BAB IV ANALISIS A. Upaya Pencegahan Miras Melalui Shalat Bagi Masyarakat Bangetayu Wetan
|
|
- Lanny Budiono
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 50 BAB IV ANALISIS A. Upaya Pencegahan Miras Melalui Shalat Bagi Masyarakat Bangetayu Wetan Masyarakat Bangetayu Wetan adalah masyarakat yang mayoritas penduduknya beragama Islam, maka dari itu masyarakat Bangetayu Wetan mencegah dari minum-minuman keras. Berdasarkan Penelitian dan pengamatan penulis tentang upaya pencegahan miras melalui shalat bagi masyarakat Bangetayu Wetan, penulis dapat mengetahui bahwa dengan melaksanakan shalat dengan khusyu dan rutin bisa mencegah dari minum-minuman keras. Hal ini dapat diketahui berdasarkan tabel XVII dan tabel XVIII ( bab III ) yang berhasil mencegah minuman keras setelah melaksanakan shalat dengan khusyu dan rutin yaitu 75% dan yang belum 15% sedangkan yang tak berpengaruh 0%. Ini menunjukkan bahwa upaya pencegahan miras melalui shalat yang khusyu dan rutin bagi masyarakat Bangetayu Wetan berhasil dan efektif, serta didukung oleh beberapa upaya yaitu : usaha preventif, usaha kuratif dan usaha pembinaan pada masyarakat Bangetayu Wetan. Pembinaan masyarakat Bangetayu Wetan untuk menghindari dan menjauhi dari minuman keras melalui shalat yang khusyu dan rutin harus terus ditingkatkan, demi terwujudnya masyarakat yang sehat dan beriman, dan beberapa upaya yang perlu dilakukan dalam menanggulangi kemerosotan moral pada masyarakat Bangetayu Wetan adalah: 1. Usaha preventif, yaitu segala upaya pencegahan dari setiap kemungkinan masyarakat Bangetayu Wetan meminum-minuman keras. 2. Usaha kuratif, yaitu segala upaya untuk menyadarkan dan memperbaiki masyarakat Bangetayu Wetan dari pengaruh minum-minuman keras melalui shalat. 3. Usaha pembinaan yaitu tindakan penyelamatan terhadap masyarakat Bangetayu Wetan baik yang sudah terlibat ataupun yang belum terlibat minum-minuman keras.
2 51 Menurut pendapat penulis ada beberapa hal yang perlu dilakukan baik oleh orang tua selaku pendidik pertama bagi seorang anak, maupun masyarakat (pemuka masyarakat) yaitu: 1. Pemuka masyarakat hendaklah memberikan nasehat dan pengarahan kepada masyarakat Bangetayu tentang pencegahan minum-minuman keras melalui pelaksanaan shalat. 2. Orang tua hendaknya lebih memperhatikan tingkah laku dan pergaulannya terlalu bebas, maka bisa terkena pengaruh minum-minuman keras dari temannya, maka dari itu orang tua harus memperhatikannya. 3. Orang tua mempunyai kewajiban untuk membimbing anak-anaknya ke arah yang baik, dan memberikan bekal ilmu agama terutama dalam hal shalat karena shalat dapat mencegah dari perbuatan keji dan mungkar, di antaranya bisa mencegah dari minum-minuman keras. Hal ini dapat diketahui pada tabel IX ( bab III ) bahwa tindakan orang tua jika aaknya melakukan minum-minuman keras yaitu menegur dan mengarahkan 80%, menegur saja 15% dan membiarkan 5%. Ini menunjukkan bahwa orang tua di Bangetayu Wetan mengarahkan anaknya untuk membentengi diri dengan melaksanakan shalat dengan rutin dan khusyu untuk mencegah minuman keras. Selain shalat yang khusyu dan rutin berperan dalam mencegah minumminuman keras, ilmu agama juga sangat berguna dan sangat menentukan untukmengantisipasi atau sebagai terapi bagi masyarakat Bangetayu Wetan dalam rangka meminimalkan kemungkinan-kemungkinan terjerumusnya masyarakat Bangetayu Wetan kepada perbuatan-perbuatan yang melanggar nilainilai agama ataupun nilai-nilai yang ada di masyarakat. Fungsi agama dalam kehidupan manusia antara lain: 1. Memberikan Bimbingan dalam hidup Agama memberikan bimbingan kepada manusia mulai dari masalah yang paling kecil hingga masalah yang paling besar, baik mengenai hablun minallah maupun hablun minannas.
3 52 Orang yang tekun menjalankan ibadah akan selalu merasakan ketenteraman dan ketenangan jiwa walaupun kegoncangan hidup yang ia hadapi begitu besar. Karena agama mengandung ajaran yang sifatnya membimbing kepada manusia agar tidak melakukan perbuatan-perbuatan yang melanggar agama atau perbuatan yang dapat mengganggu ketenteraman masyarakat banyak. 2. Menolong dalam menghadapi kesukaran Manusia yang beragama akan selalu tabah dan sabar dalam menghadapi kesulitan-kesulitan ataupun bencana yang menimpa dirinya. Bahkan ia berkeyakinan bahwa ada kesulitan di situlah ada jalan kemudahan, sebagaimana firman Allah dalam surat al-insyirah ayat 6 : ا ن م ع ا لع س ر ي س ر ا Artinya: "Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan". (QS. Alam Nasyrah : 6) 3. Menenteramkan batin Beberapa sikap orang sering dijumpai pada diri seseorang, ia dilanda kegelisahan, tekanan perasaan kebimbangan, kegagalan dalam mencapai citacita dan lainnya. Jiwa yang sering diliputi oleh kegelisahan tersebut akan mudah sekali membawa seseorang kepada hal-hal bersifat negatif, terutama bagi mereka yang tidak beragama, akan tetapi lain bagi orang yang beragama, ia akan menghadapi dengan penuh ketenangan kalau ia ikut terjerumus karena ia yakin bahwa Allah akan memberi ampunan kepada hamba-nya yang memohon kepada-nya. و اس ت غ ف ر ال له ا ن ال له كا ن غف ور ا ر ح يم ا Artinya: "Dan mohonlah ampunan kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang". (QS. an-nisa' : 106)
4 53 Dari hal tersebut di atas maka dapat dikatakan betapa pentingnya agama bagi kehidupan remaja khususnya sebagai penenteram dan penenang jiwa di samping itu menjadi pengendali moral. Sebab menurut pendapat penulis orang yang beragama tentu akan berusaha dengan sungguh-sungguh untuk mematuhi dan mentaati peraturan yang digariskan dengan penuh kesadaran, karena ia telah memiliki modal yakin, bahwa peraturan itu berasal dari Tuhan yang Maha segala-galanya. Keyakinan itulah yang memberikan motivasi untuk bertingkah laku. Ini akan berlalu tetap dan abadi, karena agama yang benar itu tidak akan berubah sejak awal diajarkan hingga akhir zaman dengan demikian akhlak yang dibentuk oleh agama akan lebih bersifat tetap, tidak mudah berubah oleh situasi dan kondisi. Dengan adanya fungsi agama yang berguna sebagai penenang jiwa dan pengendali moral maka agama juga turut berperan dalam mencegah minum-minuman keras bagi masyarakat Bangetayu Wetan, karena agama seseorang kuat, maka orang tersebut akan melanggar norma-norma agama dan akan menjauhi minum-minuman keras. 3 B. Motivasi Pelaksanaan Shalat Untuk Pencegahan Minuman Keras Bagi Masyarakat Bangetayu Wetan Sebagaimana telah dikemukakan dalam bab III, bahwa shalat berperan untuk mencegah minuman keras, dengan melaksanakan shalat secara khusyu dan rutin maka seseorang akan terhindar dari segala perbuatan keji dan mungkar di antaranya yaitu terhindar dari minuman keras. Jika seseorang sudah shalat dengan khusyu ia akan lebih mendekatkan diri kepada Allah secara otomatis ia akan menjalankan semua perintah-nya dan meninggalkan semua larangannya. Bagi masyarakat Bangetayu Wetan shalat yang khusyu dan rutin merupakan cara untuk mencegah dari minuman keras karena dengan melakukan 3 Dr. Zakiyah Daradjat, Peranan Agama dalam Kesehatan Mental, CV. Haji Masagung, Jakarta, 1982, hlm. 61
5 54 shalat masyarakat Bangetayu Wetan akan lebih mendekatkan diri kepada Allah. Dengan begitu, maka masyarakat Bangetayu Wetan akan meninggalkan semua perbuatan-perbuatan dosa di antaranya yaitu minum-minuman keras. Motivasi masyarakat Bangetayu Wetan melaksanakan shalat untuk mencegah minuman keras karena dengan melaksanakan shalat yang khusyu dan rutin ia akan dekat dengan Allah, bila seseorang yang sudah dekat dengan Allah, maka ia akan terhindar dari perbuatan keji dan mungkar serta tidak akan melakukan perbuatan dosa karena ia takut kepada Allah. Motivasi masyarakat Bangetayu Wetan melakukan shalat untuk mencegah minuman keras berdasarkan dorongan dari para kyai dan para ulama yang memberikan nasehat dan pengarahan kepada masyarakat Bangetayu Wetan, dengan diberikannya nasehat dan pengarahan masyarakat Bangetayu Wetan maka masyarakat Bangetayu Wetan sadar akan melaksanakan shalat dengan khusyu untuk mencegah dari minum-minuman keras. Menurut penulis pelaksanaan shalat untuk mencegah minuman keras yang dilakukan oleh masyarakat Bangetayu Wetan ini, pelaksanaan serta motivasinya didasari oleh semangat ketaatan dan ketakwaan masyarakat Bangetayu Wetan kepada Allah, maka masyarakat Bangetayu Wetan berhasil dalam mencegah minuman keras. Demikianlah motivasi masyarakat Bangetayu Wetan melakukan shalat untuk mencegah dari minum-minuman keras. C. Pengaruh Shalat dalam Mencegah Minuman Keras Bagi Masyarakat Bangetayu Wetan Pelaksanaan shalat yang dilakukan oleh masyarakat Bangetayu Wetan untuk mencegah minuman keras dapat menimbulkan dampak positif bagi masyarakat Bangetayu Wetan. Adapun mengenai pengaruh yang ditimbulkan dari pengaruh shalat khusyu dan rutin dalam mencegah minuman keras bagi masyarakat Bangetayu Wetan mengandung pengaruh yang bersifat positif.
6 55 Adapun pengaruh positif dari pelaksanaan shalat yang rutin dan khusyu untuk mencegah minuman keras adalah sebagai berikut: 1. Lebih taat dalam menjalankan ibadah shalat Dengan adanya shalat untuk mencegah minuman keras masyarakat Bangetayu Wetan lebih rajin dan teratur dalam menjalankan shalat karena dengan menjalankan shalat bisa terhindar dari segala perbuatan buruk dan tercela di antaranya terhindar dari minum-minuman keras. 2. Terhindar dari segala perbuatan keji dan mungkar Masyarakat Bangetayu Wetan setelah melaksanakan shalat untuk mencegah minum-minuman keras semakin taat dalam menjalankan ibadah shalat. Karena dengan melaksanakan shalat, sudah terbukti terhindar dari minum-minuman keras dan juga bisa terhindar dari segala perbuatan yang keji dan mungkar. Dengan mengerjakan shalat cenderung akan taat selalu ingat kepada Allah jika sudah demikian maka akan terhindar dari segala perbuatan keji dan mungkar. D. Peranan Orang Tua dalam Mencegah Minuman Keras di Bangetayu Wetan Pengertian bimbingan telah banyak diungkap oleh para ahli seperti yang diberikan oleh Jumhur dan Muhammad Surya yang memberikan istilah bimbingan adalah suatu proses bantuan yang terus menerus dan sistematis kepada individu dalam memecahkan masalah yang dihadapi agar tercapai kemampuan itu dapat memahaminya (self understanding) kemampuan untuk menerima dirinya (self direction) dan kemampuan untuk merealisasikan dirinya (self realization) sesuai dengan potensi atau kemampuan dalam mencapai penyelesaian diri dalam lingkungan baik keluarga, sekolah maupun masyarakat dan bantuan itu diberikan oleh orang-orang yang memiliki keahlian dan pengalaman khusus dalam bidang tersebut. Bahwa orang tua mempunyai tugas untuk memberikan pendidikan dan bimbingan kepada anak-anak mereka baik itu diakui dan diterima oleh semua pihak, baik oleh orang dewasa maupun anak-anak orang tua pada umumnya menerima tugas tersebut sebagai tugas mulia yang diamanatkan oleh Allah dan
7 56 untuk memberikan pengajaran dan bimbingan kepada anak-anaknya dengan penuh rasa tanggung jawab yang besar dalam kehidupan ini. Dalam kehidupan yang serba modern ini memang orang tua itu harus dapat mengontrol pergaulan mereka yang telah mengikuti atau menerima kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan dari bangsa lain yang sudah maju duluan dari pada kita yang akan merugikan masyarakat terutama masalah kepribadian seseorang. Sebenarnya manusia dengan kelengkapannya telah dibekali oleh Tuhan dengan potensi taqwa (merawat diri) dan potensi bahkan Tuhan menyebut kemenangan yang telah dicapai oleh siapapun yang telah membersihkan jiwanya dari potensi buruk. Sebenarnya penyimpangan yang telah terjadi di Kelurahan Bangetayu Wetan dalam kehidupan manusia itu akibat dari ulah manusia sendiri yang tidak dapat mengontrol diri dalam menghadapi era globalisasi atau kemajuan-kemajuan dari bangsa Barat yang dengan bebas masuk wilayah Indonesia, di samping itu mereka sendiri tidak mengindahkan bimbingan-bimbingan atau petunjuk dari ajaran agama Islam sebagai penangkal dari gejala-gejala yang terjadi nantinya. Kecenderungan dari mereka (remaja) untuk memenuhi kebutuhan hidupnya serta ingin mencapai kebahagiaan pada dasarnya dilindungi oleh syari at Islam. Namun keinginan memperturutkan hawa nafsu tanpa akan mengakibatkan kecelakaan dalam kehidupannya. Cara hidup dan memenuhi keinginan sepuas-puasnya telah melahirkan falsafah hedonisme yang cenderung melampaui batas keseimbangan rohani dan jasmani. Mungkin saja pada mulanya berawal dari coba-coba atau hasrat ingin tahu, jika terpicu pandangan keliru yang menganggap bahwa segala sesuatu yang dari budaya Barat adalah maju atau modern. Munculnya anggapan yang keliru tentang peran bimbingan Islam orang tua dalam kehidupan mereka. Misalnya pandangan melihat ajaran Islam hanya urusan akhirat saja. Dalam rangka untuk mencapai kehidupan yang benar-benar manfaat, maka perlu adanya peranan bimbingan orang tua dalam rangka untuk mencegah timbulnya alkoholis kepada anak remajanya berdasarkan pada
8 57 penjelasan di atas, agar terjadi peranan yang signifikan meliputi usaha-usaha dalam membimbing anak-anak remajanya melalui: 1. Pendidikan agama sejak dini, agama Islam adalah unsur pokok ygmenjadi kebutuhan spritual bagi manusia termasuk di dalam remaja. Peraturanperaturan agama (syari at) Islam merupakan nilai tinggi bagi umat Islam. Norma-norma agama Islam diakui sebagai kaidah-kaidah suci yang bersumber dari Allah SWT dan merupakan kaidah-kaidah yang sangat baik untuk membimbing manusia dalam hal ini adalah remaja ke jalan yang benar dan selamat. Maka mereka akan tumbuh menjadi anggota masyarakat yang berkualitas, berakhlak mulia dan tidak mau melakukan perbuatan-perbuatan yang merugikan diri sendiri, keluarga dan masyarakatnya. Di samping itu juga perlu ditanamkan pada anak remaja sedini mungkin bahwa penyalahgunaan minum-minuman keras haram hukumnya, sebagaimana haramnya makan daging babi menurut agama Islam. 2. Pendidikan di Lingkungan keluarga Rumah tangga adalah unit terkecil dalam kelompok masyarakat, yang merupakan tempat tinggal lahirnya anak untuk dapat membina dan membimbing dan membentuk anak-anaknya agar tertanam jiwa yang berakhlak mulia sebab kewajiban penting lainnya yang sangat menentukan mutu dan suksesnya anak-anak remaja di masa mendatang antara lain sebagai berikut: Menanamkan nilai-nilai agama (iman dan ibadah), akhlak, budi pekerti, disiplin dan prinsip-prinsip luhur lainnya. Menimbulkan kasih sayang, perhatian, pengorbanan, contoh tauladan yang baik, pengaruh dan pimpinan yang luhur dan mulia. Melakukan filter, kontrol koreksi pengendalian seluruh tingkah laku putra-putrinya baik di dalam maupun di luar rumah secara rutin dan bijaksana. Menyediakan waktu untuk berkomunikasi (saling curah perasaan antara anggota keluarga) menghindari pola hidup konsumtif, menciptakan
9 58 suasana belajar mengajar yang kondusif agar anak mencintai dan sibuk mengejar ilmu. Memelihara ketenteraman, kesejukan, kesegaran, keutuhan dan keharmonisan suasana kehidupan rumah tangga sehingga anak-anak merasa tenang, aman, senang, bahagia dan betah hidup di tenga-tengah pergaulan keluarga sehari-hari. 3. Memberikan pembinaan di lingkungan sekolah Sekolah merupakan tempat guru mengajar dan murid belajar sehingga terjadi proses belajar mengajar, sehingga terciptalah masyarakat belajar yang bertujuan untuk menumbuhkan, mengembangkan dan membentuk kepribadian, pengetahuan, ketrampilan anak didik yang kelak akan tumbuh menjadi manusia seutuhnya yang menjadi idaman bagi orang tuanya dan masyarakat pada umumnya karena anak yang baik akan menjadi panutan, penerus bangsa yang bermoral berakhlak karimah. Dalam rangka untuk pembinaan tersebut perlu adanya langkahlangkah strategis. Dalam hal ini lingkungan di sekolah antara lain: Menyediakan masjid /mushalla dan tempat pelaksanaan latihan dan praktek ibadah serta sebagai pusat aktivitas dalam menangani pembinaan agama Islam dan akhlak mulia seluruh pelajar yang bersangkutan. Aktif menyelenggarakan kegiatan keagamaan, sehingga alat untuk menanamkan iman, ketaatan beribadah dan kedisiplinan menjalankan ketentuan-ketentuan ajaran Islam bagi seluruh pelajaran antara lain untuk melaksanakan shalat berjamaah, shalat dua hari raya dan kegiatan lainnya. 4. Memberikan bimbingan di lingkungan masyarakat Di lingkungan masyarakat inilah para anak remaja akan berinteraksi dengan masyarakat lain karena di sini mereka mengetahui tentang perilakuperilaku yang baik dan buruk serta perubahan-perubahan yang akan merugikan dan manfaat keberlangsungan bimbingan bagi anak remaja, untuk membina anak remaja agar terhindar dari bahaya minuman keras. Di sinilah peran orang tua dan masyarakat sangat diperlukan atau dibutuhkan untuk keberhasilan tersebut antara lain:
10 59 Untuk aktif mengikuti kegiatan-kegiatan karang taruna dalam mengekspresikan potensi dan bakat anak remaja agar dapat berkreasi dalam masyarakat. Aktif mengadakan peringatan hari besar Islam (PHBI) di masyarakat seperti lomba cerdas agama, agar para remaja tertanam jiwa religius baik itu bermanfaat bagi diri sendiri maupun keluarga dan lingkungan masyarakat yang mendukung mereka dalam kegiatan tersebut. Untuk pembinaan lebih lanjut kepada anak remajanya memang diperlukan kontrol yang lebih jeli untuk dapat mengantisipasi terjadinya dampakdampak yang diakibatkan dari kemajuan-kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang masuk ke wilayah Indonesia agar dapat menyaring masukanmasukan budaya asing itu dianggapnya modern. Agar orang tua lebih intensif dalam pengawasan anak remaja karena menurut mereka gaya hidup modern lebih gaul tanpa adanya dampak akan ditimbulkannya dari kemajuan tersebut. dalam kehidupan yang serba modern ini orang tua itu sangat berpengaruh dalam pembentukan kepribadian, tingkah laku, berakhlak karimah anak remajanya. Karena secara langsung mereka berinteraksi dengan keluarganya. Tapi yang terjadi di kelurahan Bangetayu Wetan itu ada perubahan yang drastis artinya pembinaan orang tua kepada anak remaja dibilang cukup berhasil karena mereka menonjolkan sikap perubahan yang berarti dalam perilakunya di samping itu mereka juga hidup yang lebih terkontrol. Karena bimbingan dalam ajaran Islam sangat diwajibkan juntuk membina anak remajanya sehingga mereka tidak akan mengikuti pola hidup orang Barat karena bagi mereka pola hidup tersebut akan memberikan ketenangan jiwanya. Dengan demikian maka peranan bimbingan orang tua dalam mencegah bimbingan orang tua di Bangetayu Wetan, maka anak mereka akan terhindar dari pengaruh minuman keras, dan akan terhindar dari pergaulan bebas.
BAB I PENDAHULUAN. terutama generasi muda sebagai pemegang estafet perjuangan untuk mengisi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan suatu negara pendidikan memegang peranan yang penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa, karena pendidikan merupakan wahana
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG
77 BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG A. Analisis Tentang Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemajuan dalam masyarakat. Aspek perubahan meliputi: sosial, politik, ekonomi,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman pada era globalisasi mengakibatkan perubahan dan kemajuan dalam masyarakat. Aspek perubahan meliputi: sosial, politik, ekonomi, industri,
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAMPAK PERILAKU PERANTAU TERHADAP MORALITAS REMAJA DESA KANDANGSERANG PEKALONGAN
BAB IV ANALISIS DAMPAK PERILAKU PERANTAU TERHADAP MORALITAS REMAJA DESA KANDANGSERANG PEKALONGAN A. Analisis Moralitas Remaja Desa Kandangserang Pekalongan Berdasarkan hasil observasi dan wawancara pada
Lebih terperinciBAB I PEDAHULUAN. Pendidikan juga mengarahkan pada penyempurnaan potensi-potensi yang
1 BAB I PEDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan modal utama bagi kemajuan bangsa dan memiliki posisi strategis dalam menumbuhkan kualitas kehidupan manusia. Pendidikan juga sebagai proses
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN AKHLAK SISWA-SISWI SD NEGERI SALIT KAJEN PEKALONGAN
BAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN AKHLAK SISWA-SISWI SD NEGERI SALIT KAJEN PEKALONGAN A. Analisis Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Pembinaan Akhlak Siswa-Siswi SD Negeri Salit Kajen
Lebih terperinciBulan Penuh Rahmat itu Telah Meninggalkan Kita. Written by Mudjia Rahardjo Friday, 15 November :41 -
Sebuah bulan yang didambakan kehadirannya oleh setiap muslim, yakni bulan Ramadan 1432 H, telah meninggalkan kita dan insya Allah kikta akan bertemu lagi 11 bulan yang akan datang jika Allah memberi kita
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ketakwaaan kepada Tuhan Yang Maha Esa agar selanjutnya mampu membekali
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan sebuah lembaga tempat anak didik memperoleh pendidikan dan pelajaran yang diberikan guru. Sekolah mempersiapkan anak didik memperoleh ilmu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Kepribadian merupakan sifat hakiki individu yang tercermin pada sikap dan perbuatannya yang membedakan dirinya dari yang lain. 1 Kepribadian ini sangat berpengaruh terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul Di Indonesia, pendidikan dilakukan dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia yang beriman dan bertaqwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. diantara ajaran tersebut adalah mewajibkan kepada umatnya untuk melaksanakan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul Islam adalah agama yang universal, yang mengajarkan kepada manusia mengenai berbagai aspek kehidupan, baik duniawi maupun ukhrawi. Salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia ini sangat dinamis dalam arti perjalanan kehidupan seorang manusia dipengaruhi oleh apa yang terjadi di sekelilingnya dan manusia belajar apa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. lingkungan masyarakat atau dalam istilah lain yaitu jalur pendidikan sekolah dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul Pendidikan merupakan satu proses yang panjang dan diselenggarakan di berbagai bentuk lingkungan, yaitu dari proses lingkungan keluarga, sekolah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan satu unsur generasi muda yang menjadi titik tumpu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja merupakan satu unsur generasi muda yang menjadi titik tumpu harapan bangsa dimana nantinya remaja diharapkan dapat meneruskan nilai-nilai perjuangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi faktor yang penting dalam membentuk akhlak sejak anak usia dini.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akhlak akan terbentuk secara efektif apabila ditanamkan sejak usia dini. Hal tersebut untuk membekali anak agar lebih matang menghadapi permasalahan kehidupan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Dengan pendidikan, manusia akan lebih berpengetahuan luas dan menjadi lebih bijaksana dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan keterampilan yang berguna dalam menjalani hidup.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor penting yang menentukan dalam mengantar seseorang untuk meraih kesejahteraan yang didambakan baik di dunia maupun di akhirat.
Lebih terperinciTafsir Depag RI : QS Al Baqarah 284
Tafsir Depag RI : QS 002 - Al Baqarah 284 ل ل ه م ا ف ي الس م او ات و م ا ف ي ال ا ر ض و ا ن ت ب د وا م ا ف ي ا ن ف س ك م ا و ت خ ف وه ي ح اس ب ك م ب ه الل ه ف ي غ ف ر ل م ن ي ش اء و ي ع ذ ب م ن ي ش اء
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyelenggaraan pendidikan sebagaimana yang tercantum dalam Undangundang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 yang berbunyi:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Pendidikan pada dasarnya. tidak hanya menyampaikan dan memberi hafalan. Pendidikan yang ideal
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bagi kehidupan manusia saat ini, pendidikan merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Pendidikan pada dasarnya membimbing, mendidik, dan mengarahkan ke
Lebih terperinci2010), hlm. 57. Khayyal, Membangun keluarga Qur ani, (Jakarta : Amzah, 2005), hlm 3. 1 Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, (Jakarta: Rineka Cipta,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keluarga adalah merupakan lembaga pendidikan yang pertama dan utama dalam masyarakat, karena dalam keluargalah manusia dilahirkan, berkembang menjadi dewasa. Bentuk
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. dan pembangunan pada umumnya yaitu ingin menciptakan manusia seutuhnya. Konsep
I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia yang berfalsafah Pancasila, memiliki tujuan pendidikan nasional pada khususnya dan pembangunan pada umumnya yaitu ingin menciptakan manusia seutuhnya.
Lebih terperinciPendidikan Agama Islam di Sekolah, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), hlm. 85.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era globalisasi memberikan perubahan besar pada tatanan dunia secara menyeluruh dan perubahan itu dihadapi bersama sebagai suatu perubahan yang wajar. Sebab, mau tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebutuhan primer manusia sebagai makhluk sosial bahkan pada situasi tertentu,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia sebagai makhluk sosial diharapkan mampu memiliki sikap dan hubungan yang baik ketika hidup bersama dalam berbagai situasi dan kondisi apapun. Adanya interaksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dipandang sebagai salah satu aspek yang memiliki peranan. berkualitas dan mempunyai kelebihan dari makhluk lainnya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dipandang sebagai salah satu aspek yang memiliki peranan penting dalam membentuk generasi mendatang. Pendidikan berupaya memanusiakan manusia sehingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sikap disiplin adalah tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan (Mustari, 2014 : 35). Sedangkan menurut ahli
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang berdaya tahan kuat dan perilaku yang andal. Kualitas SDM sangat penting, karena
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi menuntut setiap bangsa memiliki sumber daya manusia (SDM) yang berdaya tahan kuat dan perilaku yang andal. Kualitas SDM sangat penting, karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan karakter yang merupakan upaya perwujudan amanat Pancasila dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan yang berkembang
Lebih terperinciPERAN ORANG TUA DALAM MEMBINA AKHLAK ANAK DI DUKUH TANON RT 07/RW 03 KELURAHAN MANJUNG KECAMATAN SAWIT KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2014
PERAN ORANG TUA DALAM MEMBINA AKHLAK ANAK DI DUKUH TANON RT 07/RW 03 KELURAHAN MANJUNG KECAMATAN SAWIT KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2014 SKRIPSI Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jawabanya dihadapan-nya, sebagaimana Allah SWT berfirman :
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak adalah anugrah dan amanah dari Allah SWT yang harus dijaga dan dipelihara oleh orang tua, karena kelak akan di minta pertanggung jawabanya dihadapan-nya,
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS. ersepsi Ulama terhadap Akhlak Remaja di Desa Sungai Lulut Kecamatan
BAB IV ANALISIS A... P ersepsi Ulama terhadap Akhlak Remaja di Desa Sungai Lulut Kecamatan Banjarmasin Timur Dimaksud dengan persepsi disini adalah tanggapan atau pendapat ulama pemimpin majelis taklim
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kecakapan spiritual keagamaan, kepribadian,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kecerdasan emosional dalam prestasi didunia kerja. emosi, mengelola emosi, memotivasi diri, empati dan kecakapan dalam
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada umumnya banyak orang berpendapat bahwa anak yang memiliki IQ tinggi pasti akan sukses dalam menjalani kehidupannya, terutama dalam kehidupan akademik. Anggapan
Lebih terperinciTafsir Depag RI : QS Al Baqarah 285
Tafsir Depag RI : QS 002 - Al Baqarah 285 آم ن الر س ول ب م ا ا ن ز ل ا ل ي ه م ن ر ب ه و ال م و م ن ون ك ل آم ن ب الل ه و م ل اي ك ت ه و ك ت ب ه و ر س ل ه ل ا ن ف ر ق ب ي ن ا ح د م ن ر س ل ه و ق ال وا
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. proses pembelajaran kepada siswa (manusia) dalam upaya mencerdaskan dan
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan dalam pengertian yang lebih luas dapat diartikan sebagai suatu proses pembelajaran kepada siswa (manusia) dalam upaya mencerdaskan dan mendewasakan siswa
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN MODEL PENDEKATAN ISLAMI DALAM PENANGANAN STUDENT DELINQUENCY KELAS VIII SMP N 04 CEPIRING KENDAL
71 BAB IV ANALISIS BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN MODEL PENDEKATAN ISLAMI DALAM PENANGANAN STUDENT DELINQUENCY KELAS VIII SMP N 04 CEPIRING KENDAL Sekolah merupakan institusi yang bertanggung jawab terhadap
Lebih terperinciIman dan Pengaruhnya dalam Kehidupan
Iman dan Pengaruhnya dalam Kehidupan Kelompok E ; Syayid Nurrofik Bahriyan Setiaji Bilhuda Fauzu Yusuf Pengertian Iman Dalam bahasa Arab, iman berarti pengetahuan (knowledge), percayaa (belief), dan yakin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Peraturan Pelaksanaannya (Bandung: Citra Umbara, 2010), h. 6.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembinaan akhlak sangat penting ditanamkan sejak dini, baik di lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat, agar menjadi manusia yang berbudi pekerti luhur.
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Budi pekerti adalah perilaku nyata dalam kehidupan manusia. Pendidikan budi pekerti adalah penanaman nilai-nilai baik dan luhur kepada jiwa manusia, sehingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Soetjipto. Raflis Kosasi, Profesi Keguruan, Jakarta: Rineka Cipta, 2009, hlm. 59 Ibid, hlm. 60
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. prestasi akademik yang dicapai seseorang, akan tetapi harus di imbangi dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Kualitas sumber daya manusia yang berkarakter bukan hanya dilihat dari prestasi akademik yang dicapai seseorang, akan tetapi harus di imbangi dengan meningkatnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari yang diharapkan. Banyak siswa yang mempunyai perilaku menyimpang,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kondisi perilaku dan kepribadian siswa dewasa ini memang masih jauh dari yang diharapkan. Banyak siswa yang mempunyai perilaku menyimpang, kepribadian yang merosot dan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM MEMBINA MORAL SISWA SMP NEGERI 1 KANDEMAN BATANG
BAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM MEMBINA MORAL SISWA SMP NEGERI 1 KANDEMAN BATANG A. Analisis tentang Upaya Guru PAI dalam Membina Moral Siswa SMP Negeri 1 Kandeman Batang Sekolah adalah lingkungan
Lebih terperinciUPAYA GURU AQIDAH AKHLAK DALAM MENDISIPLINKAN SISWA DI MAN 2 MODEL BANJARMASIN OLEH ANNISA DAMAYANTI
UPAYA GURU AQIDAH AKHLAK DALAM MENDISIPLINKAN SISWA DI MAN 2 MODEL BANJARMASIN OLEH ANNISA DAMAYANTI INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN 2016 M/1437 H UPAYA GURU AQIDAH AKHLAK DALAM MENDISIPLINKAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Allah swt Berfirman. dalam surat Al-Mujadallah ayat 11.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan dunia pendidikan merupakan salah satu sektor terpenting dalam pembangunan nasional. Melalui pendidikan inilah diharapkan akan lahir manusia Indonesia
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pengaruh kehidupan modern, wanita semakin hari semakin
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengaruh kehidupan modern, wanita semakin hari semakin disibukan untuk memegang peranan penting di luar rumah, padahal bersamaan dengan itu mereka dituntut
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA NELAYAN DI DESA PECAKARAN KEC.WONOKERTO KAB. PEKALONGAN
BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA NELAYAN DI DESA PECAKARAN KEC.WONOKERTO KAB. PEKALONGAN A. Analisis Tujuan Pendidikan Akhlak Anak dalam Keluarga Nelayan di Desa Pecakaran Kec. Wonokerto.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana diterangkan dalam firman Allah Subhanahu wata`ala, di dalam. Al-Quran surat Luqman ayat: 14 sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akhlak adalah implementasi dari iman dan segala bentuk perilaku. Sebagaimana diterangkan dalam firman Allah Subhanahu wata`ala, di dalam Al-Quran surat Luqman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Proses kegiatan belajar mengajar di kelas bagi siswa tidak selamanya berlangsung secara normal. Kadang-kadang lancar, kadangkadang tidak, kadang-kadang menyenangkan,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembinaan kepada anak didik lebih menekankan pada pembentukan
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembinaan kepada anak didik lebih menekankan pada pembentukan kepribadian, berarti anak didik itu diberi kesadaran kepada adanya Allah, lalu dibiasakan melakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional, dalam undang-undang No. 20 Tahun 2003, pasal 37
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan agama merupakan bagian integral dari sistem pendidikan nasional, dalam undang-undang No. 20 Tahun 2003, pasal 37 ayat (1) tentang Sistem Pendidikan Nasional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. utama memiliki peranan yang penting dan sangat berpengaruh atas pendidikan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam masalah pendidikan, orang tua merupakan pendidik pertama dan utama memiliki peranan yang penting dan sangat berpengaruh atas pendidikan anak-anaknya, sebab Pendidik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manajemen. Keberhasilan sekolah dalam melaksanakan apa yang telah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepemimpinan pada hakikatnya merupakan fungsi inti dalam proses manajemen. Keberhasilan sekolah dalam melaksanakan apa yang telah direncanakan atau diorganisasikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat menghadapi segala tantangan yang akan timbul, lebih-lebih dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan masalah fundamental dalam pembangunan bangsa dan merupakan bekal yang harus dimiliki oleh setiap generasi muda agar kelak dapat menghadapi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah. Sekaligus memegang tugas-tugas dan fungsi ganda,
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Guru merupakan salah satu unsur pendidik dalam suatu proses pendidikan di sekolah. Sekaligus memegang tugas-tugas dan fungsi ganda, yaitu sebagai pengajar dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh pendidikan formal informal dan non-formal. Penerapan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan dan perkembangan pendidikan sejalan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga perubahan akhlak pada anak sangat dipengaruhi oleh pendidikan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS TANGGUNG JAWAB ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN KELUARGA PADA Q.S. AT- TAHRIM AYAT 6
BAB IV ANALISIS TANGGUNG JAWAB ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN KELUARGA PADA Q.S. AT- TAHRIM AYAT 6 A. Analisis Terhadap Konsep Pendidikan Keluarga Pendidikan dalam keluarga adalah pendidikan utama dan pertama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
binasa. 1 Keluarga merupakan satu elemen terkecil dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seorang anak ketika pertama kali lahir kedunia dan melihat apa yang ada didalam rumah dan sekelilingnya, tergambar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bagi umat Islam setelah puasa wajib. Disebut dianjurkan karena orang yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Puasa sunnah sebagaimana yang di ketahui adalah puasa yang dianjurkan bagi umat Islam setelah puasa wajib. Disebut dianjurkan karena orang yang mengerjakan
Lebih terperinciMERAIH KESUKSESAN DAN KEBAHAGIAAN HIDUP DENGAN MENELADANI RASULULLAH
MERAIH KESUKSESAN DAN KEBAHAGIAAN HIDUP DENGAN MENELADANI RASULULLAH OLEH : DR. HJ. ISNAWATI RAIS, MA RUMAH SAKIT ISLAM JAKARTA (RSIJ) CEMPAKA PUTIH FISIKA SELASA, DEPARTMENT 14 FEBRUARI 2012 State Islamic
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan upaya untuk mencerdaskan, kehidupan bangsa dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan upaya untuk mencerdaskan, kehidupan bangsa dan diharapkan dapat menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Perkembangan ilmu pengetahuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi dasar untuk mencapai tujuan tersebut, pendidikan berupaya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar untuk memajukan dan mengembangkan potensi intelektual, emosional, dan spiritual. Tinggi rendahnya perkembangan dan pertumbuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kualitas akhlak seseorang sangat dipengaruhi oleh kondisi iman dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas akhlak seseorang sangat dipengaruhi oleh kondisi iman dalam kehidupan masyarakat. Ahli psikologi pada umumnya sependapat bahwa dasar pembentukan akhlak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakekatnya pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga, sekolah dan masyarakat dalam rangka melahirkan manusia beriman dan bertaqwa kepada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Jakarta : Rineka Cipta, 2000), hlm Jalaluddin Rakhmat, Islam Aktual; Refleksi Sosial Seorang Cendekiawan Muslim,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Zaman modern ini pendidikan keluarga merupakan pendidikan informal yang berperan sangat penting membentuk kepribadian peserta didik untuk menunjang pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hlm. 1.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan agama adalah unsur terpenting dalam pembangunan mental dan akhlak. Jika kita mempelajari pendidikan agama, maka akhlak merupakan sesuatu yang sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dikaji, pada umumnya agama seseorang ditentukan oleh pendidikan, pentingnya hidup beragama (Daradjat, 1990 : 35).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Motivasi beragama anak merupakan masalah yang menarik untuk dikaji, pada umumnya agama seseorang ditentukan oleh pendidikan, pengalaman dan latihan yang dilaluinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hidup dan kehidupan manusia, begitu pula dengan proses perkembangannya.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari hidup dan kehidupan manusia, begitu pula dengan proses perkembangannya. Bahkan keduanya saling
Lebih terperinciMENGIKUTI HAWA NAFSU
Bismillahirrahmaanirrahiim 60 Penyakit Hati : MENGIKUTI HAWA NAFSU Nafsu dengan syahwatnya merupakan bagian dari nikmat Allah bagi manusia. Secara alami, nafsu itu cenderung pada hal-hal yang tidak baik.
Lebih terperinciIslam adalah satu-satunya agama yang haq dan diridhoi Alloh SWT yang. disampaikan melalui nabi Muhammad SAW kepada seluruh umat manusia agar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam adalah satu-satunya agama yang haq dan diridhoi Alloh SWT yang disampaikan melalui nabi Muhammad SAW kepada seluruh umat manusia agar dijadikan sebagai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan disegala bidang demi tercapainya tujuan bangsa, oleh karena itu
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses pembangunan disegala bidang demi tercapainya tujuan bangsa, oleh karena itu pendidikan seharusnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai. keterampilan-keterampilan pada siswa. 1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar, dan melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup. Mengajar berarti meneruskan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu upaya mewariskan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu upaya mewariskan nilai, yang akan menjadi penolong dan penentu umat manusia dalam menjalani kehidupan, dan sekaligus untuk
Lebih terperinciج اء ك م ر س ول ن ا ي ب ي ن ل ك م ك ث ير ا م ما ك ن ت م ت خ ف و ن م ن ال ك ت اب و ي ع ف و ع ن ك ث ير ق د ج اء ك م م ن الل ه ن ور و ك ت اب
KARAKTERISTIK ETIKA ISLAM 1. Al Qur an dan Sunnah Sebagai Sumber Moral Sebagai sumber moral atau pedoman hidup dalam Islam yang menjelaskan kriteria baik buruknya sesuatu perbuatan adalah Al Qur an dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. orang yang berhasil di Masyarakat. Keluarga terdiri dari ayah ibu dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Keluarga merupakan tempat yang paling penting dimana anak akan memperoleh dasar dalam membentuk kemampuannya agar kelak menjadi orang yang berhasil di Masyarakat.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peran penting dalam menentukan perkembangan
BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakangMasalah Pendidikan mempunyai peran penting dalam menentukan perkembangan dan perwujudan diri individu. Pendidikan bertanggung jawab untuk membentuk watak, mengembangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Aspek kehidupan yang harus dan pasti dijalani oleh semua manusia di muka bumi sejak kelahiran, selama masa pertumbuhan dan perkembangannya sampai mencapai kedewasaan
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. yang ada dalam kenyataan sosial yang ada. Berkaitan dengan judul skripsi ini,
BAB V PEMBAHASAN Pada bab V ini akan membahas dan menghubungkan antara teori dari temuan sebelumnya dengan teori temuan saat penelitian. Menggabungkan antara pola-pola yang ada dalam teori sebelumnya dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan juga dipersiapkan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan yang lebih
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal memiliki tujuan untuk menyiapkan peserta didik yang beriman, bertakwa, kreatif dan inovatif serta berwawasan keilmuan
Lebih terperinciEKSISTENSI MANUSIA. ABDUL RACHMAN, S.S.,M.Pd.I. Modul ke: Fakultas Teknik. Program Studi Teknik Industri.
Modul ke: EKSISTENSI MANUSIA Fakultas Teknik ABDUL RACHMAN, S.S.,M.Pd.I. Program Studi Teknik Industri www.mercubuana.ac.id ت ب ار ك اذل ي ب ي د ه ال م كل و ه و ع لى كل شي ء ق د ير اذل ي خ ل ق ال م و ت
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Jika dilihat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul Masa remaja merupakan masa yang penuh dengan problematika karena merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Jika dilihat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semua pihak terhadap pendidikan anak-anak, karena anak adalah amanah yang
BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penulisan Dalam kehidupan yang modern seperti sekarang ini tanggung jawab semua pihak terhadap pendidikan anak-anak, karena anak adalah amanah yang dititipkan oleh Allah SWT.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk ciptaan Allah. Ia dan alam semesta terjadi
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk ciptaan Allah. Ia dan alam semesta terjadi bukan karena sendirinya, tetapi ciptaan Allah SWT. Allah menciptakan manusia untuk mengabdi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu aspek penting dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan, bahkan termuat dalam undang-undang pendidikan nasional, karena pendidikan agama mutlak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia di era modernisasi telah merambah ke seluruh. penjuru dunia. Hal ini membuat manusia terlena dengan kemegahan dan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Kehidupan manusia di era modernisasi telah merambah ke seluruh penjuru dunia. Hal ini membuat manusia terlena dengan kemegahan dan kemajuan yang ada. Mereka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa peralihan dari kanak-kanak menuju masa dewasa. Remaja dalam peralihan ini, sama halnya seperti pada masa anak mengalami perubahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Anak usia dini merupakan individu yang sedang mengalami proses perkembangan secara pesat. Dalam lima tahun pertama, seorang anak mempunyai potensi yang sangat besar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diarahkan berdasarkan iman untuk mencintai Allah, takut kepadanya dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mengingat sekarang zaman sudah semakin tua dan semakin majunya teknologi yang memicu pada menipisnya nilai-nilai agama dan keimanan serta norma-norma dan juga
Lebih terperinciDengan nama Allah yang maha pengasih, maha penyayang, dan salam kepada para Rasul serta segala puji bagi Tuhan sekalian alam.
Imam Nasser Muhammad Al-Yamani 18-11 - 1430 AH 06-11 - 2009 AD 12:41 am Tuhanmu Tidak Pernah Zhalim Kepada Siapapun Dengan nama Allah yang maha pengasih, maha penyayang, dan salam kepada para Rasul serta
Lebih terperinciRajawali Pers, 2009), hlm Abudin Nata, Ilmu Pendidikan Islam dengan Pendekatan Multidisipliner, (Jakarta:
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan mempunyai peran dan fungsi ganda, pertama peran dan fungsinya sebagai instrumen penyiapan generasi bangsa yang berkualitas, kedua, peran serta fungsi sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah
Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar pesrta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang sifatnya menembangkan pola hidup yang menyimpang dari norma. perikehidupan dan perkembangan remaja.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman yang serba modern ini, telah banyak menyebabkan perubahan pada kemajuan manusia itu sendiri dalam menyesuaikan diri (adjustment)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diberbagai belahan dunia terutama Negara-negara yang sedang berkembang banyak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan yang begitu pesat akibat dari pengaruh globalisasi yang melanda diberbagai belahan dunia terutama Negara-negara yang sedang berkembang banyak menimbulkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. disisi Tuhan-Nya, dan untuk berpacu menjadi hamba-nya yang menang di
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ajaran agama Islam merupakan tuntunan yang sangat penting dan mendasar yang merupakan tujuan untuk mengatur setiap sikap dan tingkah laku manusia, terutama kaum muslimin,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Sudarwan Danim, Pengantar Kependidikan Landasan, Teori, dan 234 Metafora
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
Lebih terperinciMATAN. Karya Syaikh Al Imam Muhammad bin Abdul Wahhab
MATAN Karya Syaikh Al Imam Muhammad bin Abdul Wahhab C MATAN AS-SITTATUL USHUL Z. Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang Termasuk perkara yang sangat menakjubkan dan tanda yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. PT Rineka Cipta, 2000), hlm S. Nasution, Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar, (Jakarta: Bumi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemerintah memandang bahwa guru merupakan media yang sangat penting, artinya dalam kerangka pembinaan dan pengembangan bangsa. Guru mengemban tugas-tugas sosial
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengembangkan segala potensinya sehingga mencapai kualitas diri yang lebih
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis untuk memotivasi, membina, membantu dan membimbing seseorang untuk mengembangkan segala
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP
PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMENEP NOMOR : 11 TAHUN 2013 TENTANG BEBAS AKSARA AL QUR AN PADA SATUAN PENDIDIKAN DASAR KHUSUSNYA BAGI SISWA YANG BERAGAMA ISLAM DENGAN RAHMAT
Lebih terperinci