LAPORAN IDENTIFIKASI SERANGGA DI PANTAI DRINI, YOGYAKARTA. Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Taksonomi Hewan.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN IDENTIFIKASI SERANGGA DI PANTAI DRINI, YOGYAKARTA. Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Taksonomi Hewan."

Transkripsi

1 LAPORAN IDENTIFIKASI SERANGGA DI PANTAI DRINI, YOGYAKARTA Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Taksonomi Hewan Dosen Pengampu : 1. Bapak Drs. Bambang Priyono, M.Si. 2. Ibu Dr. Ning Setiati, M.Si Disusun Oleh : Nadhifatu Umaru Saida ( ) Barep Purbo Susilo ( ) Dewi Fatmawati ( ) Farafika Rizqi Amaliah ( ) Mustikasari ( ) Rombel 02 Pendidikan Biologi 2013 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt, atas segala limpahan rahmat dan hidayah-nya. Sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Identifikasi Serangga di Pantai Drini, Yogyakarta ini sebagai tugas Mata KuliahTaksonomi Hewan. Dalam kesempatan ini tidak lupa kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu menyusun baik dalam pelaksanaan penelitian maupun penyusunan laporan ini, diantaranya: 1. Bapak Drs. Bambang Priyono, M.Si. selaku dosen pengampu Mata Kuliah Taksonomi Hewan. 2. Ibu Dr. Ning Setiati, M.Si. selaku dosen pengampu Mata Kuliah Taksonomi Hewan. 3. Ibu Dr. Margareta Rahayuningsih,M.Si. selaku dosen pengampu Mata Kuliah Taksonomi Hewan. 4. Ibu Dr.Niken Subekti, M.Si. selaku dosen pengampu Mata Kuliah Taksonomi Hewan dan pembimbing kelompok insekta. 5. Kak Munir yang telah membantu dalam proses identifikasi serangga. 6. Kak Zumala Nila Sari selaku pendamping kelompok insekta. 7. Kak Mona selaku pendamping kelompok insekta. Laporan ini masih jauh dari sempurna oleh karena itu kritik dan saran yang membangun kami harapkan. Semarang, 26 November 2014 Tim Penyusun 2

3 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL..1 KATA PENGANTAR 2 DAFTAR ISI...3 DAFTAR TABEL...4 DAFTAR GAMBAR..5 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang..6 B. Rumusan Masalah.6 C. Tujuan...6 D. Manfaat.7 BAB II LANDASAN TEORI A. Filum Arthropoda..8 B. Klasifikasi Arthropoda..9 C. Kelas Insecta...10 BAB III METODE A. Waktu Pelaksanaan.15 B. Tempat 15 C. Populasi dan Sampel...15 D. Teknik Pengumpulan Data.15 BAB IV PEMBAHASAN A. Gambaran Objek Observasi 17 B. Langkah - langkah Eksplorasi Serangga di Wilayah Sekitar Pantai Drini.18 C. Jenis Serangga yang Ditemukan di Wilayah Sekitar Pantai Drini..22 D. Klasifikasi dan Ciri Serangga yang Didapatkan di Sekitar Pantai Drini...23 BAB V PENUTUP A. Simpulan.31 B. Saran...31 DAFTAR PUSTAKA..32 LAMPIRAN.33 3

4 DAFTAR TABEL Tabel 1. Daftar jenis serangga yang didapatkan.22 4

5 DAFTAR GAMBAR Gambar1. Bagian Tubuh Serangga (Belalang) Gambar2. Pantai Drini..17 Gambar3. Pengikatan tali pada sisi kain...18 Gambar4. Pengikatan kain pada pohon agar membentuk layar 18 Gambar 5. Pemasangan lampu..19 Gambar 6. Penggalian lubang trap 19 Gambar 7. Pengisian deterjen cair ke tempat trap 20 Gambar 8. Pemasangan tiang penyangga stereofom 20 Gambar 9. Pemasangan stereofom 21 Gambar 10. Proses pengambilan serangga...21 Gambar 11. Serangga yang tertangkap.22 5

6 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Serangga adalah kelompok hewan paling sukses sekarang. Meskipun mereka berukuran kecil, mereka telah menghuni setiap jenis habitat dan jumlah mereka lebih banyak (baik dalam jumlah spesies maupun jumlah individu) dari pada jumlah hewan lain secara bersama-sama. Sebagian besar dari kesuksesan mereka disebabkan oleh evolusi sayap mereka dan mekanisme makan yang bervariasi. Aspek lain yang sangat menarik dari serangga adalah pembagian daur hidup mereka dalam tahap telur, larva, kepompong, sampai tahap dewasa. Serangga dapat berperan dalam menyerbukkan banyak tanaman, memakan panen, dapat menularkan beberapa penyakit berbahaya, sebagai agen pengendali hama (predator dan parasitoid) dan juga dapat berfungsi sebagai bahan makanan. Selain itu serangga juga memiliki keragaman paling tinggi di dunia. Variasi jenis dan kelimpahan tergantung beberapa faktor seperti iklim, ketinggian, dan habitat. Untuk melihat keragaman serangga dan jenis nya maka kita melakukan eksplorasi di wilayah sekitar Pantai Drini. Eksplorasi yang disebut juga KKL atau penjelajahan adalah tindakan melakukan perjalanan/pencarian, tindakan mencari atau melakukan perjalanan dengan tujuan menemukan sesuatu. Karena kita menyadari, bahwa mempelajari subyek biologi jika hanya berdasarkan pada konsep saja akan sulit memperoleh pemahaman. karena mempelajari subyek biologi harus konkrit dan faktual. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimanakah langkah - langkah yang digunakan untuk melakukan eksplorasi serangga di wilayah sekitar pantai Drini?. 2. Jenis Serangga apa sajakah yang ditemukan di wilayah sekitar pantai Drini?. 3. Bagaimana klasifikasi dan ciri serangga yang telah didapatkan di wilayah sekitar pantai Drini?. C. Tujuan 1. Mengetahui langkah yang digunakan dalam eksplorasi serangga. 2. Mengetahui jenis-jenis serangga yang ada di wilayah sekitar Pantai Drini. 3. Mengetahui klasifikasi dan cirri serangga yang telah didapatkan. 6

7 D. Manfaat Hasil eksplorasi ini di harapkan bermanfaat dalam memberikan gambaran dan data tentang jenis serangga yang ada di kawasan sekitar Pantai Drini. 7

8 BAB II LANDASAN TEORI A. Filum Arthropoda Filum Arthropoda (arthro = sendi atau ruas; pada = kaki atau juluran) adalah golongan makhluk hewan yang paling besar di dunia ini. Diperkirakan lebih dari 80% dari seluruh jenis hewan sekarang ini adalah Arthropoda, menghuni semua jenis habitat yang ada, baik terestrial maupun akuatik. Ciri-ciri umum filum Arthropoda adalah sebagai berikut : 1. Tubuh terbagi atau ruas-ruas (segmen), yang biasanya terkelompok menjadi dua atau tiga daerah yang nyata. 2. Terdapat pasangan-pasangan juluran yang beruas-ruas. 3. Tubuhnya simetris bilateral. 4. Bagian luar tubuh terdiri dari eksoskelet (kerangka luar) mengandung khitin, yang dapat mengelupas apabila tubuhnya berkembang. 5. Sistem alat pencernaan berupa saluran tubular (kurang lebih lurus), ada mulut dan anus. 6. Sistem peredaran darah terbuka, satu-satunya buluh darah yang ada berupa saluran lurus terletak di atas saluran pencernaan, yang di daerah abdomen mempunyai lubang-lubang di sebelah lateral. 7. Rongga tubuh berisi darah, disebut hemosul. 8. Sistem syaraf terdiri dari ganglion anterior yang merupkan otak terletak di atas saluran pencernaan, sepasang syaraf yang menghubungkan otak dengan syaraf sebelah ventral, serta pasangan-pasangan ganglion ventral yang dihubungkan satu dengan yang lain oleh urat syaraf ventral, berjalan sepanjang tubuh dari depan ke belakang di bawah saluran pencernaan. 9. Urat-urat dagingnya bergaris melintang. 10. Sistem pengeluaran (ekskresi) berupa saluran-saluran Malphigi yang bermuara di saluran pencernaan, limbah dikeluarkan melalui anus. 11. Respirasi berlangsung memakai insang, trakhea dan spirakel. 12. Tidak mempunyai silia atau nefridia. 13. Kelamin hampir selalu terpisah. 8

9 B. Klasifikasi Arthropoda Filum arthropoda : artropoda. 1. Subfilum trilobita : hanya diketahui dari fosil. 2. Subfilum chelicerata. a. Kelas merostomata. b. Kelas arachnida : laba-laba, kalajengking, caplak, tungau. c. Kelas pycnogonida. 3. Subfilum crustacea : krustasea. a. Kelas branchiopoda. b. Kelas copepod. c. Kelas ostracoda. d. Kelas cirripedia. e. Kelas malacostraca : udang, kepiting. 4. Subfilum uniramia. a. Kelas onychophora. b. Kelas diplopoda : keluwing (kaki seribu). c. Kelas chilopoda : kelabang (kaki seratus). d. Kelas pauropoda. e. Kelas symphila. f. Kelas entomorpha. g. Kelas insecta : serangga. 9

10 C. Kelas INSECTA (Serangga) Ciri-ciri umum kelas ini adalah (Gambar 1) : 1. Tubuh terbagi atas kepala, toraks dan abdomen. 2. Mempunyai sepasang sayap kecuali Anoplura, Mallophaga dan Siphonaptera. 3. Mempunyai sepasang antena. 4. Mempunyai tiga pasang kaki. 5. Perangkat mulut telah mengalami perkembangan dan penyesuaian sedemikian rupa sehingga dikenal berbagai ragam tipe seperti menggigit/mengunyah, menusuk, menghisap, menyerap dan sebagainya. Gambar 1 Diagram tubuh serangga (belalang), (a) kepala, (b) toraks, (c) abdomen, (d) antena, (e) mata, (f) tarsus, (g) koksa, (h) trokhanter, (i) timpanum, (j) spirakel, (k) femur, (l) tibia, (m) ovipositor, (n) serkus Ordo pada serangga a. Ordo Orthoptera (bangsa belalang). Sebagian anggotanya dikenal sebagai pemakan tumbuhan, namun ada beberapa di antaranya yang bertindak sebagai predator pada serangga lain. Anggota dari ordo ini umumnya memilki sayap dua pasang. Sayap depan lebih sempit daripada sayap belakang dengan vena-vena menebal/mengeras dan disebut tegmina. Sayap belakang membranus dan melebar dengan vena-vena yang teratur. Pada waktu istirahat sayap belakang melipat di bawah sayap depan. Alat-alat tambahan lain pada caput antara lain : dua buah 10

11 (sepasang) mata facet, sepasang antene, serta tiga buah mata sederhana (occeli). Dua pasang sayap serta tiga pasang kaki terdapat pada thorax. Pada segmen (ruas) pertama abdomen terdapat suatu membran alat pendengar yang disebut tympanum. Spiralukum yang merupakan alat pernafasan luar terdapat pada tiap-tiap segmen abdomen maupun thorax. Anus dan alat genetalia luar dijumpai pada ujung abdomen (segmen terakhir abdomen). Ada mulutnya bertipe penggigit dan penguyah yang memiliki bagian-bagian labrum, sepasang mandibula, sepasang maxilla dengan masing-masing terdapat palpus maxillarisnya, dan labium dengan palpus labialisnya. Metamorfose sederhana (paurometabola) dengan perkembangan melalui tiga stadia yaitu telur > nimfa > dewasa (imago). Bentuk nimfa dan dewasa terutama dibedakan pada bentuk dan ukuran sayap serta ukuran tubuhnya. Beberapa jenis serangga anggota ordo Orthoptera ini adalah : - Kecoa (Periplaneta sp.). - Belalang sembah/mantis (Otomantis sp.). - Belalang kayu (Valanga nigricornis Drum.). b. Ordo Hemiptera (bangsa kepik) / kepinding. Ordo ini memiliki anggota yang sangat besar serta sebagian besar anggotanya bertindak sebagai pemakan tumbuhan (baik nimfa maupun imago). Namun beberapa di antaranya ada yang bersifat predator yang mingisap cairan tubuh serangga lain. Umumnya memiliki sayap dua pasang (beberapa spesies ada yang tidak bersayap). Sayap depan menebal pada bagian pangkal (basal) dan pada bagian ujung membranus. Bentuk sayap tersebut disebut Hemelytra. Sayap belakang membranus dan sedikit lebih pendek daripada sayap depan. Pada bagian kepala dijumpai adanya sepasang antene, mata facet dan occeli. Tipe alat mulut pencucuk pengisap yang terdiri atas moncong (rostum) dan dilengkapi dengan alat pencucuk dan pengisap berupa stylet. Pada ordo Hemiptera, rostum tersebut muncul pada bagian anterior kepala (bagian ujung). Rostum tersebut beruas-ruas memanjang yang membungkus stylet. Pada alat mulut ini terbentuk dua saluran, yakni saluran makanan dan saluran ludah. Metamorfose bertipe sederhana (paurometabola) yang dalam perkembangannya melalui stadia : telur > nimfa > dewasa. Bnetuk nimfa memiliki sayap yang belum sempurna dan ukuran tubuh lebih kecil dari dewasanya. 11

12 Beberapa contoh serangga anggota ordo Hemiptera ini adalah : - Walang sangit (Leptorixa oratorius Thumb.). - Kepik hijau (Nezara viridula L). - Bapak pucung (Dysdercus cingulatus F). c. Ordo Homoptera (wereng, kutu dan sebagainya). Anggota ordo Homoptera memiliki morfologi yang mirip dengan ordo Hemiptera. Perbedaan pokok antara keduanya antara lain terletak pada morfologi sayap depan dan tempat pemunculan rostumnya. Sayap depan anggota ordo Homoptera memiliki tekstur yang homogen, bisa keras semua atau membranus semua, sedang sayap belakang bersifat membranus. Alat mulut juga bertipe pencucuk pengisap dan rostumnya muncul dari bagian posterior kepala. Alat-alat tambahan baik pada kepala maupun thorax umumnya sama dengan anggota Hemiptera. Tipe metamorfose sederhana (paurometabola) yang perkembangannya melalui stadia : telur > nimfa > dewasa. Baik nimfa maupun dewasa umumnya dapat bertindak sebagai hama tanaman. Serangga anggota ordo Homoptera ini meliputi kelompok wereng dan kutu-kutuan, seperti : - Wereng coklat (Nilaparvata lugens Stal.). - Kutu putih daun kelapa (Aleurodicus destructor Mask.). - Kutu loncat lamtoro (Heteropsylla sp.). d. Ordo Coleoptera (bangsa kumbang). Anggota-anggotanya ada yang bertindak sebagai hama tanaman, namun ada juga yang bertindak sebagai predator (pemangsa) bagi serangga lain. Sayap terdiri dari dua pasang. Sayap depan mengeras dan menebal serta tidak memiliki vena sayap dan disebut elytra. Apabila istirahat, elytra seolah-olah terbagi menjadi dua (terbelah tepat di tengah-tengah bagian dorsal). Sayap belakang membranus dan jika sedang istirahat melipat di bawah sayap depan. Alat mulut bertipe penggigit-pengunyah, umumnya mandibula berkembang dengan baik. Pada beberapa jenis, khususnya dari suku Curculionidae alat mulutnya terbentuk pada moncong yang terbentuk di depan kepala. Metamorfose bertipe sempurna (holometabola) yang perkembangannya melalui stadia : telur > larva > kepompong (pupa) > dewasa (imago). Larva umumnya memiliki kaki thoracal (tipe oligopoda), 12

13 namun ada beberapa yang tidak berkaki (apoda). Kepompong tidak memerlukan pakan dari luar (istirahat) dan bertipe bebas/libera. Beberapa contoh anggotanya adalah : - Kumbang badak (Oryctes rhinoceros L). - Kumbang janur kelapa (Brontispa longissima Gestr). - Kumbang buas (predator) Coccinella sp. e. Ordo Lepidoptera (bangsa kupu/ngengat). Dari ordo ini, hanya stadium larva (ulat) saja yang berpotensi sebagai hama, namun beberapa diantaranya ada yang predator. Serangga dewasa umumnya sebagai pemakan/pengisap madu atau nektar. Sayap terdiri dari dua pasang, membranus dan tertutup oleh sisik-sisik yang berwarna-warni. Pada kepala dijumpai adanya alat mulut seranga bertipe pengisap, sedang larvanya memiliki tipe penggigit. Pada serangga dewasa, alat mulut berupa tabung yang disebut proboscis, palpus maxillaris dan mandibula biasanya mereduksi, tetapi palpus labialis berkembang sempurna. Metamorfose bertipe sempurna (Holometabola) yang perkembangannya melalui stadia : telur > larva > kepompong > dewasa. Larva bertipe polipoda, memiliki baik kaki thoracal maupun abdominal, sedang pupanya bertipe obtekta. Beberapa jenisnya antara lain : - Penggerek batang padi kuning (Tryporiza incertulas Wlk). - Kupu gajah (Attacus atlas L). - Ulat grayak pada tembakau (Spodoptera litura). f. Ordo Diptera (bangsa lalat, nyamuk). Serangga anggota ordo Diptera meliputi serangga pemakan tumbuhan, pengisap darah, predator dan parasitoid. Serangga dewasa hanya memiliki satu pasang sayap di depan, sedang sayap belakang mereduksi menjadi alat keseimbangan berbentuk gada dan disebut halter. Pada kepalanya juga dijumpai adanya antene dan mata facet. Tipe alat mulut bervariasi, tergantung sub ordonya, tetapi umumnya memiliki tipe penjilatpengisap, pengisap, atau pencucuk pengisap. Pada tipe penjilat pengisap alat mulutnya terdiri dari tiga bagian yaitu : - Bagian pangkal yang berbentuk kerucut disebut rostum. - Bagian tengah yang berbentuk silindris disebut haustellum. - Bagian ujung yang berupa spon disebut labellum atau oral disc. 13

14 Metamorfosenya sempurna (holometabola) yang perkembangannya melalui stadia : telur > larva > kepompong > dewasa. Larva tidak berkaki (apoda_ biasanya hidup di sampah atau sebagai pemakan daging, namun ada pula yang bertindak sebagai hama, parasitoid dan predator. Pupa bertipe coartacta. Beberapa contoh anggotanya adalah : - Lalat buah (Dacus spp.). - Lalat predator pada Aphis (Asarcina aegrota F). - Lalat rumah (Musca domesticalinn.). - Lalat parasitoid (Diatraeophaga striatalis). g. Ordo Hymenoptera (bangsa tawon, tabuhan, semut). Kebanyakan dari anggotanya bertindak sebagai predator/parasitoid pada serangga lain dan sebagian yang lain sebagai penyerbuk. Sayap terdiri dari dua pasang dan membranus. Sayap depan umumnya lebih besar daripada sayap belakang. Pada kepala dijumpai adanya antene (sepasang), mata facet dan occelli. Tipe alat mulut penggigit atau penggigit-pengisap yang dilengkapi flabellum sebagai alat pengisapnya. Metamorfose sempurna (Holometabola) yang melalui stadia : telur-> larva > kepompong > dewasa. Anggota famili Braconidae, Chalcididae, Ichnemonidae, Trichogrammatidae dikenal sebagai tabuhan parasit penting pada hama tanaman. Beberapa contoh anggotanya antara lain adalah : - Trichogramma sp. (parasit telur penggerek tebu/padi). - Apanteles artonae Rohw. (tabuhan parasit ulat Artona). - Tetratichus brontispae Ferr. (parasit kumbang Brontispa). h. Ordo Odonata (bangsa capung/kinjeng). Memiliki anggota yang cukup besar dan mudah dikenal. Sayap dua pasang dan bersifat membranus. Pada capung besar dijumpai vena-vena yang jelas dan pada kepala dijumpai adanya mata facet yang besar. Metamorfose tidak sempurna (Hemimetabola), pada stadium larva dijumpai adanya alat tambahan berupa insang dan hidup di dalam air. Anggota-anggotanya dikenal sebagai predator pada beberapa jenis serangga keecil yang termasuk hama, seperti beberapa jenis trips, wereng, kutu loncat serta ngengat penggerek batang padi. 14

15 A. Waktu Pelaksanaan Hari : Minggu-Senin BAB III METODE Tanggal : 6-7 November 2014 Pukul : s.d WIB B. Tempat Penelitian dilakukan di Pantai Drini, Desa Lokasi Pantai Drin, Desa Banjarejo, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta, di Timur Pantai Sepanjang kurang lebih 1 Km. Koordinat lokasi: S8 8'17" E110 34'40". C. Populasi dan Sampel a. Populasi Serangga di Pantai Drini, Desa Lokasi Pantai Drin, Desa Banjarejo, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta. b. Sampel Serangga di ladang warga di Pantai Drini, Desa Lokasi Pantai Drin, Desa Banjarejo, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta. D. Teknik Pengumpulan Data 1. Metode Observasi Peneliti melakukan pengamatan secara langsung terhadap serangga yang telah terjerat di perangkap yang telah peneliti pasang di lading warga di Pantai Drini, Desa Lokasi Pantai Drin, Desa Banjarejo, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta. 2. Metode Literatur Peneliti menggunakan metode literatur yaitu membaca, mempelajari, membahas, dan menelusuri buku-buku, jurnal-jurnal ilmiah tentang berbagai identifikasi serangga dan klasifikasinya. 15

16 3. Metode Dokumentasi Metode ini digunakan peneliti untuk mendokumentasikan jenis serangga yang telah didapatkan, yaitu dengan menggunakan camera digital, handphone, flashdisk dan laptop. 16

17 BAB IV PEMBAHASAN A. Gambaran Lokasi Penelitian Gambar2. Pantai Drini Pantai Drini adalah salah satu obyek wisata yang terletak di Desa Banjarejo, Kecamatan Tanjungsari,Gunungkidul, Yogyakarta. Letaknya di sebelah timur pantai Baron dan berjarak sekitar 1 km ke arah timur Pantai Sepanjang. Namun jarak sebenarnya yang harus ditempuh untuk sampai ke pantai ini sejauh 60 km atau sekitar 2-3 jam dari kota Yogyakarta. Infrastruktur menuju ke Pantai Drini cukup mulus, walaupun jalan masuk untuk sampai ke pantai ini cukup terjal dan berkelok-kelok. Pantai drini merupakan pantai yang langsung berhadapan dengan Samudra Hindia. Pantai ini memiliki lereng pantai yang cukup curam sekitar 10 derajat dan merupakan bagian dari Wonosari yang didominasi oleh batuan karst dari Gunungsewu. Pantai ini belum banyak terjamah oleh wisatawan lokal maupun asing, karena letaknya yang berada di daerah terpencil. Sehingga, Pantai Drini ini dikenal dengan nama Pantai Perawan. Sebutan ini digunakan oleh masyarakat setempat karena kondisi pantai drini yang masih bersih, udara yang sejuk, air yang terasa dingin ditambah dengan hamparan pasir putih yang mempesona dan aliran airnya yang tidak seganas Pantai Parangtritis. Pantai ini memiliki sebuah tebing besar yang berada di tengah-tengah pantai dan membagi pantai ini menjadi dua sisi, yaitu sisi barat dan sisi timur. Tebing ini terlihat begitu indah sehingga membuatnya seolah-olah seperti pulau kecil yang terapung di tengah pantai. Di atas karang ini dibangun mercusuar dimana dari menaranya mata kita akan dimanjakan dengan pemandangan yang luar biasa indahnya. Di pantai ini pengunjung juga dapat melihat dengan jelas rumput-rumput laut di antara karang-karang laut dan biota laut lainnya 17

18 B. langkah - langkah eksplorasi serangga di wilayah sekitar pantai Drini. Langkah-langkah eksplorasi serangga di wilayah sekitar pantai Drini ada 3 tahap, yaitu pemasangan trap, penangkapan serangga, dan mengidentifikasi serangga. Pada kegiatan eksplorasi ini kami menggunakan dua macam perangkap, yaitu satu light trap dan sepuluh pitfall trap.pemasangan jebakan kami mulai pada sore hari pukul WIB di sebuah lading milik warga. Berikut ini adalah cara pemasangan light trap: 1. Ikat kain putih dengan tali pada semua sisinya Gambar3. Pengikatan tali pada sisi kain 2. Ikat kain pada pohon agar membentuk seperti layar. Gambar4. Pengikatan kain pada pohon agar membentuk layar 18

19 3. Lampu UV atau lampu emergency diikat di belakang layar. Gambar 5. Pemasangan lampu Berikut ini adalah cara pemasangan pitfall trap: 1. Tanah digali setinggi botol air minum agar sejajar dengan tanah. Gambar 6. Penggalian lubang trap 2. Botol dimasukan ke dalam lubang dan diisi detergen cair yang sudah diencerkan dengan air. 19

20 3. Tancapkan tusuk sate pada sisi botol. Gambar 7. Pengisian deterjen cair ke tempat trap Gambar 8. Pemasangan tiang penyangga stereofom 20

21 4. Tutup dengan stereofom Gambar 9. Pemasangan stereofom Setelah semua perangkap terpasang dengan baik, kami kembali ke aula. Pukul WIB kami kembali ke tempat awal kami memasang perangkap untuk mengecek serangga yang telah tertangkap. Gambar 10. Proses pengambilan serangga 21

22 Gambar 11. Serangga yang tertangkap C. Jenis Serangga yang ditemukan di wilayah sekitar pantai Drini Berikut ini adalah daftar serangga yang berhasil kami dapatkan. Tanggal Lokasi Genus Species Nama Ilmiah Ladang, Pantai 8/11/2014 Drini Musca domestica Musca domestica Ladang, Pantai 7/11/2014 Drini Banasa dimiata Banasa dimiata Ladang, Pantai Dolichoderus 8/11/2014 Drini Dolichoderus bituberculatus bituberculatus Ladang, Pantai 7/11/2014 Drini Liptocorisa acuta Liptocorisa acuta Ladang, Pantai 7/11/2014 Drini Exopholis hypoleuca Exopholis hypoleuca Ladang, Pantai 7/11/2014 Drini Valanga nigricornis Valanga nigricornis Ladang, Pantai 8/11/2014 Drini Valanga Ladang, Pantai 7/11/2014 Drini Ladang, Pantai 8/11/2014 Drini Ladang, Pantai 8/11/2014 Drini Parantica vitrina Parantica vitrina Nama Lokal Nama Inggris Ordo Famili lalat rumah Housefly Diptera Muscidae Banasa Sting Bug Hemiptera Pentatomidae Semut hitam black ant Hymenoptera Fomicidae 22

23 walang sangit Hemiptera Alydidae uret, kumbang Shirny Brown Beetle Coleoptera Melolonthidae walang, belalang kayu Javanese Grasshopper Orthoptera Acrididae Orthoptera Acrididae Hymenoptera Rhopalosomatidae Lebah Chalcidoidea Glassy Tiger Butterfly Lepidoptera Nymphalidae Jumlah Individu bergerombol Waktu Tempat ditemukan Perilaku Status Perlindungan WIB layar light trap hinggap tidak dilindungi tercebur di pitfall WIB layar light trap trap tidak dilindungi di tanah (pitfall WIB trap) hinggap tidak dilindungi WIB layar light trap hinggap tidak dilindungi WIB layar light trap hinggap tidak dilindungi WIB layar light trap hinggap tidak dilindungi WIB semak hinggap tidak dilindungi WIB layar light trap hinggap tidak dilindungi WIB pohon terbang tidak dilindungi WIB ladang terbang tidak dilindungi Tabel 1. Daftar jenis serangga yang didapatkan D. Klasifikasi dan Ciri Serangga yang Didapatkan di Sekitar Pantai Drini. 1. Musca domestica Ket. Gambar: A. Tarsus B. Antena C. Torax D. Mata E. Sayap Klasifikasi: Kingdom: Animalia Phylum: Arthoropoda Kelas: Insecta / Hexapoda Ordo: Diptera 23

24 Morfologi: Berukuran sedang, panjang 6-9mm, lebar 2-3mm Warna hitam keabu-abuan dengan empat garis memanjang pada bagian punggung Kepalanya besar berwarna coklat kehitaman Matanya besar menonjol Sepasang sungut terletak didepan mata, tiap sungut terdiri atas ruas dasarberbentuk gada dengan sehelai rambut yang bercabang-cabang Mempunyai lidah penghisap yang ujungnya melebar Torax dorsal bertanda 4 garis membujur Abdomennya berwarna kekuning-kuningan, ruas terakhir berwarna coklat kehitaman Mempunyai tiga pasang kaki yang ditutupi oleh rambut lebat Pada ketiga pasang kaki lalat ini ujungnya mempunyai sepasang kuku dan sepasang Bantalan disebut pulvilus yang berisi kelenjar rambut. Pulvilus tersebut memungkinkan lalat menempel atau mengambil kotoran pada permukaan halus kotoran ketika hinggap di sampah dan tempat kotor lainnya Sayapnya sepasang, tipis serta tembus cahaya, warnanya kelabu pucat dan berpangkal kuning Siklus Hidup: Daur hidup ada 4 stadium: telur, larva (belatung), pupa dan dewasa. Tergantung pada temperature. Lama pertumbuhan (telur-dewasa) 6-42 hari. Longevity (lama kehidupan lalat) 2-3 minggu, pada kondisi dingin hidup sampai 3 bulan. Dalam kehidupan lalat dikenal ada 4 (empat) tahapan yaitu mulai dari telur, larva, pupa dan dewasa. Lalat berkembang biak dengan bertelur, berwarna putih dengan ukuran lebih kurang 1 mm panjangnya. Setiap kali bertelur akan menghasilkan telur dan menetas dalam waktu 8 16 jam.pada suhu rendah telur ini tidak akan menetas (dibawah º C). Telur yang menetas akan menjadi larva berwarna putih kekuningan, panjang mm. Akhir dari phase larva ini berpindah tempat dari yang banyak makan ke tempat yang dingin guna mengeringkan tubuhnya, Setelah itu berubah menjadi kepompong yang berwarna coklat tua, panjangnya sama dengan larva dan tidak bergerak. Phase ini berlangsung pada musim panas 3-7 hari pada temperatur º C, Kemudian akan keluar lalat muda dan sudah dapat terbang antara meter, Siklus hidup dari telur hingga menjadi lalat dewasa 6-20 hari Lalat dewasa panjangnya lebih kurang ¼ inci, dan mempunyai 4 garis yang agak gelap hitam dipunggungnya. Beberapa hari kemudian sudah siap untuk berproduksi, pada kondisi normal lalat dewasa betina dapat bertelur sampai 5 (lima) kali. Umur lalat pada umumnya sekitar 2-3 minggu, tetapi pada kondisi yang lebih sejuk biasa sampai 3 (tiga) bulan Lalat tidak kuat terbang menantang arah angin, tetapi sebaliknya lalat akan terbang jauh mencapai 1 kilometer. 2. Banasa dimiata Klasifikasi: Kingdom: Animalia Phylum: Arthoropoda Kelas: Insecta / Hexapoda Ordo: Hemiptera 24

25 Morfologi: Panjang tubuh 8-10mm Berwarna terang Memiliki mata majemuk Sungut lebih panjang dari pada kepala Kepala lebih pendek dari pada toraks Kuku tarsus terdapat dibagian ujung Sungut terdiri dari 5 ruas Tubuh tidak tertutup lebat dengan rambut-rambut halus seperti beludru Tibiae tidak dilengkapi dengan duri-duri yang kuat Tarsi terdiri dari 3 ruas 3. Dolichoderus bituberculatus Semut termasuk ordo Hymenoptera dan famili Formicidae. Semut sangat mudah dikenali, walaupun terdapat beberapa serangga lain yang sangat menyerupai dan meniru semut-semut.salah satu sifat-sifat struktural yang jelas dari semut adalah sungut-sungut biasanya menyiku dan ruas pertama seringkali sangat panjang. Dolichoderus bituberculatus, Specimen ini ditemukan di wilayah pantai drini, Yogyakarta dengan panjang 11mm, dan lebar 3 mm. Semut hitam ini memiliki ciri-ciri tubuhnya terpisah (caput, thorax, abdomen). Ruas pertama pada abdomen menyatu dengan torax, sedang ruas abdomen ke 2 dan ke tiga mengecil. Kecuali beberapa jenis chalcidae. Kadang- kadang membesar pada bagian posteriornya. Jumlah kaki 3 pasang, tidak memiliki sayap. Habitat biasanya di tanah dan pohon. Peran semut di alam dapat memberikan pengaruh positif dan negatif terhadap hewan dan manusia. Manfaat segi positif tidak dapat secara langsung dinikmati oleh manusia misalnya perannya sebagai predator, menguraikan bahan organik, 25

26 mengendalikan hama dan bahkan membantu penyerbukan. Semut secara ekonomi kurang bermanfaat langsung bagimanusia, namun bila dilihat secara ekologi dapat bermanfaat untuk hewan lain dan tumbuhan, karena dalam rantai makanan memiliki peran yang sangat penting. Semut dapat dimanfatkan menjadi predator untuk mengurangi hama di perkebunan. 4. Liptocorisa acuta Klasifikasi Kingdom Phylum Class Ordo : Animalia : Arthropoda : Insecta : Hemiptera Famili : Alydidae Ciri-ciri: Genus : Liptocorisa Warna tubuh kuning kecoklatan Species : Liptocorisa acuta Panjang tubuh kurang lebih 15-30mm Bentuknya langsing memanjang dengan kaki yang panjang. Memiliki belalai untuk menghisap cairan tumbuhan. 5. Exopholis hypoleuca Klasifikasi Kingdom Phylum Class Ordo Famili Genus Species : Animalia : Arthropoda : Insecta : Coleoptera : Melolonthidae : Exopholis : Exopholis hypoleuca Ciri: memiliki warna coklat tuapada kepala, mengkilap warna coklat kemerah-merahan dari pronotum dan scutellum, mengkilap elytra coklat muda dengan beberapa warna coklat tua di dekat margin Sisi bawah perut berwarna putih Kaki berwarna coklat dengan rambut putih pendek halus 26

27 6. Valanga nigricornis Memiliki warna coklat lammelate pada antenna Ukurannya sekitar 25mm Larva kumbang ini dapat menyebabkan kerusakan untuk beberapa perkebunan pertanian Klasifikasi Kingdom Phylum Class Ordo Famili Genus : Animalia : Arthropoda : Insecta : Orthoptera : Acrididae : Valanga Species : Valanga nigricornis Antenna umumnya lebih pendek dari tubuh mereka dan ovipositors singkat. Sayap depan lurus agak keras Bersifat fitopagus atau pemakan segala jenis makanan. Sering dimanfaatkan untuk bahan konsumsi memiliki pinchers atau rahang untuk memotong dan merobek makanan betina biasanya lebih besar daripada jantan, dengan ovipositors singkat. betina memiliki dua pasang katup (segitiga) pada akhir perut yang digunakan untuk menggali di pasir selama bertelur. jantan memiliki plat berpasangan tunggal pada akhir perut. 7. Belum diketahui nama species Klasifikasi Kingdom Phylum Class Ordo Famili : Animalia : arthropoda : Insecta : Orthoptera : Acrididae 27

28 8. Belum diketahui nama species Klasifikasi Kingdom Phylum Class Ordo Famili : Animalia : arthropoda : Insecta : Hymenoptera : Rhopalosomatidae Genus : Species : Rhopalosomatidae adalah keluarga dari Hymenoptera. Terdapat 68 spesies yang termasuk dalam family ini di dunia. Pada serangga dewasa bentuknya menyerupai semut. Rhopalosomatidae kekuningan dengan tanda merah atau coklat, tapi bisa juga semuanya berwarna coklat. Biasanya serangga ini bersayap dan merupakan spesies nocturnal. sementara itu pengurangan sayap pada spesies bersayapterjadi terutama diurnal. Serangga ini soliter, dan larva yang ektoparasit pada nimpa orthopteran. Serangga dewasa memiliki tips dan dua atau lebih segmen pada antenna yang berduri. The hindwing (bila ada) mempunyai Claval lobus yang berbeda dan Jugal. Metatibia untuk melacak atau memacu melengkung. 28

29 9. Belum diketahui nama species Klasifikasi Kingdom Phylum Class Ordo : Animalia : arthropoda : Insecta : Chalcidoidea Famili : Genus : Species : Chalcidoidea dianggap sebagai kelompok parasitoid paling penting dalam pengendalian alami dan hayati adalah Mymaridae, Trichogrammatidae, Eulophidae, Pteromalidae, Encyrtidae, dan Aphelinidae. Kebanyakan dari anggotanya bertindak sebagai predator/parasitoid pada serangga lain dan sebagian yang lain sebagai penyerbuk. Sayap terdiri dari dua pasang dan membranus. Sayap depan umumnya lebih besar daripada sayap belakang. Pada kepala dijumpai adanya antene (sepasang), mata facet dan occelli. Tipe alat mulut penggigit atau penggigit-pengisap yang dilengkapi flabellum sebagai alat pengisapnya. Pada ordo ini metamorfose sempurna (Holometabola) yang melalui stadia : telur-> larva > kepompong > dewasa. Anggota famili Braconidae, Chalcididae, Ichnemonidae, Trichogrammatidae dikenal sebagai tabuhan parasit penting pada hama tanaman. Beberapa contoh anggotanya antara lain adalah. Apanteles artonae Rohw. (tabuhan parasit ulat Artona), Tetratichus brontispae Ferr. (parasit kumbang Brontispa), dan Trichogramma sp. (parasit telur penggerek tebu/padi). 29

30 10. Parantica vitrina Ciri-ciri Kingdom Filum Kelas Ordo Famili Sub fam Genus Spesies : Animalia : Arthropoda : Insecta : Lepidoptera : Nymphalidae : Danainae : Parantica : Parantica vitrina - Kupu-kupu ini,mempunyai kaki depan mereduksi dan tidak dipergunakan untuk berjalan, pupanya bergantung pada objek tempat pupasi dengan kaki anal yang juga disebut kremaster. - Sayap berwarna hitam putih - Makanan utama larvanya adalah daun gymnema dan asianthus 30

31 BAB IV PENUTUP A. Simpulan 1. Langkah eksplorasi serangga di pantai Drini ada 3 tahap, yaitu proses pemasangan trap serangga, penangkapan serangga, dan identifikasi serangga yang didapat. 2. Serangga yang didapat jumlahnya ada sepuluh jenis. 3. Setelah mengidentifikasi serangga-serangga tersebut, didapatkan klasifikasinya yaitu ordo diptera, ordo hemiptera, ordo hymenoptera, ordo coleoptera, dan ordo orthoptera, serta dari 10 serangga yang didapat memiliki ciri-ciri yang bermacammacam dan setiap serangga memiliki ciri khasnya masing-masing. B. Saran 1. Saat memasang pitfall trap sebaiknya ditempat yang subur seperti banyak rerumputan, karena rumput tersebut adalah sumber makanan bagi serangga jadi kemungkinan besar akan banyak serangga yang masuk dalam perangkap sehingga akan lebih beragam jenis serangga yang didapat. 2. Saat memakai jebakan light trap sebaiknya memakai lampu uv (yang berwarna ungu) karena serangga lebih tertarik pada lampu uv tersebut. 3. Gunakanlah pakaian yang senyaman mungkin dan seaman mungkin agar tubuh kita terlindung dari serangga yang memungkinkan mengandung racun atau cairan yang sedikit merugikan bagi kita. 31

32 DAFTAR PUSTAKA Hadi, Upik Kesumawati. Pengenalan Arthropoda dan Biologi Serangga. Diakses melalui pada tanggal 20 November Semarang Rioardi Ordo-Ordo Serangga. Diakses pada tanggal 20 November Semarang 32

33 Lampiran 33

BIOLOGI SERANGGA PENGENALAN ARTHROPODA DAN. Upik Kesumawati Hadi Bagian Parasitologi dan Entomologi Kesehatan Fakultas Kedokteran Hewan IPB

BIOLOGI SERANGGA PENGENALAN ARTHROPODA DAN. Upik Kesumawati Hadi Bagian Parasitologi dan Entomologi Kesehatan Fakultas Kedokteran Hewan IPB PENGENALAN ARTHROPODA DAN BIOLOGI SERANGGA Upik Kesumawati Hadi Bagian Parasitologi dan Entomologi Kesehatan Fakultas Kedokteran Hewan IPB Bila dibandingkan dengan banyaknya jenis hewan di dunia ini, ternyata

Lebih terperinci

biologi SET 23 ANIMALIA 3 DAN LATIHAN SOAL SBMPTN ADVANCE AND TOP LEVEL A. FILUM ARTHROPODA a. Ciri Ciri b. Klasifikasi

biologi SET 23 ANIMALIA 3 DAN LATIHAN SOAL SBMPTN ADVANCE AND TOP LEVEL A. FILUM ARTHROPODA a. Ciri Ciri b. Klasifikasi 23 MATERI DAN LATIHAN SOAL SBMPTN ADVANCE AND TOP LEVEL biologi A. FILUM ARTHROPODA a. Ciri Ciri SET 23 ANIMALIA 3 1. Bersegmen metameri 2. Peredaran darah terbuka 3. Tidak punya Hb, tetapi memiliki haemocyanin

Lebih terperinci

FILUM ARTHROPODA NAMA KELOMPOK 13 : APRILIA WIDIATAMA ERNI ASLINDA RINA SUSANTI

FILUM ARTHROPODA NAMA KELOMPOK 13 : APRILIA WIDIATAMA ERNI ASLINDA RINA SUSANTI FILUM ARTHROPODA NAMA KELOMPOK 13 : APRILIA WIDIATAMA ERNI ASLINDA RINA SUSANTI Kata Arthropoda berasal dari bahasa Yunani yaitu Arthros berarti sendi (ruas) dan Podos berarti kaki. Jadi arthropoda adalah

Lebih terperinci

Dasar Perlindungan Tanaman (Hama)

Dasar Perlindungan Tanaman (Hama) Dasar Perlindungan Tanaman (Hama) Disusun oleh Fuad Nurdiansyah, SP., MPlaHBio Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Jambi 2011 A. Pengertian Hama Pengertian hama secara luas adalah

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. energi pada kumunitasnya. Kedua, predator telah berulang-ulang dipilih sebagai

TINJAUAN PUSTAKA. energi pada kumunitasnya. Kedua, predator telah berulang-ulang dipilih sebagai TINJAUAN PUSTAKA Pentingnya predasi sebagai strategi eksploitasi dapat diringkas dalam empat kategori utama. Pertama, predator memainkan peran penting dalam aliran energi pada kumunitasnya. Kedua, predator

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. berbeda terdapat 6 familiy dan 9 spesies yakni Family Pyralidae spesies

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. berbeda terdapat 6 familiy dan 9 spesies yakni Family Pyralidae spesies 30 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Jenis Serangga Hama Berdasarkan hasil identifikasi serangga hama dilokasi Agroekosistem berbeda terdapat 6 familiy dan 9 spesies yakni Family Pyralidae spesies Scripophaga

Lebih terperinci

5. Phylum Brachiopoda Invertebrata 6. Phylum Mollusca 7. Phylum Arthropoda 8. Phylum Echinodermata >>> Vertebrata

5. Phylum Brachiopoda Invertebrata 6. Phylum Mollusca 7. Phylum Arthropoda 8. Phylum Echinodermata >>> Vertebrata POKOK-POKOK BAHASAN PALEONTOLOGI 1. Pendahuluan 2. Phylum Protozoa 3. Phylum Porifera 4. Phylum Coelenterata 5. Phylum Brachiopoda Invertebrata 6. Phylum Mollusca 7. Phylum Arthropoda 8. Phylum Echinodermata

Lebih terperinci

Praktikum Biologi Fapet Unpad: Bagian Insecta IIa. 1

Praktikum Biologi Fapet Unpad: Bagian Insecta IIa. 1 CLASSIS : ARTHROPODA (SERANGGA) Kode MPB2a Fapet I. TUJUAN PRAKTIKUM Setelah menyelesaikan praktikum mahasiswa praktikan dapat: a. Menyebutkan dan mengetahui karakteristik Apis sp b. Mengetahui serangga-serangga

Lebih terperinci

Musca domestica ( Lalat rumah)

Musca domestica ( Lalat rumah) PARASITOLOGI LALAT SEBAGAI VEKTOR PENYAKT Musca domestica ( Lalat rumah) Oleh : Ni Kadek Lulus Saraswati P07134013007 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR JURUSAN D-III

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. bawah, biasanya pada pelepah daun ke Satu tumpukan telur terdiri dari

TINJAUAN PUSTAKA. bawah, biasanya pada pelepah daun ke Satu tumpukan telur terdiri dari TINJAUAN PUSTAKA Biologi Ulat Api 1. Biologi Setothosea asigna Klasifikasi S. asigna menurut Kalshoven (1981) adalah sebagai berikut : Phylum Class Ordo Family Genus Species : Arthropoda : Insekta : Lepidoptera

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) Spodoptera litura F. dapat diklasifikasikan

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) Spodoptera litura F. dapat diklasifikasikan TINJAUAN PUSTAKA Biologi Hama Spodoptera litura F. Menurut Kalshoven (1981) Spodoptera litura F. dapat diklasifikasikan sebagai berikut : Filum Kelas Ordo Famili Subfamili Genus : Arthropoda : Insecta

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) ulat grayak diklasifikasikan sebagai berikut:

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) ulat grayak diklasifikasikan sebagai berikut: TINJAUAN PUSTAKA Biologi Hama Menurut Kalshoven (1981) ulat grayak diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom Filum Kelas Ordo Famili Genus : Animalia : Arthropoda : Insecta : Lepidoptera : Noctuidae :

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi hama penggerek batang berkilat menurut Soma and Ganeshan

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi hama penggerek batang berkilat menurut Soma and Ganeshan TINJAUAN PUSTAKA Biologi Hama 1. Penggerek Batang Berkilat Klasifikasi hama penggerek batang berkilat menurut Soma and Ganeshan (1998) adalah sebagai berikut: Kingdom Filum Kelas Ordo Famili Genus Spesies

Lebih terperinci

KLASIFIKASI & JENIS ORDO SERANGGA

KLASIFIKASI & JENIS ORDO SERANGGA KLASIFIKASI & JENIS ORDO SERANGGA KLASIFIKASI SERANGGA Insekta terbagi 2 ordo: 1. Apterygota: tanpa sayap Protura, collembola, Diplura, Thysanura, Microcoryphia 2. Pterygota: bersayap Pterygota: bersayap

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU HAMA TANAMAN

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU HAMA TANAMAN LAPORAN PRAKTIKUM ILMU HAMA TANAMAN Gejala dan Kerusakan akibat Serangan Hama Oleh : Nama : Arif Hermanto NIM : 0910480021 Kelompok : Selasa, 15.00 WIB Asisten : Mbak Mia JURUSAN ILMU HAMA DAN PENYAKIT

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Jenis-Jenis Predator Pada Tanaman Jagung Jenis-jenis predator yang tertangkap pada tanaman jagung dengan sistem pola tanam monokultur dan tumpangsari adalah sama yakni sebagai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. Penangkapan serangga malam dilakukan di Kawasan Pinggiran Hutan

BAB IV HASIL PENELITIAN. Penangkapan serangga malam dilakukan di Kawasan Pinggiran Hutan 63 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Lokasi Penelitian Penangkapan serangga malam dilakukan di Kawasan Pinggiran Hutan Bumi Perkemahan Nyaru Menteng. Hutan Bumi Perkemahan Nyaru Menteng merupakan kawasan

Lebih terperinci

I. Ordo Hemiptera ( bersayap setengah )

I. Ordo Hemiptera ( bersayap setengah ) Tugas Pengendalian Hama Terpadu Harry Sugestiadi / 0806132041 I. Ordo Hemiptera ( bersayap setengah ) Ciri-ciri dari Ordo Hemiptera yaitu : Tipe mulut menusuk menghisap Mempunyai dua pasang sayap, tebal

Lebih terperinci

Petunjuk Praktikum. Entomologi Dasar. ditulis oleh: Nugroho Susetya Putra Suputa Witjaksono

Petunjuk Praktikum. Entomologi Dasar. ditulis oleh: Nugroho Susetya Putra Suputa Witjaksono Petunjuk Praktikum Entomologi Dasar ditulis oleh: Nugroho Susetya Putra Suputa Witjaksono Laboratorium Entomologi Dasar Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Telur berwarna putih, berbentuk bulat panjang, dan diletakkan

TINJAUAN PUSTAKA. Telur berwarna putih, berbentuk bulat panjang, dan diletakkan 3 TINJAUAN PUSTAKA Lalat Buah (Bactrocera spp.) Biologi Menurut Departemen Pertanian (2012), lalat buah dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Phylum Klass Ordo Sub-ordo Family Genus Spesies : Arthropoda

Lebih terperinci

Metamorfosis Kecoa. 1. Stadium Telur. 2. Stadium Nimfa

Metamorfosis Kecoa. 1. Stadium Telur. 2. Stadium Nimfa Metamorfosis Kecoa 1. Stadium Telur Proses metamorfosis kecoa diawali dengan stadium telur. Telur kecoa diperoleh dari hasil pembuahan sel telur betina oleh sel spermatozoa kecoa jantan. Induk betina kecoa

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Serangga predator Bioekologi Menochilus sexmaculatus

TINJAUAN PUSTAKA Serangga predator Bioekologi Menochilus sexmaculatus TINJAUAN PUSTAKA Serangga predator Serangga predator adalah jenis serangga yang memangsa serangga hama atau serangga lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Pemanfaatan serangga predator sudah dikenal

Lebih terperinci

HAMA PENTING TANAMAN UBI JALAR (Ipomea batatas L.(Lamb)) DI KABUPATEN MINAHASA, MINAHASA UTARA, DAN KOTA TOMOHON

HAMA PENTING TANAMAN UBI JALAR (Ipomea batatas L.(Lamb)) DI KABUPATEN MINAHASA, MINAHASA UTARA, DAN KOTA TOMOHON 114 HAMA PENTING TANAMAN UBI JALAR (Ipomea batatas L.(Lamb)) DI KABUPATEN MINAHASA, MINAHASA UTARA, DAN KOTA TOMOHON IMPORTANT PEST OF SWEET POTATOES (Ipomea batatas L.(Lamb)) IN MINAHASA REGENCY, NORTH

Lebih terperinci

untuk meneliti tingkat predasi cecopet terhadap larva dan imago Semoga penelitian ini nantinya dapat bermanfaat bagi pihak pihak yang

untuk meneliti tingkat predasi cecopet terhadap larva dan imago Semoga penelitian ini nantinya dapat bermanfaat bagi pihak pihak yang untuk meneliti tingkat predasi cecopet terhadap larva dan imago Brontispa sp di laboratorium. Semoga penelitian ini nantinya dapat bermanfaat bagi pihak pihak yang membutuhkan. Tujuan Penelitian Untuk

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA Lalat penggorok daun, Liriomyza sp, termasuk serangga polifag yang dikenal sebagai hama utama pada tanaman sayuran dan hias di berbagai negara. Serangga tersebut menjadi hama baru

Lebih terperinci

Tetratichus brontispae, PARASITOID HAMA Brontispa longissima

Tetratichus brontispae, PARASITOID HAMA Brontispa longissima Tetratichus brontispae, PARASITOID HAMA Brontispa longissima Oleh : Umiati, SP dan Irfan Chammami,SP Gambaran Umum Kelapa (Cocos nucifera L.) merupakan tanaman perkebunan industry berupa pohon batang lurus

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 20 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Jenis-Jenis Predator pada Tanaman Padi Hasil pengamatan predator pada semua agroekosistem yang diamati sebagai berikut: 1. Tetragnatha sp. Klas : Arachnida Ordo : Araneae

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Capung

TINJAUAN PUSTAKA. Capung TINJAUAN PUSTAKA Capung Klasifikasi Capung termasuk dalam kingdom Animalia, filum Arthropoda, klas Insecta, dan ordo Odonata. Ordo Odonata dibagi ke dalam dua subordo yaitu Zygoptera dan Anisoptera. Kedua

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. miring. Sycanus betina meletakkan tiga kelompok telur selama masa hidupnya.

TINJAUAN PUSTAKA. miring. Sycanus betina meletakkan tiga kelompok telur selama masa hidupnya. TINJAUAN PUSTAKA Biologi Sycanus sp. (Hemiptera: Reduviidae) Telur Kelompok telur berwarna coklat dan biasanya tersusun dalam pola baris miring. Sycanus betina meletakkan tiga kelompok telur selama masa

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Gejala Parasitisasi

HASIL DAN PEMBAHASAN Gejala Parasitisasi HASIL DAN PEMBAHASAN Gejala Parasitisasi Acerophagus papayae merupakan endoparasitoid soliter nimfa kutu putih pepaya, Paracoccus marginatus. Telur, larva dan pupa parasitoid A. papayae berkembang di dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Vektor dalam arti luas adalah pembawa atau pengangkut. Vektor dapat berupa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Vektor dalam arti luas adalah pembawa atau pengangkut. Vektor dapat berupa BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Vektor Vektor dalam arti luas adalah pembawa atau pengangkut. Vektor dapat berupa vektor mekanis dan biologis, juga dapat berupa vektor primer dan sekunder.vektor mekanis adalah

Lebih terperinci

Lampiran 1 FOTO LAHAN PENELITIAN. Universitas Sumatera Utara

Lampiran 1 FOTO LAHAN PENELITIAN. Universitas Sumatera Utara Lampiran 1 FOTO LAHAN PENELITIAN Lampiran 2 FOTO PERANGKAP Perankap kuning (yellow trap) Perangkap jatuh (pit fall trap) Lampiran 3 FOTO SERANGGA No. Gambar Pengamatan No. Gambar Pengamatan 1. 2. (Coleoptera:

Lebih terperinci

Secara umum ciri - ciri anggota klas Nematoda tersebut antara lain adalah : * Bilateral simetris (setungkup) dan tidak memiliki alat gerak

Secara umum ciri - ciri anggota klas Nematoda tersebut antara lain adalah : * Bilateral simetris (setungkup) dan tidak memiliki alat gerak A. FILUM ASCHELMINTHES Anggota filum Aschelminthes yang banyak dikenal berperan sebagai hama tanaman (bersifat parasit) adalah anggota klas Nematoda. Namun, tidak semua anggota klas Nematoda bertindak

Lebih terperinci

Gambar 1. Drosophila melanogaster. Tabel 1. Klasifikasi Drosophila

Gambar 1. Drosophila melanogaster. Tabel 1. Klasifikasi Drosophila I. Praktikum ke : 1 (satu) II. Hari / tanggal : Selasa/ 1 Maret 2016 III. Judul Praktikum : Siklus Hidup Drosophila melanogaster IV. Tujuan Praktikum : Mengamati siklus hidup drosophila melanogaster Mengamati

Lebih terperinci

Mata Kuliah Parasit dan Penyakit Ikan. Insects dan Arachnids

Mata Kuliah Parasit dan Penyakit Ikan. Insects dan Arachnids Mata Kuliah Parasit dan Penyakit Ikan Insects dan Arachnids Insekta : Termasuk dalam filum arthropoda. Insecta sering disebut serangga atau heksapoda. Heksapoda berarti hewan berkaki enam. Diperkirakan

Lebih terperinci

MODUL-02 GEJALA KERUSAKAN DAN TIPE ALAT MULUT SERANGGA II. GEJALA KERUSAKAN DAN TIPE ALAT MULUT SERANGGA

MODUL-02 GEJALA KERUSAKAN DAN TIPE ALAT MULUT SERANGGA II. GEJALA KERUSAKAN DAN TIPE ALAT MULUT SERANGGA II. GEJALA KERUSAKAN DAN TIPE ALAT MULUT SERANGGA GEJALA KERUSAKAN DAN TIPE ALAT MULUT SERANGGA Yos. F. da Lopes, SP, M.Sc & Ir. Abdul Kadir Djaelani, MP MODUL-02 Department of Dryland Agriculture Management,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Ciri Morfologi Parasitoid B. lasus

HASIL DAN PEMBAHASAN. Ciri Morfologi Parasitoid B. lasus 12 HASIL DAN PEMBAHASAN Ciri Morfologi Parasitoid B. lasus Telur Telur parasitoid B. lasus berbentuk agak lonjong dan melengkung seperti bulan sabit dengan ujung-ujung yang tumpul, transparan dan berwarna

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Biologi dan Morfologi Kumbang Tanduk (Oryctes rhinoceros) kelapa sawit di Indonesia adalah kumbang tanduk O. rhinoceros.

TINJAUAN PUSTAKA. A. Biologi dan Morfologi Kumbang Tanduk (Oryctes rhinoceros) kelapa sawit di Indonesia adalah kumbang tanduk O. rhinoceros. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Biologi dan Morfologi Kumbang Tanduk (Oryctes rhinoceros) Kumbang penggerek pucuk yang menimbulkan masalah pada perkebunan kelapa sawit di Indonesia adalah kumbang tanduk O. rhinoceros.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Biologi Hama Penggerek Buah Kopi (Hypothenemus hampei Ferr.) Menurut Kalshoven (1981) hama Penggerek Buah Kopi ini

TINJAUAN PUSTAKA. Biologi Hama Penggerek Buah Kopi (Hypothenemus hampei Ferr.) Menurut Kalshoven (1981) hama Penggerek Buah Kopi ini TINJAUAN PUSTAKA Biologi Hama Penggerek Buah Kopi (Hypothenemus hampei Ferr.) Menurut Kalshoven (1981) hama Penggerek Buah Kopi ini diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom Filum Kelas Ordo Family Genus

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORITIS

II. LANDASAN TEORITIS SERANGGA I. TUJUAN PRAKTIKUM Setelah menyelesaikan praktikum mahasiswa praktikan dapat: a. Menyebutkan dan mengetahui karakteristik Apis sp b. Mengetahui serangga-serangga lain yang sering terkait dengan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Chilo sacchariphagus Bojer (Lepidoptera: Crambidae) diletakkan secara berkelompok dalam 2-3 baris (Gambar 1). Bentuk telur jorong

TINJAUAN PUSTAKA. Chilo sacchariphagus Bojer (Lepidoptera: Crambidae) diletakkan secara berkelompok dalam 2-3 baris (Gambar 1). Bentuk telur jorong TINJAUAN PUSTAKA Chilo sacchariphagus Bojer (Lepidoptera: Crambidae) Biologi Ngengat meletakkan telur di atas permukaan daun dan jarang meletakkan di bawah permukaan daun. Jumlah telur yang diletakkan

Lebih terperinci

II. TELAAH PUSTAKA. Gambar 2.1 Morfologi nyamuk Aedes spp. (Wikipedia, 2013)

II. TELAAH PUSTAKA. Gambar 2.1 Morfologi nyamuk Aedes spp. (Wikipedia, 2013) II. TELH PUSTK Nyamuk edes spp. dewasa morfologi ukuran tubuh yang lebih kecil, memiliki kaki panjang dan merupakan serangga yang memiliki sepasang sayap sehingga tergolong pada ordo Diptera dan family

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Biologi Phragmatoecia castaneae Hubner. (Lepidoptera : Cossidae)

TINJAUAN PUSTAKA. Biologi Phragmatoecia castaneae Hubner. (Lepidoptera : Cossidae) TINJAUAN PUSTAKA Biologi Phragmatoecia castaneae Hubner. (Lepidoptera : Cossidae) Seekor imago betina dapat meletakkan telur sebanyak 282-376 butir dan diletakkan secara kelompok. Banyaknya telur dalam

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Chilo Sachhariphagus Boj. (Lepidoptera: Crambidae)

TINJAUAN PUSTAKA. Chilo Sachhariphagus Boj. (Lepidoptera: Crambidae) TINJAUAN PUSTAKA Chilo Sachhariphagus Boj. (Lepidoptera: Crambidae) Biologi Gambar 1. Telur C. sacchariphagus Bentuk telur oval, datar dan mengkilap. Telur berwarna putih dan akan berubah menjadi hitam

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1. Telur P. castanae Hubner. Bentuk telur oval dan dapat menghasilkan telur sebanyak butir perbetina.

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1. Telur P. castanae Hubner. Bentuk telur oval dan dapat menghasilkan telur sebanyak butir perbetina. TINJAUAN PUSTAKA Biologi Hama 1. Penggerek Batang Tebu Raksasa Menurut Kalshoven (1981), klasifikasi penggerek batang tebu raksasa adalah sebagai berikut : Kingdom Filum Class Ordo Famili Genus Spesies

Lebih terperinci

Gambar 1. Gejala serangan penggerek batang padi pada stadium vegetatif (sundep)

Gambar 1. Gejala serangan penggerek batang padi pada stadium vegetatif (sundep) HAMA PENGGEREK BATANG PADI DAN CARA PENGENDALIANNYA Status Penggerek batang padi merupakan salah satu hama utama pada pertanaman padi di Indonesia. Berdasarkan luas serangan pada tahun 2006, hama penggerek

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Karakteristik dan Klasifikasi Kupu-Kupu Klasifikasi kupu-kupu menurut Scobel (1995) adalah sebagai berikut :

TINJAUAN PUSTAKA. A. Karakteristik dan Klasifikasi Kupu-Kupu Klasifikasi kupu-kupu menurut Scobel (1995) adalah sebagai berikut : II. TINJAUAN PUSTAKA A. Karakteristik dan Klasifikasi Kupu-Kupu Klasifikasi kupu-kupu menurut Scobel (1995) adalah sebagai berikut : Kerajaan Filum Kelas Bangsa : Animalia : Arthropoda : Insecta : Lepidoptera

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Biologi dan Morfologi Rayap (Coptotermes curvignatus) Menurut (Nandika et, al.dalam Pratama 2013) C. curvignatus merupakan

TINJAUAN PUSTAKA. A. Biologi dan Morfologi Rayap (Coptotermes curvignatus) Menurut (Nandika et, al.dalam Pratama 2013) C. curvignatus merupakan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Biologi dan Morfologi Rayap (Coptotermes curvignatus) Menurut (Nandika et, al.dalam Pratama 2013) C. curvignatus merupakan rayap yang paling luas serangannya di Indonesia. Klasifikasi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 3 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sapi Perah Sapi perah merupakan salah satu komoditi peternakan yang dapat mendukung pemenuhan kebutuhan bahan pangan bergizi tinggi yaitu susu. Jenis sapi perah yang paling

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. pembentukan, peruntukan, dan perkembangannya ditujukan untuk memenuhi

II. TINJAUAN PUSTAKA. pembentukan, peruntukan, dan perkembangannya ditujukan untuk memenuhi II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Agroekosistem Perkebunan Kopi Agroekosistem perkebunan merupakan ekosistem binaan yang proses pembentukan, peruntukan, dan perkembangannya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan manusia

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pengendalian yang dilakukan dalam mengontrol populasi Setothosea asigna dengan menggunakan konsep Pengendalian Hama Terpadu (PHT) (Susanto dkk., 2010), Konsep ini bertumpu pada monitoring

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Terdapat lima famili kupu-kupu subordo Rhopalocera di Indonesia, yaitu

TINJAUAN PUSTAKA. Terdapat lima famili kupu-kupu subordo Rhopalocera di Indonesia, yaitu II. TINJAUAN PUSTAKA A. Klasifikasi Kupu-kupu Pieridae Terdapat lima famili kupu-kupu subordo Rhopalocera di Indonesia, yaitu Pieridae, Papilionidae, Nymphalidae, Lycanidae dan Hesperiidae. Kupu-kupu famili

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. family : Tephritidae, genus : Bactrocera, spesies : Bactrocera sp.

TINJAUAN PUSTAKA. family : Tephritidae, genus : Bactrocera, spesies : Bactrocera sp. 4 TINJAUAN PUSTAKA Biologi Hama Lalat Buah (Bactrocera sp.) Menurut Deptan (2007), lalat buah dapat diklasifikasikan sebagai berikut: kingdom: Animalia, filum : Arthropoda, kelas : Insect, ordo : Diptera,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pencernaan dan dapat mencegah kanker. Salah satu jenis sayuran daun yang

BAB I PENDAHULUAN. pencernaan dan dapat mencegah kanker. Salah satu jenis sayuran daun yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Sayuran daun merupakan salah satu sumber vitamin dan mineral essensial yang sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia, selain itu sayuran daun banyak mengandung serat. Serat

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981), klasifikasi S. inferens adalah sebagai berikut:

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981), klasifikasi S. inferens adalah sebagai berikut: TINJAUAN PUSTAKA Biologi Parasit Lalat S. inferens Towns. Menurut Kalshoven (1981), klasifikasi S. inferens adalah sebagai berikut: Kingdom Filum Class Ordo Famili Genus Spesies : Animalia : Arthropoda

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.Jenis jenis Hama Pada Caisim Hasil pengamatan jenis hama pada semua perlakuan yang diamati diperoleh jenis - jenis hama yang sebagai berikut : 1. Belalang hijau Phylum :

Lebih terperinci

Perkiraan jumlah makhluk hidup yang menghuni bumi

Perkiraan jumlah makhluk hidup yang menghuni bumi Filum Arthropoda Perkiraan jumlah makhluk hidup yang menghuni bumi 1. Filum Arthropoda memiliki anggota spesies yang paling banyak dari filum lainnya dalam Kingdom Animalia. 2. Diperkirakan sekitar 1 juta

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Nyamuk termasuk jenis serangga dalam ordo diptera, dari kelas insecta.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Nyamuk termasuk jenis serangga dalam ordo diptera, dari kelas insecta. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Nyamuk Sebagai Vektor Nyamuk termasuk jenis serangga dalam ordo diptera, dari kelas insecta. Nyamuk mempunyai dua sayap bersisik, tubuh yang langsing dan enam kaki panjang. Antar

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sapi ongole merupakan keturunan sapi liar yang dijinakkan di India. Di

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sapi ongole merupakan keturunan sapi liar yang dijinakkan di India. Di II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sapi Ongole (Bos indicus) Sapi ongole merupakan keturunan sapi liar yang dijinakkan di India. Di Indonesia, sapi ini dapat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu Sumba ongole dan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Ulat pemakan daun kelapa sawit yang terdiri dari ulat api, ulat kantung, ulat bulu merupakan hama yang paling sering menyerang kelapa sawit. Untuk beberapa daerah tertentu, ulat

Lebih terperinci

Inventarisasi Serangga Pada Pohon Tembesu (Fragraea fragrans Roxb) INVENTARISASI SERANGGA PADA POHON TEMBESU (Fragraea fragrans Roxb)

Inventarisasi Serangga Pada Pohon Tembesu (Fragraea fragrans Roxb) INVENTARISASI SERANGGA PADA POHON TEMBESU (Fragraea fragrans Roxb) INVENTARISASI SERANGGA PADA POHON TEMBESU (Fragraea fragrans Roxb) Ria Rosdiana Hutagaol Fakultas Pertanian Universitas Kapuas Sintang Email : riarose.h@gmail.com Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut pengamatan para ahli, kedelai (Gycines max L. Merril) merupakan tanaman

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut pengamatan para ahli, kedelai (Gycines max L. Merril) merupakan tanaman 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kedelai (Glycines max L. Merril) Menurut pengamatan para ahli, kedelai (Gycines max L. Merril) merupakan tanaman eksotik yang diperkirakan berasal dari Manshukuw (Cina) yang

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 11 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 41 Hasil Identifikasi Berdasarkan hasil wawancara terhadap peternak yang memiliki sapi terinfestasi lalat Hippobosca sp menyatakan bahwa sapi tersebut berasal dari Kabupaten

Lebih terperinci

BALAI LITBANG P2B2 BANJARNEGARA IDENTIFIKASI DAN PEMBEDAHAN NYAMUK

BALAI LITBANG P2B2 BANJARNEGARA IDENTIFIKASI DAN PEMBEDAHAN NYAMUK IDENTIFIKASI DAN PEMBEDAHAN NYAMUK Balai Litbang P2B2 Banjarnegara Morfologi Telur Anopheles Culex Aedes Berbentuk perahu dengan pelampung di kedua sisinya Lonjong seperti peluru senapan Lonjong seperti

Lebih terperinci

KLASIFIKASI APTERYGOTA SUHARA JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI UPI

KLASIFIKASI APTERYGOTA SUHARA JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI UPI KLASIFIKASI APTERYGOTA SUHARA JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI UPI Classis : Insecta KLASIFIKASI Subclassis : Apterygota dan Pterygota Subclassis Apterygota terdiri dari 4 Ordo: 1. Ordo Protura 2. Ordo Collembola

Lebih terperinci

KBM 8 : Arthropoda Sebagai Vektor dan Penyebab Penyakit didik.dosen.unimus.ac.id

KBM 8 : Arthropoda Sebagai Vektor dan Penyebab Penyakit didik.dosen.unimus.ac.id Parasitologi Kesehatan Masyarakat KBM 8 : Arthropoda Sebagai Vektor dan Penyebab Penyakit Mapping KBM 8 2 Tujuan Pembelajaran Tujuan Instruksional Umum : Mahasiswa mampu menggunakan pemahaman tentang parasit

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. antara telur dan tertutup dengan selaput. Telur mempunyai ukuran

TINJAUAN PUSTAKA. antara telur dan tertutup dengan selaput. Telur mempunyai ukuran TINJAUAN PUSTAKA Ulat kantong Metisa plana Walker Biologi Hama Menurut Borror (1996), adapun klasifikasi ulat kantong adalah sebagai berikut: Kingdom Phyllum Class Ordo Family Genus Species : Animalia

Lebih terperinci

Status Ulat Grayak (Spodoptera litura F.) Sebagai Hama

Status Ulat Grayak (Spodoptera litura F.) Sebagai Hama Status Ulat Grayak (Spodoptera litura F.) Sebagai Hama Embriani BBPPTP Surabaya Pendahuluan Adanya suatu hewan dalam suatu pertanaman sebelum menimbulkan kerugian secara ekonomis maka dalam pengertian

Lebih terperinci

BIOLOGI INSEKTA (ENTOMOLOGI) : H. Mochamad Hadi Udi Tarwotjo Rully Rahadian. Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2009

BIOLOGI INSEKTA (ENTOMOLOGI) : H. Mochamad Hadi Udi Tarwotjo Rully Rahadian. Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2009 BIOLOGI INSEKTA (ENTOMOLOGI) Oleh : H. Mochamad Hadi Udi Tarwotjo Rully Rahadian Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2009 Hak Cipta 2009 pada penulis, Hak Cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak

Lebih terperinci

HAMA Cricula trifenestrata PADA JAMBU METE DAN TEKNIK PENGENDALIANNYA

HAMA Cricula trifenestrata PADA JAMBU METE DAN TEKNIK PENGENDALIANNYA HAMA Cricula trifenestrata PADA JAMBU METE DAN TEKNIK PENGENDALIANNYA Jambu mete merupakan tanaman buah berupa pohon yang berasal dari Brasil Tenggara. Tanaman ini dibawa oleh pelaut portugal ke India

Lebih terperinci

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 11. BAGIAN TUBUH TUMBUHAN/HEWAN DAN FUNGSINYA SERTA DAUR HIDUP HEWAN Latihan soal 11.3

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 11. BAGIAN TUBUH TUMBUHAN/HEWAN DAN FUNGSINYA SERTA DAUR HIDUP HEWAN Latihan soal 11.3 SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 11. BAGIAN TUBUH TUMBUHAN/HEWAN DAN FUNGSINYA SERTA DAUR HIDUP HEWAN Latihan soal 11.3 1. Perhatikan daur hidup berikut! -> nimfa -> imago Contoh hewan yang mengalami

Lebih terperinci

1. tikus 2. penggerek batang padi 3. wereng coklat

1. tikus 2. penggerek batang padi 3. wereng coklat 1. tikus 2. penggerek batang padi 3. wereng coklat Wereng coklat, (Nilaparvata lugens Stal) ordo Homoptera famili Delphacidae. Tubuh berwarna coklat kekuningan - coklat tua, berbintik coklat gelap pd

Lebih terperinci

BAB IV. Selama proses habituasi dan domestikasi Attacus atlas (F1-F2) dengan pemberian dua

BAB IV. Selama proses habituasi dan domestikasi Attacus atlas (F1-F2) dengan pemberian dua BAB IV Hasil Dari Aspek Biologi Ulat Sutera Liar Attacus atlas (Lepidoptera : Saturniidae) Selama Proses Habituasi dan Domestikasi Pada Pakan Daun Sirsak dan Teh 4.1. Perubahan tingkah laku Selama proses

Lebih terperinci

Pengertian. Kemampuan makhluk hidup untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan

Pengertian. Kemampuan makhluk hidup untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan Adaptasi Pengertian Kemampuan makhluk hidup untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan Adaptasi dibedakan menjadi 3 jenis 1. Adaptasi Morfologi Proses adaptasi yang dilakukan dengan menyesuaikan bentuk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hymenoptera. Ordo Hymenoptera memiliki ciri-ciri empat sayap yang tipis

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hymenoptera. Ordo Hymenoptera memiliki ciri-ciri empat sayap yang tipis BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Jenis Parasitoid Berdasarkan hasil rearing daun pisang yang dilakukan di Kecamatan Soreang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat di peroleh empat jenis parasitoid dari pupa Erionota

Lebih terperinci

I. TINJAUAN PUSTAKA. Kopi (Coffea spp.) adalah spesies tanaman berbentuk pohon. Tanaman ini

I. TINJAUAN PUSTAKA. Kopi (Coffea spp.) adalah spesies tanaman berbentuk pohon. Tanaman ini I. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Kopi Kopi (Coffea spp.) adalah spesies tanaman berbentuk pohon. Tanaman ini tumbuh tegak, bercabang dan apabila tidak dipangkas tanaman ini dapat mencapai tinggi 12 m. Tanaman

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. pohon batang lurus dari famili palmae. Tanaman tropis ini dikenal sebagai

PENDAHULUAN. pohon batang lurus dari famili palmae. Tanaman tropis ini dikenal sebagai PENDAHULUAN Latar Belakang Kelapa sawit (Elaeis guinensis Jacq.) adalah tanaman perkebunan berupa pohon batang lurus dari famili palmae. Tanaman tropis ini dikenal sebagai penghasil minyak sayur yang berasal

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biologi E. furcellata (Hemiptera : Pentatomidae) Menurut Kalshoven (1981) E. furcellata diklasifikasikan sebagai berikut : Phylum Klass Ordo Family Genus Spesies : Arthropoda

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Berbentuk oval sampai bulat, pada permukaan atasnya agak datar. Jumlah telur

TINJAUAN PUSTAKA. Berbentuk oval sampai bulat, pada permukaan atasnya agak datar. Jumlah telur TINJAUAN PUSTAKA 1. Penggerek Batang Tebu Raksasa Menurut Kalshoven (1981), klasifikasi penggerek batang tebu raksasa adalah sebagai berikut : Kingdom Filum Class Ordo Famili Genus Spesies : Animalia :

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Telur serangga ini berwarna putih, bentuknya mula-mula oval, kemudian

TINJAUAN PUSTAKA. Telur serangga ini berwarna putih, bentuknya mula-mula oval, kemudian TINJAUAN PUSTAKA Biologi Kumbang Tanduk (O. rhinoceros). berikut: Sistematika kumbang tanduk menurut Kalshoven (1981) adalah sebagai Kingdom Filum Kelas Ordo Famili Genus : Animalia : Arthropoda : Insekta

Lebih terperinci

I. TINJAUAN PUSTAKA. Tebu (Saccharum officinarum L.) termasuk dalam suku Poaceae, yaitu jenis

I. TINJAUAN PUSTAKA. Tebu (Saccharum officinarum L.) termasuk dalam suku Poaceae, yaitu jenis I. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanaman Tebu Tebu (Saccharum officinarum L.) termasuk dalam suku Poaceae, yaitu jenis rumput-rumputan dan hanya tumbuh di daerah beriklim tropis termasuk Indonesia. Dalam marga Saccharum

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) adalah tanaman perkebunan yang sangat toleran terhadap kondisi lingkungan yang kurang baik. Namun, untuk menghasilkan pertumbuhan yang sehat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Nyamuk Aedes aegypti Aedes aegypti merupakan jenis nyamuk yang dapat membawa virus dengue penyebab penyakit demam berdarah. [2,12] Aedes aegypti tersebar luas di wilayah tropis

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) diterangkan bahwa klasifikasi hama Oryctes

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) diterangkan bahwa klasifikasi hama Oryctes TINJAUAN PUSTAKA Biologi Oryctes rhinoceros Menurut Kalshoven (1981) diterangkan bahwa klasifikasi hama Oryctes rhinoceros adalah sebagai berikut : Phylum Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Arthropoda :

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981), adapun sistematika dari hama ini adalah

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981), adapun sistematika dari hama ini adalah TINJAUAN PUSTAKA Biologi Hama Menurut Kalshoven (1981), adapun sistematika dari hama ini adalah Kingdom Filum Class Ordo Famili Genus : Animalia : Arthopoda : Insekta : Lepidoptera : Plutellidae : Plutella

Lebih terperinci

AGROTEKNOLOGI TANAMAN LEGUM (AGR62) TEKNOLOGI PENGELOLAAN JASAD PENGGANGGU DALAM BUDIDAYA KEDELAI (LANJUTAN)

AGROTEKNOLOGI TANAMAN LEGUM (AGR62) TEKNOLOGI PENGELOLAAN JASAD PENGGANGGU DALAM BUDIDAYA KEDELAI (LANJUTAN) AGROTEKNOLOGI TANAMAN LEGUM (AGR62) TEKNOLOGI PENGELOLAAN JASAD PENGGANGGU DALAM BUDIDAYA KEDELAI (LANJUTAN) HAMA Hama utama tanaman kedelai adalah: 1. Perusak bibit 2. Perusak daun 3. Perusak polong 4.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981), Setothosea asigna di klasifikasikan sebagai

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981), Setothosea asigna di klasifikasikan sebagai TINJAUAN PUSTAKA Biologi Ulat Api (Setothosea asigna van Eecke) berikut: Menurut Kalshoven (1981), Setothosea asigna di klasifikasikan sebagai Kingdom Pilum Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Animalia :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dunia, termasuk juga keanekaragaman Arthropodanya. 1. Arachnida, Insecta, Crustacea, Diplopoda, Chilopoda dan Onychophora.

BAB I PENDAHULUAN. dunia, termasuk juga keanekaragaman Arthropodanya. 1. Arachnida, Insecta, Crustacea, Diplopoda, Chilopoda dan Onychophora. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang beriklim tropis yang dikenal sebagai salah satu negara yang memiliki keanekaragaman hayati tertinggi di dunia, termasuk juga keanekaragaman

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. km. Bentuk karsnya yang khas berupa conical hills yaitu berupa bentukan

II. TINJAUAN PUSTAKA. km. Bentuk karsnya yang khas berupa conical hills yaitu berupa bentukan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kawasan Gua Karst Kawasan kars Gunung Sewu berupa kawasan kars yang luas dan dicirikan bukit gamping berbentuk kerucut dan kubah yang jumlahnya ribuan. Luasan endapan gampingnya

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Umum Penelitian Ketinggian wilayah di Atas Permukaan Laut menurut Kecamatan di Kabupaten Karanganyar tahun 215 Kecamatan Jumantono memiliki ketinggian terendah 3 m dpl

Lebih terperinci

Untuk mengatasi serangan hama tikus, dapat dilakukan cara cara sebagai berikut:

Untuk mengatasi serangan hama tikus, dapat dilakukan cara cara sebagai berikut: Berikut merupakan beberapa contoh hama. a. Tikus Tikus merupakan hama yang sering kali membuat pusing para petani. Hal ini diesbabkan tikus sulit dikendalikan karena memiliki daya adaptasi, mobilitas,

Lebih terperinci

PHYLUM ARTHROPODA. TERDAPAT DI KETINGGIAN m DI ATAS PERMK. LAUT KEDALAMAN m

PHYLUM ARTHROPODA. TERDAPAT DI KETINGGIAN m DI ATAS PERMK. LAUT KEDALAMAN m PHYLUM ARTHROPODA ARTROS = sambungan / sendi PODOS = kaki TUBUH BAG. LUAR BERUAS ------- ANGGOTA TUBUH BERSAMBUNG TERTUTUP KUTIKULA BERZAT TANDUK TERDAPAT DI KETINGGIAN 7.000 m DI ATAS PERMK. LAUT S/D

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Jenis Serangga Hama pada Tanaman Cabai Berdasarkan hasil pengamatan tanaman Cabai di Tiga Varietas Berbeda selama 10 minggu terdapat 5 famili yakni Famili Aphididae, Famili

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Berikut adalah taksonomi pengisap polong kedelai (EOL, 2014):

II. TINJAUAN PUSTAKA. Berikut adalah taksonomi pengisap polong kedelai (EOL, 2014): 8 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengisap Polong Kedelai (Riptortus linearis) Berikut adalah taksonomi pengisap polong kedelai (EOL, 2014): Kingdom : Animalia Phylum : Arthropoda Class : Insecta Ordo : Hemiptera

Lebih terperinci

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. Walet Sarang Lumut, Burung Walet Sapi, Burung Walet Gunung dan Burung

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. Walet Sarang Lumut, Burung Walet Sapi, Burung Walet Gunung dan Burung 7 II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Taksonomi dan Deskripsi Burung Walet Terdapat beberapa jenis Burung Walet yang ditemukan di Indonesia diantaranya Burung Walet Sarang Putih, Burung Walet Sarang Hitam, Burung

Lebih terperinci

PENYEBAB LUBANG HITAM BUAH KOPI. Oleh : Ayu Endah Anugrahini, SP BBPPTP Surabaya

PENYEBAB LUBANG HITAM BUAH KOPI. Oleh : Ayu Endah Anugrahini, SP BBPPTP Surabaya PENYEBAB LUBANG HITAM BUAH KOPI Oleh : Ayu Endah Anugrahini, SP BBPPTP Surabaya Kopi merupakan salah satu komoditas perkebunan yang peranannya cukup penting bagi perekonomian nasional, khususnya sebagai

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. ke Indonesia pada tahun 1848 yang ditanam di Kebun Raya Bogor. Perkebunan

PENDAHULUAN. ke Indonesia pada tahun 1848 yang ditanam di Kebun Raya Bogor. Perkebunan PENDAHULUAN Latar Belakang Tanaman kelapa sawit (Elaeis guinensis Jacq) berasal dari Afrika dan masuk ke Indonesia pada tahun 1848 yang ditanam di Kebun Raya Bogor. Perkebunan kelapa sawit pertama dibuka

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Siklus hidup S. litura berkisar antara hari (lama stadium telur 2 4

TINJAUAN PUSTAKA. Siklus hidup S. litura berkisar antara hari (lama stadium telur 2 4 TINJAUAN PUSTAKA Spodoptera litura (Lepidoptera: Noctuidae) Biologi Siklus hidup S. litura berkisar antara 30 60 hari (lama stadium telur 2 4 hari, larva yang terdiri dari 6 instar : 20 26 hari, pupa 8

Lebih terperinci

RPP Dunia Hewan Fillum Anthropoda. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

RPP Dunia Hewan Fillum Anthropoda. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) LAMPIRAN 2 RPP Dunia Hewan Fillum Anthropoda Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Nama Sekolah Mata Pelajaran : SMA : Biologi Kelas/Semester : X/2 Materi Pokok Alokasi Waktu : Dunia hewan : 1 x 3 JP

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. mempunyai luas wilayah kurang lebih 318 Km 2 atau Ha. Batas-batas

BAB IV HASIL PENELITIAN. mempunyai luas wilayah kurang lebih 318 Km 2 atau Ha. Batas-batas 50 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Lokasi Penelitian Kecamatan Mentaya Hilir Selatan secara geografis terletak pada 111 0 0 50-113 0 0 46 Bujur Timur dan 0 0 23 14-3 0 32 54 Lintang Selatan mempunyai

Lebih terperinci