BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. untuk tujuan, misalnya memberi tahu, meyakinkan, atau menghibur. Menulis merupakan salah

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. untuk tujuan, misalnya memberi tahu, meyakinkan, atau menghibur. Menulis merupakan salah"

Transkripsi

1 2.1 Pengertian Menulis BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN Menulis merupakan sebuah proses kreatif menuangkan gagasan dalam bentuk bahasa tulis untuk tujuan, misalnya memberi tahu, meyakinkan, atau menghibur. Menulis merupakan salah satu kemampuan berbahasa. Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, menulis adalah membuat huruf (angka dan sebagainya) dengan pena (pensil, kapur, dsb), anak-anak sedang belajar, melahirkan pikiran atau perasaan ( seperti mengarang, membuat surat ) hasil dari proses kreatif ini biasa disebut dengan istilah karangan atau tulisan. Kedua istilah tersebut mengacu pada hasil yang sama meskipun ada pendapat mengatakan kedua istilah tersebut memiliki pengertian yang berbeda. Dalam pembagian kemampuan berbahasa, menulis selalu diletakkan paling akhir setelah kemampuan menyimak, berbicara, dan membaca. Meskipun selalu ditulis paling akhir, bukan berarti menulis merupakan kemampuan yang tidak penting. Menurut Heaton (dalam. Slamet (2008: 141) Menulis merupakan keterampilan yang sukar dan kompleks. Semi (2007: 14) dalam bukunya mengungkapkan pengertian menulis adalah suatu proses kreatif memindahkan gagasan ke dalam lambang-lambang tulisan. Nurgiantoro (1988: 273) menyatakan bahwa menulis adalah aktivitas aktif produktif, yaitu aktivitas menghasilkan bahasa. Tarigan (1986: 15) Menyatakan bahwa menulis dapat diartikan sebagai kegiatan menuangkan ide/gagasan dengan menggunakan bahasa tulis sebagai media penyampai. Dalam menulis semua unsur keterampilan berbahasa harus dikonsentrasikan secara penuh agar mendapat hasil yang benar-benar baik. Istilah menulis sering melekatkan pada proses kreatif yang berjenis ilmiah. Sementara istilah mengarang sering dilekatkan pada proses kreatif yang berjenis nonilmiah. Menulis dan mengarang sebenarnya dua kegiatan yang sama karena menulis berarti mengarang (baca:

2 menyusun atau marangkai bukan menghayal) kata menjadi kalimat, menyusun kalimat menjadi paragraf, menyusun paragraf menjadi tulisan kompleks yang mengusung pokok persoalan. Ada juga yang menyatakan bahwa menulis itu ialah kegiatan atau aktifitas yang bertujuan untuk membuat suatu informasi ataupun catatan dengan memakai aksara yang dituangkan pada sebuah media. Selain itu, menulis juga dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan atau aktifitas dalam hal penugasan gagasan ataupun ide dengan memakai bahasa tulis. Pada pengertian menulis ini penyampaian gagasan atau ide tersebut dituangkan pada suatu media penyampai. Kemudian pengertian menulis juga dianggap sebagai suatu kegiatan atau aktifitas yang dikerjakan untuk mendapatkan hasil yaitu tulisan. Memang pada penjelasan tersebut terkesan sangat sederhana namun menulis membutuhkan suatu keterampilan yang kompleks. Dari uraian di atas dapat disimpulkan kemampuan seseorang dalam mengemukakan gagasan-pikirannya kepada orang atau pihak lain dengan dengan media tulisan. Setiap penulis pasti memiliki tujuan dengan tulisannya antara lain mengajak, menginformasikan, meyakinkan, atau menghibur pembaca. Merupakan faktor pendukung dalam penelitian semua uraian atau pembahasan terhadap masalah haruslah dengan teori-teori yang kuat Tujuan Menulis Tujuan menulis yang utama adalah dapat menyampaikan pesan penulis kepada pembaca sehingga pembaca memahami maksud penulis yang disampaikan dalam tulisannya. Penulis yang baik adalah penulis yang dapat memanfaatkan situasi dengan tepat. Abdurrahman dan Waluyo (2000: 223) Menyatakan bahwa tujuan menulis siswa di sekolah dasar untuk menyalin, mencatat, dan mengerjakan sebagian besar tugas-tugas yang diberikan di sekolah dengan harapan melatih keterampilan berbahasa dengan baik.

3 Situasi yang harus diperhatikan dan dimanfaatkan adalah : a. Maksud dan tujuan penulis (perubahan yang diharapkan terjadi pada diri pembaca). b. Pembaca (apakah pembaca itu orang, tua, kenalan, atau teman penulis) c. Waktu atau kesempatan keadaan-keadaan yang melibatkan berlangsungnya sesuatusesuatu kejadian tertentu, waktu, tempat dan situasi yang menuntut perhatian langsung, masalah yang memerlukan pemecahan, pertanyaan yang menuntut jawaban. Mengetahui tujuan menulis sangat penting, karena menulis merupakan pekerjaan yang memerlukan waktu dan pemikiran dan bukan suatu permainan atau rekreasi. Sebagai suatu pekerjaan, harus dilakukan dengan dorongan yang kuat. Dorongan yang kuat muncul karena adanya tujuan yang jelas. Keraf (1993: 34) Mengemukakan bahwa tujuan menulis adalah untuk mengungkapkan faktafakta, perasaan, sikap, dan isi pikiran secara jelas dan efektif kepada pembaca. Sedangkan Menurut Syafie ie (1988:51-52). Tujuan menulis dapat diklasifikasikan sebagai berikut: 1) Mengubah keyakinan pembaca; 2) Menanamkan pemahaman sesuatu terhadap pembaca; 3) Merangsang proses berpikir pembaca; 4) Menyenangkan atau menghibur pembaca; 5) Memberitahu pembaca; dan 6) Memotivasi pembaca. Harting (dalam Tarigan, 1994:24-25) Mengklasifikasikan tujuan penulisan juga antara lain: 1. Tujuan penugasan (assingnment purpose) 2. Tujuan altruistik (altruistic purpose), tujuan persuasi (persuasive purpose)

4 3. Tujuan Persuasif (Persuassive Purpose) 4. Tujuan penerangan (informational purpose), tujuan penyataan (self-expressive purpose) 5. Tujuan Pernyataan diri (Self expressive purpose) 6. Tujuan kreatif (creative purpose) 7. Tujuan pemecahan masalah (problem-solving purpose). Secara umum Semi (1990:19) Membagi tujuan menulis sebagai berikut: a. Memberikan arahan, yakni memberikan petunjuk kepada orang lain dalam mengerjakan sesuat. Misalnya petunjuk cara menggunakan mesin, merangkai bunga, dan sebagainya. b. Menjelaskan sesuatu yakni memberikan uraian atau penjelasan tentang suatu hal yang harus diketahui orang lain. Misalnya menjelaskan mengenai manfaat lari bagi kesehatan jantung. c. Menceritakan kejadian yakni memberikan informasi tentang sesuatu yang berlangsung di suatu tempat pada suatu waktu. Misalnya menceritakan tentang perjuangan Sultan Hasanuddin. d. Meringkas yakni membuat rangkuman suatu tulisan sehingga menjadi lebih singkat. Misalnya dari 150 halaman menjadi 10 halaman, maupun ide pokoknya tidak hilang. e. Meyakinkan yakni tulisan berusaha meyakinkan orang lain agar setuju atau sependapat dengannya. Barangkali tujuan menulis yang paling umum digunakan adalah tujuan meyakinkan ini. Berdasarkan pandangan pakar di atas, maka dapat di katakan bahwa tujuan menulis adalah untuk di pahami, di hayati, dan di nikmati keindahanya Manfaat Menulis Menulis memiliki beberapa manfaat antara lain :

5 1. Dengan kegiatan menulis dapat lebih mengenali kemampuan dan potensi diri dan mengetahui sampai dimana pengetahuan tentang suatu topik. 2. Dapat mengembangkan berbagai gagasan. 3. Lebih banyak menyerap, mencari, serta menguasai informasi sehubungan dengan topik yang ditulis. Berdasarkan uraian di atas dapat di simpulkan bahwa manfaat menulis merupakan kemampuan potensi diri dalam mengembangkan berbagai gagasan untuk menyerap, mencari, serta menguasai informasi sehubungan dengan topik yang di atas Manfaat Menulis Antaranya: 1. Mencegah kepikunan Menulis erat sekali kaitannya dengan kerja otak sebagaimana tubuh membutuhkan olahraga dan hati, bagaimana agar otak tetap berfikir positif. Diantaranya dengan membiasakan menulis, mengungkapkan apa yang terfikir lewat tulisan dengan kebiasan inilah otak terus bekerja terlebih jika menulis sebuah tulisan ilmiah otak akan lebih bekerja lagi dalam mengumpulkan beragam referensi untuk menjadi sebuah tulisan. Dengan demikian otak tidak akan pikun nantinya semakin sering diasah dan digunakan ia semakin baik dan tajam begitu pula dengan otak kita. 2. Menulis adalah media belajar Belajar bukan hanya mendengar atau membaca tidak lengkap rasanya belajar tanpa menulis. Kurang lengkap rasanya ilmu yang kita punya kosong dari menulis. Menulis adalah media belajar dengan menulis akan mendorong dan menuntut kita menyerap, menggali dan mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya untuk menopang tema yang hendak ditulisnya baik informasi yang bersifat teoritis atau fakta-fakta yang terjad, saat mencari dan

6 mengumpulkan informasi inilah kita sebenarnya sedang tengelam dalam dunia belajar mengasah dan mempertajam otak juga pikiran. 3. Menulis akan membentuk pribadi yang bijak dan santun Dengan menulis kepribadian si penulis akan semakin bijak dan santun karena ia telah belajar banyak dan akan terus belajar di saat dirinya terus mengembangkan tulisanya. Ia bukan hanya belajar dan mengambil ilmu secara mentah-mentah tapi ia juga belajar dari gaya bahasa dan format tulisan yang menjadi refensi 4. Menulis akan menghasilkan ide-ide baru Dengan menulis seseorang akan berfikir dan terus berfikir dan berusaha mengembangkan pemahamanya dan kemampuan dirinya. Motivasi inilah yang akan mendobrak dirinya menemukan ide-ide baru karena disaat ia terjun dalam dunia tulis menulis dirinya terus terlantang membuat gerakan baru untuk menelurkan ide-ide dan gagasan. Ide-ide baru hanya terhasilkan dari para pemikir yang aktif terus belajar dan belajar keras mengembangkan kemampuan berfikirnya dan dengan jalan menulis inilah ide-ide akan terus bermunculan dan tersebarkan. Oleh karena itu berusahalah menulis apa yang terfikirkan, apa yang terlibat, apa yang terdengar, apa yang dirasakan, apa yang terbaca dan terbagikan dari orang lain. Begitu juga sebuah ide atau gagasan ia akan terus dan terus berkembang dan ide yang besar akan terlewati oleh ide yang kecil. 5. Menulis adalah salah satu media komunikasi yang terbaik Menulis bisa dijadikan sebagai media komunikasi yang terbaik. Menulis juga merupakan media komunikasi kita dengan orang lain media untuk menyampaikan apa yang kita

7 inginkan, menyebarkan apa yang kita gagaskan, dan mengajak orang lain serta mengiring mereka untuk ikut berfikir dan berkembang. Dengan menulis kita pun bisa membuat orang lain menagis terharu, tertawa, tersenyum, tersadar dan tergugah untuk bangkit menjadi baik dan semangat dan agar tulisan yang kita tulis benar-benar berbekas dan bermanfaat bagi orang lain serta menjadi sebuah media komunikasi yang baik. 6. Menulis akan melatih diri siap dikritik oleh orang lain serta malatih pemecahan sebuah masalah. Berdasarkan uraian di atas maka dapat simpulkan manfaat menulis adalah menggali dan mengumpulkan inforrmasi untuk menopang tema yang hendak ditulisnya baik informasi yang bersifat teoretis atau fakta-fakta yang terjadi. Menulis adalah media untuk menelurkan gagasan. Menyampaikan ide-ide dan mengkisahkan apa yang terpikir disaat gagasan dan ide-ide itu tersebarkan disaat itulah muncul entah itu setuju atau berupa penegasan atau ketidaksetujuan. Berupa bantahan atau sanggahan saat itulah pikiran akn terlatih dalam menerima kritik dan evaluasi orang lain apakah yang ia gagaskan atau ide yang tersampaikan benar atau tidak sesaat itu pula ia akan terdorong untuk mencari pemecahan masalah. Menggali dan mengumpulkan opini pendukung akan kebanaran apa yang ia gagaskan dan ide akan tersampaikan. Dari sinilah dirinya akan terus berlatih untuk bersikap kritis, aktif, dan berusaha mengembangkan diri dan kemampuanya inilah proses belajar yang terus menuntun dirinya untuk belajar dan belajar. Menurut Sabarti dkk, 1988:2 manfaat menulis ada delapan, diantaraya:

8 1. Mengetahui kemampuan dan potensi diri serta pengetahuan kita tentang topik yang dipilihnya. Dengan mengembangkan topik itu kita terpaksa berpikir, menggali pengetahuan dan pengalaman yang tersimpan dibawah sadar. 2. Dengan mengembangkan berbagai gagasan kita terpaksa bernalar, menghubung-hubungkan serta membandingkan fakta-fakta yang mungkin tidak pernah kita lakukan kalau kita tidak menulis. 3. Lebih banyak menyerap, mencari, serta menguasai informasi sehubungan dengan topik yag ditulis. Dengan demikian, kegiatan menulis memperluas wawasan baik secara teoritis maupun mengenai fakta-fakta yang berhubungan. 4. Menulis berarti mengorganisasi gagasan secara sistematik serta mengungkapkan secara tersurat. Dengan demikian, permasalahan yang pemula masih samar menjadi lebih jelas. 5. Melalui tulisan kita dapat menjadi peninjau dan penilai gagasan kita secara objektif. 6. Lebih mudah memecahkan masalah dengan menganalisisnya secara tersurat dalam konteks yang lebih konkret. 7. Dengan menulis kita aktif berpikir sehingga kita dapat menjadi penemu sekaligus pemecah masalah, bukan sekedar penyadap informasi. 8. Kegiatan menulis yang terencana akan membiasakan kita berpikir dan berbahasa secara tertib Sedangkan manfaat menulis menurut Horiston dalam Darmadi 1996:3-4, yaitu: 1. Kegiatan menulis adalah sarana untuk menemukan sesuatu, dalam artian dapat mengangkat ide dan informasi yang ada di alam bawah sadar pemikiran kita. 2. Kegiatan menulis dapat memunculkan ide baru.

9 3. Kegiatan menulis dapat melatih kemampuan mengorganisasi dan menjernihkan berbagai konsep atau ide yang kita miliki. 4. Kegiatan menulis dapat melatih sikap objektif yang ada pada diri seseorang. 5. Kegiatan menulis dapat membantu diri kita untuk berlatih memecahkan beberapa masalah sekaligus. 6. Kegiatan menulis dalam sebuah bidang ilmu akan memungkinkan kita untuk menjadi aktif dan tidak hanya menjadi penerima informasi. Pada umumnya penulis juga akan mempunyai manfaat atas yang ditulisnya, di antaranya: 1. Secara material Secara material, penulis memperoleh honorium dan merupakan sebagai profesi sambilan untuk memperoleh penghasilan. 2. Secara non material Secara non material, dengan menulis mendapatkan kepuasan batin karena bisa mengekspresikan diri, melontarkan gagasan-gagasan serta ide-ide, mengkritik kinerja pemerintah, dan dapat mencerdaskan bangsa. Bahkan mendapatkan pahala dari Allah swt. 3. Popularitas Selain dari material dan non material penulis dapat terkenal namanya dimana-mana, dikota, luar kota, provinsi dan bahkan dapat mendunia. 2.2 Pengertian Puisi Naratif Puisi naratif menurut Waluyo (1987) adalah puisi yang didalamnya mengandung suatu cerita. Menjadi pelaku, perwatakan, setting, maupun rangkaian peristiwa tertentu yang menjalin suatu cerita. Menurut Kamus istilah Sastra (Sudjimanm 1984), puisi merupakan ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan bait.

10 Menurut Tarigan (1984 hal: 4). Kata puisi berasal dari bahasa Yunani poesis yang berarti penciptaan. Dalam bahasa inggris di sebut poetry artinya puisi, poet artinya penyair, poem berarti syair atau sajak. Arti yang semacam ini lama-kelamaan dipersempit ruang lingkupnya menjadi hasil seni sastra yang kata-katanya disusun menurut syarat tertentu dengan menggunakan irama sajak dan kata-kata kiasan. a. Putu Arya Tirtawirya (1989 hal:9) Mengatakan bahwa Puisi merupakan ungkapan secara implisit. Samar dengan makna yang tersirat dimana kata-katanya condong pada makna konotatif. b. Ralph Waldo Emerson (Situmorang, 1980 hal:8) Mengatakan bahwa puisi mengajarkan sebanyak mungkin dengan kata-kata sesedikit mungkin. c. William Wordsworth (Situmorang, 1980 hal:9) Mengatakan bahwa puisi adalah peluapan yang spontan dari perasaan-perasaan yang penuh daya, memperoleh asalnya dari emosi atau rasa yang dikumpulkan kembali dalam kedamaian. d. Percy Byssche Shelly (Situmorang, 1980 hal:9) Mengatakan bahwa puisi adalah rekaman dari saat-saat yang paling baik dan paling senang dari pikiran-pikiran yang paling senang. e. Watt-Dunton (Situmorang, 1980 hal:9) mengatakan bahwa puisi adalah ekspresi yang kongkret dan yang bersifat artistik dari pikiran manusia dalam bahasa emosional dan berirama. f. Carlyle mengemukakan bahwa puisi adalah pemikiran yang bersifat musikal, katakatanya disusun sedemikian rupa, sehingga menonjolkan rangkaian bunyi yang merdu seperti musik. g. Samuel Taylor Coleridge mengemukakan bahwa puisi adalah kata-kata yang teridah dalam susunan terindah.

11 Ada juga yang mengatakan bahwa puisi adalah bentuk karya sastra yang mengekspresikan secara padat pemikiran dan perasaan penyairnya, diubah dalam wujud dan bahasa yang paling berkesan. Sebuah puisi merupakan ungkapan perasaan atau pikiran penyairnya dalam satu bentuk ciptaan yang utuh dan menyatu. Secara garis besar, sebuah puisi terdiri atas 7 unsur, yaitu: tema, suasana, imajinasi, amanat, nada, suasana, dan perasaan. Sedangkan prinsip dasar sebuah puisi adalah berkata sedikit mungkin, tetapi mempunyai arti sebanyak mungkin. Berdasarkan unsur - unsur fungsi di atas dalam penelitian akan mengunakan 4 aspek yaitu, amanat, diksi, nilai estetika, media gambar Jenis-jenis Puisi Ditinjau dari bentuk dan isinya, puisi dapat dibedakan menjadi: a. Puisi Naratif. Yakni puisi yang didalamnya mengandung suatu cerita, mejadi pelaku, perwatakan, setting, maupun rangkaian peristiwa tertentu yang menjalin suatu cerita. Jenis puisi yang termasuk dalam jenis puisi naratif adalah balada yang dibedakan menjadi folk ballad dan literary ballad. Ini adalah ragam puisi yang berkisah tentang kehidupan manusia dengan segala macam sifat pengasihnya, kecemburuan, kedenkian, ketakutan, kepedihan, dan keriangan. b. Puisi Lirik. Yakni puisi yang berisi luapan batin individual penyairnya dengan segala macam endapan pengalaman, sikap, maupun suasana batin yang melingkupinya. Jenis puisi lirik umumnya paling banyak terdapat dalam khazanah sastra modern Indonesia. Misalnya, dalam puisi-puisi Chairil Anwar, Sapardi Djoko Darmono, dan lain-lain.

12 c. Puisi Deskriptif. Penyair yang mengungkapkan gagasannya dengan cara melukiskan suatu untuk mengungkapkan kesan, peristiwa, pengalaman menarik yang pernah dialaminya. Dalam penelitian ini penulis mengunakan puisi naratif Berdasarkan uraian di atas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa puisi merupakan karya sastra yang mengungkapkan perasaan, fikiran, baik imajinasi maupun kongkrit yang bahasanya secara singkat lugas,mempunyai keindahan dan memiliki makna yang sangat luas Pembelajaran Menulis Puisi Naratif Melalui Media Gambar di SD Melihat kenyataan tersebut dibutuhkan suatu usaha untuk meningkatkan keaktifan siswa. Salah satunya adalah dengan menggunakan media yang tepat dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Salah satu media yang digunakan guru untuk mengaktifkan siswa dalam menulis puisi naratif. Dengan media gambar diharapkan siswa akan lebih tertarik dalam mengikuti pelajaran sehingga siswa tersebut menjadi aktif bertanya. Menjawab pertanyaan dan mengemukakan pendapat dalam pembelajaran. Selain menumbuhkan keaktifan siswa, dengan menggunakan media gambar guru lebih mudah menyampaikan materi karena siswa dapat melihat langsung halhal yang berkaitan dengan penjelasan guru. Pembelajaranya adalah dimana siswa harus bisa mengunakan media dalam menulis puisi. Adapun puisi terbentuk dari beberapa unsur yaitu: kata, larik, bait, bunyi. Menulis Puisi adalah media untuk menularkan gagasan, menyampaikan ide-ide, dan mengkisahkan apa yang terpikirkan. Disaat gagasan dan ide-ide itu tersebarkan dan terbaca oleh halayak ramai, di saat itulah beragam opini akan muncul, entah itu setuju, atau berupa

13 penegasan, atau ketidaksetujuan, berupa batahan atau sanggahan. Saat itulah pikiran akan terlatih dalam menerima kritik dan evaluasi orang lain. Apakah yang ia gagaskan atau ide yang tersampaikan benar atau tidak. Saat itu pula ia akan terdorog untuk mencari pemecahan masalah, menggali dan mengumpulkan dalil-dalil dan opini pendukung akan kebenaran apa yang ia gagaskan dan ide yang tersampaikan. Dari sinilah dirinya akan terus terlatih untuk bersikap kritis, aktif, dan berusaha mengembangkan diri dan kemampuannya, inilah proses belajar yang akan terus menuntut dirinya untuk belajar dan belajar. inilah manfaat dari menulis, dan tidak ada yang terlihat dari seringnya menulis kecuai kemanfaatan yang banyak dan faidah yang besar yang akan terpetik darinya dan masih banyak sekali manfaat dari seringnya menulis, apa yang saya sampaikan di atas hanyalah sebagian kecilnya, besar harapan semoga berfaidah dan banyak memberikan manfaat serta menjadi motivasi bagi yang lain untuk menghidupkan dan membiasakan diri dalam dunia tulis menulis. Seseorang enggan menulis puisi karena tidak tahu untuk apa dia menulis dan merasa tidak tahu bagaimana harus menulis ketidaksukaan tidak lepas dari pengaruh lingkungan keluarga dan masyarakatnya, serta pengalaman pembelajaran menulis yang kurang memotivasi dan merangsang minat. Menulis yang dialami siswa disekolah tidak terlepas dari kondisi gurunya sendiri. 2.3 Pengertian Media Pembelajaran Kata media berasal dari bahasa latin Medius yang secara harfiah berarti tengah Perantara Atau Pengantar Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan (Sadiman, 2002: 6). Pengertian media mengarah pada sesuatu yang mengantar atau meneruskan informasi ( pesan ) dari sumber kepada penerima pesan. Menurut Smaldino (2008:11) media

14 adalah setiap orang, bahan, alat, atau peristiwa yang dapat menciptakan kondisi yang memungkinkan pembelajaran menerima pengetahuan, keterampilan dan sikap. Secara umum media pembelajaran dalam pendidikan disebut media, yaitu berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk berpikir, menurut Gagne (dalam Sadiman, 2002: 6). Menurut Munandi (2008:8) Media pembelajaran adalah sesuatu yang dapat menyalurkan pesan dari sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efektif dan efesien. Gagne (dalam Sadiman, 2008:6) menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Sedangkan menurut Brigs (dalam Sadiman, 2002: 6) media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Jadi, media merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim dan penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, minat dan perhatian sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi (Sadiman, 2002: 6). Inggris disebut poetry yang berarti puisi. Poet berarti penyair. Poem berarti sajak atau syair. Arti yang semacam ini lama-kelamaan dipersempit ruang lingkupnya menjadi Hasil seni sastra yang kata-katanya disusun menurut syarat-syarat tertentu dengan menggunakan irama, sajak, dan kata-kata kiasan. Dapat dikatakan bahwa puisi adalah pengucapan dengan perasaan, berbeda dengan prosa yang diungkapkan melalui pengucapan dengan pikiran. Dari beberapa pendapat penulis menyimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat dijadikan sebagai perantara pesan dalam proses belajar mengajar dari sumber informasi kepada penerima informasi sehingga terjadi proses belajar mengajar yang kondusif.

15 Pembelajaran bahasa Indonesia diberikan secara berkesinambungan mulai dari tingkat sekolah dasar samapai pada perguruan tinggi. Tujuannya agar siswa terampil berbahasa dan mampu berkomunikasi secara lisan dan tulisan dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasik karya kesastraan manusia Indonesia Manfaat Media Pembelajaran Dalam proses belajar mengajar, media yang digunakan mempunyai beberapa fungsi atau kegunaan. Sadiman (2008:17). Menyatakan bahwa secara umum media pembelajaran mempunyai fungsi sebagai berikut : 1. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis. 2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera. 3. Penggunaan media pembelajaran secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif siswa. Pendapat lain yang dikemukakan oleh Harjanto (2008:244). Manfaat media pembelajaran sebagai berikut : 1. Melalui media pembelajaran, bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat dipahami oleh siswa, dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pembelajaran. 2. Melalui media pembelajaran, metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak sematamata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi bila guru mengajar setiap jam pelajaran.

16 3. Melalui media pembelajaran, siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktifitas lain seperti mengamati, melakukan demosntrasi dan lain-lain. 4. Melalui media pembelajaran, pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar. Kesimpulan melalui media pembelajaran siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar Jenis - jenis Media Pembelajaran Sudjana (2005:3) menyatakan media pembelajaran dibagi menjadi empat kelompok yakni media grafis, media tiga dimensi, media proyeksi dan penggunaaan lingkungan sebagai media pembelajaran. Menurut Gagne (dalam Munandi, 2008:51). Media terbagi dalam menjadi tujuh kelompok yaitu benda untuk didemonstrasikan, komunikasi lisan, media cetak, gambar diam, gambar gerak, film bersuara dan mesin belajar. Media tidak hanya terbatas pada satu macam saja, tetapi media yang digunakan dalam pembelajaran bermacam-macam. Hal ini sesuai dengan pendapat Sanjaya (2008:172). Yang menyatakan bahwa media pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi beberapa klasifikasi tergantung dari sudut mana melihatnya, yaitu : 1. Media auditif, yaitu media yang hanya dapat didengar saja atau media yang hanya memiliki unsur suara. 2. Media visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat saja tidak mengandung unsur suara. 3. Media audiovisual, yaitu jenis media yang selain mengandung unsur suara juga mengandung unsur gambar. Media juga terdiri dari :

17 1. Media Visual : yaitu media yang hanya dapat dilihat, seperti : foto, gambar, poster, kartun, grafik dll. 2. Media Audio : media yang hanya dapat didengar saja, seperti : kaset audio, mp3, radio. 3. Media Audio Visual : media yang dapat didengar sekaligus dilihat, seperti : film bersuara, video, televise, sound slide. 4. Multimedia : media yang dapat menyajikan unsur media secara lengkap, seperti : animasi. Multimedia sering diidentikan dengan komputer, internet dan pembelajaran berbasis komputer. 5. Media Realita : yaitu media nyata yang ada di dilingkungan alam, baik digunakan dalam keadaan hidup maupun sudah diawetkan, seperti : binatang, spesimen, herbarium dll. Kesimpulan Dengan adanya media realita di lingkungan alam, baik digunakan dalam keadaan hidup maupun sudah diawetkan. 2.4 Pengertian Media Gambar Sadiman (2008:29) mengungkapkan bahwa media gambar merupakan media yang paling umum dipakai, gambar merupakan bahasa yang umum, yang dapat dimengerti dan dinikmati. Media gambar adalah pengantar pesan yang diwujudkan secara visual kedalam bentuk dua dimensi sebagai hasil dari pemikiran dan perasaan. Media gambar dapat digunakan guru untuk memberikan pengalaman-pengalaman siswa yang sulit didapatkan dengan media langsung. Munandi (2008:89). Media gambar merupakan media yang penting dan mudah didapat. Dikatakan penting sebab gambar dapat mengganti verbal, mengkonkritkan yang astrak, mengatasi pengamatan manusia, dan membuat orang yang dapat menangkap ide atau informasi di dalamnya dengan jelas. Smaldino (2008:14). Menyatakan bahwa melalui gambar dapat

18 diterjemahkan ide-ide abstrak ke dalam bentuk realistik. Media gambar dapat mengalihkan pengalaman belajar dari taraf belajar dengan lambang kata-kata ke taraf yang lebih konkrit. Menurut (I Made Tegeh, 2008) yang dimaksud media gambar dilihar dari pandangan media grafis adalah gambar gambar hasil lukisan tangan, hasil cetakan, dan hasil karya seni fotografi. Penyajian obyek dalam bentuk gambar dapat disajikan melalui bentuk nyata maupun kreasi khayalan belaka sesuia dengan bentuk yang pernah dilihat oleh orang yang menggambarnya. Dari pengamatan diatas dapat ditarik kesimpulan kesimpulan bahwa pengertian media gambar merupakan sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan dan kemauan audien (siswa) sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya. Penggunaan media secara kreatif akan memungkinkan audien (siswa) untuk belajar lebih baik dan dapat meningkatkan performan mereka sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai Kelebihan dan Kekurangan Media Gambar Media gambar sebagai media pembelajaran menulis memliliki kelebihan dan kekurangan. Beberapa kelebihan media gambar menurut Sadiman (2008:29), sebagai berikut : a. Gambar bersifat konkrit, gambar lebih menunjukkan pokok masalah dibandingkan dengan media verbal semata. b. Gambar dapat mengatasi batasan ruang dan waktu. c. Gambar dapat mengatasi keterbartasan pengamatan indra. d. Gambar dapat memperjelas suatu masalah, dalam bidang apa saja dan untuk tingkat usia berapa saja, sehingga dapat mencegah atau membetulkan kesalahpahaman. e. Gambar harganya murah dan mudah didapat serta digunakan tanpa peralatan khusus.

19 Selanjutnya. Sadiman (2008:29) mengungkapkan kekurangan media gambar sebagai berikut : a. Gambar hanya menekankan persepsi indra mata. b. Gambar benda yang terlalu kompleks kurang efektif untuk kegiatan pembelajaran. c. Media gambar ukurannya sangat terbatas untuk kelompok besar. Penggunaan media gambar sebagai media pembelajaran menulis puisi, selain mudah didapatkan juga memudahkan siswa dalam memunculkan ide yang kreatif dalam bentuk puisi. Hal ini dikarenakan media gambar mampu menyampaikan pesan atau informasi secara visual sehingga merangsang kreativitas siswa dalam menafsirkan dan mengemukakan sendiri hal-hal yang terkandung didalamnya. Hal-hal yang didapat melalui media gambar tersebut selanjutnya dituangkan dalam bentuk rangkaian kata yang kemudian disusun menjadi sebuah puisi Pembelajaran Menulis Puisi Naratif Melalui Media Gambar di SD Melihat kenyataan tersebut dibutuhkan suatu usaha untuk meningkatkan keaktifan siswa. Salah satunya adalah dengan menggunakan media yang tepat dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Salah satu media yang digunakan guru untuk mengaktifkan siswa dalam menulis puisi naratif. Dengan media gambar diharapkan siswa akan lebih tertarik dalam mengikuti pelajaran sehingga siswa tersebut menjadi aktif bertanya. Menjawab pertanyaan dan mengemukakan pendapat dalam pembelajaran. Selain menumbuhkan keaktifan siswa, dengan menggunakan media gambar guru lebih mudah menyampaikan materi karena siswa dapat melihat langsun halhal yang berkaitan dengan penjelasan guru. Pembelajaranya adalah dimana siswa harus bisa mengunakan media dalam menulis puisi. Adapun puisi terbentuk dari beberapa unsur yaitu: kata, larik, bait, bunyi.

20 Menulis Puisi adalah media untuk menularkan gagasan, menyampaikan ide-ide, dan mengkisahkan apa yang terpikirkan di saat gagasan dan ide-ide itu tersebarkan dan terbaca oleh halayak ramai, di saat itulah beragam opini akan muncul, entah itu setuju, atau berupa penegasan, atau ketidaksetujuan, berupa batahan atau sanggahan. Saat itulah pikiran akan terlatih dalam menerima kritik dan evaluasi orang lain. Apakah yang ia gagaskan atau ide yang tersampaikan benar atau tidak. Sesaat itu pula ia akan terdorog untuk mencari pemecahan masalah, menggali dan mengumpulkan dalil-dalil dan opini pendukung akan kebenaran apa yang ia gagaskan dan ide yang tersampaikan. Dari sinilah dirinya akan terus terlatih untuk bersikap kritis, aktif, dan berusaha mengembangkan diri dan kemampuannya. Inilah proses belajar yang akan terus menuntut dirinya untuk belajar dan belajar. Inilah manfaat dari menulis dan tidak ada yang terlihat dari seringnya menulis kecuali kemanfaatan yang banyak dan faidah yang besar yang akan terpetik darinya dan masih banyak sekali manfaat dari seringnya menulis, apa yang saya sampaikan di atas hanyalah sebagian kecilnya, besar harapan semoga berfaidah dan banyak memberikan manfaat serta menjadi motivasi bagi yang lain untuk menghidupkan dan membiasakan diri dalam dunia tulis menulis. Seseorang enggan menulis puisi karena tidak tahu untuk apa dia menulis dan merasa tidak tahu bagaimana harus menulis ketidaksukaan tidak lepas dari pengaruh lingkungan keluarga dan masyarakatnya, serta pengalaman pembelajaran menulis yang kurang memotivasi dan merangsang minat. Menulis yang dialami siswa disekolah tidak terlepas dari kondisi gurunya sendiri. 2.5 Kajian Penelitian yang Relevan

21 Penelitian ini dilakukan Afrom (2011) Meningkatkan Kemampuan Menulis Puisi dengan media gambar pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 1 Bangkuang Kabupaten Barito Selatan. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa melalui penggunaan media gambar dapat meningkatkan kemampuan siswa menulis puisi anak di kelas V Sekolah Dasar Negeri 1 Bangkuang Kabupaten Barito Selatan. Secara kuantitatif, kemampuan menulis puisi siswa pada tahap pratulis siklus I adalah 71,5 dan pada siklus II 76,6. Secara kualitatif hasil belajar pada tahap pratulis adalah berkembangnya kemampuan siswa yang mencakup (1) suasana belajar siswa dapat terkendali, (2) siswa dapat berinteraksi dengan temannya, (3) siswa berani menceritakan pengalamannya dan mengemukakan pertanyaan yang berkaitan dengan puisi, dan (4) siswa berani menjawab pertanyaan dari guru mengenai unsur-unsur puisi. Hasil tindakan pada tahap menulis secara kuantitatif pada siklus I adalah 71 dan pada siklus II 76,5. Secara kualitatif, berkembangnya kemampuan siswa dalam menulis puisi yang ditandai dengan kemampuan (1) mengidentifikasi gambar, (2) menentukan ide sesuai gambar, (3) menulis draf puisi sesuai dengan ide yang ditemukan, dan (4) menggunakan pilihan kata (diksi) dalam menulis puisi. Hasil tindakan pada tahap tulis, secara kuantitatif pada siklus I adalah 72,8 dan siklus II 80. Secara kualitatif, berkembangnya kemampuan siswa dalam memublikasikan karya, yang ditandai dengan (1) keberanian membacakan hasil karyanya, (2) kemampuan merespon hasil karya temannya, (3) kemampuan melakukan perbaikan terhadap hasil karyanya, (4) dapat menunjukkan hasil karyanya di mading atau papan pengumuman. Perbedaannya dimana siswa kelas V di SDN 4 Tibawa belum bisa menulis puisi naratif melalui media gambar, sedangkan kemampuan menulis puisi dengan media gambar pada siswa

22 kelas V sekolah dasar negeri 1 bangkuang kabupaten barito selatan bisa dikatakan mampu menulis puisi dengan mengunakan media gambar Hipotesis Tindakan Hipotesis tindakan dalam penelitian ini ialah jika digunakan media gambar, maka kemampuan siswa menulis puisi anak pada siswa kelas V SDN 4 Tibawa Kabupaten Gorontalo akan meningkat. 2.6 Indikator Kinerja Penelitian tindakan ini dinyatakan berhasil bila terjadi peningkatan keterampilan menulis puisi naratif di kelas V SDN 4 Tibawa Kabupaten Gorontalo. Keterampilan menulis puisi naratif dapat di ukur melalui indikator sebagai berikut. 1). Indikator kinerja dalam penelitian ini apabila minimal 80% aktivitas guru sudah menunjukan kriteria baik dalam menulis puisi naratif. 2). Apabila 80% aktivitas siswa dalam proses menulis puisi naratif menunjukan kriteria baik. 3). Apabila menulis puisi naratif sudah menunjukan peningkatan minimal 80%.

Samuel Taylor Coleridge mengemukakan puisi itu adalah kata-kata yang terindah dalam susunan terindah.

Samuel Taylor Coleridge mengemukakan puisi itu adalah kata-kata yang terindah dalam susunan terindah. Pengertian dan Unsur-unsurnya Karya sastra secara umum bisa dibedakan menjadi tiga: puisi, prosa, dan drama. Secara etimologis istilah puisi berasal dari kata bahasa Yunani poesis, yang berarti membangun,

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MENULIS SEBAGAI SUATU KETERAMPILAN BERBAHASA

PEMBELAJARAN MENULIS SEBAGAI SUATU KETERAMPILAN BERBAHASA PEMBELAJARAN MENULIS SEBAGAI SUATU KETERAMPILAN BERBAHASA Oleh Novita Tabelessy Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pattimura Abstrak:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk mengikuti perkembangan zaman. Pembelajaran memiliki peran serta mendidik siswa agar menjadi manusia

Lebih terperinci

Peningkatan Kemampuan Membaca Puisi Melalui Teknik Pemodelan Siswa Kelas IV SDN 05 Bunobogu

Peningkatan Kemampuan Membaca Puisi Melalui Teknik Pemodelan Siswa Kelas IV SDN 05 Bunobogu Peningkatan Kemampuan Membaca Puisi Melalui Teknik Pemodelan Siswa Kelas IV SDN 05 Bunobogu Yayu M.Binol, Ali Karim, Efendi Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS 6 BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Landasan Teori 1. Keterampilan Menulis Puisi a. Hakikat Menulis Tarigan (1994:3) memberikan pengertian bahwa menulis adalah suatu keterampilan berbahasa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum merupakan rancangan pendidikan yang merangkum semua pengalaman belajar yang disediakan lembaga untuk peserta didik. Kurikulum pendidikan sudah beberapa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Hasil Penelitian yang Relevan. Penelitian sebelumnya yang terkait dengan penelitian ini adalah Pengaruh

BAB II KAJIAN TEORI. A. Hasil Penelitian yang Relevan. Penelitian sebelumnya yang terkait dengan penelitian ini adalah Pengaruh 5 BAB II KAJIAN TEORI A. Hasil Penelitian yang Relevan Penelitian sebelumnya yang terkait dengan penelitian ini adalah Pengaruh Media Pembelajaran Film Dokumenter terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XI

Lebih terperinci

Bahasa Indonesia merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus. dipelajari dan diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan

Bahasa Indonesia merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus. dipelajari dan diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus dipelajari dan diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENULIS TEKS PERCAKAPAN MELALUI MEDIA GAMBAR DI KELAS IV SDN 1 LIMBOTO KECAMATAN LIMBOTO KABUPATEN GORONTALO

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENULIS TEKS PERCAKAPAN MELALUI MEDIA GAMBAR DI KELAS IV SDN 1 LIMBOTO KECAMATAN LIMBOTO KABUPATEN GORONTALO MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENULIS TEKS PERCAKAPAN MELALUI MEDIA GAMBAR DI KELAS IV SDN 1 LIMBOTO KECAMATAN LIMBOTO KABUPATEN GORONTALO Evi Hasim (Dosen Fakultas Ilmu Pendidikan) Masalah dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Sebagai bahasa negara, BI dapat

BAB I PENDAHULUAN. dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Sebagai bahasa negara, BI dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi negara Republik Indonesia dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Sebagai bahasa negara, BI dapat dimaknai sebagai bahasa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Menulis Bahasa memegang peranan yang sangat penting dalam masyarakat. Urgensi bahasa mencakup segala bidang kehidupan, karena suatu yang dihayati, diamati, dan dirasakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menulis atau mengarang ialah kemampuan mengekspresikan pikiran, perasaan, pengalaman, dalam bentuk tulisan yang disusun secara

BAB I PENDAHULUAN. Menulis atau mengarang ialah kemampuan mengekspresikan pikiran, perasaan, pengalaman, dalam bentuk tulisan yang disusun secara 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menulis atau mengarang ialah kemampuan mengekspresikan pikiran, perasaan, pengalaman, dalam bentuk tulisan yang disusun secara sistematis dan logis, sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam merangkai kata. Akan tetapi, dalam penerapannya banyak orang

BAB I PENDAHULUAN. dalam merangkai kata. Akan tetapi, dalam penerapannya banyak orang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keterampilan menulis merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan dari kegiatan belajar mengajar siswa di sekolah. Kegiatan menulis menjadikan siswa aktif dalam kegiatan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. oleh peneliti sebelumnya yang berkaitan dengan karangan argumentasi sebagai

BAB II KAJIAN PUSTAKA. oleh peneliti sebelumnya yang berkaitan dengan karangan argumentasi sebagai BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Relevan Sebelumnya Berikut ini terdapat beberapa penelitian relevan yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya yang berkaitan dengan karangan argumentasi sebagai berikut.

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MENGGUNAKAN MODEL PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS III DI SEKOLAH DASAR BAWAMAI PONTIANAK KOTA

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MENGGUNAKAN MODEL PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS III DI SEKOLAH DASAR BAWAMAI PONTIANAK KOTA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MENGGUNAKAN MODEL PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS III DI SEKOLAH DASAR BAWAMAI PONTIANAK KOTA Herlina, Kaswari, Heri Kresnadi Prodi PGSD FKIP Untan Pontianak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Aep Suryana, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Aep Suryana, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) merupakan bagian penting dalam kerangka pengembangan pendidikan nasional yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. kepenerima pesan (2006:6). Dalam Accociation for education and communication

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. kepenerima pesan (2006:6). Dalam Accociation for education and communication BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Media Secara harfiah media berarti perantara atau pengantar. Oleh Sadiman dikemukakan bahwa media adalah perantara atau pengantar

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERMAINAN BAHASA (LANGUAGE GAMES) Tutin Mulyati NIM : 08210086 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Siliwangi Bandung ABSTRAK Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB. II KAJIAN PUSTAKA

BAB. II KAJIAN PUSTAKA 7 BAB. II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Aktivitas Belajar Pengertian aktivitas adalah semua kegiatan seseorang dalam mengikuti suatu kegiatan baik secara kelompok maupun perorangan atau individu. Menurut

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Menulis merupakan kegiatan komunikasi berupa penyampaian pesan secara

I. PENDAHULUAN. Menulis merupakan kegiatan komunikasi berupa penyampaian pesan secara 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menulis merupakan kegiatan komunikasi berupa penyampaian pesan secara tertulis. Aktivitas menulis melibatkan unsur penulis sebagai penyampaian pesan, isi tulisan,

Lebih terperinci

MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN ENCEP KUSUMAH

MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN ENCEP KUSUMAH MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN ENCEP KUSUMAH PENGERTIAN MEDIA Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar Media

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berekspresi dan salah satunya adalah menulis puisi. Puisi dalam Kamus Besar. penataan bunyi, irama, dan makna khusus; sajak.

BAB I PENDAHULUAN. berekspresi dan salah satunya adalah menulis puisi. Puisi dalam Kamus Besar. penataan bunyi, irama, dan makna khusus; sajak. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan berbahasa mencakup empat aspek, yakni (1) keterampilan menyimak, (2) keterampilan berbicara, (3) keterampilan membaca, (4) keterampilan menulis.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu keterampilan yang berkaitan erat dengan

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu keterampilan yang berkaitan erat dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menulis merupakan salah satu keterampilan yang berkaitan erat dengan keterampilan dasar terpenting pada manusia, yaitu berbahasa. Menurut Tarigan (1986:3), menulis

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Media Kartu Bergambar 2.1.1 Pengertian Media Kartu Bergambar Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti perantara. Dengan demikian media dapat

Lebih terperinci

BAB 2 MEDIA KARIKATUR DAN KARANGAN NARASI. Sadiman, 1984:6) menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen

BAB 2 MEDIA KARIKATUR DAN KARANGAN NARASI. Sadiman, 1984:6) menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen 13 BAB 2 MEDIA KARIKATUR DAN KARANGAN NARASI 2.1 Media Kata media berasal dari bahsa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Medòë adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bahasa Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca, dan. kesatuan dari aspek bahasa itu sendiri (Tarigan, 2008: 1).

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bahasa Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca, dan. kesatuan dari aspek bahasa itu sendiri (Tarigan, 2008: 1). 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Empat keterampilan berbahasa yang harus dimiliki siswa dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa sebagai sarana komunikasi dapat berupa bahasa lisan dan bahasa tulis. Melalui bahasa seseorang dapat mengemukakan pikiran dan keinginannya kepada orang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Keterampilan Menulis 1. Pengertian Menulis Menurut Dalman (2014, hlm. 3) menulis merupakan suatu kegiatan berkomunikasi dalam bentuk penyampaian pesan (informasi) secara tertulis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagi pengalaman, belajar dari yang lain, dan meningkatkan pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. berbagi pengalaman, belajar dari yang lain, dan meningkatkan pengetahuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa memungkinkan manusia untuk berkomunikasi, berhubungan, berbagi pengalaman, belajar dari yang lain, dan meningkatkan pengetahuan intelektual. Mata pelajaran Bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia merupakan salah satu pokok yang wajib dipelajari dan diajarkan di sekolah-sekolah, pelajaran bahasa Indonesia juga merupakan

Lebih terperinci

Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli

Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli Mashura SMP Negeri 2 ToliToli, Kab. ToliToli, Sulteng ABSTRAK Strategi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menulis tidak akan datang secara otomatis, melainkan harus melalui

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menulis tidak akan datang secara otomatis, melainkan harus melalui 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan menulis merupakan salah satu dari empat aspek keterampilan berbahasa. Keterampilan ini merupakan keterampilan yang tidak lagi dipahami hanya sekedar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi menulis dalam KTSP SD yang berbunyi sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi menulis dalam KTSP SD yang berbunyi sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Standar kompetensi mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia yang disempurnakan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) disebutkan bahwa mata pelajaran

Lebih terperinci

PERANAN MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN MENULIS D.Syahruddin. Kata Kunci: Media Gambar, Pembelajaran Menulis

PERANAN MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN MENULIS D.Syahruddin. Kata Kunci: Media Gambar, Pembelajaran Menulis PERANAN MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN MENULIS D.Syahruddin ABSTRAK Media dalam pengertian umum merupakan sarana komunikasi. Sedangkan dalam pendidikan media dapat diartikan sebagai alat bantu yang dapat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Dalam kegiatan

BAB II LANDASAN TEORI. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Dalam kegiatan 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Kemampuan Menulis Paragraf Persuasif 1. Pengertian Menulis Pada dasarnya menulis adalah suatu keterampilan berbahasa yang digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Kemampuan Menulis. menghasilkan sebuah tulisan. memberdayakan pengetahuan dan perasaan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Kemampuan Menulis. menghasilkan sebuah tulisan. memberdayakan pengetahuan dan perasaan. BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Kemampuan Menulis a. Pengertian Kemampuan Menulis Menulis merupakan kegiatan yang dilakukan seseorang untuk menghasilkan sebuah tulisan. Menurut Koentjaraningrat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Kegiatan Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Kegiatan Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kerangka Teoritis dan Hipotesis Tindakan a. Landasan Teoritis 1. Kegiatan Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar Dalam setiap kegiatan belajar memiliki suatu tujuan yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. EACT yang dikutip oleh Rohani (2007:2) media adalah segala bentuk yang

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. EACT yang dikutip oleh Rohani (2007:2) media adalah segala bentuk yang 1 BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Pengertian Media Kata media berasal dari kata latin, merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah kata tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran bahasa diarahkan untuk meningkatkan keterampilan berbahasa, juga untuk meningkatkan kemampuan bernalar dan berimajinasi serta kemampuan untuk mengapresiasi

Lebih terperinci

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah.

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah. PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI PILANGSARI 1 SRAGEN TAHUN AJARAN 2009/2010 (Penelitian Tindakan Kelas) SKRIPSI Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan kehidupan di masa datang. Untuk menyukseskan tujuan di atas, maka

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan kehidupan di masa datang. Untuk menyukseskan tujuan di atas, maka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan primer bagi setiap manusia. Dengan pendidikan seseorang dapat memperoleh ilmu pengetahuan yang dapat menjamin kelangsungan kehidupan

Lebih terperinci

ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN HIPERBOLA LAGU-LAGU JIKUSTIK DALAM ALBUM KUMPULAN TERBAIK

ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN HIPERBOLA LAGU-LAGU JIKUSTIK DALAM ALBUM KUMPULAN TERBAIK ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN HIPERBOLA LAGU-LAGU JIKUSTIK DALAM ALBUM KUMPULAN TERBAIK SKRIPSI Usulan Penelitian untuk Skripsi S-1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah Diajukan Oleh

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hasil Belajar Apresiasi Puisi 1. Definisi Belajar Pengertian belajar menurut Dimyati dkk (2002 : 5), menyebutkan bahwa belajar itu senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK ALFA (EKSPERIMEN KUASI)

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK ALFA (EKSPERIMEN KUASI) MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK ALFA (EKSPERIMEN KUASI) Icah 08210351 Icah1964@gmail.com Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Sekolah Tinggi Keguruan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu perantara untuk memperoleh ilmu sehingga menjadi manusia berguna. Ilmu yang berguna tidak hanya bersifat teoritis atau hanya mengutamakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai pengetahuan tentang kode bahasa, kode budaya dan kode sastra.

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai pengetahuan tentang kode bahasa, kode budaya dan kode sastra. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memahami sebuah karya sastra pada dasarnya bukanlah persoalan mudah, karena pemahaman sastra berkaitan erat dengan proses sifat karya sastra itu sendiri. Maka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan bahasa sebagai medianya (Semi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Media adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, dapat membangkitkan semangat, perhatian, dan kemauan siswa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. semakin modern, diharapkan dapat meningkatkan aktivitas serta kreativitas

I. PENDAHULUAN. semakin modern, diharapkan dapat meningkatkan aktivitas serta kreativitas I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman yang semakin maju serta peradaban manusia yang semakin modern, diharapkan dapat meningkatkan aktivitas serta kreativitas belajar siswa sesuai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Menyimak adalah

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Menyimak adalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menyimak adalah satu di antara empat keterampilan berbahasa yaitu keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Menyimak adalah suatu proses yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. sekolah. Lerner (dalam Mulyono, 2003:224) berpendapat bahwa menulis adalah

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. sekolah. Lerner (dalam Mulyono, 2003:224) berpendapat bahwa menulis adalah 8 BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoretis 2.1.1 Hakekat Menulis Menulis bukan hanya menyalin tetapi juga mengekspresikan pikiran dan perasaan ke dalam lambang-lambang tulisan.

Lebih terperinci

Jurnal Pedagogika dan Dinamika Pendidikan

Jurnal Pedagogika dan Dinamika Pendidikan Jurnal Pedagogika dan Dinamika Pendidikan ISSN 2252-6676 Volume 4, No. 1, April 2016 http://www.jurnalpedagogika.org - email: jurnalpedagogika@yahoo.com KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTASI DENGAN MENGGUNAKAN

Lebih terperinci

MEDIA PEMBELAJARAN (الوسائل التعليمية)

MEDIA PEMBELAJARAN (الوسائل التعليمية) MEDIA PEMBELAJARAN (الوسائل التعليمية) SKS : 2 SKS Dosen : Rovi in, M.Ag Semester : Ganjil Prodi : PBA 1 Guru profesional memiliki empat kompetensi, yaitu: pedagogik, profesional, kepribadian, dan sosial.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus dipelajari dan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus dipelajari dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus dipelajari dan diajarkan. Dengan bahasa, kebudayaan suatu bangsa dapat dibentuk, dibina dan dikembangkan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia merupakan salah satu alat komunikasi dan sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia merupakan salah satu alat komunikasi dan sebagai alat 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Bahasa Indonesia merupakan salah satu alat komunikasi dan sebagai alat pemersatu bangsa indonesia dan diperjelas didalam isi sumpah pemuda yang berbunyi kami

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Kajian teori yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat dari sudut pandang: (i) hakikat menulis, (ii) fungsi, tujuan, dan manfaat menulis, (iii) jenis-jenis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tujuan pembelajaran bahasa Indonesia adalah mempertinggi kemahiran siswa dalam menggunakan bahasa meliputi kemahiran menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI Pada hakikatnya belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi. Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan yang penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan yang penting untuk menjamin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan yang penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa. Hal ini disebabkan pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang seacara harfiah berarti

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang seacara harfiah berarti 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media Audio-Visual Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang seacara harfiah berarti tengah, perantara atau pengantar. Dalam bahasa arab, media adalah perantara atau pengantar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan baik, seseorang perlu belajar cara berbahasa yang baik dan. Salah satu usaha untuk meningkatkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan baik, seseorang perlu belajar cara berbahasa yang baik dan. Salah satu usaha untuk meningkatkan kemampuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada hakikatnya, pembelajaran bahasa adalah belajar berkomunikasi, mengingat bahasa merupakan sarana komunikasi dalam masyarakat. Untuk dapat berkomunikasi

Lebih terperinci

KONSEP MEDIA PEMBELAJARAN Oleh BUDI WALUYO (Dosen STAI An-Nur Lampung)

KONSEP MEDIA PEMBELAJARAN Oleh BUDI WALUYO (Dosen STAI An-Nur Lampung) 17 KONSEP MEDIA PEMBELAJARAN Oleh BUDI WALUYO (Dosen STAI An-Nur Lampung) Abstrak Media dalam proses pembelajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa dalam pembelajaran yang pada gilirannya diharapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dapat dimaknai sebagai proses mengubah tingkah laku siswa agar menjadi manusia dewasa yang mampu hidup mandiri dan sebagai anggota masyarakat dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemersatu bangsa Indonesia. Selain itu, Bahasa Indonesia juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN. pemersatu bangsa Indonesia. Selain itu, Bahasa Indonesia juga merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan salah satu alat komunikasi dan alat pemersatu bangsa Indonesia. Selain itu, Bahasa Indonesia juga merupakan hasil kebudayaan yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Tarigan(1985 : 4), kata puisi berasal dari bahasa Yunani poiesis

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Tarigan(1985 : 4), kata puisi berasal dari bahasa Yunani poiesis BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Pengertian Puisi Menurut Tarigan(1985 : 4), kata puisi berasal dari bahasa Yunani poiesis yang berarti penciptaan. Tetapi arti yang semula ini lama kelamaan semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa dan merupakan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa dan merupakan suatu kegiatan yang mempunyai hubungan dengan proses berpikir, serta keterampilan ekspresi

Lebih terperinci

MEDIA GAMBAR SEBAGAI ALAT BANTU PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI PADA SISWA SEKOLAH DASAR Oleh: Arif Mustofa*

MEDIA GAMBAR SEBAGAI ALAT BANTU PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI PADA SISWA SEKOLAH DASAR Oleh: Arif Mustofa* MEDIA GAMBAR SEBAGAI ALAT BANTU PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI PADA SISWA SEKOLAH DASAR Oleh: Arif Mustofa* Abstrak Selama ini, pembelajaran apresiasi puisi sering menjadi momok yang menakutkan bagi siswa.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Winda Victoria Febriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Winda Victoria Febriani, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbahasa adalah kebutuhan setiap manusia untuk berkomunikasi. Bahasa sebagai sarana komunikasi dapat berupa bahasa lisan maupun bahasa tulisan. Dalam kegiatan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. Siswa Kelas Unggulan di SMP Negeri 1 Gondang Tulungagung. berkaitan dengan indera pendengar, dimana pesan yang disampaikan

BAB V PEMBAHASAN. Siswa Kelas Unggulan di SMP Negeri 1 Gondang Tulungagung. berkaitan dengan indera pendengar, dimana pesan yang disampaikan BAB V PEMBAHASAN A. Keterampilan Guru Pendidikan Agama Islam dalam Menggunakan Media Pembelajaran Audio untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas Unggulan di SMP Negeri 1 Gondang Tulungagung. Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuniar Afrilian, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuniar Afrilian, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi negara yang digunakan secara meluas di dalam kehidupan masyarakat. Tetapi, tidak semua pengguna bahasa Indonesia dapat memahami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan manusia. Kemampuan berbahasa seseorang dapat menunjukkan kepribadian serta pemikirannya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia atau peserta didik dengan cara mendorong kegiatan belajar.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan dan intelektual, sosial,

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan dan intelektual, sosial, 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan dan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. oleh siswa Sekolah Dasar (SD). Pembelajaran menulis puisi bermanfaat

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. oleh siswa Sekolah Dasar (SD). Pembelajaran menulis puisi bermanfaat BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoretis 2.1.1 Hakikat Kemampuan Menulis Puisi Menulis puisi merupakan salah satu keterampilan yang harus dikuasai oleh siswa Sekolah Dasar (SD).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan dalam Munthe (2013:1), dalam silabus pada KD 13.1 disebutkan, bahwa salah satu kompetensi yang harus

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan dalam Munthe (2013:1), dalam silabus pada KD 13.1 disebutkan, bahwa salah satu kompetensi yang harus 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengajaran bahasa Indonesia bertujuan agar siswa terampil berbahasa dan mampu berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan. Kemampuan siswa berkomunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Bandung: C.V Diponegoro, 1984), hlm Yus Rusyana, Bahasa dan Sastra dalam Gempita Pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. (Bandung: C.V Diponegoro, 1984), hlm Yus Rusyana, Bahasa dan Sastra dalam Gempita Pendidikan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan bahasa dapat diartikan sebagai usaha yang dilakukan oleh pendidik untuk membantu anak didik yang sedang berusaha untuk memperoleh atau mengembangkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi yang berupa sistem lambang bunyi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi yang berupa sistem lambang bunyi yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah alat komunikasi yang berupa sistem lambang bunyi yang dihasilkan alat ucap manusia. Sebagaimana kita ketahui, bahasa terdiri atas katakata atau

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Graaves dalam Masnur Muslich (2010:121). Fungsi dasar pengajaran

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Graaves dalam Masnur Muslich (2010:121). Fungsi dasar pengajaran BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Hakikat Menulis Menulis sangat penting di sekolah dasar khususnya pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. adapun fungsi menulis menurut pendapat Graaves dalam Masnur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa sebagai alat komunikasi manusia, berupa lambang atau tanda dan selalu mengandung pemikiran dan perasaan. Di dalam komunikasi manusia menyampaikan pemikiran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kreatif dalam rupa atau wujud yang indah. Pengertian indah, tidak semata-mata merujuk pada

BAB I PENDAHULUAN. kreatif dalam rupa atau wujud yang indah. Pengertian indah, tidak semata-mata merujuk pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra sebagai salah satu unsur kesenian yang mengandalkan kreativitas pengarang melalui penggunaan bahasa sebagai media. Dalam hal ini, sastra menggunakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen, yaitu keterampilan

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen, yaitu keterampilan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen, yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Keempat

Lebih terperinci

Macam- macam Media Penyaji dalam Pembelajaran

Macam- macam Media Penyaji dalam Pembelajaran Macam- macam Media Penyaji dalam Pembelajaran Dengan menganalisis media melalui bentuk penyajian dan cara penyajian, dapat diklasifikasikan menjadi: a. Kelompok ke-satu Dalam kelompok pertama ini berisikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pembelajaran Bahasa Indonesia mencakup aspek mendegarkan, berbicara,

BAB 1 PENDAHULUAN. pembelajaran Bahasa Indonesia mencakup aspek mendegarkan, berbicara, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Bahasa merupakan dasar pengetahuan bagi manusia. Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia mencakup aspek mendegarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Menurut Tarigan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berkomunikasi merupakan proses seseorang memberi dan menerima informasi yang terjadi setiap waktu. Kesehariannya manusia selalu berinteraksi dengan manusia lain

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra mengandung pesan moral tinggi, yang dapat menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra mengandung pesan moral tinggi, yang dapat menjadi BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra mengandung pesan moral tinggi, yang dapat menjadi medium untuk menggerakkan dan mengangkat manusia pada harkat yang paling tinggi. Karya sastra

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masa sekarang. Tidak hanya dijadikan sebagai perantara informasi dan komunikasi,

BAB 1 PENDAHULUAN. masa sekarang. Tidak hanya dijadikan sebagai perantara informasi dan komunikasi, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tulisan merupakan sebuah hasil karya cipta manusia yang tak lekang oleh waktu. Dengan tulisan kita dapat merekam suatu peritiwa masa lampau untuk diketahui

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. secara kreatif dapat memikirkan sesuatu yang baru. berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan hendaknya berupa kata-kata

I. PENDAHULUAN. secara kreatif dapat memikirkan sesuatu yang baru. berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan hendaknya berupa kata-kata I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa sebagai sarana komunikasi dapat berupa bahasa lisan dan bahasa tulis. Melalui bahasa seseorang dapat mengemukakan pikiran dan keinginannya kepada orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pembelajaran merupakan proses yang melibatkan berbagai unsur agar tujuan yang telah direncanakan dapat tercapai dengan baik. Oleh karena itu penting sekali bagi setiap

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pengajaran bahasa dan sastra Indonesia terdapat empat keterampilan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pengajaran bahasa dan sastra Indonesia terdapat empat keterampilan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam pengajaran bahasa dan sastra Indonesia terdapat empat keterampilan berbahasa yang harus dipelajari dan dikuasai yaitu keterampilan mendengarkan, keterampilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pikiran, pendapat, imajinasi, dan berhubungan dengan manusia laninnya.

BAB I PENDAHULUAN. pikiran, pendapat, imajinasi, dan berhubungan dengan manusia laninnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat terpenting yang digunakan manusia untuk berkomunikasi. Dengan bahasa, manusia akan dapat mengungkapkan segala pemikirannya. Selain itu, dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pikiran, pendapat, imajinasi, dan berhubungan dengan manusia lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. pikiran, pendapat, imajinasi, dan berhubungan dengan manusia lainnya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat terpenting yang digunakan manusia untuk berkomunikasi. Melalui bahasa, manusia akan dapat mengungkapkan segala pemikirannya. Selain itu,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Titik sentral yang harus dicapai oleh setiap kegiatan belajar mengajar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Titik sentral yang harus dicapai oleh setiap kegiatan belajar mengajar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Titik sentral yang harus dicapai oleh setiap kegiatan belajar mengajar adalah tercapainya tujuan pembelajaran. Adapun yang termasuk perangkat program pengajaran

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1. Disusun oleh: Ajeng Wulandari A

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1. Disusun oleh: Ajeng Wulandari A PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN PENERAPAN TEKNIK RANGSANG GAMBAR DAN SUMBANG KATA PADA SISWA KELAS VII E DI SMP NEGERI 1 JATEN TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sastra disekolah. Salah satu tujuan pelajaran bahasa Indonesia di

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sastra disekolah. Salah satu tujuan pelajaran bahasa Indonesia di 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keterampilan berbahasa berhubungan erat dan saling melengkapi dengan pembelajaran sastra disekolah. Salah satu tujuan pelajaran bahasa Indonesia di sekolah berkaitan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menulis merupakan salah satu keterampilan dari empat aspek kebahasaan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menulis merupakan salah satu keterampilan dari empat aspek kebahasaan. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menulis merupakan salah satu keterampilan dari empat aspek kebahasaan. Keterampilan yang tidak hanya dipahami hanya sekedar proses pengungkapan gagasan atau cara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil seseorang berbahasa, semakin jelas dan terstruktur pula pikirannya. Keterampilan hanya dapat

Lebih terperinci

PENGGUNAAN TEKNIK PANGGIL PENGALAMAN DALAM UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS X SMA N 5 PURWOREJO

PENGGUNAAN TEKNIK PANGGIL PENGALAMAN DALAM UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS X SMA N 5 PURWOREJO PENGGUNAAN TEKNIK PANGGIL PENGALAMAN DALAM UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS X SMA N 5 PURWOREJO Oleh: Farida Tuzzaman Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. 1). Pembelajaran menurut Sugandi (2006: 9) adalah seperangkat peristiwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. 1). Pembelajaran menurut Sugandi (2006: 9) adalah seperangkat peristiwa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bisa diartikan sebagai sebuah proses kegiatan pelaksanaan kurikulum suatu lembaga pendidikan yang telah ditetapkan (Sudjana, 2001: 1). Pembelajaran

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR ARTIKEL OLEH RUDY PRASETYO A1D111001

KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR ARTIKEL OLEH RUDY PRASETYO A1D111001 KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR ARTIKEL OLEH RUDY PRASETYO A1D111001 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI 2018 ABSTRAK

Lebih terperinci

berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif serta kemampuan bekerja

berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif serta kemampuan bekerja BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mata pelajaran Bahasa Indonesia perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali mereka dengan kemampuan berpikir logis, analitis,

Lebih terperinci