PREDIKSI KEBUTUHAN TEMPAT TIDUR PER BANGSAL MENURUT STANDAR EFISIENSI BARBER JOHNSON DI RUMAH SAKIT PERMATA BUNDA PURWODADI TAHUN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PREDIKSI KEBUTUHAN TEMPAT TIDUR PER BANGSAL MENURUT STANDAR EFISIENSI BARBER JOHNSON DI RUMAH SAKIT PERMATA BUNDA PURWODADI TAHUN"

Transkripsi

1 PREDIKSI KEBUTUHAN TEMPAT TIDUR PER BANGSAL MENURUT STANDAR EFISIENSI BARBER JOHNSON DI RUMAH SAKIT PERMATA BUNDA PURWODADI TAHUN KARYA TULIS ILMIAH Disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam mencapai gelar Diploma III (Amd) pada program studi DIII Rekam Medis dan Informasi Kesehatan Oleh : Puri Agnes W D PROGRAM STUDI DIII REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG 2016

2 HALAMAN HAK CIPTA 2016 Hak Cipta Karya Tulis Ilmiah Ada Pada Penulis ii

3 iii

4 iv

5 v

6 vi

7 HAL PERSEMBAHAN Puji syukur kehadirat ALLAH SWT, yang telah memberi hidayah terimakasih untuk bapak ibu yang senantiasa memberi semangat setiap waktu, terimakasih untuk kos oleng alumni maupun yang masih ngekos lisa, evi, nasya, mauli, upil, ninda, puspa untuk sesepuh kos, mba nika, mba aya, mba nopek, mba trai, mba alin waility bakal kangen pas semester-semester awal, untuk sahabatku lincah yang katanya calon ibu bhayangkari sukses selalu dan terimakasih sudah menjadi patner tidur kalo kos sepi hahaha, untuk kelas kalian keluarga baru di perantauan dan aku bahagia mempunyai keluarga seperti kalian, amah,indri,ganis, febi dan riris terutama, kita bareng dari awal matrikulasi sampai sekarang terimakasih buat semuanya sukses dengan jalan masingmasing yaa gaess vii

8 RIWAYAT HIDUP Nama : Puri Agnes Widyaningrum Tempat, Tanggal Lahir : Grobogan, 13 Juni 1995 Jenis Kelamin : Perempuan Agama : Islam Alamat : Dusun Plumpungan Rt.04 Rw.04 Banjardowo Riwayat Pendidikan 1. SD Negeri 2 Banjardowo, SMP Negeri 3 Kradenan SMA Negeri 1 Kradenan Diterima di Program Studi DIII Rekam Medis dan Informasi Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Semarang tahun 2013 viii

9 PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, rahmat dan karunia-nya sehingga penulis mampu menyelesaikan karya ilmiah ini yang berjudul Prediksi Kebutuhan Tempat Tidur Per Bangsal Menurut Standar Efisiensi Barber Johnson Di Rumah Sakit Permata Bunda Purwodadi Tahun Karya Tulis Ilmiah ini disusun guna sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Rekam Medis dan Informasi Kesehatan Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Semarang. Penulis menyadari bahwa penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini tidak akan berjalan dengan lancar tanpa adanya bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada pihak pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. Ucapan terima kasih ini berikan kepada : 1. Dr. Ir. Edi Noersasongko, M.Kom selaku Rektor Universitas Dian Nuswantoro Semarang 2. Dr. dr. Sri Andarini Indreswari, M.Kes selaku Dekan Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Semarang 3. Arif Kurniadi, M.Kom selaku Kaprodi DIII RMIK Universitas Dian Nuswantoro Semarang 4. Kriswiharsi Kun Saptorini, M.Kes(Epid) selaku Dosen Pembimbing dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini 5. Segenap staf dan dosen program studi DIII RMIK Universitas Dian Nuswantoro Semarang ix

10 6. Fira Basuki Dewi, Amd.RM selaku Kepala Unit Rekam Medis Rumah Sakit Permata Bunda Purwodadi Dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak terdapat kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis berharap pembaca dapat memberi kritik dan saran yang baik dan bersifat membangun. Semarang, 29 Juli2016 Penulis x

11 Program Studi DIII Rekam Medis dan Informasi Kesehatan Fakultas Kesehatan Unversitas Dian Nuswantoro Semarang 2016 ABSTRAK PURI AGNES WIDYANINGRUM PREDIKSI KEBUTUHAN TEMPAT TIDUR PER BANGSAL MENURUT STANDAR EFISIENSI BARBER JOHNSON DI RUMAH SAKIT PERMATA BUNDA PURWODADI TAHUN xix + 88 hal + 37 tabel + 15 gambar + 3 lampiran Rumah Sakit Permata Bunda Purwodadi merupakan rumah sakit umum dan spesialistik. Berdasarkan survey awal terdapat masalah BOR yang tinggi, pada tahun 2015 di bangsal Rama dengan nilai BOR 90%, di bangsal perawatan umum tahun 2014 nilai BOR 96,93%, di bangsal Sadewa tahun 2013 nilai BOR 116,67%. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui prediksi kebutuhan tempat tidur menurut standar efisiensi Barber Johnson di Rumah Sakit Permata Bunda Purwodadi tahun Penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Metode pengumpulan data adalah wawancara dan observasi, instrumen penelitian ini adalah pedoman observasi dan pedoman wawancara. Subyek penelitian ini adalah kepala URM dan petugas analising reporting, obyek penelitian ini adalah rekapitulasi rawat inap tahun Berdasarkan hasil penelitian, prediksi kebutuhan tempat tidur masih cukup signifikan dilihat dari trendnya, prediksi tempat tidur bangsal Rama tahun antara tempat tidur, kamar bayi tempat tidur. Nilai tersebut masih tergolong efisien menurut indikator Barber Johnson, tetapi untuk bangsal obsgyn setiap tahun mengalami naik turun di bawah standar efisiensi Barber Johnson yaitu tahun 2016 nilai BOR 50%-75,9%, tahun ,7%- 73,8%, tahun ,2%-73,9%, tahun ,7%-74,1%, tahun ,2%- 74,1%. Saran dari penelitian ini adalah setiap tahun perlu penambahan tempat tidur pada bangsal disesuikan dengan perhitungan prediksi dan mempertimbangkan permintaan pasien. Kata kunci : prediksi, kapasitas tempat tidur, Barber Johnson, rawat inap Kepustakaan : 15 ( ) xi

12 The Diploma Program on Medical Records and Health Information Faculty of Health Dian Nuswantoro University Semarang 2016 PURI AGNES WIDYANINGRUM ABSTRACT PREDICTION THE NEEDS OF AVAILABLE BEDS EACH WARD BASE ON EFFICIENCY STANDARDS OF BARBER JOHNSON IN PERMATA BUNDA PURWODADI HOSPITAL PURWODADI YEAR xix + 88 pages + 37 tables + 15 pictures + 3 appendix Permata Bunda Hospital Purwodadi is general and specialist hospitals. Based on the initial survey there was a problem of high BOR, in 2015 at Rama ward with BOR value of 90%, in a general ward in 2014 BOR value of 96.93%, Sadewa ward in 2013 BOR value of %. The purpose of this study was to determine prediction the needs available beds according to Barber Johnson efficiency standards in Permata Bunda Hospital Purwodadi years This research was descriptive study. Methods of data collection were interviews and observation, the instrument of this study were observation and interview guides. The subjects of this study were chief of medical record unit and analizing reporting officer, the object of this study was recapitulation of inpatient in Based on the research results, prediction the needs of available beds were significant according to the trend, prediction available beds of Rama ward years between beds, baby room beds. This value were still relatively efficient to indicator of Barber Johnson, but to obsgyn ward every year experienced ups and downs under standards of Barber Johnson efficiency that in 2016 the value of the BOR 50% -75.9%, in % -73.8%, % -73.9%, in % -74.1%, in % -74.1%. Suggestions from this study that every year need additional beds on wards adjusted to the calculation of predictions and consider the patient's request. Keywords : prediction, available beds, Barber Johnson, inpatient Bibliography : 15( ) xii

13 DAFTAR ISI Judul... i Hak Cipta... ii Hal pengesahan... iii Hal pengesahan dewan penguji... iv Pernyataan Keaslian... v Pernytaan Persetujuan Publikasi... vi Halaman Persembahan... vii Riwayat Hidup... viii Kata Pengantar... ix Abstrak... x Daftar Isi... xi Daftar tabel... Daftar gambar... Daftar Lampiran... Daftar singkatan... BAB I PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang... 1 B. Rumusan Masalah... 3 C. Tujuan Penelitian... 4 D. Manfaat Penelitian... 5 E. Lingkup Penelitian... 5 F. Keaslian Penelitian... 6 xiii

14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB III METODE PENELITIAN 23 A. Kerangka Konsep B. Jenis Penelitian C. Variabel Penelitian D. Definisi Operasional E. Populasi Sampel F. Pengumpulan Data G. Pengolahan Data H. Analisa Data BAB IV HASIL PENELITIAN 28 A. Gambaran Umum Institusi B. Gambaran Khusus Institusi C. Hasil Penelitian BAB V PEMBAHASAN 74 BAB VI SIMPULAN dan SARAN A. Simpulan B. Saran xiv

15 DAFTAR TABEL Tabel halaman 1.1 Keaslian penelitian Definisi Operasional jumlah tempat tidur tahun jumlah hari perawatan jumlah hari efektif jumlah pasien keluar nilai x dan y hari perawatan bangsal obsgyn prediksi jumlah pasien keluar bangsal obsgyn prediksi hari perawatan dan pasien keluar bangsal obsgyn prediksi nilai A Bangsal Obsgyn indikator Barber Johnson bangsal obsgyn nilai x dan y hari perawatan bangsal perawatan umum prediksi jumlah pasien keluar bangsal perawatan umum prediksi hari perawatan dan pasien keluar bangsal P.umum prediksi nilai A Bangsal perawatan umum indikator Barber Johnson bangsal perawatan umum nilai x dan y hari perawatan bangsal nakula prediksi jumlah pasien keluar bangsal nakula prediksi hari perawatan dan pasien keluar bangsal nakula prediksi nilai A Bangsal nakula indikator Barber Johnson bangsal nakula xv

16 4.20 nilai x dan y hari perawatan bangsal sadewa prediksi jumlah pasien keluar bangsal sadewa prediksi hari perawatan dan pasien keluar bangsal sadewa prediksi nilai A Bangsal sadewa indikator Barber Johnson bangsal sadewa nilai x dan y hari perawatan bangsal rama prediksi jumlah pasien keluar bangsal rama prediksi hari perawatan dan pasien keluar bangsal rama prediksi nilai A Bangsal rama indikator Barber Johnson bangsal rama nilai x dan y hari perawatan bangsal kamar bayi prediksi jumlah pasien keluar bangsal kamar bayi prediksi hari perawatan dan pasien keluar bangsal k.bayi prediksi nilai A Bangsal kamar bayi indikator Barber Johnson bangsal kamar bayi prediksi kebutuhan tempat tidur tahun xvi

17 DAFTAR GAMBAR Gambar halaman 2.1 kerangka teori kerangka konsep gambaran khusus URM grafik Barber Jonson TOI 1 bangsal obsgyn grafik Barber Johnson TOI 3 bangsal obsgyn grafik Barber Jonson TOI 1 bangsal p.umum grafik Barber Johnson TOI 3 bangsal p.umum grafik Barber Jonson TOI 1 bangsal nakula grafik Barber Johnson TOI 3 bangsal nakula grafik Barber Jonson TOI 1 bangsal sadewa grafik Barber Johnson TOI 3 bangsal sadewa grafik Barber Jonson TOI 1 bangsal rama grafik Barber Johnson TOI 3 bangsal rama grafik Barber Jonson TOI 1 bangsal kamar bayi grafik Barber Johnson TOI 3 bangsal kamar bayi xvii

18 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Tabel Observasi Tabel Wawancara Surat balasan Rumah Sakit xviii

19 DAFTAR SINGKATAN BOR ( Bed Occupancy Ratio ) BTO ( Bed Turn Over ) LOS ( Lenght Of Stay ) TOI ( Turn Over Interval ) TT ( Tempat Tidur ) xix

20 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah Sakit merupakan sarana upaya kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang keberadaanya sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Selain itu juga rumah sakit sebagai suatu sistem, dalam proses pengelolaanya menggunakan sumber daya yang di transformasikan dalam beberapa proses untuk memperoleh hasil yang di harapkan. Dalam rangka menunjang efektifitas dan efisiensi pelayanan, pengambilan keputusan dalam organisasi rumah sakit memerlukan informasi yang akurat, tepat waktu, dapat dipercaya, masuk akal dan mudah dimengerti guna berbagai keperluan pengelolahan rumah sakit. [1] Rekam medis adalah keterangan baik yang tertulis maupun yang terekam tentang identitas, anamnese, pemeriksaan fisik, laboratorium, diagnosa dan segala pelayanan dan tindakan medis yang diberikan kepada pasien dan pengobatan di rawat inap, rawat jalan maupun pelayanan gawat darurat. [2] Hubungan statistik rumah sakit dengan rekam medis sangatlah erat karena diunit pelayanan rumah sakit haruslah ada yang namanya unit rekam medis, karena salah satu syarat akreditasi rumah sakit harus ada bagian/ unit rekam medis. Unit rekam medis selain memberikan pelayanan secara langsung kepada pasien,unit rekam medis juga berperan penting dalam menyediakan data atau informasi tentang kegiatan pelayanan dirumah sakit, data yang dihasilkan dari unit rekam 1

21 2 medis tersebut dapat digunakan untuk mengolah data yang selanjutnya dapat digunakan untuk menyusun pelaporan rumah sakit. [2] Pengukuran kinerja rumah sakit dapat diketahui dari parameter yang di gunakan untuk mengukur tingkat efisiensi indikator rawat inap adalah BOR (Bed Occupancy Rate) yaitu presentase pemakaian tempat tidur, LOS (Lenght Of Stay) yaitu rata- rata lama di rawat, BTO (Bed Turn Over) yaitu rata rata produktifitas tempat tidur terisi, TOI (Turn Over Interval) yaitu rata rata lama waktu tempat tidur tidak terisi. Fungsi indikator ini untuk mengetahui nilai efisiensi suatu unit rawat inap menggunakan parameter indikator rawat inap menurut Barber Johnson untuk nilai BOR >75%, BTO kali, LOS 3-12 hari, TOI 1-3 hari. [3] Rumah Sakit Permata Bunda Purwodadi merupakan rumah sakit umum dan spesialistik. Berdasarkan survey awal yang dilakukan oleh peneliti Rumah Sakit Permata Bunda Purwodadi terdapat masalah BOR yang tinggi dan tidak efisien sehingga mengakibatkan keluhan pasien yang lama menunggu di UGD untuk mendapatkan ruang perawatan, mayoritas pasien rawat inap di Rumah Sakit Permata Bunda Purwodadi menggunakan asuransi BPJS dan tidak didukungnya jumlah tempat tidur sesuai kebutuhan pasien, jumlah tempat tidur di tahun 2015 pada bangsal obsgyn adalah 31 TT, perawatan umum 28 TT, nakula 47 TT, sadewa(askin) 35 TT, Rama 30 TT, kamar bayi 42 TT. Hasil perhitungan indikator rawat inap tahun 2015 nilai BOR padabangsal rama 90%, nilai BOR bangsal nakula 70,91%, tahun 2014 menunjukan, nilai BOR melebihi batas efisiensi yang di tetapkan oleh Barber Johnson yaitu >75%. Pada bangsal Sadewa (Askin) dengan nilai

22 3 BOR 93,17% dan bangsal Perawatan Umum 96,93%. Nilai BOR paling rendah terjadi pada bangsal Nakula dengan nilai BOR 70,05%. Data 2 tahun sebelumnya nilai BOR bangsal Sadewa(Askin) tahun 2013 adalah 116,67% dan bangsal Perawatan Umum nilai BOR 100,08%, nilai BOR paling rendah terjadi pada bangsal Nakula 66,74%, sedangkan tahun 2012 nilai BOR bangsal Sadewa(Askin) adalah 107,28% dan bangsal Perawatan Umum nilai BOR 97,83%, nilai BOR paling rendah terjadi pada bangsal Rama 74,42%. Perhitungan BOR digunakan untuk menilai mutu pelayanan dan efisiensi penggunaan tempat tidur rumah sakit.nilai BOR tinggi menunjukkan tingginya persentase pemakaian tempat tidur tinggi, BOR >100% berarti pemakaian tempat tidur melebihi kapasitas tempat tidur tersedia. Dengan meningkatnya jumlah pasien rawat inap maka perlu di hitung prediksi kebutuhan tempat tidur selama 5 tahun kedepan sehingga pengelolaan bangsal tetap efisien dan mutu tetap terjaga. Dari latar belakang di atas peneliti tertarik mengambil judul Prediksi Kebutuhan Tempat Tidur Per Bangsal Menurut Standar Efisiensi Barber Johnson di Rumah Sakit Permata Bunda Purwodadi tahun B. Rumusan Masalah Dari survey yang telah dilakukan dirumah Sakit Permata Bunda Purwodadi, adanya permasalahan BOR yang tinggi dan tidak efisien sehingga mengakibatkan yaitu keluhan pasien di UGD yang lama mendapatkan ruang perawatan maka dapat di rumuskan pertanyaan peneliti yaitu Bagaimana prediksi kebutuhan tempat tidur per bangsal

23 4 menurut standar efisiensi Barber Johnson di Rumah Sakit Permata Bunda Purwodadi tahun ? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui prediksi kebutuhan tempat tidur per bangsal menurut standar efisiensi Barber Johnson di Rumah Sakit Permata Bunda Purwodadi tahun Tujuan Khusus a. Mengetahui jumlah tempat tidur per bangsal di Rumah Sakit Permata Bunda Purwodadi tahun b. Mengetahui jumlah hari perawatan di Rumah Sakit Permata Bunda Purwodadi tahun c. Mengetahui jumlah hari efektif per bangsal di Rumah Sakit Permata Bunda Purwodadi tahun d. Mengetahui jumlah pasien keluar per bangsal di Rumah Sakit Permata Bunda Purwodadi tahun e. Menghitung prediksi hari perawatan per bangsal di Rumah Sakit Permata Bunda Purwodadi tahun f. Menghitung prediksi jumlah pasien keluar per bangsal di Rumah Sakit Permata Bunda Purwodadi tahun g. Menghitung hari efektif di Rumah Sakit Permata Bunda Purwodadi tahun h. Menghitung prediksi tempat tidur per bangsal di Rumah Sakit Permata Bunda Purwodadi tahun

24 5 i. Menghitung indikator efisiensi Barber Johnson yaitu BOR, LOS, TOI, BTO D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Rumah Sakit Bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan untuk meningkatkan dan memperbaiki mutu pelayanan rumah sakit 2. Bagi Akademik Dari hasil penelitian ini di harapkan dapat menambah wawasan pembaca dan menambah referensi untuk pengembangan ilmu rekam medis khususnya ilmu statistik 3. Bagi Mahasiswa Menambah ilmu pengetahuan di bidang rekam medis khususnya ilmu statistik rumah sakit tentang prediksi kebutuhan tempat tidur berdasarkan Barber Johnson E. Lingkup Penelitian 1. Lingkup keilmuan Penelitian ini termasuk dalam lingkup ilmu rekam medis dan informasi kesehatan, khususnya pada ilmu statistik rumah sakit. 2. Lingkup materi Lingkup materi penelitian ini yaitu statistik rumah sakit khususnya Nilai kebutuhan tempat tidur per bangsal

25 6 3. Lingkup lokasi Lingkup lokasi penelitian ini di Rumah Sakit Permata Bunda Purwodadi 4. Lingkup metode Metode yang di pakai dalam penelitian ini adalah deskriptif dan pengumpulan data melalui observasi dan wawancara 5. Lingkup obyek Lingkup obyek dalam penelitian ini yaitu laporan rekapitulasi pasien rawat inap 6. Lingkup waktu Waktu untuk melakukan penelitian ini adalah bulan Mei 2016 F. Keaslian penelitian Tabel 1.1 Keaslian Penelitian No. Judul KTI Oleh/tahun Lokasi penelitian 1 Prediksi Tri Hastuti RSJD kebutuhan / 2014 DR.Amino tempat tidur Universitas Gondohuto tahun Dian mo 2018 Nuswantor Semarang berdasarkan o trend BOR Semarang tahun di RSJD Dr. Amino gondohutom o semarang Variabel penelitian Hari Perawatan,TT, Periode waktu, BOR, prediksi kebutuhan TT Metode penelitian metode penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional Hasil penelitian Prediksi kebutuhan tempat tidur per bangsal pada tahun paling banyak terdapat pada bangsal srikandi yaitu tahun 2014 sebanyak 51 buah, tahun buah,

26 7 No. Judul KTI Oleh/tahun Lokasi penelitian 2 Analisa kebutuhan tempat tidur pada bangsal kelas III RSUD Kota Semarang berdasarkan perhitungan BOR dan TOI Prediksi kebutuhan tempat tidur menurut standar efisiensi BOR DEPKES tiap bangsal rawat inap RSUD Ajeng Chariswant i / 2013 Universitas Dian Nuswantor o Mila Marga Anggraeni / Universitas Dian Nuswantor o Semarang RSUD Kota Semarang RSUD Kabupaten kudus Variabel penelitian Kapasitas tempat tidur, hari perawatan, periode wktu, jumlah pasien keluar hidup dan mati, prediksi hari perawatan, prediksi jumlah pasien keluar hidup dan mati, BOR, LOS, TOI, BTO, prediksi kebutuhan tempat tidur , grafik Barber Johnson kapasitas tempat tidur, hari perawatan, periode waktu, BOR, standar efisiensi BOR menurut Metode penelitian Metode penelitian deskriptif, menggunak an pendekatan retrospektif Jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional Hasil penelitian tahun buah, tahun buah, tahun buah. [13] Prediksikeb utuhan tempat tidur pada bangsalbangsal perawatan kelas IIIdi RSUD Kota Semarang untuk memenuhi kebutuhan pasien hingga 3 tahun perlu penambaha n 24 tempat tidur. [14] Jumlah tempat tidur tersedia sudah sesuai teori dengan jumlah 409 TT. Jumlah pengunjung RSUD kabupaten

27 8 No. Judul KTI Oleh/tahun Lokasi penelitian Kabupaten Kudus bulan Juni Desember tahun Prediksi kebutuhan tempat tidur bangsal kelas III berdasarkan indikator Barber Johnson tahun di RSI Sultan Agung Semarang Tiffany Rizqi Nugraheni / Universitas Dian Nuswantor o Semarang RSI Sultan Agung Semarang Variabel penelitian DEPKES, kebutuhan tempat tidur Jumlah pasien keluar hidup dan mati, hari perawatan kelas III, jumlah hari efektif pada kelas III, prediksi jumlah hari perawatan, prediksi jumlah pasien keluar, prediksi kebutuhan tempat tidur, indikator Barber Johnson Metode penelitian Jenis penelitiany a yaitu deskriptif dengan pendekatan retrospektif Hasil penelitian kudus setiap bulanya meningkat jadi perlu penambaha n jumlah tempat tidur antara TT. [15] Hasil perhitunga prediksi tahun 2015 kebutuhan tempat tidur tertinggi pada bangsal baitul izzah membutuhk an 36 tempat tidur Perbedaan ini dengan penelitian sebelumnya adalah pada lokasi dan waktu penelitian. lokasi penelitian sebelumnya di RSUD Kota Semarang, RSI Sultan Agung Semarang, RSUD Kabupaten Kudus dan RSJD DR. Amino Gondohutomo Semarang sedangkan penelitian sekarang dilakukan di Rumah Sakit Permata Bunda Purwodadi.

28 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rumah sakit 1. Pengertian rumah sakit Rumah sakit adalah suatu institusi pelayanan yang kompleks, padat pakar, danpadat modal. Kompleksitas ini muncul karena pelayanan rumah sakit menyangkut berbagai fungsi pelayanan, pendidikan, dan penelitian, serta mencangkup berbagai tingkatan maupun jenis disiplin, agar rumah sakit mampu melaksanakan fungsi profesional yang baik dibidang teknis medis maupun administrasi kesehatan. Untuk menjaga dan meningkatkan mutu rumah sakit harus mempunyai suatu ukuran yang menjamin peningkatan mutu disemua tingkatan. [2] 2. Tugas dan fungsi rumah sakit Misi dari rumah sakit memberi pelayanan kesehatan yang bermutu untuk masyarakatuntuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Tugas dari rumah sakit umum adalah melaksanakan upaya pelayanan kesehatan mengutamakan penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan secara terpadu dengan peningkatan serta pelaksanaan rujukan. Untuk menyelenggarakan fungsi rumah sakit dengan kegiatan sebgai berikut : a. Pelayanan medis b. Pelayanan dan asuhan keperawatan c. Pelayanan penunjang medis dan non medis

29 10 d. Pelayanan kesehatan kemasyarakatan dan rujukan e. Pendidikan, penelitian dan pengembangan f. Administrasi umum dan keuangan B. Rekam medis 1. Pengertian Rekam Medis Menurut Depkes Republik Indonesia Tahun 2006Rekam medis adalah keterangan baik tertulis maupun yang terekam identitas, anamesa, pemeriksaan fisik, pemeriksaan fisik, laboratorium, diagnosa serta segala pelayanan dan tindakan medis yang di berikan kepada pasien, dan pengobatan yang di rawat jalan, rawat inap, maupun yang mendapatkan pelayanan gawat darurat. [1] Rekam medis adalah segala bentuk catatan/rekaman dalam pelayanan kesehatan yang memenuhi unsur-unsur persyaratan sesuai peraturan perundangan yang berlaku. [10] 2. Tujuan dan kegunaan rekam medis Tujuan dan kegunaan rekam medis terdapat dua pengertian yaitu : a. Tujuan rekam medis Rekam medis bertujuan untuk menunjang tercapainya tertib administrasi dalam upaya peningkatan pelayanan kesehatan rumah sakit b. Kegunaan rekam medis 1) Administration

30 11 Data dan informasi yang di hasilkan dalam rekam medis dapat di gunakan manajemen untuk melaksanakan fungsinya guna pengelolaan sebagai sumber daya 2) Legal Rekam medis dapat di gunakansebagai alat bukti hukum yang dapat melindungi pasien,provider(dokter,perawat dan tenaga kesehatan lainya) serta pengelola dan pemilik sarana pelayanan kesehatanterhadap hukum. 3) Financial Catatan yang ada dalam dokumen rekam medis dapat di gunakan untuk memprediksikan pendapatan dan biaya sarana pelayanan kesehatan. 4) Research Dapat di lakukan penelusuran terhadap berbagai macam penyakit yang telah di catat kedalam dokumen rekam medis guna kepentingan penelitian. 5) Education Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai pendidikan, karena isinyamenyangkut data/ informasi tentang perkembangan kronologis dan kegiatan pelayanan medik yang di berikan kepada pasien. Informasi tersebut dapat di pergunakan sebagai bahan atau referensi pengajaran di bidang profesi si pemakai.

31 12 6) Documentation Suatu berkas rekma medis mempunyai nilai dokumentasi, karena isinya menyangkut sumber ingatan yang harus di dokumentasikan dan di pakai sebagai bahan pertanggung jawaban dan laporan rumah sakit. [6] C. Statistik rumah sakit 1. Pengertian statistik Kata statistik berasal dari kata status negara yang mencangkup tiga pengertian yaitu ilmu, kegiatan dan data. Statistik adalah ilmu yang mempelajari bagaimana merencanakan,mengumpulkan,menganalisis,menginterprestasi dan mempresentasikan data. Menurut Undang Undang RI No.7 tahun 1960, statistik adalah keterangan berupa angka-angka yang memberikan gambaran yang wajar dari seluruh ciri-ciri kegiatan dan keadaan masyarakat indonesia. Secara umum, statistik adalah disiplin ilmu mempelajari metode dan prosedur pengumpulan, penyajian, analisa dan penyimpulan suatu data mentah, agar menghasilkan informasi lebih jelas untuk keperluan suatu pendekatan ilmiah dan dapat dikelompokan menjadi dua yaitu statistik deskriptif dan statistik inferensial. [7] 2. Pengertian statistik rumah sakit Pengertian statistik rumah sakit adalah statistik yang menggunakan dan mengolah sumber data dari pelayanan kesehatan di rumah sakit untuk menghasilkan informasi, fakta dan

32 13 pengetahuan berkaitan dengan pelayanan kesehatan di rumah sakit 3. Tujuan statistik rumah sakit a. Mengetahui kualitas pelayanan yang di berikan b. Untuk mengetahui pasien rawat inap c. Untuk memantau perawatan pasien setiap hari, minggu, bulan dan seterusnya d. Untuk menghitung indikator BOR,LOS,TOI,BTO. [8] D. Pelaporan Sistem Informasi Rumah Sakit ( SIRS ) Sifat pelaporan SIRS sebagaimana dimaksud dalam PERMENKES RI NOMOR 1171/MENKES/PER/VI/2011 ditetapkan oleh Direktur Jendral Bina Upaya Kesehatan. Formulir pelaporan SIRS terdiri dari 5 Rekapitulasi laporan (RL). Dintaranya : 1. RL. 1 berisikan Data Dasar Rumah Sakit yang dilaporkan setiap waktu apabila terdapat perubahan data dasarrumah sakit sehingga data ini dapat dikatakan data yangbersifat terbaru setiap saat (updated). 2. Rl. 2 berisikan Data Ketenagaan yang dlaporkan periodik setiap tahun. 3. RL.3 berisikan Data Kegiatan Pelayanan Rumah Sakit yang dilaporkan periodik setiap tahun. 4. RL. 4 yang berisikan Data Mordibitas/Mortalitas pasien yang dilaporkan periodik setiap tahun

33 14 5. RL. 5 yang merupakan Data Bulanan yang dilaporkan secara periodik setiap bulan. Berisikan data kunjungan dan data 10 besar penyakit. Cara pengisian formulir pelaporan yang terdapat dalam buku petunjuk teknis SIRS ini hanya menguraikan hal-hal yang masih kurang jelas atau belum di mengerti oleh tenaga Rumah Sakit dikarenakan adanya format formulir yang baru sesuai dengan PERMENKES RI NOMOR 1171/MENKES/PER/VI/2011 tanggal 15 Juni [3] E. Hari Perawatan Hari perawatan adalah jumlah pasien yang ada saat sensus dilakukkan ditambah pasien yang masuk dn keluar pada hari yang sama pada hari sensus diambil. Jadi sama dengan jumlah pasien yang menggunakan tempat tidur dalam periode waktu 24 jam.[3] F. Jumlah Tempat Tidur Tersedia Tempat tidur tersedia / Available Beds/Bed Count adalah menunjukkan jualan tempat tidur(tt/a) yang terdapat di bangsal perawatan dan siap di gunakan sewaktu-waktu dalam pelayanan rawat inap. Jumlah ini merupakan total jumlah TT yang sedang dipakai maupun yang masih kosong. [3] G. Jumlah Pasien Keluar Jumlah pasien keluar merupakan banyaknya pasien yang keluar setelah di lakukannya perawatan baik hidup maupun mati yang menggambarkan banyaknya cangkupan pelayanan yang diberikan.

34 15 Jumlah pasien keluar mempengaruhi nilai LOS, TOI dan BTO pada suatu bangsal. [12] H. Indikator Efisiensi Pelayanan Unit Rawat Inap Efisiensi pelayanan medis adalah setiap pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan semua pemakai jasapelayanan kesehatan yang menyelenggarakanya sesuai dengan standar kode etik profesi yang sudah di tetapkan. Indikator efisiensi pelayanan unit rawat inap : 1. BOR ( Bed Occupancy Rate ) presentasi tempat tidur pada satuan waktu tertentu dengan standar pencapaian 60-85%. Rumus : hari perawatan (HP)di RS TT x hari dalam satu satuan waktu x 100% 2. AvLOS ( Average Lenght of Stay ) adalah rata-rata jumlah hari pasien rawat inap tinggal di rumah sakit,tidak termasuk bayi lahir di rumah sakit dalam periode dengan standar pencapaian 6-9 hari hari perawatan di RS Rumus : pasien keluar hidup dan mati 3. TOI ( Turn Over Interval ) adalah rata-rata hari tempat tidur tersedia pada periode tertentu yang tidak terisi adalah pasien keluar atau meninggal dan pasien masuk denganstandar pencapaian 1-3 hari. ( TTx hari satu satuan waktu) HP di RS Rumus : pasien keluar hidup dan mati 4. BTO ( Bed Turn Over ) adalah frekuensi pemakaian tempat tidur pada satu periode,berapa kali tempat tidur di pakai dalam satu satuan waktu, dengan standar pencapaian kali.

35 16 pasien keluar hidup dan mati Rumus : TT 5. NDR ( Neth Death Rate ) adalah angka kematian 48 jam setelah di rawat untuk tiap-tiap 1000 penderita keluar, standar pencapaianya kurang dari 25 per jumlah pasien mati 48 jam setelah dirawat Rumus : jumlah pasien keluar hidup dan mati x GDR ( Gross Death Rate ) adalah angka kematian umum untuk setiap 1000 penderita keluar rumah sakit, standar pencapaianya kurang dari 45 per Rumus :jumlah pasien rawat inap yang mati seluruhnya x [4] jumlah pasien keluar hidup dan mati Data diatas di peroleh dari pencatatan unit rawat inap yaitu : a. Sensus Harian Rawat Inap Sensus pasien merupakan aktifitas yang rutin dilaksanakan di rumah sakit. Sensus pasien rawat inap berarti secara langsung menghitung jumlah pasien yang dilayani di unit rawat inap tersebut. Dalam laporan sensus harian rawat inap, yang dilaporkan bukan hanya jumlah pasien yang masih di rawat namun meliputi jumlah : 1) Pasien awal di unit tersebut pada periode sensus 2) Pasien baru yang masuk 3) Pasien transfer(jumlah pasien yang pindah dari unit/bangsal lain ke bangsal tersebut dan jumlah pasien yang dipindahkan dari bangsal tersebut ke bangsal lain)

36 17 4) Pasien keluar/pulang dari bangsal tesebut (hidup maupun mati) 5) Pasien yang masuk dan keluar pada hari yang sama dengan haripelaksanaan sensus di bangsal tersebut, dan 6) Akhir/sisa pasien yang masih di rawat di unit tersebut. [10] b. Rekapitulasi sensus harian rawat inap Rekapitulasi sensus harian rawat inap adalah formulir perantara untuk menghitung dan merekap jumlah pasien rawat inapsetiap hari yang di terima dari masing-masing ruang rawat inap. Kegunaan rekapitulasi sensus harian rawat inap di antaranya : 1) Mengetahui jumlah pasien dirawat pada hari yang bersangkutan. 2) Mengetahui tingkat penggunaan tempat tidur. 3) Merupakan data dasar mengenai pasien dirawat pada hari yang bersangkutan yang harus segera dikirim kepada direktur rumah saki, bidang perawatan dan unit lain yang membutuhkan. [11] I. Indikator Barber Johnson Barber, M.A, ph.d., Finst P., AFIMA dan David Johnson, M.Sc pada tahun 1973, berusaha merumuskan dan memadukan empat parameter untuk memantau dan menilai tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur untuk bangsal perawatan pasien. Keempat parameter

37 18 yang di padukan tersebut yaitu BOR, LOS, TOI, BTO. Perpaduan keempat parameter tersebut lalu diwujudkan dalam bentuk grafik yang akhirnya di sebut Grafik Barber Johnson (BJ). Grafik Barber Johnson dimanfaatkan untuk : 1. Membandingkat tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur dari suatu unit rumah sakit atau bangsal dari waktu ke waktu dalam periode tertentu 2. Memonitor perkembangan pencapaian target efisiensi tempat tidur yang telah ditentukan dalam suatu periode tertentu 3. Membandingkan tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur antar unit dalam periode tertentu memantau dampak dari suatu penerapan kebijakan terhadap efisiensi penggunaan tempat tidur. [2] Pengertian rumus dan nilai efisiensi dari BOR, LOS, TOI, dan BTO adalah sebagai berikut : a. BOR (Bed Occupancy Rate) BOR yaitu presentase pemakaian tempat tidur pada satu satuan waktu tertentu. Indikator ini memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan dari tempat tidur rumah sakit. Rumus : BOR = Ox 100 A Nilai Parameter Ideal BOR Yaitu >75% b. LOS (Lenght Of Stay) LOS yaitu rata rata lama perawatan seorang pasien. Indikator ini di samping memberikan gambaran tingkat efisiensi juga

38 19 dapat memberikan gambaran mutu pelayanan, apabila di terapkan pada diagnosis tertentu yang di jadikan tracer ( yang perlu pengamatan lebih lanjut). Ideal 3-12 hari Rumus : LOS = O x t D c. TOI ( Turn Of Interval) TOI yaitu rata- rata tempat tidur tidak di pakai dari pasien pulang sampai terisi kembali. Indikator ini menggambarkan juga efisiensi penggunaan tempat tidur.ideal 1-3 hari Rumus : TOI = (A O)x t D d. BTO (Bed Turn Over) BTO yaitu frekuensi penggunaan tempat tidur berapa kali di pakai dalam satu periode. Indikator ini menggambarkan tingkat efisienssi penggunaan tempat tidur. Ideal pasien. Rumus : BTO = D A.[5] J. Mutu Pelayanan Kesehatan Mutu pelayanan kesehatan dapat semata mata dimaksudkan adalah dari aspek teknis medis yang hanya berhubungan langsung antara pelayanan medis dan pasien saj, atau mutu kesehatan dari sudut pandang sosial dan sistem pelayanan kesehatan secara keseluruhan termasuk akibat-akibat manajemen administrasi, keuangan, peralatan, dan tenaga kesehatan lainya. Kegiatan-kegiatan peningkatan mutu sebagai berikut : 1. Mengadakan infrastruktur yang diperlukan bagi upaya peningkatan mutu

39 20 2. Identifikasi apa yang perlu ditingkatkan dan proyek peningkatan mutu 3. Menetapkan tim proyek 4. Menyediakan tim dengan sumber daya, pelatihan, motivasi untuk : a. Mendiagnose penyebab b. Merangsang perbaikan c. Mengadakan pengendalian agar tetap tercapai perolehan. [9] K. Trend Linier Pengertian metode trend linier adalah analisa variasi variabel dari waktu ke waktu dalam angka-angka indeks. Schumpeter merumuskan deret berkala sebagai varial yang historis( historical variabel )dan merupakan hasil perpaduan antara kekuatan-kekuatan yang beraneka ragam. Metode trend linier ini digunakan jika scatter diagram berbentuk garis lurus dengan persamaan umum adalah : Y = a + bx Dimana : Y = variabel yang akan diramalkan,dalam hal ini adalah jumlah pasien keluar per bangsal dan jumlah hari perawatan. a = konstanta, yang akan menunjukkan besarnya harga Y (ramalan) apabila X sama dengan o. b = variabilitas per X, yaitu menunjukkan besarnya perubahan nilai Y dari setiap perubahan satu unit X

40 21 x = unit waktu atau periode, yang dapat dinyatakan dalam minggu, bulan, semester, tahun, dan lain sebagainya tergantungpada kesesuaian yang ada di data rumah sakit. Untuk mencari besarnya nilai a dan b tersebut akan dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut : a = y n b = xy X2 dengan syarat X = 0, dimana n adalah sama dengan jumlah data. [4]

41 22 L. Kerangka teori Rekapitulasi rawat inap SHRI Data rekapitulasi : a. tempat tidur per bangsal b. jumlah hari perawatan c. jumlah hari efektif per bangsal d. Jumlah pasien keluar per bangsal Prediksi kebutuhan tempat tidur per bangsal tahun Mutu Pelayanan Indikator Barber Johnson BOR, LOS, TOI dan BTO Gambar 2.1 Kerangka Teori Sumber : 5, 9, 10, 11

42 23 BAB III METODyE PENELITIAN A. Kerangka konsep e. Jumlah tempat tidur per bangsal f. jumlah hari perawatan g. jumlah hari efektif per bangsal h. Jumlah pasien keluar per bangsal Prediksi hari perawatan tahun Prediksi pasien keluar tahun Jumlah hari efektif tahun Prediksi kebutuhan tempat tidur per bangsal Indikator efisiensi Barber Johnson BOR, LOS, TOI, BTO Gambar Bagan 3.1 Kerangka Kosep B. Jenis penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif, yaitu menjabarkan hasil penelitian dalam bentuk narasi dari hasil perhitungan prediksi kebutuhan tempat tidur Pendekatan pada penelitian ini adalah pendekatan retrospektif, dimana peneliti menggunakan data-data yang sudah tersedia di bagian analising reporting pada tahun

43 24 C. Variabel penelitian 1. Jumlah tempat tidur per bangsal 2. Jumlah hari perawatan 3. Jumlah hari efektif per bangsal 4. Jumlah pasien keluar per bangsal 5. Prediksi hari perawatan per bangsal Prediksi jumlah pasien keluar per bangsal Jumlah hari efektif per bangsal Prediksi tempat tidur per bangsal Indikator efisiensi Barber Johnson BOR, LOS, TOI, BTO D. Definisi operasional Tabel 3.1 Definisi Operasional No. Variabel Definisi Operasional 1 Jumlah tempat tidur per bangsal Jumlah tempat tidur tersedia dan siap di gunakan per bangsal perawatan dalam suatu periode waktu. Pengukuran berdasarkan observasi pada rekapitulasi rawat inap tahun di RS permata bunda purwodadi 2 Jumlah hari perawatan Jumlah pasien yang menggunakan tempat tidur selama 24 jam yang menunjukkan beban kerja pada bangsal perawatan dalam suatu periode waktu. Pengukuran berdasarkan observasi pada rekapitulasi rawat inap tahun di RS permata bunda purwodadi 3 Jumlah hari efektif per bangsal 4 Jumlah pasien keluar per bangsal Jumlah hari pelayanan per bangsal dalam satu periode tertentu. Pengukuran berdasarkan observasi pada kalender Jumlah pasien keluar perawatan yang menandai akhir episode perawatan baik pasien pulang, di rujuk maupun yang meninggal. Pengukuran berdasarkan

44 25 No. Variabel Definisi Operasional observasi rekapitulasi rawat inap tahun di RS permata bunda purwodadi 5 Prediksi hari perawatan per bangsal tahun Prediksi jumlah pasien keluar tahun Jumlah hari efektif Prediksi kebutuhan tempat tidur Indikator efisiensi Barber Johnson Hasil perhitungan yang menunjukan jumlah pasien yang menggunakan tempat tidur selama 24 jam dalam suatu periode waktu berdasarkan rumus trend linier tahun Hasil perhitungan yang menunjukan jumlah pasien keluar perawatan baik pasien pulang, dirujuk dan meninggal berdasarkan rumus trend linier tahun Jumlah hari pelayanan per bangsal dalam suatu periode tertentu pada tahun berdasarkan observasi pada kelender Hasil perhitungan yang menunjukan jumlah kebutuhan tempat tidur tahun dengan mempertimbangkan standar efisiensi Barber Johnson yaitu BOR >75%, TOI 1-3 hari. Hasil perhitungan indikator Barber johnson yaitu BOR, LOS, TOI, BTO yang menunjukakan pencapaian efisiensi pengelolaan bangsal dengan rumus : BOR = O A X100% LOS = O x t D TOI = (A O)x t D BTO = D A E. Populasi dan Sampel Populasi dan sampel terdiri dari : a. Subyek penelitian ini adalah kepala URM untuk mengidentifikasi karakteristik bangsal dan petugas analising reporting yang membuat laporan rekapitulasi rawat inap b. Obyek penelitian ini adalah rekapitulasi rawat inap tahun yang berisi data tentang hari perawatan, jumlah tempat tidur tersedia dan jumlah pasien keluar.

45 26 F. Pengumpulan data 1. Jenis dan Sumber data a. Data primer dalam penelitian ini adalah hasil wawancara petugas analising reporting dan kepala URM b. Data sekunder penelitian ini, yaitu rekapitulasi rawat inap tahun Metode pengumpulan data Metode yang di gunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah observasi dan wawancara. Dimana pengumpulan data dilakukan dengan cara melihat langsung dari sumber data yaitu rekapitulasi rawat inap tahun Instrumen penelitian a. Penelitian ini menggunakan instrumen pedoman wawancara untuk mengetahui alur pelaporan dan mengetahui karakteristik bangsal b. pedoman observasi dalam penelitian ini untuk mengetahui jumlah pasien keluar, hari perawatan dan jumlah tempat tidur. G. Pengolahan data Teknik pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan : 1. Colecting Mengumpulkan data yang digunakan dalam penelitian dari bagian pelaporan di Instalasi Rekam Medis Rumah Sakit Permata Bunda Purwodadi. 2. Tabulation

46 27 Menyusun tabel-tabel data yang telah dikumpulkan dari hasil penelitian. 3. Perhitungan langkah langkah kegiatan untuk perhitungan prediksi kebutuhan tempat tidur : a. Menentukan nilai a dan b dengan rumus a = y xy dan b = n X2 b. Menghitung prediksi hari perawatan 5 tahun kedepan tahun dengan rumus y = a + bx c. Menghitung prediksi kebutuhan tempat tidur tahun dengan rumus A = O BOR X 100% 4. Penyajian data Menganalisa pemanfaatan sarana pelayanan rawat inap per bangsal dan disajikan kedalam bentuk tabel H. Analisi Data Penelitian ini menggunakan analisa deskriptif yaitu mendeskripsikan dalam bentuk narasi hasil perhitungan indikator rawat inap tahun menggunakan trend linier untuk memprediksi jumlah pasien keluar per bangsal, memprediksi hari perawatan. Setelah itu menganalisa perhitungan prediksi kebutuhan tempat tidur tahun

47 28 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Rumah Sakit Permata Bunda Purwodadi Internal Rumah Sakit a. Nama Rumh Sakit : RS. Permata Bunda b. Status Kepemilikan : PT. Permata Bunda c. Kelas Rumah Sakit : Kelas C d. Tempat Tidur : 213 TT e. Luas Tanah : M2 f. Luas Bangunan : M2 g. Fasilitas Listrik : PLN, Genset h. Fasilitas Air : PDAM, sumur i. Fasilitas gas : Sentral Oksigin, O2 tabung, N20 j. Fasilitas pengelolaan limbah : Incenerator : 1bh, Ipal : 1bh k. Komunikasi : PABX 48 lines l. Tata udara : AC Split 120 unit 1. Sejarah Singkat Rumah Sakit Rumah Sakit Permata Bunda pertama berdiri dalam bentuk rumah bersalin (RB) UTOMO pada tahun 1990 yang berlokasi di Jl. Glugu No.1, Purwodadi-Grobogan. Seiring dengan meningkatanya jumlah pasien dan semakin tingginya kepercayaan masyarakat akan pelayanan di Rumah Salin UTOMO, pada tahun 1996 status rumah sakit meningkat menyadi Rumah Sakit

48 29 Bersalin (RSB) Permata Bunda, serta lokasinya juga pindah ke Jl. Hayam Wuruk No. 24 Purwodadi-Grobogan. Pada tahun 1999 perkembangan RSB. Permata Bunda yang semakin baik serta semakin banyaknya pasien dengan penyakit umum yang ingin dilayani maka RSB Permata Bunda meningkat statusnya menjadi Rumah Sakit Umum (RSU) Permata Bunda dengan cakupan pelayanan yang lebih luas. 2. Visi, Misi Dan Budaya Kerja a. Visi Rumah Sakit yang dikelola secara profesional untuk menghasilkan pelayanan terbaik. b. Misi 1) Memberikan pelayanan kesehatan bermutu yang berorientasi pada kecepatan, ketepatan, keamanan, dan kenyamanan. 2) Mewujudkan kepemimpinan visioner yang mampu menghasilkan budaya kerja yang positip, adaptip, pro-aktif. 3) Meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia. c. Motto KAMI MEMBERI HANYA YANG TERBAIK d. Budaya Kerja : Tepat waktu Tepat Mutu : Kami bekerja dengan standar waktu yang terbaik. : Kami bekerja sesuai dengan standar profesi. Tepat Sasaran :Kami melayani yang kami yakin dapat melaksanakan dan sesuai dengan kewenangan.

49 30 Tepat Biaya : Kami memberikan sesuia dengan pengorbanan anda 3. Jenis Pelayanan di Rumah Sakit Permata Bunda Purwodadi a. Unit Gawat Darurat (UGD) b. Unit Rawat Jalan (URJ) 1) Poliklinik Umum 2) Poliklinik Kebidanan / Obsgyn 3) Poliklinik Anak 4) Poliklinik Bedah 5) Poliklinik Dalam 6) Poliklinik Gigi 7) Poliklinik Mata 8) Poliklinik THT 9) Poliklinik Syaraf 10) Poliklinik Jiwa 11) Poliklinik Psikologi c. Unit Rawat Inap (URI) 1) Bangsal Rama 2) Bangsal Sadewa 3) Bangsal Nakula 4) Bangsal Perawatan Umum 5) Bangsal Obsgyn 6) Kamar Bayi 7) ICU

50 31 d. Penunjang Medis 1) Radiologi 2) Laboratorium 3) Fisioterapi 4) Instalasi Farmasi 5) Instalasi Gizi

51 32 B. Gambaran Khusus Bagian URM Rumah Sakit Permata Bunda Purwodad Direktur Dr. H utomo DS, Sp.OG Ka Bag Medik dr. Puji Aris Rismawan Ka.Sub.Bag. Unit Rekam Medis Fira Basuki Dewi, Amd.PK Asembling Koding Koordinator Pendaftaran Reporting Filling Pelaksana Pelaksana Pelaksana Pelaksana Pelaksana Pelaksana Pelaksana Pelaksana Pelaksana Pelaksana Pelaksana Gambar 4.1 Gambaran Khusus URM

52 1. Falsafah, Visi dan Misi a. Filsafah Rekam medis Rumah Sakit Permata Bunda adalah penunjang pelayanan kesehatan yang berupa data otentik tentang proses pelayanan yang telah di jalankan serta datarinci penyakit pasien yang harus disimpan baik dan dirahasiakan b. Visi Terciptanya rekam medis sebagai sumber informasi dan dokumen medis pasien dengan pelayananyang cepat, lengkap, akurat dan aman untuk kepuasan pelanggan. c. Misi 1) Memberikan pelayanan kepada pasien dengan penuh ramah tamah 2) Mengutamakan pelayanan yang bermutu, profesional, cepat, tepat, lengkap, akurat, aman dan efisien 3) Menyediakan data untuk kepentingan internal dan eksternal secara akurat 2. Tujuan dan Motto a. Tujuan Menunjang tercapainya tertib administrasi dalam upaca peningkatan pelayanan kesehatan. b. Motto Data ini mahal dan susah pengelolaanya, akan tetapi pengelolaan pelayanan kesehatan tanpa data akan lebih mahal dan lebih susah. 33

53 34 C. Hasil Penelitian 1. Jumlah tempat tidur Jumlah tempat tidur tersedia yang siap digunakan per bangsal perawatan di Rumah Sakit Permata Bunda Purwodadi yang tercantum pada tabel berikut ini : Tabel 4.1 Jumlah tempat tidur tahun Bangsal Jumlah tempat tidur Obsgyn Perawatan umum Nakula Sadewa Rama Kamar bayi Berdasarkan tabel 4.1, tempat tidur paling banyak pada bangsal kamar bayi sebanyak 42 tempat tidur dan yang paling sedikit pada bangsal rama sebanyak tempat tidur. 2. Jumlah hari perawatan Data jumlah hari perawatan pasien yang menggunakan tempat tidur selama 24 jam yang menunjukkan beban kerja pada bangsal perawatan di Rumah Sakit Permata Bunda Purwodadi yang tercantum dalam tabel sebagai berikut:

54 35 Tabel 4.2 Jumlah hari perawatan tahun Bangsal Jumlah hari perawatan jumlah Obsgyn Perawatan umum Nakula Sadewa Rama Kamar bayi Berdasarkan tabel 4.2 jumlah hari perawatan paling banyak pada bangsal kamar bayi sebanyak hari dan yang paling sedikit pada bangsal rama sebanyak hari. 3. Jumlah hari efektif Hari pelayanan per bangsal dalam satu periode waktu tertentu yang tercantum dalam tabel sebagai berikut : Tabel 4.3 Jumlah hari efektif Bangsal Jumlah hari efektif Obsgyn Perawatan umum Nakula Sadewa Rama Kamar bayi Berdasarkan tabel 4.3 jumlah hari perawatan pada tahun 2012 yaitu 366 hari dihitung berdasarkan observasi pada kalender, dan pada tahun 2011, dilihat berdasarkan observasi pada kalender

55 36 4. Jumlah pasien keluar Data jumlah pasien keluar perawatan yang menandaiakhir episode perawatan baik pasien pulang, di rujuk maupun yang meninggal di Rumah Sakit Permata Bunda Purwodadi yang tercantum dalam tabel sebagai berikut : Tabel 4.4 Jumlah pasien keluar tahun Bangsal Jumlah pasien keluar Jumlah Obsgyn Perawatan umum Nakula Sadewa Rama Kamar bayi Berdasarkan tabel 4.4 jumlah pasien keluar paling banyak pada bangsal sadewa dan yang paling sedikit pada bangsal rama 5. Prediksi kebutuhan tempat tidur per bangsal tahun a. Bangsal obsgyn Bangsal obsgynmerupakan bangsalyang di gunakan untuk pasien khusus kebidanan dengan jumlah tempat tidur pada tahun 2011 dan 2013 sebanyak 32 tempat tidur, tahun 2012 sebanyak 34 tempat tidur, tahun sebanyak 31 tempat tidur

56 37 1) Perhitungan Prediksi Hari Perawatan Tabel 4.5 Menentukan Nilai X dan Y Hari Perawatan bangsal obsgyn Tahun Y X XY X Jumlah a) Menghitung nilai a dan b a = Y n = = 9.377,6 5 b = XY X2 = = -254,5 b) Menghitung prediksi hari perawatan Y = a + bx =9.377,6 + (-254,5)(3) = 9.377,6 + (-763,5) = 8614,1 =8614 hari 2) Prediksi jumlah pasien keluar Tabel 4.6 Prediksi jumlah pasien keluar bangsal obsgyn Tahun Y X XY X Jumlah

57 38 a) Menghitung nilai a dan b a = Y n = = 2.314,6 5 b = XY X2 = = 126,6 b) Menghitung prediksi jumlah pasien keluar Y = a + bx = 2.314, ,6 (3) = 2.314, ,8 = 2.694,4 = 2.694pasien Tabel 4.7 Prediksi Hari Perawatan dan Jumlah Pasien Keluar bangsal obsgyn Tahun Jumlah pasien Hari Perawatan keluar ) Prediksi Kebutuhan TT pada BOR 75% A = O BOR X 100% = 8614/366 75% X 100% = 23,5 75% X 100% = 31 tempat tidur

58 39 Dari hasil perhitungan prediksi tempat tidur dengan menggunakan rumus BOR dan standar BOR 75% di peroleh prediksi tempat tidur pada bangsal obsgyn tahun ) Prediksi kebutuhan TT menggunakan standar TOI = 1 hari TOI = (A O)xt D x 100% (A ( )x366 1 = X 100% = (A (23,5)x366 X100% = (A - 23,5)0,13 1 = 0,13A-3,05 1+3,05 = 0,13A A = 4,05 0,13 A = 31,15 A = 31 TT 5) Prediksi kebutuhan TT menggunakan standar TOI = 3 hari TOI = (A O)xt D x 100% 3 = (A ( )x = (A (23,5)x = (A - 23,5)0,13 3 = 0,13A - 3,05

59 40 3+3,05 = 0,13A A = 6,05 0,13 A = 46,5 A = 47 TT Tabel 4.8 Prediksi nilai A menurut peneliti bangsal obsgyn Tahun BOR 75% TOI = 1 TOI = 3 Disarankan Tabel 4.9 Perhitungan indikator Barber Johnson bangsal obsgyn menurut prediksi kapasitas TT yang di hitung peneliti Tahun A BOR LOS TOI BTO ,9% 3,1 hari 1-3 hari pasien ,7-73,8% 2,9 hari 1-3 hari pasien ,2-73,9% 2,7 hari 1-3 hari pasien ,7-74,1% 2,6 hari 1-3 hari pasien ,2-74,1% 2,4 hari 1-3 hari pasien

60 Gambar 4.2 Grafik Barber Johnson menggunakan standar TOI= 1 tahun

61 Gambar 4.3 Grafik Barber Johnson bangsal obsgyn menggunakan standar TOI = 3 tahun

62 43 b. Bangsal Perawatan Umum Bangsal perawatan umum merupakan bangsal yang di gunakan untuk pasien umum dengan jumlah tempat tidur pada tahun terdapat 28 tempat tidur. 1) Perhitungan Prediksi Hari Perawatan Tabel 4.10 Menentukan Nilai X dan Y Hari Perawatan bangsal perawatan umum Tahun Y X XY X Jumlah a) Menghitung nilai a dan b a = Y n = = 9.728,2 5 b = XY X2 = = 258,6 b) Menghitung prediksi hari perawatan Y = a + bx = 9.728,2 + (258,6)(3) = 9.728,2 + (775,8) = = hari

63 44 2) Prediksi jumlah pasien keluar Tabel 4.11 Prediksi jumlah pasien keluar bangsal perawatan umum Tahun Y X XY X Jumlah a) Menghitung nilai a dan b a = Y n = = b = XY X2 = = 33,5 b) Menghitung prediksi jumlah pasien keluar Y = a + bx = ,5 (3) = ,5 = 2.509,5 = pasien Tabel 4.12 Prediksi Hari Perawatan dan Jumlah Pasien Keluar bangsal perawatan umum Tahun Jumlah pasien Hari Perawatan keluar

64 45 3) Prediksi Kebutuhan Tempat Tidur A = O BOR X 100% = /366 75% X 100% = 28,7 75% X 100% = 38 tempat tidur Dari hasil perhitungan prediksi tempat tidur dengan menggunakan rumus BOR dan standar BOR 75% di peroleh prediksi tempat tidur pada bangsal perawatan umum tahun ) Prediksi kebutuhan TT menggunakan standar TOI = 1 hari TOI = (A O)xt D x 100% (A ( = = (A (28,7)x = (A 28,7)0,14 1 = 0,14A-4,01 1+4,01 = 0,14A A = 5,01 0,14 A = 35,78 ) A = 36 TT

65 46 5) Prediksi kebutuhan TT menggunakan standar TOI = 3 hari TOI = (A O)xt D x 100% 3 = (A ( ) 3 = (A (28,7)x = (A 28,7)0,14 3 = 0,14A 4,01 3+4,01 = 0,14A A = 7,01 0,14 A = 50,07 A = 50 TT Tabel 4.13 Prediksi nilai A menurut peneliti bangsal perawatan umum Tahun BOR 75% TOI = 1 TOI = 3 Disarankan Tabel 4.14 Perhitungan indikator Barber Johnson bangsal perawatan umum menurut prediksi kapasitas TT yang di hitung peneliti Tahun A BOR LOS TOI BTO ,4-79,7% 4,1 hari 1,1-3,1 hari pasien ,8-79,7% 4,2 hari 1,1-3,1 hari pasien ,1-81,6% 4,3 hari 1-3,1 hari pasien ,4-81,3% 4,3 hari 1-3 hari pasien ,4-80,7% 4,4 hari 1-3 hari pasien

66 Gambar 4.4 Grafik Barber Johnson Bangsal perawatan umum menggunakan stnadar TOI = 1 tahun

67 Gambar 4.5 Grafik BarberJohnson bangsal perawatan umum menggunakan standar TOI =3 tahun

68 49 c. Bangsal Nakula Bangsal nakula merupakan bangsal yang di gunakan untuk pasien campuran yaitu untuk pasien kelas 3 baik BPJS maupun pasien umum dengan berbagai jenis penyakit. 1) Perhitungan prediksi hari perawatan Tabel 4.15 Menentukan Nilai X dan Y Hari Perawatan Tahun Y X XY X Jumlah a) Menghitung nilai a dan b a = Y n = = ,4 5 b = XY X2 = = 488,3 b) Menghitung prediksi hari perawatan Y = a + bx = , ,3(3) = , ,9 = ,3 = hari

69 50 2) Prediksi jumlah pasien keluar Tabel 4.16 Prediksi jumlah pasien keluar Tahun Y X XY X Jumlah a) Menghitung nilai a dan b a = Y n = = 2.776,8 5 b = XY X2 = = 286,3 b) Menghitung prediksi jumlah pasien keluar Y = a + bx = 2.776, ,3 (3) = 2.776, ,9 = 3.635,7 = pasien Tabel 4.17 Prediksi Hari Perawatan dan Jumlah Pasien Keluar Tahun Jumlah pasien Hari Perawatan keluar ) Prediksi Kebutuhan Tempat Tidur A = O BOR X 100%

70 51 = /366 75% X 100% = 34,1 75% X 100% = 46 tempat tidur Dari hasil perhitungan prediksi tempat tidur dengan menggunakan rumus BOR dan standar BOR 75% di peroleh prediksi tempat tidur pada bangsal nakula tahun ) Prediksi kebutuhan TT menggunakan standar TOI = 1 hari TOI = (A O)xt D x 100% (A ( = = (A (34,1)x = (A 34,1)0,1 1 = 0,1A 3,41 1+3,41 = 0,1A A = 4,41 0,1 A = 44,1 ) A = 44 TT 5) Prediksi kebutuhan TT menggunakan standar TOI = 3 hari TOI = (A O)xt D x 100% 3 = (A ( )

71 52 3 = (A (34,1)x = (A 34,1)0,1 3 = 0,1A 3,41 3+3,41 = 0,1A A = 6,41 0,1 A = 64,1 A = 64 TT Tabel 4.18 Prediksi nilai A menurut peneliti bangsal nakula Tahun BOR 75% TOI = 1 TOI = 3 Disarankan Tabel 4.19 Perhitungan indikator Barber Johnson bangsal nakula menurut prediksi kapasitas TT yang di hitung peneliti Tahun A BOR LOS TOI BTO ,3-77,5% 3,4 hari 1,3-3 hari pasien ,6-75,7% 3,3 hari 1,1-3,1 hari pasien ,8-75,3% 3,3 hari 1-3,2 hari pasien ,2-75% 3,1 hari 1-3,1 hari pasien ,2-74,5% 3 hari 1,1-3,2 hari pasien

72 Gambar 4.6 Grafik Barber Johnson Bangsal Nakula menggunakan stabdar TOI = 1 tahun

73 54 Gambar 4.7 Grafik Barber Johnson bangsal nakula menggunakan standar TOI=3 tahun 2016 d. Bangsal Sadewa Bangsal sadewa merupakan bangsal yang di gunakan untuk pasien campuran yaitu untuk pasien kelas 3 baik BPJS maupun pasien umum dengan berbagai jenis penyakit. Tahun jumlah tempat tidur adalah 35 TT

74 55 1) Perhitungan prediksi hari perawatan Tabel 4.20 Menentukan Nilai X dan Y Hari Perawatan bangsal sadewa Tahun Y X XY X Jumlah a) Menghitung nilai a dan b a = Y n = = ,2 5 b = XY X2 = = -537,1 b) Menghitung prediksi hari perawatan Y = a + bx = ,2 + (-537,1)(3) = ,2 + (-1.611,3) = ,7 = hari 2) Prediksi jumlah pasien keluar Tabel 4.21 Prediksi jumlah pasien keluar bangsal sadewa Tahun Y X XY X Jumlah a) Menghitung nilai a dan b

75 56 a = Y n = = 3.641,4 5 b = XY X2 = = -210,8 b) Menghitung prediksi jumlah pasien keluar Y = a + bx = 3.641,4 + (-210,8) (3) = 3.641,4 + (-632,4) = pasien Tabel 4.22 Prediksi Hari Perawatan dan Jumlah Pasien Keluar bangsal sadewa Tahun Jumlah pasien Hari Perawatan keluar ) Prediksi Kebutuhan Tempat Tidur A = O BOR X 100% = /366 75% X 100% = 30,2 75% X 100% = 40 tempat tidur Dari hasil perhitungan prediksi tempat tidur dengan menggunakan rumus BOR dan standar BOR 75% di peroleh prediksi tempat tidur pada bangsal sadewa tahun

76 57 4) Prediksi kebutuhan TT menggunakan standar TOI = 1 hari TOI = (A O)xt D x 100% (A ( = = (A (30,2)x = (A 30,2)0,12 1 = 0,12A 3,62 1+3,62 = 0,12A A = 4,62 0,12 A = 38,5 ) A = 39 TT 5) Prediksi kebutuhan TT menggunakan standar TOI = 3 hari TOI = (A O)xt D x 100% 3 = (A ( ) 3 = (A (30,2)x = (A 30,2)0,12 3 = 0,12A 3,62 3+3,62 = 0,12A A = 6,62 0,12

77 58 A = 55,1 A = 55 TT Tabel 4.23 Prediksi nilai A menurut peneliti bangsal sadewa Tahun BOR 75% TOI = 1 TOI = 3 Disarankan Tabel 4.24 Perhitungan indikator Barber Johnson bangsal sadewa menurut prediksi kapasitas TT yang di hitung peneliti Tahun A BOR LOS TOI BTO ,9-77,4% 3,7 hari 1,1-3 hari pasien ,4-80% 3,8 hari 1-3 hari pasien ,7-80,3% 3,9 hari 1-3,1 hari pasien ,8-82,2% 4 hari 1-3,1 hari pasien ,881% 4,1 hari 1-3 hari pasien

78 Gambar 4.8 Grafik BarberJohnson bangsal sadewa menurut stadar TOI =1 tahun

79 60 Gambar 4.9 Grafik Barber Johnson bangsal sadewa menggunakan standar TOI =3 tahun 2016 e. Bangsal Rama Bangsal rama merupakan bangsal yang di gunakan untuk pasien campuran yaitu untuk pasien VIP/VVIP dengan jenis penyakit yang berbeda-beda untuk dewasa maupun anak-anak.

80 61 1) Perhitungan prediksi hari perawatan Tabel 4.25 Menentukan Nilai X dan Y Hari Perawatan bangsal rama Tahun Y X XY X Jumlah a) Menghitung nilai a dan b a = Y n = = 6.748,8 5 b = XY X2 = = 1.730,8 b) Menghitung prediksi hari perawatan Y = a + bx = 6.748, ,8(3) = 6.748, ,4 = ,2 = hari 2) Prediksi jumlah pasien keluar Tabel 4.26 Prediksi jumlah pasien keluar bangsal rama Tahun Y X XY X Jumlah

81 62 a) Menghitung nilai a dan b a = Y n =8.339 = 1.667,8 5 b = XY X2 = =432,3 b) Menghitung prediksi jumlah pasien keluar Y = a + bx = 1.667, ,3(3) = 1.667, ,9 = 2.964,7 = pasien Tabel 4.27 Prediksi Hari Perawatan dan Jumlah Pasien Keluar bangsal rama Tahun Jumlah pasien Hari Perawatan keluar ) Prediksi Kebutuhan Tempat Tidur A = O BOR X 100% = /366 75% X 100% = 32,6 75% X 100% = 44 tempat tidur

82 63 Dari hasil perhitungan prediksi tempat tidur dengan menggunakan rumus BOR dan standar BOR 75% di peroleh prediksi tempat tidur pada bangsal rama tahun ) Prediksi kebutuhan TT menggunakan standar TOI = 1 hari TOI = (A O)xt D x 100% (A ( = = (A (32,6)x = (A 32,6)0,12 1 = 0,12A 3,91 1+3,91 = 0,12A A = 4,91 0,12 A = 40,91 ) A = 41 TT 5) Prediksi kebutuhan TT menggunakan standar TOI = 3 hari TOI = (A O)xt D x 100% 3 = (A ( ) 3 = (A (32,6)x = (A 32,6)0,12 3 = 0,12A 3,91

83 64 3+3,91 = 0,12A A = 6,91 0,12 A = 57,5 A = 57 TT Tabel 4.28 Prediksi nilai A menurut peneliti bangsal rama Tahun BOR 75% TOI = 1 TOI = 3 Disarankan Tabel 4.29 Perhitungan indikator Barber Johnson bangsal rama menurut prediksi kapasitas TT yang di hitung peneliti Tahun A BOR LOS TOI BTO ,2-80% 4 hari 1-3 hari pasien ,5-81,3% 4 hari 1-3 hari pasien ,6-81,1% 4 hari 1-2 hari pasien ,8-79,5% 4 hari 1-3 hari pasien ,9-80,5% 4 hari 1-3 hari pasien

84 Gambar 4.10 Grafik Barber Johnson bangsal rama menggunakan standar TOI = 1 tahun

85 66 Gambar 4.11 Grafik Barber Johnson bangsal rama menggunakan standar TOI =3 tahun 2016 f. Bangsal Kamar Bayi Bangsal kamar bayi merupakan bangsal yang di gunakan untuk pasien bayi baru lahir. Pasien bayi yang bermasalah berada pada ruangan khusus, pasien bayi yang tidak bermasalah berada pada ruang perawatan bersama ibu. Pada tahun jumlah tempat tidur pada angsal kamar bayi adalah 42 TT.

86 67 1) Perhitungan prediksi hari perawatan Tabel 4.30 Menentukan Nilai X dan Y Hari Perawatan bangsal kamar bayi Tahun Y X XY X Jumlah a) Menghitung nilai a dan b a = Y n = = b = XY X2 = = 128 b) Menghitung prediksi hari perawatan Y = a + bx = (3) = = = hari 2) Prediksi jumlah pasien keluar Tabel 4.31 Prediksi jumlah pasien keluar bangsal kamar bayi Tahun Y X XY X Jumlah

87 68 a) Menghitung nilai a dan b a = Y n = = 3.595,8 5 b = XY X2 = =148,5 b) Menghitung prediksi jumlah pasien keluar Y = a + bx = 3.959, ,5(3) = 3.959, ,5 = 4.041,3 = pasien Tabel 4.32 Prediksi Hari Perawatan dan Jumlah Pasien Keluar bangsal kamar bayi Tahun Jumlah pasien Hari Perawatan keluar ) Prediksi Kebutuhan Tempat Tidur A = O BOR X 100% = /366 75% X 100% = 36,3 75% X 100% = 48 tempat tidur Dari hasil perhitungan prediksi tempat tidur dengan menggunakan rumus BOR dan standar BOR 75% di peroleh

88 69 prediksi tempat tidur pada bangsal kamar bayi tahun ) Prediksi kebutuhan TT menggunakan standar TOI = 1 hari TOI = (A O)xt D x 100% (A ( = = (A (36,3)x = (A 36,3)0,09 1 = 0,09A 3,26 1+3,26 = 0,09A A = 4,26 0,09 A = 47,3 ) A = 47 TT 5) Prediksi kebutuhan TT menggunakan standar TOI = 3 hari TOI = (A O)xt D x 100% 3 = (A ( ) 3 = (A (36,3)x = (A 36,3)0,09 3 = 0,09A 3,26

89 70 3+3,26 = 0,09A A = 6,26 0,09 A = 69,5 A = 70 TT Tabel 4.33 Prediksi nilai A menurut peneliti bangsal kamar bayi Tahun BOR 75% TOI = 1 TOI = 3 Disarankan Tabel 4.34 Perhitungan indikator Barber Johnson bangsal kamar bayi menurut prediksi kapasitas TT yang di hitung peneliti Tahun A BOR LOS TOI BTO ,8-77,2% 3,2 hari 1-3 hari pasien ,7-75,1% 3,2 hari 1,1-3,2 hari pasien ,5-74,2% 3,1 hari 1,1-3,2 hari pasien % 3,1 hari 1-3 hari pasien ,3-75,4% 3 hari 1-3 hari pasien

90 Gambar 4.12 Grafik Barber Johnson bangsal kamar bayi menggunakan standar TOI =1 tahun

91 Gambar 4.13 Grafik Barber Johnson bangsal kamar bayi menurut standar TOI =3 tahun

92 73 Tabel 4.35 Efisiensi Standar BOR, LOS, TOI tahun 2016 Bangsal Standar BOR LOS TOI Obsgyn Perawatan Umum Nakula Sadewa Rama Kamar Bayi BOR 75% TOI = 1 TOI = 3 75,9% 75,9% 50% 3,1 1 3,1 1 3,1 3,2 BOR 75% 73,8% 4,1 1,3 TOI = 1 79,7% 4,1 1,1 TOI = 3 57,4 4,1 3,1 BOR 75% 74,1% 3,4 1,2 TOI = 1 77,5% 3,4 1 TOI = 3 53,3% 3,4 3 BOR 75% 75,5% 3,7 1,2 TOI = 1 77,4% 3,7 1,1 TOI = 3 54,9% 3,7 3 BOR 75% 74,1% 4,8 1,7 TOI = 1 79,5% 4,8 1 TOI = 3 57,2% 4,8 3 BOR 75% 75,6% 3,2 1 TOI = 1 77,2% 3,2 1 TOI = 3 51,8% 3,2 3 Berdasarkan hasil wawancara responden untuk karakteristik bangsal sudah sesuai tetapi untuk bangsal yang banyak diminati oleh pasien adalah bangsal rama (VIP/VVIP). Antrian pasien di sebabkan oleh ruangan penuh, visit dokter yang telat tidak sesuai dengan jadwal visit sehingga pasien yang seharusnya jam 1 siang menjadi jam 4 sore.

93 74 BAB V PEMBAHASAN A. Jumlah tempat tidur per bangsal Tempat tidur tersedia / Available Beds/Bed Count adalah menunjukkan jumlah tempat tidur(tt/a) yang terdapat di bangsal perawatan dan siap di gunakan sewaktu-waktu dalam pelayanan rawat inap. Jumlah ini merupakan total jumlah TT yang sedang dipakai maupun yang masih kosong.[3] Dari hasil penelitian dan wawancara dengan petugas analising reportingjumlah tempat tidur tersedia dan siap di gunakan setiap bangsal di Rumah Sakit Permata Bunda Purwodadi memiliki jumlah tempat tidur yang berbeda-beda. Pada tahun bangsal perawatan umum sebanyak 28 tampat tidur, bangsal sadewa 35 tempat tidur, bangsal kamar bayi 42 tempat tidur. Pada tahun bangsal nakula sebanyak 36 tampat tidur, tahun 2013 sebanyak 46 tempat tidur, tahun sebanyak 47 tempat tidur. Pada bangsal obsgyn tahun 2011 dan 2013 sebanyak 32 tempat tidur, tahun 2012 sebanyak 34 tempat tidur, tahun sebanyak 31 tempat tidur. Ruang perawatan penuh terutama pada bangsal rama yang membuat pasien lama menunggu untuk mendapatkan ruang perawatan.

94 75 B. Jumlah hari perawatan Hari perawatan adalah jumlah pasien yang ada saat sensus dilakukkan ditambah pasien yang masuk dn keluar pada hari yang sama pada hari sensus diambil. Jadi sama dengan jumlah pasien yang menggunakan tempat tidur dalam periode waktu 24 jam. [3] Dari hasil penelitian dilihat dari hasil rekapitulasi rawat inap tahun untuk jumlah hari perawatan pada setiap bangsal mengalami naik turun setiap tahun, untuk bangsal yang mengalami kenaikan jumlah hari perawatan setiap tahun adalah pada bangsal rama, karena pasien lebih tertarik terhadap fasilitas di bangsal rama (VIP/VVIP). C. Jumlah hari efektif jumlah hari pelayanan dalam satu periode waktu tertentu. Periode waktu yang di gunakan rata-rata 365 hari namun pada tahun 2012 periode waktu 366 hari karena merupakan tahun kabisat. D. Jumlah pasien keluar Jumlah pasien keluar merupakan banyaknya pasien yang keluar setelah di lakukannya perawatan baik hidup maupun mati yang menggambarkan banyaknya cangkupan pelayanan yang diberikan. Jumlah pasien keluar mempengaruhi nilai LOS, TOI dan BTO pada suatu bangsal. [12] Berdasarkan hasil penelitian jumlah pasien keluar pada pada Rumah Sakit Permata Bunda Purwodadi rata-rata mengalami naik turun jumlah pasien kelur tiap tahun. Namun pada bangsal rama mengalami peningkatan yaitu pasien selama tahun Peningkatan

95 76 pasien pada bangsal rama disebabkan oleh minat pasien dengan fasilitas dan pelayanan pada bangsal rama VIP/VVIP. E. Prediksi hari perawatan Metode trend linier adalah analisa variasi variabel dari waktu ke waktu dalam angka-angka indeks. Schumpeter merumuskan deret berkala sebagai varial yang historis( historical variabel )dan merupakan hasil perpaduan antara kekuatan-kekuatan yang beraneka ragam.[4] Hasil perhitungan prediksi hari perawatan per bangsal di Rumah Sakit Permata Bunda purwodadi menggunakan metode trend linier menggunakan data selama 5 tahun untuk mengetahui prediksi hari perawatan selama 5 tahun kedepan tahun Diketahui setiap bangsal tidak selalu mengalami peningkatan hari perawatan hanya bangsal tertentu yang mengalami peningkatan hari perawatan untuk 5 tahun kedepan, pada bangsal perawatan umum setiaptahunya mengalami kenaikan 259 hari, bangsal nakula mengalami kenaikan setiap tahunya 489 hari, bangsal rama mengalami kenaikan setiap tahunya hari, bangsal kamar bayi mengalami kenaikan setiap tahunya 128 hari. Peningkatan terendh dari prediksi hari perawatan yaitu pada bangsal kamar bayi hanya 128 hari per tahun. Adanya peningkatan hari perawatan mempengaruhi beban pelayanan perawat pada unit rawat inap di Rumah Sakit Permata Bunda Purwodadi. F. Prediksi jumlah pasien keluar metode trend linier adalah analisa variasi variabel dari waktu ke waktu dalam angka-angka indeks. Schumpeter merumuskan deret

96 77 berkala sebagai varial yang historis( historical variabel )dan merupakan hasil perpaduan antara kekuatan-kekuatan yang beraneka ragam. [4] Pada perhitungan prediksi jumlah pasien keluar per bangsal di Rumah Sakit Permata Bunda Purwodadi menggunakan metode trend linier menggunakan data 5 tahun sebelumnya untuk mengetahui prediksi jumlah pasien keluar pada 5 tahun kedepan tahun Diketahui bangsal yang mengalami penurunan jumlah pasien keluar hanya bangsal sadewa, bangsal obsgyn setiap tahunya mengalami kenaikan 127 pasien, bangsal perawatan umum mengalami kenaikan 33 pasien, bangsal nakula mengalami kenaikan setiap tahunya 286 pasien, bangsal rama mengalami kenaikan setiap tahunya 433 pasien, dan bangsal kamar bayi setiap tahunya mengalami kenaikan 149 pasien. Dari semua bangsal yang mengalami kenaikan jumlah pasien keluar yang paling sedikit di bangsal perawatan umum hanya 33 pasien, dan yang paling banyak terdapat pada bangsal rama 433 pasien. Kenaikan jumlah pasien keluar akan mempengaruhi pelayanan di Rumah Sakit Permata Bunda Purwodadi. G. Menghitung hari efektif Dari hasil perhitungan pada kalender hari efektif di Rumah Sakit Permata Bunda Purwodadi tahun jumlah hari efektif berbeda beda, untuk tahun 2016 dan 2020 berjumlah 366 hari karena pada tahun tersebut merupakan tahun kabisat dimana setiap 4 tahun bulan februari berjumlah 29 hari. Untuk tahun berjumlah 365 hari tidak berada pada tahun kabisat.

97 78 H. Prediksi kebutuhan tempat tidur Setelah melakukan perhitungan prediksi hari perawatan dan prediksi jumlah pasien keluar tahun , kemudian dilakukan perhitungan kebutuhan tempat tidur berdasarkan prediksi hari perawatan dan prediksi jumlah pasien keluar periode waktu selama 1 tahun menurut standar B0R 75%, standar TOI = 1 dan standar TOI = 3.Setiap bangsal tidak mengalami peningkatan kebutuhan tempat tidur secara signifikan, penambahan tempat tidur paling banyak terdapat pada bangsal kamar bayi antara TT pada tahun 2016, TT tahun 2017, TT pada tahun Tabel 5.1 Prediksi kebutuhan tempat tidur tahun Bangsal Prediksi kebutuhan tempat tidur Obsgyn Perawatan umum Nakula Sadewa Rama Kamar bayi Dari tabel 5.1 diatas menunjukkan bangsal terendah untuk penambahan tempat tidur pada bangsal perawatan umum antara TT pada tahun Dari perhitungan kebutuhan tempat tidur tergolong masih efisien dengan nilai tersebut, jadi dalam 5 tahun kedepan tidak dibutuhkan TT yang signifikan bila melihat trend kunjungan. I. Indikator efisiensi Barber Johnson Barber, M.A, ph.d., Finst P., AFIMA dan David Johnson, M.Sc pada tahun 1973, berusaha merumuskan dan memadukan empat

98 79 parameter untuk memantau dan menilai tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur untuk bangsal perawatan pasien. Keempat parameter yang di padukan tersebut yaitu BOR, LOS, TOI, BTO. Perpaduan keempat parameter tersebut lalu diwujudkan dalam bentuk grafik yang akhirnya di sebut Grafik Barber Johnson (BJ). [3] Setelah menghitung prediksi hari perawatan, prediksi jumlah pasien keluar, menghitung hari efektif dan menghitung prediksi kebutuhan tempat tidur kemudian dilakukan perhitungan indikator efisiensibarber Johnson dengan standar BOR >75%, LOS 3-12 hari, TOI 1-3 hari, BTO kali/ pasien. Dari perhitungan indikator rawat inap untuk mencari titik koordinat grafik Barber Johnson per bangsal. 1. Bangsal Obsgyn hasil perhitungan indikator Barber Johnson tahun didapatkan TT menggunakkan standar BOR 75%, TOI = 1, dan TOI = 3 masih tegolong efisien, dalam 5 tahun kedepan tidak dibutuhkan TT yang signifikan karna jumlah kunjungan tidak selalu naik setiap tahunnya. hasil perhitungan dan pengolahan data indikator rawat inap pada bangsal obsgyn menggunakan standar TOI = 1, A = 31 tempat tidur menunjukkan BOR tahun 2016 dengan nilai 75,9%, nilai LOS 3,1, nilai TOI 1, tergolong efisien karena pertemuan antara titik koordinat berada di dalam daerah efisien yang di tetapkan oleh Barber Johnson dan hasil perhitungan dan pengolahan data indikator rawat inap pada bangsal obsgyn menggunakan standar TOI = 3, A = 47 tempat tidur menunjukkan BOR tahun 2016 dengan

99 80 nilai 50%, nilai LOS 3,1, nilai TOI 3,2 Tidak efisien karena pertemuan antara titik koordinat berada di luar daerah efisien yang di tetapkan oleh Barber Johnson 2. Bangsal perawatan umum hasil perhitungan indikator Barber Johnson tahun didapatkan TT menggunakkan standar BOR 75%, TOI = 1, dan TOI = 3 masih tegolong efisien, dalam 5 tahun kedepan tidak dibutuhkan TT yang signifikan karna jumlah kunjungan tidak selalu naik setiap tahunnya pada bangsal perawatan umum hasil perhitungan dan pengolahan data indikator rawat inap pada bangsal perawatan umum menggunakan standar TOI = 1, A = 36 tempat tidur menunjukkan BOR tahun 2016 dengan nilai 79,7%, LOS 4,1 TOI 1,1 tergolong efisien karena pertemuan antara titik koordinat berada di dalam daerah efisien yang di tetapkan oleh Barber Johnson dan hasil perhitungan dan pengolahan data indikator rawat inap pada bangsal perawatan umum menggunakan standar TOI = 3, A = 50 tempat tidur menunjukkan BOR tahun 2016 dengan nilai 57,4%, LOS 4,1 dan TOI 3,1 tidak efisien karena pertemuan antara titik koordinat berada di luar daerah efisien yang di tetapkan oleh Barber Johnson. 3. Bangsal Nakula hasil perhitungan indikator Barber Johnson tahun didapatkan TT menggunakkan standar BOR 75%, TOI = 1, dan TOI = 3 masih tergolong efisien, dalam 5 tahun kedepan tidak dibutuhkan TT yang signifikan karna jumlah kunjungan yang naik

100 81 setiap tahunnya masih efisien dilihat dari hasil trendnya pada bangsal nakula, hasil perhitungan dan pengolahan data indikator rawat inap pada bangsal nakula menggunakan standar TOI = 1, A = 44 tempat tidur menunjukkan BOR tahun 2016 dengan nilai 77,5%, LOS 3,4 dan TOI 1 tergolong efisien karena pertemuan antara titik koordinat berada di dalam daerah efisien yang di tetapkan oleh Barber Johnson dan hasil perhitungan dan pengolahan data indikator rawat inap pada bangsal nakula menggunakan standar TOI = 3, A = 64 tempat tidur menunjukkan BOR tahun 2016 dengan nilai 53,3%, LOS 3,4 dan TOI 3 tidak efisien karena pertemuan antara titik koordinat berada di luar daerah efisien yang di tetapkan oleh Barber Johnson 4. Bangsal Sadewa hasil perhitungan indikator Barber Johnson tahun didapatkan TT menggunakkan standar BOR 75%, TOI = 1, dan TOI = 3 masih tergolong efisien, dalam 5 tahun kedepan tidak dibutuhkan TT yang signifikan karna jumlah kunjungan yang naik turun setiap tahunnya pada bangsal sadewa. hasil perhitungan dan pengolahan data indikator rawat inap pada bangsal sadewa menggunakan standar TOI = 1, A = 39 tempat tidur menunjukkan BOR tahun 2016 dengan nilai 77,4%, LOS 3,7 dan TOI 1,1 tergolong efisien karena pertemuan antara titik koordinat berada di dalam daerah efisien yang di tetapkan oleh Barber Johnson dan hasil perhitungan dan pengolahan data indikator rawat inap pada bangsal sadewa menggunakan standar TOI = 3, A = 70 tempat

101 82 tidur menunjukkan BOR tahun 2016 dengan nilai 54,9% LOS 3,7 dan TOI 3tidak efisien karena pertemuan antara titik koordinat berada di luar daerah efisien yang di tetapkan oleh Barber Johnson 5. Bangsal Rama hasil perhitungan indikator Barber Johnson tahun didapatkan TT menggunakkan standar BOR 75%, TOI = 1, dan TOI = 3 masih tergolong efisien, dalam 5 tahun kedepan di butuhkan TT yang tidak signifikan karena jumlah kunjungan yang naik juga masih tergolong efisien dilihat dari trend nya pada bangsal rama. hasil perhitungan dan pengolahan data indikator rawat inap pada bangsal rama menggunakan standar TOI = 1, A = 41 tempat tidur menunjukkan BOR tahun 2016 dengan nilai 79,5%, LOS 4,8 dan TOI 1 tergolong efisien karena pertemuan antara titik koordinat berada di dalam daerah efisien yang di tetapkan oleh Barber Johnson dan hasil perhitungan dan pengolahan data indikator rawat inap pada bangsal rama menggunakan standar TOI = 1, A = 57 tempat tidur menunjukkan BOR tahun 2016 dengan nilai 57,2% LOS 4,8 dan TOI 3 tidak efisien karena pertemuan antara titik koordinat berada diluar daerah efisien yang di tetapkan oleh Barber Johnson. 6. Bangsal Kamar Bayi hasil perhitungan indikator Barber Johnson tahun didapatkan TT menggunakkan standar BOR 75%, TOI = 1, dan TOI = 3 masih tergolong efisien, dalam 5 tahun kedepan di butuhkan TT yang tidak signifikan karena jumlah kunjungan yang naik juga masih

102 83 tergolong efisien dilihat dari trend nya pada bangsal kamar bayi. hasil perhitungan dan pengolahan data indikator rawat inap pada bangsal kamar bayi menggunakan standar TOI = 1, A = 47 tempat tidur menunjukkan BOR tahun 2016 dengan nilai 77,2% LOS 3,2 dan TOI 1 tergolong efisien karena pertemuan antara titik koordinat berada di dalam daerah efisien yang di tetapkan oleh Barber Johnson dan hasil perhitungan dan pengolahan data indikator rawat inap pada bangsal kamar bayi menggunakan standar TOI = 3, A =70 tempat tidur menunjukkan BOR tahun 2016 dengan nilai 51,8%, LOS 3,2 dan TOI 3 tergolong tidak efisien karena pertemuan antara titik koordinat berada di luar daerah efisien yang di tetapkan oleh Barber Johnson.

103 84 BAB VI SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan 1. Berdasarkan observasi darirekapitulasi rawat inap kapasitas tempat tidur perbangsal di Rumah Sakit Permata Bunda Purwodadi tahun bangsal yang tidak dilakukan penambahan adalah bangsal perawatan umum, bangsal sadewa, bangsal kamar bayi. Untuk bangsal obsgyn tahun 2012 dilakukan penambahan 2 tempat tidur tapi tahun dilakukan pengurangan 1-2 tempat tidur, bangsal nakula pada tahun dilakukan penambahan 10 tempat tidur, bangsal rama tahun dilakukan penambahan 11 tempat tidur. 2. Berdasarkan observasi pada rekpitulasi rawat inap tahun jumlah hari perawatan ada yang naik dan turun setiap tahunnya, terutama bangsal rama mengalami kenaikan hari perawatan di karenakan minat pasien terhadap fasilitas terhadap bangsal rama ( VIP/VVIP) 3. Jumlah hari efektif di hitung berdasarkan observasi pada kalender, untuk tahun 2012 berjumlah 366 hari karena termasuk dalam tahun kabisat, tahun 2011, berjumlah 365 hari. 4. Berdasarkan hasil observasi pada rekapitulasi rawat inap jumlah pasien keluar pada tahun paling banyak pada bangsal sadewa yaitu pasien. Tahun 2011 berjumlah 3.644, 2012,

104 85 berjumlah pasien, tahun 2013 berjumlah pasien, tahun 2014 berjumlah pasien, 2015 berjumlah pasien. 5. Dari perhitungan prediksi jumlah hari perawatan untuk tahun untuk peningkatan tertinggi pada bangsal rama tahun 2016 berjumlah hari, tahun 2017 berjumlah hari, tahun 2018 berjumlah hari, tahun 2019 berjumlah hari dan tahun 2020 berjumlah hari. 6. Dari perhitungan prediksi jumlah pasien keluar tahun mengalami naik turun setiap bangsal, tetapi terjadi peningkatan jumlah pasien keluar tertinggi pada bangsal rama yaitu tahun 2016 berjumlah pasien, tahun 2017 berjumlah pasien, tahun 2018 berjumlah pasien, tahun 2019 berjumlah pasien, dan tahun 2020 berjumlah pasien. 7. Jumlah hari efektif pada tahun 2016 dan 2020 berjumlah 366 hari merupakan tahun kabisat, tahun berjumlah 365 hari tidak termasuk pada tahun kabisat. 8. Berdasarkan perhitungan prediksi kebutuhan tempat tidur untuk penambahan tempat tidur paling banyak pada bangsal kamar bayi, setiap tahunya memerlukan penambahan 23 TT. Untuk penambahan paling sedikit pada bangsal perawatan umum yaitu 14 TT setiap tahunnya. Dari hasil penelitian prediksi tempat tdiur per bangsal tahun masih tergolong efisien, karena tidk membutuhkan tempat tidur yang signifikan. 9. Berdasarkan perhitungan indikator Barber Johnson menggunakan standar BOR 75%, TOI = 1 pada setiap bangsal tahun 2016 masih

105 86 efisien dilihat dari grafik barber johnson yang telah peneliti buat titik koordinat BOR di dalam daerah efisiensi Barber johnson. Sedangkan untuk perhitungan dan pengolahan yang telah di lakukan oleh peneliti menggunakan standar TOI = 3 setiap bangsal nilai BOR tidak efisien karena tiitk koordinat BOR berada di luar daerah Efisiensi Barber Johnson. B. Saran 1. Sebaiknya dilakukan penambahan bangsal dan penambahan jumlah tempat tidur pada bangsal obsgyn yaitu TT, bangsal perawatan umum antara TT, bangsal nakula antara TT, bangsal sadewa antara TT, bangsal rama antara TT, bangsal kamar bayi TT.

106 87 DAFTAR PUSTAKA 1. Departemen kesehatan RI. Pedoman penyelenggaraan dan prosedur rekam medis rumah sakit.direktorat jendral bina pelayanan medik. Jakarta Rustiyanto, Ery. Statistik Rumah Sakit Untuk Pengambilan Keputusan. Graha Ilmu. Yogyakarta Sudra. R. I.Statistik Rumah Sakit Dari Sensus Pasien & Grafik Barber Johnson Hingga Statistik Kematian & Otopsi. Graha Ilmu.Yogyakarta Sudjana. Metode Statistik edisi 6. Tarsito Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. JUKNIS SIRS 2011 Sistem Informasi Rumah Sakit. depekes.go.id. Jakarta Fajarwati, D. Parameter BOR, LOS, TOI, BTO. Jurnal Optimal.Vol.3.No Departemen Kesehatan Republik Indonesia.Pedoman Pengelolaan Rekam Medik Indonesi. Direktorat jendral pelayanan medik Ridwidikdo, Handoko.Statistik Kesehatan. Edisi ketiga. Mitra cendikia. Yogyakarta Wijono, Djoko. Manejemen Mutu Pelayanan Kesehatan. Airlangga University Press. Surabaya Sudra. R. I. Rekam Medis. Universitas Terbuka. Tangerang Selatan Dharmawan, Yudhy. Petunjuk Praktikum Statistik Rumah Sakit (Tidak dipublikasi) 12. Hatta, Gemala R. Pedoman Manajemen Informasi Kesehatan di Sarana Pelayanan Kesehatan. Edisi Revisi 2. Universitas Indonesia.Jakarta.2010

107 Hastuti, Tri. Prediksi kebutuhan tempat tidur tahun berdasarkan trend BOR tahun di RSJD Dr.Amino gondohutomo semarang. 25/07/ Chariswanti, Ajeng. Analisa kebutuhan tempat tidur pada bangsal kelas III RSUD Kota Semarang berdasarkan perhitungan BOR dan TOI /07/ Angraeni Mila, M. Prediksi kebutuhan tempat tidur menurut standar efisiensi BOR DEPKES tiap bangsal rawat inap RSUD Kabupaten Kudus bulanjuni Desember tahun /07/2016.

108 LAMPIRAN 89

109 TABEL OBSERVASI Sumber : Rekapitulasi Rawat inap tahun 2011 No. Ruang Perawatan Karakteristik bangsal Pasien keluar hidup dan mati Mati Hidup <48 jam >48 jam TT Hari perawatan Hari efektif BOR LOS TOI BTO 1 Obsgyn Kebidanan ,37 4,76 1,31 60,06 2 Perawatan Umum Umum ,00 4,00 0,76 76,61 3 Nakula Campuran ,63 4,35 1,90 58,42 4 Sadewa Campuran ,95 3,36 0,14 104,11 5 Rama Campuran ,96 4,09 5,01 40,11 6 Kamar bayi Khusus bayi ,84 4,06 0,62 78,00 90

110 91 TABEL OBSERVASI Sumber : Rekapitulasi Rawat inap tahun 2012 No. Ruang Perawatan Karakteristik bangsal Pasien keluar hidup dan mati Mati Hidup <48 jam >48 jam TT Hari perawatan Hari efektif BOR LOS TOI BTO 1 Obsgyn Kebidanan ,22 4,48 1,04 66,18 2 Perawatan Umum Umum ,83 3,97 0,09 90,00 3 Nakula Campuran ,1 4,23 0,98 70,00 4 Sadewa Campuran ,28 3,46-0,23 113,31 5 Rama Campuran ,42 4,18 1,44 65,00 6 Kamar bayi Khusus bayi ,68 1,04 77,45

111 92 TABEL OBSERVASI Sumber : Rekapitulasi Rawat inap tahun 2013 No. Ruang Perawatan Karakteristik bangsal Pasien keluar hidup dan mati Mati Hidup <48 jam >48 jam TT Hari perawatan Hari efektif BOR LOS TOI BTO 1 Obsgyn Kebidanan ,36 4,13 0,77 74,50 2 Perawatan Umum Umum ,08 3,93 0,00 92,93 3 Nakula Campuran ,74 3,87 1,93 63,02 4 Sadewa Campuran ,67 3,44-0,49 123,69 5 Rama Campuran ,39 3, ,37 6 Kamar bayi Khusus bayi ,86 3,21 0,86 89,71

112 93 TABEL OBSERVASI Sumber : Rekapitulasi Rawat inap tahun 2014 No. Ruang Perawatan Karakteristik bangsal Pasien keluar hidup dan mati Mati Hidup <48 jam >48 jam TT Hari perawatan Hari efektif BOR LOS TOI BTO 1 Obsgyn Kebidanan ,27 3,65 0,58 86,26 2 Perawatan Umum Umum ,93 4,11 0,13 86,11 3 Nakula Campuran ,05 3,83 1,64 66,70 4 Sadewa Campuran ,17 3,51 0,26 96,86 5 Rama Campuran ,15 4,01 0,87 74,80 6 Kamar bayi Khusus bayi , ,28 3,59 0,18 97,00

113 94 TABEL OBSERVASI Sumber : Rekapitulasi Rawat inap tahun 2015 No. Ruang Perawatan Karakteristik bangsal Pasien keluar hidup dan mati Mati Hidup <48 jam >48 jam TT Hari perawatan Hari efektif BOR LOS TOI BTO 1 Obsgyn Kebidanan ,06 3,43 1,40 75,58 2 Perawatan Umum Umum ,10 4,19 0,13 84,54 3 Nakula Campuran ,91 3,77 1,55 68,66 4 Sadewa Campuran ,98 3,64 0,80 82,23 5 Rama Campuran ,00 4,07 0,45 80,63 6 Kamar bayi Khusus bayi ,38 3,50 0,75 85,90

114 Hasil Wawancara Petugas Analising Reporting Prediksi Kebutuhan Tempat Tidur Per Bangsal Menurut Standar Efisiensi Barber Johnson Di Rumahsakit Permata Bunda Purwodadi Tahun A. Identitas Responden 1. Nama : Fira Basuki Dewi 2. Pendidikan : D3 Rekam Medis 3. Umur : 34 tahun 4. Jenis Kelamin : Perempuan 5. Masa kerja : 11 tahun B. Daftar Pertanyaan 1. Menurut anda kendala apa saja yang terdapat dalam membuat pelaporan rumah sakit? Jawab : sensus harian rawat inap yang masih manual, mengakibatkan hasil dari rekapitulasi sensus harian rawat inap terdapat selisih 2. Menurut anda apa yang membuat pasien harus menunggu di UGD untuk mendapatkan ruang perawatan? Jawab : 1. Ruangan perawatan penuh, 2. Visit dokter yang tidak sesuai dengan jadwal, yang seharusnya visit jam 1 siang dan tetapi visit jam 4 sore, mengakibatkan pasien yang seharusnya bisa pulang jam 1 siang 95

115 96 menjadi pulang jam 4 sore susai dengan visit dokter, 3. Pasien baru di IGD yang menumpuk 3. Apakah menurut anda perlu untuk penambahan tempat tidur pada bangsal? Jawab : ya perlu, khusus untuk bangsal rama (VIP/VVIP) karena pasien lebih berminat di ruang Rama

116 97 Hasil Wawancara Kepala Unit Rekam Medis Prediksi Kebutuhan Tempat Tidur Per Bangsal Menurut Standar Efisiensi Barber Johnson Di Rumahsakit Permata Bunda Purwodadi Tahun A. Identitas Responden 1. Nama :Fira Basuki Dewi 2. Pendidikan : D3- Rekam Medis 3. Umur : 34 tahun 4. Jenis Kelamin : Perempuan 5. Masa kerja : 11 tahun B. Daftar Pertanyaan 1. Adakah protap tentang pelaporan analising reporting? Jawab : ada, sesuai pelaporan Departemen Kesehatan 2. Bagaimana alur membuat pelaporan di analising reporting? Jawab : dari bangsal kita mengambil sensus setiap pagi, setelah itu di rekap dan di masukkan kedalam rumus excel pelaporan 3. Bagaimana karakteristik bangsal pada Rumah Sakit Permata Bunda Purwodadi? Jawab : setiap bangsal ber beda- beda a. Bangsal Obsgyn : khusus untuk kebidanan

117 98 b. Bangsal Perawatan Umum : untuk penyakit umum c. Bangsal sadewa : pasien campuran ( kelas 3) d. Bangsal Nakula : pasien campuran ( kelas 3) e. Bangsal Rama :pasien campuran anak anak maupun dewasa ( VIP/VVIP) f. Bangsal Kamar Bayi : Khusus bayi baru lahir yang bermasalah dengan kesehatanya yang tidak bermasalah seruangan dengan ibu.

118 99

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rumah sakit 1. Pengertian rumah sakit Rumah sakit adalah suatu institusi pelayanan yang kompleks, padat pakar, danpadat modal. Kompleksitas ini muncul karena pelayanan rumah

Lebih terperinci

BAB III. METODyE PENELITIAN

BAB III. METODyE PENELITIAN 23 BAB III METODyE PENELITIAN A. Kerangka konsep a. Jumlah tempat tidur per b. jumlah hari perawatan 2011- c. jumlah hari efektif per d. Jumlah pasien keluar per 1. Prediksi hari perawatan tahun 2016-2.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mengutamakan pelaksanaannya melalui upaya penyembuhan pasien, rehabilitasi dan pencegahan gangguan kesehatan. Rumah sakit berfungsi

BAB 1 PENDAHULUAN. mengutamakan pelaksanaannya melalui upaya penyembuhan pasien, rehabilitasi dan pencegahan gangguan kesehatan. Rumah sakit berfungsi BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit adalah instansi pemberi pelayanan kesehatan yang mengutamakan pelaksanaannya melalui upaya penyembuhan pasien, rehabilitasi dan pencegahan gangguan kesehatan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mencari dan menerima pelayanan kedokteran dan tempat pendidikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mencari dan menerima pelayanan kedokteran dan tempat pendidikan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rumah Sakit 1. Pengertian Rumah Sakit Menurut Wolfer dan Pena, rumah sakit merupakan tempat orang sakit mencari dan menerima pelayanan kedokteran dan tempat pendidikan klinik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rumah Sakit 1. Pengertian Rumah Sakit Suatu bagian dari organisasi medis dan sosial yang mempunyai fungsi untuk memberikan pelayanan kesehatan lengkap kepada masyarakat, baik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1204/Menkes/SK/X/2004. pencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan. (14) 340/MENKES/PER/III/2010

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1204/Menkes/SK/X/2004. pencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan. (14) 340/MENKES/PER/III/2010 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rumah Sakit 1. Pengertian Rumah Sakit a. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1204/Menkes/SK/X/2004 Rumah sakit merupakan sarana pelayanan kesehatan, tempat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rumah Sakit 1. Pengertian rumah sakit Menurut WHO (World Health Organization), rumah sakit adalah bagian integral dari suatu organisasi social dan kesehatan dengan fungsi menyediakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. American Hospital Association mendefinisikan rumah sakit. sebagai sebagai organisasi yang didalamnya terdiri atas tenaga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. American Hospital Association mendefinisikan rumah sakit. sebagai sebagai organisasi yang didalamnya terdiri atas tenaga 13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rumah Sakit American Hospital Association mendefinisikan rumah sakit sebagai sebagai organisasi yang didalamnya terdiri atas tenaga kesehatan yang berkompeten dibidangnya

Lebih terperinci

ANALYSIS THE EFFICIENCY OF INPATIENT WARD ACCORDING TO STANDARD OF BARBER JOHNSON IN BHAYANGKARA HOSPITAL SEMARANG IN 2015

ANALYSIS THE EFFICIENCY OF INPATIENT WARD ACCORDING TO STANDARD OF BARBER JOHNSON IN BHAYANGKARA HOSPITAL SEMARANG IN 2015 1 2 ANALYSIS THE EFFICIENCY OF INPATIENT WARD ACCORDING TO STANDARD OF BARBER JOHNSON IN BHAYANGKARA HOSPITAL SEMARANG IN 2015 Indri Mita Kusuma.*), Kriswiharsi Kun Saptorini **) *) Alumni Fakultas Kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. American Hospital Association mendefinisikan rumah sakit. sebagai sebagai organisasi yang didalamnya terdiri atas tenaga

BAB I PENDAHULUAN. American Hospital Association mendefinisikan rumah sakit. sebagai sebagai organisasi yang didalamnya terdiri atas tenaga 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang American Hospital Association mendefinisikan rumah sakit sebagai sebagai organisasi yang didalamnya terdiri atas tenaga kesehatan yang berkompeten dibidangnya dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Karakteristik Kelas Perawatan: - Kapasitas Tempat Tidur Rekapitulasi Rawat Inap: - Jumlah pasien keluar hidup dan mati - Jumlah hari perawatan - Jumlah hari

Lebih terperinci

PREDIKSI KEBUTUHAN TEMPAT TIDUR BANGSAL KELAS III BERDASARKAN INDIKATOR BARBER JOHNSONTAHUN DI RSI SULTAN AGUNG SEMARANG

PREDIKSI KEBUTUHAN TEMPAT TIDUR BANGSAL KELAS III BERDASARKAN INDIKATOR BARBER JOHNSONTAHUN DI RSI SULTAN AGUNG SEMARANG PREDIKSI KEBUTUHAN TEMPAT TIDUR BANGSAL KELAS III BERDASARKAN INDIKATOR BARBER JOHNSONTAHUN 2015 2019 DI RSI SULTAN AGUNG SEMARANG Oleh Tiffany Rizqi Nugraheni Universitas Dian Nuswantoro Semarang Email

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kompleks, padat pakar, dan padat modal. Kompleksitas ini muncul karena

BAB I PENDAHULUAN. kompleks, padat pakar, dan padat modal. Kompleksitas ini muncul karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit adalah suatu institusi pelayanan kesehatan yang kompleks, padat pakar, dan padat modal. Kompleksitas ini muncul karena pelayanan rumah sakit menyangkut berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak dilepaskan dari kebijaksanaan pembangunan kesehatan. (1) pelayanan yang diberikan oleh fasilitas pelayanan kesehatan maupun

BAB I PENDAHULUAN. tidak dilepaskan dari kebijaksanaan pembangunan kesehatan. (1) pelayanan yang diberikan oleh fasilitas pelayanan kesehatan maupun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit adalah bagian yang integral dari keseluruhan sistem pelayanan kesehatan yang dihubungkan melalui rencana pembangunan kesehatan, sehingga pengembangan rumah

Lebih terperinci

KARYA TULIS ILMIAH. PREDIKSI KEBUTUHAN TEMPAT TIDUR DI BANGSAL MERAK DASAR, MERAK 1 DAN MERAK 2 DI RSUP Dr KARIADI TAHUN

KARYA TULIS ILMIAH. PREDIKSI KEBUTUHAN TEMPAT TIDUR DI BANGSAL MERAK DASAR, MERAK 1 DAN MERAK 2 DI RSUP Dr KARIADI TAHUN KARYA TULIS ILMIAH PREDIKSI KEBUTUHAN TEMPAT TIDUR DI BANGSAL MERAK DASAR, MERAK 1 DAN MERAK 2 DI RSUP Dr KARIADI TAHUN 2016 2020 Disusun Oleh : Nama : Erik Hernanto Sofaludin Nim : D22.2013.01364 PROGRAM

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Rekam Medis menurut Huffman EK, diagnosa dan pengobatan serta merekam hasilnya. (6)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Rekam Medis menurut Huffman EK, diagnosa dan pengobatan serta merekam hasilnya. (6) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rumah Sakit Rumah sakit adalah bagian yang integral dari keseluruhan sistem pelayanan kesehatan yang dihubungkan melalui rencana pembangunan kesehatan. (1) B. Rekam Medis 1.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepada masyarakat, baik kuratif maupun preventif, rumah sakit juga

BAB I PENDAHULUAN. kepada masyarakat, baik kuratif maupun preventif, rumah sakit juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah Sakit adalah suatu bagian dari organisasi medis dan sosial yang mempunyai fungsi untuk memberikan pelayanan kesehatan lengkap kepada masyarakat, baik kuratif maupun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Indikator URI BOR LOS TOI BTO GDR NDR. Gambar 3.1 Kerangka Konsep

BAB III METODE PENELITIAN. Indikator URI BOR LOS TOI BTO GDR NDR. Gambar 3.1 Kerangka Konsep BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Rekapitulasi rawat inap laporan a. Kapasitas tempat tidur perbangsal 2010 2015 b. Jumlah hari efektif perbangsal 2010-2015 c. Jumlah hari perawatan 2010-2015

Lebih terperinci

Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia, ISSN: X, Vol.1, No.2, Oktober 2013

Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia, ISSN: X, Vol.1, No.2, Oktober 2013 ANALISIS EFISIENSI PELAYANAN RAWAT INAP BERDASARKAN GRAFIK BARBER JOHNSON PADA BANGSAL KELAS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI PERIODE TRIWULAN TAHUN 2012 Dwianto 1, Tri Lestari 2 APIKES Mitra Husada Karanganyar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak dilepaskan dari kebijaksanaan pembangunan yaitu harus sesuai

BAB I PENDAHULUAN. tidak dilepaskan dari kebijaksanaan pembangunan yaitu harus sesuai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit adalah bagian yang integral dari keseluruhan sistem pelayanan kesehatan yang dihubungkan melalui rencana pembangunan kesehatan, sehingga pengembangan rumah

Lebih terperinci

PREDIKSI KEBUTUHAN TEMPAT TIDUR MENURUT STANDAR EFISIENSI BOR DEPKES TIAP BANGSAL RAWAT INAP RSUD KABUPATEN KUDUS BULAN JUNI DESEMBER TAHUN 2014

PREDIKSI KEBUTUHAN TEMPAT TIDUR MENURUT STANDAR EFISIENSI BOR DEPKES TIAP BANGSAL RAWAT INAP RSUD KABUPATEN KUDUS BULAN JUNI DESEMBER TAHUN 2014 PREDIKSI KEBUTUHAN TEMPAT TIDUR MENURUT STANDAR EFISIENSI BOR DEPKES TIAP BANGSAL RAWAT INAP RSUD KABUPATEN KUDUS BULAN JUNI DESEMBER TAHUN 2014 Mila Marga Anggraeni Abstract One of management of the Inpatient

Lebih terperinci

PENGELOLAAN DATA PASIEN MASUK, KELUAR DAN TRANSFER DI TEMPAT PENDAFTARAN PASIEN RSU JATI HUSADA KARANGANYAR

PENGELOLAAN DATA PASIEN MASUK, KELUAR DAN TRANSFER DI TEMPAT PENDAFTARAN PASIEN RSU JATI HUSADA KARANGANYAR PENGELOLAAN DATA PASIEN MASUK, KELUAR DAN TRANSFER DI TEMPAT PENDAFTARAN PASIEN RSU JATI HUSADA KARANGANYAR Wahyu Untari Aji 1, Moch. Arief TQ 2, Antik Pujihastuti 2 Mahasiswa APIKES Mitra Husada Karanganyar

Lebih terperinci

ANALISIS DESKRIPTIF NILAI TOI PADA BANGSAL BAITUL MA RUF DI RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG TAHUN

ANALISIS DESKRIPTIF NILAI TOI PADA BANGSAL BAITUL MA RUF DI RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG TAHUN ANALISIS DESKRIPTIF NILAI TOI PADA BANGSAL BAITUL MA RUF DI RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG TAHUN 2009-2014 Silvia Dwi Oktaviani *) ; Kriswiharsi Kun Saptorini **) *) Alumni D3 RMIK UDINUS **)

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH ANALISA TREND INDIKATOR RAWAT INAP MENURUT BANGSAL TAHUN DI RSUD RA KARTINI JEPARA DI SUSUN OLEH

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH ANALISA TREND INDIKATOR RAWAT INAP MENURUT BANGSAL TAHUN DI RSUD RA KARTINI JEPARA DI SUSUN OLEH LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH ANALISA TREND INDIKATOR RAWAT INAP MENURUT BANGSAL TAHUN 2010-2015 DI RSUD RA KARTINI JEPARA DI SUSUN OLEH ZIDNAL HANAK D22.2013.01349 Telah diperiksa dan disetujui untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas atau mutu pelayanan yang ada di rumah sakit.

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas atau mutu pelayanan yang ada di rumah sakit. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan karakteristik tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan, kemajuan

Lebih terperinci

EVALUASI KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) PATUT PATUH PATJU KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2015

EVALUASI KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) PATUT PATUH PATJU KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2015 EVALUASI KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) PATUT PATUH PATJU KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2015 I. Pelayanan RSUD Patut Patuh Patju Lombok Barat RSUD Patut Patuh Patju kabupaten Lombok Barat merupakan

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI PELAYANAN RAWAT INAP BERDASARKAN GRAFIK BARBER JOHNSON PADA BANGSAL KELAS III DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI PERIODE TRIWULAN TAHUN

ANALISIS EFISIENSI PELAYANAN RAWAT INAP BERDASARKAN GRAFIK BARBER JOHNSON PADA BANGSAL KELAS III DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI PERIODE TRIWULAN TAHUN ANALISIS EFISIENSI PELAYANAN RAWAT INAP BERDASARKAN GRAFIK BARBER JOHNSON PADA BANGSAL KELAS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI PERIODE TRIWULAN TAHUN 2012 Dwianto 1, Tri Lestari 2 Mahasiswa APIKES Mitra Husada

Lebih terperinci

GAMBARAN EFFISIENSI PENGGUNAAN TEMPAT TIDUR RUANG PERAWATAN KELAS III DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TASIKMALAYA TAHUN 2011 DAN 2012

GAMBARAN EFFISIENSI PENGGUNAAN TEMPAT TIDUR RUANG PERAWATAN KELAS III DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TASIKMALAYA TAHUN 2011 DAN 2012 Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia, ISSN:2337-585X, Vol.2, No.1, Maret 2014 GAMBARAN EFFISIENSI PENGGUNAAN TEMPAT TIDUR RUANG PERAWATAN KELAS III DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TASIKMALAYA TAHUN

Lebih terperinci

Analisis pemanfaatan data sensus harian rawat inap untuk pelaporan indikator pelayanan rawat inap di rumah sakit umum daerah dr.

Analisis pemanfaatan data sensus harian rawat inap untuk pelaporan indikator pelayanan rawat inap di rumah sakit umum daerah dr. Analisis pemanfaatan data sensus harian rawat inap untuk pelaporan indikator pelayanan rawat inap di rumah sakit umum daerah dr. Soeroto ngawi Agung Kurniawan, Tri Lestari, Rohmadi APIKES Mitra Husada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan non profit, yaitu unit usaha yang bertujuan tidak untuk mencari

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan non profit, yaitu unit usaha yang bertujuan tidak untuk mencari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit termasuk unit usaha yang tergolong dalam jenis perusahaan non profit, yaitu unit usaha yang bertujuan tidak untuk mencari keuntungan. Adapun tujuannya untuk

Lebih terperinci

PEDOMAN ORGANISASI UNIT REKAM MEDIS DISUSUN OLEH : UNIT REKAM MEDIS RSUD KOTA DEPOK

PEDOMAN ORGANISASI UNIT REKAM MEDIS DISUSUN OLEH : UNIT REKAM MEDIS RSUD KOTA DEPOK PEDOMAN ORGANISASI UNIT REKAM MEDIS DISUSUN OLEH : UNIT REKAM MEDIS RSUD KOTA DEPOK RSUD KOTA DEPOK 1 BAB I PENDAHULUAN Meningkatkan derajat kesehatan bagi semua lapisan masyarakat Kota Depok melalui pelayanan

Lebih terperinci

PREDIKSI KEBUTUHAN TEMPAT TIDUR BERDASARKAN STANDAR BOR DEPKES DI BANGSAL RAWAT INAP RSUD PROF DR MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO TAHUN

PREDIKSI KEBUTUHAN TEMPAT TIDUR BERDASARKAN STANDAR BOR DEPKES DI BANGSAL RAWAT INAP RSUD PROF DR MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO TAHUN PREDIKSI KEBUTUHAN TEMPAT TIDUR BERDASARKAN STANDAR BOR DEPKES DI BANGSAL RAWAT INAP RSUD PROF DR MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO TAHUN ABSTRACT 2016-2021 Tika Wahyu Utami *), Kriswiharsi Kun S. **) *) Alumni

Lebih terperinci

HUBUNGAN KUALIFIKASI PETUGAS FILING DENGAN KETEPATAN PENYIMPANAN REKAM MEDIS DI RS BHAYANGKARA POLDA DIY

HUBUNGAN KUALIFIKASI PETUGAS FILING DENGAN KETEPATAN PENYIMPANAN REKAM MEDIS DI RS BHAYANGKARA POLDA DIY HUBUNGAN KUALIFIKASI PETUGAS FILING DENGAN KETEPATAN PENYIMPANAN REKAM MEDIS DI RS BHAYANGKARA POLDA DIY Skripsi ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Ijazah Disusun oleh : IKA ARIA

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. Tahun Pemerintah berkewajiban mengupayakan tersedianya pelayanan

BAB 1 : PENDAHULUAN. Tahun Pemerintah berkewajiban mengupayakan tersedianya pelayanan BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kepustakaan : 11 ( )

ABSTRAK. Kepustakaan : 11 ( ) ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN TEMPAT TIDUR DI UNIT PELAYANAN PENYAKIT DALAM DI BANGSAL CEMPAKA 1 DAN CEMPAKA 2 BERDASARKAN GRAFIK BARBER JOHNSON DI RSUD KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2012 Nanang Sukma Kurniawan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dilaksanakan di seluruh sarana pelayanan kesehatan pemerintah dan swasta,

I. PENDAHULUAN. dilaksanakan di seluruh sarana pelayanan kesehatan pemerintah dan swasta, I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Salah satu tujuan dari pembangunan kesehatan di Indonesia adalah upaya memperbaiki kualitas pelayanan kesehatan. Pelayanan berkualitas ini harus dapat dilaksanakan di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan kesehatan dan. mencegah penyakit dengan sasaran utamanya adalah masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. yang tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan kesehatan dan. mencegah penyakit dengan sasaran utamanya adalah masyarakat. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pelayanan kesehatan adalah bagian dari pelayanan kesehatan yang tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan kesehatan dan mencegah penyakit dengan sasaran utamanya adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 15 BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Rekapitulasi pada bulan Juli Desember tahun 2015 1. Jumlah pasien keluar mati < 48 jam 2. Jumlah pasien keluar mati 48 jam 3. Jumlah pasien keluar hidup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seseorang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Hal ini sesuai

BAB I PENDAHULUAN. seseorang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Hal ini sesuai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan manusia dimana keadaan dari badan dan jiwa tidak mengalami gangguan sehingga memungkinkan seseorang untuk hidup produktif secara

Lebih terperinci

2 Menurut Alamsyah (2012) salah satu aktivitas yang rutin dilakukan dalam statistik rumah sakit adalah menghitung tingkat efisiensi hunian tempat tidu

2 Menurut Alamsyah (2012) salah satu aktivitas yang rutin dilakukan dalam statistik rumah sakit adalah menghitung tingkat efisiensi hunian tempat tidu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit, pengertian rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Permenkes RI No. 269/Menkes/Per/III/2008 tentang Rekam Medis adalah tempat penyelenggaraan upaya pelayanan kesehatan yang dapat digunakan untuk praktik kedokteran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rekam medis merupakan berkas yang berisi catatan dan dokumen mengenai identitas pasien, hasil pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lainnya yang diterima oleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep a. Jumlah pasien keluar b. Jumlah Hari Perawatan (HP). c. Hari efektif (t). d. Jumlah tempat tidur (A). 1. prediksi Hari Perawatan (HP) dengan rumus Trend

Lebih terperinci

Kata Kunci: Kelengkapan Resume Medis, Rekam Medis

Kata Kunci: Kelengkapan Resume Medis, Rekam Medis iii Universitas Esa Unggul Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Program Studi Kesehatan Masyarakat Skripsi, September 2014 Fitri Zuri Chastuti ANALISA FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN PENGISIAN

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA

INDIKATOR KINERJA UTAMA INSTANSI : RSUD MARDI WALUYO KOTA BLITAR TUJUAN TUGAS FUNGSI : Meningkatkan Kualitas Pelayanan Kesehatan Masyarakat : Penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang Pelayanan Kesehatan Paripurna.

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI PENGELOLAAN TEMPAT TIDUR RUMAH SAKIT BERDASARKAN GRAFIK BARBER JOHNSON DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2015

ANALISIS EFISIENSI PENGELOLAAN TEMPAT TIDUR RUMAH SAKIT BERDASARKAN GRAFIK BARBER JOHNSON DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2015 Media Ilmu Kesehatan Vol. 5, No. 3, Desember 2016 231 ANALISIS EFISIENSI PENGELOLAAN TEMPAT TIDUR RUMAH SAKIT BERDASARKAN GRAFIK BARBER JOHNSON DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2015 Maya Nanda Dewi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas tidak terlepas dari peran tenaga medis dan nonmedis.

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas tidak terlepas dari peran tenaga medis dan nonmedis. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin tinggi tingkat kecerdasan dan sosial ekonomi masyarakat, maka pengetahuan mereka terhadap penyakit, biaya, administrasi maupun upaya penyembuhan semakin baik.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan, dan pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan, dan pelayanan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan, dan pelayanan lain kepada pasien di sarana

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pembangunan

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pembangunan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan sebagai salah satu pembangunan nasional merupakan investasi dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pembangunan kesehatan diselenggarakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis, sarana pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. 269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis, sarana pelayanan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis, sarana pelayanan kesehatan adalah tempat penyelenggaraan upaya pelayanan kesehatan

Lebih terperinci

Penilaian pelayanan di RSUD AM Parikesit menggunakan indikator pelayanan kesehatan, adapun data indikator pelayanan dari tahun yaitu :

Penilaian pelayanan di RSUD AM Parikesit menggunakan indikator pelayanan kesehatan, adapun data indikator pelayanan dari tahun yaitu : BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan sebagai bagian dari upaya Pembangunan Nasional diarahkan guna tercapainya kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar

Lebih terperinci

PREDIKSI KUNJUNGAN PASIEN RAWAT JALAN POLI MATA ( SEC ) TAHUN DI RSI SULTAN AGUNG SEMARANG

PREDIKSI KUNJUNGAN PASIEN RAWAT JALAN POLI MATA ( SEC ) TAHUN DI RSI SULTAN AGUNG SEMARANG PREDIKSI KUNJUNGAN PASIEN RAWAT JALAN POLI MATA ( SEC ) TAHUN 21-219 DI RSI SULTAN AGUNG SEMARANG Isma Rahmawati *), Kriswiharsi Kun Saptorini **) *) Alumni D3 RMIK UDINUS **) Fakultas Kesehatan UDINUS

Lebih terperinci

PENILAIAN EFISIENSI PELAYANAN RAWAT INAP BERDASARKAN GRAFIK BARBER JOHNSON DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN PERIODE TRIWULAN TAHUN 2011

PENILAIAN EFISIENSI PELAYANAN RAWAT INAP BERDASARKAN GRAFIK BARBER JOHNSON DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN PERIODE TRIWULAN TAHUN 2011 PENILAIAN EFISIENSI PELAYANAN RAWAT INAP BERDASARKAN GRAFIK BARBER JOHNSON DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN PERIODE TRIWULAN TAHUN 2011 Mardiyono, Tri Lestari, Rohmadi APIKES Mitra Husada Karanganyar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2009). Dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat akan kesehatan,

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2009). Dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat akan kesehatan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan

Lebih terperinci

DESCRIPTIVE ANALYSIS INDICATORS GROSS DEATH RATE ( GDR ) AND NET DEATH RATE ( NDR ) IN RSUD TUGUREJO SEMARANG

DESCRIPTIVE ANALYSIS INDICATORS GROSS DEATH RATE ( GDR ) AND NET DEATH RATE ( NDR ) IN RSUD TUGUREJO SEMARANG DESCRIPTIVE ANALYSIS INDICATORS GROSS DEATH RATE ( GDR ) AND NET DEATH RATE ( NDR ) IN RSUD TUGUREJO SEMARANG 2010-2014 Leonardo Budi Kusuma*), Kriswiharsi Kun Saptorini**) *) Alumni Fakultas Kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pelayanan kesehatan adalah sub sistem pelayanan yang tujuan utamanya adalah preventif (pencegahan) dan promotif (peningkatan) dengan sasaran masyarakat (Notoatmodjo,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu aspek yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu aspek yang penting dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan manusia. Oleh karena itu, masyarakat berusaha mendapatkan yang terbaik dalam hal mutu kesehatan. Hal

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. sehat. Namun saat ini rumah sakit bukan hanya sebagai fasilitas sarana kesehatan

BAB 1 : PENDAHULUAN. sehat. Namun saat ini rumah sakit bukan hanya sebagai fasilitas sarana kesehatan BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah Sakit mempunyai tugas melaksanakan upaya kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan untuk hidup sehat. Namun saat ini rumah

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. derajat kesehatan dilakukan dengan berbagai upaya salah satunya dengan

PENDAHULUAN. derajat kesehatan dilakukan dengan berbagai upaya salah satunya dengan PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kehidupan manusia yang semakin modern dalam berbagai aspek kehidupan termasuk aspek kesehatan lambat laun seiring dengan perkembangan zaman menuntut masyarakat juga untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Di dalam rumah sakit. terdapat suatu Unit Rekam Medis yang merupakan komponen

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Di dalam rumah sakit. terdapat suatu Unit Rekam Medis yang merupakan komponen 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan institusi penting yang berfungsi dalam memberikan pelayanan kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Di dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh karena itu rumah sakit dituntut untuk meningkatkan mutu. pelayanan kesehatan demi kepuasan masyarakat yang menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. oleh karena itu rumah sakit dituntut untuk meningkatkan mutu. pelayanan kesehatan demi kepuasan masyarakat yang menggunakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan salah satu institusi pelayanan kesehatan, oleh karena itu rumah sakit dituntut untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan demi kepuasan masyarakat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rekapitulasi SHRI :

BAB III METODE PENELITIAN. Rekapitulasi SHRI : BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Rekapitulasi SHRI : 1. Jumlah kapasitas tempat tidur ( TT) per bangsal 2011-2015 2. Jumlah hari perawatan ( HP) per bangsal 2011-2015 3. Jumlah hari/periode

Lebih terperinci

PREDIKSI KEBUTUHAN TEMPAT TIDUR TAHUN BERDASARKAN TREND BOR TAHUN DI RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO PROVINSI JAWA TENGAH.

PREDIKSI KEBUTUHAN TEMPAT TIDUR TAHUN BERDASARKAN TREND BOR TAHUN DI RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO PROVINSI JAWA TENGAH. PREDIKSI KEBUTUHAN TEMPAT TIDUR TAHUN 2014-2018 BERDASARKAN TREND BOR TAHUN 2009-2013 DI RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO PROVINSI JAWA TENGAH Tri hastuti Abstract One of management of the Inpatient Unit in

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, mempunyai tiga pilar otoritas, yang masing-masing bekerja

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, mempunyai tiga pilar otoritas, yang masing-masing bekerja 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan satu sistem/bagian dari sistem pelayanan kesehatan, mempunyai tiga pilar otoritas, yang masing-masing bekerja secara otonom namun harus terkoordinir

Lebih terperinci

HUBUNGAN KUNJUNGAN PASIEN RAWAT INAP DENGAN PERSENTASE PENGGUNAAN TEMPAT TIDUR DI RSUD SRAGEN PERIODE TAHUN

HUBUNGAN KUNJUNGAN PASIEN RAWAT INAP DENGAN PERSENTASE PENGGUNAAN TEMPAT TIDUR DI RSUD SRAGEN PERIODE TAHUN HUBUNGAN KUNJUNGAN PASIEN RAWAT INAP DENGAN PERSENTASE PENGGUNAAN TEMPAT TIDUR DI RSUD SRAGEN PERIODE TAHUN 2009-2010 Purwanto 1, Sri Sugiarsi 2, Tri lestari 2 Mahasiswa APIKES Mitra Husada Karanganyar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fasilitas kesehatan adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan perorangan, baik promotif, preventif, kuratif

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka B. Landasan Teori C. Kerangka Konsep Penelitian D. Pertanyaan Penelitian...

DAFTAR ISI. BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka B. Landasan Teori C. Kerangka Konsep Penelitian D. Pertanyaan Penelitian... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN... iii HALAMAN PERSEMBAHAN... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR GRAFIK... xiii DAFTAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. 1. pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. 1. pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

BAB I PENDAHULUAN. Sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan

Lebih terperinci

Tinjauan Keakuratan Data pada Sensus Harian Rawat Inap Di Rumah Sakit Khusus Bedah Banjarmasin Siaga

Tinjauan Keakuratan Data pada Sensus Harian Rawat Inap Di Rumah Sakit Khusus Bedah Banjarmasin Siaga Tinjauan Keakuratan Data pada Sensus Harian Rawat Inap Di Siaga Review of Data Accuracy on Inpatient Daily Census in Special Surgery Banjarmasin Siaga Hospital Deasy Rosmala Dewi, Gussa Azizah, Retno Juwita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan masalah kesehatan benar-benar merupakan kebutuhan. penting. Oleh karena itu, organisasi pelayanan kesehatan diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan masalah kesehatan benar-benar merupakan kebutuhan. penting. Oleh karena itu, organisasi pelayanan kesehatan diharapkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dengan begitu kompleksnya masalah hidup sekarang ini menyebabkan masalah kesehatan benar-benar merupakan kebutuhan penting. Oleh karena itu, organisasi pelayanan kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesadaran dan kebutuhan masyarakat akan pentingnya kesehatan. rumah sakit sebagai suatu organisasi melalui tenaga medis

BAB I PENDAHULUAN. kesadaran dan kebutuhan masyarakat akan pentingnya kesehatan. rumah sakit sebagai suatu organisasi melalui tenaga medis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, kesadaran dan kebutuhan masyarakat akan pentingnya kesehatan semakin meningkat, sehingga dalam memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS)

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS) RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS) Kode / Nama Mata Kuliah : D22.5304/ SIK II Revisi ke : 3 Satuan Kredit Semester : 3 SKS (2 T, 1 P) Tgl revisi : 1 Agustus 2014 Jml Jam kuliah dalam

Lebih terperinci

HUBUNGAN JUMLAH PASIEN RAWAT INAP DENGAN BOR (BED OCCUPANCY RATE) DI RSUD DR. MOEWARDI PERIODE TAHUN

HUBUNGAN JUMLAH PASIEN RAWAT INAP DENGAN BOR (BED OCCUPANCY RATE) DI RSUD DR. MOEWARDI PERIODE TAHUN HUBUNGAN JUMLAH PASIEN RAWAT INAP DENGAN BOR (BED OCCUPANCY RATE) DI RSUD DR. MOEWARDI PERIODE TAHUN 29-211 Muhammad Sholeh S, Tri Lestari APIKES Mitra Husada Karanganyar apikesmitra@yahoo.com ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Obat merupakan komponen penting dalam pelayanan kesehatan. Pengelolaan obat yang efisien diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi rumah sakit dan pasien

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep 1. Hari Perawatan 2. Kapasitas tempat tidur 3. Hari Efektif 4. Jumlah pasien keluar 1. Prediksi hari perawatan 2. Hari efektif 3. Prediksi jumlah pasien keluar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan. Salah satu tujuan primer rekam kesehatan/rekam medis. berbagai fasilitas pelayanan kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan. Salah satu tujuan primer rekam kesehatan/rekam medis. berbagai fasilitas pelayanan kesehatan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain kepada pasien pada sarana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum dan

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Latar belakang Pemerintah Republik Indonesia mengeluarkan peraturan tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (Daerah) yaitu Peraturan Pemerintah Nomor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rumah sakit adalah suatu institusi pelayanan kesehatan dengan fungsi yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rumah sakit adalah suatu institusi pelayanan kesehatan dengan fungsi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit adalah suatu institusi pelayanan kesehatan dengan fungsi yang kompleks dengan padat karya dan padat modal. Untuk melaksanakan fungsi yang demikian kompleks,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. of Hospital Care yang dikutip Azwar (1996) mengemukakan beberapa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. of Hospital Care yang dikutip Azwar (1996) mengemukakan beberapa BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rumah Sakit 1. Pengertian Rumah Sakit Menurut American Hospital Association, Wolper dan Pena, Association of Hospital Care yang dikutip Azwar (1996) mengemukakan beberapa pengertian

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN RSUD PLOSO KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2015 RUMUS/ FORMULA. tahun = Jumlah pasien rawat inap + Jumlah pasien rawat jalan

RENCANA KINERJA TAHUNAN RSUD PLOSO KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2015 RUMUS/ FORMULA. tahun = Jumlah pasien rawat inap + Jumlah pasien rawat jalan RENCANA KINERJA TAHUNAN RSUD PLOSO KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2015 VISI : Misi 1 : Menjadi rumah profesional dan berkualitas dengan berorientasi kebutuhan masyarakat Melaksanakan pelayanan kesehatan sesuai

Lebih terperinci

Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia Vol. 4 No.2 Oktober 2016 ISSN: (online); X (Printed)

Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia Vol. 4 No.2 Oktober 2016 ISSN: (online); X (Printed) Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia Vol. 4 No.2 Oktober 2016 ISSN: 2337-6007 (online); 2337-585X (Printed) ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN TEMPAT TIDUR PER RUANGAN BERDASARKAN INDIKATOR DEPKES

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit Tk II Putri Hijau Medan sebagai organisasi yang bergerak

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit Tk II Putri Hijau Medan sebagai organisasi yang bergerak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah Sakit Tk II Putri Hijau Medan sebagai organisasi yang bergerak dibidang jasa khususnya pemberian jasa pada pasien, pemberian pelayanan keperawatan secara professional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan jasa kesehatan. Keberhasilan sebuah rumah sakit dinilai dari mutu

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan jasa kesehatan. Keberhasilan sebuah rumah sakit dinilai dari mutu BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Rumah sakit merupakan salah satu unit usaha yang memberikan pelayanan jasa kesehatan. Keberhasilan sebuah rumah sakit dinilai dari mutu pelayanan kesehatan yang diberikan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah sumber daya manusia (Depkes, 2002). penunjang lainnya. Diantara tenaga tersebut, 40% diantaranya adalah

BAB I PENDAHULUAN. adalah sumber daya manusia (Depkes, 2002). penunjang lainnya. Diantara tenaga tersebut, 40% diantaranya adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah Sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah dan atau masyarakat berfungsi untuk melakukan upaya kesehatan dasar

Lebih terperinci

STRUKTUR ORGANISASI RSUD TARAKAN

STRUKTUR ORGANISASI RSUD TARAKAN Lampiran 1 STRUKTUR ORGANISASI RSUD TARAKAN DIREKTUR KOMITE RUMAH SAKIT SATUAN PENGAWASAN INTERN WAKIL DIREKTUR KEUANGAN DAN UMUM WAKIL DIREKTUR PELAYANAN MEDIK BAGIAN BAGIAN BAGIAN BIDANG BIDANG BIDANG

Lebih terperinci

ANALISA EFISIENSI BANGSAL RAWAT INAP BERDASARKAN STANDAR. BARBER JOHNSON Di RUMAH SAKIT BHAYANGKARA SEMARANG TAHUN 2015

ANALISA EFISIENSI BANGSAL RAWAT INAP BERDASARKAN STANDAR. BARBER JOHNSON Di RUMAH SAKIT BHAYANGKARA SEMARANG TAHUN 2015 i ANALISA EFISIENSI BANGSAL RAWAT INAP BERDASARKAN STANDAR BARBER JOHNSON Di RUMAH SAKIT BHAYANGKARA SEMARANG TAHUN 2015 KARYA TULIS ILMIAH Disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Unsur terpenting dalam organisasi rumah sakit untuk dapat mencapai

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Unsur terpenting dalam organisasi rumah sakit untuk dapat mencapai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan sebagai salah satu upaya pembangunan nasional telah diarahkan guna tercapainya kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk

Lebih terperinci

Bangkit Ary Pratama 1 Toura Lovita Karunia 2 Poltekkes Bhakti Mulia Sukoharjo

Bangkit Ary Pratama 1 Toura Lovita Karunia 2 Poltekkes Bhakti Mulia Sukoharjo Trend Gross Death Rate Dan Net Death Rate Per Tahun Di Rumah Sakit Pku Muhammadiyah Surakarta Tahun 2011 2015 Trend Gross Death Rate and Net Death Rate per year at PKU Muhammadiyah Hospital in Surakarta

Lebih terperinci

Penampilan rumah sakit dapat diketahui dari beberapa indikator antara lain : a. Cakupan dan mutu pelayanan dilihat melalui indikator :

Penampilan rumah sakit dapat diketahui dari beberapa indikator antara lain : a. Cakupan dan mutu pelayanan dilihat melalui indikator : Rumah Sakit Indikator yang digunakan untuk menilai perkembangan sarana rumah sakit antara lain dengan melihat perkembangan fasilitas perawatan yang biasanya diukur dengan jumlah rumah sakit dan tempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen Bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Nomor 44 tahun 2009 tentang rumah sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Rumah Sakit merupakan salah satu sarana pelayanan kesehatan yang mutlak dibutuhkan oleh segenap lapisan masyarakat dalam upaya peningkatan derajat kesehatan baik individu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkat, hal itu disebabkan karena semakin tingginya kesadaran masyarakat akan

BAB I PENDAHULUAN. meningkat, hal itu disebabkan karena semakin tingginya kesadaran masyarakat akan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kebutuhan masyarakat akan jasa layanan kesehatan semakin hari semakin meningkat, hal itu disebabkan karena semakin tingginya kesadaran masyarakat akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini terdapat perubahan dalam paradigma pelayanan jasa yang diberikan oleh suatu rumah sakit dari pandangan masyarakat dan pengelola rumah sakit. Perubahan cara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diolah sebagai bahan pembuat laporan pelayanan rumah sakit. Rumah sakit

BAB I PENDAHULUAN. diolah sebagai bahan pembuat laporan pelayanan rumah sakit. Rumah sakit BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang berfungsi memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien. Pelayanan untuk pasien di rumah sakit umumnya meliputi

Lebih terperinci

Indikator pelayanan rumah sakit By : Setiadi

Indikator pelayanan rumah sakit By : Setiadi Indikator pelayanan rumah sakit By : Setiadi Tugas elearning: Bacalah makalah ini dengan seksama dan jawab pertanyaan dengan baik pakai metode tulisan tangan sebagai tugas per individu dan dikumpulkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual, maupun sosial yang

Lebih terperinci