Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik Universitas Indonesia, Depok Tel: (021) ext 51. Fax: (021)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik Universitas Indonesia, Depok Tel: (021) ext 51. Fax: (021)"

Transkripsi

1 ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN PEMERINTAH PADA SEKTOR MANUFAKTUR TERHADAP PEKEMBANGAN EKONOMI MELALUI METODE SIMULASI Sri-Bintang Pamungkas, Dhani Yudhasmoro Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik Universitas Indonesia, Depok Tel: (021) ext 51. Fax: (021) Abstrak Perekonomian Indonesia tumbuh secara stabil selama lima tahun terakhir. Pertumbuhan ekonomi tersebut ditopang oleh berbagai sektor, manufaktur menjadi salah satu sektor yang mendukung pertumbuhan ekonomi tersebut. Peran pemerintah sebagai penentu kebijakan tidaklah terlepas dari pertumbuhan ekonomi yang terjadi. Penulisan ini bertujuan untuk melihat dampak dari kebijakan pemerintah terhadap perkembangan ekonomi khususnya pada sektor manufaktur. Penelitian ini menggunakan model simulasi untuk melihat dampak kebijakan pemerintah. Adapun kebijakan pemerintah yang dijadikan objek penelitian ialah upah buruh, penerapan teknologi, dan jumlah uang beredar. Model diharapkan mampu menjadi salah satu alat untuk menganalisa kebijakan pemerintah pada sektor manufaktur melalui skenario simulasi yang diterapkan. Kata kunci: Ekonomi Makro, Kebijakan Pemerintah, Manufaktur, Upah Buruh, Impor Barang Produksi, Jumlah Uang Beredar, Persamaan Simultan Abstract Indonesian economic growth with stable in the last five years. That growth was supported by numerous sectors, manufacturing have become one sector that supporting economic growth. The role of the government as a policy maker also take part to the economic growth. The purpose of this study is to analyze the impact of government policy to economic development especially to manufacturing sector. By using modeling simulation, this study tries to reveal the correlation between government policy and economics. The policies that become the object of this study are wages, import of production materials, and money supply. The model is expected to be a tool to analyze the government policy on manufacturing sector using simulation scenarios applied. Keywords: Macro Economics, Government Policy, Manufacturing Sector, Wages, Import of Production Materials, Money Supply, Simultaneous Equations 1. PENDAHULUAN Indonesia sendiri memiliki potensi manufaktur yang sangat luar biasa. Keberadaan jumlah tenaga kerja yang melimpah, panjangnya garis pantai Indonesia, hingga lokasi Indonesia sendiri yang sangat strategis merupakan beberapa faktor yang membuat Indonesia memiliki potensi yang luar biasa. Salah satu langkah untuk dapat memanfaatkan potensi luar biasa Indonesia tersebut ialah dengan adanya kebijakankebijakan pemerintah yang tepat yang mampu memfasilitasi sektor manufaktur dengan baik.

2 Kebijakan pemerintah berperan penting dalam rangka memacu dan mengawasi pertumbuhan manufaktur Indonesia. Kebijakan pemerintah dapat berupa target penerimaan pajak, upah minimum, impor barang produksi, dan penetapan jumlah uang beredar. Kebijakan pemerintah haruslah mampu menjadi titik temu dari kepentingan berbagai pihak. Oleh sebab itu, kebijakan pemerintah yang tepat menjadi penting guna memacu pertumbuhan sektor manufaktur sembari tetap melindungi kepentingan warga negaranya. Namun, pertumbuhan PDB manufaktur Indonesia masih belum sesuai yang diharapkan. Nilai PDB manufaktur meningkat, tetapi kontribusi manufaktur terhadap PDB Indonesia semakin menurun tiap tahun tercermin dari manufacturing value to GDP yang semakin kecil persentasenya. Oleh karena itu dibutuhkan penelitian untuk mengetahui sejauh mana kebijakan pemerintah berpengaruh terhadap manufaktur. Pada penelitian ini akan dibuktikan mengenai hubungan antara proporsi manufaktur pada PDB yang memiliki hubungan berbanding lurus terhadap tingkat GDP per kapita secara proporsional. Kemudian perlu dilakukan sebuah simulasi untuk mengetahui efek dari kebijakan pemerintah terhadap perkembangan sektor manufaktur dan perekonomian nasional untuk tiga tahun ke depan. 2. TINJAUAN LITERATUR Menurut Shikha Shingh et al. (2012) terdapat sebuah hubungan yang kuat antara Foreign Direct Investment (FDI) di sektor industri dengan pertumbuhan GDP di negara-negara BRIC. Secara khusus Shikha meneliti hubungan antara FDI dengan GDP, jumlah buruh, dan Industrial Index of Production. Dari penelitiannya didapatkan adanya hubungan yang berbanding lurus antara FDI dengan tiga variabel tersebut. Hal ini mengindikasikan setiap pertumbuhan FDI akan membuka lapangan pekerjaan baru sehingga jumlah buruh dapat bertambah dan meningkatkan efektivitas output produksi yang ditunjukkan dengan meningkatnya nilai Industrial Index of Production. Dilihat dari sudut pandang kebijakan pemerintah, Herve Boulhol et al. (2008) mengemukakan pentingnya pengaruh pemerintah dalam rangka memajukan perekonomian negara. Beberapa kebijakan pemerintah yang dijadikan objek penelitian ialah kebijakan pajak dan bea masuk. Dalam penelitiannya dikemukakan bahwa dua kebijakan pemerintah tersebut sangat krusial dalam mengatur perekonomian negara. Hal ini dikarenakan kedua kebijakan tersebut sangat mempengaruhi perdagangan internasional suatu negara. Menurutnya, perdagangan internasional sangat berperan di masa globalisasi seperti saat ini. 3. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pemodelan persamaan simultan untuk membuat simulasi model sektor manufaktur pada perekonomian Indonesia. Pemodelan persamaan simultan didapatkan dari persamaan fungsi ekonomi makro dan manufaktur Indonesia. Fungsi-fungsi yang membentuk pemodelan adalah sebagai berikut: Y = C + I + G + (Ex Im) C = f (Y,T) I = f (Y,r) Ex = f (Y,ER) Im = f (Y,ER) (3.1) (3.2) (3.3) (3.4) (3.5)

3 Y = f (N,K) MS = f (Y,r, P) W = f (N,K, P) Yf = f (Nf,Kf) K = f (Kf) Nf = f (N) Yf = f (Y) (3.6) (3.7) (3.8) (3.9) (3.10) (3.11) (3.12) Persamaan diatas akan dihitung nilainya menggunakan data makro ekonomi Indonesia yang berawal dari tahun 2000 hingga Data makro ekonomi yang digunakan berasal dari Badan Pusat Statistik Indonesia. Persamaan diatas kemudian dibuat model persamaan simultan, kemudian persamaan simultan diselesaikan menggunakan teknik iterasi Gauss-Seidel. Setelah didapatkan hasil yang konvergen, model sudah dapat digunakan untuk melakukan simulasi menggunakan skenario yang telah ditentukan 4. PEMODELAN Setelah melakukan regresi linier berganda pada masing-masing fungsi didapatkan hasil sebagai berikut: Tabel (4-1) Model Persamaan Simultan Nomor Persamaan Regresi 3.2 lny = lnN lnK 3.3 lnc = lnY lnT 3.4 lni = lnY r 3.5 lnex = lnY lnER 3.6 lnim = lnY lnER 3.7 lnn = lnW lnK P 3.8 P = lnY r lnMS 3.9 lnyf = lnNf lnKf 3.10 lnk = lnkf 3.11 lnnf = lnn Kemudian semua persamaan diatas dimodelkan menggunakan software Eviews untuk kemudiaan dapat dilakukan penghitungan nilai spesifik setiap variabel dengan teknik iterasi Gauss-Seidel. Gambar (4-1) Input Model pada Eviews

4 Setelah model persamaan simultan selesai dibuat barulah model dapat disimulasikan menggunakan skenario yang telah ditentukan sebelumnya. Skenario digunakan pada tiga variabel berbeda yaitu variabel upah tenaga kerja, variabel impor barang produksi, dan variabel jumlah uang beredar. Skenario yang diterapkan pada masing-masing variabel sebagai berikut. Tabel (4-2) Skenario yang ditentukan Variabel Growth Low Scenario Baseline High Scenario Upah Buruh (W) 0.43% 0.86% 1.32% Teknologi (K) 4.00% 8.00% 12.00% Money Supply (MS) 2.44% 4.89% 7.33% 5. HASIL DAN ANALISIS Variabel endogen yang difokuskan perhatiannya pada simulasi ini adalah variabel PDB Nasional dan PDB Manufaktur. Dari simulasi yang dilakukan didapatkan hasil sebagai berikut: Tabel (4-3) Rangkuman Hasil Simulasi Skenario PDB Manufaktur Pertumbuhan PDB Nasional Baseline 4.543% 5.724% Upah Rendah 4.517% 5.692% Upah Tinggi 4.645% 5.853% Impor Barang Produksi Rendah 3.794% 4.781% Impor Barang Produksi Tinggi 5.102% 6.429% Money Supply Rendah 3.902% 4.917% Money Supply Tinggi 4.875% 6.142% Data diatas kemudian digunakan untuk menghitung nilai PDB manufaktur dan PDB nasional tiga tahun ke depan. Nilai proporsi manufaktur dapat kita ketahui dengan membagi nilai PDB manufaktur dengan PDB nasional. Untuk menghitung nilai PDB per kapita diperlukan beberapa langkah perhitungan tambahan. Perhitungan PDB per kapita menggunakan beberapa asumsi dan penetapan nilai berdasarkan dengan data historis yang tersedia. Laju inflasi tahunan diasumsikan sebesar 6%. Tingkat pertumbuhan penduduk diasumsikan sebesar 1.15%, didapatkan dari trend pertumbuhan penduduk Nilai tukar rupiah terhadap dolar US ditetapkan menggunakan acuan nilai tukar rata-rata tahun 2012 yaitu sebesar Rp 9,411.- per dolar US. Hasil perhitungan yang didapatkan ditunjukkan oleh tabel berikut: Tabel (4-4) Hasil Perhitungan Proporsi Manufaktur Pada PDB Skenario Tahun Proporsi Mfg PDB per kapita (usd) % Baseline Upah Rendah % % % % %

5 Upah Tinggi Impor Barang Produksi Rendah Impor Barang Produksi Tinggi Money Supply Rendah Money Supply Tinggi % % % % % % % % % % % % % % % Untuk mempermudah melihat hubungan yang terjadi antara proporsi manufaktur dengan tingkat PDB per kapita maka data dari tabel (4-4) dibuat bentuk grafik. Gambar (4-2) Proporsi manufaktur vs PDB per kapita Indonesia Dari grafik dapat kita lihat bahwa tiap tahunnya terjadi peningkatan nilai PDB per kapita Indonesia yang ditunjukkan dengan pergeseran kelompok data menjadi semakin ke atas. Namun disaat yang sama, terjadi pergeseran ke arah kiri yang menunjukkan semakin menurunnya proporsi manufaktur tiap tahunnya. Hal ini berarti bahwa porsi manufaktur telah digantikan dengan sektor-sektor industri yang lain yang memiliki pertumbuhan lebih signifikan dibandingkan sektor manufaktur. Pertumbuhan sektor lain yang lebih signifikan mampu mengalahkan tingkat pertumbuhan sektor manufaktur. Sehingga, walaupun nilai riil sektor manufaktur terus meningkat setiap tahunnya namun proporsi sektor manufaktur pada PDB nasional menurun. Hal ini sesuai dengan trend proporsi manufaktur terhadap PDB yang menurun selama 10 tahun terakhir.

6 6. KESIMPULAN Dari hasil simulasi yang dilakukan, dapat diambil kesimpulan bahwa di masa sekarang proporsi manufaktur pada PDB memiliki hubungan yang berbanding terbalik dengan tingkat PDB per kapita. Hal ini bertolak belakang dengan kondisi pada tahun 1980 yang menunjukkan tingkat hubungan yang berbanding lurus. Adapun hal ini disebabkan oleh adanya peningkatan sektor industri lain yang mampu mengambil proporsi manufaktur pada PDB nasional. Dari ketiga variabel kebijakan yang dijadikan sebagai input skenario simulasi, variabel impor barang produksi menjadi variabel yang paling berpengaruh dalam pertumbuhan GDP. Variabel Money Supply menyusul impor barang produksi sebagai variabel yang paling berpengaruh berikutnya. Sementara itu variabel upah tenaga kerja menjadi variabel yang paling tidak berpengaruh diantara ketiga variabel yang diujikan. Referensi Boulhol, Herve., Serres, Alain de & Molnar, Margit. (2008). The Contribution of Economic Geography to GDP per Capita. OECD Journal: Economics Studies, 1-37 Elias, Stephen & Noone, Clare. (2011, December). The growth and development of the Indonesian economy. Reserve Bank of Australia Bulletin, Felipe, Jesus & Gemma Estrada. (2008). Benchmarking developing Asia's manufacturing sector. International Journal of Development Issues, Indah, Rizky Purnama. (2010). Pemodelan dan analisis pengaruh kebijakan nilai tukar terhadap perubahan produksi sektor manufaktur. Depok: Universitas Indonesia Maddala, G. S. (2001). Introduction to econometrics. West Sussex: John Wiley & Sons. Martin. (2011). Pemodelan ekspor-impor non-migas Indonesia menggunakan simulasi sistem persamaan simultan: Studi perdagangan internasional dengan China. Depok: Universitas Indonesia Maynard, Jean-Pierre. (2006). The Comparative Level of GDP in Canada and United States: A Decomposition into Labour Productivity and Work Intensity Differences. Statistics Canada Catalogue, 15, 6-46 Meier, Gerald. (1976). Leading issues in economic development. New York: Oxford University Press. Michigan State University. (1978). Agricultural sector planning: A general system simulation. East Lansing: Authors. Saifi, Muhammad Imron. (2009). Pemodelan performa keuangan perbankan melalui simulasi dinamis. Depok: Universitas Indonesia. Singh, Shikha., Chauhan, Kumar Ajay & Pandey, Nikhil. (2012). Foreign Direct Investment (FDI) in BRIC Countries: A Panel Data Analysis of the Trends and Determinants of FDI. European Journal of Economics, Finance, and Administrative Sciences, 53,

7 Waterston, Albert. (1979). Development planning: Lessons of experience. Baltimore: The Johns Hopkins University Press. Yotopoulos, Pan A., & Nugent, Jeffery. (1976). Economics of development: Empirical investigations. New York: Harpers & Row Publishers. Zhang Jun. (2003). Investment, investment efficiency, and economic growth in China. Journal of Asian Economics, 14,

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses pembangunan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses pembangunan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses pembangunan yang terjadi secara terus menerus dan bersifat dinamis. Sasaran pembangunan yang dilakukan oleh negara sedang

Lebih terperinci

S U T A R T O NIM : Program Studi Teknik dan Manajemen industri

S U T A R T O NIM : Program Studi Teknik dan Manajemen industri PENGEMBANGAN MODEL KEBIJAKAN SEKTOR INDUSTRI KOMPONEN ELEKTRONIKA (KBLI 321) DENGAN PENDEKATAN DINAMIKA SISTEM TESIS Karya Tulis sebagai salah satu syarat Untuk memperoleh gelar Magister dari Institut

Lebih terperinci

BOKS RINGKASAN EKSEKUTIF PENELITIAN DAMPAK KRISIS KEUANGAN GLOBAL TERHADAP PEREKONOMIAN DAERAH JAWA TENGAH

BOKS RINGKASAN EKSEKUTIF PENELITIAN DAMPAK KRISIS KEUANGAN GLOBAL TERHADAP PEREKONOMIAN DAERAH JAWA TENGAH BOKS RINGKASAN EKSEKUTIF PENELITIAN DAMPAK KRISIS KEUANGAN GLOBAL TERHADAP PEREKONOMIAN DAERAH JAWA TENGAH Krisis finansial global yang dipicu oleh krisis perumahan di AS (sub prime mortgage) sejak pertengahan

Lebih terperinci

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR SEKTOR PERTANIAN INDONESIA. Darussalam Banda Aceh

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR SEKTOR PERTANIAN INDONESIA. Darussalam Banda Aceh ISSN 2302-0172 9 Pages pp. 49-57 FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR SEKTOR PERTANIAN INDONESIA M. Reza Fahmi 1, Said Muhammad 2, Abubakar Hamzah 3 1) Magister Ilmu Ekonomi Pascasarjana 2) Fakultas

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. ASEAN. (2007). ASEAN Economic Community Blueprint. Singapura: National University of Singapore.

DAFTAR PUSTAKA. ASEAN. (2007). ASEAN Economic Community Blueprint. Singapura: National University of Singapore. 5. PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian pada analisis Bab IV tentang analisis faktor penentu Foreign Direct Investment otomotif di 5 negara ASEAN, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa research and development,

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR RUPIAH, INFLASI, SUKU BUNGA, DAN JUMLAH UANG BEREDAR TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI SURAKARTA TAHUN

ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR RUPIAH, INFLASI, SUKU BUNGA, DAN JUMLAH UANG BEREDAR TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI SURAKARTA TAHUN ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR RUPIAH, INFLASI, SUKU BUNGA, DAN JUMLAH UANG BEREDAR TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI SURAKARTA TAHUN 1995-2014 ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi pada dasarnya bervariasi antarwilayah, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi pada dasarnya bervariasi antarwilayah, hal ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi pada dasarnya bervariasi antarwilayah, hal ini disebabkan oleh potensi sumber daya yang dimiliki daerah berbeda-beda. Todaro dan Smith (2012: 71)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pergerakan globalisasi perekonomian yang dewasa ini bergerak begitu

BAB I PENDAHULUAN. Pergerakan globalisasi perekonomian yang dewasa ini bergerak begitu 1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Pergerakan globalisasi perekonomian yang dewasa ini bergerak begitu cepat diiringi dengan derasnya arus globalisasi yang semakin berkembang maka hal ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan sistem ekonomi dari perekonomian tertutup menjadi perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. perubahan sistem ekonomi dari perekonomian tertutup menjadi perekonomian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Fenomensa globalisasi dalam bidang ekonomi mendorong perkembangan ekonomi yang semakin dinamis antar negara. Dengan adanya globalisasi, terjadi perubahan sistem ekonomi

Lebih terperinci

Perekonomian Suatu Negara

Perekonomian Suatu Negara Menteri Keuangan RI Jakarta, Maret 2010 Perekonomian Suatu Negara Dinamika dilihat dari 4 Komponen= I. Neraca Output Y = C + I + G + (X-M) AS = AD II. Neraca Fiskal => APBN Total Pendapatan Negara (Tax;

Lebih terperinci

Model Simulasi Quasi-Dynamic Beberapa Kebutuhan Dasar Masyarakat Kota Depok

Model Simulasi Quasi-Dynamic Beberapa Kebutuhan Dasar Masyarakat Kota Depok 1 Model Simulasi Quasi-Dynamic Beberapa Kebutuhan Dasar Masyarakat Kota Depok Riadi Budiman Prodi Teknik Industri, Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura e-mail: riadibudiman@yahoo.com

Lebih terperinci

Economics Development Analysis Journal

Economics Development Analysis Journal EDAJ 4 (3) (2015) Economics Development Analysis Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/edaj PERANAN SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN DALAM PEREKONOMIAN PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN PENDEKATAN ANALISIS

Lebih terperinci

ARTICLE REVIEW OF HUMAN CAPITAL, ECONOMIC STRUCTURE AND GROWTH

ARTICLE REVIEW OF HUMAN CAPITAL, ECONOMIC STRUCTURE AND GROWTH 1 ARTICLE REVIEW OF HUMAN CAPITAL, ECONOMIC STRUCTURE AND GROWTH Mariyah dan Mumuh Mulyana Universitas Mulawarman dan STIE Kesatuan ========================================================= Judul Jurnal

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih baik. Permodalan tersebut salah

I. PENDAHULUAN. mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih baik. Permodalan tersebut salah I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang yang masih membutuhkan modal untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih baik. Permodalan tersebut salah satunya didapat dari ekspor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Isi pembukaan Undang-undang Dasar 1945 diantaranya menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Isi pembukaan Undang-undang Dasar 1945 diantaranya menyatakan bahwa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Isi pembukaan Undang-undang Dasar 1945 diantaranya menyatakan bahwa salah satu tujuan negara Indonesia adalah untuk memajukan kesejahteraan umum. Hal ini tidak terlepas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sektor industri merupakan salah satu sektor penting dalam perekonomian Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. Sektor industri merupakan salah satu sektor penting dalam perekonomian Indonesia, BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sektor industri merupakan salah satu sektor penting dalam perekonomian Indonesia, selain dua sektor lainnya, yaitu sektor pertanian dan sektor jasa. Seiring dengan

Lebih terperinci

DAMPAK TRANSFER PAYMENT TERHADAP PENDAPATAN RUMAHTANGGA PETANI DAN PEMBANGUNAN EKONOMI DI INDONESIA

DAMPAK TRANSFER PAYMENT TERHADAP PENDAPATAN RUMAHTANGGA PETANI DAN PEMBANGUNAN EKONOMI DI INDONESIA Dampak Transfer Payment (Achmad Zaini) 15 DAMPAK TRANSFER PAYMENT TERHADAP PENDAPATAN RUMAHTANGGA PETANI DAN PEMBANGUNAN EKONOMI DI INDONESIA (The Impact of Transfer Payment on Income of Farmers Household

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. ekonomi terbesar di dunia pada tahun Tujuan pemerintah tersebut

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. ekonomi terbesar di dunia pada tahun Tujuan pemerintah tersebut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu tujuan Pemerintah Indonesia yang tertuang dalam Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) 2011-2025, adalah menjadikan Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perdagangan luar negeri merupakan salah satu aspek penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Perdagangan luar negeri merupakan salah satu aspek penting dalam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perdagangan luar negeri merupakan salah satu aspek penting dalam perekonomian setiap negara. Dewasa ini tidak ada satu negara pun dimuka bumi yang tidak

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perdagangan internasional merupakan salah satu aspek penting dalam

I. PENDAHULUAN. Perdagangan internasional merupakan salah satu aspek penting dalam I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perdagangan internasional merupakan salah satu aspek penting dalam perekonomian setiap negara di dunia. Dengan perdagangan internasional, perekonomian akan saling terjalin

Lebih terperinci

Daftar Pustaka. Asian Development Bank. Key Indicators for Asia and Pasific :Indonesia

Daftar Pustaka. Asian Development Bank. Key Indicators for Asia and Pasific :Indonesia Daftar Pustaka Asian Development Bank. Key Indicators for Asia and Pasific :Indonesia. 1999-2014. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. 2011. Krisis Keuangan Eropa : Dampak Terhadap Perekonomian Indonesia.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi tidak pernah lepas dari pertumbuhan ekonomi (economic growth). Karena pembangunan ekonomi mendorong terjadinya pertumbuhan ekonomi, dan sebaliknya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. negeri, seperti tercermin dari terdapatnya kegiatan ekspor dan impor (Simorangkir dan Suseno, 2004, p.1)

BAB 1 PENDAHULUAN. negeri, seperti tercermin dari terdapatnya kegiatan ekspor dan impor (Simorangkir dan Suseno, 2004, p.1) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi internasional semakin pesat sehingga hubungan ekonomi antar negara menjadi saling terkait dan mengakibatkan peningkatan arus perdagangan barang,

Lebih terperinci

URBANISASI, INDUSTRIALISASI, PENDAPATAN, DAN PENDIDIKAN DI INDONESIA Oleh : Al Muizzuddin Fazaalloh 1

URBANISASI, INDUSTRIALISASI, PENDAPATAN, DAN PENDIDIKAN DI INDONESIA Oleh : Al Muizzuddin Fazaalloh 1 URBANISASI, INDUSTRIALISASI, PENDAPATAN, DAN PENDIDIKAN DI INDONESIA Oleh : Al Muizzuddin Fazaalloh 1 Abstrak Paper ini meneliti tentang dampak industrialiasi, tingkat pendapatan, dan tingkat pendidikan

Lebih terperinci

PENGARUH EKSPOR, IMPOR DAN KURS TERHADAP CADANGAN DEVISA NASIONAL PERIODE

PENGARUH EKSPOR, IMPOR DAN KURS TERHADAP CADANGAN DEVISA NASIONAL PERIODE PENGARUH EKSPOR, IMPOR DAN KURS TERHADAP CADANGAN DEVISA NASIONAL PERIODE 1999-2010 I Putu Kusuma Juniantara Made Kembar Sri Budhi Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Udayana Abstrak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Small open economic, merupakan gambaran bagi perekonomian Indonesia saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap perekonomian dunia,

Lebih terperinci

ANALISIS FUNGSI PRODUKSI COBB-DOUGLAS SECARA GEOMETRI DIFERENSIAL PADA PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA

ANALISIS FUNGSI PRODUKSI COBB-DOUGLAS SECARA GEOMETRI DIFERENSIAL PADA PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA ANALISIS FUNGSI PRODUKSI COBB-DOUGLAS SECARA GEOMETRI DIFERENSIAL PADA PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA oleh SEPTIVA ALIA RAHMANI NIM M0112080 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Grafik 1.1 Perkembangan NFA periode 1997 s.d 2009 (sumber : International Financial Statistics, IMF, diolah)

BAB 1 PENDAHULUAN. Grafik 1.1 Perkembangan NFA periode 1997 s.d 2009 (sumber : International Financial Statistics, IMF, diolah) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam beberapa dekade terakhir, perekonomian Indonesia telah menunjukkan integrasi yang semakin kuat dengan perekonomian global. Keterkaitan integrasi ekonomi

Lebih terperinci

DAMPAK INVESTASI TERHADAP KINERJA PEREKONOMIAN: STUDI KOMPARASI PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI DAN PENANAMAN MODAL ASING DI JAWA TIMUR

DAMPAK INVESTASI TERHADAP KINERJA PEREKONOMIAN: STUDI KOMPARASI PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI DAN PENANAMAN MODAL ASING DI JAWA TIMUR DAMPAK INVESTASI TERHADAP KINERJA PEREKONOMIAN: STUDI KOMPARASI PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI DAN PENANAMAN MODAL ASING DI JAWA TIMUR HERNY KARTIKA WATI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kebutuhan manusia selalu berkembang sejalan dengan tuntutan zaman, tidak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kebutuhan manusia selalu berkembang sejalan dengan tuntutan zaman, tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kebutuhan manusia selalu berkembang sejalan dengan tuntutan zaman, tidak sekedar memenuhi kebutuhan hayati saja, namun juga menyangkut kebutuhan lainnya seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sebagai negara yang menganut sistem perekonomian terbuka,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sebagai negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sebagai negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, seperti Indonesia serta dalam era globalisasi sekarang ini, suatu negara tidak terlepas dari kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bakat, dan IPTEK beserta barang dan jasa yang dihasilkannya dapat dengan mudah

BAB I PENDAHULUAN. bakat, dan IPTEK beserta barang dan jasa yang dihasilkannya dapat dengan mudah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi dan perdagangan bebas sekarang ini, manusia dengan ide, bakat, dan IPTEK beserta barang dan jasa yang dihasilkannya dapat dengan mudah melewati

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM HARGA MINYAK DUNIA DAN KONDISI PEREKONOMIAN NEGARA-NEGARA ASEAN+3

IV. GAMBARAN UMUM HARGA MINYAK DUNIA DAN KONDISI PEREKONOMIAN NEGARA-NEGARA ASEAN+3 IV. GAMBARAN UMUM HARGA MINYAK DUNIA DAN KONDISI PEREKONOMIAN NEGARA-NEGARA ASEAN+3 4.1 Perkembangan Harga Minyak Dunia Pada awal tahun 1998 dan pertengahan tahun 1999 produksi OPEC turun sekitar tiga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Ketenagakerjaan Penduduk suatu negara dapat dibagi menjadi dua yaitu tenaga kerja dan bukan tenaga kerja. Tenaga kerja adalah penduduk yang berusia kerja

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun 2016 Indonesia dan Negara Asia Tenggara lainnya sudah memasuki masa MEA (Masyarakat Ekonomi Asean). Orang Indonesia tidak lagi bersaing hanya dengan orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penanaman modal. Pembentukan modal dapat dikatakan sebagai kunci utama. tergolong dalam negara maju atau negara berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. penanaman modal. Pembentukan modal dapat dikatakan sebagai kunci utama. tergolong dalam negara maju atau negara berkembang. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi merupakan proses terjadinya kenaikan pendapatan total dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan kekuatan ekonomi potensial yang diarahkan menjadi

Lebih terperinci

DEINDUSTRIALISASI DI INDONESIA : ANALISIS DENGAN PENDEKATAN KALDORIAN DIAH ANANTA DEWI

DEINDUSTRIALISASI DI INDONESIA : ANALISIS DENGAN PENDEKATAN KALDORIAN DIAH ANANTA DEWI DEINDUSTRIALISASI DI INDONESIA 1983 2008: ANALISIS DENGAN PENDEKATAN KALDORIAN DIAH ANANTA DEWI SEKOLAH PASCA SARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010 ABSTRACT DIAH ANANTA DEWI. Deindustrialization

Lebih terperinci

Gambaran beragam untuk sektor garmen Indonesia

Gambaran beragam untuk sektor garmen Indonesia Buletin Sektor Garmen dan Alas Kaki Indonesia Edisi I September 2017 Gambaran beragam untuk sektor garmen Indonesia Oleh Richard Horne dan Marina Cruz de Andrade Kantor Regional untuk Asia dan Pasifik

Lebih terperinci

PENDAPATAN REGIONAL REGIONAL INCOME BAB IX PENDAPATAN REGIONAL CHAPTER IX REGIONAL INCOME Struktur Ekonomi. 9.1.

PENDAPATAN REGIONAL REGIONAL INCOME BAB IX PENDAPATAN REGIONAL CHAPTER IX REGIONAL INCOME Struktur Ekonomi. 9.1. BAB IX PENDAPATAN REGIONAL CHAPTER IX 9.1. Struktur Ekonomi 9.1. Economy Structure Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah indikator utama perekonomian di suatu wilayah. PDRB atas dasar harga berlaku

Lebih terperinci

PREDIKSI NILAI GROSS DOMESTIC PRODUCT (GDP) PERKAPITA INDONESIA DENGAN METODE PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS (PCA) DAN REGRESI

PREDIKSI NILAI GROSS DOMESTIC PRODUCT (GDP) PERKAPITA INDONESIA DENGAN METODE PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS (PCA) DAN REGRESI Seminar Nasional Inovasi Teknologi ISBN : 97-602-6393-0-6 PREDIKSI NILAI GROSS DOMESTIC PRODUCT (GDP) PERKAPITA INDONESIA DENGAN METODE PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS (PCA) DAN REGRESI Kartika Rahayu Tri

Lebih terperinci

CAPAIAN KINERJA PERDAGANGAN 2015 & PROYEKSI 2016

CAPAIAN KINERJA PERDAGANGAN 2015 & PROYEKSI 2016 Policy Dialogue Series (PDS) OUTLOOK PERDAGANGAN INDONESIA 2016 CAPAIAN KINERJA PERDAGANGAN 2015 & PROYEKSI 2016 BP2KP Kementerian Perdagangan, Kamis INSTITUTE FOR DEVELOPMENT OF ECONOMICS AND FINANCE

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fenomena yang relatif baru bagi perekonomian Indonesia. perekonomian suatu Negara. Pertumbuhan ekonomi juga diartikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. fenomena yang relatif baru bagi perekonomian Indonesia. perekonomian suatu Negara. Pertumbuhan ekonomi juga diartikan sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan perekonomian dunia dewasa ini ditandai dengan semakin terintegrasinya perekonomian antar negara. Indonesia mengikuti perkembangan tersebut melalui serangkaian

Lebih terperinci

STRUKTUR EKONOMI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

STRUKTUR EKONOMI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR STRUKTUR EKONOMI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Fitriadi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mulawarman Abstract Economic structure of the province of East Kalimantan, tend not to change because it is still

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Permintaan energi di Asia Tenggara terus meningkat dan laju

BAB I PENDAHULUAN. Permintaan energi di Asia Tenggara terus meningkat dan laju BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permintaan energi di Asia Tenggara terus meningkat dan laju pertumbuhannya merupakan yang tercepat di dunia sejak tahun 1990. Energy Information Administration (EIA)

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia telah lama melakukan perdagangan internasional. Adapun manfaat

I. PENDAHULUAN. Indonesia telah lama melakukan perdagangan internasional. Adapun manfaat I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia telah lama melakukan perdagangan internasional. Adapun manfaat perdagangan internasional yaitu,memperoleh keuntungan dari spesialisasidalam memproduksi barang

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Hal. i ii iii

DAFTAR ISI. Hal. i ii iii DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMAKASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah... 1.2. Rumusan Masalah... 1.3. Tujuan dan Manfaat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bagi sebuah negara, keberhasilan pembangunan ekonominya dapat diukur dan digambarkan secara umum oleh tingkat laju pertumbuhan ekonominya. Mankiw (2007) menyatakan

Lebih terperinci

ANALISIS BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENANAMAN MODAL ASING PADA INDUSTRI MANUFAKTUR DI JAWA TIMUR. Suwarno Fakultas Ekonomi UPN Veteran Jatim

ANALISIS BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENANAMAN MODAL ASING PADA INDUSTRI MANUFAKTUR DI JAWA TIMUR. Suwarno Fakultas Ekonomi UPN Veteran Jatim Analisis Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Penanaman Modal Asing (Suwarno) 50 ANALISIS BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENANAMAN MODAL ASING PADA INDUSTRI MANUFAKTUR DI JAWA TIMUR Suwarno Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai sebuah negara yang sedang berkembang, pembangunan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai sebuah negara yang sedang berkembang, pembangunan ekonomi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai sebuah negara yang sedang berkembang, pembangunan ekonomi merupakan suatu tujuan utama. Hal ini juga merupakan tujuan utama negara kita, Indonesia. Namun,

Lebih terperinci

Produk Domestik Regional Bruto/ Gross Regional Domestic Product

Produk Domestik Regional Bruto/ Gross Regional Domestic Product Produk Domestik Regional Bruto/ Bangka Selatan Dalam Angka/ Bangka Selatan In Figures 2012 327 328 Bangka Selatan Dalam Angka/ Bangka Selatan In Figures 2012 10.1 Produk Domestik Regional Bruto Produk

Lebih terperinci

Variabel, Masalah dan Kebijakan Ekonomi

Variabel, Masalah dan Kebijakan Ekonomi Variabel, Masalah dan Kebijakan Ekonomi Putri Irene Kanny Pokok bahasan pertemuan ke-2 Variabel ekonomi Masalah dasar ekonomi Tujuan dan kebijakan Ekonomi Bentuk-bentuk kebijakan makroekonomi Sifat-sifat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengejar ketertinggalan pembangunan dari negara-negara maju, baik di kawasan

BAB I PENDAHULUAN. mengejar ketertinggalan pembangunan dari negara-negara maju, baik di kawasan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perekonomian Indonesia selalu mengalami perjalanan yang berfluktuasi, minyak dan gas alam yang selama ini menjadi mesin pertumbuhan, harganya dipasar internasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Globalisasi yang terjadi beberapa dasawarsa terakhir, mendorong

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Globalisasi yang terjadi beberapa dasawarsa terakhir, mendorong BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Globalisasi yang terjadi beberapa dasawarsa terakhir, mendorong perekonomian berbagai negara di dunia semakin menyatu. Keterbukaan perdagangan luar negeri dan keterbukaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. integral dan menyeluruh. Pendekatan dan kebijaksanaan sistem ini telah

BAB I PENDAHULUAN. integral dan menyeluruh. Pendekatan dan kebijaksanaan sistem ini telah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator penting untuk menganalisis pembangunan ekonomi yang terjadi disuatu Negara yang diukur dari perbedaan PDB tahun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kestabilan suatu negara sangat bergantung pada kestabilan mata uang negara tersebut. Kehidupan politik, ekonomi, pertahanan dan keamanan, serta bidang-bidang lainnya

Lebih terperinci

Permintaan dan Penawaran Agregat. Copyright 2004 South-Western

Permintaan dan Penawaran Agregat. Copyright 2004 South-Western Permintaan dan Penawaran Agregat 33 Fluktuasi Ekonomi Jangka Pendek Kegiatan ekonomi berfluktuasi dari tahun ke tahun. Dalam beberapa tahun sebagian besar produksi barang dan jasa naik. Rata-rata selama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang isi Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang tercantum dalam Perda Nomor 1 Tahun 2003 tentang Pola Dasar Pembangunan Daerah Jawa Barat, yaitu Dengan Iman dan Taqwa Jawa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. landasan teori yang digunakan dalam penelitian yaitu mengenai variabel-variabel

BAB II TINJAUAN TEORI. landasan teori yang digunakan dalam penelitian yaitu mengenai variabel-variabel BAB II TINJAUAN TEORI Bab ini membahas mengenai studi empiris dari penelitian sebelumnya dan landasan teori yang digunakan dalam penelitian yaitu mengenai variabel-variabel dalam kebijakan moneter dan

Lebih terperinci

Pendapatan Regional/ Regional Income

Pendapatan Regional/ Regional Income 2011 541 542 BAB XI PENDAPATAN REGIONAL CHAPTER XI REGIONAL INCOME PDRB atas dasar berlaku pada tahun 2010 sebesar 49.362,71 milyar rupiah, sedang pada tahun sebelumnya 43.985,03 milyar rupiah, atau mengalami

Lebih terperinci

PERAN INVESTASI DALAM PEMBANGUNAN ACEH. Badan perencanaan pembangunan daerah bappeda aceh

PERAN INVESTASI DALAM PEMBANGUNAN ACEH. Badan perencanaan pembangunan daerah bappeda aceh PERAN INVESTASI DALAM PEMBANGUNAN ACEH Badan perencanaan pembangunan daerah bappeda aceh Disampaikan pada rapat kerja perencanaan penanaman modal aceh 11 Maret 2014 ARAH PEREKONOMIAN ACEH (UU No. 11 Tahun

Lebih terperinci

BABI PENDAHULUAN. Indonesia adalah Negara yang sedang berkembang, dimana pemerintah

BABI PENDAHULUAN. Indonesia adalah Negara yang sedang berkembang, dimana pemerintah BABI PENDAHULUAN I. I. Latar Belakang Indonesia adalah Negara yang sedang berkembang, dimana pemerintah dan seluruh rakyat Indonesia melaksanakan pembangunan di segala bidang. Pembangunan adalah merupakan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Disusun Oleh: Dinar Kusumaning Ayu F JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SEBELAS MARET JUNI 2015

SKRIPSI. Disusun Oleh: Dinar Kusumaning Ayu F JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SEBELAS MARET JUNI 2015 ANALISIS PENGARUH GDP PER KAPITA, KURS RIIL, DAN JUMLAH PENDUDUK TERHADAP VOLUME EKSPOR ALAS KAKI INDONESIA KE AMERIKA SERIKAT, INGGRIS, BELGIA, JEPANG DAN JERMAN PADA TAHUN 2002-2013 SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mewujudkan pembangunannya, suatu negara membutuhkan biaya yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mewujudkan pembangunannya, suatu negara membutuhkan biaya yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam mewujudkan pembangunannya, suatu negara membutuhkan biaya yang besar. Biaya biaya tersebut dapat diperoleh melalui pembiayaan dalam negeri maupun pembiayaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan Ekonomi Indonesia didominasi sektor pertanian dan perkebunan yang lebih dikenal dengan istilah negara agraris. Sejak dari proklamasi kemerdekaan, hingga dikeluarkannya

Lebih terperinci

Adapun penulis menyadari beberapa kekurangan dari penelitian ini yang diharapkan dapat disempurnakan pada penelitian mendatang :

Adapun penulis menyadari beberapa kekurangan dari penelitian ini yang diharapkan dapat disempurnakan pada penelitian mendatang : BAB 5 PENUTUP Berkembangnya regionalisme yang dipicu dari terbentuknya pasar Uni Eropa (UE) yang merupakan salah satu contoh integrasi ekonomi regional yang paling sukses, telah menarik negara-negara lain

Lebih terperinci

BAB VI INFLATION, MONEY GROWTH & BUDGET DEFICIT

BAB VI INFLATION, MONEY GROWTH & BUDGET DEFICIT BAB VI INFLATION, MONEY GROWTH & BUDGET DEFICIT A. INFLASI Adalah kecederungan tingkat perubahan harga secara terus menerus, sementara tingkat harga adalah akumulasi dari inflasi inflasi terdahulu. π =

Lebih terperinci

Pendapatan Regional/ Regional Income

Pendapatan Regional/ Regional Income 2010 539 540 BAB XI PENDAPATAN REGIONAL CHAPTER XI REGIONAL INCOME PDRB atas dasar berlaku pada tahun 2008 sebesar 35.261,68 milyar rupiah, sedang pada tahun sebelumnya 33522,22 milyar rupiah, atau mengalami

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan dalam berbagai bidang, tak terkecuali dalam bidang ekonomi. Menurut Todaro dan Smith (2006), globalisasi

Lebih terperinci

ISSN: Vol. 1 No. 1 Agustus 2012

ISSN: Vol. 1 No. 1 Agustus 2012 ISSN: 2303-1751 Vol. 1 No. 1 Agustus 2012 e-jurnal Matematika, Vol. 1, No. 1, Agustus 2012, 99-102 ISSN: 2303-1751 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PDB INDONESIA DENGAN PERSAMAAN SIMULTAN 2SLS NI MADE

Lebih terperinci

ANALISIS DETERMINAN EKSPOR KARET INDONESIA DENGAN PENDEKATAN GRAVITY MODEL TESIS. Oleh. Baida Soraya /MAG

ANALISIS DETERMINAN EKSPOR KARET INDONESIA DENGAN PENDEKATAN GRAVITY MODEL TESIS. Oleh. Baida Soraya /MAG 1 ANALISIS DETERMINAN EKSPOR KARET INDONESIA DENGAN PENDEKATAN GRAVITY MODEL TESIS Oleh Baida Soraya 117039030/MAG PROGRAM STUDI MAGISTER AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

Lebih terperinci

PENGARUH UTANG LUAR NEGERI DAN EKSPOR TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI (Studi pada Produk Domestik Bruto Indonesia Periode )

PENGARUH UTANG LUAR NEGERI DAN EKSPOR TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI (Studi pada Produk Domestik Bruto Indonesia Periode ) PENGARUH UTANG LUAR NEGERI DAN EKSPOR TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI (Studi pada Produk Domestik Bruto Indonesia Periode 2005-2014) Bagus Aditya Rahman Mochammad Al Musadieq Sri Sulasmiyati Fakultas Ilmu

Lebih terperinci

Membedah Kinerja Setahun Pemerintahan Jokowi

Membedah Kinerja Setahun Pemerintahan Jokowi SEMINAR EKONOMI INDONESIA MENUJU KRISIS? Membedah Kinerja Setahun Pemerintahan Jokowi ENNY SRI HARTATI Auditorium Kampus Kwik Kian Gie School of Business 21 Oktober 2015 INSTITUTE FOR DEVELOPMENT OF ECONOMICS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nasional adalah melalui perdagangan internasional. Menurut Mankiw. (2003), pendapatan nasional yang dikategorikan dalam PDB (Produk

BAB I PENDAHULUAN. nasional adalah melalui perdagangan internasional. Menurut Mankiw. (2003), pendapatan nasional yang dikategorikan dalam PDB (Produk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk meningkatkan pendapatan nasional adalah melalui perdagangan internasional. Menurut Mankiw (2003), pendapatan nasional yang

Lebih terperinci

PENGARUH JUMLAH UANG YANG BEREDAR TERHADAP INFLASI

PENGARUH JUMLAH UANG YANG BEREDAR TERHADAP INFLASI Tugas Makroekonomi I Nama : Kurniasih NIM : 7111414028 Ekonomi Pembangunan B 2014 PENGARUH JUMLAH UANG YANG BEREDAR TERHADAP INFLASI Sebelum kita membahas mengenai pengaruh jumlah uang yang beredar terhadap

Lebih terperinci

SURVEI PERSEPSI PASAR

SURVEI PERSEPSI PASAR 1 SURVEI PERSEPSI PASAR Triwulan III 2007 Kondisi ekonomi makro pada triwulan IV 2007 diperkirakan relatif sama dengan realisasi triwulan IV 2006. Kondisi ekonomi makro pada 2007 diperkirakan lebih baik

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 10 Ekonomi

Antiremed Kelas 10 Ekonomi Antiremed Kelas 10 Ekonomi Pendapatan Nasional - Soal Halaman 1 01. Pada metode pendapatan, besar pendapatan nasional suatu negara akan sama dengan (A) jumlah produksi ditambah upah (B) jumlah investasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan sebuah negara. Hal ini serupa dengan pendapat yang

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan sebuah negara. Hal ini serupa dengan pendapat yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perdagangan Internasional merupakan salah satu kegiatan ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan sebuah negara. Hal ini serupa dengan pendapat yang disampaikan Salvatore

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang yang sedang membangun, membutuhkan dana yang cukup besar untuk membiayai pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang yang sedang membangun, membutuhkan dana yang cukup besar untuk membiayai pembangunan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara berkembang yang sedang membangun, membutuhkan dana yang cukup besar untuk membiayai pembangunan. Penanaman modal dapat dijadikan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tercermin dari kegiatan perdagangan antar negara. Perdagangan antar negara

BAB I PENDAHULUAN. tercermin dari kegiatan perdagangan antar negara. Perdagangan antar negara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini interaksi antar negara merupakan hal yang tidak bisa dihindari dan hampir dilakukan oleh setiap negara di dunia, interaksi tersebut biasanya tercermin dari

Lebih terperinci

STRUKTUR EKONOMI DAN SEKTOR UNGGULAN KABUPATEN JEPARA. M. Zainuri

STRUKTUR EKONOMI DAN SEKTOR UNGGULAN KABUPATEN JEPARA. M. Zainuri STRUKTUR EKONOMI DAN SEKTOR UNGGULAN KABUPATEN JEPARA Universitas Muria Kudus, Gondangmanis Bae, Po Box 53, Kudus 59352 Email: zainuri.umk@gmail.com Abstract The economic structure of Jepara regency shown

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords: internal and international migration, labor market, Indonesian economy

ABSTRACT. Keywords: internal and international migration, labor market, Indonesian economy ABSTRACT SAFRIDA. The Impact of Migration Policy on Labor Market and Indonesian Economy (BONAR M. SINAGA as Chairman, HERMANTO SIREGAR and HARIANTO as Members of the Advisory Committee) The problem of

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekspor. Ekspor merupakan barang dan jasa yang diproduksi di dalam negeri dan

BAB I PENDAHULUAN. ekspor. Ekspor merupakan barang dan jasa yang diproduksi di dalam negeri dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi ekonomi dan perdagangan internasional merupakan dua arus yang saling mempengaruhi satu sama lainnya. Globalisasi ekonomi dapat membuka kegiatan perdagangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas dalam perdagangan internasional seperti ekspor dan impor sangat

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas dalam perdagangan internasional seperti ekspor dan impor sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Aktivitas dalam perdagangan internasional seperti ekspor dan impor sangat diperlukan terutama untuk negara-negara yang memiliki bentuk perekonomian terbuka.

Lebih terperinci

Perdagangan, Pertumbuhan Ekonomi, dan Lapangan Kerja *

Perdagangan, Pertumbuhan Ekonomi, dan Lapangan Kerja * Policy Brief Perdagangan, Pertumbuhan Ekonomi, dan Lapangan Kerja * Oleh: Haryo Aswicahyono and Pratiwi Kartika Pendahuluan Meningkatnya perhatian terhadap pertumbuhan yang merata telah meningkatkan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari keadaan ekonomi negara lain. Suatu negara akan sangat tergantung dengan

BAB I PENDAHULUAN. dari keadaan ekonomi negara lain. Suatu negara akan sangat tergantung dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan ekonomi suatu negara pada dewasa ini tidak dapat dipisahkan dari keadaan ekonomi negara lain. Suatu negara akan sangat tergantung dengan negara lain

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Gravity Model Gravity model adalah model yang awalnya digunakan untuk menganalisa secara statistik arus barang/uang diantara secara bilateral antara dua pihak yang mempunyai

Lebih terperinci

SKRIPSI ANALISIS MODEL APT PADA SAHAM SEKTOR PERTAMBANGAN DI BURSA EFEK INDONESIA

SKRIPSI ANALISIS MODEL APT PADA SAHAM SEKTOR PERTAMBANGAN DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI ANALISIS MODEL APT PADA SAHAM SEKTOR PERTAMBANGAN DI BURSA EFEK INDONESIA OLEH SWY LASTRI M. PURBA 080501128 PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI MEDAN

Lebih terperinci

Dampak Investasi Sektor Pertanian Terhadap Perekonomian Provinsi Jawa Timur (Pendekatan Analisis Input Output)

Dampak Investasi Sektor Pertanian Terhadap Perekonomian Provinsi Jawa Timur (Pendekatan Analisis Input Output) 1 Dampak Investasi Sektor Pertanian Terhadap Perekonomian Provinsi Jawa Timur (Pendekatan Analisis Input Output) The Impact Of Agricultural Sector Investment On The Economic Of East Java (Input Output

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan pembangunan nasional dalam perekonomian terbuka seperti

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan pembangunan nasional dalam perekonomian terbuka seperti BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah. Perkembangan pembangunan nasional dalam perekonomian terbuka seperti Indonesia sangat dipengaruhi dan berkaitan erat dengan perkembangan ekonomi dunia serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses terus menerus dalam upaya

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses terus menerus dalam upaya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses terus menerus dalam upaya peningkatan kesejahteraan. Salah satu indikator dari suksesnya suatu pembangunan ekonomi adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat pada suatu periode tertentu.pertumbuhan yang positif menunjukkan adanya

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat pada suatu periode tertentu.pertumbuhan yang positif menunjukkan adanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi adalah merupakan indikator yang sangat penting untuk mengetahui dan mengevaluasi pembangunan suatu negara khususnya dalam bidang ekonomi. Pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam perdagangan internasional, ekspor memberikan beberapa keuntungan kepada setiap Negara yang melakukannya, yaitu:

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam perdagangan internasional, ekspor memberikan beberapa keuntungan kepada setiap Negara yang melakukannya, yaitu: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perdagangan internasional sangat dibutuhkan bagi suatu negara dalam rangka untuk menstabilkan perekonomian negara. Salah satu indikator yang menunjukkan keberhasilan

Lebih terperinci

Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan: Peserta PPG kompeten dalam menganalisis Pendapatan Nasional.

Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan: Peserta PPG kompeten dalam menganalisis Pendapatan Nasional. PENDAPATAN NASIONAL Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan: Peserta PPG kompeten dalam menganalisis Pendapatan Nasional. Pokok-pokok Materi: 1. Konsep Pendapatan Nasional 2. Komponen Pendapatan Nasional 3.

Lebih terperinci

PERAMALAN LAJU INFLASI DAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLAR AMERIKA MENGGUNAKAN MODEL VECTOR AUTOREGRESSIVE (VAR)

PERAMALAN LAJU INFLASI DAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLAR AMERIKA MENGGUNAKAN MODEL VECTOR AUTOREGRESSIVE (VAR) PERAMALAN LAJU INFLASI DAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLAR AMERIKA MENGGUNAKAN MODEL VECTOR AUTOREGRESSIVE (VAR) SKRIPSI Disusun Oleh : Fitrian Fariz Ichsandi 24010210141024 JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan perekonomian Indonesia hingga saat ini telah mengalami beberapa tahap perubahan. Salah satunya adalah ketika terjadi krisis moneter pada pertengahan tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diartikan sebagai nilai tambah total yang dihasilkan oleh seluruh kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. diartikan sebagai nilai tambah total yang dihasilkan oleh seluruh kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Produk domestik bruto (PDB) merupakan salah satu di antara beberapa variabel ekonomi makro yang paling diperhatikan oleh para ekonom. Alasannya, karena PDB merupakan

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Ascarya Instrumen-Instrumen Pengendalian Moneter. Pusat Pendidikan dan Studi Kebanksentralan, Bank Indonesia, Jakarta.

DAFTAR PUSTAKA. Ascarya Instrumen-Instrumen Pengendalian Moneter. Pusat Pendidikan dan Studi Kebanksentralan, Bank Indonesia, Jakarta. DAFTAR PUSTAKA Alkadri. 1999. Sumber-sumber Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Selama 1969-1996. Jurnal Studi Indonesia, 9 (2): 1-13. www.psi.ut.ac.id/jsi/92alkadri Ascarya. 2002. Instrumen-Instrumen Pengendalian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi telah menimbulkan dampak yang sangat berarti dalam dimensi kehidupan manusia. Globalisasi merupakan proses internasionalisasi seluruh tatanan masyarakat

Lebih terperinci

Menangkap realita hubungan empiris Pertumbuhan Ekonomi Keterbukaan Perdagangan

Menangkap realita hubungan empiris Pertumbuhan Ekonomi Keterbukaan Perdagangan Menangkap realita hubungan empiris Pertumbuhan Ekonomi Keterbukaan Perdagangan Masalah bagaimana kebijakan pemerintah mengenai liberalisasi dan keterbukaan perdagangan luar negeri terhadap pertumbuhan

Lebih terperinci

PENDAPATAN REGIONAL REGIONAL INCOME

PENDAPATAN REGIONAL REGIONAL INCOME PENDAPATAN REGIONAL REGIONAL INCOME NUSA TENGGARA BARAT DALAM ANGKA 2013 NUSA TENGGARA BARAT IN FIGURES 2013 Pendapatan Regional/ BAB XI PENDAPATAN REGIONAL CHAPTER XI REGIONAL INCOME Produk Domestik

Lebih terperinci