ANALISIS LAPORAN ARUS KAS PEMERINTAH DAERAH (STUDI EMPIRIS DI PEMERINTAH KOTA MADIUN)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS LAPORAN ARUS KAS PEMERINTAH DAERAH (STUDI EMPIRIS DI PEMERINTAH KOTA MADIUN)"

Transkripsi

1 ANALISIS LAPORAN ARUS KAS PEMERINTAH DAERAH (STUDI EMPIRIS DI PEMERINTAH KOTA MADIUN) Oleh : Hedi Pandowo dan Ahmad Kudhori * Abstrak Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pertumbuhan arus kas yang ada dalam Laporan Arus Kas di Pemerintah kota Madiun selama tahun Dengan membuat Laporan Arus Kas maka akan diketahui pergerakan riil kas dari awal tahun sampai akhir tahun, selain itu bisa diketahui seberapa besar kas tersebut digunakan, untuk apa saja kas tersebut digunakan selama satu tahun operasional. Penelitian ini bersifat kuantitatif deskriptif dengan menggunakan pemerintah kota Madiun sebagai obyeknya, khususnya di Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) sebagai badan yang mengelola aset - aset pemerintah daerah dan menyusun laporan keuangan. Data yang digunakan adalah data sekunder yang didapat dari website resmi pemerintah kota Madiun serta data yang langsung diambil dari kantor BPKAD.Dalam penelitian ini didapat hasil bahwa secara keseluruhan pertumbuhan arus kas tahun dari aktivitas operasi, aktivitas investasi dan aktivitas pembiayaan menunjukkan kinerja keuangan yang baik dari pemerintah Kota Madiun. Dan dari analisa arus kas bebas didapat hasil selama tahun terdapat arus kas bebas yang cukup besar, sehingga dengan adanya arus kas bebas yang besar mengindikasikan bahwa pemerintah daerah mempunyai kelebihan kas (surplus) yang dapat digunakan untuk menambah dana cadangan, melunasi hutang daerah atau melakukan investasi dalam bentuk penyertaan modal. Kata-kata Kunci : aktivitas operasi, aktivitas investasi dan aktivitas pembiayaan Abstract This research was conducted with the aim to know the growth of cash flow that existed in the Cash Flow Statement in Madiun city government during By creating a Cash Flow Statement, it will know the real cash movement from the beginning of the year to the end of the year, otherwise it can be known how much cash is used, for what cash is used for one operational year. This research is quantitative descriptive by using municipal government of Madiun as its object, especially in Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) as the agency that manage the assets of local government and preparing financial report. The data used is secondary data obtained from the official website of Madiun city government as well as data taken directly from the office of BPKAD. In this study obtained the result that overall growth of cash flow in of operating activities, investment activities and financing activities show the financial performance both from the government of Madiun City. And from the free cash flow analysis results obtained during there is substantial free cash flow, so that with a large free cash flow indicates that local governments have surplus cash that can be used to supplement the reserve fund, pay off the local debt or invest in the form of equity participation Keywords : operating activities, investment activities and financing activities. 1. Pendahuluan oleh pemerintah daerah. Aktivitas pemerintah Laporan Arus Kas adalah salah satu dari laporan keuangan pemerintah daerah, dimana laporan ini sangat berguna bagi pengguna laporan keuangan untuk memperoleh gambaran tentang daerah yang dimaksud adalah aktivitas operasi, aktivitas investasi aset non-keuangan, aktivitas pembiayaan dan aktivitas non-anggaran terhadap kondisi keuangan pemerintah daerah. Pengguna mutasi kas akibat dari aktivitas yang dilakukan laporan atau pembaca laporan keuangan melalui *) Hedi Pandowo dan Ahmad Kudhori adalah dosen Politeknik Negeri Madiun 85

2 adbis Jurnal Administrasi dan Bisnis, Volume : 11, Nomor : 1, Juli 2017, ISSN X informasi dalam Laporan Arus Kas dapat menilai kinerja finansial pemerintah daerah selama periode tersebut dan dapat menggunakannya untuk memprediksi kondisi keuangan di masa yang akan datang. Laporan Arus Kas merupakan penghubung mata rantai dari rekening riil yang dicerminkan dalam laporan Neraca dengan rekening nominal dalam Laporan Realisasi Anggaran (LRA). Dalam Laporan Arus Kas ini digambarkan perubahan kas terkait dengan sumber penambahan kas dan penggunaannya. Semen tara neraca hanyalah merupakan potret atau gambar dari posisi aset, kewajiban dan ekuitas dana yang dimiliki pemerintah daerah pada tanggal laporan saja, sedangkan LRA lebih menunjukkan tingkat kepatuhan anggaran, tetapi tidak secara spesifik menginformasikan aktivitas pemerintah daerah. Oleh karena itu, untuk melengkapi informasi Neraca dan Laporan Realisasi Anggaran agar dapat lebih berguna bagi pengguna laporan keuangan dalam memahami dan menilai kinerja keuangan pemerintah daerah, maka sangat diperlukan Laporan Arus Kas. Berbagai penelitian yang telah dilakukan dan diterbitkan dalam berbagai jurnal akuntansi, banyak yang membahas tentang atau terkait dengan Neraca dan Laporan Realisasi Anggaran serta analisis-analisis terkait dengan komponenkomponen yang ada didalamnya. Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka diteliti dan dianalisis lebih jauh tentang Laporan Arus Kas di pemerintah daerah khususnya di Pemerintah Daerah Kota Madiun dengan judul penelitian Analisis Laporan Arus Kas Pemerintah Daerah (Studi Empiris di Pemerintah Kota Madiun). 2.Tinjauan Pustaka 2.1.Keuangan Daerah Keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan uang termasuk di dalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah tersebut, dalam kerangka Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (Pasal 1 ayat 5 PP No. 58 Tahun 2005). Sesuai dengan Permendagri No.32 tahun 2011 Keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban yang dapat dinilai dengan uang, serta segala sesuatu baik berupa uang maupun berupa barang yang dapat dijadikan milik daerah berhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut. 2.2.Laporan Keuangan Daerah Laporan keuangan daerah merupakan informasi yang memuat data berbagai elemen struktur kekayaan dan struktur finansial yang merupakan pencerminan hasil aktivitas tertentu. Istilah Laporan Keuangan Pemerintah Daerah meliputi semua laporan dan berbagai penjelasannya yang mengakui laporannya tersebut akan diakui sebagai bagian dari laporan keuangan (Mardiasmo, 2012). 2.3.Jenis-Jenis Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Jenis laporan keuangan yang harus dibuat oleh pemerintah daerah tidak jauh berbeda dengan laporan keuangan di sektor swasta. Adapun jenis 86

3 laporan keuangan yang harus dibuat meliputi: 1. Neraca 2. Laporan Realisasi Anggaran (LRA) 3. Laporan Arus Kas (LAK) 4. Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) 2.4.Komponen Laporan Keuangan Pemerintah Daerah 1. Elemen Neraca Elemen yang ada di dalam neraca pada pemerintah daerah terdiri dari aset, kewajiban dan ekuitas dana. 1. Aset Aset diklasifikasikan menjadi empat jenis, yaitu: Aset Lancar, Investasi Jangka Panjang, Aset Tetap, Dana Cadangan, Aset Lainnya 2. Kewajiban Kewajiban pemerintah daerah diklasifikasikan menjadi dua, yaitu : Kewajiban Jangka Pendek dan Kewajiban Jangka Panjang 3. Ekuitas Dana Ekuitas dana terbagi dalam tiga klasifikasi, yaitu: Ekuitas Dana Lancar, Ekuitas Dana Investasi, Ekuitas Dana Cadangan 2. Elemen Laporan Realisasi Anggaran Elemen atau unsur yang ada dalam Laporan Realisasi Anggaran terdiri dari, yaitu: 1) Pendapatan Terdiri dari tiga komponen, yaitu Pendapatan Asli Daerah, Pendapatan Transfer dan Lainlain Pendapatan yang Sah 2) Belanja Diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu Belanja Operasi, Belanja Modal dan Belanja Tak Terduga. 3) Transfer 4) Surplus/Desfisit 5) Pembiayaan Dikategorikan menjadi dua, yaitu Penerimaan Pembiayaan dan Pengeluaran Pembiayaan 6) SiLPA/SiKPA Sisa Lebih / Kurang Pembiayaan Anggaran (SiLPA/SiKPA) adalah selisih lebih / kurang antara realisasi penerimaan dan pengeluaran daerah selama periode anggaran. SiLPA/SiKPA dapat dihitung dari nilai pada pos Surplus/Defisit ditambah dengan pos Pembiayaan Neto. 3. Elemen Laporan Arus Kas Laporan Arus Kas dibagi dalam empat aktivitas utama, yaitu: Arus Kas Dari Aktivitas Operasi, Arus Kas Dari Aktivitas Investasi, Arus Kas Dari Aktivitas Pembiayaan, rus Kas Dari Aktivitas Nonanggaran. 4. Elemen Catatan atas Laporan Keuangan Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bentuk dari pengungkapan (disclosure) oleh pemerintah daerah. Seberapa luas pengungkapan informasi tersebut sangat tergantung pada kemauan politik (political will) pemerintah daerah Analisis Laporan Keuangan Pemerintah Daerah 1) Analisis Aset Aset pemerintah daerah merupakan bagian dari neraca pemerintah daerah. Informasi aset dalam laporan neraca menggambarkan kondisi kekayaan ekonomik yang dimiliki pemerintah daerah. Analisis aset pemerintah daerah dilakukan untuk mengetahui secara lebih dalam tentang kekayaan dan potensi ekonomi pemerintah 87

4 adbis Jurnal Administrasi dan Bisnis, Volume : 11, Nomor : 1, Juli 2017, ISSN X daerah sehingga dari informasi tersebut masyarakat dapat menilai berbagai hal, misalnya seberapa menarik melakukan investasi di wilayah tersebut terkait dengan keamanan berinvestasi serta potensi keuntungan yang didapat, seberapa nyaman tinggal di daerah tersebut terkait dengan kelengkapan sarana dan prasarana publik, seberapa besar potensi kerjasama kemitraan dengan pemerintah daerah, dan sebagainya. 2) Analisis Kewajiban dan Ekuitas Dana Analisis kewajiban atau utang sangat penting bagi calon pemberi pinjaman (kreditor) dalam membuat keputusan kreditnya. Bagi kreditor, mereka sangat memperhitungkan resiko kredit yang akan diberikan terkait dengan kemampuan pemerintah daerah dalam mengembalikan pokok pinjaman beserta bunganya tepat waktu. Selain itu, bagi manajemen pemerintah daerah, analisis utang penting untuk mengetahui beban utang, kesinambungan fiskal, dan kesehatan keuangan pemerintah daerah. Bagi masyarakat, informasi utang dalam neraca bermanfaat untuk mengetahui rasio utang per kapita atau beban utang per kapita. Berdasarkan Standar Akuntansi Pemerintahan, ekuitas dana didefinisikan sebagai kekayaan bersih pemerintah yang merupakan selisih antara aset dan kewajiban pemerintah. Ekuitas dana dapat juga dipahami sebagai hak residual pemerintah atas aktiva pemerintah setelah dikurangi semua kewajiban. Ekuitas dana diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu: Ekuitas Dana Lancar, Ekuitas Dana Investasi dan Ekuitas Dana Cadangan 3) Analisis Pendapatan Analisis pendapatan selalu terkait dengan LRA, dimana dalam LRA memberikan informasi yang sangat bermanfaat untuk menilai kinerja keuangan daerah. LRA merupakan jenis laporan keuangan daerah yang paling dahulu dihasilkan sebelum Neraca dan Laporan Arus Kas. Anggaran memiliki peran penting sebagai alat stabilisasi, distribusi, alokasi sumber daya publik, perencanaan dan pengendalian organisasi serta penilaian kinerja. Berdasarkan LRA tersebut, maka dibuat analisis pendapatan. Melalui Laporan Realisasi Anggaran, dapat dilakukan analisis pendapatan daerah dengan cara: Analisis varians (selisih) anggaran pendapatan, Menghitung pertumbuhan pendapatan daerah, Menghitung rasio keuangan, dan Menilai potensi penerimaan daerah yang masih dapat dioptimalkan. 4) Analisis Belanja Belanja dalam LRA merupakan komponen penting yang mengundang perhatian publik. Hal itu disebabkan masyarakat sebagai pemberi dana publik (public fund) melalui pajak daerah yang mereka bayarkan berkepentingan untuk mengetahui apakah dana tersebut telah digunakan dengan semestinya, efisien, efektif dan berorientasi pada kepentingan publik. Belanja daerah tersebut juga mencerminkan kebijakan pemerintah daerah dan arah pembangunan daerah. Karena sifat belanja yang relatif mudah dilakukan dan rentan akan terjadinya inefisiensi dan kebocoran, maka perencanaan, pengendalian dan pengawasan terhadap belanja sangat penting dilakukan. Selain itu, setelah dibelanjakan dan 88

5 dilaporkan dalam LRA, analisis terhadap belanja mutlak dilakukan untuk dijadikan dasar evaluasi, koreksi dan perbaikan ke depan. 5) Analisis Pembiayaan Informasi yang terkandung dalam LRA khususnya komponen pembiayaan mencerminkan keputusan pembiayaan (financing decision) yang dilakukan oleh pemerintah daerah. Bagi pengguna laporan keuangan pemerintah daerah, informasi pembiayaan penting untuk menilai apakah keputusan pembiayaan yang dilakukan pemerintah daerah sudah tepat. Struktur pembiayaan tersebut juga menggambarkan rentan tidaknya keuangan daerah yang pada akhirnya berpengaruh pada tingkat resiko daerah. 2.6.Laporan Arus Kas Laporan Arus Kas sangat berguna bagi pengguna laporan keuangan pemerintah daerah untuk menilai dan memperoleh gambaran tentang mutasi kas dari saldo awal ke saldo akhir dalam periode laporan, dimana laporan ini menghubungkan antara rekening riil di neraca dan rekening nominal di LRA. Berbeda dengan sektor bisnis, sektor publik (pemerintah) tidak bertujuan mengejar laba tetapi memberikan pelayanan publik (public service). Kinerja pemerintah daerah tidak diukur dengan kemampuannya menghasilkan laba tetapi dari kualitas pelayanan publik yang disediakan dan untuk menghasilkan pelayanan publik yang berkualitas tentunya diperlukan dana untuk membiayainya. Sumber dan penggunaan dana publik tersebut digambarkan dalam LRA. Laporan Arus Kas akan memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui penyebab terjadinya surplus atau defisit anggaran. 2. Untuk memprediksi kemampuan fiskal pemerintah daerah di masa yang akan datang. 3. Untuk memprediksi kesinambungan fiskal pemerintah daerah dalam pemberian pelayanan publik. 2.7.Komponen Laporan Arus Kas Laporan Arus Kas diklasifikasikan dalam empat komponen aktivitas, yaitu: 1. Aktivitas operasi 2. Aktivitas investasi 3. Aktivitas pendanaan 4. Aktivitas nonanggaran Masing-masing aktivita dilaporkan arus masuk dan arus keluar sehingga diperoleh informasi tentang arus kas bersih dari tiap aktivitas. Arus kas bersih dari keempat aktivitas kemudian dijumlahkan sehingga diketahui kenaikan atau penurunan kas bersih selama satu periode akuntansi. Saldo akhir kas yang dilaporkan di Laporan Arus Kas diperoleh dari penjumlahan saldo awal kas yang diperoleh dari data neraca awal periode ditambah dengan kenaikan atau penurunan kas selama satu periode akuntansi tersebut. Saldo akhir kas di Laporan Arus Kas akan sama dengan saldo kas yang dilaporkan di Neraca akhir periode. 2.8.Hubungan Neraca, Laporan Realisasi Anggaran dan Laporan Arus Kas Hubungan antara Neraca, Laporan Realisasi Anggaran dan Laporan Arus Kas dapat digambarkan dibawah ini (Mahmudi, 2007): 89

6 adbis Jurnal Administrasi dan Bisnis, Volume : 11, Nomor : 1, Juli 2017, ISSN X Anggaran dan Laporan Arus Kas 1. Neraca pada dasarnya merupakan potret sesat (snap shot) atas posisi aset, kewajiban dan ekuitas dana pemerintah daerah pada tanggal laporan. Pos-pos atau akun di dalam neraca ini disebut akun riil. Laporan keuangan neraca melaporkan saldo akhir masing- masing pos atau akun neraca pada tanggal laporan. Perubahan saldo akhir akun neraca, baik berupa penambahan maupun pengurangan disebabkan karena adanya aktivitas pemerintah daerah berupa transaksi keuangan selama satu periode akuntansi atau periode anggaran. Aktivitas pemerintah daerah selama satu periode akuntansi (anggaran) ditunjukkan dalam Laporan Realisasi Anggaran (LRA). Pos-pos akun dalam LRA ini disebut akun / rekening nominal. Disebut nominal karena sifat akun ini tidak tetap sebagaimana akun riil, tetapi sementara yang pada akhirnya akun nominal ini akan ditutup ke akun riil (neraca). Sementara itu, Laporan Arus Kas merupakan penambah jelas informasi yang diberikan oleh LRA yangmana kedua laporan ini berhubungan dengan neraca. 2. Pendapatan dalam LRA akan dicatat sebagai arus kas masuk untuk aktivitas operasi pada Lapoan Arus Kas, sedangkan belanja operasi, pengeluaran transfer dan belanja tidak terduga akan dicatat sebagai arus kas keluar aktivitas operasi. 3. Pengeluaran pemerintah daerah untuk belanja modal yang dilaporkan dalam LRA akan dicatat sebagai arus keluar kas untuk aktivitas investasi aset nonkeuangan pada Laporan Arus Kas, sedangkan hasil yang didapat dari penjualan aset modal akan dicatat sebagai arus kas masuk aktivitas investasi. 4. Pada dasarnya seluruh pendapatan pemerintah daerah yang dilaporkan dalam LRA akan menambah ekuitas dana, sebaliknya belanja yang dilakukan akan mengurangi ekuitas dana. Tetapi belanja di LRA dibedakan menjadi dua, yaitu belanja operasi dan belanja modal (catatan: transfer dan belanja tidak terduga merupakan bagian dari belanja operasi). Dalam hal ini hanya belanja operasi saja yang akan mengurangi ekuitas dana, sedangkan belanja modal justru sebaliknya akan menambah aset, 90

7 yaitu aset tetap atau aset lainnya. Hal ini karena LRA mencatat sekaligus antara belanja operasi yang manfaatnya habis dikonsumsi untuk satu tahun dan belanja modal yang manfaatnya jangka panjang atau lebih dari satu tahun. Hal inilah yang membedakan antara LRA dengan Laporan Laba Rugi pada organisasi bisnis. Laporan laba rugi hanya mencatat pendapatan yang diterima selama satu periode akuntansi dengan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk periode yang sama. Sementara itu pengeluaran modal tidak dicatat dalam Laporan Laba Rugi tetapi diakui dalam neraca. Dengan demikian Surplus/Defisit pada LRA pemerintah daerah tidak dapat diartikan sama persis dengan Laba/Rugi pada Laporan Laba Rugi perusahaan. Jika perusahaan rugi, maka berarti telah terjadi masalah keuangan perusahaan yang dapat menggerogoti modal yang pada akhirnya bisa mengakibatkan kebangkrutan dan likuidasi Tetapi jika pemerintah daerah defisit, maka hal itu tidak berarti pemerintah daerah yang bangkrut tersebut harus dilikuidasi. Defisit anggaran dalam kenyataannya masih dapat ditutup dengan atau dari pos pembiayaan. Defisit atau surplus dalam anggaran pemerintah daerah lebih merupakan faktor kebijakan anggaran yang diambil daerah yang sifatnya relatif dapat diprediksi, terencana dan terkendali. Namun, dalam hal ini terdapat kesamaan yaitu rekening Surplus/Defisit pada akhir periode akan ditutup ke rekening ekuitas dana, dan rekening Laba-Rugi juga akan ditutup ke rekening modal (ekuitas). 5. Surplus/Defisit anggaran akan dialokasikan dalam pos pembiayaan. Apabila terjadi surplus, maka kelebihan dana tersebut akan dialokasikan pada pos pengeluaran pembiayaan yang digunakan untuk pembentukan dana cadangan, penyertaan modal, pengembalian utang jangka panjang, atau pemberian pinjaman daerah. Sebaliknya jika terjadi Defisit, maka untuk menutup kekurangan dana tersebut akan diambilkan dari pos pembiayaan, yaitu dari penggunaan SiLPA, penggunaan dana cadangan, penjualan aset daerah yang dipisahkan, pengadaan pinjaman dan penagihan piutang daerah. Selisih antara penerimaan pembiayaan dengan pengeluaran pembiayaan merupakan pembiayaan neto yang menunjukkan jumlah bersih pembiayaan. Penjumlahan Surplus/Defisit anggaran dengan pembiayaan neto akan menghasilkan SiLPA/SiKPA. Jika dianalogikan dengan Laporan Laba-Rugi, maka SiLPA/SiKPA mirip dengan Laba/Rugi bersih. SiLPA yang terjadi akan mempengaruhi neraca yaitu menambah ekuitas dana lancar, sedangkan apabila terjadi SiKPA maka akan mengurangi ekuitas dana lancar. 6. Pos pembiayaan pada LRA memiliki keterkaitan dengan Laporan Arus Kas. Penerimaan pembiayaan pada LRA akan dicatat sebagai arus kas masuk untuk aktivitas pembiayaan pada Laporan Arus Kas, sedangkan pengeluaran pembiayaan dicatat sebagai arus keluar kas. Dengan demikian saldo pembiayaan neto akan sama dengan saldo arus kas bersih dari aktivitas pembiayaan. 7. Saldo kas akhir dalam Laporan Arus Kas merupakan hasil penjumlahan dari saldo kas awal periode ditambah dengan kenaikan atau penurunan kas dari aktivitas operasi, investasi, 91

8 adbis Jurnal Administrasi dan Bisnis, Volume : 11, Nomor : 1, Juli 2017, ISSN X pembiayaan dan nonanggaran selama satu periode akuntansi. Saldo kas akhir pada Laporan Arus Kas akan sama dengan saldo kas dan setara kas di laporan neraca akhir. 2.9.Analisis Laporan Arus Kas Laporan Arus Kas merupakan informasi keuangan yang sangat penting baik bagi manajemen pengguna laporan eksternal, misalnya investor, kreditor, donor dan masyarakat. Berbeda dengan laporan keuangan neraca dan Laporan Realisasi Anggaran yang masih memungkinkan dilakukan manipulasi laporan misalnya dalam bentuk windows dressing, Laporan Arus Kas relatif sulit dimanipulasi. Laporan Arus Kas tersebut mencerminkan kondisi obyektif kas, perubahan selama satu periode, arus masuk dan keluar kas yang sangat jelas yang dapat diuji kebenarannya dengan melihat neraca dan Laporan Realisasi Anggaran. Dalam membaca dan memahami Laporan Arus Kas, fokus perhatian hendaknya tidak ditujukan pada jumlah kenaikan atau penurunan kas dan setara kas selama satu periode, karena jumlah arus kas neto saja kurang memberikan informasi yang bermakna. Yang paling penting justru adalah informasi dari masing-masing komponen arus kas secara individual. Terdapat beberapa teknik atau cara untuk melakukan analisis Laporan Arus Kas, yaitu: 1. Analisis pertumbuhan arus kas 2. Analisis arus kas untuk setiap komponen, meliputi: a. Analisis arus kas dari aktivitas operasi b. Analisis arus kas dari aktivitas investasi c. Analisis arus kas dari aktivitas pembiayaan d. Analisis arus kas dari aktivitas nonanggaran 3. Analisis arus kas bebas Analisis pertumbuhan arus kas bermanfaat untuk mengetahui perkembangan atau pertumbuhan kas dari masing-masing aktivitas selama beberapa tahun, dan dapat digunakan untuk: a. Menilai bagus tidaknya fundamental fiskal pemerintah daerah. b. Menilai, mengevaluasi dan memproyeksikan arah kebijakan keuangan daerah. c. Memperbaiki manajemen arus kas di masa depan. Standar untuk pengukuran arus kas dapat dikategorikan dengan parameter sebagai berikut: a. Arus kas dari aktivitas operasi yang baik seharusnya bersaldo positif dan jumlahnya meningkat dari tahun ke tahun. b. Arus kas dari aktivitas investasi yang baik seharusnya bersaldo negatif. c. Arus kas dari aktivitas pembiayaan mengindikasikan adanya surplus anggaran. 3.Metode Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif deskriptif, dimana data yang diperoleh diwujudkan dalam bentuk angka kemudian menjelaskan fenomena atau kejadian yang ada. Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan wawancara, yaitu mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada pihak- pihak yang mempunyai kompetensi terkait data laporan keuangan pemerintah daerah yang akan dijadikan bahan penelitian dan studi pustaka atau studi literatur, yaitu dengan menggunakan bahan- bahan yang berkaitan dengan penelitian yang berasal dari 92

9 jurnal-jurnal ilmiah, literatur-literatur, internet serta publikasi-publikasi lain yang layak dijadikan sumber masukan untuk penelitian. Teknik analisis data menggunakan analisis kuantitatif deskriptif, dengan analisis : 1. Analisis arus kas dari aktivitas operasi. 2. Analisis arus kas dari aktivitas investasi. 3. Analisis arus kas dari aktivitas pembiayaan. 4. Analisis pertumbuhan arus kas. 5. Analisis arus kas bebas, dirumuskan : Adapun kriteria yang ditentukan peneliti adalah: 1. Pemerintah daerah kota Madiun sebagai obyek penelitian. 2. Data yang dipakai adalah Laporan Neraca, Laporan Realisasi Anggaran yang telah diaudit oleh BPK dan Laporan Arus Kas periode tahun Sumber data diperoleh dari LKPD tahun yang didapat dari kantor Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah kota Madiun. 3.1.Alur Penelitian Adapun skema pemikiran dalam penelitian ini adalah 4.Hasil Penelitian dan Bahasan Berdasarkan data-data yang didapat dalam penelitian ini, yaitu data Laporan Arus Kas Kota Madiun tahun , dapat diringkas sebagai berikut : 1. Analisis Arus Kas Aktivitas Operasi Arus kas operasi yang baik adalah arus kas yang bersaldo positif dan mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Dari data di atas dapat dilihat bahwa arus kas bersih dari aktivitas operasi bersaldo positif dari tahun Walaupun di tahun 2016 mengalami penurunan, namun secara keseluruhan hal ini mengindikasikan bahwa kinerja keuangan pemerintah kota Madiun adalah baik. Arus kas positif dapat digunakan oleh pemerintah daerah sebagai sumber pembiayaan daerah dalam rangka mengembalikan pinjaman jangka pendek, menambah investasi daerah atau memberikan subsidi kepada masyarakat. 2. Analisis Arus Kas Aktivitas Investasi Arus kas dari aktivitas investasi yang baik adalah bersaldo negatif, dimana hal ini menunjukkan adanya pengeluaran kas untuk belanja modal yang lebih besar dibanding penerimaan kas dari penjualan aset tetap. Dari data di atas dapat dilihat bahwa saldo kas bersih dari aktivitas investasi bersaldo negatif, sehingga ini menunjukkan adanya pertumbuhan aset yang positif yang berarti di 93

10 adbis Jurnal Administrasi dan Bisnis, Volume : 11, Nomor : 1, Juli 2017, ISSN X 2014 pemerintah kota Madiun terjadi pembangunan fisik berupa pembangunan infrastruktur, 13,69 % seperti perbaikan jalan, irigasi, dan jaringan Selain itu juga digunakan untuk belanja tanah, mesin dan peralatan, serta gedung ,3 % Analisis Arus Kas Aktivitas Pembiayaan Arus kas dari aktivitas 2016 pembiayaan 35,17 % berfluktuasi dari tahun Tahun 2012 dan 2015 bersaldo negatif, sedang tahun 2013, 2014 dan 2016 bersaldo positif. Arus c. Arus Kas Pembiayaan 2013 kas bersaldo negatif menunjukkan bahwa 99,95% terjadi surplus anggaran, sehingga kelebihan dana tersebut dapat digunakan untuk 2014 pengeluaran pembiayaan berupa penyertaan modal dan pembayaran hutang pokok. Arus -36,21 % 2015 kas bersaldo positif menunjukkan bahwa di pemerintah kota Madiun pembiayaan penerimaan daerah lebih besar, yaitu berupa penerimaan kembali pinjaman dibanding ,24 % 2016 dengan pengeluaran pembiayaan. 4. Analisis Pertumbuhan Arus Kas Dari 99,97 % perhitungan di atas dapat dibuat ringkasan dalam tabel di bawah. a. Pertumbuhan Arus Kas Kota Madiun Tahun Arus Kas Operasi ,22% ,17 % ,77 % ,63 % Pertumbuhan arus kas operasi tahun b. Arus Kas Investasi 2013 mengalami Rp ,47 29,13% menjadi kenaikan dari Rp ,38 atau naik dari 0,22% menjadi 31,17%. Hal ini mengindikasikan pemerintah daerah 94

11 kota Madiun memiliki kinerja keuangan yang baik, dan dengan pertumbuhan arus kas operasi positif berarti pemerintah daerah mempunyai kemandirian dana dari tahun ke tahun. Namun di tahun justru pertumbuhan arus kas mengalami penurunan, yaitu dari 31,17% di tahun 2014 menurun di tahun 2015 menjadi 1,77% dan di tahun 2016 menjadi -23,63%, hal ini mengindikasikan diperlukannya suntikan dana dari luar yang diperlukan untuk menjaga kesinambungan operasi pemerintah daerah. Namun kalau dilihat dari rata-rata arus kas dari tahun menunjukkan arus kas yang positif, sehingga hal ini menunjukkan bahwa pemerintah daerah kota Madiun memiliki kinerja keuangan yang baik. Pertumbuhan arus kas investasi dari tahun mengalami penurunan dari tahun 2013 sebesar 29,13% menjadi 13,69% di tahun 2014 dan di tahun 2015 sebesar - 9,34%. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi pengurangan terhadap belanja modal, seperti pembangunan infrastruktur jalan, jembatan dan irigasi. Namun di tahun 2016 terjadi peningkatan yang cukup tajam sebesar 35,14% yang berarti telah terjadi peningkatan belanja modal dalam bentuk pembangunan gedung dan bangunan, peralatan dan mesin, jalan, jembatan dan jaringan, belanja aset tetap lainnya dan aset lainnya. Namun dilihat dari rata-rata pertumbuhan cukup baik, yaitu sebesar 17,5%. Pertumbuhan arus kas pembiayaan dari tahun mengalami penurunan yang sangat tajam, yaitu dari 99,95% di tahun 2013 menjadi -36,21% di tahun 2014 dan turun lagi menjadi ,24%. Hal ini bisa diindikasikan bahwa di tahun tidak ada pengeluaran terkait dengan penyertaan modal, pembayaran pokok pinjaman dan obligasi, dan transfer ke dana cadangan. 5. Analisis Arus Kas Bebas Perhitungan Arus Kas Bebas Pada prinsipnya semakin besar arus kas bebas, maka hal itu semakin baik bagi organisasi. Dari tabel di atas, arus kas bebas yang ada di pemerintah kota Madiun cukup besar, sehingga dapat diindikasikan bahwa kinerja keuangannya baik. Arus kas bebas mengalami penurunan dari tahun sebesar Rp ,00 atau 59,43%, ke tahun 2014 mengalami kenaikan sebesar Rp ,85 atau 151,43%, ke tahun 2015 mengalami peningkatan sebesar Rp ,35 atau 33,23% dan ke tahun 2016 mengalami penurunan sebesar Rp ,16 atau 65,54%. 5. Simpuan dan Saran 5.1.Simpulan Kesimpulan yang bisa dibuat berdasarkan data dan pembahasan sebelumnya adalah : 1. Arus kas dari aktivitas operasi bersaldo positif dan secara konsisten mengalami kenaikan dari tahun , walaupun di tahun

12 adbis Jurnal Administrasi dan Bisnis, Volume : 11, Nomor : 1, Juli 2017, ISSN X mengalami penurunan namun masih bersaldo positif. Hal ini menunjukkan indikasi bahwa kinerja pemerintah baik. Pertumbuhan arus kas dari tahun juga bersaldo positif yang mengindikasikan tidak adanya kesulitan keuangan pemerintah daerah, walaupun di tahun 2016 pertumbuhannya negatif. 2. Arus kas dari aktivitas investasi bersaldo negatif dari tahun , dimana hal ini menunjukkan kinerja keuangan pemerintah yang baik, dan juga adanya pengeluaran kas untuk belanja modal lebih besar dari penerimaan kas dari penjualan aset tetap. Arus kas negatif ini menunjukkan adanya pembangunan fisik atau belanja modal berupa gedung dan bangunan, peralatan dan mesin, pembangunan jalan, jembatan dan jaringan, serta penambahan aset lainnya. Terjadi pertumbuhan arus kas positif dari tahun , walaupun di tahun 2015 mengalami pertumbuhan yang negatif. 3. Arus kas dari aktivitas pendanaan / pembiayaan di tahun 2012 dan 2015 bersaldo negatif, hal ini menunjukkan terjadinya surplus dana sehingga bisa dimanfaatkan untuk penyertaan modal di Bank Jatim. Sedangkan di tahun 2013, 2014, 2016 bersaldo positif, dimana hal ini disebabkan tidak adanya penggunaan kas untuk penyertaan ataupun investasi lainnya. 4. Hasil perhitungan arus kas bebas menunjukkan saldo positif dari tahun , dimana hal ini mengindikasikan bahwa pemerintah daerah mempunyai kelebihan kas (surplus) yang dapat digunakan untuk menambah dana cadangan, melunasi hutang daerah atau melakukan investasi dalam bentuk penyertaan modal. Sedangkan di tahun 2016 bersaldo negatif, dimana ini menunjukkan perlunya suntikan dana segar untuk menjalankan organisasi pemerintah daerah. 5.2.Saran Beberapa saran sebagai berikut: 1. Sebaiknya pemerintah daerah menambah investasi berupa penyertaan modal di beberapa institusi seperti Bank Jatim dan BUMD yang sudah berjalan, sehingga hasil yang diperoleh bisa menambah PAD. 2. Sebaiknya dikoreksi pembuatan Laporan Arus Kas tahun 2016, sebab terdapat penurunan kas bersih yang cukup besar dari tahun-tahun sebelumnya yang selalu mengalami kenaikan kas bersihnya. 3. DPRD sebaiknya juga ikut mengawasi dan mencermati laporan arus kas yang telah dibuat oleh pemerintah daerah, sehingga juga bisa kontrol terhadap pergerakan kas dari awal tahun sampai dengan akhir tahun, dan juga sebagai kontrol manajemen kas di pemerintah daerah. 6. Daftar Rujukan Mahmudi Analisis Laporan Keuangan Pemerintah Daerah. Panduan bagi Eksekutif, DPRD dan Masyarakat dalam Pengambilan Keputusan Ekonomi, Sosial dan Politik. Penerbit Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN: Mardiasmo Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah. Yogyakarta: Penerbit Andhi. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah. 96

13 97

LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN KLATEN LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 NO. URUT URAIAN ANGGARAN REALISASI REF (%) 2015 2015

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SUBANG DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN SUBANG DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN SUBANG DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH NO 1 PENDAPATAN 2 PENDAPATAN ASLI DAERAH LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk menerapkan akuntabilitas publik. Akuntabilitas publik dapat diartikan sebagai bentuk

BAB I PENDAHULUAN. untuk menerapkan akuntabilitas publik. Akuntabilitas publik dapat diartikan sebagai bentuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap penyelenggaraan pemerintahan yang baik (Good Governance Government) telah mendorong pemerintah pusat dan pemerintah daerah

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SUBANG DINAS PETERNAKAN

PEMERINTAH KABUPATEN SUBANG DINAS PETERNAKAN PEMERINTAH KABUPATEN SUBANG DINAS PETERNAKAN NO 1 PENDAPATAN 2 PENDAPATAN ASLI DAERAH 3 Pendapatan Pajak Daerah LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN

Lebih terperinci

Catatan Atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan ini 1

Catatan Atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan ini 1 LAPORAN KEUANGAN 1. NERACA KOMPARATIF PEMERINTAH KABUPATEN AGAM N E R A C A PER 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (AUDITED) NO. U R A I A N 2,014.00 2,013.00 1 ASET 2 ASET LANCAR 3 Kas di Kas Daerah 109,091,924,756.41

Lebih terperinci

CATATAN LAPORAN KEUANGAN DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KOTA BANDUNG TAHUN 2015

CATATAN LAPORAN KEUANGAN DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KOTA BANDUNG TAHUN 2015 CATATAN LAPORAN KEUANGAN DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KOTA BANDUNG TAHUN 2015 PENJELASAN LAPORAN KEUANGAN 1. PENJELASAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN 1). Pendapatan Realisasi pendapatan tahun 2015 sebesar

Lebih terperinci

BAB VI PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PPKD

BAB VI PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PPKD BAB VI PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PPKD A. KERANGKA HUKUM Laporan Keuangan adalah produk akhir dari proses akuntansi yang telah dilakukan. Laporan Keuangan yang disusun harus memenuhi prinsipprinsip yang

Lebih terperinci

KOREKSI KESALAHAN, PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, PERUBAHAN ESTIMASI AKUNTANSI, DAN OPERASI YANG TIDAK DILANJUTKAN

KOREKSI KESALAHAN, PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, PERUBAHAN ESTIMASI AKUNTANSI, DAN OPERASI YANG TIDAK DILANJUTKAN KOREKSI KESALAHAN, PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, PERUBAHAN ESTIMASI AKUNTANSI, DAN OPERASI YANG TIDAK DILANJUTKAN Koreksi Kesalahan 332. Kesalahan penyusunan laporan keuangan dapat disebabkan oleh keterlambatan

Lebih terperinci

KERTAS KERJA PENYUSUNAN NERACA KONSOLIDASI POSISI PER TANGGAL.

KERTAS KERJA PENYUSUNAN NERACA KONSOLIDASI POSISI PER TANGGAL. 1 ASET 2 ASET LANCAR 3 Kas di Kas Daerah XXXX 4 Kas di Bendahara Pengeluaran XXXX 5 Kas di Bendahara Penerimaan XXXX 6 Piutang Pajak XXXX 7 Piutang Retribusi XXXX 8 Bagian Lancar TGR XXXX 9 Piutang Lainnya

Lebih terperinci

Anda layak terpilih menjadi Anggota Dewan dari Daerah Pemilihan Jember & Lumajang.

Anda layak terpilih menjadi Anggota Dewan dari Daerah Pemilihan Jember & Lumajang. Modal Calon Eksekutif & Legislatif Jember & Lumajang Gegapgempita dan hingar-bingar kampanye pemilu 2009 tengah berlangsung saat ini di seluruh penjuru Negara RI. Semua Caleg menunjukkan prestise mempublikasikan

Lebih terperinci

ANALISIS BELANJA PEMERINTAH DAERAH KOTA BENGKULU

ANALISIS BELANJA PEMERINTAH DAERAH KOTA BENGKULU ANALISIS BELANJA PEMERINTAH DAERAH KOTA BENGKULU Ahmad Soleh Fakultas Ekonomi Universitas Dehasen Bengkulu ABSTRAK Ahmad Soleh; Analisis Belanja Pemerintah Daerah Kota Bengkulu. Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan. daerah sebagai penyelenggara pemerintah daerah.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan. daerah sebagai penyelenggara pemerintah daerah. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemerintah Daerah Pemerintah Daerah merupakan penyelenggara seluruh urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut azas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN POKOK

LAPORAN KEUANGAN POKOK LAPORAN KEUANGAN POKOK 1. NERACA KOMPARATIF PEMERINTAH KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR NERACA DAERAH PER 31 DESEMBER 2008 DAN 2007 (dalam rupiah) No Uraian 2008 2007 I ASET A. ASET LANCAR 1. Kas 26,237,044,323.93

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN B A B III 1 BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN 3.1. Kinerja Keuangan Daerah Tahun 2010-2015 3.1.1. Kinerja Pelaksanaan APBD Data realisasi keuangan daerah Kabupaten Rembang

Lebih terperinci

LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PEMERINTAH KOTA TEGAL LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 NO. URUT URAIAN ANGGARAN 2014 REALISASI 2014 (%) REALISASI

Lebih terperinci

Anggaran Realisasi Realisasi Cat

Anggaran Realisasi Realisasi Cat PEMERINTAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH Untuk Tahun yang Berakhir Sampai dengan 31 Desember 2016 dan 2015 Anggaran Realisasi Realisasi Uraian % Rasio

Lebih terperinci

KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 5 LAPORAN ARUS KAS

KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 5 LAPORAN ARUS KAS LAMPIRAN BV. : PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR : 20 TAHUN 2014 TANGGAL : 30 MEI 2014 KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 5 LAPORAN ARUS KAS A. PENDAHULUAN Tujuan 1. Tujuan Kebijakan Akuntansi Laporan

Lebih terperinci

KABUPATEN SUBANG N E R A C A DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL PER 31 DESEMBER TAHUN 2015 DAN TAHUN 2014

KABUPATEN SUBANG N E R A C A DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL PER 31 DESEMBER TAHUN 2015 DAN TAHUN 2014 KABUPATEN SUBANG N E R A C A DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL PER 31 DESEMBER TAHUN 2015 DAN TAHUN 2014 U R A I A N JUMLAH Tahun 2015 Tahun 2014 ASET ASET LANCAR Kas di Kas Daerah Kas di Bendahara

Lebih terperinci

ANGGARAN SETELAH PERUBAHAN 2015 (Rp)

ANGGARAN SETELAH PERUBAHAN 2015 (Rp) LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 NO URAIAN REFF ANGGARAN SETELAH PERUBAHAN 2015 REALISASI 2015 LEBIH/ (KURANG)

Lebih terperinci

LAPORAN REALISASI ANGGARAN

LAPORAN REALISASI ANGGARAN LAMPIRAN B.II : PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR : 79 TAHUN 2013 TANGGAL: 27 DESEMBER 2013 KEBIJAKAN AKUNTANSI NO. 02 LAPORAN REALISASI ANGGARAN Paragraf-paragraf yang ditulis dengan huruf tebal

Lebih terperinci

KEBIJAKAN AKUNTANSI PELAPORAN KEUANGAN

KEBIJAKAN AKUNTANSI PELAPORAN KEUANGAN LAMPIRAN I PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 25 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH KEBIJAKAN AKUNTANSI PELAPORAN KEUANGAN

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH Gambaran pengelolaan keuangan daerah mencakup gambaran kinerja dan pengelolaan keuangan daerah tahuntahun sebelumnya (20102015), serta kerangka pendanaan. Gambaran

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU NERACA Per 31 Desember 2015 dan 2014

PEMERINTAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU NERACA Per 31 Desember 2015 dan 2014 PEMERINTAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU NERACA Per 31 Desember 2015 dan 2014 URAIAN Cat. NERACA 2015 2014 1 2 3 4 ASET 5.5.1 ASET LANCAR 5.5.1.a Kas 5.5.1.a. 124,037,218,752.14 381,022,519,212.75 Kas di Kas

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN ARUS KAS PADA PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK TAHUN ANGGARAN

ANALISIS LAPORAN ARUS KAS PADA PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK TAHUN ANGGARAN ANALISIS LAPORAN ARUS KAS PADA PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK TAHUN ANGGARAN 2008-2009 Abstract Ema Giyan Subekti, Mohamad Hasanudin Jurusan Akuntansi, Politeknik Negeri Semarang The purpose of analyzing this

Lebih terperinci

Laporan Anggaran dan Realisasi Pendapatan dan Belanja Kabupaten Aceh Utara Tahun Anggaran 2006

Laporan Anggaran dan Realisasi Pendapatan dan Belanja Kabupaten Aceh Utara Tahun Anggaran 2006 43 Lampiran 1 Laporan Anggaran dan Realisasi Pendapatan dan Belanja Kabupaten Aceh Utara Tahun Anggaran 2006 No. Uraian Anggaran Setelah Perubahan Realisasi I PENDAPATAN DAERAH 1.142.122.565.100 1.153.474.367.884

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NERACA KOMPARATIF

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NERACA KOMPARATIF PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NERACA KOMPARATIF PER 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 No. URAIAN Ref 2014 2013 (dalam rupiah) 1 ASET 5.1.1 2 ASET LANCAR 5.1.1.1 3 Kas di Kas Daerah 5.1.1.1.1 102.915.303.038,76

Lebih terperinci

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS LAMPIRAN V PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2005 TANGGAL 13 JUNI 2005 STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS Paragraf-paragraf yang ditulis dengan huruf

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJ0 NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN PURWOREJO TAHUN ANGGARAN

Lebih terperinci

BAB II KEBIJAKAN AKUNTANSI BEBAN DAN BELANJA

BAB II KEBIJAKAN AKUNTANSI BEBAN DAN BELANJA BAB II KEBIJAKAN AKUNTANSI BEBAN DAN BELANJA A. UMUM 1. Definisi Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010, Laporan Realisasi Anggaran (LRA) menyebutnya dengan belanja, sedangkan Laporan Operasional

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN POKOK

LAPORAN KEUANGAN POKOK 4 LAPORAN KEUANGAN POKOK 1. NERACA KOMPARATIF PEMERINTAH KABUPATEN OGAN ILIR NERACA KOMPARATIF PER 31 DESEMBER 2008 DAN 2007 URAIAN JUMLAH (Rp) 2008 2007 ASET ASET LANCAR Kas 5.252.211.953,56 53.229.664.501,08

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SEMARANG NERACA PER 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Audited)

PEMERINTAH KOTA SEMARANG NERACA PER 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Audited) ASET PEMERINTAH KOTA SEMARANG NERACA PER 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Audited) 2014 2013 Kenaikan /Penurunan (Rp) (Rp) (Rp) ASET LANCAR Kas di Kas Daerah - - - Bank 310,926,359,944 656,050,079,880 (345,123,719,936)

Lebih terperinci

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 0 CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN DESEMBER 00 DAFTAR ISI Paragraf PENDAHULUAN -------------------------------------------------------- - Tujuan

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... iii Peraturan Gubernur

Lebih terperinci

ANGGARAN SETELAH PERUBAHAN 2014 REALISASI (Rp)

ANGGARAN SETELAH PERUBAHAN 2014 REALISASI (Rp) LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 NO URAIAN REFF ANGGARAN SETELAH PERUBAHAN 2014 REALISASI 2014 LEBIH/ (KURANG)

Lebih terperinci

PROGRAM S-1 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA DEPARTEMEN AKUNTANSI

PROGRAM S-1 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA DEPARTEMEN AKUNTANSI PROGRAM S-1 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA DEPARTEMEN AKUNTANSI Perihal Kepada Yth : Pemilihan Judul Skripsi : Ketua Departemen Akuntansi Program S-1 Extensi FE-USU Di- Medan Dengan

Lebih terperinci

PENGANTAR. PEMERINTAH KABUPATEN BINTAN NERACA PER 31 Desember 2014 dan 2013

PENGANTAR. PEMERINTAH KABUPATEN BINTAN NERACA PER 31 Desember 2014 dan 2013 PENGANTAR Dalam rangka memenuhi prinsip transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah sesuai dengan PP 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah dan Permendagri 13 Tahun 2006 tentang

Lebih terperinci

BAB II LAPORAN ARUS KAS

BAB II LAPORAN ARUS KAS 12 BAB II LAPORAN ARUS KAS 2.1. Laporan Arus Kas 2.1.1. Pengertian Laporan Arus Kas Ikatan Akuntansi Indonesia (2009:PSAK No.2) menyatakan bahwa: Laporan arus kas adalah laporan yang memberi informasi

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR LAPORAN REALISASI ANGGARAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2015 DAN 2014

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR LAPORAN REALISASI ANGGARAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 1. LAPORAN REALISASI ANGGARAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR LAPORAN REALISASI ANGGARAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 No. Uraian Anggaran Setelah Perubahan 2015 2014

Lebih terperinci

PROFIL KEUANGAN DAERAH

PROFIL KEUANGAN DAERAH 1 PROFIL KEUANGAN DAERAH Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah sesuai dengan amanat Undang-Undang adalah menyelenggarakan otonomi daerah dalam wujud otonomi yang luas, nyata dan bertanggung jawab, serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan otonomi daerah. Dimana otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan otonomi daerah. Dimana otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan publik dan kesajahteraan masyarakat; serta menciptakan efesiensi dan efektivitas pengelolaan sumber daya daerah,

Lebih terperinci

LAPORAN ARUS KAS STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN ARUS KAS STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN I.0 PERATURAN PEMERINTAH NOMOR TAHUN 00 TANGGAL OKTOBER 00 STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 0 LAPORAN ARUS KAS Lampiran I.0 PSAP 0 (i) DAFTAR ISI Paragraf PENDAHULUAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SEMARANG NERACA PER 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Audited)

PEMERINTAH KOTA SEMARANG NERACA PER 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Audited) ASET PEMERINTAH KOTA SEMARANG NERACA PER 3 DESEMBER 24 DAN 23 (Audited) 24 23 Kenaikan /Penurunan (Rp) (Rp) (Rp) ASET LANCAR Kas di Kas Daerah - - - Bank 3,926,359,944 656,5,79,88 (345,23,79,936) Deposito

Lebih terperinci

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO.

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. LAMPIRAN V PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 00 TANGGAL 1 JUNI 00 STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 0 LAPORAN ARUS KAS DAFTAR ISI Paragraf PENDAHULUAN-------------------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN 2014

LAPORAN KEUANGAN 2014 1. LAPORAN REALISASI ANGGARAN LAPORAN KEUANGAN 2014 PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA SELATAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN UNTUK TAHUN ANGGARAN YANG BERAKHIR TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (dalam rupiah) Uraian

Lebih terperinci

KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 05 LAPORAN ARUS KAS

KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 05 LAPORAN ARUS KAS LAMPIRAN VI PERATURAN BUPATI POLEWALI MANDAR NOMOR : 29 TAHUN 2014 TANGGAL : 27 OKTOBER 2014 KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 05 LAPORAN ARUS KAS Paragraf-paragraf yang ditulis dengan huruf tebal dan miring adalah

Lebih terperinci

BAB V PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN SKPD

BAB V PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN SKPD BAB V PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN SKPD A. Kerangka Hukum Laporan Keuangan adalah produk akhir dari proses akuntansi yang telah dilakukan. Laporan Keuangan yang disusun harus memenuhi prinsipprinsip yang

Lebih terperinci

ANALISIS KEUANGAN PT. PLN (Persero)

ANALISIS KEUANGAN PT. PLN (Persero) ANALISIS KEUANGAN PT. PLN (Persero) I. Pendahuluan PT. Perusahaan Listrik Negara (PLN) (Persero) merupakan penyedia listrik utama di Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah berkepentingan menjaga kelayakan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYA NERACA Per 31 Desember 2015 dan 2014

PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYA NERACA Per 31 Desember 2015 dan 2014 A. NERACA NERACA Per 31 Desember 2015 dan 2014 Uraian Reff 2015 2014 ASET G.5.1.1 ASET LANCAR G.5.1.1.1 Kas di Kas Daerah G.5.1.1.1.1 135.348.133.135,77 93.099.242.994,09 Kas di Bendahara Pengeluaran G.5.1.1.1.2

Lebih terperinci

JUMLAH ASET LANCAR , ,94

JUMLAH ASET LANCAR , ,94 A. Neraca Laporan Keuangan Pemerintah Aceh Tahun 21 PEMERINTAH ACEH NERACA Untuk Tahun Yang Berakhir Tanggal 31 Desember 21 dan 29 (Dalam Rupiah) URAIAN TAHUN 21 TAHUN 29 (1) (3) (4) ASET ASET LANCAR Kas

Lebih terperinci

LAPORAN ARUS KAS I. PENDAHULUAN I.1 Tujuan

LAPORAN ARUS KAS I. PENDAHULUAN I.1 Tujuan LAMPIRAN IV PERATURAN BUPATI MALUKU TENGGARA NOMOR 2.a TAHUN 2010 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI LAPORAN ARUS KAS I. PENDAHULUAN I.1 Tujuan 1. Tujuan Kebijakan Akuntansi laporan arus kas adalah mengatur penyajian

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.12 No.3 Tahun 2012

Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.12 No.3 Tahun 2012 ANALISIS EFISIENSI BELANJA DAERAH PEMERINTAH PROVINSI JAMBI TAHUN 2011 Fathiyah 1 Abstract Analysis of Jambi Provincial Government Expenditure In 2011 performed using Analysis of Variance, Growth Ratio

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.3 Tujuan Pembahasan Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.3 Tujuan Pembahasan Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akuntansi Keuangan Pemerintahan sekarang memasuki Era Desentralisasi, maka pelaksanaan akuntansi pemerintahan itu ada di daerah-daerah (Provinsi ataupun Kabupaten),

Lebih terperinci

Akuntansi sektor publik memiliki peran utama untuk menyiapkan laporan. keuangan sebagai salah satu bentuk pelaksanaan akuntabilitas publik.

Akuntansi sektor publik memiliki peran utama untuk menyiapkan laporan. keuangan sebagai salah satu bentuk pelaksanaan akuntabilitas publik. 2.1 Akuntansi Pemerintahan Akuntansi sektor publik memiliki peran utama untuk menyiapkan laporan keuangan sebagai salah satu bentuk pelaksanaan akuntabilitas publik. Akuntansi dan lap oran keuangan mengandung

Lebih terperinci

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Berdasarkan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara

Lebih terperinci

LAPORAN REALISASI ANGGARAN

LAPORAN REALISASI ANGGARAN F LAPORAN REALISASI ANGGARAN N O SETDA PROVINSI PAPUA LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH Untuk Tahun Yang Berakhir Sampai Dengan 31 Desember dan URAIAN REF 1 PENDAPATAN - LRA 411

Lebih terperinci

LAPORAN REALISASI ANGGARAN BERBASIS KAS

LAPORAN REALISASI ANGGARAN BERBASIS KAS LAMPIRAN I.0 PERATURAN PEMERINTAH NOMOR TAHUN 00 TANGGAL OKTOBER 00 STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 0 LAPORAN REALISASI ANGGARAN BERBASIS KAS Lampiran I.0 PSAP 0 (i) DAFTAR

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA PADANG PANJANG LAPORAN ARUS KAS UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012.

PEMERINTAH KOTA PADANG PANJANG LAPORAN ARUS KAS UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012. PEMERINTAH KOTA PADANG PANJANG LAPORAN ARUS KAS UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 No. Uraian 2013 2012 1 Arus Kas dari Aktivitas Operasi 2 Arus Masuk Kas 3 Pendapatan Pajak

Lebih terperinci

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt cüéä Çá ]tãt UtÜtà

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt cüéä Çá ]tãt UtÜtà - 1 - jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt cüéä Çá ]tãt UtÜtà PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 42 TAHUN 2015 TENTANG BAGAN AKUN STANDAR PADA PEMERINTAH KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA,

Lebih terperinci

BUPATI SAMPANG KATA PENGANTAR

BUPATI SAMPANG KATA PENGANTAR BUPATI SAMPANG KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena hanya dengan limpahan rahmat dan ridhonya semata Pemerintah Kabupaten Sampang dapat menyelesaikan Pertanggungjawaban

Lebih terperinci

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN MADIUN BUPATI MADIUN,

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN MADIUN BUPATI MADIUN, BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN MADIUN BUPATI MADIUN, Menimbang : a.bahwa berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun

Lebih terperinci

KABUPATEN CILACAP LAPORAN REALISASI ANGGARAN KONSOLIDASIAN TAHUN ANGGGARAN 2011

KABUPATEN CILACAP LAPORAN REALISASI ANGGARAN KONSOLIDASIAN TAHUN ANGGGARAN 2011 LAMPIRAN I.1. : PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR : TANGGAL : KABUPATEN CILACAP LAPORAN REALISASI ANGGARAN KONSOLIDASIAN TAHUN ANGGGARAN 2011 Jumlah Bertambah / (Berkurang) No Akun Anggaran Setelah

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA TENGAH

PROVINSI JAWA TENGAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 11-B TAHUN 2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH KOTA SURAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURAKARTA, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

Analisis Kinerja Belanja Pemerintah daerah Kotamobagu dan Bolaang Mongondow Timur tahun Herman Karamoy

Analisis Kinerja Belanja Pemerintah daerah Kotamobagu dan Bolaang Mongondow Timur tahun Herman Karamoy Analisis Kinerja Belanja Pemerintah daerah Kotamobagu dan Bolaang Mongondow Timur tahun 2009-2012 Herman Karamoy (hkaramoy@yahoo.com) Heince Wokas (heince_wokas@yahoo.com) Abstract Budget Realization Report

Lebih terperinci

LAPORAN REALISASI ANGGARAN Untuk Tahun yang Berakhir Sampai Dengan Tanggal 31 Desember 2015 (dalam rupiah dan persen)

LAPORAN REALISASI ANGGARAN Untuk Tahun yang Berakhir Sampai Dengan Tanggal 31 Desember 2015 (dalam rupiah dan persen) LAPORAN REALISASI ANGGARAN (dalam rupiah dan persen) TA 2015 TA 2014 Uraian Catatan Anggaran Realisasi Rasio Realisasi Rp Rp % Rp PENDAPATAN DAERAH V.5.1.1 PENDAPATAN ASLI DAERAH V.5.1.1.(1) Hasil Pajak

Lebih terperinci

Laporan Keuangan. Deskripsi Prosedur

Laporan Keuangan. Deskripsi Prosedur LAMPIRAN C.3 : PERATURAN BUPATI BANGKA BARAT NOMOR : 3 Tahun 2010 TANGGAL: 6 Januari 2010 Laporan Keuangan Deskripsi Prosedur Laporan Keuangan merupakan laporan yang terstruktur mengenai posisi keuangan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Laporan Keuangan Kabupaten Sidoarjo. Page 1. D a t a K e u a n g a n K a b u p a t e n S i d o a r j o T a h u n s.

PENDAHULUAN. Laporan Keuangan Kabupaten Sidoarjo. Page 1. D a t a K e u a n g a n K a b u p a t e n S i d o a r j o T a h u n s. PENDAHULUAN Sebagai perwujudan pembangunan daerah dan tata kelola keuangan daerah, landasan kerja pemerintah adalah Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-undang Nomor

Lebih terperinci

: : a. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 6 ayat (3)

: : a. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 6 ayat (3) *v BUPATI KARANGASEM PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAHAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN KARANGASEM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BUPATI BENGKULU TENGAH

BUPATI BENGKULU TENGAH BUPATI BENGKULU TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKULU TENGAH NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN BENGKULU TENGAH TAHUN ANGGARAN

Lebih terperinci

KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 8 AKUNTANSI TRANSFER

KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 8 AKUNTANSI TRANSFER LAMPIRAN B.VIII: PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR : 20 TAHUN 2014 TANGGAL : 30 MEI 2014 KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 8 AKUNTANSI TRANSFER A. UMUM 1. Tujuan a. Tujuan kebijakan akuntansi transfer

Lebih terperinci

NERACA PEMERINTAH KABUPATEN KARIMUN PER 31 DESEMBER 2013 DAN 2012

NERACA PEMERINTAH KABUPATEN KARIMUN PER 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 LAPORAN KEUANGAN POKOK 1. NERACA KOMPARATIF NERACA PEMERINTAH KABUPATEN KARIMUN PER 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 No Uraian Reff (dalam rupiah) 1 ASET 2 ASET LANCAR 4.5.1.1 3 Kas di Kas Daerah 4.5.1.1.1) 90.167.145.260,56

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015 NOMOR 26 PERATURAN BUPATI MAGELANG NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015 NOMOR 26 PERATURAN BUPATI MAGELANG NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG BERITA DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015 NOMOR 26 PERATURAN BUPATI MAGELANG NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN MAGELANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

(1) Arus Kas dari Aktivitas Operasi Arus kas bersih dari Aktivitas Operasi sebesar Rp ,24 terdiri dari:

(1) Arus Kas dari Aktivitas Operasi Arus kas bersih dari Aktivitas Operasi sebesar Rp ,24 terdiri dari: 4.3 Penjelasan Pos Laporan Arus Kas Arus Kas Pemerintah Kota Cimahi tahun 2009 mengalami kenaikan sebesar Rp 48.507.127.826,00. Jumlah ini diperoleh dari selisih lebih arus kas dari aktivitas operasi sebesar

Lebih terperinci

PEMERINTAH ACEH NERACA Untuk Tahun Yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

PEMERINTAH ACEH NERACA Untuk Tahun Yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 A. NERACA Laporan Keuangan Pemerintah Aceh Tahun 2011 PEMERINTAH ACEH NERACA Untuk Tahun Yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 (Dalam Rupiah) ASET ASET LANCAR Kas Kas di Kas Daerah 1.506.460.908.360,30

Lebih terperinci

PEMERINTAH ACEH NERACA Per 31 Desember 2012 dan 2011

PEMERINTAH ACEH NERACA Per 31 Desember 2012 dan 2011 Laporan Pemerintah Aceh Tahun 212 A. NERACA PEMERINTAH ACEH NERACA Per 31 Desember 212 dan 211 (Dalam Rupiah) URAIAN TAHUN 212 TAHUN 211 ASET ASET LANCAR Kas Kas di Kas Daerah 1,931,325,183,1.75 1,56,46,98,36.3

Lebih terperinci

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 02 LAPORAN REALISASI ANGGARAN

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 02 LAPORAN REALISASI ANGGARAN LAMPIRAN IV PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2005 TANGGAL 13 JUNI 2005 STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 02 LAPORAN REALISASI ANGGARAN Paragraf-paragraf yang ditulis dengan

Lebih terperinci

B U P A T I T A N A H L A U T PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

B U P A T I T A N A H L A U T PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 1 B U P A T I T A N A H L A U T PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH LAUT NOMOR 46 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT YANG BERBASIS AKRUAL DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR : 79 TAHUN 2013 TANGGAL: 27 DESEMBER 2013 KEBIJAKAN AKUNTANSI NO. 04 LAPORAN ARUS KAS

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR : 79 TAHUN 2013 TANGGAL: 27 DESEMBER 2013 KEBIJAKAN AKUNTANSI NO. 04 LAPORAN ARUS KAS LAMPIRAN B.IV : PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR : 79 TAHUN 2013 TANGGAL: 27 DESEMBER 2013 KEBIJAKAN AKUNTANSI NO. 04 LAPORAN ARUS KAS Paragraf-paragraf yang ditulis dengan huruf tebal dan miring

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 71 TAHUN 2014

WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 71 TAHUN 2014 WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 71 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI DAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 0 LAPORAN ARUS KAS PSAP No. 0 Laporan Arus Kas 0 STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN NO. 0 LAPORAN ARUS KAS Paragraf-paragraf yang ditulis dengan huruf tebal dan

Lebih terperinci

LAPORAN REALISASI ANGGARAN

LAPORAN REALISASI ANGGARAN LAMPIRAN III PERATURAN BUPATI MALUKU TENGGARA NOMOR 2.a TAHUN 2010 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI LAPORAN REALISASI ANGGARAN I. PENDAHULUAN I.1 Tujuan 1. Tujuan kebijakan akuntansi Laporan Realisasi Anggaran

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. terhadap informasi tentang keuangan merupakan suatu hal yang penting, Bahkan tanpa harus di

BAB 1 PENDAHULUAN. terhadap informasi tentang keuangan merupakan suatu hal yang penting, Bahkan tanpa harus di BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Di negara negara maju yang memiliki pratik akuntansi yang lengkap, kebutuhan terhadap informasi tentang keuangan merupakan suatu hal yang penting, Bahkan tanpa harus

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH Santa Hardiningsih Prasetyo (120620120013) Ignatius Adisurya Kantus (120620120001) Hendra Kusbiantoro (120620120006) Fajar Santoso (120620120002) Laporan Keuangan Laporan

Lebih terperinci

BAB XV SISTEM AKUNTANSI LAPORAN KONSOLIDASIAN

BAB XV SISTEM AKUNTANSI LAPORAN KONSOLIDASIAN BAB XV SISTEM AKUNTANSI LAPORAN KONSOLIDASIAN A. UMUM Laporan keuangan konsolidasi adalah laporan keuangan gabungan dari seluruh laporan keuangan PPKD dan laporan keuangan SKPD menjadi satu laporan keuangan

Lebih terperinci

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUWU UTARA INSPEKTORAT KABUPATEN N E R A C A PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dalam Rupiah)

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUWU UTARA INSPEKTORAT KABUPATEN N E R A C A PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dalam Rupiah) PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUWU UTARA INSPEKTORAT KABUPATEN N E R A C A PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dalam Rupiah) No URAIAN 2012 2011 1 ASET 978,440,450.00 907,148,461.00 2 ASET LANCAR 399,500.00 9,190,011.00

Lebih terperinci

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN TENTANG

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN TENTANG WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KOTA PEKALONGAN TAHUN ANGGARAN

Lebih terperinci

BUPATI SAMPANG KATA PENGANTAR

BUPATI SAMPANG KATA PENGANTAR BUPATI SAMPANG KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena hanya dengan limpahan rahmat dan ridhonya semata Pemerintah Kabupaten Sampang dapat menyelesaikan Pertanggungjawaban

Lebih terperinci

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 0 LAPORAN ARUS KAS KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN DESEMBER 00 DAFTAR ISI Paragraf PENDAHULUAN --------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH

KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH LAMPIRAN I PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 11-A TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KOTA SURAKARTA KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH KOMPONEN UTAMA KEBIJAKAN AKUNTANSI Komponen utama

Lebih terperinci

BUPATI BANGKA SELATAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BUPATI BANGKA SELATAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG BUPATI BANGKA SELATAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN

Lebih terperinci

BUPATI BELITUNG TIMUR PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BUPATI BELITUNG TIMUR PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN BUPATI BELITUNG TIMUR PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG TIMUR NOMOR 36 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

LAPORAN REALISASI ANGGARAN

LAPORAN REALISASI ANGGARAN LAMPIRAN IV PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 00 TANGGAL 1 JUNI 00 STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 0 LAPORAN REALISASI ANGGARAN DAFTAR ISI Paragraf PENDAHULUAN-------------------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

UU no 17 tahun 2003 tentang keuangan negara UU no 1 tahun 2004 perbendaharaan negara UU no15 tahun 2004 tentang PPTKN UU no 33 tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN 3.1. Kinerja Keuangan Masa Lalu 3.1.1. Kinerja Pelaksanaan APBD 3.1.1.1. Sumber Pendapatan Daerah Sumber pendapatan daerah terdiri

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN Dalam upaya reformasi pengelolaan keuangan daerah, Pemerintah telah menerbitkan paket peraturan perundang undangan bidang pengelolaan

Lebih terperinci

November 13 th,

November 13 th, 1. Analisis Laporan Keuangan Pengertian : Suatu proses yang penuh pertimbangan dalam rangka membantu mengevaluasi posisi keuangan dan hasil operasi perusahaan pada masa kini dan masa lalu dengan tujuan

Lebih terperinci

LAPORAN REALISASI ANGGARAN BERBASIS KAS

LAPORAN REALISASI ANGGARAN BERBASIS KAS STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 0 LAMPIRAN I.0 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TANGGAL LAPORAN REALISASI ANGGARAN BERBASIS KAS Lampiran I.0 PSAP 0 (i)

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN - 61 - BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN Dasar yuridis pengelolaan keuangan Pemerintah Kota Tasikmalaya mengacu pada batasan pengelolaan keuangan daerah yang tercantum

Lebih terperinci

BAB III KEBIJAKAN AKUNTANSI TRANSFER

BAB III KEBIJAKAN AKUNTANSI TRANSFER BAB III KEBIJAKAN AKUNTANSI TRANSFER A. UMUM 1. Definisi a. Transfer adalah penerimaan atau pengeluaran uang oleh suatu entitas pelaporan dari/kepada entitas pelaporan lain, termasuk dana perimbangan dan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA LAPORAN REALISASI ANGGARAN

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA LAPORAN REALISASI ANGGARAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 (dalam Rupiah) No URAIAN CATATAN ANGGARAN 2015 REALISASI

Lebih terperinci

BAB IIIGAMBARAN GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB IIIGAMBARAN GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN BAB IIIGAMBARAN GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN Pengelolaan keuangan Kota Bekasi dilakukan dengan mengacu kepada peraturan-peraturan pengelolaan keuangan daerah sebagaimana

Lebih terperinci