BAB III PENGEMBANGAN POTENSI WISATA BELANJA DI TAMAN PANCASILA DAN ALUN - ALUN KARANGANYAR. A. Potensi Dan Daya Tarik Wisata Belanja

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III PENGEMBANGAN POTENSI WISATA BELANJA DI TAMAN PANCASILA DAN ALUN - ALUN KARANGANYAR. A. Potensi Dan Daya Tarik Wisata Belanja"

Transkripsi

1 BAB III PENGEMBANGAN POTENSI WISATA BELANJA DI TAMAN PANCASILA DAN ALUN - ALUN KARANGANYAR A. Potensi Dan Daya Tarik Wisata Belanja Dalam melakukan penelitian ini, untuk mengetahui potensi yang ada di Taman Pancasila dan Alun-alun menggunakan suatu metode pengembangan objek wisata dengan pendekatan analisis 4A (Atraksi, Aksesibilitas, Amenitas, Aktifitas) + 1P (Pengelola) yang juga merupakan komponen-komponen pendukung wisata belanja. Hal tersebut dilakukan agar dalam merumuskan kajian permasalahan dapat diketahui secara pasti dan lengkap. Adapun hasil dari analisa selama berada pengamatan adalah sebagai berikut: 1. Atraksi Atraksi wisata merupakan faktor pendukung yang sangat berpengaruh dalam menganalisis suatu objek wisata agar wisatawan tertarik untuk mengunjungi objek tersebut. Daya tarik wisata Taman Pancasila dan Alun-alun Karangayar termasuk dalam atraksi buatan, yaitu pasar tradisional pada sore sampai dengan malam hariyang menyediakan berbagai produk yang dibutuhkan dengan harga jual yang terjangkau, seperti perabotan rumah tangga, pakaian, aksesoris, tanaman hias, kerajinan serta menjajakan kuliner di sepanjang jalur lambat di jalan Lawu Selain itu biasanya pada hari-hari raya atau hari-hari tertentu terdapat event-event yang diselenggarakan pada malam hari. Event-event tersebut di antaranya ialah: 33

2 34 a. Event promosi Panggung Honda, road race, event pameran, event sosial peduli Kelud dan lain-lain dengan pertunjukan hiburan musik atau pertunjukan seni tradisional khas b. Terdapat kegiatan sosial pasar murah yang diadakan pada saat menjelang lebaran dan setiap terdapat kegiatan pramuka. Event ini diharapkan mampu menarik wisatawan yang datang berkunjung. c. Event Pertunjukan Seni seperti: musik, wayang kulit, dll.(wawancara dengan Junadi Santoso, 15 Juni 2015) 2. Aksesibilitas Aktifitas kepariwisataan banyak tergantung pada transportasi dan komunikasi karena faktor jarak dan waktu yang sangat mempengaruhi keinginan seseorang untuk melakukan perjalanan wisata. Unsur yang terpenting dalam aksesibilitas adalah transportasi, yaitu frekuensi penggunaannya dan kecepatan yang dimilikinya dapat mengakibatkan jarak seolah-olah menjadi dekat. Lokasi Taman Pancasila dan Alun-alun Karanganyar cukup strategis dalam pencapaiannya, yaitu terletak di sepanjang jalur lambat di jalan Lawu. Lokasi di Taman Pancasila berada di Depan Kantor Dinas Bupati Kabupaten Kondisi jalan menuju kedua lokasi ini sudah cukup bagus, dari arah kota Solo melalui Jalan Ir. Sutami depan Universitas Sebelas Maret, kemudian melewati Jalan Raya Palur yang semakin mudah aksesnya karena sudah ada Fly Over. Dilanjutkan melewati Jalan Solo - Tawangmangu sampai di Jalan Lawu menuju Taman Pancasila dan Alun-alun Karanganyar sudah beraspal dan untuk kendaraan besar seperti bus pariwisata dapat diparkirkan di tempat atau area yang sudah disiapkan.

3 35 Terdapat berbagai macam transportasi yang sangat mudah dan terjangkau, lokasinya yang sangat strategis karena berada di pusat Kota Wisatawan tidak akan kesulitan untuk menuju pasar ini, karena selain kendaraan pribadi wisatawan juga dapat menggunakan sarana transportasi umum seperti bus, angkutan dan taksi. Untuk bus dapat menggunakan Rukun Sayur, Langsung Jaya, dan Gaya Putra, hanya dengan ongkos sekitar Rp.4.000,00 per orang dapat mencapai lokasi Taman Pancasila dan Alun-alun Sedangkan untuk angkutan umum yang digunakan yaitu jalur 1A dan 1B dengan ongkos sekitar Rp 3.000,00. - Rp 3.500,00 per orang (Hasil observasi, Rabu 17 Juni 2015) 3. Amenitas Fasilitas wisata merupakan hal-hal penunjang terciptanya kenyamanan wisatawan untuk dapat mengunjungi suatu daerah tujuan wisata. Adapun saranasarana penting yang terdapat di Taman Pancasila dan Alun-alun Karangayar berkaitan dengan perkembangan pariwisata adalah sebagai berikut: a. Akomodasi Gambar 15. Hotel Taman Sari di Karanganyar Sumber : Dokumen Pribadi, 17 Juni 2015

4 36 Taman Pancasila dan Alun-alun Karanganyar yang terletak di jalan utama Karanganyar memiliki lokasi penginapan yang cukup strategis mulai dari hotel kelas melati hingga hotel berbintang. Bagi wisatawan yang ingin menginap dapat memilih penginapan dengan kelas dan harga sesuai keinginan. Akomodasi yang terdapat di Taman Pancasila dan sekitar Alun-alun Karanganyar, yaitu Hotel Taman Sari yang terletak di jalan Lawu, Papahan b. Rumah Makan Gambar 16. Soto Karang Sumber: Dokumen Pribadi. 17 Juni 2015 Terdapat banyak penjual makanan dan minuman yang menjajakan jajanan di Taman Pancasila dan Alun-alun, seperti bakso bakar, snack, dan aneka hidangan makanan siap saji juga tersedia. Selain itu, di luar Taman Pancasila dan Alun-alun Karanganyar juga terdapat rumah makan atau warung yang menyediakan menu yang cukup terkenal di Karanganyar yaitu Soto Karang, terletak di sebelah utara Alun-alun Soto Karang merupakan kuliner khas Di sini tidak hanya menjual soto tapi juga menu lain seperti ayam bakar, ayam goreng, bebek goreng dan lain-lain. Soto Karang biasa

5 37 dihargai Rp 7.500,00 per porsi dan Soto Karang spesial seharga Rp ,00 per porsi. Wisatawan dapat memilih sendiri berbagai makanan sesuai dengan keinginan dan seleranya masing-masing. Terdapat sajian unik yang menjadi kuliner ekstrim khas Karanganyar, yaitu sate landak. Menu ini menjadi sasaran para pelancong saat berkunjung ke Rasa daging landak ini tidak kalah empuk dengan daging kambing atau daging ayam, bahkan daging landak tidak berlemak sama sekali. Sate landak disiram dengan bumbu kacang, kecap serta taburan lada bubuk, sebagai pelengkap sate landak terdapat irisan kol, timun, tomat, bawang merah dan cabai rawit. Sate landak dijual dengan harga Rp ,00 per 10 tusuk. c. Bakso Alex Gambar 17. Bakso Pak Alex Karanganyar Sumber : Dokumen Pribadi, 18 Juni 2015 Jika wisatawan ingin menikmati hidangan bakso, wisatawan dapat mampir di Bakso Pak Alex, yang letaknya dekat dengan Taman Pancasila. Harga satu porsi bakso Rp ,00 buka dari jam

6 38 d. Toilet Umum Gambar 18. Toilet Umum Sumber: Dokumen Pribadi, Minggu 24 Juli 2016 Sarana pendukung seperti toilet dan tempat ibadah merupakan fasilitas penunjang yang penting bagi wisatawan yang berkunjung di suatu objek wisata. Di Alun-alun Karanganyar para pengunjung dapat menemukan toilet umum yang berada di kawasan Taman Gajah. e. Tempat Ibadah Gambar 19. Masjid Agung Kabupaten Karanganyar Sumber : Dokumen Pribadi, Minggu 24 Juli 2016 Di area Alun-alun Karanganyar terdapat Masjid Agung Kabupaten Karanganyar yang berada di sebelah barat Alun-alun Di area Taman Pancasila Karanganyar terdapat Masjid Miftahkul Jannah yang berada di sebelah selatan Taman Pancasila.

7 39 f. Fasilitas parkir Gambar 20. Area Parkir Alun-alun Karanganyar Sumber : Dokumen Pribadi, Minggu 24 Juli 2016 Fasilitas Parkir tersedia di beberapatitik di sekitar Alun-alun Karanganyar yaitu di halaman GOR mini Nyi Ageng Karang, Alunalun Karanganyar, di komplek Perkantoran depan Kantor Pemilihan Umum, di sekitar Pemkab Karanganyar, dan di depan kantor Kelurahan Cangakan. Fasilitas Parkir tersedia di sekitar Taman Pancasila adalah disekitar taman tersebut. 4. Aktivitas Dengan analisis pendekatan 4A+ 1P, aktifitas atau kegiatan wisata dapat dilakukan oleh wisatawan maupun penduduk setempat. Adapun berbagai kegiatan yang dapat dilakukan oleh wisatawan maupun penduduk atau penjual setempat antara lain : a. Wisatawan Wisatawan yang berkunjung ke Taman Pancasila dan Alun-alun Karanganyar kebanyakan berasal dari Kabupaten Aktifitas yang dapat dilakukan oleh wisatawan di objek wisata Taman

8 40 Pancasila dan Alun-alun Karanganyar yaitu berbelanja barang-barang kebutuhan pokok, kebutuhan rumah tangga, pakaian, aksesoris, dan kerajinan serta menikmati beragam kuliner yang dijajakan di Taman Pancasila dan Alun-alun (Wawancara dengan Topik, 16 Juni 2015). Penduduk setempat merupakan faktor penting dalam pelaksanaan program industri pariwisata karena penduduk memiliki peranan utama dalam melayani dan memperlakukan wisatawan selama berada di Taman Panacasila dan Alun-alun Aktifitas yang dilakukan oleh penduduk sekitar Taman Pancasila dan Alun-alun Karanganyar yaitu berwirausaha dengan berjualan barang kebutuhan pokok sehari-hari, pakaian, masakan, minuman, jajanan dan membuka rumah makan atau warung makan bagi para wisatawan yang datang berkunjung. (Wawancara dengan Ibnu, 17 Juni 2015) Kendala dan tantangan yang dihadapi oleh pengelola paguyuban pedagang Taman Pancasila dan Alun-alun Karanganyar dalam mengembangkan sebagai daya tarik wisata belanja di Karanganyar yaitu sebagai berikut: 1) Masih terbatasnya perhatian dan kapasitas SDM lokal dalam menangkap peluang sektor pariwisata. Masyarakat Karanganyar masih belum sadar atas keberadaan peluang pasar yang ada, mereka kebanyakan hanya menonjolkan produk lokal seperti hasil panen dan perabot rumah tangga. Untuk produk fashion seperti pakaian didominasi oleh masyarakat Kota Solo.

9 41 Pemerintah harus lebih gencar dalam meningkatkan industri perdagangan pariwisata di Kabupaten 2) Adanya pedagang liar yang banyak berjualan di sekitar Taman Pancasila dan Alun-alun Karanganyar atau Taman Gajah sehingga membuat kawasan Taman Pancasila dan Alun-alun Karanganyar menjadi semrawut dan kumuh. Pengurus paguyuban Taman Pancasila dan Alun-alun Karanganyar bekerja sama dengan pemerintah Kabupaten Karanganyar merencanakan penataan pedagang kaki lima agar kawasan Alun-alun Karanganyar terlihat bersih dan rapi. 3) Pengelolaan Taman Pancasila dan Alun-alun Karanganyar yang kurang memadai dan masih terbatasnya upaya-upaya pengelolaan yang ada. Strategi yang harus dilakukan, yaitu meningkatkan fungsi koordinasi antara pengurus dan anggota Paguyuban Taman Pancasila dan Alun-alun Karanganyar serta menjalin kerjasama dalam pengelolaan Taman Pancasila dan Alun-alun Karanganyar guna memanfaatkan peluang yang ada. 4) Terdapat objek dan daya tarik wisata lain yang lebih menarik perhatian wisatawan daripada Taman Pancasila dan Alun-alun Karanganyar, misalnya Taman Pancasila, Alun-alun Karanganyar, Pasar Wisata Tawangmangu, Colomadu, dan lain-lain. Hal tersebut mengakibatkan persaingan dalam perdagangan industri pariwisata. Oleh sebab itu, pemerintah dapat berupaya mengoptimalkan pengembangan potensi Taman Pancasila dan

10 42 Alun-alun Karanganyar dengan cara meningkatkan promosi melalui media cetak yaitu koran Solopos dan media elektronik yaitu melalui TATV sehingga wisatawan tertarik untuk berkunjung ke Taman Pancasila dan Alun-alun (Wawancara dengan Junadi Santoso, 18 Juni 2015). Strategi Pengembangan Wisata Belanja Taman Pancansila dan Alun-alun Karanganyar Berdasarkan Kebijakan Pemerintah Kabupaten a. Upaya pihak pemerintah Kantor Dinas Bupati Kabupaten Karanganyar beserta Kantor DISPERINDAGKOP & UMKM TA 2014 dan paguyuban Wisata Belanja Taman Pancasila dan Alun-alun Karanganyar dalam mengembangkan objek dan daya tarik wisata belanja Taman Pancasila dan Alun-alun Karanganyar melalui program tendanisasi disetujui oleh para anggota paguyuban. Lahan dan tenda disediakan oleh Kantor DISPERINDAGKOP & UMKM TA 2014, tenda tersebut diberikan oleh Bupati Karanganyar tanpa dikenakan biaya sama sekali. Akan tetapi Beliau meminta para pedagang yang berada di Taman Pancasila dan Alun-alun Karanganyar untuk mennjaga dan merawat tenda-tenda tersebut dengan sebaik-baiknya. (Wawancara dengan Junadi Santoso, 24 Februari 2014) b. Taman Pancasila dan Alun-alun Karanganyar harus memiliki ciri khas dan keunikan tersendiri untuk dapat membedakan dengan pasar lainnya. Produk yang dihasilkan selain home industry juga dapat ditambah dengan hasil kerajinan tradisional dan kuliner khas Karanganyar seperti sate kelinci, karang gesing, ketan serundeng,

11 43 jadah, wajik, dan sebagainya sehingga pengunjung lebih tertarik untuk menghabiskan waktu di Taman Pancasila dan Alun-alun Karanganyar menikmati jajanan khas c. Selain potensi kulinernya, Taman Pancasila dan Alun-alun Karanganyar sebaiknya juga memamerkan kerajinan tangan yang khas, seperti ukir batok, batik giri layu, dan kerajinan dari kertas koran. Upaya pengembangan tersebut dapat mempromosikan Karanganyar dari segala aspek agar kerajinan tradisional khas Karanganyar semakin dikenal oleh masyarakat. d. Selain pertunjukan musik, Taman Pancasila dan Alun-alun Karanganyar sebaiknya menampilkan pertunjukan yang berbeda dengan menambah atraksi budaya seperti kesenian lesung dan gamelan. Kesenian tradisional lesung merupakan salah satu kesenian unggulan yang ada di Kabupaten Karanganyar karena termasuk kesenian yang unik dan khas. Diharapkan denga adanya kesenian tradisional tersebut dapat mengangkat nilai kebudayaan Kabupaten e. Menyediakan sarana transportasi wisata khusus yaitu transportasi tradisional seperti becak dan andong yang khusus disediakan untuk mengantarkan pengunjung dan wisatawan menuju Taman Pancasila dan Alun- alun. f. Melengkapi fasilitas pendukung yaitu pusat komunikasi dan informasi di Taman Pancasila dan Alun-alun, bila terjadi kehilangan

12 44 seorang pengunjung maupun barang dapat diinformasikan sehingga pengunjung tidak bingung untuk mencari. g. Para pedagang sebaiknya memakai seragam yang telah disediakan oleh paguyuban Taman Pancasila dan Alun- alun pada event-event tertentu agar terlihat lebih kompak dan menarik. (Hasil Observasi, Rabu, 18 Juni 2015) 5. Pengelola Taman Pancasila Karanganyar di kelola oleh Paguyuban Taman Pancasila Karanganyar dengan ketua Paguyuban Bapak Fajar Susilo dan dibagi menjadi struktur organisasi baik dari Bendahara, Sekretaris, Ketua Korlap dan Keamanan Satgas. Paguyuban ini berperan sebagai lembaga perhimpunan para pedagang yang didalamnya berfungsi sebagai wadah untuk mewakili aspirasi para pedagang. (Hasil observasi dan wawancara dengan Fajar Susilo, 19 Juni 2015) Terdapat berbagai macam transportasi yang sangat mudah dan terjangkau, lokasinya yang sangat strategis karena berada di pusat Kota Wisatawan tidak akan kesulitan untuk menuju pasar ini, karena selain kendaraan pribadi wisatawan juga dapat menggunakan sarana transportasi umum seperti bus, angkutan, dan taksi.untuk bus dapat menggunakan Rukun Sayur, Langsung Jaya, dan Gaya Putra, hanya dengan ongkos Rp 3.000,00 dapat mencapai lokasi Taman Pancasila Sedangkan untuk angkutan umum yang digunakan yaitu jalur 1A dan 1B dengan ongkos Rp 2.000,00. (Observasi, Jumat 19 Juni 2015.)

13 45 B. Kendala Pengembangan Wisata Belanja Taman Pancasila dan Alun-alun Karanganyar 1. Kendala Dalam mengembangkan Taman Pancasila dan Alun- alun pemerintah Kabupaten Karanganyar juga mengalami banyak kendala yang dihadapi antara lain : a. Promosi Dalam hal promosi Taman Pancasila dan Alun-alun Karanganyar kurang begitu gencar. Promosi baru sekedar kabar dari mulut ke mulut. Promosi yang dilakukan untuk lebih memperkenalkan Taman Pancasila belum begitu maksimal lokasi pasar. b. Keamanan Taman Pancasila dan Alun-alun Karanganyar merupakan objek wisata belanja yang buka setiap hari. Taman Pancasila dan Alun-alun membutuhkan keamanan yang ketat untuk meminimalisir tindak kriminalitas. Namun dari pengamatan yang diamati keamanan di tempat ini kurang memadai, terlihat dari kurangnya pos penjagaan di Taman Pancasila dan Alun-alun c. Minimnya fasilitas yang tersedia Fasilitas yang tersedia di Taman Pancasila dan Alun-alun Karanganyar ini terlihat kurang memadai, Seperti penataan lahan parkir yang kurang teratur.

14 46 2. Solusi dalam mengatasi kendala di Taman Pancasila dan Alun- alun Karanganyar a. Promosi Taman Pancasila dan Alun-alun Karanganyar seharusnya lebih ditingkatkan dengan membuat leaflet serta website agar lebih menarik wisatawan yang akan berkunjung ke Taman Pancasila dan Alun- alun b. Paguyuban Taman Pancasila dan Alun-alun Karanganyar seharusnya membuat peraturan tentang parkir, karena saat ini penataan parkir di Taman Pancasila dan Alun-alun Karanganyar kurang begitu tertata dengan rapi. c. Taman Pancasila dan Alun-alun Karanganyar harus dapat menciptakan produk-produk baru yang berkualitas tinggi dan mempunyai keunikan tersendiri supaya pengunjung lebih tertarik dan lebih memberi penawaran harga yang sepantasnya kepada konsumen lebih tertarik untuk membeli produk-produk di Taman Pancasila dan Alun- alun C. Strategi Pengembangan Taman Pancasila dan Alun- alun Karanganyar Strategi pengembangan yang dilakukan untuk mengembangkan Taman Pancasila dan Alun- alun Peran Paguyuban atau pengelola selama ini direncanakan tetapi belum ditindak lanjuti dari pihak pengelola Paguyuban Taman Pancasila dan Alun-alun Karanganyar adalah:

15 47 1. Peran Pemerintah Peran pemeintah sangat pentimg dalam pengembangan wisata belanja di kedua tempat tersebut. Pemeritah harus menyediakan fasilitas yang memadai seperti penyediaan area parkir, tenda, tempat sampah, toilet, maupun mushola. Tempat parkir harus ditata sedemikian rupa supaya tidak menganggu para wisatawan yang akan berkunjung ke Taman Pancasila Pemerintah juga harus ambil bagian dalam mempromosikan tenpat-tempat wisata yang ada termasuk kedua wisata belanja tersebut. Promosi harus semakin gencar dilaksanakan supaya bisa lebih dikenal oleh masyarakat luas. 2. Peran swasta Swasta, dalam hal ini para pelaku usaha pariwisata harus didorong untuk ikut berperan dalam mempromosikan tempat-tempat wisata khususnya kedua tempat tersebut baik dengan mengadakan event-event pertunjukan seni, musik, dan lain-lain. 3. Peran Paguyuban atau Pengelola a. Mengembangkan wisata kuliner yang menjadi ciri khas di Taman Pancasila dan Alun-alun Karanganyar yang enak dan murah menjadi favorit wisatawan yang berkunjung ke Taman Pancasila dan Alunalun b. Berusaha ramah dengan pengunjung dan kenyamanan perlu juga dijaga supaya pengunjung merasa senang belanja di Taman Pancasila dan Alun- alun c. Menambah barang-barang dagangan seperti asesoris khas Kabupaten

16 48 d. Membuat leaflet serta website khusus tentang Taman Pancasila Isi dari leaflet dan brosur tersebut bisa berupa tentang isi serta aneka barang yang dijual di Taman Pancasila dan Alun-alun e. Para penjul lebih kompaknya bisa memakai seragam yang telah disediakan dari Paguyuban Taman Pancasila dan Alun- alun f. Kebersihan juga harus dijaga supaya penjual dan para wisatawan merasa nyaman jika berkunjung di Taman Pancasila dan Alun- alun Karanganyar ini bersih dan terawat. g. Menambah makanan yang modern seperti pizza, takoyaki, zupa soup supaya wisatawan tidak merasa bosan jika banyak pilihan makanan. h. Lebih meningkatkan promosi dan bekerjasama dengan Dinas Pariwisata Kabupaten Karanganyar supaya menjadi wisata unggulan di Kabupaten i. Penambahan pusat informasi di Taman Pancasila dan Alun-alun Karanganyar sehingga lebih memudahkan wisatawan untuk mencari infromasi tentang daftar barang yang dijual di Taman Pancasila j. Mengadakan kerjasama baik melalui dinas terkait maupun dengan investor dan event organizer untuk mengadakan atraksi event-event wisata di Taman Pancasila dan Alun-alun k. Penambahan fasilitas toilet untuk kenyamanan pengunjung di Taman Pancasila. ( 8 Januari 2016)

BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan analisa komponen pengembangan wisata belanja, maka dapat diambil kesimpulan bahwa ada potensi dan kemungkinan pengembangan wisata belanja Kabupaten Karanganyar

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM POTENSI DAN PENGEMBANGAN WISATA BELANJA DI TAMAN PANCASILA DAN ALUN-ALUN KARANGANYAR

BAB II GAMBARAN UMUM POTENSI DAN PENGEMBANGAN WISATA BELANJA DI TAMAN PANCASILA DAN ALUN-ALUN KARANGANYAR BAB II GAMBARAN UMUM POTENSI DAN PENGEMBANGAN WISATA BELANJA DI TAMAN PANCASILA DAN ALUN-ALUN KARANGANYAR A. Keadaan Geografis dan Potensi Pariwisata Kabupaten Karanganyar 1. Letak dan Kondisi Geografis

Lebih terperinci

BAB III POTENSI OBYEK WISATA BATU SERIBU. A. Lokasi Obyek Wisata Batu Seribu. Kota Sukoharjo. Secara geografis sebagian besar merupakan wilayah

BAB III POTENSI OBYEK WISATA BATU SERIBU. A. Lokasi Obyek Wisata Batu Seribu. Kota Sukoharjo. Secara geografis sebagian besar merupakan wilayah BAB III POTENSI OBYEK WISATA BATU SERIBU A. Lokasi Obyek Wisata Batu Seribu Obyek Wisata Batu Seribu terletak di Desa Gentan Kecamatan Bulu Kabupaten Sukoharjo. Letaknya sekitar 20 KM sebelah selatan Kota

Lebih terperinci

BAB V ARAHAN PENGEMBANGAN WISATA KAMPUNG NELAYAN KELURAHAN PASAR BENGKULU

BAB V ARAHAN PENGEMBANGAN WISATA KAMPUNG NELAYAN KELURAHAN PASAR BENGKULU BAB V ARAHAN PENGEMBANGAN WISATA KAMPUNG NELAYAN KELURAHAN PASAR BENGKULU Berdasarkan analisis serta pembahasan sebelumnya, pada dasarnya kawasan studi ini sangat potensial untuk di kembangkan dan masih

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 50 responden yang mengunjungi Objek Wisata Candi Kalasan DIY. Serta masukan

BAB V PENUTUP. 50 responden yang mengunjungi Objek Wisata Candi Kalasan DIY. Serta masukan BAB V PENUTUP Pada bab ini peneliti akan melakukan review dan menyimpulkan semua hal terkait dengan hasil jawaban dari 50 responden yang diteliti terkait penilaian responden terhadap atribut pengelolaan

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 6.1 KESIMPULAN Sentra Batik Tulis Giriloyo, Sentra Industri Kerajinan Gerabah Kasongan dan Kulit Manding merupakan beberapa kawasan industri kreatif yang berpotensi dikembangkan

Lebih terperinci

IV.C.5. Urusan Pilihan Kepariwisataan

IV.C.5. Urusan Pilihan Kepariwisataan 5. URUSAN KEPARIWISATAAN Pariwisata merupakan salah satu sektor kegiatan ekonomi yang cukup penting dan mempunyai andil yang besar dalam memacu pembangunan. Perkembangan sektor pariwisata akan membawa

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR LINGKUNGAN BISNIS

TUGAS AKHIR LINGKUNGAN BISNIS TUGAS AKHIR LINGKUNGAN BISNIS Bisnis Makanan Tradisional Semakin Diburu Pasar Zakki Mubaraq 10.11.3992 SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK 2010/2011 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA ABSTRAK Seiring dengan perkembangan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan pangan, yaitu makanan dan minuman merupakan kebutuhan dasar bagi manusia untuk mempertahankan hidupnya selain kebutuhan sandang dan papan. Hal ini berarti merupakan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pariwisata merupakan industri perdagangan jasa yang memiliki mekanisme pengaturan yang kompleks karena mencakup pengaturan pergerakan wisatawan dari negara asalnya, di

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Jenis Wisatawan Domestik Asing Jumlah Domestik Asing Jumlah Domestik Asing

I. PENDAHULUAN. Jenis Wisatawan Domestik Asing Jumlah Domestik Asing Jumlah Domestik Asing I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia memiliki keanekaragaman budaya yang berpotensi untuk dijadikan objek pariwisata. Perkembangan industri pariwisata Indonesia terus meningkat dalam beberapa tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran. Sektor ini memegang peranan yang

BAB I PENDAHULUAN. adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran. Sektor ini memegang peranan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perekonomian di Indonesia dipengaruhi oleh berbagai sektor. Sektorsektor ekonomi di Indonesia terbagi atas sembilan sektor, salah satu diantaranya adalah sektor perdagangan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Hampir di setiap daerah di Indonesia memiliki pasar baik pasar tradisional maupun pasar modern. Berbagai jenis pasar di Indonesia diantaranya pasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris, memiliki banyak keunggulan-keunggulan UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris, memiliki banyak keunggulan-keunggulan UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara agraris, memiliki banyak keunggulan-keunggulan yang dapat menjadi suatu aset dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi. Selain sektor pertanian,

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan yang terpenting setelah udara dan air, serta merupakan salah satu kebutuhan primer manusia yang harus segera terpenuhi untuk mempertahankan kelangsungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang murah untuk mencari oleh oleh dan menjadi tujuan utama bagi pengunjung

BAB I PENDAHULUAN. yang murah untuk mencari oleh oleh dan menjadi tujuan utama bagi pengunjung BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu kota besar yang memiliki banyak potensi untuk dikembangkan adalah kota Yogyakarta. Dengan jumlah penduduk yang cukup padat dan banyaknya aset wisata yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul Agar dapat memberikan kejelasan mengenai maksud dari judul yang diangkat, maka tiap-tiap kata dari judul tersebut perlu dijabarkan pengertiannya, yaitu sebagai berikut

Lebih terperinci

mempertahankan fungsi dan mutu lingkungan.

mempertahankan fungsi dan mutu lingkungan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepariwisataan saat ini sangat ramai dibicarakan karena berkembangnya sektor pariwisata maka pengaruh terhadap sektor lainnya sangat besar, oleh karena itu permintaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pengadaan Proyek BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek Indonesia memiliki sumber daya pariwisata yang tidak kalah menariknya bila dibandingkan dengan negara lain di kawasan Asean. Namun demikian kepemilikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemenuhan kebutuhan primer masyarakat seperti kebutuhan akan sandang, pangan dan papan merupakan kebutuhan yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemenuhan kebutuhan primer masyarakat seperti kebutuhan akan sandang, pangan dan papan merupakan kebutuhan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemenuhan kebutuhan primer masyarakat seperti kebutuhan akan sandang, pangan dan papan merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi untuk kelangsungan hidup masyarakat.

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS SATE AYAM AMBAL. Akhmad Nur Prasetya Ginanjar S1 TI 2A /

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS SATE AYAM AMBAL. Akhmad Nur Prasetya Ginanjar S1 TI 2A / KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS SATE AYAM AMBAL Akhmad Nur Prasetya Ginanjar S1 TI 2A / 10.11.3596 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA Jl. Ring Road Utara Condong Catur Yogyakarta 2011 A. ABSTRAK Peluang usaha makanan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lapangan usaha perdagangan, hotel dan restoran (rumah makan) merupakan lapangan usaha yang sangat berperan terhadap perekonomian Indonesia. Menurut Badan Pusat Statistik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tradisional yang masih kental. Tidak mengherankan bahwa Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. tradisional yang masih kental. Tidak mengherankan bahwa Yogyakarta BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kota Yogyakarta merupakan kota budaya yang dipadu dengan unsur tradisional yang masih kental. Tidak mengherankan bahwa Yogyakarta merupakan salah satu tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata sebagai sumber pendapatan tidak terkecuali di Indonesia. Pariwisata

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata sebagai sumber pendapatan tidak terkecuali di Indonesia. Pariwisata BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bisnis pariwisata di anggap sebagai sektor yang sangat menjanjikan pada zaman sekarang ini. Banyak negara di dunia yang bergantung pada industri pariwisata sebagai

Lebih terperinci

LAMPIRAN KUESIONER PENILAIAN PENGUNJUNG TERHADAP ATRIBUT PENGELOLAAN 4A PADA OBJEK WISATA CANDI KALASAN, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

LAMPIRAN KUESIONER PENILAIAN PENGUNJUNG TERHADAP ATRIBUT PENGELOLAAN 4A PADA OBJEK WISATA CANDI KALASAN, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA LAMPIRAN KUESIONER PENILAIAN PENGUNJUNG TERHADAP ATRIBUT PENGELOLAAN 4A PADA OBJEK WISATA CANDI KALASAN, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Nama responden : Usia : Jenis Kelamin : Pria Wanita Pendidikan : SD SMP

Lebih terperinci

Besarnya dampak positif yang dihasilkan dari industri pariwisata telah mendorong setiap daerah bahkan negara di dunia, untuk menjadikannya sebagai

Besarnya dampak positif yang dihasilkan dari industri pariwisata telah mendorong setiap daerah bahkan negara di dunia, untuk menjadikannya sebagai 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam era otonomi daerah saat ini, setiap daerah dituntut kemandiriannya dalam mengatur dan mengurus urusan pemerintahan daerahnya. Dengan kata lain, setiap daerah

Lebih terperinci

BAB II OBJEK PENELITIAN. A. Perkembangan Industri Kuliner di Yogyakarta. dibanding tahun sebelumnya (Hermawan,2013).

BAB II OBJEK PENELITIAN. A. Perkembangan Industri Kuliner di Yogyakarta. dibanding tahun sebelumnya (Hermawan,2013). BAB II OBJEK PENELITIAN A. Perkembangan Industri Kuliner di Yogyakarta Bisnis usaha kuliner di Yogyakarta dewasa ini semakin berkembang. Hal ini didukung semakin brekembangnya pendatang baik yang menetap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. makanan dan minuman yang dimulai dari skala kecil seperti warung-warung

BAB I PENDAHULUAN. makanan dan minuman yang dimulai dari skala kecil seperti warung-warung BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan bisnis di era modern telah berkembang sangat pesat dan mengalami metamorfosis yang berkesinambungan. Setiap pelaku usaha di semua kategori bisnis

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 6.1. Kesimpulan Desa Ledok Sambi merupakan salah satu desa wisata di Kabupaten Sleman, atraksi utama yang ada di desa ini adalah kegiatan outbound dengan konsep XP Learning

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Trotoar adalah jalur bagi pejalan kaki yang terletak di daerah manfaat jalan, diberi lapis permukaan, diberi elevasi lebih tinggi dari permukaan perkerasan jalan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilihat dari banyaknya ragam bisnis restoran yang mulai bermunculan yang tersebar di Jawa

BAB I PENDAHULUAN. dilihat dari banyaknya ragam bisnis restoran yang mulai bermunculan yang tersebar di Jawa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan bisnis kuliner semakin berkembang dari waktu ke waktu, hal ini dapat dilihat dari banyaknya ragam bisnis restoran yang mulai bermunculan yang tersebar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Perkembangan Pasar Pasar tradisional mempunyai peran signifikan dalam perkotaan. Pasar tumbuh dan berkembang sebagai simpul dari pertukaran barang dan jasa,

Lebih terperinci

BISNIS MAKANAN LEZAT BEBAS KOLESTEROL

BISNIS MAKANAN LEZAT BEBAS KOLESTEROL TUGAS KARYA ILMIAH LINGKUNGAN BISNIS BISNIS MAKANAN LEZAT BEBAS KOLESTEROL Oleh : Ito Ariyamto (10.01.2678) D3TI - 2A SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA 2010 ABSTRAK Karya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan salah satu sektor yang diandalkan pemerintah untuk memperoleh devisa dari penghasilan non migas. Peranan pariwisata dalam pembangunan nasional,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. peran city walk sebagai faktor pendukung perkembangan pariwisata kota Solo

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. peran city walk sebagai faktor pendukung perkembangan pariwisata kota Solo BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Solo adalah kota budaya, kota ini terletak di bagian timur provinsi Jawa Tengah. Kota yang sampai sekarang masih kental dengan budaya yang semakin lama semakin

Lebih terperinci

VII. PROSES KEPUTUSAN KONSUMEN BERKUNJUNG KE OBJEK WISATA AGRO GUNUNG MAS

VII. PROSES KEPUTUSAN KONSUMEN BERKUNJUNG KE OBJEK WISATA AGRO GUNUNG MAS VII. PROSES KEPUTUSAN KONSUMEN BERKUNJUNG KE OBJEK WISATA AGRO GUNUNG MAS Keputusan pengunjung untuk melakukan pembelian jasa dilakukan dengan mempertimbangkan terlebih dahulu kemudian memutuskan untuk

Lebih terperinci

V. SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka

V. SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka 92 V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka beberapa kesimpulan yang diperoleh adalah sebagai berikut : a. Potensi- potensi daya tarik wisata

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Setelah menganalisis hasil penelitian dan pengolahan data, maka penulis mengambil kesimpulan, yaitu : Sebagai suatu bentuk struktur dari kegiatan pariwisata, desa

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Kabupaten Tulungagung, didapatkan beberapa kesimpulan sebagai berikut.

BAB VII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Kabupaten Tulungagung, didapatkan beberapa kesimpulan sebagai berikut. BAB VII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 7.1. Kesimpulan Hasil analisis dari penelitian tentang pengembangan objek wisata pantai di Kabupaten Tulungagung, didapatkan beberapa kesimpulan sebagai berikut. 1. Unsur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah tempat terjadinya transaksi jual beli yang dilakukan oleh penjual dan

BAB I PENDAHULUAN. adalah tempat terjadinya transaksi jual beli yang dilakukan oleh penjual dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar merupakan suatu tempat dimana penjual dan pembeli dapat bertemu untuk melakukan transaksi jual beli barang. Penjual menawarkan barang dagangannya dengan harapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang ingin menyegarkan pikiran setelah bekerja dan memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. yang ingin menyegarkan pikiran setelah bekerja dan memanfaatkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pariwisata dapat didefinisikan suatu perjalanan dari suatu tempat menuju tempat lain yang bersifat sementara, biasanya dilakukan oleh orangorang yang ingin

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. untuk memotivasi berkembangnya pembangunan daerah. Pemerintah daerah harus berupaya

I. PENDAHULUAN. untuk memotivasi berkembangnya pembangunan daerah. Pemerintah daerah harus berupaya I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pariwisata merupakan bentuk industri pariwisata yang belakangan ini menjadi tujuan dari sebagian kecil masyarakat. Pengembangan industri pariwisata mempunyai peranan penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi seperti sekarang ini, tingkat arus informasi telah berkembang dengan sedemikian rupa sehingga pengaruhnya dapat dengan cepat terlihat dan terasa

Lebih terperinci

DEFINISI- DEFINISI A-1

DEFINISI- DEFINISI A-1 DEFINISI- DEFINISI Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kulinernya banyak orang menyebutkan bahwa Indonesia adalah surga dunia yang

I. PENDAHULUAN. kulinernya banyak orang menyebutkan bahwa Indonesia adalah surga dunia yang 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia memiliki beraneka ragam wisata dan budaya yang terbentang dari sabang sampai marauke, mulai dari tempat wisata dan obyek wisata yang kaya akan keindahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Makanan merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan, manakala kegiatan pariwisata selalu membutuhkan makanan, kebiasaan manusia yang selalu tak bisa berhenti berkonsumsi.

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 48 TAHUN 2013 PERUBAHAN PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 36 TAHUN 2011 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 48 TAHUN 2013 PERUBAHAN PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 36 TAHUN 2011 TENTANG WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 48 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 36 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Makanan atau pangan merupakan salah satu kebutuhan hidup manusia yang paling mendasar dan suatu kebutuhan primer manusia untuk mempertahankan hidupnya. Seiring dengan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Biaya Pengeluaran Rata-rata Per Hari Masyarakat Perkotaan dan Pedesaan di Jawa Barat Tahun 2006 dan 2008

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Biaya Pengeluaran Rata-rata Per Hari Masyarakat Perkotaan dan Pedesaan di Jawa Barat Tahun 2006 dan 2008 I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia mengalami banyak proses modernisasi yang terjadi pada berbagai aspek kehidupan, antara lain pada aspek sosial, budaya, teknologi, dan ekonomi. Aspek sosial,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Produk Domestik Bruto Berdasarkan Harga Konstan menurut Lapangan Usaha Tahun 2009

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Produk Domestik Bruto Berdasarkan Harga Konstan menurut Lapangan Usaha Tahun 2009 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara dengan pertumbuhan penduduk yang terus meningkat setiap tahunnya. Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk

Lebih terperinci

HASIL OBSERVASI. No Hal yang diamati Hasil yang diamati

HASIL OBSERVASI. No Hal yang diamati Hasil yang diamati HASIL OBSERVASI No Hal yang diamati Hasil yang diamati 1. Menggunakan media cetak, seperi brosur dan surat kabar untuk menyebarkan informasi tentang objek wisata di kab.serang. 2. Menggunakan media elektronik

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR LINGKUNGAN BISNIS

TUGAS AKHIR LINGKUNGAN BISNIS TUGAS AKHIR LINGKUNGAN BISNIS Peluang Bisnis Makanan ala Gerobak ESTU PRIYANGGO AJI 10.11.3920 SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK 2010/2011 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA Abstrak Dalam penyusunan karya tulis ilmiah

Lebih terperinci

VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR. dari 67 orang laki-laki dan 33 orang perempuan. Pengunjung TWA Gunung

VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR. dari 67 orang laki-laki dan 33 orang perempuan. Pengunjung TWA Gunung VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR 6.1 Karakteristik Responden Penentuan karakteristik pengunjung TWA Gunung Pancar diperoleh berdasarkan hasil wawancara dan kuesioner dari 100

Lebih terperinci

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN. Bertolak dari kajian dan hasil analisis pada Bab sebelumnya maka dapat

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN. Bertolak dari kajian dan hasil analisis pada Bab sebelumnya maka dapat 1 BAB VI SIMPULAN DAN SARAN 6.1 Simpulan Bertolak dari kajian dan hasil analisis pada Bab sebelumnya maka dapat disimpulkan sebagai berikut. 1. Dilihat dari aspek potensi, pengembangan wilayah Desa Pelaga

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS : GAGAH PRAYOGI : / S1-SI-2F STIMIK AMIKOM YOGYAKARTA

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS : GAGAH PRAYOGI : / S1-SI-2F STIMIK AMIKOM YOGYAKARTA KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS NAMA NIM : GAGAH PRAYOGI : 10.12.4744 / S1-SI-2F STIMIK AMIKOM YOGYAKARTA ABSTRAK Menekuni berbagai peluang bisnis di bidang makanan memang menjanjikan untung besar bagi para

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUASAN WISATAWAN TERHADAP DAYA TARIK WISATA MALIOBORO KOTA YOGYAKARTA

ANALISIS KEPUASAN WISATAWAN TERHADAP DAYA TARIK WISATA MALIOBORO KOTA YOGYAKARTA ANALISIS KEPUASAN WISATAWAN TERHADAP DAYA TARIK WISATA MALIOBORO KOTA YOGYAKARTA Aris Baharuddin 1, Maya Kasmita 2, Rudi Salam 3 1 Politeknik Informatika Nasional Makassar 2,3 Universitas Negeri Makassar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dengan semakin berkembangnya kegiatan perekonomian dan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dengan semakin berkembangnya kegiatan perekonomian dan untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dengan semakin berkembangnya kegiatan perekonomian dan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan untuk mencapai tujuan negara yaitu mewujudkan masyarakat yang

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. Bobung dikunjungi oleh wisatawan laki-laki maupun perempuan, sebagian besar

BAB IV PENUTUP. Bobung dikunjungi oleh wisatawan laki-laki maupun perempuan, sebagian besar BAB IV PENUTUP 4.1 Simpulan Berdasarkan hasil analisis karakteristik wistawan di Desa Wisata Bobung diketahui bahwa karakteristik geografis sebagian besar wisatawan berasal dari luar Yogyakarta. Berdasar

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa atraksi wisata yang

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa atraksi wisata yang BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa atraksi wisata yang dimiliki oleh pihak manajemen Kompleks Atraksi Wisata De Mata adalah Atraksi Wisata

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. terkenal di Indonesia. Hampir setiap tahun mengalami peningkatan jumlah

BAB 1 PENDAHULUAN. terkenal di Indonesia. Hampir setiap tahun mengalami peningkatan jumlah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Yogyakarta merupakan salah satu destinasi wisata yang cukup terkenal di Indonesia. Hampir setiap tahun mengalami peningkatan jumlah kunjungan wisatawan. Dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia. Keunikan yang dimiliki Indonesia tak hanya merupakan negara yang terdiri dari ribuan pulau, namun juga

Lebih terperinci

2016 STUDI KELAYAKAN BISNIS PADA RUMAH MAKAN SAUNG POJOK DADAHA KOTA TASIKMALAYA

2016 STUDI KELAYAKAN BISNIS PADA RUMAH MAKAN SAUNG POJOK DADAHA KOTA TASIKMALAYA BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Industri pariwisata dapat menghasilkan manfaat ekonomi yang sangat besar baik bagi negara, bagi wilayah setempat yang bersangkutan, maupun bagi negara asal

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Lokasi Solo baru adalah daerah bagian selatan dan sebelah utara kota Surakarta jawa tengah untuk daerah ini bertepatan dengan kabupaten Sukoharjo daerah ini dulunya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setiap manusia selalu memiliki berbagai macam kebutuhan. Salah satunya adalah melakukan rekreasi atau berwisata yaitu melakukan kegiatan perjalanan dengan

Lebih terperinci

2015 STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS RUMAH MAKAN PADA SAUNG KATINEUNG RASA PUNCLUT MELALUI ANALISIS SWOT

2015 STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS RUMAH MAKAN PADA SAUNG KATINEUNG RASA PUNCLUT MELALUI ANALISIS SWOT 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan pariwisata di dunia saat ini dari masa ke masa demikian pesat dan menjadi hal penting bagi setiap negara dan kalangan industri pariwisata. Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tarik wisatawan domestik maupun asing. Selain itu Jakarta juga sebagai kota

BAB I PENDAHULUAN. tarik wisatawan domestik maupun asing. Selain itu Jakarta juga sebagai kota BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jakarta adalah ibukota dan pusat kebudayaan, yang berlatar belakang berbagai macam adat dan kebudayaan dengan nilai eksotis tinggi. Kota Jakarta memiliki peninggalan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1.1 Latar Belakang Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan oleh para pengusaha dalam mempertahankan kelangsungan bisnisnya, untuk berkembang dan mendapatkan laba.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki kota ini, kota perjuangan, kota kebudayaan, kota pelajar, kota pariwisata dan

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki kota ini, kota perjuangan, kota kebudayaan, kota pelajar, kota pariwisata dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Yogyakarta adalah kota dengan berbagai predikat, banyak julukan yang dimiliki kota ini, kota perjuangan, kota kebudayaan, kota pelajar, kota pariwisata dan daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata di Kota Bandung berkembang cukup pesat, hal ini dapat dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata di Kota Bandung berkembang cukup pesat, hal ini dapat dilihat dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kota Bandung merupakan salah satu kota yang memiliki keragaman baik tempat tujuan wisata alam, wisata budaya, wisata belanja maupun wisata kuliner yang dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tempat wisata merupakan salah satu tempat yang biasa dimanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tempat wisata merupakan salah satu tempat yang biasa dimanfaatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tempat wisata merupakan salah satu tempat yang biasa dimanfaatkan masyarakat untuk melepas penat ketika mereka lelah dalam belajar maupun bekerja. Dimana ketika melakukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Pengadaan Proyek BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek Pariwisata merupakan kegiatan melakukan perjalanan dengan mendapatkan kenikmatan, mencari kepuasan, mengetahui sesuatu, memperbaiki

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 1.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil observasi dilapangan serta analisis yang dilaksanakan pada bab terdahulu, penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk merumuskan konsep

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang disajikan pada bab sebelumnya, maka peneliti mengambil kesimpulan mengenai bagaimana praktik promosi produk wisata XT Square

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. pada masa ini namun juga bagaimana kemanfaatannya pada masa mendatang. ekonomi sebagai tujuan utama pembangunan.

BAB V PENUTUP. pada masa ini namun juga bagaimana kemanfaatannya pada masa mendatang. ekonomi sebagai tujuan utama pembangunan. BAB V PENUTUP Menerapkan konsep pembangunan berkelanjutan di segala bidang pembangunan sudah bukan merupakan pilihan lagi, melainkan kebutuhan dan keharusan. Pembangunan tidak hanya sekedar ditujukan untuk

Lebih terperinci

NASI GORENG SEHAT ENAK TENAAANN...

NASI GORENG SEHAT ENAK TENAAANN... Page1 TUGAS PROPOSAL BISNIS E-COMMERCE NASI GORENG SEHAT ENAK TENAAANN... OLEH : DEWI SRI RAHAYU 11120056 4MP S1 Pagi Page2 KATA PENGANTAR Alhamdulillah dan puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Menurut Badan Pusat Statistik (2012), Kota Bandar Lampung merupakan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Menurut Badan Pusat Statistik (2012), Kota Bandar Lampung merupakan 46 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian Menurut Badan Pusat Statistik (2012), Kota Bandar Lampung merupakan ibukota Propinsi Lampung. Oleh karena itu, selain merupakan

Lebih terperinci

POTENSI LOKASI PUSAT PERDAGANGAN SANDANG DI KOTA SOLO (Studi Kasus: Pasar Klewer, Beteng Trade Center dan Pusat Grosir Solo) TUGAS AKHIR

POTENSI LOKASI PUSAT PERDAGANGAN SANDANG DI KOTA SOLO (Studi Kasus: Pasar Klewer, Beteng Trade Center dan Pusat Grosir Solo) TUGAS AKHIR POTENSI LOKASI PUSAT PERDAGANGAN SANDANG DI KOTA SOLO (Studi Kasus: Pasar Klewer, Beteng Trade Center dan Pusat Grosir Solo) TUGAS AKHIR Oleh : AULIA LATIF L2D 002 389 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

Lebih terperinci

TUGAS LINGKUNGAN BISNIS BERJUALAN MAKANAN ALA GEROBAK. DISUSUN OLEH : Nama : Rizqi Bayu Satrio NIM : Kelas : S1. SI.

TUGAS LINGKUNGAN BISNIS BERJUALAN MAKANAN ALA GEROBAK. DISUSUN OLEH : Nama : Rizqi Bayu Satrio NIM : Kelas : S1. SI. TUGAS LINGKUNGAN BISNIS BERJUALAN MAKANAN ALA GEROBAK DISUSUN OLEH : Nama : Rizqi Bayu Satrio NIM : 10. 12. 5144 Kelas : S1. SI. 2K STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011 ABSTRAK Karya tulis ini dibuat untuk membantu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Usaha dagang di Kawasan Wisata Gunung Andong Gunung Andong terletak di Antara dua Kecamatan yaitu Kecamatan Ngablak dan Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara dengan hamparan landscape yang luas dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara dengan hamparan landscape yang luas dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan hamparan landscape yang luas dan menggambarkan keindahan alam yang beragam serta unik. Kondisi yang demikian mampu menjadikan Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Batik sudah diakui masyarakat internasional sebagai warisan budaya Indonesia. Selain sebagai karya kreatif yang sudah berkembang sejak jaman dahulu serta sebagai hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. agar mampu berkompetisi dalam lingkaran pasar persaingan global. Tidak hanya dengan

BAB I PENDAHULUAN. agar mampu berkompetisi dalam lingkaran pasar persaingan global. Tidak hanya dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi seperti sekarang ini, tingkat persaingan usaha sangatlah tinggi. Hal ini secara otomatis memaksa para pelaku usaha untuk terus mengembangkan diri

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Perbandingan Temuan dengan Proposisi

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Perbandingan Temuan dengan Proposisi BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Perbandingan Temuan dengan Proposisi Hasil Penelitian menunjukkan bahwa proposisi pertama Perkembangan pola tata ruang kawasan destinasi pariwisata kepulauan di pengeruhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Kondisi geografis Indonesia menyebabkan adanya keanekaragaman,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Kondisi geografis Indonesia menyebabkan adanya keanekaragaman, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara dengan wilayah yang sangat luas, terdiri dari sekitar 500 kota atau kabupaten yang tersebar di seluruh pulau pulau yang ada di Indonesia.

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, didapatkan kesimpulan sebagai berikut: 1. Hal-hal yang dianggap penting oleh konsumen dalam memilih rumah makan dapur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Pengertian Judul Penataan dan Pengembangan Wisata Kampung Rebana di Tanubayan, Bintoro, Demak. I.1.1.

BAB I PENDAHULUAN I.1. Pengertian Judul Penataan dan Pengembangan Wisata Kampung Rebana di Tanubayan, Bintoro, Demak. I.1.1. BAB I PENDAHULUAN I.1. Pengertian Judul Judul laporan Dasar Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur (DP3A) yang diangkat adalah Penataan dan Pengembangan Wisata Kampung Rebana di Tanubayan, Bintoro,

Lebih terperinci

Namun, ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan untuk memulai bisnis nasi kuning.

Namun, ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan untuk memulai bisnis nasi kuning. Nasi Kuning, Menu Sarapan Jadi Peluang Bisnis Rumahan Menjalankan bisnis dari rumah? Kenapa tidak. Sekarang ini hanya dengan mengandalkan peluang bisnis dari lingkungan sekitar tempat tinggal saja, kita

Lebih terperinci

PASAR TRADISIONAL DENGAN KONSEP MODERN DI KABUPATEN PEMALANG

PASAR TRADISIONAL DENGAN KONSEP MODERN DI KABUPATEN PEMALANG TUGAS AKHIR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PASAR TRADISIONAL DENGAN KONSEP MODERN DI KABUPATEN PEMALANG Diajukan sebagai Pelengkap dan Syarat guna Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Destinasi pariwisata merupakan daya tarik bagi kedatangan wisatawan.

BAB I PENDAHULUAN. Destinasi pariwisata merupakan daya tarik bagi kedatangan wisatawan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Destinasi pariwisata merupakan daya tarik bagi kedatangan wisatawan. Ketertarikan wisatawan untuk mengunjungi destinasi wisata berbeda satu dengan yang lainnya. Pemilihan

Lebih terperinci

Kebijakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam penataan angkutan penyeberangan Kepulauan Seribu

Kebijakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam penataan angkutan penyeberangan Kepulauan Seribu Kebijakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam penataan angkutan penyeberangan Kepulauan Seribu Dinas Perhubungan dan Transportasi Provinsi DKI Jakarta 5 Oktober 2015 Gambaran Umum Kepulauan Seribu luas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Pasar Seni Sukawati terletak di kabupaten Gianyar, Bali yang berada di jalan raya Desa Sukawati, pada dimana di awal tahun 1983 beberapa pengerajin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nusantara maupun wisatawan mancanegara. Hal ini dikarenakan. yang dapat dimanfaatkan sebagai kegiatan di bidang pariwisata.

BAB I PENDAHULUAN. nusantara maupun wisatawan mancanegara. Hal ini dikarenakan. yang dapat dimanfaatkan sebagai kegiatan di bidang pariwisata. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki banyak potensi alam baik di daratan maupun di lautan. Keanekaragaman alam, flora, fauna dan, karya cipta manusia yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daerah dan warga masyarakat di sekitar tempat objek wisata itu berada

BAB I PENDAHULUAN. daerah dan warga masyarakat di sekitar tempat objek wisata itu berada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu hal yang penting bagi suatu negara. Dengan adanya pariwisata, suatu negara atau lebih khusus lagi pemerintah daerah dan warga masyarakat

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK PENJABARAN PERUBAHAN APBD TAHUN ANGGARAN 2014

PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK PENJABARAN PERUBAHAN APBD TAHUN ANGGARAN 2014 Lampiran II PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 23 TAHUN 201 TANGGAL 1 AGUSTUS 201 PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK PENJABARAN PERUBAHAN APBD TAHUN ANGGARAN 201 URUSAN PEMERINTAHAN ORGANISASI 2.0.2.0.01.00.00.. : :

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN OBJEK GEDUNG KESENIAN GDE MANIK SINGARAJA

BAB II TINJAUAN OBJEK GEDUNG KESENIAN GDE MANIK SINGARAJA BAB II TINJAUAN OBJEK GEDUNG KESENIAN GDE MANIK SINGARAJA Pada bab ini akan dilakukan evaluasi mengenai Gedung Kesenian Gde Manik (GKGM) dari aspek kondisi fisik, non-fisik, dan spesifikasi khusus GKGM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perkembangan sebuah kota serta peningkatan jumlah penduduk perkotaan tentunya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perkembangan sebuah kota serta peningkatan jumlah penduduk perkotaan tentunya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan sebuah kota serta peningkatan jumlah penduduk perkotaan tentunya akan memberikan konsekuensi terhadap kebutuhan ruang. Pertumbuhan penduduk di kota besar

Lebih terperinci

HOTEL RESORT BINTANG DUA DAN PUSAT KEBUGARAN PENDAHULUAN

HOTEL RESORT BINTANG DUA DAN PUSAT KEBUGARAN PENDAHULUAN HOTEL RESORT BINTANG DUA DAN PUSAT KEBUGARAN DI KAWASAN OBYEK WISATA TELAGA SARANGAN PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Upaya kepariwisataan sangat di tingkatkan di suatu Negara untuk menunjang devisa Negara

Lebih terperinci

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program D-III Usaha Perjalanan Wisata TUGAS AKHIR. Wulan Yuniarti C

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program D-III Usaha Perjalanan Wisata TUGAS AKHIR. Wulan Yuniarti C PERAN SEKSI INFORMASI DAN PROMOSI PARIWISATA DINAS PARIWISATA KEBUDAYAAN PEMUDA DAN OLAH RAGA (PARBUDPORA) KABUPATEN MAGETAN DALAM MENINGKATKAN JUMLAH WISATAWAN DI OBJEK WISATA TELAGA SARANGAN Diajukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan pembelian atas produk ataupun jasa tertentu. Minat konsumen

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan pembelian atas produk ataupun jasa tertentu. Minat konsumen BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Minat untuk mengunjungi suatu tempat didasari dari rencana konsumen untuk melakukan pembelian atas produk ataupun jasa tertentu. Minat konsumen untuk berkunjung ke

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Pariwisata dan makanan merupakan duet ideal, manakala ekses dari kegiatan pariwisata selalu membutuhkan makanan, sesuai dengan fitrah manusia atau wisatawan yang selalu

Lebih terperinci