BAB 1 PENDAHULUAN. Di Indonesia, praktek perbankan sudah tersebar sampai ke pelosok pedesaan.

Transkripsi

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di Indonesia, praktek perbankan sudah tersebar sampai ke pelosok pedesaan. Lembaga keuangan berbentuk bank di Indonesia berupa Bank Umum, Bank Perkreditan Rakyat (BPR), Bank Umum Syari'ah, dan juga BPR Syari'ah (BPRS). Masing-masing bentuk lembaga bank tersebut berbeda karakteristik dan fungsinya.perbankan di Indonesia tidak terlepas dari zaman penjajahan Hindia Belanda. Pada masa itu terdapat beberapa bank yang memegang peranan penting di Hindia Belanda. Di zaman kemerdekaan, perbankan di Indonesia bertambah maju dan berkembang lagi. Beberapa bank Belanda dinasionalisir oleh pemerintah Indonesia. Seiring perkembangan jaman perbankan di Indonesia tidak hanya terdiri dari bank konvensional saja namun juga sekarang terdapat bank syariah.perkembangan bank syariah di Indonesia sangat pesat, didirikan pertama kali pada tahun 1991 yaitu dengan berdirinya Bank Muamalat Indonesia (BMI).Pada awal berdirinya, bank syariah belum mendapatkan perhatian yang optimal dalam tatanan perbankan nasional, tetapi setelah dikeluarkannya Undang-undang No. 7 Tahun 1992, bank syariah mulai menunjukkan perkembangannya. Pemberlakuan Undang-undang No. 10 Tahun 1998 tentang perbankan telah memberi kesempatan luas untuk pengembangan jaringan perbankan syariah. Selain itu Undang-undang No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia, telah menugaskan kepada Bank Indonesia mempersiapkan perangkat peraturan dan fasilitas-fasilitas 1

2 penunjang yang mendukung operasional bank syariah. Kedua undang-undang tersebut menjadi dasar hukum penerapan dual banking sistem di Indonesia. Dual banking sistem yang dimaksud adalah terselenggaranya dua sistem perbankan (konvensional dan syariah) secara berdampingan, yang pelaksanaannya diatur dalam berbagai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Menurut Maharani (2009) kinerja keuangan perbankan syariah lebih baik dari kinerja keuangan bank konvensional. Pada tahun-tahun terakhir ini dunia perbankan syariah di Indonesia menunjukkan perkembangan yang sangat pesat, baik dilihat dari jumlah pembukaan kantor baru, jenis usaha bank dan volume kegiatan bank yang dilakukannya. Seiring dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi, pembiayaan perbankan syariah juga mengalami peningkatan yang tajam.kualitas pembiayaan syariah juga menunjukkan kinerja yang membaik dengan ditunjukkan oleh membesarnya porsi pembiayaan bagi hasil. Salah satu unsur penting dalam proses pembangunan hingga dapat berhasil adalah ketelibatan sektor moneter dan perbanakan.jasa perbankan pada umumnya terbagi atas dua tujuan. Pertama, sebagai penyedia mekanisme dan alat pembayaran yang efesien bagi nasabah.untuk ini, bank menyediakan uang tunai, tabungan, dan kartu kredit.ini adalah peran bank yang paling penting dalam kehidupan ekonomi.tanpa adanya penyediaan alat pembayaran yang efesien ini, maka barang hanya dapat diperdagangkan dengan cara barter yang memakan waktu. Kedua, dengan menerima tabungan dari nasabah dan meminjamkannya kepada pihak yang membutuhkan dana, berarti bank meningkatkan arus dana untuk investasi dan pemanfaatan yang lebih produktif. Bila peran ini berjalan dengan baik, ekonomi suatu negara akan menngkat. Tanpa adanya arus dana ini, uang hanya berdiam di 2

3 saku seseorang, orang tidak dapat memperoleh pinjaman dan bisnis tidak dapat dibangun karena mereka tidak memiliki dana pinjaman. Menurut Subaweh (2008) Pinjaman terhadap tabungan dan rasio tabungan terhadap aset tidak berpengaruh signifikan terhadap pengembalian ekuitas, baik pada bank konvensional maupun syariah. Dan juga kinerja keuangan pada perbankan syariah dan konvensional tidak memiliki perbedaan yang signifikan. Persoalan paling mendasar bagi manajemen bank adalah menjaga kepercayaan nasabah penyimpan dana. Bank harus menyediakan dana yang dibutuhkan dengan cepat dan tepat serta pelayanan yang memuaskan. Bila tidak, nasabah akan kecewa dan menarik simpananya untuk pindah ke bank lain. Apabila kekecewaan nasabah ini menyebar dan terjadilah rush. Pada akhirnya bank akan kehilangan para nasabahnya dan akan lumpuh dan mengalami kebangkrutan. Prinsip kehati-hatian dalam kebijaksaan perbankan (prudent bankin policy) merupakan kunci sukses bagi bisnis perbankan saat ini. Berbagai regulasi yang diterapkan oleh otoritas moneter beberapa tahun terakhir ini menunjukan tingkat yang amat serius dalam menjaga dan dan membawa bisnis perbankan kearah usaha yang sehat dan dapat berbicara tidak hanya ditingkat nasional tetapi juga di tingkat internasional. Menurut Kusumo (2008) Net Operating Margin (NOM) menpengaruhi investor untuk berinvestasi. Resiko Pasar (Market Risk) berpengaruh terhadap transaksi valuta asing. Bank juga merupaka sebuah perusahaan, maka karena itu persoalan likuiditas dan solvabilitas adalah persoalan yang amat penting dan berkaitan sangat erat dengan kepercayaan nasabah, masyarakat dan pemerintah. Oleh karena itu, untuk mempertahankan kepercayaan public terhadap kinerja perbankan 3

4 sangatlah diperlukan transparansi dan pengungkapan yang memadai yang berkaitan dengan inforlmasi likuiditas dan solvbilitas tersebut. Informasi yang dimuat dalam laporan yang disusun secara transparan dan memenuhi aturan aturan yang telah di tetapkan oleh bank sentral yaitu bank Indonesia, yang tentunya sangat bermanfaat tidak hanya bagi para pengelola bank dalam proses pengambilan keputusan namun juga untuk para masyarakat pengguna jasa bank. Selain itu, bagi Bank Indonesia sebagai pengelola kebijakan publik dibidang perbankan, laporan laporan yang di sampaikan bank merupakan salah satu sumber informasi yang penting dalam melaksanakan tugas pembinaan dan pengawasan bank. Menurut Amalia (2011) Modal yang cukup dapat menutup segala risiko yang mungkin timbul dari penanaman dana dalam aktiva-aktiva produktif yang mengandung risiko serta untuk membiayai penanaman dalam aktiva tetap dan inventaris. Informasi mengenai likuiditas dan solvabilitas perbankan dapat diketahui dari laporan keuangan bank yang bersangkutan dimana biasanya berkaitan dengan aktiva dan kewajiban yang diakui dalam neraca dan unsur-unsur diluar neraca.likuiditas menunjukan kemamapuan bank untuk memenuhi kewajibannya kepada semua pihak yang sewaktu waktu dapat menarik atau mencairkan simpanan dan komponen lainnya. Tingak solvabilitas dari suatu bank menunjukan kelebihan aset yang berasal dari kewajibannya atau dengan kata lain solvabilitas merupakan kecukupan suatu bank. Laporan keuangan bank bertujuan untuk menyediakan informasi yang berkaitan dengan posisi keuangan, kinerja dan perubahan posisi keuangan dan juga sebagai dasar pengambilan keputusan.suatu laporan keuangan akan bermanfaat 4

5 apabila informasi yang disajikan tersebut dapat dipahami, relevan, handal dan dapat diperbandingkan. Akan tetapi, perlu disadari pula bahwa laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan oleh pihak pihak yang berkaitan dengan bank, karena secara umum laporan keuangan hanya menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian di masa yang lal, dan tidak diwajibkan untuk memyediakan informasi nonkeuangan. Walaupun demikian, dalam beberapa hal bank perlu menyediakan informasi non-keuangan yang mempunyai pengaruh terhadap keuangan dimasa depan, sehingga kebutuhan para pengguna laporan keuangan dapat terpenuhi oleh pengungkapan yang menyeluruh dan memadai dari semua aspek Pengungkapan peristiwa setelah tanggal neraca merupakan salah satu pengungkapan yang sangat penting untuk diungkapkan, mengingat hal tersebut sangat berguna bagi auditor untuk menentukan apakah terjadi sesuatu yang mempengaruhi penilaian atau pengungkapan atas laporan keuangan yang sedang diaudit. Akan tetapi meskipun sudah ada peraturan yang mewajibkan pengungkapan pristiwa setelah tanggal neraca, ternyata masih banyak para manajemen perusahaan khususnya perbankan yang mengabaikan peraturan tersebut. Menurut Yusuf (2013) memganalisis tingkat kesehatan bank dengan menggunakan metode RGEC Penelitian ini dilakukan pada Bank Pengkreditan Rakyat Syariah periode Berdasarkan hasil analisis kinerja keuangan pada Bank Pengkreditan Rakyat Syariah pada tahun 2006 sampai dengan tahun 2009, dapat ditarik kesimpulan Risk profile, Good corporate governance, Earnings, & Capital pada Bank Pengkreditan Rakyat Syariah dikategorikan dalam Peringkat komposit 2 yang mencerminkan kondisi Bank yang secara umum sehat sehingga 5

6 dinilai mampu menghadapi pengaruh negatif yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan faktor eksternal lainnya. Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan diatas dimana peran laporan keuangan perusahaan sangat lah penting dan berpengah bagi perusahaan maka, dipilihlah judul Analisa Kinerja keuangan Perbankan Syariah Dan Perbankan Konvensional Dengan Metode Risk profile, Good corporate governance, Earnings, & Capital (RGEC). 1.2 Ruang Lingkup Penelitian Untuk menghidari pembahasan masalah yang terlalu luas dan tidak relevan dengan objek permasalahanpenulis membatasi masalah yang akan dibahas adalah Bank Tbk. yang ada di Bursa Efek Indonesia dan memiliki asset dibawah Rp Maka studi kasus dilakukan terhadap dua bank yaitu Bank Muamalat dan Bank DKI. 1.3 Rumusan Masalah 1. Apakah penilaian performance pada Bank Syariah dan Bank Konvensional sudah komprehensif? 2. Apakah terdapat perbedaan dalam melakukan penilaian kinerja keuangan Bank Syariah dengan Bank Konvensional dengan menggunakan metode RGEC? 3. Bagaimana pengaruh Risk profile, GCG, earning dan capita lpada Bank syariah dan Bank konvensional, mana yang memiliki kinerja yang lebih baik dalam menilai Risk profile, GCG, capital dan earnings anatara Bank Syariah dan Bank Konvensional? 6

7 1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian 14.1 Tujuan Penelitian 1. Mengetahui Bagaimana cara menilai performance pada Bank Syariah dan Bank Konvensional. 2. Mengetahui apakah terdapat perbedaan dalam melakukan penilaian kinerja keuangan bank Syariah dengan bank Konvensional. 3. Untuk menganalisis dan mengetahui pengaruh earnings dan capital pada Bank syariah dan Bank konvensional, mana yang memiliki kinerja yang lebih baik dalam menilai Risk profile, GCG, capital dan earning anatara Bank Syariah dan Bank Konvensional Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diperoleh bagi beberapa pihak dalam penelitian analisis kinerja keuangan antara bank umum konvensional dengan bank umum syariah adalah sebagai berikut: 1. Bagi penulis Dengan menulis penelitian ini, penulis mendapatkan pemahaman ilmu yang lebih dalam mengenai ekonomi syariah khususnya dalam hal ini mengenai perbankan syariah yang saat ini sedang berkembang pesat di Indonesia. 7

8 2. Bagi perbankan syariah Dapat menjadi bahan evaluasi bagi perbankan syariah untuk dapat mempertahankan atau meningkatkan kinerja keuangan serta dapat memperbaikinya apabila terdapat kekurangan atau kelemahan agar dapat berkompetitif dengan perbankan konvensionaldimana saat ini perbankan konvensional mendominasi pangsa pasar di Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama islam. 3. Bagi perbankan konvensional Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi perbankan konvensional untuk membentuk bank umum syariah atau unit usaha syariah mengingat masyarakat muslim di Indonesia sudah mulai memahami keharaman system bunga pada perbankan konvensional. 4. Bagi peneliti lain Sebagai tambahan informasi dan bahan perbandingan untuk penelitian,khususnya mengenai kinerja keuangan baik diperbankan konvensional maupun pada perbankan syariah. 5. Bagi masyarakat luas Diharapkan dapat memberi pemahaman yang lebih, khususnya masyarakat muslim mengenai perbankan syariah agar dapat beralih dari perbankan konvensional ke perbankan syariah untuk menghindari praktek riba. 8

9 1.5 Metodologi Penelitian dan Teknik Penelitian Metodologi yang digunakan penulis: Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah jenis penelitian terapan.penelitan terapan menjelaskan bahwa penelitian dilakukan berdasarkan teori yang ada untuk memecahkan permasalahan tertentu Teknik Pengumpulan Data dan Informasi 1. Penelitian Kepustakaan (Library Research) Penulis mengumpulkan informasi atau data yang berkaitan dengan membaca buku-buku yang berkaitan dengan penelitian.penulis memakai dan menggunakan dari data sekunder yang telah tersedia di websiter Bank Muamalat dan Bank DKI yang terdiri dari laporan keuangan dan laporan tahunan. 2. Penelitian Lapangan (Field Research) Penelitian dilapangan dilakukan untuk mendapatkan data atau informasi langsung dari obyek yang diteliti dangan cara melakukan wawancara terhadap narasumber-narasumber yang berkaitan dengan penelitian Metode yang digunakan Metode yang akan digunakan oleh penulis adalah metode deskriptif kualitatif dengan alat analisis Risk profile, Good corporate governance, Earnings, & Capital (RGEC) untuk mengukur kinerja 9

10 keuangan perbankan untuk mengetahui perbandingan tingkat kesehatan bank antara bank syariah dengan bank konvensional. 1.6 Sistematika Penulisan Skripsi Sistematika pembahasan dibuat untukmegurutkan bab bab yang ada dalam skripsi ini beserta penjelasannya, menguraikan permasalahan secara berurutan agar lebih mudah dipahami. Adapun garis besar sistematika pembahasannya adalah sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN Pada bab ini dijelaskan tentang latar belakang masalah dari penelitian, yang kemudian ditarik secara eksplisit dalam perumusan masalah. Sebagai acuan dari keseluruhan penelitian ini akan ditegaskan dengan tujuan penelitian secara final agar lebih jelas dan terarah serta manfaat dari penelitian itu sendiri baik secara teoritik maupun praktis. Sistematika penulisan yang merujuk pada panduan penulisan skripsi dan beberapa buku yang mengulas tentang metode riset lainnya. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini penulis mencoba dengan mengulas perdebatan teoritis tentang masalah-masalah yang berhubungan dengan obyek penelitian melalui teoriteori yang mendukung serta relevan dari buku atau literatur yang berkaitan dengan masalah yang diteliti dan juga sumber informasi dari referensi media lain. Adapun isinya adalah pengertian bank syariah dan konvensional, cirriciri perbankan syariah dan konvensional, prinsip bank syariah dan konvensional, fungsi dan peran bank syariah dan konvensional, sumber dana 10

11 bank syariah dan konvensional, pengertian laporan keuangan, arti penting laporan keuangan, unsur laporan keuangan laporan keuangan bank syariah dan konvensional. Analisis peringkat komposit dalam pengukuran kesehatan bank, factor-faktor yang menggugurkan tingkat kesehatan bank. BAB III: GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Dalam bab ini diuraikan tentang gambaran umum perbankan termasuk sejarah perkembangan perusahaan, visi misi, budaya perusahaan, struktur organisasi perusahaan,legalitas dan perizinan oprasional perusahaan, produkproduk perusahaan, struktur keuangan perusahaan dan masalah masalah terkai dengan bisnis yang dijalankan oleh perusahaan. BAB IV: ANALISIS DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini diuraikan tentang analisis data dan hasil analisis serta pembahasannya. Perhitungan laporan keuangan perusahaan dan kesehatan pada perbankan syariah maupun konvensional dengan menggunakan metode penelitian yaitu peringkat komposit. BAB V: PENUTUP Pada bab terakhir ini memuat kesimpulan dari keseluruhan pembahasan, refleksi untuk memberikan saran berdasarkan kesimpulan penelitian untuk mengkaji kebenaran, yang kemudian perlu disampaikan sebagai bahan pertimbangan bagi pimpinan untuk kebijaksanaan perusahaan selanjutnya. 11

12 1.7 Penelitian Terdahulu Penelitian Kusumo yang berjudul Analisis Kinerja Keuangan Bank dengan Pendekatan PBINo. 9/1/PBI/2007 (studi kasus: Bank Syariah Mandiri Periode ) menggunakan alat analisis camelsmenyimpulkan bahwa Net Operating Margin (NOM) menpengaruhi investor untuk berinvestasi. Resiko Pasar (Market Risk) berpengaruh terhadap transaksi valuta asing. Penelitian Amalia yang berjudul Analisis Kinerja Keuangan Bank dengan Metode Camel (studi kasus: Bank Syariah Bukopin Periode ) dengan alat analisis camels menyimpukan bahwa Modal yang cukup dapat menutup segala risiko yang mungkin timbul dari penanaman dana dalam aktiva-aktiva produktif yang mengandung risiko serta untuk membiayai penanaman dalam aktiva tetap dan inventaris. Penelitian yang dilakukan Subaweh dengan judul Analisis Perbandingan Kinerja keuangan Bank Syariah dan Bank Konvensional Periode dengan alat analisis resesi berganda, menyimpulkan bahwa Pinjaman terhadap tabungan dan rasio tabungan terhadap aset tidak berpengaruh signifikan terhadap pengembalian ekuitas, baik pada bank konvensional maupun syariah. Dan juga kinerja keuangan pada perbankan syariah dan konvensional tidak memiliki perbedaan yang signifikan. Menurut Yusuf (2013) memganalisis tingkat kesehatan bank dengan menggunakan metode RGEC Penelitian ini dilakukan pada Bank Pengkreditan Rakyat Syariah periode Berdasarkan hasil analisis kinerja keuangan pada Bank Pengkreditan Rakyat Syariah pada tahun

13 sampai dengan tahun 2009, dapat ditarik kesimpulan Risk profile, Good corporate governance, Earnings, & Capital pada Bank Pengkreditan Rakyat Syariah dikategorikan dalam Peringkat komposit 2 yang mencerminkan kondisi Bank yang secara umum sehat sehingga dinilai mampu menghadapi pengaruh negatif yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan faktor eksternal lainnya. Penelitian Maharani yang berjudul Perbandingan Kinerja Keuangan Antara Perbankan Syariah dengan Bank Konvensional dengan metode penelitian Rasio Keuangan menyimpulkan Kinerja Keuangan pada Bank Syariah lebih baik dibandingkan dengan Bank Konvensional Dari telaah pustaka diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa penelitian tersebut memiliki kesamaan dengan penelitian yang penulis lakukan, yaitu bahwa sama-sama menggunakan rasio keuangan sebagai alat analisis data. Namun yang membedakan penelitian diatas dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah rasio keuangan yang digunakan untuk melakukan analisis data berbeda dengan penelitian yang telah ada sebelumnya yaitu menggunakan metode RGEC. Pada penelitian ini penulis menggunakan metode sebagai berikut: Risk profile, Good corporate governance, Earnings, & Capital. 13