PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI UNSUR INTRINSIK NOVEL REMAJA SISWA KELAS VIII ARTIKEL PENELITIAN

Transkripsi

1 PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI UNSUR INTRINSIK NOVEL REMAJA SISWA KELAS VIII ARTIKEL PENELITIAN OLEH IDA JULIYANA F PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK 2013

2 PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI UNSUR INTRINSIK NOVEL REMAJA SISWA KELAS VIII Ida Juliyana, Syambasril, Deden Ramdani PBS, FKIP Universitas Tanjungpura Abstract: The title of the research is cooperative learning of jigsaw to enhance understanding capabilities of teen novel intrinsic elements in VIII class. This study aims to improve the ability to enhance understanding capabilities of teen novel intrinsic element.the method that has to be use is descriptive method, this research is a class action research that includes 3 cycles. Consist of four stages is planning, implementation, observation, reflection. Data were analyzed qualitatively,with data sources of the teacher and the students in the learning process. Based on data analysis, can conclude that learning to understand the intrinsic elements of teen novels increased every cycle. The first cycle the students average value obtained 76.7, the second cycle students scores increased to 73.6, and the third cycle increased to 79.1 from grade students that consist of 40 students. Key Words: jigsaw, enhace learning, intrinsic elements Abstrak: Judul penelitian ini adalah pembelajaran kooperatif jigsaw untuk meningkatkan kemampuan memahami unsur intrinsik novel remaja siswa kelas VIII. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami unsur intrinsik novel remaja. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang meliputi 3 siklus, terdiri dari 4 tahapan yaitu Perencanaan, Pelaksanaan, Pengamatan, Refleksi. Data dianalisis secara kualitatif, dengan sumber data guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Berdasarkan analisis data, dapat disimpulkan pembelajaran memahami unsur intrinsik novel remaja meningkat setiap siklusnya. Siklus I nilai rata-rata yang diperoleh Siklus II nilai siswa meningkat menjadi 73,6 dan Siklus III meningkat lagi menjadi 79.1 dari jumlah siswa yaitu 40 siswa. Kata Kunci : jigsaw, meningkatkan pembelajaran, unsur intrinsik

3 Dalam dunia pendidikan, karya sastra merupakan bagian dari mata pelajaran dan diajarkan di semua jenjang pendidikan. Karya sastra sudah dikenal siswa semenjak duduk di Sekolah Dasar hingga Perguruan Tinggi. Menurut Sapardi karya sastra adalah lembaga sosial yang menggunakan bahasa sebagai medium. Bahasa itu sendiri merupakan ciptaan sosial. Sastra menampilkan gambaran kehidupan, dan kehidupan itu sendiri adalah suatu kenyataan sosial. Bentuk karya sastra yang diajarkan di sekolah satu diantaranya adalah novel. Novel merupakan bagian dari prosa baru yang diketahui secara pasti nama penulis aslinya dan isinya dekat dengan kehidupan sehari-hari. Melalui novel, pengarang ingin berbagi nilai-nilai kehidupan yang terkadang terjadi dalam kehidupan manusia sehari-hari. Novel merupakan sebuah karya fiksi prosa yang tertulis dan naratif, biasanya dalam bentuk cerita. Novel lebih panjang (setidaknya kata) dan lebih kompleks dari cerpen, dan tidak dibatasi keterbatasan struktural dan metrikal sandiwara atau sajak. Umumnya sebuah novel bercerita tentang tokoh-tokoh dan kelakuan mereka dalam kehidupan seharihari, dengan menitik beratkan pada sisi-sisi yang aneh dari naratif tersebut. Novel memiliki unsur intrinsik yaitu unsur-unsur pembangun karya sastra yang dapat ditemukan di dalam teks karya sastra itu sendiri dan adapula analisis intrinsik yang mencoba memahami suatu karya sastra berdasarkan informasi-informasi yang dapat ditemukan di dalam karya sastra itu atau secara eksplisit terdapat dalam karya sastra. Hal ini didasarkan pada pandangan bahwa suatu karya sastra menciptakan dunianya sendiri yang berbeda dari dunia nyata. Segala sesuatu yang terdapat dalam dunia karya sastra merupakan fiksi yang tidak berhubungan dengan dunia nyata. Karena menciptakan dunianya sendiri, karya sastra tentu dapat dipahami berdasarkan apa yang ada atau secara eksplisit tertulis dalam teks tersebut.pada umumnya unsur intrinsik terdiri daria. Tokoh dan penokohan atau perwatakan.tema dan amanat, latar, alur, sudut pandang atau gaya bahasa. Maka untuk mengetahui unsure intrinsik dalam suatu karya sastra, pembaca harus benar-benar mempelajarinya. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru Bahasa Indonesia di sekolah, diketahui bahwa terdapat berbagai masalah dalam pembelajaran Bahasa Indonesia pada siswa kelas VIII SMP Koperasi Pontianak. Hal ini sangat merisaukan guru tersebut, terutama masalah dalam memahami unsur intrinsik yang terdapat dalam novel. Masalah-masalah tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya siswa kurang tertarik dengan materi yang diajarakan, siswa tidak memerhatikan pelajaran, dan siswa kurang paham bagaimana cara menemukan unsur intrinsik dengan baik. Hal ini terjadi karena metode yang digunakan oleh guru sangat monoton dan kurang kreatif dalam merancang pembelajaran, sehingga siswa kurang termotivasi untuk belajar, dan hal ini yang menyebabkan nilai siswa dalam memahami unsur intrinsik rendah yaitu 50,00, sedangkan kkm yang harus dicapai yaitu Oleh karena adanya masalah tersebut peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian di sekolah SMP Koperasi Pontianak. Untuk itu, diperlukan sebuah strategi pembelajaran yang baru yang lebih memberdayakan siswa. Strategi pembelajaran itu antara lain cooperative learning. Cooperative learning adalah suatu model pembelajaran di mana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok kecil secara kolaboratif. Strategi belajarnya khusus dirancang untuk memberi dorongan kepada peserta didik agar bekerja sama selama proses pembelajaran. (Alma dkk, 2009:81) Dengan konsep itu, hasil pembelajaran diharapkan dapat berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa. Dalam konteks itu, siswa perlu mengerti apa makna belajar, apa manfaatnya, dalam status apa mereka, dan bagaimana mencapainya. Mereka sadar bahwa yang mereka pelajari berguna bagi hidupnya nanti. Jigsaw adalah salah satu model dari pembelajaran kooperatif atau cooperative learning. Jigsaw merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang dikembangkan oleh Aronson. dkk di Universitas Texas. Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw merupakan model pembelajaran kooperatif, siswa belajar

4 dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 orang dengan memperhatikan keheterogenan, bekerjasama positif dan setiap anggota bertanggung jawab untuk mempelajari masalah tertentu dari materi yang diberikan dan menyampaikan materi tersebut kepada anggota kelompok yang lain. Keunggulan kooperatif tipe jigsaw meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut pada anggota kelompoknya yang lain.meningkatkan bekerja sama secara kooperatif untuk mempelajari materi yang ditugaskan. Pengajaran novel cukup diminati siswa, karena ceritanya yang menarik dan dapat dipahami dalam beberapa kali baca. Namun, yang lebih ditekankan dalam pengajaran novel adalah adanya sikap apresiasi terhadap novel atau karya sastra tersebut. Oleh karena itu, pada mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia diajarkan tentang Apresiasi Sastra indonesia. Keberhasilan siswa dalam mengapresiasikan sastra tidak hanya dihasilkan oleh kesungguhan siswa dalam belajar, tetapi juga didukung pada efektifnya pengajaran sastra oleh guru seperti pada halnya pengajaran kebahasaan. Sehubungan pentingnya apresiasi sastra, guru bahasa Indonesia dianjurkan dapat mengembangkan daya apresiasi sastra siswa bukan hanya melalui pemberian teori saja, tetapi yang penting adalah penerapannya. Pembelajaran sastra mempunyai peran penting dalam pendidikan, karena sastra mempunyai reverensi dengan masalah-masalah dunia nyata. Sehubungan dengan pentingnya pembelajaran sastra, siswa diharapkan mempunyai kemampuan dalam apresiasi sastra dan mempunyai sikap positif terhadap nilai-nilai yang terkandung dalam sastra. Dengan demikaian, mereka dapat mengembangkan pengetahuan, kemampuan, dan sikap positif bagi kepentingan diri mereka dalam melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi. Penelitian tindakan kelas tentang memahami unsur intrinsik merupakan penelitian yang menarik. Banyaknya penelitian tentang memahami unsur intrinsik dapat dijadikan salah satu bukti bahwa mamahami unsur intrinsik salah satunya mamahami unsur intrinsk novel remaja, sangat menarik untuk diteliti menggunakan teknik jigsaw. Penelitian tentang memahami unsur intrinsik pernah dilakukan oleh Sri Purwaningsih (2011) dalam penelitiannya Sri Purwaningsih menggunakan metode inkuiri, penelitian ini termasuk penelitian tindakan kelas dengan bentuk penelitian deskripti kualitatif, dilakukan sebanyak dua siklus, hasil peningkatan nilai rata-rata siswa pada siklus I adalah 76,62 dan hasil rata-rata pada siklus II adalah 84,41. Penelitian ini dilakukan di sekolah SMP Mandiri Pontianak dengan jumlah siswa sebanyak 34. Penelitian yang senada juga dilakukan oleh Susi Susanti (2011) yang dilakukan di sekolah SMP Negeri 2 Kelam Permai Sintang dengan jumlah siswa 35. Dalam penelitiannya Susi Susanti melaksanakan penelitian dalam dua siklus, nilai rata-rata siswa pada siklus I yaitu 59, dengan nilai tertinggi 73,3 dan nilai terendah 46,6, dan pada siklus II nilai rata-rata yang diperoleh siswa adalah 80,72 dengan nilai tertinggi 93,3 dan nilai terendah 66,6. METODE Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Dalam Nawawi, (1990:63) metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subyek atau obyek penelitian ( seseorang, lembaga, masyarakat dan lain-lain pada saat sekarang) berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaiman adanya. Sedangkan dalam Sudjana (1989:64) menyebutkan bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi pada saat sekarang. Dengan kata lain, penalitian deskriptif mengambil masalah atau memusatkan

5 perhatian kepada masalah-masalah aktual sebagaimana adanya pada saat penelitian dilaksanakan. Metode ini digunakan untuk mengungkapkan keadaan yang sebenarnya tentang peningkatan kemampuan memahami unsur intrinsik novel remaja dengan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas VIII Semester 2 SMP Koperasi Pontianak Tahun Pembelajaran 2011/201 Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas atau lebih dikenal dengan PTK. Menurut Arikunto dkk (2009:3) penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan. Sedangkan menurut Kunandar (2008:45) penelitian Tindakan (Action Research) merupakan suatu kegiatan yangdilakukan oleh guru atau bersama-sama dengan orang lain (kolaborasi) yang bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu proses pembelajaran di kelasnya. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan secara kolaborasi dan partisipatif yang dilakukan di dalam kelas untuk memahami hal-hal yang terjadi dan memberikan penjelasan mengenai hal-hal tersebut. Sebelum berlangsungnya penelitian, peneliti dan guru mengetahui perannya masingmasing. Penelitian ini dilaksanakan sebanyak tiga siklus. Adapun alur pelaksanaan penelitian tindakan kelas yang akan dilaksanakan pada setiap siklus sebagai berikut. Secara utuh tindakan yang diterapkan dalam penelitian tindakan kelas seperti digambarkan dalam siklus melalui tahapan sebagai berikut. a. Menyusun Rencana Tindakan Perencanaan merupakan langkah awal penelitian tindakan kelas yang bertujuan meningkatkan memampuan siswa dalam menemukan unsur intrinsik novel remaja. Perencanaan meliputi, rancangan pembelajaran, menyusun materi yang disampaikan, menyusun langkah-langkah pembelajaran, menyiapkan media pembelajaran, menyusun alat evaluasi berupa tugas yang dibuat peneliti dan guru. b. Pelaksaan atau Tindakan Pelaksanaan merupakan tindakan penerapan rancangan pembelajaran yang telah dibuat. Peneliti dan guru harus melaksanakan tindakan sesuai dengan rancangan pembelajaran yang telah dirumuskan. c. Pengamatan atau Observasi Selama proses pembelajaran berlangsung, peneliti melakukan observasi terhadap aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh siswa dan guru. Hasil observasi dicatat pada lembar observasi yang telah disiapkan. d. Refleksi Refleksi merupakan tahapan untuk memproses data yang didapat pada saat dilakukan pengamatan, segala temuan yang diperoleh dari pengamatan diperbaiki oleh guru dan peneliti kemudian ditentukan perencanaan tindakan selanjutnya. Menurut Kunandar (2008:122) sumber data dalam penelitian tindakan kelas atau PTK seperti guru, siswa, teman sejawat, dan lain-lain. Sumber data dalam penelitian ini adalah guru mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia dan siswa kelas VIII A Semester 2 SMP Koperasi Pontianak Tahun Pembelajaran 2011/2012. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik tidak langsung. Teknik tidak langsung dalam penelitian ini yaitu, observasi dan tes. Observasi adalah kegiatan pengamatan (pengambilan data) untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran (Kunandar, 2008:143). Observasi digunakan untuk mengamati pelaksanaan proses belajar mengajar memahami unsur intrinsik novel remaja melalui pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Dengan instrumen atau alat ini data yang dapat dihimpun

6 bersifat informatif dengan atau tanpa penjelasan berupa pendapat, buah pikiran, penilaian, ungkapan perasaan, dan lain-lain. Secara keseluruhan alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan dalam memahami unsur intrinsi novel remaja dengan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Sedangkan teknik tes adalah pengambilan data yang berupa informasi mengenai pengetahuan, sikap, bakat, dan lainnya dapat dilakukan dengan tes atau pengukuran bekal awal atau akhir belajar dengan berbagai prosedur penelitian. (Kunandar, 2008:186). Teknik tes dalam hal ini digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa. Teknik analisis data adalah cara yang dilakukan dalam menganalisis data penelitian. Data penelitian yang terkumpul dari hasil observasi dan wawancara dianalisis dengan langkah-langkah sebagai berikut. a. Penulis menklasifikasi data sesuai dengan masalah yang diteliti. b. Penulis menyajikan data yang diperoleh melalui observasi. c. Penulis menganalisis data dan menafsirkan data. HASIL hasil penelitian di uraikan dalam tahapan siklus pembelajaran yang dilakukan oleh siswa, guru, dan peneliti. Hasil penelitian ini terdiri dari hasil tes dan nontes. Hasil penelitian pada siklus satu, siklus dua dan siklus tiga adalah hasil tes memahami unsur interinsik novel remaja siswa setelah pembelajaran menggunakan Teknik jigsaw. Hasil nontes diperoleh dari hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti terhadap kemampuan guru dalam merancang rencana pelaksanaan pembelajaran, kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran, dan aktivitas siswa selama mengikuti proses pembelajaran. Selama proses pembelajaran berlangsung, peneliti melakukan observasi terhadap aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh siswa dan guru. Hasil observasi dicatat pada lembar observasi yang telah disiapkan. Upaya peningkatan kemampuan siswa dalam memahami unsur intrinsik novel remaja di SMP Koperasi Pontianak ini difokuskan di kelas VIII dengan jumlah siswa sebanyak 40. Hasil prariset menunjukkan bahwa nilai rata-rata siswa dalam memahami unsur intrinsik novel remaja tidak memenuhi standar ketuntasan minimum yang telah ditentukan yaitu 70. Sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami unsur intrinsik novel remaja, peneliti dengan guru kelas VIII menggunakan teknik jigsaw dalam kegiatan tindakan kelas. Penelitian ini dilakukan sebanyak tiga siklus. Prosedur penelitian tindakan kelas setiap siklus adalah rencana, tindakan, observasi, dan refleksi. Berikut analisis data siklus I, siklus II dan siklus III. Pelaksanaan siklus I dilaksanakan pada hari rabu, 9 Mei Alokasi waktu yang digunakan 3x40 menit (satu kali pertemuan). Alokasi tersebut disesuaikan dengan jadwal pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia di SMP Koperasi Pontianak. Pada pelaksanaan siklus I siswa yang mengikuti pembelajaran sebanyak 40 siswa (semua hadir). TABEL 1 HASIL NILAI SISWA SIKLUS I Nilai Frekuensi Presentase ,5% % ,5% ,5% ,5% ,5%

7 ,5% 5% 27,5% 17,5% Nilai Rata-Rata Siswa=2707,5:40=67,7 Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa dalam memahami unsur intrinsik novel remaja menggunakan kooperatif tipe jigsaw mengalami peningkatan. Nilai rata-rata siswa sebelum diterapkannya kooperatif teknik jigsaw adalah 50 setelah diterapkannya kooperatif teknik jigsaw nilai rata-rata siswa menjadi 67,7, dari 40 siswa yang memenuhi standar ketuntasan sebanyak 20 siswa atau 50%, sedangkann 20 atau 50% lainnya masih belum tuntas. GRAFIK I Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Siklus I Sebelum Tindakan Siklus I Keterangan: 50 = Nilai siswa sebelum diterapkannya pembelajaran kooperatif tipe jigsaw 67.7 = Nilai siswa setelah diterapkannya pembelajaran kooperatif tipe jigsaw Refleksi adalah mengingat dan merenungkan suatu tindakan persis seperti yang telah dicatat dalam observasi (Kunandar 2008). Berdasarkan hasil refleksi dapat disimpulkan bahwa masih banyak permasalahan yang terjadi sehingga kegiatan pembelajaran yang telah direncanakan belum terlaksana dengan efektif, maka hasil pembelajaran siswa memahami unsur intrinsik novel remajaa menggunakan teknik jigsaw belum dapat dikategorikan maksimal atau tinggi, karena dari 40 siswa hanya 50% yang mencapai nilai ketuntasan. Oleh karena itu, peneliti dan guru sepakat untuk melaksanakan siklus ke II.

8 siklus II dilaksanakan pada hari selasa 14 Mei 2012, siswa yang mengikuti pembelajaran memahami unsur intrinsik novel remaja menggunakan teknik jigsaw berjumlah 40 orang (hadir semua). Pada siklus II ini terdapat peningkatan daei siklus sebelumnya atau siklus I, nilai rata-rata yang diperoleh pada siklus II ini adalah 73,6. Hal ini dapat kita lihat pada tabel di bawah ini. TABEL 2 HASIL NILAI SISWA SIKLUS II Nilai frekuensi presentase ,5% ,5% ,5% % ,5% % ,5% % % % Nilai Rata-Rata Siswa=2942,5:40=73,6 Hasil kemampuan siswa dalam memahami unsur intrinsik novel remaja menggunakan teknik jigsaw pada siklus II menunjukkan adanya peningkatan yang cukup baik. Hal ini terlihat dari nilai rata-rataa kelas yang diperoleh pada siklus II yaitu 73,6. Siswa yang mendapatkan nilai tuntas pada siklus II ini sebanyak 32 orang atau 80 %, sedangkan siswa yang belum mendapatkan nilai ketuntasan minimal yang telah ditentukan sebanyak 8 orang atau 20 %. Peningkatan yang terjadi pada siklus II ini sebanyak 30% yaitu dari 50% menjadi 80%. GRAFIK II Peningkatan Hasil Belajar Siklus II Sebelum Tindakan Siklus I Siklus II

9 Keterangan: 50 = Nilai sebelum diterapkannya pembelajaran kooperatif tipe jigsaw 67.7 = Nilai siswa pada siklus I menggunakan teknik jigsaw 73.6 =Nilai siswa pada siklus II menggunakan teknik jigsaw Hasil refleksi yang dilakukan pada siklus II diperoleh hasil dari tugas kelompok dan individu, kemampuan siswa dalam memahami unsur intrinsik novel remaja pada siklus II memperoleh nilai rata-rata kelas 73,6, nilai tersebut masuk ke dalam kategori yang baik, akan tetapi masih ada siswa yang mendapatkan nilai di bawah rata-rata sehingga perlu diadakannya siklus ke III agar nilai yang diperoleh nantinya lebih memuaskan dan semua siswa mencapai nilai ketuntasan seperti yang telah ditentukan. Berdasarkan hasil refleksi dari penelitian siklus I dan siklus II masih terdapat beberapa hal yang harus diperbaiki dan perlunya meningkatkan hasil belajar siswa dalam memahami unsur intrinsik novel remaja. Bertolak dari adanya nilai siswa yang masih di bawah kriteria ketuntasan minimal pada siklus I dan siklus II maka peneliti melanjutkan penelitian dengan melaksanakan pembelajaran siklus III. Pelaksanaan siklus III diikuti oleh siswa sebanyak 40 siswa (semua hadir). Nilai siswa pada siklus III dapat dilihat pada tabel di bawah ini. TABEL 3 HASIL NILAI SISWA SIKLUS III Nilai Frekuensi presentase % ,5% % ,5% ,5% ,5% ,5% % % ,5% Nilai Rata-Rata Siswa= 3160,5:40=79,1 Berdasarkan data pada table di atas, dapat diketahui bahwa nilai siswa dalam memahami unsur intrinsik novel remaja menggunakan teknik jigsaw pada siklus III mengalami peningkatan yang sangat memuaskan. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata yang diperoleh siswa yaitu 79,1 yang jauh lebih tinggi dari pada siklus sebelumnya. Pada siklus III 100% atau semua siswa mencapai nilai ketuntasan. Nilai tertinggi yang dicapai adalah 91,5. Adanya peningkatan nilai siswa dapat dilihat pada grafik di bawah ini.

10 GRAFIK III Peningkatan hasil Belajar Siklus III Sebelum Tindakan Siklus I Siklus II Siklus III Keterangan: 50 = Nilai sebelum diterapkannya pembelajaran kooperatif tipe jigsaw 67.7 = Nilai siswa pada siklus I menggunakan teknik jigsaw 73.6 = Nilai siswa pada siklus II menggunakan teknik jigsaw 79.1 = Nilai siswa pada siklus III menggunakan teknik jigsaw Berdasarkan data di atas, dapat diketahui bahwa nilai kemampuan memahami unsur intrinsik novel remaja menggunakan teknik jigsaw siswa pada setiap siklus mengalami peningkatan. Data di atas menunjukkna bahwa nilai yang diperoleh oleh siswa sudah memenuhi kriteria ketuntasan minimal, oleh karena itu penelitian ini dianggap berhasil setelah dilaksanakan sebanyak tiga siklus. Nilai siswa meningkatkan karena proses pembelajaran yang dilakukan telah direncanakan dengan baik sehingga proses pembelajaran dapat terlaksana dengan baik. Pemilihan metode juga sangat berpengaruh dalam proses pembelajaran, metode yang tepat dan kinerja guru yang sangat baik juga berpengaruh terhadap nilai yang diperoleh oleh siswa. PEMBAHASAN Dari hasil pembelajaran yang dilakukan menggunakan teknik jigsaw sebanyak tiga siklus untuk meningkatkan pembelajaran memahami unsur intrinsik novel remajam mengalami peningkatan yang cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil yang diperoleh siswasebelum mengginakann teknik jigsaw nilai rata-rata siswa yaitu meningkat menjadi 67.7, pada siklus II meningkat lagi menjadi 73,6, dan setelah dilaksanakannya siklus III meningkat lagi menjadi berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran yang dilakukan mengalami perubahan setelah diterapkannya teknik jigsaw. Pembelajaran menggunakan teknik jigsaw dilakukan sebanyak III siklus dengan langkah-langkah sebagai berikut (1) Pada tahap ini guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jelas menyuguhkann berbagai fakta, pengalaman, fenomena yang berkaitan langsung dengan materi. (2) selanjutnya guru menyampaikan hal-hal yang berkaitan dengan materi

11 pembelajaran. (3) kemudian guru mengelompokkan siswa menjadi kelompok asal atau dasar dengan anggota 5 orang dengan kemampuan akademik yang heterogen. Setiap anggota kelompok diberikan sub pokok bahasan atau topik yang berbeda untuk mereka pelajari.(4) guru membagiklan materi atau tugas yang sesuai dengan materi yang diajarkan.(5) selanjutnya masing-masing siswa dalam kelompok mendapat tugas atau materi yang berbeda dan memahami informasi yang berada di dalamnya.(6) siswa yang mendapat topik yang sama berdiskusi dalam kelompok ahli.(7) dalam kelompok ahli siswa ditugaskan untuk menjadi ahli sesuai dengan materi atau tugas yang menjadi tanggung jawab siswa.(8) kelompok ahli ditugaskan untuk memahami dan dapat menyampaikan informasi tentang hasil dari materi atau tugas yang telah dipahami. Dalam hal ini guru berperan sebagai motivator bagi siswa. (9) selanjutnya siswa kembali ke kelompok dasar atau asal untuk menjelaskan apa yang mereka dapatkan dalam kelompok ahli.(10) kemudian siswa diberi kesempatan secara bergiliran untuk menyampaikan hasil dari tugas kelompok ahli.(11) Apabila kelompok sudah menyelesaikan tugasnya, secara keseluruhan masing-masing kelompok melaporkan hasilnya dan mempresentasikan di depan kelas. (12) Semua siswa diberikan tes meliputi semua topik. (13) terakhir guru memberikan penghargaan baik secara individual maupun kelompok. Dari hasil pembelajaran menggunakan teknik jigsaw, maka diperoleh nilai sebesar 67,7, dari 40 siswa yang memenuhi standar ketuntasan sebanyak 20 siswa atau 50%, sedangkan 20 atau 50% lainnya masih belum tuntas. Kemudian setelah dilaksanakannya siklus II maka nilai siswa meningkat menjadi 73,6. Siswa yang mendapatkan nilai tuntas pada siklus II ini sebanyak 32 orang atau 80 %, sedangkan siswa yang belum mendapatkan nilai ketuntasan minimal yang telah ditentukan sebanyak 8 orang atau 20 %. Peningkatan yang terjadi pada siklus II ini sebanyak 30% yaitu dari 50% menjadi 80%. Pada siklus III nilai siswa meningkat lagi menjadi 79,1 yang jauh lebih tinggi dari pada siklus sebelumnya. Pada siklus III 100% atau semua siswa mencapai nilai ketuntasan. Nilai tertinggi yang dicapai adalah 91,5. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Melalui kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti, guru, dan siswa yang dimulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan atau observasi hingga sampai pada tahap refleksi dari siklus I sampai dengan siklus III, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran memahami unsur intrinsik novel remaja menggunakan teknik jigsaw pada siswa kelas VIII dapat meningkatkan nilai siswa. Peningkatan ini dapat dilihat dari perbandingan rata-rata nilai siswa sebelum tindakan yaitu 50 setelah tindakan (siklus I) meningkat menjadi 67,7, pada siklus I ini yang mendapatkan nilai tuntas sebanyak 20 siswa atau 50% dari jumlah keseluruhan siswa yaitu 40, sedangkan 20 siswa lagi masih mendapatkan nilai di bawah ketuntasan minimal yang telah ditentukan. Setelah diadakannya siklus ke II nilai rata-rata siswa menjadi 73,6 yaitu 32 siswa atau 80% mendapatkan nilai tuntas dan yang mendapatkan nilai di bawah rata-rata sebanyak 8 siswa atau 20%. kemudian diadakan lagi siklus III sehingga nilai rata-rata siswa meningkat menjadi 79,1, dan pada siklus III ini 100% siswa mencapai nilai ketuntasan minimal yang telah ditentukan yaitu 70. Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas dapat disimpilkan hal-hal sebagai berikut. a. Perencanaan yang dibuat oleh peneliti dan teman sejawat sudah sangat baik meskipun belum terlaksana dengan sempurna karena keterbatasan waktu. b. Pelaksanaan pembelajaran pada siklus I yang dilakukan oleh guru kurang maksimal, karena guru masih belum terbiasa dengan kehadiran peneliti di kelas. Pembelajaran memahami unsur intrinsik novel remaja menggunakan teknik jigsaw pada siswa kelas VIII A SMP Koperasi Pontianak tahun pelajaran 2011/2012 telah dilaksanakan sebanyak 3 siklus dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa, sehingga nilai yang diperoleh siswa mencapai criteria ketuntasan minimal yang telah ditentukan. Teknik jigsaw sangat tepat

12 digunakan dalam pembelajaran memahami unsur intrinsik novel remaja, karena siswalebih leluasa bekerja dalam kelompoknya, dan memiliki tanggung jawab terhadap kelompoknya masing-masing serta menumbuhkan rasa bekerja sama yang baik. c. Hasil pembelajaran memahami unsur intrinsik novel remaja mengalami peningkatan pada setiap siklusnya, hal itu dapat dilihat pada uraian di bawah ini. 1) Nilai siswa sebelum tindakan, rata-rata 56,9. 2) Hasil siswa menggunakan Teknik jigsaw pada siklus I rata-rata adalah ) Hasil siswa menggunakan teknik jigsaw pada siklus II rata-rata adalah 73,6. 4) Hasil siswa menggunakan teknik jigsaw pada siklus III rata-rata adalah 79,1. Saran Berdasarkan simpulan yang telah dikemukakan, maka peneliti memberikan saran sebagai berikut. a. Guru hendaknya mengatur waktu pembelajaran denga baik, agar proses pembelajaran berjalan dengan maksimal sesuai perencanaan yang telah di buat. b. Guru hendaknya melaksanakan pembelajaran dengan penuh percaya diri agar suasana menjadi santai tidak terlalu tegang. c. Guru harus lebih kreatif lagi dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran baik dari segi media ataupun metode yang digunakan, agar siswa lebih tertarik untuk belajar. d. Guru seharusnya lebih banyak melibatkan siswa dalam pembelajaran, agar siswa lebih aktif dan memuanyai tanggung jawab terhadap pelajarannya. DAFTAR RUJUKAN Alma, Buchari Guru Professional Menguasai Metode dan Terampil Bandung : Alfabeta. Mengajar. Arikunto, Suharmi dkk Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Kunandar Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Rajagrafindo Persada. Lie, Anita Cooperative learning. Jakarta : Grasindo Widiasarana Indonesia. Nawawi, Hadari Metode Penelitian Bidang Sosial.Yogyakarta: Gadjah Mada University Pers. Moleong Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Purwanto, Edi Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw. (online) tersedia www//: s1pgsd.blogspot.com (dikunjungi 22 Maret 2012) Slavin, Robert Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Nusa Media. Trianto Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Prenada Media Group. Umar, Syahwani dan Syambasril. Panduan Program Penganlaman Lapangan Mahasiswa FKIP Untan Bahasa Indonesia. Pontianak: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tanjungpura.