ANYER BEACH RESORT BAB IV ANALISA PERENCANAAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANYER BEACH RESORT BAB IV ANALISA PERENCANAAN"

Transkripsi

1 BAB IV ANALISA PERENCANAAN 4.1 ASPEK MANUSIA Aspek manusia yang diterangkan adalah bagaimana merencanakan Anyer Resort yang nyaman dengan memperhatikan motivasi, pelaku, aktifitas, ruang, dan besaran luas ruang gerak manusia sebagai pengguna PENGGUNA Pengguna yang dimaksud adalah pemakai jasa akomodasi, dan pengelola jasa akomodasi. Yang termasuk dalam pemakai jasa akomodasi adalah sebagai berikut : Wisatawan Wisatawan merupakan orang yang melakukan kegiatan wisata diluar tempat tinggalnya untuk memperoleh pengalaman kegiatan dari alam. Wisatawan terbagi menjadi 2 jenis, yaitu wisatawan mancanegara dan wisatawan nasional. Pengelola Pengelola merupakan orang yang masuk ke dalam struktur organisasi dengan maksud menjalankan atau mengatur suatu badan usaha. Seperti general manager, bagian keuangan, administrasi DATA STATISTIK WISATAWAN TAHUN Berdasarkan data statistik kunjungan wisatawan ke Provinsi Banten dilihat dari tahun kestabilan kunjungan relative tidak meningkat secara signifikan. Data statistik kunjungan wisatawan untuk tahun adalah sebagai berikut 18 : Tahun Wisatawan Nasional Wisatawan Mancanegara Total Presentase jiwa jiwa jiwa jiwa jiwa jiwa Naik 8 % Total jiwa jiwa jiwa Tabel Data Statistik Wisatawan Pantai Anyer Tahun dikategorikan memiliki kenaikan yang tidak signifikan. Kenaikan dari tahun hanya berkisar 8 %. Karena jumlah wisatawan yang datang pada tahun 2010 berjumlah sedangkan pada tahun 2011 berjumlah Badan Pusat Statistik Kota Serang Banten tahun Dhimas Billy Herbowo Program Studi Arsitektur Universitas Mercu Buana

2 Perbandingan jumlah wisatan nasional dan wisatawan mancanegara yang berkunjung ke pantai anyer, banten, adalah 96 % : 4 %. Dari presentase tersebut dapat dianalisa bahwa wisata pantai anyer menjadi salah satu wisata yang diminati oleh wisatawan mancanegara. Oleh karena itu perlu dipertimbangkan design resort untuk wisatawan mancanegara maupun wisatawan nasional. Serta dapat juga meningkatkan mutu, baik kualitas maupun kuantitas. Meningkatkan kualitas resort adalah hal yang perlu dilakukan, tetapi tidak mengurangi nilai nilai arsitektur lokal atau arsitektur tradisional ANALISA KEGIATAN PENGGUNA Pelaku Pengelola ( Resort Anyer ) Aktifitas / Kegiatan Secara Umum Kegiatan administrasi dan manajemen Pelayanan pengunjung / service Operasional bangunan dan fasilitas Perawatan bangunan dan fasilitas Tabel Analisa kegiatan pengguna pengelola resort anyer Pelaku Pengunjung Resort Anyer Aktifitas / Kegiatan Secara Umum Datang Check In / Check Out Menginap / tidur, makan, minum, mandi Istirahat dan bersantai Menikmati fasilitas olahraga ( indoor ) Menikmati fasilitas olahraga pantai dan fasilitas tepi pantai Berbelanja / membeli Souvenir Tabel Analisa kegiatan pengguna pengunjung resort anyer No Pengguna Jenis Kegiatan Sifat Kegiatan 1 Pengelola Hotel Resort Datang / parkir Nonformal Kegiatan administrasi, manajemen Formal Pelayanan Front Office Formal Pelayanan tamu menginap Formal Pelayanan fasilitas hotel Formal Operasional bangunan hotel Formal Operasional fasilitas hotel Formal Perawatan bangunan hotel Formal Perawatan fasilitas hotel Formal Pengawasan keamanan tamu Nonformal Pengawasan keamanan hotel Nonformal Istirahat / pulang Nonformal 2 Pengunjung Hotel Datang / parkir Nonformal Resort Registrasi, check in Formal Menginap Nonformal Makan minum Nonformal Menghibur diri / keluarga Nonformal Menikmati fasilitas hotel Formal Menikmati fasilitas olahraga Nonformal Menikmati panorama alam(pantai) Nonformal Menikmati fasilitas pantai Nonformal 2 Dhimas Billy Herbowo Program Studi Arsitektur Universitas Mercu Buana

3 Melakukan ibadah Pulang / check out Formal Nonformal Tabel Detail Analisa kegiatan pengelola dan pengunjung resort anyer Klasifikasi Anak anak Remaja Tua Sifat Fungsi Olahraga Jenis Kegiatan Fasilitas Aktif Main bersama / hyperaktif Dewasa Kekeluargaan / santai Tenang / santai Hanya kesenangan Meningkatkan kecintaan terhadap olahraga Disiplin diri dan waktu Meningkatkan kesehatan & kreatifitas Bersenang - senang Penyaluran hobby Jauh dari kota Menikmati pantai Berkumpul dengan keluarga Bersantai Memulihkan daya tubuh yang menurun Meningkatkan semangat dan kreasi jiwa dan raga Berlari larian Petak umpet Bermain air Naik turun tangga Berenang Berolahraga Berwisata air Bermain sepeda Diving Volley pantai Berenang Bermain futsal Bertualang outbound pantai Istirahat Diving bersama keluarga Menikmati pantai Berekreasi menikmati fasilitas hotel Berekreasi di Anyer Istirahat Duduk duduk dibawah pohon palm Jalan jalan Menikmati panati yang indah & sejuk Taman bermain Kolam air mancur Kolam pasir Perosotan Ayunan Kolam bola Tempat olahraga Ruang reservasi untuk diving tour Penyewaan sepeda Tempat penyewaan Tempat outbound pantai Ruang futsal dsb. Hotel resort Fasilitas Olahraga Toko & Gallery Taman Fasilitas pantai Sarana kesehatan Hotel resort Fasilitas Olahraga Club house Toko & Gallery Taman Fasilitas pantai Sarana kesehatan Tabel Kebutuhan wisatawan berdasarkan karakteristik usia Gerry, Hotel resort, Universitas Mercu Buana, Dhimas Billy Herbowo Program Studi Arsitektur Universitas Mercu Buana

4 4.1.4 SKEMA ALUR KEGIATAN PENGGUNA Pengunjung Hotel Resort Pengunjung Hotel Resort adalah tamu utama pada hotel ini yang kegiatannya tidak dibatasi sehingga bisa menikmati segala fasilitas yang ada dari hotel sendiri maupun dari fasilitas olahraga dan fasilitas pantainya. Dermaga Marina Menuju Pantai Resort Sport Outdoor Restoran Kolam Renang Mini Resto Ruang Pengelola Lobby Lounge Taman Bermain ( Play Ground ) Main Entrance Parkir Datang Tabel Skema Alur Kegiatan Pengunjung Hotel Resort 4 Dhimas Billy Herbowo Program Studi Arsitektur Universitas Mercu Buana

5 4.1.5 PENGELOMPOKKAN KEGIATAN PENGGUNA Pengelompokkan kegiatan berdasarkan urutan pengguna, kemudian pengelompokkan fasilitas, kegiatan yang dilakukan dan akan didapatkan kebutuhan ruang dan dikelompokkan ke dalam zona ruang. a. Zona Publik : merupakan suatu zona dimana penghuni, pengelola, dan pengunjung dapat mencapai zona ini. Sehingga tidak ada batasan tempat. b. Zona Service : merupakan suatu zona dimana hanya terdapat kegiatan kegiatan service dan utilitas.. c. Zona Semi Privat : berupa Ruang Pengelola dan pelayanan. d. Zona Privat : berupa Room Resort. Pengguna & Fasilitas Zona Pengunjung - Resort Room - Function Room - Meeting Room - Kolam Renang - Kolam Renang - Ruang Loundry - Entrance - Vallet Parking - Pos Jaga - Lobby - Restoran - Lounge - Taman - Toilet PRIVATE SEMI PRIVATE PUBLIK Pengelola - R. Penerima Tamu - R. Owner - R. Gym - R. Sekretaris - R. Manager - R. Administrasi - R. Pemasaran - R. Keuangan - R. Staff Karyawan - R. Maintenance SEMI PRIVATE - Loading Dock - Ruang M & E - R. Pantry - R. Gudang Tabel Pengelompokan Ruang Berdasarkan Zona SERVICE 5 Dhimas Billy Herbowo Program Studi Arsitektur Universitas Mercu Buana

6 4.2 ASPEK BANGUNAN Bentuk dan Massa Bangunan Bentuk yang akan dirancang adalah dampak dari beberapa faktor yang ada di pantai anyer, seperti : Arsitektur Tropis dan sesuai kriteria sebagai tropical resort. Untuk atap menggunakan atap pelana dan perisai. Mencirikan nilai nilai arsitektur lokal ( arsitektur tradisional ) Bersahabat dengan alam dengan cara memberikan unsur alam dalam bangunan dan tapak seperti kolam dan tanaman hias Berorientasi kepada view, sehingga memperoleh view yang maksimal. Dengan menggunakan banyak bukaan, sehingga cahaya dan view tetap terjaga Sirkulasi Dalam Bangunan Sirkulasi yang ada didalam resort ini terbagi menjadi 3 jenis, yaitu : Sirkulasi Pengguna 1. Sirkulasi pengunjung resort - Akses yang mudah untuk mencapai bangunan resort - Kejelasan pada sirkulasi menuju fasilitas atau tempat yang ingin dituju. 2. Sirkulasi Pengelola - Kelancaran kegiatan pengelolaan dan pelayanan - mempunyai akses sendiri dan terpisah dari sirkulasi pengunjung Sirkulasi Kendaraan - Pencapaian yang mudah dari main entrance menuju area parking maupun area resort - Lebar jalan yang cukup, agar memberikan kenyamanan bagi pengendara kendaraan. Sirkulasi Service 1. Sirkulasi kendaraan service Loading dock, kendaraan sampah, kendaraan suplai logistik 6 Dhimas Billy Herbowo Program Studi Arsitektur Universitas Mercu Buana

7 2. Sirkulasi service bangunan Sirkulasi karyawan, laundry, pantry, dapur dan pelayanan kebutuhan resort Sistem Struktur Bangunan Bangunan yang difungsikan untuk tempat penginapan, dalam perancangan ini lebih terarah kepada rancangan resort yang manawarkan tempat penginapan yang mendekati unsur rumah tinggal dengan menambahkan suasana alam atau suasana pantai. Jadi, struktrur bangunan yang diterapkan ialah struktur yang tidak jauh berbeda dengan struktur rumah tinggal. Namun, tidak menutup kemungkinan menggunakan sistem struktur berbeda yang disebabkan kebutuhan dan fungsi ruang atas kegiatan yang tercipta. Adapun pembagian struktur bangunan resort antara lain : Struktur Atas ( Upper Structure ) Bagian dari struktur yang berfungsi menyalurkan beban / gaya dari atasnya dan disalurkan ke kolom lalu di teruskan ke pondasi. JENIS RANGKA NO ATAP 1 Kayu ( untuk bangunan resort ) 2 Baja ( Untuk bangunan dengn bentang lebar ) KEUNTUNGAN Alami, estetika baik Mudah dan murah didapat Struktur ringan Pengerjaan mudah Daya pikul besar Pelaksanaannya cepat Dapat dipesan sesuai kebutuhan Mampu menahan beban vertikal dan horizontal KERUGIAN Daya pikul terbatas Perlu perawatan intensif untuk menjaga keutuhannya Bentangan terbatas Mudah terbakar Sulit didapat Bahannya relatif mahal Membutuhkan tenaga ahli dan alat berat dalam pengerjaannya Tabel sistem Struktur bangunan ( struktur atas ) Gambar rangka atap kayu dan rangka atap baja 7 Dhimas Billy Herbowo Program Studi Arsitektur Universitas Mercu Buana

8 Dari analisa yang ada, maka struktur bangunan (atas) menggunakan sistem struktur rangka atap kayu. Dengan pertimbangan bahwa fungsi bangunan ini adalah resort, sehingga tidak memerlukan bentang yang lebar, terkecuali untuk beberapa fasilitas yang memerlukan bentangan, maka digunakan struktur baja. Untuk struktur pondasi (bawah) menggunakan Pondasi plat Setempat, karena keadaan tanahnya yang tidak rata sehingga jika menggunakan pondasi selain pondasi setempat dikhawatirkan akan terjadi kegagalan struktur. 4.3 Aspek Lingkungan Fisik a) Data Teknis Tapak Tapak berada pada Jl.Raya Anyer, cikoneng yang merupakan bagian dari kota wisata pantai, komersil, sosial dan budaya. Dengan peruntukannya sebagai kawasan wisata. Secara garis besar berdasarkan Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG), banten iklim daerah serang berkisar antara 22,1 C 32,7 C dengan klasifikasi untuk bulan basah berkisar antara 4 6 bulan dan bulan kering berkisar 5 bulanan 20. Curah hujan mm ( cukup tinggi ) Kecepatan angin 4 10 knot ( rendah ) Tinggi gelombang 0,5 1 m b) Kondisi Eksisting Tapak Lebar Jalan Utama Anyer 7 meter Sudut Kemiringan Pantai ± 6º Gambar Gambar Rencana Site Pembangunan 20. Tryas Ary Nugroho, Universitas Mercu Buana, Dhimas Billy Herbowo Program Studi Arsitektur Universitas Mercu Buana

9 4.3.2 Analisa Potensi Tapak Data eksisiting Batas tapak Utara : Selat sunda Selatan : Jalan raya Karang Bolong, Anyer Barat : Tanah kosong Timur : Mercu Suar Tanggapan Batas tapak utara berbatasan langsung dengan pesisir pantai, sehingga potensinya cocok untuk dijadikan view dari resort. Batas sisi selatan dijadikan sebagai akses utama atau main entrance dari kendaraan yang melewati tapak ini. Batas tapak barat adalah site kosong, sehingga cocok digunakan sebagai area outbond atau playground yang membutuhkan suara bising yang cukup tinggi. Batas tapak sebelah selatan, dapat digunakan sebagai area parkir, serta memanfaatkan area yang tidak terpakai, difungsikan kembali agar tidak menjadi lokasi yang pasif. Ruang luar Tidak ada sirkulasi pejalan kaki pada Main Entrance sebagai pemisah antara pejalan kaki dengan kendaraan Pemukiman penduduk yang berjarak ± 30 m dari sisi terluar tapak. Kurangnya pencahayaan pada jalan utama anyer, yang mengakibatkan kurang terlihatnya bangunan dari sisi luar tapak. Sehingga perlu pencahayaan yang cukup banyak dari dalam tapak. Perlu adanya sirkulasi pejalan kaki agar memberikan keamanan dan kenyamanan dari pejalan kaki yang memasuki lokai tapak. Dengan jarak ± 30 m dari pemukiman penduduk pengolahan bangunan sisi terdepan diusahakan tidak terlalu tinggi karena akan menimbulkan ketidak selarasan antar rancangan + pemukiman Perlu ditambah penerangan pada lokasi tapak, agar memberikan keamanan di lokasi tersebut. Karena minimnya pencahayaan yang berada diluar lokasi tapak. 9 Dhimas Billy Herbowo Program Studi Arsitektur Universitas Mercu Buana

10 Sirkulasi Kendaraan Analisa Sirkulasi mempunyai satu jalur masuk mobil dan satu jalur untuk mobil keluar dengan lebar masing masing 3 meter Terdapat banyak pohon atau tanaman yang menghalangi pandangan dari luar menuju tapak pada batas tapak. Tidak terdapat pedestrian untuk sirkulasi pejalan kaki. Pejalan kaki berjalan di jalur mobil Kondisi jalan dalam tapak menggunakan aspal dengan kondisi yang masih baik. Sirkulasi Kendaraan Pribadi yang dijadikan juga sebagai sirkulasi Pejalan kaki Sirkulasi Kendaraan Kurangnya penunjuk arah sehingga pengunjung yang tidak tahu arah bisa berjalan berputar putar. Tanggapan Terdapat 2 buah sirkulasi untuk kendaraan pribadi, yaitu sirkulasi masuk dan keluar. Selain itu juga harus terdapat sirkulasi untuk kendaraan service untuk loading dock Jalur mobil masuk, maupun yang keluar, memiliki lebar yang cukup agar memberikan kenyamanan bagi kendaraan. Terdapat pedestrian untuk sirkulasi pejalan kaki. Tanaman atau pohon akan ditambahkan sehingga area hotel tidak akan terlihat gersang jika dilihat dari luar tapak, ini dikarenakan kondisi pantai yang pada siang hari terlihat Sirkulasi Kendaraan Pribadi Sirkulasi Kendaraan Service terik atau kering karena banyak pasir pantai. Akan diadakan pedestrian untuk jalur pejalan kaki. Harus terdapat perabot jalan sebagai penunjuk arah, agar sirkulasi kendaraan dapat jelas arahnya. 10 Dhimas Billy Herbowo Program Studi Arsitektur Universitas Mercu Buana

11 Sirkulasi Pejalan Kaki Sirkulasi Pejalan Kaki Analisa Pedestrian terletak di pinggir sepanjang jalan raya karang bolong anyer Pedestrian pejalan kaki, memiliki lebar 2 meter Pedestrian tersebut, dilalui 2 arah oleh pejalan kaki tersebut Tidak terdapatnya trotoar di pedestrian ersebut, sehingga pejalan kaki harus berhati hati dengan kendaraan yang melewati jalan tersebut. Akses memasuki lokasi resort menjadi satu dengan sirkulasi kendaraan Tanggapan Dibuatnya trotoar pada pedestrian pejalan kaki yang berada di luar tapak, agar memberikan keamanan dan kenyamanan bagi pejalan kaki. Dibuatnya entrance terpisah bagi pejalan kaki dari sirkulasi kendaraan agar lebih tertata rapih Di pedestrian atau trotoar yang berada di luar lokasi tapak, harus di berikan pohon, agar menjadi buffer dari kendaraan yang melewati jalan raya tersebut. 11 Dhimas Billy Herbowo Program Studi Arsitektur Universitas Mercu Buana

12 4.3.3 Analisa Aksesbilitas Pada Tapak Akses Entrance dari arah merak 2. dari arah serang Akses Entrance Analisa Jalur masuk sebagai entrance bagi kendaraan terletak di sebelah selatan tapak atau berbatasan langsung dengan jalan raya karang bolong anyer. Jalur kendaraan untuk masuk lokasi tapak, berasal dari 2 arah, yaitu dari arah serang dan dari arah merak. Jalur ini mempunyai lebar 6 meter dan bisa dilalui dengan 2 kendaraan service. Jalur ini dilalui dengan kendaraan pribadi, angkutan umum, dan kendaraan besar. Kondisi jalan sudah memiliki aspal yang cukup baik, tetapi masih terdapat beberapa lobang di jalan raya tersebut. Tanggapan 1 1. dari arah merak 2. dari arah serang 2 Akses utama untuk entrance menuju lokasi akan tetap berada di sebelah selatan, karena arah ini memiliki potensi berdekatan langsung dengan jalan utama. Untuk akses entrance service akan diletakkan pada area Barat Daya tapak yang jalurnya berbeda dari akses entrance utama. Membuat perbedaan jalur mobil dengan motor untuk mencegah terjadi kemacetan. 12 Dhimas Billy Herbowo Program Studi Arsitektur Universitas Mercu Buana

13 Akses Exit Analisa 1 1. Menuju arah merak 2.Menuju arah serang 2 Akses exit diletakkan pada Selatan tapak. Sebelum keluar dari tapak, kendaraan harus berhati hati karena jalan raya utama banyak dilalui oleh kendaraan besar seperti bus dan truk serta angkutan umum berkecepatan tinggi. Akses exit untuk mobil dan motor dijadikan satu sehingga kemacetan bisa timbul menuju lokasi maupun yang meninggalkan lokasi. Akses exit untuk service disatukan dengan akses exit pengunjung dengan kendaraan pribadi. Akses Exit 1 2 Tanggapan Akses exit akan tetap diletakan di sebelah selatan, karena memudahkan bagi pengunjung yang akan meninggalkan resort ke segala arah. Karena langsung berhadapan dengan jalan utama. Akses exit mobil akan dirancang berbeda dengan sirkulasi motor. Akses exit service akan dibedakan dengan akses exit kendaraan pribadi. 1. Menuju arah merak 2.Menuju arah serang 13 Dhimas Billy Herbowo Program Studi Arsitektur Universitas Mercu Buana

14 4.3.4 Analisa Pergerakan Arah Angin 21 Pergerakan Angin Pergerakan angin dan matahari April mei ( dari S) Juni Agustus ( dari TTG & T ) September November ( dari U & T ) Desember Februari ( dari B, BL, BD ) Analisa Berdasarkan analisa pergerakan angin persentase bulan dan arah angin banyak terjadi pada bulan juni agustus; september november dan desember februari arah angin yang dilalui terjadi antara angin barat timur. Pergerakan angin memiliki arah yang sama dengan pergerakan matahari. Untuk pembagian bulan Apri mei angin bergerak memotong pergerakan matahari. Tanggapan Untuk posisi massa bangunan diusahakan memotong pergerakan angin dan matahari untuk memaksimalkan pergerakan angin. Maka untuk beberapa aktifitas seperti olah raga tenis dan voley harus diposisikan melawan dari pergerakan angin, namun tidak menutup kemungkinan dengan pemecahan masalah yang lain seperti menggunakan penutup lapangan. 21. Tryas Ary Nugroho, Universitas Mercu Buana, Dhimas Billy Herbowo Program Studi Arsitektur Universitas Mercu Buana

15 4.3.5 ANALISA KEBISINGAN PADA TAPAK 3 Kebisingan pada tapak Analisa Pada area no. 1 merupakan jalan raya utama yang banyak dilalui kendaraan, baik kendaraan pribadi, angkutan umum hingga truk besar pengangkut barang tingkat kebisingannya akan sangat tinggi. Pada area no. 2 merupakan area dengan kebisingan yang juga cukup tinggi, tetapi bukan berasal dari kendaraan, melainkan berasal dari laut. Pada area no. 3 dan no. 4 merupakan sumber tingkat kebisingan yang cukup rendah, karena arah tersebut berasal dari lahan kosong dan lahan mercu suar.. Tanggapan Untuk area dengan kebisingan yang paling tinggi ( no. 1) dapat difungsikan untuk area parker, atau area lobby. Untuk area yang berasal dari laut, dapat dimanfaatkan untuk sarana fasilitas dan resort, dengan pertimbangan view dari arah tersebut yang menuju pantai laut. Area Parkir dan lobby Area Fasilitas dan Resort 15 Dhimas Billy Herbowo Program Studi Arsitektur Universitas Mercu Buana

16 4.3.6 Analisa Potensi Pantai Bibir Pantai Analisa Bibir pantai pada site ini terdapat banyak sekali karang, sehingga tidak memungkinkan.bagi para pengunjung untuk melakukan aktifitas berenang di area ini. Area pantai memiliki kondisi yang cukup baik dalam hal kebersihan maupun view, karena langsung berhadapan dengan wisata anak gunung Krakatau. Letak karang tidak disepanjang garis pantai, ada titik pantai dimana tidak terdapat karang. Bibir Pantai Tanggapan Potensi pantai dengan kondisi yang baik dalam hal kebersihan maupun view harus diberikan fasilitas yang berhubungan langsung dengan laut, contohnya dermaga laut yang berada di pantai ancol. Area dermaga pantai sangat baikjika dimanfaatkan sebagai sarana hiburan laut. Seperti, jetski dan banana boat. 16 Dhimas Billy Herbowo Program Studi Arsitektur Universitas Mercu Buana

17 4.3.7 Analisa Potensi Dalam Tapak Potensi Dalam Tapak Analisa Area ini dulu digunakan sebagai tempat diskotik outdoor, tetapi sekarang sudah tidak memiliki fungsi dan dibiarkan kosong oleh pengelola resort. Di area tersebut hanya terdapat batu batu dan beberapa tiang yang dulu digunakan untuk bangunan diskotik. Potensi Dalam Tapak Tanggapan Area ini sangat disayangkan apabila tidak digunakan untuk suatu aktifitas. Area ini memiliki view yang sangat baik. Karena berbatasan langsung dengan laut. Tempat ini bisa digunakan sebagai tempat duduk santai dengan pemandangan alam laut. Selain itu bisa menuju dermaga. 17 Dhimas Billy Herbowo Program Studi Arsitektur Universitas Mercu Buana

18 4.3.8 Analisa Arah Hadap Massa Bangunan Arah Hadap Bangunan Analisa & Tanggapan Arah hadap bangunan dipertimbangkan dari arah datangnya sudut datang matahari. Arah datang sudut sinar matahari, tegak lurus dengan view terbaik dari lokasi site. Arah hadap bangunan dipertimbangkan dari view terbaik, yaitu arah hadap menuju laut. Jika arah hadap bangunan menuju view laut, maka bangunan akan tegak lurus dari sinar matahari Penzoningan dalam Tapak Penzoningan Dalam Tapak Analisa & Tanggapan Area Publik. Dapat di fungsikan untuk bangunan seperti, Lobby, Lounge, receptionist, drop off Area Semi Publik. Dapat difungsikan untuk bangunan seperti Loundry, Kolam renang, ataupun fasilitas penunjang Zona Publik Zona Semi Publik Zona Service Zona Private Area Service. Digunakan untuk bangunan service seperti, Panel, Pompa, dan M.E Area Private. Dapat difungsikan untuk bangunan resort yang diposisikan dekat dengan bibir pantai 18 Dhimas Billy Herbowo Program Studi Arsitektur Universitas Mercu Buana

19 4.4 Pengelompokan Kebutuhan Ruang dan Besaran Ruang Pengelompokan kebutuhan Resort Jenis No Ruang 1 Standart Room 2 Deluxe Room 3 Suite Room Sub Ruang Kapasitas Dimensi Luas Total Sumber Kamar tidur 2 org 4m x 4m 16 m² Km. Mandi 1 unit 4m x 2m 8 m² Teras balkon 2 org 4m x 1.5m 6 m² Total Unit (20 kamar) 600 m² 30 m² SB Kamar tidur 3 org 4m x 4m 16 m² Km. Mandi 1 unit 2m x 4m 8 m² R. Duduk 3 org 4m x 4m 16 m² 57 m² SB Pantry 3 org 4m x 2m 8 m² Teras 2 org 6m x 1.5m 9 m² Total Unit (12 kamar) 684 m² Kamar 5org/3ka mar 4m x 4m 48 m² Km. Mandi 2 unit 2m x 4m 16 m² R. Duduk 5 org 4m x 4m 16 m² 106 m² SB Pantry 2 org 4m x 2m 8 m² Teras 2 org 1.5m x 12m 18 m² Total Unit (36 kamar) 3816 m² Total m² Sirkulasi 20% 1080 m² Sub Total 6480 m² Pengelompokan Kebutuhan fasilitas Penunjang No Jenis Ruang Sub Ruang Kapasitas Unit Dimensi Luas Total Ket 1 Jogging Jogging Track 2 Fitness R. Senam 60 org 1 unit 25m x 15m 375 m² 375 m² NAD R. Alat 10 org 1 unit 8m x 8m 64 m² 64 m² NAD R. Admin 1 unit NAD 10 org 3m x 2m 6 m² 6 m² +tunggu R. P3K 10 org 1 unit 5m x 5m 25 m² 25 m² NAD R. Ganti 1 org 5 unit 1m x 1m 1 m² 5 m² PHD R. Ganti 1 org 5 unit 1m x 1m 1 m² 5 m² PHD Toilet 1 org 5 unit 1.5m x 1m 1.5 m² 7.5 m² PHD Urinoar 1 org 3 unit 1m x 1m 1 m² 3 m² PHD Washtafel 1 org 3 unit 1m x 1m 1 m² 3 m² PHD Toilet 1 org 6 unit 1.5m x 1m 1.5 m² 9 m² PHD Washtafel 1 org 4 unit 1m x 1m 1 m² 4 m² PHD Locker 1 org 5 unit 1m x 1m 1 m² 5 m² NAD Locker 1 org 5 unit 1m x 1m 1 m² 5 m² NAD Janitor 3 org 1 unit 3m x 3m 9 m² 9m² NAD Volley Beach 12 org 2 unit 7m x 5m 35 m² 70 m² SB Tennis 2 org 2 unit 15m x 10m 150 m² 300 m² SB Basket 2 unit 15m x 10m 150 m² 300 m² SB Mini Soccer 1 unit 13.5m x 6.5m m² m² SB Kolam Utama 20 org 1 unit 25m x 10m 250 m² 250 m² NAD 19 Dhimas Billy Herbowo Program Studi Arsitektur Universitas Mercu Buana

20 Kolam Anak 10 org 1 unit 10m x 10m 100 m² 100 m² NAD Pool deck keliling 10 org 1 unit 15m x 10m 150 m² 150 m² NAD kolam R. Pompa & Filter Air 4 org 1 unit 4m x 2m 8 m² 8 m² NAD R. Sewa+ Locker 10 org 2 unit 10m x 3m 30 m² 60 m² NAD R. Ganti 1 org 5 unit 1m x 1m 1 m 2 5 m 2 PHD R. Ganti 1 org 5 unit 1m x 1m 1 m 2 5 m 2 PHD Toilet 1 org 5 unit 1.5mx1m 1.5m 2 7.5m 2 PHD Urinoar 1 org 3 unit 1m x1m 1 m 2 3m 2 PHD Washtafel 1 org 3 unit 1m x 1m 1 m 2 3 m 2 PHD Toilet 1 org 6 unit 1.5m x 1m 1.5 m 2 9 m 2 PHD Washtafel 1 org 4 unit 1m x 1m 1 m 2 4 m 2 PHD Janitor 3 org 1 unit 3m x 3m 9 m 2 9 m 2 NAD Total m 2 Sirkulasi 20% m 2 Sub Total m Pengelompokan Kegiatan Ruang Serba Guna No Jenis Ruang Sub Ruang Kapasitas 1 Conference Room (rapat, seminar) Unit Dimensi Luas Total Ket R. Rapat 100 org 1 unit 20m x 20m 400 m m 2 TSS Pantry 7 org 1 unit 5m x 5m 25 m 2 25 m 2 PHD Toilet 1 org 5 unit 1.5m x 1m 1.5 m m 2 PHD Urinoar 1 org 3 unit 1m x 1m 1 m 2 3 m 2 PHD Washtafel 1 org 3 unit 1m x 1m 1 m 2 3 m 2 PHD Toilet 1 org 6 unit 1.5m x 1m 1.5 m 2 9 m 2 PHD Washtafel 1 org 4 unit 1m x 1m 1 m 2 4 m 2 PHD Janitor 3 org 1 unit 3m x 3m 9 m 2 9 m 2 PHD Gudang 3 org 1 unit 2m x 2m 4 m 2 4 m 2 PHD Total m 2 Sirkulasi 20% 92.9 m 2 Sub Total m Pengelompokan Kebutuhan Ruang Makan & Minum No Jenis Ruang Sub Ruang Kapasitas Unit Perhitungan Luas Total Ket 1 Lounge Bar 2 unit Bar Counter 20 org 9.3mx2.5m m m 2 PHD R. Duduk 100 org 1 unit 14mx12m 168m 2 168m 2 PHD Pantry 10 org 2 unit 7.6mx7m 53.2m m 2 PHD 2 Restoran R. Makan 100 org 2 unit 15mx12m 180m 2 360m 2 TSS Dapur 6 org 6 unit 6mx6m 36m 2 216m 2 NAD Gudang 5 org 2 unit 3mx2m 6m 2 12m 2 NAD Toilet 10 org 1 unit 13.5 m m 2 PHD Toilet 10 org 1 unit 13 m 2 13m 2 PHD Janitor 3 org 1 unit 3mx3m 9m 2 9m 2 PHD 20 Dhimas Billy Herbowo Program Studi Arsitektur Universitas Mercu Buana

21 3 Mini Restoran R. Makan 40 org 1 unit 10mx8m 80m 2 80m 2 TSS R. Duduk 30 org 1 unit 8.5mx7m 59.5m m 2 TSS dapur 5 org 1 unit 5mx5m 25m 2 50m 2 TSS Total m 2 Sirkulasi 20% m 2 Sub Total m Pengelompokan Kebutuhan Ruang Penerima Tamu No Jenis Ruang Sub Ruang Kapasitas Unit Dimensi Luas Total Ket 1 Penerimaan Tamu Entrance 5 org 1 unit Drop Off 4 mobil 2 unit 7m (2 jalur) SB Pos Jaga 2 org 2 unit 1.5m x 1m 1.5 m 2 3 m 2 SB Lobby 10 org 1 unit 6.4m x 5m 32 m 2 32 m 2 SB 2 Front Desk Informasi 2 org 1 unit 1.5m x 1m 1.5m 2 1.5m 2 SB Resepsionis 6 org 1 unit 3m x 2.5m 7.5m 2 7.5m 2 SB Kasir 2 org 1 unit 1m x 1m 1m 2 1 m 2 SB Toilet 10 org 5 unit 1.5m x 1m 1.5 m m 2 PHD Toilet 10 org 5 unit 1.5m x 1m 1.5 m m 2 PHD Janitor 3 org 1 unit 3m x 3m 9 m 2 9 m 2 PHD Total 69 m Pengelompokan Kebutuhan Ruang Pengelola Sirkulasi 20% 13.8 m 2 Sub Total 82.8 m 2 No Jenis Ruang Sub Ruang Kapasitas Unit Dimensi Luas Total Ket 1 Kantor Pengelola R. Owner 2 org 1 unit 3m x 3m 9 m 2 9 m 2 BDS R. GM 2 org 1 unit 3m x 3m 9 m 2 9 m 2 BDS R. Sekretaris 2 org 1 unit 2m x 1m 2 m 2 2 m 2 BDS R. Data 2 org 2 unit 4.3m x 3m 12.9m m 2 TSS R. Eng. Manager 2 org 2 unit 2.5m x 2.5m 6.25m m 2 PHD R. Humas 3 org 2 unit 2.5m x 2.5m 6.25m m 2 SB R. Marketing 3 org 2 unit 2.5m x 2.5m 6.25m m 2 TSS R. Adm. Keuangan 3 org 1 unit 3m x 3m 9 m 2 9 m 2 TSS R. Purchasing 3 org 1 unit 2.8m x 2m 5.6 m m 2 TSS R. Staff Pengelola 12 org 4 unit 5m x 4m 20 m 2 80 m 2 PHD Ruang HRD 4 org 1 unit 4m x 3m 12 m 2 12 m 2 PHD R. Rapat 10 org 2 unit 6m x 6m 12 m 2 24 m 2 TSS R. Fotocopy 3 org 2 unit 2m x 2m 4 m 2 8 m 2 SB R. Komputer 5 org 2 unit 4m x 3.6m 14.4m m 2 SB R. Arsip 2 org 3 unit 3m x 2.6m 7.8 m m 2 SB Pantry 1 org 1 unit 3m x 2m 6 m 2 6 m 2 PHD Gudang 2 org 1 unit 2m x 2m 4 m 2 4 m 2 PHD Musholla 10 org 2 unit 3m x 3m 9 m 2 18 m 2 SB Total m 2 Sirkulasi 20% m 2 Sub Total m 2 21 Dhimas Billy Herbowo Program Studi Arsitektur Universitas Mercu Buana

22 4.4.7 Pengelompokan Kebutuhan Ruang Service dan Utilitas No Jenis Ruang Sub Ruang Kapasitas Unit Dimensi Luas Total Ket 1 R. Kerja 5 org 2 unit 6.8m x 5m 34m 2 68m 2 BDS 2 R. OB 6 org 3 unit 2m x 2m 4m 2 12m 2 BDS 3 Service Banquet 5 org 2 unit 8m x 5m 40m 2 80m 2 PHD 4 G. bahan makanan 2 org 2 unit 6m x 6m 36m 2 72m 2 NAD 5 G. pecah belah 5 org 2 unit 8.6m x 8.6m 73.96m m 2 NAD 6 G. perabot & peralatan 5 org 2 unit 8.6m x 8.6m 73.96m m 2 NAD 7 G. bahan pencuci 5 org 2 unit 7m x 7m 49m 2 98m 2 NAD 8 R. Linen 10 org 3 unit 10m x 7.4m 74m 2 222m 2 NAD 9 Gudang Linen 5 org 1 unit 8m x 6.5m 52m 2 52m 2 NAD 10 R. Laundry 5 org 2 unit 9.6m x 8m 76.8m m 2 NAD 11 Tangga 4 org 12 Tangga kebakaran 5 org 13 Loading Dock 6 org 3 unit 4m x 3m 12 m 2 36 m 2 TSS 14 House Keeping 10 org 10 unit 2m x 2m 4 m 2 40 m 2 TSS 15 Room Service 3 org 10 unit 2m x 2m 4 m 2 40 m 2 TSS 16 Shaft Sampah 2 org 2 unit 1m x 1m 1 m 2 2 m 2 PHD 17 R. Tampung Sampah 2 org 2 unit 2m x 2m 4 m 2 8 m 2 PHD 18 Pantry 5 org 3 unit 3m x 2m 6 m 2 18 m 2 PHD 19 Gudang 3 org 1 unit 2mx1.5m 3 m 2 3 m 2 PHD 20 Musholla 10 org 1 unit 4mx4m 16 m 2 16 m 2 SB 21 R. istirahat 5 org 2 unit 3mx3m 9 m 2 18 m 2 SB 22 Toilet 1 org 2 unit 1.5mx1m 1.5 m 2 3 m 2 PHD 23 Toilet 1 org 2 unit 1.5mx1m 1.5 m 2 3 m 2 PHD 24 Janitor 3 org 2 unit 2mx1m 2 m 2 4 m 2 PHD 25 R. Wudhu 5 org 1 unit 3mx2m 6 m 2 6 m 2 SB 26 R. Wudhu 5 org 1 unit 3mx2m 6 m 2 6 m 2 SB 27 R. Utilitas R. Trafo 2 org 1 unit 7mx4m 28 m 2 28 m 2 NAD R. Genset 2 org 2 unit 7mx5m 35 m 2 70 m 2 SB R. Panel 2 org listrik 4 unit 3mx3m 9 m 2 36 m 2 TSS R. Pompa 2 org 2 unit 7.3mx5.7m 41.61m m 2 SB AHU 2 org 2 unit 2mx1m 2 m 2 4 m 2 SB Plumbing 2 org 2 unit 1.5mx1m 1.5 m 2 3 m 2 TSS Akumulasi Pengelompokan Kebutuhan Ruang No Keterangan Luas Bangunan 1 Resort 6480 m² 2 Fasilitas Penunjang m 2 3 Fasilitas Ruang Serba Guna m 2 4 Fasilitas Ruang Makan & Minum m 2 5 Fasilitas Penerimaan Tamu 82.8 m 2 Total m 2 Sirkulasi 20% m 2 Sub Total m 2 22 Dhimas Billy Herbowo Program Studi Arsitektur Universitas Mercu Buana

23 6 Fasilitas Ruang Pengelola m 2 7 Fasilitas Ruang Service & Utilitas m 2 Total Luas Bangunan m Keterangan Sumber SUMBER SB NAD PHD TSS BDS KETERANGAN Studi Banding Survey Ernst and Peter Neufert Architect Data Principle of Hotel Design Time-Saver Standart Building Design Standart Analisa Kebutuhan Parkir Kebutuhan luas parkir mobil adalah 20m 2 untuk parkir sistem tegak lurus (90 derajat) atau 23m 2 untuk parkir dengan sistem serong (45 derajat).. 22 Parkir Pengelola Mobil : Standar 6 org/mobil Kebutuhan + Sirkulasi = 15m²/ mobil Jumlah Pengelola (asumsi) = 100 orang x (60 %) = 60 orang Total Kebutuhan parkir = 15m 2 X = 150m² (10mobil) Motor : Standar 1/3 mobil Kebutuhan + Sirkulasi = 2m²/ motor Total Kebutuhan parkir = 2m 2 X = 7m² (3-4 motor) Parkir Tamu/ Pengunjung Mobil : Standar 6 org/mobil Kebutuhan + Sirkulasi = 15m²/ mobil Jumlah Pengunjung (asusmsi) = 200 orang x (60 %) = 120 orang Total Kebutuhan parkir = 15m 2 X = 300m² (20mobil) Motor : Standar 1/3 mobil Kebutuhan + Sirkulasi = 2m²/ motor Total Kebutuhan parkir = 2m 2 X = 14m² (7motor) Bus : Standar Kebutuhan + Sirkulasi = 65m²/ bus Rencana Jumlah unit 10 bus. Total kebutuhan parkir = 65m 2 X 10 = 650m 2 Parkir Service Untuk service hotel disediakan 5 parkir mobil service, dan untuk service bangunan fasilitas penunjang disediakan 3 parkir mobil service. Maka 23m 2 x 8mobil = 184m Ernst and Peter Neufert, Architect Data 23 Dhimas Billy Herbowo Program Studi Arsitektur Universitas Mercu Buana

24 Total Kebutuhan Luas Parkir Mobil + Motor + Bus = (150m m 2 ) + (7m m 2 ) + 650m 2 = 1121m 2 Ruang Terbuka Taman reduksi 20% dari luas parkir = 20% x 1121m² = 224.2m² Luas parkir + taman reduksi = 1121m² m² = m² Perhitungan Luas Dermaga Panjang dermaga : 100 meter (asumsi) Lebar dermaga : 3 meter ( studi banding ) Maka untuk luas dermaga adalah : 100 meter x 3 meter : 300 m2 Standard kenyamanan manusia : 0.6 m2 ( NAD ) Maka dermaga ini dapat menampung ± 180 orang TOTAL KEBUTUHAN LUAS RUANG DALAM DAN LUAR LUAS BANGUNAN + LUAS PARKIR & SIRKULASI + LUAS DERMAGA = m m m2 = m SISTEM UTILITAS BANGUNAN DISTRIBUSI AIR BERSIH DAN AIR KOTOR 1. Pengelolaan Sistem Air Bersih Suplai air tersedia dari PAM dan pemanfaatan sumber tanah (deep-well). Sistem utilitas yang digunakan adalah sistem up feed dan downfeed. Air bersih disimpan dalam tendon bawah dialirkan ke tendon atas lewat pompa. Dari tendon atas kemudian disalurkan kebawah kembali. System distribusinya menggunakan Gaya tekan Pompa dan gaya gravitasi. 2. Air Hujan Air hujan masuk ke pipa talang yang ada pada atap kemudian disalurkan lewat pipa vertikal untuk masuk ke bak kontrol. Dari bak kontrol disalurkan ke saluran kota atau saluran air hujan. Air Hujan Media Penyalur Bak Kontrol Saluran Kota Diagram Sistem aliran air hujan 24 Dhimas Billy Herbowo Program Studi Arsitektur Universitas Mercu Buana

25 4.5.2 SISTEM PEMBUANGAN SAMPAH Sampah yang berada di setiap area di dalam tapak dibuang di tempat sampah, kemudian dikumpulkan dan ditampung dalam bak penampungan sampah. Sampah yang telah terkumpul, diletakkan pada suatu container oleh petugas yang kemudian diangkut oleh truk pengangkut sampah ke tempat pembuangan sampah di luar tapak SISTEM DISTRIBUSI LISTRIK Sumber listrik didapatkan dari sumber tenaga listrik pusat dan generator sebagai cadangan bila listrik padam. Generator PLN Gardu Listrik Panel Utama Panel Distribusi Diagram Skema Distribusi Listrik SISTEM PENANGGULANGAN KEBAKARAN Jenis bahan yang terbakar termasuk angka klasifikasi A yakni kebakaran dari bahan-bahan padat (kecuali logam) yang mudah terbakar seperti kayu. Bangunan dengan konstruksi dinding, lantai dan atap terbuat dari material kayu merupakan faktor yang mempercepat meluasnya kebakaran. Sedangkan bahan terbuat dari beton mampu menjadi barrier yang efektif terhadap penjalaran api. Alat yang mendukung sistem anti kebakaran adalah Hydrant, Sprinkler, dan heat Detector. Gambar (1) Hydrant (2) Heat Detector (3) Sprinkler 25 Dhimas Billy Herbowo Program Studi Arsitektur Universitas Mercu Buana

26 4.5.5 SISTEM AIR CONDITIONER ( AC ) Sistem tata udara adalah suatu proses mendinginkan/memanaskan udara sehingga dapat mencapai suhu dan kelembaban yang diinginkan/dipersyaratkan. Selain itu, mengatur aliran udara dan kebersihannya. Fungsinya adalah untuk menyegarkan udara ruangan dan memberikan kenyamanan kerja bagi orang yang melakukan kegiatan tertentu. Pengkondisian udara atau sistem tata udara atau air conditioning, adalah usaha mengolah udara untuk mengendalikan temperatur ruangan, kelembaban relatif, kualitas udara, dan penyegarannya untuk menjaga persyaratan kenyamanan (comfort) bagi penghuni ruangan. Gambar Gambar Air Conditioning ( AC ) SISTEM MAINTENANCE ( PERAWATAN ) BANGUNAN Sistem yang termasuk dalam perawatan bangunan adalah : 1 Kebersihan Bangunan Bagian dalam (indoor) Membersihkan seluruh bagian dalam bangunan seperti lantai, dinding, Plafond, furnitur, agar kebersihannya tetap terjaga Bagian luar (outdoor) Membersihkan bagian luar bangunan seperti dinding dan jendela. 2. Perawatan Taman Memelihara tanaman agar dapat tumbuh dengan baik dan indah terlihat. Aktifitas yang dilakukan dalam perawatan tanaman antara lain penyiraman, pemangkasan, dan pemupukan. Sehingga taman tetap terjaga keindahannya sebagai hal yang penting bagi kawasan resort. 26 Dhimas Billy Herbowo Program Studi Arsitektur Universitas Mercu Buana

27 3. Pengendalian Hama Selain mengurangi kenyamanan, hama dan serangga dapat merusak material material yang terdapat pada resort. Mengingat banyak material yang terbuat dari unsur alam (kayu), maka perawatan hama ini menjadi sangat penting, sehingga bangunan akan tetap terjaga. 4. Perawatan Peralatan Mekanikal Elektrikal Melakukan perawatan peralatan teknik yang ada pada bangunan seperti sistem tata udara (AC system), generator set, peralatan pencegah kebakaran (fire protection system), pompa listrik (electrical pump), dan peralatan teknik lainnya, yang berhubungan dengan mekanikal elektrikal pada bangunan. 27 Dhimas Billy Herbowo Program Studi Arsitektur Universitas Mercu Buana

ANYER BEACH RESORT BAB V KONSEP PERANCANGAN

ANYER BEACH RESORT BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 KONSEP DASAR PERANCANGAN Dalam perancangaan Resort ini penulis menggunakan kosep dasar TROPIS MODERN yang dimana bangunan ini tetap mengacu pada ciri bangunan tropis lainnya,

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik BAB V KONSEP V. 1. Konsep Dasar Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik tolak pada konsep perancangan yang berkaitan dengan tujuan dan fungsi proyek, persyaratan bangunan dan ruang

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. Konsep Perancangan Makro V.1.1. Konsep Manusia Pelaku kegiatan di dalam apartemen adalah: 1. Penyewa meliputi : o Kelompok orang yang menyewa unit hunian pada apartemen yang

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru. BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Beberapa hal yang menjadi dasar perencanaan dan perancangan Asrama Mahasiwa Bina Nusantara: a. Mahasiswa yang berasal dari

Lebih terperinci

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB III: DATA DAN ANALISA BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik 3.1.1 Lokasi Site Gambar 6 Lokasi Site Makro Gambar 7 Lokasi Site Berdampingan Dengan Candi Prambanan Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 26 Lokasi

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan. mengenai isu krisis energi dan pemanasan global.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan. mengenai isu krisis energi dan pemanasan global. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan Konsep dasar perancangan kostel ini yaitu untuk memenuhi kebutuhan hunian bagi mahasiswa Binus University, khususnya

Lebih terperinci

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan BAB 6 HASIL RANCANGAN 6.1 Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan 6.1.1 Bentuk Tata Massa Konsep perancangan pada redesain kawasan wisata Gua Lowo pada uraian bab sebelumnya didasarkan pada sebuah

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya 165 BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1. Dasar Rancangan Hasil perancangan diambil dari dasar penggambaran konsep dan analisa yang terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya sebagai

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERANCANGAN

BAB IV ANALISA PERANCANGAN BAB IV 4.1 Analisa Non Fisik Adalah kegiatan yang mewadahi pelaku pengguna dengan tujuan dan kegiatannya sehingga menghasilkan besaran ruang yang dibutuhkan untuk mewadahi kegiatannya. 4.1.1 Analisa Pelaku

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Perencanaan dan Perancangan Topik dan Tema Proyek wisma atlet ini menggunakan pendekatan behavior/perilaku sebagai dasar perencanaan dan perancangan.

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN IV.1 KONSEP TAPAK DAN RUANG LUAR IV.1.1 Pengolahan Tapak dan Ruang Luar Mempertahankan daerah tapak sebagai daerah resapan air. Mempertahankan pohon-pohon besar yang ada disekitar

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Konsep Perencanaan dan Perancangan Topik dan Tema Proyek Hotel Kapsul ini memiliki pendekatan Sustainable Design yang secara lebih fokus menitik beratkan kepada

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. yang mampu mengakomodasi kebutuhan dari penghuninya secara baik.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. yang mampu mengakomodasi kebutuhan dari penghuninya secara baik. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Pemikiran yang melandasi perancangan dari bangunan kostel ini adalah adanya kebutuhan akan hunian khususnya kos-kosan bertaraf

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RESORT HOTEL

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RESORT HOTEL BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RESORT HOTEL Program dasar perencanaan dan perancangan resort hotel merupakan sebuah hasil dari kesimpulan menyeluruh dan berfungsi sebagai pemandu desain

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga ini berdasarkan dari konsep

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga ini berdasarkan dari konsep BAB V KONSEP V. 1. Konsep Dasar Dalam merancang Gelanggang Olahraga ini berdasarkan dari konsep perancangan yang berkaitan dengan tujuan dan fungsi proyek, persyaratan bangunan dan ruang serta proses penerapan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang.

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang. BAB V KONSEP V. 1. KONSEP DASAR PERENCANAAN Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan di awal, maka konsep dasar perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Menciptakan sebuah ruang

Lebih terperinci

BAB V: ANALISA DAN PEMROGRAMAN

BAB V: ANALISA DAN PEMROGRAMAN BAB V: ANALISA DAN PEMROGRAMAN 5.1. Pemrograman 5.1.1. Kebutuhan Ruang NO RUANG JMLH LUAS SAT LUAS TOTAL STANDART LUAS KAMAR 1 standard/ deluxe 231 28 m2 6.468 2 junior suite 36 45 m2 1.620 3 president

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan. Kostel. yang ada didalam. Pelaku kegiatan dalam Kostel ini adalah :

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan. Kostel. yang ada didalam. Pelaku kegiatan dalam Kostel ini adalah : BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan Dasar dari perencanaan dan perancangan Kostel (kos-kosan hotel) dengan penerapan arsitektur berkelanjutan hemat energi: Rancangan

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL RESORT

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL RESORT BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL RESORT.. Program Perencanaan dan Perancangan Hotel Resort... Program Ruang Pembagian ruang dibedakan sesuai kelompok kegiatan (kelompok kegiatan utama, penunjang,

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Rumusan konsep ini merupakan dasar yang digunakan sebagai acuan pada desain studio akhir. Konsep ini disusun dari hasil analisis penulis dari tinjauan pustaka

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB IV ANALISA PERENCANAAN BAB IV ANALISA PERENCANAAN Dalam analisa perencanaan dan perancangan arsitektur, terdapat beberapa hal yang harus di pertimbangkan antara lain: Aspek manusia/pengguna Aspek bangunan/fisik Aspek lingkungan/lokasi

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PROYEK

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PROYEK BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PROYEK 3.1 Lokasi Proyek 3.1.1 Umum Berdasarkan observasi, KAK dan studi literatur dari internet buku naskah akademis detail tata ruang kota Jakarta Barat. - Proyek : Student

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL 6.1. Program Ruang Berdasarkan tapak terpilih, dilakukan perhitungan kembali untuk mengoptimalkan jumlah kamar. Perhitungan ini sama seperti perhitungan

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN BAB 5 KONSEP PERANCANGAN 5.1 KONSEP DASAR PERANCANGAN Konsep dasar perancangan penulis sebelumnya melihat peruntukan lahannya, sebelum merancang sebuah bangunan rancangan apa yang pantas pada tapak dengan

Lebih terperinci

RESORT DENGAN FASAILITAS MEDITASI ARSITEKTUR TROPIS BAB V KONSEP PERANCANGAN. 5.1 Konsep dasar perancanagan. 5.2 Konsep perancangan

RESORT DENGAN FASAILITAS MEDITASI ARSITEKTUR TROPIS BAB V KONSEP PERANCANGAN. 5.1 Konsep dasar perancanagan. 5.2 Konsep perancangan BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep dasar perancanagan Konsep dasar perancangan Resort dengan Fasilitas Meditasi ialah untuk mendukung potensi wisata pantai di Anyer. Memaksimalkan pengolahan ruang dalam

Lebih terperinci

4 BAB IV KONSEP PERANCANGAN

4 BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4 BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 Konsep Fungsi Dalam merancang sebuah bangunan, hal yang utama yang harus diketahui adalah fungsi bangunan yang akan dirancang, sehingga terciptalah bangunan dengan desain

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL RESORT

BAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL RESORT BAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL RESORT 6.1 Program Dasar Perencanaan 6.1.1 Program Ruang A. Kelompok Ruang Kegiatan Umum 1. Plasa Penerima 163,2 2. Lobby 63,2 3. Lounge 42,66 4.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan V.1.1 Kebutuhan Luas Ruangan Gedung Asrama Putri Ruang Standart Sumber Kapasitas Jumlah Luas (m 2 ) Unit 2 orang 12,25 m 2 / kmr Asumsi

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki BAB V KONSEP 5.1 Konsep Perancangan Tapak 5.1.1 Pencapaian Pejalan Kaki Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki Sisi timur dan selatan tapak terdapat jalan utama dan sekunder, untuk memudahkan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Topik dan Tema Proyek Hotel Kapsul ini menggunakan pendekatan sustainable design sebagai dasar perencanaan dan perancangan.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Yang menjadi dasar dari perencanaan dan perancangan Mesjid di Kebon Jeruk adalah : Jumlah kapasitas seluruh mesjid pada wilayah

Lebih terperinci

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN Pusat Pendidikan dan Pelatihan Bagi Anak Putus Sekolah Di Sidoarjo dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin menurun.

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Pusat Rekreasi Peragaan IPTEK ini terletak di Batu,karena

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Pusat Rekreasi Peragaan IPTEK ini terletak di Batu,karena BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Desain Kawasan 6.1.1 Rancangan Obyek Dalam Tapak Perancangan Pusat Rekreasi Peragaan IPTEK ini terletak di Batu,karena kesesuian dengan fungsi dan kriteria obyek perancangan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB IV ANALISA PERENCANAAN BAB IV ANALISA PERENCANAAN 4.1. Analisa Non Fisik Adalah kegiatan yang mewadahi pelaku pengguna dengan tujuan dan kegiatannya sehingga menghasilkan besaran ruang yang dibutuhkan untuk mewadahi kegiatannya.

Lebih terperinci

BAB II PEMROGRAMAN. Perkotaan di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat,

BAB II PEMROGRAMAN. Perkotaan di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat, BAB II PEMROGRAMAN Perkotaan di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat, khususnya kota Medan. Hal ini terkait dengan berbagai bidang yang juga mengalami perkembangan cukup pesat seperti bidang

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN BAB 5 KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Umum Perancangan 5.1.1 Dasar Perancangan Pasar tradisional merupakan suatu tempat bertemunya para pelaku ekonomi dalam hal ini pedagang dan penjual, dimana mereka melakukan

Lebih terperinci

BAB V K O N S E P P E R A N C A N G A N

BAB V K O N S E P P E R A N C A N G A N BAB V K O N S E P P E R A N C A N G A N V.1 Perancangan Siteplan Siteplan massa bangunan berorientasi kepada pantai Selat Sunda dan Gunung Krakatau. Pada siteplan ini jalan utama untuk memasuki kawasan

Lebih terperinci

5 BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

5 BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5 BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Konsep perancangan mengacu pada karakteristik arsitektur organik, yaitu 1. Bukan meniru bentuk dari alam tapi mengembangkan prinsip yang ada di alam Mengembangkan

Lebih terperinci

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB III: DATA DAN ANALISA BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik Sumber : KAK Sayembara Arsitektur Museum Batik Indonesia Gambar 40 Lokasi Museum Batik Indonesia 1. Data Tapak - Lokasi : Kawasan Taman Mini Indonesia

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1 Dasar Pendekatan Metode pendekatan ditujukan sebagai acuan dalam penyusunan landasan perencanaan dan perancangan arsitektur. Dengan metode pendekatan diharapkan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut: BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Building form Bentuk dasar yang akan digunakan dalam Kostel ini adalah bentuk persegi yang akan dikembangkan lebih lanjut.

Lebih terperinci

Asrama Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Asrama Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1. Konsep perencanaan 6.1.1. Pelaku dan kategori kebutuhan ruang, dan Besaran Ruang. 6.1.1.1. Pelaku Dan Kategori Kebutuhan Ruang Dari analisis yang telah dilakukan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan 5.1.1 Program Ruang Topik dari proyek ini adalah perilaku atlet, dengan tema penerapan pola perilaku istirahat atlet

Lebih terperinci

Jumlah Luasan (m²) Ruang Nama Ruang Kapasitas Standart Kapasitas Sirkulasi. (260m²) 3 Bus. 30 m²/bus. (650 m²)

Jumlah Luasan (m²) Ruang Nama Ruang Kapasitas Standart Kapasitas Sirkulasi. (260m²) 3 Bus. 30 m²/bus. (650 m²) 2.4 Kebutuhan Ruang 2.4.1 Kuantitatif Besarnya ruang dan jumlah ruang diperngaruhi oleh kapasitas dalam ruangan dan jumlah penggunan dalam suatu ruangan. Perhitungan standar besaran ruang diperoleh dari

Lebih terperinci

Jenis dan besaran ruang dalam bangunan ini sebagai berikut :

Jenis dan besaran ruang dalam bangunan ini sebagai berikut : BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Pemikiran yang melandasi perancangan mixed use building adalah kebutuhan akan hunian yaitu rumah susun bagi masyarakat menengah

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan

BAB V KONSEP. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan BAB V KONSEP V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan 1. Topik dan Tema Hotel kapsul ini menggunakan pendekatan teknologi, yakni dengan menggunakan sistem struktur modular pada perencanaan dan perancangan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Nusantara ini dibagi menjadi beberapa bagian kegiatan, yaitu :

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Nusantara ini dibagi menjadi beberapa bagian kegiatan, yaitu : BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Konsep Perancangan Kegiatan. Konsep perancangan kegiatan dalam Asrama Mahasiswa Universitas Bina Nusantara ini dibagi menjadi beberapa bagian kegiatan, yaitu

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL 6.1 Program Dasar Perencanaan 6.1.1 Pelaku Kegiatan Pelaku pelaku yang melakukan aktivitas pada hotel diantaranya adalah : a. Pengunjung Pengunjung hotel

Lebih terperinci

III.1 ANALISIS KONDISI LAHAN DAN LINGKUNGAN III.1.1 ANALISIS KONDISI LAHAN

III.1 ANALISIS KONDISI LAHAN DAN LINGKUNGAN III.1.1 ANALISIS KONDISI LAHAN BAB III ANALISIS III. ANALISIS KONDISI LAHAN DAN LINGKUNGAN III.. ANALISIS KONDISI LAHAN Kondisi Eksisting Lahan Dalam lahan perancangan saat ini terdapat perkebunan sayur dan tanaman hias. Pada lahan

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pelatihan

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pelatihan BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Perancangan 5.1.1 Aspek Fungsional Pengelompokan berdasarkan area aktivitas besar : Pelatihan pelatihan kerja (teori&praktek) uji sertifikasi,informasi

Lebih terperinci

BAB IV: KONSEP PERANCANGAN

BAB IV: KONSEP PERANCANGAN BAB IV: KONSEP PERANCANGAN 4.1. Konsep Dasar Perancangan 4.1.1. Konsep Desain Hotel Convention ini memiliki konsep yang berintegritas dengan candi prambanan yang iconik, serta dapat mengedukasikan bagi

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KAMPUS II PONDOK PESANTREN MODERN FUTUHIYYAH DI MRANGGEN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KAMPUS II PONDOK PESANTREN MODERN FUTUHIYYAH DI MRANGGEN BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KAMPUS II PONDOK PESANTREN MODERN FUTUHIYYAH DI MRANGGEN 5.1. Program Dasar perencanaan Program dasar perencanaan pada kampus II Pondok Pesantren Futuhiyyah terdiri

Lebih terperinci

BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GOR BASKET DI KAMPUS UNDIP TEMBALANG. sirkulasi/flow, sirkulasi dibuat berdasarkan tingkat kenyamanan sbb :

BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GOR BASKET DI KAMPUS UNDIP TEMBALANG. sirkulasi/flow, sirkulasi dibuat berdasarkan tingkat kenyamanan sbb : BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GOR BASKET DI KAMPUS UNDIP TEMBALANG 4.1. Program Ruang Besaran ruang dan kapasitas di dalam dan luar GOR Basket di kampus Undip Semarang diperoleh dari studi

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. dasar perencanaan Asrama Mahasiswa Binus University ini adalah. mempertahankan identitas Binus University sebagai kampus Teknologi.

BAB V KONSEP. dasar perencanaan Asrama Mahasiswa Binus University ini adalah. mempertahankan identitas Binus University sebagai kampus Teknologi. BAB V KONSEP V.1. KONSEP DASAR PERENCANAAN Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan pada awalnya, maka konsep dasar perencanaan Asrama Mahasiswa Binus University ini adalah. membuat suatu bangunan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB IV ANALISA PERENCANAAN BAB IV ANALISA PERENCANAAN IV.1. Analisa Tapak dan Lingkungan IV.1.1 Data Fisik Tapak PETA LOKASI / SITE Utara - 19 - Data fisik tapak / kondisi tapak saat ini tidak banyak berbeda dengan apa yang akan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan Untuk mendukung tema maka konsep dasar perancangan yang di gunakan pada Sekolah Tinggi Musik di Jakarta ini adalah perjalanan dari sebuah lagu, dimana

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN IV.1 KONSEP DASAR Konsep dasar dalam perancangan hotel ini adalah menghadirkan suasana alam ke dalam bangunan sehingga tercipta suasana alami dan nyaman, selain itu juga menciptakan

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1. Program Dasar Perencanaan 6.1.1. Program Ruang Tabel 6.1. Rekapitulasi Program Ruang JENIS RUANG JUMLAH (UNIT) LUAS TOTAL (m 2 ) INDOOR Ruang Kegiatan Hunian

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1. Program Dasar Perencanaan 5.1.1. Program Ruang Tabel 5. 1 Program Ruang No. Kelompok Kegiatan/Ruang Luas KELOMPOK RUANG KEGIATAN PRIVAT 1. Deluxe Room 811,2

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Program Perencanaan Didasari oleh beberapa permasalahan yang ada pada KOTA Kudus kususnya dibidang olahraga dan kebudayaan sekarang ini, maka dibutuhkan

Lebih terperinci

Sampit. Desain Shopping Arcade ini juga merespon akan natural setting, Dalam aktivitas urban, desain Shopping Arcade dapat menjadi

Sampit. Desain Shopping Arcade ini juga merespon akan natural setting, Dalam aktivitas urban, desain Shopping Arcade dapat menjadi ZDhoppinq Arcade Mahendrata - 015 12131 X BAB IV LAPORAN PERANCANGAN 4.1 Perkembangan desain 4.1.1 Kriteria Desain Shopping Arcade Desain Shopping Arcade yang dirancang di kota Sampit ini merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Pada bab sebelumnya telah dijelaskan tentang konsep perancangan yang

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Pada bab sebelumnya telah dijelaskan tentang konsep perancangan yang BAB VI HASIL PERANCANGAN Pada bab sebelumnya telah dijelaskan tentang konsep perancangan yang mengacu pada tema dasar yaitu Ekoturisme, dengan empat unsur yang diusung yaitu Sustainable, Pendidikan, Peningkatan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Arsitektur yang didasarkan dengan perilaku manusia merupakan salah satu bentuk arsitektur yang menggabungkan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB 5 PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB 5 PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO BAB 5 PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO 6.1.PROGRAM DASAR PERENCANAAN 6.1.1. Tapak Tapak yang digunakan adalah tapak existing Asrama Universitas Diponegoro, dengan

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL WISATA DI KALIURANG

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL WISATA DI KALIURANG BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL WISATA DI KALIURANG VI.1 Konsep Kegiatan VI.1.1 Pelaku kegiatan Dilihat dari jumlah pelaku kegiatan, pola kegiatan yang ada di Hotel Resort Kaliurang ini,

Lebih terperinci

BAB VI LANDASAN PROGAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR Program Perencanaan Arsitektur Aspek Fungsional

BAB VI LANDASAN PROGAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR Program Perencanaan Arsitektur Aspek Fungsional BAB VI LANDASAN PROGAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR 1.1. Program Perencanaan Arsitektur 1.1.1. Aspek Fungsional A. Kelompok Pelaku Pelaku yang ada di dalamhotel resort terdiri dari : 1. Tamu

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. a. Memberikan ruang terbuka hijau yang cukup besar untuk dijadikan area publik.

BAB V KONSEP. a. Memberikan ruang terbuka hijau yang cukup besar untuk dijadikan area publik. BAB V KONSEP 5.1 Konsep Tapak Setelah merangkum hasil dari analisa dan studi tema maka dijadikan acuan untuk mengeluarkan konsep tapak dengan pendekatan ruang publik dengan cara sebagai berikut: a. Memberikan

Lebih terperinci

BAB III : DATA DAN ANALISA

BAB III : DATA DAN ANALISA BAB III : DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik Gambar 29. Lokasi Tapak 1. Data Teknis Lokasi : Area Masjid UMB, JL. Meruya Selatan Luas lahan : 5.803 m 2 Koefisien Dasar Bangunan : 60 % x 5.803

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA. seperti pencapaian lokasi hingga lingkungan yang memadai.

BAB IV ANALISA. seperti pencapaian lokasi hingga lingkungan yang memadai. BAB IV ANALISA IV.1. ANALISA ASPEK LINGKUNGAN IV.1.1. Analisis Pemilihan Tapak Penentuan tapak dilakukan melalui perbandingan 2 tapak yang dipilih sebagai alternatif dalam memperoleh tapak dengan kriteria-kriteria

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. disesuaikan dengan tema bangunan yaitu sebuah fasilitas hunian yang

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. disesuaikan dengan tema bangunan yaitu sebuah fasilitas hunian yang BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan Dasar dari perancangan Rumah Susun dan Pasar di Jakarta Barat ini disesuaikan dengan tema bangunan yaitu sebuah fasilitas hunian yang

Lebih terperinci

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB III: DATA DAN ANALISA BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik 2.1.1. Data Fisik Lokasi Luas Lahan Kategori Proyek Pemilik RTH Sifat Proyek KLB KDB RTH Ketinggian Maks Fasilitas : Jl. Stasiun Lama No. 1 Kelurahan

Lebih terperinci

BAB V. KONSEP PERENCANAAN dan PERANCANGAN. Konsep perancangan makro meliputi perancangan skema organisasi ruang

BAB V. KONSEP PERENCANAAN dan PERANCANGAN. Konsep perancangan makro meliputi perancangan skema organisasi ruang BAB V KONSEP PERENCANAAN dan PERANCANGAN V. 1. Konsep Perancangan Makro Konsep perancangan makro meliputi perancangan skema organisasi ruang luar, konsep pencapaian dan sirkulasi pada tapak, perletakan

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. Redesain terminal Arjosari Malang ini memiliki batasan-batasan

BAB VI HASIL RANCANGAN. Redesain terminal Arjosari Malang ini memiliki batasan-batasan BAB VI HASIL RANCANGAN Redesain terminal Arjosari Malang ini memiliki batasan-batasan perancangan. Batasan-batasan perancangan tersebut seperti: sirkulasi kedaraan dan manusia, Ruang Terbuka Hijau (RTH),

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan Arsitektur Tropis merupakan salah satu bentuk arsitektur yang dapat memahami kondisi iklim tropis beserta permasalahannya.

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1 Program Dasar Perencanaan 6.1.1. Program Ruang Jenis ruang dan kebutuhan luasan ruang kelompok utama Pusat Informasi Budaya Baduy dapat dilihat pada tabel

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL BISNIS BINTANG 4

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL BISNIS BINTANG 4 BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL BISNIS BINTANG 4 5.1. PROGRAM DASAR PERENCANAAN 5.1.1. Program Ruang Tabel 5.1.Rekapitulasi Program Ruang Hotel Bisnis No Ruang Kapasitas Luas KELOMPOK KEGIATAN

Lebih terperinci

Zona lainnya menjadi zona nista-madya dan utama-madya.

Zona lainnya menjadi zona nista-madya dan utama-madya. 6.1 KONSEP ZONASI 5.1.1 Zonasi Bangunan zona. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Zonasi pada bangunan mengikuti prinsip sanga mandala dan dibagi menjadi 9 Gambar 5. 2 Pembagian 9 Zona Sanga Mandala

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Hasil perancangan dari kawasan wisata Pantai Dalegan di Kabupaten Gresik

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Hasil perancangan dari kawasan wisata Pantai Dalegan di Kabupaten Gresik BAB VI HASIL PERANCANGAN Hasil perancangan dari kawasan wisata Pantai Dalegan di Kabupaten Gresik mengaplikasikan konsep metafora gelombang yang dicapai dengan cara mengambil karakteristik dari gelombang

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. kendaraan dan manusia akan direncanakan seperti pada gambar dibawah ini.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. kendaraan dan manusia akan direncanakan seperti pada gambar dibawah ini. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Perancangan Tapak 5.1.1 Pintu Masuk Kendaraan dan Manusia Dari analisa yang telah dibahas pada bab sebelumnya pintu masuk kendaraan dan manusia akan

Lebih terperinci

& ><&$& JNWMa Dl KAWASAN W,SATA &m & & &

& ><&$& JNWMa Dl KAWASAN W,SATA &m & & & BAB VI KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1. Konsep Dasar Untuk menentukan konsep dasar dari perencanaan dan perancangan resort hotel yang memenuhi aspek yang telah digariskan maka perlu adanya

Lebih terperinci

BAB VI Konsep Perencanaan Dan Program Dasar Perancangan

BAB VI Konsep Perencanaan Dan Program Dasar Perancangan BAB VI Konsep Perencanaan Dan Program Dasar Perancangan 6.1 Konsep Dasar Perencanaan 6.1.1 Program Ruang No. Jenis Ruang Luas (M 2 ) KELOMPOK RUANG KEGIATAN UMUM 1. Lobby 104,00 2. Sky Lounge 70,20 3.

Lebih terperinci

Kondisi eksisting bangunan lama Pasar Tanjung, sudah banyak mengalami. kerusakan. Tatanan ruang pada pasar juga kurang tertata rapi dan tidak teratur

Kondisi eksisting bangunan lama Pasar Tanjung, sudah banyak mengalami. kerusakan. Tatanan ruang pada pasar juga kurang tertata rapi dan tidak teratur BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1. Hasil Rancangan Tapak Kondisi eksisting bangunan lama Pasar Tanjung, sudah banyak mengalami kerusakan. Tatanan ruang pada pasar juga kurang tertata rapi dan tidak teratur

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Makro 5.1.1 Site terpilih Gambar 5.1 Site terpilih Sumber : analisis penulis Site terpilih sangat strategis dengan lingkungan kampus/ perguruan tinggi

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1 Konsep Tapak dan Ruang Luar BAB V KONSEP PERANCANGAN mengaplikasikan konsep rumah panggung pada bangunan pengembangan, agar bagian bawah bangunan dapat dimanfaatkan untuk aktifitas mahasiswa, selain

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1. Program Dasar Perencanaan 5.1.1. Tapak Terpilih Berdasarkan komposisi nilai masing masing alternatif tapak, maka tapak terpilih adalah tapak 3. Gambar 5.1

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan DKI Jakarta yang terkenal dengan kota yang tidak pernah berhenti beraktifitas menyebabkan meningkatnya tingkat stress penduduknya. Oleh karena itu, dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep perancangan yang digunakan dalam perancangan kembali pasar

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep perancangan yang digunakan dalam perancangan kembali pasar BAB V KONSEP PERANCANGAN Konsep perancangan yang digunakan dalam perancangan kembali pasar tradisional di Kabupaten Jember menggunakan konsep extending tradisional. Pada bab-bab sebelumnya telah dijelaskan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. tema perancangan dan karakteristik tapak, serta tidak lepas dari nilai-nilai

BAB V KONSEP PERANCANGAN. tema perancangan dan karakteristik tapak, serta tidak lepas dari nilai-nilai BAB V KONSEP PERANCANGAN Konsep perancangan ini pada dasarnya diperoleh dari hasil analisis pada bab analisis perancangan yang kemudian disimpulkan (sintesis). Sintesis di dapat berdasarkan pendekatan

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Konsep tersebut berawal dari tema utama yaitu Analogy pergerakan air laut, dimana tema

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Konsep tersebut berawal dari tema utama yaitu Analogy pergerakan air laut, dimana tema BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1 Hasil Rancangan Kawasan Perancangan Pengembangan Kawasan Wisata Pantai Boom Di Kabupaten Tuban ini memakai konsep Sequence (pergerakan dari satu tempat ketempat lain sepanjang

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL

DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR ISI DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL i iv v BAB I PENDAHULUAN 1 1.1 Latar Belakang 1 1.2 Tujuan dan Sasaran 3 1.2.1 Tujuan 3 1.2.2 Sasaran 3 1.3 Manfaat 3 1.3.1 Subjektif 3 1.3.2 Objektif 3

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Dasar Perancangan Perancangan kembali kawasan wisata pantai Camplong, Sampang menggunakan racangan arsitektur yang bertema rekontekstualisasi arsitektur nusantara dengan penerapan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Perancangan Konsep dari akuarium terumbu karang ini didasari dari karakteristik laut. Dalam perancangan akuarium terumbu karang ini diharapkan mampu menyampaikan kekayaan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Arsitektur yang didasarkan dengan perilaku manusia merupakan salah satu bentuk arsitektur yang menggabungkan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM PERENCANAAN & PERANCANGAN KOLAM RENANG INDOOR UNDIP

BAB V PROGRAM PERENCANAAN & PERANCANGAN KOLAM RENANG INDOOR UNDIP BAB V PROGRAM PERENCANAAN & PERANCANGAN KOLAM RENANG INDOOR UNDIP 5.1 Dasar Pendekatan Kolam Renang Universitas Diponegoro merupakan kolam renang tipe C. Program perencanaannya berdasarkan pada tinjauan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Adapun pengelompokkan jenis kegiatan berdasarkan sifat, yang ada di dalam asrama

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Adapun pengelompokkan jenis kegiatan berdasarkan sifat, yang ada di dalam asrama BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Perancangan Kegiatan Adapun pengelompokkan jenis kegiatan berdasarkan sifat, yang ada di dalam asrama mahasiswa Universitas Bina Nusantara, adalah sebagai

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PROGRAM DASAR PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PROGRAM DASAR PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PROGRAM DASAR PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Perencanaan Dari uraian pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam tapak akan ditambahkan fungsinya sebagai sarana

Lebih terperinci

Tabel 6.1. Program Kelompok Ruang ibadah

Tabel 6.1. Program Kelompok Ruang ibadah BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Konsep program perencanaan dan perancangan merupakan hasil dari pendekatan perencanaan dan perancangan. Hasil ini berupa segala sesuatu mengenai kebutuhan dan

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TEMPAT ISTIRAHAT KM 166 DI JALAN TOL CIKOPO-PALIMANAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TEMPAT ISTIRAHAT KM 166 DI JALAN TOL CIKOPO-PALIMANAN BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TEMPAT ISTIRAHAT KM 166 DI JALAN TOL CIKOPO-PALIMANAN 5.1 Program Dasar Perencanaan Program dasar perencanaan Tempat Istirahat KM 166 di Jalan Tol Cipoko-Palimanan

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERANCANGAN BAB VI KONSEP PERANCANGAN 6.1 Konsep Utama Perancanaan Youth Center Kota Yogyakarta ini ditujukan untuk merancang sebuah fasilitas pendidikan non formal untuk menghasilkan konsep tata ruang dalam dan luar

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Penerapan Tema dasar Arsitektur Islam yang berwawasan lingkungan pada

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Penerapan Tema dasar Arsitektur Islam yang berwawasan lingkungan pada 190 BAB VI HASIL PERANCANGAN Penerapan Tema dasar Arsitektur Islam yang berwawasan lingkungan pada bangunan, terbagi menjadi tiga wujud nilai yaitu Hablumminal alam, Hablumminannas, dan Hablumminallah,

Lebih terperinci