BAB 2 MEDIA KARIKATUR DAN KARANGAN NARASI. Sadiman, 1984:6) menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 MEDIA KARIKATUR DAN KARANGAN NARASI. Sadiman, 1984:6) menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen"

Transkripsi

1 13 BAB 2 MEDIA KARIKATUR DAN KARANGAN NARASI 2.1 Media Kata media berasal dari bahsa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Medòë adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Gagne (dalam Sadiman, 1984:6) menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat meransangnya untuk belajar. Sementara itu Briggs (dalam Sadiman, 1984:6) berpendapat bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta meransang siswa untuk belajar. Buku, film, kaset, film bingkai adalah contoh-contohnya. Asosiasi Pendidikan Nasional (National Education Association/NEA) memiliki pengertian yang berbeda. Media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audiovisual serta peralatannya. Media hendaknya dapat dimanipulasi, dapat dilihat, didengar dan dibaca. Apa pun batasan yang diberikan, ada persamaan di antara batasan tersebut yaitu bawa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat meransang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi. Menurut Sadiman, dkk (1984:29) gambar/foto adalah media yang paling umum dipakai. Dia merupakan bahasa yang umum, yang dapat dimengerti dan dinikmati di mana-mana. Beberapa kelebihan media gambar foto yang lain yaitu,

2 14 (1) Sifatnya konkret; gambar/foto lebih realistis menunjukkan pokok masalah dibandingkan dengan media verbal semata; (2) Gambar dapat mengatasi batasan ruang dan waktu; (3) Media gambar/foto dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita; (4) Foto dapat memperjelas suatu masalah, dalam bidang apa saja dan untuk tingkat usia berapa saja, sehingga dapat mencegah atau membetulkan kesalahpahaman; (5) Foto harganya murah dan gampang di dapat serta digunakan, tanpa memerlukan peralatan khusus. 2.2 Media Karikatur Karikatur adalah suatu bentuk gambar yang sifatnya klise, sindirian, kritikan, dan lucu. Karikatur merupakan ungkapan perasaan seseorang yang diekspresikan agar diketahui khlayak. Karikatur seringkali berkaitan dengan masalah-masalah politik dan sosial. Karikatur sebagai media komunikasi mengandung pesan, kritik atau sindiran tanpa banyak komentar, tetapi cukup dengan dengan gambar yang sifatnya lucu sekaligus mengandung makna yang dalam atau pedas. Shaily (1992:85) mendefinisikan karikatur sebagai gambar yang sifatnya melebihkan suatu pertanda ciri, sifat, tindakan/tingkah laku seseorang atau kelompok manusia untuk memperolok-oloknya, mencemoohkannya, dan mencelanya dengan cara yang menggelikan. Dalam Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer (Salim, 1991:665), karikatur diartikan sebagai gambar olok-olok yang bersifat menyindir dan sebagainya. Sedikit berbeda dengan Djelantik (1990:54) dalam bukunya Pengantar Dasar Ilmu Estetika mengemukakan bahwa

3 15 karikatur adalah seni gambar yang mempergunakan penonjolan yang berlebihan untuk memperlihatkan ciri khas dari seorang tokoh atau makna khas dari peristiwa yang penting. Dilihat dari sifatnya karikatur terbagi menjadi tiga sebagai berikut. 1) Karikatur orang-pribadi Karikatur orang-pribadi menggambarkan seseorang biasanya tokoh yang terkenal, dengan mengekspose ciri-cirinya dalam bentuk wajah ataupun kebiasaannya tanpa objek lain atau situasi di sekelilingnya secara karikatural. 2) Karikatur sosial Karikatur sosial mengemukakan dan menggambarkan persoalanpersoalan masyarakat yang menyinggung rasa keadilan sosial. 3) Karikatur politik Karikatur politik menggambarkan suatu situasi politik sedemikian rupa agar kita dapat melihatnya dari segi humor dengan menampilkan para tokoh politik di atas panggung dan mementaskannya dengan lucu. Menurut pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa karikatur merupakan satu bagian dari kartun. Kartun yang mengandung sindiran atau kritik disebut kartun editorial. Karikatur disebut sebagai kartun editorial karena merupakan visualisasi dari tajuk rencana sebuah surat kabar Kelebihan Karikatur sebagai Media Pembelajaran Sebagai media pembelajaran yang berfungsi untuk menarik minat siswa untuk belajar karikatur mempunyai kelebihan sebagai berikut

4 16 1) Penggunaan simbolisme yang singkat dan langsung mengena pada sasaran; 2) Mengemukakan suatu ide atau pesan, peristiwa secara estetis, menggembirakan, lucu, menyindir dan mengejek; 3) Mengemukakan ide atau pesan, peristiwa secara stereotipe mudah dikenal umum; 4) Tidak memerlukan banyak penjelasan atau kata-kata; Kekurangan Karikatur sebagai Media Pembelajaran Sebagai media pembelajaran yang berfungsi untuk menarik minat siswa untuk belajar karikatur mempunyai kekurangan sebagai berikut 1) Adanya stereotipe ini justru dapat menyebabkan terjadinya salah mewakili dan salah pengertian; 2) Sering menyederhanakan ide atau peristiwa, sehingga dapat salah mewakili sesuatu; 3) Apabila guru salah memanfaatkannya dan salah memberikan penjelasan, maka akan membingungkan peserta didik; Tujuan Penggunaan Karikatur Sebagai Media Pembelajaran Penggunaan media dalam proses pembelajaran diharapkan dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa sedemikian rupa sehingga terjadi proses belajar. Demikian halnya dengan penggunaan karikatur sebagai media pembelajaran memiliki tujuan sebagai berikut

5 17 1) Sebagai bahan penggerak perhatian; 2) Untuk menyarankan perubahan tingkah laku atau sikap tertentu bagi pembacanya; 3) Sebagai ilustrasi dari suatu pokok masalah/pelajaran; 4) Sebagai alat mempertinggi motivasi dan keaktifan; Media Karikatur dalam Pembelajaran Menulis Karangan Narasi Penulis akan merancang model pembelajaran karangan narasi dengan memanfaatkan kelebihan karikatur sebagai media pembelajaran. Berikut ini adalah langkah-langkah pembelajarannya Persiapan Awal Mengkondisikan atau mengatur posisi siswa dalam pembelajaran merupakan langkah awal yang dilakukan, yaitu dengan cara 1. Mengondisikan posisi duduk siswa menjadi senyaman mungkin; dan 2. mempersiapkan perlengkapan menulis yang menarik siswa untuk menunjang proses belajar mengajar yang menyenangkan seperti menyiapkan kertas yang berwarna dan unik untuk menulis karangan narasi, pensil warna, spidol sebagai alat menulis Pelaksanaan Berikut adalah langkah-langkah pembelajarannya.

6 18 1. Siswa dan guru melaksanakan kegiatan awal pembelajaran. Diawali dengan mengucapkan salam, mempresensi kehadiran guru. 2. Siswa diberi motivasi agar bersemangat dalam mengikuti pelajaran. 3. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya atau mengekspresikan opini tentang karangan narasi dan gambar karikatur. 4. Siswa dibagikan kertas warna sebagai media menulis. 5. Siswa diberikan karikatur yang menarik untuk meransang pikirannya. 6. Siswa diminta untuk memikirkan sebuah peristiwa yang berkaitan dengan karikatur yang diberikan. 7. Siswa diminta untuk melukiskan tema peristiwa yang akan ditulisnya. 8. Siswa diminta untuk menuliskan tokoh-tokoh yang ada dalam peristiwa tersebut. 9. Siswa diminta untuk menuliskan rangkaian peristiwa secara garis besar. 10. Siswa dipersilahkan untuk melakukan proses kreatif menulis karangan narasi berdasarkan catatan-catatan mengenai tokoh dan garis besar rangkaian cerita yang telah ditulis sebelumnya menjadi karangan narasi yang utuh. 11. Setelah selesai menulis, siswa diperbolehkan untuk memberi sentuhan warna-warna atau gambar pada lembar kerjanya. 12. Setelah menyelesaikan tulisannya, siswa mengumpulkan lembar kerjanya.

7 Siswa diberi kesempatan untuk mengekspresikan atau mengungkapkan perasaannya setelah melakukan proses kreatif menulis. 14. Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan tentang karangan narasi. 15. Siswa melakukan pengayaan dengan membuat kliping tentang karangan narasi. 2.3 Menulis Pengertian Menulis Menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dapat dipahami oleh seseorang, sehingga orang-orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu. Gambar atau lukisan mungkin dapat menyampaikan makna-makna, tetapi tidak menggambarkan kesatuan-kesatuan bahasa. Menulis merupakan suatu representasi bagian dari kesatuan-kesatuan ekspresi bahasa (Tarigan, 1994:21). Menulis sebagai keterampilan adalah kemampuan seseorang dalam menggunakan gagasan dan pikiran kepada orang lain dengan media tulisan. Menulis dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya (Suparno dan M. Yunus, 2006: 5).

8 20 Berdasarkan pengertian yang ada, penulis menyimpulkan bahwa menulis adalah sebuah proses kreatif menuangkan gagasan dan ide dalam bentuk bahasa tulis dengan tujuan untuk memberi tahu, meyakinkan, dan menghibur Tujuan Menulis Setiap jenis tulisan pasti mengandung tujuan, oleh karena itu sebelum menulis hendaknya seorang penulis menentukan tujuan menulis terlebih dahulu. Menurut Tarigan (1994:23) menulis memiliki tujuan: 1) memberitahukan atau mengajar, 2) meyakinkan atau mendesak, 3) menghibur atau menyenangkan, dan 4) mengutarakan/mengekspresikan perasaan atau emosi yang berapiapi. Tabel 2.1 Hubungan Antara Maksud dan Responsi Pembaca Maksud Penulis Memberitahukan atau mengajar Meyakinkan atau mendesak Menghibur atau menyenangkan Mengutarakan atau mengekspresikan perasaan dan Responsi Pembaca Mengerti atau memahami Percaya atau menantang Kesenangan estetis Tingkah laku atau pikiran yang dikendalikan oleh emosi

9 21 emosi yang berapi-api Tarigan (1994:5) Hartig dalam Tarigan (1994:24) menyatakan bahwa tujuan menulis sebagai berikut ini. 1. Assignment purpose (tujuan penugasan) Menulis sesuatu karena ditugaskan bukan karena kemauan. 2. Altruistic purpose (tujuan alturistik) Menulis yang bertujuan untuk menghibur pembaca. Membantu pembaca untuk memahami, menghargai perasaan dan penalarannya. 3. Persuasive purpose (tujuan persuasif) Menulis yang bertujuan untuk meyakinkan para pembaca. 4. Informational purpose (tujuan informasi) Menulis yang bertujuan untuk member informasi atau keterangan kepada para pembaca. 5. Self-expressive purpose (tujuan pernyataan diri) Menulis yang bertujuan untuk memperkenalkan atau menyatakan diri sang pengarang kepada para pembaca. 6. Creative purpose (tujuan kreatif) Menulis yang bertujuan mencapai nilai-nilai artistik dan kesenian. 7. Problem-solving purpose (tujuan pemecahan masalah) Menulis yang bertujuan untuk memecahkan masalah yang sedang dihadapi.

10 22 Berdasarkan berbagai tujuan yang dikemukakan oleh beberapa ahli, penulis menyimpulkan bahwa tujuan menulis adalah menyampaikan gagasan atau mengekspresikan perasaan dalam bentuk tulisan agar dibaca atau diketahui oleh orang lain Fungsi Menulis Menurut Tarigan, fungsi utama menulis adalah sebagai alat komunikasi (Subchi, 2003 : 7). Adapun fungsi menulis itu ada beberapa antara lain : 1) Memudahkan siswa untuk berfikir kreatif, 2) Memudahkan untuk merasakan dan menikmati hubungan kemanusiaan, 3) Mempermudah daya tangkap, 4) Memecahkan masalah-masalah yang dihadapi, 5) Menyusun urutan berbagai pengalaman. Adapun fungsi menulis yang tercakup dalam fungsi mata pelajaran bahasa Indonesia adalah: 1) Mengembangkan kemampuan bernalar, 2) Mengembangkan kemampuan berkomunikasi, 3) Mengungkapkan pikiran, 4) Mengungkapkan perasaan dan, 5) Membina persatuan dan kesatuan bangsa (Tim Penatar Privinsi Jawa Tengah, 1998 : 22). Berdasarkan keterangan diatas, jelaslah bahwa menulis akan membuat kita menggali dan memunculkan pikiran serta ide yang diserap dari lingkungan sekitar. Menulis bukanlah suatu kegiatan yang sia-sia karena memiliki beberapa fungsi bagi penulis maupun pembaca.

11 Manfaat Menulis Menulis merupakan suatu kegiatan yang mempunyai banyak manfaat yang dapat diterapkan oleh penulis itu sendiri. Menurut Sabarti Akhadiah, dkk. (1994: 1-2) ada beberapa manfaat menulis antara lain yaitu: 1) dengan menulis dapat lebih mengenali kemampuan dan potensi pribadi yang berkaitan dengan permasalahan yang sedang ditulis, 2) melalui kegiatan menulis dapat mengembangkan berbagai gagasan atau pemikiran yang akan dikemukakan, 3) dari kegiatan menulis dapat memperluas wawasan kemampuan berpikir, baik dalam bentuk teoritis maupun dalam bentuk berpikir terapan, 4) permasalahan yang kabur dapat dijelaskan dan dipertegas melalui kegiatan menulis, 5) melalui tulisan dapat menilai gagasan sendiri secara objektif, 6) dalam konteks yang lebih konkret, masalah dapat dipecahkan dengan lebih melalui tulisan, 7) dengan menulis dapat memotivasi diri untuk belajar dan membaca lebih giat. Penulis menjadi penemu atau pemecah masalah bukan sekedar menjadi penyadap informasi dari orang lain, 8) melalui kegiatan menulis dapat membiasakan diri untuk berpikir dan berbahasa secara tertib. Dari pendapat diatas, jelas bahwa melalui menulis seseorang akan mampu mengenali potensi yang dimilikinya. Penulis akan mengetahui sampai

12 24 dimana pengetahuannya tentang suatu topik atau bahan yang akan dibuat tulisan. Untuk mengembangkan topik tersebut, penulis harus berpikir, menggali pengetahuan dan pengalamannya. Menulis sebuah karangan sederhana secara teknis dituntut memenuhi persyaratan dasar seperti kalau akan menulis karangan yang rumit. Dalam menulis karangan sederhana diperlukan adanya pemilihan topik, membatasinya, mengembangkan gagasan, menyajikannya dalam kalimat dan paragraf yang tersusun secara logis, dan sebagainya. Walaupun demikian, kemampuan menulis bukanlah milik orang yang mempunyai bakat dalam menulis saja. Dengan latihan yang sungguh-sungguh kemampuan tersebut dapat dimiliki oleh siapa saja yang berniat dalam mengungkapkan gagasannya dalam bentuk tulisan. 2.4 Karangan Narasi Pengertian Karangan Narasi Karangan narasi merupakan bentuk karangan yang bersifat menceritakan suatu peristiwa, kejadian atau masalah secara kronologis. Selain itu karangan narasi tidak mementingkan hubungan sebab akibat sehingga antara paragraf yang satu dengan yang lain tidak merupakan sebab akibat. Isi yang diceritakan adalah hal-hal atau peristiwa yang telah terjadi dalam rangkaian atau urutan waktu. Narasi merupakan suatu bentuk karangan atau tulisan yang bersifat menyejarahkan sesuatu berdasarkan perkembangan dari waktu ke waktu. Narasi mementingkan urutan kronologis suatu peristiwa, kejadian, dan

13 25 masalah (Parera, 1993:5). Masalah yang dibahas dalam narasi adalah hal-hal yang berkaitan dengan kejadian atau peristiwa secara berurutan. Karangan narasi merupakan tahapan-tahapan yang berhubungan dengan waktu. Narasi merupakan bentuk wacana yang berusaha menggambarkan dengan sejelas-jelasnya kepada pembaca suatu peristiwa yang telah terjadi (Keraf, 2001:136). Sejalan dengan pendapat tersebut, Parera (1993:5) mengatakan bahwa pengarang narasi bertindak sebagai sejarawan atau tukang cerita. Dengan demikian, karangan narasi merupakan bagian atau bentuk karangan yang menceritakan suatu peristiwa, kejadian, atau permasalahan secara berurutan. Berdasarkan definisi karangan yang telah diuraikan diatas, dapat disimpulkan bahwa karangan narasi adalah sebagai berikut. 1) Karangan narasi adalah karangan yang bersifat menceritakan suatu peristiwa, kejadian atau masalah secara kronologis. 2) Karangan narasi tidak mementingkan hubungan sebab akibat dari masalah yang diceritakan. 3) Dua unsur pokok yang diperhatikan dalam karangan narasi adalah perbuatan atau tindakan yang terjadi dalam suatu rangkaian waktu Ciri-ciri Karangan Narasi Menurut keraf (2000:136) karangan narasi memiliki ciri yang membedakan dengan karangan yang lain, yaitu. 1) Menonjolkan unsur perbuatan atau tindakan.

14 26 2) Dirangkai dalam urutan waktu. 3) Berusaha menjawab pertanyaan, apa yang terjadi? 4) Ada konfliks. Selain itu, karangan narasi juga memiliki beberapa ciri yang membedakannya dengan karangan yang lain, yaitu 1) dari segi isi Karangan narasi isinya berupa cerita atau memaparkan suatu peristiwa, baik itu peristiwa rekaan maupun peristiwa yang nyata (benar-benar terjadi). 2) dari segi tujuan Menurut Keraf (2007:138), karangan narasi bertujuan untuk memperluas pengetahuan seseorang atau berusaha untuk memberi makna atas peristiwa atau kejadian sebagai suatu pengalaman. 3) dari segi unsur Karangan narasi mengandung unsur pelaku, tindakan, ruang dan waktu. 4) dari segi penggunaan bahasa Menurut Keraf (2007:138), bahasa yang digunakan dalam karangan narasi ada yang cenderung figuratif dengan menitikberatkan penggunaan katakata konotatif dan ada juga yang cenderung ke bahasa informasi dengan menitikberatkan pada penggunaan kata-kata denotatif. 5) dari segi dasar pembentuknya

15 27 Keraf (2007:138) menyatakan bahwa dasar pembentukan karangan narasi adalah tindakan atau perbuatan yang dirangkaikan dalam suatu kejadian atau peristiwa dan berlangsung dalam satu kesatuan waktu. Berdasarkan uraian di atas, penulis menyimpulkan bahwa karangan narasi memiliki ciri-ciri sebagai berikut. 1) Peristiwa merupakan bagian utama dalam karangan narasi; 2) Peristiwa dalam karangan narasi disusun secara kronologis; 3) Adanya tokoh-tokoh yang disertai gambaran perwatakannya serta latar tempat dan waktu; 4) Bahasa yang digunakan bersifat informatif; 5) Karangan narasi bertujuan untuk memperluas pengalaman pembaca Jenis Karangan Narasi Berdasarkan tujuan dan sasarannya, karangan narasi dapat dibedakan menjadi 2, yaitu narasi ekspositoris dan narasi sugestif. 1) Narasi Ekspositoris Narasi ekspositoris bertujuan untuk menggugah pikiran para pembaca untuk mengetahui apa yang dikisahkan. Sasaran utama dari narasi ekspositoris adalah rasio, yaitu berupa perluasan pengetahuan para pembaca sesudah membaca kisah tersebut. Narasi ekspositoris mempersoalkan tahap-tahap kejadian, rangkaian-rangkaian perbuatan kepada para pembaca.

16 28 Narasi ekspositoris bersifat khas dan regeneralisasi, yaitu narasi yang menyampaikan suatu proses yang umum, yang dapat dilakukan siapa saja, dan dapat pula dilakukan secara berulang-ulang. Karangan narasi. Karangan narasi ekspositoris merupakan karangan yang bersifat khusus karena berusaha menceritakan suatu peristiwa yang khas, yang hanya satu kali terjadi. Contoh karangan narasi ekspositoris adalah kisah perjalanan, kisah kematian, dan pengalaman jatuh cinta. 2) Narasi Sugestif Narasi sugestif merupakan suatu rangkaian peristiwa yang disajikan sedemikian rupa untuk meransang daya khayal para pembaca. Karangan narasi sugestif bertujuan untuk menyampaikan sebuah makna dengan cara meransang, menimbulkan, dan memainkan daya khayal pembaca. Dengan begitu makna yang baru akan jelas dipahami sesudah narasi itu selesai dibaca, karena ia tersirat dalam seluruh narasi itu. Selain kedua jenis narasi di atas, karangan narasi memiliki beberapa bentuk khusus, yaitu autobiografi dan biografi, anekdot dan insiden, sketsa dan profil. Tabel 2.2 Perbedaan Karangan Narasi Ekspositoris dan Narasi Sugestif Narasi Ekspositoris Narasi Sugestif

17 29 1. Memperluas pengetahuan. 1. Menyampaikan suatu makna atau suatu amanat yang tersirat. 2. Menyampaikan informasi 2. Menimbulkan daya khayal. mengenai suatu kejadian. 3. Didasarkan pada penalaran 3. Penalaran hanya berfungsi untuk mencapai sebagai alat menyampaikan kesepakatan nasional. makna sehingga kalau perlu penalaran dapat dilanggar. 4. Bahasanya lebih condong ke bahasa informatif dengan titik berat pada penggunaan kata-kata denotatif. 4. Bahasanya lebih condong ke bahasa figuratif dengan menitik-beratkan penggunaan kata-kata konotatif. Keraf (2007:138) Unsur-unsur Karangan Narasi Keraf (2007:145) menyatakan bahwa karangan narasi terdiri atas unsur perbuatan, penokohan, latar, dan sudut pandang. Selain itu keraf menambahkan bahwa tema, alur, cerita, tokoh, dan pesan merupakan unsurunsur yang membangun karangan narasi.

18 30 Berpijak pada pendapat di atas, dapat dirumuskan bahwa unsur-unsur yang membangun karangan narasi adalah: 1) Tema Tema adalah gagasan dasar yang mendasari sebuah karangan. Tema juga didefinisikan sebagai ide yang mendasari sebuah cerita dan menjadi titik awal pengarang dalam menciptakan karyanya. 2) Alur Alur merupakan rangakain pola tindak-tanduk yang berusaha memecahkan konflik yang terdapat dalam narasi itu. Alur mengatur bagaimana tindakan-tindakan harus bertalian satu sama lain, bagaimana suatu peristiwa mempunyai hubungan dengan peristiwa yang lain, bagaimana tokoh-tokoh harus digambarkan dan berperan dalam tindakan-tindakan itu yang terikat dalam suatu kesatuan waktu. 3) Latar Latar adalah suatu tempat atau waktu terjadinya perbuatan tokoh atau peristiwa uang dialami tokoh. Dalam karangan narasi terkadang tidak disebutkan secara jelas tempat tokoh berbuat atau mengalami peristiwa tertentu. Sering kita jumpai cerita hanya mengisahkan latar secara umum. Misalnya dikatakan: di tepi hutan, di sebuah desa, atau di sebuah pulau. Dalam latar waktu, misalnya disebutkan: pada zaman dahulu, pada suatu senja, pada suatu malam, atau pada suatu hari. Namun demikian, ada juga yang menyebutkan latar tempat dan waktu secara pasti.

19 31 4) Penokohan Penokohan adalah cara penulis menggambarkan tokoh-tokohnya. Ada beberapa teknik penokohan sebagai berikut. a. Realistis atau tidak realistis Realistis adalah sebagaimana manusia pada umumnya, mempunyai kelebihan dan kekurangan. Tidak realistis sebaliknya adalah penggambaran tokoh yang berlebihan. Yang baik digambarkan baik sekali tanpa kekurangan seperti superman, sedangkan yang buruk atau jahat digambarkan sangat jahat tanpa ada setitik kebaikan. b. Karikaturis Penggambaran tokoh yang ringkas dengan berlebih-lebihan menekankan ciri-cirinya yang menonjol. Penggambaran ini digunakan untuk maksud meledek, mengejek ataupun menyindir. c. Stereotipical Penggambaran tokoh yang digunakan hanya untuk mewakili gambaran umum yang dimiliki masyarakat tentang kelompok tertentu. Misalnya seorang tokoh wanita yang stereotipical adalah lemah, suka menangis dll. 5) Sudut pandang Sudut pandang adalah cara pengarang menempatkan dirinya terhadap cerita atau dari sudut mana pengarang memandang ceritanya. Berikut ini beberapa sudut pandang yang dapat digunakan pengarang dalam bercerita. a. Sudut pandang orang pertama

20 32 Sudut pandang ini biasanya menggunakan kata ganti aku atau saya. Dalam hal ini pengarang seakan-akan terlibat dalam cerita dan bertindak sebagai tokoh cerita. b. Sudut pandang orang ketiga Sudut pandang ini biasanya menggunakan kata ganti orang ketiga seperti dia, ia atau nama orang yang dijadikan sebagai titik berat cerita. c. Sudut pandang pengamat serba tahu Dalam hal ini pengarang bertindak seolah-olah mengetahui segala peristiwa yang dialami tokoh dan tingkah laku tokoh. d. Sudut pandang campuran (sudut pandang orang pertama dan pengamat serba tahu) Pengarang mula-mula menggunakan sudut pandang orang pertama. Selanjutnya serba tahu dan bagian akhir kembali ke orang pertama. 6) Amanat Amanat merupakan pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang dalam karyanya. Pengarang dapat menyampaikan amanat yang ingin disampaikannya baik secara tersirat maupun tersurat Langkah-Langkah Menulis Karangan Narasi Untuk menulis karangan narasi dapat dilakukan langkah-langkah sebagai berikut 1) Menentukan tema dan amanat yang akan disampaikan;

21 33 2) Menentukan sasaran pembaca; 3) Merancang peristiwa-peristiwa utama yang akan ditampilkan dalam bentuk skema alur; 4) Membuat kearangka karangan; 5) Menentukan tokoh, perwatakan, latar, alur, dan sudut pandang; 6) Mengembangkan cerita.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Keterampilan Menulis 1. Pengertian Menulis Menurut Dalman (2014, hlm. 3) menulis merupakan suatu kegiatan berkomunikasi dalam bentuk penyampaian pesan (informasi) secara tertulis

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENULIS TEKS PERCAKAPAN MELALUI MEDIA GAMBAR DI KELAS IV SDN 1 LIMBOTO KECAMATAN LIMBOTO KABUPATEN GORONTALO

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENULIS TEKS PERCAKAPAN MELALUI MEDIA GAMBAR DI KELAS IV SDN 1 LIMBOTO KECAMATAN LIMBOTO KABUPATEN GORONTALO MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENULIS TEKS PERCAKAPAN MELALUI MEDIA GAMBAR DI KELAS IV SDN 1 LIMBOTO KECAMATAN LIMBOTO KABUPATEN GORONTALO Evi Hasim (Dosen Fakultas Ilmu Pendidikan) Masalah dalam penelitian

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MENULIS SEBAGAI SUATU KETERAMPILAN BERBAHASA

PEMBELAJARAN MENULIS SEBAGAI SUATU KETERAMPILAN BERBAHASA PEMBELAJARAN MENULIS SEBAGAI SUATU KETERAMPILAN BERBAHASA Oleh Novita Tabelessy Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pattimura Abstrak:

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. teknologi dan seni. Peningkatan pengetahuan berbahasa Indonesia berhubungan

BAB 1 PENDAHULUAN. teknologi dan seni. Peningkatan pengetahuan berbahasa Indonesia berhubungan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu fungsi mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di SMP secara umum adalah sebagai sarana peningkatan pengetahuan dan keterampilan berbahasa Indonesia,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Peningkatan Kemampuan Menulis 1. Pengertian Menulis Menulis merupakan sebuah proses kreatif menuangkan gagasan dalam bentuk bahasa tulis. Hasil dari kreatif menulis ini biasa disebut

Lebih terperinci

SKRIPSI OLEH RAHMAWATI NIM A1B ABSTRAK

SKRIPSI OLEH RAHMAWATI NIM A1B ABSTRAK KEMAMPUAN MENULIS NARASI BERDASARKAN TEKS WAWANCARA SISWA KELAS VII C MTs LABORATORIUM FAKULTAS TARBIYAH IAIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI TAHUN PELAJARAN 2016/2017 SKRIPSI OLEH RAHMAWATI NIM A1B113009

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam merangkai kata. Akan tetapi, dalam penerapannya banyak orang

BAB I PENDAHULUAN. dalam merangkai kata. Akan tetapi, dalam penerapannya banyak orang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keterampilan menulis merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan dari kegiatan belajar mengajar siswa di sekolah. Kegiatan menulis menjadikan siswa aktif dalam kegiatan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Keterampilan berbahasa terdiri atas keterampilan berbahasa tulis dan keterampilan

BAB II LANDASAN TEORI. Keterampilan berbahasa terdiri atas keterampilan berbahasa tulis dan keterampilan 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Keterampilan Berbahasa Keterampilan berbahasa terdiri atas keterampilan berbahasa tulis dan keterampilan berbahasa lisan (Santosa,2009:6.1). Keterampilan berbahasa tulis terdiri

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. bahan kajian bahasa Indonesia diarahkan kepada penguasaan empat keterampilan

I. PENDAHULUAN. bahan kajian bahasa Indonesia diarahkan kepada penguasaan empat keterampilan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), standar kompetensi bahan kajian bahasa Indonesia diarahkan kepada penguasaan empat keterampilan berbahasa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu berhubungan dengan bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. karena dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu berhubungan dengan bahasa. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki hubungan yang erat dengan kehidupan. Oleh karena itu, kajian bahasa merupakan suatu kajian yang tidak pernah habis untuk dibicarakan karena dalam kehidupan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. oleh peneliti sebelumnya yang berkaitan dengan karangan argumentasi sebagai

BAB II KAJIAN PUSTAKA. oleh peneliti sebelumnya yang berkaitan dengan karangan argumentasi sebagai BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Relevan Sebelumnya Berikut ini terdapat beberapa penelitian relevan yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya yang berkaitan dengan karangan argumentasi sebagai berikut.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Bahasa Indonesia 1. Bahasa Indonesia Secara Umum Bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi negara Indonesia yang digunakan sebagai bahasa pemersatu bangsa. Ditinjau secara umum,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keterampilan (Hakim dalam Munawar, 2009: 06). Sejalan dengan pendapat. sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keterampilan (Hakim dalam Munawar, 2009: 06). Sejalan dengan pendapat. sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Belajar Belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Deskripsi Teori. 1. Kreativitas. a. Pengertian Kreativitas. Keaslian dari suatu tulisan tak terlepas dari ide yang dihasilkan

BAB II KAJIAN TEORI. A. Deskripsi Teori. 1. Kreativitas. a. Pengertian Kreativitas. Keaslian dari suatu tulisan tak terlepas dari ide yang dihasilkan 7 BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Kreativitas a. Pengertian Kreativitas Keaslian dari suatu tulisan tak terlepas dari ide yang dihasilkan oleh penulis. Salah satu jenis karya tulis yang ada saat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Graaves dalam Masnur Muslich (2010:121). Fungsi dasar pengajaran

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Graaves dalam Masnur Muslich (2010:121). Fungsi dasar pengajaran BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Hakikat Menulis Menulis sangat penting di sekolah dasar khususnya pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. adapun fungsi menulis menurut pendapat Graaves dalam Masnur

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MENGGUNAKAN MEDIA FILM SISWA KELAS III SD N PENCAR 2, SLEMAN TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MENGGUNAKAN MEDIA FILM SISWA KELAS III SD N PENCAR 2, SLEMAN TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MENGGUNAKAN MEDIA FILM SISWA KELAS III SD N PENCAR 2, SLEMAN TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. penyampaian pesan (komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat

BAB II LANDASAN TEORI. penyampaian pesan (komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Menulis 2.1.1 Pengertian Menulis Menulis adalah melahirkan pikiran atau perasaan (seperti mengarang, membuat surat) dengan tulisan (KBBI,2005:1219). Menulis adalah sebagai kegiatan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. Oleh R. David Purba Irawan NIM

SKRIPSI. Disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. Oleh R. David Purba Irawan NIM PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI EKSPOSITORIS PADA SISWA KELAS X SMA PANCASILA PURWOREJO TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI Disusun sebagai salah satu syarat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menulis atau mengarang ialah kemampuan mengekspresikan pikiran, perasaan, pengalaman, dalam bentuk tulisan yang disusun secara

BAB I PENDAHULUAN. Menulis atau mengarang ialah kemampuan mengekspresikan pikiran, perasaan, pengalaman, dalam bentuk tulisan yang disusun secara 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menulis atau mengarang ialah kemampuan mengekspresikan pikiran, perasaan, pengalaman, dalam bentuk tulisan yang disusun secara sistematis dan logis, sehingga

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS VI

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS VI PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS VI Yayan Yayan 56@yahoo.com Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Siliwangi Bandung ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran bahasa Indonesia yaitu menyangkut bahasa yang digunakan oleh warga negara Indonesia dan sebagai bahasa persatuan antar warga, yang merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. kepenerima pesan (2006:6). Dalam Accociation for education and communication

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. kepenerima pesan (2006:6). Dalam Accociation for education and communication BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Media Secara harfiah media berarti perantara atau pengantar. Oleh Sadiman dikemukakan bahwa media adalah perantara atau pengantar

Lebih terperinci

B AB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA

B AB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA B AB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep 2.1.1 Analisis Wacana Analisis wacana merupakan disiplin ilmu yang mengkaji satuan bahasa di atas tataran kalimat dengan memperhatikan konteks

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Media (Alat Peraga Origami Modular dan Jobsheet)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Media (Alat Peraga Origami Modular dan Jobsheet) 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Media (Alat Peraga Origami Modular dan Jobsheet) 1. Pengertian Media Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara atau pengantar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus dipelajari dan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus dipelajari dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus dipelajari dan diajarkan. Dengan bahasa, kebudayaan suatu bangsa dapat dibentuk, dibina dan dikembangkan.

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MENGGUNAKAN MEDIA POP-UP BOOK

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MENGGUNAKAN MEDIA POP-UP BOOK PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MENGGUNAKAN MEDIA POP-UP BOOK PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 KEDUNGLEGOK KECAMATAN KEMANGKON KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MENULIS. oleh Isah Cahyani Diadaptasi dari berbagai sumber dan hasil diskusi

PEMBELAJARAN MENULIS. oleh Isah Cahyani Diadaptasi dari berbagai sumber dan hasil diskusi PEMBELAJARAN MENULIS oleh Isah Cahyani Diadaptasi dari berbagai sumber dan hasil diskusi Assalamualakium Hakikat Menulis Menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Kajian teori yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat dari sudut pandang: (i) hakikat menulis, (ii) fungsi, tujuan, dan manfaat menulis, (iii) jenis-jenis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia atau peserta didik dengan cara mendorong kegiatan belajar.

Lebih terperinci

Jurnal Pedagogika dan Dinamika Pendidikan

Jurnal Pedagogika dan Dinamika Pendidikan Jurnal Pedagogika dan Dinamika Pendidikan ISSN 2252-6676 Volume 4, No. 1, April 2016 http://www.jurnalpedagogika.org - email: jurnalpedagogika@yahoo.com KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTASI DENGAN MENGGUNAKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat tercapai sesuai yang diinginkan ( Hamalik, 2001 : 56) pengetahuan, ilmu dan pengalaman-pengalaman hidupnya dalam bahasa tulis

BAB I PENDAHULUAN. dapat tercapai sesuai yang diinginkan ( Hamalik, 2001 : 56) pengetahuan, ilmu dan pengalaman-pengalaman hidupnya dalam bahasa tulis BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungan dan dengan demikian akan menimbulkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Menulis Bahasa memegang peranan yang sangat penting dalam masyarakat. Urgensi bahasa mencakup segala bidang kehidupan, karena suatu yang dihayati, diamati, dan dirasakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan keterampilan yang harus dikuasai setiap siswa melalui proses

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan keterampilan yang harus dikuasai setiap siswa melalui proses 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menulis merupakan keterampilan yang harus dikuasai setiap siswa melalui proses yang cukup panjang. Menulis memerlukan adanya pengetahuan, waktu dan pengalaman. Selain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam masyarakat modern seperti sekarang ini dikenal dua macam cara

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam masyarakat modern seperti sekarang ini dikenal dua macam cara BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Di dalam masyarakat modern seperti sekarang ini dikenal dua macam cara berkomunikasi, yaitu komunikasi secara langsung dan komunikasi secara tidak langsung.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Keterampilan Menulis Pembahasan mengenai keterampilan menulis berkaitan dengan penelitian karena di dalam penelitian ini keterampilan menulis dijadikan sebagai keterampilan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sarana mengembangkan kemampuan dan keterampilan berpikir siswa. umum keterampilan menyimak dan berbicara adalah keterampilan yang

BAB I PENDAHULUAN. sarana mengembangkan kemampuan dan keterampilan berpikir siswa. umum keterampilan menyimak dan berbicara adalah keterampilan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Pendidikan juga merupakan jembatan yang dapat menjembatani seseorang menjadi manusia

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. dengan masalah penelitian. Kajian teori yang dipaparkan dalam pokok bahasan

BAB II KAJIAN TEORI. dengan masalah penelitian. Kajian teori yang dipaparkan dalam pokok bahasan 7 BAB II KAJIAN TEORI Dalam kajian teori ini akan dipaparkan tentang teori-teori yang berkaitan dengan masalah penelitian. Kajian teori yang dipaparkan dalam pokok bahasan ini, meliputi deskripsi teori,

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. Menulis adalah suatu proses kegiatan menuangkan pikiran manusia yang hendak

II. LANDASAN TEORI. Menulis adalah suatu proses kegiatan menuangkan pikiran manusia yang hendak 7 II. LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Menulis Menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa yang harus dikuasai oleh setiap orang. Menulis dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan penyampaian

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MEMPRODUKSI TEKS ANEKDOT SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BONGOMEME

KEMAMPUAN MEMPRODUKSI TEKS ANEKDOT SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BONGOMEME KEMAMPUAN MEMPRODUKSI TEKS ANEKDOT SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BONGOMEME Agung Gede Suputra Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Negeri Gorontalo Anggota

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari kata Italia caricare yang berarti memberi muatan atau melebihlebihkan.

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari kata Italia caricare yang berarti memberi muatan atau melebihlebihkan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karikatur adalah sebuah gambar atau penggambaran suatu objek konkret yang dengan cara melebih-lebihkan ciri khas objek tersebut. Karikatur sendiri berasal

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pengajaran bahasa dan sastra Indonesia terdapat empat keterampilan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pengajaran bahasa dan sastra Indonesia terdapat empat keterampilan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam pengajaran bahasa dan sastra Indonesia terdapat empat keterampilan berbahasa yang harus dipelajari dan dikuasai yaitu keterampilan mendengarkan, keterampilan

Lebih terperinci

TUJUAN PENDIDIKAN: LINGKUNGAN BELAJAR: kognitif psikomotorik afektif TUJUAN PEMBELAJARAN : BAHAN PEMBELAJARAN :

TUJUAN PENDIDIKAN: LINGKUNGAN BELAJAR: kognitif psikomotorik afektif TUJUAN PEMBELAJARAN : BAHAN PEMBELAJARAN : TUJUAN PENDIDIKAN: Mengantarkan siswa (peserta didik) menuju pada perubahan-perubahan tingkah laku, baik intelektual, moral maupun sosial. Dalam mencapai tujuan tersebut siswa berinteraksi dengan lingkungan

Lebih terperinci

MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN ENCEP KUSUMAH

MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN ENCEP KUSUMAH MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN ENCEP KUSUMAH PENGERTIAN MEDIA Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar Media

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan pikiran, perasaan, dan kehendak kepada orang lain secara

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan pikiran, perasaan, dan kehendak kepada orang lain secara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menulis merupakan kegiatan melahirkan pikiran dan perasaan, dengan tulis menulis juga dapat diartikan sebagai cara berkomunikasi dengan mengungkapkan pikiran, perasaan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pembelajaran Bahasa Indonesia mencakup aspek mendegarkan, berbicara,

BAB 1 PENDAHULUAN. pembelajaran Bahasa Indonesia mencakup aspek mendegarkan, berbicara, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Bahasa merupakan dasar pengetahuan bagi manusia. Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia mencakup aspek mendegarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Menurut Tarigan yang

Lebih terperinci

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan salah satu ilmu yang wajib dipelajari dijenjang pendidikan dasar. Peranan Bahasa Indonesia sangat penting yaitu sebagai sarana komunikasi

Lebih terperinci

MEDIA SENI RUPA PEMBELAJARAN DALAM PENDIDIKAN. Tim Dosen Media

MEDIA SENI RUPA PEMBELAJARAN DALAM PENDIDIKAN. Tim Dosen Media MEDIA PEMBELAJARAN DALAM PENDIDIKAN SENI RUPA Tim Dosen Media TUJUAN PENDIDIKAN Mengantarkan siswa (peserta didik) menuju pada perubahan-perubahan tingkah laku, baik intelektual, moral maupun sosial. Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Suatu karangan terdiri dari beberapa kalimat yang kemudian disusun

BAB I PENDAHULUAN. Suatu karangan terdiri dari beberapa kalimat yang kemudian disusun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suatu karangan terdiri dari beberapa kalimat yang kemudian disusun menjadi satu kesatuan dengan suatu kesesuaian yang kemudian membentuk paragraf-paragraf, sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan keterampilan menulis dan hasil dari produk menulis itu.

BAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan keterampilan menulis dan hasil dari produk menulis itu. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Keterampilan menulis dapat kita klasifikasikan berdasarkan dua sudut pandang yang berbeda. Sudut pandang tersebut adalah kegiatan atau aktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu perantara untuk memperoleh ilmu sehingga menjadi manusia berguna. Ilmu yang berguna tidak hanya bersifat teoritis atau hanya mengutamakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Hurlock (1980 : 208) mengatakan bahwa masa Sekolah Menengah Atas/SMK adalah masa peralihan dari masa remaja menuju masa dewasa awal. Pada masa inilah pembendaharaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya anggapan bahwa keterampilan

BAB 1 PENDAHULUAN. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya anggapan bahwa keterampilan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya anggapan bahwa keterampilan menulis merupakan salah satu aspek keterampilan berbahasa yang paling sulit. Hal ini

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 1. Landasan Teori A. Menulis a. Pengertian Menulis Pembelajaran bahasa Indonesia SD merupakan pembelajaran yang paling utama, karena mata pelajaran bahasa Indonesia sangat diperlukan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI MEDIA GAMBAR SERI DI KELAS IV SDN 5 BILUHU KABUPATEN GORONTALO

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI MEDIA GAMBAR SERI DI KELAS IV SDN 5 BILUHU KABUPATEN GORONTALO MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI MEDIA GAMBAR SERI DI KELAS IV SDN 5 BILUHU KABUPATEN GORONTALO RUSMIN HUSAIN Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Negeri

Lebih terperinci

BAB II METODE KONSTRUKTIVISME DAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF NARASI. adalah mengontruksi pengetahuan. Suprijono (2015:104) mengemuakakn

BAB II METODE KONSTRUKTIVISME DAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF NARASI. adalah mengontruksi pengetahuan. Suprijono (2015:104) mengemuakakn BAB II METODE KONSTRUKTIVISME DAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF NARASI A. Metode Konstruktivisme 1. Pengertian Metode Konstruktivisme Pembelajaran adalah kegiatan belajar mengajar yang melibatkan peserta

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. karya sastra. Di zaman modern seperti sekarang ini, karya sastra sudah berkembang

BAB 1 PENDAHULUAN. karya sastra. Di zaman modern seperti sekarang ini, karya sastra sudah berkembang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra adalah suatu hal yang yang tidak bisa lepas dari diri seorang manusia, dalam pribadi setiap manusia pasti memiliki rasa cinta atau rasa ingin tahu terhadap

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA LAGU PADA SISWA KELAS VIIIB SMP NEGERI 1 NGUTER, SUKOHARJO

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA LAGU PADA SISWA KELAS VIIIB SMP NEGERI 1 NGUTER, SUKOHARJO PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA LAGU PADA SISWA KELAS VIIIB SMP NEGERI 1 NGUTER, SUKOHARJO SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Pendidikan Jurusan

Lebih terperinci

ANALISIS ISI PESAN DALAM KARIKATUR DI INTERNET SEBAGAI KRITIK SOSIAL

ANALISIS ISI PESAN DALAM KARIKATUR DI INTERNET SEBAGAI KRITIK SOSIAL 1 ANALISIS ISI PESAN DALAM KARIKATUR DI INTERNET SEBAGAI KRITIK SOSIAL SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah Oleh:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan yang

Lebih terperinci

2015 PENERAPAN TEKNIK MENULIS BERANTAI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN FILM ATAU DRAMA

2015 PENERAPAN TEKNIK MENULIS BERANTAI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN FILM ATAU DRAMA 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menulis adalah kegiatan pembelajaran yang mengedepankan proses dan hasil. Menulis merupakan suatu keterampilan yang kompleks dan unik yang menuntut sejumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Media adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, dapat membangkitkan semangat, perhatian, dan kemauan siswa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masa sekarang. Tidak hanya dijadikan sebagai perantara informasi dan komunikasi,

BAB 1 PENDAHULUAN. masa sekarang. Tidak hanya dijadikan sebagai perantara informasi dan komunikasi, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tulisan merupakan sebuah hasil karya cipta manusia yang tak lekang oleh waktu. Dengan tulisan kita dapat merekam suatu peritiwa masa lampau untuk diketahui

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS 6 BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Landasan Teori 1. Keterampilan Menulis Puisi a. Hakikat Menulis Tarigan (1994:3) memberikan pengertian bahwa menulis adalah suatu keterampilan berbahasa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Beberapa orang ahli memberikan pengertian tentang belajar sperti yang ditulis oleh

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Beberapa orang ahli memberikan pengertian tentang belajar sperti yang ditulis oleh BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Belajar Beberapa orang ahli memberikan pengertian tentang belajar sperti yang ditulis oleh Nana Sudjana (1989 : 5) Mouly, belajar pada hakikatnya adalah proses perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Karya sastra merupakan hasil cipta, rasa dan karsa manusia, selain memberikan hiburan juga sarat dengan nilai, baik nilai keindahan maupun nilai- nilai ajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu wahana yang strategis untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh manusia, sebab pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana

Lebih terperinci

Pemanfaatan Teks Feature Perjalanan sebagai Media dalam Pembelajaran Menulis Karangan Naratif. Oleh. Nurjannah Gultom

Pemanfaatan Teks Feature Perjalanan sebagai Media dalam Pembelajaran Menulis Karangan Naratif. Oleh. Nurjannah Gultom Pemanfaatan Teks Feature Perjalanan sebagai Media dalam Pembelajaran Menulis Karangan Naratif Oleh Nurjannah Gultom Abstract: Featured is one kind of story in which an utterance of facts, events, event,

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI Disusun dan Diajukan Guna Memenuhi Salah

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERSERI PADA SISWA KELAS X SMA AL-ISLAM 3 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2009/2010

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERSERI PADA SISWA KELAS X SMA AL-ISLAM 3 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2009/2010 PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERSERI PADA SISWA KELAS X SMA AL-ISLAM 3 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI Untuk Memenuhi Tugas Persyaratan Guna Mencapai

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI Pada hakikatnya belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi. Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Media Kartu Bergambar 2.1.1 Pengertian Media Kartu Bergambar Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti perantara. Dengan demikian media dapat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Media Gambar 1. Pengertian media gambar Di antara media pendidikan, gambar atau foto adalah media paling umum dipakai. Dia merupakan bahasa yang umum, yang dapat dimengerti

Lebih terperinci

PENGGUNAAN TEKNIK WAWANCARA DALAM PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 CISURUPAN KABUPATEN GARUT TAHUN AJARAN

PENGGUNAAN TEKNIK WAWANCARA DALAM PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 CISURUPAN KABUPATEN GARUT TAHUN AJARAN PENGGUNAAN TEKNIK WAWANCARA DALAM PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 CISURUPAN KABUPATEN GARUT TAHUN AJARAN 2011/2012 Oleh NEULIS ATIN 10210562 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sekolah. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia ada empat komponen

I. PENDAHULUAN. sekolah. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia ada empat komponen 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Bahasa Indonesia merupakan suatu mata pelajaran yang diberikan pada siswa di sekolah. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia ada empat komponen keterampilan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. EACT yang dikutip oleh Rohani (2007:2) media adalah segala bentuk yang

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. EACT yang dikutip oleh Rohani (2007:2) media adalah segala bentuk yang 1 BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Pengertian Media Kata media berasal dari kata latin, merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah kata tersebut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan serta meningkatkan kemampuan berbahasa. Tarigan (1994: 1) berpendapat bahwa.

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan serta meningkatkan kemampuan berbahasa. Tarigan (1994: 1) berpendapat bahwa. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu tujuan umum pengajaran Bahasa Indonesia di SMA adalah siswa mampu menikmati, menghayati, memahami, dan memanfaatkan karya sastra, dengan tujuan untuk mengembangkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Menulis Menurut Nurgiyantoro (2001:191) bahwa menulis merupakan kemampuan menggunakan pola-pola berbahasa secara tertulis untuk mengungkapkan suatu gagasan atau pesan.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN Pada bab ini akan diuraikan empat hal pokok yaitu: (1) kajian pustaka, (2) landasan teori, (3) kerangka berpikir, dan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN MELALUI PENGGUNAAN MEDIA VISUAL SISWA KELAS V SD NEGERI BARENGAN KECAMATAN TERAS TAHUN 2009/2010

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN MELALUI PENGGUNAAN MEDIA VISUAL SISWA KELAS V SD NEGERI BARENGAN KECAMATAN TERAS TAHUN 2009/2010 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN MELALUI PENGGUNAAN MEDIA VISUAL SISWA KELAS V SD NEGERI BARENGAN KECAMATAN TERAS TAHUN 2009/2010 SKRIPSI Oleh : SITI BADRIYAH NIM. X7108517 FAKULTAS KEGURUAN DAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bernalar serta kemampuan memperluas wawasan. Menurut Tarigan (2008:1) ada

BAB I PENDAHULUAN. bernalar serta kemampuan memperluas wawasan. Menurut Tarigan (2008:1) ada 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakikatnya belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa diarahkan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam berkomunikasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Kemampuan menulis merupakan kesanggupan atau keterampilan yang dimiliki

BAB II LANDASAN TEORI. Kemampuan menulis merupakan kesanggupan atau keterampilan yang dimiliki 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Kemampuan Kemampuan menulis merupakan kesanggupan atau keterampilan yang dimiliki seseorang untuk mengungkapkan maksud atau pesan tertentu yang diinginkannya dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi, berbagi pengalaman belajar, dan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi, berbagi pengalaman belajar, dan untuk meningkatkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memungkinkan manusia untuk saling berhubungan atau berkomunikasi, berbagi pengalaman belajar, dan untuk meningkatkan kemampuan intelektual. Artinya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dan merupakan satu bagian atau komponen dari komunikasi tulisan

BAB II LANDASAN TEORI. dan merupakan satu bagian atau komponen dari komunikasi tulisan 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Membaca 1. Pengertian Membaca Membaca adalah satu dari empat aspek kemampuan bahasa pokok dan merupakan satu bagian atau komponen dari komunikasi tulisan (Tapubolon, 1990:5).

Lebih terperinci

BAB 2 IHWAL MENULIS, CERITA PENDEK, DAN TEKNIK BERBAGI PENGALAMAN. Menulis sebagai salah satu cara bagi seseorang untuk menyampaikan

BAB 2 IHWAL MENULIS, CERITA PENDEK, DAN TEKNIK BERBAGI PENGALAMAN. Menulis sebagai salah satu cara bagi seseorang untuk menyampaikan BAB 2 IHWAL MENULIS, CERITA PENDEK, DAN TEKNIK BERBAGI PENGALAMAN 2.1 Menulis 2.1.1 Pengertian menulis Menulis sebagai salah satu cara bagi seseorang untuk menyampaikan pesannya kepada orang lain. Dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Bahasa Indonesia merupakan satu-satunya bahasa yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Bahasa Indonesia merupakan satu-satunya bahasa yang dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia adalah bahasa yang terpenting dalam komunikasi di Indonesia. Bahasa Indonesia merupakan satu-satunya bahasa yang dapat digunakan untuk berkomunikasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran adalah faktor yang kompleks

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL STAD DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PADA SISWA KELAS IV SDN 11 TELAGA BIRU KABUPATEN GORONTALO OLEH : FEMMY

PENERAPAN MODEL STAD DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PADA SISWA KELAS IV SDN 11 TELAGA BIRU KABUPATEN GORONTALO OLEH : FEMMY PENERAPAN MODEL STAD DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI PADA SISWA KELAS IV SDN 11 TELAGA BIRU KABUPATEN GORONTALO OLEH : FEMMY NAPU Pembimbing I : Dr. Yusuf Jafar, M.Pd Pembimbing II

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Pembelajaran Bahasa Indonesia. oleh pihak-pihak yang terkait dalam proses pembelajaran.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Pembelajaran Bahasa Indonesia. oleh pihak-pihak yang terkait dalam proses pembelajaran. BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD a. Pengertian Pembelajaran Bahasa Indonesia Pembelajaran pada hakikatnya adalah proses komunikasi antara guru dan peserta

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF NARATIF DENGAN TEKNIK PENIRUAN MODEL PADA SISWA KELAS X TKJ 1 SMK NEGERI 1 BANYUDONO KABUPATEN BOYOLALI

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF NARATIF DENGAN TEKNIK PENIRUAN MODEL PADA SISWA KELAS X TKJ 1 SMK NEGERI 1 BANYUDONO KABUPATEN BOYOLALI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF NARATIF DENGAN TEKNIK PENIRUAN MODEL PADA SISWA KELAS X TKJ 1 SMK NEGERI 1 BANYUDONO KABUPATEN BOYOLALI SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Kegiatan Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Kegiatan Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kerangka Teoritis dan Hipotesis Tindakan a. Landasan Teoritis 1. Kegiatan Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar Dalam setiap kegiatan belajar memiliki suatu tujuan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dapat dimaknai sebagai proses mengubah tingkah laku siswa agar menjadi manusia dewasa yang mampu hidup mandiri dan sebagai anggota masyarakat dalam

Lebih terperinci

BAB II MODEL KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY DALAM MENULIS PANTUN

BAB II MODEL KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY DALAM MENULIS PANTUN BAB II MODEL KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY DALAM MENULIS PANTUN A. Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar 1. Ruang Lingkup Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD Pelaksanaan pembelajaran didasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sastra disekolah. Salah satu tujuan pelajaran bahasa Indonesia di

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sastra disekolah. Salah satu tujuan pelajaran bahasa Indonesia di 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keterampilan berbahasa berhubungan erat dan saling melengkapi dengan pembelajaran sastra disekolah. Salah satu tujuan pelajaran bahasa Indonesia di sekolah berkaitan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa sebagai sarana komunikasi dapat berupa bahasa lisan dan bahasa tulis. Melalui bahasa seseorang dapat mengemukakan pikiran dan keinginannya kepada orang

Lebih terperinci

PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI SISWA KELAS V SD NEGERI I GEBANG NGUNTORONADI WONOGIRI

PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI SISWA KELAS V SD NEGERI I GEBANG NGUNTORONADI WONOGIRI PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI SISWA KELAS V SD NEGERI I GEBANG NGUNTORONADI WONOGIRI SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. 2.1 Tinjauan Pustaka Dewi Lestari adalah salah seorang sastrawan Indonesia yang cukup

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. 2.1 Tinjauan Pustaka Dewi Lestari adalah salah seorang sastrawan Indonesia yang cukup BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Dewi Lestari adalah salah seorang sastrawan Indonesia yang cukup diperhitungkan karya-karyanya dan dianggap sebagai pengarang produktif

Lebih terperinci

SKRIPSI. digunakan dalam rangka penyelesaian studi Strata 1 untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

SKRIPSI. digunakan dalam rangka penyelesaian studi Strata 1 untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MENERUSKAN CERITA SISWA KELAS X4 SMA N 4 PEKALONGAN TAHUN PELAJARAN 2008/2009 SKRIPSI digunakan dalam rangka penyelesaian studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas pembelajaran. KTSP disusun oleh masing-masing satuan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas pembelajaran. KTSP disusun oleh masing-masing satuan BAB I A. Latar Belakang PENDAHULUAN Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah bentuk operasional pengembangan kurikulum dalam konteks desentralisasi pendidikan dan otonomi daerah yang akan memberikan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara utama yang digunakan dalam mencapai

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara utama yang digunakan dalam mencapai BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian merupakan cara utama yang digunakan dalam mencapai suatu tujuan. Misalnya untuk menguji serangkaian hipotesis dengan menggunakan teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan materi agar pembelajaran berlangsung menyenangkan. Pada saat

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan materi agar pembelajaran berlangsung menyenangkan. Pada saat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru sebagai fasilitator memiliki pengaruh yang besar dalam proses kegiatan pembelajaran. Salah satunya guru juga dituntut untuk lebih kreatif dalam menyampaikan

Lebih terperinci