BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Ukuran: px

Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah"

Yohanes Indra Pranata
6 tahun lalu
Tontonan:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada kegiatan pembelajaran di kelas guru sering menggunakan buku teks pelajaran sebagai sumber belajar.

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada kegiatan pembelajaran di kelas guru sering menggunakan buku teks pelajaran sebagai sumber belajar. Terlebih lagi jika guru memberikan pekerjaan rumah bagi peserta didik. Guru biasanya mengambil soal-soal dari buku teks pelajaran tersebut. Selain itu, guru juga akan menyarankan peserta didik untuk belajar mandiri terlebih dahulu sebelum belajar di kelas. Guru akan menyarankan peserta didik belajar mandiri dengan sumber belajar berupa buku teks pelajaran. Mengingat pentingnya buku teks pelajaran sebagai sumber belajar lain selain guru, maka seharusnya semua peserta didik memiliki buku teks pelajarannya sendiri. Namun, pada kenyataannya masih ada peserta didik yang tidak memiliki buku teks pelajarannya sendiri. Hal ini disebabkan karena harga buku pelajaran yang cukup mahal. Oleh karena itu, pemerintah berinisiatif untuk mengatasi masalah ini. Pemerintah mengeluarkan kebijakan buku teks pelajaran murah yang dapat dimiliki oleh semua peserta didik. Peserta didik hanya perlu akses internet untuk mendapatkan buku ini. Buku ini biasa disebut Buku Sekolah Elektronik (BSE). Tujuan kebijakan BSE ini adalah dalam rangka peningkatan mutu pendidikan melalui buku pelajaran yang bermutu, murah, dan mudah diakses oleh seluruh lapisan masyarakat (Ruwanto, 2011: 255). Pada tahun 2007 pemerintah telah membeli hak cipta buku teks pelajaran sebanyak 1334 jilid dari penulis/penerbit untuk SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK (Puskurbuk, 2013: 2). Dilihat dari tahun penerbitan, sebagaian besar BSE menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). KTSP digunakan sebagai acuan memaksimalkan bahan ajar, sehingga diharapkan dapat mendukung pengembangan pendidikan dalam upaya penjaminan mutu dengan mengacu pada Standar Nasional Pendidikan. Pengembangan sarana pembelajaran berupa model bahan ajar merupakan salah satu tugas pokok dan fungsi Pusat Kurikulum dan Perbukuan. Hasil pengembangan model bahan ajar ini digunakan sebagai acuan satuan pendidikan dalam mengembangkan atau menggunakan bahan ajar dalam 1

2 2 pembelajaran secara berkelanjutan, aktual, dan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi satuan pendidikan yang bersangkutan (Puskurbuk, 2013: 4). BSE telah dinilai mutu dan kelayakannya oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Tetapi walaupun demikian, masih ditemukan BSE yang memiliki miskonsepsi atau salah konsep. Hal ini dikuatkan oleh Ruwanto yang menjelaskan Meskipun semua buku BSE telah lolos penilaian Pusat Perbukuan, tetapi buku-buku itu masih banyak terdapat kesalahan dari berbagai aspek (2011: 256). Miskonsepsi buku teks adalah salah satu dari lima faktor penyebab miskonsepsi (Suparno, 2005: 29). Buku teks yang keliru ataupun mengungkapkan konsep yang salah akan membingungkan peserta didik dan juga mengembangkan miskonsepsi peserta didik, apalagi jika buku teks tersebut sebagai satu-satunya buku teks yang digunakan, maka penting dilakukan riset tentang miskonsepsi yang terjadi pada buku-buku teks (Suparno, 2005: 133). Pada makalah yang disajikan dalam Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Ruwanto menyebutkan terdapat enam BSE IPA SMP memiliki miskonsepsi (2011: 258). Kemudian, pada makalah laporan hasil wawancara Listi (2009: 9) menuliskan tentang contoh-contoh miskonsepsi yang ditemukan pada buku teks IPA Terpadu SMP kelas VII, VIII, dan IX. Pada laporan tersebut tertulis beberapa miskonsepsi pada materi Fisika, salah satunya pada materi pokok Getaran dan Gelombang. Permasalahan-permasalahan di atas yang menjadi dasar peneliti untuk menganalisa Buku Sekolah Elektronik (BSE) SMP IPA Terpadu. Materi pokok yang diambil dalam penelitian ini adalah Getaran dan Gelombang karena pada materi pokok ini ditemukan beberapa miskonsepsi dalam buku teks pelajaran IPA Terpadu. Adapun judul penelitian ini adalah Analisis Miskonsepsi Buku Sekolah Elektronik (BSE) IPA Terpadu Kelas VIII SMP/MTs pada Materi Pokok Getaran dan Gelombang. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut, dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut :

3 3 1. Ada BSE dengan kurikulum KTSP yang telah dinilai mutu dan kelayakannya oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), namun masih ditemukan adanya miskonsepsi. 2. Miskonsepsi buku teks pelajaran adalah salah satu penyebab miskonsepsi yang terjadi pada siswa. 3. Pada BSE IPA Terpadu SMP masih ditemukan miskonsepsi. 4. Terdapat miskonsepsi buku teks pelajaran IPA Terpadu SMP pada materi pokok Getaran dan Gelombang. C. Pembatasan Masalah Bedasarkan uraian latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas, maka dalam penelitian ini peneliti membatasi masalah. Pembatasan masalah diberikan agar dapat mencapai tujuan, ruang lingkup dan arahan penelitian yang jelas, yaitu menganalisis ada atau tidak adanya miskonsepsi pada BSE IPA Terpadu SMP. Pembatasan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. BSE yang akan dianalisis miskonsepsinya adalah BSE IPA Terpadu SMP. 2. Jumlah BSE yang akan dianalisis sebanyak tiga BSE dengan pengarang berbeda, yaitu a. Setya Nurachmandani Ilmu Pengetahuan Alam (Terpadu) Untuk SMP dan MTs kelas VIII. Jakarta: Pusat Perbukuan, Kementerian Pendidikan Nasional. b. Diana Puspita Alam Sekitar IPA Terpadu: Untuk SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. c. Saeful Karim Belajar IPA: membuka cakrawala alam sekitar 2 untuk kelas VIII/SMP/MTs. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. 3. Materi pokok yang dianalisis adalah Getaran dan Gelombang kelas VIII dengan acuan kurikulum KTSP. 4. BSE yang dianalisis dari segi miskonsepsi atau kesalahan konsep, selain itu dianalisis juga jika BSE memiliki identifikasi keterangan lainnya, seperti konsep benar, konsep kurang commit lengkap, to user konsep tidak ada, serta kesalahan

4 keterangan lainnya yang berpotensi menimbulkan miskonsepsi, misalnya kesalahan ketik atau perbaikan keterangan gambar. 4 D. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah di atas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Apakah ada miskonsepsi pada materi pokok Getaran dan Gelombang dalam tiga BSE IPA Terpadu SMP yang dianalisis? 2. Berapa persentase miskonsepsi pada materi pokok Getaran dan Gelombang dalam tiga BSE IPA Terpadu SMP yang dianalisis? 3. Apakah ada indikasi keterangan lainnya yang berpotensi menimbulkan miskonsepsi pada materi pokok Getaran dan Gelombang dalam tiga BSE IPA Terpadu SMP yang dianalisis? E. Tujuan Penelitian Tujuan diadakannya penelitian ini adalah untuk: 1. Mengetahui adanya miskonsepsi pada materi pokok Getaran dan Gelombang dalam tiga BSE IPA Terpadu SMP yang dianalisis. 2. Mengetahui persentase miskonsepsi pada materi pokok Getaran dan Gelombang dalam tiga BSE IPA Terpadu SMP yang dianalisis. 3. Mengetahui adanya indikasi keterangan lain yang berpotensi menimbulkan miskonsepsi pada materi pokok Getaran dan Gelombang dalam tiga BSE IPA Terpadu SMP yang dianalisis. F. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1. Memberikan informasi kepada guru-guru SMP tentang adanya miskonsepsi pada materi pokok Getaran dan Gelombang dalam tiga BSE yang dianalisis. 2. Memberikan wawasan tentang konsep yang benar pada materi pokok Getaran dan Gelombang kelas VIII SMP.

5 5 3. Menjadi salah satu acuan dalam pemilihan dan pengambilan buku teks pelajaran, khususnya BSE IPA Terpadu yang akan digunakan sebagai salah satu sumber belajar dalam proses pembelajaran. 4. Menjadi bahan acuan dalam penelitian lebih lanjut, sehingga dapat memberikan sumbangan bagi upaya peningkatan mutu pendidikan, khususnya Fisika. 5. Memberikan masukan kepada pihak-pihak yang mempunyai wewenang mengenai BSE untuk memperhatikan lebih lanjut BSE yang dipublikasikan khususnya BSE IPA Terpadu sebagai sumber belajar bagi peserta didik agar tidak terdapat miskonsepsi. 6. Memberikan masukan kepada penulis BSE khususnya BSE IPA Terpadu agar tidak ada miskonsepsi.

dokumen-dokumen yang mirip

KESALAHAN KONSEP FISIKA DALAM BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK (BSE) UNTUK SMP 1. Bambang Ruwanto 2

Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 14 Mei 2011 KESALAHAN KONSEP FISIKA DALAM BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK (BSE) UNTUK SMP 1 Bambang