MODEL PEMBERIAN BANTUAN PROGRAM KELUARGA HARAPAN DENGAN METODE ELIMINATION ET CHOIX TRADUISANT LA REALITE DI KECAMATAN MARAWOLA

Transkripsi

1 Seminar Nasional APTIKOM (SEMNASTIKOM), FaveHotel Jayapura, November 2017 MODEL PEMBERIAN BANTUAN PROGRAM KELUARGA HARAPAN DENGAN METODE ELIMINATION ET CHOIX TRADUISANT LA REALITE DI KECAMATAN MARAWOLA Hajra Rasmita 1, Isdar Adjufri 2, Syaiful Hendra 1,2 Sistem Informasi, STMIK Adhi Guna Teknik Informatika, STMIK Adhi Guna 1 hajra.rasmita@gmail.com, 2 isdar.adjufri@gmail.com, syaiful.hendra.garuda@gmail.com Abstrak PKH adalah Program yang memberikan bantuan tunai bersyarat kepada Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM) yang telah di tetapkan sebagai peserta PKH dengan ketentuan tertentu. selama ini lebih banyak program atau kebijakan yang gagal dilaksanakan dari pada yang berhasil dilaksanakan, bahkan para ahli menyatakan bahwa implementasi yang berhasil hanyalah sebuah kebetulan (by chance), sementara kebijakan yang gagal dalam implementasi merupakan by design. Oleh karena itu diperlukan sebuah model guna membantu pihak Kecamatan menentukan warga penerima Program Keluarga Harapan. Salah satu metode pendukung keputusan adalah Metode ELECTRE dipilih karena memiliki performa yang baik untuk menganalisis kebijakan yang melibatkan kriteria kualitatif dan kuantitatif. Kata kunci : Program Keluarga Harapan, RTSM, ELECTRE, Sistem Pendukung Keputusan 1. Pendahuluan Kemiskinan yang terjadi di Indonesia merupakan permasalahan yang harus segera diselesaikan. Hal ini di dukung oleh penetapan Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) mengenai Millenum Develoment Goals (MDGS) yang menyatakan bahwa pada tahun 2015 proporsi penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan harus di kurangi hingga 50 persen dari kondisi tahun oleh 189 negara angggota PBB, ternasuk Indonesia [1]. Permasalahan tersebut menjadi semakin penting kerena menurut data Badan Pusat Statistk (BPS) Republik Indonesia pada Maret 2017 jumlah penduduk miskin, yakni penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan di lndonesia mencapai 27,77 juta orang, 10,64 persen dari jumlah total penduduk) [2]. Menyadari pentingnya permasalahan yang tersebut, pemerintah melakukan segala upaya untuk menanggulangi permasalahan yang terjadi akibat kemiskinan. Upaya yang dilakukan oleh pemerintah adalah mengeluarkan suatu kebijakan yang berkaitan dengan pemberdayaan keluarga miskin, salah satu kebijakan pemerintah dalam hal ini di wujudkan melalui Program Keluarga Harapan (PKH). PKH adalah Program yang memberikan bantuan tunai bersyarat kepada Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM) yang telah di tetapkan sebagai peserta PKH dengan ketentuan tertentu. selama ini lebih banyak program atau kebijakan yang gagal dilaksanakan dari pada yang berhasil dilaksanakan, bahkan para ahli menyatakan bahwa implementasi yang berhasil hanyalah sebuah kebetulan (by chance), sementara kebijakan yang gagal dalam implementasi merupakan by design. Sehingga, perlambatan yang terjadi tersebut sangat mungkin disebabkan oleh banyaknya kendala dalam implementasi program penanggulangan kemiskinan []. Masalah ini terjadi di kecamatan Marawola Kabupaten Sigi dimana dalam memilih warga dalam penerima PKH sering terjadi permasalahan dalam mensurvei warga, permasalahan yang sering terjadi adalah, kriteria-kriteria warga yang disurvei tidak sesuai dengan ketentuan pemerintah, permasalahan yang kedua adalah, pemerintah menentukan banyaknya kuota penerima PKH tersebut sehingga masyarakat tidak banyak menerima PKH. Berdasarkan permasalahan yang ada, diperlukan sebuah model guna membantu pihak Kecamatan menentukan warga penerima Program Keluarga Harapan. Salah satu metode pendukung keputusan adalah Metode ELECTRE dipilih karena memiliki performa yang baik untuk menganalisis kebijakan yang melibatkan kriteria kualitatif dan kuantitatif. Metode ini menggunakan perbandingan berpasangan dari alternatif-alternatif berdasarkan setiap kriteria yang sesuai [4]. Sistem pendukung 126

2 Seminar Nasional APTIKOM (SEMNASTIKOM), FaveHotel Jayapura, November 2017 keputusan dengan menggunakan metode ELECTRE diharapkan menghasilkan hasil yang baik dan cocok untuk pemberian bantuan penerima PKH dengan sistem outrangking sehingga calon penerima bantuan yang layak bisa diurutkan berdasarkan nilai paling baik. Dari uraian di atas, penulis tertarik untuk mengangkat judul: Model Pemberian Bantuan Program Keluarga Harapan menggunakan Metode Elimination Et Choix Traduisant La Realite di Kecamatan Marawola. 2. Landasan Teori 2.1 Program Keluarga Harapan Program Keluarga Harapan atau yang sering disebut dengan PKH adalah program asistensi sosial kepada rumah tangga yang memenuhi kualifikasi tertentu dengan memberlakukan persyaratan dalam rangka untuk mengubah perilaku miskin. Program sebagaimana dimaksud merupakan program pemberian uang tunai kepada Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM) dan bagi anggota keluarga RTSM diwajibkan melaksanakan persyaratan dan ketentuan yang telah ditetapkan. Program semacam ini secara internasional dikenal sebagai program Conditional Cash Transfers (CCT) atau program Bantuan Tunai Bersyarat. Persyaratan tersebut dapat berupa kehadiran di fasilitas pendidikan (misalnya bagi anak usia sekolah), ataupun kehadiran di fasilitas kesehatan (misalnya bagi anak balita, atau bagi ibu hamil) [5]. 2.2 Elimination Et Choix Traduisant La Realite (ELECTRE) Menurut Janko dan Bernoider (2005:11), ELECTRE merupakan salah satu metode pengambilan keputusan multikriteria berdasarkan pada konsep outranking dengan menggunakan perbandingan berpasangan dari alternatif-alternatif berdasarkan setiap kriteria yang sesuai. Metode ELECTRE digunakan pada kondisi dimana alternatif yang kurang sesuai dengan kriteria dieliminasi, dan alternatif yang sesuai dapat dihasilkan. Dengan kata lain, ELECTRE digunakan untuk kasus-kasus dengan banyak alternatif namun hanya sedikit kriteria yang dilibatkan. Suatu alternatif dikatakan mendominasi alternatif yang lainnya jika satu atau lebih kriterianya melebihi (dibandingkan dengan kriteria dari alternatif yang lain) dan sama dengan kriteria lain yang tersisa [4]. Langkah-langkah yang dilakukan dalam penyelesaian masalah menggunakan metode ELECTRE adalah sebagai berikut : Langkah 1 : Normalisasi matrik keputusan. Dalam prosedur ini, setiap atribut diubah menjadi nilai yang comparable. Setiap normalisasi dari nilai rij dapat dilakukan dengan Rumus (2.1) : (1) Ket: r = bilangan ternormalisasi X = kriteria i = 1,2,..m j = 1,2,..n Sehingga didapat matriks R hasil normalisasi, (2) R adalah matriks yang telah dinormalisasi, dimana m menyatakan alternatif, n menyatakan kriteria dan rij adalah normalisasi pengukuran pilihan dari alternatif ke-i dalam hubungannya dengan kriteria ke-j. Langkah 2 : Pembobotan pada matrik yang telah dinormalisasi. Setelah di normalisasi, setiap kolom dari matrik R dikalikan dengan bobot-bobot (wj) yang ditentukan oleh pembuat keputusan. Sehingga, weighted normalized matrix adalah V=RW yang ditulis dalam Rumus (2.2) ini : dimana W adalah () (4) Langkah : Menentukan concordance dan discordance set. Untuk setiap pasang dari alternatif k dan l ( k,l = 1,2,,,m dan k l ) kumpulan kriteria J dibagi menjadi dua subsets, yaitu concordance dan discordance. Bilamana sebuah kriteria dalam suatu alternatif termasuk concordance adalah : Ckl = { j, ykj ylj }, untuk j = 1,2,,,n (5) Sebaliknya, komplementer dari subset ini adalah discordance, yaitu bila : Dkl = { j, ykj < ylj }, untuk j = 1,2,,,n (6) Langkah 4 : Hitung matriks concordance dan discordance. a. Concordance Untuk menentukan nilai dari elemen-elemen pada matriks concordance adalah dengan menjumlahkan bobot-bobot yang termasuk dalam subset concordance, secara matematisnya adalah pada Rumus (7): 127

3 Seminar Nasional APTIKOM (SEMNASTIKOM), FaveHotel Jayapura, November 2017 (7) Sehingga matrik concordance yang dihasilkan adalah : (8) b. Discordance Untuk menentukan nilai dari elemen-elemen pada matriks discordance adalah dengan membagi maksimum selisih nilai kriteria yang termasuk dalam subset discordance dengan maksimum selisih nilai seluruh kriteria yang ada, secara matematisnya adalah : Sehingga diperoleh matrik discordance : (9) (10) Langkah 5 : Menentukan matrik dominan concordance dan discordance. a. Concordance Matrik dominan concordance dapat dibangun dengan bantuan nilai threshold, yaitu dengan membandingkan setiap nilai elemen matriks concordance dengan nilai threshold dengan nilai threshold ( c ), adalah : (11) dan nilai setiap elemen matriks F sebagai matriks dominan concordance ditentukan sbb : fkl = 1, jika ckl c dan fkl = 0, jika ckl < c b. Discordance Untuk membangun matriks dominan discordance juga menggunakan bantuan nilai threshold, yaitu : (12) dan nilai setiap elemen untuk matriks G sebagai matriks dominan discordance ditentukan sebagai berikut : gkl = 0, jika ckl d dan gkl = 1, jika ckl < d Langkah 6 : Menentukan aggregate dominance matrix. Langkah selanjutnya adalah menentukan aggregate dominance matrix sebagai matriks E, yang setiap elemennya merupakan perkalian antara elemen matriks F dengan elemen matriks G, sebagai berikut : (1) Langkah 7 : Eliminasi alternatif yang less favourable. Matriks E memberikan urutan pilihan dari setiap alternatif, yaitu bila ekl = 1 maka alternatif Ak merupakan pilihan yang lebih baik daripada Al. Sehingga baris dalam matriks E yang memiliki jumlah ekl = 1 paling sedikit dapat dieliminasi. Dengan demikian alternatif terbaik adalah yang mendominasi alternatif lainnya. 2. Pengertian Sistem Pendukung Keputusan Sistem Pendukung Keputusan (Decision Support System) adalah sistem informasi berbasis komputer yang menyediakan dukungan informasi yang interaktif bagi manajer dan praktisi bisnis selama proses pengambilan keputusan. Sistem Pendukung Keputusan menggunakan (1) model analitis, (2) database khusus, () penilaian dan pandangan pembuat keputusan, dan (4) proses pemodelan berbasis komputer yang interaktif untuk mendukung pembuatan keputusan bisnis yang semiterstruktur [6]. Sprague dan Carlson [7] mendefinisikan Sistem Pendukung Keputusan dengan cukup baik, sebagai sistem yang memiliki lima karakteristik utama, yaitu [7]: 1). Sistem yang berbasis komputer; 2). Dipergunakan untuk membantu para pengambil keputusan; ). Untuk memecahkan masalah-masalah rumit yang sulit dilakukan dengan kalkulasi manual; 4). Melalui cara simulasi yang interaktif; 5). Komponen utamanya data dan model analisis.. Metode Penelitian.1 Analisa Masalah Analisa masalah dapat dikatakan sebagai suatu proses untuk menemukan penyebab masalah. Dalam melakukan pemilihan penerima bantuan, pemerintah setempat di Kecamatan Marawola Kabupaten Sigi Provinsi Sulawesi Tengah kesulitan untuk mempertimbangkan siapa saja yang pantas mendapatkan bantuan sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan dan diinginkan. Sehingga proses pemilihan membutuhkan waktu yang lama, dan harus benar-benar teliti apabila alternatif penerima bantuan memiliki jumlah nilai yang sama..2 Analisa Kriteria Dalam proses perhitungan ini, dibutuhkan kriteria yang akan dijadikan bahan perhitungan dapat dilihat pada Tabel

4 Seminar Nasional APTIKOM (SEMNASTIKOM), FaveHotel Jayapura, November 2017 Tabel 1. Kriteria Kode Kriteria Sub Kriteria Bobot KR01 KR02 KR0 KR04 KR05 KR06 KR07 KR08 KR09 KR10 KR11 KR12 KR1 KR14 Luas lantai Jenis lantai Jenis dinding Fasilitas BAB Sumber air minum Penerangan Bahan bakar masak Frekuensi makan/hari Kebiasaan membeli daging/ ayam/ susu per minggu Kemampuan membeli pakaian/ tahun Fasilitas Kesehatan Lapangan pekerjaan kepala keluarga Pendidikan kepala keluarga Kepemilikan asset berharga > 15 m m2 < 8 m2 Keramik/ marmer Semen Tanah/ papan/ bambu Permanen Semi Permanen Non Permanen Pribadi Bersama Tidak ada Galon/air Kemasan Air Ledeng/PDAM Sumur PLN (>=900 VA) PLN (450 VA) Non Listrik LPG / Listrik Minyak tanah Kayu / arang > kali kali <= 2 kali > 2 kali 1-2 kali Tidak pernah > stel 2- stel <= 1 stel Dokter/ rumah sakit (biaya sendiri) Puskesmas/ rumah sakit (askes) Tidak ada Pegawai dll dengan penghasilan diatas 2 juta per bulan Swasta dengan penghasilan Rp ,- s/d 2 juta per bulan Buruh lepas/ pengangguran/ petani/ nelayan dengan penghasilan kurang dari Rp ,- per bulan D1 atau diatasnya SMA SMP atau dibawahnya Diatas 2 juta 1-2 juta Dibawah 1 juta Selanjutya menetukan alternatif pilihan, dalam paper ini contoh alternatif yang dimunculkan hanya sebagian dari data yang sebenarnya Tabel 2. Alternatif No Nama 1 Astuti 2 Hairuddin Amir 4 Dullah. Proses Perhitungan ELECTRE Langkah-langkah perhitungan dengan metode ELECTRE digambarkan melalui diagram alir dengan langkah-langkah seperti yang terdapat pada Gambar 1. Gambar 1 Kerangka Kerja Metode ELECTRE Tabel menunjukkan rating kecocokan dari setiap alternatif pada setiap kriteria dan juga bobot setiap kriteria, rating kecocokan dari setiap alternatif pada setiap kriteria Tabel. Rating Kecocokan

5 Seminar Nasional APTIKOM (SEMNASTIKOM), FaveHotel Jayapura, November 2017 a. Normalisasi matriks keputusan. Setiap atribut diubah menjadi nilai yang comparable. Setiap normalisasi dari nilai rij dapat dilakukan dengan Rumus. Tabel 4. Normalisasi Matriks b. Pembobotan pada matriks yang dinormalisasi Setelah di normalisasi, setiap kolom dikalikan dengan bobot-bobot (wj) yang ditentukan oleh pembuat keputusan. Sehingga, weighted normalized matrix adalah V=RW. Tabel 5. Pembobotan Matriks Dinormalisasi c. Menentukan matriks dominan Concordance Matrik dominan concordance dapat dibangun dengan bantuan nilai threshold, yaitu dengan membandingkan setiap nilai elemen matriks concordance dengan nilai threshold. Tabel 6. Matriks Dominan Concordance (Astuti) AMIR DULLAH Perancangan Desain sistem merupakan rancangan desain dari sistem yang akan dibuat, tahapan ini dapat dibagi menjadi bagian yaitu: perancangan Konteks Diagram. Berikutnya perancangan tabel basis data, karena sistem yang dibuat berhubungan dengan data yang berukuran cukup besar maka diperlukan basis data untuk menyimpan data-data tersebut. Selanjutnya adalah design interface (perancangan antar muka sistem), perancangan ini akan memberikan gambaran antar muka output dari sistem yang dibangun. 4.1 Konteks Diagram Diagram konteks merupakan level tertinggi dari DFD yang menggambarkan seluruh input ke sistem dan output dari sistem yang akan memberikan gambaran tentang keseluruhan sistem. Gambar 2 merupakan gambar kontesk diagram pada penelitian ini. User Informasi SPK Electre Pemberian Bantuan Kriteria, Alternatif, Sub Kriteria Admin Gambar 2. Konteks Diagram d. Menentukan matriks dominan disordance. Untuk membangun matriks dominan discordance juga menggunakan bantuan nilai threshold, yaitu : Tabel 7. Matriks Dominan disordance (Astuti) e. Eliminasi alternatif yang less favourable Langkah selanjutnya adalah eliminasi alternatif yang less favourable. Berdasarkan nilai matriks domain agregasi (E) yang sudah didapatkan sebelumnya, dengan ketentuan setiap baris matriks domain agregasi (E) mewakili alternatif yang digunakan. Tabel 7. Ranking Alternatif a. User, adalah seseorang atau sekelompok orang yang akan terkait dengan sistem dan terdaftar sebagai common user. b. Admin, menyiapkan data kriteria, sub kriteria, alternatif serta hal-hal yang terkait dengan sumber data yang akan digunakan oleh sistem. 4.2 Diagram Relasional Basisdata Desain relasional basis data pada Gambar berikut menggambarkan relasi antar tabel dari basis data yang akan dirancang. Tabel yang terbentuk pada sistem ini terdiri dari : kriteria, subkriteria, alternatif, nilai dan user. HASIL AKHIR CI DI CI-DI RANK ASTUTI HAIRUDDIN Gambar. Diagram Relasional Basis Data 10

6 Seminar Nasional APTIKOM (SEMNASTIKOM), FaveHotel Jayapura, November Desain Antarmuka Aplikasi Desain halaman input data kriteria disajikan pada Gambar 4 terdiri dari tiga bagian utama, yaitu tas, tengah dan bawah. Bagian atas terdiri dari logo dan identitas sistem serta tombol home, kriteria, sub kriteria, alternatif, hasil selsksi dan login admin. Bagian bawah digunakan untuk keterangan dari sumber design. Bagian tengah difokuskan untuk menampilkan data dari proses penginputan data kirteria. 5. Kesimpulan Beberapa kesimpulan pada penelitian Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Penerima Bantuan PKH ini adalah: 1) Sistem pendukung keputusan ini dibuat dengan pemodelan yang memperhatikan kriteria untuk keluarga yang tepat untuk mendapatkan bantuan PKH. 2) Sistem ini memberikan penilaian kepada setiap rumah tangga guna membantu pemerintah untuk menentukan rumah tangga yang paling layak menerima bantuan. ) Hasil yang diperoleh dari sistem yang terbentuk, akan memberikan alternatif penilaian bagi para pengambil keputusan untuk menentukan kelayakan penerima bantuan. Gambar 4. Desain Halaman Input Data Kriteria Desain halaman input data alternatif kriteria pada Gambar 5 secara garis besar tampilannya sama seperti halaman input data kriteria yang berbeda hanyalah data dihalaman bagian tengah menampilkan informasi tentang proses input data alternatif. Gambar 5. Desain Halaman Input Data Alternatif Desain halaman hasil selesksi kriteria pada Gambar 6 secara garis besar tampilannya juga sama seperti halaman input data kriteria yang berbeda hanyalah data dihalaman bagian tengah menampilkan informasi tentang hasil dari perhitungan metode electre yang dilakukan oleh sistem Gambar 6. Desain Halaman Hasil Seleksi 11 Daftar Pustaka: [1] Sukidjo Strategi Pemberdayaan Pengentasan Kemiskinan Pada PNPM Mandiri. Dalam Jurnal Cakrawala Pendidikan [Internet]. [Dikutip 19 September 2017]. 28(02): Dapat diunduh dari: Pemberdayaan.pdf [2] Badan Pusat Statistik Jakarta Pusat, Pedoman Pendataan Survei Sosial Ekonomi Nasional Tahun Jakarta Pusat : Badan Pusat Statistik [] Purwanto SA, Sumartono, Makmur M Implementasi Kebijakan Program Keluarga Harapan (PKH) Dalam Memutus Rantai Kemiskinan (Kajian Di Kecamatan Mojosari Kabupaten Mojokerto). Jurnal Wacana. [Internet]. [Dikutip 19 September 2014]. 16(02): Dapat diunduh dari: /index.php/wacana/article/view/246/245 [4] Kusumadewi, Sri., Hartati., Harjoko., Wardoyo Fuzzy Multy Attribute Decision Making (FUZZY MADM). Yogyakarta: Graha Ilmu. [5] Tim Direktorat Jaminan Sosial Kementerian Sosial, 2012, Buku Kerja Pendamping PKH, Jakarta. Pelita Informatika Budi Darma, Vol.No.2. [6] O Brien, J.A., 200, Introduction to Information System: Essentials for the Internetworked E- Business Enterprise,, 8th Edition, McGraw- Hill/Irwin, New York. [7] Indrajit, R.E., 2001, Pengantar Konsep Dasar: Manajemen Sistem Informasi dan Teknologi Informasi, Elex Media Komputindo, Kelompok Gramedia, Jakarta. [8] Janko,Wolfgang & Bernroider, Edward. (2005). Multi- Criteria Decision Making An Application Study of ELECTRE & TOPSIS, /~bernroid/lehre/seminare/ws04/diakses 1 Juli 2017.