MAKNA ARSITEKTUR (TEORI ESTETIKA DAN PERILAKU)
|
|
- Sri Susanto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 MAKNA ARSITEKTUR ARSITEKTUR MODERN ARSITEKTUR POST-MODERN NILLA ARDYA P SHINTA OCTAVIANA P IMAM PRATAMA I KELAS A ARSITEKTUR FTSP- ITS
2 MAKNA ARSITEKTUR ARSITEKTUR MODERN ARSITEKTUR POST-MODERN A. MAKNA KARYA ARSITEKTUR ARSITEKTUR MODERN SEAGRAM BUILDING Lokasi : 375 Park Avenue, New York City, New York, USA. Arsitek : Mies van der Rohe + Philip Johnson Tahun : Seagram building adalah bangunan skyscraper pertama yang berhasil diselesaikan oleh Mies. Seagram dirancang untuk melambangkan keanggunan dan prinsip prinsip modernism. (1) Bangunan ini terdiri dari 38 lantai dan dilengkapi plasa pada lantai dasar. Bangunan ini menganut gaya international style. Dalam arsitektur modern, kita akan melihat kesan simple dan tanpa ornamen atau hiasan. Pemaknaan sebuah bangunan tak akan lepas dari pemikiran sang arsitek. Untuk mendapatkan kesan pada sebuah karya arsitektur, harus melihat pandangan dan pemikiran dari arsitek. Pemikiran dan konsep Mies van der Rohe Mies van der rohe atau Ludwig Mies van der Rohe adalah arsitektur dari Jerman yang menerapkan prinsip Less is More (2) dan God is in the details (3) yang artinya kesederhanaan adalah sebuah estetika dinilai lebih, dimana fitur dalam disain tidak diperlukan dan minimalis adalah sebuah kewajiban, dimana arsitek dituntut untuk lebih simple dan berani berimajinasi dengan batas-batas minimalis tertentu. Prinsip ini dijadikan sebagai pedoman dalam arsitektur modern. Pemikiran modernis Mies dipengaruhi oleh banyak gerakan desain dan seni. Dia selektif mengadopsi ide-ide teoritis seperti kredo estetika Rusia Konstruktivisme dengan ideologi mereka "efisien" konstruksi patung menggunakan bahan-bahan industri modern. Mies merancang dengan menggunakan bentuk bujursangkar yang sederhana dan bentuk planar, garis-garis yang bersih, menggunakan warna asli, dan perluasan ruang di sekitar dan di luar dinding interior. Secara khusus, lapisan fungsional sub-ruang Page 1
3 dalam sebuah ruang secara keseluruhan dan artikulasi yang berbeda dari bagian seperti yang diungkapkan oleh Gerrit Rietveld menarik Mies. Teori desain dari Adolf Loos ditemukan resonansi dengan Mies, khususnya ide-ide pemberantasan ornamen, dangkal dan tidak perlu mengganti diterapkan rumit dengan tampilan langsung dari bahan dan bentuk. Loos telah terkenal menyatakan bahwa "ornamen adalah kejahatan". (4) Mies juga mengagumi ide-idenya tentang bangsawan yang dapat ditemukan dalam anonimitas kehidupan modern. Ludwig Mies menciptakan sebuah gaya arsitektur abad kedua puluh yang berciri khas clear dan simple. Karyanya memanfaatkan bahan modern seperti baja dan kaca piring untuk mendekor ruang interior. Ia berusaha menerapkan konsep minimalis namun tetap seimbang dengan gaya arsitektur ruang terbuka. Gedung karyanya sering mendapat sebutan arsitektur kulit dan tulang, karena kesederhanaannya. Ludwig Mies menggunakan pendekatan rasional yang akan memandu proses kreatif desain arsitektur. (3) Teori dan prinsip-prinsip Arsitektur Ludwig Mies Van Der Rohe (5) o Mies menganut falsafah Rasionalisme dan arsitektur modern o Solusi bangunan harus memungkinkan untuk gelar optimal dari fleksibilitas untuk mengakomodasi kebutuhan ekonomi sering untuk merevisi pengaturan ruang hidup dan bekerja. o Bekerja dalam tiga jenis bangunan trabeated: rendah-naik kerangka bangunan frame, bangunan bertingkat tinggi kerangka frame, dan satu lantai jelas-span bangunan. o Mengekspresikan skala dalam hal kategori keseluruhan penggunaan atau memperhitungkan besarnya bangunan o Desain yang diasah untuk kesempurnaan yang lebih besar dalam setiap bangunan berturut-turut oleh perbaikan halus dalam proporsi dan merinci bukan oleh perubahan radikal dalam ekspresi keseluruhan o Interaksi kritis antara bangunan, konstruksi fungsi dan struktur, yang merupakan jantung dari arsitektur, sering menyentuh ekspresi puitis yang benar. o Dia percaya arsitektur menjadi proses sejarah, dan bahwa dalam arsitek konsekuensi harus mengakui hubungan antara fakta-fakta signifikan dari zaman mereka sendiri dan ide-ide yang mampu membimbing fakta-fakta dalam arah bermanfaat bagi masyarakat pada umumnya Penerapan Less is More dalam sebuah karya arsitektur, diwujudkan dengan tidak adanya elemen dan pemakaian material dari bahan industri yang dibuat secara masal. Selain itu jenis material yang digunakan sebagian besar adalah kaca dan baja. Page 2
4 ARSITEKTUR POST-MODERN MUSEUM TSUNAMI Museum Tsunami Aceh adalah sebuah museum yang dibangun untuk mengenang peristiwa tsunami dan gempa bumi yang melanda wilayah Aceh dan sekitarnya pada 26 Desember 2004 silam. Desain museum ini dirancang oleh Bapak Ridwan Kamil dan merupakan hasil sayembara yang diselenggarakan oleh Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Aceh-Nias (BRR Aceh-Nias) pada 17 Agustus 2007 lalu. Pembangunan museum ini dimulai pada tahun 2007, diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 27 Februari Gambar 11. Denah, potongan dan tampak Museum Tsunami Aceh Rumoh Aceh as Escape Hill adalah konsep desain yang digunakan oleh Ridwan Kamil dalam proses perancangan Museum Tsunami Aceh. "Emosi saya ikut teraduk-aduk, acapkali air mata saya tertumpah saat mengerjakan rancangan museum tsunami. Buat saya Aceh sangat istimewa," kata Kang Emil, sapaan karib Ridwan, dalam sebuah diskusi di Jakarta, tahun lalu. Ridwan menganggap Aceh sebagai rumah keduanya Bentuk Desain Museum Tsunami ini mengambil ide dasar dari rumoh Aceh. Rumoh Aceh adalah rumah tradisional Aceh yang berbentuk panggung. Page 3
5 Bentuk rumah panggung dipilih sebagai hasil pemikiran kearifan lokal terhadap respon bencana alam banjir dan tsunami. Gambar 12. Bentuk Museum Tsunami yang terinspirasi Rumoh Aceh Jika ini dilihat dari atas, Museum Tsunami Aceh menganalogikan sebuah epicenter atau pusat pusaran air dari gelombang laut tsunami. Bentuk ini dirancang untuk merepresantikan building as a moment sehingga bisa mengingatkan peristiwa tsunami yang terjadi. Gambar 13. Bentuk tampak atas Museum Tsunami Bentuk museum juga merepresentasikan hubungan manusia dengan manusia dan hubungan manusia dengan Tuhan. Dalam islam dikenal habluminnallah dan habluminnannas. Tanda panah ke atas itu menggambarkan habluminnallah atau hubungan dengan Allah, sedangkan ke arah horisontal menggambarkan hablumminannas. Page 4
6 Gambar 14. Hablumminallah dan Hablumminannas Bentuk keseluruhan bangunan Museum Tsunami juga menganalogikan bentuk kapal. Bentuk ini juga dimaksudkan sebagai building as a moment. Kapal adalah satu fenomena yang banyak diketahui oleh masyarakat Aceh dengan terdamparnya kapal didekat pantai menjadikan suatu kenangan atau momen yang tidak dapat dilupakan. Gambar 15. Bentuk bangunan yang menyerupai kapal 1.2. Fasad Kulit luar bangunan Museum Tsunami Aceh menyimbolkan hubungan antar manusia yang dicerminkan dari kebudayaan lokal Tari Saman. Dimana ukiran kulit bangunan tersebut mengadopsi dari tari saman yang menurut sang arsiteknya melambangkan kekompakan dan kerja sama antar manusia Aceh. Gambar 16. Ukiran fasad bangunan yang terinspirasi dari gerakan Tari Saman 1.3. Tata Ruang Dalam Dalam tata ruang dalamnya Museum Tsunami dibagi menjadi beberapa bagian yang mempunyai makna tersendiri dari tiap bagiannya Space of Fear Page 5
7 Dalam space of fear terdapat sebuah lorong yang bernama lorong tsunami yang merupakan akses awal pengunjung memasuki museum. Air mengalir di kedua sisi dinding museum, suara gemuruh air, cahaya yang remang dan gelap, lorong yang sempit dan lembab, mendeskripsikan ketakutan masyarakat Aceh pada saat tsunami terjadi, sehingga disebut space of fear. Gambar 17. Lorong Tsunami Space of Memory Setelah melewati lorong tsunami pengunjung akan tiba di sebuah ruang yang dinamai Memorial Hall. Ruangan ini berisikan 26 monitor yang melambangkan tanggal terjadinya tsunami 26 Desember 2004 dimana setiap monitor tersebut berisikan gambargambar kenangan saat kejadian tsunami saat itu. Gambar dan foto ini seakan mengingatkan kembali kenangan tsunami yang melanda Aceh atau disebut space of memory yang tidak mudah untuk dilupakan dan dapat dipetik hikmah dari kejadian tersebut. Page 6
8 Gambar 18. Memorial Hall Space of Sorrow Melewati ruang memori, pengunjung akan dibawa ke Ruang Sumur Doa (Chamber of Blessing). Ruangan ini berbentuk menyerupai sumur dengan ketinggian 30 meter yang dindingnya berisikan ribuan nama korban yang meninggal dunia akibat bencana tsunami. Ruangan ini difilosofikan sebagai kuburan massal tsunami dan pengunjung yang memasuki ruangan ini dianjurkan untuk mendoakan para korban menurut agama dan kepercayaan masing-masing. Di puncak sumur doa terhadap sebuah cahaya terang yang mmembentuk lafal Allah. Ruangan ini juga menggambarkan hubungan manusia dengan Tuhannya (hablumminallah) dan setiap manusia yang hidup pada akhirnya akan kembali kepada- Nya. Gambar 19. Sumur doa dan lafal Allah dipuncaknya Space of Confuse Dari sumur doa, pengunjung akan dibawa melalui lorong cerobong (Romp Cerobong) menuju ke ruangan selanjutnya. Page 7
9 Lorong ini didesain dengan lantai yang bekelok dan tidak rata. Desain ini merupakan filosofi dari kebingungan dan keputusasaan masyarakat Aceh saat didera tsunami pada tahun 2004 silam, kebingungan akan arah tujuan, kebingungan mencari sanak saudara yang hilang, dan kebingungan karena kehilangan harta dan benda, maka filosofi lorong ini disebut Space of Confuse. Gambar 20. Lorong Cerobong Space of Hope Lorong cerobong membawa pengunjung ke arah jembatan harapan (space of hope). Lorong gelap yang membawa pengunjung menuju cahaya alami melambangkan sebuah harapan bahwa masyarakat Aceh pada saat itu masih memiki harapan dari adanya bantuan dunia untuk Aceh guna membantu memulihkan kondisi fisik dan psikologis masyarakat Aceh. Di ruangan ini pengunjung juga bisa melihat 54 bendera negara yang telah membantu Aceh saat terjadi bencana tsunami tahun 2004 yang lalu. Pada setiap bagian bawah bendera terdapat kata Damai dalam bahasa negara tersebut yang merepresentasikan bahwa ke-54 negara tersebut membantu menciptakan perdamaian di dunia khususnya di tanah Aceh. Page 8
10 Gambar 21. Jembatan harapan dan bendera 54 negara Page 9
11 B. TEORI ESTETIKA Pengertian estetika dalam Garis Besar Estetik Estetika secara tradisional telah dipahami sebagai cabang filsafat yang berkaitan dengan keindahan dan hal yang indah dalam alam dan seni. (The Liang Gie, Garis Besar Estetik, 1983:16) Menurut John Lang Teori estetika terbagi menjadi : 1. Estetika Formal Nilai estetika yang terfokus pada objek, dalam kontribusinya terhadap respon estetis mengenai ukuran, bentuk, warna, ritme, sekuen visual, dsb. 2. Estetika Sensori Nilai estetika sensori ditimbulkan dari suatu sensasi yang menyenangkan yang diperoleh dari warna, suara, textur, bau, rasa, sentuhan, dsb. yang dihadirkan dalam sebuah lingkungan yang diciptakan. Dengan kata lain estetika ini memperhatikan aspek fisiologis yaitu memunculkan sebuah rasa. 3. Estetika Simbolik Nilai estetika yang dihasilkan dengan cara memberikan kesenangan pada seseorang secara sosio-kultural. 4. Estetika intelektual Sebuah karya arsitektur, tidak hanya membawa wujud fisiknya saja, tetapi juga dapat mengajak penggunanya untk merasakan lebih dalam lagi makna arsitektural objek tersebut melalui beberapa aspek estetika seperti yang telah disebutkan di atas. Menurut Monroe Beardsley Terdapat tiga ciri yang menjadi sifat-sifat membuat baik (indah) dari benda estetis pada umumnya. Ketiga ciri itu adalah sebagai berikut : 1. Keasatuan (Unity) Berarti benda estetis itu tersusun secara baik atau sempurna bentuknya. 2. Kerumitan (Complexity) Benda estetis atau karya seni kaya akan isi dan unsure yang saling berlawanan serta mengandung perbedaan-perbedaan yang halus. 3. Sungguhan (Intensity) Benda estetis yang abik harus mempunyai kualitas tertentu yang menonjol bukan sekedar sesuatu yang kosong. Menurut para modernis, fungsi dapat dikategorikan sebagai penentu bentuk atau panduan menuju bentuk. Fungsi menunjukan ke arah mana bentuk harus ditentukan. (Yuswadi Saliya, 1999). Hal ini mengacu pada slogan yang diungkapkan oleh Loius Sullivan yaitu Form Follow Function. Sebenarnya Page 10
12 jika kita bicara mengenai arsitektur, maka kita tidak hanya bicara tentang fungsi dan bentuk saja. Masih ada unsur-unsur lain yang juga terkait erat dengan arsitektur, yang merupakan konsekuensi logis dari adanya fungsi. Karena fungsi merupakan gambaran dari kegiatan, dimana kegiatan tersebut membutuhkan tempat/ruang untuk keberlangsungannya. Sehingga jika kita membahas fungsi, tentunya akan berlanjut dengan pembahasan tentang ruang. Sedangkan bentuk yang menurut Sullivan merupakan akibat dari pewadahan fungsi, dapat memberikan ekspresi tertentu. Jadi pembahasan fungsi tidak dapat dipisahkan dari pembahasan tentang ruang, bentuk dan ekspresi bentuk yang dihasilkan. Menurut Charles Jencks Mengenai suatu ragam pemahaman cara, rupa, bentuk, dan sebagainya yang ada dalam arsitektur post modern : 1. Hybrid Expression adalah Penampilan hasil gabungan unsur unsur modern dengan: Vernacular, Local, Metaphorical, Revivalist, Commercial, dan contextual. 2. Complexity adalah Hasil pengembangan ideology ideology dan ciri ciri post modern yang mempengaruhi perancangan dasar sehingga menampilkan perancangan yang bersifat kompleks. Pengamat diajak menikmati, mengamati, dan mendalami secara lebih seksama. 3. Variable Space with surprise adalah Perubahan ruang ruang yang tercipta akibat kejutan, misalnya: warna, detail elemen arsitektur, suasana interior dan lain lain. 4. Conventional and Abstract Form adalah menampilkan bentuk konvensional dan bentuk bentuk yang rumit (popular), sehingga mudah ditangkap artiinya. 5. Eclectic adalah Campuran langgam langgam yang saling berintegrasi secara kontinu untuk menciptakan unity. 6. Semiotic adalah Arti yang hendak di tampilkan secara fungsi. 7. Varible Mixed Aesthetic Depending On Context Expression on content and semaic appropriateness toward function. Gabungan unsur estetis dan fungsi yang tidak mengacaukan fungsi. 8. Pro Or Organic Applied Ornament adalah Mencerminkan kedinamisan sesuatu yang hidup dan kaya ornamen. 9. Pro Or Representation adalah Menampilkan ciri ciri yang gamblang sehingga dapat memperjelas arti dan fungsi. 10. Pro-metaphor adalah Hasil pengisian bentuk bentuk tertentu yang diterapkan pada desain bangunan sehingga orang lebih menangkap arti dan fungsi bangunan. 11. Pro-Historical reference adalah Menampilkan nilai-nilai histori pada setiap rancangan yang menegaskan ciri-ciri bangunan. Page 11
13 12. Pro-Humor ialah Mengandung nilai humoris, sehingga pengamat diajak untuk lebih menikmatinya. 13. Pro-simbolic adalah Menyiratkan simbol-simbol yang mempermudah arti dan yang dikehendaki perancang. Pengertian Responsive dan Representational Meaning Secara Singkat Makna Responsif, terbagi atas : a. Makna Afektif : Perasaan dan emosi seseorang ketika melihat suatu bentuk bangunan. Respons ini didasari oleh pengalaman dan budaya pengguna. b. Makna Evaluatif : Penghayatan seseorang terhadap representasi dan emosi seketika berdasarkan kompetensinya. c. Makna Preskriptif : Penghayatan seseorang untuk melakukan sesuatu setelah menglihat dan mengevaluasinya sistem Komunikasi melalui komponen bangunan Makna Representasional terbagi atas: a. Makna presentasional : Makna yang didapat tidak berbentuk verbal, melainkan berupa ikon b. Makna referensional : Penghayatan terhadap simbol bagi obyek atau peristiwa / kegiatan, penghayatan yang terjadi melalui bentuk, tekstur, warna, status, ukuran, dan atribut lain Page 12
14 C. KAJIAN ARSITEKTUR TERHADAP TEORI ESTETIKA Kajian Arsitektur modern (Seagram Building) Menurut Teori Monroe Beardsley Menurut Monroe, bangunan estetik memiliki 3 ciri, yaitu unity, complexity, dan intensity. Pada seagram building, kita akan melihat ketiga ciri-ciri tersebut pada: 1. Kesatuan (Unity) Seagram building merupakan bangunan dengan gaya international style yang memiliki ciri bentuk berupa geometri murni yang setiap elemen pada fasad bangunan memiliki fungsi. 2. Kerumitan (Complexity) Material yang digunakan pada seagram merupakan material hasil produksi pabrik yang dikerjakan secara masal. Material yang digunakan adalah baja dan kaca yang disusun mengikuti bentuk geometri murni. Kesan less is more sangat terasa dalam fasad bangunan ini, karena tidak ada ornamen yang digunakan sebagai pemanis bangunan. Semua ornamen yang ada merupakan perwujudan dari fungsi yang ingin dihadirkan. 3. Sungguhan (Intensity) Seagram Building merupakan perwujudan dari fungsi yang ingin dihadirkan, yaitu kantor yang dilengkapi lobi serta plasa pada bagian bawah. Karakter Less is More sangat terlihat pada seluruh aspek bangunan. Sehingga setiap elemen yang membentuk ruang akan memiliki fungsi masing-masing. Tidak ada space yang terbuang (kosong) Menurut Vitruvius Karya arsitektur memiliki : 1. Order 2. Arrangement 3. Eurythmy Page 13
15 4. Symmetry 5. Propriety 6. Economy Kajian arsitekrut post moderm Berikut ini adalah kajian arsitektur Museum Tsunami Aceh menurut teori estetika John Lang. 1. Estetika Formal Merupakan nilai estetika yang terfokus pada objek, dalam kontribusinya terhadap respon estetis. Dalam Museum Tsunami Aceh, estetika formal dihadirkan melalui bentuknya. Bentuk museum terinspirasi dari rumah panggung aceh, berbentuk seperti epicentrum dengan simetri putar. Tekstur kulitnya mengadopsi gerakan tari saman aceh. 2. Estetika Sensori Merupakan estetika yang mmemperhatikan aspek fisiologis, yaitu memunculkan sebuah rasa. Pada Museum Tsunami Aceh pemunculan rasa dihadirkan di dalam museum melalui sekuen-sekuen cerita yang ingin diceritakan oleh museum. Penghadiran rasa dimunculkan melalui tekstur, pencahayaan, dan suasana ruang. Page 14
16 3. Estetika Simbolik Nilai estetika yang dihasilkan dengan cara memberikan kesenangan pada seseorang secara sosio-kultural. Estetika simbolik dimunculkan dalam Museum Tsunami berupa penghadiran pengalaman dalam bencana tsunami. 4. Estetika Intelektual Sebuah karya arsitektur, tidak hanya membawa wujud fisiknya saja, tetapi juga dapat mengajak penggunanya untk merasakan lebih dalam lagi makna arsitektural objek tersebut. Dalam Museum Tsunami pengunjung akan diajak lebih dalam merasakan cerita-cerita yang digambarkan melalui desain-desain museum. Page 15
17 Berikut ini adalah kajian arsitektur Museum Tsunami Aceh menurut teori Charles Jencks mengenai suatu ragam pemahaman cara, rupa, bentuk, dan sebagainya yang ada dalam arsitektur post modern. Museum tsunami aceh mengandung unsur Hybrid Expression dimana museum menggabungkan unsur-unsur modern seperti warna bangunan dengan unsurunsur lokal seperti bentuk yang terinspirasi dari rumah adat dan fasad yang diambil dari tarian adat. Ruang-ruang dalam museum tsunami menggambarkan variable space with surprise. Ruang-ruang diciptakan dengan warna, detail elemen arsitektur, dan suasana interior sehingga setiap ruang mengandung makna tersendiri. Bentuk dari museum tsunami menampilkan conventional and abstract form dimana bentuknya memiliki ciri khas tersendiri yang meenyerupai sebuah pusat pusaran air (epicentrum). Artinya menggambarkan gelombang tsunami itu sendiri. Page 16
18 Desain museum tsunami juga pro organic yang ditunjukkan dalam bentuk bangunan yang dinamis dan pro metaphor yang tergambar dalam bentuk bangunan yang menyerupai pusaran air sehingga mengingatkan pada gelombang tsunami. Dalam desain museum tsunami digunakan prinsip Varible Mixed Aesthetic Depending On Context Expression on content and semaic appropriateness toward function sehingga unsur estetika dan fungsi tidak saling mengacaukan. Justru unsur-unsur estetika mendukung fungsi bangunan atau ruangan itu sendiri. Sebagai sebuah museum sudah pasti desain museum tsunami pro historical reference, yaitu menggambarkan peristiwa tsunami it sendiri dan yang terakhir museum tsunami pro simbolic dengan menampilkan berbagai macam simbol untuk memperudah perancang menyampaikan arti yang dikehendaki Page 17
19 DAFTAR PUSTAKA (1) (2) (6) (3) (4) (5) Page 18
PERKEMBANGAN ARSITEKTUR II Arsitektur Post Modern (Materi pertemuan 2)
PERKEMBANGAN ARSITEKTUR II Arsitektur Post Modern (Materi pertemuan 2) DOSEN PENGAMPU: ARDIANSYAH, S.T, M.T PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI Arsitektur post
Lebih terperinciPENERAPAN CIRI-CIRI ARSITEKTUR POSTMODERN PADA BANGUNAN MUSEUM TSUNAMI ACEH
TEORI ARSITEKTUR 2 PENERAPAN CIRI-CIRI ARSITEKTUR POSTMODERN PADA BANGUNAN MUSEUM TSUNAMI ACEH NUR KHOIRATRI DEWI I0212061 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS
Lebih terperinciPERANCANGAN ARSITEKTUR V
PERANCANGAN ARSITEKTUR V MUSEUM TSUNAMI ACEH Dosen : Heru Subiyantoro, ST. MT. Ami Arfianti, ST. MT. Disusun oleh : Lili Indah Aryani / 0851010027 Yoerina Dwi O / 0851010045 Syahfitri / 0851010062 Chris
Lebih terperinciMUSEUM TSUNAMI ACEH PENGERTIAN
MUSEUM TSUNAMI ACEH PENGERTIAN Pengertian umumnya adalah sebuah konsep desain yang beradaptasi dengan lingkungan yang tropis Tetapi bukan berarti melupakan sisi estetika. Hanya disini hal yang paling utama
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN ARSITEKTUR KONTEMPORER
BAB III TINJAUAN ARSITEKTUR KONTEMPORER 3.1 Tinjauan Arsitektur Kontemporer 3.1.1 Sejarah Arsitektur Kontemporer Arsitektur kontemporer tidak muncul secara tiba-tiba, gaya arsitektur ini didasari oleh
Lebih terperinciKritik Seni Pada Bentuk Bangunan Museum Tsunami Aceh
Kritik Seni Pada Bentuk Bangunan Museum Tsunami Aceh Oleh: I Made Wisnu Wardana Mahasiswa Program Studi Seni Pasca Sarjana Institut Seni Indonesia Denpasar Email : madewisnuwardana@yahoo.com ABSTRAK Museum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kekhasan sejarah dan budaya tersendiri, salah satunya adalah Nanggroe Aceh
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia terdiri dari banyak suku bangsa, setiap daerah memiliki kekhasan sejarah dan budaya tersendiri, salah satunya adalah Nanggroe Aceh Darussalam sebagai Provinsi
Lebih terperinciPERKEMBANGAN ARSITEKTUR II
PERKEMBANGAN ARSITEKTUR II Neo Vernacular Architecture (Materi pertemuan 8) DOSEN PENGAMPU: ARDIANSYAH, S.T, M.T PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI Arsitektur
Lebih terperinciBAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Konsep utama yang mendasari Rancang Ulang Stasiun Kereta Api Solobalapan sebagai bangunan multifungsi (mix use building) dengan memusatkan pada sistem dalam melayani
Lebih terperinciBAB III KONSEP PERANCANGAN PUSAT ILMU PENGETAHUAN DAN KEBUDAYAAN RUSIA
BAB III KONSEP PERANCANGAN PUSAT ILMU PENGETAHUAN DAN KEBUDAYAAN RUSIA 3.1 Tema dan Penggayaan Pusat Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan Rusia merupakan sebuah sarana yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan
Lebih terperinciBAB V KAJIAN TEORI. Pengembangan Batik adalah arsitektur neo vernakular. Ide dalam. penggunaan tema arsitektur neo vernakular diawali dari adanya
BAB V KAJIAN TEORI 5. V 5.1. Kajian Teori Penekanan /Tema Desain Tema desain yang digunakan pada bangunan Pusat Pengembangan Batik adalah arsitektur neo vernakular. Ide dalam penggunaan tema arsitektur
Lebih terperinciTSUNAMI MEMORIAL PARK BANDA ACEH - NAD BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Bencana gempa bumi dan tsunami yang terjadi pada hari minggu tanggal 26 Desember 2004 jam 08.30 WIB di bumi Aceh NAD merupakan peristiwa global pada sejarah abad 21.
Lebih terperinciBAB II KAJIAN LITERATUR
BAB II KAJIAN LITERATUR 2.1 Pengertian Pelestarian Filosofi pelestarian didasarkan pada kecenderungan manusia untuk melestarikan nilai-nilai budaya pada masa yang telah lewat namun memiliki arti penting
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Existensi proyek
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Existensi proyek Provinsi Kalimantan Barat merupakan salah satu propinsi yang memiliki keistimewaan. Dikatakan istimewa, karena kota ini adalah salah satu dari beberapa
Lebih terperinciESTETIKA BENTUK SEBAGAI PENDEKATAN SEMIOTIKA PADA PENELITIAN ARSITEKTUR
ESTETIKA BENTUK SEBAGAI PENDEKATAN SEMIOTIKA PADA PENELITIAN ARSITEKTUR Jolanda Srisusana Atmadjaja Jurusan Arsitektur FTSP Universitas Gunadarma ABSTRAK Penelitian karya arsitektur dapat dilakukan melalui
Lebih terperinciHOME OF MOVIE. Ekspresi Bentuk BAB III TINJAUAN KHUSUS. Ekspresi Bentuk. III.1 Pengertian Tema. Pengertian Ekspresi, adalah :
BAB III TINJAUAN KHUSUS III.1 Pengertian Tema Pengertian Ekspresi, adalah : Ungkapan tentang rasa, pikiran, gagasan, cita-cita, fantasi, dan lain-lain. Ekspresi merupakan tanggapan atau rangsangan atas
Lebih terperinciBAB 3 TINJAUAN KHUSUS TEMA
BAB 3 TINJAUAN KHUSUS TEMA 3.1 Alasan Pemilihan Tema Rencana pengembangan suatu bangunan atau suatu site, tentu tidak akan dengan begitu saja merubah secara keseluruhan baik fisik bangunan atau keadaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni adalah karya cipta manusia yang memiliki nilai estetika dan artistik.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seni adalah karya cipta manusia yang memiliki nilai estetika dan artistik. Sepanjang sejarah, manusia tidak terlepas dari seni. Karena seni adalah salah satu
Lebih terperinciMUSEUM BUDAYA DI PONTIANAK, KALIMANTAN BARAT
BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG I.1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala
Lebih terperinciKONSEP RANCANGAN. Latar Belakang. Konteks. Tema Rancangan Surabaya Youth Center
KONSEP RANCANGAN Latar Belakang Surabaya semakin banyak berdiri gedung gedung pencakar langit dengan style bangunan bergaya modern minimalis. Dengan semakin banyaknya bangunan dengan style modern minimalis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dimana arsitektur itu berada (Rapoport, 1969). Rapoport membagi arsitektur menjadi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Menurut Amos Rapoport arsitektur dibentuk dari latar belakang kebudayaan dimana arsitektur itu berada (Rapoport, 1969). Rapoport membagi arsitektur menjadi dua bagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bangsa Indonesia adalah bangsa dengan masyarakatnya yang Pluralistic mempunyai berbagai macam bentuk dan variasi dari kesenian budaya. Warisan kebudayaan tersebut harus
Lebih terperinciGALERI SENI UKIR BATU PUTIH. BAB I.
BAB I. GALERI SENI UKIR BATU PUTIH. Pendahuluan BATU PUTIH. GALERI SENI UKIR BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang a. Kelayakan Proyek Daerah Istimewa Yogyakarta secara geografis berada di pesisir pantai
Lebih terperinciPERANCANGAN INTERIOR ART SHOP YANA ART GALLERY DI GIANYAR, BALI
PERANCANGAN INTERIOR ART SHOP YANA ART GALLERY DI GIANYAR, BALI KARYA DESAIN Oleh Debby Tiara Nauli Siregar 1211874023 TUGAS AKHIR PROGRAM STUDI S-1 DESAIN INTERIOR JURUSAN DESAIN FAKULTAS SENI RUPA INSTITUT
Lebih terperinciSkripsi Museum Keroncong
III.1 Pengertian Metafora BAB III TINJAUAN KHUSUS Dalam bidang arsitektur, metafora berarti mengumpamakan bangunan sebagai sesuatu yang lain. Cara menampilkan perumpamaan tersebut adalah dengan memindahkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebudayaan suku Sasak yang beragam dan menjadi ciri khas tersendiri bagi suku Sasak tersebut. Suku Sasak yang memiliki kebudayaan, adat isitiadat bahkan struktur ruang,
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERANCANGAN BANDUNG CITY HOTEL. di kota Bandung mulai dari pemerintahan pusat daerah, pendidikan,
BAB IV KONSEP PERANCANGAN BANDUNG CITY HOTEL 4.1. Fungsi Perancangan Perkembangan kota Bandung yang sangat pesat karena mudahnya sarana transportasi baik darat maupun udara yang dapat ditempuh menuju kota
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masyarakat Indonesia mengenal adanya keramik sudah sejak dahulu.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masyarakat Indonesia mengenal adanya keramik sudah sejak dahulu. Namun mereka menyebutnya dengan istilah gerabah atau tembikar. Terbukti dengan ditemukannya
Lebih terperinciMata Kuliah Persepsi Bentuk
Modul ke: Mata Kuliah Persepsi Bentuk Pertemuan 4 Fakultas FDSK Ali Ramadhan S.Sn.,M.Ds Program Studi Desain Produk Grafis Dan Multimedia www.mercubuana.ac.id Fungsi Bentuk fungsi dapat dikategorikan sebagai
Lebih terperinciESTETIKA BENTUK Pengertian. Estetika adalah suatu kondisi yang berkaitan dengan sensasi keindahan yang dirasakan seseorang
ESTETIKA BENTUK Pengertian Estetika adalah suatu kondisi yang berkaitan dengan sensasi keindahan yang dirasakan seseorang Rasa keindahan itu akan muncul apabila terjalin perpaduan yang serasi dari elemen
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN KHUSUS
BAB III TINJAUAN KHUSUS 3.1. Pengertian Tema 3.1.1. Pengertian Ruang Ruang mempunyai arti penting bagi kehidupan manusia. Ruang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia baik secara psikologis emosional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Latar Belakang Pengadaan Proyek Gambar 1.1. Diagram Kebutuhan Maslow
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek Ketika kita mendengar kata atau istilah Seni Rupa, hal pertama yang terniang di benak kita adalah aktifitas menggambar. Padahal
Lebih terperinciBAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT SENI RUPA DI YOGYAKARTA DENGAN ANALOGI BENTUK
BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT SENI RUPA DI YOGYAKARTA DENGAN ANALOGI BENTUK V.1 Konsep dasar VI.1 Konsep Ruang pada Pusat Seni Rupa di Yogyakarta dengan Analogi Bentuk Tata Ruang adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dikaruniai berbagai kelebihan dibandingkan dengan ciptaan lainnya. Karunia itu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk hidup ciptaan Tuhan Yang Maha Esa dan dikaruniai berbagai kelebihan dibandingkan dengan ciptaan lainnya. Karunia itu berupa akal, cipta, rasa,
Lebih terperinciASPEK-ASPEK ARSITEKTUR BENTUK DAN RUANG.
ASPEK-ASPEK ARSITEKTUR BENTUK DAN RUANG. 1 ASPEK-ASPEK ARSITEKTUR BENTUK DAN RUANG 2 BENTUK alat untuk menyampaikan ungkapan arsitek kepada masyarakat Dalam Arsitektur Suatu wujud yang mengandung maksud
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN. dalam kehidupan masyarakat. Gaya hidup yang menjadi pilihan bebas bagi
BAB VI KESIMPULAN Kajian media dan gaya hidup tampak bahwa pengaruh media sangat besar dalam kehidupan masyarakat. Gaya hidup yang menjadi pilihan bebas bagi masyarakat tidak lain merupakan hasil dari
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. A. Kesimpulan
160 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarlan pemaparan dari Bab II, III, dan IV, penelitian ini bermuara pada kesimpulan, yaitu: Pertama, konsep dasar arsitektur postmodernisme adalah membangkitkan kembali
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hotel merupakan salah satu bangunan yang ditujukan untuk singgah dalam jangka waktu sementara dengan layanan dan fasilitas lainnya. Sebagai pokok akomodasi yang terdiri
Lebih terperinciPenerapan Budaya Sunda dalam Perancangan Pasar Rakyat Kasus: Pasar Sederhana, Bandung
TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Penerapan Budaya Sunda dalam Perancangan Pasar Rakyat Atika Almira (1), Agus S. Ekomadyo (2) (1) Mahasiswa Program Sarjana Arsitektur, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan
Lebih terperinciRumah Tinggal Dengan Gaya Arsitektur Bali Modern Di Denpasar
Rumah Tinggal Dengan Gaya Arsitektur Bali Modern Di Denpasar Oleh : Naya Maria Manoi nayamanoi@gmail.com Mahasiswa Desain Interior FSRD ISI Denpasar ABSTRAK Arsitektur tradisional Bali merupakan budaya
Lebih terperinciArchitecture. Modern Aesthetic. Neoclassic Style Teks: Widya Prawira Foto: Bambang Purwanto. Home Diary #009 / 2015
Architecture Modern Aesthetic in Neoclassic Style Teks: Widya Prawira Foto: Bambang Purwanto 86 Kolaborasi gaya neoklasik dengan elemen yang mengusung aspek kekinian, menjadi kekuatan desain rumah ini.
Lebih terperinciAPLIKASI REGIONALISME DALAM DESAIN ARSITEKTUR
APLIKASI REGIONALISME DALAM DESAIN ARSITEKTUR Agus Dharma Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan - Universitas Gunadarma email : agus_dh@staff.gunadarma.ac.id website : staffsite.gunadarma.ac.id/agus_dh/
Lebih terperinciBAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1. Program Dasar Perencanaan Program dasar perencanaan Cafe and Chocolate Factory di Semarang dibagi menjadi 2 bagian yaitu program ruang dan tapak terpilih.
Lebih terperincisebuah kursi, sikap berdiri ketika didepan lemari, dan lainlain.
II. METODOLOGI A. KERANGKA BERPIKIR STUDI Dalam sebuah proses perancangan sebuah desain produk, diperlukan teori-teori yang mendukung jalannya proses tersebut. Teori-teori tersebut diperlukan guna menilik
Lebih terperinciIII. METODE PENCIPTAAN TOPENG SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA. A. Implementasi Teoritis
III. METODE PENCIPTAAN TOPENG SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA A. Implementasi Teoritis Penulis menyadari bahwa topeng merupakan sebuah bagian peninggalan prasejarah yang sekarang masih mampu
Lebih terperincisesuatu yang bergerak atau berkembang kreatif menemukan bentuk visualisasinya dan memiliki ekspresi -ekspresi bebas ekspresif.
Institut Disain Yogyakarata bab V 73 BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN INSTITUT DISAIN YOGYAKARTA 5. Konsep Bangunan Institut Disain 5.1. Konsep Filosofi Bangunan Konsep filosofi dari bangunan Institut
Lebih terperincipendidikan seni tersebut adalah pendidikan seni rupa yang mempelajari seni mengolah kepekaan rasa, estetik, kreativitas, dan unsur-unsur rupa menjadi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan seni merupakan bagian dari Sistem Pendidikan Nasional yang tidak dapat dipisahkan dari proses pendidikan secara keseluruhan. Salah satu pendidikan
Lebih terperinciSATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 06 KODE / SKS : KK / 4 SKS. Sub Pokok Bahasan dan Sasaran Belajar
1 1. Pengantar Perkuliahan 1.1. Materi Pokok Studio Perancangan Arsitektur 6 Mahasiswa dapat menguraikan materi tugas perancangan arsitektur 4, yaitu : fungsi kegiatan mejemuk dan komplek dalam suatu kawasan
Lebih terperinciPERSEPSI BENTUK. Fungsi Bentuk Modul 4. Udhi Marsudi, S.Sn. M.Sn. Modul ke: Fakultas Desain dan Seni Kreatif. Program Studi Desain Produk
PERSEPSI BENTUK Modul ke: Fungsi Bentuk Modul 4 Udhi Marsudi, S.Sn. M.Sn Fakultas Desain dan Seni Kreatif Program Studi Desain Produk www.mercubuana.ac.id Abstrak Fungsi merupakan gambaran dari suatu kegiatan
Lebih terperinciBATUAN AGATE SEBAGAI INSPIRASI PADA PERHIASAN KERAMIK MENGGUNAKAN KOMBINASI MATERIAL LOGAM DENGAN TEKNIK AGATEWARE
BATUAN AGATE SEBAGAI INSPIRASI PADA PERHIASAN KERAMIK MENGGUNAKAN KOMBINASI MATERIAL LOGAM DENGAN TEKNIK AGATEWARE Tania Andina Kardin Deni Yana, S.Sn, M.sn Program Studi Sarjana Kriya Keramik, Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Budaya merupakan cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh kelompok masyarakat dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbetuk dari banyak unsur
Lebih terperinciBAB VI HASIL PERANCANGAN. Penerapan Tema dasar Arsitektur Islam yang berwawasan lingkungan pada
190 BAB VI HASIL PERANCANGAN Penerapan Tema dasar Arsitektur Islam yang berwawasan lingkungan pada bangunan, terbagi menjadi tiga wujud nilai yaitu Hablumminal alam, Hablumminannas, dan Hablumminallah,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN Indonesia adalah Negara dengan latar belakang budaya yang majemuk. mulai dari kehidupan masyarakat, sampai pada kehidupan budayanya. Terutama pada budaya keseniannya.
Lebih terperinciBAB III DESKRIPSI PROYEK. : Museum Perjuangan Rakyat Indonesia
31 BAB III DESKRIPSI PROYEK A. Nama Proyek Nama Proyek Lokasi : : Museum Perjuangan Rakyat Indonesia Gambar 3.1 Site Sumber : Dokumentasi pribadi Luas lahan Pemilik Sumber dana Sifat proyek Sub-wilayah
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN. Pada dasarnya Keraton Yogyakarta dibangun berdasarkan. kosmologi Jawa, yang meletakkan keseimbangan dan keselarasan
533 BAB VI KESIMPULAN A. Kesimpulan Pada dasarnya Keraton Yogyakarta dibangun berdasarkan kosmologi Jawa, yang meletakkan keseimbangan dan keselarasan sebagai landasan relasi manusia-tuhan-alam semesta.
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERANCANGAN
BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1. Ide Perancangan Desain Setiap keluarga memiliki kebiasaan yang berbeda, kebiasaan-kebiasaan ini secara tidak langsung menjadi acuan dalam memilih furnitur yang ada di dalam
Lebih terperinciBAB VI HASIL PERANCANGAN. simbolisme dari kalimat Minazh zhulumati ilan nur pada surat Al Baqarah 257.
BAB VI HASIL PERANCANGAN Revitalisasi kawasan wisata makam Kartini ini berlandaskan pada konsep simbolisme dari kalimat Minazh zhulumati ilan nur pada surat Al Baqarah 257. Nilai-nilai Islam yang terkandung
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. RESPON KONTEKS DAN KONSEP UMUM Konsep umum dari bangunan terdiri dari beberapa teori yang mencakup Building Shape, Building Context, dan Building Function. Dalam fungsinya
Lebih terperinciMuseum Seni dan Budaya Kota Batu (Dengan Pendekatan Transformasi Konsep Arsitektural Candi Songgoriti)
Museum Seni dan Budaya Kota Batu (Dengan Pendekatan Transformasi Konsep Arsitektural Candi Songgoriti) Dyah Ayu Novianti, Noviani Suryasari, Chairil B. Amiuza Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. Penjelasan Tema / Ide /Judul Perancangan B. Latar Belakang Perancangan
I. PENDAHULUAN A. Penjelasan Tema / Ide /Judul Perancangan Perancangan desain produk furnitur rak buku dengan gaya pop art, furnitur yang dibuat ialah furnitur rak buku dengan menampilkan berbagai macam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era modern saat ini sangat jarang terlihat rumah-rumah tradisional
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era modern saat ini sangat jarang terlihat rumah-rumah tradisional dibangun, namun cukup banyak ditemukan bangunan-bangunan yang diberi sentuhan tradisional
Lebih terperinciII. KAJIAN PUSTAKA. A. Sumber Pustaka. sangat cemerlang dan sangat indah. Untuk menjadi kupu-kupu yang. Kupu-kupu memiliki banyak jenis dan memiliki
II. KAJIAN PUSTAKA A. Sumber Pustaka 1. Rujukan Serangga bersayap sisik ini biasanya memiliki sayap yang sangat cemerlang dan sangat indah. Untuk menjadi kupu-kupu yang bersayap indah, terdapat beberapa
Lebih terperinciCUBISM (materi pengayaan)
CUBISM (materi pengayaan) Bandung, 9 Juli 2013 SEMESTER PENDEK TAHUN AKADEMIK 2012/2013 FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN Bagaimanakah pengaruh aliran seni lukis kubism pada perkembangan arsitektur? Bagaimanakah
Lebih terperinciBAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori Teori Desain Komunikasi Visual. Menurut Jessica Helfand dalam situs
BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Desain Komunikasi Visual Menurut Jessica Helfand dalam situs http://www.aiga.org, Desain Komunikasi Visual merupakan kombinasi kompleks rata-rata dan
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN TEMA INSERTION
BAB III TINJAUAN TEMA INSERTION 3.1 LATAR BELAKANG Perkembangan kota ditandai dengan makin pesatnya pembangunan fisik berupa bangunanbangunan baru di pusat kota. Bangunan-bangunan baru tersebut dibangun
Lebih terperinciDESAIN INTERIOR I One Room Apartment
Pertemuan 6 Penjelasan Tentang Proyek DI 1 One Room Apartment Merupakan sebuah fasilitas hunian seperti rumah tinggal, tetapi memiliki dimensi lebih kecil dengan fasilitas terbatas. Pada mata kuliah Desain
Lebih terperinciBAB III. Sport Hall/Ekspresi Struktur TINJAUAN KHUSUS. Laporan Skripsi dan Tugas Akhir. Pengertian Tema
BAB III TINJAUAN KHUSUS III.1 Pengertian Tema Pemilihan tema Ekspresi Struktur dalam penulisan skripsi ini berdasarkan kebutuhan akan sebuah bangunan yang mempunyai bentangan yang lebar sehingga membutuhkan
Lebih terperinciArchitecture. Home Diary #007 / 2014
Architecture 58 The Art of Tropical Living Teks : Wdya Prawira Foto : Bambang Purwanto Desain rumah tropis yang menampilkan keindahan detil pada setiap sudutnya ini mampu menghadirkan sebuah rasa romantis
Lebih terperinciDAFTAR ISI. LEMBAR PENGESAHAN... i. PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN TUGAS AKHIR... ii. PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN TUGAS AKHIR...
DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... i PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN TUGAS AKHIR... ii PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN TUGAS AKHIR... iii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI... vi DAFTAR SKEMA... x DAFTAR TABEL...
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1. Judul. 2. Pengertian Judul COMPUTER CENTRE
BAB I PENDAHULUAN 1. Judul Perencanaan dan Perancangan Computer Centre sebagai pusat perdagangan, promosi, informasi, jasa pelayanan dan hiburan di Kartasura dengan Desain Arsitektur High Tech. 2. Pengertian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bencana alam adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan masyarakat yang disebabkan oleh gejala alam sehingga mengakibatkan timbulnya
Lebih terperinciPeriode Perkembangan Sejarah Arsitektur Modern Dan Postmodern Dunia
Periode Perkembangan Sejarah Arsitektur Modern Dan Postmodern Dunia 3.1 Periode Perkembangan Sejarah Arsitektur Modern Dan Postmodern Dunia. 3.1.1 Periode Sejarah Arsitektur Modern Pengertian Arsitektur
Lebih terperinciBab 3. Tinjauan Khusus
Bab 3. Tinjauan Khusus 3.1 Latar Belakang Tema: Konsep ekspresi didasarkan atas aktivitas dari sebuah Pusat Otomotif yang dengan pengolahan bentuk bangunan yang ada akan menghasilkan suatu bentuk bangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kerja praktik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kerja praktik Pengaruh perkembangan era globalisasi yang semakin pesat membuat mahasiswa dituntut untuk bisa memahami banyak hal dengan mengikuti perkembangan teknologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekarang ini kata modern merupakan kata yang tidak asing lagi didengar, terutama dalam dunia arsitektur. Hal ini yang kemudian memunculkan sebuah arsitektur yang disebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Agama Katolik masuk ke Indonesia melalui Bangsa Portugis pada tahun 1512 dengan tujuan untuk berdagang di daerah penghasil rempahrempah tepatnya di kepulauan Maluku.
Lebih terperinciBAB V KAJIAN TEORI. Tema desain menjadi sebuah konsep untuk merancang dan membuat
BAB V KAJIAN TEORI 5.1 KAJIAN TEORI PENEKANAN / TEMA DESAIN 5.1.1 Tema Desain Tema desain menjadi sebuah konsep untuk merancang dan membuat desain sebuah karya arsitektural. Pada proyek resort di komplek
Lebih terperinci7.4 Avant Garde Avant Garde buka suatu aliran dalam seni lukis, melainkan gaya yang berkembang dalam dunia fashion serta bergerak ke desain grafis
7.4 Avant Garde Avant Garde buka suatu aliran dalam seni lukis, melainkan gaya yang berkembang dalam dunia fashion serta bergerak ke desain grafis Avant Garde dalam bahasa Perancis berarti "garda terdepan"
Lebih terperinciArchitecture. White Simplicity in. Neoclassic. Home 80 #006 / Diary
Architecture White Simplicity in Neoclassic 80 #006 / 2014 Teks: Widya Prawira Foto: Bambang Purwanto Eleganitas yang terpancar lewat pilihan warna, proporsi dan elemen detilnya, dapat melengkapi karakter
Lebih terperinciserta informasi mengenai budaya dan sejarah masyarakat aceh membutuhkan tempat yang mampu mengakomodir segala macam keinginan masyarakat akan kebutuha
MUSEUM SEJARAH NANGRO ACEH DARUSSALAM Rully Irvansyah 20304051 ABSTRAKSI Aceh adalah kota yang sedang dalam tahap rekonstruksi dan rehabilitasi setelah terkena musibah tsunami yang menghancurkan hampir
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERANCANGAN
BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1. Konsep/Citra Ruang Citra atau image yang digunakan dalam mendukung karakter desain adalah modern natural with batavian etnic, dengan menggunakan bentuk bentuk yang geometris
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. GambarI.1 Teknik pembuatan batik Sumber: <www.expat.or.id/infi/info.html#culture>
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberadaan museum tidak hanya sekedar untuk menyimpan berbagai bendabenda bersejarah saja. Namun dari museum dapat diuraikan sebuah perjalanan kehidupan serta
Lebih terperinciMuhamad Fakhri Aulia. Argumentasi
Muhamad Fakhri Aulia Geometri dalam pengertian dasar adalah sebuah cabang ilmu yang mempelajari pengukuran bumi dan proyeksinya dalam sebuah bidang dua dimensi. Cabang ilmu ini pun berkembang sesuai dengan
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Estetika sebagai..., Wahyu Akomadin, FIB UI,2009
BAB I. PENDAHULUAN 1. 1. Latar belakang Berangkat dari sebuah pernyataan yang menyatakan bahwa Estetika sebagai logika, mengantarkan saya untuk mencoba mendalami dan menelusuri tentang keduanya, serta
Lebih terperinciSOLO FINE ART SPACE BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seni rupa merupakan cabang seni yang membentuk karya seni dengan media yang bisa ditangkap mata dan dirasakan dengan rabaan. Kesan ini diciptakan dengan mengolah konsep
Lebih terperinciBAB IV Konsep dan Tema Perancangan
BAB IV Konsep dan Tema Perancangan 4.1 Konsep Hybrid Setelah dipaparkan secara singkat diatas mengenai penggabungan dua unsur antara tradisional dan modern, pada bagian ini akan dibahas lebih dalam lagi
Lebih terperinciINTERIOR Konsep interior kontemporer (Materi pertemuan 9 )
INTERIOR Konsep interior kontemporer (Materi pertemuan 9 ) DOSEN PENGAMPU: ARDIANSYAH, S.T, M.T PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI Interior Kontemporer Gaya
Lebih terperinciTEORI DAN KONSEP PERANCANGAN RUANG DALAM
TEORI DAN KONSEP PERANCANGAN RUANG DALAM A. DEFINISI PERANCANGAN RUANG DALAM/ DESAIN INTERIOR Desain interior atau perancangan ruang dalam merupakan ilmu yang mempelajari tentang menata, merencanakan dan
Lebih terperinciKementerian Pendidikan Nasional merupakan lembaga pemerintahan yang bertugas meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. salah satu langkah yang di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Latar Belakang Proyek Menurut catatan sejarah umat manusia yang sempat terungkap tentang keberadaan dan perkembangan perpustakaan menunjukkan bahwa perpustakaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.1.1 Latar Belakang Wallpaper adalah sejenis bahan yang digunakan untuk melapisi dan menghias dinding untuk kebutuhan interior rumah, kantor, atau fungsi bangunan
Lebih terperinciTEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 1
TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 1 MAKNA FUNGSI Fungsi dalam pengertian sederhana adalah kegunaan Fungsi juga dapat dimaknai sebagai suatu cara untuk memenuhi keinginan Fungsi timbul sebagai akibat
Lebih terperinciBAB IV KONSEP. Sistem panduan arah terpadu dapat dibedakan menjadi 6 jenis; yaitu: membutuhkan informasi yang spesifik.
BAB IV KONSEP 4.1. Panduan Arah Terpadu Sistem panduan arah terpadu dapat dibedakan menjadi 6 jenis; yaitu: 4.1.1. Tanda orentasi : ditempatkan untuk membantu pengunjung dapat memahami arah dimana dia
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORERIKAL PENDEKATAN ARSITEKTUR ORGANIK PADA TATA RUANG LUAR DAN DALAM HOMESTAY DAN EKOWISATA SAWAH
BAB III TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORERIKAL PENDEKATAN ARSITEKTUR ORGANIK PADA TATA RUANG LUAR DAN DALAM HOMESTAY DAN EKOWISATA SAWAH 3.1. Tinjauan Pendekatan Arsitektur Organik 3.1.1. Definisi Arsitektur
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
214 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN VI.1. Kesimpulan VI.1.1. Esensi Arsitektur Frank Lloyd Wright Sebagai hasil proses indentifikasi ideologi, konsep dan metode Arsitektur Frank Lloyd Wright yang telah peneliti
Lebih terperinciBab I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang
Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Pesisir Timur pantai Sumatera Utara sejak abad ke-13, merupakan tempat persinggahan bangsa-bangsa asing dan lintas perdagangan. Bangsa India dan Arab datang dengan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Bencana alam selama ini selalu dipandang sebagai forcemajore yaitu
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bencana alam selama ini selalu dipandang sebagai forcemajore yaitu sesuatu hal yang berada di luar kontrol manusia, oleh karena itu, untuk meminimalisir terjadinya
Lebih terperinciPokok Bahasan : Konsep Ekologi 2 Sub Pokok Bahasan : a. Lingkungan alamiah dan buatan b. Ekologi kota c. Ekologi kota sebagai lingkungan terbangun
MINGGU 4 Pokok Bahasan : Konsep Ekologi 2 Sub Pokok Bahasan : a. Lingkungan alamiah dan buatan b. Ekologi kota c. Ekologi kota sebagai lingkungan terbangun Lingkungan Alamiah Dan Buatan Manusia Para dipahami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Latar Belakang Eksistensi Proyek
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Latar Belakang Eksistensi Proyek Indonesia merupakan negara yang kaya akan produk seni. Berbagai produk seni yang khas dapat ditemukan di hampir seluruh daerah
Lebih terperinciUTS SPA 5 RAGUAN
UTS SPA 5 RAGUAN 0851010072 OBYEK 2 OBYEK 1 Prisma OBYEK 1: kultur simbol yang diambil pada obyek 1 ini dapat dilihat dari bentuk atapnya yang mengadopsi rumah adat batak Karo (tempat Perkumpulan warga),
Lebih terperinciIII. METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritis
III. METODE PENCIPTAAN 1. Tematik A. Implementasi Teoritis Kehidupan dunia anak-anak yang diangkat oleh penulis ke dalam karya Tugas Akhir seni lukis ini merupakan suatu ketertarikaan penulis terhadap
Lebih terperinci