Prosiding Seminar Nasional Biologi / IPA dan Pembelajarannya

Transkripsi

1 EKSPLORASI KEANEKARAGAMAN MAKROINVERTEBRATA AKUATIK DI KAWASAN COBAN TRISULA KABUPATEN MALANG Ulin Nuha 1), Restu Megadiana Sukoco 1), Haqqi Anajili 1), Ahmad Fauzi 1), Zainul Mustofa 1), dan Yakobus Mite 1) 1 Pascasarjana Pendidikan Biologi, Universitas Negeri Malang, Malang ulin_n21@yahoo.co.id ABSTRAK Coban Trisula merupakan salah satu air terjun di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru yang terletak di Desa Ngadas, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi dan memberikan gambaran keberadaan berbagai famili makroinvertebrata akuatik di air terjun Coban Trisula. Pengambilan sampel dilakukan dengan penjaringan di berbagai titik dengan berbagai kondisi aliran air sepanjang 15 meter. Hasil penelitian menunjukkan keberadaan berbagai famili makroinvertebrata di perairan Coban Trisula, yaitu Baetidae, Chrysopidae, Corydalidae, Dytiscidae, Gerridae, Hydrophilidae, Limnephilidae, Tipulidae, Lumbricidae, Physidae, Phoridae, Planariidae, Simuliidae dan Gyrinidae. Keberadaan berbagai famili tersebut dapat digunakan sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya. Kata kunci: Eksplorasi, Air terjun, Makroinvertebrata akuatik. I. PENDAHULUAN Ekosistem air tawar adalah sumber daya alam yang memberikan kontribusi besar untuk semua organisme yang hidup di bumi, yaitu dengan menyediakan kondisi fisik dan kimia, serta variabilitas spasial dan temporal, yang secara bersama-sama memberikan karakter ekosistem tersebut dan menunjang komunitas di dalamnya [1]. Salah satu jenis ekosistem air tawar adalah sungai. Sungai merupakan ekosistem kaya fauna dengan nilai ekologis yang terdiri atas komunitaskomunitas dengan struktur kompleks dan nilai biologis yang tinggi. Salah satu fauna yang menyusun ekosistem sungai adalah makroinvertebrata. Kelompok yang memiliki keanekaragaman luas ini terdiri atas invertebrata dengan ukuran makroskopis, normalnya berukuran lebih dari 1 mm, hidup permanen atau selama beberapa periode tertentu siklus hidupnya [2]. Keberadaan dan keanekaragaman makroinvertebrata ditentukan oleh beberapa faktor seperti substrat, suhu air, aliran air, gangguan habitat, dan interaksi biotik [3]. Respon organisme-organisme akuatik tersebut terhadap perubahan kondisi habitat bermacam-macam. Beberapa insekta umumnya lebih toleran atau lebih sensitif dalam menghadapi gangguan lingkungan [4]. Pada umumnya mereka memiliki kebutuhan ekologi yang sempit sehingga berguna sebagai bioindikator dalam menentukan karakteristik lingkungan akuatik [2]. Keanekaragaman perairan tawar menyediakan manfaat yang luas bagi manusia, namun aktivitas manusia selalu mempengaruhi ekosistem akuatik. Kondisi sungai sangat rentan berubah akibat dampak antropogenik [2], yaitu pencemaran yang disebabkan oleh aktivitas manusia itu sendiri. Coban Trisula merupakan air terjun yang berada di blok Kali Lajing, Seksi Konservasi Wilayah III, Kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru terletak di Desa Ngadas, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang. Air terjun ini dinamakan Coban Trisula karena tersusun atas tiga tingkat, yaitu Coban Atas (air terjun pertama dari curahan sungai/kali Lajing) yang memiliki ketinggian 35 meter, Coban Tengah (air terjun kedua yang bersumber dari aliran air terjun 66

2 pertama, di bawahnya terdapat kolam) dengan ketinggian 2,5 meter, dan Coban Bawah (air terjun ketiga,bersumber dari aliran Coban Tengah) dengan ketinggian 11 meter. Air terjun ini masih alami dan belum banyak dikenal masyarakat. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan tujuan untuk mengeksplorasi dan mengidentifikasi keberadaan berbagai famili makroinvertebrata air di kawasan Coban Trisula sehingga diperoleh gambaran mengenai keanekaragaman yang terdapat di dalamnya. Data yang diperoleh dapat digunakan sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya. II. METODE Deskripsi Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di kawasan Coban Trisula yang berada di blok Kali Lajing, Desa Ngadas, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang. Tahap Eksplorasi Lokasi pengambilan sampel ditentukan berdasarkan kondisi aliran air. Area jelajah ditentukan sejauh 15 meter, diukur suhu dan kecepatan arusnya. Pada area tersebut dilakukan proses pengambilan sampel. Tahap Inventarisasi Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan jaring berukuran 30 cm x 30 cm. Sampel yang akan diamati, dipisahkan antara spesimen dengan serasah dan batu. Sampel diambil menggunakan pinset dan dimasukkan ke dalam botol plastik yang telah diisi larutan alkohol 70% untuk proses pengawetan. Tahap Identifikasi Identifikasi sampel dilakukan sampai tingkat famili dengan cara melakukan pengamatan morfologi makroinvertebrata dan kemudian divalidasi berdasarkan studi literatur. III. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil inventarisasi dan identifikasi menunjukkan bahwa terdapat 14 famili makroinvertebrata akuatik yang ditemukan di kawasan Coban Trisula. Suhu pada area yang menjadi lokasi pengambilan sampel adalah 1 m/s. Tabel 1. Hasil Identifikasi Makroinvertebrata yang Ditemukan di Coban Trisula No Famili Ordo Kelas 1 Baetidae Ephemeropt Insecta e-ra 2 Chrysopidae Neuroptera Insecta 3 Corydalidae Megaloptera Insecta 4 Dytiscidae Coleoptera Insecta 5 Gerridae Hemiptera Insecta 6 Hydrophilida Coleoptera Insecta e 7 Limnephilida Trichoptera Insecta e 8 Tipulidae Diptera Insecta 9 Lumbricidae Opistophora Oligochaet a 10 Physidae Basommatophora Gastropoda 11 Phoridae Diptera Insecta 12 Planariidae Neoophora Trepaxonemata 13 Simuliidae Diptera Insecta 14 Gyrinidae Coleoptera Insecta Tabel 1 menunjukkan bahwa dari 14 famili makroinvertebrata yang diidentifikasi termasuk ke dalam 10 ordo yang berbeda. Berikut ini adalah ciri-ciri dari masing-masing famili makroinvertebrata yang ditemukan. 1. Baetidae Gambar 1. Baetidae Ciri-ciri dari famili Baetidae antara lain badan berbentuk streamlined, kepala hypognathous, biasanya mempunyai antena panjang, antena terletak di kepala bagian anterior, memiliki glossa dan paraglossa yang panjang dan tipis di area bibir [5]. Morfologi larvae Baetidae ditunjukkan pada Gambar 1. 67

3 2. Chrysopidae Gambar 2 menunjukkan fase dewasa dari salah satu spesies yang tergolong dalam famili Chyrsopidae. Kepala larva lebih panjang dengan labrum (sabuk tulang rawan) melebur dengan kapsul cephal tanpa suture. Mandibula panjang, tipis, melengkung dan beralur. Kaki panjang dengan lima segmen dan dua capit. Gambar 2. Chrysopidae Hewan yang tergolong family ini memiliki anggota yang kebanyakan berwarna hijau dan coklat. Ukuran serangga pada famili ini berkisar antara 6-65 mm. Serangga dewasa memiliki tubuh yang lunak, dan mata berwarna tembaga. Pada bagian sayap tidak terlihat adanya bulu, namun jika melihat sayap dengan perbesaran tertentu akan terlihat bulu di sepanjang jalur venasinya [6]. 3. Corydalidae Gambar 4. Dytiscidae Individu dewasa memiliki beberapa jenis adaptasi untuk berenang, seperti tubuh yang hidrodinamis, kaki belakang yang kuat, rambut yang digunakan untuk berenang dan coxae (ruas pangkal) yang sangat besar. Antena merupakan filiform dengan 11 antennomer. Panjang tubuh antara 1 dan 55 mm dan memiliki tarsi dengan 5 segmen [8].. 5. Gerridae Gambar 3. Corydalidae Gambar 3 menunjukkan fase larva dari salah satu spesies yang tergolong dalam famili Corydalidae. Kelompok hewan ini memiliki habitat di perairan yang jernih dan bersuhu dingin. Larva dapat bertahan hingga 1-5 tahun dan tinggal dibawah batuan besar untuk menghindari predator. Ukuran anggota pada famili ini biasanya lebih dari 25 mm. Serangga pada fase dewasa memiliki antena yang panjang dan mata ocelli. Sayap berwarna agak abu-abu dan tembus cahaya. Pasangan sayap anterior sedikit lebih panjang daripada pasang sayap bagian posterior [7]. 4. Dytiscidae Gambar 4 menunjukkan fase larva dari salah satu spesies yang tergolong dalam famili Dytiscidae. Gambar 5. Gerridae Salah satu spesies dari family Gerridae ditunjukkan pada Gambar 5, dengan ciri-ciri memiliki kepala horizontal, ukuran tubuh kecil dan sedang namun panjang, kaki ramping/mengecil, tubuh pendek dan lebar, memiliki sepasang antenna dengan 4 segmen dimana panjang segmen pertama antenna lebih panjang daripada 3 segmen lainnya. Terdapat sepasang kaki depan yang pendek dan dua pasang kaki belakang yang panjang dan ramping, dan abdomen pendek bersegmen [9]. 6. Hydrophilidae Hydrophilidae dewasa, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 6, memiliki tubuh yang oval memanjang. Pada bagian permukaan ventral terdapat rambut halus yang tipis. Famili ini 68

4 dikarakterisasikan berdasarkan palpi yang panjang dan antena yang relatif pendek, dengan 7-9 antenomer dan kumpulan rambut dari tiga antenomer. Spesies akuatik dewasa dan larva ditemukan baik pada air mengalir maupun air tenang [8]. Larva memiliki ciri hemisepal, dengan kepala yang tertarik sampai bagian protoraks. Tubuhnya memanjang dengan 8 segmen abdominal. Segmen pada bagian anal meruncing. Memiliki 6 lobus yang mengelilingi spirakel secara berpasangan. Tiga pasang lobus tersebut pada spesies akuatik biasanya terdapat bulu-bulu yang mengelilinginya. Famili ini biasanya berkembang ditanah atau daerah semi akuatik dan terkadang dapat dijumpai di daerah akuatik [8]. 9. Lumbricidae 7. Limnephilidae Gambar 6. Hydrophilidae Gambar 9. Lumbricidae Gambar 7. Limnephilidae Larva Limnephilidae seperti yang ditunjukkan pada Gambar 7 memiliki karakteristik berukuran cukup besar. Organisme ini memiliki antena yang biasanya terletak diantara matanya dan batas anterior dari kapsul cepaliknya. Karakteristik lain adalah organisme ini memiliki mandibula yang pendek [8]. Ciri-ciri dari famili Lumbricidae antara lain memiliki klitelum berlapis-lapis, telur relatif kecil berukuran mikro, alat peredaran darah kompleks, mempunyai dua pasang testis dan kantung sperma [10]. 10. Physidae 8. Tipulidae Gambar 8. Tipulidae Gambar 1 menunjukkan fase larva dari salah satu spesies yang tergolong dalam famili Tipulidae. Gambar 10. Physidae Gambar 10 menunjukkan salah satu spesies dari famili Physidae. Hewan ini mempunyai cangkang yang semi-transparan dengan dengan celah di bagian kiri (sinistral). Pada beberapa spesies, bagian mantel mempunyai bagian seperti jari yang mengelilingi cangkang. Physidae dapat hidup di semua jenis lingkungan, namun lebih banyak terdapat di daerah dengan kerikil sebagai substratnya [8] Phoridae 69

5 Gambar 11 menunjukkan fase dewasa dari salah satu spesies yang tergolong famili Phoridae. Kelompok famili ini dapat diidentifikasi dengan melihat kaki belakangnya. sehingga berbentuk menyerupai sisir yang berfungsi untuk menangkap makanan. Pada bagian abdomen terdapat cakram seperti penghisap yang berfungsi untuk menempel pada substrat [8]. Gambar 11. Phoridae Segmen pertama dari kaki belakang yaitu bagian femora biasanya lurus (tidak melengkung, hanya lebar dan lurus). Hal ini yang menjadi pembeda dasar dengan famili lainnya. Karakteristik lainnya adalah punggung bungkuk dan terdapat urat sayap. Famili Phoridae dapat bermetamorfosis sempurna [8] Gyrinidae Gambar 13. Simuliidae 12. Planariidae Gambar 14. Gyrinidae Gambar 12. Planariidae Salah satu spesies dari family Planariidae ditunjukkan pada Gambar 12. Planariidae adalah kelompok hewan non-parasit berbentuk seperti cacing yang pipih, hidup di air tawar dan memiliki ciri-ciri tubuh yang tidak bersegmen, berwarna atau putih. Planariidae memiliki bentuk kepala bulat atau buntung dan mempunyai banyak mata marginal dan memiliki kemampuan multiokularitas yang sangat baik [8]. 13. Simuliidae Larva Simuliidae ditunjukkan pada Gambar 13. Hewan ini memiliki tubuh subsilindris dengan dua bagian yang melebar, satu pada thorax dan satu lagi pada ujung posterior abdomen. Memiliki kapsul pada bagian kepala yang berbentuk segi empat. Memiliki struktur yang disebut premandibula yang mengalami modifikasi Gambar 14 menunjukkan salah satu spesies dari famili Gyrinidae yang ditemukan. Gyrinidae dikenal juga dengan Whirligig Beetle. Serangga ini memiliki tubuh yang ramping dan fase kumbangnya berbentuk oval. Dalam bentuk kumbang, serangga ini memiliki dua pasang kaki di bagian belakang yang termodifikasi seperti dayung yang dapat mendorong kumbang bergerak cepat di air. Satu kaki lain berada di bagian depan dengan bentuk yang lebih panjang berfungsi sebagai alat penangkap. Pada tahap larvanya, tubuh serangga ini memiliki bentuk yang memanjang, dan tersegmentasi [11]. Panjang larva tersebut berkisar dari 6-30 mm dan jumlah kaki terdiri dari 11 pasang [12]. Beberapa makroinvertebrata yang sudah diidentifikasi dapat dijadikan sebagai bioindikator kualitas air. Ordo Ephemeroptera, Plecoptera, dan Trichoptera adalah organisme yang sensitif terhadap pencemaran [13]. Makroinvertebrata dari famili Physidae memiliki toleransi yang baik dengan kondisi perairan yang tercemar ringan hingga berat [14]. Taksa dari ordo Diptera dan 70

6 kelas Oligochaeta adalah organisme yang toleran terhadap kondisi kualitas air yang buruk [13]. Keberadaan beberapa famili yang sensitif terhadap pencemaran, yaitu Ephemeroptera dan Trichoptera cukup mengindikasikan bahwa perairan di kawasan Coban Trisula memiliki kualitas yang baik. Penggunaan makroinvertebrata sebagai bioindikator sangat penting karena dengan mengetahui keberadaan dan keanekaragamannya, kondisi ekosistem dan status konservasi sungai dapat dievaluasi. IV. KESIMPULAN Hasil eksplorasi di kawasan Coban Trisula menunjukkan bahwa terdapat 14 famili makroinvertebrata air yang ditemukan, yaitu Baetidae, Chrysopidae, Corydalidae, Dytiscidae, Gerridae, Hydrophidae, Limnephilidae, Tipulidae, Lumbricidae, Physidae, Phoridae, Planariidae, Simuliidae dan Gyrinidae. V. DAFTAR PUSTAKA [1] Braga, M.I.J. (1999), Integrating Freshwater Ecosystem Function and Services with Water Development Projects, Washington, D.C. [2] Benetti, C.J, Bilbao, A.P., and Garrido, J. (2012), Macroinvertebrates as Indicator of Water Quality in Running Waters: 10 Years of Research in Rivers with Different Degrees of Anthropogenic Impacts, Intech, Spanyol. [3] Hamid, S.A., and Rawi, C.S.M, (2014), Ecology of Ephemeroptera, Plecoptera and Trichoptera (Insecta) in Rivers of Gunung Jerai Forest Reseve: Diversity and Distribution of Functional Feeding Groups, Tropical Life Sciences Research, Malaysia. [4] Clarke, A., Mac, N.R., Bond, N., Lake, P.S., (2008), Macroinvertebrate Diversity in Headwater Streams: A Review. Freshwater Biology. [5] Wang, T.Q., and McCafferty, W.P., (1996), New Diagnostic Characters for The Mayfly Family Baetidae (Ephemeroptera), Vol.107. No.4. pp [6] Plant, C.W, (1994), Provisional atlas of the lacewings and allied insects (Neuroptera, Megaloptera, Raphidioptera and Mecoptera) of Britain and Ireland, Intitute of Terestial Ecology. [7] Baker, A.M & Theischinger, (Tanpa tahun), Concordance between morphology and mitochondrial phylogenetic structure in Australian dobsonflies (Megaloptera: Corydalidae).,Biologiezentrum Linz, Austria. [8] Oscoz, J., Galicia, D., (201 1), Identification Guide of Freshwater Macroinvertebrates of Spain, Springer Science+Business Media, New York. [9] Stonedahl, G.M & Lattin, J.D, (1982), The Gerridae or Water Striders of Oregon and Washington (Hem iptera:heteroptera), Juornal of Agricultural Experiment Station, Oregon State University Corvallis, Oregon. [10] Christoffersen M. L., (2011), Catalogue of the Lumbricidae (Annelida, Clitellata, Lumbricoidea) from South America, with remarks on the systematics of the Lumbricina. Zoosystema 33 (2) : [11] NSW, (2011), Buglopedia, NSW Department of Infrastructure, Planning and Natural Resources. [12] Mirwan, (2013), Keanekaragaman Serangga Air di Lahan Gambut pada Kawasan UIN Suska Riau, Skripsi tidak diterbitkan, Pekanbaru: Prodi Agroteknologi Fakultas Pertanian dan Peternakan UIN Sultan Syarif Kasim Riau. [13] Robinson, B.A., (2004), An Inventory of Aquatic Macroinvertebrates and Calculation of Selected Biotic Indices for U.S. Army Atterbury Reserve Forces Training Area near Edinburgh, Indiana, September 2000-August 2002, U.S. Geological Survey, Denver. [14] Mandaville, S.M., (2002), Benthic Macroinvertebrates in Freshwaters-Taxa Tolerance Values, Metrics, and Protocol, Soil & Water Conservation Society of Metro Halifax, New York. 71