Selayang Pandang mencerdaskan kehidupan bangsa
|
|
- Yulia Lie
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Selayang Pandang Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintah negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial... Tujuan diadakannya pendidikan di Indonesia telah disebutkan dalam Undang-UUD 1945 yang mengatakan bahwa mengamanatkan kepada Pemerintah untuk mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan, ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa serta memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia. Melalui Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, negara telah memberika kerangka yang jelas kepada pemerintah dalam penyelenggaraan pendidikan nasional yang sesuai dengan amanat Pasal 31 ayat (3) UUD Meskipun demikian masih memerlukan pengaturan agar Pendidikan Tinggi dapat berfungsi dalam mengembangkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dengan memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora untuk pemberdayaan dan pembudayaan bangsa. Pada tataran praktis bangsa Indonesia juga tidak terlepas dari persaingan antar bangsa di satu pihak, dan kemitraan dengan bangsa lain di pihak lain. Oleh karena itu, untuk meningkatkan daya saing bangsa dan daya mitra bangsa Indonesia dalam era globalisasi, diperlukan Pendidikan Tinggi yang mampu mewujudkan dharma pendidikan, yaitu menghasilkan intelektual, ilmuwan dan/atau professional yang berbudaya, kreatif, toleran, demokratis, dan berkarakter tangguh, serta berani membela kebenaran demi kepentingan bangsa dan umat manusia. Dalam rangka mewujudkan dharma Penelitian dan Pengabdian kepada masyarakat, diperlukan Pendidikan Tinggi yang mampu menghasilkan karya penelitian dalam cabang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang dapat diabdikan bagi kemaslahatan bangsa, negara, dan umat manusia. Perguruan Tinggi sebagai lembaga yang menyelenggarakan Pendidikan Tinggi, Penelitian, dan Pengabdian kepada masyarakat harus memiliki otonomi dalam mengelola sendiri lembaganya. Hal itu diperlukan agar dalam pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di Perguruan Tinggi berlaku kebebasan akademik dan mimbar akademik, serta otonomi keilmuan. Dengan demikian Perguruan Tinggi dapat mengembangkan budaya akademik bagi sivitas akademika yang berfungsi sebagai
2 komunitas ilmiah yang berwibawa dan mampu melakukan interaksi yang mengangkat martabat bangsa Indonesia dalam pergulatan internasional. (sumber UU No. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi) ITS sebagai salah satu perguguan tinggi negeri yang baru saja diangkat menjadi Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum memiliki otonomi khusus yang berarti fleksibilitas dan kemandirian dalam menyusun program akademik dan pengaturan sumber daya. Tanggung jawab status ITS sebagai PTNBH adalah menjamin terpenuhinya kebutuhan masa datang untuk pengembangan sumber daya manusia dalam semangat kemandirian teknologi. Selain menjadi pendorong dan jalan untuk mencapai universitas riset, status tersebut juga menuntut ITS untuk tetap menjadi resource university yang unggul demi menjawab kebutuhan dan ketergantungan masyarakat umum kepada ITS. ITS bertekad menunaikan amanahnya secara bertanggungjawab, mandiri, berintegritas tinggi, dengan memperhatikan aspek transparansi, akuntabilitas, pertumbuhnan, keselarasan, pemerataan, dan keterjangkauan sehingga tumbuh rasa kepemilikan seluruh pemangku kepentingan terhadap ITS. Sebagai landasan berpijak bagi ITS dalam melaksanakan kewajiban tridharma perguruan tinggi yang melekat padanya sesuai dengan mandate yang diberikan oleh negara kepada ITS, maka disusunlah Statuta ITS yang merupakan pedoman dasar penyelenggaraan ITS sebagai PTNBH yang dituangkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 54 tahun Peraturan pemerintah tersebut dirancang dan ditetapkan untuk mengatur organisasi dan tata kelola ITS dalam menjalankan pengelolaan perguruan tinggi sebagai perguruan tinggi negeri badan hukum. Statuta ITS secara umum memuat materi pokok yang disusun secara sistematis meliputi; identitas, penyelenggaraan tridharma perguruan tinggi, sistem pengelolaan, dan sistem penjaminan mutu internal. Statuta ITS mencerminkan komitmen ITS terhadap pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk memajukan dan mewujudkan bangsa yang kuat, bersatu, berdaulat, bermartabat, adil, dan sejahtera. (sumber PP No. 54 tahun 2015 tentang Statuta ITS) Pengelompokan Rumpun Ilmu ITS Beberapa waktu lalu telah beredar isu melalui social media yang cukup menggemparkan di ITS. Isu tersebut semakin membuat hangat karena berkaitan dengan perubahan-perubahan yang dapat terjadi di ITS, apalagi sekarang ITS sudah menjadi PTNBH dimana memiliki otonomi untuk mengelola internalnya sendiri, maka perubahan-perubahan yang akan dilakukan sudah sepantasnya
3 melalui pertimbangan yang jelas dan tersosialisasi dengan baik. Dikalangan mahasiswa yang bisa dikatakan tidak tau apa-apa tentang isu tersebut juga banyak mempertanyakan tentang kejelasannya. Isu yang beredar adalah tentang surat keputusan Senat Akademik ITS No /IT2.V/HK.00.02/2016 tentang Penetapan Pengelompokan Program Studi Dengan Pendekatan Rumpun Ilmu Pengetahuan. Dalam surat keputusan tersebut terdapat delapan keputusan yang ditetapkan pada tanggal 16 Mei Yang menjadikan gempar adalah adanya Pengelompokan Program Studi saat ini di ITS dengan pendekatan Rumpun Ilmu Pengetahuan, karena pada poin tersebut dijelaskan bahwa ITS dibagi menjadi 9 rumpun ilmu, dan kabar yang beredar pengelompokan tadi akan menjadi fakultas, otomatis dapat dikatakan bahwa ITS yang saat ini terdiri dari 6 fakultas (termasuk Fakultas Desain dan Industri Kreatif) akan berkembang menjadi 9 fakultas sesuai dengan keputusan SA. Dengan adanya wakil mahasiswa di tubuh Majelis Wali Amanat (MWA) ITS maka tidak hanya mahasiswa mendapat hak suara tapi diharapkan juga mampu memberikan penjelasan-penjelasan terkait kebijakan-kebijakan yang diambil oleh ITS, karena mahasiswa sebagai objek pelaksanaan pendidikan di ITS merupakan elemen pertama yang akan merasakan dampak-dampak kebijakan yang diterapkan. Dalam hal ini MWA-WM telah memberikan penjelasan melalui official account Line BK MWA-WM ITS terkait isu pengelompokan Rumpun Ilmu, namun masih dirasa kurang karena belum memberikan penjelasan yang lebih detail tentang kebijakan yang telah diputuskan. Untuk mendapatkan penjelasan yang lebih rinci maka pada tanggal 18 September 2016, Kementrian Kebijakan Kampus melakukan Audiensi kepada Ketua Senat Akademik ITS yang sekaligus menjabat sebagai anggota MWA ITS yaitu Prof. Ir. Priyo Suprobo, MS., Ph.D. Audiensi berlangsung di Sekretariat Senat Akademik ITS dan berlangsung selama 2 jam. Dalam audiensi tersebut didapatkan penjelasana sebagai berikut: Alur berfikir masalah Pengelompoka Rumpun Ilmu ini dimulai dari Undang-undang No.12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi. Dalam pasal 10 tertulis bahwa Rumpun Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan kumpulan sejumlah pohon, cabang, dan ranting ilmu pengetahuan yang disusun secara sistematis. Rumpun ilmu pengetahuan yang dimaksud adalah: 1. Rumpun ilmu agama 2. Rumpun ilmu humaniora 3. Rumpun ilmu sosial
4 4. Rumpun ilmu alam 5. Rumpun ilmu formal 6. Rumpun ilmu terapan Mengingat bahwa sebuah Undang-undang menjadi pedoman dalam penyelenggaraan suatu kebijakan, maka ITS juga harus melaksanakan apa yang telah ditulisakan di UU No.12 Tahun Lalu dalam perkembangannya, pemerintah mengeluarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 154 Tahun 2014 tentang Rumpun Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Serta Gelar Lulusan Perguruan Tinggi yang dibuat untuk menjelaskan lebih detail mengenai Pasal 10 UU No.12 Tahun Setiap perguruan tinggi di Indonesia harus mengacu pada kedua hal diatas dalam penyelenggaraannya. Namun dalam hal ini dikarenakan ITS telah menjadi PTNBH maka ITS memiliki otonomi khusus yang dapat mengatur rumah tangganya sendiri, artinya ITS hanya di wajibkan mengikuti UU No. 12 Tahun 2012 dan tidak diwajibkan mengikuti PP No.154 Tahun Ditambah lagi PP No. 154 Tahun 2014 saat ini sedang dalam tahap evaluasi dan penyempurnaan untuk dialihkan kepada Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi. ITS minimal dapat mencapai perkembangan seperti yang dituliskan didalamnya, tetapi jika ITS ingin melebihi apa yang dibuat dalam PP No. 154 Tahun 2014 maka tidak masalah karena ITS telah menjadi PTNBH. Senat Akademik merupakan salah satu sistem pengelolaan di ITS PTNBH, beranggotakan perwakilan dari setiap Jurusan yang ada di ITS, dan memiliki fungsi untuk mengevaluasi dan mengawasi kegiatan akademik di ITS. Salah satu wewenang SA adalah memberikan pertimbangan dan rekomendasi kepada rektor tentang pembukaan dan penutupan fakultas dan/atau sekolah, departemen, dan program studi. Maka selanjutnya sesuai dengan tugas dan wewenang SA didalam PP No. 54 Tahun 2015 tantang Statuta ITS, Komisi Akademik SA ITS, yang diketuai oleh Prof. Ir. Noor Endah Mochtar, MSc., Ph.D membuat rekomendasi yang telah disetujui dalam pleno SA ITS dan tertuang dalam Surat Keputusan Senat Akademik ITS No /IT2.V/HK.00.02/2016 tentang Penetapan Pengelompokan Program Studi Dengan Pendekatan Rumpun Ilmu Pengetahuan. Pengelompokan Program Studi di ITS tersebut adalah sebagai berikut: 1. Ilmu Alam 2. Ilmu Formal 3. Ilmu Terapan Bidang Arsitektur, Desain, dan Perencanaan 4. Ilmu Terapan Bidang Rekayasa dan Keteknikan
5 5. Jalur Vokasi 6. Bisnis, Manajemen, dan Studi Pembangunan Salanjutnya Senat Akademik ITS meminta setiap jurusan untuk melakukan evaluasi pelaksanaan selama ini, kira-kira jurusan tersebut termasuk kedalam pengelompokan rumpun ilmu yang mana. Dalam hal ini SA ITS memberikan kebebasan untuk setiap jurusan menentukan berada di rumpun ilmu yang mana, hanya saja ketika satu jurusan sudah menentukan pilihan berada di rumpun ilmu yang mana maka jurusan tersebut harus konsisten untuk melaksanakan persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi dalam rumpun ilmu tersebut. Contohnya misalkan Jurusan X setelah melakukan evaluasi pelaksanaannya selama ini, akhirnya menentukan akan tergabung ke dalam Rumpun Ilmu Terapan Bidang Rekayasa dan Keteknikan, maka Jurusan X tersebut diharuskan menerapkan persyaratan-persyaratan rumpun ilmu tersebut, mulai dari kurikulum, hingga gelar lulusan sarjana yang sudah diatur didalam PP No. 154 Tahun Setelah setiap jurusan menentukan tergabung ke dalam rumpun ilmu yang mana, maka SA kemudian mengelompokkannya lagi kedalam beberapa kelompok yang selanjutnya dijadikan rekomendasi dari SA untuk dijadikan satu fakultas dengan pertimbangan rumpun keilmuan yang serupa dan manajerial kesekretariatan yang memudahkan. Seperti isu yang beredar bahwa terdapat 9 rekomendasi pengelompokan fakultas yang telah dibuat SA ITS, pengembangan dari pengelompokan berdasarkan SK SA ITS No /IT2.V/HK.00.02/2016. (*dijelaskan dibagian selanjutnya) Dalam proses ini, kerja SA ITS sebenarnya berhenti sampai memberikan rekomendasi pembentukan fakultas baru seperti yang tertulis diatas. Proses selanjutnya untuk pembentukan fakultas yang baru tetap menjadi wewenang Rektor ITS. Artinya semua kembali ke rencana yang telah dibuat oleh Prof. Ir. Joni Hermana, M.Sc., ES., Ph.D dalam Rancangan Organisasi dan Tata Kerja ITS. Bisa jadi rekomendasi dari SA ITS yang dituliskan di atas dapat berkembang lagi, bahkan menurut informasi yang didapatkan oleh BEM ITS, Rektor ITS akan menjadikan 10 fakultas, artinya ada yang dipecah menjadi dua dari rekomendasi yang diberikan SA ITS. Mengingat ITS sudah menjadi PTNBH, maka sekarang permasalahannya adalah OTK ITS yang dibuat oleh Rektor ITS belum disahkan oleh MWA ITS. Artinya perubahan-perubahan yang akan terjadi di ITS sesuai dengan OTK ITS belum mulai dilaksanakan. Sekarang bola panas sudah berada di tangan Rektor ITS dan MWA ITS. Kapan OTK ITS akan disahkan sehingga semua perubahan ITS PTNBH dapat
6 segera dilaksanakan tergantung MWA ITS. Alur berfikir dalam isu ini dapat dilihat dari bagan dibawah ini: UU No. 12 Tahun 2012 PP No. 54 Tahun 2015 SK SA ITS No /IT2.V/HK /2016 Rekomendasi Pembentukan Fakultas Jurusan Menentukan Masuk Rumpun Ilmu yang mana Evaluasi Jurusan di ITS Here we are Rektor Membuat SOTK Pengesahan SOTK oleh MWA Pelaksanaan Pengelompokan Rekomendasi dari SA ITS untuk pembentukan fakultas yang baru berdasarkan Pengelompokan program studi dengan pendekatan rumpun ilmu adalah sebagai berikut: 1. Fakultas Ilmu Alam: Fisika Kimia Biologi 2. Fakultas Teknologi Industri: Teknik Mesin Teknik Kimia Teknik Fisika
7 Teknik Material * Teknik Industri 3. Fakultas Teknik Sipil, Lingkungan, dan Kebumian: Teknik Sipil Teknik Lingkungan Teknik Geomatika Teknik Geofisika 4. Fakultas Teknologi Kelautan: Teknik Perkapalan Teknik Sistem Perkapalan Teknik Kelautan Teknik Transportasi Laut * 5. Fakultas * (nama menyusul) Matematika Statistika Informatika* Sistem Informasi 6. Fakultas Teknologi Elektro: Teknik Elektro Teknik Komputer* Teknik Biomedik 7. Fakultas Arsitektur, Desain, dan Perencanaan: * Arsitektur PWK Desain Produk Industri Desain Interior 8. Fakultas Bisnis, Manajemen, dan Teknologi: Manajemen Bisnis* Manajemen Teknologi Studi Pembangungan 9. Fakultas Vokasi (diploma 3/4) * Teknik Infrastruktur Sipil Teknik Mesin Teknik Kimia Industri Teknik Komputer Kontrol Teknik Instrumentasi dan Metrologi Statistika Industri dan Bisnis
8 Fakta-fakta Pada bagian ini akan dijelaskan beberapa studi kasus yang terjadi dilapangan seperti yang diberikan keterangan tanda *. Berikut adalah penjelasannya: Pertama untuk nama fakultas, yang tertulis diatas sebenarnya masih dapat berubah, tergantung perencanaan yang dibuat Rektor ITS, seperti yang sudah dijelaskan, bahkan menurut informasi yang didapat BEM ITS didalam OTK yang di buat Rektor ITS terdapat 10 fakultas. Ambil contoh nama Fakultas Teknik Sipil, Lingkungan dan Kebumian, dilihat sekilas namanya terlalu panjang dan langsung menjelaskan nama program studi didalamnya, maka bisa jadi nama fakultas tersebut dicari yang lebih singkat tapi tetap mewakili rumpun keilmuan program studi didalamnya. Kedua, studi kasus Teknik Material, kondisi dilapangan saat ini namanya adalah Teknik Material dan Metalurgi, rekomendasi dari SA menghilangkan nama Metalurgi nya, karena metalurgi merupakan bagian atau salah satu bidang dari Teknik Material, sementara Metalurgi belum memiliki program studi sendiri, sehingga cukup diberikan nama Teknik Material. Ketiga Transportasi Laut, kalau tetap menggunakan nama Transportasi Laut maka harus bergabung dengan manajemen bisnis karena setelah dievaluasi silabus Transportasi Laut lebih mirip dengan manajemen. Tetapi Transportasi Laut sepakat untuk tetap di FTK, konsekuensinya harus mengganti nama menjadi Teknik Transportasi Laut, karena FTK termasuk kedalam Rumpun Ilmu Terapan, dan pergantian nama itu berkonsekuensi ke kurikulum, silabus keteknikannya harus lebih banyak daripada manajemennya. Keempat, fakultas yang berisi rumpun ilmu formal, terdiri dari program studi Matematika, Statistika, Informatika, dan Sistem Informasi. Dari informasi terbaru yang beredar bahwa telah dilakukan pertemuan antara Rektorat, FTIf, Statistika, dan Matematika, dari pertemuan tersebut dihasilkan kesepakatan bahwa program studi Informatika dan Sistem Informasi tidak digabung dengan Statistika dan Matematika, melainkan akan menjadi dua fakultas yang berbeda, dan kedua fakultas diminta untuk menambah program studi baru. Kelima, berkaitan juga dengan poin keempat, Program Studi Informatika, kondisi dilapangan saat ini bernama Teknik Informatika, setelah dilakukan evaluasi juga ternyata silabusnya tidak memuat mata kuliah tentang keteknikan seperti Kalkulus, Fisika Dasar, dan Kimia, ditambah dengan gelar lulusannya adalah S.Kom bukan S.T, namun sesuai dengan pengelompokannya
9 Informatika termasuk kedalam rumpun ilmu formal, artinya terdapat ke-tidak konsistenan. Sehingga jika ingin bergabung kedalam rumpun ilmu terapan konsekuensinya menambah silabus keteknikan dan gelar lulusan menjadi S.T, namun jika tetap didalam rumpun ilmu formal maka konsekuensinya adalah menghilangkan nama Teknik didepannya. Informasi terbaru juga sudah beredar mengenai keputusan yang diambil adalah tergabung kedalam rumpun ilmu formal, nama Informatika masih boleh menggunakan nama Teknik sampai akreditasi habis. Keenam, kondisi dilapangan saat ini bernama Teknik Multimedia Jaringan, namun setelah melakukan evaluasi, capaian pembelajarannya mirip dengan Teknik Informatika, akhirnya TMJ memutuskan untuk bergabung kedalam rumpun ilmu terapan, denga konsekuensi ada penambahan beberapa silabus keteknikan, dan perubahan nama menjadi Teknik Komputer karena didalam PP No.154 Tahun 2014 tidak ada nama program studi TMJ, yang ada adalah Teknik Komputer. Ketujuh, Fakultas Arsitektur, Desain, dan Perencanaan kemungkinan akan dirubah namanya menjadi lebih singkat, dan karena keempat program studi di dalamnya tidak termasuk kedalam rumpun ilmu formal, maka akan mengalami perubahan gelar lulusan, contohnya Arsitektur yang semula gelar lulusannya S.T berubah menjadi S.Ars Kedelapan, Manajemen Bisnis saat ini tergabung kedalam Fakultas Teknologi Industri, namu silabusnya jauh dari rumpun ilmu terapan, sehingga membentuk fakultas sendiri. Kesembilan, Fakultas Vokasi yang saat ini beberapa program studi didalamnya masih tergabung kedalam program studi sarjana akan memisahkan diri dan berkumpul menjadi satu fakultas sendiri. Sesuai Peraturan Pemerintah pula, program studi diploma harus menggunakan nama yang spesifik dan tidak boleh sama dengan sarjana. Sehingga akan terjadi perubahan, contohnya D3 Statistika menjadi Statistika Industri dan Bisnis. Kedepannya Fakultas Vokasi dapat berkembang sendiri dengan lebih pesat, karena sudah tidak dibawah manajemen program studi sarjana, artinya memiliki wewenang sendiri untuk mengembangkan program studinya, bahkan dapat membuka program magister, dan doctor.
10 Persiapan Sesuai dengan penjelasan bada bagian-bagian sebelumnya maka kedepannya akan terjadi banyak perubaha di ITS. Pelaksanaan dari OTK ITS akan mulai dilaksanakan setelah disahkan oleh MWA, sekarang sedang dikebut pengerjaannya. Menurut penuturan dari Ketua SA ITS, untuk transisi pembentukan fakultas akan dimulai tahun Nantinya juga akan dibuat Peraturan Akademik yang baru setelah dimulainya pelaksanaan OTK ITS. Kemudian untuk kurikulum yang perubahannya dilakukan setiap 5 tahun sesuai dengan peraturan pemerintah, akan dipercepat satu tahun. Jadi yang seharusnya pergantian kurikulum pada tahun 2019 akan dilakukan pada tahun Hal ini dilakukan berkaitan juga dengan MEA (Masyarakat Ekonomi Asean), agar lulusan ITS dapat diakui secara internasional. Dampak Bagi Mahasiswa Menurut penuturan Ketua SA ITS segala macam perubahan yang akan terjadi tidak akan merugikan mahasiswa, karena perencanaannya sudah didesain demikian, jadi mahasiswa tidak perlu khawatir akan perubaha-perubahan yang terjadi. Kementerian Kebijakan Kampus BEM ITS telah melakukan kajian tentang dampak-dampak apa saja yang kemungkinan dirasakan oleh mahasiswa akibat dari dilaksanakannya OTK ITS PTNBH, baik dari segi akademik maupun kemahasiswaan. Berikut adalah hasilnya: Akademik: 1. Perubahan kurikulum yang akan terjadi pada tahun 2018 berarti perkuliahan akan mengalami ekuivalensi, seperti yang terjadi pada tahun Mahasiswa harus memiliki perencanaan yang baik ketika melakukan ekuivalensi, sehingga sudah harus dipersiapkan sejak sekarang. 2. Peraturan akademik yang akan berubah nantinya bisa jadi memuat hal-hal baru yang berbeda dengan peraturan akademik sekarang, misalkan perubahan peraturan tentang syarat score SKEM untuk lulus dari ITS ditambah menjadi Maka mahasiswa harus siap dengan perubahan-perubahan semacam itu. 3. Berkembangnya jumlah fakultas berarti juga perubahan sistem administrasi, contohnya jurusan Arsitektur yang sebelumnya di bawah administrasi FTSP, akan berpindah ke administrasi Fakultas baru.
11 4. Gelar sarjana akan mengalami perubahan sesuai dengan rumpun ilmu pengetahuan yang sudah terdapat didalam PP No.154 Tahun OTK ITS PTNBH kemungkinan juga aka memasukan muatan tentang Internasionalisasi, hal ini dilakukan supaya lulusan ITS diakui secara internasional. Kemahasiswaan: 1. Pengembangan fakultas yang akan dilakukan berarti juga dibutuhkan BEM Fakultas yang baru, sementara KM ITS belum memiliki Undang-undang tentang pembentukan BEM Fakultas. Karena itu diharapkan MUBES V yang akan dilakukan juga menyesuaikan perubahanperubahan yang akan terjadi. 2. Administrasi Himpunan Mahasiswa Jurusan yang mengalami perpindahan fakultas, berarti juga akan berpindah ke fakultas yang baru. 3. Pengembangan fakultas baru juga memerlukan kegiatan-kegiatan kemahasiswaan di tingkat fakultas yang baru, seperti contohnya LKMM Pra-TD. 4. Perubahan yang terjadi dalam OTK ITS juga harus disesuaikan, contoh misalkan ada perubahan nama yang sebelumnya disebut Jurusan dirubah menjadi Departemen. Maka bisa dikatakan Himpunan Mahasiswa Jurusan harus melakukan penyesuaian nama tersebut, bisa jadi harus melakukan amandemen AD-ART Himpunannya, untuk merubah dari Jurusan menjadi Departemen. Begitu juga dengan KDKM ITS yang masih menyebut sebagai Himpunan Mahasiswa Jurusan bukan Departemen, maka harus dilakukan MUBES untuk mengganti redaksional tersebut. Dan perubahan-perubahan lainnya yang kemungkinan akan terjadi, maka KM ITS harus siap dengan perubahan tersebut. Kemeterian Kebijakan Kampus BEM ITS Berani
2 pengaruhnya. Pola baru ini melahirkan penyelenggaraan perguruan tinggi yang mengandalkan pengambilan keputusan berbasis kebijakan strategis, standar
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI PENDIDIKAN. Pendidikan Tinggi. Institut Teknologi Sepuluh November. Statuta. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 172). PENJELASAN ATAS PERATURAN
Lebih terperinciLAPORAN HASIL SAR SEMESTER GENAP 2016/2017
LAPORAN HASIL SAR PANDUAN PEMBENTUKA PANDUAN PEMBENTUKAN ORGANISASI SEMESTER GENAP 2016/2017 KANTOR PENJAMINAN MUTU INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2017 i Laporan SAR Semester Genap 2016/2017
Lebih terperinciSELAMAT DATANG PESERTA SOSIALISASI PENGISIAN SPMI ONLINE Selasa, 29 Agustus 2017 Kantor Penjaminan Mutu
SELAMAT DATANG PESERTA SOSIALISASI PENGISIAN SPMI ONLINE 2017 Selasa, 29 Agustus 2017 Kantor Penjaminan Mutu SOSIALISASI PENGISIAN SPMI ONLINE 2017 29 Agustus 2017 Kantor Penjaminan Mutu DASAR HUKUM 1.
Lebih terperinciRANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG PENDIDIKAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG PENDIDIKAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Undang-Undang Dasar Negara Republik
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.158, 2012 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PENDIDIKAN. Pendidikan Tinggi. Pemerintah. Pemerintah Daerah. Swasta. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5336) UNDANG-UNDANG
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Lebih terperinciBEBERAPA CATATAN YANG PERLU DIPERHATIKAN ISI UNDANG-UNDANG PENDIDIKAN TINGGI SEBAGAI PIJAKAN PELAKSANAAN TRIDHARMA PERGURUAN TINGGI
BEBERAPA CATATAN YANG PERLU DIPERHATIKAN ISI UNDANG-UNDANG PENDIDIKAN TINGGI SEBAGAI PIJAKAN PELAKSANAAN TRIDHARMA PERGURUAN TINGGI Oleh: Anang Priyanto * Tujuan dikeluarkannya UU Pendidkan Tinggi Meskipun
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Lebih terperinciRANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PENDIDIKAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PENDIDIKAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Lebih terperinciRANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PENDIDIKAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PENDIDIKAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Lebih terperinciTAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI
No.5510 TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI PENDIDIKAN. Pendidikan Tinggi. Universitas Sumatera Utara. Statuta. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 42) PENJELASAN ATAS PERATURAN
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Lebih terperinciSISTEM PENJAMIN MUTU PENDIDIKAN TINGGI
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi Peraturan Menteri Riset, Teknologi, Dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2015 Tentang Standar Nasional
Lebih terperinci2 pendidikan tinggi harus memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan pera
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI PENDIDIKAN. Pendidikan Tinggi. Universitas Diponegoro. Statuta. Pencabutan. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 170). PENJELASAN ATAS PERATURAN
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Lebih terperinciRANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: Mengingat: a. bahwa Undang-Undang Dasar Negara
Lebih terperinciRANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: Mengingat: a. bahwa Undang-Undang Dasar Negara
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2013 TENTANG STATUTA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2013 TENTANG STATUTA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG I. UMUM Institut Teknologi Bandung, pertama kali dideklarasikan oleh pemerintahan
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN TINGGI DAN PENGELOLAAN PERGURUAN TINGGI
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN TINGGI DAN PENGELOLAAN PERGURUAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN TINGGI DAN PENGELOLAAN PERGURUAN TINGGI
SALINAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN TINGGI DAN PENGELOLAAN PERGURUAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciPENGELOLAAN SATUAN AKADEMIK DI LINGKUNGAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
K E P U T U S A N REKTOR INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG NOMOR : 222/SK/K01/OT/2005 TENTANG PENGELOLAAN SATUAN AKADEMIK DI LINGKUNGAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG REKTOR INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG, Menimbang
Lebih terperinciPERATURAN SENAT AKADEMIK INSTITUT PERTANIAN BOGOR. Nomor : 91/SA-IPB /SP/2014
PERATURAN SENAT AKADEMIK INSTITUT PERTANIAN BOGOR Nomor : 91/SA-IPB /SP/2014 Tentang PETUNJUK TEKNIS PEMILIHAN CALON ANGGOTA MAJELIS WALI AMANAT INSTITUT PERTANIAN BOGOR PERIODE 2014-2019 SENAT AKADEMIK
Lebih terperinciPANDUAN PEMBENTUKAN ORGANISASI MUTU ITS
PANDUAN PEMBENTUKAN PANDUAN PEMBENTUKAN ORGANISASI MUTU ITS ORGANISASI MUTU ITS i Organisasi Mutu ITS Kata Pengantar Peraturan Pemerintah No 54 Tahun 2015 tentang Statuta ITS, Pasal 41 ayat 2 menyebutkan
Lebih terperinciPENERAPAN GOOD GOVERNANCE
PENERAPAN GOOD GOVERNANCE DALAM TATA KELOLA PENYELENGGARAAAN DAN PENGELOLAAN PERGURUAN TINGGI SWASTA YANG BERBASIS PELAYANAN Oleh Dr. I Nyoman Gede Remaja, S.H., M.H. 3 Abstrak: Dalam era globalisasi yang
Lebih terperinci2 evaluasi dan menetapkan pola pengelolaan suatu perguruan tinggi menjadi perguruan tinggi negeri badan hukum, yang memiliki otonomi yang lebih luas b
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI PENDIDIKAN. Pendidikan Tinggi. Universitas Padjadjaran. Statuta. Pencabutan. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 169). PENJELASAN ATAS PERATURAN
Lebih terperinciBandung, 26 Mei 2016
Bandung, 26 Mei 2016 PP No. 66 Tahun 2013 tentang Statuta IPB Statuta IPB adalah peraturan dasar pengelolaan IPB yang digunakan sebagai landasan penyusunan peraturan dan prosedur operasional di IPB. Pola
Lebih terperinciTAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI
No. 5336 TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI PENDIDIKAN. Pendidikan Tinggi. Pemerintah. Pemerintah Daerah. Swasta. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 158) PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS AIRLANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
SALINAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS AIRLANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinci2014, No.16 2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi adalah pengaturan
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.16, 2014 PENDIDIKAN. Pendidikan Tinggi. Perguruan Tinggi. Pengelolaan. Penyelenggaraan. Pencabutan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
Lebih terperinciBUKU KEBIJAKAN MUTU SPMI UMN AW BUKU KEBIJAKAN MUTU SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL
BUKU KEBIJAKAN MUTU SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL i ii BUKU KEBIJAKAN MUTU SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL UNIVERSITAS MUSLIM NUSANTARA AL-WASHLIYAH Kode Dokumen : KM/UMNAw/LPM/01/01-01 Revisi : 02 Tanggal
Lebih terperinciBandung, 13 Juli 2017
Bandung, 13 Juli 2017 Organ IPB Majelis Wali Amanat Senat Akademik Dewan Guru Besar Rektor (PP 66 Tahun 2013 Tentang Statuta IPB) Visi Institut Pertanian Bogor Menjadi terdepan dalam memperkokoh martabat
Lebih terperinciSmart, Innovative, Professional
email : politeknik@polije.ac.id Smart, Innovative, Professional 8 >> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >> 7 >> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >> 6 >> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >> 5 >> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >> 4 >> 0 >> 1 >> 2
Lebih terperinciPERATURAN MAJELIS WALI AMANAT UNIVERSITAS HASANUDDIN NOMOR: 25919/UN4.0/OT.05/2016 TENTANG TATA KERJA ANTARORGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN MAJELIS WALI AMANAT UNIVERSITAS HASANUDDIN NOMOR: 25919/UN4.0/OT.05/2016 TENTANG TATA KERJA ANTARORGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MAJELIS WALI AMANAT UNIVERSITAS HASANUDDIN Menimbang :
Lebih terperinciPERATURAN REKTOR UNIVERSITAS PADJADJARAN NOMOR 70 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PENGELOLA UNIVERSITAS PADJADJARAN
PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS PADJADJARAN NOMOR 70 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PENGELOLA UNIVERSITAS PADJADJARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA REKTOR UNIVERSITAS PADJADJARAN, Menimbang
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.100, 2014 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PENDIDIKAN. Pendidikan Tinggi. Universitas Airlangga. Statuta. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5535) PERATURAN PEMERINTAH
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS AIRLANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS AIRLANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS AIRLANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS AIRLANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS DIPONEGORO NOMOR 04 TAHUN 2016 TENTANG
DRAFT 25 April 2016 SALINAN PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS DIPONEGORO NOMOR 04 TAHUN 2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNSUR-UNSUR DI BAWAH REKTOR UNIVERSITAS DIPONEGORO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciUSULAN PEMERINTAH RANCANGAN UNDANG-UNDANG PENDIDIKAN TINGGI (VERSI 4 APRIL 2012)
RANCANGAN UNDANG-UNDANG PENDIDIKAN TINGGI (VERSI 4 APRIL 2012) BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan: 1. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2006 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS AIRLANGGA
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2006 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS AIRLANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang : a. bahwa dalam
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS AIRLANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
SALINAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS AIRLANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinciKEPUTUSAN SENAT UNIVERSITAS BAITURRAHMAH No. 329/F/ UNBRAH/VI/2013. Tentang
KEPUTUSAN SENAT UNIVERSITAS BAITURRAHMAH No. 329/F/ UNBRAH/VI/2013 Tentang PERATURAN SENAT UNIVERSITAS BAITURRAHMAH KETUA SENAT UNIVERSITAS BAITURRAHMAH Menimbang : a. Bahwa Universitas Baiturrahmah merupakan
Lebih terperinciRANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Undang-Undang Dasar Negara Republik
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2015 TENTANG PENDIRIAN, PERUBAHAN,
Lebih terperinciKEPUTUSAN SENAT AKADEMIK INSTITUT PERTANIAN BOGOR NOMOR : 30/I/KEP/SA/2003. tentang KEBIJAKAN DASAR PEMBERDAYAAN MASYARAKAT INSTITUT PERTANIAN BOGOR
KEPUTUSAN SENAT AKADEMIK INSTITUT PERTANIAN BOGOR NOMOR : 30/I/KEP/SA/2003 tentang KEBIJAKAN DASAR PEMBERDAYAAN MASYARAKAT INSTITUT PERTANIAN BOGOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SENAT AKADEMIK INSTITUT
Lebih terperinciFORUM Senat Akademik ITB, Juli 2017 ITS BERBAGI PENGALAMAN
FORUM Senat Akademik ITB, 13-14 Juli 2017 ITS BERBAGI PENGALAMAN Materi yang akan dibahas Visi, Misi dan Issue strategis ITS PTN-BH Struktur Organisasi ITS Tiga Pilar ITS PTN-BH Struktur Organisasi SA
Lebih terperinciNo Statuta Universitas Gadjah Mada ini merupakan pengganti Peraturan Pemerintah Nomor 153 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Universitas Gadja
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI No. 5454 PENDIDIKAN. Pendidikan Tinggi. Universitas Gajah Mada. Statuta. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 165) PENJELASAN ATAS PERATURAN
Lebih terperinciMENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA
SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2018 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PENYUSUNAN
Lebih terperinciPEDOMAN Pengembangan Suasana Akademik dan Otonomi Keilmuan FOR/SPMI-UIB/PED
PEDOMAN Pengembangan Suasana Akademik dan Otonomi Keilmuan FOR/SPMI-UIB/PED.05-007 SURAT KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INTERNASIONAL BATAM NOMOR: 018/REK/KEP-UIB/VII/I2016 Tentang PEDOMAN PENGEMBANGAN SUASANA
Lebih terperinciMAJELIS WALI AMANAT UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
MAJELIS WALI AMANAT UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Jl. Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung 40154 Telp./Fax. (022) 2011514, 2013651 Laman: http://www.upi.edu E-mail : mwa@upi.edu PERATURAN MAJELIS WALI AMANAT
Lebih terperinciRUU Pendidikan Tinggi (RUU DIKTI) Versi 31 Maret 2012 RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI
RUU Pendidikan Tinggi (RUU DIKTI) Versi 31 Maret 2012 RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 100 TAHUN 2016 TENTANG PENDIRIAN, PERUBAHAN,
Lebih terperinciMatrik RUU Pendidikan Tinggi Hasil Panja RUU DIKTI 22 Februari 2012 dan Masukan dari Uji Publik
RUU Pendidikan Tinggi Versi 17 Maret 2012 ( Hasil Konsinering) RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI Hasil Pembahasan TIMUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciTENTANG TATA CARA PENGISIAN JABATAN PIMPINAN PADA TINGKAT FAKULTAS/SEKOLAH DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS DIPONEGORO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
REVISI TGL 13 APRIL 2016 SALINAN PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS DIPONEGORO NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENGISIAN JABATAN PIMPINAN PADA TINGKAT FAKULTAS/SEKOLAH DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS DIPONEGORO
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
SALINAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinciAkreditasi Program Studi di PTN-bh
Akreditasi Program Studi di PTN-bh Prof. Tineke Mandang Dr. Wawan Hermawan Prof. Noor Endah Prof. Renanto Topik Bahasan 1. Peraturan Akreditasi Nasional 2. Pembukaan Program Studi PTN Badan Hukum 3. Nomenklatur
Lebih terperinciKEBEBASAN AKADEMIK, MIMBAR AKADEMIK, DAN OTONOMI KEILMUAN
KEBEBASAN AKADEMIK, MIMBAR AKADEMIK, DAN OTONOMI KEILMUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PALOPO 2015 KEPUTUSAN REKTOR INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PALOPO NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG KEBEBASAN
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2014 TENTANG AKREDITASI PROGRAM STUDI DAN PERGURUAN TINGGI
SALINAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2014 TENTANG AKREDITASI PROGRAM STUDI DAN PERGURUAN TINGGI DENGAN
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2015 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS PADJADJARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2015 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS PADJADJARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan
Lebih terperinciRUU Pendidikan Tinggi (RUU DIKTI) Versi 31 Maret 2012 RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI
RUU Pendidikan Tinggi (RUU DIKTI) Versi 31 Maret 2012 RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinci2 Menetapkan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2014 tentang Perubahan Kelima Atas Peraturan Pre
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1290, 2014 KEMENDIKBUD. Program Studi. Perguruan Tinggi. Akreditasi. Pencabutan. MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN
Lebih terperinciPENYELENGGARAAN PERGURUAN TINGGI. Dedi Mulyasana
PENYELENGGARAAN PERGURUAN TINGGI Dedi Mulyasana PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN TINGGI Pendidikan Tinggi adalah jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program diploma, program sarjana,
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2006 TENTANG PENETAPAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SEBAGAI BADAN HUKUM MILIK NEGARA
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 30 TAHUN 2006 TENTANG PENETAPAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SEBAGAI BADAN HUKUM MILIK NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa penyelenggaraan dan pelaksanaan
Lebih terperinciSENAT AKADEMIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
SENAT AKADEMIK UNIVERSITAS HASANUDDIN PP NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS HASANUDDIN SENAT AKADEMIK (SA) PASAL 31 SA MERUPAKAN ORGAN MENJALANKAN FUNGSI PENETAPAN KEBIJAKAN, PEMBERIAN PERTIMBANGAN
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG BADAN HUKUM PENDIDIKAN I. UMUM Semangat reformasi di bidang pendidikan yang terkandung dalam Pasal 31 Undang-Undang Dasar Negara
Lebih terperinciRANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG BADAN HUKUM PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG BADAN HUKUM PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk mewujudkan fungsi dan tujuan
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2006 TENTANG PENETAPAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SEBAGAI BADAN HUKUM MILIK NEGARA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2006 TENTANG PENETAPAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SEBAGAI BADAN HUKUM MILIK NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:
Lebih terperinciPEDOMAN dan KEBIJAKAN PENGEMBANGAN SUASANA AKADEMIK. Disusun untuk : Seluruh Sivitas Akademika Politeknik TEDC Bandung
PEDOMAN dan KEBIJAKAN PENGEMBANGAN SUASANA AKADEMIK Disusun untuk : Seluruh Sivitas Akademika Politeknik TEDC Bandung POLITEKNIK TEDC BANDUNG TAHUN 2012 i VISI Menjadi lembaga pendidikan tinggi vokasi
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2006 TENTANG PENETAPAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SEBAGAI BADAN HUKUM MILIK NEGARA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2006 TENTANG PENETAPAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SEBAGAI BADAN HUKUM MILIK NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang
Lebih terperinciREKTOR UNIVERSITAS GADJAH MADA,
PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS GADJAH MADA NOMOR 518/P/SK/HT/2008 TENTANG SEKOLAH VOKASI REKTOR UNIVERSITAS GADJAH MADA, Menimbang Mengingat : a. bahwa untuk meningkatkan dan memajukan program pendidikan
Lebih terperinciNo kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, berasaskan Pancasila. Peran optimal ini dapat diwujudkan dengan menjadikan perguruan tin
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI No. 5453 PENDIDIKAN. Pendidikan Tinggi. Institut Pertanian Bogor. Statuta. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 164) PENJELASAN ATAS PERATURAN
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG AKREDITASI PROGRAM STUDI DAN PERGURUAN TINGGI
SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG AKREDITASI PROGRAM STUDI
Lebih terperinciKebijakan Akademik UGM. Hardyanto Soebono Ketua Senat Akademik UGM
Kebijakan Akademik UGM Hardyanto Soebono Ketua Senat Akademik UGM Perjalanan Status UGM PTN BHMN BLU PTN-Bh PP 60/ 1999 PP 61 /1999 PP 153/ 2000 PP 66/ 2010 PP 67/ 2013 ~ 2000 2000-2011 2012-2013 2013
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS HASANUDDIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS HASANUDDIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan
Lebih terperinci2 4. Peraturan Pemerintah Nomor 80 Tahun 2014 tentang Penetapan Universitas Padjadjaran Sebagai Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (Lembaran Negara R
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.169, 2015 PENDIDIKAN. Pendidikan Tinggi. Universitas Padjadjaran. Statuta. Pencabutan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5720). PERATURAN
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2015 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS PADJADJARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2015 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS PADJADJARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2013 TENTANG STATUTA INSTITUT PERTANIAN BOGOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2013 TENTANG STATUTA INSTITUT PERTANIAN BOGOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan
Lebih terperinciBUKU KODE ETIK DAN TATA TERTIB DOSEN UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
BUKU KODE ETIK DAN TATA TERTIB DOSEN UNIVERSITAS NGUDI WALUYO TAHUN 2017 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayahnya Buku Kode Etik dan Tata tertib dosen Universitas
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2013 TENTANG STATUTA INSTITUT PERTANIAN BOGOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
SALINAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2013 TENTANG STATUTA INSTITUT PERTANIAN BOGOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinciKETETAPAN MAJELIS WALI AMANAT IPB NOMOR : 62 /MWA-IPB/2007 T E N T A N G
KETETAPAN MAJELIS WALI AMANAT IPB NOMOR : 62 /MWA-IPB/2007 T E N T A N G TATA CARA PEMILIHAN, PENGANGKATAN, DAN PEMBERHENTIAN REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR MAJELIS WALI AMANAT INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2006 TENTANG PENETAPAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SEBAGAI BADAN HUKUM MILIK NEGARA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2006 TENTANG PENETAPAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SEBAGAI BADAN HUKUM MILIK NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLUNGKUNG, Menimbang : a. bahwa bidang pendidikan merupakan
Lebih terperinciIKATAN KELUARGA ALUMNI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA
IKATAN KELUARGA ALUMNI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN KELUARGA ALUMNI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS 4 IKATAN KELUARGA ALUMNI FAKULTAS EKONOMI
Lebih terperinciRISALAH RAPAT KOMISI KELEMBAGAAN (K II) SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
Rapat / Sidang Rapat Komisi Kelembagaan (K II) Senat Akademik ITB No. : 14/RK2 SA ITB/20150429 Hari / Tanggal Rabu / 29 April 2015 Waktu pkl. 15.30 18.00 Tempat Peserta Ruang Rapat Senat Akademik Balai
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinci2 Unhas berpedoman kepada Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 192/O/2003 tentang Statuta Universitas Hasanuddin dan Peraturan Menteri Pendidik
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI PENDIDIKAN. Pendidika Tinggi. Universitas Hasanuddin. Statuta. Pencabutan. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 171) I. UMUM PENJELASAN ATAS
Lebih terperinciUNIVERSITAS GADJAH MADA KEPUTUSAN SENAT AKADEMIK NOMOR : 08/SK/SA/ 2004 TENTANG KODE ETIK SENAT AKADEMIK SENAT AKADEMIK UNIVERSITAS GADJAH MADA,
UNIVERSITAS GADJAH MADA KEPUTUSAN SENAT AKADEMIK NOMOR : 08/SK/SA/ 2004 TENTANG KODE ETIK SENAT AKADEMIK SENAT AKADEMIK UNIVERSITAS GADJAH MADA, Menimbang : a. bahwa Anggota Senat Akademik sebagai wakil
Lebih terperinciKEPUTUSAN MAJELIS WALI AMANAT UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 002/SK/MWA-UI/2008 TENTANG NORMA UNIVERSITAS RISET. Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa
KEPUTUSAN MAJELIS WALI AMANAT UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 002/SK/MWA-UI/2008 TENTANG NORMA UNIVERSITAS RISET Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa MAJELIS WALI AMANAT UNIVERSITAS INDONESIA Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA
IKATAN ALUMNI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 1 ANGGARAN DASAR Halaman 1 dari 2 halaman 2 IKATAN ALUMNI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL TENTANG NOMOR 16 TAHUN 2005 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS AIRLANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 16 TAHUN 2005 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS AIRLANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, Menimbang : a. Bahwa dalam rangka meningkatkan mutu Universitas Airlangga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keharusan bagi bangsa Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan kualitas sumber daya manusia sudah merupakan suatu keharusan bagi bangsa Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang apalagi diera globalisasi
Lebih terperinciDASAR & FUNGSI. PENDIDIKAN NASIONAL BERDASARKAN PANCASILA DAN UNDANG UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945
DASAR & FUNGSI. PENDIDIKAN NASIONAL BERDASARKAN PANCASILA DAN UNDANG UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DASAR & FUNGSI Pendidikan
Lebih terperinciBUKU DESKRIPSI JABATAN DAN TUPOKSI UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
BUKU DESKRIPSI JABATAN DAN TUPOKSI UNIVERSITAS MALIKUSSALEH 1 P e t i k a n B u k u T u p o k s i U n i v e r s i t a s M a l i k u s s a l e h, 2 0 1 5 KATA PENGANTAR Sesungguhnya setiap insan berhak
Lebih terperinci2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG STATUTA UNIVERSITAS HASANUDDIN. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini ya
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.171, 2015 PENDIDIKAN. Pendidikan Tinggi. Universitas Hasanuddin. Statuta. Pencabutan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5722) PERATURAN
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara yang diinginkan serta tujuan pembentukan pemerintahan. Negara
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 mempunyai rumusan mengenai sifat negara yang diinginkan serta tujuan pembentukan pemerintahan. Negara Indonesia yang diinginkan
Lebih terperinciSistem pendidikan nasional adalah sekaligus alat dan tujuan yang amat penting dalam perjuangan mencapai cita-cita dan tujuan nasional.
PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1989 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL UMUM Dalam kehidupan suatu bangsa, pendidikan mempunyai peranan yang amat penting untuk menjamin perkembangan
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
SALINAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinci