MITIGASI BENCANA ANGIN PUTING BELIUNG DI NUSA TENGGARA TIMUR
|
|
- Ridwan Tanudjaja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Makalah MITIGASI BENCANA ANGIN PUTING BELIUNG DI NUSA TENGGARA TIMUR OLEH: LENI ARNI DWIMAWAN F1B JURUSAN TEKNIK GEOFISIKA FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2015
2 KATA PENGANTAR Assalamu alaikum Wr.Wb. Puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan berkah dan hidayah Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, serta generasi penerusnya hingga akhir zaman. Makalah yang berjudul Mitigasi Bencana Angin Puting Beliung di Nusa Tenggara Timur ini disusun untuk memenuhi syarat mata kuliah Mitigasi Bencana Alam, Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian, Universitas Halu Oleo Kendari. Makalah ini berisi tentang bentuk-bentuk mitigasi yang dilakukan oleh Masyarakat maupun Pemerintah dalam mengurangi dampak atau risiko bencana angin puting beliung. Disadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan makalah ini mendapat bantuan dari berbagai pihak, untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada Bapak Andri Wijaya Bidang, M.Si, selaku Dosen mata Kuliah Mitigasi Bencana Alam yang dengan sabar membimbing, mengarahkan serta memberikan ilmunya kepada penulis. Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pihak pihak yang terkait dan yang paling penting adalah bermanfaat bagi masyarakat. Kritik dan Saran sangat penulis harapkan demi penyempurnaan makalah ini. Wassalamu alaikum Wr.Wb Kendari, 1 Mei 2015 Penulis i
3 DAFTAR ISI Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii BAB I Pendahuluan Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Manfaat... 6 BAB II Tinjauan Pustaka Bencana Angin Putting Beliung Ciri-ciri Angin Putting Beliung Tanda-tanda Angin Putting Beliung Karakteristik Angin Putting Beliung Antisipasi dan Penanggulangan Angin Putting Beliung BAB III Hasil dan Pembahasan Pengertian Angin Putting Beliung Proses Terjadinya Angin Putting Beliung Penyebab Terjadinya Angin Putting Beliung Dampak yang Ditimbulkan Angin Putting Beliung Mitigasi Bencana Angin Putting Beliung BAB IV Kesimpulan dan Saran Kesimpulan ii
4 4.2 Saran Referensi iii
5 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wilayah Indonesia adalah negara kepulauan yang terletak di antara dua benua yaitu Benua Asia dan Benua Australia, serta berada di antara dua samudera yaitu Samudra Hindia dan Samudra Pasifik. Letak geografis Indonesia tersebut mempunyai pengaruh terhadap perubahan angin asia dan angin australia yang selalu berganti arah dua kali selama setahun, hal ini terjadi karena mengikuti pergeseran matahari ke arah utara/selatan garis khatulistiwa. Sehingga wilayah Indonesia mengenal dua musim yaitu musim kemarau dan musim hujan. Perubahan musim kemarau ke musim hujan atau sebaliknya disebut masa peralihan antar musim atau lebih dikenal dengan musim pancaroba. BMKG melalui Peraturan Kepala BMKG Nomor Kep.009 Tahun 2010 menjelaskan bahwa Cuaca Ekstrim adalah kejadian cuaca yang tidak normal, tidak lazim yang dapat mengakibatkan kerugian terutama keselamatan jiwa dan harta. Bencana Alam yang ditimbulkannya adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan menggangu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang diakibatkan oleh cuaca ekstrim sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis. Pada musim pancaroba cuaca di wilayah Indonesia terkadang tak mudah di prediksi. Dimana pada musim pancaroba kerap terjadi cuaca ekstrim, seperti; hujan 1
6 badai, hujan es, petir, angin kencang, angin puting beliung, banjir dan longsor serta gelombang laut yang tinggi. Kejadian cuaca ekstrim ini terjadi di hampir seluruh Indonsia selama bulan-bulan musim peralihan. Kejadian cuaca ekstrim pada musim pancaroba yang paling banyak adalah bencana angin puting beliung. Musim pancaroba biasanya suhu udara berubah menjadi lebih panas dan gerah, disertai datangnya angin kencang, terjadinya awan gelap yang relative singkat serta hujan deras (kadang-kadang ada hujan butiran es). Angin puting beliung sering terjadi diwilayah Indonesia pada bulan-bulan peralihan musim kemarau/hujan (pancaroba). Hal ini terjadi karena proses perubahan arah angin asia dan angin Australia yang terjadi dua kali setahun. Perubahan arah angin regional tersebut akan mempengaruhi kestabilan beda tekanan udara permukaan dan lapisan atas yang cukup besar sehingga menimbulkan daya sedot udara dari permukaan ke lapisan atas yang kuat. Namun area kejadian angin puting beliung pada umumnya sangat lokal dan dalam waktu yang singkat. Tanda-tanda akan terjadinya angin puting beliung, antara lain; (1) Sehari sebelumnya udara malam hari terasa panas dan gerah, (2) Pada pagi hari langit cerah dan sekitar pukul pagi ada pertumbuhan awan gelap yang cepat, (3) Terbentuk awan gelap Cumulusnimbus (Cb) yang bentuk awannya seperti bunga kol, (4) Angin dingin mulai berhembus dan ranting serta daun pepohonan disekitar mulai bergoyang kencang, (5) Angin dingin semakin lama semakin kencang dan terjadilah angin ribut (puting beliung). 2
7 Melihat hasil data perbandingan bencana alam per jenis kejadian selama periode tahun (sumber data BNPB) yang terjadi di wilayah Indonesia, angin puting beliung menempati urutan ke 2 terbesar yaitu 21 %. Data dari BNPB, selama tahun 2013 telah terjadi kejadian angin puting beliung di wilayah Indonesia sebanyak 503 kejadian, jumlah meninggal 31 jiwa, luka-luka 171 jiwa, menderita jiwa, mengungsi jiwa, serta rumah rusak ringan hingga rusak berat sebanyak unit. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kupang memperkirakan sejumlah daerah di Nusa Tenggara Timur yang topografi wilayahnya berbukit-bukit berpotensi dilanda angin puting beliung sehingga perlu diwaspadai. Sikap waspada ini penting dimiliki masyarakat terutama yang beraktivitas di darat maupun di laut karena tekanan angin kencang yang melanda seluruh wilayah kepulauan ini dengan kecepatan rata-rata berkisar antara km/jam, kata Kepala Stasiun Klimatologi Lasiana Kupang Juli Setiyanto, di Kupang. Menurut dia, angin kencang yang saat ini meluas hingga ke seluruh NTT itu terjadi karena adanya tekanan angin kencang di Australia sehingga merambat hingga ke Nusa Tenggara Timur yang letaknya berdekatan terutama dengan Australia Utara. Karena itu masyarakat di Nusa Tenggara Timur terutama yang hendak melakukan perjalanan melalui darat dan laut diingatkan untuk selalu berwaspada karena dapat mengganggu kenyamanan hingga keselamatan. Ia mengatakan satu tingkatan diatas angin kencang itu adalah angin puting beliung yang berpotensi terjadi pada semua daerah di NTT. NTT dari waktu ke waktu 3
8 dalam jenis cuaca apapun sering berpotensi terjadi bencana, antara lain bencana banjir, angin kencang, puting beliung, gelombang laut yang tinggi. Karena itu diminta kepada seluruh warga NTT untuk selalu waspada. Dijelaskannya, untuk bencana angin kencang dan puting beliung, seluruh daerah di NTT berpotensi, bencana banjir berpotensi terjadi di Kota dan Kabupaten Kupang, Kabupaten Malaka, Timor Tengah Selatan di wilayah Boking dan Kolbano, Sumba Timur, Manggarai Timur, Manggarai dan sebagian Manggarai Barat. Bencana Longsor, berpotensi terjadi di Timor Tengah Selatan, di Flores, Manggarai dan Manggarai Timur. Sebelumnya angin puting beliung menerjang 10 rumah dan satu fasilitas umum di Dusun Dendeng, Desa Noelbaki, Kupang Tengah, Kabupaten Kupang, Jumat (31/1/2014) siang, sehingga mengalami kerusakan. Tidak ada korban jiwa dalam peritiwa yang berlangsung tiba-tiba dan singkat itu. Dari 10 rumah tercatat lima rumah mengalami kerusakan parah. Sebab, atap dan kap rumah diterbangkan angin sehingga rumah-rumah itu terlihat gundul. Hanya sisa tembok rumah dan perkakas dalam rumah. Sementara di Kota Kupang, angin kencang yang melanda pada Februari 2014), membuat pohon dan tiang listrik bertumbangan serta atap rumah terbongkar. Kejadian-kejadian akibat angin kencang dan puting beliung ini perlu diwaspadai, karena bukan tidak mungkin sesewaktu dapat terjadi lagi, ketika cuaca semakin ekstrem. 4
9 Cuaca ekstrim pada musim pancaroba terutama puting beliung, proses terjadinya dalam waktu yang singkat dan dadakan. Sehingga ada beberapa hal yang perlu dilakukan untuk mengurangi resiko/dampak kerugian yang ditimbulkannya, yaitu dengan pemahaman tentang mitigasi bencana alam cuaca ekstrim. Peringatan Dini Cuaca Ekstrim adalah serangkaian kegiatan pemberian informasi sesegera mungkin kepada masyarakat yang berisikan tentang prediksi peluang terjadinya cuaca ekstrim. Sebagai institusi pemerintah yang mempunyai tugas mengelola dan menganalisa kondisi iklim dan cuaca, peran BMKG dalam hal mitigasi bencana alam ekstrim sangat diperlukan. BMKG telah membuat informasi peringatan dini cuaca ekstrim yang update tiap hari di wilayah Indonesia dan disebarkan melalui Website BMKG ( media cetak dan elektonik. Oleh karena itu kita harus mengetahui bagaimana angin itu akan berubah menjadi bencana, sehingga kita bisa mengantisipasi dengan cepat, sehingga bisa mengurangi resiko bencana. Maka dalam makalah ini akan di bahas mengenai apa itu angin puing beliung, apa tindakan yang harus dilakukan bila akan terjadi angin putting beliung serta bagaimana mitigasi bencana angin puting beliung sebelum dan setelah bencana terjadi. 1.2 Rumusan Masalah Berdaskaran latar belakang di atas, rumusan masalah dalam makalah ini yaitu, sebagai berikut: 1. Apa yang dimaksud dengan angin puting beliung? 5
10 2. Bagaiman proses terjadinya angin puting beliung? 3. Apa penyebab terjadinya angin puting beliung? 4. Bagaimana dampak yang ditimbulkan angin puting beliung? 5. Bagaimana mitigasi bencana angin puting beliung sebelum, saat dan setalah terjadi bencana? 1.3 Tujuan Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut: 1. Mengetahui definisi angin puting beliung 2. Mengetahui proses terjadinya angin puting beliung 3. Mengetahui penyebab terjadinya angin putting beliung 4. Mengetahui dampak yang ditimbulkan angin puting beliung 5. Mengetahui mitigasi bencana angin puting beliung sebelum, saat dan setalah terjadi bencana 1.4 Manfaat Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penulisan makalah ini yaitu, secara khusus untuk memenuhi tugas mata kuliah mitigasi bencana alam yang dibebankan kepada kami dan secara umum untuk menambah pengetahuan kita mengenai segala sesuatu tentang angin puting beliung dan bagaimana mitigasi bencana angin puting beliung sebelum, saat dan setelah terjadi bencana. 6
11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bencana Angin Puting Beliung Angin puting beliung adalah kolom udara yang berputar kencang yang membentuk hubungan antara awan kumulonimbus atau dalam kejadian langka dari dasar awan cumulus dengan permukaan tanah. Angin puting beliung muncul dalam banyak ukuran namun umumnya berbentuk corong kondensasi yang terkihat jelas yang ujungnya yang menyentuh buimi menyempit dan sering dikelilingi oleh awan yang membawa puing-puing. Tornado adalah angin kencang yang berputar dengan kecepatan lebih dari km/jam yang berlangsung 5-30 menit akibat adanya perbedaan tekanan yang sangat besar dalam area skala yang sangat lokal yang terjadi di bawah atau di sekitar awan cumulunimbus (Cb) Penyebab alam terjadinya angin puting beliung disebabkan karena udara panas dan dingin bertemu, sehingga saling bentrok dan terbentuklah puting beliung. Selain itu juga karena didalam awan terjadi arus udara naik keatas yang kuat. Hujan belum turun, titik-titik air maupun Kristal es masih tertahan oleh arus udara yang naik ke atas puncak awan. Proses terjadinya angin puting beliung, biasanya terjadi pada musim pancaroba pada siang hari suhu udara panas, pengap, dan awan hitam mengumpul, akibat radiasi matahari disiang hari tumbuh awan secara vertical, selanjutnya didalam 7
12 awan tersebut terjadi pergolakan arus udara naik dan turun dengan kecepatan udara yang tinggi. Arus udara yang turun dengan kecepatan yang tinggi menghembus ke permukaan bumi secara tiba-tiba dan berjalan secara acak. Kebanyakan puting beliung mempunyai angin salju 175 km/j atau kurang, dengan lebar 250 kaki (75 meter), dan bergerak beberapa kilometer sebelum lenyap. Walau bagaimanapun, setengah putting beliung mempunyai salju 480km/j, dengan lebar lebih dari 1,6 km, dan boleh bergerk melebihi 100 kilometer. Angin puting beliung berasal dari jenis awan bersel tunggal dan berlapis-lapis (awan Cb) dekat dengan permukaan bumi, dimana jenis awan ini biasanya berbentuk bunga kol dan pertumbuhannya menjulang vertikal sampai pada ketinggian lebih dari ft, dan bisa juga berasal dari multi sel awan, dengan luasan area horizontalnya sekitar 0-5 Km Angin puting beliung kejadiannya singkat antara 3-5 menit setelah itu diikuti angin kencang yang berangsur-angsur kecepatannya melemah. Angin puting beliung biasanya mempunyai kecepatan dapat mencapai Km/jam atau lebih dengan durasi yang sangat singkat dan tidak sama dengan fenomena badai yang sering melanda di negara Amerika, Australia, Filipina, Jepang, Korea maupun China. Jadi wajar kalau peristiwa ini hanya bersifat lokal dan tidak merata, sedangkan angin kencang dapat berlangsung lebih dari 30 menit bahkan bisa lebih dari satu hari dengan kecepatan rata-rata knot. Puting beliung ini biasanya terjadi pada saat musim peralihan atau pada saat cuaca hujan atau di musim hujan yang hujannya masih banyak terjadi pada siang hari 8
13 atau malam hari, karena memang fenomena nya selalu terjadi setelah lepas pukul waktu setempat, namun demikian tidak menutup kemungkinan dapat terjadi pada malam hari. Gambar 2.1 Ilustrasi angin puting beliung Gejala Awal Terjadinya Puting Beliung adalah: 1. Udara terasa panas dan gerah 2. Di langit tampak ada pertumbuhan awan Cumulus (Cu)-(awan putih yang bergerombol yang berlapis-lapis) 3. Diantara awan tersebut ada satu jenis awan yang mempunyai batas tepinya sangat jelas berwarna abu-abu menjulang tinggi yang yang secara visual seperti bunga kol. 4. Awan tiba-tiba berubah warna dari warna putih menjadi warna hitam pekat (awan Cb). 5. Ranting pohon dan daun bergoyang cepat karena tertiup angin disertai angin kencang sedah menjulang. 9
14 6. Durasi fase pembentukan awan hingga fase awan punah berlangsung paling lama sekitar 1 jam, oleh karena itulah masyarakat agar tetap waspada selama periode ini. Melihat hasil data perbandingan bencana alam per jenis kejadian selama periode tahun (sumber data BNPB) yang terjadi di wilayah Indonesia, angin puting beliung menempati urutan ke 2 terbesar yaitu 21 %. Gambar 2.2 Perbandingan Jumlah Kejadian Bencana Per Jenis Bencana Periode Th di wilayah Indonesia (sumber : BNPB) Data dari BNPB, selama tahun 2013 telah terjadi kejadian angin puting beliung di wilayah Indonesia sebanyak 503 kejadian, jumlah meninggal 31 jiwa, luka-luka 171 jiwa, menderita jiwa, mengungsi jiwa, sera rumah rusak ringan hingga rusak berat sebanyak unit. 10
15 2.2 Ciri - ciri Angin Puting Beliung a. Kejadiannya singkat, antara 3 hingga 10 menit, setelah itu diikuti angin kencang yang kecepatannya berangsur melemah. b. Kecepatan angin lesus adalah 45 hingga 90 km/jam. c. Terjadi di tempat dengan radius jangkuan 5 hingga 10 km. d. Terjadi di musim pancaroba dan sebagian kecil di musim hujan, saat hujan di siang atau sore hari. e. Terjadi antara jam 13 hingga Tanda - tanda yang mendahului Angin Puting Beliung a. Sehari sebelumnya udara pada malam dan pagi terasa panas, sumuk, pengap. b. Sekitar jam 10 pagi terlihat awan cumulus (awan berlapis-lapis), diantara awan tersebut ada satu jenis awan yang memiliki batas tepi sangat jelas berwarna abuabu menjulang tinggi seperti bunga kol. c. Selanjutnya awan tersebut akan cepat berubah warna menjadi hitam gelap. d. Jika ranting pohon bergoyang, maka hujan dan angin kencang akan datang. e. Terasa ada sentuhan udara dingin di sekitar tempat kita berdiri. f. Biasanya hujan yang pertama kali turun adalah hujan yang tiba-tiba deras, apabila hujannya gerimis maka kejadian angin kencang jauh dari lingkungan kita berdiri. g. Terdengar sambaran petir yang cukup keras, yang merupakan pertanda hujan lebat dan angin kencang akan terjadi. 11
16 h. Pada musim penghujan, jika 1 hingga 3 hari berturut-turut tidak ada hujan, kemungkinan hujan deras yang pertama kali turun akan diikuti oleh angin kencang baik yang termasuk dalam kategori puting beliung atau angin kencang yang memiliki kecepatan lebih rendah. 2.4 Karakteristik Angin Puting Beliung Gambar 2.3 Angin puting beliung Puting beliung merupakan dampak dari awan Cumulonimbus yang biasa tumbuh selama periode musim hujan, tetapi tidak semua pertumbuhan awan Cumulonimbus akan menimbulkan angin puting beliung Kehadirannya belum dapat diprediksi Terjadi secara tiba-tiba (2-5 menit) pada area skala yang sangat lokal Pusaran puting beliung mirip belalai gajah/selang vacuum cleaner Jika kejadiannya berlangsung lama, lintasannya membentuk jalur kerusakan Lebih sering terjadi pada siang hari dan lebih banyak di daerah dataran rendah 12
17 Kriteria Area tumbuh Periode ulang Arah gerakan Tabel 2.1. Karakteristik Angin Puting Beliung (sumber: BMKG) Angin Puting Beliung Daratan dan bisa terjadi di laut (water spot) Terjadi pada musim peralihan musim kemarau ke hujan atau sebaliknya (pancaroba) Tidak mempunyai siklus yang beraturan Tidak ada putting beliung susulan Dipengaruhi arah gerakan awan cumulonimbus (Cb) Proses terjadinya Hanya dari awan Cb dengan skala lokal Deteksi Waktu kejadian 0,5-1 jam sebelum kejadian Lebih sering pada siang-sore hari, malam hari jarang terjadi Kecepatan angin knots, dengan durasi sangat singkat Lamanya Luas area kerusakan Merobohkan; atap rumah, tiang,pohon tinggi yang rimbun dan rapuh. Skala besar bisa menghancurkan rumah permanen 5-10 km 2.5 Antisipasi dan Penanggulangan Angin Putting Beliung Antisipasi adanya angin puting beliung, antara lain sebagai berikut: Jika terdapat pohon yang rimbun dan tinggi serta rapuh agar segera ditebang untuk mengurangi beban berat pada pohon tersebut Perhatikan atap rumah yang sudah rapuh, karena pada rumah yang rapuh sangat mudah sekali terhempas, sedangkan pada rumah yang permanent, kecil kemungkinan terhempas. Apabila melihat awan yang tiba-tiba gelap, semula cerah sebaiknya untuk tidak mendekati daerah awan gelap tersebut Cepat berlindung atau menjauh dari lokasi kejadian, karena peristiwa fenomena tersebut sangat cepat 13
18 Untuk jangka panjang pohon dipinggir jalan diganti dengan pohon akar berjenis serabut seperti pohon asem, pohon beringin dsb. Adapun upaya penanggulangan angin puting beliung adalah sebagai berikut : a. Sebelum Datangnya Angin Dengar dan simaklah siaran radio atau televisi menyangkut prakiraan terkini cuaca setempat Waspadalah terhadap perubahan cuaca Waspadalah terhadap angin topan yang mendekat. Waspadalah terhadap tanda tanda bahaya sebagai berikut: Langit gelap, sering berwarna kehijauan. Hujan es dengan butiran besar Awan rendah, hitam, besar, seringkali bergerak berputar Suara keras seperti bunyi kereta api cepat Bersiaplah untuk ke tempat perlindungan ( bunker ) bila ada angin topan mendekat b. Saat Datangnya Angin Bila dalam keadaan bahaya segeralah ke tempat perlindungan (bunker) Jika anda berada di dalam bangunan seperti rumah, gedung perkantoran, sekolah, rumah sakit, pabrik, pusat perbelanjaan, gedung pencakar langit, maka yang anda harus lakukan adalah segera menuju ke ruangan yang telah dipersiapkan untuk menghadapi keadaan tersebut seperti sebuah ruangan yang dianggap paling aman, 14
19 basement, ruangan anti badai, atau di tingkat lantai yang paling bawah. Bila tidak terdapat basement, segeralah ke tengah tengah ruangan pada lantai terbawah, jauhilah sudut sudut ruangan, jendela, pintu, dan dinding terluar bangunan. Semakin banyak sekat dinding antara diri anda dengan dinding terluar gedung semakin aman. Berlindunglah di bawah meja gunakan lengan anda untuk melindungi kepala dan leher anda. Jangan pernah membuka jendela. Jika anda berada di dalam kendaraan bermobil, segeralah hentikan dan tinggalkan kendaraan anda serta carilah tempat perlindungan yang terdekat seperti yang telah disebutkan di atas. Jika anda berada di luar ruangan dan jauh dari tempat perlindungan, maka yang anda harus lakukan adalah sebagai berikut: Tiaraplah pada tempat yang serendah mungkin, saluran air terdekat atau sejenisnya sambil tetap melindungi kepala dan leher dengan menggunakan lengan anda Jangan berlindung di bawah jembatan, jalan layang, atau sejenisnya. Anda akan lebih aman tiarap pada tempat yang datar dan rendah Jangan pernah melarikan diri dari angin puting beliung dengan menggunakan kendaraan bermobil bila di daerah yang berpenduduk padat atau yang bangunannya banyak. Segera tinggalkan kendaraan anda untuk mencari tempat perlindungan terdekat. Hati hati terhadap benda benda yang diterbangkan angin puting beliung. Hal ini dapat menyebabkan kematian dan cedera serius. 15
20 BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Pengertian Angin Puting Beliung Angin puting beliung adalah angin yang berputar dengan kecepatan lebih dari 63 km/jam yang bergerak secara garis lurus dengan lama kejadian maksimum 5 menit. Orang awam menyebut angin puting beliung adalah angin Leysus, di daerah Sumatera disebut Angin Bohorok dan masih ada sebutan lainnya. Angin jenis ini yang ada di Amerika yaitu Tornado mempunyai kecepatan sampai 320 km/jam dan berdiameter 500 meter. Angin puting beliung sering terjadi pada siang hari atau sore hari pada musim pacaroba. Angin ini dapat menghancurkan apa saja yang diterjangnya, karena dengan pusarannya benda yang terlewati terangkat dan terlempar. Ciri-ciri datangya angin puting beliung adalah pada waktu siang hari terlihat adanya awan putih menjulang tinggi seperti bunga kol, kemudian berkembang menjadi awan gelap yang disertai hembusan udara dingin, dan angin mulai menggoyangkan pepohonan ke kiri dan ke kanan, tidak lama kemudian angin semakin cepat dan diikuti hujan lebat dan terkadang disertai hujan es. Terlihat di awan hitam pusaran angin berbentuk seperti kerucut turun menuju tanah (bumi) 16
21 3.2 Proses Terjadinya Angin Puting Beliung Gambar 3.1 Proses terbentuknya awan Cumulonimbus Proses terjadinya puting beliung sangat terkait erat dengan fase tumbuh nya awan Cb yaitu seperti dijelaskan dibawah ini: Fase Tumbuh Gambar 3.2 Fase tumbuh Dalam awan terdiri dari arus naik ke atas yang kuat. Hujan belum turun, titiktitik air maupun kristal-kristal es, masih tertahan oleh arus udara yang naik ke atas puncak awan. 17
22 Fase Dewasa Gambar 3.3 Fase dewasa masak Titik-titik air tidak tertahan lagi oleh udara naik ke puncak awan. Hujan turun menimbulkan gaya gesek antara arus udara naik dan turun. Temperatur massa udara yang turun lebih dingin dari udara sekelilingnya. Antara arus udara yang naik dan turun dapat menimbulkan arus geser memutar, dan membentuk pusaran. Arus udara ini memutar semakin cepat, irip seperti sebuah siklon yang menjilat bumi sebagai angin puting beliung. Terkadang disertai hujan deras yang membentuk pancaran air (water spout). Fase Punah Gambar 3.4 Fase Punah 18
23 Tidak ada massa udara naik, massa udara yang turun meluas diseluruh awan. Kondensasi berhenti, udara yang turun melemah hingga berakhirlah pertumbuhan awan Cumulunimbus (Cb). 3.3 Penyebab Terjadinya Angin Puting Beliung Udara panas dan dingin bertemu, sehingga saling bentrok dan terbentuklah puting beliung. Proses terjadinya angin puting beliung, biasanya terjadi pada musim pancaroba pada siang hari suhu udara panas, pengap, dan awan hitam mengumpul, akibat radiasi matahari di siang hari tumbuh awan secara vertikal, selanjutnya di dalam awan tersebut terjadi pergolakan arus udara naik dan turun dengan kecepatan yang cukup tinggi. Arus udara yang turun dengan kecepatan yang tinggi menghembus ke permukaan bumi secara tiba-tiba dan berjalan secara acak. Adapun tanda-tanda akan adanya angin puting beliung adalah : 1. Biasanya kalau ada suhu udara sangat panas terutama satu hari sebelumnya udara panas pada malam hari ini patut di waspadai karena kalau tidak hujan ada angin kencang. 2. Pada pagi hari sekitar sebelum pukul 12 terlihat tumbuh awan yang berlapis-lapis dan diantara awan tersebut ada satu jenis awan yang mempunyai batas tepinya sangat jelas berwarna abu-abu menjulang tinggi. Apalagi kalau angin tersebut sangat hitam kelabu maka biasanya hujan dan anginpun tiba. 3. Awan yang berlapis tersebut proses berikutnya adalah awan tersebut akan cepat berubah warna menjadi hitam sangat gelap, seperti penjelasan poin 2. 19
24 4. Di sekitar rumah anda banyak pohon coba amati dan perhatikan pepohonan tersebut, apakah ada dahan atau ranting yang sudah bergoyang sangat cepat. Biasanya tidak akan lama lagi hujan dan angin kencang pun akan tiba. 5. Selanjutnya udara dingin terasa disekitar kita ketika langit gelap gulita mendung berwarna hitam gelap dan pepohonan sudah menampakkan bergoyang. 6. Biasanya hujan yang pertama kali turun adalah hujan tiba-tiba dengan sangat deras, kalau hujan gerimis maka angin kencang masih jauh dari linkungan kita. 7. Adanya sambaran petir yang cukup keras meski tidak hujan, apabila kejadian tersebut dirasakan oleh kita maka tidak menutup kemungkinan hujan lebat dan petir serta angin kencang akan terjadi. 8. Adanya hujan sangat lama hingga berhari-hari maka bisa menimbulkan angin puting beliung, jangankan hanya hujan 1 jam saja angin sudah kencang. 3.4 Dampak yang Ditimbulkan Angin Puting Beliung Setiap bencana alam selalu membawa dampak dan menimbulkan kerugian bagi manyarakat, berupa korban jiwa, dan material. Bencana angin puting beliung bila menimbulkan korban dan kerusakan pada bangunan infrastruktur, hal ini tergantung dari skala intensitas angin. Semakin tinggi intensitas angin maka akan semakin berat tingkat kerusakan yang ditimbulkan Angin puting beliung yang terjadi di indonesia memiliki skala intensitas antara F 1 dan F 0, yang digolongkan pada tornado lemah. Kerusakan yang dilimbulkan diantaranya: 1. Menyebabkan kerusakan atau kehancuran bangunan 20
25 2. Merusak jaringan listrik 3. Mengangkat dan memindahkan benda-benda yang tidak stabil 4. Membahayakan keselamatan 5. Mengakibatkan banjir 3.5 Mitigasi Bencana Angin Puting Beliung Ada beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk mitigasi bencana angin puting : 1. Membuat sruktur bangunan yang memenuhi syarat teknis untuk mampu bertahan terhadap gaya angin 2. Perlunya penerapan aturan standar bangunan yang memperhitungkan beban angin khususnya di daerah yang rawan angin topan 3. Penempatan lokasi pembangunan fasilitas yang penting pada daerah yang terlindung dari serangan angin topan. 4. Penghijauan di bagian atas arah angin untuk meredam gaya angina 5. Pembuatan bangunan umum yang cukup luas yang dapat digunakan sebagai tempat penampungan sementara bagi orang maupun barang saat terjadi serangan angin topan. 6. Pengamanan/perlakuan bagian-bagian yang mudah diterbangkan angin yang dapat membahayakan diri atau arang lain disekitarnya. 7. Kesiap-siagaan dalam menghadapi angin puting beliung, mengetahui bagaimana cara penyelamatan diri 21
26 8. Pengamanan barang-barang di sekitar rumah agar terikat dibangun secara kuat sehingga tidak diterbangkan angin. 9. Untuk para nelayan, supaya menembatkan atau mengikat kuat kapal-kapalnya. Mitigasi Bencana Puting Beliung 1. Sebelum bencana: Perlu dilakukan sosialisasi mengenai puting beliung agar masyarakat memahami dan mengenal puting beliung, baik definisi, gejala awal, karakteristik, bahaya, dan mitigasinya Menyusun peta rawan bencana puting beliung berdasarkan data historis Memangkas ranting pohon besar dan menebang pohon yang sudah rapuh serta tidak membiasakan memarkir kendaraan di bawah pohon besar Jika tidak penting sekali, hindari bepergian apabila langit tampak awan gelap dan menggantung Mengembangkan sikap sadar informasi cuaca dengan selalu mengikuti informasi prakiraan cuaca atau proaktif menanyakan kondisi cuaca kepada instansi yang berwenang Penyiapan lokasi yang aman untuk tempat pengungsian sementara 2. Saat bencana: Segera berlindung pada bangunan yang kokoh dan aman begitu angin kencang menerjang 22
27 Jika memungkinkan segeralah menjauh dari lokasi kejadian karena proses terjadinya puting beliung berlangsung sangat cepat Jika saat terjadi puting beliung kita berada di dalam rumah semi permanen/rumah kayu, hingga bangunan bergoyang, segeralah keluar rumah untuk mencari perlindungan di tempat lain karena bisa jadi rumah tersebut akan roboh Hindari berteduh di bawah pohon besar, baliho, papan reklame dan jalur kabel listrik Ancaman puting beliung biasanya berlangsung 5-10 menit, sehingga jangan terburu-buru keluar dari tempat perlindungan yang aman jika angin kencang belum benar-benar reda 3. Setelah Bencana: Melakukan koordinasi dengan berbagai pelaksana lapangan dalam pencarian dan pertolongan para korban Mendirikan posko dan evakuasi korban yang selamat Mendirikan tempat penampungan korban bencana secara darurat di dekat lokasi bencana atau menggunakan rumah penduduk untuk pengobatan dan dapur umum Melakukan koordinasi bahan bantuan agar terdistribusi tepat sasaran dan sampai kepada mereka yang benar-benar membutuhkan dan menghindari para oknum yang memanfaatkan situasi Melakukan evaluasi pelaksanaan pertolongan dan estimasi kerugian material. 23
28 BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan antara lain sebagai berikut: 1. Angin puting beliung adalah angin yang berputar dengan kecepatan lebih dari 63 km/jam yang bergerak secara garis lurus dengan lama kejadian maksimum 5 menit. 2. Proses terjadinya puting beliung sangat terkait erat dengan fase tumbuh nya awan Cb (Cumulonimbus) yang terdiri dari 3 fase, yaitu: Fase Tumbuh, Fase Dewasa dan Fase Punah. 3. Penyebab terjadinya angin puting beliung yaitu udara panas dan dingin bertemu, sehingga saling bentrok dan terbentuklah puting beliung. Arus udara yang turun dengan kecepatan yang tinggi menghembus ke permukaan bumi secara tiba-tiba dan berjalan secara acak. 4. Setiap bencana alam selalu membawa dampak dan menimbulkan kerugian bagi manyarakat, berupa korban jiwa, dan material. Semakin tinggi intensitas angin maka akan semakin berat tingkat kerusakan yang ditimbulkan Angin puting beliung. 5. Mitigasi bencana angin puting beliung dapat dilakukan sebelum terjadi bencana, saat terjadi bencana dan setelah terjadi bencana. 24
29 5.1 Saran Saran yang ingin saya sampaikan pada makalah ini yaitu kita sebagai mahasiswa-mahasiswi kebumian yang banyak mempelajari tentang bumi dan kejadian-kejadian alam di dalamnya termasuk bencana alam yang terjadi di bumi, hendaknya dapat mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh mengenai cara mitigasi bencana alam angin puting beliung pada masyarakat yaitu sebelum, saat dan setelah terjadi bencana, guna untuk membantu mengantisipasi dan menanggulangi bencana angin puting beliung. 25
30 REFERENSI [Fahmi 2013] Fahmi Rosdiana, Puting Beliung, Bencana Regional dengan Sebaran Nasional, Jurnal Mitigasi Bencana, ITB-Bandung, 2013 [KEP ] BMKG, Kep.009 Tahun 2010 tentang Prosedur Standar Operasional Pelaksanaan Peringatan Dini, Pelaporan, Dan Diseminasi Informasi Cuaca Ekstrim, BMKG, Jakarta, [BMKG 2014] BMKG-InaTews, Upaya Yang Dilakukan Dalam Mitigasi Gempabumi, (diakses 27 April 2015). [BMKG 2014] BMKG, Peringan Dini, (diakses 27 April 2015). [BNPB 2014] BNPB, Perbandingan Jumlah Kejadian Bencana Per Jenis Bencana Th , ID (diakses 27 April 2015). M_MUSIM_PERALIHAN-PANCAROBA.bmkg.(diakses 27 April 2015). 26
MAKALAH KLIMATOLOGI ANGIN PUTING BELIUNG Dosen : Prof.Dr.Ir.Ariffin, MS
MAKALAH KLIMATOLOGI ANGIN PUTING BELIUNG Dosen : Prof.Dr.Ir.Ariffin, MS OLEH : 1. FAHMA SARIAHTA B. (125040201111125) 2. YANTI FITRIA N. (125040201111127) 3. ALIF EKA YUNIAN (125040201111129) 4. AMUL HEKSA
Lebih terperinci5.1.1 Bencana Lainnya A. Bencana Angin Puting Beliung Berdasarkan data yang diperoleh terdapat kejadian bencana yang diakibatkan oleh bencana angin
81 82 5.1.1 Bencana Lainnya A. Bencana Angin Puting Beliung Berdasarkan data yang diperoleh terdapat kejadian bencana yang diakibatkan oleh bencana angin topan juga termasuk angin putting beliung. Angin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun 2000 sampai saat ini, sejumlah bencana di suatu daerah terjadi disebabkan oleh cuaca ekstrim. Cuaca ekstrim di sejumlah daerah terjadi karena suhu permukaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Puting beliung adalah angin yang berputar dengan kecepatan lebih dari 63 km/jam yang bergerak secara garis lurus dengan lama kejadian maksimum 5 menit. Orang awam menyebut
Lebih terperinciCuaca Ekstrim ( Extreme Weather ) Badai Tornado di Amerika Serikat Oleh : Bhian Rangga JR NIM K P. Geografi FKIP UNS
Cuaca Ekstrim ( Extreme Weather ) Badai Tornado di Amerika Serikat Oleh : Bhian Rangga JR NIM K 5410012 P. Geografi FKIP UNS A. PENDAHULUAN Pada tahun 2000 sampai saat ini, sejumlah bencana di suatu daerah
Lebih terperinciANALISIS KONDISI CUACA SAAT TERJADI HUJAN LEBAT DAN ANGIN KENCANG DI ALUN-ALUN KOTA BANJARNEGARA (Studi Kasus Tanggal 08 Nopember 2017)
ANALISIS KONDISI CUACA SAAT TERJADI HUJAN LEBAT DAN ANGIN KENCANG DI ALUN-ALUN KOTA BANJARNEGARA (Studi Kasus Tanggal 08 Nopember 2017) Adi Saputra 1, Fahrizal 2 Stasiun Meteorologi Klas I Radin Inten
Lebih terperinciBADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG-TANGERANG
B M K G BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG-TANGERANG Telp: (021) 7353018 / Fax: 7355262 Website : http://www.staklimpondoketung.net Jln. Raya Kodam Bintaro No.
Lebih terperinciLAPORAN KEJADIAN CUACA EKSTRIM DI WILAYAH DKI DAN TANGERANG TANGGAL 15 MARET 2009
LAPORAN KEJADIAN CUACA EKSTRIM DI WILAYAH DKI DAN TANGERANG TANGGAL 15 MARET 2009 1 PENDAHULUAN Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan Informasi Prakiraan Musim Kemarau Tahun
Lebih terperinciANALISIS KONDISI CUACA SAAT TERJADI PUTING BELIUNG DI DESA BRAJAASRI KEC.WAY JEPARA KABUPATEN LAMPUNG TIMUR (Studi Kasus Tanggal 14 Nopember 2017)
ANALISIS KONDISI CUACA SAAT TERJADI PUTING BELIUNG DI DESA BRAJAASRI KEC.WAY JEPARA KABUPATEN LAMPUNG TIMUR (Studi Kasus Tanggal 14 Nopember 2017) Adi Saputra Stasiun Meteorologi Klas I Radin Inten II
Lebih terperinciIDENTIFIKASI KEJADIAN PUTING BELIUNG DENGAN MENGGUNAKAN RADAR CUACA DOPPLER C-BAND DI LOMBOK
IDENTIFIKASI KEJADIAN PUTING BELIUNG DENGAN MENGGUNAKAN RADAR CUACA DOPPLER C-BAND DI LOMBOK Kadek Setiya Wati 1, Maria Carine P.A.D.V 2, Joko Raharjo 3 1,2,3 Prakirawan Stasiun Meteorologi Selaparang-BIL
Lebih terperinci1. Kebakaran. 2. Kekeringan
1. Kebakaran Salah satunya kebakaran hutan adalah bentuk kebakaran yang tidak dapat terkendali dan seringkali terjadi di daerah hutan belantara. Penyebab umum hal ini seperti petir, kecerobohan manusia,
Lebih terperinciPMG Pelaksana Lanjutan Stasiun Meteorologi Nabire
ANALISIS CUACA TERKAIT ANGIN KENCANG DI KECAMATAN UNDAAN KABUPATEN KUDUS BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA TANGGAL 13 MARET 2017 STASIUN Eusebio METEOROLOGI Andronikos Sampe, NABIRE S.Tr PMG Pelaksana Lanjutan
Lebih terperinciBADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN METEOROLOGI KLAS I JUANDA SURABAYA
BMKG BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN METEOROLOGI KLAS I JUANDA SURABAYA Alamat : Bandar Udara Juanda Surabaya, Telp. 031 8667540 Pes. 104, Fax. 031-8673119 E-mail : meteojuanda@gmail.com,
Lebih terperinciBADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG-TANGERANG
B M K G BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG-TANGERANG Telp: (021) 7353018 / Fax: 7355262 Website : http://www.staklimpondoketung.net Jln. Raya Kodam Bintaro No.
Lebih terperinciBADAI DAN PENGARUHNYA TERHADAP CUACA BURUK DI INDONESIA. Drs. Achmad Zakir, AhMG Mia Khusnul Khotimah, AhMG
BADAI DAN PENGARUHNYA TERHADAP CUACA BURUK DI INDONESIA Drs. Achmad Zakir, AhMG Mia Khusnul Khotimah, AhMG Badai Tropis (disebut juga dengan Typhoon atau Tropical Cyclone) adalah pusaran angin kencang
Lebih terperinciMEMAHAMI PERINGATAN DINI TSUNAMI
MEMAHAMI PERINGATAN DINI TSUNAMI TSUNAMI ADALAH... Ÿ Serangkaian gelombang laut yang sangat besar, akibat dari gempa bumi yang sangat kuat bersumber di laut. Ÿ Gempa bumi membuat perubahan mendadak pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kepulauan Indonesia yang berada di daerah khatulistiwa menyebabkan Indonesia memiliki iklim tropis dengan tingkat pemanasan dan kelembaban tinggi. Hal tersebut mengakibatkan
Lebih terperinciGUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENETAPAN STATUS POTENSI BENCANA
GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENETAPAN POTENSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA,
Lebih terperinciANALISIS KONDISI CUACA SAAT TERJADI PUTING BELIUNG(WATERSPOUT) DI KABUPATEN KEPULAUAN SERIBU (Studi Kasus Tanggal 23 Oktober 2017)
ANALISIS KONDISI CUACA SAAT TERJADI PUTING BELIUNG(WATERSPOUT) DI KABUPATEN KEPULAUAN SERIBU (Studi Kasus Tanggal 23 Oktober 2017) Adi Saputra 1, Fahrizal 2 Stasiun Meteorologi Klas I Radin Inten II Lampung
Lebih terperinciBADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN METEOROLOGI KLAS III MALI
BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN METEOROLOGI KLAS III MALI BMKG Alamat : Bandar Udara Mali Kalabahi Alor (85819) Telp. Fax. : (0386) 2222820 : (0386) 2222820 Email : stamet.mali@gmail.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Utara yang mana secara geografis terletak pada Lintang Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Medan merupakan salah satu kota yang terdapat di Provinsi Sumatera Utara yang mana secara geografis terletak pada 2 27 00-2 47 00 Lintang Utara dan 98 35 00-98
Lebih terperinciANALISIS KEJADIAN CUACA EKSTRIM DI KECAMATAN KRUI SELATAN KABUPATEN PESISIR BARAT LAMPUNG (Studi Kasus Tanggal 11 Oktober 2017)
ANALISIS KEJADIAN CUACA EKSTRIM DI KECAMATAN KRUI SELATAN KABUPATEN PESISIR BARAT LAMPUNG (Studi Kasus Tanggal 11 Oktober 2017) Adi Saputra 1, Fahrizal 2 Stasiun Meteorologi Klas I Radin Inten II Bandar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari beberapa pulau utama dan ribuan pulau kecil disekelilingnya. Dengan 17.508 pulau, Indonesia menjadi negara
Lebih terperinci1) Panduan Keselamatan... i
1) Panduan Keselamatan... i 2.1. Keselamatan Lalu Lintas... i 2.2. Bahaya Kebakaran... i 2.3. Bahaya PohonTumbang... i 2.4. Puting Beliung... i 2.5. Gempa Bumi... i 2.6. Letusan Gunung Api... i 2.7. Bahaya
Lebih terperincimakalah tentang angin topan
makalah tentang angin topan Angin topan adalah pusaran angin kencang dengan kecepatan angin 120 km/jam atau lebih yang sering terjadi di wilayah tropis di antara garis balik utara dan selatan, kecuali
Lebih terperinciANALISIS CUACA SAAT TERJADI BANJIR DI WILAYAH KAB. SUMBAWA TANGGAL 11 FEBRUARI 2017
BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA STASIUN METEOROLOGI KLAS III SULTAN MUHAMMAD KAHARUDDIN JL. GARUDA No. 43 SUMBAWA BESAR NTB Kode Pos 84312TELP : 0371 21859, 24134 FAX : (0371) 626144 Email
Lebih terperinciYAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A
YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A Jl. Merdeka No. 24 Bandung 022. 4214714 Fax.022. 4222587 http//: www.smasantaangela.sch.id, e-mail : smaangela@yahoo.co.id 043 URS
Lebih terperinciANALISIS CUACA TERKAIT ANGIN PUTING BELIUNG DI KABUPATEN BANGKALAN TANGGAL 14 MARET Stasiun Meteorologi Nabire
ANALISIS CUACA TERKAIT ANGIN PUTING BELIUNG DI KABUPATEN BANGKALAN TANGGAL 14 MARET 2017 BADAN Eusebio METEOROLOGI Andronikos Sampe, DAN GEOFISIKA S.Tr STASIUN PMG METEOROLOGI Pelaksana Lanjutan NABIRE
Lebih terperinciANALISIS KEJADIAN CUACA EKSTRIM (BANJIR) DI KEC.NGARAS KABUPATEN PESISIR BARAT (study kasus tgl 09 Nopember 2017)
ANALISIS KEJADIAN CUACA EKSTRIM (BANJIR) DI KEC.NGARAS KABUPATEN PESISIR BARAT (study kasus tgl 09 Nopember 2017) Adi Saputra 1, Fahrizal 2 Stasiun Meteorologi Klas I Radin Inten II Bandar Lampung Email
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Mitigasi bencana merupakan serangkaian upaya untuk mengurangi resiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan
Lebih terperinciANALISIS KEJADIAN HUJAN LEBAT DI KOTA BALIKPAPAN TANGGAL 29 NOVEMBER
ANALISIS KEJADIAN HUJAN LEBAT DI KOTA BALIKPAPAN TANGGAL 29 NOVEMBER 2017 Nur Fitriyani (Stasiun Meteorologi Klas I Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan Balikpapan) Iwan Munandar (Stasiun Meteorologi
Lebih terperinciANALISIS CURAH HUJAN SAAT KEJADIAN BANJIR DI SEKITAR BEDUGUL BALI TANGGAL 21 DESEMBER 2016
BMKG BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI KELAS II NEGARA-BALI JL. LELI NO. 9 BALER BALE AGUNG NEGARA JEMBRANA-BALI 82212 TELP.(0365)4546209 FAX.(0365)4546209 Email : klimat_negara@yahoo.com
Lebih terperinciSuhu Udara dan Kehidupan. Meteorologi
Suhu Udara dan Kehidupan Meteorologi Suhu Udara dan Kehidupan Variasi Suhu Udara Harian Bagaimana Suhu Lingkungan Diatur? Data Suhu Udara Suhu Udara dan Rasa Nyaman Pengukuran Suhu Udara Variasi Suhu Udara
Lebih terperinciANALISIS HUJAN BULAN PEBRUARI 2011 DAN PRAKIRAAN HUJAN BULAN APRIL, MEI DAN JUNI 2011 PROVINSI DKI JAKARTA
ANALISIS HUJAN BULAN PEBRUARI 2011 DAN PRAKIRAAN HUJAN BULAN APRIL, MEI DAN JUNI 2011 PROVINSI DKI JAKARTA Sumber : BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG TANGERANG
Lebih terperinciSMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 7. MENGANALISIS MITIGASI DAN ADAPTASI BENCANA ALAMLATIHAN SOAL BAB 7
SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 7. MENGANALISIS MITIGASI DAN ADAPTASI BENCANA ALAMLATIHAN SOAL BAB 7 1. Usaha mengurangi resiko bencana, baik pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan
Lebih terperinciBadai guntur disebut juga badai listrik. Badai guntur adalah salah. satu bentuk cuaca yang ditandai dengan adanya kilat dan petir yang
Badai Badai guntur disebut juga badai listrik. Badai guntur adalah salah satu bentuk cuaca yang ditandai dengan adanya kilat dan petir yang dihasilkan oleh awan cumulonimbus. Badai guntur biasa muncul
Lebih terperinciMITIGASI BENCANA ALAM I. Tujuan Pembelajaran
K-13 Kelas X Geografi MITIGASI BENCANA ALAM I Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut. 1. Memahami pengertian mitigasi. 2. Memahami adaptasi
Lebih terperinciIDENTIFIKASI KEJADIAN BANJIR BANDANG KECAMATAN TANGSE KABUPATEN PIDIE, TANGGAL 26 FEBRUARI 2017
IDENTIFIKASI KEJADIAN BANJIR BANDANG KECAMATAN TANGSE KABUPATEN PIDIE, TANGGAL 26 FEBRUARI 2017 I. INFORMASI KEJADIAN BANJIR BANDANG Lokasi Kecamatan Tangse Pidie Tanggal (26/02/2017) Dampak Pidie, Aceh
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN.1 Data Siklon Tropis Data kejadian siklon tropis pada penelitian ini termasuk depresi tropis, badai tropis dan siklon tropis. Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data
Lebih terperinciPeristiwa Alam yang Merugikan Manusia. a. Banjir dan Kekeringan
Peristiwa Alam yang Merugikan Manusia a. Banjir dan Kekeringan Bencana yang sering melanda negara kita adalah banjir dan tanah longsor pada musim hujan serta kekeringan pada musim kemarau. Banjir merupakan
Lebih terperinciSUHU UDARA DAN KEHIDUPAN
BAB 3 14 Variasi Suhu Udara Harian Pemanasan Siang Hari Pemanasan permukaan bumi pada pagi hari secara konduksi juga memanaskan udara di atasnya. Semakin siang, terjadi perbedaan suhu yang besar antara
Lebih terperinciBMKG STASIUN KLIMATOLOGI KLAS I - SAMPALI, MEDAN
BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI KLAS I SAMPALI MEDAN Jl. Meteorologi Raya No.17 Sampali, Medan Telp : 061-6628002 Kode Pos 20371 Email : staklimspl@yahoo.co.id BMKG STASIUN
Lebih terperinciLAPORAN KEJADIAN ANGIN KENCANG DI WILAYAH DKI JAKARTA TANGGAL 22 APRIL 2009
LAPORAN KEJADIAN ANGIN KENCANG DI WILAYAH DKI JAKARTA TANGGAL 22 APRIL 2009 1 PENDAHULUAN Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan Informasi Prakiraan Musim Kemarau Tahun 2009,
Lebih terperinciBADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA
BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA BMKG Jl. Sisingamangaraja BADAN METEOROLOGI No. 1 Nabire Telp. (0984) DAN GEOFISIKA 22559,26169 Fax (0984) 22559 ANALISA CUACA STASIUN TERKAIT METEOROLOGI ANGIN
Lebih terperinciBAB IV ANALISA STUDI KASUS
BAB IV ANALISA STUDI KASUS IV.1 GOR Bulungan IV.1.1 Analisa Aliran Udara GOR Bulungan terletak pada daerah perkotaan sehingga memiliki variasi dalam batas-batas lingkungannya. Angin yang menerpa GOR Bulungan
Lebih terperinciPrakiraan Musim Kemarau 2018 Zona Musim di NTT KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) setiap tahun menerbitkan dua jenis prakiraan musim yaitu Prakiraan Musim Kemarau diterbitkan setiap bulan Maret dan Prakiraan Musim Hujan
Lebih terperinciGeografi. Kelas X ATMOSFER IV KTSP & K-13. I. Angin 1. Proses Terjadinya Angin
KTSP & K-13 Kelas X Geografi ATMOSFER IV Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini kamu diharapkan memiliki kemampuan untuk memahami proses terjadinya angin dan memahami jenis-jenis angin tetap
Lebih terperinciKATA PENGANTAR KUPANG, MARET 2016 PH. KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI LASIANA KUPANG CAROLINA D. ROMMER, S.IP NIP
KATA PENGANTAR Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) setiap tahun menerbitkan dua jenis prakiraan musim yaitu Prakiraan Musim Kemarau diterbitkan setiap bulan Maret dan Prakiraan Musim Hujan
Lebih terperinciTindakan Persiapan Menghadapi Badai Topan
Tindakan Persiapan Menghadapi Badai Topan Sebelum badai melanda Pastikan arah dan waktu tiba badai melalui siaran radio atai TV. Periksa saluran pembuangan air di rumah atau disekitarnya dan bersihkan
Lebih terperinciANALISIS CUACA EKSTRIM NTB HUJAN LEBAT TANGGAL 31 JANUARI 2018 LOMBOK BARAT, LOMBOK UTARA, DAN LOMBOK TENGAH Oleh : Joko Raharjo, dkk
ANALISIS CUACA EKSTRIM NTB HUJAN LEBAT TANGGAL 31 JANUARI 2018 LOMBOK BARAT, LOMBOK UTARA, DAN LOMBOK TENGAH Oleh : Joko Raharjo, dkk I. INFORMASI CUACA EKSTREM LOKASI 1. Desa Banyu Urip Kec Gerung Lombok
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara kepulauan yang secara geografis terletak di daerah
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan Negara kepulauan yang secara geografis terletak di daerah khatulistiwa, di antara Benua Asia dan Australia, serta diantara Samudera Pasifik dan Hindia.
Lebih terperinciPEMANASAN BUMI BAB. Suhu dan Perpindahan Panas. Skala Suhu
BAB 2 PEMANASAN BUMI S alah satu kemampuan bahasa pemrograman adalah untuk melakukan kontrol struktur perulangan. Hal ini disebabkan di dalam komputasi numerik, proses perulangan sering digunakan terutama
Lebih terperinciANALISIS ANGIN KENCANG DI KOTA BIMA TANGGAL 08 NOVEMBER 2016
BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA STASIUN METEOROLOGI MUHAMMAD SALAHUDDIN BIMA Jl. Sultan Muhammad Salahuddin Bima 84173, NTB Telp : (0374) 43215 Fax : (0374) 43123 Email : stamet_bmu@yahoo.co.id
Lebih terperinciANALISA CUACA SAAT TERJADI BANJIR DI KEC. SUMBAWA DAN LABUHAN BADAS WILAYAH KABUPATEN SUMBAWA (29 JANUARI 2017)
BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA STASIUN METEOROLOGI KLAS III SULTAN MUHAMMAD KAHARUDDIN JL. GARUDA No. 43 SUMBAWA BESAR NTB Kode Pos 84312TELP : 0371 21859, 24134 FAX : (0371) 626144 Email
Lebih terperinciPENYEBAB TERJADINYA TSUNAMI
Pengenalan Tsunami APAKAH TSUNAMI ITU? Tsunami adalah rangkaian gelombang laut yang mampu menjalar dengan kecepatan hingga lebih 900 km per jam, terutama diakibatkan oleh gempabumi yang terjadi di dasar
Lebih terperinciANALISIS HUJAN BULAN MEI 2011 DAN PRAKIRAAN HUJAN BULAN JULI, AGUSTUS DAN SEPTEMBER 2011 PROVINSI DKI JAKARTA
ANALISIS HUJAN BULAN MEI 2011 DAN PRAKIRAAN HUJAN BULAN JULI, AGUSTUS DAN SEPTEMBER 2011 PROVINSI DKI JAKARTA Sumber : BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG TANGERANG
Lebih terperinciPENGARUH ANGIN PADA BANGUNAN. 1. Perbedaan suhu yang horisontal akan menimbulkan tekanan.
PENGARUH ANGIN PADA BANGUNAN DEFINISI Angin adalah udara yang bergerak karena bagian-bagian udara didorong dari daerah bertekanan tinggi (suhu dingin) ke daerah yang bertekanan rendah (suhu panas). Perbedaan
Lebih terperinciDefinisi dan Jenis Bencana
Definisi dan Jenis Bencana Definisi Bencana Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana menyebutkan definisi bencana sebagai berikut: Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa
Lebih terperinciBADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA
BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA BMKG Jl. Sisingamangaraja BADAN METEOROLOGI No. 1 Nabire Telp. (0984) DAN GEOFISIKA 22559,26169 Fax (0984) 22559 ANALISIS CUACA EKSTRIM STASIUN TERKAIT METEOROLOGI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perkembangan pembangunan yang begitu pesat terkadang cenderung menimbulkan masalah baru di suatu wilayah bila dalam perencanaannya kurang/tidak memperhitungkan keadaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Secara geografis wilayah Indonesia terletak di daerah tropis yang terbentang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara geografis wilayah Indonesia terletak di daerah tropis yang terbentang antara 95 o BT 141 o BT dan 6 o LU 11 o LS (Bakosurtanal, 2007) dengan luas wilayah yang
Lebih terperinciIDENTIFIKASI CUACA EKSTRIM HUJAN ES & ANGIN PUTING BELIUNG DI SURABAYA TANGGAL 07 MARET Stasiun Meteorologi Nabire
IDENTIFIKASI CUACA EKSTRIM HUJAN ES & ANGIN PUTING BELIUNG DI SURABAYA TANGGAL 07 MARET 2017 BADAN Eusebio Andronikos Sampe, DAN GEOFISIKA S.Tr BALAI BESAR DAN GEOFISIKA WILAYAH V PMG Pelaksana Lanjutan
Lebih terperinciLAPORAN HARIAN UPTB PUSDALOPS PB BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH
LAPORAN HARIAN UPTB PUSDALOPS PB BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH Alamat : Jl. Arah Bandara SMB II Palembang Telp. 0711-385108, Fax. 0711-385107 Email: bpbdprovsumsel@gmail.com / bpbd.sumsel@yahoo.com
Lebih terperinciANALISIS UNSUR CUACA BULAN JANUARI 2018 DI STASIUN METEOROLOGI KLAS I SULTAN AJI MUHAMMAD SULAIMAN SEPINGGAN BALIKPAPAN
ANALISIS UNSUR CUACA BULAN JANUARI 2018 DI STASIUN METEOROLOGI KLAS I SULTAN AJI MUHAMMAD SULAIMAN SEPINGGAN BALIKPAPAN Oleh Nur Fitriyani, S.Tr Iwan Munandar S.Tr Stasiun Meteorologi Klas I Sultan Aji
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan klasifikasi iklim global, wilayah kepulauan Indonesia sebagian besar tergolong dalam zona iklim tropika basah dan sisanya masuk zona iklim pegunungan. Variasi
Lebih terperinciPUTTING BELIUNG ATAU TORNADO M.CHAERAN HARCICI STIMART AMNI SEMARANG. ABSRTAK
PUTTING BELIUNG ATAU TORNADO M.CHAERAN HARCICI STIMART AMNI SEMARANG Email :mochamadchaeran@yahoo.co.id ABSRTAK Puting beliung istilah di Indonesia sedangkan Tornado istilah di Amerika Serikat adalah merupakan
Lebih terperinciANALISIS KONDISI CUACA SAAT TERJADI PUTING BELIUNG DI DESA PURWOSARI KEC.METRO UTARA KOTA METRO (Studi Kasus Tanggal 04 Januari 2018)
ANALISIS KONDISI CUACA SAAT TERJADI PUTING BELIUNG DI DESA PURWOSARI KEC.METRO UTARA KOTA METRO (Studi Kasus Tanggal 04 Januari 2018) Adi Saputra Stasiun Meteorologi Klas I Radin Inten II Lampung Email:
Lebih terperinciANALISIS HUJAN BULAN JANUARI 2011 DAN PRAKIRAAN HUJAN BULAN MARET, APRIL, DAN MEI 2011 PROVINSI DKI JAKARTA
ANALISIS HUJAN BULAN JANUARI 2011 DAN PRAKIRAAN HUJAN BULAN MARET, APRIL, DAN MEI 2011 PROVINSI DKI JAKARTA Sumber : BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG TANGERANG
Lebih terperinciPANDUAN PENCEGAHAN BENCANA ABRASI PANTAI
PANDUAN PENCEGAHAN BENCANA ABRASI PANTAI ( UNTUK SISWA SEKOLAH MENENGAH ) JURUSAN PENDIDKAN GEOGRAFI SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013 OLEH: MUH. ISA RAMADHAN KATA PENGANTAR Puji
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Kesiapsiagaan Kesiapsiagaan menurut UU No.24 2007, Pasal 1 Ayat 7 adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian
Lebih terperinciHidrometeorologi. Pertemuan ke I
Hidrometeorologi Pertemuan ke I Pengertian Pengertian HIDROMETEOROLOGI Adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara unsur unsur meteorologi dengan siklus hidrologi, tekanannya pada hubungan timbal balik
Lebih terperinciANALISIS KONDISI CUACA SAAT TERJADI BANJIR DI KABUPATEN LAMPUNG UTARA (Studi Kasus Tanggal 29 Desember 2017)
ANALISIS KONDISI CUACA SAAT TERJADI BANJIR DI KABUPATEN LAMPUNG UTARA (Studi Kasus Tanggal 29 Desember 2017) Adi Saputra 1, Fahrizal 2 Stasiun Meteorologi Klas I Radin Inten II Bandar Lampung Email : adi.bmkgsorong7@gmail.com
Lebih terperinciI. INFORMASI METEOROLOGI
I. INFORMASI METEOROLOGI I.1 ANALISIS DINAMIKA ATMOSFER I.1.1 MONITORING DAN PRAKIRAAN FENOMENA GLOBAL a. ENSO ( La Nina dan El Nino ) Berdasarkan pantauan suhu muka laut di Samudra Pasifik selama bulan
Lebih terperinciBADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG-TANGERANG
B M K G BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG-TANGERANG Telp: (021) 7353018 / Fax: 7355262 Website : http://www.staklimpondoketung.net Jln. Raya Kodam Bintaro No.
Lebih terperinciSIKLON TROPIS YVETTE DAN DAMPAKNYA TERHADAP KONDISI CUACA DI INDONESIA (19 23 Desember 2016) Disusun oleh : Kiki, M. Res Rudy Hendriadi
SIKLON TROPIS YVETTE DAN DAMPAKNYA TERHADAP KONDISI CUACA DI INDONESIA (19 23 ) Disusun oleh : Kiki, M. Res Rudy Hendriadi PUSAT METEOROLOGI PUBLIK BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA Januari 2017
Lebih terperinciDefinisi dan Jenis Bencana
Definisi dan Jenis Bencana Definisi Bencana Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana menyebutkan definisi bencana sebagai berikut: Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa
Lebih terperinciAnalisis Kondisi Atmosfer Pada Saat Kejadian Banjir Bandang Tanggal 2 Mei 2015 Di Wilayah Kediri Nusa Tenggara Barat
Analisis Kondisi Atmosfer Pada Saat Kejadian Banjir Bandang Tanggal 2 Mei 2015 Di Wilayah Kediri Nusa Tenggara Barat Oleh: Drs. Achmad Sasmito dan Rahayu Sapta Sri S, S.Kel Perekayasa dan Peneliti di Pusat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan dikepung oleh tiga lempeng utama (Eurasia, Indo-Australia dan Pasifik),
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara geografis, posisi Indonesia yang dikelilingi oleh ring of fire dan dikepung oleh tiga lempeng utama (Eurasia, Indo-Australia dan Pasifik), lempeng eura-asia
Lebih terperinciBADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG-TANGERANG
B M K G BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG-TANGERANG Telp: (021) 7353018 / Fax: 7355262 Website : http://www.staklimpondoketung.net Jln. Raya Kodam Bintaro No.
Lebih terperinciMITIGASI BENCANA ALAM TSUNAMI BAGI KOMUNITAS SDN 1 LENDAH KULON PROGO. Oleh: Yusman Wiyatmo ABSTRAK
MITIGASI BENCANA ALAM TSUNAMI BAGI KOMUNITAS SDN 1 LENDAH KULON PROGO Oleh: Yusman Wiyatmo Jurdik Fisika FMIPA UNY, yusmanwiyatmo@yahoo.com, HP: 08122778263 ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah: 1) mengetahui
Lebih terperinciPrakiraan Musim Hujan 2015/2016 Zona Musim di Nusa Tenggara Timur
http://lasiana.ntt.bmkg.go.id/publikasi/prakiraanmusim-ntt/ Prakiraan Musim Hujan 2015/2016 Zona Musim di Nusa Tenggara Timur KATA PENGANTAR Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) setiap tahun
Lebih terperinciANALISIS KONDISI CUACA EKSTRIM ANGIN PUTING BELIUNG DI SUKABUMI TANGGAL 03 JUNI Stasiun Meteorologi Nabire
ANALISIS KONDISI CUACA EKSTRIM ANGIN PUTING BELIUNG DI SUKABUMI TANGGAL 03 JUNI 2017 BADAN Eusebio METEOROLOGI Andronikos Sampe, DAN GEOFISIKA S.Tr STASIUN PMG METEOROLOGI Pelaksana Lanjutan NABIRE Stasiun
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Beberapa dekade terakhir, skala bencana semakin meningkat seiring dengan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Beberapa dekade terakhir, skala bencana semakin meningkat seiring dengan peningkatan urbanisasi, deforestasi, dan degradasi lingkungan. Hal itu didukung oleh iklim
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. merupakan hasil pemutakhiran rata-rata sebelumnya (periode ).
KATA PENGANTAR Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) setiap tahun menerbitkan dua jenis prakiraan musim yaitu Prakiraan Musim Kemarau diterbitkan setiap bulan Maret dan Prakiraan Musim Hujan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yaitu Lempeng Euro-Asia dibagian Utara, Lempeng Indo-Australia. dibagian Selatan dan Lempeng Samudera Pasifik dibagian Timur.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Kepulauan Indonesia secara astronomis terletak pada titik koordinat 6 LU - 11 LS 95 BT - 141 BT dan merupakan Negara kepulauan yang terletak pada
Lebih terperinciSTASIUN METEOROLOGI GAMAR MALAMO GALELA
STASIUN METEOROLOGI GAMAR MALAMO GALELA ANALISIS CUACA TERKAIT KEJADIAN BANJIR DI GALELA HALMAHERA UTARA TANGGAL 13 FEBRUARI 2017 OLEH : RUDI BAMBANG HARYONO, A.Md GALELA 2017 ANALISIS CUACA TERKAIT KEJADIAN
Lebih terperinciKomunitas Relawan Se-Kabupaten Sleman, Instansi terkait dalam Kesiapsiagaan menghadapi Cuaca Ekstrim ini dalam keadaan sehat wal afiat.
SAMBUTAN BUPATI SLEMAN PADA ACARA APEL SIAGA KOMUNITAS RELAWAN SE-KABUPATEN SLEMAN, INSTANSI TERKAIT DALAM KESIAPSIAGAAN MENGHADAPI CUACA EKSTRIM TANGGAL : 12 DESEMBER 2017 Assalamu alaikum Wr. Wb. Salam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sampai Maluku (Wimpy S. Tjetjep, 1996: iv). Berdasarkan letak. astronomis, Indonesia terletak di antara 6 LU - 11 LS dan 95 BT -
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia dikenal sebagai suatu negara kepulauan yang mempunyai banyak sekali gunungapi yang berderet sepanjang 7000 kilometer, mulai dari Sumatera, Jawa,
Lebih terperinciBADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA
BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA BMKG Jl. Sisingamangaraja BADAN METEOROLOGI No. 1 Nabire Telp. (0984) DAN GEOFISIKA 22559,26169 Fax (0984) 22559 ANALISA CUACA STASIUN TERKAIT METEOROLOGI ANGIN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Modul tinjauan umum manajemen bencana, UNDRO
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Bumi sebenarnya merupakan sebuah sistem yang sangat kompleks dan besar. Sistem ini bekerja diluar kehendak manusia. Suatu sistem yang memungkinkan bumi berubah uaitu
Lebih terperinciANALISIS KLIMATOLOGI HUJAN EKSTRIM BULAN JUNI DI NEGARA-BALI (Studi Khasus 26 Juni 2017) https://www.balipost.com
ANALISIS KLIMATOLOGI HUJAN EKSTRIM BULAN JUNI DI NEGARA-BALI (Studi Khasus 26 Juni 2017) https://www.balipost.com www.news.detik.com STASIUN KLIMATOLOGI KELAS II JEMBRANA - BALI JUNI 2017 ANALISIS KLIMATOLOGI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kejadian bencana dunia meningkat dan 76% adalah bencana hidrometeorologi (banjir, longsor, siklon tropis, kekeringan). Sebagian besar terjadi di negara-negara miskin
Lebih terperinciBUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK BARAT NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN FUNGSI, KLASIFIKASI, PERSYARATAN ADMINISTRATIF DAN TEKNIS BANGUNAN GEDUNG DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciDAFTAR ISI 1. PENDAHULUAN.5 2. MENGENAL LEBIH DEKAT MENGENAI BENCANA.8 5W 1H BENCANA.10 MENGENAL POTENSI BENCANA INDONESIA.39 KLASIFIKASI BENCANA.
DAFTAR ISI 1. PENDAHULUAN...5 2. MENGENAL LEBIH DEKAT MENGENAI BENCANA...8 5W 1H BENCANA...10 MENGENAL POTENSI BENCANA INDONESIA...11 SEJARAH BENCANA INDONESIA...14 LAYAKNYA AVATAR (BENCANA POTENSIAL INDONESIA)...18
Lebih terperinciBADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA
BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA BMKG Jl. Sisingamangaraja BADAN METEOROLOGI No. 1 Nabire Telp. (0984) DAN GEOFISIKA 22559,26169 Fax (0984) 22559 ANALISIS HUJAN STASIUN SEDANG METEOROLOGI &
Lebih terperinciMITIGASI BENCANA ALAM II. Tujuan Pembelajaran
K-13 Kelas X Geografi MITIGASI BENCANA ALAM II Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut. 1. Memahami banjir. 2. Memahami gelombang pasang.
Lebih terperinciSMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 7. MENGANALISIS MITIGASI DAN ADAPTASI BENCANA ALAMLATIHAN SOAL 7.2
SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 7. MENGANALISIS MITIGASI DAN ADAPTASI BENCANA ALAMLATIHAN SOAL 7.2 1. Serangkaian peristiwa yang menyebabkan gangguan yang mendatangkan kerugian harta benda sampai
Lebih terperinciANALISIS HUJAN BULAN JUNI 2011 DAN PRAKIRAAN HUJAN BULAN AGUSTUS, SEPTEMBER DAN OKTOBER 2011 PROVINSI DKI JAKARTA
ANALISIS HUJAN BULAN JUNI 2011 DAN PRAKIRAAN HUJAN BULAN AGUSTUS, SEPTEMBER DAN OKTOBER 2011 PROVINSI DKI JAKARTA 1. TINJAUAN UMUM 1.1. Curah Hujan Curah hujan merupakan ketinggian air hujan yang jatuh
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1046, 2014 KEMENPERA. Bencana Alam. Mitigasi. Perumahan. Pemukiman. Pedoman. PERATURAN MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. mencapai 50 derajat celcius yang menewaskan orang akibat dehidrasi. (3) Badai
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bencana merupakan rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik faktor alam dan/ atau faktor non alam
Lebih terperinci