PEMBAHASAN SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER I TAHUN 2009/2010 MATA KULIAH ILMU NEGARA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PEMBAHASAN SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER I TAHUN 2009/2010 MATA KULIAH ILMU NEGARA"

Transkripsi

1 PEMBAHASAN SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER I TAHUN 2009/2010 MATA KULIAH ILMU NEGARA Disusun oleh MUHAMMAD NUR JAMALUDDIN NPM KELAS D UNIVERSITY KADER HmI KOMHUK UNPAS-BANDUNG KETUPLAK LK I/2016-II muh.jamal08 16jamal 7D Muh_Nur_Jamal muh.nurjamaluddin Halaman 1

2 Silakan follow ya muhnurjamaluddin.blogspot.co.id mnurjamaluddin.blogspot.co.id creativityjamal.blogspot.co.id Muhammad Nur Jamaluddin ASAL Kampung Pasir Galuma, RT 02, RW 06, Desa Neglasari, Kecamatan Kadungora, Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat, Indonesia SAAT INI Jalan PH. Hasan Mustapa Nomor 23, Gang Senang Raharja, RT 02, RW 15, Kelurahan Cikutra, Kecamatan Cibeunying Kidul, Kode POS 40124, Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat, Indonesia Halaman 2

3 Renungan Ya Tuhan, saya lupa Saya benar-benat lupa, padahal sudah belajar dan menghafalnya Ingat: Ingatlah Aku, maka akan Ku ingatkan pula semua yang kamu lupa? Ya Tuhan, karena saya lupa Izinkan saya untuk melihat pekerjaan temanku Izinkan pula saya untuk menyontek melalui Hand Phone Atau melalui buku yang sudah saya bawa ini Atau melalui catatan kecil yang sudah saya siapkan ini Ingat: Bukankah Aku lebih mengetahui apa yang kamu tidak ketahui? Bukankah Aku lebih dapat melihat apa yang kamu sembunyikan itu? Ya Tuhan, karena saya ingin mendapat nilai terbaik Supaya dapat membanggakan diriku, kelurgaku dan juga yang lainnya Izinkan saya mengahalalkan semua cara ini Ingat: Bukankah yang memberikan nilai terbaik itu Aku? Dosen hanyalah sebagai perantara saja dariku? Jikalau kamu ingin mendapatkan kebahagian di dunia Dan juga kebahagiaan di akhirat Jangan pernah menghalalkan semua yang telah Aku haramkan Ingat: Kebahagian di dunia itu hanya bersifat sementara bagimu Aku akan siapkan 99% lagi kebahagiaan untukmu kelak di akhirat Halaman 3

4 UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG FAKULTAS HUKUM Jalan Lengkong Besar Nomor 68 Bandung UJIAN TENGAH SEMESTER I TAHUN AKADEMIK 2009/2010 MATA KULIAH : ILMU NEGARA HARI, TANGGAL : RABU, 04 NOVEMVER 2009 KELAS/SEMESTER : A-B-C-D-E / I WAKTU : 90 MENIT DOSEN : TIM DOSEN SIFAT UJIAN : CLOSE BOOK Soal: 1. Objek atau lapangan penyelidikan Ilmu Negara adalah negara, tetapi ilmu yang mempelajari negara sebagai objek tidak hanya Ilmu Negara, misalnya HTN dan Ilmu Politik. Jelaskan perbedaan antara objek ilmu kenegaraan tersebut! Dan bagaimana hubungan antara ketiga ilmu kenegaraan di atas? Pembahasan: Untuk menjawab soal di atas kita mesti tahu dulu maskud dari pertanyaannya, bahwa pertanyaan di atas itu menanyakan penjelasan tentang perbedaan antara objek Ilmu Negara dengan hukum tata negara dan ilmu politik. Kemudian dituntut pula untuk menjelaskan hubungan antara Ilmu Negara dengan hukum tata negara dan ilmu politik. Jawab: a. Perbedaan antara objek Ilmu Negara dengan hukum tata negara dan ilmu politik: Mari kita ketahui satu persatu dari objek kajian ilmu di atas: 1) Objek Ilmu Negara Menurut Kranenburg, objek penyelidikan Ilmu Negara adalah negara, kemudian dalam Ilmu Negara diselidiki asal mula, sifat, hakikat dan segala sesuatu yang berkaitan dengan negara. Ilmu Negara menitikberatkan penyelidikannya kepada pengertian negara secara umum (genus). Halaman 4

5 Prof. M. Nasroen S. H., dalam hal ini sependapat dengan Kranenburg, menurutnya, sebab wujud dari Ilmu Negara Umum adalah menyelidiki dan menetapkan asal mula, inti sari dan wujud negara pada umumnya. Objek penyelidikan Ilmu Negara adalah negara secara umum, sehingga ia sering disebut sebagai Ilmu Negara umum. Jadi, dapat disimpulkan bahwa ruang lingkup serta objek penyelidikan Ilmu Negara adalah negara dalam pengertian abstrak, terlepas dari waktu dan tempat, bukan suatu negara tertentu yang secara positif ada pada suatu waktu dan tempat tertentu. Ilmu Negara menyelidiki pengertian-pengertian pokok (grondbegrippen) dan sendi-sendi pokok (grondbeginselen) dari negara yang berlaku untuk dan terdapat pada setiap negara secara umum (genus). 2) Objek Hukum Tata Negara Objek kajian ilmu Hukum Tata Negara adalah negara. Selanjutnya negara dipandang dari sifatnya atau pengertiannya yang konkret. Artinya objeknya terikat pada tempat, keadaan dan waktu tertentu. Hukum Tata Negara merupakan cabang ilmu hukum yang membahas tatanan, struktur kenegaraan, mekanisme hubungan antara struktur organ atau struktur kenegaraan serta mekanisme hubungan antara struktur negara dan warga negara. 3) Objek Kajian Ilmu Politik Objek Ilmu Politik meliputi dua hal, yaitu: a) Objek material yaitu objek ini berwujud pada perjuangan memperoleh dan mempertahankan kekuasaan dengan objek negara, kekuasaan, pemerintah, faktafakta politik, kegiatan politik, dan organisasi masyarakat. b) Objek formal yaitu pengetahuan pusat perhatian pada Ilmu Politik itu sendiri. Dengan demikian, Syarbaini menyimpulkan ada lima konsep tentang Ilmu Politik, yaitu: a) sebagai usaha-usaha yang ditempuh warga negara untuk membicarakan dan mewujudkan kebaikan bersama; b) segala hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan negara dan pemerintah; c) segala kegiatan yang diarahkan untuk mencari dan mempertahankan kekuasaan; d) kegiatan yang berkaitan dengan perumusan dan pelaksanaan kebijakan umum; e) sebagai konflik dalam rangka mencari dan mempertahankan sumber-sumber yang dianggap penting. Halaman 5

6 b. Hubungan antara Ilmu Negara dengan hukum tata negara dan ilmu politik: 1) Hubungan Ilmu Negara dengan Hukum Tata Negara a) Ilmu Negara mempelajari: Negara dalam pengertian abstrak artinya tidak terikat waktu dan tempat. Ilmu Negara mempelajari konsep-konsep dan teori-teori mengenai negara, serta hakikat negara secara umum (genus). b) Hukum Tata Negara mempelajari: Negara dalam keadaan konkret artinya negara yang sudah terikat waktu dan tempat. Hukum Tata Negara mempelajari hukum positif yang berlaku dalam suatu negara. Hukum Tata Negara mempelajari negara dari segi struktur. Dengan demikian hubungan antara Ilmu Negara dengan Hukum Tata Negara adalah Ilmu Negara merupakan dasar dalam penyelenggaraan praktik ketatanegaraan yang diatur dalam Hukum Tata Negara lebih lanjut dengan kata lain Ilmu Negara yang mempelajari konsep, teori tentang negara yang merupakan dasar dalam mempelajari Hukum Tata Negara. 2) Hubungan Ilmu Negara dengan Ilmu Politik Ilmu Negara dan Hukum Tata Negara menyelidiki kerangka yuridis daripada negara, sedangkan Ilmu Politik menyelidiki bagiannya yang ada di sekitar kerangka itu. Dengan perumpamaan itu Hoelink telah menunjukkan betapa eratnya hubungan antara Ilmu Negara dengan Ilmu Politik, oleh karenanya itu Ilmu Politik mempunyai objek penyelidikan yang sama yaitu negara, hanya bagiannya terletak dalam metode yang dipergunakan. Ilmu Negara mempergunakan metode yuridis, sedangkan Ilmu Politik mempergunakan metode filosofis campuran. Halaman 6

7 2. Apa yang menjadi alasan penyebab adanya pemikiran negara tidak setua daripada adanya negara? Apa yang dipelajari dalam negara sebagai objek menurut Ilmu Negara? Pembahasan: Untuk menjawab soal di atas kita mesti tahu dulu maskud dari pertanyaannya, bahwa pertanyaan di atas itu menanyakan penjelasan tentang alasan penyebab adanya pemikiran negara tidak setua daripada adanya negara. Kemudian menanyakan hal-hal yang dipelajari dalam negara sebagai objek Ilmu Negara. Jawab: a. Penjelasan tentang alasan penyebab adanya pemikiran negara tidak setua daripada adanya negara: Sebelum kita menjelaskan tentang alasan penyebab adanya pemikiran negara tidak setua daripada adanya negara kita mesti tahu dulu asal mula terjadinya negara berdasarkan fakta dan teoritis. Asal mula terjadinya negara dibagi menjadi dua yaitu secara primer atau asal mula terjadinya negara berdasarkan pendekatan teoritis dan secara sekunder atau asal mula terjadinya negara berdasarkan fakta. a. Secara Primer Terjadinya negara secara primer adalah bertahap yaitu dimulai dari adanya masyarakat hukum yang paling sederhana, kemudian berevolusi ketingkat yang lebih maju dan tidak dihubungkan dengan negara yang telah ada sebelumnya. Dengan demikian terjadinya negara secara primer adalah membahas asal mula terjadinya negara yang pertama di dunia. Menurut G. Jellinek, terjadinya negara secara primer melalui empat tahapan, yaitu: 1) fase persekutuan manusia; 2) fase kerajaan; 3) fase negara; 4) fase negara demokrasi dan diktatur. Halaman 7

8 Tahapan terjadinya negara: 1) Genoot Schaft (Suku) Terdapat istilah Primus Interpares yang artinya yang utama di antara sesama. 2) Rijk/Reich (Kerajaan) Di sini muncul kesadaran hak milik dan hak atas tanah. 3) Staat Kesadaran akan perlunya demokrasi dan kedaulatan rakyat. 4) Diktatur Natie Pemerintahan yang dipimpin oleh seorang pilihan rakyat yang kemudian berkuasa secara mutlak. b. Secara Sekunder Terjadinya negara secara sekunder adalah membahas terjadinya negara baru yang dihubungkan dengan negara lain yang telah ada sebelumnya, berkaitan dengan hal tersebut maka pengakuan negara lain dalam teori sekunder merupakan unsur penting berdirinya suatu negara baru. Untuk mengetahui terjadinya negara baru dapat menggunakan pendekatan faktual yaitu suatu pendekatan yang didasarkan pada kenyataan dan pengalaman sejarah yang benar-benar terjadi. Berdasarkan asal mula terjadinya negara secara primer atau asal mula terjadinya negara berdasarkan pendekatan teoritis dan secara sekunder atau asal mula terjadinya negara berdasarkan fakta yang dikemukakan oleh para ahli, mereka belum bisa memastikan lahirnya negara pada suatu negara tertentu. Oleh karenya timbulah adanya pemikiran negara tidak setua daripada adanya negara tersebut. Halaman 8

9 b. Hal-hal yang dipelajari dalam negara sebagai objek Ilmu Negara: Ilmu Negara adalah ilmu yang mempelajari pengertian-pengertian pokok dan sendi pokok negara pada umumnya. Kajiannya mencakup hal-hal yang sama atau serupa dalam negaranegara yang ada atau pernah ada, misalnya tentang terjadinya negara, lenyapnya negara, tujuan dan fungsi negara, perkembangan negara, bentuk negara dan sebagainya. Ilmu Negara menekankan hal-hal yang bersifat umum dengan menganggap negara sebagai genus (bentuk umum) dan mengesampingkan sifat-sifat khusus dari negara-negara. Ilmu Negara tidak membahas bagaimana pelaksanaan hal-hal umum itu dalam suatu negara tertentu. Maka Ilmu Negara bernilai teoritis. M. Solly Lubis, S. H., dalam bukunya Ilmu Negara berpendapat bahwa Ilmu Negara mempelajari negara secara umum mengenai asal-usul, wujud, lenyapnya, perkembangan dan jenis-jenisnya. Objek Ilmu Negara bersifat abstrak dan umum, tak terikat ruang, waktu, tempat, dan bersifat universal. 3. Soalnya, yaitu: a. Menurut pasal 1 Montevideo Convention on The Right and Duties Of State: Adanya unsur-unsur pokok sebagai syarat berdirinya negara. Jelaskan unsur-unsur yang dimaksud, dan berikan komentar Anda! Pembahasan: Untuk menjawab soal di atas kita mesti tahu dulu maskud dari pertanyaannya, bahwa pertanyaan di atas itu menanyakan penjelasan tentang unsur-unsur pokok sebagai syarat berdirinya negara menurut pasal 1 Montevideo Convention on The Right and Duties Of State. Kemudian memberikan komentar terhadap unsur-unsur pokok sebagai syarat berdirinya negara menurut pasal 1 Montevideo Convention on The Right and Duties Of State. Jawab: 1) Penjelasan tentang unsur-unsur pokok sebagai syarat berdirinya negara menurut pasal 1 Montevideo Convention on The Right and Duties Of State: Pasal 1 Konvensi Montevideo yang menggambarkan ciri-ciri pokok yang perlu dimiliki untuk mendapatkan kualifikasi sebagai negara sebagai berikut: Halaman 9

10 Legal criteria of statehood article i of the montevideo convention on rights and duties of states provides the states as a person of international law should possesss the following qualifications: a) a permanent populations; b) a defined territory; c) goverment; d) capacitity to enter into relations with other states. Terkait unsur negara, pada tahun 1933 terdapat suatu konvensi yang mengatur tentang hal-hal yang harus dimiliki untuk membentuk suatu negara. Menurut konvensi ini, unsur-unsur berdirinya sebuah negara adalah sebagai berikut: a) adanya rakyat; b) wilayah yang permanen; c) penguasa/pemerintahan yang berdaulat; d) kesanggupan berhubungan dengan negara lain; e) pengakuan. Maksudnya adalah bisa dikatakan suatu negara jika telah memiliki populasi penduduk yang jelas dan bukan hanya penduduk nomaden. Kepemilikan wilayah yang jelas, memiliki pemerintahan yang sah, dan ada tidaknya pengakuan internasional atau pengakuan dari negara-negara lain sebagai suatu negara yang berdaulat baik pemerintahannya maupun sistem hukumnya dan mengadakan hubungan pada tingkat yang sederajat dengan negara-negara lainnya. Halaman 10

11 2) Komentar terhadap unsur-unsur pokok sebagai syarat berdirinya negara menurut pasal 1 Montevideo Convention on The Right and Duties Of State: Berdasarkan pasal 1 Montevideo Convention on The Right and Duties Of State bahwa unsur-unsur pokok sebagai syarat berdirinya negara harus memenuhi syarat sebagai berikut: a) adanya rakyat; b) wilayah yang permanen; c) penguasa/pemerintahan yang berdaulat; d) kesanggupan berhubungan dengan negara lain; e) pengakuan. Dengan demikian suatu negara akan dikatakan sebagai negara yang telah memenuhi syarat di atas. Jikalau belum memenuhi syarat di atas, maka negara tersebut tidak bisa diakui sebagai negara yang berdasarkan ketentuan dari pasal 1 Montevideo Convention on The Right and Duties Of State. b. Menurut Quincy Wright, syarat berdirinya suatu negara haruslah memenuhi beberapa unsur. Jelaskan oleh suadara mengenai pendapat ahli di atas! Bandingkan dengan pasal 1 Montevideo Convention on The Right and Duties Of State, dan berikan komentar saudara! Pembahasan: Untuk menjawab soal di atas kita mesti tahu dulu maskud dari pertanyaannya, bahwa pertanyaan di atas itu menanyakan penjelasan pendapat Quincy Wright tentang syarat berdirinya suatu negara. Kemudian membandingkan pendapat Qunincy Wright tentang syarat berdirinya suatu negara dengan pasal 1 Montevideo Convention on The Right and Duties Of State yang termasuk syarat berdirinya suatu negara juga. Selanjutnya memberikan komentar terhadap syarat berdirinya suatu negara tersebut berdasarkan perbandingan pendapat Quincy Wright tentang syarat berdirinya suatu negara dengan pasal 1 Montevideo Convention on The Right and Duties Of State yang termasuk syarat berdirinya suatu negara juga. Halaman 11

12 Jawab: 1) Penjelasan pendapat Quincy Wright tentang syarat berdirinya suatu negara: Menurut pendapat Quincy Wright syarat berdirinya suatu negara salah satunya yaitu adanya pengakuan secara kolektif. Pengakuan secara kolektif ini diwujudkan dalam suatu perjanjian internasional atau konfrensi multilateral. Pandangan yang menyamakan penerimaan dalam suatu organisasi internasional sebagai pengakuan ini ditentang oleh Prof. Quincy Wright yang berpendapat bahwa yang ada hanyalah pengakuan kolektif dari PBB tetapi bukanlah pengakuan individual dari masing-masing anggotanya. Pengakuan kolektif biasanya diwujudkan dalam suatu perjanjian multilateral. Misalnya Helsinky Treaty 1976 NATO mengakui Republik Demokrasi Jerman (Timur) dan Pakta Warsawa mengakui Republik Federal Jerman (Barat). Dengan masuknya suatu negara dalam PBB bukan berarti bahwa adanya suatu pengakuan kolektif dari seluruh anggota PBB, seperti ditegaskan oleh Quincy Wright bahwa yang ada hanyalah pengakuan kolektif dari PBB tetapi bukan pengakuan individual dari negara-negara anggotanya. 2) Perbandingan pendapat Quincy Wright tentang syarat berdirinya suatu negara dengan pasal 1 Montevideo Convention on The Right and Duties Of State yang termasuk syarat berdirinya suatu negara juga: Berdasarkan pasal 1 Montevideo Convention on The Right and Duties Of State bahwa unsur-unsur pokok sebagai syarat berdirinya negara harus memenuhi syarat sebagai berikut: a) adanya rakyat; b) wilayah yang permanen; c) penguasa/pemerintahan yang berdaulat; d) kesanggupan berhubungan dengan negara lain; e) pengakuan. Dengan demikian suatu negara akan dikatakan sebagai negara yang telah memenuhi syarat di atas. Jikalau belum memenuhi syarat di atas, maka negara tersebut tidak bisa diakui sebagai negara yang berdasarkan ketentuan dari pasal 1 Montevideo Convention on The Right and Duties Of State. Halaman 12

13 Kemudian menurut pendapat Quincy Wright syarat berdirinya suatu negara salah satunya yaitu adanya pengakuan secara kolektif. Pengakuan secara kolektif ini diwujudkan dalam suatu perjanjian internasional atau konfrensi multilateral. Pandangan yang menyamakan penerimaan dalam suatu organisasi internasional sebagai pengakuan ini ditentang oleh Prof. Quincy Wright yang berpendapat bahwa yang ada hanyalah pengakuan kolektif dari PBB tetapi bukanlah pengakuan individual dari masing-masing anggotanya. Pengakuan kolektif biasanya diwujudkan dalam suatu perjanjian multilateral. Misalnya Helsinky Treaty 1976 NATO mengakui Republik Demokrasi Jerman (Timur) dan Pakta Warsawa mengakui Republik Federal Jerman (Barat). Dengan masuknya suatu negara dalam PBB bukan berarti bahwa adanya suatu pengakuan kolektif dari seluruh anggota PBB, seperti ditegaskan oleh Quincy Wright bahwa yang ada hanyalah pengakuan kolektif dari PBB tetapi bukan pengakuan individual dari negara-negara anggotanya. 3) Komentar terhadap syarat berdirinya suatu negara tersebut berdasarkan perbandingan pendapat Quincy Wright tentang syarat berdirinya suatu negara dengan pasal 1 Montevideo Convention on The Right and Duties Of State yang termasuk syarat berdirinya suatu negara juga: Jadi, berdasarkan perbandingan pendapat Quincy Wright tentang syarat berdirinya suatu negara dengan pasal 1 Montevideo Convention on The Right and Duties Of State yang termasuk syarat berdirinya suatu negara juga, yaitu: Menurut pendapat Quincy Wright syarat berdirinya suatu negara salah satunya yaitu adanya pengakuan secara kolektif. Pengakuan secara kolektif ini diwujudkan dalam suatu perjanjian internasional atau konfrensi multilateral. Pengakuan kolektif biasanya diwujudkan dalam suatu perjanjian multilateral. Misalnya Helsinky Treaty 1976 NATO mengakui Republik Demokrasi Jerman (Timur) dan Pakta Warsawa mengakui Republik Federal Jerman (Barat). Dengan masuknya suatu negara dalam PBB bukan berarti bahwa adanya suatu pengakuan kolektif dari seluruh anggota PBB, seperti ditegaskan oleh Quincy Wright bahwa yang ada hanyalah pengakuan kolektif dari PBB tetapi bukan pengakuan individual dari negara-negara anggotanya. Halaman 13

14 Suatu negara akan dikatakan sebagai negara jika telah adanya rakyat, wilayah yang permanen, penguasa/pemerintahan yang berdaulat, kesanggupan berhubungan dengan negara lain, dan pengakuan. Jikalau belum, maka negara tersebut tidak bisa diakui sebagai negara yang berdasarkan ketentuan dari pasal 1 Montevideo Convention on The Right and Duties Of State. Singkatnya, bahwa menurut Quincy Wright pengakuan suatu negara tidaklah menjadi syarat terpenting terjadinya suatu negara. Karena pengakuan bisa terjadi dengan adanya pengkuan kolektif. Sedangkan menurut ketentuan pasal 1 Montevideo Convention on The Right and Duties Of State yang termasuk syarat berdirinya suatu negara salah satunya harus ada pengakuan. c. Apakah pengakuan termasuk syarat mutlak untuk adanya negara? Jelaskan jawaban saudara dan kaitkan dengan pendapat Muchtar Affandi! Pembahasan: Untuk menjawab soal di atas kita mesti tahu dulu maskud dari pertanyaannya, bahwa pertanyaan di atas itu menanyakan penjelasan tentang pengakuan termasuk syarat mutlak untuk adanya negara atau tidak. Kemudian dituntut pula untuk memberikan jawaban tentang pengakuan termasuk syarat mutlak untuk adanya negara atau tidak dan mengaitkannya dengan pendapat Muchtar Affandi. Jawab: 1) Penjelasan tentang pengakuan termasuk syarat mutlak untuk adanya negara atau tidak: Pengakuan tidak menjadi syarat mutlak adanya negara jika menurut Statehood. Berikut adalah penjelasannya: Dalam buku International Law dikatakan bahwa : " Statehood alone does not imply membership of the family of nation. A state is, and becomes, an international person through recognition only and exclusively." Pada prinsipnya pengakuan dipandang sebagai syarat untuk dapat menjadi an international person, negara sebagai suatu physical fact ditingkatkan menjadi juridical fact. Dengan konsep tersebut adalah menjadi suatu keharusan, bahwa sebuah negara hanya bisa mendapat pengakuan manakala sudah memenuhi syarat Statehood. Halaman 14

15 Akan tetapi pada kenyataannya, sejarah memberikan gambaran lain, bahwa ternyata pernah terjadi ada suatu negara yang belum memenuhi syarat sebagai Statehood kemudian mendapatkan suatu pengakuan. Bukti di atas misalnya yang terjadi dengan negara Israel yang pada bulan Mei 1949 sudah diterima menjadi anggota PBB, yang berarti Israel sudah mendapat pengakuan sebagai negara oleh PBB. Padahal pada waktu itu Israel belum memenuhi syarat physical condition untuk menjadi negara, sebab belum memiliki daerah yang tegas batas-batasnya karena masih dalam kondisi peperangan dengan bangsa Arab. Batas daerahnya justru masih diperjuangkan melalui peperangan tersebut. Dengan adanya pengakuan tersebut, Israel sudah ditingkatkan menjadi juridical fact meskipun belum memenuhi syarat-syarat yang lengkap dan bulat. Dengan bukti tersebut kita bisa melihat bahwa pengakuan sering kali tidak di dasarkan kepada terpenuhinya seluruh syarat materiil dan formal dari suatu negara, akan tetapi lebih karena di dasarkan kepada pertimbangan kepentingan politik belaka. Dengan demikian pengakuan bukanlah merupakan legal construction melainkan suatu political action yang ditentukan oleh kepentingan politik negara yang memberikan pengakuan tersebut. Berdasarkan gambaran tersebut di atas adalah salah jika menganggap bahwa eksistensi negara ditentukan oleh adanya pengakuan terhadap negara tersebut. Karenanya jika elemen konstitutif sudah dimiliki oleh suatu negara, maka sekalipun pengakuan tidak diberikan oleh negara lain, eksistensi negara tersebut tetap merupakan suatu kenyataan yang konkret. Pengakuan akan menjadi syarat mutlak adanya negara jika menurut an international person. Berikut adalah penjelasannya: Pengakuan akan terjadi apabila sudah menjadi ius cogen, maka secara hukum mutlak diberikan karena wajib bagi setiap pergantian, perubahan dan penggabungan negara atau pemerintahan baru. Dengan kata lain, setiap pemerintahan atau negara baru akan menjadi subjek hukum internasional akan sah apabila sudah mendapat pengkuan atau diakui oleh masyarakat internasional. Halaman 15

16 2) Jawaban tentang pengakuan termasuk syarat mutlak untuk adanya negara atau tidak dan mengaitkannya dengan pendapat Muchtar Affandi: Menurut Oppenheimer dalam bukunya Internasional Law, sebagaimana dikutip oleh Muchtar Affandi (1986) pengakuan oleh negara lain terhadap berdirinya suatu negara semata-mata merupakan syarat konstitutif untuk menjadi an internasional person. Dalam kedudukan itu keberadaan negara sebagai kenyataan fisik atau pengakuan de facto secara formal dapat ditingkatkan kedudukannya menjadi suatu judicial fact atau pengakuan secara de jure. 4. Sebagaimana diketahui bahwa kedudukan kedaulatan merupakan salah satu syarat berdirinya negara. Sehubungan pernyataan tersebut, jelaskan: a. Jelaskan perbedaan kedaulatan dengan kekuasaan! Pembahasan: Untuk menjawab soal di atas kita mesti tahu dulu maskud dari pertanyaannya, bahwa pertanyaan di atas itu menanyakan penjelasan tentang perbedaan kedaulatan dengan kekuasaan yang berkaitan dengan salah satu rakyat berdirinya negara. Jawab: Penjelasan tentang perbedaan kedaulatan dengan kekuasaan yang berkaitan dengan salah satu syarat berdirinya negara: Kedaulatan adalah suatu kekuasaan tertinggi dalam suatu negara yang bersifat mutlak untuk mengatur segala sesuatu yang berhubungan dengan peraturan kehidupan bernegara. Sedangkan kekuasaan adalah hubungan antara pihak yang memiliki kemampuan untuk mempengaruhi pihak lain (pemimpin) dengan pihak yang menerima pengaruh (pengikut). Kekuasaan dapat diartikan sebagai kemampuan untuk mempengaruhi pihak lain menurut kehendak yang ada pada pemegang kekuasaan. Kedaulatan berdasarakan syarat berdirinya suatu negara adalah kekuasaan tertinggi dalam suatu negara. Istilah kedaulatan pertama kali diperkenalkan oleh Jean Bodin ( ). Menurutnya kedaulatan itu sebagai kekuasaan mutlak, abadi dan asli dari suatu negara. Halaman 16

17 Sifat-sifat pokok kedualatan: 1) Permanen artinya kedaulatan akan tetap ada selama negara itu masih ada. 2) Absolut artinya dalam negara tidak ada kekuasaan lain yang lebih tinggi dari kekuasaan negara. 3) Tidak dibagi-bagi artinya kedaulatan merupakan satu-satunya kekuasaan tertinggi. 4) Tidak terbatas artinya kedaulatan itu meliputi semua orang dan golongan tanpa kecuali. 5) Asli artinya kedaulatan tidak berasal dari kekuasaan lain yang lebih tinggi. Singkatnya bahwa kedaulatan merupakan salah satu syarat berdirinya suatu negara atau dikenal dengan istilah pemerintahan yang berdaulat atau pemerintahan yang mempunyai kedaulatan. Sedangkan kekuasaan merupakan perwujudan dari adanya kedaulatan dalam pemerintahan. Namun, adakalanya kekuasaan dalam kedaulatan pemerintahan itu menimbulkan kekacauan dalam suatu negara (chaos). Tapi hal ini terjadi bergantung pada pelaksanaan kekuasaan dalam kedaulatan pemerintahan tersebut. b. Bagaimana pendapat saudara hubungan antara kedaulatan, kekuasaan dan kewibawaan? Pembahasan: Untuk menjawab soal di atas kita mesti tahu dulu maskud dari pertanyaannya, bahwa pertanyaan di atas itu menanyakan penjelasan tentang hubungan antara kedaulatan, kekuasaan dan kewibawaan dengan salah satu syarat berdirinya negara. Jawab: Hubungan antara kedaulatan, kekuasaan dan kewibawaan yang berkaitan dengan salah satu syarat berdirinya negara: Kedaulatan adalah suatu kekuasaan tertinggi dalam suatu negara yang bersifat mutlak untuk mengatur segala sesuatu yang berhubungan dengan peraturan kehidupan bernegara. Sedangkan kekuasaan adalah hubungan antara pihak yang memiliki kemampuan untuk mempengaruhi pihak lain (pemimpin) dengan pihak yang menerima pengaruh (pengikut). Kekuasaan dapat diartikan sebagai kemampuan untuk mempengaruhi pihak lain menurut kehendak yang ada pada pemegang kekuasaan. Kemudian kewibawaan dapat didefinisikan sebagai kekuatan yang memancar dari diri seorang karena kelebihan yang dimilikinya sehingga mendatangkan kepatuhan tanpa paksaan kepadanya. Halaman 17

18 Koentjaraningrat (1967: 181) menyatakan bahwa kepemimpinan itu membutuhkan kekuasaan dan wibawa. Kemudian Karyadi (1977: 25) menyatakan bahwa pemimpin yang ideal adalah orang yang berkuasa dan memiliki wibawa serta mempunyai kemampuan memimpin yang baik terhadap semua lapisan dari lapangandimana nantinya ia akan bergerak. Kekuasaan kadang-kadang mengandung kekerasan, namun bukan berarti kekuasaan adalah kekerasan, kakuasaan tidak perlu mengandung kekerasan jika masalahnya dihubungkan dengan wibawa. Singkatnya, bahwa dalam menilai kemampuan penguasa yang mempunyai kedaulatan untuk menjalankan tugasnya sebagai pemimpin bagi orang-orang yang dikuasainya dapat dilihat dari kewibawaannya. Seseorang dapat dinilai kewibawannya setelah dia memiliki kedudukan dalam kekuasaan. Oleh karena itu kepemimpinan seorang penguasa yang mempunyai kedaulatan dalam kekuasaaanya tidak terlepas dari penilaian masyarakat tentang wibawanya sebagai pemimpin. c. Sebutkan teori-teori kedaulatan sejalan dengan perkembangannya! Pembahasan: Untuk menjawab soal di atas kita mesti tahu dulu maskud dari pertanyaannya, bahwa pertanyaan di atas itu menanyakan penjelasan tentang teori-teori kedaulatan sejalan dengan perkembangannya yang berkaitan dengan salah satu syarat berdirinya negara. Jawab: Penjelasan tentang teori-teori kedaulatan sejalan dengan perkembangannya yang berkaitan dengan salah satu syarat berdirinya negara: Teori kedaulatan negara yang dikemukakan oleh para ahli kenegaraan adalah sebagai berikut: 1) Teori Kedaulatan Tuhan Menurut teori ini kekuasaan tertinggi dalam negara berasal dari Tuhan. Artinya, raja atau penguasa negara mendapat kekuasaan tertinggi dari Tuhan sehingga kehendak raja atau penguasa juga merupakan kehendak Tuhan. Halaman 18

19 2) Teori Kedaulatan Raja Teori kedaulatan raja merupakan perwujudan dari teori kedaulatan Tuhan. Kekuasaan tertinggi di tangan raja atau penguasa. Oleh karena itu, raja dianggap keturunan dewa atau wakil Tuhan di bumi yang mendapat kekuasaan langsung dari Tuhan sehingga kekuasaan raja mutlak dan tidak dapat diganggu gugat. 3) Teori Kedaulatan Negara Berdasarkan teori ini, kekuasaan tertinggi terletak pada negara. Negara sebagai lembaga tertinggi yang memiliki kekuasaan. Kedaulatan negara muncul bersama dengan berdirinya suatu negara. 4) Teori Kedaulatan Hukum Teori kedaulatan hukum menekankan bahwa kekuasaan tertinggi dalam negara terletak pada hukum, baik hukum tertulis maupun tidak tertulis. Oleh karena itu, pelaksanaan pemerintahan dibatasi oleh norma sehingga tidak bersifat absolut. 5) Teori Kedaulatan Rakyat Teori kedaulatan rakyat mengajarkan bahwa kekuasaan negara tertinggi terletak di tangan rakyat. Sumber ajaran kedaulatan rakyat adalah demokrasi. Teori ini memunculkan timbulnya suatu teori pembagian kekuasaan seperti dalam ajaran trias politika yang dikemukakan oleh Montesquieu. 5. Soalnya, yaitu: a. Apa yang saudara ketahui tentang Pactum Unionis dan Pactum Subjectionis yang berkaitan dengan asal-usul negara? Pembahasan: Untuk menjawab soal di atas kita mesti tahu dulu maskud dari pertanyaannya, bahwa pertanyaan di atas itu menanyakan penjelasan tentang Pactum Unionis dan Pactum Subjectionis yang berkaitan dengan asal-usul negara. Jawab: Penjelasan tentang Pactum Unionis dan Pactum Subjectionis yang berkaitan dengan asalusul negara: Halaman 19

20 Melalui bukunya yang berjudul Two Treaties On Civil Government, John Locke menyatakan bahwa suasana alam bebas bukan merupakan keadaan penuh kekacauan (chaos) karena sudah ada hukum kodrat yang bersumber pada rasio manusia yang mengajarkan bahwa setiap orang tidak boleh merugikan kepentingan orang lain. Untuk menghindari anarkis maka manusia mengadakan perjanjian membentuk negara dengan tujuan menjamin suasana hukum individu secara alam. Perjanjian masyarakat ada dua, yaitu: 1) Pactum unionis yaitu perjanjian antar individu yang melahirkan negara. 2) Pactum subjectionis yaitu perjanjain antara individu dengan penguasa yang diangkat dalam pactum unionis, yang isinya penyerahan hak-hak alamiah. Dalam pactum sujectionis tidak semua hak-hak alamiah yang dimiliki manusia diserahkan kepada penguasa (raja) tetapi ada beberapa hak pokok (asasi) yang meliputi hak hidup, hak kemerdekaan/kebebasan, hak milik yang tetap melekat pada diri manusia dan hak tersebut tidak dapat diserahkan kepada siapapun termasuk penguasa. Dan hak-hak tersebut harus dilindungi dan dijamin oleh raja dalam konstitusi (UUD). Melalui teorinya John Locke menghendaki adanya bentuk monarkhi konstituisonal, dan ia dianggap sebagai peletak dasar teori hak asasi manusia. b. Antara Thomas Hobbes, John Locke, dan Jean Jaques Russeau terdapat isi persamaan dan perbedaan mengenai perjanjian masyarakat baik dari isi maupun akibat perjanjian. Jelaskan isi persamaan dan perbedaan dari ketiga pakar tersebut! Pembahasan: Untuk menjawab soal di atas kita mesti tahu dulu maskud dari pertanyaannya, bahwa pertanyaan di atas itu menanyakan penjelasan tentang isi persamaan dan perbedaan mengenai perjanjian masyarakat baik dari isi maupun akibat perjanjian menurut Thomas Hobbes, John Locke, dan Jean Jaques Rousseau. Jawab: Penjelasan tentang isi persamaan dan perbedaan mengenai perjanjian masyarakat baik dari isi maupun akibat perjanjian menurut Thomas Hobbes, John Locke, dan Jean Jaques Rousseau: Halaman 20

21 Teori kontrak sosial merupakan teori mengenai proses terbentuknya suatu negara. Selanjutnya masyarakat membuat kontrak antar mereka sendiri untuk mendirikan sebuah negara sehingga kewenangan berada di tangan masyarakat. Teori kontrak sosial ini mengandung pemikiran liberal pada zaman pencerahan atau enlighment. Ada tiga tokoh yang merumuskan teori kontrak sosial ini, yaitu Thomas Hobbes, John Locke, dan Jean Jacques Rousseau. Karena ketiganya datang dengan latar belakang yang berbeda-beda, maka teori kontrak sosial yang dihasilkan ketiganya pun berbedabeda. Thomas Hobbes memandang bahwa manusia mempunyai sifat dasar yang sama. Yakni, sama-sama memiliki keinginan atau kepentingan dan ketidaksukaan terhadap suatu hal. Dalam keadaan tertentu, kepentingan dan ketidaksukaan antarmanusia ini saling berbenturan. Sehingga, ada pihak yang mendominasi pihak lain. Kemudian terjadi usaha seseorang untuk berada di atas orang lain, yang akhirnya dimungkinkan terjadinya perang dan kondisi menjadi tidak aman. Maka, untuk menghasilkan situasi aman yang terjamin, mereka menyerahkan kepercayaan mereka kepada sebuah lembaga yang dapat menjamin keamanan, kestabilan, dan kesejahteraan mereka melalui sebuah kesepakatan. Kesepekatan inilah yag disebut kontrak sosial. Menurut Locke, ada tiga pihak dalam kontrak sosial ini, yaitu pencipta kepercayaan (the trustor), yang diberi kepercayaan (the trustee), dan yang menerima manfaat dari pemberian kepercayaan tersebut (the beneficiary), (I Basis Susilo, 1988). Dalam hal ini, the trustee adalah pemerintah atau pemegang kekuasaaan, pemerintah bertanggung jawab kepada beneficiary dengan kewenangan yang terbatas. Beneficiary dan the trustor adalah masyarakat. Sedangkan Jean Jacques Rousseau menganggap bahwa sifat dasar manusia adalah saling bekerjasama, sehingga tidak terjadi perkelahian. Sifat saling bekerja sama ini biasanya tertampung dalam sebuah organisasi, sehingga akhirnya muncul seseorang yang mendominasi dan memiliki hakhak istimewa sehingga berpotensi terjadi kekuasaan tunggal (I Basis Susilo, 1988). Untuk menghindari terjadinya kekuasaan tunggal ini, maka perlu dibentuk sebuah kontrak sosial dalam masyarakat. Dalam masyarakat terdiri atas kehendak bebas dan kehendak umum. Jadi, berdasarkan perbedaan pendapat antara Thomas Hobbes, John Locke, dan Jean Jaques Rousseau mengenai perjanjian masyarakat/kontrak sosial baik dari isi maupun akibat perjanjian dapat disimpulkan persamaannya bahwa kontrak sosial dilakukan untuk menjamin keamanan dan kesejahteraan masyarakat yang disebabkan ketakutan masyarakat akan adanya ketidakseimbangan akibat perbenturan kepentingan-kepentingan manusia jika tidak ada yang mengawasi. Halaman 21

22 c. Apakah berakhirnya pemerintah dapat dipersamakan dengan berakhirnya negara? Jelaskan argumentasi saudara! Pembahasan: Untuk menjawab soal di atas kita mesti tahu dulu maskud dari pertanyaannya, bahwa pertanyaan di atas itu menanyakan penjelasan tentang berakhirnya pemerintah dapat dipersamakan dengan berakhirnya negara atau tidak. Jawab: Penjelasan tentang berakhirnya pemerintah dapat dipersamakan dengan berakhirnya negara atau tidak: 1) Teori Organis Negara diibaratkan suatu organism yang diliputi hukum perkembangan hidup. 2) Teori Anarkhis Negara adalah suatu bentuk tata paksa yang hanya sesuai bagi masyarakat primitif. Pada saatnya negara akan lenyap, masyarakat tanpa paksaan dan tanpa negara. Cara melenyapkannya: a) Dengan kekerasan (revolusi) : Proudhon, Kropatkin, Bakunin. b) Dengan pendidikan & evolusi : Leo Tolstoy. 3) Teori Marxis Negara pada saatnya akan lenyap dengan sendirinya, jika syarat-syarat bagi hidupnya tidak ada lagi. 4) Teori Lain a) Karena faktor alam yaitu negara yang tadinya sudah berdiri karena faktor alam lalu lenyap/hilang. Contohnya: Gunung meletus. Pulau ditelan air laut. b) Karena faktor sosial yaitu negara sudah berdiri dan di akui negara lain, tetapi karena faktor sosial lalu lenyap, yaitu: Karena penaklukan. Adanya revolusi. Adanya perjanjian. Adanya penggabungan. Halaman 22

23 Selanjutnya berakhirnya pemerintahan itu dapat diartikan bahwa pemerintahan tersebut berakhir karena faktor alamiah yaitu memang sudah ada waktu berkahirnya sesuai dengan masa jabatan pemerintahan tersebut. Ada pula dengan faktor kesengajaan yaitu pemerintahan berakhir karena permintaan dari masyarakat untuk berhenti atau berkahirnya suatu pemerintah seperti halnya pada zaman pemerintahan Soeharto di Indonesia. Dan ada pula dengan kehendak anggota pemerintah tersebut untuk mengakhiri masa pemerintahannya dengan cara pengunduran diri. Berdasarkan penjelasan di atas, bahwa berakhirnya suatu negara tidak bisa disamakan dengan berakhirnya suatu pemerintahan. Karena suatu negara akan berkahir dengan faktor yang sangat fundamental sedangkan berakhirnya suatu pemerintahan bisa berupa dengan faktor instrumental. Berakhirnya pemerintahan bukan berarti berakhirnya suatu negara. Namun, berkahirnya suatu negara secara otomatis pemerintahan pun berkahir juga. Halaman 23

PEMBAHASAN SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER I TAHUN 2016/2017

PEMBAHASAN SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER I TAHUN 2016/2017 PEMBAHASAN SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER I TAHUN 2016/2017 MATA KULIAH ILMU NEGARA Disusun oleh MUHAMMAD NUR JAMALUDDIN NPM. 151000126 KELAS D UNIVERSITY 081223956738 KADER HmI KOMHUK UNPAS-BANDUNG KETUPLAK

Lebih terperinci

PEMBAHASAN SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER II TAHUN 2013/2014 MATA KULIAH HUKUM TATA NEGARA

PEMBAHASAN SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER II TAHUN 2013/2014 MATA KULIAH HUKUM TATA NEGARA PEMBAHASAN SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER II TAHUN 2013/2014 MATA KULIAH HUKUM TATA NEGARA Disusun oleh MUHAMMAD NUR JAMALUDDIN NPM. 151000126 KELAS D UNIVERSITY 081223956738 muh.jamal08 D070AF70 16jamal Muh_Nur_Jamal

Lebih terperinci

PEMBAHASAN SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER III TAHUN 2016/2017

PEMBAHASAN SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER III TAHUN 2016/2017 PEMBAHASAN SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER III TAHUN 2016/2017 MATA KULIAH HUKUM ADMINISTRASI NEGARA Disusun oleh MUHAMMAD NUR JAMALUDDIN NPM. 151000126 KELAS D UNIVERSITY 081223956738 KADER HmI KOMHUK UNPAS-BANDUNG

Lebih terperinci

PEMBAHASAN SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER II TAHUN 2014/2015 MATA KULIAH HUKUM TATA NEGARA

PEMBAHASAN SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER II TAHUN 2014/2015 MATA KULIAH HUKUM TATA NEGARA PEMBAHASAN SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER II TAHUN 2014/2015 MATA KULIAH HUKUM TATA NEGARA Disusun oleh MUHAMMAD NUR JAMALUDDIN NPM. 151000126 KELAS D UNIVERSITY 081223956738 muh.jamal08 D070AF70 16jamal Muh_Nur_Jamal

Lebih terperinci

PREDIKSI SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER IV TAHUN 2016/2017

PREDIKSI SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER IV TAHUN 2016/2017 PREDIKSI SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER IV TAHUN 2016/2017 MATA KULIAH HUKUM ACARA PERADILAN T.U.N Disusun oleh MUHAMMAD NUR JAMALUDDIN NPM. 151000126 KELAS D UNIVERSITY 081223956738 muh.jamal08 D070AF70 16jamal

Lebih terperinci

PREDIKSI SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER V TAHUN 2017/2018

PREDIKSI SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER V TAHUN 2017/2018 PREDIKSI SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER V TAHUN 2017/2018 MATA KULIAH METODE PENELITIAN HUKUM Disusun oleh MUHAMMAD NUR JAMALUDDIN NPM. 151000126 KELAS D UNIVERSITY 081223956738 KADER HmI KOMHUK UNPAS-BANDUNG

Lebih terperinci

PREDIKSI SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER II TAHUN 2015/2016

PREDIKSI SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER II TAHUN 2015/2016 PREDIKSI SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER II TAHUN 2015/2016 MATA KULIAH ANTROPOLOGI HUKUM & BUDAYA Disusun oleh MUHAMMAD NUR JAMALUDDIN NPM. 151000126 KELAS D UNIVERSITY 081223956738 muh.jamal08 D070AF70 16jamal

Lebih terperinci

Silakan kunjungi My Website

Silakan kunjungi My Website Silakan kunjungi My Website www.mnj.my.id PREDIKSI SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER III TAHUN 2014/2015 MATA KULIAH HUKUM PERIKATAN Disusun oleh MUHAMMAD NUR JAMALUDDIN NPM. 151000126 KELAS D UNIVERSITY 081223956738

Lebih terperinci

PEMBAHASAN SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER I TAHUN 2014/2015 MATA KULIAH BAHASA INDONESIA HUKUM

PEMBAHASAN SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER I TAHUN 2014/2015 MATA KULIAH BAHASA INDONESIA HUKUM Silakan kunjungi My Website www.mnj.my.id PEMBAHASAN SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER I TAHUN 2014/2015 MATA KULIAH BAHASA INDONESIA HUKUM Disusun oleh MUHAMMAD NUR JAMALUDDIN NPM. 151000126 KELAS D UNIVERSITY

Lebih terperinci

TAHUN 2016/2017 MATA KULIAH HUKUM AGRARIA

TAHUN 2016/2017 MATA KULIAH HUKUM AGRARIA Silakan kunjungi My Website www.mnj.my.id PREDIKSI SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER III TAHUN 2016/2017 MATA KULIAH HUKUM AGRARIA Disusun oleh MUHAMMAD NUR JAMALUDDIN NPM. 151000126 KELAS D UNIVERSITY 081223956738

Lebih terperinci

PREDIKSI SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER IV TAHUN 2016/2017

PREDIKSI SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER IV TAHUN 2016/2017 PREDIKSI SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER IV TAHUN 2016/2017 MATA KULIAH HUKUM ACARA PERADILAN AGAMA Disusun oleh MUHAMMAD NUR JAMALUDDIN NPM. 151000126 KELAS D UNIVERSITY 081223956738 muh.jamal08 D070AF70 16jamal

Lebih terperinci

PEMBAHASAN SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER II TAHUN 2013/2014 MATA KULIAH HUKUM PIDANA

PEMBAHASAN SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER II TAHUN 2013/2014 MATA KULIAH HUKUM PIDANA PEMBAHASAN SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER II TAHUN 2013/2014 MATA KULIAH HUKUM PIDANA Disusun oleh MUHAMMAD NUR JAMALUDDIN NPM. 151000126 KELAS D UNIVERSITY 081223956738 KADER HmI KOMHUK UNPAS-BANDUNG KETUPLAK

Lebih terperinci

PEMBAHASAN SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER II TAHUN 2014/2015 MATA KULIAH HUKUM TATA NEGARA

PEMBAHASAN SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER II TAHUN 2014/2015 MATA KULIAH HUKUM TATA NEGARA PEMBAHASAN SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER II TAHUN 2014/2015 MATA KULIAH HUKUM TATA NEGARA Disusun oleh MUHAMMAD NUR JAMALUDDIN NPM. 151000126 KELAS D UNIVERSITY 081223956738 KADER HmI KOMHUK UNPAS-BANDUNG

Lebih terperinci

HAK AZASI MANUSIA. Materi Perkuliahan Ilmu Politik FH Unsri. Vegitya Ramadhani Putri, MA, LLM

HAK AZASI MANUSIA. Materi Perkuliahan Ilmu Politik FH Unsri. Vegitya Ramadhani Putri, MA, LLM HAK AZASI MANUSIA Materi Perkuliahan Ilmu Politik FH Unsri Latar Historis dan Filosofis (1) Kepentingan paling mendasar dari setiap warga negara adalah perlindungan terhadap hak-haknya sebagai manusia.

Lebih terperinci

PEMBAHASAN SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER I TAHUN 2015/2016

PEMBAHASAN SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER I TAHUN 2015/2016 Silakan kunjungi My Website www.mnj.my.id PEMBAHASAN SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER I TAHUN 2015/2016 MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN Disusun oleh MUHAMMAD NUR JAMALUDDIN NPM. 151000126

Lebih terperinci

PEMBAHASAN SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER II TAHUN 2014/2015 MATA KULIAH SOSIOLOGI HUKUM

PEMBAHASAN SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER II TAHUN 2014/2015 MATA KULIAH SOSIOLOGI HUKUM PEMBAHASAN SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER II TAHUN 2014/2015 MATA KULIAH SOSIOLOGI HUKUM Disusun oleh MUHAMMAD NUR JAMALUDDIN NPM. 151000126 KELAS D UNIVERSITY 0891223956738 KADER HmI KOMHUK UNPAS-BANDUNG KETUPLAK

Lebih terperinci

Teori Kedaulatan. Makna Kedaulatan MACAM MACAM TEORI KEDAULATAN. Secara Sempit. Kedaulatan adalah kekuasaan tertinggi suatu Negara.

Teori Kedaulatan. Makna Kedaulatan MACAM MACAM TEORI KEDAULATAN. Secara Sempit. Kedaulatan adalah kekuasaan tertinggi suatu Negara. Teori Kedaulatan Makna Kedaulatan Secara Sempit Kedaulatan adalah kekuasaan tertinggi suatu Negara Secara Luas Kedaulatan adalah hak khusus untuk menajalankan kewenangan tertingi atas suatu wilayah atau

Lebih terperinci

PEMBAHASAN SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER II TAHUN 2014/2015 MATA KULIAH BAHASA INGGRIS HUKUM

PEMBAHASAN SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER II TAHUN 2014/2015 MATA KULIAH BAHASA INGGRIS HUKUM PEMBAHASAN SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER II TAHUN 2014/2015 MATA KULIAH BAHASA INGGRIS HUKUM Disusun oleh MUHAMMAD NUR JAMALUDDIN NPM. 151000126 KELAS D UNIVERSITY 081223956738 muh.jamal08 D070AF70 16jamal

Lebih terperinci

PREDIKSI SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER VII TAHUN 2017/2018

PREDIKSI SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER VII TAHUN 2017/2018 PREDIKSI SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER VII TAHUN 2017/2018 MATA KULIAH PENEGAKAN HUKUM DALAM KEJAHATAN ANTI KORUPSI Disusun oleh MUHAMMAD NUR JAMALUDDIN NPM. 151000126 KELAS D UNIVERSITY 081223956738 KADER

Lebih terperinci

PEMBAHASAN SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER IV TAHUN 2015/2016

PEMBAHASAN SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER IV TAHUN 2015/2016 PEMBAHASAN SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER IV TAHUN 2015/2016 MATA KULIAH HUKUM KETENAGAKERJAAN Disusun oleh MUHAMMAD NUR JAMALUDDIN NPM. 151000126 KELAS D UNIVERSITY 081223956738 muh.jamal08 D070AF70 16jamal

Lebih terperinci

TEORI ASAL MULA DAN TERJADINYA NEGARA. Pokok Bahasan : Asal mula Negara Terjadinya Negara

TEORI ASAL MULA DAN TERJADINYA NEGARA. Pokok Bahasan : Asal mula Negara Terjadinya Negara TEORI ASAL MULA DAN TERJADINYA NEGARA Pokok Bahasan : Asal mula Negara Terjadinya Negara Asal mula Negara Secara garis besar teori tentang asal mula negara dapat dikelompokkan dalam dua kelompok : Teori

Lebih terperinci

PREDIKSI SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER IV TAHUN 2016/2017

PREDIKSI SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER IV TAHUN 2016/2017 PREDIKSI SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER IV TAHUN 2016/2017 MATA KULIAH HUKUM ADAT DALAM PERKEMBANGAN Disusun oleh MUHAMMAD NUR JAMALUDDIN NPM. 151000126 KELAS D UNIVERSITY 081223956738 muh.jamal08 D070AF70

Lebih terperinci

MATERI KULIAH ILMU NEGARA MATCH DAY 5 UNSUR-UNSUR NEGARA

MATERI KULIAH ILMU NEGARA MATCH DAY 5 UNSUR-UNSUR NEGARA MATERI KULIAH ILMU NEGARA MATCH DAY 5 UNSUR-UNSUR NEGARA Sebagaimana dibahas sebelumnya bahwa banyak sekali definisi dari negara, setiap pakar memberikan masing-masing definisinya. Akan tetapi dari sekian

Lebih terperinci

SEJARAH HAK AZASI MANUSIA

SEJARAH HAK AZASI MANUSIA SEJARAH HAK AZASI MANUSIA Materi Perkuliahan Hukum dan HAM ke-2 FH Unsri URGENSI SEJARAH HAM Kepentingan paling mendasar dari setiap warga negara adalah perlindungan terhadap hak-haknya sebagai manusia.

Lebih terperinci

KEKUASAAN HUBUNGAN LUAR NEGERI PRESIDEN (FOREIGN POWER OF THE PRESIDENT) Jumat, 16 April 2004

KEKUASAAN HUBUNGAN LUAR NEGERI PRESIDEN (FOREIGN POWER OF THE PRESIDENT) Jumat, 16 April 2004 KEKUASAAN HUBUNGAN LUAR NEGERI PRESIDEN (FOREIGN POWER OF THE PRESIDENT) Jumat, 16 April 2004 1. Ketentuan UUD 1945: a. Pra Amandemen: Pasal 11: Presiden dengan persetujuan DPR menyatakan perang, membuat

Lebih terperinci

H. BUDI MULYANA, S.IP., M.SI PEMBENTUKAN NEGARA KEWARGANEGARAAN

H. BUDI MULYANA, S.IP., M.SI PEMBENTUKAN NEGARA KEWARGANEGARAAN H. BUDI MULYANA, S.IP., M.SI PEMBENTUKAN NEGARA KEWARGANEGARAAN NEGARA Istilah Negara : Staat (Belanda/Jerman) State (Inggris) Etat (Perancis) Status /statum: menempatkan dalam berdiri, membuat berdiri,

Lebih terperinci

PEMBAHASAN SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER I TAHUN 2014/2015 MATA KULIAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

PEMBAHASAN SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER I TAHUN 2014/2015 MATA KULIAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Silakan kunjungi My Website www.mnj.my.id PEMBAHASAN SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER I TAHUN 2014/2015 MATA KULIAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Disusun oleh MUHAMMAD NUR JAMALUDDIN NPM. 151000126 KELAS D UNIVERSITY

Lebih terperinci

Teori Asal Mula Negara Andrie Irawan, SH., MH

Teori Asal Mula Negara Andrie Irawan, SH., MH Teori Asal Mula Negara Andrie Irawan, SH., MH Teori Perjanjian Masyarakat Dalam ilmu politik dikenal 2 jenis perjanjian masyarakat yaitu perjanjian masyarakat sebenarnya (pactum unionis atau social contract

Lebih terperinci

STATUS KEWARGANEGARAAN INDONESIA BAGI PENDUKUNG ISIS (ISLAMIC STATE OF IRAQ AND SYRIA)

STATUS KEWARGANEGARAAN INDONESIA BAGI PENDUKUNG ISIS (ISLAMIC STATE OF IRAQ AND SYRIA) STATUS KEWARGANEGARAAN INDONESIA BAGI PENDUKUNG ISIS (ISLAMIC STATE OF IRAQ AND SYRIA) Oleh I Gusti Ngurah Surya Adhi Kencana Putra I Ketut Sudiarta Bagian Hukum Penyelenggara Negara Fakultas Hukum Universitas

Lebih terperinci

PREDIKSI SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER IV TAHUN 2016/2017

PREDIKSI SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER IV TAHUN 2016/2017 PREDIKSI SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER IV TAHUN 2016/2017 MATA KULIAH HUKUM DAGANG Disusun oleh MUHAMMAD NUR JAMALUDDIN NPM. 151000126 KELAS D UNIVERSITY 081223956738 muh.jamal08 D070AF70 16jamal Muh_Nur_Jamal

Lebih terperinci

PREDIKSI SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER I TAHUN 2015/2016 MATA KULIAH ILMU NEGARA

PREDIKSI SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER I TAHUN 2015/2016 MATA KULIAH ILMU NEGARA Silakan kunjungi My Website www.mnj.my.id PREDIKSI SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER I TAHUN 2015/2016 MATA KULIAH ILMU NEGARA Disusun oleh MUHAMMAD NUR JAMALUDDIN NPM. 151000126 KELAS D UNIVERSITY 081223956738

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Pandeglang, November Penulis

KATA PENGANTAR. Pandeglang, November Penulis KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufik dan hidayah sehingga kami bisa menyelesaikan makalah kami tentang Teori Kekuasaan Negara. Semoga bisa menjadi acuan dalam

Lebih terperinci

POLITIK HUKUM BAB IV NEGARA DAN POLITIK HUKUM. OLEH: PROF.DR.GUNARTO,SH.SE.A,kt.MH

POLITIK HUKUM BAB IV NEGARA DAN POLITIK HUKUM. OLEH: PROF.DR.GUNARTO,SH.SE.A,kt.MH POLITIK HUKUM BAB IV NEGARA DAN POLITIK HUKUM. OLEH: PROF.DR.GUNARTO,SH.SE.A,kt.MH BAGI POLITIK HUKUM. Negara perlu disatu sisi karena Negara merupakan institusi pelembagaan kepentingan umum dan di lain

Lebih terperinci

LOG Ci O vic Education

LOG Ci O vic Education LOGO Civic Education NEGARA DAN WARGA NEGARA Dosen Pengajar: Dra. Hermawati, MA Kelompok 5a : 1 Nia Cita Anisa (1113102000052) Kelas B No absen :15 2 Ramaza Rizka (1113102000076) Kelas D No absen :10 3

Lebih terperinci

MATERI KEWARGANEGARAAN KELAS X

MATERI KEWARGANEGARAAN KELAS X SEMESTER I MATERI KEWARGANEGARAAN KELAS X 1.Memahami hakikat bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) 2. Menampilkan sikap positif terhadap sistem hukum dan peradilan nasional 3. Menampilkan

Lebih terperinci

H. BUDI MULYANA, S.IP., M.SI

H. BUDI MULYANA, S.IP., M.SI H. BUDI MULYANA, S.IP., M.SI Subyek hukum: pemegang, pemilik, atau pendukung hak dan pemikul kewajiban (individu dan badan hukum). Subyek hukum Internasional adalah setiap pemilik, pemegang, atau pendukung

Lebih terperinci

PREDIKSI SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER V TAHUN 2017/2018

PREDIKSI SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER V TAHUN 2017/2018 PREDIKSI SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER V TAHUN 2017/2018 MATA KULIAH HUKUM EKONOMI Disusun oleh MUHAMMAD NUR JAMALUDDIN NPM. 151000126 KELAS D UNIVERSITY 081223956738 KADER HmI KOMHUK UNPAS-BANDUNG KETUPLAK

Lebih terperinci

JUDUL: NEGARA MIKRO (MICRO NATION)

JUDUL: NEGARA MIKRO (MICRO NATION) KARYA TULIS JUDUL: NEGARA MIKRO (MICRO NATION) DISUSUN OLEH KELOMPOK V: 1. RIKA PUSPITA (10411733000103) 2. NADYA OKTAVIANI C. (10411733000020) 3. SOMA WIJAYA (10411733000099) 4. TUBAGUS REZA (10411733000108)

Lebih terperinci

sebelumnya, yaitu Zaman Pertengahan. Walau demikian, pemikiran-pemikiran yang muncul di Zaman Pencerahan tidaklah semuanya baru.

sebelumnya, yaitu Zaman Pertengahan. Walau demikian, pemikiran-pemikiran yang muncul di Zaman Pencerahan tidaklah semuanya baru. Ada beberapa teori-teori demokrasi yaitu : 1. Teori Demokrasi Klasik Demokrasi, dalam pengertian klasik, pertama kali muncul pada abad ke-5 SM tepatnya di Yunani. Pada saat itu pelaksanaan demokrasi dilakukan

Lebih terperinci

ASAL MULA NEGARA. Nanik Prasetyoningsih.

ASAL MULA NEGARA. Nanik Prasetyoningsih. ASAL MULA NEGARA Nanik Prasetyoningsih E-mail:nanikprasetyoningsih@yahoo.com TEORI-TEORI ASAL MULA NEGARA DUA GOLONGAN BESAR: TEORI-TEORI SPEKULATIF: TEORI PERJANJIAN MASYARAKAT; TEORI TEOKRATIS; TEORI

Lebih terperinci

Mata Pelajaran : PPKn Kelas / Sem : VIII / 1

Mata Pelajaran : PPKn Kelas / Sem : VIII / 1 LEMBAR KERJA Mata Pelajaran : PPKn Kelas / Sem : VIII / 1 Kompetensi Dasar : Menghargai semangat kebangsaan dan kebernegaraan seperti yang ditunjukkan oleh para pendiri negara dalam menetapkan UUD 1945

Lebih terperinci

PEMBAHASAN SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER II TAHUN 2014/2015 MATA KULIAH TERMINOLOGI HUKUM

PEMBAHASAN SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER II TAHUN 2014/2015 MATA KULIAH TERMINOLOGI HUKUM PEMBAHASAN SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER II TAHUN 2014/2015 MATA KULIAH TERMINOLOGI HUKUM Disusun oleh MUHAMMAD NUR JAMALUDDIN NPM. 151000126 KELAS D UNIVERSITY 081223956738 KADER HmI KOMHUK UNPAS-BANDUNG

Lebih terperinci

KONSEP KEDAULATAN RAKYAT DALAM UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN Oleh: Dr. Sutoyo, S.H., M.Hum. 2

KONSEP KEDAULATAN RAKYAT DALAM UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN Oleh: Dr. Sutoyo, S.H., M.Hum. 2 KONSEP KEDAULATAN RAKYAT DALAM UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 1 Oleh: Dr. Sutoyo, S.H., M.Hum. 2 A. Pendahuluan Kedaulatan berasal dari bahasa Arab: daulah, yang artinya kekuasaan

Lebih terperinci

Pendidikan Kewarganegaraan

Pendidikan Kewarganegaraan Modul ke: 09 Dosen Fakultas Fakultas Ilmu Komunikasi Pendidikan Kewarganegaraan Berisi tentang Hak Asasi Manusia : Sukarno B N, S.Kom, M.Kom Program Studi Hubungan Masyarakat http://www.mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

Kewarganegaraan. Negara dan Sistem Pemerintahan. Yuvinus Elyus, Amd. IP., SH., MH. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi Manajemen

Kewarganegaraan. Negara dan Sistem Pemerintahan. Yuvinus Elyus, Amd. IP., SH., MH. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi Manajemen Modul ke: Kewarganegaraan Negara dan Sistem Pemerintahan Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Yuvinus Elyus, Amd. IP., SH., MH. Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Pengertian Bentuk Negara (staats-vorm)

Lebih terperinci

Bangsa dan Negara 1.1 Kedudukan Manusia Sebagai Makhluk Individu 1.2 Kedudukan Manusia Sebagai Makhluk Sosial 2.1 Pengertian Bangsa

Bangsa dan Negara 1.1 Kedudukan Manusia Sebagai Makhluk Individu 1.2 Kedudukan Manusia Sebagai Makhluk Sosial 2.1 Pengertian Bangsa Bangsa dan Negara 1.1 Kedudukan Manusia Sebagai Makhluk Individu Manusia sebagai makhluk individu diartikan sebagai person atau perseorangan atau sebagai diri pribadi. a. Sebagai Makhluk Tuhan Yang Maha

Lebih terperinci

KEWARGANEGARAAN NEGARA DAN PEMERINTAHAN. Modul ke: 03Fakultas FASILKOM. Program Studi Teknik Informatika

KEWARGANEGARAAN NEGARA DAN PEMERINTAHAN. Modul ke: 03Fakultas FASILKOM. Program Studi Teknik Informatika KEWARGANEGARAAN Modul ke: 03Fakultas Nurohma, FASILKOM NEGARA DAN PEMERINTAHAN S.IP, M.Si Program Studi Teknik Informatika Pendahuluan DESKRIPSI Menjelaskan pengertian dan alasan terbentuknya negara, teori-teori

Lebih terperinci

NEGARA HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Universitas Indo Global Mandiri Palembang

NEGARA HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Universitas Indo Global Mandiri Palembang NEGARA HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA Universitas Indo Global Mandiri Palembang NEGARA HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA Pengertian Hukum yaitu : Seperangkat asas dan akidah yang mengatur kehidupan manusia dalam

Lebih terperinci

RANI PURWANTI KEMALASARI SH.MH. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi MANAJEMEN.

RANI PURWANTI KEMALASARI SH.MH. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi MANAJEMEN. Modul ke: MATA KULIAH : KEWARGANEGARAAN MODUL 2 NEGARA DAN SISTEM PEMERINTAHAN SUMBER : BUKU ETIKA BERWARGANEGARA, PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI PERGURUAN TINGGI. ( DITERBITKAN OLEH UMB GRAHA ILMU ) Fakultas

Lebih terperinci

PEMBAHASAN SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER I TAHUN 2014/2015 MATA KULIAH ILMU NEGARA

PEMBAHASAN SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER I TAHUN 2014/2015 MATA KULIAH ILMU NEGARA Silakan kunjungi My Website www.mnj.my.id PEMBAHASAN SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER I TAHUN 2014/2015 MATA KULIAH ILMU NEGARA Disusun oleh MUHAMMAD NUR JAMALUDDIN NPM. 151000126 KELAS D UNIVERSITY 081223956738

Lebih terperinci

Konvensi Montevideo 1933

Konvensi Montevideo 1933 Konvensi Montevideo 1933 N E G A R A 1. Penduduk yang tetap; 2. Wilayah yang pasti; 3. Pemerintah; 4. Kemampuan untuk mengadakan hubungan internasional (kedaulatan) PENGERTIAN NEGARA Kelsen Kesatuan ketentuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Ilmu tidak dapat dipisah-pisahkan dalam kotak-kotak yang terpaku mati (compartmentization). Oleh karena itu tidak mungkin ilmu tersebut berdiri sendiri terpisah satu sama

Lebih terperinci

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Modul ke: BENTUK NEGARA & SISTEM PEMERINTAHAN Fakultas TEKNIK Martolis, MT Program Studi Teknik Mesin PENGERTIAN Bentuk Negara (staats-vorm) berbicara mengenai organ negara atau

Lebih terperinci

DEMOKRASI. Demokrasi berasal dari kata Yunani demos dan kratos. Demos artinya rakyat, Kratos berarti pemerintahan.

DEMOKRASI. Demokrasi berasal dari kata Yunani demos dan kratos. Demos artinya rakyat, Kratos berarti pemerintahan. PERTEMUAN KE 4 DEMOKRASI Demokrasi berasal dari kata Yunani demos dan kratos. Demos artinya rakyat, Kratos berarti pemerintahan. Jadi, demokrasi, artinya pemerintahan rakyat, yaitu pemerintahan yang rakyatnya

Lebih terperinci

HUKUM ADMINISTRASI PUBLIK

HUKUM ADMINISTRASI PUBLIK Pertemuan 2-3 HUKUM ADMINISTRASI PUBLIK Andy Kurniawan Staff Pengajar di Jurusan Administrasi Publik Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Istilah, Pengertian dan Perbedaan HUKUM ADMINISTRASI

Lebih terperinci

PREDIKSI SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER V TAHUN 2017/2018

PREDIKSI SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER V TAHUN 2017/2018 PREDIKSI SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER V TAHUN 2017/2018 MATA KULIAH POLITIK HUKUM Disusun oleh MUHAMMAD NUR JAMALUDDIN NPM. 151000126 KELAS D UNIVERSITY 081223956738 KADER HmI KOMHUK UNPAS-BANDUNG KETUPLAK

Lebih terperinci

NEGARA DAN BENTUK PEMERINTAHAN F I R M A N, S. S O S., M A

NEGARA DAN BENTUK PEMERINTAHAN F I R M A N, S. S O S., M A NEGARA DAN BENTUK PEMERINTAHAN F I R M A N, S. S O S., M A Organisasi yang mengatur hubungan orang-orang dalam sebuah kota atau polis (negara) Socrates Aristoteles: Negara adalah perpaduan beberapa keluarga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara dimana wilayah daratnya berbatasan dengan laut. menimbulkan kerenggangan hubungan dan apabila berlarut-larut akan

BAB I PENDAHULUAN. negara dimana wilayah daratnya berbatasan dengan laut. menimbulkan kerenggangan hubungan dan apabila berlarut-larut akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Wilayah suatu negara yang kita kenal seperti udara dan darat juga lautan. Namun masalah kelautan atau wilayah laut tidak dimiliki oleh setiap negara, hanya negara-negara

Lebih terperinci

B A B N E G A R A. A. Pengertian Negara

B A B N E G A R A. A. Pengertian Negara B A B V N E G A R A A. Pengertian Negara Negara = Staat (Bld-Jerman) = State (Inggris) = Etat (Perancis) Negara adalah suatu organisasi yang hidup yang harus mengalami segala peristiwa yang menjadi pengalamannya

Lebih terperinci

BAB SYARAT TERBENTUKNYA NEGARA

BAB SYARAT TERBENTUKNYA NEGARA BAB SYARAT TERBENTUKNYA NEGARA Menurut Konvensi Montevideo tahun 1933, yang merupakan Konvensi Hukum Internasional, Negara harus mempunyai empat unsur konsititutif, yaitu : a. Harus ada penghuni (rakyat,

Lebih terperinci

H. Budi Mulyana, S.IP., M.Si

H. Budi Mulyana, S.IP., M.Si H. Budi Mulyana, S.IP., M.Si PASAL 3, DEKLARASI MONTEVIDEO 1933: Keberadaan politik suatu negara, bebas dari pengakuannya oleh negara lain. PERMASALAHAN: 1. Recognition is a political act with legal consequences.

Lebih terperinci

D. Semua jawaban salah 7. Kekuasaan Kehakiman ialah kekuasaan yang merdeka artinya A. Terlepas dari pengaruh kekuasaan pemerintah B. Tidak bertanggung

D. Semua jawaban salah 7. Kekuasaan Kehakiman ialah kekuasaan yang merdeka artinya A. Terlepas dari pengaruh kekuasaan pemerintah B. Tidak bertanggung TATA NEGARA 1. Negara Indonesia berdasar atas Hukum (Rechtsstaat), tidak berdasar atas A. Kekuasaan belaka B. Lembaga negara C. Kedaulatan rakyat D. Majelis Permusyawaratan Rakyat 2. Pemerintah berdasar

Lebih terperinci

PENGERTIAN NEGARA DARI BERBAGAI TOKOH

PENGERTIAN NEGARA DARI BERBAGAI TOKOH PENGERTIAN NEGARA DARI BERBAGAI TOKOH 1. Roger H. Soltau Negara adalah agen atau kewenangan yang mengatur atau mengendalikan persoalanpersoalan bersama atas nama masyarakat 2. Harold J. Laski Negara adalah

Lebih terperinci

Modul ke: Hak Asasi Manusia. Fakultas. Rusmulyadi, M.Si. Program Studi.

Modul ke: Hak Asasi Manusia. Fakultas. Rusmulyadi, M.Si. Program Studi. Modul ke: Hak Asasi Manusia Fakultas Rusmulyadi, M.Si. Program Studi www.mercubuana.ac.id Pengertian HAM Hak asasi manusia (HAM) adalah hak yang melekat pada diri manusia, dan tanpa hak-hak itu manusia

Lebih terperinci

KEWARGANEGARAAN. Modul ke: HAK ASASI MANUSIA. Fakultas FEB. Syahlan A. Sume. Program Studi MANAJEMEN.

KEWARGANEGARAAN. Modul ke: HAK ASASI MANUSIA. Fakultas FEB. Syahlan A. Sume. Program Studi MANAJEMEN. KEWARGANEGARAAN Modul ke: HAK ASASI MANUSIA by Fakultas FEB Syahlan A. Sume Program Studi MANAJEMEN www.mercubuana.ac.id HAK ASASI MANUSIA Pokok Bahasan: 1.Pengertian Hak Asasi Manusia. 2. Tujuan Hak Asasi

Lebih terperinci

BAB 5 PENUTUP. 5.1.Kesimpulan

BAB 5 PENUTUP. 5.1.Kesimpulan 99 BAB 5 PENUTUP 5.1.Kesimpulan Berbagai macam pernyataan dari komunitas internasional mengenai situasi di Kosovo memberikan dasar faktual bahwa bangsa Kosovo-Albania merupakan sebuah kelompok yang memiliki

Lebih terperinci

NEGARA DAN SISTEM PEMERINTAHAN

NEGARA DAN SISTEM PEMERINTAHAN KEWARGANERAAN Modul ke: Fakultas 02FEB NEGARA DAN SISTEM PEMERINTAHAN SYAMSUNASIR, S.SOS., M. M. Program Studi Management LATAR BELAKANG PERLUNYA NEGARA Menurut ahli tata negara Sokrates, Aristoteles dan

Lebih terperinci

PAPER PANCASILA. Hak Asasi Manusia Menurut Pancasila Dan UUD. Dosen : Drs. Tahajudin S. OLEH : : Eko Hernanto NIM :

PAPER PANCASILA. Hak Asasi Manusia Menurut Pancasila Dan UUD. Dosen : Drs. Tahajudin S. OLEH : : Eko Hernanto NIM : PAPER PANCASILA Hak Asasi Manusia Menurut Pancasila Dan UUD Dosen : Drs. Tahajudin S. OLEH : Nama : Eko Hernanto NIM : 11.11.4791 Kelompok Jurusan Program studi : C : S1-TI :Pancasila SEKOLAH TINGGI TEKNIK

Lebih terperinci

LATIHAN SOAL-SOAL PEND. KEWARGANEGARAAN (Pilihlah jawaban paling benar)

LATIHAN SOAL-SOAL PEND. KEWARGANEGARAAN (Pilihlah jawaban paling benar) LATIHAN SOAL-SOAL PEND. KEWARGANEGARAAN (Pilihlah jawaban paling benar) 1. Bangsa Indonesia sangat mendambakan suasana internasional yang aman dan damai, untuk mewujudkan suasana tersebut maka : a. Indonesia

Lebih terperinci

PENGAKUAN. AKIBAT: PERMASALAHAN: PASAL 3, DEKLARASI MONTEVIDEO 1933: POLITIK SUATU NEGARA, BEBAS DARI PENGAKUANNYA OLEH NEGARA LAIN

PENGAKUAN. AKIBAT: PERMASALAHAN: PASAL 3, DEKLARASI MONTEVIDEO 1933: POLITIK SUATU NEGARA, BEBAS DARI PENGAKUANNYA OLEH NEGARA LAIN PENGAKUAN. AKIBAT: PERMASALAHAN: PASAL 3, DEKLARASI MONTEVIDEO 1933: POLITIK SUATU NEGARA, BEBAS DARI PENGAKUANNYA OLEH NEGARA LAIN PENGAKUAN Iman Prihandono, Prihandono, SH., MH., LL.M Departemen Hukum

Lebih terperinci

PAHAM INTEGRALISTIK / KEKELUARGAAN INDONESIA

PAHAM INTEGRALISTIK / KEKELUARGAAN INDONESIA PAHAM INTEGRALISTIK / KEKELUARGAAN INDONESIA Buku Pegangan: PANCASILA dan UUD 1945 dalam Paradigma Reformasi Oleh: H. Subandi Al Marsudi, SH., MH. Oleh: MAHIFAL, SH., MH. PIDATO SOEPOMO TENTANG TEORI KENEGARAAN

Lebih terperinci

Unsur-Unsur Negara. Ilmu Negara Andrie Irawan, SH., MH

Unsur-Unsur Negara. Ilmu Negara Andrie Irawan, SH., MH Unsur-Unsur Negara Ilmu Negara Andrie Irawan, SH., MH Unsur-Unsur Negara Convention on Rights and Duties of States of 1933 Pasal 1 Monteviedeo (Pan American) A permanent population A definef terrioty A

Lebih terperinci

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Modul ke: KONSTITUSI DAN RULE OF LAW Fakultas TEKNIK Martolis, MT Program Studi Teknik Mesin Tujuan Instruksional Khusus 1. Menyebutkan definisi dan pengertian rule of law 2.

Lebih terperinci

PANCASILA DAN EMPAT PILAR KEHIDUPAN BERBANGSA. Oleh Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, SH 1.

PANCASILA DAN EMPAT PILAR KEHIDUPAN BERBANGSA. Oleh Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, SH 1. PANCASILA DAN EMPAT PILAR KEHIDUPAN BERBANGSA Oleh Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, SH 1. A. PANCASILA DALAM PROSES PENEGAKAN HUKUM 1. Penegakan Hukum Penegakan hukum mengandung makna formil sebagai prosedur

Lebih terperinci

PENGUATAN SISTEM DEMOKRASI PANCASILA MELALUI INSTITUSIONALISASI PARTAI POLITIK Oleh: Muchamad Ali Safa at (Dosen Fakultas Hukum Universitas Brawijaya)

PENGUATAN SISTEM DEMOKRASI PANCASILA MELALUI INSTITUSIONALISASI PARTAI POLITIK Oleh: Muchamad Ali Safa at (Dosen Fakultas Hukum Universitas Brawijaya) PENGUATAN SISTEM DEMOKRASI PANCASILA MELALUI INSTITUSIONALISASI PARTAI POLITIK Oleh: Muchamad Ali Safa at (Dosen Fakultas Hukum Universitas Brawijaya) Apakah Sistem Demokrasi Pancasila Itu? Tatkala konsep

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Empat Syarat Sifat Ilmiah Pancasila Yuridis Kenegaraan

BAB I PENDAHULUAN A. Empat Syarat Sifat Ilmiah Pancasila Yuridis Kenegaraan BAB I PENDAHULUAN A. Empat Syarat Sifat Ilmiah Pancasila Yuridis Kenegaraan Terdapat empat tiang penyangga dalam mempelajari ilmu Pancasila yuridis kenegaraan yang dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Objeknya

Lebih terperinci

Ilmu Negara. Andrie Irawan, SH., MH Fakultas Hukum Universitas Cokroaminoto Yogyakarta

Ilmu Negara. Andrie Irawan, SH., MH Fakultas Hukum Universitas Cokroaminoto Yogyakarta Ilmu Negara Andrie Irawan, SH., MH Fakultas Hukum Universitas Cokroaminoto Yogyakarta Tentang Saya Nama: Andrie Irawan Pendidikan: S1 dan S2 FH UII No. HP: 0813-28-777-614 Email: andrie.ir@gmail.com Pin

Lebih terperinci

BAB 1 SUBJEK HUKUM INTERNASIONAL

BAB 1 SUBJEK HUKUM INTERNASIONAL BAB 1 SUBJEK HUKUM INTERNASIONAL 1.0 Pendahuluan Hukum internasional, pada dasarnya terbentuk akibat adanya hubungan internasional. Secara spesifik, hukum internasional terdiri dari peraturan-peraturan

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA

TUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA TUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA HAK ASASI MANUSIA DALAM PANCASILA DOSEN PENGAMPU : HARI SUDIBYO S.KOM UNTUK MEMENUHI SALAH SATU SYARAT MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA NAMA: HERI SANTOSO NIM: 11.11.5151

Lebih terperinci

Berkomitmen terhadap Pokok Kaidah Negara Fundamental

Berkomitmen terhadap Pokok Kaidah Negara Fundamental Bab III Berkomitmen terhadap Pokok Kaidah Negara Fundamental Sumber: http://www.leimena.org/id/page/v/654/membumikan-pancasila-di-bumi-pancasila. Gambar 3.1 Tekad Kuat Mempertahankan Pancasila Kalian telah

Lebih terperinci

Oleh: Novianto Murti Hantoro Sulasi Rongiyati Denico Doly Monika Suhayati Trias Palupi Kurnianingrum

Oleh: Novianto Murti Hantoro Sulasi Rongiyati Denico Doly Monika Suhayati Trias Palupi Kurnianingrum LAPORAN HASIL PENELITIAN KELOMPOK TENTANG BENTUK PENGHORMATAN DAN PENGAKUAN NEGARA TERHADAP KESATUAN MASYARAKAT HUKUM ADAT BESERTA HAK-HAK TRADISIONALNYA Oleh: Novianto Murti Hantoro Sulasi Rongiyati Denico

Lebih terperinci

A. Pengertian Pancasila

A. Pengertian Pancasila PANCASILA SEBAGAI SISTEM NILAI A. Pengertian Pancasila Istilah nilai dipakai untuk menunjuk kata benda abstrak yang artinya keberhargaan atau kebaikan. Di samping itu juga untuk menunjuk kata kerja yang

Lebih terperinci

Modul ke: HAK ASASI MANUSIA. 09Teknik. Fakultas. Yayah Salamah, SPd. MSi. Program Studi MKCU

Modul ke: HAK ASASI MANUSIA. 09Teknik. Fakultas. Yayah Salamah, SPd. MSi. Program Studi MKCU Modul ke: HAK ASASI MANUSIA Fakultas 09Teknik Yayah Salamah, SPd. MSi. Program Studi MKCU Tujuan Instruksional Khusus 1. Mengetahui pengertian hak asasi manusia (HAM) 2. Memahami tujuan (HAM) 3. Memahami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah Negara yang berdasarkan atas hukum (rechstaat). 1 Di dalam sebuah Negara Hukum yang demokratis, kekuasaan tertinggi berada di tangan rakyat,

Lebih terperinci

PENGAKUAN. Akibat: Permasalahan: Pasal 3, Deklarasi Montevideo 1933: politik suatu negara, bebas dari pengakuannya oleh negara lain.

PENGAKUAN. Akibat: Permasalahan: Pasal 3, Deklarasi Montevideo 1933: politik suatu negara, bebas dari pengakuannya oleh negara lain. PENGAKUAN Iman Prihandono, SH., MH., LL.M Departemen Hukum Internasional Fakultas Hukum Universitas Airlangga E-Mail: iprihandono@unair.ac.id Blog: imanprihandono.wordpress.com Pasal 3, Deklarasi Montevideo

Lebih terperinci

Kewarganegaraan UMB. Bab Negara dan Sistem Pemerintahan. Bambang Sukiyono, ST. MT. Modul ke: Fakultas Teknik. Program Studi Teknik Elektro

Kewarganegaraan UMB. Bab Negara dan Sistem Pemerintahan. Bambang Sukiyono, ST. MT. Modul ke: Fakultas Teknik. Program Studi Teknik Elektro Kewarganegaraan UMB Modul ke: Bab Negara dan Sistem Pemerintahan Fakultas Teknik Bambang Sukiyono, ST. MT. Program Studi Teknik Elektro www.mercubuana.ac.id 1. Pendahuluan Istilah dan Pengertian Negara:

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG NOMOR 39 TAHUN 1999 TENTANG HAK ASASI MANUSIA PASAL 1

UNDANG-UNDANG NOMOR 39 TAHUN 1999 TENTANG HAK ASASI MANUSIA PASAL 1 PENGERTIAN HAM Hak adalah kekuasaan atau wewenang yang dimiliki seseorang atas sesuatu (Suria Kusuma, 1986). Istilah Hak asasi menunjukkan bahwa kekuasaan atau wewenang yang dimiliki seseorang tersebut

Lebih terperinci

MATERI KULIAH ILMU NEGARA MATCH DAY 6 ASAL MULA DAN LENYAPNYA NEGARA

MATERI KULIAH ILMU NEGARA MATCH DAY 6 ASAL MULA DAN LENYAPNYA NEGARA MATERI KULIAH ILMU NEGARA MATCH DAY 6 ASAL MULA DAN LENYAPNYA NEGARA A. TEORI ASAL MULA NEGARA Perihal asal mula negara secara substansial sesungguhnya membahas teori-teori mengenai bagaimana timbulnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam memahami hukum Organisasi Internasional. tidak dapat dipisahkan dari sejarah pembentukan

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam memahami hukum Organisasi Internasional. tidak dapat dipisahkan dari sejarah pembentukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam memahami hukum Organisasi Internasional tidak dapat dipisahkan dari sejarah pembentukan Organisasi Internasional itu sendiri, yang sudah lama timbul

Lebih terperinci

Peraturan Daerah Syariat Islam dalam Politik Hukum Indonesia

Peraturan Daerah Syariat Islam dalam Politik Hukum Indonesia Peraturan Daerah Syariat Islam dalam Politik Hukum Indonesia Penyelenggaraan otonomi daerah yang kurang dapat dipahami dalam hal pembagian kewenangan antara urusan Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah

Lebih terperinci

Macam-macam konstitusi

Macam-macam konstitusi Macam-macam konstitusi C.F Strong, K.C. Wheare juga membuat penggolongan terhadap konstitusi. Menurutnya konstitusi digolongkan ke dalam lima macam, yaitu sebagai berikut: 1. 1. 1. konstitusi tertulis

Lebih terperinci

Eksistensi Konvensi Jenewa di Masa Depan

Eksistensi Konvensi Jenewa di Masa Depan Eksistensi Konvensi Jenewa di Masa Depan Menilai dari jumlah korban sipil dan penyebaran teror terhadap warga sipil terutama rakyat Gaza yang dilakukan oleh Israel selama konflik sejak tahun 2009 lalu

Lebih terperinci

PERTAMA HAKIKAT BANGSA DAN NEGARA. MATRIKULASI supentri

PERTAMA HAKIKAT BANGSA DAN NEGARA. MATRIKULASI supentri PERTAMA HAKIKAT BANGSA DAN NEGARA MATRIKULASI supentri MANUSIA, BANGSA DAN NEGARA MANUSIA. MANUSIA BERASAL DARI BAHASA SANSAKERTA YAITU MANU, ARTINYA BERPIKIR DAN BERAKAL BUDI. DALAM SEJARAH, HOMO BERARTI

Lebih terperinci

Demokrasi di Indonesia

Demokrasi di Indonesia Demokrasi Demokrasi adalah bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu negara sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat (kekuasaan warganegara) atas negara untuk dijalankan oleh pemerintah negara

Lebih terperinci

KEABSAHAN SUDAN SELATAN SEBAGAI NEGARA MERDEKA BARU DALAM PERSPEKTIF HUKUM INTERNASIONAL

KEABSAHAN SUDAN SELATAN SEBAGAI NEGARA MERDEKA BARU DALAM PERSPEKTIF HUKUM INTERNASIONAL KEABSAHAN SUDAN SELATAN SEBAGAI NEGARA MERDEKA BARU DALAM PERSPEKTIF HUKUM INTERNASIONAL Oleh: Sakti Prasetiya Dharmapati I Dewa Gede Palguna I Made Budi Arsika Program Kekhususan Hukum Internasional dan

Lebih terperinci

HAM KEWARGANEGARAAN. Hak Asasi Manusia FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

HAM KEWARGANEGARAAN. Hak Asasi Manusia FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN KEWARGANEGARAAN HAM Hak Asasi Manusia Disusun oleh : Lanny Ariani (125100601111013) Khanza Jasmine (125100601111015) Budi Satriyo (125100601111017) Avia Intan Rafiqa (125100601111019) FAKULTAS TEKNOLOGI

Lebih terperinci

DIAZ RATNA DEWY EA32

DIAZ RATNA DEWY EA32 DIAZ RATNA DEWY 12213413 2EA32 2014/2015 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa penulis dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah yang berjudul Pendahuluan Pendidikan

Lebih terperinci

LATIHAN SOAL PENDIDIKAN PANCASILA IPB 111 UNIT MATA KULIAH DASAR UMUM

LATIHAN SOAL PENDIDIKAN PANCASILA IPB 111 UNIT MATA KULIAH DASAR UMUM LATIHAN SOAL PENDIDIKAN PANCASILA IPB 111 UNIT MATA KULIAH DASAR UMUM LATIHAN SOAL BELA NEGARA Pilihlah jawaban yang benar. 1. Cinta tanah air merupakan perwujudan pengamalan Pancasila sila. A. Ketuhanan

Lebih terperinci

Volume 12 Nomor 1 Maret 2015

Volume 12 Nomor 1 Maret 2015 Volume 12 Nomor 1 Maret 2015 ISSN 0216-8537 9 77 0 21 6 8 5 3 7 21 12 1 Hal. 1-86 Tabanan Maret 2015 Kampus : Jl. Wagimin No.8 Kediri - Tabanan - Bali 82171 Telp./Fax. : (0361) 9311605 KEWENANGAN PRESIDEN

Lebih terperinci

KEDUDUKAN, FUNGSI DAN TUJUAN KONSTITUSI

KEDUDUKAN, FUNGSI DAN TUJUAN KONSTITUSI KEDUDUKAN, FUNGSI DAN TUJUAN KONSTITUSI Kedudukan, fungsi dan tujuan konstitusi dlm negara berubah dari jaman ke jaman I. Masa Monarkhi Absolut Konstitusi dipakai sebagai alat untuk melegalisir kekuasaan

Lebih terperinci