Kajian Manajemen Antrian pada Jaringan Multiprotocol Label Switching

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Kajian Manajemen Antrian pada Jaringan Multiprotocol Label Switching"

Transkripsi

1 1 Kajian Manajemen Antrian pada Jaringan Multiprotocol Label Switching Timotius Witono Dosen S1 Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Maranatha Jl. Surya Sumantri 65, Bandung timotius@itmaranatha.org Abstrak - Salah satu cara optimasi shared-network adalah dengan implementasi Quality of Service (QoS). Teknik manajemen antrian (queue management) merupakan salah satu faktor penting yang ada pada mekanisme QoS. Dalam penelitian ini dilakukan pengujian terhadap beberapa teknik manajemen antrian pada lingkungan tertentu dalam lingkungan simulasi. Perangkat lunak yang digunakan untuk simulasi manajemen antrian pada adalah Network Simulator 2 (NS2). Berbagai usulan rekomendasi untuk pemilihan teknik manajemen antrian pada lingkungan dan traffic tertentu, diharapkan menjadi kontribusi yang berarti dari penelitian ini. Dengan adanya rekomendasi yang tepat, implementasi teknik manajemen antrian pada jaringan pada kasus nyata akan menjadi maksimal. Kata kunci - manajemen antrian,, QoS, NS2 I. PENDAHULUAN Penggunaan jaringan secara bersama (shared-network) kerap ditemukan di dalam lingkup Local Area Network (LAN) maupun Wide Area Network (WAN). Salah satu cara optimasi shared-network adalah dengan implementasi Quality of Service (QoS). QoS merupakan end-to-end system architecture yang disediakan oleh Network Service Provider (NSP) untuk menentukan tingkatan Service Level Agreements (SLA) bagi kelompok traffic yang berbeda melalui jaringan multi-service. Efektivitas QoS akan menentukan kepuasan pengguna serta meningkatkan nilai SLA bagi NSP. Salah satu jaringan multi-service yang melakukan implementasi QoS adalah jaringan Multiprotocol Label Switching (). Teknik manajemen antrian (mewakili queue management dan queue scheduler) merupakan salah satu faktor penting yang ada pada mekanisme QoS. Manajemen antrian merupakan teknik yang digunakan pada perangkat jaringan (seperti router) untuk menangani, mengurangi atapun menghindari kemacetan data. Data-data yang melewati perangkat jaringan akan diatur dalam susunan antrian tertentu, untuk kemudian dikirim kembali berdasarkan penjadwalan tertentu. Setiap manajemen antrian akan memiliki cara pengantrian dan pengiriman data yang berbeda pada lingkungan IP ataupun, akibatnya kinerja setiap manajemen antrian terhadap lingkungan jaringan maupun data tertentu akan berbeda-beda. Jika dapat diketahui manakah manajemen antrian yang terbaik untuk setiap lingkungan jaringan ataupun data yang spesifik, maka implementasi jaringan IP ataupun yang optimal dapat terwujud. Untuk menentukan jenis manajemen antrian yang tepat tentu saja membutuhkan percobaan berbagai manajemen antrian dalam berbagai lingkungan dan traffic. Percobaan dapat dilakukan secara nyata, menggunakan perangkat fisik, ataupun secara simulasi menggunakan perangkat lunak (simulator) untuk penghematan biaya dibandingkan dengan implementasi fisik. Salah satu perangkat lunak yang dapat melakukan simulasi manajemen antrian pada adalah Network Simulator 2 (NS2). Ada cukup banyak teknik manajemen antrian yang didukung pada lingkungan simulasi NS2, antara lain Stochastic Fairness Queueing (SFQ), Deficit Round Robin (DRR) dan Random Early Detection (RED). Dalam penelitian ini akan dilakukan berbagai pengujian terhadap beberapa teknik manajemen antrian yang akan diuji pada lingkungan tertentu menggunakan simulator. Setiap kasus uji akan menghasilkan keluaran tertentu yang dapat diolah dan menjadi bahan perbandingan dengan hasil uji lainnya. Data hasil olahan dan perbandingan, kemudian menjadi acuan untuk implementasi pada jaringan yang sesungguhnya. Berbagai usulan rekomendasi untuk pemilihan teknik manajemen antrian pada lingkungan dan traffic tertentu, diharapkan menjadi kontribusi yang berarti dari penelitian ini. Dengan adanya rekomendasi yang tepat, implementasi teknik manajemen antrian pada jaringan pada kasus nyata akan menjadi maksimal. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Multiprotocol Label Switching () Standar memperkenalkan mekanisme baru dalam hal forwarding (atau lebih tepatnya switching) paket data, yaitu dengan menggunakan sebuah label pendek berukuran tetap pada header paket. diaplikasikan pada jaringan IP menjadi IP/, apabila mengacu pada model referensi OSI Layer posisi ada di antara Datalink layer dan Network layer. memperkenalkan konsep connection oriented pada jaringan IP yang pada dasarnya connectionless. Proses

2 2 switching data pada menggunakan label yang ditambahkan pada paket data. Label dapat digunakan setelah sebelumnya dilakukan proses distribusi pada setiap node dalam Domain [1]. Gambar-1 menggambarkan berbagai node beserta nama masing-masing pada Domain. Ingress Core Edge Gambar-1. Domain Egress ATM (Asynchronous Transfer Mode) melakukan pemecahan pada setiap paket IP, sedangkan hanya melakukan enkapsulasi pada paket IP dengan cara menambahkan header. Header berupa 32 bit data, termasuk 20 bit label, 2 bit eksperimen, 1 bit identifikasi stack dan 8 bit TTL(Time to live). Label merupakan bagian dari header dan memiliki panjang yang tetap serta menjadi satu-satunya tanda identifikasi paket. Label dapat digunakan untuk proses switching ataupun traffic engineering [2]. Gambaran enkapsulasi dapat dilihat pada Gambar-2. B. Quality of Service (QoS) Meningkatnya kompetisi antara Network Service Provider dan kepentingan aplikasi berbasis IP pada operasional bisnis telah meningkatkan permintaan layanan IP dengan SLA yang lebih ketat dan terdefinisi dengan baik. Definisi pada SLA adalah wakil dari karakteristik layanan kualitas IP yang ditetapkan. Layanan lalu-lintas IP diukur menggunakan kualitas metric, metric-metric yang paling penting untuk mendefinisikan kinerja layanan IP adalah: [4] 1. Delay (Network Delay) 2. Jitter (Delay Jitter) 3. Loss (Packet Loss) 4. Throughput (Bandwidth) 5. Availability 6. Per flow sequence preservation QoS menyiratkan komitmen kontrak (SLA) untuk kualitas metric, kontrak ini dapat didefinisikan secara eksplisit ataupun implisit [4]. Permintaan pengguna dan aplikasi dalam jaringan komunikasi terus meningkat, untuk memenuhi kebutuhan ini dapat dilakukan beberapa cara. Cara pertama adalah dengan cara menyediakan bandwidth yang melebihi permintaan dan tersedia router yang memastikan ketersediaan kapasitas. Cara kedua dengan menggunakan traffic engineering untuk menghindari kemacetan. Cara terakhir adalah dengan menggunakan mekanisme antrian tertentu ketika terjadi kemacetan, cara ini membutuhkan mekanisme QoS [5]. Gambar-3 menunjukkan 4 cara mekanisme QoS, yaitu: classification (digunakan untuk identifikasi paket), conditioning (digunakan untuk traffic shaping), queue management (digunakan untuk mengatur panjang antrian) dan queue scheduling (digunakan untuk penjadwalan paket). Gambar-2. Enkapsulasi [2] Setiap LSR (Label Switch Router) pada Domain memiliki tabel yang disebut Label-switching Table. Tabel ini berisi data pemetaan label masuk dan keluar serta link ke LSR selanjutnya. Setiap LSR yang menerima paket akan membaca label dan kemudian diganti dengan label keluar untuk dikirimkan ke LSR berikutnya [2]. Pada, transmisi data terjadi pada Label-Switched Paths (LSPs). LSPs adalah urutan label pada setiap node sepanjang jalur dari sumber ke tujuan. LSPs dibangun sebelum pengiriman data (control-driven) ataupun berdasarkan deteksi terhadap aliran data (data-driven). Terdapat dua protokol distribusi label, yaitu Resource Reservation Protocol (RSVP) dan Label Distribution Protocol (LDP). Setiap paket data dibungkus dan membawa label sepanjang Domain. Proses switching dengan kecepatan tinggi dimungkinkan karena label disisipkan pada awal paket dan dapat digunakan oleh node untuk melakukan switching terhadap setiap paket dengan cepat antar link [3]. Gambar-3 Mekanisme QoS [5] First-In First-Out (FIFO) adalah mekanisme antrian tradisional yang tidak menyediakan pembedaan layanan dan dapat mengakibatkan permasalahan kinerja, seperti meningkatnya delay, jitter dan packet loss. QoS mensyaratkan agar router mendukung manajemen antrian dan penjadwalan yang dapat memprioritaskan paket keluar dan mengatur antrian untuk meminimalkan kemacetan. Teknik utama yang digunakan dalam manajemen antrian adalah Random Early Detection (RED) [5]. Kehadiran RED diharapkan dapat meningkatkan kinerja dibandingkan mekanisme Tail Drop yang ada pada FIFO.

3 3 C. Simulasi Jaringan Simulasi adalah proses membentuk sebuah model dari sistem nyata dan melakukan percobaan menggunakan model tersebut, dengan tujuan memahami perilaku sistem dan melakukan evaluasi terhadap berbagai strategi operasi sistem [6]. Struktur komponen dari sebuah simulasi terdiri dari: [6] 1. Entitas (entities) 2. Sumber daya (resources) 3. Aktivitas dan kejadian (activities and events) 4. Penjadwal (scheduler) 5. Variabel Global (Global Variables) 6. Penghasil Angka Acak (Random Number Generator) 7. Pengumpul Statistik (Statistics Gatherer) D. Network Simulator 2 (NS2) Network Simulator (versi 2), atau lebih dikenal dengan NS2, adalah alat simulasi event-driven yang sudah terbukti berguna untuk mempelajari komunikasi pada jaringan. Simulasi jaringan kabel, wireless dan protokol (misalnya algoritma routing) dapat dilakukan menggunakan NS2. Jadi pada dasarnya NS2 memampukan pengguna untuk menentukan protokol jaringan dan melakukan simulasi terkait. Atas dasar sifat fleksibel dan modular, NS2 sudah mendapatkan popularitas secara konstan dalam komunitas riset jaringan sejak kelahirannya tahun Sejak itu, beberapa perubahan dan perbaikan menandai kematangan NS2 [6]. A. Desain Topologi III. ANALISIS DAN DESAIN Untuk kepentingan simulasi, perlu dibuat rancangan topologi jaringan yang terdiri dari kelompok pengirim, kelompok penerima, serta jaringan penghubung. Simulasi membutuhkan beberapa jenis data yang berbeda beserta manajemen antrian yang berbeda, agar dapat diukur nilai kinerja setiap manajemen antrian untuk traffic tertentu. Seluruh node dalam topologi dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu Source pada satu sisi, Destination pada sisi yang lain serta Domain yang menghubungkan antara Source dan Destination. Untuk kebutuhan simulasi, ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh topologi, yaitu: 1. Penyusunan node dalam Domain harus menggambarkan terjadinya pengiriman data melalui LSPs yang terbentuk, berarti membutuhkan setidaknya satu LSR yang menghubungkan dua LER (masingmasing LER akan melayani Source dan Destination). LSR yang akan melakukan switching data menggunakan LSPs yang sudah terbentuk. 2. Karena dibutuhkan dua data untuk proses pembandingan, maka pada Source dan Destination diperlukan dua node dengan traffic masing-masing. 3. Link antara Source dengan LER ataupun Destination dengan LER adalah access-link yang memiliki bandwidth lebih kecil dari link antar node pada Domain (distribution-link dan core-link). 4. Topologi juga harus memungkinkan terjadinya penumpukan data pada setiap node dalam Domain, agar kinerja manajemen antrian dapat diuji. Karena itu selain data antara Source dan Destination, antar node dalam Domain juga saling mengirimkan data untuk menjadi background traffic. Background traffic ini mensimulasikan data lain yang melewati distribution-link dan core-link, karena Domain biasanya diterapkan untuk melayani banyak titik link-access secara bersamaan. 5. Adanya redundansi jalur (redundant link) antar node agar dapat disimulasikan proses perpindahan jalur ketika node penghubung utama mengalami gangguan. Gambar-4 adalah hasil desain topologi yang sesuai dengan persyaratan yang dibutuhkan, dengan dua node pada masingmasing kelompok Source dan Destination serta lima node dalam Domain dengan empat node LER dan satu node LSR. Source CE1 Source CE2 Source Non- Non- Jaringan Simulasi PE1 (LER) 2Mbps PE2 (LER) Domain 2Mbps P (LSR) 2Mbps PE4 (LER) 2Mbps PE3 (LER) Gambar-4. Topologi simulasi Non- Non- Destination CE4 Destination CE3 Destination Simulasi akan dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak NS2, berikut keterangan jaringan simulasi: 1. Traffic yang akan dievaluasi: TCP () dan UDP () 2. Parameter penilaian QoS : delay, jitter, loss dan throughput NS2 memiliki beberapa cara manajemen antrian, dalam simulasi ini akan dipakai empat teknik manajemen antrian ataupun algoritma penjadwalan (untuk selanjutnya keduanya disebut sebagai manajemen antrian), yaitu: 1. DropTail / FIFO 2. RED 3. SFQ 4. DRR Simulasi akan difokuskan pada perbandingan kinerja manajemen antrian yang dapat diukur dengan faktor delay, jitter, packet loss dan throughput. Tabel-1 menggambarkan skenario pengujian yang dilakukan. Tabel-1. Tabel skenario pengujian

4 4 No Traffic Lingkungan Simulasi Routing Manajemen Antrian Faktor Penilaian Control- Dynamic FIFO - Throughput - Driven Distance (DropTail) - Delay 2 (Background - Data-Vector RED - Jitter 3 Traffic) Driven SFQ - Packet Loss 4 - Non- DRR B. Desain Skenario Simulasi Desain skenario dibuat untuk menguji perbedaan lingkungan antara proses pembangunan LSPs menggunakan controldriven dan data-driven, karena itu perlu dibuat skenario dimana ada kesempatan pembangunan LSPs ulang yaitu dengan cara mematikan node tertentu agar perpindahan jalur terjadi. Karena skenario yang digunakan spesifik dan tidak mewakili seluruh faktor pada lingkungan jaringan, maka hasil akhir simulasi akan spesifik terhadap skenario dan tidak dapat berlaku umum untuk skenario lain. Skenario untuk simulasi harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: 1. Penentuan waktu mulai dan selesai dari setiap node yang mengirimkan paket data (baik, ataupun background traffic) 2. Penentuan waktu untuk node yang akan dimatikan, agar proses perpindahan jalur dapat terjadi 3. Durasi waktu yang cukup untuk setiap link dapat digunakan secara maksimal (dalam hal ini diberikan waktu 5 second untuk setiap jalur routing) Dengan persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi, skenario simulasi dilakukan dengan durasi 20 second dengan detail pada Tabel-2 berikut: Tabel-2. Tabel skenario simulasi Waktu (s) Event 0.1 Background traffic antar router PE dimulai 1 Traffic dan antar router CE dimulai 6 Router P dimatikan, pembangunan routing baru terjadi agar link cadangan bisa digunakan 11 Router P dihidupkan kembali, routing utama kembali digunakan 16 Traffic dan dihentikan 20 Simulasi selesai IV. IMPLEMENTASI Gambar-5 memperlihatkan topologi hasil implementasi yang digambarkan oleh NAM. Ada 4 buah Router CE (Customer Edge) yang memiliki node-id 0,1,2 dan 3. Router PE (Provider Edge) juga ada empat buah pada node-id 4 sampai 7. Sedangkan Router P hanya ada satu dengan node-id 8. Seluruh Router CE beraktivitas mengirim ataupun menerima data. Sementara Router PE dan Router P, selain melewatkan data antar Router CE, juga mengirim serta menerima data background traffic. Router CE1 dan CE3 berpasangan, dengan CE1 bertugas mengirim data dengan besaran 1064 Bytes per packet, sedangkan CE3 menerima data sekaligus mengirimkan acknoledgement sebesar 40 Bytes kepada CE1. CE2 dan CE4 berpasangan untuk mengirim dan menerima packet. Packet dijalankan secara dua arah dari CE2 maupun CE4 dengan besaran data 160 Bytes per packet, disertai faktor random terhadap waktu konstan dari CBR. Gambar-5. Router CE saling mengirim data Dalam skenario simulasi, Router P dirancang untuk down pada waktu 6 second dan hidup kembali pada waktu 11 second. Jadi ada durasi waktu sekitar 5 second saat Router P down, Router PE akan mencari routing baru menuju tujuan akhir pengiriman data. Sesaat setelah Router P down maka pengiriman data akan terganggu, namun setelah routing baru terbentuk maka proses pengiriman data kembali lancar. Hanya saja link antar Router PE lebih kecil dibandingkan link utama, yaitu hanya dibandingkan 2Mbps dari link utama. Dengan background traffic terus berjalan sebesar 512Kbps yang dikirim dan diterima oleh setiap Router PE, maka akan terjadi antrian data pada link antar PE. Jika antrian sudah melebihi batas, maka sebagian data akan dibuang dari antrian, dalam simulasi ini jumlah maksimal antrian data pada sebuah node dibatasi hanya 10 paket data. Gambar-6 menggambarkan terjadinya antrian dan pembuangan data berlebih pada antrian. Gambar-6. Node P down

5 5 Pada detik ke-11 Router P akan kembali dihidupkan dan seluruh rute pengiriman data akan kembali seperti semula melalui jalur utama. V. HASIL SIMULASI A. Penilaian Kinerja Rata-rata Manajemen Antrian Tabel-3 memperlihatkan bahwa untuk traffic, manajemen antrian yang nilai rata-ratanya paling baik adalah SFQ. Sedangkan untuk traffic nilai rata-rata terbaik dimiliki oleh DRR. RED menjadi manajeman antrian terburuk untuk, DropTail menemani RED menjadi manajemen antrian terburuk untuk traffic. -Control Driven untuk traffic, tapi sebaliknya optimal di -Data Driven untuk traffic. RED optimal di -Data Driven untuk traffic maupun. Sedangkan SFQ optimal di -Control Driven baik untuk maupun. Tabel-5. Lingkungan simulasi terbaik Data Faktor penilaian Lingkungan terbaik untuk tiap manajemen antrian DropTail DRR RED SFQ Throughput[kbps] -Control -Control Non- -Control Avg.Delay[ms] -Control -Control -Data -Control Avg.Jitter[ms] -Control -Control -Data -Control Packet Loss[%] -Control -Control -Data -Control Tabel-3. Nilai rata-rata setiap manajemen antrian Nilai rata-rata tiap manajemen antrian Data Faktor penilaian DropTail DRR RED SFQ Throughput[kbps] Throughput[kbps] -Control Non- -Data Non- Avg.Delay[ms] -Data -Data -Data -Control Avg.Jitter[ms] -Data -Data -Data -Data Packet Loss[%] -Data -Control -Data -Control Avg.Delay[ms] Avg.Jitter[ms] Packet Loss[%] Throughput[kbps] Avg.Delay[ms] Avg.Jitter[ms] Packet Loss[%] B. Penilaian Kinerja Rata-rata Lingkungan Simulasi Tabel-4 memperlihatkan nilai rata-rata seluruh manajemen antrian pada setiap lingkungan simulasi. Dari tabel ini terlihat jelas bahwa lingkungan simulasi -Control Driven memberikan kinerja terbaik untuk, sedangkan sangat optimal di -Data Driven. Tabel-4. Nilai rata-rata seluruh manajemen antrian Data Faktor penilaian Throughput[kbps] Avg.Delay[ms] Avg.Jitter[ms] Packet Loss[%] Throughput[kbps] Avg.Delay[ms] Avg.Jitter[ms] Packet Loss[%] Nilai rata-rata setiap Lingkungan -Control -Data Non C. Penilaian Lingkungan Simulasi Terbaik Tabel-5 memperlihatkan bahwa DropTail dan DRR optimal di D. Penilaian Manajemen Antrian Terbaik Manajemen antrian terbaik dari Tabel-6 pada -Control Driven adalah SFQ untuk traffic, dan SFQ serta DRR untuk traffic. Pada -Data Driven, RED optimal untuk dan RED serta DropTail optimal untuk. Lingkungan Non- memberikan nilai tertinggi terhadap SFQ untuk traffic, dan DRR untuk traffic. Data Faktor penilaian Tabel-6. Manajemen antrian terbaik Manajemen antrian terbaik -Control -Data Non- Throughput[kbps] SFQ RED SFQ Avg.Delay[ms] DropTail RED RED Avg.Jitter[ms] SFQ SFQ SFQ Packet Loss[%] DRR RED DRR Throughput[kbps] DRR,SFQ RED DRR Avg.Delay[ms] DropTail DropTail DRR Avg.Jitter[ms] RED DropTail RED Packet Loss[%] DRR,SFQ RED DRR,SFQ Reliabilitas hasil simulasi pada penelitian ini tidak dibandingkan dengan hasil penelitian pada jaringan sebenarnya, sehingga hasil simulasi pada penelitian ini bisa saja tidak seluruhnya sesuai dengan kondisi nyata. VI. KESIMPULAN Setelah melakukan percobaan terhadap skenario (Tabel-2) dan topologi spesifik (Gambar-4) dengan traffic dan pada manajemen antrian yang berbeda, maka didapatkan beberapa kesimpulan dan saran yang akan dijelaskan berikut

6 6 ini. Kesimpulan yang dihasilkan akan berlaku secara spesifik terhadap skenario dan topologi yang sudah dirancang pada Bagian-III(Analisis dan Desain), dengan tingkat penggunaan background traffic maksimal 50% dari bandwidth link pada Domain yang tersedia, sehingga tidak dapat berlaku umum untuk skenario dan topologi serta tingkat background traffic yang berbeda. Berikut kesimpulan yang dihasilkan, diharapkan dapat menjadi kontribusi yang berarti: 1. Secara umum SFQ dan DRR terbukti memiliki kinerja di atas RED dan DropTail. 2. Perbedaan teknik manajemen antrian berpengaruh besar terhadap nilai delay, jitter, packet loss, maupun throughput. 3. Seluruh traffic akan dipengaruhi dengan jenis manajemen antrian, terutama jika ukuran data yang dikirim berukuran besar. 4. -Control Driven optimal untuk traffic dan -Data driven optimal untuk traffic. REFERENSI [1] Irfan, M., & Syafa'ah, L. (2004). Desain dan Implementasi Pembebanan Trafik Self-Similar Pada Simulator Jaringan di Lab.T.Elektro UMM. Jurnal Teknologi, 198. [2] Wastuwibowo, K. (2003, November). Whitepaper : Jaringan. [3] Radcom. (n.d.).. Retrieved June 20, 2010, from Protocols: [4] Evans, J., & Filsfils, C. (2007). Deploying IP And QoS For Multiservice Networks. San Fransisco: Morgan Kaufmann. [5] Goleniewski, L. (2007). Telecommunications Essentials, the Complete Global Source, 2/e. Delhi: Dorling Kindersley. [6] Issariyakul, T., & Hossain, E. (2009). Introduction to Network Simulator NS2. New York: Springer Science+Business Media, LLC.

ANALISA PERFORMANSI APLIKASI VIDEO CONFERENCE PADA JARINGAN MULTI PROTOCOL LABEL SWITCHING [MPLS] ANITA SUSANTI

ANALISA PERFORMANSI APLIKASI VIDEO CONFERENCE PADA JARINGAN MULTI PROTOCOL LABEL SWITCHING [MPLS] ANITA SUSANTI ANALISA PERFORMANSI APLIKASI VIDEO CONFERENCE PADA JARINGAN MULTI PROTOCOL LABEL SWITCHING [MPLS] ANITA SUSANTI 2206100535 MPLS (Multi Protocol Label Switching) Penggabungan antara IP dan ATM Mengoptimalkan

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam QoS terdapat salah satu mekanisme yang dapat menjamin kualitas layanan dalam jaringan yang disebut dengan Differentiated Service. DiffServ tidak memperhatikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Multi Protocol Label Switching (MPLS) Multi Protocol Label Switching (MPLS) menurut Internet Engineering Task Force (IETF), didefinisikan sebagai arsitektur jaringan yang berfungsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Istilah congestion sering ditemukan dalam proses jalur data pada internet, yang pada umumnya diartikan sebagai proses terjadinya perlambatan atau kemacetan. Perlambatan

Lebih terperinci

TEKNOLOGI MULTI PROTOCOL LABEL SWITCHING (MPLS) UNTUK MENINGKATKAN PERFORMA JARINGAN

TEKNOLOGI MULTI PROTOCOL LABEL SWITCHING (MPLS) UNTUK MENINGKATKAN PERFORMA JARINGAN TEKNOLOGI MULTI PROTOCOL LABEL SWITCHING (MPLS) UNTUK MENINGKATKAN PERFORMA JARINGAN Iwan Rijayana Jurusan Teknik Informatika, Universitas Widyatama Jalan Cikutra 204 A Bandung E-mail: rijayana@widyatama.ac.id

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI QOS INTEGRATED SERVICE PADA JARINGAN MPLS GUNA PENINGKATAN KUALITAS JARINGAN PADA PENGIRIMAN PAKET VIDEO TUGAS AKHIR

IMPLEMENTASI QOS INTEGRATED SERVICE PADA JARINGAN MPLS GUNA PENINGKATAN KUALITAS JARINGAN PADA PENGIRIMAN PAKET VIDEO TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI QOS INTEGRATED SERVICE PADA JARINGAN MPLS GUNA PENINGKATAN KUALITAS JARINGAN PADA PENGIRIMAN PAKET VIDEO TUGAS AKHIR Sebagai Persyaratan Guna Meraih Gelar Sarjana Strata 1 Teknik Informatika

Lebih terperinci

MODUL 10 Multi Protocol Label Switching (MPLS)

MODUL 10 Multi Protocol Label Switching (MPLS) MODUL 10 Multi Protocol Label Switching (MPLS) A. TUJUAN 1. Mengenalkan pada mahasiswa tentang konsep MPLS 2. Mahasiswa memahami cara kerja jaringan MPLS 3. Mahasiswa mampu menganalisa performansi antara

Lebih terperinci

Simulasi Pengukuran Quality Of Service Pada Integrasi Internet Protocol Dan Asynchronous Transfer Mode Dengan Multiprotocol Label Switching (MPLS)

Simulasi Pengukuran Quality Of Service Pada Integrasi Internet Protocol Dan Asynchronous Transfer Mode Dengan Multiprotocol Label Switching (MPLS) Simulasi Pengukuran Quality Of Service Pada Integrasi Internet Protocol Dan Asynchronous Transfer Mode Dengan Multiprotocol Label Switching (MPLS) Sigit Haryadi *, Hardi Nusantara Dan Ahsanul Hadi Priyo

Lebih terperinci

MPLS. Sukamto Slamet Hidayat

MPLS. Sukamto Slamet Hidayat MPLS Sukamto Slamet Hidayat MPLS Pengenalan MPLS Arsitektur MPLS Enkapsulasi MPLS Rekayasa Trafik pada MPLS Operasi MPLS Kesimpulan Done 1. PENGENALAN MPLS MPLS = Multi Protocol Label Switching Penggabungan

Lebih terperinci

MODUL 10 Multi Protocol Label Switching (MPLS)

MODUL 10 Multi Protocol Label Switching (MPLS) MODUL 10 Multi Protocol Label Switching (MPLS) A. TUJUAN 1. Mengenalkan pada mahasiswa tentang konsep MPLS 2. Mahasiswa memahami cara kerja jaringan MPLS 3. Mahasiswa mampu menganalisa performansi antara

Lebih terperinci

DAFTAR ISTILAH. : perkumpulan dari ethernet service switch yang. Ethernet. interface yang berupa ethernet.

DAFTAR ISTILAH. : perkumpulan dari ethernet service switch yang. Ethernet. interface yang berupa ethernet. DAFTAR ISTILAH Aggregator : perkumpulan dari ethernet service switch yang terhubung dengan service router pada jaringan Metro Ethernet. Carrier Ethernet : media pembawa informasi pada jaringan dengan interface

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS METODE DAN PERANCANGAN KASUS UJI

BAB III ANALISIS METODE DAN PERANCANGAN KASUS UJI BAB III ANALISIS METODE DAN PERANCANGAN KASUS UJI 3.1 Analisis Sistem Analisis adalah penguraian dari suatu pembahasan, dalam hal ini pembahasan mengenai analisis perbandingan teknik antrian data First

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Teknologi Next Generation Network (NGN) merupakan terobosan dalam bidang telekomunikasi dan dirancang untuk memenuhi kebutuhan layanan komunikasi yang semakin berkembang

Lebih terperinci

MODUL 11 QoS pada MPLS Network

MODUL 11 QoS pada MPLS Network MODUL 11 QoS pada MPLS Network A. TUJUAN 1. Mengenalkan pada mahasiswa tentang konsep QoS 2. Mahasiswa mampu menganalisa performansi antara jaringan IP dengan jaringan MPLS. B. DASAR TEORI Multi Protocol

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aplikasi-aplikasi jaringan memerlukan sejumlah node-node sensor terutama untuk

BAB I PENDAHULUAN. aplikasi-aplikasi jaringan memerlukan sejumlah node-node sensor terutama untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jaringan sensor nirkabel (JSN) sangat penting sejak kebanyakan aplikasi-aplikasi jaringan memerlukan sejumlah node-node sensor terutama untuk area yang tidak

Lebih terperinci

Jaringan Komputer I. Materi 9 Protokol WAN

Jaringan Komputer I. Materi 9 Protokol WAN Jaringan Komputer I Materi 9 Protokol WAN Wide Area Network Jaringan data penghubung jaringan-jaringan akses/lokal Karakteristik Menuju berbasis paket Dari connectionless menuju connection oriented (virtual

Lebih terperinci

TRAFFIC MANAGEMENT (Quality of Service & Congestion Control) Definisi Traffic Management

TRAFFIC MANAGEMENT (Quality of Service & Congestion Control) Definisi Traffic Management TRAFFIC MANAGEMENT (Quality of Service & Congestion Control) Definisi Traffic Management Jenis Koneksi Congestion Control QoS (Quality of Service) Metode Pengendalian Trafik (QoS) Simulasi Traffic Management

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Layer pada OSI dapat digolongkan menjadi 2 jenis layanan (Type of Service) yaitu Connection-Oriented dan Connection-Less (Tanenbaum, Computer Network Fifth Editon, 2011). Layanan

Lebih terperinci

KUALITAS LAYANAN. Budhi Irawan, S.Si, M.T

KUALITAS LAYANAN. Budhi Irawan, S.Si, M.T KUALITAS LAYANAN Budhi Irawan, S.Si, M.T KUALITAS LAYANAN (QOS) QoS merupakan terminologi yang digunakan untuk mendefinisikan kemampuan suatu jaringan untuk menyediakan tingkat jaminan layanan yang berbeda-beda.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Semua bidang usaha di dunia ini menerapkan teknologi informasi dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Semua bidang usaha di dunia ini menerapkan teknologi informasi dalam 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Semua bidang usaha di dunia ini menerapkan teknologi informasi dalam kegiatannya. Peranan teknologi informasi akan semakin vital bagi perusahaan besar dan perusahaan

Lebih terperinci

ANALISA APLIKASI VOIP PADA JARINGAN BERBASIS MPLS

ANALISA APLIKASI VOIP PADA JARINGAN BERBASIS MPLS ANALISA APLIKASI VOIP PADA JARINGAN BERBASIS Dwi Ayu Rahmadita 1,M.Zen Samsono Hadi 2 1 Mahasiswa Politeknik Elektronika Negeri Surabaya, Jurusan Teknik Telekomunikasi 2 Dosen Politeknik Elektronika Negeri

Lebih terperinci

ANALISA PERBANDINGAN PERFORMANSI SKEMA SCHEDULING WFQ (WEIGHTED FAIR QUEUEING) DAN PQ (PRIORITY QUEUEING) PADA JARINGAN IP (INTERNET PROTOCOL)

ANALISA PERBANDINGAN PERFORMANSI SKEMA SCHEDULING WFQ (WEIGHTED FAIR QUEUEING) DAN PQ (PRIORITY QUEUEING) PADA JARINGAN IP (INTERNET PROTOCOL) ANALISA PERBANDINGAN PERFORMANSI SKEMA SCHEDULING WFQ (WEIGHTED FAIR QUEUEING) DAN PQ (PRIORITY QUEUEING) PADA JARINGAN IP (INTERNET PROTOCOL) R. Rumani M 1, Arif Rudiana 2, Agung Dewantara 3 1,3 Fakultas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Layanan multimedia streaming saat ini telah berkembang pesat seiring dengan perkembangan internet. Dengan tersedianya layanan multimedia streaming kita dapat melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dikerahkan di daerah pemantauan dengan jumlah besar node sensor mikro.

BAB I PENDAHULUAN. yang dikerahkan di daerah pemantauan dengan jumlah besar node sensor mikro. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jaringan sensor nirkabel (JSN) adalah sebuah teknologi interdisipliner yang dikerahkan di daerah pemantauan dengan jumlah besar node sensor mikro. Secara umum

Lebih terperinci

LAMPIRAN B USULAN TUGAS AKHIR

LAMPIRAN B USULAN TUGAS AKHIR LAMPIRAN B USULAN TUGAS AKHIR 73 A. JUDUL TUGAS AKHIR Analisa Performansi Jaringan Multi Protocol Label Switching Pada Aplikasi Videoconference. B. RUANG LINGKUP 1. Jaringan Komputer 2. Aplikasi Videoconference

Lebih terperinci

Journal of Control and Network Systems

Journal of Control and Network Systems JCONES Vol. 4, No. (15) 16-3 Journal of Control and Network Systems Situs Jurnal : http://jurnal.stikom.edu/index.php/jcone IMPLEMENTASI DAN ANALISIS PADA JARINGAN BERBASIS MIKROTIK RachmadRiadiHariPurnomo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring perkembangan internet, muncul tuntutan dari para pengguna jasa telekomunikasi agar mereka dapat memperoleh akses data dengan cepat dimana pun mereka berada.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekarang ini teknologi komunikasi data yang lebih dikenal sebagai packet switching semakin berkembang dari tahun ke tahun. Voice over Internet Protokol (VoIP)

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA LAYANAN TRIPLE PLAY PADA JARINGAN IP DAN MPLS MENGGUNAKAN NS2

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA LAYANAN TRIPLE PLAY PADA JARINGAN IP DAN MPLS MENGGUNAKAN NS2 ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA LAYANAN TRIPLE PLAY PADA JARINGAN IP DAN MPLS MENGGUNAKAN NS2 Dwi Aryanta Jurusan Teknik Elektro Institut Teknologi Nasional Bandung dwiaryanta@gmail.com ABSTRAK Layanan Triple

Lebih terperinci

MPLS Multi Protocol Label Switching

MPLS Multi Protocol Label Switching MPLS Multi Protocol Label Switching Antonius Duty Susilo dutymlg@gmail.com Biodata S2 Magister Teknologi Informasi ITB Bandung Pengajar di SMK Telkom Malang Pengajar di STMIK Pradnya Paramita Malang Pengajar

Lebih terperinci

pula aplikasi dan manfaat MPLS Traffic engineering pada jaringan IP. Pada bagian penutup disimpulkan bahwa optimasi kinerja jaringan internet

pula aplikasi dan manfaat MPLS Traffic engineering pada jaringan IP. Pada bagian penutup disimpulkan bahwa optimasi kinerja jaringan internet BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1. Tinjauan Pustaka Untuk mengatasi permasalahan stabilitas dan kecepatan transfer datapada jaringan komputer,mpls adalah salah satu teknologi yang dapat digunakan selain ATM

Lebih terperinci

ANALISA PERBANDINGAN METODE ROUTING DISTANCE VECTOR DAN LINK STATE PADA JARINGAN PACKET

ANALISA PERBANDINGAN METODE ROUTING DISTANCE VECTOR DAN LINK STATE PADA JARINGAN PACKET ANALISA PERBANDINGAN METODE ROUTING DISTANCE VECTOR DAN LINK STATE PADA JARINGAN PACKET Vina Rifiani 1, M. Zen Samsono Hadi 2, Haryadi Amran Darwito 2 1 Mahasiswa Politeknik Elektronika Negeri Surabaya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Riset dan inovasi dalam teknologi telekomunikasi menyediakan layanan yang beraneka ragam, memiliki kapasitas tinggi sesuai kebutuhan yang berkembang, mudah diakses

Lebih terperinci

Dian Satria Jaya Jurusan Teknik Informatika STMIK PalComTech Palembang. Abstrak

Dian Satria Jaya Jurusan Teknik Informatika STMIK PalComTech Palembang. Abstrak QUALITY OF SERVICES TERHADAP KINERJA PAKET USER DATAGRAM PROTOCOL PADA JARINGAN MULTI PROTOCOL LABEL SWITCHING PT. PLN (PERSERO) P3B SUMATERA UPT PALEMBANG Dian Satria Jaya Jurusan Teknik Informatika STMIK

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pendahuluan Penelitian tentang analisa penerapan traffic engineering pada jaringan non MPLS dan MPLS terutama pada operator Internet Service Provider (ISP), yang dilakukan

Lebih terperinci

SIMULASI MULTIPROTOCOL LABEL SWITCHING (MPLS) MENGGUNAKAN NETWORK SIMULATOR

SIMULASI MULTIPROTOCOL LABEL SWITCHING (MPLS) MENGGUNAKAN NETWORK SIMULATOR SIMULASI MULTIPROTOCOL LABEL SWITCHING (MPLS) MENGGUNAKAN NETWORK SIMULATOR Ahmad Nurul Fajar nurul.fajar@lecturer.indonusa.ac.id Abstrak Jaringan TCP/IP sampai saat ini merupakan bentuk jaringan yang

Lebih terperinci

ANALISA UNJUK KERJA APLIKASI VOIP PADA JARINGAN IPv6 BERBASIS MPLS

ANALISA UNJUK KERJA APLIKASI VOIP PADA JARINGAN IPv6 BERBASIS MPLS ANALISA UNJUK KERJA APLIKASI VOIP PADA JARINGAN IPv6 BERBASIS MPLS Aries Pratiarso, M. Zen Samsono Hadi, Dwi Ayu Rahmadita Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Bab pertama ini merupakan pendahuluan dari seluruh isi buku laporan tugas akhir. Adapun pendahuluan terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan, metode penyelesaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari hari sering kali terjadi kemacetan dalam beberapa bentuk, seperti kemacetan lalu lintas, antrian yang panjang di bank, memesan tiket dan bentuk

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. sebelumnya pada bab 3 yang akan dianalisis dan dibahas sehingga diharapkan

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. sebelumnya pada bab 3 yang akan dianalisis dan dibahas sehingga diharapkan BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai hasil dari skenario yang telah ditentukan sebelumnya pada bab 3 yang akan dianalisis dan dibahas sehingga diharapkan menghasilkan suatu

Lebih terperinci

5. QoS (Quality of Service)

5. QoS (Quality of Service) PENGENDALIAN MUTU TELEKOMUNIKASI 5. QoS (Quality of Service) Latar Belakang QoS Karakteristik Jaringan IP Alokasi Sumber Daya Definisi QoS QoS adalah suatu pengukuran tentang seberapa baik jaringan dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. memanfaatkan teknologi berbasis Multiprotocol Label Switching (MPLS).

BAB 1 PENDAHULUAN. memanfaatkan teknologi berbasis Multiprotocol Label Switching (MPLS). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karakteristik masyarakat modern yang memiliki mobilitas tinggi membuat teknologi begitu pesat berkembang. Dengan berkembangannya teknologi mempengaruhi kepada meningkatnya

Lebih terperinci

Performa Protokol Routing OSPF pada Jaringan VOIP Berbasis MPLS VPN

Performa Protokol Routing OSPF pada Jaringan VOIP Berbasis MPLS VPN Performa Protokol Routing OSPF pada Jaringan VOIP Berbasis MPLS VPN Denny Wijanarko 1, Bekti Maryuni Susanto 2 1,2 Program Studi Teknik Komputer Politeknik Negeri Jember *Email: dennywijanarko@gmail.com

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA JARINGAN MULTIPROTOCOL LABEL SWITCHING (MPLS) UNTUK LAYANAN VIDEO STREAMING

ANALISIS KINERJA JARINGAN MULTIPROTOCOL LABEL SWITCHING (MPLS) UNTUK LAYANAN VIDEO STREAMING ANALISIS KINERJA JARINGAN MULTIPROTOCOL LABEL SWITCHING () UNTUK LAYANAN VIDEO STREAMING Dimas Yudha Prawira, Ali Hanafiah Rambe Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 70 BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dilakukan perancangan dan konfigurasi jaringan berbasis IP dan VPN MPLS beserta estimasi peralatan yang akan digunakan, menganalisa masalah serta

Lebih terperinci

PERANCANGAN NGN BERBASIS OPEN IMS CORE PADA JARINGAN MPLS VPN

PERANCANGAN NGN BERBASIS OPEN IMS CORE PADA JARINGAN MPLS VPN PERANCANGAN NGN BERBASIS OPEN IMS CORE PADA JARINGAN MPLS VPN Dadiek Pranindito 1, Levana Rizki Daenira 2, Eko Fajar Cahyadi 3 Program Studi Teknik Telekomunikasi, Sekolah Tinggi Telematika Telkom Purwokerto

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. multimedia memasuki dunia internet. Telepon IP, video conference dan game

BAB I PENDAHULUAN. multimedia memasuki dunia internet. Telepon IP, video conference dan game BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan yang cepat dari teknologi jaringan telah membuat aplikasi multimedia memasuki dunia internet. Telepon IP, video conference dan game online sudah menjamur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Semakin berkembangnya era teknologi telekomunikasi, kecepatan dan quality of service (QoS) menjadi faktor yang penting. Suatu masalah mungkin saja menyebabkan kesalahan

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. Resource Reservation Protocol (RSVP) merupakan protokol pada layer

BAB II TEORI DASAR. Resource Reservation Protocol (RSVP) merupakan protokol pada layer BAB II TEORI DASAR 2.1 Pendahuluan Resource Reservation Protocol (RSVP) merupakan protokol pada layer transport yang digunakan untuk meminta kualitas layanan QoS tinggi transportasi data, untuk sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Analisis Kinerja Protocol SCTP untuk Layanan Streaming Media pada Mobile WiMAX 3

BAB I PENDAHULUAN. Analisis Kinerja Protocol SCTP untuk Layanan Streaming Media pada Mobile WiMAX 3 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teknologi WiMAX (Worldwide Interoperabilitas for Microwave Access) yang berbasis pengiriman data berupa paket dan bersifat connectionless oriented merupakan teknologi

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI SEAMLESS MULTIPROTOCOL LABEL SWITCHING (MPLS) PADA JARINGAN MPLS

IMPLEMENTASI SEAMLESS MULTIPROTOCOL LABEL SWITCHING (MPLS) PADA JARINGAN MPLS IMPLEMENTASI SEAMLESS MULTIPROTOCOL LABEL SWITCHING (MPLS) PADA JARINGAN MPLS Nisa Aulia Nurhasanah 1), Ida Wahidah 2), Bambang Cahyono 3) 1),2 Teknik Telekomunikasi, Universitas Telkom, Bandung,3 ) Research

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi nirkabel terus berkembang lebih maju, dan peluang penggunaanya semakin menyebar secara luas. Dengan mudahnya kita bisa menemukan tempat

Lebih terperinci

MODUL 9 MPLS (MULTI PROTOCOL LABEL SWITCHING)

MODUL 9 MPLS (MULTI PROTOCOL LABEL SWITCHING) PRAKTIKUM NEXT GENERATION NETWORK POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA MODUL 9 MPLS (MULTI PROTOCOL LABEL SWITCHING) TUJUAN PEMBELAJARAN: 1. Mengenalkan pada mahasiswa tentang MPLS 2. Mengenalkan pada

Lebih terperinci

Bab 3 Parameter Simulasi

Bab 3 Parameter Simulasi Bab 3 Parameter Simulasi 3.1 Parameter Simulasi Simulasi yang dilakukan pada penelitian ini memakai varian jaringan wireless mesh yaitu client mesh. Dalam hal ini akan digunakan client mesh dengan jumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi khususnya pada teknologi jaringan saat ini sangatlah pesat terutama dari sisi jangkauan, kemudahan akses dan penggunaaannya. Penggunaan jaringan

Lebih terperinci

MILIK UKDW BAB I PENDAHULUAN

MILIK UKDW BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jaringan tanpa kabel (wireless) sebenarnya hampir sama dengan jaringan LAN, akan tetapi setiap node pada WLAN (Wireless Local Area Network) menggunakan wireless

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA TRANSMISSION CONTROL PROTOCOL PADA JARINGAN WIDE AREA NETWORK

ANALISIS KINERJA TRANSMISSION CONTROL PROTOCOL PADA JARINGAN WIDE AREA NETWORK ANALISIS KINERJA TRANSMISSION CONTROL PROTOCOL PADA JARINGAN WIDE AREA NETWORK Henra Pranata Siregar, Naemah Mubarakah Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara Jl. Almamater,

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN. Voice over Internet Protocol (VoIP) adalah teknologi yang mampu

Bab I PENDAHULUAN. Voice over Internet Protocol (VoIP) adalah teknologi yang mampu Bab I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Voice over Internet Protocol (VoIP) adalah teknologi yang mampu melewatkan trafik suara, video dan data yang berbentuk paket melalui jaringan IP. Jaringan IP

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 1 DAN PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini membahas tentang analisis dan perancangan sistem. Pembahasan yang dianalisis terbagi menjadi 2 yaitu analisis masalah dan analisis

Lebih terperinci

BAB III TOPOLOGI JARINGAN FRAME RELAY DAN VPN IP PT. TELKOM INDONESIA

BAB III TOPOLOGI JARINGAN FRAME RELAY DAN VPN IP PT. TELKOM INDONESIA 36 BAB III TOPOLOGI JARINGAN FRAME RELAY DAN VPN IP PT. TELKOM INDONESIA Sebagai penyedia layanan komunikasi data, PT. Telkom Indonesia menawarkan berbagai macam pilihan teknologi komunikasi data terutama

Lebih terperinci

Analisis Perbandingan Performansi Server VoIP. berbasis Parallel Processing

Analisis Perbandingan Performansi Server VoIP. berbasis Parallel Processing Analisis Perbandingan Performansi Server VoIP antara Asterisk dan FreePBX berbasis Parallel Processing JOANA SIBORO 2206100080 Dosen Pembimbing: Dr.Ir. Achmad Affandi, DEA NIP: 196510141990021001 PERANCANGAN

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. berdiri sendiri dan terhubung melalui sebuah teknologi. Hubungan antar

BAB 2 LANDASAN TEORI. berdiri sendiri dan terhubung melalui sebuah teknologi. Hubungan antar BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 TEORI UMUM Jaringan (network) adalah kumpulan dua atau lebih komputer yang masingmasing berdiri sendiri dan terhubung melalui sebuah teknologi. Hubungan antar komputer tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keputusan krusial seperti transaksi perbankan, perdagangan dll.

BAB I PENDAHULUAN. keputusan krusial seperti transaksi perbankan, perdagangan dll. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Abad informasi menuntut manusia saling terhubung untuk mendapatkan segala bentuk informasi demi kebutuhan hidup dan upaya itu membutuhkan sumber daya dan teknologi

Lebih terperinci

ANALISA KINERJA AD-HOC ON DEMAND DISTANCE VECTOR (AODV) PADA KOMUNIKASI VMES

ANALISA KINERJA AD-HOC ON DEMAND DISTANCE VECTOR (AODV) PADA KOMUNIKASI VMES ANALISA KINERJA AD-HOC ON DEMAND DISTANCE VECTOR (AODV) PADA KOMUNIKASI VMES Kamal Syarif 2208100642 Dosen Pembimbing: Dr. Ir. Achmad Affandi, DEA Ir. Djoko Suprajitno R, MT Jurusan Teknik Elektro Fakultas

Lebih terperinci

STUDY ANALISIS QOS PADA JARINGAN MULTIMEDIA MPLS

STUDY ANALISIS QOS PADA JARINGAN MULTIMEDIA MPLS SNTIKI III 211 ISSN : 285-992 1 STUDY ANALISIS QOS PADA JARINGAN MULTIMEDIA M. Yanuar Hariyawan 1, M.Susantok 2, Rini Tampubolon 3 1,2,3 Program Studi Teknik Elektronika Telekomunikasi, Politeknik Caltex

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Vehicular Ad-hoc Network (VANET) merupakan perkembangan dari Mobile Adhoc Network (MANET). Perbedaan utama antara kedua sistem tersebut dimana VANET adalah jaringan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. mendapat perbandingan unjuk kerja protokol TCP Vegas dan UDP dengan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. mendapat perbandingan unjuk kerja protokol TCP Vegas dan UDP dengan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pembahasan yang dilakukan merupakan hasil dari percobaan terhadap parameter-parameter yang telah ditentukan. Setelah itu dilakukan analisis untuk mendapat perbandingan unjuk

Lebih terperinci

BAB 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu

BAB 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu BAB 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian-penelitian yang sudah pernah dilakukan sebelumnya. Berikut penelitian-penelitian yang mendasari penelitian

Lebih terperinci

Optimalisasi Jaringan Wide Area Network Dengan Teknik Multiprotocol Label Switching

Optimalisasi Jaringan Wide Area Network Dengan Teknik Multiprotocol Label Switching Optimalisasi Jaringan Wide Area Network Dengan Teknik Multiprotocol Label Switching Muhamad Zuhri 1, Irwan Agus Sobari 2 1 Teknik Informatika STMIK Nusa Mandiri e-mail: zuhri33@gmail.com 2 Teknik Informatika

Lebih terperinci

AS IR O R U O TI U N TI G P AD

AS IR O R U O TI U N TI G P AD Tesis OPTIMASI ROUTING PADA JARING DATA MULTI JALUR MENGGUNAKAN METODE ANT COLONY OPTIMIZATION (ACO) Nama : Agus Kurniwanto NIM : 2209206803 PROGRAM STUDI MAGISTER BIDANG KEAHLIAN TELEMATIKA JURUSAN TEKNIK

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISA DATA. Gambar 4.1 Tampilan pada Wireshark ketika user melakukan register. 34 Universitas Indonesia

BAB 4 ANALISA DATA. Gambar 4.1 Tampilan pada Wireshark ketika user melakukan register. 34 Universitas Indonesia BAB 4 ANALISA DATA Pada bab ini akan dibahas hasil pengukuran data dari layanan IMS pada platform IPTV baik pada saat pelanggan (user) di home network maupun pada saat melakukan roaming atau berada pada

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN. 4.1 Perancangan dan Analisa Skenario

BAB 4 PERANCANGAN. 4.1 Perancangan dan Analisa Skenario BAB 4 PERANCANGAN 4.1 Perancangan dan Analisa Skenario Pada BAB ini akan dibahas analisis tentang performan jaringan IP pada switch cisco 2950 Untuk aplikasi video call dengan protocol UDP, analisis yang

Lebih terperinci

2. Dasar Teori. Fakultas Elektro dan Komunikasi, Institut Teknologi Telkom. 2 3

2. Dasar Teori. Fakultas Elektro dan Komunikasi, Institut Teknologi Telkom. 2 3 ANALISIS PERBANDINGAN QoS PROTOCOL EIGRP, OSPF, DAN RIPv2 PADA LINK ANTARA ROUTER PROVIDER EDGE (PE) DENGAN ROUTER CUSTOMER EDGE (CE) PADA KASUS JARINGAN MPLS-VPN Satria Limbong Arung, [1] Rendy Munadi

Lebih terperinci

BAB 4. Setelah melakukan perancangan topologi untuk merancang sistem simulasi pada

BAB 4. Setelah melakukan perancangan topologi untuk merancang sistem simulasi pada BAB 4 PENGUJIAN SISTEM DAN HASIL PENGUJIAN 4.1 Skenario Pengujian Setelah melakukan perancangan topologi untuk merancang sistem simulasi pada layanan VoIP, maka langkah selanjutnya adalah penulis mensimulasikan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI. Gambar 3.1 Kerangka Metodologi

BAB 3 METODOLOGI. Gambar 3.1 Kerangka Metodologi BAB 3 METODOLOGI 3.1 Metodologi Gambar 3.1 Kerangka Metodologi Dari kerangka metodologi yang telah dibuat, dapat dilihat bahwa terdapat 4 hal yang dilakukan terlebih dahulu yaitu : 1. Analisis Masalah

Lebih terperinci

ANALISIS QUALITY OF SERVICE (QoS) PADA SIMULASI JARINGAN MULTIPROTOCOL LABEL SWITCHING VIRTUAL PRIVATE NETWORK (MPLS VPN)

ANALISIS QUALITY OF SERVICE (QoS) PADA SIMULASI JARINGAN MULTIPROTOCOL LABEL SWITCHING VIRTUAL PRIVATE NETWORK (MPLS VPN) JETri, Volume 3, Nomor 2, Februari 2004, Halaman 33 48, ISSN 1412-0372 ANALISIS QUALITY OF SERVICE (QoS) PADA SIMULASI JARINGAN MULTIPROTOCOL LABEL SWITCHING VIRTUAL PRIVATE NETWORK (MPLS VPN) Yuli Kurnia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nirkabel dan merupakan turunan dari MANET (Mobile Ad hoc Network). Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. nirkabel dan merupakan turunan dari MANET (Mobile Ad hoc Network). Tujuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Vehicular Ad hoc Network (VANET) termasuk dalam jaringan komunikasi nirkabel dan merupakan turunan dari MANET (Mobile Ad hoc Network). Tujuan dasar VANET adalah untuk

Lebih terperinci

ACTIVE QUEUE MANAGEMENT UNTUK TCP CONGESTION CONTROL

ACTIVE QUEUE MANAGEMENT UNTUK TCP CONGESTION CONTROL TUGAS AKHIR RE 1599 ACTIVE QUEUE MANAGEMENT UNTUK TCP CONGESTION CONTROL HERI WAHYU PURNOMO NRP 2203100515 Dosen Pembimbing Eko Setijadi, ST., MT. Ir. Suwadi, MT. JURUSAN TEKNIK ELEKTRO Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

ANALISIS ALGORITMA ROUND ROBIN, LEAST CONNECTION, DAN RATIO PADA LOAD BALANCNG MENGGUNAKAN OPNET MODELER

ANALISIS ALGORITMA ROUND ROBIN, LEAST CONNECTION, DAN RATIO PADA LOAD BALANCNG MENGGUNAKAN OPNET MODELER ANALISIS ALGORITMA ROUND ROBIN, LEAST CONNECTION, DAN RATIO PADA LOAD BALANCNG MENGGUNAKAN OPNET MODELER Husain Nasser 1 husainnassr@gmail.com Timotius Witono 2 timotius@itmaranatha.org Abstract Load balancing

Lebih terperinci

ANALISIS QOS INTERNET PROTOKOL TV (IPTV) PADA JARINGAN MPLS MENGGUNAKAN PROTOKOL RSVP TUGAS AKHIR

ANALISIS QOS INTERNET PROTOKOL TV (IPTV) PADA JARINGAN MPLS MENGGUNAKAN PROTOKOL RSVP TUGAS AKHIR ANALISIS QOS INTERNET PROTOKOL TV (IPTV) PADA JARINGAN MPLS MENGGUNAKAN PROTOKOL RSVP TUGAS AKHIR Sebagai Persyaratan Guna Meraih Gelar Sarjana Strata 1 Teknik Informatika Universitas Muhammadiyah Malang

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA SISTEM EVALUASI QUALITY OF SERVICE PADA JARINGAN MULTIPROTOCOL LABEL SWITCHING. Agustino

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA SISTEM EVALUASI QUALITY OF SERVICE PADA JARINGAN MULTIPROTOCOL LABEL SWITCHING. Agustino UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Program Studi Networking Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2006/2007 SISTEM EVALUASI QUALITY OF SERVICE PADA JARINGAN MULTIPROTOCOL LABEL

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SIMULASI JARINGAN

BAB III PERANCANGAN SIMULASI JARINGAN BAB III PERANCANGAN SIMULASI JARINGAN Pada penelitian ini dilakukan simulasi yang terdiri dari terdiri dari SS, BS dan Public Network sebagai Sink Node. Terdapat 19 node yang akan dibangun, yaitu 5 node

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang memiliki dan menyediakan layanan-layanan beraneka ragam,

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang memiliki dan menyediakan layanan-layanan beraneka ragam, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang sangat pesat saat ini mempengaruhi meningkatnya penggunaan jaringan komputer. Riset dan inovasi secara terus

Lebih terperinci

ANALISIS TRAFFIC PADA JARINGAN CIRCUIT EMULATION SERVICE DI PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA WITEL SUMSEL

ANALISIS TRAFFIC PADA JARINGAN CIRCUIT EMULATION SERVICE DI PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA WITEL SUMSEL ANALISIS TRAFFIC PADA JARINGAN CIRCUIT EMULATION SERVICE DI PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA WITEL SUMSEL Anggia Nur Apriliza 1*, Suroso 2, Emilia Hesti 3 123 Program Studi Teknik Telekomunikasi, Politeknik

Lebih terperinci

Memahami cara kerja TCP dan UDP pada layer transport

Memahami cara kerja TCP dan UDP pada layer transport 4.1 Tujuan : Memahami konsep dasar routing Mengaplikasikan routing dalam jaringan lokal Memahami cara kerja TCP dan UDP pada layer transport 4.2 Teori Dasar Routing Internet adalah inter-network dari banyak

Lebih terperinci

Pengujian Performansi Jaringan Testbed MPLS-VPN Pada Laboratorium Jaringan Komputer

Pengujian Performansi Jaringan Testbed MPLS-VPN Pada Laboratorium Jaringan Komputer Pengujian Performansi Jaringan Testbed MPLS-VPN Pada Laboratorium Jaringan Komputer Rizal Munadi, Fardian, Taufiq Wireless and Network Research Group (Winner) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. ataupun antara komputer-komputer dengan sumber daya. efektif, misalkan dalam hal pembagian bandwith yang tidak merata, delay

BAB 1 PENDAHULUAN. ataupun antara komputer-komputer dengan sumber daya. efektif, misalkan dalam hal pembagian bandwith yang tidak merata, delay 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi informasi dan komunikasi yang pesat sangat berpengaruh dan memiliki arti penting terhadap kehidupan manusia saat ini. Hal

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN DAN ANALISA QOS AUDIO DAN VIDEO STREAMING PADA JARINGAN MPLS VPN

RANCANG BANGUN DAN ANALISA QOS AUDIO DAN VIDEO STREAMING PADA JARINGAN MPLS VPN RANCANG BANGUN DAN ANALISA QOS AUDIO DAN VIDEO STREAMING PADA JARINGAN MPLS VPN Ahmad Afis Abror 1,M.Zen Samsono Hadi 2,Idris Winarno 3 1 Mahasiswa Politeknik Elektronika Negeri Surabaya, Jurusan Teknik

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR ANALISA INFRASTRUKTUR LAYANAN VOICE OVER INTERNET PROTOKOL PADA PT. AJ CENTRAL ASIA RAYA. Diajukan guna melengkapi sebagian syarat

TUGAS AKHIR ANALISA INFRASTRUKTUR LAYANAN VOICE OVER INTERNET PROTOKOL PADA PT. AJ CENTRAL ASIA RAYA. Diajukan guna melengkapi sebagian syarat TUGAS AKHIR ANALISA INFRASTRUKTUR LAYANAN VOICE OVER INTERNET PROTOKOL PADA PT. AJ CENTRAL ASIA RAYA Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh

Lebih terperinci

ANALISA PERBANDINGAN ALGORITMA KONTROL KEMACETAN LAPISAN TRANSPORT OSI DENGAN METODE RED, SFQ DAN REM MENGGUNAKAN NETWORK SIMULATOR NS-2

ANALISA PERBANDINGAN ALGORITMA KONTROL KEMACETAN LAPISAN TRANSPORT OSI DENGAN METODE RED, SFQ DAN REM MENGGUNAKAN NETWORK SIMULATOR NS-2 ANALISA PERBANDINGAN ALGORITMA KONTROL KEMACETAN LAPISAN TRANSPORT OSI DENGAN METODE RED, SFQ DAN REM MENGGUNAKAN NETWORK SIMULATOR NS-2 COMPARATIVE ANALYSIS OF CONGESTION CONTROL ALGORITHM OSI TRANSPORT

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh RSVP Untuk Layanan VoIP Berbasis SIP

Analisis Pengaruh RSVP Untuk Layanan VoIP Berbasis SIP Analisis Pengaruh Untuk Layanan VoIP Berbasis SIP Alfin Hikmaturokhman 1, Sri Maya Sari Nainggolan 1,, Eko Fajar Cahyadi 1 Program Studi S1 Teknik telekomunikasi 1 Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pada jaringan wireless kebutuhan akan Quality of service sangatlah penting, demi mencapai kepuasan dari user dalam menggunakannya. Faktor-faktor dari Quality of service

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. Disusun sebagai salah satu syarat untuk kelulusan Program Strata 1, Program Studi Teknik Informatika, Universitas Pasundan Bandung

TUGAS AKHIR. Disusun sebagai salah satu syarat untuk kelulusan Program Strata 1, Program Studi Teknik Informatika, Universitas Pasundan Bandung PENGATURAN QUALITY OF SERVICE (QoS) PADA JARINGAN UNTUK MENDUKUNG LAYANAN VOICE OVER INTERNET PROTOKOL (VoIP) (Studi Kasus: Lab.Jurusan Teknik Informatika Universitas Pasundan) TUGAS AKHIR Disusun sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENGEMBANGAN

BAB III METODE PENGEMBANGAN BAB III METODE PENGEMBANGAN di bawah. 3.1. Perancangan Sistem dan Blok Diagram Sistem Perancangan sistem yang digunakan dapat dijelaskan dengan blok diagram Gambar 3.1 PERANCANGAN PENERAPAN PERSIAPAN DATA

Lebih terperinci

ANALISIS PERFORMANSI QOS JARINGAN MPLS-VPN UNTUK APLIKASI VOIP

ANALISIS PERFORMANSI QOS JARINGAN MPLS-VPN UNTUK APLIKASI VOIP ANALISIS PERFORMANSI QOS JARINGAN MPLS-VPN UNTUK APLIKASI VOIP Shinta Nurcahya Ningsih¹, Sofia Naning Hertiana², Asep Mulyana³ ¹Teknik Telekomunikasi,, Universitas Telkom Abstrak Quality of Service (QoS)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ethernet merupakan sebuah protokol pada layer Data-link yang banyak digunakan. Ethernet pada awalnya dikembangkan pada tahun 1970, oleh para peneliti di Xerox Palo

Lebih terperinci

Analisis unjuk kerja multimedia streaming pada jaringan TCP/IP dan jaringan MPLS dengan redundancy link support

Analisis unjuk kerja multimedia streaming pada jaringan TCP/IP dan jaringan MPLS dengan redundancy link support Analisis unjuk kerja multimedia streaming pada jaringan TCP/IP dan jaringan MPLS dengan redundancy link support Budianto 1), M. Susantok, S.ST., M.T. 2), M. Yanuar Hariyawan, S.T., M.T. 3) 1) Jurusan Teknik

Lebih terperinci

Studi Kinerja Multipath AODV dengan Menggunakan Network simulator 2 (NS-2)

Studi Kinerja Multipath AODV dengan Menggunakan Network simulator 2 (NS-2) A652 Studi Kinerja Multipath AODV dengan Menggunakan Network simulator 2 (NS-2) Bima Bahteradi Putra dan Radityo Anggoro Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi, Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI SISTEM. mendukung proses implementasi, antara lain: Operating System yang digunakan pada komputer Server.

BAB 4 IMPLEMENTASI SISTEM. mendukung proses implementasi, antara lain: Operating System yang digunakan pada komputer Server. BAB 4 IMPLEMENTASI SISTEM 4.1 Spesifikasi Sistem Dibawah ini adalah spesifikasi perangkat lunak yang dibutuhkan untuk mendukung proses implementasi, antara lain: Windows Server 2008 Operating System yang

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KINERJA JARINGAN METROPOLITAN AREA NETWORK DENGAN INTERNET PROTOCOL VERSI 4 DAN VERSI 6

PERBANDINGAN KINERJA JARINGAN METROPOLITAN AREA NETWORK DENGAN INTERNET PROTOCOL VERSI 4 DAN VERSI 6 PERBANDINGAN KINERJA JARINGAN METROPOLITAN AREA NETWORK DENGAN INTERNET PROTOCOL VERSI 4 DAN VERSI 6 Muhammad Barkah (1), Muhammad Zulfin (2) Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro

Lebih terperinci