SEMINAR PEMETAAN ARKEOLOGI ISLAM NUSANTARA (disampaikan di Universitas Islam Negeri UIN Sultan Qosim, Pakanbaru, Riau 08 Juni 2011)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SEMINAR PEMETAAN ARKEOLOGI ISLAM NUSANTARA (disampaikan di Universitas Islam Negeri UIN Sultan Qosim, Pakanbaru, Riau 08 Juni 2011)"

Transkripsi

1 SEMINAR PEMETAAN ARKEOLOGI ISLAM NUSANTARA (disampaikan di Universitas Islam Negeri UIN Sultan Qosim, Pakanbaru, Riau 08 Juni 2011) Oleh. Prof. DR.H. Budi Sulistiono, M.Hum Muqaddimah Ide tentang perlunya wacana pemahaman ke arah pengertian bersama tentang Seminar PEMETAAN ARKEOLOGI ISLAM NUSANTARA yang diprakarsai oleh Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Qosim, Pekanbaru, Riau, memang tepat, mendesak dan perlu. Hal yang mendasari dipilihnya tema ini dan mudah-mudahan kita masih dalam satu persepsi, adalah kenyataan bahwa bentangan wilayah Nusantara di masa lalu merupakan salah satu wilayah yang memiliki kedudukan penting. Varian sumber sejarah menyebutkan bahwa kepulauan yang kita huni sebagai wilayah NKRI ini merupakan mata rantai dari jalur perdagangan yang mulai marak sejak awal abad Masehi. Potensi Kepulauan Nusantara dan Asia Tenggara Daratan diketahui sebagai sumber berbagai komoditi yang dibutuhkan saat itu - dan sejarawan menamakan mata rantai perniagaan di wilayah ini sebagai Jalur Sutera Kedua. Jalur perniagaan ini merupakan alternatif dari rute sebelumnya untuk menghubungkan wilayah Timur Tengah dan Asia Timur sejak awal abad Masehi yang disebut Jalur Sutera Pertama. Konsekuensi wilayah NKRI sebagai mata rantai perniagaan Jalur Sutera dalam bentangan kurun waktu panjang, telah melahirkan Masyarakat NKRI sebagai masyarakat multikultural terdiri dari berbagai suku bangsa. Di mana kumpulan individu yang berbeda-beda asal-usulnya membentuk kepentingan dan tujuan yang sama pada saat tertentu dalam perjalanan historis KESULTANAN-KESULTANAN dalam bentangan wilayah NUSANTARA, hingga berwujud NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA. Wacana Pertama Masih beruntunglah kita yang pernah lulus Ujian Nasional, mudah-mudahan masih ingat sejumlah nama Kesultanan Islam Samudera Pasai, Aceh Darussalam, Demak, Cirebon, Banten, Goa-Tallo, Ternate-Tidore, Banjar. Demikianlah muatan materi diulang-ulang sejak kita duduk manis di SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA.Tapi, Bagaimanakah nasib nama-nama Kesultanan Islam

2 yang pernah berdiri di hampir setiap propinsi RI, sepertinya kurang banyak disebut apalagi disentuh ke arah pemahamannya? Perkembangan masyarakat Muslim Nusantara secara besar-besaran pada abad 13 kian memiliki kekuatan politik yang berarti, yaitu ditandai dengan berdirinya beberapa Kesultanan bercorak Islam seperti Kesultanan Samudera Pasai, Aceh Darussalam, Malaka, Demak, Cirebon, Banten, Goa serta Ternate-Tidore. Dari Malaka, Islam didakwahkan antara lain ke Kampar, Indragiri, dan Riau menjadi Islam. Dari Aceh, Islam meluas sampai ke Minangkabau, Bengkulu, dan Jambi. Di Pulau Jawa, penyiaran agama Islam dilakukan terutama oleh para wali yang dikenal dengan sebutan Walisongo. Strategi dakwah yang mereka terapkan telah berhasil meluaskan wilayah pengaruh Islam dari Demak ke Banjarmasin. Sultan Samudra atas bantuan Demak, sebagai Sultan pertama Kesultanan Banjarmasin masuk Islam. Ia kemudian memakai gelar Maharaja Suryanullah. Ketika Suryanullah naik tahta, beberapa daerah sekitarnya mengakui kekuasaannya, antara lain daerah Sambas, Batanglawai, Sukadana, Kotawaringin, Sampit. Adapun Lombok, menurut tradisi diislamkan oleh Sunan Prapen, dari Giri, Gresik, Jawa Timur. Banten yang diislamkan oleh Demak meluaskan dan menyebarkan Islam ke Sumatra Selatan, dan Bangka Belitung. Kesultanan terbesar di Kepulauan Maluku abad ke M adalah Kesultanan Ternate. Sejak abad ke-10 M terkenal sebagai pusat perdagangan rempah-rempah. Kapal-kapal dari Jawa, Malaka, dan Arab secara teratur berlayar ke sana. Pada awalnya, Kesultanan itu menganut animisme. Namun setelah Sultan Zainal Abidin ( ), Sultan Ternate ke-19 kembali dari Giri, Gresik dan menyandang gelar Sultan, agama Islam menjadi agama resmi Kesultanan. Dari Ternate, dakwah islamiyyah semakin meluas meliputi pulau-pulau di seluruh Maluku, daerah pantai timur Sulawesi, Hitu, Buton, Selayar, Bima, serta Lombok. Menuruti sejumlah data di atas, kian meyakinkan bahwa pada akhir abad ke-16 dapat dikatakan bahwa Islam telah tersebar dan meresapkan akar-akarnya di seluruh Nusantara. Yang menarik dari perjalanan pertumbuhan hingga perkembangan wilayah pengaruh Islam di Nusantara di atas, penting untuk dicatat bahwa : a) proses pengislaman seluruh kawasan tidaklah seragam. b) Islam masuk ke Nusantara dengan cara yang benar-benar menunjukkannya sebagai rahmatan lil'alamin. Pernyataan ini diperkuat oleh catatan Thomas Arnold dalam karyanya The

3 Preaching of Islam mengatakan bahwa kedatangan Islam bukanlah sebagai penakluk seperti halnya bangsa Portugis dan Spanyol. Islam datang ke Asia Tenggara dengan jalan damai, tidak dengan pedang, tidak dengan merebut kekuasaan politik. Kenyataan di atas saatnya untuk ditelusuri melalui sejumlah Kesultanan/Kerajaan Islam yang pernah mengukir kiprahnya di berbagai wilayah Nusantara, antara lain : 1. Kesultanan Samudera Pasai (1270 M) 2. Kesultanan Demak(1478 M) 3. Kesultanan Ternate (1495 M) 4. Kesultanan Tidore (1495 M) 5. Kesultanan Selaparang, Lombok (1500 M) 6. Kesultanan Jambi (berdiri 1500) 7. Kesultanan Aceh Darussalam (1514 M) 8. Kesultanan Banjar (1526 M) 9. Kesultanan Asahan (berdiri 1537 M) 10. Kesultanan Muna (1538 M) 11. Kesultanan Buton (berdiri 1542) 12. Kesultanan Dompu (1545 M) 13. Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura (1545 M) 14. Kesultanan Banten (1552 M) 15. Kesultanan Pajang, Jawa Tengah (1558 M) 16. Kesultanan Cirebon ( 1560 M) 17. Kesultanan Pagaruyung ( 1560 M) 18. Kesultanan Mataram (Yogya-1580 M) 19. Kesultanan Gowa, Sulawesi (1605 M) 20. Kesultanan Bima, NTB (1620 M) 21. Kesultanan Jailolo, Maluku (1625 M) 22. Kesultanan Tanjung Pura - Pontianak (1638 M) 23. Kesultanan Palembang ( 1643 M) 24. Kesultanan Deli (berdiri 1669)

4 25. Kesultanan Sambas (1678 M) 26. Kesultanan Kotawaringin (1679 M) Nah, siapa pun yang pernah mendengar atau mungkin pernah berdatangan ke nama-nama tempat itu, sudah pasti benak dan fikirannya (tanpa berfikir panjang) bahwa kota-kota itu adalah KOTA METROPOLITAN, nama tempat bekas kesultanan Islam yang pernah berjaya. Hingga kini, di sejumlah nama tempat itu masih dapat kita jumpai tinggalan arkeologinya, antara lain masjid Agung, komplek makam keluarga kesultanan, kraton/istana, mata uang, keramik, alat rumah tangga, tata-ruang kota, sentra-sentra kerajinan, senjata, benteng, dan sebagainya. Wacana Kedua Bukti keberadaan Kesultanan Islam Nusantara, antara lain dapat ditelusuri : 1. Masjid Masjid Sultan Ternate, dibangun pada sekitar abad ke-13 M, lebih awal dari periode pemerintahan Sultan I Kolano Marhum ( M). Masjid ini terletak tidak jauh dari Istana Sultan Ternate, posisinya di bagian selatan-timur istana, namun, halaman masjid tidak berhubungan langsung dengan istana. Di bagian utara (belakang) masjid, terdapat benteng Oranye yang dibangun Belanda antara M. Arsitektur masjid ini menunjukkan adanya pengaruh Jawa, ditandai dengan hadirnya soko guru/tiang utama yang menyangga atap puncak yang berbentuk piramidal, dengan kemiringan tajam seperti pada konstruksi /tajug. Masjid ini juga memiliki serambi yang lebar, hampir selebar ruang sembahyang utama. Bahan atap masjid dibuat dari daun rumbia (pohon sagu). Atap masjid tersebut bertumpuk empat, dengan kemiringan yang tidak tajam, kecuali pada atap puncaknya. Di antara atap puncak dan atap bawahnya, terdapat celah kecil, namun tidak cukup untuk difungsikan sebagai ventilasi untuk masuknya udara dan cahaya ke dalam ruangan. Pada setiap sisi atap puncak, terdapat jendela atap. Proses renovasi terakhir dilakukan pada tahun Saat itu, atap rumbia masjid diganti dengan seng, agar lebih tahan lama. Masjid pertama Kesultanan Muna, Sulawesi Tenggara dibangun pada masa pemerintahan La Titakono sebagai Raja Muna X ( ), dibangun secara sederhana dan bersifat darurat. Masjid agak besar baru dibangun pada era pemerintahan Raja La Ode Huseini dengan gelar Omputo Sangia

5 ( ). Masjid tersebut dibangun di tempat berbeda dengan lokasi masjid pertama. Masjid di Kota Wuna itu hampir seumur dengan Masjid Agung Keraton Buton di Bau- Bau. Masjid Keraton Buton dibangun oleh Sultan Sakiuddin Darul Alam pada tahun 1712 dengan konstruksi permanen, dan baru dipugar pada tahun 1930-an di masa pemerintah Sultan Buton ke-37, Muhammad Hamidi. Adapun Masjid Kota Wuna baru dibangun secara permanen sekitar tahun 1933 oleh La Ode Dika sebagai Raja Muna ( ). 1 Masjid Jami Kiai Gede sebagai salah satu tonggak penyebaran ajaran Islam di Kalimantan Tengah. Masjid yang menjadi saksi sejarah perjalanan umat muslim itu dibangun ratusan tahun silam. Saat ini masih kokoh dan berfungsi seperti awalnya, sebagai tempat ibadah sekaligus pusat kegiatan kemasyarakatan. Meski banyak bangunan baru yang megah, namun keberadaannya tetap menjadi tonggak sejarah bagi masyarakat muslim. Masjid menghadap Sungai yang membelah Kota Waringin Barat karena sarana angkutan air masih menjadi pilihan utama. Kontruksi kayu pilihan dan pondasi panggung memungkinkan bangunan lebih tahan menghadapi perubahan cuaca. Arsitektur yang dipilih bersusun, meski tidak sama persis dengan Masjid Agung Demak, namun memiliki struktur yang sama. Gaya arsitektur bangunan Masjid Agung Keraton Buton di Bau-Bau sangat sederhana. Bangunan masjid berbentuk persegi empat yang mengerucut, terdiri dari dua lantai. Lantai satu yang lebih luas sebagai ruang shalat, sementara lantai dua yang lebih kecil berfungsi sebagai tempat mengumandangkan azan. Di atas bangunan lantai dua itu duduk bangunan empat persegi yang lebih kecil dan merupakan puncak kerucut dari keseluruhan bangunan Masjid Agung. Puncak kerucut itu adalah kubah bagi umumnya model masjid di Tanai Air Istana Di tepian Muara Ulakan simpang tiga pertemuan Sungai Sambas kecil, Sungai Subah, Sungai Teberau, sekarang di Desa Dalam Kaum, Kecamatan Sambas sejak dahulu telah berdiri Istana Kesultanan Sambas (1632) didirikan oleh Raden Bima gelar Sultan Muhammad Tajuddin, Sultan Sambas ke-2. Dipinggir sungai, terdapat sebuah tangga jembatan biasa disebut dengan seteher, tempat singgahan sampan atau perahu dan kendaraan air yang banyak di sungai Sambas. 1 Kompas, Kerajaan Muna Nyaris Tak Berbekas, 20 Mei Kompas, Buton, Pulau Aspal dengan Kerajaan yang Agung, 25 Juni 2004

6 Kesultanan Banjar, Kalimantan Selatan pada masa Sultan Tamjidillah membangun istana serta memindahkan pusat pemerintahan ke Martapura, tahun 1766 (sekarang Jalan Mesjid/Jalan Demang Lehman, pendopo serta balairungnya bertepatan mulai bekas Kantor Pos sampai ke Lapangan Bumi Selamat yang sekarang bernama Cahaya Bumi Selamat). Selain itu beliau membangun pula Mesjid lama di Desa Pasayangan di muka Pondok Pesantren Darussalam. Namun sekarang keadaan Mesjid serta Istana tersebut telah dibumihanguskan oleh Kompeni Belanda pada waktu Perang Banjar di zaman Pangeran Hidayatullah. Ibukota Kesultanan Kotawaringin (1679) semula berada di Kotawaringin Lama (hulu Sungai Lamandau). Pada 1814 ibukota kesultanan dipindahkan ke Pangkalan Bun, pada masa pemerintahan Sultan Imanudin dan didirikanlah sebuah istana di Pangkalan Bun sebagai pusat pemerintahan. 3 Secara keseluruhan Istana Al Mukarrammah Sintang, Kalimantan Barat memiliki luas bangunan sekitar 652 m2. dibangun pada tahun Sampai saat ini, kompleks Istana Sintang masih terawat dengan baik. koleksi meriam dalam berbagai ukuran, peralatan-perlatan dari logam (seperti talam, kempu, dan bokor), koleksi senjata seperti tameng dan tombak, naskah Al-Quran tulisan tangan pada masa Sultan Nata, berbagai macam stempel dan surat-surat Kesultanan, serta foto-foto dan lukisan Sultan-Sultan Sintang. Istana Surosowan, Banten dihancurkan oleh Belanda di bawah pimpinan Daendels. Penghancuran tersebut berlangsung hingga tahun Namun, hingga kini, melalui sejumlah laporan hasil penelitian, tataruang istana masih bisa dikenali. Di dalamnya terdapat (a) istana sultan, (b) kolam Roro Denok, (c) Datulaya, (d) kolam Pancuran Mas, (e) gerbang utara, dan (f) gerbang timur. Sementara, di luar benteng terdapat (a) alun-alun, (b) watu gilang, (c) mesjid Agung Banten, (d) bangunan Tiyamah, (e) srimanganti, (f) meriam Ki Amuk, dan (g) baledana. 3. Benteng Kesultanan Muna, Sulawesi Tenggara, masih meninggalkan bangunan benteng. Pembuatan benteng itu memang merupakan pekerjaan raksasa. Dibangun pada masa kekuasaan Lakilaponto 3 Banjamarsin Post, 3 Okt 2004)

7 sebagai Raja Muna VII ( ). Panjang keliling pagar tembok itu mencapai meter dengan tinggi empat meter dan tebal tiga meter. 4 Benteng Somba Opu adalah satu bangunan tembok besar yang dibangun mengelilingi kompleks Kerajaan Gowa. Benteng ini dibangun pada abad ke-xv oleh Raja Gowa ke-x Tunipallangga, yang memerintah antara 1548 dan Sebagai pusat pemerintahan dan perdagangan Kerajaan Gowa-Tallo, benteng ini sejak pertengahan abad ke-17 berulangkali diserang oleh Kompeni dagang Belanda (VOC) bersama sekutu-sekutunya, yang akhirnya dapat menguasai dan meratakan benteng ini dengan tanah pada tahun 1669, dan disebut sebagai Perang Makassar. Benteng Keraton Buton yang memiliki nama asli Benteng Keraton Wolio ini merupakan peninggalan sejarah terbesar di Sulawesi. Benteng yang masih berdiri kokoh di Kota Bau-Bau, Sulawesi Tenggara tersebut memiliki luas mencapai 22,4 hektar. Benteng ini adalah yang terbesar di dunia, setelah tembok besar di Cina. Di dalam kawasan benteng terdapat pemukiman penduduk yang merupakan pewaris keturunan dari para keluarga bangsawan Keraton Buton masa lalu. 4. Tataruang Kota Tatakota, menurut Wertheim 5, dibuat secara tradisional dan direncanakan oleh penguasa yang lebih tinggi atas perintah raja. Tata kota yang masih asli itu mudah dikenal pada denahdenah kota-kota keraton kuno di Jawa, yaitu adanya alun-alun yang terletak di tengah-tengah kota, bagunan-bangunan terpenting didirikan secara tradisional di jalan-jalan lurus berpotongan membentuk bujur sangkar. Demikian halnya dengan arah hadap keraton - pada masa pertumbuhan dan perkembangan Islam di Jawa umumnya mengarah ke utara. Di wilayah reruntuhan Kesultanan Banten, masih dapat dilacak keberadaan perkampungan Cina. Saat ini masih dapat dibuktikan temuan sisa rumah kuno corak Cina dan sejumlah orang Cina, keramik masa Dung ( ), Yuan ( ), Ming ( ), Ching ( Kompas, Kerajaan Muna Nyaris Tak Berbekas, 20 Mei W.F.Wertheim, W.F.Wertheim, Indonesia Society in Transition, 1956, (Bandung : Martinus Nijhoff). h.147.

8 1912) 6. Di Banten, persisnya sebelah barat bekas pasar kuno Karangantu, atau timur laut kraton Surasowan, masih dapat ditemui nama kampung Pakojan. 7 dikenal sebagai hunian pedagang Muslim dari Cambay- Gujarat 8, Mesir, Turki, Goa 9, termasuk pula kampung Arab 10. Perkampungan para pedagang asal Nusantara, juga dapat dijumpai : Melayu, Ternate, Banda, Banjar, Bugis, Makassar 11. Keadaan ini sebagai bukti Banten dapat disebut pusat perdagangan, ramai dikunjungi para pedagang domestik maupun luar negeri. 5. Pemukiman/Perkampungan Pada masa Islam, pola pemukiman mendapat perhatian serius dari penguasa dan diatur sedemikian rupa guna memberi kenyamanan ruang bagi masyarakatnya. 12 Selain orang Asing, masyarakat pribumi di Banten juga membentuk semacam perkampungan pedagang yang berasal dari berbagai daerah : Melayu, Ternate, Banda, Banjar, Bugis, Makassar. Kenyataan ini membuktikan bahwa Banten merupakan pusat perdagangan yang ramai dikunjungi para pedagang dari berbagai wilayah Nusantara, dan dari negeri Asing. Perkampungan-perkampungan tersebut ada yang ditempatkan di dalam pagar tembok kota dan ada pula di luarnya. Di Banten, hingga kini masih dapat disaksikan kampung Pakojan, meskipun tempat itu sudah tidak dihuni, terletak di sebelah barat bekas pasar kuno Karangantu, atau timur laut keraton Surosowan. Sampai akhir abad ke-19 M, Serrurier yang datang ke Kota Banten Lama - walaupun telah ditinggal penduduknya - masih dapat dicatat adanya 33 pemukiman penduduk Islam, menurut hasil klasifikasi yang dibuatnya : (1) pengelompokan atas 6 Mundardjito, Hasan Muarif Ambary, dan Hasan Djafar, "Laporan Penelitian Arkeologi Banten", dalam Berita Penelitian Arkeologi No.18, Jakarta, 1978:44. 7 Sebutan Pakojan yang diambil dari bahasa Persia - konon tidak ditempati lagi. 8 Orang-orang Muslim Gujarat memperdagangkan tekstil dalam berbagai jenis dan rama. Mereka juga menjual batu permata, candu dan sabun. Barang-barang tersebut umumnya adalah barang hasil negeri Gujarat, tetapi kadang-kadang juga berasal dari Arab, Persia, seperti permadani (Dasgupta,A.K., Acheh in Indonesian Trade and Politics: , Cornel University,1962 : 81-82). 9 GP Rouffair en J.W. Ijzerman, 1915, De Eerste Schipvaart der Nederlanders, naar Oost India onder Cornelis de Houtman , s-gravenhage, Martinus Nijhoff, 1915 : J.C.van Leur, 1955, Indonesian Trade and Society 11 JC van Leur, 1955, Indonesian Trade and Society; 12 Masalah pemukiman merupakan suatu kajian yang menarik untuk dibicarakan. Para sarjana, baik dari barat maupun timur telah berusaha menjabarkan hal- hal yang berkaitan dengan pemukiman.

9 dasar ras dan suku, terdiri dari kebalen (pemukiman orang Bali), karoya (pemukiman orang Koga, dari India), dan karangantu (pemukiman orang Asing lainnya); (2) pengelompokkan atas dasar keagamaan, terdiri dari kapakihan (pemukiman kaum ulama), dan kasunyatan (pemukiman orang suci); (3) pengelompokan atas dasar sosial-ekonomi, terdiri dari Pamarican (tempat menyimpan lada), pabean (tempat menarik pajak); panjaringan (pemukiman nelayan), pasulaman (tempat kerajinan sulam), kagongan (tempat pembuatan gong), pamaranggen (tempat pembuatan keris), pawilahan (tempat kerajinan bambu), pakawatan (tempat pembuatan jala), pratok (tempat pembuatan obat), kepandean (tempat pembuatan alat-alat senjata), dan pajaratan (tempat kerajinan tenun); (4) Pengelompokan atas dasar status dalam pemerintahan dan masyarakat, terdiri dari kawangsan (tempat pemukiman Pangeran Wangsa), kaloran (tempat pemukiman Pangeran Lor), kawiragunan (tempat pemukiman Pangeran Wiraguna), kapurban (pemukiman Pangeran Purba), kabantenan (pemukiman pejabat pemerintah), kamandalikan (pemukiman Pangeran Mandalika), keraton (pemukiman Sultan dan keluarganya), dan kesatrian (pemukiman tentara) Naskah/Manuskrip Syekh Abdurrahman Siddiq bin Muhammad Afif bin Mahmud bin Jamaluddin Al-Banzari, kelahiran Kampung Dalam Pagar, Martapura, Kalimantan Selatan, 1857 M/1284 H, telah berperan aktif di Indragiri. Disamping sejumlah buku-buku sastra, Tuan Guru ini juga menulis buku-buku agama. Di antara karya tulisnya :Fathu al Alim fi Tartib al Ta lim, diterbitkan di Singapura, Matba ah Ahmadiah, Risalah Amal Ma rifah, diterbitkan di Singapura : Matba ah Ahmadiah, Majmu al Ayah wa al Hadist fi fada-il al ilmi wa al ulama wa al Muta allimin wa al Mustami in, Singapura : Matba ah Ahmadiah, 1355.Kitab Asrar al Sholat min Uddat al Kutub al Mu tamadah, selesai ditulis tahun 1334/1915, diterbitkan di Singapura: Matba ah Ahmadiah, Tuan Guru ini pernah diangkat oleh Sultan Mahmud Shah (Sultan Muda) sebagai Mufti Kesultanan Indragiri berkedudukan di Rengat. Setelah agama Islam masuk ke Bima, kemudian berkembang tradisi tulis, sehingga banyak ditemukan naskah-naskah kuno peninggalan periode ini. Menurut Maryam (salah seorang ahli waris kerajaan Bima), ia memiliki dua peti naskah kuno Bima. Naskah kuno itu disebut Bo 13 Ambary, Hasan Mu'arif, Op cit,h.119.

10 Sangaji Kai. Naskah ini ditulis ulang pada abad ke-19, dengan kertas buatan Belanda dan China. Pada masa Islam, naskah ditulis dalam bahasa Arab Melayu. Aksara Bima yang sempat dipakai pada masa pra Islam kemudian ditinggalkan, seiring masuknya peradaban Islam tersebut Pelabuhan Laut Kesultanan Goa-Tallo merupakan kerajaan Maritim dan berkembang sebagai pusat perdagangan di Indonesia bagian Timur. Hal ini ditunjang oleh beberapa faktor seperti letak yang strategis, memiliki pelabuhan yang baik serta didukung oleh jatuhnya Malaka ke tangan Portugis tahun 1511 yang menyebabkan banyak pedagang-pedagang yang pindah ke Indonesia Timur. Pada masa pemerintahan Sultan Fattah, Demak berkembang pesat. Daerah kekuasaannya meliputi daerah Demak sendiri, Semarang, Tegal, Jepara dan sekitarnya, dan cukup berpengaruh di Palembang dan Jambi, serta beberapa wilayah di Kalimantan. Karena memiliki bandar-bandar penting seperti Jepara, Tuban, Sedayu, Gresik, Raden Patah memperkuat armada lautnya menghantarkan Demak berkembang menjadi negara maritim yang kuat. Dengan kekuatannya itu, Demak mencoba menyerang Portugis yang pada saat itu menguasai Malaka. Kesultanan Gowa dan Tallo menjadi bandar utama untuk memasuki Indonesia Timur yang kaya rempah-rempah. Kesultanan Makassar memiliki pelaut-pelaut yang tangguh terutama dari daerah Bugis. Mereka inilah yang memperkuat barisan pertahanan laut Makassar. Sultan yang terkenal dari Kesultanan ini ialah Sultan Hasanuddin ( ). Hasanuddin berhasil memperluas wilayah kekuasaan Makassar baik ke Utara sampai ke Sumbawa dan sebagian Flores di selatan. Secara internasional, sebagai salah satu bagian penting dalam Dunia Islam, dalam cacatan Sultan Makassar menjalin hubungan perdagangan dan diplomatik yang erat dengan Kesultanan-Kesultanan Banten dan Aceh di Indonesia Barat, Golconda di India dan Kekaisaran Otoman di Timur Tengah. Pentingnya Banten lebih dirasakan terutama pada waktu Selat Malaka berada di bawah pengawasan kekuatan politik Portugis di Malaka 15, yakni sejak 1511 M. Dengan kata lain, keberadaan Banten Surosowan telah memberi nilai strategi secara ekonomis dan politis, hingga kemudian mendatangkan modal dan motivasi bagi perintisan berdirinya sebuah kekuatan politik Uka Tjandrasasmita, et al., Sejarah Nasional Indonesia, jilid 3, (Jakarta : Depdikbud- Balai Pustaka, 1984), hlm. 25.

11 dalam bentuk kerajaan/kesultanan. Kenyataan tersebut berkoinsidensi dengan kondisi politik di Asia Tenggara khususnya Malaka telah terjadi pergeseran kekuatan politik hingga jatuh ke tangan (kekuasaan) Portugis. Akibatnya, banyak pedagang mengalihkan jalur dagangnya dari jalur sutera (dengan pintu gerbang di Malaka) ke jalur Selat Sunda melintasi pesisir sebelah barat sepanjang pulau Sumatera hingga menuju India, Arabia, dan seterusnya. Ini saat yang paling tepat, Banten untuk tetap sebagai pusat perdagangan, sekaligus memperkembangkan citra sebagai sebuah kesultanan Islam Makam Berdasarkan hasil penelitian secara umum ragam hias yang terdapat di makam para Sultan Di Kabupaten Berau dan Bulungan, Kalimantan Timur ada empat macam, yaitu geometris, flora, kaligrafi huruf Arab serta huruf lain. Ragam hias flora dan geometris merupakan ragam hias yang paling dominan pada semua makam, baik makam para Sultan maupun rakyat biasa. Ragam hias yang berupa kaligrafi huruf Arab dan huruf lain hanya terdapat pada makam-makam tertentu, artinya bahwa tidak semua makam terdapat ragam hias tersebut. Secara umum kaligrafi huruf Arab yang ditampilkan pada kompleks makam di Berau dan Bulungan tidak mementingkan kaidah keindahan atau nilai seni tetapi cenderung kepada pemaknaan dan arti huruf itu sendiri. Penulisan huruf Arab pada kompleks makam Kesultanan Gunung Tabur dan Sambaliung misalnya ada yang sudah mengikuti kaidah yang benar dan ada yang sebaliknya. Di lokasi berdirinya pusat pemerintahan Majapahit ditemukan komplek makam Muslim. Lokasi di Sentono Rejo, Troloyo, KecamatanTrowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Ini indikator adanya masyarakat Muslim. Selain makam bertulisan Arab, terdapat batu-batu nisan bertuliskan huruf Jawa berupa angka tahun (wafat) - yang tertua 1203 Caka atau 1281 M,sedangkan angka (tahun wafat) yang termuda sebagamana tertera pada batu nisan 1533 Caka atau 1611 M. Data berupa angka tahun dan tulisan Arab tersebut dapat disimpulkan bahwa kehadiran pemukiman masyarakat Muslim di pusat pemerintahan Majapahit ini telah 16 Edi Sedyawati, Kebudayaan Banten dalam Kaitannya dengan Wawasan Kebudayaan Nasional, dalam buku Kabupaten Serang Menyongsong Masa Depan, (Serang : Pemda Tingkat II Kabupaten Serang, 1994).

12 berlangsung sangat lama, selama lebih dari 300 tahun, yakni dari abad ke 14 hingga abad ke 17 M suatu bentangan waktu dimulai awal munculnya kerajaan Majapahit hingga masa kemundurannya, bahkan ketika kerajaan tersebut hilang sama sekali dalam percaturan politik di Jawa, abad ke-17 M. Keberadaan komplek makam Muslim di lokasi Pusat Kerajaan Majapahit ini sekaligus menolak pendapat Pendapat Th Pigeaud dan de Graaf, 1976, dalam karyanya Islamic States in Java , VKI, 70, antara lain menyebutkan bahwa kemunduran hingga hilangnya Majapahit dalam percaturan politik di Nusantara dikaitkan dengan mnculnya kerajaan Islam Demak sebagai penguasa Islam pertama di Jawa yang berhasil menyerang ibukota Majapahit sebagai pandangan/ tafsiran sejarah yang menyesatkan. 9. Gerabah Kendi-kendi tipe Thai, misalnya, pernah ditemukan dalam ekskavasi arkeologi di Kompleks Kerajaan Majapahit, Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur. Atau beberapa "kendi botol" gaya Birma, yang ternyata ditemukan di Aceh. 10. Senjata Keris adalah salah satu senjata adat suku suku bangsa di Nusantara, yang merupakan senjata penusuk jarak pendek dikenal dan dipakai oleh sebagian masyarakat di Asia Tenggara. Keris merupakan senjata penusuk yang dimuliakan, dihormati bahkan dianggap keramat. Tidak hanya suku bangsa di Indonesia, juga bangsa lain di sebagian Asia Tenggara juga mengenal dan memakainya. Misalnya saja bangsa Malaysia, Brunei, Sabah, Tailand, Kamboja, Laos, Suku Moro di Pilliphina Selatan juga mengenal atau memakai Keris. Selain senjata penusuk, keris merupakan benda yang berfungsi sebagai senjata yang dianggap mempunai daya magis, benda Pusaka, sebagai benda kehormatan, sebagai benda sejarah, sebagai benda komoditi perdagangan, sebagai symbol, sebagai tanda kehormatan, sebagai benda pelengkap upacara, dan sebagai benda pelengkap busana. 11. Kerajinan Batik Menurut tradisi, di Cirebon misalnya sejarah batik dimulai ketika Pelabuhan Muara Jati (Cirebon) menjadi tempat persinggahan pedagang Tiongkok, Arab, Persia, dan India. Saat itu terjadi asimilasi dan akulturasi beragam budaya yang menghasilkan banyak tradisi baru bagi masyarakat Cirebon. Pernikahan Putri Ong Tien dan Sunan Gunung Djati merupakan pintu

13 gerbang masuknya budaya dan tradisi Tiongkok (Cina) ke keraton. Motif Cina hanya sebagai inspirasi. Seniman batik cirebon kemudian mengolahnya dengan cita rasa masyarakat setempat yang beragama Islam. Dari situ, lahirlah motif batik dengan ragam hias dan keunikan khas, seperti Paksi Naga Liman, Wadasan. Sejarah batik di Cirebon, konon juga terkait perkembangan gerakan tarekat yang konon berpusat di Banjarmasin, Kalimantan. Oleh karena itu, kendati terpengaruh motif Cina, penuangan gambarnya berbeda, dan nuansa Islam mewarnai. 12. Pesantren/Surau/Dayah Sungguh aneh, jika kita sering membicarakan Kesultanan, tapi tak sesering kita mengingat apalagi membicarakan proses bagaimana kesultanan itu dibentuk? bagaimana kesultanan itu dibangun? Paling tidak, dari soal awal kedatangan masyarakat Muslim di wilayah Nusantara, kemudian berkembang, hingga lahirnya sebuah kekuatan politik dalam wujud Kesultanan adalah hasil jihad wal-ijtihad dari banyak profesi, (a.l. ekonom, Ustadz, Kyai, guru, Tuan Guru, Ajeungan, Teungku, ulama, politikus, saudagar, dsb). Dan untuk sampai terwujudnya SDM professional Muslim, tentu tidak sedikit di wilayah Nusantara pernah terselenggara wadah untuk menimba ilmu pengetahuan. Pondok Pesantren dan atau yang semisal (dayah, Surau, madrasah) adalah lembaga pendidikan Islam tertua di Nusantara yang telah berperan aktif sebagai salah satu pusat menimba ilmu pengetahuan, benteng pertahanan Ummat Islam, pusat dakwah, dan pusat pengembangan masyarakat Muslim dan sekitarnya di Nusantara. Kesultanan Peureulak yang berdiri pada tahun 840 M memiliki pusat pendidikan Islam Dayah Cot Kala. Dayah disamakan dengan Perguruan Tinggi, materi yang diajarkan yaitu bahasa Arab, tauhid, tasawuf, akhlak, ilmu bumi, ilmu bahasa dan sastra Arab, sejarah dan tata negara, mantiq, ilmu falaq dan filsafat. Daerahnya kira-kira dekat Aceh Timur sekarang. Pendirinya adalah ulama Pangeran Teungku Chik M.Amin, pada akhir abad ke-3 H, abad 10 M. Kesultanan Muna, di era La Posasu sebagai pengganti Lakilaponto ( ) juga mendirikan bangunan tempat perguruan Islam, sesuai anjuran Syekh Abdul Wahid - adalah penyebar agama Islam pertama di Pulau Muna. Dengan kata lain, generasi sekarang taklah berhati kecil untuk bertanya-tanya menukik kepada intinya "dengan cara apa sentra-sentra politik Islam itu secara estafet berhasil

14 ditampilkan bahkan diperankan di pentas internasional? ". Pertanyaan tersebut sekaligus mengisyaratkan bahwa kota-kota itu mungkin tak berarti apa-apa jika tak ada yang berani mengusiknya. Ini berarti ada individu atau sekelompok orang yang secara aktif dan arif membinanya melalui forum kependidikan. 13. Dan lain-lain Di komplek Kesultanan Sambas masih tersimpan beberapa alat-alat kebesaran Kesultanan seperti Singgasana Kesultanan, Pedang Pelantikan Sultan, gong, tombak, payung kuning yang merupakan lambang Kesultanan, dan meriam lele, tempat tidur Sultan terakhir, kaca hias, seperangkat alat untuk makan sirih, pakaian kebesaran Sultan, payung ubur-ubur, tombak canggah, 3 buah meriam canon didepan Istana dan 2 buah meriam lele, 2 buah tempayan keramik dari negeri Tiongkok dan 2 buah kaca kristal dari Kesultanan Perancis dan Belanda. Museum Kebudayaan Bima juga mengoleksi benda etnografi budaya Bima, pakaian adat lama semasa Kesultanan Bima dari pakaian pangkat-pangkat adat, pakaian upacara adat, pakaian pengantin, pakaian adat anak-anak, ukiran kayu dan perak, serta keramik-keramik lama. Uraian sederhana di atas secara ringkas dapat diutarakan bahwa tinggalan arkeologi Islam Nusantara, antara lain berupa : a. Situs Keraton b. Situs Benteng c. Situs Masjid d. Situs Kota e. Nisan Makam f. Situs Pesantren/Dayah/Surau g. Situs Pemukiman h. Situs Pasar i. Kerajinan, al. radisi ukir, arsitektur, batik, desain kapal-kapal j. Senjata k. Alat Rumah Tangga l. Pernaskahan m. Situs Dermaga

15 n. Dsb Melalui sejumlah bukti arkeologi Islam Nusantara dalam pentas sejarah RI, sudah saatnya dilakukan pemetaannya. Sejumlah data di atas adalah realitas, hampir pasti berbagai keragaman dapat dibuktikan dari bentuk fisik, karakter sosial dan bahasa-bahasa lokal sebagai bukti nyata wujud sumbangan KESULTANAN ISLAM di NUSANTARA yang telah menghantarkan MULTIETNIS hingga berwujud NKRI sampai saat ini. Dalam menyatukan persepsi masyarakat multikultural yang terbentuk secara konsensus lokal dengan nama BANGSA INDONESIA MERDEKA, kini saat yang tepat dan perlu : 1. suatu pemahaman secara komprehensif peta tinggalan arkeologi Islam Nusantara di dalam masyarakat NKRI sehingga tidak terjadi disharmoni dengan sesama. 2. Terselenggaranya Museum Budaya Islam Nusantara Tebet, Jakarta Selatan

Seminar Pertumbuhan Dan Perkembangan Kesultanan Di Nusantara Abad XVII Masehi

Seminar Pertumbuhan Dan Perkembangan Kesultanan Di Nusantara Abad XVII Masehi Seminar Pertumbuhan Dan Perkembangan Kesultanan Di Nusantara Abad XVII Masehi *Diselenggarakan 20 November 2013 oleh Jurusan Sejarah & Kebudayaan Islam Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri

Lebih terperinci

Oleh Prof Dr H Budi Sulistiono, M.Hum

Oleh Prof Dr H Budi Sulistiono, M.Hum Thema : KATA PENGANTAR untuk karya tulis Dr Syamzan Syukur Islamisasi Kedatuan Luwu Pada Abad XVII diterbitkan oleh Badan Litbang dan Diklat Puslitbang Lektur Keagamaan, Departemen Agama, RI, Tahun 2009

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Islam datang selalu mendapat sambutan yang baik. Begitu juga dengan. kedatangan Islam di Indonesia khususnya di Samudera Pasai.

I. PENDAHULUAN. Islam datang selalu mendapat sambutan yang baik. Begitu juga dengan. kedatangan Islam di Indonesia khususnya di Samudera Pasai. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam adalah agama yang damai, dimana agama ini mengajarkan keharusan terciptanya keseimbangan hidup jasmani maupun rohani sehingga dimanapun Islam datang selalu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Berkembangnya Islam di Nusantara tidak lepas dari faktor kemunduran

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Berkembangnya Islam di Nusantara tidak lepas dari faktor kemunduran BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Berkembangnya Islam di Nusantara tidak lepas dari faktor kemunduran kerajaan-kerajaan Hindu di Indonesia, sehingga kemudian jalur perdagangan berpindah tangan ke para

Lebih terperinci

Marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat Allah swt yang telah. memberikan limpahan hidayat dan taufiq serta karunianya sehingga

Marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat Allah swt yang telah. memberikan limpahan hidayat dan taufiq serta karunianya sehingga Histori Ummat Islam Nusantara : Problematika dan Tantangan (Disampaikan dalam Sarasehan Internasional Pertemuan Para Peneliti Islam Asia Tengara, 29-30 Desember 2013 diselenggarakan oleh LPPM UIN Suska

Lebih terperinci

Wujud Akulturasi Budaya Islam Di Indonesia

Wujud Akulturasi Budaya Islam Di Indonesia Wujud Akulturasi Budaya Islam Di Indonesia Islam Budaya lokal Pengantar 611M Masa Kelahiran Islam Di Arab. 632-661 M Mulai muncul Kekhafilahan di Arab untuk menggantikan kepemimpinan Nabi Muhammad SAW.

Lebih terperinci

Arkeologi Islam Nusantara : Masalah dan Solusinya * Tahun 1963 sejumlah ahli dan peminat sejarah Islam berdatangan

Arkeologi Islam Nusantara : Masalah dan Solusinya * Tahun 1963 sejumlah ahli dan peminat sejarah Islam berdatangan Arkeologi Islam Nusantara : Masalah dan Solusinya * Oleh Prof Dr H Budi Sulistiono, MHum Tahun 1963 sejumlah ahli dan peminat sejarah Islam berdatangan ke Medan untuk partisipasi aktif dalam Seminar Sejarah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Sesuai dengan berkembangnya zaman, kita perlu tahu tentang sejarahsejarah perkembangan agama dan kebudayaan di Indonesia. Dengan mempelajarinya kita tahu tentang sejarah-sejarahnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejarah Islam di Indonesia memiliki keunikan tersendiri, karena disamping

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejarah Islam di Indonesia memiliki keunikan tersendiri, karena disamping BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejarah Islam di Indonesia memiliki keunikan tersendiri, karena disamping menjadi salah satu faktor pemersatu bangsa juga memberikan nuansa baru dalam keberislamannya

Lebih terperinci

KERAJAAN DEMAK. Berdirinya Kerajaan Demak

KERAJAAN DEMAK. Berdirinya Kerajaan Demak KERAJAAN DEMAK Berdirinya Kerajaan Demak Pendiri dari Kerajaan Demak yakni Raden Patah, sekaligus menjadi raja pertama Demak pada tahun 1500-1518 M. Raden Patah merupakan putra dari Brawijaya V dan Putri

Lebih terperinci

ARSITEKTUR ISLAM PROSES MASUK DAN BERKEMBANGNYA AGAMA DAN KEBUDAYAAN ISLAM DI INDONESIA

ARSITEKTUR ISLAM PROSES MASUK DAN BERKEMBANGNYA AGAMA DAN KEBUDAYAAN ISLAM DI INDONESIA ARSITEKTUR ISLAM PROSES MASUK DAN BERKEMBANGNYA AGAMA DAN KEBUDAYAAN ISLAM DI INDONESIA Dra. Dwi Hartini Proses Masuk dan Berkembangnya Agama dan Kebudayaan Islam di Indonesia Ahmad Mansur, Suryanegara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia dikenal memiliki segudang sejarah yang panjang dari kebudayaankebudayaan masa lampau. Sejarah tersebut hingga kini masih dapat dinikmati baik dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang terbentang sepanjang Selat Malaka dan Selat Karimata.

BAB I PENDAHULUAN. yang terbentang sepanjang Selat Malaka dan Selat Karimata. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki sekitar 500 kelompok etnis, tiap etnis memiliki warisan budaya yang berkembang selama berabad-abad, yang dipengaruhi oleh kebudayaan India,

Lebih terperinci

SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 7. INDONESIA MASA ISLAMLATIHAN SOAL BAB 7

SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 7. INDONESIA MASA ISLAMLATIHAN SOAL BAB 7 SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 7. INDONESIA MASA ISLAMLATIHAN SOAL BAB 7 1. Masuknya Islam ke Indonesia berasal dari Persia. Hal ini diperkuat dengan adanya... Bukti arkeologis tentang makam Sultan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Peta Provinsi Banten Dewasa ini. Peta Provinsi Banten

Lampiran 1. Peta Provinsi Banten Dewasa ini. Peta Provinsi Banten Lampiran 1. Peta Provinsi Banten Dewasa ini. Peta Provinsi Banten Sumber: Achmad Chaldun & Achmad Rusli. (2007). Atlas Tematik Provinsi Banten. Surabaya: Karya Pembina Swajaya. Hlm. 26. 206 207 Lampiran

Lebih terperinci

BAB III MASUKNYA ISLAM DI INDONESIA JALUR ISLAMISASI. 3.1 Proses Islamisasi dan Perkembangan Islam di Indonesia

BAB III MASUKNYA ISLAM DI INDONESIA JALUR ISLAMISASI. 3.1 Proses Islamisasi dan Perkembangan Islam di Indonesia BAB III MASUKNYA ISLAM DI INDONESIA JALUR ISLAMISASI 3.1 Proses Islamisasi dan Perkembangan Islam di Indonesia Pada masa kedatangan dan penyebaran Islam di Indonesia terdapat beraneka ragam suku bangsa,

Lebih terperinci

Setelah selesai kegiatan pembelajaran, siswa dapat :

Setelah selesai kegiatan pembelajaran, siswa dapat : RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SMP / MTs :.. Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas/Semester : VII/2 Alokasi waktu : 8 x 40 menit ( 4 pertemuan) A. Standar Kompetensi 5. Memahami perkembangan

Lebih terperinci

LETAK KERAJAAN ACEH YANG STRATEGIS YAITU DI PULAU SUMATERA BAGIAN UTARA DAN DEKAT JALUR PELAYARAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL MENYEBABKAN KERAJAAN ACEH

LETAK KERAJAAN ACEH YANG STRATEGIS YAITU DI PULAU SUMATERA BAGIAN UTARA DAN DEKAT JALUR PELAYARAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL MENYEBABKAN KERAJAAN ACEH 5W + 1H Apa Asal-usul Kerajaan AcehDarussalam? Siapakah Raja-raja yang memerintah di Kerajaan Aceh Darussalam? Kapan Kerajaan Aceh didirikan? Dimana Terletak Kerajaan Aceh? Mengapa Kerajaan Aceh Darussalam

Lebih terperinci

BAB IV BUDAYA DAN ALAM PIKIR MASA PENGARUH KEBUDAYAAN ISLAM DAN BARAT

BAB IV BUDAYA DAN ALAM PIKIR MASA PENGARUH KEBUDAYAAN ISLAM DAN BARAT BAB IV BUDAYA DAN ALAM PIKIR MASA PENGARUH KEBUDAYAAN ISLAM DAN BARAT A. Pengaruh Kebudayaan Islam Koentjaraningrat (1997) menguraikan, bahwa pengaruh kebudayaan Islam pada awalnya masuk melalui negara-negara

Lebih terperinci

Kerajaan Ternate dan Tidore. Oleh Kelompok 08 : Faiqoh Izzati Salwa (08) Muhammad Anwar R (21) Shela Zahidah Wandadi (27)

Kerajaan Ternate dan Tidore. Oleh Kelompok 08 : Faiqoh Izzati Salwa (08) Muhammad Anwar R (21) Shela Zahidah Wandadi (27) Kerajaan Ternate dan Tidore Oleh Kelompok 08 : Faiqoh Izzati Salwa (08) Muhammad Anwar R (21) Shela Zahidah Wandadi (27) 1 Letak Kerajaan Sejarah Berdirinya Keadaan Kerajaan Kerajaan Ternate dan Tidore

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kontrak perkebunan Deli yang didatangkan pada akhir abad ke-19.

BAB I PENDAHULUAN. kontrak perkebunan Deli yang didatangkan pada akhir abad ke-19. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kabupaten Batubara merupakan salah satu kabupaten yang berada di Provinsi Sumatera Utara. Kabupaten yang baru menginjak usia 8 tahun ini diresmikan tepatnya pada 15

Lebih terperinci

Pada tahun 30 Hijri atau 651 Masehi, hanya berselang sekitar 20 tahun dari wafatnya Rasulullah SAW, Khalifah Utsman ibn Affan RA mengirim delegasi ke

Pada tahun 30 Hijri atau 651 Masehi, hanya berselang sekitar 20 tahun dari wafatnya Rasulullah SAW, Khalifah Utsman ibn Affan RA mengirim delegasi ke Pada tahun 30 Hijri atau 651 Masehi, hanya berselang sekitar 20 tahun dari wafatnya Rasulullah SAW, Khalifah Utsman ibn Affan RA mengirim delegasi ke Cina untuk memperkenalkan Daulah Islam yang belum lama

Lebih terperinci

, 2015 KOMPLEKS MASJID AGUNG SANG CIPTA RASA DALAM SITUS MASYARAKAT KOTA CIREBON

, 2015 KOMPLEKS MASJID AGUNG SANG CIPTA RASA DALAM SITUS MASYARAKAT KOTA CIREBON BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki banyak penduduk yang di dalamnya terdapat masyarakat yang berbeda suku, adat, kepercayaan (agama) dan kebudayaan sesuai daerahnya masing-masing.

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 102 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Peran Cheng Ho dalam proses perkembangan agama Islam di Nusantara pada tahun 1405-1433 bisa dikatakan sebagai simbol dari arus baru teori masuknya agama Islam

Lebih terperinci

Benteng Fort Rotterdam

Benteng Fort Rotterdam Benteng Fort Rotterdam Benteng Fort Rotterdam merupakan salah satu benteng di Sulawesi Selatan yang boleh dianggap megah dan menawan. Seorang wartawan New York Times, Barbara Crossette pernah menggambarkan

Lebih terperinci

Gaya Arsitektur Masjid Kasunyatan, Masjid Tertua di Banten

Gaya Arsitektur Masjid Kasunyatan, Masjid Tertua di Banten SEMINAR HERITAGE IPLBI 2017 KASUS STUDI Gaya Arsitektur Masjid Kasunyatan, Masjid Tertua di Banten Alya Nadya alya.nadya@gmail.com Arsitektur, Sekolah Arsitektur, Perencanaan, dan Pengembangan Kebijakan

Lebih terperinci

Sistem konstruksi Masjid Paljagrahan menggunakan menggunakan lantai berbentuk

Sistem konstruksi Masjid Paljagrahan menggunakan menggunakan lantai berbentuk Gambar 16. Sketsa Perspektif Masjid Paljagrahan di Cireong, Cirebon Sistem konstruksi Masjid Paljagrahan menggunakan menggunakan lantai berbentuk dengah persegi dengan pembagian ruang sama dengan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pada masa lalu, wilayah nusantara merupakan jalur perdagangan asing

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pada masa lalu, wilayah nusantara merupakan jalur perdagangan asing BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pada masa lalu, wilayah nusantara merupakan jalur perdagangan asing yang sangat strategis, yang terletak di tengah-tengah jalur perdagangan yang menghubungkan antara

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. internasional, adanya kontrol terhadap labour dan hasil tanah serta sudah memilki

I. PENDAHULUAN. internasional, adanya kontrol terhadap labour dan hasil tanah serta sudah memilki 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nusantara adalah sebuah wilayah yang telah berkembang menjadi wilayah perdagangan internasional, karena sudah memiliki perniagaan regional dan internasional, adanya kontrol

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bangunan masjid. Masjid merupakan bangunan yang penting dan tidak dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. bangunan masjid. Masjid merupakan bangunan yang penting dan tidak dapat BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Salah satu bentuk arsitektur yang umum dikenal bagi masyarakat Islam adalah bangunan masjid. Masjid merupakan bangunan yang penting dan tidak dapat dipisahkan dari segala

Lebih terperinci

Nama Kelompok: Agnes Monica Dewi Devita Marthia Sari Dilla Rachmatika Nur Aisah XI IIS 1

Nama Kelompok: Agnes Monica Dewi Devita Marthia Sari Dilla Rachmatika Nur Aisah XI IIS 1 Nama Kelompok: Agnes Monica Dewi Devita Marthia Sari Dilla Rachmatika Nur Aisah XI IIS 1 Latar Belakang Kesultanan Gowa adalah salah satu kerajaan besar dan paling sukses yang terdapat di daerah Sulawesi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 M u s e u m T e k s t i l B e n g k u l u

BAB I PENDAHULUAN. 1 M u s e u m T e k s t i l B e n g k u l u BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Indonesia merupakan negeri yang kaya akan sejarah, budaya, dan kekayaan alamnya. Sejak masih jaman Kerajaan, masyarakat dari seluruh pelosok dunia datang ke

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap daerah atau kota di Indonesia memiliki kesenian dengan ciri

BAB I PENDAHULUAN. Setiap daerah atau kota di Indonesia memiliki kesenian dengan ciri BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Setiap daerah atau kota di Indonesia memiliki kesenian dengan ciri khasnya masing-masing. Hal itu bisa dilihat pada pengaruh karya seni rupa peninggalan kerajaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembentukannya setiap budaya yang dimunculkan dari masing-masing daerah

BAB I PENDAHULUAN. pembentukannya setiap budaya yang dimunculkan dari masing-masing daerah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebudayaan Indonesia memiliki ragam suku dan budaya, dalam proses pembentukannya setiap budaya yang dimunculkan dari masing-masing daerah memiliki nilai sejarah. Pembentukan

Lebih terperinci

MODUL PERKULIAHAN. Sejarah Desain. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

MODUL PERKULIAHAN. Sejarah Desain. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh MODUL PERKULIAHAN Sejarah Seni Rupa Prasejarah Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Fakultas Teknik Perencanaan & Desain Desain Produk 01 Kode MK Abstract Seni rupa dapat dikatakan sebagai

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM SUKU BANJAR

GAMBARAN UMUM SUKU BANJAR GAMBARAN UMUM SUKU BANJAR 1. Terbentuknya Suku Banjar Suku Banjar termasuk dalam kelompok orang Melayu yang hidup di Kalimantan Selatan. Suku ini diyakini, dan juga berdasar data sejarah, bukanlah penduduk

Lebih terperinci

Teknik dasar BATIK TULIS

Teknik dasar BATIK TULIS Teknik dasar BATIK TULIS Bandung, November 2009 Pengertian Batik 1. Batik adalah karya seni rupa pada kain dengan pewarnaan rintang, yang menggunakan lilin batik sebagai perintang. Menurut konsensus Nasional

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN NO: 1 Mata Pelajaran : Program Studi IPA (Sejarah) Kelas/Semester : XI/1 Materi Pokok : Kerajaan Kutai dan Tarumanegara Pertemuan Ke- : 1 Alokasi Waktu : 1 x pertemuan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Dalam kesempatan ini pula saya menyampaikan rasa bahagia dan ucapan rasa terima kasih kepada :

KATA PENGANTAR. Dalam kesempatan ini pula saya menyampaikan rasa bahagia dan ucapan rasa terima kasih kepada : KATA PENGANTAR Puji syukur saya haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas Rahmat dan Karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas sejarah yang berjudul Terbentuknya Jaringan Nusantara Melalui Perdagangan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Dari pembahasan mengenai Peran Sultan Iskandar Muda Dalam. Mengembangkan Kerajaan Aceh Pada Tahun , maka dapat diambil

BAB V KESIMPULAN. Dari pembahasan mengenai Peran Sultan Iskandar Muda Dalam. Mengembangkan Kerajaan Aceh Pada Tahun , maka dapat diambil BAB V KESIMPULAN Dari pembahasan mengenai Peran Sultan Iskandar Muda Dalam Mengembangkan Kerajaan Aceh Pada Tahun 1607-1636, maka dapat diambil kesimpulan baik dari segi historis maupun dari segi paedagogis

Lebih terperinci

Tugas Perkuliahan & bobot nilai. Model Perkuliahan. Sub Pokok Bahasan. Kompetensi Khusus. Pokok Bahasan. Pertemuan ke- No.

Tugas Perkuliahan & bobot nilai. Model Perkuliahan. Sub Pokok Bahasan. Kompetensi Khusus. Pokok Bahasan. Pertemuan ke- No. SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) MATA KULIAH SEJARAH ISLAM DI INDONESIA DOSEN : Drs. Andi Suwirta, M,Hum. Dr. Agus Mulyana, M.Hum. Encep Supriatna, M.Pd. BOBOT 3 SKS/Kode SJ 200 =======================================================================================================

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Definisi Batik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Definisi Batik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Definisi Batik Batik, adalah salah satu bagian dari kebudayaan Indonesia, Belum ada di negara manapun yang memiliki kekayaan desain motif batik seperti yang dimiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Batik di Indonesia bukan merupakan sesuatu yang baru. Secara historis, batik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Batik di Indonesia bukan merupakan sesuatu yang baru. Secara historis, batik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Batik di Indonesia bukan merupakan sesuatu yang baru. Secara historis, batik sudah dikenal sekitar abad ke-13, yang pada saat itu masih ditulis dan dilukis pada

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Di dalam aktivitas pelayaran dan perniagaan internasional Nusantara

BAB V KESIMPULAN. Di dalam aktivitas pelayaran dan perniagaan internasional Nusantara BAB V KESIMPULAN Di dalam aktivitas pelayaran dan perniagaan internasional Nusantara merupakan salah satu tempat tujuan maupun persinggahan bagi kapal-kapal dagang dari berbagai negara di dunia. Nusantara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tubagus Arief Rachman Fauzi, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tubagus Arief Rachman Fauzi, 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kabupaten Pandeglang terletak di wilayah Provinsi Banten, merupakan kawasan sebagian besar wilayahnya masih pedesaan. Luas wilayahnya 2.193,58 KM 2. Menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di Katulistiwa. Sejak awal abad Masehi, Pulau Sumatera telah

BAB I PENDAHULUAN. di Katulistiwa. Sejak awal abad Masehi, Pulau Sumatera telah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pulau Sumatera atau yang dahulu dikenal dengan nama Pulau Swarnadwipa merupakan pulau terbesar keenam di dunia yang memanjang dari 6 0 Lintang Utara hingga

Lebih terperinci

MASA KOLONIAL EROPA DI INDONESIA

MASA KOLONIAL EROPA DI INDONESIA MASA KOLONIAL EROPA DI INDONESIA Peta Konsep Peran Indonesia dalam Perdagangan dan Pelayaran antara Asia dan Eropa O Indonesia terlibat langsung dalam perkembangan perdagangan dan pelayaran antara Asia

Lebih terperinci

Sejarah Sosial & Politik Indonesia.

Sejarah Sosial & Politik Indonesia. Sejarah Sosial & Politik Indonesia Sejarah Ina Modern * Ricklefs: sejarah tertulis dimulai prasasti Yupa, Kutai 400M *3 unsur fundamental sbg kesatuan historis Budaya & agama: Islamisasi Ina 1300 M Unsur

Lebih terperinci

Lampiran 16. Infrastruktur Jaringan Irigasi dan Air Bersih. 1). Gambar Danau Tasikardi Dewasa Ini.

Lampiran 16. Infrastruktur Jaringan Irigasi dan Air Bersih. 1). Gambar Danau Tasikardi Dewasa Ini. Lampiran 16. Infrastruktur Jaringan Irigasi dan Air Bersih. 1). Gambar Danau Tasikardi Dewasa Ini. Keterangan: Danau Tasikardi dibangun pada masa Sultan Maulana Yusuf, merupakan penampung air yang digunakan

Lebih terperinci

Tatanan Politik di Nusantara Masa Kedatangan Islam

Tatanan Politik di Nusantara Masa Kedatangan Islam Tatanan Politik di Nusantara Masa Kedatangan Islam Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Sejarah Lisan Semester VI Dosen Prof.Dr.H.Edi.S.Ekadjati Oleh : Fandy Hutari HIC 02005 JURUSAN ILMU SEJARAH

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era globalisasi ini, bangunan bersejarah mulai dilupakan oleh

BAB I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era globalisasi ini, bangunan bersejarah mulai dilupakan oleh BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi ini, bangunan bersejarah mulai dilupakan oleh masyarakat khusunya generasi muda. Perkembangan zaman dan kemajuan teknologi membuat bangunan-bangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masjid Raya Al-Mashun merupakan masjid peninggalan Kesultanan Deli

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masjid Raya Al-Mashun merupakan masjid peninggalan Kesultanan Deli BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masjid Raya Al-Mashun merupakan masjid peninggalan Kesultanan Deli yang dibangun pada tahun 1906 M, pada masa pemerintahan sultan Maamun Al- Rasyid Perkasa Alamsjah.Masjid

Lebih terperinci

KERAJAAN SAMUDERA PASAI

KERAJAAN SAMUDERA PASAI KERAJAAN SAMUDERA PASAI Kerajaan Islam pertama di Indonesia, didirikan oleh Nazimuddin Al-Kamil dan Sultan Malik As-Saleh yang bergelar Marah Sile. Buktinya adalah terdapatnya makam bercirikan Islam dari

Lebih terperinci

Seminar tentang Modal dan Model Ideal Integrasi Ilmu Agama, Sains dan Teknologi, serta Seni dan Budaya

Seminar tentang Modal dan Model Ideal Integrasi Ilmu Agama, Sains dan Teknologi, serta Seni dan Budaya Seminar tentang Modal dan Model Ideal Integrasi Ilmu Agama, Sains dan Teknologi, serta Seni dan Budaya (Diselenggarakan oleh Fakultas Syari ah, di Gedung Theatre Fakultas Syariah & Hukum, Lt.2, Jum at

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. hubungan perdagangan antara bangsa Indonesia dan India. Hubungan itu

BAB 1 PENDAHULUAN. hubungan perdagangan antara bangsa Indonesia dan India. Hubungan itu 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masuknya agama Hindu-Buddha ke Indonesia diawali melalui hubungan perdagangan antara bangsa Indonesia dan India. Hubungan itu kemudian berkembang ke berbagai

Lebih terperinci

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2009

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2009 SEJARAH KERAJAAN CIREBON DAN KERAJAAN BANTEN Disusun Oleh Kelompok 3 Rinrin Desti Apriani M. Rendi Arum Sekar Jati Fiqih Fauzi Vebri Ahmad UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2009 KERAJAAN CIREBON Kerajaan

Lebih terperinci

MELAYU SEBAGAI AKAR TRADISI NUSANTARA. Harnojoyo. S.sos (Plt. Walikota Palembang)

MELAYU SEBAGAI AKAR TRADISI NUSANTARA. Harnojoyo. S.sos (Plt. Walikota Palembang) MELAYU SEBAGAI AKAR TRADISI NUSANTARA Strategi Politik dalam Menciptakan Budaya Melayu Palembang Emas 2018 Harnojoyo. S.sos (Plt. Walikota Palembang) Elok budaya karena agama, Tegak Melayu karena budayanya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesenian merupakan salah satu bentuk kebudayaan manusia. Setiap daerah mempunyai kesenian yang disesuaikan dengan adat istiadat dan budaya setempat. Jawa Barat terdiri

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA A. Tinjauan Pustaka. 1. Konsep Proses. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, proses memiliki arti antara lain runtunan perubahan ( peristiwa ), perkembangan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kesultanan Banten merupakan sebuah kerajaan Islam yang pernah berdiri di

I. PENDAHULUAN. Kesultanan Banten merupakan sebuah kerajaan Islam yang pernah berdiri di 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesultanan Banten merupakan sebuah kerajaan Islam yang pernah berdiri di ProvinsiBanten, Indonesia. Banten juga dikenal dengan Banten Girang yang merupakan bagian

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MASJID AGUNG DEMAK DAN SEKITARNYA SEBAGAI KAWASAN WISATA BUDAYA

PENGEMBANGAN MASJID AGUNG DEMAK DAN SEKITARNYA SEBAGAI KAWASAN WISATA BUDAYA P LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PENGEMBANGAN MASJID AGUNG DEMAK DAN SEKITARNYA SEBAGAI KAWASAN WISATA BUDAYA PENEKANAN DESAIN TIPOLOGI PADA ARSITEKTUR BANGUNAN SETEMPAT Diajukan

Lebih terperinci

Mam MAKALAH ISLAM. Melacak Jejak-jejak Islam di Tanah Papua

Mam MAKALAH ISLAM. Melacak Jejak-jejak Islam di Tanah Papua Mam MAKALAH ISLAM Melacak Jejak-jejak Islam di Tanah Papua 30, Januari 2014 Makalah Islam Melacak Jejak-jejak Islam di Tanah Papua Sigit Kamseno (Redaktur bimasislam.kemenag.go.id dan kontributor di beberapa

Lebih terperinci

2015 ORNAMEN MASJID AGUNG SANG CIPTA RASA

2015 ORNAMEN MASJID AGUNG SANG CIPTA RASA 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Cirebon sejak lama telah mendapat julukan sebagai Kota Wali. Julukan Kota Wali disebabkan oleh kehidupan masyarakatnya yang religius dan sejarah berdirinya

Lebih terperinci

ISLAM DI INDONESIA. UNIVERSITAS MERCU BUANA BEKASI Sholahudin Malik, S.Ag, M.Si. MATA KULIAH AGAMA ISLAM. Modul ke: 04Fakultas.

ISLAM DI INDONESIA. UNIVERSITAS MERCU BUANA BEKASI Sholahudin Malik, S.Ag, M.Si. MATA KULIAH AGAMA ISLAM. Modul ke: 04Fakultas. ISLAM DI INDONESIA Modul ke: 04Fakultas MATA KULIAH AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MERCU BUANA BEKASI Sholahudin Malik, S.Ag, M.Si. Program Studi A. Sejarah Masuknya Islam di Indonesia Pada tahun 30 H/651M Khalifah

Lebih terperinci

Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam MODUL PERKULIAHAN Pendidikan Agama Islam Islam Di Indonesia Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ekonomi dan Bisnis Manajemen 04 10230 Lestiyani Inayah, SAg Abstract Dalam bab ini kita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. islam di Nusantara. Dan proses masuknya agama Islam di Indonesia menjadi

BAB I PENDAHULUAN. islam di Nusantara. Dan proses masuknya agama Islam di Indonesia menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Penelitian Penyebaran Islam yang terjadi di Asia Tenggara menghasilkan terjadinya akulturasi dan asimilasi budaya lokal sehingga membuahkan budaya baru yang dinamis

Lebih terperinci

1. Bukti-Bukti Masuknya Islam di Indonesia

1. Bukti-Bukti Masuknya Islam di Indonesia 1. Bukti-Bukti Masuknya Islam di Indonesia Diperkirakan pengaruh Islam masuk ke Indonesia lebih awal daripada yang diduga banyak orang. Orang-orang gujaat lebih awal menerima pengaruh Islam dan mereka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ruang Publik Yaroana Masigi berada di tengah-tengah permukiman

BAB I PENDAHULUAN. Ruang Publik Yaroana Masigi berada di tengah-tengah permukiman BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ruang Publik Yaroana Masigi berada di tengah-tengah permukiman tradisional Kelurahan Melai, merupakan permukiman yang eksistensinya telah ada sejak zaman Kesultanan

Lebih terperinci

Cagar Budaya Candi Cangkuang

Cagar Budaya Candi Cangkuang Cagar Budaya Candi Cangkuang 1. Keadaan Umum Desa Cangkuang Desa Cangkuang terletak di Kecamatan Leles, Kabupaten Garut. Desa Cangkuang dikelilingi oleh empat gunung besar di Jawa Barat, yang antara lain

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Pesisir Timur pantai Sumatera Utara sejak abad ke-13, merupakan tempat persinggahan bangsa-bangsa asing dan lintas perdagangan. Bangsa India dan Arab datang dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keberagaman suku, agama, ras, budaya dan bahasa daerah. Indonesia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. keberagaman suku, agama, ras, budaya dan bahasa daerah. Indonesia memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Budaya merupakan simbol peradaban. Apabila sebuah budaya luntur dan tidak lagi dipedulikan oleh sebuah bangsa, peradaban bangsa tersebut tinggal menunggu waktu

Lebih terperinci

KAJIAN PELESTARIAN KAWASAN BENTENG KUTO BESAK PALEMBANG SEBAGAI ASET WISATA TUGAS AKHIR. Oleh : SABRINA SABILA L2D

KAJIAN PELESTARIAN KAWASAN BENTENG KUTO BESAK PALEMBANG SEBAGAI ASET WISATA TUGAS AKHIR. Oleh : SABRINA SABILA L2D KAJIAN PELESTARIAN KAWASAN BENTENG KUTO BESAK PALEMBANG SEBAGAI ASET WISATA TUGAS AKHIR Oleh : SABRINA SABILA L2D 005 400 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

Lebih terperinci

INTRODUCTION: INTERNATIONAL RELATIONS IN SOUTHEAST ASIA

INTRODUCTION: INTERNATIONAL RELATIONS IN SOUTHEAST ASIA INTRODUCTION: INTERNATIONAL RELATIONS IN SOUTHEAST ASIA by: Dewi Triwahyuni INTERNATIONAL RELATIONS DEPARTMENT COMPUTER UNIVERSITY OF INDONESIA (UNIKOM) BANDUNG 2013 1 SOUTHEAST ASIA (SEA) 2 POSISI GEOGRAFIS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Membahas Masjid Raya Binjai tidak terlepas dari peran Kesultanan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Membahas Masjid Raya Binjai tidak terlepas dari peran Kesultanan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Membahas Masjid Raya Binjai tidak terlepas dari peran Kesultanan Langkat. Sultan Musa membangun masjid ini karena pada masa itu kawasan ini merupakan tempat berkumpulnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang seluas-luasnya. Sebagai bagian dari arsitektur, mesjid merupakan konfigurasi dari

BAB I PENDAHULUAN. yang seluas-luasnya. Sebagai bagian dari arsitektur, mesjid merupakan konfigurasi dari BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang I.1.1. Pentingnya Pengetahuan Arsitektur Mesjid Mesjid merupakan tempat untuk melaksanakan ibadah kaum muslimin menurut arti yang seluas-luasnya. Sebagai bagian dari

Lebih terperinci

BAB 10 PROSES KEDATANGAN DAN KOLONIALISME BANGSA BARAT DI INDONESIA

BAB 10 PROSES KEDATANGAN DAN KOLONIALISME BANGSA BARAT DI INDONESIA BAB 10 PROSES KEDATANGAN DAN KOLONIALISME BANGSA BARAT DI INDONESIA TUJUAN PEMBELAJARAN Dengan mempelajari bab ini, kamu diharapkan mampu: mendeskripsikan sebab dan tujuan kedatangan bangsa barat ke Indonesia;

Lebih terperinci

P E N D A H U L U A N

P E N D A H U L U A N BAB I P E N D A H U L U A N 1.1 Latar Belakang Bangunan dan kawasan kota adalah artefak-artefak yang penting dalam sejarah perkembangan suatu kota. Mereka kadang-kadang dijaga dan dilestarikan dari penghancuran

Lebih terperinci

Naskah Drama. Sejarah Kerajaan Samudera Pasai

Naskah Drama. Sejarah Kerajaan Samudera Pasai Naskah Drama Sejarah Kerajaan Samudera Pasai Kerajaan Samudra Pasai merupakan kerajaan Islam pertama di Nusantara. Kemunculan kerajaan ini diperkirakan berdiri mulai awal atau pertengahan abad ke-13 M[1]

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. telah berlangsung sejak zaman purba sampai batas waktu yang tidak terhingga.

I. PENDAHULUAN. telah berlangsung sejak zaman purba sampai batas waktu yang tidak terhingga. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hubungan lalu lintas pelayaran antara Tionghoa dari Tiongkok dengan Nusantara telah berlangsung sejak zaman purba sampai batas waktu yang tidak terhingga. Berdasarkan

Lebih terperinci

TOKOH PENYIAR AGAMA ISLAM BERIKUT WILAYAHNYA ENCEP SUPRIATNA

TOKOH PENYIAR AGAMA ISLAM BERIKUT WILAYAHNYA ENCEP SUPRIATNA TOKOH PENYIAR AGAMA ISLAM BERIKUT WILAYAHNYA ENCEP SUPRIATNA WILAYAH BANTEN Menurut berita dari Tome Pires (1512-1515) menyebutkan bahwa di daerah Cimanuk, kota pelabuhan dan batas kerajaan Sunda dan Cirebon

Lebih terperinci

BAB II MUSEUM NEGERI PROVINSI JAMBI. perjalanan panjang sejarah Jambi yang telah meninggalkan banyak benda yang mempunyai nilai

BAB II MUSEUM NEGERI PROVINSI JAMBI. perjalanan panjang sejarah Jambi yang telah meninggalkan banyak benda yang mempunyai nilai BAB II MUSEUM NEGERI PROVINSI JAMBI 2.1 Latar Belakang Berdirinya Museum Pembangunan Museum Negeri Provinsi Jambi pada hakekatnya merupakan perwujudan nyata dari gagasan sebuah museum diwilayah Propinsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahwa daerah ini terletak antara 95º13 dan 98º17 bujur timur dan 2º48 dan

BAB I PENDAHULUAN. bahwa daerah ini terletak antara 95º13 dan 98º17 bujur timur dan 2º48 dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aceh terletak di ujung bagian utara pulau Sumatera, bagian paling barat dan paling utara dari kepulauan Indonesia. Secara astronomis dapat ditentukan bahwa daerah ini

Lebih terperinci

Potensi Budaya Indonesia Dan Pemanfaatannya

Potensi Budaya Indonesia Dan Pemanfaatannya Potensi Budaya Indonesia Dan Pemanfaatannya Selain kaya akan sumber daya alam, Indonesia juga termasuk kaya akan keragaman budaya. Beraneka ragam budaya dapat dijumpai di Negara ini. Keragaman budaya tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Menara Kudus. (Wikipedia, 2013)

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Menara Kudus. (Wikipedia, 2013) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Menara Kudus terletak di Kelurahan Kauman, Kecamatan Kota Kudus, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, sekitar 40 km dari Kota Semarang. Oleh penduduk kota Kudus dan sekitarnya,

Lebih terperinci

BUDAYA MARITIM NUSANTARA DAN GERAKAN KEMBALI KE LAUT

BUDAYA MARITIM NUSANTARA DAN GERAKAN KEMBALI KE LAUT BUDAYA MARITIM NUSANTARA DAN GERAKAN KEMBALI KE LAUT Gusti Asnan (Jur. Sejarah, Fak. Ilmu Budaya, Univ. Andalas Padang gasnan@yahoo.com) Berbincang mengenai budaya maritim Nusantara sesungguhnya membincangkan

Lebih terperinci

Bab. Bab 2. Bab 1. Bab. Bab 3 Bab 8. 4 Bab 9. Tingkatan 4. Bab. Bab 7. Bab

Bab. Bab 2. Bab 1. Bab. Bab 3 Bab 8. 4 Bab 9. Tingkatan 4. Bab. Bab 7. Bab 7 ISLAM DI ASIA TENGGARA SeJaRaH Modul ini mengandungi soalan objektif, struktur dan esei Soalan disusun mengikut bab Dihasilkan daripada analisa soalan SPM 2005 2010 Turut dimuatkan soalan aras KBKK,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Busana tidak hanya terbatas pada pakaian yang dipakai sehari-hari seperti

BAB I PENDAHULUAN. Busana tidak hanya terbatas pada pakaian yang dipakai sehari-hari seperti BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Busana tidak hanya terbatas pada pakaian yang dipakai sehari-hari seperti rok, dress, atau pun celana saja, tetapi sebagai suatu kesatuan dari keseluruhan yang

Lebih terperinci

BAB 5 PENUTUP. Penelitian ini merupakan penelusuran sejarah permukiman di kota Depok,

BAB 5 PENUTUP. Penelitian ini merupakan penelusuran sejarah permukiman di kota Depok, BAB 5 PENUTUP 5.1 Hasil Penelitian Penelitian ini merupakan penelusuran sejarah permukiman di kota Depok, yaitu untuk menjawab pertanyaan mengenai sejak kapan permukiman di Depok telah ada, juga bagaimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membentang luas lautan yang merupakan pesisir utara pulau Jawa. Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. membentang luas lautan yang merupakan pesisir utara pulau Jawa. Kabupaten BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kabupaten Tuban provinsi Jawa Timur merupakan wilayah yang berada di Jalur Pantai Utara (Pantura) Pulau Jawa. Sebelah utara Kabupaten Tuban membentang luas lautan

Lebih terperinci

Nama :. No :. Kelas : XI. BAB 2 PENGARUH PERKEMBANGAN AGAMA DAN KEBUDAYAAN ISLAM DI INDONESIA

Nama :. No :. Kelas : XI. BAB 2 PENGARUH PERKEMBANGAN AGAMA DAN KEBUDAYAAN ISLAM DI INDONESIA Nama :. No :. Kelas : XI. BAB 2 PENGARUH PERKEMBANGAN AGAMA DAN KEBUDAYAAN ISLAM DI INDONESIA 1. Macam-macam teori penyebaran Islam di Indonesia adalah: a. Teori. Pengemuka 2)... 3)... Bukti b. Teori.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Zainal Arifin Nugraha, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Zainal Arifin Nugraha, 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Naskah kuno merupakan hasil kebudayaan suatu bangsa yang tak ternilai harganya. Di dalamnya terdapat nilai-nilai luhur yang ingin disampaikan oleh nenek moyang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kisaran terbagi menjadi dua kecamatan yaitu Kecamatan Kisaran Timur dan

BAB I PENDAHULUAN. Kisaran terbagi menjadi dua kecamatan yaitu Kecamatan Kisaran Timur dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Kisaran adalah ibu kota dari Kabupaten Asahan, Provinsi Sumatera Utara yang bejarak 160 km dari Kota Medan ( ibu kota Provinsi Sumatera Utara). Kota Kisaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh kebudayaan bangsa-bangsa asing yang datang ke Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh kebudayaan bangsa-bangsa asing yang datang ke Indonesia. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Inkulturasi budaya Indonesia berawal dari masuknya bangsa-bangsa asing ke Indonesia yang awalnya memiliki tujuan untuk berdagang. Dengan masuknya budaya-budaya

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. lain, seperti misalnya pengaruh kebudayaan Tionghoaterhadap kebudayaan Indonesia.Etnis

1. PENDAHULUAN. lain, seperti misalnya pengaruh kebudayaan Tionghoaterhadap kebudayaan Indonesia.Etnis 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki berbagai kebudayaan yang berbeda satu sama lain, meskipun begitu, beberapa dari kebudayaan tersebut memiliki pengaruh yang menonjol terhadap

Lebih terperinci

RESUME PENELITIAN PEMUKIMAN KUNO DI KAWASAN CINDAI ALUS, KABUPATEN BANJAR, KALIMANTAN SELATAN

RESUME PENELITIAN PEMUKIMAN KUNO DI KAWASAN CINDAI ALUS, KABUPATEN BANJAR, KALIMANTAN SELATAN RESUME PENELITIAN PEMUKIMAN KUNO DI KAWASAN CINDAI ALUS, KABUPATEN BANJAR, KALIMANTAN SELATAN SEJARAH PENEMUAN SITUS Keberadaan temuan arkeologis di kawasan Cindai Alus pertama diketahui dari informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dituturkan di sejumlah wilayah di Indonesia, dan ada pula bahasa-bahasa etnik

BAB I PENDAHULUAN. dituturkan di sejumlah wilayah di Indonesia, dan ada pula bahasa-bahasa etnik 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara multibahasa. Ada bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa resmi kenegaraan, ada bahasa Melayu lokal yang dituturkan di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Pengertian Judul Redesain Masjid Darussalam Sebagai Tempat Ibadah dan Pusat Bisnis di Kampung Perhiasan Jayengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Pengertian Judul Redesain Masjid Darussalam Sebagai Tempat Ibadah dan Pusat Bisnis di Kampung Perhiasan Jayengan BAB I PENDAHULUAN 1.1.Pengertian Judul Redesain Masjid Darussalam Sebagai Tempat Ibadah dan Pusat Bisnis di Kampung Perhiasan Jayengan Untuk menjabarkan mengenai pengertian judul di atas maka kalimat judul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikategorikan ke dalam dua kelompok, yaitu fasilitas yang bersifat umum dan. mempertahankan daerah yang dikuasai Belanda.

BAB I PENDAHULUAN. dikategorikan ke dalam dua kelompok, yaitu fasilitas yang bersifat umum dan. mempertahankan daerah yang dikuasai Belanda. BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Banyak fasilitas yang dibangun oleh Belanda untuk menunjang segala aktivitas Belanda selama di Nusantara. Fasilitas yang dibangun Belanda dapat dikategorikan ke dalam

Lebih terperinci

22 September 1605 M. Selatan mendapat tempat

22 September 1605 M. Selatan mendapat tempat 22 September 1605 M dengan gelar Sultan Abdullah. Selanjutnya Karaeng Gowa I Manga rangi Daeng Manrabbia mengucapkan syahadat pada Jumat, 19 Rajab 1016 H atau 9 November 1607 M. Perkembangan agama Islam

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan. 1.1 Multimedia Interaktif Flash Flip Book Pakaian Adat Betawi

BAB I Pendahuluan. 1.1 Multimedia Interaktif Flash Flip Book Pakaian Adat Betawi 1 BAB I Pendahuluan 1.1 Multimedia Interaktif Flash Flip Book Pakaian Adat Betawi Republik Indonesia disingkat RI atau Indonesia adalah negara di Asia Tenggara, yang dilintasi garis khatulistiwa dan berada

Lebih terperinci