PENGARUH LAYANAN INFORMASI DAMPAK NEGATIF MINUMAN KERAS TERHADAP SIKAP SISWA PADA MINUMAN KERAS DI KELAS VIII A SMP NEGERI 12 SIGI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH LAYANAN INFORMASI DAMPAK NEGATIF MINUMAN KERAS TERHADAP SIKAP SISWA PADA MINUMAN KERAS DI KELAS VIII A SMP NEGERI 12 SIGI"

Transkripsi

1 PENGARUH LAYANAN INFORMASI DAMPAK NEGATIF MINUMAN KERAS TERHADAP SIKAP SISWA PADA MINUMAN KERAS DI KELAS VIII A SMP NEGERI 12 SIGI Asrina 1 Abd. Munir Bau Ratu ABSTRAK Kata Kunci: Dampak negatif minuman keras, Sikap siswa pada minuman keras Permasalahan utama dalam penelitian ini adalah apakah sikap siswa pada minuman keras sesudah diberikan layanan informasi dampak negatif minuman keras menjadi lebih positif dibandingkan sebelum diberikan layanan informasi dampak negatif minuman keras. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan sikap siswa pada minuman keras sebelum dan sesudah diberikan layanan informasi dampak negatif minuman keras, serta untuk menjelaskan pengaruh pemberian layanan informasi dampak negatif minuman keras terhadap sikap siswa pada minuman keras. Subjek penelitian ini berjumlah 7 orang. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian ini adalah angket sikap pada minuman keras. Data yang diperoleh selanjutnya diolah dan dianalisis secara deskriptif dan inferensial. Pengujian hipotesis dilakukan melalui analisis secara statistik dengan menggunakan rumus wilcoxon signed rank test. Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa sikap siswa pada minuman keras sebelum diberikan layanan informasi dampak negatif minuman keras, sebagai berikut: 71,5% siswa memiliki sikap negatif pada minuman keras dan 28,5% siswa yang memiliki sikap sangat negatif pada minuman keras. Sedangkan sesudah diberikan layanan informasi dampak negatif minuman keras, maka terjadi peningkatan sikap siswa pada minuman keras, antara lain: 71,5% siswa memiliki sikap sangat positif pada minuman keras, 28,5% siswa memiliki sikap positif pada minuman keras. Selanjutnya hasil analisis inferensial menunjukkan bahwa ada pengaruh positif layanan informasi dampak negatif minuman keras terhadap sikap siswa pada minuman keras. 1 Program Studi Bimbingan dan Konseling, Kampus FKIP Untad Bumi Tadulako Tondo 87

2 PENDAHULUAN Pendidikan tidak lepas dari keberadaan siswa yaitu orang yang terlibat langsung dalam dunia pendidikan. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal, merupakan wadah penanaman nilai-nilai moral, baik nilai moral yang ada di masyarakat maupun nilai moral dalam agama. Dalam proses pendidikan banyak dijumpai permasalahan yang dialami oleh siswa yang menyangkut pribadi yang kurang berkembang dan rapuh, kesulitan belajar, penyesuaian sosial, dan keimanan serta ketakwaan yang dangkal. Pelayanan bimbingan dan konseling sangat dikenal dalam dunia pendidikan khususnya di lingkungan sekolah, karena tidak jarang siswa memiliki masalah di dalam lingkungan sekolah yang dapat mengakibatkan siswa kurang memahami tentang dirinya sendiri dan lingkungan sekolahnya. Bimbingan dan konseling sangat penting diadakan di lingkungan sekolah untuk membantu siswa dalam mengembangkan potensi yang mereka miliki serta dapat mengentaskan masalah yang mereka hadapi. Sumber permasalahan yang dihadapi siswa terutama sekali berada pada luar diri mereka sendiri, sikap orang tua dan anggota keluarga yang tidak peduli dengan keadaan diri siswa, pengaruh teknologi, kekurang disiplinan yang berlangsung di masyarakat, kelompokkelompok sebaya yang bertindak menyimpang dan berbagai faktor negatif dalam kehidupan sosial di luar sekolah semua menunjang timbulnya masalah-masalah pada siswa, dari berbagai sumber permasalahan tersebut timbul sikap dan perilaku siswa untuk melakukan sesuatu hal diluar kontrol dirinya, seperti meminum minuman keras. Hasil observasi awal pada saat praktek mata kuliah studi kasus di SMP Negeri 12 Sigi, peneliti menemukan berbagai macam permasalahan yang dialami oleh siswa yang perlu pencegahan dan penanganan segera yaitu salah satunya ditemukan masalah siswa yang meminum minuman keras di lingkungan sekolah. Hal tersebut terjadi karena mudahnya akses siswa untuk mendapatkan minuman keras dan adanya pengaruh dari lingkungan siswa. Adapun minuman keras yang biasa siswa konsumsi adalah minuman keras jenis cap tikus yang merupakan minuman keras 88 tradisional minahasa yang mengandung alkohol dan sering kali minuman keras tersebut digunakan dengan kombinasi obat seperti obat THD atau obat penenang sehingga efek untuk mabuk lebih cepat. Fenomena siswa yang meminum minuman keras, masih menjadi masalah yang kompleks yang terjadi diberbagai sekolah dan tidak terkecuali di SMP Negeri 12 Sigi, di mana ada beberapa siswa yang biasa meminum minuman keras di kantin sekolah atau di belakang kelas yang tidak terlihat oleh guru pada saat jam sekolah atau pulang sekolah, sehingga menyebabkan siswa yang sudah meminum minuman keras atau mabuk tidak bisa

3 menerima pelajaran dengan baik dan hanya akan menganggu proses belajar mengajar di kelas. Siswa yang sudah mabuk biasanya tidur di ruang kelas dan jika ditegur oleh guru akan membuat siswa marah dan membuat keributan di kelas. Permasalahan yang terjadi di SMP Negeri 12 Sigi, jika dibiarkan maka akan berdampak buruk buat siswa. Siswa yang dalam masa pertumbuhan akan sangat berbahaya jika secara terus menerus meminum minuman keras yang tidak hanya membuat mabuk atau hilangnya kesadaran tapi dapat merusak organ tubuh siswa yang sedang berkembang pesat dan merusak otak, berdampak pada gangguan daya ingat, dan gangguan emosional siswa, dan siswa dapat terancam masalah kesehatan yang serius. Wawancara langsung juga dilakukan dengan guru BK di sekolah, di peroleh informasi bahwa pihak sekolah sudah berusaha melakukan penanganan untuk siswa yang kedapatan membawah atau meminum minuman keras di lingkungan sekolah, seperti memberikan sangsi atau hukuman, mengundang orang tua/wali siswa, sampai mengadakan kunjungan rumah. Namun hal tersebut menurut beliau belum dapat secara optimal mencegah sikap negatif siswa pada minuman keras, sehingga menurut beliau perlu adanya usaha tertentu untuk mencegah dan mengatasi hal tersebut. Tugas utama yang harus dijalankan oleh guru bimbingan dan konseling di sekolah adalah membantu siswa dalam mengatasi masalah yang mereka hadapi. Ada beberapa jenis layanan bimbingan dan konseling yang dapat digunakan dalam mengatasi masalah siswa, yaitu layanan informasi, layanan konseling individual, layanan bimbingan kelompok dan layanan konseling kelompok. Berdasarkan beberapa jenis layanan bimbingan dan konseling tersebut, menurut peneliti layanan informasi merupakan layanan yang paling efektif untuk membantu siswa dalam membekali berbagai pengetahuan dan pemahaman tentang berbagai hal, salah satunya mengenai dampak negatif minuman keras. Melalui layanan informasi tersebut diharapkan siswa dapat lebih mengetahui dampak negatif minuman keras dan dapat mencegah sikap negatif siswa pada minuman keras, sehingga siswa punya sikap positif pada minuman keras atau menolak minuman keras. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian tentang Pengaruh Layanan Informasi Dampak Negatif Minuman Keras Terhadap Sikap Siswa pada Minuman Keras di Kelas VIII A SMP Negeri 12 Sigi. Layanan Informasi Dampak Negatif Minuman Keras Layanan informasi dampak negatif minuman keras merupakan layanan informasi mengenai dampak yang diakibatkan dari meminum minuman keras, baik buat kesehatan fisik ataupun kesehatan jiwa seseorang, sebagai upaya untuk mencegah sikap negatif siswa 89

4 pada minuman keras, sehingga siswa punya sikap positif pada minuman keras. Menurut Prayitno dan Amti, E. (2008:26). Layanan informasi merupakan kebutuhan yang amat tinggi tingkatannya, lebih-lebih apabila diingat bahwa masa depan adalah abad informasi, maka barang siapa tidak memperoleh informasi maka ia akan tertinggal dan akan kehilangan masa depan. Minuman keras atau lebih dikenal dengan miras merupakan minuman yang memiliki kadar alkohol dan tentu memabukkan. Alkohol sendiri merupakan zat yang diperoleh dari hasil peragian atau fermentasi madu, gula, sari buah atau umbi-umbian. Meskipun banyak orang mengetahui mengkonsumsi minuman keras yang mengandung alkohol dapat memberikan efek buruk namun masih diminati entah karena rasanya yang enak atau efek alkohol yang membuat kesadara hilang. Sikap pada Minuman Keras Sikap pada minuman keras merupakan suatu respon yang muncul pada diri seseorang, baik respon secara positif maupun negatif pada minuman keras. Respon secara positif pada minuman keras yaitu menolak atau menjauhi minuman keras karena mengetahui dan menyakini minuman keras berbahaya dan dilarang dalam agama sedangkan respon secara negatif yaitu sebaliknya. Pada uraian berikut ini dipaparkan beberapa pendapat para ahli tentang sikap, sebagai berikut: Kendler, H. (dalam Yusuf, S. dan Nurihsan, A.J. 2012:169) mengemukakan bahwa: sikap merupakan kecenderungan (tendency) untuk mendekati (approach) atau menjauhi (avoid), atau melakukan sesuatu, baik secara positif maupun negatif terhadap suatu lembaga, peristiwa, gagasan atau konsep. Berdasarkan pendapat di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa sikap adalah kecenderungan untuk mendekati, menjauhi, atau melakukan sesuatu. seperti halnya sikap pada minuman keras, jika seseorang sudah mengenal dan mengetahui dampak negatif dari minuman keras maka akan timbul dalam diri seseorang tersebut perasaan untuk menjauhi atau menghindari minuman keras, karena sikap dapat diterjemahkan sebagai pandangan atau perasaan yang disertai dengan kecenderungan untuk bertindak. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini yaitu penelitian kuantitatif yang merupakan salah satu jenis penelitian yang spesifikasinya adalah sistematis, terencana, dan terstruktur dan menekan analisisnya pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika. Menurut Danim, S. (2002:36) bahwa penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang 90

5 menggunakan instrument atau alat-alat pengumpul data yang akan menghasilkan data numerikal. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 12 Sigi yang beralamat di jalan Kayu Malaya No.25 desa Tinggede kecamatan Marawola kabupaten Sigi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII A SMP Negeri 12 Sigi yang terdaftar pada tahun pelajaran 2015/2016. Adapun jumlah subyek sebanyak 7 siswa laki-laki. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober sampai dengan bulan November Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik observasi atau pengamatan, teknik angket, teknik wawancara, dan teknik dokumentasi. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini ialah data yang berbentuk skala frekuensi, selanjutnya diubah menjadi data kuantitatif dengan cara memberikan bobot dari setiap skala. Sumber data yang digunakan dapat melalui dua sumber data yaitu data primer berupa angket yang diberikan kepada siswa yang menjadi subjek penelitian dan data sekunder adalah data yang dikumpulkan peneliti dari berbagai sumber dan observasi langsung kegiatan subjek penelitian serta wawancara langsung dengan guru bimbingan dan konseling dan wali kelas. Analisis data dilakukan dengan mengacu pada analisis deskriptif dan analisis inferensial. Analisis data deskriptif menggunakan rumus presentase (Thalib, M. 2009) dengan menggunakan pedoman klasifikasi (Thalib, M. 2007). Sedangkan analisis inferensial menggunakan rumus wilcoxon signed rank test. Untuk menentukan apakah hipotesis nol ditolak atau tidak maka penentuan T wilcoxon dapat dilakukan dengan melihat jumlah Rd terkecil antara Rd positif dan Rd negatif (Hasan I.M, 2003:305). Selanjutnya untuk menguji apakah hipotesis nol (H0) ditolak atau tidak, maka nilai T dikonsultasikan pada nilai T selanjutnya dengan taraf signifikan 95% (α = 0,0 25). Apabila nilai T < nilai T maka hipotesis nol (H0) ditolak, sebaliknya jika nilai T nilai T maka hipotesis nol (H0) tidak ditolak. HASIL PENELITIAN Hasil Analisis Deskriptif Deskripsi Sikap Siswa pada Minuman Keras Sebelum diberikan Layanan Informasi Dampak Negatif Minuman Keras. Hasil analisis deskriptif tentang sikap siswa pada minuman keras kelas VIII A SMP Negeri 12 Sigi sebelum diberikan layanan informasi dampak negatif minuman keras, dapat dilihat pada tabel 1. 91

6 Tabel 1 : Klasifikasi dan Persentase Sikap Siswa pada Minuman Keras Sebelum diberikan Layanan Informasi Dampak Negatif Minuman Keras. No Klasifikasi Sikap Siswa pada Minuman Keras F % 1 Sangat positif Positif Negatif 5 71,5 4 Sangat negative 2 28,5 Jumlah Berdasarkan tabel 1 di atas, dapat dilihat dari 7 orang siswa yang menjadi subjek peneliti, tidak ada siswa yang memiliki sikap sangat positif dan sikap positif pada minuman keras, 5 atau 71,5% siswa memiliki sikap negatif pada minuman keras dan 2 atau 28,5% siswa yang memiliki sikap sangat negatif pada minuman keras. Deskripsi Sikap Siswa pada Minuman Keras Sesudah diberikan Layanan Informasi Dampak Negatif Minuman Keras. Hasil analisis deskriptif tentang sikap siswa pada minuman keras kelas VIII A SMP Negeri 12 Sigi sesudah diberikan layanan informasi dampak negatif minuman keras, dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 2 : Klasifikasi dan Persentase Sikap Siswa pada Minuman Keras Sesudah diberikan Layanan Informasi Dampak Negatif Minuman Keras. No Klasifikasi Sikap Siswa pada Minuman Keras F % 1 Sangat positif 5 71,5 2 Positif 2 28,5 3 Negatif Sangat negative 0 0 Jumlah Berdasarkan tabel 2 di atas, dapat dilihat dari 7 orang siswa yang menjadi subjek peneliti, 5 atau 71,5% siswa memiliki sikap sangat positif pada minuman keras, 2 atau 28,5% siswa memiliki sikap positif pada minuman keras, dan tidak ada siswa yang memiliki sikap negatif dan sangat negatif pada minuman keras. 92

7 Deskripsi Peningkatan Sikap Siswa pada Minuman Keras Sebelum dan Sesudah diberikan Layanan Informasi Dampak Negatif Minuman Keras Peningkatan sikap siswa pada minuman keras kelas VIII A SMP Negeri 12 Sigi sebelum dan sesudah diberikan layanan informasi dampak negatif minuman keras, dapat dilihat pada tabel 3 berikut ini: Tabel 3 : Klasifikasi dan Persentase Peningkatan Sikap Siswa pada Minuman Keras Sebelum dan Sesudah diberikan Layanan Informasi Dampak Negatif Minuman Keras. N o Klasifika si SPMK Sebelum Diberikan LIDNMK Sesudah Diberikan LIDNMK Peningkatan SPMK % 1 2 Sangat Positif Positif 0 1, 2, 3, 4, 5, 5 71,5 0 6, ,5 3 Negatif 1, 2, 3, 4, Sangat 4 6,7 0 0 Negatif Jumlah Ket: SPMK (sikap pada minuman keras) LIDNMK (layanan informasi dampak negatif minuman keras) Berdasarkan tabel 4.3 di atas, menunjukkan bahwa peningkatan sikap siswa pada minuman keras sebelum dan sesudah diberikan layanan informasi dampak negatif minuman keras adalah 5 atau 71,5% siswa memiliki sikap sangat positif pada minuman keras yaitu siswa nomor 1, 2, 3, 4, dan 5. Ada 2 atau 28,5% siswa memiliki sikap positif pada minuman keras yaitu siswa nomor 6 dan 7. Sehingga siswa yang mengalami peningkatan sikap pada minuman keras sebanyak 100%. Hal ini menunjukkan bahwa layanan informasi dampak negatif minuman keras di kelas VIII A SMP Negeri 12 Sigi berpengaruh pada peningkatan sikap siswa pada minuman keras. Analisis Inferensial Berdasarkan perhitungan diperoleh nilai T wilcoxon = 0, sedangkan nilai untuk N = 7 dengan taraf kepercayaan 95% (α = 0,025), diperoleh nilai table T wilcoxon = 2, berdasarkan nilai tersebut menunjukkan bahwa nilai T hitung < nilai tabel T wilcoxon, atau 0 < 2. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa hipotesis nol (H 0) yang berbunyi sikap siswa pada minuman keras sesudah diberikan layanan informasi dampak 93

8 negatif minuman keras tidak berpengaruh positif jika dibandingkan dengan sebelum diberikan layanan informasi dampak negatif minuman keras ternyata ditolak. Hal tersebut membuktikan bahwa ada pengaruh positif layanan informasi dampak negatif minuman keras terhadap sikap siswa pada minuman keras di kelas VIII A SMP Negeri 12 Sigi. PEMBAHASAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap siswa pada minuman keras kelas VIII A SMP Negeri 12 Sigi, sebelum diberikan layanan informasi dampak negatif minuman keras dari 7 orang siswa yang menjadi subjek peneliti, tidak ada siswa yang memiliki sikap sangat positif dan sikap positif pada minuman keras, 5 atau 71,5% siswa memiliki sikap negatif pada minuman keras dan 2 atau 28,5% siswa yang memiliki sikap sangat negatif pada minuman keras. Hal ini menunjukkan bahwa sikap siswa pada minuman keras masih ada yang negatif dan sangat negatif. Misalnya masih ada siswa yang kurang mendapat pemahaman akan dampak negatif minuman keras baik dari segi agama maupun kesehatan sehingga mereka menganggap minuman keras adalah hal yang biasa dan wajar yang dilakukan seseorang dan tidak berdampak buruk secara signifikan pada kesehatan dan kehidupan beragama mereka. Pemberian layanan informasi dampak negatif minuman keras baik ditinjau dari segi kesehatan dan agama diharapkan dapat memberikan pemahaman kepada siswa dan menghindari siswa dari perilaku negatif meminum minuman keras yang membahayakan diri mereka sendiri dan lingkungannya. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Hasan S. M. (2008) yang menyatakan bahwa: dampak minuman keras terhadap kesehatan, ketertiban, dan keamanan sangat berpengaruh terhadap kehidupan sosial di masyarakat. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti di SMP Negeri 12 Sigi, dimana peneliti menemukan bahwa dampak negatif minuman keras sangat berpengaruh terhadap kesehatan siswa, kehidupan beragama siswa, baik di sekolah maupun di lingkungan keluarga atau masyarakat. Selanjutnya untuk menindak lanjuti kondisi di atas, maka dilaksanakan layanan informasi dampak negatif minuman keras selama tiga kali pertemuan. Kemudian untuk mengukur ada tidaknya peningkatan sikap siswa pada minuman keras maka diberikan angket sikap pada minuman keras. Hasilnya terdapat peningkatan klasifikasi sikap siswa pada minuman keras sebesar 100%. Peningkatan ini terjadi karena pada saat pelaksanaan layanan informasi siswa antusias dan mengikuti dengan baik penyampaian dari pemateri 94

9 selain itu adanya pemutaran video bahaya minuman keras sehingga siswa dapat melihat secara langsung bagaimana minuman keras dapat merusak organ tubuh peminumnya. Hasil analisis deskriptif sikap siswa pada minuman keras sesudah diberikan layanan informasi dampak negatif minuman keras mengalami peningkatan. Ada 5 atau 71,5% siswa memiliki sikap sangat positif pada minuman keras, 2 atau 28,5% siswa memiliki sikap positif pada minuman keras, dan tidak ada siswa yang memiliki sikap negatif dan sangat negatif pada minuman keras. Hal ini menunjukan bahwa layanan informasi dampak negatif minuman keras mempunyai pengaruh positif terhadap peningkatan sikap siswa pada minuman keras. Peningkatan sikap pada minuman keras siswa sebelum dan sesudah diberikan layanan informasi dampak negatif minuman keras adalah 100%. Peningkatan tersebut terjadi karena materi layanan informasi dampak negatif minuman keras yang dilaksanakan oleh peneliti sangatlah tepat dan karena dalam pelaksanaannya peneliti dibantu oleh narasumber yang berkompeten dibidangnya yaitu Ibu Afriyani Rochim yang merupakan salah satu anggota anti narkoba dan Bapak Drs. Sjamsu yang merupakan guru agama islam di SMP Negeri 12 Sigi. Pelaksanaan materi layanan informasi dampak negatif minuman keras dilaksanakan sebanyak tiga kali pertemuan yakni pada pertemuan pertama, kedua dan ketiga peneliti melaksanakan materi tentang bahaya minuman keras, dampak negatif minuman keras ditinjau dari segi kesehatan dan dampak negatif minuman keras ditinjau dari segi agama. Hasil analisis inferensial memberikan gambaran yang jelas mengenai peningkatan sikap siswa pada minuman keras sesudah diberikan layanan informasi dampak negatif minuman keras. Hal ini dapat dilihat dari hasil perhitungan rata-rata skor sikap siswa pada minuman keras sebelum diberikan layanan informasi dampak negatif minuman keras yaitu 30 sedangkan sesudah diberikan layanan informasi dampak negatif minuman keras rata-rata skor sikap siswa pada minuman keras berubah menjadi 51,5. Berarti selisih rata-rata antara sikap siswa pada minuman keras sebelum dan sesudah diberikan layanan informasi dampak negatif minuman keras yaitu 15,6. Peningkatan sikap siswa pada minuman keras antara lain ialah tidak ada lagi siswa yang suka tidur di dalam kelas, siswa lebih punya sikap empati kepada teman-temannya yang lain, siswa menjadi antusias mengikuti pelajaran di dalam kelas, dan siswa dapat menghindari atau menjauhi hal-hal negatif seperti meminum minuman keras dilingkungan sekolah, serta siswa dapat lebih menghargai guru di sekolah. Hal tersebut sesuai dengan yang dikemukakan oleh Ariana, R. (2011). Bahwa adapun dampak dari siswa 95

10 mengkonsumsi minuman keras adalah timbulnya keributan di kelas, siswa menjadi malas dan siswa mempunyai sifat berfoya-foya. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sikap siswa pada minuman keras mengalami peningkatan sesudah diberikan layanan informasi dampak negatif minuman keras karena sebelum diberikan layanan informasi dampak negatif minuman keras sebagian siswa belum mengetahui bahaya dan penyakit-penyakit atau efek-efek negatif yang ditimbulkan dari meminum minuman keras serta hukum diharamkannya minuman keras dalam agama islam, sesuai dengan HR. Muslim yang menyatakan bahwa semua yang memabukkan itu hukumnya haram. Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Kasiha, N. (2007) dalam penelitiannya yang berjudul: pengetahuan remaja tentang dampak mengkonsumsi minuman keras di desa titidu kecamatan kwandang kabupaten gorontalo utara. Kesimpulan yang diperoleh adalah masih kurangnya pengetahuan remaja tentang dampak dari mengkonsumsi minuman keras. Menurut Prayitno dan Amti, E. (2008:260) yang menyatakan bahwa: Kekurang tahuan dan kekurang pahaman itu sering membuat mereka kehilangan kesempatan, salah pilih atau salah arah. Sudah tentu kejadiankejadian ini akan sangat merugikan, tidak saja bagi individu yang bersangkutan, tetapi juga bagi masyarakat secara keseluruhan. Untuk menghindari kejadian-kejadian yang dapat merugikan itu mereka perlu dibekali dengan informasi yang cukup dan akurat. Peningkatan sikap siswa pada minuman keras terjadi karena materi layanan informasi tentang dampak negatif minuman keras yang dilaksanakan peneliti dengan mengundang narasumber adalah tepat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa salah satu cara yang efektif yang dapat dilakukan untuk meningkatkan atau merubah sikap siswa pada minuman keras adalah dengan pemberian layanan informasi dampak negatif minuman keras yang ditinjau dari segi kesehatan dan agama. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data yang telah diuraikan di atas dari hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1) Sikap siswa pada minuman keras kelas VIII A SMP Negeri 12 Sigi sebelum diberikan layanan informasi dampak negatif minuman keras terdiri dari 71,5% siswa memiliki sikap negatif pada minuman keras dan 28,5% siswa yang memiliki sikap sangat negatif pada minuman keras. 2) Sikap siswa pada minuman keras kelas VIII A SMP Negeri 12 Sigi sesudah diberikan layanan informasi dampak negatif minuman keras terdiri dari 71,5% siswa memiliki sikap sangat positif pada 96

11 minuman keras, 28,5% siswa memiliki sikap positif pada minuman keras. 3) Ada pengaruh positif layanan informasi dampak negatif minuman keras terhadap sikap pada minuman keras siswa kelas VIII A SMP Negeri 12 Sigi. Saran Sehubungan dengan kesimpulan yang dikemukakan, maka saran yang dapat diberikan ialah: 1) Bagi guru bimbingan dan konseling di sekolah, peneliti berharap agar siswa/subjek peneliti yang telah mengalami peningkatan sikap positif pada minuman keras agar diperhatikan supaya mereka tidak kembali bersikap negatif pada minuman keras, dan peneliti berharap pemberian layanan informasi dampak negatif minuman keras dapat terlaksana untuk kelas-kelas lain yang belum peneliti berikan agar dapat mencegah sikap negatif siswa pada minuman keras. 2) Bagi siswa kelas VIII A SMP Negeri 12 Sigi yang telah memiliki sikap positif pada minuman keras agar terus mempertahankannya dan membagikan ilmunya kepada teman-teman lainnya yang belum mengetahui dampak negatif minuman keras, agar teman-teman yang lain juga dapat mengetahui bahaya minuman keras. 3) Bagi kepala sekolah agar lebih mempererat hubungan kerjasama dengan guru-guru dan staf sekolah, orangtua siswa/wali siswa, masyarkat serta pemerintah setempat dalam mencegah perilaku meminum minuman keras siswa di sekolah. 4) Bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian serupa, hendaknya lebih mengembangkan layanan informasi dampak negatif minuman keras dengan variabel yang lain. DAFTAR PUSTAKA Ariana, R. (2011). Dampak Minuman Keras Terhadap Perilaku Siswa (Studi Kasus pada SMA Berdikari Palu). Skripsi Sarjana pada FKIP UNTAD. Palu: Tidak diterbitkan Danim, S. (2002). Menjadi Peneliti Kualitatif. Bandung: CV. Pustaka Setia. Ghofar. (2013). Artikel Halal Haram dalam Islam. [Online] Tersedia: haram dalam islam.blogspot.com/ayat-dan-hadist-hadist-tentang-larangan-meminumminuman-keras-karena-merugikan-masa-depan.html [28 Mei 2015] Hasan, I.M. (2003). Pokok-pokok Materi Statistik 2 (statistic infensif). Jakarta: PT. Bumi Aksara. Hasan, S.M. (2008). Studi Tentang Dampak Minuman Keras di Kelurahan Dembe II Kecamatan Kota Utara Kota Gorontalo. [Online] Tersedia: [08 November 2014] 97

12 Kasiha, N. (2007). Pengetahuan Remaja Tentang Dampak Mengkonsumsi Minuman Keras di Desa Titidu Kecamatan Kwandang Kabupaten Gorontalo Utara. [Online] Tersedia: skripsi.org/publikasi/e-konsel/082/.html [08 November 2014] Prayitno dan Amti, E. (2008). Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta Thalib, M. (2007). Materi Diklat PLPG Bagi Guru Pembimbing. Palu:Panitia Sertifikasi Guru Rayon 25 Sulawesi. Thalib, M. (2009). Statistik Pendidikan. Palu: Tadulako University Press Yusuf, S. dan Nurihsan, A.J. (2012). Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: PT Remaja Rosdakarya 98

PENGARUH LAYANAN DISKUSI KELOMPOK DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP PERILAKU BULLYING SISWA KELAS XI (Studi di SMA Negeri 5 Sigi )

PENGARUH LAYANAN DISKUSI KELOMPOK DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP PERILAKU BULLYING SISWA KELAS XI (Studi di SMA Negeri 5 Sigi ) PENGARUH LAYANAN DISKUSI KELOMPOK DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP PERILAKU BULLYING SISWA KELAS XI (Studi di SMA Negeri 5 Sigi ) Putri Wardhani 1 Muh. Mansyur Thalib Ridwan Syahran ABSTRAK

Lebih terperinci

PENGARUH LAYANAN INFORMASI TATA TERTIB LALU LINTAS TERHADAP SIKAP BERLALULINTAS SISWA KELAS XII IPS (Studi di SMA Negeri 1 Palu )

PENGARUH LAYANAN INFORMASI TATA TERTIB LALU LINTAS TERHADAP SIKAP BERLALULINTAS SISWA KELAS XII IPS (Studi di SMA Negeri 1 Palu ) PENGARUH LAYANAN INFORMASI TATA TERTIB LALU LINTAS TERHADAP SIKAP BERLALULINTAS SISWA KELAS XII IPS (Studi di SMA Negeri 1 Palu ) Fitria 1 Muh. Mansyur Thalib Ridwan Syahran ABSTRAK Kata Kunci : Tata tertib

Lebih terperinci

PENGARUH LAYANAN DISKUSI KELOMPOK TERHADAP PENINGKATAN PERILAKU PROSOSIAL SISWA (STUDI KASUS di SMP NEGERI 4 PALU) Irsan 1 Abdul Munir 2 Munifah 3

PENGARUH LAYANAN DISKUSI KELOMPOK TERHADAP PENINGKATAN PERILAKU PROSOSIAL SISWA (STUDI KASUS di SMP NEGERI 4 PALU) Irsan 1 Abdul Munir 2 Munifah 3 PENGARUH LAYANAN DISKUSI KELOMPOK TERHADAP PENINGKATAN PERILAKU PROSOSIAL SISWA (STUDI KASUS di SMP NEGERI 4 PALU) Irsan 1 Abdul Munir 2 Munifah 3 Program Studi Bimbingan dan Konseling Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

PENGARUH LAYANAN INFORMASI CARA PENYESUAIAN DIRI TERHADAP KUALITAS PENYESUAIAN DIRI DENGAN TEMAN DI SEKOLAH PADA SISWA KELAS XA SMAN 5 SIGI

PENGARUH LAYANAN INFORMASI CARA PENYESUAIAN DIRI TERHADAP KUALITAS PENYESUAIAN DIRI DENGAN TEMAN DI SEKOLAH PADA SISWA KELAS XA SMAN 5 SIGI PENGARUH LAYANAN INFORMASI CARA PENYESUAIAN DIRI TERHADAP KUALITAS PENYESUAIAN DIRI DENGAN TEMAN DI SEKOLAH PADA SISWA KELAS XA SMAN 5 SIGI Suci Setiawati 1 Muh. Mansyur Thalib Ridwan Syahran ABSTRAK Kata

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN FACEBOOK DENGAN PERILAKU SOSIAL SISWA (Studi di SMK Negeri 1 Ampana Kota) Nurhani 1 Muh. Mansyur Thalib Ridwan Syahran

HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN FACEBOOK DENGAN PERILAKU SOSIAL SISWA (Studi di SMK Negeri 1 Ampana Kota) Nurhani 1 Muh. Mansyur Thalib Ridwan Syahran HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN FACEBOOK DENGAN PERILAKU SOSIAL SISWA (Studi di SMK Negeri 1 Ampana Kota) Nurhani 1 Muh. Mansyur Thalib Ridwan Syahran ABSTRAK Kata Kunci : Facebook, Perilaku Sosial Permasalahan

Lebih terperinci

Melin Pratikasari. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jambi ABSTRAK

Melin Pratikasari. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jambi   ABSTRAK UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT MELALUI PENERAPAN TEKHNIK BRAINSTORMING DALAM PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 8 KOTA JAMBI Melin Pratikasari

Lebih terperinci

KEEFEKTIFAN LAYANAN BIMBINGAN SOSIAL UNTUK MENGATASI KENAKALAN REMAJA PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP NEGERI 1 SEMEN TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI

KEEFEKTIFAN LAYANAN BIMBINGAN SOSIAL UNTUK MENGATASI KENAKALAN REMAJA PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP NEGERI 1 SEMEN TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI KEEFEKTIFAN LAYANAN BIMBINGAN SOSIAL UNTUK MENGATASI KENAKALAN REMAJA PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP NEGERI 1 SEMEN TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS KONSELING KELOMPOK TEKNIK ASSERTIVE TRAINING DALAM MENGURANGI PERILAKU PROKRASTINASI AKADEMIK SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 5 PALU

EFEKTIVITAS KONSELING KELOMPOK TEKNIK ASSERTIVE TRAINING DALAM MENGURANGI PERILAKU PROKRASTINASI AKADEMIK SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 5 PALU EFEKTIVITAS KONSELING KELOMPOK TEKNIK ASSERTIVE TRAINING DALAM MENGURANGI PERILAKU PROKRASTINASI AKADEMIK SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 5 PALU Mutmainnah 1 Drs. Abd. Munir Bau Ratu ABSTRAK Kata Kunci :

Lebih terperinci

EFEFEKTIFITAS LAYANAN INFROMASI DAMPAK NEGATIF PELANGGARAN DISIPLIN DISERTAI MEDIA SPANDUK TERGADAP PENGEMBANGAN DISIPLIN SISWA SMP NEGERI 15 PALU

EFEFEKTIFITAS LAYANAN INFROMASI DAMPAK NEGATIF PELANGGARAN DISIPLIN DISERTAI MEDIA SPANDUK TERGADAP PENGEMBANGAN DISIPLIN SISWA SMP NEGERI 15 PALU EFEFEKTIFITAS LAYANAN INFROMASI DAMPAK NEGATIF PELANGGARAN DISIPLIN DISERTAI MEDIA SPANDUK TERGADAP PENGEMBANGAN DISIPLIN SISWA SMP NEGERI 15 PALU Baiq Nurhazanah 1 Muh.Mansyur Talib 2 Munifah 3 Program

Lebih terperinci

FAKTOR PENYEBAB PELANGGARAN DISIPLIN PADA SISWA SMP NEGERI 19 KOTA JAMBI

FAKTOR PENYEBAB PELANGGARAN DISIPLIN PADA SISWA SMP NEGERI 19 KOTA JAMBI ARTIKEL ILMIAH FAKTOR PENYEBAB PELANGGARAN DISIPLIN PADA SISWA SMP NEGERI 19 KOTA JAMBI OLEH : NUR HERMATASIYAH ERA1D010159 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN SOSIAL TERHADAP KENAKALAN REMAJA PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SUMBER GEMPOL TULUNGAGUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN SOSIAL TERHADAP KENAKALAN REMAJA PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SUMBER GEMPOL TULUNGAGUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN SOSIAL TERHADAP KENAKALAN REMAJA PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SUMBER GEMPOL TULUNGAGUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kondisi ketertiban, keamanan, kejahatan dan kekerasan pelakunya menyadari

BAB 1 PENDAHULUAN. kondisi ketertiban, keamanan, kejahatan dan kekerasan pelakunya menyadari 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Minuman keras akhir-akhir ini telah menimbulkan masalah yang menganggu kondisi ketertiban, keamanan, kejahatan dan kekerasan pelakunya menyadari akan bahaya pengaruh

Lebih terperinci

UPAYA MENGURANGI PERILAKU MEMBOLOS MELALUI KONSELING INDIVIDUAL DENGAN TEKNIK BEHAVIOR CONTRACT PADA SISWA SMP NEGERI 6 PALU

UPAYA MENGURANGI PERILAKU MEMBOLOS MELALUI KONSELING INDIVIDUAL DENGAN TEKNIK BEHAVIOR CONTRACT PADA SISWA SMP NEGERI 6 PALU UPAYA MENGURANGI PERILAKU MEMBOLOS MELALUI KONSELING INDIVIDUAL DENGAN TEKNIK BEHAVIOR CONTRACT PADA SISWA SMP NEGERI 6 PALU Marti Yoan Tutiona S 1 Abd. Munir Bau Ratu ABSTRAK Kata Kunci : Konseling Individual

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Devi Eryanti, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Devi Eryanti, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan yang bermutu adalah yang mengintegrasikan tiga bidang kegiatan utamanya secara sinergi, yaitu bidang administratif dan kepemimpinan, bidang instruksional

Lebih terperinci

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK DISKUSI KELOMPOK. Rantiyan SMP 1 Wonokerto Kabupaten Pekalongan

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK DISKUSI KELOMPOK. Rantiyan SMP 1 Wonokerto Kabupaten Pekalongan Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 16, No. 2, Oktober 14 ISSN 87-3557 MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK DISKUSI KELOMPOK SMP 1 Wonokerto Kabupaten

Lebih terperinci

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application IJGC 3 (2) (2014) Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jbk PELAKSANAAN KUNJUNGAN RUMAH OLEH GURU BIMBINGAN DAN KONSELING Yan Ermawan,

Lebih terperinci

HUBUNGAN STATUS SOSIAL EKONOMI KELUARGA TERHADAP RASA PERCAYA DIRI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 8 KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI

HUBUNGAN STATUS SOSIAL EKONOMI KELUARGA TERHADAP RASA PERCAYA DIRI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 8 KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI HUBUNGAN STATUS SOSIAL EKONOMI KELUARGA TERHADAP RASA PERCAYA DIRI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 8 KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah aset yang paling berharga dan memiliki kesempatan yang besar untuk

BAB I PENDAHULUAN. adalah aset yang paling berharga dan memiliki kesempatan yang besar untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja merupakan salah satu kelompok di dalam masyarakat. Kehidupan remaja sangat menarik untuk diperbincangkan. Remaja merupakan generasi penerus serta calon

Lebih terperinci

STUDI TENTANG PEMAHAMAN MATERI KONSTITUSI PADA SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 1 BANAWA TENGAH KECAMATAN BANAWA TENGAH

STUDI TENTANG PEMAHAMAN MATERI KONSTITUSI PADA SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 1 BANAWA TENGAH KECAMATAN BANAWA TENGAH STUDI TENTANG PEMAHAMAN MATERI KONSTITUSI PADA SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 1 BANAWA TENGAH KECAMATAN BANAWA TENGAH Oleh: DENNY FERDINAN. S A 321 11 010 Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Mendapatkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dilakukan diawali dengan mendeskripsikan lokasi penelitian, faktor-faktor penyebab

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dilakukan diawali dengan mendeskripsikan lokasi penelitian, faktor-faktor penyebab BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian yang telah dilakukan melalui teknik analisa yang telah ditentukan pada bab sebelumnya. Hasil penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. positif ataupun negatif. Perilaku mengonsumsi minuman beralkohol. berhubungan dengan hiburan, terutama bagi sebagian individu yang

BAB I PENDAHULUAN. positif ataupun negatif. Perilaku mengonsumsi minuman beralkohol. berhubungan dengan hiburan, terutama bagi sebagian individu yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan zaman terbukti megubah sebagian besar gaya hidup manusia. Mulai dari cara memenuhi kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya seperti kebutuhan hiburan

Lebih terperinci

HUBUNGAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 KRAS KABUPATEN KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014/2015

HUBUNGAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 KRAS KABUPATEN KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Artikel Skripsi HUBUNGAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 KRAS KABUPATEN KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Membolos merupakan salah satu perilaku siswa di sekolah yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Membolos merupakan salah satu perilaku siswa di sekolah yang dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Membolos merupakan salah satu perilaku siswa di sekolah yang dapat menimbulkan masalah. Sebab dari kebiasaan membolos seorang siswa dapat memperoleh pengaruh yang kurang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dikarenakan berpengaruh langsung pada lingkungan. Kenyataan yang ada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dikarenakan berpengaruh langsung pada lingkungan. Kenyataan yang ada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penggunaan alkohol dalam masyarakat sangat mengkhawatirkan dikarenakan berpengaruh langsung pada lingkungan. Kenyataan yang ada penggunaan alkohol dilingkungan

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATAN KEDISIPLINAN MASUK SEKOLAH MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK SOSIODRAMA. Nelly Chandrawati Manalu

UPAYA MENINGKATAN KEDISIPLINAN MASUK SEKOLAH MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK SOSIODRAMA. Nelly Chandrawati Manalu Jurnal Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling Vol. 2, No. 1, Januari 2016 ISSN 2442-9775 UPAYA MENINGKATAN KEDISIPLINAN MASUK SEKOLAH MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK SOSIODRAMA Nelly

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS INFORMASI KARIR DENGAN MEDIA BUKU BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN STUDI LANJUTAN SISWA

EFEKTIVITAS INFORMASI KARIR DENGAN MEDIA BUKU BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN STUDI LANJUTAN SISWA 77 Jurnal Psikologi Jurnal Pendidikan Psikologi Pendidikan & Konselin Vol. & Konseling 1 No. 1 Juni 2015 Volume 1 Nomor 1 Juni 2015. Hal 77-83 ISSN: 2443-2202 EFEKTIVITAS INFORMASI KARIR DENGAN MEDIA BUKU

Lebih terperinci

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK HOME WORK ASSIGMENT

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK HOME WORK ASSIGMENT Jurnal Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling Vol. 1, No. 1, Januari 2015 ISSN 2442-9775 MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK HOME WORK ASSIGMENT Endang Wahyuni

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP PENGEDALIAN PERILAKU AGRESIF PESERTA DIDIK KELAS X SMK PGRI 3 KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP PENGEDALIAN PERILAKU AGRESIF PESERTA DIDIK KELAS X SMK PGRI 3 KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP PENGEDALIAN PERILAKU AGRESIF PESERTA DIDIK KELAS X SMK PGRI 3 KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Guna Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDY BIMBINGAN DAN KONSELING UNIVERSITAS SLAMET RIYADI SURAKARTA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDY BIMBINGAN DAN KONSELING UNIVERSITAS SLAMET RIYADI SURAKARTA 1 PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PERUBAHAN KARAKTERISTIK DAN PENINGKATAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 GONDANGREJO TAHUN PELAJARAN 2014 / 2015 Gatot Kurniawan (11500071)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan dasar yang penting bagi kemajuan di negara kita karena

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan dasar yang penting bagi kemajuan di negara kita karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ` Pendidikan merupakan dasar yang penting bagi kemajuan di negara kita karena dengan pendidikan akan mencapai kemajuan baik dalam pengembangan sumber daya manusia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Dimana penelitian kuantitatif merupakan metode yang digunakan untuk meneliti

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. untuk memperoleh faktor-faktor dan prinsip-prinsip dengan sabar, hati-hati dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. untuk memperoleh faktor-faktor dan prinsip-prinsip dengan sabar, hati-hati dan 59 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian adalah upaya dalam ilmu pengetahuan yang dijalankan untuk memperoleh faktor-faktor dan prinsip-prinsip dengan sabar, hati-hati dan sistematis untuk mewujudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. awal yaitu berkisar antara tahun. Santrock (2005) (dalam

BAB I PENDAHULUAN. awal yaitu berkisar antara tahun. Santrock (2005) (dalam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Usia sekolah menengah pertama pada umumnya berada pada usia remaja awal yaitu berkisar antara 12-15 tahun. Santrock (2005) (dalam http:// renika.bolgspot.com/perkembangan-remaja.html,

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penggunaan Metode Demonstrasi Pada Mata Pelajaran IPA Di Kelas III SDN Inpres Tunggaling

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penggunaan Metode Demonstrasi Pada Mata Pelajaran IPA Di Kelas III SDN Inpres Tunggaling Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penggunaan Metode Demonstrasi Pada Mata Pelajaran IPA Di Kelas III SDN Inpres Tunggaling Rini, I Made Tangkas, dan Irwan Said Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan

Lebih terperinci

JURNAL RELATIONSHIP BETWEEN SOCIAL INTERACTION WITH INDEPENDENCE PEERS TEENS ON STUDENTS CLASS X IN SMK MUHAMMADIYAH 2 KEDIRI LESSON YEAR 2016/2017

JURNAL RELATIONSHIP BETWEEN SOCIAL INTERACTION WITH INDEPENDENCE PEERS TEENS ON STUDENTS CLASS X IN SMK MUHAMMADIYAH 2 KEDIRI LESSON YEAR 2016/2017 JURNAL HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI SOSIAL TEMAN SEBAYA DENGAN KEMANDIRIAN REMAJA PADA PESERTA DIDIK KELAS X DI SMK MUHAMMADIYAH 2 KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2016/2017 RELATIONSHIP BETWEEN SOCIAL INTERACTION

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. individu tentang dirinya sendiri inilah yang disebut konsep diri.

BAB I PENDAHULUAN. individu tentang dirinya sendiri inilah yang disebut konsep diri. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari- hari dan dalam hubungannya dengan diri sendiri dan dengan orang lain, setiap individu perlu memahami siapa dirinya dan bagaimana ia

Lebih terperinci

PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 SUTERA JURNAL

PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 SUTERA JURNAL 0 PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 SUTERA JURNAL LAURA SUKMAWATI NPM: 11060152 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH

Lebih terperinci

Jurnal Konseling dan Pendidikan

Jurnal Konseling dan Pendidikan Jurnal Konseling dan Pendidikan ISSN Cetak: 2337-6740 - ISSN Online: 2337-6880 http://jurnal.konselingindonesia.com Volume 2 Nomor 2, Juni 2014, Hlm 9-13 dan Info Artikel: Diterima 05/06/2014 Direvisi

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI ANALISIS KESALAHAN SISWA KELAS VII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA

NASKAH PUBLIKASI ANALISIS KESALAHAN SISWA KELAS VII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA NASKAH PUBLIKASI ANALISIS KESALAHAN SISWA KELAS VII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seks mendorong remaja untuk memenuhi kebutuhan seksnya, mereka

BAB I PENDAHULUAN. seks mendorong remaja untuk memenuhi kebutuhan seksnya, mereka 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja disebut masa persiapan untuk menempuh masa dewasa. Taraf perkembangan ini pada umumnya disebut masa pancaroba atau masa peralihan dari masa anak-anak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. seseorang yang mengkonsumsinya (Wikipedia, 2013). Pada awalnya, alkohol

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. seseorang yang mengkonsumsinya (Wikipedia, 2013). Pada awalnya, alkohol 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Minuman berakohol adalah minuman yang mengandung etanol. Etanol adalah bahan psikoaktif yang akan menyebabkan penurunan kesadaran bagi seseorang yang mengkonsumsinya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian merupakan suatu tindakan yang dilakukan dengan sistematis dan teliti dengan tujuan untuk mendapatkan pengetahuan baru atau mendapatkan susunan atau tafsiran baru dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penuh kepada keadaan yang relatif lebih mandiri.

BAB I PENDAHULUAN. penuh kepada keadaan yang relatif lebih mandiri. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut WHO (dalam Sarwono, 2007), remaja adalah suatu masa ketika: 1) Individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya sampai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. berdiri di Gorontalo. Terletak persis di tengah-tengah Kota Gorontalo atau

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. berdiri di Gorontalo. Terletak persis di tengah-tengah Kota Gorontalo atau 47 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1 Hasil Penelitian 1.1.1 Gambaran Lokasi Penelitian SMA Negeri 1 Gorontalo adalah sekolah menengah atas yang pertama berdiri di Gorontalo. Terletak persis di tengah-tengah

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penentuan metode dalam sebuah penelitian ilmiah merupakan langkah yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penentuan metode dalam sebuah penelitian ilmiah merupakan langkah yang III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode yang digunakan Penentuan metode dalam sebuah penelitian ilmiah merupakan langkah yang sangat penting karena metode dapat menentukan salah benarnya proses suatu penelitian

Lebih terperinci

UPAYA MENGURANGI PERILAKU AGRESIF NON-VERBAL DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK ROLE PLAYING PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 PALU

UPAYA MENGURANGI PERILAKU AGRESIF NON-VERBAL DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK ROLE PLAYING PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 PALU UPAYA MENGURANGI PERILAKU AGRESIF NON-VERBAL DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK ROLE PLAYING PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 PALU Nur yun 1 Abd. Munir Ridwan Syahran ABSTRAK Kata Kunci : perilaku agresif non-verbal,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode penelitian eksperimen semu. Menurut Sugiyono. terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode penelitian eksperimen semu. Menurut Sugiyono. terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan. 31 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini dilihat dari kualifikasinya, maka penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. metode tersebut. Penelitian asosiatif adalah penelitian yang bertujuan untuk

III. METODOLOGI PENELITIAN. metode tersebut. Penelitian asosiatif adalah penelitian yang bertujuan untuk III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang penulis gunakan adalah metode asosiatif. Melalui metode tersebut. Penelitian asosiatif adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application IJGS 2 (1) (2013) Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ijgs MENINGKATKAN PEMAHAMAN KARAKTER DIRI MELALUI LAYANAN INFORMASI SISWA

Lebih terperinci

`BAB I PENDAHULUAN. mengalami kebingungan atau kekacauan (confusion). Suasana kebingunan ini

`BAB I PENDAHULUAN. mengalami kebingungan atau kekacauan (confusion). Suasana kebingunan ini 1 `BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Siswa sekolah menengah umumnya berusia antara 12 sampai 18/19 tahun, yang dilihat dari periode perkembangannya sedang mengalami masa remaja. Salzman (dalam

Lebih terperinci

HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 4 KOTA JAMBI

HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 4 KOTA JAMBI HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 4 KOTA JAMBI Mahdiyatul Nasihah Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jambi E-mail : nasihamahdiyatul@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif, yaitu sebuah metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif, yaitu sebuah metode penelitian 76 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 1 Adapun jenis metode penelitian yang akan digunakan dalam

Lebih terperinci

PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN BAHAYA NARKOBA PADA SISWA KELAS VIII-E MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DI SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM

PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN BAHAYA NARKOBA PADA SISWA KELAS VIII-E MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DI SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN BAHAYA NARKOBA PADA SISWA KELAS VIII-E MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DI SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM Rumidah Guru Bimbingan dan Konseling SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel : s.rumidah@yahoo.co.id

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. menggunakan metode penelitian kuantitatif. Menurut Azwar (1999:6) metode

III. METODE PENELITIAN. menggunakan metode penelitian kuantitatif. Menurut Azwar (1999:6) metode III. METODE PENELITIAN 1. Tipe Penelitian Tipe penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode penelitian kuantitatif. Menurut Azwar (1999:6) metode kuantitatif merupakan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENGENDALIAN DIRI DENGAN PERILAKU MEMBOLOS PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 PAKEL TAHUN PELAJARAN 2015/2016

HUBUNGAN ANTARA PENGENDALIAN DIRI DENGAN PERILAKU MEMBOLOS PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 PAKEL TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Artikel Skripsi HUBUNGAN ANTARA PENGENDALIAN DIRI DENGAN PERILAKU MEMBOLOS PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 PAKEL TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI Diajukan Untuk Penulisan Skripsi Guna Memenuhi Salah

Lebih terperinci

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP KEDISIPLINAN KERAPIHAN BERSERAGAM PADA SISWA KELAS XII IPS 1 SMA NEGERI 1 COLOMADU TAHUN PELAJARAN

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP KEDISIPLINAN KERAPIHAN BERSERAGAM PADA SISWA KELAS XII IPS 1 SMA NEGERI 1 COLOMADU TAHUN PELAJARAN PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP KEDISIPLINAN KERAPIHAN BERSERAGAM PADA SISWA KELAS XII IPS 1 SMA NEGERI 1 COLOMADU TAHUN PELAJARAN 2016/2017 Oleh: DWI ROHMA NPM. 12500037 ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

PENGARUH PERSIAPAN MATERI SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMP NEGERI 19 PALU

PENGARUH PERSIAPAN MATERI SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMP NEGERI 19 PALU PENGARUH PERSIAPAN MATERI SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMP NEGERI 19 PALU SITI HAJIRAH JURNAL PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

Lebih terperinci

JURNAL HUBUNGAN HARGA DIRI DENGAN RASA TANGGUNG JAWAB SISWA KELAS XI DI SMA MUHAMMADIYAH 2 KERTOSONO TAHUN PELAJARAN 2016/2017

JURNAL HUBUNGAN HARGA DIRI DENGAN RASA TANGGUNG JAWAB SISWA KELAS XI DI SMA MUHAMMADIYAH 2 KERTOSONO TAHUN PELAJARAN 2016/2017 JURNAL HUBUNGAN HARGA DIRI DENGAN RASA TANGGUNG JAWAB SISWA KELAS XI DI SMA MUHAMMADIYAH 2 KERTOSONO TAHUN PELAJARAN 2016/2017 THE CORRELATION OF SELF-ESTEEM WITH A SENSE RESPOSIBILLITY STUDENTS IN CLASS

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metode yang Digunakan Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode penelitian eksperimen. Metode penelitian eksperimen menurut

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH IDENTIFIKASI PENYEBAB KESULITAN BELAJAR SISWA KELAS TINGGI DI SD IQRA MUARA BULIAN. Oleh A N R I C O NIM. A1D109031

ARTIKEL ILMIAH IDENTIFIKASI PENYEBAB KESULITAN BELAJAR SISWA KELAS TINGGI DI SD IQRA MUARA BULIAN. Oleh A N R I C O NIM. A1D109031 ARTIKEL ILMIAH IDENTIFIKASI PENYEBAB KESULITAN BELAJAR SISWA KELAS TINGGI DI SD IQRA MUARA BULIAN Oleh A N R I C O NIM. A1D109031 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Jurusan Bimbingan dan Konseling

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Jurusan Bimbingan dan Konseling Artikel Skripsi EFEKTIVITAS PEMBERIAN LAYANAN INFORMASI BIMBINGAN BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA KELAS X JURUSAN TKJ SMK NEGERI 1 NGASEM KABUPATEN KEDIRI TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH PERSEPSI PESERTA DIDIK TERHADAP PELAKSANAAN LAYANAN INFORMASI DI SMP NEGERI 4 KOTA JAMBI OLEH : S U S A N T O NIM.

ARTIKEL ILMIAH PERSEPSI PESERTA DIDIK TERHADAP PELAKSANAAN LAYANAN INFORMASI DI SMP NEGERI 4 KOTA JAMBI OLEH : S U S A N T O NIM. ARTIKEL ILMIAH PERSEPSI PESERTA DIDIK TERHADAP PELAKSANAAN LAYANAN INFORMASI DI SMP NEGERI 4 KOTA JAMBI OLEH : S U S A N T O NIM. EA1D311005 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI JULI

Lebih terperinci

Disusun Oleh: PRIYONO NPM : P

Disusun Oleh: PRIYONO NPM : P EFEKTIFITAS PENGGUNAAN BIMBINGAN KELOMPOK MELALUI ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN DISIPLIN MENGIKUTI PELAJARAN PADA SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 6 TULUNGAGUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

MINAT SISWA KELAS XII SMA NEGERI 1 BOLANO LAMBUNU UNTUK MELANJUTKAN STUDI KE JENJANG PERGURUAN TINGGI

MINAT SISWA KELAS XII SMA NEGERI 1 BOLANO LAMBUNU UNTUK MELANJUTKAN STUDI KE JENJANG PERGURUAN TINGGI MINAT SISWA KELAS XII SMA NEGERI 1 BOLANO LAMBUNU UNTUK MELANJUTKAN STUDI KE JENJANG PERGURUAN TINGGI NI KETUT EKA YULIANTI & SAMUEL S. PATAMPANG Alumni dan Dosen Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH PARTISIPASI GURU PEMBIMBING DALAM MENDORONG MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP NEGERI 16 KOTA JAMBI

ARTIKEL ILMIAH PARTISIPASI GURU PEMBIMBING DALAM MENDORONG MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP NEGERI 16 KOTA JAMBI ARTIKEL ILMIAH PARTISIPASI GURU PEMBIMBING DALAM MENDORONG MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP NEGERI 16 KOTA JAMBI Oleh : JUFRI AFRIANTO ERA1D08043 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI FEBRUARI,

Lebih terperinci

Penerapan Model-Eliciting Activities (MEAs) pada Materi Peluang di Kelas X SMA Negeri 1 Banda Aceh

Penerapan Model-Eliciting Activities (MEAs) pada Materi Peluang di Kelas X SMA Negeri 1 Banda Aceh Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Matematika Volume 1, Nomor 1, Hal 59-71 Agustus 2016 Penerapan Model-Eliciting Activities (MEAs) pada Materi Peluang di Kelas X SMA Negeri 1 Banda Aceh Rahmi Keumalasari*,

Lebih terperinci

Titis Fitri Putri Astuti ( ) Pembimbing : Dra. Sri Hartini, M.Pd. Prodi BK FKIP UNISRI ABSTRAK

Titis Fitri Putri Astuti ( ) Pembimbing : Dra. Sri Hartini, M.Pd. Prodi BK FKIP UNISRI ABSTRAK 1 HUBUNGAN ANTARA PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA KELAS XI-MIA SMA NEGERI 7 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Titis Fitri Putri Astuti (11500048) Pembimbing

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Narbuko dan Achmadi (2004: 2) metode penelitian adalah :

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Narbuko dan Achmadi (2004: 2) metode penelitian adalah : BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Menurut Narbuko dan Achmadi (2004: 2) metode penelitian adalah : Metode penelitian adalah ilmu yang mempelajari cara-cara melakukan pengamatan dengan pemikiran

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS XI IPS 2 SMA N 1 MOJOLABAN TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Martha Lorinda marthalorinda@gmail.com Pendidikan

Lebih terperinci

PENGARUH LATIHAN SKIPIING TERHADAP KEMAMPUAN LARI 60 METER PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 DAMPELAS. Maspar Addriana Bulu Baan Muh.

PENGARUH LATIHAN SKIPIING TERHADAP KEMAMPUAN LARI 60 METER PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 DAMPELAS. Maspar Addriana Bulu Baan Muh. 1 PENGARUH LATIHAN SKIPIING TERHADAP KEMAMPUAN LARI 60 METER PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 DAMPELAS Maspar Addriana Bulu Baan Muh. Ramli Pendidikan Olahraga FKIP Universitas Tadulako Kampus Bumi Tadulako

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sosialisasi, transisi agama, transisi hubungan keluarga dan transisi moralitas.

BAB I PENDAHULUAN. sosialisasi, transisi agama, transisi hubungan keluarga dan transisi moralitas. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa transisi merupakan faktor risiko utama timbulnya masalah kesehatan pada usia remaja. Masa transisi pada remaja meliputi transisi emosional, transisi sosialisasi,

Lebih terperinci

Meningkatkan Motivasi Belajar Ips Melalui Penggunaan Media Ganbar Pada Siswa Kelas III di SDN 05 Bunobogu

Meningkatkan Motivasi Belajar Ips Melalui Penggunaan Media Ganbar Pada Siswa Kelas III di SDN 05 Bunobogu Meningkatkan Motivasi Belajar Ips Melalui Penggunaan Media Ganbar Pada Siswa Kelas III di SDN 05 Bunobogu Sarnita Y. Bau, Hasdin, dan Nurvita Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil uji hipotesis, hasil wawancara, hasil dokumentasi, dan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil uji hipotesis, hasil wawancara, hasil dokumentasi, dan 151 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil uji hipotesis, hasil wawancara, hasil dokumentasi, dan hasil observasi dari temuan di lapangan, dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dengan judul Kontribusi Penguasaan Materi Mata Diklat Gambar

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dengan judul Kontribusi Penguasaan Materi Mata Diklat Gambar BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian Penelitian dengan judul Kontribusi Penguasaan Materi Mata Diklat Gambar Bangunan Gedung II terhadap Kesiapan Siswa SMK

Lebih terperinci

KEEFEKTIFAN BIMBINGAN KLASIKAL BERBANTUAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP PERNIKAHAN USIA DINI. Muhammad Arif Budiman S

KEEFEKTIFAN BIMBINGAN KLASIKAL BERBANTUAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP PERNIKAHAN USIA DINI. Muhammad Arif Budiman S Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) ISSN 2477-2240 (Media Cetak). 2477-3921 (Media Online) KEEFEKTIFAN BIMBINGAN KLASIKAL BERBANTUAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP Program Studi Bimbingan dan Konseling

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perilaku yang diinginkan. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. perilaku yang diinginkan. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan terencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan perilaku yang diinginkan.

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI PERCOBAAN SAINS SEDERHANA PADA ANAK KELOMPOK B2 TK GAMALIEL PALU

MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI PERCOBAAN SAINS SEDERHANA PADA ANAK KELOMPOK B2 TK GAMALIEL PALU MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI PERCOBAAN SAINS SEDERHANA PADA ANAK KELOMPOK B2 TK GAMALIEL PALU Kuswartiningsih 1 ABSTRAK Permasalahan dalam penelitian adalah rendahnya kreativitas anak kelompok

Lebih terperinci

Penerapan Model Pembelajaran Creative Problem Solving Untuk Meningkatkan Hasil Belajar pada Siswa Kelas X MIPA4 SMA Negeri 5 Palu

Penerapan Model Pembelajaran Creative Problem Solving Untuk Meningkatkan Hasil Belajar pada Siswa Kelas X MIPA4 SMA Negeri 5 Palu Penerapan Model Pembelajaran Creative Problem Solving Untuk Meningkatkan Hasil Belajar pada Siswa Kelas X MIPA4 SMA Negeri 5 Palu Nur Cahyani, H. Fihrin dan Amiruddin Kade nurlahako@yahoo.co.id Program

Lebih terperinci

¹ Sofyan Kasiaradja Mahasiswa pada Jurusan Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo: Prof.Dr.H. Ansar M.Si dan Dr. Asrin M.

¹ Sofyan Kasiaradja Mahasiswa pada Jurusan Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo: Prof.Dr.H. Ansar M.Si dan Dr. Asrin M. KINERJA GURU DALAM PEMBELAJARAN PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI DI KECAMATAN POSIGADAN Sofyan Kasiaradja,Ansar,Asrin ¹ Jurusan Manajemen Pendidikan, Program Studi S1, Manajemen Pendidikan Fakultas

Lebih terperinci

HUBUNGAN KOMUNIKASI ORANG TUA DAN GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SDN INPRES 2 LOLU. Oleh: Jemi Karter, Huber Yaspin Tandi, Yusdin Gagaramusu

HUBUNGAN KOMUNIKASI ORANG TUA DAN GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SDN INPRES 2 LOLU. Oleh: Jemi Karter, Huber Yaspin Tandi, Yusdin Gagaramusu HUBUNGAN KOMUNIKASI ORANG TUA DAN GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SDN INPRES 2 LOLU Oleh: Jemi Karter, Huber Yaspin Tandi, Yusdin Gagaramusu Abstrak Permasalahan utama dalam penelitian ini adalah apakah

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN PENGUATAN TERHADAP PERKEMBANGAN MORAL ANAK Di KELOMPOK B3 TK NEGERI PEMBINA PALU. Zulfitri 1

PENGARUH PEMBERIAN PENGUATAN TERHADAP PERKEMBANGAN MORAL ANAK Di KELOMPOK B3 TK NEGERI PEMBINA PALU. Zulfitri 1 1 PENGARUH PEMBERIAN PENGUATAN TERHADAP PERKEMBANGAN MORAL ANAK Di KELOMPOK B3 TK NEGERI PEMBINA PALU Zulfitri 1 ABSTRAK Permasalah pokok dalam penelitian ini adalah perkembangan moral anak belum berkembang

Lebih terperinci

PARTISIPASI GURU BIDANG STUDY DALAM

PARTISIPASI GURU BIDANG STUDY DALAM ARTIKEL ILMIAH PARTISIPASI GURU BIDANG STUDY DALAM KEGIATAN PENDUKUNG BIMBINGAN KONSELING DI SMP NEGERI 4 KOTA JAMBI OLEH : ELA WULANDARI ERA1D010125 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini berlokasi di SMP Negeri 20 Pekanbaru. Pemilihan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini berlokasi di SMP Negeri 20 Pekanbaru. Pemilihan BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat Penelitian dan Waktu Penelitian Penelitian ini berlokasi di SMP Negeri 20 Pekanbaru. Pemilihan lokasi ini didasari atas persoalan-persoalan yang ingin diteliti oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sekarang ini banyak sekali kita ditemukan kasus dimana remaja laki-laki,

BAB I PENDAHULUAN. Sekarang ini banyak sekali kita ditemukan kasus dimana remaja laki-laki, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekarang ini banyak sekali kita ditemukan kasus dimana remaja laki-laki, terutama remaja laki-laki SMP,mempunyai masa depan yang suram disebabkan karena mengkonsumsi

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEDISIPLINAN DI SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X SMK KARTANEGARA KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI

HUBUNGAN KEDISIPLINAN DI SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X SMK KARTANEGARA KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI HUBUNGAN KEDISIPLINAN DI SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X SMK KARTANEGARA KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. daya manusia merupakan prasyarat mutlak untuk mencapai tujuan pembangunan. Salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. daya manusia merupakan prasyarat mutlak untuk mencapai tujuan pembangunan. Salah satu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi seperti sekarang ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Peningkatan

Lebih terperinci

PERAN GURU SEBAGAI MOTIVATOR PADA PEMBELAJARAN PKn DI SMA NEGERI 1 TORUE KABUPATEN PARIGI MOUTONG. ABSTRAK

PERAN GURU SEBAGAI MOTIVATOR PADA PEMBELAJARAN PKn DI SMA NEGERI 1 TORUE KABUPATEN PARIGI MOUTONG. ABSTRAK 1 PERAN GURU SEBAGAI MOTIVATOR PADA PEMBELAJARAN PKn DI SMA NEGERI 1 TORUE KABUPATEN PARIGI MOUTONG. Niluh Dewi Arina 1 Bonifasius Saneba 2 Asep Mahfudz 3 Program Studi PPKn, Jurusan Pendidikan IPS Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kata kunci yang perlu diperhatikan yaitu, cara ilmiah, data, tujuan, dan keguanaan. 1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kata kunci yang perlu diperhatikan yaitu, cara ilmiah, data, tujuan, dan keguanaan. 1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat empat kata kunci yang perlu

Lebih terperinci

JURNAL THE EFECTIVENESS OF SOCIODRAMA TECHNIQUE TO MINIMIZE HIGH BULLYING BEHAVIOR AT EIGHT GRADE OF SMPN 2 PAPAR ACADEMIC YEAR 2016/2017

JURNAL THE EFECTIVENESS OF SOCIODRAMA TECHNIQUE TO MINIMIZE HIGH BULLYING BEHAVIOR AT EIGHT GRADE OF SMPN 2 PAPAR ACADEMIC YEAR 2016/2017 Artikel Skripsi JURNAL EFEKTIVITAS TEKNIK SOSIODRAMA UNTUK MEMINIMALISIR PERILAKU BULLYING TINGGI PADA SISWA KELAS VIII F DI SMP NEGERI 2 PAPAR TAHUN PELAJARAN 2016/2017 THE EFECTIVENESS OF SOCIODRAMA

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH IMPLEMENTASI LAYANAN INFORMASI DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN DIRI SISWA DI SMP NEGERI 7 BATANGHARI OLEH : PESRIYENNI NIM.

ARTIKEL ILMIAH IMPLEMENTASI LAYANAN INFORMASI DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN DIRI SISWA DI SMP NEGERI 7 BATANGHARI OLEH : PESRIYENNI NIM. ARTIKEL ILMIAH IMPLEMENTASI LAYANAN INFORMASI DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN DIRI SISWA DI SMP NEGERI 7 BATANGHARI OLEH : PESRIYENNI NIM.EAID209030 PROGRAM EKSTENSI BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

bereproduksi (Yusuf, 2011). Suatu analisis cermat mengenai semua aspek perkembangan remaja secara global berlangsung antara umur tahun yang

bereproduksi (Yusuf, 2011). Suatu analisis cermat mengenai semua aspek perkembangan remaja secara global berlangsung antara umur tahun yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja merupakan segmen perkembangan individu yang sangat penting, yang diawali dengan matangnya organ-organ fisik (seksual) sehingga mampu bereproduksi (Yusuf,

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PEROKOK TENTANG ROKOK DENGAN PERILAKU MEROKOK DI SMA N 01 SINGOSARI, MALANG

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PEROKOK TENTANG ROKOK DENGAN PERILAKU MEROKOK DI SMA N 01 SINGOSARI, MALANG Lenggono, Hubungan Pengetahuan Remaja Perokok 75 HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PEROKOK TENTANG ROKOK DENGAN PERILAKU MEROKOK DI SMA N 01 SINGOSARI, MALANG Kumoro Asto Lenggono Poltekkes RS. dr. Soepraoen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kota Gorontalo. Penelitian Penerapan Pendidikan karakter pada kelas akselerasi di

BAB III METODE PENELITIAN. Kota Gorontalo. Penelitian Penerapan Pendidikan karakter pada kelas akselerasi di 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Penetapan Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Gorontalo Kota Gorontalo. Penelitian Penerapan Pendidikan

Lebih terperinci

Kata kunci: bimbingan kelompok, buzz group, komunikasi interpersonal.

Kata kunci: bimbingan kelompok, buzz group, komunikasi interpersonal. PENGEMBANGAN MDEL LAYANAN BIMBINGAN KELMPK TEKNIK BUZZ GRUP UNTUK MENINGKATKAN KMUNIKASI INTERPERSNAL SISWA SMA leh: Tita Maela Margawati Abstrak Komunikasi interpersonal memiliki arti yang penting untuk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. ragam. Tapi anehnya walaupun ini sudah terjadi dimana-mana masih saja

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. ragam. Tapi anehnya walaupun ini sudah terjadi dimana-mana masih saja BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam hal membolos mungkin ini sudah wajar terjadi, bahkan di setiap sekolah pun pasti di setiap harinya ada siswa membolos, alasannya pun beraneka ragam. Tapi anehnya

Lebih terperinci

PENGARUH LAYANAN PENEMPATAN DAN PENYALURAN TERHADAP ORIENTASI KARIR PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 GONDANGREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016

PENGARUH LAYANAN PENEMPATAN DAN PENYALURAN TERHADAP ORIENTASI KARIR PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 GONDANGREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 PENGARUH LAYANAN PENEMPATAN DAN PENYALURAN TERHADAP ORIENTASI KARIR PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 GONDANGREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Oleh: BANY IRAWAN NIM: 12500020 Abstraks: Tujuan penelitian ini

Lebih terperinci

Kata kunci : modul pelatihan; konseling teman sebaya

Kata kunci : modul pelatihan; konseling teman sebaya PENGEMBANGAN MODUL PELATIHAN KONSELING TEMAN SEBAYA UNTUK ANGGOTA PMR DI SMP NEGERI 1 BANJARMASIN Nina Permata Sari Universitas Lambung Mangkurat E-mail: ninapermatasari1980@gmail.com ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif dengan metode deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan. obyek sesuai dengan apa adanya.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif dengan metode deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan. obyek sesuai dengan apa adanya. 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dengan metode deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian

Lebih terperinci

PEDOMAN WAWANCARA. a. Apa aktivitas anak bapak pada saat di lingkungan rumah? b. Apakah anda selalu menganjurkan untuk berbuat baik?

PEDOMAN WAWANCARA. a. Apa aktivitas anak bapak pada saat di lingkungan rumah? b. Apakah anda selalu menganjurkan untuk berbuat baik? PEDOMAN WAWANCARA 1. Peran Orang Tua a. Apa aktivitas anak bapak pada saat di lingkungan rumah? b. Apakah anda selalu menganjurkan untuk berbuat baik? c. Apa bentuk-bentuk kenakalan remaja yang sering

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat penelitian Penelitian akan dilakukan di SMA Negeri 7 Surakarta yang beralamat di

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat penelitian Penelitian akan dilakukan di SMA Negeri 7 Surakarta yang beralamat di 25 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat penelitian Penelitian akan dilakukan di SMA Negeri 7 Surakarta yang beralamat di Jl. Mr. Muh. Yamin 79 Kelurahan Tipes Kecamatan Serengan

Lebih terperinci