BAB I PENDAHULUAN. wisata Gunung Api Purba yang menjadi obyek wisata utama, wisata embung, kebun buah,
|
|
- Suharto Hartono
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Desa Nglanggeran merupakan desa wisata yang terletak di Kecamatan Patuk Kabupaten Gunungkidul. Pada saat ini Nglanggeran memiliki empat destinasi wisata yaitu wisata Gunung Api Purba yang menjadi obyek wisata utama, wisata embung, kebun buah, dan air terjun Kedung Kandang sebagai obyek wisata baru di Nglanggeran. Sebelum tahun 2008, Desa Nglanggeran Kecamatan Patuk merupakan salah satu kantung kemiskinan di Kabupaten Gunungkidul. Menurut penuturan Kepala Desa Nglanggeran dengan mengacu pada data monografi desa tahun 2009, disebutkan bahwa dari penduduk Desa Nglanggeran yang berjumlah 700 kepala keluarga, 345 kepala keluarga termasuk dalam penduduk miskin yang sebagian besar berprofesi sebagai petani, sebagian lain berprofresi sebagai tukang bangunan, buruh, dan pengusaha kayu. Menurut data hasil Survei Desa Inkubator Ekonomi Rakyat di Desa Nglanggeran yang diliris tahun 2009, menunjukkan bahwa mayoritas dari penduduk miskin di Nglaggeran adalah mereka yang berada pada usia produktif antara tahun. Keadaan tersebut menunjukan bahwa sektor pertanian yang mayoritas ditekuni oleh sebagian besar penduduk di Desa Nglanggeran telah mengalami proses perubahan sehingga tidak mampu lagi menyerap tenaga kerja muda, akibatnya tingkat pengangguran di Nglageran cukup tinggi. 1 Kemiskinan kultural di Nglanggeran disebabkan oleh rendahnya jiwa kewirausahaan sosial masyarakat. Walaupun masyarakat Desa Nglanggeran memiliki modal sosial berupa unsur jaringan, kepercayaan dan solidaritas yang tinggi, namun modal sosial tersebut belum dapat termanfaatkan secara optimal oleh warga. Hasil Survei Desa Inkubator Ekora mengenai 1 Survei Pusat Studi Ekonomi Rakyat Ekora UGM Gambaran kemiskinan Nglanggeran. Diakses pada 6 Januari
2 modal sumber daya manusia dan wirausaha, didapatkan informasi bahwa Di Desa Nglanggeran pernah diadakan pelatihan pengembangan sumber daya manusia melalui keterampilan pembuatan emping, criping dan lain sebagainya, yang dilakukan oleh Universitas Gadjah Mada dan Institut Pertanian Yogyakarta, namun dampaknya pada masyarakat kurang menunjukan hasil yang maksimal. Menurut penuturan salah seorang warga begitu adanya kegiatan pelatihan warga tampak begitu semangat namun setelah selesai kegiatan tidak menunjukan perubahan apapun (penuturan ibu Siti salah seorang anggota PKK, 16 Mei 2016). Keterbatasan sumber daya alam dan infrastruktur, menyebabkan desa di wilayah pegunungan sewu ini termasuk ke dalam wilayah terisolir. Dari hasil penelitian yang pernah dilakukan oleh Ekora, pusat studi ekonomi Universitas Gadjah Mada tahun 2008, menyatakan bahwa salah satu penyebab tingginya angka kemiskinan di Nglanggeran di karenakan posisi Nglanggeran berada di pinggiran hutan, jauh dari pusat ekonomi dan infrastruktur jalan yang kurang memadai. 2 Kemiskinan ini disebabkan oleh minimnya sumber daya alam yang bisa dimanfaatkan untuk menunjang kehidupan. Bentang alam yang terdiri dari bukit kars kapur dan tanah litosol kurang begitu optimal jika dimanfaatkan untuk lahan pertanian. Pada saat musim kemarau, ketersediaan air sangat terbatas, warga setempat hanya bisa memanfaatkan pengairan dari mata air yang mengalir di lereng gunung purba, itupun dengan kapasitas debit air yang tidak begitu besar, akibatnya produksi pertanian yang dihasilkan mayoritas petani 2 Gambaran kemiskinan Nglanggeran Engkora. Pusat studi ekonomi UGM. Diakses pada 6 Januari
3 Desa Nglanggeran kurang optimal. Hal ini menyebabkan rendahnya tingkat kesejahteraan masyarakat Desa Nglanggeran. 3 Pada masa itu kondisi Desa Ngelanggeran begitu memperihatinkan. Dengan segala keterbatasan yang ada, masyarakat menggantungkan mata pencahariannya pada sektor pertanian untuk bertahan hidup. Walaupun Nglanggeran masuk kedalam kategori wilayah yang memiliki keterbatasan akses terhadap sumber daya air, namun masyarakat tetap setia pada sektor pertaniaan. Oleh karena itu wajar apabila sebuah data dari monografi Desa Nglanggeran tahun 2008 menunjukan bahwa sebagian besar masyarakat Nglaggeran berprofesi sebagai petani (peasant). 4 Pertanian akhirnya menjadi sebuah way of life walaupun kondisi tanah dan air di desa tersebut kurang mendukung. Pasca runtuhnya Orde Baru pada tahun 1998, kegiatan bidang pertanian mulai ditinggalkan. Aglomerasi ekonomi di wilayah Kabupaten Sleman dan Kota Yogyakarta, membuat masyarakat desa melakukan migrasi ke luar desa. Hal inilah yang membuat sebagian masyarakat kehilangan mata pencahariannya. Turunnya jumlah tenaga kerja di bidang pertanian yang ikuti oleh persoalan gagal panen akibat bencana kekeringan, membuat sumber pendapatan turun secara mendadak. Akibatnya banyak 3 Kekurangan air menyebabkan mayoritas masyarakat Desa Nglanggeran hanya bisa berprofesi sebagai petani tanaman kering yang minim memerlukan pengairan, meskipun tanaman padi tetap menjadi tanaman utama yang paling banyak ditanam masyarakat setempat. Selain padi masyarakat juga menanam jagung sebagai tanaman tumpangsari untuk meningkatkan penghasilan. Namun keadaan alam yang tidak menunjang mengakibatkan warga hanya bisa memanen tanaman dalam setahun hanya dua kali masa panen. Sebagian besar tanaman yang dihasilkan oleh warga setempat adalah tanaman kebutuhan pokok seperti padi jagung dan ketela. Itupun tidak begitu mencukupi untuk memenuhi kebutuhan karena harga jual yang rendah akibat ulah para tengkulak. Ketidakmampuan dalam mengakses pasar menyebabkan banyak petani di Desa Nglanggeran mayoritas hanya menjual hasil pertaniannya kepada tengkulak, karena hanya tengkulaklah sebagai media distribusi hasil pertanian ke pasaran.tidak tersedianya pasar untuk menjual komodita hasil pertanian petani menjadi salah satu sebab Desa Nglanggeran tampak seperti desa terisolir walaupun secara jarak dapat ditempuh dalam waktu duapuluh menit ke kota dan satu jam ke kota provinsi. Kondisi yang nampak terisolasi tersebut secara tidak langsung berpengaruh pada pembangunan peningkatan kesejahteraan warga masyarakat yang mengalami perlambatan. Fenomena desa yang nampaknya terisolasi mengakibatkan sektor swasta tidak tertarik melakukan investasi di Desa Nglanggeran, akibatnya banyak warga setempat mengalami kemiskinan. 4 Menurut data monografi desa Nglanggeran 2008 sebesar 81 % penduduk berprofesi sebagai petani yang terdiri dari 39,5% petani pemilik tanah,39,5% petani pengarap dan 3% buruh tani 3
4 masyarakat yang mengalami krisis keuangan. Hal ini diperparah oleh krisis moneter pada tahun 1998 yang membuat angka kemiskinan menjulang tinggi. 5 Dengan berbagai latar belakang persoalan di atas, secara perlahan masyarakat mulai melihat potensi sektor pariwisata sebagai salah-satu strategi pembangunan desa. Memasuki tahun 1999 masyarakat Desa Nglaggeran mulai mengembangkan ekowisata Gunung Api Purba. Pada awalnya pengembangan ekowisata berbasiskan masyarakat tersebut dimulai oleh Sugeng Handoko dan para pemuda setempat. Sugeng Handoko bersama seniornya, para pemuda di beberapa dusun di Desa Nglanggeran mulai membentuk komunitas untuk mengembangkan kewirausahaan sosial di sektor ekowisata. Komunitas tersebut bernama Karang Taruna Bukit Putra Mandiri atau Lembaga Sentra Pemuda Taruna Purba Mandiri. 6 Melalui komunitas yang didirikan, Sugeng Handoko dan para pemuda mulai melakukan pengembangan konsep ekowisata berbasis masyarakat lokal. Implementasi konsep tersebut pada awalnya dilakukan dengan mengkonservasi kawasan Gunung Api Purba yang dilakukan dengan program penanaman pohon di beberapa kawasan di Gunung Api Purba, tidak sampai disitu, Sugeng Handoko dan Para Pemuda setempat juga melakukan upaya edukasi, penyadaran kepada masyarakat tentang cara menjaga kelestarian lingkungan Gunung Nglanggeran yang saat itu digunakan sebagai tempat mencari kayu bakar dan batu untuk bahan bangunan oleh penduduk lokal setempat. Walaupun didorong oleh semangat yang tinggi, namun ternyata pengembangan Gunung Api Purba Nglanggeran sebagai objek wisata belum mampu menunjukan hasil yang signifikan. Berbagai upaya persuasif telah dilakukan, namun selama kurun waktu delapan 5 Tingginya angka kemiskinan di Gunungkidul adalah sebuah persoalan yang sangat serius. Menurut penelitian World Health Organization (WHO) pada tahun 2005 dikutif dari menyatakan bahwa kemiskinan dan kekeringan, kesulitan hidup sehari-hari membuat masyarakat di Gunungkidul menjadi depresi. 6 Pada tahun 1999 pengembangan ekowisata di Nglanggeran pada awalnya di inisiasi oleh Pemerintah kabupaten Gunungkidul dengan bekerjasama dengan pemuda dan masyarakat lokal setempat, namun karena tidak mengalami perkembangan akhirnya masyarakat Nglanggeran melakukan pengelolaan secara mandiri. 4
5 tahun pengembangan ekowisata berbasiskan masyarakat belum mampu menunjukan progress yang lebih baik. Usaha pengentasan kemiskinan di Desa Nglanggeran mulai mengalami sedikit perubahan sejak tahun 2008, di mana saat itu mulai dikembangkannya konsep kewirausahaan sosial di bidang ekowisata berbasis masyarakat atau comunity based tourism yang digagas oleh Sugeng Handoko. 7 Pada tahun 2008, konsep social entrepreneurship mulai diterapkan dalam pengembangan ekowisata di Nglanggeran. Konsep social entrepreneurship yang diusung oleh masyarakat desa Nglanggeran memiliki hal yang unik yang begitu menarik. Keunikan dari penerapan konsep social entrepreneurship di Nglanggeran terdapat pada adanya inovasi yang dilakukan oleh pemuda ( youth innovation) dalam pengembangan ekowisata berbasiskan masyarakat, karena adanya inovasi pengembangan ekowisata tersebut pendapatan masyarakat Desa Nglanggeran meningkat. Implementasi konsep social entrepreneurship pada awalnya dilakukan dengan mengadakan pelatihan tentang teknik pemasaran, pengembangan organisasi dan pelatihan skill menjadi pemandu wisata atau tour guide. Seiring berjalannya waktu, selanjutnya masyarakat didorong untuk melakukan diversifikasi jenis wisata dengan menciptakan paket wisata baru, seperti outbond, perkemahan, fasilitasi kegiatan makrab mahsiswa, wisata pertanian dan tempat penginapan (home stay) bagi para pengunjung. Tidak hanya sampai di situ, masyarakat juga didorong untuk membuat pemasaran secara digital melalui website yang mampu dijangkau oleh semua kalangan di berbagai tempat. Komunitas pemuda sebagai operator kegiatan wisata yang ada di Nglanggeran juga dipacu untuk mampu berkerjasama dengan semua stakeholder, baik pemerintah maupun pihak swasta terutama para agent travel untuk meningkatkan jumlah pengunjung. 7 Dengan membawa kosep inovasi kewirausahaan sosial dalam bidang ekowisata berbasis komunitas di Nglaggeran membuat dirinya mampu memperoleh juara pertama kewirausahaan sosial pemuda paling inovatif di bidang industri kreatif dengan menerapkan pengembangan pariwisata yang menciptakan kemandirian dan mempertimbangkan potensi ketersediaan potensi lokal secara holistik berupa skill, modal dan pasar. 5
6 Usaha kewirausahaan sosial wisata yang dilakukan oleh pemuda Nglanggeran ternyata sangat signifikan dalam meningkatkan minat jumlah kunjungan pariwisata di Nglanggeran. Menurut informasi yang didapat dari pengelola Gunung Api Purba Nglanggeran sejak tahun 2001 hingga 2014, jumlah peningkatan wisata secara drastis dimulai sejak tahun 2010 yaitu mencapai pengunjung pertahun. Jumlah pengunjung tersebut terus mengalami peningkatan yang signifikan setiap tahunnya. Alhasil konsep kewirausahaan sosial yang digagas oleh Sugeng Handoko juga berdampak pada meningkatnya bisnis kewirausahaan sosial masyarakat Nglanggeran, pada tahun 2013 jumlah pendapatan yang diterima dari pengelolaan ekowisata mencapai 424 juta rupiah dan mengalami kenaikan pada tahun 2014 sebesar 1,4 miliar rupiah. Hal ini disinyalir disebabkan karena pemasaran ekowisata Gunung Api Purba Nglaggeran tidak hanya mencangkup pasar lokal tetapi telah mencapai internasional. 8 Gagasan kewirausahaan sosial ekowisata berbasiskan komunitas yang dibawa oleh Sugeng Handoko ke Desa Nglanggeran telah banyak melakukan perubahan besar pada masyarakat. Dengan menciptakan konsep pasar bagi kegiatan kepariwisataan di Desa Nglanggeran, lambat laun tingkat kesejahteraan penduduk di sektor ekonomi telah mengalami kenaikan. Penduduk Nglanggeran yang dahulu hanya bisa bekerja di sektor pertanian setelah adanya kewirausahaan ekowisata dapat bekerja sebagai penyedia jasa layanan wisata bagi para pengunjung. Selain itu, kosep kewiraushaan sosial ekowisata ternyata telah mampu membuka akses bagi para stakeholder baik pemerintah maupun swasta untuk berperan serta dalam pembangunan masyarakat yang ada di Nglanggeran melalui partisipasi pemuda dalam mempromosikan Nglanggeran sebagai obyek wisata melalui pemasaran secara digital, hal ini 8 Hendra Wardana. Gunung Api Purba Nglanggeran diantara Potensi Ancaman Ekowisata. Kompas.com diakses pada 8 juni
7 dibuktikan dengan banyaknya bantuan dari beberapa pihak antara lain bantuan dari Bank Mandiri, BUMN dan Pemerintah Kabupaten Gunungkidul dalam pembuatan embung sebagai sarana wisata dan pengairan lahan pertanian. Pada tahun 2014 dengan melihat perlunya konservasi kawasan pegunungan purba Nglanggeran untuk mencegah terjadinya kerusakan lingkungan, Pemerintah bersama masyarakat juga membangun kawasan geopark di Nglanggeran dengan pengembangan ekowisata baru berupa Agrowisata Pertanian Tanaman Buah. Konsep kewirausahaan sosial ekowisata based community tourism dengan memadukan unsur pengembangan ekonomi lokal dengan melibatkan segala unsur secara holistik berupa ketersediaan pasar wisata, dan kemampuan pengelolaan yang baik ternyata mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa Nglanggeran, konsep kewirausahaan sosial ternyata merupakan sebuah jalan pemecahan masalah penuntasan kemiskinan yang selama ini terkadang gagal dilakukan oleh pemerintah Rumusan Masalah Bagaimana konsep pembangunan kewirausahaan sosial ekowisata berbasis masyarakat di Desa Nglanggeran dijalankan? Rumusan masalah ini diturunkan menjadi dua pertanyaan penelitian yang lebih detail sebagai berikut : 1. Apakah kegiatan pengembangan ekowisata berbasis masyarakat di Desa Nglanggeran merupakan representasi kewirausahaan sosial? 2. Bagaimana mekanisme pengembangan kewirausahaan sosial pemuda ekowisata berbasis masyarakat itu dilakukan? a) Apa peran pemuda dalam pembangunan kewirausahaan sosial ekowisata? b) Inovasi-inovasi apa saja yang dilakukan dalam kewirausahaan sosial untuk mengembangkan ekowisata berbasis masyarakat di desa Nglanggeran? 7
8 c) Hambatan hambatan apa saja, baik internal ataupun eksternal yang dihadapi kewirausahaan sosial ekowisata di Desa Nglanggeran? d) Apa dampak dari pembangunan kewirausahaan sosial pemuda ekowisata tersebut? 1.3. Tujuan Penelitian Mengetahui pengembangan inovasi kewirausahaan sosial dalam konsep ekowisata berbasis masyarakat di desa Nglanggeran, hal ini dilakukan dengan dua cara yaitu: 1. Mengidentifikasi konsep pembangunan kewirausahaan sosial pemuda ekowisata yang ada di Nglanggeran. 2. Mengidentifikasi peran pemuda dalam pembangunan ekowisata yang ada di Nglanggeran 3. Mengidentifikasi inovasi kewirausahaan sosial dalam pengembangan ekowisata berbasis masyarakat di Desa Nglanggeran dan berbagai hambatan yang dihadapi. 4. Mengetahui sejauh mana kewirausahaan sosial pemuda dalam pengembangan ekowisata berbasis masyarakat mampu menciptakan dampak positif bagi masyarakat di Desa Nglanggeran Manfaat Penelitian Dalam penelitian ini secara aksiologis dapat memberikan manfaat antara lain: 1. Secara akademik penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan kajian teoritis yang lebih mendalam tentang inovasi social entrepreneurship dalam pengembangan ekowisata berbasis masyarakat. 8
9 2. Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai sumbangan pemikiran dalam upaya pemecahan masalah berkaitan dengan kebijakan kesejahteraan masyarakat pedesaan. 9
BAB I PENDAHULUAN. dengan sistem CBT (Community Based Tourism) terhadap kondisi berdaya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Penelitian ini membahas tentang dampak atau pengaruh pengelolaan destinasi wisata Gunung Api Purba Nglanggeran yang dalam hal ini dikelola dengan sistem CBT (Community
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sektor penyumbang devisa negara serta
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu sektor penyumbang devisa negara serta penggerak ekonomi masyarakat. Pada tahun 2010, pariwisata internasional tumbuh sebesar 7% dari 119
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR Latar Belakang. dipandang sebagai pemenuhan terhadap keinginan (hasrat) mendapatkan nilai
BAB I PENGANTAR 1.1. Latar Belakang Pariwisata telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari siklus hidup hampir setiap orang. Pariwisata juga memiliki porsi tersendiri dalam anggaran kebutuhan sebagian
Lebih terperinciDAFTAR ISI DAFTAR ISI...
DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iv DAFTAR GAMBAR... v BAB I PENDAHULUAN... 1 I.1 Latar Belakang... 1 I.2 Rumusan Masalah... 3 I.2.1 Pertanyaan Penelitian... 3 I.3 Tujuan Penelitian... 3 I.4
Lebih terperinciLAMPIRAN. Pertanyaan wawancara untuk Dinas Pariwisata Kabupaten Gunungkidul. kelebihannya bila dibandingkan dengan pariwisata di daerah lain?
LAMPIRAN Pertanyaan wawancara untuk Dinas Pariwisata Kabupaten Gunungkidul. 1. Bagaimana potensi pariwisata di Kabupaten Gunungkidul dan apa kelebihannya bila dibandingkan dengan pariwisata di daerah lain?
Lebih terperinciDAFTAR ISI Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Keaslian Penelitian.
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL. HALAMAN PERNYATAAN... HALAMAN PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI.. DAFTAR TABEL.. DAFTAR GAMBAR. DAFTAR SINGKATAN... DAFTAR LAMPIRAN... INTISARI.. ABSTRACT... Hlm i ii
Lebih terperinciSTUDI PROSPEK PENGEMBANGAN EKOWISATA PADA KAWASAN SEKITAR KARS GOMBONG SELATAN DALAM MENDUKUNG KEBERLANJUTAN WILAYAH TUGAS AKHIR
STUDI PROSPEK PENGEMBANGAN EKOWISATA PADA KAWASAN SEKITAR KARS GOMBONG SELATAN DALAM MENDUKUNG KEBERLANJUTAN WILAYAH TUGAS AKHIR Oleh: WISNU DWI ATMOKO L2D 004 358 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
Lebih terperinciKEADAAN UMUM DAERAH. Kecamatan Wonosari merupakan Ibukota Kabupaten Gunungkidul, yang
IV. KEADAAN UMUM DAERAH A. Letak Geografi dan Topografi Kecamatan Wonosari merupakan Ibukota Kabupaten Gunungkidul, yang memiliki luas sebesar 7551 Ha (BPS, 2015). Kecamatan Wonosari terbagi menjadi 14
Lebih terperinciPENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengembangan pariwisata berbasis pertanian atau sektor agrowisata di Indonesia dapat dikatakan pengembangan suatu sektor yang menjanjikan. Dewasa ini banyak sekali
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Industri pariwisata merupakan penyumbang devisa negara terbesar ke lima
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Industri pariwisata merupakan penyumbang devisa negara terbesar ke lima di Indonesia setelah minyak bumi, gas, batu bara, dan kelapa sawit (Badan Pusat Statistik, 2013:
Lebih terperinciBab I. Pendahuluan. kategori tersebut dapat digolongkan menjadi pekerja informal. Berdasarkan data BPS
Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Pekerja formal dapat digolongkan berdasarkan penduduk yang berusaha dengan dibantu buruh tetap dan juga karyawan atau buruh, tidak termasuk dalam kategori tersebut
Lebih terperinciI PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang
1 I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Sektor pariwisata merupakan salah satu sumber penghasil devisa potensial selain sektor migas. Indonesia sebagai suatu negara kepulauan memiliki potensi alam dan budaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Wisata alam dapat diartikan sebagai bentuk kegiatan wisata yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Wisata alam dapat diartikan sebagai bentuk kegiatan wisata yang memanfaatkan potensi sumber daya alam dan lingkungan. Kegiatan wisata alam itu sendiri dapat
Lebih terperinciLaporan Evaluasi Program
PERTAMINA Laporan Evaluasi Program dan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) Program Community Development PT. PERTAMINA (PERSERO) Terminal BBM Boyolali 2017 EXECUTIVE SUMMARY Corporate Social Responsibility
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. salah satunya didorong oleh pertumbuhan sektor pariwisata. Sektor pariwisata
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan perekonomian Indonesia yang semakin membaik ditandai dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi. Peningkatan pertumbuhan ekonomi salah satunya didorong oleh
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN Latar Belakang
1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan dan terletak di garis khatulistiwa dengan luas daratan 1.910.931,32 km 2 dan memiliki 17.504 pulau (Badan Pusat Statistik 2012). Hal
Lebih terperinciBAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan 1. Berdasarkan hasil penelitian, rumah tangga yang aktif bekerja di sarana wisata Gua Pindul memiliki pendapatan perkapita antara Rp329.250,- sampai dengan Rp1.443.750,-
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. budaya yang semakin arif dan bijaksana. Kegiatan pariwisata tersebut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sektor pariwisata di Indonesia saat ini telah memberikan sumbangan dalam meningkatkan devisa maupun lapangan kerja. Sektor pariwisata juga membawa dampak sosial,
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. istilah urbanisasi. Urbanisasi merupakan salah satu isu kependudukan yang
BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Salah satu permasalahan kependudukan yang muncul di Indonesia yaitu terkait dengan perpindahan penduduk atau migrasi. Ada banyak jenis migrasi, salah satunya perpindahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara yang menerima kedatangan wisatawan (tourist receiving countries),
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dasawarsa terakhir ini perhatian terhadap pariwisata sudah sangat meluas, mengingat bahwa pariwisata mendatangkan manfaat dan keuntungan bagi negara yang menerima
Lebih terperinciBAB VIII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Kesimpulan. sebelumnya, dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut :
BAB VIII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 8.1. Kesimpulan Bertitik tolak pada permasalahan dan hasil analisis yang telah dipaparkan sebelumnya, dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut : Pertama, partisipasi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. keterbelakangan ekonomi, yang lebih dikenal dengan istilah kemiskinan, maka
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional di banyak negara berkembang pada umumnya ditekankan pada pembangunan ekonomi. Hal ini disebabkan karena yang paling terasa adalah keterbelakangan
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN. berikut : Investasi industri pariwisata dengan didukung keputusan politik ekonomi
BAB VI KESIMPULAN 6.1. Kesimpulan Hasil penelitian secara kritis yang sudah dianalisis di kawasan Borobudur, menggambarkan perkembangan representasi serta refleksi transformasi sebagai berikut : Investasi
Lebih terperinciBAB IV KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN
32 BAB IV KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Letak dan Luas Wilayah Desa Sumberejo terletak di Kecamatan Batuwarno, Kabupaten Wonogiri, Propinsi Jawa Tengah. Secara astronomis, terletak pada 7 32 8 15
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara berkembang dengan angka kemiskinan, dan pengangguran
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan Negara berkembang dengan angka kemiskinan, dan pengangguran yang cukup tinggi. Tingginya tingkat kemiskinan di Indonesia sendiri dapat dilihat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam membangun perekonomian nasional. Jumlah wisatawan terus bertambah
BAB I PENDAHULUAN 1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang sektor pariwisatanya telah berkembang. Pengembangan sektor pariwisata di Indonesia sangat berperan dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perhatian yang khusus oleh pemerintah seperti halnya sektor industri dan jasa.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di Indonesia sektor pertanian mempunyai peran yang sangat penting dalam pertumbuhan perekonomian. Banyaknya tenaga kerja yang bekerja di sektor pertanian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diantaranya banyak yang dihuni oleh manusia, salah satunya adalah Pulau Maratua
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara maritim yang terdiri dari beberapa gugusan pulau mulai dari yang besar hingga pulau yang kecil. Diantara pulau kecil tersebut beberapa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2013 lembaga konservasi lingkungan hidup Ocean of Life
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun 2013 lembaga konservasi lingkungan hidup Ocean of Life Indonesia (OLI) menyatakan bahwa kondisi terumbu karang di pesisir pantai selatan Gunungkidul dinilai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. daya hayati tropis yang tidak hanya sangat beragam tetapi juga unik. Keragaman
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara agraris memiliki kekayaan alam terutama sumber daya hayati tropis yang tidak hanya sangat beragam tetapi juga unik. Keragaman dan keunikannya
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. jenis flora dan fauna menjadikan Indonesia sebagai salah satu mega biodiversity. peningkatan perekonomian negara (Mula, 2012).
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia terletak di daerah tropis yang memiliki karakteristik kekayaan hayati yang khas dan tidak dimiliki oleh daerah lain di dunia. Keanekaragaman jenis flora dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata semakin dikembangkan oleh banyak negara karena
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri pariwisata semakin dikembangkan oleh banyak negara karena memberikan manfaat ekonomi, termasuk Indonesia. Daerah-daerah di Indonesia berlomba mengembangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjangkau kalangan bawah. Masyarakat di sekitar obyek-obyek wisata
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pariwisata sebagai penggerak sektor ekonomi dapat menjadi solusi bagi pemerintah dalam meningkatkan pembangunan ekonomi. Sektor pariwisata tidak hanya menyentuh
Lebih terperinciMandiri.PNPM Mandiri adalah program nasional dalam wujud kerangka. kebijakan sebagai dasar dan acuan pelaksanaan program-program
PNPM Mandiri Pariwisata itu sendiri merupakan bagian dari PNPM Mandiri.PNPM Mandiri adalah program nasional dalam wujud kerangka kebijakan sebagai dasar dan acuan pelaksanaan program-program penanggulangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu sektor yang memiliki peranan yang cukup besar dalam. pembangunan perekonomian nasional adalah sektor pariwisata.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Salah satu sektor yang memiliki peranan yang cukup besar dalam pembangunan perekonomian nasional adalah sektor pariwisata. Dunia pariwisata Indonesia sempat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan pariwisata di Indonesia sekarang ini semakin pesat.
A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Perkembangan pariwisata di Indonesia sekarang ini semakin pesat. Perkembangan sektor pariwisata menjanjikan dan memberikan manfaat kepada banyak pihak dari pemerintah,
Lebih terperinciBAB VI PENUTUP. kualitas maupun kuantitas komponen wisata. Secara garis besar kegiatan
BAB VI PENUTUP 6.1. Kesimpulan Pengembangan desa wisata Karang Tengah dideskripsikan sebagai sebuah kronologi kegiatan pengelolaan yang bertujuan untuk semakin menyempurnakan kualitas maupun kuantitas
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Kemiskinan merupakan salah satu permasalahan kesejahteraan sosial yang sangat penting di Indonsia dan perlu mendapat prioritas untuk segera diatasi. Berdasarkan data Badan
Lebih terperinciA. LATAR BELAKANG PENELITIAN
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Indonesia adalah negara agraris dimana mayoritas penduduknya mempunyai mata pencaharian sebagai petani. Berbagai hasil pertanian diunggulkan sebagai penguat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. devisa bagi negara, terutama Pendapatan Anggaran Daerah (PAD) bagi daerah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan salah satu sektor penting untuk meningkatkan devisa bagi negara, terutama Pendapatan Anggaran Daerah (PAD) bagi daerah yang memiliki industri
Lebih terperinciBAB III ANALISIS ISU STRATEGIS
BAB III ANALISIS ISU STRATEGIS 3.1 Identifikasi Faktor Lingkungan Berdasarkan Kondisi Saat Ini sebagaimana tercantum dalam BAB II maka dapat diidentifikasi faktor-faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perekonomian dan pembangunan di Bali sejak tahun 1970-an. Oleh karena itu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bali merupakan salah satu daerah tujuan wisata internasional yang sangat terkenal di dunia. Sektor kepariwisataan telah menjadi motor penggerak perekonomian dan pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. disadari oleh penduduk Indonesia. Beberapa tahun terakhir berbagai program telah
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Indonesia memiliki beragam potensi wisata yang semakin hari semakin disadari oleh penduduk Indonesia. Beberapa tahun terakhir berbagai program telah dilaksanakan oleh
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR Latar Belakang. Jika melihat mozaik perjalanan bangsa Indonesia, pemuda Indonesia
BAB I PENGANTAR 1.1. Latar Belakang Jika melihat mozaik perjalanan bangsa Indonesia, pemuda Indonesia senantiasa menjadi pelopor dan pemimpin bangsa dalam berbagai perjuangan. Sejarah telah menunjukkan
Lebih terperinciPANITIA SEMINAR NASIONAL PENINGKATAN KAPASITAS MASYARAKAT DALAM MANAJEMEN BENCANA BANJIR BANDANG DI LOKASI WISATA MINAT KHUSUS KALISUCI, GUNUNGKIDUL
PENINGKATAN KAPASITAS MASYARAKAT DALAM MANAJEMEN BENCANA BANJIR BANDANG DI LOKASI WISATA MINAT KHUSUS KALISUCI, GUNUNGKIDUL Slamet Suprayogi 1), Ahmad Cahyadi 2), Tommy Andryan T. 3) dan Bayu Argadyanto
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengesankan dalam hal total kunjungan turis internasional. Jumlah kunjungan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang 1.1.1 Perkembangan Industri Pariwisata Dunia Industri pariwisata dunia pada tahun 2015 mengalami perkembangan yang mengesankan dalam hal total kunjungan turis internasional.
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. didasari oleh kebutuhan masyarakat Manding untuk hidup layak. Adanya
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 KESIMPULAN Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, dari penelitian mengenai Partisipasi Masyarakat dalam Pengembangan Desa Wisata Manding maka dapat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tingginya laju kerusakan hutan tropis yang memicu persoalan-persoalan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tingginya laju kerusakan hutan tropis yang memicu persoalan-persoalan lingkungan telah mendorong kesadaran publik terhadap isu-isu mengenai pentingnya transformasi paradigma
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masa depan. Identifikasi dan perencanaan pengembangan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu sektor ekonomi penting dan strategis di masa depan. Identifikasi dan perencanaan pengembangan industri pariwisata perlu dilakukan secara
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang sangat penting karena pertanian berhubungan langsung dengan ketersediaan pangan. Pangan yang dikonsumsi oleh individu terdapat komponen-komponen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penting untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan rakyat. Desa Mirit Petikusan merupakan salah satu desa di Kecamatan Mirit
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu sasaran yang hendak dicapai dalam pembangunan nasional adalah pertumbuhan ekonomi yang dapat mempercepat kesempatan kerja. Pembangunan dibidang ekonomi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hutan menurut Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 merupakan suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perum Perhutani adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang diberi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perum Perhutani adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang diberi tugas dan wewenang untuk menyelenggarakan kegiatan pengelolaan hutan seluas 2,4 juta Ha di hutan
Lebih terperinciBAB I LATAR BELAKANG
BAB I LATAR BELAKANG A. Latar Belakang Pariwisata merupakan salah suatu kegiatan sebagai industri pelayanan dan jasa yang akan menjadi andalan Indonesia sebagai pemasukan keuangan bagi negara. Kekayaan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki panorama alam yang indah yang akan memberikan daya tarik
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki panorama alam yang indah yang akan memberikan daya tarik tersendiri bagi wisatawan baik itu alam pegunungan (pedesaan), alam bawah laut, maupun pantai.
Lebih terperinci4.2 Strategi dan Kebijakan Pembangunan Daerah
4.2 Strategi dan Kebijakan Pembangunan Daerah Mencermati isu-isu strategis diatas maka strategi dan kebijakan pembangunan Tahun 2014 per masing-masing isu strategis adalah sebagaimana tersebut pada Tabel
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. satu alternatif pembangunan, terutama bagi negara atau daerah yang memiliki
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata dinilai banyak pihak memiliki banyak arti penting sebagai salah satu alternatif pembangunan, terutama bagi negara atau daerah yang memiliki keterbatasan
Lebih terperinciMengembangkan Ekowisata Hutan Mangrove Tritih Kulon Cilacap
TEMA : Pengembangan Pariwisata (Ekowisata maupun Wisata Bahari) di Kabupaten Cilacap Mengembangkan Ekowisata Hutan Mangrove Tritih Kulon Cilacap Oleh Kartika Pemilia Lestari Ekowisata menjadi salah satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan masyarakat sehari-hari sangat penting. Namun, pada
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Salah satu kebutuhan pokok manusia adalah air. Ketersediaan air untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sehari-hari sangat penting. Namun, pada beberapa tempat di Indonesia,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. alam dan budayanya memiliki potensi pengembangan pariwistata yang luar biasa
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pariwisata pada saat ini menjadi harapan bagi negara berkembang seperti Indonesia sebagai sektor yang dapat diandalkan dalam pembangunan ekonomi. Indonesia yang secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata dalam beberapa dekade terakhir merupakan suatu sektor yang sangat penting dalam pembangunan ekonomi bangsa-bangsa di dunia. Sektor pariwisata diharapkan
Lebih terperinciKEADAAN UMUM LOKASI DESA BANGUNKERTO
IV. KEADAAN UMUM LOKASI DESA BANGUNKERTO A. Keadaan Geografis Secara Geografis Kabupaten Sleman terletak diantara 110 33 00 dan 110 13 00 Bujur Timur, 7 34 51 dan 7 47 30 Lintang Selatan dengan luas wilayah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. bagi pendapatan suatu negara. Pada tahun 2007, menurut World Tourism
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pariwisata merupakan sektor ekonomi yang memiliki perananan penting bagi pendapatan suatu negara. Pada tahun 2007, menurut World Tourism Organization (WTO) sektor
Lebih terperinciBAB II DISKIRPSI PERUSAHAAN
BAB II DISKIRPSI PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Objek Wisata Pulau Pari merupakan salah satu kelurahan di kecamatan Kepulauan Seribu Selatan, Kabupaten Kepulauan Seribu, Jakarta. Pulau ini berada di tengah gugusan
Lebih terperinciOleh : ERINA WULANSARI [ ]
MATA KULIAH TUGAS AKHIR [PW 09-1333] PENELITIAN TUGAS AKHIR Oleh : ERINA WULANSARI [3607100008] PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. daya tarik wisata tersebut berada mendapat pemasukan dan pendapatan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan suatu hal yang penting bagi suatu negara. Dengan adanya pariwisata, suatu negara atau lebih khususnya pemerintah daerah dimana daya tarik wisata
Lebih terperinciMendukung terciptanya kesempatan berusaha dan kesempatan kerja. Meningkatnya jumlah minat investor untuk melakukan investasi di Indonesia
E. PAGU ANGGARAN BERDASARKAN PROGRAM No. Program Sasaran Program Pengembangan Kelembagaan Ekonomi dan Iklim Usaha Kondusif 1. Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi Mendukung terciptanya kesempatan
Lebih terperinciMENYIMAK PERANAN PARIWISATA DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI
MENYIMAK PERANAN PARIWISATA DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI 1 Pendahuluan Bangsa Indonesia dalam proses pembangunannya selama 32 tahun, telah menjadikan pertumbuhan ekonomi sebagai priolitas pembangunan, dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. integral dan menyeluruh. Pendekatan dan kebijaksanaan sistem ini telah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator penting untuk menganalisis pembangunan ekonomi yang terjadi disuatu Negara yang diukur dari perbedaan PDB tahun
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR Latar Belakang. atas sumberdaya yang dapat pulih (renewable resources) seperti perikanan,
BAB I PENGANTAR 1.1. Latar Belakang Indonesia sebagai suatu negara kepulauan terbesar di dunia dengan 17.508 pulau, memiliki potensi sumberdaya pesisir dan lautan yang sangat besar. Sumberdaya alam yang
Lebih terperinciJURNAL KETAHANAN NASIONAL. NOMOR XX (2) Agustusl 2014 Halaman 68-77
JURNAL KETAHANAN NASIONAL NOMOR XX (2) Agustusl 2014 Halaman 68-77 PARTISIPASI PEMUDA DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN EKOWISATA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP KETAHANAN MASYARAKAT DESA (Studi di Kawasan Ekowisata
Lebih terperinciAnalisis Isu-Isu Strategis
Analisis Isu-Isu Strategis Permasalahan Pembangunan Permasalahan yang ada pada saat ini dan permasalahan yang diperkirakan terjadi 5 (lima) tahun ke depan yang dihadapi Pemerintah Kabupaten Bangkalan perlu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hidup, serta baiknya pengelolaan sumber daya alam yang ada. diri menjadi penting agar masyarakat dapat berperan dalam model
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebijakan ekonomi yang bersifat kerakyatan baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang, lebih fokus untuk tujuan mengurangi kemiskinan, pengangguran, kesenjangan
Lebih terperinciBAB VII POLA ADAPTASI NELAYAN
89 BAB VII POLA ADAPTASI NELAYAN 7.1 Diversifikasi Pekerjaan Nelayan Karimunjawa telah menyadari terjadinya perubahan ekologis di kawasan Karimunjawa. Berbagai macam bentuk perubahan yang terjadi pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pegunungan yang indah, hal itu menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang sangat kaya akan keindahan alam dan beraneka ragam budaya. Masyarakat Indonesia dengan segala hasil budayanya dalam kehidupan bermasyarakat,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara beriklim tropis mempunyai potensi yang besar
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara beriklim tropis mempunyai potensi yang besar mengembangkan sektor pertanian. Sektor pertanian tetap menjadi tumpuan harapan tidak hanya dalam
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM WILAYAH. tenggara dari pusat pemerintahan kabupaten. Kecamatan Berbah berjarak 22 km
IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH A. Kecamatan Berbah 1. Lokasi Kecamatan Berbah Kecamatan Berbah secara administrasi menjadi wilayah bagian dari Kabupaten Sleman Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, terletak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. langsungnya adalah bagi pemerintah, pengelola, dan masyarakat yang secara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu dari sekian banyak industri yang tidak dapat diabaikan dalam perekonomian, terutama di negara Indonesia. Dengan adanya industri pariwisata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pemuda merupakan faktor kunci dalam pembangunan suatu bangsa. Di
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemuda merupakan faktor kunci dalam pembangunan suatu bangsa. Di Indonesia pada tahun 2025 yang akan datang disebut sebagai tahun emasnya, dengan ditandai jumlah penduduk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. wilayah-wilayah tertentu yang mempunyai potensi wisata.dengan adanya perkembangan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pariwisata merupakan suatu aset yangstrategis untuk mendorong pembangunan pada wilayah-wilayah tertentu yang mempunyai potensi wisata.dengan adanya perkembangan industri
Lebih terperinciA. JUDUL PENINGKATAN PARIWISATA DESA WANA WISATA SEGOROGUNUNG DENGAN PENGGUNAAN WEBSITE
A. JUDUL PENINGKATAN PARIWISATA DESA WANA WISATA SEGOROGUNUNG DENGAN PENGGUNAAN WEBSITE www.segorogunung.com B. LATAR BELAKANG MASALAH Kabupaten Karanganyar terletak di sebelah Timur wilayah Solo. Disertai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang banyak memberikan sumber kehidupan bagi rakyat Indonesia dan penting dalam pertumbuhan perekonomian. Hal tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pariwisata sebagai sebuah sektor telah mengambil peran penting dalam membangun perekonomian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pariwisata sebagai sebuah sektor telah mengambil peran penting dalam membangun perekonomian bangsa-bangsa di dunia. Hal ini terwujud seiring dengan meningkatnya
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Kunjungan Wisatawan ke Indonesia Tahun Tahun
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Hal ini berdasarkan pada pengakuan berbagai organisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bidang sosial, kematian, luka-luka, sakit, hilangnya tempat tinggal, dan kekacauan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bencana merupakan peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan oleh faktor alam dan faktor
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Latar Belakang. minyak bumi dan gas. Kepariwisataan nasional merupakan bagian kehidupan
I. PENDAHULUAN Latar Belakang Pengembangan pariwisata menduduki posisi sangat penting setelah minyak bumi dan gas. Kepariwisataan nasional merupakan bagian kehidupan bangsa yang dapat meningkatkan perekonomian.
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM
BAB IV GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Obyek/ Subyek Penelitian 1. Sejarah Terbentuknya Desa Wisata Wukirsari. Desa Wukirsari terdiri dari desa gabungan yang berdiri pada tanggal 10 Mei 1946.Awal mulanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berupa produk jasa lingkungan yang manfaatnya secara langsung bisa di rasakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hutan merupakan sumberdaya alam dengan berbagai manfaat baik manfaat yang bersifat langsung maupun tidak langsung. Manfaat langsung berupa produk jasa lingkungan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang dikaruniai potensi alam yang sangat indah dan sangat memukau. Kesuburan tanahnya, keragaman flora dan faunanya, bahkan hingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Kabupaten Gunungkidul merupakan salah satu wilayah di bagian selatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kabupaten Gunungkidul merupakan salah satu wilayah di bagian selatan Pulau Jawa yang didominasi oleh bentang lahan karst dengan keadaan tapak yang cukup bervariasi.
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Cidokom Kecamatan Rumpin. Kecamatan Leuwiliang merupakan kawasan
V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5. Kecamatan Leuwiliang Penelitian dilakukan di Desa Pasir Honje Kecamatan Leuwiliang dan Desa Cidokom Kecamatan Rumpin. Kecamatan Leuwiliang merupakan kawasan pertanian
Lebih terperinciArahan Pengembangan Pariwisata di Kawasan Tanjung Lesung Berdasarkan Partisipasi Masyarakat
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 7, No. 1 (2018), 2337-3520 (2301-928X Print) C 14 Arahan Pengembangan Pariwisata di Kawasan Tanjung Lesung Berdasarkan Partisipasi Masyarakat Fathun Qolbi dan Arwi Yudhi K Departemen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu subsektor yang potensial dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pariwisata merupakan salah satu subsektor yang potensial dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, meningkatkan devisa melalui upaya pengembangan dan pengelolaan dari berbagai
Lebih terperinciBAB VI PENUTUP. kemarau.kebutuhan ini baik untuk mengairi ladang atau untuk mencukupi
BAB VI PENUTUP 6.1. Kesimpulan Penelitian mengenai Analisa Dampak Sosial Pembangunan Embung di Dusun Temuwuh Lor dapat diambil sebuah benang merah, yaitu sebagai berikut : 1.1.1. Aspek Demografi Terbentuknya
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. kilometer dari Ibukota Kecamatan Imogiri. Batas administrasi Desa Kebonagung
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Lokasi dan Kondisi Fisik Desa Kebonagung 1. Lokasi Desa Kebonagung Desa Kebonagung merupakan salah satu desa yang terdapat di Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul,
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
34 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Profil Desa Cibunian 4.1.1 Keadaan Alam dan Letak Geografis Desa Cibunian merupakan salah satu desa di Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. unggulan di Indonesia yang akan dipromosikan secara besar-besaran di tahun 2016.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pariwisata mempersiapkan 10 destinasi wisata unggulan yang akan menjadi prioritas kunjungan wisatawan di tahun 2016, dan Flores
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan dan pemanfaatan lahan yang tidak sesuai dengan kemampuan,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengelolaan dan pemanfaatan lahan yang tidak sesuai dengan kemampuan, karakteristik lahan dan kaidah konservasi akan mengakibatkan masalah yang serius seperti
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hutan merupakan salah satu sumberdaya alam yang dapat dimanfaatkan oleh manusia. Sumberdaya hutan yang ada bukan hanya hutan produksi, tetapi juga kawasan konservasi.
Lebih terperinci6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan
BAB - VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan Strategi adalah langkah-langkah berisikan program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi, yang dirumuskan dengan kriterianya
Lebih terperinci