BAB II TELAAH PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TELAAH PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB II TELAAH PUSTAKA 2.1 Penalaran Konsep Technostress Technostress merupakan suatu bentuk tekanan dalam menjalankan pekerjaan yang berhubungan dengan teknologi yang dapat menimbulkan stres. Istilah technostress berasal dari penggabungan antara teknologi dan stres yang mana hal ini merupakan sebuah tekanan psikologis yang biasa dialami oleh seorang pegawai pada periode penggunaan sistem otomatisasi kantor (Odoh, 2011 dalam Odoh & Odigbo, 2013). Technostress sering juga dikenal dengan istilah technophobia, cyber phobia, computer phobia, computer anciety, dan computer stress (Akhtari et al. 2013). Champion (1988) menyatakan bahwa pada era informasi, perubahan merupakan suatu hal yang sangat penting. Akan tetapi, perubahan bukan hanya tentang komponen teknis seperti mesin, program, dan jaringan namun lebih pada respons terhadap perubahan teknologi itu sendiri. Senada dengan Champion, Clark dan Kalin (1996) mengemukakan bahwa technostress merupakan "resistance to change" atau keengganan untuk berubah di mana stres merupakan sebuah reaksi alami akibat perubahan teknologi, sehingga perubahan tersebut 10

2 harus dikelola dengan baik agar tidak membawa dampak buruk terhadap kondisi pegawai. Secara umum technostress berdampak pada kondisi fisik dan psikis seseorang. Harper (2000) menyebutkan bentuk fisik technostress meliputi ketegangan pada beberapa anggota tubuh seperti leher, bahu, pinggang, dan pergelangan tangan yang disebabkan karena terlalu lama duduk di depan komputer dan efek dari penggunaan mouse. Selain itu dapat mengganggu penglihatan seseorang seperti: mata terasa sakit (panas, gatal, dan kering), mata kemerahan dan iritasi, penglihatan yang kabur, kesulitan dalam pemusatan penglihatan atau penglihatan ganda (Dyer & Morris, 1990). Griffith dan Norton (1999) berpendapat bahwa technostress diakibatkan oleh jumlah informasi yang diterima melebihi kemampuan seseorang untuk memprosesnya dengan cara yang benar sehingga menyebabkan seseorang merasakan minder, takut menggunakan teknologi, dan emosional. Dampak psikologis lain menurut Okebaram dan Moses (2013) adalah menurunnya rasa percaya diri, frustrasi, kelelahan dan sulit berkonsentrasi. Selain itu, technostress menurut Ader (2012) dapat mengganggu lingkungan kerja, menurunkan kinerja kerja, dan meningkatkan ketidakpuasan kerja. 11

3 Faktor Penyebab Technostress Tarafdar et al. (2007) dan Ragu-Nathan et al. (2008) menguraikan lima faktor penyebab technostress. Pertama, techno-overload. Merupakan situasi dimana pengguna teknologi dipaksa untuk dapat bekerja lebih banyak dan lebih cepat. Hal ini merupakan konsekuensi dari peningkatan dukungan teknologi yang mengharapkan pegawai untuk dapat bekerja lebih produktif (Francis, 2013). Selain itu, peningkatan pekerjaan juga disebabkan karena jumlah permintaan pengguna yang semakin banyak sehingga menyebabkan terjadinya information overload (Al-Qallaf, 2006) hal ini membuat para pegawai harus bekerja ekstra karena harus melakukan input data ke dalam sistem komputer dalam waktu yang terbatas sehingga para pegawai harus bekerja lebih cepat (Ragu-Nathan, 2008). Faktor kedua yaitu techno-invasion. Dalam era digital seperti saat ini, kebutuhan akan teknologi menjadi sangat esensial. Kemajuan teknologi memaksa individu untuk selalu terhubung dengan organisasi sehingga mereka harus selalu mengikuti perkembangan organisasi dan pekerjaan mereka (Ayyagari, 2011). Weil dan Rosen (1997) mengungkapkan bahwa dengan hadirnya surat elektronik meningkatkan tekanan pegawai karena mereka harus selalu siap merespon setiap surat atau informasi yang masuk kapanpun dan dimanapun. Situasi seperti ini 12

4 lebih dikenal dengan istilah techno-invasion di mana hadirnya teknologi membuat para penggunanya merasa selalu terhubung dengan pekerjaan mereka dimanapun dan kapanpun. Faktor ketiga yaitu techno-complexity. Faktor ini merupakan situasi di mana para pengguna teknologi merasa bahwa teknologi yang harus digunakan sangat rumit sedangkan kemampuan yang mereka miliki masih jauh tertinggal sehingga dibutuhkan waktu untuk dapat menggunakan teknologi baru. Menurut Moses dan Okebaram (2010) ketidaksesuaian kemampuan dan perkembangan teknologi dipengaruhi faktor internal individu yaitu performance anciety dan kurangnya pengalaman menggunakan komputer. Sehingga Tiemo dan Ofua (2010) berpendapat untuk meminimalisir kecemasan karena kurangnya kemampuan individu maka organisasi perlu memberikan pelatihan sebelum menerapkan sistem atau aplikasi baru sehingga para pegawai merasa lebih percaya diri dan juga perlu memberikan pendampingan oleh rim khusus IT sehingga dapat mengurangi kecemasan para pegawai ketika terjadi permasalahan dengan peralatan yang digunakan. Faktor keempat yaitu techno-insecurity. Hal ini sering dialami oleh para pekerja yang merasa takut jika pekerjaan mereka akan digantikan oleh teknologi baru atau orang lain yang lebih menguasai teknologi. Menurut 13

5 penelitian Akhtari (2013) para pegawai yang berusia lebih dari 45 tahun mengalami tingkat stres yang lebih tinggi karena mereka kesulitan beradaptasi dengan teknologi baru dan juga sulit bagi mereka untuk mempelajari teknologi baru. Sedangkan menurut penelitian Mahalakshmi et al. (2014), orang-orang muda lebih familiar dengan perkembangan teknologi terbaru, sehingga mereka lebih kecil kemungkinan bagi mereka mengalami technostress. Faktor terakhir yaitu techno-uncertainty. Merupakan situasi di mana para pengguna teknologi merasa tidak nyaman karena teknologi yang digunakan selalu berubah. Enis (2005) mengemukakan bahwa tekanan pekerjaan yang dapat menyebabkan stres diantaranya karena perubahan teknologi dan aplikasi yang terlalu cepat dan standarisasi pekerjaan yang tidak jelas. Faktor lain yang menyebabkan ketidaknyamanan para pegawai manurut Ragu-Nathan (2008) yaitu karena seringnya perbaikan atau penggantian software dan hardware sehingga menghambat pekerjaan Kinerja Salah satu kunci keberhasilan organisasi di era globalisasi saat ini adalah sejauh mana orang-orang yang berada dalam sebuah organisasi secara sinergis mampu berkontribusi positif baik dalam perencanaan maupun 14

6 dalam pengimplementasian tugas dan tanggung jawab (Sambung, 2011). Menurut Rusdianti (2013) kinerja yang baik tentu saja merupakan harapan bagi semua perusahaan dan institusi, sebab dengan kinerja karyawan yang baik maka diharapkan dapat meningkatkan kinerja perusahaan secara keseluruhan. Secara etimologi, kinerja berasal dari kata job performance atau actual performance yang berarti prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai seseorang (Mangkunegara, 2006). Peningkatan kinerja pegawai perlu dilakukan oleh suatu organisasi agar dapat mencapai sasaran pelayanan prima (Pariaribo, 2014). Teknologi informasi akan dapat berperan dalam meningkatkan kinerja baik di tingkat individu maupun organisasi jika dapat dimanfaatkan dengan baik (Thompson et al, 1991). Menurut Goodhue dan Thompson (1995) kinerja yang semakin tinggi melibatkan kombinasi dari peningkatan efisiensi, peningkatan efektivitas, peningkatan produktivitas dan peningkatan kualitas yang mana kinerja yang lebih baik akan tercapai jika individu dapat memenuhi kebutuhan individual dalam melaksanakan dan menyelesaikan tugas. Oleh sebab itu Hendriani dan Artati (2014) berpendapat bahwa evaluasi terhadap kinerja pegawai perlu dilakukan untuk mengetahui kemampuan anggota organisasi sehingga 15

7 akan diketahui strategi pengembangan lebih lanjut yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi. Informasi mengenai kinerja pegawai dan faktorfaktor yang ikut berpengaruh terhadap kinerja pegawai sangat penting untuk diketahui. Laloma (2013) menyebutkan bahwa pengukuran kinerja hendaknya dapat diterjemahkan sebagai suatu kegiatan evaluasi untuk menilai atau melihat keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan tugas dan fungsi yang dibebankan. Kinerja dapat diketahui dan diukur melalui berbagai macam penilaian. Akan tetapi menurut Moeheriono (2010:60) sebelum melakukan penilaian diperlukan kriteria atau standar yang diketahui dan telah disepakati bersama untuk mencapai tolak ukur keberhasilan yang ditetapkan oleh organisasi. Penilaian kinerja merupakan suatu proses untuk melakukan evaluasi terhadap seberapa baik seorang karyawan mengerjakan tugasnya jika dibandingkan dengan standar yang telah ditetapkan oleh organisasi atau perusahaan (Slamet, 2007:236) kemudian mengomunikasikan informasi tersebut kepada karyawan (Mathis & Jackson, 2006). Ada lima pihak yang dapat melakukan penilaian kinerja karyawan, yaitu: atasan langsung, rekan sekerja, evaluasi diri, bawahan langsung, dan pendekatan menyeluruh: 360 derajat (Robbins, 2001). 16

8 2.1.3 Dukungan Organisasi Dalam suatu organisasi baik organisasi pemerintahan maupun swasta tentu menginginkan pencapaian maksimal demi tercapainya tujuan organisasi. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan kualitas SDM. SDM merupakan salah satu faktor penting bagi perkembangan sebuah organisasi sehingga SDM harus diarahkan dan dikoordinasikan untuk menghasilkan kontribusi terbaik bagi organisasi. Transisi dari pelaksanaan tugas secara manual menjadi sistem komputerisasi mengharuskan para pegawai meningkatkan kemampuan teknologinya. Dalam hal ini para pegawai perlu mendapatkan pelatihan guna meningkatkan skill yang mereka miliki tentang teknologi baru. Randal et al. (1999) mengungkapkan bahwa organisasi yang mendukung adalah organisasi yang merasa bangga terhadap hasil kerja pegawainya, memberi kompensasi dengan adil dan memenuhi kebutuhan pekerjanya. Lebih lanjut menurut Dauda dan Akingbade (2011) perubahan teknologi dapat dikelola secara efektif melalui pendekatan SDM agar dapat berinovasi dan mencapai terobosan yang lebih baik. Teknologi hanya bisa meningkatkan produktivitas atau meningkatkan kinerja bila dikombinasikan secara efektif dengan SDM yang dapat menjalankan teknologi secara tepat. Upaya peningkatan SDM yang dapat 17

9 dilakukan organisasi adalah dengan meningkatkan kemampuan berupa pemberian pelatihan, peralatan, tim kerja yang produktif dan menyediakan fasilitas yang memadai bagi pegawai (Melchionda, 2007; Mathis & Jackson, 2001). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Tiemo dan Ofua (2010) menyebutkan bahwa untuk meminimalisir technostress yang terjadi maka organisasi perlu menyediakan software dan hardware yang userfriendly, menyediakan training dan teknisi IT. Lebih lanjut, Akhtari et al. (2013), menyebutkan beberapa cara untuk meminimalisir technostress yaitu: menciptakan lingkungan kerja yang kondusif antara pegawai dan teknologi yang digunakan, menciptakan lingkungan yang stabil dan nyaman, dan memberikan pelatihan bagi para pegawai terhadap teknologi baru. Sehingga menurut Robbins (2001:278) dukungan organisasi menjadi sangat penting untuk dapat menghadapi lingkungan yang dinamis. 2.2 Perumusan Hipotesis Pengaruh faktor techno-overload terhadap kinerja Techno-overload merupakan peningkatan beban kerja yang harus ditanggung oleh seorang pegawai akibat terjadinya kebanjiran informasi (information overload). 18

10 Menurut Griffiths dan Norton (1999) information overload erat kaitannya dengan penambahan beban pegawai secara kuantitas karena semakin banyak pengguna jasa atau layanan organisasi tersebut. Hal ini menyebabkan seorang pegawai harus mampu menangani permintaan informasi sekaligus mengolahnya dalam waktu yang singkat. Penelitian yang dilakukan oleh Okebaram dan Moses (2013) menunjukkan bahwa faktor utama penyebab terjadinya technostress adalah information overload akibat terjadinya increasing demand. Hasil penelitian Ayyagari (2012); Suharti dan Susanto (2014) menunjukkan hasil bahwa information overload menurunkan kinerja. Berdasarkan uraian tersebut maka hipotesis pertama dinyatakan sebagai berikut: H1: Techno-overload berpengaruh negatif terhadap kinerja pegawai Pengaruh faktor techno-invasion terhadap kinerja Perkembangan teknologi yang dapat diakses kapanpun dan dimanapun membuat pengguna teknologi selalu merasa terhubung dengan pekerjaan mereka. Padahal menurut hasil penelitian Weil dan Rosen (1997), teknologi memudahkan seseorang mengirim dan menerima pesan dimanapun dan kapanpun akan tetapi dengan kemudahan itu sering kali harus menyita waktu 19

11 istirahat yang kemudian akan berakibat buruk pada kondisi kesehatan. Selain berdampak pada kesehatan techno-invasion juga berdampak pada kondisi psikis seseorang yang menyebabkan kecemasan, emosional, dan frustrasi (Griffith & Norton, 1999) sebagai akibat dari tidak seimbangya antara waktu kerja dan waktu pribadi. Hal ini menurut Okebaram dan Moses (2013) dapat menyebabkan kelelahan dan sulit berkonsentrasi sehingga jika terus dibiarkan dapat menurunkan kinerja kerja. Berdasarkan uraian tersebut maka hipotesis kedua dinyatakan sebagai berikut: H2: Techno-invasion berpengaruh negatif terhadap kinerja pegawai Pengaruh faktor techno-complexity terhadap kinerja Perkembangan teknologi memberikan kemudahan bagi para pengguna untuk mencari berbagai infromasi yang dibutuhkan (Jena & Mahanti, 2014). Akan tetapi banyak sistem komputerisasi yang rumit dan kompleks sehigga para pengguna sering mengalami kesulitan (Enis, 2005). Kerumitan yang terjadi disebabkan oleh munculnya berbagai istilah asing dan terlalu banyak langkah-langkah untuk dapat membuka sebuah aplikasi. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Okebaram dan Moses (2013) yang menyebutkan bahwa tingkat 20

12 kompleksitas teknologi menjadi salah satu penyebab utama terjadinya stres bagi karyawan terlebih bagi karyawan yang sudah tua. Berdasarkan uraian tersebut maka hipotesis ketiga dinyatakan sebagai berikut: H3: Techno-complexity berpengaruh negatif terhadap kinerja pegawai Pengaruh faktor techno-insecurity terhadap kinerja Tingginya penggunaan teknologi dalam pelaksanaan pekerjaan dimaksudkan agar dapat membantu menyelesaikan pekerjaan secara lebih efektif dan efisien. Akan tetapi, hal ini sering menimbulkan kecemasan jika suatu saat nanti pekerjaan mereka akan digantikan oleh teknologi modern sehingga mereka tidak lagi dibutuhkan dalam dunia kerja (Jena & Mahanti, 2014). Hal inilah yang sering menyebabkan sikap negatif pegawai terhadap teknologi, sehingga mereka enggan untuk menggunakan teknologi karena mereka mengaggap bahwa hadirnya teknologi akan menjadi sebuah ancaman bagi karir mereka kedepan (Tiemo & Ofua, 2010). Berdasarkan uraian tersebut maka hipotesis keempat dinyatakan sebagai berikut: H4: Techno-insecurity berpengaruh negatif terhadap kinerja pegawai. 21

13 2.2.5 Pengaruh faktor techno-uncertainty terhadap kinerja Seringnya pergantian software dan hardware yang harus digunakan membuat pegawai harus selalu memperbarui pengetahuan dan kemampuan mereka tentang teknologi baru (Enis, 2005). Agar dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuan para pegawai, pihak organisasi perlu memberikan fasilitas yang menunjang seperti menyediakan teknisi khusus IT sehingga para pegawai tidak akan merasa kebingungan jika terjadi kendala dengan perangkat IT (Tiemo & Ofua, 2010) karena jika penerapan teknologi tidak dipersiapkan dengan baik dapat menimbulkan permasalahan seperti meningkatkan kesalahan atau error yang dilakukan pegawai (Suharti & Susanto, 2014). Berdasarkan uraian tersebut maka hipotesis kelima dinyatakan sebagai berikut: H5: Techno-uncertainty berpengaruh negatif terhadap kinerja pegawai Pengaruh dukungan organisasi terhadap faktor penyebab technostress dan kinerja Karyawan sebagai individu dalam perusahaan merupakan bagian dari struktur organisasi yang memiliki peranan besar dalam menentukan tercapainya tujuan organisasi. Agar para pegawai dapat bekerja secara 22

14 maksimal organisasi harus mampu menyediakan segala fasilitas yang memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi para pegawai. Sebagai upaya meminimalisir dampak technostress maka perlu adanya dukungan organisasi yang memadai. Menurut Handayani (2007) penggunaan sistem informasi dapat meningkatkan kinerja apabila sistem tersebut dapat membantunya untuk meningkatkan kemampuan menyelesaikan pekerjaan dengan baik. Hasil penelitian Adekunle et al. (2007) menunjukkan bahwa pelatihan dan pengetahuan tentang teknologi informasi memungkinkan karyawan untuk memiliki pemahaman yang lebih baik mengenai teknologi yang digunakan, dan dengan demikian akan mengurangi terjadinya stres akibat teknologi. Berdasarkan uraian tersebut hipotesis dinyatakan sebagai berikut: H6.1 : Dukungan organisasi secara positif berpengaruh untuk meminimalisir dampak techno-overload terhadap kinerja pegawai. H6.2 : Dukungan organisasi secara positif berpengaruh untuk meminimalisir dampak techno-invasion terhadap kinerja pegawai. H6.3 : Dukungan organisasi secara positif berpengaruh untuk meminimalisir dampak techno-complexity terhadap kinerja pegawai. 23

15 H6.4 : Dukungan organisasi secara positif berpengaruh untuk meminimalisir dampak techno-insecurity terhadap kinerja pegawai. H6.5 : Dukungan organisasi secara positif berpengaruh untuk meminimalisir dampak techno-uncertainty terhadap kinerja pegawai. 2.3 Model Penelitian Technooverload (X1) Technoinvasion (X2) Technocomplexity (X3) Kinerja (Y) Technoinsecurity (X4) Technouncertainty (X5) Dukungan Organisasi (X6) 24

BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan

BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya, faktor techno-overload dan technouncertainty secara signifikan berdampak negatif terhadap kinerja kedua faktor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Abad 21 atau sering disebut dengan abad informasi, memberikan ruang bagi Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) untuk mengubah wajah dunia karena hampir seluruh aktivitas

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Deskripsi Tingkat Pengembalian Kuesioner

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Deskripsi Tingkat Pengembalian Kuesioner BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Deskriptif 4.1.1 Deskripsi Tingkat Pengembalian Kuesioner Responden dalam penelitian ini adalah pegawai Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Salatiga. Pegawai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah pegawai pajak di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Salatiga. Jumlah pegawai di KPP Pratama Salatiga sebanyak 75

Lebih terperinci

Hameed, A dan Waheed, A Employee Development and Its Affect on Employee Performance A Conceptual Framework. International Journal of Business

Hameed, A dan Waheed, A Employee Development and Its Affect on Employee Performance A Conceptual Framework. International Journal of Business DAFTAR PUSTAKA Adekunle, P. A., Omoba, R. O., dan Tella, A. 2007. Attitudes of Librarians in Selected Nigerian Universities toward the use of ICT. Library Philospy and Practice. Akhtari, P., Mohseni, M.,

Lebih terperinci

SKRIPSI Disusun untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat Mencapai gelar Sarjana S-1 Psikologi

SKRIPSI Disusun untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat Mencapai gelar Sarjana S-1 Psikologi HUBUNGAN ANTARA COMPUTER ANXIETY DENGAN KOMITMEN ORGANISASI PADA KARYAWAN PT. GLOBAL FIBERINDO TANGERANG SKRIPSI Disusun untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat Mencapai gelar Sarjana S-1 Psikologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diri dan melakukan perbaikan, dalam kegiatan operasionalnya maupun kualitas

BAB I PENDAHULUAN. diri dan melakukan perbaikan, dalam kegiatan operasionalnya maupun kualitas BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, kemajuan pengetahuan dan teknologi semakin canggih organisasi atau perusahaan dituntut untuk membenahi diri dan melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tenaga penggerak dalam bagaimana orang bekerja, belajar dan bermain (Drake dalam Ragu-

BAB I PENDAHULUAN. tenaga penggerak dalam bagaimana orang bekerja, belajar dan bermain (Drake dalam Ragu- BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada Era Informasi, peningkatan dalam penggunaan teknologi informasi menjadi tenaga penggerak dalam bagaimana orang bekerja, belajar dan bermain (Drake dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menjalankan tugas dan pekerjaanya. SDM merupakan modal dasar pembangunan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menjalankan tugas dan pekerjaanya. SDM merupakan modal dasar pembangunan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dunia teknologi yang semakin maju di Indonesia membutuhkan SDM yang memiliki ketrampilan dan kemampuan yang baik dalam menjalankan tugas dan pekerjaanya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terhadap setiap individu yang berada dalam organisasi. Setiap individu yang

BAB I PENDAHULUAN. terhadap setiap individu yang berada dalam organisasi. Setiap individu yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan lingkungan yang cepat, yang ditandai dengan kemajuan informasi, perubahan selera pasar, perubahan demografi, fluktuasi ekonomi, dan kondisi dinamis lain menuntut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang menarik dibanyak negara, termasuk negara-negara berkembang seperti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang menarik dibanyak negara, termasuk negara-negara berkembang seperti BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan partisipasi wanita dalam dunia kerja telah menjadi fenomena yang menarik dibanyak negara, termasuk negara-negara berkembang seperti Indonesia. Kehadiran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kepuasan kerja (job satisfaction) merupakan sasaran penting dalam. yang memiliki lebih sedikit jumlah pegawai yang puas.

BAB I PENDAHULUAN. Kepuasan kerja (job satisfaction) merupakan sasaran penting dalam. yang memiliki lebih sedikit jumlah pegawai yang puas. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepuasan kerja (job satisfaction) merupakan sasaran penting dalam manajemen Sumber Daya Manusia (SDM), karena secara langsung maupun tidak langsung akan berpengaruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia (karyawan) merupakan aset yang paling penting

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia (karyawan) merupakan aset yang paling penting BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia (karyawan) merupakan aset yang paling penting bagi perusahaan, dimana pada hakekatnya berfungsi sebagai faktor penggerak bagi setiap kegiatan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Konsistensi hasil penelitian terdahulu tentang fokus Job Technology

BAB V PENUTUP. Konsistensi hasil penelitian terdahulu tentang fokus Job Technology BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Konsistensi hasil penelitian terdahulu tentang fokus Job Technology Stressor terhadap pengaruhnya pada end-user satisfaction dan end-user performance belum ada, dimana penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam menghadapi persaingan di era globalisasi perusahaan dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam menghadapi persaingan di era globalisasi perusahaan dituntut untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menghadapi persaingan di era globalisasi perusahaan dituntut untuk bekerja lebih efisien dan efektif. Persaingan yang semakin ketat menyebabkan perusahaan dituntut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kinerja karyawan semakin baik. Salah satu tindakan yang penting dan harus

BAB I PENDAHULUAN. kinerja karyawan semakin baik. Salah satu tindakan yang penting dan harus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi sekarang ini sumber daya manusia merupakan aset penting dalam upaya pencapaian tujuan perusahaan. Kelangsungan hidup suatu perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan senantiasa membutuhkan manajemen yang berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan senantiasa membutuhkan manajemen yang berkaitan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Setiap perusahaan senantiasa membutuhkan manajemen yang berkaitan dengan usaha-usaha untuk mencapai tujuan tertentu bagi perusahaan tersebut. Keberhasilan perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh sumber daya manusia yang berkualitas. Organisasi dengan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. oleh sumber daya manusia yang berkualitas. Organisasi dengan sumber daya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ketatnya persaingan di era globalisasi ini menuntut setiap perusahaan untuk memiliki keunggulan kompetitif. Hal tersebut akan tercapai jika didukung oleh sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perubahan lingkungan yang cepat, yang ditandai dengan kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perubahan lingkungan yang cepat, yang ditandai dengan kemajuan 16 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan lingkungan yang cepat, yang ditandai dengan kemajuan informasi, perubahaan selera pasar, perubahan demografi, fluktuasi ekonomi dan kondisi dinamis lain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga berdampak pada perusahaan yang beroperasi. Perusahaan yang ada

BAB I PENDAHULUAN. sehingga berdampak pada perusahaan yang beroperasi. Perusahaan yang ada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era informasi dan globalisasi seperti sekarang ini menyebabkan lingkungan bisnis mengalami perubahan yang sangat pesat dengan ketatnya tingkat persaingan. Bersamaan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Herfina (2006), Kualitas Sumber Daya Manusia dan Pengaruhnya

BAB II URAIAN TEORITIS. Herfina (2006), Kualitas Sumber Daya Manusia dan Pengaruhnya BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Herfina (2006), Kualitas Sumber Daya Manusia dan Pengaruhnya Terhadap Perkembangan Kinerja di Balai Ternak Embrio Bogor. Hasil penelitian ini menunjukkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam era globalisasi yang semakin maju ini, terdapat persaingan antara

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam era globalisasi yang semakin maju ini, terdapat persaingan antara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian. Di dalam era globalisasi yang semakin maju ini, terdapat persaingan antara berbagai macam perusahaan, baik perusahaan dalam bidang hiburan, jasa, ekspor

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA SENSE OF HUMOR DENGAN STRES KERJA PADA KARYAWAN. Skripsi. Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1

HUBUNGAN ANTARA SENSE OF HUMOR DENGAN STRES KERJA PADA KARYAWAN. Skripsi. Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1 HUBUNGAN ANTARA SENSE OF HUMOR DENGAN STRES KERJA PADA KARYAWAN Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Diajukan Oleh : Tiara Noviani F 100 030 135 FAKULTAS PSIKOLOGI

Lebih terperinci

Judul : Pengaruh Konflik Interpersonal dan Beban Kerja Terhadap Stres Kerja Karyawan PT POS Indonesia (Persero) Pusat Denpasar.

Judul : Pengaruh Konflik Interpersonal dan Beban Kerja Terhadap Stres Kerja Karyawan PT POS Indonesia (Persero) Pusat Denpasar. Judul : Pengaruh Konflik Interpersonal dan Beban Kerja Terhadap Stres Kerja Karyawan PT POS Indonesia (Persero) Pusat Denpasar. Nama : Ni Kadek Asri Lestari NIM : 1315251012 ABSTRAK Stres kerja adalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dengan semakin pesatnya perkembangan lingkungan bisnis yang terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dengan semakin pesatnya perkembangan lingkungan bisnis yang terjadi 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan semakin pesatnya perkembangan lingkungan bisnis yang terjadi dalam era globalisasi, perusahaan dituntut untuk dapat beradaptasi dengan baik agar mampu bersaing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Perkembangan teknologi yang sangat pesat dalam dunia industri telah membawa perubahan dalam tuntutan kinerja organisasi agar mampu bertahan dan bahkan memenangkan persaingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menyebabkan terjadinya perubahan hampir disemua sektor

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menyebabkan terjadinya perubahan hampir disemua sektor BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era globalisasi menyebabkan terjadinya perubahan hampir disemua sektor kehidupan manusia. Semakin tinggi ilmu pengetahuan dan tekhnologi berimbas pada semakin keras

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Menghadapi tantangan globalisasi yang sangat berat, masyarakat di negara berkembang harus menyiapkan diri baik secara fisik, mental, sosial, emosional maupun spiritual. Untuk

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Wanita karir mengacu pada sebuah profesi. Karir adalah karya. Jadi, ibu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Wanita karir mengacu pada sebuah profesi. Karir adalah karya. Jadi, ibu BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Wanita Karir Wanita karir mengacu pada sebuah profesi. Karir adalah karya. Jadi, ibu rumah tangga sebenarnya adalah seorang wanita karir. Namun wanita karir adalah wanita yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kecerdasan Emosional 2.1.1 Pengertian Kecerdasan Emosional Secara umum kecerdasan emosional adalah kemampuan merasakan dan memahami secara lebih efektif terhadap daya kepekaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan barang dan jasa agar dapat melayani permintaan konsumen akan

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan barang dan jasa agar dapat melayani permintaan konsumen akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perusahaan adalah suatu lembaga yang diorganisir dan dijalankan untuk menyediakan barang dan jasa agar dapat melayani permintaan konsumen akan kebutuhan mereka. Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adanya Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dapat membuat pekerjaan

BAB I PENDAHULUAN. adanya Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dapat membuat pekerjaan BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam kehidupan sosial saat ini dapat memudahkan penggunanya dalam menjalankan setiap tugas yang diberikan serta dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap organisasi beroperasi dengan mengkombinasikan sumber dayanya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap organisasi beroperasi dengan mengkombinasikan sumber dayanya 14 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap organisasi beroperasi dengan mengkombinasikan sumber dayanya melalui cara yang dapat menghasilkan produk dan jasa yang dipasarkan. Siapa pun yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis di Indonesia dari masa ke masa terasa semakin

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis di Indonesia dari masa ke masa terasa semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia bisnis di Indonesia dari masa ke masa terasa semakin kompetitif. Meskipun sebenarnya kondisi perekonomian Indonesia secara umum belum

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Teori motivasi Vroom (1964) tentang cognitive of motivation menjelaskan mengapa

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Teori motivasi Vroom (1964) tentang cognitive of motivation menjelaskan mengapa BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Teori motivasi Vroom (1964) Teori motivasi Vroom (1964) tentang cognitive of motivation menjelaskan mengapa seseorang tidak akan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. STRES KERJA 1. Definisi Stres Kerja Lazarus (dalam Lahey, 2007) menyatakan bahwa stres dapat dikatakan sebagai keadaan yang menyebabkan kemampuan individu untuk beradaptasi menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Kondisi perekonomian saat ini menunjukkan bahwa perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Kondisi perekonomian saat ini menunjukkan bahwa perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kondisi perekonomian saat ini menunjukkan bahwa perusahaan dihadapkan pada situasi persaingan kompetitif, sehingga dalam menjalankan manajemennya dituntut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. organisasi dapat memberikan dampak yang positif dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. organisasi dapat memberikan dampak yang positif dalam meningkatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kondisi era globalisasi dan liberalisasi ekonomi, persaingan yang semakin kompetitif suatu hal yang tidak dapat dipungkiri. Tingginya tingkat persaingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut untuk lebih meningkatkan kegunaan dari sistem informasi yang

BAB I PENDAHULUAN. tersebut untuk lebih meningkatkan kegunaan dari sistem informasi yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan sistem informasi dewasa ini semakin berkembang pesat, hal ini didukung oleh perkembangan teknologi informatika yang ada di seluruh dunia, dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan mahluk sosial. Pada dasarnya manusia memiliki dorongan untuk berinteraksi satu sama lain dan tidak dapat melepaskan diri dari pengaruh manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. jawab dalam memberikan pelayanan yang bermutu kepada masyarakat sesuai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. jawab dalam memberikan pelayanan yang bermutu kepada masyarakat sesuai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rumah sakit sebagai salah satu institusi pelayanan kesehatan bertanggung jawab dalam memberikan pelayanan yang bermutu kepada masyarakat sesuai standar yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Kepuasan Kerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Kepuasan Kerja 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kepuasan Kerja 2.1.1 Pengertian Kepuasan Kerja Menurut Hasibuan (2007) kepuasan kerja adalah sikap emosional yang menyenangkan dan mencintai pekerjaannya. Sikap ini dicerminkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin kompleksnya permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh

BAB I PENDAHULUAN. semakin kompleksnya permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di era modernisasi dan perkembangan IPTEK yang sangat cepat, perkembangan dalam bidang SDM berkembang cepat pula, hal ini mengakibatkan semakin kompleksnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan pertumbuhan dan perkembangan perusahaan disisi lain

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan pertumbuhan dan perkembangan perusahaan disisi lain 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan, teknologi dan informasi, perekonomian dunia juga telah mengalami perubahan serta kemajuan cukup pesat. Hal ini pasti membawa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aktifitas. Salah satu aktifitas itu diwujudkan dalam gerakan-gerakan yang

BAB I PENDAHULUAN. aktifitas. Salah satu aktifitas itu diwujudkan dalam gerakan-gerakan yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Dalam kehidupan manusia selalu mengadakan bermacam-macam aktifitas. Salah satu aktifitas itu diwujudkan dalam gerakan-gerakan yang dinamakan kerja. Bekerja

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Perubahan Organisasi

TINJAUAN PUSTAKA Perubahan Organisasi II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perubahan Organisasi Dewasa ini semakin banyak organisasi menghadapi suatu lingkungan yang dinamis dan berubah yang selanjutnya menuntut agar organisasi itu menyesuaikan diri.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keahlian atau penguasaan komputer (Computer self efficacy) terutama dalam menunjang penyelesaian tugas-tugas perkuliahan (Rustiana,

BAB I PENDAHULUAN. Keahlian atau penguasaan komputer (Computer self efficacy) terutama dalam menunjang penyelesaian tugas-tugas perkuliahan (Rustiana, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keahlian atau penguasaan komputer (Computer self efficacy) merupakan salah satu hal mutlak yang harus dimiliki oleh setiap mahasiswa terutama dalam menunjang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumber daya manusia memiliki peran penting dalam menentukan keberhasilan dan pencapaian tujuan perusahaan. Dalam pencapaian tujuan tersebut, sumber daya dituntut untuk

Lebih terperinci

PENGARUH STRES KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT SUMBER TRADA MOTOR CABANG BANDAR LAMPUNG. Oleh Nia Nur Arini

PENGARUH STRES KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT SUMBER TRADA MOTOR CABANG BANDAR LAMPUNG. Oleh Nia Nur Arini 0 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS LAMPUNG JL. PROF. DR. SUMANTRI BROJONEGORO NO. 1 GEDONG MENENG BANDARLAMPUNG PENGARUH STRES KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT SUMBER

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di era globalisasi yang modern sekarang ini, sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di era globalisasi yang modern sekarang ini, sumber daya manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi yang modern sekarang ini, sumber daya manusia yang produktif sangatlah dibutuhkan oleh perusahaan. Perusahaan harus mampu membangun dan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Teori yang mendukung penelitian ini adalah role theory (teori peran) yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Teori yang mendukung penelitian ini adalah role theory (teori peran) yang BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Role Theory (Teori Peran) Teori yang mendukung penelitian ini adalah role theory (teori peran) yang dikemukakan oleh Kahn dkk. (1964). Teori Peran menekankan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Radha (2003) melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Pendidikan dan

BAB II URAIAN TEORITIS. Radha (2003) melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Pendidikan dan BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Radha (2003) melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kerja Terhadap Peningkatan Produktivitas kerja karyawan pada PDAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik agar diperoleh tenaga kerja yang puas akan pekerjaannya. Di dalam

BAB I PENDAHULUAN. baik agar diperoleh tenaga kerja yang puas akan pekerjaannya. Di dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manajemen sumber daya manusia merupakan bagian dari manajemen keorganisasian yang memfokuskan diri pada unsur sumber daya manusia. Tugas MSDM adalah mengelola

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi khususnya di era modern dan globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi khususnya di era modern dan globalisasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi khususnya di era modern dan globalisasi sekarang ini tidak dapat dielakkan lagi. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi di lingkungan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Manajemen Manajemen biasanya dipergunakan antara lain sebagai seperangkat proses,sekelompok orang, suatu disiplin atau wilayah kajian atau suatu karier. Menurut Robbins

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perubahan lingkungan yang cepat pada setiap organisasi seperti halnya dalam penguasaan teknologi baru, batasan atau waktu yang lebih ketat, perubahan tuntutan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelatihan dan pengembangan untuk mengantisipasi kebutuhan-kebutuhan yang

BAB I PENDAHULUAN. pelatihan dan pengembangan untuk mengantisipasi kebutuhan-kebutuhan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Era globalisasi ditandai dengan semakin pesatnya perkembangan di segala kegiatan bisnis. Perubahan lingkungan sedemikian dinamis telah memaksa berbagai jenis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terus menerus untuk mencapai tujuan (Robbins, 2006). Salah satu kunci

BAB I PENDAHULUAN. terus menerus untuk mencapai tujuan (Robbins, 2006). Salah satu kunci 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Organisasi merupakan kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasikan, bekerja secara terus menerus untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keadaan ekonomi yang kurang baik membuat setiap keluarga di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keadaan ekonomi yang kurang baik membuat setiap keluarga di Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keadaan ekonomi yang kurang baik membuat setiap keluarga di Indonesia harus membanting tulang untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Pada saat ini tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian kinerja atau performance merupakan gambaran mengenai

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian kinerja atau performance merupakan gambaran mengenai 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengertian kinerja atau performance merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksaan suatu program kegiatan atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Kepuasan Kerja Kepuasan kerja didefinisikan dengan sejauh mana individu merasakan secara positif atau negatif berbagai macam faktor atau dimensi dari tugas-tugas dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. utama yang tidak dapat digantikan oleh unsur apapun.

BAB I PENDAHULUAN. utama yang tidak dapat digantikan oleh unsur apapun. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam suatu perusahaan unsur manusia merupakan perangkat yang paling menentukan dalam mencapai tujuan kegiatannya, terutama berkaitan erat dengan kebijaksanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan baru semakin memperburuk suasana. Dalam sebuah survei yang dilakukan Princeton Survey Research

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan baru semakin memperburuk suasana. Dalam sebuah survei yang dilakukan Princeton Survey Research BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN Karyawan didalam suatu perusahaan merupakan asset perusahaan karena dianggap sebagai salah satu faktor penggerak bagi setiap kegiatan didalam perusahaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyak memberikan perhatian pada kontribusi dari fungsi masing-masing individu

BAB I PENDAHULUAN. banyak memberikan perhatian pada kontribusi dari fungsi masing-masing individu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuannya dipengaruhi oleh faktor sumber daya manusia. Organisasi yang berorientasi pada profit maupun non profit

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Stres Kerja Stres kerja adalah sesuatu kondisi ketegangan yang menciptakan adanya ketidakseimbangan fisik dan psikis yang mempengaruhi emosi, proses berpikir, dan kondisi seorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan karena sumber daya manusia ini lah yang dapat membuat tujuan serta

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan karena sumber daya manusia ini lah yang dapat membuat tujuan serta BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia saat ini masih menjadi perhatian bagi suatu perusahaan karena sumber daya manusia ini lah yang dapat membuat tujuan serta inovasi yang dapat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kinerja merupakan salah satu alat ukur dari keberhasilan sebuah

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kinerja merupakan salah satu alat ukur dari keberhasilan sebuah BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Pengertian Kinerja Kinerja merupakan salah satu alat ukur dari keberhasilan sebuah perusahaan. Ketika kinerja dari karyawan meningkat maka bisa dipastikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keberadaan sumber daya manusia di dalam suatu perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keberadaan sumber daya manusia di dalam suatu perusahaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberadaan sumber daya manusia di dalam suatu perusahaan memegang peranan sangat penting. Sumber daya manusia yang dimaksud adalah orang-orang yang memberikan tenaga,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kerja selalu dipenuhi oleh para pelamar setiap harinya. Pekerjaan adalah suatu aspek

BAB I PENDAHULUAN. kerja selalu dipenuhi oleh para pelamar setiap harinya. Pekerjaan adalah suatu aspek BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin berkembangnya zaman dan tuntutan hidup, banyak masyarakat yang berbondong-bondong mencari pekerjaan, baik di dalam maupun di luar negeri. Bursa kerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan-tujuan organisasi serta memiliki

BAB I PENDAHULUAN. memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan-tujuan organisasi serta memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber Daya Manusia merupakan aset yang sangat berharga dalam suatu kemajuan ilmu, pembangunan, dan teknologi. Oleh karena itu dalam era sekarang ini menuntut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Tenaga Kerja BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tenaga kerja adalah salah satu komponen dari perusahaan dan mempunyai peranan yang sangat penting di dalam operasional perusahaan. Menurut Biro Pusat Statistik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menghadapi bentuk masalah serta kekhawatiran selalu dihadapi para karyawan. Karyawan banyak mengalami permasalahan pekerjaan dari waktu ke waktu dan cenderung mengalami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perangkat keras, perangkat lunak, database, teknologi jaringan, dan peralatan

BAB I PENDAHULUAN. perangkat keras, perangkat lunak, database, teknologi jaringan, dan peralatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi pada dekade terakhir ini meningkat dengan pesat. Pemanfaatannya dalam kehidupan masyarakat secara luas juga mengalami peningkatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. terpenting di dalam suatu perusahaan. Tanpa peran manusia meskipun berbagai

BAB 1 PENDAHULUAN. terpenting di dalam suatu perusahaan. Tanpa peran manusia meskipun berbagai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di dalam sebuah perusahaan, manusia merupakan salah satu unsur yang terpenting di dalam suatu perusahaan. Tanpa peran manusia meskipun berbagai faktor yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pegawai merupakan unsur terpenting dalam menentukan maju

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pegawai merupakan unsur terpenting dalam menentukan maju BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pegawai merupakan unsur terpenting dalam menentukan maju mundurnya suatu perusahaan. Karyawan yang mempunyai skill tinggi, pengalaman, dan bertaggungjawab, akan

Lebih terperinci

FAKTOR ERGONOMI & PSIKOLOGI PERTEMUAN KE-4

FAKTOR ERGONOMI & PSIKOLOGI PERTEMUAN KE-4 FAKTOR ERGONOMI & PSIKOLOGI PERTEMUAN KE-4 FAKTOR ERGONOMI Setiap tempat kerja atau kegiatan yang bisa menyebabkan/ menimbulkan tekanan terhadap fisik/ jiwa ataupun perlakuan yang tidak pantas terhadap

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Theory of Reasoned Action (TRA) Theory of Reasoned Action (TRA) yang dikembangkan oleh Azjen dan Fishbein (1975) dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. produktivitas adalah pengaruh keselamatan dan kesehatan kerja terhadap kinerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. produktivitas adalah pengaruh keselamatan dan kesehatan kerja terhadap kinerja 26 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang berkaitan tentang keselamatan dan kesehatan kerja dan produktivitas adalah pengaruh keselamatan dan kesehatan kerja terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karakteristik yang berbeda-beda. Oleh karena itu, tenaga kerja harus dijaga dan dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN. karakteristik yang berbeda-beda. Oleh karena itu, tenaga kerja harus dijaga dan dikembangkan PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tenaga kerja merupakan salah satu aset yang sangat penting bagi perusahaan. Manusia yang merupakan tenaga kerja bagi perusahaan kadang kala sering

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja karyawan merupakan hasil dari kegiatan yang dilaksanakan. Kinerja timbul

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja karyawan merupakan hasil dari kegiatan yang dilaksanakan. Kinerja timbul BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Hasil kerja karyawan dapat dilihat dari perkembangan kinerjanya. Kinerja karyawan merupakan hasil dari kegiatan yang dilaksanakan. Kinerja timbul bukan saja bersumber

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan seta waktu.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan seta waktu. 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kinerja Pegawai Kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing masing

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KECEMASAN TERHADAP PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK)

HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KECEMASAN TERHADAP PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK) HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KECEMASAN TERHADAP PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK) SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana S-1 Diajukan oleh :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebuah organisasi atau perusahaan yang maju tentunya tidak lain didukung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebuah organisasi atau perusahaan yang maju tentunya tidak lain didukung BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebuah organisasi atau perusahaan yang maju tentunya tidak lain didukung pula oleh sumber daya manusia yang berkualitas, baik dari segi mental, spritual maupun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Manajemen sumber daya manusia (MSDM) adalah proses mendayagunakan manusia sebagai tenaga kerja secara manusiawi, agar potensi fisik dan psikis yang dimilikinya berfungsi maksimal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup bagi diri sendiri atau orang lain. Pembinaan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. hidup bagi diri sendiri atau orang lain. Pembinaan sumber daya manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perencanaan tenaga kerja merupakan bagian dari pembinaan tenaga kerja yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan, mengembangkan potensi, pengetahuan dan wawasan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam penelitian menitik beratkan pada pemeliharaan kondisi fisik. menjadi karyawan pada perusahaan yang bersangkutan.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam penelitian menitik beratkan pada pemeliharaan kondisi fisik. menjadi karyawan pada perusahaan yang bersangkutan. 2 3 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fungsi operasional dalam manajemen sumber daya manusia adalah: pengadaan, pengembangan, pengintegrasian, pemutusan hubungan kerja dan pemberian kompensasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Krisis multidimensional dalam bidang ekonomi, politik, dan budaya yang

BAB I PENDAHULUAN. Krisis multidimensional dalam bidang ekonomi, politik, dan budaya yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Krisis multidimensional dalam bidang ekonomi, politik, dan budaya yang dialami Indonesia pada saat ini menyebabkan keterpurukan dunia usaha di Indonesia.

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KEPERCAYAAN TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP KINERJA INDIVIDUAL

PENGARUH PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KEPERCAYAAN TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP KINERJA INDIVIDUAL PENGARUH PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KEPERCAYAAN TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP KINERJA INDIVIDUAL (Studi Kasus PT. Sadua Indo Kabupaten Semarang) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Syarat-syarat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada tenaga kerja yang dimiliki oleh organisasi. yang lebih serius dibandingkan dengan sumber daya lainnya

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada tenaga kerja yang dimiliki oleh organisasi. yang lebih serius dibandingkan dengan sumber daya lainnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sukses atau tidaknya sebuah organisasi sangat tergantung pada tenaga kerja yang dimiliki oleh organisasi tersebut. Sumber daya manusia memegang peranan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekarang, banyak ditemukan permasalahan yang menyebabkan perusahaan. sebagai sumber dayanya, tujuan perusahaan akan sulit tercapai.

BAB I PENDAHULUAN. sekarang, banyak ditemukan permasalahan yang menyebabkan perusahaan. sebagai sumber dayanya, tujuan perusahaan akan sulit tercapai. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam rangka menghadapi era globalisasi saat ini dengan kondisi masyarakat sekarang, banyak ditemukan permasalahan yang menyebabkan perusahaan mengalami kegagalan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yaitu karier. Karier disini merupakan sebuah pekerjaan dimana semua orang

BAB 1 PENDAHULUAN. yaitu karier. Karier disini merupakan sebuah pekerjaan dimana semua orang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan manusia terjadi secara bertahap, dimana manusia pada awalnya memasuki masa balita, anak-anak, remaja, selanjutnya masuk pada masa dewasa awal dan manula.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengusaha pengusaha yang bergerak dalam bidang perdagangan baik usaha baru

BAB I PENDAHULUAN. pengusaha pengusaha yang bergerak dalam bidang perdagangan baik usaha baru BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia usaha saat ini sangat berkembang pesat penuh dengan tantangan dan perubahan baik dari lingkungan internal maupun lingkungan eksternal. Hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. era globalisasi yang penuh persaingan. Ritel adalah salah satu cara pemasaran

BAB I PENDAHULUAN. era globalisasi yang penuh persaingan. Ritel adalah salah satu cara pemasaran 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Usaha ritel modern merupakan peluang usaha yang sangat menjanjikan di era globalisasi yang penuh persaingan. Ritel adalah salah satu cara pemasaran produk meliputi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Tabel 2.1 Penelitian yang Relevan

TINJAUAN PUSTAKA. Tabel 2.1 Penelitian yang Relevan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Sebagai pertimbangan dan acuan perbandingan untuk landasan penelitian terdahulu, peneliti memakai penelitian yang mempunyai variabel yang sama, variabel

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PENERAPAN BRAIN GYM UNTUK MEMINIMALKAN PHOBIA SISWA DALAM BELAJAR MATEMATIKA (PTK Pembelajaran di Kelas IV SD Negeri Kaliancar Selogiri)

OPTIMALISASI PENERAPAN BRAIN GYM UNTUK MEMINIMALKAN PHOBIA SISWA DALAM BELAJAR MATEMATIKA (PTK Pembelajaran di Kelas IV SD Negeri Kaliancar Selogiri) OPTIMALISASI PENERAPAN BRAIN GYM UNTUK MEMINIMALKAN PHOBIA SISWA DALAM BELAJAR MATEMATIKA (PTK Pembelajaran di Kelas IV SD Negeri Kaliancar Selogiri) SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan datang. Setiap perusahaan akan melakukan berbagai upaya dalam. sumber daya, seperti modal, material dan mesin.

BAB I PENDAHULUAN. akan datang. Setiap perusahaan akan melakukan berbagai upaya dalam. sumber daya, seperti modal, material dan mesin. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi, suatu perusahaan dituntut untuk selalu bekerja keras dalam menyelesaikan segala tantangan baik yang sudah ada maupun yang akan datang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Manusia adalah makhluk sosial, yang mana saling membutuhkan satu sama lain. Manusia terlahir ke dunia ini dituntut agar dapat hidup berorganisasi. Dalam kehidupannya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. perusahaan untuk mencapai tujuannya, sehingga perusahaan melakukan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. perusahaan untuk mencapai tujuannya, sehingga perusahaan melakukan berbagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Prestasi kerja karyawan merupakan hal yang sangat penting dalam perusahaan untuk mencapai tujuannya, sehingga perusahaan melakukan berbagai usaha untuk meningkatkannya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sebagai kepala rumah tangga dan pencari nafkah membuat sebagian besar wanita ikut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sebagai kepala rumah tangga dan pencari nafkah membuat sebagian besar wanita ikut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ekonomi di Indonesia yang semakin pesat membuat kebutuhan rumah tangga semakin meningkat. Kurangnya pendapatan yang dihasilkan suami sebagai kepala

Lebih terperinci

Gambaran Umum Sistem Informasi Manajemen. Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Jurusan Sistem Informasi Universitas Gunadarma

Gambaran Umum Sistem Informasi Manajemen. Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Jurusan Sistem Informasi Universitas Gunadarma Gambaran Umum Sistem Informasi Manajemen Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Jurusan Sistem Informasi Universitas Gunadarma Tujuan Pembelajaran Memahami Konsep dasar SIM Mempunyai Gambaran Umum

Lebih terperinci