BAB III METODELOGI PENELITIAN. kuantitatif, kualitatif dan campuran ( gabungan kualitatif dan kuantitatif ). 26

Transkripsi

1 BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Paragdima Paradigma penelitian merupakan kerangka berfikir yang menjelaskan bagaimana cara pandang peneliti terhadap fakta kehidupan sosial dan perlakuan peneliti terhadap ilmu atau teori. Secara umum, pendekatan penelitian atau sering juga disebut paradigma penelitian yang cukup dominan yaitu penelitian kuantitatif, kualitatif dan campuran ( gabungan kualitatif dan kuantitatif ). 26 Penelitian ini paradigma konstruktivis. Paradigma konstrukstivis bersifat reflective/dialectical. Menurut paradigma ini, antara peneliti dan subyek yang diteliti, perlu akta empati dan interaksi dialektis agar mampu merekonstruksi realitas yang diteliti melalui metode kualitatif seperti participant observation. 27 Selain itu paradigma konstruktivisme mengakui adanya kebenaran ganda. Paradigma konstruktivisme merupakan antithesis terhadap paham yang menempatkan pentingnya pengamatan dan objectivistas dalam 28 menemukan suatu realitas atas ilmu pengetahuan. Secara tegas paham ini menyatakan bahwa positivisme dan post-positivisme keliru dalam mengungkapkan realitas dunia dan harus ditinggalkan dan diganti oleh paham yang bersifat konstrutiv. 26 Dr Juliansyah Noor, Metodelogi penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, Dan Karya Ilmiah. Kencana Prenadamedia Group, Jakarta Hal 34 dan Sasa Djuarsa. Komunikasi Warta Ilmiah Populer Komunikasi Dalam Pembangunan, Jakarta 2008: Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Hal : 11 26

2 27 Secara garis besar bahwa paradigma adalah proses berfikir secara pribadi, dan penulis mengambil paradigma konstruktivis yang dimana sang peneliti meneliti objek dengan sendiri dan membangun apa yang didapat dari objek dan berfikir secara mendalam. Dan menjelaskan secara mendalam dan membangun apa yag didapat. Dan menyusun kembali kerangka dari hasil penelitian. Maka dari itu peneliti membuat kerangka hasil dari penelitian sendiri yang dimaksudkan bertujuan untuk mempermudah dalam penyusunan dalam hasil penelitian. 3.2 Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan tipe kualitatif dengan pendekatan deskriptif yaitu penelitian berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi saat sekarang. Penelitian deskriptif memusatkan perhatian pada masalah aktual sebagaimana adanya pada saat berlangsung. 29 Penelitian deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur atau caramemecahkan masalah penelitian dengan memaparkan keadaan obyek yangdiselidiki sebagaimana adanya berdasarkan fakta-fakta yang aktual sekarang. 30 Proses ini tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak juga menguji hipotensis atau membuat prediksi, melainkan berupa pengumpulan dan penyusunan data, serta analisis dan penafsiran data tersebut. Metode deskriptif 29 Ibid hal Hadari Nawawi dan Martini Hadari, Instrumen Penelitian Bidang Sosial, Yogyakarta: Gajah University Press, 1995, Hal. 67

3 28 bertujuan membuat deskripsi secara sistematis, factual, dan akurat tentang faktafakta dan sifat-sifat populasi atau objek tertentu. Dalam pendekatan kualitatif ini, mendekati makna, ketajaman analisis, logis, dan juga cara menjauhi statistik. Penelitian kualitatif merupakan cara yang handal dan relavan untuk bisa memahami fenomena social. Dengan ini penelitian kualitatif dapat terfokus menemukan tema atau nilai budaya semacam apa yang terpendam dibalik suatu fenomena social serta menemukan seperti apa bersemayam dibalik fenomena sosial. Sifat Penelitian ini dekriptif, menurut Juliansyah Noor yaitu, peneliti berusaha mendeskripsikan peristiwa dan kejadian yang menjadi pusat perhatian tanpa memberikan perlakuan khusus terhadap peristiwa tersebut. Variabel yang diteliti bisa tunggal ( satu variabel ) bisa juga lebih dari satu. 31 Pendekatan kualitatif merupakan konseptual untuk menemukan, mengindentifikasi, mengelolah, dan menganalisis dokumen untuk memahami peristiwa atau makna. Penelitian ini digunakan dalam melakukan wawancara mendalam terhadap suatu objek, maka dari itu peneliti mengungkap sebuah objek perlu dilakukan tahapan-tahapan observasi. 3.3 Metode Penelitian Dalam melakukan penelitian mengenai ini, metode yang digunakan penulis adalah metode studi kasus. 31 Opcit Dr juliansyah Noor Hal 34

4 29 Studi Kasus Studi kasus adalah metode riset yang menggunakan berbagai sumber data(sebanyak mungkin data) yang bisa digunakan untuk meneliti, menguraikan danmenjelaskan secara komprehensif berbagai aspek individu, kelompok, suatuprogram, organisasi atau peristiwa secara sistematis. 32 Studi meliputi analisis mendalam daon kontekstual terhadap situasi yang mirip dalam organisasi lain, dimana sifat dan definisi masalah yang terjadi adalah serupa dengan masalah yang dialamai saati ini. Studi kasus pada dasarnya mempelajari secara intensif seorang individu atau kelompok yang dipandang mengalami kasus tertentu. 33 Digunakannya metode ini karena secara bersamaan studi kasus melakukan menjalankan dan mencoba hipotesis yang kita lakukan. Dari hasilnya, bergunauntuk mempertajam pengertian yang mendalam mengenai mengapa penelitian inibisa dilakukan dengan sangat cepat dan menjadi sebuah catatan yang pentingmengenai hal-hal yang harus ditelaah lebih mendalam pada peneliti selanjutnya.penelitian ini membuktikan cara-cara sistematis mengenai peristiwaperistiwayang terjadi, mengumpulkan data, menganalisa informasi dan melaporkanhasilnya, selain itu studi kasus menggunakan sampel yang besar danmenggunakan peraturan yang sangat ketat untuk mencoba variabel yang mungkinterbatas. Metode studi kasus melibatkan peristiwa yang ada secara mendalamsebagai sebuah kasus. 32 Rachmat Kriyantono, Riset Komunikasi, Kencana Prenadamedia Group, Jakarta, hal Dr Juliansyah Noor, Metodelogi penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, Dan Karya Ilmiah. Kencana Prenadamedia Group, Jakarta Hal 34 dan 35

5 30 Metode studi kasus memberikan sebuah metode belajar mengenaikompleksitas bahasan melalui metode deskriptif yang mendalam dan analisiskontekstual. Studi kasus dapat memberikan data-data lebih banyak yang dapatdigunakan untuk mengantisipasi analisa sebelumnya. Penelitian dapat mempelajari subjek secara menyeluruh dan mendalam. Namun kelemahannya sesuai dengan sifat studi kasus bahwa informasi yang diperoleh sifatnya subjektif, artinya hanya untuk individu yang bersangkutan dan belum tentu dapat digunakan untuk kasus yang sama pada individu yang lain. 34 Adapun penulis meneliti peran editor transcrption dalam program-program di MNC Channel karena peran editor mengedit ulang kembali dari materi yang dikirim oleh crew masing-masing channel, sebelum dikirim ke MCR ( Master Control Room ) dan ditayangkan ke televisi. Lalu perannya pun bisa menjaga nama baik perusahaan agar terhindar dari pelanggaran penyiaran. 3.4 Subyek Penelitian Key Informan Menurut Lexy Moleong : Key Informan orang yang dimanfaatkan untuk mendapatkan informasi tentang situasi dan kondisi latar belakang penelitian 35 Dengan demikian key informan atau narasumber yang paling mampu memberikan jawaban-jawaban dari pertanyaan peneliti yang berkaitn dengan penelitian. Orang yang berperan penting dan bertanggung jawab dalam mengedit sebuah video sebelum tayang ke televisi. 34 Opcit Dr juliansyah Noor Hal 35

6 31 Dalam penelitian ini akan melakukan wawancara dengan beberapa narasumber dari department editor transcription : A. Kepala Divisi Transcription, Harbi Putra Penulis memilih Harbi Putra karena beliau yang bertanggung jawab penuh atas editan yang dikerjakan oleh karyawan MNC Channel, yang dimana juga beliau memberikan semua hal-hal yang berkaitan dengan editor B. Crew Cheef, Muhammad Rifki Penulis memilih Muhammad Rifqi, karena beliau adalah orang yang bertugas memantau pekerjaan dari tim editor transcription dan juga membantu mengedit video yang akan tayang. C. Editor, Yayan Penulis memilih Yayan karena beliau salah satu senior dari tim editor transcription yang dimana bekerja sebagai editor video yang akan tayang. 3.5 Tehnik Penegumpulan Data Dalam memperoleh pengumpulan data, peneliti menggunakan teknik sebagai berikut: Primer Data primer adalah data yang diambil secara langsung dari narasumber dengan melakukan wawancara mendalam ( indepth interview ) Yaitu dengan melakukan tatap muka dan terus menerus untuk menggali informasi. Metode ini memungkinkan peneliti untuk mendapatkan alasan

7 32 detail dari jawaban informan antara lain mencakup opininya, motivasinya, nilai-nilai ataupun pengalaman-pengalamannya. 36 A. Wawancara Peneliti melakukan wawancara kepada objek yang bersangkutan dimana objek tersebut akan berkaitan dari setiap pertayaan peneliti B. Observasi Partisipan penulis adalah objek yang bersangkutan dimana melakukan pekerjaan yang berkaitan dengan pertanyaan-pertanyaan peneliti juga Sekunder Data sekunder yaitu mengumpulkan dokumen-dokumen mengenai segala halyang terkait dalam penelitian ini. Data sekunder ini didapat dengan cara mencari padaperusahaan, perpustakaan atau pada situs yang dapat dikunjungi di mediainternet data ini digunakan sebagai data pengunjung penelitian. 3.7 Tehnik Keabsahan Data Langkah-langkah yang akan dilaksanakan penelitian untuk menganalisis data yang diperoleh adalah melalui triangulasi data. 1. Mengumpulkan data informasi yang diperoleh dari wawancara dan dokumentasi 36 Burhan Bungin, Metode Penelitian Kualitatif. PT. Raja Grafindo Persada Jakarta hal

8 33 2. Masing-masing data dan informasi tersebut digabungkan secara sistematis dengan mendeskripisikan secara kualitatif untuk mencari hubungan antara jawaban dengan pertanyaan peneliti. 3. Uruaian dari hubungan tersebut merupakan jawaban dan masalah penelitian. Desktipsi disajikan dalam bentuk kualitatif sebagai hasil oleh datawawancara mendalam dengan narasumber yang berkaitan editor transcription yang menjadi fokus penelitian. Untuk mengumpulkan data dari objek yang diteleiti, maka peneliti melakukan Triangulasi data yaitu a. Setiap pertanyaan yang di ajukan oleh peneliti kepada responden memiliki perbedaan dalam menjawab pertanyaan b. Responden yang ditanyakan tediri dari kepala bagian transcritption, crew chift dan team editor transcription. Peneliti merangkum semua pertanyaan yang diajukan kepada resnponden menjadi sebuah transkrip, bukti bahwa peneliti telah menanyakan beberapa pertanyaan yag berbeda setiap jabatan dari rensponden itu sendiri