BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keduanya menjadi kebutuhan pokok manusia dan sama-sama memiliki peran yang besar

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keduanya menjadi kebutuhan pokok manusia dan sama-sama memiliki peran yang besar"

Transkripsi

1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Agama dan sains adalah dua hal yang saling berhubungan satu sama lain. Keduanya menjadi kebutuhan pokok manusia dan sama-sama memiliki peran yang besar dalam sistem kehidupan manusia. Agama bagi manusia sebagai pedoman, petunjuk, kepercayaan, dan keyakinan bagi pemeluknya untuk hidup sesuai dengan fitrah manusia yang dibawa sejak lahir. Eksistensi agama yang diimani, diyakini dan diamalkan ajarannya akan membawa pemeluknya dalam hidup dan sistem kehidupan lebih baik, tertib dan berkualitas. Aspek kehidupan meliputi: agama, sains, politik, ekonomi, sosial, pendidikan, kekeluargaan, kebudayaan, olahraga kesenian, kesehatan, lingkungan hidup dan pertahanan keamanan. 1 Agama Kristen berjumpa dengan sains modern pada abad ke-17 tanpa ada pertentangan di dalamnya. Orang-orang yang menggagas revolusi ilmiah adalah orang kristen taat yang menuntut ilmu demi mempelajari ciptaan Tuhan. Pada abad ke-18, beberapa ilmuwan berkeyakinan bahwa Tuhan Sang Perancang Alam Semesta bukan lagi Tuhan yang personal terlibat aktif dalam kehidupan manusia dan dunia. Pada abad ke-19, sejumlah ilmuwan mengabaikan agama kendatipun Darwin sendiri masih berkeyakinan bahwa evolusi (bukan detail dari spesies tertentu) merupakan kehendak Tuhan itu sendiri. 1 Maksudin Paradigma Agama dan Sains Nondikotomik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, halaman

2 2 Interaksi antara agama dan sains pada abad ke-20 mengambil beragam bentuk. Temuan-temuan baru dalam sains menantang gagasan-gagasan keagamaan klasik. Sebagai respon atasnya, beberapa orang berupaya mempertahankan doktrin tradisional, sebagian yang lain meninggalkan tradisi dan merumuskan kembali konsep keagamaan secara ilmiah. 2 Setelah abad itu, sains dan agama mulai dianggap bertentangan satu sama lain. Banyak konflik yang terjadi akibat pertentangan ini terutama dalam isu evolusi. Namun konflik tersebut tidak akan terjadi apabila agama dan sains berdiri sendiri dan tidak dikaitkan satu sama lain. Maka, apabila sains dan agama berdiri secara independen, sains akan bertugas dalam mencari hubungan sebab-akibat antar peristiwa, sedangkan agama mencari makna dan tujuan hidup. Dua pencarian ini menawarkan perspektif yang saling melengkapi tentang dunia masing-masing berdiri sendiri, terpisah, dan tidak terlibat hubungan konflik. Kenyataannya, sains tidak dapat menjelaskan pertanyaan-pertanyaan mendasar manusia tentang kehidupan. Sains sendiri dapat memicu timbulnya pertanyaanpertanyaan yang tidak dapat dijawabnya. Mengapa harus ada alam semesta? Mengapa jagat raya memiliki keteraturan? Apakah alam merupakan buatan Sang Perancang yang cerdas? Akal manusia memiliki keterbatasan sehingga pertanyaan-pertanyaan seperti itu tidak bisa dijawab oleh sains yang bersifat logis. Berapa teolog berupaya merumuskan kembali gagasan-gagasan tradisional tentang Tuhan dan manusia dengan mempertimbangkan temuan-temuan sains sembari tetap berpegangan pada ajaran utama agama mereka. 2 Ian G. Barbour Juru Bicara Tuhan: Antara Sains dan Agama. Bandung: Mizan, halaman 13.

3 3 Sementara itu, para intelektual Muslim, yang diharapkan masyarakat bisa mendiagnosa masalah-masalah dengan jujur dan memberikan obat, juga tersesat dalam badai penolakan yang kejam oleh Barat. Badai ini telah muncul pada abad yang lalu, yang ditiupkan oleh orang-orang yang mendasarkan diri pada sains-isme, rasionalisme, dan positivisme. Akibat kontradiksi antara temuan-temuan sains dan ajaran Nasrani yang diselewengkan serta sikap gereja terhadap sains dan ilmuwan, Eropa nyaris kehilangan keyakinannya. Dan konsekuensinya, wahyu dikalahkan oleh nalar manusia, menggoncang hingga ke akar-akar bangunan Islam, yang telah tua dan membusuk di hati dan pikiran, baik pada diri per orang maupun pada kehidupan masyarakat Islam secara keseluruhan. 3 Said Nursi tampil sebagai seorang ulama besar Turki yang memperjuangkan gagasan-gagasannya demi membangkitkan kembali dunia Islam, ketika situasi dan kondisi kehidupan bangsa yang gawat dan saat bangsa dan negara dihadapkan pada perubahan di bidang sosial kemasyarakatan yang terjadi secara dipaksakan. Ketika pimpinan berada di tangan Mustafa Kamal presiden pertama Turki yang memperjuangkan sekularisme terjadilah sejumlah perubahan besar di Turki: kekhalifahan ditanggalkan, undang-undang negara yang berdasarkan syariat Islam diganti dengan undang-undang Swiss. Banyak hal yang diubah dalam sistem pemerintahan Turki ketika pemerintah berusaha untuk menjadikan Turki sebagai negara Sekuler. Mereka menginginkan sebuah kehidupan yang berkiblat pada dunia Barat dan berusaha untuk menghapus segala sesuatu yang berhubungan dengan budaya Arab. Mereka mulai 3 Said Nursi Menjawab Yang Tak Terjawab Menjelaskan Yang Tak Terjelaskan. Jakarta: Mura Kencana, halaman x

4 4 mengganti huruf Arab dengan huruf Latin, hingga azan pun dikumandangkan dalam bahasa Turki. 4 Said Nursi berjuang mengembalikan Turki ke masa kejayaannya dimana Islam menjadi dasar segala undang-undang dan hukum. Said Nursi berpendapat 5 bahwa yang harus dilakukan umat Islam dalam menghadapi kemerosotannya adalah menghadirkan kembali pokok-pokok inti keimanan Islam beserta seluruh cabangnya ke semua aspek kehidupan manusia modern, termasuk dalam kekuatan nalarnya. Agar masyarakat Islam yang sekarang kandas di dunia modern itu bisa bangkit lagi. Said Nursi hidup di masa ketika materialisme berada pada titik puncak kejayaannya dan ketika banyak orang menjadi gila akibat komunisme serta keadaan dunia mengalami krisis. Karena takjub dengan kemajuan sains dan militer Barat, juga akibat pengaruh tren-tren pemikiran modern, orang-orang di seantero dunia Islam terdorong untuk merusak akar kesejahteraan mereka. Banyak diantara mereka yang kehilangan keyakinan. Para periode kritis itu, banyak intelektual muslim yang menyimpang dari jalan yang benar dan hanya menyandarkan intelektualitas mereka pada apa saja yang datang dari Barat atas nama ide. Saat itulah Said Nursi menunjukkan kepada masyarakat sumber keimanan, dan menanamkan pada hati mereka harapan yang kuat akan sesuatu kebangkitan yang menyeluruh. Dia menulis untuk menunjukkan kebenaran dari dalil-dalil keimanan Islam dan dengan heroik menentang gerakan-gerakan penyelewengan. 6 4 Ihsan Kasim Salih Said Nursi Pemikir dan Sufi Besar Abad 20. Jakarta : Murai Kencana, halaman 7 5 Ibid, halaman x 6 Ibid, halaman vii

5 5 Hidup dalam dunia modern dimana ilmu pengetahuan telah berkembang pesat membuat Said Nursi beranggapan bahwa kerusakan yang terjadi di masa ini sesungguhnya bukan dikarenakan kebodohan. Said Nursi melihat kekafiran modern berakar dari sains dan filsafat, bukan dari kebodohan sebagaimana dikemukakan oleh orang-orang sebelum dia. Terdapat sebuah paradoks yang menjadikan manusia modern berada dalam keadaan dilema. Kelemahan umat Islam dalam bidang sains membuat mereka berada jauh dari Barat. Umat Islam yang tak memiliki keunggulan dalam sains dan teknologi akhirnya mengalami banyak ketertinggalan di bidang ekonomi maupun militer. Namun sayangnya, Barat yang memiliki keunggulan dalam bidang sains dan teknologi justru mengalami kemerosotan dalam bidang spiritualitas. Akibatnya, mereka mengalami kemiskinan nilai-nilai rohani, dan jatuh ke dalam pesimisme yang berlebihan, tidak bahagia dan mengalami krisis rohani. Said Nursi berpendapat 7 bahwa alam adalah kumpulan tanda-tanda Ilahi dan karena itu sains dan agama bukanlah dua bidang yang berseberangan. Keduanya adalah ekspresi yang tampak berbeda dari satu kebenaran yang sama. Pikiran harus dicerahkan dengan sains, sedangkan hari harus diterangi dengan agama. Berdasarkan latar belakang yang disebutkan di atas, penulis bermaksud untuk memaparkan pemikiran Said Nursi tentang integrasi antara agama dan sains modern yang menjadi buah pikirannya dalam menentang sekularisme yang membuat Turki nyaris kehilangan keyakinannya. Namun buah pikirannya itu justru mengakibatkannya diasingkan di tempat terpencil. Tapi di situlah Said Nursi mengawali maha karyanya berjudul Risalah Nur, sebuah buku yang menjelaskan tentang keagungan Allah sebagai 7 Ibid, halaman xvii-xix

6 6 penguasa langit dan bumi. Dalam buku tersebut dijelaskan bahwa seluruh dunia ini tidak mungkin dapat terpisahkan dari urusan agama, termasuk di dalamnya ilmu pengetahuan atau sains. Berdasarkan pemikiran Said Nursi tentang integrasi antara agama dan sains modern, maka timbul niat untuk mendirikan sebuah sistem pendidikan di mana teori-teori dan penemuan-penemuan dalam sains akan bersatu padu dengan penjelasan agama. Hal tersebut tak lain bertujuan agar masyarakat Turki tidak mengalami kekosongan spiritual yang berpotensi membawa masyarakatnya pada ateisme. Penelitian ini tidak menjelaskan secara rinci tentang sistem pendidikan yang dicetuskan oleh Said Nursi, melainkan tentang bagaimana gagasan-gagasan Said Nursi mengenai hubungan sains modern dengan keimanan manusia yang terwujud dalam kesadaran beragama. Alasan penulis mengangkat tokoh ini dikarenakan pemikirannya yang sangat mendalam mengenai akar-akar kemerosotan dunia Islam. Said Nursi menjelaskan kemerosotan umat Islam disebabkan oleh pondasi yang tidak kokoh, yaitu iman. Selain itu, Said juga mengatakan bahwa kebodohan umat Islam dalam hal sains modern menjadi salah satu faktor utama kemerosotan. Said memiliki gagasan-gagasan yang seimbang mengenai keimanan dan modernitas. Oleh sebab itu, penulis tertarik untuk membahasnya. B. Rumusan Masalah Rumusan masalah dari penelitian ini terdiri dari dua pokok permasalahan, yaitu: 1. Apa gagasan Said Nursi tentang hubungan antara agama dan sains modern?

7 7 2. Bagaimana implementasi pemikiran Said Nursi tentang integrasi agama dan sains modern? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah: 1. Mengetahui gagasan Said Nursi tentang hubungan antara agama dan sains modern. 2. Mengetahui implementasi pemikiran Said Nursi tentang integrasi agama dan sains modern. D. Manfaat Penelitian Peneltian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan mahasiswa tentang bagaimana pemikiran Said Nursi tentang hubungan agama dan sains modern, serta bagaimana gagasan Said tentang penyatuan antara keduanya. Penelitian ini diharapkan pula dapat menjadi rujukan bagi penelitian lain yang ingin mengkaji pemikiran Said Nursi. E. Batasan Masalah Penelitian ini akan membahas pemikiran Said Nursi tentang hubungan antara agama dan sains modern. Mendeskripsikan bagaimana pemikiran Said Nursi mengenai esensi masing-masing, dan menjelaskan gagasannya tentang integrasi antara keduanya. F. Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka yang digunakan oleh peneliti adalah buku yang membahas kasus terkait penelitian yang diangkat. Di antaranya adalah sebagai berikut: 1. Hisyam Nur (mahasiswa IAIN Syekh Nurjati Cirebon) dalam tesisnya Pendidikan Akhlak Menurut Said Nursi, penelitian ini menjelaskan tentang pandangan Said

8 8 Nursi terhadap pendidikan yang didasari atas pemahamannya terhadap Al-Qur an dan ilham dari Allah Swt. Menerangkan tentang tugas pokok dari pendidikan akhlak,yaitu memperkokoh prinsip-prinsip yang dimiliki oleh manusia untuk mencapai tingkatan manusia seperti Nabi yang harmonis dan seimbang secara positif yang melahirkan sikap hidup mulia dengan akhlak karimah. Hal yang paling prinsip dalam memperkuat pemahamannya adalah interpretasinya tentang manusia, alam semesta dan Allah. Prinsip menguatkan iman sangat relevansi bagi sikap akidah generasi muda. Said Nursi meyakini bahwa iman pokok dalam menjalani kehidupan. Iman yang dimaksud adalah iman yang tercukup dalam rukun iman. Dasar keimanan adalah kalimat Tiada Tuhan Selain Allah yang mengakui secara totalitas kekuasaan Allah. Akidah generasi muda cenderung tidak didasari keyakinan yang kokoh, karena itu Said Nursi menekankan agar menguatkan iman. 2. Rose Familia Octaviani (mahasiswi program pascasarjana Universitas Indonesia) dalam makalahnya berjudul Pemikiran Pembaharuan Agama dan Sosial Badiuzzaman Said Nursi dan Critical Review Buku The Historyof Islamic Political Thought Karya Antony Black, makalah ini menjelaskan tentang pemikiran Said Nursi mengenai pembaharuan agama dan politik di Turki. Kedua ranah pembaharuan tersebut dibagi menjadi dua pembahasan mengenai revitalisasi iman dan pembaharuan agama, dan usaha politik Said Nursi dalam gerakkan Nursiyyah. Penulis membahas perjuangan mulia Badiuzzaman Said Nursi dalam pembaharuan agama yang diarahkan pada revitalisasi iman berdasarkan 6 rukun Iman yang fundamental. Melalui revitalisasi ini, umat Islam dapat berdiri tegak melawan gempuran pemikiran materialisme Barat yang merusak nilai-nilai moral Islam.

9 9 Dengan menjadikan Risālatu n-nūr poros gerakan Nursiyyah, Said Nursi berharap dengan demikian memperkuat rasa persatuan umat Islam melalui strategi kepribadian kolektifnya yang terinspirasi dari gerakan politik Utsmani Muda. Sebuah konsep kolektivisme, melawan individualisme, yang aksi-aksinya lebih dilakukan oleh pengikut Nursi tanpa bermaksud menggulingkan pemerintahan yang ada secara anarkis. Kebangkitan Turki sebagai pusat peradaban Islam modern dengan demikian, meski perlahan, akhirnya mulai menunjukkan hasil di era modern. 3. Mirza Ilman Ridho (mahasiswa IAIN Sunan Ampel Surabaya) dalam skripsinya berjudul Pemikiran Humanistik dalam Pendidikan Perspektif Said Nursi dan Paulo Freire, penelitian ini membahas tentang pemikiran humanistik Said Nursi dalam pendidikan yang didasarkan pada asumsi dasar tentang manusia terutama pada potensinya. Pendidikan humanistik bertumpuh pada proses pembelajaran yang bukan sekedar hasil, karena proses pendidikan yang cenderung menekankan hasil akan menjadikan matinya mental dan kreatifitas peserta didik. Sedangkan Pemikiran humanistik Paulo Freire dalam pendidikan, dapat dilihat dari usaha-usaha pendidikan yang digagasnya, yaitu harus melepaskan diri dari kecenderungan hegemoni dan dominasi, karena menurutnya pendidikan yang mempunyai karakteristik hegemonik dan dominasi tidak akan pernah mampu membawa para peserta didik pada pemahaman diri dan realitasnya secara utuh, hal inilah yang menjadikan peserta didik terhambat kreatifitas serta daya kritisnya. Penelitian ini juga membahas tentang beberapa persamaan dan perbedaan antara pemikiran pendidikan humanistik Said Nursi dan Paulo Freire. Adapun persamaannya dapat dilihat dari pandangan mereka tentang konsep manusia dan pendidikan, meliputi: 1. Pengakuan terhadap keberadaan

10 10 fitrah manusia. 2. Humanisasi pendidikan. 3. Sama-sama memandang pendidik sebagai seseorang yang mempunyai kemampuan untuk memberi arahan atau tuntunan, juga menjadi fasilitator dan motivator bagi peserta didik. 4. Memandang peserta didik sebagai makhluk yang memiliki potensi untuk memahami diri sendiri menurut kodratnya. Adapun hasil analisis mengenai perbedaanya meliputi: 1. Pendidikan Said Nursi lebih mengutamakan nilai luhur, kebudayaan atau budi pekerti, yang dari situ, nantinya akan tercipta rasa kasih sayang atau saling menghormati sesama dalam diri setiap individu, sedangkan Freire ingin mengkonstruk pendidikan sebagai media untuk keluar dari belenggu penindasan. 2. Dalam Proses pembelajaran, Said Nursi disini mengajarkan peserta didik diperlukan ketegasan atau keras maupun dengan bersendagurau, hal tersebut dapat disesuaikan dengan kecenderungan pesera didik, serta menggunakan bahasa ibu yang bersifat menuntun atau membimbing peserta didik agar dapat mengembangkan potensi secara utuh, sedangkan Freire dengan metode hadap masalah, mengembangkan paserta didik untuk berfikir lebih kritis dalam menghadapi masalah dan memecahkan masalahnya. 4. Sujiat Subaidi (mahasiswa pascasarjana UIN Sunan Ampel Surabaya) dalam disertasinya berjudul Tafsir Kontemporer Bediuzzaman Said Nursi Dalam Risale-i Nur: Studi Konstruk Epistemologi. Dalam penelitiannya penulis membahas mengenai model pemikiran Nursi sehingga menghasilkan metode tafsir yang spesifik dalam Risālatu n-nūr, mengetahui corak dan metodologi tafsir Nursi dalam magnum opusnya Risālatu n-nūr, menemukan bagaimana konstruk epistemologi tafsir Nursi. Penulis menemukan bahwa Metode penafsiran yang diterapkan oleh Nursi adalah metode kesatuan tematik kritis. Metode yang menggabungkan dari segi sasaran dan

11 11 turunnya ayat dengan aliran penafsiran. Suatu metode tafsir yang menggabungkan antara dua entitas metode tafsir kontemporer; metode tematis dan metode nalar kritis. Dua metode ini, dipadukan oleh Nursi, dengan memberi sentuhan kuat pada spirit perubahan positif, namun tetap memperhatikan keseimbangan antara teks dan konteks, antara otentisitas dan elastisitas. Penulis menemukan pula bahwa Nursi tidak merujuk pada referensi lain selain al-qur an, dan memadukannya dengan elastisitas nalar yang bersumber dari otentisitas teks, mengacu pada kesesuaian konteks yang dialektis dan dinamis, sehingga produk tafsirnya lebih mampu menyapa dan berdialog dengan zaman. Selain itu, adanya prinsip logika proses dalam keutuhan konsep al-qur an, menjadikan tipologi tafsirnya tampak lebih aplikatif, dan bersemangat kekinian. Variabel kebenaran tafsir yang dipakai Nursi selaras dengan sumber kebenaran primer yakni Al-Qur an dan Sunnah.

12 12 5. Lina Dya Ambarwati (mahasiswa UIN Sunan Ampel Surabaya) dalam skripsinya berjudul Pendidikan Akhlak Perspektif Badiuzzaman Said Nursi dan Sayed Muhammad Naquib Al-Attas, yang membahas tentang pandangan-pandangan Badiuzzaman Said Nursi dan Sayed Muhammad Naquib Al-Attas tentang pendidikan akhlak. Penulis menjelaskan mengenai pendidikan akhlak perspektif Said Nursi yaitu dimensi akhlak kepada Allah, yang diwujudkan melalui keyakinan, pengakuan, dan kesadaran sepenuhnya bahwa tiada Tuhan melainkan Allah, kemudian penyerahan diri pada Allah dan menjadi hamba yang setia. Dimensi selanjutnya, akhlak kepada manusia didasarkan atas prinsip persaudaraan, maka manusia yangg satu membutuhkan yang lainnya dan Said Nursi menentang segala bentuk jalan kekerasan. Dan akhlak kepada alam didasarkan pada mandat manusia sebagai khalifah di muka bumi, maka manusia dituntut untuk tidak melakukan tindakan keji dan destruktif kepada alam. Penulis juga menjelaskan mengenai pendidikan akhlak menurut al- Attas, yaitu dimensi akhlak kepada Allah yang diwujudkan melalui penyerahan diri kepada Tuhan. Dalam gagasan itu sendiri sudah tercakup perasaan iman dan perbuatan. Kemudian, akhlak manusia yang satu kepada manusia yang lain didasarkan atas konsep mengenal. Ketika seseorang itu hanya tahu, maka dikhawatirkan hubungan tersebut terjalin kurang erat. Dan Akhlak kepada Alam, menurut al-attas didasarkan pada amanah yang diberikan Tuhan pada manusia, yang mana manusia tidak boleh dzalim pada alam karena alam merupakan tanda dan lambang-lambang Tuhan. Kemudian penulis menerangkan tentang relevansi pendidikan akhlak perspektif Said Nursi dan al-attas yang mencakup persamaan dan perbedaan pendidikan akhlak perspektif keduanya. Persamaan yang terlihat pada

13 13 pemikiran kedua tokoh tersebut adalah pada aspek akhlak manusia kepada Allah dan akhlak kepada alam. Akhlak manusia kepada Allah yang pertama adalah pondasi keimanan yang kemudian dilanjutkan dengan ibadah. Yang kemudian kesemuanya itu bermuara pada penyerahan diri kepada Allah. Kesamaan berikutnya adalah terletak pada tujuan kehidupan manusia. Said Nursi dan al-attas memiliki kesamaan yakni orientasi pada hari akhir, al-attas menyebutnya sebagai nasib terakhir. Akhlak kepada alam dalam pandangan Said Nursi dan al-attas juga memiliki kesamaan dalam hal hakikat dibalik penciptaan alam. Al-Attas dengan jelas menyatakan bahwa alam ini adalah suatu tanda dan lambang Ketunggalan Allah. Berikutnya perbedaan yang terlihat adalah pada pendapat mereka tentang manusia dan hubungannga dengan manusia lain. Menurut Said Nursi manusia yang satu dengan yang lainnya hubungannya dilihat secara utuh, bukan secara parsial. Namun, menurut al-attas untuk menciptakan hubungan yang baik antar manusia dalam masyarakat maka dimulai dari membentuk individu yang baik pula. Pada awalnya metode pendidikan akhlak Said Nursi lewat dakwah yang disampaikannya dalam masjid dan lewat kutbah, serta diskusi-diskusi dengan khalayak umum. Kemudian dia mulai mengajar di madrasah, namun tidak meninggalkan metode dakwah sebelumnya. Kontribusi al- Attas dalam pendidikan akhlak adalah lewat karya-karya dan pendidikan yang dilakukannya lewat lembaga pendidikan formal. Selain itu, Al-Attas gemar melakukan seminar dan kajian terkait Islam.

14 14 6. Fitri Hastuti (mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta) dalam skripsinya berjudul Peranan Bediuzzaman Said Nursi Pada Keterlibatan Turki Utsmani Dalam Perang Dunia I ( ), yang membahas tentang riwayat hidup Bediuzzaman Said Nursi, keterlibatan Turki Utsmani dalam Perang Dunia I, serta peranan Bediuzzaman Said Nursi pada Perang Dunia I. Penulis membahas tentang latar belakang Turki Utsmani yang terlibat dalam Perang Dunia I. Penyebabnya adalah permusuhan dengan Rusia, persahabatannya dengan Jerman, keinginan pemerintah Turki Utsmani mengembalikan kejayaannya, munculnya gerakan Turki Muda, munculnya Pan- Turkisme, dan isolasi diplomatik terhadap Turki Utsmani. Penulis juga menjelaskan bagaimana Said Nursi mengabdi sebagai seorang relawan demi membela Turki. Saat Said Nursi memimpin pertempuran di Kaukasus dan Bitlis, namun di Bitlis adalah tempat dimana Said Nursi berhasil ditangkap oleh tentara Rusia. Akhirnya Nursi menjadi tawanan Rusia dan hidup di dalam tahanan hingga akhirnya bisa kembali bebas. 7. Muchamad Arifin (mahasiswa IAIN Sunan Ampel Surabaya) dalam skripsinya yang berjudul Sejarah Perjuangan Bediuzzaman Said Nursi Dalam Kemajuan Perkembangan Islam Di Turki ( ), yang membahas tentang kondisi Islam di akhir kerajaan Turki Usmani sampai awal kemerdekaan Turki Usmani dan peranan Bediuzzaman Said Nursi dalam memajukan Islam di Turki. Penulis menerangkan tentang peranan Bediuzzaman Said Nursi dalam menegakkan syariat Islam dengan metode dakwah yang sederhana. Said mengutamakan metode yang mampu memberi penerangan dan penjelasan. Said menggunakan medium mediamassa untuk menyampaikan ide-idenya. Metode yang menyebabkan pertumpahan darah sesama

15 15 Islam tidak diterima sama sekali. Bagi Said Nursi, metode ini tidak menepati syariat dan mengundang kesan negatif atas agama dan negara. 8. Akhmad Risqon Khamami (mahasiswa UIN Sunan Ampel Surabaya) dalam skripsinya berjudul Hubungan Sains dan Islam Dalam Perspektif Fethullah Gulen, yang membahas tentang pemikiran seorang tokoh bernama Fethullah Gulen mengenai hubungan Sains dan Islam dalam lingkup ontologi, epistemologi, dan aksiologi. Gulen memiliki pandangan mengenai harmonisasi antara modernitas dan spiritualitas serta semangat melayani dan perduli pada manusia. Gulen menentang materialisme yang menyertai berdirinya Republik Turki. Ia melakukan perlawanan terhadap hegemoni wacana sains yang dimunculkan oleh rezim Kemalis. Penulis juga menjelaskan bahwa Gulen dan pengikutnya merupakan kelompok yang memfokuskan diri pada pengajaran sains. Sekolah sains menjadi salah satu kendaraan utama Gulen dalam merebut sains dari tangan kelompok materialis. Untuk itu, Gulen mendirikan sekolah-sekolah sains. Lantas ia pun mengembangkan jaringan sekolah dalam skala internasional. Berdasarkan tinjauan pustaka di atas, penulis mendapati bahwa di antara penelitian tersebut belum terdapat penelitian yang secara khusus membahas tentang pemikiran Said Nursi mengenai integrasi agama dan sains modern. Oleh sebab itu, penulis bermaksud untuk melakukan penelitian tentang pemikiran Said Nursi tentang integrasi agama dan sains modern demi menambah kekayaan pengetahuan yang selanjutnya akan menambah referensi bagi peneliti yang berniat menulis tentang Said Nursi. G. Landasan Teori

16 16 Penelitian ini menerapkan teori fungsionalisme budaya yang dipelopori oleh Malinowski. Pandangan fungsionalisme cenderung melihat dunia dari wawasan pemilik budaya. Budaya akan terintegrasi secara keseluruhan dalam konteks budaya pendukungnya. Berarti budaya memiliki makna utilitarian. Budaya merupakan kesatuan mutualistik. Budaya akan memenuhi kebutuhan seperti biologis, psikologis, sekunder dan lain-lain. Budaya akan membentuk totalitas karena budaya merupakan satuan yang berproses atau bekerja. Eksistensi budaya akan memenuhi tujuan tertentu, dan tentu saja akan bermakna tertentu pula bagi pendukungnya. 8 Model analisis fungsionalisme memungkinkan secara pragmatik tentang suatu simbol dan untuk membuktikan bahwa realitas budaya tindakan verbal maupun tindakan yang lain baru menjadi jelas setelah melalui efek yang dihasilkannya. Titik terpenting dari fungsionalisme adalah analisis budaya berdasarkan pada analogi organisme. Maksudnya, sistem fenomena budaya tak jauh berbeda dengan organisme yang bagianbagiannya tidak sekedar saling berhubungan melainkan saling memberikan andil bagi pemeliharaan, stabilitas, dan kelestarian hidup organisme tersebut. Asumsi fungsionalisme adalah semua sistem budaya memiliki syarat fungsionalisme tertentu untuk memungkinkan eksistensi hidupnya. 9 Pengertian fungsi merujuk pada manfaat budaya bagi sesuatu. Dalam penelitian ini, penulis mengeksplorasi budaya tertentu dalam hal ini religi yang memiliki fungsi dalam memberikan andil bagi kehidupan masyarakat. Said Nursi, melalui gagasannya tentang integrasi agama dan sains modern, telah mengambil peran tersendiri dalam membentuk serangkaian prinsip komunitas yang di dalamnya ada kerja sama, aktivitas 8 Suwardi Endraswara Metodologi Penelitian Kebudayaan. Yogyakarya: Gadjah Mada University Press, halaman Ibid, halaman 102

17 17 dan aspek-aspek lainnya. Gagasan tersebut mengangkat permasalahan sifat dasar manusia, sikap, dan perilaku mereka dalam kehidupan. H. Data dan Sumber Data a. Data Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, data adalah keterangan yang benar dan nyata. Keterangan atau bahan nyata yang dapat dijadikan dasar kajian. b. Sumber Data Sumber data merupakan subyek dari mana data diperoleh. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari sumber data primer dan sekunder. Adapun data primer dari penelitian ini adalah buku yang dalamnya terdapat pemikiran Said Nursi tentang agama dan sains modern, serta buku-buku yang membahas sejarah tentang Said Nursi. Di antaranya adalah: 1. Risālatu n-nūr: Menjawab Yang Tak Terjawab Menjelaskan Yang Tak Terjelaskan karya Said Nursi 2. Risālatu n-nūr: Sinar Yang Mengungkap Sang Cahaya karya Said Nursi 3. Said Nursi Pemikir dan Sufi Besar Abad 20 karya Ihsan Kasim Salih 4. Biografi Intelektual Badiuzzaman Said Nursi karya Sukran Vahide Adapun data sekunder (pendukung) akan diambil dari penelitian-penelitian tentang Said Nursi berupa karya tulis ilmiah seperti skripsi, tesis, disertasi, jurnal, maupun artikel. I. Metode Penelitian

18 18 Metode penelitian adalah cara-cara, strategi untuk memahami realitas, langkahlangkah sistematis untuk memecahkan rangkaian sebab akibat. 10 Dalam penelitian ini, penulis menggunakan jenis penelitian kualitatif yang berorientasi pada kajian kepustakaan (library research). Penelitian kualitatif ini berkaitan dengan analisis data dan tidak menggunakan perhitungan statistik. Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh melalui studi pustaka di berbagai perpustakaan, di antaranya: 1. Perpustakaan Pusat Universitas Sebelas Maret Surakarta 2. Perpustakaan Fakultas Universitas Sebelas Maret Surakarta 3. Perpustakaan Pusat Muhammadiyah Surakarta 4. Perpustakaan Pusat UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Setelah data dikumpulkan, selanjutnya dilakukan pengolahan data. Adapun teknik pengolahan data yang terkumpul dilakukan melalui proses sebagai berikut: 1. Deskriptif, yaitu berupa pendeskripsian atau penjelasan mengenai obyek yang diamati. Dalam penelitian ini, penulis akan mendeskripsikan tentang perjalanan hidup Said Nursi, perjuangannya dalam membangun universitas, keterlibatannya dalam perang dunia I, karya-karyanya, dan pemikirannya mengenai integrasi agama dan sains. 2. Analitik, yaitu proses menganalisis data-data yang diperoleh untuk kemudian dibentuk menjadi satu konsep pemikiran tokoh. Tahap selanjutnya adalah penulisan laporan tertulis berdasarkan data-data yang telah dianalisis. Setelah itu diakhiri dengan kesimpulan. 10 Nyoman Kutha Ratna Metodologi Penelitian, Kajian Budaya dan Ilmu Sosial Humaniora Pada Umumnya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, halaman 84

19 19 J. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan penelitian ini terdiri dari tiga bab yang saling berkaitan yaitu bab I berupa pendahuluan, bab II merupakan isi dan pembahasan. Bab III merupakan hasil kesimpulan dan saran. Penjabaran sistematika penulisannya yaitu sebagai berikut: Bab I merupakan bab pendahuluan yang menguraikan tentang latar belakang masalah, tujuan pembahasan, batasan masalah, teori, sumber data, metode dan teknik penelitian, serta sistematika pembahasan. Bab ini merupakan landasan pemikiran dalam penelitian yang digunakan untuk menguraikan bab-bab selanjutnya. Bab II berisi pembahasan tentang biografi Said Nursi yang membahas kelahiran, pendidikan dan karya-karyanya. Selanjutnya dijelaskan tentang pemikiran Said Nursi mengenai integrasi agama dan sains modern. Yaitu dengan menjelaskan esensi agama dan sains, penggabungan antara hati nurani dan akal, asumsi tentang integrasi agama dan sains, pesan-pesan Said Nursi dan wujud nyata pemikiran Said Nursi. Bab III merupakan penutup yang terdiri dari hasil kesimpulan dan saran. Kesimpulan dan saran merupakan suatu hasil yang diperoleh oleh peneliti setelah meneliti dan menganalisis pokok-pokok permasalahan pada pembahasan yang dikaji.

PENDAHULUAN. Turki merupakan negara Islam yang merupakan salah satu tempat bersejarah

PENDAHULUAN. Turki merupakan negara Islam yang merupakan salah satu tempat bersejarah PENDAHULUAN Turki merupakan negara Islam yang merupakan salah satu tempat bersejarah perkembangan Islam di Dunia. Turki juga merupakan wilayah yang terdiri dari dua simbol peradaban di antaranya peradaban

Lebih terperinci

BAB VII PENUTUP. dirumuskan sebelumnya. Kesimpulan yang dimunculkan dalam bab ini berisi

BAB VII PENUTUP. dirumuskan sebelumnya. Kesimpulan yang dimunculkan dalam bab ini berisi BAB VII PENUTUP A. Kesimpulan Paparan pada bab-bab sebelumnya merupakan rangkaian alur penelitian yang ditujukan untuk menjelaskan permasalahan seperti yang telah dirumuskan sebelumnya. Kesimpulan yang

Lebih terperinci

IPTEK DAN SENI DALAM ISLAM

IPTEK DAN SENI DALAM ISLAM IPTEK DAN SENI DALAM ISLAM KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, berkah, dan hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul IPTEK

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Simpulan 1. Secara Umum Konsep pendidikan yang Islami menurut Mohammad Natsir menjelaskan bahwa asas pendidikan Islam adalah tauhid. Ajaran tauhid manifestasinya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Penelitian Terdahulu

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Penelitian Terdahulu BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Penelitian Terdahulu Pembahasan masalah nilai etika dalam kaitannya dengan naskah ADK menjadi topik penting yang selalu dibicarakan, karena masalah ini menyangkut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penutup para rasul yang sudah-sudah sehingga menjadi penyempurna

BAB I PENDAHULUAN. penutup para rasul yang sudah-sudah sehingga menjadi penyempurna BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akhlak merupakan sesuatu yang tidak pernah habis-habisnya untuk dibicarakan. Sejak dari ketika seseorang mulai mengenal agamanya maka disitulah dia juga sudah

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut; Eksistensi spiritualitas guru dalam

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut; Eksistensi spiritualitas guru dalam 204 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut; Eksistensi spiritualitas guru dalam perspektif pendidikan Islam adalah aktualisasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. menurut Muhammad Abduh dan Muhammad Quthb serta implikasinya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. menurut Muhammad Abduh dan Muhammad Quthb serta implikasinya 14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI A. Tinjauan Pustaka Penelitian mengenai perbandingan konsep pendidikan Islam menurut Muhammad Abduh dan Muhammad Quthb serta implikasinya terhadap pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang dilihat dari letak geografis

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang dilihat dari letak geografis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah salah satu negara yang dilihat dari letak geografis merupakan negara yang kaya dibandingkan dengan negara yang lainnya, hal ini dapat dibuktikan

Lebih terperinci

FILSAFAT SEJARAH BENEDETTO CROCE ( )

FILSAFAT SEJARAH BENEDETTO CROCE ( ) FILSAFAT SEJARAH BENEDETTO CROCE (1866-1952) Filsafat Sejarah Croce (1) Benedetto Croce (1866-1952), merupakan pemikir terkemuka dalam mazhab idealisme historis. Syafii Maarif mengidentifikasi empat doktrin

Lebih terperinci

Persatuan Dalam al-quran dan Sunnah

Persatuan Dalam al-quran dan Sunnah Persatuan Dalam al-quran dan Sunnah Umat Islam di seluruh penjuru dunia bersuka cita menyambut maulid Nabi Muhammad Saw pada bulan Rabiul Awal. Muslim Sunni merayakan hari kelahiran Rasulullah pada tanggal

Lebih terperinci

MEMBANGUN ILMU PENGETAHUAN DENGAN KECERDASAN EMOSI DAN SPIRITUAL

MEMBANGUN ILMU PENGETAHUAN DENGAN KECERDASAN EMOSI DAN SPIRITUAL MEMBANGUN ILMU PENGETAHUAN DENGAN KECERDASAN EMOSI DAN SPIRITUAL Oleh : Dr. Sri Trisnaningsih, SE, M.Si (Kaprogdi Akuntansi - FE) Pendahuluan Ilmu pengetahuan merupakan karya budi yang logis serta imajinatif,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk sosial yang senantiasa saling

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk sosial yang senantiasa saling 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial yang senantiasa saling memerlukan adanya bantuan dari orang lain dalam memenuhi kebutuhannya. Manusia dituntut untuk saling

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dianalisis dan dibahas tentang

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dianalisis dan dibahas tentang BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dianalisis dan dibahas tentang konsep ketuhanan Al Ghazali dalam Perspektif Filsafat Ketuhanan dan Relevansinya dengan Pembentukan Pribadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. agar manusia senantiasa melaksanakan perintah-nya dan menjauhi larangan-

BAB I PENDAHULUAN. agar manusia senantiasa melaksanakan perintah-nya dan menjauhi larangan- BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam merupakan syariat Allah yang diturunkan kepada umat manusia agar manusia senantiasa melaksanakan perintah-nya dan menjauhi larangan- Nya.. Dalam menanamkan keyakinan

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. (tradisional) adalah pesantren yang tetap mempertahankan pengajaran kitab-kitab

BAB IV PENUTUP. (tradisional) adalah pesantren yang tetap mempertahankan pengajaran kitab-kitab BAB IV PENUTUP 1. Kesimpulan Pesantren sebagai lembaga pendidikan agama Islam khas Indonesia merupakan pendidikan alternatif dari pendidikan formal yang dikelola oleh pemerintah. Pertama, karena pesantren

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS KONSEP HUMANISME RELIGIUS SEBAGAI PARADIGMA PENDIDIKAN ISLAM MENURUT ABDURRAHMAN MAS UD

BAB IV ANALISIS KONSEP HUMANISME RELIGIUS SEBAGAI PARADIGMA PENDIDIKAN ISLAM MENURUT ABDURRAHMAN MAS UD BAB IV ANALISIS KONSEP HUMANISME RELIGIUS SEBAGAI PARADIGMA PENDIDIKAN ISLAM MENURUT ABDURRAHMAN MAS UD Berbagai pengertian dan pengembangan pendidikan Islam yang disampaikan oleh beberapa ahli pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Abdurrachman Mas ud dkk, Paradigma Pendidikan Islam, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2001, hal. 139.

BAB I PENDAHULUAN. Abdurrachman Mas ud dkk, Paradigma Pendidikan Islam, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2001, hal. 139. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Islam merupakan suatu proses pengembangan potensi kreatif peserta didik untuk menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT, berkepribadian muslim,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu usaha yang bisa dilakukan oleh orang dewasa untuk memberi

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu usaha yang bisa dilakukan oleh orang dewasa untuk memberi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu usaha yang bisa dilakukan oleh orang dewasa untuk memberi pengaruh dalam rangka mengembangkan potensi manusia menuju kepada kedewasaan diri agar mampu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Allah Swt. menciptakan makhluk-nya tidak hanya wujudnya saja, tetapi

BAB I PENDAHULUAN. Allah Swt. menciptakan makhluk-nya tidak hanya wujudnya saja, tetapi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Allah Swt. menciptakan makhluk-nya tidak hanya wujudnya saja, tetapi dilengkapi dengan perangkat lain yang menunjang segala kehidupan makhluk- Nya di muka bumi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang juga memiliki kedudukan yang sangat penting. Akhlak merupakan buah

BAB I PENDAHULUAN. yang juga memiliki kedudukan yang sangat penting. Akhlak merupakan buah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akhlak merupakan salah satu dari tiga kerangka dasar ajaran Islam yang juga memiliki kedudukan yang sangat penting. Akhlak merupakan buah yang dihasilkan dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. sangat membutuhkan pendidikan melalui proses penyadaran yang berusaha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. sangat membutuhkan pendidikan melalui proses penyadaran yang berusaha BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul Pendidikan merupakan suatu unsur yang tidak dapat dipisahkan dari diri manusia mulai dari kandungan sampai beranjak dewasa kemudian tua.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penghasilan sebanyak-banyaknya dengan melakukan usaha sekecil-kecilnya. Para

BAB I PENDAHULUAN. penghasilan sebanyak-banyaknya dengan melakukan usaha sekecil-kecilnya. Para BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Latar Belakang Pemilihan Objek Persaingan dalam dunia perekonomian kini telah melanda berbagai penjuru dunia. Sebagian orang terjebak dalam egonya untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. alam. Pedoman dalam mengajarkan ajarannya yaitu berupa Al-Qur an. Al-

BAB I PENDAHULUAN. alam. Pedoman dalam mengajarkan ajarannya yaitu berupa Al-Qur an. Al- BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam mempunyai pedoman ajaran yag sempurna dan rahmat bagi seluruh alam. Pedoman dalam mengajarkan ajarannya yaitu berupa Al-Qur an. Al- Qur an merupakan kitab

Lebih terperinci

Resensi Buku EKONOMI POLITIK: Peradaban Islam Klasik, karangan Suwarsono Muhammad Oleh: Musa Asy arie

Resensi Buku EKONOMI POLITIK: Peradaban Islam Klasik, karangan Suwarsono Muhammad Oleh: Musa Asy arie Resensi Buku EKONOMI POLITIK: Peradaban Islam Klasik, karangan Suwarsono Muhammad Oleh: Musa Asy arie Judul diatas adalah judul sebuah buku yang ditulis oleh Suwarsono Muhammad, seorang dosen dan akademisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah sebagai usaha membina dan mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah sebagai usaha membina dan mengembangkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah sebagai usaha membina dan mengembangkan pribadi manusia, baik menyangkut aspek ruhaniah dan jasmaniah. Tidak heran bila suatu kematangan yang

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS. melupakan sisi non-formal dari pendidikan Islam itu sendiri. Tentu saja ini menjadi

BAB V ANALISIS. melupakan sisi non-formal dari pendidikan Islam itu sendiri. Tentu saja ini menjadi BAB V ANALISIS Adanya sekolah dan madrasah di tanah air sebagai institusi pendidikan Islam, hanyalah akan mempersempit pandangan kita tentang pendidikan Islam itu sendiri. Ini berarti, kita hanya mementingkan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. dalam penelitian novel Saya Mujahid Bukan Teroris karya Muhammad B.

BAB V PENUTUP. dalam penelitian novel Saya Mujahid Bukan Teroris karya Muhammad B. BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Berdasarkan uraian dari bab-bab sebelumnya, hasil temuan penulis dalam penelitian novel Saya Mujahid Bukan Teroris karya Muhammad B. Anggoro yaitu berupa makna pesan dakwah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk pribadi manusia menuju yang

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. A. Simpulan

BAB V PENUTUP. A. Simpulan BAB V PENUTUP A. Simpulan Dari keseluruhan kajian mengenai pemikiran Kiai Ṣāliḥ tentang etika belajar pada bab-bab sebelumnya, diperoleh beberapa kesimpulan penting, terutama mengenai konstruksi pemikiran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. metafisika pada puncaknya. Kemudian pada pasca-pencerahan (sekitar abad ke-

BAB I PENDAHULUAN. metafisika pada puncaknya. Kemudian pada pasca-pencerahan (sekitar abad ke- BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada abad pencerahan (Aufklarung) telah membawa sikap kritis atas metafisika pada puncaknya. Kemudian pada pasca-pencerahan (sekitar abad ke- 19) di Jerman,

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. mempunyai objek kajian sebagaimana dijelaskan Wolff dibagi menjadi 3

BAB VI PENUTUP. mempunyai objek kajian sebagaimana dijelaskan Wolff dibagi menjadi 3 342 BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan bab demi bab di atas, maka dapat penulis simpulkan: 1. Metafisika merupakan proto philosophy atau filsafat utama yang membahas segala sesuatu yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. luhur yang sudah lama dijunjung tinggi dan mengakar dalam sikap dan perilaku seharihari.

BAB I PENDAHULUAN. luhur yang sudah lama dijunjung tinggi dan mengakar dalam sikap dan perilaku seharihari. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan karakter akhir-akhir ini semakin banyak diperbincangkan di tengahtengah masyarakat Indonesia, terutama oleh kalangan akademisi. Sikap dan perilaku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semua pihak terhadap pendidikan anak-anak, karena anak adalah amanah yang

BAB I PENDAHULUAN. semua pihak terhadap pendidikan anak-anak, karena anak adalah amanah yang BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penulisan Dalam kehidupan yang modern seperti sekarang ini tanggung jawab semua pihak terhadap pendidikan anak-anak, karena anak adalah amanah yang dititipkan oleh Allah SWT.

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI Pd Silaturahmi dg Peserta Musabaqah Hifzil Quran, tgl 14 Feb 2014, di Jkt Jumat, 14 Pebruari 2014

Sambutan Presiden RI Pd Silaturahmi dg Peserta Musabaqah Hifzil Quran, tgl 14 Feb 2014, di Jkt Jumat, 14 Pebruari 2014 Sambutan Presiden RI Pd Silaturahmi dg Peserta Musabaqah Hifzil Quran, tgl 14 Feb 2014, di Jkt Jumat, 14 Pebruari 2014 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA SILATURAHMI DENGAN PARA PESERTA MUSABAQAH

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. penulis angkat dalam mengkaji pendidikan ekologi dalam perspektif Islam,

BAB V PENUTUP. penulis angkat dalam mengkaji pendidikan ekologi dalam perspektif Islam, 161 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Sebagaimana telah diuraikan dalam bab pendahuluan, bahwa penelitian ini akan diarahkan guna menjawab rumusan masalah yang telah penulis angkat dalam mengkaji pendidikan

Lebih terperinci

Khatamul Anbiya (Penutup Para Nabi)

Khatamul Anbiya (Penutup Para Nabi) Muhammad SAW adalah seorang nabi terakhir yang diutus ke bumi oleh Allah SWT. Sebagai seorang nabi dan rasul, nabi Muhamad SAW membawakan sebuah risalah kebenaran yaitu sebuah agama tauhid yang mengesakan

Lebih terperinci

PENDIDIKAN PANCASILA. Pancasila Sebagai Ideologi Negara. Modul ke: 05Fakultas EKONOMI. Program Studi Manajemen S1

PENDIDIKAN PANCASILA. Pancasila Sebagai Ideologi Negara. Modul ke: 05Fakultas EKONOMI. Program Studi Manajemen S1 Modul ke: 05Fakultas Gunawan EKONOMI PENDIDIKAN PANCASILA Pancasila Sebagai Ideologi Negara Wibisono SH MSi Program Studi Manajemen S1 Tujuan Perkuliahan Menjelaskan: Pengertian Ideologi Pancasila dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Pelaksanaannya (Bandung: Citra Umbara, 2010), h. 6.

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Pelaksanaannya (Bandung: Citra Umbara, 2010), h. 6. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembinaan akhlak sangat penting ditanamkan sejak dini, baik di lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat, agar menjadi manusia yang berbudi pekerti luhur.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS APLIKASI KONESP EKSISTENSI PROFETIK KUNTOWIJOYO. Dunia yang senantiasa berkembang, berkonsekuensi pada perubahan realitas,

BAB IV ANALISIS APLIKASI KONESP EKSISTENSI PROFETIK KUNTOWIJOYO. Dunia yang senantiasa berkembang, berkonsekuensi pada perubahan realitas, 78 BAB IV ANALISIS APLIKASI KONESP EKSISTENSI PROFETIK KUNTOWIJOYO Dunia yang senantiasa berkembang, berkonsekuensi pada perubahan realitas, baik yang tampak ataupun tidak tampak. Manusia pun mau tidak

Lebih terperinci

SAMSURI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

SAMSURI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Handout 4 Pendidikan PANCASILA SAMSURI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA PANCASILA sebagai Sistem Filsafat Kita simak Pengakuan Bung Karno tentang Pancasila Pancasila memuat nilai-nilai universal Nilai-nilai

Lebih terperinci

PENDEKATAN ILMIAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MADRASAH IBTIDAIYAH (Studi Analisis Desain Strategi Pendidikan Agama Islam)

PENDEKATAN ILMIAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MADRASAH IBTIDAIYAH (Studi Analisis Desain Strategi Pendidikan Agama Islam) PENDEKATAN ILMIAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MADRASAH IBTIDAIYAH (Studi Analisis Desain Strategi Pendidikan Agama Islam) Oleh: Muhamad Fatih Rusydi Syadzili I Pendidikan esensinya bukan sebagai sarana transfer

Lebih terperinci

Mbah Said, Sebuah Catatan Tentang Moderasi Islam Bagian I

Mbah Said, Sebuah Catatan Tentang Moderasi Islam Bagian I MAKALAH ISLAM Mbah Said, Sebuah Catatan Tentang Moderasi Islam Bagian I 26 Maret 2014 Makalah Islam Mbah Said, Sebuah Catatan Tentang Moderasi Islam Bagian I Jaja Zarkasyi, MA (Rumah Moderasi Islam/Rumi)

Lebih terperinci

LATIHAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA

LATIHAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA LATIHAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA 1. BPUPKI dalam sidangnya pada 29 Mei sampai dengan 1 Juni 1945 membicarakan. a. rancangan UUD b. persiapan kemerdekaan c. konstitusi Republik Indonesia Serikat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aspek, termasuk dalam struktur sosial, kultur, sistem pendidikan, dan tidak

BAB I PENDAHULUAN. aspek, termasuk dalam struktur sosial, kultur, sistem pendidikan, dan tidak 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia telah melahirkan suatu perubahan dalam semua aspek, termasuk dalam struktur sosial, kultur, sistem pendidikan, dan tidak tertutup kemungkinan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman pengarang. Karya sastra hadir bukan semata-mata sebagai sarana

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman pengarang. Karya sastra hadir bukan semata-mata sebagai sarana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan bentuk realita dari hasil imajinasi dan pengalaman pengarang. Karya sastra hadir bukan semata-mata sebagai sarana ekspresi pengarang saja,

Lebih terperinci

RANGKUMAN Penggolongan Filsafat Pendidikan menurut Theodore Brameld: 1. Tradisi filsafat klasik yang dikembangkan oleh tokoh-tokoh dari teori Plato,

RANGKUMAN Penggolongan Filsafat Pendidikan menurut Theodore Brameld: 1. Tradisi filsafat klasik yang dikembangkan oleh tokoh-tokoh dari teori Plato, RANGKUMAN Penggolongan Filsafat Pendidikan menurut Theodore Brameld: 1. Tradisi filsafat klasik yang dikembangkan oleh tokoh-tokoh dari teori Plato, Aristoteles, thomas Aquinas muncullah Perenialisme.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pribadi maupun bagian dari masyarakat serta memiliki nilai-nilai moral

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pribadi maupun bagian dari masyarakat serta memiliki nilai-nilai moral BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sebagai upaya memanusiakan manusia pada dasarnya adalah mengembangkan individu sebagai manusia. Sehingga dapat hidup optimal, baik sebagai pribadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. religiusitas dalam kehidupan manusia. Temuan-temuan empiric dan

BAB I PENDAHULUAN. religiusitas dalam kehidupan manusia. Temuan-temuan empiric dan BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Salah satu persoalan krusial sebagai dampak proses globalisasi yang terkait dengan kehidupan keagamaan adalah semakin menipisnya ruang religiusitas dalam kehidupan

Lebih terperinci

Persatuan Islam dalam Perspektif Imam Shadiq

Persatuan Islam dalam Perspektif Imam Shadiq Persatuan Islam dalam Perspektif Imam Shadiq Pada Jumat, 17 Rabiul Awal 83 H (702 M), lahir seorang manusia suci dan penerus risalah Nabi Muhammad Saw. Pada hari yang bertepatan dengan maulid Rasulullah

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP V. 1. KESIMPULAN

BAB V PENUTUP V. 1. KESIMPULAN 84 BAB V PENUTUP V. 1. KESIMPULAN Keyakinan agama dewasa ini telah dipinggirkan dari kehidupan manusia, bahkan harus menghadapi kenyataan digantikan oleh ilmu pengetahuan. Manusia modern merasa tidak perlu

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. pemikiran si peneliti karena menentukan penetapan variabel. Berdasarkan Kamus Besar

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. pemikiran si peneliti karena menentukan penetapan variabel. Berdasarkan Kamus Besar BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah unsur penelitian yang amat mendasar dan menentukan arah pemikiran si peneliti karena menentukan penetapan variabel. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Era globalisasi dewasa ini dan di masa datang sedang dan akan. mempengaruhi perkembangan sosial budaya masyarakat muslim Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Era globalisasi dewasa ini dan di masa datang sedang dan akan. mempengaruhi perkembangan sosial budaya masyarakat muslim Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Era globalisasi dewasa ini dan di masa datang sedang dan akan mempengaruhi perkembangan sosial budaya masyarakat muslim Indonesia umumnya, atau pendidikan

Lebih terperinci

Hubungan Sains dan Agama

Hubungan Sains dan Agama Hubungan Sains dan Agama Pendahuluan Di akhir dasawarsa tahun 90-an sampai sekarang, di Amerika Serikat dan Eropa Barat khususnya, berkembang diskusi tentang sains (ilmu pengetahuan) dan agama (kitab suci).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Allah menciptakan manusia sebagai satu-satunya makhluk yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Allah menciptakan manusia sebagai satu-satunya makhluk yang memiliki BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Allah menciptakan manusia sebagai satu-satunya makhluk yang memiliki kesempurnaan lebih dibandingkan dengan makhluk lainnya. Dalam al-quran, Allah berfirman:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mampu menentramkan kehidupan manusia terlebih dalam hal kerohanian.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mampu menentramkan kehidupan manusia terlebih dalam hal kerohanian. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Agama dan kebudayaan mempunyai dua persamaan yaitu (1) keduanya adalah sistem nilai dan sistem simbol dan (2) keduanya mudah merasa terancam setiap kali ada

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. telah dikaji oleh banyak sejarawan. Hubungan historis ini dilatarbelakangi dengan

BAB V PENUTUP. telah dikaji oleh banyak sejarawan. Hubungan historis ini dilatarbelakangi dengan 201 BAB V PENUTUP A. Simpulan Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa hubungan historis antara Turki Utsmani dan Hindia Belanda sejatinya telah terjalin lama sebagaimana yang telah dikaji oleh banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia di era modernisasi telah merambah ke seluruh. penjuru dunia. Hal ini membuat manusia terlena dengan kemegahan dan

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia di era modernisasi telah merambah ke seluruh. penjuru dunia. Hal ini membuat manusia terlena dengan kemegahan dan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Kehidupan manusia di era modernisasi telah merambah ke seluruh penjuru dunia. Hal ini membuat manusia terlena dengan kemegahan dan kemajuan yang ada. Mereka

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN Pada bab terakhir dalam penulisan skripsi ini akan dipaparkan simpulan dan saran berdasarkan hasil penelitian mengenai permasalahan yang penulis kaji. Sebagaimana yang telah dikaji

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. memadukan antara aql dan naql, namun pada dasarnya pemikiran. Muhammad Abduh lebih cenderung kepada aql daripada naql.

BAB V PENUTUP. memadukan antara aql dan naql, namun pada dasarnya pemikiran. Muhammad Abduh lebih cenderung kepada aql daripada naql. 147 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Corak Pemikiran Pendidikan Muhammad Abduh dan Muhammad Quthb Muhammad Abduh dalam corak pemikiran pendidikannya, memadukan antara aql dan naql, namun pada dasarnya pemikiran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masa remaja hanya satu kali dalam kehidupan, jika seorang remaja merasa

BAB I PENDAHULUAN. masa remaja hanya satu kali dalam kehidupan, jika seorang remaja merasa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja adalah masa yang paling menentukan masa depan karena masa remaja hanya satu kali dalam kehidupan, jika seorang remaja merasa pentingnya masa-masa ini maka

Lebih terperinci

Pentingnya Kaderisasi Intelektual dalam Usaha Islamisasi Ilmu Pengetahuan

Pentingnya Kaderisasi Intelektual dalam Usaha Islamisasi Ilmu Pengetahuan Pentingnya Kaderisasi Intelektual dalam Usaha Islamisasi Ilmu Pengetahuan Perkembangan ilmu pengetahuan yang begitu pesat didorong oleh kualitas pendidikan manusia. Ilmu pengetahuan memang bersifat objektif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN KAJIAN KETERBACAAN DAN NILAI KARAKTER TEKS ARTIKEL HARIAN KOMPAS SERTA UPAYA PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN AJAR MEMBACA KRITIS

BAB I PENDAHULUAN KAJIAN KETERBACAAN DAN NILAI KARAKTER TEKS ARTIKEL HARIAN KOMPAS SERTA UPAYA PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN AJAR MEMBACA KRITIS BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Membaca merupakan salah satu keterampilan yang berkaitan erat dengan keterampilan dasar terpenting manusia yaitu berbahasa. Oleh karena itu, keterampilan membaca

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam latar belakang ini, ada beberapa hal yang akan disampaikan penulis. hal tersebut terkait masalah yang diangkat. masalah atau isu yang diangkat tentunya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT mengisi dunia ini dengan berbagai macam ciptaannya, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT mengisi dunia ini dengan berbagai macam ciptaannya, sehingga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Allah SWT mengisi dunia ini dengan berbagai macam ciptaannya, sehingga tampaklah keindahan yang tercipta di hamparan bumi ini. Namun Allah SWT menciptakan berbagai macam

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA. masyarakat Jemur Wonosari yang beragama Islam meyakini bahwa al-qur an

BAB IV ANALISA. masyarakat Jemur Wonosari yang beragama Islam meyakini bahwa al-qur an BAB IV ANALISA Melihat dari hasil penelitian yang telah dilakukan, bahwa mayoritas masyarakat Jemur Wonosari yang beragama Islam meyakini bahwa al-qur an merupakan acuan moral untuk memecahkan problem

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI pada Peringatan Nuzulul Quran 1430 H, Senin, 07 September 2009

Sambutan Presiden RI pada Peringatan Nuzulul Quran 1430 H, Senin, 07 September 2009 Sambutan Presiden RI pada Peringatan Nuzulul Quran 1430 H, 07-9-09 Senin, 07 September 2009 Â SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Â PADA ACARA PERINGATAN NUZULUL QURAN 1430 H DI ISTANA BOGOR, JAWA BARAT,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada hakikatnya, matematika merupakan induk dari ilmu pengetahuan lain dan sekaligus berperan untuk membantu perkembangan ilmu tersebut (Suherman, 2012).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kelangsungan hidup manusia akan berjalan dengan lancar dan optimal.

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kelangsungan hidup manusia akan berjalan dengan lancar dan optimal. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan kebutuhan dasar bagi manusia dan mempunyai peran yang sangat penting dalam menjamin perkembangan dan kelangsungan kehidupan manusia. Pendidikan

Lebih terperinci

PERATURAN KELUARGA BESAR MAHASISWA FAKULTAS NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG GARIS-GARIS BESAR HALUAN KERJA KELUARGA BESAR MAHASISWA

PERATURAN KELUARGA BESAR MAHASISWA FAKULTAS NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG GARIS-GARIS BESAR HALUAN KERJA KELUARGA BESAR MAHASISWA PERATURAN KELUARGA BESAR MAHASISWA FAKULTAS NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG GARIS-GARIS BESAR HALUAN KERJA KELUARGA BESAR MAHASISWA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN YOGYAKARTA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ibid hlm. 43

BAB I PENDAHULUAN. Ibid hlm. 43 BAB I PENDAHULUAN Setiap penelitian akan di latar belakangi dengan adanya permasalahan yang Akan dikaji. Dalam penelitian ini ada permasalahan yang dikaji yaitu tentang Efektivitas Tokoh Agama dalam Membentuk

Lebih terperinci

Paham Nasionalisme atau Paham Kebangsaan

Paham Nasionalisme atau Paham Kebangsaan PERTEMUAN KE 2 1 Identitas Nasional pada hakikatnya merupakan manifestasi nilai-nilai budaya yang tumbuh dan berkembang dalam aspek kehidupan suatu nation (bangsa) dengan ciri-ciri khas, dan dengan ciri-ciri

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG

BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG 77 BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG A. Analisis Tentang Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam

Lebih terperinci

AKHLAK PRIBADI ISLAMI

AKHLAK PRIBADI ISLAMI AKHLAK PRIBADI ISLAMI Modul ke: 06Fakultas MATA KULIAH AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MERCU BUANA BEKASI Sholahudin Malik, S.Ag, M.Si. Program Studi Salah satu kunci sukses di dunia dan akhirat karena faktor

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP Kesimpulan

BAB V PENUTUP Kesimpulan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Setelah melalui pembahasan dan analisis dari bab I sampai bab IV, maka ada beberapa hal yang sekiranya perlu penulis tekankan untuk menjadi kesimpulan dalam skripsi ini, yaitu

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN. Pada dasarnya Keraton Yogyakarta dibangun berdasarkan. kosmologi Jawa, yang meletakkan keseimbangan dan keselarasan

BAB VI KESIMPULAN. Pada dasarnya Keraton Yogyakarta dibangun berdasarkan. kosmologi Jawa, yang meletakkan keseimbangan dan keselarasan 533 BAB VI KESIMPULAN A. Kesimpulan Pada dasarnya Keraton Yogyakarta dibangun berdasarkan kosmologi Jawa, yang meletakkan keseimbangan dan keselarasan sebagai landasan relasi manusia-tuhan-alam semesta.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Wacana pemikiran Islam tentang sistem pemerintahan Islam mengalami sebuah

BAB 1 PENDAHULUAN. Wacana pemikiran Islam tentang sistem pemerintahan Islam mengalami sebuah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Wacana pemikiran Islam tentang sistem pemerintahan Islam mengalami sebuah dinamisasi terutama setelah semakin banyaknya pergolakan pemikiran yang menyebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu persamaan-persamaan dan berbeda dari bangsa-bangsa lainnya. Menurut Hayes

BAB I PENDAHULUAN. suatu persamaan-persamaan dan berbeda dari bangsa-bangsa lainnya. Menurut Hayes 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Nasionalisme adalah suatu konsep dimana suatu bangsa merasa memiliki suatu persamaan-persamaan dan berbeda dari bangsa-bangsa lainnya. Menurut Hayes (Chavan,

Lebih terperinci

KELUARGA ADALAH MINIATUR PERILAKU BUDAYA. Mata Kuliah : Ilmu Budaya Dasar Dosen : Muhammad Burhan Amin

KELUARGA ADALAH MINIATUR PERILAKU BUDAYA. Mata Kuliah : Ilmu Budaya Dasar Dosen : Muhammad Burhan Amin KELUARGA ADALAH MINIATUR PERILAKU BUDAYA Mata Kuliah : Ilmu Budaya Dasar Dosen : Muhammad Burhan Amin i Topik Makalah Keluarga Adalah Miniatur Perilaku Budaya Kelas : 1-ID08 Tanggal Penyerahan Makalah

Lebih terperinci

EMPAT BELAS ABAD PELAKSANAAN CETAK-BIRU TUHAN

EMPAT BELAS ABAD PELAKSANAAN CETAK-BIRU TUHAN EMPAT BELAS ABAD PELAKSANAAN CETAK-BIRU TUHAN EMPAT BELAS ABAD PELAKSANAAN CETAK-BIRU TUHAN Oleh Nurcholish Madjid Seorang Muslim di mana saja mengatakan bahwa agama sering mendapatkan dukungan yang paling

Lebih terperinci

12. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

12. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 12. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama

Lebih terperinci

FAKTA PANCASILA DALAM KEHIDUPAN

FAKTA PANCASILA DALAM KEHIDUPAN FAKTA PANCASILA DALAM KEHIDUPAN Dosen Nama : Dr. Abidarin Rosyidi, MMA :Ratna Suryaningsih Nomor Mahasiswa : 11.11.5435 Kelompok : E Program Studi dan Jurusan : S1 Sistem Informatika STIMIK AMIKOM YOGYAKARTA

Lebih terperinci

Menurut penerbitnya, buku Studying Christian Spirituality ini adalah

Menurut penerbitnya, buku Studying Christian Spirituality ini adalah Tinjauan Buku STUDYING CHRISTIAN SPIRITUALITY Jusuf Nikolas Anamofa janamofa@yahoo.com Judul Buku : Studying Christian Spirituality Penulis : David B. Perrin Tahun Terbit : 2007 Penerbit : Routledge -

Lebih terperinci

TEOLOGI SOSIAL : Telaah Pemikiran Hassan Hanafi

TEOLOGI SOSIAL : Telaah Pemikiran Hassan Hanafi TEOLOGI SOSIAL : Telaah Pemikiran Hassan Hanafi i ii TEOLOGI SOSIAL: Telaah Pemikiran Hassan Hanafi TEOLOGI SOSIAL : Telaah Pemikiran Hassan Hanafi iii iv TEOLOGI SOSIAL: Telaah Pemikiran Hassan Hanafi

Lebih terperinci

RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid

RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid c 1 Ramadan d 5 RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir, (Q 12:87). Ibadat puasa sebagaimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Hizbut Tahrir) menjadi sebuah fenomena di tengah-tengah masyarakat. Taqiyyudin An Nabhani, seorang ulama asal palestina.

BAB I PENDAHULUAN. (Hizbut Tahrir) menjadi sebuah fenomena di tengah-tengah masyarakat. Taqiyyudin An Nabhani, seorang ulama asal palestina. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Pada akhir tahun belakangan ini salah satu organisasi Transnasional (Hizbut Tahrir) menjadi sebuah fenomena di tengah-tengah masyarakat Indonesia. Pasalnya hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan hasil pekerjaan kreatif manusia. Karya sastra

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan hasil pekerjaan kreatif manusia. Karya sastra BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil pekerjaan kreatif manusia. Karya sastra umumnya berisi tentang permasalahan yang melingkupi kehidupan manusia. Sastra lahir atas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era modern ini, begitu pentingnya nilai dalam menjaga keharmonisan

BAB I PENDAHULUAN. Di era modern ini, begitu pentingnya nilai dalam menjaga keharmonisan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era modern ini, begitu pentingnya nilai dalam menjaga keharmonisan dan menyelaraskan pembangunan dan kemajuan, maka nilai akhlak harus tetap dilestarikan dan ditanamkan

Lebih terperinci

02/07/2014. Oleh Prof. Dr. H. Suyatno, M.Pd. Rektor Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka (UHAMKA) Jakarta

02/07/2014. Oleh Prof. Dr. H. Suyatno, M.Pd. Rektor Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka (UHAMKA) Jakarta PENDIDIKAN DAN STRATEGI KEBUDAYAAN MENUJU INDONESIA BERKEMAJUAN Oleh Prof. Dr. H. Suyatno, M.Pd. Rektor Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka (UHAMKA) Jakarta INDONESIA BERKEMAJUAN SEBUAH KONSEP DARI

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. ini. Varian fundamentalisme sudah banyak dikategorisasikan oleh para

BAB V PENUTUP. ini. Varian fundamentalisme sudah banyak dikategorisasikan oleh para BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Sejarah fundamentalisme Islam di Indonesia mengalami perkembangan yang dinamis dari era orde lama sampai orde reformasi saat ini. Varian fundamentalisme sudah banyak dikategorisasikan

Lebih terperinci

PERSPEKTIF FILSAFAT PENDIDIKAN TERHADAP PSIKOLOGI PENDIDIKAN HUMANISTIK

PERSPEKTIF FILSAFAT PENDIDIKAN TERHADAP PSIKOLOGI PENDIDIKAN HUMANISTIK 31 Jurnal Sains Psikologi, Jilid 6, Nomor 1, Maret 2017, hlm 31-36 PERSPEKTIF FILSAFAT PENDIDIKAN TERHADAP PSIKOLOGI PENDIDIKAN HUMANISTIK Fadhil Hikmawan Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada fadhil_hikmawan@rocketmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sampai pada periode modern, mengalami pasang surut antara kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. sampai pada periode modern, mengalami pasang surut antara kemajuan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perjalanan umat Islam dari periode Nabi Muhammad Saw. diutus sampai pada periode modern, mengalami pasang surut antara kemajuan dan kemunduran yang dialami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengajar dengan materi-materi kajian yang terdiri dari ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu

BAB I PENDAHULUAN. mengajar dengan materi-materi kajian yang terdiri dari ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Madrasah berasal dari bahasa Arab yaitu Madrasah yang artinya tempat untuk belajar atau sistem pendidikan klasikal yang didalamnya berlangsung proses belajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hlm Ismail SM. Et. All. Paradigma Pendidikan Islam, (Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2001),

BAB I PENDAHULUAN. hlm Ismail SM. Et. All. Paradigma Pendidikan Islam, (Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2001), BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakekatnya manusia adalah makhluk yang dilahirkan dalam keadaan lemah dan tidak berdaya, namun dengan demikian ia telah mempunyai potensi bawaan yang bersifat

Lebih terperinci

Membahas Kitab Tafsir

Membahas Kitab Tafsir Lembaga Penelitian dan Pengembangan Tafsir menurut bahasa adalah penjelasan atau keterangan, seperti yang bisa dipahami dari Quran S. Al-Furqan: 33. ucapan yang telah ditafsirkan berarti ucapan yang tegas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap manusia memiliki kebutuhan-kebutuhan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap manusia memiliki kebutuhan-kebutuhan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pada dasarnya setiap manusia memiliki kebutuhan-kebutuhan dalam hidupnya. Kebutuhan manusia menjadi penunjang keberlangsungan hidup manusia. Manusia dengan akal budinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 bukanlah peristiwa yang terjadi begitu saja. Peristiwa tersebut adalah sebuah akumulasi sebuah perjuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekali. Selain membawa kemudahan dan kenyamanan hidup umat manusia.

BAB I PENDAHULUAN. sekali. Selain membawa kemudahan dan kenyamanan hidup umat manusia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era global, plural, multikultural seperti sekarang setiap saat dapat saja terjadi peristiwa-peristiwa yang tidak dapat terbayangkan dan tidak terduga sama

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PROBLEMATIKA PENGAJIAN TAFSIR AL-QUR AN DAN UPAYA PEMECAHANNYA DI DESA JATIMULYA KEC. SURADADI KAB. TEGAL

BAB IV ANALISIS PROBLEMATIKA PENGAJIAN TAFSIR AL-QUR AN DAN UPAYA PEMECAHANNYA DI DESA JATIMULYA KEC. SURADADI KAB. TEGAL 86 BAB IV ANALISIS PROBLEMATIKA PENGAJIAN TAFSIR AL-QUR AN DAN UPAYA PEMECAHANNYA DI DESA JATIMULYA KEC. SURADADI KAB. TEGAL 4.1. Analisis Pelaksanaan Pengajian Tafsir Al-Qur an di Desa Jatimulya Kec.

Lebih terperinci