II. TINJAUAN PUSTAKA. bahasa Yunani klasik yaitu stratus yang berarti tentara dan agein
|
|
- Djaja Tan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 11 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Strategi 1. Definisi Strategi Cangara (2009: ) menyebutkan bahwa istilah strategi berasal dari bahasa Yunani klasik yaitu stratus yang berarti tentara dan agein yang berarti pemimpin. Bila kedua kata tersebut digabungkan maka strategi berarti memimpin tentara. Selain bahasa Yunani, strategi juga dapat disebut strategos yang berarti suatu usaha untuk mencapai suatu kemenangan dalam dalam suatu peperangan yang awalnya digunakan dalam lingkup militer. Namun, istilah strategi berkembang dan digunakan dalam berbagai bidang yang memilki arti yang hampir sama. Clausewitz dalam Arifin (2003:161) menyatakan bahwa pengertian strategi adalah pengetahuan tentang penggunaan pertempuran untuk memenangkan peperangan. Morrisey dalam Nimmo (2005:121) juga menyebutkan bahwa strategi adalah proses untuk menentukan arah yang harus dituju oleh perusahaan agar misinya tercapai dan sebagai daya dorong yang akan membantu perusahaan dalam menentukan produk, jasa dan pasarnya di masa depan.
2 12 Berdasarkan pengertian-pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa strategi adalah cara atau metode yang ditempuh agar mencapai suatu tujuan. Strategi dilakukan karena seseorang atau kelompok memilki tujuan tertentu, dan untuk mencapai tujuan tersebut maka dibutuhkan strategi sebagai metode yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut. 2. Strategi Politik Beauffre dalam Nimmo (2005: 123) menyebutkan bahwa strategi politik diartikan sebagai seni yang menggunakan semua kekuatan untuk mencapai semua tujuan-tujuan yang ditetapkan oleh politik dan diartikan juga sebagai keseluruhan keputusan-keputusan kondisional yang menetapkan tindakan-tindakan yang harus dijalankan guna menghadapi setiap keadaan yang mungkin terjadi di masa depan. Pendapat lain, yaitu Moesafa (2008: 158) juga menyebutkan bahwa strategi adalah segala rencana dan tindakan yang dilakukan untuk memperoleh kemenangan dalam pemilu. Didalam konsep strategi mencakup kegiatan menganalisa kekuatan dan potensi suara yang akan diperoleh serta mengetahui metode pendekatan yang dibutuhkan kepada pemilih. Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa strategi politik adalah metode atau cara yang dilakukan untuk mencapai tujuan dalam kegiatan politik. Strategi politik dilakukan secara matang agar dapat memenangkan pemilihan. Agar seorang kandidat dapat memenangkan pemilihan maka ia harus berusaha agar pemilih memihak kepadanya, untuk melakukan itu semua maka dibutuhkan strategi untuk menarik perhatian pemilih.
3 13 3. Strategi Pendekatan Pasar Firmanzah (2012: ) menyatakan bahwa terdapat tiga jenis strategi pendekatan pasar, antara lain adalah: a. Push-marketing Pada strategi ini partai politik berusaha mendapatkan dukungan melalui stimulan yang diberikan kepada pemilih. Masyarakat perlu mendapatkan dorongan dan energi untuk pergi ke bilik suara dan memilih kandidat tersebut. Disamping itu partai politik perlu menyediakan alasan yang rasional maupun emosial kepada pemilih untuk memotivasi mereka agar mereka bersedia mendukung kandidat tersebut. b. Pass-marketing Strategi ini menggunakan individu maupun kelompok yang dapat mempengaruhi opini pemilih. Sukses tidaknya penggalangan massa akan sangat ditentukan oleh pemilihan tokoh yang berperan tersebut. Semakin tepat tokoh yang dipilih, efek yang diraih pun semakin besar dalam mempengaruhi pendapat. c. Pull-marketing Strategi ini menitikberatkan pada pembentukan image politik yang positif. Macdonald (1989) menganjurkan bahwa supaya simbol dan image politik dapat memiliki dampak yang signifikan., kedua hal tersebut harus mampu membangkitkan sentimen. Pemilih cenderung memilih partai yang sama dengan apa yang mereka rasakan. 4. Menetapkan Strategi Penulisan Berita (Pesan) Menurut Harwood Childs dalam Ruslan (2007: 54-55) ada beberapa strategi dalam kegiatan public relations untuk merancang suatu pesan dalam bentuk informasi atau berita, yaitu sebagai berikut: a. Strategy of publicity Melakukan kampanye untuk penyebaran pesan (massage) melalui proses publikasi suatu berita melalui kerjasama dengan berbagai media massa. Selain itu, dengan menggunakan taktik merekayasa
4 14 suatu berita akan dapat menarik perhatian audiensi sehingga akan menciptakan publisitas yang menguntungkan. b. Strategy of persuation Berkampanye untuk membujuk atau menggalang khalayak melalui teknik sugesti atau persuasi untuk mengubah opini publik dengan mengangkat segi emosional dari suatu cerita atau artikel berlandaskan humanity interest. c. Strategy of argumentation Strategi ini biasanya dipakai untuk mengantisipasi berita negatif yang kurang menguntungkan (negative news), kemudian dibentuk berita tandingan yang mengemukakan argumentasi yang rasional agar opini publik tetap dalam posisi yang menguntungkan. Dalam hal ini, kemampuan public relations sebagai komunikator yang handal diperlukan untuk mengemukakan suatu fakta yang jelas dan rasional dalam mengubah opini publik melalui berita atau statement yang dipublikasikan. d. Strategy of images Strategi pembentukan berita yang positif dalam publikasi untuk menjaga citra lembaga atau organisasi termasuk produknya. Misalnya tidak hanya menampilkan segi promosi, tetapi bagaimana menciptakan publikasi nonkomersial dengan menampilkan kepedulian terhadap lingkungan dan sosial (humanity relations and sosial marketing) yang menguntungkan citra bagi lembaga atau organisasi secara keseluruhan (corporate image).
5 15 B. Media Massa 1. Definisi Media Massa Media berasal dari bahasa Latin medium yang berarti perantara, pengantar atau tengah. Pengertian tunggalnya memakai istilah medium, sedangkan dalam pengertian jamak dipakai istilah media. Kemudian istilah media digunakan dalam bahasa Inggris dan diserap kedalam bahasa Indonesia, dengan makna antara lain alat komunikasi, tengah, perantara atau penghubung (Arifin, 2014: 101). Cangara (2006: 122) mengatakan media massa adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesan dari sumber kepada khalayak (penerima) dengan menggunakan alat-alat komunikasi mekanis seperti radio, televisi, film, surat kabar dan lain-lain. Secara umum media massa merupakan saluran yang digunakan oleh komunikator untuk menyampaikan pesan kepada khalayak dengan maksud tertentu, pesan yang disampaikan kandidat kepada masyarakat yang bertujuan untuk memasarkan kandidat agar dipilih oleh masyarakat. Rogers dalam Kurnia (2012: 10-11) mengemukakan pendapat bahwa media massa tidak hanya berlaku bagi media modern, namun media tradisional, termasuk teater rakyat, konser amal dan pertunjukanpertunjukan besar lainnya yang langsung menemui khalayak. Media massa memiliki kapasitas dan kemampuan dalam mempengaruhi khalayak terutama dalam membentuk citra politik dan opini publik. Media memiliki status, prestise dan kredibilitas dalam masyarakat, sekaligus memperoleh citranya dari khalayak yang dikenal dengan citra media yang
6 16 sangat penting bagi pemakai media. Khalayak akan memilih media yang sesuai dengan citra dirinya, visi dan misinya sebagai politikus, kandidat atau pejabat negara dalam membentuk citra politik dan opini publik yang positif. Salah satu keunggulan media massa adalah daya jangkaunya yang sangat luas dan kecepatannya dalam menyebarkan informasi dan opini. Ada beberapa jenis media yang dikenal dalam ilmu komunikasi seperti media individual (telepon, surat dan telegram), format kecil (brosur, bulletin, poster, banner, baliho dan spanduk), media massa (surat kabar, film, radio dan televisi) dan media sosial melalui internet. Media massa yang terlembagakan misalnya media massa bekerja menyampaikan pesan yang bersifat umum dan aktual. Pesan atau informasi yang disampaikan oleh media massa itu bukan realitas sesungguhnya, melainkan rekonstruksi dari realitas yang disebut realitas buatan atau relitas media. Berdasarkan beberapa uraian diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa media adalah alat atau perantara bagi kamunikator kepada khalayak untuk menyampaikan pesan secara massal. Media digunakan untuk mempersingkat waktu, memperluas jangkauan serta penghematan biaya yang harus dikeluarkan selama penyampaian pesan tersebut berlangsung.
7 17 2. Karakter Media Massa Menurut Kurnia (2012: 12-13) terdapat beberapa karakter media massa antara lain: a. Bersifat Umum (Commonsense) Media massa memiliki karakter pesan yang bersifat umum, tidak eksklusif dan pribadi, terbuka untuk semua komunikan, tidak terbatas pada usia, pendidikan, ras dan batas-batas sosial lainnya. Namun, secara norma dan prinsip, media massa tidak diizinkan untuk menyampaikan pesan secara terbuka total karena ada wilayah seleksi (controlling), di Indonesia dikenal dengan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) yang bertugas mengawasi dan mengontrol arus pesan media massa. b. Keserempakan Pesan Media massa mampu mengantarkan pesan dalam keseragaman waktu, dengan tempat berbeda, komunikan terpisah oleh ruang dan waktu, sedangkan media mampu menembusnya tanpa halangan. Dengan kata lain media tidak terpengaruh oleh jarak antara khalayak karena media dengan dukungan teknologi komunikasi berhasil melakukan pengiriman pesan dengan mudah. c. Komunikasi Satu Arah Sifat nonpribadi dan melalui channel media adalah konsep komunikasi searah, tidak memliki feedback langsung, namun memiliki respons yang sangat kuat. Jika terjadi ketidakpuasan atas pesan media
8 18 massa, khalayak tidak memiliki ruang untuk membalas. Untuk itulah, khalayak media massa bersifat pasif. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulakan bahwa media, memiliki beberapa karakter. Karakter-karakter media tersebut tentu dapat dimanfaatkan sesuai dengan kebutuhan setiap komunikator yang akan memanfaatkan media sebagai penyampai pesan. Karakter media yang bersifat menyeluruh, satu arah dan bersifat umum menjadikan media sangat mudah diterima oleh lapisan kalangan masayarakat, namun sayang karakter media yang hanya bersifat satu arah menyebabkan terbatasnya komunikasi antara komunikan dan audience. 3. Fungsi Media Massa Dominick (2001) dalam /f1b.htm. Diakses tanggal 17 Februari menyebutkan terdapat beberapa fungsi media massa bagi masyarakat, antara lain yaitu: a. Fungsi Pengawasan Fungsi ini terdiri dari dua bentuk utama, yaitu pengawasan peringatan dan pengawasan instrumental. Media massa menjalankan fungsi pengawasan peringatan jika menginformasikan tentang ancaman yang disebabkan oleh beberapa hal, misalnya bencana alam, serangan militer, inflasi dan krisis ekonomi. Fungsi pengawasan instrumental dari media massa dapat berjalan jika informasi yang disampaikan memiliki kegunaan atau dapat membantu khalayak dalam kehidupan sehari-hari.
9 19 b. Fungsi Penafsiran Fungsi ini dijalankan jika media selain menyampaikan fakta dan data kepada khalayak, juga memberi penafsiran terhadap kejadian-kejadian penting. Media memilih dan memutuskan peristiwa-peristiwa mana yang layak dan yang tidak layak disajikan. c. Fungsi Keterkaitan Media massa dapat menjadi alat pemersatu anggota masyarakat yang beragam sehingga membentuk pertalian berdasarkan kepentingan dan minat yang sama tentang sesuatu. d. Fungsi Penyebaran Nilai Fungsi ini juga disebut fungsi sosialisasi. Media massa memperlihatkan kepada khalayak tentang bagaimana seharusnya mereka bertindak dan apa yang diharapkan mereka. e. Fungsi Hiburan Fungsi hiburan selalu dijalankan oleh setiap media massa. Media massa yang sangat jelas menjalankan ini adalah televisi, radio dan tabloid. Arifin (2014: 109) menyebutkan bahwa selain sebagai media komunikasi yang melayani khalayak yang luas, pers, film, radio, dan televisi juga merupakan lembaga sosial. Bahkan jenis-jenis media massa tersebut dapat juga menjadi alat perjuangan politik, alat perjuangan ekonomi atau alat perjuangan yang lain baik dalam arti universal maupun dalam arti khusus. Oleh karena itu media massa sebagai lembaga sosial dapat mejalankan fungsi sosial, politik, ekonomi dan fungsi pencitraan.
10 20 Karlina (2002) dalam /f1b.htm. Diakses tanggal 17 Februari 2014, menyebutkan bahwa selain fungsi tersebut, ada beberapa fungsi yang bersifat umum dari media massa yaitu fungsi informasi, pendidikan, mempengaruhi, fungsi proses pengembangan mental, adaptasi lingkungan dan fungsi manipulasi lingkungan. Secara lebih khusus media massa mempunyai fungsi meyakinkan, menganugerahkan status, membius, menciptakan rasa kebersatuan, privatisasi dan hubungan parasosial. Sedangkan menurut Pasal 3 UU No.40 mengenai pers, pers nasional mempunyai fungsi sebagai media informasi, pendidikan, hiburan dan kontrol sosial. Disamping fungsi-fungsi tersebut, pers nasional dapat berfungsi sebagai lembaga ekonomi. Berdasarkan pengertian tersebut, jelas bahwa pers bisa saja bergeser dari fungsi-fungsi utamanya menjadi fungsi ekonomi. Seperti yang sekarang marak terjadi, dimana pers dijadikan alat marketing kandidat politik. Berdasarkan beberapa fungsi media tersebut, penulis dapat menarik kesimpulan bahwa media tentu semakin memudahkan kita sebagai pengguna media untuk menyampaikan pesan. Kegunaan media yang begitu banyak menambah kemudahan bagi kita untuk menyampaikan pesan. Tidak terkecuali bagi dunia politik yang memang sangat membutuhkan media sebagai alat penyampai pesan. Media memudahkan dunia politik untuk terus berkembang dan mendapatkan efisiensi serta efektifitas.
11 21 4. Kekuatan Media Massa Media massa memiliki kekuatan yang membuatnya sangat penting dan strategis dalam pencitraan politik, terutama untuk pencitraan dan opini publik dalam masyarakat. Oleh karena itu media massa akan selalu menjadi sasaran politikus atau kandidat untuk digunakan sebagai media pencitraan yang terorganisasi dan terlembagakan. Media massa harus terlebih dahulu manjadi objek pencitraan politik dengan mewarnai kepribadiannya, sehingga dapat tampil sebagai subjek pencitraan politik yang efektif. Menurut Defluer dalam Arifin (2014: 141) adanya kekuatan yang dimiliki media massa, maka dapat dipahami jika media massa selalu menarik banyak minat dan perhatian. Media massa dapat dikuasai oleh kepentingan yang berbeda dengan tujuan yang sama yaitu pengaruh publik dengan jalan merekayasa opini melalui pencitraan. Kekuatan media massa bisa digambarkan melalui teori jarum suntik. Teori ini berasumsi bahwa khalayak atau masyarakat berada pada posisi pasif, sedangkan media massa bertindak sebagai penguasa. Khalayak hanya menerima informasi dan bertindak pasif terhadap gempuran media massa, sehingga tidak memiliki pilihan lain selain menerima saja pesan yang disampaikan oleh media massa. Mulyana dalam Nimmo (2006: 162) mengemukakan bahwa iklan politik di media massa sifatnya memang satu arah dan layaknya produksi di media massa, iklan politik dibentuk sedemikian rupa untuk menampilkan pencitraan kandidat dengan narasi dan ilustrasi yang dibuat secara menarik dan seolah-olah dekat dengan masyarakat
12 22 yang juga diikutsertakan dalam iklan kampanye politik tersebut serta peduli dengan isu-isu yang dijadikan andalan meskipun pada kenyataan masih dipertanyakan. Di sisi lain, iklan kampanye politik di media massa mungkin menimbulkan kesan terbiasa (familiarity) akan sosok yang diangkat. Karena orang yang paling banyak menerima pesan adalah orang yang cenderung untuk mengerti. Kekuatan media massa didukung oleh adanya kerjasama antara tiga faktor, yaitu: ubiquity, cumulative of massage, dan consonance of journalist. Faktor ubiquity atau serba hadir berarti bahwa media massa ada dimanamana dan sulit dihindari oleh khalayak, sehingga media massa mampu mendominasi lingkungan informasi. Faktor cumulative of massage atau kumulasi pesan terjadi karena dengan pesan media massa yang bersifat kumulatif, dapat memperkuat dampaknya, melalui pengulangan pesan berkali-kali dan penyatuan pesan yang terpotong-potong. Demikian juga faktor consonance of journalist atau keseragaman para wartawan dari berbagai jenis media semakin menambah dampak media massa terhadap khalayak. Misalnya penyajian pesan yang berisi pencitraan politik yang cenderung sama oleh semua media massa akan menjurus kepada pembentukan citra politik yang sama pada khalayak. Menurut Cangara (2011: ) ada beberapa teori komunikasi yang dapat dijadikan acuan untuk melihat keperkasaan media maupun kelemahan-kelemahannya mempersuasi masyarakat dalam hubungannya dengan aktivitas politik. Teori tersebut antara lain: a. Teori Jarum Suntik (Hypodermic Needle Theory) Teori jarum suntik berpendapat bahwa khalayak sama sekali tidak memiliki kekuatan untuk menolak informasi setelah ditembakkan
13 23 melalui media komunikasi. Khalayak terlena seperti kemasukan obat bius melalui jarum suntik, sehingga tidak bisa memiliki alternatif untuk menentukan pilihan lain kecuali apa yang disiarkan oleh media. b. Teori Kepala Batu (Obstinate Audience) Teori kepala batu menolak teori jarum suntik dengan alasan jika suatu informasi ditembakkan dari media, mengapa khalayak tidak berusaha berlindung untuk menghindari tembakan informasi itu. Masyarakat atau khalayak memiliki hak untuk memilah informasi mana yang mereka perlukan dan informasi mana yang tidak mereka perlukan. Kemampuan untuk menyeleksi informasi ada pada khalayak menurut perbedaan individu, persepsi dan latar belakang budaya. c. Teori Kegunaan dan Kepuasan (Uses and Gratification Theory) Teori banyak berkaitan dengan sikap dan perilaku para konsumen, bagaimana mereka menggunakan media untuk mencari informasi tentang apa yang mereka butuhkan. Dalam praktik politik, teori ini banyak digunakan oleh para politisi. d. Teori Lingkar Kesunyian (Spiral of Silence Theory) Teori ini berkaitan dengan kekuatan media yang bisa membuat opini publik, tetapi dibalik itu ada opini yang bersifat laten berkembang di tingkat bawah yang tersembunyi kerena tidak sejalan dengan opini publik mayoritas yang bersifat manifest (nyata dipermukaan). Opini publik yang tersembunyi disebut opini yang berada dalam lingkar keheningan.
14 24 e. Teori Penanaman (Cultivation Theory) Teori ini menggambarkan kehebatan media terutama televisi dalam menanamkan sesuatu dalam jiwa penonton, kemudian terimplementasi dalam sikap dan perilaku mereka. f. Teori Agenda setting (Agenda Setting Theory) Teori ini mengakui bahwa media memberi pengaruh terhadap khalayak dalam pemilihan presiden dalam penayangan berita, isu, citra, maupun penampilan kandidat itu sendiri. 5. Strategi Media Media juga membutuhkan strategi sebagai langkah awal untuk melaksanakan marketing politik. Efektifitas penyampaian pesan-pesan serta iklan politik berbeda disetiap kondisi masyarakat. Pada masyarakat pedesaan yang mayoritas belum memiliki kesadaran tinggi dalam hal pengetahuan, terlebih pengetahuan politik, marketing politik menggunakan media massa masih cenderung sulit berkembang. Tidak banyak orang pedesaan yang mau meluangkan waktu untuk membaca harian atau majalah terutama untuk mengetahui berita politik. Mereka cenderung lebih suka mendengarkan radio, untuk itu marketing politik pada masyarakat pedesaan seperti ini akan lebih efektif apabila menggunakan radio sebagai media marketing politiknya. Selain itu, masyarakat pedesaan yang masih bersifat paguyuban cenderung masih menganut nilai kekeluargaan yang kuat, untuk itu mereka cenderung lebih tertarik pada pesan-pesan yang bersifat ketauladanan. Marketing
15 25 politik pada masyarakat seperti ini dapat dilakukan oleh tokoh-tokoh yang dinilai mempuni oleh masyarakat pedesaan itu sendiri. Berbeda dengan masyarakat pedesaan, masyarakat perkotaan telah memiliki kesadaran yang cukup tinggi terhadap politik. Masyarakat perkotaan juga sebagian besar telah banyak yang meluangkan waktunya untuk membaca harian setiap hari. Mereka sudah mulai tertarik dengan masalah politik dan untuk memenuhi rasa ingin tahu tentang politik inilah yang coba dimanfaatkan oleh media. Media berusaha memenuhi kebutuhan masyarakat modern dengan menyuguhkan informasi-informasi politik melalui media massa. Disinilah media massa mulai berperan sebagai penyedia informasi bagi masyarakat modern. 6. Media Massa Cetak (Pers dan Surat Kabar) Pers adalah media massa tertua dan paling konvensional dibandingkan media massa lainnya. Pers merupakan media cetak yang bersifat visual, hanya dapat ditangkap oleh mata yang memiliki keunggulan dan kekurangan sekaligus. Kelemahan media cetak seperti surat kabar dan majalah adalah hanya dapat dibaca dan tidak memiliki unsur suara sehingga kurang persuasif dari segi hiburannya. Oleh karena itu dalam menggugah dan menyentuh emosi khalayak surat kabar dan majalah hanya bersifat sederhana dan tidak terlalu mengikat publik dalam penerapannya. Istilah pers berasal dari kata pressa atau bahasa Inggris press yang artinya tekan atau tindis, yang selanjutnya berarti mesin cetak. Kemudian
16 26 pengertian itu berkembang menjadi alat untuk mecetak dari suatu ide untuk disebarkan lebih lanjut kepada masyarakat. Pengertian tersebut berkembang menjadi media yang menyebarkan ide atau pesan kepada masyarakat. Media yang dimaksud adalah buku, surat kabar, majalah, bulletin, brosur, atau pamflet yang isinya mengandung ide atau pemberitahuan kepada masyarakat. Arifin (2014: ) mengatakan bahwa Pers adalah alat komunikasi manusia dalam arti saluran dari pernyataan manusia yang bersifat umum atau terbuka dan aktual serta teratur waktu terbitnya dan dalam bentuk bercetak. Pers kemudian dibagi menjadi dua jenis, yaitu pers dalam arti yang luas dan pers dalam arti yang sempit. Pers dalam arti yang luas meliputi semua barang tercetak seperti surat kabar, majalah, buku, bulletin, dan pamflet. Sedangkan pers dalam arti yang sempit adalah surat kabar. Kemudian pers berkembang menjadi media massa dan alat komunikasi yang menyelenggarakan kegiatan jurnalistik. Selain itu istilah pers juga dipakai untuk orang-orang yang bekerja dalam bidang redaksi, sehingga pers dimaknai sama dengan wartawan. Pers adalah badan yang membuat penerbitan media massa secara berkala. Pers merupakan alat revolusi, alat kontrol sosial, alat pendidikan, alat penyalur dan pembentuk pendapat umum serta penggerak massa. Media massa yang terbit secara berkala dan continue menjadi salah satu alat pendidikan yang paling mudah ditemui. Informasi yang diterima dari media massa secara terus menerus akan lebih melekat di ingatan seseorang. Undang-Undang No.40 Tahun 1999 dalam diakses tanggal 6 Maret 2014 mengemukakan bahwa Pers adalah lembaga sosial dan wahana komunikasi massa yang melaksanakan kegiatan jurnalistik meliputi mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah dan
17 27 menyampaikan informasi baik dalam bentuk tulisan, suara, gambar, suara dan gambar, serta data dan grafik maupun dalam bentuk lainnya dengan menggunakan media cetak, media elektronik dan segala jenis saluran yang tersedia. C. Pemasaran Politik (Political Marketing) Nursal (2004: 23) mengatakan bahwa meskipun terlihat baru, konsep pemasaran politik ternyata telah ada sejak lama. Political marketing hampir dapat dipastikan sebagai bentuk pemasaran tertua. liberate, eligate, fraternite yang dikemukanakan dalam Revolusi Perancis pada Tahun 1789 adalah salah satu slogan terbaik dari sudut pandang disiplin pemasaran. Tahun 1830-an seorang praktisi periklanan professional Charles Barker telah menciptakan iklan politik. Pada tahun 1930-an, Franklin Delano Roosevelt menggunakan media penyiaran dengan meluncurkan fire side chats Inilah awal mula dikenalnya konsep pemasaran politik. Berawal dari sini, konsep pemasaran semakin beragam, terutama di negara-negara maju ketika terbukanya peluang memanfaatkan radio, televisi dan media cetak sebagai alat kampanye partai politik. Terbukti, kemenangan Margaret Thatcher untuk menduduki kursi Perdana Menteri Inggris pada tahun 1979, tidak dapat dilepaskan dari keterlibatan Saatchi seorang marketer professional (Firmanzah, 2012: 150) 1. Definisi Political Marketing (Pemasaran Politik) Nursal (2004: 23) mengatakan bahwa political marketing atau pemasaran Politik adalah serangkaian aktivitas terencana, strategis dan juga taktis,
18 28 berdimensi jangka panjang dan jangka pendek, untuk menyebarkan makna politik kepada para pemilih. diakses tanggal 17 Februari 2014) menyebutkan bahwa menurut O Shaughnessy, seperti dikutip Firmanzah (2008), marketing politik berbeda dengan marketing komersial. Marketing politik bukanlah konsep untuk menjual partai politik atau kandidat kepada pemilih, namun sebuah konsep yang menawarkan bagaimana sebuah parpol atau seorang kandidat dapat membuat program yang berhubungan dengan permasalahan aktual. Di samping itu, marketing politik merupakan sebuah teknik untuk memelihara hubungan dua arah dengan publik. Marketing politik didefinisikan sebagai pemasaran ide-ide dan opini-opini yang berhubungan dengan isu-isu politik atau isu-isu mengenai kandidat. Secara umum, marketing politik dirancang untuk mempengaruhi suara pemilih di dalam pemilu. Marketing politik adalah analisis, perencanaan, implementasi dan kontrol terhadap politik dan program-program pemilihan yang dirancang untuk menciptakan, membangun dan memelihara pertukaran hubungan yang menguntungkan antara partai dan pemilih demi tujuan untuk mencapai political marketers objectives. tanggal 17 Februari 2014), menyebutkan bahwa menurut Firmanzah, paradigma dari konsep marketing politik adalah; Pertama, marketing politik lebih dari sekedar komunikasi politik. Kedua, marketing politik diaplikasikan dalam seluruh proses, tidak hanya terbatas pada kampanye politik, namun juga mencakup bagaimana memformulasikan produk politik melalui pembangunan simbol, image, platform dan program yang ditawarkan. Ketiga, marketing politik menggunakan konsep marketing
19 29 secara luas yang meliputi teknik marketing, strategi marketing, teknik publikasi, penawaran ide dan program, desain produk, serta pemrosesan informasi. Keempat, marketing politik melibatkan banyak disiplin ilmu, terutama sosiologi dan psikologi. Kelima, marketing politik dapat diterapkan mulai dari pemilu hingga lobby politik di parlemen. Menurut Nursal (2004: 9-10) di Indonesia political marketing merupakan keniscayaan. Ada lima faktor yang membuat political marketing akan berkembang di Indonesia: 1. Sistem multipartai yang memungkinkan siapa saja boleh mendirikan partai politik dan konsekuensinya menyebabkan persaingan tajam antar partai politik. 2. Pemilih telah lebih bebas menentukan pilihannya dibandingkan Pemilu-Pemilu sebelumnya, sehingga syarat bagi penerapan Political Marketing telah terpenuhi. 3. Partai-partai telah lebih bebas menentukan Platform dan identitas organisasinya. 4. Pemilu merupakan momentum sejarah yang penting dalam perjalanan bangsa, sehingga pihak-pihak berkepentingan, terutama elit politik akan berusaha keras untuk ambil bagian. 5. Sistem pemilihan anggota parlemen, Dewan Perwakilan Daerah dan Presiden secara langsung serta pemilihan Gubernur, Bupati dan Walikota.
20 30 Kontestan pemilu di Indonesia bisa menggunakan konsep, metode dan teknik yang terdapat dalam ilmu pemasaran. Ilmu ini dapat membantu partai politik dan kandidat dalam merumuskan strategi mengenai bagaimana membangun hubungan kandidat dengan pemilih, yaitu selama periode sebelum, selama dan setelah pemilu. Pernyataan ini dikuatkan oleh Butler, Collins dan Bohnet yang menyatakan bahwa pemasaran politik jangan hanya dilakukan selama periode kampanye saja, namun harus dilakukan secara terus menerus. Hal ini dilakukan untuk membangun kepercayaan publik untuk periode waktu yang panjang (Alie, 2013: 54-55). 2. Pro Marketing Politik Firmanzah (2012: 150) menyatakan bahwa anjuran penggunaan metode marketing dalam dunia politik dilakukan oleh Levy & Kotler (1979). Kemudian penelitian dan artikel yang memuat peranan marketing politik mengenai bagaimana sebuah partai memenangkan perolehan suara mulai banyak dilakukan. Meskipun disiplin marketing politik berkembang akhirakhir ini, namun aktvitas marketing dalam politik telah dilakukan sebelum kaum intelektual dan akademisi mempelajarinya. Rothchilds (1978) dalam artikelnya menunjukkan bahwa iklan berperan aktif dalam pemilihan Presiden Amerika Serikat semenjak era Presiden Abraham Licoln (1984). Media publikasi dalam pemilihan Presiden pun mengalami evolusi. Sampai tahun 1926, pesan politik di Amerika Serikat dilakukan mealaui media cetak seperti poster, pamflet, harian, dan majalah.
21 31 Selanjutnya marketing berkontribusi besar terhadap partai politik dalam cara mengemas pesan politik yang berbentuk iklan dengan cara mentransfer pesan politik ke publik, juga bagi masyarakat umum dalam memetakan posisi sebuah partai politik diantara partai lainnya, membantu partai politik dalam segmentasi pemilih berdasarkan geografis, demografis, perilaku dan psikografi. Selain itu, marketing berkontribusi penting terhadap pemilihan media yang paling efektif berdasarkan kondisi sosial-budaya sebuah negara, sehingga pesan politik yang disampaikan bisa tepat sasaran. 3. Kontra Marketing Politik Sikap apatis terhadap marketing politik lahir dari pemahaman bahwa marketing adalah ilmu yang dikembangkan oleh dunia bisnis dan bukan ilmu politik. Hal yang menjadi pusat perhatian marketing adalah upaya membuat konsumen membeli produk dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan. Tugas dan peran ilmu marketing adalah melancarkan fungsi transaksi ekonomi dalam mengefisiensikan distribusi barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan. Aplikasi dalam dunia politik meninggalkan masalah etika dan moral. Pada aktivitas marketing tidak jarang sebuah media mengemas informasi yang berbeda dengan kenyataannya. Bahkan tidak jarang terjadi manipulasi informasi demi mendapatkan perhatian masyarakat sebagai penikmat media. Masyarakat hanya diberikan informasi yang menyangkut satu sisi
22 32 saja, yaitu informasi yang semata-mata dimaksudkan untuk menguntungkan media dan kandidat itu sendiri. O Soughnessy dalam Firmanzah (2012: 153) menyebutkan bahwa isu politik berkaitan erat dengan nilai dan ideologi, bukan merupakan sebuah produk yang diperjual belikan. Isu politik merupakan sistem nilai simbol yang menghubungkan individu dengan struktur sosial. Antara marketing dan politik adalah dua sistem yang berbeda, dimana masing-masing struktur memiliki aturan masing-masing. Penerapan marketing dalam dunia politik harus melihat dan mengadaptasi nilainilai yang ada dalam dunia politik. Penerapan marketing yang membabi buta tanpa memperhatikan kondisi masyarakat hanya akan menjauhkan ketertarikan masyarakat terhadap dunia politik. Lock dan Harris dalam Firmanzah (2012: ) menyatakan bahwa adanya perbedaan antara politik dengan produk dan jasa komersial. 1) dalam pemilu, semua pemilih memberikan suara pilihannya dalam kurun waktu sehari secara bersamaan. Fenomena seperti ini tidak dapat ditemui dalam perilaku pembelian sebuah produk jasa dan komersial. 2) meskipun dimungkinkan adanya kekecewaan dalam jangka panjang setelah memilih, kenyataannya tidak ada harga nominal yang harus dibayar dalam memilih sebuah partai atau kandidat politik. 3) meskipun tidak ada harga yang mesti dibayar, pemilih harus menerima hasil pemilihan kolektif meskipun itu berbeda dengan pilihannya. 4) partai politik atau calon adalah produk tidak nyata dimana masing-masing pemilih tidak akan dapat menganalisisnya secara utuh. Sebagai konsekuensinya kebanyakan pemilih akan mengartikan partai dan kandidat politik dari pesan-pesan yang diterima di masa lampau. Kalau pemilih membuat kesalahan saat memilih maka ia harus menunggu pemilihan berikutnya untuk memperbaiki kesalahannya. 5) dari sudut brand, kapasitas dan kualitas sebuah partai dan
23 33 pemimpin adalah identitas yang melekat dan tidak dapat dipisahkan, sehingga partai politik dan pemimpin tidak dapat dengan mudah mengganti brand seperti yang terjadi pada dunia bisnis. 4. Kerangka Pikir Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana strategi yang dilakukan oleh Ridho Ficardo atau tim pemenangannya dalam proses marketing politik salah satu kandidat Calon Gubernur Lampung periode Penelitian ini akan membahas strategi apa saja yang dilakukan Ridho Ficardo dan tim pemenangannya dalam marketing politik Ridho Ficardo melalui media cetak. Strategi marketing politik yang dilakukan melalui media cetak oleh pasangan Ridho Ficardo dan Bakhtiar Basri memiliki strategi-strategi tersendiri agar berhasil membentuk opini publik. Strategi-strategi tersebut antara lain Strategi Pemilihan Media, Strategi Brand Building dan Tagline, Strategi Penulisan Berita yang terdiri dari: 1) strategy of publicity, 2) strategy of persuation, 3) strategy of argumentation, 4) strategy of image. Dengan strategi-strategi tersebut Ridho Ficardo dan tim pemenangannya berusaha membentuk opini publik agar memilih Ridho Ficardo dan Bakhtiar Basri sebagai Gubernur periode Strategi-strategi yang dilakukan Ridho Ficardo dan tim pemenangannya kemudian dilakukan melalui media cetak dalam bentuk artikel dan foto-foto kegiatan mengenai Ridho Ficardo dan Bakhtiar Basri.
24 34 Marketing Politik Strategi political marketing atau strategi pemasaran Politik dilakukan oleh Ridho Ficardo dan tim pemenangannya melalui media cetak (Lampung Post dan Radar Lampung) Media Cetak (Lampung Post dan Radar Lampung) 1. Strategi Pemilihan Media 2. Strategi Brand Building/Tagline 3. Strategi Penulisan Berita (Harwood Childs) a. Strategy of publicity b. Strategy of persuation c. Strategy of argumentation d. Strategy of image Tulisan (artikel atau advertorial) Gambar (Foto Kegiatan) Gambar 1. Kerangka Pikir
I. PENDAHULUAN. Marketing politik adalah salah satu kegiatan yang penting dilakukan dalam
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Marketing politik adalah salah satu kegiatan yang penting dilakukan dalam pemilihan. Marketing politik digunakan untuk memperkenalkan kandidat kepada masyarakat agar
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Media massa merupakan sarana bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Media massa merupakan sarana bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan akan informasi dan hiburan. Saat ini begitu banyak media massa yang ada di tengah-tengah masyarakat
Lebih terperinciSTRATEGI DAN MARKETING PUBLIC RELATIONS
Modul ke: 03 Fakultas Program Pascasarjana STRATEGI DAN MARKETING PUBLIC RELATIONS Pokok Bahasan 1. Strategi Pemasaran 2. Strategi Komunikasi 3. Marketing Public Relations Dr. Inge Hutagalung, M.Si Program
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Reformasi politik yang sudah berlangsung sejak berakhirnya pemerintahan Orde Baru di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto pada bulan Mei 1998, telah melahirkan perubahan besar
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. melalui lembaga legislatif atau Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) merupakan proses perekrutan pejabat politik di daerah yang berkedudukan sebagai pemimpin daerah yang bersangkutan yang dipilih langsung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Peran Berita Politik Dalam Surat Kabar Pikiran Rakyat Terhadap Pengetahuan Politik Mahasiswa Ilmu Sosial se-kota Bandung
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi di era globalisasi ini, terutama teknologi informasi dan komunikasi yang semakin berkembang dengan cepat,
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN. A. Jenis Iklan politik dalam Media Massa yang digunakan oleh pasangan calon
95 BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN A. Jenis Iklan politik dalam Media Massa yang digunakan oleh pasangan calon Kepala Daerah dalam pilkada Sidoarjo 2010 Pemilihan kepala daerah secara langsung
Lebih terperinciPR POLITIK & MARKETING POLITIK. Oleh: Adiyana Slamet, S.IP., M.Si
PR POLITIK & MARKETING POLITIK Oleh: Adiyana Slamet, S.IP., M.Si Secara umum dapat dikatakan bahwa PR merupakan kegiatan terlembagakan yang dilaksanakan berbagai lembaga, organisasi, atau perusahaan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan media massa dalam menyuguhkan informasi yang akurat dan faktual semakin dibutuhkan di tengah-tengah masyarakat. Kebutuhan tersebut diiringi dengan semakin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada era keterbukaan dan demokrasi sekarang ini dalam pemilihan umum
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era keterbukaan dan demokrasi sekarang ini dalam pemilihan umum presiden 2014 semakin ketat dan sangat bersaing tidak hanya dibutuhkan kemampuan dari kandidat
Lebih terperinciPERSEPSI MAHASIWA TERHADAP IKLAN LUX VERSI BANDAR UDARA ATIQAH HASIHOLAN. Ayu Maiza Faradiba. Universitas Paramadina
PERSEPSI MAHASIWA TERHADAP IKLAN LUX VERSI BANDAR UDARA ATIQAH HASIHOLAN Ayu Maiza Faradiba Universitas Paramadina ABSTRAK Tujuan Penelitian: untuk mengetahui sejauh mana persepsi mahasiswa Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. teknologi baru untuk memuaskan kebutuhan. Untuk dapat beradaptasi dengan perubahan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan global yang begitu cepat terjadi di masa sekarang disebabkan oleh bertambah tingginya tingkat pendidikan masyarakat, tingkat pendapatan, arus informasi serta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam satu dasawarsa terakhir ini, telah melahirkan karakteristik tertentu dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Liberalisasi politik yang hadir bersamaan dengan liberalisasi ekonomi dalam satu dasawarsa terakhir ini, telah melahirkan karakteristik tertentu dalam pemilihan umum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Penulisan
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penulisan Komunikasi merupakan suatu proses pertukaran informasi yang terjadi antara satu pihak dengan pihak yang lain. Memenuhi kebutuhan kita sebagai mahluk sosial, tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. harus dipenuhi, seperti kebutuhan untuk mengetahui berita tentang dunia fashion,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Media telah menjadi bagian dalam kehidupan masyarakat sehari-hari, bahkan kita tidak akan pernah terlepas dari media. Seiring dengan perkembangan peradaban
Lebih terperinciMarketing Politik; Media dan Pencitraan di Era Multipartai, oleh Roni Tabroni Hak Cipta 2014 pada penulis GRAHA ILMU Ruko Jambusari 7A Yogyakarta
Marketing Politik; Media dan Pencitraan di Era Multipartai, oleh Roni Tabroni Hak Cipta 2014 pada penulis GRAHA ILMU Ruko Jambusari 7A Yogyakarta 55283 Telp: 0274-889398; Fax: 0274-889057; E-mail: info@grahailmu.co.id
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 TEORI DASAR / TEORI UMUM 2.1.1 DEFINISI PUBLIC RELATIONS Hubungan masyarakat ( humas ) atau yang lebih dikenal dengan istilah Public Relation merupakan serangkaian kegiatan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sendiri. Dengan sendirinya perkembangan usaha penerbitan pers mulai
9 BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Memasuki era reformasi kebebasan pers seolah-olah seperti terlepas dari belenggu yang sebelumnya mengekang arti kebebasan itu sendiri. Dengan sendirinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Pemilihan umum (Pemilu) adalah salah satu cara dalam sistem demokrasi untuk memilih wakil rakyat yang akan duduk di lembaga perwakilan rakyat. Selain itu pemilu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Media massa menjadi entertainer (penghibur) yang hebat karena bisa mendapatkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini media massa mengalami perkembangan yang sangat pesat, dimana kehidupan manusia tidak dapat dipisahkan dari peranan media. Media massa menjadi sangat penting
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pemilihan umum sebagai sarana demokrasi telah digunakan di sebagian besar
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan umum sebagai sarana demokrasi telah digunakan di sebagian besar negara di dunia termasuk Indonesia. Negara Kesatuan Republik Indonesia sejak reformasi telah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu media komunikasi massa yaitu televisi memiliki peran yang cukup besar dalam menyebarkan informasi dan memberikan hiburan kepada masyarakat. Sebagai media
Lebih terperinciSOSIOLOGI KOMUNIKASI
Modul ke: 03 Dr. Fakultas ILMU KOMUNIKASI SOSIOLOGI KOMUNIKASI FUNGSI KOMUNIKASI MASSA BAGI MASYARAKAT Heri Budianto,M.Si Program Studi PUBLIC RELATIONS Joseph DeVito mengemukakan fungsi komunikasi massa
Lebih terperinciFirmanzah, PhD. Pasca Sarjana Ilmu Manajemen University of Indonesia
Firmanzah, PhD Pasca Sarjana Ilmu Manajemen University of Indonesia Sosial Politik Marketin gpolitik Marketin g Pemilih Marketing tidak hanya terbatas pada institusi bisnis (Kotler & Levy, 1969) Marketing
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Kota berasal dari kata urban yang mengandung pengertian kekotaan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Kota berasal dari kata urban yang mengandung pengertian kekotaan dan perkotaan. Kekotaan menyangkut sifat-sifat yang melekat pada kota dalam artian fisikal, sosial,
Lebih terperinciMARKETING PUBLIC RELATIONS
MARKETING PUBLIC RELATIONS Iman Mulyana Dwi Suwandi www.e iman.uni.cc Seri Manajemen Pemasaran Halaman 2 Istilah marketing public relations dikemukakan pertama kali oleh Thomas L. Harris yang memberikan
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar belakang Penelitian
PENDAHULUAN Latar belakang Penelitian Sejalan dengan perkembangan teknologi informasi yang melahirkan konsekueansi logis bagi dunia penyiaran radio, maka dengan perkembangan daya pikir seorang manusia
Lebih terperinciKESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Karakteristik demografi pemilih yang mencakup usia antara 20-49 tahun, berpendidikan SLTA dan di atasnya, memiliki status pekerjaan tetap (pegawai negeri sipil, pengusaha/wiraswasta
Lebih terperinciProduksi Media PR Cetak
Produksi Media PR Cetak Modul ke: 07Fakultas FIKOM Humas dan Audiens Mintocaroko, S.Sos., M.Ikom Program Studi HUMAS Latar Belakang Public Relations merupakan salah satu fungsi manajemen yang bertugas
Lebih terperinciBab I. Pendahuluan. proses pengambilan keputusan antara lain dengan melalui kampanye politik sebagai
Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Sejak reformasi tahun 1998 merupakan langkah awal sistem demokrasi di indonesia yang membawa pada sistem politk yang sifatnya terbuka. Hal tersebut memungkinkan setiap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pesaing baru maupun pesaing yang sudah ada yang bergerak dalam bidang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia industri di Indonesia telah berkembang sangat pesat, hal ini menyebabkan kondisi persaingan dunia bisnis dewasa ini semakin bertambah ketat. Semakin tingginya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. massa terutama televisi, telah menjadi media penyebaran nilai-nilai dan sangat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Televisi telah menjadi begitu lazim sehingga hampir tidak pernah memperhatikan apa itu televisi dan apa pengaruhnya. Televisi telah menciptakan sebentuk kemelekan huruf
Lebih terperinciPRESS RELEASE SEBAGAI WAHANA PENYAMPAI INFORMASI KEPADA PUBLIK DALAM AKTIVITAS KAMPANYE POLITIK. Oleh : Novy Purnama N*)
PRESS RELEASE SEBAGAI WAHANA PENYAMPAI INFORMASI KEPADA PUBLIK DALAM AKTIVITAS KAMPANYE POLITIK Oleh : Novy Purnama N*) Abstraksi Posisi penting press relase, yang pada dasanya merupakan domain public
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan terpercaya merupakan sesuatu yang sangat dubutuhkan oleh. masyarakat. Kebutuhannya itu dapat terpenuhi bila mengkonsumsi produk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi sekarang ini, arus informasi yang aktual, akurat dan terpercaya merupakan sesuatu yang sangat dubutuhkan oleh masyarakat. Kebutuhannya itu dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat kita sebagai suatu kebutuhan, dari hanya sekedar untuk tahu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa berkembang pesat di era teknologi saat ini dimana media massa digunakan untuk penyampaian informasi. Informasi saat ini dinilai oleh masyarakat kita sebagai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Promosi Promosi merupakan salah satu elemen yang penting dalam bauran pemasaran, dengan kegiatan promosi perusahaan dapat memperkenalkan suatu produk atau jasa kepada konsumen,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. paling tua dibandingkan dengan jenis media massa lainnya. Sejarah mencatat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Media informasi dewasa ini berkembang amat pesat, baik media cetak, elektronik maupun media internet. Dalam hal ini peningkatan dalam penyampaian informasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia dapat saling berinteraksi. Manusia sebagai animal symbolicium,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa pada prinsipnya merupakan alat komunikasi. Melalui bahasa manusia dapat saling berinteraksi. Manusia sebagai animal symbolicium, merupakan makhuk yang
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum Teori umum membantu peneliti menerangkan fenomena sosial atau fenomena alami yang menjadi pusat perhatiannya. Teori adalah himpunan konsep, definisi, dan proposisi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penelitian ini meneliti tentang strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh Lion Star dalam menarik minat konsumen. Dalam bab ini akan membahas tentang konsep dan teori- teori
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi era persaingan baik secara nasional maupun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam menghadapi era persaingan baik secara nasional maupun internasional yang semakin ketat, pihak pesaing akan selalu berusaha dengan sekuat tenaga untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Indonesia, negara kepulauan yang terkenal dengan keindahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia, negara kepulauan yang terkenal dengan keindahan lingkungan, juga keanekaragaman budaya yang dimilikinya. Namun, siapa sangka negara yang terkenal dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Public Relations (PR) berperan dalam menentukan seorang sosok brand ambassador
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Hal yang Peneliti coba dalami dalam skripsi ini adalah seberapa jauh seorang Public Relations (PR) berperan dalam menentukan seorang sosok brand ambassador
Lebih terperinciMata Kuliah - Media Planning & Buying
Mata Kuliah - Media Planning & Buying Modul ke: Campaign Strategy & Anggaran Iklan di Media Fakultas FIKOM Ardhariksa Z, M.Med.Kom Program Studi Marketing Communication and Advertising www.mercubuana.ac.id
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Strategi pemasaran yang dapat dilakukan perusahaan adalah dengan melakukan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konsumen semakin selektif di dalam pemilihan produk untuk digunakan atau dikonsumsi. Hal ini disebabkan oleh perkembangan arus informasi yang sangat cepat ditunjang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era saat ini, masyarakat modern dituntut untuk mendapatkan sebuah informasi yang aktual dan akurat. Informasi tersebut dapat diperoleh melalui beberapa media penyiaran.
Lebih terperinciOPINI PUBLIK DALAM TEORI DAN PRAKTIK
MODUL DELAPAN OPINI PUBLIK DALAM TEORI DAN PRAKTIK Opini publik yang baik adalah yang mampu mengarahkan cara pandang khalayak terhadap sebuah objek atau peristiwa sesuai kehendak si pembuat opini. Sebuah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. efektif dan efisien untuk berkomunikasi dengan konsumen sasaran.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industri periklanan belakangan ini menunjukan perubahan orientasi yang sangat signifikan dari sifatnya yang hanya sekedar menempatkan iklan berbayar di media massa menjadi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kepemilikan. Kebutuhan adalah keadaan merasa tidak memiliki kepuasan dasar dan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia mempunyai banyak kebutuhan yang harus dipenuhi, baik kebutuhan yang bersifat biogenetik seperti rasa lapar dan haus maupun kebutuhan yang bersifat psikogenetik,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Komunikasi sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Dengan. berkomunikasi, manusia dapat berhubungan dengan sesamanya.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial dan memerlukan hubungan dengan orang lain. Manusia ingin mendapatkan perhatian diantara sesama dan kelompok. Diperlukan serba
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkembang sesuai dengan perkembangan teknologi dan khidupan manusia.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dunia periklanan memang telah menjadi sejarah panjang dalam peradaban manusia. Sekarang ini periklanan semakin berkembang dengan pesat dan dinamis, berkembang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mendapatkan dukungan teknik-teknik marketing, dalam pasar politik pun diperlukan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dunia politik adalah suatu pasar, dalam pasar itu terjadi pertukaran informasi dan pengetahuan. Dan seperti halnya pertukaran dalam dunia bisnis yang perlu
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pengaruh yang ditimbulkan oleh media massa (Effendy, 2003: 407).
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak dahulu, peneliti-peneliti komunikasi massa telah menyadari betapa kuatnya peran media komunikasi dalam membentuk pikiran masyarakat. Media komunikasi memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di kota bandung
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem Pemilihan Umum Kepala Daerah (pemilukada) dapat dibedakan dalam dua jenis, yakni pemilukada langsung dan pemilukada tidak langsung. Faktor utama yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jaman, masyarakat dituntut untuk mengetahui berbagai informasi yang beragam. Dari berbagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu kebutuhan mendasar dari manusia adalah informasi. Seiring dengan berkembangnya jaman, masyarakat dituntut untuk mengetahui berbagai informasi
Lebih terperinciBAB I. Pendahuluan. Siaran pers memiliki fungsi penting bagi setiap organisasi ataupun perusahaan
1 BAB I Pendahuluan 1.1 latar belakang Siaran pers memiliki fungsi penting bagi setiap organisasi ataupun perusahaan manapun, yaitu untuk memberikan informasi yang penting menyangkut dengan publiknya.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan suatu hal yang tidak dapat kita lepaskan dari
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan suatu hal yang tidak dapat kita lepaskan dari kehidupan kita sehari hari. Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication, berasal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. sarana promosi yang cukup efektif untuk meningkatkan brand awareness dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Iklan merupakan bentuk komunikasi yang masuk dalam setiap ruang kehidupan sehari-hari. Iklan itu sendiri sebagai media informasi yang telah berperan penting
Lebih terperinciINTEGRATED MARKETING COMMUNICATION 2
Modul ke: INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION 2 Marketing Public Relation & Sponsorship Marketing Fakultas ILMU KOMUNIKASI Cherry Kartika, SIP, M. Ikom Program Studi Advertising & Marketing Communication
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Media massa merupakan salah satu sumber informasi yang digunakan dan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Media massa merupakan salah satu sumber informasi yang digunakan dan banyak dipercaya oleh masyarakat. Masyarakat dapat melihat dunia tanpa harus keluar rumah,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu media komunikasi yang efektif untuk menyebarkan. bagi mahasiswa IAIN Sunan Ampel Surabaya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi seperti sekarang ini informasi dapat di akses dengan sangat mudah. Informasi dapat di akses melalui media elektronik seperti televisi, radio,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. organisasi kompleks jelasnya media adalah pemain utama dalam komunikasi.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Informasi tidak mengalir begitu saja dan yang bergerak adalah prosesnya dan penyampaian pesan interprestasi terhadap penyampaian tersebut dan penciptaan penyampaian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. makhluk hidup yang lainnya, manusia dalam usahanya memenuhi kebutuhan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di dunia ini semua makhluk hidup pasti akan selalu berusaha memenuhi semua kebutuhan hidupnya, tak terkecuali manusia. Akan tetapi berbeda dengan makhluk hidup
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kepada peraturan dan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Dalam kehidupan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang penelitian Manusia sebagai makhluk ciptaan tuhan selalu ingin berkomunikasi dengan manusia lain untuk mencapai tujuannya. Sebagai makhluk sosial, manusia harus taat
Lebih terperinciVI. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. 1. TVRI Stasiun Sulawesi Tenggara sebagai televisi publik lokal dan Sindo TV
VI. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI Pada bagian ini diuraikan kesimpulan, implikasi dan rekomendasi berdasar hasil penelitian yang telah dilakukan. 6.1. Kesimpulan Berdasarkan temuan-temuan dan analisa
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Bauran Pemasaran Marketing Mix merupakan kombinasi variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran, variabel yang dapat dikendalikan oleh perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pemikiran yang berorientasi pasar merupakan kebutuhan yang tidak dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pemikiran yang berorientasi pasar merupakan kebutuhan yang tidak dapat dihindari lagi menjelang era millennium tiga ini. Era tersebut diyakini pula sebagai
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. Saat ini perkembangan teknologi tanpa disadari telah mempengaruhi hidup kita.
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini perkembangan teknologi tanpa disadari telah mempengaruhi hidup kita. Perkembangan jaman dan teknologi ini juga berimbas kepada proses berkembangnya
Lebih terperinciMODUL SOSIOLOGI KOMUNIKASI Oleh : Heri Budianto, S. Sos. M.Si.
MODUL SOSIOLOGI KOMUNIKASI Oleh : Heri Budianto, S. Sos. M.Si. POKOK BAHASAN Fungsi komunikasi massa dan sosiologi khalayak DESKRIPSI Pokok bahasan fungsi komunikasi massa dan sosiologi khalayak membahas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN KONSEPTUAL. Patau jasa, untuk mempengaruhi pendapat publik, memenangkan dukungan
BAB II TINJAUAN KONSEPTUAL 2.1 Pengertian Iklan Iklan merupakan setiap bentuk komunikasi yang dimaksudkan untuk memotivasi seorang pembeli potensial dan mempromosikan penjual suatu produk Patau jasa, untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. warga tertentu. Strategi komunikasi politik juga merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Strategi Komunikasi Politik adalah perencanaan komunikasi yang diarahkan kepada pencapaian suatu pengaruh dengan sedemikian rupa, sehingga masalah yang dibahas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adanya berbagai media (channel) yang berguna dalam menyampaikan pesan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan media komunikasi pada era modern ini memungkinkan orang-orang di seluruh dunia untuk dapat berkomunikasi. Hal ini terjadi karena adanya berbagai media
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. praktek politik masa lalu yang kotor. Terlepas dari trauma masa lalu itu, praktek
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Keinginan dan tuntutan adanya pemilihan langsung sebenarnya diilhami praktek politik masa lalu yang kotor. Terlepas dari trauma masa lalu itu, praktek politik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. partai politik untuk mengajukan calon presiden dan calon wakil presiden.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemilihan Umum (Pemilu) 2004 merupakan pengalaman pertama bagi partai politik untuk mengajukan calon presiden dan calon wakil presiden. Ketentuan peralihan
Lebih terperinci2.1 Strategi Komunikasi Pemasaran
BAB II KERANGKA KONSEP DAN TEORI Teori adalah sebuah sistem konsep abstrak yang mengindikasikan adanya hubungan diantara konsep konsep yang membantu kita memahami sebuah fenomena. Suatu teori adalah suatu
Lebih terperinciINTEGRATED MARKETING COMMUNICATION
INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION Modul ke: 01 Fakultas Program Pascasarjana Pokok Bahasan 1. Konsep IMC 2. Manajemen IMC Dr. Inge Hutagalung, M.Si Program Studi Magister Ilmu Komunikasi KONSEP IMC PEMAHAMAN
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Budaya Menurut Linton, budaya adalah sikap dan pola perilaku yang merupakan kebiasaan yang dimiliki dan diwariskan oleh anggota suatu masyarakat tertentu. (sumber: http://www.lintasberita.web.id/pengertian-budaya-menurut-para-ahli/,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. harinya, masyarakat mengkonsumsi media demi memenuhi kebutuhan informasi
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kebutuhan akan informasi saat ini berkembang sangat pesat. Setiap harinya, masyarakat mengkonsumsi media demi memenuhi kebutuhan informasi mereka. Media menjadi pilihan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. informasi dari berbagai sumber, agar manusia dapat memenuhi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan manusia akan informasi dewasa ini menjadi sebuah kebutuhan yang tidak dapat dikesampingkan. Hal tersebut mendorong manusia untuk mencari informasi dari
Lebih terperinciBAB II SEJARAH DAN PERKEMBANGAN IKLAN
1 ABSTRAK Perkembangan dunia komunikasi dan media massa adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Melalui media massa saat ini, masyarakat dapat memperoleh informasi yang tidak terbatas. Tidaklah heran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Iklan adalah suatu penyampaian pesan melalui media-media yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Iklan adalah suatu penyampaian pesan melalui media-media yang dilakukan untuk mengubah dan memotivasi tingkah laku atau ketertarikan masyarakat untuk melakukan
Lebih terperinciKOMISI PENYIARAN INDONESIA DAERAH SULAWESI SELATAN KEPUTUSAN KOMISI PENYIARAN INDONESIA (KPI) Nomor 240/SK/KPID-SS/03/2018 TENTANG
- 1 - KOMISI PENYIARAN INDONESIA DAERAH SULAWESI SELATAN KEPUTUSAN KOMISI PENYIARAN INDONESIA (KPI) DAERAH SULAWESI SELATAN Nomor 240/SK/KPID-SS/03/2018 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN TERKAIT PERLINDUNGAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menarik dan menjaga loyalitas konsumen, salah satunya melalui iklan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi yang semakin pesat pada era modern ini menuntut perusahaan untuk menjaga kelangsungan kegiatan ekonomi yang dijalankannya. Masing-masing perusahaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pesat, dibuktikan semenjak paska reformasi terdapat pergeseran yang sangat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan kajian political marketing mix saat ini sudah cukup pesat, dibuktikan semenjak paska reformasi terdapat pergeseran yang sangat signifikan terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membuat informasi yang dibutuhkan dapat diakses dengan cepat, dan memiliki tampilan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Masyarakat kian tergantung dengan media massa, yang menjadi salah satu sumber informasi yang sangat dibutuhkan khalayak. Terlebih dengan kecanggihan teknologi di mana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan berkembang seiring dengan besarnya manfaat komunikasi yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Deddy Mulyana (2001), komunikasi adalah hal mendasar yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Hal tersebut muncul dan berkembang seiring dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berfungsi sebagai unsur yang membantu menunjang melalui berbagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Dalam era komunikasi dan informasi dewasa ini peranan komunikasi semakin penting bagi masyarakat. Peranan komunikasi pada dasarnya berusaha untuk menumbuhkan
Lebih terperinciyang sangat penting, selain aspek lain seperti ketepatan dan keakuratan data. Dengan kemunculan perkembangan internet, maka publik dapat mengakses ber
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian Media massa pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu media massa cetak dan media elektronik. Media cetak yang dapat memenuhi kriteria sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain
BAB I PENDAHULUAN 1.1 latar belakang masalah Proses komunikasi pada hakekatnya adalah suatu proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan). Secara umum,
Lebih terperinciBAB IV PENUTUP. menjadi peserta pemilu sampai cara mereka untuk hadir tidak hanya sekedar menjadi
BAB IV PENUTUP 4.1.Kesimpulan Menjadi pemain baru dalam pemilu di Indonesia bukanlah hal yang mudah. Semua hal mulai dari syarat untuk menjadi partai, syarat lolos verifikasi untuk menjadi peserta pemilu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perlu diragukan lagi. Bahasa tidak hanya dipergunakan dalam kehidupan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran penting bagi kehidupan manusia kiranya tidak perlu diragukan lagi. Bahasa tidak hanya dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari. Tetapi bahasa juga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Selama bertahun-tahun Wings adalah salah satu perusahaan yang telah tumbuh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Selama bertahun-tahun Wings adalah salah satu perusahaan yang telah tumbuh menjadi salah satu perusahaan di Indonesia yang terkenal. Wings adalah sebuah
Lebih terperinciVARIASI GAYA BAHASA SLOGAN DALAM ATRIBUT CALEG PEMILU 2009 DI SURAKARTA SKRIPSI
VARIASI GAYA BAHASA SLOGAN DALAM ATRIBUT CALEG PEMILU 2009 DI SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah Oleh:
Lebih terperinciBAB I. Pendahuluan. Dikutip dari Kasali (1992), menurut Crompton dan lamb yang disebut Public
BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Periklanan merupakan segala bentuk penyajian dan promosi ide. Kita dapat membedakan periklanan menjadi dua jenis antara lain periklanan komersial & periklanan nonkomersial.
Lebih terperinciBab V. Kesimpulan. 1. Product tidak berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Pemilih, dengan. persentase pengaruh sebesar -0,0029 atau -0.
Bab V Kesimpulan 5.1 Hasil Dari hasil perhitungan dan analisis yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan : 1. Product tidak berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Pemilih, dengan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. mengoptimalkan kinerja pemasran untuk mencapai tujuan utama perusahaan, dipengaruhi oleh kegiatan pemasaran yang dilakukan.
BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan bagian terpenting yang harus dilakukan oleh suatu perusahaan, karena untuk terus mempertahankan, berkembang, dan mendapatkan keuntungan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era digital saat ini, masyarakat Indonesia telah menjadi masyarakat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era digital saat ini, masyarakat Indonesia telah menjadi masyarakat informasi yang ditandai dengan besarnya kebutuhan akan informasi dan masyarakat dapat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Informasi telah menjadi kebutuhan masyarakat di era modern. Informasi menambah pengetahuan masyarakat dan membantu mereka membuat keputusan dalam kehidupan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan)
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Komunikasi Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari sutu pihak ke pihak lain. Pada umumnya komunikasi dilakukaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang berkembang dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang berkembang dalam bidang teknologi dan informasi, hampir semua masyarakat baik yang berada di daerah pekotaan maupun yang
Lebih terperinci