KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... BAB I PENDAHULUAN... 1

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... BAB I PENDAHULUAN... 1"

Transkripsi

1 KATA PENGANTAR Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat rahmat dan Hidayahnya sehingga penyusunan makalah ini dapat diselesaikan, tak lupa pula kami ucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada teman-teman yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Kami mengetahui bahwa makalah kami ini masih jauh dari kesempurnaan oleh karena itulah kami sangat mengharapkan saran dari semua pihak yang bersifat mendukung demi pembelajaran kami kedepan dalam penyusunan makalah berikutnya, demikianlah semoga makalah ini dapat berguna bagi teman-teman sekalian. Amin!

2 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... i ii BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Rumusan Masalah... 2 C. Tujuan Masalah... 2 D. Manfaat Penulisan... 2 BAB II PEMBAHASAN... 3 A. Ketahanan Nasional... 3 B. Pancagatra dan Trigatra (ASTA GATRA)... 4 C. Ketahanan Aspek Ekonomi D. Ketahanan Sosial Budaya BAB III PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran-saran DAFTAR PUSTAKA... 23

3 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia sebagai makhluk Tuhan yang dikaruniai kemampuan berfikir, berbahasa, berakal dan lain-lain akan selalu berusaha mempertahankan eksistensi dan kelangsungan hidupnya. Untuk itu manusia harus hidup berkelompok (homosocius) dan melengkapi dirinya dengan alat sebagai alat pendorong serta menghuni wilayah tertentu dan menguasai segala isinya. Untuk menjamin kelangsungan hidup suatu bangsa demi negara diperlukan suatu konsepsi pengaturan dan penyelenggaraan kesejahteraan dan keamanan secara serasi dalam semua aspek kehidupan Nasional secara utuh menyeluruh berdasarkan pada filsafat bangsa dan wawasan Nasionalnya. Keberhasilan Pembangunan Nasional akan meningkatkan Ketahanan Nasional dan sebaliknya Ketahanan Nasional yang tangguh akan mendorong Pembangunan Nasional dalam segala aspek kehidupan Nasional guna mencapai tujuan Nasional. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana hubungan manusia dengan alam sekitarnya dalam mempertahankan Kesatuan Nasional? 2. Bagaimana penjelasan dari ASTAGATRA yang merupakan gabungan dari PANCA GATRA dan TRIGATRA? 3. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi dalam ASTRA GATRA? 4. Apa sifat dan hakekat Ketahanan Nasional? C. Tujuan Penulisan 1. Menggali informasi tentang ketahanan nasional di tinjau dari ASTA GATRA. 2. Membuat batasan penyusunan tugas pendidikan kewarganegaraan.

4 3. Sebagai salah satu syarat untuk bisa ikut dalam proses belajar mengajar di mata kuliah pendidikan kewarganegaraan. D. Manfaat Penulisan 1. Menambah referensi tentang Ketahanan Nasional ditinjau dari ASTA GATRA? 2. Memperdalam wawasan tentang sistem Ketahanan Nasional? 3. Adanya sikap aktif mahasiswa dalam proses pembelajaran karena metode yang digunakan diskusi?

5 BAB II PEMBAHASAN A. KETAHANAN NASIONAL Ancaman, gangguan dan hambatan serta tantangan yang dihadapi oleh setiap bangsa dalam perjalanan sejarahnya selalu berubah-ubah sesuai dengan situasi dan kondisi serta kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Namun pada umumnya suatu bangsa dapat mengatasi setiap ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan yang dihadapi sehingga kemerdekaan dan kedaulatan bangsa dan negaranya dapat dipertahankan, karena bangsa tersebut mempunyai Ketahanan Nasional. Dalam Kehidupan Nasional manusia sebagai makhluk yang dikaruniai kemampuan berfikir, berbahasa, berakhlak dan lain-lain akan selalu berusaha mempertahankan eksistensinya dan kelangsungan hidupnya. Untuk itu manusia harus hidup berkelompok (Homosacius) dan melengkapi dirinya dengan alat sebagai penolong serta menghuni budaya mengadakan hubungan dengan alam sekitarnya yang menghasilkan produk budaya. Hubungan antara manusia dan lingkungannya dapat di perinci sebagai berikut : Hubungan manusia dengan Tuhan Nya melahirkan ajaran agama/kepercayaan Hubungan manusia dengan alam melahirkan pengetahuan. Hubungan manusia dengan manusia melahirkan sosial budaya. Hubungan manusia dengan kekuasaan, kekuatan melahirkan ilmu politik. Hubungan manusia dengan rasa keindahan melahirkan budaya. Hubungan manusia dengan cita-cita melahirkan ideologi. Hubungan manusia dengan rasa aman melahirkan hankam, dan lain-lain. B. PANCAGATRA DAN TRIGATRA (ASTAGATRA) 1. Ketahanan Nasional Panca GATRA

6 Aspek sosial panca GATRA pada dasarnya berlandaskan hubungan manusia dengan Tuhan. Hubungan manusia dengan sesama, alam sekitarnya, maupun manusia dengan dirinya sendiri dalam bentuk kebutuhannya. Dengan dasar hubungan tersebut dapat dikelompokkan menjadi lima bidang ataupun lima aspek kehidupan Nasional yang disingkat Ipoleksosbud Hankam. Lima aspek kehidupan Nasional akan diuraikan konsep dasar dalam rangka mengembangkan kekuatan Nasional dalam menghadapi segala tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan. a. Ketahanan Aspek Ideologi Suatu bangsa pada dasarnya mempunyai dan memerlukan filsafat hidup. Sebagai pedoman dan pegangan dalam melaksanakan perjuangan untuk mempertahankan kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara. Filsafat hidup digunakan sebagai pedoman hidup ini adalah termasuk filsafat praktis yang merupakan suatu ideologi, pandangan hidup, pandangan dunia, karena sebagai dasar untuk mencapai cita-cita Nasional. Dalam pembahasan ini disebut dengan istilah ideologi. 1) Pengertian Ideologi Ideologi selalu berkaitan dengan pandangan hidup suatu bangsa sebagai dasar filsafatnya yang merupakan kristalisasi gagasan dasar yang diyakini kebenarannya, sehingga istilah ideologi ini banyak artinya antara satu dengan yang lainnya sering bertentangan, setiap ideologi pada dasarnya disimpulkan ada tiga unsur dasar yaitu : Unsur keyakinan setiap ideologi selalu memuat konsep-konsep dasar yang menggambarkan seperangkat keyakinan yang di orientasikan kepada tingkah laku para pendukungnya untuk mencapai suatu tujuan yang dicita-citakan. Unsur loyalitas setiap ideologi menuntut adanya loyalitas serta keterlibatan optimal para pendukungnya. Untuk mendapatkan derajat yang optimal, maka dalam ideologi terkandung unsur rasional, penghayatan dan susila.

7 Unsur mitos, setiap ideologi selalu memitoskan atau mengagumkan sesuatu ajaran, yang secara fundamental mengajarkan suatu ajaran yang secara fundamental mengajarkan suatu cara bagaimana sesuatu hal yang dicita-citakan itu dapat tercapai. 2) Ideologi Dunia Ideologi liberalisme Aliran pemikiran individual atau teori perorangan menyatakan bahwa negara adalah masyarakat hukum (legal society) yang disusun atas kontrak seluruh individu dalam masyarakat (contract sosial). Liberalisme bertitik tolak dari hak wajib yang melekat pada manusia sejak lahir atau tidak dapat diganggu gugat oleh siapapun termasuk penguasa. Kecuali atas persetujuan yang bersangkutan. Paham liberalisme mempunyai nilai-nilai dasar kebebasan dan kepentingan pribadi yang menuntut kebebasan individu secara mutlak. Yaitu kebebasan mengejar hidup di tengah-tengah kekayaan material yang melimpah dan dicapai dengan kebebasan. Paham liberalisme selalu mengaitkan aliran pikirannya dengan hak asasi manusia yang menyebabkan paham tersebut memiliki daya tarik yang dikalangan masyarakat tertentu. Ideologi komunis Aliran pikiran kolektif atau teori kelas (class teory) yang menyatakan bahwa negara ialah alat suatu galangan yang mempunyai kedudukan ekonomi yang paling kuat untuk menindas galangan lemah. Galangan borjuis menindas galangan proktar (kaum buruh). Aliran pikiran ini dikemukakan oleh Karl Marx ( ). Sesuai aliran pikiran yang melandasi komunisme dalam upaya merebut atau mempertahankan kekuasaan komunisme :

8 a) Komunis akan menciptakan suatu konflik untuk mengadu golongan-golongan tertentu serta menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan. b) Ajaran komunisme bersifat Atheis dan didasarkan pada kebendaan (materialisme) bahkan agama dinyatakan sebagai racun kehidupan masyarakat. c) Masyarakat yang dicita-citakan adalah masyarakat komunis dunia yang tidak dibatasi ole kesadaran Nasional. Komunisme menghendaki masyarakat tanpa Nasionalisme. d) Masyarakat komunis dicita-citakan, adalah masyarakat tanpa kelas yang dapat memberikan suasana hidup aman dan tenteram, tanpa pertentangan tanpa hak milik pribadi. Ideologi keagamaan Ideologi bersumber pada keyakinan sesuatu agama yang dapat membina kehidupan manusia bahagia. Negara membina kehidupan keagamaan umat. Negara bersifat spiritual religius dalam arti negara melaksanakan hukum agama dalam kehidupannya. Negara mewajibkan pelaksanaan syariat agama sebagai hukum negara. Agama selalu mengajarkan kedamaian tapi agama juga kadang menjadi picu dahsyat terakselerasinya kepercayaan. Agama memang menganjurkan sikap pemaaf, toleran, dan kasih sayang dengan sesama manusia tetapi, gerakan ideologi keimanan selalu memunculkan sikap militan yang terkadang destruktif 3) Faktor Yang Berpengaruh Kekuatan ideologi bergantung kepada rangkaian nilai yang terdapat di dalamnya yang dapat memenuhi serta menjamin segala aspirasi hidup dan kehidupan manusia. Baik sebagai individu, sebagai makhluk sosial maupun sebagai warga negara sesuai dengan kodrat manusia sebagai makhluk Tuhan.

9 Suatu bangsa yang memiliki ideologi belum juga menjamin kekuasaan Nasional sebab sangat bergantung kepada penghayatan serta pengalamannya. Penghayatan dan pengamalan ideologi dapat dibedakan 2 macam pelaksanaan. Yaitu pelaksanaan objektif dan subjektif. Objektif adalah pelaksanaan dalam Undang-Undang Dasar dan segala peraturan-peraturan hukum di bawahnya, serta dalam kegiatan penyelenggaraan negara. Subjektif adalah pelaksanaan oleh pribadi perorangan dalam kehidupan sehari-hari dalam masyarakat dan berbangsa. 4) Pengertian Ketahanan Aspek Ideologi Ketahanan Nasional aspek ideologi diartikan sebagai kondisi dinamik suatu bangsa berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan Nasional, di dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan, dan gangguan baik yang datang dari luar maupun dari dalam yang langsung maupun tidak langsung membahayakan kelangsungan kehidupan ideologi suatu bangsa dan negara. b. Ketahanan Aspek Politik Politik di dalam ilmu pengetahuan selalu dihubungkan dengan kekuatan dan kekuasaan yang menjadi pusat perhatian masalah politik selalu dihubungkan dengan masalah negara karena kekuasaan di dalamnya berpusat pada pemerintahan. Pemerintah akan menentukan sistem politik yang tepat untuk dilaksanakan dalam rangka mencapai tujuan Nasionalnya. Maka itu kehidupan politik dapat dibagi menjadi 2 sektor yaitu : a) Sektor masyarakat yang berfungsi memberikan masukan (input) berupa aspirasi atau tautan kebutuhan masyarakat.

10 b) Sektor pemerintah berfungsi sebagai keluaran (output) yang berupa kebijaksanaan yang melairkan Undang-Undang, peraturan-peraturan yang merupakan Keputusan Politik. Tingkat Ketahanan politik dapat diukur dari kemampuan suatu sistem politik dalam menghadapi dan menyelesaikan lima fungsi politik yaitu : 1) Mempertahankan pola 2) Pengaturan dan penyelesaian ketegangan 3) Penyesuaian keadaan 4) Pencapai tujuan 5) Penyatuan sistem sosial. Politik berasal dari kata politics dan atau policy artinya berbicara politik akan mengandung makna kekuasaan (pemerintahan) atau juga kebijaksanaan. Pemahaman itu berlaku di Indonesia dengan tidak memisahkan antara politics dan policy sehingga kita menganut satu paham yaitu politik. Hubungan tersebut tercermin dalam fungsi pemerintahan negara sebagai penentu kebijaksanaan serta aspirasi dan tuntutan masyarakat sebagai tujuan yang ingin diwujudkan sehingga kebijaksanaan pemerintahan negara itu haruslah serasi dan selaras dengan keinginan dan aspirasi masyarakat. Politics di Indonesia harus dapat dilihat dalam konteks Ketahanan Nasional ini yang meliputi dua bagian utama yaitu politik dalam negeri dan politik luar negeri. 1. Politik Dalam Negeri Politik dalam negeri adalah kehidupan politik dan kenegaraan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 yang mampu menyerap aspirasi dan dapat mendorong partisipasi masyarakat dalam satu sistem, yang unsur-unsurnya terdiri dari : a. Struktur Politik.

11 Merupakan wadah penyaluran pengambilan berupa kepentingan masyarakat dan sekaligus wadah dalam menjaring/pengkaderan pimpinan nasional. b. Proses Politik. Merupakan suatu rangkaian pengambilan keputusan tentang berbagai kepentingan politik maupun kepentingan umum yang bersifat nasional dan penentuan dalam pemilihan kepemimpinan, yang puncaknya terselenggara dalam pemilu. c. Budaya Politik. Merupakan pencerminan dari aktualisasi hak dan kewajiban rakyat dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang dilaksanakan secara sadar dan rasional baik melalui pendidikan politik maupun kegiatan-kegiatan politik yang sesuai dengan disiplin nasional. d. Komunikasi Politik. Merupakan suatu hubungan timbal balik antar berbagai kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara baik rakyat sebagai sumber aspirasi maupun sumber pimpinan-pimpinan nasional. 2. Politik Luar Negeri Politik luar negeri adalah salah satu sarana pencapaian kepentingan nasional dalam pergaulan antar bangsa. Politik luar negeri Indonesia berlandaskan pada Pembukaan UUD 1945 yakni melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial serta anti penjajahan karena tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan peri keadilan.

12 Politik luar negari merupakan proyeksi kepentingan nasional kedalam kehidupan antar bangsa. Dijiwai oleh falsafah negara Pancasila sebagai tuntutan moral dan etika, politik luar negeri Indonesia diabadikan kepada kepentingan nasional terutama untuk pembangunan nasional. Dengan demikian politik luar negeri merupakan bagian intergral dari strategi nasional dan secara keseluruhan merupakan salah satu sarana pencapaian tujuan nasional. Politik luar negeri Indonesia adalah bebas dan aktif. Bebas dalam pengertian bahwa Indonesia tidak memeihak kepada kekuatan-kekuatan yang pada dasarnya tidak sesuai dengan kepribadian bangsa. Aktif dalam pengertian tidak bersifat reaktif dan tidak menjadi objek percaturan internasional, tetapi berperan serta atas dasar cita-cita bangsa yang tercermin dalam Pancasila dan Pembukaan UUD heterogenitas kepentingan bangsa-bangsa di dunia maka politik luar negeri harus bersifat kenyal dalam arti bersikap moderat dalam hal yang kurang prinsipil maupun tetap berpegang pada prinsip-prinsip dasar seperti yang ditentukan dalam Pembukaan UUD Dinamika perubahan-perubahan hubungan antar bangsa yang cepat dan tidak menentu di dunia maka dibutuhkan kelincahan dalam arti kemampuan penyesuaian yang tinggi dan cepat untuk menanggapi dan menghadapinya demi kepentingan nasional. Ketahanan Pada Aspek Politik Sistem pemerintah berdasarkan hukum, tidak berdasarkan kekuasaan yang besifat absolut, kedaulatan di tangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh MPR sebagai penjelmaan seluruh rakyat.mekanisme politik memungkinkan adanya perbedaan pendapat, namun perbedaan pendapat tidak menyangkut nilai dasar sehingga tidak berseberangan yang dapat menjurus kepada konflik fisik.kepemimpinan nasional mampu mengakomodasi aspirasi yang hidup dalam masyarakat dengan tetap berpedoman pada Pancasila, UUD 1945, dan wawasan

13 nusantara. Komunikasi politik bertimbal balik antara pemerintah dengan masyarakat dan anatarkelompok atau golongan dalam masyarakat terjalin dengan baik untuk mencapau tujuan nasional dan kepentingan nasional. Ketahanan pada aspek politik diartikan sebagai kondisi dinamik kehidupan politik bangsa yang berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi tantangan, gangguan, ancaman dan hambatan yang datang dari luar maupun dari dalam negeri yang langsung maupun tidak langsung untuk menjamin kelangsungan hidup politik bangsa dan negara Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Pembukaan UUD a. Ketahanan Pada Aspek Politik Dalam Negeri 1. Sistem pemerintahan yang berdasarkan hukum, tidak berdasarkan kekuasaan yang bersifat absolut, kedaulatan ditangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh MPR sebagai penjelmaan seluruh rakyat 2. Mekanisme politik yang memungkikan adanya perbedaan pendapat, namun perbedaaan itu tidak menyangkut nilai dasar sehingga tidak antagonistis yang dapat menjurus pada konflik fisik. Disamping itu harus dicegah timbulnya diktator mayoritas dan tirani minoritas. 3. Kepemimpinan nasional mampu mengakomodasikan aspirasi yang hidup dalam masyarakat, dengan tetap dalam lingkup Pancasila, UUD 1945 dan Wawasan Nusantara. 4. Terjalin komunikasi dua arah antara pemerintah dengan masyarakat dan antar kelompok/golongan dalam masyarakat dalam rangka mencapai tujuan nasional dan kepentingan nasional. b. Ketahanan Pada Aspek Politik Luar Negeri

14 1. Hubungan luar negeri ditujukan untuk lebih meningkatkan kerjasama internasional di berbagai bidang atas dasar saling menguntungkan, meningkatkan citra positif Indonesia di luar negeri, memantapkan persatuan bangsa dan keutuhan NKRI. 2. Politik luar negeri terus dikembangkan menurut prioritas dalam rangka meningkatkan persahabatan dan kerjasama antar negara berkembang dan atau dengan negara maju sesuai dengan kemampuan dan demi kepentingan nasional. Peranan Indonesia dalam membina dan mempererat persahabatan dan kerjasama antar bangsa yang saling menguntungkan perlu terus diperluas dan ditingkatkan. 3. Citra positif Indonesia terus ditingkatkan dan diperluas antara lain melalui promosi, peningkatan diplomasi dan lobi internasional, pertukaran pemuda, pelajar dan mahasiswa serta kegiatan olah raga. 4. Perkembangan, perubahan dan gejolak dunia terus diikuti dan dikaji denga seksama agar secara dini dapat diperkirakan terjadinya dampak negatif yang dapat mempengaruhi stabitlitas nasional serta menghambat kelancaran pembangunan dan pencapaian tujuan nasional 5. Langkah bersama negara berkembang untuk memperkecil ketimpangan dan ketidakadilan dengan negara industri maju perlu ditingkatkan dengan melaksanakan perjanjian perdagangan internasioal serta kerjasama dengan lembaga-lembaga keuangan internasional. 6. Perjuangan mewujudkan tatanan dunia baru dan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial melalui penggalangan dan pemupukan solidaritas dan kesamaan sikap serta kerjasama internasional dengan memanfaatkan berbagai forum regional dan global. 7. Peningkatan kualitas sumberdaya manusia perlu dilaksanakan dengan pembenahan secara menyeluruh terhadap sistem pendidikan, pelatihan dan penyuluhan calon diplomat agar dapat menjawab tantangan tugas yang

15 dihada[inya. Disamping itu, perlu ditingkatkan aspek-aspek kelembagaan dan sarana penunjang lainnya 8. Perjuangan bangsa Indoesia di dunia yang menyangkut kepentingan nasionan seperti melindung kepentingan Indonesia dari kegiatan diplomasi negatif negara lain dan hak-hak warga negara Indonesi di luar negeri perlu ditingkakan. C. KETAHANAN ASPEK EKONOMI Faktor-faktor yang mempengaruhi Ketahanan ekonomi adalah : 1. Bumi dan sumber alam Negara berkembang pada umumnya belum dapat memanfaatkan kekayaan alamnya secara maksimal dan erat hubungannya dengan modal, kekurangan keterampilan dan tingkat teknologi yang masih rendah pada negara-negara tersebut. 2. Tenaga kerja Penambahan penduduk berarti juga penambahan tenaga kerja. Dan jika tidak diimbangi perluasan kesempatan kerja atau menimbulkan pengangguran. Penanggulangannya terutama di pedesaan dengan jalan memindahkan penduduk ke daerah lain yang masih mempunyai potensi tanah dan alam atau dengan industrialisasi dalam jangka panjang yang memerlukan waktu dan biaya besar. 3. Faktor modal Pada umumnya negara-negara berkembang, kekurangan modal untuk pembangunan dan tidak mempunyai cukup kemampuan menumpuk modal di dalam negeri hal ini disebabkan oleh : 1) Pendapatan masyarakat rendah tidak dapat untuk menabung, 2) Dasar tarif pajak dan aparatur pemungutan pajak terbatas, 3) Kemampuan yang masih rendah di dalam investasi modal.

16 4) Pendapatan ekspor biasanya habis untuk pembiayaan impor. 4. Faktor teknologi Teknologi yang tepat akan dapat meningkatkan hasil produktif barang juga serta memperlancar distribusi hasil produksi tersebut. Penggunaan teknologi mutakhir harus disertai pembinaan mental bangsa untuk menerima teknologi tersebut yang akan berdampak sosial. 5. Hubungan luar negeri Hubungan ekonomi luar negeri diperlukan untuk saling memenuhi kebutuhan yang tidak dapat dipenuhi oleh kemampuan negara masing-masing. Untuk meningkatkan produksi diperlukan bahan baku demi negara lain. 6. Prasarana Prasarana dibidang Ekonomi ialah suatu yang diperlukan untuk menunjang produksi dan distribusi barang dan jasa serta merupakan faktor vital bagi pertumbuhan dan kelangsungan Ekonomi negara dan bangsa tersedianya prasarana yang baik dan memadai akan meningkatkan Ketahanan Nasional dibidang ekonomi. 7. Manajemen Kemampuan managerial yang baik akan dapat mengelola ekonomi secara efesian sehingga dapat meningkatkan sosial produksi dan memperlancar distribusi barang dan jasa oleh klarena itu diperlukan kemampuan aparatur negara dan swasta dibidang manajemen agar dapat meningkatkan Ketahanan Nasional. D. KETAHANAN SOSIAL BUDAYA Istilah sosial budaya menunjukkan dua segi kehidupan bersama demi segi manusia dan budaya. 1. Kemasyarakatan

17 Dalam organisasi sosial masyarakat menentukan norma-norma yang harus dipatuhi oleh seluruh anggota masyarakat yang meliputi kehidupan normative, status kelompok sosial institusi yang disusun berdasarkan falsafah bangsa untuk memelihara ekstensinya didalam berorganisasi sosial maka anggota masyarakat harus mempunyai empat unsur : a. Struktur sosial b. Pengawasan sosial c. Media sosial sebagai sarana komunikasi d. Standar sosial berupa norma-norma sosial 2. Kebudayaan Budaya adalah seluruh cara hidup suatu masyarakat di manifestasikan dalam tingkah laku yang sudah melembaga tingkah laku masyarakat kebudayaan tercipta karena faktor sebagai berikut: a. Organ biologis manusia dalam arti kebutuhan hakioki manusia. b. Lingkungan alam yang melestarikan kebiasaan manusia hidup disuatu daerah. c. Lingkungan sejarah d. Lingkungan psikiologis 3. Aspek pertahanan keamanan Pertahanan keamanan (Hankam) adalah upaya rakyat semesta dengan angkatan bersenjata TNI/POLRI dalam mempertahankan dan mengamankan bangsa dan negaranya serta hasil perjuangannya. Pertahanan dan keamanan adalah salah satu fungsi pemerintah dalam menegakkan Ketahanan Nasional dengan tujuan Nasional untuk mencapai keamanan bangsa dan negara serta hasil perjuangannya. Faktor-faktor yang mempengaruhi ketahanan bidang hankam sebagai berikut :

18 1. Doktrin atau azas pedoman perwujudan sistem Hankam yang mencakup. a. Masalah pertahanan terhadap invasi dari luar. b. Masalah pemeliharaan keamanan dalam negri. c. Masalah akibat perang dingin (perang unit syarat, substansi, infiltrasi, sabotase, dan spionase). d. Masalah perwujudan dan pemeliharan kestabilan serta keamanan wilahnya mengingat doktrin Hankamnas merupakan kristalisasi, pengalaman perjuangan mempertahankan, menyelamatkan bangsa dan negaranya maka perannya sangat besar terhadap ketahanan Nasional. 2. Wawasan Nasional Wawasan yang dianut ialah wawasan yang berisikan ke kelompokkan, kesatuan, persatuan serta keterpaduan antara pemerintah, TNI/POLRI, dan Rakyat karena pengantar walau ini akan memperkuat tingkat ketahanan nasional dibidang Hankam. 3. Sistem hankam adalah sistem yang merupakan perpaduan serasi antara sistem senjata teknologi (Sistek) dan sistem senjata sosial (Sissos). 4. Kondisi geografis Negara kondisi geografis sudah merupakan kodrat suatu bangsa untuk mempertahankan tentunya memerlukan kekuatan hankam yang sekurang-kurangnya faktor penegas. 5. Manusia merupakan faktor penentu ikatan menuntut manusia sehat fisiknya, memiliki sifat mental positif/moral tinggi, kepercayaan diri, nasionalisme/patriotisme dan jiwa korp yang kuat. 6. Integrasi TNI/POLRI dan rakyat Ketahanan nasional dibidang pertahanan keamanan merupakan usaha terpadu/terintegrasi antara TNI/POLRI dan rakyat secara keseluruhan. 7. Pendidikan dan Kewarganegaraan Pendidikan kewarganegaraan diperlukan untuk menanamkan kesadaran hankamnas melalui pendidikan nasional yang pada akhirnya

19 menumbuhkan keselarasan dan kemampuan berfikir, bersifat dan bertata laku secara komprehensif. 8. Material Perindustrian material pertahanan dinegara berkembang masih berada didalam taraf permulaan didalam peralatan dan masih banyak tergantung pada luar Negri. 2. TRI GATRA a. Posisi dan Lokasi Geografis Negara 1. Negara daratan yaitu negara yang dikelilingi daratan contohnya Laos, Afghanistan, swiss, Uganda, dan lain-lain. 2. Negara lautan yaitu negara yang dikelilingi lautan yang terdiri dari : Negara kepulauan (lanchipelago state) lautan yang terdiri pulaupulau. Negara pulau (island state) unsur daratan lebih luas dari lautan contoh Australia. Negara yang mempunyai bagian wilayah yang bersifat kepulauan (arsipelago) negaranya sendiri bersifat negara daratan tetapi mempunyai suatu bagian wilayah bersifat kepulauan. b. Keadaan dan Kekayaan Alam Keadaan alam adalah segala sumber dan potensi alam negara yang terdapat dibumi, dilaut dan udara dalam suatu wilayah negara yang dapat dipenuhi. 1. Kekayaan alam di golongan dalam Kekayaan alam hewani (fauna) Kekayaan alam nabati (flora) Kekayaan alam mineral (tambang) 2. Sifat kekayaan alam Dapat diperbaharui (hutan, hewan dan lain-lain).

20 Tidak dapat diperbaharui (mineral) 3. Keberadaan kekayaan alam Di atmosfir (oksigen, sinar matahari dan lain-lain) Di permukaan bumi (fauna dan flora) Didalam bumi (barang tambang) c. Keadaan dan Kemampuan Penduduk Penduduk adalah manusia yang mendiami suatu wilayah negara. Masyarakat yang berkaitan dengan keadaan dan kemampuan penduduk adalah. Jumlah penduduk Komposisi penduduk Penyebaran jumlah penduduk Perubahan jumlah penduduk yang dipengaruhi oleh kelahiran dan kematian. 3. SIFAT DAN HAKEKAT KETAHANAN NASIONAL a. Sifat Ketahanan Nasional Manunggal Mawas ke dalam Berkewibawaan Berubah menurut waktu Percaya pada diri sendiri Tidak bersandar pada kekuasaan dan kekuatan. b. Hakekat Ketahanan Nasional Pada hakekatnya ketahanan nasional adalah kemampuan dan ketangguhan suatu bangsa untuk dapat menjamin kelangsungan hidupnya menuju kejayaan bangsa dan negara.

21 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Ketahanan nasional adalah upaya meningkatkan pertahanan dan keamanan bangsa dan negara pendidikan kewarganegaraan di perlukan untuk menanamkan kesadaran Hamkanas melalui pendidikan nasional yang pada akhirnya menumbuhkan keselarasan dan kemampuan berfikir, bersifat dan bertata laku yang bersifat komprensif. B. Saran-saran 1. Kepada mahasiswa yang memprogramkan mata kuliah pendidikan kewarganegaraan bisa lebih memperhatikan hal-hal mengenai ketahuan nasional. 2. Kepada bapak pembina untuk kuliah kewarganegaraan bisa memberikan koreksi mengenai penyusunan makalah ini. 3. Kepada semua pembaca untuk dapat memberikan dan membandingkan pemahaman konsep ketahanan nasional dari sumber-sumber yang berbeda.

22 DAFTAR PUSTAKA BAKRY Ms NOOR, Pendidikan Kewarganegaraan (Kewiraan) Liberty- Yogyakarta, Yogyakarta. Tim dosen kewarganegaraan UNM, Pendidikan Kewarganegaraan, Badan Penerbit UNM Press, Makassar

KETAHANAN NASIONAL. Yanti Trianita S.I.Kom

KETAHANAN NASIONAL. Yanti Trianita S.I.Kom KETAHANAN NASIONAL Yanti Trianita S.I.Kom Definisi Ketahanan Nasional Ketahanan nasional adalah kondisi yang harus dimiliki dalam semua aspek kehidupan bermasyarkat, berbangsa, dan bernegara dalam wadah

Lebih terperinci

Modul ke: GEOSTRATEGI. 11Fakultas Teknik. Yayah Salamah, SPd. MSi. Program Studi MKCU

Modul ke: GEOSTRATEGI. 11Fakultas Teknik. Yayah Salamah, SPd. MSi. Program Studi MKCU Modul ke: 11Fakultas Teknik GEOSTRATEGI Yayah Salamah, SPd. MSi. Program Studi MKCU Tujuan Instruksional Khusus 1. Menyebutkan pengertian dan latar belakang geostrategi dan hukum. 2. Menguraikan tujuan

Lebih terperinci

Maukuf, S,Pd. M.Pd. Pertemuan ke:

Maukuf, S,Pd. M.Pd. Pertemuan ke: Pertemuan ke: Fakultas PSIKOLOGI Program Studi PSIKOLOGI Salah satu upaya negara membangun nasionalisme rakyatnya yakni melalui sarana pendidikan, dalam hal ini dengan memprogramkan Pendidikan Kewarganegaraan

Lebih terperinci

PENDEKATAN ASTA GATRA DALAM MEWUJUDKAN KETAHANAN NASIONAL. Kelompok 9 : Toni Irawan Ari Widyanto Deni Heryanto

PENDEKATAN ASTA GATRA DALAM MEWUJUDKAN KETAHANAN NASIONAL. Kelompok 9 : Toni Irawan Ari Widyanto Deni Heryanto PENDEKATAN ASTA GATRA DALAM MEWUJUDKAN KETAHANAN NASIONAL Kelompok 9 : Toni Irawan Ari Widyanto Deni Heryanto MATERI PRESENTASI PENGERTIAN KETAHANAN NASIONAL PENJELASAN ASTA GATRA ASPEK TRIGATRA ASPEK

Lebih terperinci

KEWARGANEGARAAN KETAHANAN NASIONAL DAN POLITIK STRATEGI NASIONAL. Nurohma, S.IP, M.Si. Modul ke: Fakultas FASILKOM. Program Studi Teknik Informatika

KEWARGANEGARAAN KETAHANAN NASIONAL DAN POLITIK STRATEGI NASIONAL. Nurohma, S.IP, M.Si. Modul ke: Fakultas FASILKOM. Program Studi Teknik Informatika KEWARGANEGARAAN Modul ke: KETAHANAN NASIONAL DAN POLITIK STRATEGI NASIONAL Fakultas FASILKOM Nurohma, S.IP, M.Si Program Studi Teknik Informatika www.mercubuana.ac.id Pendahuluan Abstract : Menjelaskan

Lebih terperinci

KEWARGANEGARAAN KETAHANAN NASIONAL. Modul ke: Fakultas FEB. Syahlan A. Sume. Program Studi MANAJEMEN.

KEWARGANEGARAAN KETAHANAN NASIONAL. Modul ke: Fakultas FEB. Syahlan A. Sume. Program Studi MANAJEMEN. KEWARGANEGARAAN Modul ke: KETAHANAN NASIONAL by Fakultas FEB Syahlan A. Sume Program Studi MANAJEMEN www.mercubuana.ac.id KETAHANAN NASIONAL POKOK BAHASAN: 1. PENGERTIAN DARI KETAHANAN NASIONAL 2. TUJUAN

Lebih terperinci

ALUR PIKIR: KEHIDUPAN NASIONAL

ALUR PIKIR: KEHIDUPAN NASIONAL KETAHANAN NASIONAL BUDI UTOMO 1908 KESADARAN BERBANGSA ALUR PIKIR: KEHIDUPAN NASIONAL SUMPAH PEMUDA 28-10-1928 PROKLAMASI KEMERDEKAAN RI 17-8-1945 BERFIKIR SATU BANGSA BERFIKIR SATU BANGSA PARADIGMA NASIONAL

Lebih terperinci

ASTAGATRA. Departemen Administrasi Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Prof. Drh. Wiku Adisasmito, M.Sc., Ph.D.

ASTAGATRA. Departemen Administrasi Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Prof. Drh. Wiku Adisasmito, M.Sc., Ph.D. KMA ASTAGATRA Departemen Administrasi Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Prof. Drh. Wiku Adisasmito, M.Sc., Ph.D. DASAR PEMIKIRAN ASTAGATRA Pancasila sebagai pandangan

Lebih terperinci

KETAHANAN NASIONAL. Drs. H. M. Umar Djani Martasuta, M.Pd

KETAHANAN NASIONAL. Drs. H. M. Umar Djani Martasuta, M.Pd KETAHANAN NASIONAL Drs. H. M. Umar Djani Martasuta, M.Pd UNTUNG RUGINYA POSISI SILANG INDONESIA POSITIF : Pengaruh posisi silang terhadap Kehidupan Bangsa Pertemuan secara ekonomi, sosbud, politik sebagai

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace dicabut: UU 3-2002 lihat: UU 1-1988 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 51, 1982 (HANKAM. POLITIK. ABRI. Warga negara. Wawasan Nusantara. Penjelasan

Lebih terperinci

Landasan-landasan ketahanan nasional Pancasila sebagai landasan ideal. Peranan Pancasila sebagai landasan ideal tidak dapat dipisahkan dari kedudukan

Landasan-landasan ketahanan nasional Pancasila sebagai landasan ideal. Peranan Pancasila sebagai landasan ideal tidak dapat dipisahkan dari kedudukan KETAHANAN NASIONAL Terbentuknya negara Indonesia dilatarbelakangi oleh perjuangan seluruh bangsa. Sudah sejak lama Indonesia menjadi incaran banyak negara atau bangsa karena potensinya yang besar dilihat

Lebih terperinci

2.4 Uraian Materi Pengertian dan Hakikat dari Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia Sebagai pendangan hidup bangsa Indonesia,

2.4 Uraian Materi Pengertian dan Hakikat dari Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia Sebagai pendangan hidup bangsa Indonesia, 2.4 Uraian Materi 2.4.1 Pengertian dan Hakikat dari Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia Sebagai pendangan hidup bangsa Indonesia, Pancasila berarti konsepsi dasar tentang kehidupan yang

Lebih terperinci

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA Modul ke: PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA BAHAN TAYANG MODUL 7 SEMESTER GASAL 2016 Fakultas FAKULTAS TEKNIK RANI PURWANTI KEMALASARI SH.MH. Program Studi Teknik SIPIL www.mercubuana.ac.id Dalam bahasa

Lebih terperinci

Pendidikan Kewarganegaraan

Pendidikan Kewarganegaraan Modul ke: 11 Dosen Fakultas Fakultas Ilmu Komunikasi Pendidikan Kewarganegaraan Berisi tentang Geostrategi. : Sukarno B N, S.Kom, M.Kom Program Studi Hubungan Masyarakat http://www.mercubuana.ac.id Pengertian

Lebih terperinci

NOMOR 20 TAHUN 1982 TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN POKOK PERTAHANAN KEMANAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 20 TAHUN 1982 TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN POKOK PERTAHANAN KEMANAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 1982 TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN POKOK PERTAHANAN KEMANAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Menimbang: DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

Aji Wicaksono S.H., M.Hum. Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF. Program Studi DESAIN PRODUK

Aji Wicaksono S.H., M.Hum. Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF. Program Studi DESAIN PRODUK Modul ke: Geo Politik Pada Modul ini kita akan mempelajari pengertian dan latar belakang Wawasan Nusantara; Pemahaman kedudukan, fungsi, tujuan, bentuk, wadah, isi, dan tata laku Wawasan Nusantara serta

Lebih terperinci

WAWASAN NUSANTARA. Dewi Triwahyuni. Page 1

WAWASAN NUSANTARA. Dewi Triwahyuni. Page 1 WAWASAN NUSANTARA Dewi Triwahyuni Page 1 WAWASAN NUSANTARA Wawasan Nusantara adalah cara pandang suatu bangsa tentang diri dan lingkungannya yang dijabarkan dari dasar falsafah dan sejarah bangsa itu sesuai

Lebih terperinci

MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN GEOSTRATEGI/ KETAHANAN NASIONAL DAN IMPLEMENTASINYA. Dosen Pengampu : Alam Budi Kusuma, S. Pd. I., M. Pd. I.

MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN GEOSTRATEGI/ KETAHANAN NASIONAL DAN IMPLEMENTASINYA. Dosen Pengampu : Alam Budi Kusuma, S. Pd. I., M. Pd. I. MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN GEOSTRATEGI/ KETAHANAN NASIONAL DAN IMPLEMENTASINYA Dosen Pengampu : Alam Budi Kusuma, S. Pd. I., M. Pd. I. Disusun Oleh : Nur Rochmah 15812550 Sri Sayekti 15812553 PROGRAM

Lebih terperinci

Oleh : Drs. H. M. Umar Djani Martasuta, M.Pd.

Oleh : Drs. H. M. Umar Djani Martasuta, M.Pd. Oleh : Drs. H. M. Umar Djani Martasuta, M.Pd. H. M. UMAR DJANI MARTASUTA KETAHANAN NASIONAL Konsep Ketahanan Nasional (Tannas) dikembangkan pada awal tahun 1960-an dan secara lebih intensip dikembangkan

Lebih terperinci

Modul ke: GEOSTRATEGI. Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Rusmulyadi, M.Si. Program Studi Akutansi.

Modul ke: GEOSTRATEGI. Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Rusmulyadi, M.Si. Program Studi Akutansi. Modul ke: GEOSTRATEGI Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Rusmulyadi, M.Si. Program Studi Akutansi www.mercubuana.ac.id Pengertian GEOSTRATEGI Geostrategi: strategi dalam memannfaatkan kondisi geografis negara

Lebih terperinci

maksud dan tujuan serta pendekatan dan metode pengkajian yang digunakan dalam pembahasan. Bab dua berisi studi terhadap peran pelaku ekonomi dalam

maksud dan tujuan serta pendekatan dan metode pengkajian yang digunakan dalam pembahasan. Bab dua berisi studi terhadap peran pelaku ekonomi dalam BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum Dalam usaha untuk mewujudkan cita-cita nasional, yaitu masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila yang membahagiakan seluruh bangsa Indonesia, mutlak diperlukan

Lebih terperinci

Modul ke: GEOPOLITIK. 10Teknik. Fakultas. Yayah Salamah, SPd. MSi. Program Studi MKCU

Modul ke: GEOPOLITIK. 10Teknik. Fakultas. Yayah Salamah, SPd. MSi. Program Studi MKCU Modul ke: GEOPOLITIK Fakultas 10Teknik Yayah Salamah, SPd. MSi. Program Studi MKCU Tujuan Instruksional Khusus 1. Menyebutkan pengertian dan makna geopolitik 2. Menguraikan latar belakang filosofis Wawasan

Lebih terperinci

PANCASILA IDEOLOGI TERBUKA

PANCASILA IDEOLOGI TERBUKA PANCASILA IDEOLOGI TERBUKA Era global menuntut kesiapan segenap komponen Bangsa untuk mengambil peranan sehingga pada muara akhirnya nanti dampak yang kemungkinan muncul, khususnya dampak negatif dari

Lebih terperinci

Memahami Budaya dan Karakter Bangsa

Memahami Budaya dan Karakter Bangsa Memahami Budaya dan Karakter Bangsa Afid Burhanuddin Kompetensi Dasar: Memahami budaya dan karakter bangsa Indikator: Menjelaskan konsep budaya Menjelaskan konsep karakter bangsa Memahami pendekatan karakter

Lebih terperinci

KODE ETIK TENAGA KEPENDIDIKAN STIKOM DINAMIKA BANGSA

KODE ETIK TENAGA KEPENDIDIKAN STIKOM DINAMIKA BANGSA KODE ETIK TENAGA KEPENDIDIKAN STIKOM DINAMIKA BANGSA STIKOM DINAMIKA BANGSA MUKADIMAH Sekolah Tinggi Ilmu Komputer (STIKOM) Dinamika Bangsa didirikan untuk ikut berperan aktif dalam pengembangan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

PANCASILA PANCASILA DAN IDEOLOGI DUNIA. Nurohma, S.IP, M.Si. Modul ke: Fakultas FASILKOM. Program Studi Sistem Informasi.

PANCASILA PANCASILA DAN IDEOLOGI DUNIA. Nurohma, S.IP, M.Si. Modul ke: Fakultas FASILKOM. Program Studi Sistem Informasi. PANCASILA Modul ke: PANCASILA DAN IDEOLOGI DUNIA Fakultas FASILKOM Nurohma, S.IP, M.Si Program Studi Sistem Informasi www.mercubuana.ac.id PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA ABSTRACT Menjelaskan ideologi

Lebih terperinci

Ketahanan nasional. Geostrategi Indonesia Pelaksanaan Geopolitik dalam negara Suatu cara atau pendekatan dalam memanfaatkan kondisi lingkungan

Ketahanan nasional. Geostrategi Indonesia Pelaksanaan Geopolitik dalam negara Suatu cara atau pendekatan dalam memanfaatkan kondisi lingkungan Ketahanan nasional Geostrategi Indonesia Pelaksanaan Geopolitik dalam negara Suatu cara atau pendekatan dalam memanfaatkan kondisi lingkungan Ketahanan Nasional sebagai Kondisi Keadaan yang seharusnya

Lebih terperinci

POLITIK DAN STRATEGI KEAMANAN NASIONAL

POLITIK DAN STRATEGI KEAMANAN NASIONAL POLITIK DAN STRATEGI KEAMANAN NASIONAL 7.1 Pengertian 1) Pengertian Politik Politik berasal dari bahasa Yunani, yaitu polis yang berarti negara (city state) yang terdiri dari rakyat, wilayah dan pemerintah

Lebih terperinci

Ketahanan Nasional A. LATAR BELAKANG

Ketahanan Nasional A. LATAR BELAKANG Ketahanan Nasional 3 Tujuan Instruksional Umum : Mahasiswa dapat memahami konsepsi dan peran ketahanan nasional dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Tujuan Instruksional Khusus : 1. Mahasiswa

Lebih terperinci

KETAHANAN NASIONAL SEBAGAI PERWUJUDAN GEOSTRATEGI INDONESIA

KETAHANAN NASIONAL SEBAGAI PERWUJUDAN GEOSTRATEGI INDONESIA KETAHANAN NASIONAL SEBAGAI PERWUJUDAN GEOSTRATEGI INDONESIA DISUSUN OLEH: FADHLAN PRATAMA MAS FADILLA IKBAL AIDA FADILAH AISYAH ZUCHRAINY GIVANRANGGA FEBBY AJI F ZEAN RAMADHAN F FATHIA AZ ZAHRA H I.A Pengertian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG B. RUMUSAN MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG B. RUMUSAN MASALAH BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Setiap bangsa memiliki cita-cita karena cita-cita berfungsi sebagai penentu untuk mencapai tujuan. Tujuan bangsa Indonesia tercantum dalam Pembukaan UUD 1945. Dalam

Lebih terperinci

Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF. Program Studi DESAIN PRODUK

Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF. Program Studi DESAIN PRODUK Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF GeoStrategi Pada Modul ini kita akan mempelajari pengertian dan latar belakang, tujuan dan fungsi geostrategi. Konsepsi dasar strategi Ketahanan Nasional serta implementasi

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I P E N D A H U L U A N BAB I P E N D A H U L U A N A. Latar Belakang Pembangunan nasional merupakan rangkaian upaya pembangunan yang berkesinambungan dan meliputi seluruh kehidupan masyarakat, bangsa dan negara untuk melaksanakan

Lebih terperinci

Dinno Mulyono, M.Pd. MM. STKIP Siliwangi 2017

Dinno Mulyono, M.Pd. MM. STKIP Siliwangi 2017 Dinno Mulyono, M.Pd. MM. STKIP Siliwangi 2017 Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan a. Konsep Dasar dan Sejarah PKn b. Analisis Landasan Yuridis, Historis, Sosiologis dan Politik PKn c. Urgensi PKn dan Tantangannya

Lebih terperinci

BAB IV VISI DAN MISI DAERAH 4.1 VISI KABUPATEN BENGKULU TENGAH

BAB IV VISI DAN MISI DAERAH 4.1 VISI KABUPATEN BENGKULU TENGAH BAB IV VISI DAN MISI DAERAH 4.1 VISI KABUPATEN BENGKULU TENGAH Bengkulu Tengah yang Lebih Maju, Sejahtera, Demokratis, Berkeadilan, Damai dan Agamis 1. Maju, yang diukur dengan : (a) meningkatnya investasi;

Lebih terperinci

5 Contoh Sikap dan Perbuatan yang Mencerminkan Usaha Pelestarian Lingkungan Hidup sebagai Pengamalan Pancasila

5 Contoh Sikap dan Perbuatan yang Mencerminkan Usaha Pelestarian Lingkungan Hidup sebagai Pengamalan Pancasila 5 Contoh Sikap dan Perbuatan yang Mencerminkan Usaha Pelestarian Lingkungan Hidup sebagai Pengamalan Pancasila Disusun Oleh : Kelompok 2 Kelas : XII IPA 3 Devi Elfiani (07) Dhea Gita Fitri (08) Mahendra

Lebih terperinci

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN BAB7

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN BAB7 PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN BAB7 Geostrategi Indonesia A. Sejarah,Pengertian dan hakikat ketahanan nasional. Para pendiri negara (Fouding father) republik indonesia telah mengamankan dalam pembukaan UUD

Lebih terperinci

Arti Penting Ideologi bagi Suatu Bangsa dan Negara

Arti Penting Ideologi bagi Suatu Bangsa dan Negara Arti Penting Ideologi bagi Suatu Bangsa dan Negara Ideologi berasal dari kata idea yang artinya pemikiran, khayalan. konsep, keyakinan, dan kata logos yang artinya logika, ilmu atau pengetahuan. Jadi,

Lebih terperinci

Geostrategi Indonesia

Geostrategi Indonesia PERTEMUAN KE 6 Geostrategi Indonesia setiap bangsa yang telah menegara membutuhkan strategi dalam memanfaatkan wilayah negara sebagai ruang hidup nasional menentukan kebijakan perwujudan kepentingan dan

Lebih terperinci

BAB X PANCASILA DALAM PARADIGMA KEHIDUPAN BERMASYARAKAT, BERBANGSA DAN BERNEGARA

BAB X PANCASILA DALAM PARADIGMA KEHIDUPAN BERMASYARAKAT, BERBANGSA DAN BERNEGARA BAB X PANCASILA DALAM PARADIGMA KEHIDUPAN BERMASYARAKAT, BERBANGSA DAN BERNEGARA A. Pancasila Paradigma Pembangunan 1. Pengertian Paradigma Istilah paradigma menurut kamus Bahasa Indonesia, yaitu (1) daftar

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA DAN DASAR NEGARA

LAPORAN TUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA DAN DASAR NEGARA LAPORAN TUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA DAN DASAR NEGARA Disusun Oleh: Nama : Heruadhi Cahyono Nim : 11.02.7917 Dosen : Drs. Khalis Purwanto, MM STIMIK AMIKOM

Lebih terperinci

5. Distribusi Distribusi adalah pembagian dan pengalokasian nilai-nilai dalam masyarakat.

5. Distribusi Distribusi adalah pembagian dan pengalokasian nilai-nilai dalam masyarakat. I. Pengertian Politik, Strategi, dan Polstranas A. Pengertian Politik Kata politik secara etimologis berasal dari bahasa Yunani politeia, yang akar katanya adalah polis, berarti kesatuan masyarakat yang

Lebih terperinci

YODI PERMANA PENGAMALAN PANCASILA PENDIDIKAN PANCASILA JURUSAN SISTEM INFORMASI

YODI PERMANA PENGAMALAN PANCASILA PENDIDIKAN PANCASILA JURUSAN SISTEM INFORMASI TUGAS AKHIR YODI PERMANA 11.12.5667 PENGAMALAN PANCASILA PENDIDIKAN PANCASILA JURUSAN SISTEM INFORMASI DOSEN : Drs. Muhammad Idris P, M PENDAHULUAN Sebagai warga negara yang setia pada nusa dan bangsa,

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA I. UMUM Dalam kehidupan bernegara, aspek pertahanan merupakan faktor yang sangat hakiki dalam menjamin kelangsungan

Lebih terperinci

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Geopolitik

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Geopolitik Modul ke: 09Fakultas Gunawan EKONOMI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Geopolitik Wibisono SH MSi Program Studi Akuntansi Pengertian Geopolitik/Wawasan Nusantara Geopolitik atau Wawasan Nusantara merupakan cara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. B. RUMUSAN MASALAH 1. Apa pengertian geostrategi? 2. Apa pengertian Ketahanan Nasional? 3. Apa saja unsur-unsur Ketahanan Nasional?

BAB I PENDAHULUAN. B. RUMUSAN MASALAH 1. Apa pengertian geostrategi? 2. Apa pengertian Ketahanan Nasional? 3. Apa saja unsur-unsur Ketahanan Nasional? BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Setiap bangsa memiliki cita-cita karena cita-cita berfungsi sebagai penentu untuk mencapai tujuan. Tujuan bangsa Indonesia tercantum dalam Pembukaan UUD 1945. Dalam

Lebih terperinci

BAB IV VISI DAN MISI DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA

BAB IV VISI DAN MISI DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA BAB IV VISI DAN MISI DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA Pembangunan adalah suatu orientasi dan kegiatan usaha yang tanpa akhir. Development is not a static concept. It is continuously changing. Atau bisa

Lebih terperinci

Pergaulan Mahasiswa dan Kehidupan Sosial dalam Menerapkan Sila Persatuan Indonesia

Pergaulan Mahasiswa dan Kehidupan Sosial dalam Menerapkan Sila Persatuan Indonesia Tema : Implementasi Nilai-nilai Pancasila Dalam Kehidupan Kampus Judul : Pergaulan Mahasiswa dan Kehidupan Sosial dalam Menerapkan Sila Persatuan Indonesia OLEH NAMA : REGINA S. LUMENTUT NO. STAMBUK :

Lebih terperinci

KODE ETIK DOSEN STIKOM DINAMIKA BANGSA

KODE ETIK DOSEN STIKOM DINAMIKA BANGSA KODE ETIK DOSEN STIKOM DINAMIKA BANGSA STIKOM DINAMIKA BANGSA MUKADIMAH Sekolah Tinggi Ilmu Komputer (STIKOM) Dinamika Bangsa didirikan untuk ikut berperan aktif dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan

Lebih terperinci

PENTINGNYA PEMIMPIN BERKARAKTER PANCASILA DI KALANGAN GENERASI MUDA

PENTINGNYA PEMIMPIN BERKARAKTER PANCASILA DI KALANGAN GENERASI MUDA PENTINGNYA PEMIMPIN BERKARAKTER PANCASILA DI KALANGAN GENERASI MUDA (Makalah Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Tugas MK Pendidikan Pancasila) Dosen : Abidarin Rosidi, Dr, M.Ma. Disusun Oleh: Nama : WIJIYANTO

Lebih terperinci

S a o l a CP C N P S N Te T s e Wa W w a a w s a a s n a Ke K b e a b n a g n s g a s a a n

S a o l a CP C N P S N Te T s e Wa W w a a w s a a s n a Ke K b e a b n a g n s g a s a a n Soal CPNS Tes Wawasan Kebangsaan 1. Prinsip-prinsip dasar dalam kehidupan bernegara yang menjadi sumber hukum bagi peraturan perundang-undangan yang ada dalam sebuah negara adalah. A. Dasar negara B. Hukum

Lebih terperinci

MAKALAH HAK ASASI MANUSIA DALAM PANCASILA HAK ASASI MANUSIA

MAKALAH HAK ASASI MANUSIA DALAM PANCASILA HAK ASASI MANUSIA MAKALAH HAK ASASI MANUSIA DALAM PANCASILA HAK ASASI MANUSIA DISUSUN OLEH Nama : Brian kristover NIM : 11.11.5282 Kelompok : E Program Studi : S1 Jurusan : Teknik Informatika Dosen Pembimbing : Dr Abidarin

Lebih terperinci

PANCASILA PENJABARAN NILAI-NILAI PANCASILA

PANCASILA PENJABARAN NILAI-NILAI PANCASILA PANCASILA PENJABARAN NILAI-NILAI PANCASILA 1 1. SILA KETUHANAN YANG MAHA ESA a. Percaya & Taqwa Kpd Tyme Sesuai Dgn Agama & Kepercayaannya Masing2 Menurut Dsr Kemanusiaan Yg Adil Dan Beradab b. Hormat

Lebih terperinci

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN. Modul ke: Geopolitik. Fakultas Ilmu Komunikasi. Program Studi Hubungan Masyarakat. Ramdhan Muhaimin, M.Soc.

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN. Modul ke: Geopolitik. Fakultas Ilmu Komunikasi. Program Studi Hubungan Masyarakat. Ramdhan Muhaimin, M.Soc. Modul ke: 09 PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Geopolitik Fakultas Ilmu Komunikasi Program Studi Hubungan Masyarakat Ramdhan Muhaimin, M.Soc.Sc Sub Bahasan 1. Pengertian Geopolitik 2. Latar Belakang Wawasan Nusantara

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pertahanan negara bertitik tolak pada falsafah

Lebih terperinci

SAMSURI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

SAMSURI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Handout 4 Pendidikan PANCASILA SAMSURI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA PANCASILA sebagai Sistem Filsafat Kita simak Pengakuan Bung Karno tentang Pancasila Pancasila memuat nilai-nilai universal Nilai-nilai

Lebih terperinci

SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PROGRAM PENYEBARAN DAN PENGIBARAN BENDERA MERAH PUTIH Dl PERSADA NUSANTARA

SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PROGRAM PENYEBARAN DAN PENGIBARAN BENDERA MERAH PUTIH Dl PERSADA NUSANTARA 1 SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PROGRAM PENYEBARAN DAN PENGIBARAN BENDERA MERAH PUTIH Dl PERSADA NUSANTARA Yang saya hormati, Tanggal : 11 Agustus 2008 Pukul : 09.30 WIB Tempat : Balai

Lebih terperinci

Modul ke: 09TEKNIK GEOPOLITIK. Nanang Ruhyat. Fakultas. Program Studi Teknik Mesin

Modul ke: 09TEKNIK GEOPOLITIK. Nanang Ruhyat. Fakultas. Program Studi Teknik Mesin Modul ke: GEOPOLITIK Fakultas 09TEKNIK Nanang Ruhyat Program Studi Teknik Mesin GEOPOLITIK TUJUAN PERKULIAHAN: 2 1. Mengetahui pengertian wawasan nusantara 2. Mengerti fungsi dan bentuk wawasan nusantara

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pertahanan negara bertitik tolak pada falsafah

Lebih terperinci

2.1 Beberapa Ancaman Dalam dan Luar Negeri

2.1 Beberapa Ancaman Dalam dan Luar Negeri 2.1 Beberapa Ancaman Dalam dan Luar Negeri Beberapa ancaman dalam dan luar negeri telah dapat diatasi bangsa Indonesia dengan adadnya tekad bersama-sama menggalang kesatuan dan kecintaan bangsa. Berbagai

Lebih terperinci

KEWARGANEGARAAN WAWASAN NUSANTARA. Modul ke: Fakultas FEB. Syahlan A. Sume. Program Studi MANAJEMEN.

KEWARGANEGARAAN WAWASAN NUSANTARA. Modul ke: Fakultas FEB. Syahlan A. Sume. Program Studi MANAJEMEN. KEWARGANEGARAAN Modul ke: WAWASAN NUSANTARA by Fakultas FEB Syahlan A. Sume Program Studi MANAJEMEN www.mercubuana.ac.id WAWASAN POKOK BAHASAN: NUSANTARA 1. PENGERTIAN DARI WAWASAN NUSANTARA 2. MAKSUD

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG TUGAS KULIAH PANCASILA

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG TUGAS KULIAH PANCASILA BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sebagai bangsa Indonesia, kita tentu mengetahui dasar negara kita. Dan di dalam Pancasila ini terkandung banyak nilai di mana dari keseluruhan nilai tersebut terkandung

Lebih terperinci

BAHAN TAYANG MODUL 11 SEMESTER GASAL TAHUN AKADEMIK 2016/2017 RANI PURWANTI KEMALASARI SH.MH.

BAHAN TAYANG MODUL 11 SEMESTER GASAL TAHUN AKADEMIK 2016/2017 RANI PURWANTI KEMALASARI SH.MH. Modul ke: 11 Fakultas TEKNIK PANCASILA DAN IMPLEMENTASINYA SILA KETIGA PANCASILA KEPENTINGAN NASIONAL YANG HARUS DIDAHULUKAN SERTA AKTUALISASI SILA KETIGA DALAM KEHIDUPAN BERNEGARA ( DALAM BIDANG POLITIK,

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENGINTEGRASIAN KOMPONEN PERTAHANAN NEGARA

KEBIJAKAN PENGINTEGRASIAN KOMPONEN PERTAHANAN NEGARA 2012, No.362 4 LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PERTAHANAN NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG KEBIJAKAN PENGINTEGRASIAN KOMPONEN PERTAHANAN NEGARA KEBIJAKAN PENGINTEGRASIAN KOMPONEN PERTAHANAN NEGARA 1. Latar belakang

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1990 TENTANG AKADEMI ILMU PENGETAHUAN INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1990 TENTANG AKADEMI ILMU PENGETAHUAN INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1990 TENTANG AKADEMI ILMU PENGETAHUAN INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, enimbang: a. bahwa Tuhan Yang Maha Esa menciptakan

Lebih terperinci

POLITIK DAN STRATEGI NASIONAL POLITIK DAN STRATEGI PERTAHANAN KEAMANAN NASIONAL

POLITIK DAN STRATEGI NASIONAL POLITIK DAN STRATEGI PERTAHANAN KEAMANAN NASIONAL TUGAS MAKALAH PENDIDIDKAN KEWARGANEGARAAN POLITIK DAN STRATEGI NASIONAL POLITIK DAN STRATEGI PERTAHANAN KEAMANAN NASIONAL DOSEN : H.SRI WALUYO Disusun oleh : Sri Setiawaty 18211261 2EA27 Program Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah gerbang yang utama dan pertama dalam usaha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah gerbang yang utama dan pertama dalam usaha BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah gerbang yang utama dan pertama dalam usaha mewujudkan sumber daya manusia yang lebih baik. Pendidikan harus mampu dalam perbaikan dan pembaharuan

Lebih terperinci

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN GEOPOLITIK Fakultas Teknik

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN GEOPOLITIK Fakultas Teknik Modul ke: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN GEOPOLITIK Fakultas Teknik Oni Tarsani, S.Sos.I., M.Ikom Program Studi Teknik Elektro www.mercubuana.ac.id GEOPOLITIK Sejarah Singkat Istilah Geopolitik semula diartikan

Lebih terperinci

PANCASILA SEBAGAI KESEPAKATAN BANGSA INDONESIA

PANCASILA SEBAGAI KESEPAKATAN BANGSA INDONESIA PANCASILA SEBAGAI KESEPAKATAN BANGSA INDONESIA Di susun oleh : Nama : Adam Putra Bakti NIM : 11.02.8089 Kelompok : A P. Studi : Pendidikan Pancasila Jurusan : D3-MI Dosen : Drs. M. Khalis Purwanto, MM

Lebih terperinci

I. Hakikat Pancasila. 1. Pancasila sebagai dasar Negara

I. Hakikat Pancasila. 1. Pancasila sebagai dasar Negara I. Hakikat Pancasila Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama ini terdiri dari dua kata dari Sanskerta: pañca berarti lima dan śīla berarti prinsip atau asas. Pancasila merupakan rumusan

Lebih terperinci

PENGANTAR (PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN) MAKALAH KEWARGANEGARAAN : PENGANTAR (PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN)

PENGANTAR (PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN) MAKALAH KEWARGANEGARAAN : PENGANTAR (PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN) PENGANTAR (PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN) MAKALAH KEWARGANEGARAAN : PENGANTAR (PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN) NAMA : HARRY FITRI USMANTO NPM : 38412209 KELAS : 1ID08 UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS TEKNOLOGI

Lebih terperinci

Penjabaran Pancasila Dalam Pasal UUD 45 dan Kebijakan negara. Komarudin, MA

Penjabaran Pancasila Dalam Pasal UUD 45 dan Kebijakan negara. Komarudin, MA Penjabaran Pancasila Dalam Pasal UUD 45 dan Kebijakan negara Modul ke: 06 Fakultas HUMAS Setelah membaca modu ini mahasiswa diharapkan menguasai pengetahuan tentang : hubungan Pancasila dengan Pembukaan

Lebih terperinci

A. Pengertian Geopolitik B. Latar Belakang Wawasan Nusantara C. Kedudukan, Fungsi, dan Tujuan

A. Pengertian Geopolitik B. Latar Belakang Wawasan Nusantara C. Kedudukan, Fungsi, dan Tujuan GEOPOLITIK Modul ke: 9 Fakultas Udjiani EKONOMI DAN BISNIS A. Pengertian Geopolitik B. Latar Belakang Wawasan Nusantara C. Kedudukan, Fungsi, dan Tujuan D. Kedudukan (Status) Wawasan Nusantara E. Bentuk

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PENDIDIKAN PANCASILA. Pancasila Terhadap Dunia Pendidikan

TUGAS AKHIR PENDIDIKAN PANCASILA. Pancasila Terhadap Dunia Pendidikan TUGAS AKHIR PENDIDIKAN PANCASILA Pancasila Terhadap Dunia Pendidikan NAMA : Dwi Exteryani NIM : 11.11.4859 KELOMPOK JURUSAN DOSEN : C : S1 Teknik Informatika : Drs. Tahajudin Sudibyo STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yang dicita-citakan. Sejalan dengan Mukadimah Undang Undang Dasar 1945,

I. PENDAHULUAN. yang dicita-citakan. Sejalan dengan Mukadimah Undang Undang Dasar 1945, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suatu bangsa mutlak perlu memiliki suatu dasar negara, sebab dasar negara merupakan rambu bagi arah suatu pemerintahan agar sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan.

Lebih terperinci

WAWASAN KEBANGSAAN a) Pengertian Wawasan Kebangsaan

WAWASAN KEBANGSAAN a) Pengertian Wawasan Kebangsaan WAWASAN KEBANGSAAN Wawasan kebangsaan lahir ketika bangsa Indonesia berjuang membebaskan diri dari segala bentuk penjajahan, seperti penjajahan oleh Portugis, Belanda, Inggris, dan Jepang. Perjuangan bangsa

Lebih terperinci

PENGAMALAN SILA KE LIMA PANCASILA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT INDONESIA

PENGAMALAN SILA KE LIMA PANCASILA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT INDONESIA TUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA SEMESTER GANJIL T.A. 2011/2012 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA PENGAMALAN SILA KE LIMA PANCASILA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT INDONESIA DISUSUN OLEH: Nama : Desi Purwati NIM

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG - UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa pertahanan

Lebih terperinci

Ujian Akhir Sekolah Tahun 2005 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Ujian Akhir Sekolah Tahun 2005 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Ujian Akhir Sekolah Tahun 2005 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan UAS-SMA-05-01 Dalam menumbuhkan sikap toleransi antar umat beragama perlu kita hindari... A. hidup bertetangga dengan orang yang

Lebih terperinci

MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA

MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA PERTEMUAN KE 8 OLEH : TRIYONO, SS. MM. STTNAS YOGYAKARTA Pancasila Material ; Filsafat hidup bangsa, Jiwa bangsa, Kepribadian bangsa, Sarana tujuan hidup bangsa, Pandangan

Lebih terperinci

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT 1 PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT Filsafat (Philosophia) : - Philo/Philos/Philein yang berarti cinta/pecinta/mencintai. - Sophia yang berarti kebijakan/kearifan/hikmah/hakekat

Lebih terperinci

KETAHANAN NASIONAL APA? TERDAPAT 3 WAJAH KONSEPSI PENGATURAN NEGARA KONDISI DINAMIS METODE BERPIKIR

KETAHANAN NASIONAL APA? TERDAPAT 3 WAJAH KONSEPSI PENGATURAN NEGARA KONDISI DINAMIS METODE BERPIKIR KETAHANAN NASIONAL KETAHANAN NASIONAL APA? TERDAPAT 3 WAJAH KETAHANAN NASIONAL KONDISI DINAMIS KONSEPSI PENGATURAN NEGARA METODE BERPIKIR 1. KETAHANAN NASIONAL SBG KONDISI DINAMIS MENGACU PADA KENYATAAN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA BESERTA PENJELASANNYA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA BESERTA PENJELASANNYA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA BESERTA PENJELASANNYA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK

Lebih terperinci

NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA

NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA Menimbang: DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa pertahanan negara bertitik tolak pada falsafah

Lebih terperinci

Berkomitmen terhadap Pokok Kaidah Negara Fundamental

Berkomitmen terhadap Pokok Kaidah Negara Fundamental Bab III Berkomitmen terhadap Pokok Kaidah Negara Fundamental Sumber: http://www.leimena.org/id/page/v/654/membumikan-pancasila-di-bumi-pancasila. Gambar 3.1 Tekad Kuat Mempertahankan Pancasila Kalian telah

Lebih terperinci

29. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D)

29. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D) 29. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D) A. Latar Belakang Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara

Lebih terperinci

KODE ETIK DOSEN MUKADIMAH BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

KODE ETIK DOSEN MUKADIMAH BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Lampiran : SURAT KEPUTUSAN SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI YASA ANGGANA GARUT Nomor : 001.A / STIE-YA.K/I/2007 Tentang Kode Etik Dosen STIE Yasa Anggana Garut KODE ETIK DOSEN MUKADIMAH STIE Yasa Anggana Garut

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN JALAN BINTARO UTAMA SEKTOR V BINTARO JAYA, TANGERANG SELATAN 15222 TELEPON (021) 7361654-58;

Lebih terperinci

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA ABSTRAK Prinsip-prinsip pembangunan politik yang kurang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila telah membawa dampak yang luas dan mendasar bagi kehidupan manusia Indonesia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran atau cara lain yang dikenal dan diakui

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran atau cara lain yang dikenal dan diakui 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sebagai salah satu proses perubahan pada pembentuk sikap, kepribadian dan keterampilan manusia untuk menghadapi masa depan. Dalam proses pertumbuhan

Lebih terperinci

1. Pancasila sbg Pandangan Hidup Bangsa

1. Pancasila sbg Pandangan Hidup Bangsa 1. Pancasila sbg Pandangan Hidup Bangsa Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa dalam perjuangan untuk mencapai kehidupan yang lebih sempurna, senantiasa memerlukan nilai-nilai luhur yang dijunjungnya

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA K E T E T A P A N MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR : II/MPR/1978 TENTANG PEDOMAN PENGHAYATAN DAN PENGAMALAN PANCASILA (EKAPRASETIA PANCAKARSA) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MAJELIS

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA www.bpkp.go.id PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa penyelenggaraan

Lebih terperinci

BAB III VISI, MISI, DAN ARAH PEMBANGUNAN DAERAH

BAB III VISI, MISI, DAN ARAH PEMBANGUNAN DAERAH BAB III VISI, MISI, DAN ARAH PEMBANGUNAN DAERAH 3.1. Visi Berdasarkan kondisi masyarakat dan modal dasar Kabupaten Solok saat ini, serta tantangan yang dihadapi dalam 20 (dua puluh) tahun mendatang, maka

Lebih terperinci

13TEKNIK. Pendidikan Pancasila. Pancasila dan implementasinya dalam sila kedua dan ketiga. Yayah Salamah, SPd. MSi. Modul ke: Fakultas

13TEKNIK. Pendidikan Pancasila. Pancasila dan implementasinya dalam sila kedua dan ketiga. Yayah Salamah, SPd. MSi. Modul ke: Fakultas Modul ke: Pendidikan Pancasila Pancasila dan implementasinya dalam sila kedua dan ketiga Fakultas 13TEKNIK Yayah Salamah, SPd. MSi. Program Studi Arsitektur Pokok Bahasan Arti dan Makna : Sila Kedua Sila

Lebih terperinci

MUKADIMAH. Untuk mewujudkan keluhuran profesi dosen maka diperlukan suatu pedoman yang berupa Kode Etik Dosen seperti dirumuskan berikut ini.

MUKADIMAH. Untuk mewujudkan keluhuran profesi dosen maka diperlukan suatu pedoman yang berupa Kode Etik Dosen seperti dirumuskan berikut ini. MUKADIMAH STMIK AMIKOM YOGYAKARTA didirikan untuk ikut berperan dalam pengembangan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan dibidang manajemen, teknologi, dan kewirausahaan, yang akhirnya bertujuan untuk memperoleh

Lebih terperinci

PENERAPAN SILA KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB

PENERAPAN SILA KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB PENERAPAN SILA KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB Disusun oleh : Nama : Oky Prasetya Aji P. NIM : 11.11.4984 Program Studi : Pancasila Jurusan : S1 Teknik Informatika Nama Dosen : Drs. Tahajudin Sudibyo

Lebih terperinci

Wawasan Nusantara dan Otonomi Daerah

Wawasan Nusantara dan Otonomi Daerah Wawasan Nusantara dan Otonomi Daerah 1. Wawasan Nusantara Salah satu persyaratan mutlak harus dimiliki oleh sebuah negara adalah wilayah kedaulatan, di samping rakyat dan pemerintahan yang diakui. Konsep

Lebih terperinci

Pendidikan Kewarganegaraan

Pendidikan Kewarganegaraan Modul ke: Pendidikan Kewarganegaraan Geostrategi Fakultas Ekonomi Bisnis Ari Sulistyanto, S.Sos., M. I.Kom Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Bagian Isi A. Pendahuluan B. Perkembangan Konsep

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 30 berbunyi

BAB I PENGANTAR. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 30 berbunyi 1 BAB I PENGANTAR 1.1. Latar Belakang Masalah Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 30 berbunyi : Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan

Lebih terperinci