Kompetensi Dasar, Materi, dan Kegiatan Pembelajaran Kelas X

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Kompetensi Dasar, Materi, dan Kegiatan Pembelajaran Kelas X"

Transkripsi

1 Kompetensi Dasar, Materi, dan Kegiatan Pembelajaran Kelas X Alokasi waktu Kompetensi Dasar: : 3 jam pelajaran/ minggu 3.1. memahami pengetahuan dasar geografi dan terapannya dalam kehidupan sehari-hari 4.1. menyajikan contoh pengetahuan dasar geografi pada kehidupan seharihari dalam bentuk tulisan Materi pembelajaran Pengetahuan Dasar Geografi 1. Ruang lingkup pengetahuan geografi. 2. Objek studi dan aspek geografi. 3. Konsep esensial geografi dan contoh terapannya. 4. Prinsip geografi dan contoh terapannya. 5. Pendekatan geografi dan contoh terapannya. 6. Keterampilan geografi. 7. Ruang Lingkup Geografi (Fisik, Sosial, dan Regional), Pengertian, dan Contohnya Geografi adalah cabang keilmuan dengan ruang lingkup yang cukup luas. Ruang lingkup geografi meliputi semua gejala geosfer, mulai dari yang terjadi di muka bumi, ruang angkasa, hingga interaksi antara kehidupan manusia dengan lingkungannya. Karena saking luasnya, ruang lingkup geografi tersebut kemudian diklasifikasikan untuk memudahkan pemahaman terhadap ilmu ini. Lantas, bagaimana sistem yang digunakan untuk mengklasifikasikan ruang lingkup geografi yang luas tersebut? Apa saja aspek-aspek utama yang dipelajari dalam praktik ilmu geografi selama ini? Ruang Lingkup Geografi Aspek-aspek ruang lingkup geografi meliputi 3 hal utama, yaitu aspek fisik, aspek sosial, dan aspek regional. Masing-masing aspek ini memiliki kesesuaian dengan pemahaman prinsip prinsip geografi yang meliputi prinsip keruangan, kewilayahan, dan prinsip ekologi (Selengkapnya : Prinsip Prinsip Geografi). 1. Geografi Fisik Geografi fisik adalah bagian ilmu geografi yang mempelajari semua kondisi fisik pada peristiwa atau fenomena yang terjadi di muka bumi. Ruang lingkup geografi fisik meliputi semua gejala alam yang terjadi di antroposfer (ruang angkasa), atmosfer (lapisan udara), hidrosfer (lapisan air), pedosfer (lapisan tanah), biosfer (lapisan kehidupan), dan litosfer (lapisan batuan).

2 Geografi fisik dikaji dengan bantuan ilmu penunjang, di antaranya ilmu astronomi untuk mengkaji antroposfer, meteorologi, klimatologi, dan geofisika untuk mengkaji atmosfer, hidrologi untuk mengkaji hidrosfer, pedologi untuk mengkaji tanah, biologi yang mencakup zoologi dan fitologi untuk mengkaji biosfer, dan geologi untuk mempelajari litosfer. Secara sederhana, kami telah merangkum beberapa contoh penerapan geografi dalam lingkup fisik, di antaranya proses terjadinya hujan, proses terjadinya pelangi, proses terjadinya siklus air, proses pembentukan tanah, proses sedimentasi, dan perbedaan iklim berdasarkan garis bujur. 2. Geografi Sosial Gografi sosial adalah ruang lingkup geografi yang mempelajari segala aktivitas kehidupan manusia lengkap dengan interaksi yang dilakukannya dengan lingkungan, baik itu lingkungan ekonomi, lingkungan budaya, maupun lingkungan sosialnya. Dengan demikian bisa dikatakan bahwa geografi sosial mempelajari dampak aktivitas manusia terhadap lingkungan, serta kebalikannya yaitu dampak lingkungan terhadap manusia. Beberapa contoh kajian geografi dalam ruang lingkup geografi sosial di antaranya pola pemukiman masyarakat daerah pesisir sungai, kepadatan penduduk di suatu wilayah terkait dengan relief permukaan tanah, dan pengaruh tingkat kesuburan tanah terhadap kegiatan ekonomi masyarakat. 3. Geografi Regional Geografi regional adalah ruang lingkup geografi yang mempelajari tentang suatu topik khusus yang mencakup satu wilayah tertentu. Geografi regional bisa pula dianggap sebagai suatu bahasan menyeluruh dari aspek fisik dan aspek sosial pada sebuah wilayah, provinsi, negara, maupun regional tertentu. Contoh kajian geografi dalam ruang lingkup regional misalnya kepadatan penduduk di wilayah negara-negara Asean, pola persebaran masyarakat etnis Tionghoa di Asia Tenggara, persebaran curah hujan di Indonesia. (sumber: ipsmudah.com) Objek Studi Geografi : Objek Material, Objek Formal, dan Contoh Penerapannya Seperti cabang keilmuan lainnya, geografi juga memiliki objek tertentu yang dikaji dan diteliti melalui studi yang komperhensif. Objek studi geografi sendiri meliputi keseluruhan bumi, baik yang bersifat fisik maupun yang berupa kehidupan hayati.

3 Objek studi geografi tersebut digolongkan menjadi 2 macam, yaitu objek material dan objek formal. Apakah yang dimaksud dengan objek material geografi dan objek formal geografi tersebut? Seperti apa contoh-contoh dari kedua objek ini dalam pengaplikasian ilmu geografi dalam kehidupan sehari-hari? Simak pemaparannya pada artikel berikut ini untuk tahu jawabannya! Objek Studi Geografi Objek studi geografi adalah kumpulan objek yang dipelajari dan dikaji secara mendalam melalui penerapan ilmu geografi. Objek studi geografi meliputi objek material dan objek formal. 1. Objek Material Geografi Objek material geografi adalah objek yang meliputi seluruh bagian geosfer, mulai dari litosfer (lapisan batuan), pedosfer (lapisan tanah), hidrosfer (lapisan air), atmosfer (lapisan udara), biosfer (lapisan kehidupan), dan antroposfer (lapisan kehidupan manusia). Objek material geografi dipelajari secara komprehensif menggunakan berbagai ilmu penunjang geografi. Objek litosfer dipelajari bersama kajian ilmu geologi; objek pedosfer dipelajari bersama ilmu pedologi; objek hidrosfer dipelajari bersama kajian ilmu hidrologi dan oseanografi; objek atmosfer dipelajari bersama kajian ilmu meterologi, klimatologi, dan geofisika; objek biosfer dipelajari bersama kajian ilmu biologi; sementara objek antropossfer dipelajari bersama kajian ilmu sosiologi, antropologi, ekonomi, dan lain sebagainya. 2. Objek Formal Geografi Objek formal geografi adalah objek yang meliputi cara pandang terhadap berbagai gejala geografi yang terjadi di permukaan bumi, baik itu gejala fisik maupun gejala sosialnya. Dengan kata lain, objek studi geografi ini mencakup kajian terhadap organisasi keruangan (spatial setting) yang di antaranya yaitu: 1. Spatial pattern atau pola persebaran gejala geografi tertentu di permukaan bumi. 2. Spatial system atau keterkaitan suatu gejala dengan gejala lainnya. 3. Spatial process atau proses perubahan yang terjadi akibat adanya suatu gejala. Dengan cara pandang terhadap objek formal geografi, maka kajian geografi akan memunculkan pertanyaan-pertanyaan yang dikenal dengan konsep 5W+1H atau What, Where, When, Why, Who, dan How.

4 1. What merupakan pertanyaan yang diajukan untuk mengetahui apa yang sedang, telah, dan akan terjadi dari suatu gejala geografi. 2. Where merupakan pertanyaan yang diajukan untuk mengetahui dimana suatu gejala geografi terjadi. 3. When merupakan pertanyaan yang diajukan untuk mengetahui kapan suatu gejala geografi terjadi. 4. Why merupakan pertanyaan yang diajukan untuk mengetahui alasan mengapa suatu gejala geografi dapat terjadi. 5. Who merupakan pertanyaan yang diajukan untuk mengetahui siapa yang ikut terlibat dalam suatu gejala geografi. 6. How merupakan pertanyaan yang diajukan untuk mengetahui proses suatu gejala geografi terjadi. 3. Contoh Penerapan 5w+1H Dari penerapan konsep 5w+1H maka objek studi geografi akan lebih mudah diidentifikasi untuk menemukan suatu kesimpulan atau informasi dari suatu gejala geogradi. Contoh penerapan 5W+1H pada objek formal geografi misalnya dapat kita jabarkan pada pertanyaan-pertanyaan terkait bencana Banjir Jakarta berikut ini: 1. What : Gejala geografi apa yang terjadi? Bencana banjir. 2. Where : Dimana gejala geografi itu terjadi? Di sebagian besar wilayah Jakarta. 3. When : Kapan terjadinya gejala geografi tersebut? Banjir terjadi pada awal Februari hingga pertengahan Februari. 4. Why : Mengapa gejala geografi tersebut dapat terjadi? Curah hujan yang tinggi dan buruknya sistem drainase perairan. 5. Who : Siapa saja yang pihak yang terkait dengan gejala geografi tersebut? Masyarakat DKI Jakarta yang merasakan dan Pemerintah Provinsi DKI yang menjadi pihak yang harus berusaha menciptakan sistem drainase yang baik. 6. How : Bagaimana gejala geografi tersebut dapat terjadi? Curah hujan tinggi yang tinggi di daerah sekitar Jakarta disertai dengan buruknya sistem drainase membuat air hujan sulit mengalir ke laut. Pengertian Geografi, Konsep, Pendekatan, Aspek, Objek & Prinsip Secara Umum, Pengertian Geografi adalah ilmu yang mempelajari mengenai lokasi serta persamaan, dan perbedaan (variasi) keruangan atas fenomena fisik, dan manusia di atas permukaan bumi. Istilah Geografi berasal dari bahasa Yunani dari kata geo yang berarti bumi dan graphein yang berarti tulisan atau menjelaskan. Jadi jika

5 kedua kata tersebut dihubungkan maka akan terbentuk kata geography yang berarti sebagai ilmu bumi atau ilmu yang mempelajari tentang bumi. Pengertian Geografi Menurut Definisi Para Ahli Pengertian Geografi Menurut Definisi Para Ahli - Selain pengertian geografi diatas, terdapat para ahli geografi yang mengemukakan pendapatnya mengenai definisi pengertian geografi. Macam-macam pengertian geografi menurut para ahli adalah sebagai berikut... Erastothenes (Abad Ke-1): Menurutnya pengertian gegorafi adalah penulisan atau penggambaran mengenai bentuk muka bumi Claudius Ptolomaeus: Menurut definisi Claudius Ptolomaeus mengenai pengertian geografi adalah suatu penyajian melalui peta dari sebagian dan seluruh permukaan bumi Paul Vidal de La Blance: Menurut Paul Vidal de La Blance yang menyatakan bahwa pengertian geografi adalah studi tentang kualitas negara-negara, dimana penentuan suatu kehidupan tergantung bagaimana manusia mengelola alam ini. Ullman (1954): Menurutnya, geografi adalah interaksi antar ruang Von Rithoffen: Menurut Von Rithoffen, pengertian geografi adalah studi tentang gejala, dan sifat-sifat permukaan bumi serta penduduknya yang disusun berdasarkan letaknya, dan mencoba menjelaskan hubungan timbal balik antara gejala-gejala, dan sifat tersebut. Strabo (1970): Menurut Stabo yang mendefinisikan bahwa geografi erat kaitannya dengan faktor lokasi, karakteristik tertentu dan hubungan antar wilayah secara keseluruhan. Pendapat ini kemudian disebut dengan Natural Atribut of Place. Ekblaw dan Mulkerne: Menurut Ekblaw dan Mulkerne, pengertian geografi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari bumi, dan kehidupannya, memengaruhi pandangan hidup kita, makanan yang kita konsumsi, pakaian yang kita gunakan, rumah yang kita huni, dan tempat rekreasi yang kita amati. Prof. Bintarto (1981): Menurut Prof Bintarto mengenai pengertian geografi bahwa geografi adalah ilmu yang mempelajari kausal gejala-gejala di permukaan bumi, baik yang bersifat fisik maupun yang menyangkut kehidupan makhluk hidup beserta permasalahannya melalui pendekatan keruangan, lingkungan, dan regional untuk kepentingan program, proses, dan keberhasilan pembangunan. Haris (2012): Menurut Haris, pengertian geografi adalah suatu ilmu yang mengkaji segala aspek-aspek yang ada di permukaan bumi dengan konsep spesial untuk pemanfaatan pembangunan yang ada di permukaan.

6 Hasil Seminar dan Lokakarya di Semarang (1988): Geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan, dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang kewilayahan, dan kelingkungan dalam koteks keruangan. Basri Mustofa: Pengertian geografi menurut Basri Mustofa adalah ilmu yang menguraikan tentang permukaan bumi, iklim, penduduk, flora, fauna, serta basilbasil yang diperoleh dari bumi. Menurut Harstone: Pengertian geografi menurut definisi Harstone adalah sebuah ilmu yang menampilkan realitas deferensiasi muka bumi seperti apa adanya, tidak hanya arti perbedaan-perbedaan dalam hal tertentu, tetapi juga dalam arti kombinasi keseluruhan fenomena disetiap tempat, ang berbeda dari keadaannya di tempat lain. Menurut Lobeck: Pengertian geografi menurut definisi Lobeck bahwa geografi adalah suatu studi tentang hubungan-hubungan yang ada antara kehidupan dengan lingkungan fisiknya Menurut Jhon Alexander: Pengertian geografi menurut Jhon Alexander bahwa geografi adalah disiplin ilmu yang menganalisis variasi kekuarnagan dalam variabel kawasan-kawasan hubungan antar variabel-variabel. Preston E. James: Menurutnya geografi dapat diungkapkan sebagai induk dari segala ilmu pengetahuan karena bidang ilmu pengetahuan selalu mulai dari keadaan muka bumi untuk beralih pada studi masing-masing. Konsep Geografi Konsep-Konsep Geografi - Konsep geografi adalah sekelompok fenomena/gejalagejala yang digunakan untuk menggambarkan berbagai gejala atau fenomena yang sama. Konsep-konsep geografi terdiri dari 10 konsep antara lain sebagai berikut... a. Konsep Lokasi, adalah konsep utama yang digunakan untuk mengenai fenomena geosfer. Konsep lokasi dibedakan menjadi dua yaitu sebagai berikut.. Lokasi absolut adalah lokasi absolut adalah konsep lokasi dengna letak lintang, dan bujur bersifat tetap. Contohnya Indonesia terletak di 6 LU-11 LS, dan di antara 95 BT-141 BT. Lokasi relatif adalah lokasi yang tergantung dari pengaruh daerah sekitarnya, dan sifatnya berubah. Contoh lokasi relatif adlaah letak indonesia antara Benua Asia dan Australia. b. Konsep Jarak, adalah konsep yang digunakan untuk menghubungkan antara dua lokasi atau dua objek yang dihitung dengan hitungan panjang maupun waktu. Konsep yang berperan dalam kehidupan sosial, ekonomi dan politik. Konsep jarak dibagi menjadi dua antara lain sebagai berikut..

7 Jarak Mutlak adalah ruang atau sela antara dua lokasi yang menggambarkan panjang dalam satuan ukuran meter, kilometer dsb. Jarak mutlak merupakan jarak yang tetap dan tidak dapat berubah-ubah. Contohnya adalah antara jakarta ke bandung adalah 150 km. Jarak yang diukur memanjang dari titik A (Jakarta) dan titik B (Bandung) dan dihitung dengan satuan ukuran kilometer. Jarak Relatif adalah ruang atau sela antara dua lokasi dalam lamanya perjalanan atau waktu. Contoh jarak relatif adalah jarak antara jakarta ke bandung yang ditempuh dengan jangka waktu 2 jam melewati Tol Purbaleunyi. Dimana jarak relatif berbeda jika jalan tol sedang macet atua perjalanan ke Bandung tidak melewati jalan tol c. Konsep Keterjangkauan, adalah sulit atau mudahnya suatu lokasi untuk dijangkau yang dipengaruhi oleh lokasi, jarak, dan kondisi tempat. Contoh konsep keterjangkauan adalah sebagai berikut. Surabaya-jakarta dapat ditempuh dengan bus atau pesawat Kepulauan seribu hanya dapat ditempuh dengan kapal dari pelabuhan muara angke Harga lahan di persimpangan lebih mala dari yang ada di dalam gang. Negara china dapat ditempuh dengan kapal laut atau dengan pesawat d. Konsep Pola adalah bentuk, struktur, dan persebaran fenomena atau kejadian di permukaan bumi baik gejala alam maupun dengan gejala sosial. Contoh konsep pola adalah sebagai berikut... Pola permukiman penduduk yang memanjang mengikuti jalan raya atau sungai. Pemukiman di kota besar misalnya jaakrta dibangun berhimpitan Aliran air sungai yang berbentuk sudut siku-siku adalah aliran sungai rectangular Pemukiman memanjang di sepanjang di jalan raya pantura jawa e. Konsep Geomorfologi/Morfologi adalah ilmu yang mempelajari mengenai bentuk permukaan bumi. Konsep morfologi merupakan konsep mengenai struktur luar batubatuan yang menyusun bentuk morfologi permukaan bumi (pantai, lembah, dataran rendah, pegunungan dan dataran tinggi dsb. Contoh konsep morfologi/konsep geomorfologi adalah sebagai berikut.. Daerah selatan DI Yogyakarta adalah daerah perbukitan dengan kapur (karst) Jakarta merupakan dataran rendah, bandung merupakan dataran tinggi Perjalanan Jakarta ke Bandung melewati daerah yang bergelombang (perbukitan) f. Konsep Aglomerasi adalah suatu fenomena yang mengelompokkan menjadi satu bentuk atau struktur. Konsep aglomerasi merupakan kecenderungan

8 pengelompokan suatu gejala yang terkait dengan aktivitas manusia. Konsep aglomerasi mengelompokkan pusat kawasan pemukiman, industri, dan pusat perdagangan. Contoh konsep aglomerasi adalah sebagai berikut.. Di kota terjadi pemusatan yang penduduknya menurut status sosial dan ekonomi dengan kawasan slum area, menengah ke atas, dan kawasan elit. Pasar senen, pasar minggu, pasar rebo merupakan pengelompokan tempat berjualan berdasarkan hari pasaran Kawasan industri cakung Daerah perkantoran thamrin Adanya kegiatan industri yang berpusat di kawasan seperti Tangerang, Jababeka, dan Pulogebang. g. Konsep Nilai Kegunaan adalah konsep yang berkaitan dengan nilai guna suatu wilayah yang dikembangkan menjadi potensi yang menunjang perkembangna suatu wilayah. Contoh konsep nilai kegunaan adalah sebagai berikut.. Daerah kalimantan sangat banyak hutan bisa dikembangkan untuk pertanian Di bandung memiliki daerah puncak yang sejuk dan adek cocok untuk berwisata Pantai mempunyai nilai kegunaan yang tinggi misalnya sebagai tempat rekreasi bagi masyarakat kota yang hidup dalam keramaian, kebisingan, dan kesibukan Kawasan kars (perbukitan kapur) misalnya Gunung kidul dan Wonosari memiliki banyak goa dan sumber mata air yang digunakan untuk objk wisata alam. Pulau madura sangat cocok dijadikan sebagai kawasan tambak garam karena lokasi geografisnya, tetapi tidak cocok sebagai lahan pertanian karena tanah yang tidak subur dan panas. h. Konsep Interaksi Interdependensi adalah konsep yang menunjukkan keterkaitan dan ketergantungan satu daerah dengan daerah lain yang saling memenuhi kebutuhannya. Contoh konsep interaksi interdependensi adalah sebagai berikut... Perbedaan kondisi antara daerah pedesaan, dan perkotaan yang berinteraksi dengan penyaluran kebutuhan pangan, arus urbanisasi maupun alih teknologi Sukabumi memiliki taha yang subur cocok untuk daerah pertanian Desa sebagai pemasok tenaga kerja dan kota merupakan pemasok bahan produksi untuk desa Brebes merupakan daerah yang tanaman bawangnya tumbuh subur dan kemudian diangkut ke jakarta untuk memenuhi kebutuhan masyarakat kota.

9 i. Konsep Diferensiasi Area adalah konsep yang membandingkan dua wilayah untuk menunjukkan mengenai ada tidaknya perbedaan antara satu wilayah dengan wilayah lain karena setiap wilayah memiliki ciri khas masing-masing. Contoh konsep diferensiasi area adalah sebagai berikut.. Pakaian yang warnanya putih cocok digunakan di siang hari dan saat terik Daerah laut penduduknya bermata pencaharian nelayan Di daerah pantai, penduduknya memiliki mata pencaharian sebagai nelayan, sedangkan daerah pegunungan penduduknya bermata pencaharian sebagai petani Sulawesi memiliki bentuk rumah mirip panggung, sedangkan di jawa aslinya tidak berbentuk panggung. Pakaian dengan bahan katun cocok didaerah panas misalnya jakarta, sedangkan pakaian berbahan woll cocok di daerah dingin j. Konsep Keterkaitan Keruangan adalah konsep yang menunjukkan tingkat hubungan antara wilayah dan mendorong terjadinya interkasi sebab akibat. Contoh konsep keterkaitan keruangan adalah sebagai berikut Hubungan antara daerah kapur dengan kesulitan air Hubungan antara kemiringan lereng suatu wilayah dengan ketebalan lapisan tanah Kabut asap meliputi malaysia akibat dari pembakaran hutan riau Jakarta banjir akibat dari kiriman bogor Tata bicara pak ruhut lebih galak, tegas, dan keras berbeda dengan tata bicara pak joko yang berasal dari solo yang lemah lembut dan sopan Pendekatan Geografi Pendekatan-Pendekatan Geografi - Pendekatan dalam kajian geografi terdiri dari 3 macam antara lain sebagai berikut.. a. Pendekatan Keruangan, adalah upaya mengkaji persamaandari perbedaan fenomena geosfer dalam ruang. Dalam pendekatan keruangan menjadi perhatian adalah persebaran penggunaan ruang dan penyediaan ruang yang dimanfaatkan. Contoh penggunaan pendekatan keruangan adalah perencanaan pembukaan lahan untuk daerah pemukiman yang baru. Maka yang diperhatikan adalah segala aspek yang berkolerasi terhadap wilayah yang akan digunakan tersebut. Contohnya adalah morfologi, yang berkaitan dengan banjir, longsor, dan hal tanah, mengenai hal tersebut, perlu diperhatikan karena keadaan fisik lokasi dapat mempengaruhi tingkat adaptasi manusia yang akan menematinya. Ciri khas dari pendekatan keruangan yang membedekan ilmu geografi lainnya yang dapat ditinjau dari tiga aspek antara lain sebagai berikut...

10 Advertisement Analisis pendekatan topik, adalah menghubungkan suatu kejadian dengan tematema utama dalam permasalahan tersebut. Contoh persamaan glokal adalah suatu fenomena geografi yang terjadi terhadap suatu ruang. Gejala tersebut diakibatkan dari kegiatan-kegiatan manusia dalam menambah tingkat polutan dalam udara sehingga berpengaruh terhadap perubahan komposisi penyusun atmosfer. Analisis pendekatan aktivitas manusia, yaitu menggambarkan atau mendekskripsikan aktivitas manusia dalam ruang. Kehidupan manusia dimanapun ruang dan tempatnya maka akan beradaptasi dan menyesuaikan dengan kondisi ruang. Pada ruangan pantai maka aktivitas manusia sebagai nelayan, tambak udang, garam atau industri berat. Analisis pendekatan wilayah, adalah bahwa persebaran fenomena geografi persebarannya tidak merata, sehingga setiap wilayah mempunyai karateristik, kelebihan dibandingkan dengan wilayah lain, sehingga di wilayah yang berbeda maka tentu saja akan memiliki karateristik yang berbeda. b. Pendekatan Ekologi (Kelingkungan), adalah pendekatan dalam mengkaji fenomena geosfer yang terkhusus kepada interaksi antara organisme hidup dan lingkungannya, termasuk pada organisme hidup yang lain. Dalam organisme hidup, manusia menjadi satu komponen penting dalam proses interaksi. Oleh karena itu, muncul istilah ekologi manusia (huaman ecologi) yang mempelajari interaksi antar manusia serta antara manusia dengan lingkungannya. Aktivitas manusia erat kaitannya denan interaksi dalam ruang khususnya terhadap lingkungannya dengan berbagai tahapan antara lain sebagai berikut.. Manusia bergantung terhadap alam (Fisis Determinisme). Manusia yang belum memiliki kebudayaan yang cukup sehingga memerlukan pemenuhan kebutuhan hidup manusia yang dipenuhi dari pada di alam dan lingkungannya (hanya sebagai pengguna alam). Sehingga alam tidak menyediakan kebutuhannya yang akan pindah atau mungkin akan punah (kehidupan jaman purba). Manusia dan alam saling mempengaruhi. Manusia memanfaatkan alam yang berlebihan dan tidak memperhatikan kemampuan alamnya, sehingga lingkungan alam rusak dan berakibat juga pengaruhnya terhadap manusia. Manusia telah mampu mengurangi ketergantungan dari alam tetapi manusia juga membutuhkan alam. Manusia Menguasai Alam. Dengan berkembangnya ilmu, kemampuan, dan budayanya, manusia dapat memanfaatkan alam sebesar-besarnya. Contohnya dengan membuat mesin-mesin untuk eksploitasi alam sebesar-besarnya. Jika alam sudah tidak mampu lagi maka mesin tersebut memproduksi bahan-bahan sintetis yagn tidak bisa dibuat alam.

11 c. Pendekatan Kompleks Wilayah (Regional) adalah pendekatan yang mengkaji fenomena geografi yang terdi di setiap wilayah yang berbeda-beda, sehingga perbedaan membentuk karateristik wilayah. Perbedaan tersebut mengakibatkan adanya interaksi wilayah dengan wilayah lain yang saling memenuhi kebutuhannya yang semakin tinggi perbedaannya maka interaksi dengan wilayah lainnya semakin tinggi. Aspek-Aspek Geografi Aspek-Aspek Geografi - Geografi memiliki kajian dengan ruang lingkup yang luas sehingga banyak disiplin ilmu yang berkaitan dengan geografi. Hubungan geografi dengan disiplin ilmu dapat dibedakan dalam beberapa aspek antara lain sebagai berikut.. a. Aspek Fisik, adalah aspek yang mengkaji segala fenomena geosfer yang memengaruhi keberlangsungan hidup manusia. Aspek fisik seperti aspek astronomis, kimiawi, biologis dan semua fenomena alam yang langsung dapat diamati. Aspek Topologi, adalah aspek yang membahas letak atau lokasi suatu wilayah, bentuk muka buminya, luas area dan batas-batas wilayah dengan ciri khas tertentu. Aspek Biotik adalah aspek yang membahas mengenai hal yang berkenaan terhadap unsur vegetasi (tumbuhan atau flora, dunia binatang (fauna) dan kajian penduduk. Aspek Non Biotik adalah aspek yang membahas unsur kondisi tanah, hidrologi (tata air) baik perairan darat maupun luat dan kondisi iklim suatu wilayah. b. Aspek Sosial adalah aspek yang mengkaji hubungan manusia dengan fenomena geosfer. Aspek sosial meliputi dari aspek politik, antropologis, ekonomis dan apske berhubungan dengan pola hidup manusia (kebudayaan). Aspek sosial, manusia dipandang sebagai fokus utama kajian geografi dengan memperhatikan pola penyebaran manusia dalam ruang dan hubungan perilaku manusia terhadap lingkungannya. Macam-macam aspek yang dibahas dalam aspek sosial adalah sebagai berikut.. Aspek Sosial, adalah aspek yang membahas mengenai unsur tradisi, adat-istiadat, komunitas, kelompok masyarakat dan lembaga-lembaga sosial. Aspek Ekonomi, adalah aspek yang membahas mengenai unsur pertanian, perkebunan, pertambangan, perikanan, industri, perdagangan, transportasi dan pasar. Aspek Budaya, adalah aspek yang membahas mengenai unsur pendidikan, agama, bahasa dan kesenian. Aspek Politik, adalah aspek yang membahas mengenai unsur kepemrintahan yang terjadi dalam kehidupan di masyarakat.

12 Objek Geografi Objel-Objek Geografi - Objek geografi pada dasarnya dibedakan menjadi dua yaitu sebagai berikut... a. Objek Material, adalah objek yang mengkaji segala fenomena geosfer baik fisik maupun sosial. Objek material fisik meliputi iklim, tanah, dan air, sedangkan objek studi material sosial adalah persebaran penduduk, mobilitas penduduk, dan pola pemukiman. Objek studi geografi pada objek material terdiri dari lapisan-lapisan bumi atau tepatnya fenomena geosfer yang cukup luas yakni sebagai berikut... Atmosfer yaitu lapisan udara; cuaca dan iklim dalam klimatologi dan meteorologi, dll. Lithoser, ialah lapisan batu-batuan yang dikaji dalam Geologi, Geomorfologi, Petrografi, dll. Hydrosfer, adalah lapisan air yang meliputi perairan di darat maupun di laut yang dikaji dalam hidrologi dan Oceanografi, dll. Biosfer, adalah lapisan kehidupan; flora dan fauna yang dikaji dalam biogeografi, biologi dll. Antroposfer, ialah lapisan manusia yang merupakan tema sentral diantara lapisanlapisan lainya. Jadi dalam mengkaji objek studi geografi membutuhkan disiplin ilmu dari klimatologi, geologi, hydrologi dan sebagainya atau geografi berkaitan dengan ilmu-ilmu lain. b. Objek Formal, adalah sudut pandang atau cara berfikir mengenai gejala geosfer sebagai objek material geografi. baik fisik maupun sosial. Objek formal merupakan metode atau pendekatan objek formal geografi yang meliputi beberapa macam aspek antara lain sebagai berikut.. Aspek Keruangan, adalah geografi yang mempelajari suatu wilayah antara lain dari segi nilai suatu tempat dari berbagai kepentingan. Dari hal ini kita dapat mempelajari mengenai letak, jarak, keterjangkauan dsb. Aspek Kelingkungan, adalah geografi yang mempelajari suatu tempat dalam kaitan dengan keadaan suatu tempat dan komponen-komponen di dalamnya dalam suatu kesatuan wilayah. Komponen-komponen yang terdiri dari komponen tak hidup misalnya tanah, air, iklim, dsb, dan komponen hidup misalnya hewan, tumbuhan dan manusia. Aspek Kewilayahan, adalah geografi yang mempelajari kesamaan dan perbedaan wilayah serta wilayah dengan ciri khas. Mengenai hal tersebut muncul pewilayahan atau regionalisasi seperti kawasan gurun, yakni daerah-daerah yang memiliki ciri-ciri serupa sebagai gurun.

13 Apek Waktu, adalah geografi yang mempelajari perkembangan wilayah berdasarkan priode-priode waktu atau perkembangan dan perubahan dari waktu ke waktu. Misalnya perkembangan kota dari tahun ke tahun, kemunduran garis pantai dari waktu ke waktu dsb. Prinsip Geografi Prinsip-Prinsip Geografi - Geografi terdapat 4 prinsip utama dalam menganalisis geogsfer. Macam-macam prinsip geografi tersebut adalah sebagai berikut... a. Prinsip Distribusi (Penyebaran/persebaran): Pengertian prinsip persebaran adalah persebaran mengenai bentang alam di permukaan bumi yang tidak merata sehingga setiap wilayah berbeda dengan satu sama lain. Contoh prinsip persebaran adalah sebagai berikut... Persebaran jumlah transmigran di Indonesia tidak merata, terdapat wilayah yang jumlahnya besar dibandingkan dengan yang lain sesuai dengan luar wilayahnya. Penduduk di daerah suburnya biasanya membuat pemukiman yang mengelompok, sedangkan penduduk kopi di daerah pegunungan membuat pemukiman yang tersebar, alasannya (dapat dikaji dalam prinsip sebab akibat (interelasi), prinsip penggambaran (deskripsi), dan prinsip gabungan (korelasi). b. Prinsip Interelasi (Sebab Akibat): Pengertian prinsip interelasi adalah fenomena geosfer yang satu mempunyai hubungan dengan fenomena geosfer yang lain, gejala yang satu berkaitan dari gejala yang lainnya. Contoh prinsip interelasi adalah sebagai berikut... Sebagian besar dari penduduk desa memiliki pencaharian sebagai petani karena masih terdapat lahan yang dapat digarap Banji yang ada di kota jakarta biasanya diakibatkan oleh perilaku penduduk yang tidak memperdulikan lingkungannya. c. Prinsip Deskripsi (penggambaran): Pengertian prinsip deskripsi adalah untuk menggambarkan fenomena geosfer yang memerlukan deskripsi dengan melalui tulisan, tabel, gambar, atau grafik. Contoh prinsip deskripsi adalah sebagai berikut... Peta persebaran lempeng tektonik di dunia d. Prinsip Korologi (gabungan): Pengertian prinsip korologi adalah prinsip yang menganalisis suatu wilayah berdasarkan dari ketiga prinsip sebelumnya maka suatu wilayah akan memiliki karakteristik tertentu. Contoh prinsip korologi adalah sebagai berikut... Suhu udara di perkotaan lebih tinggi daripada di pedesaan. Hal ini disebabkan salah satunya karena banyaknya sinar matahari yang dipantulkan oleh bangunanbangunan yang ada di perkotaan.

14 Referensi: Pengertian Geografi, Konsep, Pendekatan, Aspek, Objek & Prinsip Utoyo, Bambang Geografi:Membuka Cakrawala Dunia untuk SMA dan MA Kelas X. Bandung: Setia Purna. Hlm. 13. Bagja Waluya. Memahami Geografi 1 SMA/MA : Untuk Kelas X, Semester 1 dan 2 / Oleh Bagja Waluya ; Editor Gurniwan Kamil Pasya ; Ilustrator Tim Redaksi. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2009 Khafid, Syaiful. (1996). PELAJARAN GEOGRAFI Untuk Kelas 1 SMU. Bandung: PT. Sarana Panca Karya. TIM GEOGRAFI SMA DKI JAKARTA. (2004). GEOGRAFI SMA JILID 1 Untuk Kelas X. Jakarta: Penerbit Erlangga. Geografi 1 : Untuk SMA/MA Kelas X / Oleh Danang Endarto ; Penyunting Titik Haryanti ; Ilustrasi Haryana Humardani, Cahyo Muryono. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, HARTONO Geografi 1 Jelajah Bumi dan Alam Semesta : untuk Kelas X Sekolah Menengah Atas /Madrasah Aliyah / penulis, Hartono ; editor, Toni Kurniawan. -- Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Konsep, Pendekatan, Prinsip, dan Aspek Geografi Dalam kehidupan sehari-hari banyak hal yang dapat kita rasakan sebagai gejala geografi. Pernahkah kita berpikir bahwa adanya perubahan cuaca, terjadinya pasang surut air laut, gempa bumi, perubahan penggunaan lahan, migrasi penduduk, perubahan jumlah penduduk, dan adanya fluktuasi harga hasil pertanian juga merupakan gejala geografi? Mungkin dalam pemahaman sempit geografi, identik hanya berisi gambaran peta bumi padahal geografi lebih luas lagi. Marilah kita mengubah pemahaman kita tentang geografi sekarang juga! Masih ingatkah kalian dengan bencana alam gempa bumi dan gelombang tsunami yang menerjang Aceh dan Nias pada tanggal 26 Desember 2004? Gempa bumi dan tsunami telah menimbulkan banyak korban jiwa. Kerugian yang ditimbulkan oleh bencana ini tidak terhitung jumlahnya, baik itu kerugian material maupun spiritual, bahkan sampai sekarang masih banyak korban tsunami yang belum mendapatkan tempat tinggal yang layak dan masih mengalami trauma yang berkepanjangan. Hal

15 ini menggambarkan secara ringkas ruang lingkup geografi, mulai dari kejadian alam yang berupa gempa bumi dan tsunami sampai pada pengaruh bencana terhadap dinamika kehidupan penduduk sebelum dan sesudah bencana. Gempa bumi dan gelombang tsunami merupakan sebagian dari gejala geografi. Gejala geografi ini terjadi dengan sendirinya secara alami, kita tidak dapat menentukan dan mencegah terjadinya. Demikian juga dinamika dan perubahan penduduk yang terjadi juga merupakan gejala geografi yang ditimbulkan oleh peristiwa geografi sebelumnya. Untuk mengkaji lebih jauh tentang geografi, terlebih dahulu kita pelajari tentang konsep geografi, pendekatan geografi, prinsip-prinsip geografi, dan aspek geografi pada pokok bahasan berikut ini. A. Konsep Geografi 1. Pengertian dan Batasan Geografi Istilah geografi pertama sekali diperkenalkan oleh Eratosthenes ( SM) dalam bukunya Geographika. Geografi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari kata geo berarti bumi dan graphein yang berarti tulisan. Jadi, geografi berarti tulisan tentang bumi, sehingga geografi sering disebut sebagai ilmu bumi. Padahal, geografi tidak hanya mempelajari tentang permukaan bumi, tetapi juga mempelajari benda-benda di luar bumi dan di ruang angkasa. Dengan demikian, pengertian geografi dapat didefinisikan menjadi lebih luas yang dapat mengakumulasi semua hal di atas. Geografi dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang bumi, penduduk, flora, fauna, udara, iklim, dan segala yang berinteraksi dengannya. Berbagai batasan tentang pengertian geografi telah dikemukakan oleh beberapa ahli. Menurut Ferdinan Von Richthofen geografi adalah ilmu yang mempelajari tentang gejala dan sifat-sifat permukaan bumi dan penduduknya, serta menerangkan hubungan sebab akibat ataupun terdapatnya gejala dan sifatsifat itu secara bersamaan.

16 Sidney E. Ekblaw dan D.J.D. Mulkurne mengartikan geografi sebagai ilmu yang mempelajari tentang bumi dan kehidupannya yang memengaruhi cara kita hidup, makanan yang kita makan, pakaian yang kita pakai, rumah yang kita bangun, dan aktivitas rekreasi yang kita nikmati. Menurut Halim Khan, geografi adalah lingkungan alam dan sosial merupakan wilayah untuk melakukan kegiatan, mendeskripsikan, menganalisis, dan menikmati tingkah laku manusia di bumi yang bermanfaat bagi kelangsungan hidupnya. Bintarto berpendapat bahwa geografi dapat diartikan sebagai ilmu pengetahuan yang mencitrakan, menerangkan sifat-sifat bumi, menganalisis gejala-gejala alam dan penduduk, serta mempelajari corak yang khas mengenai penghidupan dan berusaha mencari fungsi dari unsur-unsur bumi dalam ruang dan waktu. Menurut hasil seminar dan lokakarya geografi di Semarang tahun 1988, geografi adalah pengetahuan mengenai persamaan dan perbedaan gejala alam dan kehidupan di muka bumi (gejala geosfer) serta interaksi antara manusia dan lingkungannya dalam konteks keruangan dan kewilayahan. Dari pengertian-pengertian di atas, geografi dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang gejala alam dan kehidupan di muka bumi serta interaksi antara manusia dan lingkungannya dalam kaitannya dengan hubungan atau susunan keruangan dan kewilayahan. 2. Ruang Lingkup dan Ilmu Pendukung Geografi a. Ruang Lingkup Geografi Ruang lingkup geografi sangat luas, meliputi kehidupan di muka bumi, di ruang angkasa, berbagai gejala alam, serta interaksi antara manusia dan lingkungannya dalam konteks keruangan dan kewilayahan. Pengetahuan mengenai gejala alam dan kehidupan di muka bumi disebut dengan gejala geosfer, dalam hal ini geografi

17 akan mempelajari penyebab terjadinya dan menjelaskan mengapa dan bagaimana terjadinya gejala geosfer. Ruang lingkup geografi juga mencakup interaksi antara manusia dan lingkungannya. Sebagai contoh manusia memanfaatkan lahan pertanian untuk bercocok tanam sehingga dapat menghasilkan beras yang merupakan sumber makanan pokok sebagian besar masyarakat. Ini berarti bahwa ada interaksi antara manusia dan lingkungannya yang bertujuan memenuhi kebutuhan hidupnya, baik itu kebutuhan pokok maupun kebutuhan tambahan. Oleh karena itu, untuk mempertahankan agar sumber daya alam tetap terjaga kita tidak boleh terlalu mengeksploitasi sumber daya alam tersebut. Sangatlah bijak jika kita selalu menjaga dan memelihara alam dengan sebaik-baiknya. Secara garis besar ilmu geografi terbagi menjadi dua bagian besar yaitu geografi fisik dan geografi sosial. Gabungan antara geografi fisik dan geografi sosial terjadi geografi regional. Geografi fisik adalah bagian ilmu geografi yang mempelajari tentang semua peristiwa di muka bumi, baik di darat, laut, udara, maupun luar angkasa beserta faktor penyebab terjadinya. Geografi sosial adalah bagian dari ilmu geografi yang mempelajari tentang interaksi antarmanusia, sedangkan geografi regional adalah ilmu yang mempelajari tentang perwilayahan dari negara-negara yang ada. b. Ilmu Pendukung Geografi Geografi mempunyai kajian ilmu yang sangat luas sehingga ilmu geografi memerlukan ilmu pendukung yang erat kaitannya dengan geografi. Kajian geografi mempelajari bumi secara fisik, gejala sosial, teritorial, dan interaksi antarmanusia. Hal ini menjadi ciri geografi yang spesifik dan bermanfaat dalam kehidupan seharihari. Ilmu pendukung geografi juga disebut sebagai cabang-cabang ilmu geografi. Ilmu pendukung tersebut, antara lain, sebagai berikut. Geologi, ilmu yang mempelajari bumi secara keseluruhan, asal kejadian, struktur, komposisi, dan sejarahnya (termasuk perkembangan kehidupan) dan proses alamiah perkembangannya.

18 Geomorfologi, studi tentang bentuk-bentuk permukaan bumi dan segala proses yang menghasilkan bentuk-bentuk tersebut. Geofisika, ilmu yang mengkaji sifat-sifat fisik bumi bagian dalam dengan metode teknik fisika, seperti mengukur gejala-gejala magnetik dan gaya berat. Meteorologi, ilmu yang mempelajari atmosfer, udara, cuaca, suhu, angin, dan curah hujan. Hidrologi, ilmu yang mempelajari air di permukaan dan di bawah permukaan (air tanah), dan air di udara. Oseanografi, ilmu yang mempelajari tentang perairan laut dan isinya, antara lain, sifat-sifat air laut, terjadinya pasang surut, kedalaman, arus, geologi dasar laut, tumbuhan, binatang, serta hubungan antara laut dan atmosfer. Demografi, ilmu yang mempelajari tentang cara mengumpulkan, menyelidiki catatan-catatan dan statistik penduduk untuk mengetahui perkembangan, kepadatan, kelahiran, kematian, migrasi, dan persebaran penduduk. Astronomi, ilmu yang mempelajari tentang benda-benda langit di luar atmosfer bumi, seperti matahari, bulan, bintang, dan ruang angkasa, baik sifat-sifat fisik, kimia, maupun gerakan sampai pada proses kejadian benda langit. Klimatologi, studi tentang kondisi rata-rata cuaca dan membahas berbagai iklim di seluruh dunia. Meteorologi, ilmu yang mempelajari tentang cuaca. Pedologi, ilmu yang mempelajari tentang tanah, jenis, struktur, dan unsurunsur tanah. Biogeografi, ilmu ini terdiri dari geografi tumbuhan dan geografi hewan. a. Geografi Tumbuhan (fitologi), ilmu yang mempelajari persebaran tumbuhan di muka bumi dan kesesuaian tumbuhnya dengan kondisi iklim di bumi. b. Geografi Hewan (zoologi), ilmu yang mempelajari tentang binatang, baik tempat mereka hidup, berkembang, maupun persebarannya. Etnografi, cabang geografi yang mempelajari jenis ras penyebaran bangsabangsa dilihat dari sudut geografis.

19 Kartografi, ilmu tentang peta, baik teknis pembuatan, jenis, maupun pemanfaatannya Latihan Individu 1. Jelaskan definisi geografi menurut Sidney E. Ekblaw dan Halim Khan! 2. Mengapa gempa bumi dan tsunami merupakan salah satu gejala geografi? 3. Jelaskan mengapa sekarang kita memilih sebutan geografi daripada ilmu bumi! 4. Apakah yang dimaksud dengan geografi regional itu? B. Pendekatan Geografi 1. Pendekatan Geografi Pendekatan dan metode dalam kajian geografi sejak awal pertumbuhan pada masa Yunani hingga saat ini selalu mengalami perubahan. Kajian geografi telah dilakukan orang dengan bentuk pendekatan yang tidak selalu sama dari waktu ke waktu. Pandangan filsafat turut berpengaruh, perubahan paradigma yang dianut menjadi penentu cara kerja atau metode serta sasaran menjadi perhatian utama geografi, berkaitan erat dengan perdebatan sejumlah tokoh dalam mempelajari geografi. Menurut Pattison pendekatan geografi digolongkan pada empat hal berikut. Tradisi keruangan; pusat perdebatan pada persoalan geometri, hubungan keruangan dan juga perpindahan keruangan. Hal ini memfokuskan sifat keruangan melekat pada setiap fenomena yang ada di muka bumi. Masalah keruangan pada kehidupan modern lebih kompleks dan perlu pendekatan special organization. Nilai terapan geografi akan lebih banyak dipakai dalam kegiatan perencanaan analisis masalah keruangan dan pemanfaatannya. Tradisi studi wilayah; yang perhatiannya terpusat pada bagian karakteristik esensial tempat-tempat atau kawasan fakta. Secara kartografi dari satu tempat ke tempat lain. Tradisi hubungan manusia dan alam; perhatiannya terpusat pada interaksi manusia dengan lingkungannya. Hubungan udara, air, kondisi alam, dan tempat-tempat pengaruhnya terhadap kesehatan manusia.

20 Tradisi ilmu kebumian; perhatiannya terpusat pada upaya mendeskripsikan ciri-ciri permukaan bumi, aspek keadaan alamnya, gejala-gejala, sifat, dan proses alam di bumi. Hal ini menghasilkan geografi fisis, dan melihat kenyataan terjadi cabang pengkhususan geografi yang banyak menjadi menyempit. Contoh: ilmu kebumian menjadi geologi, oseanologi, meteorologi, dan astronomi. 2. Objek Studi Geografi Objek geografi antara lain sebagai berikut: atmosfer (udara yang menyelimuti bumi), litosfer (kulit bumi), pedosfer (lapisan tanah di permukaan bumi), dan hidrosfer (air di permukaan bumi); biosfer (kehidupan flora dan fauna di muka bumi) dan antroposfer (manusia di bumi); perkiraan bentang lahan dan bentang sosial dan budaya baik di perkotaan maupun perdesaan; keberagaman hubungan manusia dengan lingkungannya sebagai akibat budaya dan teknologi; hubungan manusia dengan segala proses yang ada di muka bumi yang merupakan pendekatan ekologi. 3. Fungsi Pelajaran Geografi Fungsi pelajaran geografi adalah: sebagai alat analisis keruangan dengan proses-proses yang saling terkait, misalnya, keterkaitan antaraspek fisik, sebagai contoh keterkaitan lereng dan erosi, keterkaitan aspek fisik dan sosial ekonomi; sebagai alat analisis kelingkungan yang berfungsi menganalisis hubungan antara manusia dan lingkungan tempat tinggalnya, misalkan hubungan antara laut dan tambak dengan nelayan atau hubungan antara petani vanili dan dataran tinggi; sebagai alat analisis kewilayahan sehingga dapat memberikan ciri yang khas pada satu wilayah, yang dapat membedakan antara wilayah yang satu dengan wilayah yang lainnya.

21 4. Tujuan Pembelajaran Geografi Adapun tujuan pembelajaran geografi yang menjadi dasar pembelajaran geografi ada tiga macam, yaitu pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Sebagai pengetahuan, geografi bertujuan mengembangkan konsep dasar geografi yang berkaitan dengan pola keruangan dan prosesnya; mengembangkan pengetahuan, peluang dan keterbatasan sumber daya alam untuk dimanfaatkan; mengembangkan konsep dasar geografi yang terkait dengan lingkungan sekitar dan wilayah negara atau dunia. Sebagai keterampilan, geografi bertujuan mengembangkan keterampilan mengamati lingkungan fisik, lingkungan sosial, dan lingkungan binaan; mengembangkan keterampilan mengumpulkan, mencatat data dan informasi yang berkaitan dengan aspek keruangan; mengembangkan keterampilan analisis, sintesis, kecenderungan, dan hasil-hasil dari interaksi berbagai gejala geografis. Sebagai sikap, geografi bertujuan menumbuhkan kesadaran terhadap perubahan fenomena geografi yang terjadi di lingkungan sekitar; mengembangkan sikap melindungi dan tanggung jawab terhadap kualitas lingkungan hidup; mengembangkan kepekaan terhadap permasalahan dalam pemanfaatan sumber daya; mengembangkan sikap toleransi terhadap perbedaan sosial dan budaya; mewujudkan rasa cinta tanah air dan persatuan bangsa. Latihan Individu 1. Jelaskan objek kajian ilmu geografi! 2. Jelaskan empat ilmu penunjang geografi yang berhubungan dengan aktivitas manusia! 3. Uraikanlah tujuan pembelajaran geografi!

22 C. Prinsip-Prinsip Geografi 1. Gejala Geografi dalam Kehidupan Sehari-hari Gejala geografi adalah keterkaitan peristiwa yang satu dengan peristiwa yang lain. Gejala geografi memengaruhi kehidupan manusia.timbulnya gejala-gejala geografi ini tidak dapat kita atur sehingga gejala ini tidak dapat diminta ataupun ditolak manusia. Dapat dikatakan bahwa gejala-gejala geografi atau gejala alam mendukung dan sekaligus membatasi aktivitas manusia. Pada batas-batas tertentu, manusia harus menyesuaikan diri dengan alam. Gejala-gejala geografis yang terjadi di atmosfer antara lain angin, awan, petir, dan hujan. Gejala geografis yang terjadi di litosfer antara lain gempa bumi, gunung berapi, patahan, dan lipatan. Gejala geografi yang terjadi di pedosfer antara lain pembentukan tanah, erosi, dan sedimentasi. Gejala geografis yang terjadi di hidrosfer antara lain banjir dan tsunami. Gejala geografis yang terjadi di biosfer antara lain migrasi penduduk dan penyebaran hama tikus. Keseluruhan gejala geografis baik yang terjadi di atmosfer, litosfer, pedosfer, hidrosfer, dan biosfer saling berhubungan dan memengaruhi antara satu dengan yang lain. Beberapa gejala geografi yang memengaruhi kehidupan manusia, antara lain, gejala yang bersifat sosial-geografi, misalnya, transmigrasi yang disebabkan kepadatan topografi dan kesejahteraan di daerah asal yang kurang mendukung sehingga diberi lokasi permukiman yang dapat meningkatkan kesejahteraan para transmigran. Gejala yang bersifat sosialekonomi geografi, misalnya, munculnya industri di daerah agraris yang menimbulkan perubahan status sosial; contoh, daerah Karawang- Bekasi dahulu adalah daerah pertanian yang subur, sekarang berubah menjadi daerah industri dan permukiman penduduk. Gejala yang bersifat fisiografis, misalnya, perubahan bentang lahan yang berpengaruh pada keadaan ekonomi seseorang. Gejala yang bersifat klimatologis, misalnya, perubahan iklim berpengaruh pada kegiatan ekonomi. Gejala yang bersifat sosiologisekonomis, misalnya, perbedaan status sosial dalam masyarakat memengaruhi perilaku konsumtif dan ekonomi masyarakat. Hal tersebut memberikan gambaran bahwa masing-masing gejala geografi itu mempunyai pengaruh yang berbeda-beda terhadap kehidupan manusia.

23 2. Prinsip-Prinsip Geografi dan Unsur Pokok Geografi Jika kita amati dan kita analisis gejala geografi dalam kehidupan seharihari, ahli geografi harus selalu berpegang pada empat prinsip berikut. Prinsip persebaran, yaitu suatu gejala yang tersebar tidak merata di permukaan bumi yang meliputi bentang alam, tumbuhan, hewan, dan manusia. Prinsip interelasi, yaitu suatu hubungan saling terkait dalam ruang, antara gejala satu dengan yang lain. Prinsip deskripsi, yaitu penjelasan lebih jauh mengenai gejala-gejala yang diselidiki atau dipelajari. Deskripsi selain disajikan dengan tulisan atau katakata, dapat juga dilengkapi dengan diagram, grafik, tabel, gambar, dan peta. Prinsip korologi, yaitu suatu gejala, fakta, ataupun masalah geografi di suatu tempat yang ditinjau sebarannya, interelasinya, dan integrasinya dalam ruang tertentu, sebab ruang itu akan memberikan karakteristik kepada kesatuan gejala tersebut. Dalam geografi terdapat dua unsur pokok, yaitu keadaan alam dan keadaan manusia. Keadaan alam meliputi kekuatan alam, proses-proses yang terjadi serta unsur-unsur fisik, topologi, dan biotik. Keadaan manusia meliputi lingkungan sosial, bentang alam, budi daya, dan masyarakat. Keadaan alam tidak sedinamis keadaan manusia karena perubahannya yang lambat. Dengan kreativitas dan dorongan untuk lebih maju menjadikan keadaan manusia mengalami perubahan yang lebih cepat jika dibandingkan dengan keadaan alam. Unsur-unsur fisik meliputi iklim, cuaca, keadaan air, relief, tanah, serta keadaan hasil tambang dan mineral. Pengaruh topografi, antara lain, letak, luas, bentuk, dan batas suatu wilayah. Pengaruh letak dapat dibedakan menjadi letak astronomis, letak geologis, letak geomorfologis, letak geografis, letak maritim, letak ekonomis, dan letak sosiokultural.

24 Letak astronomis adalah letak yang dihubungkan oleh garis lintang dan garis bujur sehingga membentuk titik koordinat. Garis lintang adalah garis paralel pola bumi yang sejajar dengan ekuator/khatulistiwa, yang terdiri dari garis lintang utara (LU) dan garis lintang selatan (LS). Jarak antarlintang diukur dengan derajat ( ). Garis bujur adalah garis yang menghubungkan kutub selatan dan kutub utara dan tegak lurus dengan garis lintang. Meridian Greenwich adalah meridian nol atau meridian pangkal atau garis bujur 0 yang disepakati dalam Kongres Meridian Internasional di Washington tahun Secara astronomis, dilihat dari letak garis lintangnya, Indonesia terletak di antara 6 LU 11 LS, berarti sebagian besar wilayah Indonesia terletak di belahan bumi selatan dengan batas paling utara 6 LU dan batas paling selatan 11 LS, serta jarak lintang 17. Jika dilihat dari letak garis bujur Indonesia terletak di belahan bumi timur (diukur dari garis bujur 0 ) dengan batas paling barat 95 BT dan batas paling timur 141 BT serta jarak bujur 46. Perbedaan garis bujur dapat menyebabkan perbedaan waktu. Di wilayah Indonesia waktu terbagi menjadi tiga daerah waktu yaitu: Waktu Indonesia Bagian Barat (WIB), berdasar meridian pangkal 105 BT yang mencakup seluruh wilayah Pulau Jawa, Pulau Sumatra, Provinsi Kalimantan Tengah, dan Provinsi Kalimantan Barat dengan selisih waktu 7 jam lebih awal daripada waktu Greenwich. Waktu Indonesia Bagian Tengah (WITA), berdasar meridian pangkal 120 BT, yang mencakup wilayah Pulau Bali, NTB, NTT, Provinsi Kalimantan Timur, Provinsi Kalimantan Selatan, dan seluruh provinsi di Sulawesi, dengan selisih waktu 8 jam lebih awal daripada waktu Greenwich. Waktu Indonesia Bagian Timur (WIT), berdasar meridian pangkal 135 BT yang mencakup seluruh wilayah Provinsi Papua, Maluku, dan Maluku Utara, dengan selisih waktu 9 jam lebih awal daripada waktu Greenwich.

25 Keliling bumi kita adalah 360, sedangkan jumlah pembagian waktu dunia 24 jam dalam 1 hari. Hasil pembagian keliling bumi dengan pembagian waktu dunia adalah 15, sehingga setiap perputaran bumi 15 terjadi perbedaan waktu 1 jam. Letak geologis adalah letak suatu negara atau daerah berdasarkan struktur batuan yang ada di muka bumi. Letak geologis Indonesia dilalui oleh dua jalur pegunungan muda, yaitu Sirkum Pasifik dan Sirkum Mediterania (Sirkum Alpen Banda). Pengaruh pertemuan dua sirkum di wilayah Indonesia memiliki banyak gunung api (vulkanik) yang membawa kesuburan tanah, tetapi menyebabkan wilayah kita rawan gempa bumi. Letak geomorfologis adalah letak yang berdasarkan pada morfologi dari suatu tempat di permukaan bumi. Letak geomorfologis Indonesia sangat dipengaruhi oleh proses geologis yang terjadi. Bervariasinya bentuk lahan (landform) di Indonesia menimbulkan terjadinya perbedaan letak geomorfologis. Hal itu menyebabkan: perbedaan mineral dan bahan tambang daerah yang satu dengan daerah yang lain; perbedaan jenis-jenis tanaman yang disebabkan oleh perbedaan suhu daerah yang satu dengan yang lainnya;

26 perbedaan kepadatan dan persebaran penduduk karena perbedaan topografinya. Letak geografis adalah letak berdasarkan kenyataan posisi suatu daerah di bola bumi dibandingkan dengan posisi daerah lain. Secara geografis Indonesia terletak di antara 6 LU 11 LS dan 95 BT 141 BT, antara Samudra Pasifik dan Samudra Hindia, antara Benua Asia dan Benua Australia. Letak maritim merupakan letak suatu daerah ditinjau dari sudut kelautan. Letak maritim Indonesia yang berbentuk kepulauan dikelilingi oleh tiga lautan besar yaitu Samudra Pasifik di sebelah timur, Samudra Hindia di sebelah selatan, dan Laut Cina Selatan di sebelah utara. Letak ekonomis adalah letak suatu wilayah atau negara dilihat dari jalur dan kehidupan ekonomi suatu negara terhadap negara lain. Letak ekonomis Indonesia berada di persimpangan jalur perdagangan karena Indonesia terletak di antara Benua Asia dan Benua Australia. Selain itu, Indonesia juga berdekatan dengan Singapura dan Malaysia yang selalu membutuhkan suplai hasil pertanian dari Indonesia yang merupakan negara agraris yang kaya akan hasil pertaniannya. Letak sosiokultural adalah letak suatu negara berdasarkan keadaan sosial dan budaya daerah tersebut terhadap budaya daerah yang berdekatan. Indonesia dan negara-negara tetangga di Asia Tenggara memiliki banyak kesamaan sosial dan budaya, sehingga dari segi ini dapat dibentuk berbagai kerja sama antarnegara ASEAN. Luas wilayah negara Indonesia adalah 9,8 juta km persegi yang terdiri dari lautan dan daratan yang berupa pulau kecil dan pulau besar, sehingga dikatakan bahwa Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan terbesar di dunia. 7,9 juta km persegi atau 81% wilayah Indonesia terdiri dari lautan, sedangkan daratannya ±1,9 juta km persegi atau 19%. Wilayah Indonesia terdiri dari pulau, pulau

27 telah memiliki nama, dan yang berpenghuni sebanyak 931 pulau. Semakin luas suatu wilayah semakin besar kesempatannya untuk memperoleh keuntungan dengan keleluasaan ruang dan kesempatan untuk meningkatkan kesejahteraan penduduknya. Dari negara-negara di dunia, luas wilayah Kepulauan Indonesia menduduki urutan ke-13, sedangkan di Asia Tenggara, luas Kepulauan Indonesia menduduki urutan pertama atau negara yang terluas.

28 D. Aspek Geografi Geografi merupakan ilmu yang bermanfaat sepanjang hayat dan berguna bagi peningkatan kesejahteraan manusia. Bidang kajian aspek geografi meliputi hubungan kausal dan spasial kehidupan manusia di lingkungan yang terintegrasi baik secara fisik, sosial, maupun budaya. Analisis keruangan bagi seorang ahli geografi merupakan hal pokok yang harus dipahami karena mengkaji berbagai aspek, baik secara fisik, sosial, lokasi, maupun aktivitas manusia. Variabel ini berbeda dari suatu tempat dengan tempat yang lainnya. Faktor yang memengaruhi pola distribusi keruangan atau persebaran unsur, biasanya terkait dengan banyak faktor. Contoh keterkaitan antara lereng dengan erosi, jenis tanah dan vegetasi. Aspek fisik dengan aspek sosial, misalnya, antara bentuk lahan dengan permukiman atau bentuk lahan dengan transportasi. Contoh lain adalah keterkaitan antara sesama aspek sosial, misalnya, jarak rumah dari jalan dengan kepadatan rumah atau dengan nilai tanah. 1. Aspek Lokasi Konsep lokasi merupakan jawaban dari pertanyaan di mana (where). Aspek lokasi dibedakan atas lokasi absolut dan lokasi relatif. Lokasi absolut menunjukkan letak suatu titik secara tetap terhadap sistem grid (jaring) atau sistem koordinat. Untuk letak suatu titik secara absolut di permukaan bumi ditentukan oleh garis bujur (meridian) dan garis lintang (paralel). Lokasi absolut disebut juga letak astronomis. Letak absolut suatu titik bersifat tetap, walaupun kondisi dan situasi sekitar titik tersebut mengalami perubahan karena faktor politik. Lokasi relatif. Lokasi ini dapat berubah-ubah sesuai dengan kondisi dan situasi sekitar lokasi tersebut. Contoh: hulu Sungai Kapuas, mungkin tidak terlalu penting bagi sebagian besar orang. Akan tetapi, pada saat ditemukan emas atau minyak bumi, lokasi tersebut akan menjadi sangat penting dan bernilai ekonomi tinggi.

29 Lokasi relatif berkaitan dengan kondisi dan situasi sekitarnya dapat memberikan keuntungan, tetapi juga dapat memberikan kerugian. Lokasi tanah yang berada di jalur ekonomi, harganya dapat sangat mahal. Namun, juga menjadi lokasi yang kurang diminati untuk tempat tinggal bagi golongan tertentu. Hal ini karena faktor kebisingan dan polusi yang dihasilkan kendaraan bermotor. Lokasi atau letak relatif sering juga disebut letak geografis. 2. Aspek Jarak Aspek jarak memiliki peran yang penting dalam kehidupan sosial, ekonomi, dan pertahanan. Jarak merupakan faktor pembatas yang bersifat alami. Konsep jarak bersifat relatif karena adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dan transportasi. Jarak dapat dinyatakan dengan jarak lurus antara dua titik pada peta dengan mencermati skala peta, jarak tempuh (dikaitkan dengan waktu perjalanan yang dibutuhkan atau dengan sistem satuan, biaya angkutan). Jarak antara dua kota yang awalnya ditempuh dalam beberapa hari dengan berjalan kaki, hanya ditempuh dalam beberapa jam dengan pesawat udara. Aspek jarak menjadi faktor pembatas antara dua titik, sejalan dengan kemajuan teknologi sarana angkutan dan teknologi komunikasi. Dengan kemajuan teknologi komunikasi, siaran langsung pertandingan sepak bola dapat dipertontonkan ke seluruh dunia berupa siaran langsung. Dengan kemajuan teknologi komunikasi juga, kita dapat berkomunikasi dengan mitra kerja atau keluarga yang tinggal di belahan bumi yang lain. Sektor perekonomian dipengaruhi konsep jarak, karena semakin jauh jarak suatu tempat, biaya angkutan yang harus dikeluarkan semakin besar dan harga menjadi lebih mahal. Nilai sewa tanah akan semakin rendah jika jaraknya jauh dari pusat kegiatan, demikian juga sebaliknya. 3. Aspek Aksesibilitas Aksesibilitas (keterjangkauan) tidak selalu berkaitan dengan faktor jarak. Konsep ini lebih berkaitan dengan kemudahan untuk menjangkau suatu lokasi. Wilayah dengan

30 tingkat askesibilitas tinggi atau mudah dijangkau, cenderung lebih cepat berkembang. Namun, jika kondisi topografi bergunung-gunung, rawan bencana, jauh di pedalaman, dan sulit sarana, tentu sukar untuk dijangkau. Keterjangkauan umumnya berubah sejalan dengan perkembangan perekonomian dan kemajuan teknologi, sebaliknya tempat-tempat yang keterjangkauannya sangat rendah, akan sukar mencapai kemajuan dan mengembangkan perekonomiannya. Keterjangkauan di Pulau Jawa berbeda dengan Pulau Kalimantan dan Papua karena kondisi reliefnya. 4. Aspek Aglomerasi Penduduk mempunyai suatu gejala kecenderungan mengelompok pada suatu tempat tertentu yang dianggap paling menguntungkan. Masyarakat petani cenderung untuk mengelompok di wilayah dataran yang subur, sehingga membentuk permukiman. Masyarakat kota cenderung untuk hidup mengelompok dengan masyarakat yang memiliki strata sederajat. Akibatnya, akan muncul permukiman elite dan permukiman kumuh. Aglomerasi (pemusatan) penduduk akan memudahkan penyediaan sarana pendidikan (sekolah), sarana kesehatan (puskesmas, rumah sakit), atau sarana ekonomi (pasar, pertokoan). Dengan adanya aglomerasi akan menimbulkan efisiensi yang tinggi dalam pemasaran atau pelayanan umum. Salah satu keuntungan yang didapat dengan adanya aglomerasi penduduk yang padat ialah dimungkinkannya sistem ekonomi aglomerasi yang memanfaatkan jumlah penduduk yang besar sebagai daerah pemasaran atau pelayanan. Akan tetapi, hanya meliputi wilayah yang sempit. Ini berarti memungkinkan efisiensi yang tinggi dalam produksi pengangkutan barang maupun pemasangan atau pengadaan sarana-sarana untuk pelayanan umum. 5. Aspek Fisik

31 Bentuk muka bumi beragam menunjukkan aspek fisik yang memengaruhi kehidupan penduduk baik bentuk permukiman, mata pencaharian, dan sebagainya. Muka bumi yang memiliki kemiringan lereng lebih dari 40%, rawan terhadap proses pengikisan. Adapun muka bumi yang memiliki lereng dengan kemiringan kurang dari 2%, rawan terhadap proses erosi berpengaruh pada pengendapan dan sedimentasi di daerah lainnya. Suatu daerah yang mengalami proses pengangkatan akan menjadi lebih tinggi daripada daerah sekitarnya. Sebaliknya, daerah yang mengalami proses penurunan, akan menjadi daerah yang lebih rendah daripada daerah sekitarnya. Aspek fisik juga memengaruhi pada banyak tidaknya penduduk tinggal di daerah tersebut. Daerah yang subur tentu diminati banyak orang, tetapi daerah gurun pasir kurang diminati karena sulitnya sumber air ditemukan di daerah tersebut. Latihan Individu 1. Mengapa Indonesia dikatakan mempunyai letak geografis yang strategis? 2. Jelaskan pembagian tiga daerah waktu yang ada di Indonesia dan wilayahnya! 3. Bagaimanakah letak Indonesia dipandang dari letak ekonomisnya? 4. Apakah yang dimaksud dengan letak astronomis, dan bagaimana pengaruh letak astronomis Indonesia? Sumber : bse.kemdikbud.go.id Dasar pemetaan, pengindraan jauh, dan Sistem Informasi Geografis A. Dasar-Dasar Pemetaan, Pengindraan Jauh, dan Sistem Informasi Geografi Peta merupakan data yang bersifat universal, karena dapat digunakan sebagai objek penelitian dalam pengindraan jauh selain citra. Peta juga dapat digunakan dalam sistem informasi

32 geografi. Sebaliknya, peta juga dihasilkan dari pengindraan jauh dan sistem informasi geografi. Berikut diuraikan tentang dasar-dasar pemetaan, pengindraan jauh, dan Sistem Informasi Geografi (SIG). 1. Dasar-Dasar Pemetaan Untuk membuat peta yang baik, harus dapat menguasai teknik-teknik pembuatan peta yang benar. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan peta, yaitu sebagai berikut. a. Syarat-syarat peta yang benar Agar dapat dikatakan sebagai sebuah peta, maka unsur-unsur berikut harus dipenuhi. 1) Judul 7) Inset 2) Skala 8) Garis astronomis 3) Tanda arah/orientasi 9) Garis tepi 4) Simbol 10) Sumber dan tahun pembuatan 5) Lettering 11) Tata Warna 6) Legend b. Pembuatan Peta Peta dapat dibuat dengan cara sederhana, namun harus sesuai kaidah yang berlaku dalam pembuatan peta. Artinya, peta yang dibuat harus bisa mempresentasikan objek yang dipetakan. 1) Syarat-syarat membuat peta Berikut syarat-syarat peta yang benar. a) Arahnya benar dan tepat ( orientasi). b) Jaraknya benar (skala). c) Bentuknya benar (proyeksi). d) Luasnya benar (koordinat, skala). e) Ada keterangan singkat (legenda, inset, lettering). 2) Proses pembuatan peta Hal-hal yang perlu dirumuskan dalam proses pembuatan peta yaitu sebagai berikut. a) Menentukan jenis peta yang akan dibuat. b) Menentukan bentuk proyeksinya. c) Menentukan skalanya. d) Merumuskan lambang atau simbol yang diperlukan. e) Pengumpulan data, yaitu dengan cara pengukuran luas, tinggi, dan kemiringan permukaan bumi yang akan dipetakan. f) Penggambaran hasil pengumpulan data dalam rancangan peta. g) Pencetakan/produksi peta sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. 2. Pengindraan Jauh Pengindraan jauh adalah teknik dan seni untuk memperoleh informasi tentang suatu sasaran/objek, wilayah atau fenomena dengan menganalisa data yang diperoleh dari alat, tanpa menyentuh/kontak langsung dengan objek, wilayah atau fenomena yang dikaji. a. Pengertian pengindraan jauh Berikut ini beberapa definisi dari para ahli mengenai penginderaan jauh, yaitu sebagai berikut. 1) Lindgren Penginderaan jauh adalah teknik yang digunakan untuk memperoleh dan menganalisis tentang bumi. 2) Welson dan Bufon Penginderaan jarak jauh adalah suatu ilmu, seni, dan tekhnik untuk memperoleh informasi tentang objek, area dan gejala dengan menggunakan alat dan tanpa kontak langsung dengan objek area dan gejala tersebut. b. Jenis-jenis pengindraan jauh

33 Berdasarkan tempat atau wahana yang digunakan untuk melakukan penginderaan jauh dibagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut. 1) Penginderaan jauh dari udara Penginderaan jauh dari udara pada umumnya menggunakan pesawat terbang. Penginderaan melalui pesawat udara dengan sistem rekaman kamera dari pesawat terbang masih merupakan penyaji data yang potensial. Foto udara mempunyai kelebihan dibandingkan dengan foto satelit, foto udara dapat menyajikan data-data secara lebih rinci. 2) Penginderaan jauh dari ruang angkasa Penginderaan jauh dari ruang angkasa menggunakan satelit, merupakan suatu cara untuk mendapatkan informasi atau data tentang keadaan permukaan bumi dengan sensor buatan yang ditempatkan pada satelit yang mengorbit bumi. Penginderaan jauh melalui satelit memanfaatkan gelombang elektromagnetik yang diradiasikan dari matahari. Penginderaan jauh dilakukan dengan pesawat udara dan satelit dapat memberi keuntungan antara lain pengadaan data relatif tepat, mudah dan murah serta data-data gesfer yang terjadi atas litosfer, hidrosfer, atmosfer, dan biosfer lebih mudah diperoleh. c. Sensor dan wahana pengindraan jauh Sensor merupakan alat pemantau yang dipasang pada wahana, baik pesawat maupun satelit. Sensor dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut. 1) Sensor fotografik, merekam objek melalui proses kimiawi. Sensor ini menghasilkan foto. Sensor yang dipasang pada pesawat menghasilkan citra foto (foto udara), sensor yang dipasang pada satelit menghasilkan citra satelit (foto satelit). 2) Sensor elektronik, bekerja secara elektrik dalam bentuk sinyal. Sinyal elektrik ini direkam dalam pada pita magnetik yang kemudian dapat diproses menjadi data visual atau data digital dengan menggunakan komputer. Kemudian lebih dikenal dengan sebutan citra. 3. Sistem Informasi Geografi (SIG) Sistem Informasi Geografis (Geographic Information System disingkat GIS) adalah ystem khusus untuk mengelola data yang memiliki informasi spasial (bereferensi keruangan). a. Pengertian menurut ahli Istilah Sistem Informasi Geografi (SIG) banyak digunakan dan tidak asing lagi di kalangan ahli geografi (geograf), yaitu proses pembuatan peta digital dengan menggunakan komputer. Namun, pada intinya, SIG tidak hanya digunakan untuk membuat peta saja, melainkan lebih dari itu, SIG digunakan dalam pengolahan data keruangan dengan menggunakan komputer. Definisi SIG selalu berkembang, bertambah, dan bervariasi. Berikut definisi-definisi SIG menurut para ahli. 1) Menurut Aronaff, SIG adalah sistem informasi yang didasarkan pada kerja komputer yang memasukkan, mengelola, memanipulasi dan menganalisa data serta memberi uraian. 2) Menurut Burrough, SIG merupakan alat yang bermanfaat untuk pengumpulan, penimbunan, pengambilan kembali data yang diinginkan dan penayangan data keruangan yang berasal dari kenyataan dunia. 2) Sensor elektronik, bekerja secara elektrik dalam bentuk sinyal. Sinyal elektrik ini direkam dalam pada pita magnetik yang kemudian dapat diproses menjadi data visual atau data digital dengan menggunakan komputer. Kemudian lebih dikenal dengan sebutan citra. 3. Sistem Informasi Geografi (SIG) Sistem Informasi Geografis (Geographic Information System disingkat GIS) adalah ystem khusus untuk mengelola data yang memiliki informasi spasial (bereferensi keruangan). a. Pengertian menurut ahli Istilah Sistem Informasi Geografi (SIG) banyak digunakan dan tidak asing lagi di kalangan ahli geografi (geograf), yaitu proses pembuatan peta digital dengan menggunakan komputer. Namun, pada intinya, SIG tidak hanya digunakan untuk membuat peta saja, melainkan lebih dari itu, SIG digunakan dalam pengolahan data keruangan dengan menggunakan komputer.

34 Definisi SIG selalu berkembang, bertambah, dan bervariasi. Berikut definisi-definisi SIG menurut para ahli. 1) Menurut Aronaff, SIG adalah sistem informasi yang didasarkan pada kerja komputer yang memasukkan, mengelola, memanipulasi dan menganalisa data serta memberi uraian. 2) Menurut Burrough, SIG merupakan alat yang bermanfaat untuk pengumpulan, penimbunan, pengambilan kembali data yang diinginkan dan penayangan data keruangan yang berasal dari kenyataan dunia. b. Komponen Sistem Informasi Geografi (SIG) Sebagai sistem informasi, SIG mempunyai komponen-komponen yang digunakan dalam pengolahan data geografis. Komponen dalam sistem ini saling berkaitan satu sama lain. Berikut komponen-komponen tersebut. 1) Data Terdapat dua jenis data yang dapat diolah menggunakan SIG, yaitu data spasial dan data non spasial (atribut) 2) Hardware (perangkat keras) Perangkat keras SIG adalah perangkat-perangkat fisik yang menjadi bagian dari sistem komputer yang mendukung analisis geografi dan pemetaan. Semakin besar spesifikasi perangkat keras maka akan semakin cepat operasi yang dijalankan. 3) Software (perangkat lunak) Perangkat lunak digunakan untuk melakukan proses menyimpan, menganalisis, memvisualisasikan data baik data spasial maupun non-spasial. Perangkat lunak yang biasa digunakan untuk pengolahan SIG yang paling terkenal adalah ArcGIS. Namun demikian, software tersebut memiliki lisensi yang mahal. Ada beberapa software open source yang dapat digunakan untuk pengolahan SIG adalah OpenGeo Suite, QuantumGIS, Geoserver, Geoexplorer, Openlayers, dan lainnya. 4) Manusia Manusia menjadi poin penting dari SIG. Hal ini disebabkan manusia yang menjadi perencana dan pengguna SIG. Sumber daya manusia sangat mempengaruhi terhadap proses mendesain, pengolahan, hingga pemanfaatan SIG itu sendiri. 5) Metode Metode yang digunakan akan berbeda tergantung permasalah SIG. Penggunaan konsep geografi untuk menganalisis setiap permasalahan yang terjadi. Sebagai gambaran umum, metode untuk melakukan analisis data vektor berbeda dengan metode untuk melakukan analisis data raster. jenis jenis Peta dan Fungsinya Pada awal abad ke-2 (87M -150M), Claudius Ptolomaeus mengemukakan mengenai pentingnya peta. Kumpulan dari peta-peta karya Claudius Ptolomaeus dibukukan dan diberinama Atlas Ptolomaeus. Ilmu yang membahas mengenai peta adalah kartografi. Sedangkanorang ahli membuat peta disebut kartografer. Untuk menggambarkan kenampakan-kenampakan permukaan bumi pada peta,seorang pembuat peta harus menguasai bidang ilmu. Erwin Raisz menyatakan bahwa seorang kartografer harus menguasai 50% geografi,30% seni,10% matematika,dan 10% ilmu lainnya.

35 Peta adalah gambaran permukaan bumi pada bidang datar dengan skala tertentu melalui suatu sistem proyeksi atau gambaran konvensional dari permukaan bumi yang diperkecil dengan bidang datar,sebagaimana kenampakannya dari atas udara yang dilengkapi skala, mata angin, dan simbol-simbol. Dengan kata lain,peta adalah gambaran permukaan bumi yang diperkecil dengan skala. Agar dapat dipahami oleh pengguna/pembaca,maka peta harus diberi tulisan dan simbol-simbol. Berikut adalah penjelasan mengenai Jenis jenis peta : Berdasarkan Isinya Berikut adalah penjelasan mengenai jenis-jenis peta berdasarkan isinya 1. Peta umum Peta umum adalah peta yang menggambarkan permukaan bumi secara umum. Peta umum ini memuat semua penampakan yang terdapat di suatu daerah, baik kenampakan fisis (alam) maupun kenampakan sosial budaya. Kenampakan fisis misalnya sungai, gunung, laut, danau dan lainnya. Kenampakan sosial budaya misalnya jalan raya, jalan kereta api, pemukiman kota dan lainnya. Disebut peta umum karena peta ini bersifat umum sehingga dapat digunakan untuk umum dengan berbagi macam tujuan. Unsur-unsur yang disajikan tidak hanya satu atau dua jenis saja tetapi peta menyajikan semua unsur di muka bumi ini dengan memperhitungkan skala yang umumnya sangat terbatas. Jenis peta umum yaitu: Peta Topografi Peta topografi yaitu peta yang menggambarkan bentuk relief (tinggi rendahnya permukaan bumi. Dalam peta topografi digunakan garis kontur (countur line) yaitu garis khayal yang menghubungkan tempat-tempat yang mempunyai ketinggian sama. Pada peta topografi sendiri,garis kontur digmbar dengan warna coklat muda. Kontur berguna untuk memberikan informasi relatif tentang relief. Relief ini merupakan suatu bentuk yang memperlihatkan perbedaan dalam ketinggian dan kemiringan dari bentuk-bentuk yang tidak sama di permukaan bumi. Relief dihubungkan dengan suatu bentuk atau model keseluruhan muka bumi dalam bentuk tiga dimensi. Selain itu peta topografi juga digunakan sebagai dasar dalam pembuatan peta-peta tematik seperti,peta kehutanan, peta pariwisata, peta penggunaan lahan,dan sebagainya. Di Indonesia pemetaan topografi dikerjakan oleh Jawatan Topografi (jantop) Angkatan Darat dengan koordinasi Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal). Peta yang dihasilkan setelah jadi dapat diperjualbelikan secara bebas. Peta Rupa Bumi Indonesia (RBI) merupakan peta yang sejenis dengan peta topografi. Peta ini dibuat dan dikoordinasi oleh Bakosurtanal. Peta tersebut mempunyai isi dan sifat yang sama dengan peta topografi. Perbedaan kedua peta tersebut hanya pada sistem proyeksi serta pengambilan data di lapangan. Peta topografi dalam perolehan data di lapangan lebih banyak menggunakan survei dan pengukuran lapangan, sedangkan peta RBI dengan cara kompilasi dari foto udara. Objek yang disajiakan oleh peta topografi maupun peta RBI yaitu:

36 a. Unsur buatan manusia Unsur-unsur perhubungan, meliputi jalan dan jalur kereta api Gedung-gedung, meliputi perumahan dan bangunan lain seperti mesjid, kantor, dan sebagainya Konstruksi-konstruksi lain,seperti : bendungan, jalur pipa, waduk penyimpanan air, dan lainlain Unsur luasan atau daerah khusus,meliputu daerah yang ditanami seperti perkebunan dan taman Batas-batas,meliputu batas adminstratif seperti batas provinsi, kabupaten, sampai batas terkecil yang bisa dilihat b. Unsur alam Unsur hidrografi,termasuk sungai,danau,dan garis pantai Tanaman (vegetasi),pada umumnya dikelompokkan menurut jenis atau faktor lain yang berhubungan Unsur lain seperti: permukaan es,salju,pasir,dan lain-lain Selain menggambarkan unsur-unsur di atas,peta topografi maupun peta RBI juga menggambarkan titik-titik ketinggian. Titik ketinggian ini di peta ditulis dengan harga atau angka yang digunakan untuk memperlihatkan ketinggian suatu tempat di atas atau di bawah permukaan laut. Pengukuran hanya dilakukan pada tempat-tempat penting saja,misalnya: puncak bukit, pertemuan sungai, dasar lembah, perubahan lereng, dan sebagainya.inilah kelebihan peta topografi yakni dengan menggambarkan peta dengan objek titik ketinggian maka kita dapat mengetahui ketinggian suatu tempat dan untuk memperkirakan tingkat kecuraman atau kemiringan lereng. Peta chartography (kartografi) Merupakan peta yang menggambarkan sebagian permukaan bumi. misalnya peta yang hanya menggambarkan benua atau setengah bola bumi Peta Chorografi Peta chorografi adalah peta yang menggambarkan seluruh atau sebagian permukaan bumi dengan skala yang lebih kecil antara 1 : sampai 1: atau lebih. Peta chorografi menggambarkan daerah yang luas, misalnya propinsi, negara, benua bahkan dunia. Dalam peta chorografi digambarkan semua kenampakan yang ada pada suatu wilayah di antaranya pegunungan, gunung, sungai, danau, jalan raya,jalan kereta api, batas wilayah, kota, garis pantai, rawa dan lain-lain. Atlas adalah kumpulan dari peta chorografi yang dibuat dalam berbagai tata warna. Peta Indonesia Peta ini menggambarkan wilayah Indonesia secara keseluruhan Peta dunia Peta ini merupakan peta yang menggambarkan seluruh bagian permukaan bola bumi. 2. Peta Khusus (Tematik) Disebut peta khusus atau tematik karena peta tersebut hanya menggambarkan satu atau dua kenampakan pada permukaan bumi yang inginditampilkan. Dengan kata lain, yang ditampilkan berdasarkan tema tertentu.peta khusus ini yang menggambarkan kenampakankenampakan (fenomena mengenai unsur unsur geosfer) tertentu, baik kondisi fisik maupun sosial budaya. Pada peta tematik,objek yang disajikan dalam bentuk gambar dengan menggunakan simbol-simbol serta mempunyai tema tertentu sesuai dengan maksud tujuannya. Peta tematik bisa dibuat sesuai dengan tema yang diperlukan,misalnya dalam

37 perencanaan suatu daerah, administrasi, manajemen, perusahaan-perusahaan, pendidikan,militer, dan sebagainya. Selain itu alam perkembangan ilmu pengetahuan,peta tematik mepunyai hubungan yang erat dalam hal penyajian data untuk keperluan perencanaan dalam bidang-bidang tertentu, seperti:geologi, geografi, pertanahan, perkotaaan, sosial ekonomi, kependudukan, dan sebagainya. Untuk penggambaran peta tematik diperlukan peta dasar sebagai kerangka yang menggambarkan batas wilayah, sungai, dan jalan ataupun yang lainnya. Pada peta dasar tersebut kemudian data-data tematis dapat dipetakan. Data yang digambarkan pada peta tematik dapat diperoleh dari hasil survei atau pengukuran langsung dari foto udara maupun dari data-data statistik. Contoh peta khusus yakni: Peta curah hujan (isohyet) Peta ini merupakan peta yang menjelaskan banyaknya curah hujan yang sama di suatu tempat Peta kepadatan penduduk Peta ini menggambarkan perbandingan jumlah penduduk di suatu wilayah dengan luas daerahnya. Dari peta kepadatan penduduk untuk membedakan kepadatan penduduk tiap wilayah ditunjukkan dengan perbedaan warna. Berdasarkan legenda (keterangan) pada peta kita dapat mengidentifikasi bahwa misalnya warna hitam menunjukkan kepadatan penduduknya lebih dari 701 orang setiap 1 km2,warna agak hitam menunjukkan kepadatan penduduknya antara 400 orang sampai 700 orang setiap 1 kilometer persegi dan warna putih menunjukkan kepadatan penduduknya kurang dari 400 orang setiap 1 kilometer persegi. Peta penyebaran hasil pertanian Peta penyebaran hasil tambang, Peta jalur penerbangan atau pelayaran Peta anomali gaya berat Peta tata guna lahan Peta pendaftaran tanah Peta kriminalitas. Peta ini menggambarkan persebaran kejahatn di suatu wilayah atau daerah Peta geologi. Peta ini merupakan peta yang menggambarkan struktur batuan dan sifatsifatnya yang dapat mempengaruhi bentuk-bentuk permukaan tanah. Peta irigasi. Peta ini adalah peta yang menggambarkan tentang aliran sungai, waduk, bendungan air, dan saluran irigasi. Peta transportasi. Peta ini adalah peta yang mennjelaskan jalur-jalur lalu lintas baik di darat maupun udara Peta lokasi. peta ini merupakan peta yang menggambarkan letak suatu tempat di permukaan bumi di lapisan atmosfer. Peta arkeologi. Peta yang menggambarkan penyebaran letak benda-benda atau peninggalan purba Peta tanah. Peta tanah ini adalah peta yang menggambarkan dan menggolongkan jenis jenis tanah dengan tingkat aktivitas manusia. Peta penggunaan lahan. Peta ini merupakan peta yang menggambarkan bentuk penggunaan tanah yang ada hubungannya dengan lingkungan geografis dan aktivitas manusia dan ruang publik untuk kehidupan.

38 Pada beberapa jenis peta yang menggambarkan tema tertentu (peta tematik) biasanya dilengkapi dengan data-data yang menyangkut unsur-unsur geografi seperti:; Luas wilayah keseluruhan dan bagian-bagiannya Lokasi suatu wilayah termasuk batas-batas administrasinya Letak, jarak, dan arah suatu tempat dengan tempat lainnya Persebaran berbagai macam jenis jenis sumber daya alam Persebaran kegiatan sosial ekonomi, dan budaya manusia Kenampakan alam atau fisik permukaan bumi atau data spesifik lainnya Skala peta adalah perbandingan jarak antara dua titik di peta dengan jarak sebenarnya di permukaan bumi (lapangan). Berdasarkan skalanya peta dapat digolongkan menjadi empat jenis, yaitu: 1. Peta kadaster/teknik adalah peta yang mempunyai skala antara 1 : 100 sampai 1 : Peta ini digunakan untuk menggambarkan peta tanah atau peta dalam sertifikat tanah. oleh karena itu banyak terdapat di Departemen Dalam Negeri, pada Dinas Agraria (Badan Pertanahan Nasional). 2. Peta skala besar adalah peta yang mempunyai skala 1 : sampai 1 : Peta skala besar digunakan untuk menggambarkan wilayah yang relatif sempit, seperti peta peta provinsi kelurahan,dan peta kecamatan. Contohnya,seperti peta provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. 3. Peta skala sedang adalah peta yang mempunyai skala antara 1 : sampai 1: Peta skala sedang digunakan untuk menggambarkan daerah yang agak luas seperti peta regional berupa peta propinsi Jawa Tengah, peta propinsi maluku 4. Peta skala kecil adalah peta yang mempunyai skala 1 : sampai 1 : atau lebih. Peta skala kecil digunakan untuk menggambarkan daerah yang relatif luas,misalnya peta negara, benua di dunia Contohnya,seperti peta Republik Indonesia, Peta Asia Tenggara, Peta Benua Asia, Peta Benua Eropa dan Peta Dunia. 5. Peta skala geografis. Peta ini merupakan peta yang berskala lebih kecil dari 1: ,biasanya dipergunakan untuk menggambarkan kelompok negara,benua,atau dunia. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa semakin besar angka pembandingnya berartiskala peta itu makin kecil. Berdasarkan Tujuan, Bentuk, Nilai dan Sumber Data Peta dibuat orang dengan berbagai tujuan. Berikut ini contoh-contoh peta untuk berbagai tujuan: 1. Peta Pendidikan (Educational Map).Contohnya: peta lokasi sekolah SLTP/SMU. 2. Peta Ilmu Pengetahuan.Contohnya: peta arah angin, peta penduduk. 3. Peta Informasi Umum (General Information Map).Contohnya: peta pusat perbelanjaan. 4. Peta Turis (Tourism Map).Contohnya: peta museum, peta rute bus. Jenis Peta Berdasarkan Bentuk Penyajian Peta 1. Peta Foto (Photo Map) Peta ini merupakan peta yang menggambarkan bayangan bumi dari hasil fotografis dan hasil pengambilan gambar dari udara. Dengan kata lain peta foto

39 merupakan peta yang dihasilkan dari mozaik foto udara atau ortofoto yang dilengkapi garis kontur,nama dan legenda. 2. Peta Garis (Line Map) Dikatakan peta garis karena peta ini menggambarkan bentuk bumi dalam bentuk garis atau berupa grafis atau lebih singkatnya peta yang menyajikan detail alam dan buatan manusia dalam bentuk titik, garis, dan luasan. 3. Peta digital Peta digital ini adalah peta yang dibuat dan tersimpan dalam media komputer baik nomor titik maupun koordinat horizontal dan vertikal pada peta tersebut. Jenis Peta Berdasarkan Sifat Nilai Data yang Dikandungnya Peta jenis ini dibedakan atas dua yakni: 1. Peta kuantitatif Peta kuantitatif merupakan peta yang akan menjawab lokasi keberadaan suatu objek beserta besar nilai objek tersebut. Contoh peta kuantitatif misalnya peta kepadatan penduduk yang memberikan nilai jumlah penduduk per 1 km2 atau 1 ha pada lokas-lokasi tertentu 2. Peta kualitatif Peta ini merupakan peta yang hanya menunjukkan keberadaan suatu objek di lokasi tertentu. Contoh peta kualitatif misalnya, peta lokasi perkebunan teh atau perkebunan sayur-mayur di Puncak, Jawa Barat. Informasi yang diberikan dalam peta ini tidak dilengkapi dengan nilai objek yang dimaksud. Jenis Peta Berdasarkan Sifat Datanya Jenis peta ini dapat dibedakan atas dua jenis yaitu: 1. Peta stasioner Peta stasioner merupakan peta dengan sifat data yang menggambarkan permukaan bumi yang memiliki sifat data tetap atau stabil. Contoh peta stasioner misalnya peta batimetri (kedalaman laut),peta topografi, dan peta jalur pegunungan atau jalur gempa. 2. Peta dinamis Peta dinamis merupakan peta yang menggambarkan keadaan permukaan bumi yang selalu berubah-ubah atau tidak stabil. Contoh peta dinamis antara lain peta petsebaran kepadatan penduduk atau peta jaringan jalan. Jenis Peta Berdasarkan Sumber Data Peta ini terdiri dari :1 1. Peta dasar (basic map) Peta ini merupakan peta yang dihasilkan dari survei langsung di lapangan dan dilakukan secara sistematis. Untuk melakukan pemetaan secara sistematis perlu adanya pembakuan dalam metode pemetaan,sistem datum,sistem proyeksi peta, ukuran lembar peta, skala peta, tata letak informasi tepi, derajat ketelitian dan kelengkapan isi, serta pembakuan dalam kerangka geometris peta (grid and graticule). Berhubung peta ini induk ini dapat digunakan sebagai peta dasar untuk pemetaan topografi, maka peta ini dapat digolongkan sebagai peta dasar. Karena peta dasar adalah peta yang dijadikan acuan dalam pembuatan peta lainnya, khususnya acuan untuk kerangka geometrisnya.

40 2. Peta turunan (derived map) Peta ini merupakan peta yang dibuat (diturunkan) berdasarkan acuan peta yang sudah ada,sehingga survei langsung ke lapangan tidak diperlukan lagi. Peta turunan ini tidak dapat digunakan sebagai peta dasar untuk pemetaan topografi. Manfaat Peta Peta selain disajikan dalam bentuk lembaran terpisah dapat juga dikumpulkan dalam satu buku, sehingga peta yang yang dibukukan disebut atlas. Misalnya kumpulan peta-peta provinsi di Indonesia dapat dibukukan menjadi atlas nasional Indonesia. Berdasarkan isinya, atlas dapat dibedakan menjadi dua yakni atlas umum dan atlas khusus. Atlas umum adalah atlas yang memuat infotmssi yang bersifat umum tentang wilayah tertentu. Berdasarkan cakupan wilayahnya, atlas umum terdiri dari atlas nasional, atlas regional,dan atlas dunia. Sedangkan atlas khusus adalah atlas yang memuat peta berisi informasi atau tema secara khusus. Misalnya,atlas jalan Jakarta. Beberapa informasi yang dapat diperoleh dalam penggunaan atau membaca peta yaitu: Mengetahui posisi atau lokasi relatif Letak suatu tempat dapat dilihat dengan menghubungkan objek yang berdekatan di sebelahnya atau letak secara administrasi Letak astronomis suatu tempat ditemukan dengan arah mata angin atau orientasi pada peta. Secara kartografi,arah utara selalu menghadap ke atas pada media peta. Untuk menunjukkan letak suatu tempat dapat menggunakan orientasi peta tersebut. Contoh, desa Sukamanah menempati wilayah pada bagian selatan Kecamatan Cianjur dan di sebelah timur Kelurahan Sayang. Suatu lokasi ditemukan berdasarkan garis lintang dan garis bujur secara astronomis. Mengetahui ukuran kenampakan muka bumi. Melalui skala yang ada pada peta, kita dapat mengukur jarak 2 tempat, panjang dan lebar, jalan atau sungai, dan luas suatu wilayah. Mengetahui bentuk-bentuk kenampakan bumi. Fenomena permukaan bumi pada peta mempunyai bentuk yang bermacam-macam,misalnya kota, gunung, pelabuhan, jalan, sungai, danau, rawa, pulau dan sebagainya. Semua perwujudan tersebut digambarkan dalam bentuk simbol pada peta. Misalnya simbol titik warna hitam menggambarkan bangunanbangunan,simbol garis diperuntukkan pada sungai dan jalan serta simbol area menggambarkan area pemukiman dan vegetasi (sawah,hutan, dan lain-lain). Mengetahui ketinggian tempat dan kemiringan lereng. Ketinggian tempat atau lokasi dalam suatu wilayah dapat diketahui dengan membaca titik ketinggian maupun garis kontur. Setiap garis kontur selalu menunjukkan atau disertai angka ketinggian. Selain itu garis kontur juga dapat menunjukkan kenampakan fisik dari suatu wilayah atau relief dan kemiringan relief. Mengetahui pola dan persebaran objek geografi baik bentang alam (pola aliran sungai,persebaran hutan di Indonesia,dan sebagainya) maupun bentang budaya (pola persebaran pemukiman,pola jaringan jalan dan kecenderungan perkembangannya). Mengetahui persebaran sumber daya alam dan hasil produksinya atau potensi suatu daerah. Membantu suatu pekerjaan atau proyek, misalnya untuk konstruksi jalan,navigasi, atau perencanaan Membantu dalam perencanaan dan pembuatan suatu desain,misalnya desain jalan Membantu dalam menganalisis data spasial seperti perhitungan volume. Cara menggunakan peta dengan baik Pembaca peta harus memiliki pengetahuan dasar peta

41 Pembaca peta mengetahui cabang ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan masalah peta Pembaca peta memiliki sikap dan pandangan yang kritis Pembaca peta mampu memiliki daya imajinasi yang kuat dan benar Pembaca peta terus berlatih secara teratur dalam menafsirkan dan memahami peta JENIS JENIS CITRA DAN INTERPRESTASI CITRA Materi Pembelajaran Fakta : Jenis Citra Pengindraan Jauh dan interpretasi citra Menurut Hornby (Sutanto, 1994:6), citra merupakan gambaran yang terekam oleh kamera atau oleh sensor lainnya Citra adalah gambaran objek yang dibuahkan oleh pantulan atau pembiasan sinar yang difokuskan dari sebuah lensa atau cermin (Simonett, 1983). Interpretasi atau penafsiran adalah proses komunikasi melalui lisan atau gerakan antara dua atau lebih pembicara yang tak dapat menggunakan simbol-simbol yang sama, baik secara simultan (dikenal sebagai interpretasi simultan) atau berurutan (dikenal sebagai interpretasi berurutan). Konseptual : Hasil penjelasan tentang Jenis Citra Pengindraan Jauh dan interpretasi citra. Prinsip : Jenis Citra Pada Pengindraan Jauh dan Penjelasan Inderaja dan SIG Kegiatan pengindraan jauh memberikan produk atau hasil berupa keluaran atau citra. Citra adalah gambaran suatu objek yang tampak pada cermin melalui lensa kamera atau hasil pengindraan yang telah dicetak. Citra dapat dibedakan menjadi dua, yaitu citra foto dan citra nonfoto.

42 1. Citra Foto Citra foto adalah gambaran suatu objek yang dibuat dari pesawat udara, dengan menggunakan kamera udara sebagai alat pemotret. Hasilnya dikenal dengan istilah foto udara. Citra foto dapat dibedakan menurut beberapa aspek, antara lain sebagai berikut. A. Berdasarkan Spektrum Elektromagnetik yang Digunakan Berdasarkan spektrum elektromagnetik yang digunakan, citra foto dapat dibedakan menjadi 3, yaitu: 1) Foto Ultraviolet Foto Ultraviolet adalah foto yang dibuat dengan menggunakan spektrum ultraviolet dekat dengan panjang gelombang 0,29 mikrometer. Cirinya adalah mudah untuk mengenali beberapa objek karena perbedaan warna yang sangat kontras. Kelemahan dari citra foto ini adalah tidak banyak informasi yang dapat disadap. Foto ini sangat baik untuk mendeteksi tumpahan minyak di laut, membedakan atap logam yang tidak dicat, jaringan jalan aspal, batuan kapur, juga untuk mengetahui, mendeteksi, dan memantau sumber daya air. 2) Foto Ortokromatik Foto Ortokromatik adalah foto yang dibuat dengan menggunakan spektrum tampak dari saluran biru hingga sebagian hijau (0,4 0,56 mikrometer). Cirinya banyak objek yang bisa tampak jelas. Foto ini bermanfaat untuk studi pantai karena filmnya peka terhadap objek di bawah permukaan air hingga kedalaman kurang lebih 20 meter. 3) Foto Pankromatrik Foto pankromatrik adalah foto yang menggunakan seluruh spektrum tampak mata mulai dari warna merah hingga ungu. Kepekaan film hampir sama dengan kepekaan mata manusia. Pada umumnya digunakan film sebagai negatif dan kertas sebagai positifnya. Wujudnya seperti pada foto, tetapi bersifat tembus cahaya. Foto pankromatik dibedakan menjadi 2 yaitu pankromatik hitam putih dan foto infra merah. a) Foto Pankromatrik Hitam Putih rona pada objek serupa dengan warna pada objek aslinya, karena kepekaan film sama dengan kepekaan mata manusia, resolusi spasialnya halus, stabilitas dimensional tinggi, dan foto pankromatrik hitam putih telah lama dikembangkan sehingga orang telah terbiasa menggunakannya. Foto Pankromatrik digunakan dalam berbagai bidang, sebagai berikut.

43 Di bidang pertanian, untuk pengenalan dan klasifikasi jenis tanaman, evaluasi kondisi tanaman, dan perkiraan jumlah produksi tanaman, Di bidang kehutanan, digunakan untuk identifikasi jenis pohon, perkiraan volume kayu, dan perkembangan luas hutan, Di bidang sumber daya air, digunakan untuk mendeteksi pencemaran air, evaluasi kerusakan akibat banjir, agihan air tanah, dan air permukaan, Di bidang perencanaan kota dan wilayah, digunakan untuk penafsiran jumlah dan agihan penduduk, studi lalu lintas, studi kualitas perumahan, penentuan jalur transportasi, dan pemilihan letak berbagai bangunan penting, Penelitian ekologi hewan liar, berguna untuk mendeteksi habitat dan untuk pencacahan jumlah populasinya, dan Evaluasi dampak lingkungan. b) Foto Infra Merah Foto infra merah adalah foto yang dibuat dengan menggunakan spektrum infra merah dekat, dengan panjang gelombang 0,9 1,2 mikrometer, yang dibuat secara khusus yang terletak pada saluran merah dan sebagian saluran hijau. Cirinya dapat mencapai bagian dalam daun, sehingga rona pada foto infra merah daun tidak ditentukan berdasarkan warna tetapi oleh sifat jaringannya. Perbedaan antara foto infra merah dengan film pankromatik hitam putih terletak pada kepekaannya. Foto infra merah mempunyai beberapa keunggulan, antara lain: mempunyai sifat pantulan khusus bagi vegetasi, daya tembusnya yang besar terhadap kabut tipis, dan daya serap yang besar terhadap air. Kelemahan foto infra merah antara lain: adanya efek bayangan gelap karena saluran infra merah dekat tidak peka terhadap sinar baur dan sinar yang dipolarisasikan, sifat tembusnya kecil terhadap air, dan kecepatan yang rendah dalam pemotretan. Infra merah berwarna mempunyai keunggulan pada warnanya yang tidak serupa dengan warna aslinya. Dengan warna semu itu banyak objek pada foto ini menjadi mudah dikenali. Foto inframerah berwarna banyak digunakan dalam bidang: kemiliteran, untuk mengetahui kondisi suatu hutan, karena tanaman tidak akan terpantulkan melainkan objek yang ada disekitarnya;

44 bidang pertanian dan kehutanan, yaitu untuk mendeteksi atau membedakan tanaman yang sehat dan tanaman yang terserang penyakit; B. Berdasarkan Arah Sumbu Kamera ke Permukaan Bumi Berdasarkan arah sumbu kamera ke permukaan bumi, citra foto dapat dibedakan menjadi 2, yaitu foto vertikal (tegak) dan foto condong (miring). 1) Foto vertikal atau foto tegak (orto photograph), yaitu foto yang dibuat dengan sumbu kamera tegak lurus terhadap permukaan bumi. 2) Foto condong atau miring (oblique photograph), yaitu foto yang dibuat dengan sumbu kamera menyudut terhadap garis tegak lurus ke permukaan bumi. Sudut ini umumnya sebesar 10 derajat atau lebih besar, tetapi bila sudut condongnya masih berkisar antara 1 4 derajat, foto yang dihasilkan masih digolongkan sebagai foto vertikal. Foto condong dibedakan menjadi menjadi dua, sebagai berikut. Foto agak condong (low oblique photograph), yaitu apabila pada foto tampak cakrawalanya. Foto sangat condong (high oblique photograph), yaitu apabila cakrawala tidak tergambar pada foto. C. Berdasarkan Jenis Kamera yang Digunakan Berdasarkan jenis kamera yang digunakan, citra foto dapat dibedakan menjadi 2, yaitu foto tunggal dan foto jamak. Foto tunggal, yaitu foto yang dibuat dengan kamera tunggal. Tiap daerah liputan foto hanya tergambar satu lembar foto. Foto jamak, yaitu beberapa foto yang dibuat pada saat yang sama dan menggambarkan daerah liputan yang sama. D. Berdasarkan Warna yang Digunakan Berdasarkan warna yang digunakan, citra foto dibedakan menjadi dua, yaitu foto berwarna semu dan foto berwarna asli. Foto berwarna semu (false color) atau foto infra merah berwarna. Pada foto ini warna objek tidak sama dengan warna foto. Misal, pada foto suatu vegetasi berwarna merah sedangkan warna aslinya adalah hijau. Foto warna asli (true color), yaitu foto pankromatik berwarna. Dalam foto berwarna asli lebih mudah penggunaannya karena foto yang tergambar mirip dengan objek aslinya.

45 E. Berdasarkan Wahana yang Digunakan Berdasarkan wahana yang digunakan, citra foto dapat dibagi menjadi foto udara dan foto satelit. Foto udara, yaitu foto yang dibuat dari pesawat/balon udara. Foto satelit atau foto orbital, yaitu foto yang dibuat dari satelit. 2. Citra Nonfoto Citra nonfoto adalah gambaran suatu objek yang diambil dari satelit dengan menggunakan sensor. Hasilnya dikenal dengan istilah foto satelit. Citra nonfoto dapat dibedakan sebagai berikut. A. Berdasarkan Spektrum Elektromagnetik Berdasarkan spektrum elektromagnetik yang digunakan, citra nonfoto dibedakan menjadi 2 sebagai berikut. Citra infra merah termal, yaitu citra yang dibuat dengan spektrum infra merah ther mal. Pengindraan pada spektrum ini berdasarkan pada perbedaan suhu objek dan daya pancarnya pada citra, tercermin dengan adanya perbedaan rona atau warnanya. Citra radar dan citra gelombang mikro, yaitu citra yang dibuat dengan spektrum gelombang mikro. Citra radar merupakan hasil pengindraan dengan sistem aktif yaitu dengan sumber tenaga buatan. Citra gelombang mikro dihasilkan dengan sistem pasif yaitu dengan menggunakan sumber tenaga alamiah. B. Berdasarkan Sensor yang Digunakan Berdasarkan sensor yang digunakan, citra nonfoto dibedakan menjadi 2, sebagai berikut. Citra tunggal, yaitu citra yang dibuat dengan sensor tunggal. Citra multispektral, yaitu citra yang dibuat dengan sensor jamak. C. Berdasarkan Wahana yang Digunakan Berdasarkan wahana yang digunakan, citra nonfoto dibedakan menjadi 2, sebagai berikut. 1) Citra dirgantara (Airborne image), yaitu citra yang dibuat dengan wahana yang beroperasi di udara (dirgantara). Contoh: citra infra merah thermal, citra radar, dan citra MSS. 2) Citra satelit (Satellite/Spaceborne Image), yaitu citra yang dibuat dari antariksa atau angkasa luar. Citra ini dibedakan menurut penggunaannya, sebagai berikut.

46 Citra Satelit untuk pengindraan planet. Contoh Citra Satelit Viking (AS), Citra Satelit Venera (Rusia). Citra Satelit untuk pengindraan cuaca. Contoh NOAA (AS) dan Citra Meteor (Rusia). Citra Satelit untuk pengindraan sumber daya bumi. Contoh Citra Landsat (AS), Citra Soyuz (Rusia), dan Citra SPOT (Perancis). d) Citra Satelit untuk pengindraan laut. Contoh Citra Seasat (AS) dan Citra MOS (Jepang). Tabel 2.1 Perbedaan citra foto dan citra nonfoto Variabel pembeda/jenis citra Citra foto Citra nonfoto Sensor Kamera Nonkamera, berdasarkan penyiaman (scanning). Kamera yang detektornya bukan film Detektor Film Pita magnetik, termistor, foto konduktif, foto voltaik, dan sebagainya Proses perekaman Mekanisme perekaman Spektrum elektromagnetik Fotografi/ kimiawi Serentak Spektrum tampak Elektronik Parsial Spektra tampak dan perluasannya, termal dan gelombang mikro Sumber : Endarto, Danang. dkk Geografi 3 : Untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta. Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional JENIS-JENIS CITRA Citra Dapat Digolongkan Menjadi Dua Jenis, Yaitu: 1) Citra foto Data pengindraan jauh dapat berupa data digital (numerik) dan data visual (citra ) data digital terekam dalam bentuk angka yang menunjukan tingkat kecerahan untuk di analisis mengunakan komputer.

47 Citra foto berupa lembaran-lembaran foro. Berdasarkan spectrum electromagnet yang digunakan, citra foto dapat dibedakan menjadi: a. Citra foto berdasarkan spectrum elektromagenetik yang digunakan Ketika memotret objek di permukaan bumi, seseorang bisa memiliki salah satu atau beberapa spectrum elektromagnetik berdasarkan kepentingannya. Untuk daerah tertutup awan, digunakan spectrum radar sistem aktif karena sinar radar dapat menembus awan. Jenis citra foto lainnya adalah sebagai berikut ini: 1. a) Citra jenis pankromatik adalah citra foto dari udara yang menggunakan spectrum tampak mata. Foto udara ini sering disebut foto udara konvensional. 2. b) Citra foto inframerah adalah citra foto udara yang menggunakan spectrum inframerah. c) Citra foto ultraviolet adalah citra foto udara yang menggunakan spectrum ultraviolet. 1. d) Citra foro orthokromatik adalah citra foto udara yang menggunakan spectrum biru hingga ungu. b. Citra foto berdasarkan warna Citra foto dapat dibedakan menjadi dua berdasarkan warnanya, yaitu: 1. a) Citra foto hitam putih : warna foto hanya warna hitam dan putih. 2. b) Citra foto berwarna : warna foto sesuai dengan spectrum yang digunakan sehingga dapat berwarna hijau, biru, ungu, merah, atau campuran dari jenis-jenis warna tersebut. c. Citra foto berdasarkan sumbu kamera Alat pemotret atau sensor dapat diletakkan pada pesawat terbang, balon udara, atau satelit. Pada saat dilakukan pemotretan, tiba-tiba ada angin kencang sehingga badan pesawat goyang dan sumbu kamera tidak tegak lurus dengan permukaan bumi. Pada saat tidak ada angin, pemotretan dapat berjalan sempurna. Artinya, sumbu kamera tepat tegak lurus dengan permukaan bumi. Dengan demikian, citra foto berdasarkan sumbu kamera dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu foto udara tegak dan foto udara condong. Apabila cakrawala tampak dalam foto disebut foto udara condong tinggi dan apabila cakrawala tidak tampak disebut foto udara condong rendah. d. Citra foto berdasarkan jumlah kamera Pada pengindraan jauh, pemotretan suatu objek sering dilakukan dengan menggunakan beberapa kamera secara bersamaan. Ada juga pemotretan yang dilakukan dengan satu kamera, tetapi lensanya lebih dari satu. Cara pemotretan yang demikian menghasilkan foto udara jamak. Apabila menggunakan satu kamera yang berlensa tunggal disebut foto udara tunggal.

48 Untuk memperoleh kajian yang akurat, diguakan kamera berlensa jamak, spekrrum yang digunakan beberapa jenis, seperti bank biru, ungu, ultraviolet, dan inframerah. Pemotretan dilakukan secara serentak. Foto udara yang dihasilkan dengan cara demikian disebut foto udara multispektural. 2) Citra non foto Citra nonfoto adalah citra yang dibuat dengan menggunakan sensor elektronik. Spectrum elektromagnetik yang diterima oleh sensor, kemudian direkam pada pita magnetik. Wujud pita ini seperti pita video tape. Cara perekamannya, menggunakan sistem scanning sehingga sensor ini juga disebut scanner. Sinyal elektronik yang terekam dapat divisualisasikan pada layar komputer. Dari layar komputer, citra dapat diolah menjadi foto atau bentuk lainnya. Citra nonfoto dapat dibedakan menjadi citra inframerah termal, citra microwave, citra radar, dan citra satelit. a. Citra inframerah termal Citra inframerah termal yaitu citra nonfoto yang dibuat dengan menggunakan spectrum inframerah termal. Pemanfaatan spectrum itu didasarkan atas beda temperature tiap objek yang dipantulkan ke kamera atau sensor. b. Citra microwave dan citra radar Citra microwave dan citra radar adalah citra nonfoto yang dibuat dengan menggunakan spectrum microwave atau radar. Citra microwave menggunakan sumber energy buatan (sistem aktif). 1. Citra satelit Citra satelit adalah citra nonfoto yang dibuat oleh sensor dari satelit yang mengorbit atau mengitari bumi. INTERPRESTASI CITRA Interpretasi citra merupakan perbuatan mengkaji foto udara dan atau citra dengan maksud untuk mengidentifikasi objek dan menilai arti pentingnya objek. Langkah Interpretasi Citra Deteksi (Pengenalan Objek) Identifikasi (Pencirian objek/kesimpulan) Analisis (Pengumpulan keterangan lebih lanjut) UNSUR UNSUR INTERPRESTASI CITRA 1. Rona/Warna Merupakan karakteristik spektral yang tampak pada citra dengan tingkat cerah dan gelapnya suatu objek.

49 2. Ukuran merupakan ukuran meliputi dimensi panjang, luas, tinggi, kemiringan, dan volume dari suatu objek. 3. Bentuk merupakan unsur ini di tunjukan dengan suatu objek, bentuk merupakan kunci pengenalan objek yang penting karna setiap objek mempunyai bentuk. 4. Tekstur merupakan kehalusan atau kekasaran suatu objek. 5. Pola merupakan suatu keteraturan objek di lapangan seperti teratur, tidak teratur dan teratur. 6. Tinggi merupakan suatu nilai tingggi rendanya suatu objek. 7. Bayangan merupakan bayangan yang di gunakan untuk mengukur ketinggian. 8. Situs merupakan keterkaitan dengan objek lain 9. Asossiasi Suatu objek memiliki keterkaiatan dengan objek lain. Pengolahan Data dalam Sistem lnformasi Geografis (SIG) Fitho Galandi Geografi Pengolahan Data dalam Sistem lnformasi Geografis (SIG) - SIG mampu menganalisis dan menyajikan data geospasial suatu wilayah di permukaan Bumi secara cepat dan tepat. Perencanaan tata ruang wilayah akan mudah dilakukan menggunakan teknologi SlG. Menurut J. Raper (1994), SIG adalah sistem yang dapat mendukung pengambilan keputusan spasial dan mampu mengintegrasikan deskripsi-deskripsi lokasi dengan karakteristik-karakteristik fenomena yang ditemukan di lokasi tersebut. SIG yang lengkap mencakup metodologi dan teknologiyang diperlukan yaitu data spasial, perangkat keras, perangkat lunak, dan struktur organisasi (sumber daya manusia). 1. Komponen Sistem lnformasi Geografis (SlG)

50 Komponen SIG saling terintegrasi untuk menyajikan data atau informasi geospasial. Komponen SIG terdiri atas perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), dan inteligensi manusia (brainware). a. Perangkat Keras Perangkat keras (hardware) pada SIG terdiri atas komputer dan perangkatnya yang memiliki peranan sebagai berikut: - Alat Masukan (lnput) Alat masukan berfungsi memasukkan data dalam jaringan komputer. Alat masukan berupa scanner, digitizer, dan CD/DVD-ROM. - Alat Pemrosesan Alat pemrosesan berfungsi mengolah, menganalisis, dan menyimpan data yang masuk system komponen sesuai kebutuhan. Contoh alat pemrosesan adalah central processing unit (CPU), tape drive, dan disk drive. - Alat Keluaran (Output) Alat keluaran berfungsi menayangkan informasi geografis sesuai data yang telah diproses. Contoh alat keluaran adalah printer dan plofter. b. Perangkat Lunak Perangkat lunak adalah sistem yang digunakan untuk pemrograman komputer. Perangkat lunak berfungsi memasukkan, menyimpan, dan mengeluarkan data. Contoh software SlG yang umum digunakan adalah Arc lnfo, ILWIS, Idris, Arc View, Arc GlS, Quantum GlS, dan Map lnfo. c. Inteligensi Manusia Brainware merupakan kemampuan manusia dalam mengelola dan memanfaatkan SlG. Sebagai pelaku yang mengendalikan seluruh sistem, manusia dituntut menguasai ilmu pengetahuan dan

51 teknologi mutakhir. Manusia juga harus mampu memadukan pengelolaan, koordinasi, dan pemanfaatan SlG. 2. Tahapan Kerja Sistem Informasi Geografis (SlG) Sistem kerja SIG konvensional dilakukan manusia, sementara sistem kerja SIG modern dilakukan komputer. Tahapan kerja SIG konvensional dan modern sama meliputi tahap pemasukan data, tahap pengelolaan data, tahap manipulasidan analisis data, serta tahap keluaran data. Sistem lnformasi Geografis (SlG) modern dan konvensional memiliki perbedaan karakteristik sebagai berikut: Perbedaan Karakteristik SIG a. Tahap Pemasukan Data Data yang dapat diolah oleh SIG adalah data geospasial yaitu data tentang lokasi geografis, dimensi atau ukuran, karakteristik objek alam atau buatan manusia yang berada di bawah, pada, atau di atas permukaan Bumi. Data geospasial dibedakan sebagai berikut: - Data grafis/geometris yaitu data SIG yang berbentuk vektor dan raster. Data vektor memiliki arah dan jarak, sementara data raster berbentuk piksel. - Data atribut yaitu identitas yang dimiliki oleh data grafis. Proses pemasukan data SIG dilakukan dalam beberapa tahapan. Setiap tahap pemasukan data memiliki tujuan masing-masing. Tahap-tahap pemasukan data SIG sebagai berikut:

52 - Akuisisi merupakan proses awal berupa pemasukan dan perekaman data dalam komputer. - Editing merupakan proses perbaikan hasil digitasi. Pada tahap ini dilakukan koreksi dan perbaikan data atau simbol yang salah. - Pembangunan topologi data, dilakukan untuk membedakan data titik, garis, dan area. - Pemberian atribut yaitu pemberian identitas atau atribut data. Tahap ini dilakukan apabila topologi data terbentuk. - Transformasi koordinat yaitu tahap transformasi dari koordinat hasil digitasi ke koordinat yang sesuai dilapangan. b. Tahap Pengelolaan Data Tahap pengelolaan data meliputi pengarsipan dan pemodelan. Pengelolaan data bertujuan untuk menyiapkan data yang dapat diolah lebih lanjut pada tahap berikutnya. - Pengarsipan Pengarsipan bertujuan menyimpan data yang akan dianalisis. Apabila akan dilakukan pemanggilan data, data yang diinginkan mudah didapat karena telah diarsipkan. Pengarsipan dilakukan terhadap data dasar hasil digitasi dan data dasar lainnya. - Pemodelan Pemodelan dilakukan dengan membuat konsep analisis untuk mendapat informasi baru. Pemodelan memperlakukan data untuk analisis sesuai dengan keinginan pengguna. Pemodelan mencerminkan pola pikir pengguna dalam menganalisis data. c. Tahap Manipulasi dan Analisis Data Tahap manipulasi dan analisis data merupakan ciri utama SlG. Pada tahap ini terjadi proses pembentukan peta baru yang telah diolah, baik secara manual maupun komputerisasi. Kemampuan

53 SIG dalam analisis data spasial dan data atribut akan menghasilkan informasi yang berguna untuk berbagai aplikasi. - Buffering Tahap buffering adalah pembuatan poligon baru berdasarkan jarak yang telah ditentukan, baik pada data titik, data garis, data area, maupun data poligon. - Scoring Tahap scoring dilakukan dengan memberi nilai dari sifat parameter yang digunakan dalam analisis. Penilaian memberikan pengaruh sifat terhadap perkiraan kejadian. - Overlay Tahap overlay adalah penggabungan dua data grafis atau lebih secara tumpang susun untuk memperoleh data grafis baru yang memiliki satuan pemetaan. Overlay dapat di lakukan dengan metode identity, union, intersection, dan metode up date. LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN GEOGRAFI Penelitian Geografi pada hakekatnya merupakan suatu penerapan dari metode ilmiah. Dalam kaitan ini, pemecahan suatu masalah didasarkan atas kegiatan berfikir rasional dan empiris, serta teori yang didukung oleh fakta. 5 tahap dalam penelitian ilmiah geografi 1. Merumuskan masalah; dengan mengajukan pertanyaan yang bersumber dari teori atau fakta di lapangan. 2. Mengkaji teori atau berfikir rasional untuk menentukan jawaban sementara ( hipotesis) 3. Mencari data di lapangan untuk membuktikan kebenaran hipotesis 4. Mengolah data dan menguji kebenaran jawaban sementara 5. Menarik kesimpulan, yaitu menetapkan apakah jawaban sementara pada langkah kedua diterima atau tidak

54 A. Sifat studi Geografi Kajian atau studi geografi meliputi fenomena geosfer yang meliputi kajian hubungan timbal balik, saling pengaruh, dan saling ketergantungan antarlitosfer (lapisan kulit bumi), hidrosfer (wilayah perairan yang terdapat di bumi), biosfer (kehidupan di bumi), antroposfer (lingkungan sosial dan fisik), atmosfer (lapisan udara yang menyelubungi bumi). Sifat studi geografi terdiri atas aspek-aspek berikut: 1. Studi kependudukan dan pemukiman: Berkaitan dengan segala aspek yang berhubungan dengan tingkat kemakmuran penduduk, baik pada suatu wilayah tertentu maupun pada lingkup yang lebih luas. Masalah atau aspek yang termasuk didalamnya: laju pertumbuhan penduduk, tingkat kelahiran, kematian, tradisi, kualitas hidup, hubungan antarindividu, serta keruangan (pola pemukiman penduduk). 2. Studi lingkungan dan sumber daya: Menyangkut gejala dan masalah kehidupan manusia dalam kaitannya dengan lingkungan (ekologi dan sosiologi) tempat kehidupan tersebut berlangsung. Masalah atau aspek yang termasuk didalamnya: erosi, pencemaran, kekeringan, kerusakan tanah, dan banjir. 3. Studi sosial kemasyarakatan: Menelaah gejala dan masalah sosial yang terjadi di masyarakat yang di timbulkan oleh kondisi, peristiwa, tingkah laku, dan sikap manusia sebagai mahluk sosial. Masalah atau aspek yang termasuk didalamnya: penggangguran, kejahatan, sampah, kenakalan remaja, dan kemacetan lalu lintas. 4. Studi geografi dalam bidag pertanian dan industri : Studi system keruangan bidang pertanian berdasar pada hasil asosiasi, relasi, dan interaksi antara komponen subsistem fisis (iklim, lapisan tanah, curah hujan) dan subsistem manusia (tradisi masyarakat, teknologi, kondisi sosial ekonomi). Pada bidang industri interaksi antara komponen subsistem fisis (bahan baku, sumber energi) dan subsistem manusia dapat dikaji untuk menerapkan teknologi tepat guna serta menentukan perkembangan bidang industri kedepannya. Masalah atau aspek yang termasuk didalamnya: kondisi perairan,jenis tanah,kemampuan tehnologi yang dimiliki petani, jenis tanaman yang dikembangkan. 5. Studi geografi dalam bidang transportasi dan komunikasi. Merupakan studi tentang gejala dan masalah geografi yang lebih dinamis dibandingkan mengkaji gejala pada lokasi tertentu. Masalah atau aspek yang termasuk di dalamnya: pengembangan transportasi dan komunikasi di wilayah terpencil. B. Pendekatan Analisis Studi Geografi : Pendekatan yang khas pada geografi adalah pendekatan keruangan. Pelaksanaan pendekatan keruangan harus tetap memperhatikan prinsip-prinsip geografi yang berlaku. Pendekatan yang tersebut meliputi: 1. Pendekatan topik

55 Hal yang menjadi pegangan pokok dalam melakukan pendekatan topik adalah hubungan faktor keruangan dengan fenomena atau topik yang teliti. Faktor-faktor geografis, seperti manusia dan keadaan lingkungan fisik, tidak boleh diabaikan. 2. Pendekatan aktivitas manusia Perhatian utama pendekatan aktivitas manusia diarahkan kepada aktivitas manusia. Aktivitas manusia ditinjau dari persebarannya meliputi interelasinya dan deskripsinya. Jenis aktivitas manusia adalah tentang mata pencaharian penduduk. Berdasarkan persebaran kegiatan penduduk adalah tentang kesuburan tanah, hidrografi, jaringan komunikasi dan transportasi, ketinggian wilayah, dan factor-faktor geografis lainnya. 3. Pendekatan regional Pendektan regional mengkaji tentang suatu fenomena atau masalah berdasarkan region tempat terjadinya fenomena atau masalah tersebut. C. Metode analisis geografi meliputi : 1. Tujuan penelitian geografi a. Menerapkan hasil penelitian geografi bagi kepentingan pemecahan masalah b. Menerapkan hasil penelitian geografi bagi kepentingan hidup manusia masa kini dan masa yang akan datang c. Menerapkan hasil penelitian geografi bagi perencanaan dan pengembangan daerah serta bagi kepentingan perencanaan dan pengembangan kehidupan d. Menguji kebenaran hipotesis yang diajukan terhadap masalah yang diteliti e. Menyumbangkan konsep, teori, atau prinsip baru yang ditemukan pada penelitian bagi kepentingan pengembangan ilmu geografi 2. Unsur-unsur pokok dalam penelitian geografi a. Perumusan masalah Masalah dalam geografi seminimal mungkin harus mengandung tiga aspek, yaitu apa gejala permasalahannya?, dimana masalah itu harus terjadi?, apa factor penyebabnya (berkaitan dengan relasi, interelasi, dan interaksi gejala tersebut dengan gejala lainnya)? b. Kajian teori dan pengajuan hipotesis Setelah menemukan masalah, selanjutnya membuat hipotesis atau dugaan jawaban dari permasalahan tersebut yang masih harus diuji kebenarannya. Syarat penyusunan hipotesis: 1) Dapat dipercaya dan masuk akal 2) Merupakan ungkapan keteraturan pemikiran 3) Memberikan peluang untuk pengujian empiris Perumusan hipotesis: 1) Hipotesis dalam bentuk pertanyaan yang memerlukan pengujian lebih lanjut 2) Hipotesis nol adalah hipotesis yang tidak berpihak pada satu variabel yang berkaitan dengan masalah (persamaan). Hipotesis alternatif adalah hipotesis yang menyatakan ketidaksamaan, perbedaan atau tidak ada pengaruh anatar dua variabel yang dipermasalahkan

56 3) Hipotesis yang memungkinkan mendapat jawaban ya, tidak, atau mungkin. Hipotesis ini bukan merupakan kalimat tanya dan menggunakan kalimat berita. c. Pengumpulan data untuk menguji kebenaran hipotesis Teknik pengumpulan data penelitian: 1) Analisis isi media massa 2) Observasi langsung 3) Observasi tidak langsung 4) Wawancara langsung (tatap muka) 5) Wawancara tidak langsung 6) Studi dokumenter d. Penggunaan sampel Sampel adalah bagian dari populasi (contoh) yang mewakili populasi yang bersangkutan. Pemilihan sampel dari populasi dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: 1) Sampel acak sederhana 2) Sampel bertingkat 3) Sampel sistematik 4) Sampel cluster 5) Sampel kuota 6) Sampel sebanding 7) Sampel bertujuan e. Teknik analisis gografi 1) Pengelompokan, pengolahan, dan penyajian data dengan statistik 2) Pengelompokan, pengolahan data, dan penyajian secara deduktif f. Perumusan kesimpulan dan saran Kesimpulan menunjukkan implikasi, hubungan, dan hasil dari uraian yang telah dibicarakan. Sedangkan saran dapat dipertimbangkan dalam beberapa hal, yaitu: 1) Jangan memberikan saran pada hal-hal yang sudah terjadi 2) Jangan member saran yang hanya bersifat menggarisbawahi 3) Saran yang bersifat membangun 4) Saran yang rasional 5) Saran yang objektif 3. Penyajian hasil penelitian geografi Secara lengkap susunan ( format ) dalam menyajikan karya tulis adalah sebagai berikut: a. Bagian pembukaan b. Bagian isi c. Bagian penutup D. Publikasi hasil penelitian geografi 1. Persyaratan penulisan laporan penelitian geografi. a. Harus tahu betul kepada siapa laporan ditujukan b. Harus disadari bahwa pembaca laporan tidak ikut dalam kegiatan penelitian. Oleh karena itu, langkah demi langkah dalam penulisan laporan harus dikemukakan secara jelas

57 c. Mengingat latar belakang pendidikan,pengetahuan, pengalaman, dan minat pembaca laporan beragam. Maka laporan hasil penelitian harus mudah dicerna oleh setiap pembaca d. Laporan penelitian harus jelas dan meyakinkan pembaca 2. Teknik menulis karya ilmiah geografi a. Teknik menulis b. Notasi ilmiah 3. Publikasi penelitian geografi dalam bentuk makalah a. Isi dan sistematika makalah geografi Isi keseluruhan makalah terdiri atas pendahuluan, permasalahan, pembahasan masalah, kesimpulan, dan saran. b. Prosedur penyusunan makalah Ada dua langkah yang harus ditempuh dalam penyusunan makalah, yaitu merancang isi makalah dan menulis makalah berdasarkan rancangan yang telah dibuat. Beberapa tahapan dalam merancang isi makalah adalah sebagai berikut: 1) Menentukan tema, permasalahan, dan judul makalah 2) Identifikasi pembahasan 3) Rancangan kesimpulan dan saran Bumi Sebagai Ruang Kehidupan Bumi merupakan salah satu planet dari sistem tata surya yang terdapat dalam suatu galaksi bernama Galaksi Bima Sakti (The Milky Ways atau Kabut Putih). Bumi yang seperti sekarang ini baru terjadi setelah berjuta-juta tahun. Sesudah bumi bertambah dingin, berubahlah gas tersebut menjadi cairan dan lama-kelamaan bagian luarnya makin padat sehingga pada permukaan bumi dapat ditempati manusia, tumbuhan, serta makhluk hidup lainnya. Sejak zaman dahulu sudah banyak teori-teori tentang terbentuknya bumi dan tata surya. Beberapa teori tentang proses terjadinya bumi dan tata surya sebagai berikut: 1. Teori Nebula (Kant dan Laplace) Immanuel Kant ( ) seorang ahli filsafat Jerman membuat suatu hipotesis tentang terjadinya tata surya. Dikatakan bahwa di jagat raya terdapat gumpalan kabut yang berputar perlahan-lahan. Bagian tengah kabut itu lama kelamaan berubah menjadi gumpalan gas yang kemudian menjadi matahari dan bagian tengah kabut sekitarnya menjadi planet-planet dan satelitnya. Pada waktu yang hampir bersamaan, tanpa ada komunikasi, seorang ahli fisika Prancis bernama Pierre de Laplace mengemukakan teori yang hampir sama. Dikatakan bahwa tata surya berasal dari kabut panas yang berpilin, karena pilinannya itu berupa gumpalan kabut yang berbentuk bulat seperti bola yang besar.

58 Makin mengecil bola itu, makin cepatlah pilinnya. Akibatnya, bentuk bola itu merapat pada kutubnya dan melebar di bagian ekuatornya, bahkan sebagian massa gas di ekuator menjauh dari gumpalan intinya, membentuk gelang-gelang. Lama-kelamaan gelang-gelang itu berubah menjadi gumpalan padat. Itulah yang disebut planetplanet dan satelitnya, sedangkan bagian inti kabut itu tetap berbentuk gas pijar yang kita lihat sebagai matahari sekarang ini. Kedua teori itu mempunyai persamaan tentang material asalnya, yaitu kabut. Itulah sebabnya, keduanya dijadikan satu nama, yaitu Teori Nebula atau Teori Kabut (Nebular Hypotheses), bahkan lebih dikenal Teori Kant dan Laplace. 2. Teori Planetesimal (Moulton dan Chamberlin) Teori planetesimal dikemukakan oleh Thomas C. Chamberlin ( ) seorang ahli geologi dan Forest R. Moulton ( ) seorang ahli astronomi, keduanya ilmuwan Amerika. Disebut sebagai Teori Planetesimal (berarti planet kecil) karena planet terbentuk dari benda padat yang memang telah ada. Menurut teori ini, Matahari telah ada sebagai salah satu dari bintang-bintang yang banyak. Pada suatu masa, ada sebuah bintang berpapasan pada jarak yang tidak terlalu jauh. Akibatnya, terjadilah peristiwa pasang naik pada permukaan Matahari maupun bintang itu. Sebagian dari massa Matahari itu tertarik ke arah bitang yang menjauh. Menurut Moulton dan Chamberlin, sebagaian dari massa Matahari itu jatuh kembali ke permukaan Matahari dan sebagian lagi terhambur ke ruang angkasa sekitar Matahari. Hal inilah yang dinamakan planetesimal yang kemudian menjadi planet-planet. 3. Teori Pasang Surut (Jeans dan Jeffreys) Teori Planetesimal hampir sama dengan Teori Pasang Surut yang dikemukakan oleh Sir James Jeans ( ) dan Harold Jeffreys (1891), keduanya ilmuwan Inggris. Jeans dan Jeffrey melukiskan bahwa setelah bintang itu berlalu, massa Matahari yang lepas itu membentuk bentukan cerutu yang menjorok ke arah bintang. Kemudian, akibat bintang yang makin menjauh, massa cerutu itu terputus-putus dan membentuk gumpalan gas disekitar Matahari. Gumpalan-gumpalan itulah yang kemudian membeku menjadi planet-palanet. Teori ini menjelaskan apa sebab planet-planet bagian tengah, seperti Jupiter, Saturnus, Uranus dan Neptunus merupakan planet raksasa, sedangkan di bagian ujungnya, Merkurius dan Venus di dekat Matahari merupakan palanet yang lebih kecil.

59 4. Teori Awan Debu (Von Weizsaecker) Pada tahun 1940 seorang ahli astronomi Jerman bernama Carl Von Weizsaecker mengembangkan suatu teori yang dikenal dengan Teori Awan Debu (The Dust-Cloud Theory). Teori ini kemudian disempurnakan lagi oleh ahli astronomi lain, yaitu Gerard P. Kuiper (1950) dan Subrahmanyan Chandra-Sekhar. Pada dasarnya, teori ini mengemukakan bahwa tata surya itu terbentuk dari gumpalan awan gas dan debu. Dewasa ini, di alam semesta bertebaran gumpalan awan seperti itu. Lebih dari juta tahun yang lalu, salah satu gumpalan awan itu mengalami pemampatan. Pada proses pemampatan itu partikel-partikel debu tertarik ke bagian pusat awan tersebut, membentuk gumpalan bola dan mulai berpilin. Lama-kelamaan gumpalan gas itu memipih menyerupai bentuk cakram yang tebal di bagian tengah dan lebih tipis di bagian tepinya. Bagian tengah cakram gas itu berpilin lebih lambat daripada bagian tepinya. Partikel-partikel di bagian tengah cakram kemudian saling menekan sehingga menimbulkan panas dan menjadi pijar. Bagian inilah yang kemudian menjadi Matahari. Bagian yang lebih luar berputar sangat cepat, sehingga terpecah-pecah menjadi banyak gumpalan gas dan debu yang lebih kecil. Gumpalan kecil ini juga berpilin. Bagian inilah yang kemudian membeku dan menjadi planet-planet serta satelit-satelinya. Bahan planet itu dinamakan juga proto planet, sehingga teori ini dinamakan juga Teori Proto Planet Menurut para ahli, setelah bumi terbentuk, keadaannya masih belum stabil. Kulit bumi masih sangat panas sehingga tidak dapat ditempati. Menurut sejarah perkembangan bumi, para ahli membagi kedalam empat zaman berdasarkan penelitian geologi bumi. Berikut ini merupakan sejarah pembentukan Bumi dan kehdiupan didalamnya. 1. Zaman Arkaikum Arkaikum adalah zaman tertua yang berumur kurang lebih juta tahun. Pada zaman ini keadaan bumi belum stabil akibat dari tenaga yang berasal dari dalam bumi (endogen) dan dari luar bumi (eksogen) yang sangat ekstrem. Pada saat itu kulit bumi masih panas sekali, yaitu masih dalam proses pembentukkan. Dengan keadaan seperti itu, di Bumi belum ada kehidupan.

60 2. Zaman Palaeozoikum (Zaman Primer) Zaman ini berlangsung kira-kira 340 juta tahun yang lalu. Pada zaman ini sudah mulai ada tandatanda kehidupan, yaitu binatang-binatang terkecil (mikroorganisme), binatang yang tidak bertulang punggung sampai beberapa jenis ikan, amphibi dan reptil 3. Zaman Mesozoikum (Zaman Sekunder) Zaman mesozoikum disebut juga zaman sekunder (zaman kedua). Zaman mesozoikum berlangsung kurang lebih 140 juta tahun yang lalu. Pada zaman ini, kehidupan mengalami perkembangan yang pesat. Kehidupan ada zaman mesozoikum ini dapat dibagi menjadi zaman Tiras (masa ini terdapat ikan, amphibi, dan reptil jura, masa ini terdapat reptil dan sebangsa katak) dan Calcium (masa ini terdapat burung-burung pertama dan tumbuhan berbunga). 4. Zaman Neozoikum atau Zaman Kainozoikum Zaman ini berumur kurang lebih 60 juta tahun yang lalu. Pada zaman ini keadaan bumi sudah membaik, perubahan cuaca tidak begitu ekstrem dan kehidupan berkembang dengan pesat. Zaman ini dibedakan menjadi dua, yaitu zaman Tersier dan zaman Kuarter. a. Zaman Tersier Zaman tersier terbagi menjadi beberapa kala, yaitu kala Paleosen, kala Eosen, kala Oligosen, Kala Miosen, kala Pliosen. Pada zaman Tersier kehidupan dari jenis-jenis binatang raksasa mulai berkurang dan telah muncul binatang menyusui sejenis kera. Diperkirakan binatang menyusui sejenis kera tampak sejak kala Paleosen. Pada kala Miosen diperkirakan telah muncul orang utan, Binatang tersebut diduga telah muncul di Afrika. Diperkirakan pada saat itu Benua Afrika masih bersatu dengan jazirah Arab. Selanjutnya orang utan menyebar ke Asia Barat Daya, Asia Selatan, dan Asia Tenggara. Perubahan besar-besaran di bumi pada kala Miosen menyebabkan daerah Afrika berubah menjadi daerah sabana. Orang utan yang tidak dapat menyesuaikan diri dengan alam Afrika bermigrasi ke Asia Tenggara yang masih memiliki hutan lebat. Oleh karena itu sampai sekarang kita masih melihat orang utan di pedalaman Kalimantan yang masih berhutan lebat. Pada kala Paleosen diduga telah hidup binatang yang lebih besar daripada gorila. Binatang tersebut disebut Giganthropus, artinya kera manusia raksasa. Binatang tersebut diduga hidup di kaki Pegunungan Himalaya dan di dekat Simla (India Utara). Binatang ini diduga berkelompok, tetapi tidak jelas mengapa bisa punah. Pada kala Paleosen juga hidup makhluk yang disebut Australopithecus artinya manusia kera dari selatan. Ada puluhan fosil Australopithecus yang telah ditemukan di Afrika Selatan dan Afrika Timur. b. Zaman Kuarter Zaman kuarter diduga berusia 600 ribu tahun yang lalu. Pada era kuarter muncul dan berkembang tanda-tanda kehidupan manusia Praaksara. Era Kuarter dibedakan lagi menjadi dua kala, yaitu kala

61 Pleistosen dan kala Holosen _ Pengetahaun terhadap bumi telah memberikan gambaran bahwa bumi pernah melewati fase cair pijar, di mana bagian terluar mengalami pengkristalan menjadi kulit bumi dan sewaktu-waktu mengalami retak sehingga magma dapat menerobos ke permukaan. Teori perkembangan muka bumi dikemukakan oleh para ahli sebagai berikut: 1. Teori Kontraksi (Constraction Theory) Teori ini 2. Teori Dua Benua (Laurasia-Gondwana Theory) Teori ini 3. Teori Apung Benua Teori apungan benua atau teori tentang pergeseran benua yang ddikemukakan 4. Teori Konveksi Menurut teori konveksi 5. Teori Lempeng Tektonik Teori lempeng tektonik dikemukakan oleh Tozo Wilso 5 Teori Terbentuknya Bumi Menurut Para Ahli Lengkap By bobsusantoposted on August 2, Teori Terbentuknya Bumi Menurut Para Ahli Lengkap Bumi merupakan planet yang kita tempati karna hanya bumi planet yang memiliki grafitasi bumi, lalu seperti apa proses terbentuknya bumi? Disini kita akan menjawab pertanyaan yang akan sahabat temukan didalam postingan kali ini. Ada beberapa hal yang akan kita bahas dimana pembahasan itu tentang teori-teori para ahli lengkap. Nah untuk mengetahui apa saja teori-teori para ahli yang akan kita bahas itu kita langsung mulai dengan artikel dibawah ini. Pengertian Bumi Bumi merupakan tempat yang di tinggali oleh makhluk hidup. Kurang lebih 250 juta tahun yang lalu bentuk kerak benua di bumi sebagian besarnya adalah daratan yang lebih di kenal dengan pangea.

62 Kurang lebih 200 juta tahun yang lalu pangea terbelah menjadi dua benua besar menjadi laurasia yang saat ini terbagi menjadi amerika utara, eropa, serta beberapa bagian asia tengah dan asia timur, dan benua besar lainnya adalah gondwana yang terbagi menjadi amerika selatan, afrika india, australia serta bagian asia yang lain. Lalu bagian bagian dari dua benua besar ini terpecah dan hanyut sehingga terjadi tabrakan dengan bagian yang lain. Sebagai planet yang menjadi tempat tinggal makhluk hidup, bumi tersusun dengan beberapa lapisan bumi. Dimana memiliki banyak bahan material pembentukan bumi, serta semua kekayaan alam yang terkandung didalam bumi. Permukaan bumi memiliki bentuk yang berbeda beda, dimulai dari daratan, lautan, pegunungan, danau, perbukitan, dan masih banyak yang lainnya. Bumi merupakan salah satu planet yang masuk kedalam sistem tata surya dalam alam semesta tapi bumi tidak hanya diam seperti apa yang kita perkirakan selama ini, sebaliknya bumi melakukan perputaran pada porosnya atau yang sering disebut rotasi serta bergerak mengitari matahari atau sering disebut revolusi dan pusat sistem tata surya. Semua itu lah yang menyebabkan terjadinya siang dan malam serta pasang dan surutnya air laut. Karena semua itu, proses terbentuknya bumi juga disebabkan oleh terbentuknya tata surya. Pembentukan Bumi Pembentukan bumi terdiri dari teori-teori berikut 1. Teori Kabut Atau Yang Sering Disebut (Nebula) Dari jaman sebelum masehi, para ahli sudah memikirkan bagaimana proses terjadinya bumi. Dan salah satunya adalah teori kabut atau yang disebut nebula yang diperkenalkan oleh Immanuel Kant pada tahun 1755 serta Piere de Laplace pada tahun Dimana mereka berdua terkenal dengan teori kabut kant laplace. Dalam teori tersebut mengatakan bahwa di dalam jagat raya terdapat gas yang berkumpul menjadi kabut atau nebula. Dimana gaya tarik menarik antara gas yang kemudian membentuk kumpulan kabut yang sangat besar serta berputar semakin cepat.dimana proses perputaran yang sangat cepat ini, materi kabut dibagian khatulistiwa terlempar dan terpisah serta memadat yang disebabkan karena pendinginan. Pada bagian yang terlempar ini menjadi planet planet di dalam tata surya. Teori nebula terbagi menjadi beberapa tahap. Matahari beserta planet-planet yang masih berbentuk gas, dimana kabut yang masih sangat pekat dan besar.kabut yang masih berputar serta berpilin dengan kuat dan pemadatan terjadi pada pusat lingkaran dan kemudian membentuk matahari. Lalu pada saat bersamaan materi lainnya membentuk menjadi massa yang lebih kecil dai pada matahari dan kemudian menjadi planet, serta bergerak memutari matahari.kemudian

63 materi tersebut semakin besar dan selalu melakukan gerakan yang teratur mengitari matahari dalam satu orbit yang tetap kemudian membentuk tingkatan keluarga matahari. 2. Teori Planetisima Sejak awal abad 20, Forest Ray Moulton seorang ahli astronomi asal amerika serta rekannya Thomas C.Chamberlain ahli geologi, mengemukakan teori planestisimal hypothesis, bahwa matahari terbentuk dari massa gas yang bermassa sangat besar, disaat ada bintang lain yang melintas dan sangat dekat dan hampir terjadinya tabrakan. Terlalu dekatnya lintasan mempengaruhi antara gaya gravitasi dengan dua bintang yang mengakibatkan tertariknya gas serta materi ringan yang ada pada bagian tepi. Pengaruh gaya gravitasi menyebabkan materi terlempar dan meninggalkan permukaan matahari serta permukaan bintang. Materi yang terlempar menyusut serta membuat gumpalam planestimal. Kemudian planestimal dingin dan memadat yang membentuk planet yang mengitari matahari. 3. Tori Pasang Surut Gas (Tidal) Teori yang dikemukakan James Jeans dan Harold Jeffrey tahun 1918, bintang besar yang mendekati matahari dengan jarak pendek, yang pada akhirnya membuat pasang surut pada badan matahari, pada saat matahari dalam keadaan gas. Penyabab terjadinya pasang surut air laut adalah massa bulan serta jauhnya jarak antara bulan ke bumi 60 kali radius orbit di bumi. Namun jika bintang yang massanya mendekati masa besarnya dengan matahari mendekat, lalu akan membentuk semacam gunung gelombang pada badan matahari, yang terjadi karna gaya tarik bintang. Gunung-gunung tadi akan menjadi tinggi yang sangat luar biasa kemudian terbentuk semacam lidah pijar yang sangat besar, yang menjulur oleh massa matahari dan mengarah ke arah bintang besar. Lambat laun kolom-kolom ini akan pecah kemudian akan menjadi benda tersendirian. Dalam lidah yang panas ini terjadi perapatan gas-gas dan akhirnya kolom-kolom ini akan pecah, lalu berpisah menjadi benda-benda tersendiri, yaitu planet-planet. Bintang besar yang menyebabkan penarikan pada bagian-bagian tubuh matahari tadi, melanjutkan perjalanan di jagat raya, sehingga lambat laun akan hilang pengaruhnya terhadap planet yang berbentuk tadi.

64 Planet-planet akan mengelilingi matahari namun tetapi ketika mengelilingi planet-planet yang besar proses pendinginannya akan lambat sedangkan pada planet-planet kecil akan berjalan lebih cepat. 4. Teori Bintang Kembar Teori yang dikemukakan seorang ahli astronomi R.A Lyttleton, teori ini menerangkan bahwa galaksi berawal dari kombinasi bintang kembar. Dimana satu dari bintang itu meledak membuat banyak material yang terlempar, sedangkan bintang yang tidak meledak itu disebut matahari dan bintang yang meledak itu menjadi planet-planet yang mengelilingi matahari. 5. Teori Big Bang Teori big bang menjelaskan bahwa bumi berasal dari puluhan milyar tahun yang lalu. Dimana ada gumpalan kabut yang sangat besar berputar pada porosnya. Putaran itu memungkinkan bagian-bagian kecil terlempar sedangkan bagian besar menjadi satu dan menjadi pusat pembentukan cakram raksasa. Gumpalan raksasa itu meledak dan mebentuk galaksi dan nebula-nebula. Sekitar 4,6 miliyar tahun Pembekuan yang terjadi membuat nebula-nebula membentuk galaksi bernama galaksi bima sakti dan kemudian terbentuk sistem tata surya. Bagian ringan yang terlempar membentuk gumpalan-gumpalan yang memadat. Dan gumpalan itu membentuk planetplanet. Perkembangan Kehidupan di Bumi

65 Napas bau disebabkan oleh cacing usus! Didihkan air dan... Cara murah untuk langsing dalam 9 hari! Perut buncit hilang dengan mengkonsumsi Ahli ortopedi: "Jangan tahan nyeri! Untuk sembuhkan sendi & punggung di rumah.." Lemak perut akan hilang dalam beberapa hari jika sebelum tidur Anda... Makhluk mengerikan akan keluar dari tubuh jika di pagi hari kamu minum segelas Merupakan bagian dari artikel tentang Kehidupan Awal Masyarakat Indonesia. Tahapan perkembangan kehidupan di bumi dapat dibedakan menjadi 4 masa, yaitu arkaekum, palezoikum, mesozoikum, dan neozoikum. Berikut adalah penjelasan serta ciri-cirinya. Langsung saja kita simak yang pertama.. 1. Arkaekum Zaman arkaekum adalah zaman tertua yang berlangsung kurang lebih juta tahun. Pada zaman itu bumi masih merupakan bola gas sangat panas yang berputar pada porosnya. Sehingga pada masa itu kehidupan di bumi belum ada. Ciri-ciri zaman arkaekum: 1. Belum ada kehidupan 2. Bumi masih berupa bola gas yang sangat panas

66 3. Berlangsung kurang lebih juta tahun yang lalu 2. Paleozoikum Zaman paleozoikum adalah zaman dimana keadaan bumi masih belum stabil, iklim masih berubah-ubah dan curah hujan sangat besar. Zaman ini berlangsung kurang lebih 340 juta tahun. Pada zaman ini mulai ada tanda-tanda kehidupan seperti makhluk bersel satu (mikroorganisme), hewan-hewan kecil yang tidak bertulang punggung, jenis ikan, dan jenis ganggang atau rumputrumputan. Adanya hewan dan tumbuhan di bumi pada zaman ini diketahui dari sisa-sisanya yang telah membatu yang disebut fosil. Fosil ini umumnya ditemukan di batu karang. Zaman ini disebut juga zaman primer (Zaman pertama). Zaman paleozoikum dibagi menjadi enam periode, berturut-turut dari yang paling tua: Kambrium, Ordovisium, Silur, Devon, Karbon, dan Perm. Ciri-ciri zaman paleozoikum: 1. Sudah mulai terdapat kehidupan berupa mikroorganisme 2. Keadaan bumi masih belum stabil 3. Iklim masih berubah-ubah 4. Curah hujan sangat besar 5. Berlangsung sekitar 340 juta tahun 3. Mesozoikum Zaman mesozoikum adalah masa yang berlangsung sekitar 150 juta tahun. Pada zaman itu perkembangan reptil mencapai puncaknya terutama dinosaurus. Mesozoikum ditandai dengan aktivitas tektonik, iklim, dan evolusi. Benuabenua secara perlahan mengalami pergeseran dari saling menyatu satu sama lain menjadi seperti keadaannya saat ini. Pergeseran ini menimbulkan spesiasi dan berbagai perkembangan evolusi penting lainnya. Iklim hangat yang terjadi sepanjang periode juga memegang peranan penting bagi evolusi dan diversifikasi spesies hewan baru. Pada akhir zaman ini, dasar-dasar kehidupan modern terbentuk. Ciri-ciri zaman mesozoikum: 1. Terdapat banyak hewan reptil seperti dinosaurus 2. Iklim bumi mulai hangat 3. Merupakan dasar dari kehidupan modern 4. Berlangsung sekitar 150 juta tahun 4. Neozoikum Zaman ini berlangsung sekitar 60 juta tahun yang lalu. Saat itu keadaan bumi sudah semakin memungkinkan untuk mendorong munculnya makhluk hidup lainnya seperti binatang menyusui, sejenis kera dan monyet. Ciri-ciri zaman

67 neozoikum: 1. Merupakan puncak dari hewan mamalia 2. Hewan reptil besar telah punah 3. Iklim bumi sudah mulai stabil 4. Terbagi menjadi dua zaman yaitu zaman tersier dan zaman kuarter 5. Berlangsung sekitar 60 juta tahun yang lalu Zaman Neozoikum dibagi menjadi dua zaman, yaitu zaman tersier dan kuarter. Berikut adalah penjelasannya: 4.1. Zaman Tersier Zaman Tersier adalah zaman yang berlangsung sekitar 60 juta tahun yang ditandai dengan munculnya beragam jenis binatang menyusui (mamalia) termasuk primata seperti kera. Sedangkan jenis reptil raksasa lambat laun lenyap. Zaman tersier terbagi menjadi zaman Pliosen, Miosen, Oligosen. Eosen, Paleosen. Orangutan mulai muncul pada masa Miosen. Daerah asalnya mungkin dari Afrika. Saat itu Benua Afrika. Saat itu benua Afrika masih bersatu dengan Jazirah, Arab. Daerah Afrika Timur belum gersang seperti sekarang. Orangutan merupakan kera yang tinggal di pucuk-pucuk pohon besar. Makanannya terutama buah dan daun-daunan. Mereka menyebar ke hutan di Asia Barat Daya, Asia Selatan, dan Asia Tenggara termasuk Indonesia. Di akhir masa Moisen terjadi perubahan besar pada kulit bumi dan lingkungan alamnya. Benua Afrika lepas dari benua Asia sehingga muncul Laut Merah. Dareah hutan di Afrika Timur berubah menjadi sabana. Beberapa bagian Jazirah Arab menjadi gurun dan hutan di India juga berkurang. Orangutan tidak menyesuaikan diri dengan perubahan iklim dan lingkungannya. Mereka kemudian berpindah ke Asia Tenggara yang masih memiliki hutan yang lebat. Sisa-sisanya masih dapat kita temukan di Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Barat. Pada zaman Pliosen, yaitu sekitar 10 juta tahun yang lalu, hidup hewan yang lebih besar daripada gorilla yang disebut dengan Giganthropus (kera manusia raksasa). Hewan ini ditemukan di Bukit Siwalik di kaki Pegununggan Himalaya dan Selat Himla (sebelah utara India). Giganthropus hidup berkelompok, sehingga mereka dapat berkembang biak dan menyebar dari Afrika ke Asia Selatan dan Asia Tenggara. Giganthropus akhirnya punah karena sebab yang tidak jelas. Selain Giganthropus, dari masa yang sama hidup makhluk lain yang disebut dengan Australopithecus (manusia kera dari selatan). Ada sekitar 65 fosil Australopithecus telah ditemukan di Afrika Selatan dan Afrika Timur. Sedangkan di Kalimantan Barat dari kala Eosen Akhir ditemukan fosil vertebrata yaitu Anthrcotherium dan Choeromus (sejenis babi hutan purba) yang juga ditemukan di Asia Daratan. Penemuan fosil ini membuktikan bahwa

68 kala Eosen terakhir, Kalimantan Barat bergabung dengan Daratan Asia. Ciri-ciri zaman tersier: 1. Berlangsung sekitar 60 juta tahun 2. Telah muncul berbagai jenis manusia purba 3. Terdapat banyak migrasi hewan ke seluruh bagian dunia untuk menyesuaikan iklim 4.2. Zaman Kuarter Zaman kuarter adalah zaman yang ditandai dengan adanya kehidupan manusia seperti sekarang. Zaman Kuarter berlangsung sekitar tahun yang lalu. Ciri-ciri zaman kuarter: 1. Sudah terdapat manusia modern (Homo sapiens) 2. Berlangsung sekitar tahun yang lalu 3. Keadaan alam masih liar dan labil 4. Bumi masih diselimuti es dan mencair pada akhir kala pleitosen 5. Daratan di bumi mulai terpecah karena es mencair 6. Manusia purba sudah punah Zaman kuarter sendiri juga terbagi menjadi zaman Holocen (Holosin) dan zaman pleistocen Kala Pleitosen (Dilivium) Kala Pleitosen berlangsung sekitar tahun yang lalu. Kala Pleitosen menjadi sangat penting karena pada masa ini mulai muncul manusia purba. Keadaan alam pada masa ini masih liar dan labil karena silih bergantinya dua zaman, yaitu Zaman Glasial dan Zaman Interglasial. Zaman Glasial adalah zaman meluasnya lapisan es di Kutub Utara sehingga Eropa dan Amerika bagian utara tertutup es. Sedangkan daerah yang jauh dari kutub terjadi hujan lebat selama bertahun-tahun. Permukaan air laut turun disertai dengan naiknya permukaan bumi diberbagai tempat. Karena adanya pergeseran bumi dan kerja gunung-gunung berapi, banyak hutan, termasuk Indonesia menjadi kering, akibatnya muncul Paparan Sunda (Sunda Plat) dan Paparan Sahul (Sahul Plat). Sumatra, Kalimantan, Jawa, dan Malaysia barat bergabung dengan Filipina dan Formossa, Taiwan dan kemudian ke benua Asia. Bergitu pula Sulawesi melalui Minahasa, Pulau Sangir terus ke Filipina. Antara Jawa Timur dengan Sulawesi Selatan berhubungan melalui Nusa Tenggara. Zaman Interglasial adalah zaman diantara dua zaman es. Temperatur naik hingga lapisan es di kutub utara mencair, akibatnya permukaan air laut naik dan terjadi berbagai banjir besar di berbagai tempat. Hal ini menyebabkan banyak daratan terpisah oleh laut dan selat. Pada kala Pleistosen ini hanya hewan berbulu tebal saja yang mampu bertahan

69 hidup. Salah satunya adalah Mammouth (gajah berbulu tebal). Sedangkan hewan berbulu tipis pindah ke daerah tropis. Perpindahan binatang dari Asia Daratan ke Jawa, Sulawesi dan Filipina ada yang melalui Malaysia (Jalan Barat), ada pula yang melalui Formosa, Filipina, ke Kalimantan, Jawa dan Sulawesi (jalan timur). Garis Wallace adalah garis antara selat makassar dan lombok yang merupakan batas antara dua jalan penyeberangan binatang tersebut. Selain itu juga, terjadi perpindahan manusia purba dari Asia ke Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya fosil Sinanthropus pekinensis dalam jumlah besar di Peking (China) yang sejenis dengan Pitecanthropus erectus dari Trinil, Ngawi, (Jawa Timur). Bukit lainnya adalah ditemukannya alat-alat pacitan di China, Burma (Myanmar) dan Malaysia. Sedangkan Homo wajakensis yang merupakan nenek moyang bangsa Austrolid pada masa Pleitosen Tengah dan Pleitosen Atas menyebar dari Asia ke selatan. Sebagian besar dari mereka sampai ke Benua Australia dan menurunkan penduduk asli Australia yaitu suku Aborigin Kala Holosen Pada awal kala Holosen, sebagian besar es di kutub utara sudah lenyap, sehingga permukaan air laut naik lagi. Tanah-tanah rendah di daerah Paparan Sunda dan Paparan Sahul tergenang air dan menjadi laut transgresi. Dengan demikian muncullah pulau-pulau di nusantara. Manusia purba lenyap, kemudian muncul manusia cerdas (Homo sapiens) seperti manusia sekarang. Sumber: 1. Zaman Neozoikum (Zaman Kenozoikum) (smart-pustaka.blogspot.com) 2. ARKAEKUM (panji37.wordpress.com) 3. Perkembangan Kehidupan di Bumi (scienceismylife.wordpress.com) 4. Jaman Prasejarah : Arkaekum, Paleozoikum, Mesozoikum, Neozoikum (asiabusinesscentre.blogspot.com) 5. Paleozoikum (id.wikipedia.org) 6. Mesozoikum (id.wikipedia.org) Dampak Rotasi dan Revolusi Planet Bumi Bagi Kehidupan Fitho Galandi Geografi, Pengetahuan

70 Dampak Rotasi dan Revolusi Planet Bumi Bagi Kehidupan Rotasi dan revolusi Planet Bumi memengaruhi kehidupan manusia di Bumi. Pengaruh atau dampaknya dijelaskan sebagai berikut. A. Dampak Rotasi Planet Bumi bagi Kehidupan Rotasi Planet Bumi menimbulkan berbagai dampak berikut: 1. Peredaran Semu Harian Benda-Benda Langit Benda-benda langit seperti Matahari, Bulan, dan planet yang tampak pada malam hari seolah-olah melintas dari timur ke barat. Fenomena ini teriadi akibat rotasi Bumi. Pergerakan benda benda langit ini berlangsung setiap hari dan dikenal dengan peredaran semu harian benda-benda langit. 2. Pergantian Siang dan Malam Rotasi Bumi menyebabkan bagian Bumi yang berhadapan dengan matahari mendapat sinar Matahari, sedangkan bagian Planet Bumi di sebaliknya tidak mendapat sinar Matahari. Bagian Bumi yang mendapat sinar Matahari mengalami siang, sebaliknya bagian Planet Bumi yang tidak mendapat sinar Matahari mengalami malam. Pergantian siang dan malam berlangsung perlahan. Daerah di sebelah timur mengalami siang lebih dahulu. Waktu siang hari dimanfaatkan penduduk untuk melakukan kegiatan ekonomi. Sementara itu, waktu malam hari dimanfaatkan penduduk untuk beristirahat. 3. Perbedaan Waktu dan Pembagian Waktu Internasional Rotasi Bumi menyebabkan perbedaan waktu di berbagai tempat di permukaan Bumi. Garis bujur digunakan untuk menentukan waktu di berbagai tempat di permukaan Bumi. Garis bujur 0 yang melewati Kota Greenwich, Inggris digunakan sebagai dasar pembagian waktu internasional. Daerah sebelah timur garis bujur 0 disebut bujur timur dan daerah disebelah baratnya disebut bujur barat. Daerah bujur barat dan bujur timur dibatasi oleh garis bujur 180. Perbedaan waktu di permukaan Bumi berdampak pada awal dan akhir kegiatan penduduk seperti waktu kerja dan sekolah. 4. Perbedaan Percepatan Gravitasi Bumi

71 Rotasi Bumi menimbulkan gaya sentrifugal. Gaya ini mengakibatkan Bumi tepat di bagian kutub. Garis tengah Bumi di kutub lebih kecil dibandingkan di ekuator. Perbedaan garis tengah mengakibatkan gravitasi di daerah kutub lebih besar dari pada di daerah ekuator. Perbedaan gravitasi Bumi berpengaruh pada kecepatan satelit yang mengorbit Bumi di berbagai tempat. 5. Pembelokan Arah Angin Angin bertiup dari daerah bertekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah. Akan tetapi, arah angina tidak sama persis dengan arah gradien tekanan. Angin dari belahan Bumi utara akan berbelok ke kanan dan angin dari belahan Bumi selatan akan berbelok ke kiri ketika sampai di daerah ekuator. Gejala ini disebabkan oleh gaya Coriolis, yaitu gaya semu yang timbul akibat rotasi Bumi. Pembelokan arah angin berdampak pada penyimpangan arah penerbangan. Oleh Karena itu, pesawat perlu dipantau agar jalurnya sesuai tujuan. 6) Pembelokan Arus Laut Arus laut digerakkan oleh angin yang berhembus di permukaan laut. Arah arus laut mengalami berbelok akibat pembelokan arah angin. Arus laut dipaksa membelok ketika sampai di ekuator. Pembelokan arus laut berdampak pada penyimpangan arah pelayaran kapal yang melintasi samudera sehingga kapal perlu diatur arah jalur tujuannya. B. Dampak Revolusi Planet Bumi bagi Kehidupan Dampak revolusi planet Bumi sebagai berikut: 1. Perubahan Lama Siang dan Malam Matahari tidak terbit dari tempat yang sama, tetapi bergeser sedikit demi sedikit. Pergeseran titik terbit Matahari mengikuti garis edar Matahari. Posisi Matahari bergeser mulai dari ekuator ke garis balik utara kemudian ke garis balik selatan dengan melewati ekuator. Setelah sampai di garis balik selatan, posisi Matahari bergeser kembali lagi ke ekuator. Pergeseran posisi Matahari disebabkan oleh kombinasi revolusi Bumi dan kemiringan sumbu Bumi terhadap bidang ekliptika.

72 Pergeseran garis edar Matahari mengakibatkan perubahan lama siang dan malam. Pada waktu tertentu di suatu tempat di Bumi mengalami malam lebih panjang dibanding siang atau siang lebih lama daripada malam. Di Kutub Utara malam hari dapat berlangsung selama 24 jam dan di Kutub Selatan siang hari dapat berlangsung selama 24 jam. Demikian pula sebaliknya. Pergeseran garis edar Matahari dalam setahun serta perubahan keadaan siang dan malam sebagai berikut: a. Pada tanggal 21 Maret hingga 23 September. (1) Kutub Utara mendekati Matahari, sedangkan Kutub Selatan menjauhi Matahari. Posisi Kutub Utara paling dekat dengan Matahari pada tanggal 21 Juni. (2) Belahan Bumi utara menerima sinar Matahari lebih banyak dibanding belahan Bumi selatan. (3) Panjang siang di belahan Bumi utara lebih lama dibanding di belahan Bumi selatan. (4) Matahari tampak bergeser ke utara hingga garis balik utara LU apabila diamati dari ekuator. b) Pada tanggal 23 September hingga 21 Maret. (1) Kutub Selatan mendekati Matahari, sedangkan Kutub Utara menjauhi Matahari. Posisi Kutub selatan paling dekat dengan Matahari pada tanggal 22 Desember. (2) Belahan Bumi selatan menerima sinar matahari lebih banyak dibanding belahan Bumi utara. (3) Panjang siang di belahan Bumi selatan lebih lama dibanding belahan Bumi utara. Di sekitar Kutub Utara ada daerah yang mengalami malam 24 jam dan di sekitar Kutub Selatan ada daerah yang mengalami siang 24 jarn. (4) Matahari tampak bergeser ke selatan hingga LS apabila diamati dari ekuator.

73 c) Pada tanggal 21 Maret dan 23 September. (1) Kutub Utara dan Kutub Selatan berjarak sama dari Matahari. (2) Belahan Bumi utara dan belahan Bumi selatan menerima sinar Matahari sama banyak. (3) Lama siang dan malam sama panjang di seluruh belahan Bumi. (4) Di daerah ekuator, Matahari tampak melintas tepat di atas kepala. 2. Gerak Semu Matahari Posisi matahari terhadap Bumi tidak tetap, tetapi mengalami pergeseran. Posisi Matahari pada tangga1 22 Desember - 21 Juni bergeser ke utara hingga garis balik utara (GBU), yaitu garis lintang LU. Sementara itu, pada tangga1 21 Juni - 22 Desember posisi matahari bergeser ke arah selatan hingga arus balik selatan (GBS), lintang LS. Pada tangga1 21 Maret dan 23 September atau khatulistiwa. Pergeseran posisi Matahari disebut gerak semu harian Matahari. Sebenarnya matahari tidak bergerak, tetapi Bumi yang bergerak. Revolusi Bumi dengan sumbu rotasi yang miring menyebabkan seolah-olah posisi Matahari bergeser. Kita dapat membuktikan adanya gerak semu Matahari dengan mengamati titik terbit Matahari. Misalnya pada bulan ini Matahari terbit di atas bukit. Setelah sebulan, dua bulan, atau tiga bulan titik terbit Matahari pasti bergeser mungkin ke sebelah utara atau selatan bukit. Gerak Semu Matahari

74 3. Pergantian Musim Pergeseran garis edar Matahari mengakibatkan pergantian musim didaerah tropis seperti Asia Selatan, Asia Tenggara, termasuk Indonesia, Asia Timur, dan Australia Utara. Di daerah tropis musim dibedakan menjadi musim kemarau yang kering dan musim hujan yang basah. Ketika Matahari di belahan Bumi utara (April-September), wilayah Asia tersebut mengalami musim kemarau dan wilayah Australia Utara mengalami musim hujan. Sebaliknya, ketika Matahari di belahan Bumi selatan (Oktober-Maret), wilayah Australia Utara mengalami musim kemarau, dan wilayah Asia mengalami musim hujan. Di daerah subtropis belahan Bumi utara seperti Inggris, Amerika Serikat, dan Kanada, serta belahan Bumi selatan seperti Australia dan Selandia Baru, musim dibedakan menjadi musim semi, musim hujan, musim panas, dan musim gugur. Jenis musim di daerah subtropis dan waktu terjadinya sebagai berikut: a. Musim di daerah belahan Bumi utara: Musim semi : tanggal 21 Maret-21 Juni Musim panas : tanggal 21 Juni-23 September Musim gugur : tanggal 23 September-22 Desember Musim dingin : tanggal 22 Desember-21 Maret

HAKIKAT GEOGRAFI PENGERTIAN GEOGRAFI : Re typed by Suwarno, S.Si SMA Negeri 2 Kotawarimgin Timur - 1 -

HAKIKAT GEOGRAFI PENGERTIAN GEOGRAFI : Re typed by Suwarno, S.Si SMA Negeri 2 Kotawarimgin Timur - 1 - HAKIKAT GEOGRAFI A. Pengertian Geografi dan Perkembangan Ilmu Geografi Kata geografi berasal dari bahasa Yunani yaitu geo dan graphein. Geo berarti bumi dan Graphein artinya tulisan. Secara umum geografi

Lebih terperinci

geografi Kelas X PENGETAHUAN DASAR GEOGRAFI I KTSP & K-13 A. PENGERTIAN GEOGRAFI a. Eratosthenes b. Ptolomeus

geografi Kelas X PENGETAHUAN DASAR GEOGRAFI I KTSP & K-13 A. PENGERTIAN GEOGRAFI a. Eratosthenes b. Ptolomeus KTSP & K-13 Kelas X geografi PENGETAHUAN DASAR GEOGRAFI I Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami pengertian geografi dan lingkungan

Lebih terperinci

HAKIKAT GEOGRAFI A. RUANG LINGKUP GEOGRAFI

HAKIKAT GEOGRAFI A. RUANG LINGKUP GEOGRAFI A. RUANG LINGKUP GEOGRAFI HAKIKAT GEOGRAFI Pengertian dan Batasan Geografi Menurut seorang ilmuwan kuno yang bernama Eratosthenes Geografi berasal dari bahasa Yunani Geographia yang terdiri dari dua kata,

Lebih terperinci

Bab 1: Pengetahuan Dasar Geografi

Bab 1: Pengetahuan Dasar Geografi Bab 1: Pengetahuan Dasar Geografi a) PENGERTIAN GEOGRAFI Geografi berasal dari bahasa Yunani, geo dan graphein yang berarti bumi dan tulisan masing-masing. Jadi secara harfiah geografi berarti tulisan

Lebih terperinci

PENGANTAR GEOGRAFI Oleh: Djunijanto, S.Pd

PENGANTAR GEOGRAFI Oleh: Djunijanto, S.Pd PENGANTAR GEOGRAFI Oleh: Djunijanto, S.Pd SMA N 3 UNGGULAN TENGGARONG PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA 2009 GEOGRAFI Pengetahuan mengenai persamaan dan perbedaan gejala alam dan kehidupan dimuka

Lebih terperinci

MACAM-MACAM LETAK GEOGRAFI.

MACAM-MACAM LETAK GEOGRAFI. MACAM-MACAM LETAK GEOGRAFI. Macam-macam Letak Geografi Untuk mengetahui dengan baik keadaan geografis suatu tempat atau daerah, terlebih dahulu perlu kita ketahui letak tempat atau daerah tersebut di permukaan

Lebih terperinci

PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP GEOGRAFI Setelah membaca kegiatan belajar ini, Anda diharapkan dapat: 1. menjelaskan pengertian geografi; 2.

PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP GEOGRAFI Setelah membaca kegiatan belajar ini, Anda diharapkan dapat: 1. menjelaskan pengertian geografi; 2. PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP GEOGRAFI Setelah membaca kegiatan belajar ini, Anda diharapkan dapat: 1. menjelaskan pengertian geografi; 2. membedakan antara objek formal geografi dengan objek material geografi;

Lebih terperinci

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 1. Pengetahuan Dasar Geografilatihan soal 1.2

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 1. Pengetahuan Dasar Geografilatihan soal 1.2 SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 1. Pengetahuan Dasar Geografilatihan soal 1.2 1. Permukiman penduduk di pulau Kalimantan pada umumnya memanjang di sepanjang sungai. Konsep geografi yang berkaitan

Lebih terperinci

PENDEKATAN DAN KONSEP GEOGRAFI

PENDEKATAN DAN KONSEP GEOGRAFI www.bimbinganalumniui.com 1. Geografi is the mother of all sciences adalah pendapat yang dikemukakan oleh a. Preston E. James b. Bintarto c. Aristoteles d. Vidal de la Blace e. Huntington 2. Istilah geografi

Lebih terperinci

BAB 1 HAKIKAT GEOGRAFI

BAB 1 HAKIKAT GEOGRAFI BAB 1 HAKIKAT GEOGRAFI A. Ruang Lingkup Geografi 1. Gejala-gejala dibedakan Aspek fisik: gejala-gejala yang beraitan dengan menjadi 2 aspek, antara alam. lain: Aspek sosial: Antroposfer (manusia), hewan,

Lebih terperinci

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 1. Pengetahuan Dasar GeografiLATIHAN SOAL BAB 1. Daljoeni. R.Bintaro

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 1. Pengetahuan Dasar GeografiLATIHAN SOAL BAB 1. Daljoeni. R.Bintaro SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 1. Pengetahuan Dasar GeografiLATIHAN SOAL BAB 1 1. Ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan gejala alam atau fenomena geosfer dengan sudut pandang keruangan

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI POTENSI GEOGRAFIS DESA

IDENTIFIKASI POTENSI GEOGRAFIS DESA 4 IDENTIFIKASI POTENSI GEOGRAFIS DESA Deskripsi Singkat Topik : Pokok Bahasan Waktu Tujuan : MENGENALI POTENSI GEOGRAFIS DESA : 1 (satu) kali tatap muka pelatihan selama 100 menit. : Membangun pemahaman

Lebih terperinci

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 1. Pengetahuan Dasar Geografilatihan soal 1.6

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 1. Pengetahuan Dasar Geografilatihan soal 1.6 SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 1. Pengetahuan Dasar Geografilatihan soal 1.6 1. Pernyataan: 1. penambangan pasir 2. pertumbuhan penduduk 3. global warming 4. slum area 5. emigrasi 6. tsunami Yang

Lebih terperinci

Geografi 1. Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah Kelas X. Iwan Gatot Sulistiyanto

Geografi 1. Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah Kelas X. Iwan Gatot Sulistiyanto Geografi 1 Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah Kelas X Iwan Gatot Sulistiyanto Hak Cipta pada Departemen Pendidikan Nasional Dilindungi Undang-undang 1 Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah Kelas X Editor

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. lukisan atau tulisan (Nursid Sumaatmadja:30). Dikemukakan juga oleh Sumadi (2003:1) dalam

II. TINJAUAN PUSTAKA. lukisan atau tulisan (Nursid Sumaatmadja:30). Dikemukakan juga oleh Sumadi (2003:1) dalam II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Geografi Dari asal katanya, geografi berasal dari kata geo yang berarti bumi, dan graphein yang berarti lukisan atau tulisan (Nursid Sumaatmadja:30).

Lebih terperinci

KONSEP, PENDEKATAN, PRINSIP DAN ASPEK GEOGRAFI

KONSEP, PENDEKATAN, PRINSIP DAN ASPEK GEOGRAFI KONSEP, PENDEKATAN, PRINSIP DAN ASPEK GEOGRAFI Konsep, Pendekatan, Prinsip dan Aspek Geografi Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi pada abad milenium (XX) ini, disebabkan adanya perkembangan seluruh

Lebih terperinci

Konsep konsep dasar Geografi apakah yang dapat menjelaskan Geografi Pariwisata?

Konsep konsep dasar Geografi apakah yang dapat menjelaskan Geografi Pariwisata? Konsep konsep dasar Geografi apakah yang dapat menjelaskan Geografi Pariwisata? 1.Lokasi 2.Jarak 3.Keterjangkauan 4.Interaksi 5.Gerakan 6.Keterkaitan dan Nilai Guna 1. LOKASI Menunjukkan posisi suatu tempat,

Lebih terperinci

PENGETAHUAN DASAR GEOGRAFI

PENGETAHUAN DASAR GEOGRAFI A. Definisi dan Batasan Geografi PENGETAHUAN DASAR GEOGRAFI Istilah geografi pertama sekali diperkenalkan oleh Eratosthenes (276-104 SM) dalam bukunya Geographika. Geografi berasal dari bahasa Yunani yang

Lebih terperinci

Contoh Penelitian Geografi : -Judul Penelitian : b. Perumusan tujuan penelitian. c. Penyusunan hipotesa penelitian:

Contoh Penelitian Geografi : -Judul Penelitian : b. Perumusan tujuan penelitian. c. Penyusunan hipotesa penelitian: Contoh Penelitian Geografi : Konsep yang di gunakan dalam Penelitian Geografi tersebut! a... b... c... Prinsip Geografi yang di gunakan dalam Penelitian Geografi tersebut! a.. b.... c... Pendekatan Geografi

Lebih terperinci

SILABUS. Bentuk Tagihan Tertulis. Jenis Tagihan Unjuk kerja. Tugas individu. Tes lisan. Portofolio. Ringkasan. Unjuk kerja. Tugas individu.

SILABUS. Bentuk Tagihan Tertulis. Jenis Tagihan Unjuk kerja. Tugas individu. Tes lisan. Portofolio. Ringkasan. Unjuk kerja. Tugas individu. SILABUS Nama Sekolah : SMA Mata Pelajaran : Kelas : X (sepuluh) Semester : 1 (satu) Standar Kompetensi : 1. Memahami konsep, pendekatan, prinsip, dan aspek Kompetensi Materi Pokok Indikator Kegiatan Dasar

Lebih terperinci

PENDALAMAN MATERI LETAK (ASTRONOMIS DAN GEOGRAFIS) SERTA DAMPAKNYA BAGI KEHIDUPAN SOSIAL; EKONOMI; IKLIM DAN MUSIM

PENDALAMAN MATERI LETAK (ASTRONOMIS DAN GEOGRAFIS) SERTA DAMPAKNYA BAGI KEHIDUPAN SOSIAL; EKONOMI; IKLIM DAN MUSIM MODUL ONLINE 21.2 DAMPAK LETAK GEOGRAFIS, LETAK ASTRONOMIS DAN LETAK GEOLOGI INDONESIA PENDALAMAN MATERI LETAK (ASTRONOMIS DAN GEOGRAFIS) SERTA DAMPAKNYA BAGI KEHIDUPAN SOSIAL; EKONOMI; IKLIM DAN MUSIM

Lebih terperinci

abelpetrus.wordpress.com

abelpetrus.wordpress.com GEOGRAFI SAN JOSE abelpetrus.wordpress.com KONDISI GEOGRAFIS & PENDUDUK INDONESIA Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki keragaman bentuk muka bumi, baik di daratan maupun di dasar laut. Kondisi

Lebih terperinci

Paket 9 GEOGRAFI. Pendahuluan

Paket 9 GEOGRAFI. Pendahuluan Paket 9 GEOGRAFI Pendahuluan Paket 9 berfokus pada pembahasan geografi. Pembahasan geografi pada paket 9 ini ditekankan pada aspek pengertian, ruang lingkup, tujuan, konsepkonsep dasar dan penerapan geografi

Lebih terperinci

A. Pengertian dan Konsep Geografi

A. Pengertian dan Konsep Geografi A. Pengertian dan Konsep Geografi A. Pilihan Ganda 1. Jawaban: e Geografi mencakup kajian keruangan dan kewilayahan sehingga mendorong seseorang untuk mempelajari ruang dan wilayah Indonesia. Salah satu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. A. Pengembangan Potensi Kawasan Pariwisata. berkesinambungan untuk melakukan matching dan adjustment yang terus menerus

BAB II LANDASAN TEORI. A. Pengembangan Potensi Kawasan Pariwisata. berkesinambungan untuk melakukan matching dan adjustment yang terus menerus 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengembangan Potensi Kawasan Pariwisata Pada dasarnya pengembangan pariwisata adalah suatu proses yang berkesinambungan untuk melakukan matching dan adjustment yang terus menerus

Lebih terperinci

UJIAN MASUK BERSAMA (UMB) Mata Pelajaran : Geografi Tanggal : 07 Juni 2009 Kode Soal : 130 www.onlineschools.name 48. Perbedaan yang mendasar antara cuaca dan iklim ditentukan oleh A. temperatur udara

Lebih terperinci

PERTEMUAN KE 4 STRUKTUR GEOGRAFI. Afrinia Lisditya P. S.Si.,M.Sc.

PERTEMUAN KE 4 STRUKTUR GEOGRAFI. Afrinia Lisditya P. S.Si.,M.Sc. PERTEMUAN KE 4 STRUKTUR GEOGRAFI Afrinia Lisditya P. S.Si.,M.Sc. Fakta Geografi Merujuk pada karakter tempat, kuantitas/kualitas frnomena di suatu tempat, pada waktu tertentu. Syarat : 1. keadaan,sifat

Lebih terperinci

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 1. Pengetahuan Dasar GeografiLatihan Soal Objek studi geografi. Objek formal. Objek material.

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 1. Pengetahuan Dasar GeografiLatihan Soal Objek studi geografi. Objek formal. Objek material. SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 1. Pengetahuan Dasar GeografiLatihan Soal Objek studi geografi 1. Cara pandang atau metode untuk memecahkan permasalahan dalam persepsi geografi dapat digunakan pendekatan

Lebih terperinci

Keterkaitan antar lokasi atau ruang dapat dilihat secara fisik maupun nonfisik.

Keterkaitan antar lokasi atau ruang dapat dilihat secara fisik maupun nonfisik. contoh interaksi keruangan antar wilayah di Indonesia: 1) menempatkan sebuah ruang publik (misalnya: rumah sakit) yang dapat dapat menjangkau wilayah2 sekitarnya dengan mudah, 2) membuka akses transportasi

Lebih terperinci

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 2. Penelitian GeografiLatihan Soal 2.1. Lanskap fisik. Kependudukan

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 2. Penelitian GeografiLatihan Soal 2.1. Lanskap fisik. Kependudukan 1. Geografi manusia mempelajari tentang... SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 2. Penelitian GeografiLatihan Soal 2.1 Dinamika budaya Lanskap fisik Lanskap lingkungan Kependudukan Lanskap lingkungan

Lebih terperinci

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 1. Pengetahuan Dasar Geografilatihan soal , 3 dan 4. 1, 2 dan 3. 1, 5 dan 6. 2, 3 dan 4.

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 1. Pengetahuan Dasar Geografilatihan soal , 3 dan 4. 1, 2 dan 3. 1, 5 dan 6. 2, 3 dan 4. SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 1. Pengetahuan Dasar Geografilatihan soal 1.7 1. Ilmu penunjang geografi : 1. SIG 2. Geologi 3. Demografi 4. Pedologi 5. Penginderaan jauh 6. Kartografi Yang termasuk

Lebih terperinci

PENGERTIAN GEOGRAFI PENGERTIAN GEOGRAFI

PENGERTIAN GEOGRAFI PENGERTIAN GEOGRAFI PENGERTIAN GEOGRAFI PENGERTIAN GEOGRAFI Istilah Geografi berasal dari bahasa Yunani geo yang artinya bumi dan graphien yang artinya pencitraan. Geografi adalah ilmu pengetahuan yang menggambarkan segala

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - GEOGRAFI BAB 1. Lokasi Strategis Indonesia Berkait Dengan Kegiatan PendudukLATIHAN SOAL

SMP kelas 9 - GEOGRAFI BAB 1. Lokasi Strategis Indonesia Berkait Dengan Kegiatan PendudukLATIHAN SOAL SMP kelas 9 - GEOGRAFI BAB 1. Lokasi Strategis Indonesia Berkait Dengan Kegiatan PendudukLATIHAN SOAL 1. Modal dasar terbaik bangsa Indonesia yang sangat berharga adalah... Letak Indonesia yang strategis

Lebih terperinci

Kita awali fenomena geosfer dari yang pertama: Atmosfer

Kita awali fenomena geosfer dari yang pertama: Atmosfer Geosfer merupakan satu istilah yang tidak pernah lepas dari ilmu geografi, karena pada dasarnya geografi adalah ilmu yang mempelajari tentang terjadinya gejala-gejala maupun fenomena geosfer berdasarkan

Lebih terperinci

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 8. SUPLEMEN PENGINDRAAN JAUH, PEMETAAN, DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI (SIG)LATIHAN SOAL 8.1.

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 8. SUPLEMEN PENGINDRAAN JAUH, PEMETAAN, DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI (SIG)LATIHAN SOAL 8.1. SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 8. SUPLEMEN PENGINDRAAN JAUH, PEMETAAN, DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI (SIG)LATIHAN SOAL 8.1 1. Hasil penginderaan jauh yang berupa citra memiliki karakteristik yang

Lebih terperinci

PENGETAHUAN DASAR GEOGRAFI

PENGETAHUAN DASAR GEOGRAFI PENGETAHUAN DASAR GEOGRAFI I. HAKIKAT GEOGRAFI 1. Sejarah Perkembangan Geografi Perkembangan ilmu Geografi seiring dengan interaksi manusia dengan lingkungannya. Pemenuhan kebutuhan mendorong manusia melakukan

Lebih terperinci

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 7. MENGANALISIS MITIGASI DAN ADAPTASI BENCANA ALAMLATIHAN SOAL 7.2

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 7. MENGANALISIS MITIGASI DAN ADAPTASI BENCANA ALAMLATIHAN SOAL 7.2 SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 7. MENGANALISIS MITIGASI DAN ADAPTASI BENCANA ALAMLATIHAN SOAL 7.2 1. Serangkaian peristiwa yang menyebabkan gangguan yang mendatangkan kerugian harta benda sampai

Lebih terperinci

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 1. Pengetahuan Dasar Geografilatihan soal 1.3. objek formal. objek material. aspek sosial.

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 1. Pengetahuan Dasar Geografilatihan soal 1.3. objek formal. objek material. aspek sosial. SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 1. Pengetahuan Dasar Geografilatihan soal 1.3 1. Cara pandang atau metode untuk memecahkan permasalahan dalam persepsi geografi dapat digunakan pendekatan yang tepat

Lebih terperinci

Geografi Pertanian (PGF 253) Lesson 1. PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP GEOGRAFI PERTANIAN

Geografi Pertanian (PGF 253) Lesson 1. PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP GEOGRAFI PERTANIAN Geografi Pertanian (PGF 253) Lesson 1. PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP GEOGRAFI PERTANIAN Geografi (Seminar Geografi di Semarang tahun 1988) Mengkaji persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut

Lebih terperinci

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 1. Pengetahuan Dasar Geografilatihan soal 1.8

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 1. Pengetahuan Dasar Geografilatihan soal 1.8 SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 1. Pengetahuan Dasar Geografilatihan soal 1.8 1. Berikut ini yang bukan merupakan manfaat dari mempelajari ilmu geografi adalah.... memetakan persebaran fenomena

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Geografi merupakan cabang ilmu yang dulunya disebut sebagai ilmu bumi

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Geografi merupakan cabang ilmu yang dulunya disebut sebagai ilmu bumi 8 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka 1. Geografi Geografi merupakan cabang ilmu yang dulunya disebut sebagai ilmu bumi sehingga banyak masyarakat menyebutnya sebagai ilmu yang

Lebih terperinci

GEOGRAFI DAN MANFAATNYA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

GEOGRAFI DAN MANFAATNYA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI Judul GEOGRAFI DAN MANFAATNYA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI Mata Pelajaran : Geografi Kelas : I (Satu) Nomor Modul : Geo.I.01 Penulis: Dra. Cut Meurah Regariana Penyunting Materi: Drs. Eko Trihardjo, M.Pd.

Lebih terperinci

HAKIKAT GEOGRAFI. b. Perubahan kesuburan tanah akibat dari proses erosi dan pelapukan yang

HAKIKAT GEOGRAFI. b. Perubahan kesuburan tanah akibat dari proses erosi dan pelapukan yang A. Pengertian Geografi HAKIKAT GEOGRAFI Istilah Geografi berasal dari bahasa Yunani geo yang artinya bumi dan graphien yang artinya pencitraan. Geografi adalah ilmu pengetahuan yang menggambarkan segala

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Letak Geografis dan Astronomis Indonesia Serta Pengaruhnya

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Letak Geografis dan Astronomis Indonesia Serta Pengaruhnya BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum 1. Letak Geografis dan Astronomis Indonesia Serta Pengaruhnya Letak geografi Indonesia dan letak astronomis Indonesia adalah posisi negara Indonesia

Lebih terperinci

A. Peta 1. Pengertian Peta 2. Syarat Peta

A. Peta 1. Pengertian Peta 2. Syarat Peta A. Peta Dalam kehidupan sehari-hari kamu tentu membutuhkan peta, misalnya saja mencari daerah yang terkena bencana alam setelah kamu mendengar beritanya di televisi, sewaktu mudik untuk memudahkan rute

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari beberapa pulau utama dan ribuan pulau kecil disekelilingnya. Dengan 17.508 pulau, Indonesia menjadi negara

Lebih terperinci

Oleh : Darsiharjo PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2009

Oleh : Darsiharjo PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2009 Oleh : Darsiharjo PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2009 PROSES PEMBENTUKAN GURU GEOGRAFI 27 % Cara Mengajar 72 % Materi Geografi

Lebih terperinci

Oleh: Dr. Darsiharjo, M.S.

Oleh: Dr. Darsiharjo, M.S. Oleh: Dr. Darsiharjo, M.S. SEMINAR NASIONAL PENGEMBANGAN MODEL PENDIDIKAN DAN PENYADARAN MASYARAKAT TERHADAP BAHAYA BENCANA GEMPA DAN TSUNAMI TANGGAL 20 APRIL 2005 G e o g r a f i KAJIAN GEOGRAFI Fenomena

Lebih terperinci

Pegunungan-Pegunungan di Indonesia : Pegunungan Jaya Wijaya di Irian Jaya. Pegunungan Bukit Barisan di Sumatra. Dataran tinggi di Indonesia :

Pegunungan-Pegunungan di Indonesia : Pegunungan Jaya Wijaya di Irian Jaya. Pegunungan Bukit Barisan di Sumatra. Dataran tinggi di Indonesia : JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN SD V (LIMA) ILMU PENGETAHUAN ALAM KENAMPAKAN ALAM DAN BUATAN DI INDONESIA A. KENAMPAKAN ALAM 1. Ciri-Ciri Kenampakan Alam Kenampakan Alam di Indonesia mencakup

Lebih terperinci

Kondisi Geografis dan Penduduk

Kondisi Geografis dan Penduduk Kondisi Geografis dan Penduduk 1) Kondisi geograis suatu wilayah terdiri dari empat faktor utama yaitu: a) Litosfer (lapisan tanah), b) Atmosfer (lapisan udara), c) Hidrosfer (lapisan air), d) dan biosfer

Lebih terperinci

Beberapa fakta dari letak astronomis Indonesia:

Beberapa fakta dari letak astronomis Indonesia: Pengaruh Letak Geografis Terhadap Kondisi Alam dan Flora Fauna di Indonesia Garis Lintang: adalah garis yang membelah muka bumi menjadi 2 belahan sama besar yaitu Belahan Bumi Utara dan Belahan Bumi Selatan.

Lebih terperinci

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 7. MENGANALISIS MITIGASI DAN ADAPTASI BENCANA ALAMLATIHAN SOAL 7.3

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 7. MENGANALISIS MITIGASI DAN ADAPTASI BENCANA ALAMLATIHAN SOAL 7.3 SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 7. MENGANALISIS MITIGASI DAN ADAPTASI BENCANA ALAMLATIHAN SOAL 7.3 1. Daerah di Indonesia yang memiliki risiko terhadap bencana gempa bumi adalah... Palangkaraya

Lebih terperinci

TRY OUT UJIAN NASIONAL 027 GEOGRAFI SMA/MA

TRY OUT UJIAN NASIONAL 027 GEOGRAFI SMA/MA TRY OUT UJIAN NASIONAL 027 GEOGRAFI SMA/MA Petunjuk : 1. Berdoalah sebelum dan sesudah mengerjakan soal! 2. Sebelum mengerjakan soal, tulislah identitas anda pada Lembar Jawaban yang telah disediakan 3.

Lebih terperinci

KERAGAMAN BENTUK MUKA BUMI: Proses Pembentukan, dan Dampaknya Terhadap Kehidupan

KERAGAMAN BENTUK MUKA BUMI: Proses Pembentukan, dan Dampaknya Terhadap Kehidupan KERAGAMAN BENTUK MUKA BUMI: Proses Pembentukan, dan Dampaknya Terhadap Kehidupan 1. Proses Alam Endogen Hamparan dataran yang luas, deretan pegunungan yang menjulang tinggi, lembah-lembah dimana sungai

Lebih terperinci

Pola pemukiman berdasarkan kultur penduduk

Pola pemukiman berdasarkan kultur penduduk Pola Pemukiman Terpusat Pola Pemukiman Linier Pola pemukiman berdasarkan kultur penduduk Adanya pemukiman penduduk di dataran rendah dan dataran tinggi sangat berkaitan dengan perbedaan potensi fisik dan

Lebih terperinci

SILABUS PEMBELAJARAN Nama Sekolah : Mata Pelajaran : Geografi : X (sepuluh)

SILABUS PEMBELAJARAN Nama Sekolah : Mata Pelajaran : Geografi : X (sepuluh) SILABUS PEMBELAJARAN Nama Sekolah : Mata Pelajaran : Geografi Kelas : X (sepuluh) Semester : 2 (dua) Standar : 3. Menganalisis unsur-unsur geosfer. 3.1. Menganalisis dinamika kecenderung an perubahan litosfer

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan Negara kepulauan yang rentan terhadap dampak perubahan iklim. Provinsi Jawa Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang termasuk rawan

Lebih terperinci

PENGARUH LETAK GEOGRAFIS TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA

PENGARUH LETAK GEOGRAFIS TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA TUGAS: PEMASARAN GLOBAL PENGARUH LETAK GEOGRAFIS TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA DISUSUN OLEH Oleh: ZAINAL NIM. B2B1 110 33 PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS HALUOLEO KENDARI 2012

Lebih terperinci

KONSEP GEOGRAFI DALAM IPS. Konsep Geografi adalah pola abstrak yang berkenaan dengan gejala-gejala kongkret tentang geografi.

KONSEP GEOGRAFI DALAM IPS. Konsep Geografi adalah pola abstrak yang berkenaan dengan gejala-gejala kongkret tentang geografi. KONSEP GEOGRAFI DALAM IPS Konsep Geografi adalah pola abstrak yang berkenaan dengan gejala-gejala kongkret tentang geografi. (Nursid Sumaatmadj, 1998) Secara Denotatif : menjelaskan berbagai pengertian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan letak astronomis, Indonesia terletak diantara 6 LU - 11 LS

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan letak astronomis, Indonesia terletak diantara 6 LU - 11 LS BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, dan memiliki kurang lebih 17.504 buah pulau, 9.634 pulau belum diberi nama dan 6.000 pulau tidak berpenghuni

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung yang berada dibagian selatan Pulau Sumatera mempunyai alam

I. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung yang berada dibagian selatan Pulau Sumatera mempunyai alam 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Provinsi Lampung yang berada dibagian selatan Pulau Sumatera mempunyai alam yang kompleks sehingga menjadikan Provinsi Lampung sebagai salah satu daerah berpotensi tinggi

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. NAMA SEKOLAH : MA PPMI Assalaam Sukoharjo MATA PELAJARAN : Geografi

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. NAMA SEKOLAH : MA PPMI Assalaam Sukoharjo MATA PELAJARAN : Geografi RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN NAMA SEKOLAH : MA PPMI Assalaam Sukoharjo MATA PELAJARAN : Geografi KELAS : X SEMESTER : 1 ( satu ) TAHUN PELAJARAN : 2007 / 2008 ALOKASI WAKTU : 2 x 40 menit I. STANDAR

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan 3 (tiga) lempeng tektonik besar yaitu lempeng Indo-Australia, Eurasia dan Pasifik. Pada daerah pertemuan

Lebih terperinci

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008 UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008 PANDUAN MATERI SMA DAN MA G E O G R A F I PROGRAM STUDI IPS PUSAT PENILAIAN PENDIDIKAN BALITBANG DEPDIKNAS KATA PENGANTAR Dalam rangka sosialisasi kebijakan dan

Lebih terperinci

Ciri Utama Disiplin Geografi (1) : Perspektif Spasial. Minggu ke-2 Pengantar Geografi Oleh : Hafid Setiadi

Ciri Utama Disiplin Geografi (1) : Perspektif Spasial. Minggu ke-2 Pengantar Geografi Oleh : Hafid Setiadi Ciri Utama Disiplin Geografi (1) : Perspektif Spasial Minggu ke-2 Pengantar Geografi Oleh : Hafid Setiadi Ruang Merupakan konsep dasar dalam kehidupan manusia Bagian dari kesadaran manusia yang bersifat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. utama dunia yaitu lempeng Eurasia, lempeng Indo-Australia dan lempeng. Indonesia juga merupakan negara yang kaya akan hasil alam.

BAB I PENDAHULUAN. utama dunia yaitu lempeng Eurasia, lempeng Indo-Australia dan lempeng. Indonesia juga merupakan negara yang kaya akan hasil alam. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang berada pada pertemuan tiga lempeng utama dunia yaitu lempeng Eurasia, lempeng Indo-Australia dan lempeng pasifik. Pertemuan tiga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sampai Maluku (Wimpy S. Tjetjep, 1996: iv). Berdasarkan letak. astronomis, Indonesia terletak di antara 6 LU - 11 LS dan 95 BT -

BAB I PENDAHULUAN. sampai Maluku (Wimpy S. Tjetjep, 1996: iv). Berdasarkan letak. astronomis, Indonesia terletak di antara 6 LU - 11 LS dan 95 BT - 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia dikenal sebagai suatu negara kepulauan yang mempunyai banyak sekali gunungapi yang berderet sepanjang 7000 kilometer, mulai dari Sumatera, Jawa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Geografi merupakan ilmu yang mempelajari gejala-gejala alamiah

BAB I PENDAHULUAN. Geografi merupakan ilmu yang mempelajari gejala-gejala alamiah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Geografi merupakan ilmu yang mempelajari gejala-gejala alamiah yang terdapat di permukaan bumi, meliputi gejala-gejala yang terdapat pada lapisan air, tanah,

Lebih terperinci

بسم االله الرحمن الرحیم

بسم االله الرحمن الرحیم بسم االله الرحمن الرحیم PERANGKAT PEMBELAJARAN PEMETAAN SK, KD DAN ASPEK Mata Pelajaran : Geografi Program : ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) Satuan Pendidikan : MA Kelas/Semester : X / 1 Nama Guru : NIP/NIK

Lebih terperinci

Tema I Potensi dan Upaya Indonesia Menjadi Negara Maju

Tema I Potensi dan Upaya Indonesia Menjadi Negara Maju Tema I Potensi dan Upaya Indonesia Menjadi Negara Maju Peta Konsep Potensi lokasi Potensi Sumber Daya Alam Potensi Sumber Daya Manusia Potensi Sumber Daya Manusia Upaya Pemanfaatan Potensi lokasi, Sumber

Lebih terperinci

Danang Endarto Sarwono Singgih Prihadi GEOGRAFI 1. Untuk SMA/MA Kelas X

Danang Endarto Sarwono Singgih Prihadi GEOGRAFI 1. Untuk SMA/MA Kelas X Danang Endarto Sarwono Singgih Prihadi GEOGRAFI 1 Untuk SMA/MA Kelas X Hak Cipta pada Departemen Pendidikan Nasional Dilindungi Undang-Undang GEOGRAFI 1 Untuk SMA/MA Kelas X Danang Endarto Sarwono Singgih

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM GEOGRAFI REGIONAL INDONESIA (GPW 0101) ACARA V: PEMAHAMAN FENOMENA BIOSFER

LAPORAN PRAKTIKUM GEOGRAFI REGIONAL INDONESIA (GPW 0101) ACARA V: PEMAHAMAN FENOMENA BIOSFER LAPORAN PRAKTIKUM GEOGRAFI REGIONAL INDONESIA (GPW 0101) ACARA V: PEMAHAMAN FENOMENA BIOSFER Disusun oleh : Nama NIM : Mohammad Farhan Arfiansyah : 13/346668/GE/07490 Hari, tanggal : Rabu, 4 November 2014

Lebih terperinci

DESA - KOTA : 1. Wilayah meliputi tanah, letak, luas, batas, bentuk, dan topografi.

DESA - KOTA : 1. Wilayah meliputi tanah, letak, luas, batas, bentuk, dan topografi. GEOGRAFI KELAS XII IPS - KURIKULUM GABUNGAN 16 Sesi NGAN DESA - KOTA : 1 A. PENGERTIAN DESA a. Paul H. Landis Desa adalah suatu wilayah yang penduduknya kurang dari 2.500 jiwa dengan ciri-ciri sebagai

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( R P P )

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( R P P ) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( R P P ) Sekolah : SMP Muhammadiyah 2 Depok Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas /Semester : VIII / 1 Standar Kompetensi : 1. Memahami permasalahan sosial berkaitan

Lebih terperinci

MEMAHAMI GEOGRAFI SMA / MA KELAS X SEMESTER 1 DAN 2

MEMAHAMI GEOGRAFI SMA / MA KELAS X SEMESTER 1 DAN 2 i Hak Cipta pada Departemen Pendidikan Nasional Dilindungi oleh Undang-undang MEMAHAMI GEOGRAFI SMA / MA KELAS X SEMESTER 1 DAN 2 Penulis : Bagja Waluya Editor Ahli : Dr. Gurniwan Kamil Pasya, M.Si. Ilustrator

Lebih terperinci

7 2. Memahami sejarah 2.2.Mendeskripsikan tata surya dan jagad raya Hipotesis tentang terjadinya tata surya Menganalisis teori terjadinya tata surya d

7 2. Memahami sejarah 2.2.Mendeskripsikan tata surya dan jagad raya Hipotesis tentang terjadinya tata surya Menganalisis teori terjadinya tata surya d PEMETAAN SKL, KD, & SOAL UN SMA N 3 SAMARINDA DINAS PENDIDIKAN KOTA SAMARINDA Penyusun Mata Pelajaran Nama Sekolah : SMAN 3 SAMARNDA Kelas/ Semester : X, XI, XII No. Kelas, Smt. Kode No. SK Uraian KD Uraian

Lebih terperinci

II. UNSUR GEOGRAFI DAN PENDUDUK DI KAWASAN ASIA TENGGARA

II. UNSUR GEOGRAFI DAN PENDUDUK DI KAWASAN ASIA TENGGARA II. UNSUR GEOGRAFI DAN PENDUDUK DI KAWASAN ASIA TENGGARA A. Pengertian Interprestasi Peta Unsur geografis adalah keadaan alam di muka bumi yang membentuk lingkungan geografis adalah bentang alam, letak,

Lebih terperinci

Deskripsi Singkat Topik :

Deskripsi Singkat Topik : 1 WILAYAH DAN RUANG LINGKUPNYA Deskripsi Singkat Topik : Pokok Bahasan Waktu Tujuan : WILAYAH DAN RUANG LINGKUPNYA : 1 (satu) kali tatap muka pelatihan selama 100 menit. : Untuk menanamkan pemahaman praja

Lebih terperinci

PETA/MATRIKS NILAI BUDAYA DAN KARAKTER BANGSA (ANALISIS SKL, SK, DAN KD)

PETA/MATRIKS NILAI BUDAYA DAN KARAKTER BANGSA (ANALISIS SKL, SK, DAN KD) PETA/MATRIKS NILAI BUDAYA DAN KARAKTER BANGSA (ANALISIS SKL, SK, DAN KD) SEMANGAT KEBANGSAAN; CINTA TANAH AIR; MENGHARGAI PRESTASI; BERSAHABAT/KOMUNIKATIF; CINTA DAMAI; SENANG MEMBACA; PEDULI SOSIAL; PEDULI

Lebih terperinci

1. Lapisan ionosfer memiliki peranan sangat penting, yaitu: A. Penyerap utama radiasi ultraviolet B. Memantulkan gelombang radio yang dipancarkan dan

1. Lapisan ionosfer memiliki peranan sangat penting, yaitu: A. Penyerap utama radiasi ultraviolet B. Memantulkan gelombang radio yang dipancarkan dan 1. Lapisan ionosfer memiliki peranan sangat penting, yaitu: A. Penyerap utama radiasi ultraviolet B. Memantulkan gelombang radio yang dipancarkan dan menahan sebagian radiasi matahari C. Melepas molekul

Lebih terperinci

KARTU SOAL ULANGAN HARIAN

KARTU SOAL ULANGAN HARIAN KARTU SOAL ULANGAN HARIAN Sekolah : SMPN 4 Wates Nama Penyusun : Nurul Khaerotun N Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Semester : VII / 1 (Gasal) Tahun Ajar : 2016 / 2017 N O Standar Kompetensi Kompetensi

Lebih terperinci

STRUKTUR BUMI. Bumi, Tata Surya dan Angkasa Luar

STRUKTUR BUMI. Bumi, Tata Surya dan Angkasa Luar STRUKTUR BUMI 1. Skalu 1978 Jika bumi tidak mempunyai atmosfir, maka warna langit adalah A. hitam C. kuning E. putih B. biru D. merah Jawab : A Warna biru langit terjadi karena sinar matahari yang menuju

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. kelingkungan dan kompleks wilayah. Yeates (1968) dalam Bintarto dan. masih dalam Bintarto dan Surastopo Hadi Sumarmo (199 1: 9)

BAB II KAJIAN TEORI. kelingkungan dan kompleks wilayah. Yeates (1968) dalam Bintarto dan. masih dalam Bintarto dan Surastopo Hadi Sumarmo (199 1: 9) BAB II KAJIAN TEORI A. KAJIAN TEORI 1. Kajian tentang Geografi a. Pengertian Geografi Geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang keruangan, kelingkungan

Lebih terperinci

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 7. MENGANALISIS MITIGASI DAN ADAPTASI BENCANA ALAMLATIHAN SOAL BAB 7

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 7. MENGANALISIS MITIGASI DAN ADAPTASI BENCANA ALAMLATIHAN SOAL BAB 7 SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 7. MENGANALISIS MITIGASI DAN ADAPTASI BENCANA ALAMLATIHAN SOAL BAB 7 1. Usaha mengurangi resiko bencana, baik pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan

Lebih terperinci

SOAL UJIAN NASIONAL TAHUN 2013

SOAL UJIAN NASIONAL TAHUN 2013 SOAL UJIAN NASIONAL TAHUN 2013 1. Di wilayah perkotaan terdapat penggunaan lahan secara khusus seperti pusat perdagangan, kawasan industri, pemukiman kelas elit, kawasan kumuh, dan kawasan hijau. Konsep

Lebih terperinci

Geografi. Kelas X ATMOSFER III KTSP & K-13. G. Kelembapan Udara. 1. Asal Uap Air. 2. Macam-Macam Kelembapan Udara

Geografi. Kelas X ATMOSFER III KTSP & K-13. G. Kelembapan Udara. 1. Asal Uap Air. 2. Macam-Macam Kelembapan Udara KTSP & K-13 Kelas Geografi ATMOSFER III Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami kelembapan udara. 2. Memahami curah hujan dan kondisi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 2007:454). Keanekaragaman berupa kekayaan sumber daya alam hayati dan

I. PENDAHULUAN. 2007:454). Keanekaragaman berupa kekayaan sumber daya alam hayati dan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia tergolong dalam 10 negara megadiversitas dunia yang memiliki keanekaragaman paling tinggi di dunia (Mackinnon dkk dalam Primack dkk, 2007:454). Keanekaragaman

Lebih terperinci

UJIAN AKHIR SEMESTER 1 SEKOLAH MENENGAH TAHUN AJARAN 2014/2015 Nama : Mata Pelajaran : Geografi

UJIAN AKHIR SEMESTER 1 SEKOLAH MENENGAH TAHUN AJARAN 2014/2015 Nama : Mata Pelajaran : Geografi UJIAN AKHIR SEMESTER 1 SEKOLAH MENENGAH TAHUN AJARAN 2014/2015 Nama : Mata Pelajaran : Geografi Kelas : 8 Waktu : 09.30-11.00 No.Induk : Hari/Tanggal : Selasa, 09 Desember 2014 Petunjuk Umum: Nilai : 1.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Mitigasi bencana merupakan serangkaian upaya untuk mengurangi resiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan

Lebih terperinci

Biogeografi Daluga Untuk Prospek Ketahanan Pangan Nasional

Biogeografi Daluga Untuk Prospek Ketahanan Pangan Nasional Biogeografi Daluga Untuk Prospek Ketahanan Pangan Nasional Johny S. Tasirin dan Semuel P. Ratag Seminar Nasional Pertanian Pengembangan Sumber Daya Pertanian Untuk Menunjang Kemandirian Pangan Dies Natalis

Lebih terperinci

DAFTAR ISI 1. PENDAHULUAN.5 2. MENGENAL LEBIH DEKAT MENGENAI BENCANA.8 5W 1H BENCANA.10 MENGENAL POTENSI BENCANA INDONESIA.39 KLASIFIKASI BENCANA.

DAFTAR ISI 1. PENDAHULUAN.5 2. MENGENAL LEBIH DEKAT MENGENAI BENCANA.8 5W 1H BENCANA.10 MENGENAL POTENSI BENCANA INDONESIA.39 KLASIFIKASI BENCANA. DAFTAR ISI 1. PENDAHULUAN...5 2. MENGENAL LEBIH DEKAT MENGENAI BENCANA...8 5W 1H BENCANA...10 MENGENAL POTENSI BENCANA INDONESIA...11 SEJARAH BENCANA INDONESIA...14 LAYAKNYA AVATAR (BENCANA POTENSIAL INDONESIA)...18

Lebih terperinci

SOLUSI PR ONLINE MATA UJIAN: GEOGRAFI (KODE: S06)

SOLUSI PR ONLINE MATA UJIAN: GEOGRAFI (KODE: S06) SOLUSI PR ONLINE MATA UJIAN: GEOGRAFI (KODE: S06) 1. Jawaban: A Konsep pola merupakan konsep dalam geografi yang mempelajari tentang bentukbentuk fenomena yang ada dipermukaan bumi, dan biasanya berhubungan

Lebih terperinci

Secara umum pembagian wilayah berdasarkan pada keadaan alam (natural region) dan tingkat kebudayaan penduduknya (cultural region).

Secara umum pembagian wilayah berdasarkan pada keadaan alam (natural region) dan tingkat kebudayaan penduduknya (cultural region). GEOGRAFI KELAS XII IPS - KURIKULUM GABUNGAN 20 Sesi NGAN WILAYAH, PERWILAYAHAN, DAN PUSAT PERTUMBUHAN : 1 A. PENGERTIAN WILAYAH Wilayah adalah suatu area yang memiliki karakteristik tertentu atau sifat

Lebih terperinci

TRY OUT UJIAN NASIONAL 026 GEOGRAFI SMA/MA

TRY OUT UJIAN NASIONAL 026 GEOGRAFI SMA/MA TRY OUT UJIAN NASIONAL 026 GEOGRAFI SMA/MA Petunjuk : 1. Berdoalah sebelum dan sesudah mengerjakan soal! 2. Sebelum mengerjakan soal, tulislah identitas anda pada Lembar Jawaban yang telah disediakan 3.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan geologi Papua diawali sejak evolusi tektonik Kenozoikum

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan geologi Papua diawali sejak evolusi tektonik Kenozoikum BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perkembangan geologi Papua diawali sejak evolusi tektonik Kenozoikum New Guinea yakni adanya konvergensi oblique antara Lempeng Indo-Australia dan Lempeng Pasifik (Hamilton,

Lebih terperinci

GEMPA BUMI DAN AKTIVITASNYA DI INDONESIA

GEMPA BUMI DAN AKTIVITASNYA DI INDONESIA GEMPA BUMI DAN AKTIVITASNYA DI INDONESIA Disusun Oleh: Josina Christina DAFTAR ISI Kata Pengantar... 2 BAB I... 3 1.1 Latar Belakang... 3 1.2 Tujuan... 3 1.3 Rumusan Masalah... 4 BAB II... 5 2.1 Pengertian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pola pemukiman penduduk di suatu daerah sangat dipengaruhi oleh kondisi fisik

I. PENDAHULUAN. Pola pemukiman penduduk di suatu daerah sangat dipengaruhi oleh kondisi fisik 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pola pemukiman penduduk di suatu daerah sangat dipengaruhi oleh kondisi fisik daerahnya, kondisi fisik yang dimaksud yaitu topografi wilayah. Pengaruh kondisi fisik ini

Lebih terperinci

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 1. Pengetahuan Dasar Geografilatihan soal 1.4

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 1. Pengetahuan Dasar Geografilatihan soal 1.4 SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 1. Pengetahuan Dasar Geografilatihan soal 1.4 1. Prinsip geografi yang meliputi seluruh aspek dan memiliki cakupan semua prinsip geografi disebut prinsip.... korologi

Lebih terperinci

PERUBAHAN IKLIM GLOBAL DAN PROSES TERJADINYA EROSI E-learning Konservasi Tanah dan Air Kelas Sore tatap muka ke 5 24 Oktober 2013

PERUBAHAN IKLIM GLOBAL DAN PROSES TERJADINYA EROSI E-learning Konservasi Tanah dan Air Kelas Sore tatap muka ke 5 24 Oktober 2013 PERUBAHAN IKLIM GLOBAL DAN PROSES TERJADINYA EROSI E-learning Konservasi Tanah dan Air Kelas Sore tatap muka ke 5 24 Oktober 2013 Apakah Erosi Tanah? Erosi tanah adalah proses geologis dimana partikel

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI DANKOMPETENSI DASAR SERTA KISI-KISI SOAL OLIMPIADE GEOGRAFI 2011 UNTUK GURU/SEDERAJAT. Perkembangan Geografi

STANDAR KOMPETENSI DANKOMPETENSI DASAR SERTA KISI-KISI SOAL OLIMPIADE GEOGRAFI 2011 UNTUK GURU/SEDERAJAT. Perkembangan Geografi STANDAR KOMPETENSI DANKOMPETENSI DASAR SERTA KISI-KISI SOAL OLIMPIADE GEOGRAFI 2011 UNTUK GURU/SEDERAJAT No Mata kuliah Standar Kompetensi dasar Kisi-kisi soal kompetensi 1 2 Pengantar Memahami dan Perkembangan

Lebih terperinci