MENINJAU KAIDAH AL- ÂDAH MUHAKKAMAH SEBAGAI BAGIAN DARI URF Adat Kebiasaan Pada Masyarakat Sebagai Dalil Syariah

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MENINJAU KAIDAH AL- ÂDAH MUHAKKAMAH SEBAGAI BAGIAN DARI URF Adat Kebiasaan Pada Masyarakat Sebagai Dalil Syariah"

Transkripsi

1 MENINJAU KAIDAH AL- ÂDAH MUHAKKAMAH SEBAGAI BAGIAN DARI URF Adat Kebiasaan Pada Masyarakat Sebagai Dalil Syariah Oleh: Firdauska Darya Satria S.Sy.,ST. 1 firdauskadaryasatria88@gmail.com ABSTRAK Dalam implementasi hukum syariah, metode deduksi hukum dalam Islam dikenal juga dengan suatu disiplin ilmu yang bernama Ushul Fiqh. Beberapa subjek pembahasan antar ulama fiqih yang sering berbeda pendapat ialah Istihsan, Saddu Dzara i, Syar u man qablana, Maslahah Mursalah, dan Urf. Urf sendiri diterjemahkan secara bebas sebagai adat kebiasaan yang ada pada masyarakat. Terdapat beberapa perbedaan pendapat antar ulama fiqh dalam menjadikan Urf dan Adat sebagai salah landasan dalam pengambilan hukum syariah. Dalam menjadikan Urf sebagai salah satu landasan syariah, salah satu kaidah ushuliyah yang dapat digunakan ialah dengan kaidah Al adah Muhakkamah محكمة).(العادة Kaidah tersebut memungkinkan suatu adat kebiasaan yang terdapat pada masyarakat digunakan sebagai landasan hukum syar i. Tentunya terdapat beberapa hal yang perlu ditinjau mengenai kriteria kebiasaan masyarakat yang kemudian dapat digunakan sebagai sandaran dalam proses istnbath (deduksi) hukum syariah. Kata kunci: ushul fiqh, fiqh, qaidah, syariah, urf, adat. A. PENDAHULUAN Sebagai tinjauan terhadap bagian dari Urf, maka kaidah Al adah Muhakkamah akan melewati beberapa pembahasan mengenai Urf yang akan dijabarkan terlebih dahulu secara gamblang berdasarkan referensi-referensi yang ada. Kaidah Al adah Muhakkamah merupakan suatu kaidah yang melandaskan adat kebiasaan pada masyarakat menjadi landasan hukum syariah selama tidak bertentangan dengan dalil Qur an dan Hadits. Eksistensi kaidah Al adah Muhakkamah 2 timbul dikarenakan banyak fenomenafenomena hukum pada masyarakat yang semakin berkembang seringkali fenomena tersebut tidak terdapat secara tekstual, baik dalam Quran maupun Hadits sehingga adat kebiasaan (urf) yang sudah ada pada masyarakat dapatlah dianggap sebagai suatu dalil syar i. Dalam literasi bahasa Arab, terdapat 2 kata yang bermakna adat kebiasaan yaitu Al- Adah dan Urf memiliki kemiripan makna secara harfiah. Meskipun memiliki makna yang 1 Mahasiswa Magister Ekonomi Syariah Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung, Hakim, Abdul Hamid, Mabadi Awwaliyah, Al-Maktabah assa adiyah Putra, tth. Jakarta. Hal 37.

2 serupa, para ulama fiqih cenderung untuk membahasnya sebagai dua hal yang terpisah. Secara etimologis 3, Al- Adah merupakan suatu tindakan yang dilakukan secara terus menerus secara simultan, sedangkan Urf ialah kegiatan-kegiatan yang timbul pada masyarakat yang dianggap sebagai perbuatan dengan motif kebajikan yang dapat dilakukan kembali atas landasan moralitas. Secara terminologi, istilah Urf cenderung lebih digunakan dalam Ushul Fiqh daripada istilah Adah, Secara terminology Urf adalah sesuatu yang telah dikenal oleh orang banyak dan telah dilakukan berulang-ulang sehingga menjadi tradisi (kebiasaan) mereka, baik berupa perkataan atau perbuatan. Urf tersebut terbentuk dari saling pengertian orang banyak, sekalipun mereka berlainan stratifikasi (kalangan awam dan elite) sosial mereka. 4 Sehingga kebanyakan ulama fiqh sepakat bahwa kaidah Al adah Muhakkamah dikategorikan sebagai salah satu kaidah (subkategori) yang muncul dalam kategori Urf. Hukum-hukum yang didasarkan pada Urf dapat dirubah seiring perubahan zaman dan perubahan asalnya. Karena itu, para Fuqaha berkata: perselisihan itu adalah perselisihan tempat dan zaman, bukan perselisihan hujjah dan bukti. 5 Berbeda dengan Ijma ulama yang cenderung lebih konsisten karena dibentuk oleh kesepakatan para mujtahid, Urf dapat berubah seiring dengan perubahan perilaku orangorang yang menjadi bagian dari suatu umat. Apabila Urf ditentang oleh sebagian kelompok maka tidaklah hal tersebut membatalkan kedudukan dari Urf, tetapi jika ijma tidak disepakati oleh salah satu mujtahid maka hal tersebut membatalkan kedudukan ijma. 6 Oleh karena itu perlu ditelaah lebih lanjut bagaimana menjadikan suatu kaidah Al adah Muhakkamah (kebiasaan yang dijadikan landasan hukum) sebagai bagian dari Urf beserta dengan batasan-batasan dan kondisi yang berlaku untuk penggunana kaidah tersebut. B. PEMBAHASAN 3 Al-Bahsin, Dr Yaqub, Qaidatu Al-Adah Muhakkamah (Arabic version), Maktabah Rusyd. Riyadh.hal 25 4 Khallaf, Abdul Wahab, 1994 Ilmu Ushul Fiqih, Dina Utama Semarang, Semarang. hal Syafe i, Rachmat, 1998 Ilmu Uhul Fiqih, Pustaka Setia, Bandung. hal Djazuli, Ilmu Fiqih, Fajar Interpratama Offset, Jakarta, hal. 88.

3 Secara umum, dalam menjadikan Urf sebagai landasan hukum fiqh, terdapat 4 buah kaidah yang saling berkaitan dengan Urf. Kaidah-kaidah ushul fiqh yang muncul dari pembahasan mengenai Urf adalah: العادة حمكمة.1 (adat itu dapat dijadikan hukum) ال ينكر تغ ر ي األحكم بتغ ي األزمنة واألمكنة.2 (tidak di ingkari perubahan hukum disebabakan perubahan zaman dan tempat) املعروف عرفا كا املشروط شرطا.3 ( yang baik itu menjadi urf, sebagaimana yang disyaratkan itu menjadi syarat) الثابت ابالعرف كاالثابت ابالنرا ر ص.4 (yang ditetapkan melalui urf sama dengan yang ditetapkan melalaui nash (nash atau hadist) 7 Dari keempat kaidah tersebut, makalah ini hanya membatasi pada kaidah no 1, karena kaidah no 1 tersebut menjadi kaidah primer bagi ketiga kaidah yang lainnya. a. Argumentasi Urf Adapun kehujjahan (alasan) Urf sebagai dalil syara didasarkan atas firman Allah pada surat al-a raf: 199 خ ذ ٱل ع ف و و أ م ر ب ٱل ع ر ف و أ ع ر ض ع ن ٱل ه ل ي Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma ruf, serta berpalinglah dari orang-orang yang bodoh. (QS. al-a raf: 199) Landasan argumentasi yang lain ialah Hadits yangdiriwayatkan oleh Ibnu Mas ud berikut ini, 7 Umam, Khariul dan Ahyar Aminuddin Ushul Fiqh II. Pustaka Setia. Bandung, hal 168

4 ما راه املسلمون حسنا فهو عند هللا حسن ما راه املسلمون قبىحا فهو عند هللا قبىح ).ابن مسعود ) Artinya: Apa saja yang dipandang baik oleh umat Islam baik juga di sisi Allah.(HR. Ibnu Mas ud) 8. Kedua dalil naskhi 9 diatas menjadi salah satu landasan pemikiran mengenai diperbolehkannya Urf menjadi landasan istinbath hukum syara. Adapun Hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Mas ud merupakan hadits hasan. Meskipun belum mencapai hadits sohih, hadits tersebut bukanlah hadits dhoif atau munkar 10 sehingga tidak menutup kemungkinan pengambilan manfaat dari hadits tersebut. b. Kedudukan Urf dalam perspektif Imam-imam madzhab Pada dasarnya, semua ulama menyepakati kedudukan urf shahih sebagai salah satu dalil syara. Akan tetapi, di antara mereka terdapat perbedaan pendapat dari segi intensitas penggunaannya sebagai dalil. Dalam hal ini, ulama Hanafiyah dan Malikiyah adalah yang paling banyak menggunakan Urf sebagai dalil dibandingkan ulama Syafi iyah dan Hambaliyah. Ulama Malikiyah terkenal dengan pernyataan mereka yaitu amal ulama Madinah lah yang mereka jadikan hujjah. Demikaan pula ulama Hanafiyah menjadikan pendapat ulama Kufah sebagai hujjah. Imam Syafi i terkenal dengan qaul qadim dan qaul jadid. Ada suatu kejadian tetapi beliau menetapkan hukum yang berbeda pada waktu beliau masih berada di Makkah (qaul qadim) dengan setelah beliau berada di Mesir (qaul jadid). Hal ini menunjukkan bahwa ketiga madzhab itu berhujjah dengan Urf. 11 Adapun kehujjahan (alasan) Urf. sebagai dalil syara didasarkan atas firman Allah pada surat al-a raf: 199 خ ذ ٱل ع ف و و أ م ر ب ٱل ع ر ف و أ ع ر ض ع ن ٱل ه ل ي Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma ruf, serta berpalinglah dari orang-orang yang bodoh. (al-a raf: 199) 8 Zarqa, Ahmad bin Syaikh, Syarhu Qowaid Fiqhiyyah. Darul Qolam. Damaskus. Hal Dalil Naskhi ialah dalil yang terdapat pada ayat Quran maupun Hadits. Sedangkan dalil Aqli merupakan dalil yang berasal dari pemikiran manusia (Ijtihad). 10 Hadits Dhoif dan Hadits Munkar dapat dikategorikan sebagai hadits palsu yang tidak dapat dibuktikan keabsahannya dan ditolak sebagai landasan hukum syariat. 11 Umar, Muin, dkk, Ushul Fiqih, Proyek Pembinaan Prasarana dan Sarana Perguruan Tinggi Agama/IAIN, Jakarta, hal

5 Melalui ayat di atas, Allah memerintahkan kaum muslimin untuk mengerjakan yang ma ruf. Sedangkan yang dimaksud ma ruf sendiri ialah yang dinilai oleh kaum muslimin sebagai kebaikan, dikerjakan berulang-ulang dan tidak bertentangan dengan watak manusia yang benar, dan yang dibimbing oleh prinsip-prinsip umum ajaran islam. Kehujjahan lain didasarkan pada sahabat Rasulullah; Abdullah bin Mas ud yang berkata: sesuatu yang dinilai baik oleh kaum muslimin adalah baik di sisi Allah, dan sesuatu yang mereka nilai buruk maka buruk juga di sisi Allah. Jadi ungkapan di atas menunjukkan bahwa kebiasaan-kebiasaan baik yang berlaku di dalam masyarakat muslim dan sejalan dengan tuntunan umum syariat islam adalah sesuatu yang baik di sisi Allah. Berdasarkan dua hujjah di atas maka tidak diragukan lagi bahwa tradisi masyarakat ( Urf) dapat menjadi dalil syara mengingat bahwa hanya Urf shahih yang dapat dijadikan sebagai salah satu metode istinbath (deduksi) hukum islam. Kedudukan Urf sebagai dalil syara dapat diaplikasikan dalam pemberian batasan terhadap pengertian yang disebut al-hirz (barang yang terpelihara), berkaitan dengan barang yang dicuri, sehingga hukum potong tangan dapat dijatuhkan terhadap pencuri. Oleh karena itu, untuk menentukan batasan pengertiannya diserahkan kepada ketentuan Urf. Demikian juga tentang lamanya masa tenggang waktu maksimum tanah yang ditelantarkan oleh pemilik tanah pertama, untuk bolehnya orang lain menggarap tanah tersebut (ihya al-mayat), ditentukan oleh Urf yang berlaku dalam masyarakat. 12 Sebagai adat kebiasaan atau tradisi, Urf dapat berubah karena adanya perubahan waktu dan tempat. Sehingga, hukum-hukum terdahulu dapat berubah mengikuti perubahan Urf (urf shahih) yang telah menjadi hukum syara tersebut. Seperti ulama salaf yang berpendapat bahwa seseorang tidak boleh menerima upah sebagai guru yang mengajarkan Al-Qur an, shalat, puasa dan haji. Demikian juga, tidak boleh menerima honor sebagai imam masjid dan muadzin. Sebab kesejahteraan mereka (dulu) telah ditanggung oleh bait al-mal. Akan tetapi karena perubahan zaman mengakibatkan bait al-mal tidak lagi mampu menjalankan fungsi tersebut. Maka, Urf shahih di sini mampu menggantikan pendapat ulama terdahulu dengan kesimpulan bahwa Urf dapat dijadikan sebagai salah satu metode istinbat hukum islam dan mengubah hukum terdahulu sesuai dengan perkembangan zaman selama tidak bertentangan dengan nash Dahlan, Abdur Rahman., 2011, Ushul Fiqih, Sinar Grafika Offset. Jakarta, hal Ibid, hal

6 c. Macam-macam Urf Meskipun Urf dapat dianggap sebagai salah satu landasan pengambilan hukum Islam oleh para ulama fiqih maupun ulama ushul fiqh, tidak serta merta menjadikan seluruh Urf dapat diterima sebagai syara. Terdapat juga beberapa pengelompokan macammacam Urf. Urf dari segi kualitas atau keabsahannya dapat dibedakan menjadi urf shahih dan urf fasid. 1. Urf Shahih ( urf yang sah) Urf Shahih merupakan adat masyarakat yang sesuai dan tidak bertentangan dengan hukum islam, karena adat ini tidak mengubah ketentuan hukum islam seperti mengubah haram menjadi halal atau sebaliknya. 14 Urf shahih wajib dipelihara dalam pembentukan hukum dan dalam peradilan. Seorang mujtahid haruslah memperhatikan tradisi dalam pembentukan hukumnya. Seorang hakim juga harus memperhatikannya dalam peradilannya. Karena sesungguhnya sesuatu yang telah menjadi adat manusia dan sudah biasa mereka jalani, maka hal ini sudah menjadi bagian dalam hidup mereka dan sesuai pula dengan kemaslahatan mereka. Oleh karena itu, urf wajib diperhatikan atau dipelihara selama tidak bertentangan dengan syara Urf Fasidh ( urf yang rusak) Urf fasid merupakan kebiasaan yang tidak sesuai atau bertentangan dengan hukum islam, dengan kata lain kebiasaan ini mengubah hukum islam dari halal menjadi haram. Contohnya seperti yang telah terbiasa dalam masyarakat tentang menghalalkan minuman keras yang memabukkan dan kebiasaan menghamburkan harta. 16 Para ulama sepakat bahwa urf fasidh tidak dapat menjadi landasan hukum dan kebiasaan tersebut ialah batal demi hukum. Oleh karena itu dalam rangka meningkatkan pemasyarakatan dan pengamalan hukum Islam pada masyarakat, sebaiknya dilakukan dengan cara yang ma ruf yaitu mengubah adat yang bertentangan dengan ketentuan ajaran Islam tersebut. 17 Urf Fasidh tidak diharuskan untuk memeliharanya karena memelihara urf fasidh berarti menentang atau membatalkan dalil syara. Apabila manusia telah saling mengerti akad-akad yang rusak, seperti gharar (tipuan dan membahayakan), maka bagi Urf ini tidak mempunyai pengaruh dalam membolehkannya. 14 Ibid, hal Khallaf, Abdul Wahab, 1994 Ilmu Ushul Fiqih, Dina Utama Semarang, Semarang, hal Djazuli, 2010, Ilmu Fiqih, Fajar Interpratama Offset. Jakarta, hal Dahlan, Abdur Rahman., 2011, Ushul Fiqih, Sinar Grafika Offset. Jakarta, hal. 211.

7 Hukum-hukum yang didasarkan Urf dapat berubah menurut perubahan zaman dan perubahan asalnya. Karena itu, para Fuqaha berkata: perselisihan itu adalah perselisihan tempat dan zaman, bukan perselisihan hujjah dan bukti. 18 Ditinjau dari cakupan atau jangkauannya, Urf dapat dibagi menjadi dua yaitu: urf amm dan urf khassah. 1. Urf Amm Urf amm adalah kebiasaan yang bersifat umum dan berlaku bagi sebagian besar masyarakat dalam berbagai wilayah yang luas. Seperti membayar ongkos dengan kendaraan umum dengan harga tertentu tanpa perincian jauh atau dekatnya jarak yang ditempuh dan hanya dibatasi jarak tempuh maksimum. Demikian juga, seperti membayar sewa penggunaan tempat pemandian umum dengan harga tiket masuk tertentu tanpa membatasi fasitas dan jumlah air yang digunakan, kecuali hanya membatasi pemakaian dari segi waktunya saja. 2. Urf Khassah. Urf khassah adalah kebiasaan yang berlaku secara khusus pada suatu lingkup masyarakat atau wilayah tertentu. Misalnya dikalangan para pedagang apabila terdapat cacat tertentu pada barang yang dibeli dapat dikembalikan dan untuk cacat lainnya dalam barang itu, konsumen tidak dapat mengembalikan barang tersebut. Atau juga kebiasaan mengenai penentuan masa garansi terhadap barang tertentu. 19 d. Syarat dan Rukun Kaidah Al adah Muhakkamah 20 Dalam membahas kaidah Al adah Muhakkamah, dua buah pembahasan yang perlu ditelaah ialah kata Al- adah dan kata Al-Muhakkamah. Kedua kata tersebut merupakan suatu susunan dalam bahasa Arab yang membentuk pemahaman bagaimana adat kebiasan (al- adah) diperlakukan sebagai suatu dalil pekerjaan proses istinbath hukum (tahkim). Maka perlu ada kejelasasan, adat yang seperti apa dan juga perlu ada kejelasan proses istinbath yang seperti apa sehingga kaidah tersebut dapat berlaku dengan absah. 18 Syafe i, Rachmat, 1998 Ilmu Uhul Fiqih, Pustaka Setia, Bandung, hal Dahlan, Abdur Rahman., 2011, Ushul Fiqih, Sinar Grafika Offset. Jakarta, hal Al-Bahsin, Dr Yaqub, Qaidatu Al-Adah Muhakkamah (Arabic version), Maktabah Rusyd. Riyadh. Hal

8 Rukun kaidah: 1. Rukun pertama ialah Al adah atau Urf itu sendiri Menurut Syekh Fahmi Abu Sinnah, esensi pengertian dari Al adah itu sendiri merupakan sesuatu yang terjadi berulang-ulang, entah itu secara sengaja maupun tidak disengaja oleh masyarakat. Sehingga menurutnya dalam Al adah juga harus memiliki dua rukun utama: (i) Pelaksanaan yang berulang-ulang. (ii) Tindakan tersebut dapat diterima oleh masyarakat berakal ataupun oleh mayoritas umat. Sedangkan para praktisi hukum Islam mengutarakan bahwa terjadinya suatu Al adah maupun Urf, ialah karena adanya kepercayaan pada masyarakat yang melakukannya.bahwa hal tersebut merupakan hal yang lazim. Terdapat dua unsur utama dalam pembahasan mengenai munculnya kaidah yang berkaitan dengan Urf, unsur tersebut ialah (i) unsur materi, yaitu adanya keterlibatan masyarakat dalam pelestarian kegiatan tersebut. (ii) unsur non-materi, yaitu mengakui dengan kepercayaan yang kuat terhadap perlunya kebiasaan tersebut. Kedua unsur tersebutlah yang memegang peranan dalam implementasi dari qaidah urfiyah 21 yang dapat dijadikan landasan istinbath hukum. Yang perlu digarisbawahi ialah, kedudukan Urf tidak akan memiliki kekuatan hukum apapun apabila bertentangan dengan syariat Islam yang sudah jelas tercantum dalam Quran maupun Hadits. Sedangkan para fuqaha menegaskan bahwa Urf tersebut haruslah sesuatu yang dapat diterima dengan alasan logis, sehingga logisme yang simultan akan menjadi rukun. Adanya perbedaan pendapat antara para fuqaha dan praktisi hukum Islam, menjadikan suatu ringkasan mengenai rukun yang sebenarnya dari Urf maupun Al adah 22. a. (Al-Mu tad) Subjek, atau adanya pelaku suatu Urf atau Al adah. b. (Al-Mu tad alaih) Objek Urf berupa perbuatan yang dilakukan bisa berbentuk lisan maupun tindakan, adanya suatu aktifitas Urf atau Al adah c. (Al-I tiyad) Kontinu, adanya perulangan yang menjadi kebiasaan 21 Qaidah urfiyah, adalah segala jenis qaidah-qaidah yang berkaitan dengan Urf 22 Ibid, hal 60.

9 2. Rukun kedua ialah Muhakkamah, mengenai proses tahkim terhadap Urf maupun Al adah Adapun Muhakkamah merupakan fi l maf ul dari kata Hakkama, sehingga artinya hukum tentang sesuatu akan diserahkan kepada kebiasaan yang berlaku di masyarakat. Akan tetapi, sebelum Urf dijadikan sebagai sandaran istinbath, terdapat syarat-syarat dalam proses pembentukan hukum tersebut (tahkim) sebagai implementasi kaidah Al adah Muhakkamah. Syarat kaidah: 1. Syarat pembentukan dan eksistensi adat kebiasaan: a. Adat tersebut diakui mayoritas, diketahui oleh sebagian besar golongan suatu masyarakat, meskipun terdapat beberapa sebagaian kecil yang tidak mengikuti tapi tetap mengakuinya. b. Terjadi secara umum, tidak terjadi secara khusus untuk golongan atau strata sosial tertentu, melainkan berlaku untuk seluruh masyarakat muslim. 2. Syarat pemberlakuan kaidah: a. Haruslah terpenuhi syarat dan rukun yang sudah disebutkan diatas. b. Haruslah ada suatu kejadian yang dimaksudkan untuk berlakunya kaidah tersebut sesuai dengan dalil Quran dan Hadits. Sehingga kaidah tersebut tidaklah digunakan secara tidak sengaja (accidental). c. Tidak bertujuan untuk berlawanan atau bertentangan dengan dalil naskhi yang sudah terdapat pada Quran dan Hadits. d. Urf tersebut sudah berlaku sebelumnya, sehingga penetapan Qaidah bukanlah untuk melegitimasi Urf yang belum terjadi. e. Suatu kejadian yang akan dihukumi haruslah memang berkaitan dengan pelestarian Urf dan adat kebiasaan yang ada dan telah berkembang di masyarakat. f. Kaidah tersebut bukan untuk menyelisihi dalil lain yang lebih tepat sebagai rujukan istinbath hukum pada masalah tertentu. e. Kondisi terkait pengunaan Kaidah Al adah Muhakkamah Meskipun sudah dibahas, namun dalam pembahasan yang lebih mendetail ada juga beberapa kondisi yang berkaitan dengan penggunaan kaidah Al- adah Muhakkamah.

10 1. Kondisi ketika Urf yang terjadi seiring dengan munculnya Nash 23 pada masa Rasulullah Apabila Urf tersebut berupa ucapan, maka Jumhur Ulama 24 dari Hanafiyah, Malikiyah, dan Syafi iyah memandang lafadz ucapan tersebut diangap sebagai bagian dari lafz qayd mutlaq dan takhsis amm, kecuali sebagian dari ulama Hanabilah, tidak memandang sebagai konsep lafz qayd mutlaq 25 dan takhsis amm. Artnya ialah, harus ada makna khusus yang tersirat dari suatu ucapan yang dipahami oleh publik sebagai ungkapan terhadap makna khusus yang dimaksud. Bukan sebagai makna lafaz yang umum 26. Seperti perintah pelaksanaan haji, secara tersirat dalam Hadits sohih yang diriwayatkan oleh Ahmad, Muslim dan Nasa i, pelaksanaan haji pada Hadits tersebut, ialah haji yang sesuai dengan syariat Islam, sebagai salah satu Rukun Islam, bukan kebiasaan haji seperti yang terjadi pada masa sebelum datangnya Islam. 2. Kondisi Urf yang muncul setelah munculnya Nash Terdapat tiga macam sikap yang diambil dalam menanggapi persolan Urf yang muncul setelah munculnya Nash. a. Bahwa Urf yang bertentangan atau menyalahi Nash, sudah jelas pasti ditolak. Contohnya ialah pelarangan segala jenis kebiasaan Riba dan Khamr pada masa Nabi Muhammad saw dan segala macamnya modifikasi produk yang menyerupai hal tersebut di masa selanjutnya. b. Apabila Urf yang baru tersebut dapat dikembalikan hukumnya kepada hukum asal yang terdapat pada Nash atau Ijma ulama sebelumnya, maka Urf tersebut dapat sah menjadi sandaran istinbath hukum. Tapi apabila tidak bisa dikembalikan ke hukum asalnya, maka Urf tersebut ditolak. c. Apabila Urf tersebut jelas bertentangan dengan Nash, maka dilakukan dua pendekatan yang lain: 23 Kemunculan Nash dapat diartikan sebagai kemunculan ajaran Islam yang dibawa pada zaman datangnya Naba Muhammad saw. Nash diartikan sebagai ajaran yang tertulis dalam Quran dan Hadits. 24 Jumhur Ulama merupakan istilah yang diartikan dengan mayoritas Ulama dari berbagai madzhab. Hanafiah adalah ulama pengikut Imam Abu Hanifah, Malikiyah adalah pengikut Imam Malik, Syafi iyah adalah pengikut Imam Syafi I, dan Hanabilah adalah pengikut Imam Ibnu Hambal. 25 Lafaz mutlaq dan muqayyad merupakan istilah dalam ilmu Ushul Fiqh yang digunakan dalam menginterpretasikan suatu lafaz antara makna yang terkait dengan suatu makna lain atau makna yang berdiri sendiri. 26 Lafaz umum dan lafaz khos merupakan istilah dalam ilmu Ushul Fiqh yang digunakan dalam menginterpretasikan suatu lafaz berdasarkan maksud umum atau maksud spesifik.

11 - Pendekatan terhadap Nash yang terkait, apakah memiliki elemen Urf yang terjadi pada masa munculnya Nash, sehingga ketika Urf pada Nash tersebut telah berubah maka karakteristik hukumnya pun ikut berubah. - Nash yang terkait beserta dengan Illah-nya menolak dengan jelas Urf tersebut secara tekstual maupun secara kontekstual (ijtihadi). C. KESIMPULAN Kaidah dalam menentukan suatu adat kebiasaan yang terjadi pada masyarakat sebagai suatu sandran dalam Istinbath hukum islam, tidak serta merta dapat terjadi begitu saja. Terdapat berbagai rukun, syarat, prasyarat, dan terutama kondisi yang harus dipenuhi sehingga adat kebiasaan suatu masyarakat dapat dianggap sebagai landasan hukum. Al adah Muhakkamah sebagai salah satu qaidah fiqhiyah dalam menggunakan urf, memiliki karakteristik dan perlakuan yang tersendiri dan terkodifikasi dengan baik oleh para ulama ushul fiqh. Sehingga kebiasaan yang terjadi pada masyarakat yang tidak ada hukumnya dalam Nash, dapat menjadi sandaran pemikiran hukum Islam. Penggunaan qaidah Al adah Muhakkamah juga dapat berlaku dengan kondisi-kondisi tertentu yang ditinjau dari segala aspek. Urf yang dapat berlaku di dalamnya kaidah Al adah Muhakkamah perlu ditinjau berdasarkan Nash Quran dan Hadits yang juga mengandung berbagai jenis pembahasan mengenai Urf yang pernah terjadi pada saat kemunculan Islam di masa Nabi Muhammad saw. Al adah haruslah ditentukan berupa lisan maupun perbuatan sebagai bentuk urf yang tidak bertentang dengan syara. Muhakkamah sebagai bagian dari proses istinbath hukum (tahkim) haruslah dilakukan sesuai dengan proses-proses yang berlaku dalam kaidah ushuliyyah.

12 DAFTAR PUSTAKA Al-Bahsin, Dr Yaqub, Qaidatu Al-Adah Muhakkamah (Arabic version), Maktabah Rusyd. Riyadh. Dahlan, Abdur Rahman., 2011, Ushul Fiqih, Sinar Grafika Offset. Jakarta Djazuli, 2010, Ilmu Fiqih, Fajar Interpratama Offset. Jakarta. Hakim, Abdul Hamid, Mabadi Awwaliyah, Al-Maktabah assa adiyah Putra, tth. Jakarta. Khallaf, Abdul Wahab., 1994 Ilmu Ushul Fiqih, Semarang: Dina Utama Semarang. Rachmat Syafe i, Ilmu Uhul Fiqih,: Pustaka Setia, Bandung. Umam, Khairul dan Ahyar Aminuddin Ushul Fiqh II. Pustaka Setia. Bandung. Zarqa, Ahmad bin Syaikh, Syarhu Qowaid Fiqhiyyah (Arabic version). Darul Qolam. Damaskus. أبويوسف البد

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD JASA PENGETIKAN SKRIPSI DENGAN SISTEM PAKET DI RENTAL BIECOMP

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD JASA PENGETIKAN SKRIPSI DENGAN SISTEM PAKET DI RENTAL BIECOMP BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD JASA PENGETIKAN SKRIPSI DENGAN SISTEM PAKET DI RENTAL BIECOMP A. Deskripsi akad jasa pengetikan skripsi dengan sistem paket di Rental Biecomp Jemurwonosari Surabaya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI TENTANG URF

BAB II LANDASAN TEORI TENTANG URF BAB II LANDASAN TEORI TENTANG URF A. Pengertian Urf Secara umum, adat dapat dipahami sebagai tradisi lokal (local custom) yang mengatur interaksi masyarakat. Dalam ensiklopedi disebutkan bahwa adat adalah

Lebih terperinci

Makalah Syar u Man Qoblana

Makalah Syar u Man Qoblana Makalah Syar u Man Qoblana Disusun Guna Memenuhi Mata Kuliah : Ushul Fiqih Dosen Pengampu : Misbah Khoirudin Zuhri, MA. Di Susun Oleh: 1. Ludia Nur Annisa (1604026142) 2. Dina Zulfahmi (1604026152) PROGRAM

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBAGIAN WARIS SECARA PERDAMAIAN DI DESA TAMANREJO KECAMATAN LIMBANGAN KABUPATEN KENDAL

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBAGIAN WARIS SECARA PERDAMAIAN DI DESA TAMANREJO KECAMATAN LIMBANGAN KABUPATEN KENDAL BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBAGIAN WARIS SECARA PERDAMAIAN DI DESA TAMANREJO KECAMATAN LIMBANGAN KABUPATEN KENDAL A. Analisis Terhadap Pembagian Waris Secara Perdamaian Di Desa Tamanrejo Kecamatan

Lebih terperinci

BAB II KERJASAMA USAHA MENURUT PRESPEKTIF FIQH MUAMALAH. Secara bahasa al-syirkah berarti al-ikhtilath (bercampur), yakni

BAB II KERJASAMA USAHA MENURUT PRESPEKTIF FIQH MUAMALAH. Secara bahasa al-syirkah berarti al-ikhtilath (bercampur), yakni 15 BAB II KERJASAMA USAHA MENURUT PRESPEKTIF FIQH MUAMALAH A. PENGERTIAN SYIRKAH Secara bahasa al-syirkah berarti al-ikhtilath (bercampur), yakni bercampurnya salah satu dari dua harta dengan yang lainnya,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS KETENTUAN KHI PASAL 153 AYAT (5) TENTANG IDDAH BAGI PEREMPUAN YANG BERHENTI HAID KETIKA MENJALANI MASA IDDAH KARENA MENYUSUI

BAB IV ANALISIS KETENTUAN KHI PASAL 153 AYAT (5) TENTANG IDDAH BAGI PEREMPUAN YANG BERHENTI HAID KETIKA MENJALANI MASA IDDAH KARENA MENYUSUI BAB IV ANALISIS KETENTUAN KHI PASAL 153 AYAT (5) TENTANG IDDAH BAGI PEREMPUAN YANG BERHENTI HAID KETIKA MENJALANI MASA IDDAH KARENA MENYUSUI A. Analisis Perhitungan Iddah Perempuan Yang Berhenti Haid Ketika

Lebih terperinci

BAB VI ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRADISI GADAI SAWAH DI DESA MORBATOH KECAMATAN BANYUATES KABUPATEN SAMPANG

BAB VI ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRADISI GADAI SAWAH DI DESA MORBATOH KECAMATAN BANYUATES KABUPATEN SAMPANG BAB VI ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRADISI GADAI SAWAH DI DESA MORBATOH KECAMATAN BANYUATES KABUPATEN SAMPANG A. Analisis Pelaksanaan Tradisi Gadai Sawah di Desa Morbatoh Kecamatan Banyuates Kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN A. Analisis dari Aspek Akadnya Sebagaimana yang telah penulis jelaskan

Lebih terperinci

BAB IV JUAL BELI SEPATU SOLID DI KECAMATAN SEDATI SIDOARJO DALAM PERSPEKTIF MASLAHAH MURSALAH

BAB IV JUAL BELI SEPATU SOLID DI KECAMATAN SEDATI SIDOARJO DALAM PERSPEKTIF MASLAHAH MURSALAH 90 BAB IV JUAL BELI SEPATU SOLID DI KECAMATAN SEDATI SIDOARJO DALAM PERSPEKTIF MASLAHAH MURSALAH A. Tinjauan Tentang Jual Beli Sepatu Solid di Kecamatan Sedati Sidoarjo Dengan mengikuti empat mazhab fiqh

Lebih terperinci

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR: AL-RA YU/IJTIHAD KOMPETENSI DASAR: Menganalisis kedudukan dan fungsi al-ra yu atau Ijtihad dalam agama Islam. Mengidentifikasi berbagai karakteristik yang berkaitan dengan al-ra yu/ijtihad INDIKATOR: Mendeskripsikan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TERHADAP HUKUM JUAL BELI CABE TANPA KESEPAKATAN HARGA

BAB IV ANALISIS TERHADAP HUKUM JUAL BELI CABE TANPA KESEPAKATAN HARGA BAB IV ANALISIS TERHADAP HUKUM JUAL BELI CABE TANPA KESEPAKATAN HARGA A. Analisis pelaksanaan jual beli tanpa kesepakatan harga Jual beli seperti yang telah diulas dalam bab sebelumnya yakni jual beli

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ajaran yang sangat sempurna dan memuat berbagai aspek-aspek kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. ajaran yang sangat sempurna dan memuat berbagai aspek-aspek kehidupan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai agama pembawa rahmat bagi seluruh alam, Islam hadir dengan ajaran yang sangat sempurna dan memuat berbagai aspek-aspek kehidupan manusia. Islam tidak

Lebih terperinci

KAIDAH FIQH. Sebuah Ijtihad Tidak Bisa Dibatalkan Dengan Ijtihad Lain. حفظه هللا Ustadz Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf

KAIDAH FIQH. Sebuah Ijtihad Tidak Bisa Dibatalkan Dengan Ijtihad Lain. حفظه هللا Ustadz Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf KAIDAH FIQH ا ل ج ت ه اد ل ي ن ق ض ب ل ج ت ه اد Sebuah Ijtihad Tidak Bisa Dibatalkan Dengan Ijtihad Lain حفظه هللا Ustadz Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf Publication: 1438 H_2017 M Sebuah Ijtihad

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HAK KHIYA>R PADA JUAL BELI PONSEL BERSEGEL DI COUNTER MASTER CELL DRIYOREJO GRESIK

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HAK KHIYA>R PADA JUAL BELI PONSEL BERSEGEL DI COUNTER MASTER CELL DRIYOREJO GRESIK BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HAK KHIYA>R PADA JUAL BELI PONSEL BERSEGEL DI COUNTER MASTER CELL DRIYOREJO GRESIK A. Analisis terhadap Mekanisme Hak Khiya>r pada Jual Beli Ponsel Bersegel Akad merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG URF. Konsep Islam sebagai Agama wahyu mempunyai doktrin-doktrin ajaran

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG URF. Konsep Islam sebagai Agama wahyu mempunyai doktrin-doktrin ajaran BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG URF Konsep Islam sebagai Agama wahyu mempunyai doktrin-doktrin ajaran tertentu yang harus diimani, juga tidak melepaskan perhatian terhadap kondisi masyarakat tertentu. Kearifan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA- MENYEWA TANAH FASUM DI PERUMAHAN TNI AL DESA SUGIHWARAS CANDI SIDOARJO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA- MENYEWA TANAH FASUM DI PERUMAHAN TNI AL DESA SUGIHWARAS CANDI SIDOARJO BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA- MENYEWA TANAH FASUM DI PERUMAHAN TNI AL DESA SUGIHWARAS CANDI SIDOARJO A. Analisis Terhadap Sudut Kepemilikan Dari Obyek Sewa Tanah Fasum di Desa

Lebih terperinci

ISTIHSAN MAKALAH. Disusun Guna Memenuhi Tugas. Mata Kuliah: Ushul Fiqh. Dosen Pengampu: Muhammad Syaifuddien Zuhriy, M. Ag.

ISTIHSAN MAKALAH. Disusun Guna Memenuhi Tugas. Mata Kuliah: Ushul Fiqh. Dosen Pengampu: Muhammad Syaifuddien Zuhriy, M. Ag. ISTIHSAN MAKALAH Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah: Ushul Fiqh Dosen Pengampu: Muhammad Syaifuddien Zuhriy, M. Ag Disusun Oleh: 1. Zumrotul Muniroh 1504026018 2. Agus Ahmad Hanif 1504026035 3. Bayu

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PEMBIAYAAN MURA<BAH{AH DI BMT MADANI TAMAN SEPANJANG SIDOARJO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PEMBIAYAAN MURA<BAH{AH DI BMT MADANI TAMAN SEPANJANG SIDOARJO BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PEMBIAYAAN MURAbah}ah Yang Direalisasi Sebelum Barang Yang Dijual

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DATA BAB IV ANALISIS DATA A. Praktik Jual Beli Kotoran Sapi Sebagai Pupuk Kandang di PT. Juang Jaya Abdi Alam Sebagaimana telah dijelaskan pada bab terdahulunya, bahwa jual beli yang terjadi di PT. Juang Jaya

Lebih terperinci

Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam Pendidikan Agama Islam Modul ke: 02Fakultas Ekonomi dan Bisnis Pokok Bahasan : SUMBER AJARAN ISLAM Dr. Achmad Jamil, M.Si Program Studi S1 Manajemen AL QUR AN. Secara etimologi Alquran berasal dari kata

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG TENAGA KERJA DI BAWAH UMUR PADA LPK CINTA KELUARGA SEMARANG

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG TENAGA KERJA DI BAWAH UMUR PADA LPK CINTA KELUARGA SEMARANG 49 BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG TENAGA KERJA DI BAWAH UMUR PADA LPK CINTA KELUARGA SEMARANG Setelah penulis mengulas tentang tenaga kerja di bawah umur dalam Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP BISNIS PULSA DENGAN HARGA DIBAWAH STANDAR

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP BISNIS PULSA DENGAN HARGA DIBAWAH STANDAR BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP BISNIS PULSA DENGAN HARGA DIBAWAH STANDAR A. Analisis Hukum Islam Terhadap Jual Beli Pulsa Dengan Harga Dibawah Standar Sebagaimana penjelasan yang telah tertulis pada

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN Dari penjelasan yang termuat pada bab II (dua) tentang landasan teori dan dari bab III (tiga) yang memuat tentang hasil temuan lapangan, maka dalam bab IV (empat) ini dapat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI CEGATAN DI DESA GUNUNGPATI KECAMATAN GUNUNGPATI KOTA SEMARANG

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI CEGATAN DI DESA GUNUNGPATI KECAMATAN GUNUNGPATI KOTA SEMARANG BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI CEGATAN DI DESA GUNUNGPATI KECAMATAN GUNUNGPATI KOTA SEMARANG A. Analisis Faktor Pendorong Jual Beli Cegatan di Desa Gunungpati Kecamatan Gunungpati

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN UPAH DENGAN KULIT HEWAN KURBAN DI DESA JREBENG KIDUL KECAMATAN WONOASIH KABUPATEN PROBOLINGGO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN UPAH DENGAN KULIT HEWAN KURBAN DI DESA JREBENG KIDUL KECAMATAN WONOASIH KABUPATEN PROBOLINGGO BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN UPAH DENGAN KULIT HEWAN KURBAN DI DESA JREBENG KIDUL KECAMATAN WONOASIH KABUPATEN PROBOLINGGO Setelah memberikan gambaran tentang praktik pengupahan kulit

Lebih terperinci

KELOMPOK 1 : AHMAD AHMAD FUAD HASAN DEDDY SHOLIHIN

KELOMPOK 1 : AHMAD AHMAD FUAD HASAN DEDDY SHOLIHIN KELOMPOK 1 : AHMAD AHMAD FUAD HASAN DEDDY SHOLIHIN A. Al-Qur an Sebagai Sumber Ajaran Islam Menurut istilah, Al-Qur an adalah firman Allah yang berupa mukjizat, diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw, ditulis

Lebih terperinci

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA. wawancara kepada para responden dan informan, maka diperoleh 4 (empat) kasus

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA. wawancara kepada para responden dan informan, maka diperoleh 4 (empat) kasus BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Kasus Perkasus Dari hasil penelitian dilapangan yang telah penulis lakukan melalui wawancara kepada para responden dan informan, maka diperoleh

Lebih terperinci

Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam Pendidikan Agama Islam Modul ke: Sumber Ajaran Islam Fakultas PSIKOLOGI Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Dian Febrianingsih, M.S.I Pengantar Ajaran Islam adalah pengembangan agama Islam. Agama

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PANDANGAN TOKOH AGAMA ISLAM TENTANG SEWA POHON MANGGA

BAB IV ANALISIS TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PANDANGAN TOKOH AGAMA ISLAM TENTANG SEWA POHON MANGGA BAB IV ANALISIS TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PANDANGAN TOKOH AGAMA ISLAM TENTANG SEWA POHON MANGGA Sebagaimana penelitian yang dilakukan di lapangan dan yang menjadi obyek penelitian adalah pohon mangga,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak mau seorang manusia haruslah berinteraksi dengan yang lain. Agar kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. tidak mau seorang manusia haruslah berinteraksi dengan yang lain. Agar kebutuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial yang akan saling membutuhkan satu sama lain sampai kapanpun, hal tersebut dilakukan untuk pemenuhan kebutuhan. Maka dari itu mau

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTEK JUAL BELI LEGEN. A. Analisis Hukum Islam Terhadap Pandangan Tokoh Agama Tentang Praktek

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTEK JUAL BELI LEGEN. A. Analisis Hukum Islam Terhadap Pandangan Tokoh Agama Tentang Praktek BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTEK JUAL BELI LEGEN A. Analisis Hukum Islam Terhadap Pandangan Tokoh Agama Tentang Praktek Jual beli legen Sebagaimana telah dijelaskan di bab sebelumnya, maka dapat ditemukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejak datangnya agama Islam di Indonesia pada abad ke-7 Masehi,

BAB I PENDAHULUAN. Sejak datangnya agama Islam di Indonesia pada abad ke-7 Masehi, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Amalan wakaf sangat besar artinya bagi kehidupan sosial ekonomi, kebudayaan dan keagamaan. Oleh karena itu Islam meletakkan amalan wakaf sebagai salah satu macam

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP UTANG PIUTANG SISTEM IJO (NGIJO) DI DESA SEBAYI KECAMATAN GEMARANG KABUPATEN MADIUN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP UTANG PIUTANG SISTEM IJO (NGIJO) DI DESA SEBAYI KECAMATAN GEMARANG KABUPATEN MADIUN BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP UTANG PIUTANG SISTEM IJO (NGIJO) DI DESA SEBAYI KECAMATAN GEMARANG KABUPATEN MADIUN A. Analisis Praktek Sistem Ngijo di Desa Sebayi Kecamatan Gemarang Kabupaten Madiun

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PENDAPAT TOKOH NU SIDOARJO TENTANG MEMPRODUKSI RAMBUT PALSU

BAB IV ANALISIS PENDAPAT TOKOH NU SIDOARJO TENTANG MEMPRODUKSI RAMBUT PALSU BAB IV ANALISIS PENDAPAT TOKOH NU SIDOARJO TENTANG MEMPRODUKSI RAMBUT PALSU A. Analisis Pendapat Tokoh NU Sidoarjo Tentang Memproduksi Rambut Palsu Sebagaimana telah dijelaskan pada bab sebelumnya maka

Lebih terperinci

Muza>ra ah dan mukha>barah adalah sama-sama bentuk kerja sama

Muza>ra ah dan mukha>barah adalah sama-sama bentuk kerja sama BAB IV ANALISIS URF TERHADAP PENGGARAPAN TANAH SAWAH DENGAN SISTEM SETORAN DI DESA LUNDO KECAMATAN BENJENG KABUPATEN GRESIK A. Analisis terhadap Praktik Penggarapan Tanah Sawah dengan Sistem Setoran di

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTIK BISNIS JUAL BELI DATABASE PIN KONVEKSI. A. Analisis Praktik Bisnis Jual Beli Database Pin Konveksi

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTIK BISNIS JUAL BELI DATABASE PIN KONVEKSI. A. Analisis Praktik Bisnis Jual Beli Database Pin Konveksi BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTIK BISNIS JUAL BELI DATABASE PIN KONVEKSI A. Analisis Praktik Bisnis Jual Beli Database Pin Konveksi Bisnis database pin konveksi adalah sebuah bisnis dimana objek yang diperjualbelikan

Lebih terperinci

BAB III PROSES IJMA MENURUT ABDUL WAHAB KHALLAF DAN PROSES PENETAPAN HUKUM DALAM KOMISI FATWA MUI

BAB III PROSES IJMA MENURUT ABDUL WAHAB KHALLAF DAN PROSES PENETAPAN HUKUM DALAM KOMISI FATWA MUI BAB III PROSES IJMA MENURUT ABDUL WAHAB KHALLAF DAN PROSES PENETAPAN HUKUM DALAM KOMISI FATWA MUI A. Abdul Wahab Khallaf 1. Biografi Abdul Wahab Khallaf Abdul Wahab Khallaf merupakan seorang merupakan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TERHADAP JUAL BELI IKAN BANDENG DENGAN PEMBERIAN JATUH TEMPO DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB IV ANALISIS TERHADAP JUAL BELI IKAN BANDENG DENGAN PEMBERIAN JATUH TEMPO DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM BAB IV ANALISIS TERHADAP JUAL BELI IKAN BANDENG DENGAN PEMBERIAN JATUH TEMPO DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM A. Analisis terhadap aplikasi jual beli ikan bandeng dengan pemberian jatuh tempo. Jual beli ikan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBULATAN TIMBANGAN PADA PT. TIKI JALUR NUGRAHA EKAKURIR DI JALAN KARIMUN JAWA SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBULATAN TIMBANGAN PADA PT. TIKI JALUR NUGRAHA EKAKURIR DI JALAN KARIMUN JAWA SURABAYA 57 BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBULATAN TIMBANGAN PADA PT. TIKI JALUR NUGRAHA EKAKURIR DI JALAN KARIMUN JAWA SURABAYA A. Analisis Hukum Islam Terhadap Akad Transaksi Pada PT. TIKI Jalur Nugraha

Lebih terperinci

Adat Kebiasaan adalah Hakim (dapat dibenarkan hukumnya)

Adat Kebiasaan adalah Hakim (dapat dibenarkan hukumnya) ا ل ع اد ة م ح ك م ة Adat Kebiasaan adalah Hakim (dapat dibenarkan hukumnya) Tugas Kelompok Diajukan sebagai Tugas Akhir Kaidah Fiqh Untuk Manajemen dan Bisnis Dosen : DR. Erwandi Tarmizi, MA Disiapkan

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBAYARAN KODE UNIK DALAM JUAL BELI ONLINE DI TOKOPEDIA. A. Analisis Status Hukum Kode Unik di Tokopedia

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBAYARAN KODE UNIK DALAM JUAL BELI ONLINE DI TOKOPEDIA. A. Analisis Status Hukum Kode Unik di Tokopedia BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBAYARAN KODE UNIK DALAM JUAL BELI ONLINE DI TOKOPEDIA A. Analisis Status Hukum Kode Unik di Tokopedia Dalam praktek kekinian akan banyak dijumpai muamalah yang terkait

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. A. Proses Akad yang Terjadi Dalam Praktik Penukaran Uang Baru Menjelang Hari Raya Idul Fitri

BAB IV ANALISIS DATA. A. Proses Akad yang Terjadi Dalam Praktik Penukaran Uang Baru Menjelang Hari Raya Idul Fitri BAB IV ANALISIS DATA A. Proses Akad yang Terjadi Dalam Praktik Penukaran Uang Baru Menjelang Hari Raya Idul Fitri Pertukaran merupakan bagian aktifitas terpenting dalam masyarakat dan merupakan alat komunikasi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP UTANG PIUTANG DALAM BENTUK UANG DAN PUPUK DI DESA BRUMBUN KECAMATAN WUNGU KABUPATEN MADIUN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP UTANG PIUTANG DALAM BENTUK UANG DAN PUPUK DI DESA BRUMBUN KECAMATAN WUNGU KABUPATEN MADIUN BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP UTANG PIUTANG DALAM BENTUK UANG DAN PUPUK DI DESA BRUMBUN KECAMATAN WUNGU KABUPATEN MADIUN A. Analisis terhadap Praktik Utang Piutang dalam Bentuk Uang dan Pupuk di

Lebih terperinci

BAB IV\ ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP MEKANISME PENGUPAHAN PEMOLONG CABE DI DESA BENGKAK KECAMATAN WONGSOREJO KABUPATEN BANYUWANGI

BAB IV\ ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP MEKANISME PENGUPAHAN PEMOLONG CABE DI DESA BENGKAK KECAMATAN WONGSOREJO KABUPATEN BANYUWANGI 63 BAB IV\ ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP MEKANISME PENGUPAHAN PEMOLONG CABE DI DESA BENGKAK KECAMATAN WONGSOREJO KABUPATEN BANYUWANGI A. Analisis Mekanisme Pengupahan Pemolong Cabe Di Desa Bengkak Kecamatan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENUKARAN UANG DENGAN JUMLAH YANG TIDAK SAMA JIKA DIKAITKAN DENGAN PEMAHAMAN PARA PELAKU

BAB IV ANALISIS TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENUKARAN UANG DENGAN JUMLAH YANG TIDAK SAMA JIKA DIKAITKAN DENGAN PEMAHAMAN PARA PELAKU BAB IV ANALISIS TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENUKARAN UANG DENGAN JUMLAH YANG TIDAK SAMA JIKA DIKAITKAN DENGAN PEMAHAMAN PARA PELAKU A. Analisis Terhadap Praktik Penukaran Uang Dengan Jumlah Yang Tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia guna memperoleh kebahagian di dunia dan akhirat. Salah satu aspek

BAB I PENDAHULUAN. manusia guna memperoleh kebahagian di dunia dan akhirat. Salah satu aspek BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam sebagai the way of life merupakan ajaran yang memberikan petunjuk, arah dan aturan-aturan (syariat) pada semua aspek kehidupan manusia guna memperoleh

Lebih terperinci

BAB IV. A. Analisis Hukum Islam terhadap Pemberlakuan tarif parkir progressif di

BAB IV. A. Analisis Hukum Islam terhadap Pemberlakuan tarif parkir progressif di BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERLAKUAN TARIF PARKIR PROGRESSIF DI GRAMEDIA EXPO SURABAYA MENURUT PERDA SURABAYA NO. 5 TAHUN 2000 TENTANG RETRIBUSI PARKIR A. Analisis Hukum Islam terhadap Pemberlakuan

Lebih terperinci

BAB IV. A. Mekanisme Penundaan Waktu Penyerahan Barang Dengan Akad Jual Beli. beli pesanan di beberapa toko di DTC Wonokromo Surabaya dikarenakan

BAB IV. A. Mekanisme Penundaan Waktu Penyerahan Barang Dengan Akad Jual Beli. beli pesanan di beberapa toko di DTC Wonokromo Surabaya dikarenakan 66 BAB IV MEKANISME PENUNDAAN WAKTU PENYERAHAN BARANG DAN TINJAUAN HUKUM ISLAM DAN UNDANG-UNDANG NO.8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PENUNDAAN WAKTU PENYERAHAN BARANG DENGAN AKAD JUAL

Lebih terperinci

UAS Ushul Fiqh dan Qawa id Fiqhiyyah 2015/2016

UAS Ushul Fiqh dan Qawa id Fiqhiyyah 2015/2016 UAS Ushul Fiqh dan Qawa id Fiqhiyyah 2015/2016 Soal 1 Sebutkan dan jelaskan dhawabith maqashid syariah! Dhawabith maqashid syariah adalah batasan-batasan yang harus dipenuhi untuk menentukan substansi

Lebih terperinci

KAIDAH FIQHIYAH. Pendahuluan

KAIDAH FIQHIYAH. Pendahuluan KAIDAH FIQHIYAH Pendahuluan Jika dikaitkan dengan kaidah-kaidah ushulliyah yang merupakan pedoman dalam mengali hukum islam yang berasal dari sumbernya, Al-Qur an dan Hadits, kaidah FIQHIYAH merupakan

Lebih terperinci

BAB IV. A. Analisis terhadap Sistem Bagi Hasil Pengelolaan Ladang Pesanggem Antara

BAB IV. A. Analisis terhadap Sistem Bagi Hasil Pengelolaan Ladang Pesanggem Antara 63 BAB IV STUDI KOMPARASI TERHADAP SISTEM BAGI HASIL PENGELOLAAN LADANG PESANGGEM ANTARA DESA NGEPUNG KECAMATAN LENGKONG DAN DESA SUGIHWARAS KECAMATAN NGLUYU KABUPATEN NGANJUK MENURUT PERPEKSTIF HUKUM

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP OPERASIONALISASI DANA DEPOSITO DI BNI SYARI AH CAB. SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP OPERASIONALISASI DANA DEPOSITO DI BNI SYARI AH CAB. SURABAYA BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP OPERASIONALISASI DANA DEPOSITO DI BNI SYARI AH CAB. SURABAYA A. Tata Cara Pelaksanaan Akad Pelaksanaan akad deposito di BNI Syari ah dimulai pada waktu pembukaan rekening

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM BISNIS ISLAM TENTANG PERILAKU JUAL BELI MOTOR DI UD. RABBANI MOTOR SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM BISNIS ISLAM TENTANG PERILAKU JUAL BELI MOTOR DI UD. RABBANI MOTOR SURABAYA BAB IV ANALISIS HUKUM BISNIS ISLAM TENTANG PERILAKU JUAL BELI MOTOR DI UD. RABBANI MOTOR SURABAYA A. Analisis Terhadap Proses Jual Beli Motor Melalui Pihak Ke-Tiga Di UD. Rabbani Motor Surabaya Penulis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan sehari-hari, dan dalam hukum Islam jual beli ini sangat dianjurkan

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan sehari-hari, dan dalam hukum Islam jual beli ini sangat dianjurkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jual beli merupakan salah satu cara manusia dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, dan dalam hukum Islam jual beli ini sangat dianjurkan dan diperbolehkan. Sebagaimana

Lebih terperinci

BAB IV PANDANGAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN KEWARISAN TUNGGU TUBANG ADAT SEMENDE DI DESA MUTAR ALAM, SUKANANTI DAN SUKARAJA

BAB IV PANDANGAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN KEWARISAN TUNGGU TUBANG ADAT SEMENDE DI DESA MUTAR ALAM, SUKANANTI DAN SUKARAJA BAB IV PANDANGAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN KEWARISAN TUNGGU TUBANG ADAT SEMENDE DI DESA MUTAR ALAM, SUKANANTI DAN SUKARAJA A. Analisis Tradisi Pelaksanaan Kewarisan Tunggu Tubang Adat Semende di

Lebih terperinci

tradisi jalukan pada saat pernikahan. Jalukan adalah suatu permintaan dari pihak

tradisi jalukan pada saat pernikahan. Jalukan adalah suatu permintaan dari pihak 1 A. Latar Belakang Desa Bayur Kidul, Kecamatan Cilamaya, Kabupaten Karawang memiliki tradisi jalukan pada saat pernikahan. Jalukan adalah suatu permintaan dari pihak perempuan terhadap pihak laki-laki

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN UU PERLINDUNGAN KONSUMEN NOMOR 8 TAHUN 1999 TERHADAP JUAL BELI BARANG REKONDISI

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN UU PERLINDUNGAN KONSUMEN NOMOR 8 TAHUN 1999 TERHADAP JUAL BELI BARANG REKONDISI BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN UU PERLINDUNGAN KONSUMEN NOMOR 8 TAHUN 1999 TERHADAP JUAL BELI BARANG REKONDISI A. Analisis Praktik Jual Beli Barang Rekondisi 1. Proses Jual Beli Praktik jual beli barang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA MENYEWA POHON UNTUK MAKANAN TERNAK

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA MENYEWA POHON UNTUK MAKANAN TERNAK BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA MENYEWA POHON UNTUK MAKANAN TERNAK Praktik sewa menyewa pohon yang terjadi di Desa Mayong merupakan suatu perjanjian yang sudah lama dilakukan dan

Lebih terperinci

ija>rah merupakan salah satu kegiatan muamalah dalam memenuhi

ija>rah merupakan salah satu kegiatan muamalah dalam memenuhi BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK LELANG UNDIAN DALAM PENYEWAAN TANAH KAS DESA DI DESA SUMBERAGUNG KECAMATAN NGRAHO KABUPATEN BOJONEGORO Dari bab sebelumnya, penulis telah memaparkan bagaimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seluruh alam, dimana didalamnya telah di tetapkan ajaran-ajaran yang sesuai

BAB I PENDAHULUAN. seluruh alam, dimana didalamnya telah di tetapkan ajaran-ajaran yang sesuai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam adalah agama yang sempurna, agama yang memberi rahmat bagi seluruh alam, dimana didalamnya telah di tetapkan ajaran-ajaran yang sesuai bagi ummat manusia didalam

Lebih terperinci

BAB IV REKSADANA EXCHANGE TRADED FUND DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB IV REKSADANA EXCHANGE TRADED FUND DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM BAB IV REKSADANA EXCHANGE TRADED FUND DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM A. Analisa Mekanisme Perdagangan Exchange Traded Fund di Bursa Efek Indonesia Pada dasarnya segala bentuk muamalah yang direkayasa oleh

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. menghadap ke bangunan Ka bah, shalatnya tidak sah. Sedangkan orang. perbedaan pendapat, adapun pendapat itu adalah :

BAB V PENUTUP. menghadap ke bangunan Ka bah, shalatnya tidak sah. Sedangkan orang. perbedaan pendapat, adapun pendapat itu adalah : BAB V PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan pembahasan di atas, dapat penulis simpulkan beberapa inti permasalahan ini sebagai berikut : 1. Para ulama madzhab sepakat bahwa orang yang melihat bangunan Ka bah

Lebih terperinci

dengan amanat pasal 27 ayat 1 Undang-undang Nomor 14 tahun 1970 tentang Kekuasaan Kehakiman. Peraturan tersebut menyatakan bahwa

dengan amanat pasal 27 ayat 1 Undang-undang Nomor 14 tahun 1970 tentang Kekuasaan Kehakiman. Peraturan tersebut menyatakan bahwa 53 BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PANDANGAN HAKIM PENGADILAN AGAMA PASURUAN TENTANG IKRAR TALAK BAGI SUAMI ISTRI PASCA PUTUSAN BERKEKUATAN HUKUM TETAP Ketika tidak ada peraturan yang tegas mengatur

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN AKAD QARD\\} AL-H\}ASAN BI AN-NAZ AR DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG WARU SIDOARJO

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN AKAD QARD\\} AL-H\}ASAN BI AN-NAZ AR DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG WARU SIDOARJO 65 BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN AKAD QARD\\} AL-H\}ASAN BI AN-NAZ AR DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG WARU SIDOARJO B. Analisis Terhadap Penerapan Akad Qard\\} Al-H\}asan Bi An-Naz ar di BMT

Lebih terperinci

UNTUK KALANGAN SENDIRI

UNTUK KALANGAN SENDIRI SHALAT GERHANA A. Pengertian Shalat gerhana dalam bahasa arab sering disebut dengan istilah khusuf (الخسوف) dan jugakusuf (الكسوف) sekaligus. Secara bahasa, kedua istilah itu sebenarnya punya makna yang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERSEPSI NASABAH TENTANG APLIKASI MURA<BAH}AH DI BMS FAKULTAS SYARIAH

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERSEPSI NASABAH TENTANG APLIKASI MURA<BAH}AH DI BMS FAKULTAS SYARIAH BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERSEPSI NASABAH TENTANG APLIKASI MURAbah}ah,

Lebih terperinci

Ji a>lah menurut masyarakat Desa Ngrandulor Kecamatan Peterongan

Ji a>lah menurut masyarakat Desa Ngrandulor Kecamatan Peterongan BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN JI A>LAH DAN PANDANGAN PENDUDUK DI DESA NGRANDULOR KECAMATAN PETERONGAN KABUPATEN JOMBANG A. Analisis Pelaksanaan Ji a>lah dan pandangan penduduk di Desa

Lebih terperinci

BAB 1V ANALISIS DATA. A. Analisis Sistem Pemberian Komisi Penjualan Kepada SPB (Sales Promotion Boy) Di Sumber Rizky Furniture Bandar Lampung

BAB 1V ANALISIS DATA. A. Analisis Sistem Pemberian Komisi Penjualan Kepada SPB (Sales Promotion Boy) Di Sumber Rizky Furniture Bandar Lampung 60 BAB 1V ANALISIS DATA A. Analisis Sistem Pemberian Komisi Penjualan Kepada SPB (Sales Promotion Boy) Di Sumber Rizky Furniture Bandar Lampung Pada bab sebelumnya telah dijelaskan bahwa sistem pemberian

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI BARANG SERVIS DI TOKO CAHAYA ELECTRO PASAR GEDONGAN WARU SIDOARJO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI BARANG SERVIS DI TOKO CAHAYA ELECTRO PASAR GEDONGAN WARU SIDOARJO BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI BARANG SERVIS DI TOKO CAHAYA ELECTRO PASAR GEDONGAN WARU SIDOARJO A. Analisis Praktik Jual Beli Barang Servis Di Toko Cahaya Electro Pasar Gedongan

Lebih terperinci

BAB IV. PERTIMBANGAN HAKIM DALAM PUTUSAN NOMOR 732/Pdt.G/2008/PA.Mks DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB IV. PERTIMBANGAN HAKIM DALAM PUTUSAN NOMOR 732/Pdt.G/2008/PA.Mks DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM BAB IV PERTIMBANGAN HAKIM DALAM PUTUSAN NOMOR 732/Pdt.G/2008/PA.Mks DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM Analisis implementasi Hukum Islam terhadap ahli waris non-muslim dalam putusan hakim di Pengadilan Agama

Lebih terperinci

BAB IV UPAH (IJARAH) MENURUT HUKUM ISLAM

BAB IV UPAH (IJARAH) MENURUT HUKUM ISLAM BAB IV UPAH (IJARAH) MENURUT HUKUM ISLAM A. Pengertian Ijarah Upah dibahas pada bab ijarah, yaitu sewa menyewa. Kata ijarah diderivasi dari bentuk fi il ajara-ya juru-ajran. Ajran semakna dengan kata al-iwad

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS MAṢLAḤAH TENTANG POLIGAMI TANPA MEMINTA PERSETUJUAN DARI ISTRI PERTAMA

BAB IV ANALISIS MAṢLAḤAH TENTANG POLIGAMI TANPA MEMINTA PERSETUJUAN DARI ISTRI PERTAMA BAB IV ANALISIS MAṢLAḤAH TENTANG POLIGAMI TANPA MEMINTA PERSETUJUAN DARI ISTRI PERTAMA A. Pandangan Ulama LDII (Lembaga Dakwah Islam Indonesia) Terhadap Poligami Tanpa Meminta Persetujuan Istri Poligami

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERUBAHAN HARGA JUAL BELI SAPI SECARA SEPIHAK DI DESA TLOGOREJO KECAMATAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERUBAHAN HARGA JUAL BELI SAPI SECARA SEPIHAK DI DESA TLOGOREJO KECAMATAN BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERUBAHAN HARGA JUAL BELI SAPI SECARA SEPIHAK DI DESA TLOGOREJO KECAMATAN SUKODADI KABUPATEN LAMONGAN A. Analisis Perubahan Harga Jual Beli Sapi Secara Sepihak Di Desa

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PENGEMBALIAN SISA PEMBAYARAN DI KOBER MIE SETAN SEMOLOWARU

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PENGEMBALIAN SISA PEMBAYARAN DI KOBER MIE SETAN SEMOLOWARU BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PENGEMBALIAN SISA PEMBAYARAN DI KOBER MIE SETAN SEMOLOWARU A. Analisis Terdahap Praktik Pengembalian Sisa Pembayaran Di Kober Mie Setan Semolowaru Dalam transaksi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KERJASAMA BUDIDAYA LELE ANTARA PETANI DAN PEMASOK BIBIT DI DESA TAWANGREJO KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KERJASAMA BUDIDAYA LELE ANTARA PETANI DAN PEMASOK BIBIT DI DESA TAWANGREJO KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN 63 BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KERJASAMA BUDIDAYA LELE ANTARA PETANI DAN PEMASOK BIBIT DI DESA TAWANGREJO KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN A. Analisis terhadap Praktik Kerjasama Budidaya Lele

Lebih terperinci

BAB IV. A. Pertimbangan Hakim Pengadilan Negeri Meulaboh dalam Putusan No. 131/Pid.B/2013/PN.MBO tentang Tindak Pidana Pembakaran Lahan.

BAB IV. A. Pertimbangan Hakim Pengadilan Negeri Meulaboh dalam Putusan No. 131/Pid.B/2013/PN.MBO tentang Tindak Pidana Pembakaran Lahan. BAB IV ANALISIS PERTIMBANGAN HAKIM PENGADILAN NEGERI MEULABOH DALAM PUTUSAN No. 131/Pid.B/2013/PN.MBO TENTANG TINDAK PIDANA PEMBAKARAN LAHAN PERSPEKTIF HUKUM PIDANA ISLAM A. Pertimbangan Hakim Pengadilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sepanjang riwayat yang sampai kepada kita bahwa qiyas itu diberikan kepada Nabi saw, dan disamping itu ada pula beberapa riwayat yang sampai kepada kita, bahwa qiyas

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRADISI REPENAN DALAM WALIMAH NIKAH DI DESA PETIS SARI KEC. DUKUN KAB. GRESIK

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRADISI REPENAN DALAM WALIMAH NIKAH DI DESA PETIS SARI KEC. DUKUN KAB. GRESIK BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRADISI REPENAN DALAM WALIMAH NIKAH DI DESA PETIS SARI KEC. DUKUN KAB. GRESIK A. Analisis terhadap Tradisi Repenan dalam Walimah Nikah di Desa Petis Sari Kec. Dukun

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MUD{A>RABAH PADA NASABAH YANG TELAH PAILIT DI PT. BNI SYARI AH CAPEM NGAGEL SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MUD{A>RABAH PADA NASABAH YANG TELAH PAILIT DI PT. BNI SYARI AH CAPEM NGAGEL SURABAYA 67 BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MUD{A>RABAH PADA NASABAH YANG TELAH PAILIT DI PT. BNI SYARI AH CAPEM NGAGEL SURABAYA A. Analisis penyelesaian Pembiayaan mudarabah pada nasabah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS URF TERHADAP PEMBERIAN RUMAH KEPADA ANAK PEREMPUAN YANG AKAN MENIKAH DI DESA AENG PANAS KECAMATAN PRAGAAN KABUPATEN SUMENEP

BAB IV ANALISIS URF TERHADAP PEMBERIAN RUMAH KEPADA ANAK PEREMPUAN YANG AKAN MENIKAH DI DESA AENG PANAS KECAMATAN PRAGAAN KABUPATEN SUMENEP BAB IV ANALISIS URF TERHADAP PEMBERIAN RUMAH KEPADA ANAK PEREMPUAN YANG AKAN MENIKAH DI DESA AENG PANAS KECAMATAN PRAGAAN KABUPATEN SUMENEP Dalam melaksanakan pernikahan, manusia tidak terikat dan bebas

Lebih terperinci

place, product, process, physical evidence

place, product, process, physical evidence BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN MARKETING MIX DALAM KONSEP BISNIS SYARIAH DI BANK JATIM SYARIAH CABANG SURABAYA A. Analisis Penerapan Marketing Mix di Bank Jatim Syariah Cabang Surabaya

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN TEORITIS AL- ADAH / AL- URF

BAB III TINJAUAN TEORITIS AL- ADAH / AL- URF BAB III TINJAUAN TEORITIS AL- ADAH / AL- URF A. Pengertian Al- adah/al- urf Kata Urf secara etimologi berarti sesuatu yang dipandang baik dan diterima oleh akal sehat. Sedangkan secara terminologi, seperti

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TAMBAHAN HARGA DARI HARGA NORMAL YANG DIMINTA TUKANG BANGUNAN DALAM PRAKTEK JUAL BELI BAHAN BANGUNAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TAMBAHAN HARGA DARI HARGA NORMAL YANG DIMINTA TUKANG BANGUNAN DALAM PRAKTEK JUAL BELI BAHAN BANGUNAN BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TAMBAHAN HARGA DARI HARGA NORMAL YANG DIMINTA TUKANG BANGUNAN DALAM PRAKTEK JUAL BELI BAHAN BANGUNAN A. Hal-hal yang Berkaitan dengan Praktek Tambahan Harga dari Harga

Lebih terperinci

Kaidah Fiqh. Keadaan Darurat Tidak Menggugurkan Hak Orang Lain. Publication: 1435 H_2014 M DARURAT TIDAK MENGGUGURKAN HAK ORANG LAIN

Kaidah Fiqh. Keadaan Darurat Tidak Menggugurkan Hak Orang Lain. Publication: 1435 H_2014 M DARURAT TIDAK MENGGUGURKAN HAK ORANG LAIN Kaidah Fiqh اال ض ط ر ار ال ي ب ط ل ح ق الغ ي Keadaan Darurat Tidak Menggugurkan Hak Orang Lain Publication: 1435 H_2014 M DARURAT TIDAK MENGGUGURKAN HAK ORANG LAIN Disalin dari Majalah al-sunnah, Ed.

Lebih terperinci

BAB II PELANGGARAN HAK PEMEGANG PATEN (PENCURIAN) MENURUT HUKUM PIDANA ISLAM. A. Pengertian Pelanggaran Hak Pemegang Paten (Pencurian)

BAB II PELANGGARAN HAK PEMEGANG PATEN (PENCURIAN) MENURUT HUKUM PIDANA ISLAM. A. Pengertian Pelanggaran Hak Pemegang Paten (Pencurian) BAB II PELANGGARAN HAK PEMEGANG PATEN (PENCURIAN) MENURUT HUKUM PIDANA ISLAM A. Pengertian Pelanggaran Hak Pemegang Paten (Pencurian) Pencurian merupakan pelanggaran terhadap hak milik seseorang. Menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Muamalah adalah ketetapan-ketetapan Allah SWT yang mengatur hubungan

BAB I PENDAHULUAN. Muamalah adalah ketetapan-ketetapan Allah SWT yang mengatur hubungan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Muamalah adalah ketetapan-ketetapan Allah SWT yang mengatur hubungan manusia dengan lainnya yang terbatas pada aturan-aturan pokok, dan seluruhnya tidak diatur secara

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN TARIF JUAL BELI AIR PDAM DI PONDOK BENOWO INDAH KECAMATAN PAKAL SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN TARIF JUAL BELI AIR PDAM DI PONDOK BENOWO INDAH KECAMATAN PAKAL SURABAYA BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN TARIF JUAL BELI AIR PDAM DI PONDOK BENOWO INDAH KECAMATAN PAKAL SURABAYA Bab ini merupakan puncak pembahasan dari penulis. Penulis akan menganalisis tentang

Lebih terperinci

BAB IV PERSAMAAN DAN PERBEDAAN IJAB AKAD NIKAH DALAM FIKIH EMPAT MADZHAB. A. Analisis Persamaan dan Perbedaan Lafadh-Lafadh Ijab yang Sah

BAB IV PERSAMAAN DAN PERBEDAAN IJAB AKAD NIKAH DALAM FIKIH EMPAT MADZHAB. A. Analisis Persamaan dan Perbedaan Lafadh-Lafadh Ijab yang Sah BAB IV PERSAMAAN DAN PERBEDAAN IJAB AKAD NIKAH DALAM FIKIH EMPAT MADZHAB A. Analisis Persamaan dan Perbedaan Lafadh-Lafadh Ijab yang Sah digunakan dalam Akad nikah diantara Fikih Empat Madzhab Sebagaimana

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRADISI PELAKSANAAN UTANG PIUTANG BENIH PADI DENGAN SISTEM BAYAR GABAH DI

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRADISI PELAKSANAAN UTANG PIUTANG BENIH PADI DENGAN SISTEM BAYAR GABAH DI BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRADISI PELAKSANAAN UTANG PIUTANG BENIH PADI DENGAN SISTEM BAYAR GABAH DI DESA MASARAN KECAMATAN MUNJUNGAN KABUPATEN TRENGGALEK A. Analisis Hukum Islam Terhadap Tradisi

Lebih terperinci

MAKNA DUA KALIMAT SYAHADAT DAN KONSEKUENSINYA

MAKNA DUA KALIMAT SYAHADAT DAN KONSEKUENSINYA MAKNA DUA KALIMAT SYAHADAT DAN KONSEKUENSINYA Jama ah Jum at rahimakumullah Setiap muslim pasti bersaksi, mengakui bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasulullah, tapi tidak semua muslim memahami hakikat yang

Lebih terperinci

FATWA DEWAN SYARI'AH NASIONAL NO: 81/DSN-MUI/III/2011 Tentang

FATWA DEWAN SYARI'AH NASIONAL NO: 81/DSN-MUI/III/2011 Tentang Fatwa Pedoman Asuransi Syariah 1 FATWA DEWAN SYARI'AH NASIONAL NO: 81/DSN-MUI/III/2011 Tentang PENGEMBALIAN KONTRIBUSI TABARRU BAGI PESERTA ASURANSI YANG BERHENTI SEBELUM MASA PERJANJIAN BERAKHIR ا ا رل

Lebih terperinci

RISALAH KEDUDUKAN AL- ADAH WA AL- URF DALAM BANGUNAN HUKUM ISLAM

RISALAH KEDUDUKAN AL- ADAH WA AL- URF DALAM BANGUNAN HUKUM ISLAM RISALAH KEDUDUKAN AL- ADAH WA AL- URF DALAM BANGUNAN HUKUM ISLAM Imron Rosyadi Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta ABSTRAK Dalam makalah ini penulis mengkaji tentang al- adah wa al-

Lebih terperinci

SUMBER AJARAN ISLAM. Erni Kurnianingsih ( ) Nanang Budi Nugroho ( ) Nia Kurniawati ( ) Tarmizi ( )

SUMBER AJARAN ISLAM. Erni Kurnianingsih ( ) Nanang Budi Nugroho ( ) Nia Kurniawati ( ) Tarmizi ( ) SUMBER AJARAN ISLAM Erni Kurnianingsih (10301241001) Nanang Budi Nugroho (10301241012) Nia Kurniawati (10301241026) Tarmizi (10301249002) Dasar penggunaan sumber agama islam di dasarkan ayat al-qur an

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang ada sekarang ini. Selain itu sebagai mahluk sosial manusia yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. yang ada sekarang ini. Selain itu sebagai mahluk sosial manusia yang tidak 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu bentuk interaksi yang sering dilakukan antar sesama manusia adalah jual beli. Transaksi jual beli sudah lama dilakukan oleh manusia bahkan sebelum

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. A. Analisis Praktik Jual Beli Produk atau Barang Replika di Darmo Trade

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. A. Analisis Praktik Jual Beli Produk atau Barang Replika di Darmo Trade BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Analisis Praktik Jual Beli Produk atau Barang Replika di Darmo Trade Center Surabaya Jual beli merupakan salah satu kegiatan ekonomi yang memiliki prospek ke depan yang

Lebih terperinci

Kaidah Fiqh BERSUCI MENGGUNAKAN TAYAMMUM SEPERTI BERSUCI MENGGUNAKAN AIR. Publication in CHM: 1436 H_2015 M

Kaidah Fiqh BERSUCI MENGGUNAKAN TAYAMMUM SEPERTI BERSUCI MENGGUNAKAN AIR. Publication in CHM: 1436 H_2015 M Kaidah Fiqh الط ه ار ة ا بت ي م ام ك ال ط ه ار اة ب ل م ا اء BERSUCI MENGGUNAKAN TAYAMMUM SEPERTI BERSUCI MENGGUNAKAN AIR حفظه هللا Ustadz Ahmad Sabiq Abu Yusuf Publication in CHM: 1436 H_2015 M Kaidah

Lebih terperinci

MATERI I PENGANTAR USHUL FIQH TIM KADERISASI

MATERI I PENGANTAR USHUL FIQH TIM KADERISASI A. Pengertian Ushul Fiqh MATERI I PENGANTAR USHUL FIQH TIM KADERISASI Ushul fiqh merupakan sebuah pembidangan ilmu yang beorientasi pada dinamisasi hukum islam dan penanganan kasus-kasus yang berkaitan

Lebih terperinci

Membaca Sebagian Al-Quran Dalam Khutbah Jum'at

Membaca Sebagian Al-Quran Dalam Khutbah Jum'at Membaca Sebagian Al-Quran Dalam Khutbah Jum'at Dalam pembahasan ini ada tiga persoalan yang akan kami ketengahkan: 1. Hukum membaca sebagian Al-Quran dalam khutbah. 2.Kadar minimal Al-Qur an yang dibaca

Lebih terperinci

Kaidah Fiqh PADA DASARNYA IBADAH ITU TERLARANG, SEDANGKAN ADAT ITU DIBOLEHKAN. Publication: 1434 H_2013 M

Kaidah Fiqh PADA DASARNYA IBADAH ITU TERLARANG, SEDANGKAN ADAT ITU DIBOLEHKAN. Publication: 1434 H_2013 M Kaidah Fiqh ان ح ظ س ان ع ب اد اث ف األ ص م ان إ ب اح ت انع اد اث ف ان أ ص م و PADA DASARNYA IBADAH ITU TERLARANG, SEDANGKAN ADAT ITU DIBOLEHKAN Publication: 1434 H_2013 M KAIDAH FIQH: Pada Dasarnya Ibadah

Lebih terperinci