PENGEMBANGAN EKONOMI SOSIAL DALAM SEKTOR PERTANIAN DENGAN MENGGUNAKAN HYDROPONIC TOWER SYSTEM
|
|
- Hartono Gunawan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PENGEMBANGAN EKONOMI SOSIAL DALAM SEKTOR PERTANIAN DENGAN MENGGUNAKAN HYDROPONIC TOWER SYSTEM Ardian Yunanto 1 ; Ayu Hidayah Aslamiah 2 ; Dion Darmawan 3 ; Irvan Santoso 4 ; Yogi Udjaja 5 ; School of Computer Science, Bina Nusantara University,ayunanto@binus.edu; aaslamia@binus.edu; ddarmawan@binus.edu; isantoso@binus.edu yudjaja@binus.edu ABSTRAK Kelaparan dan Kemiskinan merupakan masalah umum yang terjadi di negara manapun termasuk Indonesia. Banyak solusi yang sudah diterapkan oleh pemerintah Indonesia untuk mengatasi masalah ini. Salah satunya adalah pengembangan disektor pertanian. Hidroponik merupakan salah satu teknik penanaman untuk menaikkan kualitas dan kuantitas tanaman di daerah yang kurang subur maupun berlahan sempit. Efek lanjutan yang bisa dirasakan adalah meningkatnya pendapatan penjualan dari tanaman yang dihasilkan oleh metode ini. Oleh karena itu, kami mengusulkan sebuah program pemberdayaan masyarakat yang belum mempunyai pekerjaan dan yang berpendapatan di bawah rata-rata untuk bisa berpartisipasi dalam pertanian hidroponik dengan kondisi lahan yang terbatas. Sistem ini menggunakan jenis Nutrient Film Technique (NFT), dimana teknik ini sangat baik untuk lahan yang sempit. Dengan mengadakan training terhadap masyarakat, diharapkan mereka mendapatkan pekerjaan baru dan menumbuhkan ide kreatif dalam mengelola usaha pertanian hidroponik yang akan mereka tekuni. Sehingga Tingkat pendapatan masyarakat Indonesia bisa meningkat, dan tingkat kelaparan kemiskinan pun menurun. 1 Latar Belakang Tidak dipungkiri, kelaparan dan kemiskinan adalah salah satu masalah umum yang terjadi pada setiap negara. Banyak negara telah mencoba untuk mengatasinya dengan berbagai macam cara. Namun, masalah tersebut masih belum dapat teratasi secara sempurna. Hal ini juga terjadi di Indonesia. Indonesia adalah negara yang memiliki jumlah penduduk yang cukup banyak. Namun, masih banyak masyarakat yang tidak memiliki pendapatan yang layak dan bahkan masih banyak yang belum memiliki pekerjaan. Hal ini ditunjukan melalui Fig. 1, dimana jumlah penduduk yang masih hidup dibawah garis kemiskinan dari tahun 2000 sampai tahun 2013 masih diatas 28 juta. Salah satu penyebabnya adalah karena lahan yang diperlukan dalam melakukan kegiatan pertanian tidak mencukupi dan biaya yang diperlukan cukup mahal. Selanjutnya, menanggapi masalah ini, Persekutuan Bangsa-Bangsa (PBB) mencetuskan beberapa faktor penting yang menjadi acuan dalam pengembangan jangka panjang, yakni Sustainable Development Goals (SDGs). Ada tiga pilar utama yang menjadi fokus dalam SDGs, yaitu human development; social economic development; and environmental development. Human development memperhatikan mengenai kesehatan, pendidikan, dan hal lain yang menjadi faktor penting dalam mengembangkan kualitas kehidupan masyarakat yang kurang mampu. Selanjutnya, social economic development memperhatikan mengenai sarana dan prasaran, serta hal-hal yang menjadi pendukung masyarakat dalam meningkatkan taraf 34
2 hidup mereka. Kemudian, environmental development memiliki fokus mengenai lingkungan sekitar masyarakat agar masyarakat memiliki tempat tinggal yang nyaman dan sehat. Selanjutnya, fokus dari paper ini adalah social economic development dimana kami akan mengusulkan metode hidroponik yang dapat mengatasi permasalahan pertanian yang terjadi di Indonesia. Metode ini tidak memerlukan lahan yang luas, karena penanaman yang dilakukan menerapkan sistem bertingkat/ tower yang hanya memerlukan sedikit lahan. Oleh karena itu, masyarakat yang tidak memiliki lahan dalam melakukan penanaman dapat menghasilkan pendapatan. Sebagai tambahan, metode hidroponik ini telah diterapkan di beberapa negara maju, seperti Singapore, Jepang, dan negara lainnya. Metode hidroponik memerlukan monitoring yang dapat dilakukan secara manual atau otomatis. Oleh karena itu, dalam paper ini kami akan mengusulkan metode monitoring secara otomatis berbasis aplikasi yang dapat mendeteksi kebutuhan tanaman. Ada beberapa kebutuhan yang perlu dimonitoring oleh sistem, antara lain adalah jumlah volume air; tingkat keasaman air; dan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman. Kemudian, keuntungan yang didapat dengan menggunakan sistem monitoring ini adalah kualitas tanaman yang di tanam dapat meningkat. Lalu, dengan meningkatnya kualitas tanaman, pendapatan masyarakat akan meningkat karena kuantitas produk pangan semakin meningkat. Gambar 1. Poverty Number of Indonesia Society Diagram (Source: Badan Pusat Statistik Indonesia) 2 Studi Literatur 2.1 Persentase penduduk miskin di Indonesia Menurut hasil data statistika dari Badan Pusat Statistik di Indonesia terhadap penduduk miskin hingga bulan Maret 2016, yaitu: 1. Pada Maret 2016, jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan) di Indonesia mencapai 28,01 juta orang (10,86 persen), berkurang sebesar 0,50 juta orang dibandingkan dengan kondisi September 2015 yang sebesar 28,51 juta orang (11,13 persen). 2. Persentase penduduk miskin di daerah perkotaan pada September 2015 sebesar 8,22 persen, turun menjadi 7,79 persen pada Maret Sementara persentase penduduk miskin di daerah perdesaan naik dari 14,09 persen pada September 2015 menjadi 14,11 persen pada Maret Selama periode September 2015 Maret 2016, jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan turun sebanyak 0,28 juta orang (dari 10,62 juta orang pada September 2015 menjadi 10,34 juta orang pada Maret 2016), sementara di daerah perdesaan turun 35
3 sebanyak 0,22 juta orang (dari 17,89 juta orang pada September 2015 menjadi 17,67 juta orang pada Maret 2016). 4. Peranan komoditi makanan terhadap Garis Kemiskinan jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan (perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan). Sumbangan Garis Kemiskinan Makanan terhadap Garis Kemiskinan pada Maret 2016 tercatat sebesar 73,50 persen, kondisi ini tidak jauh berbeda dengan kondisi September 2015 yaitu sebesar 73,07 persen. 5. Jenis komoditi makanan yang berpengaruh terbesar terhadap nilai Garis Kemiskinan di perkotaan maupun di perdesaan, di antaranya adalah beras, rokok kretek filter, telur ayam ras, gula pasir, mie instan, bawang merah dan roti. Sedangkan untuk komoditi bukan makanan yang terbesar pengaruhnya adalah biaya perumahan, listrik, bensin, pendidikan, dan perlengkapan mandi. 2.2 Masalah dan Tantangan Pangan di Indonesia Indonesia merupakan negara yang memfokuskan pada pembangunan pertanian khususnya pangan. Saat ini Indonesia memiliki permasalahan terhadap sumber daya manusia yang tidak memiliki niat yang kuat untuk menjadikannya sebagai profesi. Dengan keadaan yang seperti ini maka pemerintah mengambil inisiatif melakukan kegiatan-kegiatan pengembangan pertanian untuk meningkatkan produksi pangan. Dengan upaya melakukan swasembada pangan dalam 3 tahun ke depan (Padi, Jagung, Kedelai) kemudian ditambah lagi dengan beberapa komoditas bawang, cabai, dan holtikultura lainnya. Kondisi yang dihadapi seperti ini tentunya membutuhkan perhatian yaitu terbatasnya tenaga kerja, semakin berkurangnya minat generasi muda untuk terjun ke bidang pertanian serta kondisi lahan yang dibutuhkan masih sangat sulit dimiliki. Solusi dari pemerintah adalah dengan menciptakan pertanian yang mengikuti perkembangan dunia yang ada di negara-negara maju dengan menggunakan teknologi agar dapat menumbuhkan minat generasi muda. Modernisasi pertanian merupakan upaya dan jawaban dari pemerintah terhadap komitmen untuk menunjang peningkatan produksi pangan dengan menambahkan bantuan alat dan mesin pertanian yang dapat digunakan untuk mempermudah dalam mengolah tanah dan mengelola tanaman. Tentunya hal ini juga dibutuhkan pengelolaan yang baik dan menguntungkan bukan semata-mata digunakan untuk mempermudah dalam melakukan pengolahan tanah melainkan harus diwadahi unit usaha yang memadai. Selain itu investasi ini juga harus memberikan keuntungan yang sangat baik sehingga harapannya adalah generasi muda akan mau kembali menjadikan pertanian ini sebagai profesinya. Kondisi lahan tidak semuanya bisa didekati dengan alat mesin yang seragam, ada tanah yang datar ada yang petakan luasnya sangat panjang, ada berlereng dengan kontur yang petakannya kecil. Mesin pertanian harus menyesuaikan kondisi alam sumber daya yang ada di Indonesia. Contoh misalnya untuk daerah pasang surut di Sumatera rawa Lebak arealnya luas petakannya besar-besar maka alat yang cocok untuk mengolah tanah adalah traktor roda 4. Kedua mahalnya harga alat dan mesin pertanian, dalam kondisi seperti ini disinilah negara hadir sehingga Kementerian Pertanian dalam programnya peningkatan produksi tanaman pangan sudah mengalokasikan anggaran yang cukup besar untuk investasi di bidang mekanisasi pertanian. 2.3 Hydroponics Kata hidroponik diciptakan oleh Dr. W.F. Gericke pada tahun 1936 untuk menggambarkan budidaya tanaman pangan dan hias ditanam didalam larutan air yang bernutrisi tanpa 36
4 tanah. Secara harafiah berarti air yang bekerja, Hydro yang berarti air dan Ponos yang berarti bekerja. Menurut Ida Syamsu R, Hidroponik merupakan lahan budidaya pertanian tanpa menggunakan tanah, sehingga hidroponik merupakan aktivitas pertanian yang dijalankan dengan menggunakan air sebagai medium untuk menggantikan tanah. Sistem hidroponik ini sangat cocok untuk lahan yang sempit sehingga hidroponik ini juga dapat dilakukan di pekarangan rumah, atap rumah, maupun lahan lainnya. Keuntungan Sistem Hidroponik 1. Keberhasilan tanaman untuk tumbuh dan berproduksi lebih terjamin. 2. Perawatan lebih praktis dan gangguan hama lebih terkontrol. 3. Hanya membutuhkan air nutrisi yang terdiri dari beebrapa kandungan unsur hara. 4. Tidak membutuhkan banyak tenaga kasar karena metode kerja lebih hemat dan memiliki standarisasi. 5. Tanaman dapat tumbuh lebih cepat dan dengan keadaan yang tidak kotor dan rusak. 6. Hasil produksi lebih continue dan lebih tinggi dibanding dengan penanama ditanah. 7. Harga jual sayuran hasil panen hidroponik lebih tinggi dari produk pertanian konvesnional. 8. Beberapa jenis tanaman dapat dibudidayakan di luar musim. 9. Tidak ada resiko kebanjiran,erosi, kekeringan, atau ketergantungan dengan kondisi alam. 10. Tanaman hidroponik dapat dilakukan pada lahan atau ruang yang terbatas, misalnya di balkon rumah, di teras, halaman rumah atau garasi. Hidroponik di Indonesia. Informasi tentang perkembangan sistem hidroponik di Indonesia masih sangat minim, hal ini disebabkan oleh kurangnya penyuluhan tentang kelebihan sistem hidroponik pada lahan sempit.hidroponik membutuhkan produk yang mutakhir, investasi yang tinggi serta keahlian yang khusus. Faktor tersebut yang menghambat peluang pertanian secara hidroponik. Meskipun begitu, sudak ada pengusaha hidroponik Indonesia yang berhasil mengekspor hasil kebunnya.dahulu penanaman hidroponik hanya berkutat pada lingkungan Jabodetabek. Mulai saat ini di Jawa Barat, penanaman hidroponik sederhana dapat dilihat di daerah Lembang, purwakarta, dan Garut. Sedangkan di Jawa Timur dapat ditemukan di Nangkojajar (Pasuruan) dan Batu (Malang). Sistem Hidroponik Dasar. Ada 6 tipe dasar sistem hidroponik; Wick, Water Cultural, EBB and Flow (Flood & Drain), Drip (recovery or non -recovery), N.F.T. (Nutrient Film Technique) dan Aeroponic. Ada ratusan variasi pada tipe-tipe dasar sistem, tetapi semua metode hidroponik adalah variasi dari keenam sistem yang ada. Berikut ini merupakan deskripsi dari 6 sistem hidroponik dasar, yaitu: 1. Wick System Merupakan sistem hidroponik yang paling sederhana. Ini merupakan sistem pasif dimana tidak ada bagian yang bergerak. Larutan nutrisi ditarik ke dalam media tumbuh dari reservoir dengan sumbu. Kelemahan terbesar dari sistem ini adalah tanaman yang mebutuh- 37
5 kan air dalam jumlah yang besar dapat menghabiskan larutan nutrisi lebih cepat daripada yang disuplai. 2. Water Cultural Merupakan sistem hidroponik aktif yang paling sederhana. Platform yang memegang tanaman biasanya terbuat dari styrofoam dan mengapung langung pada larutan nutrisi. Pompa udara menyuplai udara ke air stone dengan memberikan gelembung solusi nutrisi dan menyuplai oksigen ke akar tanaman. 3. EBB and Flow (Flood & Drain) Sistem EBB and Flow bekerja dengan menampung air ke media dengan larutan nutrisi dan mengeringkan larutan tersebut ke reservoir. Tindakan ini biasanya dilakukan dengan pompa yang terhubung dengan timer. Timer diatur beberapa kali dalam sehari tergantung dari ukuran dan jenis tanaman, temperatur, kelembaban dan jenis media yang digunakan. 4. Drip (recovery or non-recovery) Sistem Drip mungkin merupakan jenis yang paling banyak digunakan sistem hidroponik di dunia. Operasinya sederhana, yaitu timer yang akan mengatur pompa. Ketika timer menjalankan pompa maka larutan nutrisi akan menetes ke dasar setiap tanaman dengan jalur tetes kecil. Dalam sistem Drip Recovery, larutan nutrisi yang berlebihan akan dikumpulkan kembali ke reservoir untuk digunakan kembali sedangkan untuk Drip Non Recovery melakukan hal yang sebaliknya. 5. N.F.T. (Nutrient Film Technique) Ini merupakan jenis sistem hidroponik yang dipikirkan oleh banyak orang ketika mereka berpikir tentang hidroponik. Sistem N.F.T. memiliki aliran larutan nutrisi konstan sehingga tidak ada waktu yang diperlukan untuk pompa. Larutan nutrisi dipompa ke dalam baki (biasanya tabung) dan mengalir ke akar tanaman dan kemudian mengalir kembali ke reservoir. 6. Aeroponic Sistem Aeroponic merupakan sistem hidroponik berteknologi tinggi dibandingkan yang lain. Seperti sistem N.F.T. diatas media merupakan udara. Akar menggantung di udara dan berembun dengan larutan nutrisi. Berembun biasanya dilakukan setiap beberapa menit. Karena akar yang terkena udara seperti sistem N.F.T., akar akan mengering dengan cepat jika siklus berembun terganggu. 38
6 Gambar 2. The Vertical Farming System The Vertical Farming System yang digunakan di Singapore yang disebut A-Go-Gro Technology, menumbuhkan tanaman pada tower setinggi enam meter. Tower berbentuk A ini mudah untuk dipasang dan dikelola, setiap tower terdiri dari 22 hingga 26 tumbuhan per masing-masing tingkatan yang diputar disekitar tower alumunium untuk memastikan pendistribusian sinar matahari, aliran udara yang baik, dan irigasi untuk semua tanaman. Sistem rotasi tidak perlu sebuah generator listrik. Hal ini didukung oleh gravitasi unik dibantu sistem air-katrol yang hanya menggunakan satu liter air, yang dikumpulkan dalam waduk dengan air hujan. Metode ini juga menawarkan emisi karbon yang sangat rendah sebagai energi yang diperlukan untuk menjalankan tower A yaitu setara dengan menerangi hanya satu bola lampu 60-watt. Air memberikan kekuatan terhadap tower secara berulang dan disaring sebelum kembali ke tanaman. Semua sampah organik di pertanian adalah kompos dan dapat digunakan kembali. 3 Metode Penelitian Dalam BAB ini, cara kerja dari system hydroponic indicator pengukuran dan cara monitoring akan dibahas. 3.1 Variabel Penelitian Untuk membangun system ini, ada beberapa variable yang dibutuhkan, seperti: Lokasi pembangunan sistem hidroponik Jenis tanaman yang akan ditanam pada media hidroponik Selain variable penelitian parameter yang akan dijadikan fokus utama, lapangan kerja yang terbentuk untuk beberapa masyarakat menengah kebawah dalam satu lokasi juga merupakan tujuan dari riset ini. 3.2 Sistem Hidroponik Jenis system hydroponic yang paling optimal untuk kondisi ini adalah NFT system seperti Gambar 2. Untuk kasus yang akan dipecahkan saat ini, NFT system memiliki manfaat yang lebih baik dibandingkan metode lain, yaitu pemanfaatan lahan yang lebih efisien seperti 39
7 yang sudah dilakukan oleh pengusaha dari Singapura, selain itu penggunaan listrik yang sangat minimum juga menjadi pertimbangan untuk memilih metode ini. Gambar 3. Hidroponik Menggunakan Sistem NFT 3.3 Sistem Monitoring Untuk monitoring system hidroponik, kami mengusulkan sebuah system monitoring dalam system hydroponic tersebut. Monitoring yang dilakukan meliputi 3 hal, yaitu: 1. Pengukuran tingkat keseimbangan Ph air menggunakan PH Meter 2. Pengukuran debit air Menggunakan alat pengukur ketinggian 3. Pemberian informasi nutrisi yang harus diberikan kepada tanaman hydroponic dalam setiap siklus Gambar 4. Monitoring sistem untuk hidroponik Untuk monitoring terhadap pelaksanaan system tersebut, ada beberapa hal yang dilakukan, seperti: 1. Pemantauan terhadap kinerja karyawan yang merawat media tanam hidroponik dengan cara kunjungan langsung ke lokasi. 2. Penggantian air nutrisi setiap 2 minggu sekali 3. Pemantauan laporan panen dari karyawan. Hasil laporan tersebut akan dijadikan bahan evaluasi penelitian, dan analisis indicator tujuan akhir penelitian ini, yaitu pengentasan kemiskinan melalui usulan kami. 3.4 Indikator Pengukuran Indikator yang dijadikan dasar dalam penelitian dibagi menjadi 2 macam. Pertama, indicator yang berasal dari MDGs Indonesia. Dan yang kedua adalah indicator untuk memastikan bahwa system monitoring pertanian hidroponik dapat berjalan dengan baik. Indicator yang diambil dari MDGs Indonesia disesuaikan dengan salah satu poin dalam tujuan pengembangan jangka panjang, yaitu pengentasan kemiskinan dan kelaparan, seperti yang sudah disebutkan dalam poin berikut: 40
8 Target 1A Indicator The proportion of people with income rate less than $ 1 each day (1) Dimana: Q = n penduduk miskin dengan pendapatan dibawah $ 1 PPP Indicator Poverty gap ratio (2) Dimana: PG = Rasio kesenjangan kemiskinan (proverty gap) = Garis kemiskinan q = Jumlah penduduk miskin = Pendapatan individu penduduk miskin ke i = Jumlah penduduk Target 1B Indicator The PDB growth rate for each worker Dimana: (3) = Laju pertumbuhan PDB per kapita Tenaga Kerja = PDB per kapita Tenaga Kerja pada periode ke = PDB per kapita Tenaga Kerja pada periode ke = Periode waktu (tahun) Indicator The employment ratio of 15 years old or older population (working age population) Indicator 1.6 Proporsi tenaga kerja yang berusaha sendiri, pekerja bebas dan pekerja keluarga terhadap total kesempatan kerja (4) Dimana: BU = Berusaha sendiri PB = Pekerja bebas PK = Pekerja keluarga (5) 4 Analisis & Pembahasan Pada bagian ini, hasil akhir system akan diimplementasikan dalam bentuk blue-print. Asumsi dampak dari penelitian ini juga akan kami bahas. 41
9 Gambar 5. Greenhouse yang berisi hidroponik NFT system Pertanian hydroponic dibangun dengan catatan bahwa lokasi berdekatan dengan pemukiman warga yang kurang mampu. Sebagai contoh, di Jakarta akan dicarikan lokasi yang dekat dengan pemukiman warga yang masih memiliki ekonomi dibawah garis kemiskinan. Kemudian, proses penanaman hingga panen akan dijalankan oleh warga sekitar. Di samping itu, proses kontrol kualitas panen dan keuangan akan dipantau oleh tim riset. Masyarakat akan diberikan training untuk mengolahnya sebelum project dijalankan. 4.1 Alat yang dibutuhkan untuk proses pembangunan media hydroponic sistem NFT 1. Paralon 2. Pompa aquarium / aerator 3. Rockwool 4. AB mix 5. Pipa penyangga 6. Net pot atau gelas plastik bekas 7. Air Sebagai bahan analisis terakhir, kami merumuskan hipotesis mengenai keuntungan dan dampak yang bisa dirasakan oleh masyarakat, khususnya bagi warga yang ekonominya menengah ke bawah adalah: Keuntungan: 1. Pertanian hidroponik tidak membutuhkan lahan yang luas 2. Hemat biaya perawatan dan minim penggunaan air hingga 95% dibanding pertanian konvensional 3. Bebas peptisida 4. Waktu panen lebih cepat dibanding sistem pertanian konvensional 5. Pengendalian hama lebih mudah 6. Tidak membutuhkan pupuk dan tanah 7. Kuantitas dan kualitas produksi lebih tinggi dan bersih 8. Sayuran lebih tahan lama ketika dilepas dari media tanam, sehingga ketika waktu distribusi kualitas sayur masih tetap terjaga 9. Harga jual sayur dari hasil panen hidroponik lebih tinggi 42
10 Dampak 1. Memberikan kesempatan kerja bagi masyarakat tanpa memerlukan skill khusus 2. Taraf hidup masyarakat meningkat 3. Sistem monitoring yang diterapkan akan menjaga kualitas tanaman hidroponik tetap baik. References Balitbangtan - Kementerian Pertanian. (2016, 7 30). Solusi, Tantangan dan Harapan Masalah Pangan. Retrieved from Balai Besar Penelitian Tanaman Padi: Institute, P. R. (2016, 7 30). VERTICAL FARMING: SINGAPORE S SOLUTION TO FEED THE LOCAL URBAN POPULATION. Retrieved from VERTICAL FARMING: SINGAPORE S SOLUTION TO FEED THE LOCAL URBAN POPULATION: Nasional, B. P. (2016, 7 30). Persentase Penduduk Miskin Maret 2016 Mencapai 10,86 Persen. Retrieved from Badan Pusat Statistik: R*, M. M., M, S., & V, M. (2011). HYDROPONICS - A NOVEL ALTERNATIVE FOR GEOPONIC CULTIVATION OF. International Journal of Pharma and Bio Sciences, Roidah, I. S. (2014). P EMANFAATAN LAHAN DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM HIDROPONIK. Jurnal Universitas Tulungagung BONOROWO, simplyhydro. (2016, 7 30). simplyhydro. Retrieved from Basic Hydroponic Systems and How They Work: 43
Disebut Hidroponik, apabila menggunakan air bersih dan nutrisi sebagai media tanam
Disebut Hidroponik, apabila menggunakan air bersih dan nutrisi sebagai media tanam Disebut Organik, apabila menggunakan bahan organik bersih sebagai media tanam, misal : gambut, kompos, dll. Tipe Media
Lebih terperinciWORKSHOP HIDROPONIK. Ir. Karno, M.Appl.Sc., Ph.D. (Prodi S1 Agroekoteknologi)
WORKSHOP HIDROPONIK Ir. Karno, M.Appl.Sc., Ph.D. (Prodi S1 Agroekoteknologi) HMJ Pertanian Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro 2017 HIDROPONIK HIDROPONIK HIDROPONIK Hydro (air) Ponos
Lebih terperinciBPS PROVINSI LAMPUNG ANGKA KEMISKINAN LAMPUNG SEPTEMBER PERKEMBANGAN PENDUDUK MISKIN DI LAMPUNG. No. 08/07/18/TH.
BPS PROVINSI LAMPUNG ANGKA KEMISKINAN LAMPUNG SEPTEMBER 2016 No. 08/07/18/TH.IX, 3 Januari 2017 Angka kemiskinan Lampung dari penghitungan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) September 2016
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hidroponik merupakan salah satu bagian dari hydro-culture. Metode
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hidroponik merupakan salah satu bagian dari hydro-culture. Metode hidroponik menggunakan larutan nutrisi mineral dalam air tanpa tanah untuk menumbuhkan tanaman. Tanaman
Lebih terperinciSetelah mengikuti mata kuliah Hortikultura ini diharapkan mahasiswa memahami konsep Sistem Budidaya Hidroponik
Standar Kompetisi : Setelah mengikuti mata kuliah Hortikultura ini diharapkan mahasiswa memahami konsep Sistem Budidaya Hidroponik Kompetisi Dasar Setelah mengikuti pokok bahasan ini mahasiswa diharapkan
Lebih terperinciPROFIL KEMISKINAN DI JAWA TENGAH SEPTEMBER 2015
PROFIL KEMISKINAN DI JAWA TENGAH SEPTEMBER 2015 No. 05/01/33/Th. X, 4 Januari 2016 PERSENTASE PENDUDUK MISKIN SEPTEMBER 2015 MENCAPAI 13,32 PERSEN Pada bulan ember 2015, jumlah penduduk miskin (penduduk
Lebih terperinciPROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH SEPTEMBER 2014
No. 05/01/33/Th. IX, 2 Januari 2015 PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH SEPTEMBER 2014 JUMLAH PENDUDUK MISKIN SEPTEMBER 2014 MENCAPAI 4,562 JUTA ORANG RINGKASAN Jumlah penduduk miskin (penduduk yang
Lebih terperinciPROFIL KEMISKINAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SEPTEMBER 2015
BPS PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA No. 04/01/34/Th.XVIII, 4 Januari 2016 PROFIL KEMISKINAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SEPTEMBER 2015 RINGKASAN Garis kemiskinan di Daerah Istimewa Yogyakarta pada sebesar
Lebih terperinciPROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH MARET 2014
No. 40/07/33/Th. VIII, 1 Juli 2014 PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH MARET 2014 JUMLAH PENDUDUK MISKIN MARET 2014 MENCAPAI 4,836 JUTA ORANG RINGKASAN Jumlah penduduk miskin (penduduk yang berada
Lebih terperinciPROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH MARET 2015
No. 66/09/33/Th. IX, 15 ember 2015 PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH MARET 2015 JUMLAH PENDUDUK MISKIN MARET 2015 MENCAPAI 4,577 JUTA ORANG RINGKASAN Jumlah penduduk miskin (penduduk yang berada
Lebih terperinciBPS PROVINSI LAMPUNG ANGKA KEMISKINAN LAMPUNG MARET PERKEMBANGAN PENDUDUK MISKIN DI LAMPUNG. No. 08/07/18/TH.
BPS PROVINSI LAMPUNG ANGKA KEMISKINAN LAMPUNG MARET 2016 No. 08/07/18/TH.VIII, 18 Juli 2016 Angka kemiskinan Lampung dari penghitungan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret 2016 mencapai
Lebih terperinciBPSPROVINSI JAWATIMUR
BPSPROVINSI JAWATIMUR No. 05/01/35/Th.XV, 3 Januari 2017 PROFIL KEMISKINAN DI JAWA TIMUR SEPTEMBER 2016 Penduduk Miskin di Jawa Timur Turun 0,20 poin persen Jumlah penduduk miskin di Jawa Timur bulan ember
Lebih terperinciPROFIL KEMISKINAN DI JAWA TENGAH MARET 2017
PROFIL KEMISKINAN DI JAWA TENGAH MARET 2017 No. 47/07/33/Th. XI, 17 Juli 2017 PERSENTASE PENDUDUK MISKIN MARET 2017 MENCAPAI 13,01 PERSEN Pada bulan 2017, jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran
Lebih terperinciPROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH MARET 2016
No. 07/07/62/Th. X, 18 Juli 2016 PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH MARET 2016 RINGKASAN Jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan) di
Lebih terperinciPROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU, SEPTEMBER 2016
BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU No 07/01/21/Th. XII, 3 Januari 2017 PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU, SEPTEMBER 2016 Jumlah penduduk miskin (penduduk yang berada di bawah Garis Kemiskinan) di Provinsi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kailan (Brassica oleraceae var achepala) atau kale merupakan sayuran yang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kailan (Brassica oleraceae var achepala) atau kale merupakan sayuran yang masih satu spesies dengan kol atau kubis (Brassica oleracea) (Pracaya, 2005). Kailan termasuk
Lebih terperinciPROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH MARET 2013
No. 07/07/62/Th. VII, 1 Juli 2013 PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH MARET 2013 RINGKASAN Jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan) di
Lebih terperinciPROFIL KEMISKINAN DI JAWA TENGAH SEPTEMBER 2016
PROFIL KEMISKINAN DI JAWA TENGAH SEPTEMBER 2016 No. 05/01/33/Th. XI, 3 Januari 2017 PERSENTASE PENDUDUK MISKIN SEPTEMBER 2016 MENCAPAI 13,19 PERSEN Pada bulan ember 2016, jumlah penduduk miskin (penduduk
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE PENELITIAN
BAHAN DAN METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2011 di lahan percobaan Fakulas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Bahan dan Alat Penelitian Adapun
Lebih terperinciPENDAHULUAN ROMMY ANDHIKA LAKSONO
PENDAHULUAN Hidroponik adalah budidaya menanam dengan memanfaatkan air tanpa menggunakan tanah dengan menekankan pada pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tanaman. Kebutuhan air pada hidroponik lebih sedikit
Lebih terperinciBPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU
BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU No. 06/01/21/Th X, 2 Januari 2015 PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU, SEPTEMBER 2014 Jumlah penduduk miskin (penduduk yang berada di bawah Garis Kemiskinan) di Provinsi
Lebih terperinciPROFIL KEMISKINAN SULAWESI SELATAN, MARET 2017
BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN PROFIL KEMISKINAN SULAWESI SELATAN, MARET 2017 PERSENTASE PENDUDUK MISKIN MARET 2017 SEBESAR 9,38 PERSEN No. 39/07/73/Th. XI, 17 Juli 2017 Penduduk miskin di Sulawesi Selatan
Lebih terperinciPROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH SEPTEMBER 2012
No. 05/01/33/Th. VII, 2 Januari 2013 PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH SEPTEMBER 2012 JUMLAH PENDUDUK MISKIN SEPTEMBER 2012 MENCAPAI 4,863 JUTA ORANG RINGKASAN Jumlah penduduk miskin (penduduk
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Hidroponik berarti melakukan budidaya tanaman tanpa media tanah. Dalam
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hidroponik Hidroponik berarti melakukan budidaya tanaman tanpa media tanah. Dalam bahas asal yaituyunani, hidroponik berasal dari kata hydro (air) dan ponos (kerja) yang berarti
Lebih terperinciPROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAMBI MARET 2017
No.38/07/15/Th.XI, 17 Juli 2017 PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAMBI MARET 2017 PERSENTASE PENDUDUK MISKIN MARET 2017 MENCAPAI 8,19 PERSEN Jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita
Lebih terperinci1. Pengertian Hidroponik. 2. Sejarah Hidroponik
1. Pengertian Hidroponik Hidroponik (Inggris: hydroponic) berasal dari kata Yunani yaitu hydro yang berarti air dan ponos yang artinya pengerjaan atau bercocok tanam. Hidroponik juga dikenal sebagai soilless
Lebih terperinciBPS PROVINSI LAMPUNG
BPS PROVINSI LAMPUNG No. 07/09/18/TH.VII, 15 September 2015 ANGKA KEMISKINAN LAMPUNG MARET 2015 Jumlah penduduk miskin di Lampung pada Maret 2015 mencapai 1.163,49 ribu orang (14,35 persen), bertambah
Lebih terperinciPROFIL KEMISKINAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
BPS PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA No. 43/08/34/Th.XVIII, 1 Agustus 2016 PROFIL KEMISKINAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA MARET 2016 RINGKASAN Garis kemiskinan di Daerah Istimewa Yogyakarta pada 2016
Lebih terperinciPROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAMBI SEPTEMBER 2015
No. 05/01/15/Th X, 4 Januari 2016 PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAMBI SEPTEMBER 2015 JUMLAH PENDUDUK MISKIN SEPTEMBER 2015 MENCAPAI 311,56 RIBU ORANG Jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran
Lebih terperinciTINGKAT KEMISKINAN DI DKI JAKARTA MARET 2017
Tingkat Kemiskinan di DKI Jakarta Maret 2017 No. 35/07/31/Th.XIX, 17 Juli 2017 TINGKAT KEMISKINAN DI DKI JAKARTA MARET 2017 Jumlah penduduk miskin di DKI Jakarta pada bulan Maret 2017 sebesar 389,69 ribu
Lebih terperinciPENDAHULUAN. apartemen sekalipun. Hidroponik dapat diusahakan sepanjang tahun tanpa
PENDAHULUAN Latar Belakang Hidroponik merupakan pertanian masa depan sebab hidroponik dapat diusahakan di berbagai tempat, baik di desa, di kota di lahan terbuka, atau di atas apartemen sekalipun. Hidroponik
Lebih terperinciPROFIL KEMISKINAN DI INDONESIA MARET 2017
PROFIL KEMISKINAN DI INDONESIA MARET 2017 PERSENTASE PENDUDUK MISKIN MARET 2017 MENCAPAI 10,64 PERSEN No. 66/07/Th. XX, 17 Juli 2017 Pada bulan Maret 2017, jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran
Lebih terperinciClick for the next show
Click for the next show APA SIH HIDROPONIK?? Hidroponik adalah salah satu sistem bercocok tanam, tanpa tanah, di lahan yang sempit. Dengan hidroponik, kita dapat menghilangkan penggunaan media tanah dan
Lebih terperinciBPS PROVINSI SUMATERA SELATAN
BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN No. 39/07/16/ Th. XIX, 17 Juli 2017 PROFIL KEMISKINAN PROVINSI SUMATERA SELATAN MARET 2017 PERSENTASE PENDUDUK MISKIN KEADAAN MARET 2017 MENCAPAI 13,19 PERSEN Keadaan Maret
Lebih terperinciPROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAMBI SEPTEMBER 2016
10,00 5,00 0,00-5,00 4,91 1,37 0,83-0,60 0,44 0,43 1,18 Bahan Mkn Jadi, Mnman, Rokok & Tbk Perumahan Sandang No.05/05/15/Th. XI, 3 Januari 2017 PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAMBI SEPTEMBER 2016 JUMLAH
Lebih terperinciBPSPROVINSI JAWATIMUR
BPSPROVINSI JAWATIMUR No. 47/07/35/Th.XIV, 18 Juli 2016 PROFIL KEMISKINAN DI JAWA TIMUR MARET 2016 Penduduk Miskin di Jawa Timur Turun 0,23 poin persen Jumlah penduduk miskin di Jawa Timur bulan dibandingkan
Lebih terperinciPROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU, MARET 2017
BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU Nomor 51/07/21/Th. XII, 17 Juli 2017 PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU, MARET 2017 Jumlah penduduk miskin (penduduk yang berada di bawah Garis Kemiskinan) di Provinsi
Lebih terperinciPROFIL KEMISKINAN DI INDONESIA MARET 2014
BADAN PUSAT STATISTIK No. 52/07/Th. XVII, 1 Juli 2014 PROFIL KEMISKINAN DI INDONESIA MARET 2014 JUMLAH PENDUDUK MISKIN MARET 2014 MENCAPAI 28,28 JUTA ORANG Pada Maret 2014, jumlah penduduk miskin (penduduk
Lebih terperinciPROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH SEPTEMBER 2014
No. 07/01/62/Th. IX, 2 Januari 2015 PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH SEPTEMBER 2014 RINGKASAN Jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan)
Lebih terperinciBPSPROVINSI JAWATIMUR
BPSPROVINSI JAWATIMUR No. 06/01/35/Th.XIII, 2 Januari 2015 PROFIL KEMISKINAN DI JAWA TIMUR SEPTEMBER 2014 RINGKASAN Jumlah penduduk miskin di Jawa Timur pada bulan September 2014 dibandingkan turun sebesar
Lebih terperinciPROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAMBI MARET 2015
No.54 /09/15/Th.IX, 15 September 2015 PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAMBI MARET 2015 JUMLAH PENDUDUK MISKIN MARET 2015 MENCAPAI 300,71 RIBU ORANG Jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per
Lebih terperinciBPSPROVINSI JAWATIMUR
BPSPROVINSI JAWATIMUR No. 45/07/35/Th.XV, 17 Juli 2017 Profil Kemiskinan Di Jawa Timur Maret 2017 Penduduk Miskin di Jawa Timur Turun 0,08 Poin Persen Jumlah penduduk miskin di Jawa Timur bulan Maret 2017
Lebih terperinciTINGKAT KEMISKINAN DI PROVINSI BENGKULU SEPTEMBER 2014
No. 05/01/17/IX, 2 Januari 2015 TINGKAT KEMISKINAN DI PROVINSI BENGKULU SEPTEMBER 2014 - JUMLAH PENDUDUK MISKIN SEPTEMBER 2014 MENCAPAI 316,50 RIBU ORANG - TREN KEMISKINAN SEPTEMBER 2014 MENURUN DIBANDINGKAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media tanam merupakan salah satu faktor penting yang sangat menentukan dalam kegiatan bercocok tanam. Media tanam akan menentukan baik buruknya pertumbuhan tanaman
Lebih terperinciBPSPROVINSI JAWATIMUR
BPSPROVINSI JAWATIMUR No. 64/09/35/Th.XIII, 15 September 2015 PROFIL KEMISKINAN DI JAWA TIMUR MARET 2015 RINGKASAN Jumlah penduduk miskin di Jawa Timur pada bulan dibandingkan September 2014 naik sebesar
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dalam pembangunan ekonomi nasional di Indonesia. Hal ini disebabkan Indonesia
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertanian merupakan salah satu sektor yang memegang peranan penting dalam pembangunan ekonomi nasional di Indonesia. Hal ini disebabkan Indonesia sebagai negara agraris
Lebih terperinciPROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH SEPTEMBER 2013
No. 07/01/62/Th. VIII, 2 Januari 2014 PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH SEPTEMBER 2013 RINGKASAN Jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan)
Lebih terperinciPROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH MARET 2014
No. 07/07/62/Th. VIII, 1 Juli 2014 PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH MARET 2014 RINGKASAN Jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan)
Lebih terperinciKEMISKINAN PROVINSI BENGKULU SEPTEMBER 2016
No. 05/01/17/XI, 3 Januari 2017 KEMISKINAN PROVINSI BENGKULU SEPTEMBER 2016 JUMLAH PENDUDUK MISKIN SEPTEMBER 2016 MENCAPAI 325.600 ORANG (17,03 PERSEN) PERSENTASE KEMISKINAN SEPTEMBER 2016 TURUN JIKA DIBANDINGKAN
Lebih terperinciPROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH SEPTEMBER 2016
No. 07/01/62/Th. XI, 3 Januari 2017 PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH SEPTEMBER 2016 RINGKASAN Jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan)
Lebih terperinciPROFIL KEMISKINAN DI BALI MARET 2014
No. 45/07/51/Th. VIII, 1 Juli 2014 PROFIL KEMISKINAN DI BALI MARET 2014 JUMLAH PENDUDUK MISKIN MARET 2014 MENCAPAI 185,20 RIBU ORANG Jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Agribisnis merupakan serangkaian kegiatan yang terkait dengan upaya peningkatan nilai tambah kekayaan sumber daya alam hayati, yang dulu lebih berorientasi kepada
Lebih terperinciPROFIL KEMISKINAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
BPS PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA No. 05/01/34/Th.XVII, 2 Januari 2015 PROFIL KEMISKINAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA RINGKASAN Garis kemiskinan di Daerah Istimewa Yogyakarta pada sebesar Rp 321.056,-
Lebih terperinciPROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH MARET 2017
No. 06/07/62/Th. XI, 17 Juli 2017 1. PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH MARET 2017 RINGKASAN Jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan)
Lebih terperinciBPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR No.57/07/64/Th.XX,17 Juli 2017 TINGKAT KEMISKINAN DI KALIMANTAN TIMUR MARET TAHUN 2017 R I N G K A S A N Jumlah penduduk miskin di Kalimantan Timur pada Maret 2017 sebanyak
Lebih terperinciPROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU, MARET 2016
BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU No. 57/07/21/Th. XI, 18 Juli 2016 PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU, MARET 2016 Jumlah penduduk miskin (penduduk yang berada di bawah Garis Kemiskinan) di Provinsi
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Bayam
TINJAUAN PUSTAKA Bayam Bayam merupakan salah satu jenis sayuran daun yang banyak diminati oleh berbagai kalangan masyarakat. Total luas panen bayam di Indonesia pada tahun 1992 mencapai 34 600 hektar atau
Lebih terperinciPROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH SEPTEMBER 2013
No. 05/01/33/Th. VIII, 2 Januari 2014 PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH SEPTEMBER 2013 JUMLAH PENDUDUK MISKIN SEPTEMBER 2013 MENCAPAI 4,705 JUTA ORANG RINGKASAN Jumlah penduduk miskin (penduduk
Lebih terperinciTINGKAT KEMISKINAN DI DKI JAKARTA MARET 2013
No. 32/07/31/XV, 1 Juli 2013 TINGKAT KEMISKINAN DI DKI JAKARTA MARET 2013 Pada bulan Maret 2013, jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan) di DKI
Lebih terperinciPROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH MARET 2016
No. 49/07/33/Th. X, 18 Juli 2016 PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH MARET 2016 JUMLAH PENDUDUK MISKIN MARET 2016 MENCAPAI 4,507JUTA ORANG RINGKASAN Jumlah penduduk miskin (penduduk yang berada dibawah
Lebih terperinciBPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT
BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT No.05/01/61/Th.XX, 03 Januari 2017 TINGKAT KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT SEPTEMBER 2016 Jumlah penduduk miskin (penduduk yang berada dibawah Garis Kemiskinan) di Kalimantan
Lebih terperinciBAB I I. PENDAHULUAN
BAB I I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang sangat penting bagi masyarakat Indonesia. Kondisi lahan pertanian yang kian hari semakin berkurang sementara disisi lain pemenuhan
Lebih terperinciBPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU
BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU No. 06/01/21/Th.VII, 2 Januari 2012 PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU, SEPTEMBER 2011 Jumlah penduduk miskin (penduduk yang berada di bawah Garis Kemiskinan) di Provinsi
Lebih terperinciPROFIL KEMISKINAN DI NUSA TENGGARA BARAT MARET 2017
BADAN PUSAT STATISTIK No. 45 /07/52/TH.XI, 17 Juli 2017 PROFIL KEMISKINAN DI NUSA TENGGARA BARAT MARET 2017 JUMLAH PENDUDUK MISKIN MARET 2017 MENCAPAI 793,78 RIBU ORANG Jumlah penduduk miskin di Nusa Tenggara
Lebih terperinciBPSPROVINSI JAWATIMUR
BPSPROVINSI JAWATIMUR No. 05/01/35/Th.XIV, 4 Januari 2016 PROFIL KEMISKINAN DI JAWA TIMUR SEPTEMBER 2015 RINGKASAN Jumlah penduduk miskin di Jawa Timur pada bulan September 2015 dibandingkan turun sebesar
Lebih terperinciPROFIL KEMISKINAN DI BALI SEPTEMBER 2014
No. 06/01/51/Th. IX, 2 Januari 2015 PROFIL KEMISKINAN DI BALI SEPTEMBER 2014 JUMLAH PENDUDUK MISKIN SEPTEMBER 2014 MENCAPAI 195,95 RIBU ORANG Jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita
Lebih terperinciPROFIL KEMISKINAN DI BALI MARET 2015
PROFIL KEMISKINAN DI BALI MARET 2015 No. 63/09/51/Th. IX, 15 September 2015 JUMLAH PENDUDUK MISKIN MARET 2015 MENCAPAI 196,71 RIBU ORANG Jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita per
Lebih terperinciBPS PROVINSI LAMPUNG ANGKA KEMISKINAN LAMPUNG MARET No. 08/07/18/TH.IX, 17 Juli 2017
BPS PROVINSI LAMPUNG No. 08/07/18/TH.IX, 17 Juli 2017 ANGKA KEMISKINAN LAMPUNG MARET 2017 Angka kemiskinan Lampung dari penghitungan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret 2017 mencapai 13,69
Lebih terperinciTINGKAT KEMISKINAN DI PROVINSI BENGKULU MARET 2015 SEBESAR 17,88 PERSEN.
No. 55/09/17/Th.IX, 15 September 2015 TINGKAT KEMISKINAN DI PROVINSI BENGKULU MARET 2015 SEBESAR 17,88 PERSEN. Jumlah penduduk miskin (penduduk yang berada dibawah Garis Kemiskinan) di Provinsi Bengkulu
Lebih terperinciProfil Kemiskinan Daerah Istimewa Yogyakarta Maret 2017
BPS PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA No. 39/07/34/Th.XIX, 17 Juli 2017 Profil Kemiskinan Daerah Istimewa Yogyakarta 2017 RINGKASAN Garis kemiskinan di Daerah Istimewa Yogyakarta pada 2017 sebesar Rp
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Rumusan Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada penelitian sebelumnya, sistem otomasi dan sistem monitoring hidroponik hanya menggunakan sumber energi listrik yang saat ini semakin menipis karena konsumsi energi
Lebih terperinciPROFIL KEMISKINAN DI NUSA TENGGARA BARAT MARET 2015
BADAN PUSAT STATISTIK No. 64 /09/52/TH.IX, 15 SEPTEMBER 2015 PROFIL KEMISKINAN DI NUSA TENGGARA BARAT MARET 2015 JUMLAH PENDUDUK MISKIN MARET 2015 MENCAPAI 823,89 RIBU ORANG Jumlah penduduk miskin di Nusa
Lebih terperinciBPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR No. 58/07/64/Th.XX, 17 Juli 2017 TINGKAT KEMISKINAN DI KALIMANTAN UTARA MARET TAHUN 2017 R I N G K A S A N Jumlah penduduk miskin di Kalimantan Utara pada Maret 2017 sebanyak
Lebih terperinciPROFIL KEMISKINAN DI NUSA TENGGARA BARAT MARET 2016
BADAN PUSAT STATISTIK No. 47/07/52/TH.X, 18 JULI 2016 PROFIL KEMISKINAN DI NUSA TENGGARA BARAT MARET 2016 JUMLAH PENDUDUK MISKIN MARET 2016 MENCAPAI 804,44 RIBU ORANG Jumlah penduduk miskin di Nusa Tenggara
Lebih terperinciTINGKAT KEMISKINAN BALI, MARET 2017
No. 46/07/51/Th. X, 17 Juli 2017 TINGKAT KEMISKINAN BALI, MARET 2017 Terjadi kenaikan persentase penduduk miskin di Bali pada 2017 jika dibandingkan dengan September 2016. Tingkat kemiskinan pada 2017
Lebih terperinciBPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU
BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU No. 06/01/21/Th.VIII, 2 Januari 2013 PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU, SEPTEMBER 2012 Jumlah penduduk miskin (penduduk yang berada di bawah Garis Kemiskinan) di
Lebih terperinciBPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT
BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT No. 05/01/61/Th.XIX, 04 Januari 2016 TINGKAT KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT SEPTEMBER 2015 Jumlah penduduk miskin (penduduk yang berada dibawah Garis Kemiskinan) di
Lebih terperinciBADAN PUSAT STATISTIK
BADAN PUSAT STATISTIK No. 05/07/53/Th.XX, 17 Juli 2017 PROFIL KEMISKINAN DI NUSA TENGGARA TIMUR Maret 2017 JUMLAH PENDUDUK MISKIN Maret 2017 MENCAPAI 1.150,79 RIBU ORANG (21,85 PERSEN) Jumlah penduduk
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lahan di bumi pada saat sekarang ini semakin sempit apabila manusia tidak mengelola dengan optimal dan efisien. Banyak penduduk perkotaan yang membuat komunitas penghijauan
Lebih terperinciBADAN PUSAT STATISTIK
BADAN PUSAT STATISTIK No. 05/09/53/Th.XVIII, 15 Sept 2015 PROFIL KEMISKINAN DI NUSA TENGGARA TIMUR MARET 2015 JUMLAH PENDUDUK MISKIN MARET 2015 MENCAPAI 1.159,84 RIBU ORANG (22,61PERSEN) Jumlah penduduk
Lebih terperinciPROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN SEPTEMBER 2012
Nomor : 05/01/63/Th. XVII, 02 Januari 2013 PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN SEPTEMBER 2012 Penduduk miskin Provinsi Kalimantan Selatan pada September 2012 mencapai 189.214 orang (5,01 persen),
Lebih terperinciBPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT
BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT No.40/07/61/Th.XIX, 18 Juli 2016 TINGKAT KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT MARET 2016 Jumlah penduduk miskin (penduduk yang berada dibawah Garis Kemiskinan) di Kalimantan
Lebih terperinciBADAN PUSAT STATISTIK
BADAN PUSAT STATISTIK No. 05/01/53/Th.XX, 3 Januari 2017 PROFIL KEMISKINAN DI NUSA TENGGARA TIMUR September 2016 JUMLAH PENDUDUK MISKIN September 2016 MENCAPAI 1.150,08 RIBU ORANG (22,01 PERSEN) Jumlah
Lebih terperinciPROFIL KEMISKINAN DI BALI MARET 2016
No. 47/07/51/Th. X, 18 Juli 2016 PROFIL KEMISKINAN DI BALI MARET 2016 JUMLAH PENDUDUK MISKIN MARET 2016 MENCAPAI 178.18 RIBU ORANG Jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan
Lebih terperinciBPS PROVINSI SUMATERA SELATAN TINGKAT KEMISKINAN DI SUMATERA SELATAN MENURUN DARI SEPTEMBER 2015 KE MARET 2016
BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN No. 40/07/16/Th.XVIII. 18 Juli 2016 TINGKAT KEMISKINAN DI SUMATERA SELATAN MENURUN DARI SEPTEMBER 2015 KE MARET 2016 RINGKASAN Jumlah penduduk miskin (penduduk yang berada
Lebih terperinciBaiklah sekarang saya lanjut mengenai cara menanam secara hidroponik.
BERKEBUN HIDROPONIK 5 LANGKAH MUDAH MEMBUAT KEBUN HIDROPONIK Hai sahabat Paket Berkebun kali ini saya akan membahas mengenai cara menanam yang modern banget nih, yaitu menanam secara hidroponik. Tentu
Lebih terperinciBPS PROVINSI SUMATERA SELATAN
BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN No. 05/01/16 Th. XIX, 03 Januari 2017 PROFIL KEMISKINAN PROVINSI SUMATERA SELATAN SEPTEMBER 2016 PERSENTASE PENDUDUK MISKIN SEPTEMBER 2016 MENCAPAI 13,39 PERSEN Pada bulan
Lebih terperinciTINGKAT KEMISKINAN DI DKI JAKARTA MARET 2015
BPS PROVINSI DKI JAKARTA No. 44/09/31/Th XVII, 15 September 2015 TINGKAT KEMISKINAN DI DKI JAKARTA MARET 2015 Jumlah penduduk miskin di DKI Jakarta pada bulan Maret 2015 sebesar 398,92 ribu orang (3,93
Lebih terperinciBPS PROVINSI LAMPUNG
BPS PROVINSI LAMPUNG No. 07/01/18/TH.VII, 2 Januari 2015 ANGKA KEMISKINAN LAMPUNG SEPTEMBER 2014 Angka kemiskinan Lampung pada September 2014 sedikit mengalami penurunan dibanding Maret 2014 yakni dari
Lebih terperinciPROFIL KEMISKINAN DI INDONESIA SEPTEMBER 2013
BADAN PUSAT STATISTIK No. 06/01/Th. XVII, 2 Januari 2014 PROFIL KEMISKINAN DI INDONESIA SEPTEMBER 2013 JUMLAH PENDUDUK MISKIN SEPTEMBER 2013 MENCAPAI 28,55 JUTA ORANG Pada bulan September 2013, jumlah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. inflasi, substitusi impor dan memenuhi permintaan dalam negeri (Direktorat Jendral
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Bekalang Tingkat konsumsi sayur masyarakat Indonesia masih jauh dari angka ideal yang ditetapkan badan pangan dunia (FAO). FAO mensyaratkan konsumsi buah dan sayur idealnya
Lebih terperinciLingkungan dan Media tanam hidroponik ROMMY A LAKSONO
Lingkungan dan Media tanam hidroponik ROMMY A LAKSONO Apa Hidroponik itu? Hidroponik (Inggris : hydroponic) berasal dari kata Yunani hydro yang berarti air ponos yang artinya daya atau kerja Hidroponik
Lebih terperinciBPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR No.58/07/64/Th.XIX, 18 Juli 2016 TINGKAT KEMISKINAN DI KALIMANTAN TIMUR MARET TAHUN 2016 RINGKASAN Jumlah penduduk miskin (penduduk di bawah Garis Kemiskinan) di Kalimantan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam sejarahnya, penelitian hidroponik dikenal melalui penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam sejarahnya, penelitian hidroponik dikenal melalui penelitian Woodward, 1699 yang menggunakan hidroponik untuk studi pertumbuhan tanaman, namun penelitian De Saussure,
Lebih terperinciTINGKAT KEMISKINAN DI PROVINSI BENGKULU MARET 2017
No. 42/07/17/XI, 17 Juli 2017 TINGKAT KEMISKINAN DI PROVINSI BENGKULU MARET 2017 - JUMLAH PENDUDUK MISKIN MARET 2017 MENCAPAI 316.980 ORANG (16,45 %) - KEMISKINAN MARET 2017 MENURUN JIKA DIBANDINGKAN MARET
Lebih terperinciPROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI ACEH MARET 2014
B P S P R O V I N S I A C E H No. 31/07/Th.XVII, 1 Juli 2014 PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI ACEH MARET 2014 JUMLAH PENDUDUK MISKIN MARET 2014 MENCAPAI 881 RIBU ORANG RINGKASAN Persentase penduduk miskin
Lebih terperinciTINGKAT KEMISKINAN DI DKI JAKARTA TAHUN 2010
BPS PROVINSI DKI JAKARTA No. 21/07/31/Th. XII, 1 Juli 2010 TINGKAT KEMISKINAN DI DKI JAKARTA TAHUN 2010 RINGKASAN Jumlah penduduk miskin (penduduk yang berada di bawah Garis Kemiskinan) di DKI Jakarta
Lebih terperinciKONDISI KEMISKINAN DI KALIMANTAN SELATAN KEADAAN MARET 2017
Nomor : 043/07/63/Th.XXI, 17 Juli 2017 KONDISI KEMISKINAN DI KALIMANTAN SELATAN KEADAAN MARET 2017 Jumlah penduduk miskin di Kalimantan Selatan keadaan Maret 2017 tercatat 193,92 ribu (4,73 persen). Bila
Lebih terperinciBERITA RESMI STATISTIK
Profil Kemiskinan Provinsi Bengkulu September 2017 No. 06/01/17/Th. XII, 2 Januari 2018 BERITA RESMI STATISTIK PROVINSI BENGKULU Profil Kemiskinan Provinsi Bengkulu September 2017 Persentase Penduduk Miskin
Lebih terperinciBPS PROVINSI JAWA BARAT
BPS PROVINSI JAWA BARAT No. 05/01/32/Th. XIX, 3 Januari 2017 TINGKAT KEMISKINAN JAWA BARAT SEPTEMBER 2016 Jumlah penduduk miskin (penduduk yang berada dibawah Garis Kemiskinan) di Jawa Barat pada September
Lebih terperinci