BAB IV ANALISIS PENAFSIRAN AHMAD MUSṬAFĀ AL-MARĀGĪ DAN M. QURAISH SHIHAB TERHADAP AYAT-AYAT KEMISKINAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV ANALISIS PENAFSIRAN AHMAD MUSṬAFĀ AL-MARĀGĪ DAN M. QURAISH SHIHAB TERHADAP AYAT-AYAT KEMISKINAN"

Transkripsi

1 BAB IV ANALISIS PENAFSIRAN AHMAD MUSṬAFĀ AL-MARĀGĪ DAN M. QURAISH SHIHAB TERHADAP AYAT-AYAT KEMISKINAN A. Persamaan Dan Perbedaan Isi Tafsir 1. Kemiskinan dalam Tafsῑr al-marāgῑ dan Tafsῑr al-miṣbah Al-Qur ān menyebutkan mengenai orang-orang miskin dalam banyak hal. Allah menyebutkan miskin dalam hubungan dengan masalah zakat, harta rampasan, mengenai sumpah yang dilanggar, penebusan sumpah dzihar, pembayaran fidyah untuk puasa yang ditinggalkan, menyebut mereka sewaktu menyeru beribadah kepada Nya, menyebut dalam hubungan masalah kebaikan, selain itu Allah juga tidak melupakan menyebut mereka dikala menyeru untuk memenuhi hak saudara dan sebagainya. 1 Miskin dalam tafsir al-marāgῑ dijelaskan sebagai berikut: Almiskῑn: tetap diam, sebab kebutuhanya telah menjeratnya. 2 Sedangkan dalam menafsirkan Qs. al-baqarah[02]: 83 al-miskῑn diartikan sebagai orang yang tidak mampu berusaha mencari penghidupan. 3 Keadaan mereka lebih buruk dari pada orang-orang fakir, sebagaimana firman Allah: atau orang miskῑn yang sangat fakῑr Sebagaimana terdapat dalam Qs. al-balad [90]: 16 yaitu orang yang melekatkan kulitnya ke 1 Sayyid Sabiq, Unsur-Unsur Dinamika dalam Islam, Cet.I (Jakarta: PT. Intermasa, 1981), hlm Ahmad Musṭafā al-marāgī, Tafsīr al-marāgī, Juz I,... hlm Ahmad Musṭafā al-marāgī, Tafsīr al-marāgī, juz I,... hlm

2 75 tanah dalam sebuah lubang untuk menutupi tubuhnya sebagai pengganti kain, dan perutnya diganjalkan ke tanah pula karena sangat laparnya. Keadaan ini merupakan puncak bahaya dan kesusahan. 4 Sedangkan Penjelasan tentang makna miskin dalam tafsir al- Miṣbah diantaranya terdapat dalam Qs. al-balad [90]: 15-16, kata miskῑn terambil dari kata (sakana) sakana yang berarti menetap, tidak bergerak, tunduk, hina dan lemah. 5 Dengan nada yang sama ketika menafsirkan Qs. al-mudaṡir [74]: 44, dijelaskan sebagai berikut, miskin berasal dari kata مسكنه : kehinaan atau ketundukan, bisa juga berasal dari kata سكن : diam atau tidak bergerak. Hal ini terjadi akibat kekurangan harta benda atau oleh sebab lain seperti keteraniayaan, kerendahan hati dan sebagainya. 6 Selain itu dalam menafsirkan Qs. al- Baqarah [02]: Quraish Shihab memaknai fakῑr sebagai orangorang yang membutuhkan bantuan karena tua, sakit, atau terancam, dan terutama yang disibukan oleh jihad dijalan Allah sehingga menjadikanya tidak dapat memperoleh peluang kerja untuk memenuhi kebutuhan di muka bumi. 7 Shihab menjelaskan bahwa fakir dan miskin sama yakni keduanya sama-sama membutuhkan bantuan karena penghasilan mereka. baik ada maupupun tidak, baik meminta sehingga menghilangkan air mukanya maupun menyembunyikan kebutuhan, 4 Ahmad Musṭafā al-marāgī, Tafsīr al-marāgī, juz 4,... hlm M. Quraish Shihab, Tafsῑr al-miṣbah, Vol.15, Cet.IV, hlm M. Quraish Shihab, Tafsῑr al-miṣbah, Vol. 14, Cet. IV, hlm M. Quraish Shihab, Tafsῑr al-miṣbah, Vol. 1, Cet. IV, hlm. 710.

3 76 keduanya tidak memiliki kecukupan untuk memenuhi kebutuhan hidup yang layak. Demikian ungkapan Quraish Shihab ketika menafsirkan Qs. at-taubah [90]: Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa miskin dalam tafsir al-marāgῑ dan tafsir al-miṣbah yaitu orang-orang yang membutuhkan bantuan atau pertolongan karena penghasilan yang tidak mencukupi atau ketidakmampuanya mencari nafkah sebab keterbatasan yang dimiliki atau keengganan untuk berusaha. Wajib bagi kaum muslimin untuk menolong dan menyantuni mereka dengan berbagai bantuan termasuk melalui harta benda untuk meringankan beban dan menutupi kebutuhanya. Karena mereka adalah bagian dari sebagian tubuh umat. Dan sudah merupakan kewajiban bagi setiap individu untuk bergotong-royong serta bahu membahu memberikan pertolongan kepada orang-orang yang membutuhkan. Selain pemberian harta, pemberian makan untuk orang-orang miskin juga telah disebutkan dalam al-qur ān sebagai bentuk perhatian bagi mereka. Dalam tafsir al-marāgῑ yang dimaksud memberi makan ialah ihsān (berbuat baik) kepada orang-orang yang memerlukan dan membantu mereka dengan cara bagaimanapun. 9 Atau bisa juga dalam bentuk lain sesuai kebutuhan lingkungan. Bisa dalam bentuk pelayanan 8 M. Quraish Shihab, Tafsῑr al-miṣbah, Vol. 5, Cet.V, 2006,... hlm Ahmad Musṭafā al-marāgī, Tafsīr al-marāgī, juz 10,... hlm. 278.

4 77 kesehatan, pendidikan, atau apapun yang dapat membantu meringankan beban mereka yang membutuhkan Penyebab dan Jenis Kemiskinan dalam Tafsῑr al-marāgῑ dan Tafsῑr al-miṣbah 1) Penyebab Kemiskinan Adapun indikasi penyebab kemiskinan menurut al-marāgī yaitu diantaranya: a. Tidak memperhatikan Sunatullah didalam upaya mencari penghidupan. b. Kemalasan dalam mencari rizki di atas bumi Allah, sesuai dengan situasi yang di tetapkan Allah untuk hamba hamba Nya. Sedangkan Allah membukakann pintu rizki kepada sebagian yang lain dikarenakan mereka pandai membawa diri dan menyesuaikan diri dengan situasi yang ada, disertai dengan usaha mereka yang sungguh sungguh dan bersifat positif sesuai dengan keadaan alam. 11 Yakni Perlu keterlibatan manusia dalam memperoleh rizki. Selanjutnya dalam penafsiran Shihab terhadap Qs. al- Baqarah [02]: 236 dijelaskan bahwa, Yang luas yakni rezekinya, ada juga yang memahaminya dalam arti yang luas geraknya di pentas bumi ini untuk mencari rizki. Ini berarti ia mempunyai kemampuan untuk berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain 10 M. Quraish Shihab, Tafsῑr al-miṣbah, Vol.14,Cet. IV, 2011,... hlm Ahmad Musṭafā al-marāgī, Tafsīr al-marāgī, juz II,... hlm

5 78 atau karena luasnya geraknya maka ia memperoleh rizki yang banyak. Memang orang yang berpangku tangan, tidak bergerak aktif, tidak akan memperoleh rizki yang memadai. tidak ada suatu dabbah pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rizkinya (Qs. Hūd[11]: 6). Disini kata dibbah dimaknai dengan makhluk yang bergerak sehingga semakin luas bergerak, semakin berpeluang makhluk itu memperoleh rizki. 12 Bedasarkan teks keagamaan, para ulama menetapkan sekian syarat bagi fakir dan miskin yang berhak menerima zakat. Salah satunya adalah ketidakmampuan mencari nafkah yang disebabkan oleh berbagai penyebab, baik karena tidak ada lapangan kerja, maupun kualifikasi atau kemampuan yang dimiliki tidak memadai untuk memperoleh penghasilan supaya dapat mencukupi dirinya dan orang-orang yang berada dalam tanggunganya. 2) Jenis-Jenis Miskin Adapun untuk jenis-jenis miskin sekaligus cara untuk mengatasi golongan miskin tersebut dalam tafsir al-marāgῑ dijelaskan sebagai berikut: a. Orang miskin yang ma żūr (dikarenakan udzur) mereka wajib diberi belas kasihan yaitu orang orang yang kemiskinanya disebabkan oleh kelemahan dan ketidakmampuanya mencari nafkah atau disebabkan terjadi bencana alam yang 12 M. Quraish Shihab, Tafsir al-miṣbah, Vol. I,... hlm. 620.

6 79 memusnahkan hartanya. Orang seperti ini menurut maragi wajib dibantu dengan harta yang menutupi kebutuhan dan menolongnya untuk mendapatkan mata pencaharian. b. Orang miskin yang ghairū ma żūr (tidak akan dikenakan udzur) Jika mengabaikanya: yaitu orang yang kemiskinanya disebabkan oleh perbuatanya yang suka memboroskan dan menyia-nyiakan akan hartanya. Oleh al-marāgῑ orang seperti ini cukup diberi nasihat dan petunjuk untuk mendapatkan mata pencarian. Jika ia mau dan mendengakan nasihat, maka hal itu telah cukup baginya. Tetapi jika tidak mau menerimanya, maka perkaranya diserahkan kepada ulil amri karena merekalah yang lebih berhak meluruskan kepincangan dan memperbaiki akhlaknya yang rusak. 13 Sedangkan dalam tafsir al-miṣbah, Shihab mengutip pendapat Rasyid Ridha ketika menjelaskan jenis kemiskinan dan cara menanganinya yaitu sebagai berikut: a. Jenis Pertama, yang tidak memiliki sesuatu, tidak pula mampu berusaha karena lemahnya. Kemiskinan jenis ini hendaknya dibantu materi, atau tenaga, atau diberi hak guna usaha agar ia dapat memenuhi kebutuhanya. b. Jenis Kedua, adalah yang tadinya memiliki harta benda, tetapi habis karena keborosanya atau karena kemalasanya 13 Ahmad Musṭafā al-marāgī, Tafsīr al-marāgī, Juz 2,... hlm. 213.

7 80 mengembangkan harta yang tadinya dia miliki atau karena perjudian/ penipuan sehingga kehilangan kepercayaan. Adapun cara mengatasi jenis kemiskinan ini yaitu tidak wajib diberi bantuan materi, tetapi hendaknya terlebih dahulu diberi peringatan dan pengajaran agar ia sadar dan dapat bangkit dari keteledoranya. 14 Dalam menghadapi jenis orang-orang miskin, terlihat keduanya tidak jauh berbeda. Sedangkan dari segi penafsiran tentang ayat-ayat kemiskinan di atas, menunjukan bahwa keduanya berupaya mengungkapkan betapa al-qur ān mengandung aturanaturan kemasyarakatan, serta berupaya mempertemukan antara ajaran al-qur ān dengan persolan yang dihadapi masyarakat. Selain itu menunjukan bahwa penafsiran beliau bersifat solutif yakni dapat memberikan solusi bagi permasalahan masyarakat. 3. Pemberian Makan kepada Orang Miskin dalam tafsir al-marāgῑ dan tafsir al-miṣbah Pemberian makan dalam tafsir al-marāgῑ yang dimaksud adalah ihsān (berbuat baik) kepada orang-orang yang memerlukan dan membantu mereka dengan cara bagaimanapun. 15 Atau bisa juga dalam bentuk lain sesuai kebutuhan lingkungan. Bisa dalam bentuk pelayanan kesehatan, pendidikan, atau apapun yang dapat membantu 14 M. Quraish Shihab, Tafsῑr al-miṣbah, Vol.15, Cet.IV, 2011,... hlm Ahmad Musṭafā al-marāgī, Tafsīr al-marāgī, juz 10,... hlm. 278.

8 81 meringankan beban mereka yang membutuhkan. 16 Adapun dasar ayat tentang pemberian makan diantaranya ialah Qs. al-insān [76]: 8. Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang ditawan. Sedangkan dalam tafsir al-miṣbah, dijelaskan bahwa pemberian makan yang dimaksud dalam ayat tidak jauh berbeda dengan penafsiran al-marāgῑ yaitu memberi mereka kemampuan untuk makan. Dan pada hakikatnya pemberian makan tersebut hanyalah sebagai salah satu contoh dari pelayanan dan perlindungan yang diharapkan. 17 Bisa juga dalam bentuk lain sesuai kebutuhan lingkungan seperti dalam bentuk pelayanan kesehatan, pendidikan, atau apapun yang dapat membantu meringankan beban mereka yang membutuhkan. 18 Dasarnya yaitu Qs. al-insān [76]: 8 dan Qs. al-balad [90]: 16 dan Qs. al-maidah [05]: Dalam tafsir al-miṣbah dijelaskan, kata اتوا bermakna pemberian sempurna. Pemberian yang dimaksud bukan hanya sebatas pada halhal materi tetapi mencakup pula immateri. 19 Sedangkan dalam tafsir al- Miṣbah, perintah memberikan sebagian harta kepada mereka bedasarkan pengertian Qs. ar-rūm [30]: 38 seseorang wajib memberikan hak orang miskin yaitu berupa memenuhi kebutuhan mereka yang wajar. 16 M. Quraish Shihab, Tafsῑr al-miṣbah, Vol.14,Cet. IV, 2011,... hlm M. Quraish Shihab, Tafsῑr al-miṣbah, Vol.15, Cet.IV, 2011,... hlm M. Quraish Shihab, Tafsῑr al-miṣbah, Vol.14,Cet. IV, 2011,... hlm M. Quraish Shihab, Tafsῑr al-miṣbah, Vol.7, Cet. II, hlm. 451.

9 82 B. Persamaan dan Perbedaan Corak, Aliran Serta kecenderungan Mufassir 1. Persamaan a. Corak al-adab al-ijtima ῑ. Al-Marāgῑ dan Quraish Shihab sama-sama menggunakan corak al-adab al-ijtima ῑ dalam menafsirkan ayat, mengkaitkan dengan realitas kehidupan masyarakat seketika itu. Hal inilah yang memberi isyarat bahwa tafsir al-marāgῑ dan miṣbah bercorak sastra budaya (al-adab al-ijtima ῑ), sebuah tafsir yang dikembangkan sekaligus digagas Muhammad Abduh, yakni tafsir yang menjelaskan ayat-ayat al-qur ān bedasarkan ketelitian ungkapan yang disusun dengan bahasa yang lugas, menekankan tujuan pokok turunya al-qur ān, lalu mengaplikasikan pada tatanan sosial sejalan dengan dinamika perkembangan masyarakat. Contohnya ketika menafsirkan Qs. al-anfāl [08]: 41 tentang ghonimah, bahwa Daulah (Negara) bertugas mengendalikan roda politik guna kemaslahatan umum. Yakni al-marāgῑ menjelaskan ayat ini dengan mengaplikasikannya pada kondisi sosial politik seketika itu. b. Bernuansa Modern Yakni dari sudut kemodernan penafsiran, terasa tafsῑr al- Miṣbah tak kurang dari Tafsῑr al-marāgῑ. Yakni sama-sama mengkontekstualisasikan sejumlah ayat yang ditafsirkan dengan realitas kehidupan masyarakat seketika itu. Berupaya menggali

10 83 makna literal dalam sebuah ayat untuk mendapatkan pesan moral ayat serta tidak cukup hanya mengandalkan perangkat keilmuan seperti yang digunakan para mufassir klasik selama ini seperti usul fiqh, nahwu-sharaf, balaghoh dan sebagainya. 20 Seperti ketika menafsirkan Qs. at-taubah [09]: 60 tentang makna fi sabilillah, al-marāgῑ mengkaitkan penafsiran ayat dengan perkembangan sarana perhubungan dan media masa yang ada pada saat itu. Sehingga berbagai sarana yang ada memudahkan seseorang yang dalam perjalanan jauh untuk kembali ke negrinya. Hal ini menunjukan penafsiranya sangat kekinian sesuai dengan kedaan sosial yang melingkupinya. Begitu juga dengan Shihab, dari sudut kemodernanya terlihat ketika menafsirkan Qs. al-balad [90]: 16 tentang penjelasan miskin dan jenis-jenis miskin. Penafsiran yang diberikanya mudah dipahami. Hal ini antara lain karena beliau memilih bahasa yang cocok dengan kondisi umat dan pemikiran mereka saat ini. Shihab juga terlihat mengutip pendapat Rasyid Ridha dalam Tafsῑr al-manār yang terkenal rasionalis dalam menjelaskan jenis-jenis miskin. Dengan demikian, penafsiran keduanya bisa dikatakan sangat modern bila dibandingkan dengan mufassir klasik sebelumnya Abdul, Mustaqim, Aliran-Aliran Tafsῑr, Cet.I (Yogyakarta: Kreasi Wacana, 2005), hlm.

11 84 c. Bersifat umum, tidak membawa aliran pemikiran teologi tertentu dalam menafsirkan ayat. d. Menggunakan dua sumber penafsiran: Riwayah dan Ra yi, melalui metode analitis (tahlilῑ). 2. Perbedaan a. al-marāgῑ lebih mendekati ra yi dalam menafsirkan ayat. Sedangkan Shihab lebih pada ma ṡur. Meskipun demikian, bukan berarti al-marāgῑ meninggalkan riwayat, hanya saja melakukan penyeleksian riwayat secara ketat. Demikian dengan tafsir al- Miṣbah meskipun penafsiranya lebih pada ma ṡur, tetap tidak terlepas dari kedua sumber ra yi dan ma ṡur tersebut. Shihab mengungkapkan dalam muqadimahnya Apa yang dihidangkan di sini bukan bukan sepenuhnya ijtihad penulis. 21 b. al-marāgῑ tidak terlalu memfokuskan penafsiran pada analisis kebahasaan, sedangkan Shihab lebih banyak menyertakan analisis kebahasaan (lughowῑ) dan struktural (nahwiyah) dibanding al- Marāgῑ. Jika diperbandingkan antara kedua pendapat al-marāgῑ dan al-miṣbah, maka tampak kepada kita bahwa Shihab dapat dikatakan dalam menafsirkan sebuah ayat selalu terlihat menggunaan kaidah bahasa Arab, khususnya ilmu nahwu (kaidah nahwiyah). Baik dengan pemikiranya sendiri maupun mengutip 21 M. Quraish Shihab, Tafsῑr al-miṣbah, Vol.1, Cet.I, 2006,... hlm. xii.

12 85 pendapat pakar kosakata al-qur ān seperti ar-rāgib al-ashfahanῑ. Seperti ketika menafsirkan Qs. an-nisā [04]: 36. Meski demikian, bukan berarti shihab hanya mementingkan penjelasanya dari segi ilmu nahwu saja karena meskipun shihab menggunakan kaidah kebahasaan namun tetap mengkaitkanya dengan kalimat secara utuh sehingga implikasinya dalam pemahaman ayat yang ditafsirkan masih terasa. c. Mengutip pendapat ulama klasik dan kontemporer, adapun para ulama yang menjadi rujukan dalam tafsῑr al-marāgῑ diantaranya Imām Hanifah, al-imam al-hasan dan an-nakha I. Sedangkan tafsῑr al-miṣbah ialah Imam al-qurtubi, Tabat tāba ῑ, al-biqā ῑ, Tahir Ibn Asyūr, ar-rāgib al-ashfahanῑ, Rasyid Rῑḍa, Muhammad Abduh. d. M. Quraish Shihab lebih mengacu pada pemikiran-pemikiran mufassir timur tengah diantaranya seperti Mahmud Syaltut seorang mantan syekh al-azhar, serta Rasyid Ridha. Meski demikian, tetap disesuaikan dengan budaya bangsa kita serta dikemas dengan gaya bahasa indonesia populer yang sangat dekat dengan kehidupan bangsa Indonesia. Sedangkan al-marāgῑ dalam menafsirkan ayat lebih banyak mengacu pada hasil pemikiranya (ijtihad).

13 86 Dengan demikian melalui analisa di atas, dapat disimpulkan bahwa latar belakang dari kedua mufassir baik al-marāgῑ dan M. Quraish Shihab, meliputi kondisi sosial yang melingkupinya, jarak ruang dan waktu yang berbeda dalam penyusunan tafsirnya, serta riwayat pendidikan yang ditempuh keduanya, terlihat mempunyai pengaruh terhadap penafsiranya sehingga sebagian penafsirannya diwarnai oleh kecenderungan mufassir.

BAB II KEMISKINAN DALAM AL-QUR ĀN. Secara bahasa aslinya (Arab), Kata miskin (مسكني) merupakan Ism

BAB II KEMISKINAN DALAM AL-QUR ĀN. Secara bahasa aslinya (Arab), Kata miskin (مسكني) merupakan Ism BAB II KEMISKINAN DALAM AL-QUR ĀN A. Pengertian Miskin Secara bahasa aslinya (Arab), Kata miskin (مسكني) merupakan Ism mashdar yang berawalan mim, berasal dari sakana-yaskūnu - sukūnan/ miskīn. Dilihat

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan tersebut dan

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan tersebut dan 170 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan tersebut dan sebagaimana yang telah dideskripsikan di dalam bab-bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Allah Swt. menciptakan makhluk-nya tidak hanya wujudnya saja, tetapi

BAB I PENDAHULUAN. Allah Swt. menciptakan makhluk-nya tidak hanya wujudnya saja, tetapi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Allah Swt. menciptakan makhluk-nya tidak hanya wujudnya saja, tetapi dilengkapi dengan perangkat lain yang menunjang segala kehidupan makhluk- Nya di muka bumi.

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan 81 A. Kesimpulan BAB V PENUTUP Berangkat dari uraian yang telah penulis paparkan dalam bab-bab sebelumnya, dapat diambil kesimpulan bahwa: 1. Makna tawassul dalam al-qur an bisa dilihat pada Surat al-

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai upaya untuk menyampaikan ajaran Islam kepada masyarakat. 1

BAB I PENDAHULUAN. sebagai upaya untuk menyampaikan ajaran Islam kepada masyarakat. 1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Islam merupakan proses perubahan menuju kearah yang lebih baik. Dalam konteks sejarah, perubahan yang positif ini adalah jalah Tuhan yang telah dibawa oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan fenomena yang begitu mudah dijumpai di mana-mana. Tidak

BAB I PENDAHULUAN. merupakan fenomena yang begitu mudah dijumpai di mana-mana. Tidak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan salah satu masalah yang sampai saat ini masih menjadi problem nasional pemerintah Indonesia. Hal ini terlihat dari sebagian warga masyarakat

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG HARTA DALAM PERKAWINAN ISLAM. harta kerabat yang dikuasai, maupun harta perorangan yang berasal dari harta

BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG HARTA DALAM PERKAWINAN ISLAM. harta kerabat yang dikuasai, maupun harta perorangan yang berasal dari harta BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG HARTA DALAM PERKAWINAN ISLAM A. Pengertian Harta Dalam Perkawinan Islam Menurut bahasa pengertian harta yaitu barang-barang (uang dan sebagainya) yang menjadi kekayaan. 1

Lebih terperinci

KONSEP TOBAT DALAM SURAT MADANIYYAH MENURUT TAFSIR AL-SHA RA>WI. Dhiya Atul Millah

KONSEP TOBAT DALAM SURAT MADANIYYAH MENURUT TAFSIR AL-SHA RA>WI. Dhiya Atul Millah KONSEP TOBAT DALAM SURAT MADANIYYAH MENURUT TAFSIR AL-SHA RA>WI Dhiya Atul Millah Tobat adalah serapan dari bahasa arab, yaitu mas}dar dari kata ta>ba-yatu>butawbatan yang artinya kembali kepada Allah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS. juga merupakan kepentingan untuk kesejahteraan umat Islam pada umumnya

BAB IV ANALISIS. juga merupakan kepentingan untuk kesejahteraan umat Islam pada umumnya BAB IV ANALISIS A. Pemboikotan Produk Amerika Permasalahan boikot produk Amerika adalah merupakan salah satu permasalahan umat Islam dan jika merupakan permasalahan umat maka boikot juga merupakan kepentingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran Fiqh bertujuan menumbuhkembangkan rasa tanggung jawab terhadap peserta didik untuk selalu mengamalkan materi pelajaran Fiqh sehingga tertanam rasa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. menurut Muhammad Abduh dan Muhammad Quthb serta implikasinya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. menurut Muhammad Abduh dan Muhammad Quthb serta implikasinya 14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI A. Tinjauan Pustaka Penelitian mengenai perbandingan konsep pendidikan Islam menurut Muhammad Abduh dan Muhammad Quthb serta implikasinya terhadap pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masih banyak kita saksikan. Sebagian masyarakat hidup dalam serba kekurangan,

BAB I PENDAHULUAN. masih banyak kita saksikan. Sebagian masyarakat hidup dalam serba kekurangan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan kita sekarang ini kesenjangan sosial merupakan keadaan yang masih banyak kita saksikan. Sebagian masyarakat hidup dalam serba kekurangan, sedangkan

Lebih terperinci

Membahas Kitab Tafsir

Membahas Kitab Tafsir Lembaga Penelitian dan Pengembangan Tafsir menurut bahasa adalah penjelasan atau keterangan, seperti yang bisa dipahami dari Quran S. Al-Furqan: 33. ucapan yang telah ditafsirkan berarti ucapan yang tegas

Lebih terperinci

[ Indonesia Indonesian

[ Indonesia Indonesian SUAMI TIDAK SHALAT : [ Indonesia Indonesian ] Penyusun : Misy'al al-utaibi Terjemah : Muh. Iqbal Ahmad Gazali Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad 2009-1430 : : : : 2009 1430 2 Suami Tidak Shalat Segala puji

Lebih terperinci

Cahaya di Wajah Orang-Orang Yang Memahami Ilmu Agama

Cahaya di Wajah Orang-Orang Yang Memahami Ilmu Agama Cahaya di Wajah Orang-Orang Yang Memahami Ilmu Agama Khutbah Pertama:????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????:????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Segala puji bagi Allah yang telah menjadikan Al-Qur'an Al-Azhim sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Segala puji bagi Allah yang telah menjadikan Al-Qur'an Al-Azhim sebagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Segala puji bagi Allah yang telah menjadikan Al-Qur'an Al-Azhim sebagai sumber pokok ajaran Islam dan rujukan utama umat Islam dalam menata dan meniti kehidupan,

Lebih terperinci

PENGGUNAAN KATA TANYA/ ISTIFHANIAH DALAM ALQUR AN (SUATU KAJIAN TAFSIR TEMATIK DALAM TAFSIR AL MISHBAH PADA SURAT AL BAQARAH, ALI IMRAN, AN NISA )

PENGGUNAAN KATA TANYA/ ISTIFHANIAH DALAM ALQUR AN (SUATU KAJIAN TAFSIR TEMATIK DALAM TAFSIR AL MISHBAH PADA SURAT AL BAQARAH, ALI IMRAN, AN NISA ) PENGGUNAAN KATA TANYA/ ISTIFHANIAH DALAM ALQUR AN (SUATU KAJIAN TAFSIR TEMATIK DALAM TAFSIR AL MISHBAH PADA SURAT AL BAQARAH, ALI IMRAN, AN NISA ) Oleh : Mainizar Abstrak Al-Qur an sebagai mukjizat terbesar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perilakunya terhadap Tuhan dan implikasinya dalam interaksi sosial. 1

BAB I PENDAHULUAN. perilakunya terhadap Tuhan dan implikasinya dalam interaksi sosial. 1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Alquran adalah pedoman kehidupan yang menyeru kepada orang-orang yang mengimaninya untuk bisa merealisasikan kehidupan keberagamannya pada semua aspek dalam dirinya,

Lebih terperinci

Dua tahun setelah Rasulullah hijrah dari Makah ke Madinah, beliau

Dua tahun setelah Rasulullah hijrah dari Makah ke Madinah, beliau DEKRIT ALLAH ATAS ZAKAT Dan dirikanlah shalat, keluarkanlah zakat serta ruku lah beserta orangorang yang mengerjakan ruku. (Al-Baqarah: 43). Dua tahun setelah Rasulullah hijrah dari Makah ke Madinah, beliau

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS KONSTITUSI DAN HUKUM ISLAM TERHADAP PASAL 504 DAN 505 KUHP TENTANG PERBUATAN MENGEMIS DI TEMPAT UMUM DAN PELANCONG YANG TIDAK

BAB IV ANALISIS KONSTITUSI DAN HUKUM ISLAM TERHADAP PASAL 504 DAN 505 KUHP TENTANG PERBUATAN MENGEMIS DI TEMPAT UMUM DAN PELANCONG YANG TIDAK 51 BAB IV ANALISIS KONSTITUSI DAN HUKUM ISLAM TERHADAP PASAL 504 DAN 505 KUHP TENTANG PERBUATAN MENGEMIS DI TEMPAT UMUM DAN PELANCONG YANG TIDAK MEMPUNYAI PEKERJAAN A. Analisis Konstitusi Terhadap Pasal

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. menyelasaikan seluruh masalah yang ada dalam penelitian: 1. Apakah dalam teks lagu Iwan Fals mengandung nilai dakwah?

BAB V PENUTUP. menyelasaikan seluruh masalah yang ada dalam penelitian: 1. Apakah dalam teks lagu Iwan Fals mengandung nilai dakwah? 109 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan rumusan masalah yang telah ditulis. Maka peneliti telah menyelasaikan seluruh masalah yang ada dalam penelitian: 1. Apakah dalam teks lagu Iwan Fals mengandung

Lebih terperinci

RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid

RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid c 1 Ramadan d 12 RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik anak yatim dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin. Maka, kecelakaanlah

Lebih terperinci

BAB IV PERILAK TERPUJI

BAB IV PERILAK TERPUJI BAB IV Standar Kompetensi (Akhlak) 4. Membiasa kan Perilaku Terpuji Kompetensi Dasar 4.1 Menjelaskan pengertian tawadlu, taat, qana ah, dan sabar. 4.2 Menampilkan contoh-contoh perilaku tawadlu, taat,

Lebih terperinci

Di antaranya pemahaman tersebut adalah:

Di antaranya pemahaman tersebut adalah: MENYOAL PEMAHAMAN ATAS KONSEP RAHMATAN LI AL- ÂLAMÎN Kata Rahmatan li al- Âlamîn memang ada dalam al-quran. Namun permasalahan akan muncul ketika orang-orang menafsirkan makna Rahmatan li al- Âlamîn secara

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS KOMPARATIF AL-QURT{UBI< DAN SAYYID QUT{B TELAAH AYAT-AYAT SAJDAH

BAB IV ANALISIS KOMPARATIF AL-QURT{UBI< DAN SAYYID QUT{B TELAAH AYAT-AYAT SAJDAH 95 BAB IV ANALISIS KOMPARATIF AL-QURT{UBI< DAN SAYYID QUT{B TELAAH AYAT-AYAT SAJDAH A. Analisis Komparatif al-qurt{ubi> dan Sayyid Qut{b 1. Analisis Komparatif Surat al-a raf ayat 206 Al-Qurtu{bi> dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Abdurrahman, Masalah Perwakafan Tanah Milik dan Tanah Wakaf di Negara Kita, Alumni, Bandung, 2000, hlm. 2. 2

BAB I PENDAHULUAN. Abdurrahman, Masalah Perwakafan Tanah Milik dan Tanah Wakaf di Negara Kita, Alumni, Bandung, 2000, hlm. 2. 2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemerintah Indonesia mengatur dengan peraturan pertanahan yang dikenal dengan Undang-Undang Pokok Agraris (UUPA) Nomor 5 Tahun 1960. UUPA Bab XI pasal 49 (3)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mengatur hubungan manusia dan pencipta (hablu min allah) dan hubungan

BAB 1 PENDAHULUAN. mengatur hubungan manusia dan pencipta (hablu min allah) dan hubungan 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ajaran Islam mengandung unsur syariah yang berisikan hal-hal yang mengatur hubungan manusia dan pencipta (hablu min allah) dan hubungan antar sesama (hablu min nas)

Lebih terperinci

Tafsir Edisi 3 : Sekali Lagi: Pemimpin Perempuan!

Tafsir Edisi 3 : Sekali Lagi: Pemimpin Perempuan! Pemimpin didefinisikan sebagai orang yang diikuti ucapan dan tindakannya, baik mau pun yang buruk. Kaum muslimin menyebutnya: Imam atau sebuatan lain yang semakna. Al Qur-an menyatakan : "Dan Kami telah

Lebih terperinci

Tegakkan Shalat Dengan Berjamaah

Tegakkan Shalat Dengan Berjamaah Tegakkan Shalat Dengan Berjamaah Khutbah Pertama:???????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????...????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Lebih terperinci

RINGKASAN SKRIPSI A. ABSTRAK SKRIPSI

RINGKASAN SKRIPSI A. ABSTRAK SKRIPSI RINGKASAN SKRIPSI A. ABSTRAK SKRIPSI Kata Kunci : Dana Zakat, Beasiswa, Yusuf Qardhawi Dana zakat merupakan hak bagi para mustahiq, terdapat delapan golongan, dan salah satunya adalah fisabilillah (orang

Lebih terperinci

= DAILY MOTIVATION SKILL = disampaikan oleh

= DAILY MOTIVATION SKILL = disampaikan oleh = DAILY MOTIVATION SKILL = disampaikan oleh Dengan nama Allah yang Maha Pengasih dan Penyayang Ini bukan pelajaran Agama Yang disampaikan ini sifatnya Universal, di semua Agama ada Menggunakan kaidah Agama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu usaha yang bisa dilakukan oleh orang dewasa untuk memberi

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu usaha yang bisa dilakukan oleh orang dewasa untuk memberi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu usaha yang bisa dilakukan oleh orang dewasa untuk memberi pengaruh dalam rangka mengembangkan potensi manusia menuju kepada kedewasaan diri agar mampu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur an Al-karim ialah kitab Allah dan wahyu-nya yang diturunkan

BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur an Al-karim ialah kitab Allah dan wahyu-nya yang diturunkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur an Al-karim ialah kitab Allah dan wahyu-nya yang diturunkan kepada hambanya, penutup para nabi dan rasul, Muhammad SAW. Ia adalah jalan lurus dan ikatan

Lebih terperinci

M A K A L A H PENDIDIKAN AGAMA

M A K A L A H PENDIDIKAN AGAMA M A K A L A H PENDIDIKAN AGAMA KEPEMIMPINAN DALAM SURAT YUNUS AYAT 14 OLEH KELOMPOK VIII NINING SYAFITRI (09-231-069) FENTI (09-231-065) WD. SALMAWATI (09-231-063) ADELIN LIY SYAFARUDDIN (09-231-061) ARLAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu firman-nya yakni Q.S. at-taubah ayat 60 sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. satu firman-nya yakni Q.S. at-taubah ayat 60 sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ibnu sabil merupakan salah satu dari delapan kelompok yang berhak menerima zakat (ashnaf). Hal ini sebagaimana disebutkan Allah dalam salah satu firman-nya yakni

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. 1. Kesimpulan

BAB VI PENUTUP. 1. Kesimpulan BAB VI PENUTUP 1. Kesimpulan Kedudukan perempuan dalam pandangan ajaran Islam tidak sebagaimana diduga atau dipraktekkan sementara masyarakat. Ajaran Islam pada hakikatnya memberikan perhatian yang sangat

Lebih terperinci

ṣad, dal dan qaf, dan dari unsur aṣ-ṣidq, diambil kata sedekah karena

ṣad, dal dan qaf, dan dari unsur aṣ-ṣidq, diambil kata sedekah karena BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Sedekah menurut bahasa adalah sebuah kata benda yang dipakai untuk suatu hal yang disedekahkan, kata tersebut diambil dari unsur huruf ṣad, dal dan qaf, dan dari unsur aṣ-ṣidq,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari perlu berhubungan dengan manusia lain,

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari perlu berhubungan dengan manusia lain, BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia diciptakan oleh Allah sebagai mahluk sosial, sehingga di dalam kehidupan sehari-hari perlu berhubungan dengan manusia lain, sehingga masing-masing manusia saling

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. minallah atau dimensi vertikal dan hablum minannas atau dimensi horizontal.

BAB I PENDAHULUAN. minallah atau dimensi vertikal dan hablum minannas atau dimensi horizontal. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Zakat adalah ibadah yang mengandung dua dimensi yaitu dimensi hablum minallah atau dimensi vertikal dan hablum minannas atau dimensi horizontal. Ibadah zakat

Lebih terperinci

BAB III MENGANALISIS SURAT ABASA AYAT diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw. Surat ini di turunkan sesudah surat

BAB III MENGANALISIS SURAT ABASA AYAT diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw. Surat ini di turunkan sesudah surat 58 BAB III MENGANALISIS SURAT ABASA AYAT 1-10 A. Latar Belakang Turunnya ayat Ditinjau dari perurutan turunnya merupakan surat yang ke-24 yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw. Surat ini di turunkan

Lebih terperinci

RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid

RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid c 1 Ramadan d 4 RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid Jika kamu menampakkan sedekah-(mu), maka itu adalah baik sekali. Dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Dari seluruh apa yang diuraikan terdahulu> dapat di. 1. Metode penafsiran para muffasir (sebagaimana tercantum

BAB V PENUTUP. Dari seluruh apa yang diuraikan terdahulu> dapat di. 1. Metode penafsiran para muffasir (sebagaimana tercantum BAB V PENUTUP A. KESIHPULAN Dari seluruh apa yang diuraikan terdahulu> dapat di simpulkkan sebagai berikut: 1. Metode penafsiran para muffasir (sebagaimana tercantum dalam Ibnu Katsir, al-maraghi, al-azhar,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. benda tapi tidak sampai batas nisab zakat, namun ada pula yang tidak memiliki harta

BAB I PENDAHULUAN. benda tapi tidak sampai batas nisab zakat, namun ada pula yang tidak memiliki harta 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya semua isi alam ini diciptakan oleh Allah swt. untuk kepentingan seluruh umat manusia. Keadaan tiap manusia berbeda, ada yang memiliki banyak

Lebih terperinci

Lahirnya ini disebabkan munculnya perbedaan pendapat

Lahirnya ini disebabkan munculnya perbedaan pendapat BAB IV ANALISIS PANDANGAN TOKOH NAHDLATUL ULAMA (NU) DAN MUHAMMADIYAH KOTA MADIUN TENTANG BPJS KESEHATAN A. Analisis Hukum Islam Terhadap Pandangan Tokoh Nahdlatul Ulama NU) Dan Muhammadiyah Kota Madiun

Lebih terperinci

Fiqh Ulil Amri: Perspektif Muhammadiyah 1

Fiqh Ulil Amri: Perspektif Muhammadiyah 1 Fiqh Ulil Amri: Perspektif Muhammadiyah 1 Oleh: Yunahar Ilyas 2 Pendahuluan Dua tahun yang lalu, Muhammadiyah mengumumkan bahwa 1 Syawal 1432 H jatuh pada hari Selasa 30 Agustus 2011, sementara pemerintah

Lebih terperinci

Kewajiban Menunaikan Amanah

Kewajiban Menunaikan Amanah Kewajiban Menunaikan Amanah Khutbah Jumat ini menerangkan tentang wajibnya menunaikan amanah yang telah dibebankan kepada kita serta ancaman bagi orang-orang menyia-nyiakan amanah, sebagaimana yang telah

Lebih terperinci

HAK ZAKAT BAGI PENGUNGSI

HAK ZAKAT BAGI PENGUNGSI HAK ZAKAT BAGI PENGUNGSI SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi tugas dan syarat-syarat guna memperoleh gelar sarjana Hukum Islam jurusan Syariah pada Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta NAMA

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1. Ruang Lingkup Penelitian Dalam setiap penelitian sangat perlu sekali untuk membatasi ruang lingkup penelitian berupa batasan terhadap obyek masalah penelitian agar sebuah

Lebih terperinci

Kata Kunci: etos kerja

Kata Kunci: etos kerja ETOS KERJA DALAM ISLAM Mashur Malaka Abstrak: Kerja dalam Islam sesungguhnya merupakan bentuk implementasi dari penciptannya di bumi, sebagai khalifah fil ardhi, manusia dalam wujud fisiknya diperintahkan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Ayat-ayat kawniyyah dalam pandangan al-ra>zi> adalah ayat-ayat yang

BAB V PENUTUP. maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Ayat-ayat kawniyyah dalam pandangan al-ra>zi> adalah ayat-ayat yang 373 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan pada bab terdahulu, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Ayat-ayat kawniyyah dalam pandangan al-ra>zi> adalah

Lebih terperinci

Oleh: Hafidz Abdurrahman, Lajnah Tsaqafiyah DPP HTI

Oleh: Hafidz Abdurrahman, Lajnah Tsaqafiyah DPP HTI Oleh: Hafidz Abdurrahman, Lajnah Tsaqafiyah DPP HTI Orang-orang non-muslim belum pernah mendapatkan keistimewaan sebagaimana keistimewaan yang mereka dapatkan ketika mereka hidup di bawah naungan Islam,

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Nilai pendidikan Agama Islam pada program Adiwiyata kegiatan bank. sampah di UPTD SMKN 2 Boyolangu Tulungagung

BAB V PEMBAHASAN. A. Nilai pendidikan Agama Islam pada program Adiwiyata kegiatan bank. sampah di UPTD SMKN 2 Boyolangu Tulungagung BAB V PEMBAHASAN A. Nilai pendidikan Agama Islam pada program Adiwiyata kegiatan bank sampah di UPTD SMKN 2 Boyolangu Tulungagung Banyak cara yang digunakan untuk mengurangi kerusakan alam. Salah satunya

Lebih terperinci

1. Mata Kuliah. 2. Kode Mata Kuliah. 3. Komponen. 4. Jurusan. 5. Program Studi. 6. Program. 7. Bobot. : Tafsir II. Tafsir II. Written by Administrator

1. Mata Kuliah. 2. Kode Mata Kuliah. 3. Komponen. 4. Jurusan. 5. Program Studi. 6. Program. 7. Bobot. : Tafsir II. Tafsir II. Written by Administrator 1. 1. Mata Kuliah 2. Kode Mata Kuliah 3. Komponen 4. Jurusan 5. Program Studi 6. Program 7. Bobot : Tafsir II 1 / 17 : : MKLP : Semua Jurusan : Semua Program Studi : S1 : 2 SKS I. Tujuan : Agar mahasiswa

Lebih terperinci

Nasehat Bagi Orang Yang Melalaikan Shalat

Nasehat Bagi Orang Yang Melalaikan Shalat Nasehat Bagi Orang Yang Melalaikan Shalat Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????:?????????????????????????????????????????

Lebih terperinci

TUGAS MATA KULIAH AL QUR AN AL-QURAN SEBAGAI PEDOMAN HIDUP. Dosen pengampu : Masyhudi Riaman, S.Pd. Disusun Oleh : Sahri Ramadani

TUGAS MATA KULIAH AL QUR AN AL-QURAN SEBAGAI PEDOMAN HIDUP. Dosen pengampu : Masyhudi Riaman, S.Pd. Disusun Oleh : Sahri Ramadani TUGAS MATA KULIAH AL QUR AN AL-QURAN SEBAGAI PEDOMAN HIDUP Dosen pengampu : Masyhudi Riaman, S.Pd Disusun Oleh : Sahri Ramadani SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH AL IBROHIMY TANJUNGBUMI BANGKALAN 2012 KATA

Lebih terperinci

KONSEP RIBA SESI III ACHMAD ZAKY

KONSEP RIBA SESI III ACHMAD ZAKY KONSEP RIBA SESI III ACHMAD ZAKY Ya Allah, cukupkanlah diriku dengan rizki-mu yang halal dari rizki-mu yang haram dan cukupkanlah diriku dengan keutamaan-mu dari selain-mu. (HR. At-Tirmidzi dalam Kitabud

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PENAFSIRAN DAN KONTEKSTUALISASI TERHADAP KAUM LEMAH

BAB IV ANALISA PENAFSIRAN DAN KONTEKSTUALISASI TERHADAP KAUM LEMAH BAB IV ANALISA PENAFSIRAN DAN KONTEKSTUALISASI TERHADAP KAUM LEMAH A. Analisa penafsiran surat al-nisa ayat 75 Permasalahan mengenai kaum lemah yang kondisinya tertindas baik di lihat dari segi ekonomi

Lebih terperinci

Kaidah-Kaidah Tibbun Nabawi

Kaidah-Kaidah Tibbun Nabawi Didownload dari http://www.vbaitullah.or.id Kaidah-Kaidah Tibbun Nabawi Syaikh Muhammad bin Musa Alu Nashr 21 Mei 2004 Allah menclptakan makhluknya agar beribadah serta tunduk kepadanya. Allah menciptakannya

Lebih terperinci

Allah Telah Memudahkan Alquran Untuk Dipelajari

Allah Telah Memudahkan Alquran Untuk Dipelajari Allah Telah Memudahkan Alquran Untuk Dipelajari Khutbah Pertama:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????:??????????????????????????????????:????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Lebih terperinci

BEBERAPA KAIDAH PENAFSIRAN ALQURAN. Ismail Pangeran Dosen Jurusan Ushuluddin STAIN Datokarama Palu

BEBERAPA KAIDAH PENAFSIRAN ALQURAN. Ismail Pangeran Dosen Jurusan Ushuluddin STAIN Datokarama Palu Abstract BEBERAPA KAIDAH PENAFSIRAN ALQURAN Ismail Pangeran Dosen Jurusan Ushuluddin STAIN Datokarama Palu The Qur an is the holy book revealed by God to mankind. However, not all verses of the Qur an

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi kaum muslimin untuk menapaki kehidupan fana di dunia ini dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. bagi kaum muslimin untuk menapaki kehidupan fana di dunia ini dalam rangka 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Al-Qur an dan sunnah Rasulullah saw. merupakan sumber tuntunan hidup bagi kaum muslimin untuk menapaki kehidupan fana di dunia ini dalam rangka menuju kehidupan kekal

Lebih terperinci

Memperhatikan dan Menasihati Pemuda Untuk Shalat

Memperhatikan dan Menasihati Pemuda Untuk Shalat Memperhatikan dan Menasihati Pemuda Untuk Shalat Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????

Lebih terperinci

Menggapai Ridha Allah dengan Birrul Wâlidain. Oleh: Muhsin Hariyanto

Menggapai Ridha Allah dengan Birrul Wâlidain. Oleh: Muhsin Hariyanto Menggapai Ridha Allah dengan Birrul Wâlidain Oleh: Muhsin Hariyanto AL-BAIHAQI, dalam kitab Syu ab al-îmân, mengutip hadis Nabi s.a.w. yang diriwayatkan oleh Abdullah ibn Amr ibn al- Ash: Ridha Allah bergantung

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS PASAL 209 KHI TENTANG WASIAT WAJIBAH DALAM KAJIAN NORMATIF YURIDIS

BAB III ANALISIS PASAL 209 KHI TENTANG WASIAT WAJIBAH DALAM KAJIAN NORMATIF YURIDIS 64 BAB III ANALISIS PASAL 209 KHI TENTANG WASIAT WAJIBAH DALAM KAJIAN NORMATIF YURIDIS A. Implikasi Yuridis Pasal 209 KHI Kedudukan anak angkat dan orang tua angkat dalam hokum kewarisan menurut KHI secara

Lebih terperinci

Perintah Pertama di Dalam Alquran

Perintah Pertama di Dalam Alquran Perintah Pertama di Dalam Alquran Khutbah Pertama:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????

Lebih terperinci

Oleh: Drs. Abas Asyafah, M.Pd.

Oleh: Drs. Abas Asyafah, M.Pd. Oleh: Drs. Abas Asyafah, M.Pd. TUJUAN PEMPELAJARAN Tujuan Umum: Agar keimanan dan ketakwaan mahasiswa semakin meningkat dan kokoh serta dapat menghayati dan mengaplikasikannya dalam kehidupan. Tujuan Khusus:

Lebih terperinci

Modul ke: KESALEHAN SOSIAL. Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Drs. SUMARDI, M. Pd. Program Studi AKUNTANSI.

Modul ke: KESALEHAN SOSIAL. Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Drs. SUMARDI, M. Pd. Program Studi AKUNTANSI. Modul ke: KESALEHAN SOSIAL Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Drs. SUMARDI, M. Pd Program Studi AKUNTANSI www.mercubuana.ac.id Secara bahasa kita bisa memaknai kesalehan sosial adalah kebaikan atau keharmonisan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tantangan dan masalah kehidupan selalu muncul secara alami seiring dengan berputarnya waktu dan perkembangan zaman. Berbagai masalah muncul dari berbagai sudut

Lebih terperinci

c 1 Ramadan d 28 RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid

c 1 Ramadan d 28 RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid c 1 Ramadan d 28 RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid Dan orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak melebih-lebihkan, dan tidak pula kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) tengah-tengah antara yang

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. Allah dalam juz amma dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Menurut pemikiran Hamka dan M. Quraish Shihab dalam kitabnya

BAB VI PENUTUP. Allah dalam juz amma dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Menurut pemikiran Hamka dan M. Quraish Shihab dalam kitabnya BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan analisa penulis dari kedua mufassir dalam menafsiri ayatayat sumpah dalam juz amma, maka akhir dari skripsi ini merupakan penutup dan dimana dikemukakan beberapa

Lebih terperinci

Kewajiban berdakwah. Dalil Kewajiban Dakwah

Kewajiban berdakwah. Dalil Kewajiban Dakwah Kewajiban berdakwah Dalil Kewajiban Dakwah Sahabat, pada dasarnya setiap Muslim dan Muslimah diwajibkan untuk mendakwahkan Islam kepada orang lain, baik Muslim maupun Non Muslim. Ketentuan semacam ini

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. telah terdapat beberapa kesimpulan sebagaimana berikut: perempuan tercermin dalam kalimat wa bimaa anfaqu min amwaalihim yang

BAB V PENUTUP. telah terdapat beberapa kesimpulan sebagaimana berikut: perempuan tercermin dalam kalimat wa bimaa anfaqu min amwaalihim yang BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan uraian penelitian pada bab-bab sebelumnya, maka setidaknya telah terdapat beberapa kesimpulan sebagaimana berikut: 1. Kelebihan laki-laki atas perempuan yang terdapat

Lebih terperinci

Surat Untuk Kaum Muslimin

Surat Untuk Kaum Muslimin Surat Untuk Kaum Muslimin Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Lebih terperinci

RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid

RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid c 1 Ramadan d 8 RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap suatu kaum mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa.

Lebih terperinci

Adab Makan Yang Dilupakan Muhammad Abu Hamdan

Adab Makan Yang Dilupakan Muhammad Abu Hamdan Adab Makan Yang Dilupakan Muhammad Abu Hamdan Sudah menjadi keharusan seorang Muslim manakala Rasulullah saw memerintahkan suatu perkara atau melarang suatu perkara untuk bersikap sami'na wa atha'na (patuh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HARTA

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HARTA 24 BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HARTA A. Pengertian Harta Secara Etimologi Harta dalam bahasa arab dikenal dengan al-mal. Secara etimologi, al-mal berasal dari mala yang berarti condong atau berpaling

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS PERBANDINGAN. Dalam pandangan umat islam yang menjadi pengertian sumpah Allah

BAB V ANALISIS PERBANDINGAN. Dalam pandangan umat islam yang menjadi pengertian sumpah Allah BAB V ANALISIS PERBANDINGAN Dalam pandangan umat islam yang menjadi pengertian sumpah Allah adalah suatu bagian dari kehidupan sehari-hari di masyarakat sebagai ungkapan menyakinkan seseorang utnuk mempercayai

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. bahasan ekosistem. Penelitian dilaksanakan pada kelas VII-A MTs Darul Ulum

BAB V PEMBAHASAN. bahasan ekosistem. Penelitian dilaksanakan pada kelas VII-A MTs Darul Ulum 77 BAB V PEMBAHASAN Dalam penelitian ini dilakukan dalam 2 kali pertemuan pada pokok bahasan ekosistem. Penelitian dilaksanakan pada kelas VII-A MTs Darul Ulum Palangka Raya dengan menggunakan metode karyawisata

Lebih terperinci

[113] Sisi Politik Ibadah Haji Tuesday, 12 November :30

[113] Sisi Politik Ibadah Haji Tuesday, 12 November :30 Pesan Nabi SAW untuk taat waliyul amri merupakan pesan politik yang strategis, karena mengingatkan umat Islam untuk tetap patuh kepada ulil amri (penguasa). Ibadah haji selain memiliki hikmah ketaatan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hal tersebut sebagaimana dijelaskan Allah SWT

BAB I PENDAHULUAN. Hal tersebut sebagaimana dijelaskan Allah SWT BAB I PENDAHULUAN A. Latar Blakang Masalah Telah menjadi sunnatullah bahwa manusia harus bermasyarakat, tolong menolong, atau saling membantu antara satu dengan lainnya. Sebagai makhluk sosial manusia

Lebih terperinci

Oleh: Rokhmat S. Labib, M.E.I.

Oleh: Rokhmat S. Labib, M.E.I. Oleh: Rokhmat S. Labib, M.E.I. Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam al-qur an dan al-sunah ke dalam diri manusia. Proses tersebut tidak

BAB I PENDAHULUAN. dalam al-qur an dan al-sunah ke dalam diri manusia. Proses tersebut tidak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Islam adalah proses penanaman nilai Islami yang terdapat dalam al-qur an dan al-sunah ke dalam diri manusia. Proses tersebut tidak pernah menafika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekali. Selain membawa kemudahan dan kenyamanan hidup umat manusia.

BAB I PENDAHULUAN. sekali. Selain membawa kemudahan dan kenyamanan hidup umat manusia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era global, plural, multikultural seperti sekarang setiap saat dapat saja terjadi peristiwa-peristiwa yang tidak dapat terbayangkan dan tidak terduga sama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Di dalamnya termuat ajaran hukum, akidah, etika,

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Di dalamnya termuat ajaran hukum, akidah, etika, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Al-qur a>n adalah kitab suci yang memuat berbagai petunjuk untuk kehidupan manusia. Di dalamnya termuat ajaran hukum, akidah, etika, hubungan sosial dan sebagainya.

Lebih terperinci

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 4 Tahun 2003 Tentang PENGGUNAAN DANA ZAKAT UNTUK ISTITSMAR (INVESTASI)

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 4 Tahun 2003 Tentang PENGGUNAAN DANA ZAKAT UNTUK ISTITSMAR (INVESTASI) PENGGUNAAN DANA ZAKAT UNTUK ISTITSMAR (INVESTASI) FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 4 Tahun 2003 Tentang PENGGUNAAN DANA ZAKAT UNTUK ISTITSMAR (INVESTASI) Majelis Ulama Indonesia, setelah MENIMBANG :

Lebih terperinci

BAB III NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DALAM PENDIDIKAN ISLAM. maju agar menjadi golongan yang unggul. Sementara itu pemenuhan di bidang

BAB III NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DALAM PENDIDIKAN ISLAM. maju agar menjadi golongan yang unggul. Sementara itu pemenuhan di bidang 27 BAB III NILAI-NILAI ENTREPRENEURSHIP DALAM PENDIDIKAN ISLAM Islam adalah agama yang mendorong umatnya untuk berfikir dan bersikap maju agar menjadi golongan yang unggul. Sementara itu pemenuhan di bidang

Lebih terperinci

ZAKAT NABI-NABI TERDAHULU DALAM AL-QUR AN (Telaah Historis Syari at Zakat)

ZAKAT NABI-NABI TERDAHULU DALAM AL-QUR AN (Telaah Historis Syari at Zakat) Zakat Nabi-Nabi Terdahulu 160 ZAKAT NABI-NABI TERDAHULU DALAM AL-QUR AN (Telaah Historis Syari at Zakat) Ade Nurdiyanto Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdlatul Ulama (STAINU) Madiun Email: ademisbah@gmail.com

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PANDANGAN M. QURAISH SHIHAB DAN AHMAD MUSTHOFA AL-MARAGH TENTANG SUNNATULLAH DALAM SURAT AL-FATH AYAT 23

BAB IV ANALISIS PANDANGAN M. QURAISH SHIHAB DAN AHMAD MUSTHOFA AL-MARAGH TENTANG SUNNATULLAH DALAM SURAT AL-FATH AYAT 23 64 BAB IV ANALISIS PANDANGAN M. QURAISH SHIHAB DAN AHMAD MUSTHOFA AL-MARAGH TENTANG SUNNATULLAH DALAM SURAT AL-FATH AYAT 23 A. Penafsiran surat al-fath ayat 23 Menurut Quraish Shihab M. Quraish Shihab,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. salah satu ibadah wajib. Selain zakat fitrah yang menjadi kewajiban setiap

BAB I PENDAHULUAN. salah satu ibadah wajib. Selain zakat fitrah yang menjadi kewajiban setiap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Zakat merupakan bagian dari Rukun Islam, sehingga zakat merupakan salah satu ibadah wajib. Selain zakat fitrah yang menjadi kewajiban setiap muslim, ada pula

Lebih terperinci

A. Ringkasan atau Isi Penting dari Artikel

A. Ringkasan atau Isi Penting dari Artikel ARTICLE REVIEW Oleh: Afifah Hasbi (Prodi Ekonomi Syariah Pps UIN Ar-Raniry) Judul artikel : Pendistribusian Zakat Produktif Dalam Perspektif Islam Penulis artikel: Siti Zalikha Penerbit : Jurnal Ilmiah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PENAFSIRAN AL-QURTHUBI DAN M. QURAISH SHIHAB. makna lahi sehingga tertolak oleh akal, namun al-qurthubi dalam ayat ini

BAB IV ANALISA PENAFSIRAN AL-QURTHUBI DAN M. QURAISH SHIHAB. makna lahi sehingga tertolak oleh akal, namun al-qurthubi dalam ayat ini 63 BAB IV ANALISA PENAFSIRAN AL-QURTHUBI DAN M. QURAISH SHIHAB A. Tafsir al-qurthubi Pada surat asy-syu ara al-qurthubi tidak banyak berkomentar tentang lafadz Syifa namun al-qurthubi menggaris bawahi

Lebih terperinci

Kekeliruan Sebagian Umat Islam di Bulan Rajab

Kekeliruan Sebagian Umat Islam di Bulan Rajab Kekeliruan Sebagian Umat Islam di Bulan Rajab Khutbah Pertama:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam Islam bersumber kepada Al-Qur an dan As-Sunnah.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam Islam bersumber kepada Al-Qur an dan As-Sunnah. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dalam Islam bersumber kepada Al-Qur an dan As-Sunnah. Al-Qur an merupakan kitab suci yang terakhir yang dipedomani umat Islam hingga akhir masa.

Lebih terperinci

Allah Al-Ghalib (Maha Menang) dan An-Nashir (Maha Penolong)

Allah Al-Ghalib (Maha Menang) dan An-Nashir (Maha Penolong) Allah Al-Ghalib (Maha Menang) dan An-Nashir (Maha Penolong) Khutbah Pertama:???????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????:???????????????????????????????????????

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KONTRAK OPSI SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KONTRAK OPSI SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA SURABAYA 65 BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KONTRAK OPSI SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA SURABAYA A. Analisis Hukum Islam Terhadap Bursa Efek Indonesia Surabaya Ada dua jenis perdagangan di Bursa Efek Indonesia

Lebih terperinci

Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer

Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer JAGALAH ALLAH NISCAYA ALLAH MENJAGAMU Dari Abul Abbas Abdullah bin Abbas ra ia mengatakan, Pada suatu hari ak pernah dibonceng dibelakang Nabi Shalallahu Alaihi Wassalam, lalu beliau bersabda, Wahai anak

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS. A. Analisis Prinsip-prinsip Pemahaman Qaulan dalam Al-Qur an sebagai Komunikasi Pendidikan Akhlak pada Anak

BAB IV ANALISIS. A. Analisis Prinsip-prinsip Pemahaman Qaulan dalam Al-Qur an sebagai Komunikasi Pendidikan Akhlak pada Anak 83 BAB IV ANALISIS A. Analisis Prinsip-prinsip Pemahaman Qaulan dalam Al-Qur an sebagai Komunikasi Pendidikan Akhlak pada Anak Dari apa yang telah diuraikan, pemahaman qaulan dalam al-qur an memiliki beberapa

Lebih terperinci

TAWASSUL. Penulis: Al-Ustadz Muhammad As-Sewed

TAWASSUL. Penulis: Al-Ustadz Muhammad As-Sewed TAWASSUL Penulis: Al-Ustadz Muhammad As-Sewed Setelah kita mengetahui bahaya kesyirikan yang sangat besar di dunia dan akhirat, kita perlu mengetahui secara rinci bentuk-bentuk kesyirikan yang banyak terjadi

Lebih terperinci

Khatamul Anbiya (Penutup Para Nabi)

Khatamul Anbiya (Penutup Para Nabi) Muhammad SAW adalah seorang nabi terakhir yang diutus ke bumi oleh Allah SWT. Sebagai seorang nabi dan rasul, nabi Muhamad SAW membawakan sebuah risalah kebenaran yaitu sebuah agama tauhid yang mengesakan

Lebih terperinci