PENERBITAN ARTIKEL ILMIAH MAHASISWA Universitas Muhammadiyah Ponorogo

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENERBITAN ARTIKEL ILMIAH MAHASISWA Universitas Muhammadiyah Ponorogo"

Transkripsi

1 59 PENERBITAN ARTIKEL ILMIAH MAHASISWA Universitas Muhammadiyah Ponorogo PERILAKU KELUARGA DALAM PEMENUHAN ACTIVITY OF DAILY LIVING (ADL) ANGGOTA KELUARGA DENGAN SKIZOFRENIA DI DESA PARINGAN, KECAMATAN JENANGAN, KABUPATEN PONOROGO Abstract Dinda Mar atush Sholihah*, Nurul Sri Wahyuni*, Lina Ema Purwanti* Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Ponorogo Korespondensi : dindamaratush@gmail.com Some symptoms such as losing motivation, responsibilities, apathetic, and social and Activity of Daily Living (ADL, hereafter) disturbance are often experienced by schizophrenia patients. They often experience inhuman treatments such as cruel behavior, isolated or deprived. This study aims to identify family behavior in ADL for schizophrenia s family.this study is a descriptive study. The populations of the study are all families whose members are schizophrenia in Paringan village, Jenangan sub-district, Ponorogo district.there are 60 respondents taken as the sample of the study. Total sampling is employed to take the sample of the study. Thus, questionnaire is used as the data collection technique. In addition, score T is utilized to analyze the data.the results of the study show that most families, as many as 36 families (60%) have positive behavior and 24 families (40%) have negative behavior for having ADL for those families whose members are schizophrenia. Based on the results on the study, it is expected that the families whose members are schizophrenia should have a better positive behavior for meeting ADL for schizophrenia patients. The results of this study is proposed to the future researchers. The next studies are expected to conduct studies related to Families Motivation in Increased Self-Esteem Schizophrenia Patients in the Society. Keywords: Behavior, Family, Activity of Daily Living (ADL), Schizophrenia Abstrak Pasien skizofrenia sering terlihat adanya kemunduran yang ditandai dengan hilangnya motivasi, tanggung jawab, apatis, hubungan sosial dan gangguan pemenuhan ADL. Mereka sering mendapatkan perlakuan yang tidak manusiawi, misalnya kekerasan, diasingkan, diisolasi atau dipasung. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi perilaku keluarga dalam pemenuhan ADL anggota keluarga dengan skizofrenia. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Populasi penelitian ini adalah seluruh keluarga di Desa Paringan, Kecamatan Jenangan, Kabupaten Ponorogo yang mempunyai anggota keluarga penderita skizofrenia sejumlah 60 responden. Teknik sampling yang digunakan adalah Total Sampling. Teknik pengumpulan data dengan kuesioner dan teknik analisa menggunakan skor T. Dari hasil penelitian didapatkan sebagian besar yaitu 36 (60%) keluarga berperilaku positif dan hampir setengahnya yaitu 24 (40%) keluargaberperilaku negatif dalam pemenuhan ADL anggota keluarga dengan skizofrenia.

2 60 Mengacu pada hasil penelitian diharapkan bagi keluarga agar meningkatkan perilaku positifnya dalam pemenuhan ADL pasien sizofrenia. Hasil penelitian ini direkomendasikan untuk peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian tentang Motivasi Keluarga dalam Meningkatan Harga Diri Pasien Skizofrenia di Masyarakat. Kata kunci : Perilaku, Keluarga, Activity of Daily Living(ADL), Skizofren A. PENDAHULUAN Kesehatan merupakan salah satu modal penting bagi setiap individu untuk melanjutkan kelangsungan hidupnya. Salah satu masalah kesehatan utama di dunia yang akhir-akhir ini banyak mendapat sorotan diantara empat masalah kesehatan utama lainnya adalah gangguan jiwa (mental disorder). Seperti yang telah disebutkan dalam Hawari (2007) terdapat empat masalah kesehatan utama di negara-negara maju dan berkembang yaitu penyakit degeneratif, kanker, gangguan jiwa, dan kecelakaan. International Council of Nurses menyatakan bahwa pada tahun 2020 nanti di seluruh dunia akan terjadi pergeseran penyakit. Masalah kesehatan jiwa akan menjadi The global burden of disease yang nantinya akan menjadi masalah kesehatan utama secara internasional. Macam-macam gangguan jiwa salah satunya adalah skizofrenia. Pasien skizofrenia sering terlihat adanya kemunduran yang ditandai dengan hilangnya motivasi, tanggung jawab, apatis, menghindar dari kegiatan, hubungan sosial dan gangguan pemenuhan ADL. Keluarga merupakan sistem pendukung utama yang tidak dapat dipisahkan dalam perawatan pada pasien skizofrenia mengingat pasien skizofrenia mengalami penurunan fungsi kognitif (Felicia, 2011). Fakta yang terjadi saat ini adalah kebiasaan keluarga belum mengetahui penatalaksanaan yang tepat. Keluarga masih pergi ke dukun untuk mendapatkan pengobatan, serta bersikap diskriminatif kepada pasien. Keadaan tersebut merupakan bentuk dari tidak terpenuhinya tugas kesehatan keluarga dalam pemenuhan ADL anggota keluarga dengan skizofrenia. Berdasarkan data dari World Health Organisasi (WHO) 2013 ada sekitar 450 juta orang di dunia yang mengalami gangguan jiwa. Menurut Direktur RSJ Menur Surabaya Adi Wirachjanto, awal tahun 2011 dilaporkan ada penderita gangguan jiwa berat yang tersebar di 28 Kabupaten/kota di Jawa Timur. Menurut data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Ponorogo 2016, didapatkan 5 wilayah tertinggi dengan penderita skizofrenia antara lain di Kecamatan Sukorejo, Jambon, Balong, Jenangan dan Mlarak.

3 61 Prevalensi gangguan jiwa dari tahun ke tahun di kecamatan Jenangan secara konsisten mengalami peningkatan yakni 233 orang penderita pada tahun 2012, 245 orang penderita pada tahun 2013, dan 246 orang penderita pada tahun Angka tersebut melebihi jumlah penderita skizofrenia di kecamatan lainnya. Menurut data dasar dari Dinas Kesehatan Kabupaten Ponorogo tahun 2014 prevalensi pasien gangguan jiwa di Desa Paringan, Kecamatan Jenangan yang mendapat sebutan Kampung Gila terdapat 70 orang dengan penderita skizofrenia dan mengalami peningkatan di tahun 2015 menjadi 78 orang dari keseluruhan warga yang tinggal berjumlah 6063 penduduk. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Ponorogo tahun 2016 tentang data pasien gangguan jiwa yang dipasung, proporsi RT yang pernah memasung ART gangguan jiwa ada 10 orang 3 diantaranya belum di lepas. Berdasarkan observasi dari peneliti di tempat penelitian sebagian pasien dapat dikategorikan defisit perawatan diri dalam hal kebersihan diri, untuk hal makan dan minum terpenuhi tetapi cara makan pasien tersebut kurang baik karena makan masih berantakan dan tidak pada tempatnya, untuk eliminasi pasien disediakan kamar mandi, tetapi ada juga pasien yang mengalami gangguan dalam eliminasi, serta gangguan dalam pemenuhan kebutuhan dasar lainnya. Skizofrenia merupakan gangguan psikotik kronis yang ditandai oleh fase awal atau prodormal penderita akan terlihat murung, menarik diri dari lingkungannya, sedikit bicara, da61n malas dalam beraktifitas. Pada fase akut yang mencangkup kondisi terputus dengan realitas, dan ditampilkan dalam ciri-ciri seperti waham, halusinasi, pikiran tidak logis, pembicaraan yang tidak koheren, dan perilaku yang aneh (Nevid dkk, 2005). Gangguan jiwa adalah suatu perubahan pada fungsi jiwa yang menyebabkan adanya gangguan pada fungsi jiwa, yang menimbulkan penderitaan pada individu dan atau hambatan dalam melaksanakan peran sosial (Keliat dkk, 2011). Kemandirian klien gangguan jiwa adalah suatu kemampuan klien gangguan jiwa dalam memenuhi kebutuhan dasar atau tugas pokok sehari-hari tanpa bantuan orang lain. Kemampuan dasar pasien sendiri meliputi kebutuhan dasar sehari-hari (mandi, berpakaian dan berhias, toileting, makan dan minum) serta bersosialisasi dengan lingkungan dimana pasien berada. Dengan adanya gangguan isi pikir yang dialami, maka dari itu pasien dengan skizofrenia memerlukan bantuan dari pihak lain untuk tetap bertahan hidup atau dengan kata lain bergantung pada bantuan orang lain. Kebutuhan ADL yang tidak dipenuhi akan memiliki dampak kepada klien berupa dampak fisik yaitu klien mudah terserang berbagai penyakit fisik diantaranya gangguan integritas kulit, gangguan membran mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga, gangguan fisik pada kuku dan diare. Dampak psikososial yaitu gangguan interaksi sosial dalam aktivitas hidup

4 62 sehari-hari klien yang kurang mendapatkan perawatan diri akan ditolak oleh masyarakat, klien mempunyai harga diri rendah khususnya dalam hal identitas dan perilaku, klien menganggap dirinya tidak mampu untuk mengatasi kekurangannya (Wartonah, 2010). Beberapa macam cara untuk mencegah terjadinya skizofrenia diantaranya, peran keluarga sangatlah penting dalam mencegah klien kambuh, memberikan obat secara teratur, menguangi stress, mengantarkan klien untuk berobat, memberikan pekerjaan pada klien agar klien tidak merasa dikucilkan dalam keluarga (Yosep, 2011). Mu alifah (2013) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa psikoedukasi keluarga adalahterapi yang digunakan untuk memberikaninformasi pada keluarga untukmeningkatkan ketrampilan mereka dalammerawat anggota keluarga mereka yangmengalami gangguan jiwa. Upaya yang bisa dilakukan yaitu dengan cara memberikan penyuluhan kepada keluarga dan masyarakat tentang pengetahuan mengenai skizofrenia. Tenaga kesehatan atau petugas dari puskesmas mengadakan sosialisasi yang harapannya keluarga dan masyarakat mempunyai pandangan yang positif tentang gangguan jiwa skizofrenia sehingga stigma dan adanya deskriminasi pada penderita dapat dihilangkan. Terkait dengan latar belakang diatas, maka dirumuskan masalah Bagaimana Perilaku Keluarga dalam Pemenuhan ADL Anggota Keluarga dengan Skizofrenia? Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Perilaku Keluarga dalam Pemenuhan ADL Anggota Keluarga dengan Skizofrenia. A. METODE PENELITIAN Desain penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah deskriptif. Penelitian ini memaparkan tentang perilaku keluarga dalam pemenuhan Activity of DailyLiving (ADL) anggota keluarga dengan skizofrenia di Desa Paringan, Kecamatan Jenangan, Kabupaten Ponorogo. Pada penelitian ini populasinya adalah seluruh keluarga yang memiliki anggota keluarga penderita skizofrenia di Desa Paringan, Kecamatan Jenangan, Kabupaten Ponorogo sejumlah 60 orang.sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah seluruh keluarga yang memiliki anggota keluarga penderita skizofrenia di Desa Paringan, Kecamatan Jenangan, Kabupaten Ponorogo sejumlah 60 orang. Dalam penelitian ini menggunakan total sampling, yaitu pengambilan sampel dengan cara menggunakan seluruh jumlah populasi. Pengambilan data dilaksanakan pada Februari 2017 dengan menggunakan instrumen kuesioner dengan cara mendatangi rumah keluarga yang memiliki anggota keluarga yang menderita skizofreniadi Desa Paringan, Kecamatan Jenangan, Kabupaten Ponorogo.

5 63 HASIL PENELITIAN Tabel 1. Distribusi Karakteristik Responden Karakteristik Responden Frekuensi Persentase (%) Usia (tahun) Pendidikan SD SMP SMA PT Pekerjaan Petani Ibu Rumah Tangga Wiraswasta Pensiunan Besar Penghasilan per bulan < Rp ,00 Rp ,00 Lama Menderita Gangguan Jiwa > 6 bulan < 6 bulan Hubungan dengan pasien Suami Istri Anak Bapak Ibu Kakek Nenek Saudara Hasil Tabel 1 menunjukkan 17 keluarga (28,3%) berusia 52-58, dengan pendidikan terbanyak SMP yaitu 29 keluarga (48,3%). Sejunlah 33 keluarga (55%) bekerja sebagai petani. Berdasarkan tingkat ekonomi menunjukkan bahwa 49 keluarga(81,7%) memiliki penghasilan per bulan <Rp ,00. Berdasarkan lama keluarga menderita sakit jiwa menunjukkan bahwa didapatkan60 keluarga (100%) memilikianggota keluarga yang sudahmenderita gangguan jiwa selama ,3 5,0 20,0 28,3 25,0 13,3 5,0 23,3 48,3 25,0 3,3 55,0 6,7 35,0 3,3 81,7 18, ,3 6,7 10,0 31,7 13,3 3,3 3,3 23,3 > 6 bulan. 19 keluarga (31,7%)memiliki hubungan dengan penderita sebagai bapak. Tabel 2. Distribusi responden berdasarkan perilaku Perilaku frekuensi Presentase (%) Positif Negatif Berdasarkan Tabel 2 menunjukkan bahwa dari 60 keluarga didapatkansebagian besar yaitu 60% atau 36 keluarga

6 64 berperilaku positif dan hampir setengahnya yaitu 40% atau 24 keluarga berperilaku negatif dalam pemenuhan ADL anggota keluarganya yang menderita skizofrenia. B. PEMBAHASAN Hasil penelitian dari60keluargadi Desa Paringan, Kecamatan Jenangan didapatkan hasil bahwa sebagian besar yaitu 60% atau 36 keluarga berperilaku positif dan hampir setengahnya yaitu 40% atau 24 keluarga berperilaku negatif dalam pemenuhan ADL anggota keluarga yang menderita skizofrenia. Menurut Sunaryo (2004) faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku ada faktor endogen(ras, usia, jenis kelamin, sifat fisik, sifat kepribadian, bakat pembawaan, intelegensi) dan faktor eksogen (faktor lingkungan, faktor pendidikan, agama, sosial ekonomi, kebudayaan). Hasil penelitian didapatkan 20,0% atau 12 keluarga berusia tahun. Menurut Depkes RI (2009) usia tahun termasuk kategori lansia akhir. Menurut (Harlock dalam Nursalam, 2000) bahwa semakin cukup umur tingkat kematangan dan kekuatan seseorang yang lebih dewasa akan lebih matang dalam bertindak danberfik. Hal ini diperkuat oleh Budiman (2013) yaitu semakin bertambahnya umur akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya sehingga akan menentukan perilaku seseorang menjadi lebih baik. Sesuai dengan teori di atas menurut pendapat peneliti dapat disimpulkan bahwa pada usia lansia akhir berlangsung antara tahun, seseorang bisa berperilaku positif didukung oleh faktor dimana diusia ini seseorang sudah menjadi keluarga yang dituakan (bapak/ibu kandung). Hal tersebut sesuai dengan fakta bahwa 31.7 % atau 19 responden berperan sebagai bapak dan 8,3 % atau 5 responden berperan sebagai ibu, sehingga merekalah yang sudah berpengalaman dalam merawat anggota keluarganya yang sakit. Semakin matang umur seseorang maka mereka akan lebih bertanggung jawab dan lebih objektifitas sehingga rasa sayang dan memiliki sesama keluarga akan semakin erat. Perilaku positif dipengaruhi oleh faktor pendidikan. Hasil penelitian didapatkan 38,3% atau 23 keluarga mempunyai tingkat pendidikan SMP. Menurut Sunaryo (2004) salah satu faktor eksogen perilaku seseorang adalah lingkungan. Lingkungan disini menyangkut segala sesuatu yang ada disekitar individu, baik fisik, biologis maupun sosial. Ternyata lingkungan sangat berpengaruh terhadap perilaku individu

7 65 karena lingkungan merupakan lahan untuk perkembangan perilaku. Pergaulan sosial yang positif akan menanamkan konsep perilaku yang baik. Sesuai teori di atas menurut pendapat peneliti dapat disimpulkan bahwa jenjang pendidikan SMPdikategorikan dalam pendidikan dasar namun keluarga berperilaku positif dikarenakan masyarakat sering bertukar informasi antar sesama ketika ada informasi tentang cara perawatan anggota keluarga yang menderita skizofrenia. Asumsi tersebut sesuai dengan fakta yang di gambarkan di lokasi penelitian bahwa dengan adanya fenomena Kampung Gila banyak para peneliti baik pendidik maupun mahasiswa untuk tertarik membuat penelitian di Desa Paringan. Akibatnya keluarga yang anggota keluarganya menderita skizofrenia menjadi sering mendapatkan informasi tentang perawatan pasien skizofrenia. Fakta hasil penelitian didapatkan keluarga berperilaku positif berpenghasilan < Rp ,00 sebanyak 32 (53,3%). Informasi merupakan fungsi penting untuk membantu mengurangi rasa cemas dan semain banyak informasi akan menambah pengetahuan seseorang (Notoadmojo, 2008). Menurut Sunaryo (2004) bahwa individu dengan intelegensi, yaitu individu yang dalam mengambil keputusan dapat bertindak tepat, cepat, dan mudah. Sesuai dengan teori diatas menurut pendapat peneliti keluarga sudah pernah mendapatkan informasi dari petugas kesehatan dan para peneliti baik pendidik maupun mahasiswa. Sumber informasi yang didapat biasanya tidak memerlukan biaya yang banyak bahkan ada yang tanpa biaya, sehingga keluarga yang berpenghasilan kurang tetapi sudah pernah mendapatkan informasi akan berperilaku positif dalam pemenuhan kebutuhan seharihari pasien skizofrenia. Perilaku positif keluarga dipengaruhi oleh lamanya anggota keluarga menderita skizofrenia. Fakta di tempat penelitian diketahui bahwa 60 % atau 36 orang pasien skizofrenia yang dirawat keluarga sudah menderita gangguan jiwa yang bersifat kronis atau 6 bulan. Keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan anggota keluarga dengan menstabilkan kebutuhan kasih sayang, sosio-ekonomi dan kebutuhan seksual (Andarmoyo, 2012). Keluarga merupakan pendukung utama (primary care giver) dalam perawatan pasien skizofrenia yang diharapkan mampu menjadi support group bagi penderita selama menjalani perawatan di rumah (Setiadi, 2006). Kesanggupan keluarga mempertahankan dan mendukung kesehatan pasien dapat dilihat dari tugas kesehatan yang dilaksanakan antara lain mengenali masalah kesehatan, membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat, memberikan perawatan pada anggota keluarga yang sakit, menggunakan fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat dan menciptakan suasana

8 66 rumah yang menunjang bagi pasien (Herawati N, 2000). Sesuai dengan teori di atas menurut pendapat peneliti dapat disimpulkan bahwa pengalaman mempengaruhi perilaku seseorang. Semakin lama pengalaman keluarga merawat anggota keluarganya yang sakit maka keluarga menjadi terbiasa untuk memenuhi kebutuhan yang diperlukan penderita sehingga keluarga memiliki pengalaman yang baik dalam merawat anggota keluarga yang menderita skizofrenia. Hasil penelitian didapatkan 18,3% atau 11 keluarga bekerja sebagai petani. Sesuai teori Notoadmojo (2007) yang menyatakan bahwa mayarakat yang sibuk bekerja hanya memiliki sedikit waktu untuk memperoleh informasi. Menurut Sarwono (2004) perilaku manusia merupakan hasil dari segala macam pengalaman, sikap dan tindakan. Beberapa faktor yang membentuk perilaku seseorang diantaranya pengetahuan, sikap dan keterampilan (Notoadmojo, 2010). Sesuai teori di atas menurut pendapat peneliti responden yang bekerja sebagai petani biasanya banyak menghabiskan waktu di luar rumah (sawah) sehingga kurang mendapat informasi dan pengetahuan dari luar. Hal tersebut membuat keluarga kurang memperhatikan kebutuhan anggota keluarga yang menderita skizofrenia dan akan mempengaruhi perilaku keluarga dalam pemenuhan ADL anggota keluarga skizofrenia. Perilaku negatif keluarga dipengaruhi oleh hubungan pasien dengan keluarga. Seluruh keluarga yang perilakunya negatif didapatkan sebagiankecil yaiitu20,0% atau 12 keluarga adalah bukan keluarga inti melainkan saudara. Menurut Andarmoyo (2012), keluarga inti merupakan satu bentuk keluarga tradisional yang dianggap paling ideal. Keluarga inti adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak, tinggal dalam satu rumah, dimana ayah adalah pencari nafkah dan ibu sebagai ibu rumah tangga. Menurut perannya keluarga memiliki pengaruh yang penting terhadap pembentukan identitas seorang individu dan perasaan harga diri. Sesuai dengan teori di atas menurut pendapat peneliti dapat disimpulkan bahwa semakin jauh hubungan pasien dengan keluarga maka tingkat kepedulian terhadap keluarga yang sakit adalah kurang. Keluarga mengganggap bahwa orang yang sakit adalah saudara jauhnya sehingga untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari mereka kurang memperhatikannya. Perilaku negatif keluarga juga dipengaruhi oleh penderita skizofrenia yang tinggal sendiri dan tidak tinggal bersama dengan keluarganya. Hal ini diperkuat dengan pernyataan kuesioner no 9 Keluarga Tidak Menyiapkan Makan Untuk Pasien dengan skor 203 (84.58%). Menurut Andarmoyo (2012) fungsi biologis keluarga artinya adalah fungsi untuk reproduksi,

9 67 pemelihara dan membesarkan anak, memberi makan, mempertahankan kesehatan dan rekreasi. Menurut pendapat peneliti pasien yang tidak tinggal serumah dengan pasien dalam kehidupan sehari-hari keluarga kurang memantau keadaannya dan berdampak pada kebutuhan sehari-hari penderita yang tidak terpenuhi. Keluarga berperilaku negatif pada indikator berpakaian dan berhias pernyataan nomor 16 dengan skor 158 atau sebagian besar 65,83% keluarga tidak, kadangkadang dan jarang membantu pasien ganti baju 2x dalam sehari, nomor 17 dengan skor 100 atau hampir setengahnya yaitu 41,66% keluarga tidak, kadang-kadang dan jarang membiasakan pasien memakai wangiwangian setelah mandi, dan nomor 18 dengan skor 132 atau sebagian besar 55 % keluarga tidak, kadang-kadang dan jarang membantu pasien menyisir rambut. Pakaian atau cara seseorang dalam berpakaian merupakan hal yang sangat penting karena merupakan simbol kepribadian orang tersebut. Gejala pada pasien gangguan jiwa dapat berupa gangguan kesadaran, ingatan, orientasi, afek, emosi, psikomotor, proses pikir, presepsi dan pemikiran, penampilan atau pola hidup (Maramis, W.F. 1995). Ketidakmampuan berhias/berdandan, ditandai dengan rambut acak-acakan, pakaian kotor dan tidak rapi, pakaian tidak sesuai, pada pasien laki-laki tidak bercukur, pada pasien wanita tidak berdandan(purba dkk, 2011). Sesuai dengan teori di atas menurut pendapat peneliti dapat disimpulkan bahwa paradigma masyarakat sekarang yang menggap bahwa pasien skizofrenia adalah aib keluarga terbukti dengan tubuhnya yang tampak kotor dan tidak rapi serta perilakunya yang aneh membuat mereka enggan merawatnya. Mereka menganggap bahwa pasien skizofrenia adalah penyakit gangguan dari roh halus dan harus berobat ke dukun bukan malah petugas medis yang harus menangani. C. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian, maka secara umum dapat disimpulkan Perilaku keluarga dalam pemenuhan Activity of Daily Living (ADL) Anggota keluarga dengan Skizofrenia di Desa Paringan, Kecamatan Jenangan diketahui bahwa dari 60 responden sebagian besar yaitu 36 (60%) keluarga berperilaku positif dan hampir setengahnya yaitu 24 (40%) keluarga berperilaku negative. Perilaku Positif keluarga dipengaruhi oleh faktor usia, pendidikan, sosial ekonomi, lamanya anggota keluarga menderita skizofrenia, sedangkan perilaku negatif keluarga dipengaruhi oleh faktor pekerjaan, hubungan pasien dengan keluarga, penderita skizofrenia yang tinggal sendiri dan tidak tinggal bersama dengan keluarga serta kebiasaan keluarga dalam merawat pasien skizofrenia dalam kebutuhan berdandan dan berhias.

10 68 D. SARAN Bagi Keluarga Bagi keluarga di Desa Paringan, Kecamatan Jenangan, Kabupaten Ponorogo disarankan untuk mempertahankan dan meningkatkan perilaku positif yang telah dilakukan dalam upaya pemenuhan kebutuhan sehari-hari anggota keluarga yang menderita skizofrenia. Bagi Tempat Penelitian Disarankan bagi pegawai desa Paringan untuk selalu memperhatikan penduduknya terutama yang menderita skizofrenia dengan cara bekerjasama dengan yayasan yang sudah ada untuk selalu memberikan kontribusi terkait perawatan, pengobatan dan upaya untuk mencegah kekambuhan pasien skizofrenia di masyarakat serta memberikan keterampilan atau kegiatan rutin untuk pasien selama masa perawatan. Bagi Tenaga Kesehatan Disarankan bagi pelayanan kesehatan (puskesmas) terdekat di Desa Paringan,Kecamatan Jenangan, Kabupaten Ponorogo memberikan penyuluhan kepada keluarga melalui media leaflet, poster-poster maupun diskusi khususnya tentang perawatan pasien skizofrenia selama dirumah dan selalu memberikan informasi terkait pengobatan rutin yang harus dilakukan pasien serta upaya home visit untuk terjun langsung ke pasien sekaligus memberikan penyuluhankepada keluarga. Bagi Peneliti Selanjutnya Demi tercapainya kesempurnaan dan lebih meningkatkan Perilaku Keluarga dalam Pemenuhan Activity of Daily Living (ADL) Anggota Keluarga dengan Skizofrenia, maka diperlukan penelitian lebih lanjut tenatang Motivasi Keluarga dalam Meningkatkan Harga Diri Pasien Skizofrenia di Masyarakat. E. DAFTAR PUSTAKA Ambari. (2010). Hubungan Antara Dukungan Keluarga dengan Keberfungsian Sosial pada Pasien Skizofrenia Pasca Perawatan di Rumah Sakit. Program Studi S1 Psikologi. Universitas Diponegoro : Semarang. Diakses pada 5 Agustus 2016, pukul WIB. Andarmoyo, (2012). Keperawatan Keluarga : Konsep Teori, Proses dan Praktik Keprawatan. Yogyakarta : Graha Ilmu. Ardani, Tristiadi Ardi Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Bandung : Karya Putra Darwati. Arikunto. (2005). Manajemen Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.

11 69 (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Edisi Revisi VI. Jakarta : Rineka Cipta. Azwar, Saifuddin. (2011). Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Budiman. (2013). Kapita Selekta Kuesioner. Jakarta : Salemba Medika. Brunner dan Suddarth. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC. Carpenito, L.J. (1997). Buku Saku Diagnosa Keperawatan (Alih Bahasa) Yasmin Asih Edisi 6. Jakarta : EGC. Depkes, RI. (2009). Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta : Departemen Republik Indonesia. Dinas Kesehatan Kabupaten Ponorogo. (2016). Data Dasar Penderita Skizofenia Tahun Ponorogo : Dinas Kesehatan Kabupaten Ponorogo. Effendy. (1998). Dasar-Dasar KeperawatanKesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC. Hardywinoto. (2007). Panduan Gerontologi. Jakarta : Gramedia Pustaka. Hawari, D Pendekatan Holistik pada Gangguan Jiwa, Skizofrenia. Jakarta : FKUI.. (2009). Peran Keluarga dalam Gangguan Jiwa Edisi 21. Jurnal Psikologi Rumah Sakit Jiwa Propinsi Jawa Barat : Bandung.. (2012). Skizofrenia : Pendekatan Holistik (BPPS) Bio-Psiko-Sosial-Spiritual Edisi 3. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Hidayat. (2009). Metode Penelitian Kesehatan Paradigma Kuantitatif. Surabaya : Health Books Publishing.. (2010). Metode Penelitian Kuantatif. Jakarta : Salemba Medika. Kadmaerubun, dkk. (2016). Hubungan Kemandirian Activity Daily Living (ADL) dengan kualitas hidup pada pasien skizofrenia di Polikinik jiwa RSJ Grhasia DIY. Jurnal Keperawatan Respati Volume III, Nomor 1, Maret Diakses pada 29 Agustus 2016, pukul WIB. Keliat, dkk. (2011). Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas. Jakarta : EGC. Maramis, W. F. (1995). Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa edisi 5. Jakarta : Medika.. (1999). Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya: Airlangga.. (2005). Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya : Airlangga. Mu alifa. (2013). Hubungan Antara Pengetahuan Keluarga tentang Gangguan Jiwa Skizofrenia. Program Studi D III Keperawatan Universitas Muhamadiyah Ponorogo. Nasir, Abdul Muhith. (2011). Dasar-Dasar Keperawatan Jiwa. Jakarta : Salemba Medika. Nevid, J.S., Rathus, S.A., & Greene., B. (2005). Psikologi Abnormal. Jakarta : Erlangga.

12 70. (2003). Psikologi Abnormal Edisi Ke 5. Jakarta : Erlangga.Notoatmodjo Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.. (2005). Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Edisi 4. Jakarta : Rineka Cipta.. (2007). Promosi Kesehatan Teori dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta.. (2010). Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.. (2012). Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Nursalam. (2003). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.. (2013). Konsep & Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika. Purba, dkk. (2010). Asuhan Keperawatan Defisit Perawatan Diri pada Klien dengan Masalah Psikososial dan Gangguan Jiwa. Medan : Universitas Sumatra Utara. Sarwono S. (2004). Sosiologi Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Setiadi, Arif & Imam. (2006). Skizofrenia Memahami Dinamika Keluarga Pasien. Jakarta : Refika Aditya. Sugiarto, Andi. (2005). Penilaian Keseimbangan Dengan Aktivitas Kehidupan Sehari-Hari Pada Lansia Di Panti Werdha Pelkris Elim Semarang Dengan Menggunakan Berg Balance Scale Dan Indeks Barthel. Program Studi Rehabilitasi Medik Fakultas Ilmu Kedokteran Universitas Diponegoro. Diakses pada 5 Agustus 2016, pukul WIB. Sugiyono. (2007). Statistik Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta. Sunaryo. (2004). Psikologi Untuk Keperawatan. Jakarta : EGC. Tarwoto dan Wartonah. (2010). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan Edisi ketiga. Jakarta : Salemba Medika. Wawan, A dan Dewi, M Teori & Pengukuran Pengetahuan Sikap dan Perilaku Manusia.Yogyakarta : Nuha Medika. Wiramihardja, A. Sutardo. (2007). Pengantar Psikologi Abnormal. Bandung : PT. Rendika Aditama. WHO. (2013). prevalensi /schizophrenia/en/. Diakses pada 9 Agustus 2016 pukul WIB. Yosep. (2009). Keperawatan Jiwa. Bandung : Refika Aditama.. (2011). Keperawatan Jiwa. Bandung : Refika Aditama.

BAB 1 PENDAHULUAN. melanjutkan kelangsungan hidupnya. Salah satu masalah kesehatan utama di dunia

BAB 1 PENDAHULUAN. melanjutkan kelangsungan hidupnya. Salah satu masalah kesehatan utama di dunia 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesehatan merupakan salah satu modal penting bagi setiap individu untuk melanjutkan kelangsungan hidupnya. Salah satu masalah kesehatan utama di dunia yang

Lebih terperinci

KARYA TULIS ILMIAH PERILAKU KELUARGA DALAM PEMENUHAN ACTIVITY OF DAILY LIVING (ADL) ANGGOTA KELUARGA DENGAN SKIZOFRENIA

KARYA TULIS ILMIAH PERILAKU KELUARGA DALAM PEMENUHAN ACTIVITY OF DAILY LIVING (ADL) ANGGOTA KELUARGA DENGAN SKIZOFRENIA KARYA TULIS ILMIAH PERILAKU KELUARGA DALAM PEMENUHAN ACTIVITY OF DAILY LIVING (ADL) ANGGOTA KELUARGA DENGAN SKIZOFRENIA Di Desa Paringan, Kecamatan Jenangan, Kabupaten Ponorogo Oleh: DINDA MAR ATUSH SHOLIHAH

Lebih terperinci

A. Pengertian Defisit Perawatan Diri B. Klasifikasi Defisit Perawatan Diri C. Etiologi Defisit Perawatan Diri

A. Pengertian Defisit Perawatan Diri B. Klasifikasi Defisit Perawatan Diri C. Etiologi Defisit Perawatan Diri A. Pengertian Defisit Perawatan Diri Kurang perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktifitas perawatan diri (mandi, berhias, makan, toileting) (Maslim, 2001). Kurang perawatan diri adalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. beraneka ragam gangguan pada alam pikir, perasaan dan perilaku yang. penderita sudah mempunyai ciri kepribadian tertentu.

BAB 1 PENDAHULUAN. beraneka ragam gangguan pada alam pikir, perasaan dan perilaku yang. penderita sudah mempunyai ciri kepribadian tertentu. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Gangguan jiwa (skizofrenia) merupakan sekelompok gangguan psikotik, dengan gangguan dasar pada kepribadian, distorsi khas pada proses pikir. Kadang-kadang mempunyai

Lebih terperinci

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1. Berdasarkan Uraian pada Hasil Penelitian dan Pembahasan dapat Ditarik Kesimpulan Sebagai Berikut: 1. Sebagian besar responden mendapatkan dukungan sosial cukup. 2. Sebagian

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN KLIEN DENGAN KASUS DEFISIT PERAWATAN DIRI

LAPORAN PENDAHULUAN KLIEN DENGAN KASUS DEFISIT PERAWATAN DIRI LAPORAN PENDAHULUAN KLIEN DENGAN KASUS DEFISIT PERAWATAN DIRI 1.1 KONSEP PERAWATAN DIRI A. Definisi Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi kebutuhannya guna mempertahankan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEMANDIRIAN DENGAN KUALITAS HIDUP KLIEN SKIZOFRENIA DI KLINIK KEPERAWATAN RSJ GRHASIA DIY

HUBUNGAN ANTARA KEMANDIRIAN DENGAN KUALITAS HIDUP KLIEN SKIZOFRENIA DI KLINIK KEPERAWATAN RSJ GRHASIA DIY HUBUNGAN ANTARA KEMANDIRIAN DENGAN KUALITAS HIDUP KLIEN SKIZOFRENIA DI KLINIK KEPERAWATAN RSJ GRHASIA DIY NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: DINI ANGGRAINI 201110201085 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH

Lebih terperinci

INTISARI HUBUNGAN PERAN SERTA KELUARGA PASIEN GANGGUAN JIWA DENGAN PERAWATAN PASCA HOSPITALISASI DI DESA GEDANGAN GROGOL SUKOHARJO

INTISARI HUBUNGAN PERAN SERTA KELUARGA PASIEN GANGGUAN JIWA DENGAN PERAWATAN PASCA HOSPITALISASI DI DESA GEDANGAN GROGOL SUKOHARJO INTISARI HUBUNGAN PERAN SERTA KELUARGA PASIEN GANGGUAN JIWA DENGAN PERAWATAN PASCA HOSPITALISASI DI DESA GEDANGAN GROGOL SUKOHARJO Dina Risnawati¹, Idris Yani Pamungkas ², Anik suwarni ³ Latar belakang:

Lebih terperinci

dicintai, putusnya hubungan sosial, pengangguran, masalah dalam pernikahan,

dicintai, putusnya hubungan sosial, pengangguran, masalah dalam pernikahan, A. Latar Belakang Gangguan jiwa yang terjadi di era globalisasi dan persaingan bebas cenderung meningkat. Peristiwa kehidupan yang penuh tekanan seperti kehilangan orang yang dicintai, putusnya hubungan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. utama dari penyakit degeneratif, kanker dan kecelakaan (Ruswati, 2010). Salah

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. utama dari penyakit degeneratif, kanker dan kecelakaan (Ruswati, 2010). Salah BAB I Pendahuluan PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gangguan jiwa (mental disorder) merupakan salah satu masalah kesehatan utama dari penyakit degeneratif, kanker dan kecelakaan (Ruswati, 2010). Salah satu

Lebih terperinci

/BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengganggu kelompok dan masyarakat serta dapat. Kondisi kritis ini membawa dampak terhadap peningkatan kualitas

/BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengganggu kelompok dan masyarakat serta dapat. Kondisi kritis ini membawa dampak terhadap peningkatan kualitas 1 /BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan jiwa merupakan salah satu dari empat masalah kesehatan utama di negara - negara maju. Meskipun masalah kesehatan jiwa tidak dianggap sebagai gangguan yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. serta perhatian dari seluruh masyarakat. Beban penyakit atau burden of disease

BAB 1 PENDAHULUAN. serta perhatian dari seluruh masyarakat. Beban penyakit atau burden of disease BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah kesehatan jiwa di Indonesia merupakan masalah kesehatan masyarakat yang sangat penting dan harus mendapat perhatian sungguh-sungguh dari seluruh jajaran lintas

Lebih terperinci

PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014

PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014 PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014 1* Gumarang Malau, 2 Johannes 1 Akademi Keperawatan Prima Jambi 2 STIKes

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tesis ini mengkaji tentang perilaku keluarga dalam penanganan penderita

BAB I PENDAHULUAN. Tesis ini mengkaji tentang perilaku keluarga dalam penanganan penderita BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Tesis ini mengkaji tentang perilaku keluarga dalam penanganan penderita gangguan jiwa (skizofrenia). Sampai saat ini penanganan penderita gangguan jiwa masih sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyesuaikan diri yang mengakibatkan orang menjadi tidak memiliki. suatu kesanggupan (Sunaryo, 2007).Menurut data Badan Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. menyesuaikan diri yang mengakibatkan orang menjadi tidak memiliki. suatu kesanggupan (Sunaryo, 2007).Menurut data Badan Kesehatan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Chaplin,gangguan jiwa adalah ketidakmampuan menyesuaikan diri yang mengakibatkan orang menjadi tidak memiliki suatu kesanggupan (Sunaryo, 2007).Menurut data

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yaitu gangguan jiwa (Neurosa) dan sakit jiwa (Psikosa) (Yosep, hubungan interpersonal serta gangguan fungsi dan peran sosial.

BAB I PENDAHULUAN. yaitu gangguan jiwa (Neurosa) dan sakit jiwa (Psikosa) (Yosep, hubungan interpersonal serta gangguan fungsi dan peran sosial. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Gangguan jiwa adalah kumpulan dari keadaan-keadaan yang tidak normal, baik yang berhubungan dengan fisik, maupun dengan mental. Keabnormalan tersebut dibagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan dinamisnya kehidupan masyarakat. Masalah ini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan dinamisnya kehidupan masyarakat. Masalah ini merupakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penderita gangguan jiwa di dunia diperkirakan akan semakin meningkat seiring dengan dinamisnya kehidupan masyarakat. Masalah ini merupakan masalah yang sangat serius.

Lebih terperinci

STIGMA MASYARAKAT TERHADAP ORANG SAKIT JIWA (SUATU STUDI DI DESA TRUCUK KECAMATANTRUCUK KABUPATEN BOJONEGORO TAHUN 2014)

STIGMA MASYARAKAT TERHADAP ORANG SAKIT JIWA (SUATU STUDI DI DESA TRUCUK KECAMATANTRUCUK KABUPATEN BOJONEGORO TAHUN 2014) STIGMA MASYARAKAT TERHADAP ORANG SAKIT JIWA (SUATU STUDI DI DESA TRUCUK KECAMATANTRUCUK KABUPATEN BOJONEGORO TAHUN 2014) Siti Nurul sya diyah, Agus Ari Afandi, Yoga Agus Pratama Prodi DIII Keperawatan

Lebih terperinci

Aji Galih Nur Pratomo, Sahuri Teguh, S.Kep, Ns *)

Aji Galih Nur Pratomo, Sahuri Teguh, S.Kep, Ns *) Prosiding Seminar Nasional Fakultas Ilmu Kesehatan ISSN 2460-4143 PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PERUBAHAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP MASYARAKAT PADA PENDERITA GANGGUAN JIWA DI DESA NGUTER KABUPATEN

Lebih terperinci

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 3, September 2017 ISSN

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 3, September 2017 ISSN GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 3, September 17 ISSN 250350 TINGKAT KEMANDIRIAN ACTIVITY OF DAILY LIVING (ADL) PADA LANSIA YANG MENGIKUTI DAN TIDAK MENGIKUTI POSYANDU DI KEL. NGAGEL REJO KEC. WONOKROMO

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehat, maka mental (jiwa) dan sosial juga sehat, demikian pula sebaliknya,

BAB I PENDAHULUAN. sehat, maka mental (jiwa) dan sosial juga sehat, demikian pula sebaliknya, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan adalah keadaan sehat fisik, mental dan sosial, bukan semata-mata keadaan tanpa penyakit atau kelemahan (WHO, 2001). Hal ini berarti seseorang dikatakan sehat

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PERAWATAN PASIEN HALUSINASI DENGAN PERILAKU KELUARGA DALAM MERAWAT PASIEN HALUSINASI

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PERAWATAN PASIEN HALUSINASI DENGAN PERILAKU KELUARGA DALAM MERAWAT PASIEN HALUSINASI HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PERAWATAN PASIEN HALUSINASI DENGAN PERILAKU KELUARGA DALAM MERAWAT PASIEN HALUSINASI Hasma Riza 1 Jumaini 2 Arneliwati 3 Email : Hasmariza@rocketmail.com No

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perpecahan antara pemikiran, emosi dan perilaku. Stuart, (2013) mengatakan

BAB I PENDAHULUAN. perpecahan antara pemikiran, emosi dan perilaku. Stuart, (2013) mengatakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Skizofrenia merupakan gangguan kesehatan serius yang perlu mendapatkan perhatian dari keluarga. Townsend (2014), mengatakan skizofrenia yaitu terjadi perpecahan antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara global, diperkirakan sebanyak 24 juta orang telah menderita skizofrenia (WHO, 2009). Di Indonesia, menurut Riskesdas (2007), sebanyak 1 juta orang atau sekitar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Filariasis merupakan penyakit zoonosis menular yang banyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Filariasis merupakan penyakit zoonosis menular yang banyak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Filariasis merupakan penyakit zoonosis menular yang banyak ditemukan di daerah tropis seluruh dunia. Filariasis atau penyakit kaki gajah adalah suatu infeksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gangguan jiwa (mental disorder) merupakan salah satu dari empat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gangguan jiwa (mental disorder) merupakan salah satu dari empat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gangguan jiwa (mental disorder) merupakan salah satu dari empat masalah kesehatan utama di negara-negara maju, modern, industri dan termasuk Indonesia. Meskipun gangguan

Lebih terperinci

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA USIA TAHUN DI RW 08 KELURAHAN SUKUN KECAMATAN SUKUN KOTA MALANG

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA USIA TAHUN DI RW 08 KELURAHAN SUKUN KECAMATAN SUKUN KOTA MALANG HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA USIA 60-74 TAHUN DI RW 08 KELURAHAN SUKUN KECAMATAN SUKUN KOTA MALANG Catharina Galuh Suryondari Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendedes, Jalan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesalahpahaman, dan penghukuman, bukan simpati atau perhatian.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesalahpahaman, dan penghukuman, bukan simpati atau perhatian. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Skizofrenia merupakan suatu sindrom penyakit klinis yang paling membingungkan dan melumpuhkan. Gangguan psikologis ini adalah salah satu jenis gangguan yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. klinis bermakna yang berhubungan dengan distres atau penderitaan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. klinis bermakna yang berhubungan dengan distres atau penderitaan dan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gangguan jiwa yaitu suatu sindrom atau pola perilaku yang secara klinis bermakna yang berhubungan dengan distres atau penderitaan dan menimbulkan gangguan pada satu

Lebih terperinci

PENATALAKSANAAN PASIEN GANGGUAN JIWA DENGAN ISOLASI SOSIAL: MENARIK DIRI DI RUANG ARIMBI RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. Oleh

PENATALAKSANAAN PASIEN GANGGUAN JIWA DENGAN ISOLASI SOSIAL: MENARIK DIRI DI RUANG ARIMBI RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. Oleh PENATALAKSANAAN PASIEN GANGGUAN JIWA DENGAN ISOLASI SOSIAL: MENARIK DIRI DI RUANG ARIMBI RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG Oleh Afandi 1), Y.Susilowati 2) 1) Alumni Akademi Keperawatan Krida Husada,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. juga menimbulkan dampak negatif terutama dalam lingkungan sosial. Gangguan jiwa menjadi masalah serius di seluruh dunia.

BAB I PENDAHULUAN. juga menimbulkan dampak negatif terutama dalam lingkungan sosial. Gangguan jiwa menjadi masalah serius di seluruh dunia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan kondisi masyarakat sangat cepat seiring pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Perubahan yang cepat ini selain membawa manfaat yang

Lebih terperinci

PERSONAL HYGIENE PADA PENDERITA GANGGUAN JIWA DI POLI RSJ Dr. RADJIMAN WEDIODININGRAT LAWANG

PERSONAL HYGIENE PADA PENDERITA GANGGUAN JIWA DI POLI RSJ Dr. RADJIMAN WEDIODININGRAT LAWANG PERSONAL HYGIENE PADA PENDERITA GANGGUAN JIWA DI POLI RSJ Dr. RADJIMAN WEDIODININGRAT LAWANG RANI MEISAROH 11001085 Subject : Personal Hygiene, Gangguan, Jiwa, Penderita DESCRIPTION Pasien jiwa merupakan

Lebih terperinci

RENCANA TESIS OLEH : NORMA RISNASARI

RENCANA TESIS OLEH : NORMA RISNASARI PENGARUH TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK PENYALURAN ENERGI (OLAHRAGA) TERHADAP ACTIVITY OF DAILY LIVING (ADL) PADA PENDERITA GANGGUAN JIWA DI PUSKESMAS REJOSO KEDIRI RENCANA TESIS OLEH : NORMA RISNASARI JUDUL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Skizofrenia merupakan suatu penyakit yang mempengaruhi otak dan menyebabkan timbulnya gangguan pikiran, persepsi, emosi, gerakan dan perilaku yang aneh. Penyakit ini

Lebih terperinci

PENGELOLAAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI PENDENGARAN DAN PENGLIHATAN PADA Tn. E DI RUANG P8 WISMA ANTAREJA RSJ Prof. dr.

PENGELOLAAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI PENDENGARAN DAN PENGLIHATAN PADA Tn. E DI RUANG P8 WISMA ANTAREJA RSJ Prof. dr. PENGELOLAAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI PENDENGARAN DAN PENGLIHATAN PADA Tn. E DI RUANG P8 WISMA ANTAREJA RSJ Prof. dr. SOEROJO MAGELANG Muhammad Nur Firman 1, Abdul Wakhid 2, Wulansari 3 123

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan jiwa adalah suatu kondisi dimana seorang individu dapat berkembang secara fisik, mental, spiritual, dan sosial, sehingga individu tersebut menyadari kemampuan

Lebih terperinci

PENERAPAN FUNGSI AFEKTIF KELUARGA PADA LANSIA DALAM PEMENUHAN ACTIVITY DAILY LIVING

PENERAPAN FUNGSI AFEKTIF KELUARGA PADA LANSIA DALAM PEMENUHAN ACTIVITY DAILY LIVING 144 Jurnal Penelitian Keperawatan Vol 2, (2) Agustus 2016 ISSN. 2407-7232 PENERAPAN FUNGSI AFEKTIF KELUARGA PADA LANSIA DALAM PEMENUHAN ACTIVITY DAILY LIVING APPLICATION AFFECTIVE FUNCTION ON ELDERLY FAMILY

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyimpangan dari fungsi psikologis seperti pembicaraan yang kacau, delusi,

BAB I PENDAHULUAN. penyimpangan dari fungsi psikologis seperti pembicaraan yang kacau, delusi, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Skizofrenia merupakan sekelompok reaksi psikotik yang mempengaruhi berbagai area fungsi individu, termasuk fungsi berfikir dan berkomunikasi, menerima dan menginterpretasikan

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR. memelihara kesehatan mereka karena kondisi fisik atau keadan emosi klien

BAB II KONSEP DASAR. memelihara kesehatan mereka karena kondisi fisik atau keadan emosi klien BAB II KONSEP DASAR A. Pengetian Kurangnya perawatan diri pada pasien gangguan jiwa terjadi akibat adanya perubahan proses pikir sehingga kemampuan untuk melakukan aktivitas perawatan diri menurun, kurang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. mengalami kelemahan kemampuan dalam melakukan atau melengkapi aktivitas

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. mengalami kelemahan kemampuan dalam melakukan atau melengkapi aktivitas BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Defisit Perawatan Diri 1.1. Pengertian Defisit perawatan diri merupakan suatu kondisi pada seseorang yang mengalami kelemahan kemampuan dalam melakukan atau melengkapi aktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Manusia adalah makhluk hidup yang lebih sempurna dibandingkan dengan makhluk yang lain. Konsep tentang manusia bermacam-macam. Ada yang menyatakan bahwa manusia adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi serta perbedaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi serta perbedaan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi serta perbedaan yang terjadi setiap daerah, banyak menyebabkan perubahan dalam segi kehidupan manusia baik fisik, mental,

Lebih terperinci

TINGKAT KECEMASAN KELUARGA DALAM MENGHADAPI ANGGOTA KELUARGA PENDERITA GANGGUAN JIWA DI POLI JIWA RUMAH SAKIT BHAYANGKARA KOTA KEDIRI

TINGKAT KECEMASAN KELUARGA DALAM MENGHADAPI ANGGOTA KELUARGA PENDERITA GANGGUAN JIWA DI POLI JIWA RUMAH SAKIT BHAYANGKARA KOTA KEDIRI TINGKAT KECEMASAN KELUARGA DALAM MENGHADAPI ANGGOTA KELUARGA PENDERITA GANGGUAN JIWA DI POLI JIWA RUMAH SAKIT BHAYANGKARA KOTA KEDIRI Norma Risnasari Prodi DIII Keperawatan Universitas Nusantara PGRI Kediri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh penderita gangguan jiwa antara lain gangguan kognitif, gangguan proses pikir,

BAB I PENDAHULUAN. oleh penderita gangguan jiwa antara lain gangguan kognitif, gangguan proses pikir, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gangguan jiwa merupakan suatu masalah kesehatan yang masih sangat penting untuk diperhatikan, hal itu dikarenakan penderita tidak mempunyai kemampuan untuk menilai realitas

Lebih terperinci

Study Tingkat Kecemasan Penderita Diabetes Mellitus Di Poli Rawat Jalan Puskesmas Ngawi Purba Kabupaten Ngawi

Study Tingkat Kecemasan Penderita Diabetes Mellitus Di Poli Rawat Jalan Puskesmas Ngawi Purba Kabupaten Ngawi Study Tingkat Kecemasan Penderita Diabetes Mellitus Di Poli Rawat Jalan Puskesmas Ngawi Purba Kabupaten Ngawi Oleh : Nurul Hidayah, S.Kep.Ns ABSTRAK Latar belakang : Diabetes mellitus adalah penyakit kronis

Lebih terperinci

Jurnal Husada Mahakam Volume III No. 5, Mei 2013, hal FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KEKAMBUHAN PADA PASIEN SKIZOFRENIA

Jurnal Husada Mahakam Volume III No. 5, Mei 2013, hal FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KEKAMBUHAN PADA PASIEN SKIZOFRENIA PENELITIAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KEKAMBUHAN PADA PASIEN SKIZOFRENIA Rasmun, Edi Sukamto, Leni Piyanti Jurusan Keperawatan Poltekkes Kaltim Abstrak. Salah satu jenis gangguan jiwa yang berat yaitu skizofrenia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keadaan tanpa penyakit atau kelemahan (Riyadi & Purwanto, 2009). Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. keadaan tanpa penyakit atau kelemahan (Riyadi & Purwanto, 2009). Hal ini 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan adalah keadaan sehat fisik, mental dan sosial, bukan semata-mata keadaan tanpa penyakit atau kelemahan (Riyadi & Purwanto, 2009). Hal ini berarti seseorang

Lebih terperinci

Rakhma Nora Ika Susiana *) Abstrak

Rakhma Nora Ika Susiana *) Abstrak TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK SOSIALISASI TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL KLIEN ISOLASI SOSIAL DI RUANG KUTILANG RSJ Dr. RADJIMAN WEDIODININGRAT LAWANG-MALANG Rakhma Nora Ika

Lebih terperinci

Jurnal Care Vol. 4, No.3, Tahun 2016

Jurnal Care Vol. 4, No.3, Tahun 2016 105 GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KLIEN TENTANG CARA PERAWATAN HIPERTENSI Irna Susiati 1), Titiek Hidayati 2), Falasifah Ani Yuniarti 3) 1) Universitas Mayjen Sungkono Mojokerto 2) Departemen Epidemiologi,

Lebih terperinci

Survey inkontinensia urin yang dilakukan oleh Departemen Urologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga RSU Dr. Soetomo tahun 2008 terhadap 793 pen

Survey inkontinensia urin yang dilakukan oleh Departemen Urologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga RSU Dr. Soetomo tahun 2008 terhadap 793 pen BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Inkontinensia urin adalah pengeluaran urin yang tidak terkendali pada waktu yang tidak terkendali dan tanpa melihat frekuensi maupun jumlahnya yang mana keadaan ini

Lebih terperinci

Promotif, Vol.4 No.2, April 2015 Hal 86-94

Promotif, Vol.4 No.2, April 2015 Hal 86-94 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PELAKSANAAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) DI RUANGAN PERAWATAN JIWA RUMAH SAKIT DAERAH MADANI PROPINSI SULAWESI TENGAH Sugeng Adiono Politeknik Kesehatan Kementerian

Lebih terperinci

MOTIVASI KELUARGA DALAM MERAWAT ANGGOTA KELUARGA YANG MENGALAMI GANGGUAN JIWA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS URANGAGUNG SIDOARJO

MOTIVASI KELUARGA DALAM MERAWAT ANGGOTA KELUARGA YANG MENGALAMI GANGGUAN JIWA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS URANGAGUNG SIDOARJO MOTIVASI KELUARGA DALAM MERAWAT ANGGOTA KELUARGA YANG MENGALAMI GANGGUAN JIWA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS URANGAGUNG SIDOARJO HANUM RISKA AMELIA 1212010015 SUBJECT: Motivasi, Keluarga, Gangguan Jiwa DESCRIPTION:

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sendiri. Kehidupan yang sulit dan komplek mengakibatkan bertambahnya

BAB 1 PENDAHULUAN. sendiri. Kehidupan yang sulit dan komplek mengakibatkan bertambahnya 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan yang pesat dalam berbagai bidang kehidupan manusia yang meliputi bidang ekonomi, teknologi, sosial, dan budaya serta bidangbidang yang lain telah membawa

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUBAHAN KONSEP DIRI PADA PASIEN HARGA DIRI RENDAH DI RUMAH SAKIT KHUSUS DAERAH PROV.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUBAHAN KONSEP DIRI PADA PASIEN HARGA DIRI RENDAH DI RUMAH SAKIT KHUSUS DAERAH PROV. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUBAHAN KONSEP DIRI PADA PASIEN HARGA DIRI RENDAH DI RUMAH SAKIT KHUSUS DAERAH PROV. SULAWESI SELATAN Beatris F. Lintin 1. Dahrianis 2. H. Muh. Nur 3 1 Stikes Nani Hasanuddin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial, hal ini dapat dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial, hal ini dapat dilihat dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 menyatakan kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial, hal ini dapat dilihat dari seseorang dengan kualitas hidup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. muncul dalam masyarakat, diantaranya disebabkan oleh faktor politik, sosial

BAB I PENDAHULUAN. muncul dalam masyarakat, diantaranya disebabkan oleh faktor politik, sosial BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi seperti sekarang ini banyak permasalahan sosial yang muncul dalam masyarakat, diantaranya disebabkan oleh faktor politik, sosial budaya serta krisis

Lebih terperinci

Fitri Sri Lestari* Kartinah **

Fitri Sri Lestari* Kartinah ** HUBUNGAN PERSEPSI KELUARGA TENTANG GANGGUAN JIWA DENGAN SIKAP KELUARGA KEPADA ANGGOTA KELUARGA YANG MENGALAMI GANGGUAN JIWA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA Fitri Sri Lestari* Kartinah ** Abstract

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMANDIRIAN PERAWATAN DIRI PASIEN SKIZOFRENIA MELALUI REHABILITASI TERAPI GERAK. Abstrak

PENINGKATAN KEMANDIRIAN PERAWATAN DIRI PASIEN SKIZOFRENIA MELALUI REHABILITASI TERAPI GERAK. Abstrak PENINGKATAN KEMANDIRIAN PERAWATAN DIRI PASIEN SKIZOFRENIA MELALUI REHABILITASI TERAPI GERAK Sri Maryatun Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya E-mail: tunce79@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sisiokultural. Dalam konsep stress-adaptasi penyebab perilaku maladaptif

BAB 1 PENDAHULUAN. sisiokultural. Dalam konsep stress-adaptasi penyebab perilaku maladaptif BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gangguan jiwa merupakan penyakit dengan multi kausal, suatu penyakit dengan berbagai penyebab yang bervariasi. Kausa gangguan jiwa selama ini dikenali meliputi kausa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi permasalahan besar karena komunikasi 1. Oleh sebab itu komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. menjadi permasalahan besar karena komunikasi 1. Oleh sebab itu komunikasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi senantiasa berperan penting dalam proses kehidupan. Komunikasi merupakan inti dari kehidupan sosial manusia dan merupakan komponen dasar dari hubungan antar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kelompok atau masyarakat yang dapat dipengaruhi oleh terpenuhinya kebutuhan dasar

BAB 1 PENDAHULUAN. kelompok atau masyarakat yang dapat dipengaruhi oleh terpenuhinya kebutuhan dasar BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan unsur terpenting dalam kesejahteraan perorangan, kelompok atau masyarakat yang dapat dipengaruhi oleh terpenuhinya kebutuhan dasar hidup seperti

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA KLIEN DENGAN DEFISIT PERAWATAN DIRI DI RUMAH SAKIT JIWA PROF. Dr. MUHAMMAD ILDREM PROVSU

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA KLIEN DENGAN DEFISIT PERAWATAN DIRI DI RUMAH SAKIT JIWA PROF. Dr. MUHAMMAD ILDREM PROVSU LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA KLIEN DENGAN DEFISIT PERAWATAN DIRI DI RUMAH SAKIT JIWA PROF. Dr. MUHAMMAD ILDREM PROVSU OLEH : REFIDA VERONIKA S 012015020 STIKes SANTA ELISABETH MEDAN

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN HIPERTENSI DENGAN POLA HIDUP SEHAT LANSIA DI UNIT REHABILITASI SOSIAL PUCANG GADING SEMARANG ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN HIPERTENSI DENGAN POLA HIDUP SEHAT LANSIA DI UNIT REHABILITASI SOSIAL PUCANG GADING SEMARANG ABSTRAK HUBUNGAN PENGETAHUAN HIPERTENSI DENGAN POLA HIDUP SEHAT LANSIA DI UNIT REHABILITASI SOSIAL PUCANG GADING SEMARANG 7 Anik Eka Purwanti *, Tri Nur Hidayati**,Agustin Syamsianah*** ABSTRAK Latar belakang:

Lebih terperinci

DUKUNGAN KELUARGA MEMPENGARUHI KEPATUHAN MINUM OBAT PASIEN SKIZOFRENIA ABSTRAK

DUKUNGAN KELUARGA MEMPENGARUHI KEPATUHAN MINUM OBAT PASIEN SKIZOFRENIA ABSTRAK DUKUNGAN KELUARGA MEMPENGARUHI KEPATUHAN MINUM OBAT PASIEN SKIZOFRENIA Kristiani Bayu Santoso 1), Farida Halis Dyah Kusuma 2), Erlisa Candrawati 3) 1) Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TRIMESTER I TENTANG ANTENATAL CARE DIPUSKESMAS JEPON KABUPATEN BLORA. Oleh

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TRIMESTER I TENTANG ANTENATAL CARE DIPUSKESMAS JEPON KABUPATEN BLORA. Oleh GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TRIMESTER I TENTANG ANTENATAL CARE DIPUSKESMAS JEPON KABUPATEN BLORA Oleh M. Kusumastuty 1, O. Cahyaningsih 2, D.M. Sanjaya 3 1 Dosen Prodi D-III Kebidanan STIKES

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena adanya kekacauan pikiran, persepsi dan tingkah laku di mana. tidak mampu menyesuaikan diri dengan diri sendiri, orang lain,

BAB I PENDAHULUAN. karena adanya kekacauan pikiran, persepsi dan tingkah laku di mana. tidak mampu menyesuaikan diri dengan diri sendiri, orang lain, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gangguan jiwa merupakan suatu penyakit yang disebabkan karena adanya kekacauan pikiran, persepsi dan tingkah laku di mana individu tidak mampu menyesuaikan

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. D DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI DI RUANG MAESPATI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. D DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI DI RUANG MAESPATI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. D DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI DI RUANG MAESPATI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Disusun oleh : CAHYO FIRMAN TRISNO. S J 200 090

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Lebih terperinci

GAMBARAN PERKEMBANGAN SOSIAL DAN KEMANDIRIAN PADA ANAK PRASEKOLAH USIA 4-6 TAHUN DI TK AL- ISLAH UNGARAN BARAT

GAMBARAN PERKEMBANGAN SOSIAL DAN KEMANDIRIAN PADA ANAK PRASEKOLAH USIA 4-6 TAHUN DI TK AL- ISLAH UNGARAN BARAT GAMBARAN PERKEMBANGAN SOSIAL DAN KEMANDIRIAN PADA ANAK PRASEKOLAH USIA 4-6 TAHUN DI TK AL- ISLAH UNGARAN BARAT Fiktina Vifri Ismiriyam 1), Anggun Trisnasari 2), Desti Endang Kartikasari 3) Universitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Gangguan jiwa merupakan suatu penyakit yang disebabkan karena adanya

BAB 1 PENDAHULUAN. Gangguan jiwa merupakan suatu penyakit yang disebabkan karena adanya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gangguan jiwa merupakan suatu penyakit yang disebabkan karena adanya kekacauan pikiran, persepsi dan tingkah laku di mana individu tidak mampu menyesuaikan diri dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu kondisi perkembangan individu secara fisik, mental, spiritual, dan sosial

BAB I PENDAHULUAN. suatu kondisi perkembangan individu secara fisik, mental, spiritual, dan sosial BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kesehatan Jiwa menurut Undang-undang kesehatan jiwa tahun 2014 adalah suatu kondisi perkembangan individu secara fisik, mental, spiritual, dan sosial sehingga

Lebih terperinci

TINGKAT KECEMASAN PASIEN PREOPERATIF PADA PEMBEDAHAN SEKSIO SESAREA DI RUANG SRIKANDI RSUD KOTA SEMARANG

TINGKAT KECEMASAN PASIEN PREOPERATIF PADA PEMBEDAHAN SEKSIO SESAREA DI RUANG SRIKANDI RSUD KOTA SEMARANG TINGKAT KECEMASAN PASIEN PREOPERATIF PADA PEMBEDAHAN SEKSIO SESAREA DI RUANG SRIKANDI RSUD KOTA SEMARANG Iis Sriningsih* ), Dhani Afriani** ) *) Dosen Prodi DIV Keperawatan Semarang, Poltekkes Kemenkes

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG GANGGUAN JIWA DENGAN DUKUNGAN KELUARGA YANG MEMPUNYAI ANGGOTA KELUARGA SKIZOFRENIA DI RSJD SURAKARTA SKRIPSI

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG GANGGUAN JIWA DENGAN DUKUNGAN KELUARGA YANG MEMPUNYAI ANGGOTA KELUARGA SKIZOFRENIA DI RSJD SURAKARTA SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG GANGGUAN JIWA DENGAN DUKUNGAN KELUARGA YANG MEMPUNYAI ANGGOTA KELUARGA SKIZOFRENIA DI RSJD SURAKARTA SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Keperawatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan kestabilan emosional. Upaya kesehatan jiwa dapat dilakukan. pekerjaan, & lingkungan masyarakat (Videbeck, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. dan kestabilan emosional. Upaya kesehatan jiwa dapat dilakukan. pekerjaan, & lingkungan masyarakat (Videbeck, 2008). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan jiwa merupakan suatu kondisi sehat emosional, psikologi, dan sosial, yang terlihat dari hubungan interpersonal yang memuaskan, perilaku dan koping

Lebih terperinci

DUKUNGAN KELUARGA DAN HARGA DIRI PASIEN KANKER PAYUDARA DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN

DUKUNGAN KELUARGA DAN HARGA DIRI PASIEN KANKER PAYUDARA DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN DUKUNGAN KELUARGA DAN HARGA DIRI PASIEN KANKER PAYUDARA DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN Christine Handayani Siburian*, Sri Eka Wahyuni** * Mahasiswa Fakultas Keperawatan USU **Dosen Departemen Keperawatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan jiwa menurut WHO (World Health Organization) adalah ketika

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan jiwa menurut WHO (World Health Organization) adalah ketika 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan jiwa menurut WHO (World Health Organization) adalah ketika seseorang tersebut merasa sehat dan bahagia, mampu menghadapi tantangan hidup serta dapat menerima

Lebih terperinci

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU KELUARGA TERHADAP FAKTOR RESIKO JATUH PADA LANSIA DI WILAYAH BINAAN PUSKESMAS ARCAMANIK KOTA BANDUNG

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU KELUARGA TERHADAP FAKTOR RESIKO JATUH PADA LANSIA DI WILAYAH BINAAN PUSKESMAS ARCAMANIK KOTA BANDUNG Konferensi Nasional Ilmu Sosial & Teknologi (KNiST) Maret 201, pp. 383~388 GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU KELUARGA TERHADAP FAKTOR RESIKO JATUH PADA LANSIA DI WILAYAH BINAAN PUSKESMAS

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan tubuh yang bersih meminimalkan risiko terhadap kemungkinan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan tubuh yang bersih meminimalkan risiko terhadap kemungkinan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebersihan diri merupakan langkah awal mewujudkan kesehatan. Dengan tubuh yang bersih meminimalkan risiko terhadap kemungkinan terjangkitnya suatu penyakit,

Lebih terperinci

PENGARUH TINDAKAN GENERALIS HALUSINASI TERHADAP FREKUENSI HALUSINASI PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI RS JIWA GRHASIA PEMDA DIY NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH TINDAKAN GENERALIS HALUSINASI TERHADAP FREKUENSI HALUSINASI PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI RS JIWA GRHASIA PEMDA DIY NASKAH PUBLIKASI PENGARUH TINDAKAN GENERALIS HALUSINASI TERHADAP FREKUENSI HALUSINASI PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI RS JIWA GRHASIA PEMDA DIY NASKAH PUBLIKASI Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Mencapai Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Skizofrenia adalah gangguan mental yang sangat berat. Gangguan ini ditandai dengan gejala-gejala positif seperti pembicaraan yang kacau, delusi, halusinasi, gangguan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat serius dan memprihatinkan. Kementerian kesehatan RI dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat serius dan memprihatinkan. Kementerian kesehatan RI dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan adalah investasi paling mahal guna meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Dalam era globalisasi ini kemajuan teknologi mampu memberikan pengaruh perubahan

Lebih terperinci

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN JIWA. PADA Sdr.W DENGAN HARGA DIRI RENDAH. DI RUANG X ( KRESNO ) RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. 1. Inisial : Sdr.

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN JIWA. PADA Sdr.W DENGAN HARGA DIRI RENDAH. DI RUANG X ( KRESNO ) RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. 1. Inisial : Sdr. BAB III ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Sdr.W DENGAN HARGA DIRI RENDAH DI RUANG X ( KRESNO ) RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG A. Identitas Pasien 1. Inisial : Sdr. W 2. Umur : 26 tahun 3. No.CM : 064601

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI GUSRINI RUBIYANTI NIM I PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK

NASKAH PUBLIKASI GUSRINI RUBIYANTI NIM I PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK NASKAH PUBLIKASI PENGARUH TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK (TAK) STIMULASI PERSEPSI TERHADAP KEMAMPUAN KLIEN MENGONTROL HALUSINASI DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SUNGAI BANGKONG PONTIANAK GUSRINI RUBIYANTI NIM I31112011

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci : Tingkat pengetahuan, Dukungan keluarga Personal hygiene

ABSTRAK. Kata Kunci : Tingkat pengetahuan, Dukungan keluarga Personal hygiene HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PERSONAL HYGIENE PADA SISWA DI SDN PANJANG WETAN IV KECAMATAN PEKALONGAN UTARA KOTA PEKALONGAN 6 Asep Dwi Prasetyo ABSTRAK Faktor faktor tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di Indonesia, masalah kesehatan jiwa banyak terjadi dengan berbagai variasi dan gejala yang berbeda-beda. Seseorang dikatakan dalam kondisi jiwa yang sehat,

Lebih terperinci

DUKUNGAN KELUARGA DALAM MEMENUHI KEBERSIHAN DIRI PADA PENDERITA STROKE (CVA) YANG MENGALAMI GANGGUAN MOTORIK. Chindy Maria Orizani*

DUKUNGAN KELUARGA DALAM MEMENUHI KEBERSIHAN DIRI PADA PENDERITA STROKE (CVA) YANG MENGALAMI GANGGUAN MOTORIK. Chindy Maria Orizani* DUKUNGAN KELUARGA DALAM MEMENUHI KEBERSIHAN DIRI PADA PENDERITA STROKE (CVA) YANG MENGALAMI GANGGUAN MOTORIK ABSTRACT Chindy Maria Orizani* *Akademi Keperawatan Adi Husada Surabaya Most of stroke patients

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Gangguan jiwa adalah gangguan dalam cara berfikir (cognitive),

BAB 1 PENDAHULUAN. Gangguan jiwa adalah gangguan dalam cara berfikir (cognitive), BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gangguan jiwa adalah gangguan dalam cara berfikir (cognitive), kemauan (volition), emosi (affective), dan tindakan (psychomotor). Dari berbagai penelitian dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengadaptasikan keinginan-keinginan dengan kenyataan-kenyataan yang

BAB I PENDAHULUAN. mengadaptasikan keinginan-keinginan dengan kenyataan-kenyataan yang BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pada masa globalisasi saat ini dengan kehidupan modern yang semakin kompleks, manusia cenderung akan mengalami stress apabila ia tidak mampu mengadaptasikan keinginan-keinginan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan jiwa bukan hanya sekedar terbebas dari gangguan jiwa,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan jiwa bukan hanya sekedar terbebas dari gangguan jiwa, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan jiwa bukan hanya sekedar terbebas dari gangguan jiwa, tetapi juga merupakan suatu hal yang dibutuhkan oleh semua orang. Kesehatan jiwa merupakan perasaan sehat

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG CARA MERAWAT PASIEN HALUSINASI DI RUMAH

GAMBARAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG CARA MERAWAT PASIEN HALUSINASI DI RUMAH GAMBARAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG CARA MERAWAT PASIEN HALUSINASI DI RUMAH Lendra Hayani 1, Veny Elita 2, Oswati Hasanah 3 Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Riau Email: Lendra Hayani@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan jiwa adalah bagian dari kesehatan secara menyeluruh, bukan sekedar

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan jiwa adalah bagian dari kesehatan secara menyeluruh, bukan sekedar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan jiwa adalah bagian dari kesehatan secara menyeluruh, bukan sekedar terbebas dari gangguan jiwa, tetapi pemenuhan kebutuhan perasaan bahagia, sehat, serta

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. stressor, produktif dan mampu memberikan konstribusi terhadap masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. stressor, produktif dan mampu memberikan konstribusi terhadap masyarakat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sehat jiwa adalah keadaan mental yang sejahtera ketika seseorang mampu merealisasikan potensi yang dimiliki, memiliki koping yang baik terhadap stressor, produktif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan mengalami kekambuhan. WHO (2001) menyatakan, paling tidak ada

BAB I PENDAHULUAN. akan mengalami kekambuhan. WHO (2001) menyatakan, paling tidak ada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di zaman era globalisasi ini banyak sekali masyarakat yang mengalami gangguan jiwa dan biasanya pasien yang telah mengalami gangguan jiwa akan mengalami kekambuhan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyebab yang sering disampaikan adalah stres subjektif atau biopsikososial

BAB I PENDAHULUAN. Penyebab yang sering disampaikan adalah stres subjektif atau biopsikososial BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gangguan jiwa adalah gangguan secara psikologis atau perilaku yang terjadi pada seseorang, umumnya terkait dengan gangguan afektif, perilaku, kognitif dan perseptual.

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA USIA TAHUN TENTANG DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA DENGAN TEKNIK SADARI

GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA USIA TAHUN TENTANG DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA DENGAN TEKNIK SADARI GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA USIA 20 30 TAHUN TENTANG DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA DENGAN TEKNIK SADARI Susilowati Dosen Akper Pamenang Pare Kediri Kanker payudara adalah kanker yang terjadi pada payudara

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEMANDIRIAN ADL (ACTIVITY DAILY LIVING) PADA LANSIA

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEMANDIRIAN ADL (ACTIVITY DAILY LIVING) PADA LANSIA HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEMANDIRIAN ADL (ACTIVITY DAILY LIVING) PADA LANSIA THE CORRELATION BETWEEN FAMILY SUPPORT AND ELDERLY DAILY LIVING ACTIVITIES INDEPENDENCES Endang Mei Yunalia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kasus gangguan jiwa berat mendapatkan perhatian besar di berbagai negara. Beberapa

BAB I PENDAHULUAN. Kasus gangguan jiwa berat mendapatkan perhatian besar di berbagai negara. Beberapa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kasus gangguan jiwa berat mendapatkan perhatian besar di berbagai negara. Beberapa peneliti melaporkan kasus gangguan jiwa terbesar adalah skizofrenia. Menurut capai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, kepercayaan yang keliru terhadap kusta dan cacat yang. Berdasarkan laporan regional World Health Organzation (WHO)

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, kepercayaan yang keliru terhadap kusta dan cacat yang. Berdasarkan laporan regional World Health Organzation (WHO) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyakit kusta sampai saat ini masih ditakuti masyarakat, keluarga termasuk sebagian petugas kesehatan. Hal ini disebabkan masih kurangnya pengetahuan, kepercayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam pendidikan, pekerjaan dan pergaulan (Keliat, 2006). Menurut

BAB I PENDAHULUAN. dalam pendidikan, pekerjaan dan pergaulan (Keliat, 2006). Menurut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gangguan jiwa merupakan suatu perubahan dalam pikiran, prilaku dan suasana perasaan yang menimbulkan hambatan dalam melaksanakan fungsi psikologis. Orang yang mengalami

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSEPSI REMAJA PUTRI, DAN PERAN KELUARGA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI TAHUN 2014

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSEPSI REMAJA PUTRI, DAN PERAN KELUARGA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI TAHUN 2014 HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSEPSI REMAJA PUTRI, DAN PERAN KELUARGA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI TAHUN 2014 Herlina 1, *Resli 2 1 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Prima

Lebih terperinci