PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN TAHUNAN UNIT KERJA DI KEMENTERIAN KESEHATAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN TAHUNAN UNIT KERJA DI KEMENTERIAN KESEHATAN"

Transkripsi

1 2011 PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN TAHUNAN UNIT KERJA DI KEMENTERIAN KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

2 KATA PENGANTAR Sesuai Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara, setiap pimpinan suatu organisasi wajib menyampaikan laporan berkala tepat pada waktunya. Salah satu laporan berkala yaitu laporan tahunan. Laporan Tahunan di Kementerian disusun berjenjang mulai dari Unit Kerja Eselon II hingga tingkat kementerian. Laporan tahunan yang disusun oleh Unit Kerja Eselon II akan menjadi salah satu bahan penyusunan Laporan Tahunan Unit Kerja Eselon I, untuk selanjutnya menjadi bahan penyusunan Laporan Tahunan Kementerian. Laporan tahunan merupakan laporan yang bersifat komprehensif, mencerminkan semangat untuk maju, think out of the box. Laporan tahunan selain deskriptif menerangkan tentang resume kegiatan, program/kegiatan yang telah dilaksanakan pada tahun laporan, juga analitik, antara lain perbandingan target dengan capaian serta upaya terobosan yang dilakukan dalam mencapai target tersebut. Masalah yang dihadapi serta upaya mengatasi masalah tersebut perlu dijelaskan. Laporan tahunan juga upaya memanfaatkan menggambarkan sumber daya (sumber daya manusia, sarana prasarana dan dana) yang dimiliki atau diterima unit kerja tersebut seefisien mungkin. Mekanisme penyampaian laporan tahunan secara elektronik melalui website Keluaran (output) Laporan Tahunan Unit Kerja Eselon II akan menjadi masukan (input) Laporan Tahunan Unit Kerja Eselon I serta masukan (input) Laporan Tahunan Kementerian. Pedoman singkat ini diharapkan dapat menjadi panduan dalam penyusunan laporan tahunan unit kerja di Kementerian dan dapat direalisasikan sesuai waktu yang sudah ditentukan. Demikian agar dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Jakarta, Desember 2011 Sekretaris Jenderal, ttd. dr. Ratna Rosita, MPHM NIP ii

3 DAFTAR ISI Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii I. PENDAHULUAN... 1 A. LATAR BELAKANG... 1 B. TUJUAN PEDOMAN... 1 C. RUANG LINGKUP PEDOMAN... 2 C. PENGERTIAN... 2 II. ALUR DAN MEKANISME PENYAMPAIAN LAPORAN TAHUNAN... 3 A. ALUR... 3 B. MEKANISME... 3 III. SISTEMATIKA LAPORAN TAHUNAN UNIT KERJA ESELON II.. 6 A. SAMPUL DEPAN B. KATA PENGANTAR C. DAFTAR ISI D. BAB I. ANALISIS SITUASI AWAL TAHUN HAMBATAN TAHUN LALU 6 2. KELEMBAGAAN SUMBER DAYA.. 6 E. BAB II. TUJUAN DAN SASARAN KERJA DASAR HUKUM TUJUAN, SASARAN DAN INDIKATOR.. 9 F. BAB III. STRATEGI PELAKSANAAN STRATEGI PENCAPAIAN TUJUAN DAN SASARAN HAMBATAN DALAM PELAKSANAAN TUJUAN TEROBOSAN YANG DILAKUKAN G. BAB IV. HASIL KERJA PENCAPAIAN TUJUAN DAN SASARAN PENCAPAIAN KINERJA PENYERAPAN ANGGARAN UPAYA WTP DAN REFORMASI BIROKRASI.. 13 H. BAB V. PENUTUP I. LAMPIRAN IV. SISTEMATIKA LAPORAN TAHUNAN UNIT KERJA ESELON I.. 14 V. PENUTUP LAMPIRAN iii

4 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara, menyebutkan bahwa setiap pimpinan suatu organisasi wajib menyampaikan laporan berkala tepat pada waktunya. Jenis-jenis laporan berkala antara lain : 1. Laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah. 2. Laporan pengendalian dan evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan (berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 39 tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan). 3. Laporan nota keuangan dan RAPBN. 4. Laporan Sistem Akuntansi Intansi (SAI). 5. Laporan Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK- BMN). 6. Laporan Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian (SIMKA). 7. Laporan Tahunan. Laporan Tahunan merupakan laporan pelaksanaan tugas dan fungsi, perkembangan dan hasil yang dicapai oleh setiap unit kerja dalam setahun. Laporan Tahunan berisi uraian yang lebih menyeluruh mengenai kondisi sumber daya (sumber daya manusia, sarana prasarana dan dana), hasil kegiatan program, pencapaian kinerja dan masalah, hambatan serta terobosan/inovasi sebagai upaya pemecahan masalah dalam pelaksanaan kegiatan program. Berbeda dengan keenam laporan lainnya yang bersifat deskriptif, Laporan Tahunan diharapkan bersifat analitik, interpretatif, disertai saran dan tindak lanjut. Laporan Tahunan di Kementerian disusun berjenjang mulai dari Unit Kerja Eselon II hingga Kementerian. Laporan tahunan yang disusun oleh Unit Kerja Eselon II akan menjadi salah satu bahan penyusunan Laporan Tahunan Unit Kerja Eselon I, untuk selanjutnya menjadi bahan penyusunan Laporan Tahunan Kementerian. 1

5 B. TUJUAN PEDOMAN Pedoman ini dimaksudkan sebagai acuan bagi unit kerja di Kementerian dalam menyusun Laporan Tahunan sebagai wujud pertanggungjawaban kegiatan yang telah dilaksanakan pada tahun tersebut. C. RUANG LINGKUP PEDOMAN Ruang lingkup penulisan pedoman laporan tahunan ini yaitu: BAB I Pendahuluan. BAB II Alur dan Mekanisme Penyampaian Laporan Tahunan. BAB III Sistematika Laporan Tahunan Unit Kerja Eselon II. BAB IV Sistematika Laporan Tahunan Unit Kerja Eselon I. BAB V Penutup. D. PENGERTIAN 1. Unit Kerja Eselon I Kementerian Unit Kerja Eselon I Kementerian merupakan unit struktural di bawah Menteri yang mempunyai tugas dan fungsi tertentu berdasarkan Peraturan Menteri. 2. Unit Kerja Eselon II Kementerian Unit Kerja Eselon II Kementerian merupakan unit struktural di bawah Unit Kerja Eselon I termasuk Unit Pelaksana Teknis (UPT) Vertikal yang dikoordinasikan oleh Unit Kerja Eselon I, yang mempunyai tugas dan fungsi tertentu berdasarkan Peraturan Menteri. Laporan UPT Vertikal setingkat Eselon III tercakup dalam laporan tahunan Unit Kerja Eselon II yang mengkoordinasikannya. 3. Laporan Tahunan Laporan Tahunan merupakan laporan mengenai kondisi sumber daya manusia (PNS dan Non-PNS), kondisi sarana prasarana, hasil kegiatan program, informasi keuangan (APBN dan Non-APBN), dan masalah, hambatan serta solusi dalam pelaksanaan kegiatan program, periode 1 Januari sampai dengan 31 Desember setiap tahunnya. 2

6 BAB II ALUR DAN MEKANISME PENYAMPAIAN LAPORAN TAHUNAN A. ALUR KEMENTERIAN KESEHATAN UNIT KERJA ESELON I BANK DATA KEMENTERIAN KESEHATAN (website UNIT KERJA ESELON II Laporan Tahunan Secara elektronik melalui website Kompilasi Laporan Tahunan Unit Kerja Eselon II menjadi salah satu bahan Laporan Tahunan Unit Kerja Eselon I yang mengkoordinasikannya B. MEKANISME Laporan Tahunan Unit Kerja Eselon II dilaporkan kepada Unit Kerja Eselon I terkait selambat-lambatnya pada minggu terakhir bulan Januari tahun berikutnya. Laporan Tahunan Unit Kerja Eselon I dilaporkan kepada Menteri pada minggu kedua bulan Februari tahun berikutnya. Laporan Tahunan secara elektronik juga disampaikan ke Bank Data Kementerian melalui website yang dikelola oleh Pusat Data dan Informasi. Kompilasi keluaran (output) Laporan Tahunan Unit Kerja Eselon II sebagai bahan penyusunan Laporan Tahunan Unit Kerja Eselon I dan dapat menjadi materi umpan balik serta pembinaan dari Unit Kerja Eselon I yang mengkoordinasikannya. Dan selanjutnya Laporan Tahunan Unit Kerja Eselon I akan menjadi bahan Laporan Tahunan Kementerian. 3

7 Mekanisme Unggah ke Bank Data Kementerian 1. Setiap Unit Kerja Eselon II diberikan user id dan password untuk mengunggah laporan tahunan. Selain itu pedoman penyusunan laporan tahunan dan format lampiran dapat diunduh di situs yang sama. 2. Pedoman Penyusunan Laporan Tahunan Unit Kerja Kementerian dapat diunduh setelah login dengan id dan password yang telah diberikan. 4

8 3. Laporan tahunan yang diunggah ke Bank Data Kementerian berupa soft copy narasi dan lampiran. 4. Absensi penerimaan laporan tahunan akan secara otomatis tertera setelah laporan tahunan diunggah. Pimpinan Unit Kerja Eselon I dapat melihat secara langsung Unit Kerja Eselon II yang dikoordinasikan, yang sudah mengunggah laporan tahunan. 5. Laporan tahunan dapat dimutakhirkan (update) dan akan menggantikan (replace) file terdahulu/sebelumnya. 6. Pusat Data dan Informasi sebagai pengelola Bank Data Kementerian akan mengkompilasi lampiran Laporan Tahunan dari Unit Kerja Eselon II untuk Unit Kerja Eselon I yang mengkoordinasikannya. Berikutnya Unit Kerja Eselon I dapat mempergunakan lampiran Laporan Tahunan Unit Eselon II sebagai bahan penyusunan Laporan Tahunan Unit Kerja Eselon I dan Laporan Tahunan Kementerian. 7. Apabila mengalami kesulitan dalam mengunggah Laporan Tahunan, dapat menghubungi Pusat Data dan Informasi, contact person : Sdr. Andri Tryadi Adi Saputra, S.Si (kantor : pes. 6902, 6903; Hp : ). 5

9 BAB III SISTEMATIKA LAPORAN TAHUNAN UNIT KERJA ESELON II Sistematika penulisan Laporan Tahunan Unit Kerja Eselon II adalah sebagai berikut: A. SAMPUL DEPAN Berisi judul laporan tahunan, nama unit kerja dan tahun laporan. B. KATA PENGANTAR Berisi kata pengantar yang disahkan oleh Pimpinan Unit kerja. C. DAFTAR ISI Berisi daftar isi dari laporan tahunan. D. BAB I. ANALISIS SITUASI AWAL TAHUN Bab Analisis Situasi Awal Tahun berisi mengenai hambatan yang dihadapi pada tahun yang lalu dan uraian tentang kelembagaan serta sumber daya unit kerja. 1. Hambatan tahun lalu Dijelaskan mengenai masalah dan hambatan dalam pelaksanaan kebijakan/program pada tahun yang lalu. 2. Kelembagaan Dijelaskan secara umum tugas dan fungsi unit kerja sesuai Peraturan Menteri Nomor 1144/Menkes/Per/VIII/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian ; beserta tata kelola unit, organisasi tim dan kelompok kerja (POKJA). 3. Sumber daya Dijelaskan secara umum/singkat sumber daya yang dimiliki unit kerja yang mencakup: a. Sumber daya manusia; diuraikan mengenai jumlah, kualifikasi/jenis pendidikan, jabatan (struktural dan fungsional), tenaga yang baru diangkat (CPNS), tenaga yang pensiun pada tahun laporan serta pegawai Non-PNS. Dapat pula ditampilkan dalam bentuk diagram. Contoh diagram sebagai berikut: 6

10 Diagram Jumlah Pegawai Negeri Sipil Berdasarkan Kelompok Umur Jumlah Pegawai Negeri Sipil Berdasarkan Kelompok Umur <= >56 Diagram Jumlah Pegawai Negeri Sipil Berdasarkan Jenis Kelamin Persentase Pegawai Negeri Sipil Berdasarkan Jenis Kelamin 38% 62% Laki-laki Perempuan 7

11 SMA/SMU D1 D2 D3 D4 S1 S2 S3 Diagram Jumlah Pegawai Negeri Sipil Berdasarkan Pendidikan Jumlah Pegawai Negeri Sipil Berdasarkan Pendidikan Pendidikan Diagram Jumlah Pegawai Negeri Sipil Berdasarkan Golongan Persentase Pegawai Negeri Sipil Berdasarkan Golongan 0% 25% 12% 63% Golongan I Golongan II Golongan III Golongan IV b. Sarana dan prasarana; diuraikan mengenai sarana dan prasarana baik barang bergerak maupun barang tidak bergerak yang meliputi jenis, jumlah, keadaan/kondisi dan perkembangannya pada tahun laporan. Penjelasan mengacu pada laporan yang dihasilkan dari Aplikasi SIMAK-BMN. c. Dana; diuraikan mengenai alokasi dana untuk kegiatan/program, sesuai dengan daftar isian pelaksanaan anggaran (DIPA), mencakup semua sumber dana, baik APBN maupun Non-APBN. 8

12 E. BAB II. TUJUAN DAN SASARAN KERJA Bab Tujuan dan Sasaran Kerja berisi mengenai dasar hukum dan tujuan, sasaran serta indikator. 1. Dasar hukum Dijelaskan secara umum regulasi/peraturan yang menjadi acuan dalam menetapkan tujuan, sasaran dan indikator. Adapun regulasi /peraturan yang dapat menjadi acuan Unit Kerja Eselon II adalah : Peraturan Presiden No. 5 tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun ; Instruksi Presiden No. 3 tahun 2010 tentang Program Pembangunan yang Berkeadilan; Instruksi Presiden No. 9 tahun 2011 tentang Rencana Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Tahun 2011; Instruksi Presiden No. 14 tahun 2011 tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional Tahun 2011; Keputusan Menteri No. 1144/Menkes/Per/VIII/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian ; Keputusan Menteri Nomor 021/Menkes/SK/I/2011 tentang Rencana Strategis Kementerian Tahun ; Keputusan Menteri No. 1099/Menkes/SK/VI/2011 tentang Indikator Kinerja Utama Tingkat Kementerian Tahun ; Pakta Integritas Menteri ; Rencana Aksi yang ditetapkan Pimpinan Unit Kerja. 2. Tujuan, Sasaran dan Indikator Dijabarkan dan dijelaskan secara rinci tujuan, sasaran dan indikator mengenai target program/kegiatan unit kerja yang seharusnya dicapai pada tahun laporan, sesuai dengan Lampiran. Tujuan adalah target yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 1 (satu) sampai dengan 5 (lima) tahun. Tujuan ditetapkan dengan mengacu kepada pernyataan visi dan misi serta didasarkan pada isu-isu dan analisis stratejik. 9

13 Sasaran adalah hasil yang akan dicapai secara nyata oleh unit kerja dalam rumusan yang lebih spesifik, terukur, dalam kurun waktu yang lebih pendek dari tujuan. Sasaran diupayakan untuk dapat dicapai dalam kurun waktu tertentu/tahunan secara berkesinambungan sejalan dengan tujuan yang ditetapkan dalam rencana aksi. Indikator adalah ukuran tingkat keberhasilan pencapaian sasaran untuk diwujudkan pada tahun laporan. Setiap indikator sasaran disertai dengan rencana target masing-masing. Indikator dan target unit kerja mengacu pada dokumen : Peraturan Presiden No. 5 tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun ; Instruksi Presiden No. 3 tahun 2010 tentang Program Pembangunan yang Berkeadilan; Instruksi Presiden No. 9 tahun 2011 tentang Rencana Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Tahun 2011; Instruksi Presiden No. 14 tahun 2011 tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional Tahun 2011; Keputusan Menteri No. 1144/Menkes/Per/VIII/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian ; Keputusan Menteri Nomor 021/Menkes/SK/I/2011 tentang Rencana Strategis Kementerian Tahun ; Keputusan Menteri No. 1099/Menkes/SK/VI/2011 tentang Indikator Kinerja Utama Tingkat Kementerian Tahun ; Rencana Aksi yang ditetapkan Pimpinan Unit Kerja. 10

14 F. BAB III. STRATEGI PELAKSANAAN Bab Strategi Pelaksanaan berisi strategi pencapaian tujuan dan sasaran, hambatan dalam pelaksanaan strategi, dan terobosan yang dilakukan termasuk kerjasama dengan para pemangku kepentingan (stakeholders). 1. Strategi Pencapaian Tujuan dan Sasaran Menjabarkan dan menjelaskan strategi pencapaian tujuan dan sasaran. Strategi pencapaian tujuan dan sasaran merupakan penjabaran operasional kebijakan dan program sebagai upaya pencapaian target (sasaran kerja) unit kerja. Strategi dapat juga berupa kegiatan langsung maupun tidak langsung (pendukung) dalam upaya pencapaian target. Pengadaan barang dan jasa (procurement) merupakan salah satu strategi yang harus dijelaskan dalam laporan ini. 2. Hambatan dalam Pelaksanaan Strategi Menjelaskan masalah dan hambatan dalam pelaksanaan strategi yang telah ditentukan/direncanakan pada awal tahun. Masalah dan hambatan bisa terjadi karena faktor dalam (internal), faktor luar (eksternal), faktor langsung maupun faktor tidak langsung. 3. Terobosan yang Dilakukan Menjelaskan mengenai upaya pemecahan masalah dan hambatan dalam pelaksanaan strategi. Upaya ini dapat berupa terobosan/inovasi dalam rangka pencapaian target yang telah ditetapkan oleh unit kerja. G. BAB IV. HASIL KERJA Bab Hasil Kerja berisi pencapaian tujuan, sasaran dan indikator serta akuntabilitas kinerja. 1. Pencapaian Tujuan dan Sasaran Menjelaskan secara ringkas mengenai hasil kerja dari unit kerja melalui kegiatan/program yang telah dilaksanakan. Hal ini ditunjukkan dengan pencapaian indikator yang telah ditetapkan oleh unit kerja pada tahun laporan. Penjelasan meliputi : 11

15 a. Masukan (input), segala sesuatu yang dibutuhkan agar pelaksanaan kegiatan dan program dapat berjalan atau dalam rangka menghasilkan output, misalnya sumber daya manusia, dana, material, waktu, teknologi, dan sebagainya; b. Luaran (output), segala sesuatu berupa produk/jasa (fisik dan/atau non fisik) sebagai hasil langsung dari pelaksanaan suatu kegiatan dan program berdasarkan masukan yang digunakan; c. Hasil (outcome), segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya luaran kegiatan pada jangka menengah. Hasil (outcome) merupakan ukuran seberapa jauh setiap produk jasa dapat memenuhi kebutuhan dan harapan; d. Manfaat (benefit), kegunaan suatu keluaran (output) yang dirasakan langsung oleh masyarakat. Dapat berupa tersedianya fasilitas yang dapat diakses oleh publik; e. Dampak (impact), ukuran tingkat pengaruh sosial, ekonomi, lingkungan atau kepentingan umum lainnya yang dimulai oleh capaian kinerja setiap indikator dalam suatu kegiatan. 2. Pencapaian Kinerja Menjelaskan pencapaian kinerja unit kerja dibandingkan dengan target. Indikator dan capaian unit kerja mengacu pada dokumen : Peraturan Presiden No. 5 tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun ; Instruksi Presiden No. 3 tahun 2010 tentang Program Pembangunan yang Berkeadilan; Instruksi Presiden No. 9 tahun 2011 tentang Rencana Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Tahun 2011; Instruksi Presiden No. 14 tahun 2011 tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional Tahun 2011; Keputusan Menteri No. 1144/Menkes/Per/VIII/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian ; Keputusan Menteri No. 021/Menkes/SK/I/2011 tentang Rencana Strategis Kementerian Tahun ; 12

16 Keputusan Menteri No. 1099/Menkes/SK/VI/2011 tentang Indikator Kinerja Utama Tingkat Kementerian Tahun ; Rencana Aksi yang ditetapkan Pimpinan Unit Kerja. 3. Realisasi Anggaran Menjelaskan realisasi anggaran antara lain: persentase realisasi anggaran berdasarkan jenis belanja; persentase realisasi anggaran berdasarkan program/kegiatan. Menjelaskan masalah dan hambatan dalam realisasi anggaran. 4. Upaya untuk Meraih WTP dan Reformasi Birokrasi Menjelaskan upaya-upaya yang dilakukan oleh unit kerja untuk mencapai hasil penilaian keuangan wajar tanpa pengecualian (WTP) dan kesiapan reformasi birokrasi. H. BAB V. PENUTUP Berisi kesimpulan pada rencana aksi yang dilakukan dan strategi serta upaya yang telah dilakukan untuk mengoptimalkan tujuan unit kerja dan saran perbaikan di masa mendatang. I. LAMPIRAN Lampiran terdiri dari: Lampiran 1. Inpres No. 3 tahun 2010 (sesuai unit/program kerja) Lampiran 2. Inpres No. 9 tahun (sesuai unit/program kerja) Lampiran 3. Inpres No. 14 tahun 2011 (sesuai unit/program kerja) Lampiran 4. Rencana Strategis Kementerian tahun (sesuai unit/program kerja) Lampiran 5. Indikator Kinerja Utama Kementerian (sesuai unit/program kerja) Lampiran 6. Laporan Spesifik Unit Kerja Pedoman ini juga disertai file Ms. Excel pada CD terlampir. Lampiran 1 sampai dengan lampiran 7, hanya lampirkan yang sesuai dengan program/unit kerja saja. 13

17 BAB IV SISTEMATIKA LAPORAN TAHUNAN UNIT KERJA ESELON I Sistematika penulisan Laporan Tahunan Unit Kerja Eselon I sama dengan sistematika penulisan laporan tahunan Unit Kerja Eselon II. Laporan tahunan Unit Kerja Eselon I juga menjelaskan mengenai tujuan, sasaran, strategi dan hasil kerja dalam rangka mencapai indikator MDGs dan indikator kesehatan global. 14

18 BAB V PENUTUP Diharapkan Pedoman Penyusunan Laporan Tahunan Unit Kerja di Kementerian ini dapat menjadi panduan dalam menyusun laporan tahunan sehingga program serta kegiatan Kementerian dapat direncanakan dan dievaluasi dengan baik. 15

19 Lampiran 1 INPRES 3 TAHUN 2010 KEMENTERIAN KESEHATAN D3 - PENCAPAIAN MILLENIUM DEVELOPMENT GOALS RENCANA AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN B03, B06, B09, B12 % CAPAIAN KETERANGAN D3P29: Perbaikan Gizi Masyarakat D3P29A75: Kementerian Peningkatan TARGET 2011: Target B.03 : Jumlah B.03 : XX % Peningkatan Kualitas Gizi Anak persentase balita gizi buruk yang mendapat 100%. Gizi Buruk yang ditemukan dan ditangani sebanyak kasus perawatan Target B.06: Jumlah balita gizi buruk yang ditemukan dan ditangani sebanyak kasus B.06 : XX % Pemerintah Daerah Provinsi: NTT, Maluku, Sulteng, Kalsel, NAD, Gorontalo, Sulbar, NTB, Kalteng, Papua Barat, Malut, Sumut, Sultra, Kalbar, Riau, Papua, Sumbar, Kaltim, Jambi Persentase balita ditimbang berat badannya (jumlah balita ditimbang dibagi seluruh balita atau D/S) TARGET 2011 : 70 % Target B.09: Jumlah balita gizi buruk yang ditemukan dan ditangani sebanyak kasus Target B.12: Jumlah balita gizi buruk yang ditemukan dan ditangani sebanyak kasus B.09 : XX % B.12 : XX % Target B.03 : B.03 : XX % Cakupan balita yang ditimbang di Posyandu mencapai 60 % Target B 06: B.06 : XX % Cakupan balita yang ditimbang di Posyandu mencapai 65 % Target B.09 : Cakupan B.09 : XX % balita yang ditimbang di posyandu mencapai 67%. Target B.012: B.12 : XX % Cakupan balita yang ditimbang di posyandu mencapai 70 %

20 RENCANA AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN B03, B06, B09, B12 % CAPAIAN KETERANGAN D3P34 : Penurunan Angka Kematian Anak D3P34A86: Kementerian Peningkatan pelayanan kesehatan Anak Kementerian Dalam Negeri, Pemerintah Daerah Provinsi diprioritaskan di: NAD, Sumut, Papua Barat, Maluku, Jambi, Kalsel, Papua, Kalbar, Babel, Sulsel, Gorontalo, Malut, Sulteng, Sumbar, Sumsel, Sulbar Persentase anak usia 0-11 bulan yang mendapatkan imunisasi campak TARGET 2011: 85 % Target B.03: Presentase bayi usia 0-11 bulan yang mendapat imunisasi campak mencapai 10% B.03 : XX % Target B.06 : Presentase B06 : XX % bayi usia 0-11 bulan yang mendapat imunisasi campak mencapai 29% Target B.09: B.09 : XX % Presentase bayi usia 0-11 bulan yang mendapat imunisasi campak mencapai 48% Target B.12 : Presentase B.12 : XX % bayi usia 0-11 bulan yang mendapat imunisasi campak mencapai 85% Kementerian D3P35: Penurunan Angka Kematian Ibu D3P35A87: Kementerian Peningkatan Pelayanan Ibu KemenPP&PA, KemhukHAM, Setneg, Kemnkartrans Kemendagri, Pemerintah daerah provinsi terutama provinsi dengan angka pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih di bawah angka rata-rata nasional (<77,37%) yaitu : Maluku, Malut, Sulbar, Sultra, Perumusan Rancangan Peraturan pemerintah tentang pemberian ASI secara Persentase puskesmas rawat inap yang mampu melaksanakan Pelayanan Obstetrik Neonatal Emergensi Dasar (PONED) TARGET 2011 : Target B.03 B.03 : XX % Target B.06 B.06 : XX % Target B.09 B.09 : XX % Target B.12 B.12 : XX % TARGET 2011: 70% Target B.03 : Persiapan kegiatan pemetaan Puskesmas PONED B.03 : XX %

21 RENCANA AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN B03, B06, B09, B12 % CAPAIAN KETERANGAN Papua, NTT, Kalbar, Papua Barat, Sulteng, Gorontalo, Kalteng, Sulsel, Jabar, Sumsel, NTB, Kalsel, Lampung Target B.06 : Pertemuan kesepakatan penentuan target pengembangan Puskesmas PONED Target B.09 : Tersedianya data Puskesmas PONED dari 33 propinsi Target B.12 : Jumlah Puskesmas PONED mencapai 1579 B.06 : XX % B.09 : XX % B.12 : XX % Kementerian Kemendagri, Persentase RS Pemerintah daerah kabupaten/kota yang provinsi terutama melaksanakan provinsi dengan Pelayanan Obstetrik angka pertolongan Neonatal Emergensi persalinan oleh Komprehensif tenaga kesehatan (PONEK) terlatih di bawah angka rata-rata nasional (<77,37%) yaitu : Maluku, Malut, Sulbar, Sultra, Papua, NTT, Kalbar, Papua Barat, Sulteng, Gorontalo, Kalteng, Sulsel, Jabar, Sumsel, NTB, Kalsel, Lampung TARGET 2011: 85% Target B03: Bimtek RS kab/kota yang mampu PONEK On The Job Training (OJT) Target B06 : RS kab/kota yang mampu PONEK 367 RS (83 %) B.03: XX % B.06: XX % Target B09: RS B.09 : XX % kab/kota yang mampu PONEK 373 RS (84%) Target B12 : RS B.12 : XX % kab/kota yang mampu PONEK 377 RS (85%)

22 RENCANA AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN B03, B06, B09, B12 % CAPAIAN KETERANGAN D3P35A88: Penempatan Tenaga kesehatan Strategis di fasilitas kesehatan, terutama di Psukesmas dan Rumah Sakit Kabupaten/Kota Kementerian Kemendagri, Kemen PAN&RB, BKN Tersusunnya pemetaan kebutuhan tenaga kesehatan strategis mencakup jumlah, jenis dan lokasi penempatannya TARGET 2011: - Target B.03 B.03 : XX % Target B.06 B.06 : XX % Target B.09 B.09 : XX % Target B.12 B.12 : XX % Tidak ada Target Kementerian Seskab, Kemen PAN&RB, BKN Penetapan Perpres tentang tenaga kesehatan strategis di Puskesmas dan RS Kabupaten/Kota TARGET 2011: - Target B.03 B.03 : XX % Target B.06 B.06 : XX % Target B.09 B.09 : XX % Target B.12 B.12 : XX % D3P35A89: Penempatan Tenaga kesehatan Strategis di fasilitas kesehatan, terutama di Psukesmas dan Rumah Sakit Kabupaten/Kota (Program 2011) Kementerian Kemen PAN&RB, Kemendagri, BKN D3P37: Pengendalian Penyakit HIV dan AIDS, Malaria dan TB Persentase penempatan tenaga kesehatan strategis terutama dokterm bidan dan perawat di daerah-daerah sesuai kebutuhan terutama di daerah bermasalah kesehatan (DBK) dan daerah terpencil, perbatasan dan kepulauan (DTPK), sesuai formasi yang tersedia TARGET 2011 : 30% pada tahun 2011 Target B.03: Advokasi tentang Pencapaian Inpres No.3 th 2010 dengan KemenPAN, Kemendagri, BKN dan BKD Propinsi, Kab/Kota. Formasi penempatan Nakes Strategis di DTPK dan DBK(20%) B03: XX % Target B.06: B06: XX % Terlaksananya penempatan Nakes Strategis di DTPK dan DBK (25 %) Target B.09: B09: XX% Terlaksananya penempatan Nakes Strategis di DTPK dan DBK(30%) Target B.12: B12: XX% Target Tercapai (30 %) Evaluasi penempatan Nakes strategis di DTPK dan DBK

23 RENCANA AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN B03, B06, B09, B12 % CAPAIAN KETERANGAN D3P37A91: Pengendalian Penyakit HIV dan AIDS Kementerian Komisi Penanggulangan AIDS Nasional, Pemerintah Daerah Provinsi: Papua, DKI Jakarta, Jabar, Jatim, Bali, Sumut, Kalbar, Jateng, Riau, Sumsel Jumlah orang yang berumur 15 tahun atau lebih yang menerima konseling dan testing HIV Persentase Orang dengan HIV dan AIDS (ODHA) yang mendapatkan Anti retroviral Treatment (ART) TARGET 2011: orang TARGET 2011: 75% Target B03 : Jumlah B.03 : XX % orang yang berumur 15 tahun atau lebih yang menerima konseling dan testing sebanyak orang (kumulatif dari tahun 2010) (77,5 %) Target B06 : Jumlah B.06 : XX % orang yang berumur 15 tahun atau lebih yang menerima konseling dan testing sebanyak orang (85%) Target B09 : Jumlah B.09 : XX % orang yang berumur 15 tahun atau lebih yang menerima konseling dan testing sebanyak orang (92,5%) Target B12 : Jumlah B.12 : XX % orang yang berumur 15 tahun atau lebih yang menerima konseling dan testing sebanyak orang (100 %) Target B3 : ODHA B.03 : XX % yang mendapat ART sebanyak Target B6 : yang mendapat ART sebanyak ODHA Target B9 : ODHA yang mendapat ART sebanyak B.06 : XX % B.08 : XX % Target B12 : yang mendapat ART sebanyak ODHA B.12 : XX %

24 RENCANA AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN B03, B06, B09, B12 % CAPAIAN KETERANGAN Persentase kabupaten/kota yang melaksanakan pencegahan penularan HIV sesuai pedoman Persentase penggunaan kondom pada kelompok hubungan seks beresiko tinggi (berdasarkan pengakuan pengguna) (program 2011) TARGET 2011: 60% TARGET 2011: 35 % Perempuan, 20 Target B.03 : Jumlah kab/kota yang melaksanakan pencegahan penularan HIV sesuai pedoman di 260 kab/kota (kumulatif dari tahun 2010) B.03 : XX % Target B.06 : B.06 : XX % Jumlah kab/kota yang melaksanakan pencegahan penularan HIV sesuai pedoman di 270 kab/kota Target B.09 : B.09 : XX % Jumlah kab/kota yang melaksanakan pencegahan penularan HIV sesuai pedoman di 280 kab/kota Target B.12 : B.12 : XX % Jumlah kab/kota yang melaksanakan pencegahan penularan HIV sesuai pedoman di 291 kab/kota Target B.03: B03: XX % Kegiatan pengumpulan data STBP 2011 Target B.06: Penyelesaian pengumpulan data STBP 2011 Target B.09: Pengolahan data STBP selesai di laksanakan B.06 : XX % B09: XX% D3P37A92: Kementerian Pengendalian Penyakit Malaria Pemerintah Daerah Provinsi: Papua Barat, NTT, Papua, Malut, Babel, Maluku, Bengkulu, NTB, Jambi, Sulteng Angka penemuan kasus malaria per 1,000 penduduk Target B.03: Kasus Target B.12: Data B12: XX% hasil STBP 2011 siap dipublikasikan TARGET 2011: B03: XX % / oo positif malaria yang ditemukan pada unit pelayanan kesehatan (UPK). Di bagi penduduk berisiko terhadap penularan malaria (endemismalaria) dikali angka penemuan kasus malaria < 0.58 per 1000 penduduk.

25 RENCANA AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN B03, B06, B09, B12 % CAPAIAN KETERANGAN Target B.06: Kasus B06: XX % positif malaria yang ditemukan pada unit pelayanan kesehatan (UPK). Di bagi penduduk berisiko terhadap penularan malaria (endemismalaria) di kali angka penemuan kasus malaria < 1.00 per 1000 penduduk Target B.09: Kasus B09: XX % positif malaria yang ditemukan pada unit pelayanan kesehatan (UPK). Di bagi penduduk berisiko terhadap penularan malaria (endemismalaria) di kali angka penemuan kasus malaria < 1.45 per 1000 penduduk. Target B.12: Kasus B12: XX % positif malaria yang ditemukan pada unit pelayanan kesehatan (UPK). Di bagi penduduk berisiko terhadap penularan malaria (endemismalaria) di kali angka penemuan kasus malaria < 1.75 per 1000 penduduk. D3P37A93: Pengendalian penyakit TB Kementerian Pemerintah Daerah Provinsi: Bali, Gorontalo, Sumut, Jambi, Bengkulu, Papua, Jatim, Babel, DIY, Sultra, Sumbar, Jateng, Kalbar, Sumsel, Aceh, Sulbar, Papua Barat, Lampung, Kalsel, Sulsel, Sulteng, Malut, Kepri, NTT, NTB, Riau, Kaltim dan Kalteng Persentase kasus baru TB Paru (BTA Positif) yang ditemukan TARGET 2011 : 75 % Target B.03: Presentase jumlah pasien baru TB paru BTA positif yang ditemukan dan diobati di bandingkan jumlah pasien baru TB Paru BTA positif yang diperkirakan sebesar 11 % Target B.06: Presentase jumlah pasien baru TB Paru BTA positif yang ditemukan dan diobati dibandingkan jumlah pasien baru TB Paru BTA positif yang diperkirakan sebesar 28 % B03: XX % B06: XX %

26 RENCANA AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN B03, B06, B09, B12 % CAPAIAN KETERANGAN dan Kalteng Target B.09: Presentase jumlah pasien baru TB Paru BTA positif yang ditemukan dan di obati dibandingkan jumlah pasien baru TB Paru BTA positif yang diperkirakan sebesar 44 % B09: XX% D3P40 : Peningkatan Akses penduduk Terhadap Sanitasi dasar yang Layak D3P40A97: Kementerian Peningkatan akses sanitasi dasar yang layak Pemerintah Daerah Provinsi: NTT, Papua, Kalteng, Papua Barat, Bengkulu, Lampung, Maluku, Kalbar, Sumbar, NTB, Jambi, Kalsel, Sumsel, Sulteng, Aceh, Malut, Gorontalo, Sulbar, Kepri, Sultra, Jatim Jumlah desa yang melaksanakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) TARGET 2011: desa Target B.12: Presentase jumlah pasien baru TB Paru BTA positif yang ditemukan dan di obati dibandingkan jumlah pasien baru TB Paru BTA positif yang diperkirakan sebesar 75 % Target B.03: Terlaksananya STBM di 200 Desa Target B.06: Terlaksananya STBM di 600 Desa Target B.09: Terlaksananya STBM di 1500 desa Target B.12: Terlaksananya STBM di 5500 desa B12: XX% B03: XX % B06: XX % B09: XX% B12: XX%

27 Lampiran 2 S1 : PENCEGAHAN RENCANA AKSI PENANGGUNG INSTANSI TERKAIT KRITERIA UKURAN KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN B07, % CAPAIAN KETERANGAN JAWAB KEBERHASILAN B08, B10, B S1P27 Penyaluran dan penggunaan dana Bantuan Operasional (BOK) yang transparan dan akuntabel S1P27A75: Pengawasan atas penyaluran dan penggunaan dana BOK yang bebas dari korupsi Kemenkes Kemendagri, Pemda Prov/kab/Kota Sistem pengawasan atas penyaluran dan penggunaan dana BOK yang transparan dan akuntabel secara on line TARGET : Terciptanya sistem pengawasan atas penyaluran dan penggunaan dana BOK TARGET B06: Rapat Koordinasi Pembahasan Pengawasan Penyaluran Dana BOK TARGET B09: B06 : XX % B09 : XX % Tersusunnya Pedoman Audit Kinerja BOK TARGET B12: B12 : XX % Implementasi Pengawasan Online di 15 Kabupaten

28 Lampiran 3 PRIORITAS NASIONAL 3: KESEHATAN 8 PROGRAM - 12 RENAKSI - 21 SUB RENAKSI PENANGGUNG UKURAN KEBERHASILAN B03, B06, B09, RENCANA AKSI INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN % CAPAIAN KETERANGAN JAWAB B N3P15: Pelaksanaan Upaya Preventif Terpadu N3P15A1: Pembinaan Pelayanan Ibu dan Reproduksi Kemenkes Kemendagri, Kemeneg PP dan PA, BKKBN, PKK, Semakin tinggi persentase ibu bersalin yang ditolong oleh TARGET: Tercapainya 86% ibu bersalin yang ditolong oleh TARGET B04: 86% Bulin ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih sebesar 17% dari sasaran setahun B04: XX % Organisasi profesi tenaga kesehatan terlatih tenaga kesehatan terlatih (perkiraan sasaran setahun sebanyak (cakupan pertolongan (cakupan pertolongan ) persalinan oleh tenaga persalinan oleh tenaga TARGET B06: B06: XX % kesehatan (PN)) kesehatan (PN)) 86% Bulin ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih sebesar 42% dari sasaran setahun (perkiraan sasaran setahun sebanyak ) TARGET B09: B09: XX% 86% Bulin ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih sebesar 65% dari sasaran setahun (perkiraan sasaran setahun sebanyak ) TARGET B12: B12: XX% 86% Bulin ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih sebesar 100% dari sasaran setahun (perkiraan sasaran setahun sebanyak ) Semakin tinggi TARGET: TARGET B04: B04: XX % persentase ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal (cakupan kunjungan kehamilan ke empat (K4)) Tercapainya 88% ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal (cakupan kunjungan kehamilan ke empat (K4)) 88% ibu hamil mendapatkan pelayanan antenatal sebesar 20% dari sasaran setahun (perkiraan sasaran setahun sebanyak ) TARGET B06: 88% ibu hamil mendapatkan pelayanan antenatal sebesar 45% dari sasaran setahun (perkiraan sasaran setahun sebanyak ) B06: XX %

29 PENANGGUNG UKURAN KEBERHASILAN B03, B06, B09, RENCANA AKSI INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN % CAPAIAN KETERANGAN JAWAB B TARGET B09: B09: XX % 88% ibu hamil mendapatkan pelayanan antenatal sebesar 68% dari sasaran setahun (perkiraan sasaran setahun sebanyak ) TARGET B12: B12: XX% 88% ibu hamil mendapatkan pelayanan antenatal sebesar 100% dari sasaran setahun (perkiraan sasaran setahun sebanyak ) TARGET B04: B04: XX % fasilitas pelayanan kesehatan yang memberikan KB sesuai standar N3P15A2: Pembinaan Kemenkes Pelayanan Anak Kemendagri, Kemeneg PP dan PA, BKKBN, PKK Semakin tinggi persentase fasilitas pelayanan kesehatan yang memberikan pelayanan KB sesuai standar Semakin besar cakupan kunjungan neonatal pertama (KN1) TARGET: Tercapainya 40% fasilitas pelayanan kesehatan yang memberikan pelayanan KB sesuai standar TARGET: Tercapainya 86% cakupan kunjungan neonatal pertama (KN1) TARGET B06: fasilitas pelayanan kesehatan yang memberikan KB sesuai standar TARGET B09: fasilitas pelayanan kesehatan yang memberikan KB sesuai standar TARGET B12: fasilitas pelayanan kesehatan yang memberikan KB sesuai standar TARGET B04: 86% kunjungan neo natal pertama (KN1) sebesar 17% dari sasaran setahun (perkiraan sasaran setahun sebanyak ) TARGET B06: 86% kunjungan neo natal pertama (KN1) sebesar 42% dari sasaran setahun (perkiraan sasaran setahun sebanyak ) TARGET B09: 86% kunjungan neo natal pertama (KN1) sebesar 65% dari sasaran setahun (perkiraan sasaran setahun sebanyak ) B06: XX % B09: XX% B12: XX% B04: XX % B06: XX % B09: XX%

30 RENCANA AKSI PENANGGUNG UKURAN KEBERHASILAN B03, B06, B09, INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN JAWAB B12 % CAPAIAN KETERANGAN TARGET B12: B12: XX% 86% kunjungan neo natal pertama (KN1) sebesar 100% dari sasaran setahun (perkiraan sasaran setahun sebanyak ) Semakin besar cakupan TARGET: TARGET B04: B04: XX % pelayanan kesehatan bayi Tercapainya 85% cakupan pelayanan kesehatan bayi 85% pelayanan kesehatan bayi sebesar 12% dari sasaran setahun (perkiraan sasaran setahun sebanyak ) TARGET B06: 85% pelayanan kesehatan bayi sebesar 35% dari sasaran setahun (perkiraan sasaran setahun sebanyak ) B06: XX % TARGET B09: 85% pelayanan kesehatan bayi sebesar 60% dari sasaran setahun (perkiraan sasaran setahun sebanyak ) B09: XX % TARGET B12: 85% pelayanan kesehatan bayi sebesar 100% dari sasaran setahun (perkiraan sasaran setahun sebanyak ) B12: XX % Semakin besar cakupan pelayanan kesehatan balita TARGET: Tercapainya 80% Cakupan pelayanan kesehatan balita TARGET B04: 80% pelayanan kesehatan anak balita sebesar 17% dari sasaran setahun (perkiraan sasaran setahun sebanyak ) TARGET B06: 80% pelayanan kesehatan anak balita sebesar 42% dari sasaran setahun (perkiraan sasaran setahun sebanyak ) B04: XX % B06: XX %

31 RENCANA AKSI PENANGGUNG UKURAN KEBERHASILAN B03, B06, B09, INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN JAWAB B12 % CAPAIAN KETERANGAN TARGET B09: B09: XX % 80% pelayanan kesehatan anak balita sebesar 65% dari sasaran setahun (perkiraan sasaran setahun sebanyak ) TARGET B12: B12: XX % 80% pelayanan kesehatan anak balita sebesar 100% dari sasaran setahun (perkiraan sasaran setahun sebanyak ) Kemenkes Kemendagri, MUI, B04: XX % BKKBN, PKK, IDAI, IBI, PPNI, IDI N3P15A3: Pembinaan Imunisasi dan karantina kesehatan N3P15A4: Pengembangan Bantuan Operasional Kemenkes Kemendagri, Bappenas. Semakin tinggi presentase bayi usia 0-11 bulan yang mendapat imunisasi dasar lengkap Semakin banyaknya jumlah puskesmas yang mendapatkan bantuan operasional kesehatan dan menyelenggarakan lokakarya mini untuk menunjang pencapaian TARGET: Tercapainya 82% bayi usia 0-11 bulan yang mendapat imunisasi dasar lengkap TARGET: Tercapainya puskesmas yang mendapatkan bantuan operasional kesehatan dan menyelenggarakan lokakarya mini untuk menunjang TARGET B04: 82% bayi usia 0-11 bulan mendapat imunisasi dasar lengkap sebesar 12% sasaran setahun (perkiraan sasaran setahun sebanyak ) TARGET B06: 82% bayi usia 0-11 bulan mendapat imunisasi dasar lengkap sebesar 36% sasaran setahun (perkiraan sasaran setahun sebanyak ) TARGET B09: 82% bayi usia 0-11 bulan mendapat imunisasi dasar lengkap sebesar 58% sasaran setahun (perkiraan sasaran setahun sebanyak ) TARGET B12: 82% bayi usia 0-11 bulan mendapat imunisasi dasar lengkap sebesar 100% sasaran setahun (perkiraan sasaran setahun sebanyak ) TARGET B04: Tersusunnya petunjuk teknis pelaksanaan BOK 2011 TARGET B06: Tersusunnya SK Kepala Dinas Kabupaten/Kota tentang penetapan alokasi dana BOK B06: XX % B09: XX% B12: XX% B04: XX % B06: XX %

32 RENCANA AKSI PENANGGUNG UKURAN KEBERHASILAN B03, B06, B09, INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN JAWAB B12 % CAPAIAN KETERANGAN menunjang pencapaian 4 mini untuk menunjang Standar Pelayanan pencapaian Standar TARGET B09: B09: XX% Minimal (SPM) Pelayanan Minimal (SPM) Tersusunnya laporan rekapitulasi dari Kabupaten/Kota tentang POA (plan of action) TARGET B12: Tercapainya puskesmas yang B12: XX% N3P16A1: Penyehatan Lingkungan N3P16A2: Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kemenkes Kemen PU Semakin besar persentase kualitas air minum yang memenuhi syarat Kemenkes Badan POM Semakin tingginya angka keberhasilan pengobatan TB Persentase provinsi yang melakukan sero survey TARGET: Tercapainya 90% kualitas air minum yang memenuhi syarat TARGET: Tercapainya 86% angka keberhasilan pengobatan TARGET: Tercapainya 24 Provinsi yang mendapatkan BOK TARGET B04: B04: XX % Sosialisasi NSPK persyaratan dan tatalaksana pengawasan kualitas air minum TARGET B06: B06: XX % Capacity Building kepada Dinas, laboratorium dan UPT vertikal Ditjen PPPL TARGET B09: B09: XX% 87% kualitas air minum yang didistribusikan oleh penyelenggara air minum (PDAM) memenuhi syarat TARGET B12: B12: XX% 90% kualitas air minum yang didistribusikan oleh penyelenggara air minum (PDAM) memenuhi syarat TARGET B04: B04: XX % 86% angka keberhasilan pengobatan TB dari kasus TB yang ditemukan TARGET B06: B06: XX % 86% angka keberhasilan pengobatan TB dari kasus TB yang ditemukan TARGET B09: B09: XX% 86% angka keberhasilan pengobatan TB dari TB yang ditemukan TARGET B12: B12: XX% 86% angka keberhasilan pengobatan TB dari kasus TB yang ditemukan TARGET B04: B04: XX % 3 Provinsi melakukan sero survey

33 RENCANA AKSI PENANGGUNG UKURAN KEBERHASILAN B03, B06, B09, INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN JAWAB B12 % CAPAIAN KETERANGAN HIV dan Sifilis melakukan sero survey HIV TARGET B06: B06: XX % dan Sifilis 6 Provinsi melakukan sero survey TARGET B09: B09: XX% 12 Provinsi melakukan sero survey TARGET B12: B12: XX% 24 Provinsi melakukan sero survey Upaya peningkatan TARGET: TARGET B04: B04: XX % pengetahuan Jumlah Kabupaten/kota yang 50 Kab/ Kota komprehensif tentang sudah melakukan upaya TARGET B06: B06: XX % HIV dan AIDS pada penduduk usia peningkatan pengetahuan komprehensif tentang HIV 100 Kab/Kota TARGET B09: B09: XX% tahun dan AIDS pada penduduk usia 150 Kab/Kota tahun sebesar 200 kab/kota, yang dilengkapi rapid survey untuk melihat TARGET B12: 200 Kab/Kota B12: XX%

34 PENANGGUNG UKURAN KEBERHASILAN B03, B06, B09, RENCANA AKSI INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN % CAPAIAN KETERANGAN JAWAB B N3P17: Kefarmasian dan Alat N3P17A1: Peningkatan Produksi dan Distribusi Kefarmasian Kemenkes N3P18: Pengembangan dan pemberdayaan SDM N3P18A1: Standardisasi, Sertifikasi, dan Pendidikan berkelanjutan SDM Kemenkes Jumlah bahan baku obat dan obat tradisional produksi di dalam negeri Meningkatnya jumlah SDM kesehatan di fasilitas kesehatan yang telah ditingkatkan kemampuannya melalui pendidikan berkelanjutan TARGET: TARGET B04: Tercapainya jumlah 15 bahan baku obat dan obat tradisional yang diproduksi di dalam negeri rapat koordinasi. TARGET: Terlaksananya pendidikan berkelanjutan bagi 8000 SDM kesehatan melalui pendidikan berkelanjutan Tercapainya rumusan komitmen mengenai bahan baku obat dan obat tradisional produksi dalama negeri melalui TARGET B06: Terlaksananya penetapan NSPK (Norma Standard Prosedur Kriteria) di bidang bahan baku obat dan obat tradisional produksi di dalam negeri TARGET B09: Tercapainya 6 bahan baku obat dan obat tradisional yang diproduksi di dalam negeri TARGET B12: Tercapainya 15 bahan baku obat dan obat tradisional yang diproduksi di dalam negeri TARGET B04: 50% dari target SDM di fasilitas TARGET B06: 60% dari target SDM di fasilitas TARGET B09: 70% dari target SDM di fasilitas TARGET B12: 100% dari target SDM di fasilitas B04: XX % B06: XX % B09: XX% B12: XX% B04: XX % B06: XX% B09: XX% B12: XX%

35 RENCANA AKSI PENANGGUNG UKURAN KEBERHASILAN B03, B06, B09, INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN JAWAB B12 % CAPAIAN KETERANGAN Semakin meningkatnya TARGET: TARGET B04: B04: XX % persentase profesi tenaga Tercapainya 55% profesi Terlaksananya rapat persiapan dan kesehatan yang memiliki standar kompetensi tenaga kesehatan yang memiliki standar kompetensi pengumpulan data TARGET B06: Terlaksananya Draft standar kompetensi B06: XX% TARGET B09: B09: XX% Terlaksananya sounding dan finalisasi standar kompetensi TARGET B12: B12: XX% Terlaksananya penetapan standar kompetensi sebanyak 9 (kumulatif) dari 16 profesi tenaga kesehatan

36 PENANGGUNG UKURAN KEBERHASILAN B03, B06, B09, RENCANA AKSI INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN % CAPAIAN KETERANGAN JAWAB B N3P20: Penyediaan obat essensial nasional N3P20A1: Peningkatan ketersediaan obat publik dan perbekalan kesehatan Kemenkes Pemda Terkait, Badan POM atau Balai Besar/Balai POM Meningkatnya persentase ketersediaan obat dan vaksin yang aman, bermutu dan berkhasiat TARGET: Tercapainya 85% ketersediaan obat dan vaksin yang aman bermutu dan berkhasiat TARGET B04: - Penetapan harga obat generik untuk pengadaan pemerintah, sarana pelayanan kesehatan dan harga vaksin (SK Menkes) - Tersusunnya 9 dokumen rencana kebutuhan obat (RKO) B04: XX % N3P21: Pembinaan Upaya N3P21A1: Pembinaan Upaya Rujukan Kemenkes Semakin banyak jumlah kota di Indonesia yang memiliki RS standar kelas dunia (world class ) TARGET: Tercapainya 2 kota di Indonesia yang memiliki RS standar kelas dunia (world class ) TARGET B06: Tersusunnya 4 dokumen rencana kebutuhan obat (RKO) Tersedianya 15% obat dan vaksin yang aman, bermutu dan berkhasiat TARGET B09: Tersedianya 60% obat dan vaksin yang aman, bermutu dan berkhasiat TARGET B12: Tersedianya 85% obat dan vaksin yang aman, bermutu dan berkhasiat TARGET B04: Proses penyusunan GAP Analisis dalam rangka menuju akreditasi rumah sakit bertaraf internasional TARGET B06: Penyusunan standar akreditasi rumah sakit menuju taraf internasional TARGET B09: Penyusunan Instrumen dan Bimbingan Akreditasi Rumas Sakit menuju taraf Internasional TARGET B12: Pemenuhan persyaratan rumah sakit menuju akreditasi bertaraf internasional B06: -XX% -XX% B09: XX% B12: XX% B04: XX % B06: XX% B09: XX% B12: XX%

37 PENANGGUNG UKURAN KEBERHASILAN B03, B06, B09, RENCANA AKSI INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN % CAPAIAN KETERANGAN JAWAB B TARGET B04 : B04: XX % Rapat Persiapan Bimbingan Teknis CST ke seluruh RS Pendidikan Semakin meningkatnya persentase RS Pemerintah menyelenggarakan pelayanan rujukan bagi Orang dengan HIV TARGET: Tercapainya 70% RS Pemerintah menyelenggarakan pelayanan rujukan bagi TARGET B06: Pertemuan Bimbingan Teknis CST TARGET B09: Usulan penetapan RS Rujukan ODHA TARGET B12: SK Penetapan RS Rujukan ODHA B06: XX% B09: XX% B12: XX%

38 Lampiran 3 (lanjutan) N4: PENANGGULANGAN KEMISKINAN 3 PROGRAM - 12 RENAKSI - 25 SUB-RENAKSI PENANGGUNG UKURAN KEBERHASILAN B03, B06, B09, RENCANA AKSI INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN % CAPAIAN KETERANGAN JAWAB B N4P23: Penyempurnaan program bantuan sosial berbasis keluarga N4P23A1: Peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat Kemenkes Kemenkes Kemenkes Kemennaker, Kemensos, BPS, Kemendagri, Pemda terkait Kemenkeu, Kemendagri, Bappenas, Setkab, PT Pos Persentase penduduk (termasuk seluruh penduduk miskin) yang memiliki jaminan kesehatan Jumlah puskesmas yang memberikan pelayanan kesehatan dasar bagi penduduk miskin Persentase RS peserta Jamkesmas yang memberikan pelayanan kesehatan rujukan bagi penduduk miskin TARGET: Tercapainya 70.3% penduduk (termasuk seluruh penduduk miskin) yang memiliki jaminan kesehatan TARGET: Tercapainya puskesmas yang memberikan pelayanan kesehatan dasar bagi penduduk miskin TARGET: Tercapainya 80% RS yang melayani pasien penduduk miskin peserta program Jamkesmas TARGET B04: 60% B04: XX % TARGET B06: 65% B06: XX% TARGET B09: 68% B09: XX % TARGET B12: 70,3% B12: XX % TARGET B04: Dokumen SPM terselesaikan TARGET B06: - Juknis pelayanan Jamkesmas Dasar di Puskesmas dan jaringannya sudah tersosialisasikan - Transfer pertama dana Jamkesmas untuk 497 kabupaten/kota yang mencakup puskesmas TARGET B09: Transfer kedua dana Jamkesmas untuk 497 kabupaten/ kota yang mencakup puskesmas TARGET B12 : Transfer ke tiga dana Jamkesmas untuk 497 kabupaten/kota yang mencakup puskesmas B04: XX% B06: - XX% - XX% B09: XX % B12: XX % TARGET B04: 76% (1.042 RS) B04: XX % TARGET B06: 77% (1.056 RS) B06: XX % TARGET B09: 78% (1.069 RS) B09: XX % TARGET B12: 80% (1.096 RS) B12: XX %

39 Lampiran 3 (lanjutan) N10: DAERAH TERTINGGAL, TERDEPAN, TERLUAR, DAN PASCA KONFLIK 5 PROGRAM - 11 RENAKSI - 27 SUB-RENAKSI PENANGGUNG RENCANA AKSI INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN B03, B06, B09, B12 % CAPAIAN KETERANGAN JAWAB N10P64: Pelayanan di Daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar dan Pasca Konflik N10P64A1: Pembinaan upaya kesehatan dasar dan kesehatan rujukan Kementerian Peningkatan puskesmas di perbatasan dan pulaupulau kecil terluar menjadi puskesmas perawatan Peningkatan pelayanan kesehatan RS bergerak terutama di kabupaten/kota di daerah tertinggal, perbatasan dan kepulauan (DTPK) TARGET: Tercapainya 81 puskesmas yang menjadi puskesmas perawatan di perbatasan dan pulau-pulau kecil terluar TARGET: Terealisasinya pembangunan 10 RS bergerak didaerah tertinggal perbatasan dan kepulauan (DTPK) TARGET B04: Proses administrasi persiapan Rakontek TARGET B06: Rakontek dengan 45 kabupaten prioritas DTPK TARGET B09: Surat pemberitahuan penyelesaian pekerjaan ke daerah TARGET B12: 81 puskesmas perawatan di DTPK TARGET B04: Identifikasi wilayah untuk rumah sakit bergerak di DTPK TARGET B06:Penetapan daerah yang akan didirikan rumah sakit bergerak TARGET B09: Pemenuhan sarana prasarana di rumah sakit bergerak yang telah ditetapkan TARGET B12: Bimtek di RS bergerak yang telah ditetapkan B04: XX% B06: XX% B09: XX% B12: XX% B04: XX% B06: XX% B09: XX% B12: XX%

40 Lampiran 4 MATRIKS KINERJA KEMENTERIAN KESEHATAN NO PROGRAM/ KEGIATAN OUTCOME/OUTPUT INDIKATOR I Dukungan Manajemen dan Meningkatnya koordinasi 1. Jumlah Kab/Kota Sekretariat Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya pelaksanaan tugas, pembinaan dan pemberian dukungan manajemen Kementerian yang mempunyai kemampuan tanggap darurat dalam penanganan bencana Jenderal 2. Persentase rumah tangga yang melaksanakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Pemberdayaan Masyarakat dan Promosi Meningkatnya pelaksanaan pemberdayaan dan promosi kesehatan kepada masyarakat (PHBS ) 1. Persentase rumah tangga yang melaksanakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS ) 2. Persentase Desa Siaga aktif 3. Jumlah Pos Desa (Poskesdes) beroperasi TARGET ,000 72,000 74,000 76,000 78,000 REALISASI UNIT ORGANISASI PELAKSANA Pusat Promkes, Setjen 2 Penanggulangan Krisis 3 Pembinaan, Pengembangan Pembiayaan dan Jaminan Meningkatnya penanggulangan krisis secara cepat Terumuskannya kebijakan pembiayaan dan jaminan pemeliharaan kesehatan Jumlah Kab/Kota yang mempunyai kemampuan tanggap darurat dalam penanganan bencana 1. Persentase penduduk (termasuk seluruh penduduk miskin) yang memiliki jaminan kesehatan Pusat Penanggulangan Krisis, Setjen 59 70,3 88,4 94,5 100 Pusat Pembiayaan dan Jaminan, Setjen

MATRIKS BUKU I RKP TAHUN 2011

MATRIKS BUKU I RKP TAHUN 2011 MATRIKS BUKU I RKP TAHUN 2011 PRIORITAS 3 Tema Prioritas Penanggung Jawab Bekerjasama dengan PROGRAM AKSI BIDANG KESEHATAN Penitikberatan pembangunan bidang kesehatan melalui pendekatan preventif, tidak

Lebih terperinci

MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011

MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011 MATRIK 2.3 TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN KEMENTERIAN/ LEMBAGA : KEMENTERIAN KESEHATAN 1 Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian Kesehatan Meningkatnya koordinasi

Lebih terperinci

Oleh: Ellyna Chairani Direktorat Sistem dan Pelaporan EKP, BAPPENAS. Jakarta, 8 Desember 2015 Kementerian Kesehatan

Oleh: Ellyna Chairani Direktorat Sistem dan Pelaporan EKP, BAPPENAS. Jakarta, 8 Desember 2015 Kementerian Kesehatan Oleh: Ellyna Chairani Direktorat Sistem dan Pelaporan EKP, BAPPENAS Jakarta, 8 Desember 2015 Kementerian Kesehatan Outline Paparan 1. Kinerja Pelaksanaan Rencana Kerja Kemenkes 2014-2015 - Capaian Indikator

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

STRATEGI AKSELARASI PROPINSI SULBAR DALAM MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN IBU DAN BAYI

STRATEGI AKSELARASI PROPINSI SULBAR DALAM MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN IBU DAN BAYI STRATEGI AKSELARASI PROPINSI SULBAR DALAM MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN IBU DAN BAYI Wiko Saputra Peneliti Kebijakan Publik Perkumpulan Prakarsa PENDAHULUAN 1. Peningkatan Angka Kematian Ibu (AKI) 359 per

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

Deputi Bidang SDM dan Kebudayaan. Disampaikan dalam Penutupan Pra-Musrenbangnas 2013 Jakarta, 29 April 2013

Deputi Bidang SDM dan Kebudayaan. Disampaikan dalam Penutupan Pra-Musrenbangnas 2013 Jakarta, 29 April 2013 Deputi Bidang SDM dan Kebudayaan Disampaikan dalam Penutupan Pra-Musrenbangnas 2013 Jakarta, 29 April 2013 SISTEMATIKA 1. Arah Kebijakan Prioritas Nasional 2. Isu-isu Penting dalam Prioritas Nasional (PN)

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

PROFIL DATA KESEHATAN INDONESIA TAHUN 2011

PROFIL DATA KESEHATAN INDONESIA TAHUN 2011 351.770.212 Ind P PROFIL DATA KESEHATAN INDONESIA TAHUN 2011 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA 2012 Diterbitkan oleh Kementerian Kesehatan Republik Jalan HR. Rasuna Said Blok X-5 Kav 4-9, Jakarta

Lebih terperinci

A. RENCANA STRATEGIS : VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN PROGRAM

A. RENCANA STRATEGIS : VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN PROGRAM BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA A. RENCANA STRATEGIS : VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN PROGRAM Rencana Strategis atau yang disebut dengan RENSTRA merupakan suatu proses perencanaan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

Buku Indikator Kesehatan

Buku Indikator Kesehatan Buku Indikator Kesehatan www.dinkes.sulbarprov.go.id Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Jalan Kurungan Bassi no 19 Mamuju Telpon 0426-21037 Fax : 0426 22579 BUKU INDIKATOR KESEHATAN PROVINSI SULAWESI

Lebih terperinci

PENGUATAN KEBIJAKAN SOSIAL DALAM RENCANA KERJA PEMERINTAH (RKP) 2011

PENGUATAN KEBIJAKAN SOSIAL DALAM RENCANA KERJA PEMERINTAH (RKP) 2011 PENGUATAN KEBIJAKAN SOSIAL DALAM RENCANA KERJA PEMERINTAH (RKP) 2011 ARAHAN WAKIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN TINGKAT NASIONAL (MUSRENBANGNAS) 28 APRIL 2010

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. dr. Pattiselanno Roberth Johan, MARS NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. dr. Pattiselanno Roberth Johan, MARS NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

DRAFT LAMPIRAN MATRIK PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN MDGS UNTUK RAPAT KERJA 2 TAMPAK SIRING, BALI

DRAFT LAMPIRAN MATRIK PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN MDGS UNTUK RAPAT KERJA 2 TAMPAK SIRING, BALI DRAFT LAMPIRAN MATRIK PERCEPATAN PENCAPAIAN TUJUAN MDGS UNTUK RAPAT KERJA 2 TAMPAK SIRING, BALI Tujuan MDGs GOAL 1 : MEMBERANTAS KEMISKINAN DAN KELAPARAN GOAL 2 : MENCAPAI PENDIDIKAN DASAR UNTUK SEMUA

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 216 MOR SP DIPA-24.3-/216 DS71-99-46-4 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun

Lebih terperinci

DAFTAR PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN 2014

DAFTAR PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN 2014 UNIT ORGANISASI : Sekretariat Jenderal DAFTAR PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN 24 ( ) ( 2 ) 24 25 26 27 Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian 233 Perumusan Peraturan Perundang-

Lebih terperinci

Revisi PP.38/2007 serta implikasinya terhadap urusan direktorat jenderal bina upaya kesehatan.

Revisi PP.38/2007 serta implikasinya terhadap urusan direktorat jenderal bina upaya kesehatan. Revisi PP.38/2007 serta implikasinya terhadap urusan direktorat jenderal bina upaya kesehatan. Dr. Kuntjoro Adi Purjanto, M.Kes Sekretaris Ditjen Bina Upaya Kesehatan kementerian kesehatan republik indonesia

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PERBENDAHARAAN NEGARA DAN KESIAPAN PENYALURAN DAK FISIK DAN DANA DESA MELALUI KPPN

PENGELOLAAN PERBENDAHARAAN NEGARA DAN KESIAPAN PENYALURAN DAK FISIK DAN DANA DESA MELALUI KPPN KEMENTERIAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PENGELOLAAN PERBENDAHARAAN NEGARA DAN KESIAPAN PENYALURAN DAK FISIK DAN DANA DESA MELALUI DISAMPAIKAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN DALAM SOSIALISASI

Lebih terperinci

PEMBIAYAAN KESEHATAN. Website:

PEMBIAYAAN KESEHATAN. Website: PEMBIAYAAN KESEHATAN Pembiayaan Kesehatan Pembiayaan kesehatan adalah besarnya dana yang harus disediakan untuk menyelenggarakan dan atau memanfaatkan upaya kesehatan/memperbaiki keadaan kesehatan yang

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF DINAS KESEHATAN PROVINSI BANTEN

RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF DINAS KESEHATAN PROVINSI BANTEN RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF DINAS PROVINSI BANTEN 2012-2017 DATA CAPAIAN Persentase Balita Ditimbang Berat 1 2 1 PROGRAM BINA GIZI DAN Badannya

Lebih terperinci

Strategi Pemecahan Masalah pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) sebagai berikut :

Strategi Pemecahan Masalah pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) sebagai berikut : 4. Sistem Informasi pelaporan dari fasilitas pelayanan kesehatan ke Dinas Kesehatan Kabupaten Kota Provinsi yang belum tepat waktu Strategi Pemecahan Masalah pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) sebagai

Lebih terperinci

KEBIJAKAN KEMENTERIAN KESEHATAN DALAM AKSELERASI PENURUNAN ANGKA KEMATIAN IBU

KEBIJAKAN KEMENTERIAN KESEHATAN DALAM AKSELERASI PENURUNAN ANGKA KEMATIAN IBU KEBIJAKAN KEMENTERIAN KESEHATAN DALAM AKSELERASI PENURUNAN ANGKA KEMATIAN IBU dr. Budihardja, DTM&H, MPH Direktur Jenderal Bina Gizi dan KIA Disampaikan pada Pertemuan Teknis Program Kesehatan Ibu Bandung,

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) Instansi Visi : DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR : Mewujudkan Masyarakat Jawa Timur Mandiri untuk Hidup Sehat Misi : 1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan 2.

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. dr. Pattiselanno Roberth Johan, MARS NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. dr. Pattiselanno Roberth Johan, MARS NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

PEMBAHASAN PENGEMBANGAN REGULASI MUTU PELAYANAN KIA DI RS: ANTARA DAERAH TERPENCIL DENGAN DAERAH KOMPETENSI TINGGI

PEMBAHASAN PENGEMBANGAN REGULASI MUTU PELAYANAN KIA DI RS: ANTARA DAERAH TERPENCIL DENGAN DAERAH KOMPETENSI TINGGI PEMBAHASAN PENGEMBANGAN REGULASI MUTU PELAYANAN KIA DI RS: ANTARA DAERAH TERPENCIL DENGAN DAERAH KOMPETENSI TINGGI Dr. Budihardja, dj DTMH, MPH 13 April 2011 1 MDG 5 - Target 5A : Mengurangi 3/4 angka

Lebih terperinci

AKSES PELAYANAN KESEHATAN. Website:

AKSES PELAYANAN KESEHATAN. Website: AKSES PELAYANAN KESEHATAN Tujuan Mengetahui akses pelayanan kesehatan terdekat oleh rumah tangga dilihat dari : 1. Keberadaan fasilitas kesehatan 2. Moda transportasi 3. Waktu tempuh 4. Biaya transportasi

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN IV.1. IV.2. VISI Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur sebagai salah satu dari penyelenggara pembangunan kesehatan mempunyai visi: Masyarakat Jawa

Lebih terperinci

Direktorat Bina Gizi Masyarakat, Ditjen Bina Kesmas Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 23 Nopember 2010

Direktorat Bina Gizi Masyarakat, Ditjen Bina Kesmas Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 23 Nopember 2010 PENCAPAIAN DAN UMPAN BALIK PELAPORAN INDIKATOR PEMBINAAN GIZI MASYARAKAT 2010 Direktorat Bina Gizi Masyarakat, Ditjen Bina Kesmas Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 23 Nopember 2010 SASARAN PEMBINAAN

Lebih terperinci

PENCAPAIAN TARGET MDGs DALAM RPJMN

PENCAPAIAN TARGET MDGs DALAM RPJMN PENCAPAIAN TARGET MDGs DALAM RPJMN 2010-2014 NINA SARDJUNANI Deputi Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Bidang SDM dan Kebudayaan Disampaikan dalam Rakornas

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. dr. Pattiselanno Roberth Johan, MARS NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. dr. Pattiselanno Roberth Johan, MARS NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

PENGANTAR WORKSHOP PEMUTAKHIRAN, VALIDASI DAN EVALUASI DATA SIMLUHKP TAHAP I TAHUN BPPP Banyuwangi, 4 Februari 2015

PENGANTAR WORKSHOP PEMUTAKHIRAN, VALIDASI DAN EVALUASI DATA SIMLUHKP TAHAP I TAHUN BPPP Banyuwangi, 4 Februari 2015 PENGANTAR WORKSHOP PEMUTAKHIRAN, VALIDASI DAN EVALUASI DATA SIMLUHKP TAHAP I TAHUN 2015 BPPP Banyuwangi, 4 Februari 2015 PUSAT PENYULUHAN KELAUTAN DAN PERIKANAN BADAN PENGEMBANGAN SDM KELAUTAN DAN PERIKANAN

Lebih terperinci

Penerapan Kebijakan Jaminan Persalinan dalam Mendukung Pelayanan Keluarga Berencana

Penerapan Kebijakan Jaminan Persalinan dalam Mendukung Pelayanan Keluarga Berencana Penerapan Kebijakan Jaminan Persalinan dalam Mendukung Pelayanan Keluarga Berencana Disampaikan dlm Pertemuan Medis Teknis Tingkat Provinsi Tahun 2011 Grandcity, 21 Maret 2011 Kerangka Penyajian o Situasi

Lebih terperinci

B A B I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

B A B I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 B A B I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terselenggaranya tata Instansi Pemerintah yang baik, bersih dan berwibawa (Good Governance dan Clean Governance) merupakan syarat bagi setiap pemerintahan dalam

Lebih terperinci

SELAYANG PANDANG SIMLUH KP

SELAYANG PANDANG SIMLUH KP SELAYANG PANDANG SIMLUH KP Jakarta, 29 April 2014 PUSAT PENYULUHAN KELAUTAN DAN PERIKANAN BADAN PENGEMBANGAN SDM KELAUTAN DAN PERIKANAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN 2014 IMPLEMENTASI SISTEM PENYULUHAN

Lebih terperinci

BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA 1 BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja pada Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar secara umum sudah sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yang terukur berdasar Rencana Strategis yang mengacu

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK SURAT PENGESAHAN NOMOR SP DIPA--0/AG/2014 DS 0221-0435-5800-5575 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. UU No. 23 Tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dan Negara Indonesia yang ditandai oleh penduduknya hidup dalam lingkungan dan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dan Negara Indonesia yang ditandai oleh penduduknya hidup dalam lingkungan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat, bangsa

Lebih terperinci

KESEHATAN ANAK. Website:

KESEHATAN ANAK. Website: KESEHATAN ANAK Jumlah Sampel dan Indikator Kesehatan Anak Status Kesehatan Anak Proporsi Berat Badan Lahir, 2010 dan 2013 *) *) Berdasarkan 52,6% sampel balita yang punya catatan Proporsi BBLR Menurut

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PROGRAM KESEHATAN MASYARAKAT DIREKTORAT JENDERAL KESEHATAN MASYARAKAT

KEBIJAKAN PROGRAM KESEHATAN MASYARAKAT DIREKTORAT JENDERAL KESEHATAN MASYARAKAT KEBIJAKAN PROGRAM KESEHATAN MASYARAKAT DIREKTORAT JENDERAL KESEHATAN MASYARAKAT Bali, 19 April 2018 1 SISTEMATIKA 1. PENDAHULUAN 2. KEBIJAKAN PROGRAM KESMAS 3. CAPAIAN INDIKATOR KESMAS YANG BELUM TERCAPAI

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN PELALAWAN NOMOR :440/SEKT-PROG/DINKES/2016/ TENTANG

KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN PELALAWAN NOMOR :440/SEKT-PROG/DINKES/2016/ TENTANG KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN PELALAWAN NOMOR :440/SEKT-PROG/DINKES/2016/ TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DI LINGKUNGAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN PELALAWAN KEPALA DINAS KESEHATAN

Lebih terperinci

REVIEW ANGGARAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI DALAM APBN TAHUN 2017

REVIEW ANGGARAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI DALAM APBN TAHUN 2017 REVIEW ANGGARAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI DALAM APBN TAHUN 2017 Dalam APBN TA 2017, anggaran Kementerian Kesehatan sebesar Rp58,27 triliun atau menurun sebesar 8,07 persen dibandingkan dengan alokasi anggaran

Lebih terperinci

PEMBINAAN KELEMBAGAAN KOPERASI

PEMBINAAN KELEMBAGAAN KOPERASI Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia PEMBINAAN KELEMBAGAAN KOPERASI Oleh: DEPUTI BIDANG KELEMBAGAAN Pada Acara : RAPAT KOORDINASI TERBATAS Jakarta, 16 Mei 2017 ISI 1 PEMBUBARAN

Lebih terperinci

B A B P E N D A H U L U A N

B A B P E N D A H U L U A N 1 B A B P E N D A H U L U A N I A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan pelaksanaan pemerintah yang berdayaguna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab telah diterbitkan Instruksi Presiden No.

Lebih terperinci

REVIEW INDIKATOR RENSTRA DINAS KESEHATAN KOTA BOGOR

REVIEW INDIKATOR RENSTRA DINAS KESEHATAN KOTA BOGOR REVIEW INDIKATOR DINAS KESEHATAN KOTA BOGOR 2015-2019 MISI 1 : Menyediakan sarana dan masyarakat yang paripurna merata, bermutu, terjangkau, nyaman dan berkeadilan No Tujuan No Sasaran Indikator Sasaran

Lebih terperinci

GRAFIK KECENDERUNGAN CAKUPAN IBU HAMIL MENDAPAT 90 TABLET TAMBAH DARAH (Fe3) DI INDONESIA TAHUN

GRAFIK KECENDERUNGAN CAKUPAN IBU HAMIL MENDAPAT 90 TABLET TAMBAH DARAH (Fe3) DI INDONESIA TAHUN GRAFIK KECENDERUNGAN CAKUPAN IBU HAMIL MENDAPAT 90 TABLET TAMBAH DARAH (Fe3) DI INDONESIA TAHUN 2005-2014 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 83.3 85.0 82.0 85.1 60.0 64.5 68.7 71.2 57.5 48.1 2005 2006 2007

Lebih terperinci

Dr. MJN. Mamahit, SpOG, MARS

Dr. MJN. Mamahit, SpOG, MARS Dr. MJN. Mamahit, SpOG, MARS Bidan di Indonesia Dengan Permasalahannya SYSTEM SARANA/ PRASARANA SDM SYSTEM 1. Pengadaan 2. Distribusi 3. Pengawasan 4. Perlindungan 5. Penggunaan Pekerjaan Keilmuan Kementrian

Lebih terperinci

PEMANTAUAN CAPAIAN PROGRAM & KEGIATAN KEMENKES TA 2015 OLEH: BIRO PERENCANAAN & ANGGARAN JAKARTA, 7 DESEMBER 2015

PEMANTAUAN CAPAIAN PROGRAM & KEGIATAN KEMENKES TA 2015 OLEH: BIRO PERENCANAAN & ANGGARAN JAKARTA, 7 DESEMBER 2015 PEMANTAUAN CAPAIAN PROGRAM & KEGIATAN KEMENKES TA 2015 OLEH: BIRO PERENCANAAN & ANGGARAN JAKARTA, 7 DESEMBER 2015 Penilaian Status Capaian Pelaksanaan Kegiatan/ Program Menurut e-monev DJA CAPAIAN KINERJA

Lebih terperinci

KEBIJAKAN STRATEGIS PNPM MANDIRI KE DEPAN

KEBIJAKAN STRATEGIS PNPM MANDIRI KE DEPAN SEKRETARIAT WAKIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA KEBIJAKAN STRATEGIS PNPM MANDIRI KE DEPAN DEPUTI SESWAPRES BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT DAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN SELAKU SEKRETARIS EKSEKUTIF TIM NASIONAL

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2011

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2011 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2011 KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2012 KATA PENGANTAR MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Puji syukur ke hadirat Allah yang Maha Kuasa karena atas

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK SURAT PENGESAHAN NOMOR SP DIPA--0/AG/2014 DS 7003-9134-1092-0094 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. UU No. 23 Tahun

Lebih terperinci

KESEHATAN REPRODUKSI. Website:

KESEHATAN REPRODUKSI. Website: KESEHATAN REPRODUKSI Tujuan Umum: Menyediakan informasi mengenai indikator kesehatan ibu dan besaran masalah kesehatan reproduksi Khusus: Memperoleh informasi kejadian kehamilan di rumah tangga Memperoleh

Lebih terperinci

IPM KABUPATEN BANGKA: CAPAIAN DAN TANTANGAN PAN BUDI MARWOTO BAPPEDA BANGKA 2014

IPM KABUPATEN BANGKA: CAPAIAN DAN TANTANGAN PAN BUDI MARWOTO BAPPEDA BANGKA 2014 IPM KABUPATEN BANGKA: CAPAIAN DAN TANTANGAN PAN BUDI MARWOTO BAPPEDA BANGKA 2014 LATAR BELAKANG Sebelum tahun 1970-an, pembangunan semata-mata dipandang sebagai fenomena ekonomi saja. (Todaro dan Smith)

Lebih terperinci

MATRIK REALISASI CAPAIAN LAKIP TAHUN 2014 DINAS KESEHATAN PROVINSI BANTEN

MATRIK REALISASI CAPAIAN LAKIP TAHUN 2014 DINAS KESEHATAN PROVINSI BANTEN MATRIK REALISASI CAPAIAN LAKIP TAHUN 2014 DINAS KESEHATAN PROVINSI BANTEN NO Jumlah sasaran 1.064.573 bayi& balita, balita & bayi yang datang ke posyandu 759.918. a) Penambahan sarana & prasarana posyandu

Lebih terperinci

FARMASI DAN PELAYANAN KESEHATAN TRADISIONAL. Website:

FARMASI DAN PELAYANAN KESEHATAN TRADISIONAL. Website: FARMASI DAN PELAYANAN KESEHATAN TRADISIONAL RUANG LINGKUP Obat dan Obat Tradisional (OT) Obat Generik (OG) Pelayanan Kesehatan Tradisional (Yankestrad) TUJUAN 1. Memperoleh informasi tentang jenis obat

Lebih terperinci

Tabel 2.1 REKAPITULASI HASIL EVALUASI PELAKSANAAN RENJA DAN PENCAPAIAN RENSTRA S/D TAHUN 2014 DINAS KESEHATAN PROVINSI BANTEN

Tabel 2.1 REKAPITULASI HASIL EVALUASI PELAKSANAAN RENJA DAN PENCAPAIAN RENSTRA S/D TAHUN 2014 DINAS KESEHATAN PROVINSI BANTEN Tabel 2. REKAPITULASI HASIL EVALUASI PELAKSANAAN RENJA DAN PENCAPAIAN RENSTRA S/D TAHUN 204 DINAS KESEHATAN PROVINSI BANTEN Kode Urusan/Bidang Urusan Dan Program/Kegiatan Indikator Program (outcome) /Kegiatan

Lebih terperinci

Memperkuat Peran Daerah

Memperkuat Peran Daerah Memperkuat Peran Daerah dalam Penanggulangan HIV/AIDS Dr. Kemal N. Siregar Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS Nasional September 2016 Pokok bahasan Input utama: Kebijakan dan dukungan nasional Penguatan

Lebih terperinci

CEDERA. Website:

CEDERA. Website: CEDERA Definisi Cedera Cedera merupakan kerusakan fisik pada tubuh manusia yang diakibatkan oleh kekuatan yang tidak dapat ditoleransi dan tidak dapat diduga sebelumnya Definisi operasional: Cedera yang

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SANGGAU DINAS KESEHATAN PUSKESMAS ENTIKONG KEPALA PUSKESMAS ENTIKONG,

PEMERINTAH KABUPATEN SANGGAU DINAS KESEHATAN PUSKESMAS ENTIKONG KEPALA PUSKESMAS ENTIKONG, PEMERINTAH KABUPATEN SANGGAU DINAS KESEHATAN PUSKESMAS ENTIKONG Jl. Lintas Malindo Entikong (78557) Telepon (0564) 31294 Email : puskesmasentikong46@gmail.com KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS ENTIKONG NOMOR

Lebih terperinci

POTRET PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH (Indikator Makro)

POTRET PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH (Indikator Makro) POTRET PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH (Indikator Makro) Pusat Data dan Statistik Pendidikan - Kebudayaan Setjen, Kemendikbud Jakarta, 2015 DAFTAR ISI A. Dua Konsep Pembahasan B. Potret IPM 2013 1. Nasional

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN PACITAN TAHUN 2015

RENCANA KINERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN PACITAN TAHUN 2015 RENCANA KINERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN PACITAN TAHUN 2015 Pemerintah Kabupaten Pacitan DINAS KESEHATAN Jl. Letjend Soeprapto No. 42 Pacitan KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN TERPADU PENANGGULANGAN KEMISKINAN

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN TERPADU PENANGGULANGAN KEMISKINAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN TERPADU PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAFTAR ISI Kondisi Umum Program Kesehatan... 1 1. Jumlah Kematian Balita dan Ibu pada Masa Kehamilan, Persalinan atau NifasError! Bookmark not

Lebih terperinci

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau 1 1. Pendahuluan Pembangunan kesehatan bertujuan untuk: meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud

Lebih terperinci

PENYALURAN DAK FISIK DAN DANA DESA TA 2017

PENYALURAN DAK FISIK DAN DANA DESA TA 2017 PENYALURAN DAK FISIK DAN DANA DESA TA 2017 PELAKSANAAN PENYALURAN 1. Penyaluran melalui KPPN dilaksanakan berdasarkan PMK nomor 112/PMK.07/2017 tentang Perubahan PMK nomor 50/PMK.07/2017 tentang Pengelolaan

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT BINA OBAT PUBLIK DAN PERBEKALAN KESEHATAN DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN 013 i DAFTAR ISI

Lebih terperinci

RISET KESEHATAN DASAR 2010 BLOK

RISET KESEHATAN DASAR 2010 BLOK RISET KESEHATAN DASAR 2 BLOK KESEHATAN ANAK JENIS DATA Jenis data yang disajikan : berat badan lahir kepemikilan KMS dan Buku KIA, penimbangan balita, kapsul vitamin A, pemberian ASI proses mulai menyusui

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK SURAT PENGESAHAN NOMOR SP DIPA-024.01-0/AG/2014 DS 9132-7519-8746-7060 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. UU No. 23

Lebih terperinci

WORKSHOP (MOBILITAS PESERTA DIDIK)

WORKSHOP (MOBILITAS PESERTA DIDIK) WORKSHOP (MOBILITAS PESERTA DIDIK) KONSEP 1 Masyarakat Anak Pendidikan Masyarakat Pendidikan Anak Pendekatan Sektor Multisektoral Multisektoral Peserta Didik Pendidikan Peserta Didik Sektoral Diagram Venn:

Lebih terperinci

IV-55. Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Banten

IV-55. Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Banten IV-55 4.1 TUJUAN DAN SASARAN JANGKA MENENGAH DINAS KESEHATAN Tabel. 4.1 TUJUAN, SASARAN, INDIKATOR SASARAN DAN TARGET KINERJA RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN PROVINSI BANTEN TAHUN 2012 2017 No. TUJUAN

Lebih terperinci

DUKUNGAN SEKTOR KESEHATAN DALAM MENGATASI DISPARITAS PROGRAM KELUARGA BERENCANA DAN KESEHATAN REPRODUKSI

DUKUNGAN SEKTOR KESEHATAN DALAM MENGATASI DISPARITAS PROGRAM KELUARGA BERENCANA DAN KESEHATAN REPRODUKSI DUKUNGAN SEKTOR KESEHATAN DALAM MENGATASI DISPARITAS PROGRAM KELUARGA BERENCANA DAN KESEHATAN REPRODUKSI Direktorat Kesehatan Keluarga, Ditjen Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan RI Seminar Ketidaksetaraan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENGGUNAAN OBAT RASIONAL DIREKT0RAT BINA PELAYANAN KEFARMASIAN DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN

KEBIJAKAN PENGGUNAAN OBAT RASIONAL DIREKT0RAT BINA PELAYANAN KEFARMASIAN DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN KEBIJAKAN PENGGUNAAN OBAT RASIONAL DIREKT0RAT BINA PELAYANAN KEFARMASIAN DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN ARAH KEBIJAKAN Program peningkatan pelayanan kefarmasian diarahkan untuk

Lebih terperinci