BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL"

Transkripsi

1 23 BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1 Kerangka Konsep Berdasarkan tujuan penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya maka kerangka konsep dalam penelitian Gambaran Risiko Penderita Diabetes Mellitus di Puskesmas Padang Bulan, Medan dapat digambarkan berikut: Umur Jenis Kelamin Pendidikan Obesitas Riwayat merokok Riwayat keluarga Olahraga Perilaku makan serat Pasien Diabetes Mellitus yang berobat ke Puskesmas Padang Bulan Gambar 3.1 Kerangka Konsep 3.2. Definisi Operasional 1. Usia Definisi Operasional: rentang hidup responden yang sehat baik fisik maupun mental yang dihitung dalam tahun sejak lahir sampai ulang tahun saat penelitian dilakukan Cara Ukur : Angket Alat Ukur : Kuesioner Hasil Ukur : a) < 30 b) b) c) d) >55

2 24 Skala Ukur : Interval 2. Jenis Kelamin Definisi Operasional : Responden terdiri dari dua jenis jantina. Cara Ukur : Angket Alat Ukur : Kuesioner Hasil Ukur : a. Laki-laki b: Perempuan Skala Ukur : Nominal 3. Pendidikan Definisi Operasional : Tingkat ilmu pengetahuan responden yang didapat secara formal. Cara Ukur : Angket Alat Ukur : Kuesioner Hasil Ukur : a) Tidak/belum pernah sekolah b) Tidak tamat SD/MI c) Tamat SD/MI d) Tamat SLTP e) Tamat SLTA f) Tamat D1/D2/D3 g) Tamat PT Skala Ukur: Ordinal 4. Riwayat merokok Definisi Operasional : Mengetahui apakah responden mempunyai riwayat merokok Cara Ukur : Angket Alat Ukur : Kuesioner Hasil Ukur : a) Ya,setiap hari. b) Ya, kadang-kadang c) Tidak, namun sebelumnya pernah setiap hari. d) Tidak, namun sebelumnya pernah kadang-kadang. e) Tidak pernah.

3 25 Skala Ukur : Ordinal 5. Riwayat Keluarga Definisi Operasional : Keluarga responden yang mempunyai riwayat Diabetes Mellitus sebelumnya. Cara Ukur : Angket Alat Ukur : Kuesioner Hasil Ukur : a) Ibu. b) Ayah. c) Ayah dan Ibu Skala Ukur : Ordinal 6. Aktifitas Fisik Definisi Operasional : Berapa lama responden melakukan jenis olahraga pada waktu lapang. Cara Ukur : Angket Alat Ukur : Kuesioner Hasil Ukur : a) <3x/minggu (30-50 menit) b. >3x/minggu (30-50 menit) Skala Ukur : Nominal. 7. Obesitas Definisi Operasional : Mengetahui berat badan responden ideal atau tidak ideal. Cara Ukur : Angket Alat Ukur : Kuesioner Hasil Ukur : 1. Berat badan normal ( ) 2. Berat badan melebihi nilai normal ( >25.00) 3. Pre-obesitas( ) 4. Obesitas (> 30.00) 5.Obesitas Kelas I ( ) 6. Obesitas Kelas II ( ) 7. Obesitas Keals III (>40.00) Skala Ukkur : Ordinal

4 26 8. Konsumsi Serat Definis Operasional : Kebiasaan mengkonsumsi serat per hari yang terdiri dari buah dan sayur. Cara Ukur : Angket Alat Ukur : Kuesioner Hasil Ukur : 1. <5porsi/hari 2. >5 porsi/hari Skala Ukur : Ordinal

5 27 BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang menggunakan pendekatan potong lintang Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Padang Bulan,Medan. Waktu penelitian dan pengumpulan data dilakukan pada periode bulan Juni sampai September Populasi dan Sampel Penelitian Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien Diabetes Mellitus yang berobat ke Puskesmas Padang Bulan, Medan Sampel Seluruh populasi yang berkunjung ke Puskesmas Padang Bulan, Medan dari tanggal 30 Juni 2015 sampai dari 30 September 2015 dijadikan sampel. 1. Kriteria Inklusi Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah: a. Pasien Diabetes Mellitus rawat jalan yang berkunjung ke Puskesmas Padang Bulan. b. Bersedia ikut dalam penelitian. 2. Kriteria Ekslusi Kriteria esklusi dalam penelitian ini adalah: a. Pasien Diabetes Mellitus yang tidak ikut serta dalam penelitian.

6 Jumlah Sampel Semua penderita Diabetes Mellitus rawat jalan Besar Sampel Besar sampel penelitian dihitung dengan rumus besar sampel untuk penelitian belah lintang. Rumus besar sampel adalah sebagai berikut: Rumus besar sampel deskriptif kategorik: n = Zα2 x P x Q d2 Q = 1 P Keterangan: N = Besar sampel Zα = Nilai Z pada derajat kemaknaan ( 95%=1,96) P = Proporsi sesuatu kasus terhadap populasi, bila tidak diketahui proporsinya, 6,9% (0.069) ( Riskesdas,2013). d = Derajat penyimpangan (0.05) Maka besar sampel adalah: n = (1.96) X 0,069 X (0.05) = (dibulatkan menjadi 99) Melalui rumus didapati besar sampel minimal yaitu 99 responden. Cara pemilihan subyek penelitian dilakukan secara non-probability sampling dengan menggunakan consecutive sampling, dimana seluruh penderita Diabetes Mellitus yang telah memenuhi kriteria penelitian diikutsertakan dalam penelitian Cara Sampling Teknik sampling penelitian ini adalah consecutive sampling. Consecutive sampling ini merupakan jenis non-probability sampling yang paling baik dan sering kali merupakan cara yang termudah. Pada consecutive sampling semua subyek yang datang secara berurutan dan memenuhi kriteria pemilihan dimasukkan dalam penelitian sampai jumlah subyek yang diperlukan terpenuhi.

7 Metode Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yaitu data yang dikumpulkan berupa lembar penelitian yang telah diisi oleh responden Pengolahan dan analisis data Pengolahan data dilakukan dengan langkah-langkah yaitu: (1) editing, dilakukan untuk memeriksa ketetapan dan kelengkapan data; (2) coding, data yang telah terkumpul kemudian diberi kode oleh peneliti secara manual sebelum diolah dengan komputer; (3) entry, data tersebut dimasukkan ke dalam program komputer; (4) cleaning data, pemeriksaan semua data yang telah dimasukkan ke dalam komputer guna menghindari terjadinya kesalahan dalam pemasukan data; (5) saving, penyimpanan data untuk siap dianalisis; dan (6) analisa data (Wahyuni, 2008). Data yang telah dikumpul akan diolah menggunakan program komputer yaitu Statistical Product and Service Solutions (SPPS) kemudian dianalisis secara deskriptif menggunakan tabel distribusi dan dilakukan pembahasan data yang diperoleh sesuai dengan pustaka yang ada. Analisis univariat digunakan. (Sopiyudin,2013). Analisis ini mengambarkan masing-masing variabel penelitian. Data yang diperoleh akan ditampilkan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. (Sopiyudin,2013) Etika Penelitian Penelitian dimulai setelah mendapat surat ethical clearance dari Komisi Etik Penelitian Kesehatan FK USU. Peneliti memulai penelitian di Puskesmas Padang Bulan, Medan setelah mendapat persetujuan dari pihak Puskesmas Padang Bulan, Medan. Responden berhak mengikut serta atau tidak ikut serta dalam penelitian. Responden yang menolak tidak akan mendapat sanksi apapun. Identitas responden yang ikut serta dalam penelitian dirahasiakan dan tidak dipublikasi tanpa izin responden. Seluruh biaya yang berhubungan dengan penelitian ditanggung oleh peneliti.

8 30 BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil Penelitian Deskripsi Lokasi Penelitian Puskesmas Padang Bulan terletak di Jalan Jamin Ginting, Kompleks Pamen, Kelurahan Padang Bulan, Kecamatan Medan Baru, Kota Medan. Puskesmas Padang Bulan ini dulunya bukan sebuah Puskesmas tetapi sebuah poliklinik dan rumah dokter. Peletakan batu pertama dilakukan oleh Pangdam II/Bukit Barisan Bapak Sarwo Edhi Wibowo (Brigjen TNI) pada tanggal 27 Maret 1968 dan selesai pada tanggal 20 Juli Pelaksanaannya yaitu Zi Bang Ron- DIM 0212/MS. Dalam melaksanakan kegiatannya, Puskesmas Padang Bulan melayani 6 Kelurahan yang ada di wilayah kerja Kecamatan Medan Baru dengan luas 527 hektar. Jumlah penduduk yang dicakup oleh Puskesmas Padang Bulan menurut jenis kelamin sebanyak jiwa yang terdiri dari jumlah perempuan ( jiwa) dan jumlah laki-laki ( jiwa) Deskripsi Karakteristik Sampel Pada penelitian ini diperoleh sampel yang diambil per harinya mulai dari tanggal 26 Oktober 2015 sampai 20 November 2015 didapati sebanyak 100 orang yang memenuhi kriteria inklusi. Data diperoleh dengan menggunakan kuesioner kepada seluruh pasien Diabetes Mellitus yang berkunjung ke Puskesmas Padang Bulan, Medan. Pada penelitian ini yang diteliti adalah profil sampel yang berupa usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, suku bangsa, riwayat keluarga dengan DM, riwayat melahirkan bayi >4kg, perilaku merokok, perilaku makan serat, dan olahraga. Berdasarkan data-data tersebut dapat dibuat distribusi karakteristik subjek penelitian sebagai berikut :

9 Distribusi Data Penelitian 1. Profil Penderita Diabetes Mellitus Table 5.1. Karakteristik Umum Penderita Diabetes Mellitus Karakteristik n % Umur > Total Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Total Pendidikan Tidak/belum pernah sekolah Tidak tamat SD/MI Tamat SD/MI Tamat SLTP Tamat D1/D2/D Tamat PT Total Dari tabel 5.1. mengenai karakteristik umum penderita DM yang pertama yaitu berdasarkan umur dapat dilihat bahwa kelompok umur terbanyak pasien DM di Puskesmas Padang Bulan adalah tahun yaitu sebanyak 47 orang (47%). Angka yang paling sedikit adalah kelompok umur tahun sebanyak 15 orang (15%). Jenis kelamin yang tertinggi adalah laki-laki dengan persentase 65% manakala perempuan dengan persentase 35% dan jenis pendidikan yang paling tinggi adalah tidak tamat SD/MI mencatatkan angka 35 dengan persentase sebanyak 35% sedangkan yang paling sedikit adalah tamat D1/D2/D3 sebanyak 1 orang (1%). Tabel 5.2. Distribusi berdasarkan Indeks Massa Tubuh n % Indeks massa Berat badan Normal ( ) tubuh Berat badan melebihi nilai Normal (>25.00) Obesitas (>30.00) Total

10 32 Dari tabel 5.2. dapat dilihat untuk distribusi proporsi kedua berdasarkan indeks massa tubuh, bahwa kategori berat badan melebihi nilai normal terbanyak adalah 50 orang (50%). Lalu diikuti kategori Obesitas sebanyak 29 orang (29%) sedangkan yang paling sedikit adalah kategori berat badan normal sebanyak 21 orang (21%). Tabel 5.3. Distribusi Berdasarkan Perilaku merokok n % Perilaku merokok Setiap hari Kadang-kadang Tidak, sebelumnya pernah setiap hari Tidak, pernah kadang-kadang Tidak pernah Total Berdasarkan Tabel 5.3. dapat dilihat bahwa pasien DM yang mempunyai perilaku merokok setiap hari sebanyak 34 orang (34%) manakala pasien DM yang tidak pernah merokok sebanyak 36 orang (36%). Lalu diikuti Kadang-kadang merokok sebanyak 17 orang (17%), Tidak, sebelumnya pernah setiap hari sebanyak 8 orang (8%) sedangkan yang paling sedikit adalah tidak pernah namun kadang-kadang sebanyak 5 orang (5%). Tabel 5.4. Distribusi berdasarkan Riwayat keluarga dengan Diabetes Mellitus Ya Tidak Tidak Total Tahu Riwayat Keluarga DM Ayah Ibu Ayah dan Ibu Jumlah Dari tabel 5.4. dapat dilihat bahwa pasien dengan riwayat keluarga DM dengan kategori Ayah sebanyak 32 orang manakala Ibu sebanyak 26 orang dan diikuti dengan Ayah dan Ibu sebanyak 18 orang. Manakala kategori Tidak dan Tidak tahu masing masing mencatatkan angka sebanyak 6 orang dan 18 orang.

11 33 Tabel 5.5. Distribusi Berdasarkan Olahraga dan Perilaku makan serat n % Olahraga <3x/minggu >3x/minggu Perilaku makan serat <5 porsi/hari >5 porsi/hari Total Selanjutnya distribusi proporsi kelima yaitu Olahraga dan Perilaku makan serat, maka dari Tabel 5.5.dapat dilihat bahwa tempoh pasien DM melakukan olahraga di bawah 3x/minggu mencatatkan sebanyak 95 orang (95%) dan di atas 3x/minggu sebanyak 5 orang (5%) sementara perilaku makan serat pasien DM di bawah 5 porsi/hari sebanyak 93 orang (93%) manakala perilaku makan serat pasien DM di atas 5 porsi/hari berjumlah 7 orang (7%) Pembahasan Tujuan Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran risiko penderita Diabetes Mellitus di Puskemas Padang Bulan, Medan. Berdasarkan data, dapat dilihat bahwa kebanyakan responden yang merupakan penderita Diabetes Mellitus adalah antara kelompok usia tahun. Umur minimum dan maksimum adalah 30 dan >55. Menurut Laporan Riskesdas (2013) penderita Diabetes Mellitus kategori kelompok umur terbanyak pada tahun (14.7%) di daerah perkotaan manakala Diabetes Mellitus menduduki ranking ke-6 yaitu 5,8% di daerah pedesaan sedangkan pada kelompok umur usia 15 tahun ke atas mencatat sebanyak 6.9%. Peningkatan Diabetes risiko Diabetes seiring dengan umur, khususnya pada usia lebih dari 40 tahun, disebabkan karena pada usia tersebut mulai terjadi peningkatan intolenransi glukosa. Adanya proses penuaan menyebabkan berkurangnya kemampuan sel β pankreas dalam memproduksi insulin. Sebagian besar dari responden (65%) adalah jenis kelamin laki-laki manakala perempuan mencatatkan persentase (35%). Jenis kelamin merupakan salah satu faktor yang berhubungan terjadinya Diabetes Mellitus dimana wanita yang telah mengalami menopause punya kecenderungan untuk lebih tidak peka

12 34 terhadap hormone insulin. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Wicaksono (2011) menunjukkan bahwa laki-laki lebih berisiko terkena Diabetes Mellitus dibandingkan dengan perempuan. Beberapa studi di Augsburg mendapatkan hasil insidens rate yang distandardiasi menurut umur pada laki-laki sebesar 5,8 per- 1000/orang-tahun dan 4,0 per-1000/orang-tahun pada perempuan. Diabetes secara umum untuk laki-laki datang lebih cepat dari wanita. Wanita bisa terlindungi dari diabetes sampai mencapai usia menopause karena pengaruh hormone wanita yaitu estrogen, hormone reproduksi yang membantu mengatur tingkat gula darah dalam tubuh wanita. Hubungan antara pendidikan dan pola pikir, presepsi dan perilaku masyarakat memang sangat signifikan dalam arti bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang semakin rasional dalam pengambilan berbagai keputusan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Fatmawati,2010 menunjukkan pada kelompok kasus sebagian besar responden yang berpendidikan SMA dan PT cenderung memeriksakan dirinya ke RSUD Sunan Kalijaga Demak untuk mencegah faktor risiko Diabetes Mellitus. Dalam hubungan pasien DM dengan faktor risiko DM didapati bahwa pasien yang berpendidikan tinggi dapat mengetahui faktor risiko DM dan berupaya untuk mencegahnya. Pada penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan pasien DM di Puskesmas Padang Bulan sangatlah rendah karena rata-rata pendidikan terakhir yang paling banyak adalah tidak tamat SD/MI (35%). Lebih dari responden (30%) yang berkunjung ke Puskesmas Padang Bulan adalah Ibu Rumah Tangga yang tidak pernah ke sekolah. Hanya 1% dari reponden telah tamat D1/D2/D3 dan selebihnya pasien (29%) telah tamat SD/MI. Sebagian besar dari responden (50%) memiliki berat badan melebihi nilai normal di Puskesmas Padang Bulan. Manakala hanya (29%) pasien yang obesitas. Hsil penelitian yang dilakukan oleh Shara Kurnia Trisnawati (2012) menunjukkan prevalensi kejadian DM Tipe 2 pada wanita lebih tinggi daripada laki-laki. Wanita lebih berisiko mengidap diabetes karena secara fisik wanita memiliki peluang peningkatan indeks massa tubuh yang lebih besar berbanding dengan laki-laki. Sindroma siklus bulanan (premenstrual syndrome), pasca menopause yang

13 35 membuat distribusi lemak tubuh menjadi mudah terakumulasi akibat proses hormonal tersebut sehingga wanita berisiko menderita DM Tipe 2. Dari data yang diperoleh berdasarkan perilaku merokok sejumlah 34 orang (34%) merokok setiap hari manakala 36 orang (36%) tidak merokok karena angka ini terdiri dari pasien DM wanita. Sementara kategori Tidak, namun sebelumnya pernah kadang-kadang menyumbang 5%. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Anna et al, yang menunjukkan bahwa merokok merupakan masalah dunia. Prevalensi merokok masih cukup tinggi dan berhubungan terhadap risiko penyakit dan tingginya angka kematian.( Hariadi S,2008). Begitu pula dengan penelitian oleh Houston juga mendapatkan bahwa perokok aktif memiliki risiko 76% lebih tinggi untuk terserang DM dibanding dengan yang tidak terpajan. Merokok secara langsung meningkatkan resistensi insulin. Respon insulin pada pembebanan glukosa oral lebih banyak pada perokok dibandingkan yang tidak merokok. Perokok memiliki ciri khas sindrom resistensi insulin termasuk di dalamnya gula darah puasa yang meningkat. (Chiolero, 2008). Berdasarkan data, dapat dilihat bahwa kebanyakan responden memiliki riwayat keluarga dengan DM adalah orang tua. Kategori yang terbanyak adalah Ayah menyumbang (32%) manakala Ibu berjumlah (26%). Lalu diikuti Ayah dan Ibu sebanyak (18%). Hal ini sejalan dengan Hasil penelitian yang dilakukan oleh Trisnawati, 2012 bahwa ada hubungan yang signifikan (OR 4,19 95% ,08). Sebagian besar responden memiliki riwayat DM keluarga. Responden yang memiliki keluarga dengan DM harus berwaspada. Risiko menderita DM bila salah satu orang tuanya menderita DM adalah sebesar 15%. Jika kedua orang tua memiliki DM maka risiko untuk menderita DM adalah 75%. (Diabetes UK,2010). Risiko untuk mendapatkan DM dari ibu lebih besar 10-30% dari pada ayah dengan DM. Hal ini dikarenakan penurunan gen sewaktu dalam kandungan lebih besar dari ibu. Jika saudara kandung menderita DM maka risiko untuk menderita DM adalah 10% dan 90% jika yang menderita DM adalah saudara kembar identik ( Diabetes UK,2010). Bagi distribusi berdasarkan Olahraga, didapati (95%) pasien DM melakukan olahraga di bawah 3x/minggu selama menit manakala hanya

14 36 (5%) pasien DM melakukan olahraga di atas 3x/minggu selama menit. Kurangnya latihan fisik atau olahraga juga merupakan salah satu faktor risiko terjadinya DM. Menurut penelitian yang telah dilakukan di Cina beberapa waktu yang lalu, jika seseorang dalam hidupnya kurang melakukan latihan fisik ataupun olahraga maka cadangan glikogen ataupun lemak akan tetap tersimpan di dalam tubuh, hal inilah yang memicu terjadinya berbagai macam penyakit degenratif salah satu contohnya DM. (Yuni dan Soebardi, 2008). Olahraga adalah latihan gerak badan untuk menguatkan dan menyehatkan badan seperti bola sepak, berenang, dan lain-lain. Pengelolaan DM yang meliputi 4 pilar, aktivitas fisik atau olahraga merupakan salah satu dari keempat pilar tersebut. Laporan Kemenkes 2009 menyatakan semenjak anak-anak dan remaja mengamalkan gaya hidup sehat dengan kebiasaan olahraga merupakan cara yang baik dalam pencegahan DM. Faktor diet modern yang sering mengkonsumsi makanan siap saji saat ini mengakibatkan peningkatan terhadap pengaruh risiko munculnya penyakit DM. Hasil penelitian terhadap distribusi perilaku makan serat pasien DM di bawah 5 porsi /hari berjumlah 93 orang (93%) sedangkan kategori di atas 5 porsi/hari menyumbang (7%). Menurut Laporan Riskesdas 2013 sebanyak 53.1% tidak memakan sayuran dan buahan malah 26.2% penduduk Indonesia mengkonsumsi makanan/minuman asin lebih dari 1x/hari. Pola makan sayuran dan buahan merupakan satu cara atau usaha dalam pengaturan jumlah dan jenis diet dengan maksud tertentu seperti mempertahankan kesehatan, status nutrisi, mencegah atau membantu kesembuhan penyakit. Pola makan sehari-hari merupakan pola makan seseorang yang berhubungan dengan kebiasaan makan sayuran dan buahan setiap harinya (Handayani,2003). Pola makan di kota-kota telah bergeser dari pola makan yang tradisional yang banyak mengandung karbohidrat dan serat dari sayuran berubah menjadi pola makan yang kebarat-baratan yang sangat digemari oleh masyarakat Indonesia.

15 37 BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tentang gambaran faktor risiko penderita Diabetes Mellitus di Puskesmas Padang Bulan, Medan tahun 2015 dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Mayoritas penderita DM adalah yang berusia antara tahun. 2. Rerata penderita DM yang datang adalah dari masyarakat golongan menengah rendah yang tidak tamat SD/MI dan Jenis kelamin yang terbanyak adalah laki-laki. 3. Hampir setengah dari jumlah responden mempunyai berat badan melebihi nilai normal. 4. Pasien DM mempunyai perilaku merokok setiap hari. 5. Riwayat DM dengan keluargan golongan Ayah tertinggi mencatakan nilai tetinggi. 6. Sebagian besar pasien DM berolahraga di bawah 3x/minggu antara menit sedangkan pasien DM mengamalkan perilaku makan sehat di bawah 5porsi/hari Saran 1. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan data yang lebih lengkap. 2. Diperlukan penyuluhan dan konseling terhadap masyarakat untuk memiliki kebiasaan hidup sehat sejak dini. 3. Perlunya masyarakat untuk melakukan pengontrolan pada perilaku merokok untuk mencegah terjadinya Diabetes Mellitus. 4. Perlunya dilakukan screening terhadap masyarakat untuk mengetahui lebih awal kejadian Diabetes Mellitus dan untuk mencegah komplikasi akibat dari Diabetes Mellitus.

16 38 5. Secara dini kepada anggota keluarga lainnya dengan menjauhi faktor lingkungan yang menjadi faktor pencentus terjadinya Diabetes Mellitus. 6. Deteksi dini Diabetes Mellitus yang difokuskan pada kelompok usia berisiko tinggi diabetes, yaitu mulai usia 45 tahun ke atas dengan cara melakukan pemeriksaan gula darah secara gratis pada Hari Diabetes Internasional. 7. Kegiatan olahraga bersama di tingkat masyarakat. Kegiatan ini dapat diorganisasi oleh Puskesmas untuk golongan yang tidak bekerja pada usia pensiun dan berada pada usia produktif.

BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP

BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP 3.1 Kerangka Teori Penelitian KEHAMILAN Pengetahuan ibu hamil Anemia defisiensi Zat Besi Faktor Penyebab : i) Usia Ibu ii) Pendidikan iii) Status ekonomi iv) Kepatuhan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk penelitian observasional.dan menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk penelitian observasional.dan menggunakan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian observasional.dan menggunakan metode pendekatan cross sectional yaitu mengukur variabel bebas aktivitas olahraga dan variabel

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. DM tipe 2 di Puskesmas Banguntapan 2 Bantul yang telah menjalani

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. DM tipe 2 di Puskesmas Banguntapan 2 Bantul yang telah menjalani BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden Responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah pasien DM tipe 2 di Puskesmas Banguntapan 2 Bantul yang telah menjalani pengobatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebanyak 90% penderita diabetes di seluruh dunia merupakan penderita

BAB I PENDAHULUAN. Sebanyak 90% penderita diabetes di seluruh dunia merupakan penderita BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Prevalensi penyakit diabetes secara global diderita oleh sekitar 9% orang dewasa berusia 18 tahun ke atas pada tahun 2014. Diabetes menjadi penyebab besarnya jumlah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Saraf dan Ilmu Penyakit

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Saraf dan Ilmu Penyakit BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Saraf dan Ilmu Penyakit Dalam. 3.2. Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes mellitus, merupakan penyakit kronis yang disebabkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes mellitus, merupakan penyakit kronis yang disebabkan oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes mellitus, merupakan penyakit kronis yang disebabkan oleh tubuh tidak mampu memproduksi hormon insulin atau karena penggunaan tidak efektif dari produksi insulin,

Lebih terperinci

BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP. Kebersihan diri

BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP. Kebersihan diri 17 3.1. Kerangka Teori BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP Kebersihan diri Faktor yang mempengaruhi Kebersihan Diri: Ekonomi Sosial Pendidikan Jenis Kelamin Cara menjaga Kebersihan Diri 1. Tangan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN BAB 4 HASIL PENELITIAN 4. 1 Pelaksanaan Pengumpulan data dilakukan pada tanggal 21-31 Mei 2008 untuk wawancara dengan kuesioner dan tanggal 26 Mei 3 Juni 2008 untuk pemeriksaan fisik dan laboratorium.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengendalikan jumlah gula, atau glukosa dalam aliran darah. Ini. sudah membahayakan (Setiabudi, 2008)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengendalikan jumlah gula, atau glukosa dalam aliran darah. Ini. sudah membahayakan (Setiabudi, 2008) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Diabetes Mellitus 1. Definisi Diabetes Melitus Diabetes adalah suatu penyakit karena tubuh tidak mampu mengendalikan jumlah gula, atau glukosa dalam aliran darah. Ini menyebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ada dua jenis penyakit diabetes melitus (DM) yang umum terjadi dan diidap banyak orang, yaitu diabetes tipe 1 dan diabetes tipe 2. Diabetes tipe 1 disebabkan jumlah

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Geriatri. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Dalam khususnya Ilmu 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian 4.2.1 Tempat Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sekaligus pada suatu saat (Notoatmodjo, 2010). Desain penelitian ini digunakan

BAB III METODE PENELITIAN. sekaligus pada suatu saat (Notoatmodjo, 2010). Desain penelitian ini digunakan 29 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian analitik korelatif dengan pendekatan crosssectional, yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamik korelasi antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyakit gula. DM memang tidak dapat didefinisikan secara tepat, DM lebih

BAB I PENDAHULUAN. penyakit gula. DM memang tidak dapat didefinisikan secara tepat, DM lebih BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) sering juga dikenal dengan nama kencing manis atau penyakit gula. DM memang tidak dapat didefinisikan secara tepat, DM lebih merupakan kumpulan

Lebih terperinci

B. Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Lokasi penelitian dilaksanakan di Puskesmas Kedungkandang. Waktu pelaksanaan April 2017.

B. Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Lokasi penelitian dilaksanakan di Puskesmas Kedungkandang. Waktu pelaksanaan April 2017. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2011: 73) penelitian deskriptif kualitatif ditujukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. DM tipe 2 berkaitan dengan beberapa faktor yaitu faktor resiko yang tidak dapat diubah dan

BAB I PENDAHULUAN. DM tipe 2 berkaitan dengan beberapa faktor yaitu faktor resiko yang tidak dapat diubah dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes mellitus (DM) merupakan suatu penyakit yang prevalensinya semakin meningkat dari tahun ketahun dan merupakan penyakit kronis yang memerlukan terapi medis secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan zaman mengakibatkan adanya pergeseran jenis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan zaman mengakibatkan adanya pergeseran jenis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan zaman mengakibatkan adanya pergeseran jenis penyakit. Penyakit menular sudah digantikan oleh penyakit yang tidak menular seperti penyakit degeneratif, metabolik

Lebih terperinci

BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP

BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP 3.1 KERANGKA TEORI klasifikasi : Angina pektoris tak stabil (APTS) Infark miokard tanpa elevasi segmen ST (NSTEMI) Infark miokard dengan elevasi segmen ST (STEMI)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk dunia meninggal akibat diabetes mellitus. Selanjutnya pada tahun 2003

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk dunia meninggal akibat diabetes mellitus. Selanjutnya pada tahun 2003 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada tahun 2000, World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa dari statistik kematian didunia, 57 juta kematian terjadi setiap tahunnya disebabkan oleh penyakit

Lebih terperinci

BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP

BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP 3.1. Kerangka Teori Diabetes Melitus Tipe 2 Patofisiologi: Kerusakan fungsi sel beta pankreas dan resistensi insulin Menurunnya pengambilan glukosa oleh jaringan

Lebih terperinci

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS TIPE 2 PADA ORANG DEWASA DI KOTA PADANG PANJANG TAHUN 2011 OLEH:

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS TIPE 2 PADA ORANG DEWASA DI KOTA PADANG PANJANG TAHUN 2011 OLEH: FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS TIPE 2 PADA ORANG DEWASA DI KOTA PADANG PANJANG TAHUN 2011 OLEH: RORO UTAMI ADININGSIH No BP : 0910335075 PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di RSUD RAA Soewondo Pati dan dilakukan. pada 1Maret 2016 sampai dengan bulan 1 April 2016.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di RSUD RAA Soewondo Pati dan dilakukan. pada 1Maret 2016 sampai dengan bulan 1 April 2016. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang ilmu kedokteran khususnya Ilmu Penyakit Dalam. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang serius dan merupakan penyebab yang penting dari angka kesakitan,

BAB I PENDAHULUAN. yang serius dan merupakan penyebab yang penting dari angka kesakitan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes mellitus dan komplikasinya telah menjadi masalah masyarakat yang serius dan merupakan penyebab yang penting dari angka kesakitan, kematian, dan kecacatan di

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. clearance disetujui sampai jumlah subjek penelitian terpenuhi. Populasi target penelitian ini adalah pasien kanker paru.

BAB III METODE PENELITIAN. clearance disetujui sampai jumlah subjek penelitian terpenuhi. Populasi target penelitian ini adalah pasien kanker paru. 40 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit Dalam sub bagian Onkologi Medik. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di RSUP Dr.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. II di berbagai penjuru dunia dan menurut WHO (World Health atau sekitar 2,38%. Menurut data Non-Communicable pada MDGs

BAB I PENDAHULUAN. II di berbagai penjuru dunia dan menurut WHO (World Health atau sekitar 2,38%. Menurut data Non-Communicable pada MDGs 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes melitus adalah gangguan metabolisme yang secara genetik dan klinik termasuk heterogen diakibatkan karena hilangnya toleransi karbohidrat (Price, 2006). Menurut

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Gambar 3. Rancang Bangun Penelitian N R2 K2. N : Penderita pasca stroke iskemik dengan hipertensi

BAB 3 METODE PENELITIAN. Gambar 3. Rancang Bangun Penelitian N R2 K2. N : Penderita pasca stroke iskemik dengan hipertensi 51 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Rancang Bangun Penelitian Jenis Penelitian Desain Penelitian : Observational : Cross sectional (belah lintang) Gambar 3. Rancang Bangun Penelitian R0 K1 R0 K2 R1 K1 R1 K2

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di hampir semua negara tak terkecuali Indonesia. Penyakit ini ditandai oleh

BAB I PENDAHULUAN. di hampir semua negara tak terkecuali Indonesia. Penyakit ini ditandai oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Mellitus (DM) atau lebih dikenal dengan istilah kencing manis atau diabetes merupakan salah satu penyakit kronis yang paling sering ditemui di hampir semua

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 2 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan survei analitik yaitu untuk mencari hubungan antara dua variabel yaitu menopause dengan Sindroma Mulut Terbakar (SMT).

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes Mellitus (DM) di dunia. Angka ini diprediksikan akan bertambah menjadi 333 juta orang pada tahun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. rendah, terlalu banyak lemak, tinggi kolesterol, terlalu banyak gula, terlalu

BAB 1 PENDAHULUAN. rendah, terlalu banyak lemak, tinggi kolesterol, terlalu banyak gula, terlalu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi dewasa ini, terbukti membawa dampak negatif dalam hal kesehatan. Orang-orang masa kini, cenderung memiliki kesadaran yang rendah terhadap

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sebanyak 17 orang dari 25 orang populasi penderita Diabetes Melitus. darah pada penderita DM tipe 2.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sebanyak 17 orang dari 25 orang populasi penderita Diabetes Melitus. darah pada penderita DM tipe 2. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian dan Pembahasan 1. Deskripsi Penderita Diabetes Melitus tipe 2 Berdasarkan Jenis Kelamin Berdasarkan dari kriteria inklusi dan eksklusi didapatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terbesar di dunia. Menurut data dari International Diabetes Federation (IDF)

BAB I PENDAHULUAN. terbesar di dunia. Menurut data dari International Diabetes Federation (IDF) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Mellitus (DM) merupakan salah satu masalah kesehatan yang terbesar di dunia. Menurut data dari International Diabetes Federation (IDF) tahun 2013, didapatkan

Lebih terperinci

BAB 3 KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFENISI OPERASIONAL

BAB 3 KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFENISI OPERASIONAL BAB 3 KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFENISI OPERASIONAL 3.1. Kerangka Konsep Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian pada bab sebelumnya, maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah : Tingkat Pengetahuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang ilmu kedokteran khususnya Ilmu Penyakit Dalam. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2.1 Tempat Penelitian

Lebih terperinci

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS 3.1 Kerangka Konsep DIABETES MELITUS TIPE 2 KEBUTUHAN PERAWATAN PERIODONTAL Indeks CPITN Kadar Gula Darah Oral Higiene Lama menderita diabetes melitus tipe 2 3.2 Hipotesis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh kekurangan hormon insulin akibat ketidakmampuan kelenjar

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh kekurangan hormon insulin akibat ketidakmampuan kelenjar BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit kronik pada sistem endokrin yang ditandai dengan adanya peningkatan kadar gula darah melebihi kadar normal disebabkan oleh kekurangan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Ilmu Penyakit Dalam sub bagian Reumatologi. Penelitian ini dilakukan di poliklinik Penyakit Dalam sub bagian

BAB IV METODE PENELITIAN. Ilmu Penyakit Dalam sub bagian Reumatologi. Penelitian ini dilakukan di poliklinik Penyakit Dalam sub bagian BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ilmu Penyakit Dalam sub bagian Reumatologi. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di poliklinik Penyakit Dalam sub bagian Reumatologi

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini mencakup Fisiologi dan Ilmu Kedokteran

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini mencakup Fisiologi dan Ilmu Kedokteran BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini mencakup Fisiologi dan Ilmu Kedokteran Olahraga. 4.2. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diabetes melitus (DM) sebagai penyakit yang ditandai dengan terjadinya hiperglikemia dan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein yang dihubungkan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. LEMBAR PERSETUJUAN... ii. PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN... v. ABSTRAK... vi. ABSTRACT... vii. RINGKASAN... viii. SUMMARY...

DAFTAR ISI. LEMBAR PERSETUJUAN... ii. PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN... v. ABSTRAK... vi. ABSTRACT... vii. RINGKASAN... viii. SUMMARY... DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i LEMBAR PERSETUJUAN... ii PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iii KATA PENGANTAR... iv PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN... v ABSTRAK... vi ABSTRACT... vii RINGKASAN... viii SUMMARY...

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian di bidang ilmu Kardiovaskuler.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian di bidang ilmu Kardiovaskuler. BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian di bidang ilmu Kardiovaskuler. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian 4.2.1 Tempat Penelitian Penelitian ini akan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang fisiologi dan ergonomi. Kampung Batik Semarang 16. Pengumpulan data dilakukan pada Maret 2015

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang fisiologi dan ergonomi. Kampung Batik Semarang 16. Pengumpulan data dilakukan pada Maret 2015 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini mencakup bidang fisiologi dan ergonomi. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini telah dilakukan pada kelompok pengrajin batik

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Dalam khususnya Ilmu

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Dalam khususnya Ilmu BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Dalam khususnya Ilmu Geriatri dan Ilmu Kesehatan Jiwa. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian 4.2.1 Tempat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kekurangan secara absolut atau relatif dari kerja dan atau sekresi insulin. (Awad,

BAB 1 PENDAHULUAN. kekurangan secara absolut atau relatif dari kerja dan atau sekresi insulin. (Awad, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang World Health Organisation (WHO) mendefinisikan diabetes melitus (DM) sebagai penyakit yang ditandai dengan terjadinya hiperglikemia dan gangguan metabolisme karbohidrat,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes Mellitus (DM) didefinisikan sebagai suatu penyakit atau gangguan metabolisme kronis dengan multi etiologi yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan survei yang dilakukan World Health Organization (WHO)

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan survei yang dilakukan World Health Organization (WHO) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan survei yang dilakukan World Health Organization (WHO) tahun 2011 jumlah penyandang diabetes melitus di dunia 200 juta jiwa, Indonesia menempati urutan keempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hiperglikemi yang berkaitan dengan ketidakseimbangan metabolisme

BAB I PENDAHULUAN. hiperglikemi yang berkaitan dengan ketidakseimbangan metabolisme BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes mellitus merupakan kerusakan metabolisme dengan ciri hiperglikemi yang berkaitan dengan ketidakseimbangan metabolisme karbohidrat, lemak serta protein yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Karangtempel Kec. Semarang Timur, Semarang dan Bidan Praktik Mandiri

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Karangtempel Kec. Semarang Timur, Semarang dan Bidan Praktik Mandiri 39 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mencangkup bidang Ilmu Kedokteran khususnya Ilmu Obstetri dan Ginekologi. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang ilmu Gizi.

BAB 3 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang ilmu Gizi. BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang ilmu Gizi. 3.2 Tempat dan Waktu Tempat: SMA Negeri 9 Semarang Waktu: April - Mei 2016 3.3 Jenis dan Rancangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merealisasikan tercapainya Millenium Development Goals (MDGs) yang

BAB I PENDAHULUAN. merealisasikan tercapainya Millenium Development Goals (MDGs) yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai masyarakat dunia berkomitmen untuk ikut merealisasikan tercapainya Millenium Development Goals (MDGs) yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Kesehatan Anak, khususnya Respirologi, Alergi dan Imunologi. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang American Diabetes Association (ADA) menyatakan bahwa Diabetes melitus

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang American Diabetes Association (ADA) menyatakan bahwa Diabetes melitus BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang American Diabetes Association (ADA) menyatakan bahwa Diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus dilindungi dan

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus dilindungi dan BAB I PENDAHULUAN Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus dilindungi dan diperhatikan oleh pemerintah. Kesehatan juga merupakan salah satu indikator penting dalam menentukan kesejahteraan suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia di dunia. Menurut Golostein (2008), bahwa 5% dari populasi penduduk

BAB I PENDAHULUAN. manusia di dunia. Menurut Golostein (2008), bahwa 5% dari populasi penduduk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes Mellitus saat ini telah menjadi ancaman yang sangat serius bagi manusia di dunia. Menurut Golostein (2008), bahwa 5% dari populasi penduduk dunia terkena diabetes

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes mellitus dapat menyerang warga seluruh lapisan umur dan status

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes mellitus dapat menyerang warga seluruh lapisan umur dan status BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut WHO menyatakan bahwa gizi adalah pilar utama dari kesehatan dan kesejahteraan sepanjang siklus kehidupan (Soekirman, 2000). Di bidang gizi telah terjadi perubahan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian mencakup bidang Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal dan Ilmu Kesehatan Masyarakat. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN 3.1.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di ruang rawat inap (G2) Bedah RSUD Prof. DR. Aloei Saboe kota Gorontalo. 3.1.2 Waktu Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Bidang disiplin ilmu yang terkait dengan penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Dalam dan Ilmu Kedokteran Jiwa. 3.2. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

Gambar Kerangka pemikiran hubungan faktor gaya hidup dengan kegemuka pada orang dewasa di Provinsi Sulawesi Utara, DKI Jakarta, dan Gorontalo.

Gambar Kerangka pemikiran hubungan faktor gaya hidup dengan kegemuka pada orang dewasa di Provinsi Sulawesi Utara, DKI Jakarta, dan Gorontalo. 102 KERANGKA PEMIKIRAN Orang dewasa 15 tahun seiring dengan bertambahnya umur rentan menjadi gemuk. Kerja hormon menurun seiring dengan bertambahnya umur, yang dapat mengakibatkan ketidakseimbangan metabolisme

Lebih terperinci

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh METODE Desain, Tempat, dan Waktu Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini bersifat observasional analitik dengan desain Hospital Based Case Control Study. Prinsip yang mendasari studi ini

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. menitikberatkan pada prevalensi terjadinya DM pada pasien TB di RSUP

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. menitikberatkan pada prevalensi terjadinya DM pada pasien TB di RSUP BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit Dalam menitikberatkan pada prevalensi terjadinya DM pada pasien TB di RSUP Dr. Kariadi Semarang. 4.2

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kesehatan Anak. Padang Sari, Puskesmas Pudak Payung, dan RSUP Dr Kariadi Semarang.

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kesehatan Anak. Padang Sari, Puskesmas Pudak Payung, dan RSUP Dr Kariadi Semarang. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kesehatan Anak. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilakukan di Puskesmas Ngesrep, Puskesmas Srondol,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan

BAB I PENDAHULUAN. metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diabetes mellitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN 24 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Fisiologi dan ilmu penyakit dalam 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian RW X, Kelurahan Padangsari, Kecamatan Banyumanik, Semarang pada bulan Januari

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah bidang Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala dan Leher. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta berlokasi di jalan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta berlokasi di jalan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta berlokasi di jalan K.H. Ahmad Dahlan No. 20, Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta. Pelayanan

Lebih terperinci

Nidya A. Rinto; Sunarto; Ika Fidianingsih. Abstrak. Pendahuluan

Nidya A. Rinto; Sunarto; Ika Fidianingsih. Abstrak. Pendahuluan Naskah Publikasi, November 008 Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia Hubungan Antara Sikap, Perilaku dan Partisipasi Keluarga Terhadap Kadar Gula Darah Penderita Diabetes Melitus Tipe di RS PKU

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam tesis ini merupakan data sekunder gabungan yang berasal dari data Survei Sosial Ekonomi Nasional tahun 2007 (Susenas 2007) dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk dalam lingkup Ilmu Kesehatan Anak, khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk dalam lingkup Ilmu Kesehatan Anak, khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini termasuk dalam lingkup Ilmu Kesehatan Anak, khususnya bidang nutrisi dan penyakit metabolik. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 116 HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Sampel Pada penelitian ini, dari total sampel 10834, sebanyak 52.6%-nya adalah wanita dan 47.4% adalah pria. Seluruh sampel terkategori penduduk perkotaan. Tabel

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. utama masalah kesehatan bagi umat manusia dewasa ini. Data Organisasi Kesehatan

BAB 1 : PENDAHULUAN. utama masalah kesehatan bagi umat manusia dewasa ini. Data Organisasi Kesehatan BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan ancaman serius dan tantangan utama masalah kesehatan bagi umat manusia dewasa ini. Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Global

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian quasy experimental, control group pre test post test design. Jenis

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian quasy experimental, control group pre test post test design. Jenis 49 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, menggunakan desain penelitian quasy experimental, control group pre test post test design. Jenis penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan metode kuantitatif yang bertujuan untuk mendiskripsikan atau menjelaskan fenomena. Fenomena

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Fisiologi dan Kedokteran Olahraga. rancangan one group pre- and post-test design.

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Fisiologi dan Kedokteran Olahraga. rancangan one group pre- and post-test design. 19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian adalah Fisiologi dan Kedokteran Olahraga. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini sudah dilaksanakan pada bulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian 1. Ruang lingkup keilmuan : Ilmu Kulit dan Kelamin 2. Ruang lingkup tempat : RSUD Tugurejo Semarang 3. Ruang lingkup waktu : Periode Agustus September

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 17 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian bersifat deskriptif dengan menggunakan desain potong lintang (cross sectional), dimana variabel independen (kebiasaan merokok

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat observasi analitik non-eksperimental dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat observasi analitik non-eksperimental dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bersifat observasi analitik non-eksperimental dengan metode pendekatan cross sectional. Cross sectional adalah suatu penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah Menurut WHO (2011) secara global hampir mencapai satu milyar orang memiliki tekanan darah tinggi (hipertensi) dan dua pertiga ada di negara berkembang. Hipertensi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Bedah khususnya Bedah Ortopedi.

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Bedah khususnya Bedah Ortopedi. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Bedah khususnya Bedah Ortopedi. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Tempat dan waktu penelitian akan dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini terkait disiplin Ilmu Kesehatan Anak khusunya bagian Respirologi, Alergi & Imunologi, serta Ilmu Fisiologi. 3.2 Tempat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kesehatan Anak Sub bagian Tumbuh Kembang Anak. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di

Lebih terperinci

BAB 5 PEMBAHASAN. IMT arteri karotis interna adalah 0,86 +0,27 mm. IMT abnormal terdapat pada 25

BAB 5 PEMBAHASAN. IMT arteri karotis interna adalah 0,86 +0,27 mm. IMT abnormal terdapat pada 25 57 BAB 5 PEMBAHASAN Subjek penelitian adalah 62 pasien pasca stroke iskemik. Variabel independen adalah asupan lemak, yang terdiri dari asupan lemak total, SFA, MUFA, PUFA dan kolesterol. Variabel dependen

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Kesehatan Anak, Ilmu Psikiatri Anak dan Ilmu Psikologi. sampel terpenuhi.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Kesehatan Anak, Ilmu Psikiatri Anak dan Ilmu Psikologi. sampel terpenuhi. BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kedokteran khususnya Ilmu Kesehatan Anak, Ilmu Psikiatri Anak dan Ilmu Psikologi. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kesehatan Anak, khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kesehatan Anak, khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kesehatan Anak, khususnya bidang nutrisi dan penyakit metabolik. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. pergeseran pola penyakit. Faktor infeksi yang lebih dominan sebagai penyebab

BAB 1 : PENDAHULUAN. pergeseran pola penyakit. Faktor infeksi yang lebih dominan sebagai penyebab BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan zaman dan kemajuan teknologi mengakibatkan terjadinya pergeseran pola penyakit. Faktor infeksi yang lebih dominan sebagai penyebab timbulnya penyakit

Lebih terperinci

..., Yang membuat pernyataan

..., Yang membuat pernyataan 55 SURAT PERNYATAAN BERSEDIA BERPARTISIPASI SEBAGAI RESPONDEN PENELITIAN Yang bertanda tangan di bawah ini saya: Nama : Umur : Alamat : Setelah mendapat penjelasan dari peneliti, dengan ini saya menyatakan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Tropis. Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit Dalam: Infeksi 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret-Juni

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di kecamatan Semarang Utara. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2016 sampai Juni 2016.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di kecamatan Semarang Utara. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2016 sampai Juni 2016. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian 3.1.1 Ruang Lingkup Keilmuan Ruang lingkup penelitian ini menckup bidang ilmu kesehatan masyarakat. 3.1.2 Ruang Lingkup Tempat Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Penyakit Saraf. Penelitian dilakukan di Bangsal Rawat Inap Penyakit Saraf RS Dr.

BAB 3 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Penyakit Saraf. Penelitian dilakukan di Bangsal Rawat Inap Penyakit Saraf RS Dr. 36 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Penyakit Saraf 3.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilakukan di Bangsal Rawat Inap Penyakit Saraf RS

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan pengetahuan keluarga yang baik dapat menurunkan angka prevalensi

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan pengetahuan keluarga yang baik dapat menurunkan angka prevalensi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keluarga sebagai unit terkecil masyarakat diharapkan mengetahui risiko dan pencegahan dari penyakit DM, pengetahuan keluarga tentang risiko DM yang baik contohnya

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. infark miokard dilaksanakan dari 29 Januari - 4 Februari Penelitian ini

BAB V PEMBAHASAN. infark miokard dilaksanakan dari 29 Januari - 4 Februari Penelitian ini BAB V PEMBAHASAN Penelitian mengenai hubungan derajat berat merokok dengan kejadian infark miokard dilaksanakan dari 29 Januari - 4 Februari 2015. Penelitian ini dilakukan di Poliklinik dan Ruang Rawat

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP

BAB III KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP BAB III KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP 3.1 Kerangka Teori Faktor risiko dan etiologi: - Faktor lingkungan - Faktor neurogenik - Faktor hormonal - Faktor genetik Overweight dan obesitas Body Mass Index

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan mencakup bidang Obstetri dan Ginekologi.

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan mencakup bidang Obstetri dan Ginekologi. 50 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup keilmuan mencakup bidang Obstetri dan Ginekologi. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Tempat penelitian terdiri dari beberapa SMA di Kabupaten

Lebih terperinci

Penelitian ini merupakan penelitian observasional belah lintang ( ) dimana antara variabel bebas dan terikat diukur pada waktu yang. bersamaan. 3.2.

Penelitian ini merupakan penelitian observasional belah lintang ( ) dimana antara variabel bebas dan terikat diukur pada waktu yang. bersamaan. 3.2. Penelitian ini merupakan penelitian observasional belah lintang ( bersamaan. ) dimana antara variabel bebas dan terikat diukur pada waktu yang 3.2. H0A0 H0A1 H1A0 N H1A1 H2A0 H2A1 H3A0 H3A1 Keterangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. analitik cross-sectional dan menggunakan pendekatan observasional.

BAB III METODE PENELITIAN. analitik cross-sectional dan menggunakan pendekatan observasional. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan desain analitik cross-sectional dan menggunakan pendekatan observasional. Polusi Udara + ISPA

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan dilakukan di Klinik Penyakit Dalam Instalasi Rawat

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan dilakukan di Klinik Penyakit Dalam Instalasi Rawat BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mencakup bidang ilmu kedokteran khususnya Ilmu Penyakit Dalam. 4.2. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan dilakukan di Klinik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2000 menyatakan bahwa terdapat 3,2 juta penduduk dunia meninggal karena penyakit diabetes mellitus (DM) setiap tahunnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manifestasi berupa hilangnya toleransi kabohidrat (Price & Wilson, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. manifestasi berupa hilangnya toleransi kabohidrat (Price & Wilson, 2005). BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Diabetes melitus (DM) adalah penyakit dengan gangguan metabolisme yang secara genetik dan klinis termasuk heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi kabohidrat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengetahui pengaruh lama siklus menstruasi dengan kadar glukosa darah

BAB III METODE PENELITIAN. mengetahui pengaruh lama siklus menstruasi dengan kadar glukosa darah BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini adalah penelitian cross-sectional yaitu observasi atau pengukuran variabel penelitian dilakukan pada satu waktu saja untuk mengetahui pengaruh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Variabel Bebas Variabel Terikat Jenis Kelamin Pendidikan Pekerjaan Pengetahuan Kejadian TBC Usia Produktif Kepadatan Hunian Riwayat Imunisasi BCG Sikap Pencegahan

Lebih terperinci