BAB III METODOLOGI. Sesuai dengan tugas Kementerian Kesehatan dalam pelaksanaan APBN,

Ukuran: px

Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODOLOGI. Sesuai dengan tugas Kementerian Kesehatan dalam pelaksanaan APBN,"

Sugiarto Susman
6 tahun lalu
Tontonan:

1 BAB III METODOLOGI 3.1. Kerangka Pikir Sesuai dengan tugas Kementerian Kesehatan dalam pelaksanaan APBN, laporan pertanggungjawabannya disampaikan dalam laporan keuangan yang terdiri dari Neraca, Laporan Realisasi Anggaran (LRA), dan Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK). Selanjutnya Laporan Keuangan tersebut diaudit oleh BPK, dan dari hasil audit laporan keuangan tersebut, BPK memberikan opini. Laporan Keuangan yang disajikan oleh Kemenkes merupakan hasil kompilasi dari Laporan Keuangan yang disajikan oleh satuan kerja (satker) yang mengelola dana APBN (termasuk unit Vertikal, Dekonsentrasi, dan Tugas Pembantuan) di seluruh Indonesia. Hal ini menunjukkan betapa penting peran dari petugas pelaksana laporan keuangan pada masing-masing satuan kerja. Kesalahan sekecil apapun dalam penyajian laporan keuangan di tingkat satuan kerja akan sangat berpengaruh pada laporan keuangan di tingkat kementerian. Dengan demikian persepsi dan kepedulian para petugas pengelola Sistem Akuntansi Keuangan (SAK) dalam penyajian laporan keuangan, menjadi penting. Penelitian ini terarah pada persepsi dari pelaksana SAK di tingkat 45

2 46 satuan kerja/auakpa, tingkat wilayah/uappa-w, tingkat Eselon I/UAPA- E1, dan tingkat kementrian/uapa. Sejauh mana persepsi dan kepedulian dari petugas pelaksana SAK pada masing-masing satker terhadap opini BPK atas laporan keuangan Kementerian Kesehatan akan diteliti, mulai dari pendidikan dan pelatihan, penugasan tenaga pelaksana, sarana dan prasarana, operasional kegiatan, penilaian dan penatausahaan aset barang milik Negara, kendala operasional, pembinaan atau pengawasan pimpinan, pengiriman laporan keuangan, koordinasi dengan pihak/unit lain, persepsi mengenai opini BPK, reviu laporan keuangan oleh Inspektorat Jenderal Kemenkes.

3 47 Gambar 1 : Model Kerangka Pikir 5 M MAN MONEY MACHINE MATERIAL METHODE AUDIT LAPORAN KEUANGAN BPK PENYUSUN LAPORAN KEUANGAN 1. NERACA 2. LRA 3. CaLK LAPORAN KEUANGAN KEMENKES. UAPPA-E1 OPINI BPK : 1. WTP 2. WDP 3. DISCLAIMER 4. ADVERSE UAPPA-W UAKPA

4 Metode Pengumpulan Data Data yang menjadi objek penelitian ini mencakup data skunder dan data primer. Data skunder diperoleh dari laporan keuangan berupa neraca pada tingkat Kementerian Kesehatan. Data primer diperoleh dari hasil penjaringan pengisian kuesioner oleh para petugas pelaksana SAK di 33 (tiga puluh tiga) Provinsi dan Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia. Teknis penyebaran dan pengumpulan data primer berupa pengisian kuesioner dilakukan dengan cara: 1. Meminta bantuan teman sejawat Auditor Inspektorat Jenderal Kemenkes pada saat melakukan reviu atas Laporan Keuangan Semester II Tahun 2009 pada 32 Provinsi di seluruh Indonesia, yang dilaksanakan pada tanggal 25 Januari sampai dengan tanggal 03 Februari Petugas SAK di daerah yang menjadi target diminta mengisi kuesioner, kemudian menyerahkan kembali kepada Auditor saat masih berada di lapangan. Apabila pengisian dan penyerahan kembali kuesioner tersebut tidak dapat dilakukan pada waktu Auditor masih berada di lapangan, maka kuesioner dikirimkan kepada Auditor tersebut atau kepada penulis melalui jasa pengiriman dokumen. Selanjutnya seluruh data dokumen kuesioner yang telah terisi dikembalikan ke penulis, setelah kembali bertugas dari daerah. 2. Mendatangi langsung unit Eselon I di tingkat Kementrian Kesehatan yakni Sekretariat Jenderal, Inspektorat Jenderal, Ditjen Bina Kesehatan

5 49 Masyarakat, Ditjen Bina Pelayanan Medik, Ditjen Bina Farmasi & Alkes, yang dilaksanakan pada bulan Januari sampai dengan awal Maret Meminta bantuan teman sejawat Auditor Inspektorat Jenderal Kemenkes pada saat melakukan Audit Operasional di Dinkes Provinsi DKI, dan Ditjen P2&PL yang dilaksanakan pada akhir bulan Februari sampai dengan awal Maret Populasi, Sampel dan Teknik Sampling Satuan kerja di lingkungan Kementerian Kesehatan Tahun 2009 berjumlah 621 satker yang kesemuanya menyampaikan laporan keuangan dan kemudian dikonsolidasikan pada Laporan Keuangan tingkat Kementerian Kesehatan. Dari sejumlah 621 satker tersebut, ditentukan secara purposive sebanyak 245 orang dari 245 satker yang disampling.

dokumen-dokumen yang mirip

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Pasal 30 Undang-undang No.17 Tahun 2003 tentang Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Pasal 30 Undang-undang No.17 Tahun 2003 tentang Keuangan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berdasarkan Pasal 30 Undang-undang No.17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan Undang-undang terkait lainnya, Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK-RI)