PEMANFAATAN KATALOG ONLINE (OPAC) SIP MARC OLEH PEMUSTAKA DI PERPUSTAKAAN UMUM DAERAH PROVINSI DKI JAKARTA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PEMANFAATAN KATALOG ONLINE (OPAC) SIP MARC OLEH PEMUSTAKA DI PERPUSTAKAAN UMUM DAERAH PROVINSI DKI JAKARTA"

Transkripsi

1 PEMANFAATAN KATALOG ONLINE (OPAC) SIP MARC OLEH PEMUSTAKA DI PERPUSTAKAAN UMUM DAERAH PROVINSI DKI JAKARTA Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP) oleh: Ahmad Jauzi NIM : PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436H / 2015 M

2

3

4 ABSTRAK Ahmad Jauzi ( ). Pemanfaatan Katalog Online (OPAC) SIP MARC Oleh Pemustaka di Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta. Di bawah bimbingan Nurul Hayati, M.Hum. Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Jakarta, Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan dan perilaku pemustaka dalam memanfaatkan OPAC SIP MARC di Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Teknik pengumpulan data melalui kuesioner dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar pemustaka sudah mengetahui OPAC SIP MARC di Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta, namun pemustaka belum familiar dalam memanfaatkan fasilitas-fasilitas yang ada pada OPAC SIP MARC. Pemustaka memanfaatkan OPAC SIP MARC hanya untuk mencari koleksi buku. Cara yang paling banyak mereka gunakan untuk menemukan koleksi buku yaitu melalui kata kunci judul dengan menggunakan fasilitas pencarian sederhana. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu OPAC SIP MARC belum sepenuhnya dimanfaatkan, karena pemustaka belum familiar dengan fasilitas-fasilitas yang ada pada OPAC SIP MARC. Pemustaka lebih memilih untuk mencari langsung ke rak buku atau bertanya ke pustakawan, karena jumlah komputer OPAC yang tidak memadai serta informasi mengenai status koleksi di OPAC yang tidak sesuai dengan yang ada di rak. Kata Kunci : OPAC, Pemustaka, Perpustakaan Umum i

5 ii KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Alhamdulillah, Puji dan syukur penulis ucapkan hanya kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmatnya kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan skripsi ini masih terdapat banyak kelemahan dan kekurangan. Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada: 1. Bpk. Prof. Dr. Sukron Kamil, MA selaku Dekan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Bpk. Pungki Purnomo, MLIS, selaku Ketua Jurusan Ilmu Perpustakaan. 3. Bpk. Mukmin Suprayogi, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Perpustakaan. 4. Ibu Nurul Hayati, M.Hum, selaku dosen pembimbing penulis yang sudah menyediakan waktu, tenaga, dan pikirannya serta selalu sabar membantu dan membimbing penulis, untuk menyelesaikan skripsi ini. 5. Keluarga besar dosen Jurusan Ilmu Perpustakaan, yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat bagi penulis. 6. Keluarga besar Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta yang telah memberikan kesempatan dan berbagi ilmu serta pengalaman di sana. Terutama kepada Bang Gigih, Pak Tugeno, Pak Agus, Pak Jufri, Mba Rohana, Bang Asep, Bang Zihan, Bang Lana, Bang Yanuar, Bang Daus, Ka Yulia, Bamas, Anisha, Mega, Lany, dan Lidya. 7. Ka Rani, Ka Ulil, dan Ka Dila terimakasih ka atas waktu, pikiran, semangat, dan doanya, dari awal penulisan skripsi ini hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikannya. 8. Seluruh teman-teman JIP UIN 2011 terutama IPI A, yang sama-sama berjuang untuk menyelesaikan skripsinya.

6 iii 9. Terimakasih kepada seluruh keluarga besar JIP UIN JAKARTA yang selalu memberikan dukungan dan masukannya kepada penulis. 10. Terimakasih kepada sahabat-sahabat penulis yaitu Fahmi, Adam, Derry, Hasbi Fikri, Hanif, Yukha, Amirah, Zulfikar Arman, Hafiz Salim, Lailatifa, Icha, Haikal, dan Anisya yang selalu memberikan semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 11. Orang Tua dan keluarga penulis, yang selalu memberikan semangat dan doa yang tidak pernah terputus sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 12. Terimakasih kepada sahabat-sahabat KKN MPR Isti, Ibnu, Dadan, Fadhli, Abdu, Oji, Shinta, Desy, Fitria, Sella, Boby, Nanda, Ina, Rida, dan Tami yang sama-sama berjuang untuk menyelesaikan skripsinya 13. Dan semua orang yang sudah banyak mendukung dalam menyelesaikan skripsi ini, yang tidak dapat diucapkan satu persatu, Terimakasih untuk segalanya, semoga Allah SWT yang membalas semua kebaikan dan doa yang sudah diberikan kepada penulis. Amin. Akhir kata, penulis hanya dapat memanjatkan doa semoga Allah SWT memberikan balasan yang setara kepada semua pihak atas kebaikan dan bantuannya. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi ssemua pihak yang memerlukan khususnya di dunia perpustakaan saat ini dan seterusnya. Ciputat, 21 September 2015 Ahmad Jauzi

7 iv DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Pembatasan dan Perumusan Masalah Pembatasan Masalah Perumusan Masalah... 6 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian... 7 D. Definisi Istilah... 8 E. Sistematika Penulisan... 8 BAB II TINJAUAN LITERATUR A. Perpustakaan Umum Pengertian Perpustakaan Umum Tujuan Perpustakaan Umum Fungsi dan Tugas Perpustakaan Umum B. Katalog Pengertian Katalog Tujuan dan Fungsi Katalog a. Tujuan Katalog b. Fungsi Katalog Bentuk Katalog Perpustakaan C. Online Public Access Catalog (OPAC) Pengertian Katalog Online (OPAC) Perkembangan OPAC Fungsi dan Manfaat OPAC a. Fungsi OPAC... 24

8 v b. Manfaat OPAC Fasilitas OPAC Kendala dalam Pemanfaatan OPAC D. Sistem Informasi Perpustakaan Berbasis INDOMARC (SIP MARC) Sistem Informasi Perpustakaan OPAC dan Format MARC E. Penelitian Terdahulu BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis Penelitian Pendekatan Penelitian B. Sumber Data Data Primer Data Sekunder C. Populasi dan Sampel Populasi Sampel D. Teknik Pengumpulan Data a. Angket/Kuesioner b. Dokumentasi E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data Editing Tabulasi Analisis Data F. Jadwal Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta Sejarah Singkat Tugas Pokok dan Fungsi Visi dan Misi Struktur Organisasi dan SDM BPAD DKI Jakarta Koleksi Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta... 51

9 vi 6. Layanan Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta Pemustaka di Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta OPAC SIP MARC B. Hasil Penelitian Identitas Responden Pengetahuan Pemustaka dalam Memanfaatkan OPAC SIP MARC Perilaku Pemustaka dalam Memanfaatkan OPAC SIP MARC C. Pembahasan Identitas Responden Pengetahuan Pemustaka dalam Memanfaatkan OPAC SIP MARC Perilaku Pemustaka dalam Memanfaatkan OPAC SIP MARC BAB V PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN BIODATA PENULIS

10 vii DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Jadwal Penelitian Tabel 4.1 Jam Layanan Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta Tabel 4.2 Jumlah Anggota Berdasarkan Pendidikan Tabel 4.3 Jumlah Anggota Berdasarkan Pekerjaan Tabel 4.4 Jumlah Kuesioner Tabel 4.5 Jenis Kelamin Responden Tabel 4.6 Kategori Pemustaka Tabel 4.7 Jenis Pekerjaan Pemustaka Tabel 4.8 Pengetahuan Pemustaka dalam Memanfaatkan OPAC SIP MARC Tabel 4.9 Memanfaatkan OPAC Untuk Mencari Koleksi Tabel 4.10 Cara yang Biasa Dilakukan dalam Menemukan Koleksi Tabe 4.11 Perbandingan Menemukan Koleksi Melalui OPAC dengan Langsung ke Rak Tabel 4.12 Cara Paling Efektif dan Efisien dalam Menemukan Koleksi Tabel 4.13 Koleksi yang Dicari di OPAC Tabel 4.14 Kata Kunci yang Digunakan dalam Mencari Koleksi di OPAC Tabel 4.15 Pemanfaatan OPAC Melalui Pencarian Sederhana Tabel 4.16 Pemanfaatan OPAC Melalui Pencarian Kombinasi Tabel 4.17 Pemanfaatan OPAC Melalui Pencarian Tajuk Tabel 4.18 Penemuan Koleksi di OPAC Tabel 4.19 Perilaku Pemustaka Ketika Gagal Menemukan Koleksi di OPAC Tabel 4.20 Perilaku Pemustaka Ketika Tempat OPAC Penuh Tabel 4.21 Kendala Memanfaatkan OPAC... 73

11 viii DAFTAR GAMBAR Gambar 4.1 Tampilan Awal SIP MARC Gambar 4.2 Tampilan OPAC SIP MARC Melalui Pencarian Sederhana Gambar 4.3 Tampilan OPAC SIP MARC Melalui Pencarian Kombinasi Gambar 4.4 Tampilan OPAC SIP MARC Melalui Pencarian Tajuk Gambar 4.5 Tampilan Informasi Koleksi Pada OPAC SIP MARC... 58

12 ix DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1: Lampiran Foto Lampiran 2 : Statistik Pengunjung Anggota dan Non Anggota Bulan Januari 2015 Lampiran 3: Buku Petunjuk Penggunaan Koleksi Perpustakaan Lampiran 4: Jumlah Anggota Bulan Januari 2015 Berdasarkan Pendidikan dan Pekerjaan Lampiran 5: SDM Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta Lampiran 6: Kuesioner Lampiran 7: Lembar Permohonan Pembimbing Lampiran 8: Lembar Tugas Menjadi Pembimbing Lampiran 9: Lembar Izin Penelitian Lampiran 10: Lembar Penerimaan Izin Penelitian dari PTSP Lampiran 11: Lembar Penerimaan Izin Penelitian dari BPAD DKI\ Lampiran 12: Lembar Penguji Skripsi

13 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perpustakaan umum merupakan salah satu wahana pembelajaran sepanjang hayat seseorang. Pada umumnya, perpustakan umum merupakan suatu perpustakaan yang ditujukan dan dilayankan kepada masyarakat umum tanpa mengenal dan membedakan antara usia, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan, ras, etnis, agama dan lain sebagainya. Jadi, perpustakaan umum melayani seluruh lapisan masyarakat dari anak-anak hingga orang dewasa. 1 Perpustakaan umum menyimpan berbagai jenis bahan pustaka. Disitu masyarakat dapat memanfaatkan bahan pustaka tersebut untuk menambah pengetahuan serta menemukan informasi-informasi yang ada di dalamnya. Karena perpustakaan sebagai tempat menyimpan dan menemukan informasi, maka diperlukan suatu sarana atau alat bantu penelusuran yang bisa menemukan dan mengembalikan informasi tersebut. Salah satu sarana atau alat yang bisa membantu menelusur informasi tersebut adalah katalog. Katalog merupakan daftar buku atau media lain dengan segenap keterangan kelengkapannya (data bibliografis) dari buku atau media yang didaftarnya ini. Sebagai alat bantu penelusuran informasi bibliografi, katalog secara lengkap memuat seluruh keterangan tentang kondisi buku dan media lain secara fisik sehingga isi yang dibahas dalam buku atau media lain ini 2. 1 Taslimah Yusuf, Manajemen Perpustakaan Umum (Jakarta: Universitas Terbuka, 1996), h. 1

14 2 dapat diketahui dengan jelas. 2 Pada umumnya, katalog perpustakaan mempunyai berbagai macam bentuk fisik yang diantaranya yaitu katalog buku, katalog berkas, katalog kartu, dan katalog komputer yang biasa dikenal dengan Online Public Access Catalog (OPAC). OPAC sama maknanya dengan katalog online. 3 Sejalan dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi informasi yang semakin canggih serta kebutuhan informasi yang semakin meningkat, maka perpustakaan pun dituntut untuk berkembang mengikutinya. Sesuai dengan perkembangan tersebut, perpustakaan yang merupakan sebagai sarana sumber informasi dituntut untuk memberikan layanan informasi yang terbaru (up to date) yang dapat diakses secara cepat, tepat, dan akurat sesuai dengan apa yang diharapkan oleh pemustaka. Maka dari itu proses temu balik informasi merupakan hal yang cukup penting untuk diperhatikan oleh suatu perpustakaan. Pada saat sekarang ini katalog online (OPAC) menjadi sebuah pilihan alternatif untuk mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi. Online Public Access Catalog (OPAC) merupakan suatu bentuk alat bantu penulusuran informasi yang mutakhir pada saat ini. Online Public Access Catalog (OPAC) juga merupakan puncaknya dari alur sejarah perkembangan katalog yang ada. Berbicara tentang Online Public Access Catalog (OPAC), banyak manfaat yang diperoleh dari penggunaan alat bantu penelusuran informasi ini. 2 Pawit M.Yusup dan Priyo Subekti, Teori dan Praktik Penelusuran Informasi (Information Retrieval), (Jakarta: Kencana,2010), h Heri Abi Burachman Hakim, Optimalisasi Senayan Sebagai Perangkat Lunak Berbasis Open Source Untuk Perpustakaan Seni, Visipustaka: Majalah Perpustakaan. Vol.13,No.1(Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 2011), h. 52.

15 3 Dengan menggunakan OPAC, pemustaka dapat mempermudah menemukan khasanah yang ada di perpustakaan dengan hanya membuat pertanyaan atau permintaan (query) melalui judul, pengarang, subjek, maupun kata kunci bibliografis lainnya. Melalui OPAC juga dapat diketahui lokasi serta status dari koleksi perpustakaan tersebut dan mengetahui apa saja yang sudah ditulis oleh pengarang tertentu. Manfaat lainnya adalah OPAC dapat diakses dimana saja dan kapan saja, karena penggunaannya tidak harus dilakukan di perpustakaan tersebut dan tidak harus juga pada jam buka perpustakaan. Uraian tentang manfaat OPAC di atas menunjukkan bahwa apabila OPAC serta fasilitasnya dimanfaatkan secara optimal, maka akan membantu pemustaka maupun pustakawan dalam penelusuran bahan pustaka. Dewasa ini kehadiran OPAC sudah banyak digunakan di sebuah perpustakaan umum yang salah satunya adalah Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta. Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta merupakan perpustakaan umum yang berada pada tingkat Provinsi yang berlokasi di Gedung Nyi Ageng Serang lantai 7-8, Jalan H.R. Rasuna Said Kav.C-22, Kuningan Jakarta Selatan dan di Gedung Arsip Jayakarta, Jalan Cikini Raya No.73 Jakarta Pusat. Namun, penelitian ini hanya dilakukan di Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta yang berlokasi di Gedung Nyi Ageng Serang lantai 7-8, Jalan H.R. Rasuna Said Kav.C-22, Kuningan Jakarta Selatan. Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta di dalam struktur organisasi Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah (BPAD) Provinsi DKI Jakarta menjalani tupoksi pada bidang layanan BPAD Provinsi DKI Jakarta.

16 4 Dalam struktur organisasi BPAD Provinsi DKI Jakarta juga membawahi 5 perpustakaan umum yang berada di tingkat kota/kabupaten administrasi di DKI Jakarta, seperti: Jakarta Barat, Jakarta Selatan, Jakarta Pusat, Jakarta Timur, Jakarta Utara, serta Kepulauan Seribu. Perpustakaan umum tingkat kota/kabupaten administrasi di DKI Jakarta pada saat ini dinamakan dengan Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota (KPAK) yang tupoksinya masing-masing dikepalai oleh Kepala Kantor. Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta saat ini sudah memiliki alat bantu penelusuran bahan pustaka berupa katalog online (OPAC) berbasis SIP MARC. Software berupa Sistem Informasi Perpustakaan yang saat ini digunakan oleh BPAD Provinsi DKI Jakarta dan akan digunakan oleh KPAK-KPAK di DKI Jakarta ini merupakan sistem automasi perpustakaan yang berbasis INDOMARC. Untuk itu, katalog untuk bahan pustaka pada SIP MARC ini mengacu pada peraturan INDOMARC dan Peraturan Katalogisasi Indonesia yang disusun oleh Perpustakaan Nasional Republik Indonesia agar tetap sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku di dunia perpustakaan. Katalog online (OPAC) berbasis SIP MARC ini sudah dilengkapi beberapa fasilitasnya yaitu seperti pencarian sederhana, pencarian kombinasi, pencarian tajuk, dan informasi koleksi. Masalahnya adalah pemanfaatan fasilitas OPAC SIP MARC di Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta yang pemustakanya terdiri dari semua lapisan masyarakat masih dikatakan belum maksimal. Berdasarkan hasil pengamatan, masih banyak pemustaka yang jika mencari bahan pustaka langsung menuju ke rak buku tanpa melihat katalog online (OPAC) terutama

17 5 pada pemustaka orang tua (dewasa). Banyak ditemukan pemanfaatan fasilitas OPAC pada pemustaka kategori pelajar, namun fasilitas OPAC tersebut masih belum dimanfaatkan secara optimal. Ditemukan juga beberapa pemustaka kategori mahasiswa dalam menelusur koleksi yang sudah memanfaatkan OPAC serta fasilitasnya, namun ketika dicek pada raknya, buku yang dicari tidak ditemukan. Menurut Pawit M.Yusup dan Priyo Subekti dalam bukunya, apabila setelah dicek pada raknya, buku yang dicari tidak ada, maka bisa ditanyakan langsung kepada pustakawan tersebut, apakah buku yang bersangkutan sedang dipinjam orang lain atau ada kemungkinan lain terselip atau hilang. 4 Namun, kasus-kasus seperti ini bisa menjadi bahan pertimbangan pustakawan untuk menetapkan sikap dan kebijaksanaan selanjutnya. 5 Fenomena-fenomena permasalahan tersebut disebabkan oleh kurangnya pengenalan akan pemanfaatan OPAC kepada pemustaka meskipun di Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta sudah memiliki instruksi manual berupa buku petunjuk penggunaan koleksi perpustakaan. Karena masalah tersebut, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang pemanfaatan katalog online (OPAC) SIP MARC oleh pemustaka di Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta. Dipilihnya hanya Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta sebagai lokasi penelitian semata-mata dikarenakan masih belum banyak ditemukannya penelitian tentang pemanfaatan fasilitas OPAC pada pemustaka masyarakat umum, maka penulis tertarik untuk meneliti hal tersebut. Berdasarkan hal 4 Pawit M.Yusup dan Priyo Subekti, Teori dan Praktik Penelusuran Informasi (Information Retrieval), (Jakarta: Kencana,2010), h Pawit M.Yusup dan Priyo Subekti, Teori dan Praktik Penelusuran Informasi (Information Retrieval), h. 245.

18 6 tersebut, maka penulis berkeinginan untuk mengangkat permasalahan ini dengan judul Pemanfaatan Katalog Online (OPAC) SIP MARC Oleh Pemustaka di Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta. B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan tujuan yang diambil, maka penelitian ini hanya dilakukan pada bidang layanan Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah (BPAD) Provinsi DKI Jakarta yaitu Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta yang berlokasi di Gedung Nyi Ageng Serang lantai 7-8, Jalan H.R. Rasuna Said Kav.C-22, Kuningan Jakarta Selatan. Mengingat pembahasan katalog online (OPAC) sangat luas, maka untuk menghindari penafsiran lebih luas, penulis perlu membatasinya sebagai berikut: a. Pengetahuan pemustaka dalam memanfaatkan fasilitias OPAC SIP MARC di Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta. b. Perilaku pemustaka dalam memanfaatkan OPAC SIP MARC di Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta. 2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dikemukakan perumusan masalah sebagai berikut: a. Bagaimana pengetahuan pemustaka dalam memanfaatkan fasilitias OPAC SIP MARC di Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta?

19 7 b. Bagaimana perilaku pemustaka dalam memanfaatkan OPAC SIP MARC di Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini ialah sebagai berikut: a. Untuk mengetahui pengetahuan pemustaka dalam memanfaatkan fasilitas OPAC SIP MARC di Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta. b. Untuk mengetahui perilaku pemustaka dalam memanfaatkan OPAC SIP MARC di Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta. 2. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan saran dan bahan masukan kepada pihak perpustakaan agar pemustaka dapat memanfaatkan fasilitas OPAC secara optimal. b. Hasil penelitian yang diperoleh diharapkan mampu mengetahui keberhasilan Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta dalam melakukan bimbingan OPAC kepada pemustaka. c. Memperkaya khasanah di bidang ilmu perpustakaan. d. Penelitian ini bermanfaat untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman peneliti mengenai Pemanfaatan Katalog Online (OPAC) berbasis SIP MARC Oleh Pemustaka di Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta.

20 8 D. Definisi Istilah 1. Pemanfaatan Suatu cara atau perbuatan menggunakan sesuatu yang berkaitan dengan benda dan mempunyai nilai fungsi oleh pemustaka. 2. OPAC OPAC (Online Public Access Catalog) merupakan suatu alat bantuan penelusuran via katalog komputer yang berisikan cantuman bibliografi dan dapat diakses secara umum untuk menemukan koleksi di suatu perpustakaan. 3. SIP MARC Software yang digunakan oleh Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta berupa Sistem Informasi Perpustakaan berbasis INDOMARC. 4. Pemustaka Pengguna perpustakaan baik perseorangan maupun kelompok yang sudah menjadi anggota maupun non anggota yang memanfaatkan fasilitas layanan perpustakaan. E. Sistematika Penulisan Dalam menyusun penelitian ini, penulis membagi ke dalam 5 (lima) bab. Adapun sistematika penulisan sebagai berikut: Bab I Pendahuluan Berisi latar belakang masalah, pembatasan dan perumusuan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, definisi istilah, dan sistematika penulisan.

21 9 Bab II Tinjauan Literatur Bab ini memuat tentang tinjauan yang berhubungan dengan tema penelitian yaitu: pengertian, tujuan, fungsi dan tugas perpustakaan umum. Pengertian, tujuan, fungsi, dan bentuk katalog. Pengertian OPAC, perkembangan OPAC, fungsi dan manfaat OPAC, fasilitas OPAC, kendala dalam pemanfaatan OPAC, sistem informasi perpustakaan berbasis INDOMARC, serta penelitian terdahulu. BAB III Metode Penelitian Bab ini beirisi tentang jenis dan pendekatan penlitian, sumber data, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, teknik pengolahan dan analisis data. BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan Bab ini peneliti akan membahas tentang profil Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta, hasil penelitian dan pembahasan tentang Pemanfaatan Katalog Online (OPAC) SIP MARC Oleh Pemustaka di Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta. BAB V Penutup Bab ini merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan dari keseluruhan pokok bahasan dan saran-saran yang berhubungan dengan pelaksanaan penelitian.

22 BAB II TINJAUAN LITERATUR A. Perpustakaan Umum 1. Pengertian Perpustakaan Umum Perpustakaan umum adalah perpustakaan yang seluruh atau sebagian dananya disediakan oleh masyarakat dan penggunanya tidak terbatas pada kelompok orang tertentu. 1 Menurut Sulistyo-Basuki yang dikutip oleh Sutarno NS, perpustakaan umum adalah perpustakaan yang didanai dari sumber yang berasal dari masyarakat seperti pajak dan retribusi, yang kemudian dikembalikan kepada masyarakat dalam bentuk layanan. 2 Menurut Hernandono dalam buku karangan Agus Sutoyo, perpustakaan umum adalah salah satu jenis perpustakaan yang terbuka untuk umum, diselenggarakan dari dana yang berasal dari umum dengan sasaran untuk melayani umum dengan tidak memandang perbedaan dan kedudukan, pekerjaan, pandangan politik, agama, jenis kelamin, usia, dan suku bangsa. 3 Berdasarkan manifesto yang dikeluarkan oleh UNESCO pada tahun 1972, maka perpustakaan umum merupakan lembaga yang didirikan oleh dana umum untuk kepentingan umum dengan tidak memandang perbedaan golongan, ras, warna kulit, agama, kepercayaan, jenis kelamin 1 Taslimah Yusuf, Manajemen Perpustakaan Umum (Jakarta: Universitas Terbuka, 1996), h Sutarno NS, Manajemen Perpustakaan (Jakarta : Samitra Media Utama, 2004), h Agus Sutoyo dan Joko Santoso, Strategi dan Pemikiran Perpustakaan (Jakarta: Sagung Seto, 2001), h

23 11 dan pekerjaan. 4 Dalam The Public Library: UNESCO / IFLA Library Manifesto 1994 mengatakan bahwa: The services of the public library are provided on the basis of equality of access for all, regardless of age, race, sex, religion, nationality, language or social status. 5 Kalimat diatas maksudnya adalah, perpustakaan umum merupakan suatu jasa yang disediakan atas dasar kesetaraan dan bisa diakses oleh semua orang, tanpa memandang usia, ras, jenis kelamin, agama, kebangsaan, bahasa atau status sosial. Menurut Undang-Undang No.43 Tahun 2007 tentang perpustakaan, perpustakaan umum adalah perpustakaan yang diperuntukan bagi masyarakat luas sebagai sarana pembelajaran sepanjang hayat tanpa membedakan umur, jenis kelamin, ras, agama, dan status sosial ekonomi. 6 Dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa perpustakaan umum merupakan perpustakaan yang penyelenggaraannya berasal dari dana umum untuk ditujukan dan dilayankan kepada masyarakat umum tanpa mengenal dan membedakan antara usia, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan, ras, etnis, agama dan lain sebagainya. 2. Tujuan Perpustakaan Umum Dalam manifesto yang dikeluarkan oleh UNESCO pada tahun 1972 dinyatakan bahwa perpustakaan umum mempunyai 4 tujuan utama yaitu: 4 Farli Elnumeri. dkk. Senarai Pemikiran Sulistyo-Basuki: Profesor Pertama Ilmu Perpustakaan dan Informasi di Indonesia (Jakarta: Ikatan Sarjana Ilmu Perpustakaan dan Informasi Indonesia (ISIPII), 2014), h IFLA, IFLA/ UNESCO Public Library Manifesto 1994, dari diakses pada tanggal 19 Mei Undang-undang Republik Indonesia nomor 43 tahun 2007 tentang Perpustakaan (Jakarta : Perpustakaan Nasional RI, 2009), h. 3.

24 12 a. Memberikan kesempatan bagi umum untuk membaca bahan pustaka yang dapat membantu meningkatkan mereka kearah kehidupan yang lebih baik. b. Menyediakan sumber informasi yang cepat, tepat, dan murah bagi masyarakat, terutama informasi mengenai topik yang berguna bagi mereka dan yang sedang hangat dalam kalangan masyarakat. c. Membantu warga untuk mengembangkan kemampuan dimilikinya sehingga yang bersangkutan akan bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya, sejauh kemampuan tersebut dapat dikembangkan dengan bantuan bahan pustaka. Fungsi ini disebut fungsi pendidikan berkesinambungan atau pendidikan seumur hidup. d. Bertindak selaku agen kultural, artinya perpustakaan umum merupakan pusat utama kehidupan budaya bagi masyarakat sekitarnya. Perpustakaan umum bertugas menumbuhkan apresiasi budaya masyarakat sekitarnya dengan cara menyelenggarakan pameran budaya, ceramah, pemutaran film, dan penyediaan informasi yang dapat meningkatkan keikutsertaan, kegemaran dan apresiasi masyarakat terhadap segala bentuk seni budaya Fungsi dan Tugas Perpustakaan Umum Fungsi perpustakaan umum dapat dijabarkan sebagai berikut: 7 F.Rahayuningsih, Pengelolaan Perpustakaan (Yogyakarta : Graha Ilmu, 2007), h. 5.

25 13 1. Fungsi edukatif Perpustakaan umum menyediakan berbagai jenis bahan bacaan berupa karya cetak dan karya rekam untuk dapat dijadikan sumber belajar dan menambah pengetahuan secara mandiri. 2. Fungsi informatif Perpustakaan umum sama dengan berbagai jenis perpustakaan lainnya, yaitu menyediakan buku-buku refernsi, bacaan ilmiah popular berupa buku dan majalah ilmiah serta data penting lainnya yang diperlukan pembaca. 3. Fungsi kultural Perpustakaan umum menyediakan berbagai bahan pustaka sebagai hasil budaya bangsa yang direkam dalam bentuk cetak/terekam. 4. Fungsi rekreasi Perpustakaan umum bukan hanya menyediakan bacaan-bacaan ilmiah, tetapi juga menghimpun bacaan hiburan berupa buku-buku fiksi dan majalah hiburan untuk anak-anak, remaja dan dewasa. 8 Adapun tugas pokok dari perpustakaan umum adalah sebagai berikut: 1. Perpustakaan umum disediakan oleh pemerintah dan masyarakat untuk melayani kebutuhan bahan pustaka untuk masyarakat. 2. Perpustakaan umum menyediakan bahan pustaka yang dapat menumbuhkan kegairahan masyarakat untuk belajar dan membaca sedini mungkin. 3. Mendorong masyarakat untuk terampil memilih bacaan yang sesuai dengan kebutuhannya dalam meningkatkan pengetahuan untuk menunjang pendidikan formal, nonformal, dan informal. 8 Taslimah Yusuf, Manajemen Perpustakaan Umum, h.21.

26 14 4. Menyediakan aneka ragam bahan pustaka yang bermanfaat untuk dibaca agar dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat yang layak sehingga dapat berpartisipasi dalam pembangunan nasional. 9 Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa perpustakaan umum mempunyai beberapa fungsi yang diantaranya adalah fungsi edukatif, informatif, kultural, dan rekreasi. Adapun tugas pokok dari perpustakaan umum adalah melayani kebutuhan masyarakat baik dari segi penyediaan bahan pusataka, kegiatan belajar-mengajar, menunjang pendidikan formal, nonformal, dan informal, serta kebutuhan lainnya. B. Katalog 1. Pengertian Katalog Katalog merupakan istilah umum yang sering diartikan sebagai suatu daftar barang atau benda yang terdapat pada tempat tertentu. 10 Di dunia perpustakaan, katalog adalah daftar sistematis dari sejumlah buku atau bahan lain yang ada di perpustakaan dengan dilengkapi keterangan judul buku, pengarang, edisi, penerbit, tahun terbit, tempat terbit, penampilan fisik, bidang subjek, ciri-ciri khusus, dan tempat buku atau bahan ini disimpan. 11 Menurut Sulistyo-Basuki dalam bukunya yang berjudul Pengantar Ilmu Perpustakaan, katalog merupakan daftar bahan perpustakaan atau 9 Taslimah Yusuf, Manajemen Perpustakaan Umum (Jakarta: Universitas Terbuka, 1996), h Yaya Suhendar, Pedoman Katalogisasi: Cara Mudah Membuat Katalog Perpustakaan (Jakarta: Kencana, 2007), h Pawit M.Yusup dan Priyo Subekti, Teori dan Praktik Penelusuran Informasi (Information Retrieval) (Jakarta: Kencana, 2010), h. 215.

27 15 buku yang terdapat di sebuah tempat. 12 Menurut kamus istilah perpustakaan, katalog adalah daftar buku, peta, atau bahan lainnya, yang disusun menurut aturan tertentu; di dalam daftar itu dicatat, diperikan, dan diindeks bahan-bahan dalam suatu koleksi, satu perpustakaan, atau beberapa perpustakaan. 13 Dalam Dictionary for Library and Information Science menjelaskan bahwa katalog merupakan sebuah daftar lengkap dari bukubuku, majalah, peta, dan bahan lainnya dalam koleksi yang diberikan, diatur secara sistematis untuk memudahkan temu kembali (biasanya abjad penulis, judul, dan/atau subjek). 14 Dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa katalog perpustakaan merupakan daftar koleksi yang dimiliki oleh perpustakaan baik tercetak maupun non tercetak dan disusun secara sistematis, alfabetis, atau menurut sistem tertentu. 2. Tujuan dan Fungsi Katalog a. Tujuan Katalog Tujuan utama katalog adalah membantu pemakai perpustakaan memperoleh dokumen seefisien mungkin. 15 Alasan utama perpustakaan dalam menyediakan katalog adalah untuk memungkinkan dan 12 Sulistyo-Basuki, Materi Pokok Pengantar Ilmu Perpustakaan (Jakarta: Universitas Terbuka Depdikbud, 1993), h Nurhaidi Magetsari. dkk, Kamus Istilah Perpustakaan dan Dokumentasi, dari diakses pada tanggal 19 Mei Joan M. Reitz. Dictionary for Library and Information Science, dari diakses pada tanggal 19 Mei Sulistyo-Basuki, Materi Pokok Pengantar Ilmu Perpustakaan, h. 275.

28 16 membantu memudahkan pemustaka dalam melakukan pencarian yang mereka inginkan di perpustakaan. 16 Menurut Charless Cutter dalam buku The Organization of Information karangan Arlene G.Taylor yang menjelaskan tujuan katalog sebagai berikut: Charless Cutter gave his Objects of a catalog in 1904, speaking only of library catalogs in which book were represented. These objects is broadened to archives, museums, and the likes. 17 Pada kalimat tersebut Charless Cutter (1904) memberikan pengertian tujuan katalog yaitu merepresentasikan dimana buku atau koleksi berada di perpustakaan. Tidak hanya perpustakaan, akan tetapi di lembaga arsip, museum, dan lembaga informasi lainnya. Charles Ami Cutter dalam karyanya Rules for a Dictionary Catalog (1876) yang dikutip oleh L.K. Somadikarta merumuskan tujuan katalog yang sampai kini masih berlaku sebagai berikut: 18 1) Untuk memungkinkan pengguna menemukan dokumen, biarpun yang diketahui hanya salah satu unsur dokumen berikut yaitu: nama pengarang; judul ; subjek 2) Untuk menunjukkan karya-karya yang terdapat dalam koleksi perpustakaan: oleh pengarang tertentu; mengenai subjek tertentu; dalam jenis atau bentuk sastra tertentu 3) Untuk membantu pemilihan dokumen dari segi: edisi; (bibliografis); karakteristik (fiksi atau faktual) 16 J.H Bowman, Essential Cataloguing (London: Facet Publishing, 2003), h Arlene G.Taylor, The Organization of Information, 2 nd ed (London: Libraries Unlimited Inc, 2004), h L.K. Somadikarta, Titik Akses Subjek dalam Organisasi Informasi di Perpustakaan, no.2 (Universitas Indonesia: Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas Sastra, 1998), h. 5.

29 17 Tujuan katalog nomor (2) dan (3) dicapai dengan pembuatan cantuman bibliografi untuk setiap dokumen yang terdapat dalam koleksi perpustakaan. Cantuman bibliografi tersebut dituangkan pada entri katalog yang disusun dalam katalog sebagai wakil dokumen. Untuk memenuhi tujuan katalog nomor (1) perpustakaan harus menyiapkan satu perangkat atau satu sistem katalog yang terdiri atas 3 macam susunan katalog, yaitu katalog pengarang, katalog judul, dan katalog subjek. 19 Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan katalog adalah untuk membantu pemustaka dalam mencari koleksi yang ada di suatu perpustakaan seefisien mungkin. b. Fungsi Katalog Katalog sangat penting bagi perpustakaan, karena katalog merupakan petunjuk bagi pemustaka sebagai awal pencarian sebelum mencari di rak koleksi. Sama halnya seperti dijelaskan dalam buku karangan J.H.Bowman menjelaskan seberapa pentingnya katalog di perpustakaan sebagai berikut: Why are catalogues important? Why do they matter? They are important because they provide a systematic means of retrieval of items in a collection, and because they bring order to the arrangement of that collection. 20 Maksud kalimat di atas adalah, mengapa katalog penting? Mengapa mereka berarti? Katalog penting karena mereka menyediakan sarana sistematis untuk menemukan barang di dalam L.K. Somadikarta, Titik Akses Subjek dalam Organisasi Informasi di Perpustakaan, no.2, h. 20 J.H Bowman, Essential Cataloguing, h. 6.

30 18 suatu koleksi, dan karena mereka juga membantu dalam penataan koleksi secara tersusun. Dalam penyediaan katalog di perpustakaan, dalam penyusunan juga harus ditampilkan secara terstruktur dan jelas, agar pemustaka dapat memahami dan mudah dalam menelusuri informasi yang mereka butuhkan. Berikut ini adalah fungsi katalog: 1) Untuk menunjukkan kepada pemustaka apa saja informasi yang tersedia di perpustakaan. Katalog sebagai petunjuk yang di dalamnya terdapat daftar koleksi yang disusun oleh perpustakaan. 2) Untuk membantu pemustaka bahwa katalog sebagai pilihan yang tepat dengan tersedianya semua informasi didalam katalog, pemustaka juga bisa mendapatkan informasi yang terkait seperti penulis, judul, penerbit, tanggal publikasi, subjek tergolong, dan format materi seperti buku, rekaman video, dan file komputer. 3) Untuk memberikan petunjuk dalam bentuk katalog dengan memberikan kode berupa judul, penulis atau subjek. Lokasi penempatan buku di rak kemudian ditandai dengan huruf dan simbol nomor disebut sebagai nomor panggilan. 21 Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi katalog perpustakaan adalah sebagai sarana temu kembali informasi, sistem komunikasi, dan juga sebagai daftar inventaris bahan pustaka. 21 Mary Liu Kao, Cataloging and Classification for Library Technicians (Newyork: The Haworth Press, 1995), h. 9.

31 19 3. Bentuk Katalog Perpustakaan Hadirnya katalog perpustakaan terdiri atas berbagai macam bentuk fisik antara lain, katalog buku (book catalog), katalog kartu (card catalog), katalog mikro (microform catalog), dan katalog komputer terpasang (online computer catalog). 22 Dalam buku The Organization of Information karangan Arlene G.Taylor yang menjelaskan pengertian katalog buku sebagai berikut: Book catalogs originally were just handwritten list. After the invention of printing with moveable type, book catalogs were printed, but no always in a discernible order, eventually, entries were printed in alphabetical or classified order, but they were very expensive and could not be reproduced and updated often. 23 Katalog buku awalnya hanya daftar tulisan tangan. Setelah penemuan cetakan dalam berbagai jenis, katalog buku pun dicetak, tetapi tidak selalu tersusun rapi seusai urutan, bahkan susunan entri dapat dicetak dalam urutan abjad atau sesuai klasifikasinya, tetapi semua itu membutuhkan biaya yang tidak sedikit serta tidak dapat dikembangkan dan diperbaruhi. Bentuk fisik katalog perpustakaan lainnya adalah katalog kartu. Selama lebih dari seratus tahun hingga akhir 1980-an, katalog kartu merupakan jenis katalog yang paling banyak digunakan. Katalog kartu menggunakan kartu 3x5 inci yang diajukan dalam urutan abjad kemudian diletakkan di laci yang sesuai dalam lemari yang telah dirancang khusus Arlene G. Taylor, Introduction to Cataloging and Classification, 10 th.ed (London: Libraries Unlimited 2006), h Arlene G.Taylor, The Organization of Information, 2 nd ed, h Mary Liu Kao, Cataloging and Classification for Library Technicians, h. 9.

32 20 Selain bentuk katalog buku dan katalog kartu, terdapat juga bentuk katalog COM (Computer Output Microform). Dalam format katalog ini, catatan bibliografi difoto dan kemudian direkam dalam microfilm atau microfiche, katalog COM ini bisa dinilai relatif murah, karena dapat menghemat ruang dibandingkan dengan katalog kartu dan format katalog buku. 25 Penciptaan katalog COM terjadi pada tahun Mereka diproduksi dalam kedua format yaitu microfiche atau mikrofilm dan memerlukan mesin pembaca microform agar dapat menggunakan katalog tersebut. Namun, karena mereka tidak disusun di atas kertas dan terikat, katalog ini benar-benar direproduksi atau diperbarui setiap tiga bulan sekali. 26 Bentuk katalog perpustakaan lainnya yang hingga saat ini sudah banyak digunakan oleh perpustakaan adalah katalog komputer terpasang (online computer catalog) sering disebut juga dengan online public access catalogue (OPAC). OPAC dapat diintegrasikan dengan bidang pekerjaan lain seperti pengatalogan, pengadaan, dan sirkulasi. Dengan sistem yang terintegrasi pemakai tidak hanya mampu menemukan suatu koleksi namun juga mengetahui kapan koleksi baru tersedia. 27 Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa bentuk katalog perpustakaan terdapat beberapa macam yaitu: katalog buku (book catalog), katalog kartu (card catalog), katalog mikro (microform catalog), 25 Mary Liu Kao, Cataloging and Classification for Library Technicians, h Arlene G.Taylor, The Organization of Information, 2 nd ed, h Lois Mai Chan, Cataloging and Classfication: An Introduction, Second Edition (New York: McGrraw-Hill, 1994), h. 8.

33 21 dan katalog komputer terpasang (online computer catalog) atau OPAC yang sampai saat ini digunakan oleh berbagai perpustakan. C. Online Public Access Catalog (OPAC) 1. Pengertian Katalog Online (OPAC) Dalam kamus istilah Dictionary for Library Infromation Science menjelaskan bahwa OPAC adalah sebagai berikut: An acronym for online public access catalog, a database composed of bibliographic records describing the books and other materials owned by a library or library system, accessible via public terminals or workstations usually concentrated near the reference desk to make it easy for users to request the assistance of a trained reference librarian. Most online catalogs are searchable by author, title, subject, and keywords and allow users to print, download, or export records to an account 28 Maksud kalimat di atas menjelaskan bahwa OPAC merupakan akronim untuk akses katalog online bagi publik. OPAC merupakan sebuah database yang terdiri dari catatan bibliografi dengan menggambarkan buku-buku dan bahan-bahan lain yang dimiliki oleh sistem perpustakaan atau perpustakaan, diakses melalui terminal umum atau workstation biasanya terkonsentrasi di dekat meja referensi untuk memudahkan bagi pengguna dalam meminta bantuan dari pustakawan referensi. Katalog online kebanyakan ditelusuri melalui pengarang, judul, subyek, kata kunci dan memungkinkan pengguna untuk mencetak, men-download, atau ekspor catatan ke account . Dewasa ini setiap perpustakaan pasti memiliki katalog yang kebanyakan sudah online (OPAC). Pemustaka bisa mengkases secara 28 Joan M. Reitz. Dictionary for Library and Information Science, dari diakses pada tanggal 19 Mei 2015.

34 22 remote via web atau LAN atau langsung lewat komputer anjungan yang disediakan khusus untuk kataog online di suatu perpustakaan. Mengakses katalog, baik online maupun tradisional, adalah salah satu realitas fisik. 29 Menurut Lucy A.Tedd, OPAC adalah sistem katalog terpasang yang dapat diakses secara umum, dan dapat digunakan pemakai untuk menelusur pangkalan data katalog, untuk memastikan apakah perpustakaan menyimpan karya tertentu, untuk mendapatkan infomasi tentang lokasinya, dan jika sistem katalog dihubungkan dengan sistem sirkulasi, maka pemakai dapat mengetahui apakah bahan pustaka yang sedang dicari, sedang tersedia di perpustakaan atau sedang dipinjam. 30 Menurut Abdul Rahman Saleh dan B. Mustafa, katalog online (OPAC) adalah sistem katalog perpustakaan yang menggunakan komputer, pangkalan datanya biasanya dirancang dan dibuat sendiri oleh perpustakaan baik menggunakan perangkat lunak buatan sendiri ataupun perangkat lunak komersial. 31 Sedangkan menurut Mary Liu Kao, OPAC adalah sebuah katalog dari daftar bahan pustaka pada pangkalan komputer. 32 Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa OPAC (Online Public Access Catalog) merupakan suatu alat bantuan penelusuran via katalog komputer yang berisikan cantuman bibliografi dan dapat 29 Maks Agustinus, Optimalisasi Katalog Online, Visi Pustaka: Majalah Perpustakaan, Vol. 14, No.3, (Jakarta: Perpustakaan Nasional, 2012). 30 Lucy A. Tedd, An Introduction to Computer-based Library Systems (Chichester: Jhon Willey & Sons, 1993), h Abdul Rahman Saleh dan B. Mustafa, Penggunaan Komputer Untuk Pelayanan Informasi di Perpustakaan, dalam Kepustakawanan Indonesia: Potensi dan Tantangan (Jakarta: Kesaint Blanc, 1992), h Mary Liu Kao, Cataloging and Classification for Library Technicians, h. 8.

35 23 diakses secara umum untuk menemukan koleksi di suatu perpustakaan, toko buku, maupun unit informasi lainnya. 2. Perkembangan OPAC Siao-Feng Su menyatakan, perkembangan sistem OPAC dipengaruhi oleh Visi Don Swanson. Pada tahun 1964 Swanson menerbitkan artikel dengan judul Dialogues whith a Catalog yang mempresentasikan pemikirannya tentang bagaimana seharusnya sistem katalog perpustakaan di masa mendatang. Swanson secara cemerlang menguraikan interaksi (dialogue) yang ideal diantara seorang pemakai perpustakaan dengan console (suatu jenis terminal yang dapat menemu balikan berbagai jenis informasi bibliografi, dan mungkin informasi lainnya). Melalui console, pemakai akan dapat berdialog dengan pangkalan data, dan melakukan penelusuran informasi. Pemakai diharapkan akan merasa puas terhadap dialog tersebut, karena informasi bibliografis yang dibutuhkan dapat diperoleh lebih cepat. 33 OPAC pertama kali muncul pada awal tahun 1980 dan banyak terkait dengan sistem kontrol sirkulasi yang berbasis komputer. 34 Perkembangan teknologi yang begitu pesat kemudian mengubah cara-cara penciptaan katalog dari sistem manual dengan output katalog kartu sampai berbasis web berupa metadata bibliografis koleksi suatu perpustakaan yang dapat diakses secara lebih luas melalui ketersediaan jaringan web dan internet bukan hanya oleh pemustaka yang langsung berkunjung ke 33 Jonner Hasugian, Katalog Perpustakaan dari Katalog Manual sampai Katalog Online, dari artikel diakses pada tanggal 19 Mei Lucy A. Tedd, An Introduction to Computer-based Library Systems, h. 141.

36 24 perpustakaan tetapi oleh pemustaka yang terletak jauh secara geografis. 35 Selain itu katalog online (OPAC) juga dapat dihubungkan dengan database jenis lainnya untuk menjawab dari pertanyaan yang dirujuk, untuk menemukan kutipan pada artikel berkala, dan untuk menemukan abstrak atau bahkan artikel teks lengkap. 36 Sejak pemunculannya di perpustakaan sampai perkembangan selanjutnya, sistem OPAC berkembang seiring dengan perkembangan automasi perpustakaan. 37 Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa perkembangan OPAC tidak terlepas dari berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang membuat kehadirannya dapat membantu pemustaka dalam penelusuran informasi. 3. Fungsi dan Manfaat OPAC a. Fungsi OPAC Katalog online dapat berfungsi sebagai sarana promosi yang dapat mempromosikan semua sumber-sumber informasi yang dimiliki oleh suatu perpustakaan. Melalui katalog online berbantuan jaringan internet maka sumber-sumber informasi yang terekam dakam katalog dapat disebarluaskan pada masyarakat di berbagai belahan dunia baik berbentuk data bibliografi maupun full text. 35 Ulfa Handayani, Analisis Pemanfaatan Katalog Online Berbasis WEB (WEBPAC) dengan Menggunakan Google Analytics, didalam Al-Maktabah: Jurnal Komunikasi dan Informasi Perpustakaan (Jakarta: Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013), h Mary Liu Kao, Cataloging and Classification for Library Technicians, h Jonner Hasugian, Katalog Perpustakaan dari Katalog Manual sampai Katalog Online, dari artikel diakses pada tanggal 19 Mei 2015

37 25 Dengan melalui katalog online, pemustaka dapat mengetahui kekayaan sumber informasi yang dimiliki oleh suatu perpustakaan, dan mengakses informasi yang terdapat di dalam koleksi perpustakaan. Seperti dijelaskan oleh Marlene Clayton dan Chris Batt dalam bukunya Managing Library Automation yaitu: The Online Public Access Catalogue should serve as the access point for user of the system enabling bibliographic enquiries for all types material included in the database.users demands in this area become increasingly sophisticated. But the following facilities and techniques are the least which should be available. 38 Kalimat di atas mengandung makna bahwa OPAC berfungsi sebagai sistem jalur akses untuk melayani pengguna dalam menelusur informasi dengan jenis format bibliografi yang disimpan dalam bentuk database. Pemustaka akan semakin mudah dalam menelusur informasi dan katalog online pastinya harus dilengkapi dengan fitur-fitur sebagai berikut: 1) OPAC berfungsi untuk mencari dan menyimpan seluruh database berdasarkann bagian-bagian tertentu yang dipilih. 2) Dapat mencari semua istilah indeks yang telah ditentukan (misalnya, penulis, judul, subjek, kata kunci atau nomor klasifikasi). 3) OPAC berfungsi sebagai penyimpanan data secara potensial berupa data anggota perpustakaan maupun data peminjaman koleksi buku di perpustakaan. 38 Marlene Clayton and Chris Batt, Managing Library Automation, 1 st ed (USA: Ashgate Publishing Limited, 1992), h. 63.

38 26 4) OPAC memiliki kemampuan untuk menyimpan hasil pencarian untuk perbaikan lebih lanjut dalam bentuk tidak tercetak. Fasilitas di OPAC juga terdapat rincian catatan koleksi berupa abstrak, bibliografi dan lain-lain). 39 Untuk mengakses sistem database dalam pencarian koleksi di perpustakaan, pemustaka tentunya menggunakan OPAC. Staf perpustakaan atau pustakawan juga dapat menggunakan OPAC, tetapi tugas pustakawan yaitu untuk mengontrol database dengan menggunakan katalog online secara langsung. Setidaknya beberapa rincian bibliografi masuk pada tahap katalog dalam pencarian, sistem biasanya memberikan pilihan untuk bidang apa yang ingin dicari. 40 Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan adanya OPAC di perpustakaan, maka akan mendatangkan banyak fungsi terutama sebagai sarana sistem temu kembali informasi di perpustakaan. b. Manfaat OPAC Hadirnya OPAC di perpustakaan, diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pustakawan atau staff perpustakaan dan juga pemustaka. Menurut Qalyubi, ada beberapa faedah dari hadirnya OPAC, diantaranya: 1. Pencarian informasi dapat dilakukan dengan cepat dan mudah. 2. Pencarian dapat dilakukan secara bersama-sama tanpa saling mengganggu. 39 Marlene Clayton and Chris Batt, Managing Library Automation, 1 st ed, h Anne Totterdel, An Introduction to Library and Information Work, Third Edition (London: Facet Publishing, 2005), h. 132.

39 27 3. Jajaran tertentu tidak perlu di-file. 4. Pencarian dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai pendekatan sekaligus, misalnya lewat judul, pengarang, subjek, tahun terbit, penerbit, dan sebagainya. Yaitu dengan memanfaatkan pencarian Boolean Logic. 5. Rekaman bibliografi yang dimasukan ke dalam entri katalog tidak terbatas. 6. Pencarian dapat dilakukan dari beberapa tempat tanpa harus mengunjungi perpustakaan, yaitu dengan menggunakan sistem jaringan LAN (local area network) atau WAN (wide area network). 41 Menurut Thomas R.Kochtanek dan Joseph R.Matthews, ada beberapa manfaat dari OPAC adalah sebagai berikut: 1. Mengurangi biaya untuk menyediakan katalog perpustakaan. 2. Meningkatkan akses ke lokasi. 3. Akses langsung ke lokasi serta mengetahui informasi status koleksi tersebut. 42 Pemustaka menggunakan OPAC adalah untuk menjawab query (permintaan) tertentu. OPAC menjadi suatu sarana atau alat bantu bagi pemustaka untuk melakukan penelusuran informasi di perpustakaan. Melakukan penelusuran melalui OPAC, biasanya menggunakan suatu terminal yang tersambung ke sistem komputer. Oleh karena itu, OPAC 41 Syihabuddin Qalyubi. dkk, Dasar-dasar Ilmu Perpustakaan dan Informasi (Yogyakarta: Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Adab, 2007), h Thomas R. Kochtanek dan Joseph R. Matthews, Library Information System (Westport: Libraries Unlimited, 2002), h. 138.

40 28 merupakan sistem temu kembali informasi yang merupakan bagian dari sistem komputer perpustakaan. 43 Titik akhir pemanfaatan OPAC bagi pemustaka adalah bahwa perancang sistem database harus memperhitungkan fakta bahwa pemustaka memiliki kemampuan untuk menguasai sistem komputer dan sebagaimana fungsinya bisa memberikan keuntungan dan kemudahan dalam mencari informasi atau bisa disebut dengan istilah user friendly. 44 Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa hadirnya OPAC di perpustakaan akan mendatangkan banyak manfaat, baik untuk pustakawan maupun untuk pemustaka. 4. Fasilitas OPAC Menurut Taufik Ridwan dalam tesisnya yang berjudul Kajian Pemanfaatan OPAC di Perpustakaan Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon tahun 2011 membagi beberapa macam fasilitas OPAC diantaranya yaitu: 45 a. Penelusuran Sederhana Pencarian sederhana merupakan pencarian bahan perpustakaan dengan menggunakan berbagai titik akses, misalnya pengarang, judul, subyek, lokasi, dan status. Pencarian ini dimaksudkan memudahkan pengguna dalam menelusur secara acak. 43 Jonner Hasugian, Katalog Perpustakaan dari Katalog Manual sampai Katalog Online, artikel diakses pada tanggal 19 Mei 2015 dari 44 R. J. Hartley.dkk, Online Searching: Principles and Practice (London: Bowker Saur, 1990), h Taufik Ridwan, Kajian Pemanfaatan IOPAC di Perpustakaan Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon, (Tesis S2 Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, 2011), h.24.

41 29 b. Penelusuran Spesifik Jenis penlusuran ini, pengguna diharapkan lebih spesifik mencari bahan perpustakaan melalui titik akses baik pengarang, judul, subjek dan lainnya. Perbedaannya pada lebih spesifiknya pencarian sehingga pengguna disuguhkan dengan hasil yang diinginkan dan sesuai yang dikehendaki. Model ini sebenarnya memudahkan pengguna bagi yang mengerti menggunakannya, karena lokasi yang disediakan di dalam OPAC sangatlah sesuai dengan lokasi bahan perpustakaan disimpan. b. Informasi Penggunaan Fasilitas ini merupakan fasilitas dimana pengguna bisa mengetahui bahan perpustakaan yang dipinjam karena terhubung dengan modul sirkulasi, juga dapat mengetahui masa berlakunya kartu anggota karena dihubungkan dengan modul anggota dan lain sebagainya. c. Administrasi Perpustakaan Fasilitas ini merupakan promosi perpustakaan dan berbagai informasi penggunaan OPAC secara menyeluruh, di dalamnya bisa berisikan segala informasi tentang visi dan misi, struktur organisasi, fasilitas layanan lain dan sebagainya. Justru yang menarik bila OPAC dilengkapi informasi seluruh cara pemakaiannya sehingga pengguna dapat memahami secara mandiri tentang berbagai penggunaan yang ada di OPAC tersebut. d. Link ke Perpustakaan Lain

42 30 Fasilitas ini dilakukan bertujuan pengguna dapat merujuk ke beberapa perpustakaan atau lembagai informasi lainnya berkaitan dengan bahan perpustakaan yang diinginkan tidak ditemukan di perpustakaan tersebut. Pihak perpustakaan dapat membuat link keberbagai perpustakaan lainnya dengan begitu kepuasan pengguna dapat terealisasi. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa OPAC mempunyai berbagai macam fasilitasi, diantaranya yaitu: penelusuran sederhana, penelusuran spesifik, informasi penggunaan, administrasi perpustakaan, dan link ke perpustakaan lain. 5. Kendala dalam Pemanfaatan OPAC Menurut Bambang Hermanto, bahwa pemakaian OPAC mempunyai masalah dalam pemanfaatan OPAC yaitu: a. Belum semua bahan perpustakaan masuk ke data komputer sehingga pengguna mengalami kesulitan dalam melakukan penelusuran. b. Tergantung aliran listrik, bila listrik mati maka kegiatan penelusuran bahan perpustakaan akan terganggu. 46 Menurut Taufik Ridwan, kendala dalam memanfaatkan OPAC disebabkan karena dua faktor, yaitu: faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal disebabkan dari dalam pengguna, yaitu: pengguna tidak mau membuka diri terhadap perkembangan katalog, kurangnya usaha pengguna untuk mempelajari OPAC dan tidak mengertinya pengguna 46 Bambamng Hermanto, Manfaat Katalog Online Bagi Pengguna Perpustakaan, artikel dikses pada tanggal 20 juli 2015 dari

43 31 tentang kegunaan OPAC secara mendalam. Sedangkan bagi pustakawan, tidak mau memahami lebih mendalam tentang OPAC sehingga dapat menjawab kebutuhan pengguna dalam melakukan penelusuran dengan OPAC serta kurangnya kerjasama pustakawan dengan profesi lainnya. Sedangkan kendala eksternal berasal dari fasilitas OPAC itu sendiri dan kebijaksanaan dari lembaga tempat pustakawan bekerja. Selain itu yang menjadi kekurangan dari OPAC adalah kurangnya ketersediaan komputer terminal OPAC untuk menelusur informasi yang dimiliki perpustakaan. 47 Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam pemakaian OPAC mempunyai masalah dalam pemanfaatan OPAC, baik dari faktor internal maupun eksternal dari perpustakaan itu sendiri. D. Sistem Informasi Perpustakaan Berbasis INDOMARC (SIP MARC) 1. Sistem Informasi Perpustakaan Setelah teknologi komputer digital lahir, perpustakaan pun menerapkan library automation system atau sistem otomatisasi perpustakaan. 48 Sistem otomatisasi perpustakaan (library automation system) adalah seperangkat aplikasi komputer untuk kegiatan di perpustakaan yang terutama bercirikan penggunaan pangkalan data ukuran besar, dengan kandungan cantuman tekstual yang dominan, dan dengan fasilitas utama dalam hal menyimpang, menemukan, dan menyajikan informasi Taufik Ridwan, Kajian Pemanfaatan OPAC di Perpustakaan Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon, (Tesis S2 Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, 2011), h Putu Laxman Pendit, Perpustakaan Digital, dari A Sampai Z (Jakarta: Cita Karyakarsa Mandiri, 2008), h Putu Laxman Pendit, Perpustakaan Digital, dari A Sampai Z, h. 222.

44 32 Secara lebih spesifik pula, sistem otomatisasi perpustakaan mengandung sedikitnya empat sub-sistem utama, yaitu katalog online, sub-sistem sirkulasi untuk mengelola transaksi peminjaman, sub-sistem serial untuk mengelola koleksi yang berseri (jurnal, majalah, suratkabar, dan sebagainya). 50 Istilah sistem otomatisasi perpustakaan ini popular di tahun 1980an dan mulai surut setelah teknologi PC, jaringan lokal, dan pangkalan data relasional mulai merubah lanskap komputerisasi. Sebagai gantinya muncul integrated library system atau sistem perpustakaan terintegrasi. Sistem ini memperlihatkan kemampuan mengintegrasikan data yang lebih meluas, dan dengan demikian memungkinkan manajemen informasi yang lebih komprehensif. 51 Akibat perluasan dan integrasi antara sistem yang digunakan di perpustakaan dengan sistem-sistem lainnya, baik di lingkungan lembaga induk perpustakaan itu, maupun di lingkungan yang lebih luas, maka akhirnya istilah integrated library system juga diperluas menjadi library information system atau sistem informasi perpustakaan. 52 Sistem informasi perpustakaan menurut Gordon B.Darvis yang dikutip oleh Rosita Cahyaningtyas dan Siska Iriyani adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan data 50 Putu Laxman Pendit, Perpustakaan Digital, dari A Sampai Z, h Putu Laxman Pendit, Perpustakaan Digital, dari A Sampai Z, h Putu Laxman Pendit, Perpustakaan Digital, dari A Sampai Z, h. 226.

45 33 harian, penunjang kegiatan dalam penyimpanan data, dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan. 53 Jika otomatisasi perpustakaan sangat berurusan dengan upaya efisiensi kegiatan operasional, maka sistem informasi perpustakaan dianggap lebih luas dari itu. Termasuk dalam pengembangan sistem informasi perpustakaan adalah pengelolaan hubungan dengan pengguna, misalnya dalam bentuk kegiatan information literacy. Selain itu, dalam konteks perpustakaan digital, sistem informasi perpustakaan juga segera dapat dikaitkan dengan infrastruktur yang lebih luas, misalnya dengan cyberstructure OPAC dan Format MARC Menurut Harrod yang dikutip oleh Jonner Hasugian menyatakan bahwa OPAC adalah sistem katalog terautomasi. Katalog itu disimpan dalam bentuk yang terbaca mesin (machine readable), dapat diakses secara online oleh pengguna perpustakaan melalui terminal, dan menggunakan perangkat lunak yang mudah dioperasikan. Pendapat ini mengindikasikan bahwa OPAC dibuat dengan menggunakan format MARC (Machine Readable Catalogue), yaitu berupa format katalog dimana data bibliografi disimpan atau dimasukkan ke dalam tengara (tag) 53 Rosita Cahyaningtyas dan Siska Iriyani, Perancangan Sistem Informasi Perpustakaan Pada Smp Negeri 3 Tulakan, Kecamatan Tulakan Kabupaten Pacitan, Indonesian Journal on Networking and Security (IJNS), Vol.4, No.2 ( April 2015), h. 17, dari 54 Putu Laxman Pendit, Perpustakaan Digital, dari A Sampai Z, h

46 34 yang telah ditentukan. Penyimpanan itu berdampak terhadap proses temu balik dan pertukaran data bibliografis. 55 MARC pertama kali dikembangkan oleh Library of Congress pada tahun 1960 untuk keperluan transfer data yang waktu itu masih dimuat dalam pita magnetic. Walaupun banyak kelemahan teknis, dan praktis hanya dikenal di kalangan pustakawan, namun MARC akhirnya memang satu-satunya standar yang ada untuk mengirim dan menerima data bibliografi melalui jaringan komputer yang dipakai di berbagai negara. Setiap negara mengembangkan sendiri format MARC berdasarkan format asli dari Library of Congress. 56 Karena keperluan berbagai Negara tidak sama menyangkut data bibliografi MARC dikembangkan di Negara masing-masing namanya sedikit berubah. Misalnya MARC untuk Indonesia dikenal dengan nama INDOMARC, Malaysia MALMARC, Australia AUSMARC, Amerika Serika USMARC. 57 INDOMARC dikembangkan oleh Perpustakaan Nasional RI untuk kepentingan automasi pengatalogan bahan perpustakaan di Indonesia. Dengan demikian, format INDOMARC juga merupakan implementasi dari International Standard Organization (ISO) 2709 untuk Indonesia, yang berupa sebuah format untuk tukar-menukar informasi bibliografi melalui pita magnetik (magnetic tape) atau media yang terbacakan mesin (machine 55 Jonner Hasugian, Katalog Perpustakaan dari Katalog Manual sampai Katalog Online, artikel diakses pada tanggal 19 Mei 2015 dari 56 Putu Laxman Pendit, Perpustakaan Digital, dari A Sampai Z, h Sulistyo-Basuki, Materi Pokok Kerjasama dan Jaringan Perpustakaan (Jakarta: Universitas Terbuka, Depdikbud, 1996), h. 83.

47 35 readable) lainnya. INDOMARC mulai dikembangkan pada tahun 1986 dan telah mengalami empat kali revisi, terbit pertama kali tahun 1991, edisi ke-2 tahun 1994, edisi ke-3 tahun 2006, dan edisi revisi terakhir tahun Dengan demikian, OPAC adalah bentuk katalog terpasang yang dirancang bangun dengan menggunakan format MARC. Pada 1960-an MARC diperkenalkan, tahun 1970-an sistem pengatalogan terautomasi dikembangkan, dan pada awal tahun 1980-an OPAC diperkenalkan dan digunakan pada sejumlah perpustakaan tertentu. 59 Berdasarkan dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa istilah sistem informasi perpustakaan muncul setalah adanya penerapan sistem otomatisasi perpustakaan (library automation system) dan sistem perpustakaan terintegrasi (integrated library system). Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta pada saat ini sudah menerapkan software berupa sistem informasi perpustakaan berbasis INDOMARC yang dikenal dengan SIP MARC. 58 Suharyanto, Indonesian Machine Readable Cataoging (INDOMARC): Sejarah, Perkembangan, dan penerapannya di Perpustakaan Nasional RI, artikel diakses pada 19 oktober 2012 dari MARC)%20%20sejarah,%20perkembangan%20dan%20penerapannya%20di%20Perpustakaan%2 0Nasional%20RI.pdf 59 Jonner Hasugian, Katalog Perpustakaan dari Katalog Manual sampai Katalog Online, artikel diakses pada tanggal 19 Mei 2015 dari

48 36 E. Penelitian Terdahulu Penelitian dengan tema pemanfaatan katalog online oleh pemustaka (OPAC) pernah dilakukan oleh beberapa mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan lainnya, antara lain: 1. Zaki Mubarok (2010) Jurusan Ilmu Perpustakaan, Fakultas Adab dan Humaniora, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, dengan judul penelitian Penggunaan Katalog Online (OPAC) di Perpustakaan Pusat Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya. Penelitian yang dilakukan oleh Zaki Mubarok memiliki persamaan dan perbedaan dengan penelitian yang penulis lakukan. Persamaannya terletak pada tema penelitian yaitu sama-sama meneliti tentang katalog online (OPAC), dan pendekatan penelitiannya yaitu dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Namun demikian, penelitian ini juga memiliki perbedaan yaitu dari segi instansinya serta tujuan penelitiannya. Penelitian skripsi tersebut dilakukan di perpustakaan perguruan tinggi yaitu Perpustakaan Pusat Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, sedangkan penelitian ini dilakukan di perpustakaan umum yaitu Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta. Tujuan penelitian tersebut untuk mengetahui perilaku pemakai dalam menggunakan OPAC, untuk mengetahui hambatan dalam menggunakan OPAC, untuk mengetahui kemampuan pemakai dalam menggunakan OPAC, dan untuk mengetahui kepuasan pemakai OPAC. Sedangkan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan pemustaka dalam memanfaatkan OPAC SIP MARC, dan

49 37 untuk mengetahui perilaku pemustaka dalam memanfaatkan OPAC SIP MARC. 2. Taufik Ridwan (2011) Magister Ilmu Perpustakaan, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, dengan judul penelitian Kajian Pemanfaatan OPAC di Perpustakaan Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon. Penelitian yang dilakukan oleh Taufik Ridwan memiliki persamaan dan perbedaan dengan penelitian yang penulis lakukan. Persamaannya terletak pada tema penelitian yaitu sama-sama meneliti tentang katalog online (OPAC) kepada pemustaka. Namun demikian, penelitian ini juga memiliki perbedaan yaitu dari segi instansinya serta pendekatan penelitiannya. Penelitian tesis tersebut dilakukan di perpustakaan perguruan tinggi, sedangkan penelitian ini dilakukan di perpustakaan umum. Penelitian tesis tersebut mengkaji lebih dalam untuk mengetahui bagaimana pemanfaatan OPAC di Perpustakaan Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon dengan menggunakan pendekatan kualitatif, sedangkan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana pemanfaatan katalog online (OPAC) SIP MARC di Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. 3. Husnul Khotimah (2014) Jurusan Ilmu Perpustakan, Fakultas Adab dan Humaniora, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, dengan judul penelitian Pemanfaatan Katalog Online (OPAC) Sebagai Sarana Penelusuran Informasi di Perpustakaan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Jakarta. Penelitian yang dilakukan oleh

50 38 Husnul Khotimah memiliki persamaan dan perbedaan dengan penelitian yang penulis lakukan. Persamaannya terletak pada tema penelitian yaitu sama-sama meneliti tentang katalog online (OPAC). Namun demikian, penelitian ini juga memiliki perbedaan yaitu dari segi instansinya, tujuan penelitiannya, serta pendekatan penelitiannya. Penelitian tersebut dilakukan di perpustakaan khusus yaitu Perpustakaan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Jakarta, sedangkan penelitian ini dilakukan di perpustakaan umum yaitu Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta. Tujuan penelitian tersebut untuk mengetahui bagaimana pemanfaatan OPAC sebagai sarana penelusuran informasi di Perpustakaan BPPT, dan usaha yang dilakukan oleh pihak perpustakaan agar OPAC dimanfaatkan oleh pemustaka untuk menelusuri informasi. Sedangkan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan pemustaka dalam memanfaatkan fasilitias OPAC SIP MARC dan perilaku pemustaka dalam memanfaatkan OPAC SIP MARC. Pendekatan penelitian tersebut menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif (gabungan). Sedangkan penelitian ini hanya menggunakan pendekatan kuantitatif.

51 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian 1. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian deskriptif yaitu penelitian yang bertujuan mendeskripsikan atau menjelaskan sesuatu hal seperti apa adanya. 1 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tentang pemanfaatan OPAC SIP MARC oleh pemustaka di Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta. 2. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Kuantitatif adalah analisis yang dilakukan terhadap angka, baik angka yang merupakan representasi dari suatu kuantitas (kuantitas murni) maupun angka yang merupakan hasil dari konversi data kualitatif (yakni data kualitatif yang dikuantifikasikan). 2 B. Sumber Data 1. Data Primer Data primer yaitu data yang diambil langsung, tanpa perantara, dari sumbernya. 3 Dalam hal ini data/sumber primer yang diambil adalah dari angket/kuesioner responden di Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta. 1 Prasetya Irawan, Logika dan Prosedur Penelitian: Pengantar teori dan panduan praktis (Jakarta: STIA-LAN,1999),h Prasetya Irawan, Logika dan Prosedur Penelitian: Pengantar teori dan panduan praktis, h Prasetya Irawan, Logika dan Prosedur Penelitian: Pengantar teori dan panduan praktis, h. 39

52 40 2. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diambil secara tidak langsung dari sumbernya. Data sekunder ini diperoleh dari dokumen (laporan, karya tulis orang lain, koran, majalah). 4 C. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah keseluruhan sumber data dalam penelitian. 5 Dalam hal ini yang menjadi populasi adalah pemustaka di Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta. Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta terdapat 2 kategori pemustaka yaitu kategori pemustaka anak-anak berusia dini sampai dengan 12 tahun atau setingkat SD/sederajat dan pemustaka remaja/dewasa. Populasi pemustaka dalam penelitian ini lebih ditekankan kepada kategori remaja/dewasa. Populasi diambil dari rata-rata kunjungan pada bulan januari 2015 yang tiap harinya adalah 169 orang. Data pengunjung sebagai berikut: Jumlah rata-rata kunjungan tiap harinya pada bulan januari 2015: Jumlah kunjungan anggota + non anggota = = Hari Sampel Sampel adalah bagian kecil dari populasi. 6 Teknik pengambilan sampel dilakukan secara insidental. Sampling Insidental merupakan teknik Prasetya Irawan, Logika dan Prosedur Penelitian: Pengantar teori dan panduan praktis, h. 5 Beni Ahmad Saebani, Metode Penelitian (Bandung: pustaka setia, 2008), h Beni Ahmad Saebani, Metode Penelitian, h. 165.

53 41 penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data. 7 Penentuan sampel insidental dilakukan terhadap pemustaka remaja/dewasa yang kebetulan mengunjungi perpustakaan saat penelitian berlangsung. Jumlah sampel adalah sebanyak 30% X 169 orang =51 orang. Pengambilan sampel sebanyak 30% dari jumlah populasi yang didasarkan beberapa pakar yang mengatakan bahwa bila populasi >100, minimal sampel diambil 25-30%. 8 D. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Angket/kuesioner Angket/kuesioner merupakan teknik utama dalam pengumpulan data di penelitian ini, yaitu dengan cara penyebaran angket berupa pertanyaan tertulis melalui sebuah daftar pertanyaan yang dipersiapkan sebelumnya untuk mendapatkan data yang objektif dimana responden yang dimaksud adalah pemustaka kategori remaja/dewasa di Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta. 2. Dokumentasi Dalam penelitian ini, penulis mengumpulkan data melalui dokumen-dokumen yang terdapat di perpustakaan yang berkaitan dengan 7 Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D) (Bandung: Alfabeta,2010), h Prasetya Irawan, Logika dan Prosedur Penelitian: Pengantar teori dan panduan praktis, h. 183.

54 42 penelitian berupa buku petunjuk penggunaan koleksi di perpustakaan, buku kunjungan, dokumen-dokumen yang berisi informasi tentang OPAC SIP MARC, dan foto- foto perpustakaan yang peneliti ambil sendiri setelah meminta izin dari pihak perpustakaan dengan tujuan sebagai arsip yang sewaktu-waktu diperlukan dalam penyusunan penelitian ini. E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data Setelah data-data telah terkumpul dari hasil penyebaran kuesioner/angket, kemudian data akan diolah dan dianalisis melalui tahapan-tahapan berikut, yaitu: 1. Editing Editing merupakan proses pemeriksaan data dan meneliti data yang telah ada dalam angket/kuesioner, melalui tahap pemeriksaan data ini diharapkan dapat meningkatkan mutu kebaikan (realibilitas) data yang hendak diolah dan dianalisa Tabulasi Tabulasi dalam artian adalah menyusun data ke dalam tabel yang merupakan tahap lanjutan dalam rangka proses analisa data. Pada tahap ini, data dapat dianggap telah selesai diproses, dan oleh karena itu harus segera disusun ke dalam suatu pola formal yang telah dirancang. Lewat tabulasi, data lapangan akan segera tampak ringkas dan bersifat merangkum yang tersusun ke dalam suatu tabel yang baik, 9 Koentjaraningrat, Metode-Metode Penelitian Masyarakat, Cet.7 (Jakarta: PT Gramedia, 1985), h. 271.

55 43 data dapat dibaca dengan mudah dan maknanya pun akan segera mudah dipahami Analisis Data Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden terkumpul. 11 Data-data yang diterima melalui angket/kuesioner ini kemudian diolah dengan menggunakan teknik perhitungan persentase dengan menggunakan rumus: P = F/N X 100% Dimana: P = Angka persentase untuk setiap kategorinya F = Frekwensi jawaban responden N = Jumlah responden 12 Semua data diperoleh dan dihitung dengan menggunakan rumus yang dijelaskan pada teknik perhitungan persentase sebelumnya. Data diterjemahkan atau dideskripsikan dengan menggunakan parameter-parameter yang dirumuskan oleh Hermawan Wasito. Adapun parameter untuk penafsiran nilai persentase adalah sebagai berikut: 0% : Tidak ada satupun 1%-25% : Sebagian kecil 10 Koentjaraningrat, Metode-Metode Penelitian Masyarakat, Cet.7, h Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D), h Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, Cet.9 (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1999), h.40

56 44 26%-49% : Hampir setengahnya 50% : Setengahnya 51%-75% : Sebagian besar 76%-99% : Hampir seluruhnya 100% : Seluruhnya Jadwal Penelitian Penelitian ini dilakukan di Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta yang berlokasi di Gedung Nyi Ageng Serang lantai 7-8, Jalan H.R. Rasuna Said Kav.C-22, Kuningan Jakarta Selatan. Tabel 3.1 Jadwal Penelitian 2015 Kegiatan Maret April Mei Juni Juli Agustus September Pengajuan Proposal Bimbingan Penelitian Pengajuan Sidang 13 Hermawan Wasito. Pengantar Metodologi penelitian: Buku Panduan Mahasiswa (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1992), h. 11

57 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta Berdasarkan data-data yang diperoleh langsung dari Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta, dan juga berdasarkan buku petunjuk penggunaan koleksi perpustakaan yang diterbitkan oleh Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Tahun 2014, berikut adalah profil singkat Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta. 1. Sejarah Singkat Tahun 1950 Kegiatan perpustakaan Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta sudah dimulai sejak berbentuk Kotapradja, dengan sebutan Perpustakaan Kotapradja Djakarta Raja. Tahun 1961 Setelah Kotapradja Djakarta Raja ditingkatkan statusnya menjadi Daerah Tingkat I Daerah Khusus Ibukota Djakarta Raja, kemudian berubah menjadi Perpustakaan Balaikota Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Djakarta Raja. Tahun 1972 Melalui Keputusan Gubernur Kepala Daerah Khusus Ibukota Jakarta tentang Susunan Organisasi Sekretariat Daerah Pemerintah DKI 45

58 46 Jakarta, Bagian Perpustakaan dibagi atas Sub Bagian Perpustakaan dan Sub Bagian Tata Usaha Perpustakaan, dimana perpustakaan merupakan salah satu bagian pada Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan. Tahun 1978 Melalui Keputusan Gubernur Kepala Daerah Khusus Ibukota Jakarta dibentuk Lembaga Perpustakaan Umum yang menangani jenis perpustakaan umum di lingkungan Pemerintah DKI Jakarta, seperti Perpustakaan Umum Gelanggang Mahasiswa Soemantri Brodjonegoro dan Perpustakaan Umum di lima wilayah kotamadya DKI Jakarta. Tahun 1981 Lembaga Perpustakaan Umum bernaung di bawah Biro Bina Mental dan Spiritual dengan status non struktural. Tahun 1989 Perpustakaan Umum di lima wilayah kotamadya DKI Jakarta dialihkan pengelolaannya kepada Dinas Pendidikan dan Pengajaran DKI Jakarta sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD), sedangkan Perpustakaan Umum Soemantri Brodjonegoro masih tetap dikelola Biro Bina Mental Spiritual DKI Jakarta. Tahun 1992 Gubernur DKI Jakarta mengirim surat kepada Menteri Dalam Negeri agar di lingkungan Sekwilda DKI Jakarta dibentuk satu wadah organisasi yang menangani semua jenis perpustakaan dan rekomendasi dari Kepala Perpustakaan Nasional RI.

59 47 Tahun 1993 Dibentuk Perpustakaan Umum Pemerintah Daerah DKI Jakarta dengan Peraturan Daerah DKI Jakarta Nomor 8 Tahun Tahun 2001 Berdasarkan Peraturan Daerah DKI Jakarta Nomor 3 Tahun 2001 ditetapkan pembentukan Kantor Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta, dengan Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 109 Tahun Tahun 2007 Dalam mengoptimalkan pengelolaan secara teknis, termasuk pembinaan dan penyusutan arsip setiap unsure penyelenggara pemerintah daerah diatur dalam Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Kearsipan. Tahun 2009 Berdasarkan Peraturan Daerah DKI Jakarta Nomor 10 Tahun 2008 ditetapkan Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi DKI Jakarta, dengan Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 153 Tahun Tugas Pokok dan Fungsi Sesuai dengan Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta Nomor 10 Tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah dan Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 153 Tahun 2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah, maka tugas pokok dan fungsi Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi DKI Jakarta adalah:

60 48 Tugas: Menyelenggarakan urusan perpustakaan dan kearsipan daerah. Fungsi: a. Penyusunan dan pelaksanaan rencana kerja dan anggaran Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah. b. Perumusan kebijakan teknis penyelenggaraan perpustakaan dan arsip daerah. c. Pembinaan perpustakaan dan arsip terhadap Perangkat Daerah. d. Pelaksanaan retensi arsip dan/atau buku. e. Pembinaan dan pengembangan tenaga fungsional Arsiparis dan Pustakawan. f. Pengelolaan sistem informasi kepustakaan dan kearsipan. g. Penggalian dan penelusuran arsip dan bahan perpustakaan. h. Penyelenggaraan hubungan kerjasama di bidang Perpustakaan dan Kearsipan. i. Pengelolaan dan pelayanan perpustakaan dan kearsipan daerah. j. Pembinaan pemasyarakatan perpustakaan dan kearsipan. k. Akuisisi, penyusunan naskah sumber dan penyimpanan arsip. l. Pembinaan perpustakaan yang dikelola masyarakat termasuk perpustakaan masjid.

61 49 m. Pemberian dukungan teknis kepada masyarakat dan Perangkat Daerah. n. Penyediaan, penatausahaan, penggunaan, pemeliharaan dan perawatan prasarana dan sarana kerja. o. Pengelolaan kepegawaian, keuangan, barang dan ketatausahaan Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah. p. Pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi. 3. Visi dan Misi Visi: Terwujudnya Pelayanan Prima dalam Bidang Perpustakaan dan Arsip. Misi: a. Mewujudkan tata kelola penyelenggaraan perpustakaan dan arsip yang baik dengan menerapkan kaidah-kaidah Good Governance. b. Mengembangkan sarana dan prasarana perpustakaan dan arsip bertaraf nasional dan/ atau internasional. c. Meningkatkan peran dan fungsi perpustakaan dan arsip dalam kehidupan bermasyarakat, berpemerintahan, berbangsa dan bernegara. 4. Struktur Organisasi dan SDM BPAD Provinsi DKI Jakarta Sesuai dengan Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 243 Tahun 2014 Tanggal 24 Desember 2014, berikut bagan susunan organisasi BPAD Provinsi DKI Jakarta:

62 50 Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta yang berlokasi di Gedung Nyi Ageng Serang lantai 7-8, Jalan H.R. Rasuna Said Kav.C-22 Kuningan Jakarta Selatan di dalam struktur organisasi Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah (BPAD) Provinsi DKI Jakarta menjalani tupoksi pada subbidang pelayanan perpustakaan. Saat ini Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta mempunyai 19 pegawai yang terdiri dari kepala bidang perpustakaan, kepala subbidang pelayanan perpustakaan, 1 orang pustakawan, 4 orang staff subbidang pelayanan perpustakaan, dan 12 orang tenaga teknis perpustakaan. Untuk nama dan latar belakang pendidikan SDM disajikan dalam lampiran 5.

63 51 5. Koleksi Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta Jumlah koleksi yang dimiliki oleh Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta sekitar judul dan eksemplar buku. Namun, setelah melakukan stock opname menurut data koleksi tahun 2013 jumlah koleksi yang berada di rak hingga saat ini berjumlah eksemplar buku. Koleksi tersebut terdiri dari koleksi umum, koleksi referensi dengan simbol (R), koleksi khusus betawi dengan simbol (KK), koleksi deposit hasil serah simpan Karya Cetak dan Karya Rekam dengan simbol (KC), koleksi khusus anak-anak dengan simbol (A), koleksi refrensi khusus anak-anak dengan simbol (A/R), dan koleksi Karya Cetak dan Karya Rekam khusus untuk anak-anak dengan simbol (A/KC). Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta juga memiliki koleksi non tercetak dengan melanggan jurnal online (e-journal) dan e- book secara berkala yang dapat diakses oleh pemustaka yang sudah menjadi anggota melalui situs web Jurnal online dan e-book yang dilanggan oleh Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta adalah Proquest, GALE (Cenggage Learning), IG publishing. 6. Layanan Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta mempunyai beberapa bentuk layanan yang disediakan yang diantaranya adalah: layanan pemanfaatan koleksi di perpustakaan, layanan keanggotaaan, layanan peminjaman dan pengembalian koleksi, layanan pemanfaatan

64 52 koleksi audio visual, layanan akses internet, layanan penelusuran informasi, layanan bimbingan pemustaka/anggota, layanan anak, layanan penggandaan koleksi, layanan paket perpustakaan, layanan perpustakaan masyarakat Jakarta, dan layanan perpustakaan keliling. Adapun jam operasional Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta, sebagai berikut: Tabel 4.1 Jam Layanan Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta Hari Jam Layanan Tambahan Jam Layanan Senin-Kamis WIB WIB Jum at WIB ( WIB tutup untuk shalat Jumat) WIB Sabtu-Minggu WIB WIB Libur Nasional TUTUP TUTUP 7. Pemustaka di Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta terdapat 2 kategori pemustaka yaitu kategori pemustaka anak-anak berusia dini sampai dengan 12 tahun atau setingkat SD/sederajat dan pemustaka remaja/dewasa. Untuk menjadi anggota di Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta, pemustaka perlu mendaftarkan terlebih dahulu

65 53 kebagian keanggotaan dengan menyertakan fotokopi KTP Provinsi DKI Jakarta/Kartu Keluarga/Kartu Pelajar DKI Jakarta. Berdasarkan data laporan anggota pada SIP MARC, jumlah anggota pemustaka di Perpustakaan Umum Daerah DKI Jakarta berdasarkan tingkat pendidikan dan pekerjaan pada bulan Januari 2015 sebanyak 28908, dengan rincian sebagai berikut: Tabel 4.2 Jumlah Anggota Berdasarkan Pendidikan Pendidikan Jumlah Anggota SD 5114 SLTP 2163 PASCA 91 LAINLAIN 7516 SMU DOKTOR 14 DIPLOMA 424 SARJANA 2634 TOTAL Tabel 4.3 Jumlah Anggota Berdasarkan Pekerjaan Pekerjaan Jumlah Anggota Pegawai Swasta 2217 PNS 2507 Guru 681 Wiraswasta 356 Dosen 46 Mahasiswa TNI/POLRI 23 Lain-lain 5658 Pelajar 6646 Peneliti 6

66 54 Pensiunan 31 TOTAL Anggota di Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta diberikan kepada setiap orang yang berusia dini sampai dengan tidak terbatas, penduduk Provinsi DKI Jakarta baik Warga Negara Indonesia (WNI) maupun Warga Negara Asing (WNA), pendatang di wilayah DKI Jakarta, penduduk dan pendatang di wilayah Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Bodetabek) baik WNI maupun WNA yang menempuh pendidikan atau bekerja di Jakarta, dan Pegawai Negeri Sipil (PNS) DKI Jakarta beserta keluarganya. 8. OPAC SIP MARC Software yang saat ini digunakan oleh Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta bernama SIP MARC. SIP MARC merupakan Sistem Informasi Perpustakaan berbasis web. Untuk memenuhi kebutuhan sistem informasi perpustakaan di Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta, Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah (BPAD) Provinsi DKI selama ini dikenal menjalin kerjasama dengan Perusahaan bernama PT. Metro Network Solution untuk membangun sebuah sistem yang khusus untuk memenuhi kebutuhan BPAD DKI itu sendiri. Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta menggunakan SIP MARC pada tahun 2011 yang dikembangkan dan sudah menjadi hak cipta oleh BPAD DKI Jakarta. Software berupa Sistem Informasi Perpustakaan yang saat ini digunakan oleh BPAD Provinsi DKI Jakarta

67 55 dan digunakan oleh KPAK-KPAK di DKI Jakarta ini merupakan sistem automasi perpustakaan yang berbasis INDOMARC. SIP MARC ini menyediakan fasilitias dan laporan yang ada sesuai dengan kebutuhan dan menghasilkan informasi tepat pada waktu (real time) dan relevan untuk proses untuk pengambilan keputusan, mampu menangani operasi pekerjaan dengan frekuensi besar dan terus-menerus, serta mampu menyimpan data dengan jumlah besar dengan kemampuan temu kembali yang cepat. Namun pada saat ini ruang lingkup SIP MARC masih bersifat Local Area Network (LAN), untuk itu SIP MARC yang ada di Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta belum terintegrasi dengan SIP MARC yang digunakan oleh KPAK-KPAK di DKI Jakarta. SIP MARC mempunyai beberapa fitur yang telah disediakan, diantaranya adalah fitur pengisian katalog, sirkulasi, migrasi data, laporan dan OPAC. Gambar 4.1 Tampilan Awal SIP MARC OPAC SIP MARC merupakan layanan bantuan penelusuran koleksi via katalog komputer yang tersedia di lantai 7 dan 8. Katalog

68 56 online (OPAC) berbasis SIP MARC ini juga sudah dilengkapi beberapa fasilitasnya yaitu seperti pencarian sederhana, pencarian kombinasi, pencarian tajuk, dan informasi koleksi. Pencarian sederhana merupakan pencarian koleksi dengan menggunakan kata kunci berupa judul, pengarang, nomor panggil, subyek, sembarang, dan penerbit. Pencarian ini dimaksudkan memudahkan pengguna dalam menelusur secara acak. Gambar 4.2 Tampilan OPAC SIP MARC Melalui Pencarian Sederhana Pencarian kombinasi merupakan pencarian koleksi melalui kata kunci berupa judul, pengarang, dan subyek dengan menggunakan boolean operators ( DAN, ATAU ). Gambar 4.3 Tampilan OPAC SIP MARC Melalui Pencarian Kombinasi

69 57 Pencarian tajuk merupakan pencarian koleksi melalui tipe pencarian tajuk subyek berupa judul, klas, pengarang, sembarang, dan subyek dengan menggunakan boolean operators ( DAN, ATAU ) serta menggunakan kata kunci berupa frase, kata tepat, dan semua kata. Gambar 4.4 Tampilan OPAC SIP MARC Melalui Pencarian Tajuk Informasi koleksi pada OPAC SIP MARC merupakan fasilitas untuk melihat status koleksi tersebut apakah sedang dipinjam, tersedia, sedang ditahan, rusak, dalam cadangan, dipesan, hilang, dalam perbaikan, dan jumlah keseluruhan koleksi, serta mengetahui cara melihat lokasi keberadaan koleksi tersebut. Menurut Rani Widyahany, salah satu pustakawan di Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta, pada saat ini informasi koleksi pada OPAC SIP MARC tidak terhubung dengan sistem sirkulasi. Ketika OPAC SIP MARC tidak terhubung dengan sistem sirkulasi, maka semua informasi status koleksi seperti sedang dipinjam, tersedia, sedang ditahan, rusak, dalam cadangan, dipesan, hilang, dalam perbaikan, dan jumlah keseluruhan koleksi menjadi tidak sesuai dengan yang ada di rak koleksi.

70 58 Gambar 4.5 Tampilan Informasi Koleksi Pada OPAC SIP MARC B. Hasil Penelitian Berdasarkan hasil penelitian mengenai pemanfaatan katalog online (OPAC) SIP MARC oleh pemustaka yang telah disebarkan oleh penulis dalam bentuk kuesioner pada tanggal 20 Agustus 2015 telah mendapatkan hasil yang tepat. Data yang diperoleh dari penyebaran kuesioner diolah secara manual dengan menggunakan tabel yang bertujuan untuk memudahkan analisa data. Jumlah kuesioner yang telah disebarkan kepada responden yaitu sebanyak 51, dari kuesioner yang disebarkan tersebut seluruhnya dari 51 responden telah mengisi kuesioner. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.4 Jumlah Kuesioner Jumlah Kuesioner Frekwensi % Kuesioner yang disebarkan Kuesioner yang tidak disebarkan 0 0 Jumlah

71 59 Tabel di atas menjelaskan mengenai jumlah kuesioner. Dengan demikian dapat dilihat bahwa pada penelitian ini seluruhnya adalah kuesioner yang disebarkan sebanyak 51 kuesioner (100%) dan tidak ada satupun (0%) yang tidak disebarkan. 1. Identitas responden a. Jenis Kelamin Ditinjau dari jenis kelamin responden pada saat penyebaran kuesioner sebagian besar adalah berjenis kelamin perempuan sebanyak 56,9%, sedangkan sisanya sebanyak 43,1% adalah laki-laki. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.5 Jenis Kelamin Responden Jenis Kelamin Frekwensi % laki-laki 22 56,9 Perempuan 29 43,1 Jumlah Berdasarkan tabel 4.5 pemustaka pada Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta sebagian besar (56,9%) terdiri dari perempuan, sedangkan hampir setengahnya (43,1%) adalah laki-laki. Hal ini menggambarkan bahwa Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta lebih banyak dimanfaatkan oleh perempuan.

72 60 b. Kategori Pemustaka Ditinjau dari kategori pemustaka pada saat penyebaran kuesioner, sebagian besar (54,9%) responden sudah menjadi anggota, sedangkan hampir setengahnya (45,1%) adalah belum menjadi anggota. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.6 Kategori Pemustaka Kategori Pemustaka Frekwensi % Anggota 28 54,9 Non Anggota 23 45,1 Jumlah Berdasarkan tabel 4.6 pemustaka pada Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta sebagian besar (54,9%) adalah sudah menjadi anggota, sedangkan hampir setengahnya (45,1%) adalah belum menjadi anggota. Hal ini menggambarkan bahwa sebagian besar pemustaka yang berkunjung ke Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta adalah sudah menjadi anggota. c. Jenis Pekerjaan Berikut tabel tentang jenis pekerjaan pemustaka yang disajikan pada tabel dibawah ini: Tabel 4.7 Jenis Pekerjaan Pemustaka Jenis Pekerjaan Frekwensi % Pelajar 5 9,8 Mahasiswa 28 54,9

73 61 Guru 1 2 Peneliti 0 0 TNI/Polri 0 0 Dosen 0 0 Pensiunan 0 0 Wiraswasta 2 3,9 Pegawai 12 23,5 Lain-lain: Advokat, Ibu Rumah Tangga, 3 5,9 Konsultan Jumlah Berdasarkan tabel 4.7 tentang jenis pekerjaan pemustaka dari 51 responden yaitu sebagian kecil (9,8%) adalah pelajar, sebagian besar (54,9%) adalah mahasiswa, guru 2%, peneliti 0%, TNI/Polri 0%, dosen 0%, pensiunan 0%, wiraswasta 3,9%, pegawai 23,5%, dan lainlain yaitu seperti advokat, ibu rumah tangga, konsultan sebanyak 5,9%. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa responden dari Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta adalah sebagian besar dari mahasiswa. 2. Pengetahuan Pemustaka dalam Memanfaatkan OPAC SIP MARC Tabel 4.8 Pengetahuan Pemustaka dalam Memanfaatkan OPAC SIP MARC Pertanyaan Ya Tidak Jumlah Mengetahui apa itu OPAC/katalog online 32 (62,7%) 19 (37,3%) 51 (100%) Mengetahui OPAC itu dapat memudahkan dalam penelusuran (96,9%) (3,1%) (100%) koleksi di perpustakaan Mengetahui cara memanfaatkan OPAC di perpustakaan 31 (96,9%) 1 (3,1%) 32 (100%)

74 62 Mengetahui cara menelusur di OPAC melalui pencarian sederhana Mengetahui cara menelusur di OPAC melalui pencarian kombinasi Mengetahui cara menelusur di OPAC melalui pencarian tajuk Mengetahui arti simbol KC, KK, R, F, A, R/A, A/F, dan KC/A Mengetahui cara melihat informasi status koleksi sedang dipinjam, tersedia, sedang ditahan, rusak, dalam cadangan, dipesan, hilang, dalam perbaikan, dan jumlah keseluruhan koleksi. Mengetahui cara melihat lokasi keberadaan koleksi melalui OPAC 31 (96,9%) 14 (43,8%) 12 (37,5%) 14 (43,8%) 12 (37,5%) 20 (62,5%) 1 (3,1%) 18 (56,2) 20 (62,5%) 18 (56,2%) 20 (62,5%) 12 (37,5%) 32 (100%) 32 (100%) 32 (100%) 32 (100%) 32 (100%) 32 (100%) Berdasarkan tabel 4.8 mengenai pengetahuan pemustaka dalam memanfaatkan OPAC SIP MARC, dari 51 responden sebagian besar yang menjawab mengetahui apa itu OPAC/ katalog online di perpustakaan sebanyak 32 (62,7%), dan hampir setengahnya adalah tidak mengetahui apa itu OPAC/ katalog online di perpustakaan sebanyak 19 (37,3%). Untuk pertanyaan pengetahuan pemustaka tentang pemanfaatan OPAC selanjutnya, maka jumlah responden sebanyak 32, dikarenakan jumlah responden yang menjawab mengetahui apa itu OPAC/ katalog online di perpustakaan sebanyak 32, maka sisanya yang menjawab tidak mengetahui apa itu OPAC sebanyak 19 langsung menuju ke tabel bagian perilaku pemustaka dalam pemanfaatan OPAC. Dari 32 responden hampir seluruhnya (96,9%) menjawab mengetahui OPAC itu dapat memudahkan dalam penelusuran koleksi di perpustakaan, dan sebagian kecil (3,1%) tidak mengetahuinya.

75 63 Dari 32 responden hampir seluruhnya (96,9%) menjawab mengetahui cara memanfaatkan OPAC di perpustakaan, dan sebagian kecil (3,1%) tidak mengetahuinya. Dari 32 responden hampir seluruhnya (96,9%) menjawab mengetahui cara menelusur di OPAC melalui pencarian sederhana, dan sebagian kecil (3,1%) tidak mengetahuinya. Dari 32 responden hampir setengahnya (43,8%) menjawab mengetahui cara menelusur di OPAC melalui pencarian kombinasi, dan sebagian besar (56,2%) tidak mengetahuinya. Dari 32 responden hampir setengahnya (37,5%) menjawab mengetahui cara menelusur di OPAC melalui pencarian tajuk, dan sebagian besar (62,5%) tidak mengetahuinya. Dari 32 responden hampir setengahnya (43,8%) menjawab mengetahui arti simbol KC, KK, R, F, A, R/A, A/F, dan KC/A, dan sebagian besar (56,2%) tidak mengetahuinya. Dari 32 responden hampir setengahnya (37,5%) menjawab mengetahui cara melihat informasi status koleksi sedang dipinjam, tersedia, sedang ditahan, rusak, dalam cadangan, dipesan, hilang, dalam perbaikan, dan jumlah keseluruhan koleksi. sebagian besar (76,5%) responden tidak mengetahui cara melihat informasi status koleksi tersebut. Dari 32 responden sebagian besar (62,5%) menjawab mengetahui cara melihat lokasi keberadaan koleksi melalui OPAC, dan hampir setengahnya (37,5%) tidak mengetahuinya.

76 64 Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa sebagian besar pemustaka sudah mengetahui OPAC SIP MARC, namun pemustaka belum familiar dalam memanfaatkan fasilitas-fasilitas yang ada pada OPAC SIP MARC. 3. Perilaku Pemustaka dalam Memanfaatkan OPAC SIP MARC Tabel 4.9 Memanfaatkan OPAC Untuk Mencari Koleksi Memanfaatkan OPAC untuk mencari koleksi Frekwensi % Selalu 12 23,5 Sering 15 29,4 Kadang-kadang 19 37,3 Tidak pernah 5 9,8 Jumlah Berdasarkan tabel 4.9 responden yang menjawab memanfaatkan OPAC untuk mencari koleksi yaitu sebagian kecil (23,5%) selalu memanfaatkan OPAC, hampir setengahnya (29,4%) sering memanfaatkan OPAC, hampir setangahnya (37,3%) kadang-kadang memanfaatkan OPAC, dan sebagian kecil (9,8%) tidak pernah memanfaatkan OPAC. Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa umumnya para responden kadang-kadang dalam memanfaatkan OPAC untuk mencari koleksi.

77 65 Tabel 4.10 Cara yang Biasa Dilakukan dalam Menemukan Koleksi Cara menemukan koleksi Frekwensi % Langsung mencari ke rak koleksi 17 33,3 Memanfaatkan OPAC kemudian mencari ke rak koleksi 30 58,8 Bertanya kepada pustakawan/petugas 4 7,9 Lainnya 0 0 Jumlah Berdasarkan tabel 4.10 terungkap cara yang biasa dilakukan pemustaka dalam menemukan koleksi, hampir setengahnya (33,3%) responden yang menjawab langsung mencari ke rak koleksi, setengahnya (58,8%) yang menjawab memanfaatkan OPAC kemudian mencari ke rak koleksi, sebagian kecil (7,9%) yang menjawab bertanya kepada pustakawan/petugas, dan tidak ada satupun (0%) yang menjawab lainnya. Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa umumnya para responden dalam menemukan koleksi adalah memanfaatkan OPAC, kemudian disusul dengan langsung ke rak koleksi dan bertanya kepada pustakawan/petugas. Tabel 4.11 Perbandingan Menemukan Koleksi Melalui OPAC dengan Langsung ke Rak Menemukan koleksi melalui OPAC lebih mudah Frekwensi % Sangat setuju 7 13,7

78 66 Setuju 42 82,3 Tidak Setuju 1 2 Sangat tidak setuju 1 2 Jumlah Berdasarkan tabel 4.11 terungkap bahwa menemukan koleksi melalui OPAC lebih mudah dibanding dengan langsung ke rak. Sebagian kecil (13,7%) responden menjawab sangat setuju, hampir seluruhnya (82,3%) setuju, sebagian kecil (2%) tidak setuju, dan sebagian kecil (2%) sangat tidak setuju. Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa sebagian besar pemustaka Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta setuju bahwa menemukan koleksi melalui OPAC lebih mudah dibanding dengan langsung ke rak. Tabel 4.12 Cara Paling Efektif dan Efisien dalam Menemukan Koleksi Cara paling efektif dan efisien dalam menemukan koleksi Memanfaatkan OPAC kemudian mencari ke rak koleksi Frekwensi % 34 66,7 Langsung mencari ke rak koleksi 13 25,5 Bertanya kepada petugas perpustakaan 4 7,8 Bertanya kepada teman 0 0 Lainnya 0 0 Jumlah

79 67 Berdasarkan tabel 4.12 cara paling efektif dan efisien dalam menemukan koleksi yaitu sebagian besar (66,7%) responden menjawab memanfaatkan OPAC kemudian mencari ke rak koleksi, sebagian kecil (25,5%) menjawab langsung mencari ke rak koleksi, sebagian kecil (7,8%) menjawab bertanya kepada petugas perpustakaan, tidak ada satupun (0%) menjawab bertanya kepada teman, dan tidak ada satupun (0%) menjawab lainnya. Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa sebagian besar pemustaka Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta berpendapat cara paling efektif dan efisien dalam menemukan koleksi adalah memanfaatkan OPAC kemudian mencari ke rak koleksi. Tabel 4.13 Koleksi yang Dicari di OPAC Koleksi yang dicari Frekwensi % Buku Authority tag 0 0 Bahan kartografi 0 0 Berkas computer 0 0 Manuskrip 0 0 Rekaman suara 0 0 Rekaman video dan film 0 0 Serial 0 0 Jumlah Berdasarkan tabel 4.13 terungkap bahwa koleksi yang dicari di OPAC adalah seluruhnya (100%) responden menjawab buku.

80 68 Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa OPAC Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta seluruhnya dimanfaatkan untuk mencari buku. Tabel 4.14 Kata Kunci yang Digunakan dalam Mencari Koleksi di OPAC Kata kunci yang digunakan Frekwensi % Judul 51 53,7 Nomor panggil 4 4,2 Penerbit 4 4,2 Pengarang B 16 16,8 Sembarang 9 9,5 e Subyek 11 11,6 r Jumlah Berdasarkan tabel 4.14 kata kunci yang digunakan pemustaka dalam mencari koleksi di OPAC yang menjawab melalui judul adalah setengahnya (53,7%) melalui judul, sebagian kecil (4,2%) melalui nomor panggil dan penerbit, sebagian kecil (16,8%) melalui pengarang, sebagian kecil (9,5%) melalui sembarang, dan sebagian kecil (11,6%) melalui subyek. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pemustaka Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta lebih banyak mencari melalui judul dibanding dengan melalui nomor panggil, penerbit, pengarang, sembarang, dan subyek. Tabel 4.15 Pemanfaatan OPAC Melalui Pencarian Sederhana Pemanfaatan pencarian sederhana Frekwensi % Selalu 12 23,5

81 69 Sering 16 31,4 Kadang-kadang 20 39,2 Tidak pernah 3 5,9 Jumlah Berdasarkan tabel 4.15 tentang pemanfaatan OPAC melalui pencarian sederhana, sebagian kecil (23,5%) responden menjawab selalu memanfaatkan, hampir setengahnya (31,4%) menjawab sering memanfaatkan, hampir setengahnya (39,2%) menjawab kadang-kadang memanfaatkan, dan sebagian kecil (5,9%) menjawab tidak pernah memanfaatkan. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa hampir setengahnya pemustaka Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta kadang-kadang memanfaatkan OPAC melalui pencarian sederhana. Tabel 4.16 Pemanfaatan OPAC Melalui Pencarian Kombinasi Pemanfaatan pencarian kombinasi Frekwensi % Selalu 1 2 Sering 2 3,9 Kadang-kadang 11 21,6 Tidak pernah 37 72,5 Jumlah Berdasarkan tabel 4.16 tentang pemanfaatan pencarian kombinasi, sebagian kecil (2%) selalu memanfaatkan, sebagian kecil (3,9%) sering memanfaatkan, sebagian kecil (21,6%) kadang-kadang memanfaatkan, dan sebagian besar (72,5%) tidak pernah memanfaatkan.

82 70 Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar pemustaka Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta tidak pernah memanfaatkan OPAC melalui pencarian kombinasi. Tabel 4.17 Pemanfaatan OPAC Melalui Pencarian Tajuk Pemanfaatan pencarian tajuk Frekwensi % Selalu B Sering ,9 Kadang-kadang 10 19,6 Tidak pernah 38 74,5 Jumlah d Berdasarkan tabel 4.17 tentang pemanfaatan pencarian tajuk, tidak ada satupun (0%) responden yang menjawab selalu memanfaatkannya, sebagian kecil (5,9%) sering memanfaatkan, sebagian kecil (19,6%) kadang-kadang memanfaatkan, dan sebagian besar (74,5%) tidak pernah memanfaatkan. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar pemustaka Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta tidak pernah memanfaatkan OPAC melalui pencarian tajuk. Tabel 4.18 Penemuan Koleksi di OPAC Penemuan koleksi di OPAC Frekwensi % Selalu 3 5,9 Sering 13 25,5 Kadang-kadang 30 58,8 Tidak pernah 5 9,8 Jumlah

83 71 Berdasarkan tabel 4.18 tentang penemuan koleksi di OPAC, sebagian kecil (5,9%) responden menjawab selalu menemukan koleksi di OPAC, sebagian kecil (25,5%) menjawab sering, sebagian besar (58,8%) menjawab kadang-kadang, dan sebagian kecil (9,8%) menjawab tidak pernah. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa para responden kadang-kadang menemukan koleksi yang ada di OPAC. Tabel 4.19 Perilaku Pemustaka Ketika Gagal Menemukan Koleksi di OPAC Perilaku pemustaka ketika gagal menemukan koleksi di OPAC Mencoba lagi di OPAC dengan menggunakan pilihan lain Frekwensi % 10 19,6 Langsung mencari ke rak koleksi 19 37,3 Bertanya kepada petugas perpustakaan 18 35,3 Pindah ke perpustakaan lain 0 0 Tidak mencobanya lagi 4 7,8 Lainnya 0 0 Jumlah Berdasarkan tabel 4.19 tentang perilaku pemustaka ketika gagal menemukan koleksi di OPAC, sebagian kecil (19,6%) responden menjawab mencoba lagi di OPAC dengan menggunakan pilihan lain, hampir setengahnya (37,3%) menjawab langsung mencari ke rak koleksi, hampir setengahnya (35,3%) menjawab bertanya kepada petugas

84 72 perpustakaan, tidak ada satupun (0%) menjawab pindah ke perpustakaan lain, sebagian kecil (7,8%) menjawab tidak mencobanya lagi, dan tidak ada satupun (0%) yang menjawab lainnya. Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa langsung mencari ke rak koleksi adalah perilaku pemustaka yang paling banyak dilakukan ketika gagal menemukan koleksi di OPAC. Tabel 4.20 Perilaku Pemustaka Ketika Tempat OPAC Penuh Perilaku pemustaka ketika tempat OPAC penuh Menunggu antrian didekat komputer OPAC Frekwensi % 14 27,5 Langsung mencari ke rak koleksi 20 39,2 Bertanya kepada petugas perpustakaan 17 33,3 Lainnya 0 0 Jumlah Berdasarkan tabel 4.20 tentang perilaku pemustaka ketika tempat OPAC penuh, hampir setengahnya (27,5%) responden menjawab menunggu antrian didekat komputer OPAC, hampir setengahnya (39,2%) menjawab langsung mencari ke rak koleksi, hampir setengahnya (33,3%) menjawab bertanya kepada petugas perpustakaan, dan tidak ada satupun (0%) yang menjawab lainnya.

85 73 Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa langsung mencari ke rak koleksi juga merupakan perilaku pemustaka yang paling banyak dilakukan ketika tempat OPAC penuh. Tabel 4.21 Kendala Memanfaatkan OPAC Kendala memanfaatkan OPAC Frekwensi % Tidak bisa memanfaatkan fasilitas penelusuran (misalnya pencarian sederhana, kombinasi, dan tajuk) Terlalu banyak hasil pencarian sehingga membutuhkan banyak waktu Hasil pencarian yang tidak relevan dengan permintaan (Query) 7 8,3 4 4,8 8 9,5 Sulit menentukan kata kunci yang benar-benar sesuai 10 11,9 Jumlah komputer OPAC yang tidak memadai Lainnya: Informasi status koleksi di OPAC tidak sama dengan yang ada di rak , ,3 Jumlah Berdasarkan tabel 4.21 tentang kendala memanfaatkan OPAC, sebagian kecil (8,3%) responden menjawab karena tidak bisa memanfaatkan fasilitas penelusuran (misalnya pencarian sederhana, kombinasi, dan tajuk), sebagian kecil (4,8%) menjawab karena terlalu banyak hasil pencarian sehingga membutuhkan banyak waktu, sebagian kecil (9,5%) menjawab karena hasil pencarian yang tidak relevan dengan

86 74 permintaan (Query), sebagian kecil (11,9%) menjawab karena sulit menentukan kata kunci yang benar-benar sesuai, setengahnya (51,2%) menjawab karena jumlah komputer OPAC yang tidak memadai, dan sebagian kecil (14,3%) menjawab lainnya yaitu informasi di OPAC tidak sama dengan yang ada di rak. Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa hampir setengahnya kendala pemustaka Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta dalam memanfaatkan OPAC yaitu karena jumlah komputer OPAC yang tidak memadai. C. Pembahasan 1. Identitas Responden Dari hasil penelitian yang telah dilakukan di lapangan, sebagian besar pemustaka yang terdapat di Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta berjenis kelamin perempuan sebanyak 29 (56,9%). Data selanjutnya adalah mengenai kategori pemustaka. Di Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta terdapat dua kategori pemustaka, yaitu pemustaka yang sudah menjadi anggota dan belum menjadi anggota (non anggota). Dalam keanggotaan di Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta, pemustaka yang berkunjung tidak secara otomatis menjadi anggota. Oleh karena itu hampir setengahnya pemustaka Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta sebanyak 22 responden (45,1%) tidak menjadi anggota perpustakaan (non anggota). Untuk menjadi anggota perpustakaan berdasarkan buku petunjuk

87 75 penggunaan koleksi perpustakaan yang diterbitkan oleh Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Tahun 2014, pemustaka hanya melampirkan fotocopy Kartu Tanda Penduduk (KTP)/ Kartu Keluarga (KK)/ Kartu Pelajar. Untuk itu pemustaka di Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta yang berkunjung sebagian besar sudah menjadi anggota yaitu sebanyak 29 responden (54,9%). Menurut Undang-Undang No.43 Tahun 2007 tentang perpustakaan, perpustakaan umum adalah perpustakaan yang diperuntukkan bagi masyarakat luas sebagai sarana pembelajaran sepanjang hayat tanpa membedakan umur, jenis kelamin, ras, agama, dan status sosial ekonomi. Pemustaka di Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta terdapat berbagai macam jenis pekerjaan. Berdasarkan hasil penelitian, pemustaka di Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta sebagian besar yang berkunjung adalah mahasiswa sebanyak 29 responden (54,9%) dan sebagian kecil sebanyak 12 responden (23,5%) terdiri dari pegawai. 2. Pengetahuan Pemustaka dalam Memanfaatkan OPAC SIP MARC Untuk mengetahui apakah OPAC SIP MARC di Perpustakaan Umum Daerah DKI Jakarta sudah dimanfaatkan oleh pemustaka, maka penulis meneliti berbagai macam pengetahuan tentang OPAC yang di miliki oleh pemustaka.

88 76 Pengetahuan pertama mengenai apa itu OPAC atau katalog online. Menurut Lucy A.Tedd, OPAC adalah sistem katalog terpasang yang dapat diakses secara umum, dan dapat digunakan pemakai untuk menelusur pangkalan data katalog, untuk memastikan apakah perpustakaan menyimpan karya tertentu, untuk mendapatkan infomasi tentang lokasinya, dan jika sistem katalog dihubungkan dengan sistem sirkulasi, maka pemakai dapat mengetahui apakah bahan pustaka yang sedang dicari sedang tersedia di perpustakaan atau sedang dipinjam. Berdasarkan pengertian OPAC tersebut, dari 51 responden sebagian besar (62,7%) responden di Perpustakaan Umum daerah Provinsi DKI Jakarta sudah mengetahui apa itu OPAC/ katalog online dan hampir setengahnya (37,3%) responden tidak mengetahuinya. Karena mengetahui apa itu OPAC/katalog online merupakan pengetahuan dasar, maka pengetahuan selanjutnya yang akan dibahas hanya kepada responden yang mengetahui apa itu OPAC/katalog online sebanyak 32 responden (62,7%). Pengetahuan selanjutnya mengenai manfaat OPAC yang dapat membantu dan memudahkan pemustaka dalam menemukan koleksi. Menurut J.H Bowman dalam bukunya Essential Cataloguing, alasan utama perpustakaan dalam menyediakan katalog adalah untuk memungkinkan dan membantu memudahkan pemustaka dalam melakukan pencarian yang mereka inginkan di perpustakaan. Dari teori tersebut, hampir seluruhnya (96,9%) dari 32 responden mengetahui OPAC atau katalog online dapat membantu dan memudahkan pemustaka dalam pencarian koleksi. Berdasarkan hal tersebut, maka pemustaka di

89 77 Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta yang mengatahui apa itu katalog online/opac juga mengetahui bahwa OPAC itu dapat memudahkan dalam penelusuran koleksi di perpustakaan. Pengetahuan selanjutnya adalah mengenai cara memanfaatkan OPAC di perpustakaan. Berdasarkan buku petunjuk penggunaan koleksi perpustakaan yang diterbitkan oleh Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Tahun 2014, terdapat bagaimana cara menelusur koleksi dengan memanfaatkan OPAC/katalog online. Berdasarkan hasil penelitian, hampir seluruhnya (96,9%) dari 32 responden mengetahui cara memanfaatkan OPAC di perpustakaan. Berdasarkan hal tersebut, maka pemustaka di Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta yang mengatahui apa itu katalog online/ OPAC dan mengetahui bahwa OPAC itu dapat memudahkan dalam penelusuran koleksi di perpustakaan, juga mengetahui cara memanfaatkan OPAC di perpustakaan. Pengetahuan selanjutnya adalah mengenai fasilitas OPAC. Menurut Taufik Ridwan dalam tesisnya yang berjudul Kajian Pemanfaatan OPAC di Perpustakaan Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon tahun 2011 membagi beberapa macam fasilitas OPAC diantaranya yaitu penelusuran sederhana, penelusuran spesifik, informasi penggunaan, administrasi perpustakaan, dan link ke perpustakaan lain. OPAC SIP MARC menyediakan beberapa macam fasilitasnya yaitu pencarian sederhana, pencarian kombinasi, dan pencarian tajuk. Dari beberapa fasilitas tersebut yang paling diketahui oleh pemustaka dalam

90 78 menelusur di OPAC adalah melalui fasilitas pencarian sederhana, untuk fasilitas pencarian kombinasi dan pencarian tajuk masih dikatakan belum optimal. Dilihat dari 32 responden hampir seluruhnya (96,9%) mengetahui cara menelusur di OPAC melalui pencarian sederhana dan sebagian kecil (3,1%) tidak mengetahuinya. Untuk fasilitas pencarian kombinasi, dari 32 responden hampir setengahnya (43,8%) mengetahui cara menelusur di OPAC melalui pencarian kombinasi dan sebagian besar (56,2%) tidak mengetahuinya. Untuk fasilitas pencarian tajuk, dari 32 responden hampir setengahnya (37,5%) menjawab mengetahui cara menelusur di OPAC melalui pencarian tajuk, dan sebagian besar (62,5%) tidak mengetahuinya. Pengetahuan selanjutnya adalah mengenai arti simbol-simbol KC, KK, R, F, A, R/A, A/F, dan KC/A di tampilan OPAC. Berdasarkan buku petunjuk penggunaan koleksi perpustakaan yang diterbitkan oleh Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Tahun 2014, terdapat petunjuk mengenai arti simbol-simbol KC, KK, R, F, A, R/A, A/F, dan KC/A di tampilan OPAC. Namun berdasarkan hasil penelitian, dari 32 responden hampir setengahnya (43,8%) yang mengetahui arti simbol-simbol tersebut dan sebagian besar (56,2%) tidak mengetahuinya. Pengetahuan selanjutnya adalah mengenai cara melihat status koleksi tersebut apakah sedang dipinjam, tersedia, sedang ditahan, rusak, dalam cadangan, dipesan, hilang, dalam perbaikan, dan jumlah keseluruhan koleksi, serta mengetahui cara melihat lokasi keberadaan koleksi tersebut melalui OPAC. Menurut Thomas R. Kochtanek dan

91 79 Joseph R.Matthews dalam bukunya Library Information System OPAC mempunyai beberapa manfaat yaitu mengetahui informasi status koleksi tersebut dan meningkatkan akses ke lokasi. Lokasi keberadaan koleksi di Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta terbagi dalam berbagai macam ruangan, diantaranya yaitu: ruangan baca umum, ruangan anak, ruangan referensi, ruangan karya cetak dan karya rekam (KCKR), ruangan koleksi khusus betawi, dan ruangan audio visual. Berdasarkan hasil penelitian, dari 32 responden hampir setengahnya (37,5%) yang mengetahui cara melihat status koleksi sedang dipinjam, tersedia, sedang ditahan, rusak, dalam cadangan, dipesan, hilang, dalam perbaikan, dan jumlah keseluruhan koleksi. Dan sebagian besar pemustaka (76,5%) tidak mengetahui cara melihat status koleksi sedang dipinjam, tersedia, sedang ditahan, rusak, dalam cadangan, dipesan, hilang, dalam perbaikan, dan jumlah keseluruhan koleksi. Kemudian dari 32 responden sebagian besar (62,5%) mengetahui cara melihat lokasi keberadaan koleksi melalui OPAC, dan hampir setengahnya (37,5%) tidak mengetahuinya. 3. Perilaku Pemustaka dalam Memanfaatkan OPAC SIP MARC Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta melayani seluruh kategori pemustaka dari anak-anak hingga orang dewasa. Dalam hal ini, peneliti hanya membahas berbagai macam perilaku pemustaka dalam memanfaatkan OPAC SIP MARC pada kategori pemustaka remaja dan dewasa.

92 80 Perilaku pemustaka yang pertama yaitu mengenai apakah pemustaka pernah memanfaatkan OPAC SIP MARC untuk mencari koleksi di Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta. Menurut Jonner Hasugian, OPAC menjadi suatu sarana atau alat bantu bagi pemustaka untuk melakukan penelusuran informasi di perpustakaan. Namun di Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta hampir setangahnya (37,3%) OPAC kadang-kadang pernah dimanfaatkan oleh pemustaka sebagai alat bantu untuk mencari koleksi. Hal ini dapat dikatakan bahwa pada saat ini pemustaka belum sepenuhnya menjadikan OPAC SIP MARC sebagai sarana alat bantu untuk mencari koleksi. Perilaku pemustaka selanjutnya yaitu mengenai kemudahan menemukan koleksi melalui OPAC dibandingkan dengan langsung ke rak. Menurut J.H Bowman dalam bukunya Essential Cataloguing bahwa alasan utama perpustakaan dalam menyediakan katalog adalah untuk memungkinkan dan membantu memudahkan pemustaka dalam melakukan pencarian yang mereka inginkan di perpustakaan. Berdasarkan hasil penelitian, pernyataan ini hampir seluruhnya (82,3%) disetujui oleh pemustaka di Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta bahwasannya perilaku menemukan koleksi melalui OPAC lebih mudah dibandingkan dengan langsung ke rak. Pernyataan ini diperkuat juga dengan hasil penelitian yang telah dilakukan bahwa setengahnya (58,8%) perilaku pemustaka di Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta dalam menemukan koleksi yaitu memanfaatkan OPAC kemudian mencari ke rak koleksi.

93 81 Perilaku pemustaka selanjutnya yaitu mengenai cara yang paling efektif dan efisien dalam menemukan koleksi. Menurut Sulistyo-Basuki dalam bukunya Materi Pokok Pengantar Ilmu Perpustakaan bahwa tujuan utama katalog adalah membantu pemakai perpustakaan memperoleh dokumen seefisien mungkin. Pernyataan ini disetujui oleh sebagian besar (66,7%) pemustaka bahwa perilaku memanfaatkan OPAC kemudian mencari ke rak koleksi merupakan cara paling efektif dan efisien dalam menemukan koleksi. Perilaku pemustaka selanjutnya yaitu mengenai jenis koleksi yang dicari melalui OPAC. Menurut Sulistyo-Basuki dalam bukunya Pengantar Ilmu Perpustakaan, katalog merupakan daftar bahan perpustakaan atau buku yang terdapat di sebuah tempat. Fasilitas OPAC SIP MARC menyediakan berbagai macam jenis koleksi yang ingin dicari yaitu buku, authority tag, bahan kartografi, berkas komputer, manuskrip, rekaman suara, rekaman video dan film, dan serial. Namun berdasarkan hasil penelitian, hampir seluruhnya (100%) perilaku pemustaka di Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta memanfaatkan OPAC hanya untuk mencari koleksi buku. Perilaku pemustaka selanjutnya yaitu mengenai pendekatan pencarian atau kata kunci yang digunakan dalam mencari koleksi di OPAC. Menurut Syihabudiin Qalyubi dalam bukunya Dasar-dasar Ilmu Perpustakaan dan Informasi, bahwa salah satu faedah (manfaat) dari hadirnya OPAC yaitu pencarian dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai pendekatan sekaligus, misalnya lewat judul, pengarang, subjek,

94 82 tahun terbit, penerbit, dan sebagainya yaitu dengan memanfaatkan pencarian Boolean Logic. OPAC SIP MARC menyediakan berbagai pendekatan pencarian atau kata kunci yang digunakan dalam mencari koleksi yaitu melalui judul, nomor panggil, penerbit, pengarang, sembarang, dan subyek. Berdasarkan hasil penelitian setengahnya (53,7%) perilaku pemustaka dalam mencari koleksi di OPAC SIP MARC menggunakan kata kunci atau pendekatan judul, dan sebagian kecil (16,8%) melalui pengarang. Perilaku pemustaka selanjutnya adalah mengenai pemanfaatan pencarian sederhana, kombinasi, dan tajuk. Menurut Taufik Ridwan dalam tesisnya yang berjudul Kajian Pemanfaatan OPAC di Perpustakaan Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon tahun 2011 membagi beberapa macam fasilitas OPAC diantaranya yaitu penelusuran sederhana, penelusuran spesifik, informasi penggunaan, administrasi perpustakaan, dan link ke perpustakaan lain. Berdasarkan hasil penelitian dalam mencari koleksi di OPAC SIP MARC, perilaku pemustaka lebih banyak memanfaatkan pencarian sederhana dibandingkan dengan pencarian kombinasi dan tajuk. Hasil tersebut dilihat dari hampir setengahnya (39,2%) pemustaka kadang-kadang memanfaatkan pencarian sederhana, sebagian besar (72,5%) pemustaka tidak pernah memanfaatkan pencarian kombinasi, dan sebagian besar (74,5%) pemustaka tidak pernah memanfaatkan pencarian tajuk. Perilaku selanjutnya adalah mengenai apakah pemustaka menemukan koleksi yang dicari di dalam OPAC. Menurut Lois Mai Chan

95 83 dalam bukunya Cataloging and Classification, bahwa OPAC dapat diintegrasikan dengan bidang pekerjaan lain seperti pengatalogan, pengadaan, dan sirkulasi. Dengan sistem yang terintegrasi pemakai tidak hanya mampu menemukan suatu koleksi namun juga mengetahui kapan koleksi baru tersedia. Namun berdasarkan hasil penelitian, sebagian besar (58,8%) pemustaka kadang-kadang menemukan koleksi yang dicari di dalam OPAC. Untuk itu masih banyak pemustaka yang tidak selalu mampu menemukan koleksi yang dicari di dalam OPAC. Perilaku selanjutnya adalah yang dilakukan pemustaka ketika gagal menemukan koleksi yang dicari di OPAC. Menurut Jonner Hasugian, Pemustaka menggunakan OPAC adalah untuk menjawab query (permintaan) tertentu. Berdasarkan hasil penelitian ketika OPAC SIP MARC gagal dalam menemukan koleksi atau menjawab query (permintaan) pemustaka, maka perilaku yang dilakukan oleh hampir setengahnya (37,3%) pemustaka yaitu langsung mencari ke rak koleksi, dan hampir setengahnya (35,3%) pemustaka bertanya kepada petugas perpustakaan. Perilaku selanjutnya adalah yang dilakukan pemustaka ketika tempat OPAC penuh. Berdasarkan buku petunjuk penggunaan koleksi perpustakaan yang diterbitkan oleh Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Tahun 2014, OPAC SIP MARC tersedia di lantai 7 dan 8. Namun pada saat ini terminal OPAC SIP MARC di Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta yang berfungsi hanyalah di ruang baca umum lantai 7 sebanyak satu unit. Untuk itu ketika

96 84 OPAC penuh, perilaku yang dilakukan hampir setengahnya (39,2%) pemustaka adalah langsung mencari ke rak koleksi, hampir setengahnya (33,3%) pemustaka bertanya kepada petugas perpustakaan, dan hampir setengahnya (27,5%) pemustaka menunggu antrian didekat komputer OPAC. Perilaku selanjutnya yaitu mengenai kendala yang dihadapi pemustaka dalam memanfaatkan OPAC SIP MARC. Menurut Taufik Ridwan dalam tesisnya yang berjudul Kajian Pemanfaatan OPAC di Perpustakaan Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon tahun 2011, kendala dalam memanfaatkan OPAC yaitu kurangnya ketersediaan komputer terminal OPAC untuk menelusur informasi yang dimiliki perpustakaan. Berdasarkan hasil penelitian, pernyataan ini setengahnya (51,2%) disetujui oleh pemustaka di Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta bahwasannya karena jumlah komputer OPAC yang tidak memadai, membuat perilaku pemustaka dalam memanfaatkan OPAC menghadapi kendala. Selain kurangnya ketersediaan komputer terminal OPAC, kendala yang dirasakan pemustaka adalah tidak sesuainya informasi status koleksi di OPAC SIP MARC dengan yang ada di rak. Menurut Lucy A.Tedd jika sistem katalog dihubungkan dengan sistem sirkulasi, maka pemakai dapat mengetahui apakah bahan pustaka yang sedang dicari, sedang tersedia di perpustakaan atau sedang dipinjam. Karena pada saat ini OPAC SIP MARC tidak terhubung dengan sistem sirkulasi, hal ini yang membuat pemustaka menghadapi kendala dalam memanfaatkan OPAC SIP MARC.

97 85 Hal tersebut dikarenakan informasi status koleksi di OPAC SIP MARC seperti sedang dipinjam, tersedia, sedang ditahan, rusak, dalam cadangan, dipesan, hilang, dalam perbaikan, dan jumlah keseluruhan koleksi tidak sesuai dengan yang ada di rak.

98 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari uraian dan penjelasan penulis pada bab sebelumnya, maka penulis memberikan beberapa kesimpulan yang diambil dari penelitian tentang pemanfaatan katalog online (OPAC) SIP MARC oleh pemustaka di Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta yang diantaranya sebagai berikut: 1. Pengetahuan pemustaka menunjukkan bahwa sebagian besar mereka sudah mengetahui katalog online (OPAC) SIP MARC yang ada di Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta. Akan tetapi walaupun mereka sudah mengetahuinya, ada beberapa fasilitas OPAC SIP MARC yang belum familiar bagi pemustaka, sehingga mereka belum sepenuhnya memanfaatkan OPAC SIP MARC tersebut sebagai alat bantu untuk menelusur koleksi. 2. Pemustaka memanfaatkan OPAC SIP MARC hanya untuk mencari koleksi buku, dan cara yang paling banyak mereka gunakan untuk menemukan koleksi buku yaitu melalui kata kunci judul. Dari tiga jenis fasilitas pencarian OPAC SIP MARC, yang paling banyak digunakan oleh pemustaka adalah fasilitas pencarian sederhana. Akan tetapi karena jumlah komputer OPAC yang tidak memadai dan tidak sesuainya informasi status koleksi di OPAC dengan yang 86

99 87 ada di rak, membuat pemustaka lebih memilih untuk langsung mencari ke rak koleksi atau bertanya ke pustakawan. B. Saran Agar pemanfaatan OPAC SIP MARC di Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta ke depannya bisa lebih dioptimalkan oleh pemustaka, maka penulis ingin memberikan saran sebagai berikut: 1. Seperti halnya yang telah disimpulkan di atas mengenai masih banyaknya pemustaka yang belum sepenuhnya mengetahui fasilitas-fasilitas yang ada pada OPAC SIP MARC, maka pihak perpustakaan perlu memberikan literasi informasi yang lebih jelas kepada pemustaka tentang fasilitas-fasilitas OPAC SIP MARC, seperti: pencarian kombinasi, pencarian tajuk, dan informasi status koleksi melalui bimbingan pemakai dan instruksi manual (buku petunjuk penggunaan koleksi perpustakaan). Hal ini diperlukan agar pemustaka secara merata paham dan mampu dalam memanfaatkan fasilitas-fasilitas yang ada pada OPAC SIP MARC. 2. Pemustaka memanfaatkan OPAC SIP MARC menghadapi kendala karena jumlah komputer OPAC yang tidak memadai dan tidak sesuainya informasi status koleksi di OPAC dengan yang ada di rak, untuk itu pihak perpustakaan perlu menambahkan jumlah komputer OPAC yang pada saat ini hanya berfungsi satu unit agar pemustaka tidak terlalu lama menunggu antrian untuk menelusur koleksi di OPAC SIP MARC. Dan juga pihak perpustakaan perlu

100 88 untuk segera menghubungkan antara OPAC SIP MARC dengan sistem sirkulasi, agar pemustaka tidak menghadapi kendala terhadap informasi status koleksi yang ada di OPAC SIP MARC dengan apa yang ada di rak. 3. Pihak perpustakaan perlu melakukan evaluasi dan perbaikan fasilitas-fasilitas yang ada pada SIP MARC khususnya pada modul OPAC, seperti menambahkan fasilitas informasi penggunaan pada OPAC SIP MARC dimana pengguna bisa mengetahui waktu bahan perpustakaan yang dipinjam dan dikembalikan karena terhubung dengan modul sirkulasi. 4. Pihak perpustakaan perlu mengeintegrasikan OPAC SIP MARC yang ada di Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta dengan yang ada di KPAK-KPAK DKI Jakarta, agar bila bahan perpustakaan yang diinginkan tidak ditemukan, maka pemustaka dapat merujuk ke beberapa perpustakaan yang ada di KPAK- KPAK DKI Jakarta.

101 DAFTAR PUSTAKA Abdul Rahman Saleh dan B. Mustafa. Penggunaan Komputer Untuk Pelayanan Informasi di Perpustakaan. Di dalam Kepustakawanan Indonesia: Potensi dan Tantangan. Jakarta: Kesaint Blanc, Agus Sutoyo dan Joko Santoso. Strategi dan Pemikiran Perpustakaan. Jakarta: Sagung Seto, Anas Sudijono. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada, Anne Totterdel. An Introduction to Library and Information Work. Third Edition. London: Facet Publishing, Arlene G. Taylor. Introduction to Cataloging and Classification. 10 th.ed. London: Libraries Unlimited The Organization of Information. 2 nd.ed. London: Libraries Unlimited Inc, Bambang Hermanto. Manfaat Katalog Online Bagi Pengguna Perpustakaan. artikel dikses pada tanggal 20 juli 2015 dari Beni Ahmad Saebani. Metode Penelitian. Bandung: Pustaka setia, F.Rahayuningsih. Pengelolaan Perpustakaan. Yogyakarta : Graha Ilmu, Farli Elnumeri. dkk. Senarai Pemikiran Sulistyo-Basuki: Profesor Pertama Ilmu Perpustakaan dan Informasi di Indonesia. Jakarta: Ikatan Sarjana Ilmu Perpustakaan dan Informasi Indonesia (ISIPII), Heri Abi Burachman Hakim. Optimalisasi Senayan Sebagai Perangkat Lunak Berbasis Open Source Untuk Perpustakaan Seni. Di dalam Visipustaka: Majalah Perpustakaan. Vol.13,No.1. Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, Hermawan Wasito. Pengantar Metodologi penelitian: Buku Panduan Mahasiswa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, IFLA. IFLA/ UNESCO Public Library Manifesto Artikel diakses pada tanggal 19 Mei 2015 dari J.H Bowman. Essential Cataloguing. London: Facet Publishing, Joan M. Reitz. Dictionary for Library and Information Science. diakses pada tanggal 19 Mei dari 89

102 90 Jonner Hasugian, Katalog Perpustakaan dari Katalog Manual sampai Katalog Online. Artikel diakses pada tanggal 19 Mei 2015 dari Koentjaraningrat. Metode-Metode Penelitian Masyarakat, Cet.7. Jakarta: PT Gramedia, L.K. Somadikarta. Titik Akses Subjek dalam Organisasi Informasi di Perpustakaan. No.2. Universitas Indonesia: Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas Sastra, Lois Mai Chan. Cataloging and Classfication: An Introduction, Second Edition. New York: McGrraw-Hill, Lucy A. Tedd. An Introduction to Computer-based Library Systems. Chichester: Jhon Willey & Sons, Maks Agustinus. Optimalisasi Katalog Online. Di dalam Visi Pustaka: Majalah Perpustakaan. Vol. 14, No.3. Jakarta: Perpustakaan Nasional, Marlene Clayton and Chris Batt. Managing Library Automation. 1 st.ed. USA: Ashgate Publishing Limited, Mary Liu Kao. Cataloging and Classification for Library Technicians. Newyork: The Haworth Press, Nurhaidi Magetsari. dkk. Kamus Istilah Perpustakaan dan Dokumentasi. diakses pada tanggal 19 Mei 2015 dari Pawit M.Yusup dan Priyo Subekti. Teori dan Praktik Penelusuran Informasi (Information Retrieval). Jakarta: Kencana, Prasetya Irawan. Logika dan Prosedur Penelitian: Pengantar teori dan panduan praktis. Jakarta: STIA-LAN, Putu Laxman Pendit. Perpustakaan Digital, dari A Sampai Z. Jakarta: Cita Karyakarsa Mandiri, R. J. Hartley.dkk. Online Searching: Principles and Practice. London: Bowker Saur, Rosita Cahyaningtyas dan Siska Iriyani. Perancangan Sistem Informasi Perpustakaan Pada Smp Negeri 3 Tulakan, Kecamatan Tulakan Kabupaten Pacitan. Di dalam Indonesian Journal on Networking and Security (IJNS). Vol.4, No.2 (April 2015), dari Sugiyono. Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta, 2010.

103 91 Suharyanto. Indonesian Machine Readable Cataoging (INDOMARC): Sejarah, Perkembangan, dan penerapannya di Perpustakaan Nasional RI. Artikel diakses pada 19 oktober dari 0Cataloging%20(IndoMARC)%20%20sejarah,%20perkembangan%20dan %20penerapannya%20di%20Perpustakaan%20Nasional%20RI.pdf Sulistyo-Basuki. Materi Pokok Kerjasama dan Jaringan Perpustakaan. Jakarta: Universitas Terbuka, Depdikbud, Materi Pokok Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Universitas Terbuka, Depdikbud Sutarno NS. Manajemen Perpustakaan. Jakarta : Samitra Media Utama, Syihabuddin Qalyubi. dkk, Dasar-dasar Ilmu Perpustakaan dan Informasi. Yogyakarta: Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Adab, Taslimah Yusuf. Manajemen Perpustakaan Umum. Jakarta: Universitas Terbuka, Taufik Ridwan. Kajian Pemanfaatan OPAC di Perpustakaan Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon. Tesis S2 Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, Thomas R. Kochtanek dan Joseph R. Matthews. Library Information System. Westport: Libraries Unlimited, Ulfa Handayani. Analisis Pemanfaatan Katalog Online Berbasis WEB (WEBPAC) dengan Menggunakan Google Analytics. Di dalam Al- Maktabah: Jurnal Komunikasi dan Informasi Perpustakaan. Jakarta: Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Undang-Undang Republik Indonesia nomor 43 tahun 2007 tentang Perpustakaan. Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, Yaya Suhendar. Pedoman Katalogisasi: Cara Mudah Membuat Katalog Perpustakaan Jakarta: Kencana, 2007.

104 Lampiran 1: Lampiran Foto LAMPIRAN FOTO Ruangan Awal Masuk Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta Gedung Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta Layanan Sirkulasi Layanan Anak

105 Ruang Koleksi Ruang Referensi Ruang Baca Umum Ruang Karya Cetak dan Karya Rekam (KCKR)

106 OPAC SIP MARC yang berfungsi di Ruang Baca Umum (lantai 7) OPAC SIP MARC yang tidak berfungsi di Ruang Referensi ( Lantai 8) Ruang Koleksi Khusus Betawi (KK) Ruang Audiovisual

107 Lampiran 2: Statistik Pengunjung Anggota dan Non Anggota Bulan Januari 2015

108

109 Lampiran 3: Buku Petunjuk Penggunaan Koleksi Perpustakaan

110 Lampiran 4: Jumlah Anggota Bulan Januari 2015 Berdasarkan Pendidikan dan Pekerjaan

111 Lampiran 5: SDM Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta DAFTAR PEGAWAI SUBBIDANG LAYANAN PERPUSTAKAAN UMUM DAERAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015 NO NAMA JABATAN PENDIDIKAN Iwan Henry Kepala Bidang S2 Kajian Pengembangan 1 Wardhana, SE. Perpustakaan Perkotaan MSiP., CBA. Maksum Asmasari, 2 Kasubbid Layanan S2 Administrasi Publik S.P, M.Si 3 Rani Widyahany, S.Hum Pustakawan S1 Ilmu Perpustakaan Universitas Indonesia 4 Jufri 5 Agus Nedi 6 Siti Rohana Siahan 7 Tugeno 8 Ahmad Jauzi Staff Subbid layanan (Perpustakaan) Staff Subbid layanan (Perpustakaan) Staff Subbid layanan (Perpustakaan) Staff Subbid layanan (Perpustakaan) Koordinator Tenaga Teknis Perpustakaan SMA SMA SMA SMA S1 Ilmu Perpustakaan UIN Jakarta 9 Fadhilah Muliani, S.Hum Tenaga Teknis Perpustakaan S1 Ilmu Perpustakaan Universitas Diponegoro 10 Muhammad Zihan, S.IP Tenaga Teknis Perpustakaan S1 Ilmu Perpustakaan UIN Jakarta

112 11 Lana Andriana, S.IP Tenaga Teknis Perpustakaan S1 Ilmu Perpustakaan UIN Jakarta 12 Maulidya Istiqfani, S.IP Tenaga Teknis Perpustakaan S1 Ilmu Perpustakaan UIN Jakarta 13 Anisha Widyaningsih, S.Hum Tenaga Teknis Perpustakaan S1 Ilmu Perpustakaan Universitas Indonesia 14 Mega Alif Marintan, S.Hum Tenaga Teknis Perpustakaan S1 Ilmu Perpustakaan Universitas Indonesia 15 Lany Widyastuti, S.Hum Tenaga Teknis Perpustakaan S1 Ilmu Perpustakaan Universitas Indonesia 16 Yanuar Filayudha, S.Hum Tenaga Teknis Perpustakaan S1 Ilmu Perpustakaan Universitas Diponegoro 17 Bamas Praspasetyo Tenaga Teknis Perpustakaan S1 Ilmu Perpustakaan UIN Jakarta 18 Yulia Murdiati, S.Pd Tenaga Teknis Perpustakaan S1 Pendidikan Universitas Negeri Padang 19 Janatul Firdaus Tenaga Teknis Perpustakaan S1 Sistem Informasi UIN Jakarta

113 Lampiran 6: Kuesioner KUESIONER PEMANFAATAN KATALOG ONLINE (OPAC) SIP MARC OLEH PEMUSTAKA DI PERPUSTAKAAN UMUM DAERAH PROVINSI DKI JAKARTA Dengan Hormat, Saya Ahmad Jauzi mahasiswa S1 Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta yang sedang melakukan penelitian tentang Pemanfaatan Katalog Online (OPAC) SIP MARC Oleh Pemustaka di Perpustakaan Umum Daerah Provinsi DKI Jakarta. Identitas maupun hasil kuesioner Anda bersifat rahasia dan terlindungi keamanannya. Kuesioner ini digunakan untuk pengumpulan data dalam rangka penulisan skripsi, bukan untuk hal yang lain. Saya mohon kesediaannya untuk mengisi kuesioner ini, atas waktu dan kerjasamanya saya ucapkan terimakasih. Petunjuk Pengisian : 1. Memberi tanda silang (X) pada jawaban yang Anda pilih 2. Mengisi titik-titik pada setiap jawaban pilihan lainnya Identitas Responden: Nama :... (boleh tidak diisi) Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan Kategori Pengunjung : Anggota Non Anggota (pilih salah satu) Jenis Pekerjaan : Pelajar Mahasiswa Guru Peneliti (pilih salah satu) TNI/Polri Dosen Pensiunan Wiraswasta Pegawai Lain-lain, Sebutkan

114 Keterangan Istilah: OPAC adalah katalog berbasis komputer yang Anda gunakan untuk mencari koleksi di perpustakaan. A. Pengetahuan pemustaka tentang pemanfaatan OPAC Berilah tanda checklist ( ) pada jawaban pilihan Anda No Pertanyaan Ya Tidak 1. Apakah anda tahu apa itu OPAC / katalog online di perpustakaan? (jika memilih Ya maka lanjut ke nomor 2, jika memilih Tidak maka langsung ke pertanyaan nomor 10) 2. Apakah anda tahu OPAC itu dapat memudahkan dalam penelusuran koleksi di perpustakaan? 3. Apakah anda tahu cara memanfaatkan OPAC di perpustakaan? 4. Apakah anda tahu cara menelusur di OPAC melalui pencarian sederhana? 5. Apakah anda tahu cara menelusur di OPAC melalui pencarian kombinasi? 6. Apakah anda tahu cara menelusur di OPAC melalui pencarian tajuk? 7. Apakah anda tahu arti simbol KC, KK, R, F, A, R/A, A/F dan KC/A pada tampilan OPAC? 8. Apakah anda tahu cara melihat informasi status koleksi sedang di pinjam, tersedia, sedang ditahan, rusak, dalam cadangan, dipesan, hilang, dalam perbaikan, dan jumlah keseluruhan koleksi.

115 9. Apakah anda tahu cara melihat lokasi keberadaan koleksi melalui OPAC? B. Perilaku pemustaka dalam memanfaatkan OPAC Berilah tanda silang (X) pada jawaban pilihan Anda: 10. Apakah Anda pernah memanfaatkan OPAC untuk mencari koleksi di perpustakaan? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 11. Bagaimana cara yang biasanya Anda lakukan dalam menemukan koleksi di perpustakaan? a. Langsung mencari ke rak koleksi b. Memanfaatkan OPAC kemudian mencari ke rak koleksi c. Bertanya kepada petugas perpustakaan d. Lainnya, sebutkan Dibandingkan dengan langsung mencari ke rak, menemukan koleksi melalui OPAC lebih mudah? a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak setuju d. Sangat tidak setuju 13. Menurut Anda cara paling efektif dan efisien dalam menemukan koleksi adalah? a. Memanfaatkan OPAC kemudian mencari ke rak koleksi b. Langsung mencari ke rak koleksi c. Bertanya kepada petugas perpustakaan d. Bertanya kepada teman e. Lainnya, sebutkan Anda memanfaatkan OPAC untuk mencari koleksi? (Jawaban boleh lebih dari satu) a. Buku b. Authority Tag

116 c. Bahan Kartografi d. Berkas Komputer e. Mansukrip f. Rekaman Suara g. Rekaman video dan film h. Serial 15. Dalam mencari koleksi perpustakaan di OPAC, melalui kata kunci apa yang biasanya Anda lakukan? (Jawaban boleh lebih dari satu) a. Melalui judul b. Melalui nomor panggil c. Melalui penerbit d. Melalui pengarang e. Melalui sembarang f. Melalui subyek 16. Dalam mencari koleksi di OPAC, apakah Anda memanfaatkan pencarian sederhana? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 17. Dalam mencari koleksi di OPAC, apakah Anda memanfaatkan pencarian kombinasi? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 18. Dalam mencari koleksi di OPAC, apakah Anda memanfaatkan pencarian tajuk? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 19. Apakah Anda menemukan apa yang Anda cari di dalam OPAC? a. Selalu

117 b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 20. Ketika Anda gagal menemukan koleksi yang anda cari di OPAC, apa yang akan Anda lakukan? a. Mencoba lagi di OPAC dengan menggunakan pilihan lain b. Langsung ke rak koleksi c. Bertanya kepada petugas perpustakaan d. Pindah ke perpustakaan lain, sebutkan.. e. Tidak mencobanya lagi f. Lainnya, sebutkan Ketika tempat OPAC penuh apa yang Anda lakukan? a. Menunggu antrian didekat komputer OPAC b. Langsung ke rak koleksi c. Bertanya kepada petugas perpustakaan d. Lainnya, sebutkan Kendala apa saja yang Anda hadapi dalam memanfaatkan OPAC? (Jawaban boleh lebih dari satu) a. Tidak bisa memanfaatkan fasilitas penelusuran (misalnya pencarian sederhana, pencarian kombinasi, dan pencarian tajuk) b. Terlalu banyak hasil pencarian sehingga membutuhkan banyak waktu c. Hasil pencarian yang tidak relevan dengan permintaan (Query) d. Sulit menentukan kata kunci yang benar-benar sesuai e. Jumlah komputer OPAC yang tidak memadai f. Lainnya, sebutkan..

118

119

120

121

OPAC (Online Public Access Catalog) adalah

OPAC (Online Public Access Catalog) adalah EVALUASI SISTEM ONLINE PUBLIC ACCESS CATALOG PERPUSTAKAAN UMUM DAERAH PROVINSI DKI JAKARTA, CIKINI Jusa Junaedi (jusa.junaedi@ui.ac.id) Program Studi Ilmu Perpustakaan, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya,

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN KATALOG PERPUSTAKAAN SEBAGAI SARANA TEMU KEMBALI INFORASI. Nanik Arkiyah

PERKEMBANGAN KATALOG PERPUSTAKAAN SEBAGAI SARANA TEMU KEMBALI INFORASI. Nanik Arkiyah PERKEMBANGAN KATALOG PERPUSTAKAAN SEBAGAI SARANA TEMU KEMBALI INFORASI Nanik Arkiyah A. PENGANTAR Sistem temu kembali informasi di perpustakaan merupakan unsur yang sangat penting. Tanpa sistem temu kembali,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perpustakaan Umum Perpustakaan Umum adalah Perpustakaan yang menghimpun koleksi buku, bahan cetakan serta rekaman lain untuk kepentingan masyarakat umum (Syarial-Pamuntjak 2000,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Perpustakaan sangat memerlukan katalog guna untuk menunjukkan

BAB II KAJIAN TEORI. Perpustakaan sangat memerlukan katalog guna untuk menunjukkan 9 BAB II KAJIAN TEORI A. Pengertian Katalog Perpustakaan sangat memerlukan katalog guna untuk menunjukkan ketersediaan koleksi yang dimiliki oleh perpustakaan. Untuk itu, perpustakaan memerlukan suatu

Lebih terperinci

Pemanfaatan Online Public Access Catalogue (OPAC) Sebagai Sarana Sistem Temu Balik Pada Perpustakaan

Pemanfaatan Online Public Access Catalogue (OPAC) Sebagai Sarana Sistem Temu Balik Pada Perpustakaan Pemanfaatan Online Public Access Catalogue (OPAC) Sebagai Sarana Sistem Temu Balik Pada Perpustakaan Oleh : LELY EMILIYANA, S.Sos. NIP : 19750101 200112 2 002 POLITEKNIK NEGERI MEDAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tertentu untuk digunakan pembaca, bukan untuk dijual. (Sulistyo-

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tertentu untuk digunakan pembaca, bukan untuk dijual. (Sulistyo- BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perpustakaan 2.1.1 Pengertian Perpustakaan Perpustakaan adalah sebuah ruangan, bagian sebuah gedung ataupun gedung itu sendiri yang digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan

Lebih terperinci

SISTEM TEMU KEMBALI INFORMASI DENGAN MENDAYAGUNAKAN MEDIA KATALOG PERPUSTAKAAN Oleh : Misdar Piliang Pustakawan IAIN-SU

SISTEM TEMU KEMBALI INFORMASI DENGAN MENDAYAGUNAKAN MEDIA KATALOG PERPUSTAKAAN Oleh : Misdar Piliang Pustakawan IAIN-SU SISTEM TEMU KEMBALI INFORMASI DENGAN MENDAYAGUNAKAN MEDIA KATALOG PERPUSTAKAAN Oleh : Misdar Piliang Pustakawan IAIN-SU Abstract Catalog is a list of books owned by the librariy and arranged according

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA TINGKAT KUNJUNGAN DI PERPUSTAKAAN DINAS PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN KOTA PADANG

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA TINGKAT KUNJUNGAN DI PERPUSTAKAAN DINAS PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN KOTA PADANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA TINGKAT KUNJUNGAN DI PERPUSTAKAAN DINAS PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN KOTA PADANG Rahimah Hayuni 1, Nurizzati 2 Program Studi Informasi Perpustakaan dan Kearsipan

Lebih terperinci

2015 HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN WEBPAC DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN INFORMASI PEMUSTAKA DI UPT PERPUSTAKAAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG (ITB)

2015 HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN WEBPAC DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN INFORMASI PEMUSTAKA DI UPT PERPUSTAKAAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG (ITB) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan semakin berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi, segala aspek kehidupan manusia pun kini ikut mengalami perubahan agar dapat menyesuaikan dengan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. merupakan layanan yang sangat penting dengan layanan-layanan yang ada di

BAB IV PEMBAHASAN. merupakan layanan yang sangat penting dengan layanan-layanan yang ada di BAB IV PEMBAHASAN Layanan penelusuran informasi koleksi di Perpustakaan Nasional RI merupakan layanan yang sangat penting dengan layanan-layanan yang ada di perpustakaan. Karena layanan penelusuran merupakan

Lebih terperinci

KATALOGISASI : bagian dari kegiatan pengolahan bahan perpustakaan Sri Mulyani

KATALOGISASI : bagian dari kegiatan pengolahan bahan perpustakaan Sri Mulyani KATALOGISASI : bagian dari kegiatan pengolahan bahan perpustakaan Sri Mulyani A. PENDAHULUAN Pengolahan bahan pustaka merupakan salah satu kegiatan pokok dalam rangkaian kegiatan perpustakaan. Kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh kualitas Sumber Daya

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh kualitas Sumber Daya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh kualitas Sumber Daya Manusianya. Kualitas Sumber Daya Manusia itu sendiri dapat dikembangkan melalui Pendidikan. Pendidikan

Lebih terperinci

Penerapan Sistem Otomasi Perpustakaan Untuk Meningkatkan Kinerja Pustakawan di Perpustakaan Pusat Universitas Warmadewa

Penerapan Sistem Otomasi Perpustakaan Untuk Meningkatkan Kinerja Pustakawan di Perpustakaan Pusat Universitas Warmadewa Penerapan Sistem Otomasi Perpustakaan Untuk Meningkatkan Kinerja Pustakawan di Perpustakaan Pusat Universitas Warmadewa Ni Putu Ratih Adnyana Putri 1, I Putu Suhartika 2, Richard Togaranta Ginting 3 Fakultas

Lebih terperinci

BAB III PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DI DINAS PERPUSTAKAAN DAN ARSIP PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA

BAB III PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DI DINAS PERPUSTAKAAN DAN ARSIP PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA BAB III PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DI DINAS PERPUSTAKAAN DAN ARSIP PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA 3.1 Gambaran Umum Perpustakaan dan Arsip Pemerintah Provinsi Sumatera Utara 3.1.1 Sejarah Perpustakaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Automasi Perpustakaan Bilal (2002) menyatakan bahwa automasi perpustakaan adalah sebuah proses pengelolaan perpustakaan dengan menggunakan bantuan teknologi informasi

Lebih terperinci

TINJAUAN TENTANG PENGGUNAAN OPAC DI PERPUSTAKAAN POLTEKKES KEMENKES RI PADANG

TINJAUAN TENTANG PENGGUNAAN OPAC DI PERPUSTAKAAN POLTEKKES KEMENKES RI PADANG TINJAUAN TENTANG PENGGUNAAN OPAC DI PERPUSTAKAAN POLTEKKES KEMENKES RI PADANG Rahmat Ramadhanu 1, Ardoni 2 Ilmu Informasi Perpustakaan dan Kearsipan FBS Universitas Negeri Padang Email: rahmat.ramadhanu@rocketmail.com

Lebih terperinci

PERSEPSI PEMUSTAKA TERHADAP FUNGSI PELAYANAN REFERENS DI BADAN PERPUSTAKAAN ARSIP DAN DOKUMENTASI PROVINSI SULAWESI UTARA

PERSEPSI PEMUSTAKA TERHADAP FUNGSI PELAYANAN REFERENS DI BADAN PERPUSTAKAAN ARSIP DAN DOKUMENTASI PROVINSI SULAWESI UTARA PERSEPSI PEMUSTAKA TERHADAP FUNGSI PELAYANAN REFERENS DI BADAN PERPUSTAKAAN ARSIP DAN DOKUMENTASI PROVINSI SULAWESI UTARA Oleh: Wa Jumaeda La Tiwu A. Tabaga Anton Boham e-mail: wajumaedalatiwu1508@gmail.com

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perpustakaan Umum 2.1.1 Pengertian Perpustakaan Umum Perpustakaan umum didirikan untuk melayani seluruh lapisan masyarakat tanpa membedakan latar belakang, status sosial, agama,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Informasi berperan penting dalam memperbaiki kualitas suatu Instansi.

BAB I PENDAHULUAN. Informasi berperan penting dalam memperbaiki kualitas suatu Instansi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem komputerisasi telah merambah di dunia pendidikan. Teknologi Informasi berperan penting dalam memperbaiki kualitas suatu Instansi. Penggunaannya tidak hanya sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Melihat dari segi sejarahnya, perpustakaan bukan merupakan hal baru di kalangan masyarakat. Hal tersebut karena keberadaan perpustakaan yang saat ini berada di tengah-tengah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Penerapan teknologi informasi saat ini menyebar hampir di semua bidang termasuk di

BAB 1 PENDAHULUAN. Penerapan teknologi informasi saat ini menyebar hampir di semua bidang termasuk di BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Penerapan teknologi informasi saat ini menyebar hampir di semua bidang termasuk di perpustakaan. Perpustakaan sebagai institusi pengelola informasi merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang begitu cepat dalam era globalisasi pada saat ini telah memasuki berbagai aspek semua bidang kehidupan,

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 047 TAHUN 2017

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 047 TAHUN 2017 PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 047 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PELAYANAN PERPUSTAKAAN DI DINAS PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN GUBERNUR KALIMANTAN

Lebih terperinci

PERILAKU PEMUSTAKA DALAM TEMU KEMBALI KOLEKSI DENGAN MENGGUNAKAN OPAC BERBASIS SliMS (Studi Kasus di Perpustakaan STAIN Ponorogo)

PERILAKU PEMUSTAKA DALAM TEMU KEMBALI KOLEKSI DENGAN MENGGUNAKAN OPAC BERBASIS SliMS (Studi Kasus di Perpustakaan STAIN Ponorogo) PERILAKU PEMUSTAKA DALAM TEMU KEMBALI KOLEKSI DENGAN MENGGUNAKAN OPAC BERBASIS SliMS (Studi Kasus di Perpustakaan STAIN Ponorogo) Mujiati 1 Abstract: An increase of library collection and information explosion

Lebih terperinci

Pokok-pokok Pikiran Mengenai Perpustakaan Tahun 2000an 1

Pokok-pokok Pikiran Mengenai Perpustakaan Tahun 2000an 1 Pokok-pokok Pikiran Mengenai Perpustakaan Tahun 2000an 1 Oleh: Ir. Abdul R. Saleh, M.Sc dan Drs. B. Mustafa, M.Lib. 2 PENDAHULUAN Perguruan tinggi merupakan salah satu subsistem dari sistem pendidikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berarti kumpulan buku-buku (Daryanto, 1986: 1). Dalam bahasa inggris perpustakaan disebut library, istilah ini berasal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berarti kumpulan buku-buku (Daryanto, 1986: 1). Dalam bahasa inggris perpustakaan disebut library, istilah ini berasal digilib.uns.ac.id 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Perpustakaan -pustaka- yang berarti kumpulan buku-buku (Daryanto, 1986: 1). Dalam bahasa inggris perpustakaan disebut library, istilah ini berasal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) serta meluasnya perkembangan infrastruktur informasi global telah mengubah pola dan cara beraktivitas pada organisasi,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Perpustakaan Perpustakaan merupakan tempat untuk untuk menyimpan dan memberikan sebuah informasi kepada pemustaka. Selanjutnya informasi tersebut

Lebih terperinci

SISTEM TEMU KEMBALI KOLEKSI DI PERPUSTAKAAN PT. PLN (PERSERO) WILAYAH SUMATERA BARAT

SISTEM TEMU KEMBALI KOLEKSI DI PERPUSTAKAAN PT. PLN (PERSERO) WILAYAH SUMATERA BARAT SISTEM TEMU KEMBALI KOLEKSI DI PERPUSTAKAAN PT. PLN (PERSERO) WILAYAH SUMATERA BARAT Jumaidi Akhri 1, Elva Rahmah 2 Program Studi Ilmu Informasi Perpustakaan dan Kearsipan FBS Universitas Negeri Padang

Lebih terperinci

PEMANFAATAN ONLINE PUBLIC ACCESS CATALOG (OPAC) UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS LAYANAN DI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG

PEMANFAATAN ONLINE PUBLIC ACCESS CATALOG (OPAC) UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS LAYANAN DI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG PEMANFAATAN ONLINE PUBLIC ACCESS CATALOG (OPAC) UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS LAYANAN DI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG Yanis Mawati 1, Bakhtaruddin Nst 2 Ilmu Informasi Perpustakaan dan Kearsipan

Lebih terperinci

Gubernur Jawa Barat DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT,

Gubernur Jawa Barat DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT, 1 Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 81 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN DENGAN

Lebih terperinci

PERPUSTAKAAN SEBAGAI PUSAT SUMBER INFORMASI

PERPUSTAKAAN SEBAGAI PUSAT SUMBER INFORMASI PERPUSTAKAAN SEBAGAI PUSAT SUMBER INFORMASI Makalah OLEH: JUNAIDA, S.SOS NIP. 197806022003122004 PUSTAKAWAN MUDA PERPUSTAKAAN DAN SITEM INFORMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2016 KATA PENGANTAR Syukur

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. koleksi tersebut disediakan agar dapat dimanfaatkan oleh pengguna perpustakaan

BAB II KAJIAN TEORITIS. koleksi tersebut disediakan agar dapat dimanfaatkan oleh pengguna perpustakaan BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1. Ketersediaan Koleksi Pengertian ketersediaan koleksi menurut Sutarno (Sutarno 2007, 85) yaitu Ketersediaan koleksi perpustakaan adalah sejumlah koleksi atau bahan pustaka yang

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS OPAC PERPUSTAKAAN UMUM KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2013 (TINJAUAN RECALL DAN PRECISION)

EFEKTIVITAS OPAC PERPUSTAKAAN UMUM KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2013 (TINJAUAN RECALL DAN PRECISION) EFEKTIVITAS OPAC PERPUSTAKAAN UMUM KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2013 (TINJAUAN RECALL DAN PRECISION) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana pada Program Studi Ilmu

Lebih terperinci

Katalog dan Minat Baca

Katalog dan Minat Baca Katalog dan Minat Baca Oleh Ika Laksmiwati Sejarah peradaban manusia di mulai dengan kehidupan yang sangat sederhana. Pada awalnya manusia hanya membutuhkan makanan dan tempat untuk bertahan hidup. Dengan

Lebih terperinci

OTOMASI PERPUSTAKAAN: Alasan Otomasi dan Kontribusi Bagi Perpustakaan Oleh : Sri Wahyuni Pustakawan STMIK AKAKOM Yogyakarta BAB I PENDAHULUAN

OTOMASI PERPUSTAKAAN: Alasan Otomasi dan Kontribusi Bagi Perpustakaan Oleh : Sri Wahyuni Pustakawan STMIK AKAKOM Yogyakarta BAB I PENDAHULUAN Publish 2016 OTOMASI PERPUSTAKAAN: Alasan Otomasi dan Kontribusi Bagi Perpustakaan Oleh : Sri Wahyuni Pustakawan STMIK AKAKOM Yogyakarta BAB I PENDAHULUAN Perkembangan Teknologi Informasi telah berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perpustakaan Daerah Provinsi Jawa Tengah merupakan Perpustakaan

BAB I PENDAHULUAN. Perpustakaan Daerah Provinsi Jawa Tengah merupakan Perpustakaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perpustakaan Daerah Provinsi Jawa Tengah merupakan Perpustakaan Umum yang melayani masyarakat untuk memberikan informasi tentang ilmu pengetahuan, teknologi maupun budaya

Lebih terperinci

Oleh Nia Hastari Doddy Rusmono Dini Suhardini

Oleh Nia Hastari Doddy Rusmono Dini Suhardini HUBUNGAN PERSEPSI PEMUSTAKA TENTANG SISTEM KLASIFIKASI DEWEY DECIMAL CLASSIFICATION (DDC) DENGAN PEMANFAATAN SISTEM TELUSUR ELEKTRONIK DI PERPUSTAKAAN SEKOLAH TINGGI PARIWISATA BANDUNG Oleh Nia Hastari

Lebih terperinci

EVALUASI LAYANAN REFERENSI DI BADAN PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN PROVINSI SUMATERA BARAT

EVALUASI LAYANAN REFERENSI DI BADAN PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN PROVINSI SUMATERA BARAT EVALUASI LAYANAN REFERENSI DI BADAN PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN PROVINSI SUMATERA BARAT Hanisatul Husna 1, Elva Rahmah 2 Program Studi Ilmu Informasi Perpustakaan dan Kearsipan FBS Universitas Negeri Padang

Lebih terperinci

TINJAUAN TERHADAP KEBERADAAN BAHAN PUSTAKA DI RAK DAN DI DALAM DATABASE DIGILIB PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG

TINJAUAN TERHADAP KEBERADAAN BAHAN PUSTAKA DI RAK DAN DI DALAM DATABASE DIGILIB PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG TINJAUAN TERHADAP KEBERADAAN BAHAN PUSTAKA DI RAK DAN DI DALAM DATABASE DIGILIB PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG Yani Marliani 1, Ardoni 2 Ilmu Informasi Perpustakaan dan Kearsipan FBS Universitas

Lebih terperinci

MAKALAH KEILMUAN STUDI PERPUSTAKAAN OPAC (ONLINE PUBLIC ACCES CATALOG) Disusun Oleh : LILIES RESTHININGSIH D

MAKALAH KEILMUAN STUDI PERPUSTAKAAN OPAC (ONLINE PUBLIC ACCES CATALOG) Disusun Oleh : LILIES RESTHININGSIH D MAKALAH KEILMUAN STUDI PERPUSTAKAAN OPAC (ONLINE PUBLIC ACCES CATALOG) Disusun Oleh : LILIES RESTHININGSIH D1812089 D3 PERPUSTAKAAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR NASIONAL PERPUSTAKAAN SEKOLAH DASAR/ MADRASAH IBTIDAIYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA PERPUSTAKAAN

Lebih terperinci

PENGARUH LAYANAN PERPUSTAKAAN TERHADAP KEPUASAN PEMUSTAKA DI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG

PENGARUH LAYANAN PERPUSTAKAAN TERHADAP KEPUASAN PEMUSTAKA DI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG PENGARUH LAYANAN PERPUSTAKAAN TERHADAP KEPUASAN PEMUSTAKA DI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG Reihan Zaharani 1, Yona Primadesi 2 Program Studi Ilmu Informasi Perpustakaan dan Kearsipan FBS Universitas

Lebih terperinci

PENGELOLAAN LAYANAN PERPUSTAKAAN. Erma Awalien Rochmah IAIN Tulungagung, Jl. Mayor Sujadi No. 46, Tulungagung

PENGELOLAAN LAYANAN PERPUSTAKAAN. Erma Awalien Rochmah IAIN Tulungagung, Jl. Mayor Sujadi No. 46, Tulungagung PENGELOLAAN LAYANAN PERPUSTAKAAN Erma Awalien Rochmah IAIN Tulungagung, Jl. Mayor Sujadi No. 46, Tulungagung ermaawalien@yahoo.co.id Abstract: Library essentially, is an information manager which has been

Lebih terperinci

Matakuliah Otomasi Perpustakaan. Miyarso Dwi Ajie

Matakuliah Otomasi Perpustakaan. Miyarso Dwi Ajie Matakuliah Otomasi Perpustakaan Miyarso Dwi Ajie Kerjasama antar perpustakaan secara elektronik telah berkembang seiring dengan perkembangan teknologi dan adanya kebutuhan untuk menggunakan sumber daya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jika tidak ada layanan. Layanan perpustakaan merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. jika tidak ada layanan. Layanan perpustakaan merupakan salah satu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perpustakaan merupakan sebuah pelayanan, tidak ada perpustakaan jika tidak ada layanan. Layanan perpustakaan merupakan salah satu kegiatan utama yang ada di perpustakaan.

Lebih terperinci

PENGOLAHAN TERBITAN RESMI PEMERINTAH DI PERPUSTAKAAN DINAS PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI SUMATERA BARAT

PENGOLAHAN TERBITAN RESMI PEMERINTAH DI PERPUSTAKAAN DINAS PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI SUMATERA BARAT PENGOLAHAN TERBITAN RESMI PEMERINTAH DI PERPUSTAKAAN DINAS PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI SUMATERA BARAT Karina Fatmala Sari 1, Marlini 2 Program Studi Ilmu Informasi Perpustakaan dan Kearsipan

Lebih terperinci

2015 STUD I TENTANG KOMPETENSI PENGELOLAAN INFORMASI TENAGA PERPUSTAKAAN SEKOLAH

2015 STUD I TENTANG KOMPETENSI PENGELOLAAN INFORMASI TENAGA PERPUSTAKAAN SEKOLAH 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perpustakaan SMA Negeri 6 Bandung merupakan salah satu perpustakaan yang cukup lengkap akan sarana dan prasarana yang ada, terbukti dengan terdapatnya beberapa

Lebih terperinci

MANFAAT PENGOLAHAN BAHAN PUSTAKA UPT PERPUSTAKAAN UNIMA UNTUK TEMU KEMBALI INFORMASI OLEH MAHASISWA FAKULTAS MIPA

MANFAAT PENGOLAHAN BAHAN PUSTAKA UPT PERPUSTAKAAN UNIMA UNTUK TEMU KEMBALI INFORMASI OLEH MAHASISWA FAKULTAS MIPA MANFAAT PENGOLAHAN BAHAN PUSTAKA UPT PERPUSTAKAAN UNIMA UNTUK TEMU KEMBALI INFORMASI OLEH MAHASISWA FAKULTAS MIPA Oleh: Abd Manaf Mamonto Antonius M. Golung (e-mail: abdmanafmamonto@gmail.com) Abstrak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nia Hastari, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nia Hastari, 2015 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perpustakaan perguruan tinggi merupakan salah satu unsur pendukung akademik penting yang tidak dapat terlepas dari kegiatan mahasiswa dalam melaksanakan kegiatan pendidikan,

Lebih terperinci

BAB II ONLINE PUBLIC ACCESS CATALOG (OPAC)

BAB II ONLINE PUBLIC ACCESS CATALOG (OPAC) BAB II ONLINE PUBLIC ACCESS CATALOG (OPAC) 2.1. Pengertian Online Public Access Catalog (OPAC) Pengorganisasian koleksi di Perpustakaan akan berhubungan langsung dengan alat bantu penelusur koleksi. Alat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. masyarakatluas sebagai saran pembelajaran sepanjang hayat tanpa

BAB II KAJIAN PUSTAKA. masyarakatluas sebagai saran pembelajaran sepanjang hayat tanpa 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Perpustakaan Umum Perpustakaan Umum adalah perpustakaan yang peruntukukan bagi masyarakatluas sebagai saran pembelajaran sepanjang hayat tanpa membedakan umur, jenis kelamin,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Pada bab ini akan membahas tentang latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan metodologi tentang pembangunan aplikasi mobile Online Public Access Catalog (OPAC). 1.1.

Lebih terperinci

MENENTUKAN SKALA PRIORITAS SISTEM INFORMASI LAYANAN OPAC STUDI KASUS DI BADAN PERPUSTAKAAN UMUM DAN ARSIP DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG

MENENTUKAN SKALA PRIORITAS SISTEM INFORMASI LAYANAN OPAC STUDI KASUS DI BADAN PERPUSTAKAAN UMUM DAN ARSIP DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG BIBLIOTIKA Jurnal Kajian Perpustakaan dan Informasi Vol 1 No 1 - April 2017 (81-90) MENENTUKAN SKALA PRIORITAS SISTEM INFORMASI LAYANAN OPAC STUDI KASUS DI BADAN PERPUSTAKAAN UMUM DAN ARSIP DAERAH KABUPATEN

Lebih terperinci

Katalogisasi KATALOGISASI DOKUMEN. Sri Rahayu. 1. Pendahuluan

Katalogisasi KATALOGISASI DOKUMEN. Sri Rahayu. 1. Pendahuluan Katalogisasi KATALOGISASI DOKUMEN Sri Rahayu 1. Pendahuluan Perpustakaan sebagai pusat informasi menyajikan koleksi dalam bentuk yang berbeda-beda, baik koleksi tercetak seperti buku, majalah, tesis, disertasi,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Perpustakaan Sekolah. Perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang berada di sekolah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Perpustakaan Sekolah. Perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang berada di sekolah 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Perpustakaan Sekolah Peranan perpustakaan sekolah sangatlah penting untuk membantu warga sekolah memperoleh sumber informasi yang mereka butuhkan untuk bahan mengajar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN LITERATUR

BAB II TINJAUAN LITERATUR BAB II TINJAUAN LITERATUR 2.1 Pengertian Perpustakaan Dalam bahasa inggris perpustakaan dikenal dengan istilah library. Istilah ini berasal dari kata latin yaitu liber atau libri artinya buku. Pengertian

Lebih terperinci

Urgensi Pengembangan Perpustakaan Madrasah Berbasis Elektronik di Kotamadya Banda Aceh. Abstrak

Urgensi Pengembangan Perpustakaan Madrasah Berbasis Elektronik di Kotamadya Banda Aceh. Abstrak Urgensi Pengembangan Perpustakaan Madrasah Berbasis Elektronik di Kotamadya Banda Aceh Ruslan Prodi Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Ar-Raniry Banda Aceh Abstrak Teknologi informasi saat

Lebih terperinci

DESI PERMATA SARI NIM.

DESI PERMATA SARI NIM. RANCANGAN KATALOG BUKU SKRIPSI JURUSAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA TAHUN 2015 2017 DI PUSAT PERPUSTAKAAN UIN IMAM BONJOL PADANG TUGAS AKHIR Diajukan kepada Fakultas Adab dan Humaniora

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB IV GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO 30 BAB IV GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO 4.1 Sejarah dan Perkembangan Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro Usaha pendirian Perpustakaan Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada era globalisasi ini kebutuhan akan teknologi informasi terutama pada sebuah sistem aplikasi sangatlah penting bagi suatu lembaga pengelola informasi. Salah satu

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.221, 2014 KEMEN KP. Perpustakaan Khusus. Penyelenggaraan. Pedoman. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8/PERMEN-KP/2014 TENTANG PEDOMAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Menurut F.Rahayuningsih dalam bukunya pengelolaan perpustakaan (2007 : 12) menyatakan bahwa, kegiatan-kegiatan pokok perpustakaan sebagai berikut : 1. Pengembangan

Lebih terperinci

Peranan User Education Dalam Memahami. Karakteristik dan Kebutuhan Pemustaka

Peranan User Education Dalam Memahami. Karakteristik dan Kebutuhan Pemustaka Peranan User Education Dalam Memahami Karakteristik dan Kebutuhan Pemustaka Abstrak : Pendidikan pemustaka adalah salah satu faktor dominan untuk membantu pemustaka melakukan penelusuran secara cepat,

Lebih terperinci

DATABASE PERPUSTAKAAN

DATABASE PERPUSTAKAAN DATABASE PERPUSTAKAAN Oleh : Ubudiyah Setiawati PENDAHULUAN Perpustakaan perguruan tinggi bagian dari fasilitas yang sifatnya terbuka bagi civitas akademik, bahkan perpustakaan yang berstatus sebagai perpustakaan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN MASALAH. maka UPT Perpustakaan Universitas Negeri Yogyakarta menerapkan. bahan pustaka perpustakaan. Untuk menunjang sistem automasi

BAB IV PEMBAHASAN MASALAH. maka UPT Perpustakaan Universitas Negeri Yogyakarta menerapkan. bahan pustaka perpustakaan. Untuk menunjang sistem automasi BAB IV PEMBAHASAN MASALAH Perpustakaan merupakan organisasi yang berorientasi kepada pengguna/pemustaka, suatu perpustakaan dikatakan berhasil apabila perpustakaan tersebut memiliki pengunjung yang banyak

Lebih terperinci

Rasman / JUPITER Vol.XIII no.1(2014), hal 52-56

Rasman / JUPITER Vol.XIII no.1(2014), hal 52-56 Rasman / JUPITER Vol.XIII no.1(2014), hal 2-6 PEMAHAMAN MAHASISWA BARU ANGKATAN 2013 TERHADAP ORIENTASI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS HASANUDDIN Rasman 1,* UPT Perpustakaan Universitas Hasanuddin JL.Perintis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Pendidikan adalah suatu hal yang penting dalam kemajuan sebuah bangsa, karena pendidikan pada saat ini sudah dapat di sebut sebagai kebutuhan pokok bagi bangsa

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH PEMANFAATAN KATALOG DALAM PENELUSURAN INFORMASI DI PERPUSTAKAAN PUSAT UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG. Oleh:

KARYA ILMIAH PEMANFAATAN KATALOG DALAM PENELUSURAN INFORMASI DI PERPUSTAKAAN PUSAT UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG. Oleh: KARYA ILMIAH PEMANFAATAN KATALOG DALAM PENELUSURAN INFORMASI DI PERPUSTAKAAN PUSAT UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG Oleh: HOTLAN SIAHAAN, S.Sos NIP: 132306872 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2006 ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

PENDAYAGUNAAN KOLEKSI BAHAN PUSTAKA DI BADAN PERPUSTAKAAN ARSIP DAN DOKUMENTASI (BPAD) PROVINSI SULAWESI UTARA

PENDAYAGUNAAN KOLEKSI BAHAN PUSTAKA DI BADAN PERPUSTAKAAN ARSIP DAN DOKUMENTASI (BPAD) PROVINSI SULAWESI UTARA PENDAYAGUNAAN KOLEKSI BAHAN PUSTAKA DI BADAN PERPUSTAKAAN ARSIP DAN DOKUMENTASI (BPAD) PROVINSI SULAWESI UTARA Oleh Nofita Waas e-mail: fhitawaas@yahoo.co.id Abstrak Perpustakaan sebagai salah satu penyedia

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. Fungsi tersebut adalah sebagai sarana simpan karya manusia, fungsi informasi,

Bab I Pendahuluan. Fungsi tersebut adalah sebagai sarana simpan karya manusia, fungsi informasi, Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Selama berabad-abad keberadaan perpustakaan tetap dipertahankan karena perpustakaan mempunyai fungsi yang berkaitan dengan kepentingan masyarakat. Fungsi tersebut adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Winda Monika, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Winda Monika, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN Bab I membahas tentang pendahuluan penelitian. Pendahuluan ini menjelaskan latar belakang penelitian, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur

Lebih terperinci

Nomor Induk Mahasiswa :. Jenis Kelamin :.

Nomor Induk Mahasiswa :. Jenis Kelamin :. Lampiran 1 ANGKET PENELITIAN Analisis Tingkat Kepuasan Pengguna terhadap Layanan Perpustakaan dengan Menggunakan Metode LibQual (Studi Kasus pada Perpustakaan Universitas Syiah Kuala Banda Aceh) Dengan

Lebih terperinci

PERSEPSI PEMUSTAKA TERHADAP LAYANAN SIRKULASI DI BADAN ARSIP DAN PERPUSTAKAAN PROVINSI JAWA TENGAH

PERSEPSI PEMUSTAKA TERHADAP LAYANAN SIRKULASI DI BADAN ARSIP DAN PERPUSTAKAAN PROVINSI JAWA TENGAH Jurnal Ilmu Perpustakaan Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 1 PERSEPSI PEMUSTAKA TERHADAP LAYANAN SIRKULASI DI BADAN ARSIP DAN PERPUSTAKAAN PROVINSI JAWA TENGAH Sigit Heri S, Sri Ati 1 Jurusan Ilmu

Lebih terperinci

Sistem Informasi di Perpustakaan

Sistem Informasi di Perpustakaan Modul 1 Sistem Informasi di Perpustakaan PENDAHULUAN Ir. Yuyu Yulia, S.IP., M.Si. M odul ini disajikan sebagai pengantar materi pokok Pengolahan Materi Pustaka. Dalam modul ini, akan dipelajari terlebih

Lebih terperinci

TEMA PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI PUSAT SUMBER BELAJAR JUDUL : PERPUSTAKAAN SEBAGAI SUMBER ILMU MAKALAH

TEMA PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI PUSAT SUMBER BELAJAR JUDUL : PERPUSTAKAAN SEBAGAI SUMBER ILMU MAKALAH TEMA PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI PUSAT SUMBER BELAJAR JUDUL : PERPUSTAKAAN SEBAGAI SUMBER ILMU MAKALAH Disusun sebagai UJIAN UAS Mata Kuliah : Pengelolaan Perpustakaan Pendidikan Dosen Pengampu : Nanik

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perpustakaan umum merupakan salah satu pusat informasi yang mempunyai tugas pokok dan fungsi utama yaitu menghimpun, memelihara, melestarikan, mengolah dan menyajikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Akhir-akhir ini perkembangan informasi yang semakin cepat, menjadikan informasi sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari kebutuhan masyarakat Indonesia.Perkembangan

Lebih terperinci

Perpustakaan perguruan tinggi

Perpustakaan perguruan tinggi Standar Nasional Indonesia Perpustakaan perguruan tinggi ICS 01.140.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Istilah dan definisi... 1 3 Misi... 3

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang Masalah

1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB 1. PENDAHULUAN Bab ini mendeskripsikan tentang latar belakang mengenai pengembangan sistem informasi ini, rumusan masalah yang ditangani oleh aplikasi ini, tujuan, pembahasan, ruang lingkup kajian,

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Automasi Perpustakaan 2.1.1 Pengertian Automasi Perpustakaan Pengertian automasi berkaitan dengan ilmu komputer. Pengertian automasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1999:

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS LAYANAN PERPUSTAKAAN DI KANTOR ARSIP DAN PERPUSTAKAAN KOTA PAYAKUMBUH

EFEKTIVITAS LAYANAN PERPUSTAKAAN DI KANTOR ARSIP DAN PERPUSTAKAAN KOTA PAYAKUMBUH EFEKTIVITAS LAYANAN PERPUSTAKAAN DI KANTOR ARSIP DAN PERPUSTAKAAN KOTA PAYAKUMBUH Mawaddhatul Izzaty 1, Malta Nelisa 2 Program Studi Ilmu Informasi Perpustakaan dan Kearsipan FBS Universitas Negeri Padang

Lebih terperinci

Seleksi Koleksi : Langkah Pengembangan Menuju Kualitas Layanan Perpustakaan Akademik. Abstrak. Kata Kunci : Seleksi, Pengembangan Koleksi

Seleksi Koleksi : Langkah Pengembangan Menuju Kualitas Layanan Perpustakaan Akademik. Abstrak. Kata Kunci : Seleksi, Pengembangan Koleksi Seleksi Koleksi : Langkah Pengembangan Menuju Kualitas Layanan Perpustakaan Akademik Syukrinur Prodi Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Ar-Raniry Banda Aceh Abstrak Tulisan ini berjudul

Lebih terperinci

KATALOGISASI. M Hadi Pranoto, SIP. BIMTEK Katalogisasi Desember 2017

KATALOGISASI. M Hadi Pranoto, SIP. BIMTEK Katalogisasi Desember 2017 KATALOGISASI M Hadi Pranoto, SIP. BIMTEK Katalogisasi Desember 2017 Pengertian KATALOG??? Pengertian KATALOGISASI??? Pengertian Katalog perpustakaan : Suatu daftar yang berisi keteranganketerangan lengkap

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB IV GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO BAB IV GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO A. Sejarah dan Perkembangan Perpustakaan Perpustakaan Fakultas Sastra berdiri seiring dengan berdirinya Fakultas Sastra Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perpustakaan merupakan suatu lembaga yang mengumpulkan, merawat, menyimpan, mengatur dan melestarikan bahan-bahan perpustakaan yang selanjutnya digunakan masyarakat

Lebih terperinci

Politeknik Kesehatan Kemenkes Jakarta I merupakan salah satu unit pelaksana teknis di lingkungan Kementerian Kesehatan yang menyelengarakan

Politeknik Kesehatan Kemenkes Jakarta I merupakan salah satu unit pelaksana teknis di lingkungan Kementerian Kesehatan yang menyelengarakan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada zaman ini perkembangan teknologi informasi yang berhubungan dengan internet sudah berkembang dengan pesat, setiap lapangan pekerjaan pasti mempunyai sistem yang

Lebih terperinci

Perpustakaan sekolah SNI 7329:2009

Perpustakaan sekolah SNI 7329:2009 Standar Nasional Indonesia Perpustakaan sekolah ICS 01.140.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Istilah dan definisi... 1 3 Misi... 2 4 Tujuan...

Lebih terperinci

Perpustakaan sekolah

Perpustakaan sekolah Standar Nasional Indonesia Perpustakaan sekolah Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Istilah dan definisi... 1 3 Misi... 2 4 Tujuan... 3 5 Koleksi...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perpustakaan adalah suatu unit kerja dari suatu lembaga pendidikan yang berupa tempat penyimpanan koleksi baik tercetak maupun terekam, dan mengelolanya secara sistematis

Lebih terperinci

AUTOMASI PERPUSTAKAAN

AUTOMASI PERPUSTAKAAN A. Pendahuluan AUTOMASI PERPUSTAKAAN Oleh: Gatot Subrata, S.Kom Abstrak. Sistem Automasi Perpustakaan adalah penerapan teknologi informasi pada pekerjaan administratif di perpustakaan agar lebih efektif

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS INVENTARISASI KOLEKSI PERPUSTAKAAN

PETUNJUK TEKNIS INVENTARISASI KOLEKSI PERPUSTAKAAN Seri Pengembangan Perpustakaan Pertanian no. 34 PETUNJUK TEKNIS INVENTARISASI KOLEKSI PERPUSTAKAAN Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian DEPARTEMEN PERTANIAN BOGOR 2005 Seri Pengembangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peranan perpustakaan di perguruan tinggi adalah sebagai sarana utama dalam memperoleh informasi secara langsung, mudah, cepat, dan murah. Pengguna perpustakaan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Bahasa inggris, pembaca tentunya mengenal istilah Library. Istilah ini berasal

BAB III LANDASAN TEORI. Bahasa inggris, pembaca tentunya mengenal istilah Library. Istilah ini berasal BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pengertian Perpustakaan Dalam Kamus Bahasa Indonesia, Perpustakaan artinya kitab, buku. Dalam Bahasa inggris, pembaca tentunya mengenal istilah Library. Istilah ini berasal dari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perpustakaan berasal dari kata dasar pustaka. Menurut Kamus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perpustakaan berasal dari kata dasar pustaka. Menurut Kamus digilib.uns.ac.id BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. PENGERTIAN PERPUSTAKAAN Perpustakaan berasal dari kata dasar pustaka. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu pustaka artinya kitab, buku (Depdikbud, 1980).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan informasi kepada pengguna yang mempunyai minat serta

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan informasi kepada pengguna yang mempunyai minat serta BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perpustakaan sebagai sumber informasi harus memanfaatkan sumber daya yang ada semaksimal mungkin agar perpustakaan dapat memberikan layanan dalam memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi, tantangan yang dihadapi perguruan tinggi di Indonesia semakin besar dan kompleks, baik yang ditimbulkan oleh dinamika internal maupun

Lebih terperinci

KAJIAN ON-LINE PUBLIC ACCESS CATALOGUE (OPAC) DALAM PELAYANAN PERPUSTAKAAN DAN PENYEBARAN TEKNOLOGI PERTANIAN

KAJIAN ON-LINE PUBLIC ACCESS CATALOGUE (OPAC) DALAM PELAYANAN PERPUSTAKAAN DAN PENYEBARAN TEKNOLOGI PERTANIAN KAJIAN ON-LINE PUBLIC ACCESS CATALOGUE (OPAC) DALAM PELAYANAN PERPUSTAKAAN DAN PENYEBARAN TEKNOLOGI PERTANIAN Eka Kusmayadi dan Etty Andriaty Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian Jalan

Lebih terperinci

BIBLIOGRAFI BERANOTASI SKRIPSI BERTAJUK ISLAM DI MINANGKABAU TAHUN KOLEKSI PERPUSTAKAAN FAKULTAS ADAB IAIN IMAM BONJOL PADANG

BIBLIOGRAFI BERANOTASI SKRIPSI BERTAJUK ISLAM DI MINANGKABAU TAHUN KOLEKSI PERPUSTAKAAN FAKULTAS ADAB IAIN IMAM BONJOL PADANG BIBLIOGRAFI BERANOTASI SKRIPSI BERTAJUK ISLAM DI MINANGKABAU TAHUN 1982-2012 KOLEKSI PERPUSTAKAAN FAKULTAS ADAB IAIN IMAM BONJOL PADANG Evi Novita Sari 1, Malta Nelisa 2 Ilmu Informasi Perpustakaan dan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN ARSITEKTUR DAN OTOMASI PERPUSTAKAAN MENGGUNAKAN LIBRARY MANAGEMENT SYSTEM PADA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HALU OLEO

RANCANG BANGUN ARSITEKTUR DAN OTOMASI PERPUSTAKAAN MENGGUNAKAN LIBRARY MANAGEMENT SYSTEM PADA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HALU OLEO RANCANG BANGUN ARSITEKTUR DAN OTOMASI PERPUSTAKAAN MENGGUNAKAN LIBRARY MANAGEMENT SYSTEM PADA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HALU OLEO Muhammad Nadzirin Anshari Nur 1, Mustarum Musaruddin 2, Jumadil Nangi

Lebih terperinci