BAB II LANDASAN TEORI. 1. Penelitian dengan judul Analisis Semantik dalam Syair Kesenian Cowong di Desa Pekuncen Kecamatan Kroya Kabupaten Cilacap.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI. 1. Penelitian dengan judul Analisis Semantik dalam Syair Kesenian Cowong di Desa Pekuncen Kecamatan Kroya Kabupaten Cilacap."

Transkripsi

1 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Sejenis yang Relevan 1. Penelitian dengan judul Analisis Semantik dalam Syair Kesenian Cowong di Desa Pekuncen Kecamatan Kroya Kabupaten Cilacap. Kajian yang pertama yaitu berjudul Analisis Semantik dalam Syair Kesenian Cowong di Desa Pekuncen Kecamatan Kroya Kabupaten Cilacap. Penelitian ini dilakukan oleh Aris Sujarno mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purwokerto tahun Penelitian ini relevan karena memiliki persamaan sama-sama menganalisis kajian semantik lirik lagu berdasarkan kajian semantik. Peneliti menggunakan pendekatan Semantik mendeskripsikan makna, maksud dan informasi yang terdapat dalam gaya bahasa bahasa metafora dalam syair Kesenian Cowong di Desa Pakuncen, Kecamatan Kroya, Kabupaten Cilacap. Perbedaannya dengan penelitian ini terletak pada objek dan sumber data yang digunakan dalam penelitian. Penelitian ini menggunakan lirik lagu suporter sedangkan penelitian sebelumnya menggunakan syair kesenian cowong. Penelitian ini membahas aspek-aspek makna sedangkan penelitian sebelumnya adalah gaya bahasa. Selain itu, sumber data yang digunakan oleh peneliti juga berbeda dengan peneliti sebelumnya. Penelitian ini menggunakan lirik lagu suporter sepak bola sebagai sumber data penelitiannya sedangkan peneliti sebelumnya menggunakan syair kesenian cowong Pakuncen Kecamatan Kroya Kabupaten Cilacap. 8

2 9 2. Penelitian dengan judul Kajian Semantik Pada Syair Lagu Kesenian Tradisional Klening Mekar Rahayu di Desa Suka Rahayu. Kecamatan Langen Sari, Banjar. Kajian yang kedua yaitu berjudul Kajian Semantik Pada Syair Lagu Kesenian Tradisional Klening Mekar Rahayu di Desa Suka Rahayu. Kecamatan Langen Sari.Banjar. Penelitian ini dilakukan oleh Sunyi Artiningsih mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purwokerto tahun 2013.Penelitian ini relevan karena memiliki persamaan menganalisis kajian semantik lirik lagu berdasarkan kajian semantik. Peneliti menggunakan pendekatan Semantik mendiskripsikan makna, maksud dan informasi pada Syair Lagu Kesenian Tradisional Klening Mekar Rahayu di Desa Suka Rahayu. Kecamatan Langen Sari.Banjar. Perbedaannya dengan penelitian yang dilakukan penulis terletak pada objek dan sumber data yang digunakan dalam penelitian. Penelitian yang dilakukan oleh penulis menggunakan lirik lagu suporter sedangkan penulis sebelumnya menggunakan Syair Lagu Kesenian Tradisional Klening. Di dalam penelitian ini penulis juga membahas aspek-aspek makna sedangkan penulis sebelumnya adalah jenis-jenis makna dalam semantik. Selain itu, sumber data yang digunakan oleh penulis juga berbeda dengan penulis sebelumnya. Penulis menggunakan lirik lagu suporter sepak bola sebagai sumber data penelitiannya sedangkan penulis sebelumnya menggunakan Syair Lagu Kesenian Tradisional Klening. B. Lirik Lagu Menurut Moeliono (2007:678) lirik mempunyai dua pengertian yaitu karya sastra puisi yang berisi curahan perasaan pribadi dan susunan sebuah nyanyian. Lirik (dalam lagu) adalah rangkaian pesan verbal yang tertulis dengan sistematika tertentu

3 10 untuk menimbulkan kesan tertentu juga, isi pesan verbal tersebut mewakili gagasan penulis (lirik) yang merupakan respon dari lingkungan fisik manusia. Dalam menyampaikan pesan kepada pendengar, suporter menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi. Menurut Sausure (2010:4) bahasa adalah suatu sistem tanda yang mengekspresikan ide-ide (gagasan-gagasan) dan karena itu sistem tulis, huruf-huruf untuk orang bisu-tuli, symbol-simbol keagamaan, aturan sopan-santun, tanda-tanda kemiliteran dan sebagainya. Semua itu merupakan hal yang sangat penting dari keseluruhan sistem. Lirik merupakan reaksi simbolik dari manusia yang merupakan respon dari segala sesuatu yang terjadi dan dirasakan oleh lingkungan fisiknya. Kondisi lingkungan itu juga ditangkap oleh pikiran yang menghasilkan gagasan atau ide dan dituangkan dengan bahasa atau kata-kata. Sejalan dengan pendapat Berger (2010:1) bahwa kata-kata dipakai sebagai tanda dari suatu konsep atau ide. Dalam hal ini, ada satu tujuan komunikasi yang harus diingat, yakni bahwa tanda bermakna sesuatu. Makna dalam lirik merupakan ungkapan perasaan yang dilakukan pengarang. Lirik inilah yang sekarang dikenal sebagai puisi dan sajak, yakni karya sastra yang berisi ekspresi (curahan) perasaan pribadi yang lebih mengutamakan cara mengekspersikannya. Sedangkan lagu, merupakan bagian dari kebudayaan. Melalui lagu, manusia mengekspresikan perasaan, harapan, aspirasi dan cita-cita, yang mempresentasikan pandangan hidup dan semangat. Lagu sebagai media yang universal dan efektif, dapat menuangkan gagasan, pesan, dan ekspresi pencipta kepada pendengarnya melalui lirik, komposisi musik, pemilihan instrumen musik, dan cara dia membawakannya. Gagasan dalam lagu dapat berupa ungkapan

4 11 kegembiraan, protes terhadap suatu hal, kemarahan, kegundahan dan sebagainya, sependapat dengan Moeliono (2007:624) lagu adalah ragam suara berirama. Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa lirik lagu merupakan katakata yang merupakan reaksi simbolik dari manusia yang merupakan respon dari segala sesuatu yang terjadi dan dirasakan oleh lingkungan fisiknya (yang dipengaruhi oleh akal sehat dan rasionalitas). Simbol digunakan oleh manusia untuk memaknai dan memahami bahasa yang tidak dapat dilihat secara langsung, namun kenyataan tersebut dapat terlihat dan dirasakan oleh indera manusia, stimulus ini kemudian diolah oleh pikiran, kemudian tercipta konsep atau penafsiran tertentu dan kemudian simbol yang diciptakan tersebut akan membentuk makna tertentu sesuai dengan apa yang akan diungkapkan. C. Pengertian Semantik Kata semantik dalam bahasa Indonesia (Inggris: semantics) berasal dari bahasa Yunani sema (kata benda) yang berarti tanda atau lambang. Kata kerjanya adalah semaino yang berarti menandai atau melambangkan. Maksudnya di sini, tanda atau lambang sebagai padanan kata sema itu adalah tanda linguistik. Menurut de Saussure (dalam Chaer, 2013:29-30) setiap tanda lingustik terdiri atas dua unsur yaitu yang diartikan dan yang mengartikan. Unsur yang diartikan sebenarnya tidak lain adalah konsep atau makna dari sesuatu tanda bunyi, sedangkan yang mengartikan itu adalah tidak lain daripada bunyi-bunyi itu, yang terbentuk dari fonem-fonem bahasa yang bersangkutan.

5 12 Dalam berbagai kepustakaan linguistik disebutkan bidang studi linguistik yang objek penelitiannya makna bahasa juga merupakan satu tataran linguistik. Kalau istilah ini tetap dipakai tentu harus diingat bahwa status tataran semantik dengan tataran fonologi, morfologi, dan sintaksis adalah tidak sama, sebab secara hierarkial satuan bahasa yang disebut wacana, dibangun oleh kalimat; satuan kalimat dibangun oleh klausa; satuan klausa dibangun oleh frase; satuan frase dibangun oleh kata; satuan kata dibangun oleh morfem; satuan morfem dibangun oleh fonem; dan akhirnya satuan fonem dibangun oleh fon atau bunyi. Dari bangun-membangun itu, dapat diajukan pertanyaan, dimanakah letaknya semantik?. Semantik, dengan objeknya yakni makna, berada di seluruh atau di semua tataran yang bangun membangun ini; makna berada di dalam tataran fonologi, morfologi, dan sintaksis (Chaer, 2013:6-7). Makna yang dalam sebuah kata untuk berkomunikasi akan menghasilkan makna. Ketika pendengar mendengarkan makna yang diujarkan akan menangkap maksud dari keadaan disekitarnya. Sehingga makna dalam kata harus mempunyai kesepakatan makna antara pemberi kata dan penerima kata. Makna sebagai penghubung bahasa dengan dunia luar sesuai dengan kesepakatan para pemakainya sehingga dapat saling mengerti (Djajasudarma, 2008:5). Semantik adalah telaah makna. Semantik menelaah lambang-lambang atau tanda-tanda yang menyatakan makna, hubungan makna yang satu dengan yang lain, dan pengaruhnya terhadap manusia dan masyarakat. Pateda (2010:79) menyatakan bahwa istilah (meaning) makna merupakan kata dan istilah yang membingungkan. Makna tersebut selalu menyatu pada tuturan kata ataupun kalimat. Ullman dalam

6 13 Pateda (2010:82) menyatakan bahwa istilah: name, sense, dan think. Soal makna terdapat pada sense dan ada hubungan timbal balik antara nama dengan pengertian sense. Dalam Kamus Bahasa Indonesia, pengertian makna dijabarkan menjadi: (i) arti: memperhatikan makna setiap kata yang terdapat dalam tulisan kuno itu, (ii) maksud pembicara atau penulis, (iii) pengertian yang diberikan kepada suatu bentuk kebahasaan. Berdasarkan pengertian di atas, peneliti menyimpulkan bahwa semantik adalah ilmu memahami unsur dalam-bahasa (intralingual). Unsur bahasa tersebut mengacu kepada sesuatu referen oleh kata; satuan kata dibangun oleh morfem; satuan morfem dibangun oleh fonem; dan akhirnya satuan fonem dibangun oleh fon dengan menelaah lambang-lambang atau anda-tanda yang menyatakan makna. Hubungan makna yang satu dengan yang lain, akan berpengaruh terhadap manusia dan masyarakat. D. Aspek-Aspek Makna Dalam penelitian ini akan dianalisis empat aspek makna. Aspek-aspek tersebut adalah pengertian (sense), nilai rasa (feeling), nada (tone), dan maksud (tone). Untuk menganalisis data pada penelitian ini menggunkan teori-teori mengenai aspek-aspek makna. Teori-teori tersebut disampaikan oleh Pateda, Djajasudarma, Chaer, dan Verhaar. 1. Pengertian (Sense) Pengertian menurut Pateda (2010:91-92) disebut juga tema, yang melibatkan ide atau pesan yang dimaksud. Pesan tersebut tidak terlepas dari komunikasi unsur

7 14 pendengar (ragam lisan) dan pembaca (ragam tulis). Tiap orang berbicara dan tiap hari kita mendengar orang berbicara bahkan berbicara dengan kawan bicara kita. Ketika orang berbicara, ia menggunakan kata-kata atau kalimat yang mendukung ide atau pesan yang ia maksud. Tema atau ide antara pendengar (ragam lisan) dan pembaca (ragam tulis) membicarakan sesuatu atau menjadi topik pembicaraan. Misalnya, tentang cuaca: (1) Hari ini hujan. (2) Hari ini mendung. Memiliki pengertian sama terhadap satuan-satuan hari, ini, hujan dan mendung. Kita mengerti tema di dalam informasi karena apa yang kita bicarakan memiliki tema dan pengertian. Sejalan dengan pendapat itu Djajasudarma (2013:3-4) mengungkapkan aspek makna pengertian ini dapat dicapai apabila antara pembicara atau penulis dan kawan bicara berbahasa sama. Informasi atau apa yang kita ceritakan tersebut memiliki persoalan inti yang biasa disebut tema. Informasi merupakan suatu gejala di luar ujaran yang dilihat dari segi objek atau yang dibicarakan (Chaer, 2013:35) sedangkan Verhaar (1995:131) menyatakan bahwa informasi menyangkut segi objektif dari suatu yang dibicarakan dengan ujaran. Informasi merupakan keterangan isi dari keseluruhan makna yang dibicarakan dengan ujaran. Setiap ujaran menghasilkan informasi apabila sudah diketahui makna yang terkandung di dalamnya. Agar lebih jelas penulis memberikan contoh sebagai berikut: Kata ayah sama maksudnya dengan kata bapak, sebab keduanya sama-sama mengacu pada orang tua laki-laki. Begitupun kalimat Dika menendang bola bersama maknanya dengan bola ditendang Dika, sebab keduanya memberi pengertian keterangan, atau informasi yang sama. Sesungguhnya pendapat

8 15 mereka itu keliru kalau dilihat dari prinsip umum di atas. Tetapi, mengapa terjadi demikian?karena mengacaukan pengertian makna dengan informasi maka banyak juga orang yang menyatakan suatu kalimat tertentu sama maknanya dengan parafase dari kalimat itu. Ini pun keliru sebab parafase tidak lain dari pada rumusan informasi yang sama dalam bentuk ujaran yang lain. Jadi, dapat disimpulkan bahwa makna pengertian (sense) sama halnya dengan tema yaitu makna yang melibatkan ide yang dimaksud antara pendengar (ragam lisan) dan pembaca (ragam tulis) dalam lingkar komunikasi. Artinya apa yang kita katakan dan apa yang kita dengar pasti mengandung pengertian(sense). Kita mengerti pengertian (sense) tersebut karena kita memahami kata-kata yang melambangkan tema yang dimaksud. Komunikasi antara pembaca/pembicara dan pendengar harus mempunyai bahasa yang sama supaya komunikasi berjalan dengan lancar dan pesan yang ingin disampaikan pembicara dapat tersampaikan dengan baik. 2. Nilai Rasa (Feeling) Nilai rasa berhubungan dengan sikap pembicara dengan situasi pembicara. Dalam kehidupan sehari-hari kita selalu berhubungan dengan perasaan (misalnya sedih, panas, dingin, gembira, jengkel, gatal). Pernyataan situasi yang berhubungan dengan aspek makna perasaan tersebut digunakan kata-kata yang sesuai dengan situasi. Kata-kata yang muncul dari perasaan merupakan ekspresi yang berhubungan dengan pengalaman (Djajasudarma, 2013:4). Dalam kehidupan sehari-hari selamanya kita berhubungan dengan rasa dan perasaan. Katakanlah kita dingin, jengkel, terharu, gembira, dan untuk menggambarkan hal-hal yang berhubungan dengan aspek perasaan tersebut, kita gunakan kata-kata yang sesuai. Kalau kita berkata, Saya akan pergi sebenarnya ada

9 16 dorongan perasaan untuk pergi. Demikian pula kita berkata Saya minta roti, karena ada dorongan perasaan, berhubungan dengan perasaan baik yang berhubungan dengan dorongan atau penilaian. Kita berkata Saya akan pergi, menunjukan pada dorongan, sedangkan kalimat yang berbunyi, Engkau malas, menunjuk pada penilaian. Kata-kata: saya, pergi, malas, mempunyai nilai rasa, dan setiap kata mempunyai makna yang berhubungan dengan perasaan (Pateda, 2010:93-94). Jadi, dapat disimpulkan bahwa nilai rasa adalah nilai yang berhubungan dengan perasaan pembicara yang pada akhirnya mempengaruhi situasi dan sikap pembicara dalam menyampaikan pesan. Perasaan yang menyelimuti dirinya diungkapkan di dalam kata-kata yang menyatakan pula tentang lingkungan dan kehidupan masyarakat sekitarnya. Setiap situasi dan sikap pembicara dalam menyampaikan pesan kepada pendengar dipengaruhi oleh perasaan yang sedang dialaminya. Artinya, dalam kehidupan sehari-hari selamanya kita berhubungan dengan perasaan. Katakanlah kita jengkel, terharu, gembira dan untuk menggambarkan hal-hal yang berhubungan dengan aspek nilai rasa (feeling) tersebut, kita gunakan kata-kata yang sesuai. 3. Nada (Tone) Aspek nada (tone) menurut Djajasudarma (2013:5) adalah an attitude to his listener (sikap pembicara terhadap kawan berbicara) atau dikatakan pula penyair atau penulis terhadap pembaca. Aspek makna nada melibatkan pembicara untuk memilih kata-kata yang sesuai dengan keadaan lawan bicara atau pembicara sendiri. Aspek makna nada berhubungan antara pembicara dengan pendengar yang akan

10 17 menentukan sikap yang akan tercermin dari leksem-leksem yang digunakan. Hubungan pembicara-pendengar (kawan bicara) akan menentukan sikap yang akan tercermin di dalam kata-kata yang akan digunakan. Pada perasaan jengkel maka sikap kita akan berlawanan dengan perasaan gembira. Bila kita jengkel akan memilih aspek makna nada dengan meninggi. Sejalan dengan pendapat Pateda (2010:94) mengungkapkan aspek makna yang berhubungan dengan nada lebih banyak dinyatakan oleh hubungan antar pembicara dengan pendengar, antara penulis dengan pembaca. Maksudnya yakni: apakah pembicara telah mengenal pendengar, apakah pembicara telah mempunyai kesamaan latar belakang dengan pendengar, apakah pembicara sealiran politik dengan pendengar? Aspek nada berhubungan dengan aspek makna yang bernilai rasa. Aspek nada dalam lirik nyanyian tidak akan lepas dari bunyi suprasegmental. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Muslich dan Chaer. Bunyi suprasegmental menurut Muslich (2010, 61-66) adalah bunyi-bunyi bahasa ketika diucapkan ada yang dapat disegmen-segmenkan bunyi vokoid dan kontoid. Menurut Chaer (2007:120) bunyi yang suprasegmental berkenaan dengan keras lembut, panjang pendek dan jeda. Oleh para fonetisi, bunyi suprasegmental ini dikelompokkan menjadi empat jenis : a. Tinggi-Rendah Ketika bunyi-bunyi segmental diucapkan selalu melibatkan nada, baik nada tinggi, sedang, atau rendah. Hal ini disebabkan karena faktor ketegangan pita suara,

11 18 arus udara, dan posisi pita suara ketika bunyi itu diucapkan. Nada ini menjadi perhatian fonetis karena secara linguistis berpengaruh pada tataran dalam satuan sistem linguistis tertentu. Variasi-variasi pada nada pun dapat dipakai untuk menyatakan perbedaan makna pada tataran kata (tona) dan perbedaan maksud pada tataran kalimat (intonasi). Pada tataran kata ditandai dengan angka arab [1] untuk nada rendah setingkat do, [2] untuk nada biasa setingkat nada re, [3] untuk nada tinggi setingkat mi, dan [4] untuk nada setingkat paling tinggi setingkat nada fa. Pada tataran kalimat ditandai dengan [ ] untuk intonasi turun yang biasa terdapat dalam kalimat berita (deklaratif), [II] untuk intonasi datar naik, yang biasa terdapat dalam kalimat tanya, dan [==] untuk intonasi datar tinggi, yang biasa terdapat dalam kalimat perintah. Misalnya nada tinggi tajam menunjukan kemarahan, nada menandakan kesusahan, dan nada tinggi menunjukan kegembiraan. b. Keras-Lemah Variasai tekanan ini dapat dikelompokan menjadi empat, yaitu (1) tekanan keras yang ditandai [ ], (2) tekanan sedang ditandai [-], (3) tekanan lemah yang ditandai dengan [`], dan (4) tidak ada tekanan yang ditandai dengan tidak adanya tanda diakritik. Dalam bahasa-bahasa tertentu, variasi tekanan ini ternyata bisa membedakan makna pada tataran kata, dan membedakan maksud pada tataran kalimat. Pada tataran kata, tekanan selalu bersifat silabis, yaitu tekanan yang diarahkan pada sialaba tertentu. Pada tataran kalimat, tekanan bersifat leksis, yaitu tekanan yang diarahkan pada kata tertentu yang ingin ditonjolkan.

12 19 c. Panjang-Pendek Bunyi-bunyi segmental juga dapat dibedakan dari panjang pendeknya ketika bunyi itu diucapkan. Bunyi panjang untuk vokaid diberi tanda satuan mora, tanda titik satu [.] dinamakan satu mora, tanda titik dua [:] dinamakan dua mora, dan tanda titik tiga [:.] menandakan tiga mora. Sementara itu bunyi-bunyi untuk kontoid diberi tanda rangkap, dengan istilah geminat. Geminat adalah rentetan artikulasi yang sama benar (identik) sehingga menimbulkan kontoid. Dalam bahasa tertentu variasi panjang pendek bunyi ini ternyata bisa membedakan makna (sebagai fonem), bahkan bermakna (sebagai morfem). Dalam bahasa Indonesia, aspek durasi ini tidak membedakan makna atau tidak fonemis, juga tidak mempunyai makna atau tidak morfemis. d. Kesenyapan Pemutusan suatu arus bunyi-bunyi segmental ketika diujarkan oleh penutur atau biasa disebut kesenyapan. Kesenyapan awal dan akhir ditandai dengan palang rangkap memanjang [#], kesenyapan diantara kata menggunakan palang rangkap pendek [#], sedangkan kesenyapan diantara suku kata ditandai dengan palang tunggal [+]. Perhatikan contoh berikut: Ini buku: [# i+ni#bu+ku#] Kesenyapan awal terjadi ketika bunyi itu akan diujarkan, ketika akan mengujarkan kalimat ini buku. Kesenyapan tengah terjadi antara ucapan dalam kalimat, misalnya antara suku kata i dan ni pada kata ini, walaupun kesenyapan itu sangat singkat. Kesenyapan akhir terjadi pada akhir ujaran, misalnya ujaran akhir kalimat ini buku terjadi kesenyapan yang tak terbatas sesudahnya.

13 20 Jadi, dapat disimpulkan bahwa aspek nada (Tone) adalah gabungan antara nada, tekanan, durasi dan kesenyapan. Kerja sama keempat jenis suprasegmental sejak awal hingga akhir yang disebut intonasi. Artinya, dalam membentuk suatu makna pada kata dan kalimat bahasa Indonesia merupakan kerja sama intonasi dengan kata atau kalimat. Hal tersebut akan menentukan sikap pembicara terhadap kawan bicara yang melibatkan pembicara untuk memilih kata-kata dengan nada tinggi rendah, keras lemah, panjang pendek, dan kesenyapan yang sesuai dengan keadaan lawan bicara atau pembicara sendiri. 4. Maksud (Intension) Verhaar (1992:192) menyatakan bahwa maksud adalah sesuatu diluar ujaranujaran yang terkait dengan pengujar. Maksud menyangkut segi subjektif si pemakai bahasa. Maksud itu sesuatu ujaran-ujaran dari si penutur. Itu karena maksud banyak digunakan dalam bentuk-bentuk ujaran yang diantaranya meliputi metafora, hiperbola, ironi, litotes dan bentuk gaya-gaya bahasa yang lainnya. Selama masih menyangkut segi bahasa, maka maksud itu masih dipahami maknanya Tujuan maksud yakni efek yang ingin dicapai oleh pembicara atau penulis. Dalam hal ini, memahami suatu hal dalam seluruh konteks merupakan suatu usaha untuk memahami makna dalam komunikasi. Setiap ujaran yang disampaikan pembicara itu sebenarnya bertujuan untuk menyampaikan maksud kepada pendengar. Ujaran pembicara tidak langsung mengarah kepada maksud yang ingin disampaikan. Oleh karena itu, maksud dari setiap pembicara harus dipahami betul oleh pendengar supaya tidak terjadi kesalahpahaman dalam menafsirkan maksud tersebut (Keraf, 2004:25).

14 21 Sejalan dengan pendapat Chaer (2013:35) menyatakan bahwa maksud merupakan suatu gejala di luar ujaran yang dilihat dari segi si pengujar, orang berbicara, atau pihak subjeknya. Agar lebih jelas penulis memberikan contoh tentang maksud. Di samping stadion banyak sekali pedagang asongan yang menawarkan dagangannya kepada suporter. Suporter yang sedang mengantri membeli tiket mendengar pedagang asongan dengan kalimat tanya Minum, minum?. Padahal pedagang asongan tidak bermaksud bertanya atau sedang minum, melainkan bermaksud menawarkan. Aspek makna tujuan ini adalah his aim, conscious or unconscious the effect he is endeavouring to promote (tujuan atau maksud, baik disadari maupun tidak, akibat usaha dari peningkatan). Apa yang kita ungkapkan di dalam makna aspek tujuan tertentu. Klasifikasi makna tujuan tersebut melibatkan enam sifat yaitu, deklaratif, persuasif, imperatif, naratif, politis dan paedagogis (Djajasudarma 2013:6). Seperti terlihat pada diagram yang dikemukakan oleh Leech (1975): Pembicara /penulis Pesan Pendengar/pem baca Ekspersif Pokok Persoalan Fatik imformasional Astetik Direktif \Fungsi sangat langsung melibatkan peran sosial dari bahasa adalah fungsi ekspresif, direktif, dan fatik. Fungsi ekspresif disebut juga fungsi emotif, afektif, dan ideasional. Disebut demikian karena fungsi ekspresif berkaitan dengan fungsi

15 22 bahasa dilihat dari penyampai pesan atau penutur. Bagi penutur atau penyampaian pesan, bahasa digunakan untuk menyampaikan dan mengekspresikan perasaan (aspek emotif), sikap (afektif), dan gagasan, informasi, atau pesan (ideasional). Fungsi fatik disebut juga fungsi interpersonal dan interaksional. Fungsi fatik merupakan fungsi bahasa untuk menajalin hubungan, memelihara hubungan, memperlihatkan perasaan bersahabat, dan solidaritas sosial. Dalam komunikasi, ungkapan-ungkapan yang digunakan biasanya sudah tetap. Fungsi informasional Fungsi ini berfokus pada makna dan dapat dipergunakan untuk menginformasikan sesuatu. Misalnya, melaporkan, mendeskripsikan, menjelaskan, dan menginformasikan sesuatu. Fungsi direktif, fungsi untuk mengatur tingkah laku pendengar. Fungsi ini disebut juga fungsi instrumental dan fungsi retorikal. Dalam konteks ini, bahasa tidak hanya dipahami oleh pendengar saja, tetapi dapat mempengaruhi pendengar untuk melakukan suatu tindakan seperti yang diinginkan oleh penuturnya. Kita dapat melihat diantara aspek tujuan tersebut di dalam penyuluhan pemerintah tentang kesehatan, dapat ditinjau dari makna deklaratif, Pemeliharaan kesehatan dapat menunjang program pemerintah di dalam memelihara lingkungan dan meningkatkan taraf kehidupan bangsa ; makna aspek persuasif, Dengan pola makan empat sehat lima sempurna di tiap kampung akan menjamin kesehatan masyarakat ; makna imperatif, Halaman-halaman rumah di tiap-tiap tempat ditanami dengan apotek hidup ; makna aspek naratif, Manusia hidup panjang dengan memelihara kesehatan dan memerhatikan sikap pemerintah dalam meningkatkan tarap hidup sehat ; aspek makna politis, Rakyat sehat Negara kuat.

16 23 Pendapat tersebut selaras dengan pendapat Pateda (2010:95) yang mengutip pendapat Shipley bahwa maksud senang atau tidak senang, efek usaha keras yang dilaksanakan. Maksud yang diinginkan dapat bersifat deklaratif, imperatif, naratif, paedagogis, pendidikan, persuasif, rekreatif atau politis, semua mengandung maksud tertentu. Ketika si pengujar menyampaikan makna ujarannya dengan ringkas dan jelas, maka akan bersifat deklaratif, membujuk secara halus maka akan bersifat persuasif, memerintah atau memberikan komando maka akan bersifat imperatif, menceritakan suatu rangkaian kejadian maka akan bersifat naratif, dan ketika sifat makna tersebut bermaksud cara bertindak maka akan bersifat politis. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, peneliti menyimpulkan bahwa maksud adalah ujaran dari pembicara atau penulis yang tidak mudah dipahami oleh pendengar atau pembaca sehingga harus ada usaha untuk memahami setiap ujaran atau maksud yang disampaikan. Maksud tersebut mempunyai enam sifat yaitu deklaratif, persuasif, imperatif, naratif, dan politis. Adapun Ciri-ciri dari maksud antara lain: a. Maksud merupakan sesuatu yang berada di luar ujaran. b. Maksud dilihat dari segi subjektif. c. Maksud digunakan dalam bentuk ujaran yang diantaranya metafora, ironi dan litotes, dan bentuk-bentuk gaya bahasa yang lain. d. Maksud menyangkut persoalan semantik, apabila lambang-lambang yang digunakan masih berbentuk lingual. E. Persibangga Nama lengkap : Persatuan Sepak Bola Indonesia Purbalingga

17 24 Julukan : Laskar Jendral Soedirman Stadion : Goentoer Darjono, Purbalingga, Indonesia (kapasitas ) Liga Kelompok Suporter : Indonesia Soccer Championship B : Braling Mania Prestasi :1. Juara devisi II Liga Indonesia musim Runner up devisi I Liga Indonesia Persibangga merupakan singkatan dari Persatuan Sepak Bola Indonesia Purbalingga adalah sebuah tim sepak bola Indonesia yang berbasis di kabupaten Purbalingga. Persibangga saat ini berlaga di devisi utama liga Indonesia. Markas tim ini di stadion Gelora Goentoer Darjono yang berkapasitas Tim Persibangga berdiri pada tahun 1950, sebelumnya telah ada organisasi PORIP (Persatuan Olahraga Indonesia Purbalingga). Pada tahun 1954 PORIP kemudian berganti nama menjadi PERSAP (Persatuan Sepak Bola Antar Purbalingga). Kemudian pada tanggal 18 Januari 2011 berinkarnasi menjadi Persibangga (Persatuan Sepak bola Indonesia Purbalingga) berdasarkan Kongres di Bali tepatnya tanggal Januari 2011.

BAB I PENDAHULUAN. menengah, hingga masyarakat golongan atas. Akibatnya, muncul kelompokkelompok

BAB I PENDAHULUAN. menengah, hingga masyarakat golongan atas. Akibatnya, muncul kelompokkelompok 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepak bola merupakan salah satu jenis olahraga yang akrab dengan masyarakat, mulai dari masyarakat golongan bawah, masyarakat golongan menengah, hingga masyarakat

Lebih terperinci

CIRI-CIRI PROSODI ATAU SUPRASEGMENTAL DALAM BAHASA INDONESIA

CIRI-CIRI PROSODI ATAU SUPRASEGMENTAL DALAM BAHASA INDONESIA TUGAS KELOMPOK CIRI-CIRI PROSODI ATAU SUPRASEGMENTAL DALAM BAHASA INDONESIA MATA KULIAH : FONOLOGI DOSEN : Yuyun Safitri, S.Pd DISUSUN OLEH: ANSHORY ARIFIN ( 511000228 ) FRANSISKA B.B ( 511000092 ) HAPPY

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah gambaran mental dari obyek, proses atau apa pun yang ada di luar

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah gambaran mental dari obyek, proses atau apa pun yang ada di luar BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari obyek, proses atau apa pun yang ada di luar bahasa, dan yang dipergunakan akal budi untuk memahami hal-hal

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. di luar bahasa, dan yang dipergunakan akal budi untuk memahami hal-hal tersebut

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. di luar bahasa, dan yang dipergunakan akal budi untuk memahami hal-hal tersebut BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari obyek, proses, atau apa pun yang ada di luar bahasa, dan yang dipergunakan akal budi untuk memahami hal-hal

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Kebudayaan Widhagdo (1988 : 21) menyatakan bahwa kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia untuk memenuhi kehidupan. Semuanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pikiran dan perasaannya bilamana tidak saling menyerap tanda-tanda yang

BAB I PENDAHULUAN. pikiran dan perasaannya bilamana tidak saling menyerap tanda-tanda yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada umumnya bahasa dipahami sebagai alat komunikasi dalam kehidupan masyarakat. Manusia dalam hidup bermasyarakat saling menyampaikan pikiran dan perasaannya. Manusia

Lebih terperinci

ANALISIS ASPEK MAKNA TUJUAN PADA SLOGAN LALU LINTAS DI KOTA SURAKARTA : TINJAUAN SEMANTIK NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

ANALISIS ASPEK MAKNA TUJUAN PADA SLOGAN LALU LINTAS DI KOTA SURAKARTA : TINJAUAN SEMANTIK NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan ANALISIS ASPEK MAKNA TUJUAN PADA SLOGAN LALU LINTAS DI KOTA SURAKARTA : TINJAUAN SEMANTIK NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalin hubungan dengan dunia luar, hal ini berarti bahwa fungsi utama

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalin hubungan dengan dunia luar, hal ini berarti bahwa fungsi utama BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan wahana komunikasi yang paling efektif bagi manusia dalam menjalin hubungan dengan dunia luar, hal ini berarti bahwa fungsi utama bahasa adalah sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perwujudan peradaban dan kebudayaan serta satuan lambang bunyi yang

BAB I PENDAHULUAN. perwujudan peradaban dan kebudayaan serta satuan lambang bunyi yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Menurut Kridalaksana (2008: 25) bahasa adalah salah satu bentuk perwujudan peradaban dan kebudayaan serta satuan lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sendiri mempunyai kelebihan yang tidak dimiliki oleh makhluk lainnya. Salah

BAB I PENDAHULUAN. sendiri mempunyai kelebihan yang tidak dimiliki oleh makhluk lainnya. Salah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ciptaan Tuhan yang paling tinggi derajatnya adalah manusia, manusia sendiri mempunyai kelebihan yang tidak dimiliki oleh makhluk lainnya. Salah satu kelebihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peristiwa berkomunikasi. Di dalam berkomunikasi dan berinteraksi, manusia

BAB I PENDAHULUAN. peristiwa berkomunikasi. Di dalam berkomunikasi dan berinteraksi, manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari manusia hampir tidak dapat terlepas dari peristiwa berkomunikasi. Di dalam berkomunikasi dan berinteraksi, manusia memerlukan sarana untuk

Lebih terperinci

FONOLOGI FONEM SUPRASEGMENTAL / CIRI-CIRI PROSODI. Dosen Pengampu : Prof. Dr. I Nengah Martha, M.Pd. Oleh: Ni Kadek Mega Ratnawati ( ) 1/A

FONOLOGI FONEM SUPRASEGMENTAL / CIRI-CIRI PROSODI. Dosen Pengampu : Prof. Dr. I Nengah Martha, M.Pd. Oleh: Ni Kadek Mega Ratnawati ( ) 1/A FONOLOGI FONEM SUPRASEGMENTAL / CIRI-CIRI PROSODI Dosen Pengampu : Prof. Dr. I Nengah Martha, M.Pd. Oleh: Ni Kadek Mega Ratnawati (1512011041) Anak Agung Ngurah Bagus Janitra Dewanta (1512011034) 1/A JURUSAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari peristiwa komunikasi untuk mengungkapkan gagasan, ide,

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari peristiwa komunikasi untuk mengungkapkan gagasan, ide, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir-hampir tidak pernah dapat terlepas dari peristiwa komunikasi untuk mengungkapkan gagasan, ide, maupun isi pikiran kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan kalimat tersebut juga harus memperhatikan susunan kata

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan kalimat tersebut juga harus memperhatikan susunan kata BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia membutuhkan alat untuk berkomunikasi dalam masyarakat. Kalimat berperan penting sebagai wujud tuturan dalam berkomunikasi dan berinteraksi sesama manusia. Penutur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sangat penting dalam kehidupan manusia, baik komunikasi. kehidupan masyarakat. Manusia membutuhkan bahasa sebagai alat untuk

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sangat penting dalam kehidupan manusia, baik komunikasi. kehidupan masyarakat. Manusia membutuhkan bahasa sebagai alat untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa sangat penting dalam kehidupan manusia, baik komunikasi antarindividu yang satu dengan yang lain maupun antar kelompok yang satu dengan yang lain. Interaksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seperti morfem, kata, kelompok kata, kalusa, kalimat. Satuan-satuan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. seperti morfem, kata, kelompok kata, kalusa, kalimat. Satuan-satuan tersebut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa sebagai alat komunikasi dan interaksi pada dasarnya tidak dapat ditafsirkan secara terpisah, karena dalam bahasa mempunyai satuan-satuan seperti morfem, kata,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu dengan yang lainnya, yang kemudian disebut dengan komunikasi. Bahasa merupakan alat komunikasi

Lebih terperinci

ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LAGU ANAK-ANAK CIPTAAN A.T. MAHMUD

ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LAGU ANAK-ANAK CIPTAAN A.T. MAHMUD ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LAGU ANAK-ANAK CIPTAAN A.T. MAHMUD SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesatuan dan kesinambungan mengandung irama dan ragam nada (suara yang berirama) disebut

BAB I PENDAHULUAN. kesatuan dan kesinambungan mengandung irama dan ragam nada (suara yang berirama) disebut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Lagu merupakan seni nada atau suara dalam urutan, kombinasi dan hubungan temporal biasanya diiringi dengan alat musik untuk menghasilkan gubahan musik yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat berupa tujuan jangka pendek, menengah, dan panjang. Dalam mata

BAB I PENDAHULUAN. dapat berupa tujuan jangka pendek, menengah, dan panjang. Dalam mata BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Peningkatan hasil belajar siswa merupakan tujuan yang ingin selalu dicapai oleh para pelaksana pendidikan dan peserta didik. Tujuan tersebut dapat berupa

Lebih terperinci

ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN HIPERBOLA LAGU-LAGU JIKUSTIK DALAM ALBUM KUMPULAN TERBAIK

ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN HIPERBOLA LAGU-LAGU JIKUSTIK DALAM ALBUM KUMPULAN TERBAIK ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN HIPERBOLA LAGU-LAGU JIKUSTIK DALAM ALBUM KUMPULAN TERBAIK SKRIPSI Usulan Penelitian untuk Skripsi S-1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah Diajukan Oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi antaranggota masyarakat yang berupa sistem

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi antaranggota masyarakat yang berupa sistem BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah alat komunikasi antaranggota masyarakat yang berupa sistem lambang bunyi yang bermakna dan dihasilkan oleh alat ucap manusia (Keraf, 2004:1), sedangkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Penelitian tentang teknik-teknik persuasif pada bentuk wacana tulis sudah

BAB II LANDASAN TEORI. Penelitian tentang teknik-teknik persuasif pada bentuk wacana tulis sudah 7 BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevan Penelitian tentang teknik-teknik persuasif pada bentuk wacana tulis sudah banyak dilakukan. Meskipun demikian, penelitian ini masih tetap menarik untuk

Lebih terperinci

UNIVERSITAS TERBUKA UPBJJ BANDUNG

UNIVERSITAS TERBUKA UPBJJ BANDUNG UNIVERSITAS TERBUKA UPBJJ BANDUNG Nama Mata Kuliah Kode/SKS Waktu SOAL TUGAS TUTORIAL II : Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD : PGSD 4405/3 (tiga) : 60 menit/pada pertemuan ke-5 PILIHLAH SALAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Dalam kehidupan bermasyarakat, manusia tidak terlepas dengan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Dalam kehidupan bermasyarakat, manusia tidak terlepas dengan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam kehidupan bermasyarakat, manusia tidak terlepas dengan manusia yang lain. Ia selalu berhubungan dengan orang lain dalam memenuhi kebutuhannya. Hubungan ini dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berjalan dengan baik. Sarana itu berupa bahasa. Dengan bahasa masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. berjalan dengan baik. Sarana itu berupa bahasa. Dengan bahasa masyarakat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam kehidupan masyarakat manusia membutuhkan alat komunikasi untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Dalam berkomunikasi diperlukan adanya sarana

Lebih terperinci

ASPEK-ASPEK MAKNA DALAM LIRIK LAGU SUPORTER PERSIBANGGA TAHUN 2015

ASPEK-ASPEK MAKNA DALAM LIRIK LAGU SUPORTER PERSIBANGGA TAHUN 2015 ASPEK-ASPEK MAKNA DALAM LIRIK LAGU SUPORTER PERSIBANGGA TAHUN 2015 Skripsi Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan oleh: Aji Dwi Pratikno 1101040104 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik, semantik adalah bidang yang fokus mempelajari tentang makna baik yang berupa text

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik, semantik adalah bidang yang fokus mempelajari tentang makna baik yang berupa text BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan oleh manusia dalam kehidupan seharihari. Ketika berbahasa ada bentuk nyata dari pikiran yang ingin disampaikan kepada mitra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa memiliki sistem fonologi dan tata bahasanya sendiri, yang membedakannya dari bahasa lain. Oleh karena itu, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa memiliki sistem fonologi dan tata bahasanya sendiri, yang membedakannya dari bahasa lain. Oleh karena itu, masyarakat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap bahasa memiliki sistem fonologi dan tata bahasanya sendiri, yang membedakannya dari bahasa lain. Oleh karena itu, masyarakat pemakai bahasa membutuhkan satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peranan yang penting dalam kehidupan manusia. Menurut Felicia (2001), dalam berkomunikasi sehari-hari, salah satu alat yang paling sering digunakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa Orientasi Siswa (selanjutnya disebut MOS) merupakan suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa Orientasi Siswa (selanjutnya disebut MOS) merupakan suatu 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa Orientasi Siswa (selanjutnya disebut MOS) merupakan suatu kegiatan yang rutin dilakukan oleh pihak sekolah untuk menyambut kedatangan siswa baru. Kegiatan ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tulisan atau bisa disebut dengan bahasa tulis.

BAB I PENDAHULUAN. tulisan atau bisa disebut dengan bahasa tulis. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penggunaan bahasa di dalam masyarakat untuk wujud pemakaian bahasa berupa kata, frase, klausa, dan kalimat. Oleh sebab itu, perkembangan bahasa terjadi pada tataran

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORETIK

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORETIK BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORETIK 2.1 Teori-Teori Yang Relevan Dengan Variabel Yang Diteliti 2.1.1 Pengertian Semantik Semantik ialah bidang linguistik yang mengkaji hubungan antara tanda-tanda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan alat komunikasi yang ampuh untuk mengadakan hubungan komunikasi dan melakukan kerja sama. Dalam kehidupan masyarakat, bahasa menjadi kebutuhan pokok

Lebih terperinci

ANALISIS TUTURAN METAFORIS DALAM LIRIK LAGU-LAGU LETTO

ANALISIS TUTURAN METAFORIS DALAM LIRIK LAGU-LAGU LETTO ANALISIS TUTURAN METAFORIS DALAM LIRIK LAGU-LAGU LETTO SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah Oleh : TYAS PUJI PRAMESTI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan lagu dikenali hampir seluruh umat manusia. Bahkan,

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan lagu dikenali hampir seluruh umat manusia. Bahkan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberadaan lagu dikenali hampir seluruh umat manusia. Bahkan, mungkin lagu ada sebelum manusia itu sendiri ada. Sadar atau tidak, percaya atau tidak, langsung atau tidak,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa adalah sebuah sistem lambang bunyi yang bersifat arbitrer yang digunakan oleh masyarakat umum dengan tujuan berkomunikasi. Dalam ilmu bahasa dikenal dengan

Lebih terperinci

KATA CINTA DALAM BAHASA INDONESIA KAJIAN MORFOLOGI DAN SEMANTIK

KATA CINTA DALAM BAHASA INDONESIA KAJIAN MORFOLOGI DAN SEMANTIK KATA CINTA DALAM BAHASA INDONESIA KAJIAN MORFOLOGI DAN SEMANTIK SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah Oleh:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengertian secara umum, bahasa merupakan suatu bentuk alat komunikasi manusia yang berupa lambang bunyi melalui alat ucap yang dikeluarkannya akan memunculkan sebuah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sekunder yang akan mendukung penelitian, juga diperlukan untuk mengetahui sampai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sekunder yang akan mendukung penelitian, juga diperlukan untuk mengetahui sampai BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kepustakaan Yang Relevan Pengkajian teori tidak akan terlepas dari kajian pustaka atau studi pustaka karena teori secara nyata dapat dipeoleh melalui studi atau kajian kepustakaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. interaksi antarpesona dan memelihara hubungan sosial. Tujuan percakapan bukan

BAB I PENDAHULUAN. interaksi antarpesona dan memelihara hubungan sosial. Tujuan percakapan bukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan berbicara menduduki posisi penting dalam kehidupan manusia. Sebagai makhluk sosial, manusia melakukan percakapan untuk membentuk interaksi antarpesona

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk berinteraksi antar sesama. Kridalaksana (dalam Chaer, 2003: 32)

BAB I PENDAHULUAN. untuk berinteraksi antar sesama. Kridalaksana (dalam Chaer, 2003: 32) 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan hal penting yang perlu dipelajari karena bahasa mempunyai fungsi dan peranan yang besar dalam kehidupan manusia. Pada umumnya seluruh kegiatan

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada diluar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Debby Yuwanita Anggraeni, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Debby Yuwanita Anggraeni, 2013 BAB 1 PENDAHULUAN Dalam bagian ini, dipaparkan mengenai pendahuluan penelitian yang dapat diuraikan sebagai berikut. Adapun uraiannya meliputi (1) latar belakang, (2) identifikasi masalah, (3) batasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Begitu pula melalui bahasa, menurut Poerwadarmita (1985; 5), bahasa adalah alat

BAB I PENDAHULUAN. Begitu pula melalui bahasa, menurut Poerwadarmita (1985; 5), bahasa adalah alat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penggunaan bahasa oleh manusia merupakan salah satu kelebihan manusia dari pada makhluk lainnya di muka bumi ini. Semua orang menyadari betapa pentingnya peranan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan secara lisan adalah hubungan langsung. Dalam hubungan langsung

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan secara lisan adalah hubungan langsung. Dalam hubungan langsung BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam kehidupannya sehari-hari memerlukan komunikasi untuk dapat menjalin hubungan dengan manusia lain dalam lingkungan masyarakat sekitar. Ada dua cara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan bahasa sebagai sarana untuk berinteraksi antar manusia.

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan bahasa sebagai sarana untuk berinteraksi antar manusia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Saat berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain, manusia menggunakan bahasa baik bahasa lisan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. individu maupun kelompok. Ramlan (1985: 48) membagi bahasa menjadi dua

BAB I PENDAHULUAN. individu maupun kelompok. Ramlan (1985: 48) membagi bahasa menjadi dua 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi seperti sekarang ini manusia dituntut dapat berkomunikasi dengan baik untuk memenuhi kepentingan mereka, baik secara individu maupun kelompok.

Lebih terperinci

PENGGUNAAN DEIKSIS DALAM BAHASA INDONESIA

PENGGUNAAN DEIKSIS DALAM BAHASA INDONESIA PENGGUNAAN DEIKSIS DALAM BAHASA INDONESIA Roely Ardiansyah Fakultas Bahasa dan Sains, Universitas Wijaya Kusuma Surabaya Abstrak Deiksis dalam bahasa Indonesia merupakan cermin dari perilaku seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia diciptakan sebagai makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam kelangsungan hidupnya manusia selalu membutuhkan orang lain untuk hidup bersama. Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa itu, biasanya akan dijawab, bahasa adalah alat komunikasi. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. bahasa itu, biasanya akan dijawab, bahasa adalah alat komunikasi. Menurut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam pendidikan formal di sekolah menengah, jika dinyatakan apakah bahasa itu, biasanya akan dijawab, bahasa adalah alat komunikasi. Menurut Kridalaksana dalam Chaer

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. alam pikiran sehingga terwujud suatu aktivitas. dalam pikiran pendengar atau pembaca.

BAB I PENDAHULUAN. alam pikiran sehingga terwujud suatu aktivitas. dalam pikiran pendengar atau pembaca. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi sehari-hari oleh para penuturnya. Bahasa merupakan sesuatu yang sangat penting dalam proses berpikir maupun dalam kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sebagai alat komunikasi manusia mempunyai peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sebagai alat komunikasi manusia mempunyai peranan yang sangat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa sebagai alat komunikasi manusia mempunyai peranan yang sangat penting dalam interaksi manusia. Bahasa dapat digunakan untuk menyampaikan ide, gagasan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Nama Judul : Endang Dwi Suryawati : Kemetaforaan dalam lirik lagu dangdut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Roman Jacobson (dalam Tarigan, 1987:11) menyebutkan dua fungsi bahasa, yaitu fungsi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum merupakan rancangan pendidikan yang merangkum semua pengalaman belajar yang disediakan lembaga untuk peserta didik. Kurikulum pendidikan sudah beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut sesuai dengan pendapat yang diutarakan oleh Keraf (2000:1) bahwa retorika adalah

BAB I PENDAHULUAN. tersebut sesuai dengan pendapat yang diutarakan oleh Keraf (2000:1) bahwa retorika adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Retorika adalah penggunaan bahasa dengan baik atau efektif yang harus dipelajari seseorang yang menggunakan bahasa dengan cara yang efektif untuk tujuan tertentu. Hal

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. terdiri dari wacana, kalimat, klausa, frasa, kata dan morfem. Dalam wujud

BAB 1 PENDAHULUAN. terdiri dari wacana, kalimat, klausa, frasa, kata dan morfem. Dalam wujud BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara linguistik bentuk bahasa terdiri dari satuan-satuan yang terdiri dari wacana, kalimat, klausa, frasa, kata dan morfem. Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan dengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. relevan, yaitu penelitian berjudul Kajian Semantik pada Syair Lagu Kesenian

BAB II LANDASAN TEORI. relevan, yaitu penelitian berjudul Kajian Semantik pada Syair Lagu Kesenian 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Sejenis yang Relevan Penelitian Jenis-jenis Makna Kata Pada Lirik Lagu Banyumasan Ciptaan Bapak Rasito Purwo Pangrawit memiliki kesamaan dan perbedaan dengan penelitian

Lebih terperinci

BAB 2 TINDAK TUTUR DAN SLOGAN IKLAN. Pandangan Austin (Cummings, 2007:8) tentang bahasa telah menimbulkan

BAB 2 TINDAK TUTUR DAN SLOGAN IKLAN. Pandangan Austin (Cummings, 2007:8) tentang bahasa telah menimbulkan BAB 2 TINDAK TUTUR DAN SLOGAN IKLAN 2.1. Pengertian Tindak Tutur Pandangan Austin (Cummings, 2007:8) tentang bahasa telah menimbulkan pengaruh yang besar di bidang filsafat dan lingustik. Gagasannya yang

Lebih terperinci

BENTUK KALIMAT IMPERATIF OLEH GURU DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI MTS MUHAMMADIYAH 4 TAWANGHARJO KABUPATEN WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI

BENTUK KALIMAT IMPERATIF OLEH GURU DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI MTS MUHAMMADIYAH 4 TAWANGHARJO KABUPATEN WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI BENTUK KALIMAT IMPERATIF OLEH GURU DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI MTS MUHAMMADIYAH 4 TAWANGHARJO KABUPATEN WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan adanya sarana agar komunikasi tersebut dapat berjalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan adanya sarana agar komunikasi tersebut dapat berjalan dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap individu di dalam kehidupan pasti tidak akan terlepas untuk melakukan komunikasi dengan individu lainnya. Dalam berkomunikasi diperlukan adanya sarana

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah pemikiran rancangan suatu karya dasar yang ada di luar

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah pemikiran rancangan suatu karya dasar yang ada di luar BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep dan Landasan Teori 2.1.1 Konsep Konsep adalah pemikiran rancangan suatu karya dasar yang ada di luar bahasa yang digunakan untuk memahami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang. Cabang-cabang itu diantaranya adalah fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, pragmatik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa tulis dan bahasa lisan. Variasi bahasa tulis tidak sedinamis variasi bahasa

BAB I PENDAHULUAN. bahasa tulis dan bahasa lisan. Variasi bahasa tulis tidak sedinamis variasi bahasa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa sebagai salah satu alat interaksi sosial. Terdapat dua bahasa yaitu bahasa tulis dan bahasa lisan. Variasi bahasa tulis tidak sedinamis variasi bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk mengikuti perkembangan zaman. Pembelajaran memiliki peran serta mendidik siswa agar menjadi manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Bahasa berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Bahasa berfungsi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Bahasa berfungsi sebagai alat komunikasi atau interaksi sosial. Sebagai alat komunikasi, bahasa dapat

Lebih terperinci

ANALISIS TUTURAN KERNET BUS SUGENG RAHAYU Aditya Wicaksono 14/365239/SA/17467

ANALISIS TUTURAN KERNET BUS SUGENG RAHAYU Aditya Wicaksono 14/365239/SA/17467 ANALISIS TUTURAN KERNET BUS SUGENG RAHAYU Aditya Wicaksono 14/365239/SA/17467 adityawicak_02@yahoo.com ABSTRACT Speech uttered by bus conductors has an interesting phenomenon because there is a change

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan pesan, konsep, ide, atau pemikiran. Oleh karena itu, bahasa

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan pesan, konsep, ide, atau pemikiran. Oleh karena itu, bahasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Bahasa memiliki fungsi yang penting bagi manusia. Menurut Chaer (1994: 45), fungsi bahasa adalah sebagai alat komunikasi bagi manusia, menyampaikan pesan, konsep, ide,

Lebih terperinci

Alat Sintaksis. Kata Tugas (Partikel) Intonasi. Peran. Alat SINTAKSIS. Bahasan dalam Sintaksis. Morfologi. Sintaksis URUTAN KATA 03/01/2015

Alat Sintaksis. Kata Tugas (Partikel) Intonasi. Peran. Alat SINTAKSIS. Bahasan dalam Sintaksis. Morfologi. Sintaksis URUTAN KATA 03/01/2015 SINTAKSIS Pengantar Linguistik Umum 26 November 2014 Morfologi Sintaksis Tata bahasa (gramatika) Bahasan dalam Sintaksis Morfologi Struktur intern kata Tata kata Satuan Fungsi Sintaksis Struktur antar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bahasa mempunyai peranan penting untuk berkomunikasi, baik komunikasi verbal maupun non verbal. Bahasa manusia mengkomunikasikan pengalaman, pikiran, perasaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berbudaya dan bermasyarakat. Tak ada kegiatan manusia yang tidak disertai

BAB I PENDAHULUAN. yang berbudaya dan bermasyarakat. Tak ada kegiatan manusia yang tidak disertai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah satu-satunya milik manusia yang tidak pernah lepas dari segala kegiatan dan gerak manusia sepanjang keberadaan manusia itu, sebagai makhluk yang

Lebih terperinci

ANALISIS FUNGSI DAN MAKNA AFIKS DALAM LIRIK LAGU PETERPAN SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. guna mencapai derajat Sarjana S-1

ANALISIS FUNGSI DAN MAKNA AFIKS DALAM LIRIK LAGU PETERPAN SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. guna mencapai derajat Sarjana S-1 ANALISIS FUNGSI DAN MAKNA AFIKS DALAM LIRIK LAGU PETERPAN SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA DAN DAERAH Diajukan Oleh: AGUS

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Bahasa adalah suatu sistem simbol lisan yang arbitrer yang dipakai oleh anggota

BAB II LANDASAN TEORI. Bahasa adalah suatu sistem simbol lisan yang arbitrer yang dipakai oleh anggota BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Bahasa Bahasa adalah suatu sistem simbol lisan yang arbitrer yang dipakai oleh anggota suatu masyarakat bahasa untuk berkomunikasi dan berinteraksi antar sesamanya,

Lebih terperinci

Diajukan Oleh: ALI MAHMUDI A

Diajukan Oleh: ALI MAHMUDI A ANALISIS MAKNA PADA STATUS BBM (BLACKBERRY MESSENGER) DI KALANGAN REMAJA: TINJAUAN SEMANTIK Skripsi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. selalu berkaitan dengan menggunakan referensi yang berhubungan, sehingga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. selalu berkaitan dengan menggunakan referensi yang berhubungan, sehingga 2.1 Kepustakaan yang Relevan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penulisan suatu karya ilmiah merupakan suatu rangkaian yang semuanya selalu berkaitan dengan menggunakan referensi yang berhubungan, sehingga penulis

Lebih terperinci

Samuel Taylor Coleridge mengemukakan puisi itu adalah kata-kata yang terindah dalam susunan terindah.

Samuel Taylor Coleridge mengemukakan puisi itu adalah kata-kata yang terindah dalam susunan terindah. Pengertian dan Unsur-unsurnya Karya sastra secara umum bisa dibedakan menjadi tiga: puisi, prosa, dan drama. Secara etimologis istilah puisi berasal dari kata bahasa Yunani poesis, yang berarti membangun,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang tidak dapat hidup sendiri

I. PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang tidak dapat hidup sendiri 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Manusia memerlukan manusia lain untuk memenuhi segala kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia dalam kehidupannya mulai dari bangun tidur, melakukan aktivitas, menyampaikan pendapat dan informasi melalui bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. manusia dalam kehidupannya mulai dari bangun tidur, melakukan aktivitas, menyampaikan pendapat dan informasi melalui bahasa. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan hal penting yang perlu dipelajari karena bahasa mempunyai fungsi dan peranan yang besar dalam kehidupan manusia. Fungsi bahasa utama yaitu sebagai alat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Sejauh pengetahuan peneliti, penelitian tentang pengajaran satra telah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Sejauh pengetahuan peneliti, penelitian tentang pengajaran satra telah 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian yang Relevan Sebelumnya Sejauh pengetahuan peneliti, penelitian tentang pengajaran satra telah banyak dilakukan salah satunya, penelitian pengajaran sastra dapat peneliti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan sarana berkomunikasi yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Peranan bahasa sangat membantu manusia dalam menyampaikan gagasan, ide, bahkan pendapatnya

Lebih terperinci

RAGAM DAN STRUKTUR FUNGSIONAL KALIMAT PADA TERJEMAHAN AL-QURAN SURAH LUQMAN

RAGAM DAN STRUKTUR FUNGSIONAL KALIMAT PADA TERJEMAHAN AL-QURAN SURAH LUQMAN RAGAM DAN STRUKTUR FUNGSIONAL KALIMAT PADA TERJEMAHAN AL-QURAN SURAH LUQMAN SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Sebagian Syarat untuk Memperoleh Gelar S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah Oleh:

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Dalam bab dua ini penulis akan membahas tentang teori-teori yang akan digunakan

Bab 2. Landasan Teori. Dalam bab dua ini penulis akan membahas tentang teori-teori yang akan digunakan Bab 2 Landasan Teori Dalam bab dua ini penulis akan membahas tentang teori-teori yang akan digunakan dalam penelitian kali ini. Teori tersebut mencangkup teori semantik dan teori pengkajian puisi. Teori

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi sehari-hari yang digunakan oleh manusia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi sehari-hari yang digunakan oleh manusia. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi sehari-hari yang digunakan oleh manusia. Dengan bahasa seseorang juga dapat menyampaikan pikiran dan perasaan secara tepat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang wujudnya berupa aneka simbol, isyarat, kode, dan bunyi (Finoza, 2008:2). Hal

BAB I PENDAHULUAN. yang wujudnya berupa aneka simbol, isyarat, kode, dan bunyi (Finoza, 2008:2). Hal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi, baik secara lisan maupun tertulis. Bahasa memiliki peran penting bagi kehidupan manusia, dapat dikatakan bahwa hampir seluruh

Lebih terperinci

BAB l PENDAHULUAN. mengalami perkembangan seiring dengan pengguna bahasa. Bahasa merupakan alat

BAB l PENDAHULUAN. mengalami perkembangan seiring dengan pengguna bahasa. Bahasa merupakan alat BAB l PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial yang senantiasa melakukan hubungan interaksi dengan manusia lain untuk memenuhi kebutuhan hidup. Dalam melakukan interaksi tersebut manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses bersosialisasi tersebut. Komunikasi merupakan cara utama dalam menjalin

BAB I PENDAHULUAN. proses bersosialisasi tersebut. Komunikasi merupakan cara utama dalam menjalin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pada hakikatnya manusia merupakan makhluk sosial yang secara naluriah membutuhkan orang lain dalam bergaul, mengekspresikan diri, mengungkapkan keinginan atau menyatakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk menyampaikan ide atau gagasan pada orang lain, baik secara lisan maupun

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk menyampaikan ide atau gagasan pada orang lain, baik secara lisan maupun BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa sebagai alat komunikasi yang digunakan oleh manusia sangat penting peranannya dalam masyarakat, karena tanpa bahasa manusia akan sulit untuk menyampaikan ide

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lingua france bukan saja di kepulauan Nusantara, melainkan juga hampir seluruh

BAB I PENDAHULUAN. lingua france bukan saja di kepulauan Nusantara, melainkan juga hampir seluruh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa Indonesia merupakan salah satu dialek Bahasa Melayu. Sudah berabad-abad lamanya Bahasa Melayu digunakan sebagai alat komunikasi atau lingua france bukan saja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Segala aktivitas kehidupan manusia menggunakan bahasa sebagai alat perantaranya.

BAB I PENDAHULUAN. Segala aktivitas kehidupan manusia menggunakan bahasa sebagai alat perantaranya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak bisa terlepas dari bahasa. Sebab bahasa merupakan alat bantu bagi manusia dalam berinteraksi dengan sesamanya. Segala aktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Kridalaksana dan Djoko Kentjono (dalam Chaer, 2012: 32),

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Kridalaksana dan Djoko Kentjono (dalam Chaer, 2012: 32), BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan oleh manusia dalam bersosialisasi. Menurut Kridalaksana dan Djoko Kentjono (dalam Chaer, 2012: 32), bahasa adalah sistem

Lebih terperinci

2015 FAKTOR-FAKTOR PREDIKTOR YANG MEMPENGARUHI KESULITAN MEMBACA PEMAHAMAN PADA SISWA YANG MENGALAMI KESULITAN MEMBACA PEMAHAMAN

2015 FAKTOR-FAKTOR PREDIKTOR YANG MEMPENGARUHI KESULITAN MEMBACA PEMAHAMAN PADA SISWA YANG MENGALAMI KESULITAN MEMBACA PEMAHAMAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan membaca merupakan modal utama peserta didik. Dengan berbekal kemampuan membaca, siswa dapat mempelajari ilmu, mengkomunikasikan gagasan, dan mengekspresikan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGGUNAAN DIKSI PADA ARTIKEL SURAT KABAR SOLOPOS EDISI APRIL - MEI 2010

ANALISIS PENGGUNAAN DIKSI PADA ARTIKEL SURAT KABAR SOLOPOS EDISI APRIL - MEI 2010 ANALISIS PENGGUNAAN DIKSI PADA ARTIKEL SURAT KABAR SOLOPOS EDISI APRIL - MEI 2010 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan komunikasi dalam bentuk tulisan. bahasa Indonesia ragam lisan atau omong.

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan komunikasi dalam bentuk tulisan. bahasa Indonesia ragam lisan atau omong. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia lebih banyak melakukan komunikasi lisan daripada komunikasi tulisan oleh sebab itu, komunikasi lisan dianggap lebih penting dibandingkan komunikasi dalam

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Saat ini, komunikasi merupakan hal yang sangat penting dikarenakan

PENDAHULUAN. Saat ini, komunikasi merupakan hal yang sangat penting dikarenakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini, komunikasi merupakan hal yang sangat penting dikarenakan komunikasi dapat menyampaikan pesan antar umat manusia. Salah satu alat komunikasi adalah

Lebih terperinci

DESKRISPI KALIMAT IMPERATIF DALAM BAHASA LISAN USTADZ MAULANA DENGAN TEMA BERSEDEKAH PADA ORANG TUA DAN DI BALIK SEBUAH MUSIBAH DI YOUTUBE

DESKRISPI KALIMAT IMPERATIF DALAM BAHASA LISAN USTADZ MAULANA DENGAN TEMA BERSEDEKAH PADA ORANG TUA DAN DI BALIK SEBUAH MUSIBAH DI YOUTUBE DESKRISPI KALIMAT IMPERATIF DALAM BAHASA LISAN USTADZ MAULANA DENGAN TEMA BERSEDEKAH PADA ORANG TUA DAN DI BALIK SEBUAH MUSIBAH DI YOUTUBE NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akal dan pikiran yang sempurna diantara makhluk-makhluk ciptaannya.

BAB I PENDAHULUAN. akal dan pikiran yang sempurna diantara makhluk-makhluk ciptaannya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia diciptakan oleh Tuhan sebagai makhluk sosial, dikaruniai akal dan pikiran yang sempurna diantara makhluk-makhluk ciptaannya. Manusia tidak bisa hidup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab pendahuluan ini akan diuraikan mengenai: (1) latar belakang; (2)

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab pendahuluan ini akan diuraikan mengenai: (1) latar belakang; (2) BAB I PENDAHULUAN Dalam bab pendahuluan ini akan diuraikan mengenai: (1) latar belakang; (2) fokus masalah; (3) rumusan masalah; (4) tujuan penelitian; (5) manfaat penelitian; dan (6) definisi operasional.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sebagai alat komunikasi memiliki peranan yang sangat besar dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sebagai alat komunikasi memiliki peranan yang sangat besar dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa sebagai alat komunikasi memiliki peranan yang sangat besar dalam kehidupan manusia. Hampir tidak ada kegiatan manusia yang berlangsung tanpa kehadiran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut adalah bahasa. Bahasa adalah sitem lambang bunyi yang bersifat arbiter

BAB I PENDAHULUAN. tersebut adalah bahasa. Bahasa adalah sitem lambang bunyi yang bersifat arbiter BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari manusia hampir tidak pernah dapat terlepas dari peristiwa berkomunikasi. Di dalam berkomunikasi manusia memerlukan sarana untuk mengungkapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa mempunyai kaidah-kaidah ataupun aturan-aturan masing-masing yang baik dan

BAB I PENDAHULUAN. bahasa mempunyai kaidah-kaidah ataupun aturan-aturan masing-masing yang baik dan BAB I PENDAHULUAN.1 Latar Belakang Masalah Robert Sibarani (1997: 65) mengemukakan, bahwa bahasa merupakan suatu sistem lambang bunyi ujaran yang digunakan oleh masyarakat sebagai alat komunikasi. Setiap

Lebih terperinci