PRINSIP DASAR BIOETIKA. Oleh: E. Suryadi Fakultas Kedokteran UGM
|
|
- Leony Budiono
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PRINSIP DASAR BIOETIKA Oleh: E. Suryadi Fakultas Kedokteran UGM
2 Pendahuluan: Pengertian Bioetika Awalnya adalah Etika bioteknologi yaitu suatu studi masalah etika terkait produksi, penggunaan dan modifikasi mikroorganisme, tanaman dan hewan dalam pertanian, industri farmasi dan produksi makanan Saat ini adalah Etika yang berhubungan dengan praktek kedokteran termasuk kebidanan dan atau penelitian di bidang kedokteran.
3 Pendahuluan: Hubungan Bioetika dan Etika Kedokteran World Medical Association: etika kedokteran berkaitan erat dengan bioetika namun tidak sama Etika kedokteran: suatu disiplin yang melibatkan banyak ilmu yang meneliti, mengkritisi, mendalami, menganalisis dan menguji aspek moral dan etika terutama pengambilan keputusan terkait pelayanan kesehatan dan penelitian kedokteran Bioetika dan etika kedokteran saling beririsan
4 Pendahuluan: Hubungan Bioetika dan Etika Kedokteran Bioetika dalam definisi luas: cabang etika yang mempelajari masalah terkait kedokteran dan biologi, termasuk masalah terapi, hak pasien, hak dokter dan profesi kesehatan lainnya, batasan-batasan terhadap intervensi medis seperti aborsi dan euthanasia, serta ketepatgunaan penelitian genetika dan aplikasinya
5 Pendahuluan: Hubungan Bioetika dan Etika Kedokteran Bioetika dalam definisi luas: meliputi keseluruhan aspek etika ekosistem dan kedokteran. etika ilmu hayati dimana tidak hanya ilmu kedokteran dan biologi tetapi juga praktek kedokteran dan biologi, yang antara lain mempelajari keputusan politik, organisasi dan ekonomi yang mempengaruhinya. Sehingga: Etika kedokteran termasuk ke dalam bioetika.
6 Pendahuluan: Prinsip Dasar Bioetika Beauchamp dan Childress (1994): empat kaidah dasar bioetika prinsip moral bioetika atau prinsip dasar bioetika. 1. prinsip Autonomy 2. prinsip Non Maleficence 3. prinsip Beneficence 4. prinsip Justice Prinsip dasar bioetika, Sumpah Dokter dan Kode Etik Kedokteran pedoman pengambilan keputusan medis yang etis.
7 Autonomy: Pengertian Asal kata: Bahasa Yunani autos (sendiri) dan nomos (peraturan atau pemerintahan atau hukum) Autonomy: dikaitkan dengan suatu wilayah dengan peraturan sendiri atau pemerintahan sendiri atau hukum sendiri. Autonomy: dikaitkan suatu kondisi individu yang bermakna memerintah sendiri, hak untuk bebas, pilihan pribadi, kebebasan berkeinginan dan menjadi diri sendiri.
8 Autonomy: Pengertian Autonomy individu: Ketentuan pribadi dari diri sendiri yang bebas, baik bebas dari campur tangan orang lain maupun dari keterbatasan yang dapat menghalangi pilihan yang benar, seperti karena pemahaman yang tidak cukup. Seseorang yang dibatasi otonominya: seseorang yang dikendalikan oleh orang lain atau seseorang yang tidak mampu bertindak sesuai dengan hasrat dan rencananya.
9 Autonomy: Konsep Teori autonomy: dua kondisi autonomy liberty atau bebas dari pengaruh pengendalian agency atau kemampuan untuk bertindak sesuai keinginan. Hasil analisa lain: tiga kondisi autonomy yaitu mampu bertindak: secara disengaja, dengan pemahaman, dan tanpa dikendalikan dalam menentukan tindakannya.
10 Autonomy: Penerapan menyampaikan kebenaran atau berita yang sesungguhnya (tell the truth) menghormati hak pribadi orang lain (respect the privacy of others) melindungi informasi yang bersifat rahasia (protect confidential information)
11 Autonomy: Penerapan mendapat persetujuan untuk melakukan tindakan terhadap pasien (obtain consent for interventions with patients) membantu orang lain membuat keputusan yang penting (when ask, help others make important decision)
12 Autonomy: Menilai Kompetensi Pasien Belum ada satu definisi kompetensi pasien yang dapat diterima semua pihak, Salah satu definisi: kemampuan untuk melaksanakan atau perform suatu tugas atau perintah. Menyatakan seseorang kompeten dan tidak kompeten tentu harus memiliki dasar atau standar.
13 Autonomy: Standar Pasien Kompeten Standar kompetensi seseorang: didasarkan pada gambaran kemampuan mental atau kemampuan yang mengarah pada karakteristik pribadi yang otonom, seperti kemampuan kognitif dan kebebasan dalam membuat keputusan. Dalam kontek biomedis, seseorang dipandang kompeten jika mampu memahami prosedur suatu penelitian atau tindakan terapi, menyadari resiko serta manfaatnya dan dalam membuat keputusan dilakukan secara sadar atau disengaja.
14 Autonomy: Standar Pasien Tidak Kompeten Standar 1: tidak mampu mengekspresikan atau mengkomunikasikan suatu pilihan atau keputusan Standar 1 adalah kemampuan yang sederhana untuk menyatakan keputusan atau pilihan dan merupakan standar yang lemah.
15 Autonomy: Standar Pasien Tidak Kompeten Standar 2: tidak mampu memahami satu situasi dan konsekuensi atau dampaknya Standar 3: tidak mampu memahami informasi yang sesuai Standar 2 dan 3 adalah kemampuan untuk memahami informasi dan menilai suatu kondisi
16 Autonomy: Standar Pasien Tidak Kompeten Standar 4: tidak mampu memberikan alasan Standar 5: tidak mampu memberikan alasan yang rasional Standar 6: tidak mampu memberikan alasan terkait resiko atau manfaat Standar 7: tidak mampu mencapai suatu keputusan yang beralasan
17 Autonomy: Standar Pasien Tidak Kompeten Standar 4 sampai 7 adalah kemampuan membuat alasan terkait pembuatan keputusan yang memiliki konsekuensi terhadap kehidupan seseorang meskipun hanya standar 7 yang menunjukan secara jelas hasil yang dapat diterima dari sebuah proses penetapan alasan
18 Non-Maleficence: Pengertian Prinsip non-maleficence: melarang tindakan yang membahayakan atau memperburuk keadaan pasien. Dikenal sebagai primum non nocere atau do no harm. Hipokrates: saya akan menggunakan terapi untuk membantu orang sakit berdasarkan kemampuan dan pendapat saya, tetapi saya tidak akan pernah menggunakannya untuk merugikan atau mencelakakan mereka.
19 Non-Maleficence: Konsep Banyak filosof yang menjadikan prinsip nonmaleficence sebagai satu kesatuan dengan prinsip beneficence Perbedaan: kewajiban untuk tidak membahayakan atau mencelakakan pasien, berbeda dengan kewajiban untuk membantu pasien
20 Non-Maleficence: Konsep Willian Frankena: empat kewajiban beneficence, yaitu: Kewajiban non-maleficence: 1. Satu keharusan untuk tidak menimbulkan kejahatan atau bahaya Kewajiban beneficence 2. Satu keharusan untuk mencegah kejahatan atau bahaya 3. Satu keharusan untuk menghilangkan kejahatan atau bahaya 4. Satu keharusan untuk melakukan atau mendukung kebaikan
21 Non-Maleficence: Konsep Ketentuan utama non-maleficence: tidak melakukan X, dimana X adalah hal yang membahayakan (harm) atau merugikan (injury). Membahayakan dalam makna luas: kemunduran atau penurunan dari reputasi, sifat, keleluasaan pribadi atau kebebasan. Membahayakan dalam makna sempit: penurunan kondisi fisik dan psikologis, seperti kesehatan dan ketahanan atau keselamatan (survive) hidup
22 Non-Maleficence: Penerapan Tidak membunuh. Tidak menyebabkan sakit atau penderitaan yang lain. Tidak menyebabkan orang lain menjadi tidak mampu atau tidak berdaya. Tidak melukai perasaan orang lain. Tidak mencabut kebahagiaan orang lain. (Contoh penerapan di atas tidak bersifat mutlak)
23 Non-Maleficence: Standar Pelayanan Kesehatan Prinsip non-maleficence sangat erat kaitannya dengan standar pelayanan Standar: pelatihan atau pendidikan yang sesuai, kemampuan medis dan ketentuan atau standar profesi yang berlaku. Standar pelayanan ditetapkan untuk mencegah munculnya resiko yang membahayakan pasien. Kelalaian (negligence): dokter gagal mencegah resiko yang membahayakan pasien Malpraktek (professional malpractice): Kelalaian berupa tidak diikutinya standar profesi
24 Beneficence: Pengertian Makna kata: pengampunan, kebaikan, kemurahan hati, mengutamakan kepentingan orang lain, mencintai dan memanusiakan. Beneficence: tindakan yang dilakukan untuk kebaikan orang lain.
25 Beneficence: Konsep Prinsip moral beneficence: kewajiban moral untuk melakukan suatu tindakan demi kebaikan atau kemanfaatan orang lain (pasien). Prinsip moral beneficence: alat untuk memperjelas atau meyakinkan diri sendiri (self-evident) dan diterima secara luas sebagai tujuan kedokteran yang tepat.
26 Beneficence: Penerapan Penerapan tidak bersifat mutlak. Bukanlah satu-satunya prinsip yang harus dipertimbangkan, melainkan satu diantara beberapa prinsip lain yang juga harus dipertimbangkan. Dibatasi keseimbangan manfaat, resiko, dan biaya Harus diterapkan untuk kebaikan individu dan masyarakat keseluruhan
27 Beneficence: Contoh Penerapan melindungi dan menjaga hak orang lain. mencegah bahaya yang dapat menimpa orang lain. meniadakan kondisi yang dapat membahayakan orang lain. membantu orang dengan berbagai keterbatasan (kecacatan). menolong orang yang dalam kondisi bahaya. Salah satu bagian dari pengembangan prinsip kebaikan adalah prinsip beneficence
28 Justice: Pengertian Prinsip Justice: menegakan keadilan atau kesamaan hak kepada setiap orang (pasien). Definisi lainnya: memperlakukan orang lain secara adil, layak dan tepat sesuai dengan haknya.
29 Justice: Konsep Situasi yang adil: seseorang mendapatkan manfaat atau beban sesuai dengan hak atau kondisinya. Situasi yang tidak adil: tindakan yang salah atau lalai berupa meniadakan manfaat kepada seseorang yang memiliki hak atau pembagian beban yang tidak sama. Prinsip justice: lahir dari sebuah kesadaran bahwa jumlah benda dan jasa (pelayanan) itu terbatas, sedangkan yang memerlukan seringkali melebihi batasan tersebut.
30 Justice: Penerapan Kriteria dalam penerapan prinsip justice: ada pembagian yang merata (equal share) berdasarkan kebutuhan (need) berdasarkan usahanya (effort) berdasarkan kontribusinya (contribution) berdasarkan manfaat atau kegunaannya (merit) berdasarkan pertukaran pasar bebas (freemarket exchange)
31 Justice: Penerapan 3 bagian prinsip Justice dalam pelayanan kesehatan: prinsip kebutuhan (need principles): pelayanan kesehatan diberikan berdasarkan kebutuhan (kebutuhan klinis). prinsip memaksimalkan (maximising principles): pelayanan kesehatan diberikan berdasarkan pencapaian manfaat yang maksimal. prinsip persamaan (egalitarian principles): pelayanan kesehatan diberikan untuk mengurangi ketidakmeratan.
32 Contoh Kasus Kasus 1 Seorang laki-laki usia 55 tahun telah tiga bulan mengeluh nyeri dada dan sering pingsan. Setelah diperiksa, dokter ahli jantung menyarankan kepada pasien untuk operasi. Dokter menjelaskan resiko dan manfaat operasi tersebut kepada pasien, termasuk akibatnya jika tidak dilakukan operasi. Dokter juga menjelaskan kebijakan rumah sakit terkait biaya operasi untuk pasien tidak mampu jika pasien merasa keberatan karena masalah biaya. Laki-laki tersebut mampu memahami apa yang dijelaskan dokter, tetapi kemudian dia menolak tindakan yang disarankan dokter.
33 Contoh Kasus Pembahasan Kasus 1 Penerapan prinsip Autonomy: Menjelaskan kondisi kesehatan pasien dan tindakan terapi yang dapat diambil secara rinci untuk memenuhi hak pasien atas informasi kesehatannya Menghormati keputusan pasien yang menolak tindakan, karena pasien kompeten untuk mengambil keputusan Meminta persetujuan pasien sebelum melakukan tindakan Penerapan prinsip Non-maleficence: mempertimbangkan tindakan operasi untuk mencegah bahaya kematian dan kondisi buruk pasien
34 Pembahasan Kasus 1 Penerapan prinsip Beneficence: Mempertimbangkan manfaat dan resiko tindakan operasi tehadap kesehatan pasien Mempertimbangkan resiko jika tindakan operasi tidak dilakukan kepada pasien Penerapan prinsip Justice: adanya kebijakan biaya operasi dari rumah sakit untuk pasien tidak mampu karena semua pasien memiliki hak sama untuk sehat
35 Contoh Kasus Kasus 2 Ny. F seorang perempuan berusia 81 tahun di rawat di rumah sakit karena menderita Alzheimer s, dimana daya ingatnya terganggu. Dia dirawat oleh dokter X. Seorang peneliti telah meminta persetujuannya untuk ikut dalam penelitian uji klinis suatu obat untuk meningkatkan daya ingat (memory). Peneliti tersebut telah mendapatkan tanda tangan persetujuan dari Ny. F. Namun, satu hari sebelum pelaksanaan penelitian, Ny. F nampak tidak tahu menahu saat dokter X bertanya tentang kesiapannya untuk penelitian terebut.
36 Contoh Kasus Pembahasan Kasus 2 Penerapan prinsip Non-maleficence: mempertimbangkan resiko penelitian terhadap kesehatan Ny. F jika terlibat sebagai subjek penelitian Penerapan prinsip Beneficence: menilai manfaat penelitian dibandingkan dengan resiko terhadap kesehatan Ny. F, meskipun secara metodologis sangat sesuai untuk penelitian tersebut Penerapan prinsip Justice: mempertimbangkan kebutuhan Ny. F untuk menjadi salah satu pasien yang diteliti memberikan perlakuan yang sama terhadap Ny. F seperti pasien lainnya dalam mengikuti prosedur penelitian, meskipun kondisi ingatannya terganggu, misalnya dengan tetap meminta persetujuan
37 Contoh Kasus Pembahasan Kasus 2 Penerapan prinsip Autonomy: mempertimbangkan kompetensi pasien dalam memberikan persetujuan, dimana kompetensi Ny. F diragukan karena penyakit yang dideritanya. mempertimbangkan kondisi kesehatan jiwa Ny. F dalam mengambil keputusan, sehingga harus ada pihak berwenang lain yang dimintai persetujuan meminta pertimbangan keluarga untuk persetujuan ikut serta penelitian karena kompetensi Ny.F yang diragukan penjelasan yang rinci tentang penelitian, manfaat dan resiko kepada pihak keluarga sebagai pemenuhan hak atas informasi dan pemahaman prosedur
Aspek Etik dan Hukum Kesehatan
Aspek Etik dan Hukum Kesehatan Latar Belakang berlakunya etik sebagai norma dalam kehidupan manusia : - Kata etik atau etika, berasal dari dua kata yunani yang hampir sama bunyinya namun berbeda artinya.
Lebih terperinciINFORMED CONSENT. dr. Meivy Isnoviana,S.H
INFORMED CONSENT dr. Meivy Isnoviana,S.H KATA KUNCI BANYAK ORANG MENGIRA BAHWA INFORMED CONSENT MERUPAKAN PERJANJIAN TERAPETIK (TIDAK) BANYAK PULA ORANG MENGIRA BAHWA PERNYATAAN KESANGGUPAN MEMBAYAR BIAYA
Lebih terperinciETIKA KEPERAWATAN YUNIAR MANSYE SOELI
ETIKA KEPERAWATAN YUNIAR MANSYE SOELI DEFINISI Keperawatan merupakan salah satu profesi yang bergerak pada bidang kesejahteraan manusia yaitu dengan memberikan bantuan kepada individu yang sehat maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hak bagi setiap orang, sebagaimana diatur dalam Pasal
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan merupakan hak bagi setiap orang, sebagaimana diatur dalam Pasal 28H ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 dan ketentuan Pasal
Lebih terperinciMasalah Malpraktek Dan Kelalaian Medik Dalam Pelayanan Kesehatan. Written by Siswoyo Monday, 14 June :21
Di dalam berbagai tulisan bahwa penggunaan istilah malpraktek (malpractice) dan kelalaian medik (medical negligence) di dalam pelayanan kesehatan sering dipakai secara bergantian seolah-olah artinya sama,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Topik diskusi mengenai bayi yang diduga sebagai korban akibat malpraktek.
BAB I PENDAHULUAN Diskusi kelompok kami berlangsung dua jam setiap sesinya, dimana terdapat satu sesi untuk satu kasus. Diskusi ini dilaksanakan pada hari Kamis, 28 April 2011 pukul 12.00 sampai 13.50
Lebih terperinciKomunikasi Dokter dengan Sejawat Pertumbuhan pengetahuan ilmiah yang berkembang pesat disertai aplikasi klinisnya membuat pengobatan menjadi
Komunikasi Dokter dengan Sejawat Pertumbuhan pengetahuan ilmiah yang berkembang pesat disertai aplikasi klinisnya membuat pengobatan menjadi kompleks. Dokter secara individu tidak bisa menjadi ahli untuk
Lebih terperinciANITA ISTININGTYAS, M.Kep KEP_S.CER/ S-1/ IV/ 2014 PRINSIP LEGAL ETIS SISTEM PENCERNAAN
ANITA ISTININGTYAS, M.Kep KEP_S.CER/ S-1/ IV/ 2014 PRINSIP LEGAL ETIS SISTEM PENCERNAAN 1 ETIK Kesepakatan tentang praktik moral, keyakinan, sistem nilai, standar perilaku individu dan atau kelompok tentang
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN
BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat dan Bahan Penelitian Alat-alat o Glukometer On Call Plus o Strip On Call Plus untuk menampung darah kapiler o Lancet dengan lancing device
Lebih terperinciPilihlah satu jawaban yang benar pada pilihan di lembar jawaban.
Pilihlah satu jawaban yang benar pada pilihan di lembar jawaban. 1. Pernyataan mana tentang Rekam Medik (RM) yang tidak benar: a. Pemaparan isi RM hanya boleh dilakukan oleh dokter yang merawat pasien
Lebih terperincidr. SETYO TRISNADI, Sp.F, G.Bioethics
dr. SETYO TRISNADI, Sp.F, G.Bioethics Etika adalah cabang ilmu filsafat moral yang mencoba mencari jawaban guna menentukan dan mempertahankan secara rasional teori yang berlaku secara umum tentang apa
Lebih terperinciBasic Principles in Bioethics & Case Analitical Studies
Basic Principles in Bioethics & Case Analitical Studies Seminar Tatalaksana Penyakit Jantung Koroner Ruang Teatrikal, Sabtu, 17 September 2016 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2016 Dr.
Lebih terperinci1. Konsep dasar atau kaidah dasar bioetik dan hubungan filosofi bioetik dengan agama
Step 7 : 1. Konsep dasar atau kaidah dasar bioetik dan hubungan filosofi bioetik dengan agama Jawab : a. Terminologi Etika berasal dari bahasa Yunani - Ethos ( tunggal ) : Tempat tinggal, padang rumput,
Lebih terperinciPEMBUKTIAN MALPRAKTIK
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia The Indonesian Association of Forensic Medicine Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2017 Proceeding Annual Scientific Meeting 2017 PEMBUKTIAN MALPRAKTIK Syarifah Hidayah
Lebih terperinciKODE ETIK KEDOKTERAN/MEDICOLEGAL DAN PATIENT SAFETY
KODE ETIK KEDOKTERAN/MEDICOLEGAL DAN PATIENT SAFETY ANANG TRIBOWO IDI CABANG PALEMBANG HOTEL AMELIA, 1-2 APRIL 2017 PEMAHAMAN ETIKA ETIKA K. BERTENS 1997 ETIKA DAN ETIKET MORAL TATA KRAMA/ SOPAN SANTUN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Profesi perawat adalah salah satu tenaga kesehatan yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan. Perawat adalah tenaga profesional yang memiliki body of
Lebih terperinciASPEK LEGAL DAN ETIK KEPERAWATAN CRITICAL CARE V. Nurhayati HIPERCCI JATENG/ RS Panti Wilasa Dr Cipto
ASPEK LEGAL DAN ETIK KEPERAWATAN CRITICAL CARE V. Nurhayati HIPERCCI JATENG/ RS Panti Wilasa Dr Cipto DESKRIPSI SINGKAT Kode etik merupakan persyaratan profesi yang memberikan penentuan dalam mempertahankan
Lebih terperinciPERAN DAN FUNGSI PERAWAT GAWAT DARURAT
PERAN DAN FUNGSI PERAWAT GAWAT DARURAT PERAN DAN FUNGSI PERAWAT GAWAT DARURAT A. Peran Perawat Menurut konsorsium ilmu kesehatan tahun 1989 peran perawat terdiri dari : 1. Sebagai pemberi asuhan keperawatan
Lebih terperinciAndrie Irawan, SH., MH Fakultas Hukum Universitas Cokroaminoto Yogyakarta
* Andrie Irawan, SH., MH Fakultas Hukum Universitas Cokroaminoto Yogyakarta *Kesehatan dlm kosnep duni internasional adalah a state of complete physical, mental and social, well being and not merely the
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang harus ditunaikannya dimana ia berkewajiban untuk menangani hal-hal yang
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Profesi dokter dipandang sebagai profesi yang mulia dan terhormat dimata masyarakat. Namun pada pelaksanaannya, seorang dokter memiliki tanggungjawab besar yang
Lebih terperinciInform Consent. Purnamandala Arie Pradipta Novita Natasya Calvindra L
Inform Consent Purnamandala Arie Pradipta Novita Natasya Calvindra L 1 PENDAHULUAN Malpraktek pada dasarnya adalah tindakan tenaga profesional (profesi) yang bertentangan dengan Standard Operating Procedure
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bersosialisasi dan sebagainya. Setiap orang dianggap mampu untuk menjaga
1 BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG MASALAH Sehat merupakan suatu keadaan yang ideal oleh setiap orang. Orang yang sehat akan hidup dengan teratur, mengkonsumsi makanan bergizi, berolah raga, bersosialisasi
Lebih terperinciPedoman Pelaksanaan Persetujuan Tindakan Kedokteran (Informed Consent)
Pedoman Pelaksanaan Persetujuan Tindakan Kedokteran (Informed Consent) Rumah Sakit xy Pedoman Pelaksanaan Persetujuan Tindakan Kedokteran 1. Umum a. Bahwa masalah kesehatan seseorang (pasien) adalah tanggung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan ditujukan untuk meningkatkan kesadaran,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan ditujukan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan yang optimal
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN KAJIAN YURIDIS MENGENAI EUTHANASIA DIPANDANG DARI SEGI HAM
BAB III ANALISIS DAN KAJIAN YURIDIS MENGENAI EUTHANASIA DIPANDANG DARI SEGI HAM 3.1 Kronologi kasus Ayah Ana Widiana Kasus berikut merupakan kasus euthanasia yang terjadi pada ayah dari Ana Widiana salah
Lebih terperinciPROGRAM KERJA SUBKOMITE ETIK DAN DISIPLIN PROFESI KOMITE MEDIK RUMAH SAKIT BUNDA SIDOARJO TAHUN 2015
Lampiran 3 PROGRAM KERJA SUBKOMITE ETIK DAN DISIPLIN PROFESI KOMITE MEDIK RUMAH SAKIT BUNDA SIDOARJO TAHUN 2015 1. PENDAHULUAN Rumah Sakit Bunda Sidoarjo adalah rumah sakit umum tipe C yang melayani masyarakat
Lebih terperinciAPLIKASI ETIKA DALAM PRAKTIK KEBIDANAN. IRMA NURIANTI, SKM. M.Kes
APLIKASI ETIKA DALAM PRAKTIK KEBIDANAN IRMA NURIANTI, SKM. M.Kes Praktek Kebidanan Oleh Bidan meliputi: 1. Pemeriksaan kehamilan 2. Pertolongan persalinan 3. Pelayanan keluarga berencana 4. Pemeriksaan
Lebih terperinciMajelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia dalam Dugaan Pelanggaran Disiplin Kedokteran
Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia dalam Dugaan Pelanggaran Disiplin Kedokteran Dody Firmanda Ketua Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia (MKDKI) Ketua KSM Kesehatan Anak, RSUP
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Studi kasus adalah rancangan penelitian yang mencakup pengkajian satu unit penelitian secara intensif misalnya satu klien, keluarga, kelompok, komunitas,
Lebih terperinciBUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG IZIN PRAKTIK PERAWAT
BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG IZIN PRAKTIK PERAWAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN, Menimbang : Mengingat : a. bahwa
Lebih terperinciModul ke: ETIKA PROFESI. Prinsip-Prinsip Etika Humas. 07Fakultas KOMUNIKASI. Frenia Triasiholan A.D.S.Nababan. Program Studi Hubungan Masyarakat
Modul ke: 07Fakultas KOMUNIKASI ETIKA PROFESI Prinsip-Prinsip Etika Humas Frenia Triasiholan A.D.S.Nababan Program Studi Hubungan Masyarakat Bagian Isi Prinsip Dasar Profesional Prinsip Dasar Etika Profesi
Lebih terperinciKONSEP DASAR ETIKA KEPERAWATAN
KONSEP DASAR ETIKA KEPERAWATAN OLEH : MAKHFUDLI BAGIAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 13 MARET 2009 PENGERTIAN ETIKA Etik atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kualitas yang melayani, sehingga masalah-masalah yang terkait dengan sumber
1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Fungsi utama Rumah Sakit yakni melayani masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan. Seiring dengan berjalannya waktu dan semakin majunya teknologi kedokteran,
Lebih terperinciIMPLEMENTAS I PERAWAT PRAKTEK MANDIRI. Ns. SIM SAYUTI, S.Kep NIRA : Beprofessional nurse Knowledge, skill, & attitude
IMPLEMENTAS I PERAWAT PRAKTEK MANDIRI Ns. SIM SAYUTI, S.Kep NIRA : 35240258861 Beprofessional nurse Knowledge, skill, & attitude Hasil Evaluasi Peran dan Fungsi Perawat Puskesmas Daerah Terpencil (Depkes
Lebih terperinciBioteknologi adalah teknik-teknik yang menggunakan organisme hidup atau substansi dari organisme-organisme tersebut untuk membuat atau mengubah
Bioteknologi adalah teknik-teknik yang menggunakan organisme hidup atau substansi dari organisme-organisme tersebut untuk membuat atau mengubah sebuah produk untuk menghasilkan barang atau jasa yang bermanfaat
Lebih terperinciSumpah Dokter SAYA BERSUMPAH BAHWA :
Sumpah Dokter SAYA BERSUMPAH BAHWA : 1. Saya akan membaktikan hidup saya guna kepentingan peri kemanusiaan. 2. Saya akan menjalankan tugas saya dengan cara yang terhormat dan bersusila, sesuai dengan martabat
Lebih terperinciPANDUAN INFORMED CONSENT
PANDUAN INFORMED CONSENT A. PENGERTIAN Persetujuan tindakan medik atau yang sering di sebut informed consent sangat penting dalam setiap pelaksanaan tindakan medic di rumah sakit baik untuk kepentingan
Lebih terperincidisebut dengan Persetujuan Tindakan Medik. Secara harfiah, Informed Consent terdiri
Informed Consent adalah istilah yang telah diterjemahkan dan lebih sering disebut dengan Persetujuan Tindakan Medik. Secara harfiah, Informed Consent terdiri dari dua kata, yaitu : Informed dan Consent.
Lebih terperinciISSUE ETIK DAN MORAL DALAM PELAYANAN KEBIDANAN
ISSUE ETIK DAN MORAL DALAM PELAYANAN KEBIDANAN ISSUE ETIK DALAM PELAYANAN KEBIDANAN Etik merupakan bagian dari filosofi yang berhubungan erat dengan nilai manusia dalam menghargai suatu tindakan, apakah
Lebih terperinciIstilah kode berasal dari kata latin codex yang antara lain berarti buku, atau sesuatu yang tertulis, atau seperangkat asas-asas atau aturan-aturan.
Apa itu Kode Etik? Aturan etika adalah terjemahan dari asasasas etika menjadi ketentuan-ketentuan pragmatis yang memuat hal-hal yang boleh dilakukan dan hal-hal yang harus dihindari. Aturan-aturan etika
Lebih terperinciPANDUAN PERSETUJUAN TINDAKAN KEDOKTERAN RUMAH SAKIT RAWAMANGUN
PANDUAN PERSETUJUAN TINDAKAN KEDOKTERAN RUMAH SAKIT RAWAMANGUN RUMAH SAKIT RAWAMANGUN JAKARTA, INDONESIA 2013 Panduan Persetujuan Tindakan Kedokteran (Informed Consent) Rumah Sakit Rawamangun Paduan Pelaksanaan
Lebih terperinci3. Apakah landasan dari informed consent?
INFORMED CONSENT 1. Apakah informed consent itu? Informed consent atau persetujuan tindakan medis/kedokteran adalah Peraturan Menteri Kesehatan No. 290 Tahun 2008. Persetujuan yang diberikan oleh pasien
Lebih terperinciEtika Klinik. 1. Medical indication. 2. Preferrences. 3. Quality of life. 4. Contextual features
BIOETIKA Etik adalah cabang ilmu filsafat yang mempelajari moralitas. Etik harus dibedakan dengan sains yang mempelajari moralitas, yaitu etik deskriptif. Etik deskriptif mempelajari pengetahuan empiris
Lebih terperinciPERTANGGUNGJAWABAN PIDANA TERHADAP DOKTER YANG MELAKUKAN TINDAKAN MALPRAKTEK DIKAJI DARI KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA INDONESIA
PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA TERHADAP DOKTER YANG MELAKUKAN TINDAKAN MALPRAKTEK DIKAJI DARI KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA INDONESIA Oleh : I Gede Indra Diputra Ni Md. Ari Yuliartini Griadhi Bagian Hukum
Lebih terperinciPerawat adalah seseorang yang memiliki pengetahuan, keterampilan dan kewenangan untuk memberikan asuhan keperawatan pada orang lain berdasarkan ilmu
KELOMPOK 19 Perawat adalah seseorang yang memiliki pengetahuan, keterampilan dan kewenangan untuk memberikan asuhan keperawatan pada orang lain berdasarkan ilmu dan kiat yang dimilikinya dalam batas-batas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. segala sesuatu yang terjadi di rumah sakit sebagaimana dimaksud dalam pasal. 46 UU Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat
Lebih terperinciPRINSIP-PRINSIP ETIKA DALAM KEPERAWATAN
PRINSIP-PRINSIP ETIKA DALAM KEPERAWATAN 1 Ehical principles are guides to moral decision making and moral action, and centre on the formation of moral judgment in professional practice ( Beauchamp & Childress,
Lebih terperinciCURICULUM VITAE Nama : Sagung Putri M.E.
CURICULUM VITAE Nama : Sagung Putri M.E. Purwani,SH.,MH TTL : Denpasar, 13 Maret 1971 Pekerjaan : Dosen Fakultas Hukum Universitas Udayana Alamat : Jl. Anyelir No. 22 Denpasar Tlp./Fax : (0361) 233641,
Lebih terperinciPada UU No 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran khususnya pada pasal 52 juga diatur hak-hak pasien, yang meliputi:
Hak dan Kewajiban Pasien Menurut Undang-Undang Menurut Declaration of Lisbon (1981) : The Rights of the Patient disebutkan beberapa hak pasien, diantaranya hak memilih dokter, hak dirawat dokter yang bebas,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Rumah sakit sebagai satu lembaga sosio-ekonomi juga lembaga kemanusiaan yang memiliki nilai-nilai dan martabat luhur, sebaiknya mengutamakan nilai-nilai moral dan tidak
Lebih terperinciKLIRENS ETIK PENELITIAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DAN KEMANUSIAAN
KLIRENS ETIK PENELITIAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DAN KEMANUSIAAN KOMISI KLIRENS ETIK BIDANG ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DAN KEMANUSIAAN LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA PENGANTAR Klirens Etik (ethical clearance)
Lebih terperinciETIKA PROFESI. OLEH HJ. Djumiati, SKM, MKes
ETIKA PROFESI OLEH HJ. Djumiati, SKM, MKes A. PENDAHULUAN PELAYANAN KESEHATAN : DOKTER, BIDAN, PERAWAT (PROFESI) HUBUNGAN - PASIEN - KESEJAWATAN - ANTAR PROFESI - LINGKUNGAN NORMA ATURAN NORMA SANKSI KESUSILAAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyakit yang menakutkan. Ketakutan akan penyakit HIV/AIDS yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah AIDS adalah salah satu masalah kesehatan yang dihadapi masyarakat dunia. Penyakit HIV/AIDS sampai sekarang masih dianggap sebagai penyakit yang menakutkan. Ketakutan
Lebih terperinciBUKU PANDUAN PRAKTIKUM ETIKA KEPERAWATAN
BUKU PANDUAN PRAKTIKUM ETIKA KEPERAWATAN Penyusun : Tim Etika Keperawatan Akademi Keperawatan Al-Ikhlas AKADEMI KEPERAWATAN AL-IKHLAS CISARUA YAYASAN RAUDHATUL MUTA ALIMIN 2016 BIODATA MAHASISWA PAS FOTO
Lebih terperinciI. KLASIFIKASI PELANGGARAN ETIK KEPERAWATAN RUMAH SAKIT SARASWATI 1. Tanggung jawab perawat/bidan terhadap pasien (individu, keluarga dan masyarakat )
I. KLASIFIKASI PELANGGARAN ETIK KEPERAWATAN RUMAH SAKIT SARASWATI 1. Tanggung jawab perawat/bidan terhadap pasien (individu, keluarga dan masyarakat ) Tidak mengorientasikan tempat dan Tidak memperhatikan
Lebih terperinciMajalah Kedokteran Andalas No.1. Vol.34. Januari-Juni
Majalah Kedokteran Andalas No.1. Vol.34. Januari-Juni 2010 26 PENDAHULUAN Pengertian aborsi menurut hukum adalah tindakan menghentian kehamilan atau mematikan janin sebelum waktu kelahiran, tanpa melihat
Lebih terperinciBAB II PENGATURAN MENGENAI MALPRAKTEK YANG DILAKUKAN OLEH BIDAN. 1. Peraturan Non Hukum (kumpulan kaidah atau norma non hukum)
BAB II PENGATURAN MENGENAI MALPRAKTEK YANG DILAKUKAN OLEH BIDAN Peraturan tertulis maupun tidak tertulis, dilihat dari bidang pengaturannya, dibagi menjadi dua bentuk, yaitu: 25 1. Peraturan Non Hukum
Lebih terperinciA. Definisi Etika Penelitian B. Prinsip Prinsip Etika Penelitian
A. Definisi Etika Penelitian Etika berasal dari bahasa Yunani ethos. Istilah etika bila ditinjau dari aspek etimologis memiliki makna kebiasaan dan peraturan perilaku yang berlaku dalam masyarakat. Menurut
Lebih terperinciManusia adalah makhluk sosial ( Zoon Politicon ) Kehidupan manusia diatur dalam : * Hukum * Kaidah agama * Kaidah sosial bukan hukum ( kebiasaan,
Manusia adalah makhluk sosial ( Zoon Politicon ) Kehidupan manusia diatur dalam : * Hukum * Kaidah agama * Kaidah sosial bukan hukum ( kebiasaan, moral positif, kesopanan ) Kaidah yang bersifat : * Otonom
Lebih terperincitindakan pendidikan serta kondisi dan situasi pasien.
Informed Consent Informed Consent atau Persetujuan Tindakan Medik (PTM) adalah suatu cara bagi pasien untuk menunjukkan preferensi atau pilihannya. Secara harifiah Informed Consent memiliki dua unsur yaitu:
Lebih terperinciPrinsip etika kedokteran
Prinsip etika kedokteran Keputusan yang hendak diambil oleh dokter sebaiknya mempertimbangkan mengenai hak-hak asasi pasien. Pelanggaran atas hak pasien akan mengakibatkan pelanggaran atas kebutuhan dasar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. internasional sudah tumbuh menjadi tekad bangsa-bangsa di dunia untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hak asasi manusia untuk hidup sehat yang dicanangkan oleh masyarakat internasional sudah tumbuh menjadi tekad bangsa-bangsa di dunia untuk menyelenggarakan kehidupan
Lebih terperinciLILIK SUKESI DIVISI GUNJAL HIPERTENSI DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT DALAM R.S. HASAN SADIKIN / FK UNPAD BANDUNG
LILIK SUKESI DIVISI GUNJAL HIPERTENSI DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT DALAM R.S. HASAN SADIKIN / FK UNPAD BANDUNG OUTLINE PENDAHULUAN TENAGA KESEHATAN MENURUT UNDANG-UNDANG TUGAS & WEWENANG PERAWAT PENDELEGASIAN
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG NOMOR 36 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN [LN 2009/144, TLN 5063]
UNDANG-UNDANG NOMOR 36 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN [LN 2009/144, TLN 5063] BAB XX KETENTUAN PIDANA Pasal 190 (1) Pimpinan fasilitas pelayanan kesehatan dan/atau tenaga kesehatan yang melakukan praktik
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan kesehatan bagi masyarakat. Menanggapi hal ini,
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi keperawatan dewasa ini adalah memenuhi kebutuhan kesehatan bagi masyarakat. Menanggapi hal ini, keperawatan telah memberikan
Lebih terperinciTanggung Jawab Hukum Dokter Terhadap Pasien. 1. Tanggung Jawab Etis
Tanggung Jawab Hukum Dokter Terhadap Pasien 1. Tanggung Jawab Etis Peraturan yang mengatur tanggung jawab etis dari seorang dokter adalah Kode Etik Kedokteran Indonesia dan Lafal Sumpah Dokter. Kode etik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Memiliki anak adalah dambaan sebagian besar pasangan suami istri. Anak sebagai buah cinta pasangan suami-istri, kelahirannya dinantikan. Dalam usaha untuk
Lebih terperinciKode Etik Profesi. Ade Sarah H., M.Kom
Kode Etik Profesi Ade Sarah H., M.Kom Kode etik profesi adalah sistem norma, nilai dan aturan profesional tertulis yang secara tegas menyatakan apa yang benar dan baik dan apa yang tidak benar dan tidak
Lebih terperinciHUKUM DAN KODE ETIK. Lilywi 1. Tanggung jawab Profesional Perekam Medis dan IK KERAHASIAAN ISI REKAM MEDIS KERAHASIAAN ISI REKAM MEDIS
HUKUM DAN KODE ETIK Tanggung jawab Profesional Perekam Medis dan IK Melaksanakan fungsi dan aktivitas yang luas Melaksanakan kewajiban etik yang utama secara profesional: Melindungi prifasi dan kerahasiaan
Lebih terperinciABSTRAK. Kata Kunci: Manajemen halusinasi, kemampuan mengontrol halusinasi, puskesmas gangguan jiwa
ABSTRAK Halusinasi adalah gangguan jiwa pada individu yang dapat ditandai dengan perubahan persepsi sensori, dengan merasakan sensasi yang tidak nyata berupa suara, penglihatan, perabaan, pengecapan dan
Lebih terperinciPeraturan Pemerintah No 61 Tahun 2014 tentang Kesehatan Reproduksi Pasal 31 kehamilan akibat perkosaan.
Tinjauan Hukum dan Etika Aborsi Akibat Perkosaan dalam Peraturan Pemerintah No 61 Tahun 2014 tentang Kesehatan Reproduksi berkaitan Keputusan Medis dan Etis. Siswo P Santoso* LATAR BELAKANG Peraturan Pemerintah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seperti kita ketahui bahwa masalah kesehatan bukanlah merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Seperti kita ketahui bahwa masalah kesehatan bukanlah merupakan hal yang baru dalam kehidupan, sebab hal tersebut banyak ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena
Lebih terperinciPROFESI. Pekerjaan yang dilakukan sebagai kegiatan pokok untuk menghasilkan nafkah hidup dan yang mengandalkan suatu keahlian.
PROFESI PROFESI Pekerjaan yang dilakukan sebagai kegiatan pokok untuk menghasilkan nafkah hidup dan yang mengandalkan suatu keahlian. PROFESI Profesi adalah pekerjaan, namun tidak semua pekerjaan adalah
Lebih terperinciDari uraian diatas kelompok merasa tertarik untuk menguraikan konsep penanganan masalah bioetik disertai dngan studi kasus. B.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keperawatan merupakan salah satu profesi yang mempunyai bidang garap pada kesejahtraan manusia yaitu dengan memberikan bantuan kepada individu yang sehat maupun yang
Lebih terperinciPERLINDUNGAN HUKUM BAGI KONSUMEN KESEHATAN DALAM HAL TERJADI MALPRAKTEK. Oleh: Elyani Staf Pengajar Fakultas Hukum UNPAB Medan ABSTRAK
PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KONSUMEN KESEHATAN DALAM HAL TERJADI MALPRAKTEK Oleh: Elyani Staf Pengajar Fakultas Hukum UNPAB Medan ABSTRAK Kesehatan merupakan hal yang harus dijaga oleh setiap manusia, karena
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG KOMISI ETIK PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN NASIONAL
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG KOMISI ETIK PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperincivii DAFTAR WAWANCARA
vii DAFTAR WAWANCARA 1. Apa upaya hukum yang dapat dilakukan pasien apabila hak-haknya dilanggar? Pasien dapat mengajukan gugatan kepada rumah sakit dan/atau pelaku usaha, baik kepada lembaga peradilan
Lebih terperinciTEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM HADAPI
TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM HADAPI DILEMA ETIK/MORAL Teori-teori etika: 1. Teori Utilitariansme (tindakan dimaksudkan untuk memberikan kebahagiaan yang maksimal); 2. Teori Deontologi (tindakan berlaku
Lebih terperinciPROFESIONALITAS UMUM DAN PROFESIONALITAS KERJA NAMA : HADI DENGGAN OKTO (M1A114001)
PROFESIONALITAS UMUM DAN PROFESIONALITAS KERJA NAMA : HADI DENGGAN OKTO (M1A114001) THEOFILLUS P SITANGGANG GIANFRANCO MARVIN GERALD ESTHY ANGELIA (M1A114005) (M1A114007) (M1A114023) P E N G E R T I A
Lebih terperinciETIKA PENELITIAN EPIDEMIOLOGI ERYATI DARWIN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS
ETIKA PENELITIAN EPIDEMIOLOGI ERYATI DARWIN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS PENDAHULUAN Penelitian epidemiologi - merupakan studi distribusi dan determinan (penentu) status atau kejadian yang berkaitan
Lebih terperinciRUMAH SAKIT UMUM AULIA Jl. Raya Utara No. 03 Telp. (0342) , Fax. (0342) Kembangarum - Sutojayan - Blitar
RUMAH SAKIT UMUM AULIA Jl. Raya Utara No. 03 Telp. (0342) 444168, Fax. (0342) 444289 Kembangarum - Sutojayan - Blitar PERJANJIAN KERJA ANTARA RUMAH SAKIT UMUM AULIA DAN DOKTER No. Yang bertanda tangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. prinsip dasar etik kedokteran yaitu primum non necere (yang terpenting adalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Profesi dokter merupakan profesi yang mempunyai tujuan mulia bagi masyarakat, karena tujuan dasar ilmu kedokteran adalah meringankan sakit, penderitaan fisik, psikis,
Lebih terperinciINTERAKSI SOSIAL PERAWAT DAN PASIEN
INTERAKSI SOSIAL PERAWAT DAN PASIEN Oleh: Suyatno,, Ir., MKes. Contact: E-mail : suyatnofkmundip@gmail.com Blog : suyatno.blog.undip.ac.id Hp/Telp : 08122815730 / 024-70251915 NAKES DAN PASIEN SALING MEMBUTUHKAN:
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 1. Pengetahuan 1.1 Definisi Pengetahuan Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan
Lebih terperinciPANDUAN HAK PASIEN DAN KELUARGA RS X TAHUN 2015 JL.
PANDUAN HAK PASIEN DAN KELUARGA RS X TAHUN 2015 JL. SURAT KEPUTUSAN No. : Tentang PANDUAN HAK DAN KEWAJIBAN PASIEN DIREKTUR RS Menimbang : a. Bahwa untuk mengimplementasikan hak pasien dan keluarga di
Lebih terperinciTujuan & Tugas KKI. Tujuan:
Tujuan & Tugas KKI Tujuan: 1. Memberikan perlindungan kepada pasien 2. Mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan medis 3. Memberikan kepastian hukum kepada masyarakat, dokter/dokte gigi Tugas : Melakukan
Lebih terperinciETIK PENELITIAN KESEHATAN
ETIK PENELITIAN KESEHATAN Pudji Rahaju Komite Etik Penelitian Kesehatan RSUD dr. Saiful Anwar SMF/Lab IK.THT-KL RSUD dr. Saiful Anwar/ Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang 1. Pendahuluan 2.
Lebih terperinciPENGERTIAN DAN CONTOH PENERAPAN ASPEK LEGAL ETIK DALAM KEPERAWATAN ANESTESI. Disusun untuk Memenuhi Tugas Etika dan Aspek Legal
PENGERTIAN DAN CONTOH PENERAPAN ASPEK LEGAL ETIK DALAM KEPERAWATAN ANESTESI Disusun untuk Memenuhi Tugas Etika dan Aspek Legal Disusun oleh: Ardina Putri Herlina Tri Astuti Nissa Kurniasih (P071202140)
Lebih terperincibagi kehidupan modern, khususnya bisnis.
profesi profesioanl profesionalisme semacam istilah kunci bagi kehidupan modern, khususnya bisnis. Istilah Profesi dapat dirumuskan sebagai pekerjaan yang dilakukan sebagai nafkah hidup dengan mengandalkan
Lebih terperinciKODE ETIK PSIKOLOGI. Mistety Oktaviana, M.Psi., Psikolog. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi PSIKOLOGI.
Modul ke: KODE ETIK PSIKOLOGI Fakultas PSIKOLOGI Mistety Oktaviana, M.Psi., Psikolog Program Studi PSIKOLOGI www.mercubuana.ac.id BAB I. PEDOMAN UMUM Pasal 1. Pengertian Kode Etik Psikologi: seperangkat
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 290/MENKES/PER/III/2008 TENTANG PERSETUJUAN TINDAKAN KEDOKTERAN
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 290/MENKES/PER/III/2008 TENTANG PERSETUJUAN TINDAKAN KEDOKTERAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa sebagai pelaksanaan Pasal 45
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 2014 TENTANG KEWAJIBAN RUMAH SAKIT DAN KEWAJIBAN PASIEN
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 2014 TENTANG KEWAJIBAN RUMAH SAKIT DAN KEWAJIBAN PASIEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :
Lebih terperinciModul. Blok II 1. Magister Manajemen Rumahsakit Fakultas Kedokteran UGM. Etika dan Standar Profesional
1 Modul Minat Utama Manajemen Rumahsakit Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran UGM Gedung IKM Lt. 2 Jln Farmako, Sekip Utara, Jogjakarta 55281 Telp. (0274) 581679, 551408 Fax. (0274)
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Desain penelitian yang digunakan adalah desain analitik korelasional. Penelitian bertujuan
Lebih terperinciPENGANTAR MEDIKO-LEGAL. Budi Sampurna
PENGANTAR MEDIKO-LEGAL Budi Sampurna PROFESI KEDOKTERAN SUMPAH HIPOKRATES : LARANGAN-LARANGAN KEWAJIBAN-KEWAJIBAN (Hindari perbuatan amoral / non standar) UTAMAKAN KEBEBASAN PROFESI RAHASIA KEDOKTERAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. serta ketidakpastian situasi sosial politik membuat gangguan jiwa menjadi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tingginya beban ekonomi, makin lebarnya kesenjangan sosial, serta ketidakpastian situasi sosial politik membuat gangguan jiwa menjadi suatu hal yang mengancam bagi setiap
Lebih terperinciBAB III ANALISA HASIL PENELITIAN
BAB III ANALISA HASIL PENELITIAN A. Analisa Yuridis Malpraktik Profesi Medis Dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 merumuskan banyak tindak pidana
Lebih terperinciHospital by laws. Dr.Laura Kristina
Hospital by laws Dr.Laura Kristina Definisi Hospital : Rumah sakit By laws : peraturan Institusi Seperangkat peraturan yang dibuat oleh RS (secara sepihak) dan hanya berlaku di rumah sakit yang bersangkutan,dapat
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG
SALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENANGANAN KASUS DUGAAN PELANGGARAN DISIPLIN DOKTER DAN DOKTER GIGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KONSIL KEDOKTERAN
Lebih terperinciKAIDAH DASAR BIOETIKA
Bioetika KAIDAH DASAR BIOETIKA Azaz pengambil keputusan Etik(Beaucamp and Childress 1994) 1. Prinsip Benefecience 2. Prinsip Otonomi 3. Prinsip Non Maleficence 4. Justice Beneficence Berbuat baik (beneficence)
Lebih terperinci