8 m 3 /kg) Freq Dep% Permeabilitas relatif ( m 3 /kg ) A , B , C , D , Tabel 5.1 Suseptibilitas dan permeabilitas zeolit. Dapat dilihat dari tabel diatas zeolit mempunyai nilai permeabilitas yang sangat kecil. Hal ini disebabkan zeolit merupakann alumino silikat yang terhidrasi dengan unsur utama alkali dan alkali tanah yang bersifat paramagnetik. Hal ini sesuai dengan zeolit yang mempunyai mineral pembentuk dengan sifat magnetik yang sedikit. Hasil pengukuran parameter kapasitansi dan faktor kualitas kapasitor dapat dilihat pada tabel berikut:

2 sample Cm Dm Co Do ε r loss factor A 9,77E-11 0,533 9,32E-11 0,333 1,048 4,667 B 9,633E-11 0,567 9,30E-11 0,4 1,035 5,275 C 9,621E-11 0,6 9,31E-11 0,4 1,033 6,58 D 9,677E-11 0,5 9,33E-11 0,367 1,038 4,046 Tabel 5.2 Hasil pengukuran kapasitansi dan faktor kualitas kapasitor pada zeolit pada frekuensi 30 MHz. sample Cm Dm Co Do ε r loss factor A 1,015E-10 0,53 9,79E-11 0,4 1,037 4,18 B 1,016E-10 0,5 9,784E-11 0,367 1,0385 3,96 C 1,015E-10 0,6 9,777E-11 0,467 1,038 4,114 D 1,021E-10 0,5 9,775E-11 0,4 1,045 2,73 Tabel 5.3 Hasil pengukuran kapasitansi dan faktor kualitas kapasitor pada zeolit pada frekuensi 50 MHz. sample Cm Dm Co Do ε r loss factor A 4,493E-11 0,3 4,36E-11 0,267 1,035 1,39 B 4,475E-11 0,3 4,33933E-11 0,267 1,031 1,367 C 4,497E-11 0,3 4,345E-11 0,267 1,035 1,255 D 4,487E-11 0,3 4,32E-11 0,267 1,039 1,164 Tabel 5.4 Hasil pengukuran kapasitansi dan faktor kualitas kapasitor pada zeolit pada frekuensi 70 MHz.

3 Hasil Perhitungan konstanta dielektrik relatif, loss factor, permeabilitas magnetik relatif, dan kecepatan gelombang elektromagnetik zeolit dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Sample Frekuensi Konstanta dielektrik relatif ε r = Cm/Co loss factor CmDm. CoDo tanδ = D= Cm Co Permeabilitas magnetik ( m 3 /kg ) v = v(m/ns) μ r ε r 2 c 2 ( 1 + tan δ + 1) 1/ 2 A 30 MHz 1,045 4,66 1, , MHz 1,037 4,18 1, , MHz 1,03 1,39 1, ,254 B 30 MHz 1,035 5,27 1, , MHz 1,0385 3,96 1, , MHz 1,031 1,366 1, ,255 C 30 MHz 1,033 6,58 1, ,15 50 MHz 1,038 4,114 1, , MHz 1,035 1,255 1, ,258 D 30 MHz 1,038 4,046 1, , MHz 1,045 2,73 1, ,21 70 MHz 1,039 1,164 1, ,26 Tabel 5.5 Nilai konstanta dielektrik relatif, loss factor, permeabilitas magnetik relatif, dan kecepatan gelombang elektromagnetik zeolit untuk frekuensi 30 MHz, 50 MHz, dan 70 MHz.

4 Pada tabel tersebut dapat dilihat bahwa konstanta dielektrik relatif mengalami perubahan seiring dengan meningkatnya frekuensi. Namun perubahan tersebut relatif kecil, sehingga dapat dianggap konstanta dielektrik konstan terhadap peningkatan frekuensi. Hal ini sesuai dengan prinsip ketergantungan konstanta dielektrik terhadap frekuensi. Seperti dapat dilihat pada gambar 2.3, pada frekuensi Hz konstanta dielektrik konstan terhadap frekuensi. Pada tabel tersebut dapat dilihat seiring dengan naiknya frekuensi, nilai kecepatan kecepatan gelombang elektromagnetik mengalami kenaikkan. Hal ini sesuai dengan gambar 2.4, yang menyatakan hubungan kecepatan dan frekuensi. Dari hasil pengukuran empat sample, kecepatan gelombang EM pada zeolit adalah sebagai berikut: Frekuensi Kecepatan (m/ns) 30 MHz 0,15 0, MHz 0,181-0,21 70 MHz 0,254 0,26 Tabel 5.6 Kecepatan gelombang elektromagnetik pada frekuensi 30 MHz, 50 MHz dan 100 MHz dengan konstanta dielektrik relatif = 1,0386 pada zeolit. Pada saat pengukuran menggunakan tabung frekuensi 70 MHz sulit sekali untuk mendapatkan nilai loss factor yang positif. Hal ini disebabkan karena HP Q Meter 4342A yang digunakan, sering terjadi kesalahan

5 pengukuran pada frekuensi tinggi, terutama pada frekuensi 70 MHz yang merupakan batas kemampuan alat tersebut. 5.2 Hasil Pengolahan Data Pengukuran Insitu dan Pembahasan Hasil pengolahan data georadar dengan software REFLEX dapat dilihat sebagai berikut: Antena 50 MHz Gambar 5.1 Profilling antena 50 MHz Gambar 5.2 CMP antena 50 MHZ

126 m/ns Gambar 5.3 Kedalaman pada kecepatan 0.

6 Kecepatan gelombang elektromagnetik hasil CMP pada frekuensi 50 MHz adalah m/ns Gambar 5.3 Kedalaman pada kecepatan m/ns Antena 100 Mhz Gambar 5.4 Profilling antenna 100 MHZ

7 Gambar 5.5 CMP antena 100 MHZ Kecepatan gelombang elektromagnetik hasil CMP pada frekuensi 100 MHz adalah m/ns Gambar 5.6 Kedalaman pada kecepatan m/ns

8 Dapat dilihat pada gambar 5.3 dan gambar 5.6 kedalaman zeolit mencapai kurang lebih 10 meter, skala kedalaman ini didapat dengan cara memasukkan parameter kecepatan gelombang elektromagnetik pada zeolit. Pengukuran kecepatan gelombang elekromagnetik insitu diperoleh melalui metode Georadar dengan menggunakan Ramac GPR pada frekuensi 50 MHz dan 100 MHz. Analisa kecepatan dari akuisisi data CMP mengindikasikan kecepatan zeolit m/ns pada frekuensi 50 MHz dan m/ns pada frekuensi 100 MHz. Perhitungan skala laboratorium pada frekuensi 50 MHz menghasilkan kecepatan 0,181 m/ns - 0,21 m/ns dan pada frekuensi 70 MHz menghasilkan kecepatan 0,25 m/ns 0,26 m/ns. Dapat dilihat bahwa pada frekuensi 50 MHz hasil perhitungan skala laboratorium dan pengukuran insitu hampir sama dan hasil perhitungan skala laboratorium pada frekuensi 70 MHz mendekati nilai kecepatan yang didapat dari pengukuran insitu pada frekuensi 100 MHz. Hasil pengukuran skala laboratorium sedikit berbeda dengan pengukuran yang dilakukan secara insitu. Hal ini diantaranya disebabkan oleh kandungan air yang terdapat di zeolit. Zeolit merupakan mineral yang mempunyai struktur pori yang didalamnya terdapat kristal air yang mudah menguap yang mengisi 30-50% volume zeolit. Perbedaan keadaan lingkungan yang menyebabkan kandungan air pada zeolit berbeda. Selain itu, deposit zeolit yang diukur secara insitu belum tentu terdapat zeolit yang murni. Deposit zeolit bisa saja tercampur dengan mineral lain. Sedangkan zeolit yang diukur di laboratorium adalah mineral zeolit murni.

dokumen-dokumen yang mirip

Lokasi pengukuran dilakukan pada desa Cikancra kabupaten. Tasikmalaya. Lahan berada diantara BT dan LS

BAB IV AKUISISI DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengukuran Insitu 4.1.1 Lokasi dan Persiapan Lokasi pengukuran dilakukan pada desa Cikancra kabupaten Tasikmalaya. Lahan berada diantara 1 0 20 1 0 25 BT dan 7 0