BNNP DIY LAPORAN TAHUNAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2014

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BNNP DIY LAPORAN TAHUNAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2014"

Transkripsi

1 BNNP DIY LAPORAN TAHUNAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2014 YOGYAKARTA, JANUARI 2015

2

3 . DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... BAB I. PENDAHULUAN... A. KONDISI UMUM DAERAH ISTIMEWA YOGYKARTA... B. PROFIL BNNP DIY... C. PETA RAWAN NARKOBA... BAB II. RENCANA STRATEGI DAN PENYUSUNAN PROGRAM SERTA ANGGARAN... A. VISI BNNP DIY... B. MISI BNNP DIY... C. STRATEGI BNNP DIY... D. TUJUAN BNNP DIY... E. SASARAN STRATEGI BNNP DIY... F. PROGRAM KEGIATAN BNNP DIY... G. ALOKASI ANGGARAN TAHUN H. PENYERAPAN ANGGARAN TAHUN BAB III. PELAKSANAAN KEGIATAN... A. BIDANG PENCEGAHAN... B. BIDANG PEMBERDAYAAN MASYARAKAT... C. BIDANG PEMBERANTASAN.. D. BAGIAN TATA USAHA... BAB IV. PENUTUP... A. KESIMPULAN... B. RENCANA KE DEPAN... i ii iii iii

4 BAB I PENDAHULUAN A. KONDISI UMUM DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA 1. Kewilayahan Provinsi D.I. Yogyakarta adalah salah satu Provinsi dari 33 Provinsi di wilayah Indonesia dan terletak di pulau Jawa bagian tengah. Daerah Istimewa Yogyakarta di bagian selatan dibatasi lautan Indonesia, sedangkan di bagian timur laut, tenggara, barat dan barat laut dibatasi oleh wilayah Provinsi Jawa Tengah yang meliputi : a. Kabupaten Klaten di sebelah timur laut; b. Kabupaten Wonogiri di sebelah tenggara; c. Kabupaten Purworejo di sebelah barat; d. Kabupaten Magelang di sebelah barat laut. Posisi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak antara Lintang selatan dan Bujur Timur, tercatat memiliki luas 3.185,80 km 2 atau 0, 17% dari luas Indonesia ( ,67 km 2 ), luas laut 12 mil seluas 2.440,8 km 2. Adapun luas masing masing kabupaten dan kota adalah sebagai berikut : a. Kabupaten Kulonprogo dengan luas 586,27 km2 (18,40%); b. Kabupaten Bantul dengan luas 506,85 km2 (15, 91%); c. Kabupaten Gunungkidul dengan luas 1.485, 36 km2 (46,63%); d. Kabupaten Sleman dengan luas 574,82 km2 (18,04%); e. Kota Yogyakarta dengan luas 32,50 km 2 (1,02%). Pembagian wilayah di D.I. Yogyakarta terdiri dari 4 kabupaten dan 1 kota dengan 78 kecamatan dan 438 kelurahan/desa dengan perincian sebagai berikut : Pembagian Wilayah No Kab / Kota Kecamatan Kelurahan/ Desa Dukuh/ Dusun RW RT 1. Kulonprogo Bantul Gunungkidul Sleman Kota Yogyakarta Jumlah Sumber : BPS DIY tahun 2010 Pengguna narkoba lebih baik direhabilitasi daripada dipenjara Laporan Tahunan BNNP DIY TA

5 2. Penduduk Hasil sensus tahun 2010 penduduk DIY adalah sebanyak jiwa dengan perincian sebagai berikut : No Kabupaten L Jenis Kelamin P Jumlah 1 Kulonprogo Bantul Gunungkidul Sleman Yogyakarta Jumlah Sumber : Sensus Penduduk 2010, BPS DIY Pertumbuhan penduduk di D.I. Yogyakarta dari sensus penduduk pertama hingga 2010 relatif stabil. Tidak ada lonjakan jumlah penduduk berarti, namun juga tidak menyusut secara drastis. Dalam kurun waktu hampir lima dekade adalah sebesar 1,03 1,05%/tahun dengan total pertambahan jiwa. Dengan luas wilayah 3.185,80 km 2 kepadatan penduduk di D.I. Yogyakarta tercatat jiwa per km 2. Kepadatan tertinggi terjadi di kota Yogyakarta, yakni jiwa per km 2 dengan luas wilayah hanya sekitar 1% dari luas D.I. Yogyakarta. Kepadatan Kota Yogyakarta berbanding terbalik dengan kepadatan di Kabupaten Gunungkidul yang merupakan wilayah terluas di DIY (686,772 km 2 ) dengan kepadatan hanya 454 jiwa/km 2. Jumlah itu 26 kali lebih kecil dari kepadatan penduduk Kota Yogyakarta. Penduduk D.I. Yogyakarta sebagian besar bekerja di sektor pertanian sebanyak jiwa, sektor perdagangan, hotel dan restoran sebanyak jiwa, sektor industri pengolahan sebanyak jiwa, sektor bangunan sebanyak jiwa, sektor pengangkutan dan komunikasi sebanyak jiwa, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan sebanyak jiwa, sektor pertambangan dan galian sebanyak jiwa dan sektor listrik, gas dan air sebanyak dan jasa lainnya sebanyak jiwa. Orang asing yang berada di DIY terdiri dari orang asing penduduk tetap, orang asing penduduk sementara, orang asing kunjungan singkat dan orang asing di rumah penduduk. Keberadaan orang asing di DIY didominasi dari Negara Malaysia, Timor Leste dan China. Pengguna narkoba lebih baik direhabilitasi daripada dipenjara Laporan Tahunan BNNP DIY TA

6 B. PROFIL BNNP DIY Badan Narkotika Nasional (BNN) memiliki tugas, fungsi dan wewenang di bidang Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN) yang bertujuan menurunkan tingkat penyalahghunaan dan peredaran gelap narkotika secara nasional. Tujuan tersebut merupakan salah satu sasaran dalam RPJMN di Bidang Pertahanan dan Keamanan. BNN sebagai Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK) yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden serta mempunyai perwakilan di daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota yang merupakan instansi vertikal sebagai pelaksana tugas, fungsi dan wewenang dalam wilayah Provinsi. Keberadaan BNNP Daerah Istimewa Yogyakarta, sebagaimana juga BNNP lainnya merupakan amanat UndangUndang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 143, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5062). Pada pasal 65 ayat 2 disebutkan bahwa BNN mempunyai perwakilan di Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota. Sedangkan sesuai Pasal 66, BNN Provinsi dan BNN Kabupaten/Kota merupakan instansi vertikal. Selanjutnya keberadaan Organisasi BNNP diatur dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2010 tentang Badan Narkotika Nasional, terutama pasal 31 hingga 34 yang mengemukakan secara umum tentang instansi vertikal BNNP, BNNK serta struktur organisasinya. Secara rinci Peraturan Presiden tersebut dijabarkan dalam Peraturan Kepala Badan Narkotika Nasional Nomor : PER/04/V/2010/BNN tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Narkotika Nasional Provinsi dan Badan Narkotika Nasional Kabupaten/Kota, yang dirubah dengan Peraturan Kepala Badan Narkotika Nasional Nomor 4 tahun Pada BAB I Bagian Kesatu Pasal 1 peraturan Peraturan Kepala Badan Narkotika Nasional disebutkan bahwa Kedudukan, Tugas dan Fungsi BNNP sebagai berikut : a. Badan Narkotika Nasional Provinsi yang selanjutnya dalam Peraturan Kepala Badan Narkotika Nasional ini disebut BNNP adalah instansi vertikal Badan Narkotika Nasional yang melaksanakan tugas, fungsi, dan wewenang Badan Narkotika Nasional dalam wilayah Provinsi. b. BNNP berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Badan Narkotika Nasional. Tahun 2014 BNNP DIY memiliki 47 orang personil yang terdiri dari 9 orang Anggota POLRI (PGS/Penugasan), 25 orang PNS BNN dan 2 orang CPNS BNN (ORG/Organik), dan 11 orang PNS Pemda DIY (DPK/Dipekerjakan). Adapun bagan Struktur Organisasi BNNP DIY, sebagai berikut : Pengguna narkoba lebih baik direhabilitasi daripada dipenjara Laporan Tahunan BNNP DIY TA

7 Keterangan : a. Pimpinan kantor, 1 orang Kepala BNNP DIY. b. Bagian Tata Usaha terdiri dari 1 orang Kepala Bagian Tata Usaha, 3 orang Kelapa Sub Bagian, dan 10 orang staf. c. Bidang Pemberdayaan Masyarakat, terdiri dari 1 orang Kepala Bidang, 1 orang Kepala Seksi, dan 7 orang staf. Untuk Jabatan Kasi Pemberdayaan Alternatif kosong dikarenakan BNNP DIY tidak memiliki alokasi anggaran dan kegiatan pada Seksi Pemberdayaan Alternatif. d. Bidang Pencegahan, terdiri dari 1 orang Kepala Bidang, 2 orang Kepala Seksi, dan 3 orang staf. e. Bidang Pemberantasan, terdiri dari 1 orang Kepala Bidang, 3 orang Kepala Seksi, dan 16 orang staf. Per tanggal 1 Maret 2014, untuk Jabatan Kepala Bidang Pemberantasan kosong dikarenakan Kabid yang sebelumnya kembali ditugaskan di POLDA DIY, dan dilanjutkan oleh Kasi Inteligen sebagai Plt. Kabid Pemberantasan. Per Mei 2014, Kasi Penyidikan, Penindakan, dan Pengejaran mutasi ke BNNK Kota Yogyakarta, dan Kasi Pengawasan Tahanan, Barang Bukti, dan Aset mutasi ke BNNK Sleman. Tahun 2014 BNNP DIY juga memiliki 16 orang tenaga kontrak, yang terdiri dari 1 orang supir, 10 orang tenaga keamanan/security, dan 5 orang tenaga kebersihan. Pengguna narkoba lebih baik direhabilitasi daripada dipenjara Laporan Tahunan BNNP DIY TA

8 C. PETA RAWAN NARKOBA Perkembangan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika sungguh luar biasa. Kejahatan Narkoba merupakan kejahatan yang bersifat lintas negara (transnational crime), kejahatan terorganisir (organized crime), dan kejahatan serius (serious crime) yang menimpa segenap lapisan masyarakat, menimbulkan kerugian yang sangat besar terutama dari segi kesehatan, sosialekonomi, dan keamanan mengakibatkan hilangnya suatu generasi bangsa (lost generation) di masa depan. Di Indonesia diperkirakan ada sebanyak 9,6 sampai 12,9 juta orang atau 5,9% dari populasi yang berusia 1059 tahun di Indonesia pernah mencoba pakai Narkoba minimal satu kali sepanjang hidupnya (ever used) atau dengan bahasa lain ada sekitar 1 dari 17 orang di Indonesia yang berusia 1059 tahun pernah pakai Narkoba sepanjang orang hidupnya dari saat sebelum survei. Dari jumlah itu, ada sekitar 3,7 sampai 4,7 juta orang (2,2%) yang masih menggunakan Narkoba dalam satu tahun terakhir dari saat survei atau ada 1 dari 45 orang yang masih pakai Narkoba (current users). Dengan demikian, terjadi peningkatan angka prevalensi penyalahgunaan Narkoba setahun terakhir dari 1,9% (2008) menjadi 2,2% (2011). Hasil penelitian BNN dengan Puslitkes UI Tahun 2011, Prevalensi DIY 2,8% dari jumlah penduduk rentan atau sekitar orang, dengan kategori maksimal coba pakai 27,414 orang, teratur pakai 40,384 orang, pecandu suntik 1,717 orang, pecandu bukan suntik 24,822 orang dengan distribusi kelompok penyalahguna adalah pekerja, pelajar, WPS, dan anak jalanan. Adapun jenis Narkoba yang paling banyak disalahgunakan adalah ganja, ekstasi, shabu, dan pil koplo. Penyalahguna dan peredaran gelap Narkoba baik di tingkat global, regional, dan nasional sejak lama telah merusak tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara. Pada tahun 2015 diperkirakan akan mengalami kenaikan menjadi 2,8% (5,1 juta orang), yang berarti bahwa prevalensi penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika di Indonesia dapat ditekan dibawah angka proyeksi yang sudah ditetapkan. Dibawah ini disajikan data ungkap kasus tindak pidana Narkoba di wilayah D.I. Yogyakarta Tahun 2014, sebagai berikut: Pengguna narkoba lebih baik direhabilitasi daripada dipenjara Laporan Tahunan BNNP DIY TA

9 REKAPITULASI BARANG BUKTI TP. NARKOBA DI WILAYAH D.I YOGYAKARTA TAHUN 2014 NO. JENIS BARANGBUKTI POLDA DIY BNNP DIY 1 N A R K O T I K A 1. GANJA ( Gram ) ,657 gr 1.085,0 gr 2. PUTAU ( Gram ) 61,1 gr 3. TANAMAN GANJA ( Pot ) 4. EXTACY ( Btr ) 25,34 btr 5. SHABU ( Gram ) 752,53 gr 4.026,58 gr 2. PSIKOTROPIKA 1. GOL. III 3. GOL. IV (LEXO,DZP dll ) btr 3. BAYA btr, 12 jerigen, 5ember,4 btr metilon, btl miras, 91 plastik, 19 Bhn oplosan & ½ ltr miras REKAPITULASI KASUS NARKOBA DI WILAYAH D.I YOGYAKARTA TAHUN 2014 NO. REKAPITULASI POLDA DIY BNNP DIY JUMLAH PERKARA NARKOTIKA PSIKOTROPIKA 10 BAYA 165 JUMLAH TSK NARKOTIKA PSIKOTROPIKA 12 BAYA 166 KATEGORI TSK PEMAKAI PENGEDAR PENANAM Pengguna narkoba lebih baik direhabilitasi daripada dipenjara Laporan Tahunan BNNP DIY TA

10 NO. KASUS JENIS KASUS REKAPITULASI KASUS NARKOBA PER SATUAN WILAYAH DI WILAYAH D.I YOGYAKARTA TAHUN 2014 POLDA DIY RESTA YKA RES SLMN RES BNTL RES K. PROGO RES G. KIDUL BNNP DIY JUML 1 NARKOTIKA A. GANJA B. PUTAW C. EXTACY 1 1 D. SHABU PSIKOTROPIKA GOL IV BAYA JUMLAH KASUS TERSANGKA A. GANJA B. PUTAW C. EXTACY 1 1 D. SHABU PSIKOTROPIKA GOL IV BAYA JUMLAH TERSANGKA PEMAKAI PENGEDAR REKAPITULASI TERSANGKA NARKOBA BERDASAR PEKERJAAN DAN JENIS KELAMIN TAHUN 2014 NO. TERSANGKA NARKOBA POLDA DIY BNNP DIY PEKERJAAN P N S T N I POLRI SWASTA WIRASWASTA TANI MAHASISWA PELAJAR BURUH PENGANGGURAN IBU RUMAH TANGGA BUMN / DPRD LAIN LAIN JENIS KELAMIN LAKILAKI PEREMPUAN Pengguna narkoba lebih baik direhabilitasi daripada dipenjara Laporan Tahunan BNNP DIY TA

11 REKAPITULASI TERSANGKA NARKOBA PER SATUAN WILAYAH BERDASAR PEKERJAAN DAN JENIS KELAMIN TAHUN 2014 NO. PEKERJAAN POLDA DIY POLRE STA YKA POLRES SLEMAN POLRES BANTUL POLRES K. PROGO POLRES G. KIDUL BNNP DIY JUML P N S T N I POLRI 4. SWASTA WIRASWASTA TANI MAHASISWA PELAJAR BURUH PENGANGGURAN IBU RUMAH TANGGA BUMN / DPRD LAIN LAIN JUMLAH LAKILAKI PEREMPUAN REKAPITULASI TERSANGKA NARKOBA PER SATUAN WILAYAH UMUR TERSANGKA TAHUN 2014 NO GOL. UMUR POLDA DIY POLRESTA YKA POLRES SLEMAN POLRES BANTUL POLRES K. PROGO POLRES GK BNNP DIY JUML 1. 8 S/D 18 TAHUN S/D 24 TAHUN S/D 40 TAHUN > 40 TAHUN JUMLAH TSK REKAPITULASI TERSANGKA NARKOBA BERDASARKAN PENDIDIKAN TAHUN 2014 NO. PENDIDIKAN (Terakhir) POLDA DIY BNNP DIY 1. S D 9 2. S M P S M A / SEDERAJAT P T 19 JUMLAH TSK Pengguna narkoba lebih baik direhabilitasi daripada dipenjara Laporan Tahunan BNNP DIY TA

12 Dari data tersebut dapat dipahami bahwa DIY merupakan wilayah rawan penyalahgunaan Narkoba. Oleh karena itu BNNP menggandeng Instansi terkait dan seluruh kalangan masyarakat seperti LSM, media, kalangan pendidikan, kalangan dunia usaha, dan seluruh komponen masyarakat secara umum dalam memerangi penyalahgunaan narkotika dengan melaksanakan program Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN). Sedangkan persebaran daerah rawan di wilayah kabupaten/kota sebagaimana terdapat pada gambar berikut: Secara umum sesungguhnya semua daerah merupakan daerah rawan, karena apabila kita melihat trend kejahatan kasus narkotika sudah mulai masuk wilayahwilayah perbatasan yang sebelumnya belum pernah diketemukan kasus di daerah tersebut. Untuk itu perlu kewaspadaan terhadap semua wilayah di Daerah Istimewa Yogyakarta. Pengguna narkoba lebih baik direhabilitasi daripada dipenjara Laporan Tahunan BNNP DIY TA

13 BAB II RENCANA STRATEGIS DAN PENYUSUNAN PROGRAM SERTA ANGGARAN A. VISI BNNP DIY Menjadi perwakilan Badan Narkotika Nasional di Daerah Istimewa Yogyakarta yang profesional dan mampu menyatukan dan menggerakkan seluruh komponen masyarakat, instansi pemerintah, dan swasta di Daerah Istimewa Yogyakarta di dalam melaksanakan Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN). B. MISI BNNP DIY Bersama instansi pemerintah daerah, swasta dan komponen masyarakat di Daerah Istimewa Yogyakarta melaksanakan Pencegahan; Pemberdayaan Masyarakat; Penjangkauan dan Pendampingan; Pemberantasan; Tata kelola pemerintahan di BNNP DIY yang akuntabel dalam rangka Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN). C. STRATEGI BNNP DIY 1. Melakukan ekstensifikasi dan intensifikasi pencegahan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba. Dengan cara membangun dan meningkatkan pengetahuan, pemahaman, dan kesadaran warga masyarakat DIY terhadap bahaya penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba. 2. Melakukan ekstensifikasi dan intensifikasi pemberdayaan masyarakat DIY dalam mencegah dan memberantas penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba, dengan cara mendorong peran serta masyarakat DIY dalam menciptakan lingkungan bebas Narkoba. 3. Mendorong penyediaan sarana terapi dan rehabilitasi bagi pecandu dan/atau penyalahguna Narkoba untuk meningkatkan kemampuan pelayanan terapi dan rehabilitasi bagi penyalahguna dan/atau pecandu Narkoba di DIY. 4. Memberantas sindikat jaringan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba baik dari luar negeri maupun dalam negeri, dengan cara memetakan, mengungkap sindikat jaringan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika dan/atau prekursor narkotika serta menyita aset pelaku tindak kejahatan Narkoba. Pengguna narkoba lebih baik direhabilitasi daripada dipenjara Laporan Tahunan BNNP DIY TA

14 D. TUJUAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA 1. Meningkatkan daya tangkal (imunitas) masyarakat DIY terhadap bahaya penyalahgunaan Narkoba 2. Meningkatkan peran serta masyarakat DIY dalam pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba. 3. Meningkatkan angka pemulihan penyalahguna dan/atau pecandu Narkoba di DIY dan pengurangan angka relapse. 4. Memberantas sindikat jaringan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba di DIY. 5. Meningkatkan kualitas kerjasama dalam rangka pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba. 6. Mewujudkan tata kelola pemerintahan dilingkungan BNNP DIY. E. SASARAN STRATEGIS BNNP DIY Badan Narkotika Nasional Provinsi DIY menetapkan sasaran strategis pada periode waktu yang merupakan derivasi dari masingmasing tujuan diatas. Adapun sasaransasaran strategisnya sebagai berikut: 1. Sasaran strategis dalam rangka meningkatkan daya tangkal (imunitas) masyarakat DIY terhadap bahaya penyalahgunaan Narkoba adalah: a. Meningkatnya pengetahuan, pemahaman, dan kesadaran pelajar, mahasiswa, pekerja, keluarga, dan masyarakat khususnya yang rentan/beresiko tinggi terhadap bahaya penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba. b. Meningkatnya peranan instansi pemerintah dan kelompok masyarakat dalam upaya menciptakan dan meningkatkan pengetahuan, pemahaman, dan kesadaran masyarakat di lingkungan masingmasing terhadap bahaya penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba. c. Meningkatnya pelajar, mahasiswa, dan pekerja sebagai kader anti Narkoba yang memiliki keterampilan menolak penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba. 2. Sasaran strategis dalam rangka meningkatkan peran serta masyarakat DIY dalam pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba adalah Terciptanya lingkungan pendidikan, lingkungan kerja, masyarakat rentan/resiko tinggi, dan lingkungan keluarga bebas Narkoba melalui peran serta instansi pemerintah terkait dan komponen masyarakat, bangsa, dan Negara. Pengguna narkoba lebih baik direhabilitasi daripada dipenjara Laporan Tahunan BNNP DIY TA

15 3. Sasaran strategis dalam rangka meningkatkan angka pemulihan penyalahguna dan/atau pecandu Narkoba di DIY dan pengurangan angka relapse adalah: a. Meningkatnya pelayanan program terapi dan rehabilitasi penyalahguna dan atau pecandu Narkoba dan kapasitas lembaga rehabilitasi medis dan sosial. b. Meningkatnya pelaksanaan program pasca rehabilitasi penyalahguna dan/atau pecandu Narkoba. c. Meningkatnya kemampuan lembaga rehabilitasi yang telah sesuai Standar Pelayanan Minimal (SPM). d. Meningkatnya wajib lapor pecandu Narkoba. 4. Sasaran strategis dalam rangka memberantas sindikat jaringan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika di DIY adalah: a. Terungkapnya tindak kejahatan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika dan prekursor narkotika. b. Terungkapnya jaringan sindikat peredaran gelap narkotika dan prekursor narkotika. c. Disitanya barang bukti dan asset yang berkaitan dengan tindak kejahatan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika dan precursor narkotika. 5. Sasaran strategis dalam rangka mewujudkan tata kelola pemerintahan di lingkungan Badan Narkotika Nasional Provinsi DIY adalah: a. Meningkatnya perencanaan dan penganggaran yang terpadu, berbasis kinerja, di lingkungan BNNP DIY. b. Ketersediaan dan pengelolaan sarana/prasarana layanan. c. Meningkatnya kuantitas dan kualitas keterampilan pegawai. d. Terwujudnya efektifitas dan efisiensi pengelolaan keuangan. e. Meningkatnya layanan sistem komunikasi informasi kelembagaan, administrasi kelembagaan, penyediaan dan pengelolaan barang milik Negara/SIMAK BMN. f. Meningkatnya efektifitas dan efisiensi sistem dan prosedur pembukuan dan pelaporan keuangan sesuai Sistem Akuntansi Pemerintah/SAP. g. Meningkatnya pengelolaan data informasi. F. PROGRAM KEGIATAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI DIY Arah kebijakan dan strategi tersebut dilaksanakan dalam bentuk program dan kegiatankegiatan sebagai berikut: 1. Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN), dengan Indikator Kinerja Utama adalah sebagai berikut: a. Jumlah wahana desiminasi informasi P4GN; b. Jumlah instansi pemerintah di daerah yang diadvokasi bidang P4GN; Pengguna narkoba lebih baik direhabilitasi daripada dipenjara Laporan Tahunan BNNP DIY TA

16 c. Jumlah instansi swasta yang diadvokasi bidang P4GN; d. Jumlah kader Anti Narkoba yang terbentuk; e. Jumlah lembaga pendidikan yang diberdayakan bidang P4GN; f. Jumlah lingkungan kerja yang diberdayakan bidang P4GN; g. Jumlah penyalahguna dan/atau pecandu Narkoba yang dijangkau layanan terapi dan rehabilitasi; h. Jumlah laporan kasus Narkoba hasil pemetaan; i. Jumlah berkas perkara kasus kejahatan Narkoba yang diselesaikan (P.21); j. Jumlah dokumen akuntabilitas kinerja unit kerja; k. Jumlah bulan layanan dukungan manajemen dan operasional unit kerja; l. Jumlah lingkungan masyarakat yang diberdayakan bidang P4GN; m. Jumlah layanan perkantoran; n. Jumlah peralatan dan fasilitasi perkantoran. Pencapaian Indikator Kinerja Utama tersebut dilakukan melalui rincian kegiatankegiatan sebagai berikut: a. Melaksanakan Diseminasi P4GN melalui Karya Seni Budaya Pementasan Seni Budaya (1 kali); b. Melaksanakan Diseminasi Informasi P4GN melalui Media Elektronik (1) Dialog Interaktif di Televisi Lokal (4 kali); (2) Dialog Interaktif di Radio Lokal (4 kali). c. Melaksanakan Diseminasi Informasi P4GN melalui Media Massa (1) Penulisan Artikel/Opini Tentang P4GN (4 kali) d. Melaksanakan Diseminasi Informasi P4GN melalui Pameran (1 kali) e. Melaksanakan Sosialisasi P4GN (1) FGD dalam rangka Sosialisasi P4GN Terhadap Pelajar (22 kali); (2) FGD dalam rangka Sosialisasi P4GN Terhadap Mahasiswa (7 kali); (3) FGD dalam rangka Sosialisasi P4GN Terhadap Pekerja Instansi Pemerintah/PNS (1 kali); (4) FGD dalam rangka Sosialisasi P4GN Terhadap Pekerja Instansi Swasta (1 kali); (5) FGD dalam rangka Sosialisasi P4GN Terhadap Kelompok Masyarakat (4 kali); (6) Sosialisasi melalui Pemilihan Orator/Stand Up Comedy (1 kali). f. Melaksanakan Advokasi Tentang P4GN Kepada Pegawai Instansi Pemerintah/PNS (1 kali) g. Melaksanakan FGD tentang Dekriminalisasi Dan Depenalisasi Bagi Pengguna (1 kali) Pengguna narkoba lebih baik direhabilitasi daripada dipenjara Laporan Tahunan BNNP DIY TA

17 h. Melaksanakan Advokasi Tentang P4GN di Lingkungan Instansi Swasta (1 kali) i. Melaksanakan Advokasi Tentang P4GN di Kelompok Masyarakat (4 kali) j. Melaksanakan Pembentukan Kader Penyuluh Anti Narkoba (1) Pembentukan Kader Penyuluh Anti Narkoba Lingkungan Pelajar (6 kali); (2) Pembentukan Kader Penyuluh Anti Narkoba Lingkungan Mahasiswa (10 kali); (3) Pembentukan Kader Penyuluh Anti Narkoba Lingkungan Kelompok Masyarakat (8 kali). k. Melaksanakan Pemberdayaan Satuan Tugas/Organisasi Anti Narkoba di Lingkungan Kampus (1) Pemberdayaan Satgas/Organisasi Anti Narkoba di Lingkungan Kampus dalam rangka Menciptakan Lingkungan Kampus Bebas Narkoba (10 kali); (2) Pemberdayaan Satgas/Organisasi Anti Narkoba di Lingkungan Pelajar dalam rangka Menciptakan Lingkungan Sekolah Bebas Narkoba (1 kali); (3) Jambore dalam Penguatan Kerjasama dan Peningkatan Kapasitas Kader Mahasiswa (1 kali). l. Melaksanakan Peran Serta Pekerja dalam Menciptakan Lingkungan Kerja Bebas Narkoba untuk 7 Perusahaan (1 kali) m. Melaksanakan Penjangkauan Pecandu Narkoba untuk dirawat di IPWL dan diberikan pelayanan pascarehab (1) FGD tentang Efektifitas Pelaksanaan IPWL di Daerah (1 kali); (2) Pertemuan Pembinaan dengan eks. Pecandu (3 kali); (3) Pelatihan Keterampilan Bagi eks. Pecandu Narkoba (1 kali); (4) Pengiriman Pecandu dan Fasilitasi Penguatan Lembaga IPWL/Lembaga Rehabilitasi (1 kali). n. Melaksanakan Penguatan Lembaga Swadaya Masyarakat Pendamping Pecandu (1 kali) o. Melaksanakan Pemetaan Wilayah Rawan Narkoba (1) Operasi P4GN di Wilayah Rawan Penyalahguna dan Peredaran Gelap Narkoba (8 kali); (2) Interdiksi (104 kali); (3) Operasional Pemetaan Jaringan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (4 kasus/laporan). p. Melaksanakan Penyidikan/Pemberkasan Kasus Kejahatan Narkoba (P.21) (1) Penyelidikan Kasus Kejahatan Narkoba; (2) Penyidikan/Pemberkasan Kasus Kejahatn Narkoba (2 berkas); (3) Pengujian Barang Bukti dan Pengawasan Tahanan. Pengguna narkoba lebih baik direhabilitasi daripada dipenjara Laporan Tahunan BNNP DIY TA

18 q. Melaksanakan Pemberdayaan Desa (1) Pemberdayaan Desa dalam rangka Mewujudkan Kampung Bebas dari Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (1 kali); (2) Fasilitasi Dukungan Kegiatan P4GN oleh Masyarakat (1 tahun). 2. Program Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya BNNP DIY. Indikator Kinerja Utama Program ini adalah: a. Nilai Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; b. Opini BPK atas Laporan Keuangan dan Laporan Barang Milik Negara (BMN) Badan Narkotika Nasional Provinsi DIY. Untuk mencapai Indikator Kinerja Utama pada Program Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya dilakukan melalui rincian kegiatankegiatan sebagai berikut: a. Menyusun Dokumen Akuntabilitas Kinerja Unit Kerja (13 dokumen) (1) Rapat Koordinasi, Sinkronisasi dan Evaluasi Pelaksanaan P4GN di DIY (2 kali); (2) Rapat Koordinasi Penguatan Bidang Kerjasama Pelaksanaan P4GN (2 kali); (3) Rapat Koordinasi Penyusunan RKA/KL Pagu Anggaran dan Pagu Alokasi Anggaran di BNNP DIY (1 kali); (4) Penyusunan RKA/KL Pagu Anggaran dan Pagu Alokasi Anggaran di BNN (2 kali); (5) Penyusunan Laporan Keuangan Semester 1 di BNN (1 kali); (6) Penyusunan Laporan Keuangan Tahunan Un Audited di BNN (1 kali); (7) Penyusunan Laporan Keuangan Tahunan Audited di Jakarta (1 kali); (8) Penyusunan Laporan Barang Milik Negara (BMN) Tahun 2013 di Jakarta (Un Audited); (9) Penyusunan Laporan Barang Milik Negara (BMN) Semester I Tahun 2014 di Jakarta (1 kali). b. Melaksanakan Bulan Layanan Dukungan Manajemen dan Operasional Unit Kerja (12 bulan) (1) Operasional Kendaraan Khusus Pemberdayaan Masyarakat; (2) Sewa Gedung, Mesin Fotocopy, Kendaraan Operasional; (3) Konsultasi dan Koordinasi Pelaksanaan Pembinaan P4GN di Tingkat Pusat (4) Pengelolaan Website; (5) Urusan Tata Persuratan; (6) Assesment Penyidik; (7) Koordinasi Administrasi Keuangan dan Pembinaan Pelaksanaan P4GN di Tingkat Kabupaten/Kota; (8) Pelatihan Pengadaan Barang dan Jasa. Pengguna narkoba lebih baik direhabilitasi daripada dipenjara Laporan Tahunan BNNP DIY TA

19 c. Melaksanakan Layanan Perkantoran (1 tahun) (1) Pemeliharaan Gedung Bertingkat; (2) Pemeliharaan Inventaris Kantor Bagi Pegawai; (3) Honorarium Pengelola Keuangan, UAKPA, Tenaga Kontrak Karya; (4) Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor; (5) Layanan Urusan Tata Usaha dan Rumah Tangga; d. Melaksanakan Pengadaan Peralatan dan Fasilitasi Perkantoran (11 unit). Sesuai dengan Target Pencapaian Kinerja sebagaimana telah ditetapkan dalam Renstra Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia, BNNP DIY pada tahun telah menetapkan target capaian sasaran sebagaimana terlihat dalam tabel berikut: RENCANA STRATEGIS BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN TARGET CAPAIAN PENANGGUNG NO KEGIATAN OUTPUT INDIKATOR OUTPUT DATA DASAR JAWAB 2012 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1 Pelaksanaan dan Peningkatan Kapasitas P4GN di Daerah Terlaksananya pelaksanaan program pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba (P4GN) secara efektif di daerah Provinsi DIY Jumlah wahana desiminasi informasi P4GN Jumlah instansi pemerintah di daerah yang diadvokasi bidang P4GN Jumlah instansi swasta yang diadvokasi bidang P4GN Jumlah kader anti narkoba yang terbentuk 13 Wahana Desiminasi Informasi 13 Wahana Desiminasi Informasi 13 Wahana Desiminasi Informasi 18 Instansi 20 Instansi 22 Instansi 10 Instansi Swasta 12 Instansi Swasta 14 Instansi Swasta Kader Kader Kader Kabid Pencegahan BNNP DIY Jumlah lembaga pendidikan yang diberdayakan bidang P4GN 20 Lembaga Pendidikan 20 Lembaga Pendidikan 20 Lembaga Pendidikan Kabid Dayamas BNNP DIY Jumlah lingkungan kerja 5 Lingkungan yang diberdayakan Kerja bidang P4GN 6 Lingkungan 7 Kerja Lingkungan Kerja Jumlah lokasi (lingkungan masyarakat) di daerah perkotaan yang diberdayakan alternatif Jumlah penyalah guna dan/atau pecandu narkoba yang melapor di IPWL BNN di daerah Jumlah penyalah guna dan/atau pecandu narkoba yang dijangkau layanan terapi dan rehabilitasi 35 Orang 40 Orang 45 Orang Pengguna narkoba lebih baik direhabilitasi daripada dipenjara Laporan Tahunan BNNP DIY TA

20 Jumlah Laporan Kasus Narkoba (LKN) hasil pemetaan 1 LKN 4 LKN 4 LKN Kabid Pemberantasan BNNP DIY Jumlah Berkas Perkara Kasus Kejahatan Narkoba yang diselesaikan (P.21) 2 Berkas Perkara 2 Berkas Perkara Jumlah berkas penyidikan aset tersangka tindak kejahatan narkoba yang diselesaikan dan diajukan ke tahap penuntutan (P.21) Jumlah dokumen akuntabilitas kinerjaunit kerja 12 Dokumen 15 Dokumen 15 Dokumen Jumlah bulan layanan dukungan manajemen dan operasional unit kerja 12 Bulan Layanan 12 Bulan Layanan 12 Bulan Layanan G. ALOKASI ANGGARAN TAHUN 2014 Untuk mendukung program teknis P4GN dan Program Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya BNNP DIY tahun 2014 telah dianggarkan sesuai Surat Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran TA 2014 Badan Narkotika Nasional Provinsi DIY Nomor : /2014 tanggal 5 Desember 2013 sebesar Rp , dan sesuai dengan Surat Edaran Kepala BNN Nomor : SE/05/VI/KA/PR.01/2014/BNN tanggal 16 Juni 2014 tentang Perubahan Penghematan dan Pemotongan Anggaran Belanja dalam rangka Pelaksanaan APBN Tahun 2014 di Lingkungan BNN, BNNP DIY mendapatkan pemotongan anggaran sebesar Rp ,. Oleh karena itu, anggaran BNNP DIY TA 2014 menjadi sebesar Rp ,, dirinci penggunaannya sebagai berikut: 1. Belanja Barang Rp , 2. Belanja Modal Rp , H. PENYERAPAN ANGGARAN TAHUN 2014 Pagu belanja Badan Narkotika Nasional Provinsi DIY dalam DIPA menggunakan Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BNN, yang dibagi dalam 2 (dua) pos pengeluaran yaitu (1) Belanja Barang; (2) Belanja Modal. Belanja barang yaitu pengeluaran yang meliputi keperluan seharihari perkantoran, pemeliharaan dan perjalanan dinas sebagai penunjang kegiatan operasional. Belanja Modal yaitu pos pengeluaran untuk mendukung kegiatan pengadaan sarana prasarana yang merupakan asset tetap. Untuk kedua pos pengeluaran tersebut, pada tahun 2014 Badan Narkotika Nasional Provinsi DIY mendapat alokasi anggaran sebesar Rp Pengguna narkoba lebih baik direhabilitasi daripada dipenjara Laporan Tahunan BNNP DIY TA

21 , (Tiga miliar delapan ratus empat puluh sembilan juta seratus dua puluh delapan ribu rupiah). Anggaran yang digunakan sebesar Rp , (Tiga milliar lima ratus dua puluh enam juta sembilan ratus sembilan puluh tiga ribu tiga ratus sembilan puluh tujuh rupiah) atau 91,80%, dengan rincian sebagai berikut ini : No. Jenis Belanja Pagu DIPA Realisasi Sisa % Realisasi 1. Bel. Barang ,56 2. Bel. Modal ,00 Jumlah ,80 Sisa angaran sebagaimana tersebut di dalam tabel merupakan hasil penghematan yang diperoleh dari pengadaan barang/jasa dan penghematan biaya perjalanan, serta pengembalian belanja sebesar Rp ,. Pengguna narkoba lebih baik direhabilitasi daripada dipenjara Laporan Tahunan BNNP DIY TA

22 BAB III PELAKSANAAN KEGIATAN Secara umum pelaksanaan kegiatan dapat diselenggarakan dengan baik, walaupun secara teknis masih menemui berbagai kendala. Secara lebih rinci pelaksanaan kegiatan BNNP DIY Tahun Anggaran 2014, kami laporkan sebagai berikut : A. BIDANG PENCEGAHAN Sesuai dengan Peraturan Kepala Badan Narkotika Nasional Nomor 04 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Narkotika Nasional Provinsi dan Badan Narkotika Nasional Kabupaten/Kota sebagaimana telah diubah Peraturan Kepala Badan Narkotika Nasional Nomor 04 Tahun 2013, Bidang Pencegahan mempunyai tugas melaksanakan kebijakan teknis P4GN di bidang pencegahan dalam wilayah Provinsi. Bidang Pencegahan pada BNNP DIY secara umum menyelenggarakan tugas guna pencapaian sasaran strategis dalam rangka meningkatkan daya tangkal (imunitas) masyarakat DIY terhadap bahaya penyalahgunaan narkotika, antara lain: a. Meningkatnya pengetahuan, pemahaman, dan kesadaran pelajar, mahasiswa, pekerja, keluarga, dan masyarakat khususnya yang rentan/beresiko tinggi terhadap bahaya penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika. b. Meningkatnya peranan instansi pemerintah dan kelompok masyarakat dalam upaya menciptakan dan meningkatkan pengetahuan, pemahaman, dan kesadaran masyarakat di lingkungan masingmasing terhadap bahaya penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika. c. Meningkatnya pelajar, mahasiswa, dan pekerja sebagai kader anti narkoba yang memiliki keterampilan menolak penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika. Bidang pencegahan terdiri dari 2 seksi yaitu seksi diseminasi informasi dan seksi advokasi, telah melaksanakan kegiatan 100% terlaksana, dengan rincian sebagai berikut : 1. SEKSI DISEMINASI INFORMASI a. Diseminasi Informasi P4GN melalui Karya Seni Budaya/Pementasan Seni Budaya dilaksanakan 1 kali/1000 orang. Pementasan Seni Budaya merupakan salah satu wahana diseminasi informasi P4GN yang dilaksanakan untuk memberikan informasi mengenai bahaya penyalahgunaan narkotika kepada masyarakat dari berbagai kalangan mulai dari pelajar, pekerja, hingga masyarakat umum. Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 25 Juni 2014 di lapangan Paseban Bantul, dan dihadiri oleh 1000 orang peserta Pengguna narkoba lebih baik direhabilitasi daripada dipenjara Laporan Tahunan BNNP DIY TA

23 yang berasal dari perwakilan sekolah, universitas, LSM, lembaga rehabilitasi, perusahaan, dan masyarakat umum di DIY. Banyak pesan anti Narkoba yang disampaikan melalui wahana pementasan seni budaya ini yang dikemas dengan menarik melalui melalui tarian modern dan klasik, musik dan lagu, pemutaran film dokumenter, dan testimonial dengan menghadirkan orang tua yang putranya terlibat penyalahgunaan Narkoba. Testimonial dari keluarga pecandu merupakan pelajaran berharga agar keluarga terutama orang tua dapat menjaga anakanakanya dengan baik, dan jika anaknya terjerumus di lubang hitam Narkoba diharapkan orang tua tidak meninggalkan mereka. Selain testimonial, mereka juga memberikan tips apa saja yang perlu diwaspadai oleh orang tua agar mampu melakukan deteksi dini adanya penyalahgunaan Narkoba yang dilakukan oleh anggota keluarga, terutama anak. Di acara ini juga dipasang umbulumbul dan spanduk anti narkoba yang mengelilingi lapangan tempat terlaksananya kegiatan. Tema Kegiatan Pementasan Seni Budaya Tahun 2014 adalah Tahun 2014 Sebagai Tahun Penyelamatan Pecandu Narkotika. Masyarakat diajak untuk berperan aktif dan berani melapor kepada IPWL apabila mendapati ada keluarga yang mengalami kecanduan atau menjadi penyalahguna Narkoba, untuk selanjutnya mendapatkan pertolongan/ rehabilitasi. Masyarakat juga dihimbau untuk berani melapor kepada petugas penegak hukum (kepolisian, BNN, dll) apabila mengetahui di wilayahnya ditengarai ada penyalahgunan dan peredaran gelap narkotika. Pengguna narkoba lebih baik direhabilitasi daripada dipenjara Laporan Tahunan BNNP DIY TA

24 b. Diseminasi Informasi Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN) melalui Media Elektronik Diseminasi Informasi P4GN melalui Media Elektronik dilaksanakan dengan metode dialog interaktif di televisi lokal dan dialog interaktif di radio lokal. Dialog interaktif dilaksanakan dalam rangka memberikan informasi P4GN kepada masyarakat DIY dari Narasumber terkait secara langsung, sehingga diharapkan informasi yang diterima lebih akurat dan dapat dipertanggungjawabkan. 1) Dialog interaktif di televisi lokal Reksa Birama TV (RBTV) : 5 Juni 2014, 19 Juni 2014, 3 Juli 2014, 7 Agustus 2014, 22 Agustus 2014, 18 September 2014, Jogja TV : 17 Juni 2014 Diseminasi Informasi P4GN di televisi lokal dilaksanakan untuk penyebarluasan informasi mengenai bahaya penyalahgunaan Narkoba kepada masyarakat umum, sehingga informasi yang diterima lengkap dan dari Narasumber secara langsung. Dialog interaktif dilaksanakan selama bulan Juni September 2014 dalam acara I Love Yogyakarta yang ditayangkan setiap hari Kamis pukul WIB. Tema setiap dialognya berbeda, antara lain Dekriminalisasi dan Depenalisasi Pengguna Narkoba, Penyalahgunaan Narkoba harus dicegah dan direhabilitasi, Pecandu dan bagaimana cara menghadapinya, Panti Sosial Pamardi Putra, Pencegahan dini berbasis keluarga, Proses Rehabiltasi sosial bagi pecandu Narkoba, Pilot Project Rehabilitasi, dan Peran Mahasiswa Dalan P4GN. Selama kegiatan berlangsung dibuka line interaktif dimana masyarakat yang menyaksikan tayangan dapat menyampaikan pertanyaan ataupun tanggapan melalui telepon dan sms langsung. Pengguna narkoba lebih baik direhabilitasi daripada dipenjara Laporan Tahunan BNNP DIY TA

25 2) Dialog Interaktif di radio lokal Dialog interaktif di radio lokal dilaksanakan sebanyak 4 kali di bulan November 2014 yaitu radio Yasika FM pada tanggal 14 dan 17 November 2014 dan Sasando FM pada tanggal 18 dan 20 November Tema yang diangkat dalam dialog interaktif di radio Yasika FM, yaitu Sinergitas Pelaksanaan Program P4GN dan Peran Orang Tua Dalam Pelaksanaan P4GN. Sementara tema yang diangkat dalam dialog interaktif di radio Sasando FM, yaitu Peran Kelompok Masyarakat Dalam Mendukung Program P4GN dan Penyalahguna Narkoba Lebih Baik Direhabilitasi Daripada Dipenjara. Selama kegiatan berlangsung respon dan tanggapan dari masyarakat sangat antusias. Selama dialog interaktif berlangsung pertanyaan dan tanggapan disampaikan baik melalui telepon langsung maupun sms. Selain ditunjukkan dengan banyaknya telepon dan sms, antusia masyarakat terhadap P4GN juga terlihat dengan banyaknya permintaan dari masyarakat agar BNNP DIY melakukan siaran lebih sering lagi. Dengan bekerjasama dengan pihak radio, BNNP DIY melaksanakan siaran 4x yang difasilitasi oleh radio, antara lain di : Pro 2 RRI Yogyakarta pada tanggal 28 Agustus 2014, Pro 1 RRI Yogyakarta pada tanggal 15 Oktober 2014, 106,9 Global FM pada tanggal 15 Oktober 2014, dan Yasika FM Yogyakarta pada tanggal 17 September Dalam pelaksanaan dialog interaktif baik di TV maupun di Radio terdapat beberapa kendala teknis seperti waktu tayang yang sangat terbatas (+ hanya 30 menit), sementara antusias pemirsa/pendengar sangat tinggi yang ditunjukkan dengan banyaknya telepon dan sms yang masuk selama dialog berlangsung. Hal ini membuat tidak semua pertanyaan dapat terjawab saat itu juga. Untuk mengatasi kendala ini maka BNNP DIY menerima semua masukan Pengguna narkoba lebih baik direhabilitasi daripada dipenjara Laporan Tahunan BNNP DIY TA

26 dan pertanyaan melalui dan telepon langsung ke kantor BNNP DIY yang akan dijawab satu persatu. c. Diseminasi Informasi Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN) melalui Media Massa Diseminasi Informasi P4GN melalui Media Massa dilaksanakan dengan menulis artikel/opini tentang P4GN di koran Bernas Jogja. Tanggal 19 November 2014, Judul artikel : Usia Muda, Media, dan Narkoba oleh Hanif Rahmat, Mahasiswa Universitas Islam Indonesia. Tanggal 3 Desember 2014, Judul artikel : Pendidikan Keluarga Tentang Bahaya Narkoba oleh Ardini Lestari, Mahasiswi Kebidanan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta. Tanggal 11 Desember 2014, Judul artikel : Terobosan Mahasiswa dalam Upaya P4GN oleh Andi Pranowo, Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. Tanggal 12 Desember 2014, Judul artikel : Lima Dampak Sosial Akibat Penyalahgunaan Narkoba oleh Dian Panji Pramana, Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. d. Diseminasi Informasi Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN) melalui Pameran. Diseminasi Informasi P4GN melalui Pameran dilaksanakan bertepatan dengan HUT RI ke69. Pameran dilaksanakan pada tanggal 1418 Agustus 2014 bertempat di Gedung Oval Taman Pintar Yogyakarta. Pengunjung dapat melihat display narkotika, konsultasi langsung, dan test urine Narkoba, dll. Pengguna narkoba lebih baik direhabilitasi daripada dipenjara Laporan Tahunan BNNP DIY TA

27 Pameran bertujuan untuk menyebarluaskan informasi mengenai bahaya penyalahgunaan narkotika kepada masyarakat Yogyakarta dan sekitarnya. Kegiatan dilaksanakan bersamaan dengan Pelaksanaan Pameran Pembangunan yang diikuti oleh beberapa SKPD di DIY. Pelaksanaan selama 5 hari berjalan lancar dan pengunjung yang berasal dari beberapa lapisan masyarakat sangat antusias dengan informasi yang diberikan. Beberapa yang mengunjungi stan diantaranya adalah pelajar dari berbagai sekolah, mahasiswa, masyarakat dari kabupaten Sleman, Bantul, Kulonprogo, Gunungkidul, dan kota Yogyakarta. e. Focus Group Discussion dalam rangka Sosialisasi Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN). Sosialisasi P4GN dilaksanakan untuk memberikan informasi P4GN dengan benar dalam rangka meningkatkan upaya P4GN. Kegiatan ini dilaksanakan dengan metode Focus Group Discussion (FGD), yang diharapkan pelajar/mahasiswa/kelompok masyarakat dapat menerima informasi dengan benar dan tidak menyalahgunakan narkotika, tidak terlibat dalam peredaran gelap narkotika, dan mampu membangun serta mengembangkan sistem P4GN di lingkungan sekolah/kampus/desa/kelurahan. FGD dalam rangka Sosialisasi P4GN yang dilaksanakan dengan sasaran mulai dari pelajar sampai dengan mesyarakat umum, sebagai berikut : 1) FGD dalam rangka Sosialisasi P4GN terhadap pelajar dilaksanakan 22 kali/660 orang pelajar. FGD dalam rangka Sosialisasi P4GN kepada Pelajar dilaksanaakan dengan metode FGD di 22 sekolah se wilayah DIY, khususnya Kabupaten Bantul, Kulon Progo dan Gunungkidul. Pengguna narkoba lebih baik direhabilitasi daripada dipenjara Laporan Tahunan BNNP DIY TA

28 Kegiatan lebih difokuskan di tiga Kabupaten tersebut karena DIY sudah memiliki 2 BNNK yaitu BNNK Sleman dan BNNK Yogyakarta, sehingga Sosialisasi P4GN di wilayah Kabupaten Sleman dan Kota Yogyakarta dilaksanakan oleh BNNK Sleman dan BNNK Yogyakarta. FGD dalam rangka Sosialisasi P4GN kepada Pelajar dilaksanakan di 22 sekolah, sebagai berikut : Tanggal 23 Januari 2014 di SMKN 5 Yogyakarta; Tanggal 27 Januari 2014 di SMP Mataram Bantul; Tanggal 28 Januari 2014 di SMKN 1 Depok, Sleman; Tanggal 10 Februari 2014 di SMP Pembangunan Piyungan, Bantul; Tanggal 13 Februari 2014 di SMK Muhammadiyah 1 Bantul; Tanggal 25 Februari 2014 di SMK Muhammadiyah 1 Piyungan, Bantul; Tanggal 25 Februari 2014 di SMPN 3 Pajangan, Bantul; Tanggal 11 Maret 2014 di SMA 2 Wates, Kulon Progo; Tanggal 14 Maret 2014 di SMK Ma arif 1 Piyungan, Bantul; Tanggal 17 Maret 2014 di SMA Dominikus Wonosari, Gunungkidul; Tanggal 18 Maret 2014 di SMAN 1 Temon, Kunlo Progo; Tanggal 25 Maret 2014 di SMK Dominikus Wonosari, Gunungkidul; Tanggal 28 Maret 2014 di SMA Stella Duce Bantul; Tanggal 1 April 2014 di SMK 45 Wonosari, Gunungkidul; Tanggal 28 April 2014 di SMA 1 Girimulyo, Kulon Progo; Tanggal 29 April 2014 di SMK N 1 2 Pengasih, Bantul; Tanggal 14 Mei 2014 di SMP Muhammadiyah 1 Pudong, Bantul; Tanggal 16 Mei 2014 di SMK Ma arif 1 Wates, Kulon Progo; Tanggal 26 Mei 2014 di SMAN 1 Wates, Kulon Progo; Tanggal 28 Mei 2014 di SMK Tamansiswa Nanggulan, Kulon Progo; Tanggal 15 Juli 2014 di SMKN 1 Saptosari, Gunungkidul ; Tanggal 1 Oktober 2014 di SMK Muhammadiyah Lendah, Kulon Progo. Semua sekolah yang disosialisasi menunjukkan apresiasi yang baik dan aktif mendukung. Setelah disosisalisasi, beberapa sekolah tergerak untuk membentuk Satgas Anti Narkoba di lingkungan Pengguna narkoba lebih baik direhabilitasi daripada dipenjara Laporan Tahunan BNNP DIY TA

29 sekolahnya baik secara mandiri maupun dukungan dari BNNP DIY, seperti SMP Mataram Kasihan Bantul dan SMKN 1 Saptosari Gunungkidul. 2) FGD dalam rangka Sosialisasi P4GN Terhadap Mahasiswa dilaksanakan 7 kali/210 orang. Seperti halnya pelajar, pelaksanaan FGD dalam rangka Sosialisasi P4GN Terhadap Mahasiswa juga berjalan lancar. Sedikit hambatan yang dihadapi, yaitu mencari waktu yang sesuai diantara jadwal kuliah mahasiswa yang sangat padat. Tetapi, dengan dukungan penuh dari pihak kampus yang berkomitmen untuk menempatkan kegiatan ini menjadi prioritas utama, kegiatan dapat dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah disusun. Beberapa kampus bahkan berinisiatif untuk membentuk Satgas Anti Narkoba Mahasiswa Kampus baik secara mandiri maupun dukungan dari BNNP DIY. Satgas yang terbentuk sangat aktif melaksanakan programprogram P4GN baik di lingkungan kampus, maupun di luar lingkungan kampus. Beberapa kampus yang membentuk Satgas, antara lain Stikes Guna Bangsa Yogyakarta, Stikes Surya Global Yogyakarta, dan ASMI Santa Maria Yogyakarta, dan IKIP PGRI Wates. FGD dalam rangka Sosialisasi P4GN kepada Mahasiswa dilaksanakan di 7 kampus, sebagai berikut : Tanggal 17 Februari 2014 di Akademi Komunikasi Radya Binatama Yogyakarta (AKRBY); Tanggal 8 April 2014 di ASMI Desanta Yogyakarta; Tanggal 13 Mei 2014 di STIKES Guna Bangsa Yogyakarta; Tanggal 2 Oktober 2014 di STIT Muhammadiyah Wates, Kulon Progo; Tanggal 24 Oktober 2014 di STIKES Surya Global Yogyakarta; Pengguna narkoba lebih baik direhabilitasi daripada dipenjara Laporan Tahunan BNNP DIY TA

30 Tanggal 29 Oktober 2014 di STIE Widya Wiwaha Yogyakarta; Tanggal 11 November 2014 di ASMI Santa Maria Yogyakarta. 3) FGD dalam rangka Sosialisasi P4GN Terhadap Pekerja Instansi Pemerintah dilaksanakan 2 kali/60 orang. FGD dalam rangka Sosialisasi P4GN Terhadap Pekerja Instansi Pemerintah dilaksanakan sebanyak 2 kali, yaitu pada tanggal 22 April 2014 dan tanggal 3 Desember Pertama, Kegiatan FGD pada tanggal 22 April 2014 dilaksanakan dalam rangka memberikan pembekalan mengenai bahaya Narkoba yang telah mulai merambah ke anak usia dini, dengan sasaran Guru SD Negeri di wilayah DIY. Kegiatan dilaksanakan di Gedung Erlangga Yogyakarta. Para guru diberikan bekal ketrampilan mengenai teknik menyampaikan pesan dengan metode story telling atau bercerita/ mendongeng. Dengan Narasumber seorang pendongeng dari DIY, peserta diajak belajar langsung teknik bercerita yang menyenangkan, sehingga pesan dapat sampai kepada anak didik dengan cara yang menyenangkan juga. Saat pelaksanaan FGD peserta diajak berdiskusi dan praktek langsung bagaimana menyampaikan pesan anti narkoba kepada anak usia dini. Pesan anti narkoba disampaikan dengan pendekatan Perilau Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Selain itu peserta juga diajak membuat yelyel dan salam pagi yang akan diajarkan kepada anak didik dan diucapkan setiap hari. Peserta juga membuat beberapa game edukatif yang menarik untuk anak usia dini, dimana game ini juga sebagai alat menyampaikan pesan anti narkoba/phbs. Kedua, FGD dalam rangka Sosialisasi P4GN Terhadap Pekerja Instansi Pemerintah pada tanggal 3 Desember 2014 bertempat di RM Pringsewu Yogyakarta, Pengguna narkoba lebih baik direhabilitasi daripada dipenjara Laporan Tahunan BNNP DIY TA

31 dilaksanakan dalam rangka Evaluasi Pelaksanaan Pilot Project Penanganan Pecandu. Peserta berasal dari Instasi terkait seperti Kepolisian, Kejaksaan, Pelaksana Rehabilitasi, Rumah Sakit dan Puskesmas sebagai yang ditunjuk IPWL, dan BNNP/BNNK di DIY. Adapun topik ysng mrnjadi pembahasan adalah kendala petugas di lapangan dalam melaksanakan penanganan pecandu. 4) FGD dalam rangka Sosialisasi P4GN Terhadap Pekerja Instansi Swasta dilaksanakan 1 kali/30 orang. FGD dalam rangka Sosialisasi P4GN Terhadap Pekerja Instansi Swasta dilaksanakan sebanyak 1 kali pada tanggal 15 April 2014 bertempat di Gedung Erlangga Yogyakarta. Sasaran kegiatan FGD ini adalah 30 orang guru TK dan Paud dari sekolah swasta yang ada di DIY. Kegiatan ini mendapat apresiasi yang tinggi dikarenaka peserta yang merupakan guru swasta sering melakukan aktivitas mengajar dengan mendongeng. Saat mendapatkan materi teknik bercerita, para guru sangat antusias. Beberapa guru terlihat sangat trampil dalam bercerita dengan menggunakan beberapa alat peraga. Materi yang dipilih untuk pendekatan kepada anakanak adalah Pola Hidup Bersih dan Sehat. 5) FGD dalam rangka Sosialisasi P4GN Terhadap Kelompok Masyarakat dilaksanakan 4 kali/120 orang. FGD dalam rangka Sosialisasi P4GN Terhadap Kelompok Masyarakat dilaksanakan dalam rangka memberikan informasi kepada masyarakat umum, terutama masyarakat di wilayah rawan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba di DIY.Kegiatan FGD ini dilaksanakan sebanyak 4 kali dengan sasaran 120 orang dari kelompok Pengguna narkoba lebih baik direhabilitasi daripada dipenjara Laporan Tahunan BNNP DIY TA

32 masyarakat perwakilan daerahnya, pada : Tanggal 12 Maret 2014 terhadap kelompok masyarakat Jaringan Radio Komunitas Yogyakarta (JRKY), bertempat di Ruang Studio Produksi MMTC Yogyakarta; Tanggal 20 Agustus 2014 terhadap kelompok masyarakat Kecamatan Saptosari, bertempat di Kantor Kecamatan Saptosari, Gunungkidul; Tanggal 10 September 2014 terhadap kelompok masyarakat Kelurahan Semaki, bertempat di Balai RW 04 Semaki Umbulharjo, Yogyakarta; Tanggal 13 November 2014 terhadap kelompok masyarakat Tagana dan Pemuda Pelopor Perdamaian, bertempat di Ruang Aula Timur Kantor Dinas Sosial DIY. Selama kegiatan peserta mendapatkan materi mengenai bahaya Narkoba, gambaran kerawanan penyalahgunaan dan peredaran gelap di DIY secara umum dan wilayah tempat tinggal mereka secara khususnya, serta informasi terbaru mengenai penyalahgunaan Narkoba di DIY 6) Sosialisasi melalui Pemilihan Orator/Stand Up Comedy dilaksanakan 1 kali/250 orang. Sosialisasi melalui Pemilihan Orator/Stand Up Comedy dilaksanakan pada tanggal 26 Oktober 2014 bertempat di Halaman Monumen Serangan Umum 1 Maret 1949 Yogyakarta. Pemilihan orator dikemas dalam bentuk Stand Up Comedy dimana peserta seleksi menyampaikan pesanpesan anti narkoba dengan cara humor. Kegiatan ini merupakan rangkaian kegiatan mulai dari proses seleksi sampai dengan puncak acara final. Peserta adalah para mahasiswa dari 20 kampus yang ada di DIY. Kegiatan mendapatkan dukungan dari para Kader Penyuluh Anti Narkoba dari Pengguna narkoba lebih baik direhabilitasi daripada dipenjara Laporan Tahunan BNNP DIY TA

33 kalangan mahasiswa yag pernah dilatih dan dibina oleh BNNP DIY. 10 finalis orator memperebutkan posisi 5 terbaik. Pada saat puncak acara final disaksikan oleh sekitar 500 masyarakat DIY yang melintas di sekitar tempat kegiatan. Hadir sebagai juri dalam kegiatan ini diantaranya adalah pakar Stand Up Comedy nasional yaitu Hidfzi. Pada malam final dipandu oleh 2 orang MC dari kader mahasiswa, mereka membawakan acara dengan segar, humor, sehingga acara berlangsung sangat menarik dan tidak membosankan. Acara ini sangat menarik dan mendapatkan banyak respon positif dari penonton. Hal ini dapat dilihat dari antusias penonton yang semakin malam semakin banyak dan mereka mengikuti acara sampai selesai. Acara juga disemarakkan dengan penampilan tari saman dan penampilan band dari beberapa kampus. 10 peserta terbaik mendapatkan sertifikat penghargaan dari panitia penyelenggara. 5 penampil terbaik selain mendapatkan sertifikat penghargaan juga mendapatkan bantuan untuk pembinaan. 2. SEKSI ADVOKASI a. Melaksanakan Advokasi Tentang Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN) Kepada Pegawai Instansi Pemerintah dilaksanakan 1 kali/40 orang. Advokasi tentang P4GN merupakan bentuk komunikasi yang dilaksanakan untuk mendukung pelaksanaan program pencegahan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika. Kegiatan Advokasi tentang P4GN ini dilaksanakan pada tanggal 10 April 2014 bertempat di Ruang Rapat Bawah Komplek Balai Kota Yogyakarta. Kegiatan dilaksanakan untuk memberikan pencerahan dan pemberdayaan kepada Pengguna narkoba lebih baik direhabilitasi daripada dipenjara Laporan Tahunan BNNP DIY TA

34 stakeholder di lingkungan kerja dalam mengimplementasikan kegiatan pencegahan narkotika di lingkungan kerja masingmasing. Beberapa ide terkait penerapan program pencegahan sesuai standar UNODC, yaitu : Kegiatan jabat tangan setiap pagi untuk mendekatkan interaksi antara guru dan murid; Adanya yelyel salam pagi untuk memompa semangat siswa agar menjauhi Narkoba; Menyediakan wahana kreativitas untuk anak dengan tema narkoba yang ditempatkan di area strategis. Dalam pelaksanaan kegiatan, hambatan yang dihadapi adalah belum adanya payung hukum yang bisa dijadikan patokan oleh guru dalam menerapkan program pencegahan sesuai standar UNODC secara resmi di lingkungan institusi pendidikan, dan belum adanya dukungan fasilitas yang tertuang dalam RAPBS terkait kegiatan P4GN, sehingga pelaksanaan program ini seringkali terhambat oleh masalah biaya. Oleh karena itu, perlu adanya kerjasama antara BNNP DIY dengan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga DIY. Kerjasama tersebut dapat menjadi penguat untuk melaksanakan pendampingan/advokasi program P4GN yang diterapkan di institusi pendidikan. b. Melaksanakan FGD tentang Dekriminalisasi dan Depenalisasi Bagi Pengguna dilaksanakan 1 kali/30 orang. FGD tentang Dekriminalisasi dan Depenalisasi Bagi Pengguna dilaksanakan untuk mendapatkan masukan dan perspektif dari bidang hukum mengenai kebijakan dekriminalisasi dan depenalisasi bagi pecandu/penyalahguna narkotika. Pengguna narkoba lebih baik direhabilitasi daripada dipenjara Laporan Tahunan BNNP DIY TA

35 Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 10 Oktober 2014 bertempat di Debating Room Gedung III Fak. Hukum UGM Yogyakarta, dan dihadiri oleh Dosen pengajar dan Mahasiswa Sarjana dan Pasca Sarjana Fak. Hukum UGM. Adapun Narasumber kegiatan, yaitu DR. Drs. Anang Iskandar, MH., Dr. Mudzakkir, S.H., M.H. dari fakultas hukum UII Yogyakarta, dan Prof. Dr. Eddy. O. S. Hiariej. S.H., M.Hum. dari fakultas hukum UGM. Diharapkan dengan dilaksanakannya kegiatan FGD tentang Dekriminalisasi dan Depenalisasi Bagi Pengguna adalah BNN mendapatkan masukan dari akademisi maupun civitas akademia dari Fakultas Hukum UGM dan UII terkait dengan kebijakan yang diterapkan Badan Narkotika Nasional terkait dekriminalisasi dan depenalisasi bagi penyalahguna Narkoba. c. Melaksanakan Advokasi Tentang Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN) di Lingkungan Instansi Swasta dilaksanakan 1 kali/30 orang. Advokasi Tentang P4GN di Lingkungan Instansi Swasta dilaksanakan untuk memberikan pencerahan dan pemberdayaan pada stakeholder di lingkungan kerja dalam mengimplementasikan kegiatan pencegahan narkotika di lingkungan kerja masingmasing dan mendukung program P4GN. Kegiatan ini membahas tentang kebijakan yang tercantum dalam Undang Undang maupun Peraturan Daerah dan standar program pencegahan sesuai standar United Nation of Drug and Crime yang mengedepankan peran dan fungsi setiap jangkauan umur dalam mengimplementasikan program pencegahan Narkoba yang tepat, serta langkah kongkret dalam penyusunan kebijakan dan penerapan program pencegahan Narkoba di institusi pendidikan swasta untuk menekankan pentingnya life skills Pengguna narkoba lebih baik direhabilitasi daripada dipenjara Laporan Tahunan BNNP DIY TA

36 training yang diberikan pada pelajar untuk menumbuhkan kesadaran untuk selalu menghindari penyalahgunaaan Narkoba. Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 5 Juni 2014 bertempat di Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga DIY, dan dihadiri oleh Guru dan Komite Sekolah Tingkat SMA di Wilayah DI Y. Hasil pelaksanakaan kegiatan Advokasi Tentang P4GN di Lingkungan Instansi Swasta, antara lain : Program pencegahan di sekolah: adanya kegiatan peer education dan peer counselor; kegiatan bimbingan kelompok atau mentoring; memfasilitasi kegiatan ekstrakurikuler sehingga anak memiliki penyaluran kegiatan yang positif; mengadakan ESQ; sosialisasi anti narkoba di sekolah setiap beberapa periode sekali. Program pencegahan dari lingkungan keluarga: manajemen waktu yang diterapkan seluruh anggota keluarga; menumbuhkan jati diri anak dengan motivasi; pengamatan orang tua terhadap perubahan yang terjadi pada anak; proteksi terhadap informasi maupun teknologi yang memberi dampak negatif pada anak; kontrol rutin media sosial anak. d. Melaksanakan Advokasi Tentang Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN) di Kelompok Masyarakat dilaksanakan 4 kali/160 orang. Advokasi Tentang P4GN di Kelompok Masyarakat dilaksanakan untuk membentuk komunikasi yang dilaksanakan untuk mendukung program pencegahan penyalahgunaan maupun peredaran narkotika dan memberikan pencerahan dan pemberdayaan pada stakeholder di lingkungan masyarakat dalam mengimplementasikan kegiatan pencegahan Narkoba di lingkungan kerja masingmasing. Kegiatan ini membahas tentang kebijakan yang tercantum dalam Undang Undang maupun Peraturan Daerah, pemetaan potensi kerawanan di wilayah tersebut terkait minuman keras dan Narkoba, dan diskusi mengenai peran masyarakat dalam mendorong proses rehabilitasi bagi penyalahguna narkotika di lingkungannya. Peserta kegiatan adalah kelompok masyarakat yang memiliki peran yang cukup berpengaruh dalam program pencegahan Narkoba di lingkungannya. Pengguna narkoba lebih baik direhabilitasi daripada dipenjara Laporan Tahunan BNNP DIY TA

37 Advokasi Tentang P4GN di Kelompok Masyarakat dilaksanakan sebanyak 4 kali dengan sasaran 160 orang warga, pada : Tanggal 24 Januari 2014 terhadap kelompok masyarakat Desa Sardonoharjo, bertempat di Ruang Pertemuan Candi Karang, Sardonoharjo, Ngaglik, Sleman; Tanggal 12 Februari 2014 terhadap kelompok masyarakat Desa Trimulyo, bertempat di Balai Desa Trimulyo, Sleman; Tanggal 12 Mei 2014 terhadap kelompok masyarakat Desa Semoyo, bertempat di Balai Desa Semoyo, Pathuk, Gunungkidul; Tanggal 11 Juli 2014 terhadap kelompok masyarakat Karang Taruna Dusun Kapingan dan Desa Temuwuh, bertempat di Balai Desa Temuwuh, Dlinggo, Bantul. e. Melaksanakan Pembentukan Kader Penyuluh Anti Narkoba Lingkungan Pelajar, Mahasiswa, dan Kelompok Masyarakat. 1) Pembentukan Kader Penyuluh Anti Narkoba Lingkungan Pelajar dilaksanakan 6 kali/240 orang. Pembentukan Kader Penyuluh Anti Narkoba Lingkungan Pelajar dilaksanakan dalam rangka meningkatkan pemahaman dan kesadaran pelajar terhadap penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba di lingkungannya dengan cara menjadikan pelajar sebagai Kader Penyuluh Anti Narkoba yang memiliki keterampilan menolak penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba dan mensosialisasikan kepada orang lain, minimal teman dan keluarga terdekatnya. Kegiatan dilaksanakan sebanyak 6 kali dan telah membentuk 240 orang kader, pada : Tanggal 19 dan 20 Februari 2014 di SMP Negeri 2 Sleman; Tanggal 3 dan 4 April 2014 di SMA N 1 Bantul; Tanggal 16 dan 17 April 2014 di SMP Mataram Kasihan Bantul; Tanggal 21 & 22 Agustus 2014 di SMP Islam Terpadu Abu Bakar Yogyakarta; Tanggal 17 dan 18 September 2014 di SMKN 1 Saptosari Gunung Kidul Yogyakarta; Pengguna narkoba lebih baik direhabilitasi daripada dipenjara Laporan Tahunan BNNP DIY TA

38 Tanggal 24 dan 25 September 2014 di SMK Taman Siswa Nanggulan Kulon Progo. Melalui kegiatan pembentukan kader ini, BNNP DIY fokus menanamkan pengetahuan dan kemampuan pengembangan diri pada pelajar, yang diharapkan menjadikan mereka sebegai pribadi yang kuat dan berprinsip sehingga tidak mudah terpengaruh. Materi yang diberikan antara lain : pengetahuan dasar tentang Narkoba dan permasalahannya; pentingnya rehabilitasi untuk penyalahguna Narkoba; teknik public speaking sebagai bekal kemampuan komunikasi sebagai penyuluh; motivasi untuk menjadi kader dan peer counselor/konselor sebaya untuk lingkungannya; prosedur pelaksanaan teknis tes urine untuk screening Narkoba. Peserta juga diberikan studi kasus yang akan didiskusikan secara berkelompok dengan beberapa topik sebagai berikut : merancang format Satuan Tugas Anti narkoba yang bisa dibentuk di sekolah masingmasing beserta program kerja yang bisa dilakukan kader; melakukan simulasi penyuluhan untuk anak TK dan SD mengenai rokok, obatobatan, dan miras; mendiskusikan tindakan sebagai konselor sebaya jika suatu saat menemukan teman menjadi penyalahguna Narkoba. Adapun hasil dari kegiatan Pembentukan Kader Penyuluh Anti Narkoba Lingkungan Pelajar tahun 2014, sebagai berikut : Terbentuk Satgas Anti Narkoba di Lingkungan SMP N 2 Sleman bernama GEMAR (Gerakan Murid Anti Narkoba) yang telah mengadakan beberapa kegiatan, antara lain: Lomba menggambar dan pembuatan poster anti narkoba yang di ikuti oleh 100 peserta yang terdiri dari siswa SD dan SMP yang dilaksanakan pada tanggal 27 September 2014; Pengguna narkoba lebih baik direhabilitasi daripada dipenjara Laporan Tahunan BNNP DIY TA

39 Sosialisasi tentang bahaya narkoba dan cara pencegahannya di SD dan SMP; Lomba presentasi tentang bahaya Narkoba dan cara pencegahannya. Kader SMA 1 Bantul membentuk satuan tugas satuan narkoba bernama GENETIKA (Generasi Anti Narkotika) yang telah di buatkan Surat Keputusan pembentukan. Beberapa program kerja Genetika, antara lain : Yelyel anti Narkoba yang di terapkan setiap pagi sebelum pelajaran untuk meningkatkan motivasi para siswa agar tidak menyalahgunakan narkoba; Pemasangan poster anti Narkoba di lingkungan sekolah; Penyuluhan anti Narkoba terhadap siswa baru pada saat Masa Orientasi Siswa; Sosialisasi penyalahgunaan Narkoba oleh pendidik sebaya; Sosialisasi anti narkoba ke sekolah lain; Pembuatan Website GENETIKA untuk menyebarluaskan anti Narkoba ke masyarakat luas; Menuliskan artikel tentang bahaya Narkoba ke majalah sekolah yaitu SABAMAGZ. Kader SMP Mataram Kasihan membentuk Satgas bernama SMATA, kader memeliki program kerja, antara lain : Memasang mading pendidikan anti Narkoba; Melaksanakan lomba anti Narkoba; Memasang poster anti Narkoba di warung (Kantin) sekolah; Sosialisasi Narkoba ke SD di sekitar sekolah; Kampanye simpatik anti Narkoba; Merencanakan pelaksanaan study banding ke tempat rehabilitasi Narkoba. 2) Pembentukan Kader Penyuluh Anti Narkoba Lingkungan Mahasiswa dilaksanakan 6 kali/240 orang. Pembentukan Kader Penyuluh Anti Narkoba Lingkungan Mahasiswa dilaksanakan dalam rangka meningkatkan pemahaman dan kesadaran Pengguna narkoba lebih baik direhabilitasi daripada dipenjara Laporan Tahunan BNNP DIY TA

40 mahasiswa terhadap penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba di lingkungannya dengan cara menjadikan sebagai Kader Penyuluh Anti Narkoba yang memiliki keterampilan menolak penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba. Kegiatan dilaksanakan dengan penyampaian materi Narasumber yang dilanjutkan dengan diskusi kelompok dengan metode FGD. Adapun materi Narasumber yang disampaikan, antara lain : Pengetahuan dasar tentang Narkoba dan permasalahan yang menyertainya; Pentingnya rehabilitasi untuk penyalahguna Narkoba; Teknik Public Speaking sebagai bekal menjadi penyuluh; Motivasi untuk menjadi kader dan peer counselor/konselor sebaya untuk lingkungannya; Prosedur pelaksanaan teknis tes urine untuk screening Narkoba. FGD dengan studi kasus yang diberikan untuk dibahas secara kelompok, antara lain : Merancang format Satuan Tugas Anti Narkoba yang bisa dibentuk di kampus masingmasing beserta program kerja yang bisa dilakukan kader; Melakukan simulasi penyuluhan untuk anak TK dan SD mengenai rokok, obatobatan, dan miras; Mendiskusikan tindakan sebagai konselor sebaya jika suatu saat menemukan teman menjadi penyalahguna Narkoba. Pembentukan Kader Penyuluh Anti Narkoba Lingkungan Mahasiswa dilaksanakan sebanyak 6 kali dengan sasaran 240 orang mahasiswa, pada : Tanggal 5 dan 6 Maret 2014 di IST AKPRIND Yogyakarta; Tanggal 23 dan 24 April 2014 di Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta; Tanggal 3 dan 4 Juni 2014 di IKIP PGRI Wates, Kabupaten Kulon Progo; Tanggal 15 dan 16 Oktober 2014 di STIKES Guna Bangsa Yogyakarta; Tanggal 25 dan 26 November 2014 di STIKES Surya Global Yogyakarta; Tanggal 27 dan 28 November 2014 di ASMI Santa Maria Yogyakarta. Pengguna narkoba lebih baik direhabilitasi daripada dipenjara Laporan Tahunan BNNP DIY TA

41 Sebagai tindaklanjut kegiatan Pembentukan Kader Penyuluh Anti Narkoba Lingkungan Mahasiswa, beberapa kampus melaksanakan kegiatan P4GN yang dapat digunakan sebagai outcome kegiatan ini, antara lain : Kader Mahasiswa IST AKPRIND telah melaksanakan Sosialisasi Anti Narkoba di beberapa sekolah, antara lain : SD Terban dengan peserta 60 siswa, SMP Pangudi Luhur sebanyak 2 kali dengan peserta 400 siswa dan 200 siswa, dan merencanakan kegiatan pembentukan kader baru pada tanggal 8 dan 9 November Kader UIN membentuk KOMJAN yaitu Komunitas Jurnalistik Anti Narkoba. Komunitas ini memfokuskan kegiatan jurnalistik dengan mengedepankan tema pencegahan Narkoba di kalangan mahasiswa dan masyarakat umum. Kader IKIP PGRI Wates mengadakan Kampanye Anti Narkoba melalui Festival Band tanggal 16 November ) Pembentukan Kader Penyuluh Anti Narkoba Lingkungan Kelompok Masyarakat dilaksanakan 5 kali/200 orang. Pembentukan Kader Penyuluh Anti Narkoba Lingkungan Kelompok Masyarakat dilaksanakan dalam rangka meningkatkan pemahaman dan kesadaran anggota kelompok masyarakat terhadap penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba di lingkungannya, dengan cara menanamkan kesadaran diri untuk menjadi Kader Penyuluh Anti Narkoba yang memiliki keterampilan menolak penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba, terutama di lingkungannya. Pengguna narkoba lebih baik direhabilitasi daripada dipenjara Laporan Tahunan BNNP DIY TA

42 Seperti dengan Pembentukan Kader Penyuluh Anti Narkoba di lingkungan pelajar dan mahasiswa, kegiatan Pembentukan Kader Penyuluh Anti Narkoba Lingkungan Kelompok Masyarakat dilaksanakan dengan penyampaian materi Narasumber yang dilanjutkan dengan diskusi kelompok dengan metode Focus Group Discussion. Adapun materi Narasumber yang disampaikan, antara lain : Pengetahuan dasar tentang Narkoba dan permasalahan yang menyertainya; Pentingnya rehabilitasi untuk penyalahguna Narkoba; Teknik Public Speaking sebagai bekal menjadi penyuluh ; Motivasi untuk menjadi kader dan peer counselor/konselor untuk lingkungannya; Prosedur pelaksanaan teknis tes urine untuk screening Narkoba. Studi kasus yang diberikan untuk dibahas secara kelompok saat FGD, antara lain : Merancang format Satuan Tugas Anti Narkoba yang bisa dibentuk di lingkungan masingmasing beserta program kerja yang bisa dilakukan kader; Memetakan potensi kerawanan di wilayah Kader. Kegiatan Pembentukan Kader Penyuluh Anti Narkoba di Lingkungan Kelompok Masyarakat dilaksanakan 5 kali dengan sasaran 200 orang warga/ masyarakat umum, pada : Tanggal 27 dan 28 Februari 2014 terhadap 40 orang kelompok masyarakat Kelurahan Patehan, bertempat di Balai RW 05, Kel. Patehan, Jraton, Yogyakarta; Tanggal 19 dan 20 Maret 2014 terhadap 40 orang relawan sosial Kulon progo, bertempat di Aula Dinsosnakertrans Kabupaten Kulon progo; Pengguna narkoba lebih baik direhabilitasi daripada dipenjara Laporan Tahunan BNNP DIY TA

43 Tanggal 26 dan 27 Maret 2014 terhadap 40 orang perwakilan dari kelompok masyarakat yang berasal dari desadesa di Kabupaten Kulon progo, bertempat di Aula PMI Wates, Kabupaten Kulon progo; Tanggal 22 dan 23 Oktober 2014 terhadap 40 orang warga Kecamatan Ponjong, bertempat di Kantor Kecamatan Ponjong, Kabupaten Gunungkidul; Tanggal 20 dan 21 November 2014 terhadap 40 orang warga Kecamatan Ngaglik, bertempat di Aula Kecamatan Ngaglik, Sleman. Diharapkan dengan dilaksanakan kegiatan ini kesadaran masyarakat tentang bahaya penyalahgunaan Narkoba meningkat, terutama tingkat awareness terhadap adanya penyalahguna di lingkungannya. Beberapa Kader mengambil inisiatif untuk mendekati keluarga penyalahguna dalam rangka mensosialisasikan tindakan rehabilitasi untuk memulihkan penyalahguna, misalnya kader di wilayah Kulon Progo mengantarkan dua orang penyalahguna ganja ke panti rehabilitasi PSPP di Sleman yang tentunya dengan dukungan dari keluarga resident. Selain itu, kader juga berinisiatif untuk melakukan penyuluhan di kampungnya dengan menggunakan materi yang didapatkan dari pelatihan Kader. B. BIDANG PEMBERDAYAAN MASYARAKAT Sesuai dengan Peraturan Kepala Badan Narkotika Nasional Nomor 04 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Narkotika Nasional Provinsi dan Badan Narkotika Nasional Kabupaten/Kota sebagaimana telah diubah Peraturan Kepala Badan Narkotika Nasional Nomor 04 Tahun 2013, Bidang Pemberdayaan Masyarakat memiliki tugas melaksanakan kebijakan teknis P4GN di bidang pemberdayaan masyarakat dan rehabilitasi dalam wilayah Provinsi. Bidang Pemberdayaan Masyarakat BNNP DIY terdiri dari dua Seksi, yaitu Seksi Peran Serta Masyarakat dan Seksi Pemberdayaan Alternatif. Berdasarkan indikator kinerja pada BNNP DIY, Seksi Pemberdayaan Alternatif tidak memiliki alokasi anggaran dan kegiatan dalam melaksanakan program P4GN. Oleh karena itu, Kegiatan P4GN pada Bidang Pemberdayaan Masyarakat dilaksanakan oleh Seksi Peran serta masyarakat. Adapun kegiatan Bidang Pemberdayaan Masyarakat Tahun 2014, sebagai berikut : a. Melaksanakan Pemberdayaan Satuan Tugas/Organisasi Anti Narkoba di Lingkungan Kampus dilaksanakan 10 kali/400 orang. 1) Pemberdayaan Satuan Tugas/Organisasi Anti Narkoba di Lingkungan Kampus dalam rangka Menciptakan Lingkungan Kampus Bebas Narkoba sebanyak 10 kali/400 orang. Pengguna narkoba lebih baik direhabilitasi daripada dipenjara Laporan Tahunan BNNP DIY TA

44 Pemberdayaan Satuan Tugas/Organisasi Anti Narkoba di Lingkungan Kampus dalam rangka Menciptakan Lingkungan Kampus Bebas Narkoba merupakan tindak lanjut kegiatan Jambore dalam Penguatan Kerja Sama dan Peningkatan Kapasitas Kader Mahasiswa yang dilaksanakan pada tanggal 1213 April 2014 di Youth Center, Sleman. Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka mendorong peran serta mahasiswa agar dapat mandiri mengatasi permasalahan Narkoba di lingkungan kampus masingmasing dengan dukungan dari BNNP DIY berupa fasilitasi bantuan operasional satgas P4GN dari BNNP DIY. Pemberdayaan Satgas Anti Narkoba di Lingkungan Kampus dilaksanakan di 10 Kampus yang memiliki Satgas Anti Narkoba aktif dalam kegiatan P4GN, pada : Tanggal 20 Agustus 2014 di Sekolah Tinggi Agama Islam Yogyakarta; Tanggal 4 September 2014 di Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta; Tanggal 18 September 2014 di STMIK AMIKOM Yogyakarta; Tanggal 20 September 2014 di Institut Sains dan Teknologi AKPRIND Yogyakarta; Tanggal 17 Oktober 2014 di Universitas Negeri Yogyakarta; Tanggal 21 Oktober 2014 di IKIP PGRI Wates; Tanggal 29 Oktober 2014 di Universitas Janabadra; Tanggal 3 November 2014 di Universitas Mercubuana Yogyakarta; Tanggal 5 dan 6 Desember 2014 di Universitas Teknologi Yogyakarta. Kegiatan Pemberdayaan Satgas Anti Narkoba dilaksanakan dengan pemberian materi oleh Narasumber dan dilanjutkan dengan Focus Group Discussion (FGD), dengan materi sebagai berikut : Pengguna narkoba lebih baik direhabilitasi daripada dipenjara Laporan Tahunan BNNP DIY TA

45 Kebijakan dan Strategi Optimalisasi P4GN di Perguruan Tinggi. Optimalisasi Satgas P4GN di Universitas Janabadra. Koordinasi Lintas Sektor dalam Pelaksanaan P4GN di Lingkungan Perguruan Tinggi. FGD tentang program kerja satgas anti Narkoba yang akan dilaksanakan. Pelaksaaan kegiatan fasilitasi bantuan operasional satgas P4GN dilaksanakan untuk 10 divisi yang terbentuk dari hasil Jambore, yaitu : Satgas P4GN STAIYO dan UGK (divisi penyuluhan bagian selatan) melaksanakan : Tanggal 13 September 2014, Penyuluhan di Dusun Ngrancang, Playen. Narasumber : BNK Gunungkidul dan Satgas P4GN, Peserta : 50 orang. Tanggal 22 September 2014, Penyuluhan di Dusun Sunggingan, Ponjong Narasumber : BNK Gunungkidul dan Satgas P4GN, Peserta : 60 orang. Tanggal 11 Oktober 2014, Penyuluhan di Dusun Natah, Nglipar Narasumber : BNK Gunungkidul dan Satgas P4GN, Peserta : 60 orang. Satgas P4GN UIN Sunan Kalijaga (divisi jurnalistik) melaksanakan pengadaan kamera dan seragam. Satgas GANA STIMIK AMIKOM (divisi website) melaksanakan pembuatan website virusbiru.id, dan pengadaan seragam satgas. Satgas P4GN SATMABHARA IST AKPRIND (divisi kaderisasi) melaksanakan Kaderisasi terhadap 60 pelajar Satgas Anti Narkoba Tingkat Pelajar dari 5 SMA. Narasumber : GRANAT DIY, Feryan Nugroho, Direktur Binmas Polda DIY, Drs. Cahyo Budi, BNNP DIY, Retno Dwiyanti, A.Md. Satgas P4GN UNY (divisi rehabilitasi berbasis kampus) pada tanggal 2728 November 2014 melaksanakan Workshop Rehabilitasi Berbasis Kampus. Narasumber : PSPP Yogyakarta, Drs. Fatchan, M.Si. BNNP DIY, Aryanto Hendro S. dan Retno Dwiyanti, A.Md. IACH Yogyakarta, Adi Winarso, S.Pd. Narasumber dari RS Grhasia dan Dosen UNY. Pengguna narkoba lebih baik direhabilitasi daripada dipenjara Laporan Tahunan BNNP DIY TA

46 Satgas SAGTA IKIP PGRI Wates (divisi penyuluhan bagian barat) melaksanakan Penyuluhan melalui Festival Band Anti Narkoba pada tanggal 16 November Satgas P4GN UJB, UPY, ASMI Santa Maria (divisi penyuluhan) melaksanakan Tanggal 16 November 2014, Penyuluhan di Kecamatan Mantrijeron, Yogyakarta. Narasumber : BNNP DIY, Bambang Wiryanto dan Edi Mujayadi, S.S. Peserta 50 orang. Tanggal 21 November 2014, Penyuluhan P4GN di ASMI Santa Maria Yogyakarta. Narasumber : BNNP DIY, Agus Leksono, S.Sos. dan Rektor ASMI Santa Maria. Peserta 65 orang. Tanggal 28 November 2014, Penyuluhan P4GN di Pendowoharjo, Sleman. Narasumber : BNNK Sleman, GRANAT DIY, dan Polres Sleman. Peserta 90 orang. Satgas Umbrella UMBY (divisi Event Organizer) melaksanakan Flashmob P4GN pada kirab budaya nasional dan pembagian leaflet/stiker pada tanggal 7 Desember 2014 bertempat di Jl. Mangkubumi Yogyakarta, dan pembuatan seragam satgas. Satgas P4GN UMY (divisi kerjasama) melaksanakan Jambore Satgas Mahasiswa dari 13 Perguruan Tinggi se DIY pada tanggal 2223 November 2014 di Badan Diklat DIY, dengan peserta sebanyak 60 orang. Narasumber : IACH Yogyakarta, Adi Winarso, dan BNNP DIY, Drs. Budiharso, M.Si. dan Drs. Aryanto Hendro Suprantoro Satgas P4GN UTY (divisi rehabilitasi berbasis kampus) melaksanakan Workshop rehabilitasi pada tanggal 5 dan 6 Desember 2014 bertempat di UTY dan dihadiri oleh 40 orang mahasiswa. Narasumber berasal dari BNNP DIY, UTY, GRANAT DIY, dan IACH Yogyakarta. Hasil dari kegiatan ini adalah pengukuhan Satgas dan optimalisasi counseling center. Kegiatan pemberdayaan ini mendapatkan respon yang sangat positif dari peserta dan pihak kampus. Setelah dilakukan evaluasi, banyak hasil yang dicapai, antara lain : Pengguna narkoba lebih baik direhabilitasi daripada dipenjara Laporan Tahunan BNNP DIY TA

47 Pihak kampus sangat mendukung penuh kegiatan pemberdayaan satgas anti Narkoba di lingkungan mahasiswa. Sebagai tindak lanjut pelaksanaan Jambore satgas P4GN, Universitas Janabadra sebagai pelaksana divisi penyuluhan dengan fasilitasi operasional untuk satgas P4GN mahasiswa sebesar Rp , melalui program kerja penyuluhan di lingkungan masyarakat. Tersusun program kerja dan susunan organisasi dari divisi penyuluhan. BNNP DIY terus berkoordinasi dan bekerjasama dengan pihak kampus dalam pelaksanaan program P4GN. Diharapkan tercipta sinergitas antara pihak mahasiswa, kampus, BNNP DIY dan masyarakat dalam menciptakan lingkungan bebas Narkoba. Satgas P4GN mahasiswa diharapkan segera membuat proposal dan merealisasikan program kerja yang telah dibuat. Waktu pelaksanaan kegiatan yang difasilitasi BNNP DIY sampai dengan bulan Desember ) Jambore dalam Penguatan Kerjasama dan Peningkatan Kapasitas Kader Mahasiswa dilaksanakan 1 kali/100 orang mahasiswa dari 20 kampus di DIY. Jambore dalam Penguatan Kerjasama dan Peningkatan Kapasitas Kader Mahasiswa merupakan wadah bagi Satgas Anti Narkoba untuk dapat menjalin kerjasama; sebagai tempat saling berbagi informasi terutama tentang program kerja Satgas dalam P4GN di DIY. Peserta juga mendapatkan materi tentang pengayaan kapasitas kader. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 1213 April 2014 bertempat di Youth Center, Sleman, dan diikuti oleh 100 orang anggota Satgas Anti Narkoba Mahasiswa perwakilan dari 20 kampus di DIY, yaitu UGM, UNY, UIN, IST Pengguna narkoba lebih baik direhabilitasi daripada dipenjara Laporan Tahunan BNNP DIY TA

48 AKPRIND, STAIYO, UGK, STMIK AMIKOM, IKIP PGRI Wates, Universitas Janabadra, UPN, UTY, Poltekkes Kemenkes, UAJY, Poltekkes BSI, UAD, UMY, UMBY, UII, UNRIYO, dan UPY. Banyak pesan dan ilmu yang diberikan kepada peserta, terutama tentang teknologi. Materi yang diberikan tentang membangun sinergisitas satgas anti narkoba dan mengembangkan P4GN berbasis Teknologi Informasi. Narasumber adalah Drs. Muhammad Idris P. dari STMIK Amikom Yogyakarta, M.M., Y. B. Margantoro dari Redaksi Harian Pagi Bernas Jogja, Teguh Ariffianto seorang Pakar Media Sosial. Mereka juga melaksanakan FGD dalam rangka membangun Sinergisitas Satgas Anti Narkoba dan Mengembangkan P4GN Berbasis Teknologi Informasi. Selain tentang membangun dengan teknologi, mereka juga diberikan ilmu tentang merintis pusat rehabilitasi berbasis kampus, dengan Narasumber adalah Anyoko Priyatno, S.H., M.M. seorang Praktisi, Gatot Sugiharto, S.H., M.H. dari Universitas Ahmad Dahlan, Pujiwiyana, M.Pd. dari Universitas Negeri Yogyakarta), Tunggul Priyono, S.H., M.Hum. dari Kopertis Wilayah V Yogyakarta, dan Apolonaris Setara dari Lembaga Rehabilitasi KUNCI. Setelah dilaksanakan kegiatan Jambore, BNNP DIY terus mengevaluasi keberlanjutan program. Hasil evaluas kegiatan Jambore dalam Penguatan Kerja Sama dan Peningkatan Kapasitas Kader Mahasiswa, sebagai berikut : Mahasiswa peserta Jambore dan pihak kampus antusias dan menyambut baik pelaksanaan kegiatan Jambore Mahasiswa Satgas Anti Narkoba. Untuk kegiatan yang baru pertama kali diadakan kegiatan telah berjalan dengan cukup lancar. Diharapkan kegiatan serupa dapat dilaksanakan kembali tahun depan atau menjadi agenda rutin di BNNP DIY dengan waktu pelaksanaan yang lebih panjang. Pengguna narkoba lebih baik direhabilitasi daripada dipenjara Laporan Tahunan BNNP DIY TA

49 Ada rencana tindak lanjut oleh BNNP DIY tentang hasil pelaksanaan Jambore sehingga apa yang telah digagas oleh mahasiswa anggota satgas dapat terealisasi dalam menciptakan gerakan P4GN di kalangan muda. Pemilihan panelis yang tepat dan sesuai dengan materi, serta pengaturan alokasi waktu pemaparan oleh panelis agar peserta tidak jenuh dalam sesi materi. Untuk pelaksanaan kegiatan Jambore selanjutnya agar lebih memperhatikan sarana prasarana yang mendukung kegiatan. Durasi pelaksanaan outbound diperpanjang dengan pemilihan permainan yang lebih memacu adrenalin dan semangat kebersamaan peserta. b. Pemberdayaan Satgas/Organisasi Anti Narkoba di Lingkungan Pelajar dalam rangka Menciptakan Lingkungan Sekolah Bebas Narkoba dilaksanakan 1 kali/7 sekolah tingkat SMA/SMP. Pemberdayaan Satgas/Organisasi Anti Narkoba di Lingkungan Pelajar merupakan tindaklanjut kegiatan Pembentukan Kader Penyuluh Anti Narkoba Tingkat Pelajar yang dilaksanakan oleh Bidang Pencegahan. Selain itu juga merupakan monitoring dan evaluasi kegiatan Lomba Sekolah Bebas Narkoba Tahun Sekolah yang mengikuti pemberdayaan tahun 2014 merupakan sekolah yang belum mendapatkan bantuan fasilitasi operasional bidang P4GN, yang akan digunakan untuk melaksanakan program P4GN yang telah disusun oleh sekolah. Pemberdayaan Satgas/Organisasi Anti Narkoba di Lingkungan Pelajar dalam rangka Menciptakan Lingkungan Sekolah Bebas Narkoba tahun 2014 diikuti oleh 7 sekolah tingkat SMP/SMA. Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 21 Agustus 2014 di Aula Plaza Informasi Dishubkominfo Yogyakarta, dan dihadiri oleh 30 orang perwakilan yang terdiri dari Guru dan Satgas Anti Narkoba dari 7 sekolah, yaitu SMP Pengguna narkoba lebih baik direhabilitasi daripada dipenjara Laporan Tahunan BNNP DIY TA

50 Negeri 2 Sleman, SMP Mataram Kasihan Bantul, SMP Negeri 1 Mlati Sleman, SMA Negeri 1 Bantul, SMA Negeri 1 Prambanan, SMA Negeri 1 Piyungan, dan SMA Negeri 1 Kalasan. Kegiatan P4GN yang dilaksanakan oleh 7 sekolah peserta pemberdayaan sekolah tahun 2014, sebagai berikut : SMP Mataram Kasihan Bantul Sudah dilaksanakan : sosialisasi saat MOS, rekrutmen, sosialisasi ke SD, kampanye simpatik, lomba poster, mading tiap dua bulan sekali, pengadaan handycam, baju mekanik, pengadaan banner, stiker. Rencana : pengadaan poster, sarana prasarana untuk sosialisasi. SMA Negeri 1 Bantul Sudah dilaksanakan : seminar anti narkoba, lomba poster, daur ulang barang bekas untuk aksi simpatik, penyuluhan saat MOS, pembuatan banner dan poster, pengadaan kamera. Rencana : membuat forum tentang NAPZA/peer counselor, sosialisasi ke sekolah sekitar, pembuatan web, pengadaan kamera. SMA Negeri 1 Kalasan Sudah dilaksanakan : penyuluhan saat MOS, pengadaan stiker, lomba poster, pengadaan rompi, pembuatan sticker dan pin, Rencana: membuat mading sekolah, web. SMP Negeri 1 Mlati Sleman Sudah dilaksanakan : sosialisasi di internal sekolah, pengadaan seragam, dan pada tanggal 28 Oktober 2014 melaksanakan Sosialisasi dan Aksi Bersama "Grands Spetuti Kami Peduli". Rencana : pelatihan pengurus satgas, aksi sosialisasi ke luar sekolah, pengadaan mading, pembuatan seragam. SMA Negeri 1 Prambanan Sudah dilaksanakan : pesantren kilat, pengadaan poster, pengadaan seragam dan kamera, pada tanggal 1 November 2014 melaksanakan Penyuluhan Anti Narkoba. Rencana : pengadaan kamera, penyuluhan berbentuk film, pengkaderan/ sosialisasi. Pengguna narkoba lebih baik direhabilitasi daripada dipenjara Laporan Tahunan BNNP DIY TA

51 SMP Negeri 2 Sleman Sudah dilaksanakan : sosialisasi internal, lomba poster antarkelas, pengadaan kamera, pada tanggal 27 September 2014 melaksanakan lomba menggambar dan pembuatan poster anti Narkoba,, dan pada tanggal 18 Oktober 2014 melaksanakan Sosialisasi Anti Narkoba, LCC, dan presentasi siswa. Rencana : penyuluhan di SD, pembelian laptop, lomba membuat grafiti, lomba mading, pengadaan film anti narkoba SMA Negeri 1 Piyungan Sudah dilaksanakan : pamflet, sidak, madding, pengadaan seragam, pembelian stempel, tanggal 27 Oktober 2014 melaksanakan aosialisasi anti Narkoba, tanggal 22 November 2014 melaksanakan kunjungan ke tempat rehabilitasi Narkoba, dan tanggal 26 November 2014 melaksanakan lomba poster tentang Narkoba. Rencana : seragam satgas, kegiatan eksternal sekolah, penyuluhan/pelatihan satgas baru. c. Melaksanakan Peran Serta Pekerja dalam Menciptakan Lingkungan Kerja Bebas Narkoba untuk 7 Perusahaan dilaksanakan 1 kali/35 orang dari 7 perusahaan di DIY. Peran Serta Pekerja dalam Menciptakan Lingkungan Kerja Bebas Narkoba dilaksanakan untuk memberikan informasi tentang P4GN dan memberikan pemahaman tentang bahaya penyalahgunaan Narkoba di lingkungan perusahaan, khususnya antar pekerja. Serta, dengan dilaksanakan kegiatan pemberdayaan pekerja ini diharapkan perusahaan dapat melaksanakan kegiatan P4GN dengan mandiri, dengan didampingi oleh BNNP DIY. Kegiatan pemberdayaan pekerja dilaksanakan pada tanggal 13 Februari 2014 bertempat di Chumplung Adji, Santan Guwosari Pajangan, Bantul, diikuti oleh 35 orang perwakilan dari 7 perusahaan swasta yang ada di DIY, yaitu PT AMEYA Living Style Indonesia, PT Dong Young Tress Indonesia, PT Madu Baru Yogyakarta, PT Busana Remaja Agracipta, Asosiasi Komoditi Kerajinan Perak Indonesia, Kampung Wisata Santan, dan Paguyuban Madukacatmo. Pengguna narkoba lebih baik direhabilitasi daripada dipenjara Laporan Tahunan BNNP DIY TA

52 Kegiatan dilaksanakan dengan metode Focus Group Discussion. Sebelum FGD, peserta mendapatkan materi dari Narasumber kegiatan, sebagai berikut : Kepala BNNP DIY, Drs. Budiharso, M.Si. tentang Strategi Pemberdayaan Lingkungan Kerja dalam Pelaksanaan Program P4GN. Ketua Sektretaris DPC KSPSI Kabupaten Sleman, Ishaq Nur Khozain, S.IP. tentang Peran serta Assosiasi Pekerja dalam mendukung pelaksanaan program P4GN. Perwakilan dari PT. Adi Satria Abadi, Abu Taukit menjelaskan tentang pelaksanaan program P4GN di lingkungan kerja terkait program kerja dan peran serta. Beberapa point penting dari hasil paparan materi Narasumber dan FGD, sebagai berikut : Para pekerja menyadari bahaya penyalahgunaan Narkoba dan berkomitmen dalam pelaksanaan Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba di lingkungan kerja masingmasing. Para pekerja khususnya yang berada di DIY, baik secara langsung maupun tidak langsung menerima manfaat pelaksanaan program P4GN, yaitu lingkungan kerja bebas dari penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba. Perusahaan mendapatkan manfaat program pemberdayaan lingkungan kerja dan mendapatkan informasi tentang P4GN agar para pekerja baik melalui perusahaan ataupun pribadi dapat melakukan secara mandiri, sehingga secara tidak langsung membantu tugas BNN. Lingkungan kerja dan masyarakat memahami kesehatannya, sehingga dapat bekerja secara optimal dan hidup produktif dalam memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa melakukan penyalahgunaan Narkoba. Perusahaan mengharapkan adanya kegiatan penanggulangan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba yang dilakukan oleh BNNP secara rutin/periodik dan ada tindaklanjutnya, khususnya bagi perusahaan. Pengguna narkoba lebih baik direhabilitasi daripada dipenjara Laporan Tahunan BNNP DIY TA

53 Selanjutnya, BNNP DIY melaksanakan evaluasi dan test urine pada 50 orang sample di 7 perusahaan yang diberdayakan bidang P4GN. Kegiatan test urinee dilllaksanakan, pada : Tanggal 22 April 2014 di PT Dong Young Tress. 1 Orang positif Morfin, tetapi atas indikasi medis; Tanggal 23 April 2014 di PT AMEYA Living Style Indonesia; Tanggal 24 April 2014 di PT Busana Remaja Agracipta; Tanggal 25 April 2014 di Kampung Wisata Santan; Tanggal 28 April 2014 di Asosiasi Komoditi Kerajinan Perak Indonesia; Tanggal 30 April 2014 di Paguyuban Madukacatmo; Tanggal 5 Mei 2014 di PT Madu Baru. d. Melaksanakan Penjangkauan Pecandu Narkoba untuk dirawat di IPWL dan diberikan pelayanan pascarehab 1) FGD tentang Efektifitas Pelaksanaan IPWL di Daerah yang membahas tentang pembentukan Tim Assesment dan rencana pendirian klinik di BNNP DIY dilaksanakan 1 kali/40 orang. FGD tentang Efektifitas Pelaksanaan IPWL di Daerah dilaksanakan sebagai tindaklanjut optimalisasi peran dan fungsi BNNP/BNNK di bidang rehabilitasi penyalahguna dan korban penyalahguna. Untuk mendukung Peraturan Bersama MahkumjakpolKemensosKemenkesBNN, BNNP DIY melaksanakan FGD tentang Efektifitas Pelaksanaan IWPL di Daerah pada tanggal 28 Mei 2014 bertempat di Kelapa Gading Resto, Jln. Magelang km 6,3, Yogyakarta. Kegiatan dihadiri oleh 40 orang terdiri dari anggota Tim Asesmen Terpadu, IPWL di Yogyakarta, SKPD, BNN Kota/Kab dan BNK se DIY. Pengguna narkoba lebih baik direhabilitasi daripada dipenjara Laporan Tahunan BNNP DIY TA

54 Kegiatan ini membahas beberapa hal, antara lain Implementasi Peraturan Bersama Mahkumjakpol Kemenkes Kemensos dan BNN, dan Peran Dinas Kesehatan dalam Pengendalian Penyalahgunaan Narkoba di DIY. Beberapa point penting dari hasil diskusi, sebagai berikut : BNNP DIY dalam upaya meningkatkan jangkauan layanan terapi rehabilitasi bagi penyalahgunaan korban narkotika melalui Institusi Penerima Wajib Lapor dalam bentuk klinik pratama. Pendirian klinik pratama agar mengacu pada Permenkes No. 9 Tahun Peraturan Bersama Mahkumjakpol Kemenkes Kemensos dan BNN mengamanatkan pembentukan Tim Asesmen Terpadu terdiri dari tim medis dan tim hukum untuk melaksanakan asesmen terhadap pengguna narkoba yang ditangkap/ tertangkap tangan. Peraturan Bersama bertujuan untuk mewujudkan koordinasi dan kerjasama optimal, menjadi pedoman teknis dalam penanganan pecandu sebagai tersangka, terdakwa, atau narapidana untuk menjalani rehabilitasi medis/sosial. Terkait pembiayaan untuk rehabilitasi bagi korban penyalahguna narkoba mengacu pada dalam Peraturan Bersama pasal 14. 2) Pertemuan Pembinaan dengan eks. Pecandu dilaksanakan 4 kali/160 orang. Pertemuan Pembinaan dengan eks. Pecandu merupakan kegiatan yang dilaksanakan untuk mendukung pecandu dan mantan penyalahguna Narkoba untuk dapat bersosialisasi dan dapat diterima kembali di lingkungannya, serta tidak relaps. Pengguna narkoba lebih baik direhabilitasi daripada dipenjara Laporan Tahunan BNNP DIY TA

55 Dengan dilaksanakannya pertemuan ini, komunikasi antar pecandu/korban dan BNNP DIY dapat terjalin dengan baik, sehingga permasalahan yang mereka hadapi terkait pelaksanaan rehabilitasi dapat diketahui oleh BNNP DIY dan mendapatkan solusinya. Sebagai Instansi Pemerintah, BNNP DIY akan membuat kebijakan terkait peningkatan kualitas hidup mantan dan/atau korban penyalahguna Narkoba. Kegiatan Pertemuan dengan eks. Pecandu dilaksanakan 3 kali dengan sasaran 120 orang mantan penyalahguna Narkoba, pada : Tanggal 28 Januari 2014 di Kelapa Gading Resto Yogyakarta, dengan peserta 40 orang eks pecandu yang berasal dari 5 Yayasan/Lembaga Rehabilitasi, yaitu Siloam, Kunci, Charis, Contrast Jogja, AlIslamy, Tetirah Dzikir, dan KPA; Tanggal 17 April 2014 di Jogja Paradise Yogyakarta; dengan peserta 40 orang eks pecandu yang berasal dari 6 Yayasan/Lembaga Rehabilitasi, yaitu Ponpes AlIslamy, Victory Plus, Bapas Kelas I, Ponpes Nurul Haromain, dan Galilea Elkana. Tanggal 26 November 2014 di Kelapa Gading Resto Yogyakarta, dengan peserta 40 orang eks pecandu yang berasal dari 10 Yayasan/Lembaga Rehabilitasi/LSM, yaitu Yayasan Ponpes Al Islamy, Victory Plus, Bapas Kelas I, Ponpes Nurul Haromain, Galilea Elkana, Girlan Nusantara, Siloam, Charis, Kunci, dan Ponpes Tetirah Dzikir. Hasil Kegiatan Pertemuan dengan eks. Pecandu Tahun 2014, sebagai berikut : Pembahasan tentang persiapan pelaksanaan Rumah Kreatif Tahun 2015 : Belum ada gambaran yang jelas tentang Rumah Kreatif dari para Eks Pecandu; Beberapa Eks Pecandu tidak bersedia untuk ikut dalam Rumah Kreatif dikarenakan ada yang sudah bekerja, dan kembali ke tempat asal; Bagi yang belum bekerja, mereka bersedia ikut jika sudah disediakan oleh BNNP DIY. Pengguna narkoba lebih baik direhabilitasi daripada dipenjara Laporan Tahunan BNNP DIY TA

56 Pembahasan tentang kegiatan Pembekalan Keterampilan bagi eks Pecandu Tahun 2014 di BLKPP DIY : Para peserta bersedia untuk mengikuti Pembekalan Ketrampilan di BLKPP. Para peserta sudah menginformasikan kepada BNNP DIY tentang peminatan kejuruan ketrampilan. Pembekalan ketrampilan di BLKPP rencananya akan diadakan pada minggu kedua bulan Mei. Kendala yang terjadi untuk mengikuti kegiatan pembekalan ketrampilan di BLKPP bagi para peserta adalah jauhnya lokasi dikarenakan ada peserta yang berasal dari lembaga rehabilitasi Galilea Elkana di Gunungkidul. Dikarenakan jurusan yang dipilih oleh peserta ada yang salah satu jurusannya hanya diminati oleh beberapa orang saja dan ada yang terlalu banyak, akan diadakan koordinasi kembali oleh BNNP DIY dengan BLKPP tentang teknis pelaksanaannya. Pembahasan tentang persiapan pelaksanaan kegiatan Fasilitasi Penguatan Lembaga IPWL/Lembaga Rehabilitasi di Balai Besar Rehabilitasi BNN Lido, Bogor : BNNP DIY melaksanakan Kunjungan/study banding ke lembaga rehabilitasi BNN Pusat untuk lebih mengoptimalkan kinerja lembaga rehabilitasi NAPZA di DIY. Para mantan pecandu diberi modal usaha yang dapat mengalihkan perhatiannya pada Narkoba dan mampu hidup produktif di masyarakat, misalnya peternakan ikan dan bisnis online. Dibentuk forum atau kelompok bersama agar bisa sharing satu sama lain dan diadakan pertemuan. 3) Penyelenggaraan Pelatihan Keterampilan Bagi eks. Pecandu Narkoba dilaksanakan 1 kali/40 orang dari 5 Lembaga Rehabilitasi di DIY. Penyelenggaraan Pelatihan Keterampilan Bagi eks. Pecandu Narkoba dilaksanakan untuk mengoptimalisasi waktu bagi mantan penyalahguna Narkoba dengan harapan dapat menghilangkan relaps trigger, memberikan bekal keterampilan untuk bekerja dan/atau berswasta, dan mempersiapkan mereka untuk kembali ke masyarakat dengan program pendampingan yang dilaksanakan di luar panti dalam bentuk vocational training serta upaya untuk pemulihan mantan penyalahguna Narkoba agar mereka dapat berkembang dan Pengguna narkoba lebih baik direhabilitasi daripada dipenjara Laporan Tahunan BNNP DIY TA

57 mandiri secara sosial dan ekonomi.penyelenggaraan Pelatihan dan Ketrampilan bagi eks Pecandu Narkoba merupakan upaya implementasi program pasca rehabilitasi. Kegiatan dilaksanakan selama 30 hari kerja pada tanggal 16 September 27 Oktober 2014 bertempat di BLKPP DIY jalan Kyai Mojo No. 5, Pingit, Yogyakarta. Peserta pelathan keterampilan sebanyak 40 orang yang berasal dari 5 lembaga rehabilitasi di DIY, yaitu Bapas Kelas I DIY, Lembaga Rehabilitasi Al Islamy, Girlan, Victory plus, dan Pondok Pesantren Nurul Haromain. Jam praktek dibagi menjadi 2, yaitu kelas otomotif/perbengkelan motor dengan peserta sebanyak 23 orang dan kelas sablon sebanyak 17 peserta. Materi yang diberikan untuk kelas otomotif/perbengkelan motor, yaitu pengenalan komponen sepeda motor, pengenalan pergerakan mesin pada sepeda motor yang meliputi cara kerja tiap komponen mesin, pengetahuan tentang power transmission atau pemindahan tenaga yang meliputi prinsip kerja mesin dan pemindahan tenaga, pengenalan sistem bahan bakar dan bongkar pasang bagian mesin, praktek pemasangan dan perbaikannya, dasardasar Injeksi, dan praktek media langsung. Sedangkan untuk kelas sablon, yaitu pengetahuan tentang peralatan sablon yang meliputi peralatan pokok dan peralatan bantu, pengetahuan tentang bahanbahan yang digunakan, teknik mencetak dua warna dengan menggunakan alat bantu lembaran mika, dan praktek media langsung. Sebagai bekal di kemudian hari, peserta mendapatkan sertifikat dan bantun modal kerja berupa peralatan sabon dan dasar perbengkelan. Setelah kegiatan Pelatihan Keterampilan Bagi Eks Pecandu selesai, BNNP DIY terus melaksanakan monitoring dan evaluasi. Adapun hasil evaluasi, sebagai berikut : Pengguna narkoba lebih baik direhabilitasi daripada dipenjara Laporan Tahunan BNNP DIY TA

58 Lembaga Rehabilitasi dan IPWL terus melakukan koordinasi dengan BNNP DIY sehingga segala kegiatannya dapat terkontrol oleh BNNP DIY dan terus ditingkatkan pelayanannya. Sebagai tindak lanjut program pelatihan eks pecandu, BNNP DIY akan mendirikan rumah kreatif yang diharapkan dapat digunakan sebagai tempat untuk mengenalkan dan menyalurkan hasil karya mereka kepada masyararakat. Untuk selanjutnya, lembaga rehabilitasi agar lebih menyeleksi peserta yang akan mengikuti pelatihan keterampilan. Hal ini dikarenakan pada kegiatan pelatihan keterampilan ini ada beberapa peserta yang tidak disiplin, mereka sering membolos jam pelajaran. 4) Pengiriman Pecandu dan Fasilitasi Penguatan Lembaga IPWL/Lembaga Rehabilitasi dilaksanakan 1 kali/30 orang. Tahun 2014, pengiriman pecandu ke lembaga rehabilitasi baik dalam maupun luar daerah dilaksanakan sebanyak 4 kali dan atas pernohonan sendiri, yaitu : Tanggal 16 Oktober 2014 ke PSPP Sehat Mandiri a.n Lely Oktavianty; Tanggal 17 September 2014 ke PSPP Sehat Mandiri a.n Novi; Tanggal 1214 juni 2014 ke Balai Besar Rehabilitasi BNN Lido Bogor a.n Irwan Hery; Tanggal 5 Mei 2014 ke PSPP Sehat Mandiri a.n Muhammad Haidar. Pada tanggal 16 s.d. 17 Desember 2014 dilaksanakan kegiatan Fasilitasi penguatan lembaga IPWL/lembaga rehabilitasi ke Balai Besar Rehabilitasi BNN, LidoBogor dan diikuti oleh 30 orang, yaitu 13orang Ketua/Pimpinan/Pengurus Lembaga Rehabilitasi di DIY dalam rangka optimalisasi kinerja pelayanan Pengguna narkoba lebih baik direhabilitasi daripada dipenjara Laporan Tahunan BNNP DIY TA

59 rehabilitasi, 15 orang perwakilan dari BNNP DIY dalam rangka penyiapan BNNP DIY sebagai Klinik Pratama, dan 2 orang Satgas P4GN Kampus dalam rangka pemantapan konsep rehabilitasi berbasis kampus. Fasilitasi penguatan lembaga IPWL/lembaga rehabilitasi dilaksanakan dalam rangka optimalisasi kinerja pelayanan rehabilitasi dan penyiapan BNNP DIY sebagai Klinik Pratama, dengan tujuan untuk mendapatkan penjelasan tentang pelaksanaan rehabilitasi di Balai Besar Rehabilitasi BNN Lido, Bogor. Balai Besar Rehabilitasi BNN Lido, Bogor merupakan pusat rujukan nasional bagi pelaksanaan rehabilitasi korban pecandu dan/atau penyalahguna narkotika, psikotropika, dan bahan adiktif lainnya, yang dilakukan oleh segala komponen seperti pemerintah, swasta, dan lembaga rehabilitasi swadaya masyarakat. Selain itu, kegiatan ini dilaksanakan untuk mendapatkan gambaran mengenai cara melakukan pendekatan dengan pecandu dan mendapatkan informasi tentang strategi dalam mengajak pecandu untuk di rehabilitasi. 5) Melaksanakan Penguatan Lembaga Swadaya Masyarakat Pendamping Pecandu dilaksanakan 1 kali/30 orang. Penguatan Lembaga Swadaya Masyarakat Pendamping Pecandu dilaksanakan untuk memberikan informasi tentang pemberdayaan penjangkau terkait peran sertanya dalam meningkatkan upaya P4GN melalui kegiatan penjangkauan kepada korban penyalahguna Narkoba, agar para korban tersebut dapat mengakses IPWL dan lembaga rehabilitasi dengan kesadaran sendiri yang tentunya didukung oleh keluarga. Pengguna narkoba lebih baik direhabilitasi daripada dipenjara Laporan Tahunan BNNP DIY TA

60 Kegiatan Penguatan LSM ini dilaksanakan pada tanggal 22 Mei 2014 bertempat di Yanti Restaurant, Jalan Bugisan Selatan, Yogyakarta, dan dihadiri 30 orang penjangkau yang berasal dari 10 Lembaga Swadaya Masyarakat, yaitu Komisi Penanggulangan AIDS, Yayasan Galilea Elkana, Napza Crisis Center, DPC GRANAT DIY, Ponpes AlIslamy, Griya Pemulihan Siloam, Panti Rehabilitasi Charis, Ponpes Tetirah Dzikir, Panti Rehabilitasi Kunci, dan Girlan Nusantara. Kegiatan ini meljelaskan tentang metode penjangkauan dan tantangan sebagai penjangkau penyalahguna Narkoba, dan evaluasi pelaksanaan penjangkauan, action plan pelaksanaan penjangkauan. BNNP DIY dan masingmasing Lembaga Rehabilitasi terus melakukan evaluasi, dengan hasil yaitu : Dalam melaksanakan penjangkauan, BNNP DIY bekerjasama dengan LSM dan Lembaga Rehabilitasi, dengan jumlah jangkauan tidak ditarget. BNNP DIY akan melakukan pendekatan ke lembaga rehabilitasi yang ada di DIY. BNNP DIY akan membuat Surat Keputusan tentang Penunjukan Tim Penjangkau di DIY. LSM/Lembaga Rehabiitasi membuat rencana anggaran dan dikomunikasikan dengan BNNP DIY terkait operasional dalam rangka penguatan LSM pendamping pecandu. e. Melaksanakan Pemberdayaan Desa dilaksanakan 1 kali/25 kampus yang diberdayakan bidang P4GN. Kegiatan Pemberdayaan Kampung Bebas Narkoba Tahun 2014 merupakan kegiatan untuk mendorong terwujudnya Kampung Bebas Narkoba di seluruh wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Dengan menciptakan tekad bersama melakukan perang terhadap Narkoba, Satgas Anti Narkoba Masyarakat berkomitmen kuat untuk mendukung program P4GN dan mengajak warga untuk melaksanakan kegiatankegiatan terkait upaya P4GN, terutama di kampungnya masingmasing. Kegiatan pemberdayaan kampung ini dilaksanakan tanggal 28 Januari26 Juni 2014, dan diikuti oleh 25 kampung/desa di DIY yang mewakili tiap kabupatennya. Kegiatan ini dilaksanakan secara bertahap mulai dari tingkat Desa. Kecamatan. Kabupaten, hingga Provinsi. Pengguna narkoba lebih baik direhabilitasi daripada dipenjara Laporan Tahunan BNNP DIY TA

61 Tahapantahapan pelaksanaan Pemberdayaan Kampung Bebas Narkoba Tahun 2014, sebagai berikut : 1) Tahap persiapan Pada tahap persiapan, BNNP DIY melakukan beberapa kegiatan, antara lain : Koordinasi dengan BNNK dan BNK untuk menyusun jadwal kegiatan, membuat surat pemberitahuan tentang pelaksanaan kegiatan PKBN tahun 2014, dan Surat Keputusan tentang penunjukkan sebagai Tim Evaluasi kepada Bupati/Walikota se DIY. Rapat koodinasi dalam rangka penyusunan buku panduan Pemberdayaan Kampung Bebas Narkoba Tahun Buku pedoman ini berisi tentang jadwal pelaksanaan setiap tahapan kegiatan, dan indikator penilaian. Rakor ini dilaksanakan sebanyak 5 kali dan dihadiri oleh Panitia PKBN DIY dan Tim Evaluasi yang terdiri dari perwakilan Setwan DPRD DIY, BiroKesra Setda DIY, Ditres Narkoba POLDA DIY, Akademis Dosen Universitas, perwakilan BNNK/BNK sediy, perwakilan Pemda Kab/Kota sediy, Jurnalis Harian Pagi Bernas Jogja, Kepala Bidang Dayamas BNNP DIY, Kasi dan seluruh staf Bidang Dayamas BNNP DIY. Rapat koordinasi di tingkat Kab/Kota dalam rangka persamaam persepsi tentang maksud dan tujuan pelaksanaan kegiatan PKBN. Rakor ini dihadiri oleh Panitia dari BNNP DIY, Tim Evaluasi PKBN DIY, BNNK dan BNK Kab/Kota se DIY, Instansi terkait di lingkungan Pemda Kab/Kota, Kecamatan, Perwakilan LPMD. Rakor di tingkat Kab/Kota dilaksanakan pada : Tanggal 3 Maret 2014 di Balai Desa Trirenggo, Kabupaten Bantul; Tanggal 4 Maret 2014 di Ruang Rapat Lt. II Kantor PMI Kabupaten Kulon Progo; Tanggal 5 Maret 2014 di Ruang Rapat Rumah Dinas Wakil Bupati Kabupaten Sleman; Tanggal 6 Maret 2014 di Ruang Rapat IV Setda Kabupaten Gunung Kidul; Tanggal 7 Maret 2014 di Ruang Utama Balaikota Yogyakarta; Pengguna narkoba lebih baik direhabilitasi daripada dipenjara Laporan Tahunan BNNP DIY TA

62 Sosialisasi dalam rangka pelaksanaan Pemberdayaan Kampung Bebas Narkoba Tahun 2014 dilaksanakan di 5 Kab/Kota se DIY. Kegiatan ini dihadiri oleh perwakilan dari BNNK dan BNK Kab/Kota se DIY, Tim Evaluasi, Panitia PKBN tingkat Provinsi dan Kab/Kota se DIY, dan peserta yang merupakan perwakilan dari Kecamatan se Kab/Kota di DIY, pada : Tanggal 10 Maret 2014 di Aula Pemda II Kabupaten Bantul; Tanggal 11 Maret 2014 di Ruang Rapat Lt. II Kantor PMI Kabupaten Kulon Progo; Tanggal 12 Maret 2014 di Ruang Rapat Lt. V Setda Kabupaten Gunungkidul; Tanggal 14 Maret 2014 di Aula Lt. III DPKAD Kabupaten Sleman; Tanggal 19 Maret 2014 di Ruang Utama Atas Balaikota Yogyakarta. 2) Tahap pelaksanaan berikut : Pada tahap pelaksanaan beberapa kegiatan yang dilaksanakan sebagai Sosialisasi PKBN 2014 Tingkat Kecamatan. Kegiatan ini dihadiri oleh perwakilan seluruh desa/kelurahan di setiap Kecamatan, yang kemudian ditindaklanjuti dengan dilaksanakan Sosialisasi PKBN di setiap desa dan kelurahan sekaligus untuk membahas teknis pelaksanaan presentasi PKBN oleh setiap desa/kampung peserta PKBN Tahun Evaluasi PKBN tingkat Kabupaten/Kota. Kegiatan evaluasi ini dilaksanakan untuk menyeleksi dan memutuskan 1 desa/kelurahan untuk mewakili setiap Kecamatan dari masingmasing Kabupaten/Kota. No Kabupaten Jumlah Desa yang Nominator mengikuti PKBN tingkat Kab/Kota 1. Kabupaten Kulon Progo Kota Yogyakarta Kabupaten Sleman Kabupaten Bantul Kabupaten Gunungkidul 19 5 Pengguna narkoba lebih baik direhabilitasi daripada dipenjara Laporan Tahunan BNNP DIY TA

63 Dari hasil evaluasi, jumlah desa/kampung yang mengikuti seleksi tingkat kabupaten/kota sebanyak 88 desa/kampung. Nominator desa/kampung tingkat provinsi sebanyak 26 desa/kampung yang diputuskan dengan Surat Keputusan Bupati/Kepala BNNK/Ketua BNK setiap Kabupaten/Kota. Penilaian tingkat Provinsi Tanggal 9 Juni 2014 di BNNP DIY dilaksanakan penilaian administratif oleh Tim Evaluasi dan bersifat tertutup. Pada tahap ini, Tim Evaluasi menilai kelengkapan administrasi desa/kampung nominator PKBN tahun Datadata yang dinilai berbentuk hardcopy/buku dan softcopy/cd. Tanggal 12 Juni 2014 di Aula Plaza Informasi Dishubkominfo dilaksanakan presentasi tentang profil dan program kerja Satgas Anti Narkoba di setiap kampung/desanya. Kegiatan inii dihadiri oleh 26 kampung/desa dari 5 Kabupaten/Kota se DIY. Presentasi dilaksanakan secara bersifat terbuka sehingga dapat dilihat oleh peserta lainnya. Adapun nominator PKBN 2014 Tingkat Kabupaten/Kota sediy, sebagai berikut : No Kabupaten Nama Kampung 1. Kota Yogyakarta 2. Kabupaten Bantul 3. Kabupaten Kulon Progo 4. Kabupaten Gunungkidul 1. Rw 06 Kampung Sorosutan Kec. Umbulharjo 2. Rw 05 Kampung Patehan Kec. Kraton 3. Rw 12 Kampung Demangan Kec, Gondokusuman 4. Rw 01 Kampung Bener Kec. Tegalrejo 5. Rw 11 Kampung Muja muju Kec. Umbulharjo 1. Plesedan Srimulyo Piyungan 2. Code Trirenggo Bantul 3. Dukuh Imogiri Imogiri 4. Mayungan I Murtigading Sanden 5. Busuran Donotirto Kretek 1. Pedukuhan Grigak Desa Giripirwo Kec. Girimulyo 2. Pedukuham Kembang Desa Margosari Kec. Pengasih 3. Pedukuhan Kasihan II Desa Ngentakrejo Kec. Lendah 4. Pedukuhan Klopo Sepuluh Desa Bendungan Kec. Wates 5. Pedukuhan Kagongan Desa Banjararum Kec. Kalibawang 6. Pedukuhan Tlogolelo Desa Hargomulyo Kec. Kokap 1. Padukuhan Genjahan Genjahan Ponjong Gunungkidul 2. Dusun Soka Desa NgoroOro Kec. Patuk Gunungkidul 3. Padukuhan Kepek 2 Desa Kepek Kec. Wonosari Kab. Gunungkidul 4. Dusun Widoro Lor Desa Bendung Kec. Semin 5. Dusun Dengok 6 Desa Dengok Kec. Playen Kab. Gunungkidul Pengguna narkoba lebih baik direhabilitasi daripada dipenjara Laporan Tahunan BNNP DIY TA

64 5. Kabupaten Sleman 1. Dusun Watukarung Desa Margoagung Kec. Seyegan 2. Dusun Warak Desa Sumberadi Kec. Mlati 3. Dusun Kadipuro Desa Sinduharjo Kec. Ngaglik 4. Dusun Kebonagung Desa Triadi Kec. Sleman 5. Dusun Blendangan Desa Tegaltirto Kec. Berbah 3) Rapat evaluasi oleh Tim Evaluasi PKBN untuk menetapkan 5 desa/kelurahan terbaik dari masingmasing kabupaten/kota. Penetapan kampung yang diberdayakan dalam rangka mewujudkan Kampung Bebas dari Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika Tahun 2014 yang ditetapkan dengan Berita Acara Hasil Penilaian oleh Tim Evaluasi Nomor : BA/44/VI/Ka/Pm.00.03/2014/BNNP DIY pada tanggal 12 Juni 2014, selanjutnya ditetapkan dengan Keputusan Kepala BNNP DIY Nomor : KEP/49/VI/Ka/Pm.00.03/2014/BNNP DIY pada tanggal 23 Juni kampung/desa terbaik yang mendapatkan penghargaan dan uang pemberdayaan sebesar Rp , (Dua puluh juta rupiah), yaitu : Pedukuhan Grigak Desa Giripirwo Kec. Girimulyo, Kabupaten Kulon Progo; Rw 06 Kampung Sorosutan Kec. Umbulharjo, Yogyakarta; Dusun Watukarung Desa Margoagung Kec. Seyegan, Kabupaten Sleman; Plesedan Srimulyo Piyungan, Kabupaten Bantul; Padukuhan Genjahan Genjahan Ponjong Gunungkidul, Kabupaten Gunungkidul. 4) Penyerahan penghargaan dan uang pemberdayaan sebesar Rp , (Dua puluh juta rupiah) kepada 5 kampung terbaik, yang disampaikan pada puncak Upacara Peringatan HANI Tahun 2014 dilaksanakan pada tanggal 26 Juni 2014 di Pendopo Parasamea Bantul. 5) Pelaksanaan fasilitasi pemberdayaan operasional P4GN bagi kampung bebas Narkoba Tahun 2014, sebagai berikut : Satgas PINK RW 06 Sorosutan, Umbulharjo, Yogyakarta Tanggal 17 Juli 2014 melaksanakan Rapat Perencanaan Strategi Penguatan P4GN; Pengguna narkoba lebih baik direhabilitasi daripada dipenjara Laporan Tahunan BNNP DIY TA

65 Tanggal 21 Juli 2014 melaksanakan Dialog Budaya Pembudayaan Pancasila dan Pengukuhan Bregada Sorosutan (Bregada Anti Narkoba) 100 peserta. Pemateri: Hastangka; Tanggal 17 Agustus 2014 melaksanakan Lomba cerdas Cermat; Tanggal 2021 Agustus 2014 melaksanakan Workshop Kader PKK RW 05,06,06 Pemateri: Amri Uchrowi, Agung Nugroho, Priya, dan Sugiyanto. Peserta 20 orang; Tanggal 28 Agustus 2014 melaksanakan Workshop Jurnalistik (20 peserta). Pemateri: Hazwan Iskandar Jaya, Jayadi Kastari; Tanggal 28 September 2014 melaksanakan Peresmian Rumah Konseling (120 orang). Pemateri: Dr. HM Munjahid, M.Ag; Tanggal 28 Oktober 2014 melaksanakan Long March Gerakan Anti Narkoba Berbasis Keluarga. Peserta 400 orang. 6) Tanggal 6 November 2014, BNNP DIY melaksanakan Supervisi PKBN 2014 ke RW 06 Kampung Sorosutan, Umbulharjo, Yogyakarta. 7) Satgas P4GN Padukuhan Genjahan, Ponjong, Gunungkidul Tanggal 23 Juli 2014 melaksanakan Penyuluhan P4GN dan Buka Bersama. Pemateri: Suhartana, S.Sos., Endah Nur Wahidah, A.Md.Keb, Hendro Suparno. Peserta 75 orang; Bulan Agustus 2014 melaksanakan Lomba 17an dan Karnaval Pembangunan; Tanggal 17 November 2014 melaksanakan Supervisi PKBN 2014 ke Dusun Genjahan, Ponjong, Gunungkidul; Pembuatan secretariat Padukuhan Genjahan, Ponjong, Gunungkidul. Satgas GERTAK Watukarung, Margoagung, Seyegan, Sleman Tanggal 17 Agustus 2014 melaksanakan Semarak Anti Narkoba dan sepeda santai. Peserta 50 orang; Tanggal 18 September 2014 melaksanakan Pertemuan rutin dan presentasi ke tokoh masyarakat. Peserta 50 orang; Tanggal 20 September 2014 melaksanakan Pengkaderan kelompok masyarakat. Peserta 35 orang; Tanggal 3 November 2014 melaksanakan Supervisi PKBN 2014 ke Watukarung, Margoagung, Seyegan, Sleman; Pembuatan banner anti narkoba; Pembuatan proposal; Pengadaan proyektor; Pengadaan layar proyektor. Pengguna narkoba lebih baik direhabilitasi daripada dipenjara Laporan Tahunan BNNP DIY TA

66 Satgas GEMA SATRIA Grigak, Giripurwo, Girimulyo, Kulon Progo Tanggal 28 September 2014 melaksanakan Workshop dan pengukuhan kepengurusan GEMA SATRIA dan perangkat desa (80 orang). Pemateri: BNNK Kulon Progo; Tanggal 2630 Oktober 2014 melaksanakan GEMA SATRIA Cup; Pengadaan Komputer; Pembuatan dan Renovasi Posko Konseling Bebas Narkoba; Pengadaan seragam; Pembuatan tugu; Supervisi dilaksanakan di BNNP DIY. Satgas GEMPAR Plesedan, Srimulyo, Bantul Tanggal 10 Agustus 2014 melaksanakan Penyuluhan; Tanggal 7, 15, 17, 20 Oktober 2014 melaksanakan Penyuluhan; Tanggal 20 Oktober 2014 Sarasehan ; Tanggal 7 November 2014 melaksanakan Supervisi PKBN ke Dusun Plasedan, Srimulyo, Piyungan, Bantul; Pembuatan sekretariat satgas; Stiker dan data dinding; Pengadaan seragam Satgas Anti Narkoba, ATK, kamera. C. BIDANG PEMBERANTASAN Berdasarkan Peraturan Kepala BNN Nomor 4 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Narkotika Nasional Provinsi dan Badan Narkotika Nasional Kabupaten/Kota tugas Bidang Pemberantasan (Pasal 18) yaitu melaksanakan Pencegahan, Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN) di bidang pemberantasan dalam wilayah Provinsi. 1. SEKSI INTELIJEN Seksi Intelijen sesuai Peraturan Kepala BNN Nomor 4 Tahun 2010 pasal 21 ayat (1) memiliki tugas melakukan penyiapan pelaksanaan kegiatan intelijen berbasis teknologi dalam wilayah Provinsi dan penyiapan bimbingan teknis kegiatan intelijen berbasis teknologi kepada Badan Narkotika Nasional Kabupaten/Kota. 2. SEKSI PENYIDIKAN, PENINDAKAN DAN PENGEJARAN Seksi Penyidikan, Penindakan dan Pengejaran sesuai Peraturan Kepala BNN Nomor 4 Tahun 2010 pasal 21 ayat (2) mempunyai tugas penyiapan pelaksanaan penyidikan, penindakan, dan pengejaran dalam rangka pemutusan jaringan kejahatan terorganisasi penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika, Pengguna narkoba lebih baik direhabilitasi daripada dipenjara Laporan Tahunan BNNP DIY TA

67 Psikotropika, Prekursor, dan bahan adiktif lainnya kecuali bahan adiktif untuk tembakau dan alkohol dalam wilayah Provinsi dan penyiapan bimbingan teknis kegiatan interdiksi kepada Badan Narkotika Nasional Kabupaten/Kota. 3. SEKSI PENGAWASAN TAHANAN, BARANG BUKTI, DAN ASET Seksi Pengawasan Tahanan, Barang Bukti, dan Aset sesuai Peraturan Kepala BNN Nomor 4 Tahun 2010 pasal 21 ayat (3) mempunyai tugas melakukan penyiapan pelaksanaan pengawasan tahanan, barang bukti, dan aset dalam wilayah provinsi. 4. KEGIATAN BIDANG PEMBERANTASAN Permasalahan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika yang kian marak membutuhkan keseriusan dari berbagai pihak dalam penanganannya. Untuk itu BNNP DIY senantiasa bekerja sama dengan berbagai pihak dalam upaya P4GN. Salah satu upaya yang dilakukan BNNP DIY dalam mengatasi permasalahan narkotika adalah dengan mengurangi suplai narkotika dengan cara memutus jaringan peredaran gelap narkotika. Dalam upaya memutus jaringan peredaran gelap narkotika pada tahun 2014 BNNP DIY menargetkan 2 (dua) dua indikator kinerja utama, yaitu : NO INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET 1. Jumlah Laporan Kasus Narkotika (LKN) Hasil Pemetaan 2. Jumlah Berkas Perkara Kasus Kejahatan Narkoba yang diselesaikan (P.21) 4 LKN 2 Berkas Perkara Dengan pencapaian 2 indikator kinerja utama di atas diharapkan peredaran gelap narkotika di masyarakat menjadi berkurang sehingga angka penyalahgunaan narkotika menjadi menurun. Tahun 2014, BNNP DIY menargetkan 4 Laporan Kasus Narkotika (LKN). Untuk mencapai target tersebut Bidang Pemberantasan senatiasa melakukan penyelidikanpenyelidikan untuk mengungkap jaringan peredaran gelap narkotika baik secara mandiri maupun bekerjasama dengan instansi lain antara lain Polda DIY, Bea Cukai maupun Satpol PP DIY. Dari 4 LKN yang ditargetkan tersebut BNNP DIY mampu mendapatkan 6 LKN dengan 4 LKN dapat diselesaikan pada tahun Adapun upayaupaya yang dilakukan BNNP DIY untuk mengungkap kasus Narkotika, sebagai berikut : Pengguna narkoba lebih baik direhabilitasi daripada dipenjara Laporan Tahunan BNNP DIY TA

68 a. Operasi P4GN (Pencegahan dan Pemberantasan terhadap Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika) di wilayah rawan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba. Operasi P4GN dilakukan untuk menjaring secara langsung pihakpihak yang terindikasi melakukan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba di tempattempat yang rawan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba seperti di tempat hiburan malam, diskotik, tempat kos, instasi pemerintah maupun swaasta serta di terminal dan bandara pada saat arus mudik dan arus balik lebaran. Operasi P4GN tersebut dilakukan dengan melakukan pemeriksaan urine dan pemeriksaan terhadap barang bawaan serta ruangan dari target operasi yang dicurigai. Dalam operasi P4GN tersebut jika ditemukan pihak yang terindikasi positif (peyalah guna narkotika) maka BNNP DIY mengarahkannya untuk dilakukan rehabilitasi dengan mengirimnya ke lembaga rehabilitasi. Namun apabila ditemukan pelaku dengan barang bukti yang melebihi batas tertentu maka akan dilanjutkan ke proses penyidikan dengan tetap memberikan layanan rehabilitasi jika yang bersangkutan juga merupakan penyalah guna narkotika. Tahun 2014 BNNP DIY melaksanakan operasi P4GN, pada : NO TANGGAL LOKASI Januari 4 tempat hiburan 2014 malam dan discotique : 1) Boshe VVIP Club, beralamat Jl Magelang Km. 6.5, Sleman, Yogyakarta TUJUAN OPERASI PEMBERANTASAN Memetakan atau mengetahui penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika di tempat hiburan HASIL KEGIATAN Dari pemeriksaan urine diperiksa sebanyak 201 orang terdiri dari LC, pengunjung Pengguna narkoba lebih baik direhabilitasi daripada dipenjara Laporan Tahunan BNNP DIY TA

69 2) Liquid Karaoke, malam dan discotique dan karyawan, beralamat Jl. di wilayah hukum DIY dengan hasil Magelang, Sleman 199 orang 3) Executive Club, negatif () dan 2 beralamat di Hotel orang positif (+) Garuda, Kota Benzodiazepin Yogyakarta (tidak ditindak 4) Republik Positiva lebih lanjut) Cafe & Lounge, beralamat di Hotel Garuda, Kota Yogyakarta 2. 11, 12, 13, 4 lokasi yaitu : Memetakan atau Diperiksa 273 dan 17 1) Kantor Wilayah mengetahui pegawai, 270 Februari Kemeterian Hukum penyalahgunaan dan orang 1 orang 2014 dan HAM D.I. peredaran gelap positif (+) Opiat Yogyakarta Narkotika di lingkungan dan 2 orang (tgl 11 Februari Kantor Wilayah positif (+) 2014) Kementerian Hukum Methamphetami 2) Lembaga dan HAM DIY. ne (dari obat Pemasyarakatan yang Narkotika Kelas IIA dikonsumsi, ada Yogyakarta resep dokter) (tgl 12 Februari 2014) 3) Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Yogyakarta (tgl 13 Februari 2014) 4) Rumah Tahanan Negara Kelas IIA Yogyakarta (tgl 17 Februari 2014) Februari Kodim 0730/ Gunung Memetakan atau Diperiksa Kidul mengetahui orang hasil 21 Pengguna narkoba lebih baik direhabilitasi daripada dipenjara Laporan Tahunan BNNP DIY TA

70 penyalahgunaan dan orang negatif () peredaran gelap Narkotika di Kodim 0730/Gunung Kidul April 3 lokasi tempat kos : Memetakan atau Pemeriksaan ) Rumah Kos mengetahui urine terhadap D Paragon I dengan penyalahgunaan dan 47 penghuni alamat Jl. Cempaka peredaran gelap kos, hasil 46 Putih No. 8B, Narkotika dengan orang negatif () Deresan, Melakukan tes urine di dan 1 orang Caturtunggal, tempat kos/ pondokan positif (+) Depok, Sleman, di wilayah hukum DIY Benzodiazepine Yogyakarta. (ada resep 2) Rumah Kos dokter) D Paragon II dengan alamat Jl. Pelem Kecut No.37, Gejayan, Yogyakarta (samping Jogja Chicken). 3) Rumah Kos di Jl. Sendok No. 135A, Karanggayam, CT8, Depok, Sleman, Yogyakarta Mei 2 lokasi tempat kos : Memetakan atau Pemeriksaan ) Rumah Kost Sutan mengetahui urine terhadap Raja dengan alamat penyalahgunaan dan 32 orang Jl. Pringgolayan Dsn peredaran gelap dengan hasil 29 Dabag, Condong Narkotika dengan orang negatif (), Catur, Depok, Melakukan tes urine di 2 orang positif Sleman, tempat kos/ pondokan Benzodiazepin Yogyakarta. di wilayah hukum DIY (ada resep 2) Rumah Kost dokter) dan 1 Roemah Djogja orang positif (+) dengan alamat Jl. Methamphetami Jodipati No. 18 RT ne (a.n ATW) Pengguna narkoba lebih baik direhabilitasi daripada dipenjara Laporan Tahunan BNNP DIY TA

71 07/ RW 26 Pringgolayan, Condong Catur, Sleman, Yogyakarta Juli 2014 Teminal Giwangan Memetakan atau mengetahui penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika dengan melakukan tes urine terhadap sopir AKDP (Antar Kota Dalam Provinsi) maupun sopir AKAP (Antar Kota Antar Provinsi) di Terminal Giwangan Yogyakarta dan 25 Teminal Giwangan dan Memetakan/mengetahu Juli 2014 Terminal Wates i penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika dengan melakukan tes urin terhadap sopir sopir AKAP (Antar Kota Antar Provinsi) di Terminal Giwangan dan Terminal Wates Yogyakarta pada waktu arus mudik Lebaran dan 4 Teminal Giwangan dan Memetakan atau Agustus Terminal Wates mengetahui 2014 penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika dengan melakukan tes urin terhadap sopir sopir AKAP (Antar Kota Pemeriksaan urine terhadap 28 orang, hasil 28 orang negatif () Pemeriksaan urine terhadap 99 sopir, hasil 99 sopir negatif () Pemeriksaan urine terhadap 94 sopir, hasil 93 sopir negatif () dan 1 sopir positif (+) Benzodiazepin (diminta tidak Pengguna narkoba lebih baik direhabilitasi daripada dipenjara Laporan Tahunan BNNP DIY TA

72 Antar Provinsi) di mengemudi Terminal Giwangan sementara dan Terminal Wates waktu) Yogyakarta pada waktu arus balik Lebaran Agustus Bandara Adisutjipto Memetakan atau Pemeriksaan 2014 Yogyakarta mengetahui urine terhadap penyalahgunaan dan 27 orang, hasil peredaran gelap 26 orang negatif Narkotika dengan () dan 1 orang Melakukan tes urin positif (+) terhadap Pilot, Co pilot Benzodiazepin dari maskapai (ada resep penerbangan domestic dokter, diminta dan internasional di tidak Bandara Internasional menerbangkan Adisucipto Yogyakarta pesawat pada waktu arus balik sementara lebaran. waktu) November Teminal Giwangan Memetakan atau Pemeriksaan 2014 mengetahui urine secara penyalahgunaan dan sampling peredaran gelap terhadap 33 Narkotika dengan sopir dan melakukan tes urine kondektur bus, terhadap sopir AKDP hasil 33 orang (Antar Kota Dalam negatf narkoba Provinsi) maupun sopir AKAP (Antar Kota Antar Provinsi) di Terminal Giwangan Yogyakarta (lima) lokasi tempat Memetakan atau Pemeriksaan Desember kos di wilayah DIY: mengetahui urine terhdap ) Rumah Kos di Perumahan Metro penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika dengan orang penghuni kos dengan hasil 71 orang Pengguna narkoba lebih baik direhabilitasi daripada dipenjara Laporan Tahunan BNNP DIY TA

73 Harmoni I No. A1, Melakukan tes urine di negatif () dengan alamat Jl. tempat kos/ pondokan narkoba Tino Sidin, Kadipiro di wilayah hukum DIY Yogyakarta. 2) Kos Putri Abadi yang beralamat di Jl. Selokan Mataram No. 98 Mundu RT. 07/RW. 02 Depok Sleman Yogyakarta. 3) Rumah Kos Macan Tutul yang beralamat di Jl. Selokan Mataram No.94 Seturan Yogyakarta (Selatan Pemancar RRI Selokan Mataram Seturan). 4) Rumah Kos Sunrise yang beralamat di Dusun Puluhdadi RT. 05 RW. 02 Catur Tunggal, Depok, Sleman, Yogyakarta. 5) Kost Ijo yang beralamat di Jl. Grha Amarta No. 94, Puluhdadi, Catur Tunggal, Depok Sleman, Yogyakarta tempat hiburan Memetakan atau Pemeriksaan Desember malam: mengetahui urine diperiksa ) Palms Karaoke, penyalahgunaan dan sebanyak 50 beralamat di Jl. peredaran gelap orang terdiri dari Batikan No. 9, Narkotika di tempat LC, pengunjung Pengguna narkoba lebih baik direhabilitasi daripada dipenjara Laporan Tahunan BNNP DIY TA

74 Yogyakarta. 2) Terrace cafe and karaoke, beralamat di Jln. Raya Seturan No. 04 CT Depok Sleman Yogyakarta. hiburan malam di wilayah hukum DIY dan karyawan, dengan hasil 49 (empat puluh sembilan) orang negatif () narkoba dan 1 orang positif (+) Benzodiazepin (tidak ditindak lebih lanjut, ada resep dokter) Selain operasi P4GN yang dilaksanakan secara mandiri oleh BNNP DIY, BNNP DIY juga turut berperan dalam operasi P4GN yang diselenggarakan oleh Satuan Polisi Pamong Praja DIY. Operasi tersebut dalam rangka sosialisasi dan penegakan Perda DIY Nomor 13 Tahun 2010 tentang P4GN. Selama tahun 2014 sebanyak 11 kali BNNP DIY diminta bantuan personil oleh Satuan Polisi Pamong Praja dalam pelaksanaan operasi P4GN dengan sasaran tempat usaha, satuan pendidikan, pemondokan atau asrama, hotel, penginapan dan tempat hiburan. Adapun operasi P4GN yang diselenggarakan bekerja sama dengan Satuan Polisi Pamogan Praja DIY adalah sebagai berikut : NO TANGGAL SASARAN 1. 6, 7, 8, 12 dan Tempat usaha 13 Mei 2014 di wilayah DIY TEMA KEGIATAN Sosialisasi dan penegakan Perda DIY Nomor 13 tahun 2010 tentang P4GN HASIL KEGIATAN Ada beberapa perusahaan yang belum memenuhi ketentuan ketentuan pada pasal 18 ayat (1) Perda DIY Nomor 13 tahun 2010, Pengguna narkoba lebih baik direhabilitasi daripada dipenjara Laporan Tahunan BNNP DIY TA

75 terhadap penanggung jawab perusahaan tersebut diperikan Surat Teguran dan diminta memenuhinya dalam waktu 7 hari 2. 15, 16, 17, 18, 20 lokasi hotel, Sosialisasi dan Pemeriksaan urine dan 21 Juli 2014 penginapan dan penegakan terhadap 50 orang, tempat hiburan Perda DIY hasil 50 orang Nomor 13 tahun negatif () 2010 tentang P4GN, Pemeriksaan urine 3. 10, 11, 12, 16 Tempat usaha/ Sosialisasi dan Sebanyak 5 dan 17 Juni 2014 perusahaan di penegakan perusahaan belum wilayah DIY Perda DIY memenuhi ketentuan sebanyak 22 Nomor 13 tahun pasal 18 ayat (1) lokasi 2010 tentang Perda DIY Nomor 13 P4GN tahun 2010 tentang P4GN, terhadap penanggung jawab perusahaan tersebut diperikan Surat Teguran dan dipenuhi dalam waktu 7 hari 4. 11, 12, 13, 14, Satuan Sosialisasi dan Sebanyak 16 dan 15 Agustus pendidikan di penegakan sekolah masih belum 2014 wilayah DIY Perda DIY memenuhi ketentuan sebanyak 20 Nomor 13 tahun pada pasal 9 ayat (1) sekolah 2010 tentang Perda DIY Nomor 13 P4GN tahun 2010, terhadap penanggung jawab sekolah tersebut diminta untuk segera memenuhinya Pengguna narkoba lebih baik direhabilitasi daripada dipenjara Laporan Tahunan BNNP DIY TA

76 5. 18,19, 20, 21, Satuan Sosialisasi dan 13 sekolah masih dan 22 Agustus pendidikan di penegakan belum memenuhi 2014 wilayah DIY Perda DIY ketentuan pada sebanyak 16 Nomor 13 tahun pasal 9 ayat (1) sekolah 2010 tentang Perda DIY Nomor 13 P4GN tahun 2010, terhadap penanggung jawab sekolah tersebut diminta untuk segera memenuhinya 6. 8, 9, dan 10 Hotel, Sosialisasi dan Beberapa Hotel, September 2014 penginapan dan penegakan penginapan dan tempat hiburan Perda DIY tempat hiburan sebanyak 17 Nomor 13 tahun masih belum lokasi 2010 tentang memenuhi ketentuan P4GN pada pasal 19 ayat (1) Perda DIY Nomor 13 tahun 2010, terhadap penanggung jawab Hotel, penginapan dan tempat hiburan tersebut diminta untuk segera memenuhinya 7. 7, 9 Oktober Koskosan/ Pemeriksaan a) Pemeriksaan 2014 pemondokan di urine, Sosialisasi urine terhadap 74 wilayah DIY dan penegakan orang hasil Perda DIY semuannya Nomor 13 tahun negatif narkoba 2010 tentang b) Sosialisasi Perda P4GN DIY No. 13 tahun 2010 terhadap pengelola tempat koskosan sebanyal 15 lokasi Pengguna narkoba lebih baik direhabilitasi daripada dipenjara Laporan Tahunan BNNP DIY TA

77 8. 13 dan 14 Oktober 2014 Koskosan/ pemondokan di wilayah DIY Oktober 2014 Koskosan/ pemondokan di wilayah Kota Yogyakarta Oktober tempat hiburan di Kota Yogyakarta : 1) Executive Club, di Hotel Garuda, Kota Yogyakarta. 2) Republik Positiva Cafe dan Lounge, Pemeriksaan urine, Sosialisasi dan penegakan Perda DIY Nomor 13 tahun 2010 tentang P4GN Pemeriksaan urine, Sosialisasi dan penegakan Perda DIY Nomor 13 tahun 2010 tentang P4GN Pemeriksaan urine, Sosialisasi dan penegakan Perda DIY Nomor 13 tahun 2010 tentang P4GN a) Pemeriksaan urine terhadap 79 orang hasil semuannya negatif narkoba b) Sosialisasi Perda DIY No. 13 tahun 2010 terhadap pengelola tempat koskosan sebanyak 16 lokasi a) Pemeriksaan urine terhadap 39 (tiga puluh sembilan) orang dari 2 (dua) lokasi koskosan, hasil 39 (tiga puluh sembilan) orang negatif narkoba b) Sosialisasi Perda DIY No. 13 tahun 2010 terhadap 8 (delapan) pengelola tempat koskosan Pemeriksaan urine secara sampling terhadap 45 LC dan pengunjung tempat hiburan, hasil 43 orang negatf narkoba dan 2 orang positif Methampetamine dan Amphetamine atas nama KNA dan KNI. Pengguna narkoba lebih baik direhabilitasi daripada dipenjara Laporan Tahunan BNNP DIY TA

78 di Hotel Garuda, Kota Yogyakarta , 26, dan 27 Koskosan/ Pemeriksaan a) Pemeriksaan November 2014 pemondokan di urine, Sosialisasi urine terhadap 93 wilayah dan penegakan (sembilan puluh Kabupaten Perda DIY tiga) orang dari 10 Sleman Nomor 13 tahun lokasi koskosan, 2010 tentang hasil 93 orang P4GN negatif narkoba b) Sosialisasi Perda DIY No. 13 tahun 2010 terhadap 17 pengelola tempat koskosan Dari hasil operasi P4GN baik yang secara mandiri maupun bekerja sama dengan Satpol PP DIY di atas BNNP DIY mendapatkan 3 orang yang ditindak lebih lanjut karena terindikasi positif Narkotika yaitu: 1) ATW, terindikasi positif Methamphetamine, terhadap yang bersangkutan dilakukan penggeledahan terhadap kamar tempat tinggalnya dan ditemukan barang bukti sehingga dilanjutkan ke proses penyidikan dengan nomor LKN/03/V/2014/BNNP DIY tanggal 13 Mei 2014; 2) KNA, terindikasi positif Methamphetamine, terhadap yang bersangkutan dilakukan proses rehabilitasi di RS Grhasia Pakem Sleman; 3) KNI, terindikasi positif Methamphetamine, terhadap yang bersangkutan dilakukan proses rehabilitasi di RS Grhasia Pakem Sleman. b. Interdiksi Bandara Adisucipto Dalam rangka mencegah terjadinya penyelundupan narkotika dari luar negeri melalui penerbangan internasional BNNP DIY melaksanakan kegiatan interdiksi di Bandara Adi Sutjipto Yogyakarta. Kegiatan dilaksanakan bekerja sama dengan Petugas dari Kantor Pengawasan dan Pelayanan Pengguna narkoba lebih baik direhabilitasi daripada dipenjara Laporan Tahunan BNNP DIY TA

79 Bea dan Cukai (KPPBC) tipe Madya Pabean B Yogyakarta. Setiap hari ada 2 (dua) personil bidang Pemberantasan BNNP DIY yang ditugaskan untuk melakukan pengawasan terhadap barang dan orang yang datang dari luar negeri di Terminal Kedatangan Internasional Bandara Adi Sutjipto Yogyakarta. Hasil kegiatan interdiksi di tahun 2014 adalah terungkapnya upaya penyelundupan narkotika jenis Shabu (Methamphetamine) dengan berat brutto 4085,0 (empat ribu delapan puluh lima koma nol ) gram dari dua orang tersangka WNI atas nama TH dan J pada hari Minggu tanggal 28 Desember 2014 sekira jam WIB dalam penerbangan dari Guangzhou China transit di Singapura dengan pesawat Silk Air dengan nomor Penerbangan MI152. Terhadap kedua tersangka tersebut dilakukan penyidikan di BNNP DIY dengan Nomor LKN : 1) LKN/05/XII/2014/BNNP DIY tanggal 29 Desember 2014 atas nama tersangka TH; 2) LKN/06/XII/2014/BNNP DIY tanggal 29 Desember 2014 atas nama tersangka J. c. Pemetaan Jaringan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba Dalam upaya mengungkap kasus kejahatan Narkotika BNNP DIY melakukan pemetaan Jaringan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba. Kegiatan ini untuk mendukung penyelidikan yang dilakukan tim lapangan. Dalam pelaksanaan kegiatan pemetaan jaringan ini BNNP DIY melakukan koordinasi dengan BNN dalam hal permintaan CDR (Call Data Record) terhadap nomor yang akan dipetakan. Dari kegiatan pemetaan jaringan ini dapat diperoleh beberapa manfaat yaitu : Dapat memetakan jaringan sindikat peredaran gelap narkoba yang beroperasi di Daerah Istimewa Yogyakarta; Dapat mengetahui karakteristik peredaran gelap narkoba di DIY, seperti modus peredaran gelap narkoba di DIY serta pintu masuk narkoba ke wilayah DIY; Dapat mengetahui wilayah dan tempattempat yang rawan akan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba di DIY. Pengguna narkoba lebih baik direhabilitasi daripada dipenjara Laporan Tahunan BNNP DIY TA

80 Dari pemetaan jaringan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika BNNP DIY telah mengungkap 2 kasus penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika yaitu: 1) LKN/01/II/2014/BNNP DIY tanggal, 13 Februari 2014 dengan tersangka DW; 2) LKN/02/III/2014/BNNP DIY tanggal, 10 Maret 2014 dengan tersangka CAN. Dalam pengungkapan kasus kejahatan narkotika, ada beberapa kendala yang dihadapi oleh BNNP DIY, yaitu : Terbatasnya personil dan kemampuan personil terbatas dalam pelaksanaan penyelidikan; Terbatasnya peralatan yang digunakan dalam penyelidikan maupun penyidikan. Adapun upayaupaya yang dilakukan oleh BNNP DIY dalam mengatasi kendalakendala tersebut adalah: Mengikutkan personel Bidang Pemberantasan untuk mengikuti pelatihan penyelidikan dan penyidikan; Bekerja sama denagan BNN maupun BNNP Jawa tengah untuk melakukan penyelidikan tindak pidana narkoba; Bekerja sama dengan Kepolisian Daerah DIY beserta jajarannya untuk melakukan penyelidikan tindak pidana narkoba; Berusaha memenuhi kekurangan peralatan penyelidikan dan penyidikan. d. Jumlah Berkas Perkara Kasus Kejahatan Narkoba yang diselesaikan (P.21) Pada tahun 2014 BNNP DIY menargetkan 2 berkas perkara kasus kejahatan narkoba untuk diselesaikan. Selama tahun 2014 BNNP DIY melakukan penyelidikan sebanyak 6 LKN dengan 5 berkas perkara yang berhasil diselesaikan (P21). Barang bukti narkotika jenis ganja seberat gram yang disita dari tersangka DW alias B. Pengguna narkoba lebih baik direhabilitasi daripada dipenjara Laporan Tahunan BNNP DIY TA

81 NO Adapun berkas perkara yang berhasil diselesaikan oleh BNNP DIY adalah: NOMOR DAN IDENTITAS TANGGAL TANGGAL BERKAS LKN TERSANGKA P.21 PERKARA 1. BP/01/III/2014/BNNP LKN/01/II/2014/BNNP DW ALIAS B, Maret DIY DIY tahun, Lakilaki, 2014 tanggal 13 Februari tanggal, 13 Februari Tempat/Tgl Lahir Desember 1987, Agama Islam, Alamat dan Tempat Tinggal di dsn. Gulon RT. 04/021, Kel. Jebres, Kec. Jebres, Surakarta, Jawa Tengah 2. BP/02/III/2014/BNNP LKN/02/III/2014/BNN ACN Alias OOX, April DIY P DIY tahun, Lakilaki, 2014 tanggal 28 Maret tanggal 10 Maret Tempat/Tgl Lahir Kebumen, 28 Agustus 1977, Agama Islam, Alamat Gg. Beringin 63 RT. 02/05 Kel. Bumirejo, Kec. Kebumen, Kab. Kebumen Jateng. 3. BP/03/V/2014/BNNP LKN/03/V/2014/BNNP ATW, 20 Tahun, 30 Mei DIY DIY tanggal 13 Mei Lakilaki, Tempat/Tgl 2014 tanggal 19 Maret 2014 Lahir Samarinda, , Agama Islam, Alamat Asal Jl. KS. Tubun Gg. 7 Rt.02 Rw.02 Kel. Dadi Mulya Kota Samarinda Kalimantan Timur Pengguna narkoba lebih baik direhabilitasi daripada dipenjara Laporan Tahunan BNNP DIY TA

82 dan Alamat Kos Roemah Djogja Jln. Jodi pati 18 RT.07 RW 26 Pringgolayan Condong Catur Depok Sleman Yogyakarta 4. BP/04/X/2014/BNNP LKN/04/IX/2014/BNN FH, Lakilaki, TTL: 03 DIY P DIY tanggal 29 Sleman 02 Oktober November tanggal 27 Oktober September , Islam, Alamat : Tegalsari, Lumbungrejo RT. 03 RW.14 Kecamatan Tempel, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 5. BP/04/X/2014/BNNP LKN/04/IX/2014/BNN NAK, Perempuan, 30 Oktober DIY P DIY tanggal 29 TTL: Magelang tanggal 27 Oktober September 2014 Juli 1996, Islam, 2014 Wiraswasta, Alamat: Dusun Wonosari RT.003 RW.021 Kel. Gunungpring, Kec. Muntilan, Kab. Magelang Jateng. Dalam upaya penyidikan kasus kejahatan narkoba diperlukan adanya penyelidikanpenyelidikan untuk mengungkap kasus narkotika maupun mengembangkan hasil ungkap kasus narkotika yang telah ditangani. Selama tahun 2014 BNNP DIY telah melakukan penyelidikan sebanyak 7 kali yaitu : Pengguna narkoba lebih baik direhabilitasi daripada dipenjara Laporan Tahunan BNNP DIY TA

83 NO TANGGAL PENYELIDIKAN SASARAN / TO TUJUAN HASIL PENYELIDIKAN Februari DW Alias B, di Menindak lanjuti Dilakukan 2014 daerah laporan informasi penangkapan Sambilegi, tentang adanya terhadap DW Alias B Yogyakarta penyalahgunaan dan pada hari Kamis, 13 peredaran gelap Februari 2014 di Jl. Narkotika yang Yogyakarta Solo dilakukan oleh target Dsn. Niten, Kel. Taman Martani, Kec. Kalasan, Kab. Sleman Yogyakarta (tepatnya Traffic Light Simpang Lima Bogem) dan ditemukan barang bukti narkotika berupa ganja coklat dengan berat bruto (seribu delapan pulub lima) gram Maret 2014 ACN Alias O, di daerah Banguntapan, Bantul, DIY Menindak lanjuti laporan informasi tentang adanya penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika yang dilakukan oleh target Dilakukan penangkapan terhadap ACN Alias O pada hari Kamis, 13 Februari 2014 di Jl. Gowok, Caturtunggal, Depok, Sleman, Yogyakarta (tepatnya pertigaan gowok) dan ditemukan barang bukti narkotika berupa Shabu dengan berat brutto Pengguna narkoba lebih baik direhabilitasi daripada dipenjara Laporan Tahunan BNNP DIY TA

84 Maret 2014 NR Alias WN, di daerah Banguntapan, Bantul, DIY Mei 2014 ATW di daerah Caturtunggal, Depok, Sleman, DIY Menindak lanjuti laporan informasi tentang adanya penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika yang dilakukan oleh target dimana target merupakan peluncur atau peletak narkotika di wilayah Yogyakarta Menindak lanjuti laporan informasi tentang adanya penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika yang dilakukan oleh target 1,08 (satu koma nol delapan) gram. a) Diperoleh informasi mengenai tempat tinggal target; b) Diperoleh informasi mengenai kondisi geografis lingkungan tempat tinggal target; c) Diperoleh mengenai profil dan kebiasaan target. a) Diperoleh informasi mengenai tempat kos di mana target tinggal; b) Diperoleh informasi mengenai kondisi lingkungan tempat kos target; c) Diperoleh mengenai profil dan kebiasaan target September FR, di daerah Menindak lanjuti Dilakukan 2014 Gamping laporan informasi penangkapan Sleman tentang adanya terhadap FR pada penyalahgunaan dan hari Senin, 29 Pengguna narkoba lebih baik direhabilitasi daripada dipenjara Laporan Tahunan BNNP DIY TA

85 peredaran gelap September 2014 di Narkotika yang Depan Pasar dilakukan oleh target Cebongan (utara simpang empat) Cebongan, Dusun Gabakan, Sumberadi, Mlati, Sleman, DIY dan ditemukan barang bukti sisa alat penghisap shabu September7 Mey / RN, di Menindak lanjuti a) Diperoleh Oktober 2014 Kantor Cabag laporan informasi informasi TIKI Express tentang adanya mengenai profil Umbulharjo peredaran gelap da data pribadi Narkotika melalui jasa target pengiriman TIKI b) Diperoleh Express mengenai alamat tempat tinggal target November YN, di wilayah Menindak lanjuti a) Diperoleh 2014 kota laporan informasi informasi Yogyakarta tentang adanya mengenai tempat penyalahgunaan dan tinggal target; peredaran gelap b) Diperoleh Narkotika yang informasi dilakukan oleh target mengenai kondisi geografis lingkungan tempat tinggal target; c) Diperoleh mengenai profil dan kebiasaan target. Pengguna narkoba lebih baik direhabilitasi daripada dipenjara Laporan Tahunan BNNP DIY TA

86 Selama tahun 2014 Barang bukti narkotika yang berhasil disita oleh penyidik BNNP DIY adalah ganja seberat Gram dan Shabu dengan berat brutto total 4.026,58 gram dengan jumlah tersangka sebanyak 7 (tujuh) orang WNI terdiri dari 4 (empat) orang lakilaki dan 3 (tiga) orang perempuan. Barang bukti narkotika yang disita oleh BNNP DIY disishkan dalam jumlah sedikit untuk pengujian di Laboratorium dan untuk penuntutan di pengadilan, sedangkan sisanya dalam jumlah banyak dimusnahkan setelah mendapatkan penetapan status barang bukti dari Kejaksaan Negeri setempat. Pada tahun 2014 BNNP DIY melakukan pemusnahan barang bukti jenis ganja seberat 1.080,0 (seribu delapan puluh koma nol) gram pada tanggal 28 Februari Barang bukti narkotika tersebut disita dari tersangka DW alias B. Dalam rangka penyelamatan pecandu sesuai yang diamanatkan dalam Peraturan Bersama Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Menteri Sosial Republik Indonesia, Jaksa Agung Republik Indonesia, Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia, Kepala Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia Nomor 01/PB/MA/III/2014, Nomor 03 Tahun 2014, Nomor 11 Tahun 2014, Nomor 03 Tahun 2014, Nomor PER005/A/JA/03/2014, Nomor 1 Tahun 2014, Nomor PERBER/01/III/2014/BNN tentang Penanganan Pecandu Narkotika dan Korban Penyalahgunaan Narkotika ke dalam Lembaga Rehabilitasi, pada tahun 2014 BNNP DIY telah membentuk Tim Asesmen Terpadu (TAT) dengan anggota yang berasal dari BNNP DIY, Polda DIY, Kejaksaan Tinggi DIY, Kanwil Kementerian Hukum dan HAM DIY, Rumah Sakit Grhasia dan Rumah Sakit Bhayangkara Polda DIY. Pengguna narkoba lebih baik direhabilitasi daripada dipenjara Laporan Tahunan BNNP DIY TA

87 Pada tahun 2014 Tim Asesmen Terpadu BNNP DIY telah melakukan asesmen terhadap tersangka penyalah guna narkotika yang diajukan oleh Penyidik BNNP DIY maupun penyidik Polda DIY. Adapun data pelaksanaan asesmen sebagai berikut : NO TANGGAL ASESMEN TERSANGKA PERMINTAAN ASESMEN OLEH HASIL ASESMEN 1. 6 Oktober FH, Lakilaki, TTL: Penyidik a) Tersangka merupakan 2014 Sleman 02 Oktober BNNP DIY Korban Penyalah Guna 1991, Islam, Alamat : Narkotika; Tegalsari, Lumbungrejo b) Tersangka tidak RT. 03 RW.14 ditemukan indikasi Kecamatan Tempel, keterlibatan dalam Kabupaten Sleman, jaringan narkotika; Daerah Istimewa c) Tersangka perlu Yogyakarta menjalani rehabilitasi medis/rehabilitasi social Oktober NAK, Perempuan, TTL: Penyidik a) Tersangka merupakan 2014 Magelang 30 Juli 1996, BNNP DIY Korban Penyalah Guna Islam, Wiraswasta, Narkotika; Alamat: Dusun b) Tersangka tidak Wonosari RT.003 ditemukan indikasi RW.021 Kel. keterlibatan dalam Gunungpring, Kec. jaringan narkotika; Muntilan, Kab. c) Tersangka perlu Magelang Jawa menjalani rehabilitasi Tengah medis/rehabilitasi social. Pengguna narkoba lebih baik direhabilitasi daripada dipenjara Laporan Tahunan BNNP DIY TA

88 3. 22 FK Alias DF, 21 Th, Penyidik Polda a) Tersangka merupakan Desember Laki laki, Islam, DIY Korban Penyalah Guna 2014 Mahasiswa, Jl Pelita Narkotika; Panutan No 241 Rt 002 b) Tersangka tidak Rw 002, Kel. Panutan, ditemukan indikasi Kec. Pagelaran, Kab. keterlibatan dalam Pringsewu, Lampung. jaringan narkotika; Kost Jl. Ringinsari 1 No c) Tersangka tetap 3 01/49 Ringinsari ditahan di rumah Ds.Maguwoharjo Kab. tahanan namun dapat Sleman Yogyakarta diberikan pengobatan dan perawatan dalam rangka rehabilitasi WB, 20 Th, Laki laki, Penyidik Polda a) Tersangka merupakan Desember Islam, Mahasiswa, DIY Korban Penyalah Guna 2014 Alamat: JL. Mangga No Narkotika; 43 LK3 012/12 b) Tersangka tidak Kel.Waydadi, ditemukan indikasi Sukarame Kota keterlibatan dalam Bandar Lampung. Kost jaringan narkotika; Jl. Ringinsari 1 No 3 c) Tersangka tetap 01/49 Ringinsari ditahan di rumah Ds.Maguwoharjo Kab. tahanan namun dapat Sleman Yogyakarta diberikan pengobatan dan perawatan dalam rangka rehabilitasi RAP, 20 Th, Laki laki, Penyidik Polda a) Tersangka merupakan Desember Mahasiswa, Alamat: DIY Korban Penyalah Guna 2014 JL. Mangga No 41 LK3 Narkotika; 011/ Kel.Waydadi, b) Tersangka tidak Sukarame Kota ditemukan indikasi Bandar Lampung. Kost keterlibatan dalam Jl. Ringinsari 1 No 3 jaringan narkotika; 01/49 Ringinsari c) Tersangka tetap Ds.Maguwoharjo Kab. ditahan di rumah Sleman Yogyakarta tahanan namun dapat diberikan pengobatan Pengguna narkoba lebih baik direhabilitasi daripada dipenjara Laporan Tahunan BNNP DIY TA

89 dan perawatan dalam rangka rehabilitasi AA, 19 th, Islam Laki Penyidik Polda a) Tersangka merupakan Desember laki Mahasiswa, DIY Korban Penyalah Guna 2014 Alamat: Jl. CJ Rangkap Narkotika; Rt 01 Ds.Nanga Bulik b) Tersangka tidak Kec. Bulik ditemukan indikasi Kab.Lamandau keterlibatan dalam Kalimantan Tengah jaringan narkotika; c) Tersangka tetap ditahan di rumah tahanan namun dapat diberikan pengobatan dan perawatan dalam rangka rehabilitasi. D. BAGIAN TATA USAHA Sesuai dengan Peraturan Kepala BNN No. 3 Tahun 2014 pasal 6, Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melakanakan rencana program dan anggaran, evaluasi dan penyusunan laporan, serta pelayanan administrasi. Bagian Tata Usaha menyelenggarakan fungsi : Penyiapan penyusunan rencana program dan anggaran; Pelaksanaan urusan tata persuratan, pengelolaan logistik, dan urusan rumah tangga BNNP; pelaksanaan urusan kepegawaian, keuangan, kearsipaan, dokumentasi, dan hubungan masyarakat; penyiapan bahan bantuan hukum dan kerja sama, dan evaluasi dan penyusunan laporan. Untuk melaksanakan fungsinya, Bagian Tata Usaha BNNP DIY melaksanakan kegiatan, sebagai berikut : 1. SUB BAGIAN PERENCANAAN a. Melaksanakan Rapat Koordinasi, Sinkronisasi dan Evaluasi Pelaksanaan P4GN di DIY dilaksanakan 2 kali/60 orang. Rapat Koordinasi, Sinkronisasi dan Evaluasi Pelaksanaan P4GN di DIY dalam rangka penjangkauan, pendampingan, dan rehabilitasi pecandu. Pengguna narkoba lebih baik direhabilitasi daripada dipenjara Laporan Tahunan BNNP DIY TA

90 Rakor Koordinasi, Sinkronisasi dan Evaluasi Pelaksanaan P4GN di DIY dalam rangka penjangkauan, pendampingan, dan rehabilitasi pecandu dilaksanakan pada tanggal 27 Januari 2014 bertempat di PSPP DIY, Kalasan, Sleman, dan dihadiri oleh 30 orang yang terdiri dari Instansi Pemerintah terkait, IPWL, dan LSM Peduli Napza di DIY. Rakor dilaksanakan untuk merumuskan langkahlangkah yang diperlukan dan sinkronisasi program, sehingga dapat menurunkan prevalensi pecandu/penyalahguna Napza, sehingga dapat mendorong tercapainya visi Indonesia Bebas Narkoba Tahun Kegiatan dilaksanakan dengan metode tanya jawab dengan tema Peningkatan kapasitas lembaga swadaya masyarakat dalam penjangkauan, pendampingan, dan rehabilitasi bagi pecandu dan korban penyalahguna Narkoba. Narasumber rakor yaitu Kepala BNNP DIY Drs. Budiharso, M.Si dan Kepala PSPP Yogyakarta Drs. Fatchan, M.Si. Hasil Rakor, Sinkronisasi dan Evaluasi Pelaksanaan P4GN di DIY dalam rangka penjangkauan, pendampingan, dan rehabilitasi pecandu, yaitu : Perlu disusun buku panduan dan petunjuk teknis pelaksanaan penjangkauan. Perlu dibentuk Tim Assesment medis dan sosial dalam pelaksanaan penjangkauan. Beberapa Lembaga/LSM belum memiliki SDM yang melaksanakan penjangkauan karena jumlah personil/pengurus masih sangat terbatas. Di beberapa daerah, banyak masyarakat yang masih merasa terganggu dengan Pengguna narkoba lebih baik direhabilitasi daripada dipenjara Laporan Tahunan BNNP DIY TA

91 adanya tempat rehabilitasi pecandu. Sehingga kurang maksimal dalam pembinaan kepada pecandu. Salah satu penyebab yaitu kurangnya pemahaman masyarakat tentang Napza dan pentingnya rehabilitasi dan pembinaan untuk korban penyalahgunanya. Perlu adanya forum komunikasi untuk mengkoordinir hasil pelaksanaan penjangkauan. Perlu adanya dukungan bantuan transportasi dalam pelaksanaan penjangkauan pecandu dan korban penyalahguna Napza, sehingga dapat dilaksanakan secara maksimal. Perlu adanya dukungan bantuan alat test urine dari BNNP/pemerintah. Perlu adanya sosialisasi tentang dekriminalisasi dan depenalisasi, karena masih banyak pecandu/korban penyalahguna Napza/masyarakat yang menghindari masalah dengan tidak melaporkan diri kepada BNN/BNNP/pihak berwajib. Perlu dilaksanakan pendataan pecandu di masingmasing Kabupaten, sehingga tepat sasaran dalam pelaksanaan penjangkauan.. Perlu adanya tempat rehabilitasi sementara untuk menampung pecandu yang sedang dalam proses hukum agar tidak kabur/melarikan diri. Rapat Koordinasi, Sinkronisasi dan Evaluasi Pelaksanaan P4GN di DIY dalam rangka Implementasi Maklumat Kepala BNN Tentang Penyelamatan Pengguna Narkoba di DIY. Rapat Koordinasi, Sinkronisasi dan Evaluasi Pelaksanaan P4GN di DIY dalam rangka Implementasi Maklumat Kepala BNN Tentang Penyelamatan Pengguna Narkoba di DIY dilaksanakan pada tanggal 30 April 2014 bertempat di Kelapa Gading Resto, jalan Magelang KM 6,3 A4 Sinduadi, Yogyakarta, dan dihadiri oleh 30 orang peserta yang terdiri dari Instansi Pemerintah terkait, seperti POLDA DIY, Kejaksaan Tinggi DIY, Kesbanglimas DIY dan Kab/Kota se DIY, Dinas Kesehatan DIY dan Kab/Kota se DIY, BNNP DIY dan BNN Kab/Kota se DIY, BNK se DIY, Satpol PP DIY, Dinakertrans DIY. Rakor dilaksanakan untuk merumuskan rencana implementasi penyelamatan pengguna narkoba di DIY, sehingga SKPD di DIY memiliki perencanaan anggaran dan kegiatan dalam rangka implementasi program penyelamatan pengguna narkoba yang dapat dialokasikan pada RKAKL SKPD. Rakor dilaksanakan dengan metode diskusi Panel dengan tema Sinkronisasi Pelaksanaan Program P4GN di DIY dalam rangka Implementasi Maklumat Kepala BNN tentang Penyelamatan Pengguna Narkoba di DIY. Action plan disusun sebagai acuan dalam Pengguna narkoba lebih baik direhabilitasi daripada dipenjara Laporan Tahunan BNNP DIY TA

92 mengimplementasikan kegiatan P4GN oleh SKPD di daerah, khususnya dalam penyelamatan pengguna Narkoba. Narasumber rakor, yaitu : Kepala BNNP DIY Drs. Budiharso, M.Si., Asisten I Setda DIY Drs Sulistiyo, SH, CN, M.Si., Kasubbag Perencanaan BNNP DIY Drs. Aryanto Hendro Suprantoro. Hasil Rapat Koordinasi, Sinkronisasi dan Evaluasi Pelaksanaan P4GN di DIY dalam rangka Implementasi Maklumat Kepala BNN Tentang Penyelamatan Pengguna Narkoba di DIY, sebagai berikut : BNNP DIY dan Pemda DIY akan menyusun SOP Tentang P4GN yang disepakati bersama. BNNP DIY akan membuat program pelatihan tentang konselor adiksi dengan instruktur dari BNN, sehingga pelaksanaan IPWL dan rehabilitasi dapat efektif dan maksimal. BNNP DIY akan mendorong masyarakat untuk berperan aktif dalam kegiatan P4GN, sehingga secara tidak langsung membantu tugas BNNP. BNNP DIY akan melaksanakan rehabilitasi dengan pendekatan secara humanis, sehingga lebih tepat sasaran karena dapat langsung melakukan pendekatan dengan para pengguna Narkoba. BNNP DIY akan melaksanakan program pemberdayaan, mulai dari pelajar, mahasiswa, pekerja negeri dan swasta, masyarakat, dan kampung agar bebas Narkoba. Biro Kesra Setda DIY sebagai penanggungjawab akan menyusun Peraturan Gubernur tentang Kebijakan Pelaksanaan Program P4GN di Daerah. Bappeda akan menyusun langkah strategis berdasarkan PerGub tentang Kebijakan Pelaksanaan P4GN di Daerah setelah PerGub selesai disusun. Kesbanglinmas DIY akan mengkoordinir pelaksanaan P4GN di daerah. b. Rapat Koordinasi Penguatan Bidang Kerjasama Pelaksanaan P4GN dilaksanakan 2 kali/60 orang. Rapat Koordinasi Penguatan Bidang Kerjasama Pelaksanaan P4GN tentang peran media cetak dan elektronik dalam pelaksanaan P4GN. Rapat Koordinasi Penguatan Bidang Kerjasama Pelaksanaan P4GN tentang peran media cetak dan elektronik dalam pelaksanaan P4GN dilaksanakan pada tanggal 29 Januari 2014 bertempat di Kelapa Gading Resto, jalan Magelang KM 6,3 A4 Sinduadi, Mlati, Yogyakarta, dan dihadiri oleh 30 orang dari kalangan media cetak dan elektronik (televisi dan radio) di DIY. Rakor dilaksanakan untuk meningkatkan peran media massa, sehingga media dapat secara akurat, tepat, dan proaktif dalam Pengguna narkoba lebih baik direhabilitasi daripada dipenjara Laporan Tahunan BNNP DIY TA

93 menyampaikan berita atau informasi tentang P4GN dan permasalahannya, baik berupa karya tulisan maupun berita televisi. Rakor dilaksanakan dengan metode Focus Group Discussion dengan 3 Narasumber, yaitu Kepala BNNP DIY, Drs. Budiharso, M.Si., YB. Margantoro dari Harian Pagi Bernas Jogja, dan Wahyu Sudarmawan SE, SH, M.Si. dari RB TV. Hasil Rapat Koordinasi Penguatan Bidang Kerjasama Pelaksanaan P4GN tentang peran media cetak dan elektronik dalam pelaksanaan P4GN, sebagai berikut : BNNP akan melakukan media visit, sehingga ada kesepakatan antara pimpinan BNNP dan media. BNNP seharusnya memiliki Humas sebagai sumber informasi/berita. Jika media membutuhkan informasi/berita akan langsung menghubungi Humas, sehingga 1 suara. Program off air, BNNP mengadakan event besar yang melibatkan EO dan media akan mensupport dalam publikasinya. Program on air desiminasi P4GN dapat dilakukan melalui : Talkshow dan dialog interaktif. Program yang dipublikasikan harus menguntungkan masyarakat. Adanya iklan/pesan singkat tentang P4GN pada beberapa program TV/radio. BNNP menjadi bintang tamu di salah satu program TV/radio. Adanya komitmen antara BNNP dengan media cetak dalam publikasi. Adanya kerjasama antara BNNP dan CSR dalam pelaksanaan P4GN, contoh dengan menyelenggarakan event besar dan berhadiah. Untuk pemberitaan/informasi tentang narkoba tidak harus berupa hard news, tetapi dari aspek humanis dan mengandung nilai edukasi pada masyarakat. Rapat Koordinasi Penguatan Bidang Kerjasama Pelaksanaan P4GN tentang Peran Kalangan Dunia Usaha dalam Pelaksanaan P4GN. Rapat Koordinasi Penguatan Bidang Kerjasama Pelaksanaan P4GN tentang Peran Kalangan Dunia Usaha dalam Pelaksanaan P4GN dilaksanakan pada tanggal 10 September 2014 bertempat di Gedung Pengguna narkoba lebih baik direhabilitasi daripada dipenjara Laporan Tahunan BNNP DIY TA

94 Pracimosono, Komplek Kepatihan Yogyakarta, dan dihadiri oleh 30 orang dari kalangan dunia usaha, media massa, universitas, dan dari LSM Peduli Napza di DIY. Rakor dilaksanakan untuk meningkatkan peran aktif pengusaha dan media massa dalam mendukung program P4GN dan dapat menindaklanjuti dengan melaksanakan kegiatan P4GN secara mandiri. Rakor dilaksanakan dengan metode tanya jawab setelah paparan para Narasumber, yaitu Ketua Umum KADIN DIY, HR Gonang Djuliastono, Peneliti UGM Yogyakarta, Mulyadi Sumarto, Ph.D., Ketua Forum CSR Kesos DIY, Harwoto. Hasil Rakor, sebagai berikut : Peserta mendapatkan gambaran tentang masalah peredaran gelap dan penyalahgunaan narkotika, khususnya di DIY. Peserta mendapatkan pemahaman tentang pentingnya peran pengusaha dan media massa dalam pelaksanaan program P4GN, khususnya di DIY. Diharapkan ada peningkatan inisiatif/ kepedullian dari pengusaha dan media massa untuk berperan aktif dalam menyukseskan program P4GN di DIY. c. Rapat Koordinasi Penyusunan RKA/KL Pagu Anggaran dan Pagu Alokasi Anggaran di BNNP DIY. Rapat Koordinasi Penyusunan RKA/KL Pagu Anggaran dan Pagu Alokasi Anggaran di BNNP DIY dilaksanakan pada bulan Mei Oktober Rapat dilaksanakan untuk menyusun program dan anggaran tahun anggaran 2015, dan evaluasi program tahun Rakor dihadiri oleh pejabat BNNP DIY dan BNNK se DIY bertempat di kantor BNNP DIY. Sub Bagian Perencanaan juga melaksanakan penyusunan RKA/KL Pagu Anggaran dan Pagu Alokasi Anggaran di BNN pada tanggal 2227 September 2014 bertempat di Hotel Fave, PGC, Jakarta Timur. Kegiatan diikuti oleh Kepala BNNP seluruh Indonesia yang didampingi oleh Kasubbag Perencanaan, dan staf sebagai operator. d. Pengelolaan Website BNNP DIY Pengelolaan Website BNNP DIY dilaksanakan oleh Sub Bagian Perencanaan. Kegiatan ini dilaksanakan untuk memberikan informasiinformasi tentang BNNP DIY, mulai dari profil sampai dengan kegiatan yang Pengguna narkoba lebih baik direhabilitasi daripada dipenjara Laporan Tahunan BNNP DIY TA

BNNP DIY LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2014

BNNP DIY LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2014 BNNP DIY LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2014 STRUKTUR ORGANISASI BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI DAERAH

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Berdirinya Badan Narkotika Nasional Provinsi Riau

BAB IV TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Berdirinya Badan Narkotika Nasional Provinsi Riau BAB IV TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Berdirinya Badan Narkotika Nasional Provinsi Riau Badan Narkotika Nasional Provinsi Riau adalah lembaga pemerintah non kementrian yang professional yang

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN. Indonesia dan memiliki luas sebesar 2.556,75 km 2 dan memiliki penduduk sebanyak

BAB II DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN. Indonesia dan memiliki luas sebesar 2.556,75 km 2 dan memiliki penduduk sebanyak BAB II DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN A. Profil Wilayah Kabupaten Ciamis 1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Ciamis merupakan sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Barat, Indonesia dan memiliki luas sebesar

Lebih terperinci

PERANAN KEMENKEU DALAM IMPLEMENTASI JAKSTRANAS P4GN TAHUN

PERANAN KEMENKEU DALAM IMPLEMENTASI JAKSTRANAS P4GN TAHUN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERANAN KEMENKEU DALAM IMPLEMENTASI JAKSTRANAS P4GN TAHUN 2011-2015 Disampaikan Dalam Rapat Koordinasi Implementasi Jakstranas P4GN Tahun 2011-2015 Jakarta, 8 Mei

Lebih terperinci

Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Narkotika Oleh: Yeni Handayani * Naskah diterima: 8 Oktober 2015; disetujui: 15 Oktober 2015

Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Narkotika Oleh: Yeni Handayani * Naskah diterima: 8 Oktober 2015; disetujui: 15 Oktober 2015 Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Narkotika Oleh: Yeni Handayani * Naskah diterima: 8 Oktober 2015; disetujui: 15 Oktober 2015 Permasalahan narkotika merupakan salah satu permasalahan global yang selalu

Lebih terperinci

PROPINSI SULAWESI SELATAN. KEPUTUSAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI SULAWESI SELATAN Nomor : KEP/ 06 / X / 2011 / BNNP TENTANG

PROPINSI SULAWESI SELATAN. KEPUTUSAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI SULAWESI SELATAN Nomor : KEP/ 06 / X / 2011 / BNNP TENTANG PROPINSI SULAWESI SELATAN KEPUTUSAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI SULAWESI SELATAN Nomor : KEP/ 06 / X / 2011 / BNNP TENTANG TUGAS DAN FUNGSI BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI SULAWESI SELATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Proyek

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Proyek BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Latar Belakang Proyek Obat pada dasarnya dibuat dan ditujukan kepada orang yang sedang sakit. Penggunaannya pun tidak sembarangan, harus sesuai dengan prosedur,

Lebih terperinci

BNN TES URINE PEGAWAI BPK SUMUT

BNN TES URINE PEGAWAI BPK SUMUT BNN TES URINE PEGAWAI BPK SUMUT Kamis, 11 September 2014 10:28:28 Medan (SIB)- Badan Narkotika Nasional Provinsi melakukan tes urine terhadap pegawai Badan Pemeriksa Keuangan Sumatera Utara di kantor perwakilan

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN NARKOTIKA NASIONAL

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN NARKOTIKA NASIONAL r PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL, Menimbang :

Lebih terperinci

FORMAT KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) KEGIATAN UNIT KERJA VERTIKAL TA 20xx

FORMAT KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) KEGIATAN UNIT KERJA VERTIKAL TA 20xx FORMAT KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) KEGIATAN UNIT KERJA VERTIKAL TA 20xx Nama Lembaga : (1) Unit Kerja : (2) Program : (3) Sasaran Program (Outcome) : (4) Kegiatan : (5) Indikator Kinerja Kegiatan (IKK)

Lebih terperinci

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN RANCANGAN LAPORAN SINGKAT RAPAT DENGAR PENDAPAT KOMISI III DPR RI DENGAN KPK, BNN DAN PPATK --------------------------------------------------- (BIDANG HUKUM, HAM DAN KEAMANAN) Tahun Sidang : 2015-2016

Lebih terperinci

FORMAT KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) KEGIATAN ESELON II (DIREKTORAT, BIRO, PUSAT)

FORMAT KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) KEGIATAN ESELON II (DIREKTORAT, BIRO, PUSAT) FORMAT KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) KEGIATAN ESELON II (DIREKTORAT, BIRO, PUSAT) Nama Lembaga : (1) Unit Kerja : (2) Program : (3) Sasaran Program (Outcome) : (4) Kegiatan : (5) Indikator Kinerja Kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN INSTANSI VERTIKAL DI LINGKUNGAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sesuai dengan

Lebih terperinci

BUPATI TOLITOLI PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN NARKOTIKA KABUPATEN TOLITOLI

BUPATI TOLITOLI PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN NARKOTIKA KABUPATEN TOLITOLI SALINAN BUPATI TOLITOLI PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN NARKOTIKA KABUPATEN TOLITOLI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TOLITOLI, Menimbang : a.

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM. 4.1 Gambaran Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara dengan

IV. GAMBARAN UMUM. 4.1 Gambaran Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara dengan 48 IV. GAMBARAN UMUM 4.1 Gambaran Umum Kabupaten Lampung Selatan Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105 0 14 dengan 105 0 45 Bujur Timur dan 5 0 15 6 0. Mengingat letak yang demikian ini,

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN NARKOTIKA NASIONAL

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN NARKOTIKA NASIONAL PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau kesulitan lainnya dan sampai kepada kematian tahun). Data ini menyatakan bahwa penduduk dunia menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. atau kesulitan lainnya dan sampai kepada kematian tahun). Data ini menyatakan bahwa penduduk dunia menggunakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah penyalahgunaan narkoba terus menjadi permasalahan global. Permasalahan ini semakin lama semakin mewabah, bahkan menyentuh hampir semua bangsa di dunia ini.

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN INSTANSI VERTIKAL DI LINGKUNGAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN INSTANSI VERTIKAL DI LINGKUNGAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN INSTANSI VERTIKAL DI LINGKUNGAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NARKOTIKA

Lebih terperinci

RENCANA KERJA 2015 BADAN NARKOTIKA NASIONAL KOTA MATARAM

RENCANA KERJA 2015 BADAN NARKOTIKA NASIONAL KOTA MATARAM RENCANA KERJA 2015 BADAN NARKOTIKA NASIONAL KOTA MATARAM NO KEGIATAN TARGET / SASARAN OUTPUT OUTCOME ANGGARAN KET PENCEGAHAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKT 1 Lembaga pendidikan negeri dan swasta (SD, SLTP,

Lebih terperinci

RENCANA KEGIATAN ANGGARAN BELANJA (RKAB) BNNK TANGERANG ALOKASI APBD TA. 2019

RENCANA KEGIATAN ANGGARAN BELANJA (RKAB) BNNK TANGERANG ALOKASI APBD TA. 2019 RENCANA KEGIATAN ANGGARAN BELANJA (RKAB) BNNK TANGERANG ALOKASI APBD TA. 209 KODE 066.0.0 3237.347.76.000,00 I KESEKTARIATAN 285.766.000,00 Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya

Lebih terperinci

2 2. Peraturan Presiden Nomor 23 Tahun 2010 tentang Badan Narkotika Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 60); 3. Peraturan Ke

2 2. Peraturan Presiden Nomor 23 Tahun 2010 tentang Badan Narkotika Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 60); 3. Peraturan Ke No.912, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNN. Instansi Vertikal. Pembentukan. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN INSTANSI VERTIKAL DI

Lebih terperinci

A. PENDAHULUAN. I. Latar Belakang

A. PENDAHULUAN. I. Latar Belakang DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA LAPORAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI III DPR-RI KE LAPAS NARKOTIKA II A PROVINSI DI YOGYAKARTA PADA MASA PERSIDANGAN I TAHUN SIDANG 2014 A. PENDAHULUAN I.

Lebih terperinci

BAB II PROFIL DAERAH KABUPATEN SLEMAN & BADAN NARKOTIKA NASIONAL KABUPATEN SLEMAN

BAB II PROFIL DAERAH KABUPATEN SLEMAN & BADAN NARKOTIKA NASIONAL KABUPATEN SLEMAN BAB II PROFIL DAERAH KABUPATEN SLEMAN & BADAN NARKOTIKA NASIONAL KABUPATEN SLEMAN A. Profil Daerah Kabupaten Sleman 1. Letak dan Luas Wilayah a. Letak Wilayah Secara Geografis Kabupaten Sleman terletak

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM. A. Kondisi Geografis Daerah Istimewa Yogyakarta. Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki luas wilayah 3.

BAB IV GAMBARAN UMUM. A. Kondisi Geografis Daerah Istimewa Yogyakarta. Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki luas wilayah 3. 54 BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis Daerah Istimewa Yogyakarta Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki luas wilayah 3.185,80 km 2 dengan perbatasan wilayah dari arah Timur : Kabupaten Wonogiri di

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN PENGEMBANGAN ORGANISASI INSTANSI VERTIKAL

LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN PENGEMBANGAN ORGANISASI INSTANSI VERTIKAL LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN PENGEMBANGAN ORGANISASI INSTANSI VERTIKAL BADAN NARKOTIKA NASIONAL 2 BAB I PENDAHULUAN A. UMUM Instansi

Lebih terperinci

BUPATI MALANG. Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Salam sejahtera bagi kita semua.

BUPATI MALANG. Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Salam sejahtera bagi kita semua. BUPATI MALANG SAMBUTAN BUPATI MALANG PADA KEGIATAN DISEMINASI INFORMASI PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN, PENYALAHGUNAAN DAN PEREDARAN GELAP NARKOBA (P4GN) KEPADA PELAJAR DENGAN PEMANFAATAN MEDIA KONVENSIONAL

Lebih terperinci

BUPATI JEMBER SALINAN PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI JEMBER SALINAN PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI JEMBER SALINAN PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYALAHGUNAAN DAN PEREDARAN GELAP NARKOBA (P4GN) DI KABUPATEN JEMBER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR Pengguna Narkoba Lebih Baik Direhabilitasi daripada Dipenjara Laporan Kinerja BNN Tahun 2014

KATA PENGANTAR Pengguna Narkoba Lebih Baik Direhabilitasi daripada Dipenjara Laporan Kinerja BNN Tahun 2014 KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala berkat rahmat dan hidayah-nya, penyusunan Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2014 ini, dapat diselesaikan sesuai dengan

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS DEPUTI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT NOMOR : JUKNIS/01/V/DE/PM.00/2015/DEP. DAYAMAS TENTANG

PETUNJUK TEKNIS DEPUTI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT NOMOR : JUKNIS/01/V/DE/PM.00/2015/DEP. DAYAMAS TENTANG PETUNJUK TEKNIS DEPUTI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT NOMOR : JUKNIS/01/V/DE/PM.00/2015/DEP. DAYAMAS TENTANG STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR VERIFIKASI PROPOSAL PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM KERANGKA PENCEGAHAN

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 67 ayat (3) Undang- Undang Nomor

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGAH NOMOR : 03 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGAH NOMOR : 03 TAHUN 2009 TENTANG PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGAH NOMOR : 03 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA LAIN BAGIAN DARI PERANGKAT DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGAH NOMOR : 03 TAHUN 2009 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGAH NOMOR : 03 TAHUN 2009 T E N T A N G PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGAH NOMOR : 03 TAHUN 2009 T E N T A N G ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA LAIN BAGIAN DARI PERANGKAT DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA www.bpkp.go.id PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

Optimalisasi Struktur Organisasi Badan Narkotika Nasional

Optimalisasi Struktur Organisasi Badan Narkotika Nasional Optimalisasi Struktur Organisasi Badan Narkotika Nasional BEBAN KINERJA POK AHLI memberikan saran dan masukan kepada Ka BNN. ITTAMA melaksanakan pengawasan BNN. intern KEPALA a. memimpin BNN dalam pelaksanaan

Lebih terperinci

: PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL

: PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR PER / 4 / V / 2010 / BNN TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI DAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL KABUPATEN/KOTA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Narkotika, Psikotropika dan Bahan Adiktif lainnya yang lebih dikenal dengan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Narkotika, Psikotropika dan Bahan Adiktif lainnya yang lebih dikenal dengan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Narkotika, Psikotropika dan Bahan Adiktif lainnya yang lebih dikenal dengan sebutan narkoba, pada sisi penyalahgunaan narkoba, dewasa ini justru menunjukkan perkembangan

Lebih terperinci

(BIDANG HUKUM, PERUNDANG-UNDANGAN, HAM DAN KEAMANAN)

(BIDANG HUKUM, PERUNDANG-UNDANGAN, HAM DAN KEAMANAN) LAPORAN SINGKAT RAPAT DENGAR PENDAPAT KOMISI III DPR RI DENGAN KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI, BADAN NARKOTIKA NASIONAL, KOMISI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA, LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN, BADAN NASIONAL

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENINGKATAN KEMAMPUAN LEMBAGA

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENINGKATAN KEMAMPUAN LEMBAGA PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENINGKATAN KEMAMPUAN LEMBAGA REHABILITASI MEDIS DAN REHABILITASI SOSIAL YANG DISELENGGARAKAN OLEH PEMERINTAH/ PEMERINTAH

Lebih terperinci

2 2. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 143, Tambahan Lembaran Negara Republik I

2 2. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 143, Tambahan Lembaran Negara Republik I BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.493, 2015 BNN. Provinsi. Kabupaten/Kota. Organisasi. Tata Kerja. PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN

Lebih terperinci

PRESS RELEASE AKHIR TAHUN 2016 KERJA NYATA PERANGI NARKOTIKA

PRESS RELEASE AKHIR TAHUN 2016 KERJA NYATA PERANGI NARKOTIKA PRESS RELEASE AKHIR TAHUN 2016 KERJA NYATA PERANGI NARKOTIKA Jakarta, 22 Desember 2016 Penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika merupakan kejahatan luar biasa (extraordinary crime) yang mengancam dunia

Lebih terperinci

Pemirsa/ dari hasil penelitian GRANAT/ atau Gerakan Nasional Anti Narkotika DIJ/ khusus tanggapan warga Jogja terhadap

Pemirsa/ dari hasil penelitian GRANAT/ atau Gerakan Nasional Anti Narkotika DIJ/ khusus tanggapan warga Jogja terhadap KARAKTERISTIK Daerah Istimewa Jogjakarta yang heterogen/ dengan segala potensi yang dimilikinya/ secara ekonomis dan strategis telah menggiurkan para sindikat narkoba// Mereka/ tampaknya akan menjadikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan manusia juga ditujukan, agar masyarakat semakin sejahtera, sehat jiwa

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan manusia juga ditujukan, agar masyarakat semakin sejahtera, sehat jiwa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan manusia tidak hanya dilakukan secara fisik, tetapi pembangunan manusia juga ditujukan, agar masyarakat semakin sejahtera, sehat jiwa dan raga. Masalah yang

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM. Posisi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak antara

BAB IV GAMBARAN UMUM. Posisi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak antara BAB IV GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Daerah Istimewa Yogyakarta 1. Kondisi Fisik Daerah Posisi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak antara 7.33-8.12 Lintang Selatan dan antara 110.00-110.50 Bujur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perlu berinteraksi dengan sesama manusia sebagai aplikasi dari proses sosial

BAB I PENDAHULUAN. perlu berinteraksi dengan sesama manusia sebagai aplikasi dari proses sosial BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada hakikatnya manusia sebagai makhluk sosial, dalam kehidupan seharihari, perlu berinteraksi dengan sesama manusia sebagai aplikasi dari proses sosial tersebut. Untuk

Lebih terperinci

LAPORAN ANALISIS KINERJA BIDANG KESEHATAN -NARKOBA-

LAPORAN ANALISIS KINERJA BIDANG KESEHATAN -NARKOBA- LAPORAN ANALISIS KINERJA BIDANG KESEHATAN -NARKOBA- Disusun Oleh Alit Sri Lestari 1102120224 Arif Maulana Nasution 1102112970 Claudya Shelviana Angelina 1102113147 Chyntia Joneta 1102113072 Mimi Sartika

Lebih terperinci

Pengguna Narkoba Lebih Baik Direhabilitasi daripada Dipenjara LAKIP BNN Tahun 2013

Pengguna Narkoba Lebih Baik Direhabilitasi daripada Dipenjara LAKIP BNN Tahun 2013 1 KATA PENGANTAR tas berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa, akhirnya kami dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Badan Narkotika Nasional Tahun 2013. Azas akuntabilitas seperti yang tertuang

Lebih terperinci

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESOR DOMPU STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SAT RES NARKOBA

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESOR DOMPU STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SAT RES NARKOBA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESOR DOMPU STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SAT RES NARKOBA Dompu 2 Januari 2016 1 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. generasi baik secara kualitas maupun kuantitas. sesuatu yang mengarah pada aktivitas positif dalam pencapaian suatu prestasi.

BAB I PENDAHULUAN. generasi baik secara kualitas maupun kuantitas. sesuatu yang mengarah pada aktivitas positif dalam pencapaian suatu prestasi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan nasional yang berkaitan dengan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba di Indonesia tidak kunjung tuntas dan semakin memprihatinkan bahkan sampai mengancam

Lebih terperinci

GUBERNUR SULAWESI SELATAN PERATURAN GUBERNUR SULAWESI SELATAN NOMOR 33 TAHUN 2012 TENTANG

GUBERNUR SULAWESI SELATAN PERATURAN GUBERNUR SULAWESI SELATAN NOMOR 33 TAHUN 2012 TENTANG GUBERNUR SULAWESI SELATAN PERATURAN GUBERNUR SULAWESI SELATAN NOMOR 33 TAHUN 2012 TENTANG KEBIJAKAN DAN STRATEGI SERTA RENCANA AKSI PROVINSI SULAWESI SELATAN DALAM PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYALAHGUNAAN

Lebih terperinci

PERATURAN KETUA BADAN NARKOTIKA NASIONAL. Nomor : PER / 01 / VIII / 2007 / BNN TENTANG

PERATURAN KETUA BADAN NARKOTIKA NASIONAL. Nomor : PER / 01 / VIII / 2007 / BNN TENTANG PERATURAN KETUA BADAN NARKOTIKA NASIONAL Nomor : PER / 01 / VIII / 2007 / BNN TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PELAKSANA HARIAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA BADAN NARKOTIKA

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Permasalahan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba (narkotika,

I. PENDAHULUAN. Permasalahan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba (narkotika, 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba (narkotika, psikotropika dan bahan adiktif lainnya non tembakau dan alkohol) baik di tingkat global, regional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2008 tanggal 7 Juni 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENINGKATAN KEMAMPUAN LEMBAGA REHABILITASI MEDIS DAN LEMBAGA REHABILITASI SOSIAL BAGI PECANDU DAN KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI BESAR REHABILITASI BADAN NARKOTIKA NASIONAL

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI BESAR REHABILITASI BADAN NARKOTIKA NASIONAL PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI BESAR REHABILITASI BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NARKOTIKA

Lebih terperinci

BAB III BADAN NARKOTIKA NASIONAL. A. Latar belakang berdirinya Badan Narkotika Nasional (BNN)

BAB III BADAN NARKOTIKA NASIONAL. A. Latar belakang berdirinya Badan Narkotika Nasional (BNN) BAB III BADAN NARKOTIKA NASIONAL A. Latar belakang berdirinya Badan Narkotika Nasional (BNN) Sejarah penanggulangan bahaya narkotika dan kelembagaannya di Indonesia dimulai tahun 1971 pada saat dikeluarkannya

Lebih terperinci

JAKARTA, 22 FEBRUARI 2017

JAKARTA, 22 FEBRUARI 2017 JAKARTA, 22 FEBRUARI 2017 STRUKTUR ORGANISASI KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL TUGAS POKOK DAN FUNGSI DEPUTI BIDANG HUKUM DAN KERJA SAMA DEPUTI BIDANG HUKUM DAN KERJA SAMA MEMPUNYAI TUGAS MELAKSANAKAN KEGIATAN

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan. Dari hasil penelitian yang telah dibahas mengenai strategi Badan

BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan. Dari hasil penelitian yang telah dibahas mengenai strategi Badan BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Dari hasil penelitian yang telah dibahas mengenai strategi Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Sumatera Barat dalam pencegahan penyalahgunaan narkotika dikalangan remaja,

Lebih terperinci

RechtsVinding Online. Kelembagaan Badan Narkotika Nasional Oleh: Yeni Handayani * Naskah diterima: 2 Oktober 2015; disetujui: 7 Oktober 2015

RechtsVinding Online. Kelembagaan Badan Narkotika Nasional Oleh: Yeni Handayani * Naskah diterima: 2 Oktober 2015; disetujui: 7 Oktober 2015 Kelembagaan Badan Narkotika Nasional Oleh: Yeni Handayani * Naskah diterima: 2 Oktober 2015; disetujui: 7 Oktober 2015 Saat ini, BNN telah memiliki perwakilan daerah di 33 Provinsi, sedangkan di tingkat

Lebih terperinci

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. sebanyak orang dan WNA sebanyak 127 orang 1.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. sebanyak orang dan WNA sebanyak 127 orang 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tindak Pidana Narkotika merupakan salah satu tindak pidana yang cukup banyak terjadi di Indonesia. Tersebarnya peredaran gelap Narkotika sudah sangat banyak memakan

Lebih terperinci

2017, No Medis dan Lembaga Rehabilitasi Sosial bagi Pecandu dan Korban Penyalahgunaan Narkotika; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2

2017, No Medis dan Lembaga Rehabilitasi Sosial bagi Pecandu dan Korban Penyalahgunaan Narkotika; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2 No.1438, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNN. Lembaga Rehabilitasi Medis dan Lembaga Rehabilitasi Sosial. PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PENINGKATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terbendung lagi, maka ancaman dahsyat semakin mendekat 1. Peredaran

BAB I PENDAHULUAN. terbendung lagi, maka ancaman dahsyat semakin mendekat 1. Peredaran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini peredaran narkotika semakin merajalela dikarenakan Indonesia bukan lagi tempat transit, tetapi menjadi sasaran pemasaran, dan bahkan tempat produksi

Lebih terperinci

2017, No Medis dan Lembaga Rehabilitasi Sosial bagi Pecandu dan Korban Penyalahgunaan Narkotika; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2

2017, No Medis dan Lembaga Rehabilitasi Sosial bagi Pecandu dan Korban Penyalahgunaan Narkotika; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2 No.219, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNN. Lembaga Rehabilitasi Medis dan Lembaga Rehabilitasi Sosial. PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENINGKATAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN NARKOTIKA PROVINSI, SEKRETARIAT KOMISI PENYIARAN INDONESIA DAERAH

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. telah menggunakan komputer dan internet. Masyarakat yang dinamis sudah akrab

I. PENDAHULUAN. telah menggunakan komputer dan internet. Masyarakat yang dinamis sudah akrab I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sudah berkembang sangat pesat, hal ini dapat terlihat pada setiap perkantoran suatu instansi pemerintahan telah menggunakan

Lebih terperinci

DRAFT RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI SULAWESI SELATAN

DRAFT RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI SULAWESI SELATAN DRAFT RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI SULAWESI SELATAN 2011-2014 BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI SULAWESI SELATAN TAHUN ANGGARAN 2011 DAFTAR ISI KEPUTUSAN KEPALA BNNP...

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL, PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI DAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL KABUPATEN/KOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN RANCANGAN LAPORAN SINGKAT RAPAT KERJA DAN RAPAT DENGAR PENDAPAT KOMISI III DPR RI DENGAN SEKJEN MPR RI, SEKJEN MAHKAMAH KONSTITUSI, SEKJEN DPD RI DAN ASRENA POLRI. ------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL, PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI DAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL KABUPATEN/KOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 288, 2012

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 288, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 288, 2012 PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PM 17 TAHUN 2012 TENTANG STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYALAHGUNAAN

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA SALATIGA TAHUN 2016

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA SALATIGA TAHUN 2016 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA SALATIGA TAHUN 2016 DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA SALATIGA 2017 KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat memprihatinkan. Bahkan jumlah kasus. narkotika selalu mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat memprihatinkan. Bahkan jumlah kasus. narkotika selalu mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Masalah penyalahgunaan narkotika di Indonesia berada dalam kondisi yang sangat memprihatinkan. Bahkan jumlah kasus penyalahgunaan narkotika selalu mengalami

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA LAIN SEBAGAI BAGIAN DARI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Narkotika Psikotropika dan Zat Adiktif. Semua istilah ini baik narkoba atau napza

BAB I PENDAHULUAN. Narkotika Psikotropika dan Zat Adiktif. Semua istilah ini baik narkoba atau napza BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat/bahan berbahaya. Selain narkoba, istilah yang di perkenalkan khususnya oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia

Lebih terperinci

enyusunann Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Tahun 2016

enyusunann Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Tahun 2016 Kata Pengantar enyusunann Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Tahun 206 ini didasarkan pada Undang-undang Nomor 23 Tahun 204 tentang Pemerintahan Daerah, Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan penyalangunaan narkoba di Indonesia telah menjadi ancaman

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan penyalangunaan narkoba di Indonesia telah menjadi ancaman BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Permasalahan penyalangunaan narkoba di Indonesia telah menjadi ancaman nasional yang perlu mendapatkan perhatian yang serius oleh segenap element bangsa. Ancaman

Lebih terperinci

BAB 1V GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

BAB 1V GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN BAB 1V GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Sumber : Google Map Gambar 4.1 Denah lokasi pasar tradisional Wates Pada gambar diatas terdapat lingkaran merah yang merupakan lokasi

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. A. Kondisi Geografis dan Profil Singkat Daerah Istimewa Yogyakarta. Gambar 4.1

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. A. Kondisi Geografis dan Profil Singkat Daerah Istimewa Yogyakarta. Gambar 4.1 58 BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN A. Kondisi Geografis dan Profil Singkat Daerah Istimewa Yogyakarta Gambar 4.1 Peta Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS), D.I.

Lebih terperinci

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG PENEGAKAN PERATURAN DAERAH NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN

Lebih terperinci

MEMBEBASKAN KULONPROGO DARI BAHAYA NARKOBA

MEMBEBASKAN KULONPROGO DARI BAHAYA NARKOBA Artikel MEMBEBASKAN KULONPROGO DARI BAHAYA NARKOBA Eko Wisnu Wardana dan Mardiya Sebagai daerah yang terbuka dan memiliki akses jaringan informasi yang kuat, Kulonprogo selain dapat mengambil kemanfaatan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM. Progo, Kabupaten Gunung Kidul, dan Kota Yogyakarta. Secara geografis, Kabupaten

BAB II GAMBARAN UMUM. Progo, Kabupaten Gunung Kidul, dan Kota Yogyakarta. Secara geografis, Kabupaten BAB II GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Kabupaten Bantul Kabupaten Bantul merupakan salah satu kabupaten yang berada di wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Selain Kabupaten Sleman, Kabupaten Kulon

Lebih terperinci

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 64 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

S A L I N A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO,

S A L I N A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO, 02 Maret 2015 BERITA DAERAH KABUPATEN PROBOLINGGO NOMOR 29 S A L I N A N PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 29 TAHUN 2015 TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYALAHGUNAAN DAN PEREDARAN GELAP NARKOBA

Lebih terperinci

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG FORUM KOORDINASI PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN TERHADAP PENYALAHGUNAAN DAN PEREDARAN

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (TERM OF REFERENCE) SOSIALISASI PERENCANAAN PROGRAM TAHUN 2016

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (TERM OF REFERENCE) SOSIALISASI PERENCANAAN PROGRAM TAHUN 2016 KERANGKA ACUAN KEGIATAN (TERM OF REFERENCE) SOSIALISASI PERENCANAAN PROGRAM TAHUN 2016 A. Latar Belakang 1. Dasar Hukum a. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; b. Undang-Undang Nomor

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat-nya, sehingga penyusunan Laporan Kinerja Badan Narkotika Nasional (BNN) Tahun 2016 ini, dapat diselesaikan

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN WADAH PERAN SERTA MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN WADAH PERAN SERTA MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN WADAH PERAN SERTA MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL, Menimbang Mengingat : bahwa

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA LAIN KABUPATEN LAMONGAN

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA LAIN KABUPATEN LAMONGAN 1 SALINAN PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA LAIN KABUPATEN LAMONGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN RANCANGAN CATATAN RAPAT DENGAR PENDAPAT KOMISI III DPR RI DENGAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL (BNN) --------------------------------------------------- (BIDANG HUKUM, PERUNDANG-UNDANGAN, HAM DAN KEAMANAN)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Masyarakat dunia khususnya bangsa Indonesia, saat ini sedang dihadapkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Masyarakat dunia khususnya bangsa Indonesia, saat ini sedang dihadapkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masyarakat dunia khususnya bangsa Indonesia, saat ini sedang dihadapkan pada keadaan yang sangat mengkhawatirkan akibat semakin maraknya penggunaan narkoba, kekhawatiran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia dalam pergaulan di tengah kehidupan masyarakat dan demi kepentingan

BAB I PENDAHULUAN. manusia dalam pergaulan di tengah kehidupan masyarakat dan demi kepentingan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Republik Indonesia dikenal dengan Negara Hukum, sebagaimana ditegaskan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 bertujuan mewujudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia selalu melakukan perubahan dalam kehidupannya, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Manusia selalu melakukan perubahan dalam kehidupannya, hal ini 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia selalu melakukan perubahan dalam kehidupannya, hal ini terlihat dari banyaknya perubahan yang terjadi, terutama dalam bidang teknologi transportasi.

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA LAIN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peredaran gelap narkotika di Indonesia menunjukkan adanya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peredaran gelap narkotika di Indonesia menunjukkan adanya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peredaran gelap narkotika di Indonesia menunjukkan adanya kecenderungan yang terus meningkat. Hal ini merupakan ancaman yang serius bukan saja terhadap kelangsungan

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2018 NOMOR : SP DIPA /2018

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2018 NOMOR : SP DIPA /2018 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK NOMOR : SP DIPA-33.1-/218 A. DASAR HUKUM : 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan

Lebih terperinci

BAB 1 GAMBARAN UMUM. 1.1 Geografis. 1.2 Demografi

BAB 1 GAMBARAN UMUM. 1.1 Geografis. 1.2 Demografi H a l a m a n 1-1 BAB 1 GAMBARAN UMUM 1.1 Geografis Provinsi Jawa Timur terletak pada 111,0⁰ BT - 114,4⁰ BT dan 7,12⁰ LS - 8,48⁰ LS. Luas wilayah Provinsi Jawa Timur adalah 47.800 km 2. Provinsi Jawa Timur

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA LAPORAN SINGKAT RAPAT DENGAR PENDAPAT BADAN LEGISLASI DPR RI DENGAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL (BNN) DALAM RANGKA PEMANTAUAN DAN PENINJAUAN UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ketertiban umum, penegakan Perda dan Pergub; ketenteraman dan ketertiban umum di daerah;

BAB I PENDAHULUAN. ketertiban umum, penegakan Perda dan Pergub; ketenteraman dan ketertiban umum di daerah; BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum Organisasi Beradasarkan PP No. 6 Tahun 2010 Tentang Satuan Polisi Pamong Praja, Perda No. 9 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Narkotika diperlukan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Narkotika diperlukan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Narkotika diperlukan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan dalam bidang pengobatan dan studi ilmiah sehingga diperlukan suatu produksi narkotika yang terus menerus

Lebih terperinci

TERBATAS (Untuk Kalangan Sendiri)

TERBATAS (Untuk Kalangan Sendiri) TERBATAS (Untuk Kalangan Sendiri) LAPORAN SINGKAT KOMISI II DPR RI ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------ Tahun Sidang

Lebih terperinci