Sistem Ar Drone Pengikut Garis Menggunakan Algoritma Progressive Probabilistic Hough Transform

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Sistem Ar Drone Pengikut Garis Menggunakan Algoritma Progressive Probabilistic Hough Transform"

Transkripsi

1 Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: X Vol. 2, No. 9, September 2018, hlm Sistem Ar Drone Pengikut Garis enggunakan Algoritma Progressive Probabilistic Hough Transform Achmad Baichuni Zain 1, Gembong Edhi Setyawan 2, Hurriyatul Fitriyah 3 Program Studi Teknik Informatika, 1 zainachmad13@gmail.ac.id, 2 gembong@ub.ac.id, 3 hfitriyah@ub.ac.id Abstrak Quadcopter merupakan UAV yang memiliki empat buah baling-baling motor yang digunakan sebagai penggeraknya. Untuk menerbangkannya dapat dikontrol menggunakan smartphone atau remote control tetapi dengan keahlian khusus. Berdasarkan permasalahan tersebut maka perlu dikembangkan agar quadcopter bergerak otomatis mengikuti suatu objek. Sistem yang dibuat pada penelitian ini quadcopter akan mendeteksi dan mengikuti sebuah garis berwarna hitam secara otomatis. Sehingga pada penelitian ini menggunakan pengolahan citra digital. Dalam pengolahan citra digital menggunakan canny detection dan progressive probabilistic hough transform. Quadcopter yang digunakan dalam penelitian ini adalah Parrot Ar.Drone 2.0. Dari hasil pengujian yang telah dilakukan diperoleh nilai HSV dari masing-masing parameter yaitu Hue dengan nilai minimal = 0 dan nilai maksimal = 180, Saturation dengan nilai minimal = 0 dan nilai maksimal = 255, dan Value dengan nilai minimal = 0 dan nilai maksimal = 10. Sedangkan ukuran frame yang digunakan untuk mendeteksi adalah 330*240 pixel. Untuk presentase ketepatan gerakan yang berhasil dilakukan quadcopter saat mengikuti garis secara otomatis sebesar 100%. Untuk delay yang dihasilkan sistem ini pada saat garis terdeteksi sampai quadcopter bergerak mengikuti garis adalah sebesar 0,22 detik. Sedangkan untuk pengujian ketinggian didapatkan hasil bahwa ketinggian minimal yang bisa terdeteksi adalah 80 cm dan ketinggian maksimal adalah 230 cm. Kata kunci: Garis, Pengolahan Citra, Hough Transform, Quadcopter Abstract Quadcopter is UAV which has four motorcycle propellers used to move it. We can control quadcopter with smartphone or remote control while it is flying, but with a particular skill. Based on the issues, quadcopter should be developed in order to move and follow an object automatically. Quadcopter will detect and follow a black line directly. In this research, we use digital image processing that use canny detection and progressive probabilistic hough transform. Parrot AR Drone 2.0 is used in this research of quadcopter. Based on the result of research, it obtains the point of HSV from each parameter that is Hue with minimum point = 0 and maximum point = 180, Saturation with minimum point = 0 and maximum point = 255, and Value with minimum point = 0 and maximum point = 10. While the measure of frame used for detecting is 330*240 pixel and the percentage of precision of motion is 100 %. The system produces a delay that follows the line in the detected line to quadcopter and the point is 0,22 second. While altitude testing obtain the result that minimum high can be detected is 80 cm and maximum high is 230 cm. Keywords: Line, Image Processing, Hough Transform, Quadcopter 1. PENDAHULUAN Pada beberapa tahun belakangan quadcopter atau lebih dikenal dengan sebutan drone mulai digemari di Indonesia. Biasanya digunakan untuk hiburan atau digunakan oleh beberapa instansi atau lembaga untuk berbagai acara yang membutuhkan quadcopter. Untuk dapat menerbangkan quadcopter sesuai keinginan dari pengguna dapat menggunakan remote control yang menggunakan transmisi gelombang radio atau Wi-Fi. Selain menggunakan remote control, quadcopter juga bisa dikendalikan menggunakan smartphone atau joystick. Namun untuk mengendalikannya perlu proses belajar Fakultas Ilmu Komputer Universitas Brawijaya 2965

2 Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 2966 yang relatif lama serta keahlian khusus. Dengan permasalahan tersebut dapat dikembangkan dengan menerbangkan quadcopter secara otomatis mengikuti sebuah objek menggunakan pengolahan citra. Pengolahan citra digital dapat digunakan sebagai navigasi pada quadcopter dalam mengikuti sebuah objek. Dengan menggunakan pengolahan citra nantinya quadcopter akan berjalan secara otomatis mengikuti objek yang dideteksi. Dengan berjalan secara otomatis diharapkan pengguna dapat mengendalikan quadcopter tanpa perlu menggunakan smartphone atau yang lainnya. Pada penelitian ini dilakukan implementasi pengolahan citra pada kamera quadcopter. Untuk quadcopter yang digunakan adalah Parrot AR.Drone. Pemilihan parrot AR.Drone dikarenakan quadcopter jenis ini merupakan salah satu quadcopter yang telah memiliki built in camera sehingga tidak diperlukan kamera tambahan. Selain itu quadcopter ini bersifat open source sehingga pengambilan datanya menjadi lebih cepat. Untuk pengolahan citra menggunakan algoritme progressive probabilistic hough transform. Sebelum diolah dengan algoritme tersebut awalnya garis akan dideteksi menggunakan dengan model warna HSV, setelah itu mendeteksi tepi dengan canny edge detection. Penelitian menggenai quadcopter menggunakan pengolahan citra digital juga pernah dilakukan oleh Boudjit (2015) yang membahas mengenai deteksi dan implementasi autonomi pelacakan target dengan quadcopter. Penelitian ini berhasil membuat quadcopter mengikuti sebuah garis lurus yang telah di buat sebelumnya dengan memanfaatkan citra digital. Penelitian tersebut hanya mengikuti garis lurus saja tidak ada garis yang berbelok. Penelitian lain yang juga menjadi dasar penelitian ini yang berkaitan dengan deteksi garis yang dilakukan oleh Brandao (2015). Pada penelitian tersebut quadcopter mengikuti sungai yang di jadikan sebagai garis lurus. Algoritme yang digunakan mampu menentukan posisi dan perbatasan dari saluran air. Algoritme yang digunakan juga bergantung pada kontras dari objek untuk mendeteksi garis. Adanya bayangan juga mempengaruhi kinerja dari algortime. Selama percobaan yang dilakukan bayangan batang pohon akan memiliki pengaruh penting saat terlihat dalam kamera. Berdasarkan kedua penelitian tersebut maka penelitian ini akan menggunakan garis dengan warna hitam yang nantinya dideteksi. Kemudian garis yang digunakan adalah garis lurus dan garis berbelok. 2. PERGERAKAN QUADCOPTER enurut Kusuma, Effendi, dan Iskandar (2012) quadcopter memiliki empat buah motor yang berbentuk menyilang. Dengan terdapatnya motor yang memiliki baling-baling pada masingmasing ujung kerangka akan membuat aliran udara yang menghasilkan tekanan ke arah bawah sehingga timbul gaya angkat pada quadcopter. Quadcopter memiliki empat pergerakan yaitu roll (gerakan ke kiri dan kanan searah sumbu y), pitch (gerakan ke depan dan belakang searah sumbu x), gaz (gerakan ke atas dan bawah searah sumbu z), serta yaw (gerakan berputar ke kiri dan kanan yang berotasi pada sumbu z ). Untuk pergerakan secara detailnya bisa dilihat pada Gambar 1. Gambar 1. Koordinat pada quadcopter 3. PERANCANGAN DAN IPLEENTASI Untuk tahap perancangan dan implementasi pada penelitian ini dibagi menjadi tiga tahapan secara beruntun yaitu komunikasi sistem, deteksi garis, dan pergerakan quadcopter. Gambar 2. Tahapan Perancangan dan Implementasi Sistem

3 Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer Komunikasi Sistem Alur komunikasi pada sistem ini diperlihatkan pada Gambar 3. Pertama pengguna akan melakukan konfigurasi ke komputer seperti menjalankan program. Kemudian komputer dan quadcopter akan dihubungkan menggunakan komunikasi Wi-Fi. Setelah komputer dan quadcopter terhubung, quadcopter akan mengirimkan data navigasi berupa data kamera. Setelah data dikirim ke komputer kemudian pengguna bisa melihat data kamera dari quadcopter. Langkah selanjutnya pengguna melakukan perintah takeoff untuk menerbangkan quadcopter. Setelah quadcopter terbang akan membaca garis. Kemudian quadcopter akan mengirimkan data navigasi berupa data kamera, ketinggian, dan kecepatan. Setelah data dikirim pengguna bisa melihat data dari quadcopter dan bisa melihat quadcopter terbang mengikuti garis. Gambar 4. Alur pendeteksian garis Gambar 3. Alur komunikasi pada sistem 3.2. Deteksi Garis Untuk perancangan dan implementasi deteksi garis diperlukan data kamera dari quadcopter sebagai input. Setelah mendapatkan data kamera kemudian akan dilakukan beberapa proses. Untuk proses yang dilakukan bisa dilihat pada Gambar 4. Seperti pada Gambar 4 setelah mendapatkan data kamera dari quadcopter akan dilakukan proses mendeteksi tepi dari garis. Untuk mendeteksi tepi menggunakan canny edge detection. Kemudian setelah mendapatkan tepi garis akan dilakukan proses selanjutnya yaitu menghilangkan noise dari tepi yang sudah terdeteksi. Untuk menghilangkan noise ini menggunakan progressive probabilistic hough transform. Setelah dilakukan pendeteksian tepi akan dihasilkan garis yang nantinya akan digunakan. Langkah selanjutnya dilakukan perubahan warna pixel dari RGB ke HSV dikarenakan garis yang terdeteksi pada warna RGB masih terdapat noise sehingga harus diubah ke warna HSV. Warna yang digunakan untuk mendeteksi garis adalah warna hitam. Untuk warna hitam menggunakan nilai HSV pada masing-masing parameter yaitu Hue dengan nilai minimal = 0 dan nilai maksimal = 180, Saturation dengan nilai minimal = 0 dan nilai maksimal = 255, dan Value dengan nilai minimal = 0 dan nilai maksimal = 10. Setelah itu dilakukan pembacaan garis berdasarkan koordinat garis berada. Setelah semua proses selesai dilakukan maka hasil yang didapatkan akan ditampilkan dalam sebuah frame. Ukuran frame yang digunakan adalah 330*240 pixel. Ukuran ini paling pas digunakan karena proses yang dilakukan dalam mendeteksi garis cukup cepat dan garis terdeteksi secara penuh. Dengan menggunakan ukuran frame 330*240 pixel dapat mempermudah dalam proses mendeteki garis dikarenakan frame akan dibagi lagi menjadi beberapa bagian. Dalam pembagian frame menggunakan Persamaan 1 untuk pembagian pada sumbu x dan Persamaan 2 untuk pembagian pada sumbu y. pembagian sumbu x = sumbu x 3 (1)

4 Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 2968 pembagian sumbu y = sumbu y 2 (2) Berdasarkan Persamaan 1 pada sumbu x akan dibagi menjadi 3 bagian, masing-masing bagian mempunyai ukuran 110 pixel. Sedangkan berdasarkan Persamaan 2 pada sumbu y akan dibagi menjadi 2 bagian, masing-masing bagian mempunyai ukuran 120 pixel. Sehingga pada sumbu x dibagi dengan range (C), range (D), dan range (E). Sedangkan pada sumbu y dibagi dengan range (B) dan range (A). Untuk pembagian lebih jelaskan bisa dilihat pada Gambar 5. jelasnya bisa dilihat pada Gambar 6 (c). Gambar 6. Area pendeteksian gerakan quadcopter Gambar 5. Area pendeteksian 3.3. Pergerakan Quadcopter Dalam perancangan dan implementasi pergerakan dari quadcopter dilakukan pembacaan garis berdasarkan koordinat yang didapatkan dari area pendeteksian garis. Untuk lebih jelasnya letak dari pergerakan quadcopter bisa dilihat pada Gambar 6. Quadcopter akan bergerak maju ketika dengan sumbu x koordinat dan sumbu y dengan sumbu x pada koordinat dan jelasnya bisa dilihat pada Gambar 6 (a). Quadcopter akan bergeser ke kiri ketika dengan sumbu x koordinat dan sumbu y dengan sumbu x pada koordinat dan jelasnya bisa dilihat pada Gambar 6 (b). Quadcopter akan bergeser ke kanan ketika dengan sumbu x koordinat dan sumbu y dengan sumbu x pada koordinat dan Quadcopter akan berputar ke kiri ketika dengan sumbu x koordinat dan sumbu y dengan sumbu x pada koordinat dan jelasnya bisa dilihat pada Gambar 6 (d). Quadcopter akan berputar ke kanan ketika dengan sumbu x koordinat dan sumbu y dengan sumbu x pada koordinat dan jelasnya bisa dilihat pada Gambar 6 (e). Quadcopter akan hover atau tidak bergerak ketika tidak ada garis yang terdeteksi baik itu pada bagian A maupun bagian B. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada Gambar 6 (f). 4. PENGUJIAN DAN HASIL Untuk menguji performa dan akurasi dari sistem ini, maka akan dilakukan 5 jenis pengujian yaitu pengujian nilai HSV, pengujian ukuran frame, pengujian ketepatan deteksi garis dengan beragam kecepatan, pengujian waktu sistem (delay), dan pengujian ketinggian Hasil Pengujian Nilai HSV Pengujian nilai HSV dilakukan untuk mendapatkan nilai HSV dari warna hitam yang paling akurat untuk digunakan mendeteksi garis.

5 Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 2969 Untuk melakukan pengujian ini dengan menggunakan kamera dari quadcopter tanpa menerbangkan quadcopter-nya. Dengan merubah nilai-nilai HSV akan terlihat garis sudah terdeteksi atau belum. Tabel 1. Hasil pengujian nilai HSV No Nilai Hue in a x Nilai Saturation in ax Nilai Value in ax Ketera ngan TD TD TD TD TD T 50% T 80% T 100% TD TD Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan sebanyak 10 kali dengan nilai HSV yang berbeda-beda seperti yang terlihat pada Tabel 1 dengan keterangan TD adalah tidak terdeteksi sedangkan T adalah terdeteksi. Didapatkan hasil bahwa nilai yang bisa mendeteksi dengan akurat yaitu parameter Hue dengan nilai minimal = 0 dan nilai maksimal = 180, parameter Saturation dengan nilai minimal = 0 dan nilai maksimal = 255, dan parameter Value dengan nilai minimal = 0 dan nilai maksimal = Hasil Pengujian Ukuran Frame Pengujian ukuran frame digunakan untuk mengetahui ukuran dari frame yang akan digunakan mendeteksi garis. Untuk melakukan pengujian ini dengan menerbangkan quadcopter. Diuji dengan beberapa ukuran frame yang berbeda-beda sehingga akan didapatkan ukuran yang paling sesuai untuk mendeteksi garis. Gambar 7. Hasil pengujian ukuran frame Setelah melakukan pengujian mendeteksi garis dengan ukuran frame yang berbeda-beda seperti pada Gambar 7, didapatkan hasil bahwa ukuran yang paling sesuai digunakan untuk mendeteksi garis adalah ukuran 330*240 pixel seperti pada Gambar 7 (b). Ukuran ini bisa mendeteksi secara akurat dan proses yang dilakukan juga cepat. Sedangkan untuk ukuran 600*300 pixel seperti pada Gambar 7 (a) terlalu besar sehingga proses untuk mendeteksi garis cukup lama dan ukuran 200*150 pixel seperti pada Gambar 7 (c) terlalu kecil sehingga proses untuk mendeteksi garis terlalu cepat dan garis yang terdeteksi tidak menyeluruh Hasil Pengujian Ketepatan Deteksi Garis Dengan Beragam Kecepatan Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui quadcopter sudah berjalan sesuai dengan garis yang terdeteksi dengan kecepatan yang berdedabeda. Pada pengujian gerak maju, quadcopter akan bergerak maju ketika garis yang terdeteksi berada di frame yang tengah seperti pada Gambar 8 (a). Pada pengujian geser kiri, quadcopter akan bergeser ke kiri ketika garis yang terdeteksi berada di frame yang kiri seperti pada Gambar 8 (b). Pada pengujian geser kanan, quadcopter akan bergeser ke kanan ketika garis yang terdeteksi berada di frame yang kanan seperti pada Gambar 8 (c).

6 Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 2970 gerakan berdasarkan garis yang terdeteksi pada kecepatan 0,6 m/s. Sedangkan pada kecepatan 0,9 m/s, 1,2 m/s, 1,5 m/s, dan 1,8 m/s tidak berhasil melakukan gerakan berputar ke kiri dan berputar ke kanan karena quadcopter bergerak cepat sehingga melewati garis yang telah dibuat Hasil Pengujian Delay Sistem Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa baik performa dari sistem pendeteksi garis yang telah dibuat dengan melihat seberapa besar delay yang terjadi saat garis terdeteksi sampai quadcopter bergerak mengikuti garis. Untuk mengetahui waktu delay tersebut dengan akurat, maka dilakukan dengan melihat selisih waktu antara quadcopter dalam keadaan stabil dengan saat sudah mulai berjalan. Untuk mengetahui selisih waktu yang akurat, maka akan dilakukan perekaman navdata dengan menggunakan rqt plot. Tabel 3 Hasil pengujian delay sistem Gambar 8. Gerakan quadcopter Pada pengujian berputar ke kiri, quadcopter akan berputar ke kiri ketika garis yang terdeteksi berada di antara frame yang tengah dan kiri seperti pada Gambar 8 (d). Pada pengujian berputar ke kanan, quadcopter akan berputar ke kanan ketika garis yang terdeteksi berada di antara frame yang tengah dan kanan seperti pada Gambar 8 (e). Pada pengujian hover, quadcopter akan hover ketika tidak ada garis yang terdeteksi seperti pada Gambar 8 (f). Tabel 2 Hasil pengujian ketepatan gerakan Gerakan Kecepatan (m/s) 0,6 0,9 1,2 1,5 1,8 Gerak maju 100% 100% 100% 100% 100% Geser kiri 100% 100% 100% 100% 100% Geser kanan Berputar ke kiri Berputar ke kanan 100% 100% 100% 100% 100% 100% 0% 0% 0% 0% 100% 0% 0% 0% 0% Hover 100% 100% 100% 100% 100% Dari pengujian yang telah dilakukan didapatkan hasil seperti pada Tabel 2. Quadcopter berhasil bergerak mengikuti semua Gerakan Gerak maju Geser kiri Geser Kanan Berputar ke kiri Berputar ke kanan Hasil Delay (detik) Pengujian ke Ratarata (detik) 0,1 0,17 0,30 0,34 0,07 0,19 0,11 0,22 0,64 0,61 0,51 0,41 0,05 0,18 0,19 0,21 0,31 0,18 0,13 0,18 0,08 0,20 0,16 0,15 0,09 0,05 0,14 0,06 0,18 0,21 Total delay sistem 0,22 Setelah melakukan pengujian terhadap delay sistem pada setiap gerakan sebanyak 5 kali, didapat hasil delay seperti pada Tabel 3. Besar dari delay sistem ini diperoleh dari menghitung selisih waktu pada saat quadcopter dalam keadaan hover sampai quadcopter mulai bergerak. Perhitungan delay total didapat dari nilai rata-rata pada keseluruhan percobaan yang telah dilakukan. Sehingga didapat delay pada sistem ini sebesar 0,22 detik Hasil Pengujian Ketinggian Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa rendah dan tinggi quadcopter bisa mendeteksi garis. Untuk melakukan pengujian ini dengan menerbangkan quadcopter dan mengatur ketinggian yang berbeda-beda.

7 Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 2971 Ketinggian Tabel 4 Hasil pengujian ketinggian Hasil Keberhasilan Pengujian ke Presentase Keberhasilan 80 cm 100% 90 cm 100% 110 cm 100% 130 cm 100% 150 cm 100% 170 cm 100% 190 cm 100% 210 cm 100% 230 cm 100% 240 cm 0% 250 cm 0% Setelah melakukan pengujian ketinggian dengan ketinggian yang berbeda-beda sebanyak lima kali pada setiap ketinggian, didapat hasil seperti Tabel 4. Tanda ( ) merupakan tanda pengujian berhasil, sedangkan tanda ( ) merupakan tanda pengujian tidak berhasil. Dari hasil tersebut quadcopter dapat bergerak mengikuti garis secara otomatis pada ketinggian lebih dari 80 cm sampai dengan kurang dari 230 cm. Sedangkan pada ketinggian 70 cm tidak bisa mengikuti garis dikarenakan quadcopter setelah takeoff akan berada pada ketinggian 80 cm secara default. Dan pada ketinggian 240 cm keatas juga tidak bisa mengikuti garis secara otomatis dikarenakan garis sudah semakin kecil sehingga sulit dideteksi oleh kamera quadcopter. 5. KESIPULAN Dari pengujian yang telah dilakukan terhadap sistem ini, maka diambil kesimpulan bahwa dalam pengujian nilai HSV didapatkan nilai dari masing-masing parameter yaitu parameter Hue dengan nilai minimal = 0 dan nilai maksimal = 180, parameter Saturation dengan nilai minimal = 0 dan nilai maksimal = 255, dan parameter Value dengan nilai minimal = 0 dan nilai maksimal = 10. Sedangkan pengujian ukuran frame didapatkan hasil bahwa ukuran yang paling sesuai digunakan untuk mendeteksi garis adalah ukuran 330*240 pixel. Setelah melakukan pengujian ketepatan gerakan dengan menggunakan kecepatan yang berbeda-beda, dihasilkan presentase ketepatan gerakan sebesar 100% pada kecepatan 0,6 m/s. Sedangkan pada kecepatan 0,9 m/s, 1,2 m/s, 1,5 m/s dan 1,8 m/s didapatkan presentase sebesar 60%. Sehingga lebih akurat menggunakan kecepatan 0,6 m/s dalam mengikuti garis, semua gerakan dapat berjalan sesuai dengan program. Kemudian untuk pengujian delay sistem didapatkan delay sebesar 0,09 detik. Pengujian yang terakhir yaitu pengujian ketinggian. Dalam pengujian ini didapatkan hasil bahwa ketinggian minimal quadcopter dapat mendeteksi dan mengikuti garis lebih dari 80 cm. Sedangkan ketinggian maksimal untuk mendeteksi dan mengikuti garis kurang dari 230 cm. DAFTAR PUSTAKA Boudjit, K. & Larbes, C., Detection and Implementation Autonomous Target Tracking with a Quadrotor AR.Drone. International Conference on Informatics in Control, Automation and Robotics (ICINCO), Volume 02, pp Brandao, A. S., artins, F. N. & Soneguetti, H. B., A Vision-based Line Following Strategy for an Autonomous UAV. International Conference on Informatics in Control, Automation and Robotics (ICINCO), Volume 02, pp Hadi, S. W., Setyawan, G. E. & aulana, R., Sistem Kendali Navigasi Ar.Drone Quadcopter Dengan Prinsip Natural. Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer (J-PTIIK), Volume 02, pp Hellmund, A.-., Wirges, S., Tas, O. S. & Bandera, C., Robot Operating System: A odular Software Framework. Research Center for Information Technology, pp Winarno, E. (2011). Aplikasi Deteksi Tepi pada Realtime Video enggunakan Algoritma Canny Detection. Teknologi Informasi DINAIK, Pallas, F. A., Setyawan, G. E. & Prasetio, B. H., Sistem Kendali Navigasi Quadcopter enggunakan Suara elalui Smartphone dan Arduino dengan etode Text Processing. Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer (J- PTIIK), Volume 02, pp

Sistem Kendali Navigasi Ar.Drone Quadcopter Dengan Prinsip Natural User Interface Menggunakan Microsoft Kinect

Sistem Kendali Navigasi Ar.Drone Quadcopter Dengan Prinsip Natural User Interface Menggunakan Microsoft Kinect Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: 2548-964X Vol. 2, No. 1, Januari 2018, hlm. 380-386 http://j-ptiik.ub.ac.id Sistem Kendali Navigasi Ar.Drone Quadcopter Dengan Prinsip

Lebih terperinci

Sistem Kendali Navigasi Quadcopter Menggunakan Suara Melalui Smartphone dan Arduino dengan Metode Text Processing

Sistem Kendali Navigasi Quadcopter Menggunakan Suara Melalui Smartphone dan Arduino dengan Metode Text Processing Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: 2548-964X Vol. 2, No. 2, Februari 2018, hlm. 732-738 http://j-ptiik.ub.ac.id Sistem Kendali Navigasi Quadcopter Menggunakan Suara Melalui

Lebih terperinci

Sistem Deteksi Warna pada Quadcopter Ar.Drone Menggunakan Metode Color Filtering Hue Saturation and Value (HSV)

Sistem Deteksi Warna pada Quadcopter Ar.Drone Menggunakan Metode Color Filtering Hue Saturation and Value (HSV) Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: 2548-964X Vol. 2, No. 9, September 2018, hlm. 3202-3207 http://j-ptiik.ub.ac.id Sistem Deteksi Warna pada Quadcopter Ar.Drone Menggunakan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang Parrot AR.Drone

PENDAHULUAN Latar Belakang Parrot AR.Drone PENDAHULUAN Latar Belakang UAV (Unmanned Aerial Vehicle) atau pesawat tanpa awak atau drone adalah sebuah mesin yang mampu terbang dan dikendalikan oleh pilot dari jarak jauh. Pergerakan UAV sendiri dipengaruhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Parrot AR. Drone

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Parrot AR. Drone BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Quadrotor merupakan salah satu jenis Unmanned Aerial Vehicle (UAV) atau pesawat tanpa awak yang memiliki empat buah baling-baling (rotor) yang biasa juga disebut quadcopter.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN UAV yang merupakan kepanjangan dari Unmanned Aerial Vehicles, atau dalam kata lain DRONE adalah tipe pesawat terbang yang beroperasi dengan sendirinya tanpa seorang

Lebih terperinci

Sistem Pendeteksi dan Pelacakan Bola dengan Metode Hough Circle Transform, Blob Detection, dan Camshift Menggunakan AR.Drone

Sistem Pendeteksi dan Pelacakan Bola dengan Metode Hough Circle Transform, Blob Detection, dan Camshift Menggunakan AR.Drone IJEIS, Vol.7, No.1, April 2017, pp. 1~12 ISSN: 2088-3714 1 Sistem Pendeteksi dan Pelacakan Bola dengan Metode Hough Circle Transform, Blob Detection, dan Camshift Menggunakan AR.Drone Elki Muhamad Pamungkas*

Lebih terperinci

Calyptra : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.4 No.2 (2015)

Calyptra : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.4 No.2 (2015) Estimasi Parameter Model Height-Roll-Pitch-Yaw AR Drone dengan Least Square Method Steven Tanto Teknik Elektro / Fakultas Teknik steventanto@gmail.com Agung Prayitno Teknik Elektro / Fakultas Teknik prayitno_agung@staff.ubaya.ac.id

Lebih terperinci

PENERAPAN GRABBER PADA OPTICAL FLOW UNTUK MENGGERAKKAN CURSOR MOUSE MENGGUNAKAN BOLPOIN

PENERAPAN GRABBER PADA OPTICAL FLOW UNTUK MENGGERAKKAN CURSOR MOUSE MENGGUNAKAN BOLPOIN PENERAPAN GRABBERPADA OPTICAL FLOWUNTUK MENGGERAKKAN CURSORMOUSEMENGGUNAKAN BOLPOIN PENERAPAN GRABBER PADA OPTICAL FLOW UNTUK MENGGERAKKAN CURSOR MOUSE MENGGUNAKAN BOLPOIN Anton Setiawan Honggowibowo,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi pesawat tanpa awak (english : Unmanned Aerial Vehicle disingkat UAV) sangat pesat. Diperkirakan UAV akan berkembang secara signifikan pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam melakukan pengambilan gambar di udara, banyak media yang bisa digunakan dan dengan semakin berkembangnya teknologi saat ini terutama dalam ilmu pengetahuan, membuat

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN 44 BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN 3.1 Analisa Analisa yang dilakukan terdiri dari : a. Analisa terhadap permasalahan yang ada. b. Analisa pemecahan masalah. 3.1.1 Analisa Permasalahan Pengenalan uang kertas

Lebih terperinci

SISTEM KONTROL GERAK SEDERHANA PADA ROBOT PENGHINDAR HALANGAN BERBASIS KAMERA DAN PENGOLAHAN CITRA

SISTEM KONTROL GERAK SEDERHANA PADA ROBOT PENGHINDAR HALANGAN BERBASIS KAMERA DAN PENGOLAHAN CITRA SISTEM KONTROL GERAK SEDERHANA PADA ROBOT PENGHINDAR HALANGAN BERBASIS KAMERA DAN PENGOLAHAN CITRA Dirvi Eko Juliando Sudirman 1) 1) Teknik Komputer Kontrol Politeknik Negeri Madiun Jl Serayu No. 84, Madiun,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang robotika pada saat ini berkembang dengan sangat cepat. Teknologi robotika pada dasarnya dikembangkan dengan tujuan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jalan raya adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas,

Lebih terperinci

MENENTUKAN KEPADATAN LALU LINTAS DENGAN PENGHITUNGAN JUMLAH KENDARAAN BERBASIS VIDEO PROCESSING

MENENTUKAN KEPADATAN LALU LINTAS DENGAN PENGHITUNGAN JUMLAH KENDARAAN BERBASIS VIDEO PROCESSING Powered by TCPDF (www.tcpdf.org) Tugas Akhir - 2009 MENENTUKAN KEPADATAN LALU LINTAS DENGAN PENGHITUNGAN JUMLAH KENDARAAN BERBASIS VIDEO PROCESSING Muahamd Syukur¹, Iwan Iwut Tritoasmoro², Koredianto Usman³

Lebih terperinci

DETEKSI MARKA JALAN DAN ESTIMASI POSISI MENGGUNAKAN MULTIRESOLUTION HOUGH TRANSFORM

DETEKSI MARKA JALAN DAN ESTIMASI POSISI MENGGUNAKAN MULTIRESOLUTION HOUGH TRANSFORM DETEKSI MARKA JALAN DAN ESTIMASI POSISI MENGGUNAKAN MULTIRESOLUTION HOUGH TRANSFORM Charles Edison Chandra; Herland Jufry; Sofyan Tan Computer Engineering Department, Faculty of Engineering, Binus University

Lebih terperinci

Implementasi Sistem Deteksi Slot Parkir Mobil Menggunakan Metode Morfologi dan Background Subtraction

Implementasi Sistem Deteksi Slot Parkir Mobil Menggunakan Metode Morfologi dan Background Subtraction Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: 2548-964X Vol. 2, No. 5, Mei 2018, hlm. 1954-1959 http://j-ptiik.ub.ac.id Implementasi Sistem Deteksi Slot Parkir Mobil Menggunakan Metode

Lebih terperinci

Implementasi OpenCV pada Robot Humanoid Pemain Bola Berbasis Single Board Computer

Implementasi OpenCV pada Robot Humanoid Pemain Bola Berbasis Single Board Computer Implementasi OpenCV pada Robot Humanoid Pemain Bola Berbasis Single Board Computer Disusun Oleh: Nama : Edwin Nicholas Budiono NRP : 0922004 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,, Jl. Prof.Drg.Suria

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dengan sistem robot tanpa awak yang dapat dikendalikan secara otomatis

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dengan sistem robot tanpa awak yang dapat dikendalikan secara otomatis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan Negara kepulauan dengan wilayah perairannya mencapai + 2/3 dari luas total wilayah Indonesia. Dengan memanfaatkan potensi wilayah tersebut banyak

Lebih terperinci

Realisasi Robot Yang Mengikuti Objek Bergerak Menggunakan Kamera Wireless via Wifi

Realisasi Robot Yang Mengikuti Objek Bergerak Menggunakan Kamera Wireless via Wifi Realisasi Robot Yang Mengikuti Objek Bergerak Menggunakan Kamera Wireless via Wifi M. Rifki.M / 0522043 E-mail : Croinkz@yahoo.co.id Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Jalan Prof. Drg. Suria Sumantri

Lebih terperinci

Aplikasi Tracking Object pada Sistem Web Streaming dengan Protokol TCP/IP sebagai Sistem Navigasi Mobile Robot Berbasis Mini PC

Aplikasi Tracking Object pada Sistem Web Streaming dengan Protokol TCP/IP sebagai Sistem Navigasi Mobile Robot Berbasis Mini PC Aplikasi Tracking Object pada Sistem Web Streaming dengan Protokol TCP/IP sebagai Sistem Navigasi Mobile Robot Berbasis Mini PC Awaluddhin Choliq Azis penyok1058@gmail.com Universitas Jember Widya Cahyadi

Lebih terperinci

PENGENDALIAN MOBILE ROBOT VISION MENGGUNAKAN WEBCAM PADA OBJEK ARAH PANAH BERBASIS RASPBERRY PI

PENGENDALIAN MOBILE ROBOT VISION MENGGUNAKAN WEBCAM PADA OBJEK ARAH PANAH BERBASIS RASPBERRY PI PENGENDALIAN MOBILE ROBOT VISION MENGGUNAKAN WEBCAM PADA OBJEK ARAH PANAH BERBASIS RASPBERRY PI Kukuh Darmawan Setyanto kukuhdarmawan.s@gmail.com Universitas Jember Ike Fibriani, S.T, M.T. ik3fibriani.teknik@gmail.com

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN LITERATUR...

BAB II KAJIAN LITERATUR... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... ii HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI... iii SURAT PERNYATAAN KARYA ASLI TUGAS AKHIR... iv HALAMAN PERSEMBAHAN... v KATA PENGANTAR... vi ABSTRAK...

Lebih terperinci

Pendeteksian Arah Jalan pada Gps Googlemaps sebagai Navigasi Mobil Tanpa Pengemudi

Pendeteksian Arah Jalan pada Gps Googlemaps sebagai Navigasi Mobil Tanpa Pengemudi JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F 201 Pendeteksian Arah Jalan pada Gps Googlemaps sebagai Navigasi Mobil Tanpa Pengemudi Hendijanto Dian Pradikta dan Arif Wahyudi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tracking obyek. Pada penelitian tugas akhir ini, terdapat obyek berupa bola. Gambar 3.1. Blok Diagram Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. tracking obyek. Pada penelitian tugas akhir ini, terdapat obyek berupa bola. Gambar 3.1. Blok Diagram Penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam pengerjaan Tugas Akhir ini adalah studi literatur, pembuatan program serta melakukan deteksi dan tracking obyek. Pada

Lebih terperinci

PAINTING AIRBRUSH DESIGNED USING CANNY ADGE DETECTION METHOD

PAINTING AIRBRUSH DESIGNED USING CANNY ADGE DETECTION METHOD Muhammad, Perancangan Painting Air Brush 21 PERANCANGAN PAINTING AIR BRUSH MENGGUNAKAN METODE CANNY ADGE DETECTION Mar i Muhammad (1), Harianto (2), (1), (2) Program Studi S1 Sistem Komputer, Sekolah Tinggi

Lebih terperinci

SISTEM PENJEJAK POSISI OBYEK BERBASIS UMPAN BALIK CITRA

SISTEM PENJEJAK POSISI OBYEK BERBASIS UMPAN BALIK CITRA SISTEM PENJEJAK POSISI OBYEK BERBASIS UMPAN BALIK CITRA Syahrul 1, Andi Kurniawan 2 1,2 Jurusan Teknik Komputer, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer, Universitas Komputer Indonesia Jl. Dipati Ukur No.116,

Lebih terperinci

Elvin Nur Afian, Rancang Bangun Sistem Navigasi Kapal Laut berbasis pada Image Processing metode Color Detection

Elvin Nur Afian, Rancang Bangun Sistem Navigasi Kapal Laut berbasis pada Image Processing metode Color Detection RANCANG BANGUN SISTEM NAVIGASI KAPAL LAUT BERBASIS PADA IMAGE PROCESSING DENGAN METODE COLOR DETECTION (DESIGN OF SHIPS NAVIGATION SYSTEM BASED ON IMAGE PROCESSING WITH COLOR DETECTION METHOD ) 1 Elvin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Perkembangan perangkat human-robot interaction (HRI) dalam waktu ke waktu semaking pesat. Seperti seorang peneliti nyatakan dalam sebuah makalah, yaitu Sanna dkk.

Lebih terperinci

PENGENDALIAN MOBILE ROBOT VISION MENGGUNAKAN WEBCAM PADA OBJEK ARAH PANAH BERBASIS RASPBERRY PI

PENGENDALIAN MOBILE ROBOT VISION MENGGUNAKAN WEBCAM PADA OBJEK ARAH PANAH BERBASIS RASPBERRY PI PENGENDALIAN MOBILE ROBOT VISION MENGGUNAKAN WEBCAM PADA OBJEK ARAH PANAH BERBASIS RASPBERRY PI Kukuh Darmawan Setyanto kukuhdarmawan.s@gmail.com Universitas Jember Ike Fibriani, S.T, M.T. ikfibriani.teknik@gmail.com

Lebih terperinci

ABSTRAK Robovision merupakan robot yang memiliki sensor berupa indera penglihatan seperti manusia. Untuk dapat menghasilkan suatu robovision, maka

ABSTRAK Robovision merupakan robot yang memiliki sensor berupa indera penglihatan seperti manusia. Untuk dapat menghasilkan suatu robovision, maka ABSTRACT Robovision is a robot that has a sensor in the form of the human senses such as vision. To be able to produce a robovision, it is necessary to merge the technologies of robotics and computer vision

Lebih terperinci

DETEKSI PERSIMPANGAN DAN BELOKAN PADA LINTASAN DI DEPAN ROBOT LINE FOLLOWER DENGAN KAMERA

DETEKSI PERSIMPANGAN DAN BELOKAN PADA LINTASAN DI DEPAN ROBOT LINE FOLLOWER DENGAN KAMERA DETEKSI PERSIMPANGAN DAN BELOKAN PADA LINTASAN DI DEPAN ROBOT LINE FOLLOWER DENGAN KAMERA Angga Setiawan Universitas Bina Nusantara, Jalan Syahdan No. 9, Jakarta, 11480, 021-534 5830 rezabudan@yahoo.com,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN BAB 1. 1.1 Latar Belakang Gerak terbang pada pesawat tanpa awak atau yang sering disebut Unmanned Aerial Vehicle (UAV) ada berbagais macam, seperti melayang (hovering), gerak terbang

Lebih terperinci

DENGAN MENGENDALIKAN RADIO CONTROL

DENGAN MENGENDALIKAN RADIO CONTROL PENJEJAKAN SET POINT DENGAN MENGENDALIKAN RADIO CONTROL HELIKOPTER (RC HELI) MENGGUNAKAN VISION SENSOR CMUCam2+ Disusun Oleh: Nama : Ivan Winarta NRP : 0522009 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

PENERAPAN HAND MOTION TRACKING PENGENDALI POINTER PADA VIRTUAL MOUSE DENGAN METODE OPTICAL FLOW

PENERAPAN HAND MOTION TRACKING PENGENDALI POINTER PADA VIRTUAL MOUSE DENGAN METODE OPTICAL FLOW PENERAPAN HAND MOTION TRACKING PENGENDALI POINTER PADA VIRTUAL MOUSE DENGAN METODE OPTICAL FLOW Reza Umami 1*, Irawan Hadi 1, Irma Salamah 1 1 Jurusan Teknik Elektro Program Studi Teknik Telekomunikasi

Lebih terperinci

Rancang Bangun Sistem Takeoff Unmanned Aerial Vehicle Quadrotor Berbasis Sensor Jarak Inframerah

Rancang Bangun Sistem Takeoff Unmanned Aerial Vehicle Quadrotor Berbasis Sensor Jarak Inframerah JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1 (Sept. 2012) ISSN: 2301-9271 F-50 Rancang Bangun Sistem Takeoff Unmanned Aerial Vehicle Quadrotor Berbasis Sensor Jarak Inframerah Bardo Wenang, Rudy Dikairono, ST., MT.,

Lebih terperinci

SISTEM KENDALI POSISI DAN KETINGGIAN TERBANG PESAWAT QUADCOPTER A S R U L P

SISTEM KENDALI POSISI DAN KETINGGIAN TERBANG PESAWAT QUADCOPTER A S R U L P SISTEM KENDALI POSISI DAN KETINGGIAN TERBANG PESAWAT QUADCOPTER A S R U L P2700213428 PROGRAM PASCASARJANA PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2014 ii DRAFT PROPOSAL JUDUL Sistem

Lebih terperinci

4.1 Pengujian Tuning Pengontrol PD

4.1 Pengujian Tuning Pengontrol PD BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Pada bab ini akan membahas mengenai pengujian dan analisa dari sistem yang dibuat, yaitu sebagai berikut : 4.1 Pengujian Tuning Pengontrol PD Prinsip kerja dari perancangan

Lebih terperinci

RIZKAR FEBRIAN. 1, SUWANDI 2, REZA FAUZI I. 3. Abstrak

RIZKAR FEBRIAN. 1, SUWANDI 2, REZA FAUZI I. 3. Abstrak PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM KENDALI PID PADA AUTONOMOUS MOVING FORWARD QUADCOPTER DESIGN AND IMPLEMENTATION OF PID CONTROL SYSTEM IN AUTONOMOUS MOVING FORWARD QUADCOPTER RIZKAR FEBRIAN. 1, SUWANDI

Lebih terperinci

DETEKSI DAN SEGMENTASI OTOMATIS DERET PADA CITRA METERAN AIR

DETEKSI DAN SEGMENTASI OTOMATIS DERET PADA CITRA METERAN AIR DETEKSI DAN SEGMENTASI OTOMATIS DERET PADA CITRA METERAN AIR Naser Jawas STIKOM Bali Jl. Raya Puputan, No.86, Renon, Denpasar, Bali Email: naser.jawas@gmail.com ABSTRAK Meter air adalah sebuah alat yang

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN II.1 Analisis Sistem Algoritma canny adalah salah satu operator yang digunakan untuk deteksi tepi pada citra, Operator ini mirip seperti operator sobel. Aloritma canny

Lebih terperinci

Bab IV. Pengujian dan Analisis

Bab IV. Pengujian dan Analisis Bab IV. Pengujian dan Analisis IV.1. Jangkauan Telemetri dan Kalibrasi Kamera a. Jangkauan Telemetri Pengukuran jangkauan telemetri di ruang terbuka dilakukan dengan menempatkan pemancar RF di jendela

Lebih terperinci

Pengenalan Benda di Jalan Raya dengan Metode Kalman Filter. Roslyn Yuniar Amrullah

Pengenalan Benda di Jalan Raya dengan Metode Kalman Filter. Roslyn Yuniar Amrullah Pengenalan Benda di Jalan Raya dengan Metode Kalman Filter Roslyn Yuniar Amrullah 7406040026 Abstrak Computer Vision merupakan disiplin ilmu perpanjangan dari pengolahan citra digital dan kecerdasan buatan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi di dunia telah mengalami kemajuan yang sangat pesat, terutama di bidang robotika. Saat ini robot telah banyak berperan dalam kehidupan manusia. Robot adalah

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI & EVALUASI

BAB IV IMPLEMENTASI & EVALUASI BAB IV IMPLEMENTASI & EVALUASI Pada bab ini membahas tentang bagaimana cara mengimplementasikan dan pengambilan data serta melakukan evaluasi terhadap data-data yang sudah didapatkan. Pertama disini digunakan

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI UNTUK MENDETEKSI UANG LOGAM DENGAN METODE EUCLIDEAN

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI UNTUK MENDETEKSI UANG LOGAM DENGAN METODE EUCLIDEAN Jurnal Teknik Informatika Vol. 1 September 2012 1 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI UNTUK MENDETEKSI UANG LOGAM DENGAN METODE EUCLIDEAN Wahyu Saputra Wibawa 1, Juni Nurma Sari 2, Ananda 3 Program Studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Internasional Batam

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Internasional Batam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesawat terbang model UAV (Unmanned Aerial Vehicle) telah berkembang dengan sangat pesat dan menjadi salah satu area penelitian yang diprioritaskan. Beberapa jenis

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PENTERJEMAH KODE ISYARAT TANGAN MENGGUNAKAN ANALISIS DETEKSI TEPI PADA ARM 11 OK6410B

IMPLEMENTASI PENTERJEMAH KODE ISYARAT TANGAN MENGGUNAKAN ANALISIS DETEKSI TEPI PADA ARM 11 OK6410B IMPLEMENTASI PENTERJEMAH KODE ISYARAT TANGAN MENGGUNAKAN ANALISIS DETEKSI TEPI PADA ARM 11 OK6410B Heri Setiawan, Iwan Setyawan, Saptadi Nugroho IMPLEMENTASI PENTERJEMAH KODE ISYARAT TANGAN MENGGUNAKAN

Lebih terperinci

SISTEM KAMERA DENGAN PAN-TILT TRIPOD OTOMATIS UNTUK APLIKASI FOTOGRAFI

SISTEM KAMERA DENGAN PAN-TILT TRIPOD OTOMATIS UNTUK APLIKASI FOTOGRAFI SISTEM KAMERA DENGAN PAN-TILT TRIPOD OTOMATIS UNTUK APLIKASI FOTOGRAFI Jourdan Septiansyah Efflan NRP. 2209100084 Dosen Pembimbing Ronny Mardiyanto, ST.,MT.,Ph.D. Ir. Djoko Purwanto,M.Eng.,Ph.D. JURUSAN

Lebih terperinci

OPTIMASI ALGORITMA IDENTIFIKASI STRABISMUS

OPTIMASI ALGORITMA IDENTIFIKASI STRABISMUS OPTIMASI ALGORITMA IDENTIFIKASI STRABISMUS PADA MATA MANUSIA BERBASIS IMAGE PROCESSING DENGAN EUCLIDEAN DISTANCE PADA SISTEM MEKANIKAL AUTOMATED OPTICAL INSPECTION (AOI) AHMAD RIFA I RIF AN NRP. 2106 100

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam kehidupan manusia. Perkembangan robot dari zaman ke zaman terus

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam kehidupan manusia. Perkembangan robot dari zaman ke zaman terus BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teknologi robotika di masa sekarang sudah menjadi bagian penting dalam kehidupan manusia. Perkembangan robot dari zaman ke zaman terus meningkat dengan sangat

Lebih terperinci

JURUSAN TEKNIK KOMPUTER POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA 2014

JURUSAN TEKNIK KOMPUTER POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA 2014 IMPLEMENTASI PID KONTROL UNTUK MENGONTROL KESTABILAN POSISI QUADCOPTER GUNA MENGIDENTIFIKASI OBJEK DARI KETINGGIAN MAKSIMAL 6 METER Laporan Akhir Laporan Akhir ini disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan

Lebih terperinci

Pengenalan Plat Nomor Mobil Menggunakan Metode Learning Vector Quantization

Pengenalan Plat Nomor Mobil Menggunakan Metode Learning Vector Quantization Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: 2548-964X Vol. 2, No. 3, Maret 2018, hlm. 1313-1317 http://j-ptiik.ub.ac.id Pengenalan Plat Nomor Mobil Menggunakan Metode Learning Vector

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA. Unmanned Surface Vehicle (USV) atau Autonomous Surface Vehicle (ASV)

2 TINJAUAN PUSTAKA. Unmanned Surface Vehicle (USV) atau Autonomous Surface Vehicle (ASV) 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Unmanned Surface Vehicle (USV) Unmanned Surface Vehicle (USV) atau Autonomous Surface Vehicle (ASV) merupakan sebuah wahana tanpa awak yang dapat dioperasikan pada permukaan air.

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN SISTEM. pada PC yang dihubungkan dengan access point Robotino. Hal tersebut untuk

BAB IV PENGUJIAN SISTEM. pada PC yang dihubungkan dengan access point Robotino. Hal tersebut untuk BAB IV PENGUJIAN SISTEM Pengujian sistem yang dilakukan merupakan pengujian terhadap Robotino dan aplikasi pada PC yang telah selesai dibuat. Dimulai dari menghubungkan koneksi ke Robotino, menggerakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan teknologi mengubah setiap sendi kehidupan manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan teknologi mengubah setiap sendi kehidupan manusia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini perkembangan teknologi mengubah setiap sendi kehidupan manusia dan lingkungannya. Banyak dari teknologi itu yang berakibat buruk, digunakan untuk perang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebuah Unmanned Aerial Vehicle (UAV) merupakan pesawat tanpa awak yang dikendalikan dari jarak jauh atau diterbangkan secara mandiri yang dilakukan pemrograman terlebih

Lebih terperinci

ROBOT PENJEJAK RUANGAN DENGAN SENSOR ULTRASONIK DAN KENDALI GANDA MELALUI BLUETOOTH

ROBOT PENJEJAK RUANGAN DENGAN SENSOR ULTRASONIK DAN KENDALI GANDA MELALUI BLUETOOTH ROBOT PENJEJAK RUANGAN DENGAN SENSOR ULTRASONIK DAN KENDALI GANDA MELALUI BLUETOOTH Fathur Zaini Rachman 1*, Nur Yanti 2 1,2 Teknik Elektronika, Politeknik Negeri Balikpapan * e-mail : fozer85@gmail.com

Lebih terperinci

Perancangan dan Realisasi Robot Berbasis ROS (Robot Operating System) yang Dapat Mendekati Posisi Manusia dengan Sensor Visi 3D ABSTRAK

Perancangan dan Realisasi Robot Berbasis ROS (Robot Operating System) yang Dapat Mendekati Posisi Manusia dengan Sensor Visi 3D ABSTRAK Perancangan dan Realisasi Robot Berbasis ROS (Robot Operating System) yang Dapat Mendekati Posisi Manusia dengan Sensor Visi 3D Osgar Karsena (1122069) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Jl. Prof.

Lebih terperinci

Kendaraan Otonom Berbasis Kendali Teaching And Playback Dengan Kemampuan Menghindari Halangan

Kendaraan Otonom Berbasis Kendali Teaching And Playback Dengan Kemampuan Menghindari Halangan Kendaraan Otonom Berbasis Kendali Teaching And Playback Dengan Kemampuan Menghindari Halangan Aldilla Rizki Nurfitriyani 1, Noor Cholis Basjaruddin 2, Supriyadi 3 1 Jurusan Teknik Elektro,Politeknik Negeri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Internasional Batam

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Internasional Batam 1 BAB I PENDAHULUAN 1 Latar Belakang Aktifitas keseharian yang kerap dilakukan manusia tidak luput dari bantuan teknologi untuk memudahkan prosesnya. Salah satu teknologi yang akrab dan sering digunakan

Lebih terperinci

Pendaratan Otomatis Quadcopter AR Drone Menggunakan Metode Linear Quadratic Regulator (LQR)

Pendaratan Otomatis Quadcopter AR Drone Menggunakan Metode Linear Quadratic Regulator (LQR) Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: 2548-964X Vol. 1, No. 10, Oktober 2017, hlm. 1028-1035 http://j-ptiik.ub.ac.id Pendaratan Otomatis Quadcopter AR Drone Menggunakan Metode

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE HOUGH LINE TRANSFORM UNTUK MENDETEKSI PINTU RUANGAN MENGGUNAKAN KAMERA

PENERAPAN METODE HOUGH LINE TRANSFORM UNTUK MENDETEKSI PINTU RUANGAN MENGGUNAKAN KAMERA PENERAPAN METODE HOUGH LINE TRANSFORM UNTUK MENDETEKSI PINTU RUANGAN MENGGUNAKAN KAMERA ABSTRACT Syahri Muharom Jurusan Teknik Elektro Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya Jl. Arief Rachman Hakim, Klampis

Lebih terperinci

DETEKSI DAN REPRESENTASI FITUR MATA PADA SEBUAH CITRA WAJAH MENGGUNAKAN HAAR CASCADE DAN CHAIN CODE

DETEKSI DAN REPRESENTASI FITUR MATA PADA SEBUAH CITRA WAJAH MENGGUNAKAN HAAR CASCADE DAN CHAIN CODE DETEKSI DAN REPRESENTASI FITUR MATA PADA SEBUAH CITRA WAJAH MENGGUNAKAN HAAR CASCADE DAN CHAIN CODE Riandika Lumaris dan Endang Setyati Teknologi Informasi Sekolah Tinggi Teknik Surabaya riandika.lumaris@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi merupakan sebuah hal yang akan terus berkembang mengikuti jaman. Seiring perkembangan jaman,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi merupakan sebuah hal yang akan terus berkembang mengikuti jaman. Seiring perkembangan jaman, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi merupakan sebuah hal yang akan terus berkembang mengikuti jaman. Seiring perkembangan jaman, masyarakat selalu bergantung kepada teknologi, dikarenakan teknologi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengenalan Marka Jalan Marka jalan merupakan suatu penanda bagi para pengguna jalan untuk membantu kelancaran jalan dan menghindari adanya kecelakaan. Pada umumnya marka jalan

Lebih terperinci

DETEKSI KEBAKARAN BERBASIS WEBCAM SECARA REALTIME DENGAN PENGOLAHAN CITRA DIGITAL

DETEKSI KEBAKARAN BERBASIS WEBCAM SECARA REALTIME DENGAN PENGOLAHAN CITRA DIGITAL DETEKSI KEBAKARAN BERBASIS WEBCAM SECARA REALTIME DENGAN PENGOLAHAN CITRA DIGITAL Ari Sutrisna Permana 1, Koredianto Usman 2, M. Ary Murti 3 Jurusan Teknik Elektro - Institut Teknologi Telkom - Bandung

Lebih terperinci

pbab 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM APLIKASI uji coba terhadap program aplikasi pengenalan plat nomor kendaraan roda empat ini,

pbab 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM APLIKASI uji coba terhadap program aplikasi pengenalan plat nomor kendaraan roda empat ini, pbab 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM APLIKASI Bab ini berisi penjelasan tentang implementasi sistem meliputi kebutuhan perangkat lunak dan perangkat keras yang digunakan untuk melakukan perancangan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada skripsi ini dilakukan beberapa pengujian dan percobaan untuk mendapatkan hasil rancang bangun Quadcopter yang stabil dan mampu bergerak mandiri (autonomous). Pengujian

Lebih terperinci

Model Sistem Akses Tempat Parkir Berdasarkan Pengenalan Plat Nomor Kendaraan. Andry Jonathan ( )

Model Sistem Akses Tempat Parkir Berdasarkan Pengenalan Plat Nomor Kendaraan. Andry Jonathan ( ) Model Sistem Akses Tempat Parkir Berdasarkan Pengenalan Plat Nomor Kendaraan Andry Jonathan (1122041) Email: andry.jonathan1234@gmail.com Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Jl. Prof. Drg. Suria Sumantri

Lebih terperinci

PENGUKURAN GETARAN PADA POROS MODEL VERTICAL AXIS OCEAN CURRENT TURBINE (VAOCT) DENGAN METODE DIGITAL IMAGE PROCESSING

PENGUKURAN GETARAN PADA POROS MODEL VERTICAL AXIS OCEAN CURRENT TURBINE (VAOCT) DENGAN METODE DIGITAL IMAGE PROCESSING PRESENTASI TESIS (P3) PENGUKURAN GETARAN PADA POROS MODEL VERTICAL AXIS OCEAN CURRENT TURBINE (VAOCT) DENGAN METODE DIGITAL IMAGE PROCESSING HEROE POERNOMO 4108204006 LATAR BELAKANG Pengaruh getaran terhadap

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PERHITUNGAN KECEPATAN OBJEK BERGERAK BERBASIS WEBCAM DAN PENGOLAHAN CITRA DIGITAL

IMPLEMENTASI PERHITUNGAN KECEPATAN OBJEK BERGERAK BERBASIS WEBCAM DAN PENGOLAHAN CITRA DIGITAL Powered by TCPDF (www.tcpdf.org) Tugas Akhir - 2009 IMPLEMENTASI PERHITUNGAN KECEPATAN OBJEK BERGERAK BERBASIS WEBCAM DAN PENGOLAHAN CITRA DIGITAL Bambang Hermanto¹, Koredianto Usman², Iwan Iwut Tirtoasmoro³

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. misalnya teknologi elektronik dengan keluarnya smartphone ataupun gadget

I. PENDAHULUAN. misalnya teknologi elektronik dengan keluarnya smartphone ataupun gadget I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi, merupakan sebuah era dimana perkembangan taraf hidup manusia mengalami perkembangan yang semakin hari semakin pesat. Hal ini ditandai dengan semakin

Lebih terperinci

Kata kunci : citra, pendeteksian warna kulit, YCbCr, look up table

Kata kunci : citra, pendeteksian warna kulit, YCbCr, look up table Pendeteksian Warna Kulit berdasarkan Distribusi Warna YCbCr Elrica Pranata / 0422002 Email : cha_nyo2@yahoo.com Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Kristen Marantha Jalan Prof. Suria Sumantri

Lebih terperinci

Dr. Ir. Endra Pitowarno, M.Eng PENS-ITS. Seminar New Concept Robotics: Robot Vision 22 Februari 2007 Universitas Gunadarma - Jakarta.

Dr. Ir. Endra Pitowarno, M.Eng PENS-ITS. Seminar New Concept Robotics: Robot Vision 22 Februari 2007 Universitas Gunadarma - Jakarta. Endra Pitowarno 27 Inside the Robotic Vision Dr. Ir. Endra Pitowarno, M.Eng PENS-ITS Seminar New Concept Robotics: Robot Vision 22 Februari 27 Universitas Gunadarma - Jakarta Endra Pitowarno 27 Vision

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. DESKRIPSI ALAT Perhitungan benih ikan dengan image processing didasarkan pada luas citra benih ikan. Pengambilan citra menggunakan sebuah alat berupa wadah yang terdapat kamera

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang UAV (Unmanned Aerial Vehicle) atau biasa disebut pesawat tanpa awak saat ini sedang mengalami perkembangan yang sangat pesat di dunia. Penggunaan UAV dikategorikan

Lebih terperinci

bergerak lebih interaktif dalam memainkan game FPS. 1.2 Metode Penelitian Pada bagian ini dilakukan pengumpulan mengenai informasi-informasi yang berk

bergerak lebih interaktif dalam memainkan game FPS. 1.2 Metode Penelitian Pada bagian ini dilakukan pengumpulan mengenai informasi-informasi yang berk Sistem Antar Muka Senapan Pada Game First Person Shooter Menggunakan Deteksi Gerak Obyek Berbasis Computer Vision VIALLI HARDI Jurusan Sistem Komputer,Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi-Universitas

Lebih terperinci

Implementasi Kalman Filter Pada Sensor Jarak Berbasis Ultrasonik

Implementasi Kalman Filter Pada Sensor Jarak Berbasis Ultrasonik Implementasi Kalman Filter Pada Sensor Jarak Berbasis Ultrasonik Hendawan Soebhakti, Rifqi Amalya Fatekha Program Studi Teknik Mekatronika, Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Batam Email : hendawan@polibatam.ac.id

Lebih terperinci

Rancang Bangun Robot Sepak Bola Beroda Tank Tread Menggunakan Image Sensor

Rancang Bangun Robot Sepak Bola Beroda Tank Tread Menggunakan Image Sensor ISSN: 2089-3787 267 Rancang Bangun Robot Sepak Bola Beroda Tank Tread Menggunakan Image Sensor Agatha Deolika, Boy Abidin R. 2 Program Studi Teknik Informatika, STMIK Banjarbaru Jl. A. Yani Km. 33,3 Banjarbaru

Lebih terperinci

APLIKASI PERINTAH SUARA UNTUK MENGGERAKKAN ROBOT. Disusun Oleh : Nama : Astron Adrian Nrp :

APLIKASI PERINTAH SUARA UNTUK MENGGERAKKAN ROBOT. Disusun Oleh : Nama : Astron Adrian Nrp : APLIKASI PERINTAH SUARA UNTUK MENGGERAKKAN ROBOT Disusun Oleh : Nama : Astron Adrian Nrp : 0422014 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,, Jl. Prof.Drg.Suria Sumantri, MPH no.65, Bandung, Indonesia.

Lebih terperinci

Model Otomasi Penyortir Warna Barang dengan Metode Thresholding dan Bentuk Barang dengan Metode Pengenalan Pola

Model Otomasi Penyortir Warna Barang dengan Metode Thresholding dan Bentuk Barang dengan Metode Pengenalan Pola 12 ISSN 1979-2867 (print) Electrical Engineering Journal Vol. 5 (2014) No. 1, pp. 12-31 Model Otomasi Penyortir Warna Barang dengan Metode Thresholding dan Bentuk Barang dengan Metode Pengenalan Pola Muliady

Lebih terperinci

DAFTAR ISI ABSTRAK... 7 KATA PENGANTAR... 8 DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN...

DAFTAR ISI ABSTRAK... 7 KATA PENGANTAR... 8 DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN... DAFTAR ISI Penulis Halaman ABSTRAK..... 7 KATA PENGANTAR... 8 DAFTAR ISI.... 10 DAFTAR TABEL... 15 DAFTAR GAMBAR... 16 DAFTAR LAMPIRAN... 18 BAB I PENDAHULUAN... 2 1.1 Latar Belakang Masalah... 2 1.2 Perumusan

Lebih terperinci

DESAIN DAN IMPLEMENTASI SISTEM NAVIGASI ROBOBOAT AUTONOMOUS BERBASIS PENGOLAHAN CITRA HSV FILTER

DESAIN DAN IMPLEMENTASI SISTEM NAVIGASI ROBOBOAT AUTONOMOUS BERBASIS PENGOLAHAN CITRA HSV FILTER DESAIN DAN IMPLEMENTASI SISTEM NAVIGASI ROBOBOAT AUTONOMOUS BERBASIS PENGOLAHAN CITRA HSV FILTER DESIGN AND IMPLEMENTATION NAVIGATION SYSTEM OF ROBOBOAT AUTONOMOUS USING HSV FILTER IMAGE PROCESSING Anggitrizaka

Lebih terperinci

Implementasi Skeletal Tarcking dalam Sistem Navigasi Mobile Robot Menggunakan Sensor Kinect

Implementasi Skeletal Tarcking dalam Sistem Navigasi Mobile Robot Menggunakan Sensor Kinect Seminar Nasional eknologi Informasi dan Komunikasi erapan (SEMANIK) 2015 169 Implementasi Skeletal arcking dalam Sistem Navigasi Mobile Menggunakan Sensor Kinect Mifthahul Rahmi *), Andrizal **), Rahmi

Lebih terperinci

Implementasi Algoritma Kompresi Shannon Fano pada Citra Digital

Implementasi Algoritma Kompresi Shannon Fano pada Citra Digital Implementasi Algoritma Kompresi Shannon Fano pada Citra Digital Muhammad Khoiruddin Harahap Politeknik Ganesha Medan choir.harahap@yahoo.com Abstrak Algoritma kompresi Shannon-Fano merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN Sistem Kontrol Robot. Gambar 3.1. Blok Diagram Sistem

BAB III PERANCANGAN Sistem Kontrol Robot. Gambar 3.1. Blok Diagram Sistem BAB III PERANCANGAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai perancangan sistem yang meliputi sistem kontrol logika fuzzy, perancangan perangkat keras robot, dan perancangan perangkat lunak dalam pengimplementasian

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI SESEORANG BERDASARKAN CITRA TELINGA DENGAN MENGGUNAKAN METODE TRANSFORMASI HOUGH ABSTRAK

IDENTIFIKASI SESEORANG BERDASARKAN CITRA TELINGA DENGAN MENGGUNAKAN METODE TRANSFORMASI HOUGH ABSTRAK IDENTIFIKASI SESEORANG BERDASARKAN CITRA TELINGA DENGAN MENGGUNAKAN METODE TRANSFORMASI HOUGH Syafril Tua (0822088) Jurusan Teknik Elektro email: syafrilsitorus@gmail.com ABSTRAK Struktur telinga adalah

Lebih terperinci

SKETSA OTOMATIS CITRA WAJAH MANUSIA

SKETSA OTOMATIS CITRA WAJAH MANUSIA SKETSA OTOMATIS CITRA WAJAH MANUSIA Kustanto 1), Daniel Tunggono Saputro 2), Iwan Ady Prabowo 3) 1) Stmik Sinar Nusantara Surakarta 2) Universitas AKI Semarang 3) Stmik Sinar Nusantara Surakarta Abstaksi

Lebih terperinci

SISTEM KENDALI DAN MUATAN QUADCOPTER SEBAGAI SISTEM PENDUKUNG EVAKUASI BENCANA

SISTEM KENDALI DAN MUATAN QUADCOPTER SEBAGAI SISTEM PENDUKUNG EVAKUASI BENCANA 1022: Ahmad Ashari dkk. TI-59 SISTEM KENDALI DAN MUATAN QUADCOPTER SEBAGAI SISTEM PENDUKUNG EVAKUASI BENCANA Ahmad Ashari, Danang Lelono, Ilona Usuman, Andi Dharmawan, dan Tri Wahyu Supardi Jurusan Ilmu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan Negara kepulauan dengan panjang pantai 81.000 Km dimana ± 2/3 wilayah kedaulatannya berupa perairan. Dengan memanfaatkan potensi wilayah ini banyak

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI SISTEM SORTIR BARANG DENGAN MENGGUNAKAN DUA CONVEYOR TERINTEGRASI BERBASIS PLC OMRON CPM2A

IMPLEMENTASI SISTEM SORTIR BARANG DENGAN MENGGUNAKAN DUA CONVEYOR TERINTEGRASI BERBASIS PLC OMRON CPM2A IMPLEMENTASI SISTEM SORTIR BARANG DENGAN MENGGUNAKAN DUA CONVEYOR TERINTEGRASI BERBASIS PLC OMRON CPM2A Violeta Cintya Dewi¹, M Ary Murti.², Porman Pangaribuan.³ ¹Teknik Telekomunikasi,, Universitas Telkom

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. UAV (Unnmaned Aerial Vehicle) secara umum dapat diartikan sebuah wahana udara

I. PENDAHULUAN. UAV (Unnmaned Aerial Vehicle) secara umum dapat diartikan sebuah wahana udara I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang UAV (Unnmaned Aerial Vehicle) secara umum dapat diartikan sebuah wahana udara jenis fixed-wing, rotary-wing, ataupun pesawat yang mampu mengudara pada jalur yang ditentukan

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Spesifikasi minimum dari perangkat keras yang diperlukan agar dapat. Graphic Card dengan memory minimum 64 mb

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Spesifikasi minimum dari perangkat keras yang diperlukan agar dapat. Graphic Card dengan memory minimum 64 mb BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Driver 4.1.1 Spesifikasi Perangkat Keras Spesifikasi minimum dari perangkat keras yang diperlukan agar dapat menjalankan driver ini adalah: Prosesor Pentium

Lebih terperinci

KLASIFIKASI JENIS MOBIL BERDASARKAN TRANSFORMASI WAVELET MULTI SCALE DAN METODE K NEAREST NEIGHBOR

KLASIFIKASI JENIS MOBIL BERDASARKAN TRANSFORMASI WAVELET MULTI SCALE DAN METODE K NEAREST NEIGHBOR Powered by TCPDF (www.tcpdf.org) KLASIFIKASI JENIS MOBIL BERDASARKAN TRANSFORMASI WAVELET MULTI SCALE DAN METODE K NEAREST NEIGHBOR Bertha Yulizar¹, Bambang Hidayat², Tody Ariefianto Wibowo³ ¹Teknik Telekomunikasi,,

Lebih terperinci

APLIKASI BRICK BREAKER MOTION DETECTION. Laporan Tugas Akhir. Diajukan Untuk Melengkapi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Komputer

APLIKASI BRICK BREAKER MOTION DETECTION. Laporan Tugas Akhir. Diajukan Untuk Melengkapi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Komputer APLIKASI BRICK BREAKER MOTION DETECTION Laporan Tugas Akhir Diajukan Untuk Melengkapi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Komputer Oleh : MUHAMMAD IMAM MUKHSIN 41508110013 PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang UAV (Unmanned Aireal Vehicle) adalah pesawat tanpa awak yang dapat berotasi secara mandiri atau dikendalikan dari jarak jauh oleh seorang pilot (Bone, 2003). Pada

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN SISTEM DETEKSI RINTANGAN MENGGUNAKAN METODE HAAR-LIKE FEATURE PADA BRAIN-CONTROLLED WHEELCHAIR

PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN SISTEM DETEKSI RINTANGAN MENGGUNAKAN METODE HAAR-LIKE FEATURE PADA BRAIN-CONTROLLED WHEELCHAIR PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN SISTEM DETEKSI RINTANGAN MENGGUNAKAN METODE HAAR-LIKE FEATURE PADA BRAIN-CONTROLLED WHEELCHAIR Aristian Jovianto Yunus NRP : 1322022 e-mail : aristian_jovianto@yahoo.com ABSTRAK

Lebih terperinci