ANALISIS KONSUMSI PANGAN DAN AKTIVITAS FISIK TERHADAP TEKANAN DARAH DAN KOLESTEROL WIDYA ANANTA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS KONSUMSI PANGAN DAN AKTIVITAS FISIK TERHADAP TEKANAN DARAH DAN KOLESTEROL WIDYA ANANTA"

Transkripsi

1 ANALISIS KONSUMSI PANGAN DAN AKTIVITAS FISIK TERHADAP TEKANAN DARAH DAN KOLESTEROL WIDYA ANANTA DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012

2 ABSTRACT WIDYA ANANTA. Analysis of Food Consumption and Physical Activity on Blood Pressure and Cholesterol. Advisory by M. RIZAL M. DAMANIK. The aim of this study was to analyse food consumption and physical activity on blood pressure and cholesterol. The design of the study was cross sectional study. Data collection was carried out from May to June The number of samples taken in this research as much as 52 university students aged >18 years. The result of this study showed that the average level of adequacy of energy and protein samples of men and women is included in the category of heavy deficits (76,9% for energy and 69,2% for protein). The adequacy of the level of vitamin C, calcium, sodium, potassium and fiber, most of the total sample have minerals adequacy level less than recommended level. Most samples in this study (86,3%) had light activity such as reading, lecture and task seating as well as searching the internet in front of the computer. Result collected from bloodpressure examination showed that half of the sample (50%) were catagorized as pre hypertension. Keywords: consumption, blood pressure, blood cholesterol.

3 RINGKASAN WIDYA ANANTA. Analisis Konsumsi Pangan dan Aktivitas Fisik Terhadap Tekanan Darah dan Kolesterol. dibawah bimbingan M. RIZAL M. DAMANIK Tujuan umum dari penelitian ini adalah menganalisis konsumsi pangan dan aktifitas fisik terhadap tekanan darah dan kolesterol.adapun tujuan khusus penelitian ini adalah 1). Mengidentifikasi karakteristik contoh (usia, berat badan, tinggi badan, status gizi, suku); 2). Mengidentifikasi konsumsi pangan contoh;3). Mengidentifikasi tingkat kecukupanenergi dan zat gizi contoh;4). Mengidentifikasi tingkat aktivitas fisik contoh; 5). Mengidentifikasi tekanan darah dan kadar kolesterol contoh; 6). Menganalisis hubungan tingkat kecukupan dan tingkat aktifitas terhadap tekanan darah, kolesterol, dan status gizi. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study yang dilakukan pada bulan Mei sampai Juni2011 dipemukiman sekitar kampus IPB Baranangsiang Bogor. Jumlahcontoh pada penelitian ini sebanyak 52 orang. Contoh dipilih secara purposive sampling dengan kriteria berusia lebih dari 18 tahun, tidak dalam keadaan sakit dan tidak mengkonsumsi obat-obatan secara rutin, tidak mengkonsumsi obat-obatan penurun kolesterol dan tekanan darah, dan bersedia mengisi informed consent.data primer diperoleh melalui pengukuran dan wawancara dengan bantuan form record. Data primer yang dikumpulkan meliputi data karakteristik sampel, tekanan darah, kadar kolesterol sampel, aktifitas fisik dan konsumsi contoh. Tahapan pengolahan data dimulai dari coding, entri, cleaning, dan selanjutnya analisis. Data diolah dengan menggunakan program computer Microsoft Excel dan analisis statistik dengan progam Statistical Program for Social Sciences (SPSS) versi 16.0 for Windows yang menggunakan uji korelasi pearson untuk melihat hubungan antar variabel dan uji beda t-test untuk melihat perbedaan. Contoh pada penelitian ini adalah mahasiswa dan mahasiswi alih jenis IPB. Contoh berada pada kelompok umur dewasa awal (20-40 tahun). Rata-rata berat badan contoh laki-laki dan perempuan adalah 62,5 kg dan 54,3 Kg. Ratarata tinggi badan contoh laki-laki adalah 167 Cm. Sementara rata-rata tinggi badan contoh perempuan adalah 157,2 cm. Sebagian besar contoh penelitian (74,5%) memiliki status gizi normal. Selebihnya memiliki status gizi kurus (11.8%) dan gemuk (13.7%). Rata-rata tingkat kecukupan energi contoh laki-laki dan perempuan termasuk pada kategori defisit berat (76,5%). Kategori defisit berat pada contoh laki-laki (47,1%) lebih banyak daripada perempuan (29,4%). Rata-rata tingkat kecukupan contoh laki-laki (52%±18%) lebih rendah dibandingkan perempuan (71%±30%). Hasil uji beda (independent t-test) menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang nyata (p<0,05) antara tingkat kecukupan energi laki-laki dan perempuan. Tingkat kecukupan protein contoh secara keseluruhan sebesar 68,6% contoh termasuk pada kategori defisit tingkat berat. Namun demikian, terdapat juga 19,6% contoh yang termasuk pada kategori defisit tingkat sedang. Hanya 5,9% contoh yang memiliki tingkat kecukupan protein dalam karegori cukup. Sebanyak 78,4% contoh termasuk kategori cukup pada tingkat kecukupan vitamin A. Hasil penelitian ini hampir sama dengan penelitian Briawan (2008) yang menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswi Institut Pertanian Bogor memiliki tingkat kecukupan vitamin A yang cukup. Secara keseluruhan (100%) contoh memiliki tingkat kecukupan vitamin C kurang. Sama halnya dengan tingkat kecukupan kalsium, natrium, kalium dan serat, sebagian besar total

4 contoh (>50%) memiliki tingkat kecukupan mineral yang kurang dari angka kecukupan mineral dan serat yang dianjurkan. Seluruh contoh (86,3%) termasuk dalam aktivitas ringan. Hal tersebut dikarenakan waktu sehari-hari contoh banyak digunakan untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang tergolong ringan seperti membaca, duduk kuliah dan mengerjakan tugas serta searching internet di depan komputer. Contoh lebih banyak menghabiskan waktu untuk tidur 7,48±1,15, kuliah 3,80±1,70 dan mengetik (komputer) 3,92±1,75. Berdasarkan hasil pengukuran tekanan darah sistolik diperoleh hasil bahwa sebagian besar contoh (50%) termasuk dalam klasifikasi tekanan darah prehipertensi. Sebanyak 47,1% contoh memiliki tekanan darah dalam klasifikasi normal. Namun, terdapat 3,9% contoh laki-laki yang mempunyai tekanan darah dalam klasifikasi hipertensi tingkat I. Hasil pengukuran tekanan darah diastolik diperoleh hasil bahwa sebanyak 58,8% contoh memiliki tekanan darah diastol dengan klasifikasi normal. Namun sebanyak 31,4% contoh termasuk dalam kalsifikasi tekanan darah diastol prehipertensi. Dengan naiknya tekanan darah diastolik dari 80-89, kejadian kardiovaskular juga meningkat. Kenaikan tekanan diastolik saja telah ditemukan sebagai faktor resiko kuat untuk kondisi seperti serangan jantung dan sroke, terutama pada orang dewasa muda (Braverman 2004). Berdasarkan hasil pengukuran diperoleh hasil kadar kolesterol contoh berkisar antara 147 hingga sampai 218mg/dl darah.kadar kolesterol terendah terdapat pada contoh laki-laki yaitu 147 mg/dl darah. Rata-rata kadar kolesterol contoh laki-laki 163 mg/dl darah cenderung lebih rendah dibandingkan contoh perempuan 172 mg/dl darah. Kenaikan kadar kolesterol, yaitu angkanya lebih dari 200, merupakan faktor resiko tunggal yang paling penting pada penyakit jantung koroner. Status gizi berpengaruh langsung terhadap tekanan darah. Hasil analisis korelasi pearson menunjukan adanya hubungan yang signifikan (p<0,05) antara status gizi dengan tekanan darah contoh. Hasil analisis korelasi pearson menunjukkan adanya hubungan yang signifikan (p<0,05) antara konsumsi karbohidrat dan lemak dengan tekanan darah. Konsumsi karbohidrat yang berlebihan akan meningkatkan asupan energi yang selanjutnya disimpan tubuh sebagai cadangan lemak. Penumpukan lemak tubuh pada perut akan menyebabkan obesitas sentral, sedangkan penumpukan pada pembuluh darah akan menyumbat peredaran darah dan membentuk plak (aterosklerosis) yang berdampak pada hipertensi dan jantung koroner. Hasil analisis korelasi pearson menunjukkan adanya hubungan yang signifikan (p<0,05) antara konsumsi protein, lemak dan kolesterol dengan kolesterol darah. Konsumsi protein yang berlebihan juga dapat meningkatkan sintesis asam lemak sehingga dapat menyebabkan dislipidemia. Dalam hal ini, sumber karbonnya membentuk asetil menjadi asetoasetil selanjutnya membentuk kolesterol. Lemak pada makanan membuat rasa lebih gurih dan enak. Akan tetapi asupan lemak memberi sumbangan yang besar terhadap peningkatan kolesterol dalam darah. Hasil analisis korelasi pearson menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan (p>0,05) antara aktifitas fisik dengan tekanan darah dan kolesterol darah.

5 ANALISIS KONSUMSI PANGAN DAN AKTIVITAS FISIK TERHADAP TEKANAN DARAH DAN KOLESTEROL WIDYA ANANTA Skripsi Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Gizi pada mayor ilmu gizi Departemen Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUASIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012

6 Judul Nama NIM :Analisis Konsumsi Pangan dan Aktivitas Fisik Terhadap Tekanan Darah dan Kolesterol : Widya Ananta : I Menyetujui, Dosen Pembimbing drh. M. Rizal M. Damanik, MRepSc, PhD NIP Mengetahui, Ketua Departemen Gizi Masyarakat Dr. Ir. Budi Setiawan, MS NIP Tanggal Lulus :

7 PRAKATA Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Analisis Konsumsi Pangan dan Aktivitas Fisik Terhadap Tekanan Darah dan Kolesterol. Terselesaikannya skripsi penelitian ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan banyak pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Papa dan mama (Orang tua terbaik) yang telah merawat, membesarkan dan mendidik dengan ketulusan, kesabaran, kasih sayang serta dukungan dan doa yang tiada henti diberikan untuk penulis. 2. Bapak drh. M. Rizal M. Damanik, MRepSc,PhD selaku dosen pembimbing skripsi yang dengan sabar meluangkan waktu dan pikirannya, membimbing dan memberikan kritikan dan dorongan untuk menyelesaikan skripsi ini. 3. Ibu Dr. Ir. Ikeu Ekayanti, M.Kes selaku dosen pemandu dan dosen pengujiatas saran dan kritikan yang diberikan. 4. Ibu Prof. Dr. drh.clara M. Kusharto, M.Sc selaku dosen pembimbing akademik yang telah membimbing dalam pengisian kartu rencana studi selama kuliah. 5. Eka Andriani, M.Si selaku teman penelitian dan teman berdiskusi. 6. Teman-teman pembahas (Tri Wahyuni, AMG, Afriza Faighayanti, AMG, Indang Wijayanti, S.Gz, Yudhit Novi Andrini, S.Gz) yang telah membahas dan memberikan kritik yang baik untuk skripsi ini 7. Adikku tersayang Hafiz Maulana yang telah memberikan semangat, dukungan dan doa. 8. Teman-teman tersayang (Maysita Sari, AMG, Tri Wahyuni, AMG, Yossi Ramadani, S.Gz, SarlyWidyawati Pratomo,S.Gz, Yudhit Novi Andrini, S.Gz, Widya Indriani, S.Gz, Yoshepin Renny Fibriastuti, S.Gz, Hanna Triana Puspa Hapsari, S.Gz, Indang Wijayanti, S.Gz, MiraRahmawati, S.Gz) terima kasih atas semangat, kasih sayang, perhatian dan kebersamaan. 9. Teman-teman alih jenis Gizi Masyarakat angkatan ke Mba Ryan, mba Inne dan pak Ugan yang telah membantu dalam proses pendaftaran seminar dan sidang skripsi 11. Responden penelitian yang bersedia meluangkan waktunya untuk mengikuti semua prosedur penelitian 12. Analis RS. PMI Bogor yang telah banyak membantu dalam penelitian ini

8 13. Ibu Djoko yang selalu mengingatkan, menjaga dan memberi nasihat yang baik untuk penulis 14. Adik-adik kosan M-24 (Winda Hastuti Pamungkas, Vicke Dio Noviela, Yuanita Panuju Restiati, Fitri Erviana, Viona Prilia,Nur Latifah Hanum,AMG, Novita Puji Handayani,AMG, Intan Permatahati,AMG, Soffi Rahmaningtyas, AMG)yang telah memberikan semangat dan kebersamaan 15. Pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu atas segala bantuan dan dukungan selama penyusunan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa skripsi penelitian ini belum sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan. Penulis juga berharap agar penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua. Bogor, Maret 2012 Widya Ananta

9 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Padang, Sumatera Barat pada tanggal 18 Maret Penulis adalah anak pertama dari dua bersaudara pasangan Bapak Ir. Yos Nasrullah dan Ibu Wiwik Juriah Lubis. Penulis menyelesaikan pendidikan sekolah dasar di SD Baiturrahmah, Padang, Sumatera Barat pada tahun Kemudian penulis melanjutkan pendidikan SMP Negeri 2 Padang dan lulus tahun Pendidikan selanjutnya ditempuh penulis di SMK Negeri 6 Padang dan lulus tahun 2006.PadabulanFebruari - Agustus 2005penulismengikutiPraktekKerjaLapang (PKL) dithe Cool Point Hotel Cameron High Land Malaysia. Pada tahun 2006, melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) penulis diterima sebagai mahasiswa program Diploma IPB Jurusan Manajemen Industri Jasa Makanan dan Gizi. PadabulanAgustus - November 2008penulismengikutiPraktekKerjaLapang (PKL) di RumahSakitUmumPersahabatan jakarta. Penulis lulus dari program Diploma IPB dengan menulis tugas akhir yang berjudul Produksi dan Kontribusi Hidangan Sayur terhadap Kebutuhan Vitamin, Mineral dan Serat pada Gangguan Kardiovaskuler di Rumah Sakit Umum Persahabatan. Penulis melanjutkan pendidikan di Program Penyelenggaraan Khusus S1 Mayor Ilmu Gizi, Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor pada tahun Penulisjugapernahmengikuti Internship Dietetik (ID) padabulan April 2011 di RumahSakitUmum Daerah Cibinong.PadabulanJuli - Agustus 2011penulismelaksanakanKuliahKerjaProfesi (KKP) di Desa Sridadi KecamatanSirampogKabupaten Brebes. Selama menjadi mahasiswa penulis sempat melaksanakan dan berpartisipasi pada beberapa kegiatan penunjang akademik seperti kegiatan konsultasi gizi di Puskesmas Sempur Bogor pada bulan Juni 2011, menjadipanitia Seminar Nasional Gizi pada bulan Juni 2011, dan mengikuti kegiatan Seminar Nasional Pangan dan Gizi pada bulan Januari 2012.

10 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL... xii DAFTAR LAMPIRAN...xiii PENDAHULUAN Latar Belakang... 1 Tujuan... 3 Hipotesis... 3 Kegunaan Penelitian... 3 TINJAUAN PUSTAKA Tekanan Darah... 4 Masalah Tekanan Darah... 4 Penyebab Tinggi dan Rendahnya Teklanan Darah... 6 Kolesterol... 6 Dampak Kolesterol... 7 Penyebab Tingginya Kadar Kolesterol... 7 Aktivitas Fisik... 8 Konsumsi Pangan...10 KERANGKA PEMIKIRAN...11 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu...13 Cara Pemilihan Contoh...13 Jenis dan Cara Pengumpulan Data...13 Pengolahan dan Analisis Data...14 Definisi Operasional...18 HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Alih Jenis...19 Karakteristik Contoh...20 Umur...20 Berat Badan dan Tinggi Badan...20 Status Gizi...21 Konsumsi Pangan...22 Frekuensi, Jumlah dan Jenis Konsumsi pangan...22 Makanan Pokok...22 Protein Hewani...23 Protein Nabati...24 Sayuran...25 Buah-buahan...26 Susu dan Olahannya...28 Minyak dan Lemak...28 Serba-serbi...29 Asupan energi dan zat gizi...30 Energi...30 Protein...31 Lemak...31 Karbohidrat...31 Vitamin A...32 x

11 Vitamin C...32 Natrium...32 Kalium...33 Kolesterol...33 serat...33 Tingkat kecukupan zat gizi...34 Tingkat kecukupan energi dan protein...34 Tingkat kecukupan vitamin dan mineral...35 Aktivitas fisik...36 Tekanan Darah...37 Kolesterol...39 Hubungan Antar Variabel...39 Hubungan status gizi dan tekanan darah...39 Hubungan konsumsi pangan dan tekanan darah...40 Hubungan konsumsi pangan dan kolesterol...41 Hubungan aktivitas fisik, tekanan darah dan kolesterol...42 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan...43 Saran...43 DAFTAR PUSTAKA...44 LAMPIRAN...46 xi

12 DAFTAR TABEL Halaman 1 Klasifikasi tekanan darah Kategori tingkat aktifitas fisik berdasarkan nilai PAL Data, jenis data dan cara pengumpulan data Kategori aktivitas fisik berdasarkan nilai PAR Sebaran contoh contoh berdasarkan umur Keragaman berat badan contoh berdasarkan jenis kelamin Keragaman tinggi badan contoh berdasarkan jenis kelamin Sebaran contoh berdasarkan status gizi Frekuensi dan jumlah konsumsi pangan sumber karbohidrat contoh Frekuensi dan jumlah konsumsi pangan sumber protein hewani contoh Frekuensi dan jumlah konsumsi pangan sumber protein nabati contoh Frekuensi dan jumlah konsumsi sayur contoh Frekuensi dan jumlah konsumsi buah contoh Frekuensi dan jumlah konsumsi susu contoh) Frekuensi dan jumlah konsumsi minyak contoh Frekuensi dan jumlah konsumsi kelompok pangan serba-serbi contoh Rata-rata, nilai minimum dan maksimum asupan energi dan zat gizi Sebaran contoh berdasarkan tingkat kecukupan energi dan protein Sebaran contoh berdasarkan tingkat kecukupan vitamin dan mineral Sebaran contoh berdasarkan tingkat aktifitas fisik Rata-rata alokasi waktu per jenis aktivitas dalam sehari Keragaman tekanan darah sistolik contoh berdasarkan jenis kelamin Klasifikasi tekanan darah sistolik contoh berdasarkan jenis kelamin Keragaman tekanan darah diastolik contoh berdasarkan jenis kelamin Klasifikasi tekanan darah diastolik contoh berdasarkan jenis kelamin Keragaman kadar kolesterol contoh berdasarkan jenis kelamin Sebaran contoh menurut status gizi dan tekanan darah (sistol) Sebaran contoh menurut status gizi dan tekanan darah (diastol...40 xii

13 DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1. Biodata mahasiswa program ekstensi IPB Record Makanan 24 Jam Kegiatan Sehari-Hari xiii

14 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Usia harapan hidup di Indonesia semakin meningkat sejalan dengan meningkatnya taraf hidup dan pelayanan kesehatan. Pada tahun 2005, angka harapan hidup orang Indonesia adalah 70,0 tahun. Pada tahun 2006 meningkat menjadi 70,2 tahun. Jumlah ini terus meningkat menjadi 70,4 tahun pada tahun 2007 dan diperkirakan pada tahun 2025 angka harapan hidup penduduk Indonesia akan menjadi 73 tahun (BPS 2007). Masalah kesehatan dipengaruhi oleh pola hidup, pola makan, faktor lingkungan kerja, olahraga dan stress. Perubahan gaya hidup terutama di kota-kota besar menyebabkan peningkatan prevalensi penyakit degeneratif. Saat ini masalah kesehatan mulai bergeser dari penyakit-penyakit infeksi ke penyakit degeneratif. Dari penelitian-penelitian terakhir juga diketahui adanya pergeseran kelompok usia yang mengalami penyakit degeneratif, yaitu dari kelompok usia tua ke kelompok usia muda (Depkes 2007). Kebiasaan makan dan gaya hidup sudah berubah, yang pada akhirnya berkontribusi terhadap epidemi penyakit-penyakit tidak menular. Poin penting dalam catatan WHO tahun 2005 adalah sebanyak 4,4 juta jiwa meninggal dunia dengan kasus kolesterol tinggi dan sebanyak 7,2 juta orang meninggal dunia akibat hipertensi. Gangguan tekanan darah sering disebut sebagai the silent disease atau penyakit tersembunyi. Sebutan tersebut berawal dari banyaknya orang yang tidak sadar telah mengidap gangguan tekanan darah sebelum mereka melakukan pemeriksaan tekanan darah. Gangguan tekanan darah dapat menyerang siapa saja, dari berbagai kelompok umur dan status sosial ekonomi (sutanto 2010). Tekanan darah sering naik dan turun sepanjang hari. Tekanan darah bisa berubah dalam hitungan menit, tergantung pada keadaan psikologis atau aktivitas fisik. Menurut Riskesdas (2007), berdasarkan hasil pengukuran tekanan darah, prevalensi hipertensi pada penduduk umur >18 tahun di Indonesia adalah sebesar 29,8 %. Penyakit hipertensi mulai banyak dijumpai pada kelompok usia muda tahun (8,3%). Selain itu, berdasarkan hasil pemeriksaan kesehatan dalam buku laporan TPB dalam angka (2010), mahasiswa yang menderita gangguan tekanan darah tinggi diketahui sebanyak 17,2%.Gangguan tekanan darah tinggi secara umum memiliki kadar kolesterol yang tinggi juga (Braverman 2008). Menurut Balitbangkes (2005) pada Survei

15 2 Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2004, prevalensi hiperkolesterolemia di Indonesia pada usia tahun sebesar 9,3%. Studi WHO menyatakan bahwa gaya hidup kurang aktifitas adalah 1 dari 10 penyebab kematian dan kecacatan di dunia. Lebih dari dua juta kematian setiap tahun disebabkan oleh kurangnya bergerak/aktifitas fisik. Pada kebanyakan negara diseluruh dunia antara 60% hingga 85% orang dewasa tidak cukup beraktifitas fisik untuk memelihara fisik mereka. Sedentary life style pada masyarakat saat ini cenderung memicu penyakit-penyakit degeneratif. Kemajuan teknologi tanpa di sadari telah membuat aktivitas fisik berkurang. Data riskesdas 2007 menunjukkan angka prevalensi kurangnya aktivitas fisik pada penduduk usia > 10 tahun mencapai angka 48,2% (Balitbangkes 2008). Selain aktivitas fisik, pola makan sangat mempengaruhi kejadian beberapa penyakit degeneratif. Pola makan yang tidak sehat dan lebih bersifat praktis seperti maraknya aneka makanan siap saji maupun junk food banyak dikonsumsi oleh masyarakat termasuk kalangan muda yaitu mahasiswa. Jenis makanan tersebut biasanya hanya menyediakan makanan yang tinggi energi, lemak dan natrium. Pola makan yang tinggi natrium dan rendah serat sering dijumpai pada makanan-makanan tersebut. makanan tinggi natirum dan rendah serat yang sering dikonsumsi oleh masyarakat, tanpa disadari telah memicu gangguan tekanan darah dan kolesterol (Depkes 2007). Menurut Susantoro (2003) mahasiswa merupakan kalangan muda yang berumur antara tahun yang memang dalam usia tersebut mengalami suatu peralihan dari tahap remaja ke tahap dewasa. Mahasiswa berada dalam rentang usia dewasa awal pada umumnya selalu mengikuti setiap adanya perubahan terutama perubahan mengenai gaya hidup. Mahasiswa alih jenis adalah kelompok mahasiswa khusus yang mengikuti perkuliahan dengan bekerja dipagi hari dan mempunyai waktu kuliah khusus yaitu pada malam hari. Padatnya kegiatan membuat mereka cenderung mengkonsumsi makanan yang bersifat praktis dan cepat saji. Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk menganalisis hubungan antara konsumsi pangan dan aktivitas fisik terhadap tekanan darah dan kolesterol. Penelitian ini merupakan penelitian payung dari Andriani (2011) dengan judul Hubungan Pemberian Kapsul Serbuk Daun Torbangun Terhadap Tekanan Darah dan Kolesterol.

16 3 Tujuan Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis konsumsi pangan dan aktifitas fisik terhadap tekanan darah dan kolesterol. Secara khusus tujuan penelitian ini adalah 1. Mengidentifikasi karakteristik contoh (usia, berat badan, tinggi badan dab status gizi) 2. Mengidentifikasi konsumsi pangan contoh 3. Mengidentifikasi tingkat kecukupan energi dan zat gizi contoh 4. Mengidentifikasi tingkat aktivitas contoh 5. Mengidentifikasi tekanan darah dan kadar kolesterol contoh 6. Menganalisis hubungan asupan zat gizi dan tingkat aktivitas fisik terhadap tekanan darah, kolesterol, dan status gizi Hipotesis 1. Konsumsi pangan berhubungan terhadap tekanan darah dan kolesterol 2. Aktifitas fisik berhubungan terhadap tekanan darah dan kolesterol. Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi serta menambah wawasan kepada masyarakat pada umumnya dan bagi para mahasiswa pada khususnya mengenai pengetahuan tentang pengaruh konsumsi pangan dan aktivitas fisik terhadap tekanan darah dan kolesterol. Bagi peneliti dapat menambah wawasan dan pengalaman peneliti mengenai konsumsipangan dan aktivitas fisik yang memberikan pengaruh terhadap tekanan darah dan kolesterol tersebut.

17 4 TINJAUAN PUSTAKA Tekanan Darah Tekanan darah adalah tekanan dari darah pada sistem vaskular tubuh. Sistem vaskular membawa darah yang kaya oksigen menjauhi jantung menuju pembuluh darah, arteri dan kapiler untuk masuk ke jaringan. Setelah jaringan mendapatkan oksigen, darah masuk ke vena dan dibawa kembali ke jantung dan paru-paru (Braverman 2008). Tekanan darah sistolik merupakan tekanan yang dihasilkan otot jantung yang mendorong darah dari bilik kiri jantung ke aorta (tekanan pada saat jantung berkontraksi). Tekanan darah diastolik merupakan tekanan pada dinding arteri dan pembuluh darah akibat mengendurnya otot jantung (tekanan pada saat jantung berelaksasi). Tekanan darah biasanya digambarkan sebagai rasio tekanan sistolik terhadap tekanan diastolik, dengan nilai dewasa normalnya berkisar dari 100/60 mmhg sampai 140/90 mmhg. Ratarata tekanan darah normal biasanya 120/80 mmhg (Pearce 2004). Menurut Sutanto (2010), tekanan seseorang sangat bervariasi. Bayi dan anak-anak secara normal memiliki tekanan darah yang jauh lebih rendah dibandingkan usia dewasa. Tekanan darah juga dipengaruhi oleh aktivitas fisik, dimana tekanan darah akan lebih tinggi ketika seseorang melakukan aktivitas dan lebih rendah ketika beristirahat. Selain itu menurut Pearce (2004), Tekanan darah mengalami sedikit perubahan bersamaan dengan perubahan-perubahan gerakan fisiologik, seperti latihan jasmani, perubahan mental karena kecemasan dan emosi, sewaktu tidur dan sewaktu makan. Sejalan dengan bertambahnya usia, hampir setiap orang mengalami kenaikan tekanan darah, tekanan sistolik terus meningkat sampai usia 80 tahun dan tekanan diastolik terus meningkat sampai usia tahun, kemudian berkurang secara perlahan atau bahkan menurun drastis. Masalah Tekanan Darah Gangguan tekanan darah di bedakan menjadi dua yaitu tekanan darah tinggi (hipertensi) dan tekanan darah rendah (hipotensi). Hipertensi adalah tekanan darah tinggi yang bersifat abnormal dan diukur paling tidak pada tiga kesempatan yang berbeda. Tekanan darah normal bervariasi sesuai dengan usia. Namun, secara umum, seseorang dianggap memiliki hipertensi apabila tekanan darahnya lebih tinggi daripada 140 mmhg sistolik atau 90 mmhg diastolik. Karena tekanan darah bergantung pada kecepatan denyut jantung dan

18 5 volume sekuncup, maka peningkatan salah satu dari variabel yang tidak dikompensasi dapat menyebabkan hipertensi. Hipertensi sering dibagi menjadi hipertensi primer atau sekunder, berdasarkan ada tidaknya penyebab yang dapat teridentifikasi. Sebagian besar kasus hipertensi tidak diketahui penyebabnya disebut hipertensi primer atau esensial. Apabila penyebabnya jelas dapat diketahui, maka hipertensinya disebut hipertensi sekunder (Corwin 2001). Bentuk hipertensi antara lain hipertensi hanya diastolik, hipertensi campuran (diastolik dan sistolik yang meninggi) dan hipertensi sistolik. Hipertensi diastolik sangat jarang dan hanya terlihat peninggian yang ringan dari tekanan diastolik, misalnya 120/100 mmhg. Bentuk seperti ini biasanya ditemukan pada anak-anak dan dewasa muda sementara itu hipertensi sistolik paling sering dijumpai pada usia lanjut (Depkes 2006). Tekanan darah rendah (hipotensi) merupakan suatu kondisi ketika tekanan darah (sistolik, diastolik, ataupun keduanya) lebih rendah dari nilai normal yang umum ditemukan pada individu normal. Gangguan ini tidak jarang mengarah kepada suatu kondisi patologis (kelainan) tertentu. Meskipun bisa juga ditemukan pada individu tanpa kelainan jantung. Untuk batasan tekanan darah rendah, tidak ada batasan yang baku. Meskipun begitu, penting untuk mendeteksi adanya hipotensi pada individu tertentu. Pada individu dengan riwayat tekanan darah tinggi, penurunan tekanan darah lebih dari 30 mmhg secara mendadak dapat dikatakan hipotensi meskipun nilai tekanan darahnya masih normal. Untuk kelompok individu yang nilai tekanan darahnya tidak pernah tinggi atau cenderung rendah juga tidak memiliki batasan baku. Namun nilai tekanan darah kurang dari 90/60 mmhg sering dipakai untuk menunjuk ada tidaknya hipotensi pada seseorang. Artinya, bila tekanan darah sistolik kurang dari 90 mmhg, atau tekanan darah diastolik kurang dari 60 mmhg, atau kombinasi antara kedua nilai sistolik dan diastolik tersebut (Hutabarat 2010).Klasifikasi tekanan darah dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 Klasifikasi tekanan darah Kategori Tekanan Darah Sistolik Tekanan Darah Diastolik Normal < 120 mmhg < 80 mmhg Pre-Hipertensi mmhg mmhg Hipertensi Stadium mmhg mmhg Hipertensi Stadium mmhg 100 mmhg Sumber: Depkes (2006)

19 6 Penyebab Tinggi dan Rendahnya Tekanan Darah Menurut Braverman (2008), pada 90-95% penderita tekanan darah tinggi, tidak ada penyebab fisiologis tunggal. Jenis tekanan darah ini disebut hipertensi essensial atau primer. Walaupun penyebab dari tekanan darah tinggi masih belum diketahui, riset menunjukan hal tersebut merupakan reaksi antara faktor genetis, lingkungan, dan yang berhubungan dengan gaya hidup. Faktor-faktor yang utama adalah : Pola makan yang tidak tepat dengan komposisi tidak seimbang, biasanya tinggi kalori, natrium (garam) dan lemak, serta rendah protein; rasio natrium terhadap kalium yang tidak seimbang; penyalahgunaan alkohol; merokok; kenaikan kadar kolesterol; obesitas dan stress. Banyak faktor yang dapat menyebabkan hipotensi. Akan tetapi tidak semua hipotensi memiliki faktor yang perlu dicemaskan. Meskipun demikian, bila mengalami hipotensi sebaiknya berobat untuk mencari faktor penyebab/predisposisi yang berpeluang mengganggu kesehatan di kemudian hari. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan hipotensi antara lain : dehidrasi yang sering timbul akibat sulit makan, muntah, atau diare yang diikuti kehilangan cairan tubuh bermakna, perdarahan, obat-obatan yang dapat mencetuskan penurunan tekanan darah mendadak atau perlahan, infeksi di dalam tubuh terutama pada infeksi berat, kelainan endokrin, kelainan jantung, reaksi anafilaksis akibat reaksi alergi terhadap obat-obatan tertentu. Kolesterol Menurut Hartono (2006), kolesterol merupakan salah satu jenis lemak dengan inti sterol berbentuk cincin yang mengandung atom karbon, hidrogen, dan oksigen. Secara normal, tubuh mampu memproduksi kolesterol yang dibutuhkan dalam jumlah tepat. Kolesterol yang berlebihan di dalam tubuh akan membentuk suatu timbunan pada dinding pembuluh darah dan menimbulkan kondisi yang disebut ateroklerosis, yaitu penyempitan atau pengerasan pembuluh darah yang merupakan indikasi awal seseorang terkena penyakit jantung dan stroke (Sutanto 2011). Hati memetabolisasi sebagian kolesterol yang terdapat di dalam micelle menjadi garam-garam empedu. Sisa kolesterol lainya disalurkan ke darah, berikatan dengan fosfolipid sebagai lipoprotein. Lipoprotein mengangkut kolesterol ke semua sel tubuh untuk digunakan membentuk membran, strukturstruktur intrasel dan hormon steroid. Tingginya kadar dua jenis lipoprotein, yaitu lipopotein berdensitas rendah (low density lipoprotein,ldl) dan lipopotein

20 7 berdensitas sangat rendah (very low density lipoprotein, VLDL), mengisyaratkan bahwa hati menangani kolesterol dalam jumlah besar. lipopotein berdensitas tinggi (high density lipoprotein, HDL) mengangkut kolesterol dari sel ke hati dan bersifat protektif terhadap penyakit arteri (Corwin 2001). Jumlah keseluruhan kolesterol yang ada pada tubuh disebut kolesterol total. Kolesterol normal dalam tubuh adalah mg (Sutanto 2011). Menurut Barasi (2009), makanan hewani adalah sumber kolesterol dalam diet, dengan sumber terkaya adalah kuning telur. Absorpsi kolesterol berubah ubah, tetapi biasanya kurang dari 50%. Kadar dalam plasma, terutama yang diangkut sebagai fraksi LDL, merupakan penentu utama resiko aterosklerosis. HDL sering disebut sebagai kolesterol baik. Peran kolesterol HDL adalah membawa kembali kolesterol HDL ke organ hati untuk diproses lebih lanjut. Jika kadar HDL tinggi maka akan terlindung dari penyakit jantung. Penyebab hiperkolesterol antara lain obesitas, alkohol, gangguan ginjal, gangguan hati, diabetes, pil anti hamil, diuretik, kortikosteroid, dan penyakit tiroid. Dampak Kolesterol Menurut Sutanto (2010), jumlah kolesterol yang tinggi dalam darah dapat meningkatkan risiko munculnya penyakit jantung koroner karena saluran arteri yang memasok darah ke jantung menyempit dan tersumbat. Kolesterol juga bisa menyebabkan stroke dan kelumpuhan bila terjadi penyumbatan arteri yang memasok darah ke otak. Penyakit lain yang juga dipengaruhi oleh kolesterol adalah hipertensi. Hal ini akan diperparah dengan kebiasaan merokok. Hipertensi dan kebiasaan merokok memang tidak mempengaruhi jumlah kolesterol dalam tubuh, namun bisa berinteraksi dengan kolesterol untuk merusak arteri. Penyebab Tingginya Kadar Kolesterol Beberapa faktor yang mempengaruhi total kolesterol, diantaranya asupan lemak yang tinggi, kebiasaan merokok, kurangnya aktifitas fisik (sedentary life style). Kadar kolesterol darah bisa dipengaruhi oleh makanan. Daging merah berlemak dan produk susu merupakan sumber utama kolesterol dan lemak jenuh dari makanan. Makanan dan keadaan berikut paling berperan dalam menyebabkan kadar kolesterol yang tinggi : Kekurangan asam amino akibat asupan protein berkualitas rendah; kekurangan antioksidan (vitamin C dan E, selenium, dan seng) akibat rendahnya asupan buah dan sayuran; kekurangan asam lemak esensial akibat asupan lemak berkualitas rendah; asupan alkohol

21 8 yang berlebihan; asupan zat tepung yang berlebihan (jagung, kentang, dan lainlain); asupan gula secara berlebihan yang ditemukan pada banyak makanan olahan; kekurangan serat akibat kurangnya asupan buah dan sayur; disfungsi hati dan meningkatnya kerusakan jaringan akibat infeksi, radiasi, kerusakan fungsi hati atau aktivitas oksidatif (Braverman 2008). Aktivitas Fisik Aktivitas fisik adalah kegiatan yang menggunakan tenaga atau energi untuk melakukan berbagai kegiatan fisik seperti berjalan, berlari, berolahraga dan lain-lain. Setiap kegiatan fisik membutuhkan energi yang berbeda menurut lamanya intensitas dan kerja otot (FKM-UI 2007). Selama melakukan aktivitas fisik, otot membutuhkan energi diluar metabolisme untuk bergerak, sedangkan jantung dan paru-paru memerlukan tambahan energi untuk mengantarkan zatzat gizi dan oksigen ke seluruh tubuh dan untuk mengeluarkan sisa-sisa dari tubuh (Almatsier 2004). Aktivitas fisik erat kaitannya dengan kesehatan tubuh secara keseluruhan. Tubuh yang sehat akan mampu melakukan aktivitas fisik secara optimal, dan aktivitas fisik yang dilakukan secara rutin dalam porsi cukup mempunyai dampak yang positif terhadap kesehatan tubuh (Widodo & Syafruddin 1990). Menurut Kusmana (2006) aktivitas yang moderat (sedang) akan melindungi diri dari penyakit jantung koroner (PJK). Olahraga meningkatkan sirkulasi, memperbaiki sensitivitas insulin, bisa menurunkan tekanan darah angka, dan menurunkan kadar kolesterol dan trigliserida sekaligus meningkatkan kolesterol HDL. Melalui olahraga yang isotonik dan teratur (aktifitas fisik aerobik sekitar 30 menit/hari) dapat menurunkan tahanan perifer yang akan menurunkan tekanan darah. Olahraga secara teratur idealnya dilakukan tiga hingga lima kali dalam seminggu dan minimal setengah jam setiap sesi dengan intensitas sedang. Olahraga yang teratur juga akan membantu meningkatkan kadar kolesterol HDL dan menurunkan kadar LDL. Dianjurkan untuk melakukan olahraga yang bersifat aerobik seperti jalan cepat, lari-lari kecil, sepeda, atau berenang secara teratur 3-5 kali per minggu selama menit/hari. Selain efektif untuk mengurangi berat badan, olahraga juga berguna untuk memperkuat otot jantung, menjaga tekanan darah tetap normal serta mampu mengurangi stress.

22 9 Aktivitas orang dewasa biasanya dibagi menjadi tiga golongan yaitu ringan, sedang, dan berat. Pengeluaran energi beragam antara orang yang satu dengan yang lain (Mardlaw & Hampl 2007). Dalam hal ini, aktivitas fisik merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kebutuhan energi seseorang (Baliwati & Retnaningsih 2004). Pengukuran kebutuhan energi didasarkan pada pengeluaran energi dengan komponen utama angka metabolisme massal (BMR) dan kegiatan fisik sesuai tingkatannya (Hoeger & Hoeger 2005). FAO/WHO/UNU (2001) menyatakan bahwa aktivitas fisik adalah variabel utama, setelah angka metabolisme basal dalam penghitungan pengeluaran energi. Setiap orang memiliki aktivitas atau kegiatan yang wajib dilakukan setiap hari. Kegiatan wajib tersebut tidak hanya pekerjaan yang mendatangkan penghasilan, namun juga meliputi kegiatan lain seperti kegiatan domestik rumah tangga, bersosialisasi, rekreasi dan lain sebagainya. Pengeluaran energi untuk kegiatan-kegiatan tersebut perlu diperhitungkan agar didapatkan angka pengeluaran energi seseorang. Pengeluaran energi tersebut kemudian dapat menjadi gambaran kebutuhan energi agar seseorang dapat hidup dengan lebih sejahtera dan berkualitas secara keseluruhan. Besarnya aktivitas fisik yang dilakukan seseorang selama 24 jam dinyatakan dalam Physical Activity Level (PAL) atau tingkat aktivitas fisik.pal ditentukan dengan rumus sebagai berikut : Keterangan : PAL : physical activity level (tingkat aktivitas fisik) PAR : physical activity rasio (jumlah energi yang dikeluarkan untuk jenis aktivitas per satuan waktu tertentu ) Setelah melakukan perhitungan dengan menggunakan rumus di atas. Maka hasil dari perhitungan tersebut dapat dikategorikan menjadi tiga kategori, yaitu : ringan, sedang dan berat. Tabel 2 Kategori tingkat aktifitas fisik berdasarkan nilai PAL Kategori Nilai PAL Ringan (sedentary lifestyle) Sedang (active or moderately active lifestyle) Berat (vigorous or vigorously active lifestyle) Sumber : FAO/WHO/UNU (2001) FAO/WHO/UNU (2001) menyatakan bahwa kategori tingkat aktivitas fisik mengarah kepada jenis pekerjaan. Orang-orang yang termasuk dalam kategori tingkat aktifitas fisik ringan (sedentary lifestyle) adalah orang-orang yang tidak

23 10 banyak melakukan kegiatan fisik, tidak banyak berjalan kaki dalam jarak jauh, menggunakan alat transportasi, tidak latihan atau berolahraga secara teratur dan lebih banyak menghabiskan kegiatan dalam posisi duduk diam dan berdiri dengan sedikit bergerak misalnya staf dan karyawan kantor. Pada kategori sedang adalah orang yang tidak terlalu banyak menggunakan energi, namun lebih banyak mengeluarkan energi bila dibandingkan dengan yang beraktivitas ringan. Pada umumnya orang-orang tersebut melakukan suatu pekerjaan berat namun dalam satu jangka waktu tertentu, misalnya kegiatan harian yang dilakukan selama satu jam (langsung atau bertahap dalam hari yang sama). Orang-orang yang termasuk dalam kategori aktivitas fisik berat bila orang tersebut dalam kesehariannya melakukan aktivitas yang mengeluarkan banyak energi seperti menari, berenang, bekerja sebagai buruh tani yang melakukan pekerjaan mencangkul, berjalan kaki dalam jarak yang jauh dengan beban berat. Konsumsi Pangan Pangan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia agar dapat hidup sehat karena pangan merupakan sumber utama zat gizi yang dibutuhkan tubuh. Zat gizi tersebut menyediakan tenaga bagi tubuh, mengatur proses metabolisme dalam tubuh, memperbaiki jaringan tubuh serta pertumbuhan (Harper et al. 1986). Konsumsi pangan secara garis besar adalah kuantitas pangan yang dikonsumsi oleh seseorang atau kelompok orang dengan tujuan tertentu dengan jenis tunggal atau beragam.survei konsumsi pangan bertujuan untuk mengetahui konsumsi pangan seseorang atau kelompok orang baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif. Survei konsumsi pangan secara kuantitatif dimaksudkan untuk mengetahui jumlah pangan atau makanan yang dikonsumsi (Suhardjo et al 1988). Metode kuantitatif juga dapat menghitung konsumsi zat gizi dengan menggunakan Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM) atau daftar lain yang diperlukan seperti daftar Ukuran Rumah Tangga (URT), daftar konversi mentah masak (DKMM) dan daftar penyerapan minyak (DPM). Metode food record atau diary records, digunakan untuk mencatat jumlah yang dikonsumsi (Supriasa et al 2001). Pada metode ini responden diminta untuk mencatat jenis dan jumlah makanan dan minuman dalam satu periode waktu, biasanya satu sampai tujuh hari. Metode ini dapat memberikan informasi konsumsi yang mendekati sebenarnya (true intake) tentang jumlah energi dan zat gizi yang dikonsumsi oleh individu.

24 11 KERANGKA PEMIKIRAN Gangguan tekanan darah dan kolesterol dapat menimbulkan penyakit jantung dan pembuluh darah. Sampai saat ini penyakit jantung masih menjadi penyebab kematian utama di Indonesia. Gangguan tekanan darah dan kolesterol yang dapat menimbulkan penyakit jantung dan pembuluh darah diantaranya seperti hipertensi dan hiperkoleterolemia. Hipertensi dan hiperkolesterolemia di Indonesia saat ini memiliki angka prevalensi yang cukup tinggi. Selain diderita oleh usia lanjut, hipertensi dan hiperkolesterolemia bahkan sudah mulai diderita oleh kalangan remaja yang berusia tahun. Tekanan darah dan Kolesterol dipengaruhi oleh konsumsi pangan dan aktivitas fisik. Mengonsumsi makanan yang tinggi natriun, lemak dan kolesterol serta kurangnya konsumsi serat tanpa disadari telah memicu gangguan tekanan darah dan kolesterol. Makanan yang tidak sehat dan bersifat praktis seperti aneka makanan siap saji banyak dikonsumsi oleh kalangan muda. Jenis makanan tersebut biasanya hanya menyediakan makanan yang tinggi energi, lemak dan natrium. Selain konsumsi pangan, aktivitas fisik juga ikut mempengaruhi tekanan darah dan kolesterol. Rendahnya aktivitas fisik akibat sedentary life style pada masyarakat saat ini cenderung memicu penyakitpenyakit degeneratif. Faktor aktivitas fisik dan konsumsi pangan secara tidak langsung dipengaruhi oleh karakteristik masing-masing sampel sepertijenis kelamin, sosial ekonomi, dan gaya hidup. Ada beberapa hal lain yang mempengaruhi tekanan darah dan kolesterol, salah satunya adalah faktor keturunan dan genetik, stress juga dapat mempengaruhi tekanan darah. Namun hal tersebut tidak diamati pada penelitian ini.

25 12 Karakteristik mahasiswa Jenis Kelamin Umur Status gizi Aktivitas Fisik Konsumsi Pangan Pengetahuan gizi Daya beli Uang saku Kolesterold arah Tekanan Darah Penyakit Keturunan Stres Keterangan : : variabel yang diteliti : variabel yang tidak diteliti Gambar 1 Hubungan tingkat konsumsi dan aktivitas fisik terhadap tekanan darah dan kolesterol

26 13 METODOLOGI Desain, Tempat dan Waktu Penelitian tentang hubungan tingkat konsumsi dan aktivitas fisik terhadap tekanan darah dan kolesterol ini menggunakan desain cross sectional study. Penelitian dilakukan di pemukiman sekitar kampus IPB Baranangsiang Bogor. Pengambilan data dilakukan pada bulan Mei sampai Juni Jumlah dan Cara Penarikan Sampel Populasi penelitian adalah mahasiswa program alih jenis IPB yang memiliki kecenderungan pola makan yang tidak teratur akibat jadwal perkuliahan yang didominasi pada sore hari (14.00) hingga malam hari (23.00 WIB). Pemilihan sampel dilakukan secara purposive.jumlah yang digunakan berjumlah 52 orang diambil dengan kriteria inklusi yaitu : berusia lebih dari 18 tahun,tidak dalam keadaan sakit dan tidak mengkonsumsi obat-obatan secara rutin, tidak mengkonsumsi obat-obatan penurun kolesterol dan tekanan darah,dan bersedia mengisi informed consent. Adapun kriteria ekslusi bagi sampel pada penelitian ini adalah: menderita sakit dan harus mengkonsumsi obat-obatan secara rutin, dalam keadaan hamil, pindah atau berada di luar lokasi dalam jangka waktu yang lama sehingga tidak dapat mengikuti pemeriksaan tekanan darah dan total kolesterol pada saat penelitian. Jenis dan Cara Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini merupakan data primer. Data primer diperoleh melalui pengukuran dan wawancara dengan bantuan form record. Data primer yang dikumpulkan meliputi data karakteristik sampel, tekanan darah, kadar kolesterol sampel, riwayat penyakit, aktifitas fisik dan konsumsi contoh. Data karakteristik contoh berupa nama, umur, dan riwayat penyakit didapat dengan menggunakan kuesioner. Data konsumsi pangan diperoleh dengan menggunakan food recordmeliputi waktu makan, jenis makanan, bahan makanan dan jumlah konsumsi pangan. Record konsumsi pangan dilakukan selama tujuh hari. Data status gizi diperoleh dengan perhitungan Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan menggunakan timbangan berat badan dan microtoise. Data aktivitas fisik diperoleh dengan record aktivitas fisik 1 x 24 jam selama tujuh hari. Data aktivitas fisik yang dikumpulkan berupa jenis aktivitas yang dilakukan dan

27 14 durasi waktu melakukan aktivitas dalam sehari. Data, jenis data dan cara pengumpulan data disajikan pada Tabel 3. Tabel 3 Data, jenis data dan cara pengumpulan data No Data Jenis Data Cara Pengumpulan dan pengukuran data 1 Nama Primer Kuesioner 2 Jenis kelamin Primer Kuesioner 3 Umur Primer Kuesioner 4 Etnis Primer Kuesioner, wawancara 5 Berat badan (kg) Primer Pengukuran 6 Tinggi badan (cm) Primer Pengukuran 7 Frekuensi dan jumlah konsumsi Primer Recall dan FFQ 8 Aktivitas fisik Primer Kuesioner, wawancara 9 Tekanan darah dan kolesterol Primer Pengukuran darah Pengolahan dan Analisis Data Tahapan pengolahan data dimulai dari coding, entry, cleaning, dan selanjutnya analisis. Coding dilakukan dengan cara menyusun code-book sebagai panduan entri dan pengolahan data. Selanjutnya dilakukan entry data dan cleaning data untuk memastikan tidak ada kesalahan dalam memasukkan data. Analisis data diolah dengan menggunakan program computer Microsoft Excel dan Statistical Program for Social Sciences (SPSS) versi 16.0 for Windows.Analisis tentang hubungan antar variabel diuji dengan analisis hubungan sesuai skala data yang digunakan. Untuk variabel data yang berskala nominal akan dianalisa dengan menggunakan chi-square, variabel data ordinal akan dianalisa dengan menggunakan uji Spearman, dan untuk variabel data rasio akan dianalisa dengan uji Pearson. Data karakteristik sampel seperti jenis kelamin, usia sampel, berat badan dan tinggi badan dan status gizi ditabulasi dan dianalisis secara deskriptif dan dinyatakan dalam persen. Data umurdikelompokkan menjadi empat kelompok menurut Papalia dan Old (2008) yaitu remaja (< 20 tahun), dewasa awal (20-40 tahun), dewasa tengah (41-65 tahun), dan dewasa akhir (> 65 tahun).status gizi sampel ditentukan dengan Indeks Massa Tubuh (IMT). IMT dihitung dengan membandingkan berat badan (kg) contoh dengan kuadrat dari tinggi badan (m 2 ) sampel. Kemudian IMT diklasifikasikan berdasarkan kategori Depkes (2005). Pengukuran aktivitas fisik dilakukan dengan melakukan metode record jenis aktivitas yang dilakukan sampel dan lama waktu melakukan aktivitas dalam sehari. Menurut FAO/WHO/UNU (2001) besarnya aktivitas fisik yang dilakukan seseorang dalam 24 jam dinyatakan dalam PAL ( Physical Activity Level) atau

28 15 tingkat aktivitas fisik yang didapat dengan menggunakan rumus PAL sebagai berikut : (PAR x alokasi waktu setiap kegiatan) PAL = 24 jam Keterangan : PAL : physical activity level (tingkat aktivitas fisik) PAR : physical activity rasio (jumlah energi yang dikeluarkan untuk jenis aktivitas per satuan waktu tertentu ) Setiap aktivitas mempunyai nilai PAR yang berbeda dalam kilokalori permenitnya. Jenis aktivitas yang dilakukan contoh pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4. Setelah nilai PAL didapatkan, maka nilai tersebut akan di kategorikan menjadi tiga kategori yaitu ringan (1,40 PAL 1,69), sedang (1,70 PAL 1,99)dan berat (2,0 PAL 2,40). Tabel 4 Kategori aktivitas fisik berdasarkan nilai PAR Keterangan PAR Laki-laki Perempuan Tidur (tidur siang dan tidur malam) 1 1 Tidur-tiduran (tidak tidur), duduk diam dan membaca Duduk sambil menonton TV Beribadah Makan dan minum Jalan santai Mandi Mengendarai kendaraan Melakukan pekerjaan rumah (bersih-bersih dan lain-lain) Office worker (duduk didepan meja, menulis dan mengetik) Olahraga (jongging, lari jarak jauh) Sumber : FAO/WHO/UNU (2001) Data konsumsi pangan dan gizi yang diperoleh melalui metode food recordselama tujuh hari meliputi jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi dalam ukuran rumah tangga (URT) atau dalam satuan gram, kemudian dikonversi dalam satuan energi (kkal), protein (g), lemak (g), karbohidrat (g), natrium (mg), kalium (mg), kolesterol (mg) dan serat (g). dengan merujuk pada Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM 2004). Konversi dihitung dengan menggunakan rumus (Hardinsyah & Briawan 1994) sebagai berikut : Kgij = (Bj/100) x Gij x (BDDj/100) Keterangan : Kgij : kandungan zat gizi i dalam bahan makanan j Bj : berat makanan j yang dikonsumsi Gij : kandungan zat gizi dalam 100 gram BDD bahan makanan j BDDj : bagian bahan makanan j yang dapat dimakan

29 16 Selanjutnya, tingkat kecukupan zat gizi yang diperoleh dengan cara membandingkan jumlah konsumsi zat gizi tersebut dengan kecukupannya. Berikut rumus tingkat kecukupan zat gizi yang digunakan (Hardinsyah & Briawan 1994) : TKG = (K/AKG) x 100% Keterangan : TKG : tingkat kecukupan zat gizi K : konsumsi pangan AKG : kecukupan zat gizi yang dianjurkan Hasil perhitungan tersebut kemudian diklasifikasikan menjadi lima kategori untuk tingkat kecukupan energi, protein dan lemak yaitu: defisit tingkat berat : <70% AKG, defisit tingkat sedang : 70-79% AKG, defisit ringan : 80-89% AKG, cukup : % AKG dan lebih : 120% AKG (Hardinsyah et al 2002). Pengkategorian tingkat kecukupan vitamin dan mineral menurut Gibson (2005) yaitu kurang (<77% AKG) dan cukup ( 77% AKG). Asupan serat sampel dibandingkan dengan kebutuhanserat orang dewasa dan dilakukan penggolongan tingkat konsumsi serat berdasarkan anjuran asupan serat per hari yaitu 25 g/hari (Muchtadi 2000) yaitu kurang (<20 g/hari), cukup (20-30 g/hari) dan lebih (>30 g/hari). Pengukuran tekanan darah dan kolesterol dilakukan dengan menggunakan alat pengukuran digital. Kalibrasi alat pengukur tekanan darah dilakukan dengan cara di terra (di nol-kan). Posisi yang disarankan untuk pengukuran tekanan darah adalah duduk di kursi dengan sandaran punggung untuk menyangga, kaki menapak di lantai, lengan dijulurkan setinggi jantung di atas meja. Posisi tersebut memiliki tingkat akurasi lebih baik dari pada berbaring atau duduk di depan pemeriksaan atau dengan lengan ditekuk ke samping. Jika hasil pengukuran pertama dan kedua tidak jauh berbeda (5-10 mmhg), maka angka tekanan darah akan dirata-ratakan. Sedangkan bila hasil pengukuran pertama dan kedua berbeda nyata (>10 mmhg), maka akan diulang dengan posisi pengukuran yang benar. Kolesterol darah puasa juga diperiksa dari darah perifer dengan alat Accutrend GC dan strip kolesterol serta strip kalibrasi. Untuk pembacaannya membutuhkan waktu 180 detik. Hasil pengukuran kolesterol darah minimal maksimal adalah 150 mg/dl sampai dengan 300 mg/dl (Siswanto dan Handayani 2004). Data kolesterol berasal dari contoh yang berpuasa selama 8 jam sebelum pengambilan darah yang diambil sebanyak 1-2 ul (2 tetes). contoh disarankan

30 17 berpuasa selama kurang 8 jam agar hasil pemeriksaan kolesterol lebih akurat. Untuk pengukuran tekanan darah dan kolesterol dilakukan oleh paramedis dari RS. PMI Bogor. Data tekanan darah yang diperoleh dikategorikan menjadi menjadi empat kategori berdasarkan JNC VII yang diacu dalam Depkes (2006) yaitu : normal (tekanan darah sistolik< 120 mmhg;tekanan darah diastolik <80mmhg), prehipertensi (tekanan darah sistolik mmhg; tekanan darah diastolik mmhg), hipertensi tingkat I (tekanan darah sistolik mmhg; tekanan darah diastolik mmhg), hipertensi tingkat II (tekanan darah sistolik 160 mmhg; tekanan darah diastolik 160 mmhg).untukdata kolesterol dikategorikan menjadi tiga kategori yaitu normal (<200mg/dl), batas tinggi ( mg/dl) dan tinggi ( 240 mg/dl).

METODOLOGI Desain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Sampel Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODOLOGI Desain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Sampel Jenis dan Cara Pengumpulan Data 13 METODOLOGI Desain, Tempat dan Waktu Penelitian tentang hubungan tingkat konsumsi dan aktivitas fisik terhadap tekanan darah dan kolesterol ini menggunakan desain cross sectional study. Penelitian dilakukan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Tekanan Darah Masalah Tekanan Darah

TINJAUAN PUSTAKA Tekanan Darah Masalah Tekanan Darah 4 TINJAUAN PUSTAKA Tekanan Darah Tekanan darah adalah tekanan dari darah pada sistem vaskular tubuh. Sistem vaskular membawa darah yang kaya oksigen menjauhi jantung menuju pembuluh darah, arteri dan kapiler

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain, Waktu, dan Tempat

METODE PENELITIAN. Desain, Waktu, dan Tempat METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain Cross Sectional Study. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-Juni 2012 di Cipayung, Bogor. Pemilihan tempat

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain Cross Sectional Study. Penelitian ini dilaksanakan bulan Agustus-September 2011 di SMA Negeri 6

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 16 METODOLOGI PENELITIAN Desain Waktu dan Tempat Penelitian Desain penelitian ini adalah Cross sectional study yaitu rancangan yang digunakan pada penelitian dengan variabel sebab atau faktor resiko dan

Lebih terperinci

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study yaitu pengamatan yang dilakukan sekaligus pada satu waktu. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian 23 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini adalah crosssectional study dimana seluruh paparan dan outcome diamati pada saat bersamaan dan pengumpulan data dilakukan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini adalah Cross Sectional Study yaitu seluruh variabel diamati pada saat yang bersamaan ketika penelitian berlangsung. Penelitian

Lebih terperinci

METODE. n = Z 2 P (1- P)

METODE. n = Z 2 P (1- P) 18 METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study yaitu pengamatan yang dilakukan sekaligus pada satu waktu. Lokasi penelitian adalah TKA Plus Ihsan Mulya Cibinong.

Lebih terperinci

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh 8 METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai hubungan konsumsi susu dan kebiasaan olahraga dengan status gizi dan densitas tulang remaja di TPB IPB dilakukan dengan menggunakan desain

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Penelitian Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Penelitian Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh 19 METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study. Cross sectional study yaitu rancangan yang digunakan pada penelitian dengan variabel sebab

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Sampel Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Sampel Jenis dan Cara Pengumpulan Data 29 METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain Cross Sectional Study. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus-Desember 2011 di SMA Ragunan

Lebih terperinci

METODE Disain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Subyek

METODE Disain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Subyek METODE Disain, Tempat dan Waktu Penelitian ini menggunakan data dasar hasil penelitian Kebiasaan Minum dan Status Hidrasi pada Remaja dan Dewasa di Dua Wilayah Ekologi Berbeda yang dilaksanakan oleh tim

Lebih terperinci

METODOLOGI Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Sampel Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODOLOGI Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Sampel Jenis dan Cara Pengumpulan Data 22 METODOLOGI Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini menggunakan desain cross sectional yang menggambarkan hubungan antara asupan makanan dan komposisi lemak tubuh terhadap kapasitas daya tahan tubuh

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 15 METODOLOGI PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Penelitian ini menggunakan desain crossecsional study, semua data yang dibutuhkan dikumpulkan dalam satu waktu (Singarimbun & Effendi 2006).

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional, bertempat di Pabrik Hot Strip Mill (HSM) PT. Krakatau Steel Cilegon, Propinsi Banten. Lokasi penelitian

Lebih terperinci

METODE Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 17 METODE Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan dengan menggunakan desain Cross Sectional Study. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November-Desember 2011 di lingkungan Kampus (IPB)

Lebih terperinci

Mitos dan Fakta Kolesterol

Mitos dan Fakta Kolesterol Mitos dan Fakta Kolesterol Oleh admin Selasa, 01 Juli 2008 09:19:20 Apakah mengonsumsi makanan yang mengandung kolesterol tidak baik bagi tubuh? Apakah kita tak boleh mengonsumsi makanan berkolesterol?

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara PenarikanSampel Jenis dan Cara Pengambilan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara PenarikanSampel Jenis dan Cara Pengambilan Data METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian ini menggunakan desain Cross Sectional Study dengan metode observasional. Penelitian dilaksanakan di Polres Kota Cimahi. Pengambilan data dilakukan

Lebih terperinci

Karakteristik Sampel: Usia Jenis Kelamin Berat Badan Tinggi Badan. Kebutuhan Energi dan Zat Gizi. Status Gizi

Karakteristik Sampel: Usia Jenis Kelamin Berat Badan Tinggi Badan. Kebutuhan Energi dan Zat Gizi. Status Gizi 20 KERANGKA PEMIKIRAN Status gizi merupakan hasil masukan zat gizi dan pemanfaatannya dalam tubuh. Untuk mencapai status gizi yang baik diperlukan pangan yang mengandung cukup zat gizi, aman untuk dikonsumsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diwaspadai. Hipertensi menjadi masalah kesehatan masyarakat yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. diwaspadai. Hipertensi menjadi masalah kesehatan masyarakat yang terjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif yang harus diwaspadai. Hipertensi menjadi masalah kesehatan masyarakat yang terjadi di negara maju maupun negara

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Yayasan Yasmina Bogor (Purposive) N= 65. Kabupaten Bogor (N = 54) Populasi sumber (N=50) Contoh penelitian (n= 30)

METODE PENELITIAN. Yayasan Yasmina Bogor (Purposive) N= 65. Kabupaten Bogor (N = 54) Populasi sumber (N=50) Contoh penelitian (n= 30) 25 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini adalah dengan cross sectional study. Pemilihan tempat tersebut dilakukan secara purposive, yaitu di Bogor pada peserta Program

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. merupakan salah satu faktor resiko mayor penyakit jantung koroner (PJK). (1) Saat ini PJK

BAB 1 : PENDAHULUAN. merupakan salah satu faktor resiko mayor penyakit jantung koroner (PJK). (1) Saat ini PJK BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan kadar kolesterol darah yang dikenal dengan istilah hiperkolesterolemia merupakan salah satu faktor resiko mayor penyakit jantung koroner (PJK). (1) Saat

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. n = n/n(d) 2 + 1

METODE PENELITIAN. n = n/n(d) 2 + 1 20 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Desain penelitian adalah cross sectional study dengan metode survey observational. Tempat penelitian dipilih dengan metode purposive yaitu di UPT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Hipertensi atau yang lebih dikenal penyakit darah tinggi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah seseorang adalah >140 mm Hg (tekanan sistolik) dan/ atau

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 21 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini adalah cross sectional study yaitu seluruh variabel diamati pada saat yang bersamaan pada waktu penelitian berlangsung. Pemilihan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 21 METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain Cross Sectional Study. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-Mei 2011 di SMP/SMA Ragunan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 18 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Cross Sectional. Pemilihan lokasi SMA dilakukan secara purposive dengan pertimbangan

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah Menurut WHO (2011) secara global hampir mencapai satu milyar orang memiliki tekanan darah tinggi (hipertensi) dan dua pertiga ada di negara berkembang. Hipertensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang menyerang

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang menyerang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang menyerang jantung. Organ tersebut memiliki fungsi memompa darah ke seluruh tubuh. Kelainan pada organ tersebut

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. n1 = = 35. n2 = = 32. n3 =

METODE PENELITIAN. n1 = = 35. n2 = = 32. n3 = 17 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study yang dilakukan di perguruan tinggi penyelenggara Beastudi Etos wilayah Jawa Barat yaitu

Lebih terperinci

Gambar Kerangka pemikiran hubungan faktor gaya hidup dengan kegemuka pada orang dewasa di Provinsi Sulawesi Utara, DKI Jakarta, dan Gorontalo.

Gambar Kerangka pemikiran hubungan faktor gaya hidup dengan kegemuka pada orang dewasa di Provinsi Sulawesi Utara, DKI Jakarta, dan Gorontalo. 102 KERANGKA PEMIKIRAN Orang dewasa 15 tahun seiring dengan bertambahnya umur rentan menjadi gemuk. Kerja hormon menurun seiring dengan bertambahnya umur, yang dapat mengakibatkan ketidakseimbangan metabolisme

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang terdiri dari orang laki-laki dan orang perempuan.

BAB I PENDAHULUAN. yang terdiri dari orang laki-laki dan orang perempuan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi di Indonesia rata-rata meliputi 17% - 21% dari keseluruhan populasi orang dewasa artinya, 1 di antara 5 orang dewasa menderita hipertensi. Penderita hipertensi

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain penelitian adalah cross sectional study. Penelitian ini merupakan bagian dari Penelitian Aspek Sosio-ekonomi dan Faktor Lingkungan yang Mempengaruhi

Lebih terperinci

Bagan Kerangka Pemikiran "##

Bagan Kerangka Pemikiran ## KERANGKA PEMIKIRAN Olahraga pendakian gunung termasuk dalam kategori aktivitas yang sangat berat (Soerjodibroto 1984). Untuk itu diperlukan kesegaran jasmani, daya tahan tubuh yang prima, dan keseimbangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit jantung koroner (PJK) penyebab kematian nomor satu di dunia.

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit jantung koroner (PJK) penyebab kematian nomor satu di dunia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) penyebab kematian nomor satu di dunia. Sebelumnya menduduki peringkat ketiga (berdasarkan survei pada tahun 2006). Laporan Departemen

Lebih terperinci

METODOLOGI Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODOLOGI Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 16 METODOLOGI Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini menggunakan desain deskriptif analitik yang menggambarkan sistem penyelenggaraan makan dan preferensi para atlet terhadap menu makanan yang disajikan.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. n = N 1+ N (d 2 ) keterangan : N = besar populasi n = besar sampel d = tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan

METODE PENELITIAN. n = N 1+ N (d 2 ) keterangan : N = besar populasi n = besar sampel d = tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study karena pengambilan data dilakukan pada suatu waktu. Penelitian dilaksanakan di Pesantren di

Lebih terperinci

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Desain studi yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional study, yaitu data dikumpulkan pada satu waktu yang tidak berkelanjutan untuk menggambarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mencapai 400 per kematian (WHO, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mencapai 400 per kematian (WHO, 2013). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit kardiovaskular merupakan penyakit gangguan pada jantung dan pembuluh darah, termasuk penyakit jantung koroner, stroke, gagal jantung kongestif, penyakit vaskular

Lebih terperinci

METODE Desain, Tempat dan Waktu Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE Desain, Tempat dan Waktu Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 21 METODE Desain, Tempat dan Waktu Penelitian mengenai konsumsi pangan, aktivitas fisik, status gizi dan status kesehatan lansia menggunakan desain cross sectional. Desain ini merupakan pengamatan yang

Lebih terperinci

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Subjek

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Subjek 18 METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan menggunakan desain cross sectional study. Penelitian dilakukan dengan mengolah data sekunder yang diperoleh dari hasil penelitian mengenai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara Nation Wide mengingat prevalensinya cukup tinggi umumnya sebagian

BAB I PENDAHULUAN. secara Nation Wide mengingat prevalensinya cukup tinggi umumnya sebagian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dimasa mendatang masalah penyakit tidak menular akan menjadi perioritas masalah kesehatan di indonesia, salah satu masalah tersebut adalah masalah hipertensi. Hipertensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gizi terjadi pula peningkatan kasus penyakit tidak menular (Non-Communicable

BAB I PENDAHULUAN. gizi terjadi pula peningkatan kasus penyakit tidak menular (Non-Communicable BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada dua masalah ganda (double burden). Disamping masalah penyakit menular dan kekurangan gizi terjadi pula peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Armilawati, 2007). Hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif

BAB I PENDAHULUAN. (Armilawati, 2007). Hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang terjadi di negara maju maupun negara berkembang. Hipertensi merupakan suatu keadaan dimana tidak ada gejala yang

Lebih terperinci

METODE. PAUD Cikal Mandiri. PAUD Dukuh. Gambar 2 Kerangka pemilihan contoh. Kls B 1 :25. Kls A:20. Kls B 2 :30. Kls B:25. Kls A:11

METODE. PAUD Cikal Mandiri. PAUD Dukuh. Gambar 2 Kerangka pemilihan contoh. Kls B 1 :25. Kls A:20. Kls B 2 :30. Kls B:25. Kls A:11 METODE Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini adalah cross sectional study (sebab akibat diteliti dalam satu waktu). Pemilihan PAUD dilakukan secara purposive, dengan kriteria memiliki

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Pemilihan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Pemilihan Contoh 19 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini bersifat deskriptif dan menggunakan metode survey dengan desain cross sectional study. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 6 Bogor. Penentuan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. (overweight) dan kegemukan (obesitas) merupakan masalah. negara. Peningkatan prevalensinya tidak saja terjadi di negara

BAB 1 PENDAHULUAN. (overweight) dan kegemukan (obesitas) merupakan masalah. negara. Peningkatan prevalensinya tidak saja terjadi di negara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada zaman sekarang ini, kelebihan berat badan (overweight) dan kegemukan (obesitas) merupakan masalah kesehatan dunia yang semakin sering ditemukan di berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan mempertahankan kesehatan dan daya tahan jantung, paru-paru, otot dan sendi.

BAB I PENDAHULUAN. dan mempertahankan kesehatan dan daya tahan jantung, paru-paru, otot dan sendi. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Penyakit jantung koroner merupakan keadaan dimana terjadinya penimbunan plak di pembuluh darah koroner. Hal ini menyebabkan arteri koroner menyempit atau tersumbat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG Penyakit tidak menular terus berkembang dengan semakin meningkatnya jumlah penderitanya, dan semakin mengancam kehidupan manusia, salah satu penyakit tidak menular

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Kelas Populasi (N) Contoh (n) Kelas Kelas Total 81 40

METODE PENELITIAN. Kelas Populasi (N) Contoh (n) Kelas Kelas Total 81 40 15 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini adalah metode survei dengan teknik wawancara. Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Babakan, Kota Bogor. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 18 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini menggunakan desain Case Study.Penelitian ini dilakukan di SDN Pasanggrahan 2, Desa Cilangohar, Kecamatan Tegalwaru Kabupaten Purwakarta.Pengambilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyempitan pembuluh darah, penyumbatan atau kelainan pembuluh

BAB I PENDAHULUAN. penyempitan pembuluh darah, penyumbatan atau kelainan pembuluh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Jantung Koroner (PJK) adalah suatu akibat terjadinya penyempitan pembuluh darah, penyumbatan atau kelainan pembuluh koroner. Penyumbatan atau penyempitan pada

Lebih terperinci

METODOLOGI Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODOLOGI Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 18 METODOLOGI Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini adalah cross sectional study dimana seluruh pengumpulan data dilakukan pada satu waktu. Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 1 Malangsari

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Gambar 2 Sistematika pengambilan contoh. Pemilihan SDN Kebon Kopi 2 Bogor. Purposive. siswa kelas 5 & 6. Siswa laki-laki (n=27)

METODE PENELITIAN. Gambar 2 Sistematika pengambilan contoh. Pemilihan SDN Kebon Kopi 2 Bogor. Purposive. siswa kelas 5 & 6. Siswa laki-laki (n=27) METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah case study. Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Kebon Kopi 2, Kota Bogor. Penentuan lokasi

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Desain penelitian ini adalah cross sectional study, dilakukan di SDN 09 Pagi Pademangan Barat Jakarta Utara. Pemilihan lokasi sekolah dasar dilakukan secara

Lebih terperinci

METODOLOGI. n = Z 2 (1-α/2) x σ 2 ε 2 x φ 2 n = x x n = 79 mahasiswi

METODOLOGI. n = Z 2 (1-α/2) x σ 2 ε 2 x φ 2 n = x x n = 79 mahasiswi METODOLOGI Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai Analisis Hubungan Persepsi tentang Kegemukan dengan Pola Konsumsi Pangan dan Aktivitas Fisik Mahasiswi Tingkat Persiapan Bersama Institut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Esa Unggul

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Esa Unggul BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit jantung adalah suatu keadaan dimana jantung tidak bisa bertugas dengan baik. Penyakit jantung merupakan penyakit yang paling ditakuti di dunia karena dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada beban ganda, disatu pihak penyakit menular masih merupakan

BAB I PENDAHULUAN. pada beban ganda, disatu pihak penyakit menular masih merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada beban ganda, disatu pihak penyakit menular masih merupakan masalah kesehatan masyarakat karena banyak

Lebih terperinci

HUBUNGAN OLAHRAGA TERHADAP TEKANAN DARAH PENDERITA HIPERTENSI RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN OLAHRAGA TERHADAP TEKANAN DARAH PENDERITA HIPERTENSI RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN OLAHRAGA TERHADAP TEKANAN DARAH PENDERITA HIPERTENSI RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: IKSAN ISMANTO J300003 PROGRAM STUDI GIZI DIII FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. kemungkinan diskriminasi dari lingkungan sekitar. Gizi lebih yang terjadi pada remaja,

BAB 1 : PENDAHULUAN. kemungkinan diskriminasi dari lingkungan sekitar. Gizi lebih yang terjadi pada remaja, BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gizi lebih merupakan keadaan patologis, yaitu dengan terdapatnya penimbunan lemak yang berlebihan dari yang diperlukan untuk fungsi tubuh yang normal. (1) Gizi lebih

Lebih terperinci

Gambar 1. Kerangka pemikiran tingkat kecukupan energi zat gizi anak usia sekolah Keterangan : = Variabel yang diteliti = Hubungan yang diteliti

Gambar 1. Kerangka pemikiran tingkat kecukupan energi zat gizi anak usia sekolah Keterangan : = Variabel yang diteliti = Hubungan yang diteliti KERANGKA PEMIKIRAN Usia sekolah adalah periode yang sangat menentukan kualitas seorang manusia dewasa nantinya. Kebutuhan gizi pada masa anak-anak harus dipenuhi agar proses pertumbuhan dan perkembangan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 29 orang, PNS yang mengajar di SD N Pujokusuman 1 Yogyakarta sebanyak

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 29 orang, PNS yang mengajar di SD N Pujokusuman 1 Yogyakarta sebanyak BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Responden Penelitian mengambil tempat di dalam ruangan kerja karyawan kantor dan ruang guru di sekolah-sekolah negeri. Responden dalam penelitian ini terdiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jantung beristirahat. Dua faktor yang sama-sama menentukan kekuatan denyut nadi

BAB I PENDAHULUAN. jantung beristirahat. Dua faktor yang sama-sama menentukan kekuatan denyut nadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tekanan darah merupakan ukuran tekanan yang digunakan oleh aliran darah melalui arteri berdasarkan dua hal yaitu ketika jantung berkontraksi dan ketika jantung beristirahat.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Populasi penelitian = 51 orang. 21 orang keluar. Kriteria inklusi. 30 orang responden. Gambar 2 Cara penarikan contoh

METODE PENELITIAN. Populasi penelitian = 51 orang. 21 orang keluar. Kriteria inklusi. 30 orang responden. Gambar 2 Cara penarikan contoh METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain cross sectional study, dilaksanakan di Instalasi Gizi dan Ruang Gayatri Rumah Sakit dr. H. Marzoeki Mahdi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang mendadak dapat mengakibatkan kematian, kecacatan fisik dan mental

BAB I PENDAHULUAN. yang mendadak dapat mengakibatkan kematian, kecacatan fisik dan mental BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan masalah kesehatan yang utama bagi masyarakat modern saat ini. Dewasa ini, stroke semakin menjadi masalah serius yang dihadapi hampir diseluruh dunia.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hipertensi 1. Definisi Hipertensi Menurut WHO menetapkan bahwa tekanan darah seseorang adalah tinggi bila tekanan sistolik (sewaktu bilik jantung mengerut) melewati batas lebih

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dengan desain cross sectional study, yaitu data dikumpulkan pada satu waktu yang tidak berkelanjutan untuk menggambarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya penyempitan, penyumbatan, atau kelainan pembuluh nadi

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya penyempitan, penyumbatan, atau kelainan pembuluh nadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan suatu keadaan akibat terjadinya penyempitan, penyumbatan, atau kelainan pembuluh nadi koroner. Penyempitan atau penyumbatan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian ini merupakan cross sectional survey karena pengambilan data dilakukan pada satu waktu dan tidak berkelanjutan (Hidayat 2007). Penelitian dilakukan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. n [(1.96) 2 x (0.188 x 0.812)] (0.1) 2. n 59 Keterangan: = jumlah contoh

METODE PENELITIAN. n [(1.96) 2 x (0.188 x 0.812)] (0.1) 2. n 59 Keterangan: = jumlah contoh METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study. Penelitian ini menggunakan data yang berasal dari penelitian payung Ajinomoto IPB Nutrition Program

Lebih terperinci

Pada wanita penurunan ini terjadi setelah pria. Sebagian efek ini. kemungkinan disebabkan karena selektif mortalitas pada penderita

Pada wanita penurunan ini terjadi setelah pria. Sebagian efek ini. kemungkinan disebabkan karena selektif mortalitas pada penderita 12 Pada wanita penurunan ini terjadi setelah pria. Sebagian efek ini kemungkinan disebabkan karena selektif mortalitas pada penderita hiperkolesterolemia yang menderita penyakit jantung koroner, tetapi

Lebih terperinci

Tingkat Cholesterol Apa artinya, Diet dan Pengobatannya

Tingkat Cholesterol Apa artinya, Diet dan Pengobatannya Tingkat Cholesterol Apa artinya, Diet dan Pengobatannya Apakah Kolesterol Kita dapat mengaitkan kolesterol dengan makanan berlemak, tetapi sebagian besar zat lilin dibuat oleh tubuh kita sendiri. Hati

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak sekolah merupakan generasi penerus dan modal pembangunan. Oleh karena itu, tingkat kesehatannya perlu dibina dan ditingkatkan. Salah satu upaya kesehatan tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi tahun. Menurut data dari Kementerian Negara Pemberdayaan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi tahun. Menurut data dari Kementerian Negara Pemberdayaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan upaya pembangunan kesehatan dapat diukur dengan menurunnya angka kesakitan, angka kematian umum dan bayi, serta meningkatnya Umur Harapan Hidup (UHH). Pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi memiliki istilah lain yaitu silent killer dikarenakan penyakit ini

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi memiliki istilah lain yaitu silent killer dikarenakan penyakit ini BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Hipertensi memiliki istilah lain yaitu silent killer dikarenakan penyakit ini biasanya menyerang tanpa tanda-tanda. Hipertensi itu sendiri bisa menyebabkan berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyakit degeneratif akan meningkat. Penyakit degeneratif yang sering

BAB I PENDAHULUAN. penyakit degeneratif akan meningkat. Penyakit degeneratif yang sering BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan penurunan fungsi organ tubuh, maka resiko terjadinya penyakit degeneratif akan meningkat. Penyakit degeneratif yang sering terjadi pada lansia antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit jantung termasuk penyakit jantung koroner telah menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit jantung termasuk penyakit jantung koroner telah menjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit jantung termasuk penyakit jantung koroner telah menjadi penyebab kematian utama di Indonesia. Penyebabnya adalah terjadinya hambatan aliran darah pada arteri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tekanan darah lebih dari sama dengan 140mmHg untuk sistolik dan lebih dari

BAB I PENDAHULUAN. tekanan darah lebih dari sama dengan 140mmHg untuk sistolik dan lebih dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan penyakit yang terjadi akibat peningkatan tekanan darah lebih dari sama dengan 140mmHg untuk sistolik dan lebih dari sama dengan 90mmHg untuk diastolik.

Lebih terperinci

Konsumsi suplemen kapsul serbuk daun Torbangun (tinggi serat, K, vit.c dan antioksidan) Konsumsi makanan sehari-hari. - Usia - Jenis - Kelamin

Konsumsi suplemen kapsul serbuk daun Torbangun (tinggi serat, K, vit.c dan antioksidan) Konsumsi makanan sehari-hari. - Usia - Jenis - Kelamin KERANGKA PEMIKIRAN Penyakit jantung dan pembuluh darah masih merupakan penyakit mematikan yang utama di Indonesia. Hipertensi dan kolesterol merupakan faktor resiko pemicu terjadinya penyakit jantung dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk dunia meninggal akibat diabetes mellitus. Selanjutnya pada tahun 2003

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk dunia meninggal akibat diabetes mellitus. Selanjutnya pada tahun 2003 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada tahun 2000, World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa dari statistik kematian didunia, 57 juta kematian terjadi setiap tahunnya disebabkan oleh penyakit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1995 dan 2001 serta Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007, telah terjadi transisi epidemiologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB I PENDAHULUAN. commit to user BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan, penyerapan dan penggunaan zat gizi. Status gizi berkaitan dengan asupan makanan yang dikonsumsi baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan usia harapan hidup dan penurunan angka fertilitas. mengakibatkan populasi penduduk lanjut usia meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan usia harapan hidup dan penurunan angka fertilitas. mengakibatkan populasi penduduk lanjut usia meningkat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan usia harapan hidup dan penurunan angka fertilitas mengakibatkan populasi penduduk lanjut usia meningkat. World Health Organization (WHO) memperkirakan akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lebih di Indonesia terjadi di kota-kota besar sebagai akibat adanya

BAB I PENDAHULUAN. lebih di Indonesia terjadi di kota-kota besar sebagai akibat adanya BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia sebagai salah satu negara berkembang, pada saat ini menghadapi masalah yang berhubungan dengan pangan, gizi dan kesehatan. Dalam bidang gizi, Indonesia diperkirakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari masyarakat agraris menjadi masyarakat industri. Indonesia saat ini juga

BAB I PENDAHULUAN. dari masyarakat agraris menjadi masyarakat industri. Indonesia saat ini juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang berkembang saat ini dari masyarakat agraris menjadi masyarakat industri. Indonesia saat ini juga menghadapi dampak perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dunia, lebih dari 1 milyar orang dewasa adalah overweight dan lebih dari 300

BAB I PENDAHULUAN. dunia, lebih dari 1 milyar orang dewasa adalah overweight dan lebih dari 300 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa obesitas merupakan salah satu dari 10 kondisi yang berisiko di seluruh dunia dan salah satu dari 5 kondisi yang berisiko

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit darah tinggi atau hipertensi adalah keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan diatas normal yang ditunjukan oleh angka sistolik dan diastolik

Lebih terperinci

ANALISIS AKTIVITAS FISIK, KONSUMSI PANGAN, DAN STATUS GIZI DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PEKERJA WANITA DI INDUSTRI KONVEKSI FARAH AZIIZA

ANALISIS AKTIVITAS FISIK, KONSUMSI PANGAN, DAN STATUS GIZI DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PEKERJA WANITA DI INDUSTRI KONVEKSI FARAH AZIIZA ANALISIS AKTIVITAS FISIK, KONSUMSI PANGAN, DAN STATUS GIZI DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PEKERJA WANITA DI INDUSTRI KONVEKSI FARAH AZIIZA PROGRAM STUDI GIZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. darah merupakan penyebab utama kematian di rumah sakit dan menempati

BAB I PENDAHULUAN. darah merupakan penyebab utama kematian di rumah sakit dan menempati BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Departemen Kesehatan RI (2009), penyakit sistem sirkulasi darah merupakan penyebab utama kematian di rumah sakit dan menempati urutan teratas pada tahun 2007

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes Mellitus (DM) di dunia. Angka ini diprediksikan akan bertambah menjadi 333 juta orang pada tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. lanjut usia terus meningkat dari tahun ke tahun(rahayu, 2014). Menurut

BAB I PENDAHULUAN UKDW. lanjut usia terus meningkat dari tahun ke tahun(rahayu, 2014). Menurut 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu indikator keberhasilan pembangunan adalah semakin meningkatnyausia harapan hidup penduduk akibatnya jumlah penduduk lanjut usia terus meningkat dari tahun

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 21 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian proyek intevensi cookies muli gizi IPB, data yang diambil adalah data baseline penelitian. Penelitian ini merupakan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 26 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini adalah crosectional study. Penelitian dilakukan menggunakan data sekunder dari Program Perbaikan Anemia Gizi Besi di Sekolah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan kematian yang cukup tinggi terutama di negara-negara maju dan di daerah

BAB I PENDAHULUAN. dan kematian yang cukup tinggi terutama di negara-negara maju dan di daerah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tekanan darah tinggi, atau yang sering disebut dengan hipertensi, merupakan salah satu faktor risiko penyakit kardiovaskuler dengan prevalensi dan kematian yang cukup

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Alih Jenis

HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Alih Jenis 19 HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Alih Jenis Perkembangan ilmu gizi dan aplikasinya, serta kesadaran akan dampak masalah gizi, baik kekurangan atau kelebihan gizi sejak periode janin (intra uterine)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi bergeser ke penyakit non-infeksi/penyakit tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi bergeser ke penyakit non-infeksi/penyakit tidak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pola penyakit sekarang ini telah mengalami perubahan dengan adanya transisi epidemiologi. Proses transisi epidemiologi adalah terjadinya perubahan pola penyakit dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh PTM terjadi sebelum usia 60 tahun, dan 90% dari kematian sebelum

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh PTM terjadi sebelum usia 60 tahun, dan 90% dari kematian sebelum BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap tahun lebih dari 36 juta orang meninggal karena penyakit tidak menular (PTM) (63% dari seluruh kematian) di dunia. Lebih dari 9 juta kematian yang disebabkan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional study. Pengambilan data penelitian dilaksanakan pada bulan April-Mei 2011. Penelitian dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penduduk Indonesia pada tahun 2012 mencapai 237,64 juta jiwa. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penduduk Indonesia pada tahun 2012 mencapai 237,64 juta jiwa. Hal ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penduduk Indonesia pada tahun 2012 mencapai 237,64 juta jiwa. Hal ini menempatkan Indonesia sebagai negara dengan jumlah populasi terbanyak keempat setelah China, India,

Lebih terperinci