PENGENDALIAN WAKTU PADA PROYEK GEDUNG BERTINGKAT 5 (STUDI KASUS : PEMBANGUNAN PASAR INPRES II KOTA PADANG)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGENDALIAN WAKTU PADA PROYEK GEDUNG BERTINGKAT 5 (STUDI KASUS : PEMBANGUNAN PASAR INPRES II KOTA PADANG)"

Transkripsi

1 PENGENDALIAN WAKTU PADA PROYEK GEDUNG BERTINGKAT 5 (STUDI KASUS : PEMBANGUNAN PASAR INPRES II KOTA PADANG) PENDAHULUAN Latar Belakang Pengendalian mutu dalam penyelengaraan tindakkan pembetulan yang diperlukan agar semua sumber daya digunakan secara efektif dan efisien dalam rangka mencapai sasaran sebuah proyek konstruksi sudah menjadi hal (R.J. Mockler 1972). Menurut Iman yang mutlak. Dalam teori manajemen Soehartoproses pengendalian proyek dapat konstruksi, pengendalian waktu merupakan bagian dari triple contrain (tiga kendala) yang harus diselesaikan dalam pelaksanaan sebuah konstruksi. Menurut Soeharto (1995), ada tiga kendala (Triple Constraint) yang menjadi diuraikan menjadi beberapa langkah langkah ; 1. Menentukan sasaran yang diinginkan 2. Menentukan standar dan kriteria sebagai patokan dalam rangka mencapai sasaran. perhatian utama dalam penyelenggaraan 3. Merancang / menyusun sistem informasi, sebuah proyek, yaitu anggaran,jadwal, dan pemantauan dan pelaporan hasil mutu. Ini merupakan parameter penting bagi pelaksanaan pekerjaanmengkaji dan penyelenggaraan proyek yang sering menganalisa hasil pekerjaan terhadap diasosiasikan sebagai sasaran proyek. Tiga kendala tersebut dijelaskan sebagai berikut 1. Anggaran 2. Jadwal standar, kriteria dan sasaran yang telah menentukan. 4. Mengadakan tindakkan pembetulan Pembangunan Pasar Impres II Kota Padang 3. Mutu merupakan penyelenggaraan sebuah Ketiga batasan tersebut bersifat tarik-menarik. konstrusksi bertingkat banyak dikota Padang Artinya, jika ingin meningkatkan kinerja yang mengalami keterlambatan dalam produk yang telah disepakati dalam kontrak, pelaksanaan. Pada survey awal, dimana proyek maka umumnya harus diikuti dengan sudah mengalami keterlambatan selama 4 menaikan mutu, yang selanjutnya berakibat pada naiknya biaya, maka biasanya harus berkompromi dengan mutu atau jadwal. Pengendalian adalah usaha yang sistematis untuk menentukan standar yang sesuai dengan sasaran perencanaan, merancang suatu sistem minggu itu berarti pada tahap awal proyek ini sudah mengalami keterlambatan sebesar 5%. Artinya trend/kecendrungan keterlambatan ini akan bertambah besar pada waktu berikutnya kalau tidak ada strategi dalam penangganan yang khusus oleh pihak pihak yang terlibat informasi, membandingkan pelaksanaan dalam penyelenggaran proyek tersebut. Untuk dengan standar, kemudian menambil itu penulis ingin mengetahui strategi atau langkah langkah yang diambil oleh

2 penyelenggara proyek untuk dapat menyelesaikan proyek ini tepat waktu. Karena begitu pentingnya pengendalian waktu dalam setiap proyek konstruksi maka perlu Pengendalian Waktu Pada Proyek Gedung Bertingkat 5 dikota Padang (Studi Kasus: Pembangunan Pasar Inpres II Kota Padang). PEMBATASANA MASALAH Persiapan : Mulai Studi Kasus Peraturan Pengumpulan Data Sesuai dengan spek proyek bahwa penyelenggaraan pembangunan Pasar Impres II Kota Padang dilakukan dalam 2 tahap yaitu dalam tahap pekerjaan struktur dan pekerjaan finishing. Dalam bahasan ini penulis membahas keterlambatan pekerjaan finishing Data Primer Observasi Wawancara DataSekunder Kurva S dengan dana Rp 24 milyar dan waktu pelaksanaan selama 140hari kalender. Pengolahan Data MAKSUD DAN TUJUAN Maksud dari penulisan Tugas Akhir adalah penulis ingin memahami secara implementatif pengendalian waktu dan pembangunan sebuah Analisa Data Kesimpulan gedung bertingkat banyak. Sedangkan tujuan dari Tugas Akhir ini adalah : 1. Mencari penyebab keterlambatan pekerjaan dalam pelaksanaan. 2. Mengidentifikasi Jenis Keterlambatan diproyek. 3. Mengidentifikasi seluruh item pekerjaan dilapangan. Selesai Bagan Alir (Flow Chart) Menurut Umar (2005) berpendapat bahwa itu sendiri terdiri dari 2 yaitu data primer dan data sekunder.data primer merupakan data yang didapat dari sumber yang pertama baik dari individual atau perorangan seperti hasil dari wawancara yang biasa dilakukan oleh peneliti sendiri, sedangkan data sekunder merupakan

3 data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer atau oleh pihak lain misalnya dalam bentuk tabel tabel atau diagram diagram. Data sekumder ini digunakan oleh peneliti diproses lebih lanjut. Seperti pada penelitian ini sumber data dalam Proyek Pemangunan Gedung Pasar Inpres dikota Padang ini penulis menggunakan data primer yang mana data datanya adalah : Wawancara langsung dengan Pihak Kontraktor yaitu Bapak Rafles dan Bapak Rosdi dari pihak Konsultan Pengawas sebagai narasumber pada saat penulis melakukan penelitian studi kasus diproyek pembangunan Gedung Pasar Inpres II dikota Padang Memberikan Kuisoner Kepada pihak Kontraktor dan Kepada Konsultan Pengawas Kemudian data sekunder data datanya adalah seagai berikut : Literatur literatur yang berhubungan dengan penelitian Tugas Akhir Data data otentik mengenai item pekerjaan rencana dan yang sudah terealisasi, data berupa time schedule yang diperoleh dari Proyek Pembangunan Gedung Pasar Inpres II. Pengertian Wawancara Wawancara adalah teknik pengumpulan data melaluiproses tanya jawab lisan yang berlangsung satu arah, artinyapertanyaan datang dari pihak yang mewawancarai dan jawabandiberikan oleh yang diwawancara. Kedudukan kedua pihaksecara berbeda ini terus dipertanyakan selama Proses tanyajawab berlangsung, berbeda dengan dialog yang kedudukanpihak-pihak terlibat bisa berubah dan bertukar fungsi setiapsaat, waktu proses dialog sedang berlangsung (Fathoni, 2007:105). Metode Observasi (pengamatan) Menurut Narbuko dan Achmadi (2007:70) Pengamatan adalah alat pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematis gejala-gejala yang diselidiki. TINJAUAN PUSTAKA Pelaksanaan proyek yang tidak sesuai dengan rencana, dapat mengakibatkan keterlambatan proyek. Pada pelaksanaan proyek konstruksi sering kali terjadi keterlambatan yang dapat menyebabkan kerugian bagi penyedia jasa dan pengguba jasa. Bagi kontraktor, keterlambatan selain dapat menyebabkan pembengkakan biaya juga menambah waktu pelaksanaan proyek dan dapat menurunkan kredibilitas kontraktor untuk waktu yang akan datang. Sedangkan bagi pemilik keterlambatan penggunaan atau pengoperasian bangunan konstrusksi seringkali menjadi perselisihan antara pemilik dan kontraktor (Soeharto 1997). Keterlambatan (delay)adalah sebagian waktu

4 pelaksanaan yang tidak dapat dimanfaatkan sesuai dengan rencana, sehingga menyebabkan beberapa kegiatan yang mengikuti menjadi tertunda atau tidak dapat diselesaikan tepat sesuai jadwal yang telah direncana. Terjadinya keterlambatan (delay)dapat disebabkan oleh kontraktor dan faktor faktor lain yang berpengaruh terhadap proyek konstruksi. Delay dapat juga disebabkan oleh pemilik proyek (owner), perencana (designer), kontraktor utama, subkontraktor, pemasok (supplier), serikat pekerja (Labour Unions), perusahaan fasilitas dan organisasi lain yang ambil bagian dalam proses konstruksi.proyek sering mengalami keterlambatan, bahkan bisa dikatakan hampir 80% proyek mengalami keterlambatan. Jeleknya keterlambatan berulang pada aspek yang dipengaruhi maupun faktor yang mempengaruhi. Dalam pengendalian proyek dikenal beberapa alat untuk mengendalikan pelaksanaan pekerjaan konstruksi antara lain ; a. Kurva S Kurva s adalah gambaran yang menjelaskan tentang keseluruhan jenis pekerjaan, volume pekerjaan dalam satuan waktu dan ordinatnya adalah jumlah persentase (%) kegiatan pada garis waktu. b. CPM (Critical Path Method) Dikutip dari Sandyavitri (2008) menurut Levin dan Kirkpatrick (1997) metode jalur kritis CPM (Critical Path Method) yakmi metode untuk merencanakan dan mengawasi proyek proyek merupakan sistem yang paling banyak dipergunakan diantara semua sistem lain yang memakai prinsip pembentukkan jaringan. CPM merupakan analisa jaringan kerja yang berusaha mengoptimalkan biya total proyek melalui pengurangan atau percepatan waktu penyelesaian total proyek yang bersangkutan. Dalam hal ini, peneliti ingin melihat secara langsung bagaimana sistem pengendalian proyek tersebut, apakah sesuai dengan teori yang ada. Beberapa jenis jenis keterlambatan yang terjadi pada proyek konstruksi yang dikutip dari Wahyudi (2006) menyatakan keterlambatan dapat dibagi menjadi 3 jenis utama, yaitu : 1. Keterlambatan yang tidak dapat dimaafkan (Non Excusable Delays) (Non Excusable Delays) adalah keterlambatan yang diakibatkan oleh tindakkan, kelalaian atau kesalahan oleh pihak kontraktor. Penilaian penundaan (delay) diatur dalam dokumen kontrak. Non Excusable Delays dapat berakibat pemutusan hubungan kerja/ kontrak, jika dalam perjanjian klausa liquidate damages maka pemilik proyek dapat menerapkannya terhadap kontraktor. Pada umumnya Non Excusable Delays tidak akan pernah mendapat perpanjangan wakru, akan tetapi konraktor akan melakukan markup dalam schedule dengan melakukan percepatan pekerjaan.

5 2. Keterlambatan yang dapat dimaafkan (Excusable Delays) Excusable Delays adalah keterlambatan yang disebabkan oleh kejadian kejadian diluar kendali baik pemilik maupun kontraktor, pada kejadian ini kontraktor mendapatkan kompensasi berupa perpanjangan waktu saja. 3. Keterlambatan yang layak mendapatkan ganti rugi (Compensable Delays) Compensable Delays adalah keterlabatan yang diakibatkan oleh tindakan, kelalaian atau kesalahan pemilik. Pada kejadian ini, kontraktor biasanyanya mendapatkan kompensasi berupa perpanjangan waktu tambahan biaya operasional yang perlu selama keterlambatan pelaksanaan tersebut. Berdasarkan 3 jenis utama keterlambatan, menurut Wulfram I. Ervianto faktor faktor penyebab keterlambatan dapat dikelompokkan sebagai berikut : 1. Non Excusable Delays Penyebab penyebab keterlambatan adalah : a. Identifikasi, durasi dan rencana urutan kerja yang tidak lengkap dan tidak tersusun dengan baik. b. Identifikasi aktifitas proyek merupakan tahap awal dari penyusunan jadwal proyek. Identifikasi yang tidak lengkap akan mempengaruhi durasi proyek secara keseluruhan dan mengganggu urutan pekerjaan. c. Ketidak tepatan perencanaan tenaga kerja. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan dalam tiap tahapan pelaksanaan proyek berbeda beda, tergantung dari besar dan jenis pekerjaannya. Perencanaan yang tidak sesuai kebutuhan lapangan dapat menimbulkan persoalan karena tenaga kerja adalah sumber daya yang tidak mudah didapat dan mahal sekali harganya. d. Kualitas tenaga kerja yang buruk. Kurangnya keterampilan dan keahlian pekerjaan dapat mengakibatkan produktifitas tenaga kerja yang dihasilkan rendah sehingga memerlukan waktu yang lama dalam menyelesaikan proyek. e. Keterlambatan penyedian alat/ material akibat kelalaian kontraktor. Salah satu faktor yang mendukung dalam pelaksanaan proyek secara langsung adalah tersedianya peralatan dan material yang akan digunakan. Keterlambatan penyediaan alat dan material diproyek dapat dikarenakan keterlambatan pengirim supplier, kesulitan untuk mendapatkannya dan kekurangan material itu sendiri. Penyediaan alat dan material yang tidak sesuai dengan kebutuhan dan waktu yang direncanakan, akan membuat produktifitas pekerja menurun karena banyaknya jam nganggur sehingga menghambat laju pekerjaan.

6 f. Jenis peralatan yang digunakan tidak sesuai dengan proyek. Peralatan merupakan salah satu sumber daya yang digunakan secara langsung didalam pelaksanaan proyek. g. Perencanaan jenis peralatan harus disesuaikan dengan karakteristik dan besarnya proyek sehingga tujuan dari pekerjaan proyek dapat tercapai. h. Mobilisasi sumber daya yang lambat. Mobilisasi yang dimaksudkan dalam hal ini adalah pergerakkan supplier kelokasi proyek, antar lokasi dalam proyek, dan dari dalam lokasi proyek keluar lokasi proyek. Hal ini sangat dipengaruhi oleh penyediaan jalan proyek dan waktu pengiriman alat maupun material. i. Banyak hasil pekerjaan yang harus diulang/ diperbaiki. Faktor ini lebih mengarah pada mutu atau kualitas pelaksanaan pekerjaan baik secara struktur atau penyelesaian akhir yang dipengaruhi gambar proyek, penjadwalan proyek dan kualitas tenaga kerja. Pada dasarnya semua perbaikkan/ penggulanagn akibat cacat atau salah memerlukan tambahan waktu. j. Kesulitan Finannsial. Perputaran arus uang baik arus masuk maupun arus keluar harus direncanakan dengan baik penggunaanya, agar tidak menimbulkan kesulitan untuk proyek itu sendiri. Kesulitan pembiayaan oleh kontraktor ini, terutama yang berkaitan dengan kewajiban pembayaran ke pemasok material dan pembayaran upah tenaga kerja. Hal ini menyebabkan tersendatnya dukungan sumber daya yang ada dan membuat pelaksanaan pekerjaan menjadi terhambat. k. Kurangnya pengalaman kontraktor. Pengalaman kontraktor sangat berpengaruh dalam penangganan masalah dalam pekerjaan yang berakibat keterlambatan proyek. Kontraktor yang sudah berpengalaman, akan lebih mudah mengatasi masalah yang terjadi diproyek beda halnya dengan kontraktor yang belum berpengalaman akan membutuhkan waktu yang lama untuk mengatasi masalah yang ada. l. Koordinasi dan komunikasi yang buruk dalam organisasi kontraktor. Komunikasi adalah kunci awal keberhasilan dalam sebuah tim. Dalam pelaksanaan proyek konstruksi, koordinasi memerlukan komunikasi yang baik agar dalam kelompok masing masing tidak terjadi perselisihan. m. Metode konstruksi/ teknik pelaksanaan yang tidak tepat/ salah. Kesalahan dan ketidak tepatan dalam memilih metode konstruksi, walaupun tidak menimbulkan kegagalan penyelesaian struktur seringkali berdampak lebih lamanya waktu pelaksanaan. n. Kecelakaan kerja yang terjadi pada pekerja. Kurangya kontrol keselamatan

7 kerja yang ada didalam proyek dapat berakibat terjadinya kecelakaan kerja terhadap pekerja. Hal ini dapat mengakibatkan cacat fisik dan hilangnya semangat kerja dan oleh sebab itu mengakibatkan turunnya produktifitas kerja. 2. Excusable Delays Penyebab penyebab keterlambatan adalah : a. Kondisi Cuaca. Cuaca sangat mempengaruhi produktifitas pekerja. Cuaca yang buruk menyebabkan turunnya stamina para pekerja yang berarti menurunkan produktivitas. Produktifitas pekerja yang rendah mengakibatkan mundurnya jadwal proyek. b. Lingkungan sosial politik yang tidak stabil. Aspek sosial politik seperti kerusuhan juga menghambat pelaksanaan proyek. kerusakkan yang terjadi memerlukan tambahan waktu dan akan memperpanjang jadwal proyek secara keseluruhan. c. Respon dari masyarakat sekitar yang tidak mendukung adanya proyek. Respon dari masyarakat sekitar proyek yang berbeda beda, ada yang mendukung ada juga yang menolak. Bagi yang menolak akan mengadakan demo untuk penolakkan bangunan itu dikerjakan yang berakibat berhentinya kegiatan proyek sesaat yang berarti mundurnya jadwal pelaksanaan proyek. 3. Compensable Delays Penyebab penyebab keterlambatan adalah : a. Penetapan pelaksanaan jadwal proyek yang amat ketat. Jadwal proyek seringkali ditentukan oleh pemilik untuk kepentingan pemakaian yang mendesak. Kesalahan yang timbul karena adanya tekanan waktu sehingga memerlukan perbaikan perbaikan yang memerlukan tambahan waktu. b. Persetujuan ijin kerja yang lama. Proses persetujuan ijin ini nakan menjadi kendala yang bisa memperlambat proses pelaksanaan pekerjaan apabila untuk mendapatkan ijin tersebut memerlukan waktu yang cukup untuk mengambil keputusan. c. Perubahan lingkup pekerjaan/ detail konstruksi. Permintaan Owner mengganti lingkup pekerjaan pada proyek yang sudah terlaksana akan berakibat pembongkaran ulang dalam pelaksanaan dan membutuhkan waktu tambahan. d. Sering terjadi penundaan pekerjaan. Kondisi finansial pemilik kurang baik dapat berakibat penundaan atau penghentian pekerjaan proyek yang bersifat sementara, oleh sebab itu berakibat mundurnya jadwal proyek. e. Keterlambatan penyediaan material. Keterlambatan material oleh penyedia ke kontraktor dari jadwal yang ditetapkan akan menurunkan produktifitas pekerjaan

8 karena pekerja tidak dapat memulai pekerjaannya. f. Dana dari pemilik yang tidak mencukupi. Proyek dapat berhenti dan mengalami keterlambatan karena dana dari pemilik proyek tidak cukup. g. Sistem pembayaran pemilik kekontraktor yang tidak sesuai kontrak. Pelaksanaan pembangunan proyek konstruksi membutuhkan biaya terus menerus sepanjang waku pelaksanaannya yang menuntut kontraktor sanggup menyediakan dana secara konsisten agar kelancaran pekerjaan tetap terjaga. Pembayaran termyn dari pemilik yang tidak sesuai kontrak dapat merugikan pihak kontraktor Karena mengacaukan semua sistem pendanaan proyek tersebut dan mempengaruhi kelancaraan pekerjaan konstraktor. h. Cara inspeksi/ kontrol pekerjaan biroksratis oleh pemilik. Cara inspeksi dan kontrol yang terlalu birokratis dapat mebuat kebebasan kontraktor dalam bekerja menjadi lebih terbatas. Keterbatasan inilah yang pada akhirnya akan menyebabkan pelaksanaan pekerjaan berjalan dengan lambat. Format wawancara dilakukan dengan memberikan beberapa pertanyaan kepada responden sekitar masalah faktor faktor penyebab keterlambatan dan jenis jenis. Tabel 3.1. Format Wawancara (Faktor Keterlambatan) No Faktor Keterlambatan 1 Keterlambatan pembayaran oleh client owner 2 Pelaksanaan tahapan pekerjaan yang jelek oleh kontraktor 3 Kesalahan pengolahan material oleh kontraktor 4 Kekurangan tenaga kerja oleh kontraktor 5 Hujan deras/ lokasi pekerjaan yang tergenang air 6 Keadaan tanah yang berbeda dari yang diharapkan 7 Pekerjaan tambahan yang diminta oleh client owner 8 Perubahan dalam pekerjaan plumbing, struktur dan elektrikal 9 Kesalahan dalam perencanaan dan spesifikasi 10 Ketidak jelasan perencanaan dan spesifikasi 11 Perubahan perubahan dalam perencanaan dan spesifikasi 12 Perubahan metode kerja oleh kontraktor 13 Kesalahan dalam menginterprestasikan gambar atau spesifikasi 14 Perencanaan schedule pekerjaan yang kurang baik oleh kontraktor 15 Produktifitas yang kurang baik oleh kontraktor 16 Perubahan scope pekerjaan konsultan 17 Pemogokkan kerja yang dilakukan oleh kontraktor

9 No Faktor Keterlambatan 10 Ketidaksesuaiannya peralatan 18 Memperbaiki pekerjaan yang sudah selesai 19 Memperbaiki kerusakkan suatu pekerjaan akibat pemogokkan 20 Terlambatnya persetujuan shop drawing oleh konsultan Sumber :Levis dan Atherley (1996) Pertanyaan ini penulis buat dengan beberapa refrensi yang ada dan penulis bagi menjadi 3 jenis keterlambatan yaitu : 1. Non Excusable Delays (Keterlambatan yang tidak dapat dimaafkan). 2. Excusable Delays ( keterlambatan yang mendapatkan ganti rugi waktu). 3. Compensable Delays (Keterlambatan yang mendapatkan ganti rugi waktu dan biaya) Tabel 3.2. Format Wawancara (Jenis Keterlambatan) No Faktor Keterlambatan 1 Kekurangan material dilokasi proyek 2 Keterlambatan pengiriman material 3 Kerusakkan material 4 Kekurangan tenaga kerja 5 Produktifitas tenaga kerja rendah 6 Operator alat berat kurang terampil 7 Terjadinya kecelakaan kerja 8 Mobilisasi sumber daya yang lambat 9 Tidak ketersediaannya peralatan 11 Kerusakkanalat berat 12 Keterlambatan subkontraktor 13 Ketidak sesuaian metode kerja 14 Kesulitan pendanaan oleh kontraktor 15 Koordinasi dan komunikasi yang buruk antara bagian bagian dalam organisasi kerja kontraktor 16 Banyak hasil pekerjaan yang harus diperbaiki/ diulang karena tidak benar 17 Kegagalan pemilik mengkoordinasikan penyerahan lahan 18 Perencanaan/gambar yang salah/ tidak lengkap 19 Perubahan desain/ detail pekerjaan pada waktu pelaksanaan 20 Persiapan dan persetujuan shop drowing yang lambat 21 Pengambilan keputusan yang lambat oleh pemilik 22 Adanya permintaan perubahan atas pekerjaan yang telah selesai 23 Keterlambatan pengadaan material yang disediakan oleh pemilik 24 Keterlabatan pembayaran oleh pemilik 25 Penghentian pekerjaan oleh pemilik 26 Campur tangan pemilik yang bukan wewenangnya 27 Koordinasi lapangan yang tidak sesuai 28 Akses jalan kelokasi proyek yang sulit 29 Cuaca amat buruk, kebakaran, banjir, dll 30 Adanya pemogokkan buruh, demo kerusuhan

10 Sumber : Arditi & Patel (1989); Brambel & Callahan (1991) ; Kraiem & Diekman (1987) ; Majid (1997) ; Proboyo (1999) Tabel 3.3. Format Wawancara (Faktor keterlambatan berdasarkan observasi) No Pertanyaan 1 Keterlambatan penandatangan kontrak 2 Keterlambatan proses permintaan dan persetujuan gambar kerja oleh pemilik 3 Keterlambatan pemilik dalam penyerahan/ penggunahan lahan 4 Perencanaan (gambar) yang kurang lengkap/ tidak sesuai 5 Perencanaan (spesifikasi teknik) yang tidak lengkap 6 Perubahan tanggal dimulainya proyek tidak sesuai 7 Adanya perubahan desain 8 Identifikasi dan urutan kerja yang tidak sesuai dengan rencana 9 Kekurangan kelengakapan dokumen tender 10 Kurangnya koordinasi antara pemilik dengan konsultan maupun antara konsultan dan kontraktor 11 Kurang memadainya pengawasan yang dilakukan oleh pemilik/ konsultan 12 Keterbatasan jumlah tenaga kerja 13 Kecelakaan kerja yang terjadi pada pekerja 14 Ketidak tersediaannya tenaga kerja yang mencukupi 15 Kualitas tenaga kerja yang buruk 16 Keahlian dalam mengoperasikan peralatan konstruksi 17 Ketidaktersediaannya material dipasaran 18 Keterlambatan pengiriman material kelokasi 19 Ketersediaan material dilokasi 20 Kualitas material yang digunakan tidak sesuai dengan spesifikasi 21 Terjadi pencurian material 22 Jumlah material yang dikirim supplier tidak sesuai 23 Ketidaktersediaannya peralatan konstruksi dilokasi 24 Kualitas peralatan yang digunakan tidak sesuai dengan spek 25 Peralatan yang digunakan sudah usang sehingga sering menggalami kerusakkan 26 Keterbatasan penggunaan teknologi 27 Kurangnya komunikasi dan koordinasi antara pihak yang tertlibat didalam proyek 28 Kurangnya pengawasan terhadap subkontraktor dan suplier 29 Keterlambatan pelaksanaan pekerjaan utama 30 Perkiraan waktu yang tidak wajar 31 Masalah teknis dalam mempergunakan waktu 32 Peraturan baru yang membutuhkan waktu untuk diimplementasikan 33 Kenaikkan harga dipasaran 34 Pemahaman terhadap metode kerja 35 Koordinasi dan komunikasi yang kurang dalam organisasi 36 Penerapan teknologi baru/ khusus untuk yang belum dikenal dengan baik 37 Teknik pelaksanaan yang tidak tepat sehingga menibulkan kesalahan selama konstruksi

11 No Pertanyaan 38 Lokasi proyek yang sulit dijangkau 39 Dana dari pemilik yang tidak mencukupi karena terjadi pebengkakkan biaya 40 Kesalahan estimasi biaya 41 Sistem pembayaran pemilik kekontraktor tidak sesuai dengan kontrak akibat alasan tertentu 42 Administrasi keuangan pada kontraktor 43 Pengaruh cuaca yang membuat pekerjaan terhenti 44 Modal kontraktor tidak mencukupi 45 Keterlambatan pembayaran kontraktor ke supplier dan tenaga kerja Sumber :Wulfram Ervianto, HASIL PEMBAHASAN Keterlambatan menurut Time schedule Pengendalian waktu dilaksanakan dengan cara membandingkan antara rencana kerja fisik dengan pekerjaan aktual yang telah dilaksanakan. Pengendalian waktu pelaksanaan proyek juga dilakukan dalam bentuk rapat rapat yang diadakan secara berkala setiap satu kali seminggu yang diadakan dikantor proyek itu sendiri. Rapat yang dihadiri oleh Manajemen Konstruksi yang bertindak sebagai wakil pemilik proyek dan pihak kontraktor. Rapat membahas segala sesuatu yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerrjaan dilapangan, seperti perubahan gambar, spesifikasi teknis, perbedaan kurva S aktual dan cara mengatasinya. Agar lebih jelasnya berikut adalah hasil jumlah persentase bobot NO URAIAN PEKERJAAN 1. PEKERJAAN GEDUNG BOBOT ( % ) A PEKERJAAN PERSIAPAN 0,0716 B PEKERJAAN LANTAI BASEMANT - a. Pek Dinding Shaf 0,0563 b. Pek Sanitair 0,1275 C PEKERJAAN LANTAI 1 - C.1 PEKERJAAN DALAMLANTAI - a. Pek Plesteran 1,4729 b. Pek lantai 3,5526 c. Pek Pengecatan 0,9093 d. Pek Kios 12,1743 e. Pek Los 5,4474 f. Pek Sanitair 0,4422 g. Perkuatan Sun Shaicing Aluminium 0,0304 C.2 PEKERJAAN LUAR LANTAI - a. Pek Saluran Sekunder 0,1341 b. Plat Duicker 0,0708 c. Pek Keliling saluran Bangunan 0,5437 d. Pek Tangga 0,0586 e. Pomp Bongkar Muat 0,0923 f. Pek Taman 1,6646 g. Pek Ram sisi Timur 0,0490 D PEKERJAAN LANTAI 2 - a. PEKERJAAN ARSITEKTUR 14,0324 b. PEKERJAAN SANITAIR 0,1937 c. PERKUATAN SUN SHADING ALLUMUNIUM 0,0206 E PEKERJAAN LANTAI 3 - a. PEKERJAAN ARSITEKTUR 3,4119 a. PEKERJAAN SANITAIR 0,2867 b. PERKUATAN SUN SHADING ALLUMUNIUM 0,0206

12 F PEKERJAAN LANTAI 4 - a. PEKERJAAN ARSITEKTUR 3,2606 b. PEKERJAAN SANITAIR 0,2867 c. PERKUATAN SUN SHADING ALLUMUNIUM 0,0206 G PEKERJAAN LANTAI ATAP/ HELIPAD - a. PEKERJAAN ARSITEKTUR - 1. Pek. Keramik 0, Hand Railing Tangga 0, Pas. Sun Shading Alumunium 0,3290 H PEKERJAAN JEMBATAN PENGHUBUNG - 1. Pek. Pembongkaran 0, Pek. Kolom dan Tiang Pipa Sgp D 4'' 0, Pek. Haindrail 0, Pekerjaan Atap Jembatan Penghubung 0, Pek. Pengecatan 0, Pek. Kerramik 40 x 40 Anti Slip 0,2229 I PEKERJAAN RAMP MOBIL - Pek. Lantai 1,2214 Pek. Pengecatan 1,4636 Pas. Sunshading Allumunium - Pek. Kuda - kuda Space Frame 26,6570 Pek. Sanitair 0,0188 II. PEKRJAAN JALAN DAN DRAINASE - UMUM 0,2911 DRAINASE 1,6210 PERKERASAN BERBUTIR 0,1790 PERKERASAN BETON 2,4713 STRUKTUR 1,4292 PENGEMBALIAN KONDISI DAN PEKERJAAN MINOR 2,4168 III. PEKERJAAN MEKANIKAL ELIKTRIKAL - PENGEMBALIAN KONDISI DAN PEKERJAAN MINOR 2,4168 II. PEKERJAAN MEKANIKAL ELIKTRIKAL - PEKERJAAN ELEKTRIKAL 8,7459 PEKERJAAN MEKANIKAL 1,1305 PEKERJAAN PEMASUKAN DAYA PLN 197 Kva 1,2264 PEKERJAAN LAMPU HIGHT MAST 1,7421 Sumber : Data Proyek Pebangunan Gedung Pasar Inpres II Persentase bobot pekerjaan (PBP) Rumus : PBP = Volume H arga satuan 100% H arga bangunan Tabel 4.5 Non Excusable Delays (Keterlambatan yang tidak dapat dimaafkan) Non Excusable Delays (Keterlambatan yang tidak dapat dimaafkan) 1 Kekurangan material dilokasi proyek 2 Keterlambatan pengiriman material 3 Kerusakkan material 4 Kekurangan tenaga kerja 5 Produktifitas tenaga kerja rendah 6 Operator alat berat kurang terampil 7 Terjadinya kecelakaan kerja 8 Mobilisasi sumber daya yang lambat 9 Tidak ketersediaannya peralatan 10 Ketidaksesuaiannya peralatan 11 Kerusakkanalat berat 12 Keterlambatan subkontraktor 13 Ketidak sesuaian metode kerja 14 Kesulitan pendanaan oleh kontraktor 15 Koordinasi dan komunikasi yang buruk antara bagian bagian dalam organisasi kerja kontraktor 16 Banyak hasil pekerjaan yang harus diperbaiki/ diulang karena tidak benar

13 Tabel 4.6. Excusable Delays (Keterlambatan yang mendapatkan ganti rugi waktu dan biaya) Excusable Delay (Keterlambatan yang mendapatkan ganti rugi waktu dan biaya) 18 Perencanaan/gambar yang salah/ tidak lengkap 19 Perubahan desain/ detail pekerjaan pada waktu pelaksanaan 20 Persiapan dan persetujuan shop drowing yang lambat 21 Pengambilan keputusan yang lambat oleh pemilik 22 Adanya permintaan perubahan atas pekerjaan yang telah selesai 23 Keterlambatan pengadaan material yang disediakan oleh pemilik 24 Keterlabatan pembayaran oleh pemilik 25 Penghentian pekerjaan oleh pemilik 26 Campur tangan pemilik yang bukan wewenangnya 27 Koordinasi lapangan yang tidak sesuai dugaan 28 Akses jalan kelokasi proyek yang sulit Tabel 4.7. Compensable Delays (Keterlambatan yang mendapatkan ganti rugi waktu ) Compensable Delays (Keterlambatan yang mendapatkan ganti rugi waktu) 29 Cuaca amat buruk, kebakaran, banjir, dll 30 Adanya pemogokan buruh, demo, kerusuhan Berdasarkan kuisoner diatas, setelah peneliti observasi dilapangan dan mewawancarai narasumber jenis jenis keterlambatan yang terjadi pada proyek Pembangunan Gedung Pasar Inpres II dikota Padang tergolong kepada keterlambatan jenis Excusable Delay (Keterlambatan yang mendapatkan ganti rugi waktu ).Dari hasil hasil pengamatan dan perbandinganp diatas, beberapa penyebab keterlambatan dapat ditabelkan 10 faktor penyebab keterlambatan yang terjadi diproyek Pembangunan Gedung Pasar Inpres II. Tabel faktor penyebab keterlambatan yang terjadi diproyek Pembangunan Gedung Pasar Inpres II. No 10 faktor perbandingan penyebab keterlambatan 1 Hujan deras/ lokasi pekerjaan yang tergenang air 2 Perubahan perubahan dalam perencanaan dan spesifikasi

14 3 Perubahan metode kerja oleh kontraktor 4 Kesalahan dalam menginterprestasikan gambar atau spesifikasi 5 Perencanaan schedule pekerjaan yang kurang baik oleh kontraktor 6 Memperbaiki pekerjaan yang sudah selesai 7 Terlambatnya persetujuan shop drawing oleh konsultan a. Hasil Wawancara Faktor keterlambatan menurut sudut pandang Kontraktor Keterlambatan pengiriman material (Mobilisasi material) kelokasi menunjukkan bahwa faktor ini paling berpengaruh dan paling sering terjadi pada pelaksanaan proyek konstruksi. Keterlambatan pengiriman material keproyek, disebabkan karena proyek ini berada pada lingkungan pasar yang setiap harinya ramai oleh pembeli dan lalu lalang kendaraan. Selain faktor ini, faktor lain seperti juga menjadi faktor penyebab. Faktor pembebasan lahan juga menjadi faktor utama, karena pihak pasar mencari realisasi tempat pedagang pedagang yang menempati area tersebut. Jalan yang sempit juga mengakibatkan mobilisasi material tertahan diluar, karena sebagian pedagang menempati sebagian jalan untuk mereka berjualan. Hal inilah yang menyebabkan keterlambatan pelaksanaan pekerjaan. Tabel peringkat hasil wawancara 12 peringkat hasil wawancara 3 Keterlambatan pemilik dalam penyerahan/ penggunaan lahan 18 Keterlambatan pengiriman material kelokasi 19 Ketersediaan material dilokasi 15 Kualitas tenaga kerja yang buruk 25 Peralatan yang digunakan sudah usang sehingga sering menggalami kerusakkan 29 Keterlambatan pelaksanaan pekerjaan utama 36 Penerapan teknologi baru 38 Lokasi proyek yang sulit dijangkau 43 Pengaruh cuaca yang membuat pekerjaan terhenti 6 Perubahan tanggal dimulainya proyek tidak sesuai 20 Kualitas material yang digunakan tidak sesuai dengan spesifikasi b. Hasil Wawancara Faktor keterlambatan menurut sudut pandang Konsultan Pengawas Keterlambatan pengiriman material (Mobilisasi material) kelokasi menunjukkan bahwa faktor ini paling berpengaruh dan paling sering terjadi pada pelaksanaan proyek konstruksi. Sedangkan faktor kualitas pekerja yang buruk juga menjadi faktor penyebebnya. Karena saling mempengaruhi satu sama dengan yang lain sehingga dapat menyebabkan terjadinya keterlambatan pelaksanaan pekerjaan konstruksi. Menurut konsultan pengawas, keterlambatan pengiriman material dapat menyebabkan terjadinya kekurangan material dilokasi diproyek. Keterlambatan pengiriman material (mobilisasi material) kelokasi menurut pihak konsultan pengawas

15 disebabkan karena akses yang sulit dijangkau. Karena pada saat yang bersamaan jalan di tempati oleh pedagang pedagang pasar yang berjualan setiap harinya darisubuh hingga sore hari. Jalanan yang sempit, ramainya kendaraan yang parkir dan lalu lalang kendaraan umum menyulitkan truk truk yang membawa material masuk kelokasi. Selain kedua faktor tersebut, faktor ketidak sesuaian material yang digunakan tidak sesuai dengan spefisikasi juga menjadi faktor keterlambatan lainnya, karena sering terjadinya perubahan desain. Faktor peralatan yang usang juga menyulitkan pekerjaan, karena sering mengalami kerusakkan. Tabel peringkat hasil wawancara 10 peringkat hasil wawancara 7 Adanya perubahan desain 15 Kualitas tenaga kerja yang buruk 18 Keterlambatan pengiriman matrial kelokasi 19 Ketersediaan material dilokasi 20 Kualitas material yang digunakan tidak sesuai dengan spesifikasi 24 Kualitas peralatan yang tidak sesuai spesifikasi 25 Peralatan yang digunakan sudah usang sehingga sering mengalami kerusakkan 29 Keterlambatan pelaksanaan pekerjaan utama 38 Lokasi yang sulit dijangkau 43 Pengaruh cuaca yang membuat pekerjaan terhenti Berdasarkan hasil analisa faktor faktor penyebab keterlambatan tersebut, dapat dilihat terdapat 6 faktor penyebab keterlambatan yang dihadapi oleh kedua pihak yaitu : a. Keterlambatan pengiriman matrial kelokasi (Mobilisasi Material), dengan nilai mean dan varian yaitu : Pihak Nilai Mean Varian Kontraktor 5,33 43,218 Konsultan Pengawas 5 45 b. Ketersediaan material dilokasi (karena keterlambatan material datang kelokasi), dengan nilai mean dan varian yaitu : Pihak Nilai Mean Varian Kontraktor 5,5 48,05 Konsultan Pengawas 5,1 50,56 c. Kualitas tenaga kerja yang buruk, dengan nilai mean dan varian yaitu : Pihak Nilai Mean Varian Kontraktor 4,83 29,6 Konsultan Pengawas 4,5 31,25 d. Peralatan yang digunakan sudah usang sehingga sering mengalami kerusakkan Pihak Nilai Mean Varian Kontraktor 6,5 84,05 Konsultan Pengawas 6,16 86,86

16 e. Lokasi yang sulit dijangkau Pihak Nilai Mean Varian Kontraktor 8,16 166,3 Konsultan Pengawas 7,8 170,6 f. Pengaruh cuaca yang membuat pekerjaan terhenti Pihak Nilai Mean Varian Kontraktor 9,5 250,05 Konsultan Pengawas 9,1 257,76 6 faktor tersebut sama sama dialami oleh kedua pihak, namun ke 6 faktor tersebut memiliki peringkat yang berbeda tiap masing masingnya Dalam penelitian yang peneliti lakukan pada proyek ini, keterlambatan terjadi tiap minggunya. Dalam hal ini, peneliti sudah melakukan observasi dilapangan untuk mengetahui faktor faktor penyebab terjadinya keterlambatan. Dan apakah pengendalian keterlambatan pada proyek ini ada menggunakan metode metode yang ada secara teori. Yang mana secara teori mengendalian keterlambatan pada proyek adalah : 1. Mengerahkan sumber daya tambahan 2. Melepas rintangan rintangan, ataupun upaya upaya lain untuk menjamin agar pekerjaan meningkat dan membawa kembali kegaris rencana 3. Jika tidak mungkin tetap pada garis rencana semula mungkin diperlukan revisi jadwal, yang untuk selanjutnya dipakai sebagai dasar penilaian kemajuan pekerjaan pada saat berikutnya. Pada proyek ini, tidak semua cara pengendalian keterlambatan secara teori menjadi acuan dalam mengatasi keterlambatan yang terjadi. Dari pihak kontraktor dan konsultan pengawas lebih mencari solusi yang efisien, dilihat dasi situasi dan kondisi keterlambatan proyek tersebut. KESIMPULAN Berdasarkan analisa dapat disimpulkan, sebagai berikut : 1. Hasil dari wawancara jenis jenis keterlambatan dapat disimpulkan bahwa proyek Pembangunan Gedung Pasar Inpres II ini termasuk jenis keterlambatan Excusable Delay, keterlambatan yang disebabkan oleh kejadian kejadian diluar kendali baik pemilik maupun kontraktor, pada kejadian ini kontraktor mendapatkan kompensasi berupa perpanjangan waktu saja. 2. Hasil dari observasi yang peneliti lakukan merujuk kepada Levis dan Atherley (1996 adalah : Hujan deras/ lokasi pekerjaan yang tergenang air Perubahan perubahan dalam perencanaan dan spesifikasi Perubahan metode kerja oleh kontraktor

17 Kesalahan dalam menginterprestasikan gambar atau spesifikasi Perencanaan schedule pekerjaan yang kurang baik oleh kontraktor Memperbaiki pekerjaan yang sudah selesai Terlambatnya persetujuan shop drawing oleh konsultan 3. Hasil dari wawancara faktor faktor penyebab utama keterlambatan menurut pandangan Kontraktor dan Konsultan Pengawas, berdasarkan : a. Keterlambatan pengiriman matrial kelokasi (Mobilisasi Material) b. Ketersediaan material dilokasi (karena keterlambatan material datang kelokasi) c. Kualitas tenaga kerja yang buruk, d. Peralatan yang digunakan sudah usang sehingga sering mengalami kerusakkan e. Lokasi yang sulit dijangkau f. Pengaruh cuaca yang membuat pekerjaan terhenti 4. Pelaksanaan pekerjaan yang mengalami keterlambatan berdasarkan rencana jumlah bobot perminggu dan realisasi jumlah bobot perminggu : Pekerjaan Persiapan Pekerjaan lantai Basemant Pekerjaan lantai 1 (perlengkapan dalan lantai 1). UCAPAN TERIMA KASIH telah diberikan. Terimakasih kepada Papa dan Mama serta keluarga besar penulis atas kasih sayang dan dukungan selama ini. Terimakasih kepada bapak Ir. Hendri Warman. M,SCE dan bapak Indra Khaidir. ST, M,SCe selaku pembimbing. Serta kepada teman-teman yang telah memberi dukungan dalam penyusunan tugas akhir ini semoga amal baiknya dibalas oleh Allah SWT. Amiin. DAFTAR PUSTAKA Nazir, Moh Ph. D, : Metode Penelitian, Graha Indonesia Ervianto, Wulfram I : Teori Teori Manajemen Proyek Konstruksi, Graha Abdi, Indonesia Jumas. Dwifitra Y. ST,. MSCE, : Manajemen Konstruksi, Bung Hatta University Press Header, Tubagus Ali, : Prinsip Prinsip Network Planning, PT. Gramedia Jakarta Soeharto, Iman : 1995.Manajemen Proyek Industri (Persiapan, Pelaksanaan, Pengolahan), Gramedia Jakarta Puji syukur penulis utarakan kepada Allah SWT atas segala nikmat dan kemudahan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi Menurut Mulyani (2006), proyek konstruksi adalah suatu rangkaian kegiatan proyek yang berkaitan dengan bidang konstruksi (pembangunan) yang mempunyai dimensi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi Gedung Proyek konstruksi merupakan suatu rangkaian kegiatan membuat suatu bangunan, yang umumnya mencakup pekerjaan pokok dalam bidang teknik sipil dan teknik

Lebih terperinci

ANALISIS FREKUENSI, DAMPAK, DAN JENIS KETERLAMBATAN PADA PROYEK KONSTRUKSI

ANALISIS FREKUENSI, DAMPAK, DAN JENIS KETERLAMBATAN PADA PROYEK KONSTRUKSI ANALISIS FREKUENSI, DAMPAK, DAN JENIS KETERLAMBATAN PADA PROYEK KONSTRUKSI Theresia Monica Sudarsono 1, Olivia Christie 2 and Andi 3 ABSTRAK: Dalam proyek konstruksi terdapat beberapa kemungkinan terjadinya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Proyek adalah suatu usaha untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang dibatasi oleh waktu dan sumber daya yang terbatas. Sehingga pengertian proyek konstruksi adalah suatu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Memiliki tujuan khusus, produk akhir atau hasil kerja akhir. ditentukan atau mempunyai jangka waktu tertentu.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Memiliki tujuan khusus, produk akhir atau hasil kerja akhir. ditentukan atau mempunyai jangka waktu tertentu. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi Proyek konstruksi merupakan suatu kegiatan yang berlangsung dalam waktu yang terbatas dengan sumber daya tertentu untuk mendapatkan hasil konstruksi yang baik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian 2.1.1. Klaim Konstruksi Klaim secara umum didefinisikan sebagai sebuah permintaan atau permohonan (Nazarkhan Yasin, 2008), di Indonesia hampir semua batasan yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dana tertentu dan dimaksudkan untuk melaksanakan tugas yang sasarannya telah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dana tertentu dan dimaksudkan untuk melaksanakan tugas yang sasarannya telah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi Menurut Soeharto (1995), kegiatan proyek dapat diartikan sebagai suatu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konstruksi adalah suatu rangkaian kegiatan proyek yang berkaitan dengan bidang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konstruksi adalah suatu rangkaian kegiatan proyek yang berkaitan dengan bidang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Umum Proyek Konstruksi Menurut Mulyani (2006) dalam Findy Kamaruzzaman (2010), proyek konstruksi adalah suatu rangkaian kegiatan proyek yang berkaitan dengan bidang

Lebih terperinci

PROJECT PLANNING AND CONTROLLING GEDUNG RUSUNAWA UNIVERSITAS INDONESIA DENGAN MS.PROJECT

PROJECT PLANNING AND CONTROLLING GEDUNG RUSUNAWA UNIVERSITAS INDONESIA DENGAN MS.PROJECT Ethos (Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat): 181-190 PROJECT PLANNING AND CONTROLLING GEDUNG RUSUNAWA UNIVERSITAS INDONESIA DENGAN MS.PROJECT 1 Sanny Stephanie dan 2 Dwi Dinariana 1 Program S1

Lebih terperinci

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK 6.1 Kemajuan Proyek Monitoring dan evaluasi pelaksanaan pekerjaan proyek konstruksi merupakan bagian yang penting dari sistem informasi manajemen proyek.

Lebih terperinci

FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN PEKERJAAN KONSTRUKSI MENURUT PRESEPSI KONTRAKTOR

FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN PEKERJAAN KONSTRUKSI MENURUT PRESEPSI KONTRAKTOR FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN PEKERJAAN KONSTRUKSI MENURUT PRESEPSI KONTRAKTOR Abstrack Jambi city is one of the develop cities in Sumatera Island, especially on infrastructure and the economy.construction

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Tinjauan Umum Proyek dengan segala ilmu pengetahuan dan teknologi yang dilibatkan didalamnya merupakan salah satu upaya manusia dalam membangun kehidupannya. Suatu proyek

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Umum Dalam suatu proyek konstruksi, waktu merupakan salah satu faktor yang sangat penting. Oleh karena itu, sebisa mungkin pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi Proyek konstruksi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang hanya satu kali dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu pendek. Dalam rangkaian kegiatan tersebut,

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. digunakan dalam pelaksanaan pembangunan proyek, oleh karena itu dibutuhkan

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. digunakan dalam pelaksanaan pembangunan proyek, oleh karena itu dibutuhkan BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 Perencanaan Lapangan (Site Planning) Perencanaan lapangan kerja (site planning) dibuat untuk mengatur penempatan peralatan, stok material dan sarana penunjang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tersebut dibuat (Arditi and Patel, 1989)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tersebut dibuat (Arditi and Patel, 1989) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori Penjadwalan Kunci utama keberhasilan melaksanakan proyek tepat waktu adalah perencanaan dan penjadwalan proyek yang lengkap dan tepat. Keterlambatan dapat dianggap sebagai

Lebih terperinci

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. tahapan tahapan tertentu dalam pengerjaannya. Berlangsungnya kemajuan

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. tahapan tahapan tertentu dalam pengerjaannya. Berlangsungnya kemajuan BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK 6.1 Kemajuan Proyek Kemajuan proyek merupakan progress pekerjaan dari pekerjaan awal proyek sampai akhir pekerjaan proyek. Disetiap progress pekerjaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bersifat unik, membutuhkan sumber daya (manpower, material, machine, money,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bersifat unik, membutuhkan sumber daya (manpower, material, machine, money, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Proyek Konstruksi Menurut Ervianto (2002), suatu proyek konstruksi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang hanya satu kali dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu pendek.

Lebih terperinci

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK 3.1 Manajemen Proyek Setiap proyek tentu membutuhkan sebuah perencanaan dan pengaturan sehingga kegiatan proyek dapat berjalan lancar, untuk itulah dibutuhkan sebuah

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan penduduk di negara berkembang seperti Indonesia ini, khususnya di DKI Jakarta tumbuh sangat pesat. Dengan pertumbuhan yang semakin meningkat, banyak orang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ada titik awal dan titik akhir serta hasil tertentu. Dalam suatu proyek

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ada titik awal dan titik akhir serta hasil tertentu. Dalam suatu proyek BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Proyek Konstruksi Proyek merupakan sekumpulan aktivitas yang saling berhubungan dimana ada titik awal dan titik akhir serta hasil tertentu. Dalam suatu proyek membutuhkan berbagai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. periode tertentu (temporer) (Maharesi, 2002). Menurut Nurhayati (2010) Proyek

BAB II LANDASAN TEORI. periode tertentu (temporer) (Maharesi, 2002). Menurut Nurhayati (2010) Proyek BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Proyek Konstruksi Proyek dalam analisis jaringan kerja adalah serangkaian kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk menghasilkan produk yang unik dan hanya dilakukan dalam periode

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. proyek atau pekerjaan dan memberikannya kepada pihak lain yang mampu

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. proyek atau pekerjaan dan memberikannya kepada pihak lain yang mampu BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1. Pihak Pihak Yang Terkait Dengan Proyek 3.1.1. Pemilik Proyek / Owner Pemilik proyek atau owner adalah seseorang atau instasi yang memiliki proyek atau

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Faktor-Faktor penghambat yang terjadi pada proyek konstruksi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Faktor-Faktor penghambat yang terjadi pada proyek konstruksi BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan data kuesioner yang diberikan kepada 50 responden, penelitian tentang studi mengenai faktor-faktor penghambat pelaksanaan proyek konstruksi di Timor-Leste

Lebih terperinci

Asraf Ali Hamidi JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2013

Asraf Ali Hamidi JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2013 IDENTIFIKASI DAN RESPON RISIKO PADA PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN PENGHUBUNG TERMINAL MULTIPURPOSE TELUK LAMONG PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA PAKET C DARI PERSEPSI KONTRAKTOR Asraf Ali Hamidi 3106 100

Lebih terperinci

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK Dalam pelaksanaan suatu proyek, suatu ketika dapat menyimpang dari rencana, makapengawasan dan pengendalian proyek sangat diperlukan agar kejadian-kejadian

Lebih terperinci

BAB VI LAPORAN KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. Dalam setiap proyek konstruksi, perencanaan, dan pengendalian merupakan

BAB VI LAPORAN KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. Dalam setiap proyek konstruksi, perencanaan, dan pengendalian merupakan BAB VI LAPORAN KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK 6.1 Uraian Umum Dalam setiap proyek konstruksi, perencanaan, dan pengendalian merupakan aspek yang harus dipersiapkan dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.

Lebih terperinci

ANALISA KINERJA BIAYA DAN WAKTU PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA DENGAN KONSEP EARNED VALUE ANALYSIS (EVA)

ANALISA KINERJA BIAYA DAN WAKTU PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA DENGAN KONSEP EARNED VALUE ANALYSIS (EVA) ANALISA KINERJA BIAYA DAN WAKTU PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA DENGAN KONSEP EARNED VALUE ANALYSIS (EVA) O le h : Arfat Abdul Kharis 3106.100.636 D osen Pem bim bing : YusroniaEka

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Usaha Jasa Pelaksana Konstruksi adalah jenis usaha jasa konstruksi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Usaha Jasa Pelaksana Konstruksi adalah jenis usaha jasa konstruksi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jasa Konstruksi Usaha Jasa Pelaksana Konstruksi adalah jenis usaha jasa konstruksi yang menyediakan layanan jasa pelaksanaan pekerjaan konstruksi, yang dibedakan menurut bentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada pelaksanaan proyek biasanya terjadi berbagai kendala, baik kendala

BAB I PENDAHULUAN. Pada pelaksanaan proyek biasanya terjadi berbagai kendala, baik kendala BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada pelaksanaan proyek biasanya terjadi berbagai kendala, baik kendala yang sudah diperhitungkan maupun kendala yang di luar perhitungan. Kendalakendala tersebut diantaranya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Proyek Menurut Ir. Abrar Husen, MT., Manajemen Proyek adalah penerapan ilmu pengetahuan, keahlian dan keterampilan, cara teknis yang terbaik dan dengan sumber daya

Lebih terperinci

Kata kunci: optimum, percepatan, lembur, least cost analysis.

Kata kunci: optimum, percepatan, lembur, least cost analysis. ABSTRAK Dalam pelaksanaan proyek konstruksi berbagai hal dapat terjadi, salah satunya ketidaksesuaian antara jadwal pelaksanaan (time schedule) dengan realisasi di lapangan. Proyek pembangunan Six Senses

Lebih terperinci

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB II STUDI PUSTAKA BAB II STUDI PUSTAKA 2.1. MANAJEMEN PROYEK Manajemen proyek adalah ilmu dan seni yang berkaitan dengan memimpin dan mengkoordinir sumber daya yang terdiri dari manusia dan material dengan menggunakan tehnik

Lebih terperinci

COST CONTROL Rencana Anggaran Pelaksana

COST CONTROL Rencana Anggaran Pelaksana 1 COST CONTROL Pada bab Cost control akan membahas kegiatan pengendalian dan evaluasi biaya proyek sejak saat proyek tersebut dimulai sampai dengan proyek tersebut selesai berdasarkan suatu tolak ukur

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI PENYEBAB TERJADINYA KETERLAMBATAN PADA PROYEK KONSTRUKSI PEMBANGUNAN GEDUNG

IDENTIFIKASI PENYEBAB TERJADINYA KETERLAMBATAN PADA PROYEK KONSTRUKSI PEMBANGUNAN GEDUNG IDENTIFIKASI PENYEBAB TERJADINYA KETERLAMBATAN PADA PROYEK KONSTRUKSI PEMBANGUNAN GEDUNG (Study Kasus Proyek Retrofit Kantor Gubernur Sumatera Barat Tahap ) Yurizky Fikri, Nasfryzal Carlo, Indra Khaidir

Lebih terperinci

I T S INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA. Biodata Penulis TRI WAHYU NUR WIJAYANTO

I T S INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA. Biodata Penulis TRI WAHYU NUR WIJAYANTO Biodata Penulis TRI WAHYU NUR WIJAYANTO 3109.105.008 ANALISA PERHITUNGAN PERTUKARAN WAKTU DAN BIAYA PADA PROYEK PEMBANGUNAN HOTEL MIDTOWN SURABAYA TRI WAHYU NUR WIJAYANTO 3109.105.008 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB III: TINJAUAN UMUM PROYEK

BAB III: TINJAUAN UMUM PROYEK BAB III: TINJAUAN UMUM PROYEK 3.1. Pengertian Proyek Menurut Nokes (2007), proyek adalah sebuah kegiatan yang bersifat sementara yang telah ditetapkan awal pekerjaanya dan waktu selesainya (dan biasanya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jadwal pekerjaan sebelum pelaksanaan proyek konstruksi yang dimaksudkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jadwal pekerjaan sebelum pelaksanaan proyek konstruksi yang dimaksudkan 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendahuluan Semua proyek konstruksi pasti memiliki rencana anggaran biaya serta jadwal pekerjaan sebelum pelaksanaan proyek konstruksi yang dimaksudkan dapat berjalan sesuai

Lebih terperinci

PERTUKARAN WAKTU DAN BIAYA PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG SENI DAN BUDAYA (EX. GEDUNG MITRA) KOTA SURABAYA

PERTUKARAN WAKTU DAN BIAYA PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG SENI DAN BUDAYA (EX. GEDUNG MITRA) KOTA SURABAYA PERTUKARAN WAKTU DAN BIAYA PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG SENI DAN BUDAYA (EX. GEDUNG MITRA) KOTA SURABAYA Disusun oleh: Tomy Andrianto NRP : 3106 100 626 Dosen Pembimbing : Supani. ST. MT Farida Rachmawati

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. Data ketidaksesuaian atau defect atau punch list yang terjadi pada 8 proyek yang

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. Data ketidaksesuaian atau defect atau punch list yang terjadi pada 8 proyek yang BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 Pengambilan data ketidaksesuaian Data ketidaksesuaian atau defect atau punch list yang terjadi pada 8 proyek yang selesai tahun 2011 didapatkan dari salah satu departemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. langsung. Sumber daya merupakan faktor penentu dalam keberhasilan suatu

BAB I PENDAHULUAN. langsung. Sumber daya merupakan faktor penentu dalam keberhasilan suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek konstruksi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang hanya satu kali dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu tertentu dengan sumber daya yang terbatas dan di

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Memiliki tujuan yang khusus, produk akhir atau hasil kerja akhir. ditentukan atau mempunyai jangka waktu tertentu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Memiliki tujuan yang khusus, produk akhir atau hasil kerja akhir. ditentukan atau mempunyai jangka waktu tertentu BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Arti Proyek Konstruksi Proyek konstruksi merupakan suatu kegiatan yang berlangsung dalam waktu yang terbatas dengan sumber daya tertentu untuk mendapatkan hasil konstruksi dengan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan rincian pada bab IV, maka pada bab V ini dapat disimpulkan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan rincian pada bab IV, maka pada bab V ini dapat disimpulkan 46 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan rincian pada bab IV, maka pada bab V ini dapat disimpulkan sebagai berikut: 5.1.1. Faktor-faktor yang mempengaruhi keterlambatan kerja a. Faktor

Lebih terperinci

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. Kontraktor memerlukan strategi agar hasil yang dicapai sesuai dengan

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. Kontraktor memerlukan strategi agar hasil yang dicapai sesuai dengan BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK 6.1. Tinjauan Umum Kontraktor memerlukan strategi agar hasil yang dicapai sesuai dengan yang diharapkan. Hasil yang diharapkan yaitu berupa kualitas konstruksi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Proyek Menurut Soeharto (1997), kegiatan proyek adalah suatu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber daya tertentu

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI COST OVERRUNS PADA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI COST OVERRUNS PADA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI COST OVERRUNS PADA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA ANALYSIS OF FACTORS - FACTORS AFFECTING THE COST OVERRUNS ON CONSTRUCTION PROJECTS IN SURABAYA Ari Swezni, Retno

Lebih terperinci

EBOOK PROPERTI POPULER

EBOOK PROPERTI POPULER EBOOK PROPERTI POPULER RAHASIA MEMBANGUN RUMAH TANPA JASA PEMBORONG M.FAIZAL ARDHIANSYAH ARIFIN, ST. MT User [Type the company name] M.FAIZAL ARDHIANSYAH ARIFIN, ST. MT Halaman 2 KATA PENGANTAR Assalamu

Lebih terperinci

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN JADWAL DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM MICROSOFT PROJECT 2010 (Studi Kasus: Proyek PT. Trakindo Utama)

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN JADWAL DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM MICROSOFT PROJECT 2010 (Studi Kasus: Proyek PT. Trakindo Utama) PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN JADWAL DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM MICROSOFT PROJECT 2010 (Studi Kasus: Proyek PT. Trakindo Utama) David M. Walean R.J.M. Mandagi., J. Tjakra, G.Y. Malingkas Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Proyek Konstruksi Suatu proyek konstruksi biasanya merupakan suatu rangkaian kegiatan yang hanya satu kali dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu pendek. Selain

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Analisa dengan menggunakan Theory Of Constraint (TOC) atau disebut

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Analisa dengan menggunakan Theory Of Constraint (TOC) atau disebut BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Analisa dengan menggunakan Theory Of Constraint (TOC) atau disebut juga teori kendala pada bidang pelaksanaan konstruksi teknik sipil. Penelitian dilakukan dengan

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN KETERLAMBATAN WAKTU PELAKSANAAN PROYEK PADA PEKERJAAN JALAN DAN JEMBATAN DI KABUPATEN MOROWALI

FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN KETERLAMBATAN WAKTU PELAKSANAAN PROYEK PADA PEKERJAAN JALAN DAN JEMBATAN DI KABUPATEN MOROWALI FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN KETERLAMBATAN WAKTU PELAKSANAAN PROYEK PADA PEKERJAAN JALAN DAN JEMBATAN DI KABUPATEN MOROWALI Elce Misba Bansambua Staff Pengajar Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sisa Material Menurut Construction Waste Management Guide, sisa material adalah benda yang tidak berbahaya berwujud yang berasal dari aktivitas pembangunan, penghancuran dan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Setelah melakukan penelitian terhadap sejumlah responden di Yogyakarta dan Malang sebanyak 58 responden dengan rincian 31 responden di Yogyakarta dan 27 responden

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam pelaksanaan suatu proyek terdapat tiga aspek pokok yang merupakan indiaktor keberhasilan proyek yaitu biaya, jadwal, dan mutu. Jika biaya, waktu pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB V. KESIMPULAN dan SARAN. Penelitian ini adalah hasil studi dari sejumlah responden yang

BAB V. KESIMPULAN dan SARAN. Penelitian ini adalah hasil studi dari sejumlah responden yang BAB V KESIMPULAN dan SARAN 5.. Kesimpulan Penelitian ini adalah hasil studi dari sejumlah responden yang berkedudukan sebagai kontraktor dan konsultan yang berada di daerah DKI Jakarta. Sesuai dengan hasil

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi Menurut Husen (2011), proyek adalah gabungan dari sumber sumber daya seperti manusia, material, peralatan, dan biaya yang dihimpun dalam suatu wadah organisasi

Lebih terperinci

ANALISA KELAYAKAN INVESTASI AKIBAT KETERLAMBATAN DIMULAINYA PEMBANGUNAN PROYEK DI KOTA MALANG (STUDI KASUS MALANG TRADE CENTER BLIMBING)

ANALISA KELAYAKAN INVESTASI AKIBAT KETERLAMBATAN DIMULAINYA PEMBANGUNAN PROYEK DI KOTA MALANG (STUDI KASUS MALANG TRADE CENTER BLIMBING) ANALISA KELAYAKAN INVESTASI AKIBAT KETERLAMBATAN DIMULAINYA PEMBANGUNAN PROYEK DI KOTA MALANG (STUDI KASUS MALANG TRADE CENTER BLIMBING) Lukman Kurniawan (1) Subandiyah Azis (2 Tiong Iskandar (3) (1)(2)(3)

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1. Struktur Organisasi Proyek Gambar 3.1 Struktur Organisasi Proyek 3.2. Deskripsi Pekerjaan (Job Description) Job Description adalah gambaran mengenai

Lebih terperinci

Kata kunci: PERT, penambahan jam kerja (lembur), lintasan kritis, Time Cost Trade Off.

Kata kunci: PERT, penambahan jam kerja (lembur), lintasan kritis, Time Cost Trade Off. ABSTRAK Pelaksanaan proyek dengan penggunaan bahan-bahan, tenaga kerja, dan teknologi yang semakin canggih sehingga perkembangan dunia konstruksi bangunan semakin hari semakin pesat. Proyek dikatakan berhasil

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN 39 BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kontrak Kerja PT Aikovito 1. Prosedur Kontrak Kerja Prosedur di dalam suatu proyek secara garis besar mempunyai beberapa tahapan yaitu sebagai berikut: a. Proses

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Penelitian mengenai analisis faktor-faktor penyebab keterlambatan pada

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Penelitian mengenai analisis faktor-faktor penyebab keterlambatan pada BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Penelitian mengenai analisis faktor-faktor penyebab keterlambatan pada pembangunan Grand Ballroom Royal Ambarrukmo dan cara yang digunakan untuk mengurangi keterlambatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Proyek Konstruksi Menurut Muzayamah (2008), proyek merupakan suatu rangkaian kegiatan dan kejadian yang saling terkait untuk mencapai tujan tertentu dan membuahkan hasil dalam

Lebih terperinci

PENGENDALIAN BIAYA DAN WAKTU PADA PROYEK PROTOTIPE RUSUNAWA TIPE 36 BERDASARKAN PERENCANAAN CASH FLOW OPTIMAL

PENGENDALIAN BIAYA DAN WAKTU PADA PROYEK PROTOTIPE RUSUNAWA TIPE 36 BERDASARKAN PERENCANAAN CASH FLOW OPTIMAL Prosiding SNaPP2012 Sains, Teknologi, dan Kesehatan ISSN 2089-3582 PENGENDALIAN BIAYA DAN WAKTU PADA PROYEK PROTOTIPE RUSUNAWA TIPE 36 BERDASARKAN PERENCANAAN CASH FLOW OPTIMAL 1 Dwi Dinariana, 2 Erlinda

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA ( KAK ) PEKERJAAN PENGAWASAN RENOVASI GEDUNG PERAWATAN NAPZA (BANGSAL PURI NURANI) RS. JIWA Dr. SOEHARTO HEERDJAN JAKARTA

KERANGKA ACUAN KERJA ( KAK ) PEKERJAAN PENGAWASAN RENOVASI GEDUNG PERAWATAN NAPZA (BANGSAL PURI NURANI) RS. JIWA Dr. SOEHARTO HEERDJAN JAKARTA KERANGKA ACUAN KERJA ( KAK ) PEKERJAAN PENGAWASAN RENOVASI GEDUNG PERAWATAN NAPZA (BANGSAL PURI NURANI) RS. JIWA Dr. SOEHARTO HEERDJAN JAKARTA TAHUN 2011 I. PENDAHULUAN A. U M U M 1. Setiap pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. merupakan aspek yang harus dipersiapkan dan dilaksanakan dengan sebaikbaiknya.

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. merupakan aspek yang harus dipersiapkan dan dilaksanakan dengan sebaikbaiknya. BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK 6.1 Uraian Umum Dalam setiap proyek konstruksi, perencanaan, dan pengendalian merupakan aspek yang harus dipersiapkan dan dilaksanakan dengan sebaikbaiknya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Kegiatan proyek merupakan suatu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan sumber daya tertentu dan dimaksudkan untuk melaksanakan tugas yang

Lebih terperinci

BAB II KARAKTERISTIK & MANAJEMEN PROYEK

BAB II KARAKTERISTIK & MANAJEMEN PROYEK BAB II KARAKTERISTIK & MANAJEMEN PROYEK 2.1 DATA PROYEK A. Lokasi Proyek Proyek Apartemen Green Bay dibangun di atas pantai,lalu di urug dengan tanah dengan luas total sebesar m2 127.881 dengan detail

Lebih terperinci

Analisa Time Cost-Trade Off Pada Pembangunan Perluasan Rumah Sakit Petrokimia Gresik

Analisa Time Cost-Trade Off Pada Pembangunan Perluasan Rumah Sakit Petrokimia Gresik 1 Analisa Time Cost-Trade Off Pada Pembangunan Perluasan Rumah Sakit Petrokimia Gresik Hendrawan Martha Pradikta, Yusroniya Eka Putri Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Optimalisasi Biaya dan Waktu Dalam pelaksanaan pembangunan proyek kontruksi sering mengalami keterlambatan akibat berbagai hal yang menyebabkan terjadinya kerugian materi dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Penelitian 4.1.1 Data Umum Proyek Adapun gambaran umum dari proyek Revitalisasi Gedung Badan Pusat Statistik Gorontalo ini adalah sebagai berikut: Pemilik Proyek :

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 1 (SeNaTS 1) Tahun 2015 Sanur - Bali, 25 April 2015 ANALISIS KEUNTUNGAN KONTRAKTOR AKIBAT VARIASI SISTEM PEMBAYARAN DAN JADWAL PELAKSANAAN PADA PROYEK KONSTRUKSI

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pembahasan dalam bab 5 ini dibagi menjadi dua bagian yaitu kesimpulan dan saran. Kesimpulan disini merupakan hasil penelitian secara keseluruhan, sedangkan saran yang dimaksud

Lebih terperinci

SURVEI AWAL KESIAPAN KONTRAKTOR DI SURABAYA DALAM MENERAPKAN TIME IMPACT ANALYSIS

SURVEI AWAL KESIAPAN KONTRAKTOR DI SURABAYA DALAM MENERAPKAN TIME IMPACT ANALYSIS SURVEI AWAL KESIAPAN KONTRAKTOR DI SURABAYA DALAM MENERAPKAN TIME IMPACT ANALYSIS Ivan Suryawan W. 1, Kurniawan 2, Paulus Nugraha 3 ABSTRAK: Keterlambatan dalam pelaksanaan proyek adalah hal yang sering

Lebih terperinci

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK 6.1 Kemajuan Proyek Menurut Setiadi dan Andi (2013), monitoring pelaksanaan pekerjaan proyek konstruksi merupakan kegiatan pengamatan jalannya aktivitas

Lebih terperinci

Laporan Kerja Praktik Nusa Konstruksi Enjiniring - Proyek Apartemen Ciputra International Tower 4&5 BAB 3 TINJAUAN UMUM PROYEK

Laporan Kerja Praktik Nusa Konstruksi Enjiniring - Proyek Apartemen Ciputra International Tower 4&5 BAB 3 TINJAUAN UMUM PROYEK BAB 3 TINJAUAN UMUM PROYEK 3.1 Proyek 3.1.1 Uraian Umum Proyek Proyek Ciputra International ini merupakan proyek yang dikerjakan oleh PT. Nusa Konstruksi Enjiniring bertindak sebagai kontraktor pelaksana,

Lebih terperinci

PERCEPATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PROYEK JALAN SERUA RAYA DEPOK DENGAN METODE TIME COST TRADE OFF

PERCEPATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PROYEK JALAN SERUA RAYA DEPOK DENGAN METODE TIME COST TRADE OFF PERCEPATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PROYEK JALAN SERUA RAYA DEPOK DENGAN METODE TIME COST TRADE OFF Imay Zulkasa 1), Budiono 2),dan Budi Arief 3) ABSTRAK Berbagai hal dapat terjadi dalam pelaksanaan proyek

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 19 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengantar Pada penelitian ini disajikan beberapa tinjauan pustaka ini akan di bahas beberapa hal utama yang berhubungan dengan analisis faktor-faktor penyebab keterlambatan

Lebih terperinci

laporan dari menajement konstruksi kepada pemberi tugas (Owner). proyek selama kegiatan berlangsung dalam suatu hari.

laporan dari menajement konstruksi kepada pemberi tugas (Owner). proyek selama kegiatan berlangsung dalam suatu hari. BAB 6 KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK 6.1 Laporan Kemajuan Pekerjaan Dalam setiap kemajuan proyek, perlu adanya suatu laporan mengenai evaluasi kemajuan proyek dari awal hingga akhir pelaksanaan

Lebih terperinci

PERANAN KONSULTAN MANAJEMEN KONSTRUKSI PADA PELAKSANAAN BANGUNAN KONSTRUKSI DI KOTA BANDUNG ABSTRAK

PERANAN KONSULTAN MANAJEMEN KONSTRUKSI PADA PELAKSANAAN BANGUNAN KONSTRUKSI DI KOTA BANDUNG ABSTRAK Konferensi Nasional Teknik Sipil 4 (KoNTekS 4) Sanur-Bali, 2-3 Juni 2010 PERANAN KONSULTAN MANAJEMEN KONSTRUKSI PADA PELAKSANAAN BANGUNAN KONSTRUKSI DI KOTA BANDUNG Maksum Tanubrata 1 dan Deni Setiawan

Lebih terperinci

PENJADWALAN WAKTU PROYEK CONTRUCTION CIVIL FOUNDATION ALFAMART DENGAN MENGGUNAKAN CRITICAL PATH METHOD (CPM) : JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK

PENJADWALAN WAKTU PROYEK CONTRUCTION CIVIL FOUNDATION ALFAMART DENGAN MENGGUNAKAN CRITICAL PATH METHOD (CPM) : JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK PENJADWALAN WAKTU PROYEK CONTRUCTION CIVIL FOUNDATION ALFAMART DENGAN MENGGUNAKAN CRITICAL PATH METHOD (CPM) : JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK Deni Permana, Muhammad Kholil Program Studi Teknik

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. proyek dengan tujuan mengatur tahap tahap pelaksanaan

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. proyek dengan tujuan mengatur tahap tahap pelaksanaan BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 Sistem Organisasi Sistem organisasi memegang peranan cukup penting dalam sebuah proyek. Sebuah proyek akan berhasil jika di dalamnya terdapat sistem organisasi

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek BAB III LANDASAN TEORI A. Manajemen Proyek Manajemen proyek adalah semua perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, dan koordinasi suatu proyek dari awal (gagasan) hingga berakhirnya proyek untuk menjamin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seorang manajer bernama Vincent G. Bush mengatakan bahwa empat puluh tahun yang lalu, pendiri perusahaan yang dipimpinnya seringkali menceritakan bahwa landasan dari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. panjang dan di dalamnya dijumpai banyak masalah yang harus diselesaikan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. panjang dan di dalamnya dijumpai banyak masalah yang harus diselesaikan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Proyek Konstruksi Kegiatan konstruksi adalah kegiatan yang harus melalui suatu proses yang panjang dan di dalamnya dijumpai banyak masalah yang harus diselesaikan. Dengan banyaknya

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR RESIKO YANG MEMPENGARUHI KETERLAMBATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG DI KOTA MEDAN.

IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR RESIKO YANG MEMPENGARUHI KETERLAMBATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG DI KOTA MEDAN. IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR RESIKO YANG MEMPENGARUHI KETERLAMBATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG DI KOTA MEDAN Muhammad Habibie Dalimunthe 1, Nursyamsi 2 dan Indra Jaya 3 1Departemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang marak dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang marak dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang marak dengan pembangunannya. Hal ini terlihat dari banyaknya proyek-proyek konstruksi di Indonesia yang sedang dikerjakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimulai, dan kapan harus diselesaikan. Setiap pelaksanaan proyek konstruksi

BAB I PENDAHULUAN. dimulai, dan kapan harus diselesaikan. Setiap pelaksanaan proyek konstruksi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Umumnya sebuah proyek, mempunyai rencana pelaksanaan dan jadwal pelaksanaan yang tertentu dan sudah terjadwal, kapan pelaksanaan proyek harus dimulai, dan kapan harus

Lebih terperinci

Dian Rahayu Rose Marini

Dian Rahayu Rose Marini PERHITUNGAN DAN PERENCANAAN PENGENDALIAN WAKTU DAN BIAYA PADA PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA TRAINING CENTER IAIN SUNAN AMPEL SURABAYA Oleh: Dian Rahayu Rose Marini 3109.030.015 Dosen Pembimbing: Ir. Sukobar,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara berkembang Hal ini dilakukan guna meningkatkan taraf hidup dan

BAB I PENDAHULUAN. Negara berkembang Hal ini dilakukan guna meningkatkan taraf hidup dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tuntutan pembangunan disegala bidang mulai dirasakan, terutama di Negara berkembang Hal ini dilakukan guna meningkatkan taraf hidup dan kesejateraan masyarakat.

Lebih terperinci

Perencanaan proyek dengan metode network planning pada proyek tk model kabupaten Sragen BAB I PENDAHULUAN

Perencanaan proyek dengan metode network planning pada proyek tk model kabupaten Sragen BAB I PENDAHULUAN Perencanaan proyek dengan metode network planning pada proyek tk model kabupaten Sragen Disusun oleh: Roroningtyas Siti Zulaikha I 0302535 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Proyek adalah suatu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kegagalan pada Proyek Konstruksi Kegagalan konstruksi merupakan kegagalan yang bersifat teknis dan non teknis. Kegagalan pekerjaan konstruksi adalah keadaan hasil pekerjaan

Lebih terperinci

Novie Susanto, Ratna Purwaningsih, Erwin Ardiansyah. Abstrak

Novie Susanto, Ratna Purwaningsih, Erwin Ardiansyah. Abstrak ANALISIS JARINGAN KERJA DAN PENENTUAN JALUR KRITIS DENGAN CRITICAL PATH METHODE-CPM (STUDI KASUS PEMBANGUNAN RUMAH GRAHA TAMAN PELANGI TYPE MILANO PADA PT KARYADEKA ALAM LESTARI SEMARANG) Novie Susanto,

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. 3. Diphohusodo, Istimawan., (1996), Manajemen Proyek Konstruksi, Jilid 1 & 2, Penerbit Kanisius, Yogyakarta, Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA. 3. Diphohusodo, Istimawan., (1996), Manajemen Proyek Konstruksi, Jilid 1 & 2, Penerbit Kanisius, Yogyakarta, Indonesia. DAFTAR PUSTAKA 1. Anwar, (1996), Tugas Akhir : Analisa Dampak Penerapan Percepatan Durasi Proyek Atas Permintaan Owner. Bandung, ITB. 2. Chandra, P, Herry, (2004), Jurnal Studi Tentang Pengajuan Klaim

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. struktur, arsitektur, dan MEP yang telah dimulai pada tahun 2016.

BAB I PENDAHULUAN. struktur, arsitektur, dan MEP yang telah dimulai pada tahun 2016. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Kompleks Thamrin Nine yang merupakan gedung mixed use, berlokasi di Jl Thamrin, Jakarta Pusat dikembangkan oleh PT Putragaya Wahana. Konstruksi terbagi dalam

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. penyelesaian proyek secara umum sebagai berikut : 2. Berdasarkan analisis data dengan menggunakan metode mean ( ratarata

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. penyelesaian proyek secara umum sebagai berikut : 2. Berdasarkan analisis data dengan menggunakan metode mean ( ratarata BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya, dari hasil analisis yang diperoleh dari 30 responden, yaitu kontraktor di Kota Jambi, maka didapatkan kesimpulan mengenai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kinerja Proyek Kinerja Proyek merupakan bagaimana cara kerja proyek tersebut dengan membandingkan hasil kerja nyata dengan perkiraan cara kerja pada kontrak kerja yang disepakati

Lebih terperinci

PERANAN KONSULTAN MANAJEMEN KONSTRUKSI PADA TAHAP PELAKSANAAN MECHANICAL ELECTRICAL PLUMBING (ME-P) PROYEK PEMBANGUNAN PT.

PERANAN KONSULTAN MANAJEMEN KONSTRUKSI PADA TAHAP PELAKSANAAN MECHANICAL ELECTRICAL PLUMBING (ME-P) PROYEK PEMBANGUNAN PT. PERANAN KONSULTAN MANAJEMEN KONSTRUKSI PADA TAHAP PELAKSANAAN MECHANICAL ELECTRICAL PLUMBING (ME-P) PROYEK PEMBANGUNAN PT. TRAKINDO UTAMA Tycho Priestley Giovanni Wuwungan J.E.Ch. Langi, J.P. Rantung,

Lebih terperinci

Kontraktor. Konsultan Pengawas. Konsultan Perencana

Kontraktor. Konsultan Pengawas. Konsultan Perencana BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 Struktur Organisasi Kontraktor Konsultan Perencana Pemilik Konsultan Pengawas Gambar 3.1. Skema Hubungan Antara Owner, Kontraktor & Konsultan Sumber:

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Perencanaan MEP Proyek Whiz Hotel Yogyakarta di Yogyakarta, yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Perencanaan MEP Proyek Whiz Hotel Yogyakarta di Yogyakarta, yang BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Pada penelitian ini, dijelaskan secara singkat mengenai Pelaksanaan Perencanaan MEP Proyek Whiz Hotel Yogyakarta di Yogyakarta, yang merupakan sebuah proyek

Lebih terperinci

BAB VII MANAJEMEN KONSTRUKSI

BAB VII MANAJEMEN KONSTRUKSI BAB VII MANAJEMEN KONSTRUKSI 7.1 Pengertian Manajemen Konstruksi Manajemen adalah suatu metode atau teknik untuk mencapai suatu tujuan tertentu dengan menggunakan sumber daya yang ada secara efektif melalui

Lebih terperinci