BAB I PENDAHULUAN. antara pusat-pusat perdagangan dan pelayaran di dunia belahan timur dan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. antara pusat-pusat perdagangan dan pelayaran di dunia belahan timur dan"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perdagangan di Pantai Barat Sumatera adalah kawasan Indonesia bagian barat (terutama kawasan sekitar Selat Malaka dan kawasan timur Sumatera Selatan) terletak di jalur perdagangan dan pelayaran yang strategis antara pusat-pusat perdagangan dan pelayaran di dunia belahan timur dan barat, antara Cina dan Jepang di satu sisi dengan India, Arab dan Eropa di sisi yang lain. Posisi ini semakin diuntungkan oleh banyaknya tempat berlabuh yang aman, serta adanya angin musim yang bertiup secara teratur di kawasan tersebut. Pada abad-abad menjelang dan awal kedatangan bangsa Eropa, di Pulau Sumatera juga bermunculan beberapa kerajaan dan bandar dagang. Kerajaan-kerajaan itu antara lain kerajaan Aceh, Minangkabau, Tulang Bawang dan kota-kota dagang yang terkenal waktu itu antara lain Barus, Pariaman, Tiku dan Aceh. 1 Di kawasan lain di luar pulau Sumatera juga muncul beberapa kerajaan dan bandar dagang. Di pulau Jawa, di samping bandar-bandar dagang yang disebut di atas, juga muncul Bandar kerajaan dan Bandar dagang Banten dan Blambangan ), h Ibid 1 Gusti Asnan, Dunia Maritim Pantai Barat Sumatera, (Jogjakarta: Penerbit Ombak, 1

2 2 Pada tahun 1596 adalah saat kedatangan pertama pedagang Belanda di Perairan Samudera Hindia dan berhasil berlabuh di Banten. Kehadiran kedua kelompok dagang tersebut di perairan pantai barat Sumatera terbatas pada perdagangan, sebab di sepanjang perairan tersebut terdapat beberapa bandar dagang, yang berada di garis pantai yang sempit, di kali pegunungan Bukit Barisan, diantaranya Salido, Bandar X, Padang, Pariaman, Tiku, Air Bangis, Natal, Sibolga, Sorkam, Barus, Singkil, dan Meulabuh. 3 Aktivitas di perairan pantai barat Sumatera terbatas pada perdagangan, sebab di sepanjang peraiaran tersebut terdapat beberapa Bandar dagang yang berada di garis pantai yang sempit di kaki pegunungan Bukit Barisan, diantaranya Padang, Pariaman, Tiku, Air Bangis, Natal, dan Sibolga. Para pedagang Eropa di Padang mempunyai pembantu dagang yang terdiri dari orang pribumi. Mereka mengutus orang pribumi untuk melakukan perdagangan ke Bandar yang letaknya lebih jauh dari Padang. Mereka sendiri tetap berada di Padang untuk melakukan kegiatan dagang dengan perusahaan lainnya. Kapal yang keluar masuk bandar Padang pada umumnya dinahkodai oleh orang pribumi yang sekaligus sebagai pedagang. Sudah umum di pantai barat Sumatera bahwa seorang pedagang yang belayar menggunakan perahunya sendiri. Jika terjadi sesuatu musibah atau keberuntungan menjadi tanggungjawab sendiri dan berani menanggung 3 Mhd.Nur, Bandar Sibolga di Pantai Barat Sumatera Pada Abad ke-19 Sampai Pertengahan Abad ke-20, (Padang : Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB), h. 28

3 3 resiko, seperti yang dilakukan oleh Moehammad Shaleh dan kawankawannya. 4 Moehammad Shaleh Datoek Rangkayo Basa adalah seorang pedagang Minangkabau terkemuka pada peralihan abad ke-19 dan ke-20. Moehammad Shaleh lahir di Pasir Baru, Pariaman, Sumatera Barat pada tahun 1841 dan wafat pada tahun Beliau salah satu seorang dari sedikit pengusaha Indonesia pada abad ke-19 yang menulis otobiografinya. Beliau seorang entrepreneur pribumi yang gigih diantara saudagar lainya di pemerintahan kolonial Belanda. Moehammad shaleh adalah orang yang cerdik, lincah pernah berdagang dengan belanda. 5 Kerja sama tentara Hindia Belanda dengan golongan tradisional dalam menghadapi kaum Paderi memang membuahkan hasil yang baik. Satu demi satu daerah yang semula dikuasai Paderi jatuh ke tangan pasukan gabungan Belanda dengan kaum tradisionalis. Dari Tanah Datar Belanda bergerak ke Agam dan selanjutnya ke Limapuluh Kota. Gerak maju pasukan Belanda di daerah pedalaman juga diiringi dengan gerak maju di daerah pantai. Kebetulan, pada tahun 1825 Air Bangis, Natal, dan Potjan (Tapanuli) yang menjadi basis terakhir Pemerintah Inggris diserahkan kembali kepada Pemerintah Hindia Belanda. 6 Moehammad Shaleh menulis otobiografi diri sendiri lewat buku yang berjudul Riwayat Hidup dan Perasaian Saja yang beliau tulis pada tahun 4 Muhammad Saleh Datuk Orang Kaya, Riwayat Hidup dan Perasaian Saya, (Bogor : S. M. Latif,1975) 5 Suryadi, Minang Saisuak, Moehammad Saleh Datoek Orang Kaja Besar: Saudagar Besar Pariaman, diunduh pada tanggal 12 Juni Gusti Asnan, Op.Cit, h. 73

4 Pada tahun 1914, ia menyusun buku dimaksudkan sebagai kenangkenangan hidup untuk anak cucunya. Itu adalah sebuah dokumen yang berharga dalam banyak hal. Tidak banyak dokumen otobiografi orang Indonesia yang menjangkau lebih jauh dari awal abad XX. Moehammad Shaleh bukanlah seorang yang berpendidikan Barat atau seorang Nasionalis, melainkan seorang pedagang besar yang menjadi kaya berkat usahanya sendiri. 7 Dalam buku ini ia menuliskan kisah lebih terperinci mengenai kegiatannya sehari-hari sebagai pedagang dan nasihat praktis mengenai kehidupan pada umumnya serta perdagangan pada khususnya, dari pada mengemukakan gagasan-gagasan tinggi atau proses kebangkitan politik. Otobiografi Moehammad Shaleh merekam karirnya di bidang perdagangan yang dimulai pada pertengahan tahun 1800-an dan diteruskan hingga lebih dari 50 tahun. 8 Otobiografi Moehammad Shaleh telah banyak menjadi sorotan para sejarawan dan menghasilkan karya sejarah diantaranya: 1. Mestika Zed dalam bukunya yang berjudul Saudagar Pariaman Menerjang Ombak Membangun Maskapai: Riwayat Muhammad Saleh Datuk Rangkayo Basa ( ). didalam bukunya ini Mestika Zed menjelaskan tentang penulisan kembali otobiografi Moehammad Shaleh Datuk Rangkayo Basa ( ) seorang nakhoda dan pedagang besar Minangkabau dari pertengahan abad ke-19 dan awal abad ke-20. Moehammad Shaleh adalah seorang tokoh pedagang dengan kualitas 7 Nur Usman, Cermin Kehidupan Moehammad Shaleh Datoek Rangkayo Basa Saudagar Muslim Pariaman, Minangkabau Abad XIX, (Padang : Nur Usman Islamic Center, 2012), h. 1 8 Ibid., h. 2

5 5 entrepreneur, seperti ditulis oleh Mestika Zed, dan sekaligus manajer dalam pengertian modern yang merintis pendirian sebuah handelmaatschappij (perusahaan dagang) modern di kalangan pribumi Indonesia. Namun demikian, terlepas dari teori apapun yang paling cocok untuk menjelaskan fenomena Moehammad Shaleh, yang pasti riwayat hidup dan perjalanan kariernya sebagai saudagar sangat penting untuk ditulis dan diumumkan kepada publik. 2. Mhd. Nur dalam bukunya yang berjudul Riwajat Hidup Dan Perasaian Saja Dinamika Aktivitas Ekonomi Di Pantai Barat Sumatera. Didalam bukunya ini Mhd. Nur menjelaskan tentang fungsi bandar Pariaman bukan saja sebagai pusat perdagangan lokal, tetapi juga sebagai tempat keluar masuk barang perdagangan rempah-rempah di pantai barat Pulau Sumatera. Bandar dagang lainnya yang terdekat dengan bandar itu adalah Padang, Tiku, Air Bangis, Sasak, Natal, dan Sibolga. Para pedagang perantara membawa barang berupa kain sutra, candu, garam, dan keramik ke daerah pedalaman. Kemudian mereka menukarkannya dengan hasil hutan dan barang komoditi lainnya yang dimiliki oleh penduduk pedalaman, dan dibawa kembali ke kota bandar di Pesisir. 9 Menurut Mhd. Nur Pelabuhan di Sumatera adalah bandar yang berorientasi maritim (pelayaran), sebagai pusat perdagangan dan pintu gerbang yang menghadap ke Samudera Hindia, kecuali Belawan yang berhubungan langsung dengan Selat Malaka. 9 M. Nur, Iriani, Riwajat Hidup Dan Perasaian Saja Dinamika Aktivitas Ekonomi di Pantai Barat Sumatera, (Padang: Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional, 2003), h. 10

6 6 Khusus mengenai teks naskah Riwajat Hidup dan Perasaian Saja telah pernah dikupas oleh Tsuyoshi Kato dalam buku yang diedit oleh Taufik Abdullah, Indonesia Dalam Kajian Sarjana Jepang. Akan tetapi belum mengungkapkan isi naskah secara keseluruhan. 3. Nur Usman menulis bukunya yang berjudul Cermin Kehidupan Moehammad Shaleh Datoek Rangkayo Basa : Saudagar Muslim Pariaman, Minangkabau Abad XIX. Didalam bukunya ini Nur Usman menjelaskan tentang bagaimana jejak Perdagangan Moehammad Shaleh, Saudagar Pesisir Minangkabau Abad XIX, dan di dalam buku yang ditulis Nur Usman juga membahas tentang Kisah Kehidupan Moehammad Shaleh Gelar Datoek Rangkayo Basa dan juga sedikit menyinggung masalah ayah Moehammad Shaleh. 10 Dari buku yang ditulis oleh Nur Usman ini ada sisi lain yang tidak cukup dijelaskan dalam buku Cermin Kehidupan Moehammad Shaleh Datoek Rangkayo Basa: Saudagar Muslim Pariaman, Minangkabau Abad XIX dalam melakukan perdagangan sebelum mempunyai pengalaman, walaupun mereka seorang pedagang tetapi belum bisa memasuki pasar untuk berdagang, tetapi kita lihat dari pedagang yang terkenal di Pariaman yaitu Moehamad Shaleh. 11 Moehammad Shaleh ini sudah pernah melawan seorang pedagang Cina yang bernama Tjia Biauw dalam melakukan monopoli perdagangan dalam menerobos pasar, ketika itulah Moehammad Shaleh pemenang dalam 10 Nur Usman, Op.Cit. 11 Ibid

7 7 suatu persaingan dagang karena dia memiliki beberapa dari sifat-sifat yaitu cerdik, suka bekerja keras, hemat, jujur, pribadi yang tahan banting, percaya diri, pertualangan, berani menghadapi resiko dan luas pengetahuan. B. Rumusan dan Batasan Masalah 1. Rumusan Masalah Dari uraian singkat mengenai latar belakang masalah yang telah penulis paparkan di atas, untuk mencapai hasil yang lebih baik dalam penelitian ini, maka penulis merumuskan masalah yang hendak dijawab ke dalam penelitian adalah : a. Bagaimana Mestika Zed menulis Historiografi Saudagar Minang Moehammad Shaleh? b. Bagaimana Mhd. Nur menulis Historiografi Saudagar Minang Moehammad Shaleh? c. Bagaimana Nur Usman menulis Historiografi Saudagar Minang Moehammad Shaleh? 2. Batasan Masalah Agar penulis lebih terarah serta tidak terjadi penyimpangan, maka batasan penulisan dalam skripsi ini adalah Penulisan Historiografi Saudagar Moehammd Shaleh dalam karya Sejarah tiga Penulis tentang Moehammad Shaleh. Analisa Terhadap Historiografi Saudagar Aktivitas Perdagangan Moehammad Shaleh dalam tiga Penulisan.

8 8 C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini diantaranya: a. Untuk mengetahui Penulisan Biografi Saudagar Minang Moehammad Shaleh. b. Untuk mengetahui bagaimana Mestika Zed, Mhd Nur, dan Nur Usman menulis Historiografi Saudagar Minang Moehammad Shaleh. 2. Kegunaan Penelitian Adapun Kegunaan Penelitian: a. Agar mendapatkan informasi mengenai Historiografi Saudagar Minang Moehammad Shaleh Studi Komparatif atas tiga karya Sejarawan. b. Agar dapat Khazanah kepustakaan Sejarah dan Peradaban Islam Fakultas Adab dan Humaniora. c. Untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana Humaniora di Fakultas Adab dan Humaniora UIN Imam Bonjol Padang. D. Penjelasan Judul Untuk menghindari keraguan dan kesalahpahaman dalam memahami judul Skripsi ini, maka penulis akan menjelaskan yang terdapat dalam judul ini adalah

9 9 Historiografi adalah sebuah penulisan sejarah mengenai bentuk dan proses pengkisahan atas peristiwa-peristiwa masa lalu umat manusia. 12 pada saat melakukan kegiatan penulisan, sesungguhnya sejarawan sedang mengerahkan seluruh daya dan pikirannya, bukan saja berkaitan dengan keterampilan teknik dalam mengutip dan membuat catatan, melainkan juga menggunakan pikiran-pikiran kritis dan analitis. Hal tersebut dimaksudkan agar sejarawan tersebut dapat menghasilkan suatu sintesis dari seluruh hasil penelitian dalam sebuah tulisan yang utuh yang disebut dengan historiografi. Dalam konteks seperti inilah historiografi diartikan sebagai penulisan sejarah karena definisi aslinya adalah sejarah Penulisan Sejarah. 13 Saudagar Minang adalah pedagang besar. 14 Moehammad Shaleh adalah seorang saudagar dan penulis Otobiografi angkatan pertama di Indonesia. Moehammad Shaleh dilahirkan di Pariaman dan hampir tidak pernah memperoleh pendidikan umum atau agama secara formal. Pengetahuan tulis baca, hitung dagang dan ilmu agama diperolehnya dari berbagai guru setelah dia mulai dewasa. Kesungguhan dalam belajar dan bekerja secara mandiri membuat Moehammad Shaleh sukses dalam perdagangan Dudung Abdurrahman, Metodologi Penelitian Sejarah Islam, (Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2011)., h Muhamad Arif, Pengantar Kajian Sejarah, (Bandung: Yrama Widya, 2011), h Kamus Bahasa Minangkabau-Indonesia, ( Padang: Balai Bahasa Padang, 2012) 15 Gusti Asnan, Kamus Sejarah Minagkabau, (Padang: Pusat Pengkajian Islam dan Minangkabau (PPIM), 2003), h. 188

10 10 E. Tinjauan Kepustakaan Ada beberapa hasil penelitian yang telah dilakukan oleh sejumlah pihak yang berhubungan dengan kajian ini, diantaranya yaitu: Gusti Asnan tahun 2007, yang berjudul Dunia Maritim Pantai Barat Sumatera. Dalam buku ini membahas peranan penting Pantai Barat Sumatera dari berbagai aspek Sosial, Politik, Budaya, dan Ekonomi dalam pelayaran dan perdagangan di kawasan Pantai Barat Sumatera pada masa Kolonial Belanda. Dari buku yang ditulis oleh Gusti Asnan dengan penulis memiliki fokus yang berbeda adalah penulis membahas mengenai Historiografi Saudagar Minang Moehammad Shaleh. 16 Junaidi, Pelabuhan Air Bangis Sumatera Barat pada Abad XIX hingga awal Abad XX, skripsi ini menjelaskan keberadaan dan aktivitas pelabuhan Air Bangis Sumatera Barat pada abad XIX. Skripsi yang ditulis oleh mahasiswa USU Medan ini tidak ada kaitannya dengan permasalahan yang penulis angkat. 17 Penulis fokusnya membahas Historiografi Saudagar Minang Moehammad Shaleh Isrun Syukri, yang Perdagangan berjudul: Pengaruh Budaya dan Agama terhadap Intensitas Kota Bukittinggi ke Kota Seremban Negeri Sembilan Malaysia. Dalam skripsi ini membahas menggunakan analisis budaya dan agama dalam melihat intensitas perdagangan kota Bukittinggi dan 16 Gusti Asnan, Dunia Maritim Pantai Barat Sumatera, (Jogyakarta: Penerbit Ombak, 2007) 17 Junaidi, Pelabuhan Air Bangis Sumatera Barat pada Abad XIX hingga awal Abad XX, diakses pada 8 Agustus 2017 dari y

11 11 kota Seremban Malaysia yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh budaya Minangkabau dan agama Islam terhadap intensitas atau meningkatnya suatu kegiatan perdagangan. Kota Bukittinggi ke kota Seremban negeri Sembilan Malaysia terutama bagi para Pedagang Babelok dari kota Bukittinggi ke kota Seremban. Skripsi yang ditulis oleh Mahasiswa Fakultas Adab dan Humaniora ini tidak ada kesamaan dengan permasalahan yang penulis angkat. 18 Abd Rahman Hamid 2013, yang berjudul Sejarah Maritim Indonesia. dalam buku ini pembahasannya menfokuskan pada kerajaan dan kesultanan Nusantara sampai awal masuknya pengaruh Eropa (Portugis dan Spanyol), dan buku kedua akan dijelaskan mengenai dinamika pelayaran dan perdagangan pada zaman kompeni (VOC) dan Hindia Belanda sampai terbentuknya pelayaran nasional Indonesia. Pada bagian ini kekuatan maritim pribumi perlahan surut, seiring kuatnya intervensi kekuatan laut asing. Laut nusantara. Buku yang ditulis oleh Abd Rahman Hamid ini tidak ada kesamaan dengan permasalahan yang penulis angkat. 19 F. Metode Penelitian Dalam penulisan ini penulis menggunakan metode penelitian Sejarah, yang dilakukan dalam bentuk Library Research (Penelitian Perpustakaan). dengan langkah-langkah sebagai berikut: 18 Isrun Syukri, Pengaruh Budaya dan Agama Terhadap Intensitas Perdagangan Kota Bukittinggi Ke Kota Seremban Negeri Sembilan Malaysia, Skripsi Fakultas Adab, IAIN IB Padang, 2007, t.d 19 Abd Rahman Hamid, Sejarah Maritim Indonesia, (Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2013)

12 12 1. Heuristik Heuristik merupakan langkah awal dari penelitian untuk mengumpulkan sumber sejarah. 20 Untuk mendapatkan data-data yang berhubungan dengan penelitian ini, penulis menelusuri sumber-sumber yang bersangkutan dengan topik penelitian yaitu Sumber primer adalah sumber utama yang berbentuk buku berjudul Riwajat Hidup dan Perasaian Saja: Moehammad Saleh Datoek Orang Kaja Basa ditulis ulang oleh S.M. Latif yaitu cucu dari Moehammad Shaleh, dan juga tiga sejarawan seperti Mestika Zed, Mhd. Nur, dan Nur Usman yang mengkaji ulang mengenai saudagar Moehammad. Sedangkan sumber sekunder adalah berupa bukubuku yang berkaitan dengan permasalahan penulis. 2. Kritik Sumber Setelah sumber didapatkan, langkah selanjutnya adalah melakukan kritik sumber, gunanya untuk mengetahui sumber-sumber sejarah yang masih ada atau masih orisinil (asli), baik dari bentuk maupun isinya pada sumber-sumber yang didapat dalam penelitian ini, maka diuji melalui kritik eksteren maupun kritik interen. Kritik eksteren yaitu untuk menyelidiki atau meneliti keaslian sumber, bagaimana otensitasnya suatu sumber, dan apakah sumber tersebut masih asli atau tidak, sedangkan pada kritik interen yaitu 20 Irhas A. Shamad, Ilmu Sejarah, (Jakarta: Hayfa, 2013), h. 89

13 13 melakukan pengujian kandungan informasi yang terdapat pada sumber tersebut Sintesis Sintesis adalah bentuk lain dari kegiatan atau metode berfikir dengan melakukan analisa terhadap fakta-fakta yang telah peneliti peroleh, diantara fakta-fakta yang peneliti ataupun menentukan makna pernyataan atas dasar empirik terhadap informasi-informasi yang diperoleh. Pada dasarnya pekerjaan sintesis adalah membuat jalinan fakta tersusun dan terkait dalam satu keseluruhan hingga membentuk rangkaian cerita sejarah yang logis. Kelogisan dalam cerita sejarah dititikberatkan kepada hubungan antara fakta yang didapat dari sumber-sumber sejarah dengan inferensi-inferensi yang dibuat untuk menghubungkan fakta-fakta yang ada itu Penulisan Dalam hal ini penulis berusaha untuk memaparkan hasil penelitian dengan mendeskripsikan dalam bentuk karya tulis dengan menggunakan pendekatan deskriptif-naratif dan penulis juga menggunakan pendekatan deskriptif-analitis. G. Sistematika Penulisan Sebagai pedoman dan memudahkan penulis dalam melakukan penelitian maka penulis menyusun sistematika penulisan sebagai berikut: 21 Irhash A. Shamad, Ilmu Sejarah: Perspektif Metodologis dan Acuan Penelitian, (Jakarta : Hayfa Press, 2003), h Ibid, h. 99

14 14 BAB I uraian tentang Pendahuluan sebagai kerangka awal dalam penyusunan penelitian dan penulisan skripsi. Bab ini meliputi Latar Belakang Masalah, Rumusan dan Batasan Masalah, Tujuan dan Keguanaan Penelitian, Penjelasan Judul, Tinjauan Pustaka, Metode Penelitian, dan Sistematika Penulisan. BAB II mendeskripsikan tentang Dinamika Kehidupan Moehammad Shaleh dan Karyanya yaitu berisi Biografi Moehammad Shaleh, dan karya Moehammad Shaleh. BAB III mendeskripsikan Historiografi Saudagar Minang Moehammad Shaleh Studi Komparatif atas tiga karya sejarah yang berisi model Mestika Zed, Mhd.Nur, dan Nur Usman dalam penulisan Riwayat Moehammad Shaleh, yang berisikan metode pencarian sumber, metode pengolahan sumber, dan corak Penulisan tentang Moehammad Shaleh yang ditulis tiga sejarawan. BAB IV Penutup berisi Kesimpulan dan Saran. Dalam bagian kesimpulan ini penulis menyimpulkan hasil penelitian secara tegas, lugas, dan dikembalikan kepada permasalahan yang diajukan pada awal penelitian. Penulis juga harus mampu memberikan saran konkrit serta operasional.

BAB III METODE PENELITIAN. lapangan (Fields Research) dengan menggunakan metode sejarah. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. lapangan (Fields Research) dengan menggunakan metode sejarah. Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan nantinya adalah jenis penelitian lapangan (Fields Research) dengan menggunakan metode sejarah. Penelitian ini dilakukan di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejarah Islam di Indonesia memiliki keunikan tersendiri, karena disamping

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejarah Islam di Indonesia memiliki keunikan tersendiri, karena disamping BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejarah Islam di Indonesia memiliki keunikan tersendiri, karena disamping menjadi salah satu faktor pemersatu bangsa juga memberikan nuansa baru dalam keberislamannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kontrak perkebunan Deli yang didatangkan pada akhir abad ke-19.

BAB I PENDAHULUAN. kontrak perkebunan Deli yang didatangkan pada akhir abad ke-19. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kabupaten Batubara merupakan salah satu kabupaten yang berada di Provinsi Sumatera Utara. Kabupaten yang baru menginjak usia 8 tahun ini diresmikan tepatnya pada 15

Lebih terperinci

BAB III HISTORIOGRAFI SAUDAGAR MINANG MOEHAMMAD SHALEH ATAS TIGA KARYA SEJARAH. A. Model Mestika Zed dalam Penulisan Riwayat Moehammad Shaleh

BAB III HISTORIOGRAFI SAUDAGAR MINANG MOEHAMMAD SHALEH ATAS TIGA KARYA SEJARAH. A. Model Mestika Zed dalam Penulisan Riwayat Moehammad Shaleh BAB III HISTORIOGRAFI SAUDAGAR MINANG MOEHAMMAD SHALEH ATAS TIGA KARYA SEJARAH A. Model Mestika Zed dalam Penulisan Riwayat Moehammad Shaleh 1. Riwayat Hidup Mestika Zed 1 Mestika Zed, lahir di Batuhampar,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk dan Strategi Penelitian Mengacu pada permasalahan yang dirumuskan, maka bentuk penelitian ini adalah deskriptif naratif. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. pengetahuan yang teratur dan runtut pada umumnya merupakan manifestasi

III. METODE PENELITIAN. pengetahuan yang teratur dan runtut pada umumnya merupakan manifestasi 16 III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode yang Digunakan Dalam setiap penelitian, metode merupakan faktor yang penting untuk memecahkan suatu masalah yang turut menentukan keberhasilan penelitian. Sumadi Suryabrata,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 16 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Dalam penelitian yang penulis lakukan adalah penelitian kepustakaan (Library Research) yaitu mengumpulkan data atau karya tulis ilmiah yang bertujuan

Lebih terperinci

BAB I STRATEGI MARITIM PADA PERANG LAUT NUSANTARA DAN POROS MARITIM DUNIA

BAB I STRATEGI MARITIM PADA PERANG LAUT NUSANTARA DAN POROS MARITIM DUNIA BAB I PADA PERANG LAUT NUSANTARA DAN POROS MARITIM DUNIA Tahun 1620, Inggris sudah mendirikan beberapa pos perdagangan hampir di sepanjang Indonesia, namun mempunyai perjanjian dengan VOC untuk tidak mendirikan

Lebih terperinci

PERANAN PEMOEDA ANGKATAN SAMOEDERA OEMBARAN (PAS O) DALAM PERISTIWA AGRESI MILITER BELANDA II TAHUN 1948 DI YOGYAKARTA

PERANAN PEMOEDA ANGKATAN SAMOEDERA OEMBARAN (PAS O) DALAM PERISTIWA AGRESI MILITER BELANDA II TAHUN 1948 DI YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan sebuah negara maritim karena memiliki wilayah laut yang lebih luas dibandingkan dengan wilayah daratan. Hal ini menjadikan bangsa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bangsa Barat datang ke Indonesia khususnya di Bengkulu sesungguhnya adalah

I. PENDAHULUAN. Bangsa Barat datang ke Indonesia khususnya di Bengkulu sesungguhnya adalah I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Barat datang ke Indonesia khususnya di Bengkulu sesungguhnya adalah usaha untuk memperluas, menjamin lalu lintas perdagangan rempah-rempah hasil hutan yang

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Di dalam aktivitas pelayaran dan perniagaan internasional Nusantara

BAB V KESIMPULAN. Di dalam aktivitas pelayaran dan perniagaan internasional Nusantara BAB V KESIMPULAN Di dalam aktivitas pelayaran dan perniagaan internasional Nusantara merupakan salah satu tempat tujuan maupun persinggahan bagi kapal-kapal dagang dari berbagai negara di dunia. Nusantara

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Dari pembahasan mengenai Peran Sultan Iskandar Muda Dalam. Mengembangkan Kerajaan Aceh Pada Tahun , maka dapat diambil

BAB V KESIMPULAN. Dari pembahasan mengenai Peran Sultan Iskandar Muda Dalam. Mengembangkan Kerajaan Aceh Pada Tahun , maka dapat diambil BAB V KESIMPULAN Dari pembahasan mengenai Peran Sultan Iskandar Muda Dalam Mengembangkan Kerajaan Aceh Pada Tahun 1607-1636, maka dapat diambil kesimpulan baik dari segi historis maupun dari segi paedagogis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Berkembangnya Islam di Nusantara tidak lepas dari faktor kemunduran

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Berkembangnya Islam di Nusantara tidak lepas dari faktor kemunduran BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Berkembangnya Islam di Nusantara tidak lepas dari faktor kemunduran kerajaan-kerajaan Hindu di Indonesia, sehingga kemudian jalur perdagangan berpindah tangan ke para

Lebih terperinci

Nama Kelompok: Agnes Monica Dewi Devita Marthia Sari Dilla Rachmatika Nur Aisah XI IIS 1

Nama Kelompok: Agnes Monica Dewi Devita Marthia Sari Dilla Rachmatika Nur Aisah XI IIS 1 Nama Kelompok: Agnes Monica Dewi Devita Marthia Sari Dilla Rachmatika Nur Aisah XI IIS 1 Latar Belakang Kesultanan Gowa adalah salah satu kerajaan besar dan paling sukses yang terdapat di daerah Sulawesi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Islam datang selalu mendapat sambutan yang baik. Begitu juga dengan. kedatangan Islam di Indonesia khususnya di Samudera Pasai.

I. PENDAHULUAN. Islam datang selalu mendapat sambutan yang baik. Begitu juga dengan. kedatangan Islam di Indonesia khususnya di Samudera Pasai. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam adalah agama yang damai, dimana agama ini mengajarkan keharusan terciptanya keseimbangan hidup jasmani maupun rohani sehingga dimanapun Islam datang selalu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup atau semi terbuka dimana, sebagian besar interaksi adalah sekelompok manusia yang bekerja

Lebih terperinci

MASA KOLONIAL EROPA DI INDONESIA

MASA KOLONIAL EROPA DI INDONESIA MASA KOLONIAL EROPA DI INDONESIA Peta Konsep Peran Indonesia dalam Perdagangan dan Pelayaran antara Asia dan Eropa O Indonesia terlibat langsung dalam perkembangan perdagangan dan pelayaran antara Asia

Lebih terperinci

Historiografi. (Jakarta: PT Gramedia.1985) Hal Wawancara dengan Adi Waluyo, 40. tahun peteni etnis Jawa desa Rami Mulya, 29 Desember

Historiografi. (Jakarta: PT Gramedia.1985) Hal Wawancara dengan Adi Waluyo, 40. tahun peteni etnis Jawa desa Rami Mulya, 29 Desember 2 PENDAHULUAN Negara Republik Indonesia pernah mengalami goncangan yang berat di bidang perekonomian dan juga politik yang terjadi pada tahun 1950-an yang disebabkan karena tidak puas terhadap keputusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi pada masa kesultanan Asahan agar dapat didokumentasikan. peristiwa-peristiwa yang terjadi untuk jadi pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi pada masa kesultanan Asahan agar dapat didokumentasikan. peristiwa-peristiwa yang terjadi untuk jadi pembelajaran. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejarah adalah kejadian yang terjadi pada masa lampau, disusun berdasarkan peninggalan-peninggalan yang terdapat dimasa kini. Perspektif sejarah selalu menjelaskan ruang,

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN 35 BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN Metode Penelitian yang digunakan oleh penulis dalam mengkaji skripsi yang berjudul Peranan Oda Nobunaga dalam proses Unifikasi Jepang ini, yaitu metode historis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Kota Tanjung Balai adalah salah satu kota di provinsi Sumatera Utara.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Kota Tanjung Balai adalah salah satu kota di provinsi Sumatera Utara. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kota Tanjung Balai adalah salah satu kota di provinsi Sumatera Utara. Luas wilayahnya 60 km. Kota ini berada ditepi Sungai Asahan, sebagai salah satu sungai terpanjang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Periode perjuangan tahun sering disebut dengan masa

BAB I PENDAHULUAN. Periode perjuangan tahun sering disebut dengan masa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Periode perjuangan tahun 1945-1949 sering disebut dengan masa perjuangan revolusi fisik atau periode perang mempertahankan kemerdekaan. Periode tersebut merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. islam di Nusantara. Dan proses masuknya agama Islam di Indonesia menjadi

BAB I PENDAHULUAN. islam di Nusantara. Dan proses masuknya agama Islam di Indonesia menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Penelitian Penyebaran Islam yang terjadi di Asia Tenggara menghasilkan terjadinya akulturasi dan asimilasi budaya lokal sehingga membuahkan budaya baru yang dinamis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. barat wilayah propinsi Sumatera Utara, berbatasan sengan propinsi Sumatera Barat.

BAB I PENDAHULUAN. barat wilayah propinsi Sumatera Utara, berbatasan sengan propinsi Sumatera Barat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mandailing adalah nama sebuah wilayah terletak di bagian paling selatan dan bagian barat wilayah propinsi Sumatera Utara, berbatasan sengan propinsi Sumatera

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam suatu sistem yang terencana dan teratur. cara bagaimana orang memperoleh pengetahuan (howtoknow), sedangkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam suatu sistem yang terencana dan teratur. cara bagaimana orang memperoleh pengetahuan (howtoknow), sedangkan BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode adalah salah satu cara atau prosedur untuk mendapatkan objek, metode juga dapat dikatakan sebagai cara untuk berbuat atau mengerjakan sesuatu dalam suatu sistem yang

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Badan Pusat Statistik. Kecamatan Tanjung Mutiara dalam Angka 2005 Kerjasama

DAFTAR PUSTAKA. Badan Pusat Statistik. Kecamatan Tanjung Mutiara dalam Angka 2005 Kerjasama DAFTAR PUSTAKA A. Arsip dan Dokumen Badan Pusat Statistik. Kecamatan Tanjung Mutiara dalam Angka 1995 Kerjasama dengan Bapedda dan Kantor Statistik Kabupaten Agam Tahun 1996. LubukBasung: BPS. 1996. Badan

Lebih terperinci

Naskah Drama. Sejarah Kerajaan Samudera Pasai

Naskah Drama. Sejarah Kerajaan Samudera Pasai Naskah Drama Sejarah Kerajaan Samudera Pasai Kerajaan Samudra Pasai merupakan kerajaan Islam pertama di Nusantara. Kemunculan kerajaan ini diperkirakan berdiri mulai awal atau pertengahan abad ke-13 M[1]

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah merupakan totalitas pengalaman yang dapat dipandang dari

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah merupakan totalitas pengalaman yang dapat dipandang dari 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejarah merupakan totalitas pengalaman yang dapat dipandang dari berbagai sudut kepentingan. Sebagaimana satu generasi menggantikan generasi yang lain. Sejarah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi tahun 1980an telah berdampak pada tumbuhnya

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi tahun 1980an telah berdampak pada tumbuhnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi tahun 1980an telah berdampak pada tumbuhnya industri-industri besar maupun kecil di Indonesia. Pembangunan sektor-sektor industri ini muncul sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ulama di Indonesia dan negara-negara muslim lainnya telah memainkan

BAB I PENDAHULUAN. Ulama di Indonesia dan negara-negara muslim lainnya telah memainkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ulama di Indonesia dan negara-negara muslim lainnya telah memainkan peranan penting dan strategis. Bukan hanya dalam peningkatan spiritual umat, melainkan juga

Lebih terperinci

Luncur Buku Mehmet Ozay & Bincang Kebudayaan Aceh dan Turki 19 Nopember 2014

Luncur Buku Mehmet Ozay & Bincang Kebudayaan Aceh dan Turki 19 Nopember 2014 Luncur Buku Mehmet Ozay & Bincang Kebudayaan Aceh dan Turki 19 Nopember 2014 LUNCUR BUKU MEHMET OZAY & BINCANG KEBUDAYAAN ACEH DAN TURKI 19 NOPEMBER 2014 LUNCUR BUKU MEHMET OZAY & BINCANG KEBUDAYAAN ACEH

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Untuk memecahkan suatu masalah diperlukan suatu cara atau metode, di mana

III. METODE PENELITIAN. Untuk memecahkan suatu masalah diperlukan suatu cara atau metode, di mana 20 III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode yang Digunakan Untuk memecahkan suatu masalah diperlukan suatu cara atau metode, di mana metode tersebut merupakan faktor yang penting dalam menentukan keberhasilan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. telah dikaji oleh banyak sejarawan. Hubungan historis ini dilatarbelakangi dengan

BAB V PENUTUP. telah dikaji oleh banyak sejarawan. Hubungan historis ini dilatarbelakangi dengan 201 BAB V PENUTUP A. Simpulan Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa hubungan historis antara Turki Utsmani dan Hindia Belanda sejatinya telah terjalin lama sebagaimana yang telah dikaji oleh banyak

Lebih terperinci

AKULTURASI BUDAYA ISLAM DAN BUDAYA HINDU (Studi Tentang Perilaku Keagamaan Masyarakat Islam Tradisional di Gununggangsir Beji Pasuruan)

AKULTURASI BUDAYA ISLAM DAN BUDAYA HINDU (Studi Tentang Perilaku Keagamaan Masyarakat Islam Tradisional di Gununggangsir Beji Pasuruan) AKULTURASI BUDAYA ISLAM DAN BUDAYA HINDU (Studi Tentang Perilaku Keagamaan Masyarakat Islam Tradisional di Gununggangsir Beji Pasuruan) A. Latar Belakang Masalah Setiap agama bagi para pemeluknya merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Aceh secara geografis terletak di jalur perdagangan Internasional yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Aceh secara geografis terletak di jalur perdagangan Internasional yaitu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Aceh secara geografis terletak di jalur perdagangan Internasional yaitu selat malaka, banyaknya pelayaran dan pelabuhan di pantai Aceh membuat kapalkapal

Lebih terperinci

MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN PENELITIAN DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH. Dr. Agus Mulyana, M.Hum Universitas Pendidikan Indonesia

MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN PENELITIAN DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH. Dr. Agus Mulyana, M.Hum Universitas Pendidikan Indonesia MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN PENELITIAN DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH Dr. Agus Mulyana, M.Hum Universitas Pendidikan Indonesia I. Penelitian sebagai keterampilan dalam belajar Penelitian merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB 10 PROSES KEDATANGAN DAN KOLONIALISME BANGSA BARAT DI INDONESIA

BAB 10 PROSES KEDATANGAN DAN KOLONIALISME BANGSA BARAT DI INDONESIA BAB 10 PROSES KEDATANGAN DAN KOLONIALISME BANGSA BARAT DI INDONESIA TUJUAN PEMBELAJARAN Dengan mempelajari bab ini, kamu diharapkan mampu: mendeskripsikan sebab dan tujuan kedatangan bangsa barat ke Indonesia;

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sejarah yang merupakan salah satu jenis penelitian yang bertujuan untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sejarah yang merupakan salah satu jenis penelitian yang bertujuan untuk BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah penelitian lapangan yang data analisis datanya secara deskriptif dengan menggunakan metode penelitian sejarah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahwa daerah ini terletak antara 95º13 dan 98º17 bujur timur dan 2º48 dan

BAB I PENDAHULUAN. bahwa daerah ini terletak antara 95º13 dan 98º17 bujur timur dan 2º48 dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aceh terletak di ujung bagian utara pulau Sumatera, bagian paling barat dan paling utara dari kepulauan Indonesia. Secara astronomis dapat ditentukan bahwa daerah ini

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. dituliskan dalam berbagai sumber atau laporan perjalanan bangsa-bangsa asing

BAB V KESIMPULAN. dituliskan dalam berbagai sumber atau laporan perjalanan bangsa-bangsa asing BAB V KESIMPULAN Barus merupakan bandar pelabuhan kuno di Indonesia yang penting bagi sejarah maritim Nusantara sekaligus sejarah perkembangan Islam di Pulau Sumatera. Pentingnya Barus sebagai bandar pelabuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional masa depan. Bidang kelautan merupakan usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional masa depan. Bidang kelautan merupakan usaha yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bidang kelautan merupakan bidang yang sangat menjanjikan dalam pembangunan nasional masa depan. Bidang kelautan merupakan usaha yang meliputi sektor perikanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Agama Islam di Desa Sukkean Kecamatan Onanrunggu Kabupaten Samosir.

BAB I PENDAHULUAN. Agama Islam di Desa Sukkean Kecamatan Onanrunggu Kabupaten Samosir. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sejarah merupakan peristiwa-peristiwa atau kejadian-kejadian masa lampau, baik bidang politik, militer, sosial, agama, dan ilmu pengetahuan yang dapat dibuktikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia dikenal memiliki segudang sejarah yang panjang dari kebudayaankebudayaan masa lampau. Sejarah tersebut hingga kini masih dapat dinikmati baik dari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. hubungan perdagangan antara bangsa Indonesia dan India. Hubungan itu

BAB 1 PENDAHULUAN. hubungan perdagangan antara bangsa Indonesia dan India. Hubungan itu 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masuknya agama Hindu-Buddha ke Indonesia diawali melalui hubungan perdagangan antara bangsa Indonesia dan India. Hubungan itu kemudian berkembang ke berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kebijaksanaan mengenai Pribumi (Inlandsch Politiek) sangat. besar artinya dalam menjamin kelestarian kekuasaan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kebijaksanaan mengenai Pribumi (Inlandsch Politiek) sangat. besar artinya dalam menjamin kelestarian kekuasaan tersebut. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejarah Indonesia mencatat bahwa negara kita ini telah mengalami masa kolonialisasi selama tiga setengah abad yaitu baik oleh kolonial Belanda maupun kolonial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang terbentang sepanjang Selat Malaka dan Selat Karimata.

BAB I PENDAHULUAN. yang terbentang sepanjang Selat Malaka dan Selat Karimata. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki sekitar 500 kelompok etnis, tiap etnis memiliki warisan budaya yang berkembang selama berabad-abad, yang dipengaruhi oleh kebudayaan India,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lebih baik, mereka dapat mengenyam pendidikan sistem Barat.

BAB I PENDAHULUAN. lebih baik, mereka dapat mengenyam pendidikan sistem Barat. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbagai pergerakan nasional yang muncul di kalangan pribumi lahir dari rasa persatuan dan kemanusiaan yang tinggi dari para golongan terpelajar yang pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tinggi umumnya bermatapencarian sebagai petani. Adapun jenis tanaman yang

BAB I PENDAHULUAN. tinggi umumnya bermatapencarian sebagai petani. Adapun jenis tanaman yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, manusia senantiasa menyesuaikan diri dengan kondisi geografis tempat tinggal mereka. Kondisi inilah yang menyebabkan mengapa sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penulisan sejarah (historiografi) merupakan cara penulisan, pemaparan, atau

BAB I PENDAHULUAN. Penulisan sejarah (historiografi) merupakan cara penulisan, pemaparan, atau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Penulisan sejarah (historiografi) merupakan fase atau langkah yang penting dari beberapa fase yang biasanya dilakukan oleh peneliti sejarah. Penulisan sejarah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk hidup berinteraksi dengan lingkungan alam sekitarnya.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk hidup berinteraksi dengan lingkungan alam sekitarnya. BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk hidup berinteraksi dengan lingkungan alam sekitarnya. Dalam interaksinya tersebut, manusia dapat mempengaruhi lingkungan dan mengusahakan

Lebih terperinci

LETAK KERAJAAN ACEH YANG STRATEGIS YAITU DI PULAU SUMATERA BAGIAN UTARA DAN DEKAT JALUR PELAYARAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL MENYEBABKAN KERAJAAN ACEH

LETAK KERAJAAN ACEH YANG STRATEGIS YAITU DI PULAU SUMATERA BAGIAN UTARA DAN DEKAT JALUR PELAYARAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL MENYEBABKAN KERAJAAN ACEH 5W + 1H Apa Asal-usul Kerajaan AcehDarussalam? Siapakah Raja-raja yang memerintah di Kerajaan Aceh Darussalam? Kapan Kerajaan Aceh didirikan? Dimana Terletak Kerajaan Aceh? Mengapa Kerajaan Aceh Darussalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembaharuan pemikiran Islam di Indonesia, kemudian pembaharuan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. pembaharuan pemikiran Islam di Indonesia, kemudian pembaharuan tersebut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan Madrasah di Sumatera Barat di mulai awal abad ke- 20 yang merupakan tempat awal tumbuh dan berkembangnya pergerakan pembaharuan pemikiran Islam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadikan Indonesia sebagai masyarakat majemuk. Kemajemukan ini. yang tercakup di dalamnya, serta ditunjang dengan keadaan

BAB I PENDAHULUAN. menjadikan Indonesia sebagai masyarakat majemuk. Kemajemukan ini. yang tercakup di dalamnya, serta ditunjang dengan keadaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah sebuah masyarakat multi etnis yang mencakup lebih dari 360 kelompok etnis, serta dengan banyaknya variasi bahasa yang mereka pakai. Keanekaragaman

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sejarah adalah untuk membuat rekonstruksi masa lampau secara sistematis dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sejarah adalah untuk membuat rekonstruksi masa lampau secara sistematis dan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang penulis pakai merupakan penelitian kualitatif yang menggunakan pendekatan metode sejarah. Tujuan penelitian metode sejarah adalah

Lebih terperinci

SEJARAH LOKAL DI INDONESIA OLEH: MURDIYAH WINARTI

SEJARAH LOKAL DI INDONESIA OLEH: MURDIYAH WINARTI SEJARAH LOKAL DI INDONESIA OLEH: MURDIYAH WINARTI 1. Kisah masa lampau dari kelompok masyarakat tertentu yang berada pada daerah geografis yang terbatas 2. Suatu peristiwa yang terjadi dalam lokasi yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 32 3.1 Metodologi Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ini diuraikan mengenai metode penelitian yang penulis gunakan untuk mengkaji permasalahan yang berhubungan dengan judul skripsi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Muhammadiyah sebagai ormas keagamaan menyatakan tidak berpolitik

BAB I PENDAHULUAN. Muhammadiyah sebagai ormas keagamaan menyatakan tidak berpolitik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Muhammadiyah sebagai ormas keagamaan menyatakan tidak berpolitik praktis artinya tidak terlibat dalam kegiatan politik yang berkaitan dengan proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat diketahui dari sejarah masa lampau. Itu sebabnya kita perlu mengetahui

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat diketahui dari sejarah masa lampau. Itu sebabnya kita perlu mengetahui BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan manusia selalu mengalami yang namanya perubahan. Perubahan tersebut dapat diketahui dari sejarah masa lampau. Itu sebabnya kita perlu mengetahui peristiwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan ekonomi yang sangat berpengaruh terhadap tingkat pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan ekonomi yang sangat berpengaruh terhadap tingkat pertumbuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Kegiatan ekonomi yang sangat berpengaruh terhadap tingkat pertumbuhan ekonomi kota adalah perdagangan. Sektor ini memiliki peran penting dalam mendukung

Lebih terperinci

BAB IV BUDAYA DAN ALAM PIKIR MASA PENGARUH KEBUDAYAAN ISLAM DAN BARAT

BAB IV BUDAYA DAN ALAM PIKIR MASA PENGARUH KEBUDAYAAN ISLAM DAN BARAT BAB IV BUDAYA DAN ALAM PIKIR MASA PENGARUH KEBUDAYAAN ISLAM DAN BARAT A. Pengaruh Kebudayaan Islam Koentjaraningrat (1997) menguraikan, bahwa pengaruh kebudayaan Islam pada awalnya masuk melalui negara-negara

Lebih terperinci

Pada tahun 30 Hijri atau 651 Masehi, hanya berselang sekitar 20 tahun dari wafatnya Rasulullah SAW, Khalifah Utsman ibn Affan RA mengirim delegasi ke

Pada tahun 30 Hijri atau 651 Masehi, hanya berselang sekitar 20 tahun dari wafatnya Rasulullah SAW, Khalifah Utsman ibn Affan RA mengirim delegasi ke Pada tahun 30 Hijri atau 651 Masehi, hanya berselang sekitar 20 tahun dari wafatnya Rasulullah SAW, Khalifah Utsman ibn Affan RA mengirim delegasi ke Cina untuk memperkenalkan Daulah Islam yang belum lama

Lebih terperinci

Revolusi Fisik atau periode Perang mempertahankan Kemerdekaan. Periode perang

Revolusi Fisik atau periode Perang mempertahankan Kemerdekaan. Periode perang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kurun waktu 1945-1949, merupakan kurun waktu yang penting bagi sejarah bangsa Indonesia. Karena Indonesia memasuki babakan baru dalam sejarah yaitu masa Perjuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan satu dari dua pabrik gula yang saat ini dimiliki oleh PT. Perkebunan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan satu dari dua pabrik gula yang saat ini dimiliki oleh PT. Perkebunan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pabrik Gula Kwala Madu atau sering disebut orang dengan istilah PGKM merupakan satu dari dua pabrik gula yang saat ini dimiliki oleh PT. Perkebunan Nusantara II (PTPN

Lebih terperinci

DESKRIPSI MATAKULIAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI

DESKRIPSI MATAKULIAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI DESKRIPSI MATAKULIAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI Matakuliah : Agama (Islam, Kristen, Khatolik)* Deskripsi :Matakuliah ini mengkaji tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan ekonomi masyarakat dalam bidang perikanan di Indonesia, telah

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan ekonomi masyarakat dalam bidang perikanan di Indonesia, telah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan ekonomi masyarakat dalam bidang perikanan di Indonesia, telah menjadi salah satu kegiatan perekonomian penduduk yang sangat penting. Perikanan dan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR RESOR IMIGRASI POLONIA. Indonesia dan kota terbesar di Pulau Sumatera. Kota Medan pada awalnya merupakan

BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR RESOR IMIGRASI POLONIA. Indonesia dan kota terbesar di Pulau Sumatera. Kota Medan pada awalnya merupakan BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR RESOR IMIGRASI POLONIA Medan sebagai ibu kota Propinsi Sumatera Utara adalah kota kelima terbesar di Indonesia dan kota terbesar di Pulau Sumatera. Kota Medan pada awalnya merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam sekelompok masyarakat. Masyarakat terbentuk oleh

BAB I PENDAHULUAN. dalam sekelompok masyarakat. Masyarakat terbentuk oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebudayaan merupakan suatu sistem yang membentuk tatanan kehidupan dalam sekelompok masyarakat. Masyarakat terbentuk oleh individu dengan individu lainnya atau antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pulau Bangka, Singkep dan Belitung merupakan penghasil timah terbesar di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Pulau Bangka, Singkep dan Belitung merupakan penghasil timah terbesar di Indonesia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pulau Bangka, Singkep dan Belitung merupakan penghasil timah terbesar di Indonesia. Berdasarkan data statistik yang dikeluarkan oleh United States Bureau of Mines (USBM)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Kehidupan masyarakat masa kini tentu saja tidak terlepas dari apa

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Kehidupan masyarakat masa kini tentu saja tidak terlepas dari apa BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Kehidupan masyarakat masa kini tentu saja tidak terlepas dari apa yang terjadi di masa lampau, apa yang ada saat ini tentu saja diakibatkan oleh peristiwa masa lalu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikategorikan ke dalam dua kelompok, yaitu fasilitas yang bersifat umum dan. mempertahankan daerah yang dikuasai Belanda.

BAB I PENDAHULUAN. dikategorikan ke dalam dua kelompok, yaitu fasilitas yang bersifat umum dan. mempertahankan daerah yang dikuasai Belanda. BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Banyak fasilitas yang dibangun oleh Belanda untuk menunjang segala aktivitas Belanda selama di Nusantara. Fasilitas yang dibangun Belanda dapat dikategorikan ke dalam

Lebih terperinci

2015 KEHIDUPAN MASYARAKAT NELAYAN KECAMATAN GEBANG KABUPATEN CIREBON

2015 KEHIDUPAN MASYARAKAT NELAYAN KECAMATAN GEBANG KABUPATEN CIREBON BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara maritim yang memiliki potensi alam di sektor perikanan yang melimpah yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakatnya. Salah satu sumber

Lebih terperinci

KISI-KISI SOAL PENILAIAN AKHIR SEMESTER 1

KISI-KISI SOAL PENILAIAN AKHIR SEMESTER 1 KISI-KISI PENILAIAN AKHIR SEMESTER 1 Nama Sekolah : SMA Islam Al-Azhar BSD Alokasi Waktu : 90 menit Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia Jumlah Soal : 50 Kelas / Semester : XI / Ganjil Bentuk Soal : Pilihan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 29 BAB III METODE PENELITIAN Skripsi ini berjudul Peranan Pesantren Syamsul Ulum Dalam Revolusi Kemerdekaan di Sukabumi (1945-1946). Untuk membahas berbagai aspek mengenai judul tersebut, maka diperlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Ekosistem mangrove adalah tipe ekosistem yang terdapat di daerah pantai dan secara teratur di genangi air laut atau dipengaruhi oleh pasang surut air laut,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Naskah kuno merupakan salah satu warisan nenek moyang yang masih tersimpan dengan baik di beberapa perpustakaan daerah, seperti Perpustakaan Pura Pakualaman dan Museum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negeri yang banyak mengalami perubahan budaya dunia.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negeri yang banyak mengalami perubahan budaya dunia. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negeri yang banyak mengalami perubahan budaya dunia. Dalam rentang sejarahnya, Indonesia mendapat pengaruh budaya India, Cina,

Lebih terperinci

PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHAN

PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHAN PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHAN Saya siswa kelas 5A Siap Belajar dengan Tenang dan Tertib dan Antusias Pada abad ke-16 berlayarlah bangsa-bangsa Eropa ke wilayah Timur. Diantaranya adalah Portugis, Spanyol,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Keterlibatan Jepang dalam Perang Dunia II bukanlah sesuatu yang

PENDAHULUAN. Keterlibatan Jepang dalam Perang Dunia II bukanlah sesuatu yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keterlibatan Jepang dalam Perang Dunia II bukanlah sesuatu yang datangnya tiba-tiba, namun merupakan puncak dari suatu proses. Berkembangnya negara-negara fasis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup manusia baik secara langsung maupun tidak langsung selalu memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. hidup manusia baik secara langsung maupun tidak langsung selalu memerlukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tanah merupakan kebutuhan hidup manusia yang sangat mendasar. Manusia hidup serta melakukan aktivitas di atas tanah sehingga setiap saat manusia selalu berhubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rela berkorban, serta kecintaan pada bangsa dan negara 1. yang akrab dengan perjuangan suatu bangsa atau seseorang yang

BAB I PENDAHULUAN. rela berkorban, serta kecintaan pada bangsa dan negara 1. yang akrab dengan perjuangan suatu bangsa atau seseorang yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Nilai Patriotisme merupakan sebuah acuan atau prinsip yang mencerminkan kecintaan terhadap kelompok atau bangsa dan kesedian untuk menjunjung nilai-nilai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. transportasi dan komunikasi yang sangat diandalkan dalam mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. transportasi dan komunikasi yang sangat diandalkan dalam mewujudkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelayaran antar pulau di Indonesia merupakan salah satu sarana transportasi dan komunikasi yang sangat diandalkan dalam mewujudkan pembangunan nasional yang berwawasan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. skripsi yang berjudul Pengaruh Tarekat Bektasyiyah Terhadap Korps

BAB III METODE PENELITIAN. skripsi yang berjudul Pengaruh Tarekat Bektasyiyah Terhadap Korps BAB III METODE PENELITIAN Bab ini merupakan penjelasan mengenai metode penelitian yang digunakan oleh penulis dalam mengkaji permasalahan yang berhubungan dengan skripsi yang berjudul Pengaruh Tarekat

Lebih terperinci

INTRODUCTION: INTERNATIONAL RELATIONS IN SOUTHEAST ASIA

INTRODUCTION: INTERNATIONAL RELATIONS IN SOUTHEAST ASIA INTRODUCTION: INTERNATIONAL RELATIONS IN SOUTHEAST ASIA by: Dewi Triwahyuni INTERNATIONAL RELATIONS DEPARTMENT COMPUTER UNIVERSITY OF INDONESIA (UNIKOM) BANDUNG 2013 1 SOUTHEAST ASIA (SEA) 2 POSISI GEOGRAFIS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tempat untuk belajar dan mengajarkan ilmu agama Islam. Pesantren dalam

BAB I PENDAHULUAN. tempat untuk belajar dan mengajarkan ilmu agama Islam. Pesantren dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara sederhana pondok pesantren dapat kita artikan sebagai sebuah tempat untuk belajar dan mengajarkan ilmu agama Islam. Pesantren dalam berbagai masa memegang

Lebih terperinci

RESUME BUKU. : Pengantar Sejarah Indonesia Baru : Sejarah Pergerakan Nasional Dari. Kolonialisme sampai Nasionalisme (Jilid 2)

RESUME BUKU. : Pengantar Sejarah Indonesia Baru : Sejarah Pergerakan Nasional Dari. Kolonialisme sampai Nasionalisme (Jilid 2) RESUME BUKU Pengantar Sejarah Indonesia Baru: Sejarah Pergerakan Nasional dari Kolonialisme sampai Nasionalisme (Jilid 2) Penulis : Sartono Kartodirdjo Judul : Pengantar Sejarah Indonesia Baru : Sejarah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berdasarkan posisi geografisnya Aceh berada di pintu gerbang masuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berdasarkan posisi geografisnya Aceh berada di pintu gerbang masuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berdasarkan posisi geografisnya Aceh berada di pintu gerbang masuk wilayah Indonesia bagian barat. Karena letaknya berada pada pantai selat Malaka, maka daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah kehidupan beragama di dunia banyak diwarnai konflik antar

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah kehidupan beragama di dunia banyak diwarnai konflik antar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejarah kehidupan beragama di dunia banyak diwarnai konflik antar pemeluk agama, misalnya Hindu, Islam, dan Sikh di India, Islam, Kristen dan Yahudi di Palestina,

Lebih terperinci

KAJIAN POLA STRUKTUR RUANG KOTA LASEM DITINJAU DARI SEJARAHNYA SEBAGAI KOTA PANTAI TUGAS AKHIR. Oleh: M Anwar Hidayat L2D

KAJIAN POLA STRUKTUR RUANG KOTA LASEM DITINJAU DARI SEJARAHNYA SEBAGAI KOTA PANTAI TUGAS AKHIR. Oleh: M Anwar Hidayat L2D KAJIAN POLA STRUKTUR RUANG KOTA LASEM DITINJAU DARI SEJARAHNYA SEBAGAI KOTA PANTAI TUGAS AKHIR Oleh: M Anwar Hidayat L2D 306 015 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Indonesia adalah negara dengan penduduk yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Indonesia adalah negara dengan penduduk yang terdiri dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia adalah negara dengan penduduk yang terdiri dari berbagai etnis, dan tersebar di berbagai wilayah kepulauan. Sumatera Utara sebagai bagian dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari beberapa suku bangsa yang berasal dari propinsi, yaitu Fukien dan Kwantung

BAB I PENDAHULUAN. dari beberapa suku bangsa yang berasal dari propinsi, yaitu Fukien dan Kwantung BAB I PENDAHULUAN 1.1. LatarBelakangPenelitian Orang Tionghoa yang ada di Indonesia, sebenarnya tidak merupakan satu kelompok yang asalnya dari satu daerah di negara Cina/Tiongkok, tetapi terdiri dari

Lebih terperinci

Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Internasional

Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Internasional Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Internasional Oleh : Andy Wijaya NIM :125110200111066 Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya Malang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki peranan penting

Lebih terperinci

dari periode yang awal sampai pada periode-periode berikutnya?. Perkembangan terjadi bila berturut-turut masyarakat bergerak dari satu bentuk yang

dari periode yang awal sampai pada periode-periode berikutnya?. Perkembangan terjadi bila berturut-turut masyarakat bergerak dari satu bentuk yang PERIODISASI SEJARAH Apakah yang disebut dengan periodisasi? Pertanyaan tersebut kita kembalikan pada penjelasan sebelumnya bahwa sejarah adalah studi tentang kehidupan manusia dalam konteks waktu. Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi satu kesatuan yang utuh dan sekaligus unik.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi satu kesatuan yang utuh dan sekaligus unik. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kota selalu menjadi bahan kajian yang menarik untuk diperbincangkan dalam setiap level dengan segala permasalahan yang dihadapinya. Membicarakan sebuah kota

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. dengan DKI Jakarta yang menjadi pusat perekonomian negara.

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. dengan DKI Jakarta yang menjadi pusat perekonomian negara. 45 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Kota Bandar Lampung merupakan sebuah kota yang menjadi ibukota provinsi Lampung, Indonesia. Kota Bandar Lampung pintu gerbang Pulau Sumatera. Sebutan ini layak

Lebih terperinci

Setelah selesai kegiatan pembelajaran, siswa dapat :

Setelah selesai kegiatan pembelajaran, siswa dapat : RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SMP / MTs :.. Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas/Semester : VII/2 Alokasi waktu : 8 x 40 menit ( 4 pertemuan) A. Standar Kompetensi 5. Memahami perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dituturkan di sejumlah wilayah di Indonesia, dan ada pula bahasa-bahasa etnik

BAB I PENDAHULUAN. dituturkan di sejumlah wilayah di Indonesia, dan ada pula bahasa-bahasa etnik 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara multibahasa. Ada bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa resmi kenegaraan, ada bahasa Melayu lokal yang dituturkan di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di Katulistiwa. Sejak awal abad Masehi, Pulau Sumatera telah

BAB I PENDAHULUAN. di Katulistiwa. Sejak awal abad Masehi, Pulau Sumatera telah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pulau Sumatera atau yang dahulu dikenal dengan nama Pulau Swarnadwipa merupakan pulau terbesar keenam di dunia yang memanjang dari 6 0 Lintang Utara hingga

Lebih terperinci

: SARJANA/DIPLOMA. PETUNJUK KHUSUS Pilihlah salah satu jawaban yang saudara anggap paling tepat diantara 5 pilihan yang tersedia

: SARJANA/DIPLOMA. PETUNJUK KHUSUS Pilihlah salah satu jawaban yang saudara anggap paling tepat diantara 5 pilihan yang tersedia MATA UJIAN BIDANG TINGKAT : P.ENGETAHUAN UMUM : SEJARAH : SARJANA/DIPLOMA PETUNJUK UMUM 1) Dahulukan menulis nama dan nomor peserta pada lembar jawaban 2) Semua jawaban dikerjakan di lembar jawaban yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang mempunyai beragam suku, agama dan budaya, ada

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang mempunyai beragam suku, agama dan budaya, ada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang mempunyai beragam suku, agama dan budaya, ada sekitar 1.340 suku bangsa di Indonesia. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) pada

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 102 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Peran Cheng Ho dalam proses perkembangan agama Islam di Nusantara pada tahun 1405-1433 bisa dikatakan sebagai simbol dari arus baru teori masuknya agama Islam

Lebih terperinci