PENETAPAN HARGA JUAL PRODUK DENGAN COST PLUS PRICING MENGGUNAKAN PENDEKATAN FULL COSTING

Transkripsi

1 PENETAPAN HARGA JUAL PRODUK DENGAN COST PLUS PRICING MENGGUNAKAN PENDEKATAN FULL COSTING (Studi Kasus pada UKM Wingko Babat Cap Bus Bisnis) DWI SETIYORINI Program Studi Akuntasni-S1, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Dian Nuswantoro URL : @mhs.dinus.ac.id ABSTRACK Basically every business has an objective to earn a high profit in business that they built. The profit obtained from business activity and can compete in the market. The selling price is important to be calculated because if the price too high, the products will be less compete in the market, to observe the selling price at SME Wingko Babat Cap Bus Bisnis uses the cost plus pricing with the full costing approach so that it can produce maximum profit. The Methods used in research is the descriptive quantitative methods. The results of the study at SME Wingko Babat show that SME Wingko Babat Cap Bus Bisnis determine the selling price based on relative price that is following the market price.the selling price by using cost plus pricing with the full costing approach is higher but there is a little difference.the Company should use cost plus pricing methods with full costing approach in calculating the selling price so the company could gain a higher profit. Keywords : cost plus pricing, full costing, selling price ABSTRAK Pada dasarnya setiap badan usaha memiliki tujuan untuk mendapatkan laba yang tinggi dalam usaha yang didirikannya. Keuntungan tersebut diperoleh dari kegiatan usaha dan dapat bersaing dipasaran. Harga jual merupakan hal yang penting untuk diperhitungkan karena jika harga terlalu tinggi maka produk kurang bersaing dipasar, untuk mengetahui harga jual produk UKM Wingko Babat Cap Bus Bisnis menggunakan metode cost plus pricing dengan pendekatan full costing sehingga dapat menghasilkan laba yang maksimal. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian pada UKM Wingko Babat menunjukkan bahwa UKM Wingko Babat Cap Bus Bisnis menentukan harga jual berdasarkan harga relative yaitu harga yang mengikuti harga pasar. Harga jual dengan menggunakan cost plus pricing dengan pendekatan full costing lebih tinggi namun sengan selisih yang sedikit. Perusahaan sebaiknya menggunakan metode cost plus pricing dengan pendekatan full costing dalam menghitung harga jual sehingga dapat memperoleh laba yang lebih tinggi. Kata Kunci : cost plus pricing, full costing, harga jual produk 1

2 2 PENDAHULUAN Latar Belakang Setiap perusahaan pasti menginginkan laba yang tinggi, hal tersebut dapat tercapai jika perusaaan dapat mengatur sistem keuangan dengan baik selain itu juga dengan strategi pemasaran produk dengan efektif serta efisien. Penetuan harga jual produk juga berpengaruh terhadap laba keuntungan yang diperoleh perusahaan. Penetuan harga jual bukanlah dengan perkiraan saja, namun dengan perhitungan yang baik dan benar. Biaya merupakan faktor penentu harga jual dimana hal tersebut harus dipenuhi untuk mengurangi dampak kerugian. Adanya sebuah struktur organisasi didalam sebuah perusahaan dapat mengantisipasi keadaan dimasa mendatang karena anggota dari organisasi memiliki peran masing masing dalam keberlangsungan perusahaan (Moray, dkk 2014). Sekarang ini Usaha kecil Menengah atau yang sering disebut UKM merupakan sektor yang turut bersaing dan berkompetisi didalam mendorong kemajuan perekonomian Indonesia. Masyarakat banyak yang mendirikan dan berpartisipasi dalam kemajuan sektor usaha kecil dan menengah (UKM), usaha ini banyak menyerap tenaga kerja yang berperan penting dalam pembangunan perekonomian di Indonesia. Dalam perkembangan UKM, pihak manajemen harus mempertimbangkan strategi yang digunakan dalam memajukan usahanya serta pandai-pandai dalam menyerap sumber daya yang berada disekitarnya. Hal itu dapat diawali dengan mempertimbangkan akan harga jual dari produk yang dibuat oleh UKM.UKM Wingko Babat cap Bus Bisnis merupakan perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur. Dalam sehari UKM dapat menghasilkan wingko babat. Dalam pencatatan harga produksi belum secara rinci dan menggunakan metode yang sederhana. Penggunaan full costing pada UKM ini maka diperoleh biaya produksi yang akurat untuk penentuan harga jual dengan cost plus pricing sehingga dapat bersaing di pasaran. Kemudian setelah diketahui harga pokok produksi dari produk tersebut, harga tersebut ditambah dengan nilai dari presentase laba yang dikalikan dengan harga pokok produk tersebut dimana presentase laba tersebut merupakan laba yang diinginkan oleh pihak perusahaan. Laba yang diinginkan perusahaan sebesar 5%, dalam menentukan laba pihak perusahaan memperhatikan pasar dan faktor eksternal. Faktor eksternal tersebut yaitu letak parkir pusat oleh-oleh lebih jauh dari yang sebelumnya sehingga mempengaruhi minat pembeli. Selain itu, pihak perusahaan mengambil kebijakan dengan menetapkan laba sebesar 5% karena untuk memenuhi pembayaran gaji karyawan sebesar Rp untuk 7 orang karyawan. Metode full costing yaitu metode yang cocok digunakan dalam perhitungan HPP seperti UKM Wingko Babat Cap Bus Bisnis yang hanya memproduksi satu jenis produk karena secara terperinci mengidentifikasi unsur-unsur biaya lebih lengkap terdiri dari unsur harga pokok produksi ditambah dengan biaya non produksi. UKM Wingko Babat Cap Bus Bisnis belum memisahkan biaya variabel tetap dan tidak tetap, pihak UKM belum memasukkan biaya listrik dan air serta biaya overhead pabrik lainnya. UKM Wingko Babat Cap Bus Bisnis dalam menentukan harga jual hanya mempertimbangkan biaya yang keluar untuk bahan baku, biaya

3 3 produksi dan biaya tenaga kerja langsung serta menggunakan harga pasar dalam menentukan harga jual. Harga pokok yang telah diketahui, dalam penentuan harga dapat pula ditentukan. Selain itu dengan diketahuinya HPP sebuah barang hal ini berpengaruh dalam pengendalian efisiensi proses produksi dimana dapat dikontrol dan diawasi. Efisiensi tersebut yakni dengan pengorbanan minimal untuk hasil yang maksimal. Penentuan harga dipengaruhi oleh faktor eksternal dan faktor internal. Proses produksi meliputi beberapa elemen dalam menetukan Harga Pokok produksi atau yang sering disebut HPP. HPP terbentuk oleh elemen-elemen. Elemen tersebut yaitu Bahan Langsung, Tenaga Kerja Langsung, dan Biaya Overhead Pabrik.(Mulyadi,2014) TINJAUAN PUSTAKA Biaya Merupakan pengorbanan kas/harta untuk mencapai tujuan, yang dapat dibebankan saat ini atau yang akan datang. (Muryidi,2010) Harga Pokok Produksi Memasukkan unsur biaya kedalam perhitungan HPP ada dua cara yakni full costing dan variable costing. HPP terbentuk oleh elemen-elemen. Elemen tersebut yaitu Bahan Langsung, Direct Labor Cost, dan Biaya Overhead Pabrik.(Mulyadi,2014) Selling Price (Kotler&Keller,2009)menyatakan pembebanan senilai uang pada sebuah barang atau penukaran nilai atas manfaat oleh konsumen atas penggunanaan produk/jasa. Harga jual harus menutup jumlah biaya ditambah laba wajar.(mulyadi,2014) Cost Plus Pricing Cost Plus Pricing merupakan salah satu metode yang digunakan untuk perhitungan harga jual sebuah barang dengan menghitung harga suatu barang per bijinya, setelah diketahui harga per biji maka ditambahkan dengan laba yang diinginkan oleh pihak perusahaan untuk menetukan harga jual yang diinginkan. (Garrison,dkk,2013) Kerangka Pemikiran

4 4 METODE PENELITIAN Jenis Data Penulis menggunakan data primer perusahaan untuk dijadikan sumber data dan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian. Data primer diperoleh dari wawancara yang dilakukan oleh penulis secara langsung dengan pemilik. Metode Pengumpulan Data 1. Dokumentasi Dokumentasi untuk membantu mengumpulkan data yang berhubungan dengan biaya yang berkaitan dengan proses produksi dan penentuan harga produk yang dilakukan oleh UKM Wingko Babat Cap Bus Bisnis. 2. Penelitian ini menggunakan jenis wawanara yang secara terstruktur berupa pertanyaan yang telah dibuat sebelum melakukan wawancara. 3. Pengamatan dilakukan langsung terhadap aktivitas produksi Wingko Babat. Penulis mengidentifikasi biaya yang digunakan selama proses produksi. Metode Penelitian Data Analisis dalam penelitian ini menggunakan metode : 1. Metode Deskriptif Kuantitatif Untuk mengetahui dan dapat menjelaskan variabel yang digunakan, analisis yang digunakan yaitu metode analisis deskriptif dengan pendekatan kuantitatif dimana dalam penyusunan harga pokok produksi dinyatakan dengan angka. 2. Tahapan proses penelitian a. Biaya bahan baku, direct labor cost, biaya overhead pabrik tetap, dan biaya overhead pabrik variabel dijadikan dasar penentuan production cost. b. Mentotal HPP dengan Full Costing dan konvensional oleh UKM Wingko Babat Cap Bus Bisnis. Full Costing terdiri dari elemen berikut : Biaya bahan baku xxx Biaya tenaga kerja langsung xxx Biaya overhead pabrik variabel xxx Biaya overhead pabrik tetap xxx Harga pokok produksi xxx c. Menentukan HPP dengan Cost Plus Pricing Method. d. Melakukan perbandingan dari kedua metode. e. Menganalisa hasil penelitian. f. Kesimpulan dan saran penelitian.

5 5 HASIL PENELITIAN Metode Perusahaan Perhitungan produksi yang dilakukan oleh UKM Wingko Babat Cap Bus Bisnis masih secara konvensional dimana semua biaya yang dikeluarkan belum dihitung rinci. Selama bulan Desember 2015 perusahaan mampu memproduksi biji wingko. Untuk lebih jelasnya perhitungan harga pokok produksi wingko babat sebagai berikut : Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa harga pokok produksi wingko babat sebesar Rp 455,12 yang diperoleh dari total biaya produksi dibagi jumlah produksi. Metode Full Costing Dalam perhitungan dengan metode full costing yaitu menjumlahkan semua unsur biaya yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik tetap maupun variabel. Berikut merupakan rincian dari perhitungan dengan metode full costing : Perhitungan bahan baku yang digunakan yaitu sebagai berikut :

6 6 Perhitungan direct labor cost sebagai berikut : Direct Cost tersebut yaitu biaya yang dikeluarkan untuk pembayaran atas jasa karyawan yang secara langsung terlibat dalam proses produksi secara langsung yaitu sebesar Rp untuk 7 orang karyawan per bulan. Perhitungan indirect labor cost yaitu sebagai berikut : Biaya pengeleman package ini masuk dalam indirect cost karena proses pengeleman tidak termasuk dalam produksi secara langsung yaitu sebesar Rp Berikut merupakan biaya overhead pabrik yang dikeluarkan selama bulan Desember Perhitungan biaya angkut selama bulan desember sebagai berikut : Biaya angkut merupakan biaya yang dikeluarkan oleh UKM Wingko Babat Cap Bus Bisnis untuk mengantar wingko babat yang siap jual ke stand penjualan yang berada di Jalan Pandanaran. Berikut merupakan rincian biaya yang dikeluarkan selama bulan Desember Perhitungan biaya pembelian gas elpiji Biaya ini dikeluarkan oleh pihak UKM untuk kebutuhan produksi perusahaan dan digunakan sebagai bahan bakar dalam pengovenan wingko babat selama bulan Desember Berikut merupakan rincian biaya gas elpiji yang dipergunakan.

7 7 Perhitungan pembelian tas wingko babat Pembelian wingko tidak dijual per biji namun per tas, satu tas wingko berisi 20 biji wingko babat, maka pihak perusahaan mengeluarkan biaya untuk pembuat tas wingko. Berikut merupakan rincian biaya tas wingko. Dari data diatas dapat diketahui bahwa selama satu bulan UKM Wingko Babat Cap Bus Bisnis membutuhkan tas dengan harga Rp 1500 per tas dan selama satu bulan mengeluarkan biaya Rp Perhitungan biaya overhead pabrik selama bulan Desember Dari data diatas diperoleh data bahwa biaya overhead selama satu bulan selama bulan Desember 2015 yaitu sebesar Rp Penentuan Harga Pokok dengan full costing yaitu sebagai berikut:

8 8 Berdasarkan tabel diatas dengan full costing diperoleh harga pokok sebesar Rp 482,41. Selling Price Cost Plus Pricing merupakan salah satu metode yang digunakan untuk perhitungan harga jual sebuah barang dengan menghitung harga suatu barang per bijinya, setelah diketahui harga per biji maka ditambahkan dengan laba yang diinginkan oleh pihak perusahaan untuk menetukan harga jual yang diinginkan. (Garrison,dkk,2013) Selling price dengan cost plus pricing mengharapkan keuntungan sebesar 5% dapat dilihat pada tabel di bawah ini : 1. Menggunakan metode konvensional Dari data tersebut dapat diketahui bahwa harga jual per unit wingko babat dengan metode perusahaaan sebesar Rp 477, Menggunakan metode full costing

9 Berdasakan tabel diatas dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan nilai yang dihasilkan dari kedua metode menghitung HPP antara perhitungan yang dilakukan oleh perusahaan dan metode Full Costing. Dalam perhitungan HPP dengan metode perusahaan selama bulan Desember sebesar Rp dan harga pokok produksi per biji wingko babat sebesar Rp 455,12 sedangkan menggunakan metode Full Costing dapat diketahui bahwa harga pokok produksi selama bulan Desember sebesar Rp dan harga pokok produksi per biji wingko babat sebesar Rp 482,41 sehingga menghasilkan selisih harga pokok produksi selama bulan Desember sebesar Rp dan selisih per biji wingko babat sebesar Rp 27,29. Dalam perhitungan harga jual wingko babat menggunakan metode perusahaan sebesar Rp 477,87 sedangakan dengan metode Full Costing menghasilkan harga jual wingko babat sebesar Rp 506,53 sehingga menghasilkan selisih sebesar Rp 28,66 per biji wingko babat. Keuntungan yang didapat UKM Wingko Babat Cap Bus Bisnis dengan metode pemilik dan metode Full Costing memiliki selisih Rp 1,37 per biji. Berdasarkan perhitungan kedua metode tersebut, sebenarnya perbandingan perhitungan dari dua metode sangat kecil pada penentuan HPP, pihak perusahaan sudah memperhitungkan biayabiaya diluar production cost namun belum memasukkan semua biaya kedalam penentuan harga pokok produksinya. Harga jual dan HPP yang ditentukan secara full costing lebih besar dari penentuan harga pokok dan selling price secara konvensional oleh perusahaan.sedangkan dalam menghitung harga pokok produksi dan perhitungan harga jual dengan metode pemilik harga pokok produksi dan harga jual dihasilkan lebih kecil dari metode full costing karena perusahaan tidak memasukkan indirect cost, dan tidak memasukkan biaya overhead pabrik secara rinci. Biaya overhead tersebut antara lain biaya listrik, biaya air, biaya depresiasi mesin, peralatan dan bangunan, biaya perawatan dan perbaikan mesin serta biaya depresiasi kendaraan bermotor yang tidak dimasukkan dalam perhitungan HPP sehingga perhitungan harga pokok produk dan harga jual wingko babat lebih kecil. Sebaiknya UKM Wingko Babat Cap Bus Bisnis dengan metode cost plus pricing meskipun dengan harga yang sedikit lebih tinggi namun dapat memperoleh laba maksimum. Dengan metode ini diharapkan membantu UKM Wingko Babat Cap Bus Bisnis dalam penentuan harga pokok dan harga jual agar menghasilkan perhitungan yang lebih akurat dan tepat. Jika perusahaan menggunakan metode full costing ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh perusahaan yaitu : 1. Semua biaya dalam proses produksi didentifikasi secara rinci. 9

10 10 2. Variable cost dan fix cost perusahaan dibedakan. 3. Melakukan pemisahan biaya produksi dan biaya non-produksi. 4. Membedakan mana yang termasuk direct labor cost dan indirect labor cost. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan penulis pada UKM Wingko Babat Cap Bus Bisnis, kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Dalam perhitungan HPP perusahaan, terdapat komponen biaya overhead pabrik yang belum dibebankan. Biaya-biaya yang belum dibebankan antara lain biaya tenaga kerja tidak langsung, biaya listrik dan air, biaya perawatan mesin, biaya depresiasi mesin, peralatan dan bangunan serta biaya depresiasi kendaraan. Jadi diketahui bahwa HPP wingko babat per biji menurut UKM Wingko Babat Cap Bus Bisnis sebesar Rp 455, Menurut perhitungan HPP per biji dengan Full Costing Rp 480,41. Perhitungan tersebut didapat dari biaya produksi yang lebih tinggi karena perincian biaya dilakukan secara lebih rinci dan teliti. Perhitungan seluruh biaya overhead pabrik dengan metode konvensional tidak memasukkan kedalam perhitungan HPP sehingga harga pokoknya lebih kecil dari perhitungan dengan Full Costing. Hal ini merupakan pembeda dari dua metode tersebut. 3. Selisih dari kedua metode tersebut yaitu sebesar Rp 25,29 untuk harga produksi dan Rp 26,56 untuk harga jual produk. Selisih yang dihasilkan terpaut sedikit namun jika dikalikan dengan jumlah produksi yang dihasilkan akan menghasilkan keuntungan yang signifikan. 4. Metode yang digunakan oleh perusahaan dan metode yang menggunakan Cost Plus Pricing memiliki selisih yang sangat kecil. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan sudah memperhitungkan biaya-biaya diluar biaya pokok produksi yaitu dengan memasukkan biaya tenaga kerja, biaya bahan penolong seperti package, dan daun pisang namun belum secara rinci memasukkan biaya overhead lainnya seperti biaya penyusutan jadi harga pokok yang dihasilkan lebih kecil. 5. Penetapan kebijakan perusahaan dengan menetapkan laba sebesar 5% disebabkan untuk menutup pembayaran gaji karyawan selama satu bulan sebesar Rp untuk 7 orang karyawan. Saran 1. Cost Plus pricing dengan full costing lebih baik dalam membantu perhitungan biaya produksi dan penentuan harga jual, selain itu metode ini lebih akurat dari metode konvensional yang digunakan perusahaan. Dalam metode Full Costing lebih rinci dalam

11 11 mengidentifikasi biaya-biaya yang mendukung proses produksi dan menghasilkan biaya yang lebih akurat. 2. Untuk kedepannya UKM Wingko Babat diharapkan lebih rinci dan teliti dalam menentukan unsur-unsur biaya yang masuk dalam biaya overhead karena ada biaya-biaya yang seharusnya dibebankan dalam biaya overhead namun tidak dibebankan. Keterbatasan Penelitian 1. Penelitian ini hanya meneliti unsur-unsur biaya produksi dan non produksi berdasarkan wawancara secara langsung dengan 2 (dua) orang bagian keuangan di UKM Wingko Babat cap Bus Bisnis. UKM Wingko Babat cap Bus Bisnis tidak mencatat secara tertulis biaya yang dikeluarkan seluruhnya ke dalam sebuah Laporan Keuangan. 2. Data yang didapat dari perusahaan merupakan data given sehingga peneliti hanya dapat mengolah sejauh data yang diberikan oleh perusahaan. DAFTAR PUSTAKA Aji, Ristiawan Budi Penentuan Harga Pokok Produksi Menggunakan Metode Full Costing Pada UKM Telur Asin Cap Brebes. Skripsi. Universitas Dian Nuswantoro. Batubara, Helmina Penentuan Harga Pokok Produksi Berdasarkan Metode Full Costing pada Pembuatan Etalase Kaca dan Alumunium di UD Istana Alumunium Manado, Jurnal EMBA. Vol.1 No.3 : ISSN Departemen Keuangan Diunduh 16 Februari Departemen Keuangan Diunduh 16 Februari Garrison, dkk Akuntansi Manajerial. Salemba Empat. Jakarta. Kotler Philip dan Kevin Lane Keller Manajemen Pemasaran Edisi 13 Jilid 2 Erlangga. Jakarta. Moray,dkk Penetapan Harga Jual dengan Cost Plus Pricing menggunakan Pendekatan Full Costing pada UD Gladys Bakery. ISSN Mulyadi.2014.Akuntansi Biaya.Edisi 5UPP-STIM YKPM. Graha Ilmu. Yogyakarta. Mursyidi Akuntansi Biaya. Cetakan kedua. PT Refika Aditama. Bandung. Rodes Metode Full Costing. Saputri, Yohana Perhitungan Harga Pokok Produksi Dengan Full Costing Method Pada UMKM Kerupuk Laksa. Skripsi. Universitas Dian Nuswantoro. Semarang.