Sensor Cahaya. Berikut ini gambaran Spektrum warna berdasarkan panjang gelombnag dan energi fotonnta masing-masing.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Sensor Cahaya. Berikut ini gambaran Spektrum warna berdasarkan panjang gelombnag dan energi fotonnta masing-masing."

Transkripsi

1 Sensor Cahaya 1. Definisi Sensor cahaya adalah sensor yang mendeteksi perubahan cahaya dari sumber cahaya, pantulan cahaya, bias cahaya yang mengenai benda atau ruangan yang diproses dan dikondisikan lalu dirubah menjadi besaran listrik. Secara umum, suatu sensor cahaya akan dikelompokkan dalam 2 sifat, yaitu : 1. Bersifat Resistif, artinya perubahan-perubahan intensitas cahaya akan mempengaruhi nilai resistansi dalam rangkaian. 2. Bersifat Kapasitif, artinya perubahan-perubahan intensitas cahaya akan mempengaruhi nilai kapasitansi dalam rangkaian. 2. Komponen Sensor Cahaya 2.1 Cahaya Cahaya merupakan gelombang elektromagnetis (EM) yang memiliki spektrum warna yang berbeda satu sama lain. Setiap warna dalam spektrum mempunyai energi, frekuensi dan panjang gelombang yang berbeda. Hubungan spektrum cahaya dan energi dapat dilihat pada formula dan gambar berikut. Energi photon (Ep) setiap warna dalam spektrum cahaya nilainya adalah:... (1) Dimana : Wp = energi photon (ev) h = konstanta Planck s (6,63 x J-s) c = kecepatan cahaya, Electro Magnetic (2,998 x 10 8 m/s) λ = panjang gelombang (m) f = frekuensi (Hz) Berikut ini gambaran Spektrum warna berdasarkan panjang gelombnag dan energi fotonnta masing-masing. Gambar 1. Spektrum Warna berdasarkan panjang gelombang dengan energi fotonnya

2 2.1.1 Sumber-sumber Energi Photon: Bahan-bahan yang dapat dijadikan sumber energi selain matahari adalah antara lain: 1. Incandescent Lamp yaitu lampu yang menghasilkan energi cahaya dari pijaran filament bertekanan tinggi, misalnya lampu mobil, lampu spot light, lampu flashlight. 2. Energi Atom, yaitu memanfaatkan loncatan atom dari valensi energi 1 ke level energi berikutnya. 3. Fluorescense, yaitu sumber cahaya yang berasal dari perpendaran bahan fluorescence yang terkena cahaya tajam. Seperti Layar Osciloskop 4. Sinar LASER adalah sumber energi mutakhir yang dimanfaatkan untuk sebagai cahaya dengan kelebihannya antara lain : monochromatic (cahaya tunggal atau membentuk garis lurus), coherent (cahaya seragam dari sumber sampai ke beban sama), dan divergence (simpangan sangat kecil yaitu 0,001 radians). 2.2 Elemen Optik Elemen optik ini, berfungsi untuk : 1. Memandu cahaya 2. Memilih rentang panjang gelombang 3. Mentransformasikan menjadi gambar 4. Memanipulasi sudut atau arah datangnya sinar. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk penyensoran menggunakan optik yaitu: 1. Menggunakan sinar laser 2. Menggunakan prisma 3. Menggunakan fiber optik Dalam sensor cahaya, elemen optik yang digunakan adalah fiber optik : Filter optik digunakan ketika bandwith dari sumber cahaya sangat terbatas atau intensitas cahaya yang masuk harus dikurangi. Hanya cahaya yang memiliki spektral bandwith yang kecil yang dapat masuk. Gambar 2. Fiber Optik; (kiri) cahaya dipandu dalam fiber optik; (kanan) syarat cahaya dapat dipandu oleh fiber optik.

3 Agar sinar dapat terpantulkan sempurna, maka indeks bias bahan yang di tengah > dari bahan yang di luar, dan sudut sinar datang > sudut kritis. Indeks bias yang memiliki bilangan kompleks:...(2) Bagian yang real menyatakan cahaya dibiaskan ketika cahaya menembus diantara dua bahan. Sedangkan bagian imajinernya κ(λ) menyatakan cahaya di serap oleh bahan. Dan nilai indeks bias merupakan perbandingan antara kecepatan cahaya dengan kecepatan pada medium, secara matematis dirumuskan sebagai berikut : Dimana : c n (3) v n adalah indeks bias bahan c adalah kecepatan cahaya v adalah kecepatan dalam medium optik. 2.3 Detektor Cahaya ( Fotodetektor ) Fotodetektor merupakan sistematika kerja yang mengubah suatu pancaran cahaya menjadi sinyal listrik. Gambar 4. Skema Fotodetektor Prinsip Kerja Fotodetektor : Sebelum cahaya mengenai fotodetektor, terlebih dahulu cahaya dipandu agar tepat mengenai fotodetektor melalui elemen-elemen optik, sebagai berikut : Gambar 5. Skema cahaya melewati elemen optik untuk mengenai fotodetektor

4 Setelah sumber cahaya tersebut mengenai fotodetektor, maka foton cahaya yang memiliki energi akan mengeksitasi elektron dalam bahan fotodetektor sehingga menjadi elektron bebas. Elektron bebas ini dibangkitkan dengan cara memindahkan elektron dari pita velensi ke pita konduksi, dan yang tertinggal dalam pita valensi adalah lubang yang lazim dinamakan dengan hole bebas. Proses terjadinya pasangan eletktron-hole ini disebut dengan photogeneration. Proses ini ditunjukkan pada gambar 6, dimana foton diserap oleh atom yang menyebabkan sebuah elektron pindah dari level valensi menuju level konduksi. Gambar 6. Skema pembangkitan pasangan elektron-hole Perubahan energi yang terjadi pada elektron adalah E g, yaitu agar peristiwa ini terjadi, maka energi minimal yang dimiliki oleh foton adalah E g. Karena energi foton berkaitan dengan frekuensinya (atau panjang gelombang), maka nilai energi gap, Eg ini menentukan respon daerah spektral detektor cahaya. Energi photon, E p, harus lebih besar atau sama dengan energi gap, E g. E p E g h f E g...(4) dengan : Ep adalah energi foton. Eg adalah energi gap bahan. h adalah konstanta Planck s (6,63 x J.s). f adalah frekuensi (Hz) Detektor cahaya ini tidak merespon bila cahaya yang datang memiliki frekuensi lebih kecil dari frekuensi cut off ( f C ), dimana f C didefinisikan sebagai: f C E g / h atau panjang gelombang cahaya tidak boleh lebih besar dibanding dengan panjang gelombang cut off ( C ), dimana C didefinisikan sebagai: h c / C E g

5 2.3.2 Jenis jenis Fotodetektor : Foto Transistor Foto Transistor ialah sebuah alat untuk merubah cahaya menjadi elektron dengan elemen dasar yang digunakan ialah bipolar transistor. Prinsip kerja foto transistor hampir sama dengan kerja transistor, hanya saja pada transistor biasa yang masuk ke dalam transistor ialah berupa arus DC namun pada foto transistor yang diberikan kepada basis ialah intensitas cahaya. Dalam kondisi normal, kolektor mendapat reverse bias, dan emitor mendapat forward bias. Pada kaki kolektor akan selalu ada sedikit arus bocor (I co ), yaitu arus bocor antara kolektor dan basis. I co selain dipengaruhi oleh temperature juga dipengaruhi oleh intensitas cahaya yang datang pada daerah pengosongan antara kolektor dan basis. Sifat inilah yang dimanfaatkan oleh foto transistor untuk dapat menghantar atau on. Saat foto transistor tidak terkena cahaya, Basis Emitor tidak mendapatkan bias, elektron tidak dapat bergerak bebas, sehingga depletion layer melebar, dengan demikian arus tidak dapat mengalir, transistor dalam keadaan Cut off. Sebaliknya, saat foto transistor terkena cahaya dengan intensitas cahaya yang sesuai dengan karakteristik foto transistor tersebut, maka terjadi perpindahan elektron di sekitar lapisan pengosongan yang akhirnya membentuk sebuah ikatan ion di sekitar lapisan pengosongan, sehingga lapisan pengosongan menyempit dan transistor akan bersifat menghantar atau transistor on. Gambar 7. Foto transistor; (a) Simbol foto transistor; (b) Foto transistor terkena cahaya; (c) Foto transistor tidak terkena cahaya Rangkaian Pengkondisi Foto Transistor Rangkaian ini mendeteksi arus tersebut dengan menggunkan resistor untuk mengubah arus menjadi tegangan, kemudian tegangan dikuatkan dengan menggunakan penguat Operasional ( Op-Amp ) yang rangkaiannya sebagai berikut :

6 Gambar 8. Rangkaian pengkondisi foto transistor Karakteristik Foto Transistor, antara lain : 1. Dalam rangkaian jika menerima cahaya akan berfungsi sebagai resistan. 2. Dapat menerima penerimaan cahaya yang redup (kecil). 3. Semakin tinggi intensitas cahaya yang diterima, maka semakin besar pula resistan yang dihasilkan. 4. Memerlukan sumber tegangan yang kecil. 5. Menghantarkan arus saat ada cahaya yang mengenainya. 6. Penerimaan cahaya dilakukan pada bagian basis. 7. Apabila tidak menerima cahaya maka tidak akan menghantarkan arus Foto Multipliers Prinsip kerja foto detektor menggunakan prinsip efek fotolistrik, bahan yang digunakan untuk foto detektor memiliki suatu energi ambang dimana energi ini yang mempertahankan elektron agar tidak lepas dari permukaan. Pada efek fotolistrik foton dengan energi tertentu yang sebanding dengan frekuensionya menabrak elektron yang berada di permukaan bahan lalu elektron terlepas dari permukaan yang memiliki energi kinetic dikarenakan energi foton yang lebih besar dari energi ambang bahan sehingga elektron memiliki energi lebih untuk bergerak diluar permukaan dengan energi kinetik Ek sebagai berikut : Ek = h. f W...(5) dengan h = konstata planck ( 6,63x 10^-34 J.s ) W = energi ambang (cut off) bahan

7 Sebagai konsekuensi penting, energi kinetik dari fotoelektron tidak tergantung pada intensitas cahaya. Ini berarti bahwa jika sumber cahaya tidak memancarkan foton dengan energi yang cukup, tidak akan ada elektron yang terlepas dari permukaan, tidak peduli seberapa besar intensitas sumber cahaya. Intensitas cahaya yang menabrak elektron mempengaruhi jumlah arus yang dihasilkan oleh lepasnya elektron-elektron. Namun, jika energi dari foton cukup besar, peningkatan intensitas cahaya akan meningkatkan jumlah elektron dan terjadilah photocurrent. Arus ini mungkin sangat rendah untuk sejumlah kecil foton, dapat dikuatkan dengan pengaturan seperti yang digambarkan diatas, yang disebut photomultiplier tube (PMT) : sebuah tabung kaca yang dievakuasi berisi photocathode, anoda, dan beberapa tambahan elektroda, "dynodes" Materi photocathode menentukan spektral sensitivitas detektor. Gambar 9. Skema kerja foto multipliers Ketika fotoelektron menabrak dynode terlebih dulu setelah dipercepat oleh penurunan potensial, elektron sekunder akan dilepaskan. Masing-masing akan menabrak dynode kedua dan, pada gilirannya akan melepaskan elektron sekunder tambahan. Ini efek avalanche yang akan menyebabkan penguatan arus kation dari tempat ke tempat. Arus anoda yang dihasilkan ditransformasikan menjadi tegangan pada sebuah resistor (R 'pada Gambar diatas). Tegangan ini sebanding dengan besarnya intensitas cahaya pada photocathode. Dalam gambaran yang lebih nyata dapat digambar sebagai berikut : Gambar 10. Prinsip kerja foto multipliers

8 Foto Dioda Sensor foto dioda memanfaatkan efek kuantum pada junction, energi yang diterima oleh elektron yang memungkinkan elektron pindah dari band valensi ke band konduksi pada kondisi bias mundur. Fotodioda tidak memerlukan adanya tegangan tinggi dan tidak ada detektor khusus yang diperlukan dengan begitu bahwa fotodioda jauh lebih mudah di operasikan dibandingkan dari photomultipliers. Fotodioda memanfaatkan efek foton yang membawa muatan di deplesi layer pada diode sambungan pn: ketika foton diserap, fotodioda membentuk pasangan elektron yang mengisi setiap hole. Sedangkan muatan yang dibawa tetap berada dalam bahan ini disebut internal photoeffect. Gambar 11. Prinsip kerja foto dioda Dan tegangan yang arahnya berlawanan membuat muatan yang dibawa mengalami penyimpangan ke arah eksternal elektroda sehingga memproduksi arus yang nilainya sebanding dengan intensitas cahaya. Mekanisme tersebut beralainan dengan prinsip kerja LED dan laser diode. Beberapa muatan tersebut yang berpindah sepanjang sambungan p-n akan hilang selama proses rekombinasi. Selama proses rekombinasi, bandwith dari diode pn tidak akan melampaui 10 MHz, namun muatan yang berpindah pada sambungan mengalami panjar mundur. Foto diode terbuat dari silicon dan germanium, sensitivitas spectral dari silicon ialah sekitar 300 nm hingga 1100 nm dan germanium pada rentang panjang gelombang 1450 nm hingga 1800 nm. Foto diode biasanya terintegrasi pada sebuah rangkaian elektronik, dan pada rangkaian tersebut terdapat penguat amplifier, foto diode tersebut secara langsung terhubung dengan current to voltage converter, tegangan yang dihasilkan sebanding dengan arus yang juga sebanding dengan intensitas cahaya.

9 Gambar 12. Tabel beberapa bahan dari foto dioda dan daerah spektrumnya Beberapa karakteristik dioda foto, antara lain: 1. Arus bergantung linier pada intensitas cahaya 2. Respons frekuensi bergantung pada bahan (Si 900nm, GaAs 1500nm, Ge 2000nm) 3. Digunakan sebagai sumber arus 4. Junction capacitance turun menurut tegangan bias mundurnya 5. Junction capacitance menentukan respons frekuensi arus yang diperoleh Gambar 13. Karakteristik Arus Tegangan ( I-V ) pada Fotodioda Rangkaian Pengkondisi pada Fotodioda Untuk rangkaian pengkondisi pada fotodioda, digunakan penguat Operasional Amplifier (OA), fotodioda (PhD) dan Resistor (R) sebagai berikut : Gambar 14. Rangkaian pengkondisi pada Fotodioda

10 Data Sheet Fotodioda Silikon Tipe PD15-22C/TR8 Gambar 15. Fotodioda Silicon tipe PD15-22C/TR8 Keunggulan : Respon cepat, Sensitivitas cahaya tinggi, Sambungan kapasitansi kecil, Bebas dari Pb, The product itself will remain within RoHS compliant version. Digunakan pada : Fotodioda kecepatan tinggi, mesin fotokopi, dan mesin game. Berikut ini karakteristik dari tipe Fotodioda diatas : Gambar 16. Tabel karakteristik fotodioda (atas) parameter fotodioda pada temperatur 25 (bawah) karakteristik elemen elektro-optik pada temperatur 25

11 Gambar 17. Kurva-kurva karakteristik Fotodioda

12 Sensor Cahaya yang menangkap Panjang Gelombang CCD (Charge-Coupled Device) Charge-Coupled Device (CCD) merupakan rangkaian terintegrasi dalam suatu chip, terdiri atas substrat semikonduktor monolitik yang dilapisi insulator (penyekat) yang tersambung ke elektroda. CCD tidak lain adalah kumpulan dioda metal-oxide semiconductor (MOS) yang dicetak berdekatan satu dengan lainnya yang memiliki kemampuan menyimpan muatan. Dengan menerapkan urutan tegangan listrik tertentu, paket muatan listrik (elektron) tersebut dapat dipindahkan dari satu dioda ke dioda lainnya. Sensor CCD awalnya dikembangkan untuk kamera video. Sensor CCD merekam gambar pixel demi pixel dan baris demi baris. Informasi tegangan dari setiap elemen dalam baris diteruskan sebelum turun ke baris berikutnya, hanya satu baris yang aktif pada suatu waktu. CCD tidak mengubah informasi tegangan menjadi data digital dengan sendirinya, perlu tambahan sirkuit di kamera untuk mendigitalkan informasi tegangan sebelum mentransfer data ke perangkat penyimpanan. Bagaimana proses ini memisahkan warna? Cahaya yang memasuki kamera adalah cahaya putih normal yang mengandung semua panjang gelombang, dalam mekanismenya panjang gelombang ini akan dipisahkan oleh filter berdasarkan RGB dasar (merah-hijau-biru). Informasi ini dibaca baris demi baris dan piksel demi piksel, oleh karena itu, waktu proses yang diperlukan adalah sedikit lebih lama, tapi sangat akurat. Dalam sistem filter warna RGB : Gambar 18. CCD dengan filter warna RGB Gambar 19. sistem pewarnaan pada filter RGB serta nilai-nilai warnanya.

13 Prinsip Kerja CCD : Bagian terpenting dari sebuah CCD adalah chip yang terdiri atas ribuan piksel (pixel; picture element) peka cahaya dalam susunan baris dan kolom. Pada prinsipnya, setiap chip CCD akan mengerjakan empat proses, yaitu pembangkitan, pengumpulan, pemindahan, dan pengukuran muatan listrik. Pada kepingan chip ini terdapat jutaan piksel yang sensitif terhadap cahaya (foton) dan energi cahaya yang diterima mampu dirubah dalam bentuk sinyal tegangan. Perbedaan teknis keduanya adalah dalam bagaimana tiap piksel itu memproses cahaya yang ditangkapnya. Piksel pada sensor CCD merubah cahaya menjadi elektron dan output dari sensor CCD memberikan hasil berupa tegangan, alias benar-benar piranti analog. Maka itu pada kamera bersensor CCD, proses analog-to-digital conversion (ADC) dilakukan diluar chip sensor. Gambar 20. Prinsip kerja CCD Berdasarkan gambar diatas terlihat bahwa dalam satu pixel, foton yang mengenai pixel akan diubah menjadi elektron, kemudian dipindahkan dari pixel satu ke pixel lain dengan sistem baris dan kolom. Setelah itu, elektron diubah menjadi besaran listrik yaitu tegangan. Kemudian melewati rangkaian penguat dan dikonversi dari analog ke digital. Berikut ini proses cahaya hingga menjadi gambar digital pada kamera,

14 Gambar 21. Proses terbentuknya gambar pada kamera Faktor utama yang mempengaruhi efisiensi kuantum adalah kemampuan bahan substrat semikonduktor menyerap energi foton. Jika koefisien serapan bahan semikonduktor tinggi, artinya pada panjang gelombang tersebut semikonduktor makin mudah menyerap energi foton untuk membangkitkan efek foto listrik (mengeluarkan elektron). Sebaliknya, bila harga koefisien serapan semikonduktor rendah berarti pada panjang gelombang tersebut bahan semikonduktor menjadi transparan terhadap foton. Koefisien serapan juga merupakan fungsi temperatur. Pada temperatur yang lebih tinggi, untuk panjang gelombang yang sama, harga koefisien serapannya juga meningkat. Ketika dilakukan pembacaan CCD, muatan listrik dipindahkan dari piksel menuju amplifier output. Selama berlangsungnya proses pemindahan, dapat saja terjadi kehilangan muatan. Bila terdapat persentase muatan sebesar a yang tidak ikut berpindah, dengan demikian secara efektif hanya 1 a yang berhasil dipindahkan. Bagian 1 a ini yang disebut sebagai efisiensi pemindahan muatan yang menunjukkan keberhasilan detektor dalam memindahkan paket sinyal hingga ke amplifier untuk dibaca. Seiring dengan kemajuan teknologi pembuatan CCD, nilai efisiensi pemindahan muatan dapat dibuat mencapai 99,99999%, artinya dari tiap satu juta elektron yang akan dipindahkan hanya akan terjadi kehilangan satu buah elektron saja. Sensor CCD lebih banyak digunakan di kamera yang fokus pada gambar yang high-quality dengan pixel yang besar dan sensitivitas cahaya yang baik. Kekurangan : 1. Desain sistem keseluruhan (CCD plus ADC) lebih rumit 2. Boros daya, lebih kurang 100 kali lebih besar dibandingkan sensor CMOS

15 3. Kecepatan proses keseluruhan lebih lambat dibanding CMOS 4. Sensitif terhadap smearing atau blooming (kebocoran pixel) saat menangkap cahaya terang Keunggulan : 1. Telah diproduksi masal dalam jangka waktu yang lama sehingga teknologinya lebih matang. 2. Kualitasnya lebih tinggi dan lebih banyak pixelnya 3. Low noise 4. Desain sensor nya sederhana (lebih murah) 5. Sensitivitas cahaya yang baik (termasuk dynamic range) 6. Tiap piksel punya kinerja yang sama (uniform) CMOS (Complementary Metal Oxide Semiconductor) Sensor CMOS mampu merekam seluruh gambar yang disediakan oleh elemen sensitif cahaya secara paralel (dasarnya semua sekaligus), mengakibatkan tingkat transfer data yang lebih tinggi ke perangkat penyimpanan. Sirkuit tambahan ditambahkan untuk setiap elemen individu untuk mengkonversi informasi tegangan ke data digital. Sebuah mikrolensa kecil berwarna dipasang pada setiap elemen untuk meningkatkan kemampuan untuk menginterpretasikan warna cahaya. Gambar 22. CMOS dengan filter warna RGB dan mikrolensa diatasnya Prinsip kerja CMOS: Sebuah sensor CMOS, tidak mengubah gelombang cahaya menjadi muatan listrik pada sebuah chip yang berbeda, tetapi mengubah foton menjadi elektron dengan mengolah data pada saat itu juga (dan bukan pada chip lain). Dengan menggunakan amplifier, sensor ini lebih cepat dari CCD. Namun, fakta bahwa tidak semua converter dan amplifier bekerja di efisiensi yang berbeda, dapat menyebabkan noise. Sementara CMOS kebanyakan menggunakan sistem RGB filtrasi yang sama, ada juga teknologi revolusioner baru yang

16 disebut Foveon (Sigma mulai menggunakannya, tetapi di produsen lebih masa depan akan memperkenalkan model berbasis pada teknologi ini), yang menggunakan sifat-sifat silikon itu sendiri untuk menyaring warna spektrum cahaya. Gambar 23. Prinsip kerja CMOS Berdasarkan gambar diatas, setiap pexel terdiri dari bahan semi-konduktor, ketika terkena foton cahaya akan menghasilkan elektron, dalam setiap pixel elektron sekaligus diubah menjadi tegangan. Kemudian melewati rangkaian penguat dan sinyal analog diubah enjadi sinyal digital oleh ADC. Keunggulan : Praktis, keping sensor sudah termasuk rangkaian ADC (camera on a chip) Hemat daya berkat integrasi sistem Kecepatan proses responsif (berkat parralel readout structure) Tiap piksel punya transistor sendiri sehingga terhindar dari masalah smearing atau blooming Kekurangan : Proses pematangan teknologi (untuk menyamai kualitas CCD perlu biaya besar) Piksel dengan transistor didalamnya menurunkan sensitivitas piksel (area penerima cahaya menjadi berkurang) Piksel yang mampu mengeluarkan tegangan sendiri kurang baik dalam hal keseragaman kinerja (uniformity)

17 3. Aplikasi Sensor Cahaya Salah atu aplikasi sensor cahaya, yaitu : Sensor CCD pada teleskop Dengan garis tengah maksimum bukaan pupil mata yang hanya 8 milimeter, manusia berkepentingan untuk mengembangkan alat bantu pengamatan, yakni teleskop, untuk keperluan memindai langit dengan ukuran garis tengah cermin ataupun lensa yang jauh lebih besar dibandingkan garis tengah pupil matanya. Dengan bantuan teleskop tersebut, tentunya lebih banyak informasi dari langit yang dapat dikumpulkan dan lebih redup lagi objek langit yang dapat dipindai. Sebelum berkembangnya fotografi, astronom mencatat langsung segala sesuatu yang dilihatnya dari balik teleskop. Sejak dikenalnya teknologi fotografi, astronom pun mulai menggunakan pelat fotografi, yaitu pelat kaca berlapis emulsi fotografi, untuk memotret langit sebagai ganti aktivitas menggambar langsung apa yang dilihat oleh mata. Dengan menempatkan pelat fotografi di titik fokus teleskop, astronom memanfaatkan teleskop tak ubahnya sebagai sebuah kamera raksasa. Dengan makin berkembang pesatnya teknologi, sekarang astronom telah beralih kepada penggunaan kamera CCD (Charge-Coupled Device), teknologi yang diadopsi secara besarbesaran sebagai alat bantu pengamatan sejak era 1980-an. Berbeda dengan pelat fotografi yang memerlukan proses pengolahan di kamar gelap menggunakan zat-zat kimia, penggunaan CCD memungkinkan astronom memperoleh citra digital yang dapat langsung diolah dengan komputer menggunakan bantuan perangkat lunak pengolah citra. Meski memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan detektor astronomi lainnya, seperti detektor fotografi dan fotomultiplier, tidak berarti CCD luput dari kekurangan. Kekurangan yang masih menyertai teknologi ini di antaranya adalah jumlah piksel yang terbatas. Sebagai contoh, kamera CCD generasi awal yang dipasangkan di teleskop ruang angkasa Hubble (Hubble Space Telescope) hanya memiliki resolusi piksel (= buah piksel). Jauh di bawah film seluloid 35 mm yang lebih dulu menjadi primadona fotografi yang memiliki resolusi setara dengan 2,5 juta buah piksel. Beberapa teknik telah dikembangkan untuk mengatasi keterbatasan jumlah piksel ini, yaitu dengan memperbesar ukuran fisik chip CCD-nya. Saat ini sudah berhasil dibuat CCD dengan ukuran chip piksel dengan ukuran tiap piksel mikrometer (1 mikrometer = 0, meter), seperti yang diinstalasikan di teleskop Keck di Hawaai. Teknik lainnya adalah dengan menyusun beberapa chip kemudian dihubungkan dengan satu rangkaian pengontrol, yang dikenal sebagai teknik mosaik.

18 Kekurangan lain CCD berhubungan dengan ketelitian peneraannya yang bergantung pada jumlah bit (unit informasi terkecil dalam komputer) yang dipakai dalam Analog-to- Digital Converter, di mana semakin tinggi resolusi dan rentang dinamik (kemampuan untuk mencitrakan sumber cahaya terang dan redup bersamaan) yang diinginkan, jumlah bit yang dipakai pun lebih banyak. Sebagai ilustrasi, CCD dengan piksel yang dikode dengan 12 bit akan menghasilkan data sekitar ½ megabyte per bingkai citra (frame). Bila dihasilkan 100 bingkai citra saja, berarti jumlah data yang terkumpul sebanyak 50 megabyte. Diperlukan komputer dengan kecepatan tinggi dan kapasitas memori yang besar. Lainnya terkait dengan luas bidang langit yang dapat direkam oleh CCD yang belum dapat dibandingkan dengan pelat fotografi. Ukuran chip CCD yang kecil membuat sempitnya medan langit yang dapat diliput. Gambar 24. Foto Nebula yang ditangkap oleh teleskop menggunakan CCD Pilar gas dan debu di awan antarbintang yang dikenal sebagai nebula Elang (Eagle nebula). Lingkaran menunjukkan posisi bintang-bintang yang baru lahir. Gambar diperoleh dengan teleskop ruang angkasa Hubble. Kini, CCD seperti yang terpisahkan dengan astronomi pengamatan. Gambar-gambar spektakuler yang dihasilkannya telah merevolusi pemahaman kita tentang kosmos yang kita diami. Fenomena-fenomena spektakuler yang terjadi nun jauh di sana yang berhasil direkamnya, telah bercerita tentang betapa dinamisnya alam semesta; mulai dari kelahiran bintang-bintang dari tempat pembiakan mereka, semburan jet dari pusat galaksi, kanabalisme yang dilakukan oleh galaksi besar terhadap galaksi satelitnya, tabrakan antargalaksi, petunjuk perihal eksistensi lubang hitam, hingga kematian bintang-bintang melalui peristiwa dahsyat supernova. Tidaklah berlebihan karenanya bila The Royal Swedish Academi of Sciences kerajaan Swedia menobatkan kedua tokoh penemu CCD Boyle dan Smith sebagai salah satu penerima penghargaan Nobel fisika tahun ini.

19 DAFTAR PUSTAKA 1. Haus,jӧrg.optical sensor basic and aplications.2004.wiley-vch.england Sensor diunduh dari 5. Sensor Tranduser.pdf

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Catu Daya / power supply Power supply adalah rangkaian elektronika yang berfungsi untuk memberikan tegangan listrik yang dibutuhkan oleh suatu rangkaian elektronika. Dalam

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. LED (Light Emitting Diode) LED (Light Emitting Diode) adalah dioda yang memancarkan cahaya jika diberi tegangan tertentu. LED terbuat dari bahan semikonduktor tipe-p (pembawa

Lebih terperinci

Karakterisasi XRD. Pengukuran

Karakterisasi XRD. Pengukuran 11 Karakterisasi XRD Pengukuran XRD menggunakan alat XRD7000, kemudian dihubungkan dengan program dikomputer. Puncakpuncak yang didapatkan dari data pengukuran ini kemudian dicocokkan dengan standar difraksi

Lebih terperinci

JOBSHEET SENSOR CAHAYA (PHOTOTRANSISTOR, PHOTODIODA, LDR)

JOBSHEET SENSOR CAHAYA (PHOTOTRANSISTOR, PHOTODIODA, LDR) JOBSHEET SENSOR CAHAYA (PHOTOTRANSISTOR, PHOTODIODA, LDR) A. TUJUAN. Merancang sensor cahaya, LDR, phototransistor, dan photodioda terhadap besaran fisis. 2. Menguji sensor cahaya LDR, phototransistor,

Lebih terperinci

Konsep Dasar Pengolahan Citra. Pertemuan ke-2 Boldson H. Situmorang, S.Kom., MMSI

Konsep Dasar Pengolahan Citra. Pertemuan ke-2 Boldson H. Situmorang, S.Kom., MMSI Konsep Dasar Pengolahan Citra Pertemuan ke-2 Boldson H. Situmorang, S.Kom., MMSI Definisi Citra digital: kumpulan piksel-piksel yang disusun dalam larik (array) dua-dimensi yang berisi nilai-nilai real

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN diperkuat oleh rangkainan op-amp. Untuk op-amp digunakan IC LM-324. 3.3.2.2. Rangkaian Penggerak Motor (Driver Motor) Untuk menjalankan motor DC digunakan sebuah IC L293D. IC L293D dapat mengontrol dua

Lebih terperinci

PENERIMA OPTIK OPTICAL RECEIVER

PENERIMA OPTIK OPTICAL RECEIVER PENERIMA OPTIK OPTICAL RECEIVER Dasar Sistem Komunikasi Serat Optik Sinyal input elektrik Transmitter Drive Circuit Sumber Cahaya Regenerator Optical RX connector splice coupler Serat optik Electronic

Lebih terperinci

DATA DIGITAL BENDA LANGIT

DATA DIGITAL BENDA LANGIT DATA DIGITAL BENDA LANGIT Chatief Kunjaya KK Astronomi, ITB KOMPETENSI DASAR XII.3.8 Memahami efek fotolistrik dan sinar X dalam kehidupan sehari-hari XII.3.9 Memahami transmisi dan penyimpanan data dalam

Lebih terperinci

PHOTODETECTOR. Ref : Keiser

PHOTODETECTOR. Ref : Keiser PHOTODETECTOR Ref : Keiser Detektor Silikon PIN Syarat foto detektor High response atau sensitifitas Noise rendah Respon cepat atau bandwidth lebar Tidak sensitif thd variasi suhu Kompatibel dgn fiber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di era globalisasi sekarang ini, semakin pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi didunia. Ilmu pengetahuan dan teknologi ini dimanfaatkan dan dikembangkan

Lebih terperinci

1. PUTRI RAGIL N ( ) 2. ADITH PRIYO P ( ) 3. DISTYAN PUTRA A S ( )

1. PUTRI RAGIL N ( ) 2. ADITH PRIYO P ( ) 3. DISTYAN PUTRA A S ( ) PHOTO DIODE 1. PUTRI RAGIL N (1101134381) 2. ADITH PRIYO P (1101130055) 3. DISTYAN PUTRA A S (1101134377) BENTUK FISIK DIODA FOTO PHOTO DESKRIPSI DIODE KONSTRUKSI / BAHAN PRINSIP KERJA TIPE / JENIS KARAKTERISTI

Lebih terperinci

TEORI DASAR. 2.1 Pengertian

TEORI DASAR. 2.1 Pengertian TEORI DASAR 2.1 Pengertian Dioda adalah piranti elektronik yang hanya dapat melewatkan arus/tegangan dalam satu arah saja, dimana dioda merupakan jenis VACUUM tube yang memiliki dua buah elektroda. Karena

Lebih terperinci

EL317 Sistem Instrumentasi 5-1. (Part-2 Chp-5) Hubungan spektrum optis dan energi

EL317 Sistem Instrumentasi 5-1. (Part-2 Chp-5) Hubungan spektrum optis dan energi EL317 Sistem Instrumentasi 5-1 Divais Elektrooptis (Part-2 Chp-5) Hubungan spektrum optis dan energi detektor optis umumnya menyangkut efek kuantum energi foton E p = h = h c frekuensifoton bergantung

Lebih terperinci

Dioda Semikonduktor dan Rangkaiannya

Dioda Semikonduktor dan Rangkaiannya - 2 Dioda Semikonduktor dan Rangkaiannya Missa Lamsani Hal 1 SAP Semikonduktor tipe P dan tipe N, pembawa mayoritas dan pembawa minoritas pada kedua jenis bahan tersebut. Sambungan P-N, daerah deplesi

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sensor dan Sensor Photoelectric Model apapun yang digunakan dalam sistem otomasi pempabrikan sangat bergantung kepada keandalan sistem kendali yang dipakai. Hasil penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendeteksian cahaya merupakan salah satu proses paling mendasar pada bidang optik [1]. Untuk mendeteksi cahaya, diperlukan suatu proses konversi optoelektronik menggunakan

Lebih terperinci

Pertemuan 10 A. Tujuan 1. Standard Kompetensi: Mempersiapkan Pekerjaan Merangkai Komponen

Pertemuan 10 A. Tujuan 1. Standard Kompetensi: Mempersiapkan Pekerjaan Merangkai Komponen Pertemuan 10 A. Tujuan 1. Standard Kompetensi: Mempersiapkan Pekerjaan Merangkai Komponen Elektronik 2. Kompetensi Dasar : Memahami komponen dasar elektronika B. Pokok Bahasan : Komponen Dasar Elektronika

Lebih terperinci

SEMIKONDUKTOR oleh: Ichwan Yelfianhar dirangkum dari berbagai sumber

SEMIKONDUKTOR oleh: Ichwan Yelfianhar dirangkum dari berbagai sumber SEMIKONDUKTOR oleh: Ichwan Yelfianhar dirangkum dari berbagai sumber Pengertian Umum Bahan semikonduktor adalah bahan yang bersifat setengah konduktor karena celah energi yang dibentuk oleh struktur bahan

Lebih terperinci

Tidak Pengujian Rangkaian Termometer Digital BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Karakterisasi

Tidak Pengujian Rangkaian Termometer Digital BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Karakterisasi 15 Program ini yang nantinya akan mengolah tegangan analog dari sensor menjadi sebuah kode-kode digital. Hasil pengolahan data dari ADC tersebut ditampilkan pada layar LCD untuk pengukuran suhu dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB V RANCANGAN ALAT PERCOBAAN EFEK FOTOLISTRIK

BAB V RANCANGAN ALAT PERCOBAAN EFEK FOTOLISTRIK BAB V RANCANGAN ALAT PERCOBAAN EFEK FOTOLISTRIK Seperti dijelaskan pada sub bab 2.2 diatas, pada prinsipnya efek fotolistrik terjadi karena elektron pada suatu atom menerima energi dari foton yang dipancarkan

Lebih terperinci

PEMANFAATAN KAMERA WIRELESS SEBAGAI PEMANTAU KEADAAN PADA ANTICRASH ULTRASONIC ROBOT

PEMANFAATAN KAMERA WIRELESS SEBAGAI PEMANTAU KEADAAN PADA ANTICRASH ULTRASONIC ROBOT PEMANFAATAN KAMERA WIRELESS SEBAGAI PEMANTAU KEADAAN PADA ANTICRASH ULTRASONIC ROBOT 1 Hilridya Sagita, 2 Eri Prasetyo dan 3 Arifin 1,2 Sistem Komputer, Universitas Gunadarma Jakarta 3 STMIK Bidakara,

Lebih terperinci

HASIL KELUARAN SEL SURYA DENGAN MENGGUNAKAN SUMBER CAHAYA LIGHT EMITTING DIODE

HASIL KELUARAN SEL SURYA DENGAN MENGGUNAKAN SUMBER CAHAYA LIGHT EMITTING DIODE HASIL KELUARAN SEL SURYA DENGAN MENGGUNAKAN SUMBER CAHAYA LIGHT EMITTING DIODE A. Handjoko Permana *), Ari W., Hadi Nasbey Universitas Negeri Jakarta, Jl. Pemuda No. 10 Rawamangun, Jakarta 13220 * ) Email:

Lebih terperinci

BAB I 1 PENDAHULUAN. kemampuan mengubah bentuk radiasi cahaya menjadi sinyal listrik. Radiasi yang

BAB I 1 PENDAHULUAN. kemampuan mengubah bentuk radiasi cahaya menjadi sinyal listrik. Radiasi yang BAB I 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Fotodiode merupakan sebuah peranti semikonduktor yang memiliki kemampuan mengubah bentuk radiasi cahaya menjadi sinyal listrik. Radiasi yang dapat diterima

Lebih terperinci

Struktur dan konfigurasi sel Fotovoltaik

Struktur dan konfigurasi sel Fotovoltaik 9 Gambar 17. Struktur dan konfigurasi sel Fotovoltaik BST yang sudah mengalami proses annealing dipasang kontak di atas permukaan substrat silikon dan di atas film tipis BST. Pembuatan kontak ini dilakukan

Lebih terperinci

struktur dua dimensi kristal Silikon

struktur dua dimensi kristal Silikon PRINSIP DASAR Semikonduktor merupakan elemen dasar dari komponen elektronika seperti dioda, transistor dan sebuah IC (integrated circuit). Disebut semi atau setengah konduktor, karena bahan ini memang

Lebih terperinci

X-Ray Fluorescence Spectrometer (XRF)

X-Ray Fluorescence Spectrometer (XRF) X-Ray Fluorescence Spectrometer (XRF) X-Ray Fluorescence Spectrometer (XRF) Philips Venus (Picture from http://www.professionalsystems.pk) Alat X-Ray Fluorescence Spectrometer (XRF) memanfaatkan sinar

Lebih terperinci

Asisten : Robby Hidayat / Tanggal Praktikum :

Asisten : Robby Hidayat / Tanggal Praktikum : MODUL 07 KARAKTERISASI LED OLEH IV-METER Devi Nurhanivah, Audia Faza I., Bram Yohanes S., Filipus Arie W, Hanandi Rahmad, Widya Hastuti 10212071, 10212079, 10212011, 10212051, 10212093, 10212068 Program

Lebih terperinci

PANEL SURYA dan APLIKASINYA

PANEL SURYA dan APLIKASINYA PANEL SURYA dan APLIKASINYA Suplai energi surya dari sinar matahari yang diterima oleh permukaan bumi sebenarnya sangat luar biasa besarnya yaitu mencapai 3 x 10 24 joule pertahun. Jumlah energi sebesar

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK ARUS DAN TEGANGAN SEL SURYA

KARAKTERISTIK ARUS DAN TEGANGAN SEL SURYA LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA EKSPERIMEN II KARAKTERISTIK ARUS DAN TEGANGAN SEL SURYA Oleh : 1. Riyanto H1C004006 2. M. Teguh Sutrisno H1C004007 3. Indri Kurniasih H1C004003 4. Gita Anggit H1C004014 Tanggal

Lebih terperinci

Gambar Semikonduktor tipe-p (kiri) dan tipe-n (kanan)

Gambar Semikonduktor tipe-p (kiri) dan tipe-n (kanan) Mekanisme Kerja Devais Sel Surya Sel surya merupakan suatu devais semikonduktor yang dapat menghasilkan listrik jika diberikan sejumlah energi cahaya. Proses penghasilan energi listrik itu diawali dengan

Lebih terperinci

DETEKTOR RADIASI. NANIK DWI NURHAYATI, S.Si, M.Si nanikdn.staff.uns.ac.id

DETEKTOR RADIASI. NANIK DWI NURHAYATI, S.Si, M.Si nanikdn.staff.uns.ac.id DETEKTOR RADIASI NANIK DWI NURHAYATI, S.Si, M.Si nanikdn.staff.uns.ac.id nanikdn@uns.ac.id - Metode deteksi radiasi didasarkan pd hasil interaksi radiasi dg materi: proses ionisasi & proses eksitasi -

Lebih terperinci

APLIKASI PLC PADA PENGENDALIAN MESIN BOR OTOMATIS DENGAN SISTEM MONITORING BERBASIS VISUAL BASIC 6.0

APLIKASI PLC PADA PENGENDALIAN MESIN BOR OTOMATIS DENGAN SISTEM MONITORING BERBASIS VISUAL BASIC 6.0 APLIKASI PLC PADA PENGENDALIAN MESIN BOR OTOMATIS DENGAN SISTEM MONITORING BERBASIS VISUAL BASIC 6.0 JUNIMAR TIKA AFFITRI 5223050346 ANGGI NURSANTI 5223053214 Tugas Akhir ini diajukan untuk memenuhi salah

Lebih terperinci

JOBSHEET SENSOR CAHAYA (SOLAR CELL)

JOBSHEET SENSOR CAHAYA (SOLAR CELL) JOBSHEET SENSOR CAHAYA (SOLAR CELL) A. TUJUAN 1. Merancang sensor sel surya terhadap besaran fisis. 2. Menguji sensor sel surya terhadap besaran fisis. 3. Menganalisis karakteristik sel surya. B. DASAR

Lebih terperinci

Fisika Modern (Teori Atom)

Fisika Modern (Teori Atom) Fisika Modern (Teori Atom) 13:05:05 Sifat-Sifat Atom Atom stabil adalah atom yang memiliki muatan listrik netral. Atom memiliki sifat kimia yang memungkinkan terjadinya ikatan antar atom. Atom memancarkan

Lebih terperinci

DIODA. Program Studi S1 Informatika ST3 Telkom Purwokerto

DIODA. Program Studi S1 Informatika ST3 Telkom Purwokerto DIODA Pertemuan ke-vii Program Studi S1 Informatika ST3 Telkom Purwokerto Tujuan Pembelajaran Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa mampu: Menjelaskan cara kerja dan karakteristik dioda Menjelaskan jenis

Lebih terperinci

Semikonduktor. Prinsip Dasar. oleh aswan hamonangan

Semikonduktor. Prinsip Dasar. oleh aswan hamonangan Semikonduktor Prinsip Dasar oleh aswan hamonangan Semikonduktor merupakan elemen dasar dari komponen elektronika seperti dioda, transistor dan sebuah IC (integrated circuit). Disebut semi atau setengah

Lebih terperinci

Gambar 11. susunan dan symbol dioda. Sebagai contoh pemassangan dioda pada suatu rangkaian sebagai berikut: Gambar 12. Cara Pemasangan Dioda

Gambar 11. susunan dan symbol dioda. Sebagai contoh pemassangan dioda pada suatu rangkaian sebagai berikut: Gambar 12. Cara Pemasangan Dioda 4.4. Dioda Dioda atau diode adalah sambungan bahan p-n yang berfungsi terutama sebagai penyearah. Bahan tipe-p akan menjadi sisi anode sedangkan bahan tipe-n akan menjadi katode. Bergantung pada polaritas

Lebih terperinci

1. Perpotongan antara garis beban dan karakteristik dioda menggambarkan: A. Titik operasi dari sistem B. Karakteristik dioda dibias forward

1. Perpotongan antara garis beban dan karakteristik dioda menggambarkan: A. Titik operasi dari sistem B. Karakteristik dioda dibias forward 1. Perpotongan antara garis beban dan karakteristik dioda menggambarkan: A. Titik operasi dari sistem B. Karakteristik dioda dibias forward C. Karakteristik dioda dibias reverse D. Karakteristik dioda

Lebih terperinci

ELEKTRONIKA. Bab 2. Semikonduktor

ELEKTRONIKA. Bab 2. Semikonduktor ELEKTRONIKA Bab 2. Semikonduktor DR. JUSAK Konduktor Konduktor adalah sebuah bahan/elemen yang mempunyai kemampuan menghantarkan listrik. Salah satu contoh bahan koduktor adalah tembaga. Nukleus atom tembaga

Lebih terperinci

MODUL I SENSOR SUHU. 3. Alat Alat Praktikum Alat praktikum meliputi : Sensor suhu Exacon D-OS3; Modul Pengolah Sinyal Multimeter Pemanas

MODUL I SENSOR SUHU. 3. Alat Alat Praktikum Alat praktikum meliputi : Sensor suhu Exacon D-OS3; Modul Pengolah Sinyal Multimeter Pemanas 1 MODUL I SENSOR SUHU 1. Pendahuluan Sensor suhu adalah alat yang digunakan untuk mengubah besaran panas menjadi besaran listrik yang dapat dengan mudah dianalisis besarnya. Ada beberapa metode yang digunakan

Lebih terperinci

KOMPONEN AKTIF. Resume Praktikum Rangkaian Elektronika

KOMPONEN AKTIF. Resume Praktikum Rangkaian Elektronika Resume Praktikum Rangkaian Elektronika 1. Pertemuan kesatu Membahas silabus yang akan dipelajari pada praktikum rangkaian elektronika. Membahas juga tentang komponen-komponen elektronika, seperti kapasitor,

Lebih terperinci

DASAR PENGUKURAN LISTRIK

DASAR PENGUKURAN LISTRIK DASAR PENGUKURAN LISTRIK OUTLINE 1. Objektif 2. Teori 3. Contoh 4. Simpulan Objektif Teori Tujuan Pembelajaran Mahasiswa mampu: Menjelaskan dengan benar mengenai prinsip dasar pengukuran. Mengukur arus,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1PHOTODIODA Dioda foto adalah jenis dioda yang berfungsi mendeteksi cahaya. Berbeda dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1PHOTODIODA Dioda foto adalah jenis dioda yang berfungsi mendeteksi cahaya. Berbeda dengan 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1PHOTODIODA Dioda foto adalah jenis dioda yang berfungsi mendeteksi cahaya. Berbeda dengan dioda biasa, komponen elektronika ini akan mengubah cahaya menjadi arus listrik. Cahaya

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME... ii. HALAMAN PENGESAHAN... iii. HALAMAN TUGAS... iv. HALAMAN PERSEMBAHAN... v. HALAMAN MOTO...

DAFTAR ISI. PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME... ii. HALAMAN PENGESAHAN... iii. HALAMAN TUGAS... iv. HALAMAN PERSEMBAHAN... v. HALAMAN MOTO... ix DAFTAR ISI PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii HALAMAN TUGAS... iv HALAMAN PERSEMBAHAN... v HALAMAN MOTO... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR

Lebih terperinci

1. Pendahuluan [7] 2. Dasar Teori 2.1 Warna Sir Isaac Newton

1. Pendahuluan [7] 2. Dasar Teori 2.1 Warna Sir Isaac Newton 1. Pendahuluan Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah mendorong manusia untuk melakukan otomatisasi dan digitalisasi pada perangkat-perangkat manual. Dalam bidang tertentu seperti pada perusahan

Lebih terperinci

TEKNIK MESIN STT-MANDALA BANDUNG DASAR ELEKTRONIKA (1)

TEKNIK MESIN STT-MANDALA BANDUNG DASAR ELEKTRONIKA (1) TEKNIK MESIN STT-MANDALA BANDUNG DASAR ELEKTRONIKA (1) DASAR ELEKTRONIKA KOMPONEN ELEKTRONIKA SISTEM BILANGAN KONVERSI DATA LOGIC HARDWARE KOMPONEN ELEKTRONIKA PASSIVE ELECTRONIC ACTIVE ELECTRONICS (DIODE

Lebih terperinci

Rancang Bangun Spektrofotometer untuk Analisis Temperatur Matahari di Laboratorium Astronomi Jurusan Fisika UM

Rancang Bangun Spektrofotometer untuk Analisis Temperatur Matahari di Laboratorium Astronomi Jurusan Fisika UM Rancang Bangun Spektrofotometer untuk Analisis Temperatur Matahari di Laboratorium Astronomi Jurusan Fisika UM NOVITA DEWI ROSALINA*), SUTRISNO, NUGROHO ADI PRAMONO Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Spektrum elektromagnetik yang mampu dideteksi oleh mata manusia

BAB I PENDAHULUAN. Spektrum elektromagnetik yang mampu dideteksi oleh mata manusia 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Spektrum elektromagnetik yang mampu dideteksi oleh mata manusia berada dalam rentang spektrum cahaya tampak yang memiliki panjang gelombang dari 400 900 nm. Sedangkan

Lebih terperinci

LAMPU TENAGA SINAR MATAHARI. Tugas Projek Fisika Lingkungan. Drs. Agus Danawan, M. Si. M. Gina Nugraha, M. Pd, M. Si

LAMPU TENAGA SINAR MATAHARI. Tugas Projek Fisika Lingkungan. Drs. Agus Danawan, M. Si. M. Gina Nugraha, M. Pd, M. Si LAMPU TENAGA SINAR MATAHARI Tugas Projek Fisika Lingkungan disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Fisika Lingkungan yang diampu oleh Drs. Agus Danawan, M. Si M. Gina Nugraha, M. Pd, M. Si

Lebih terperinci

TIN-302 Elektronika Industri

TIN-302 Elektronika Industri TIN-302 Elektronika Industri Komponen elektronik dalam industri Jurusan Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Surakarta Komponen Elektronik Komponen elektronik diklasifikasikan menjadi 2: Komponen pasif

Lebih terperinci

ANALISIS LANJUTAN. Tingkat Energi & Orbit Elektron. Pita Energi Semikonduktor Intrinsik. Pita Energi Pada Semikonduktor Ter-Doping

ANALISIS LANJUTAN. Tingkat Energi & Orbit Elektron. Pita Energi Semikonduktor Intrinsik. Pita Energi Pada Semikonduktor Ter-Doping Tingkat Energi & Orbit Elektron ANALISIS LANJUTAN Pita Energi Semikonduktor Intrinsik Pita Energi Pada Semikonduktor Ter-Doping Elektronika 1 23 Irwan Arifin 2004 P-N Junction Elektronika 1 24 Irwan Arifin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penemuan sinar-x pertama kali oleh fisikawan berkebangsaan Jerman Wilhelm C. Roentgen pada tanggal 8 November 1895 memberikan hal yang sangat berarti dalam perkembangan

Lebih terperinci

BAB II SEL SURYA. Simulator algoritma..., Wibeng Diputra, FT UI., 2008.

BAB II SEL SURYA. Simulator algoritma..., Wibeng Diputra, FT UI., 2008. BAB II SEL SURYA 2.1 PRINSIP KERJA SEL SURYA Sel surya bekerja berdasarkan efek fotoelektrik pada material semikonduktor untuk mengubah energi cahaya menjadi energi listrik. Berdasarkan teori Maxwell tentang

Lebih terperinci

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Rangkaian Elektronik Lampu Navigasi Energi Surya Rangkaian elektronik lampu navigasi energi surya mempunyai tiga komponen utama, yaitu input, storage, dan output. Komponen input

Lebih terperinci

BAB III KARAKTERISTIK SENSOR LDR

BAB III KARAKTERISTIK SENSOR LDR BAB III KARAKTERISTIK SENSOR LDR 3.1 Prinsip Kerja Sensor LDR LDR (Light Dependent Resistor) adalah suatu komponen elektronik yang resistansinya berubah ubah tergantung pada intensitas cahaya. Jika intensitas

Lebih terperinci

STRUKTUR CRISTAL SILIKON

STRUKTUR CRISTAL SILIKON BANDGAP TABEL PERIODIK STRUKTUR CRISTAL SILIKON PITA ENERGI Pita yang ditempati oleh elektron valensi disebut Pita Valensi Pita yang kosong pertama disebut : Pita Konduksi ISOLATOR, KONDUKTOR DAN SEMIKONDUKTOR

Lebih terperinci

Jenis-jenis Komponen Elektronika, Fungsi dan Simbolnya

Jenis-jenis Komponen Elektronika, Fungsi dan Simbolnya Jenis-jenis Komponen Elektronika, Fungsi dan Simbolnya Peralatan Elektronika adalah sebuah peralatan yang terbentuk dari beberapa Jenis Komponen Elektronika dan masing-masing Komponen Elektronika tersebut

Lebih terperinci

KOMPONEN DASAR ELEKTRONIKA. Prakarya X

KOMPONEN DASAR ELEKTRONIKA. Prakarya X KOMPONEN DASAR ELEKTRONIKA Prakarya X Ukuran Komponen Elektronika Komponen Elektronika? Peralatan Elektronika adalah sebuah peralatan yang terbentuk dari beberapa Jenis Komponen Elektronika dan masing-masing

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Struktur Dioda

Gambar 3.1 Struktur Dioda 1 1. TEORI DASAR Dioda ialah jenis VACUUM tube yang memiliki dua buah elektroda. Dioda tabung pertama kali diciptakan oleh seorang ilmuwan dari Inggris yang bernama Sir J.A. Fleming (1849-1945) pada tahun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 1.1. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan pada rancang bangun pengukur kecepatan kendaraan menggunakan sensor GMR adalah metode deskriftif dan eksperimen. Melalui

Lebih terperinci

PERCOBAAN EFEK FOTOLISTRIK

PERCOBAAN EFEK FOTOLISTRIK PERCOBAAN EFEK FOTOLISTRIK A. TUJUAN PERCOBAAN 1. Mempelajari efek/gejala fotolistrik secara eksperimen. 2. Menentukan fungsi kerja/work function sel foto (photo cell). 3. Menentukan nilai tetapan Planck

Lebih terperinci

KONSEP KAMERA CMOS : PIXELS

KONSEP KAMERA CMOS : PIXELS KONSEP KAMERA CMOS : PIXELS Eri Prasetyo W.* *Staff Pengajar Universitas Gunadarma *Mahasiswa S3 pada Loboratorium E2I(Electronique, Informatique et images) Universitas Bourgogne - France Email : prasetyo@u-bourgogne.fr

Lebih terperinci

Karakteristik dan Rangkaian Dioda. Rudi Susanto

Karakteristik dan Rangkaian Dioda. Rudi Susanto Karakteristik dan Rangkaian Dioda Rudi Susanto 1 Pengantar tentang Dioda Resistor merupakan sebuah piranti linier karena arus berbanding terhadap tegangan. Dalam bentuk grafik, grafik arus terhadap tegangan

Lebih terperinci

Pendahuluan. 1. Timer (IC NE 555)

Pendahuluan. 1. Timer (IC NE 555) Pada laporan ini akan menyajikan bagaimana efisien sebuah power supply untuk LED. Dengan menggunakan rangkaian buck converter diharapkan dapat memberikan tegangan dan arus pada beban akan menjadi stabil,

Lebih terperinci

FABRIKASI SENSOR PERGESERAN BERBASIS MACROBENDING SERAT OPTIK

FABRIKASI SENSOR PERGESERAN BERBASIS MACROBENDING SERAT OPTIK FABRIKASI SENSOR PERGESERAN BERBASIS MACROBENDING SERAT OPTIK Oleh; Hadziqul Abror NRP. 1109 100 704 Pembimbing: Dr. Melania Suweni Muntini, M.T Ruang Sidang Fisika, 20 Maret 2012 Outline Pendahuluan Tinjauan

Lebih terperinci

PERTEMUAN 2 TEORI DASAR (DIODA)

PERTEMUAN 2 TEORI DASAR (DIODA) PERTEMUAN 2 TEORI DASAR (DIODA) PENGERTIAN DIODA Dioda merupakan komponenelektronikayang mempunyai dua elektroda(terminal), dapat berfungsi sebagai penyearah arus listrik. Dioda merupakanjunction ( pertemuan

Lebih terperinci

PENGARUH FILTER WARNA KUNING TERHADAP EFESIENSI SEL SURYA ABSTRAK

PENGARUH FILTER WARNA KUNING TERHADAP EFESIENSI SEL SURYA ABSTRAK PENGARUH FILTER WARNA KUNING TERHADAP EFESIENSI SEL SURYA ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh filter warna kuning terhadap efesiensi Sel surya. Dalam penelitian ini menggunakan metode

Lebih terperinci

Semikonduktor. Sifat. (ohm.m) Tembaga 1,7 x 10-8 Konduktor Silikon pd 300 o K 2,3 x 10 3 Semikonduktor Gelas 7,0 x 10 6 Isolator

Semikonduktor. Sifat. (ohm.m) Tembaga 1,7 x 10-8 Konduktor Silikon pd 300 o K 2,3 x 10 3 Semikonduktor Gelas 7,0 x 10 6 Isolator Semikonduktor Definisi I: Bahan yang memiliki nilai hambatan jenis (ρ) antara konduktor dan isolator yakni sebesar 10 6 s.d. 10 4 ohm.m Perbandingan hambatan jenis konduktor, semikonduktor, dan isolator:

Lebih terperinci

Doc Name: SIMAKUI2010FIS999 Doc. Version :

Doc Name: SIMAKUI2010FIS999 Doc. Version : SIMAK UI 2010 FISIKA Kode Soal Doc Name: SIMAKUI2010FIS999 Doc. Version : 2012-12 halaman 1 01. Sebuah bola pejal dan sebuah silinder pejal memiliki jari-jari (R) dan massa (m) yang sama. Jika keduanya

Lebih terperinci

RESISTOR, TRANSISTOR DAN KAPASITOR

RESISTOR, TRANSISTOR DAN KAPASITOR RESISTOR, TRANSISTOR DAN KAPASITOR Resistor Yang pertama kali akan kita bahas adalah resistor. Resistor adalah komponen dasar elektronika yang digunakan untuk membatasi jumlah arus yang mengalir dalam

Lebih terperinci

MOTOR DRIVER. Gambar 1 Bagian-bagian Robot

MOTOR DRIVER. Gambar 1 Bagian-bagian Robot ACTION TOOLS OUTPUT INFORMATION MEKANIK MOTOR MOTOR DRIVER CPU SISTEM KENDALI SENSOR Gambar 1 Bagian-bagian Robot Gambar 1 menunjukkan bagian-bagian robot secara garis besar. Tidak seluruh bagian ada pada

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kaca merupakan salah satu produk industri kimia yang banyak digunakan dalam

I. PENDAHULUAN. Kaca merupakan salah satu produk industri kimia yang banyak digunakan dalam I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kaca merupakan salah satu produk industri kimia yang banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari, berupa material bening atau transparan yang biasanya dihasilkan dari

Lebih terperinci

PERBEDAAN EFISIENSI DAYA SEL SURYA ANTARA FILTER WARNA MERAH, KUNING DAN BIRU DENGAN TANPA FILTER

PERBEDAAN EFISIENSI DAYA SEL SURYA ANTARA FILTER WARNA MERAH, KUNING DAN BIRU DENGAN TANPA FILTER PERBEDAAN EFISIENSI DAYA SEL SURYA ANTARA FILTER WARNA MERAH, KUNING DAN BIRU DENGAN TANPA FILTER Oleh: Muhammad Anwar Widyaiswara BDK Manado ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan

Lebih terperinci

PEMBUATAN SENSOR WARNA SEDERHANA DENGAN MENGGUNAKAN LDR DAN MIKROKONTROLER ATMEGA8535

PEMBUATAN SENSOR WARNA SEDERHANA DENGAN MENGGUNAKAN LDR DAN MIKROKONTROLER ATMEGA8535 PEMBUATAN SENSOR WARNA SEDERHANA DENGAN MENGGUNAKAN LDR DAN MIKROKONTROLER ATMEGA8535 Triponia Martini 1*, Made Rai Suci Shanti. N.A, 2 Suryasatriya Trihandaru, 2 1 Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas

Lebih terperinci

FOTOGRAFI. 1. Jenis Jenis Kamera

FOTOGRAFI. 1. Jenis Jenis Kamera FOTOGRAFI Fotografi (dari bahasa Inggris: photography, yang berasal dari kata Yunani yaitu "photos" : Cahaya dan "Grafo" : Melukis/menulis.) adalah proses melukis/menulis dengan menggunakan mediacahaya.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. bergantung kepada keandalan sistem kendali yang dipakai. Hasil penelitian

BAB 2 LANDASAN TEORI. bergantung kepada keandalan sistem kendali yang dipakai. Hasil penelitian BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sensor Dan Transduser Model apapun yang digunakan dalam sistem otomasi pemabrikan sangat bergantung kepada keandalan sistem kendali yang dipakai. Hasil penelitian menunjukkan secanggih

Lebih terperinci

spektrometer yang terbatas. Alat yang sulit untuk diperoleh membuat penelitian tentang spektrum cahaya jarang dilakukan. Padahal penelitian tentang

spektrometer yang terbatas. Alat yang sulit untuk diperoleh membuat penelitian tentang spektrum cahaya jarang dilakukan. Padahal penelitian tentang spektrometer yang terbatas. Alat yang sulit untuk diperoleh membuat penelitian tentang spektrum cahaya jarang dilakukan. Padahal penelitian tentang spektrum merupakan suatu hal yang penting dalam ilmu

Lebih terperinci

Fisika EBTANAS Tahun 1994

Fisika EBTANAS Tahun 1994 Fisika EBTANAS Tahun 1994 EBTANAS-94-01 Diantara kelompok besaran di bawah ini yang hanya terdiri dari besaran turunan saja adalah A. kuat arus, massa, gaya B. suhu, massa, volume C. waktu, momentum, percepatan

Lebih terperinci

CHAPTER I RADIASI BENDA HITAM

CHAPTER I RADIASI BENDA HITAM CHAPTER I RADIASI BENDA HITAM - Perpindahan panas matahari kebumi disebut salah satu contoh peristiwa radiasi - Setiap benda memancarkan radiasi panas - Pada suhu 1 K benda mulai berpijar kemerahan seperti

Lebih terperinci

TK 2092 ELEKTRONIKA DASAR

TK 2092 ELEKTRONIKA DASAR TK 2092 ELEKTRONIKA DASAR MATERI : DIODA Gita Indah Hapsari TK2092 Elektronika Dasar END Materi 6 : Dioda Memberikan pengetahuan dasar mengenai beberapa hal berikut : 1. Karakteristik Dioda 2. Jenis Dioda

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Struktur Karbon Hasil Karbonisasi Hidrotermal (HTC)

HASIL DAN PEMBAHASAN. Struktur Karbon Hasil Karbonisasi Hidrotermal (HTC) 39 HASIL DAN PEMBAHASAN Struktur Karbon Hasil Karbonisasi Hidrotermal (HTC) Hasil karakterisasi dengan Difraksi Sinar-X (XRD) dilakukan untuk mengetahui jenis material yang dihasilkan disamping menentukan

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 12 Fisika

Antiremed Kelas 12 Fisika Antiremed Kelas 12 Fisika Fisika Kuantum - Latihan Soal Doc. Name: AR12FIS0799 Version: 2012-09 halaman 1 01. Daya radiasi benda hitam pada suhu T 1 besarnya 4 kali daya radiasi pada suhu To, maka T 1

Lebih terperinci

Pengenalan Komponen dan Teori Semikonduktor

Pengenalan Komponen dan Teori Semikonduktor - 1 Pengenalan Komponen dan Teori Semikonduktor Missa Lamsani Hal 1 SAP Pengelompokan bahan-bahan elektrik dari sifat-sifat listriknya. Pengertian resistivitas dan nilai resistivitas bahan listrik : konduktor,

Lebih terperinci

Bagian 4 Karakteristik Junction Dioda

Bagian 4 Karakteristik Junction Dioda Bagian 4 Karakteristik Junction Dioda Junction Diode Switching Times Pada saat keadaan dioda berubah dari kondisi reverse-biased ke kondisi forward-biased, terdapat transien (proses peralihan) pada respon

Lebih terperinci

MAKALAH PITA ENERGI. Di susun oleh, Pradita Ajeng Wiguna ( ) Rombel 1. Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Fisika dan Teknologi Semikonduktor

MAKALAH PITA ENERGI. Di susun oleh, Pradita Ajeng Wiguna ( ) Rombel 1. Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Fisika dan Teknologi Semikonduktor MAKALAH PITA ENERGI Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Fisika dan Teknologi Semikonduktor Di susun oleh, Pradita Ajeng Wiguna (4211412011) Rombel 1 JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

HUBUNGAN TEGANGAN DAN CITRA RADIOGRAFI REAL TIME PADA PESAWAT SINAR-X RIGAKU RADIOFLEX-250EGS3

HUBUNGAN TEGANGAN DAN CITRA RADIOGRAFI REAL TIME PADA PESAWAT SINAR-X RIGAKU RADIOFLEX-250EGS3 HUBUNGAN TEGANGAN DAN CITRA RADIOGRAFI REAL TIME PADA PESAWAT SINAR-X RIGAKU RADIOFLEX-250EGS3 Zaenal Abidin, Muhamad Isa, Tri Wulan Tjiptono* zaenala6@gmail.com STTN-BATAN, *) PTAPB BATAN Yogyakarta Jl.

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1. Cara kerja di dalam sebuah LED.

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1. Cara kerja di dalam sebuah LED. BAB II DASAR TEORI Pada bab ini akan dijelaskan teori dan konsep yang mendasari perancangan sistem teks bergerak tujuh warna yang dibuat pada skripsi, yaitu teori yang membahas tentang konsep dasar dari

Lebih terperinci

Perancangan dan Pengujian Sistem Pengukuran Sinar UV Dari Intensitas Matahari.

Perancangan dan Pengujian Sistem Pengukuran Sinar UV Dari Intensitas Matahari. 1 Perancangan dan Pengujian Sistem Pengukuran Sinar UV Dari Intensitas Matahari. Yulia Imelda Piyoh [1], Made Rai Suci Shanti [1,2], Andreas Setiawan [1,2] [1] Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR SISTEM C-V METER PENGUKUR KARAKTERISTIK KAPASITANSI-TEGANGAN

BAB II TEORI DASAR SISTEM C-V METER PENGUKUR KARAKTERISTIK KAPASITANSI-TEGANGAN BAB II TEORI DASAR SISTEM C-V METER PENGUKUR KARAKTERISTIK KAPASITANSI-TEGANGAN 2.1. C-V Meter Karakteristik kapasitansi-tegangan (C-V characteristic) biasa digunakan untuk mengetahui karakteristik suatu

Lebih terperinci

Fungsi distribusi spektrum P (λ,t) dapat dihitung dari termodinamika klasik secara langsung, dan hasilnya dapat dibandingkan dengan Gambar 1.

Fungsi distribusi spektrum P (λ,t) dapat dihitung dari termodinamika klasik secara langsung, dan hasilnya dapat dibandingkan dengan Gambar 1. Fungsi distribusi spektrum P (λ,t) dapat dihitung dari termodinamika klasik secara langsung, dan hasilnya dapat dibandingkan dengan Gambar 1. Hasil perhitungan klasik ini dikenal sebagai Hukum Rayleigh-

Lebih terperinci

Teori Semikonduktor. Elektronika (TKE 4012) Eka Maulana. maulana.lecture.ub.ac.id

Teori Semikonduktor. Elektronika (TKE 4012) Eka Maulana. maulana.lecture.ub.ac.id Teori Semikonduktor Elektronika (TKE 4012) Eka Maulana maulana.lecture.ub.ac.id Content Konduktor Semikonduktor Kristal silikon Semikonduktor Intrinsik Jenis aliran Doping semikonduktor Doping ekstrinsik

Lebih terperinci

PENGUKURAN KARAKTERISTIK SEL SURYA

PENGUKURAN KARAKTERISTIK SEL SURYA PENGUKURAN KARAKTERSTK SEL SURYA Ridwan Setiawan (11270058) Jurusan Fisika Fakultas Sains dan Teknologi UN Sunan Gunung Djati Bandung Tahun 2014 Email: setiawan.ridwan@student.uinsgd.ac.id ABSTRAK Eksperimen

Lebih terperinci

ARSIP SOAL UJIAN NASIONAL FISIKA (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1994

ARSIP SOAL UJIAN NASIONAL FISIKA (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1994 ARSIP SOAL UJIAN NASIONAL FISIKA (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1994 BAGIAN KEARSIPAN SMA DWIJA PRAJA PEKALONGAN JALAN SRIWIJAYA NO. 7 TELP (0285) 426185) 1. Dua buah bola A dan B dengan massa m A = 3 kg;

Lebih terperinci

BAB II KOMPONEN MULTIVIBRATOR MONOSTABIL. Didalam membuat suatu perangkat elektronik dibutuhkan beberapa jenis

BAB II KOMPONEN MULTIVIBRATOR MONOSTABIL. Didalam membuat suatu perangkat elektronik dibutuhkan beberapa jenis BAB II KOMPONEN MULTIVIBRATOR MONOSTABIL Didalam membuat suatu perangkat elektronik dibutuhkan beberapa jenis komponen. Banyak sedikitnya jenis komponen yang di pakai pada perangkat elektronik tergantung

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Dasar Sistem Komunikasi Serat Optik Sistem komunikasi optik adalah suatu sistem komunikasi yang media transmisinya menggunakan serat optik. Pada prinsipnya sistem komunikasi serat

Lebih terperinci

Physical Aspects of Solar Cell Efficiency Light With Too Little Or Too Much Energy

Physical Aspects of Solar Cell Efficiency Light With Too Little Or Too Much Energy Physical Aspects of Solar Cell Efficiency Light With Too Little Or Too Much Energy Rifani Magrissa Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Padang, Padang Tinjauan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. pada permukaannya digoreskan garis-garis sejajar dengan jumlah sangat besar.

BAB II LANDASAN TEORI. pada permukaannya digoreskan garis-garis sejajar dengan jumlah sangat besar. 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Kisi Difraksi Kisi difraksi adalah suatu alat yang terbuat dari pelat logam atau kaca yang pada permukaannya digoreskan garis-garis sejajar dengan jumlah sangat besar. Suatu

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - GELOMBANG ELEKTROMAGNET - G ELO MB ANG ELEK TRO M AG NETIK

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - GELOMBANG ELEKTROMAGNET - G ELO MB ANG ELEK TRO M AG NETIK LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR Diberikan Tanggal :. Dikumpulkan Tanggal : Nama : Kelas/No : / Elektromagnet - - GELOMBANG ELEKTROMAGNET - G ELO MB ANG ELEK TRO M AG NETIK Interferensi Pada

Lebih terperinci

DETEKTOR RADIASI INTI. Sulistyani, M.Si.

DETEKTOR RADIASI INTI. Sulistyani, M.Si. DETEKTOR RADIASI INTI Sulistyani, M.Si. Email: sulistyani@uny.ac.id Konsep Dasar Alat deteksi sinar radioaktif atau sistem pencacah radiasi dinamakan detektor radiasi. Prinsip: Mengubah radiasi menjadi

Lebih terperinci

Dualisme Partikel Gelombang

Dualisme Partikel Gelombang Dualisme Partikel Gelombang Agus Suroso Fisika Teoretik Energi Tinggi dan Instrumentasi, Institut Teknologi Bandung agussuroso10.wordpress.com, agussuroso@fi.itb.ac.id 19 April 017 Pada pekan ke-10 kuliah

Lebih terperinci