TRADISI PEMBUATAN TANGKAL UNTUK IBU HAMIL PADA SUKU MELAYU DI DESA SEI BEROMBANG KECAMATAN PANAI HILIR KABUPATEN LABUHAN BATU

Transkripsi

1 TRADISI PEMBUATAN TANGKAL UNTUK IBU HAMIL PADA SUKU MELAYU DI DESA SEI BEROMBANG KECAMATAN PANAI HILIR KABUPATEN LABUHAN BATU Oleh: Rosramadhana, Payerli Pasaribu, dan Waston Malau Abstrak Pada masyarakat pesisir yang dinamakan orang Melayu yang tinggal di desa Sei Berombang Kecamatan Panai Hilir Kabupaten Labuhan Batu ada suatu tradisi yang harus dilakukan oleh perempuan yang sedang hamil yaitu membuat Tangkal. Tradisi ini masih tetap dipertahankan sampai saat ini, bahkan uniknya untuk membuat tangkal itu ada ritual khusus yang harus dilakukan oleh orang yang dipercaya untuk membuatnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ritual kepercayaan yang dilakukan khususnya menggambarkan tentang proses pelaksanaan ritual kepercayaan pembuatan dan pemakaian tangkal pada ibu hamil, untuk mengetahui fungsi dan makna tangkal bagi masyarakat Melayu khususnya tangkal ibu yang sedang mengandung. Rancangan penelitian ini akan disusun dengan menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan etik dan emik. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dan studi dokumen. Dianalisis secara kualitatif, Penelitian ini juga akan melakukan audit trail untuk menguji keakuratan data (catatan lapangan, hasil rekaman dokumen, dan foto. Dan dilakukan member check dengan informan. Tangkal juga diletakkan di bagian rumah yang disarankan seperti di atas pintu masuk di sudut ruangan dan di dapur. Menurut ibu Jurmiah Kalimantan (pembuat tangkal) setelah ritual sumpit selesai dilaksanakan dan diberikan kepada ibu hamil langsung dipakai dan tidak boleh dilangkahi. Selanjutnya beberapa macam tangkal seperti (1)kunyit (2) kunyit bungle, (3) jariango,(4) kencur, (5) duri landak,(6) kuku bajang, (7)pinang sundari, (8) buah kemiri, (9) bawang putih tunggal, (10) barang merah tunggal, (11) gambir, (12) kapur, (13) sirih, (14) bambu kuning, (15) Sogar ono/bargot, (15) ijok, (16) lidi gila, (17) sambok daro, (18) benang 3 warna (hitam,kuning,merah) dimasukkan kedalam sumpit dan tidak boleh ditutup agar setan takut. Kata Kunci : Tradisi, Tangkal Ibu Hamil, Melayu A. Pendahuluan Perkembangan pola pikir masyarakat di era modern sekarang ini sudah mengalami kemajuan seiring dengan arus globalisasi, namun kepercayaan terhadap hal-hal yang masih ditradisikan masih mewarnai kehidupan masyarakat itu. Demikian Dosen Program Studi Pendidikan Antropologi, Fakultas Ilmu Sosial, UNIMED JUPIIS VOLUME 5 Nomor I Juni

2 halnya pada masyarakat pesisir yang dinamakan orang Melayu yang tinggal di desa Sei Berombang Kecamatan Panai Hilir Kabupaten Labuhan Batu. Pada masyarakat yang menetap di sini, ada suatu tradisi yang harus dilakukan oleh perempuan yang sedang hamil yaitu membuat Tangkal. Tradisi ini masih tetap dipertahankan sampai saat ini, bahkan uniknya untuk membuat tangkal itu ada ritual khusus yang harus dilakukan oleh orang yang dipercaya untuk membuatnya. Berdasarkan fenomena yang diamati seperti yang telah diuraikan di atas, yang menimbulkan pertanyaan bagi peneliti sebagai berikut: 1) Bagaimana ritual kepercayaan yang dilakukan dalam pembuatan tangkal ibu hamil? 2) Apa fungsi dan makna tangkal bagi masyarakat Melayu khususnya tangkal untuk ibu yang sedang mengandung? 3) Bagaimana peranan medis dalam pandangan masyarakat di desa Sei Berombang? Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ritual kepercayaan yang dilakukan khususnya menggambarkan tentang proses pelaksanaan ritual kepercayaan pembuatan dan pemakaian tangkal pada ibu hamil, untuk mengetahui fungsi dan makna tangkal bagi masyarakat Melayu khususnya tangkal ibu yang sedang mengandung dan untuk mengetahui peranan medis dalam pandangan masyarakat suku Melayu di desa Sei Berombang karena perkembangan ilmu pengetahuan sekarang ini. B. Metode Penelitian Peneliti menetapkan bahwa lokasi penelitian adalah di Desa Sei Berombang, Kecamatan Panai Hilir, Kabupaten Labuhan Batu. Adapun yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah ibu hamil dan medium atau orang yang dipercaya mempunyai kekuatan supranatural untuk membuat tangkal ibu yang sedang mengandung serta pemuka agama. Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini terkait dengan model. Adapun model yang digunakan adalah penelitian antropologi yaitu pola keberagaman budaya dan penelusurannya seperti mitos, ritus,symbol dan pengalaman religious. Rancangan penelitian ini akan disusun dengan menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan etik dan emik. Metode ini digunakan agar mampu menghasilkan data data deskriptif berupa penafsiran peneliti dalam analisis budaya. Dengan demikian penelitian ini dapat dideskripsikan sesuai dengan kajian ilmu antropologi. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dan studi dokumen. Observasi dilakukan secara berkelompok karena penelitian ini melibatkan lebih dari satu orang JUPIIS VOLUME 5 Nomor I Juni

3 untuk mengamati tinjauan awal penelitian. Dalam penelitian ini tim juga melibatkan mahasiswa sebagai tenaga lapangan untuk membantu. Peneliti berusaha untuk mengadakan observasi secara langsung terhadap berbagai realitas yang berpengaruh dan dipengaruhi oleh fenomena di lapangan seperti melihat langsung pemakaian tangkal dibadan ibu hamil dan dilokasi rumah mereka. Wawancara dilakukan dengan berbagai pihak seperti ibu hamil, orang pandai pembuat tangkal dan pemuka agama di kelurahan Sei Berombang. Selanjutnya peneliti melakukan dokumentasi dari seluruh aktivitas yang dilakukan dilapangan dengan cara mendokumentasikannya. Teknik analisa data yang dilakukan adalah dari Data hasil penelitian yang telah dikumpulkan sepenuhnya baik yang diperoleh melalui observasi, wawancara, maupun studi dokumen secara mendalam dianalisis secara kualitatif. Analisis data dilakukan setiap saat pengumpulan data di lapangan secara berkesinambungan. Dengan cara melakukan komparasi hasil temuan observasi dan pendalaman makna, maka diperoleh suatu analisis data yang terus menerus secara simultan sepanjang proses penelitian. Penelitian ini juga akan melakukan audit trail untuk menguji keakuratan data (catatan lapangan, hasil rekaman dokumen, dan foto), hasil analisis data, hasil sintesis data, dan proses yang digunakan (metodologi, desain strategi, dan prosedur). Dan dilakukan member check dengan informan, yaitu menanyakan kembali pernyataan yang telah terangkum dalam pemahaman peneliti, untuk memastikan kebenaran makna yang telah dibuat C. Hasil Penelitian Dan Pembahasan 1. Fungsi dan Makna Tangkal Pembuatan tangkal pada ibu hamil dimulai dengan langkah-langkah sebagai berikut : a. Sejak diketahui hamil, masyarakat di desa ini sudah membuat tangkal namun belum lengkap. Tangkal yang dipakai seperti Paku yang disanggulkan kerambut yang diletakkan dikepala. Selanjutnya dibuat sumpit tangkal yang didisi dengan kunyit bungle dan bawang putih tunggal. b. Pada usia kandungan sudah 5 bulan, tangkal isi disumpit seperti (1)kunyit (2) kunyit bungle, (3) jariango,(4) kencur, (5) duri landak,(6) kuku bajang, (7)pinang sundari, (8) buah kemiri, (9) bawang putih tunggal, (10) barang merah tunggal, (11) gambir, (12) kapur, (13) sirih, (14) bambu kuning, (15) Sogar ono/bargot, (15) ijok, (16) lidi gila, (17) sambok daro, (18) benang 3 warna (hitam,kuning,merah). JUPIIS VOLUME 5 Nomor I Juni

4 Caranya : lidi gila, sogar ono,sambok daro, ijok diikat jadi satu dengan kunyit bungle. Gunanya agar setan takut dan tidak menganggu ibu yang sedang hamil itu. c. Pada usia kandungan sudah 7 bulan, tangkal isi sumpit ditambah alatnya seperti : (1) duri landak, (2) kuku bajang (3) jintan hitam, (4) bawang merah tunggal, (5) kayu manis, (6) lada putar, (7) ciput duri, (8) kemenyan dan (9) inggu, (10) jadam, (11) dan Kayu sopang. 2. Ritual Pelaksanaan Langkah pertama yang dilakukan ibu hamil adalah dengan mendatangi mediator (pembuat tangkal) terlebih dahulu, namun apabila ibu hamil tidak bisa datang bisa diwakilkan oleh ibu atau saudara kandung. Selanjutnya diberikan arahan oleh si pembuat tangkal. Adapun alat dan sarana yang diperintahkan oleh mediator pada malam jum at.diberikan kepada si pembuat tangkal untuk dibuat. Ritual pembuatan tangkal dilakukan selesai sholat Isha pada malam Jum at. Sebelum tangkal dimasukkan kesumpit terlebih dahulu dibersihkan dan diletakkan dipiring. Sebelum tangkal didoakan alat-alat yang diminta mediator diserahkan namun tidak diperbolehkan mengatakan alat tersebut kurang walaupun alatnya tidak lengakap. Tangkal harus dalam menghadap ke kiblat dan selanjutnya mediator mendo akannya dengan membaca shalawat sebanyak 7 (tujuh) kali. Selanjutnyadiberikan kepada ibu hamil. Setelah itu tangkal dipakai kebagian yang disarankan seperti benang 3 (tiga) warna dipakai dipinggang ibu hamil dengan membaca shalawat terlebih dahulu.tangkal juga diletakkan dibagian rumah yang disarankan seperti diatas pintu masuk di sudut ruangan dan di dapur. Menurut ibu Jurmiah Kalimantan (pembuat tangkal) setelah ritual sumpit selesai dilaksanakan dan diberikan kepada ibu hamil langsung dipakai dan tidak boleh dilangkahi 3. Syarat Tangkal Untuk membuat tangkal ada persyaratan yang diberikan kepada mediator seperti: a. Memberikan uang Rp ,- untuk menempah tangkal tersebut b. Syarat mendoakannya diberikan Rp ,- kepada si pembuat tangkal Menurut ibu Jurmiah Kalimantan syarat ini tidak tetap tergantung kepada orang yang memberikannya, bisa lebih dari itu terkadang diberikan kepada beliau 4. Lokasi Meletakkan Tangkal JUPIIS VOLUME 5 Nomor I Juni

5 a. Tangkal digantung di depan pintu masuk rumah ibu hamil b. Tangkal diletakkan pintu belakang dapur ibu hamil c. Tangkal diletakkan di dekat ibu hamil d. Tangkal dibuat di atas jendela rumah ibu hamil JUPIIS VOLUME 5 Nomor I Juni

6 D. Kesimpulan Dan Saran 1. Kesimpulan Perkembangan pola pikir masyarakat di era modern sekarang ini sudah mengalami kemajuan seiring dengan arus globalisasi, namun kepercayaan terhadap hal-hal yang masih ditradisikan masih mewarnai kehidupan masyarakat itu. Demikian halnya pada masyarakat pesisir yang dinamakan orang Melayu yang tinggal di desa Sei Berombang Kecamatan Panai Hilir Kabupaten Labuhan Batu. Pada masyarakat yang menetap disini, ada suatu tradisi yang harus dilakukan oleh perempuan yang sedang hamil yaitu membuat Tangkal.Tradisi ini masih tetap dipertahankan sampai saat ini, bahkan uniknya untuk membuat tangkal itu ada ritual khusus yang harus dilakukan oleh orang yang dipercaya untuk membuatnya. Pada masyarakat di desa Sei Berombang cara membuat tangkal juga tidak sembarangan karena orang yang membuatnya adalah yang dianggap berilmu atau orang yang dipercaya mempunyai kekuatan supranatural. Pada masyarakat Melayu di desa Sei Berombang Kecamatan Panai Hilir Kabupaten Labuhan Batu ini, mereka masih menjaga tradisi dalam pembuatan tangkal yang diyakini untuk menjaga ibu hamil dari gangguan roh jahat. Dalam pandangan dan kepercayaan mereka tangkal menjadi keharusan dibuat daripada melakukan perobatan medis. 2. Saran Tradisi dalam suatu masyarakat merupakan keunikan budaya yang perlu dilestarikan, namun dalam perkembangan zaman yang semakin modern dan teknologi yang semakin canggih hendaknya masyarakat perlu juga untuk melakukan tindakan medis untuk mengantisipasi berbagai fenomena penyakit yang ada JUPIIS VOLUME 5 Nomor I Juni

7 sekarang ini. Bagi masyarakat Melayu di desa Sei Berombang hendaknya dapat mensinergikan antara tradisi dan tindkan medis dan demi kepentingan masyarakat Pemerintah Daerah dalam hal ini Pemerintah Kabupaten Labuhan Batu dapat memberikan kontribusi demi masyarakat Labuhan Batu umumnya dan Sei berombang khususnya. Daftar Pustaka Bungin,Burhan Metodologi Penelitian Kualitatif Aktualisasi Metodologis ke Arah Ragam Varian Kontemporer. Jakarta : Grafindo Danandjaja, 2002, Folklor Indonesia, Ilmu gosip, dongeng dan lain lain, Grafiti, Jakarta Ihromi,T.O Pokok Pokok Antropologi Budaya. Jakarta : Obor Kaplan, D.&Manners, R.A. Teori Budaya. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Koentjaraningrat., Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta , Manusia dan Kebudayaan Indonesia. Jakarta: Djambatan ,2004. Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta: Gramedia , Sejarah Teori Antropologi I. Jakarta : UI- Press , 1985, Ritus Peralihan di Indonesia, PN Balai Pustaka,Jakarta Madjid,Nurcholish dkk Passing Over : Melintasi Batas Agama. Jakarta : Gramedia Simanjuntak,B.A Kapita Selekta Teori Teori Antropologi dan Sejarah Sosiologi. Medan: BMP ,2008, Tradisi,Agama, dan Akseptasi Modernisasi Pada Masyarakat Pedesaan, Bina Media Perintis, Medan Melayu Pesisir dan Batak Pegunungan (Orientasi Nilai Budaya). Jakarta : Obor JUPIIS VOLUME 5 Nomor I Juni