BUPATI PURWOREJO PROVINSI JAWA TENGAH

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BUPATI PURWOREJO PROVINSI JAWA TENGAH"

Transkripsi

1

2 BUPATI PURWOREJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 42 TAHUN 2017 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2018 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, Menimbang : a. bahwa dalam rangka menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan pembangunan tahunan daerah, Pemerintah Daerah tiap tahun wajib menyusun Rencana Kerja Pemerintah Daerah; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan dengan memperhatikan ketentuan Pasal 26 ayat (2) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Purworejo Tahun 2018; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Purworejo Tahun 2018; Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (16) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Tengah; 3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

3 4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817); 6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; 7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; 8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2017 tentang Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2018; 9. Peraturan Daerah Kabupaten Purworejo Nomor 3 Tahun 2012 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Purworejo Tahun 2012 Nomor 3); 10. Peraturan Daerah Kabupaten Purworejo Nomor 12 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Purworejo Tahun (Lembaran Daerah Kabupaten Purworejo Tahun 2016 Nomor 12);

4 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PURWOREJO TAHUN Pasal 1 Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Purworejo Tahun 2018 merupakan dokumen perencanaan pembangunan Kabupaten Purworejo untuk Tahun 2018 dan merupakan penjabaran dari RPJMD Kabupaten Purworejo Tahun Pasal 2 Sistematika Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Purworejo Tahun 2018 adalah sebagai berikut: a. BAB I : Pendahuluan; b. BAB II : Evaluasi Hasil Pelaksanaan Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun Lalu dan Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan; c. BAB III : Rancangan Kerangka Ekonomi Daerah dan Kebijakan Keuangan Daerah; d. BAB IV : Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah; e. BAB V : Rencana Program dan Kegiatan Prioritas Daerah; f. BAB VI : Penutup. Pasal 3 Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Purworejo Tahun 2018 adalah sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini. Pasal 4 Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2018 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 digunakan sebagai: a. pedoman bagi Perangkat Daerah di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Purworejo dalam penyempurnaan Rancangan Rencana Kerja Perangkat Daerah (Renja-PD) Tahun 2018; b. pedoman dalam menyusun Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) Kabupaten Purworejo Tahun Anggaran 2018.

5 Pasal 5 Program dan kegiatan yang merupakan kebijakan Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Provinsi Jawa Tengah yang dianggarkan setelah ditetapkannya Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Purworejo Tahun 2018, tetapi belum tercantum dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Purworejo Tahun 2018, ditetapkan dalam Perubahan Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Purworejo Tahun Pasal 6 Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Purworejo. Ditetapkan di Purworejo pada tanggal 31 Mei 2017 BUPATI PURWOREJO, Diundangkan di Purworejo pada tanggal 31 Mei 2017 AGUS BASTIAN SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN PURWOREJO, SAID ROMADHON BERITA DAERAH KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2017 NOMOR 42 SERI E NOMOR 35

6 RKPD Kabupaten Purworejo Tahun 2018 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i BAB I PENDAHULUAN... I Latar Belakang... I Dasar Hukum Penyusunan... I Hubungan Antar Dokumen... I Sistematika Dokumen RKPD... I Maksud dan Tujuan... I-8 BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN... II Analisis Gambaran Umum Kondisi Daerah... II Aspek Geografi dan Demografi... II Aspek Kesejahteraan Masyarakat II Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD Sampai Tahun Berjalan dan Realisasi RPJMD... II Permasalahan Pembangunan Daerah... II-63 BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH... III Arah Kebijakan Ekonomi Daerah. III Arah Kebijakan Keuangan Daerah... III Proyeksi Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan III Arah Kebijakan Pendapatan Daerah III Kebijakan Perencanaan Pendapatan Daerah III Arah Kebijakan Belanja Daerah III Arah Kebijakan Pembiayaan Daerah III-26 i

7 RKPD Kabupaten Purworejo Tahun 2018 BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN... IV Tema Pembangunan Daerah... IV Prioritas Pembangunan Nasional dan Provinsi Jawa Tengah tahun IV Isu Strategis dan Kebijakan Umum Pembangunan Daerah IV Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah Tahun IV Penyelarasan Tema, Prioritas dan Sasaran Makro Pembangunan... IV-31 BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH... V Program Prioritas Daerah... V Rencana Program dan kegiatan... V-37 BAB VI.PENUTUP... VI-1 ii

8 RKPD Kabupaten Purworejo Tahun 2018 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) tahun 2018 adalah dokumen yang secara substansial merupakan penerjemahan dari visi, misi dan program kepala daerah yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Purworejo Nomor 12 tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Purworejo Tahun ke dalam program dan kegiatan pembangunan tahunan daerah. Penyusunan RKPD Kabupaten Purworejo Tahun 2018 merupakan penjabaran tahun ke-3 dari RPJMD Kabupaten Purworejo Tahun Penyusunan RKPD Kabupaten Purworejo tahun 2018 ini merupakan salah satu tahapan penting untuk memberikan arahan operasional pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan tahunan bagi seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kabupaten Purworejo dalam menyusun Rencana Kerja Perangkat Daerah (Renja-PD). RKPD Kabupaten Purworejo Tahun 2018 disusun berpedoman pada Peraturan Daerah Kabupaten Purworejo Nomor 12 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Purworejo Tahun , yakni mempedomani prioritas dan sasaran pembangunan daerah serta indikasi rencana program prioritas yang ditetapkan dalam RPJMD Kabupaten Purworejo Tahun Penyusunan RKPD Kabupaten Purworejo mengacu pada RPJMD Provinsi Jawa Tengah Tahun dengan cara melakukan penyelarasan arah kebijakan pembangunan daerah sesuai Surat Edaran Gubernur Jawa Tengah Nomor / Tanggal 27 Desember 2016 perihal Arah Kebijakan Penyusunan RKPD Tahun 2018 dan mengacu RPJMN Tahun melalui penyelarasan prioritas pembangunan nasional. I- 1

9 RKPD Kabupaten Purworejo Tahun 2018 RKPD Kabupaten Purworejo tahun 2018 mempunyai kedudukan, peran dan fungsi sangat strategis dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah, mengingat: a. Secara substansial, memuat arah kebijakan ekonomi dan keuangan daerah, rencana program, kegiatan, indikator kinerja, pagu indikatif, kelompok sasaran, lokasi kegiatan, prakiraan maju, dan Perangkat Daerah penanggung jawab yang wajib dilaksanakan pemerintahan daerah dalam 1 (satu) tahun; b. Secara normatif, menjadi dasar penyusunan Kebijakan Umum APBD (KUA) dan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) yang akan diusulkan oleh kepala daerah untuk disepakati bersama dengan DPRD sebagai landasan penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (R-APBD); c. Secara operasional, memuat arahan untuk peningkatan kinerja pemerintahan di bidang pelayanan dan pemberdayaan masyarakat serta Pemerintah daerah yang menjadi tanggung jawab masing-masing Kepala Perangkat Daerah dalam melaksanakan tugas dan fungsinya yang ditetapkan dalam Renja PD; dan d. Secara faktual, menjadi tolok ukur untuk menilai capaian kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah merealisasikan program dan kegiatan dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat. I- 2

10 RKPD Kabupaten Purworejo Tahun 2018 Gambar 1.1 Bagan Alir Perumusan Awal Prioritas dan Program Pembangunan Daerah pada Tahap Penyusunan RKPD 1.2. Dasar Hukum Penyusunan Dasar hukum penyusunan RKPD Kabupaten Purworejo Tahun 2018 adalah: a. Pasal 18 ayat (16) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; b. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Provinsi Jawa Tengah; I- 3

11 RKPD Kabupaten Purworejo Tahun 2018 c. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); d. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); e. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700); f. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Noor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); g. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817); h. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun ; (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 3); I- 4

12 RKPD Kabupaten Purworejo Tahun 2018 i. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; j. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; k. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2017 tentang Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2018; l. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 3 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 Nomor 3); m. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 5 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014 Nomor 5, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 65); n. Peraturan Daerah Kabupaten Purworejo Nomor 3 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Purworejo Tahun (Lembaran Daerah Kabupaten Purworejo Tahun 2010 Nomor 3); o. Peraturan Daerah Kabupaten Purworejo Nomor 27 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang wilayah Kabupaten Purworejo Tahun (Lembaran Daerah Kabupaten Purworejo Tahun 2011 Nomor 27); I- 5

13 RKPD Kabupaten Purworejo Tahun 2018 p. Peraturan Daerah Kabupaten Purworejo Nomor 3 Tahun 2012 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Purworejo Tahun 2012 Nomor 3). q. Peraturan Daerah Kabupaten Purworejo Nomor 12 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Purworejo Tahun (Lembaran Daerah Kabupaten Purworejo Tahun 2016 Nomor 12); r. Peraturan Daerah Kabupaten Purworejo Nomor 14 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Purworejo (Lembaran Daerah Kabupaten Purworejo Tahun 2016 Nomor 14) Hubungan Antar Dokumen Perencanaan pembangunan Kabupaten Purworejo merupakan satu kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan Provinsi Jawa Tengah dan Nasional. Penyusunan RKPD Kabupaten Purworejo mengacu pada RPJMD Provinsi Jawa Tengah Tahun dengan cara melakukan penyelarasan arah kebijakan pembangunan daerah sesuai Surat Edaran Gubernur Jawa Tengah Nomor / Tanggal 27 Desember 2016 perihal Arah Kebijakan Penyusunan RKPD Tahun 2018 dan mengacu RPJMN Tahun melalui penyelarasan prioritas pembangunan nasional. Ruang lingkup perencanaan pembangunan daerah meliputi tahapan, tata cara penyusunan, pengendalian dan evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan daerah, yang terdiri atas RPJPD, RPJMD, Renstra- PD, RKPD, dan Renja-PD. Perencanaan pembangunan daerah yang bersifat sektoral, harus menyelaraskan rencana tata ruang wilayah Kabupaten Purworejo. I- 6

14 RKPD Kabupaten Purworejo Tahun 2018 RPJP Nasional RTRWN PEDOMAN DIACU RPJM Nasional DIACU PEDOMAN RKP Nasional DIACU RPJPD Jawa Tengah RTRW Jawa Tengah PEDOMAN RPJMD Jawa Tengah DIACU PEDOMAN RKPD Jawa Tengah DIACU RPJPD Purworejo DIACU PEDOMAN RPJMD Purworejo PEDOMAN RKPD Purworejo RTRW Purworejo PEDOMAN Renstra-PD Purworejo PEDOMAN DIACU Renja-PD Purworejo Gambar 1.2. Hubungan dokumen Perencanaan Pembangunan 1.4. Sistematika Dokumen RKPD Sistematika Dokumen RKPD Kabupaten Purworejo Tahun 2018 terdiri dari 6 (enam) bab, yaitu sebagai berikut: BAB I : Pendahuluan Terdiri dari latar belakang, dasar hukum penyusunan, hubungan antar dokumen, sistematika dokumen RKPD serta maksud dan tujuan. BAB II : Evaluasi Hasil Pelaksanaan Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun Lalu dan Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Berisi tentang gambaran umum kondisi daerah, evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan RKPD I- 7

15 RKPD Kabupaten Purworejo Tahun 2018 sampai tahun berjalan dan realisasi RPJMD, dan permasalahan pembangunan daerah. BAB III : Rancangan Kerangka Ekonomi Daerah dan Kebijakan Keuangan Daerah Berisi tentang arah kebijakan ekonomi daerah dan Keuangan Daerah. BAB IV : Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah Berisi tentang tujuan dan sasaran pembangunan, serta prioritas pembangunan daerah. BAB V : Rencana Program dan Kegiatan Prioritas Daerah Memuat program dan kegiatan prioritas pembangunan daerah tahun 2018 menurut Urusan Wajib, Urusan Pilihan dan Fungsi Penunjang Urusan. BAB VI : Penutup. Memuat harapan berkenaan dengan pelaksanaan RKPD Kabupaten Purworejo Tahun Maksud dan Tujuan Maksud penyusunan RKPD Kabupaten Purworejo Tahun 2018 adalah sebagai berikut: a. Menjabarkan RPJMD Kabupaten Purworejo Tahun tahun ketiga kedalam rencana program dan kegiatan prioritas Kabupaten Purworejo Tahun b. Menciptakan sinergi program dan kegiatan pembangunan antar wilayah, antar kewenangan urusan pembangunan dan antar tingkat pemerintahan. c. Mewujudkan efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber daya dalam rangka pembangunan daerah. Sedangkan tujuannya adalah sebagai pedoman dalam penyusunan rancangan Rencana Kerja Perangkat Daerah (Renja- PD) Kabupaten Purworejo Tahun I- 8

16 RKPD Kabupaten Purworejo Tahun 2018 BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN 2.1. Analisis Gambaran Umum Kondisi Daerah Aspek Geografi dan Demografi Karakteristik Lokasi dan Wilayah 1. Letak, Luas dan Batas Wilayah Secara geografis, Kabupaten Purworejo merupakan bagian dari Provinsi Jawa Tengah, yang terletak pada posisi antara Bujur Timur dan Lintang Selatan. Luas wilayah Kabupaten Purworejo adalah 1.034,82 km 2 yang terdiri dari + 2/5 daerah dataran dan + 3/5 daerah pegunungan dengan batas-batas wilayah sebagai berikut: Sebelah utara Kabupaten Wonosobo dan Kabupaten Magelang Sebelah timur Kabupaten Kulon Progo, DIY Sebelah selatan Samudera Indonesia Sebelah barat Kabupaten Kebumen 2. Topografi Kondisi kemiringan lereng atau kelerengan Kabupaten Purworejo dapat dibedakan menjadi empat (4) kategori yaitu: a. Kemiringan 0% 2% meliputi bagian selatan dan tengah wilayah Kabupaten Purworejo, b. Kemiringan 2% 15% meliputi sebagian Kecamatan Kemiri, Bruno, Bener, Loano, dan Bagelen, c. Kemiringan 15% 40% meliputi bagian utara dan timur wilayah Kabupaten Purworejo, d. Kemiringan > 40% meliputi sebagian Kecamatan Bagelen, Kaligesing, Loano, Gebang, Bruno, Kemiri, dan Pituruh. II- 1

17 RKPD Kabupaten Purworejo Tahun 2018 Posisi ketinggian Kabupaten Purworejo berkisar antara 0 meter sampai dengan meter di atas permukaan laut. Kondisi topografi Kabupaten Purworejo secara umum adalah sebagai berikut : a. Bagian selatan dan barat merupakan daerah dataran rendah dengan ketinggian antara 0 25 meter di atas permukaan air laut. b. Bagian utara dan timur merupakan daerah berbukit-bukit dengan ketinggian antara meter di atas permukaan air laut. 3. Klimatologis Kondisi iklim suatu daerah sangat berpengaruh pada potensi daerah bersangkutan, baik dalam potensi sumber daya alam maupun dalam potensi bencana alam. Kabupaten Purworejo beriklim tropis dengan dua musim dalam setahunnya yaitu musim kemarau dan musim penghujan. Rata-rata suhu udara di Purworejo antara o C dengan curah hujan rata-rata per tahun berkisar antara 620 mm/tahun hingga mm/tahun. Kondisi curah hujan yang relatif dengan intensitas tinggi sering menyebabkan di daerah-daerah potensi banjir dan longsor terkena bencana banjir dan tanah longsor. 4. Geologi Kondisi geologi di Kabupaten Purworejo dapat dirinci menjadi bahasan mengenai lithologi/batuan, stratigrafi dan struktur geologi. Ketiga aspek geologi tersebut penting kaitannya dengan beberapa fenomena alam khususnya kebencanaan seperti longsor, banjir maupun kekeringan. II- 2

18 RKPD Kabupaten Purworejo Tahun 2018 Proporsi lithologi batuan Kabupaten Purworejo berupa batuan sedimen dan perselingan batuan gunung api sebesar 60,1% terdapat di bagian utara dan timur wilayah Kabupaten Purworejo pada daerah dengan topografi tinggi, dan 39,9% berupa aluvium tersebar pada daerah dengan topografi rendah di bagian selatan dan barat Kabupaten Purworejo. Susunan batuan/stratigrafi yang menyusun wilayah Kabupaten Purworejo mengikuti tata stratigrafi pada Pegunungan Serayu Selatan yang berada di bagian utara dan Pegunungan Menoreh yang berada di bagian timur. Kabupaten Purworejo sendiri memiliki empat bentuk lahan asal proses, meliputi bentuk lahan asal proses struktural, bentuk lahan asal proses fluvial, bentuk lahan asal proses marine dan bentuk lahan asal proses denudasional. 5. Hidrologi Kondisi hidrologi yang dapat dilihat dari potensi air tanah dan keberadaan air permukaan satu daerah adalah tidak sama dengan daerah lainnya walaupun keduanya mempunyai curah hujan yang sama. Hal ini disebabkan kondisi lahan (geologi, geomorfologi, dan tanah) setiap daerah berbeda. Kabupaten Purworejo memiliki potensi air yang berasal dari air permukaan dan air bawah tanah. Terdapat beberapa sungai yang mengalir dan bermuara di Samudera Indonesia. Sungai-sungai ini termasuk dalam Daerah Aliran Sungai (DAS) Bogowonto, Cokroyasan dan Wawar. Hulu-hulu sungai tersebut umumnya berada di bagian timur dan utara Kabupaten Purworejo. II- 3

19 RKPD Kabupaten Purworejo Tahun Penggunaan Lahan Pengunanan lahan Kabupaten Purworejo dibagi menjadi dua kategori yaitu lahan kering seluas ,80 Ha atau 70,40 % dan tanah sawah seluas 30,626,97 Ha atau 29,60%. Lahan kering terdiri dari ,50 Ha berupa tanah bangunan dan halaman sekitarnya, ,14 Ha berupa tegal/kebun/ladang/huma, 6.857,88 Ha berupa hutan negara, dan sisanya berupa padang rumput, tambak, tanah lainnya. Luas sawah beririgasi adalah ,14 Ha, sedangkan sawah tadah hujan seluas 2.949,83 Ha. Dinamika penggunaan lahan di Kabupaten Purworejo kurang terkendali. Sebagian besar perubahan yang terjadi berupa alih fungsi lahan dari pertanian ke non pertanian seperti untuk perumahan dan permukiman Potensi Pengembangan Wilayah Menurut Peraturan Daerah Nomor 27 tahun 2011 tentang RTRW Kabupaten Purworejo yang mana sedang direview, penetapan kawasan strategis pada wilayah kabupaten, meliputi: 1. Dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi, meliputi : a. Kawasan Perkotaan Purworejo Kutoarjo yang dapat dikembangkan menjadi kawasan Aglomerasi Purworejo - Kutoarjo berbasis jasa, perdagangan, dan industri meliputi: 1) kawasan Perkotaan Purworejo; 2) kawasan koridor jalan ruas Purworejo-Kutoarjo; dan 3) kawasan Perkotaan Kutoarjo. II- 4

20 RKPD Kabupaten Purworejo Tahun 2018 b. Kawasan Perkotaan Purwodadi, dapat dikembangkan menjadi pusat layanan sektor jasa, perdagangan, transportasi, dan keuangan. c. Kawasan Perkotaan Kemiri, dapat dikembangkan menjadi pusat layanan sektor jasa, perdagangan, dan keuangan. d. Kawasan Bahari Terpadu (KBT), dapat dikembangkan pada kawasan pesisir selatan Kabupaten Purworejo seluas kurang lebih hektar, meliputi: 1) Kecamatan Grabag; 2) Kecamatan Ngombol; dan 3) Kecamatan Purwodadi. e. Kawasan Agropolitan, terdiri atas: 1) pengembangan Kawasan Agropolitan Bagelen meliputi: a) Kecamatan Bagelen; b) Kecamatan Purwodadi; c) Kecamatan Kaligesing; dan d) Kecamatan Ngombol. 2) pengembangan Kawasan Agropolitan Kuto Bumi Baru, meliputi: a) Kecamatan Kutoarjo; b) Kecamatan Butuh; c) Kecamatan Kemiri; d) Kecamatan Pituruh; e) Kecamatan Bruno; dan f) Kecamatan Grabag. f. Kawasan koridor perbatasan Purwokulon yang dapat dikembangkan berbasis pertanian, pariwisata, jasa, dan perdagangan di Kecamatan Kaligesing. II- 5

21 RKPD Kabupaten Purworejo Tahun 2018 g. Kawasan perbatasan dengan desa-desa yang berbatasan dengan kabupaten lainnya, meliputi: 1) Desa Dadirejo di Kecamatan Bagelen; 2) Desa Jogoboyo di Kecamatan Purwodadi; 3) Desa Sedayu di Kecamatan Loano; 4) Desa Ngasinan di Kecamatan Bener; 5) Desa Cacaban Lor di Kecamatan Bener; 6) Desa Tegalsari di Kecamatan Bruno; 7) Desa Brengkol di Kecamatan Pituruh; 8) Desa Wironatan di Kecamatan Butuh; dan 9) Desa Nambangan di Kecamatan Grabag. 2. Dari sudut kepentingan sosial dan budaya, meliputi: a. Kawasan Situs Prasasti Kayu Arahiwang di Desa Borowetan Kecamatan Banyuurip; b. Kawasan Alun-Alun Purworejo dan sekitarnya; c. Kawasan Alun-Alun Kutoarjo dan sekitarnya; dan d. Kawasan Petilasan WR. Supratman di Desa Somongari Kecamatan Kaligesing. 3. dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup, meliputi: a. kawasan DAS meliputi: 1) bagian hulu DAS Bogowonto; 2) bagian hulu DAS Cokroyasan; dan 3) bagian hulu DAS Wawar. b. kawasan Pegunungan Menoreh meliputi: 1) Kecamatan Bagelen; 2) Kecamatan Kaligesing; 3) Kecamatan Loano; dan 4) Kecamatan Bener. II- 6

22 RKPD Kabupaten Purworejo Tahun 2018 c. kawasan Pegunungan Serayu Selatan meliputi: 1) Kecamatan Gebang; 2) Kecamatan Bruno; 3) Kecamatan Pituruh; dan 4) Kecamatan Kemiri. d. kawasan pantai berhutan bakau meliputi: 1) Kecamatan Grabag; 2) Kecamatan Ngombol; dan 3) Kecamatan Purwodadi. e. kawasan TPA Sampah Gunung Tumpeng di Desa Jetis Kecamatan Loano Wilayah Rawan Bencana Kawasan rawan bencana, terdiri atas: 1. kawasan rawan bencana tanah longsor meliputi: Kecamatan Loano; Kecamatan Bruno; Kecamatan Bener; Kecamatan Kaligesing; Kecamatan Gebang; Kecamatan Bagelen; Kecamatan Purworejo; Kecamatan Kutoarjo; Kecamatan Pituruh; dan Kecamatan Kemiri. 2. kawasan rawan bencana banjir meliputi: Kecamatan Grabag; Kecamatan Butuh; Kecamatan Bagelen; Kecamatan Ngombol; Kecamatan Purwodadi; Kecamatan Kutoarjo; dan Kecamatan Pituruh; 3. kawasan rawan bencana gelombang pasang meliputi: Kecamatan Purwodadi; Kecamatan Ngombol; dan Kecamatan Grabag.; dan 4. kawasan rawan bencana kekeringan meliputi: Kecamatan Bruno; Kecamatan Pituruh; Kecamatan Kemiri; Kecamatan Gebang; Kecamatan Bener; Kecamatan Loano; Kecamatan Bagelen; Kecamatan Kaligesing; Kecamatan Grabag; Kecamatan Ngombol; dan Kecamatan Purwodadi. II- 7

23 RKPD Kabupaten Purworejo Tahun Demografi 1. Jumlah Penduduk Jumlah penduduk Kabupaten Purworejo menurut hasil Sensus Penduduk pada bulan Mei 2010 adalah jiwa. Pada akhir tahun 2015 adalah jiwa. Sedangkan hasil proyeksi , penduduk Kabupaten Purworejo tahun 2016 sebesar jiwa dengan rincian penduduk laki-laki jiwa, penduduk perempuan jiwa (sumber BPS Kabupaten Purworejo). Adapun Prosentase Persebaran Penduduk Kabupaten Purworejo Tahun 2015 sebagaimana tersaji pada gambar berikut. Gambar 2.1 Prosentase Persebaran Penduduk Kabupaten Purworejo Tahun 2015 Dilihat dari persebarannya, Kecamatan Purworejo dan Kecamatan Kutoarjo memiliki jumlah penduduk yang paling banyak yaitu 12 % dan 8,36% dari jumlah penduduk Kabupaten Purworejo. II- 8

24 RKPD Kabupaten Purworejo Tahun Usia Penduduk Purworejo berusia antara Tahun sebesar 65,06%. Rasio beban ketergantungan di Purworejo tahun 2015 adalah 53,70%. Artinya 100 penduduk usia produktif (15-64) rata-rata menanggung beban 54 penduduk usia tidak produktif (0-14 dan 65 keatas). Piramida Penduduk Kabupaten Purworejo tahun 2015 sebagaimana tersaji pada gambar 2.2. Gambar 2.2. Piramida Penduduk Kabupaten Purworejo Tahun 2015 Tabel 2.1. Perkembangan Besarnya Rasio Beban Ketergantungan Kelompok Tahun Umur sampai dengan sampai dengan keatas Rasio Beban Ketergantungan (%) 56,42 56,41 54,74 54,25 53,92 53,70 Sumber : Kabupaten Purworejo Dalam Angka berbagai tahun terbitan (diolah) II- 9

25 RKPD Kabupaten Purworejo Tahun 2018 Untuk Kabupaten Purworejo tergolong piramida penduduk muda yang berarti angka kelahiran masih lebih besar daripada angka kematian. Rasio Ketergantungan (Dependency Ratio) adalah perbandingan antara jumlah penduduk berumur 0-14 tahun, ditambah dengan jumlah penduduk 65 tahun keatas dibandingkan dengan jumlah penduduk usia tahun. Rasio ketergantungan di bagi menurut usia, tua dan muda: 1. Rasio Ketergantungan Muda adalah perbandingan jumlah penduduk umur 0-14 tahun dengan jumlah penduduk umur tahun. 2. Rasio Ketergantungan Tua adalah perbandingan jumlah penduduk umur 65 tahun ke atas dengan jumlah penduduk di usia tahun. Rasio ketergantungan merupakan salah satu indikator demografi yang dapat digunakan sebagai indikator yang secara kasar dapat menunjukkan keadaan ekonomi suatu Negara atau wilayah, apakah tergolong Negara atau wilayah maju atau Negara atau wilayah yang sedang berkembang. Semakin tingginya persentase menunjukkan semakin tingginya beban yang harus ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai hidup penduduk yang belum produktif dan tidak produktif lagi. Sedangkan persentase rasio yang semakin rendah menunjukkan semakin rendahnya beban yang ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai penduduk yang belum produktif dan tidak produktif lagi. Berkaitan dengan angka beban ketergantungan Kabupaten Purworejo pada kisaran angka 50-55, menunjukkan kondisi yang hampir seimbang yang berarti jumlah penduduk produktif masih menanggung penduduk non produktif sebesar ± 5%. II- 10

26 RKPD Kabupaten Purworejo Tahun Kepadatan Penduduk Kepadatan penduduk adalah angka yang menunjukkan jumlah penduduk dalam satuan wilayah tertentu. Angka kepadatan penduduk kasar adalah angka yang menunjukkan jumlah penduduk dalam satuan wilayah tertentu. Satuan yang biasa digunakan untuk menggambarkan angka kepadatan adalah orang/hektar atau orang/km2. Besarnya angka kepadatan penduduk kasar Kabupaten Purworejo pada tahun 2015 sebesar 684 orang / km2 luas wilayah. Sebagian besar penduduk Kabupaten Purworejo terkonsentrasi di Kecamatan Purworejo, Kutoarjo dan Bayan masing masing sebesar 1.601; dan orang/km2 (sumber: Kabupaten Purworejo dalam angka, BPS, 2016). Sedangkan wilayah dengan kepadatan penduduk paling rendah adalah Kecamatan Kaligesing dengan kepadatan penduduk sebesar 396 orang/km 2 dan Kecamatan Bruno dengan kepadatan penduduk sebesar 406 orang/km 2. Dua kecamatan tersebut memang merupakan daerah dengan kondisi geografis berupa pegunungan yang sebagian wilayahnya memiliki hutan yang cukup luas. 4. Laju pertumbuhan penduduk Laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Purworejo dari tahun sebesar 0,3954%. Pertumbuhan penduduk Kecamatan yang di atas rata-rata Kabupaten Purworejo adalah Kecamatan Grabag, Purwodadi, Bagelen, Purworejo, Banyuurip, Bayan, Gebang. (sumber : Purworejo Dalam Angka, BPS, 2016). II- 11

27 RKPD Kabupaten Purworejo Tahun Mata pencaharian penduduk Pekerjaan menurut lapangan usaha penduduk Kabupaten Purworejo umur 15 tahun ke atas yang bekerja sebagian besar didominasi sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan (25,99%), kemudian diikuti sektor pertambangan dan penggalian (0,82%), sektor industri pengolahan (18,36%), pengadaan listrik dan gas (0,07%), pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang (0,06%), kontruksi (8,44%), perdagangan besar dan eceran (12,42%), transportasi dan pergudangan (5,41%), penyediaan akomodasi dan makan minum (2,05%), informasi dan komunikasi (4,51%), jasa keuangan dan asuransi (3,53%), real estate (2,02%), jasa perusahaan (0,27%), administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib (4,15%), jasa pendidikan (8,19%), jasa kesehatan dan kegiatan sosial (1,56%) dan jasa lainnya (2,14%). (Sumber : Kabupaten Purworejo Dalam Angka, BPS, 2016) Aspek Kesejahteraan Masyarakat Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi 1. Produk Domestik Regional Bruto Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah salah satu bagian dari sistem neraca ekonomi regional yang di dalamnya merekam hasil-hasil dari kegiatan ekonomi di suatu wilayah dalam periode tertentu/(satu tahun. PDRB didefinisikan sebagai jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi di suatu wilayah. PDRB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada setiap tahun. Sedangkan PDRB atas dasar harga konstan menunjukkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga tahun tertentu sebagai tahun dasar, yaitu dalam periode tahun sampai dengan tahun 2015 ini menggunakan tahun dasar tahun II- 12

28 RKPD Kabupaten Purworejo Tahun 2018 Dalam kurun waktu tahun , PDRB Kabupaten Purworejo atas harga berlaku adalah Rp ,- di tahun 2011, meningkat menjadi Rp ,- di tahun 2012, meningkat menjadi Rp ,- di tahun 2013, tahun 2014 mencapai Rp ,- meningkat menjadi Rp ,- di tahun Sedangkan untuk PDRB atas dasar harga konstan mencapai Rp ,- di tahun 2011, Rp ,- di tahun 2012, Rp ,- di tahun 2013, menjadi Rp ,- di tahun 2014 dan menjadi Rp ,- di tahun Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Purworejo Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Purworejo pada tahun 2011 s.d. tahun 2012 adalah dari 5,01%, meningkat menjadi 5,02% dan meningkat lagi menjadi 5,04% pada tahun 2013, tetapi menurun menjadi 4,99% pada tahun 2014, meningkat lagi menjadi 5,12% pada tahun tahun Kondisi di tahun 2015 tersebut masih berada di bawah pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Tengah yang mencapai 5,42%. Demikian juga jika dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi nasional yang mencapai 5,04%, Kabupaten Purworejo sudah berada di atas rata-rata nasional, yang dapat dilihat pada tabel 2.2. dan gambar 2.3. Tabel 2.2. Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Purworejo, Provinsi Jawa Tengah, dan Indonesia Tahun (Berdasar PDRB adh Konstan tahun dasar 2010) Cakupan Wilayah Kabupaten Purworejo 5,01 5,02 5,04 4,99 5,12 Provinsi Jawa Tengah 6,01 6,34 5, ,42 Indonesia 6,50 6,23 5, ,04 (Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS) ). II- 13

29 RKPD Kabupaten Purworejo Tahun 2018 (Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS) & Bappeda Purworejo, 2016, diolah) Gambar 2.3. Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Purworejo Tahun (%) Tabel 2.3 Laju Pertumbuhan Riil PDRB Menurut Lapangan Usaha (Persen), II- 14

30 RKPD Kabupaten Purworejo Tahun 2018 Pertumbuhan Sektor Ekonomi Kabupaten Purworejo, semua sektor ekonomi di Kabupaten Purworejo menunjukan pertumbuhan positif. Pertumbuhan terendah dialami oleh sektor pengadaan listrik dan gas yang hanya mencapai 0,07% dan pertumbuhan tertinggi oleh sektor jasa yang mencapai 6,90%. Pada tahun 2011 pertumbuhan terendah pada sektor pertanian yang hanya mencapai 2,30% sedangkan pertumbuhan tertinggi oleh sektor pengangkutan dan komunikasi yang mencapai 7,64%. Pada tahun 2012 pertumbuhan terendah pada sektor pertambangan dan penggalian yang hanya mencapai 2,71% dan pertumbuhan tertinggi pada sektor perdagangan, hotel dan restoran yang mencapai 6,41%. Pada tahun 2013, pertumbuhan terendah pada sektor pertanian yang mencapai 2,98% dan pertumbuhan tertinggi pada sektor Keuangan, persewaaan dan jasa perusahaan yang mencapai 7,33%. Sedangkan pada tahun 2014 pertumbuhan terendah pada sektor pertanian yaitu sebesar 1,45% dan pertumbuhan tertinggi pada sektor pengangkutan dan komunikasi 8,93%. Untuk tahun 2015, terjadi perubahan sektor sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan yaitu sebesar 25,99%, kemudian diikuti sektor pertambangan dan penggalian 0,82%, sector industry pengolahan sebesar 18,38%, pengadaan listrik dan gas hanya sebesar 0,07%. Untuk Pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang sebesar 0,06%, sector kontruksi sebesar 8,44%, perdagangan besar dan eceran sebesar 12,42%, transportasi dan pergudangan sebesar 5,41%, penyediaan akomodasi dan makan minum sebesar 2,05%, sector informasi dan komunikasi sebesar 4,51%, jasa keuangan dan asuransi sebesar 3,53%, real estate sebesar 2,02%, jasa perusahaan sebesar 0,27%, administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib sebesar 4,15%, jasa pendidikan sebesar 8,19%, jasa kesehatan dan kegiatan social sebesar 1,56% dan jasa lainnya sebesar 2,14%. II- 15

31 RKPD Kabupaten Purworejo Tahun 2018 Tabel 2.4. Peranan PDRB adh Konstan Menurut Lapangan Usaha (%) Tahun Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 28,13 27,19 27,15 25,97 25,99 Pertambangan dan Penggalian 0,74 0,72 0,71 0,77 0,82 Industri Pengolah 17,48 17,40 17,42 18,26 18,38 Pengadaan Listrik dan Gas 0,08 0,08 0,08 0,07 0,07 Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0,08 0,07 0,07 0,06 0,06 Konstruksi 8,26 8,39 8,29 8,43 8,44 Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 13,66 13,25 13,10 12,69 12,42 Transportasi dan Pergudangan 5,10 5,12 5,13 5,32 5,41 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 2,17 2,08 2,03 2,04 2,05 Informasi dan Komunikasi 4,59 4,64 4,54 4,60 4,51 Jasa Keuangan dan Komunikasi 3,52 3,59 3,52 3,45 3,53 Real Estate 1,98 1,95 1,93 1,97 2,02 Jasa Perusahaan 0,24 0,25 0,26 0,26 0,27 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan, dan Jaminan Sosial Wajib 4,38 4,47 4,34 4,19 4,15 Jasa Pendidikan 6,18 7,38 7,89 8,20 8,19 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1,30 1,41 1,45 1,53 1,56 Jasa Lainnya 2,11 2,01 2,09 2,19 2,14 PDRB 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 (Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS) & Bappeda Purworejo, ) 3. Struktur Ekonomi Kabupaten Purworejo Struktur ekonomi di Kabupaten Purworejo tahun menurut lapangan usaha dapat dilihat dalam tabel 2.5. II- 16

32 RKPD Kabupaten Purworejo Tahun 2018 Tabel 2.5. Struktur Ekonomi Kabupaten Purworejo Berdasar PDRB Tahun Dasar 2010 (Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS) & Bappeda Purworejo, ) Perubahan struktur ekonomi dapat dilihat melalui data empiris dalam kurun waktu yang relatif panjang untuk mengetahui tingkat pergeseran tiap sektornya. Pergeseran dalam struktur ekonomi di Kabupaten Purworejo jika diperbandingkan antara tahun 2005 dengan tahun 2015 pada tabel 2.5, maka terlihat bahwa selama periode tersebut peranan sektor pertanian sebagai penopang struktur ekonomi kabupaten mulai bergeser ke arah perdagangan dan industri. Dengan demikian pengembangan wilayah di Kabupaten Purworejo dengan memajukan sub sektor hilir sektor agribisnis relatif sudah dapat berjalan dengan baik. II- 17

33 RKPD Kabupaten Purworejo Tahun PDRB per Kapita PDRB per kapita menunjukan kemampuan masyarakat dalam menghasilkan nilai tambah, sedangkan pendapatan perkapita menunjukan besarnya pendapatan yang diterima masyarakat atas penggunaan faktor produksi yang dimiliki di suatu wilayah tertentu pada waktu tertentu. Pada tahun 2011 nilai PDRB per kapita Kabupaten Purworejo mencapai Rp ,-, meningkat menjadi Rp ,- pada tahun 2012, meningkat menjadi Rp ,- pada tahun 2013, meningkat menjadi Rp ,- pada tahun 2014, dan selanjutnya meningkat menjadi Rp ,- pada tahun Namun kondisi di tahun 2015 tersebut masih berada di bawah PDRB per kapita Provinsi Jawa Tengah yang mencapai Rp ,- maupun skala nasional yang mencapai Rp ,- yang dapat dilihat pada tabel 2.6. Tabel 2.6. PDRB per Kapita Kabupaten Purworejo, Provinsi Jawa Tengah dan Indonesia Tahun (Berdasar PDRB Tahun Dasar 2010) Cakupan Wilayah Kab. Purworejo Prov. Jateng , , , Indonesia , , , (Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS) ) 5. Indikator Ketimpangan Regional a. Ketimpangan Pendapatan Ketimpangan pendapatan yang akan dimuat disini meliputi kemiskinan, gini ratio serta ketimpangan pendapatan menurut Bank Dunia. II- 18

34 RKPD Kabupaten Purworejo Tahun 2018 Salah satu metodologi pengukuran kemiskinan yang banyak digunakan adalah menggunakan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar (basic needs approach). Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran. Berdasarkan pendekatan basic needs, maka dapat dihitung garis kemiskinan konsumsi dan selanjutnya dapat dihitung persentase penduduk miskin (Head Count Index), yaitu persentase penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan konsumsi. Garis kemiskinan konsumsi dihitung berdasarkan rata-rata pengeluaran makanan dan bukan makanan per kapita pada kelompok penduduk referensi, yaitu penduduk kelas marjinal yang hidupnya berada sedikit di atas garis kemiskinan konsumsi. Garis kemiskinan konsumsi terdiri dari garis kemiskinan makanan (batas kecukupan konsumsi makanan) dan garis kemiskinan non-makanan (batas kecukupan konsumsi non-makanan). (Sumber data: IPM dan Indikator Kesejahteraan Rakyat Tahun Terbitan 2016) Gambar 2.4 Perkembangan Persentase Penduduk Miskin KabupatenPurworejo Tahun II- 19

35 RKPD Kabupaten Purworejo Tahun 2018 (Sumber data: IPM dan Indikator Kesejahteraan Rakyat Tahun Terbitan 2016) Gambar 2.5 Perkembangan Garis Kemiskinan Kabupaten Purworejo Tahun Ukuran ketimpangan pendapatan berikutnya adalah Gini Rasio. Gini Rasio merupakan koefisien utk menunjukkan derajat ketidakmerataan /ketimpangan secara menyeluruh yang didasarkan pada kurva Lorenz yaitu sebuah kurva pengeluaran kumulatif yang membandingkan distribusi dari suatu variabe tertentu (misalnya pendapatan) dengan distribusi yang mewakili persentase kumulatif penduduk. Koefisien Gini berkisar antara 0 sampai dengan 1. Apabila koefisien Gini bernilai 0 berarti pemerataan sempurna, sedangkan apabila bernilai 1 berarti ketimpangan sempurna. Berdasarkan Data Susenas 2013, Gini ratio Kabupaten Purworejo sebesar 0,34 kemudian meningkat menjadi 0,38 pada tahun Ini menunjukkan ada sedikit peningkatan ketimpangan pendapatan di Kabupaten Purworejo. Kondisi yang lebih jelas akan tampak pada hasil ukuran ketimpangan kriteria Bank Dunia. Dimana pada tahun 2014, 40% penduduk kelompok I yaitu kelompok berpendapatan terendah, persentase pendapatan yang diperolehnya sedikit menurun. II- 20

36 RKPD Kabupaten Purworejo Tahun 2018 Tabel 2.7. Perkembangan Nilai Gini Ratio dan Kriteria Bank Dunia Kabupaten Purworejo Tahun Gambar 2.6 Perkembangan Nilai Gini Ratio Kabupaten Purworejo dan Provinsi Jawa Tengah Tahun Ukuran Ketimpangan berikutnya adalah ketimpangan pendapatan menurut kriteria Bank Dunia, yang ditentukan dengan memperhatikan persentase pendapatan yang diterima oleh 40 persen penduduk berpendapatan terendah. Tingkat ketimpangan pendapatan penduduk menurut kriteria Bank Dunia terpusat pada 40 persen penduduk berpendapatan terendah. Tingkat ketimpangan pendapatan penduduk ini digambarkan oleh porsi pendapatan dari kelompok pendapatan ini terhadap seluruh pendapatan penduduk, yang digolongan sebagai berikut : 1) Memperoleh < 12 persen, maka tingkat ketimpangan pendapatan dianggap tinggi dan pemerataan rendah; II- 21

37 RKPD Kabupaten Purworejo Tahun ) Memperoleh persen, maka tingkat ketimpangan pendapatan dianggap sedang dan pemerataan sedang; 3) Memperoleh 17 persen atau lebih, maka ketimpangan pendapatan dianggap rendah dan pemerataan tinggi. (Sumber data: BPS, Indikator Kesra dan IPM Tahun Terbitan 2016) Gambar 2.7 Perkembangan prosentase kelompok I Kriteria Bank Dunia Kabupaten Purworejo dan Provinsi Jawa Tengah Tahun b. Ketimpangan Antar Wilayah Ketimpangan antar wilayah dapat ditunjukkan dengan besaran Indeks Williamson. Angka indeks ini menunjukkan ketimpangan antar wilayah secara umum dengan pendekatan ekonomi. Proses akumulasi dan mobilisasi sumber-sumber berupa akumulasi modal, ketrampilan tenaga kerja dan sumber daya alam yang dimiliki suatu wilayah merupakan pemicu dalam laju pertumbuhan ekonomi wilayah yang bersangkutan. Adanya heterogenitas dan beragam karakteristik, suatu wilayah menyebabkan kecenderungan terjadinya ketimpangan antar wilayah. Upaya-upaya pembangunan melalui intervensi program dan kegiatan terhadap suatu wilayah diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi wilayah sekaligus memperkecil kesenjangan antar wilayah. Dengan menggunakan data PDRB per kapita atas dasar harga (ADH) konstan 2000 masing-masing kecamatan dapat dihitung Indeks Williamson. II- 22

38 RKPD Kabupaten Purworejo Tahun 2018 Tabel 2.8. PDRB per kapita ADH Konstan Tahun 2000 dirinci menurut kecamatan Tahun (dalam ribuan rupiah) (Sumber data: PDRB Kecamatan, BPS tahun terbit 2016) Perkembangan tingkat ketimpangan antar wilayah di Kabupaten Purworejo selama kurun waktu terakhir ini sebagai berikut: Gambar 2.8. Perkembangan Ketimpangan Antar Wilayah (Indeks Williamson) di Kab.Purworejo Tahun 2010 s.d 2015 II- 23

39 RKPD Kabupaten Purworejo Tahun 2018 Pada gambar tersebut tampak bahwa ketimpangan antar wilayah di Kabupaten Purworejo memiliki kecenderungan meningkat terus sampai dengan tahun 2013, namun kemudian turun sedikit pada tahun 2014 menjadi 0,368, dan 0,364 pada tahun Semakin kecil angka Indeks Williamson (mendekati nol) menunjukkan tingkat ketimpangan yang makin kecil atau dengan kata lain tingkat pembangunan antar wilayah makin merata. Untuk menentukan apakah kesenjangan ada pada kesenjangan level rendah, sedang, atau tinggi. Berikut ini adalah kriterianya: a. Kesenjangan level rendah, jika IW < 0,35 b. Kesenjangan level sedang, jika 0,35 IW 0,5 c. Kesenjangan level tinggi, jika IW > 0,5 Berdasarkan kriteria tersebut, maka Kabupaten Purworejo tergolong Kesenjangan pada level sedang. Tabel 2.9. Pertumbuhan Ekonomi ADH Konstan Tahun 2000 Dirinci Menurut Kecamatan Tahun (Sumber data: PDRB Kecamatan, BPS tahun terbit 2016) II- 24

40 RKPD Kabupaten Purworejo Tahun 2018 Pendapatan per kapita (Y) Pertumbuhan Ekonomi ( R) R < R > Y< Y> Maju Dengan Pertumbuhan Cepat (Purworejo, Banyuurip, Kutoarjo Maju Tapi Tertekan (Purwodadi) Sumber data: PDRB Kecamatan, BPS tahun terbit 2016 (diolah) Gambar 2.9 Tipologi Wilayah Kabupaten Purworejo Berkembang Cepat (Grabag, Bayan) Kurang Berkembang (Ngombol, Bagelen, Kaligesing, Butuh, Pituruh, Kemiri, Bruno, Gebang, Loano, Bener) Gambar 2.9. tersebut diatas menunjukkan tipologi wilayahwilayah di Kabupaten Purworejo yang dikelompokkan berdasarkan pertumbuhan ekonomi dan pendapatan perkapitanya, dengan titik tolak pertumbuhan ekonomi dan pendapatan perkapita rata-rata di tingkat Kabupaten. Terdapat 4 kelompok yaitu: 1) Maju dengan pertumbuhan cepat, yaitu pendapatan perkapita dan pertumbuhan ekonominya tinggi (diatas ratarata kabupaten). Termasuk dalam kelompok ini adalah Kecamatan Purworejo, Banyuurip dan Kutoarjo) 2) Berkembang cepat, yaitu pendapatan perkapita rendah (dibawah rata-rata kabupaten, namun pertumbuhan ekonominya tinggi (diatas rata-rata kabupaten). Termasuk dalam kelompok ini adalah Kecamatan Grabag dan Bayan 3) Maju Tapi Tertekan, yaitu pendapatan perkapita tinggi (diatas rata-rata kabupaten) namun pertumbuhan ekonominya rendah (dibawah rata-rata kabupaten) Termasuk dalam kelompok ini adalah Kecamatan Purwodadi II- 25

41 RKPD Kabupaten Purworejo Tahun ) Kurang Berkembang, yaitu pendapatan perkapita maupun pertumbuhan ekonomi kedua-duanya rendah (dibawah ratarata Kabupaten). Termasuk dalam kelompok ini adalah Kecamatan Ngombol, Bagelen, Kaligesing, Butuh, Pituruh, Kemiri, Bruno, Gebang, Loano, Bener. 6. Inflasi Kondisi perekonomian daerah tidak bisa lepas dari pengaruh inflasi yang terjadi dalam kurun waktu tertentu, terutama pengaruh kebijakan makro oleh pemerintah secara nasional. Inflasi menunjukan tingkat perkembangan harga serta kestabilan perekonomian di suatu wilayah. Dengan mencermati tingkat inflasi yang terjadi di suatu wilayah tertentu dari waktu ke waktu akan diketahui tingkat perkembangan harga dan kestabilan perekonomian di wilayah tersebut. Inflasi Kabupaten Purworejo sepanjang tahun 2016 mencapai 4,95%, tahun 2015 cukup baik yaitu mencapai 3,45%, jauh lebih rendah dari kondisi tahun 2014 yang sebesar 8,48%. Hal ini menunjukkan bahwa secara umum tingkat perubahan harga di Purworejo pada tahun 2016 lebih stabil apabila dibandingkan dengan tahun Perkembangan inflasi dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2016 sebagaimana tampak dalam gambar II- 26

42 RKPD Kabupaten Purworejo Tahun 2018 Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS) & Bappeda Purworejo, Gambar Laju Inflasi Kabupaten Purworejo Tahun Inflasi pada tahun 2016 secara umum dipengaruhi oleh perubahan harga komoditas dari tujuh kelompok barang dan jasa, yaitu kelompok bahan makanan, mkanan jadi, minuman, rokok dan tembakau, Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar, Sandang, Kesehatan, Pendidikan, Rekreasi & Olahraga, dan kelompok Transport, Komunikasi dan Jasa Keuangan. Distribusi inflasi per kelompok barang dan jasa dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel Inflasi Kabupaten Purworejo Menurut Kelompok Barang dan Jasa Tahun No. Kelompok Barang dan Jasa Bahan Makanan 3,11 3,52 13,80 9,49 3,34 6,80 2 Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau 3 Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan bakar 2,53 8,09 2,94 8,52 7,30 7,47 2,48 2,34 5,17 6,81 6,99 5,19 4 Sandang 7,03 1,93 2,25 4,35 0,94 0,78 5 Kesehatan 2,03 3,99 1,93 2,92 1,50 1,50 6 Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga 2,15 1,59 0,64 0,00 2,15 2,15 7 Transport, Komunikasi dan Jasa keuangan 0,51 1,13 11,37 16,18 2,94 0,02 Inflasi Umum 2,52 3,66 7,14 8,48 3,45 4,95 Sumber: Indeks Harga Konsumen dan Inflasi Kota Purworejo dari beberapa tahun terbitan. II- 27

43 RKPD Kabupaten Purworejo Tahun 2018 Secara detil mengenai Inflasi Kabupaten Purworejo menurut bulan dan kelompok barang dan jasa tahun 2016 dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel Inflasi Kabupaten Purworejo Menurut Bulan dan Kelompok Barang dan Jasa Tahun 2016 Makanan Bulan Perumahan, Transport, Jadi, Pendidikan, Bahan Air, Listrik, Komunikasi, Minuman, Sandang Kesehatan Rekreasi, dan Makanan Gas dan dan Jasa Rokok & Olahraga Bahan Bakar Keuangan Tembakau Januari -2,57-0,16 2,54 0,16 0,00 0,00-4,23 Februari -3,19 1,78 2,46 0,20 0,28 0,00-4,23 Maret -3,61 2,36 4,41 0,33 0,28 0,00-4,23 April -3,58 3,30 4,31 0,05 0,28 0,00-4,23 M e i -5,00 4,45 5,96-0,02 0,28 0,00-4,23 J u n i -3,59 6,53 5,88-0,23 1,40 0,00-4,23 J u l i 0,93 6,05 6,04 0,26 1,40 0,47-1,29 Agustus 1,35 5,89 6,43 0,75 1,50-2,15-2,63 September 1,53 5,89 6,43 0,87 1,50-2,15-2,63 Oktober -0,52 6,85 6,43 0,91 1,50-2,15-2,63 November -0,17 6,85 6,99 0,93 1,50-2,15-2,94 Desember 3,34 7,30 6,99 0,94 1,50-2,15-2,94 Sumber: Indek Harga Konsumen dan Inflasi Kota Purworejo Tahun 2016 Perkembangan laju inflasi Kabupaten Purworejo, Kabupaten Sekitar, Empat Kota Survey Biaya Hidup (SBH), Provinsi Jawa Tengah dan Nasional Tahun dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel Perkembangan Laju Inflasi Kabupaten Purworejo, Kabupaten Sekitar, Empat Kota Survey Biaya Hidup (SBH), Provinsi Jawa Tengah dan Nasional Tahun No. Daerah Kab. Purworejo 2,52 3,66 7, ,45 4,95 2. Empat Kota SBH Purwokerto 3,40 4,73 8, ,52 2,42 II- 28

44 RKPD Kabupaten Purworejo Tahun 2018 Surakarta 1,93 2,87 8, ,56 2,15 Semarang 2,87 4,85 8, ,56 2,32 Tegal 2,58 3,09 5, ,95 2,71 3. Provinsi Jawa Tengah 2,68 4,24 7, ,73 2,36 4. Nasional 3,79 4,30 8, ,35 3,02 Sumber: Indeks Harga Konsumen dan Inflasi Kota Purworejo dari beberapa tahun terbitan Fokus Kesejahteraan Sosial 1. Tingkat Pengangguran Pada tahun 2015, prosentase penduduk umur 15 tahun ke atas yang bekerja sebesar 66,09%, tingkat pengangguran terbuka sebesar 4,01%, sementara jumlah pencari kerja yang terdaftar di Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi sebanyak orang didominasi pencari kerja berpendidikan setingkat SLTA. (Sumber : Kabupaten Purworejo Dalam Angka, BPS, 2016). 2. Kualitas Pembangunan Manusia Salah satu ukuran yang dapat digunakan untuk mengetahui sejauh mana kualitas pembangunan manusia yang telah berhasil dicapai adalah dengan Human Development Index (HDI) atau Indek Pembangunan Manusia (IPM). Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan indikator untuk mengukur tiga dimensi pokok pembangunan manusia yang mencerminkan status kemampuan dasar penduduk, yaitu Angka Usia Harapan Hidup (AHH) untuk mengukur peluang hidup. Sedangkan Rata-Rata Lama Sekolah dan Angka Harapan Lama Sekolah merupakan dimensi pokok yang menunjukkan status tingkat pendidikan. Pengeluaran Rill Per Kapita guna mengukur akses terhadap sumberdaya yang dibutuhkan untuk mencapai standar hidup layak. II- 29

45 RKPD Kabupaten Purworejo Tahun 2018 Secara umum pembangunan manusia di Kabupaten Purworejo meningkat. Selama kurun waktu , Kabupaten Purworejo mengalami perubahan status pembangunan manusia dari sedang menjadi tinggi. Hal ini dapat ditunjukkan dengan pergerakan angka IPM selama kurun waktu tersebut, yaitu mencapai 68,16 poin pada tahun 2010, meningkat menjadi 69,40 poin pada tahun 2012, dan terus meningkat menjadi 70,37 poin pada tahun (Sumber data: IPM dan Indikator Kesejahteraan Rakyat Tahun Terbitan 2016) Gambar 2.10 Perkembangan IPM Kabupaten Purworejo dan Provinsi Jawa Tengah Tahun Peningkatan nilai IPM Kabupaten Purworejo tersebut ternyata tidak diikuti oleh peningkatan peringkat IPM Kabupaten Purworejo di Provinsi Jawa Tengah. Selama 3 (tiga) tahun terakhir Kabupaten Purworejo berada pada peringkat 14, mengalami penurunan bila dibandingkan dengan 3 (tiga) tahun sebelumnya ( ) yang berada pada peringkat 13. Hal ini mengindikasikan bahwa kecepatan peningkatan IPM kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah hampir merata. II- 30

46 RKPD Kabupaten Purworejo Tahun 2018 Pertumbuhan IPM Kabupaten Purworejo selama tahun relatif stabil, yaitu pada kisaran 0,36 sampai 1,93 persen. Pertumbuhan IPM tertinggi selama kurun waktu tersebut dicapai pada tahun 2011 sebesar 1,93 persen dengan peningkatan IPM sebesar 0,95 poin dibanding tahun Kecenderungan penurunan angka pertumbuhan IPM yang diiringi peningkatan angka IPM memberikan indikasi adanya peningkatan kualitas penduduk yang sudah semakin membaik, namun peningkatan kualitas hidupnya bergerak melambat. (Sumber data: IPM dan Indikator Kesejahteraan Rakyat Tahun Terbitan 2016) Gambar 2.11 Pertumbuhan IPM Kabupaten Purworejo Tahun Hasil akhir nilai IPM merupakan kombinasi nilai komponen-komponennya. Seluruh komponen IPM Kabupaten Purworejo terus menunjukkan peningkatan tiap tahunnya. Selama 6 (enam) tahun terakhir Angka Harapan Hidup (AHH) Kabupaten Purworejo meningkat 0,58 tahun. Selanjutnya komponen Angka Harapan Lama Sekolah meningkat 0,78 tahun dan komponen Rata-rata Lama Sekolah meningkat 0,26 tahun. Sementara itu komponen Pengeluaran Riil per Kapita mengalami peningkatan sebesar 686 ribu rupiah. Terus meningkatnya komponen-komponen IPM menunjukkan peningkatan kualitas hidup manusia di Kabupaten Purworejo, baik dari segi kesehatan, pendidikan, dan kemampuan daya beli masyarakat. II- 31

47 RKPD Kabupaten Purworejo Tahun 2018 Tabel 2.13 Komponen IPM Kabupaten Purworejo Tahun Perkembangan IPG Kabupaten Purworejo Konsep gender berkembang sejak akhir tahun 1970-an, dan banyak didiskusikan maupun ditulis dalam rangka perubahan sosial dan pembangunan di dunia ketiga. Demikian juga di Indonesia hampir semua uraian tentang pengembangan masyarakat maupun pembangunan di kalangan organisasiorganisasi, diperbincangkan masalah gender. IPM mengukur pencapaian rata-rata pembangunan manusia di suatu wilayah, namun tidak memasukkan tingkat kesetaraan gender dalam pencapaian-pencapaian tersebut. Kesetaraan gender bukan dimaknai sebagai perbedaan fisik semata, namun lebih luas pengertiannya, yakni kesamaan kondisi bagi laki-laki dan perempuan untuk memperoleh kesempatan serta hak-haknya sebagai manusia dalam berperan dan berpartisipasi, melakukan kontrol dan menerima manfaat pembangunan di segala bidang kehidupan. II- 32

48 RKPD Kabupaten Purworejo Tahun 2018 Terwujudnya kesetaraan dan keadilan gender ditandai dengan tidak adanya diskriminasi antara perempuan dan lakilaki dalam memperoleh akses, kesempatan setara dan adil dalam pembangunan. Untuk mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan pembangunan yang selama ini dilaksanakan dengan mengakomodasi persoalan gender, maka diperlukan suatu ukuran yang dapat menjelaskan bahwa pencapaian Kesetaraan dan Keadilan Gender telah berjalan sebagaimana mestinya sesuai dengan kebijakan nasional yang ditetapkan melalui Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang RPJMN Tahun dan dipertegas dalam Instruksi Presiden Nomor 9 tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender. Dalam publikasi Human Development Report tahun 1995, UNDP mengangkat tema gender. Dalam publikasi ini pertama kali diperkenalkan suatu indeks untuk mengukur pembangunan gender suatu wilayah yaitu Gender Development Index/GDI (Indeks Pembangunan Gender/IPG) dan indeks untuk mengukur peranan perempuan dalam bidang ekonomi dan pengambilan keputusan yaitu Gender Empowerment Measure/GEM (Indeks Pemberdayaan Gender/IDG). Dalam publikasi tersebut terdapat kalimat Development, if not engendered, is endangered, kalimat ini sepertinya hendak menunjukkan bahwa apabila mengabaikan aspek gender maka akan menghambat suatu wilayah dalam melakukan pembangunan. IPG merupakan indeks pencapaian kemampuan dasar pembangunan manusia yang sama seperti IPM dengan memperhatikan ketimpangan gender. IPG digunakan untuk mengukur pencapaian dalam dimensi yang sama dan menggunakan indikator yang sama dengan IPM, namun lebih diarahkan untuk mengungkapkan ketimpangan antara laki-laki dan perempuan. II- 33

49 RKPD Kabupaten Purworejo Tahun 2018 Pada dasarnya IPG dihitung dari variabel yang sama dengan penghitungan IPM. Perbedaannya adalah bahwa dalam penghitungan IPG, rata-rata pencapaian usia harapan hidup, tingkat pendidikan dan pendapatan disesuaikan dengan mengakomodasikan perbedaan pencapaian antara perempuan dan laki-laki. Selain IPG, UNDP juga mengenalkan ukuran komposit lainnya terkait dengan gender, yakni Indeks Pemberdayaan Gender (IDG), yang digunakan untuk mengukur persamaan peranan antara perempuan dan laki-laki dalam pengambilan keputusan di bidang politik maupun di bidang manajerial. Kedua ukuran ini, IPG dan IDG, diharapkan mampu memberikan penjelasan tentang kesetaraan dan keadilan yang dicapai melalui berbagai program pembangunan. IDG dibentuk berdasarkan tiga komponen, yaitu keterwakilan perempuan dalam parlemen; perempuan sebagai tenaga profesional, manajer, administrasi, dan teknisi; serta sumbangan pendapatan. Dengan demikian, arah dan perubahan IDG sangat dipengaruhi oleh ketiga komponen pembentuk IDG. Gambar 2.12 Perkembangan IPG Kabupaten Purworejo dan Provinsi Jawa Tengah Tahun II- 34

50 RKPD Kabupaten Purworejo Tahun 2018 Gambar 2.12 memperlihatkan peningkatan IPG Kabupaten Purworejo selama kurun waktu yang sejalan dengan peningkatan IPG Provinsi Jawa Tengah. Pada tahun 2010 IPG Kabupaten Purworejo mencapai 92,51, meningkat 1,43 poin menjadi 93,94 pada tahun Peningkatan IPG ini menunjukkan indikasi keberhasilan dalam pembangunan gender yang tentunya dipengaruhi oleh peningkatan beberapa komponen pembentuk IPG itu sendiri. Tabel Komponen IPG Kabupaten Purworejo Tahun Pada tahun 2014, Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) Kabupaten Purworejo sebesar 68,76; berada di bawah IDG Provinsi Jawa Tengah sebesar 74,46. Seluruh komponen IDG Purworejo baik keterlibatan perempuan di parlemen, perempuan sebagai tenaga profesional, maupun sumbangan pendapatan perempuan berada dibawah IDG Jawa Tengah. Komponen pembentuk indikator IPM dalam metodologi yang baru ada 4 yaitu: Angka Harapan Hidup, Angka Harapan Lama Sekolah, Lama Sekolah serta Pengeluaran per Kapita. Angka harapan hidup adalah perkiraan lama hidup ratarata penduduk dengan asumsi tidak ada perubahan pola mortalitas (kematian) menurut umur. Angka ini adalah angka pendekatan yang menunjukan kemampuan untuk bertahan hidup lebih lama. Standar UNDP besarnya adalah 25 < x > 85 II- 35

BAB I PENDAHULUAN 1. Umum

BAB I PENDAHULUAN 1. Umum BAB I PENDAHULUAN 1. Umum Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Kabupaten Purworejo Tahun 2015 merupakan penjabaran Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Purworejo Tahun 2015. Program dan kegiatan yang menjadi

Lebih terperinci

LKjIP Kabupaten Purworejo Tahun 2014 KATA PENGANTAR

LKjIP Kabupaten Purworejo Tahun 2014 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat dan hidayahnya, Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kabupaten Purworejo Tahun 2014 telah selesai

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM. Posisi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak antara

BAB IV GAMBARAN UMUM. Posisi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak antara BAB IV GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Daerah Istimewa Yogyakarta 1. Kondisi Fisik Daerah Posisi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak antara 7.33-8.12 Lintang Selatan dan antara 110.00-110.50 Bujur

Lebih terperinci

Peningkatan Kesejahteraan Sosial Melalui Pemerataan Infrastruktur Dasar Dan Optimalisasi Pengelolaan Keuangan Daerah

Peningkatan Kesejahteraan Sosial Melalui Pemerataan Infrastruktur Dasar Dan Optimalisasi Pengelolaan Keuangan Daerah RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN SINTANG Peningkatan Kesejahteraan Sosial Melalui Pemerataan Infrastruktur Dasar Dan Optimalisasi Pengelolaan Keuangan Daerah BADAN PERENCANAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang 1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Rencana Tahunan (RKT) Kabupaten Purworejo Tahun 2017 merupakan penjabaran Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Purworejo Tahun 2017. Program dan kegiatan yang

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015 Lampiran I Peraturan Bupati Pekalongan Nomor : 15 Tahun 2014 Tanggal : 30 Mei 2014 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dokumen perencanaan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Kondisi Alam 1. Letak dan Batas Wilayah Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi yang ada di pulau Jawa, letaknya diapit oleh dua provinsi besar

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG

PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SINTANG Peningkatan Ekonomi Kerakyatan Melalui Optimalisasi Pembangunan Infrastruktur Dasar, Sumber Daya Manusia Dan Tata Kelola Pemerintahan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN Lampiran I Peraturan Bupati Pekalongan Nomor : 17 Tahun 2015 Tanggal : 29 Mei 2015 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian 1. Batas admistrasi Daerah Istimewa Yogyakarta terletak di pulau Jawa bagian tengah, di bagian selatan dibatasi lautan Indonesia, sedangkan di bagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 I - 1

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyampaian laporan keterangan pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada DPRD merupakan amanah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... Halaman BAB I. PENDAHULUAN... I-1 1.1 Latar Belakang... I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... I-3 1.3 Hubungan Antar Dokumen... I-4

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum Dasar hukum penyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2016, adalah sebagai berikut: 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1950 tentang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUMEDANG TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUMEDANG TAHUN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUMEDANG TAHUN 2014-2018 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMEDANG, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bahwa Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Purworejo Tahun 2011-2015 telah berakhir pada periode masa kepemimpinan Kepala Daerah Drs. MAHSUN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR GRAFIK... xiii BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-5

Lebih terperinci

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI 16 KONDISI UMUM WILAYAH STUDI Kondisi Geografis dan Administratif Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat pada koordinat 106 0 45 50 Bujur Timur dan 106 0 45 10 Bujur Timur, 6 0 49

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2015 I - 1

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2015 I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah Pasal 69 mengamanatkan Kepala Daerah untuk menyampaikan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 - IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI 4.1 Kondisi Geografis Kota Dumai merupakan salah satu dari 12 kabupaten/kota di Provinsi Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37-101 o 8'13

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR

BAB III GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR 20 BAB III GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR 3.1. SITUASI GEOGRAFIS Secara geografis, Kota Bogor berada pada posisi diantara 106 derajat 43 30 BT-106 derajat 51 00 BT dan 30 30 LS-6 derajat 41 00 LS, atau kurang

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI UTARA DARI SISI PDRB Lapangan Usaha TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI UTARA DARI SISI PDRB Lapangan Usaha TAHUN 2015 BPS KABUPATEN TAPANULI UTARA No. 01/08/1205/Th. VIII, 16 Agustus 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI UTARA DARI SISI PDRB Lapangan Usaha TAHUN 2015 Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Tapanuli Utara

Lebih terperinci

Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 12

Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 12 BAB I PENDAHULUAN Berdasarkan Pasal 1 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik. Konsekuensi logis sebagai negara kesatuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional telah mengamanatkan bahwa agar perencanaan pembangunan daerah konsisten, sejalan

Lebih terperinci

D A F T A R I S I Halaman

D A F T A R I S I Halaman D A F T A R I S I Halaman B A B I PENDAHULUAN I-1 1.1 Latar Belakang I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan I-2 1.3 Hubungan RPJM dengan Dokumen Perencanaan Lainnya I-3 1.4 Sistematika Penulisan I-7 1.5 Maksud

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI BENGKULU UTARA NOMOR : 18 TAHUN 2015

PERATURAN BUPATI BENGKULU UTARA NOMOR : 18 TAHUN 2015 PERATURAN BUPATI BENGKULU UTARA NOMOR : 18 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BENGKULU UTARA TAHUN 2016 BUPATI BENGKULU UTARA PROVINSI BENGKULU PERATURAN BUPATI BENGKULU UTARA

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN. batas-batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah Utara dengan Sumatera Barat. - Sebelah Barat dengan Samudera Hindia

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN. batas-batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah Utara dengan Sumatera Barat. - Sebelah Barat dengan Samudera Hindia BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Kondisi Geografis Daerah Kota Bengkulu merupakan ibukota dari Provinsi Bengkulu dengan batas-batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA UTARA TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA UTARA TAHUN 2014 BPS KOTA ADMINISTRASI JAKARTA UTARA No.01/10/31/75/Th. V, 1 Oktober 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA UTARA TAHUN 2014 Ekonomi Jakarta Utara Tahun 2014 tumbuh 6,24 persen. Pada tahun 2014, besaran Produk

Lebih terperinci

I-1 BAB I PENDAHULUAN. I. Latar Belakang

I-1 BAB I PENDAHULUAN. I. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ)

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA UTARA TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA UTARA TAHUN 2015 BPS KOTA ADMINISTRASI JAKARTA UTARA No.01/10/31/75/Th. VI, 7 Oktober 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA UTARA TAHUN 2015 Ekonomi Jakarta Utara Tahun 2015 tumbuh 5,61 persen. Pada tahun 2015, besaran Produk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Kebijakan Otonomi Daerah yang diterapkan oleh pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Kebijakan Otonomi Daerah yang diterapkan oleh pemerintah BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kebijakan Otonomi Daerah yang diterapkan oleh pemerintah Indonesia dengan melakukan proses desentralisasi terhadap daerah-daerah otonom memiliki potensi yang sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pada umumnya pembangunan ekonomi selalu diartikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pada umumnya pembangunan ekonomi selalu diartikan sebagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada umumnya pembangunan ekonomi selalu diartikan sebagai proses kenaikan pendapatan perkapita penduduk dalam suatu daerah karena hal tersebut merupakan kejadian

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM 51 BAB IV GAMBARAN UMUM A. Keadaan Geografis 1. Keadaan Alam Wilayah Kabupaten Bantul terletak antara 07 o 44 04 08 o 00 27 Lintang Selatan dan 110 o 12 34 110 o 31 08 Bujur Timur. Luas wilayah Kabupaten

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA EKONOMI DAERAH

BAB II KERANGKA EKONOMI DAERAH Nilai (Rp) BAB II KERANGKA EKONOMI DAERAH Penyusunan kerangka ekonomi daerah dalam RKPD ditujukan untuk memberikan gambaran kondisi perekonomian daerah Kabupaten Lebak pada tahun 2006, perkiraan kondisi

Lebih terperinci

BPS KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR

BPS KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR BPS KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR No. 01/10/3172/Th.VIII, 7 Oktober 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA TIMUR TAHUN 2015 EKONOMI JAKARTA TIMUR TAHUN 2015 TUMBUH 5,41 PERSEN Perekonomian Jakarta Timur tahun

Lebih terperinci

BPS KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR

BPS KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR BPS KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR No. 01/10/3172/Th.VII, 1 Oktober 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA TIMUR TAHUN 2014 EKONOMI JAKARTA TIMUR TAHUN 2014 TUMBUH 5,98 PERSEN Release PDRB tahun 2014 dan selanjutnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM A. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM A. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM Perkembangan Sejarah menunjukkan bahwa Provinsi Jawa Barat merupakan Provinsi yang pertama dibentuk di wilayah Indonesia (staatblad Nomor : 378). Provinsi Jawa Barat dibentuk

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA PAGAR ALAM TAHUN 2018

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA PAGAR ALAM TAHUN 2018 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA PAGAR ALAM TAHUN 2018 PEMERINTAH KOTA PAGAR ALAM TAHUN 2017 KATA PENGANTAR Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kota Pagar Alam Tahun 2018 disusun dengan mengacu

Lebih terperinci

V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5. 1. Letak Geografis Kota Depok Kota Depok secara geografis terletak diantara 106 0 43 00 BT - 106 0 55 30 BT dan 6 0 19 00-6 0 28 00. Kota Depok berbatasan langsung dengan

Lebih terperinci

2.2 EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN RKPD SAMPAI DENGAN TAHUN 2013 DAN REALISASI RPJMD

2.2 EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN RKPD SAMPAI DENGAN TAHUN 2013 DAN REALISASI RPJMD 143 2.2 EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN RKPD SAMPAI DENGAN TAHUN 2013 DAN REALISASI RPJMD 2.2.1 Evaluasi Indikator Kinerja Utama Pembangunan Daerah Kinerja pembangunan Jawa Timur tahun 2013 diukur

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI PADANGSIDIMPUAN TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI PADANGSIDIMPUAN TAHUN 2016 No. 01/08/12.77/Th.XVII, 1 Agustus 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI PADANGSIDIMPUAN TAHUN 2016 Pertumbuhan Ekonomi Padangsidimpuan tahun 2016 yang diukur berdasarkan kenaikan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 66 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Daerah Penelitian 1. Kondisi Geografis a. Kabupaten Brebes Kabupaten Brebes merupakan salah satu kabupaten terluas di Jawa Tengah yaitu pada posisi

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI WILAYAH PERENCANAAN 2.1. KONDISI GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASI

BAB II DESKRIPSI WILAYAH PERENCANAAN 2.1. KONDISI GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASI BAB II DESKRIPSI WILAYAH PERENCANAAN 2.1. KONDISI GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASI Kabupaten Kendal terletak pada 109 40' - 110 18' Bujur Timur dan 6 32' - 7 24' Lintang Selatan. Batas wilayah administrasi Kabupaten

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 26 Administrasi Kabupaten Sukabumi berada di wilayah Propinsi Jawa Barat. Secara geografis terletak diantara 6 o 57`-7 o 25` Lintang Selatan dan 106 o 49` - 107 o 00` Bujur

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Lokasi 1. Kondisi Fisik Nusa Tenggara Barat a. Peta wilayah Sumber : Pemda NTB Gambar 4. 1 Peta Provinsi Nusa Tenggara Barat b. Konsisi geografis wilayah Letak dan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR TAHUN 2009 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR TAHUN 2009 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR TAHUN 2009 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2008-2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TENGAH, Menimbang

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 31 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Gambaran Geografis Wilayah Secara astronomis, wilayah Provinsi Banten terletak pada 507 50-701 1 Lintang Selatan dan 10501 11-10607 12 Bujur Timur, dengan luas wilayah

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA UTARA TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA UTARA TAHUN 2016 BPS KOTA ADMINISTRASI JAKARTA UTARA No.01/08/31/75/Th.VII, 10 Agustus 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA UTARA TAHUN 2016 Ekonomi Jakarta Utara Tahun 2016 tumbuh 4,65 persen. Pada tahun 2016, besaran Produk

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI PADANGSIDIMPUAN TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI PADANGSIDIMPUAN TAHUN 2015 No. 09/09/12.77/Th.XII, 1 September 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI PADANGSIDIMPUAN TAHUN 2015 Pertumbuhan Ekonomi Padangsidimpuan tahun 2015 yang diukur berdasarkan kenaikan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Lebih terperinci

hal- ii Rancangan Kebijakan Umum APBD (KUA) Tahun Anggaran 2017

hal- ii Rancangan Kebijakan Umum APBD (KUA) Tahun Anggaran 2017 DAFTAR ISI Hal. Nota Kesepakatan Daftar Isi i BAB I PENDAHULUAN 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Tujuan... 2 1.3. Dasar Hukum... 3 BAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH 8 2.1. Perkembangan Indikator Ekonomi

Lebih terperinci

BPS KABUPATEN BATU BARA

BPS KABUPATEN BATU BARA BPS KABUPATEN BATU BARA No. 01/07/1219/Th.VI, 24 Juli 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN BATU BARA TAHUN 2016 Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Batu Bara tahun 2016 yang diukur berdasarkan Produk Domestik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. Hal. 1. Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2016

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. Hal. 1. Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2016 BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) merupakan laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah yang memuat capaian kinerja penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dan pelaksanaan

Lebih terperinci

Lampiran Peraturan Bupati Tanah Datar Nomor : 18 Tahun 2015 Tanggal : 18 Mei 2015 Tentang : Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2016 DAFTAR ISI

Lampiran Peraturan Bupati Tanah Datar Nomor : 18 Tahun 2015 Tanggal : 18 Mei 2015 Tentang : Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2016 DAFTAR ISI Lampiran Peraturan Bupati Tanah Datar Nomor : 18 Tahun 2015 Tanggal : 18 Mei 2015 Tentang : Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2016 DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR GRAFIK DAFTAR ISI i

Lebih terperinci

KONDISI EKONOMI KOTA TASIKMALAYA

KONDISI EKONOMI KOTA TASIKMALAYA KONDISI EKONOMI KOTA TASIKMALAYA KONDISI EKONOMI a. Potensi Unggulan Daerah Sebagian besar pusat bisnis, pusat perdagangan dan jasa, dan pusat industri di Priangan Timur berada di Kota Tasikmalaya. Wilayah

Lebih terperinci

BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU

BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI ROKAN HULU NOMOR 23 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN ROKAN HULU TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ROKAN HULU,

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Situasi Wilayah Letak Geografi Secara geografis Kabupaten Tapin terletak antara 2 o 11 40 LS 3 o 11 50 LS dan 114 o 4 27 BT 115 o 3 20 BT. Dengan tinggi dari permukaan laut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan suatu wilayah daratan yang merupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya, yang berfungsi menampung, menyimpan,

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA,

WALIKOTA TASIKMALAYA, WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 47 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA TASIKMALAYA TAHUN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Kabupaten Ponorogo merupakan daerah di Provinsi Jawa Timur

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Kabupaten Ponorogo merupakan daerah di Provinsi Jawa Timur 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Ponorogo merupakan daerah di Provinsi Jawa Timur yang memiliki luas 1.371,78 Km2, penggunaan wilayah Ponorogo sebagaian besar untuk area ke hutanan yaitu

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA SELATAN TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA SELATAN TAHUN 2014 No. 17/05/31/Th.IX, 15 MEI 2010 No. 7/10/3171/Th.VII, 1 Oktober 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA SELATAN TAHUN 2014 Release PDRB tahun 2014 dan selanjutnya menggunakan tahun dasar 2010 berbasis SNA 2008

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan Pembangunan Daerah adalah suatu proses penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan didalamnya, guna pemanfaatan

Lebih terperinci

Peningkatan Infrastruktur Dasar, Sumber Daya Manusia, Ketahanan Pangan dan Pelayanan Publik

Peningkatan Infrastruktur Dasar, Sumber Daya Manusia, Ketahanan Pangan dan Pelayanan Publik PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SINTANG Peningkatan Infrastruktur Dasar, Sumber Daya Manusia, Ketahanan Pangan dan Pelayanan Publik BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. A. Kondisi Geografis dan Profil Singkat Daerah Istimewa Yogyakarta. Gambar 4.1

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. A. Kondisi Geografis dan Profil Singkat Daerah Istimewa Yogyakarta. Gambar 4.1 58 BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN A. Kondisi Geografis dan Profil Singkat Daerah Istimewa Yogyakarta Gambar 4.1 Peta Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS), D.I.

Lebih terperinci

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Kuningan TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Kuningan TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKABUMI NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH KABUPATEN SUKABUMI TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKABUMI NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH KABUPATEN SUKABUMI TAHUN 1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKABUMI NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH KABUPATEN SUKABUMI TAHUN 2010-2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKABUMI, Menimbang : a.

Lebih terperinci

LKPJ AKHIR MASA JABATAN BUPATI JOMBANG I BAB

LKPJ AKHIR MASA JABATAN BUPATI JOMBANG I BAB LKPJ AKHIR MASA JABATAN BUPATI JOMBANG 2009-203 I BAB I LKPJ AKHIR MASA JABATAN BUPATI JOMBANG 2009-203 A. DASAR HUKUM Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Akhir Masa Jabatan Bupati dimaksudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Dasar Hukum

BAB I PENDAHULUAN A. Dasar Hukum BAB I PENDAHULUAN A. Dasar Hukum Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Gubernur Jawa Barat Akhir Tahun Anggaran 2011 disusun berdasarkan ketentuan sebagai berikut: 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1950

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Kabupaten Lombok Timur merupakan salah satu dari delapan Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Secara geografis terletak antara 116-117

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Analisis struktur perekonomian kota Depok sebelum dan sesudah otonomi daerah UNIVERSITAS SEBELAS MARET Oleh: HARRY KISWANTO NIM F0104064 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Daerah Penelitian

Lebih terperinci

4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1. Kondisi Geografis Kota Makassar secara geografi terletak pada koordinat 119 o 24 17,38 BT dan 5 o 8 6,19 LS dengan ketinggian yang bervariasi antara 1-25 meter dari

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. cepat, sementara beberapa daerah lain mengalami pertumbuhan yang lambat.

I. PENDAHULUAN. cepat, sementara beberapa daerah lain mengalami pertumbuhan yang lambat. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tolok ukur keberhasilan pembangunan dapat dilihat dari pertumbuhan ekonomi dan semakin kecilnya ketimpangan pendapatan antar penduduk, antar daerah dan antar sektor. Akan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2011-2015 Diperbanyak oleh: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Lebih terperinci

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1 EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN... 1

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1 EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN... 1 1 DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Dasar Hukum...... 2 1.3. Hubungan Antar Dokumen... 5 1.4. Sistematika Dokumen RKPD... 5 1.5. Maksud dan Tujuan... Hal BAB II EVALUASI HASIL

Lebih terperinci

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Kabupaten Bengkalis merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Riau. Wilayahnya mencakup daratan bagian pesisir timur Pulau Sumatera dan wilayah kepulauan,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA SEMARANG TAHUN

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA SEMARANG TAHUN PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA SEMARANG TAHUN 2010 2015 PEMERINTAH KOTA SEMARANG TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG

Lebih terperinci

BUPATI SUMBA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

BUPATI SUMBA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR BUPATI SUMBA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT TAHUN 2016-2021 DENGAN

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA BARAT TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA BARAT TAHUN 2014 BPS KOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT No.01/10/3174/Th.VIII, 1 Oktober 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA BARAT TAHUN 2014 EKONOMI JAKARTA BARAT TAHUN 2014 TUMBUH 5,85 PERSEN Trend laju pertumbuhan ekonomi

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI GORONTALO TAHUN 2016 Ekonomi Gorontalo Tahun 2016 Tumbuh 6,52 Persen

PERTUMBUHAN EKONOMI GORONTALO TAHUN 2016 Ekonomi Gorontalo Tahun 2016 Tumbuh 6,52 Persen No. 11/02/75/Th.XI, 6 Februari 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI GORONTALO TAHUN 2016 Ekonomi Gorontalo Tahun 2016 Tumbuh 6,52 Persen Perekonomian Gorontalo tahun 2016 yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu dari lima daerah otonom di

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu dari lima daerah otonom di IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Umum Lokasi Penelitian 1. Letak Geografis Kabupaten Kulonprogo Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu dari lima daerah otonom di propinsi Daerah Istimewa

Lebih terperinci

WALI KOTA BOGOR PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA BOGOR NOMOR 32 TAHUN 2017 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2018

WALI KOTA BOGOR PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA BOGOR NOMOR 32 TAHUN 2017 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2018 WALI KOTA BOGOR PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA BOGOR NOMOR 32 TAHUN 2017 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2018 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALI KOTA BOGOR, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN KABUPATEN MAJALENGKA

BAB I GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN KABUPATEN MAJALENGKA BAB I GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN KABUPATEN MAJALENGKA 1.1. Pertumbuhan Ekonomi PDRB Kabupaten Majalengka pada tahun 2010 atas dasar harga berlaku mencapai angka Rp 10,157 triliun, sementara pada tahun

Lebih terperinci

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 39 KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN Letak Geografis dan Administrasi Kabupaten Deli Serdang merupakan bagian dari wilayah Propinsi Sumatera Utara dan secara geografis Kabupaten ini terletak pada 2º 57-3º

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA PAGAR ALAM NOMOR 34 TAHUN 2016

PERATURAN WALIKOTA PAGAR ALAM NOMOR 34 TAHUN 2016 PERATURAN WALIKOTA PAGAR ALAM NOMOR 34 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA PAGAR ALAM NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENETAPAN RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA PAGAR ALAM TAHUN

Lebih terperinci

BAB I KONDISI MAKRO PEMBANGUNAN JAWA BARAT

BAB I KONDISI MAKRO PEMBANGUNAN JAWA BARAT BAB I KONDISI MAKRO PEMBANGUNAN JAWA BARAT 1.1. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) beserta Komponennya Angka Partisipasi Kasar (APK) SLTP meningkat di tahun 2013 sebesar 1.30 persen dibandingkan pada tahun

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Nanga Bulik, 27 Mei 2013 BUPATI LAMANDAU, Ir. MARUKAN

KATA PENGANTAR. Nanga Bulik, 27 Mei 2013 BUPATI LAMANDAU, Ir. MARUKAN KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas perkenan- Nya penyusunan dokumen Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Lamandau Tahun 204 akhirnya dapat diselesaikan.

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN

PERATURAN DAERAH NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN PERATURAN DAERAH NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2016-2021 PEMERINTAH KOTA SEMARANG TAHUN 2016 PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG

Lebih terperinci

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar BAB II PROFIL WILAYAH KAJIAN Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) adalah rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah

Lebih terperinci

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH SALINAN BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, Menimbang: a. bahwa dalam

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI JAMBI TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI JAMBI TAHUN 2014 No. 11/02/15/Th.IX, 5 Februari 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI JAMBI TAHUN EKONOMI PROVINSI JAMBI TAHUN TUMBUH 7,9 PERSEN KINERJA POSITIF YANG TERUS TERJAGA DALAM KURUN LIMA TAHUN TERAKHIR Perekonomian

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2016

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2016 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2016 PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA I-0 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI LABUHANBATU TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI LABUHANBATU TAHUN 2015 BPS KABUPATEN LABUHANBATU No. 01/10/1207/Th. IX, 6 Oktober 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI LABUHANBATU TAHUN 2015 Pertumbuhan Ekonomi Labuhanbatu Tahun 2015 yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) TRANSISI KABUPATEN CIREBON TAHUN 2015

PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) TRANSISI KABUPATEN CIREBON TAHUN 2015 PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) TRANSISI KABUPATEN CIREBON TAHUN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIREBON, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2016 2021 DENGAN

Lebih terperinci

Daftar Isi. Daftar Tabel... iv. Daftar Gambar... ix. BAB I Pendahuluan... 1

Daftar Isi. Daftar Tabel... iv. Daftar Gambar... ix. BAB I Pendahuluan... 1 Daftar Isi Daftar Tabel... iv Daftar Gambar... ix BAB I Pendahuluan... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Proses penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2018... 3 1.3 Prinsip

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Gambar...

DAFTAR ISI. Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Gambar... DAFTAR ISI Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Gambar... i iii vii BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1 Latar Belakang... I-1 1.2 Dasar Hukum... I-2 1.3 Maksud dan Tujuan... I-4 1.4 Hubungan Antar Dokumen...

Lebih terperinci

BPS KABUPATEN TAPANULI TENGAH PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI TENGAH TAHUN 2015

BPS KABUPATEN TAPANULI TENGAH PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI TENGAH TAHUN 2015 BPS KABUPATEN TAPANULI TENGAH No. 02/12/1204/Th. XIX, 1 Desember 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI TENGAH TAHUN 2015 Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tapanuli Tengah tahun 2015 sebesar 5,08 persen

Lebih terperinci

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 47 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH TAHUN 2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

4 GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR

4 GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR 44 Keterbatasan Kajian Penelitian PKL di suatu perkotaan sangat kompleks karena melibatkan banyak stakeholder, membutuhkan banyak biaya, waktu dan tenaga. Dengan demikian, penelitian ini memiliki beberapa

Lebih terperinci

BPS KABUPATEN MALINAU

BPS KABUPATEN MALINAU BPS KABUPATEN MALINAU No. 03/07/6501/Th.I, 19 Juli 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI MALINAU TAHUN 2016 EKONOMI MALINAU TAHUN 2016 TUMBUH 1,71 PERSEN Perekonomian Malinau tahun 2016 yang diukur berdasarkan Produk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Industri Pengolahan

I. PENDAHULUAN Industri Pengolahan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertanian merupakan sektor utama perekonomian di Indonesia. Konsekuensinya adalah bahwa kebijakan pembangunan pertanian di negaranegara tersebut sangat berpengaruh terhadap

Lebih terperinci