BAB II TINJAUAN PUSTAKA
|
|
- Sugiarto Tan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Kebijakan Deviden Dividen merupakan bagian dari net profit (laba bersih) yang akan dibagikan kepada para pemegang saham. Dividen merupakan bagian dari keuntungan perusahaan yang didistribusikan kepada para pemegang saham dan pada umumnya dapat dilakukan secara berkala baik dalam bentuk uang (Cash), dividen saham (Stock Dividend), dan dividen ekstra. Dividen ekstra diberikan sebagai tambahan pembayaran dividen pada pemegang saham karena adanya kelebihan harga yang diperoleh perusahaan dari yang diprediksikan. Dividen ekstra biasanya diberikan oleh perusahaan yang menganut kebijakan dividen kecil yang teratur (Hermuningsih, 2007). Kebijakan perusahaan terhadap pembayaran dividen merupakan keputusan yang sangat penting dalam suatu perusahaan. Kebijakan ini akan melibatkan dua pihak yang mempunyai kepentingan yang berbeda, yaitu pihak pertama para pemegang saham dan pihak kedua perusahaan itu sendiri. Dividen diartikan sebagai pembayaran kepada para pemegang saham oleh pihak perusahaan dengan keuntungan yang diperoleh. Kebijakan dividen adalah kebijaksanaan yang berhubungan dengan pembayaran deviden oleh pihak perusahaan, berupa penentuan besarnya pembayaran dividen dan besarnya laba ditahan untuk kepentingan pihak perusahaan (Hermuningsih dan Wardani, 2009).
2 Apabila manajemen meningkatkan porsi laba perlembar saham yang dibayarkan sebagai dividen, maka pihak manajemen dapat meningkatkan kesejahteraan para pemegang saham. Hal ini menyarankan bahwa keputusan dividen yaitu jumlah dividen yang dibayarkan merupakan suatu hal yang sangat penting. Dalam banyak hal dividen sering diperlakukan sebagai pertimbangan terakhir setelah pertimbangan investasi dan pertimbangan pembiayaan lainnya, sehingga timbul the residual theory of dividend. Di samping itu ada juga yang mempertimbangkan pembagian dividen kas untuk mengurangi masalah keagenan, sehingga timbul peranan dividen dalam mengurangi masalah keagenan (agency problems), dan masih banyak lagi pertimbangan manajemen dalam menentukan besarnya dividen yang akan dibagikan. Kebijakan dividen merupakan kebijakan yang dapat dikaitkan dengan penentuan apakah laba yang dihasilkan oleh perusahaan akan dibagikan kepada para pemegang saham dalam bentuk dividen atau akan ditahan (hold) oleh perusahaan dalam bentuk laba ditahan. Kebijakan terhadap pembayaran dividen merupakan keputusan yang sangat penting dalam suatu perusahaan. Kebijakan ini akan melibatkan dua pihak yang mempunyai kepentingan yang berbeda, yaitu pihak pertama para pemegang saham dan pihak kedua adalah pihak manajemen atau perusahaan itu sendiri. Kebijakan Dividen adalah salah satu kebijakan yang harus diambil oleh manajemen untuk memutuskan apakah laba yang diperoleh perusahaan selama satu periode akan dibagi semua atau dibagi sebagian dan sebagian lagi tidak dibagi dalam bentuk laba ditahan (Tampubolon, 2004). Apabila perusahaan memutuskan untuk membagi laba yang diperoleh sebagai dividen berarti akan
3 mengurangi jumlah laba yang ditahan yang akhirnya juga mengurangi sumber dana intern yang akan digunakan untuk mengembangkan perusahaan. Apabila perusahaan tidak membagikan labanya sebagai dividen akan bisa memperbesar sumber dana intern perusahaan dan akan meningkatkan kemampuan perusahaan untuk mengembangkan perusahaan, sehingga akan menaikkan nilai perusahaan. Indikator yang digunakan untuk mengukur kebijakan dividen dalam penelitian ini adalah Dividend Payout Ratio (DPR) (Brigham dan Houston, 2006). Setiap perusahaan, di satu sisi mengharapkan adanya pertumbuhan perusahaan, dan di sisi lain juga ingin membagikan dividen kepada para pemegang saham. Oleh karena itu, dalam hal ini manajemen perusahaan hendaknya dapat membuat kebijakan dividen yang tepat dan cermat, artinya manajemen perusahaan harus dapat menentukan berapa persen laba yang harus dibegikan kepada para pemegang saham dalam bentuk dividen dan berapa persen laba yang harus ditahan untuk mendukung pertumbuhan investasi perusahaan, sehingga kepentingan para pemegang saham dan kepentingan perusahaan dapat terpenuhi. Karena penentuan kebijakan dividen tersebut tidak mudah, biasanya perusahaan menggunakan media yaitu dengan melaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) untuk membuat keputusan mengenai penentuan kebijakan dividen tersebut. Penelitian ini menetapkan dividend payout ratio sebagai proksi kebijakan dividen, didasarkan suatu pertimbangan bahwa DPR lebih banyak digunakan untuk mengukur persentase dividen tunai yang diberikan oleh perusahaan kepada para pemegang saham atas laba per lembar saham yang dihasilkan dalam periode akuntansi, dari pada rasio dividen lainnya. Besarnya dividend payout ratio
4 dijadikan ukuran oleh para investor yang hendak menanam modal pada saham di bursa efek. DPR dapat dihitung secara manual dengan rumus sebagai : Dividend Payout Ratio (DPR) = Dividen Per Lembar Saham Laba Per Lembar Saham Hal ini dikarenakan perusahaan yang memiliki dividend payout ratio besar menunjukkan perusahaan tersebut memiliki kinerja finansial yang baik. Perusahaan yang memberikan dividen dalam jumlah yang relatif besar akan melahirkan sentimen positif pada para investor, dan akan membuat para investor termotivasi untuk menanam modal yang dimiliki pada saham perusahaan tersebut. Dari beberapa penjelasan di atas dengan demikian kebijakan dividen dapat mempengaruhi nilai perusahaan Profitabilitas Profitabilitas merupakan daya tarik utama bagi pemilik perusahaan (Pemegang Saham) karena profitabilitas adalah hasil yang diperoleh melalui usaha manajemen atas dana yang diinvestasikan oleh para pemegang saham dan juga mencerminkan pembagian laba yang menjadi haknya yaitu seberapa banyak yang diinvestasikan kembali dan seberapa banyak yang dibayarkan sebagai dividen tunai ataupun dividen saham kepada mereka (Jusriani dan Shiddiq, 2013). Menurut (Soliha dan Taswan, 2002) menyatakan bahwa profitabilitas adalah tingkat keuntungan bersih yang mampu diraih oleh perusahaan pada saat menjalankan operasinya. Keuntungan yang layak dibagikan kepada pemegang saham adalah keuntungan setelah bunga dan pajak, Sedangkan menurut Brigham dan Gapenski (2006), Profitability is the net results of a number of policies and
5 decisions. Maksudnya profitabilitas adalah hasil bersih dari serangkaian kebijakan dan keputusan perusahaan. Profitabilitas sebagai tolak ukur dalam menentukan alternatif pembiayaan, namun cara untuk menilai profitabilitas suatu perusahaan yaitu tergantung pada laba dan aktiva yang dibagikan yaitu laba bersih setelah pajak (Net Income) yang berasal dari kegiatan operasi perusahaan di bagi total aktiva (Total Assets). Menurut Sulistyowati, et al (2010), Profitabilias berpengaruh positif terhadap kebijakan deviden, dikarenakan profitabilitas merupakan kemampuan Perusahaan untuk menghasilkan laba dan deviden akan dibagi apabila Perusahaan tersebut memperoleh laba. Menurut Wirjolukito, et al dalam Suharli (2007) dalam Sulistyowati, et al (2010) Profitabilitas mutlak diperlukan untuk perusahaan apabila hendak membayar deviden. Laba setelah pajak diperoleh Perusahaan sebagian dibagikan dalam bentuk deviden dan sebagian lain di tahan di Perusahaan (laba ditahan). JIka laba yang diperoleh besar, maka deviden yang akan dibagikan besar, namun jika laba yang diperoleh kecil maka laba yang akan dibagikan kecil. Setiap perusahaan yang didirikan, berorientasi kepada profit yang dihasilkan dengan tidak mengorbankan kepentingan pelanggannya, agar mendapatkan kepuasan. Perolehan profit merupakan ukuran keberhasilan kinerja finansial perusahaan. Ukuran kinerja finansial memberikan petunjuk apakah strategi perusahaan, implementasi dan pelaksanaannya memberikan kontribusi atau tidak kepada peningkatan profit perusahaan yang diproksikan dengan Return On Assets (ROA).
6 Rasio profitabilitas yang diukur dengan Return on asset (ROA) merupakan pengukuran kemampuan perusahaaan secara keseluruhan di dalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia di dalam perusahaan. ROA digunakan untuk melihat tingkat efisiensi operasi perusahaan secara keseluruhan. Semakin tinggi rasio proitabilitas ini, maka semakin baik suatu perusahaan. Penelitian ini menggunakan istilah profitabilitas dengan Return On Assets (ROA), karena ROA merupakan salah satu dari rasio profitabitas. Rasio ROA mencerminkan hasil dari dana yang diinvestasikan oleh investor. Para investor menanamkan sahamnya pada perusahaan bertujuan untuk memperoleh return saham. Return saham terdiri dari yield dan capital gain. Semakin tinggi kemampuan memperoleh profit, maka semakin besar return saham yang diharapkan oleh para investor. Oleh karena itu perusahaan yang memiliki profitabilitas tinggi akan diminati sahammnya oleh para investor. Perbaikan ROA merupakan cerminan dari perbaikan profitabilitas, yang dapat dijadikan sebagai titik awal dari pencapaian skala ekonomi yang relevan, pengurangan biaya pencarian hubungan antara perusahan dengan konsumen dan supplier, pengurangan biaya overhead yang tidak memberi nilai tambah pada produk dan mengeliminasi biaya yang tidak memberikan kontribusi terhadap kebutuhan konsumen. Return On Asset (ROA) dapat diukur dengan skala rasio dan besarnya dinyatakan dengan persentase (%), atau dapat dihitung secara manual dengan rumus sebagai berikut (Syamsuddin Lukman, 2007) : Return on Assets (ROA) = Laba bersih setelah pajak Total Aktiva
7 2.1.3 Cash Position Cash Position yang ada pada sebuah perusahaan merupakan salah satu faktor yang paling pentig yang harus dipertimbangkan, sebelum perusahaan menentukan besarnya dividen yang akan dibayarkan kepada para pemegang saham di perusahaan. Pembayaran dividen merupakan arus kas keluar, sehingga semakin kuat Cash Position perusahaan, berarti semakin besar kemampuannya untuk membayar dividen. Cash Position dihitung berdasarkan perbandingan antara saldo kas akhir tahun dengan laba bersih setelah pajak. Cash Position perusahaan merupakan salah satu faktor yang harus dipertimbangkan sebelum mengambil keputusan untuk menetapkan besarnya dividen yang akan dibayarkan kepada para pemegang sahamnya. Oleh karena dividen merupakan cash outflow, maka makin kuat cash position perusahaan, berarti makin besar kemampuan perusahaan untuk membayar dividen (Riyanto, 2001 : 267). Cash Position merupakan rasio kas akhir tahun dengan earning after tax. Bagi perusahaan yang memiliki cash position yang semakin kuat akan semakin besar kemampuannya untuk membayar dividen. Faktor ini merupakan faktor internal yang dapat dikendalikan oleh manajemen sehingga pengaruhnya dapat dirasakan secara langsung bagi kebijakan dividen (Sudarsi, 2002 : 79). Cash Position (CP) = Saldo Kas Akhir Laba bersih setelah pajak Keputusan Investasi Menurut Gitosudarma dan Basri (2008) menyatakan bahwa Investasi merupakan pengeluaran uang pada saat ini, dimana hasil yang diharapkan dari pengeluaran uang itu baru akan diterima di tahun yang akan datang. Keputusan
8 investasi di suatu perusahaan menyangkut pemilihan terhadap investasi yang diinginkan untuk memperoleh keuntungan dari berbagai kesempatan investasi yang ada, yaitu dengan memilih salah satu atau lebih alternatif investasi yang dinilai paling menguntungkan investor. Keputusan untuk investasi cenderung dilakukan pada aset tetap karena nilainya relatif besar. Gitosudarmo dan Basri (2008) menjelaskan, Suatu perusahaan melakukan investasi terhadap aset tetap dalam beberapa bentuk, seperti penggantian aset tetap, ekspansi atau perluasan, diversifikasi produk, eksplorasi, penelitian dan pengembangan dan lain lain. Beberapa bentuk investasi tersebut merupakan satu set kesempatan investasi yang harus dapat dimanfaatkan oleh perusahaan untuk mengembangkan usaha. Keputusan investasi adalah penanaman modal dengan harapan akan memperoleh keuntungan dimasa yang akan datang (Jogiyanto, 2010). Menurut signaling Theory, informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan terhadap keputusan investasi pihak luar perusahaan merupakan hal yang penting. Menurut (Jogiyanto, 2010), informasi yang dipublikasi sebagai suatu pengumuman akan memberikan signal bagi investor dalam pengambilan keputusan investasi. Jika pengumuman tersebut mengandung nilai positif, maka akan banyak investor yang berinvestasi keperusahaan. Pengambilan keputusan terhadap investasi biasanya sangat sulit, karena perlu dilakukan penilaian terlebih dahulu terhadap investasi atas situasi di masa yang akan datang yang tidak dapat diramal karena adanya faktor ketidakpastian di masa depan. Gitosudarmo dan Basri (2008) menjelaskan, Ketidakpastian masa depan disebabkan oleh perubahan teknologi, ekonomi dan sosial, kekuatan-
9 kekuatan persaingan, dan tindakan-tindakan atau kebijakan-kebijakan pemerintah. Itulah sebabnya, setiap perusahaan yang akan melakukan investasi hendaknya dapat mengantisipasi hal-hal tersebut berdasarkan data historis, perilaku konsumen, survei pasar, dan juga ketajaman intuisi manajer. Keputusan investasi pada penelitian ini diproksikan dengan Price Earning Ratio (PER). Pendekatan PER merupakan pendekatan yang lebih populer dipakai dikalangan analisis saham dan para praktisi (Tandelilin, 2001 dalam Ayuningtiyas). Dalam pendekatan price earning ratio atau disebut juga pendekatan multiplier, investor akan menghitung berapa kali (multiplier) nilai earning yang tercermin dalam harga suatu saham. PER menggambarkan rasio atau perbandingan antara harga saham terhadap earning (laba) perusahaan (Tandelilin, 2001 dalam Ayuningtiyas). Dari beberapa penjelasan di atas dengan demikian keputusan investasi yang diproksikan dengan Price Earning Ratio (PER) dapat mempengaruhi nilai perusahaan. PER dapat dihitung secara manual dengan rumus sebagai berikut (Fakhruddin dan Hadianto (2001) dalam Ayuningtiyas ) : Price Earning Ratio (PER) = Harga Saham Laba per Lembar Saham Kebijakan Utang Utang merupakanh instrumen yang sangat sensitive dalam pengelolaan perusahaan. Kebijakan utang termasuk kebijakan pendanaan perusahaan yang bersumber dari eksternal. Penentuan kebijakan utang ini berkaitan dengan struktur modal karena utang merupakan bagian dari penentuan struktur modal yang optimal.
10 Menurut Dewi (2008), Gupta dan Bunga (2010) dan diperkuat oleh Kadir (2010) bahwa kebijakan utang berpengaruh negatif terhadap kebijakan deviden. Apabila Perusahaan memiliki tingkat utang yang tinggi, maka Perusahaan berusaha mengurangi agency cost of debt dengan mengurangi utangnya. Pengurangan utang dapat dilakukan dengan membiayai investasinya dengan sumber dana internal, sehingga pemegang saham merelakan devidennya. Sehingga semakin besar proporsi hutang yang digunakan untuk struktur modal suatu perusahaan, maka akan semakin besar pula jumlah kewajibannya yang akan mempengaruhi besar kecilnya dividen yang akan dibagikan Kebijakan utang menggambarkan keputusan yang diambil oleh management dalam menentukan sumber pendanaannya. Kreditor dan pemegang saham tertarik pada kemampuan perusahaan dalam membayar bunga pada saat jatuh tempo dan untuk membayarkan kembali jumlah pokok utang pada saat jatuh tempo. Pembiayaan dengan utang, memiliki 3 implikasi penting yaitu : 1. Memperoleh dana melalui utang membuat pemegang saham dapat mempertahankan pengendalian atas perusahaan dengan investasi yang terbatas, 2. Kreditur melihat ekuitas, atau dana yang disetor pemilik, untuk memberikan margin pengaman, sehingga jika pemegang saham hanya memberikan sebagian kecil dari total pembiayaan, maka risiko perusahaan sebagian besar ada pada kreditur; 3. Jika perusahaan memperoleh pengembalian yang lebih besar atas investasi yang dibiayai dengan dana pinjaman dibanding pembayaran bunga, maka pengembalian atas modal pemilik akan menjadi lebih besar. Akan tetapi, jika
11 pengembalian yang diperoleh atas investasi yang dibiayai dengan dana pinjaman dibandingkan dengan bunga, maka pengembalian atas modal pemilik semakin kecil. Menurut Mardiyati, et al (2012) kebijakan utang merupakan kebijakan perusahaan tentang seberapa jauh sebuah perusahaan menggunakan pendanaan utang. Terdapat beberapa teori tentang pendanaan utang yaitu: a. Teori struktur modal dari Miller dan Modligiani (Capital Structure Theory). Pada teori ini mereka berpendapat bahwa dengan asumsi tidak ada pajak, bancruptcy cost, tidak adanya informasi asimetris antara pihak manajemen dengan para pemegang saham, dan pasar terlibat dalam kondisi yang efisien, maka value yang bisa diraih oleh perusahaan tidak terkait dengan bagaimana perusahaan melakukan strategi pendanaan. Setelah menghilangkan asumsi tentang ketiadaan pajak, utang dapat menghemat pajak yang dibayar (karena utang menimbulkan pembayaran bunga yang mengurangi jumlah penghasilan yang terkena pajak). b. Trade Off Theory Pada teori ini menjelaskan bahwa semakin tinggi perusahaan melakukan pendanaan menggunakan utang maka semakin besar pula resiko mereka untuk mengalami kesulitan keuangan karena membayar bunga tetap yang terlalu besar bagi para debtholders setiap tahunnya dengan kondisi laba bersih yang belum pasti (bancruptcy cost of debt). c. Pendekatan teori keagenan (Agency Approach) Menurut pendekatan ini, struktur modal disusun untuk mengurangi konflik antar berbagai kelompok kepentingan. Konflik antara pemegang saham dengan
12 manajer sebenarnya adalah konsep free cash flow. Tetapi ada kecenderungan bahwa manajer ingin menahan sumber daya (termasuk free cash flow) sehingga mempunyai kontrol atas sumber daya tersebut. utang bisa dianggap sebagai cara untuk mengurangi konflik keagenan terkait free cash flow. Jika perusahaan menggunakan utang maka manajer akan dipaksa untuk mengeluarkan kas dari perusahaan (untuk membayar bunga). d. Teori Signalling Jika manajer memiliki keyakinan bahwa prospek perusahaan baik, dan karenanya ingin agar harga saham meningkat, manajer tersebut tentunya ingin mengkomunikasikan hal tersebut kepada para investor.manajer bisa menggunakan utang yang lebih banyak, yang nantinya berperan sebagai sinyal yang lebih terpercaya. Ini karena perusahaan yang meningkatkan utang bisa dipandang sebagai perusahaan yang yakin dengan prospek perusahaan di masa yang akan datang. Investor diharapkan akan menangkap sinyal tersebut, sinyal yang mengindikasikan bahwa perusahaan mempunyai prospek yang prospektif di masa depan. Jadi, kita dapat menyimpulkan dari penjelasan diatas bahwasanya utang merupakan tanda atau signal positif dari perusahaan. Penelitian ini menggunakan istilah kebijakan utang dengan Debt to Equity Ratio (DER), karena DER menunjukkan seberapa besar aset perusahaan diperoleh atau didanai dengan utang. DER juga menunjukkan risiko yang dihadapi oleh perusahaan berkaitan dengan utang yang dimilikinya. DER dapat dihitung secara manual dengan rumus sebagai berikut (Syamsuddin Lukman, 2007) : Debt Equity Ratio (DER) = Total Hutang Total Modal
13 2.2. Review Peneliti Terdahulu Beberapa penelitian terdahulu yang dapat dijadikan dasar dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Penelitian Sunarya (2013) dengan judul penelitian Pengaruh Kebijakan Utang, Profitabilitas dan Likuiditas terhadap Kebijakan Dividen dengan Size sebagai Variabel Moderasi. Dengan kesimpulan: a. Kebijakan Utang berpengaruh negatif signifikan terhadap Kebijakan Dividen. b. Profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap Kebijakan Dividen. c. Likuiditas berpengaruh negatif signifikan terhadap kebijakan Dividen. d. Nilai dari koefisien determinasi (R 2 ) menunjukkan bahwa Kebijakan Dividen hanya dapat dijelaskan oleh Variabel Kebijakan Utang, Profitabilitas, Likuiditas, Dummy Size dan interaksi Likuiditas dengan Dummy Size sebesar 8,9% dan sisanya 91,1% dijelaskan oleh variabel lainnya. 2. Penelitian Sulistiyowati, et al (2010) dengan judul penelitian Pengaruh Profitabilitas, Leverage, dan Growth terhadap Kebijakan Dividen dengan Good Corporate Governance sebagai Variabel Intervening Dengan kesimpulan penelitian: a. Dalam analisis regresi Profitabilitas, Leverage, dan Growth tidak ada satupun variabel tersebut berpengaruh terhadap Kebijakan Dividen dengan Good Corporate Governance sebagai Variabel Intervening
14 b. Dalam path analysys bahwa Profitabilitas, Leverage, dan Growth tidak memiliki pengaruh terhadap Kebijakan Dividen dengan Good Corporate Governance sebagai Variabel Intervening. 3. Penelitian Sandy dan Asyik (2013) dengan judul penelitian Pengaruh Profitabilitas dan Leverage terhadap Kebijakan Dividen Kas pada Perusahaan Otomotif. Dengan kesimpulan: a. Profitabilitas dan Likuiditas secara bersama sama memiliki pengaruh terhadap Kebijakan dividen Kas. b. Rasio Profitabilitas tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap Kebijakan Deviden Kas. 4. Penelitian Suharli (2011) dengan judul penelitian Pengaruh Profitability dan Investment Oppurtunity Set terhadap Kebijakan Dividen dengan Likuiditas sebagai Variabel Penguat Dengan kesimpulan: a. Likuiditas dapat digunakan sebagai Variable Penguat dalam mempengaruhi Profitabilitas dan Investment Oppurtunity Set b. Hanya variable profitabilitas yang memiliki pengaruh signifikan dalam Kebijakan jumlah pembagian deviden 5. Penelitian Marpaung dan Hadianto (2009) dengan judul penelitan Pengaruh Profitabilitas dan Kesempatan Investasi terhadap Kebijakan Dividen; Studi Empirik pada Emiten Pembentuk Indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia. Dengan kesimpulan penelitian: a. Profitabilitas memiliki pengaruh Positif signifikan terhadap Kebijakan Dividen
15 b. Kesempatan investasi diproksikan dengan dua variabel yaitu Pertumbuhan Penjualan dan rasio Harga Pasar terhadap nilai buku dengan hipotesis sebagai berikut: 1. Pertumbuhan Penjualan tidak berpengaruh terhadap Kebijakan Dividen. 2. Rasio Harga Pasar terhadap Nilai Buku (MTBV) memiliki pengaruh positif signifikan terhadap Kebijakan Dividen. Ringkasan review peneliti terdahulu disajikan dalam tabel berikt ini : Tabel 2.1.Review Penelitian Terdahulu (Theoretical Mapping) No Nama/Thn Judul Variabel Hasil Penelitian 1 Hoe Devi Sunarya (2013) Pengaruh Kebijakan Utang, Profitabilitas dan Likuiditas terhadap Kebijakan Deviden dengan Size sebagai Variable Moderasi Variabel Independen - Kebijakan Utang - Profitabilitas - Likuiditas Variabel Moderasi - Size Variabel Dependen - Kebijakan Dividen Hasil Penelitian ini adalah: 1. Kebijakan Utang berpengaruh negatif signifikan terhadap Kebijakan Dividen 2. Profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap Kebijakan Dividen 3. Likuiditas berpengaruh negatif signifikan terhadap Kebijakan Dividen 4. Nilai dari koefisien determinasi (R 2 ) menunjukkan bahwa Kebijakan Dividen hanya dapat dijelaskan oleh Variabel Kebijakan Utang, Profitabilitas, Likuiditas, Dummy Size dan interaksi
16 No Nama/Thn Judul Variabel Hasil Penelitian 2 Sulistiyowati Indah, Anggraini Ratna dan Hesti Tri Utaminingtyas (2010) Pengaruh Profitabilitas, Leverage, dan Growth terhadap Kebijakan Dividen dengan Good Corporate Governance sebagai Variabel Intervening Variabel Independent: - Profitabilitas - Leverage - Growth Variabel Interveing - Good Corporate Governance Variabel Dependent: Kebijakan Dividen Likuiditas dengan Dummy Size sebesar 8,9% dan sisanya 91,1% dijelaskan oleh variabel lainnya Hasil Penelitian adalah: 1. Dalam analisis regresi Profitabilitas, Leverage, dan Growth tidak ada satupun variabel tersebut berpengaruh terhadap Kebijakan Dividen dengan Good Corporate Governance sebagai Variabel Intervening. 2. Dalam path analysys bahwa Profitabilitas, Leverage, dan Growth tidak memiliki pengaruh terhadap Kebijakan Dividen dengan Good Corporate Governance sebagai Variabel Intervening
17 No Nama/Thn Judul Variabel Hasil Penelitian 3 Ahmad Sandy dan Nur Fadjrih Asyik (2013) 4 Michel Suharli (2007) 5 Elyzabet Marpaung, dan Hadianto Bram (2009) Pengaruh Profitabilitas dan Likuiditas terhadap Kebijakan Dividen Kas pada Perusahaan Otomotif Pengaruh Profitability dan Investment Oppurtunity Set terhadap Kebijakan Dividen dengan Likuiditas sebagai Variabel Penguat Profitabilitas dan Kesempatan Investasi terhadap Kebijakan Dividen; Studi Empirik pada Emiten Pembentuk Indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia Variabel Independent: - Profitabilitas - Likuiditas Variabel Dependent: Kebijakan Dividen Kas Variabel Independent: - Profitability - Investment Oppurtunity Set Variabel Moderating: Likuiditas Variabel Dependent: Kebijakan Dividen Variabel Independent: - Profitabilitas - Kesempatan Investasi Variabel Dependent: Kebijakan Dividen Hasil adalah: Penelitian 1. Profitabilitas dan Likuiditas secara bersama-sama memiliki pengaruh terhadap Kebijakan dividen Kas. 2. Rasio Profitabilitas tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap Kebijakan Dividen Kas. Hasil Penelitian adalah: 1..Likuiditas dapat digunakan sebagai Variabel Penguat dalam mempengaruhi Profitability dan Investment Oppurtunity Set. 2. Hanya variabel profitabilitas yang memiliki pengaruh signifikan dalam Kebijakan jumlah pembagian deviden. Hasil Penelitian adalah: 1. Profitabilitas memiliki pengaruh Positif signifikan terhadap Kebijakan Dividen
18 No Nama/Thn Judul Variabel Hasil Penelitian 2. Kesempatan investasi di proksikan dengan dua variabel yaitu Pertumbuhan Penjualan dan rasio Harga Pasar terhadap nilai buku dengan hipotesis sebagai berikut: a. Pertumbuhan Penjualan tidak berpengaruh terhadap Kebijakan Deviden. b. Rasio Harga Pasar terhadap Nilai Buku (MTBV) memiliki pengaruh positif signifikan terhadap Kebijakan Dividen
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai prinsipal dan manajer sebagai agen. Jensen dan Meckling (1976)
12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Keagenan (Agency Theory) Teori keagenan menjelaskan hubungan antara pemegang saham sebagai prinsipal dan manajer sebagai agen. Jensen dan Meckling
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian sebelumnya. Berikut ini uraian beberapa penelitian terdahulu beserta
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Pembahasan yang akan dilakukan pada penelitian ini merujuk pada penelitian sebelumnya. Berikut ini uraian beberapa penelitian terdahulu beserta persamaan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Dividen Menurut Baridwan (2004) Dividen merupakan sebagian dari laba yang dibagikan kepada pemegang saham. Dividen merupakan pendapatan yang diperoleh perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Salah satu kebijakan yang utama untuk memaksimalisasi keuntungan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebijakan bidang keuangan yang dijalankan perusahaan harus selaras dan serasi dengan tujuan maksimalisasi keuntungan yang merupakan tujuan utama dari perusahaan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Krisis keuangan global dimulai dengan kasus subprime mortgage dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perekonomian Indonesia mendapat pengaruh negatif dari krisis keuangan global pada awal tahun 2008 yaitu berupa krisis energi dan krisis komoditas. Krisis keuangan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. keuntungan bagi investor yaitu keuntungan berupa dividend. gain. Capital gain diperoleh dari selisih harga jual dan harga beli.
9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Dividend 2.1.1.1 Pengertian Dividend Investasi dalam bentuk saham akan memberikan dua jenis keuntungan bagi investor yaitu keuntungan berupa dividend dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2014). Stice et al (2005) dalam Suharli (2007) mengartikan dividen sebagai
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian Dividen Dividen merupakan laba yang dibagikan pada pemegang saham sebagai dividen atau sebagai pembiayaan investasi di masa depan (Mawarni dan Ratnardi,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh invesment opportunity
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang dijadikan sebagai acuan penelitian ini, yaitu : 1. Kadek dan Luh (2016) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh invesment
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Teori mengenai kebijakan pembayaran dividen
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori mengenai kebijakan pembayaran dividen Menurut Eugene F. Brigham (2001; 66), ada beberapa teori mengenai kebijakan dividen, diantaranya: 1. Teori Ketidakrelevanan Dividen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kepentingan yaitu pihak yang memiliki kelebihan dana (investor) dan pihak. menunggu tersedianya dana operasi perusahaan.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar modal memiliki peran besar bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi sekaligus, fungsi ekonomi dan fungsi keuangan.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pengambilan sebuah keputusan investasi. Karena hal ini mempunyai dampak
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin pesat atau ketatnya persaingan perekonomian di Indonesia membuat perusahaan perusahaan di Indonesia harus lebih selektif dan efektif dalam pengambilan sebuah
Lebih terperinciBABI PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi yang meningkat menuntut manajemen perusahaan
BABI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi yang meningkat menuntut manajemen perusahaan untuk dapat bekerja lebih efektif dan efisien agar dapat mempertahankan stabilitas dan menjaga kelangsungan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam praktiknya laporan keuangan oleh perusahaan dibuat dan disusun sesuai dengan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Laporan Keuangan Dalam praktiknya laporan keuangan oleh perusahaan dibuat dan disusun sesuai dengan aturan dan standar yang berlaku. Hal ini diperlukan agar laporan keuangan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. asimetri informasi antara pihak manajemen dan pihak eksternal. Untuk mengurangi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka teori 1. Teori Pensinyalan (Signalling Theory) Teori sinyal membahas mengenai dorongan perusahaan untuk memberikan informasi kepada pihak eksternal. Dorongan tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sehingga keuntungan yang dihasilkan bisa maksimal. sebagian besar didanai dengan internal equity maka akan mempengaruhi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebijakan bidang keuangan yang dijalankan perusahaan harus selaras dan serasi dengan tujuan maksimalisasi keuntungan yang merupakan tujuan utama dari perusahaan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan semakin sengitnya persaingan antar perusahaan, kini perusahaan berlomba-lomba untuk dapat menghasilkan keuntungan atau laba yang besar, hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu perusahaan dapat menghasilkan laba dan juga mengalami kerugian dalam aktivitasnya. Laba yang diperoleh perusahaan ada dalam dua bentuk yaitu diinvestasikan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kebijakan dividen adalah keputusan apakah laba yang. atau akan ditahan dalam bentuk laba ditahan guna pembiayaan investasi
28 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Kebijakan dividen adalah keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen atau akan ditahan dalam bentuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baik berupa pendapatan dividen (dividend yield) maupun pendapatan dari selisih
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Investor mempunyai tujuan utama dalam menanamkan dananya kedalam perusahaan yaitu mencari pendapatan atau tingkat kembalian investasi (return) baik berupa
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pasar Modal Pasar modal menurut Husnan (2003:3) dapat didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebijakan dividen menjadi perhatian banyak pihak seperti pemegang saham,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebijakan dividen menjadi perhatian banyak pihak seperti pemegang saham, kreditur maupun pihak eksternal lain yang memiliki kepentingan dari informasi yang dikeluarkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan dunia usaha bagi perusahaan yang sudah Go Public semakin
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan dunia usaha bagi perusahaan yang sudah Go Public semakin meningkat, tidak hanya dalam satu sektor industri melainkan juga terjadi antara sektor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Investasi dalam suatu perusahaan merupakan suatu hal yang sangat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi dalam suatu perusahaan merupakan suatu hal yang sangat penting agar perusahaan dapat menjalankan kegiatan usahanya. Namun, aktivitas investasi merupakan aktivitas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. telah diteliti sebelumnya. Berikut merupakan penelitian-penelitian terdahulu yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Sub bab ini, menjelaskan tentang penelitian-penelitian terdahulu yang telah diteliti sebelumnya. Berikut merupakan penelitian-penelitian terdahulu yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 LANDASAN TEORI 2.1.1. Signalling theory Menurut Brigham dan Houston (2001) isyarat atau signal adalah suatu tindakan yang diambil perusahaan untuk
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Dividend Payout Ratio (DPR) Dividen merupakan pembagian sisa laba bersih perusahaan yang didistribusikan kepada pemegang saham, atas persetujuan RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham).
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. variabel pengembalian yang akan menentukan nilai saham bagi pemilik dan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Dividen Dividen merupakan aliran tunai bersih bebas yang didistribusikan perusahaan kepada pemilik saham. Dividen tunai yang diharapkan merupakan variabel
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. a. Teori burung di tangan (Bird in the Hand)
BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Landasan Teori a. Teori burung di tangan (Bird in the Hand) Teori the bird in the hand dikemukakan oleh Gordon (1959) dan Lintner
Lebih terperincilokal. Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi, dalam hubungannya dengan leverage, sebaiknya menggunakan ekuitas sebagai
A. Tinjauan Teoritis 1. Pertumbuhan Perusahaan Pertumbuhan perusahaan merupakan kemampuan perusahaan untuk meningkatkan size. Pertumbuhan perusahaan pada dasarnya dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1. Pengertian Dividen Adapun Pengertian dividen menurut Zaki Baridwan (2004:434) menyatakan bahwa : Dividen adalah pembagian laba perusahaan kepada para
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. kepada para pemegang saham atau equity investor. Dividen merupakan bagian
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Dividen Dividen menurut Riyanto (2008:265) adalah aliran kas yang dibayarkan kepada para pemegang saham atau equity investor. Dividen merupakan bagian keuntungan yang dibayarkan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. kebijakan dividen (Brigham dan Houston 2011:211), yaitu : perusahaan. Teori MM berpendapat bahwa nilai suatu perusahaan
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 Teori Kebijakan Dividen Menurut preferensi investor ada tiga teori yang mendasari kebijakan dividen (Brigham dan Houston 2011:211), yaitu : 1. Teori Dividen
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
9 BAB II LANDASAN TEORI A. Dividen 1. Pengertian Dividen Sebagian keuntungan yang diperoleh perusahaan dalam operasinya akan didistribusikan kepada pemegang saham dan sebagaian lagi akan ditahan untuk
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Kebijakan Dividen Kebijakan dividen adalah proses penentuan penggunaan pendapatan (earning) perusahaan dalam satu periode
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORITIS. Tujuan utama suatu perusahaan menurut theory of the firm adalah
BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Nilai Perusahaan Tujuan utama suatu perusahaan menurut theory of the firm adalah untuk memaksimumkan kekayaan atau nilai perusahaan (Salvatore, 2005).
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS
BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS A. Teori Yang Relevan Dengan Kebijakan Deviden Menurut Brigham dan Houston (2001:14) menyebutkan ada tiga teori dari preferensi investor yaitu:
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam menjalankan kegiatan bisnisnya, perusahaan memiliki beberapa tujuan diantaranya adalah kelangsungan hidup perusahaan (going concern), laba dalam jangka
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari suatu perusahaan secara proporsional sesuai dengan jumlah lembar
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Kebijakan Dividen Dividen merupakan pembagian pendapatan kepada pemegang saham dari suatu perusahaan secara proporsional sesuai dengan jumlah
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Teori keagenan mendeskripsikan hubungan antara pemegang saham
BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1. Tinjauan Teori 2.1.1 Teori Agency Teori keagenan mendeskripsikan hubungan antara pemegang saham (shareholders) sebagai prinsipal dan manajemen sebagai
Lebih terperinci@UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. . Kebijakan dividen menyangkut masalah pembagian laba yang menjadi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Kebijakan dividen menyangkut masalah pembagian laba yang menjadi hak para pemegang saham, dan laba tersebut bisa dibagi sebagai dividen atau ditahan untuk diinvestasikan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 Nilai Perusahaan Nilai perusahaan sangat penting karena dengan nilai perusahaan yang tinggi akan diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang saham. Semakin
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. kepada pertumbuhan pasar saham. Menurut Husnan (2012) menyatakan bahwa
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Nilai Perusahaan Pertumbuhan suatu perusahaan akan lebih mudah terlihat dari adanya penilaian tinggi pihak eksternal perusahaan terhadap aset perusahaan ataupun
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Isyarat atau signal menurut (Brigham dan Houston, 2001 dalam Diah, 2009)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Teori Signal Isyarat atau signal menurut (Brigham dan Houston, 2001 dalam Diah, 2009) adalah suatu tindakan yang diambil manajemen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. luar negeri. Sementara itu bagi investor, pasar modal merupakan wahana untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehadiran pasar modal mempunyai pengaruh yang penting dalam menunjang perekonomian suatu negara. Pasar modal merupakan suatu sarana yang dapat dimanfaatkan untuk memobilisasi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Nilai Perusahaan Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan keuntungan atau kekayaan, terutama bagi para pemegang sahamnya, terwujud berupa upaya peningkatan atau memaksimalkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini semakin banyaknya perusahaan-perusahaan besar yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini semakin banyaknya perusahaan-perusahaan besar yang bermunculan, maka semakin ketat persaingan antar perusahaan. Untuk itu setiap perusahaan mencoba untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Saham adalah salah satu instrumen investasi yang dapat memberikan return UKDW
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saham adalah salah satu instrumen investasi yang dapat memberikan return yang optimal yaitu melalui dividen dan capital gain. Selain memberikan return, risiko yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi yang meningkat akan memaksa pihak manajemen
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi yang meningkat akan memaksa pihak manajemen perusahaan untuk dapat bekerja lebih efektif dan efesien. Perusahaan yang dapat bekerja dengan efektif
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teoritis 1. Pertumbuhan Perusahaan Tingkat pertumbuhan perusahaan akan menunjukkan sampai seberapa besar perusahaan akan menggunakan hutang sebagai sumber pembiayaannya.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Pengertian Dividen Dividen merupakan bagian dari laba yang tersedia bagi para pemegang saham biasa (earning available for common stakeholders) yang dibagikan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Myes dan Majluf Disebut sebagai pecking order theory karena teori ini
BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pecking Order Theory Pecking order theory adalah teori struktur modal yang di rumuskan oleh Myes dan Majluf 1984. Disebut sebagai
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. menentukan tujuan yang harus dicapai. Diketahuin bahwa nilai perusahaan
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Nilai perusahaan Dalam mengambil keputusan keuangan, manajer keuangan perlu menentukan tujuan yang harus dicapai. Diketahuin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Aktvitas investasi yang dilakukan investor dihadapkan pada berbagai macam resiko
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aktvitas investasi yang dilakukan investor dihadapkan pada berbagai macam resiko yang seringkali sulit diprediksi oleh para investor. Untuk mengurangi resiko tersebut
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1) Bird In The Hand Theory Teori bird in the hand adalah salah satu teori dalam kebijakan dividen, teori ini dikembangkan oleh Myron Gordon (1956) dan John Lintner
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tujuan akhir yang ingin dicapai suatu perusahaan yang terpenting adalah
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Profitability (Profitabilitas) 2.1.1 Pengertian Profitability (Profitabilitas) Tujuan akhir yang ingin dicapai suatu perusahaan yang terpenting adalah memperoleh laba atau keuntungan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa penelitian dalam menentukan kebijakan hutang telah banyak
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian dalam menentukan kebijakan hutang telah banyak dilakukan oleh beberapa peneliti, diantaranya sebagai berikut: 1. Novi Anggraini (2015)
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Dasar struktur modal berkaitan dengan sumber dana, baik itu sumber internal
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Struktur modal Dasar struktur modal berkaitan dengan sumber dana, baik itu sumber internal maupun sumber eksternal secara teoritis didasarkan pada dua kerangka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Informasi tersebut selayaknya disajikan dalam laporan keuangan perusahaan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pemegang saham akan membutuhkan informasi keuangan untuk menentukan besarnya dividen yang akan diterima dalam periode tertentu. Informasi tersebut selayaknya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kondisi perekonomian saat ini telah menciptakan suatu persaingan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kondisi perekonomian saat ini telah menciptakan suatu persaingan yang ketat antar perusahaan. Pertumbuhan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang pesat, menyebabkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian. Telaah pustaka tersebut berasal dari berbagai sumber yaitu text book
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Bab ini membahas mengenai telaah pustaka yang relevan dengan topik penelitian. Telaah pustaka tersebut berasal dari berbagai sumber yaitu text book dan jurnal-jurnal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keputusan (corporate action) dengan membagikan dividen atau menahan laba.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kebijakan dividen merupakan bagian yang menyatu dengan keputusan pendanaan perusahaan yang menyangkut pembelanjaan internal perusahaan sehingga dapat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perolehan laba merupakan ukuran keberhasilan kinerja financial perusahaan. Laba
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Profitabilitas Perolehan laba merupakan ukuran keberhasilan kinerja financial perusahaan. Laba perusahaan pun dapat menjadi salah satu indikator kemampuan perusahaan dalam memenuhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Rasio pembayaran dividen atau dividend payout ratio merupakan persentase
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rasio pembayaran dividen atau dividend payout ratio merupakan persentase laba perusahaan yang dibayarkan kepada para pemegang saham secara tunai dan menentukan jumlah
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. sehingga meningkatkan harga saham (Untung dan Hartini, 2006) dalam Sarpi
BAB II LANDASAN TEORI A. Signalling Theory Teori ini menyatakan bahwa keputusan investasi memberikan sinyal positif terhadap pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang, sehingga meningkatkan harga
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Kebijakan dividen (dividend policy) adalah keputusan apakah laba yang diperoleh
7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori Kebijakan dividen (dividend policy) adalah keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen atau akan ditahan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. secara global. Salah satu jenis investasi adalah investasi saham. Investasi
BAB II LANDASAN TEORI 2.1.Investasi Tidak sedikit orang yang mau melakukan investasi karena kebutuhan hidup yang semakin meningkat, penurunan produktifitas serta ketidakstabilan situasi ekonomi secara
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dunia khususnya dalam bidang investasi saham. Pasar modal merupakan sarana
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal memiliki peranan penting dalam meningkatkan perekonomian dunia khususnya dalam bidang investasi saham. Pasar modal merupakan sarana alternative
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. sehingga pemegang saham memiliki hak klaim atas dividen atau distribusi lain
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teoritis 2.1.1 Return Saham Saham adalah surat berharga yang menunjukkan kepemilikan perusahaan sehingga pemegang saham memiliki hak klaim atas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tersebut melalui suatu analisis yang dapat dijadikan pedoman untuk menilai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan ekonomi di suatu Negara dapat dilihat dan diukur dari kinerja perusahaan, yaitu melihat perkembangan dan pertumbuhan perusahaan tersebut melalui
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS. Penelitian mengenai dividend payout ratio atau kebijakan dividen telah
BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Penelitian mengenai dividend payout ratio atau kebijakan dividen telah banyak dilakukan. Sutrisno (2001) menganalisis tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dengan tepat mengingat setiap keputusan keuangan yang diambil akan
16 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan memiliki tujuan yang ingin dicapai. Tujuan utama dari sebuah perusahaan adalah mendapatkan keuntungan bagi perusahaan tersebut. Tujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama investor dalam menanamkan modalnya di sebuah perusahaan yaitu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan dunia bisnis semakin hari semakin ketat dan sangat kompetitif. Terbukti jika perusahaan tidak dapat menghadapi tantangan ini sangat banyak perusahaan-perusahaan
Lebih terperinciII TINJAUAN PUSTAKA. Kebijakan dividen (Dividend Policy) merupakan keputusan mengenai laba yang
II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kebijakan Dividen Kebijakan dividen (Dividend Policy) merupakan keputusan mengenai laba yang akan dibagikan kepada pemegang saham atau yang akan ditahan untuk investasi masa depan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka Pada bagian ini dijelaskan beberapa kajian literatur yang mendukung pembahasan penelitian mengenai pengaruh struktur modal, profitabilitas,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ekonomi suatu negara dapat diukur dengan banyak cara, salah satunya dengan mengetahui tingkat perkembangan dunia pasar modal dan industri-industri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemakmuran pemilik. Nilai perusahaan yang go public di pasar modal tercermin
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perusahaan didirikan mempunyai tujuan yang jelas, tujuan perusahaan didirikan adalah untuk memakmurkan pemilik perusahaan atau pemegang saham. Tujuan ini
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen. Perusahaan yang sukses akan memperoleh pendapatan (income).
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori Pada landasan teori ini akan uraikan tentang pengertian dividen, kebijakan dividen yang terdiri dari pola pembayaran dividen dan teori tentang kebijakan dividen,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Tujuan akhir dari investor perorangan maupun badan usaha
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tujuan akhir dari investor perorangan maupun badan usaha menanamkan dana ke dalam suatu perusahaan adalah untuk meningkatkan dan memperoleh pendapatan (income)
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Nilai Perusahaan Nilai perusahaan atau juga disebut dengan nilai pasar perusahaan merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Umumnya dunia usaha didominasi oleh kelompok perusahaan milik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Umumnya dunia usaha didominasi oleh kelompok perusahaan milik keluarga dimana kepemilikan sahamnya mayoritas dipegang oleh suatu keluarga tertentu. Menurut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat walaupun keadaan ekonomi memburuk. Pekembangan industri
BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan ekonomi suatu negara dapat diukur salah satunya dengan cara mengetahui tingkat perkembangan berbagai jenis industri pada negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan yang memerlukan dana dalam jumlah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan salah satu sumber dana eksternal yang sering dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan yang memerlukan dana dalam jumlah yang besar untuk
Lebih terperinciPenelitian tentang pengaruh profitability dan investment opportunity set. (pada perusahaan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia) memiliki
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penelitian tentang pengaruh profitability dan investment opportunity set terhadap kebijakan dividen tunai dengan likuiditas sebagai variabel moderating (pada perusahaan property
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis Dividen adalah pembagian laba yang diperoleh perusahaan kepada para pemegang saham yang sebanding dengan jumlah saham yang dimiliki.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Likuiditas perusahaan akan mempengaruhi besar kecilnya dividen yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 Likuiditas Perusahaan Likuiditas perusahaan akan mempengaruhi besar kecilnya dividen yang dibayarkan sehingga semakin kuat posisi likuiditas perusahaan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. konflik kepentingan antara prinsipal dan agen, kontrak yang tidak lengkap, serta
12 BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1. Teori Keagenan (Agency Theory) Menurut Jensen dan Meckling (1976), dalam kerangka hubungan keagenan (agency theory), timbulnya masalah keagenan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Pengertian merupakan hak pemegang saham biasa (common stock) untuk mendapatkan bagian dari keuntungan perusahaan. Jika perusahaan memutuskan untuk membagi keuntungan dalam
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Signalling Theory Teori ini pertama kali dikemukakan oleh Michael Spense di dalam artikelnya tahun 1973. Teori tersebut menyatakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. investor untuk menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya. Tanpa
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Return Saham Salah satu faktor yang memotivasi investor dalam melakukan kegiatan investasi yaitu adanya return saham yang merupakan imbalan atas keberanian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kas kepada para pemegang sahamnya (Grinblatt dan Titman, ). Kebijakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebijakan deviden merupakan kebijakan suatu perusahaan mengenai pembagian kas kepada para pemegang sahamnya (Grinblatt dan Titman, 2002 532). Kebijakan dividen
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Struktur modal merupakan perimbangan jumlah hutang jangka pendek yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Struktur modal Struktur modal merupakan perimbangan jumlah hutang jangka pendek yang bersifat permanen, hutang jangka panjang, saham preferen dan saham biasa. Sementara itu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. negara tersebut. Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi suatu negara tidak dapat terpisahkan dari dunia investasi yang dapat diukur dengan mengetahui perkembangan pasar modal negara tersebut.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sekuritas pada negara tersebut. Pasar modal Indonesia memiliki peran besar
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perkembangan ekonomi suatu negara dapat diukur dengan banyak cara, salah satunya dengan mengetahui tingkat perkembangan dunia pasar modal dan industriindustri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Struktur pendanaan merupakan indikasi bagaimana perusahaan membiayai
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendanaan adalah fondasi utama dalam dunia usaha dan perekonomian. Struktur pendanaan merupakan indikasi bagaimana perusahaan membiayai kegiatan operasionalnya atau
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sartono (2008: 281) kebijakan dividen adalah keputusan apakah laba yang diperoleh
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1 Pengertian Kebijakan Dividen Menurut Sartono (2008: 281) dividen adalah keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan.
BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Nilai Perusahaan Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap perusahaan, yang sering dikaitkan dengan harga saham.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Horne dan Wachowicz (1997:135), rasio likuiditas membandingkan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Rasio Lancar (Current Ratio) Menurut Horne dan Wachowicz (1997:135), rasio likuiditas membandingkan kewajiban jangka pendek dengan sumber dana jangka pendek
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan dan menjadi pusat perhatian stakeholders. Keputusan finansial
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Keputusan finansial merupakan hal yang sangat penting bagi suatu perusahaan dan menjadi pusat perhatian stakeholders. Keputusan finansial yang diambil oleh manajer
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rasio Keuangan 2.1.1 Pengertian Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan alat analisis untuk menjelaskan hubungan antara elemen satu dengan elemen lain dalam suatu laporan keuangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi yang meningkat dalam suatu periode, menuntut pihak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan ekonomi yang meningkat dalam suatu periode, menuntut pihak manajemen perusahaan untuk dapat bekerja lebih efisien. Hal tersebut bertujuan agar
Lebih terperinci