BAB I PENDAHULUAN. pengusaha kecil dan menengah berangkat dari industri keluarga dan rumahan. Dengan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. pengusaha kecil dan menengah berangkat dari industri keluarga dan rumahan. Dengan"

Transkripsi

1 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Usaha kecil menengah (UKM) di berbagai negara termasuk di Indonesia merupakan salah satu penggerak perekonomian rakyat yang tangguh. Hal ini karena kebanyakan pengusaha kecil dan menengah berangkat dari industri keluarga dan rumahan. Dengan demikian konsumennya pun berasal dari kalangan menengah kebawah. Selain itu, peranan UKM terutama sejak krisis moneter tahun 1998 dapat dipandang sebagai katup penyelamat dalam proses pemulihan ekonomi nasional, baik dalam dorongan laju pertumbuhan ekonomi maupun penyerapan tenaga kerja. Perkembangan sektor UKM di Indonesia menyiratkan bahwa terdapat potensi yang besar jika hal ini dapat dikelola dan dikembangkan dengan baik tentu akan dapat mewujudkan usaha menengah yang tangguh (Ilham, 2013). UKM yang menghasilkan suatu produk dalam proses produksinya memerlukan informasi mengenai berapa jumlah biaya yang digunakan dalam menghasilkan produksinya. Biaya-biaya ini akan menjadi dasar dalam penentuan Harga Pokok Produksi (HPP), dan menentukan harga pokok penjualan yang tepat, akurat dan kompetitif (Khasanah, 2010). Penentuan harga pokok produksi merupakan hal yang sangat penting mengingat manfaat informasi harga pokok produksi adalah untuk menentukan harga jual produk,

2 2 pemantauan realisasi biaya produksi, perhitungan laba rugi periodik serta penetuan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam proses yang disajikan dalam neraca. Informasi yang dibutuhkan oleh manajemen dalam penentuan harga pokok produksi adalah informasi mengenai biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead perusahaan. Informasi harga pokok produksi yang dihasilkan dapat diandalkan baik untuk penentuan harga jual produk atau untuk perhitungan laba rugi periodik (Batubara, 2013). Penentuan harga pokok produksi yang benar dari suatu produk akan dapat mengurangi ketidakpastian dalam penentuan harga jual. Harga pokok produksi sangat berpengaruh dalam laba rugi perusahaan, apabila perusahaan kurang teliti atau salah dalam penentuan harga pokok produksi, mengakibatkan kesalahan dalam penentuan laba rugi yang diperoleh perusahaan. Mengingat arti pentingnya harga pokok produksi yang memerlukan ketelitian dan ketepatan maka dalam penentuan harga pokok produksi perlu lebih diperhatikan. Persaingan yang tajam saat ini memacu perusahaan yang satu bersaing dengan perusahaan yang lain dalam menghasilkan produk yang sejenis maupun produk yang substansi, karena itu diperlukan informasi biaya maupun informasi harga pokok produksi untuk pengambilan keputusan. Penetapkan harga jual yang tidak terlalu tinggi atau rendah, agar harga jual yang dihasilkan dapat bersaing dengan perusahaan sejenis serta memberikan laba yang sesuai dengan yang diharapkan dari produk yang dihasilkan maka perusahaan perlu menekan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk produksi (Samsul, 2013).

3 3 Perhitungan harga pokok dilakukan dengan menjumlahkan seluruh biaya produksi, sedangkan harga pokok produksi per unit ditentukan dengan membagi seluruh total biaya produksi dengan volume produksi yang dihasilkan atau diharapkan akan dihasilkan. Cara seperti ini yang harus digunakan apabila berhubungan dengan prinsip akuntansi, mempengaruhi baik jumlah harga pokok produk maupun cara penyajiannya dalam laporan rugi laba. Dalam memperhitungkan unsur-unsur biaya ke dalam harga pokok produksi, terdapat dua pendekatan yaitu full costing dan variabel costing. Full costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam harga pokok produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik baik yang berperilaku variabel maupun tetap sedangkan variabel costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi yang berperilaku variabel ke dalam harga pokok produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik variabel (Lasena, 2013). Besar kecil nilai harga pokok produksi akan mempengaruhi harga jual dengan asumsi presentase laba yang diinginkan sama. Harga jual adalah sejumlah biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk memproduksi suatu barang atau jasa ditambah dengan presentase laba yang diinginkan. Untuk mencapai laba yang diinginkan salah satu cara yang harus dilakukan adalah dengan cara menentukan harga yang tepat untuk produk yang terjual. Untuk menghasilkan laba dapat dilakukan dengan dua cara. Cara pertama dengan menaikan harga jual. Tindakan ini memang dapat meningkatkan laba, namun dalam kondisi persaingan yang semakin ketat

4 4 ini perusahaan tidak mudah untuk menaikkan harga jual karena dapat menyebabkan konsumen lari ke produk pesaing yang memiliki harga yang lebih murah dengan kualitas produk yang sama. Cara kedua adalah dengan menekan biaya produksi secara efisien dan mengendalikan komponen biaya-biayanya sehingga biaya produksi yang dikeluarkan dapat ditekan seminimal mungkin (Sukiman, 2011 dalam Lasena 2013). Dalam menetukan harga jual ada faktor dalam laporan keuangan yang dapat menjadi tolak ukur, salah satu faktor yang digunakan adalah pengukuran income atau laba. Laba merupakan elemen penting yang menjadi perhatian para pemakai laporan keuangan karena diharapkan laba cukup besar untuk menunjukkan kinerja perusahaan dinilai baik secara keseluruhan. Menurut penelitian Samsul (2013), dalam perhitungan harga pokok produksi pada perusahaan untuk penentuan harga jual menunjukkan metode full costing memiliki angka nominal jauh lebih tinggi dalam perhitungan harga pokok produksi daripada metode variable costing. Perhitungan berdasarkan metode full costing lebih kecil dibandingkan dengan HPP perhitungan perusahaan disebabkan oleh pembebanan biaya overhead pabrik pada perusahaan lebih tinggi dari pembebanan overhead dengan metode full costing menurut penelitian Batubara (2013). Karena pentingnya suatu perusahaan untuk menghitung semua biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan sebuah produk. Menurut penelitian Lasena (2013), perhitungan berdasarkan metode variabel costing didapatkan hasil yang berbeda dengan perhitungan perusahaan yang menggunakan full

5 5 costing. Perbedaan utama antara metode full costing yang digunakan dengan metode variabel costing terletak pada perlakuan biaya overhead pabrik. Penyusunan harga pokok produksi menggunakan metode full costing menghendaki pembebanan seluruh biaya produksi baik itu biaya tetap maupun biaya variabel sebagai komponen pembentukan harga pokok produksi. Biaya yang dikeluarkan berdasarkan pada pengumpulan biaya sesuai dengan penggolongan biaya beserta alokasi pemakaiannya, sehingga hasil akhirnya akan diperoleh harga pokok produksi yang wajar (Ilham, 2013). Dan Cost plus pricing adalah penetapan harga jual dengan berdasarkan biaya harga jual yang ditetapkan harus dapat menutupi biaya penuh yang telah dikeluarkan perusahaan untuk menghasilkan produk, dan menghasilkan laba yang dikehendaki. Dalam penentuan harga jual ada beberapa faktor yang harus di pertimbangkan yaitu biaya dan laba (Slat, 2013). UKM kueh alen-alen cap ketela pohong Lancar Jaya ini adalah industri keluarga dan rumahan yang bergerak dalam produksi pembuatan alen-alen yang sudah didirikan sejak tahun Usaha ini didirikan oleh Bapak Sumaryoto, yang berlokasi di Jalan Raya Purwokerto perbatasan Kedu Banyumas. UKM ini memiliki ijin pendirian usaha yaitu SIUP dan DINKES P.IRT No Alasan memilih UKM kueh alen-alen sebagai objek penelitian, karena telah mampu memproduksi 30 kg alen-alen perhari dengan 1 jenis (renyah-gurih-asin). Sehingga UKM ini dianggap telah berkembang dan sesuai untuk menjadi objek penelitian ini karena pemasarannya sudah di berbagai daerah (Purwokerto, Purbalingga, Banyumas, Banjarnegara, Wonosobo, Magelang dan

6 6 Parakan). UKM ini juga mempunyai 8 orang karyawan yang kegiatannya dilakukan selama 9 jam kerja. Berdasarkan hasil wawancara tanggal 02 November 2014 dengan Ibu Harsih sebagai istri dari pemilik UKM, beberapa tahun terakhir ini mengalami sedikit penurunan pada hasil produksinya dan permasalahan mengenai laporan tentang biaya yang dikeluarkan selama proses produksi. UKM ini tidak melakukan pembukuan dalam menghitung laba rugi setiap produknya. Perhitungan harga pokok produksi yang dilakukan hanya membebankan biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung, sedangkan biaya overhead pabrik belum diperhitungkan dalam harga pokok produksinya. Oleh karena itu kurang akurat dalam penetapan harga jual dalam produksinya. Untuk memberikan solusi dari permasalahan tersebut, maka diperlukan adanya evaluasi dalam mengelompokkan dan mengumpulkan biaya untuk menyusun harga pokok produksi. UKM disarankan untuk melakukan perhitungan harga pokok produksi menggunakan metode full costing karena metode ini merupakan metode penentuan harga pokok produksi, yang membebankan seluruh biaya produksi kepada produk. Berdasarkan penjelasan diatas maka dilakukan penelitian ini dengan judul EVALUASI PENETAPAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA HOME INDUSTRY KUEH ALEN-ALEN CAP KETELA POHONG LANCAR JAYA.

7 7 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas, perumusan masalah di sini dimaksudkan untuk menghindari kesalahan-kesalahan dalam permasalah yang akan di bahas. Sehingga permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Bagaimana penetapan harga pokok produksi dengan menggunakan metode perusahaan dan menggunakan metode Full Costing? 2. Bagaimana perbandingan harga pokok produksi dengan menggunakan metode perusahaan dan menggunakan metode Full Costing? 3. Bagaimana dampak dari perhitungan harga pokok produksi dengan metode perusahaan dan metode Full Costing pada laba rugi? 1.3 Tujuan Penelitian Dalam setiap kegiatan yang dilakukan pasti memiliki suatu tujuan. Demikian juga penelitian ini memiliki beberapa tujuan dalam hubungannya dengan obyek penelitian, yaitu : 1. Untuk mengetahui harga pokok produksi yang selama ini dilakukan pada UKM alen-alen cap ketela pohong dengan menggunakan metode Full Costing. 2. Untuk mengetahui perbandingan harga pokok produksi pada UKM alen-alen cap ketela pohong dengan menggunakan metode Full Costing. 3. Untuk mengetahui dampak perhitungan harga pokok produksi dengan metode perusahaan dan metode Full Costing pada laba rugi.

8 8 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian yang dilakukan antara lain : 1. Bagi pemilik UKM Sebagai bahan evaluasi terhadap pelaksanaan dari kebijaksanaan yang telah ditentukan pemilik dalam menetukan harga pokok produksi. 2. Bagi Penulis Untuk menambah pengetahuan dalam hubungan dengan evaluasi penentuan harga pokok produksi dan akuntansi biaya yang ada didalam lapangan kerja dan cara pengembalian modal yang berbeda dengan keadaan yang ada dilapangan atau sesunguhnya. 3. Bagi Peneliti Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan referensi dalam melakukan penelitian lebih lanjut. 1.5 Sistematika Penulisan Bab I Pendahuluan Bab ini terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta sistematika penulisan. Bab II Tinjauan Pustaka Bab ini berisi tentang landasan teori yang mendasari penelitian ini yang disertai dengan kerangka konseptual dan penelitian terdahulu.

9 9 Bab III Metode Penelitian Bab yang berisikan tentang objek penelitian, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data dan metode analisis. Bab IV Hasil dan Pembahasan Bab ini berisi tentang deskripsi objek penelitian dan pembahasan hasil penelitian. Bab V Penutup Merupakan bab terakhir dari skripsi ini yang berisi kesimpulan dan saran.

10 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Telaah Teori Pengertian Biaya Di dalam perusahaan biaya merupakan suatu komponen yang sangat penting dalam menunjang pelaksanaan kegiatan dalam usaha mencapai sebuah tujuan. Tujuan dari konsep biaya itu sendiri adalah untuk memperoleh informasi biaya yang digunakan untuk proses perencanaan, pengendalian dan pembuatan suatu keputusan yang tepat. Menurut Daljono (2011) Biaya adalah suatu pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang, untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan akan memberikan keuntungan/manfaat pada saat ini atau masa yang akan datang. Menurut Horngren (2011) mendefinisikan biaya (cost) sebagai sumber daya yang dikorbankan atau dilepaskan untuk mencapai tujuan tertentu. Suatu biaya biasanya diukur dalam jumlah uang yang harus dibayarkan dalam rangka mendapatkan barang atau jasa Klasifikasi Biaya Carter (2009) berpendapat bahwa klasifikasi biaya sangat penting untuk membuat ikhtisar yang berarti atas dasar data biaya. Menurut Daljono (2011) biaya klasifikasi biaya menurut hubungannya dengan produksi :

11 11 1. Biaya bahan adalah bahan yang digunakan untuk membuat barang jadi. Biaya bahan merupakan nilai atau besarnya rupiah yang terkandung dalam bahan yang digunakan untuk proses produksi. Biaya bahan dibedakan menjadi : a. Biaya bahan baku adalah bahan mentah yang digunakan untuk memproduksi barang jadi yang secara fisik dapat diidentifikasi pada barang jadi. b. Biaya bahan penolong adalah bahan-bahan yang digunakan untuk menyelesaikan suatu produk tetapi pemakaian sangat kecil atau sangat rumit untuk dikenali di produk jadi. 2. Biaya tenaga kerja merupakan gaji/upah karyawan bagian produksi. Biaya ini dibedakan menjadi: a. Biaya tenaga kerja langsung adalah gaji/upah tenaga kerja yang dipekerjakan untuk memproses bahan menjadi barang jadi. b. Biaya tenaga kerja tidak langsung merupakan gaji/upah tenaga kerja bagian produksi yang tidak terlibat secara langsung dalam proses pengerjaan bahan menjadi produk jadi. 3. Biaya overhead pabrik adalah biaya yang timbul dalam proses produksi selain yang termasuk dalam biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Penggolongan Biaya Overhead Pabrik menurut perilakunya dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan ditinjau dari perilaku unsur-unsur biaya overhead pabrik dalam hubunganya dengan perubahan volume kegiatan, biaya overhead pabrik dapat dibagi menjadi tiga golongan :

12 12 a. Biaya overhead pabrik tetap adalah biaya overhead pabrik yang tidak berubah dalam kisar perubahaan volume kegiatan tertentu. b. Biaya overhead pabrik variabel adalah biaya overhead pabrik yang berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan. c. Biaya overhead pabrik semivariabel adalah biaya overhead pabrik berubah tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan Pengertian Harga Pokok Produksi Harga pokok produksi atau products cost merupakan elemen penting untuk menilai keberhasilan (performance) dari perusahaan dagang maupun manufaktur. Harga pokok produksi mempunyai kaitan erat dengan indicator-indikator tentang sukses perusahaan tergantung pada rasio antara harga jual dan harga pokok produksinya. Perubahan pada harga pokok produk yang relatif kecil bisa jadi berdampak signifikan pada indikator keberhasilannya (Slat, 2013). Harga pokok produksi (cost of goods manufactured) menurut Hansen dan Mowen (2009) adalah total harga pokok produk yang diselesaikan selama periode berjalan. Menurut Mulyadi (2012), harga pokok produksi atau disebut harga pokok adalah pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang yang trlah terjadi atau kemungkinan terjadi untuk memperoleh penghasilan. Dari pengertian harga pokok di atas dapat disimpulkan bahwa harga pokok produksi merupakan suatu pengertian sumber pengorbanan dari sumber ekonomi yang diukur dengan satuan uang yang telah terjadi untuk memperoleh penghasilan sehingga

13 13 informasi mengenai harga pokok produk dapat digunakan sebagai dasar penentuan harga jual produk disamping itu sebagai dasar untuk menentukan kebijakan-kebijakan yang berhubungan dengan pengelolaan perusahaan. Dalam perusahaan manufaktur semua biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan suatu barang yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik berhubungan langsung dengan proses produksi Manfaat Harga Pokok Produksi Pada dasarnya tujuan penentuan harga pokok produksi adalah untuk menentukan secara tepat jumlah biaya perunit produk jadi, sehingga dapat diketahui laba atau rugi suatu perusahaan per periode. Menurut Mulyadi (2012) manfaat dari penentuan harga pokok produksi secara garis besar adalah sebagai berikut : 1. Menentukan Harga Jual Produk Perusahaan yang berproduksi massal memproses produknya untuk memenuhi persediaan di gudang dengan demikian biaya produksi dihitung untuk jangka waktu tertentu untuk menghasilkan informasi biaya produksi per satuan produk. Penentuan harga jual produk, biaya produksi per unit merupakan salah satu data yang dipertimbangkan disamping data biaya lain serta data non biaya. 2. Memantau Realisasi Biaya Produksi Manajemen memerlukan informasi biaya produksi yang sesungguhnya dikeluarkan dibandingkan dengan rencana produksi yang telah ditetapkan, oleh sebab itu akuntansi biaya digunakan dalam jangka waktu tertentu untuk

14 14 memantau apakah produksi mengkonsumsi total biaya produksi sesuai dengan yang diperhitungkan sebelumnya. 3. Menghitung Laba Rugi Periodik Guna mengetahui apakah kegiatan produksi dan pemasaran perusahaan dalam periode tertentu mampu menghasilkan laba bruto. Manajemen memerlukan ketepatan penentuan laba periodik, sedangkan laba periodik yang tepat harus berdasarkan informasi biaya dan penentuan biaya yang tepat pula. 4. Menentukan Harga Pokok Persediaan Produk Jadi dan Produk Dalam Proses yang Disajikan dalam Neraca Saat manajemen dituntut untuk membuat pertanggungjawaban perperiode, manajemen harus menyajikan laporan keuangan berupa neraca dan laporan laba rugi yang menyajikan harga pokok persediaan produk jadi dan harga pokok yang pada tanggal neraca masih dalam proses. Berdasarkan catatan biaya produksi yang masih melekat pada produk jadi yang belum dijual pada tanggal neraca serta dapat diketahui biaya produksinya. Biaya yang melekat pada produk jadi pada tanggal neraca disajikan dalam harga pokok persediaan produk jadi. Biaya produksi yang melekat pada produk yang pada tanggal neraca masih dalam proses pengerjaan disajikan dalam neraca sebagai harga pokok persediaan produk dalam proses Unsur-unsur Harga Pokok Produksi Dalam proses memproduksi suatu produk diperlukan biaya untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Menurut objek pengeluarannya,

15 15 secara garis besar biaya produksi dapat digolongkan kedalam biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik. 1. Biaya Bahan Baku Menurut Mulyadi (2012), bahan baku merupakan bahan yang membentuk bagian menyeluruh produk jadi. Bahan baku dibedakan menjadi bahan baku langsung dan bahan baku tidak langsung. Bahan baku langsung disebut juga dengan biaya bahan baku, sedangkan bahan baku tidak langsung disebut juga dengan biaya overhead pabrik. 2. Biaya Tenaga Kerja Tenaga Kerja merupakan usaha fisik atau mental yang dikeluarkan karyawan untuk mengolah produk. Biaya tenaga kerja adalah harga yang dibebankan untuk penggunaan tenaga kerja manusia tersebut (Mulyadi, 2012). Biaya tenaga kerja dibagi menjadi 2, yaitu biaya tenaga kerja langsung adalah biaya tenaga kerja yang terlibat langsung dalam proses produksi dan biaya tenaga kerja tidak langsung adalah biaya tenaga kerja yang tidak terlibat secara langsung dalam proses produksi. 3. Biaya Overhead Pabrik Overhead pabrik juga disebut dengan overhead manufaktur, beban manufaktur, atau beban pabrik terdiri atas semua biaya manufaktur yang tidak ditelusuri secara langsung ke output tertentu. Overhead pabrik biasanya memasukkan semua biaya manufaktur kecuali bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung (Carter, 2009). Menurut Hansen dan Mowen (2009), biaya overhead pabrik

16 16 adalah semua biaya produksi selain dari bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung dikelompokkan menjadi satu kategori yang disebut ongkos overhead Metode Penetapan Harga Pokok Produksi Metode penetapan harga pokok produksi adalah cara memperhitungkan unsurunsur biaya ke dalam harga pokok produksi. Metode full costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam harga pokok produksi, yang terdiri dari bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik (Mulyadi, 2012). Dengan demikian harga pokok produksi menurut full costing terdiri dari unsur biaya produksi, yaitu : Biaya bahan baku langsung Biaya tenaga kerja langsung Biaya overhead pabrik variabel Biaya overhead pabrik tetap Biaya pokok produksi xxx xxx xxx xxx xxx Harga Jual Kotler dan Keller (2009), menyatakan harga jual adalah sejumlah uang yang dibebankan atas suatu produk atau jasa, atau jumlah dari nilai yang ditukar konsumen atas manfaat-manfaat, karena memiliki atau menggunakan produk jasa tersebut. Menurut Halim, dkk (2013), menyatakan harga jual adalah jumlah biaya total (biaya produksi, biaya pemasaran, dan biaya administrasi dan umum) ditambah jumlah laba (markup) yang diinginkan perusahaan. Bagi manajemen, penentuan harga jual produk atau jasa bukan hanya merupakan kebijaksanaan di bidang pemasaran atau

17 17 bidang keuangan, melainkan merupakan kebijakan yang berkaitan dengan seluruh aspek kegiatan perusahaan. Harga jual produk atau jasa, selain mempengaruhi volume penjualan atau jumlah pembeli produk atau jasa tersebut, juga akan mempengaruhi jumlah pendapatan perusahaan Laba Usaha Laba adalah pengembalian atas investasi kepada pemilik (Stice, 2009). Laba diukur sebagai perbedaan antara arus masuk sumber daya (pendapan dan keuntungan) dan arus keluar (beban dan kerugian) pada satu periode. Pendapatan diakui ketika sudah direalisasikan atau dapat direalisasikan dan telah dihasilakan melalui penyelesaian substansial dari aktivitas yang terlibat dalam proses menghasilkan. Laba kotor adalah selisih antara pendapatan dari penjualan bersih dan harga pokok penjualan, persentase laba kotor dihitung dengan membagi laba kotor dengan pendapatan dari penjualan bersih menunjukkan ukuran profitabilitas yang memungkinkan perbandingan perusahaan dari tahun ke tahun. 2.2 Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang dijadikan rujukan penelitian dijelaskan dalam tabel 1 adalah sebagai berikut : Tabel 2.1 : Penelitian Terdahulu Peneliti Judul Hasil Khasanah, Eka Nur (2010) Penerapan Full Costng Dalam Menetukan Harga Jual Batu Bara Pada PT. Energi Alam Sejahtera Di Samarinda. PT. Energi Alam Sejahtera menerapkan perhitungan harga pokok produksi masih sangat sederhana. Elemen biaya yang dihitung

18 18 Ilham, Sudarno (2013) Penentuan Harga Pokok Produksi Percetakan Sablon OTAKKANAN production di Yogyakarta. Lasena, Sitty Rahmi (2013) Analisis Penentuan Harga Pokok Produksi Pada PT. DIMEMBE NYIUR AGRIPRO. dengan menggunakan metode perusahaan meliputi biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. Terdapat perbedaan penerapan harga karena terdapat beberapa unsure biaya perusahaan yang tidak dimasukkan oleh perusahaan sehingga semua dihitung bersamaan. Dalam penentuan harga pokok produksinya, UKM OTAKKANAN production sebagai objek penelitian belum memasukkan beberapa biaya ke dalam biaya overhead. Biaya tersebut yaitu biaya penyusutan peralatan. Alasan perusahaan tidak memperhitungkan biayabiaya tersebut karena perusahaan menganggap semua biaya tersebut merupakan biaya umum yang tidak dimasukkan kedalam kategori biaya produksi. Perusahaan ini menerapkan metode full costing dalam menentukan HPP, dimana dalam menghitung HPP perusahaan membebankan semua unsure biaya produksi dengan berdasarkan biaya yang terjadi dalam proses produksi. Samsul, Nienik H (2013) Perbandingan Harga Pokok Produksi Full Costing Dalam perhitungan harga pokok produksi pada

19 19 danvariable CostingUntuk Harga jual CV. PYRAMID Slat, Andre Henri (2013) Analisis Harga Pokok Produksi dengan metode full costing dan Penentuan Jual pada CV. Anugerah Genteng Manado Batubara, Helmina (2013) Penentuan Harga Pokok Produksi Berdasarkan Metode Full Costing Pembuatan Etalase Kaca dan Alumunium di UD. Istana Alumunium Manado perusahaan untuk penentuan harga jual menunjukkan metode full costing memiliki angka nominal jauh lebih tinggi dalam perhitungan harga pokok produksi daripada metode variable costing. Cost plus pricing adalah penetapan harga jual dengan berdasarkan biaya harga jual yang ditetapkan harus dapat menutupi biaya penuh yang telah dikeluarkan perusahaan untuk menghasilkan produk, dan menghasilkan laba yang dikehendaki. Dalam penentuan harga jual ada beberapa faktor yang harus di pertimbangkan yaitu biaya dan laba. Hasil perhitungan berdasarkan full costing lebih kecil dibandingkan dengan HPP perhitungan perusahaan disebabkan oleh pembebanan biaya overhead pabrik pada perusahaan lebih tinggi dari pembebanan overhead dengan metode full costing. 2.3 Kerangka Konseptual Harga pokok produksi merupakan seluruh biaya produksi yang digunakan untuk memproses suatu barang atau jasa hingga selesai dalam suatu periode waktu tertentu. Dalam penelitian ini perhitungan harga pokok produksi dilakukan dengan menggunakan

20 20 perhitungan perusahaan dibandingkan dengan perhitungan menggunakan metode Full Costing. Berikut ini adalah kerangka konseptual dari penelitian yang sudah dilakukan : Identifikasi Biaya Produksi Metode perhitungan Harga Pokok Produksi Perhitungan Harga Pokok Produksi dengan Metode Perusahaan Perhitungan Harga Pokok Produksi dengan Metode Full Costing Perbedaan Perhitungan Kedua Metode Perhitungan Harga Pokok Produksi Rekomendasi Harga Pokok Produksi Dampak Metode Perhitungan Perusahaan dan Metode Perhitungan Full Costing pada Perhitungan Laba Rugi Gambar 2.1 : Kerangka Penelitian

21 21 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah Usaha Kecil Menengah Kueh Alen-alen cap Ketela Pohong Lancar Jaya yang berlokasi di Jalan Raya Purwokerto perbatasan Kedu Banyumas. UKM ini memiliki ijin pendirian usaha yaitu SIUP dan DINKES P.IRT No dalam bidang usaha pembuatan makanan oleh-oleh khas daerah Wonosobo dan sekitarnya. Data yang digunakan adalah data sekunder berdasarkan data perhari. UKM ini bersedia memberikan informasi serta data-data yang diperlukan untuk penelitian ini. 3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel Penelitian yang terdapat dalam penelitian ini adalah : 1. Harga Pokok Produksi a. Menurut Daljono (2011), yang dimaksud dengan bahan adalah bahan yang digunakan untuk membuat barang jadi. Biaya bahan merupakaan nial atau besarnya rupiah yang terkandung dalam bahan yang digunakan untuk proses produksi. Biaya bahan baku dapat didefinisikan sebagai keseluruhan dari biaya-biaya yang digunakan untuk pembuatan barang jadi. Dalam pembuatan produk jadi diperlukan biaya-biaya tambahan lain yang nantinya akan menambah nilai kebutuhan biaya untuk memperoleh produk jadi. Biaya bahan baku dalam penelitian ini adalah semua biaya yang dikeluarkan untuk

22 22 memperoleh bahan baku yang akan di olah sehingga menghasilkan barang jadi yang terdiri dari produk utama yaitu kueh alen-alen cap ketela pohong lancar jaya. b. Biaya Tenaga Kerja Menurut Mulyadi (2012), tenaga kerja merupakan usaha fisik atau mental yang dikeluarkan karyawan untuk mengolah produk. Biaya tenaga kerja adalah harga yang dibebankan untuk penggunaan tenaga kerja manusia tersebut. Biaya tenaga kerja di dalam penelitian adalah seluruh biaya yang dikeluarkan dalam penggunaan tenaga kerja yang dibayarkan untuk karyawan yang merupakan tenaga kerja dalam proses pembuatan kueh alenalen cap ketela pohong lancar jaya. c. Biaya Overhead Pabrik Menurut Daljono (2011), biaya overhead pabrik (factory overhead cost) adalah biaya yang timbul dalam proses produksi selain yang termasuk dalam biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya overhead pabrik dalam penelitian ini meliputi : biaya bahan penolong, biaya tenaga kerja tidak langsung, biaya penyusutan mesin, biaya listrik, biaya makan karyawan, dan berbagai alat manual yang digunakan dalam proses pembuatan.

23 Jenis dan Sumber Data Jenis Data Data merupakan keterangan atau sumber informasi mengenai objek yang akan diteliti dan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan. Jenis data dibagi menjadi dua yaitu : 1. Data Kualitatif adalah data yang diuraikan dalam bentuk deskripsi atau narasi. 2. Data Kuantitatif adalah data yang diuraikan dalam bentuk angka. Dalam penelitian ini menggunakan jenis data kualitatif berupa objek penelitian dan menggunakan data kuantitatif berupa data-data proses produksi dari bahan baku menjadi barang jadi yang siap untuk dijual, bahan baku, biaya tenaga kerja, biaya overhead pabrik, jenis produk dan harga pokok produksi usaha kecil menengah kueh alen-alen cap ketela pohong lancar jaya Sumber Data Sumber data dibagi menjadi dua yaitu : 1. Data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. Diperoleh melalui keterangan-keterangan, penjelasanpenjelasan dari perusahaan secara langsung yang berhubungan dengan penelitian. Data primer yang digunakan untuk penelitian ini yaitu : a. Wawancara yang dilakukan kepada pemilik perusahaan. b. Dengan cara mengadakan pengamatan langsung terhadap aktivitas produksi yang dilakukan para pekerja dalam menghasilkan produk.

24 24 2. Data sekunder adalah sumber data tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data. Misalnya melalui literature dan studi pustaka. 3.4 Metode Pengumpulan Data Wawancara Wawancara merupakan peremuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam satu topic tertentu. Data yang diperoleh dari hasil wawancara ini adalah semua yang digunakan untuk proses penelitian mulai dari aktivitas kegiatan, informasi tentang bahan baku, tenaga kerja serta biaya overhead pabrik yang mempengaruhi perhitungan harga pokok produksi dengan metode Full Costing. Wawancara dalam penelitian ini adalah wawancara untuk mendapatkan data mengenai prosedur produksi, selain itu wawancara juga difokuskan pada biaya-biaya apa saja yang dikeluarkan untuk memproduksi. Aktivitas-aktivitas apa saja yang dilakukan dalam proses produksi hingga output yang dihasilkan beserta dengan besarnya biaya Dokumentasi Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dalam penelitian ini metode dokumentasi untuk mengumpulkan data tentang biaya-biaya yang ada kaitannya dengan penentuan harga pokok produksi pada kueh alen-alen cap ketela pohong lancar jaya. 3.5 Metode Analisis Data Analisis data dikelompokkan menjadi analisis kuantitatif dan kualitatif, yaitu membandingkan hasil perhitungan harga pokok produksi dengan menggunakan metode

25 25 perusahaan dan metode Full Costing serta melihat pengaruh dari hasil perhitungan harga pokok produksi tersebut terhadap harga jual dan laba rugi perusahaan. Tahapan dalam penelitian ini adalah : 1. Identifikasi biaya-biaya yang berhubungan dengan produksi. a. Biaya bahan baku langsung (direct material cost) Biaya bahan baku langsung meliputi ketela pohong yang dibeli dari penanam ketela pohong dan kemudian akan diproses lebih lanjut. b. Biaya tenaga kerja langsung (direct labor cost) Biaya tenaga kerja langsung meliputi seluruh biaya yang dikeluarkan dalam penggunaan tenaga kerja yang dibayarkan untuk karyawan yaitu sebanyak 10 orang pekerja. c. Biaya overhead pabrik (factory overhead) Biaya overhead pabrik meliputi biaya bahan penolong, biaya tenaga kerja tidak langsung, biaya penyusutan mesin, biaya listril, biaya angkut, biaya makan karyawan dan berbagai alat manal yang digunakan dalam proses produksi. 2. Menghitung harga pokok produki berdasarkan tata cara perusahaan. 3. Menghitung harga pokok produksi dengan menggunakan metode Full Costing. Metode Full Costing terdiri dari unsur biaya produksi berikut ini :

26 26 Biaya bahan baku Biaya tenaga kerja langsung Biaya overhead pabrik Harga pokok produksi xxx xxx xxx xxx 4. Menganalisis perbedaan hasil perhitungan harga pokok produksi. 5. Memberikan rekomendasi atas hasil analisis harga pokok produksi. 6. Dampak perhitungan metode perusahaan dengan menggunakan metode full costing pada perhitungan laba rugi.

27 27 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan Sejarah Perusahaan Usaha Kecil Menengah Kueh Alen-alen Cap Ketela Pohong Lancar Jaya berdiri pada tahun 1979 yang bergerak dibidang manufaktur yaitu mengolah bahan makanan oleh-oleh khas daerah Wonosobo dan sekitarnya yang melakukan proses produksinya rutin setiap hari yang bersumber dari ketela pohong, yang bertempat di jalan Raya Purwokerto perbatasan Kedu Banyumas, Wonosobo. Usaha ini berasal dari Desa Tunggoro yang banyak menanam ketela dan banyak anak-anak muda pengangguran, untuk itu dimanfaatkan untuk membuat usaha kueh alen-alen. Usaha ini didirikan oleh Bapak Sumaryoto beserta istrinya yaitu Ibu Harsih dengan bermodalkan pinjaman Bank BRI sejumlah pada tahun 1979 yang digunakan untuk pembelian bahan baku dan pembelian peralatan produksi. Pada tahap awal beliau hanya membuat 10 kg dari bahan mentah, kemudian ditawarkan kepada para pedagang dan di toko-toko. Bahan baku biasanya diperoleh dari pedagang atau pemasok rutin industri. Usahanya laku keras dipasaran karena menurut para pembeli rasanya berbeda dengan alen-alen pada umumnya. Kunci utama dari alen-alen ini terletak pada cita rasa atau racikan bumbunya. Meskipun banyak peminatnya, pada tahap awal pembuatan alen-alen ini masih sangat terbatas, hal ini karena dipengaruhi oleh faktor modal dan perlengkapan yang digunakan masih cukup sedikit dan sederhana. Dengan bertambahnya waktu dan

28 28 pemasukan, lambat laun industri ini pun semakin meningkat, mulai dari perlengkapan produksi yang semakin lengkap, penambahan tenaga kerja, hingga peningkatan jumlah bahan baku, sehingga jumlah alen-alen yang diproduksi semakin bertambah. Usaha ini berjalan dari tahun 1979 sampai saat ini, dengan melihat antusias pasar yang telah mengalami peningkatan dari hasil penjualannya. Pemasarannya sudah di berbagai daerah (Purwokerto, Purbalingga, Banyumas, Banjarnegara, Wonosobo, Magelang dan Parakan). Pembuatan usaha ini didukung oleh 6 orang karyawan tetap yang dipekerjakan untuk seluruh kegiatan produksi dalam pembuatan kueh alen-alen cap ketela pohong lancar jaya dengan jam kerja selama 9 jam Struktur Organisasi UKM Kueh Alen-alen Berikut ini adalah Struktur Organisasi UKM Kueh Alen-alen, sebagai berikut : Pemilik Bagian Produksi Bagian Pengemasan Bagian Pemasaran Gambar 4.1 : Struktur Organisasi UKM Kueh Alen-alen Berikut adalah bagian bagian dalam struktur organisasi pada UKM Kueh Alenalen Cap Ketela Pohong Lancar Jaya Wonosobo : 1. Pemilik Pemilik dan pendiri UKM Kueh Alen-alen adalah Bapak Sumaryoto dan istrinya Ibu Harsih yang memimpin secara langsung dalam pelaksanaan operasionalnya. Pemilik mempunyai wewenang dalam pengembalian keputusan terhadap

29 29 usahanya dan bertanggung jawab secara keseluruhan dalam jalannya usaha tersebut. 2. Bagian Produksi Merupakan tahap awal dari proses produksi yang dilakukan secara bertahap dan urut untuk menghasilkan suatu hasil produksi. 3. Bagian Pengemasan Bagian ini dikerjakan oleh seluruh karyawan apabila pekerjaan sebelumnya telah selesai semua dan kueh alen-alen siap untuk dikemas kedalam plastik. 4. Bagian Pemasaran Bagian pemasaran bertugas untuk mengantarkan kueh alen-alen yang telah jadi pada toko oleh-oleh untuk siap dipasarkan ke konsumen. 4.2 Proses Produksi Kueh Alen-alen Proses produksi merupakan suatu cara pengolahan bahan baku menjadi produk jadi dengan runtutan yang disepakati oleh unit usaha. UKM Kueh Alen-alen memproduksi setiap hari. Adapun proses produksi Kueh Alen-alen terdapat pada gambar 4.2. Ketela Pengupasan Pencucian Pengukusan Pencetakan Penggilingan Ditumbuk Penggorengan Pengemasan Gambar 4.2 : Proses Produksi Kueh Alen-alen

30 30 Berdasarkan Gambar 4.2, di uraikan proses produksi dari bahan mentah hingga menjadi barang yang siap jual, sebagai berikut : Tabel 4.1 Penjelasan Proses Produksi No Urutan Kegiatan Alat Produksi 1 Pengupasan Bahan baku ketela dikupas terlebih dahulu. Pisau 2 Pencucian Ketela yang sudah dikupas dibersihkan atau Ember plastik dicuci dengan air bersih untuk menghilangkan kotoran-kotoran yang masih tersisa. 3 Pengukusan Ketela yang sudah dicuci bersih kemudian dikukus kurang lebih selama 2 jam. Kompor, Panci kukus, Gayung 4 Ditumbuk Setelah 2 jam ketela dikukus, ketela Alat tumbuk, ditumbuk dengan diberi bumbu seperti Baskom garam, bawang putih, dan gula, kemudian didinginkan. 5 Penggilingan Adonan yang sudah didinginkan kemudian Mesin giling, digiling beberapa kali hingga halus (kurang Tampah besar lebih 3x). 6 Pencetakan Setelah digiling hingga halus lalu dicetak satu per satu seperti lingkaran (cincin) dan Tampah besar, Tampah kecil ditata rapi. 7 Penggorengan Adonan yang sudah dibentuk kemudian Kompor, Serok digoreng. besar, Serok 8 Pengemasan Kueh alen-alen yang sudah digoreng kemudian ditiriskan, ditimbang dan di kemas kedalam plastik dan siap dipasarkan. kecil, Irek Timbangan, Pemanas Listrik (Sealler) 4.3 Peralatan Produksi Kueh Alen-alen Peralatan-peralatan yang digunakan untuk memproses dari ketela menjadi kueh alenalen dapat dilihat pada tabel 4.2. Peralatan-peralatan yang digunakan mempunyai fungsi yang berbeda-beda :

31 31 Tabel 4.2 Peralatan Produksi Kueh Alen-alen No Nama Peralatan Jumlah 1 Baskom 4 buah 2 Panci kukus 1 buah 3 Wajan besar 1 buah 4 Mesin giling 1 buah 5 Timbangan 1 buah 6 Tampah kecil 4 buah 7 Tampah besar 5 buah 8 Irek 1 buah 9 Gayung 1 buah 10 Pisau 4 buah 11 Serok besar 3 buah 12 Serok kecil 1 buah 13 Ember plastic 4 buah 14 Kompor 2 buah 15 Pemanas listrik (sealer) 1 buah 16 Alat tumbuk 1 buah Sumber : UKM Kueh Alen-alen, November Perhitungan Harga Pokok Produksi Perhitungan Harga Pokok Produksi UKM Kueh Alen-alen dengan Metode Perusahaan Perhitungan harga pokok produksi olahan Kueh Alen-saeln yang dilakukan perusahaan masih sederhana karena belum adanya pemilahan kemasing - masing produk. Biaya biaya yang diperhitungkan untuk menghitung harga pokok produksi meliputi biaya bahan, biaya tenaga kerja, dan biaya biaya lain yang diestimasikan pengeluarannya oleh perusahaan. Perhitungan biaya produksi langsung seperti bahan baku dan biaya tenaga kerja dihitung berdasarkan pemakaian bahan baku dan penggunaan tenaga kerja yang secara langsung ikut terlibat dalam proses produksi

32 32 pembuatan kueh alen-alen. Sedangkan perhitungan biaya overhead pabrik yang dihitung oleh perusahaan biasanya tidak dihitung secara rinci karena perusahaan belum bisa menerapkan perhitungan harga pokok produksi sesuai dengan teori akuntansi biaya, oleh karena itu beberapa biaya yang dihitung berdasarkan biaya yang diestimasi atau diperkirakan oleh perusahaan. Perhitungan harga pokok produksi dengan metode perusahaan terdapat pada tabel 4.3. Berikut ini adalah perhitungan harga pokok produksi dengan cara perusahaan, yang sudah dilakukan sebelumnya : Tabel 4.3 Perhitungan Harga Pokok Produksi Dengan Metode Perusahaan No Keterangan Satuan Kebutuhan per Bulan Harga Satuan (Rp) Total Harga (Rp) 1 Ketela Pohong Kg Minyak L Bawang Putih Kg Garam Pack Gula Pasir Kg Gas Kg Biaya Tenaga Kerja Orang Biaya Pembungkus Roll Biaya Pemeliharaan Bulan Mesin 10 Biaya Pemeliharaan Bulan Kendaraan 11 Biaya Listrik Estimasi Biaya PAM Biaya Bahan Bakar Total Sumber : UKM Kueh Alen-alen, November 2014

33 Perhitungan Harga Pokok Produksi Kueh Alen-alen dengan Metode Full Costing Menghitung harga pokok produksi yaitu akumulasi dari biaya-biaya yang dibebankan pada produk yang dihasilkan oleh perusahaan. Metode yang digunakan dalam perhitungan harga pokok produksi adalah metode full costing. Metode full costing adalah penentuan harga pokok produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi yang terdiri dari bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik, baik bersifat variabel maupun tetap. Berikut ini adalah rincian dari persediaan awal bahan baku Kueh Alen-alen pada 1 November Tabel 4.4 Persediaan Awal Bahan Baku Pada Bulan November 2014 No Keterangan Satuan Persediaan Harga Satuan Jumlah (Rp) (Rp) 1 Ketela pohong Kg Minyak L Bawang Putih Kg Garam Pack Gula Pasir Kg TOTAL Sumber : UKM Kueh Alen-alen, November 2014 Berikut ini adalah rincian dari Pembelian bahan baku Kueh Alen-alen pada bulan November 2014.

34 34 Tabel 4.5 Pembelian Bahan Baku Pada Bulan November 2014 No Keterangan Satuan Persediaan Harga Satuan Jumlah (Rp) (Rp) 1 Ketela pohong Kg Minyak L Bawang Putih Kg Garam Pack Gula Pasir Kg TOTAL Sumber : UKM Kueh Alen-alen, November 2014 Berikut ini adalah rincian dari persediaan akhir bahan baku Kueh Alen-alen pada bulan November Tabel 4.6 Persediaan Bahan Baku Akhir Pada Bulan November 2014 No Keterangan Satuan Persediaan Harga Satuan Jumlah (Rp) (Rp) 1 Ketela pohong Kg Minyak L Bawang Putih Kg Garam Pack Gula Pasir Kg TOTAL Sumber : UKM Kueh Alen-alen, November 2014

35 35 Tabel 4.7 Bahan Baku Tersedia No Keterangan Total 1 Persediaan Awal Pembelian Bahan Baku Total Bahan Baku Tersedia Persediaan Akhir Bahan Baku Yang Digunakan Sumber : UKM Kueh Alen-alen, November Biaya Produksi 1. Biaya bahan baku Langsung Biaya bahan baku dihitung dengan cara menjumlah semua bahan baku yang digunakan. Bahan baku utama yang dipakai dalam proses produksi Kueh Alenalen adalah ketela pohong. Besarnya biaya bahan baku yang digunakan untuk memproduksi Kueh Alen-alen selama bulan Novomber 2014 adalah sebagai berikut : Tabel 4.8 Biaya Bahan Baku Langsung No Keterangan Satuan Kebutuhan per Bulan (Rp) Harga Satuan Jumlah (Rp) (Rp) 1 Ketela pohong Kg Minyak L Bawang Putih Kg Garam Pack Gula Pasir Kg TOTAL Sumber : UKM Kueh Alen-alen, November 2014

36 36 2. Biaya tenaga kerja langsung Tenaga kerja langsung merupakan para pekerja yang secara langsung terlibat dalam proses produksi. UKM Kueh Alen-alen mempunyai karyawan 6 orang. Masa kerja UKM Kueh Alen-Alen dalam 1 bulan adalah 30 hari. Sistem penggajian dilakukan dengan cara perbulan. Tiap masing-masing bagian memiliki gaji yang sama. Biaya tenaga kerja langsung dapat pada tabel 4.9. No Karyawan Jumlah Pekerja 1 Bagian Produksi 2 Bagian Pengemasan Tabel 4.9 Biaya Tenaga Kerja Langsung Upah Per Hari (Rp) Jumlah Hari Kerja Upah per Bulan (Rp) Total Upah (Rp) TOTAL Sumber : UKM Kueh Alen-alen, November Biaya overhead pabrik Biaya overhead pabrik merupakan biaya yang timbul dalam suatu proses produksi yang secara tidak langsung mempengaruhi dalam suatu proses produksi. Biaya ini meliputi keseluruhan biaya selain bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Pada proses produksi olahan Kueh Alen-alen biaya overhead pabrik dibagi menjadi 2, yaitu biaya overhead variabel dan overhead tetap.

37 37 a. Biaya Overhead Variabel 1. Biaya Bahan Penolong Bahan penolong adalah bahan bahan yang digunakan untuk menyelesaikan suatu produk, tetapi pemakaiannya relative kecil, atau pemakaiannya sangat rumit untuk dikenali di produk jadi. Biaya-biaya bahan penolong terdapat pada tabel Tabel 4.10 Biaya Bahan Penolong No Keterangan Kebutuhan per Bulan Harga (Rp) Total Harga (Rp) 1 Plastik Putih Tebal 3 rol TOTAL Sumber : UKM Kueh Alen-alen, November Biaya Listrik Listrik usaha Kueh Alen-alen diperoleh dari PLN. Listrik untuk usaha kueh alen-alen jadi satu dengan listrik yang digunakan untuk kebutuhan rumah tangga. Dengan proporsi pemakaian listrik yaitu Rumah : Usaha = 1 : 3 (Berdasarkan penjelasan pemilik UKM Kueh Alen-alen). Pemakaian lebih banyak untuk usaha dibandingkan dengan kebutuhan rumah tangga sehari hari karena, pemakaian listrik untuk usaha digunakan mengoperasian mesin dan untuk penerangan. Biaya listrik yang dikeluarkan pada bulan November 2014 adalah sebesar Rp ,00. Berdasarkan proporsi pemakaian listrik 1 : 3 maka didapat hasil bahwa besarnya biaya listrik untuk kebutuhan rumah

38 38 tangga hanya sebesar Rp Sedangkan untuk kebutuhan usaha sebesar Rp Biaya Air Air usaha Kueh Alen-alen diperoleh dari PDAM. Air untuk usaha kueh alen-alen jadi satu dengan air yang digunakan untuk kebutuhan rumah tangga. Dengan proporsi pemakaian air yaitu Rumah : Usaha = 1 : 2 (Berdasarkan penjelasan pemilik UKM Kueh Alen-alen). Pemaikaian air lebih banyak untuk usaha dibandingkan dengan kebutuhan rumah tangga sehari hari. Air untuk usaha digunakan untuk pencucian peralatan sehabis digunakan, pencucian ketela pohong (membersihkan dan mengukus ketela). Selain itu, juga digunakan untuk mencuci peralatan setelah selesai digunakan. Biaya air yang dikeluarkan pada bulan November 2014 adalah sebesar Rp Berdasarkan proporsi pemakaian listrik 1 : 2 maka didapat hasil bahwa besarnya biaya air untuk kebutuhan rumah tangga hanya sebesar Rp Sedangkan untuk kebutuhan usaha sebesar Rp Biaya Gas Biaya gas digunakan untuk proses produksi usaha Kueh Alen-alen. Pemilik UKM memiliki 1 tabung gas berukuran 3kg. Pada bulan November 2014 UKM Kueh Alen-alen menghabiskan 36 tabung gas dengan biaya per tabungnya sebesar Rp ,00. Jadi biaya gas yang dikeluarkan UKM Kueh Alen-alen pada bulan November adalah sebesar Rp ( 36 x ).

39 39 b. Biaya Overhead Tetap 1. Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung merupakan biaya atas upah yang dibayarkan kepada karyawan bagian produksi yang mempunyai pekerjaan (fungsi) tidak berhubungan langsung dengan proses produksi. Tabel 4.11 Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung No Karyawan Jumlah Pekerja 1 Mandor (Pemilik) Upah per Hari (Rp) Jumlah Hari Kerja Upah per Bulan (Rp) Total Upah (Rp) TOTAL Sumber : UKM Kueh Alen-alen, November Biaya Pemeliharaan Peralatan dan Mesin Biaya pemeliharaan peralatan dan mesin merupakan biaya perawatan dan perbaikan serta pembelian suku cadang mesin apabila mesin mengalami kerusakan. Biaya pemeliharaan peralatan dan mesin dilakukan pemilik karena dengan melakukan perawatan peralatan dan mesin diharapkan dapat bertahan lebih lama dan menghindari terjadinya kerusakan. Pemeliharaan yang dilakukan UKM Kueh Alen-alen adalah dengan mengganti peralatan yang sudah tidak layak pakai dan memperbaiki mesin.

40 40 Tabel 4.12 Biaya Pemeliharaan Peralatan dan Mesin No Keterangan Total Biaya (Rp) 1 Mesin Giling TOTAL Sumber : UKM Kueh Alen-alen, November Biaya penyusutan peralatan Dalam kegiatan produksi penggunaan peralatan dan mesin, dan akan mengalami penyusutan. Penyusutan peralatan dan mesin mengakibatkan adanya suatu biaya yang disebut dengan biaya penyusutan. Perhitunga nilai penyusutan yang digunakan adalah berdasarkan nilai ekonomis atau dikenal dengan metode garis lurus. Penetapan umur ekonomis didasarkan pada UU No. 7 Tahun 1983 pasal 11 tentang pajak penghasilan dan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 96/PMK.03/2009 tentang jenis-jenis harta yang termasuk dalam kelompok harta berwujud bukan bangunan untuk keperluan penyusutan.

41 41 Kelompok Harta Berwujud Tabel 4.13 Kelompok Harta dan Tarif Penyusutan Masa Manfaat Tarif Penyusutan berdasarkan Metode Garis Lurus Tarif Penyusutan berdasarkan Metode Saldo Menurun I. Kelompok Bangunan 4 tahun 25% 50% Kelompok 1 Kelompok 2 8 tahun 12,5% 25% Kelompok 3 16 tahun 6,25% 12,5% Kelompok 4 20 tahun 5% 10% II. Bangunan Permanen 20 tahun 5% - Tidak Permanen 10 tahun 10% - Sumber : Keputusan Menteri Keuangan Nomor 96/PMK03/2009 Rumus metode garis lurus untuk aset tetap berwujud sebagai berikut : Beban Penyusutan = (Harga Beli Nilai Sisa) Umur Ekonomis Perhitugan biaya penyusutan peralatan dan mesin diidentifikasi menjadi dua yaitu perhitungan biaya penyusutan peralatan dan mesin yang dikeluarkan bersama dan secara terpisah untuk masing-masing produk. Rincian biaya penyusutan peralatan dan mesin yaitu sebagai berikut :

42 42 No Keterangan Tanggal Perolehan 1 Baskom 12 maret Panci Kukus 15 april Wajan Besar 18 mei Mesin 20 juni Giling Timbangan 23 juli Tampah 25 agustus Kecil Tampah 25 agustus Besar Irek 28 september Gayung 30 Besar november Pisau 3 januari Serok Besar 6 febuari Serok Kecil 6 febuari 13 Ember Plastik desember 2014 Tabel 4.14 Penyusutan Peralatan dan Mesin Unit Total harga Umur ekonomis (tahun) Nilai sisa Penyusutan per tahun Penyusutan per bulan , , , , , , ,6 14 Kompor 8 oktober Sealler 20 juni Alat 23 juli ,5 Tumbuk Total Penyusutan ,3 Sumber : Kueh Alen-alen, November 2014

43 43 Total biaya overhead pabrik bulan November 2014 adalah jumlah dari bahan penolong, biaya listrik, biaya air, biaya gas, komponen beban biaya pemeliharaan peralatan dan mesin, serta komponen biaya penyusutan peralatan dan mesin yang mendukung kegiatan produksi. Untuk perhitungan biaya overhead pabrik diatas telah diidentifikasi kedalam biaya yang dikeluarkan secara bersama dan biaya yang dikeluarkan secara terpisah untuk masing-masing produk. Rincian biaya overhead yaitu sebagai berikut : Tabel 4.15 Tabel Overhead Pabrik Kueh Alen-alen NO KETERANGAN PRODUKSI TOTAL (Rp) 1. Biaya Overhead Pabrik Variabel Biaya Bahan Penolong Biaya Gas Biaya Air Biaya Listrik JUMLAH BIAYA OVERHEAD PABRIK VARIABEL Biaya Overhead Pabrik Tetap Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung Biaya Pemeliharaan Peralatan dan Mesin 50,000 Biaya Penyusutan Peralatan dan Mesin ,3 JUMLAH BIAYA OVERHEAD PABRIK TETAP ,3 TOTAL BIAYA OVERHEAD PABRIK ,3 Sumber : Data diolah Berikut ini adalah perhitungan biaya produksi mengunakan metode full costing :

EVALUASI PENETAPAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA HOME INDUSTRY KUEH ALEN-ALEN CAP KETELA POHONG LANCAR JAYA WONOSOBO

EVALUASI PENETAPAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA HOME INDUSTRY KUEH ALEN-ALEN CAP KETELA POHONG LANCAR JAYA WONOSOBO EVALUASI PENETAPAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA HOME INDUSTRY KUEH ALEN-ALEN CAP KETELA POHONG LANCAR JAYA WONOSOBO Tantri Kurniawati Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Akuntansi Universitas Dian Nuswantoro

Lebih terperinci

EVALUASI PENETAPAN HARGA POKOK PRODUK ROTI PADA UKM ROTI SAUDARA DI BANYUMANIK

EVALUASI PENETAPAN HARGA POKOK PRODUK ROTI PADA UKM ROTI SAUDARA DI BANYUMANIK EVALUASI PENETAPAN HARGA POKOK PRODUK ROTI PADA UKM ROTI SAUDARA DI BANYUMANIK Arum Budi Lestari Kegiatan produksi memerlukan pengorbanan sumber ekonomi berupa berbagai jenis biaya untuk menghasilkan produk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Ada beberapa pengertian biaya yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya: Daljono (2011: 13) mendefinisikan Biaya adalah suatu pengorbanan sumber

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya mengukur dan melaporkan setiap informasi keuangan dan non keuangan yang terkait dengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Akuntani Biaya 1. Pengertian biaya Biaya merupakan salah satu faktor penting yang harus diperhatikan dalam proses produksi dalam satu perusahaan manufaktur. Terdapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan salah satu pengkhususan dalam akuntansi, sama halnya dengan akuntansi keuangan, akuntansi pemerintahan, akuntansi pajak, dan sebagainya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya dan Pengklasifikasian Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya berkaitan dengan semua tipe organisasi baik organisasi bisnis, non bisnis, manufaktur, dagang dan jasa. Dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya salah satu bagian atau unsure dari harga dan juga unsur yang paling pokok dalam akuntansi biaya, untuk itu perlu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Biaya Informasi biaya sangat bermanfaat bagi manajemen perusahaan. Diantaranya adalah untuk menghitung harga pokok produksi, membantu manajemen dalam fungsi perencanaan dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah 2.1.1 Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2, dan 3 Tahun 2008 tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Asean Economic Community (AEC) diberlakukan akhir 2015, Asean akan

BAB I PENDAHULUAN. Asean Economic Community (AEC) diberlakukan akhir 2015, Asean akan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Asean Economic Community (AEC) diberlakukan akhir 2015, Asean akan terbuka untuk perdagangan barang, jasa, investasi, modal, dan pekerja. Indonesia harus dapat melihat

Lebih terperinci

ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI SEBAGAI DASAR PENETAPAN HARGA JUAL PRODUK FURNITURE

ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI SEBAGAI DASAR PENETAPAN HARGA JUAL PRODUK FURNITURE ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI SEBAGAI DASAR PENETAPAN HARGA JUAL PRODUK FURNITURE ( Studi kasus pada PT. Hanin Designs Indonesia - Indonesian Legal Wood) Oleh: Utcik Anita Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan bagian akuntansi yang mencatat berbagai macam biaya, mengelompokkan, mengalokasikannya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya merupakan salah satu pengeluaran yang pasti dalam suatu perusahaan, oleh karenanya, biaya sangat diperlukan dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian dan Unsur - Unsur Biaya Produksi 1. Pengertian Biaya Produksi Sebelum membahas mengenai biaya produksi, terlebih dahulu dijelaskan pengertian dari biaya itu sendiri.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya memberikan informasi biaya yang akan digunakan untuk membantu menetapkan harga pokok produksi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya salah satu bagian atau unsur dari harga pokok dan juga unsur yang paling pokok dalam akuntansi biaya, untuk itu

Lebih terperinci

METODE DIRECT COSTING SEBAGAI DASAR PENENTUAN HARGA JUAL PRODUK. Nurul Badriyah,SE,MPd

METODE DIRECT COSTING SEBAGAI DASAR PENENTUAN HARGA JUAL PRODUK. Nurul Badriyah,SE,MPd METODE DIRECT COSTING SEBAGAI DASAR PENENTUAN HARGA JUAL PRODUK Nurul Badriyah,SE,MPd ABSTRAK Direct costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya menyediakan informasi biaya yang akan digunakan untuk membantu menetapkan harga pokok produksi suatu perusahaan. Akuntansi biaya mengukur

Lebih terperinci

PENERAPAN FULL COSTING METHOD MELALUI PENGHITUNGAN HPP SEBAGAI DASAR PENENTUAN HARGA JUAL PADA UKM TAHU PAK DARIYO. Andri Eka Permatasari

PENERAPAN FULL COSTING METHOD MELALUI PENGHITUNGAN HPP SEBAGAI DASAR PENENTUAN HARGA JUAL PADA UKM TAHU PAK DARIYO. Andri Eka Permatasari PENERAPAN FULL COSTING METHOD MELALUI PENGHITUNGAN HPP SEBAGAI DASAR PENENTUAN HARGA JUAL PADA UKM TAHU PAK DARIYO Andri Eka Permatasari Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE FULL COSTING PADA USAHA TEPUNG TAPIOKA DAUN WARU

PENERAPAN METODE FULL COSTING PADA USAHA TEPUNG TAPIOKA DAUN WARU PENERAPAN METODE FULL COSTING PADA USAHA TEPUNG TAPIOKA DAUN WARU Oleh Awalia Oktaviani Universitas Dian Nuswantoro JL.Nakula Raya 1 no.5 11 Semarang 50131- Tel.(024) 3517261, 3520165 Fax.(024) 3560567

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Umum Akuntansi Biaya 2.1.1. Pengertian Akuntasi Biaya Secara garis besar Akuntasi berarti pencatatan, penggolongan, peringkasan, dan penyajian dari transaksi-transaksi

Lebih terperinci

BAB II BIAYA PRODUKSI PADA CV. FILADELFIA PLASINDO SURAKARTA

BAB II BIAYA PRODUKSI PADA CV. FILADELFIA PLASINDO SURAKARTA BAB II BIAYA PRODUKSI PADA CV. FILADELFIA PLASINDO SURAKARTA Manajemen dalam menjalankan tugasnya harus mempunyai keahlian serta kemampuan untuk memanfaatkan setiap faktor produksi yang ada. Salah satu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Menurut Hansen dan Mowen (2011:47) Biaya adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Secara garis besar bahwa akuntansi dapat diartikan sebagai pencatatan, penggolongan, peringkasan, dan

Lebih terperinci

PENGHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE FULL COSTING SEBAGAI DASAR PENENTUAN HARGA JUAL (STUDI KASUS UKM RENGGINANG SARI IKAN DI SUMENEP)

PENGHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE FULL COSTING SEBAGAI DASAR PENENTUAN HARGA JUAL (STUDI KASUS UKM RENGGINANG SARI IKAN DI SUMENEP) PENGHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE FULL COSTING SEBAGAI DASAR PENENTUAN HARGA JUAL (STUDI KASUS UKM RENGGINANG SARI IKAN DI SUMENEP) O l e h : FERGIAWAN AKBAR NIM : 10520032 PENDAHULUAN Latar

Lebih terperinci

ANALISA HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN FULL COSTING METHOD DALAM MENETAPKAN HARGA JUAL BOLA PLASTIK PADA UD. BUMI PUTRA

ANALISA HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN FULL COSTING METHOD DALAM MENETAPKAN HARGA JUAL BOLA PLASTIK PADA UD. BUMI PUTRA ANALISA HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN FULL COSTING METHOD DALAM MENETAPKAN HARGA JUAL BOLA PLASTIK PADA UD. BUMI PUTRA Oleh : Nanang Wahyu Gunanto B12.2010.01687 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Dian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya. 1. Pengertian Akuntansi Biaya

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya. 1. Pengertian Akuntansi Biaya BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya 1. Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi berkaitan dengan hal pengukuran, pencatatan dan pelaporan informasi keuangan kepada pihak-pihak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membantu perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

BAB I PENDAHULUAN. membantu perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi ekonomi global menuntut perusahaan menata manajemennya, mengingat ketatnya persaingan dan segala bentuk perubahan yang tidak dapat diprediksi sebelumnya.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Akuntansi Manajemen Akuntansi dapat dipandang dari dua tipe akuntansi yang ada yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Sebagai salah satu tipe informasi akuntansi manajemen

Lebih terperinci

BAB IV METODE FULL COSTING DALAM PENETAPAN HARGA JUAL PADA USAHA KERUPUK RAMBAK DWIJOYO

BAB IV METODE FULL COSTING DALAM PENETAPAN HARGA JUAL PADA USAHA KERUPUK RAMBAK DWIJOYO BAB IV METODE FULL COSTING DALAM PENETAPAN HARGA JUAL PADA USAHA KERUPUK RAMBAK DWIJOYO A. Perhitungan Harga Pokok Produksi Pada Usaha Kerupuk Rambak Dwijoyo 1. Perhitungan Harga Pokok Produksi Kerupuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Biaya dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya adalah semua pengorbanan yang perlu dilakukan untuk suatu proses produksi, yang dinyatakan dengan satuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan bagian dari akuntansi keuangan yang membahas mengenai penentuan harga pokok produk. Akuntansi biaya secara khusus berkaitan dengan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan salah satu pengkhususan dalam akuntansi, sama hal nya dengan akuntansi keuangan, akuntansi pemerintahan, akuntansi pajak, dan sebagainya.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik

BAB II LANDASAN TEORI. dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Harga Pokok Produksi Menurut Mulyadi (2007:18) yang dimaksud dengan harga pokok produksi adalah harga pokok produksi memperhitungkan semua unsur biaya yang terdiri dari biaya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Menurut pasal 1 ayat (1) UU No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha. Mikro, Kecil dan Menengah bahwa usaha mikro adalah usaha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Menurut pasal 1 ayat (1) UU No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha. Mikro, Kecil dan Menengah bahwa usaha mikro adalah usaha BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah 2.1.1. Pengertian Usaha Mikro, Kecil dan Menengah a. Menurut pasal 1 ayat (1) UU No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah bahwa

Lebih terperinci

PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA USAHA HOME INDUSTRY WINGKO BABAT CAP TIGA KELAPA MUDA DENGAN FULL COSTING METHOD. Oleh :

PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA USAHA HOME INDUSTRY WINGKO BABAT CAP TIGA KELAPA MUDA DENGAN FULL COSTING METHOD. Oleh : PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA USAHA HOME INDUSTRY WINGKO BABAT CAP TIGA KELAPA MUDA DENGAN FULL COSTING METHOD Oleh : Maria Susana Ika Adi Lis Tyaningrum Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan Akuntansi

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya adalah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian biaya pembuatan dan penjualan produk atau jasa, dengan cara-cara tertentu,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya sangat berperan penting dalam kegiatan perusahaan. Salah satu peranan akuntansi biaya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi Biaya merupakan hal yang penting bagi perusahaan manufaktur dalam mengendalikan suatu biaya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Biaya dan Penggolongan Biaya 1. Pengertian Biaya Sebelum mengetahui lebih lanjut apa dan bagaimana biaya, berikut pengertian biaya menurut Horngren dan Foster (2000;

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Peneliti Terdahulu Hasil penelitian Rahayu (2015) tentang Analisis Pembebanan Biaya Overhead Pabrik terhadap Harga Jual Produk pada UKM di Wilayah Sukabumi yaitu perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada zaman globalisasi seperti sekarang ini dimana semakin majunya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada zaman globalisasi seperti sekarang ini dimana semakin majunya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada zaman globalisasi seperti sekarang ini dimana semakin majunya dunia bisnis terutama dalam bidang industri menimbulkan persaingan yang semakin kompetitif

Lebih terperinci

PERHITUNGAN COST OF GOODS MANUFACTURED SEBAGAI DASAR PENENTU HARGA JUAL MENGGUNAKAN FULL COSTING METHOD (Studi Kasus pada UMKM Mie Basah Pak Taman)

PERHITUNGAN COST OF GOODS MANUFACTURED SEBAGAI DASAR PENENTU HARGA JUAL MENGGUNAKAN FULL COSTING METHOD (Studi Kasus pada UMKM Mie Basah Pak Taman) PERHITUNGAN COST OF GOODS MANUFACTURED SEBAGAI DASAR PENENTU HARGA JUAL MENGGUNAKAN FULL COSTING METHOD (Studi Kasus pada UMKM Mie Basah Pak Taman) Oleh: Hilda Waringga Pastarina H.P Fakultas Ekonomi dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. UMKM memiliki peran yang cukup penting dalam hal penyedia lapangan. mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. UMKM memiliki peran yang cukup penting dalam hal penyedia lapangan. mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro Kecil dan Menengah Usaha Mikro Kecil dan Menengah atau lebih popular dengan singkatan UMKM memiliki peran yang cukup penting dalam hal penyedia lapangan pekerjaan.

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 5 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan salah satu pengkhususan dalam akuntansi, sama hal nya dengan akuntansi keuangan, akuntansi pemerintahan, akuntansi pajak, dan sebagainya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Biaya Biaya merupakan salah satu komponen yang sangat penting karena biaya sangat berpengaruh dalam mendukung kemajuan suatu perusahaan dalam melaksanakan aktifitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perbandingan Harga Pokok Produksi Full Costing dan Variable Costinguntuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perbandingan Harga Pokok Produksi Full Costing dan Variable Costinguntuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian terdahulu tentang analisis perhitungan harga pokok produksi pada UKM telah dilakukan dan menunjukkan bahwa sebagian besar UKM belum menerapkan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Biaya dan Beban Salah satu data penting yang diperlukan oleh perusahaan dalam menentukan harga pokok adalah biaya. Biaya mengandung dua pengertian, yaitu dalam beban

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan hal yang paling penting bagi manajemen perusahaan sebagai basis data biaya untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya Biaya merupakan komponen terpenting dalam melakukan perhitungan harga pokok produksi. Setiap perusahaan yang bertujuan mencari laba (profit oriented) ataupun tidak mencari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya menyediakan informasi biaya yang akan digunakan untuk membantu menetapkan harga pokok produksi

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI

BAB II KERANGKA TEORI BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Pengertian dan Penggolongan Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya berkaitan dengan semua tipe organisasi bisnis, non-bisnis, manufaktur, eceran dan jasa. Umumnya, berbagai macam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1. Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan hal yang paling penting bagi manajemen perusahaan sebagai basis data biaya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Charles T. Horngren (2006), akuntansi biaya adalah mengukur,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Charles T. Horngren (2006), akuntansi biaya adalah mengukur, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Menurut Charles T. Horngren (2006), akuntansi biaya adalah mengukur, menganalisis, dan melaporkan informasi keuangan dan non

Lebih terperinci

BAB II TUNJAUAN PUSTAKA

BAB II TUNJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TUNJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Menurut Bastian (2006:137) Biaya adalah suatu bentuk pengorbanan ekonomis yang dilakukan untuk mencapai tujuan entitas.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini, penulis akan menguraikan teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli yang akan digunakan sebagai landasan dalam menganalisa permasalahan yang ada diperusahaan PT

Lebih terperinci

Definisi akuntansi biaya dikemukakan oleh Supriyono (2011:12) sebagai

Definisi akuntansi biaya dikemukakan oleh Supriyono (2011:12) sebagai BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi secara garis besar dapat dibagi menjadi dua tipe yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen.akuntansi biaya bukan merupakan tipe akuntansi tersendiri

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Manajemen. Pengertian akuntansi manajemen menurut Horngren (2000) adalah proses

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Manajemen. Pengertian akuntansi manajemen menurut Horngren (2000) adalah proses 19 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Akuntansi Manajemen 1. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Manajemen Pengertian akuntansi manajemen menurut Horngren (2000) adalah proses identifikasi, pengukuran,

Lebih terperinci

PENETAPAN HARGA POKO PRODUKSI MINYAK KELAPA SAWIT PADA PT. PAYA PINANG GROUP TEBING TINGGI. Sri Wangi Sitepu, S.Pd, M.Si

PENETAPAN HARGA POKO PRODUKSI MINYAK KELAPA SAWIT PADA PT. PAYA PINANG GROUP TEBING TINGGI. Sri Wangi Sitepu, S.Pd, M.Si PENETAPAN HARGA POKO PRODUKSI MINYAK KELAPA SAWIT PADA PT. PAYA PINANG GROUP TEBING TINGGI Sri Wangi Sitepu, S.Pd, M.Si ABSTRAK Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui metode yang digunakan

Lebih terperinci

PENETAPAN HARGA JUAL PRODUK DENGAN COST PLUS PRICING MENGGUNAKAN PENDEKATAN FULL COSTING

PENETAPAN HARGA JUAL PRODUK DENGAN COST PLUS PRICING MENGGUNAKAN PENDEKATAN FULL COSTING PENETAPAN HARGA JUAL PRODUK DENGAN COST PLUS PRICING MENGGUNAKAN PENDEKATAN FULL COSTING (Studi Kasus pada UKM Wingko Babat Cap Bus Bisnis) DWI SETIYORINI Program Studi Akuntasni-S1, Fakultas Ekonomi dan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Kabupaten Sumenep. Usaha ini terletak di jalan Monumen Kuda sakti No. 97 RT.

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Kabupaten Sumenep. Usaha ini terletak di jalan Monumen Kuda sakti No. 97 RT. BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan UKM Rengginang sari ikan merupakan salah satu produsen Rengginang di Kabupaten Sumenep. Usaha ini terletak di jalan Monumen Kuda sakti No.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Biaya Menurut Mulyadi (2010:7) Akuntansi Biaya ialah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian biaya pembuatan dan penjualan produk jasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Usaha kecil dan mengah (UKM) di berbagai Negara termasuk di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Usaha kecil dan mengah (UKM) di berbagai Negara termasuk di Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usaha kecil dan mengah (UKM) di berbagai Negara termasuk di Indonesia merupakan salah satu penggerak perekonomian rakyat yang tangguh. Karena kebanyakan para pengusaha

Lebih terperinci

PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN FULL COSTING METHOD PADA UMKM KERUPUK CAP LAKSA YOHANA SAPUTRI

PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN FULL COSTING METHOD PADA UMKM KERUPUK CAP LAKSA YOHANA SAPUTRI PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN FULL COSTING METHOD PADA UMKM KERUPUK CAP LAKSA YOHANA SAPUTRI Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Dian Nuswantoro Semarang e-mail : yohanasaputri93@gmail.com

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Harga Jual Menurut Mulyadi (1993), Pada prinsipnya harga jual harus dapat menutupi biaya penuh ditambah dengan laba wajar. Harga jual sama dengan biaya produksi ditambah Mark-up.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya memiliki peranan penting bagi manajemen perusahaan agar dapat memiliki perusahaan dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. maupun variable. Menurut Garrison dan Nooren (2006:51), mengemukakan

BAB II LANDASAN TEORITIS. maupun variable. Menurut Garrison dan Nooren (2006:51), mengemukakan BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian dan Klasifikasi Biaya 1. Pengertian Biaya Produksi Menurut Supriyono (2000:290), Biaya produksi adalah meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan

Lebih terperinci

Penerapan Metode Full Costing Untuk Perhitungan Harga Jual Produk Pada Industri Kecil (Studi Kasus Home Industry Citra Snack Pekanbaru)

Penerapan Metode Full Costing Untuk Perhitungan Harga Jual Produk Pada Industri Kecil (Studi Kasus Home Industry Citra Snack Pekanbaru) 20 Jurnal Akuntansi Keuangan dan Bisnis Vol.7, Desember 2014, 20-27 Penerapan Metode Full Costing Untuk Perhitungan Harga Jual Produk Pada Industri Kecil (Studi Kasus Home Industry Citra Snack Pekanbaru)

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) oleh negara melalui penyertaan modal secara langsung yang berasal dari kekayaan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) oleh negara melalui penyertaan modal secara langsung yang berasal dari kekayaan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Menurut Mahmudi (2011, 196) menyatakan bahwa badan usaha milik negara adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki

Lebih terperinci

BAB II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, Dan HIPOTESIS

BAB II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, Dan HIPOTESIS 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, Dan HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pengertian dan Penggolongan Biaya Biaya dalam akuntansi biaya diartikan dalam dua pengertian yang berbeda, yaitu biaya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Biaya, Biaya, dan Penggolongan Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Siklus perusahaan manufaktur dimulai dengan pengolahan bahan baku di bagian produksi dan berakhir

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORISTIS PEMIKIRAN. Harga pokok produksi sering juga disebut biaya produksi. Biaya produksi

BAB II KERANGKA TEORISTIS PEMIKIRAN. Harga pokok produksi sering juga disebut biaya produksi. Biaya produksi BAB II KERANGKA TEORISTIS PEMIKIRAN 2.1 Harga Pokok Produksi 1. Pengertian Harga Pokok Produksi Harga pokok produksi sering juga disebut biaya produksi. Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan untuk

Lebih terperinci

BAB II HARGA POKOK PRODUKSI

BAB II HARGA POKOK PRODUKSI BAB II HARGA POKOK PRODUKSI Bab ini berisi teori yang akan digunakan sebagai dasar melakukan analisis data. Mencakup pengertian dan penggolongan biaya serta teori yang berkaitan dengan penentuan harga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha akhir akhir ini mengalami persaingan global yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha akhir akhir ini mengalami persaingan global yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam dunia usaha akhir akhir ini mengalami persaingan global yang sangat ketat,dimana perusahaan tidak hanya menghadapi pesaing lokal tetapi juga pesaing internasional.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi di Indonesia UMKM selalu digambarkan sebagai sektor yang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi di Indonesia UMKM selalu digambarkan sebagai sektor yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Usaha Mikro Kecil dan Menengah disingkat dengan UMKM merupakan salah satu industri yang turut bersaing dalam memajukan perekonomian di Indonesia. Dalam pembangunan

Lebih terperinci

ANALISIS PENENTUAN HARGA JUAL PADA UKM RASA BAKERY DENGAN MENGGUNAKAN METODE COST PLUS PRICING DENGAN PENDEKATAN FULL COSTING PADA BULAN AGUSTUS,

ANALISIS PENENTUAN HARGA JUAL PADA UKM RASA BAKERY DENGAN MENGGUNAKAN METODE COST PLUS PRICING DENGAN PENDEKATAN FULL COSTING PADA BULAN AGUSTUS, ANALISIS PENENTUAN HARGA JUAL PADA UKM RASA BAKERY DENGAN MENGGUNAKAN METODE COST PLUS PRICING DENGAN PENDEKATAN FULL COSTING PADA BULAN AGUSTUS, SEPTEMBER, DAN OKTBER 2016 Nama : Ellin Taufanny NPM :

Lebih terperinci

Perhitungan Harga Pokok Produksi Pada Jamu Singkir Angin (Studi Kasus Pada PT. Nyonya Meneer Semarang) Oleh

Perhitungan Harga Pokok Produksi Pada Jamu Singkir Angin (Studi Kasus Pada PT. Nyonya Meneer Semarang) Oleh Perhitungan Harga Pokok Produksi Pada Jamu Singkir Angin (Studi Kasus Pada PT. Nyonya Meneer Semarang) Oleh Trissi Ritani Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universits Dian Nuswantoro ABSTRAK

Lebih terperinci

ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE HARGA POKOK PROSES PADA PERUSAHAAN SOUN CAP KETELA MAS TAMBAK. Dwi Suprajitno.

ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE HARGA POKOK PROSES PADA PERUSAHAAN SOUN CAP KETELA MAS TAMBAK. Dwi Suprajitno. ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE HARGA POKOK PROSES PADA PERUSAHAAN SOUN CAP KETELA MAS TAMBAK. Dwi Suprajitno Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perhitungan harga

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menerapkan metode Activity Based Costing dalam perhitungan di perusahan. metode yang di teteapkan dalam perusahaan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menerapkan metode Activity Based Costing dalam perhitungan di perusahan. metode yang di teteapkan dalam perusahaan. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu Studi sebelumnya yang dilakukan oleh beberapa peneliti dengan menerapkan metode Activity Based Costing dalam perhitungan di perusahan. Yang dimana

Lebih terperinci

PERHITUNGAN COST OF PRODUCTION DENGAN METODE BIAYA PENUH PADA USAHA KECIL MENENGAH (STUDI KASUS UKM TAHU ECO)

PERHITUNGAN COST OF PRODUCTION DENGAN METODE BIAYA PENUH PADA USAHA KECIL MENENGAH (STUDI KASUS UKM TAHU ECO) 1 PERHITUNGAN COST OF PRODUCTION DENGAN METODE BIAYA PENUH PADA USAHA KECIL MENENGAH (STUDI KASUS UKM TAHU ECO) FENTIN ADRIANA ROSALY ocalygreen@gmail.com ABSTRAK Badan Pusat Statistik menyatakan bahwa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya memiliki peranan penting bagi manajemen perusahaan agar dapat memiliki pemahaman dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipercaya sebagai dasar untuk pengambilan keputusan. Sejalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipercaya sebagai dasar untuk pengambilan keputusan. Sejalan dengan 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Kelancaran dan keberhasilan suatu perusahaan tergantung pada kemampuan manajemen didalam mengambil keputusan. Agar suatu operasi perusahaan dapat berjalan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Pengklasifikasian Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Menurut Mulyadi (2007:8), Pengertian biaya dalam arti luas adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam era globalisasi, para pelaku bisnis manufaktur semakin bersaing untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam era globalisasi, para pelaku bisnis manufaktur semakin bersaing untuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi, para pelaku bisnis manufaktur semakin bersaing untuk memajukan perusahaannya. Persaingan tersebut menuntut pihak manajemen perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Manajemen Setiap usaha, baik usaha kecil maupun usaha besar membutuhkan informasi akuntansi yang berguna bagi pihak manajemen. Informasi akuntansi dapat

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya 2.2.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi sebagai salah satu ilmu terapan mempunyai dua tipe, yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Salah satu yang

Lebih terperinci

Perhitungan Harga Pokok Produksi Dengan Metode Full Costing Sebagai Dasar Penentuan Harga Jual Produksi Tahu Pas (Putra H.

Perhitungan Harga Pokok Produksi Dengan Metode Full Costing Sebagai Dasar Penentuan Harga Jual Produksi Tahu Pas (Putra H. Repositori STIE Ekuitas STIE Ekuitas Repository Final Assignment - Diploma 3 (D3) http://repository.ekuitas.ac.id Final Assignment of Accounting 2017-01-07 Perhitungan Harga Pokok Produksi Dengan Metode

Lebih terperinci

ANALISIS PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI DAN HARGA JUAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE FULL COSTING PADA HOME INDUSTRY KHOIRIYAH DI TAMAN SARI, SINGARAJA.

ANALISIS PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI DAN HARGA JUAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE FULL COSTING PADA HOME INDUSTRY KHOIRIYAH DI TAMAN SARI, SINGARAJA. ANALISIS PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI DAN HARGA JUAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE FULL COSTING PADA HOME INDUSTRY KHOIRIYAH DI TAMAN SARI, SINGARAJA. Rina Hasyim Program Studi Pendidikan Ekonomi, Fakultas

Lebih terperinci

JURNAL PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI UNTUK MENENTUKAN HARGA JUAL DI CV. NUSANTARA METALINDO

JURNAL PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI UNTUK MENENTUKAN HARGA JUAL DI CV. NUSANTARA METALINDO JURNAL PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI UNTUK MENENTUKAN HARGA JUAL DI CV. NUSANTARA METALINDO CALCULATION OF PRODUCTION COST TO DETERMINE SELL PRICE IN CV. NUSANTARA METALINDO Oleh: VICKY SANDY ZEDDA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya Informasi biaya dapat mempengaruhi perhitungan harga pokok produksi, penentuan harga jual dan perencanaan laba perusahaan. Hal ini dikarenakan apabila perusahaan ingin

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep, Konstruksi, dan Variabel Penelitian 2.1.1 Biaya Produksi Menurut Hansen dan Mowen (2012: 47), Biaya adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan hal yang paling penting bagi manajemen perusahaan sebagai basis data biaya untuk

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. ekonomi, dan pihak lainnya yang telah dikembangkan berdasarkan kebutuhan dan

BAB III PEMBAHASAN. ekonomi, dan pihak lainnya yang telah dikembangkan berdasarkan kebutuhan dan BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian Biaya dan Klasifikasi Biaya 1. Pengertian Biaya Dalam menjalankan suatu perusahaan, pengambilan keputusan yang tepat dan akurat memerlukan pemahaman tentang konsep biaya

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Di masa lalu, akuntansi biaya secara luas dianggap sebagai cara perhitungan nilai persediaan yang dilaporkan di neraca dan harga pokok penjualan yang disajikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemulihan ekonomi nasional, baik dalam mendorong laju pertumbuhan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. pemulihan ekonomi nasional, baik dalam mendorong laju pertumbuhan ekonomi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usaha kecil dan menengah (UKM) di berbagai negara termasuk di Indonesia merupakan salah satu penggerak perekonomian rakyat yang tangguh. Hal ini karena kebanyakan para

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Keseluruhan biaya yang dikeluarkan

BAB I PENDAHULUAN. baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Keseluruhan biaya yang dikeluarkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang kegiatan utamanya mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Keseluruhan biaya yang dikeluarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat digolongkan kedalam perusahaan perdagangan, perusahaan jasa dan

BAB I PENDAHULUAN. dapat digolongkan kedalam perusahaan perdagangan, perusahaan jasa dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bisnis atau perusahaan adalah suatu badan hukum yang menghasilkan barang/jasa yang diperlukan pelanggan (Madura:2001). Jenis perusahaan dapat digolongkan

Lebih terperinci

PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI (HPP) DENGAN METODE FULL COSTING

PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI (HPP) DENGAN METODE FULL COSTING PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI (HPP) DENGAN METODE FULL COSTING (Kasus Pada Baso Urat Gatot Kaca) Karangan Ilmiah yang Disusun untuk Memenuhi Tugas Akhir Mata Kuliah Akuntansi Biaya Oleh Hasan Sunarto

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk

Lebih terperinci